Anda di halaman 1dari 63

Stuktur Organisasi Jupspe

(Jurnal Pendidikan Ekonomi)

1.Pembina :1. Rektor,Prof.Dr.Sanggam Siahaan,M.Hum


2.Plt Wakil Rektor I,Prof.Dr.Selviana Napitupulu,M.Hum

2. Penanggungjawab :1. Plt Dekan, Pdt.Dr.Nurliani Siregar,M.Pd


2. Plt Dekan I, Berthana S Hutauruk,S.Pd,M.Hum

3. Ketua Redaksi : Antonius Gultom,S.Pd,M.M

4. Sekretris Redaksi : 1. Plt Wakl Dekan III, Gr.Bangun Munte,S.Pd,M.M


2. Susy A. Sibagariang,S.Pd,M.Si

5. Bendahara : 1. Plt Wakil Dekan II, Osco P. Sijabat,S.Pd,M.M


2. Elisabeth Batubara,S.Pd,M.Si

6. Dewan Redaksi : 1. Tumpal Manahara Siahaan,S.Pd,M.M


2. Sotarduga Sihombing,S.Pd,M.M
3. Injen P. Butarbutar,S.Pd,M.Si

7. Reviewer Internal : 1. Prof.Dr. Sanggam Siahaan,M.Hum


2. Prof.Dr.Selviana Naapitupulu,M.Hum
3. Dra. Herlina H. Sianipar,M.Si

8. Reviewer Eksternal/ : 1. Dr. Yarasatodo Wao,M.Pd (Unimed)


Mitra Bestari 2. Dr. Calen (Murni Sadar)
3. Dr. Marto Silalahi,M.Si (Tunas Bangsa)
4. Dr. Robert Tua Siregar (USI)

9. Editor Teknik : 1. Anton Luvi Siahaan,S.E,M.Si


2. Binsar Tison Gultom,S.Pd,M.Sc

10. Sekretaris/ : 1. Manuel B. Situmorang,S.Pd (Plt KTU)


Administrasi 2. Edi Saputra
3. Beresman Siburian
DAFTAR ISI

1. Antonius Gultom (Dosen Tetap Universitas HKBP Nommensen Program


Studi Pendidikan Ekonomi). “Pengaruh Soft Skill Dalam Pengambilan
Keputusan Pegawai Pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas HKBP Nommensen”. ............................................................. 1
2. Anton Luvi Siahaan (Dosen Tetap Universitas HKBP Nommensen
Pematangsiantar Program Studi Pendidikan Ekonomi). “Pengaruh Kualitas
Pelayanan Terhadap Kepuasan Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Ekonomi Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar”. .................. 7
3. Binsar Tison Gultom (Dosen Tetap Universitas HKBP Nommensen
Pematangsiantar Program Studi Pendidikan Ekonomi). “Hubungan
Administrasi Keuangan Sekolah Dengan Motivasi Kerja Guru SMK
HKBP Pematangsiantar”. ........................................................................ 13
4. Elisabeth Margareta (Dosen Tetap Universitas HKBP Nommensen
Pematangsiantar Program Studi Pendidikan Ekonomi) “Pengaruh
Kepemimpinan Guru Yang Demokratis Terhadap Minat Belajar Siswa
Akuntansi di Kelas X SMK YP. HKBP Pematangsiantar”. ................... 18
5. Lasma Siagian (Dosen Tetap Universitas HKBP Nommensen
Pematangsiantar Program Studi Pendidikan Ekonomi). ”Pengaruh
Pelaksanaan Disiplin Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Negari Sipil
di Kantor Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar”. .................... 22
6. Lasma Rohana Siregar (Guru SMA Negeri 2 Pematangsiantar). “Pengaruh
Pengawasan Pimpinan Dan Motivasi Terhadap Kinerja Guru di SMA
Negeri 2 Pematangsiantar TA. 2018/2019”. ........................................... 26
7. Rosmauli Hutahaean (Dosen Tetap Sekolah Tinggi Diakones HKBP).
“Pengaruh Suasana Kerja Terhadap Prestasi Kerja Dosen Dan Pegawai di
Sekolah Tinggi Diakones HKBP Balige”. .............................................. 33
8. Susi Alestriani Sibagariang (Dosen Tetap Universitas HKBP Nommensen
Pematangsiantar Program Studi Pendidikan Ekonomi). “Hubungan
Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru di SMK Negeri 1
Kabanjahe Tahun Ajaran 2018/2019”..................................................... 39
9. Sotarduga Sihombing (Dosen Tetap Universitas HKBP Nommensen
Pematangsiantar Program Studi Pendidikan Ekonomi). “Analisis
Pengendalian Biaya Produksi Pada Perkebunan PT. Socfindo Bangun
Bandar”. .................................................................................................. 45
10. Wesly Nababan (Dosen Tetap Universitas HKBP Nommensen Program
Studi Pendidikan Kewarganegaraan). “Pengaruh Pengembangan Pegawai
Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Badan Kepegawaian Daerah
Pematangsiantar”..................................................................................... 48
11. Debbi Petra M. Sitorus (Dosen Tetap Universitas HKBP Nommensen
Pematangsiantar Program Studi Pendidikan Ekonomi). “Analisis Faktor-
Faktor Yang Memengaruhi Loyalitas Nasabah Pada PT. Bank Sumut Kota
Pematangsiantar” .................................................................................... 54
Pengaruh Soft Skill Dalam Pengambilan Keputusan Pegawai
Pada FKIP Universitas HKBP Nommensen

Antonius Gultom1, Herlina H. Sianipar2, Rosmauli Hutahaean3.

