Anda di halaman 1dari 64

DINAMIKA KELOMPOK PETERNAK SAPI POTONG DI DESA

HUMUSU OEKOLO KECAMATAN INSANA UTARA KABUPATEN


TIMOR TENGAH UTARA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1)

OLEH

MARTINA IDA LAWI


13200006

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN, SAINS DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS TIMOR
KEFAMENANU
2024

i
PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan


saya, didalam naskah Skripsi dengan judul “Dinamika Kelompok Peternak Sapi
Potong Di Desa Humusu Oekolo Kecamatan Insana Utara Kabupaten Timor
Tengah Utara” tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain
untuk memperoleh gelar akademik disuatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat
karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali
secara tertulis dikutip dalam naskah ini disebutkan dalam sumber kutipan dan
daftar pustaka.
Apabila di dalam naskah Skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur
plagiasi, saya bersedia Skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya
peroleh Sarjana Peternakan (S.Pt) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No 20 tahun 2023, pasal 25
ayat 2 dan pasal 70).

Kefamenanu, Februari 2024


Yang Menyatakan

Martina Ida Lawi

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

DINAMIKA KELOMPOK PETERNAK SAPI POTONG DI DESA


HUMUSU OEKOLO KECAMATAN INSANA UTARA KABUPATEN
TIMOR TENGAH UTARA

Disusun Oleh:

MARTINA IDA LAWI


13200006

Telah disetujui untuk diseminarkan

Tanggal : 15 Februari 2024

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr. Ture Simamora, S.Pt., M.Si Josua Sahala., M.Sc


NIP. 198910122019031011 NIP. 199103282022031004

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian, Sains dan Kesehatan

Eduardus Y. Neonbeni, SP., M.P.


NIP. 197305142005011002

iii
HALAMAN PENGESAHAN

DINAMIKA KELOMPOK PETERNAK SAPI POTONG DI DESA


HUMUSU OEKOLO KECAMATAN INSANA UTARA KABUPATEN
TIMOR TENGAH UTARA

Disusun Oleh:

MARTINA IDA LAWI


13200006

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Program Studi Peternakan
Fakultas Pertanian, Sains dan Kesehatan

Susunan Dewan Penguji

Ketua Penguji Sekretaris Penguji

Fransiskus Yulius Dhewa Kadju Josua Sahala., M.Sc


NIDN. 0017079203 NIP. 199103282022031004

Anggota Penguji

Dr. Ture Simamora, S.Pt., M.Si


NIP. 198910122019031011

Koordinator Program Studi Peternakan Dekan Fakultas Pertanian, Sains


dan Kesehatan

Dr. Ture Simamora, S.Pt., M.Si Eduardus Y. Neonbeni, SP., MP.


NIP. 198910122019031011 NIP. 197305142005011002

Tanggal Ujian : 15 Februari 2024 Tanggal Lulus: 15 Februari 2024

iv
MOTTO
“Jangan takut untuk bermimpi, karena mimpi adalah tempat menanam benih
harapan dan memetakan cita-cita”
-Monkey D Luffy-

v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Bapak Kanisius Dato (Alm) dan Mama Aderina Wea tersayang, yang telah
melimpahkan segala cinta dan pengorbanan kepada saya. Hanya doa dan
Skripsi ini yang bisa saya berikan sebagai ucapan cinta dan terima kasih
yang paling besar
2. Adik tersayang Maria Pau Lawi dan Kakak Laki-laki saya serta Istri dan
juga semua Keluarga Besar saya yang sudah mendukung dan memberi
semangat saya agar bisa menyelesaikan Skripsi ini
3. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Peternakan yang telah memberikan ilmu
dan pengalaman kepada saya
4. Dosen Pembimbing dan Penguji saya yang telah membantu selama
pengerjaan Skripsi ini
5. Besti Erlin Seko, Ida Owa, Odilia Banusu, Thy Tusala, Uchy Seran,
Erminus, Lia Teti, Veo Kefi yang sudah membantu saya selama ini dan
memberikan semangat dalam mengerjakan Skripsi ini
6. Teman-teman Peternakan angkatan 2020 yang berjuang bersama di
Unimor
7. Teman-teman kost Bemar semua yang sudah membantu saya
8. Luffy dan A yang menjadi penyemangat dalam mengerjakan Skripsi ini
9. Almamater tercinta Universitas Timor (UNIMOR).

vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya yang berlimpah sehingga dapat menyelesaikan penulisan
Skripsi yang berjudul “Dinamika Kelompok Peternak Sapi Potong di Desa
Humusu Oekolo Kecamatan Insana Utara Kabupaten Timor Tengah Utara”
dengan baik dan lancar. Penyusunan Skripsi ini diajukan untuk mememuhi syarat
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) di Program Studi Peternakan Fakultas
Pertanian, Sains dan Kesehatan Universitas Timor. Penulis berharap Skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pembaca. Proses penulisan Skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan dan dukungan serta bimbingan material dan moral dari berbagai pihak.
Penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Dekan Fakultas Pertanian, Universitas Timor.
2. Bapak Dr. Ture Simamora, S.Pt., M.Si sebagai Dosen Pembimbing Utama
sekaligus Ketua Program Studi Peternakan Universitas Timor.
3. Bapak Josua Sahala, M.Sc. sebagai Dosen Pembimbing Pendamping.
4. Kedua orang tua tercinta, Bapak Kanisius Dato (Alm) dan Mama Aderina
Wea dan Adik tersayang Maria Pau Lawi serta keluarga besar yang telah
mendukung dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini dengan
baik.
5. Teman seperjuangan angkatan 2020 khususnya kelas A yang selalu bersama-
sama baik suka maupuan duka.
6. Teman sesama kost Bemar khususnya untuk bestie Erlin Seko, Ida Owa, Idus
Luan, Nita Bele, Ardian Seran, Dion Klau, Endik Bria, Dolfi Bere, dan Imus
Bria yang telah memberikan dukungan baik langsung dan tidak langsung
dalam penulisan Skripsi ini.
7. Bestie Odilia pjm, Uchy Seran, Thy Tusala, Lia Teti, Vero Kefi, dan Erminus
yang selalu membantu.
Penulis menyadari dengan segala kerendahan hati bahwa penulisan Skripsi
ini masih jauh dari kesempurnaan karena mengingat kemampuan dan keterbatasan
pengetahuan penulis. Dengan demikian penulis sangat membutuhkan dan
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak
demi penyempurnaan Skripsi ini, agar dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan pembaca pada umumnya.

Kefamenanu, Februari 2024

Penulis

vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
ORISINALITAS SKRIPSI......................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................iv
MOTTO....................................................................................................................v
PERSEMBAHAN.....................................................................................................vi
KATA PENGANTAR..............................................................................................vii
DAFTAR ISI.............................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................x
DAFTAR TABEL ....................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................xii
ABSTRAK................................................................................................................xiii
ABSTRACT..............................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Maslah..................................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................................2
1.4 Manfaat................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
2.1 Dinamika Kelompok............................................................................................4
2.1.1 Tujuan Kelompok.........................................................................................4
2..1.2 Struktur Kelompok......................................................................................4
2.1.3 Fungsi Tugas Kelompok...............................................................................5
2.1.4 Kekompakan Kelompok...............................................................................5
2.1.5 Suasana Kelompok.......................................................................................5
2.1.6 Keefektifan Kelompok.................................................................................6
2.2 Duk/ungan Penyuluhan........................................................................................6
2.2.1 Ketepatan Metode.........................................................................................6
2.2.2 Kesesuaian Materi........................................................................................7
2.2.3 Kompetensi Penyuluh...................................................................................8
2.2.4 Intensitas Penyuluhan...................................................................................8
2.3 Karaktersitik Peternak..........................................................................................9
2.3.1 Umur Peternak..............................................................................................9
2.3.2 Tingkat Pendidikan.......................................................................................9
2.3.3 Pengalaman Betenak....................................................................................10
2.3.4 Motivasi Kelompok......................................................................................10
2.4 Kerangka Berpikir Penelitian...............................................................................10
2.5 Hipotesis...............................................................................................................11
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................12
3.1 Rancangan Penelitian...........................................................................................12
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................................12
3.3 Populasi dan Sampel............................................................................................12
3.3.1 Populasi........................................................................................................12
3.3.2 Sampel..........................................................................................................13
3.4 Sumber Data.........................................................................................................13
3.5 Teknik Pengambilan Data....................................................................................13

viii
3.6 Analisis Data........................................................................................................14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................15
4.1 Kondisi Umum Lokasi Penelitian........................................................................15
4.2 Karakteristik Peternak Sapi Potong.....................................................................16
4.3 Dukungan Penyuluhan.........................................................................................19
4.4 Dinamika Kelompok............................................................................................21
4.5 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda Dinamika Kelompok Peternak
Sapi Potong di Desa Oekolo Kecamatan Insana Utara Kabupaten Timor
Tengah Utara ......................................................................................................24
BAB V PENUTUP....................................................................................................30
5.1 Kesimpulan..........................................................................................................30
5.2 Saran.....................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................31
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................35

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman


1. Kerangka Berpikir Penelitian............................................................................11

x
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman


1. Pertumbuhan Penduduk Desa Humusu Oekolo................................................15
2. Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Humusu Oekolo....................................16
3. Karakteristik Peternak Di Desa Humusu Oekolo..............................................16
4. Dukungan Penyuluhan Didesa Humusu Oekolo...............................................19
5. Dinamika Kelompok Di Desa Humusu Oekolo................................................21
6. Hasil Analisis Regresi ......................................................................................24
7. Koefisien Determinan Dan Uji F.......................................................................25
8. Nilai Koefisien Regresi Dan Uji t.....................................................................26

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman


1. Karakteristik Peternak (X1)...............................................................................34
2. Dukungan Penyuluhan (X2)..............................................................................36
3. Dinamika Kelompok (Y)...................................................................................40
4. Hasil Uji Analisis Linear Berganda...................................................................46
5. Dokumentasi Penelitian.....................................................................................47

xii
ABSTRAK
Martina Ida Lawi. Dinamika Kelompok Peternak Sapi Potong Di Desa
Humusu Oekolo Kecamatan Insana Utara Kabupaten Tengah Utara. Skripsi ini
dibimbing oleh Dr. Ture Simamora, S.Pt., M.Si dan Josua Sahala., M.Sc.
Penelitian ini bertujuan 1) Menganalisis tingkat karakteristik peternak,
dukungan penyuluhan dan dinamika kelompok. 2) Menganalisis pengaruh
karakteristik s e o r a n g peternak dan dukungan d a r i penyuluhan terhadap
dinamika kelompok. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus
2023 di Kelompok Tani Ama Apafa dan Kelompok Tani Batik di Desa Humusu
Oekolo Kecamatan Insana Utara Kabupaten Timor Tengah Utara. Dalam
penelitian ini semua anggota Kelompok Tani Ama Apafa dan Kelompok Tani
Batik sebanyak 40 responden. Jenis dan data dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif, data kualitatif, data primer dan data sekunder. Data dalam penelitian
ini diolah dengan menggunakan analisis linear berganda dan bantuan program
SPSS. Hasil analisis menunjukan bahwa karakteristik peternak berdasarkan
pengalaman peternak tentang beternak sapi khususnya sapi potong di Kelompok
Tani Ama Apafa dan Kelompok Tani Batik sangat berpengalaman dalam
mengolah ternak sapi yakni lebih dari 10 tahun sebanyak 35 orang. Tingkat
dukungan penyuluhan terhadap Kelompok Tani Ama Apafa dan Kelompok Tani
Batik sangat tinggi dengan persentase pencapaian skor maksimum 97,5 sebanyak
39 orang dan dan tingkat dinamika kelompok di Kelompok Tani Ama Apafa dan
Kelompok Tani Batik sangat dinamis dengan persentase pencapaian skor
maksimum 100 sebanyak 40 orang. Faktor karakteristik peternak dan dukungan
penyuluh berpengaruh signifikan terhadap dinamika kelompok, Kelompok Tani
Ama Apafa dan Kelompok Tani Batik di Desa Humusu Oekolo dengan pengaruh
sebesar 49 %.

Kata kunci: dinamika kelompok, sapi potong, dukungan penyuluhan, karakterisitk


peternak.

xiii
ABSTRACT
Martina Ida Lawi. Dynamics of Beef Cattle Breeding Groups in Humusu
Oekolo Village, North Insana District, North Central Regency. This thesis was
supervised by Dr. Ture Simamora, S.Pt., M.Si, and Josua Sahala., M.Sc.

This research aims to 1) Analyze the level of breeder characteristics,


extension support, and group dynamics. 2) Analyze the influence of breeder
characteristics and extension support on group dynamics. This research was
carried out from July to August 2023 in the Ama Apafa Farmers Group and the
Batik Farmers Group in Humusu Oekolo Village, North Insana District, North
Central Timor Regency. In this research, all members of the Ama Apafa Farmers
Group and the Batik Farmers Group were 40 respondents. The types and data in
this research are quantitative data, qualitative data, primary data, and secondary
data. The data in this research were analyzed using multiple linear analysis and
the help of the SPSS program. The results of the analysis show that the
characteristics of breeders based on experience in raising beef cattle in the Ama
Apafa Farming Group and the Batik Farming Group are very experienced in
processing cattle, namely 35 people for more than 10 years. The level of extension
support for the Ama Apafa Farmer Group and the Batik Farmer Group is very
high with a percentage achieving a maximum score of 97.5 as many as 39 people
and the level of dynamics of the Ama Apafa Farmer Group and the Batik Farmer
Group is very dynamic with a percentage achieving a maximum score of 100 as
many as 40 people. The farmer characteristics and extension support factors have
a significant influence on the dynamics of the Ama Apafa Farmer Group and the
Batik Farmer Group in Humusu Oekolo Village with an influence of 49%.

Keywords: group dynamics, beef cattle, extension support, farmer characteristics.

