Anda di halaman 1dari 80

PERAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN

PRODUKTIVITAS HASIL PERTANIAN PADI SAWAH


DESA RERANG KECAMATAN DAMPELAS
KABUPATEN DONGGALA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu


(1) Pada Jurusan Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Tadulako

Oleh:

MOH. ASRI
C101 15 053

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2022
HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : MOH. ASRI

Stambuk : C 101 15 053

Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Judul Skripsi : Peran Kelompok Tani Dalam Meningkatkan


Produktivitas Hasil Pertanian Padi Sawah Desa Rerang
Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala

Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan yang saya buat, merupakan

hasil karya saya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian hari

penulisan skripsi ini merupakan hasil penjiplakan (plagiat) dari karya orang lain,

maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima

sanksi berdasarkan aturan tata tertib yang berlaku di Universitas Tadulako.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar.

Penulis,

MOH. ASRI
NIM. C 101 15 053

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI

PERAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN


PRODUKTIVITAS HASIL PERTANIAN PADI SAWAH DESA
RERANG KECAMATAN DAMPELAS KABUPATEN
DONGGALA

Mengetahui,

Ketua Jurusan IESP


Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNTAD Penulis

Dr. Yunus Sading, S.E., M.Si MOH. ASRI


NIP. 19650905 199203 1 006 NIM. C10115053

Disetujui Oleh

Pembimbing Utama

Dr. Armin Muis, SE.,M.P Tanggal…………………….


NIP. 19600811 198603 1 003

Pembimbing Pendamping

Risman, S.E., M.P Tanggal…………………….


NIP. 19591205 198903 1 002

iii
HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

PERAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN


PRODUKTIVITAS HASIL PERTANIAN PADI SAWAH DESA
RERANG KECAMATAN DAMPELAS KABUPATEN
DONGGALA

Diterima Oleh Panitia Ujian Skripsi


Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako
Pada Tanggal … Bulan … Tahun …

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Tadulako

Dr. M. Ikbal A, S.E., M.Si., Ak., CA


NIP. 19690422 199802 1 001

Susunan Dewan Penguji

Ketua : Dr.Yunus Sading, S.E., M.Si …....................

Sekretaris : Nurnaningsih, S.E., M.E …....................

Anggota : Dr. Laendatu Paembonan, S.E., M.Si....................

Pembimbing Utama : Dr. Armin Muis, S.E., M.P .......................

Pembimbing Pendamping : Risman, S.E., M.P

iv
Peran Kelompok Tani dalam Meningkatkan Produktivitas Hasil Pertanian
Padi Sawah Desa Rerang Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala

Moh. Asri1; Armin Muis2 ; Risman3.


Jurusan Ilmu Ekonomi dan studi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako

ABSTRAK

Tujuan dari peneltian ini adalah untuk mengetahui peran kelompok tani
dalam meningkatkan produktivitas hasil pertanian padai sawah di desa Rerang
Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggal. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode deskriptif. Data yang digunakan data primer dan sekunder. Alat
analisis yang digunakan analisis secara kualitatif. Hasil penelitian bahwa peran
kelompok tani di desa Rerang Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala sangat
berperan dalam meningkatkan produktivitas petani padi sawah. Hal ini disebabkan
karena sebagaian besar petani merasakan adanya peningkatan produktivitas
sebesar 3-50 karung. Sementara sebagaian kecil petani tidak mengalami
peningkatan produktivitas tani. Adapun perubahan-perubahan yang di rasakan
oleh petani yaitu, cara penggunaan benih dengan benar, penggunaan pupuk, alat
bajak semakin modern. Selain itu terdapat fasilitas bantuan berupah mesin bajak,
mesin tanam dan mesin panen. Hail ini cukup dirasakan keberadaannya oleh
petani sehingga mampu meningkatan produktivitas padi sawah .

Kata Kunci: Peranan, Kelompok tani, Produktivitas

v
The Role Of Farmers In Increasing the Productivity Of Rice Agricultural
Products In Rerang Village Village Dampelas Sub-District Donggala District

Moh. Asri1; Armin Muis2 ; Risman3.


Jurusan Ilmu Ekonomi dan studi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako

ABSTRACT

The purpose of this research is to determine the role of farmer groups in


increasing the productivity of agricultural products in rice fields in Rerang
village, Dampelas District, Donggal Regency. The research method used is the
descriptive method. The data used is primary and secondary data. Analytical used
is primary and secondary data. Analytical tools that analyze qualitatively. The
results of the study that the role of farmer groups in Rerang village, Dampelas
District, Donggala Regency, played a very important role in increasing the
productivity of paddy rice farmers. This is because most farmers feel an increase
in productivity by 3-50 sacks. Meanwhile, a small number of farmers did not
experience an increase in farm productivity. As for the changes felt by farmers,
namely, how to use seeds correctly, the use of fertilizers, plows are increasingly
modern. In addition, there are assistance facilities in the form of plowing
machines, planting machines and harvesting machines. Hail is quite felt by
farmers so that it is able to increase the productivity of paddy rice.

Keywords: Role, Farmer group, Productivity

vi
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah Rabbil Alamin, segala puji syukur atas kehadiran Allah SWT

yang senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya yang diberikan kepada

penulis masih diberi kesehatan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat

dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan yang

senantiasa mengikuti beliau akhir zaman kelak, Insya Allah termasuk kita di

dalamnya.

Penyusunan skripsi ini sebagai tugas akhir dan syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi di Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako. Selama penulisan skripsi ini

penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua

orang tua tercinta “Ayahanda Jedding dan “Ibunda Maraulng” serta kepada

saudara tercinta Sumarni (kakak), Asdir, S.Sos (kakak), Nur Asya, A.Md.Keb

(kakak) dan Moh. Agus (kakak), yang selalu mendoakan, memberikan

semangat, dan memfasilitasi penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Tak cukup rasanya terucap terima kasih atas limpahan cinta dan kasih sayang

yang kalian berikan, dukungan, moral, materil, dan teladan serta didikan kepada

penulis dan kemuliaan doa-doa kalian berikan yang tak henti di haturkan untuk

kebaikan penulis.

Penulis menyadari bahwa penyusunan ini tidak akan selesai tanpa adanya

bantuan dari berbagai pihak yang selalu membimbing serta mendukung penulis

vii
secara moril dan materil. Maka dari itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Mahfudz, M.P, sebagai Rektor Universitas Tadulako

yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk

menimba ilmu di Universitas Tadulako.

2. Bapak Dr. M. Ikbal A. S.E., M.Si., Ak sebagai Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Tadulako serta seluruh Wakil Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako.

3. Bapak Dr. Yunus Sading, S.E., M.Si, sebagai Ketua Program Studi Ilmu

Ekonomi dan Studi Pembangunan dan ibu Dr. Laendatu Paembonan, S.E.,

M.Si sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako.

4. Ibu Dr. Nudiatulhuda Mangun, S.E., M.Si selaku Dosen Wali yang sejak

awal penulis masuk kelingkungan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako beliaulah yang

memberikan arahan-arahan dan masukan kepada penulis.

5. Bapak Dr. Armin Muis, S.E., M.P sebagai Dosen Pembimbing Utama dan

bapak Risman, S.E., M.P. Sebagai Dosen Pembimbing Pendamping yang

telah meluangkan waktunya memberikan motivasi dan arahan selama proses

bimbingan skripsi dari awal hingga akhir studi.

6. Bapak Dr. Yunus Sading, S.E., M.Si sebagai ketua penguji, ibu

Nurnaningsih, S.E., M.E sebagai sekretaris penguji, dan ibu Dr. Laendatu

Paembonan, S.E., M.Si sebagai penguji utama yang telah memberikan

viii
dukungan, saran, arahan, dan nasehat bijak yang begitu bermanfaat dalam

penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen yang ada dalam lingkungan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Tadulako yang telah banyak membekali penulis dengan

berbagai ilmu dan pengetahuan selama proses perkuliahan, serta staf pegawai

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako.

8. Bapak Rusti Ali Udu sebagai Kepala Desa Rerang, bapak Kisman sebagai

Sekretaris Desa, dan para petani yang ada di Desa Rerang Kecamatan

Dampelas Kabupaten Donggala. Terima kasih banyak telah meluangkan

waktunya untuk melakukan wawancara dengan penulis dan senantiasa

membantu penulis untuk memberikan kelengkapan data yang diperlukan

penulis.

9. Semua teman-teman seperjuangan yang telah membantu serta memberikan

semangat dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, mengingat terbatasnya

pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh sebab itu, saran dan kritik dari

pembaca yang sehat dan membangun akan penulis terima dengan senang hati.

Akhir kata, penulis berharap skripsi ini memenuhi kriteria dalam kelulusan serta

bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi pembaca.

Palu, 7 Desember 2022


Penulis

MOH. ASRI
NIM. C10115053

ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 5
1.3. Tujuan Penelitian 5
1.4. Manfaat Penelitian 5
1.5. Sistematika Penilisan 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
2.1 Landasan Teori 7
2.1.1 Pengertian Peran 7
2.1.2 Pengertian Kelompok Tani 9
2.1.3 Peran Kelompok Tani 12
2.1.4 Fungsi Kelompok Tani 13
2.1.5 Pengertian Tenaga Kerja 14
2.1.6 Pengertian Produktivitas 15
2.1.7 Konsep Produktiitas Tenaga Kerja 16
2.1.8 Pengukuran Produktivitas 17
2.1.9 Pengertian Pendapatan 18
2.1.9.1 Produksi 20
2.1.9.2 Biaya 22
2.1.9.3 Penerimaan 23
2.2 penelitian Terdahulu 23
2.3 Kerangka Pemikiran 31
BAB III METODE PENELITIAN 33
3.1 Tipe Penelitian 33
3.2 Lokasi Penelitian 34
3.3 Populasi dan Responden 34
3.3.1 Populasi 34
3.3.2 Responden 35
3.4 Jenis dan Sumber Data 35
3.5 Teknik Pengumpulan Data 36
3.6 Metode Analisis Data 37
3.7 Definisi Operasional 37

x
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
I.
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 37
IV.1.1 Keadaan Geografis 37
IV.1.2 Keadaan Penduduk 44
IV.2 Hasil Penelitian Dan Pembahasan 42
4.2.1 Profil Identitas Responden 43
4.2.2 Peran Kelompok Tani Dalam Meningkatkan Produktivitas
Padi Sawah Di Desa Rerang Kecamatan Dampelas
Kabupaten Donggala 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


II.
5.1 Kesimpulan 59
5.2 Saran 59

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 29
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Berdasarakan Jenis Kelamin 38
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan 38
Tabel 4.3 Jumlah Sarana Pendidikan 39
Tabel 4.4 Jenis Lahan Berdasarkan Luas Lahan Pertanian 40
Tabel 4.5 Jumlah Prasarana Tempat Ibadah 40
Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan 40
Tabel 4.7 Umur Petani Yang Menjadi Sumber Informan 42
Tabel 4.8 Tingkat Pendidikan Petani Yang Dijadikan Informan 43
Tabel 4.9 Perubahan Dalam Mengelola Sawah Dari Adanya Kelompok Tani 47
Tabel 4.10 Fasilitas Bantuan Yang Diberikan Kelompok Tani Kepada Petani 51
Tabel 4.11 Hasil Produksi Padi Sawah Petani Sebelum Dan Sesudah
Berkelompok 56
Tabel 4.12 Jumlah Produksi Sebelum Dan Sesudah Masuk Kelompok Tani 56

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran 32

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang wilayahnya agraris, dimana bidang

pertanian memegang peranan yang sangat penting dari keseluruhan perekonomian

Nasional. Setiap masyarakaat hidup dalam bentuk dan dikuasai oleh lembaga-

lembaga. Lembaga-lembaga yang ada dalam sektor pertanian dan pedesaaan

sudah mengalami berbagai zaman. Sehingga banyak lembaga yang sudah lenyap

tetapi timbul juga lembaga-lembaga baru yang sesuai dengan iklim pembangunan

pertanian yang ada di Indonesia (Mubyarto,1994).

Menurut Mosher, (1967) bahwa salah saatu syarat memperlancar

pembangunan pertanian adalah adanya kegiatan kerjasama kelompok tani. Oleh

sebab itu, sejak pelaksanaan REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun) 1

(1969-1974) di indonesia mulai dikembangkan pembentukan kelompok tani.

Pembinaan kelompok usahatani melalui kelompok tani tidak lain adalah sebagai

upaya percepatan sasaran. Jumlah petani di Indonesia cukup besar dan tersebar

luas dipedesaan, sehingga dalam pembinaan kelompok diharapkan timbulnya

cakrawala dan wawasan kebersamaan memecahkan dan merubah citra usaha tani

sekarang menjadi usaha tani masa depan yang cerah dan tetap tegar. Adapun

tujuan dibentuknya kelompok tani agar lebih meningkatkan dan mengembangkan

kemampuan petani dan keluarganya sebagai subjek pembangunan. Kelompok tani

merupakan himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama sehingga

1
2

terdapat hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi serta memiliki

kesadaran untuk saling tolong menolong (Iver dan Page, 1961).

Peningkatan dan pengembangan yang dimaksud yaitu dalam diri seseorang

harus terdapat kemauan untuk melakukaan tindakan nyata yang sistematis dan

bertahap agar dapat dan mampu melakukan tindakan nyata yang sistematis ini,

diperlukan adanya perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap seseorang

secara terus menerus.

Petani sebagai pelaku utama dalam kegitan produksi pertanian serta bagian

dari masyarakat Indonesia yang perlu ditingkatkan kesejahteraan dan

kecerdasannya, salah satu upaya peningkatan kecerdasan tersebut dilaksanakan

melalui kegiatan pembentukan kelompok tani. Melalui adanya penyuluhan

diharapkan semua informasi pertanian yang berkembang dapat diserap dan di

terima oleh kelompok tani, semakin banyak informasi nyang dimanfaatkan oleh

petani maka semakin efektif penyuluhan tersebut, sehingga dapat memberikan

dampak yang baik terhadap kinerja dan pendapatan kelompok tani (Ban dan

Hawkins,1999).

Untuk memperoleh kinerja yang baik tentu sangat membutuhkan pembinaan

dan bimbingan dari orang-orang yang memiliki kemampuan managerial dan

keahlian (penyuluh) dibidang pertanian sehingga para petani dapat melihat,

memanfaatkan, dan mendapatkan pengetahuan, sikap dan motivasi yang tinggi

dalam kegiatan pertanian sehingga dapat memberikan dampak yang posiif bagi

produksi serta kesejahteraan para kelompok tani. Upaya peningkatan

pembangunanan ketahanan pangan, peran kelembagaan kelompok tani di


3

pedesaan sangat besar dalam mendukung dan melaksanakan berbagai program

yang sedang dan akan dilakukan. Program pemberdayaan kelompok tani yang

dilakukan harus dapat meningkatkan kemampuan kelompok tani dalam hal (1)

Memahami kekuatan (potensi) dan kelemahan kelompok, (2) Memperhitungkan

peluang dan tantangan yang dihadapi, pada saat ini dan yang akan datang. (3)

Memilih berbagai alternatif yang ada untuk mengatasi masalah yang dihadapi. (4)

Menyelenggarakan kehidupan kelompok dan bermasyarakat yang serasi dengan

lingkungannya secara berkesinambungan.