Dosen Tetap Program Studi Pendidikan Ekonomi


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen
Jl. Sutomo No. 4A Medan, Telp. (061) 4522922, 4565635 Fax. (061) 4571426
website : http://www.uhn.ac.id, E-mail : uhn@uhn.ac.id , https://hkbp.or.id
Email : antoniusgultom99@gmail.com

Dosen Tetap Sekolah Tinggi Diakones HKBP Balige (https://hkbp.or.id)

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) bagaimana soft skill pegawai pada FKIP
Universitas HKBP Nommensen, (2) proses pengambilan keputusan pegawai pada FKIP Universitas
HKBP Nommensen, (3) pengaruh soft skill dalam pengambilan keputusan pegawai. Jenis penelitian
yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu
melalui penyebaran kuisioner yang diedarkan dan kemudian diisi oleh 32 responden (pegawai) yang
menjadi sampel. Sampel ditentukan berdasarkan sampel jenuh, dimana semua anggota populasi
dijadikan sampel. Teknik analisis data menggunakan: uji korelasi, uji koefesien determinasi, uji
regresi, dan uji t. Skala penilaian jawaban kuesioner menggunakan skala likert. Secara keseluruhan
variabel soft skill memiliki kualitas tergolong “tinggi”. Hal itu diketahui dari rata-rata perolehan
kuesioner yang berada di antara nilai 113-139. Salah satu pertanyaan tentang kreativitas memiliki nilai
sangat tinggi. Proses pengambilan keputusan pegawai melibatkan beberapa proses, di antaranya adalah
didukung oleh faktor kerjasama, faktor hubungan interpersonal, faktor kreativitas, dan faktor tim kerja.
Dari perhitungan tabulasi deskriptif, perhitungan korelasi, uji koefesien determinasi, uji regresi, dan
uji t diperoleh kesimpulan bahwa Soft Skill memiliki hubungan dan pengaruh yang searah dan
signifikan dalam Pengambilan Keputusan pegawai. Pola pengaruhnya dapat dilihat dari formulasi nilai
regresi Y = -2.438 + 1.000 X. Didukung oleh nilai uji t yang mendapat kesimpulan ditolaknya H0.

Kata Kunci : Soft Skill dan Pengambilan Keputusan

Pendahuluan yang diinginkan. Hal ini berdampak pada


Dunia kerja percaya bahwa sumber daya pemikiran dan kebutuhan para pegawai terutama
manusia yang unggul adalah mereka yang tidak dalam mengelola perguruan tinggi dalam
hanya memiliki kemahiran hard skill saja tetapi peningkatkan kinerja untuk mencapai tujuan.
juga piawai dalam aspek soft skillnya. Adalah Kompleksnya persyaratan untuk menjadi
suatu realita bahwa pengelolaan pendidikan juga seorang pegawai di setiap instansi mengharuskan
lebih memberikan porsi yang lebih besar untuk memiliki suatu keahlian yang dibutuhkan.
muatan hard skill, bahkan bisa dikatakan lebih Keahlian tersebut ada pada setiap manusia yaitu,
berorientasi pada pembelajaran hard skill saja, hard skill dan soft skill. Hard skill dalam hal ini
padahal sebenarnya penentu kesuksesan seseorang merupakan komponen luar dan soft skill adalah
itu nantinya dalam bekerja lebih ditentukan oleh komponen dalam. Dua keahlian yang sangat
unsur soft skillnya. dibutuhkan oleh setiap organisasi. Pegawai tidak
Jika berkaca pada realita sebenarnya saat ini, hanya dipakai untuk melaksanakan ide atau
kepemilikan soft skill tentu menjadi kebutuhan perintah dari pimpinan, tetapi juga dituntut untuk
urgen dalam dunia kerja. Namun untuk mengubah dapat berinisiatif, inovatif, aktif dalam bekerja dan
hal tersebut bukanlah sesuatu yang mudah. aktif dalam berinteraksi dengan yang lain dalam
Kemampuan intelektual dan keahlian merupakan meningkatkan loyalitas dan kinerja individu.
syarat utama seseorang dalam mendapat pekerjaan Di era teknologi “Industri 4.0” kemajuan yang
yang diinginkan. Pesatnya perkembangan paling terasa adalah internet. Semua komputer
teknologi dan informasi berpengaruh tajam tersambung ke sebuah jaringan bersama. Komputer
terhadap perubahan setiap bidang. Hal tersebut juga semakin kecil sehingga bisa menjadi sebesar
juga berpengaruh terhadap pengambilan kepalan tangan kita, makanya kita jadi punya
keputusan institusi/instansi terhadap operasional smartphone. Bukan cuma kita tersambung ke
dan kelangsungan organisasi saat ini dan di masa jaringan raksasa, kita jadinya selalu tersambung ke
depan di samping memenuhi kebutuhan tenaga jaringan raksasa tersebut. Inilah bagian dari
kerja yang berdedikasi tinggi guna mencapai hasil revolusi industri keempat: “Internet of Things” saat

