Anda di halaman 1dari 62

ANALISIS PENGARUH PROGRAM PERKEMBANGAN

EKONOMI KERAKYATAN DALAM

MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI

KELURAHAN LEMBANG GANTARANGKEKE

KEC. TOMPOBULU KAB. BANTAENG

Skripsi ini di ajukan sebagai salah satu syarat

Untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi pada

Institut Turatea Indonesia (YAPTI)

Diajukan Oleh :

SARMILA

218316/91837704103

INSTITUT TURATEA INDONESIA

KABUPATEN JENEPONTO

FAKULTAS EKONOMI

2022
HALAMAN PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa :

Nama : SARMILA

No. Stambuk/NIRM : 218316/9183770410316

Jenjang : Strata Satu (S1)

Program Studi : Ekonomi Pembangunan

Judul Skripsi : Analisis pengaruh program perkembangan ekonomi

kerakyatan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat di Kelurahan

Lembang Gantarangkeke Kecamatan tompobulu Kabupaten Bantaeng

Mahasiswa tersebut diatas skripsinya telah di periksa dan disetujui untuk

mengikuti ujian proposal sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana ekonomi pembangunan di institute turatea Indonesia ( INTI ) Kab.

Jeneponto.

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Prof.Dr.H.MaksudHakim,S.PD.,S.E.,M.M Dr. H. Abd.Rahman.,S.Pd.,S.E.,M.M

Mengetahui,

Wakil Rektor I

Bag. Akademik dan Kemahasiswaan

ALI SYAHBAN AMIR,S.Pd,M.Pd


HALAMAN PENGESAHAN
Judul Skripsi : Analisis pengaruh program perkembangan ekonomi kerakyatan
dalam meningkatkan perekonomian masyarakat di Kelurahan Lembang
gantarangkeke Kec.tompobulu Kab. Bantaeng.
Skripsi ini telah diperiksa dan diterima oleh panitia ujuan skripsi yang
dibentuk sesuai Surat Keputusan Rektor Institut Turatea Indonesia (INTI)
kabupaten Jeneponto hari Rabu Tanggal 5 Oktober 2022 Yang telah
dipertahankan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Strata Satu (S-1) pada Institut Turatea Indonesia (INTI) Kab.Jeneponto
PANITIA UJIAN
Penganggung jawab : 1. LLDIKTI Wil IX Sul-Sel
2. Ketua Yayasan Pendidikan YAPTI Turatea
Jeneponto
3. Rektor institut Turatea Indonesia (INTI)
Kab. Jeneponto
Ketua : Ir. Kamaluddin, MM (...................)
Sekretaris : Andi Ria Andriani, S.pd (...................)
Penguji :
1. Prof.Dr.H.Maksud Hakim,S.pd,SE,MM (..................)
2. Ali Syahban Amir,S.pd,M.pd (...................)
3. Meri Hariratul Jannah,SE,S.pd,MM (...................)
4. Anna sulfianti,S.pd,M.pd (..................)

Megetahui
Rektor,
Institut Turatea Indonesia (INTI) Kab. Jeneponto

Prof. Dr. H. Maksud Hakim, S.PD.,S.E.,M.M

Nip.197001192002121008
ABSTRAK

SARMILA, Nirm 9183770410316, Program Studi Ilmu Ekonomi, Jurusan limu

Ekonomi dan Studi Pembangunan, institut Turatea Indonesia Jeneponto.

Menyusun Skripsi dengan Judul "ANALISIS pengaruh perkembangan

ekonomi kerakyatan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat di

Kelurahan Lembang gantarangkeke Kecamatan tompobulu Kabupaten

Bantaeng". Dibawah Bimbingan Bapak Prof. Dr. H. Maksud Hakim, S.Pd.,

S.E., MM dan Bapak Dr. H. Abd Rahman,S.Pd.,SE..MM.

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampak

perekonomian masyarakat terhadap perekonomian daerah setempat di

Kelurahan limbah gantarangkeke Kecamatan Tompobulu Kabupaten

Bantaeng.

Jenis pemeriksaan yang digunakan dalam eksplorasi ini menarik.

Pengumpulan informasi dilakukan dengan menggunakan prosedur persepsi,

pertemuan dan dokumentasi. Informasi dikumpulkan dari berbagai sumber.

Informasi yang telah diperoleh diperiksa secara subyektif, kemudian informasi

tersebut digambarkan dan kemudian ditarik ujungnya.

Mengingat akibat pemeriksaan terhadap program keuangan perseorangan

(program modal usaha berbasis kota dan afiliasi daerah) yang sedang

dijalankan di Kabupaten Lembang Gantarangkeke.

Ini dapat dilihat dari peningkatan usaha dan perekonomian pelaku usaha yang

mendapatkan bantuan modal usaha tersebut.


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil 'alami Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah

SWT, Sang Pencipta, yang senantiasa memberikan kasih sayangnya kepada

para hamba-hamba-Nya, kasih sayang yang berupa kesehatan, rezeki,

kebahagiaan dan ketentraman hidup yang Ia impahkan kepada kita semua.

Selain itu, percakapan juga untuk menyampaikan shalawat dan kabar baik

kepada nabi kita Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, nabi akhir zaman,

nabi yang mulia nabi yang selama hidupnya selalu berjalan di jalan yang Allah

tetapkan yaitu jalan kebenaran. Allahumma sholli ala sayyidina muhammad.

Har,i Minggu, bulan dan tahun telah berlalu sungguh ini bukanlah waktu yang

singkat proses panjang yang telah menguras banyak waktu, tenaga, pemikiran,

emosi serta tak lupa juga dana akhirnya proses telah mencapai akhir dan telah

menyelesaikan postulat berjudul “Ujian Dampak Program Peningkatan

Moneter Perorangan dalam Menggarap Perekonomian Daerah di Subloka

Lembang Gantarang Keke, Subloka Tompobulu, Rezim Bantaeng".

Menyelesaikan penyusunan satu skripsi bukanlah sesuatu hal yang mudah

banyak hambatan dan kegagalan yang harus dihadapi dari awal penyusunan

hingga selesai. Dan saya tahu ini semua bukanlah hasil dari usaha saya sendiri,

banyak dukungan dan petisi terhadap alam oleh individu sekitar. Oleh karena

itu, pada acara kali ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada kalian

semua yang sudah lama berada disana memberikan keyakinan hingga hari ini

saya bisa berdiri di sini di hadapan kalian semua..


Terima kasih saya untuk

1. Ayah Manai dan Ibu Salma, Terima kasih banyak atas bantuan dan

permohonan Anda yang tiada henti putuskan kalian panjatkan untuk

keberhasilan yang saya capai hari ini. Apa yang saya raih hari ini belum

bisa membalas satu lantunan doa yang kalian berikan tapi dengan

segala rasa hormat yang saya, Gelar sarjana ini, saya persembahkan

untuk kalian.

2. Bapak Prof. Dr. H. Maksud Hakim.,S.Pd.,SE,MM Selaku pembimbing I

dan Bapak Dr. H. Abd Rahman., S.Pd.,SE,MM Selaku Pembmbng II

makasih saya ucapkan karena telah mencari kesempatan untuk

memberikan arahan dan arahan sejak penyusunan Proposal hingga

akhir penyelesaian skripsi.

3. Bapak Ibu Dosen serta Staf Institut Turatea Indoneisia (INTI) Kab.

Jeneponto yang telah memberikan banyak pengetahuan dan bimbingan

kepada saya sejak duduk dibangku kuliah.

4. Akhir dengan segala kerendahan hati saya menyampaikan mohoan

maaf karna saya menyadari bahwa skrisi ini tidaklah terlalu sempuma,

oleh sebab Fakta bahwa pembaca dapat memberikan masukan

membuatnya dipercayainfo dan ide sehingga menjadi bahan pembelajaran

yang bermanfaat untuk semua orang khususnya untuk saya pribadi.


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................I

HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................................II

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................III

ABSTRAK...............................................................................................................IV

KATA PENGANTAR...............................................................................................V

DAFTAR ISI...........................................................................................................VII

DAFTAR TABEL....................................................................................................IX

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................X

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1

A. Latar belakang............................................................................................1

B. Rumusan masalah.....................................................................................9

C. Tujuan penelitian.......................................................................................9

D. Manfaat penelitian...................................................................................10

BAB II LANDASAN TEORI...................................................................................11

A. Konsep ekonomi kerakyatan...................................................................11

B. Mengembangkan ekonomi kerakyatan..................................................17

C. Aspek-aspek yang dipertimbangkan dalam mempersiapkan model

ekonomi kerakyatan................................................................................22

D. Aspek-aspek yang harus diperhatikan pada sistem ekonomi saat ini

yang akan diarahkan pada ekonomi kerakyatan...................................22

E. Program ekonomi kerakyatan.................................................................23

F. Peningkatan ekonomi..............................................................................25

G. Kerangka pikir...........................................................................................28
BAB III METODE PENELITIAN

A. Kedekatan dan jenis penelitian...............................................................29

B. Kehadiran penelitian................................................................................30

C. Lokasi dan waktu penelitian...................................................................31

D. Datadan sumber data..............................................................................31

E. Teknik pengumpulan data.......................................................................32

F. Teknik analisis data.................................................................................33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................34

A. Gambaran umum Kelurahan Lembang Gantarangkeke.......................34

B. Program perkembangan ekonomi kerakyatan Kelurahan Lembang

Gantarangkeke.........................................................................................35

1. Program pengembangan ekonomi kerakyatan...........................35

2. Program bantuan modal usaha berbasis dusun dan RW...........36

C. Pengaruh program bantuan modal usaha berbasis dusun dan rukun

warga dalam meningkatkan perekonomian masyarakat di Kelurahan

Lembang Gantarangkeke.........................................................................39

BAB V PENUTUP..................................................................................................48

A. Kesimpulan...............................................................................................48

B. Saran.........................................................................................................48

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................49
DAFTAR TABEL

4.1 pelaku usaha beserta dengan jenis usaha dan dana hibah.......................38

4.2 kebutuhan investasi......................................................................................41

4.3 kebutuhan bahan baku.................................................................................42

4.4 perbandingan sebelum dan sesudah mendapatkan bantuan modal

usaha..............................................................................................................43

4.5........................................................................................................................

perbandingan sebelum dan sesudah mendapatkan bantuan modal

usaha...............................................................................................................44
DAFTAR GAMBAR

2.1 kerangka pikir.............................................................................................28


BAB l

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekonomi kerakyatan yaitu sistem ekonomi yang berpedoman pada sila

keempat Pancasila, istilah ekonomi kerakyatan ekonomi adalah kerangka

keuangan yang didalamnya terdapat komponen-komponen demokrasi.

Kepercayaan dan kearifan masyarakat Indonesia inilah yang menjadi sumber

kemunculan demokrasi.

Demokrasi biasa terjadi dan sering di langsungkan di Indonesia yaitu

ialah musyawarah untuk mencapai mufakat, ini telah menjadi ciri khas

masyarakat Indonesiat. Ekonomi kerakyatan atau biasa dikenal dengan

ekonomi rakyat bukanlah sebuah mushaf ekonomi baru di Indonesia, ekonomi

kerakyatan seringkali dijadikan sebagai konstruksi pemahaman dari realitas

ekonomi yang memang pada umumnya seringkali terdapat di negara

berkembang seperti Indonesia.