Desa Rerang merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan

Dampelas Kabupaten Donggala, dari 13 (tiga belas) desa yang ada di Kecamatan

Dampelas, Desa Rerang merupakan desa yang terluas, dengan luas wilayah

128,78 Km2 dengan populasi penduduk sebesar 2.937 jiwa dan jumlah KK sebesar

807 KK, Hal ini dapat dilihat dengan luas lahan sawah yang ada di Kecamatan

Dampelas 2.292,99 (Ha) sedangkan luas lahan sawah yang ada di Desa Rerang

mencapai 250 (Ha), (BPS, Kab. Donggala 2020), yang sebagian besar

penduduknya bermata pencaharian sebagai petani yang mengusahakan padi sawah

di Desa Rerang Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala. Desa Rerang

merupakan salah satu Desa yang cukup berhasil dalam mengembangkan sektor

pertanian dan sangat potensial untuk menjadi daerah Agribisnis. Desa Rerang juga

memiliki kelompok tani yang dimana jumlah kelompok tani ini berjumlah 9

(sembilan) kelompok tani yang masing-masing jumlah kelompok ini

beranggotakan 25 orang.
4

Oleh karena itu, dengan lahan sawah yang cukup luas, keberhasilan

pembangunan pertanian di desa ini sangat mungkin menentukan perekonomian

dan kesejahteraan masyrakat Desa Rerang Kecamatan Dampelas. Hal ini hanya

dapat dicapai apabila pelaku utama memiliki kemampuan magerial, pengetahuan

serta keahlian dibidang pertanian sehingga sektor pertanian tanaman pangan padi

ini mampu membangun usaha dari hulu sampai dengan hilir yang berdaya saing

tinggi dan mampu berperan untuk kesejahtraan petani.

Peran kelompok tani untuk meningkatkan usaha taninya harus di dukung

dengan penyuluhan petani kepada kelompok tani agar dapat mendapatkan

informasi pengetahuan, inovasi serta sikap dalam kegiatan pertanian sehingga

mampu meningkatkan usaha taninya dalam memanfaatkan sumber daya lahan

sesuai fungsinya, karena dengan lahan yang cukup luas dan dimanfaatkan dengan

baik khusunya tanaman pangan padi sawah serta di dukung oleh peran

penyuluhan yang memiliki keahlian di bidang pertanian tentu akan meningkatkan

kerja dan produksi kelompok tani di Desa Rerang Kecamatan Dampelas

Kabupaten Donggala.

Berdasarkan pengamatan yang di lakukan peneliti di desa rerang yaitu: tidak

meratanya hasil pertanian, dikarenakan rendahnya kinerja kelompok tani yang

ada, antara lain kurangnya peran pengurus kelompok tani, kurangnya pembinaan

aparat penyuluh bahkan kelompok tani hanya aktif pada saat-saat tertentu seperti

ketika ada pendistribusian bantuan pupuk bersubsidi atau bantuan bantuan lain.
5

Berdasarkan gambaran diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian

tentang “Peran Kelompok Tani Dalam Meningkatkan Produktivitas Hasil

Pertanian Padi Sawah Di Desa Rerang Kabupaten Donggala”

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

Bagaimana peran kelompok tani dalam meningkatkan produktivitas hasil

pertanian padi sawah di Desa Rerang Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui apa peran kelompok tani dan apakah peran kelompok

tani sudah berjalan sesuai fungsinya dalam meningkatkan produktivitas hasil

pertanian padi sawah di Desa Rerang Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu pengetahuan, diharapkan dapat dijadikan dasar acuan bagi

pembangunan penelitian selanjutnya dan pengembangan ilmu pengetahuan

di waktu yang akan datang.

2. Bagi petani, yaitu sebagai manusia dan informasi sehingga dapat membantu

dalam menghadapi masalah sehubungan dengan pengembangan kelompok

tani dalam mendukung produktivitas dalam ushatani padi sawah.

3. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi para pengambil kebijakan

dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan masalah kelompok tani dalam

rangka pembinaan dan pengembangan kelompok tani di pedesaan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Peran

”Peran berarti perilaku, bertindak. Menurut KBBI peran ialah


perangkat tingkah laku yang di harapkan dimiliki oleh orang yang
berkedudukan di masyarakat (Harahap, dkk, 2007), sedangkan makna
peran yang di jelaskan dalam status, kedudukan dan peran dalam
masyarakat, dapat dijelaskan dalam beberapa cara, yaitu pertama
penjelasan histories. Menurut penjelasan histories, konsep peran
semula di pinjam dari kalangan yang memiliki hubungan erat dengan
drama atau teater yang hidup subur pada zaman yunani kuno atau
romawi. Dalam hal ini, peran berarti karakter yang disandang atau
dibawakan oleh seorang aktor dalam sebuah pentas dengan lakon
tertentu. Kedua, pengertian peran menurut ilmu sosial. Peran dalam
ilmu sosial berarti suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika
menduduki jabatan tertentu, seseorang dapat memainkan fungsinya
karena posisi yang didudukinya tersebut (Djamarah, 1997).”
Menurut Dewi, (2009) “Peran adalah konsep tentang apa yang harus

dilakukan oleh individu dalam masyarakat dan meliputi tuntutan-tuntutan perilaku

dalam masyarakat terhadap seseorang dan merupakan perilaku individu yang

penting bagi struktur sosial masyarakat”.

Pengertian peran menurut Soerjono, (2006), yaitu merupakan aspek dinamis

kedudukan (status) apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai

dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. Dari hal diatas lebih

lanjut kita lihat pendapat lain tentang peran yang tlah ditetapkan sebelumnya

disebut sebagai peranan normatif. Sebagian peran normatif dalam hubungannya

dengan tugas dan kewajiban dinas perhubungan dalam penegakan hukum

mempunyai arti penegakan hukum secara total enforcemen, yaitu penegakan

hukum secara penuh. Sedangkan peranan merupakan aspek dinamis kedudukan

6
7

(status) apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan

kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan.

Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status) yang dimiliki

oleh seseorang, sedangkan status merupakan sekumpulan hak dan kewajiban yang

dimiliki seseorang apabila seseorang melakukan hak-hak dan kewajiban-

kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu fungsi.

Hakekatnya peran juga dapat dirumuskan sebagai suatu rangkaian perilaku

tertentu yang ditimbulkan oleh suatu jabatan tertentu. Kepribadian seseorang juga

mempengaruhi bagaimana peran itu harus dijalankan. Peran yang dimainkan

hakekatnya tidak ada perbedaan, baik yang dimainkan/diperankan pimpinan

tingkat atas, menengah maupun bawah, akan mempunyai peran yang sama. Peran

merupakan tindakan atau perilaku yang dilakuakn oleh seseorang yang menempati

suatu posisi didalam status sosial, syarat-syarat peran mencakup 3 (tiga) hal,

yaitu: (Soerjono, 2006)

1. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat

seseorang dalam masyarakat. Peran dalam arti ini merupakan rangkaian

peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan

kemasyarakatan.

2. Peran merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh

individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi

struktur sosial masyarakat.


8

Peran adalah suatu rangkaian yang teratur yang ditimbulkan karena suatu

jabatan. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kecendrungan untuk hidup

berkelompok. Dalam kehidupan berkelompok tadi akan terjadi interaksi antara

anggota masyarakat yang satu dengan anggota masyarakat yang lainnya.

Tumbuhnya interaksi diantara mereka ada saling ketergantungan. Dalam

kehidupan bermasyarakat itu muncullah apa yang dinamakan peran (role). Peran

merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan seseorang, apabila seseorang

melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka

orang yang bersangkutan menjalankan suatu peranan. Untuk memberikan

pemahaman yang lebih jelas ada baiknya terlebih dahulu kita pahami tentang

pengertian peran (Mifta,1997).

Dari beberapa pengertian di atas, saya menyimpulkan peran dapat di artikan

sebagai suatu sikap atau perilaku yang diharapkan oleh banyak orang atau

sekelompok orang terhadap seseorang yang memiliki status atau kedudukan

tertentu.

2.1.2 Pengertian Kelompok Tani

Kelompok tani pada dasarnya adalah organisasi non formal di pedesaan

yang tumbuh dan berkembang secara bersama-sama dan dibentuk atas dasar

kesamaan, kepentingan dan kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, dan

sumber daya).

Kelompok tani secara tidak langsung dapat dipergunakan sebagai salah satu

usaha untuk meningkatkan produktifitas usaha tani melalui pengelolahan usaha

tani secara bersamaan. Kelompok tani juga digunakan sebagai media belajar
9

organisasi dan kerjasama antar petani. Dengan adanya kelompok tani, para petani

dapat bersama-sama memecahkan permasalahan yang antara lain berupa

pemenuhan sarana produksi pertanian, teknis produksi dan pemasaran hasil.

Kelompok tani sebagai wadah organisasi dan bekerja sama antar anggota

mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat tani, sebab

segala kegiatan dan permasalahan dalam berusaha tani dilakukan oleh kelompok

secara bersamaan. Melihat potensi tersebut, maka kelompok tani perlu dibina dan

diberdayakan lebih lanjut agar berkembang secara optimal. Kelompok tani adalah

kumpulan petani yang tumbuh berdasarkan keakraban, keserasian dan kesamaan

kepentingan dalam memanfaatkan sumber daya pertanian untuk bekerja sama

meningkatkan produktivitas usaha tani dan kesejahtraan anggotanya (Aris, 2012).

Kelompok tani adalah sekumpulan orang-orang tani atau petani, yang terdiri

atas petani dewasa pria atau wanita maupun petani taruna atau pemuda tani yang

terikat secara informal dalam satu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan

kebutuhan bersama serta berada dilingkungan pengaruh dan pimpinan seorang

kontak tani (Setiana, 2005).

Menurut Mardikanto, (1993) Kelompok tani di artikan sebagai kumpulan

orang-orang tani-terna atau petani-peternak, yang terdiri atas pria dewasa

(pria/wanita) maupun petani taruna (pemuda/pemudi), yang terikat secara

informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan

bersama serta berada dilingkungan pengaruh petani atas dasar kesadaran sendiri

dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan penyuluh pertanian bagi kelompok.


10

Menurut Azizturindra (2009), kelompok tani menurut tingkat keaktifannya

dibagi menjadi tiga yaitu:

1. Petani Tradisional adalah petani yang menjalankan usahataninya dengan

pasrah belum memiliki pemahaman yang positif terhadap pembahruan. Ciri-

ciri petani tradisional adalah berusaha bertani secara pasrah, dan terkesan

seadanya, belum memiliki sifat positif untuk pemahaman dalam orientasi

bertani.

2. Petani Maju adalah petani yang memiliki sifat pembaharuan dan memiliki

nilai-nilai positif untuk maju dan selalu berusaha untuk menerapkan

teknologi yang baru dan berupaya menerapkan teknologi yang maju.

3. Petani Pemimpin adalah petani yang memiliki responsibility terhadap

masyarakat, untuk maju bersama masyarakat membangun daerahnya dan

daerah lain. Petani pemimpin merupakan petani maju yang telah memiliki

rasa tanggung jawab, sosial, administrasi dan memiliki inisiatif

kemasyarakatan. Mereka akan menjadi penggerak bagi sesama petani dan

unsur pembangunan lain dan pembangunan di daerahnya.

Penulis menyimpulkan pengertian kelompok tani adalah gabungan dari

beberapa orang petani atau perernak yang menghimpun diri dalam suatu

kelompok karena memiliki kerserasian dalam tujuan, motif dan minta. Yang mana

kelompok ini bertujuan sebagai wadah komunikasi antar petani.

2.1.3 Peran Kelompok Tani

Berdasarkan peraturan menteri pertanian. Nomor.67/Permentan/SM.050/1

2/2016 dalam upaya peningkatan kemampuan kelompok tani dalam melaksanakan


11

perannya sebagai berikut: (a) Kelas belajar, kelompok tani merupakan wadah

belajar mengajar bagi anggotanya guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan

dalam berusaha tani. (b) Wahana Kerjasama, kelompok tani merupakan tempat

untuk memperkuat kerjasama diantara sesama petani dalam kelompok tani dan

antar kelompok tani serta dengan pihak lain. (c) Unit Produksi, sebagai unit

produksi, kelompok tani diarahkan untuk memiliki kemampuan mengambil

keputusan dalam menentukan pengembangan produksi yang menguntungkan.

Peranan adalah tingkah laku yang diharapkan dari kelompok tani dalam

suatu kedudukan atau status. Peranan dalam pengertian sosiologi adalah

perilaku atau tugas yang diharapkan dilaksanakan kelompok tani berdasarkan

status dan kedudukan yang dimilikinya, dengan lain perkataan, peranan adalah

pelaksanaan jabatan atau kedudukan seseorang dalam hubungannya dengan

sesama manusia dalam suatu masyarakat atau organisasi (Dinas Pertanian, 2019).

Peran kelompok tani (Poktan) sangat strategis sebagai wadah petani untuk

melakukan hubungan atau kerjasama dengan menjalin kemitraan usaha dengan

lembaga-lembaga terkait dan sebagai media dalam proses transfer teknologi dan

informasi. Dilain pihak, secara internal kelompok tani sebagai wadah antar petani

ataupun antar kelompok tani dalam mengembangkan usaha taninya (Syamsu,

2011).

Peran kelompok tani adalah membantu petani dalam meningkatkan

pendapatan padi sawah dan membuat keputusan yang baik dengan cara

berkomunikasi memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan petani.

Peran utama kelompok tani lebih dipandang sebagai proses membantu petani
12

untuk mengambil keputusan sendiri dengan cara menambah pilihan bagi mereka

dan menolong petani mengembangkan wawasan mengenai konsekuensi dari

masing-masing pilihan tersebut.

Ada tiga peranan penting menurut Samsudin (1987) yaitu:

1. Media sosial atau media penyuluh yang hidup, wajar dan dinamis.

2. Alat untuk mencapai perubahan sesuai dengan tujuan penyuluhan pertanian

3. Tempat atau wadah pernyataan aspirasi yang murni dan sehat sesuai dengan

keinginan petani sendiri.

Perlu adanya penyuluhan sehingga dapat memperbesar kemampuan dan

peranan kelompok tani dalam berbagai hal, yaitu menyangkut perbaikan usaha

tani serta tingkat kesejahtraan. Kemampuan setiap petani pada kelompok biasanya

ada perbedaan baik baik keterampilan, pengetahuan maupun permodalan.

Perbedaan karakteristik petani, maka perlu adanya kerjasama dalam kelompok

tani.

2.1.4 Fungsi Kelompok Tani

Pembinaan kelompok diarahkan untuk memberdayakan petani agar

memiliki kekuatan mandiri, yang mampu menerapkan inovasi (Teknis, sosial dan

ekonomi), mampu memanfaatkan azas skala ekonomi dan mampu menghadapi

resiko usaha, sehingga memperoleh tingkat pendapatan dan kesejahtraan yang

layak, untuk itu pembinaan diarahkan agar kelompok tani dapat berfungsi sebagai

kelas belajar mengajar, sebagai unit produksi, serta sebagai wahana kerjasama

menuju kelompok tani sebagai kelompok usaha (Pusluhtan, 2002).