1
komputer-komputer yang ada tersambung ke Hasil amatan sementara penulis yang
internet, saat setiap masalah yang ada di lini merupakan fenomena yang mendasar mengenai
pekerjaan bisa langsung diketahui saat itu juga, di soft skill Pegawai di FKIP Universitas HKBP
manapun kita berada. Nommensen adalah :
Seseorang dengan intelektual tinggi tidak 1) Belum maksimalnya kemampuan komunikasi
menjamin orang tersebut akan mencapai puncak sesama pegawai.
tertinggi dalam pekerjaannya dan bisa berinteraksi 2) Belum maksimalnya nilai-nilai interpersonal,
dengan orang lain baik atasan maupun bawahan. dan kreativitas pegawai dalam melakukan
Dalam interaksi dengan pegawai akan lebih mudah pekerjaan.
dalam penyampaian ide dan merekatkan hubungan 3) Belum maksimalnya kerja sama sesama
sosial sesama pegawai yang tanpa membedakan pegawai.
senioritas dan pengalaman. Kualitas seseorang Demikian halnya dengan pengambilan
dilihat bagaimana dia menggunakan kecerdasan keputusan :
tidak hanya untuk diri sendiri tapi juga bersama 1) Belum maksimalnya nilai-nilai konsultatif
dengan orang lain. pegawai.
Pegawai merupakan aset yang hidup. 2) Belum maksimalnya fakta (dalam
Keunikan aset ini mensyaratkan pengelolaan yang menyelesaikan masalah), realisai (dalam
berbeda dengan aset lain, sebab memiliki pikiran, memfokuskan target), kebijaksanaan dalam
perasaan dan perilaku, sehingga jika dikelola pengambilan keputusan dan persepsi pegawai.
dengan baik mampu memberi sumbangan bagi Dengan permasalahan tersebut, pegawai di
kemajuan secara aktif. Perbedaan mengelola FKIP Universitas HKBP Nommensen harusnya
pegawai dapat mengukur tingkah laku, emosi dan kompeten dalam bidangnya. Tanggung jawab
hubungan interaksi terhadap rekan lain. Perbedaan pegawai bukan hanya mengurusi kepentingan
tersebut juga berpengaruh dalam hasil akhir mahasiswa saja, tetapi bagaimana pegawai mampu
pengambilan keputusan. Setiap keputusan mengakomodir segala keluhan, memberikan
memiliki bermacam-macam karakter. Untuk itu pelayanan bagi mahasiswa yang membutuhkan
diperlukan keahlian yang mendukung untuk selama mereka mengikuti perkuliahan di kampus.
tercapainya pengambilan keputusan yang
signifikan dan menguntungkan bagi semua pihak. Masalah
Sumber Daya Manusia sangat berperan penting Bagaimana Pengaruh Soft Skill Dalam
dalam pengambilan keputusan untuk menetapkan Pengambilan Keputusan Pegawai Pada FKIP
setiap calon pegawai yang ditempatkan sesuai Universitas HKBP Nommensen?
dengan keahlian yang dimilikinya. Tidak hanya
intelektual tinggi dan pengalaman yang banyak, Teori
tetapi keahlian soft skill yang dibutuhkan. Elfindri dkk (2011:67), soft skills merupakan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan keterampilan dan kecakapan hidup, baik untuk
(FKIP) Universitas HKBP Nommensen merupakan sendiri, berkelompok, atau bermasyarakat, serta
Perguruan Tinggi Kristen yang ada di Kota Madya dengan Sang Pencipta. Dengan mempunyai soft
Pematangsiantar yang meluluskan mahasiswa yang skills membuat keberadaan seseorang akan
begitu banyak jumlahnya setiap tahunnya. Hal ini semakin terasa di tengah masyarakat. Keterampilan
merupakan tanggungjawab bersama, Nommensen akan berkomunikasi, keterampilan emosional,
tidak cukup hanya memberikan kemampuan hard keterampilan berbahasa, keterampilan
skill saja, tetapi harus diimbangi dengan berkelompok, memiliki etika dan moral, santun
kemampuan soft skill dalam menghadapi berbagai dan keterampilan spiritual.
tantangan saat melakukan pekerjaan nantinya. Lebih lanjut lagi Basir (2011:175), semua
Pencapaian tersebut akan dapat terealisasi apabila sifat yang menyebabkan berfungsinya hard skills
pegawai di FKIP Universitas HKBP Nommensen yang dimiliki. Soft skills dapat menentukan arah
memiliki soft skill yang baik. pemanfaatan hard skills. Jika seseorang
Secara umum soft skills merupakan sebuah memilikinya dengan baik, maka ilmu dan
istilah yang biasa digunakan oleh para pekerja keterampilan yang dikuasainya dapat
untuk mendeskripsikan kemampuan non-teknikal. mendatangkan kesejahteraan dan kenyamanan bagi
Kemampuan ini tidak kasat mata dan hanya dapat pemiliknya dan lingkungannya. Sebaliknya, jika
diketahui melalui komunikasi langsung atau seseorang tidak memiliki soft skills yang baik,
melalui sebuah tes kepribadian. maka hard skills dapat membahayakan diri sendiri
dan orang lain.