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pernah mendapat julukan sebagai
gudang ternak (Sukada et al., 2016). Ternak yang dimaksudkan adalah ternak
kerbau, sapi, kambing, dan kuda. Namun, hasil dari peternakan di Kabupaten
TTU khususnya di Pulau Timor lebih berpusat pada ternak sapi potong.
Menurut BPS Kabupaten TTU (2018) luas padang penggembalaan di
Kabupaten Timur Tengah Utara (TTU) khususnya di Pulau Timor adalah
167.637 ha atau sekitar 62,79 % dari keseluruhan wilayah TTU. Hal ini
merupakan salah satu komponen yang menjadi pendukung masyarakat
khususnya yang berada di Desa Oekolo untuk beternak sapi potong. Namun
kurangnya minat dari masyarakat Desa Humusu Oekolo untuk beternak sapi
potong menjadi kendala dalam meningkatkan produktivitas ternak.
Kebanyakan penduduk memelihara ternak sebagai usaha utama maupun
sekedar usaha sampingan dan hobi. Hal ini didukung oleh tradisi maupun
adat-istiadat sehingga mengharuskan penduduk untuk beternak. Potensi
pengembangan ternak khususnya ternak sapi potong dinilai cukup besar
karena padang penggembalaan yang tersedia masih cukup banyak dan
produksi pakan terutama pada musim hujan cukup melimpah sehingga cocok
untuk pengembangan ternak potong khususnya untuk penggemukan sapi
potong. Semakin banyak ternak yang dipelihara mendorong masyarakat untuk
membentuk kelompok-kelompok yang mana kiranya dengan adanya
pembentukan kelompok ini kegiatan dalam pemeliharaan ternak dapat lebih
efektif dan efisien.
Dari kelompok-kelompok ini maka timbulah dinamika atau interaksi
antara anggota yakni adanya hubungan timbal balik antara sesama anggota
kelompok yang dinamakan dengan dinamika kelompok. Dinamika kelompok
berpacu pada usaha dimana antar kelompok saling menumbuhkan serta
membangun kelompok dari berbagai karakter yang berbeda, tujuan yang
berbeda serta sudut pandang yang beragam menjadi suatu kelompok
yang walaupun dengan berbagai pandangan yang berbeda namun dengan satu
tujuan yang jelas yakni mengembangkan organisasi berdasarkan kesepakatan
bersama. Hal yang sangat berpengaruh terhadap dinamika kelompok adalah
motivasi, yakni dorongan yang membuat masyarakat ingin bergabung ke
dalam kelompok. Motivasi dibedakan menjadi dua yakni intrinsik dan
ekstrinsik (Tjoa et al., 2018). Hal ini sejalan dengan penelitian Rimbawati et
al., (2018) yang menjelaskan bahwa motivasi yang muncul dari dalam diri
sendiri tanpa dorongan maupun paksaan dari luar atau orang lain merupakan
motivasi intrinsik dan motivasi yang berasal dari dorongan maupun bantuan
dari luar atau orang lain adalah motivasi ekstrinsik.
Tingkah laku dari setiap anggota kelompok sangat berpengaruh langsung
terhadap dinamika kelompok. Adanya kelompok-kelompok tani merupakan
perwujudan adanya dukungan dari pemerintah dalam membantu
meningkatkan produktivitas ternak. Namum disamping itu, peran dari
penyuluh juga sangat berpengaruh dalam kesinambungan suatu kelompok
tani. Dinamika kelompok meliputi unsur-unsur yakni : (1) Tujuan kelompok,

1
yakni pencapaian akan suatu hal oleh kelompok yang mana hal ini menjadi
dasar sekaligus pendorong akan keinginan dari masing-masing anggota yang
ingin dipenuhi. (2) Struktur kelompok, yakni status di dalam kelompok yang
diberi wewenang atau kepercayaan untuk mengambil keputusan yang
berperan menyampaikan informasi dan mengarahkan kelompok guna
mencapai tujuan yang sudah disepakati bersama. (3) Fungsi tugas kelompok,
yakni unsur yang memberikan pengaruh langsung dan kuat pada dinamika
kelompok (Rimbawati et al., 2018). (4) Kekompakan kelompok, yakni ikatan
emosional antar anggota kelompok untuk saling mengenal baik dalam
aktifitas apapun guna membangun rasa kesetiaan dan semangat yang tinggi
dalam kelompok dapat menimbulkan kekompakan yang kuat. (5) Suasana
kelompok, yakni berhubungan dengan tingkat kenyamanan dari anggota
dalam kelompok. (6) Efektivitas kelompok, yakni tingkatan dari realisasi
program-program kerja yang telah direncanakan sebelumnya serta kepuasan
anggota atas pencapaian keberhasilan tujuan kelompok, sehingga penting
mempertahankan tugas kelompok (Falo, 2016).
Dukungan penyuluh dalam dinamika kelompok meliputi metode
penyuluhan yang dipakai, intensitas penyuluh, kesesuaian materi yang
dibawakan, dan tingkatan peran penyuluh. Larson (2013) menyatakan bahwa
peran penyuluh dalam meningkatkan dinamika kelompok adalah sebagai
sumber informasi juga sebagai pengajar bagi anggota. Ketepatan metode
penyuluhan berpengaruh langsung pada seberapa besar penerimaan materi
yang disampaikan. Dari permasalahan di atas maka peneliti perlu melakukan
sebuah penelitian mengenai “Dinamika Kelompok Peternak Sapi Potong di
Desa Humusu Oekolo” untuk mengetahui karakteristik peternak dan
dukungan penyuluh dalam dinamika kelompok.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat karakteristik peternak, dukungan penyuluhan,
dan dinamika kelompok?
2. Bagaimana pengaruh karakteristik peternak dan dukungan
penyuluhan terhadap dinamika kelompok?
3. Bagaimana cara menganalisis tingkat dukungan penyuluhan dan
dinamika kelompok?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat dijabarkan
tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Menganalisis tingkat karakteristik peternak, dukungan penyuluhan
dan dinamika kelompok.
2. Menganalisis pengaruh kerakteristik peternak dan dukungan
penyuluhan terhadap dinamika kelompok.
3. Menganalisis tingkat dukungan penyuluhan dan dinamika kelompok.

2
1.4 Manfaat
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan di atas,
manfaat penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini sangat diharapkan dapat menjadi sumber berita
untuk Dinas Peternakan dalam mengembangkan kelompok.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi peternak
dalam memaksimalkan peran kelompok.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dinamika Kelompok


Dinamika kelompok adalah segala perilaku anggota kelompok yang
dapat ditentukan dari kekuatan-kekuatan yang ada pada kelompok (Ibrahim
dan Thawil, 2019). Perilaku kelompok sangat berpengaruh terhadap dinamika
kelompok, terlebih untuk pencapaian tujuan bersama. Dinamika
kelompok menjadi penentu kekuatan-kekuatan kelompok, yakni perilaku
masing-masing anggota kelompok demi mencapai tujuan kelompok agar
lebih efektif dan efisien. Menurut pendapat Kelbulan et al., (2018) dinamika
kelompok adalah sebuah proses dimana adanya rasa untuk membangun
kelompok dengan meningkatkan nilai kerja sama antar sesama anggota
kelompok. Dalam hal ini artinya dinamika kelompok menjadi wadah
pemersatu anggota yang awalnya bersifat individu dan berdiri sendiri dengan
interaksi yang minim menjadi satu kesatuan dengan tujuan yang sama.
Menurut Junaedi et al., (2020) dinamika kelompok adalah penentuan
perilaku anggota kelompok oleh situasi atau kondisi yang menjadi penyebab
sebuah perubahan dalam kelompok guna mecapai tujuan yang sudah
disepakati bersama. Dinamika kelompok adalah merupakan suatu proses
dimana adanya kerja sama yang terjalin antar anggota. Dinamika kelompok
diharapkan dapat mengembangkan kelebihan maupun kemampuan dari
anggota kelompok untuk membangun kelompok agar lebih maju dan
sejahtera. Adanya interaksi antar kelompok yang dapat menentukan perilaku
kelompok dalam melaksanakan tugas yang diberikan. Menurut Badiklat
Kemenhan (2020) dinamika kelompok adalah wadah untuk menyatukan
individu-individu yang belum saling mengenal satu sama lain, dengan
pemikirannya masing-masing menjadi satu norma, satu tujuan, dan satu
pencapaian yakni tujuan kelompok yang telah disetujui bersama. Adapun
unsur-unsur dinamika kelompok yakni sebagai berikut :

2.1.1 Tujuan Kelompok


Menurut Ibrahim, (2019) bahwa tujuan kelompok adalah sebuah
tujuan yang akan ditempuh oleh suatu kelompok. Tujuan kelompok
dibentuk bersama oleh seluruh anggota kelompok yang kemudian
ditetapkan sehingga menjadi sah. Tujuan kelompok akan terealisasi
dengan baik apabila pada masing-masing anggota kelompok terdapat
motivasi untuk membangun kelompok dengan baik. Kelbulan et al.,
(2018) menyatakan bahwa tujuan kelompok adalah wujud dari suatu
hasil yang dicapai dalam kelompok. Untuk mencapai hasil yang di
inginkan diperlukan suatu usaha dan kerja keras sehingga tujuan yang
ingin dicapai dapat terealisasikan dengan baik.

2.1.2 Struktur Kelompok


Struktur kelompok merupakan suatu posisi yang disesuaikan oleh
anggota kelompok yang terbentuk dari hubungan antar individu dengan
masing-masing peran yang diatur sesuai dengan tujuan kelompok
(Kelbulan et al., 2018). Oleh sebab itu, struktur kelompok mengatur

4
setiap anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Menurut
Junaedi et al., (2020) struktur kelompok ialah suatu hubungan yang
terjalin antara masing-masing anggota kelompok dengan pengurus
kelompok tani. Struktur kelompok yang teratur dengan kepengurusan
yang dapat di pertanggungjawabkan kepengurusannya dapat mecapai
tujuan kelompok dengan baik. Menurut Umar et al., (2020) ketua
kelompok memberikan pengaruh langsung terhadap dinamika kelompok
yakni sifat personal dalam mengelola kelompoknya.

2.1.3 Fungsi Tugas Kelompok


Menurut Ibrahim (2019), fungsi tugas kelompok adalah sesuatu
yang berkaitan dengan fasilitas dan mengkoordinir semua usaha dan
kegiatan yang berhubungan dengan masalah sekaligus penyelesaian dari
masalah tersebut. Fungsi tugas kelompok dalam pelaksanaannya
berkaitan erat dengan kepercayaan dari setiap anggota kelompok dalam
mencapai tujuan yang disepakati. Fungsi tugas kelompok merupakan
segala upaya yang dilakukan mencapai tujuan yang diinginkan yakni
melalui fasilitas dan koordinasi dalam mengatasi masalah yang terjadi
serta solusi untuk memecahkan masalah kelompok (Rimbawati et al.,
2018). Masing-masing individu menjalankan tugas kelompok yang telah
dipercayakan kepadanya.
2.1.4 Kekompakan Kelompok
Kekompakan kelompok merupakan satu kesatuan dari keseluruhan
anggota kelompok yang dijaga dengan komitmen yang kuat antar
anggota kelompok (Rimbawati et al., 2018). Kekompakan kelompok
akan tercipta apabila sesama anggota merasa saling memiliki satu sama
lain, satu pemikiran dan tujuan sehingga walaupun tugas yang diberikan
sulit namun akan terasa ringan apabila dikerjakan dengan baik oleh
masing-masing anggota. Kekompakan kelompok adalah satu kesatuan
kelompok yang saling terjalin satu sama lain sehingga terciptanya
kekuatan kelompok yang dapat bertahan melawan ancaman baik dari
dalam maupun dari luar kelompok (Kelbulan et al., 2018). Tingkat
kekompakan kelompok dapat dilihat dari keaktifan anggota dan
pencapaian tujuan kelompok. Semakin aktif anggota kelompok dalam
mencapai tujuan kelompok maka makin tinggi pula tingkat kekompakan
kelompok.
2.1.5 Suasana Kelompok
Menurut Ibrahim (2019), suasana kelompok adalah segala sesuatu
yang berkaitan dengan perasaan dan situasi dan sikap mental dalam suatu
kelompok. Suasana kelompok meliputi rasa solidaritas antar kelompok,
semangat dalam melaksanakan tugas kelompok, dan kepuasan dalam
pencapaian tujuan kelompok maupun keramahan antar anggota. Suasana
kelompok merupakan rasa saling menghargai antar sesama anggota
kelompok (Kelbulan et al., 2018). Perasaan saling menghargai, setia
kawan, serta saling mengisi dan melengkapi kekurangan pihak yang
satu dan yang lain merupakan suasana yang tercipta dalam kelompok.

5
2.1.6 Efektivitas Kelompok
Hutomo et al., (2018) menyatakan bahwa efektifitas kelompok
adalah kepuasan anggota kelompok dalam mencapai tujuan dan
keberhasilan anggota dalam melaksanakan dan mencapai tujuan
kelompok. Keefektifan kelompok dapat tercapai apabila tugas
dilaksanakan dengan cepat, kesunggguhan dalam melaksanakan tugas
kelompok, dan keberhasilan dalam menempuh tujuan yang telah disetujui
bersama. Menurut Ibrahim (2019), efektifitas kelompok adalah
peningkatan kualitas kelompok dalam mengerjakan tugas demi mencapai
tujuan kelompok. Tingkat kepuasan anggota dalam mencapai tujuan
kelompok menentukan seberapa besar efektifnya kelompok tersebut.

2.2 Dukungan Penyuluhan


Menurut Ardita et al., (2017), peran penyuluh pertanian ialah
memotivasi dan mendorong petani untuk melakukan suatu perubahan-
perubahan baik secara teknologi maupun inovatif yang melalui perubahan
oleh petani itu sendiri mampu membangun usaha tani sehingga menjadi pasar
untuk petani. Penyuluh diharapkan mampu menjadi agen perubahan bagi
petani dapat membantu pembangunan dalam usaha tani sehingga lebih maju.
Menurut Bahua (2016), menyatakan bahwa tujuan diadakannya penyuluhan
pertanian ialah mengubah kebiasaan petani sehingga mampu membangun
usaha pertanian melalui partisipasi yang aktif supaya petani dapat
meningkatkan produktivitas usaha pertanian serta mampu mengatasi
permasalahan dalam bentuk apapun yang mengancam usaha tani. Menurut
Syabrina et al., (2013), penyuluh pertanian dalam pelaksanaan pembangunan
pertanian memiliki kedudukan yang penting dalam pendidikan non formal
petani.
Menurut Simamora et al., (2019), pelaksanaan kegiatan penyuluhan
dikatakan efektif jika materi dan metode penyuluhan sesuai, ada sarana dan
prasarana yang menunjang, dan penyuluh yang berpengalaman dalam sistem
kelembagaan bidang penyuluhan, yang meliputi penyuluh dibidang
pemerintah, dan pihak swasta. Tingkat keefektifan dalam pelaksanaan
penyuluhan didasari oleh faktor-faktor penting seperti ketepatan metode,
kesesuaian materi, kompetensi penyuluh, dan intensitas penyuluhan.

2.2.1 Ketepatan Metode


Salah satu faktor yang digunakan untuk mengukur efektivitas
pelaksanaan penyuluhan adalah ketepatan metode. Ini memungkinkan
penyuluh untuk menentukan apakah materi dan informasi yang
disampaikan dapat diterima oleh peternak atau tidak. Menurut Andi et
al., (2019), ada enam metode penyuluhan umum yang digunakan yakni :
1. Metode Penyuluhan Anjangsana
Metode penyuluhan anjangsana merupakan cara menyampaikan
informasi baik dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan kepada
peternak dengan mengunjungi langsung ke wilayah-wilayah setiap
peternak di kelompok taninya masing-masing.
2. Metode Penyuluhan Pelatihan

6
Metode pelatihan merupakan cara penyampaian informasi,
pengetahuan, keterampilan oleh penyuluh kepada peternak dalam
bentuk pemberian materi oleh fasilitator maupun narasumber. Hal
tersebut sejalan dengan pendapat Sudarso et al., (2014), dalam
penelitiannya tentang penerapan metode penyuluhan pelatihan
dengan pemberian materi membuat peternak lebih berinovasi dalam
kegiatan-kegiatan kelompok.
3. Metode Penyuluhan Demplot
Metode ini merupakan cara penyampaian informasi,
pengetahuan, dan keterampilan kepada peternak dengan
memperagakan atau memberikan contoh langsung kepada peternak
sehingga dapat diterapkan oleh peternak pada usaha taninya. Travino
(2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa penerapan
penyuluhan demplot di berbagai daerah memberikan kontribusi yang
besar terhadap peningkatan kegiatan kelompok.
4. Metode Penyuluhan Studi Banding
Metode studi banding merupakan penyampaian informasi,
pengetahuan dan keterampilan dengan cara bertukar antar kelompok
tani. Menurut Kurniawan (2014), metode penyuluhan ini sangat
membantu peternak. Walaupun metode ini masih kurang
berkontribusi dalam meningkatkan inovasi peternak namun sebagian
peternak cukup antusias dalam mengikuti kegiatan.
5. Metode Penyuluhan Sekolah Lapang (SL)
Metode SL merupakan cara penyuluh memberikan informasi,
pengetahuan dan keterampilan kepada petani secara langsung dan
singkat di lapangan. Menurut Purwono (2013), sekolah lapang
menjadi metode yang sangat cocok untuk petani karena berupa
praktek langsung di lapangan sehingga petani dapat lebih mudah
memahami materi yang disampaikan.
6. Metode Penyuluhan Temu Wicara
Metode ini merupakan cara penyampain materi dan informasi
kepada peternak melalui pertemuan antara penyuluh, pemerintah,
swasta dan peternak untuk membahas terkait kebijakan pemerintah
dalam hal usaha tani dan lain-lain. Hal ini sejalan dengan penelitian
Kusmiyati et al., (2014), yang menyatakan bahwa metode ini kurang
efektif apabila diterapkan di lapangan karena dianggap terlalu formal
bagi kalangan peternak sehingga kurang memberikan kontribusi
terhadap peningkatan kegiatan usaha tani.