“Kelompok tani berfungsi sebagai wadah terpeliharanya dan


berkembangnya pengertian, pengetahuan dan keterampilan serta
13

gotong royong para anggotanya. Fungsi tersebut dijabarkan dalam


kegiatan-kegiatan sebagain berikut:
1. Pengadaan sarana produksi murah dengan cara melakukan
pembelian bersama.
2. Mengusahakan kegiatan pemberantasan atau pengendalian hama
dan penyakit secara terpadu.
3. Guna kepentingan bersama berusaha memperbaiki prasarana-
prasarana yang menunjang usaha taninya.
4. Guna memantapkan cara bertani dengan menyelanggarakan
demonstrasi cara bercocok tanam, pembibitan dan cara mengatasi
hama yang dilakukan bersama penyuluh.
Guna memantapkan cara bertani dengan menyelenggarakan
demonstrasi bercocok tanam, pembibitan dan cara mengatasi hama
yang dilakukan bersama penyuluh. Mengadakan pengolahan hasil
secara bersama agar terwujudnya kualitas yang baik, beragam dan
mengusahakan pemasaran secara bersama agar terwujudnya harga
yang seragam pasluhtan (Pusat penyuluhan Pertanian) dalam ( Ikbal,
2014).”
2.1.5 Pengertian Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan faktor utama dalam pembangunan ekonomi

masyarakat selain modal dan teknologi. Dalam suatu negara yang

perekonomiannya sedang berkembang seperti Indonesia memerlukan suplay

tenaga kerja yang besar untuk menjaga keberlangsungan pembangunan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang

menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah

dan kemakmuran masyarakat meningkat. Dari satu periode ke periode lainnya

kemampuan suatu negara untuk menghasilkan suatu barang dan jasa akan

meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor

produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya

(Sukirno, 1997).

Sampai saat ini, sektor pertanian masih memegang peranan yang penting

dalam struktur perekonomian nasional, hal ini dapat dilihat dari tingkat
14

penyerapan tenaga kerjanya yang mencapai 38,23 juta jiwa pada tahun 2019

dibandingkan sektor industri tingkat penyerapan tenaga kerja hanya mencapai

17,50 juta jiwa pada tahun 2019 (BPS Nasional).

2.1.6 Pengertian Produktivitas

Produktivitas adalah “keinginan (the will) dan upaya (effort) manusia untuk

selalu meningkatkan kualitas kehidupan dan penghidupan di segala bidang

(Sedarmayanti, 1996).

“Produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata ataupun


fisik (barang-barang atau jasa) dengan masuknya yang sebenarnya.
Misalnya saja “produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif”. Suatu
bandingan antara hasil keluaran dan masuk atau output/input.
Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan
keluaran diukur dengan kesatuan fisik bentuk dan nilai (Muhdarsyah,
2008).”
L.Greenberg (2008) mendefinisikan produktifitas sebagai perbandingan

antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama

priode tersebut. Pengertian lain produktifitas adalah sebagai tingkatan efisiensi

dalam memproduksi barang-barang atau jasa-jasa: ”Produktivitas mengutarakan

cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi

barang-barang”. Produktivitas juga diartikan sebagai:

a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil.

b. Perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang

dinyatakan dalam satu-satuan (unit) umum.

2.1.7 Konsep Produktivitas Tenaga Kerja

Peningkatan produktivitas merupakan sumber pertumbuhan utama untuk

mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Sebaliknya, pertumbuhan yang


15

tinggi dan berkelanjutan juga merupakan unsur penting dalam menjaga

keseimbangan peningkatan produktivitas jangka panjang. Peningkatan

produktivitas merupakan sumber pertumbuhan yang bukan disebabkan oleh

peningkatan penggunaan jumlah dari input atau sumber daya, melainkan

disebabkan oleh peningkatan kualitasnya. Seperti diketahui bahwa output dari

setiap aktivitas ekonomi tergantung pada manusia yang melaksanakan aktifitas

tersebut, maka sumber daya manusia merupakan sumber daya utama dalam

pembangunan. Sejalan dengan fenomena ini, konsep produktivitas yang dimaksud

adalah produktivitas tenaga kerja. Tentu saja, produktivitas tenaga kerja ini

dipengaruhi, dikondisikan atau bahkan ditentukan oleh ketersediaan faktor

produksi komplementernya seperti alat dan mesin. Namun demikian konsep

produktivitas adalah mengacu pada konsep produktivitas sumber daya manusia.

Konsep produktivitas kerja dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi

individu dan dimensi organisasian. Dimensi individu melihat produktivitas dalam

kaitannya dengan karakteristik-karakteristik kepribadian individu yang muncul

dalam bentuk sikap mental dan mengandung makna keinginan dan upaya individu

yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Sedangkan

dimensi keorganisasian melihat produktivitas dalam kerangka hubungan teknis

antara masukan (input) dan keluaran (output). Oleh karena itu dalam pandangan

ini, terjadinya peningkatan produktivitas tidak hanya dilihat dari aspek kuantitas,

tetapi juga dapat dilihat dari aspek kualitas.

Produktivitas tenaga kerja adalah salah satu ukuran perusahaan dalam

mencapai tujuannya. Peningkatan produktivitas kerja hanya mungkin dilakukan


16

oleh manusia (Siagian, 2002) Oleh karena itu tenaga kerja merupakan faktor

penting dalam mengukur produktivitas. Hal ini disebabkan oleh dua hal, antara

lain; pertama, karena besarnya biaya yang dikorbankan untuk tenaga kerja sebagai

bagian dari biaya yang terbesar untuk pengadaan produk atau jasa , kedua;, karena

masukan pada faktor-faktor lain seperti modal (Kussriyanto, 1993).

Menurut Dumairy, (1997) yang tergolong sebagai tenaga kerja adalah

penduduk yang mempunyai umur didalam batas usia kerja. Tujuan dari pemilihan

batas umur, supaya definisi yang diberikan sedapat mungkin menggambarkan

kenyataan sebenarnya.

Menurut Simanjuntak, (2001) tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah

tau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan

pekerjaan lain seperti sekolah dan mengurus rumah tangga.

2.1.8 Pengukuran Produktivitas

Pengakuran produktivitas tenaga kerja menurut sistem pemasukan fisik

perorangan/perorang atau per jam kerja orang ditrima scara luas, namun dari sudut

pandangan/pengawasan harian, pengukuran-pengukuran tersebut pada umumnya

tidak memuaskan, dikarenakan adanya variasi dalam jumlah yang diperlukan

untuk memproduksi satu unit produk yang berbeda. Oleh karena itu, digunakan

metode pengukuran waktu tenaga kerja (jam, hari atau tahun). Pengeluaran diubah

dalam unit-unit pekerja yang biasanya diartikan sebagai jumlah kerja yang dapat

dilakukan dalam satu jam oleh pekerja yang terpercaya yang bekerja menurut

pelaksanaa standar. Karena hasil maupun masukan dapat dinyatakan dalam waktu,
17

produktivitas tenaga kerja dapat dinyatakan sebagai suatu indeks yang sangat

sederhana, hasil dalam jam-jam yang standar, masukan dalam jam-jam waktu.

Untuk mengukur suatu produktivitas perusahaan dapatlah digunakan dua

jenis ukuran jam kerja manusia, yakni jam-jam kerja yang harus dibayar dan jam-

jam kerja yang dipergunakan untuk bekerja. Jam kerja yang harus dibayar

meliputi semua jam-jam kerja yang harus dibayar, ditambah jam-jam yang tidak

dipergunakan untuk bekerja namun harus dibayar, liburan, cuti, libur karena sakit,

tugas luar dan sisa lainnya. Jadi bagi keperluan pengukuran umum produktivitas

tenaga kerja kita memiliki unit-unit yang diperlukan, yakni: kuantitas hasil dan

kuantitas penggunaan masukan tenaga kerja (Sinungan, 2003).

2.1.9 Pengertian Pendapatan

Pendapatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur kesejahteraan

seseorang atau masyarakat, sehingga pendapatan masyarakat ini mencerminkan

kemajuan ekonomi suatu masyarakat.

“Menurut Sukirno, (2011) pendapatan individu merupakan


pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga dalam
perekonomian dari pembayaran atas pengurangan faktor-faktor
produksi yang dimilikinya. Pendapatan adalah jumlah penghasilan
yang ditrima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu priode
tertentu, baik harian, mingguan, bulanan, maupun tahunan. Kegiatan
usaha pada akhirnya akan memperoleh pendapatan berupa nilai uang
yang diterima dari penjualan produk yang dikurangi biaya yang telah
dikeluarkan.”
“Menurut Suratiyah dalam Ariga, (2013). Pendapatan dan biaya usaha
tani ini dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal
terdiri dari umur petani, pendidikan, pengetahuan, pengalaman,
keterampilan, jumlah tenaga kerja, luas lahan dan modal. Faktor
eksternal berupa harga dan ketersediaan sarana produksi . ketersediaan
sarana produksi dan harga tidak dapat dikuasai oleh petani sebagai
individu meskipun dana tersedia. Bila salah satu sarana produksi tidak
tersedia maka petani akan mengurangi penggunaan faktor produksi
18

tersebut, demikian juga dengan harga sarana produksi misalnya harga


pupuk sangat tinggi bahkan tidak terjangkau akan mempengaruhi
biaya dan pendapatan.”
“Pengertian pendapatan adalah merupakan tukar imbalan nilai barang
atau jasa. Nilai tukar dalam satuan uang yang ditrima stelah dipotong
dengan perhitungan yang menyangkut transaksi sehingga dapat
dimengerti bahwa pendapatan dari suatu transaksi adalah nilai
nettonya (Ziqri, 2009).”
Pendapatan merupakan suatu tujuan utama dari perusahaan karena dengan

adanya pendapatan maka operasional perusahaan kedepan akan berjalan dengan

baik atau dengan kata lain bahwa pendapatan merupakan suatu alat untuk

kelangsungan hidup perusahaan.

“Menurut Winardi (2012) mengemukakan pengertian pendapatan


adalah sebagai saluran penerimaan baik berupa uang maupun barang,
baik dari pihak lain maupun dari hasil sendiri yang dimulai dengan
sejumlah uang atau jasa atas dasar harga yang berlaku pada saat itu.
Selanjutnya pendapatan dapat dibedakan antara lain:
1. Sektor pekerja pokok yaitu yang menjadi sumber utama kehidupan
keluarga.
2. Sektor pekerjaan sampingan. Yaitu, pekerjaan yang hasilnya
dipakai sebagai penunjang untuk mencukupi kebutuhan hidup suatu
keluarga.
3. Sektor subsistem yaitu sumber pendapatan yang sering diartikan
sebagai pekerjaan yang yang menghasilkan sesuatu untuk
dikonsumsi sendiri”.
“Pendapatan dalam ilmu ekonomi didefinisikan sebagai hasil berupa
uang atau hal materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan
atau jasa manusia bebas. Sedangkan pendapatan rumah tangga adalah
total pendapatan dari setiap anggota rumah tangga dalam bentuk uang
yang diperoleh baik sebagai gaji atau upah usaha rumah tangga atau
sumber lain. Kondisi seseorang dapat diukur dengan menggunakan
konsep pendapatan yang menunjukkan jumlah seluruh uang yang
diterima oleh seseorang atau selama jangka waktu tertentu. Samuelson
dan Nordhaus dala (Winartin, 2013).”

“Menurut Munandar (2010) memberikan definisi pendapatan sebagai


berikut: Pendapatan adalah suatu penambahan aset yang mengakibatkan
bertambahnya owner equity, tetapi bukan karena bertambahnya modal
baru dari pemilik, dan bahkan pula merupakan pertambahan aset yang
disebabkan karena bertambahnya reabilitas. Kemudian Sumarno
19

mengemukakan, pendapatan (revenue) adalah peningkatan jumlah


aktiva atau penurunan kewajiban yang timbul dari penyerahan barang
atau jasa ataupun aktivitas usaha lainnya dalam suatu priode”.

“Pendapatan petani merupakan ukuran penghasilan yang diterima oleh


petani dari usahataninya yang dihitung dari selisih antara penerimaan
dengan biaya produksi. Penerimaan dari rata-rata produksi total yang
diperoleh petani dinilai sesuai dengan harga setempat (Dewi, 2004)”.

2.1.10 Produksi

Produksi dapat didefinisikan sebagai hasil dari suatu proses atau aktivitas

ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan (input). Dengan demikian,

kegiatan produksi tersebut adalah kegiatan mengkombinasikan berbagai input

untuk menghasilkan output, kata “produksi” sering digunakan dalam istilah

membuat sesuatu. Dalam istilah yang lebih luas dan lebih fundamental, produksi

dapat diartikan sebagai berikut: Produksi adalah perubahan bahan-bahan dari

sumber-sumber menjadi hasil yang diinginkan oleh konsumen. Hasil ini dapat

berupa barang atau jasa. Dalam artian tersebut, produksi merupakan konsep yang

lebih luas dari pada pengolahan (manufaktur) karena pengolahan ini hanyalah

sebagai bentuk khusus dari produksi. Jadi, dengan cara ini pedagang besar,

pengecer, dan lembaga-lembaga yang menyediakan jasa juga berkepentingan

didalam produksi. Produksi dalam pengertian sederhana adalah keseluruhan

proses dan operasi yang dilakukan untuk menghasilkan suatu produk atau jasa.

Sistem produksi merupakan kumpulan dari sub sistem yang saling berinteraksi

dengan tujuan mentransformasi input produksi menjadi output produksi. Input

produksi ini dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal dan informasi.

Sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut

sampingannya seperti limbah, informasi dan lain sebagainya (Sugiharso, 2008).


20

“Sukirno (2011) menyatakan bahwa output/produksi atau memproduksi


adalah mengubah kegunaan (nilai guna) suatu barang. Kegunaan suatu
barang akan bertambah bila memberikan manfaat baru atau lebih baik
dari bentuk semula. Untuk memproduksi diperlukan fakto-faktor
produksi yaitu alat atau sarana untuk melakukan proses produksi.
Faktor-faktor produksi yang dimaksud dalam ilmu ekonomi adalah
manusia (tenaga kerja), modal (uang atau alat modal seperti mesin,
SDM) dan skill ( teknologi)”.
Produksi dapat didefinisikan sebagai hasil dari suatu proses aktifitas

ekonomi dengan memanfaatkan beberapa input. Dengan demikian, kegiatan

produksi tersebut adalah mengkombinasikan berbagai input untuk menghasilkan

output (Agung, 1994) Produksi juga dapat didefinisikan sebagai proses kombinasi

dan koordinasi material-material dan kekuatan-kekuatan (input faktor sumber

daya atau jasa-jasa produksi) dalam pembuatan suatu barang atau jasa (Robert,

1994).

Suyetno (2010) mengemukakan bahwa produksi adalah pengubahan bahan-

bahan dari sumber-sumber menjadi hasil yang diinginkan oleh konsumen. Fungsi

produksi adalah menciptakan barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan

masyarakat pada waktu, harga dan jumlah yang tepat.

Produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output.

Kegiatan tersbut dalam ekonomi biasa dinyatakan dalam fungsi produksi. Fungsi

produksi menunjukkan jumlah maksimum output yang dapat dihasilkan dari

pemakaian sejumlah input dengan menggunakan teknologi tertentu (Sugiarto,

2002).

Proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan atau sekelompok orang

berupa kegiatan mengkombinasikan input (sumber daya) untuk menghasilkan


21

output. Dengan demikian produksi merupakan proses transformasi (perubahan)

dari input menjadi output (Sugianto, 1995).

Rahim (2010) produksi adalah sebagai alat perangkat prosedur dan kegiatan

yang terjadi dalam penciptaan komoditas berupa kegiatan usaha tani maupun

usaha lainnya, produksi dapat pula diartikan sebagai perubahan bahan-bahan dari

sumber-sumber menjadi hasil yang diinginkan oleh konsumen, hasil ini dapat

berupa barang ataupun jasa.

Produksi adalah transformasi faktor produksi menjadi barang produksi, atau

suatu proses dimana masukan (input) diubah menjadi iuaran (output) dan berusaha

mencapai efisiensi produksi yaitu menghasilkan barang dan jasa dengan biaya

yang paling rendah untuk suatu jangka waktu tertentu (Suparmoko, 1997). Hasil

akhir dari suatu proses produksi adalah produk atau output. Produk atau produksi

dalam bidang pertanian atau lainnya dapat bervariasi yang antara lain disebabkan

karena perbedaan kualitas. Hal ini dapat dimengerti karena kualitas yang baik

dihasilkan oleh proses produksi yang baik yang dilaksanakan dengan baik dan

begitu pula sebaliknya, kualitas produksi menjadi kurang baik bila usaha tani

tersebut dilaksanakan dengan kurang baik (Soekartawi, 2003).

2.1.11 Biaya Produksi

Munurut Kartasapoetra, (1992) bahwa biaya produksi merupakan nilai uang

alat-alat produksi yang dikorbankan rumah tangga perusahaan dalam proses

produksinya.

Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk semua proses

produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku,
22

baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Menurut Noer, (2013:10)

biaya terbagi menjadi dua, yaitu biaya eksplisit dan biaya inplisit. Biaya eksplisit

adalah biaya yang terlihat secara fisik, misalnya berupa uang. Sementara itu, yang

dimaksud dengan biaya implisit adalah biaya yang tidak terlihat secara langsung,

misalnya biaya kesempatan dan penyusunan barang modal.

“Kartasapoetra (1992) ongkos produksi dapat didefinisikan sebagai


semua pengeluaran yang diakukan oleh perusahaan untuk memperoleh
faktor produksi dan bahan mentah yang akan digunakan untuk
menciptakan barang-barang yang diproduksikan. Istilah “biaya” di
anggap sama dengan istilah “ongkos”. Istilah ongkos merupakan
pengorbanan yang harus dibuat dalam setiap peristiwa transaksi
penghasilan, ongkos mana diukur menurut perbandingannya dengan
mengeluarkan barang dan jasa yang diperhitungkan terhadap
penghasilan untuk menentukan pendapatan”.
2.1.12 Penerimaan

Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga

jual. Penerimaan juga sngat ditentukan besar kecilnya produksi yang dihasilkan

dan harga dari produksi tersebut. Semakin besar hasil yang diperoleh, maka

permintaan semakin meningkat (Soekartawi, 2012:16).

“Menurut Daniel dalam (Lisda Noer,2013) penerimaan usaha tani


terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan yang diperhitungkan.
Penerimaan tunai adalah penerimaan yang diterima oleh petani dalam
bentuk uang tunai hasil dari penjualan produksi usaha taninya.
Penerimaan yang diperhitungkan adalah penerimaan yang diterima
oleh petani dalam bentuk konsumsi dari hasil usahataninya”.
2.2. Penelitian Terdahulum

Adapun penelitian terdahulu yang digunakan sebagai referensi dalam

penulisan yaitu peran kelompok tani dalam peningkatan produktifitas hasil

pertanian padi sawah.


23

1. Erlangga ( 2011) penelitian tentang “Pengembangan Strategi Kelompok Tani

Dalam Mendukung Produktivitas Usaha Tani Padi Sawah” penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui kendala yang dihadapi petani dalam

menjalankan usaha taninya, metode analisis dari penelitian ini adalah analisis

kualitatif terhadap kontribusi kelompok tani dalam meningkatkan status

sosial, adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya kontribusi

kelompok tani dalam peningkatan status sosial masyarakat.

2. Rafika (2011) penelitian tentang “Peranan Kelompok Tani Terhadap

Peningkatan Produksi Dan Pendapatan Petani Rumput Laut” penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui peran kelompok tani terhadap produksi dan

pendapatan petani rumput laut. Metode analisis dari penelitian ini yaitu

analisis kuantitatif, adapun hasil yang di dapatkan dari penelitiann ini yaitu

adanya peran kelompok tani dalam meningkatkan produksi rumput laut.

3. Rafnia (2012) penelitian tentang “Pengembangan Strategi Kelompok Tani

Dalam Mendukung Produktivitas Usaha Tani Padi Sawah” penelitian ini

bertujuan untuk membangun strategi kelompok tani dalam meningkatkan

produktivitas usaha tani padi sawah, metode analisis dari penelitian ini adalah

analisis kualitatif dengan analisis SWOT terhadap strategi peningkatan

produktivitas, adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya

rekomendasi strategi yang di berikan adalah progresif artinya petani berada

dalam kondisi prima sehingga dimungkinkan terus memperbesar

pertumbuhan.
24

4. Ikbal (2014) penelitian tentang “Peranan Kelompok Tani Dalam

Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah Di Desa Margamulya

Kecamatan Bungku Barat Kabupaten Morowali” penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui peranan kelompok tani terhadap pendapatan usaha tani

pada di Desa Margamulya Kecamatan Bungku Barat Kabupaten Morowali.

Metode analisis dari penelitian ini menggunakan metode Skala Likert, adapun

hasil yang di peroleh dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan nyata antara

peran kelompok tani terhadap pendapatan usaha tani padi sawah.

5. Muhammad (2020) adapun tujuan dri penelitian ini yaitu Untuk mengetahui

permasalahan yang dihadapi oleh petani dalam mengembangkan usahatani

dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Belanti Siam.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan atau field research.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) permasalahan yang dihadapi oleh

petani dalam mengembangkan usahatani dalam upaya meningkatkan

kesejahteraan masyarakat di Desa Belanti Siam adalah biaya yang tinggi

untuk bahan makanan, istabilitas harga dan pendapatan, campur tangan

pemerintah atau organisasi kelompok tani, pendapatan usahatani yang rendah,

susahnya mendapatkan bibit unggul, hama tanaman dan zat asam tanah

(pirit), dan permasalahan pupuk. (2) peran kelompok tani dalam

mengembangkan usahatani dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

masyarakat di Desa Belanti Siam antara lain sebagai kelas belajar-mengajar

antar anggota kelompok tani, sebagai wahana atau unit kerjasama baik antar
25

anggota, kelompok atau instansi terkait, dan sebagai unit produksi dan unit

usaha.

6. Kasriani (2018) penelitian ini berjudul “Peran Kelompok Tani Dalam

Meningkatkan Produktivitas Tanaman Padi” bertujuan untuk mengetahui

peranan kelompok tani terhadap produktivitas tanaman padi dengan

menggunakan metode analisis Skala Likert, adapun hasil yang di peroleh dari

penelitian ini yaitu kelompok tani telah menjalankan tugasnya sebagai kelas

belajar

7. Maulana (2019) Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk

mengetahui peran kelompok tani dalam meningkatkan kesejahteraan Petani di

desa Temmabarang kecamatan Penrang Kabupaten Wajo. Metode Penelitian

Penelitian ini mengambil responden yang populasi sebanyak 251 orang

petani. Dari jumlah tersebut dilakukan teknik penarikan sampel dengan

menggunakan metode simple random sampling dimana setiap anggota dipilih

secara acak sederhana. penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian

menggunakan teknik skoring Dari Hasil Penelitian yang dilakukan diperoleh

hasil pada tanggapan responden mengenai peran kolmpok tani bahwa Peran

Kelompok Tani Kelompok tani berada pada range kedua sebesar 2,03 (1.67-

2.33), yaitu Sedang. Dari Hasil Penelitian yang dilakukan diperoleh hasil

pada tanggapan responden mengenai Kesejahteranaan petani, bahwa berada

pada range Kedua sebesar 2,17 (1.67-2.33)


26
26

Tabel 2.1
Penelitian terdahulu
No peneliti Judul Tujuan Metode analisis Hasil Perbedaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

analisis kualitatif
1. Erlangga (2011) Peranan kelompok tani dalam untuk mengetahui kendala terhadap kontribusi menunjukkan bahwa adanya kontribusi Terdapat perbedaan Lokasi dan studi
meningkatkan status social yang dihadapi petani dalam kelompok tani dalam kelompok tani dalam peningkatan status kasus
masyarakat menjalankan usaha taninya meningkatkan status sosial masyarakat
social

Peranan kelompok tani untuk mengetahui peran Analisis yang digunakan Adanya peran kelompok tani dalam Menggunakan metode analisis dan
2 Rafika (2011) terhadap peningkatan kelompok tani terhadap kualitatif dan kuantitatif produksi peningkatan produksi rumput kuantitatif sedankan penlitian ini
produksi dan pendapatan produksi dan pendapatan laut menggunakan analisis deskriptif
petani rumput laut petani rumput laut

membangun strategi analisis kualitatif dengan menunjukkan bahwa adanya rekomendasi Menggunakan metode analisis
Pengembangan strtegi kelompok tani dalam analisis SWOT terhadap strategi yang di berikan adalah progresif kualitatif dengan analisis swot,
kelompok Tani dalam meningkatkan strategi peningkatan petani berada dalam kondisi prima sedangkan penelitian ini
3 Rafnia (2012) produktivitas usaha tani produktivitas sehingga dimungkinkan terus meperbesar menggunakan analisis kualitatif
mendukung produktivitas
usaha tani sawah padi sawah pertumbuhan deskriptif

Peranan kelompok tani dalam mengetahui peranan


peningkatan pendapatan kelompok tani terhadap
petani padi sawah di desa pendapatan usaha tani pada
4 Ikbal (2014) margamulya kecamatan di Desa Margamulya analisis dari penelitian terdapat hubungan nyata antara peranan Perbedaan terdapat di alat analisis
bungku barat kabupaten Kecamatan Bungku Barat ini menggunakan metode kelompok tani terhadap pendapatan usaha yang digunakan
morowali Kabupaten Morowali Skala Likert tani padi sawah
27

Lanjutan Tabel 2.1

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Untuk mengetahui Penelitian ini menggunakan permasalahan yang dihadapi oleh petani Penelitian menggunakan
permasalahan yang jenis penelitian lapangan atau dalam mengembangkan usahatani dalam metode kuantitatif deskripsi
dihadapi oleh petani field research. Subjek upaya meningkatkan kesejahteraan sedangkan penelitian ini
dalam penelitian adalah para pengurus masyarakat di Desa Belanti Siam adalah menggumakan deskriptif
Peran kelompok tani dalam mengembangkan inti kelompok tani yang berada biaya yang tinggi untuk bahan makanan,
meningkatkan kesejahteraan usahatani dalam upaya di Desa Belanti Siam istabilitas harga dan pendapatan, campur
5 Chasan (2020)
masyarakat di desa belanti meningkatkan Kabupaten Pulang Pisau. tangan pemerintah atau
siam kabupaten pulang pisau kesejahteraan Teknik pengumpulan data
masyarakat di Desa dilakukan dengan cara
Belanti Sia observasi, wawancara dan
dokumentasi
Menggunakan metode
bertujuan untuk analisis Skala Likert
hasil yang di peroleh dari penelitian ini sedangkan penelitian ini
peran kelompok tani dalam mengetahui peranan menggunakan metode analisis yaitu kelompok tani telah menjalankan
kelompok tani menggunakan metode
meningkatkan produktivitas Skala Likert tugasnya sebagai kelas belajar kuantitatif deskriptif
tanaman padi terhadap produktivitas
6 Kasriani (2018) tanaman padi
untuk mengetahui Hasil Penelitian yang dilakukan Pengambilan sampel
peran kelompok tani diperoleh hasil pada tanggapan menggunakan simple random
dalam meningkatkan responden mengenai peran kolmpok tani sampling sedangkan
kesejahteraan Petani di bahwa Peran Kelompok Tani Kelompok penelitian ini menggunakan
Peran kelompok tani dalam desa Temmabarang tani berada pada range kedua sebesar rumus slovin
meningkatkan kesejahteraan kecamatan Penrang penelitian ini menggunakan 2,03 (1.67-2.33), yaitu Sedang. Dari
petani di desa temmabarang Kabupaten Wajo jenis penelitian deskriptif Hasil Penelitian yang dilakukan
7 Maulana (2019) kecamatan penrang kualitatif diperoleh hasil pada tanggapan
kabupaten wajo responden mengenai Kesejahteranaan
petani, bahwa berada pada range Kedua
sebesar 2,17 (1.67-2.33
Sumber: penelitian terdahulu
28

2.3. Kerangka pemikiran

Petani merupakan elemen penting dalam pembangunan dan pengembangan

pertanian. Namun dalam pembangunan pertanian dewasa ini, memerlukan

kesadaran menghimpun diri untuk bergabung dalam suatu kelompok tani agar

dapat berkembang dan mempermudah mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Keberhasilan petani dalam usahataninya salah satunya ditentukan oleh adanya

kelompok tani. Dengan adanya kelompok tani yang memiliki peran yang sangat

penting bagi petani untuk menigkatkan produktivias pendapatan usahataninya,

kelompok tani juga berfungsi sebagai wadah untuk menyampaikan masalah-

masalah yang dihadapi petani sehingga mampu menentukan jalan keluar bagi

masalah yang dihadapi oleh petani. Usahatani padi, petani memerlukan faktor-

faktor produksi seperti bibit, pupuk, tenaga kerja dan pestisida untuk

meningkatkatkan produktivtas lahan.

Kelompok tani juga memiliki keterkaitan antara faktor-faktor peran

kelompok tani dalam kinerja dan produksi petani dalam usahataninya dijadikan

konsep kerangka pikir dari penelitian dapat dilihat dari gambar berikut.
29

Kelompok Tani
1. Perubahan pengolahan sawah.
2. Fasilitas .
3. Hasil produski padi sawah.

Peran Kelompok Tani

Menjalin Kerjasama Dengan Sumber


Informasi ( Penyuluh).

Produktivitas

Gambar 1. Kerangka pemikiran


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Deskriptif ini

dipakai bertujuan untuk mengurangi sifat atau karakteristik dari suatu fenomena

tertentu, syakni dalam penarikan kesimpulan agar tidak terlalu jauh atas data yang

ada, karena tujuan dari desain ini hanya mengumpulkan fakta dan menguraikan

secara menyeluruh dan teliti sesuai persoalan yang akan dipecahkan. Deskriptif

dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskriptifkan data sampel, dan tidak

ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil

(Sugiono, 2009).

