Anda di halaman 1dari 17

TESIS

SEROPREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO


BRUCELLOSIS PADA SAPIDI DISTRIK BOBONARO
TIMOR-LESTE

MARIO FRANCISCO AMARAL


NIM 1492361011

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016

i
SEROPREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO
BRUCELLOSIS PADA SAPIDI DISTRIK BOBONARO
TIMOR-LESTE

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister


pada Program Magister, Program Studi Kedokteran Hewan,
Program Pascasarjana Universitas Udayana

MARIO FRANCISCO AMARAL


NIM 1492361011

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016

ii
Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI


PADA TANGGAL 02 Juni 2016

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. drh. Hapsari Mahatmi, M.P. Prof. Dr. drh. I Ketut Puja, M.Kes.
NIP.19600605 198702 2 001 NIP.19621231 198903 1 315

Mengetahui,

Ketua Program Studi Kedokteran Hewan Direktur


Program Pasca Sarjana Program Pascasarjana
Universitas Udayana, Universitas Udayana,

Prof. Dr. drh. I Ketut Puja, M. Kes. Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S (K)
NIP. 19621231 198903 1 315 NIP. 195902151985102001

iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS

Tesis Ini Telah Diuji pada


Tanggal 02 Juni 2016

Panitia Penguji Tesis, Berdasarkan SK Rektor


Universitas Udayana, No. 2399/UN14.4/HK/2016 Tanggal 30 Mei 2016

Ketua : Dr. drh. Hapsari Mahatmi, M.P.

Anggota :
1. Prof. Dr. drh. I Ketut Puja, M.Kes.
2. Prof. Dr. drh. Nyoman Sadra Dharmawan, M.S.
3. Prof. Dr. drh. I Ketut Berata, M.Si.
4. Dr. drh. Nyoman Adi Suratma, M.P.

iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Mario Francisco Amaral
NIM : 1492361011
Program Sudi : Kedokteran Hewan
Judul Tesis : Seroprevalensi dan Faktor Risiko Brucellosis pada Sapi di
Distrik Bobonaro Timor-Leste

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah tesis ini bebas dari plagiat.Apabila
dikemudian hari terbukti adanya plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 02 Juni 2016


Yang membuat pernyataan,

(Mario Francisco Amaral)

v
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan anugerahNya tesis ini dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini ijinkanlah saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Dr.drh. Hapsari Mahatmi, M.P. sebagai pembimbing I
dan Prof. Dr. drh. I Ketut Puja, M.Kes. sebagai pembimbing II dan juga selaku
ketua program studi pascasarjana Kedokteran Hewan yang dengan penuh
perhatian telah memberikan semangat, perhatian, kesabaran membimbing dan
saran selama penulis mengikuti program Magister, khususnya dalam penyelesaian
tesis ini. Terima kasih sebesar-besarnya pula penulis sampaikan kepada Prof. Dr.
drh. I Nyoman Sadra Dharmawan, M.S., Prof. Dr. drh I Ketut Berata, M.Si dan
Dr. drh. Nyoman Adi Suratma, M.P., yang sudah bersedia menguji dan memberi
masukan yang bersifat membangun dalam penulisan tesis ini.
Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana
Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp. PD-KEMD dan Direktur Pascsarjana Prof. Dr.
dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S (K), atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan
kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan program Magister pada
program pascasarjana, Universitas Udayana. Tidak lupa pula penulis ucapkan
terima kasih kepada ketua program studi Pascasarjana Kedokteran Hewan dan
Dekan Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana beserta civitas akademi
yang tidak saya sebutkan satu persatu yang telah membantu saya selama saya
menjadi mahasiswa pascasarjana.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada pemerintah Repùblica
Democrática de Timor-Leste melalui Ministerio da Agricultura e
Pescas,khususnya kepada Menteri dan Wakil Menteri Pertanian dan Perikanan
periode 2008-2015; Ir. Mariano ASSANAMI Sabino dan Ir. Marcos da Costa,
yang telah memberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan Magister
Kedokteran Hewan di Universitas Udayana, Bali, Indonesia. Pada kesempatan ini
pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Director Nasional da Quarentena
dan semua kepala departemen di Direccão Nacional da Quarantena e