2.2.2 Kesesuaian Materi


Kesesuaian materi yang disampaikan tergantung situasi, yakni
apakah materi yang diberikan sudah selaras dengan yang diperlukan
peternak di lapangan. Menurut Susanto et al., (2019) materi penyuluhan
yang akan disampaikan kepada masyarakat harus praktis agar dapat
dengan mudah dipahami oleh masyarakat. Tujuan dari memberikan
materi penyuluhan secara praktis agar masyarakat mudah memahami
materi yang disampaikan oleh penyuluh.

7
2.2.3 Kompetensi Penyuluh
Menurut Arifianto et al., (2017), salah satu komponen yang
mempengaruhi kinerja seorang penyuluh adalah pendidikan. Pendidikan
memberikan suatu pengaruh secara nyata dan langsung terhadap
keefektivan dari kinerja kerja seorang penyuluh. Badan Pusat Statistik
(2020), menjelaskan bahwa terdapat banyak penelitian yang mengacu
pada kemampuan kerja penyuluhan pertanian. Menurut pendapat
Tandibato et al., (2021), tanggung jawab penyuluh dalam melaksanakan
tugas dapat menentukan seberapa besar kinerja penyuluh pertanian,
sehingga dapat berkontribusi positif pada kegiatan pertanian. Menurut
pendapat Ellyta et al., (2021), penyuluh bertanggung jawab sebagai
seorang penyelenggara akan suatu kegiatan, penyuluh juga harus
menguasai berbagai hal teknis yang diperlukan dalam melakukan
kegiatan penyuluhan, penyuluh juga harus mampu menjadi penghubung
antara peternak dalam menyampaikan informasi terkait materi
penyuluhan untuk peternak. Sementara itu Banunaek et al., (2017),
menyatakan bahwa lingkungan kerja dan perencanaan kegiatan
penyuluhan dapat meningkatkan efektivitas seorang penyuluh.
Peningkatan produksi pertanian dapat dilakukan melalui
peningkatan teknologi yakni berinovasi dengan teknologi terbaru
sehingga inovasi pertanian dapat selalu berkembang seiring berjalannya
waktu (Bunanaek et al., 2017). Hal ini sesuai dengan penelitian Rasmira
et al., (2019), yang menyatakan bahwa tingkat profesionalitas seorang
penyuluh dapat ditentukan dari cara penyuluh memperolah informasi dan
menguasai materi penyuluhan kemudian menyalurkan informasi tersebut
kepada peternak. Pendapat tersebut didukung oleh penelitian
Purwatiningsih et al., (2018), kinerja penyuluhan harus ditingkatkan
dengan menambah wawasan dan pengetahuan dari internet yang
kemudian diterapkan kepada petani.

2.2.4 Intensitas Penyuluhan


Menurut Jamil et al., (2017), peningkatan kerja Balai Pelatihan
Pertanian (BPP) untuk memperkuat program penyuluhan diperlukan
untuk meningkatkan perilaku petani yakni keterlibatan peternak dalam
kegiatan penyuluhan serta meningkatkan kompetensi peternak. Banunaek
et al., (2017), dalam penelitiannya menyebutkan bahwa kapasitas
penyuluhan berhubungan secara signifikan terhadap kepuasan petani
dalam kegiatan penyuluhan dan penurunan kepuasan petani pula
memiliki hubungan yang signifikan terhadap penurunan kemampuan
seorang penyuluh. Semakin besar tingkat kepuasan peternak maka
semakin besar pula tingkat keefektivan penyuluh dalam menyampaikan
informasi. Menurut Cheang dan Yamashita (2020), diperlukan seorang
penyuluh profesional untuk membantu petani dalam penyampaian
informasi sehingga materi yang disampaikan bisa berguna dan diterima
peternak. Diperlukan kerja sama antara petani dan penyuluh agar dapat
meningkatkan kinerja kerja dari petani. Namun dari hasil survei Israel et
al., (2020) mengatakan bahwa selain penyampaian informasi secara
langsung oleh petani, penyuluh juga menyampaikan informasi

8
penyuluhan melalui media sosial atau online berdasarkan sumber
terpercaya. Menurut Sudiadnyana dan Putra., (2019), tugas yang
dijalankan oleh seorang penyuluh dalam suatu proses kegiatan
penyuluhan pada waktu tertentu merupakan kinerja kerja dari penyuluh
pertanian. Terkait kinerja kerja seorang penyuluh faktor yang
mempengaruhi motivasi petani untuk ikut serta dalam kegiatan
penyuluhan adalah karakteristik bawaan dari penyuluh itu sendiri
sehingga dalam melaksanakan tugas sebagai penyuluh mampu secara
totalitas bekerja.

2.3 Karakteristik Peternak


Menurut Simamora et al., (2019), faktor penting yang mempengaruhi
keberhasilan usaha ialah karakteristik. Karakteristik merupakan sesuatu yang
sudah melekat dan menjadi ciri khas seseorang sejak dilahirkan.
Karakteristik peternak segala ciri yang terdapat d i dalam diri seorang
peternak yang berimplikasi pada usaha peternakan maupun usaha tani.
Karakteristik peternak meliputi umur, tingkat pendidikan, pengalaman
beternak, dan motivasi kelompok.

2.3.1 Umur Peternak


Salah satu komponen penting yang berpengaruh langsung kepada
kemampuan fisik seorang peternak dalam mengembangkan suatu usaha
adalah umur peternak (Simamora et al., 2019). Umur peternak sangat
berpengaruh terhadap produktivitas suatu usaha. Hal ini dikarenakan
pengimplikasian materi penyuluhan terhadap usaha akan tinggi apabila
peternak masih berusia muda. Peternak usia muda memiliki banyak
inovasi-inovasi baru yang dapat diaplikasikan pada usaha peternakan
sebaliknya peternak dengan usia yang sudah tua cenderung minim dalam
hal yang berkaitan dengan inovasi dalam beternak. Dipertegas lagi oleh
Sahala et al., (2016) bahwa usia muda yang termasuk dalam usia
produktif akan mempengaruhi tata cara pemeliharaan dan pola pikir
peternak. Selain itu usia peternak juga berkaitan erat dengan stamina dari
peternak dalam mengembangkan usahanya. Peternak usia muda
cenderung memiliki stamina yang tinggi sehingga terjadi peningkatan
terhadap produktivitas suatu usaha, sedangkan peternak dengan umur
yang sudah tua staminanya telah berkurang sehingga berpengaruh
terhadap penurunan produktivitas suatu usaha. Menurut Ma‘sum et al.,
(2013), salah satu elemen yang berpengaruh terhadap inovasi adalah
karakteristik umur, pendidikan dan pengalaman beternak.

2.3.2 Tingkat Pendidikan


Pendidikan terakhir yang ditempuh oleh seorang peternak
merupakan aspek dari tingkat pendidikan. Pendidikan peternak
berpengaruh terhadap pengelolaan usaha oleh peternak. Tingkat
pengetahuan dan penerimaan materi oleh peternak dipengaruhi oleh
pendidikan. Semakin tinggi pendidikan yang ditempuh oleh peternak
maka semakin efisien pula seorang peternak dalam mengambil
keputusan, perilaku dalam kedewasaan pikiran dan penerimaan materi

9
serta mampu mengaplikasikanya pada usaha ternak. Menurut Kurnia et
al., (2019) pendidikan yang rendah sangat berpengaruh terhadap sumber
daya manusia karena masyarakat akan mengalami kesulitan dalam
memahami informasi dan berpengaruh terhadap kemampuan berinovasi.

2.3.3 Pengalaman Beternak


Bagian yang menjadi pengaruh berhasil tidaknya suatu usaha
adalah pengalaman beternak. Lama waktu yang dibutuhkan peternak
dalam mengelola usaha tergolong ke dalam pengalaman beternak. Kian
banyak waktu beternak maka semakin besar pula pengalaman yang
didapat oleh peternak. Menurut Hermawan et al., (2017), kemampuan
peternak dalam mengatur usaha merupakan bagian dari pengalaman
beternak. Pengalaman beternak juga diukur berdasarkan cara peternak
dalam mengatasi permasalahan yang timbul ketika beternak. Disamping
itu pengalaman beternak pula dapat meningkatkan kemampuan peternak
dalam mengelola usaha dan meningkatkan keterampilan beternak, dalam
memanajemen atau mengelola suatu usaha.

2.3.4 Motivasi Kelompok


Motivasi kelompok merupakan suatu dorongan atau tekanan yang
mendorong seseorang untuk mencapai sesuatu baik secara individu
maupun kelompok (Danim, 2014). Peran ketua kelompok dalam
mendorong anggota untuk bergabung maupun melaksanakan kegiatannya
berpengaruh terhadap kinerja anggota kelompok. Keinginan untuk masuk
kedalam suatu kelompok didasari oleh beberapa faktor yakni dari faktor
internal, berasal dari niat individu bukan berdasarkan paksaan dari luar,
sedangkan faktor ekternal adalah dorongan dari luar seperti pihak
keluarga ataupun lingkungan yang mendorong seseorang untuk masuk
atau bergabung kedalam suatu kelompok organisasi. Motivasi anggota
dalam kelompok tani juga dipengaruhi oleh pendidikan dan
pengetahuan. Pengetahuan dasar seorang peternak dalam berkelompok
juga menjadi ciri atau aspek penentu seorang peternak untuk masuk
dalam kelompok tani.

2.4 Kerangka Berpikir Penelitian


Kondisi dan permasalahan yang terjadi pada Kelompok Tani Ama
Apafa dan Kelompok Tani Batik di Desa Humusu Oekolo, Kecamatan Insana
Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara adalah faktor dari karakteristik
peternak yakni umur, tingkat pendidikan, pengalaman beternak, dan motivasi
kelompok yang berpengaruh terhadap dinamika kelompok. Oleh karena itu
diperlukan dukungan dari penyuluhan untuk memberikan informasi dan
pengetahuan berupa materi kepada anggota kelompok. Peran penyuluh
sangat penting dalam membantu meningkatkan produktivitas peternak
dalam membangun kelompok menjadi lebih baik. Selain itu dukungan dari
penyuluhan memberi pengaruh langsung terhadap motivasi kelompok
sehingga peternak tertarik untuk bergabung dalam kelompok tani. Penelitian
ini dilakukan guna meneliti terkait pengaruh antara karakteristik dari peternak
dan dukungan dari penyuluh terhadap dinamika Kelompok Tani Ama Apafa

10
dan Kelompok Tani Batik di Desa Humusu Oekolo, Kecamatan Insana Utara,
Kabupaten Timor Tengah Utara.
Berdasarkan penjelasan latar belakang permasalahan dan tinjauan
pustaka, maka dapat dibuat bagan kerangka berpikir sebagai berikut :

Karakteristik Peternak (X1)


1) Umur (X1.1) Dinamika Kelompok (Y)
2) Tingkat Pendidikan (X1.2) 1) Tujuan Kelompok (Y1.1)
3) Pengalaman Beternak (X1.3) 2) Struktur Kelompok (Y1.2)
4) Motivasi Kelompok (X1.4) 3) Fungsi Tugas(Y1.3)
4) Kekompakan(Y1.4)
Dukungan Penyuluhan (X2) 5) Suasana Kelompok (Y1.5)
1) Ketepatan Metode (X2.1) 6) Keefektifan (Y1.6)
2) Kesesuaian Materi (X2.2)
3) Kompetensi Penyuluh (X2.3)
4) Intensitas Penyuluh (X2.4)

Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian

2.5 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang bersifat dugaan dari
peneliti yang akan dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan kerangka pemikiran
yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis yang dapat diajukan adalah
diduga adanya pengaruh karakteristik peternak dan dukungan penyuluhan
terhadap dinamika Kelompok Tani Ama Apafa dan Kelompok Tani Batik.

11
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Penelitian yang akan diteliti berjudul Dinamika Kelompok Peternak Sapi
Potong di Desa Humusu Oekolo, Kecamatan Insana Utara, Kabupaten Timor
Tengah Utara dengan dua kelompok tani yaitu Kelompok Tani Ama Apafa
dan Kelompok Tani Batik. Menurut Sugiyono (2019), metode penelitian
dapat diartikan sebagai suatu cara atau langkah yang dilakukan secara ilmiah
untuk memperoleh data baik dengan kegunaan dan tujuan tertentu, sedangkan
menurut Darmadi (2013), metode penelitian adalah suatu cara secara ilmiah
digunakan untuk memperoleh data dengan kegunaan dan tujuan tertentu, cara
ilmiah yang dimaksud adalah kegiatan dalam bentuk penelitian yang
mencakup keilmuan yang bersifat empiris, sistematis dan rasional. Metode
penelitan yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini yakni
menggunakan metode penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2019),
pengertian metode kuantitatif ialah metode yang biasa digunakan dalam
meneliti suatu sampel atau populasi tertentu dengan berdasarkan pada filsafat
positivisme. Metode merupakan pengalaman empiris yang terjadi di lapangan
dengan mengumpulkan data berbentuk bilangan dan angka yang bisa
dihitung Penelitian ini lebih mengarah pada jenis penelitian kuantitatif
eksplanatori. Menurut Sugiyono (2019), penelitian b e r b e n t u k
eksplanatori atau explanatory research ialah suatu metode penelitian yang
menjabarkan tentang pengaruh terkait variabel yang satu dengan variabel
lainnya dan kedudukan dari masing-masing variabel. Alasan peneliti memilih
menggunakan metode penelitian ini adalah untuk menguji hipotesis yang
diajukan. Penelitian ini diharapkan mampu menjelaskan pengaruh dan
hubungan antara variabel bebas dan terikat pada hipotesis yang diajukan
tersebut.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Dalam penelitian ini, lokasi atau tempat yang akan diteliti adalah
Kelompok Tani Ama Apafa dan Kelompok Tani Batik di Desa Humusu
Oekolo yang termasuk dalam Kecamatan Insana Utara, Kabupaten Timor
Tengah Utara. Waktu pengambilan data di lapangan direncanakan akan
dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus 2023.

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Populasi adalah suatu wilayah yang mencakup subjek atau objek
yang akan diteliti oleh peneliti dengan karakteristik dan kuantitas tertentu
untuk mendapatkan hasil dan menarik suatu kesimpulan (Sugiyono,
2019). Yang termasuk dalam populasi pada penelitian ini adalah seluruh
anggota Kelompok Tani Ama Apafa dan kelompok Tani Batik di Desa
Humusu Oekolo, Kecamatan Insana Utara, Kabupaten Timor Tengah
Utara.

12
3.3.2 Sampel
Sampel merupakan karakteristik dan jumlah yang merupakan
bagian dari populasi. Populasi merupakan bagian yang tidak bisa
dilepaskan dari populasi. Sampel penelitian merupakan sumber data yang
akan diambil oleh peneliti, dalam hal ini peternak/petani (Sugiyono,
2019). Sampel pada penelitian ini berjumlah 40 orang anggota aktif dan
memiliki pengalaman lebih dari 2 tahun. Data diambil dengan
menggunakan pengedaran kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan
yang disiapkan oleh peneliti yang kemudian diisi oleh anggota Kelompok
Tani Ama Apafa dan Kelompok Tani Batik yang kemudian dijadikan
data untuk diolah oleh peneliti dalam membuktikan hipotesis yang
diajukan. Pada penelitian ini peneliti memakai metode pengambilan data
secara purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik mengambil
atau memperoleh data dengan menentukan sampel berdasarkan kriteria-
kriteria yang telah ditentukan (Sugiyono, 2019).

3.4 Jenis dan Sumber Data


Dalam penelitian ini, data yang digunakan oleh peneliti berasal dari
variabel penelitian yakni data kualitatif dan data kuantitatif yakni berupa data
primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang diambil secara langsung dari
narasumber yakni berupa observasi survei atau wawancara langsung
kepada petani/peternak dan juga berupa pembagian kuesioner. Data primer
dalam penelitian ini diambil dengan mengedarkan kuesioner yang
disediakan oleh peneliti kemudian dibagikan kepada petani/peternak untuk
diisi dan dikembalikan kepada peneliti. Kuesioner yang digunakan berisi
pertanyaan- pertanyaan yang mendukung peneliti dalam pengambilan
data.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data tidak langsung atau didapatkan dari
kantor desa dan dapat berupa dokumen, arsip, dan catatan lainya. Data
sekunder pada penelitian ini berasal dari recording yang ada dalam
Kelompok Tani Ama Apafa dan Kelompok Tani Batik yang
berhubungan dengan penelitian ini. Data sekunder diperlukan untuk
mendukung data primer yang diambil oleh peneliti.