Menurut Leksono, (2013) bilamana dalam peraktik penerapan pendekatan

model deskriptif itu kemudian terdap at cara berfikir penyelidikan yang bersifat

deductive, atau analisis sekedar mengungkap informasi menurut logic sederhana

terhadap sesuatu fakta sensuous semata tanpa makna: maka bukan berarti

manifestasi semacam itu adalah menjadi ciri yang melekat pada penelitian

kualitatif deskriptif. Menurut Sugiyono, (2009). Penelitian kualitatif harus bersifat

“perspektif emic” artinya memperoleh data bukan berdasarkan apa yang

difikirkan oleh peneliti, tetapi berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi

dilapangan, yang dialami, dirasakan dan difikirkan oleh partisipan/sumber data.

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah secara deskriptif,

yaitu sebagi prosedur penelitian akan mendapatkan data yang riil, yakni sebuah

30
31

penelitian yang diarahkan untuk memberikan fakta atau kejadian secara

sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Rerang Kecamatan Dampelas Kabupaten

Donggala, alasan memilih lokasi ini untuk mengetahui seberapa besar peran

kelompok tani dalam meningkatkan hasil pertanian yang ada di Desa Rerang

Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala, adapun kelompok tani yang ada di

desa Rerang cukup maju dalam bidang teknologi, dibandingkan dengan kelompok

tani yang ada di desa lain. Kemajuan yang dimaksud antara lain: mesin panen,

mesin tanam dan mesin bajak yang memadai, sedangkan di beberapa desa lain

masih belum mempunyai mesin tanam maupun mesin panen. Penelitian ini

dilakukan agar hasil penelitian yang didapat menjadi acuan bagi peneliti

berikutnya dan kembali kemasyarakat untuk memperbaiki apa yang perlu

diperbaiki dalam peran kelompok tani sehingga akan banyak lagi para peneliti

atau penulis lainnya akan memilih lokasi ini.

3.3 Populasi dan Responden

3.3.1 Populasi

Desa Rerang memiliki 225 petani yang tergabung dalam 9 kelompok tani

sehingga jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah keseluruhan

jumlah petani yaitu 225 petani yang tergabung dalam 9 kelompok tani yang ada di

Desa Rerang Kecamatam Dampelas Kabupaten Donggala.

3.3.2 Metode Penentuan Responden

Responden dalam penelitian ini terdiri dari 27 petani yang tergabung dalam 9
32

kelompok tani di Desa Rerang Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala.

Dengan kriteria inklusi:

a) Ketua masig-masing kelompok tani

b) Petani yang memiliki lahan yang paling luas dan lahan yang paling sempit

Populasi dalam penelitian ini di tentukan dengan menarik sampel atas

populasi seluruh kelompok tani, metode penarikan sampel dari populasi dilakukan

dengan cara purposive sampling yaitu teknik penetuan sampel dengan

pertimbangan tertentu. Alasan pengambilan sampel secara purposive sampling

karena tidak semua sampel memiliki kriteria yang sesuai dengan kriteria yang

diteliti, dengan menetapkan pertimbangan atau kriteria yang harus dipenuhi oleh

sampel yang digunakan dalam penelitian ini.

3.4. Jenis dan Sumber Data

a. Data kualitatif, yaitu data yang disajikan dalam bentuk kata verbal bukan

dalam bentuk angka (Muhajir 1996). Adapun yang termasuk data kualitatif

dalam penelitian ini yaitu deskripsi atau jawaban langsung/verbal dari petani

padi sawah melalui gambaran objek penelitian.

b. Data kuantitatif yaitu jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara

langsung, yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan

bilangan atau bentuk angka (Sugiyono 2010).

Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data skunder, data primer dan data skunder dalam penelitian ini bersumber dari:

a. Data primer dilakukan melalui observasi serta wawancara langsung dengan

responden terpilih serta dibantu dengan daftar pertanyaan (kuesioner),


33

b. Data sekunder dikumpulkan dari kantor Dinas/Intansi Pemerintah seperti

Badan Pusat Statistik (BPS), kantor dinas pertanian dan berbagai literatur

yang memiliki relevensi dengan tujuan penelitian ini.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting serta data yang

digunakan harus valid. Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil data primer, dimana data primer

adalah data yang dikumpulkan melalui pengamatan langsung dari tempat

penelitian, dan untuk melengkapi data yang dilakukan adalah wawancara

mendalam kepada populasi dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang erat

kaitannya dengan permasalahan yang akan diteliti .

Pada pengumpulan data primer, peneliti menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data antara lain:

a) Observasi/Pengamatan

Obsevasi/Pengamatan adalah teknik pengumpulan data dengan cara

melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan diteliti.

Menurut (S.Margono,1997:173) observasi diartikan sebagai pengamatan

dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek

penelitian. Pengamatan dan pencatatn ini dilakukan terhadap objek ditempat

terjadi atau berlangsungnya peristiwa.

b) Wawancara

Wawancara adalah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan

sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secaralisan pula, ciri utama
34

wawancara yaitu adanya kontak langsung dengan tatap muka antara pencari

informasi dan sumber informasi (Muslimin, 2002)

c) Dokumen

Dokumen yaitu cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis,

gambar, atau karya-karya monumental, buku tentang teori, pendapat, dan

lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.

3.6 Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis secara kualitatif,

dimana data yang diperoleh dari sumber informasi, kemudian diolah lalu disajikan

dalam bentuk tulisan, dan disimpulkan. Menyangkut analisis data kualitatif,

menganjurkan tahapan-tahapan dalam menganalisis data kualitatif sebagai berikut:

a) Reduksi data, yaitu menyaring data yang diperoleh dilapangan yang masih

ditulis dalam bentuk uraian atau laporan terperinci, laporan tersebut

direduksi, dirangkum, dipilih, difokuskan pada bantuan program, disusun

lebih sistematis, sehingga mudah dipahami.

b) Penyajian data, yaitu usaha untuk menunjukkan sekumpulan data atau

informasi, untuk melihat gambaran keseluruhannya atau bagian tertentu dari

penelitian tersebut.

c) Kesimpulan, merupakan proses untuk menjawab permasalahan dan tujuan


sehingga ditentukan saran dan masukan untuk memecahkan masalah
tersebut (Irmayanti, 2013).

3.7 Definisi Operasional


a) Kelompok tani adalah kumpulan petani yang tumbuh berdasarkan keakraban,

keserasian dan kesamaan kepentingan dalam memanfaatkan sumber daya


35

pertanian untuk bekerjasama meningkatkan produktivitas usahatani dan

kesejahtraan anggotanya. Kelompok tani diukur dalam satuan unit kelompok.

b) Petani adalah pelaku utama dalam kegiatan produksi pertanian serta bagian

dari masyarakat yang ada di Desa Rerang, petani diukur dalam satuan orang.

c) Peran keompok tani adalah membantu petani dalam meningkatkan

pendapatan petani padi sawah dan membuat keputusan yang baik dengan cara

berkomunikasi memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan petani

yang ada di Desa Rerang.

d) Kelompok tani berfungsi sebagai kelas belajar mengajar, sebagai unit

produksi, serta sebagai wahana kerjasama antar petani yang ada di Desa

Rerang.

e) Produksi yaitu usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh para kelompok tani

di Desa Rerang untuk menciptakan atau mempertinggi nilai guna ekonomi

suatu barang atau jasa agar lebih berguna bagi pemenuhan kebutuhan

kelompok-kelonpok petani tersebut yang ada di Desa Rerang.Produksi diukur

dengan satuan unit karung.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Keadaan Geografis

Desa Rerang merupakan satu diantara 13 desa yang ada di

Kecamatan Dampelas,

Desa Rerang memiliki luas wilayah yaitu kurang lebih 128,78 Km 2 dan

memiliki 6 dusun. Desa Rerang merupakan desa yang cukup berhasil

dalam mengembangkan sektor pertanian dan sangat potensial untuk

menjadi daerah agribisnis. Hal ini didukung dengan tersedianya sarana

produksi serta peralatan, usaha pertanian, pengolahan, dan juga pemasaran

hasil pertanian.

Desa Rerang adalah satu desa yang ada di Kecamatan Dampelas

yang terletak di wilayah Pantai Barat Kabupaten Donggala Provinsi

Sulawesi Tengah dengan batas wilayah,

1. Sebelah Utara Kabupaten Parimo

2. Sebelah Selatan Dengan Selat Makassar

3. Sebelah Barat Dengan Desa Pangalasiang

4. Sebelah Timur Dengan Desa Malonas

Desa Rerang merupakan bagian wilayah dari Kecamatan Dampelas

Kabupaten Donggala yang terdiri dari 6 (enam) dusun. Perangkat Desa

menurut jenis jabatannya di Desa Reang terdiri dari 1 Kepala Desa, 1

Sekertaris Desa, Kaur Keuangan, Kaur Umum Dan TU, Kaur

36
37

Perencanaan, Kasi Pelayanan, Kasi Pemerintahan, Kasi Kesejahteraan

Sosial Dan 6 Kepala Dusun.

4.1.2 Keadaan Penduduk

Berdasarkan data desa tahun 2020, Desa Rerang memiliki jumlah

penduduk 2.937 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 807 kepala

keluarga (KK).

Data keadaan penduduk Desa Rerang Kecamatan Dampelas

berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.1
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Rerang
Kecamatan Dampelas
No. Jenis Kelamin Jumlah (jiwa) Persentase (%)
1 Laki-Laki 1.506 51,28
2 Perempuan 1.431 48,72
Jumlah 2.937 100
Sumber: Data Desa Rerang 2020

Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa jumlah jenis kelamin laki-laki

yang ada di Desa Rerang sebanyak 1.506 jiwa atau 51,28 persen,

sedangkan jenis kelamin perempuan sebanyak 1.431 jiwa atau 48,72

persen. Perbedaan jumlah berdasarkan jenis kelamin tidak jauh berbeda,

perbedaan 75 orang atau 2,56 persen.

Jumlah penduduk Desa Rerang berdasarkan tingkat pendidikan

terlihat pada tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Rerang
Kecamatan Dampelas
No Tingkat pendidikan Jumlah (jiwa) Presentase (%)
.
1 Perguruan Tinggi 173 5,89
38

2 SLTA / Sederajat 341 11,61


3 SLTP / Sederajat 597 20,33
4 SD / Sederajat 1.826 62,17
Jumlah 2.937 100
Sumber: Data Desa Rerang 2020

Dari tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Rerang

yang memiliki tingkat pendidikan rendah sebanyak 1.826 jiwa atau 62,17

persen dan penduduk yang memiliki pendidikan tinggi sebanyak 1.111

jiwa atau 37,83 persen, dapat diartikan bahwa tingkat pendidikan di Desa

Rerang masih terbilang tinggi, sehubungan dengan itu, kemampuan

menerima dan menerapkan teknologi dalam menjalankan usaha taninya

lebih cepat, guna meningkatkan hasil produksi yang lebih baik.

Prasarana pendidikan sangatlah penting keberadaannya demi

mencerdaskan anak bangsa apalagi di daerah pedesaan, di Desa Rerang

sendiri prasarana pendidikan cukup lengkap, jumlah bangunan sekolah di

Desa Rerang terlihat pada tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3
Jumlah Sarana Pendidikan di Desa Rerang Kecamatan Dampelas
No. Jenis Sekolah Satuan
1 TK/PAUD 3
2 SD 2
3 SMP 1
4 SMA 1
Jumlah 7
Sumber: Data Desa Rerang 2020

Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa prasarana pendidikan di Desa

Rerang cukup lengkap sehingga penduduk di Desa Rerang semuanya

berpendidikan walaupun kebanyakan hanya beriwayat Sekolah Dasar saja.


39

Adapun lahan yang ada di Desa Rerang Kecamatan Dampelas

berdasarkan jenis pemanfaatan lahan dapat kita lihat pada tabel 4.4 berikut

ini.

Tabel 4.4
Jenis Lahan Berdasarkan Luas Lahan Pertanian di Desa Rerang
Kecamatan Dampelas
No Jenis Lahan Luas Lahan (Ha) Presentase (%)
.
1 Area Persawahan 250 0,17
2 Lahan Ladang 800 0,53
3 Lahan Perkebunan 143.167 95,59
4 Lahan Peternakan 560 0,37
5 Hutan 5000 3,34
Jumlah 149.777 100
Sumber: Data Desa Rerang 2020

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa lahan di Desa Rerang paling luas

digunakan sebagai lahan perkebunan yaitu 143.167 Ha atau 95,59 persen,

sedangkan lahan persawahan hanya 250 Ha atau 0,17 persen. Dapat

disimpulkan bahwa lahan di Desa Rerang didominasi oleh lahan

perkebunan, atau lebih dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan.

Jumlah prasarana tempat ibadah yang ada di Desa Rerang

Kecamatan dampelas terlihat pada tabel 4.5 berikut ini.

Tabel. 4.5
Jumlah Prasarana Tempat Ibadah di Desa Rerang Kecamatan
Dampelas
No Tempat Ibadah Satuan
.
1 Masjid 6
2 Musollah 2
Jumlah 8
Sumber: Data Desa Rerang 2020
40

Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa di Desa Rerang mayoritas

penduduknya beragama islam, karena terlihat dari tempat ibadah hanya

ada masjid dan musollah. Keberadaan tempat ibadah ini sangatlah penting

bagi masyarakat karena kebutuhan relijius terutama masyarakat yang

beragama islam.

Jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan masyarakat Desa Rerang

dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini.

Tabel. 4.6
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Desa Rerang
Kecamatan Dampelas
No Pekerjaan Jumlah Penduduk Persentase (%)
.
1 Petani 1.653 75,24
2 PNS 48 2,18
3 POLRI 2 0,09
4 Montir 4 0,18
5 Dukun kampung terlatih 1 0,05
6 Supir 15 0,68
7 Pedagang 102 4,64
8 Tukang Kayu 38 1,72
9 Tukang Batu 18 0,82
10 Tukang Jahit 3 0,14
11 Nelayan 60 2,73
12 Buruh Tidak Tetap 253 11,52
Jumlah 2.197 100
Sumber: Data Desa Rerang 2020

Pada tabel 4.6 menunjukkan sebagian besar penduduk Desa Rerang

bekerja sebagai petani. Hal ini disebabkan bertani adalah pekerjaan yang

sudah ada sejak dahulu atau turun temurun dari penduduk sebelumnya.

Sehingga tenaga kerja yang diserap pada bidang pertanian sangatlah besar

yaitu 1.653 jiwa atau 75,24 persen dari jumlah penduduk yang ada di Desa
41

Rerang Kecamatan Dampelas. Dapat diartikan bahwa penyerapan tenaga

kerja sangat tinggi pada bidang pertanian.

4.2 Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Hasil dan pembahasan pada bab ini berdasarkan seluruh data yang

berhasil dihimpun penulis pada saat melakukan penelitian dilapangan.

Data ini bersifat primer yang bersumber dari jawaban informan dengan

menggunakan pedoman wawancara secara langsung sebagai alat media

pengumpul data yang dipakai untuk keperluan tersebut.

Berdasarkan data diperoleh beberapa jawaban dari petani yang

tergabung dalam kelompok tani menyangkut “peran kelompok tani dalam

meningkatkan produktivitas hasil pertanian padi sawah Desa Rerang

Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala”.