vi
Biosegurança Timor-Leste beserta satafnya yang tidak saya sebutkan satu persatu,
yang telah mendukung saya baik secara langsung maupun tidak langsung. Terima
kasih khusus saya sampaikan kepada teman dan sahabat saya, Drh. Rui Daniel de
Carvalho, M.P; Nelson de Castro; Izalde Santana; Arnaldo dan Aleixo Soares
beserta staf teknik karantina dan kesehatan hewan di Distrik Bobonaro, yang telah
membantu saya dalam pengambilan sampel di lapangan. Terima kasih sebesar-
besarnya saya sampaikan kepada Chefe Departamento Laboratorium da
Veterinaria, Direcção Nacional da Veterinaria, Drh. Feliciano da Conceição
beserta stafnya yang telah membantu memeriksa serum sampel di Laboratoium
Diagnostico da Veterinaria (BSL2), Caicoli, Dili Timor-Leste;
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan
penghargaan yang tak terhingga kepada kedua orang tua saya almarhum/a ayah
Francisco Amaral dan Ibunda Domingas Ximenes Amaral yang telah berjasa
membesarkan, mendidik dan menyekolahkan penulis. Ucapan terima kasih yang
tulus juga sampaikan kepada saudara kandung saya Hermenegildo (Uatukai),
Celestino (Usakai), Eliseu (Raidi), almarhumaMerlinda (Balakai), Agostina
(Saheloi), Luis (Gamubere) dan Francisco (Januario) beserta keluarganya yang
selalu mendukung saya baik moril maupun materil. Terima kasih khusus saya
sampaikan juga kepada Bapak dan ibu mertua saya Marciano de Sousa dan
Marciana de Sousa (almarhuma) beserta saudara-saudari saya yakni Pedro de
Sousa, Judith de Sousa, Domingas de Sousa, Ema de Sousa, Julieta de Sousa dan
Sabino de Sousa beserta kelurganya, yang telah memberikan dukungan dan
perhatian kepada keluarga penulis yang ditinggalkan selama menempuh kuliah.
Akhirnya penulis sampaikan terima kasih yang sangat tulus kepada istri
tercinta Filomena de Sousa dan anak saya Rosario (Asiku), Rosaria (Abin), Angelo
(Apai) dan Angela (Amimi) yang selalu sabar mendukung, memberikan semangat,
kesempatan dan pengorbanan sehingga penulis lebih berkonsentrasi
menyelesaikan tesis ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu melipahkan rahmat dan
hidayahNya kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan
tesis ini.