2
Sedangkan menurut Moqowim (2012:99), mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh
menyatakan “soft skills merupakan komplemen responden, menyajikan tiap data tiap variabel yang
dari hard skills. Jenis keterampilan ini merupakan diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab
bagian dari kecerdasan intelektual seseorang, dan rumusan masalah, dan melakukan perhitungan
sering dijadikan syarat untuk memperoleh jabatan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
atau pekerjaan tertentu”. Untuk melihat tanggapan terhadap responden
Kata “keputusan” berarti menentukan, terhadap soft skill dalam pengambilan keputusan
mengakhiri, menyelesaikan, mengatasi. Sedangkan dilakukan uji koefisien korelasi dengan rumus:
kata ”pengambilan keputusan” berarti suatu n.( XY ) − ( X )( Y )
r=
tindakan yang dilakukan untuk menyelesaikan n.( X ) − ( X ) n.( Y ) − ( Y ) 
2 2 2 2

sesuatu (Azhar, 2015). Selain itu, penulis juga menggunakan metode


Mengambil keputusan berbicara tentang persamaan regresi linear sederhana. Dengan rumus
tindakan yang akan dilakukan dalam menghadapi : Y = a + bx. Selanjutnya penulis mencari besaran
suatu permasalahan yang seringkali dihadapkan koefisien determinasi (d) yang digunakan untuk
pada dua pilihan atau bahkan lebih. Sebuah mengetahui seberapa jauh variabel X dapat
keputusan adalah tindakan untuk mengatasi menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel Y.
kekacauan, mampu melihat setiap aspek secara Persamaan koefisien determinasi adalah :
objektif, dan dengan demikian dapat membuat
keputusan yang efektif (Adair, 2007). R = (r)2
Menurut Salusu (2006), pengambilan Tahap selanjutnya adalah dengan melakukan
keputusan adalah suatu proses memilih alternatif uji signifikasi koefisien korelasi (uji – t), uji ini
cara bertindak dengan metode yang sesuai dengan dilakukan untuk menguji apakah hipotesis penulis
situasi. Sedangkan Kelly, (2009) menyebutkan diterima atau ditolak, atau untuk mengetahui
bahwa pengambilan keputusan merupakan secara pasti apakah pengaruh antara variabel X
pemecahan masalah dan terhindar dari faktor (variabel independen) dan variabel Y (variabel
situasional. dependen) nyata atau tidak yaitu dengan cara
membandingkan thitung dengan ttabel.
Metode Penelitian Kemudian dilakukan uji signifikasi koefisien
Jenis penelitian yang digunakan untuh korelasi (uji – t) dengan 5 tahap, yaitu : (a)
mengolah dan menganalisis data yang adalah merumuskan hipotesis, (b) menentukan taraf nyata
melalui penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dan derajat bebas (df) = n – k, (c) menentukan uji
mengambil sampel dari populasi dengan statistik, (d) menentukan daerah keputusan, dan (e)
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul menentukan keputusan.
data utama. Model penelitian yang digunakan Hipotesis yang diuji adalah koefisien korelasi
adalah penelitian deskriptif. sama dengan nol. Korelasi dalam populasi
Metode pengolahan data digunakan untuk dilambangkan dengan α, sedangkan pada sampel r.
mengukur variabel yang diteliti. Oleh karena itu, Kemudian menentukan taraf nyata dan derajat
variabel yang akan diukur adalah skala interval dan bebas (df) = n – k.
penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan soft Taraf nyata adalah nilai kritis yang digunakan
skill dalam pengambilan keputusan pegawai, maka sebagai dasar untuk menerima atau menolak
teknik pengukuran yang digunakan dalam hipotesis nol. Taraf nyata dilambangkan dengan α,
penelitian ini menggunakan skala likert. dimana taraf nyatanya adalah sebesar 5% (α =
Teknik pengumpulan data yang digunakan 0,05), karena dalam penelitian ini digunakan uji
dengn penelitian kepustakaan (library research), satu arah. Menentukan nilai uji thitung, Daerah
kuesioner (angket), interview (wawancara) dan keputusan dapat ditentukan dengan menggunakan
dokumentasi. tabel distribusi t (ttabel). Dalam menggunakan ttable
Setelah terkumpulnya data dari penelitian harus diketahui lebih dulu besarnya nilai taraf
maka data tersebut akan masuk dalam proses nyata (α) dan besarnya derajat bebas (df). Nilai
pengolahan data. Pengolahan data dilakukan taraf nyata diperoleh dengan membagi dua
dengan menggunakan komputerisasi dalam besarnya taraf nyata (α/2) karena dalam penelitian
program SPSS, termasuk pengujian validitas dan ini digunakan uji dua arah. Sedangkan derajat
reliabilitas. bebas (df) diperoleh dengan mengurangi
Kegiatan dalam anlisis data mengggunakan banyaknya data pengamatan dengan jumlah
pertanyaan-pertanyaan dengan mengelompokkan variabel yang terdapat dalam penelitian ini (df = n
data berdasarkan variabel dan jenis responden,