Jumlah informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebanyak 27 orang petani yang terdiri dari 9 kelompok tani, yaitu:

1. Reso Temmangingi 1 dengan 3 responden, yaitu Bapak Junaidi, bapak Moh

Taepe dan Bapak Abd. Hakim

2. Reso Temmangingi 2 dengan 3 responden, yaitu Bapak Markam, Bapak

Burhan dan Bapak Asri

3. Siamasei dengan 3 responden, yaitu Bapak Ardin, Bapak Jumain dan Bapak

Iwan

4. Mustika Padi dengan 3 responden, yaitu Bapak Darwis, Bapak Marzuki dan

Bapak syamsudin
42

5. Harapan Jaya dengan 3 responden, yaitu Bapak Mursalim, Bapak Arifaing dan

Bapak Nasrun

6. Sintuvu 1 dengan 3 responden, yaitu Bapak Abdul Mutalib, Bapak Yasin dan

Bapak Nawir

7. Sintuvu 2 debgan 3 responden, yaitu Bapak Anu Sirvan, Bapak Kisman dan

Bapak Jedding

8. Bunga Padi dengan 3 responden, yaitu Bapak Suparman, Bapak Mustapa dan

Bapak Padda

9. Katidale Indah dengan 3 responden, yaitu Bapak Calo, Bapak Upik dan Bapak

Alias

Responden yang dipilih terdiri dari, ketua kelompok, anggota

dengan luas lahan sawah paling besar, dan anggota dengan luas lahan

paling kecil.

4.2.1 Profil Identitas Responden

a. Umur

Umur dapat dijadikan sebagai patokan seseorang dalam bekerja, seseorang

dengan rentan umur yang masih muda memiliki kemampuan bekerja yang lebih

tinggi dibandingkan dengan yang sudah berumur tua. Usia kerja atau usia

produktif berkisar antara 15-65 tahun. Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa

umur responden beskisar antara 30 tahun sampai dengan 50 tahun. Distribusi

umur responden petani padi sawah dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.7 Umur Petani Yang Menjadi Sumber Informan di Desa Rerang
Kecamatan Dampelas
No. Umur (tahun) Jumlah (orang) Presentase (%)
43

1 30-40 11 40,74
2 41-50 16 59,26
Jumlah 27 100
Sumber: Data Primer Setelah Diolah

Berdasarkan tabel 4.7 disimpulkan bahwa petani padi sawah di Desa Rerang

masih pada usia produktif. Usia produktif berkisar antara 15-65 tahun, usia

produktif merupakan usia yang baik untuk bekerja dan menghasilkan sesuatu,

dengan tingkat usia yang masih produktif, petani padi sawah di Desa Rerang

masih kuat dan mampu dalam mengelolah sawah dengan baik sehingga

menghasilkan hasil panen yang baik pula.

b. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal yang

diperoleh responden di bangku sekolah ataupun perguruan tinggi. Tingkat

pendidikan responden penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini.

Tabel 4.8
Tingkat Pendidikan Petani Yang Dijadikan Sebagai Informan
di Desa Rerang
No. Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Presentase%
1 Sekolah Dasar 7 25,93
2 SLTP/Sederajat 9 33,33
3 SLTA/Sederajat 11 40,74
Jumlah 27 100
Sumber: Data Primer Setelah Diolah

Berdasarkan tabel 4.8 diketahui petani padi sawah yang menjadi informan

semuanya pernah mengenyam pendidikan, sebagian besar petani berpendidikan

Sekolah Menengah Atas yaitu 40,74 persen, sedangkan tamatan Sekolah

Menengah Pertama sebesar 33,33 persen sedangkan yang berpendidikan Sekolah

Dasar sebesar 25,93 persen. Tingkat pendidikan bukanlah penghalang atau


44

hambatan bagi petani dalam bertukar wawasan seputar pertanian untuk

meningkatkan hasil panen yang maksimal dan berkualitas baik.

4.2.2 Peran Kelompok Tani dalam Meningkatkan Produktivitas Padi Sawah

di Desa Rerang Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala

Untuk mengetahui peran kelompok tani dalam meningkatkan produktivitas

padi sawah di Desa Rerang Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala dapat

dilihat dari tanggapan informan yang dijadikan responden dalam penelitian

sebagai berikut:

4.2.2.1 Perubahan Dalam Mengelolah Sawah dari Adanya Kelompok Tani

Kelompok tani adalah sebuah organisasi perkumpulan para petani untuk

bertukar pikiran mengenai pertanian padi sawah. Adanya kelompok tani ini

diharapkan memberikan dampak dan informasi-informasi yang dapat

mempengaruhi hasil produksi para petani, kelompok tani cukup membantu dalam

peningkatan produksi petani, seperti pernyataan dari beberapa responden sebagai

berikut:

“Kalau perubahan dalam pengolahan sawah pasti ada dek, karna kalau
tidak ada perubahan percuma kita ikut kelompok”. (wawancara
dengan Bapak Junaidi pada tanggal 8 desember 2022).

“Perubahan yah ada, cuman tidak terlalu berbeda dengan waktu saya
belum berkelompok, tapi namanya kelompok tani begini pastilah
tujuannya untuk bakasih bagus hasil panen jadi adalah perubahan
sedikit bakerja sawah” (wawancara dengan Bapak Moh Taepe pada
tanggal 8 desember 2022).

“Perubahan ada nak, seperti takaran bibit, dulu kita itu kalau
bahambur bibit tidak kita perkirakan dengan ukuran sawah nya kita,
biasa bibit banyak yang talebih jadi rugi”. (wawancara dengan Bapak
Abd. Hakim pada tanggal 8 desember 2022).
45

“Perubahan ada, tapi tidak terlalu besar dek, tapi adalah dirasakan
perubahan kerja sawah” (wawancara dengan Bapak Markam pada
tanggal 8 desember 2022).

“Kalau kelompok lain bilang ada perubahan, berarti di saya juga ada
perubahan, begini dek kelompok tani ini kan wadah buat kita yang
bekerja sebagai petani ini, tujuan nya pasti untuk menambah hasil
panen berarti ada perubahan yang dilakukan dalam bakerja sawah”
(wawancara dengan Bapak Burhan pada tanggal 8 desember 2022).

“Iya ndi engka mua perubahan irasakan ( kalau saya dek ada juga
perubahan yang saya rasakan” (wawancara dengan Bapak Asri pada
tanggal 8 desember 2022).

“Perubahan tidak terlalu banyak, itu saja cara babibit yang benar sama
penggunaan racun hama” (wawancara dengan Bapak Ardin pada
tanggal 8 desember 2022).

“Perubahan apa yang ditanya ini, kalau perubahan cara kerja sawah
bagi saya ada dek kalau orang sini bilang diang sicco ( ada sedikit)”
(wawancara dengan Bapak Jumain pada tanggal 8 desember 2022).

“Perubahan ada, tapi tidak banyak” ( wawancara dengan Bapak Iwan


pada tanggal 8 desember 2022).

“Ada, tentu ada itu perubahan mau diapakan ini kelompok kalau tidak
ada perubahan yang dirasakan” (wawancara dengan Bapak Darwis
pada tanggal 9 desember 2022)

“Saya tidak tau apa yang berubah, seperti sama saja” (wawancara
dengan Bapak marzuki pada tanggal 9 desember 2022).

“Apa saja itu, palingan perubahan takaran bibit” (wawancara dengan


Bapak samsudin pada tanggal 9 desember 2022).

“Ada dek, Merugi Ana Boon Mai Baliinya (Rugi kalau tidak ada
perubahannya) walaupun tidak seberapa, tapi ada (wawancara dengan
Bapak Mursalim pada tanggal 9 desember 2022).

“Perubahan ada juga kita dapat walaupun tidak banyak perubahan


yang dirasakan” (wawancara dengan Bapak Arifaing pada tanggal 10
desember 20220).

“Ada, itu makanya saya tetap ikut kelompok tani, karena ada
perubahan yang dia kasih, kalau tidak ada perubahan saya keluar,
46

mungkin juga kelompok tani bakal bubar” (wawancara dengan Bapak


Nasrun pada tanggal 10 desember 2022).

“Begini dek, ini kelompok tani dibuat untuk sebuah perubahan, kalau
tidak ada perubahan berarti ini kelompok percuma dibuat, coba adek
fikir buat apa diadakan pembentukan kelompok begini kalau tidak ada
perubahan dia berikan ke petani” (wawancara dengan Bapak Abdul
Mutalib pada tanggal 9 desember 2022).

“perubahang anu mi irasakang, egana bine ipake, akko si hetto siaga


belle bine ipake, supaya de’na maega rogi, yoloe idi akko mattale
bine maega lebbinna, jadi rogi ki, monromi binewe kiwiring
galungge”, “(perubahan yang dirasakan, tentang banyaknya bibit
yang digunakan dalam satu Ha, agar tidak merugi, karena dulu
penghamburan bibit yang digunakan selalu tersisah, sehingga rugi,
biasa hanya tertinggal dipinggir sawah)”. (wawancara dengan Bapak
Yasin pada tanggal 9 desember 2022).

“De’gaga perubahang, tettemua padai cara ku yoloe de’pa utama


kelompo” “(Tidak ada perubahan, tetap saja cara yang sama seperti
yang saya lakukan sebelum berkelompok)” (wawancara dengan Bapak
Nawir pada tanggal 10 desember 2022).

“Perubahan apa yang dimaksud dek, kalau perubahan cara kerja sawah
tidak ada berubah, sama saja, dibajak dulu sebelum ditanami, tapi
kalau dari adanya kelompok tani ini ada perubahan dari penggunaan
bibit, dulu kita bibitnya tidak kita takar sesuai luas lahan, jadi bibit
banyak yang tersisah, mau dibagi ke petani lain mereka juga banyak
kelebihan bibit, ada yang kurang bibitnya tidak seberapa dia butuhkan
karena dia juga ada bibitnya sendiri”. (wawancara dengan bapak Anu
Sirvan pada tanggal 10 desember 2022).

“iya, ada perubahan yang kita rasakan sebagai petani, bukan cuma
cara mengelola sawah, ada juga perubahan seperti penggunaan racun
sama pupuk”. (wawancara dengan bapak Kisman pada tanggal 8
desember 2022).

“Ada perubahan bukan cuma mengelola sawah, ada juga perubahan


dari cara panennya misal usia padi yang baik untuk panen, karena dulu
kalau kita panen padi sudah terlalu tua, jadi banyak yang rugi, jatuh
sendiri dari malai nya”. (wawancara dengan Bapak Jedding pada
tanggal 8 desember 2022).

“Ada perubahan yang dirasakan anggota kelompok, terutama juga


saya, apa lagi kalau kita ikuti kegiatan pertemuan penyuluhan, ada
ilmu kita dapati cara-cara bertani yang baik, mulai dari masa bajak
47

sawah, pebibitan, perawatan dan masa panen yang pas”. (wawancara


dengan Bapak Suparman pada tanggal 10).

“Perubahannya ada cuman perubahannya tidak begitu besar, karena


kalau Cuman masalah bibit, cara penggunaan bibit bisa diubah secara
bertahap, tidak mungkin setiap kerja sawah kita tidak kurangi lagi
jumlah bibit yang digunakan, karena kita jadikan pelajaran yang sudah
kita lalui”. (wawancara dengan bapak Mustapa pada tanggal 10
desember 2022).

“Perubahan tidak ada, sama saja, cuman ada kemudahan dulu kita
susah cari orang buat bajak sawahnya kita, karena hand tractor hanya
beberapa orang saja yang punya, sekarang ada bantuan dari kelompok
jadi sawah bisa dibajak yang punya, tidak lagi pake jasa orang yang
punya hand tractor”. (wawancara dengan bapak Padda pada tanggal
10 desember 2022).

“Kalau bagi saya perubahan ada kemudahan juga ada, disyukuri


karena adanya kelompok tani ini ada bantuan yang diberikan, seperti
disediakan hand tractor”. (wawancara dengan Bapak Calo pada
tanggal 10 desember 2022).

“Ada perubahan, sudah benar ini dibentuk kelompok tani, banyak


kemudahan didapat petani yang ikut kelompok, seperti kemudahan
petani mendapat bibit unggul, kemudahan pembelian pupuk, masih
banyak lagi itu.” (wawancara dengan Bapak Upik pada tanggal 10
desember 2022).

“Iya ada perubahan, dulu sebelum berkelompok banyak petani


membajak sawah tidak serentak, jadi ketika sebagian panen ada juga
yang padinya baru berbuah, sekarang sudah serentak, karna sudah
disepakati dengan semua kelompok”. (wawancara dengan Bapak Alias
pada tanggal 10 desember 2022).

Dari pernyataan yang diberikan oleh responden mengenai perubahan

dalam mengelola sawah dari adanya kelompok tani diuraikan dalam bentuk tabel

berikut:

Tabel 4.9
Perubahan Dalam Mengelola Sawah dari Adanya Kelompok Tani di Desa
Rerang Kecamatan Dampelas
Tanggapan Jumlah (orang) Presentase (%)
Ada Perubahan 14 51,85
Sedikit Perubahan 10 37,04
48

Tidak Ada Perubahan 3 11,11


Jumlah 27 100
Sumber: Hasil Wawancara Diolah kembali,2022

Berdasarkan tabel 4.9 ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar petani di

Desa Rerang yaitu 51,85 persen, menyatakan adanya perubahan yang dirasakan

setelah berkelompok. Sedangkan 37,04 persen petani mengatakan perubahan yang

dialami hanya sedikit. Dan 11,11 persen petani mengatakan tidak ada perubahan.

Kelompok tani yang terbentuk di Desa Rerang sebagian besar memberikan

perubahan kepada petani dalam hal mengelola sawah, walaupun ada beberapa

petani yang tidak merasakan perubahan itu. Hal ini disebabkan beberapa

kelompok atau anggota kelompok yang kurang aktif setiap ada kegiatan yang

diadakan kelompok tani. Serta kurang aktif setiap dilakukan pertemuan

penyuluhan.

4.2.2.2 Fasilitas Bantuan Yang Diberikan Kelompok Tani Kepada Petani

Kelompok tani berperan penting dalam menyediakan fasilitas bagi petani,

guna untuk meningkatkan hasil pertaniannya. Fasilitas tersebut merupakan

bantuan dari dinas pertanian yang disalurkan kesemua kelompok tani melalui

penyuluh, kemudian setiap kelopok tani memberikan bantuan fasilitas tersebut

kepada anggotanya. Adapun beberapa pernyataan petani mengenai fasilitas yang

diberikan oleh kelompok tani:

“fasilitas ada diberikan, seperti hand tracktor sama mesin tanam”,


(wawancara dengan bapak Junaidi pada tanggal 8 desember 2022).

“Ada, setiap kelompok ada fasilitas yang diberikan kepetani”


(wawancara dengan bapak Moh Taepe pada tanggal 8 desember
2022).
49

“Banyak fasilitas yang diberikan, ini kan kelompok tani sekarang


banyak bantuan nya dari pemerintah”. (wawancara dengan bapak Abd.
Hakim pada tanggal 8 desember 2022).

“Fasilitas ada bantuan lain juga ada, cuman kalau bisa fasilitas
ditambah lagi, seperti hand tractor jumlahnya masih kurang, karena
kita kadang harus menunggu yang lain selesai pakai baru kita dapat
bagian memakai”, ( wawancara dengan bapak Markam pada tanggal 8
desember 2022).