Ekonomi kerakyatan atau ekonomi rakyat berkembang di dalam negara

sesuai dengan keadaan dan kondisi masyarakat yang menetap di suatu daerah

tertentu. Ekonomi kerakyatan sendiri merupakan hasil gagasan dari

Muhammad Hatta setelah kolonialisme Hindia Belanda. Sebagaimana yang

kita ketahui peninggalan pemerintahan Hindia Belanda menempatkan keadaan

ekonomi kaum pribumi pada saat itu dalam kondisi yang memperhatikan

dengan kelas dan kondisi paling tidak ramah.


Perekonomian rakyat merupakan salah satu cara yang dapat dimanfaatkan

untuk membantu mewujudkannya masyarakat Indonesia sebagai pemilik

negara sendiri.

Negara mempunyai kewajiban yang sangat penting dalam kerangka

moneter masyarakat, sebagaimana tertulis dalam (pasal 27 ayat 2) di mana jika

kita menarik kesimpulan dari pasal tersebut maka sangat jelas tertulis bahwa

negara memiliki kewajiban atas seluruh masyarakat Indonesia dalam

mendapatkan bekerja dan mencari penghidupan yang adil dengan cara yang

wajib dilakukan oleh otoritas publik menyediakan sebanyak mungkin lapangan

pekerjaan yang bisa dimanfaatkan masyarakat Indonesia. Itulah mengapa

ekonomi kerakyatan ini harus terus dikembangkan oleh pemerintah agar

masyarakat Indonesia bisa mendapatkan peluang kerja atau bantuan yang

dapat mendorong peningkatan ekonomi masyarakat Indonesia. Selain dari

pasal 27 ayat 2 sistem perekonomian juga dibahas dalam pasal 33 seperti yang

kita ketahui bahwa Pasal 33 UUD 1945 menjadi landasan kerangka keuangan

negara.

Dalam pengerjaan lain juga dijelaskan bahwa negara memiliki tanggung jawab

dan kewajiban atas masyarakat miskin dan generasi muda terlantar, hal ini

tertuang dalam pasal 34 UUD 1945.

Peran pemerintah dan negara dalam kerangka keuangan berbasis moneter

kerakyatan yaitu sebagai berikut

1. Mengembangkan koperasi untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat

2. Menciptakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)


3. Memastikan pemanfaatan sumber daya alam (tanah, batuan, tumbuhan,

hewan bumi, air) dan segala kekayaan yang terkandung di dalamnya

untuk menciptakan kemakmuran bagi rakyat.

4. Memastikan bahwa setiap penduduk telah memperoleh haknya atas

pekerjaan dan penghidupan yang adil.

5. Benar-benar fokus pada anak-anak terlantar dan para fakir miskin.

Di dalam salah satu pidato Muhammad Hatta beliau

menyampaikan butiran-butiran pemikiranya, tampak gamblang

berorientasi kepada ekonomi kerakyatan Selanjutnya beliau dengan

tegas menekankan dan mendorong rakyat Indonesia untuk membangun

dan menentukan nasib Negara kita sendiri

Dalam pidato tersebut Muhammad Hatta menyampaikan kepada

seluruh masyarakat Indonesia untuk memutuskan nasib mereka sendiri

sehubungan dengan cara mereka hidup dan bergaul, beliau juga

menyampaikan agar masyarakat belajar bagaimana cara mengatur

perekonomian dalam hidup karena seperti yang mungkin kita sadari,

segala sesuatu harus dipilih oleh individu melalui kesepakatan. Individu

adalah orang yang berdaulat atau dikenal sebagai penguasa, dengan

perbuatannya sendiri, tidak ada satupun kumpulan kecil yang dapat

menentukan nasib individu dan negara. Ini disebut kekuasaan yang

terkenal, ini adalah premis dari sistem pemerintahan mayoritas yang

terkenal atau pemerintahan pemerintahan mayoritas yang cukup

ekspansif seperti yang diharapkan, tidak hanya dalam masalah.

ekonomi demokrasi sosial atau politik tetapi berhak untuk memberikan

keputusan untuk mencapai mufakat.keputusan mufakat,


rakyat yang banyak untuk mencapai masyarakat umum dalam

pandangan keadilan dan kebenaran.

Mohammad Hatta menyatakan, untuk membangkitkan semangat masyarakat

Indonesia untuk terus mengembangkan ekonomi kerakyatan di negara Di

Indonesia, koperasi merupakan salah satu cara untuk membina perekonomian

suatu kelompok. Dalam Peraturan Perundang-undangan Tahun 1967 dimaknai

bahwa koperasi adalah perkumpulan keuangan perseorangan dengan suatu

badan kemasyarakatan, yang terdiri dari orang-orang atau unsur-unsur yang

sah, koperasi yang merupakan suatu rancangan moneter sebagai usaha

bersama mengingat aturan hubungan kekeluargaan.

"koperasi dapat mengembangkan semangat percaya diri pada

masyarakat memperkuat kemauan dalam bertindak, dan dengan koperasi

seluruh masyarakat Indonesia dapat ikut serta dalam membangun

perekonomian Indonesia yang bisa terus dikembangkan mulai dari sesuatu

yang kecil sedang hingga akhirnya sampai kepada lapangan perekonomian

yang tenaga-tenaga perekonomian yang awalnya lemah dan tidak memiliki

kepercayaan diri untuk memulai sebuah usaha bisa mendapatkan kepercayaan

diri dan untuk memulai sebuah usaha dan menjadi lebih kuat. Itulah sebabnya

mengapa koperasi bisa dianggap sebagai sesuatu alat yang cukup membantu

untuk mengembangkan kembali ke perekonomian individu yang belum

matang. Koperasi dapat menyusun pengorganisasian modal publik dalam

jangka waktu yang lebih cepat dan menyimpang secara bertahap namun rutin.

Dengan adanya bulah dapat menyingkatkan jalan antara produksi dan

konsumsi.
Perekonomian individu adalah apa yang terjadi ketika semua aktivitas moneter

diselesaikan Eksekusi harus berdampak pada setiap individu Indonesia.

Demikian pula, pelaksanaan kegiatan keuangan daerah harus berada di bawah

pengawasan individu dari perekonomian daerah yang terlibat.

Definisi ringkas ekonomi kerakyatan berdasarkan konvensi ILO

(Internasional Labour Organitation 11) 169 pada tahun 1989 adalah ekonomi

tradisional yang dijadikan sebagai dasar dari kehidupan masyarakat

Indonesial dalam menstabilkan dan mempertahankan perekonomian dalam

kehidupan

Prof.Dr, Mubyarto Selaku guru besar fakultas ekonomi di salah atu

universitas Indonesia ( UGM ) menyampaikan pendapatnya tentang ekonomi

kerakyatan yaitu bahwa Perekonomian kelompok adalah perekonomian yang

bergantung pada kekuasaan keluarga dan individu serta menunjukkan

bantuan yang serius bagi perekonomian individu.

Istilah perekonomian rakyat kembali marak seiring dengan kesalahan

masyarakat terhadap sistem keuangan pengusaha yang selama ini dikuasai oleh

pemerintah. Persoalan keuangan individu tampaknya memberikan jawaban

atas berbagai permasalahan moneter yang muncul di negeri ini, misalnya

kerinduan untuk menguasai wilayah-wilayah vital dengan jaringan kecil,

kepemilikan tanah oleh kelas pekerja bawah. Selain itu, ada banyak keinginan

orang lain yang tampaknya menjadi beban bagi perekonomian individu itu

sendiri.
Menengok kembali pada masa silam, Ir. Soekarno dalam sebuah

Pemikirannya tentang Marhaenisme telah banyak berupaya membangun

model keuangan suatu kelompok Indonesia dengan mempertimbangkan

keadaan dan keadaan bangsa Indonesia pada saat itu. masa tersebut, lalu d

lanjutkan pada era Presiden ke-2 Indonesia yaitu Soeharto yang berusaha

mendorong kemajuan ekonomi kerakyatan dengan rencana pembangunan

yang di buat pada masa orde baru dengan berdasar pedesaan. Walaupun masa

pemerintahan terus menerus mengalami pergantian, namun ekonomi rakyat

hanya menjadi sebuah perencanaan yang tidak memperhatikan titik terang dan

rakya Indonesia harus dipaksa untuk tetap berada dalam kemiskinan yang

semakin mencekik. Sebagai contoh, dalam pembangunan jangka panjang di era

Soeharto dimana rakyat merasakan pertumbuhan ekonomi yang begitu tinggi

namun tidak diimbangi dengan pemerataan ekonomi, sehingga kualitas hidup

rakyat pada masa itu masih memprihatinkan. Maka, peningkatan taraf hidup

rakyatlah yang sesungguhnya menjadi tujuan dari pemerataan pembangunan

Pada masa kepemimpinan presiden ke-5 Indonesia Susilo Bambang

Yudhoyono ( SBY ), pola pikir ekonomi tidak memiliki banyak perbedaan

dengan masa Permintaan Baru, dimana otoritas publik lebih fokus pada

pembangunan keuangan dibandingkan keadilan moneter. Menyebabkan

terjadinya masalah disparitas ekonomi yang dengan sangat jelas

memperlihatkan perbedaan antara masyarakat umum yang berekonomi tinggi

dan masyarakat umum yang berekonomi rendah, seperti yang ditampilkan

dalam Majalah Forbes yang berlokasi di New York, AS menyebutkan ada

sekitar 40 orang yang memiliki perekonomian tinggi


( terkaya ) di Indonesia. Dimana tota daril kekayaan yang mereka miliki

mencapai 88,6 miliar dollar AS atau jika di rupiahkan sama dengan Rp. 850

triliun. Pada tahun 2012 total kekayaan dari 40 orang ini mengalami

peningkatan sebanyak 4 % jika Berbeda dengan tahun 2011, dapat

disimpulkan bahwa sumber daya sebesar Rp. 850 triliun hanya diklaim oleh 40

orang, sedangkan spesialis formal, seperti pekerja, yang berjumlah sekitar 42,1

juta orang, harus berbagi gaji senilai Rp. 1.450 triliun. Di sinilah kita dapat

melihat perbedaan yang sangat jelas jelas antara jaringan dengan

perekonomian tinggi dan jaringan dengan perekonomian rendah, dalam

kerangka keuangan pasar yang tidak konsisten, tidak setiap orang memiliki

ukuran kekayaan yang luar biasa.

Mardi Yatmo Hutomo berpendapat bahwa ada empat pembenaran

mengapa perekonomian suatu kelompok harus dieksekusi konsep dasar

pemikiran baru dan strategi baru dalam meningkatkan pembangunan ekonomi

di Indonesia:

1. Ekonomi kerakyatan adalah merupakan salah satu ciri khas Indonesia,

artinya ada usaha bersama untuk membuat konsep perumusan tentang

kemajuan keuangan sesuai permintaan konstitusi, masalah dan kondisi

pemerintahan individu objektif masyarakat Indonesia.