3
– 2). ttabel; (α/2) ; df, dimana df = n – 2 Dengan hubungan antara X dengan Y adalah sebesar 78%,
tingkat derajat bebas 5% (α = 0.05). sedangkan sisanya adalah dari faktor lain, antara
Untuk membuat suatu keputusan kita dapat lain kepuasan kerja, kepemimpinan, dan faktor-
membandingkan besarnya nilai thitung dengan ttabel. faktor lain.
Apabila thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha Setelah dilakukan perhitungan korelasi,
diterima dan Apabila thitung < ttabel, maka H0 selanjutnya di bawah ini akan ditampilkan hasil
diterima dan Ha ditolak. perhitungan regresi dari seluruh variabel yang
diteliti. Uji regresi digunakan untuk mengetahui
Pembahasan pengaruh antara variabel bebas (X) terhadap
Uji korelasi digunakan untuk mengetahui variabel terikat (Y).
hubungan antara variabel bebas dengan variabel Regression
terikat. Digunakan sebagai persyaratan dalam b
Variables Entered/Removed
menguji hipotesis (uji t). Variables Variables
Hasil perhitungan uji korelasi akan Model Entered Removed Method
1 Soft Skilla . Enter
dibandingkan ke Tabel Interpretasi Koefesien a. All requested variables entered.
Korelasi untuk melihat sifat hubungan yang ada, b. Dependent Variable: Pengambilan Keputusan
apakah kuat atau tidak. Atau dalam SPSS, untuk
melihat hubungan yang ada signifikan atau tidak Pada awal perhitungan regresi, ouput SPSS
dapat melihat nilai Sig. (probabilitas) yang yang pertama tampil adalah sebuah tabel
diperoleh. Jika nilai Sig. > 0.05 maka hubungan "Variables Entered/Removed". Tabel ini berfungsi
tidak signifikan, sedangkan jika nilai Sig. < 0.05 untuk menjelaskan variabel mana saja yang layak
maka hubungan yang ada adalah signifikan masuk untuk dimasukkan ke dalam perhitungan
(Ghozali, 2001:46). regresi dengan mengacu kepada hasil dari
Di bawah ini adalah output perhitungan perhitungan korelasi. Dari hasil di atas, ternyata
korelasi menggunakan SPSS dari hasil jawaban semua variabel layak masuk.
Coefficientsa
kuesioner.
Unstandardized Standardized
Correlations Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
Pengambilan 1 (Constant) -2.438 5.943 -.410 .685
Soft Skill Keputusan Soft Skill 1.000 .097 .883 10.317 .000
Soft Skill Pearson Correlation 1 .883** a. Dependent Variable: Pengambilan Keputusan
Sig. (2-tailed) .000
N 32 32 Menggambarkan persamaan regresi. Pada
Pengambilan Keputusan Pearson Correlation .883** 1
Sig. (2-tailed) .000 kolom Unstandardized Coeffecient didapat
N 32 32 persamaan regresi:
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Y = a + bX
Dari hasil korelasi di atas, interpretasinya Y = -2.438 + 1.000 X
adalah sebagai berikut: Besar hubungan antar Di mana:
variabel X (soft skill) dengan Y (pengambilan Y = Pengambilan Keputusan
keputusan) adalah 0.883 dengan nilai signifikansi X = Soft Skill
sebesar 0.000. Ternyata variabel X dengan Y Konstanta (a) sebesar -2.438 menyatakan
memiliki nilai signifikansi di bawah 0.05. Hal ini bahwa jika faktor soft skill diabaikan atau
menunjukkan korelasi (hubungan) yang kuat mengalami penurunan, maka akan mengurangi
antara soft skill dengan pengambilan keputusan. variabel pengambilan keputusan sebesar -2.438
Digunakan untuk mengetahui persentase (dua kali lipat atau 244%).
hubungan antara variabel X dan Y. Di bawah ini Koefesien regresi X sebesar 1.000,
adalah hasil uji koefesien determinasi. menyatakan bahwa jika terdapat kenaikan sebesar
Model Summary 1 pada variabel soft skill maka akan diikuti dengan
Adjusted Std. Error of
kenaikan pada variabel pengambilan keputusan
Model R R Square R Square the Estimate sebesar 1.000 (atau 100%). Artinya, variabel
1 .883a .780 .773 3.38563
pengambilan keputusan sangat dipengaruhi oleh
a. Predictors: (Constant), Soft Skill
soft skill dari pegawai.
Pada kolom ’R Square’ adalah untuk Uji t digunakan untuk menguji apakah
mengetahui nilai Koefesien Determinasi (KD), terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
yaitu besarnya persentase hubungan antara bebas terhadap variabel terikat.
variabel X dengan Y. Diperoleh nilai R Square
(KD) sebesar 0.780. Hal itu berarti persentase