3.5 Tekinik Pengumpulan Data


Metode atau teknik untuk mengumpulkan data penelitian adalah melalui
pembagian kuesioner. Menurut Sugiyono (2019), kuesioner merupakan
teknik pengambilan data dengan memberikan pertanyaan dalam bentuk
tertulis yang kemudian dijawab oleh responden. Kuesioner atau angket
merupakan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian,
berisi pertanyaan yang dijawab oleh responden. Peneliti menggunakan Skala
Likert untuk mengukur karakeritik peternak dan dukungan penyuluhan
terhadap dinamika kelompok. Skala likert adalah skala atau pengukuran yang
digunakan untuk mengukur sikap seseorang, baik itu pendapat, ataupun
persepsi dari seseorang. Skala likert pada penelitian ini adalah skor 1-4,

13
dengan skor paling rendah adalah 1 dan paling tinggi adalah 4, sehingga
dapat diketahui secara pasti jawaban dari responden, apakah responden
setuju atau tidak, agar peneliti mendapatkan jawaban yang relevan dari
responden (Sugiyono, 2019).

3.6 Analisis Data


Analisis data berarti sutau kegiatan yang mana dilakukan oleh seorang
peneliti untuk mengolah data hasil penelitian. Metode untuk analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini yakni analisis deskriptif dan analisis
inferensial. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel sehingga data
yang disajikan lebih sistematis dan terstruktur. Data penelitian dianalisis
dengan bantuan aplikasi system yaitu program IBM SPSS (Statistical Product
and Service Solutions) V22.0
1) Analisis Deskriptif
Menurut Sugiyono (2019), analisis deskriptif adalah suatu cara
menganalisis data penelitian dengan gambaran secara general namun tidak
disertakan kesimpulan yang luas. Pada penelitian ini analisis deskriptif
dipakai untuk mengetahui pengaruh karakteristik peternak dan dukungan
penyuluhan terhadap dinamika Kelompok Tani Ama Apafa dan Kelompok
Tani Batik.
2) Analisis Inferensial
Analisis inferensial merupakan suatu cara menganalisis data yakni
data sampel yang kemudian hasilnya diberlakukan untuk populasi sampel
(Sugiyono, 2019). Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis inferensial
untuk menganalisis data yang diambil selama penelitian agar data yang
diolah menjadi lebih akurat mengenai fakta-fakta dan karakteristik dari
objek yang diteliti.
Secara matematis rumus regresi linear berganda sebagai berikut :
Y= a + bx1.1 + bx1.2 + bx1.3 + bx1.4 + bx2.1 + bx2.2 + bx2.3 + b2.4+ e
Keterangan:
Y : Dinamika Kelompok
A : Konstanta
b : Koefisien Regresi
X1.1 : Umur Peternak
X1.2 : Tingkat Pendidikan
X1.3 : Pengalaman Beternak
X1.4 : Motivasi Kelompok
X2.1 : Ketetapan Metode
X2.2 : Kesesuaian Materi
X2.3 : Kompetensi Penyuluh
X2.4 : Intensitas Penyuluh
e : Tingkat Kesalahan (eror)

14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Umum Lokasi Penelitian


4.1.1 Kondisi Geografis
Secara umum Desa Humusu Oekolo termasuk ke dalam Wilayah
Kecamatan Insana Utara Kabupaten Timor Tengah Utara Provinsi Nusa
Tenggara Timur dan terletak dibagian Utara, merupakan salah satu desa
dengan dataran rendah di dukung oleh Topografi Desa. Kecamatan
Insana Utara terdiri dari 5 desa yaitu Humusu Sainiup, Fatumtasa,
Humusu Oekolo, Oesoko, dan Humusu Wini. Salah satunya adalah Desa
Humusu Oekolo. Desa Humusu Oekolo memiliki luas ±13,15 Km 2.
Secara geografis Desa Humusu Oekolo berbatasan dengan wilayah
sebagai berikut :
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Oesoko, Kecamatan Insana
Utara
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Tainsala, Kecamatan Insana
Tengah
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Oepuah Selatan, Kecamatan
Biboki Monleu
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Humusu Wini, Kecamatan
Insana Utara

4.1.2 Kondisi Topografis


Topografi Desa Humusu Oekolo adalah daerah dataran Rendah
dengan dataran yang tersebar secara sporadis pada yang sempit diapit
dataran tinggi atau perbukitan. Kemiringan lahan 15-40% mencapai
luasan 38,07% untuk 40% mencapai 35,46%. Kondisi geomorfologis
yang demikian menyebabkan pertanian pada dataran dibatasi pertanian
lahan kering. Pertanian lahan kering banyak dilakukan pada daerah-
daerah dengan kemiringan yang curam sehingga produktivitas menjadi
rendah.
1. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk Desa Humusu Oekolo Selama 3 tahun
dapat diperhatikan pada tabel dibawah ini:
Tabel 1. Pertumbuhan Penduduk Desa Humusu Oekolo Tahun 2017 s/d
Tahun 2019
Jumlah Penduduk
Tahun Jumlah Jumlah Jiwa Jumlah Persentase
KK Laki-laki Perempuan Total (%)
Penduduk
2017 514 1.000 1.028 2.028 42,75
2018 526 1.012 1.030 2.042 65,15
2019 536 1.100 1.128 2.228 75,37
Sumber: Data Profil Desa Tahun 2019

Dari pertumbuhan penduduk yang terlihat pada tabel diatas,


digambarkan pula bahwa Persentase jumlah penduduk miskin di Desa
15
Humusu Oekolo pada Tahun 2019 mencapai 1.176 jiwa atau sebesar
37,8% (536 KK) dari total penduduk adalah 2.228 jiwa. Pada tahun 2018
mengalami penurunan jumlah penduduk kurang mampu yang mencapai
976 jiwa atau sebesar 67,3% (536 KK) dari total penduduk sebanyak
2.228 jiwa. Selanjutnya data tahun 2019 sampai pada bulan Februari ini
telah mencapai 596 jiwa atau sebesar 30,2% (537 KK) dari total
penduduk sebanyak 2.228 jiwa. Rata-rata anggota rumah tangga miskin
adalah 149 KK.
2. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat di Desa Humusu Oekolo dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2. Tingkat Pendidikan masyarakat Desa Humusu Oekolo
Tingkat Pendidikan Laki-Laki Perempuan
Usia 3-6 tahun yang belum masuk 34 Orang 42 Orang
TK
Usia 3-6 tahun yang sedang 50 Orang 52 Orang
TK/play grup
Usia 7-18 tahun yang tidak pernah 12 Orang 7 Orang
sekolah
Usia 7-18 tahun yang sedang 200 Orang 222 Orang
sekolah
Usia 19-56 tahun yang tidak pernah 16 Orang 15 Orang
sekolah
Usia 19-56 Tahun yang pernah SD 21 Orang 17 Orang
tetapi tidak tamat
Tamat SD /sederajat 278 Orang 299 Orang
Tamat SMP/ sederajat 223 Orang 258 Orang
Tamat SMA/ sederajat 101 Orang 145 Orang
Tamat D-3/ sederajat - 1 Orang
Tamat S-1/ sederajat 17 Orang 9 Orang
Usia 0-2 Thn 39 Orang 64 Orang
Usia >57 Thn 109 Orang 97 Orang
Jumlah
Jumlah Total 2.228 Orang
Sumber: Data Profil Desa Humusu Oekolo, tahun 2019

4.2 Karakteristik Peternak Sapi Potong


Karakteristik peternak terdiri dari 4 kategori yakni Umur Peternak,
Tingkat Pendidikan, Pengalaman Beternak dan Motivasi Kelompok. Berikut
ini adalah tabel karakteristik peternak di Desa Humusu Oekolo.

Tabel 3. Karakteristik Peternak di Desa Humusu Oekolo


Kategori Jumlah (Orang) Persentase (%)
Umur (Tahun)
Muda (29-39) 13 32,5
Sedang (40-50) 10 25
Tua (51-61) 11 27,5
Sangat Tua >62 6 15
16
Tingkat Pendidikan
SD 28 70
SMP 2 5
SMA 7 17,5
PT 3 7,5
Pengalaman
Beternak
Sangat Rendah (0-5) 2 5
Rendah (6-7) 1 2,5
Sedang (8-10) 2 5
Tinggi (>10) 35 87,5
Motivasi Beternak
Sangat Rendah (0-25) 2 5
Rendah (26-50) 2 5
Sedang (51-75) 1 2,5
Tinggi (76-100 35 87,5
Total 40 100
Sumber : Data Olahan Kuesioner, 2023

4.2.1 Umur Peternak


Berdasarkan tabel 3, umur responden 29-39 berjumlah 13 orang
(32,5%), 40-50 berjumlah 10 orang (25%), 51-61 berjumlah 11 orang
(27,5) umur >62 tahun berjumlah 6 orang (15%). Sebagian besar dari
responden berumur <62 tahun dan lebih dari 20 tahun dimana kondisi
fisik dari masyarakat masih tergolong prima atau dalam kondisi yang
baik untuk bekerja. Sama halnya dengan penelitian Simamora et al.,
(2015), yang menyatakan bahwa tingkat kekuatan atau kondisi fisik dari
seorang peternak memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap
pengelolaan suatu usaha. Peternak dengan kondisi fisik yang tinggi juga
menghasilkan ketenagakerjaan yang tinggi pula. Dipertegas lagi oleh
Sahala et al., (2016) bahwa usia muda yang termasuk dalam usia
produktif akan mempengaruhi tata cara pemeliharaan dan pola pikir
peternak. Selain itu usia peternak juga berkaitan erat dengan stamina
dari peternak dalam mengembangkan usahanya. Peternak usia muda
cenderung memiliki stamina yang tinggi sehingga terjadi peningkatan
terhadap produktivitas suatu usaha, namun peternak dengan umur yang
sudah tua staminanya telah berkurang sehingga berpengaruh terhadap
penurunan produktivitas suatu usaha.

4.2.2 Tingkat Pendidikan


Berdasarkan tabel 3, tingkat pendidikan SD berjumlah 28 orang
(70%), SMP dengan jumlah 2 orang (5%), SMA sekitar 7 orang
(17,5%) dan pada tingkat Perguruan Tinggi beranggotakan 3 orang
(7,7%). Sebagian besar peternak hanya menempuh pendidikan terakhir
hingga ke jenjang SD. Tingkat pendidikan berkaitan erat dengan tingkat
pemahaman dan penerimaan akan suatu hal baik dalam bentuk materi
maupun lisan. Tingkat pengetahuan dan penerimaan materi oleh
peternak dipengaruhi oleh pendidikan. Semakin tinggi pendidikan yang

17
ditempuh oleh peternak maka semakin efisien pula seorang peternak
dalam pengambilan keputusan, perilaku dalam kedewasaan pikiran dan
penerimaan materi serta mampu mengaplikasikanya pada usaha ternak.
Menurut Kurnia et al., (2019) pendidikan yang rendah sangat
berpengaruh terhadap sumber daya manusia karena masyarakat akan
mengalami kesulitan dalam memahami informasi dan berpengaruh
terhadap kemampuan berinovasi. Sumber daya manusia yang rendah
dapat memberikan dampak yang kurang baik terhadap penerimaan
materi ataupun informasi. Fauziyah et al., (2017), berpendapat
pendidikan berarti komponen penting yang menunjang pengembangan
suatu usaha, kemampuan dan keterampilan seseorang dalam mengelola
sutau usaha dilihat dari tingkat pendidikanya. Semakin tinggi
pendidikan ditempuh seseorang maka tingkat kemampuan dan
keterampilannya semakin tinggi pula.

4.2.3 Pengalaman Beternak


Pengalaman beternak menjelaskan tentang seberapa lama
seorang peternak menekuni bidang tersebut. Pada tabel 3, dapat dilihat
bahwa responden dengan pengalaman beternak 0-5 tahun berjumlah 2
orang (5%), 6-7 tahun berjumlah 1 orang (2,5%), 8-10 tahun berjumlah
2 orang (5%) dan >10 tahun sebanyak 35 orang (87,5%). Apabila
semakin lama pengalaman beternak dari seorang peternak maka makin
bagus pula seorang peternak dalam memelihara ternak. Hal ini
dikarenakan peternak mampu mengatasi segala kasulitan dan masalah
selama beternak. Menurut Hermawan et al., (2017), kemampuan
peternak dalam mengatur usaha merupakan bagian dari pengalaman
beternak. Pengalaman beternak juga diukur berdasarkan cara peternak
dalam mengatasi permasalahan yang timbul ketika beternak. Disamping
itu pengalaman beternak pula dapat meningkatkan kemampuan
peternak dalam mengelola usaha dan meningkatkan keterampilan
beternak, dalam memanajemen atau mengelola suatu usaha.

4.2.4 Motivasi Kelompok


Motivasi kelompok menguraikan tentang seberapa besar
peternak terdorong untuk masuk kelompok tani. Hal ini juga didukung
oleh penelitian yang dilakukan oleh Rasyid (2016), yang menyatakan
bahwa motivasi mendorong seseorang untuk mewujudkan keinginan
akan suatu hal yang ingin dicapai. Motivasi kelompok juga diartikan
sebagai faktor pendorong seseorang untuk berkelompok. Dalam
motivasi kelompok dapat dikategorikan seberapa tinggi dan rendahnya
tingkat motivasi seseorang dalam kelompok. Kategori sangat rendah
terdapat 2 orang (5%), rendah berjumlah 2 orang (5%), sedang
sebanyak 1 orang (2,5%) dan tinggi sebanyak 35 orang (87,5).
Berdasarkan data yang diambil dapat disimpulkan bahwa sebagaian
besar responden memiliki motivasi yang tinggi dalam berkelompok.
Semakin tinggi motivasi dalam kelompok maka semakin baik pula
peternak dalam dinamika kelompok.

18
4.3 Dukungan Penyuluhan
Penyuluhan bidang peternakan akan berjalan lancar bila ditunjang oleh
beberapa aspek. Aspek dari dukungan penyuluhan mencakup: 1) Ketepatan
Metode, 2) Kesesuaian Materi, 3) Kompetensi Penyuluh, 4) Intensitas
Penyuluh.

Tabel 4. Dukungan Penyuluhan di Desa Humusu Oekolo


Kategori Jumlah (Orang) Persentase (%)
Ketepatan Metode
Tidak Tahu (0-25) 0 0
Tidak Mengerti (26-50) 0 0
Cukup Mengerti (51-75) 1 2,5
Mengerti (76-100) 39 97,5
Kesesuaian Materi
Tidak Tahu (0-25) 0 0
Tidak Sesuai (26-50) 0 0
Cukup Sesuai (51-75) 1 2,5
Sesuai (76-100) 39 97,5
Kompetensi Penyuluh
Tidak Setuju (0-25) 0 0
Kurang Setuju (26-50) 0 0
Setuju (51-75) 1 2,5
Sangat Setuju (76-100) 39 97,5
Intensitas Penyuluh
Sangat Rendah (0-25) 40 100
Rendah (26-50) 0 0
Sedang (51-75) 0 0
Tinggi (76-100) 0 0
Total 40 100
Sumber : Data Olahan Kuesioner, 2023

4.3.1 Ketepatan Metode


Ketepatan metode yang digunakan penyuluh pada kelompok
Tani Batik dan Ama Apafa didominasi oleh responden dengan kategori
mengerti yakni sebanyak 39 orang (97,5%), kategori sedang hanya 1
orang (2,5%), kategori kurang mengerti dan tidak tahu adalah 0. Hal ini
berarti metode yang digunakan penyuluh dalam penyampaian materi
kepada peternak sudah sesuai dengan kebutuhan peternak sehingga
materi yang disampaikan oleh penyuluh diterima dengan baik oleh
peternak. Beberapa metode yang digunakan oleh penyuluh di lapangan
meliputi ceramah, diskusi, demplot dan sharing pengalaman. Dari
metode yang dipakai, semua sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
peternak. Sebagian peternak menyatakan bahwa metode penyuluhan
yang diberikan sudah sesuai dengan kebutuhan peternak. Menurut
Makatita et al., (2014), menjelaskan bahwa tingkat efektifitas atau
ketepatan metode penyuluhan yang digunakan oleh penyuluh dapat
dilihat dari kemampuan penyuluh, materi yang dibawakan oleh
penyuluh, kesesuaian waktu dan tempat penyuluhan, kesesuaian tingkat

19
adopsi dan kondisi sasaran, kesesuaian tujuan yang akan dicapai, dan
menunjukan ciri-ciri yang baik.