2. Tuntutan Konstitusi, merujuk pada Pasal 27 UUD 1945, lebih

spesifiknya “setiap penduduk mempunyai hak istimewa untuk

memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak” merupakan jiwa

perekonomian harusnya adalah yang dibangun atas dasar kebersamaan

dan mampu memberi kesempatan yang sama kepada semua elemen

masyarakat.
3. Fakta empirik, bahwa ekonomi akan tumbuh dengan kokoh jika

dibangun dan di laksanakan oleh sebagian besar masyarakat negara

Indonesia.

4. Kekecewaan terhadap perbaikan perekonomian, kekecewaan terhadap

kemajuan perekonomian digulirkan pemerintah sejauh ini sudah

selayaknya menjadi landasan untuk mengevaluasi dan menumbuhkan

paradigma ekonomi baru yaitu ekonomi kerakyatan.

Perekonomian individu merupakan suatu kerangka moneter mengingat

kekuatan keuangan individu, seperti diketahui perekonomian individu sendiri

merupakan suatu pergerakan keuangan yang dilakukan oleh keseluruhan

penduduk yang secara bebas mengendalikan aset keuangan apa pun yang

dapat diawasi atau dikembangkan. Alasan sahnya perekonomian perseorangan

telah dimaknai dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 2000

yang berisi tentang Program Pemajuan Masyarakat.

Perekonomian perorangan ini dapat menjadi penggerak utama pembangunan

perekonomian negara Indonesia. Dalam hal ini Pemerintah Indonesia dapat

meningkatkan pelaksanaan program ekonomi kerakyatan yang dapat

digunakan sebagai pendorong target pertumbuhan perekonomian di di

Indonesia dan mengalahkan dampak darurat moneter yang melanda Eropa

dan Amerika (Service of Industry, 2016)

Koperasi melakukan aktivitasnya dengan standar sosial dan moneter. Selain itu,

dalam membantu, individu adalah pemilik dan klien yang mempunyai hak dan

komitmen yang sama sehingga mereka diharapkan untuk mengambil bagian yang

berfungsi dalam keduanya.


pengaturan, pelaksanaan, dan pandangan dunia serta penilaian. Tugas individu

dalam membantu adalah sesuai dengan perbaikan yang terfokus pada individu.

Meskipun demikian, koperasi mempunyai permasalahan dan keterbatasan dalam

berkoperasi, permasalahan bisnis yang menguntungkan sangat penting untuk

ditentukan karena berkaitan langsung dengan penampilan perekonomian lokal

koperasi yang merupakan tugas pokok koperasi dan daya tarik koperasi.

Permasalahan yang dihadapi para eksekutif belum berkembang, sehingga

menyulitkan koperasi untuk meningkatkan manfaat dan berinteraksi dengan

berbagai pertemuan. , pemanfaatan SDM dalam iklim oleh koperasi belum optimal,

dan organisasi penolong yang berjalan secara parsial belum mencapai skala usaha

ideal dan pemeliharaannya lemah (Syarif, 2011). Perubahan program dilakukan

dalam bekerja dengan modal, memamerkan, memberikan pendidikan dan pelatihan

kepada individu, dan melakukan kerangka daftar tunggu dalam memberikan

pesanan barang dari yang bermanfaat kepada individu. Teknik yang digunakan

dalam eksplorasi ini adalah pemeriksaan kekambuhan informasi papan.

Pemeriksaan kekambuhan informasi papan adalah teknik logis yang dapat

digunakan untuk memecah informasi dan membuat keputusan signifikan tentang

hubungan antara ketergantungan faktor pada berbagai faktor dengan persepsi yang

kadang-kadang dilihat oleh unit individu. Koneksi yang diperoleh pada umumnya

dikomunikasikan sebagai kondisi numerik yang menyatakan hubungan antara

faktor otonom dan faktor lingkungan sebagai kondisi dasar.

(Drapper dan Smith, 1992).

Berdasarkan pada latar belakang Seperti yang telah dijelaskan di atas,

pencipta tertarik untuk memimpin pemeriksaan dengan judul "Investigasi

Dampak
Program Peningkatan Keuangan Daerah untuk Lebih Mengembangkan

Perekonomian Daerah di Kelurahan Lembang Gantarang Keke Kec.

Tompobulu Kab. Bantaeng".

B. Rumusan Masalah

Mengingat landasan di atas, pencipta merencanakan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana program pengembangan ekonomi kerakyatan di Kelurahan

Lembang Gantarangkeke Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng.

2. Bagaimana kajian terhadap dampak program peningkatan keuangan

daerah dalam menggarap perekonomian di Kelurahan Lembang Gantarang

Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. untuk mengetahui program pengembangan ekonomi kerakyatan yang

sedang di jalankan di Kelurahan Lembang Gantarangkeke Kecamatan

Tompobulu Kabupaten Bantaeng

2. Untuk mengetahui pengaruh program pengembangan ekonomi masyarakat

dalam menggerakkan perekonomian di wilayah Lembang Gantarang Keke,

Daerah Tompobulu, Kabupaten Bantaeng.

D. Manfaat Penelitian

Hasil pemeriksaan ini diyakini akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak

khususnya:

1. Secara teoritis

a. Dapat dijadikan sebagai korelasi antara hipotesis yang didapat


pengalaman pendidikan dengan kenyataan di lapangan.

b. Konsekuensi dari pemeriksaan ini dapat dijadikan bahan acuan dalam

bidang eksplorasi komparatif.

2. Secara praktis

a. Dapat dijadikan tulisan untuk pemeriksaan tambahan berkaitan dengan

permasalahan yang dibicarakan.

b. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan

pemahaman yang lebih luas kepada para pembaca, khususnya para

ulama.
BAB ll

LANDASAN TEORI

A. Konsep Ekonomi Kerakyatan

1. Pengertian Ekonomi Kerakyatan

Kemajuan finansial ditandai dengan membaiknya perekonomian individu

beserta sebagian kehidupannya masyarakata yaitu solidaritas antar sesama

kepercayaan diri harga diri ekonomi politik kreativitas (masalah keuangan,

pemerintahan, kepercayaan diri, keberanian, imajinasi, otonomi dengan

kemampuan sosial, dan lain sebagainya. Dengan demikian, Indonesia yang

pada umumnya masih merupakan negara non-industri, tentunya masih

memiliki komponen-komponen sosial yang terpuruk dan timpang, perbaikan

perekonomian individu harus melalui teknik atau jalur yang penting dan

ditetapkan dalam desain sosial dan pengendalian sumber daya

moneter.Pemikiran perbaikan ini berfokus pada perubahan finansial dan

perubahan ramah dalam arti yang menguntungkan individu.

Sesuai pasal 33 UUD 1945, yang menyatakan dasar pemikiran mayoritas

keuangan memerintah pemerintah, penciptaan dilakukan oleh semua, untuk

semua atas prakarsa atau tanggung jawab perseorangan. Hal ini cenderung

disimpulkan bahwa semua aset moneter akan digunakan secara umum untuk

kebutuhan daerah. Kebutuhan akan kesuksesan bukanlah perkembangan

individu atau individu melainkan kemakmuran masyarakat.


Oleh karena itu perekonomian diselenggarakan sebagai usaha bersama

dalam rangka usaha keluarga. Buatlah sebuah organisasi yang sesuai dengan

yang bermanfaat.

Seperti yang ditemukan Bung Hatta selaku perumus Pasal 33 UUD 1945.

Rumusan nasionalisme ekonomi untuk Indonesia sangat memerlukan

pembangunan kembali perekonomian Indonesia dari rancangan keuangan

pionir menjadi konstruksi moneter negara bebas dengan sebagian besar negara

sebagai penghibur dan tulang punggung. Hal ini sesuai dengan apa yang

terlihat di atas.

“Pasal 33 UUD 1945 merupakan kebulatan penilaian yang ada dalam

perebutan otonomi pada masa Hindia Belanda. Pada dasarnya, jika melihat

perekonomian pada masa itu, maka perkumpulan keuangan yang

diselenggarakan secara berlapis terdiri dari tiga golongan atas, khususnya

lapisan moneter utama, perekonomian kaum kulit putih, khususnya negara

Belanda. Ciptaan yang terhubung dengan seluruh dunia terutama ada dalam

genggaman mereka, yaitu menghubungkan jalan-jalan di lautan, penciptaan

peternakan, sebagian di daratan dan lautan. Lapisan keuangan kedua yaitu

kontak dan perantara dengan budaya Indonesia, kira-kira 90% dimiliki oleh

orang Tionghoa dan lain-lain. Beda Asia. Orang Indonesia yang bisa diingat

untuk tingkat berikutnya semuanya dianggap sekitar 10%. Juga , yaitu di sisi

bawah, mereka bisa masuk ke tingkat kedua dengan alasan itu kegiatan yang

terus di laksanakan dan kerja yang terbantu dengan modal yang mereka miliki.

Lapisan ketiga adalah perekonomian kecil; pedagang kecil, peternakan kecil,

dan sebagainya, itulah wilayah keuangan masyarakat Indonesia. Memang,

bahkan sedikit spesialis; kuli pekerja kecil dan pekerja kecil diambil
kebudayaan Indonesia itu sendiri. Dalam perekonomian yang serba kecil,

tidak terbayangkan untuk memberdayakan individu dengan energi mereka

sendiri agar mempunyai pilihan untuk maju. Kecuali beberapa ratus orang

Indonesia yang mempunyai modal usaha kecil yang dapat menempatkan diri

pada kelas pertukaran tengah yang umumnya diisi oleh orang Tionghoa dan

orang Asia lainnya.

Dalam kondisi keuangan ziarah dimana pembangunan kemerdekaan

berusaha untuk mewujudkan Indonesia yang bebas, bersatu, berdaulat, adil

dan sejahtera di kemudian hari, terdapat keyakinan bahwa masyarakat

Indonesia dapat mengangkat dirinya keluar dari lumpur, ketegangan dan

penganiayaan, dengan asumsi individu ' Perekonomian diorganisir sebagai

upaya bersama. mengingat persetujuan Hatta. 1970 (Sritus Arif, 2002 120)

Yang disampaikan Bung Hatta merupakan suatu siklus atau strategi

pembangunan kembali moneter yang bertujuan untuk mengubah persepsi

keuangan pada masa Pionir Belanda, yang jalannya selain membenahi

perekonomian rakyat, juga dilakukan dengan upaya yang efisien untuk

menciptakan keseimbangan dan keselarasan dalam perekonomian. penguasaan

aset keuangan Indonesia. khususnya mengenai pengaruh keseluruhan antara

kelompok Tionghoa dan penduduk asli Indonesia yang perlu ditingkatkan

secara finansial.
2. Ciri-Ciri Ekonomi Kerakyatan

Soeharto Prawiro Kusumo, mengemukakan beberapa kualitas dan standar

yang terkandung dalam gagasan mayoritas moneter individu memerintah

pemerintah. Kualitas-kualitas tersebut dipisahkan menjadi 5 bagian,

khususnya sebagai berikut:

1). Ciri mendasar dari pemerintahan mayoritas moneter atau kerangka

keuangan individu adalah terpeliharanya standar keadilan yang disertai

dengan kekhawatiran terhadap kelompok yang tidak berdaya.