“Bantuan fasilitas ada, tapi untuk kelompok, kita anggota kelompok


yang memakai fasilitasnya, bukan fasilitas nya diberikan ke setiap
anggota”. (wawancara dengan bapak Burhan pada tanggal 8 desember
2022).

“Fasilitas ada diberikan, ada juga itu kita dikasih kemudahan dapat
pupuk, biasanya kita itu beli pupuk mahal, tapi karena ada kelompok
tani kita petani beli pupuk dengan harga eceran paling rendah”.
(wawancara dengan bapak Asri pada tanggal 8 desember 2022).

“Ada dek, tujuan nya dibentuk kelompok tani ini untuk memfasilitasi
petani, jadi kalau tidak ada fasilitas diberikan cacat ini kelompok tani,
lebih baik dibubarkan”. (wawancara dengan bapak Ardin pada tanggal
8 desember 2022).

“Fasilitas hand tractor saja yang ada bagi saya sendiri, karena kalau
bibit saya tetap pakai bibit sendiri”. (wawancara dengan bapak Jumain
pada tanggal 8 desember 2022).

“Kalau fasilitas cuma hand tractor saja yang saya rasakan, karna
mesin tanam kalau ditunggu bibitnya kita sudah lewat masa tanamnya,
karena mesin tanam masih kurang jumlahnya, kalau pupuk sama obat-
obatan kita tetap beli”. (wawancara dengan bapak Iwan pada tanggal 8
desember 2022).

“Ada bantuan fasilitas, sekarang ini mudah sekali dapat bantuan


fasilitas dari pemerintah asal kita sabar menunggu, kalau kita sudah
mengajukan proposal tidak lama itu ditunggu untuk di ACC. Kita
tinggal menunggu bantuan fasilitas dikirim keklompok tani”.
(wawancara dengan bapak Darwis pada tanggal 9 desember 2022).

“Tentu ada bantuan, kasian petani yang tidak ada hand tractornya
kalau mau sewa terus tidak ada keuntungan petani, karena ongkos
bajak sawah sekarang naik”. (wawancara dengan bapak Marzuki pada
tanggal 9 desember 2022).
50

“Tidak ada bantuan fasilitas yang saya rasakan, karena saya pakai
hand tractor sendiri, beli pupuk sama obat-obat belinya sendiri jadi
harganya lebih mahal”. (wawancara dengan bapak Samsudin pada
tanggal 9 desember 2022).

“Fasilitas ada dari dulu itu disediakan, sampai sekarang juga masih
digunakan bantuan yang dari kelompok tani”. (wawancara dengan
bapak Mursalim pada tanggal 9 desember 2022).

“Ada bantuan dikasih, seperti waktu kerja sawah kemarin, saya pakai
hand tractor yang disediakan kelompok, biarpun harus membagi
waktu untuk pemakaiannya”. (wawancara dengan bapak Arifaing pada
tanggal 10 desember 2022).

“Dari dulu saya kalau kerja sawah fasilitas dari kelompok yang saya
gunakan, jadi ini kelompok tani bagus sudah fungsinya, karena
memudahkan petani yang tidak punya alat bajak sawah sendiri”.
(wawancara dengan bapak Nasrun pada tanggal 10 desember 2022).

“Ada, bantuan untuk petani ada beberapa, hand tractor, mesin tanam
sama mesin panen, tapi ada juga petani tidak memakai itu, karena
tidak mau menunggu, jadi ada juga petani yang sewah dari luar untuk
mesin panennya”. (wawancara dengan bapak Abd. Mutalib pada
tanggal 9 desember 2022).

“engka, ako iya urasakang ladde bantuanna kelompo e, dompeng de’ni


isewah, apa engkani nappasadia kelompo e”, (“Ada, kalau saya sendiri
sangat merasakan bantuan dari kelompok, hand tractor tidak perlu
lagi disewah karena sudah disediakan oleh kelompok tani”).
(wawancara dengan bapak Yasin pada tanggal 9 desember 2022).

“Kalau fasilitas bantuan ada saya rasakan, cuman kalau perubahan


pengolahan sawah tetap, tapi bantuan dari kelompok tani sudah ada
saya rasakan”. (wawancara dengan bapak Nawir pada tanggal 10
desember 2022).

“Ada bantuan, seperti baru-baru ini ada bantuan 1 unit hand tractor
untuk kelompoknya kami”. (wawancara dengan bapak Anu Sirvan
pada tanggal 10 desember 2022).

“Ada bantuan, dari dulu bantuan dari kelompok sudah dirasakan,


walaupun belum seberapa, tapi sekarang sudah termasuk lebih baik
bantuan yang diberikan”. (wawancara dengan bapak Kisman pada
tanggal 8 desember 2022).
51

“Bantuan ada diberikan, baru kemarin kelompok kami dapat bantuan


hand tractor ini sudah yang kesekian kalinya”. (wawancara dengan
bapak Jedding pada tanggal 8 desember 2022).

“Banyak sudah bantuan yang diberikan kelompok tani, tinggal


petaninya saja yang harus menjaga bantuan itu, supaya tetap ada,
karena kalau mau berharap dapat bantuan terus tidak mungkin, karna
masing-masing kelompok ada jatah nya masing-masing”. (wawancara
dengan bapak Suparman pada tanggal 10 desember 2022).

“Iya ada bantuan diberikan kelompok tani, tapi selama ini saya lebih
banyak menyewah seperti hand tractor karena saya pakai jasa orang
untuk membajak sawah” (wawancara dengan bapak Mustapa pada
tanggal 10 desember 2022).

“Kalau selama saya kerja sawah dan ikut kelompok tani, ada bantuan
yang diberikan”. (wawancara dengan bapak Padda pada tanggal 10
desember 2022).

“Ada bantuan dirasakan, tapi tidak seberapa, tapi masih perlu


ditambah bantuan-bantuan lain”. (wawancara dengan bapak Calo pada
tanggal 10 desember 2022).

“Sebenarnya bantuan ada, cuman dikelompok saya ini tidak begitu


dirasakan, karna ketua kelompok nya kita ini tidak tau masih mau urus
kelompok atau tidak” (wawancara dengan bapak Upik pada tanggal 10
desember 2022).

“Ada bantuan, tapi kalau saya bantuan seperti hand tractor tidak saya
gunakan, karena saya punya sendiri, jadi biarkan saja anggota lain
yang pakai, tapi kalau bantuan lain sy gunakan juga, biasanya ada
bantuan bibit, tapi tidak geratis cuman harganya murah”. (wawancara
dengan bapak Alias pada tanggal 10 desember 2022).
Berdasarkan pernyataan yang diberikan oleh informan mengenai fasilitas

yang diberikan oleh kelompok tani kepada petani diuraikan dalam tabel 4.10

berikut:

Tabel 4.10
Fasilitas Bantuan Yang Diberikan Kelompok Tani Kepada Petani di Desa
Rerang Kecamatan Dampelas

Tanggapan Jumlah (orang) Presentase (%)


Ada Bentuk Fasilitas Bantuan 20 74,07
Sedikit Fasilitas Bantuan 6 22,22
52

Tidak Ada Bentuk Fasilitas 1 3,70


Bantuan
Jumlah
27 100
Sumber: Hasil Wawancara Diolah Kembali.

Berdasarkan tabel 4.10 dapat diartikan bahwa sebesar 74,07 persen petani

menyatakan ada bentuk fasilitas bantuan yang diberikan kelompok tani kepada

petani. Sedangkan 22,22 persen petani menyatakan ada bantuan fasilitas hanya

sedikit dan 3,70 persen petani menyatakan tidak ada bentuk fasilitas bantuan.

Dapat disimpulkan bahwa kelompok tani sudah memberikan bentuk

fasilitas kepada anggota kelompok tani, walaupun 3,70 persen petani

mengatakan tidak mendapatkan fasilitas bantuan dikarenakan kurang aktifnya

kelompok yang dihimpunnya.

4.2.2.3 Hasil Produksi Petani Padi Sawah Sebelum dan Sesudah adanya

kelompok Tani

Hasil produksi merupakan penentu bagi petani dalam mengarap sawahnya

apakah produksinya untung atau rugi. Petani mengharapkan dengan adanya

kelompok tani hasil panenya akan lebih baik, adapun tanggapan dari infoman

sebagai berikut:

“Saya punya hasil panen sebelum masuk kelompok tani itu tidak
seberapa, dari total 3 hektar sawah yang saya garap hasilnya sekitar
170 karung, tapi setelah ikut kelompok tani hasil panen saya naik
kurang lebih 220 karung” (wawancara dengan bapak Junaidi pada
tanggal 8 desember 2022).

“Dari awal saya kerja sawah saya ini hasilnya tidak pernah banyak,
karena tidak luas sawah yang saya kerja, dari total luas sawah yang
53

saya kerja 2 hektar itu hasil panennya sebelum ada kelompok tani
sekitar 95 karung. Setelah ada kelompok tani hasil panen saya naik
tapi tidak naik banyak sekali, sekitar 110 karung”. (wawancara dengan
bapak Moh, Taepe pada tanggal 8 desember 2022).

“Panen saya baru-baru ini sekitar 23 karung, sawah saya itu kurang
saya perhatikan rumputnya, karena saya kerja kebun juga, tapi
Alhamdulillah sudah itu, dulu sebelum berkelompok 20 karung sudah
paling banyak”. (wawancara dengan bapak Abd. Hakim pada tanggal
8 desember 2022).

“Kalau hasil panen sebelum berkelompok sangat sedikit, karena dulu


itu kalau saya kerja sawah penggunaan pupuk tidak saya takar, asal-
asalan saja, ternyata cara saya salah, dulu itu hasil panen saya sekitar
70 karung, sekarang naik sekitar 100 karung, karena sawah yang saya
kerja ada 2 hektar”. (wawancara dengan bapak Markam pada tanggal
8 desember 2022).

“Saya punya sawah itu ada 2 tempat, total nya sekitar 2,5 hektar, hasil
panen biasanya sekitar 145 karung itu setelah saya ikut kelompok, tapi
waktu saya belum berkelompok hasil panen saya sedikit kalau dilihat
dari luas lahan saya, sekitar 90 karung begitulah”. (wawancara dengan
bapak Burhan pada tanggal 8 desember 2022).

“Naik dek, hasil panen saya selama ikut kelompok tani lumayan, tapi
tidak banyak karena sawah saya cuman 0,5 hektar, dulu sekitar 20
karung, sekarang naik jadi 25 karung”. (wawancara dengan Bapak
Asri pada tanggal 8 desember 2022).

“Kalau hasil panen setelah adanya kelompok tani jelas meningkat, yah
walaupun tidak begitu banyak, sawah yang saya kerja itu sekitar 2,5
hektar, hasil panen saya terakhir sekitar 140 karung, tapi waktu
sebelum berkelompok hasil panen saya sekitar 110 karung”
(wawancara dengan bapak Ardin pada tanggal 8 desember 2022).

“Naik dek, dari sebelum berkelompok saya punya hasil panen tidak
seberapa kalau dilihat dari luas sawah yang saya kerja, naik sekitar 40
karung, dulu sekitar 160 karung dari total 3 hektar, sekarang jadi
sekitar 200 karung”. (wawancara dengan bapak Jumain pada tanggal 8
desember 2022).

“Tidak ada naik, sama saja, luas lahan sawah saya itu 0,5 hektar, hasil
panen nya tetap 23 karung”. (wawancara dengan bapak Iwan pada
tanggal 8 desember 2022).
54

“Tidak seberapa naik nya, tapi adalah peningkatan nya, luas lahan
saya itu sekitar 2 hektar hasil panennya sebelum berkelompok ada
sekitar 80 karung, setelah saya ikut kelompok naik sekitar 95 karung”.
(wawancara dengan bapak Darwin pada tanggal 9 desember 2022).

“Naik kalau bagus juga hasil panen, karena ini padi kalau cuaca
bagus, tidak diserang hama juga hasilnya banyak, luas lahan saya itu
ada 3 hektar kalau padi bagus hasilnya sekitar 225 karung, itu setelah
saya bergabung dengan kelompok, tapi waktu saya belum ikut
kelompok sekitar sekitar 170 karung ada”. (wawancara dengan bapak
Marzuki pada tanggal 9 desember 2022).

“Tidak seberapa naik nya, saya punya sawah itu tidak luas jadi tidak
banyak hasilnya, lahan sawah saya itu 1 hektar, hasilnya setelah
berkelompok ada sekitar 60 karung, sebelum berkelompok hasilnya
sekitar 45 karung ada, sawah saya itu kurang saya rawat waktu
sebelum berkelompok. Setelah berkelompok saya mualai rajin
merawat sawah saya”. ( wawancara dengan bapak Samsudin pada
tanggal 9 desember 2022).

“Kalau sawah ku dek, hasil panennya kalau digabung ada sekitar 60


karung, karena sawah saya itu ada dua tempat, tapi waktu sebelum
berkelompok hasilnya sekitar 40 karung, luas lahan saya itu cuman 1
hektar” (wawancara dengan bapak Mursalim pada tanggal 9 desember
2022).

“Saya punya sawah ini, selama saya kerja sendiri dari waktu saya
belum masuk kelompok, hasil nya sudah banyak menurut saya, luas
sawah saya itu kurang lebih 2 hektar, hasil nya dulu itu kurang lebih
ada 100 karung paling banyak, sekarang hasilnya sekitar 110 karung,
itu kalau bagus buah padi”. (wawancara dengan bapak Arifaing pada
tanggal 10 desember 2022).

“Meningkat dek, yang tadinya tidak seberapa sekarang ada


peningkatan, karena dulu saya tidak terlalu saya rawat padiku, tapi
waktu saya ada bergabung sama kelompok, sudah mulai saya rawat
padi ku, kan malu juga kita kalau sawah banyak rumputnya sedangkan
anggota yang lain bersih dia rawat sawahnya, sawah nya saya itu
sekitar 1 hektar saja, hasil nya sebelum saya ikut keompok sekitaran
40 karung, sekarang karean bagus hasil panen sekitar 55 karung”.
(wawancara dengan bapak Nasrun pada tanggal 10 desember 2022).

“Iya meningkat, apa lagi sekarang ini petani sudah dimudahkan


mendapatkan pupuk, kalau dulu pupuk susah sekali kita dapat, kadang
ada didapat harganya mahal sekali, kalau peningkatan nya saya punya
sawah itu, total luas lahan sawah sekitar 3 hektar, hasil panennya 200
55

karung ada, kalau sebelum berkelompok itu sekitar 180 kalau sawah
nya dirawat dan tidak ada penyakit”. (wawancara dengan bapak Abd.
Mutalib pada tanggal 9 desember 2022).

“Alhamdulillah, meningka mua wassele galungge, selama tamaka


kelompo e, galung ujamae siddi hetto ase uduppai engka mua 60
karung, yoloe 45 karung mi iduppa” (Alhamdulillah, meningkat hasil
sawah saya, selama bergabung dengan kelompok tani, sawah yang
saya kerja itu sekitar 1 hektar hasilnya ada kurang lebih 60 karung,
dulu sebelum berkelompok, hasil panen saya sekitar 45 karung).
(wawancara dengan bapak Yasin pada tanggal 10 desember 2022).