4
Coefficientsa determinasi, uji regresi, dan uji t diperoleh
Unstandardized Standardized kesimpulan bahwa Soft Skill memiliki
Coefficients Coefficients
hubungan dan pengaruh yang searah dan
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -2.438 5.943 -.410 .685 signifikan dalam Pengambilan Keputusan
Soft Skill 1.000 .097 .883 10.317 .000
Pegawai. Pola pengaruhnya dapat dilihat dari
a. Dependent Variable: Pengambilan Keputusan
formulasi nilai regresi Y = -2.438 + 1.000 X.
Dari perhitungan uji t di diketahui: t hitung = Didukung oleh nilai uji t yang mendapat
10.317. Nilai Sig. = 0.000. Ternyata hasil uji t di kesimpulan ditolaknya Ho.
atas memiliki nilai Sig (probabilitas) di bawah
0.05. Maka, Ho ditolak. Menunjukkan terdapat Daftar Pustaka
pengaruh yang positif antara variabel Soft Skill
terhadap Pengambilan Keputusan pegawai. Adair, John. 2007. Cara Menumbuhkan Pemimpin 7
Dari perhitungan tabulasi deskriptif, Prinsip Kunci. Pengembangan
perhitungan korelasi, uji koefesien determinasi, uji Kepemimpinan Yang Efektif. Jakarta: PT.
regresi, dan uji t diperoleh hasil bahwa variabel Gramedia.
bebas yaitu Soft Skill memiliki hubungan dan Ahmad S., Harris T., Limb E., Kerry S., Victor C.,
pengaruh yang searah dan signifikan terhadap Ekelund U., Iliffe S., Whincup P., Beighton
C., Ussher M.,Cook D. 2015. Evaluation
Pengambilan Keputusan pegawai.
of reliability and validity of the General
Pengaruh yang searah (positif) artinya, jika
PracticePhysical Activity Questionnaire
variabel X ditingkatkan maka variabel Y pun akan (GPPAQ) in 60–74 year old primary care
mengalami peningkatan. Begitu juga sebaliknya, patients. BMC Family Practice: London.
jika variabel bebas tersebut mengalami Alhadi, Esya. 2012. Pentingnya Peningkatan Soft
penurunan, maka akan diikuti dengan penurunan Skill Dalam Lingkungan Kerja. Bandung :
pada variabel terikat. Pustaka Setia.
Dengan demikian, hal itu memberikan Anggoro, W. J dan Widhiarso, W. 2010. Konstruksi
implikasi, jika instansi FKIP Universitas HKBP dan Identifikasi Properti Psikometris
Nommensen bermaksud meningkatkan Instrumen Pengukuran Kebahagiaan
pengambilan keputusan pegawai, maka harus Berbasis Pendekatan Indigenous
memperhatikan faktor soft skill sebagai faktor Psychology: Studi Multitrait-Multimethod.
dominan yang mempengaruhinya. Jurnal Psikologi.
Arikunto, Suharjono, dan Supardi. 2010.
Kesimpulan Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Bumi
1. Soft skill atau ketrampilan inti pegawai pada Aksara.
FKIP Universitas HKBP Nommensen. Secara Azwar. 2015. Pengertian Motivasi Menurut Para
Ahli. Diambil dari edu. Dzihni. com, pada
keseluruhan variabel soft skill memiliki tanggal 16 November 2018.
kualitas tergolong “tinggi”. Hal itu diketahui Basir. 2011. Soft Skill vs Hard skill. Yogyakarta:
dari rata-rata perolehan kuesioner yang berada Pustaha Book Publisher.
di antara nilai 113-139. Salah satu pertanyaan De Janasz,. Dowd, S. 2012. Interpersonal Skills in
Organization. New York: Mc Graw-Hill
tentang kreativitas memiliki nilai sangat
Publishing Company Ltd.
tinggi. Effendy, Onong Uchjana. 2013. Ilmu Komunikasi
2. Proses pengambilan keputusan pegawai pada Teori dan Praktek Soft Skill. Bandung : PT
FKIP Universitas HKBP Nommensen. Proses Remaja Rosdakarya.
pengambilan keputusan pegawai melibatkan Elfindri. 2011. Soft Skills Untuk Pendidik. Jakarta :
Baduose Media.
beberapa proses, di antaranya adalah
Goleman, Daniel. 2012. Working With Emotional
didukung oleh faktor kerjasama, faktor Intelligence (terjemahan). Jakarta : PT.
hubungan interpersonal, faktor kreativitas, dan Gramedia Pustaka Utama.
faktor tim kerja. Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis
3. Pengaruh soft skill dalam pengambilan Multivariete Dengan Program IBM SPSS
23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang :
keputusan pegawai pada FKIP Universitas
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
HKBP Nommensen. Dari perhitungan tabulasi Hardiyansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik
deskriptif, perhitungan korelasi, uji koefesien (Konsep, Dimensi, Indikator dan

5
Implementasinya). Yogyakarta : Gava Utomo, Hardi. 2010. Kontribusi Soft Skill Dalam
Media. Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan. Jurnal.
Hasan, M. Iqbal. 2014. Pokok-pokok Materi Siteama.ac.id
Pengambilan Keputusan. Bogor : Ghalia
Indonesia.
Hasibuan, Malayu SP. 2014. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Husein Umar. 2014. Metode Penelitian Untuk
Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi-2. Cetakan
ke-13. Jakarta : Rajawali Pers.
I Nyoman Sucipta. 2009. Holistik Soft Skills.
Denpasar: Udayana University Press.
Ismail, H. 2011. Bamboo Fibre Filled Natural
Rubber Composite: The Effects Of Filler
Loading and Bonding Agent. University
Sains Malaysia. Malaysia. Polymer Testing
21.
Kasim, Azhar. 2015. Teori Pembuatan Keputusan.
Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI.
Kelly, P. K. 2009. Teknik Pembuatan Keputusan
dalam TIM. Jakarta : PT Pustaka Binaman
Pressindo dan Lembaga Manajemen PPM.
Marchand, S. 2008. The physiology of pain
mechanisms: from the periphery to the brain.
Rheumatol Dis Clin North Am.
Maryati, & Suryawati. 2006. Pengetahuan kerja.
Jakarta : Erlangga.
Moqowim. 2012. Pengembangan Soft Skills
Pegawai. Yogyakarta : Pedagogia.
Ranyard, R., Crozier, W.R., Svenson, O. 2007.
Decision Making CognitiveModels and
Explanations. New York: Routledge. This
edition published in the Taylor & Francis e-
Library.
Russell-Jones, N. 2010. The Decision-Making
Pocketbook. Alresford: Management
Pocketbooks Ltd.
Salusu. 2006. Pengambilan Keputusan Strategik
Untuk Organisasi Publik dan. Organisasi
Non Profit. Jakarta : Grasindo.
Santoso, Singgih. 2014. Statistik Multivariat,
Edisi Revisi, Konsep dan Aplikasi dengan
SPSS. Jakarta : Penerbit PT. Elex Media
Komputindo.
Schulz. 2008. The Importance of Soft Skills :
Education beyond academic knowledge.
Journal of Language and Communication,
18 (24), 146-154.
Sharma. Chopra. 2009. Case report: Soft Skill.
Indian Journal of Dental Research, 20 (3):
377-379.
Suharyadi dan Purwanto. 2009. Statistika Untuk
Ekonomi Dan Keuangan Modern Edisi 2
Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D). Bandung : Penerbit CV. Alfabeta.