Kerangka keuangan ini harus memberdayakan seluruh kemampuan

negara, baik sebagai visioner bisnis maupun sebagai pembeli. Tanpa

jaminan dan kemampuan untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam

menjalankan gaya hidup mereka dan secara efektif mengambil bagian

dalam berbagai aktivitas keuangan, termasuk penyelamatan iklim dan

aset-aset yang ada. Semua pertemuan yang terkait dengan pelaksanaan

latihan ini harus mengacu pada pedoman yang relevan.

2). Selain itu, merek dagang dan merek dagang utama adalah keamanan,

penguatan dan spesialisasi masyarakat yang tidak berdaya dengan

seluruh kapasitas negara yang sebenarnya, khususnya otoritas publik

sesuai kemampuannya. Pemerintah membantu kegiatan melalui

kebijakan yang mengakomodasi pasar, melibatkan organisasi kecil,

menengah dan ramah (UKM) dan pengentasan kemiskinan, termasuk

nelayan kecil dan peternak, merupakan kebutuhan mendasar dalam

mengembangkan kerangka keuangan kelompok. bergerak ke arah

peningkatan kemampuan mereka dan menawarkan bantuan untuk

mendapatkan keuntungan dari mereka


akses terbuka. Bantuan mendasar dan umum diberikan kepada individu

yang membutuhkan, termasuk pemberian pelatihan dalam layanan

kesejahteraan dengan biaya terjangkau dan pendidikan. Sementara bagi

UKM, termasuk peternak kecil dan pemancing, untuk menggerakkan

kegiatan dan organisasinya, mereka diberikan inovasi yang tepat,

pengembangan pasar, peningkatan modal dan persiapan yang luar

biasa, serta inovasi yang sesuai. Kemajuan-kemajuan yang

mengakomodasi pasar ini diberikan secara spesifik, lugas dan tidak

tergoyahkan disertai dengan manajemen yang kuat.

3). Pembentukan lingkungan persaingan bisnis yang sehat dan perantaraan

berbasis pasar. Upaya pemerataan tetap berhubungan erat dengan

upaya menjadikan sektor usaha serius untuk mencapai efektivitas ideal.

Misalnya, hubungan organisasi antara organisasi besar dan UKM harus

didasarkan pada keterampilan, bukan kebaikan. Oleh karena itu, yang

perlu dilakukan adalah menyempurnakan praktik moneter dan cara

berperilaku di luar pedoman permainan yang dianggap lazim dan adil

oleh masyarakat, misalnya dengan menerapkan praktik model bisnis,

perbaikan kerangka pengeluaran dinamis, dan pembebasan yang

mengarah pada penghapusan kebijakan moneter. penghematan biaya

yang signifikan.

4). Memungkinkan aktivitas keuangan individu terkait erat dengan upaya

menghidupkan perekonomian negara. Oleh karena itu, upaya

percepatan perbaikan di wilayah pedesaan, termasuk wilayah basis,

wilayah garis pendek, dan wilayah jauh serta wilayah perbatasan


lainnya harus benar-benar penting untuk dilakukan penguatan. Ini

sudah selesai

5). Selain itu juga dengan mendukung peningkatan keterkaitan antar kota

dan mengembangkan lebih lanjut pengembangan yayasan sebagai salah

satu bentuk jaringan kreasi dan sosialisasi yang bersifat umum antar

kota. Penggunaan dan pemanfaatan tanah dan aset rutin lainnya, seperti

mineral, air, hutan, udara, dan laut. mengimbangi pengelolaan

kemampuan alam.

3. Prinsip-Prinsip Ekonomi Kerakyatan

Perekonomian individu merupakan suatu kerangka yang memiliki

aturan-aturan penting yang dapat memisahkannya dari kerangka moneter

lainnya. Belum ada pakar yang menyatakan secara keseluruhan standar total

yang berhubungan dengan pemerintahan mayoritas moneter. Sederhananya

diantara dari sekian prinsip yang tertuang dalam UUD 1945 terutama pasal 33

adalah:

1). Patokan keterhubungan dalam penjelasan UUD 1945 menyatakan

bahwa perekonomian diselenggarakan sebagai usaha bersama

berdasarkan aturan kekeluargaan. Standar ini menjadi acuan

seluruh substansi usaha baik BUMN maupun BUMS, BUMD.

2). Standar ekuitas. Eksekusi ekonomi kerakyatan ini dipercaya dapat

menciptakan pemerataan di kancah publik. Kerangka kerja ini

diharapkan memberikan pintu terbuka yang setara dan adil setiap

anak bangsa, baik buruh maupun pengusaha ataupun konsumen.

Tidak ada perbedaan agama, suku, ras, gender, warna kulit dan

status. semuanya sama di dalam lapangan ekonomi.


3). Aturan apropriasi gaji yang setara. Masyarakat sebagai pembelanja

dan penghibur finansial harus menghadapi alokasi gaji yang setara.

Pembangunan yang tinggi tidak mendorong alokasi gaji yang setara.

Perkembangan ini hanya dirasakan oleh segelintir orang yang

disebut sebagai visioner bisnis besar dengan penghasilan yang tidak

sedikit, sedangkan sebagian besar dari berbagai orang berada dalam

keadaan miskin dan putus asa.

4). Aturan keselarasan antara kepentingan individu dan kepentingan

masyarakat. Latihan keuangan harus mempunyai pilihan untuk

menciptakan keselarasan antara kepentingan individu dan

kepentingan masyarakat. Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 menyatakan

bahwa masing-masing. setiap penduduk mempunyai pilihan untuk

bekerja dan penghidupan yang layak bagi umat manusia. Hal ini

menunjukkan bahwa kepentingan individu tunggal merupakan hal

yang seharusnya mendapat kebutuhan. Bagaimanapun juga,

kepentingan individu tidak boleh mengabaikan kepentingan

masyarakat. Untuk melindungi kepentingan masyarakat, negara

mempunyai kemampuan mengendalikan berbagai bagian ciptaan

yang dapat memenuhi kebutuhan hidup banyak orang.

5). Aturan kolaborasi atau administrasi sistem. Dalam aturan ini, pelaku

keuangan harus saling membantu dan bekerja sama. Dengan

kolaborasi, berbagai aktivitas usaha independen akan menjadi

semakin kuat
Upaya bersama ini dapat menyatukan para penghibur keuangan,

termasuk pembuat, pelanggan, dan penghibur keuangan lainnya,

baik perusahaan besar, menengah, atau independen. Dengan

dukungan data dan pendanaan yang memadai, UKM justru ingin

bangkit dari keterbelakangan.

B. Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan

Menurut Samuelsonz 2005, menyatakan bahwa Masalah keuangan adalah

ilmu yang berhubungan dengan semua aset, baik manusia maupun normal,

dalam kategori yang tidak biasa untuk motivasi di balik produktivitas dan

kelangsungan hidup .

Fredrik Benu, 2002 berpendapat bahwa Individu pada umumnya adalah

kumpulan orang-orang dengan keragaman finansial yang hampir sama.

Sedangkan Prof Mubyarto, 2000. Juga mengemukakan pendapatnya yaitu

kerakyatan adalah segalasesuatu hal-hal yang mempengaruhi individu atau

masyarakat umum atau banyak individu.

Prof Mubyarto dari UGM dan Adi Sasono, mantan Pendeta Presiden

UMKM Habibie, sependapat bahwa istilah ekonomi perseorangan mengandung

arti upaya untuk melibatkan keuangan (perkumpulan atau unit) yang

membebani pembangunan dunia usaha yang diawasi oleh dan untuk suatu

perkumpulan besar.

1). Implementasi Ekonomi Kerakyatan

Perekonomian individu berkembang secara normal berdasarkan

potensi finansial yang ada disekitarnya, sehingga mereka

berkembang hampir tanpa dorongan atau hanya bergantung pada

dorongan bisnis dan kekayaan aset biasa di sekitarnya,


Namun pada saat perekonomian Indonesia menit dari melanda

Indonesia sejak pertengahan 1997 yang lalu di situlah terbukti

bahwa masyarakat Indonesia tidak bergantung pada kerangka

keuangan, khususnya pada US 5. Sebagian besar organisasi individu

memiliki pilihan untuk memenuhi syarat dan melanjutkan bisnis

mereka hingga saat ini.

Bagaimanapun, ini juga dikarenakan sistem monopoli Indonesia

yang sempit sehingga ekonomi kerakyatan ini kurang diberi ruang

gerak,. Kalau kita menyikapi dasar negara Pancasila atau ketentuan

Pasal 33 UUD 1945 mengandung kata kekayaan, namun kata

tersebut tidak boleh dijadikan sekedar pengubah kepentingan

pribadi. Kata kerangka berbasis suara sebagaimana bunyi sila

keempat Pancasila harus dituliskan secara lengkap, terutama bagi

sebagian besar pemerintahan yang didorong oleh penalaran atau

gambaran yang cepat, dan itu, pada kenyataannya, merupakan

pemerintahan sebagian besar ala Indonesia. . Jadi perekonomian

suatu pertemuan bersifat demokratis moneter (strukturnya).

Hasil kajian Laica Marzuki (Unhas, 1999), mengandung arti bahwa

perekonomian daerah yang berlangsung adalah suatu struktur

moneter dengan mempertimbangkan pengaruh uang yang

digerakkan oleh masyarakat, dimana perekonomian daerah itu

sendiri merupakan kegiatan moneter yang dilakukan oleh

masyarakat normal yang diperbolehkan untuk melakukan aktivitas

ekonomi. menjalankan. dengan sumber daya moneter apa pun yang

dapat dimanfaatkan. yang selanjutnya disebut Usaha Kecil dan


Menengah (UMKM).

Maka dari dampak yang ditimbulkan oleh konsentrasi di atas secara

umum akan diasumsikan bahwa perekonomian daerah layak untuk

diperjuangkan, dan terus dikembangkan.

Sistem keuangan individual ini merupakan sebuah pemikiran yang

potensial. Namun, itu saja belum cukup, perlu ada berbagai

spekulasi yang bisa memperkuat, mengikat atau menjadi pelengkap

yang bisa dikompromikan..

2). Langkah-Langkah Dalam Mengembangkan Ekonomi kerakyatan

Ada beberapa tahapan atau strategi yang perlu dipikirkan

dalam memahami atau membina perekonomian individu sehingga

tujuan tersebut dapat terselesaikan dengan baik tanpa hambatan yang

serius. Adapun langkah-langkah tersebut yaitu ;

a. Membedakan pelaku keuangan lokal, misalnya koperasi, peternak

mandiri, dan kelompok peternak dengan memperhatikan potensi dan

kemajuan organisasinya. I Menyelesaikan program kemajuan bagi para

penghibur bisnis ini melalui program bimbingan belajar.

b. Mempersiapkan proyek instruktif sesuai bisnis yang mereka jalankan.

c. Merencanakan dan menilai mereka yang terlibat dengan sistem

pengajaran, baik pelatihan permodalan, SOM, pasar, data pasar, dan

penggunaan inovasi.

Sedangkan menurut Mubyarto (1997), upaya mengembangkan ekonomi

rakyat dapat dilihat dari tiga sisi yaitu:

1. menetapkan lingkungan atau lingkungan yang memungkinkan

terciptanya potensi daerah setempat. Karena tidak ada masyarakat


umum yang benar-benar tanpa kekuasaan.