4.3.2 Kesesuaian Materi


Berdasarkan data hasil olahan kuesioner kategori sesuai sebanyak
39 orang (97,5%), kategori sedang 1 orang (2,5%) dan dua kategori
lainya adalah 0% yakni kategori kurang sesuai dan kategori tidak tahu.
Dari data yang diperoleh menunjukan bahwa sebagian besar peternak
menerima materi yang dibagikan oleh penyuluh. Materi penyuluhan
yang dibawakan oleh penyuluh meliputi materi pembuatan pakan,
pemeliharaan sapi potong, pembibitan ternak sapi dan reproduksi ternak
sapi potong, tindakan pencegahan maupun penanganan terkait penyakit,
teknik pengolahan kotoran, tata cara penggembalaan dan pemasaran
atau penjualan ternak sapi potong. Sebagian dari peternak menyatakan
bahwa semua materi yang diberikan sesuai dan dibutuhkan serta
bermanfaat bagi mereka. Hal ini dapat dilihat dari tingginya tingkat
produktivitas ternak sapi potong pada kelompok yakni besarnya litter
size pada ternak sapi potong. Materi yang disampaikan juga sesuai
dengan kebutuhan dari peternak. Menurut Susanto et al., (2019) materi
penyuluhan yang akan disampaikan kepada masyarakat harus praktis
agar dapat dengan mudah dipahami oleh masyarakat. Tujuan dari
memberikan materi penyuluhan secara praktis agar masyarakat mudah
memahami materi yang disampaikan oleh penyuluh.

4.3.3 Kompetensi Penyuluh


Berdasarkan tabel 4, kompetensi penyuluh di kelompok tani Ama
Apafa dan Batik adalah kategori sangat setuju sebanyak 39 orang
(97,5%), kategori setuju 1 orang (2,5%) dan kategori kurang setuju dan
tidak setuju 0%. Menurut Tandibato et al., (2021), tanggung jawab
penyuluh dalam melaksanakan tugas dapat menentukan seberapa besar
kinerja penyuluh pertanian, sehingga dapat berkontribusi positif pada
kegiatan pertanian. Hal ini sama seperti yang peneliti jumpai di lapangan
yakni ketika peternak atau anggota kelompok mengalami masalah dalam
kelompok maka penyuluh siap membantu menyelesaikan masalah
tersebut. Menurut pendapat Ellyta et al., (2021), penyuluh bertanggung
jawab sebagai seorang penyelenggara akan suatu kegiatan, penyuluh juga
harus menguasai berbagai hal teknis yang diperlukan dalam melakukan
kegiatan penyuluhan, penyuluh juga harus mampu menjadi penghubung
antara peternak dalam menyampaikan informasi terkait materi
penyuluhan untuk peternak. Sementara itu Banunaek et al., (2017),
menyatakan bahwa lingkungan kerja dan perencanaan kegiatan
penyuluhan dapat meningkatkan efektivitas seorang penyuluh.

4.3.4 Intensitas Penyuluh


Dari tabel 4, dapat dilihat bahwa intensitas penyuluh kategori rendah
yang paling mendominasi yakni sebanyak 40 orang (100%) atau seluruh
anggota kelompok tani berdasarkan kuesioner menyatakan bahwa
intensitas penyuluh masih sangat rendah atau minim. Menurut Jamil et al.,

20
(2017), peningkatan kerja Balai Pelatihan Pertanian (BPP) untuk
memperkuat program penyuluhan diperlukan untuk meningkatkan
perilaku petani yakni keterlibatan peternak dalam kegiatan penyuluhan
serta meningkatkan kompetensi peternak. Banunaek et al., (2017), dalam
penelitiannya menyebutkan bahwa kapasitas penyuluhan berhubungan
secara signifikan terhadap kepuasan petani dalam kegiatan penyuluhan
dan penurunan kepuasan petani pula memiliki hubungan yang signifikan
terhadap penurunan kemampuan seorang penyuluh. Namun yang
terjadi di lapangan tingkat kepuasan peternak terhadap intensitas penyuluh
sangat rendah. Hal ini dikarenakan minimnya praktek langsung ketika
penyuluh membawakan materi. Penyuluh cenderung hanya menyampaikan
materi tetapi tidak disertai praktek. Semakin besar tingkat kepuasan
peternak maka semakin besar pula tingkat keefektifan penyuluh dalam
menyampaikan informasi.

4.4 Dinamika Kelompok


Dinamika kelompok meliputi beberapa unsur yakni: 1) tujuan
kelompok, 2) struktur kelompok, 3) fungsi tugas kelompok, 4) kekompakan
kelompok, 5) suasana kelompok, 6) keefektifan kelompok. Unsur-unsur
tersebut dapat diperhatikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 5. Dinamika kelompok peternak di Desa Humusu Oekolo


Kategori Jumlah (Orang) Persentase (%)
Tujuan Kelompok
Tidak Tahu (0-25) 0 0
Tidak Setuju (26-50) 0 0
Cukup Setuju (51-75) 0 0
Setuju (76-100) 40 100
Struktur Kelompok
Tidak Tahu (0-25) 0 0
Tidak Sesuai (26-50) 0 0
Cukup Sesuai (51-75) 18 45
Sesuai (76-100) 22 55
Fungsi Tugas
Kelompok 0 0
Tidak Tahu (0-25) 0 0
Tidak Setuju (26-50) 0 0
Cukup Setuju (51-75) 40 100
Setuju (76-100)
Kekompakan
Kelompok 0 0
Tidak Tahu (0-25) 0 0
Tidak Setuju (26-50) 0 0
Cukup Setuju (51-75) 40 100
Setuju (76-100)
Suasana Kelompok
Tidak Tahu (0-25) 0 0
Tidak Setuju (26-50) 0 0

21
Cukup Setuju (51-75) 2 5
Setuju (76-100) 38 95
Keefektifan Kelompok
Tidak Tahu (0-25) 0 0
Tidak Sesuai (26-50) 0 0
Cukup Sesuai (51-75) 0 0
Sesuai (76-100) 40 100
Total 40 100
Sumber : Data Olahan Kesioner

4.4.1 Tujuan Kelompok


Berdasarkan data olahan kuesioner pada tabel 5, tujuan kelompok
tergolong tinggi dengan kategori tinggi sebanyak 40 orang (100%),
sedangkan tiga kategori lainnya adalah 0%. Hal ini menunjukan bahwa
tujuan dari kedua kelompok tani yakni Ama Apafa dan Batik memiliki
satu tujuan yang jelas. Sesuai dengan kondisi di lapangan bahwa tujuan
utama peternak yang bergabung di kelompok selain untuk menambah
skala usaha atau jumlah ternak namun juga untuk mendapatkan bantuan
bibit ternak dan pupuk dari pemerintah. Tujuan lain yang ada di
kelompok adalah membuat kelompok lebih berkembang. Menurut
Ibrahim, (2019) tujuan kelompok adalah sebuah tujuan yang akan
diwujudkan oleh suatu kelompok. Tujuan kelompok dibentuk bersama
oleh seluruh anggota kelompok yang kemudian ditetapkan sehingga
menjadi sah. Tujuan kelompok akan terealisasi dengan baik apabila
pada masing-masing anggota kelompok terdapat motivasi untuk
membangun kelompok dengan baik. Sesuai dengan hasil penelitian
Kelbulan et al., (2018) yang menjelaskan bahwa tujuan kelompok
merupakan hasil pencapaian dari suatu kelompok, yang mana
menggambarkan seluruh peternak anggota kelompok tani Ama Apafa
dan Batik berhasil mencapai tujuan kelompok.

4.4.2 Struktur Kelompok


Berdasarkan tabel 5, struktur kelompok di Desa Humusu Oekolo
adalah kategori sesuai berjumlah 22 orang (55%), kategori cukup sesuai
berjumlah 18 orang (45%), kategori kurang sesuai dan tidak tahu adalah
0%. Hal ini berarti hubungan antar anggota baik ketua dan jajarannya
maupun anggota kelompok berjalan dengan baik sesuai dengan struktur
kelompok dikedua kelompok tani tersebut. Sama halnya dengan
penelitian Junaedi et al., (2020) yang manyatakan struktur kelompok
adalah suatu hubungan yang terjalin antara masing-masing anggota
kelompok dengan pengurus kelompok tani. Hubungan antara ketua,
sekretaris, bendahara kelompok maupun dengan anggota kelompok
sangat baik. Masing-masing menjalankan tugas sesuai dengan
topoksinya. Struktur kelompok yang teratur dengan kepengurusan yang
dapat dipertanggungjawabkan kepengurusannya dapat mencapai tujuan
kelompok dengan baik. Menurut Umar et al., (2020) ketua kelompok
memberikan pengaruh langsung terhadap dinamika kelompok yakni
sifat personal dalam mengelola kelompoknya.

22
4.4.3 Fungsi Tugas Kelompok
Berdasarkan data olahan kuesioner pada tabel 5, menunjukan
bahwa fungsi tugas kelompok didominasi oleh kategori setuju sebanyak
40 orang (100%), kategori cukup setuju, tidak setuju, dan tidak tahu
adalah 0%. Berdasarkan tabel 5, fungsi tugas kelompok pada kedua
kelompok tani berjalan dengan baik yang mana koordinasi antara ketua
dan anggota kelompok terkait penyelesaian masalah maupun segala
sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan kelompok berjalan lancar.
Sebagaimana tertera pada penelitian Ibrahim (2019) yang menyatakan
bahwa fungsi tugas kelompok berkaitan dengan koordinasi maupun
fasillitas kelompok yang digunakan untuk menyelesaikan masalah
kelompok dan untuk kepentingan kelompok. Berdasarkan tinjauan dari
penelitian Rimbawati et al., (2019) yang menyatakan untuk mengatasi
masalah dalam kelompok diperlukan hubungan timbal balik yang baik
antara ketua dan anggotanya sehingga dapat ditemukan solusi dari
masalah yang dihadapi oleh kelompok

4.4.4 Kekompakan Kelompok


Berdasarkan data pada tabel 5, kekompakan kelompok pada
Kelompok Tani Ama Apafa dan Batik adalah kategori setuju sebanyak
40 orang (100%), sedangkan kategori cukup setuju, tidak setuju, dan
tidak tahu adalah 0%. Hal ini menunjukan bahwa tingkat rasa memiliki
satu sama lain tergolong tinggi. Meninjau dari penelitian Rimbawati et
al., (2019) kekompakan kelompok merupakan satu kesatuan dari
keseluruhan anggota kelompok yang dijaga dengan komitmen yang
kuat antar anggota kelompok. Kekompakan kelompok akan tercipta
apabila sesama anggota merasa saling memiliki satu sama lain, satu
pemikiran dan tujuan sehingga walaupun tugas yang diberikan sulit
namun akan terasa ringan apabila dikerjakan dengan baik oleh masing-
masing anggota. Sama halnya dengan penelitian dari Kelbulan et al.,
(2018) yang menyatakan bahwa kekompakan kelompok merupakan
kesatuan kelompok yang saling terikat dan berkaitan satu sama lain
sehingga terciptanya kekuatan kelompok yang dapat bertahan melawan
ancaman baik dari dalam maupun dari luar kelompok.

4.4.5 Suasana Kelompok


Berdasarkan tabel 5, suasana kelompok di Desa Oekolo adalah
kategori setuju sebanyak 38 orang (95%), kategori cukup setuju
sebanyak 2 orang (5%) sedangkan pada kategori tidak setuju dan tidak
tahu adalah 0%. Ini menunjukan bahwa suasana kelompok di kedua
kelompok tani yakni Kelompok Tani Ama Apafa dan Batik cukup baik.
Sama halnya dengan penelitian Ibrahim (2019), bahwa suasana
kelompok adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan perasaan dan
situasi dan sikap mental dalam suatu kelompok. Suasana kelompok
meliputi rasa solidaritas antar kelompok, semangat dalam melaksanakan
tugas kelompok, dan kepuasan dalam pencapaian tujuan kelompok
maupun keramahan antar anggota. Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat

23
bahwa suasana kelompok pada kedua kelompok sangat bagus, ini
berarti tingkat solidaritas dan kepedulian antar sesama anggota
kelompok tergolong tinggi. Peternak nyaman dan senang bergabung di
kelompok tani. Hal ini menandakan adanya suasana yang positif dan
menyenangkan dalam kelompok. Ditinjau dari penelitian Kelbulan et
al., (2018) yang memaparkan bahwa suasana kelompok merupakan rasa
saling menghargai antar sesama kelompok.

4.4.6 Keefektifan Kelompok


Berdasarkan tabel 5, keefektifan kelompok pada kelompok tani
Ama Apafa dan Batik didominasi oleh kategori sesuai yakni berjumlah
40 orang (100%) sedangkan kategori cukup sesuai, tidak sesuai, dan
tidak tahu adalah 0%. Hal ini berarti tingkat kepuasan anggota pada saat
mencapai tujuan dari kelompok dan terlaksananya tujuan kelompok
tergolong tinggi. Peternak mengaku bahwa selama menjalankan tugas
kelompok masing-masing bertanggung jawab dalam menjalankan
tugasnya serta bangga akan pencapaian tujuan selama bergabung dalam
kelompok tani. Hasil penelitian Hutomo et al., (2018) yang menunjukan
efektifitas kelompok adalah kepuasan anggota kelompok dalam
mencapai tujuan dan keberhasilan anggota dalam melaksanakan dan
mancapai tujuan kelompok. Keefektifan kelompok dapat tercapai
apabila tugas dilaksanakan dengan cepat, kesunggguhan dalam
melaksanakan tugas kelompok, dan keberhasilan dalam pencapaian
tujuan yang telah disepakati bersama. Hal ini ditinjau pula oleh
penelitian Ibrahim (2019), yang menjelaskan bahwa efektifitas
kelompok adalah peningkatan kualitas kelompok dalam menjalankan
tugas demi mencapai tujuan pada kelompok. Tingkat kepuasan anggota
dalam mencapai tujuan kelompok menentukan seberapa besar efetifnya
kelompok tersebut.