6
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar

Anton Luvi Siahaan1, Sotarduga Sihombing2

Dosen Tetap Program Studi Pendidikan Ekonomi


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar
Jl. Sangnawaluh No. 4 Pematangsiantar, Telp. (0622) 7550232 Fax. (0622) 7552017

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas pelayanan yang terdiri
dari bukti fisik, keandalan, ketanggapan, jaminan, dan empati terhadap kepuasan mahasiswa Universitas
HKBP Nomensen Pematangsiantar program studi Pendidikan Ekonomi. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder, yaitu melalui penyebaran kuisioner yang diedarkan dan kemudian diisi oleh 59 responden yaitu
mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi stambuk 2018 yang telah kuliah 2 semester. Teknik
analisis data menggunakan: Uji t, Uji F dan pengujian asumsi klasik: (1) Normalitas, (2) Multikolinieritas,
dan (3) Heteroskedastisitas. Hasil penelitian menunjukan Nilai thitung untuk variabel bukti fisik (0,310)
lebih kecil dibandingkan dengan nilai ttabel (2,004), atau nilai sig. t untuk variabel bukti fisik (0,758) lebih
besar dari alpha (0,025). Nilai thitung untuk variabel keandalan (2,941) lebih besar dibandingkan dengan
nilai ttabel (2,004), atau nilai sig. t untuk variabel keandalan (0,238) lebih besar dari alpha (0,025). Nilai
thitung untuk variabel ketanggapan (-2,294) lebih kecil dibandingkan dengan nilai ttabel (2,004), atau nilai
sig. t untuk variabel bukti ketanggapan (0,026) lebih kecil dari alpha (0,025). Nilai thitung untuk variabel
jaminan (1,404) lebih kecil dibandingkan dengan nilai ttabel (2,004), atau nilai sig. t untuk variabel jaminan
(0,166) lebih besar dari alpha (0,025). Nilai thitung untuk variabel empati (2,852) lebih besar dibandingkan
dengan nilai ttabel (2,004), atau nilai sig. t untuk variabel empati (0,006) lebih kecil dari alpha (0,025).

Kata Kunci : Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Mahasiswa.

Pendahuluan sebagai usaha jasa, tidak dapat mengabaikan 5


Berkembangnya jumlah perguruan tinggi (lima) dimensi kualitas pelayanan, yaitu tangible
menjadikan mahasiswa semakin leluasa di dalam (bukti fisik), reliability (keandalan),
memilih perguruan tinggi yang terbaik untuk responsiveness (ketanggapan), assurance
memenuhi kepuasannya. Sementara di sisi lain, (jaminan), dan empathy (empati). Kelima dimensi
pihak perguruan tinggi untuk mempertahankan dan kualitas pelayanan yang bagus dan berkualitas
meningkatkan pangsa pasarnya akan selalu dituntut lebih tinggi dari pesaing dapat memberikan
untuk berusaha memberikan pelayanan yang paling kepuasan mahasiswa sehingga akan mempengaruhi
sesuai dengan harapan mahasiswa. Oleh karena itu, pada pangsa pasar yang sudah diperoleh untuk
diperlukan informasi yang memadai dari faktor- dapat dipertahankan atau diperluas.
faktor dominan yang mempengaruhi tingkat Universitas HKBP Nomensen Pematang
kepuasan mahasiswa. Strategi yang dibuat pada Siantar merupakan salah satu universitas besar
akhirnya adalah bagaimana memenangkan hati dikota Pematangsiantar. Perguruan tinggi ini
mahasiswa sebagai bukti bahwa mahasiswa itu sebagai perguruan tinggi baru dengan visi
puas. Komitmen terhadap kepuasan mahasiswa univesitas unggul dan Berdaya Saiang di Tingakat
inilah yang pada akhirnya mendorong setiap Global yang Berbasis Teknologi Informasi
perguruan tinggi untuk berlomba-lomba (online), Menuju Generasi Industri Berkelanjutan
memperbaiki dan meningkatkan pelayanan kepada Berlandaskan Kasih Untuk Tuhan dan Ibu Pertiwi.
mahasiswa. Di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program studi pendidikan ekonomi sendiri Program Studi Pendidikan Ekonomi
merupakan satu dari antara sekian banyak jurusan menempati urutan ketiga terbanyak jumlah
yang dimiliki perguruan tinggi perlu untuk peminat mahasiswanya untuk tahun akademik
meningkatkan kualitas pelayanan dan menerapkan 2018/2019.
strategi yang tepat untuk menarik dan Penelitian ini sendiri difokuskan hanya pada
mempertahankan jumlah mahasiswanya. Faktor Program Studi Pendidikan Ekonomi Univesitas
kualitas pelayanan merupakan kunci agar suatu HKBP Nomensen Pematangsiantar. Melihat
perguruan tinggi terutama program studi dapat tingkat persaingan yang tinggi dan fokus terhadap
memenangkan persaingan yang terdapat dalam kepuasan mahasiswa maka Program Studi
industri perguruan tinggi. Perguruan tinggi Pendikan Ekonomi sebagai satu dari beberapa
terkusus program studi pendidikan ekonomi Program Studi di Univesitas HKBP Nomensen