“Kalau meningkatnya hasil panen itu tergantung dari pemeliharaan


saja, kalau dibiarkan sawah barumput tidak banyak hasil nya, tapi
kalau di rawat pasti bagus hasilnya, tapi kalau meningkat karena
adanya kelompok tidak ada saya rasakan, hasil sawah saya tetap
begitu-begitu saja, sawah yang saya kerja itu ada 1,5 hektar, biasa
perpanen saya punya hasil itu sekitar 60 karung, setelah bergabung
kelompok begitu juga hasilnya, kadang juga turun hasilnya kalau padi
sakit”. (wawancara dengan bapak Nawir pada tanggal 10 desember
2022).

“Ini kelompok tani sudah cukup bagus, kalau untuk peningkatan hasil
panen petani itu tergantung petaninya sendiri, kalau tidak dia rawat
sawahnya bagaimana mau meningkat yang ada hasil panennya
berkurang, tapi kalau bagi saya sendiri, ada peningkatan yang saya
rasakan biasanya saya kalau panen itu sekitar 27 karung, itu sawah
yang saya kerja ada sekitar 0,5 hektar, sekitar begitulah luas lahan
saya kerja, kalau waktu saya belum ikut kelompok sekitar 20
karunglah hasilnya, itu suadah lama sekali sebelum saya masuk
kelompok”. (wawancara dengan bapak Anu Sirvan pada tanggal 10
desember 2022).

“Bagi saya sama saja, dari dulu hasil panen saya tetap begitu-begitu
saja, 23 karung dari luas sawah saya 0,5 hektar”. (wawancara dengan
bapak Kisman pada tanggal 8 desember 2022).

“Kalau hasil panen saya selama berkelompok naik, saya sudah lama
ikut kelompok tani, kalau sebelum berkelompok itu sekitar 80 karung
hasil nya, setelah ikut kelompok naik sekitar 100 karung hasil panen
sawah saya, luas lahan itu ada 2 hektar”, (wawancara dengan bapak
Jedding pada tanggal 8 desember 2022).

“Tidak ada perubahan, sama saja sawah yang saya kerja ini ada sekitar
3 hektar, hasil nya tetap 160 karung”, (wawancara dengan bapak
Suparman pada tanggal 10 desember 2022).
56

“Naik, tapi itu kalau tidak diserang penyakit, sawah ku itu 1 hektar,
hasil panen nya 50 karung, kalau sebelum ikut krlompok 37 karung
ada, karna sawahku itu ada dibagian pinggiran, tidak terlalu saya
rawat jadi hasilnya begitu”. (wawancara dengan bapak Mustapa pada
tanggal 10 desember 2022).

“Tetap saja hasil panen saya, berapa saja itu, ada sekitar 20 karung,
kalau luas lahan Cuma 0,5 hektar saja”. (wawancara dengan bapak
Padda pada tanggal 10 desember 2022).

“Tidak ada peningkatan, saya sudah tidak terlalu perhatikan juga


sawahku, rencana saya mau jual, itu sawah ku hasil panen nya ada
sekitar 40 karung, dari dulu begitu, luas lahan ku ada 1 hektar”.
(wawancara dengan bapak Calo pada tanggal 10 desember 2022).

“Bagaimana mau naik hasil panen, mau beli pupuk susah, karena
kelompok sudah tidak aktif kaya dulu, terpaksa beli yang mahal, tapi
kita sebagai petani berat juga beli langsung ke penjual, kalau ada
kelompok kita bisa bayar setelah panen, lahan ku itu tidak luas, cuman
kurang lebih 1 hektar, hasil panen nya tidak banyak, karena banyak
rumputnya, beli racun rumput mahal juga, hasilnya sekitar 45 karung”.
(wawancara dengan bapak Upik pada tanggal 10 desember 2022).

“ Naik waktu kelompok aktif, karena pupuk terpenuhi, racun bisa


kita beli juga, karena bayarnya setelah panen, sekarang karena
pengurus kelompoknya kami tidak tau lagi, masih mau jadi ketua atau
tidak, sawah ku itu 0,5 hektar biasa saya kalau panen itu sekitar 20
karung”. ( wawancara dengan bapak Alias pada tanggal 10 desember
2022).
Berdasarkan pernyataan-pernyataan yang diberikan oleh informan

mengenai jumlah hasil panen petani dapat diuraikan dalam bentuk tabel

berikut:

Tabel 4.11
Hasil Produksi Padi Sawah Petani Sebelum Dan Sesudah
Berkelompok Tani di Desa Rerang
Tanggapan Jumlah (Orang) Presentase (%)
Ada Peningkatan Pruduksi 14 51,85
Sedikit Peningkatan Produksi 8 29,63
Tidak Ada Peningkatan 5 18,52
Produksi
Jumlah 27 100
Sumber: Hasil Wawancara Diolah Kembali.
57

Berdasarkan tabel 4.11 dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian

besar petani di Desa Rerang menyatakan ada peningkatan produksi yang

dirasakan setelah berkelompok dibandingkan sebelum berkelompok,

berkisar 51,85 persen petani yang merasakan dampak baiknya.

Jumlah produksinya sebelum dan sesudah masuk kelompok tani di

Desa Rerang yaitu:

Tabel 4.12
Jumlah Produksi Sebelum Dan Sesudah Masuk Kelompok Tani di Desa
Rerang
Luas Lahan Sebelum Sesudah Selisih
(Ha) (Karung) (Karung) (Karung)
0,5 20 23 3
0,5 20 25 5
0,5 23 23 -
0,5
Lanjutan Tabel 4.12 20 27 7
0,5 23 23 -
0,5 20 20 -
0,5 20 23 3
1 45 60 15
1 40 60 20
1 40 55 15
1 45 60 15
1 37 50 13
1 40 40 -
1 45 45 -
1,5 60 60 -
2 95 100 5
2 70 100 30
2 80 95 15
2 100 110 10
2 80 100 20
2,5 90 145 55
2,5 110 140 30
3 170 220 50
3 160 200 40
3 170 220 50
3 180 200 20
3 160 160 -
Sumber: Hasil Wawancara Diolah Kembali.
58

Tabel 4.12 menunjukkan sebagian besar petani merasakan adanya

peningkatan produksi setelah bergabung dengan kelompok tani yaitu

sekitar 3-50 karung, tetapi ada sebagian petani yang tidak mengalami

peningkatan produksi setelah bergabung dengan kelompok tani yang ada

di Desa Rerang Kecamatan Dampelas.

Sebagian petani merasakan bahwa baik sebelum dan sesudah

masuk kelompok tani merasakan tidak ada perubahan, sebagian dari petani

merasakan ada perubahan. Yang menjadi persoalan yaitu adanya

kelompok yang kurang aktif sehingga anggota kelompok mengalami

kendala dalam hal pembelian pupuk dan obat-obatan.

Hasil produksi petani di Desa Rerang dalam 1 hektar berkisar 30-60

karung, sedangkan untuk lahan dengan luas 3 hektar berkisar antara 220

karung. Hasil panen petani juga tergantung dengan kondisi dan cara petani

merawat sawahnya, karena berdasarkan informan ada beberapa petani

tidak mengalami kenaikan hasil produksi karena lahan sawah yang mereka

garap tidak mereka rawat seperti petani lain yang mengalami kenaikan

hasil produksi.
59
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian mengenai peran kelompok tani dalam

meningkatkan produktivitas petani didesa Rerang Kecamatan Dampelas

berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian, yaitu:

“Peran kelompok tani di Desa Rerang Kecamatan Dampelas Kabupaten

Donggala memberi pengaruh besar bagi petani sehingga hasil produktivitas

mengalami peningkatan. Hal ini sebabkan karena sebagian besar petani

mengalami peningkatan produkstivitas sebesar 3-50 karung. Sementara sebagian

kecil petani yang tidak merasakan peningkatan produktivitas. Adapun perubahan-

perubahan yang di rasakan oleh petani yaitu, cara penggunaan benih dengan

benar, penggunaan pupuk, alat bajak semakin modern. Selain itu terdapat fasilitas

bantuan berupah mesin bajak, mesin tanam dan mesin panen. Hail ini cukup

dirasakan keberadaannya oleh petani sehingga mampu meningkatan produktivitas

padi sawah .

5.2 Saran

Berdasarkan Kesimpulan hasil penelitian, maka yang menjadi saran dalam

peneltian ini adalah:

“Untuk meningkatkan peran kelompok tani di Desa Rerang, diharapkan

setiap kelompok aktif dalam melakukan kegiatan pelatihan kepada petani

sehingga produktivitas padi sawah dapat ditingkatkan. Selain itu, petani huga

59
60

harus selalu aktif daalam kegiatan kelompok guna mencari solusi untuk

meningkatkan hasil produksi petani padi sawah.


DAFTAR RUJUKAN

A. SUMBER BUKU

Kartasapoetra, A.G. 1994. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara.


Jakarta.

Mosher, A.T. 1997. Menggerakakan dan Membangun Pertanian. Disadur oleh


Ir.S Krisnandhidan Bahrin Samad. Penerbit CV Jasaguna, Jakarta.
Gibson, I.Donnelly, 1996. Organisasi, Binarupa Aksara, Jakarta.
Mubyarto, 1994. Pengantar Ekonomi Pertanian: Penerbit PT. Pustaka LP3ES
Indonesia, Jakarta.
Mardikanto, Topik, 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian: Penerbit
Sebelas Maret University Press.
Pusluhtan, 2002. Pengantar Ekonomipertaanian: Jakarta. PT. Bumi Aksara.

Samsudin. U. 1987. Dasar-Dasar Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat.


Dicetak oleh Percetakan Binacipta.Bandung.
Setiana, Lucie, 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat:
Penerbit Ghalia Indonesia.
Soekartawi, 2003. Teori Ekonomi Produksi: PT. Raja Grapindo: Jakarta.
Sonny Leksono, 2013. Penelitian Kualitaatif Ilmu Ekonomi. Jakarta. PT.
Grafindo Persada.
Van den Ban A.W. dan Hawkins H.S. 1999. Penyuluhan Pertanian.Yokyakarta:
Penerbit Kanisus.

B. Sumber Dokumen

Badan Pusat Statistik (BPS);Nasional Dalam Angka 2019

Badan Pusat Statistik (BPS); Donggala Dalam Angka 2019.

Profil Kecamatan Dampelas Dalam Angka 2019.

Dinas Pertanian Kabupaten Donggala

Kantor Desa.

C. Sumber Lainnya

61
62

Azisturindra.2009. Organisasi Kelompok Tani. http://azisturindra.wordpree.com.


Diakses Pada Tanggal 25 Desember 2019
Fatmawati M. Lumintang, 2011. Analisis Pendapatan Petani Padi. http://
ejournal.unsrat.ac.id/indeks.php/emba/article/download/2304/1858 di akses
Pada Tanggal 25 Desember 2019
Kasriani, Peran Kelompok Tani Dalam Meningkatkan Produktivitas Tanaman
Padi ( Study Kasus Di Desa Awolagading Awangpone, Kabupaten Bone).
Fakultas pertanian universitas hasanuddin 2018. http//digilib.unhas.ac.id
/opac/detail-opacid=38665
Lisda Noer, 2013. Analisis Pendapatan Usaha Tani Dan Pemasaran
semangka.Fakultas Pertanian Universitas Tadulako. di akses padatanggal 20
Desember 2019.
Moh ikbal, 2014. Peran Kelompok Tani Dalam Meningkatkan Pendapatan
Usahatani Padi Sawah. Fakultas pertanian universitas tadulako.
Munandar arif, 2012. Pengertian kelompok tani. http://arismunandar
645.blogspot.com/2012/09/pengertian-kelompok-tani.html
Saripudin, 2012. Peran Penyuluh Pertanian Dalam Meningkatkan Pendapatan
Petani. http://publikasi.stkipsiliwangi.ic.id/files/2012/09/08030155-
saripudin.pdf
Sedarmawati, 1996. Pengertian Produktivitas Menurut Para Ahli.
http://walangkopoh99.blogspot.co.id/201505pengertian-produktivitas-kerja-
productivity-menurut-para-ahli.html
Chasan Mohamad, 2020. Peran Kelompok Tani Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Belanti Siam Kabupaten Pulang Pisau.
Fakultas ekonomi dan bisnis islam institut agama islam negeri palangkaraya
Nasri, 2013. Peranan Kelompok Tani Dalam Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat Desa Ulujangang Kec. Bontolempangan Kab. Gowa. Fakultas
ushuluddin, filsafat dan politik universitas islam negeri alauddin (uin)
Makassar. http://repositori.uin-alauddin.ac.id/id/eprint/3668
Maulana 2019. Peran Kelompok Tani Dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Petani Di Desa Temmabarang Kecamatan Penrang Kabupaten Wajo.
Program studi agribisnis fakultas pertanian universitas muhammadiyah
Makassar. https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/8904-Abstrak.pdf
63

LAMPIRAN
64

Lampiran 1: Identitas Responden Yang Tergabung Dalam Kelompok Tani


di Desa Rerang Kecamatan Dampelas Kabupaten Dongala.

No. Responden Umur Luas Lahan Nama kelompok


(Tahun) (Ha)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Junaidi 41 3 Reso Tamangingi 1
2 Moh. Taepe 48 2 Reso Tamangingi 1
3 Abd. Hakim 50 0,5 Reso Tamangingi 1
4 Markam 35 2 Reso Tamangingi 2
5 Burhan 43 2,5 Reso Tamangingi 2
6 Asri 45 0,5 Reso Tamangingi 2
7 Ardin 32 2,5 Siamasei
8 Jumain 36 3 Siamasei
9 Iwan 30 0,5 Siamasei
10 Darwis 38 2 Mustika Padi
11 Marzuki 42 3 Mustika Padi
12 Samsudin 38 1 Mustika Padi
13 Mursalim 37 1 Harapan Jaya
14 Arifaing 46 2 Harapan Jaya
15 Nasrun 45 1 Harapan Jaya
16 Abd. Mutalib 43 3 Sintuvu 1
17 Yasin 40 1 Sintuvu 1
18 Nawir 39 1,5 Sintuvu 1
19 Anu Sirvan 41 0,5 Sintuvu 2
20 Kisman 40 0,5 Sintuvu 2
21 Jedding 45 2 Sintuvu 2
22 Suparman 48 3 Bunga Padi
23 Mustapa 42 1 Bunga Padi
24 Padda 50 0,5 Bunga Padi
25 Calo 38 1 Katidale Indah
26 Upik 37 1 Katidale Indah
27 Alias 43 0,5 Katidale Indah

Sumber: Hasil Wawancara


65

KUISIONER

Peran Kelompok Tani dalam Meningkatkan Produktivitas Padi Sawah di


Desa Rerang Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala

Nama : Moh. Asri

NIM : C 101 15 053

A. Identitas Responden
1. Nama :
2. Jenis Kelamin : Laki-Laki/Perempuan
3. Umur : Tahun
4. Pendidikan :
5. Nama Kelompok Tani :
6. Jabatan Kelompok Tani :
7. Luas Lahan :
B. Pertanyaan
1. Menurut bapak apakah ada perubahan dalam mengelola sawah setelah

bergabung dalam kelompok tani?

2. Apakah kelompok tani memberikan fasilitas bantuan kepada anggota

kelompok tani?

3. Bagaimana hasil produksi padi sawah bapak sebelum dan setelah

bergabung dengan kelompok tani?

Anda mungkin juga menyukai