vii
RIWAYAT HIDUP

Mario Francisco Amaral, lahir di Uai-Oli, Venilale, Baucau, Timor


Portugues pada tanggal 02 Juni 1973, anak dari pasangan Francisco Amaral
(almarhum) dan Domingas Ximenes Amaral (almarhuma). Penulis adalah anak
keenam dari delapan bersaudara. Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD
Katolik Venilale, Baucau, Timor-Timur (1981-1989); Sekolah Menengah Pertama
di SMP Katolik Preseminari Dom Filipe Rinaldi Venilale, Baucau,Timor-Timur
(1989-1992); Sekolah Menengah Atas di SMA Katolik Seminari Dom Bosco
Fatumaca dan tahun terakhir dilanjutkan di SMA katolik St. Antonio Baucau,
Timor-Timur (1992-1994).Penulis melanjutkan pendidikannya di Fakultas
Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta, Indonesia (1994-
2001); melalui jalur Pemilihan Bibit Unggul Daerah (PBUD). Menyelesaikan
Profesi Dokter Hewan pada tahun 2002 dan pada awal bulan Desember 2002
penulis kembali ke Dili, Timor-Leste. Tahun (2003-2008), penulis mengabdi atau
bekerja sebagai Konsultan Nasional Kesehatan Hewan (National Veterinary
Consultant) untuk Village Livestock Workers pada ProgramAgriculture
Rehabilitation Project I, II dan III dan juga bekerja sebagai pelatih (trainer) untuk
kesehatan hewan di Divição Pecuaria e Veterinaria, Ministério da Agricultura e
Pescas yang didanai oleh World Bank. Tahun (2008-2010), menjabat sebagai
Kepala Departemen Kesehatan Hewan di Direcção Nacional Pecuaria e
Veterinaria, Ministerio da Agricultura e Pescas dan tahun (2011-2013), menjabat
sebagai Kepala Departemen Laboratorium Quarentena di Direcção Nacional da
Quarentena e Biosegurança, MAP. Kemudian pada akhir tahun 2013,
dipercayakan oleh pemerintah Timor-Leste melalui Kementerian Pertanian dan
Perikanan untuk melanjukan pendidikan Magister Kedokteran Hewan di Program
Pascasarjana Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Denpasar, Bali, Indonesia.

viii
ABSTRAK

SEROPREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO BRUCELLOSIS PADA SAPI


DI DISTRIK BOBONARO TIMOR-LESTE

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seroprevalensi dan faktor risiko
seropositif brucellosis pada sapi di Distrik Bobonaro, Timor-Leste. Penelitian
dilakukan dengan menggunakan serum darah yang diperoleh dari 261 ekor sapi
yang diambil lewat vena jugularis secara purposif dari 6 subdistrik di Wiilayah
Bobonaro yaitu Atabae, Balibo, Bobonaro, Cailaco, Lolotoe dan Maliana. Metode
pemeriksaan terhadap adanya antibodi Brucellosis dilakukan dengan uji Indirect
Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (I-ELISA) sesuai dengan OIE Terrestrial
Manual 2009. Penelitian ini merupakan Cross sectional study.Hasil dari penelitian
ini menunjukkan seroprevalensi Brucellosis di Wilayah Distrik Bobonaro adalah
16,9% (44/261). Seroprevalensi masing-masing subdistrik adalah Atabae (15,0%),
Balibo (16,1%), Bobonaro (7,7%), Cailaco (27,0%), Lolotoe (12,0%) dan Maliana
(23,7%). Hasil analisa faktor risiko menunjukkan bahwa faktor risiko herd size
yang berasosiasi dengan seropositif Brucellosis.

Kata Kunci: Brucellosis, Faktor risiko, Seroprevalensi, Distrik Bobonaro

ix
ABSTRACT

SEROPREVALENCE AND RISK FACTOR OF BRUCELLOSIS IN


CATTLE IN BOBONARO DISTRICT OF TIMOR-LESTE

The objective of this study was to determine the seroprevalence and risk factors
for seropositivity of brucellosis in cattle in Bobonaro District of Timor-Leste.The
study was conducted using blood serum obtained from 261 cattle were taken
through the jugular veins with purposively from six sub-districts in Bobonaro
region, namely Atabae, Balibo, Bobonaro, Cailaco, Lolotoe and Maliana. Methods
of the examination of brucellosis antibody test performed by Indirect Enzyme-
Linked Immunosorbent Assay (I-ELISA) according to the OIE Terrestrial
Manual, 2009. This study was a cross sectional study. The results of this study
showed a seroprevalence of brucellosis in Bobonaro district area was 16.9%
(44/261).Seroprevalence in each subdistrict were Atabae (15.0%), Balibo (16.1%),
Bobonaro (7.7%), Cailaco (27.0%), Lolotoe (12.0%) and Maliana (23, 7%). The
results of the analysis of risk factors indicate that the risk factor of herd size was
associated with seropositive of brucellosis.