2. Memperkuat kemampuan moneter daerah setempat. Upaya utama yang

dilakukan adalah memperluas derajat pelatihan, penerangan atau

(aufklärung), bekerja secara adil dan adil serta membuka peluang

potensial untuk memanfaatkan peluang finansial yang terbuka.

3. Melindungi individu dan mencegah perselisihan yang tidak konsisten,

serta mencegah penyalahgunaan wilayah kekuasaan yang serius bagi

kelompok-kelompok yang lemah..

Secara fundamental, penguatan finansial individu memerlukan beberapa

hal dalam pelaksanaannya, sebagai berikut;

1. Tanggung jawab politik pemerintah provinsi sebagai pendekatan yang

handal dan dapat dioperasionalkan di lapangan.

2. Melibatkan peternak, perusahaan swasta dan koperasi di seluruh

bagian perbaikan pedesaan dengan metodologi partisipatif.

3. Keinginan dan tanggung jawab yang tinggi dari pemerintah daerah

terdekat dengan mengikutsertakan perguruan tinggi, asosiasi non-

legislatif, pertemuan rahasia dan lainnya dalam pelatihan dan

persiapan latihan untuk membantu perputaran keuangan individu.

C. Aspek-Aspek Yang Di Pertimbangkan Dalam Mempersiapkan Model

Ekonomi Kerakyatan.

Beberapa sudut pandang penting yang harus dipertimbangkan dalam menyiapkan

model moneter suatu kelompok adalah:

1. Aspek pembinaan

Aspek menginstruksikan Apakah pelatihan yang bagus Aset

Individu, dewan bisnis, pasar dan data pasar serta inovasi)


2. Aspek Pembiayaan

Aspek pembiayaan Selama ini UKM sebagian besar dikuasai oleh

BUMN dan BUMS sebagai Commmoty Improvement (Cd) sebagai

kewajiban sosial untuk mendorong eksistensi UKM.

3. Aspek Kemitraan

Untuk membantu UKM yang kokoh dan kuat, diperlukan

partisipasi yang baik di antara UKM dan organisasi berskala besar

sebagai asosiasi yang mempunyai standar penguatan, keunggulan

bersama, dan kepercayaan bersama.

4. Aspek Yurudis

Formal Dalam sudut pandang ini, masih terdapat beberapa

kekurangan yang ditemukan karena tidak disertai dengan dukungan

pemerintah dalam kerangka pedoman teritorial tersebut.

D. Aspek-aspek Yang Harus Di Perhatikan Pada Sistem Ekonomi Saat Ini

Yang Akan Diarahkan Pada Ekonomi Kerakyatan

Ada hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam kerangka moneter saat ini

yang akan dikoordinasikan dengan perekonomian masyarakat yaitu sebagai

berikut;

1. Fokus pada atribut provinsi dan landasan kemampuan sebagian besar

individu di lingkungan sekitar.

2. Menumbuhkan perekonomian berbasis kelompok, khususnya kegiatan

keuangan lokal yang sesuai dengan kemampuan sebagian besar

masyarakat di lingkungan tersebut.

3. Fokus pada atribut atau kualitas lokal, dengan mengembangkannya


4. valuasi (harga diri) terhadap potensi yang ada.

5. Memperluas tugas pemerintah daerah untuk memberdayakan

pengembangan perekonomian masyarakat melalui pengembangan lebih

lanjut yayasan atau kantor-kantor yang bertujuan untuk

mengembangkan perekonomian masyarakat.

6. Mendorong pengembangan usaha/UMKM berbasis potensi terdekat

dengan memungkinkan terciptanya koperasi yang bermanfaat.

E. Program Ekonomi Kerakyatan

1. Melaksanakan Etika Produksi Baru

Melaksanakan etika penciptaan yang lain menyiratkan struktur

penciptaan publik di mana bagian dari ciptaan publik tidak persis sama

dengan yang sedang berlangsung, bahwa ciptaan terbesar, baik berupa

tenaga kerja maupun produk, merupakan barang dagangan mendasar

yang diperlukan oleh masyarakat, dan pengembangan barang dagangan

tersebut harus dilakukan. pengembangan pembuatan aturan. publik.

Bahwa konsekuensi dari penciptaan adalah pekerjaan yang meningkat

yang membutuhkan pekerjaan dengan upah yang pantas, yang

menyiratkan bahwa upah yang secara sadar sesuai bagi orang lain

adalah kompensasi yang memadai untuk mengatasi masalah-masalah

mendasar dan menyelesaikan masalah lainnya untuk tunjangan masa

depan.

2. Melaksanakan sistem berbasis Financial Vote

Aturan mayoritas moneter yang disinggung pemerintah adalah sesuai

pasal 33 UUD 1945, kerangka ini dapat diartikan sebagai penataan

perusahaan-perusahaan swasta terkemuka melalui koperasi yang


berfungsi negara di daerah-daerah yang menyangkut hajat hidup orang

banyak. Terlepas dari apakah itu sebuah negara mengasumsikan peran

utama, namun siklus keuangan sebagian besar dilakukan oleh individu

dengan asumsi bahwa setiap bisnis memiliki kemampuan sosial yang

tercermin dalam penyebaran hasil bisnis yang adil dan juga tercermin

dalam asosiasi unit-unit khusus menengah dan besar. sebagai koperasi.

Organisasi dengan unit kecil dibiarkan dimiliki oleh orang-orang secara

rahasia. Terlebih lagi, kerangka ini merupakan cara atau ide untuk

menjauhi dan menolak model siklus moneter yang didorong oleh

individu, dimana kekuatan finansial dipegang oleh sekelompok kecil

individu dan kelompok.

3. Sistem Industrialisasi

Hal ini memang bermaksud agar terdapat kawasan-kawasan modern

tingkat lokal di Indonesia. Untuk produk konsumen massal atau utama

pada golongan industri menengah dan kecil tersebar disetiap daerah,

sehingga setiap daerah mempunyai usaha produk konsumen tersendiri

untuk mengatasi permasalahan provinsi dalam hal ketersediaan produk

minyak bumi modern. Dengan cara yang ditempuh, penciptaan produk-

produk modern untuk kebutuhan daerah dilakukan oleh banyak

individu sebagai pembuatnya, sehingga dalam setiap pergantian wilayah

kabupaten dan sistem berbasis pemungutan suara keuangan dapat

diselesaikan secara bersamaan.

4. Pergantian peristiwa yang menyenangkan

Koperasi dalam hal ini, seharusnya bisa menjadi tumpuan sistem

keuangan di bidang rahasia, sehingga tidak lagi mempermasalahkan

skala kecil dan menengah, namun juga mengukur kekuatan waktu


untuk jangka menengah dan panjang. Rencana tindakan yang

bermanfaat dikemukakan langsung oleh Bung Hatta sebagai salah satu

jenis perekonomian rakyat, hal ini tergantung pada persepsi Bung Hatta

mengenai desain sosial dan konstruksi keuangan di Indonesia.

5. Program Instruktif

Program pendidikan ini juga merupakan upaya yang sangat penting

untuk mewariskan dan menumbuhkan informasi dan kualitas filosofis

yang terkandung dalam perekonomian masyarakat kepada generasi

muda untuk menciptakan masyarakat yang tangguh dan cerdas dalam

menghadapi tantangan negara di kemudian hari..

F. Peningkatan Ekonomi

Sesuai (Todaro, Oktober, 1995) dalam bukunya “Financial matter for Non-

industrial Nations, kemajuan moneter dapat dirumuskan kembali sebagai

upaya untuk mengurangi atau menghilangkan kemiskinan, ketidakseimbangan

dalam apropriasi gaji dan pengangguran dalam kerangka luas pembangunan

keuangan secara umum. ".

Sementara itu, menurut (Sukirno, 1985), perbaikan keuangan hanya

mencakup upaya-upaya masyarakat umum untuk mendorong kegiatan-

kegiatan keuangan dan meningkatkan taraf gaji masyarakatnya, sedangkan

pada umumnya upaya-upaya perbaikan juga mencakup upaya-upaya sosial,

politik, dan sosial. upaya kemajuan.

Berdasarkan anggapan di atas, maka yang dimaksud dengan perbaikan

keuangan pada umumnya dicirikan sebagai suatu siklus yang menyebabkan

kenaikan gaji per kapita penduduk suatu masyarakat.


dalam jangka panjang. Perbaikan keuangan tentu saja bukan sebuah siklus

yang menyenangkan dan progresif, melainkan sebuah interaksi yang tidak

dibatasi dan berkelanjutan. Kemajuan keuangan disebabkan oleh perubahan,

khususnya di bidang modern dan pertukaran.

Mengingat hal ini, kemajuan finansial terjadi tanpa henti dari satu zaman

ke zaman lainnya dan selalu mendorong kemajuan dengan tegas. Semuanya

lebih baik dari perkiraan siapa pun. Industri dan pertukaran akan memahami

semua kemajuan finansial daya cipta dengan pemanfaatan inovasi modern dan

dengan persaingan moneter yang menghasilkan pertukaran.

Perbaikan finansial juga merupakan siklus kemajuan yang terjadi terus-

menerus dan bersifat dinamis, menambah dan mengembangkan semua itu agar

menjadi lebih unggul.

Apapun yang dilakukan, substansi perbaikan keuangan mencerminkan

lompatan-lompatan baru ke depan, selain gambaran perekonomian pada

masanya.

Ada tiga pilar pokok dalam ajaran Islam yang harus dipahami dan

dilaksanakann dalam menjalankan pembangunan ekonomi yaitu;

1. Aqidah.

Aqidah merupakan bagian dari pelajaran Islam yang mengatur keyakinan

tentang kehadiran Allah.

2. Syariah

Bagian-bagian hikmah Islam mengatur eksistensi seorang muslim baik

yang berhubungan dengan cinta maupun dalam berbagai bidang

muamalah.
3. Etika

Etika adalah dasar perilaku dan karakter yang akan menggambarkan

seseorang sebagai seorang Muslim yang berdedikasi dalam syariah dan

aqidah.

Masalah keuangan dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang

mengawasi dan menjalankan sebuah keluarga. Intinya menyikapi permasalahan

kehidupan melalui tiga latihan yaitu penciptaan, penyebaran dan pemanfaatan.

tiga latihan mendasar ini memiliki arti tersendiri yaitu;

1. Penciptaan dapat diartikan sebagai membuat atau menyampaikan,

2. Apropriasi adalah promosi atau sirkulasi,

3. Pembeli Maksudnya adalah klien atau individu yang membutuhkan

suatu barang yang layak untuk digunakan tergantung pada keadaan.

Pertumbuhan ekonomi adalah apa yang terjadi ketika seseorang yang baru-baru

ini memiliki perekonomian yang rendah dan membutuhkan lebih banyak gaji untuk

mendukung rutinitas hariannya sampai ia mengalami peningkatan keuangan dan

mulai dapat membantu keluarganya dan memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Sebagai sebuah sistem yang unik di Indonesia, pemerintahan mayoritas keuangan

tentunya akan menjadi unik jika dibandingkan dengan sistem moneter yang tumbuh

di negara lain. Berbagai jenis pergerakan keuangan jelas dipengaruhi oleh

perubahan-perubahan yang bersahabat dan didukung oleh dorongan ilmu

pengetahuan dan inovasi.