4.5 Hasil Uji Analisis Dinamika Kelompok Peternak Sapi Potong di Desa
Humusu Oekolo

Tabel 6. Hasil Analisis Regresi


Model Summary
Mode R Adjusted R Std. Error of
l R Square Square the Estimate
1 0.700a 0.491 0.379 .07243
a. Predictors: (Constant), Umur, Tingkat Pendidikan, Pengalaman
Beternak, Motivasi Kelompok, Ketepatan Metode, Kesesuaian
Materi, Kompetensi Penyuluh, Intensitas Penyuluh

Berdasarkan data pada tabel 6 di atas, dapat diambil nilai dari koefisien
regresi linear (r) sebesar 0.379. Hal tersebut menunjukan bahwa ada pengaruh
positif antara karakteristik dari peternak dan dukungan dari seorang
penyuluhan akan dinamika kelompok peternak sapi potong. Nilai koefisien
determinasi (R2) yaitu 0,491 yang berarti dinamika kelompok peternak sapi
potong dalam kelompok yang dijabarkan oleh karakteristik seorang peternak
24
dan dukungan penyuluh adalah 49% dan selebihnya 51% dikarenakan
beberapa faktor lain yang belum sempat diteliti. Faktor lain tersebut memiliki
pengaruh terhadap dinamika kelompok yang dimana meliputi, kinerja atau
performans, kepemimpinan atau peran ketua kelompok, dukungan bantuan
terhadap dinamika kelompok. Menurut Moeheriono (2016) kinerja kerja atau
performans ialah suatu pencapaian akan suatu rancangan kegiatan maupun
ketentuan dalam mewujudkan suatu tujuan dari kelompok. Secara tidak
langsung kinerja termasuk faktor yang mempengaruhi dinamika suatu
kelompok. Faktor lain yang cukup berpengaruh akan tingkat dinamika
kelompok ialah kepemimpinan atau peran ketua kelompok dalam kelompok.
Hal ini menyatakan bahwa kepemimpinan mempengaruhi seseorang untuk
masuk dalam kelompok tani, orang akan tertarik apabila dalam kelompok
memiliki seorang pemimpinan yang tegas, bertanggung jawab dan memiliki
rasa kekeluargaan. Kondisi tersebut ditinjau oleh telaah Siswanto et al.,
(2017) yang menunjukan kepemimpinan menggambarkan seseorang yang
mampu membangun motivasi kerja, mampu menjalin relasi atau hubungan
yang baik dengan sesama dan menuntun anggota dalam menjalankan tujuan
kelompok. Bantuan dari pemerintah juga mempengaruhi peternak untuk
masuk kelompok tani. Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan alasan
utama mereka bergabung dalam kelompok agar mendapat bantuan berupa
pupuk, bibit tanaman pangan unggul, alat pertanian (traktor) dan bibit sapi
gratis dari pemerintah. Bantuan tersebut dapat diperoleh melalui kelompok
tani. Hal ini yang menjadi pendorong bagi peternak untuk masuk kelompok
tani.

Tabel 7. Koefisien Determinan dan Uji F


ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


1 Regression
0.162 7 0.023 4.404 0.002b

Residual
0.168 32 0.005

Total
0.330 39

a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), Umur, Tingkat Pendidikan, Pengalaman Beternak, Motivasi
Kelompok, Ketepatan Metode, Kesesuaian Materi, Kompetensi Penyuluh, Intensitas
Penyuluh

Pada tabel 7. diatas nilai Fhitung (4.404) >Ftabel ini berarti bahwa
persamaan Y= a + bx1.1 + bx1.2 + bx1.3 + bx1.4 + bx2.1 + bx2.2 + bx2.3 +
b2.4 + e dapat diterima. Hal tersebut menunjukan bahwa faktor karakteristik
peternak dan dukungan penyuluh berpengaruh secara nyata 0.002<0.05
(P<0,05) dengan dinamika kelompok. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai

25
persamaan linear regresi berganda dan nilai uji t dari variabel-variabel yang
ada bisa disimak pada tabel 8.
Tabel 8. Nilai koefisien regresi dan nilai uji t dengan pengaruh variabel dari
karakteristik seorang peternak dan dukungan penyuluh terhadap dinamika
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.686 0.469 3.594 0.001
Umur 0.000 0.001 0.059 0.413 0.683
Tingkat
-0.010 0.013 -0.123 -0.834 0.410
pendidikan
Pengalaman
0.038 0.018 0.303 2.113 0.042
Beternak
Motivasi
0.067 0.021 0.454 3.254 0.003
Kelompok
Ketepatan
0.331 0.111 0.461 2.991 0.005
Metode
Kesesuaian
0.186 0.132 0.251 1.407 0.169
Materi
kompetensi
penyuluh 0.045 0.066 0.116 2.674 0.005
intesitas 0.058 0.059 0.099 0.974 0.338
penyuluh
a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan data hasil kalkulasi pada tabel 8 bisa dirumuskan persamaan


regresi linear berganda terkait korelasi antara karakteristik dari seorang
peternak dan dukungan dari penyuluh akan dinamika kelompok adalah:
^y =1.686 β 0 +0.000 β 1−0.010 β 2 +0.038 β 3+ 0.067 β 4 +0.331 β5 +0.186 β 6 +0.045 β 7 +0.058 β 8+ε
. Dari hasil uji t diperoleh variabel X yang signifikan dan memiliki pengaruh
terhadap variabel Y adalah X1.3, X1.4, X2.1, X2.3. Berdasarkan hasil analisis
regresinya tentang variabel dari usia peternak menunjukan pengaruh positif
namun tidak signifikan terhadap dinamika kelompok peternak di Desa Oekolo
dengan nilai regresinya adalah 0.000 dan nilai t senilai 0.413 serta nilai
signifikan 0.683>0.05. Hal tersebut menyatakan bahwa umur dari seorang
peternak khususnya di Desa Humusu Oekolo tidak berpengaruh terhadap
dinamika kelompok. Umur peternak di Desa Humusu Oekolo yang
kebanyakan sudah tua tidak menjadi penghambat untuk bergabung di
kelompok tani. Umur peternak juga tidak mempengaruhi dalam beternak sapi
potong. Semakin matang umurnya maka semakin bagus juga dalam beternak
sapi potong. Namun penelitian Simamora et al., (2015) menjelaskan bahwa
dalam beternak umur sangat berpengaruh terhadap kinerja kerja seorang
peternak karena berkaitan langsung dengan kondisi fisik, yang mana apabila
kondisi fisik seorang peternak bagus maka kinerja kerja atau performa yang
dihasilkan juga baik pula.
Hasil analisis regresi untuk tingkat pendidikan terhadap dinamika
kelompok peternak sapi potong di Desa Oekolo sebesar -0.010 dan nilai t
sebanyak -0.834 serta angka signifikansinya adalah 0.410>0.05. Hal ini

26
berarti tingkat dari pendidikan berpengaruh negatif namun tidak signifikan.
Tingkat pendidikan yang masih rendah dan minim berpengaruh langsung
terhadap pemahaman tentang manfaat berkelompok sehingga tidak sedikit
peternak yang kurang tertarik untuk masuk dalam kelompok tani. Namun
yang terjadi di lapangan menunjukan bahwa sebagian besar peternak di sana
menamatkan pendidikan terahkirnya dibangku SD. Justru karena kurangnya
pengetahuan membuat peternak tertarik untuk masuk kelompok tani sehingga
bisa mempelajari hal baru yang berkaitan dengan manajemen beternak sapi
potong yang baik. Hal tersebut dapat diperhatikan dari pendidikan terakhir
yang ditempuh oleh peternak di Desa Oekolo yakni sebanyak 70% peternak
hanya menamatkan pendidikan terakhirnya pada bangku SD. Namun Kurnia
et al., (2019) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pendidikan yang rendah
sangat berpengaruh terhadap sumber daya manusia karena masyarakat akan
mengalami kesulitan dalam memahami informasi dan berpengaruh terhadap
kemampuan berinovasi. Hal ini dipertegas dalam penelitian terdahulu oleh
Juliansyah dan Riyono (2018) yang menyatakan bahwa landasan atau dasar
seorang petani atau peternak membuka diri kepada hal-hal baru atau
menumbuhkan gagasan adalah pendidikan. Minimnya pengetahuan yang
dimiliki oleh peternak yang membuat pola pemikiran peternak pula ikut
sempit, karena kurangnya membuka diri terhadap pengetahuan dan inovasi
terbaru.
Hasil nilai regresi berganda untuk pengalaman beternak terhadap
dinamika kelompok peternak sapi potong yang ada di Desa Oekolo
menunjukan pengaruh yang positif yakni sebesar 0.038 dan angka t sebesar
2.113 serta besarnya nilai signifikan 0.042<0.05 yang berarti signifikan. Ini
menunjukan pengalaman beternak berpengaruh nyata dan signifikan terhadap
dinamika kelompok. Semakin tinggi atau lama pengalaman beternak seorang
peternak maka semakin tinggi pula dinamika kelompok. Sebagian dari
peternak memiliki pengalaman beternak yang lama sehingga berdampak baik
terhadap cara pemeliharaan dan manajemen beternaknya dan semakin baik
pula dampak positifnya terhadap dinamika kelompok. Hermawan et al.,
(2017), dalam penelitiannya menyatakan bahwa kemampuan peternak dalam
mengatur usaha merupakan bagian dari pengalaman beternak. Pengalaman
beternak juga diukur berdasarkan cara peternak dalam mengatasi
permasalahan yang timbul ketika beternak. Apabila peternak sudah memiliki
pengalaman yang banyak atau cukup maka peternak akan dengan mudah
mengatasi masalah yang akan datang.
Hasil regresi berganda untuk motivasi kelompok terhadap dinamika
kelompok peternak sapi potong di Desa Oekolo senilai 0.067 dan angka t
sebesar 3.254 serta nilai signifikan 0.003<0.05. Nilai regresi berpengaruh
positif terhadap dinamika kelompok dan signifikan. Tingginya motivasi
kelompok pada kedua kelompok adalah selain untuk menambah jumlah
ternak serta bibit ternak sapi juga dikarenakan oleh adanya bantuan pupuk
dan alat pertanian seperti chopper dan traktor yang disalurkan melalui
kelompok tani. Hal ini menjadi faktor pendorong yang besar bagi peternak
untuk bergabung dalam kelompok. Menurut Nurcahyo et al,. (2018)
menyatakan bahwa motivasi merupakan penentuan arah perbuatan seseorang
yang mana dengan adanya motivasi seseorang akan melakukan suatu kegiatan

27
dengan tujuan yang ingin dicapai. Hal tersebut juga ditunjang oleh penelitian
sebelumnya oleh Rasyid (2016), yang menyatakan bahwa motivasi
mendorong seseorang untuk mewujudkan keinginan akan suatu hal yang
ingin dicapai.
Hasil regresi berganda untuk ketepatan metode terhadap dinamika
kelompok peternak sapi potong di Desa Oekolo adalah berpengaruh positif
dan nyata atau signisfikan dengan nilai regresi 0.331 dan nilai t 0.111 serta
angka signifikan 0.005<0.05. Kondisi ini menunjukan metode yang dipakai
oleh penyuluh di Desa Humusu Oekolo sudah sesuai dengan yang dibutuhkan
oleh peternak. Semakin tinggi ketepatan metode dalam penyuluhan maka
semakin tinggi dan baik pula terhadap dinamika kelompok. Sama seperti yang
peneliti jumpai di lapangan bahwa metode penyuluhan yang digunakan oleh
penyuluh sudah sesuai dengan yang dibutuhkan oleh peternak. Hal ini
ditandai dengan tingginya tingkat produktivitas ternak sapi potong. Besarnya
tingkat litter size ternak sapi potong di Desa Humusu Oekolo menunjukan
bahwa metode penyampaian materi penyuluhan sudah sesuai dengan yang
peternak butuhkan sehingga penerapannya pada ternak sapi potong juga baik.
Menurut Makatita et al., (2014), menjelaskan bahwa tingkat efektifitas atau
ketepatan metode penyuluhan yang digunakan oleh penyuluh dapat dilihat
dari kemampuan penyuluh, materi yang dibawakan oleh penyuluh, kesesuaian
waktu dan tempat penyuluhan, kesesuaian tingkat adopsi dan kondisi sasaran,
kesesuaian tujuan yang akan dicapai, dan menunjukan ciri-ciri yang baik.
Metode yang digunakan dalam menyampaikan informasi mengenai beternak
sapi potong dapat diterima oleh peternak di Desa Oekolo dan sudah sesuai
dengan kemampuan peternak dalam menerima informasi.
Hasil regresi berganda untuk kesesuaian materi terhadap dinamika
kelompok peternak sapi potong di Desa Oekolo sebesar 0.186 dan nilai t
1.407 serta nilai signifikan 0.169>0.05 berpengaruh positif dan tidak
signifikan. Kondisi ini menunjukan tingkat kesesuaian meteri yang
dibutuhkan oleh peternak dengan yang berikan oleh penyuluh masih rendah.
Maka diperlukan lagi adanya penyuluhan yang dibutuhkan oleh peternak di
Desa Oekolo sehingga peternak dapat menerima dan menerapkan informasi
tersebut dalam beternak sapi potong. Materi yang disampaikan oleh penyuluh
sebaiknya yang mudah dan praktis agar memudahkan peternak untuk
menerima materi yang disampaikan. Hal ini ditegaskan dalam penelitian
Susanto et al., (2019) yang menjelaskan bahwa materi penyuluhan yang akan
disampaikan kepada masyarakat harus praktis agar dapat dengan mudah
dipahami oleh masyarakat. Semakin mudah penerimaan materi oleh peternak
dari penyuluh maka semakin bagus juga penerapan ketika peternak
memelihara dan mengembangkan ternak sapinya.
Hasil nilai regresi untuk kompetensi seorang penyuluh terhadap dinamika
kelompok peternak sapi potong di Desa Oekolo sebesar 0.045 berpengaruh
positif dan nilai t adalah 2.674 serta angka signifikan 0.005<0.05. Hal
tersebut berarti kompetensi penyuluh berpengaruh secara nyata atau
signifikan terhadap dinamika kelompok peternak sapi potong di Desa
Humusu Oekolo. Penyampaian materi penyuluhan oleh penyuluh sudah bagus
sehingga peternak juga memahami apa yang disampaikan oleh seorang
penyuluh dengan baik. Pentingnya penguasaan materi oleh penyuluh karena

28
akan sangat berdampak terhadap penerimaan materi oleh masyarakat.
Menurut pendapat Ellyta et al., (2021), penyuluh bertanggung jawab sebagai
seorang penyelenggara akan suatu kegiatan, penyuluh juga harus menguasai
berbagai hal teknis yang diperlukan dalam melakukan kegiatan penyuluhan,
penyuluh juga harus mampu menjadi penghubung antara peternak dalam
menyampaikan informasi terkait materi penyuluhan untuk peternak.
Sementara itu Banunaek et al., (2017), menyatakan bahwa lingkungan kerja
dan perencanaan kegiatan penyuluhan dapat meningkatkan efektivitas
seorang penyuluh. Penyuluh harus terlebih dahulu menguasai materi agar
dapat memberikan dan menyampaikan informasi kepada peternak dengan
lancar. Namun kompetensi penyuluh dalam menyampaikan materi kepada
peternak di Desa Humusu Oekolo masih perlu ditingkatkan sehingga
penerimaan informasi oleh peternak bisa lebih efektif dan efisien dan
berpengaruh bagus pula terhadap dinamika kelompok.
Dari hasil regresi berganda intensitas penyuluh terhadap dinamika
kelompok peternak sapi potong di Desa Oekolo menunjukan nilai regresi
sebesar 0.058 berpengaruh positif dan angka t sebesar 0.974 serta nilai
signifikan sebesar 0.338>0.05 tidak signifikan. Hal ini menunjukan bahwa
intensitas penyuluh di Desa Oekolo masih tergolong rendah. Hal ini
dikarenakan oleh kurangnya pelatihan penyuluhan secara langsung oleh
penyuluh. Penyuluh hanya melakukan penyuluhan dalam bentuk
penyampaian materi dan informasi namun belum pernah melakukan kegiatan
praktek secara langsung. Peternak sangat mengharapkan adanya pelatihan
langsung sehingga dapat meningkatkan produktivitas peternak dalam
beternak sapi potong. Menurut Jamil et al., (2017), peningkatan kerja Balai
Pelatihan Pertanian (BPP) untuk memperkuat program penyuluhan
diperlukan untuk meningkatkan perilaku petani yakni keterlibatan peternak
dalam kegiatan penyuluhan serta meningkatkan kompetensi peternak. Maka
diperlukan peningkatan penyuluhan agar penyuluh dapat memberikan praktek
langsung kepada peternak. Pentingnya pelatihan atau praktek langsung dari
penyuluh kepada peternak juga cara ini dikiranya lebih mudah dan praktis
dalam menyalurkan informasi tetapi dalam bentuk pelatihan secara langsung
sehingga lebih gampang bagi peternak untuk mengerti informasi yang di
sampaikan serta peternak menerapkan secara langsung.