Key Wards: Brucellosis, Risk Factor, Seroprevalence, Bobonaro District

x
RINGKASAN

Brucellosis merupakan penyakit zoonosisstrategisyang dapat menyerangsapi,


babi dan berbagai jenis ternak lainnya bahkan hewan kesayangan (pets
animal)serta manusia. Dampak yang ditimbulkan sangat luas baik dari segi
kesehatan masyarakat maupun ekonomi.Penyakit ini merupakan penyakit
bermasalah di berbagai negara, khususnya di negara dunia ketiga, benua Afrika,
Asia dan sebagian Amerika Latin dan India.
Faktor utama penyebaran Brucellosis adalah masih rendahnya perhatian
pemerintah terhadap pendidikan, sanitasi, dan sistem pemeliharaan ternak yang
masih sangat tradisional serta tidak berjalannya kontrol penyakit akibat kurangnya
dana yang tersedia.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seroprevalensi dan faktor
risiko seropositif Brucellosispada sapi di Distrik Bobonaro Timor-Leste. Manfaat
penelitian ini untuk mendapatkan data base seroprevalensi dan faktor risiko
seropositif Brucellosis yang nantinya berguna bagi pemerintah atau kementerian
terkait dalam menyusun kebijakan dan strategi pencegahan, pengendalian dan
pemberantasan Brucellosis.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan serum darah yang diperoleh dari
261 ekor sapi yang diambil lewat vena jugularis secara purposif dalam kajian
Cross sectional study dari 6 subdistrik di Wilayah Bobonaro yaitu Atabae, Balibo,
Bobonaro, Cailaco, Lolotoe dan Maliana. Metode pemeriksaan terhadap adanya
antibodi Brucellosis dilakukan dengan uji Indirect Enzyme-Linked Immunosorbent
Assay (I-ELISA) sesuai dengan OIE Terrestrial Manual 2009. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan seroprevalensi Brucellosis di Wilayah Distrik Bobonaro adalah
16,9% (44/261). Seroprevalensi masing-masing subdistrik adalah Atabae (15,0%),
Balibo (16,1%), Bobonaro (7,7%), Cailaco (27,0%), Lolotoe (12,0%) dan Maliana
(23,7%). Hasil analisa faktor risiko menunjukkan bahwa faktor risiko herd size
yang berasosiasi dengan seropositif Brucellosis.

xi
DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM …………………………………………………. i


PRASYARAT GELAR MAGISTER ………………………………. ii
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………… iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ..……………………………… iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ………………........... v
UCAPAN TERIMA KASIH ………………………………………... vi
RIWAYAT HIDUP …………………………………………………. viii
ABSTRAK …………………………………………………………… ix
ABSTRACT …………………………………………………………. x
RINGKASAN ……………………………………………………….. xi
DAFTAR ISI ………………………………………………………. ... xii
DAFTAR TABEL ………………………………………………....... xv
DAFTAR GAMBAR ……………. ………………………………… xvi
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………… xvii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………. ... 1
1. 1 Latar Belakang ………………………………………………. 1
1. 2 Rumusan Masalah ………………………………………........ 3
1. 3 Tujuan Penelitian …………………………………………..... 3
1. 4 Manfaat Penelitian ………………………………………....... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………...... 5


2. 1 Distrik Bobonaro …………………………………………….. 5
2. 2 Sapi Bali ……………………………………………………… 6
2. 3 Brucellosis …………………………………………………… 7
2. 4 Epidemiologi Brucellosis ……………………………………. 8
2. 5 Diagnosa Brucellosis ………………………………………… 9

xii
BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN … 10
3. 1 Kerangka Berpikir ……………………………………………. 10
3. 2 Konsep Penelitian …………………………………………….. 13
3. 3 Kerangka Konsep Penelitian …….…………………………… 14