Kalau bicara kerangka keuangan di Indonesia, ya

tiga jenis pembicaraan ditemukan yaitu;

a. mayoritas keuangan memerintah pemerintah (ekonomi individu),

b. perekonomian Pancasila

c. Masalah keuangan Islam.

Bagaimana ketiga kerangka moneter tersebut saling terkait, mungkinkah

ketiganya saling berhubungan, memiliki kemiripan, ataukah terdapat

perbedaan di antara ketiganya? Banyak ahli membahas ketiga kerangka ini.

Dawam Raharjo, misalnya, mengatakan bahwa pembicaraan mengenai

aspek keuangan syariah di Indonesia sebaiknya dilakukan dalam sistem

pembicaraan mengenai masalah keuangan Pancasila. Jika tidak, individu akan

salah mengira keduanya sebagai niat politik. Menurut Dawam Raharjo, kedua

gagasan tersebut masih dalam tahap pengembangan. Meski begitu, sebenarnya

persoalan keuangan syariah saat ini jauh lebih berkembang dibandingkan

dengan ekonomi Pancasila yang belum diakui oleh masyarakat karena

konsepnya yang belum jelas. Dawam Raharjo antara lain juga memaknai

bahwa perekonomian Pancasila dan sistem pemerintahan mayoritas moneter

(perekonomian rakyat) mempunyai kemiripan karena keduanya menyinggung

kata-kata dan penjelasan pasal 33 UUD 1945.

Aspek keuangan Pancasila, menurut M Dawam Raharjo, sesuai dengan

aspek keuangan syariah yang saat ini sedang marak di mata masyarakat.

Diungkapkannya, bagi umat Islam di seluruh Indonesia, aspek keuangan

Pancasila adalah urusan keuangan syariah yang ada di Indonesia. Terlebih lagi

penilaian di atas juga diperkuat oleh Kuntowijoyo mengapa sistem keuangan

yang lahir pada abad ketujuh (financial matter


Islam) dapat disamakan dengan sistem moneter yang dibawa ke dunia pada

abad ke-20 (aspek Keuangan Pancasila).

Sementara itu, yang dimaksud dengan masalah keuangan individu adalah

suatu struktur moneter yang menekankan upaya untuk menggalang bantuan

pemerintah dari jaringan-jaringan kecil sebagai orang-orang yang membuat

bantuan pemerintah individu.. Bukan membangun kesenjangan dahulu, baru

kemudian pemerataan.

G. Kerangka pikir

Fokus penelitian kali in adalah untuk mengetahui dampak program

pengembangan keuangan daerah dalam menggarap perekonomian daerah

setempat di Kelurahan Lembang Gantarangkeke Kecamatan Tompobulu

Kabupaten Bantaeng.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir


Program pengembangan ekonomi
kerakyatan

Etika produksi Demokrasi Strategi Pembangunan Program


baru ekonomi industrialisasi koperasi pendidikan

Peningkatan ekonomi
masyarakat
BAB lll

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatandan Jenis Penelitian

Dalam penelitian kali ini, menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis

penelitian studi kasus . Seperti yang di ketahui bahwa penelitian kuantitatif

adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian Penelitian

kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan

analisis dengan pendekatan induktif.

Sedangkan dalam penelitian kualitatif menurut Subana dan Sudrajat

menyatakan bahwa dari gejala-gejala yang ada tanpa menerima ataupun

menolak suatu hipotesis yangbada. Adapun penelitian studi kasus yaitu kajian

tentang lingkungan studi dan peristiwa tertentu yang memungkinkan untuk

mengungkapkan atau memahami sesuatu hal yang ingin diketahui.

Alasani menggunakan penelitian kualitatif ialah karna dalam penelitian ini,

berhubungan dengan mengambil data berupa keterangan catatan, observasi,

wawancara yang bersifat naratif dan bukan dalam bentuk angka. Dalam hal ini,

penelitian mengambarkan keadaan dan situasi di lokasi penyelidikan tentang

program pengembangan ekonomi kerakyatan di Kelurahan Lembang

Gantarang Keke Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng serta pengaruh

program pengembangan ekonomi kerakyatan tersebut bagi masyarakat di

kelurahan tersebut.
B. Kehadiran Peneliti

Dalam hal ini yang dimaksud dengan kehadiran ilmuwan dalam laporan

subjektif adalah cara seorang spesialis terlibat langsung dalam siklus

pemeriksaan, mulai dari mencari, mengumpulkan, dan membedah informasi

yang berkaitan dengan sesuatu yang akan diteliti. Untuk penelitian ini, para

ilmuwan secara langsung mengaitkan eksplorasi ini sebagai persepsi lapangan

dengan memeriksa aktivitas keuangan penghuni terdekat, bertemu dan

membedah apa yang ditemukan para ahli.

Kehadiran analis di lapangan dalam penelitian diharapkan melalui empat

fase, lebih spesifiknya:

1. pemahaman lokasi penelitian

Penelitian dimulai dengan memahami terlebih dahulu bagaimana

keadaan masyarakat di Kelurahan Lembang Gantarang Keke

Kecamatan Tompobulu. Cara yang dapat dilakukan ialah dengan

berusaha mendapatkan informasi dari orang-orang yang mengetahui

banyak hal tentang keadaan masyarakat di kelurahan tersebut seperti

ketua rw atau ketua dusun di kecamatan tersebut.

2. penjelajahan di lapangan-lapangan

Setelah mengetahui kondisi dan situasi lapangan, maka yang

dilakukan selanjutnya ialahbmemulai penelitian dengan melihat terlebih

dahulu bagaimana kondisi perekonomian masyarakat sekitar dan apa

saja kegiatan sehari-hari yang mereka jalankan serta bagaimana

fasilitas dan sarana prasarana pengembangan ekonomi di kawasan

tersebut.
3. kerjasama di lapangan

Pada tahap selanjutnya ialah bekerja sama dengan masyarakat

sekitar dengan mewawancarai mereka untuk mendapatkan data

lapangan. Wawancara dimulai dengan orang yang memiliki informasi

luas tentang keadaan masyarakat di sekitar ( ketua RW ) setelah itu

wawancara dilanjutkan dengan beberapa masyarakat sekitar untuk

lebih menguasai permasalahan dan bagaimana latar belakang kegiatan

ekonomi di lingkungan sekitar.

4. partisipasi di lapangan

Pada tahap ini penelitian dilanjutkan dengan ikut berpartisipasi

dalam kegiatan ekonomi yang dilaksanakan di Kelurahan Lembang

Gantarang Keke selama selama penelitian tersebut berlangsung seperti

ikut serta dalam musyawarah yang dilakukan oleh warga setempat

tentang program perekonomian yang sedang berlangsung di kelurahan

tersebut.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Pada tahap ini ahli memilih daerah eksplorasi di Kota Lembang Gantarang Keke,

Daerah Tompobulu, Rezim Bantaeng sebagai daerah pemeriksaan. Waktu ujian

kurang lebih 2 (dua) bulan, tepatnya bulan Mei sampai dengan Juni 2022.

D. Informasi dan Sumber Informasi

Informasi yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah informasi subjektif.

sumber
informasi adalah subjek dari mana informasi dapat diperoleh.

Ada dua macam sumber informasi yang akan digunakan dalam pemeriksaan ini,

yaitu

- Data primer adalah informasi langsung dari sumber utama di lapangan

- Data sekunder, yaitu informasi tertulis yang memberikan data, atau informasi

timbal balik sebagai materi relatif.

Dalam pendalaman ini diperoleh informasi dari Kantor Kecamatan Lembang

Gantarang Keke, BAPPEDA Pemerintahan Bantaeng, BPS kabupaten Bantaeng

E. Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data Ini dilakukan dengan

menggunakan tiga metode, yaitu:

1. Strategi Persepsi

Strategi persepsi merupakan suatu metode pengumpulan informasi untuk

mengumpulkan informasi penelitian dimana informasi eksplorasi dapat

diketahui dengan menggunakan lima deteksi.

2. Strategi Wawancara

Strategi pertemuan merupakan suatu metode pengumpulan informasi melalui

pertanyaan dan jawaban antara penanya dan responden yang bertekad untuk

mendapatkan data. Dalam memimpin rapat ini, rapat yang tidak terstruktur

dimanfaatkan.

3. Strategi Dokumentasi.

Strategi ini memanfaatkan informasi dan catatan kejadian-kejadian

sbelumnya. Catatan diambil sebagai informasi melalui susunan, gambar,

catatan dan berbagai catatan mulai dari web, dokumentasi dari kantor
Kecamatan Lembang Gantarangkeke, BPS Rezim Bantaeng dan BAPPEDA

Kabupaten Bantaeng.

F. Teknik Analisis Data

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah pekerjaan memilih, memusatkan, dan

mengubah informasi kasar dari catatan lapangan. Analis tak henti-

hentinya melengkapi penurunan informasi selama melakukan penelitian

di lapangan untuk memilah dan mengorganisasikan informasi. Dari

berbagai informasi yang diperoleh melalui dokumentasi, persepsi

lapangan dan pertemuan dengan beberapa jaringan, ilmuwan memilih

dan memusatkan informasi tersebut sehingga dalam pemeriksaan

diperoleh informasi yang tepat dan dapat diandalkan valid mengenai

dampak individu. program perbaikan moneter dalam mengembangkan

lebih lanjut perekonomian daerah di Kota Lembang Gantarangkeke

Wilayah Tompobulu. Pemerintahan Bantaeng.

2. Pertunjukan Informasi

Pada tahap ini analis akan mengumpulkan informasi-informasi yang

telah dikurangi. Informasi awalnya akan diperkenalkan secara

independen dimulai dari satu tahap lalu ke tahap berikutnya, namun

setelah klasifikasi terakhir dikurangi, keseluruhan informasi akan

diubah. dengan permasalahan pada penelitian.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum lokasi penelitia

Kota Lembang Gantarangkeke merupakan salah satu Kota di Kawasan

Tompobulu Rezim Bantaeng yang berjarak sekitar 137 km dari ibu kota biasa

dan 19 km dari pusat kota Pemerintahan Bantaeng, serta kurang lebih 3,7 km

dari ibu kota Daerah Tompobulu.

Luas wilayahnya 5.840.777 meter persegi yang dipisahkan menjadi daratan.

sawah dan penginapan serta perkantoran yang berbeda-beda.

Luas wilayah Kecamatan Lembang Gantarangkeke

adalah 5.840.777 m2 dengan batas setempat sebagai

berikut:

Daerah Utara : Kota Banyorang

Daerah Selatan : Kota Gantarangkeke

Lokasi Barat : Kelurahan Tanah Loe

Wilayah sebelah timur: Desa Pattalassang

Jumlah Penduduk yang saat in tercatat di Kelurahan Lembang

Gantatarangkeke, Kecamatan Tompobulu adalah 3.821. jiwa dengan

1,268 KK.