29
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang dilaksanakan di
Desa Humusu Oekolo tepatnya di Kelompok Tani Ama Apafa dan Batik
adalah:
1. Dinamika kelompok di Desa Humusu Oekolo yang terdiri dari dua
kelompok tani yaitu Kelompok Tani Ama Apafa dan Kelompok Tani
Batik yang diukur dengan melakukan wawancara langsung dan
pembagian kuesioner. Ditemukan adanya pengaruh dinamika kelompok
terhadap variabel yang diteliti.
2. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel yang diteliti berpengaruh
terhadap dinamika kelompok (variabel X1 dan X2). Dari variabel yang
berpengaruh adalah pengalaman beternak, motivasi kelompok,
kesesuaian metode dan kompetensi penyuluh. Hal ini menunjukan bahwa
keempat variabel tersebut memberikan pengaruh nyata dan positif
(signifikan) terhadap dinamika kelompok peternak sapi potong di Desa
Humusu Oekolo. Hal ini berarti semakin lama pengalaman beternak dan
tingginya motivasi dalam berkelompok serta dukungan dari penyuluh
yakni ketepatan metode dan kompetensi penyuluh dapat meningkatkan
dinamika dalam suatu kelompok.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dengan judul
Dinamika Kelompok Peternak Sapi Potong di Desa Humusu Oekolo
Kecamatan Insana Utara Kabupaten Timor Tengah Utara maka dapat
diperoleh saran sebagai berikut :
1. Bagi penyuluh, diharapkan agar lebih memperhatikan kembali dalam
menyampaikan informasi dan materi kepada peternak serta lebih banyak
memberikan pelatihan atau praktek langsung.
2. Bagi kelompok tani, diharapkan agar selalu kompak dan menjaga
keaktifan anggota sehingga kelompok tani dapat berdiri lama dan
menarik perhatian bagi anggota baru yang ingin bergabung.
3. Bagi peternak, khusunya peternak sapi potong diharapkan agar setelah
menerima materi maupun informasi dari peyuluh agar dapat menerapkan
langsung pada ternak sapi potong.

30
DAFTAR PUSTAKA
Altin Travino Ukar, 2013. Metode Demonstrasi sebagai Metode Penyuluhan Yang
aling Efektif di Nusa Tenggara Timur. Makalah Seminar Penyuluhan
Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Andi, N.I. Muhanniah, Bibiana, R.W.G. 2019. Metode Penyuluhan Pertanian
dalam Meningkatkan Pengetahuan dan keterampilan Petani. Agrisep. 18(2) :
289-304. Doi: https://doi.org/10.31186/jagrisep.18.2.289-304
Ardita, DWP, S., dan Widjanarko, D. 2017. Kinerja Penyuluh Pertanian Menurut
Persepsi Petani: Studi Kasus di Kabupaten Landak. Journal of Vocational
and Career Education, 2 (1), 1–8.
Arifianto, S., Satmoko, S, Setiawan BM. 2017. Hubungan Kinerja Penyuluh
Pertanian dengan Kompetensi Petani Padi di Kabupaten Rembang.
Prosiding Ilmu Ilmu. Hal 682-692.
Badan Pusat Statistik. 2020. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan II-
2020.No 64/08/Th.XXIII 5 Agustus 2020. Jakarta (ID):Badan Pusat
Statistik.
Bahua, M. I. 2016. Inovasi Disruptif Penyuluhan Pertanian Diera Revolusi
Industri 4. 0.Prosiding Seminar Nasional. Hal 21-24.
Banunaek, M. F., Suminah, S., dan Karsidi, R. 2017. Pemberdayaan untuk
Meningkatkan Kinerja Penyuluh Pertanian di Kabupaten Boyolali, Provinsi
Jawa Tengah. Jurnal Penyuluhan. Vol 13(2) : 210-221. Doi:
https://doi.org/10.25015/penyuluhan.v13i2.15169
BPS (Badan Pusat Statistik). 2018. Timur Tengah Utara dalam Angka.
Kefamenanu: Timur Tengah Utara.
Cheang, M., dan Yamashita, G. L. 2020. Impacts of the Covid-19 Pandemic on
Community Partners in the Agriculture Industry in Hawai’I. Journal of
Extension. 58(5): 1-13. Doi: https://doi.org/10.34068/joe.58.05.11
Danim, S. 2014. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. PT. Rineka
Cipta. Jakarta.
Darmadi, 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung : Alfabeta.
Ellyta, E., Sasmito, S., dan Ekawati, E. 2021. The Role Of Agricultural
Extension Worker In Rice Farming In Covid-19 Pandemic In Sambora
Village, Mempawah Regency. Ziraa’Ah Majalah Ilmiah Pertanian. Vol
46(3): 315–326. Doi: https://doi.org/10.31602/zmip.v46i3.5002
Ellyta, Sasmito, W. dan Ekawati. 2021. Peranan Penyuluh Pada Usahatani Padi di
Masa Pandemi Covid-19 di Desa Sambora Kecamatan Toho Kabupaten
Mempawah. Jurnal Agribisnis. 46(3). 315-326
Falo. M. 2015. Kajian Dinamika Kelompok Usaha Ternak Sapi Potong di
Kabupataen Timor Tengah utara. Jurnal Agrimor 1(1) 13-18.
Fauziah, A., Rosnaningsih, A., dan Azhar, S. 2017. Hubungan Antara Motivasi
Belajar Dengan Minat Belajar Siswa Kelas Iv Sdn Poris Gaga 05 Kota
Tangerang. Jurnal JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar).
https://doi.org/10.26555/jpsd.v4i1.a9594
Hermawan A, Amanah S, Fatchiya A. 2017. Partisipasi Pembudidaya Ikan dalam
Kelompok Usaha Akuakultur di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Jurnal Penyuluhan 13(1): 1-13. Doi:
https://doi.org/10.25015/penyuluhan.v13i1.12903

31
Hutomo, Fernaldi., Effendi, Irwan dan Serly, S. 2018. Kepemimpinan Ketua
Kelompok Tani Dalam Meningkatkan Dinamika Kelompok di Kecamatan
Natar Kabupaten Lampung Selatan (Leadership of The Farmer Group
Chairman on Improving The Group Dynamics In Natar Subdistrict of South
Lampung Regency), JIIA, Vol 6, No. 1, FEBRUARI 2018,p. 57 -64.
Ibrahim, M., dan Thawil, S. M. 2019. Pengaruh Kualitas Produk Dan Kualitas
Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen. Jurnal Riset Manajemen dan
Bisnis (JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT. 4 (1) : 175-182. Doi:
https://doi.org/10.36226/jrmb.v4i1.251
Israel, G. D., Diehl, D. C., Of, S. G. C. W.,dan Ramos, A. K. 2020. Extension
Professionals’ Information Use, Protective Behaviors, and Work-Life Stress
During the COVID-19 Pandemic. The Journal of Extension (Vol. 58, Issue
6). Doi: https://doi.org/10.34068/joe.58.06.05
Jamil, M.H.; Jahi, A.; Arsyad, M.; Sarma, M.; Purnaba, I.G.P.; Viantika, N.M.;
Nadja, R.A.; Tenriawaru, A.N.; Bahua, M.I. 2017. Determinants Factors of
Agricultural Extension Services Performance and Impacts on Farmers’
Behavior. American Journal of Agricultural and Biological Sciences.
12(1):33-38. Doi: https://doi.org/10.3844/ ajabssp.2017.33.38
Juliansyah, H. dan Riyono, A. 2018. Pengaruh Produksi, Luas Lahan Dan Tingkat
Pendidikan Terhadap Pendapatan Petani Karet Di Desa Bukit Hagu
Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara. Jurnal ekonomi pertanian
unimal, 1(2):65-72.
Junaedi, A. J., Anwarudin, O dan Makhmudi, M. 2020. Dinamika Kelompok Tani
Terhadap Minat Generasi Muda Pada Kegiatan Usaha Tani Padi (Oryza
Sativa L.) di Kecamatan Gantar Kabupaten Indramayu. Jurnal Inovasi
Penelitian. Vol 1 (3) : 501 – 512. Doi: https://doi.org/10.47492/jip.v1i3.101
Kelbulan, E., Tambas, J.S. dan Paralow, O. 2018. Dinamika kelompok tani
Kalelon di Desa Kauneran Kecamatan Sonder. Jurnal AgriSosialEkonomi.
Unstrat. 14 (3): 55-56. Doi:
https://doi.org/10.35791/agrsosek.14.3.2018.21534
Kementrian Pertahanan RI. 2020. Badan Pembelajaran Dinamika Kelompok.
Badan Pendidikan dan Pelatihan.
Kurnia, E., Riyanto, B., dan Kristanti, N. D. 2019. Pengaruh Umur,
Pendidikan, Kepemilikan Ternak Dan Lama Beternak Terhadap Perilaku
Pembuatan Mol Isi Rumen Sapi Di Kut Lembu Sura. Penyuluhan
Pembangunan, 1 (2), 40–49.
Kurniawan D. 2014. Manfaat Pelaksanaan Studi Banding. Universitas Negeri
Yogyakarta (UNY), Jogya.
Kusmiyati, Maryani, A, Kusnadi, D, 2014. Kinerja Penyuluh Pertanian PNS
dalam melaksanakan tupoksi di Bogor, Jurnal Penelitian,IPB, Bogor.
Larson, A. M. 2013. Hak Tenurial Dan Akses Ke Hutan : Manual Pelatihan
Untuk Penelitian.
Makatita, J., Isbandi, dan S. Dwidjatmiko. 2014. Tingkat Efektifitas Penggunaan
Metode Penyuluhan Metode Penyuluhan Pengembangan Ternak Sapi
Potong Di Kabupaten Buru Provinsi Maluku. Jurnal Agromedia. 32(2) : 64-
94.
Ma’sum M, Hubeis AVS, Saleh A, Saharjo B. 2013. Hubungan Antara
Karakteristik Internal dan Eksternal Peternak Sapi Potong dan Adopsi
32
Inovasi Inseminasi Buatan. Jurnal Penyuluhan. Vol 9 (1). Doi:
https://doi.org/10.25015/penyuluhan.v9i1.9859. Natar Kabupaten
Lampung Selatan. JIIA Vol. 6 (1):57-64. Doi:
https://doi.org/10.23960/jiia.v6i1.57-64
Moeheriono. 2016. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Bogor : Ghalia
Indonesia.
Nurcahyo, E., Widjaya, S. dan Kasymir, E. 2018. Hubungan Kompetensi dan
Motivasi Ketua Kelompok Tani Terhadap Pendapatan Usahatani Tebu
Program Mitra Mandiri Gunung Madu Plantations di Kabupaten Lampung
Tengah. Jurnal Ilmu Ilmu Agribisnis, 5(3): 328-334.
Purwatiningsih, N. A., Fatchiya, A., dan Mulyandari, R. S. H. 2018. Pemanfaatan
Internet dalam Meningkatkan Kinerja Penyuluh Pertanian di Kabupaten
Cianjur. Jurnal Penyuluhan. Vol 14(1): 79-91. Doi :
https://doi.org/10.25015/penyuluhan.v14 i1.17173
Purwono A. 2013. Metode dan Media Penyampaian Informasi Penyuluhan.
STTP, Malang.
Rasmira, Lubis, D. P., dan Gandasari, D, 2019. Literasi Informasi Penyuluh
Pertanian di Kabupaten Cianjur Information Literacy among Extension
Workers in Cianjur Regency.
Rasyid, S. A. 2016. Motivasi Petani Dalam Berusaha Kakao Dusun Koroha Desa
Tamboli Kecamatan Samaturu Kabupaten Kolaka Makassar: Universitas
Muhammadyah Makassar. (Skripsi).
Rimbawati, D. E. Manggala, Fatchiya, A., dan Sugihan, B. G. 2018. Dinamika
Kelompok Tani Hutan Agroforestry di Kabupaten Bandung. Junal Manusia
Dan Lingkungan. Vol 14(1) : 92-103. Doi: https://doi.org/10.25015/
penyuluhan.v14i1.17223
Sahala J, Widiati R, Baliarti E. 2016. Analisis kelayakan finansial usaha
penggemukan sapi simmental peranakan ongole dan faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap jumlah kepemilikan pada peternakan rakyat di
Kabupaten Karanganyar. Buletin Peternakan. 40(1): 75−82. Doi:
https://doi.org/10.21059/buletinpeternak.v40i1.9823
Simamora T, Luik R. 2019. Kompetensi Teknis Petani dalam Berusahatani
Singkong (Kasus Kelompok Mekar Tani Desa Cibanteng Kecamatan
Ciampea Kabupaten Bogor). Jurnal Agribisnis Lahan Kering. 4(4): 53-55.
Doi: https://doi.org/10.32938/ag.v4i4.824.
Siswanto, Rendyka D. dan Hamid, Djambur. 2017. Pengaruh Gaya.
Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan
Sudarso, D, Prakoso, W, dan Widodo, J, 2014. Strategi Peningkatan Kinerja
Penyuluh Pertanian Dalam Pengembangan Agribisnis di Kab Jember. Jurnal
Penyuluhan, IPB Vo. 10, No 2, Bogor.
Sudiadnyana, I. K. A., dan Adi Putra, I. G. S. 2019. Pengaruh Kinerja Penyuluh
Pertanian Terhadap Perilaku Petani Pada Penerapan Tanam Jarwo 2:1 Di
Kecamatan Banjarangkan Kabupaten Klungkung. Jurnal manajemen
agribisnis (Journal Of Agribusiness Management). 7(1): 30-41. Doi:
https://doi.org/10.24843/JMA.2019.v07.i01.p4
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R dan D. Bandung
: Alphabeta.

33
Sukada, I. K. I, Subrata, I. W., dan I. G. Suarta. 2016. Potensi Ternak Sapi
Potong: Sapi Perah Dan Kerbau Sabagai Penghasil Daging Di Kabupaten
Nusa Tenggara Timur. Majalah Ilmiah Peternakan. 19(3): 101-104 Doi:
https://doi.org/10.2484 3/MIP.2016.v19.i03.p03
Susanto., Prabewi N., Mahfuuzhoh D., 2019. Respons Kelompok Wanita Tani Di
Desa Banjarsari Terhadap Pemberian Ramuan Herbal Untuk Optimalisasi
Performance Ayam Kampung Periode Starter. Jurnal: Pengembangan
Penyuluhan Peternakan. 16 (30) : 47-57.
Syabrina, Hakim, dan Tonny. (2013). Analisis Kelembagaan
Penyuluhan Pertanian di Provinsi Riau. Jurnal Manajemen Pembangunan
Daerah. Vol 5(1): 32-46.
Tandibato, H. E., Kaunang, R., dan Memah, M. Y. 2021. Kinerja Penyuluh
Pertanian Dalam Masa Pandemi Covid-19 di Kelurahan Taratara Satu
Kecamatan Tamohon Barat Kota Tamohon. Agri-SisioEkonomi, 17 (2) :
251-160.
Tjoa, M., Suharjito, D., Kartodiharjo, H., dan Soetarto, E. 2018. Hak penguasaan
Lahan Hutan pada Masyarakat Adat di Desa Honitetu Kabupaten Seram
Bagian Barat, Maluku. Jurnal Sylva Lestari. 6(3): 91-102. Doi:
https://doi.org/10.23960/jsl3691-102
Umar, A. K., Syarief, Y. A., Hasanuddin, T., dan Nurmayasari, I. 2020. Persepsi
Anggota, Dinamika Kelompok Pengelola Dan Pelestari Hutan (KPPH) dan
Kelestarian Taman Hutan Raya (Tahura) di Kecamatan Kemiling Kota
Bandar Lampung. Suluh Pembangunan : Journal of Extension and
Development. doi:https://doi.org/1023960/jsp.