BAB IV METODE PENELITIAN ………………………………….... 15


4. 1 Rancangan Penelitian ………………………………………… 15
4. 2 Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………………. 15
4. 3 Ruang Lingkup Penelitian …………………………………..... 15
4. 4 Penentuan Sumber Data .. …………………………………..... 16
4. 5 Variabel Penelitian ……………………………………………. 17
4. 6 Bahan Penelitian ……………………………………………… 17
4. 7 Instrumen Penelitian ………………………………………….. 17
4. 8 Prosedur Penelitian …………………………………………… 18
4. 8. 1 Pengambilan Darah …………………………………… 18
4. 8. 2 Pemisahan Serum ……………………………………... 18
4. 8. 3 Uji ELISA …………………………………………….. 19
4. 8. 4 Prosedur Uji ELISA …………………………………... 19
4. 8 Analisa Data …………………………………………………. 21

BAB V HASIL PENELITIAN ………………………………………... 22


5. 1 Hasil Pemeriksaan Serologis Brucellosis Pada Sapi di Wilayah
Bobonaro ..……........................................................................ 22
5. 2 Hasil Analisis Faktor Risiko Brucellosis .…………………….. 22

BAB VI PEMBAHASAN …………………………………………….. 27


6. 1 Seroprevalensi Brucellosis ……………………………………. 27
6. 2 Faktor Risiko Kejadian Brucellosis Pada Sapi di Distrik Bobonaro 27
6. 2. 1 Faktor Risiko Lokasi Pemeliharaan ……………………. 27
6. 2. 2 Faktor Risiko Herd Size ………………………………... 28
6. 2. 3 Faktor Risiko Jenis Kelamin ……………………………. 29

xiii
6. 2. 4 Faktor Risiko Umur Sapi ……………………………….. 30
6. 2. 5 Faktor Risiko Sistem Pemeliharaan …………………….. 31
6. 2. 6 Faktor Risiko Sumber Air Minum …………………….... 32
6. 2. 7 Faktor Risko Pemeliharaan Hewan Lain ………………... 33

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………. 35


7. 1 Kesimpulan ……………………………………………………. 35
7. 2 Saran …………………………………………………………… 35
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………...... 36
LAMPIRAN …………………………………………………………..... 39

xiv
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4. 1 Jumlah sampel sapi setiap subdistrik di wilayah Bobonaro yang


diperiksa dengan metode ELISA ............................................... 17
Tabel 5. 1 Hasil pengujian ELISA Brucellosis pada sapi di Distrik
Bobonaro ……………………………………………………. ... 22
Tabel 5. 2 Seroprevalensi Brucellosis berdasarkan lokasi pemeliharaan di
EnamSubdistrik ……………………………………………… .. 23
....................................................................................................
Tabel 5. 3 Seroprevalensi Brucellosis berdasarkan jumlah kelompok sapi
(Herd size)………………………………………………........... 24
Tabel 5. 4 Seroprevalensi Brucellosis berdasarkan Jenis kelamin sapi ....... 24
Tabel 5. 5 Seroprevalensi Brucellosis berdasarkan umur sapi .................... 25
Tabel 5. 6 Seroprevalensi Brucellosis berdasarkan sistem pemeliharaan .... 25
Tabel 5. 7 Seroprevalensi Brucellosis berdasarkan sumber air minum ....... 26
Tabel 5. 8 Seroprevalensi Brucellosis berdasarkan pelihara hewan lain ..... 26

xv
DAFTARGAMBAR

Halaman
Gambar 2. 1 Peta wilayah Distrik Bobonaro ……………………… 5
Gambar 3. 1 Kerangka konsep penelitian ………………….. …....... 14

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1.Kuisioner Analisis faktor-faktor risiko pada sapi di
Wilayah Distrik Bobonaro Timor-Leste (RDTL) ……........... 39
Lampiran 2. Foto pengambilan sampel,wawancara dan uji laboratorium .. 41
Lampiran 3. Hasil ELISA Reader pada Microplate …………………........ 42

xvii

Anda mungkin juga menyukai