( Dukcapil 2021 )

Sumber penghasilan utama di kelurahan Lembang Gantarangkeke

adalah sebagai seorang petani, adapun sumber penghasilan lainnya

adalah sebagai seorang pedagang, pengusaha, pegawai negeri sipil dan


lain-lain. ( Podes 2018 )

Di kelurahan Lembang Gantarangkeke belum ada kegiatan pendidikan

paket A/B/C. Adapun sarana pendidikan (sekolah) yang telah

disediakan yaitu: 3 paud, 2 TK, 5 SD/ Mi, dan 1 SMK. (Podes 2018 )

Sarana kesehatan di kelurahan Lembang Keke yaitu 5 posyandu dengan

kegiatan/pelayanan setiap bulan sekali. Dengan jumlah tenaga

kesehatan yaitu 1 bidan dan 22 tenaga kerja lainnya. ( Podes 2018 )

Rumah tangga dan penduduk 40% kesejahteraan rendah. 314 RT, 1.082

jiwa, dan 28..58%. ( DTKS 2020 )

Sebagai salah satu Kelurahan yang salah satu sumber penghasilan

utamanya berasal dari seorang pedagang kelurahan Lembang gantarankeke

sendiri memiliki salah satu produk unggulan yaitu berupa keripik pisang.

B. Program perkembangan ekonomi kerakyatan di kelurahan Lembang

Gantarangkeke..

1. Program pengembangan ekonomi kerakyatan

Pengembangan ekonomi kerakyatan dilaksanakan dengan tujuan

untuk meningkatkan partisipasi masyarakat setempat agar dapat ikut serta

dalam berbagai latihan perbaikan, khususnya di bidang keuangan. Kepala

Jenderal Bina Pembenahan dan Penguatan Daerah Dinas Perkotaan Ahmad

Erani Yustika menuturkan, gagasan urusan keuangan perseorangan akan lebih

solid terlaksana. Menurut Bapak Ahmad Erani Yustika, yang dimaksud

dengan gagasan ekonomi individu adalah melaksanakan proyek-proyek

moneter yang berbeda untuk masyarakat yang terkoordinasi.


Selama ini masing-masing pihak yang mempunyai komitmen dalam

mengedarkan aset sudah mempunyai program masing-masing yang

berhubungan dengan daerah setempat. Seperti Dinas Kota yang menyalurkan

cadangan kota, kemudian menyalurkan Kredit Usaha Perorangan (KUR)

melalui perbankan, pembinaan sektor usaha perorangan, program strategi

untuk daerah, menumbuhkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

Di Kecamatan Lembang Gantarang Keke sendiri sedang berlangsung

program peningkatan keuangan daerah, khususnya berupa program bantuan

modal usaha berbasis afiliasi daerah yang diberikan oleh pemerintah daerah

Bantaeng kepada UMKM (jasa dan produksi) untuk disalurkan kepada

masyarakat.

2. Program bantuan modal usaha berbasis dusun dan rukun warga

Pendeta Penyedia Tenaga Kerja (Menaker) Ida Fauziyah pun tak

tinggal diam

memuji dan memberikan apresiasi yang luar biasa kepada Rezim

Bantaeng atas upayanya menciptakan visioner usaha melalui program

bantuan modal usaha berbasis vila dan RW yang digelar. Ia

mengungkapkan, upaya yang dilakukan Pemerintah Daerah (Pemkab)

Bantaeng sangat penting untuk mengambil langkah tepat menuju

industri.

4.0. Menurutnya, jika Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

yang ada di vila sudah solid, maka yang tersisa akan diberikan

keterampilan yang diperluas untuk menuju industri 4.0.

Pemerintah Daerah (Pemkab) Bantaeng melalui Bidang

Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Bursa mulai menyalurkan

bantuan modal untuk lembaga berbasis vila dan RW senilai Rp 1,5


miliar. Sebagai salah satu proyek unggulan Pemerintahan Rezim

Bantaeng, bantuan tersebut disalurkan ke Rumah Inovatif Bantaeng

(RKB).

Tercatat 73 organisasi mendapat bantuan dengan nilai total Rp1,5

miliar. Pelaku usaha mendapat bantuan modal usaha senilai Rp10 juta -

Rp50 juta. Pimpinan Dinas Koperasi, UKM, dan Bursa Bantaeng

Meyriani Madjid mengatakan, aksi ini merupakan gerakan lintas

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang digulirkan mulai sekitar

tahun 2019 melalui berbagai tahapan pengumpulan informasi di setiap

Dusun dan RW.

Pejabat Bantaeng, Ilham Azikin, mengatakan bantuan modal kepada

organisasi berbasis desa dan RW merupakan salah satu program

kebutuhan pengembangan UKM di Bantaeng.

Ia pun dengan tegas mengatakan bahwa pemberian bantuan ini

merupakan tanggung jawab yang bukan sekedar magnet diskresi.

Bagaimana tidak, pemerintah hadir untuk menjadikan program ini

sebagai sebuah kebutuhan yang dapat membantu seluruh masyarakat

Bantaeng.

Bantuan modal ini harus dimanfaatkan untuk membeli komponen

yang belum dimurnikan, membeli perangkat keras pembuatan, dan

uang kerja. Berdasarkan informasi Badan Pengukur (BPS),

perkembangan keuangan Bantaeng meningkat dari 7,2 persen menjadi

8,08 persen pada tahun 2019.

Program bantuan modal usaha berbasis afiliasi desa dan wilayah ini

telah dilaksanakan di beberapa sub-wilayah di Rezim Bantaeng dan

telah menunjukkan hasil yang sangat penting bagi para pedagang di


Pemerintahan Bantaeng.

Di Sublokal Lembang Gantarangkeke, program bantuan modal

bergantung pada desa dan afiliasi wilayah setempat sudah berlangsung

selama 3 tahun (2019-2022) dan akan berlanjut hingga tahun depan.

Bantuan usaha ini disalurkan kepada para pelaku usaha di Kelurahan

Lembang gantarang Keke yang diyakini telah memenuhi syarat untuk

menerima bantuan dana tersebut.

Adapun jenis bantuan modal usaha dan masyarakat terima yaitu berupa

bantuan dana hibah

Pelaku usaha yang mendapatkan bantuan modal usaha di kelurahan Lembang

gantarangkeke Kecamatan tompobulu Kabupaten Bantaeng yaitu:

Tabel 4.1: Pelaku usaha beserta dengan jenis usaha dan dana hibah.

No Nama Rukun Warga Jenis usaha

1 Ratna Satu Kerajinan tangan ( tas )

2 Hawa Dua Kopi bubuk

3 Nurani Tiga Menjahit ( konveksi )

4 Karyawati Empat Keripik pisang

5 Hasna Lima Keripik pisang

6 Haeruddin Enam Mebel

Tabel di atas menunjukkan bahwa setelah 3 tahun ( 2019-2022 ) tahun

program modal usaha berjalan sudah terdapat enam pelaku usaha yang

mendapat bantuan modal tersebut dan masing-masing satu orang berasal dari

satu RW.
Bantuan modal usaha yang para pelaku usaha dapat keseluruhannya

digunakan untuk membeli alat dan bahan yang dibutuhkan dalam

memperlancar usaha yang mereka jalankan. Dan berdasarkan dari data yang

didapat pelaku usaha yang mendapatkan bantuan modal usaha tahun ini

berasal dari RW 7.

C. Pengaruh program bantuan modal usaha berbasis dusun dan RW dalam

meningkatkan perekonomian masyarakat di Kelurahan Lembang

Gantarangkeke.

Kepala Bappelitbangda Sulsel, Junaedi Bakri mengatakan, Pemerintah

Daerah Sulsel tentu melihat program bantuan modal usaha ini sebagai jawaban

untuk meningkatkan kapasitas UMKM. Alhasil, program ini akan diperbanyak

di 23 daerah dan masyarakat perkotaan di Sulsel. Program bantuan modal usaha

ini juga secara mendasar mempengaruhi kemajuan UKM di Bantaeng. Jika

program ini juga dijalankan di daerah lain, maka dapat mendukung

pengembangan UKM di Sulsel.

Ia menambahkan, program bantuan modal berbasis desa dan RW ini

tentunya sangat mudah. Omong-omong, program ini sangat bagus kontak dan

berubah menjadi jawaban yang tepat untuk mengelola kebutuhan.

Program modal usaha ini diselenggarakan di berbagai daerah di

Kabupaten Bantaeng yang sudah berlangsung selama beberapa tahun terakhir

dan akan berlanjut hingga berapa tahun ke depan.

Di Kelurahan Lembang gantarangkeke program bantuan modal usaha ini

sudah berlangsung selama 3 tahun. Dan selama 3 tahun terakhir terdapat 6

orang pelaku usaha yang telah mendapatkan program bantuan modal


usaha berbasis dusun dan rukun warga.

KETERANGAN PELAKU USAHA

1. Ibu Nurani

Ibu Ani merupakan salah satu warga di Kelurahan Lembang

Gantarangkeke yang bertempat tinggal di RW 3 dusun batu labu Selatan

Kelurahan Lembang gentarangkeke. Seperti yang kita ketahui bahwa

penghasilan utama di Kelurahan lembah Gantarangkeke yaitu sebagai seorang

petani dan juga sebagai seorang pedagang. Ibu Ani sendiri merupakan salah

satu pelaku usaha yang bergerak di bidang konveksi (Menjahit).

Usaha ibu Ani sendiri ia rintis dari bawah sudah sejak tahun 2014 dengan

modal mesin jahit dan keterampilan yang ia miliki. Ibu Ani memulai usaha

dengan usaha kecil seperti memformat pakaian, menjahit gorden dan menjahit

pakaian pesta.

Dengan modal dan alat yang terbatas pada saat itu Ibu Ani tidak bisa

menerima pesanan dengan jumlah yang besar atau memproduksi dalam

jumlah banyak. Walaupun demikian wilayah pemasaran Ibu Ani saat itu sudah

cukup luas hingga hingga luar kota seperti Jeneponto dan Bulukumba.

Sampai akhirnya pada tahun 2021 ibu Ani mendapatkan program bantuan

modal usaha berbasis dusun dan rukun warga yang yang di salurkan oleh

UMKM yaitu berupa dana hibah yang berjumlah Rp. 27.000,000.

Bantuan dana yang ibu Ani dapatkan, ia gunakan sebagai modal usaha

dengan membeli alat dan bahan yang di perlukan untuk memperlancar jalan

produksi dari usaha Ibu Ani tersebut.


Lampiran kebutuhan pengembangan usaha

Program bantuan modal berbasis dusun dan rukun Warga

1. Nama : Nurani

2. Alamat

Dusun RW : Batu labbu Selatan

Desa / Kelurahan : Lembang

gantarangkeke Kecamatan : Tompo bulu

3. Jenis usaha produk: Menjahit

I. KEBUTUHAN INVESTASI

No Uraian Volume Satuan

1 Mesin jahit baju kaos 4 benang Satu Unit

2 Mesin jahit Dua Unit

3 Alat potong listrik Satu Unit

4 Alat pembungkus kencing Satu Unit

5 Setrika Satu Buah

6 Mister jahit jahit Satu Buah

Tabel 4.2 kebutuhan investasi

Tabel di atas menunjukkan beberapa kebutuhan investasi yaitu

merupakan alat-alat utama utama yang digunakan dalam usaha menjahit yang

Ibu Ani jalankan.