34
LAMPIRAN
Lampiran 1. Karakteristik Peternak (X1)
No Umur Pendidikan Terakhir Pengalaman Motivasi
(X1.1) (X1.2) Beternak (X1.3) Beternak (X1.4)
1 48 SMP 4 4
2 38 SD 4 4
3 39 SD 3 2
4 52 SMA 4 3
5 32 SMA 4 4
6 35 SMA 4 4
7 53 SD 4 3
8 60 SD 4 3
9 47 SD 2 4
10 72 SD 4 3
11 36 SD 4 3
12 70 SD 4 3
13 56 Perguruan Tinggi (S1) 4 3
14 30 SMP 4 4
15 47 Perguruan Tinggi (S1) 4 2
16 42 SD 4 2
17 55 SD 4 3
18 45 SMA 4 4
19 39 Perguruan Tinggi (S1) 3 4
20 33 SMA 4 2
21 47 SD 4 3
22 40 SD 4 3
23 37 SD 4 3
24 65 SD 4 3
25 83 Tidak Sekolah 4 3
26 44 SD 1 4
27 36 Tidak Sekolah 1 4
28 37 SD 4 3
29 40 SD 4 3
30 71 SD 4 3
31 34 SD 4 4
32 77 SD 4 3
33 51 SD 4 4
34 58 SD 4 3
35 47 SD 4 4
36 54 SD 4 3
37 51 SD 4 3
38 54 SMA 4 3
39 59 SD 4 3
40 29 SMA 4 3

34
Lampiran 2. Dukungan Penyuluh (X2) Ketepatan Metode (X2.1)
No A1.1 A1.2 A1.3 A1.4 A1.5

35
1 4 4 4 4 4
2 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4
6 4 4 4 4 4
7 4 4 4 4 4
8 4 4 4 4 4
9 4 4 4 4 4
10 4 4 4 4 4
11 4 4 4 4 4
12 4 4 4 4 4
13 4 4 4 4 4
14 4 4 4 4 4
15 4 4 4 4 4
16 4 4 4 4 4
17 4 4 4 4 4
18 4 4 4 4 4
19 4 4 4 4 4
20 4 4 4 4 4
21 4 4 4 4 4
22 3 3 4 4 3
23 4 4 4 4 4
24 4 4 4 4 4
25 4 4 4 4 4
26 4 4 4 4 4
27 4 4 4 4 4
28 3 4 4 4 4
29 4 3 4 4 4
30 4 4 4 4 4
31 4 4 4 4 4
32 3 4 4 4 4
33 3 4 4 4 4
34 4 3 4 4 4
35 4 4 4 4 3
36 4 3 4 4 3
37 4 4 4 4 4
38 4 4 4 4 4
39 4 4 4 4 4
40 4 4 4 4 4

Lanjutan. Kesesuaian Materi (X2.2)


No B1.1 B1.2 B1.3 B1.4 B1.5 B1.6 B1.7
1 4 4 4 4 4 4 4
2 4 4 4 4 4 4 4

36
3 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4 4 4
6 4 4 4 4 4 4 4
7 4 4 4 4 4 4 4
8 4 4 4 4 4 4 4
9 4 4 4 4 4 4 4
10 4 4 4 4 4 4 4
11 4 4 4 4 4 4 4
12 4 4 4 4 4 4 4
13 4 4 4 4 4 4 4
14 4 4 4 4 4 4 4
15 4 4 4 4 4 4 4
16 4 4 4 4 4 4 4
17 4 4 4 4 4 4 4
18 4 4 4 4 4 4 4
19 4 4 4 4 4 4 4
20 4 4 4 4 4 4 4
21 4 4 4 4 3 3 3
22 4 4 4 4 3 4 4
23 4 4 4 4 4 4 4
24 4 4 4 4 3 4 4
25 4 4 4 4 3 4 4
26 4 4 4 4 3 4 4
27 4 4 4 4 3 4 4
28 4 4 4 4 3 4 4
29 4 4 4 4 3 4 4
30 4 4 4 4 3 4 4
31 4 4 4 4 3 4 4
32 4 4 4 4 3 4 4
33 4 4 4 4 3 4 4
34 4 4 4 4 3 3 4
35 4 4 4 4 3 4 4
36 4 4 4 4 1 3 4
37 4 4 4 4 3 4 4
38 4 4 4 4 3 4 4
39 4 4 4 4 3 4 4
40 4 4 4 4 3 4 4

Lanjutan. Kompetensi Penyuluh (X.3)


No C1.1 C1.2 C1.3 C1.4 C1.5 C1.6 C1.7
1 4 3 4 4 3 4 3
2 4 3 4 4 3 4 3
3 4 4 4 4 4 4 3

37
4 4 3 4 3 4 3 3
5 4 3 4 3 3 3 3
6 4 3 4 4 3 4 3
7 4 4 4 4 4 4 3
8 3 4 4 4 3 3 3
9 4 4 4 4 4 4 3
10 3 4 3 4 4 3 3
11 3 3 4 4 3 4 3
12 4 3 4 4 3 4 3
13 4 4 4 4 4 4 3
14 3 4 3 4 3 4 3
15 4 4 4 4 4 4 3
16 4 3 4 4 3 4 3
17 3 4 4 3 4 4 3
18 4 3 4 4 3 4 3
19 3 4 3 4 3 3 3
20 4 3 3 4 3 4 3
21 2 3 4 4 3 3 3
22 2 3 4 4 2 3 3
23 2 3 4 3 3 3 3
24 3 3 3 4 4 3 3
25 3 3 3 4 4 3 3
26 3 3 3 3 4 3 3
27 3 3 3 4 4 3 3
28 3 3 3 4 4 3 3
29 3 3 4 4 4 3 3
30 3 3 3 4 4 3 3
31 3 3 3 4 4 3 3
32 3 3 4 4 4 3 3
33 3 3 4 4 4 3 3
34 2 3 4 3 4 3 3
35 2 2 4 3 4 3 3
36 3 3 3 4 2 3 3
37 3 3 3 4 4 3 3
38 3 3 3 4 4 3 3
39 3 3 3 4 4 3 3
40 3 3 3 4 4 3 3

Lanjutan. Intensitas Penyuluh (X2.4)


No D1.1 D1.2 D1.3 D1.4
1 1 1 1 1
2 1 1 1 1
3 1 1 1 1

38
4 1 1 1 1
5 1 1 1 1
6 1 1 1 1
7 1 1 1 1
8 1 1 1 1
9 1 1 1 1
10 1 1 1 1
11 1 1 1 1
12 1 1 1 1
13 1 1 1 1
14 1 1 1 1
15 1 1 1 1
16 1 1 1 1
17 1 1 1 1
18 1 1 1 1
19 1 1 1 1
20 1 1 1 1
21 1 1 1 1
22 1 1 1 1
23 1 1 1 1
24 1 1 1 1
25 1 1 1 1
26 1 1 1 1
27 1 1 1 1
28 1 1 1 1
29 1 1 1 1
30 1 1 1 1
31 1 1 1 1
32 1 1 1 1
33 1 1 1 1
34 1 1 1 1
35 1 1 1 1
36 1 1 1 1
37 1 1 1 1
38 1 1 1 1
39 1 1 1 1
40 1 1 1 1
Lampiran 3. Dinamika Kelompok (Y)
Tujuan Kelompok (Y1.1)
No E1.1 E1.2 E1.3 E1.4 E1.5
1 4 4 4 4 4
2 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4

39
5 4 4 4 4 4
6 4 4 4 4 4
7 4 4 4 4 4
8 4 4 4 4 4
9 4 4 4 4 4
10 4 4 4 4 4
11 3 3 4 4 4
12 4 4 4 4 4
13 4 4 4 4 4
14 4 4 4 4 4
15 4 4 4 4 4
16 4 4 4 4 4
17 4 4 4 4 4
18 4 4 4 4 4
19 4 4 4 4 4
20 4 4 4 4 4
21 4 4 4 4 4
22 4 4 3 3 4
23 4 4 4 4 4
24 4 4 4 4 4
25 4 4 4 4 4
26 4 4 4 4 4
27 4 4 4 4 4
28 4 4 4 4 4
29 4 4 4 4 4
30 4 4 4 4 4
31 4 4 4 4 4
32 4 4 4 4 4
33 4 4 4 4 4
34 4 4 4 4 4
35 4 4 4 4 4
36 4 3 3 4 4
37 4 4 4 4 4
38 4 4 4 4 4
39 4 4 4 4 4
40 4 4 4 4 4
Struktur Kelompok (Y1.2)
No F1.1 F1.2 F1.3 F1.4 F1.5
1 4 4 4 4 4
2 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4
6 4 4 4 4 4

40
7 4 4 4 4 4
8 4 4 4 4 4
9 4 4 4 4 4
10 4 4 4 4 4
11 4 4 4 4 4
12 4 4 4 4 4
13 4 4 4 4 4
14 4 4 4 4 4
15 4 4 4 4 4
16 4 4 4 4 4
17 4 4 4 4 4
18 4 4 4 4 4
19 4 4 4 4 4
20 4 4 4 4 4
21 4 3 4 4 4
22 4 1 3 4 4
23 4 2 4 4 4
24 4 1 4 4 4
25 4 1 4 4 4
26 4 1 4 4 4
27 4 1 4 4 4
28 4 1 4 4 4
29 4 1 4 4 4
30 4 1 4 4 4
31 4 1 4 4 4
32 4 1 4 4 4
33 4 1 4 4 4
34 4 1 4 4 4
35 4 1 4 4 4
36 3 1 4 4 4
37 4 1 4 4 4
38 4 1 4 4 4
39 4 1 4 4 4
40 4 1 4 4 4

Fungsi Tugas (Y1.3)


No G1.1 G1.2 G1.3 G1.4 G1.5 G1.6 G1.7
1 4 4 4 4 4 4 4
2 4 4 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 3 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4 4 4
6 4 4 4 4 4 4 4
7 4 4 4 4 4 4 4

41
8 4 4 4 4 4 4 4
9 4 4 4 4 4 4 4
10 4 4 4 4 4 4 4
11 3 4 4 4 4 4 4
12 4 3 4 4 3 4 4
13 4 3 3 4 4 4 4
14 4 4 4 4 4 4 4
15 4 4 4 4 3 4 4
16 4 4 4 4 4 4 4
17 4 4 4 4 4 4 4
18 4 4 4 4 4 4 4
19 4 4 4 4 4 4 4
20 4 4 4 4 4 4 4
21 4 4 4 4 4 4 4
22 3 4 3 4 3 4 4
23 4 4 4 4 4 4 4
24 4 4 4 4 4 4 4
25 4 4 4 4 4 4 4
26 4 4 4 4 4 4 4
27 4 4 4 4 4 4 4
28 4 4 4 4 4 4 4
29 4 4 4 4 4 4 4
30 4 4 4 4 4 4 4
31 4 4 4 4 4 4 4
32 4 4 4 4 4 4 4
33 4 4 4 4 4 4 4
34 4 4 4 4 4 4 4
35 4 4 3 4 4 4 4
36 3 4 3 4 3 4 4
37 4 4 4 4 4 4 4
38 4 4 4 4 4 4 4
39 4 4 4 4 4 4 4
40 4 4 4 4 4 4 4

Kekompakan (Y1.4)
No H1.1 H1.2 H1.3 H1.4 H1.5
1 4 4 4 4 4
2 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4
6 4 4 4 4 4
7 4 4 4 4 4
8 4 4 4 4 4

42
9 4 4 4 4 4
10 4 4 4 4 4
11 4 4 4 4 4
12 4 4 4 4 4
13 4 4 4 4 4
14 4 4 4 4 4
15 4 4 4 4 4
16 4 4 4 4 4
17 4 4 4 4 4
18 4 4 4 4 4
19 4 4 4 4 4
20 4 4 4 4 4
21 4 4 4 4 4
22 4 4 4 4 4
23 4 4 4 4 4
24 4 4 4 4 4
25 4 4 4 4 4
26 4 4 4 4 4
27 4 4 4 4 4
28 4 4 4 4 4
29 4 4 4 4 4
30 4 4 4 4 4
31 4 4 4 4 4
32 4 4 4 4 4
33 4 4 4 4 4
34 4 4 4 4 4
35 4 4 4 3 4
36 4 4 4 4 3
37 4 4 4 4 3
38 4 4 4 4 3
39 4 4 4 4 3
40 4 4 4 4 3

Suasana Kelompok (Y1.5)


No I1.1 I1.2 I1.3
1 4 4 4
2 4 4 4
3 2 4 4
4 4 4 4
5 4 4 4
6 4 4 4
7 4 4 4
8 4 4 4
9 4 4 4

43
10 4 4 4
11 4 4 4
12 4 4 4
13 4 4 4
14 4 4 4
15 2 4 4
16 4 4 4
17 4 4 4
18 4 4 4
19 4 4 4
20 4 4 4
21 4 4 4
22 4 4 4
23 4 4 4
24 4 4 4
25 4 4 4
26 4 4 4
27 4 4 4
28 4 4 4
29 4 4 4
30 4 4 4
31 4 4 4
32 4 4 4
33 4 4 4
34 4 4 4
35 4 4 4
36 4 4 4
37 4 4 4
38 4 4 4
39 4 4 4
40 4 4 4

Kefektifan (1.6)
No J1.1 J1.2 J1.3
1 4 4 4
2 4 4 4
3 4 4 4
4 4 4 4
5 4 4 4
6 4 4 4
7 4 4 4
8 4 4 4
9 4 4 4
10 4 4 4

44
11 4 4 4
12 4 4 4
13 4 4 4
14 4 4 4
15 4 4 4
16 4 4 4
17 4 4 4
18 4 4 4
19 4 4 3
20 4 4 4
21 4 4 4
22 4 4 4
23 4 4 4
24 4 4 4
25 4 4 4
26 4 4 4
27 4 4 4
28 4 4 4
29 4 4 4
30 4 4 4
31 4 4 4
32 4 4 4
33 4 4 4
34 4 4 4
35 4 4 4
36 4 4 4
37 4 4 4
38 4 4 4
39 4 4 4
40 4 4 4

45
Lampiran 4. Hasil Uji Analisis Linear Berganda Menggunakan SPSS

Model Summary

R Adjusted R Std. Error of the


Model R Square Square Estimate
1
0.700a 0.491 0.379 .07243

a. b. Predictors: (Constant), Umur, Tingkat Pendidikan, Pengalaman


Beternak, Motivasi Kelompok, Ketepatan Metode, Kesesuaian Materi,
Kompetensi Penyuluh, Intensitas Penyuluh

ANOVAa

Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 0.162 7 0.023 4.404 0.002b
Residual 0.168 32 0.005
Total 0.330 39
c. d. Dependent Variable: Y
e. Predictors: (Constant), Umur, Tingkat Pendidikan, Pengalaman Beternak, Motivasi
Kelompok, Ketepatan Metode, Kesesuaian Materi, Kompetensi Penyuluh, Intensitas
Penyuluh

Coefficientsa

Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.686 0.469 3.594 0.001
Umur 0.000 0.001 0.059 0.413 0.683
Tingkat
-0.010 0.013 -0.123 -0.834 0.410
pendidikan
Pengalama
0.038 0.018 0.303 2.113 0.042
n Beternak
Motivasi
0.067 0.021 0.454 3.254 0.003
Kelompok
Ketepatan
0.331 0.111 0.461 2.991 0.005
Metode
Kesesuaian
0.186 0.132 0.251 1.407 0.169
Materi
kompetensi
0.045 0.066 0.116 2.674 0.005
penyuluh
intesitas
0.058 0.059 0.099 0.974 0.338
penyuluh
a. Dependent Variable: Y

46
Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian

47
48
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Martina Ida Lawi, dilahirkan
Nangamboa Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende
pada tanggal 13 April 2002. Anak pertama dari dua
bersaudara. Penulis lahir dari pasangan Suami-Istri
Bapak Kanisius Dato dan Ibu Aderina Wea. Penulis
bertempat tinggal di Desa Ondorea Barat Kecamatan
Nangapanda Kabupaten Ende. Penulis memulai
Pendidikan Dasar di SDK Aloysius Nangamboa pada
tahun 2008 dan tamat pada tahun 2014 kemudian
melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di
SMPN 5 Nangapanda pada tahun 2015 dan selesai pada
tahun 2017. Pada tahun 2018 penulis melanjutkan
pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Nangapanda dan tamat pada
tahun 2020. Pada tahun 2020 penulis melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi
Negeri, tepatnya di Universitas Negeri Timor Fakultas Pertanian, Sains dan
Kesehatan Program Studi Peternakan. Penulis menyelesaikan kuliah Strata Satu
(S1) pada tahun 2024.
Motto: “Jangan takut untuk bermimpi, karena mimpi adalah tempat menanam
benih harapan dan memetakan cita-cita”

Kefamenanu, 2024

Martina Ida Lawi

49

Anda mungkin juga menyukai