II. KEBUTUHAN BAHAN BAKU

No Uraian Volume Satuan

1 Kain kaos baju olahraga 20 Kg

2 Kain kaos celana olahraga 20 Kg

3 Kain rok 50 Meter

4 Kain polos 20 Meter

5 Kancing baju 100 Biji

6 Dakron 10 Meter

7 Kain taplak meja 20 Meter

8 Benang jahit 120 Buah

9 Benang pinggir 20 Buah

10 Kain polos velvet 20 Meter

11 Kain renda 20 Meter

12 Payet aksesoris 20 Meter

Tabel 4.3 kebutuhan bahan baku

Dari tabel di atas kita bisa melihat berbagai macam bahan utama ataupun

bahan penunjang yang Ibu Ani beli dan sediakan dari hasil bantuan modal

usaha yang Ibu Ani dapatkan yang tentu saja bahan-bahan tersebut dapat

membantu memperlancar usaha yang dimiliki oleh Ibu Ani agar dapat berjalan

lancar dan mendapatkan hasil yang lebih baik.


Tabel 4.4 perbandingan sebelum dan sesudah mendapatkan bantuan modal

usaha

No Uraian Sebelum Sesudah

1 Mesin jahit 4 unit mesin jahit 4 unit mesin jahit manual

manual dan 2 unit mesin jahit high

speed

2 Mesin obras Satu unit obras biasa Dua unit mesin obras biasa

dan 1 unit mesin obras 4

benang

3 Alat pemotong 0 Satu unit mesin potong

4 Produksi Pakaian pesta, pakaian Pakaian pesta, pakaian dinas,

dinas,, format dan format, gorden, seragam

gorden sekolah, baju olahraga dan

taplak meja

5 Wilayah Bantaeng, Bulukumba Bantaeng, Bulukumba dan

pemasaran dan Jeneponto Jeneponto

6 Modal Rp.300,000-Rp.4.000,000 Rp.27.000,000 ( dana hibah )

7 Penghasilan Rp.2.000,000-10.000,000 Rp.3.000,000-Rp.12.000,000

rata-rata

Tabel di atas di atas memperlihatkan perbedaan sebelum dan sesudah Ibu

Ani mendapatkan bantuan usaha modal dan dapat disimpulkan bahwa


pengaruh ekonomi kerakyatan (program bantuan modal usaha berbasis dusun

dan rukun warga) berdampak cukup baik bagi perekonomian keluarga Ibu Ani.

Dengan modal usaha yang ibu ani dapatkan produksi dari usaha yang ia

kelola semakin meningkat dan itu mempengaruhi perekonomian dari keluarga

yang semakin membaik.

Ibu Ani yang dulunya tidak memproduksi dalam jumlah besar dan menerima

pesanan dalam jumlah banyak seperti pakaian baju sekolah atau baju olahraga

dikarenakan karena modal dan alat yang terbatas, kini itu bukan lagi suatu

hambatan bagi Ibu Ani.

Saat ini, setelah modal usaha yang Ibu Ani terima, tingkat produksi

usahanya semakin meningkat dan Ibu Ani juga sudah mulai menerima pesanan

dalam jumlah besar.

Ibu Ani mengatakan iya benar-benar merasa bersyukur dengan adanya

program bantuan modal usaha berbasis dusun dan rukun warga ini. Karena

bantuan ini tidak hanya memberikan dampak yang baik untuk usaha yang

dijalankan tetapi juga benar-benar membantu meningkatkan perekonomian

Kelurahan Lembang gentarangkeke Kecamatan tompobulu Kabupaten

Bantaeng.

Saat ini beberapa pelaku usaha yang mendapatkan bantuan usaha modal

tersebut yang dulunya hanya memiliki usaha yang kecil dan produksi yang

terbatas saat ini dengan bantuan modal usaha tersebut usaha yang mereka

jalankan semakin berkembang dan meningkatkan.


2. Pak Hearuddin

Bapak Haeruddin merupakan salah satu warga di Kelurahan Lembang

Gantarangkeke yang bertempat tinggal di RW 6 Kelurahan Lembang

gentarangkeke. Bapak Haeruddinjuga merupakan salah satu pelaku usaha

yang bergerak di bidang furniture (mebel). Usaha pak Haruddin sendiri ia

rintis dari bawah sudah sejak tahun 1993 dengan modal peralatan seadanya

dan dengan keterampilan yang ia miliki. Selain bergerak di bidang furniture

Pak Haeruddin juga mengambil beberapa pekerjaan agar dapat tetap

menstabilkan perekonomian keluarganya, apalagi seperti yang kita ketahui

bapak Haeruddin juga merupakan kepala keluarga yang berkewajiban untuk

menafkahi keluargan. Adapun pekerjaan-pekerjaan luar yang biasa pak

Haeruddin kerjakan yaitu sebagai kuli bangunan.

Usaha mebel yang Pak Haeruddin jalankan dari tahun 1993 hingga saat ini

jika dihitung sudah berlangsung selama 29 tahun, akan tetapi bapak

Haeruddin cukup kesulitan meningkatkan usaha yang ia miliki karena kurang

modal yang Pak Haeruddin miliki untuk membeli alat dan bahan yang ia

butuhkan untuk menjalankan usahanya

Sampai akhirnya pada tahun 2021 bapak Haeruddin mendapatkan

program bantuan modal usaha berbasis dusun dan rukun warga dari

pemerintah yang di salurkan oleh UMKM yaitu berupa dana hibah yang

berjumlah Rp. 22.000.000. Bantuan dana yang bapak Haeruddin dapatkan, ia

gunakan sebagai modal usaha dengan membeli alat dan bahan yang di

perlukan untuk usaha yang ia jalankan.


Bantuan modal usaha yang didapatkan ia gunakan sebagai modal untuk

membeli alat-alat dan bahan-bahan utama maupun penunjang yang dapat

mendukung proses produksi usaha mebel yang Pak hearuddin jalankan.

Tabel 4.5 perbandingan sebelum dan sesudah mendapatkan bantuan modal

usaha

No Uraian Sebelum Sesudah

1 Alat dan bahan Mesin gerinda, Mesin multifungsi, mesin

gergaji tangan, alat gerinda, gergaji mesin,

pahat, rol meter, palu mesin pahat, mesin bor

dan lain-lain dan lain-lain

2 Produksi Lemari, jendela, Lemari, jendela, pintu,

pintu dan meja meja, kursi dan lain-lain

3 Wilayah pemasaran Kota Bantaeng Kota Bantaeng

4 Modal Rp.1.500,000 Rp.26.600,000 ( dana

hibah + dana pribadi

5 Penghasilan rata-rata Rp.2.000,000 Rp.3.000,000-Rp.6.000,000

Dari hasil tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh ekonomi

kerakyatan ( program bantuan modal usaha berbasis dusun dan rukun Warga)

berdampak cukup baik bagi perekonomian keluarga bapak Haeruddin.


Dengan modal usaha yang Pak Haeruddin dapatkan produksi dari usaha yang

ia kelola semakin meningkat dan itu mempengaruhi perekonomian keluarga

bapak Haeruddin yang semakin membaik.

Salah satu hasil yang dapat di lihat dengan jelas yaitu keadaan tempat

tingga pak Haeruddin sendiri, sebelum menerima bantuan dana modal Bapak

Haeruddi tinggal di sebuah rumah panggung biasa tapi setelah menerima

bantu dan modal, Bapak harudin sudah bisa meningkatkan perekonomian

keluarga dan mendirikan sebuah rumah yang lebih layak untuk ditempati.

Bapak Haeruddin juga mengatakan dengan alat-alat baru yang telah pak

Haenaldini dapatkan dari bantuan modal usaha ini benar-benar memberikan

pengaruh yang sangat baik terhadap usaha yang pak Haeruddin jalankan.

Karena dengan alat-alat baru tersebut proses produksi dari usaha Pak

hearuddin semakin cepat dan jumlah produksi juga semakin meningkat.

Meskipun demikian sampai saat ini bapak Haeruddin masih menjalankan

pekerjaan sampingan sebagai kuli bangunan itu dikarenakan karena seperti

yang kita ketahui bahwa persaingan usaha mebel cukuplah katat sehingga

usaha Pak Haeruddin tidak bisa benar-benar langsung meningkat dengan pesat

karena kerasnya persaingan yang harus ia hadapi.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian program ekonomi kerakyata (program bentuk modal

usaha berbasis dusun dan rukun warga) yang sedang dijalankan di Kabupaten

Lembang Gantarangkeke Kecamatan tompobulu Kabupaten Bantaeng

membawa pengaruh yang cukup positif bagi para pelaku usaha di Kelurahan

Lembang Gantarangkeke

Program bantuan modal usaha dari pemerintah Kabupaten Bantaeng

kepada UMKM telah memperlihatkan hasil yang signifikan terhadap

Kelurahan Gantarangkeke Kecamatan tompobulu Kabupaten Bantaeng

Ini dapat dilihat dari peningkatan usaha para pelaku usaha yang

mendapatkan bantuan modal usaha dan selanjutnya menggarap

perekonomiannya setelah usaha yang dijalankannya berjalan dengan baik dan

mudah.

B. Saran

Program bantuan modal usaha ini memberikan dampak yang sangat besar

bukan hanya pada Kelurahan Lembang Gantarangkeke tetapi juga kepada

daerah-daerah di sekitar Kabupaten Bantaeng.

Jadi alangkah baiknya jika program semacam ini bisa terus dikembangkan

agar dapatmembantu mensejahterakan masyarakat di Kabupaten Bantaeng.


DAFTAR PUSTAKA

Menurut Marzuki, 1999, Alasan sahnya permasalahan keuangan perseorangan

dipaparkan dalam Peraturan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000

tentang Program Peningkatan Masyarakat.

Menurut Samuelson, 2005, masalah keuangan adalah studi tentang pengelolaan

aset, baik manusia maupun biasa, dalam klasifikasi yang tidak umum dengan

tujuan akhir produktivitas dan kecukupan moneter.

Menurut Fredrik Benu, 2002, individu adalah kumpulan orang-orang yang

pada umumnya memiliki variasi keuangan yang hampir sama.

Menurut Prof. Mubyarto, 2002, sistem kekuasaan mayoritas adalah segala

sesuatu yang mempengaruhi individu atau masyarakat umum atau banyak

individu.

Menurut Sukino, 1985, perbaikan keuangan hanya mencakup upaya

masyarakat untuk mendorong perekonomian dan meningkatkan tingkat gaji

daerah.

Menurut Todaro, 1995, perbaikan moneter dapat dirumuskan kembali sebagai

upaya untuk mengurangi atau menghapuskan kemiskinan.

Menurut M. Dawam Raharjo, persoalan keuangan Pancasila sesuai dengan

aspek keuangan syariah yang saat ini sedang marak di kancah masyarakat.

Ida Fauziyah, 2021, program bantuan modal usaha berbasis afiliasi desa dan

daerah di Bantaeng diapresiasi oleh direktur.


https://makassar sindonews.com/read/371434/713/program-bangunan-modular

Usaha-berbasis-dusun-di-bantaeng-diapresiasi-menaker-1616302998

Ilham Azikin 2021, program bantuan modal usaha berbasis afiliasi kota dan

daerah di Bantaeng diapresiasi oleh ketua.

https://makassar.sindonews.com/read/371434/713/program-bangunan-modular

Usaha-berbasis-dusun-di-bantaeng-diapresiasi-menaker-1616302998

Anda mungkin juga menyukai