7
Pematangsiantar harus melakukan persaingan yang Masalah
sehat melalui peningkatan kualitas pelayanan Apakah kualitas pelayanan yang terdiri dari
kepada mahasiswa. bukti fisik (tangibles), keandalan (reliability),
Pemberian pelayanan yang buruk kepada ketanggapan (responsiveness), jaminan
mahasisawa akan memberikan citra yang buruk (assurance), dan empati (empathy) berpengaruh
pada perguruan tinggi dan terkusus pada Program positif dan signifikan terhadap kepuasan
Studi Pendidikan Ekonomi, jika hal ini terjadi akan mahasiswa Universitas HKBP Nomensen
menyebabkan mahasiswa ”pindah” meninggalkan Pematangsiantar Program Studi Pendidikan
perguruan tinggi dengan mencari perguruan tinggi Ekonomi?
lain yang kualitas pelayanannya lebih baik karena
keberhasilan perguruan tinggi dan khususnya Teori
program studi sangat tergantung kapada jumlah Pelayanan secara umum adalah kerja yang
mahasiswa yang di terima. dilakukan untuk memberi manfaat kepada lainnya.
Seiring dengan penyelenggaraan tugas pokok Kotler dan Keller (2008) menyatakan bahwa
dan fungsi di bidang pelayanan tersebut masih jasa/layanan (service) adalah semua tindakan atau
ditemui hambatan-hambatan berupa kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada
penyimpangan, baik yang dilaksanakan secara pihak lain yang pada intinya tidak berwujud dan
struktural maupun individu sebagai tidak menghasilkan kepemilikan apapun.
penyelenggara. Hal ini berakibat timbulnya Untuk mempermudah penilaian dan
keluhan mahasiswa terhadap kualitas pelayan dan pengukuran kualitas pelayanan dikembangkan
civitas program studi yang tidak tertib. Adapun suatu alat ukur kualitas layanan yang disebut
keluhan mahasiswa secara umum adalah dalam SERVQUAL (Service Quality). SERVQUAL ini
prosedur pelayanan dan penyampaian informasinya merupakan skala multi item yang dapat digunakan
dirasakan civitas kurang ramah dalam memberikan untuk mengukur persepsi mahasiswa atas kualitas
pelayanan dan terkadang tidak perduli terhadap layanan yang meliputi lima dimensi (Zeithami dan
keluhan mahasiswa. Bitner, 2004), yaitu: Tangibles (bukti langsung),
Keadaan tersebut bisa mencerminkan kondisi Reliability (kehandalan), Responsiveness (daya
penyelenggaraan pelayanan masih belum baik dan tanggap), Assurance (jaminan) seperti
masih jauh dari harapan mahasiswa, langkah awal Communication (komunikasi), Credibility
harus ditujukan memberikan pelayanan berkualitas (kredibilitas), Security (keamanan), Competence
kepada mahasiswa secara berkesinambungan (kompetensi), Courtesy (sopan santun), dan
berdasarkan kriteria standarisasi pelayanan umum Empathy (empati).
yang ditetapkan, sehingga perlu dilakukan evaluasi Jadi dapat dikatakan kualitas pelayanan
terhadap kualitas pelayanan di Universitas HKBP merupakan upaya yang dilakukan untuk memenuhi
Nomensen Pematangsiantar terkusus pada Program harapan pelanggannya. Kualitas pelayanan lebih
Studi Pendidikan Ekonomi. menekankan aspek kepuasan yang diberikan oleh
Harapan mahasiswa bersifat dinamis dan ketika menawarkan jasa. Keberhasilan yang
berkembang dari waktu ke waktu. Perkembangan bergerak di bidang jasa tergantung dengan kualitas
ini salah satunya dilatarbelakangi oleh kemajuan pelayanan yang ditawarkan.
Informasi dan Teknologi (IT), karena kemajuan IT Kepuasan konsumen (mahasiswa) tergantung
diikuti oleh bertambahnya harapan mahasiswa oleh persepsi, harapan dan pengalaman konsumen
akan kaualitas layanan perguruan tinggian yang (mahasiswa) selama menggunakan produk atau
memberikan kenyamanan terhadap mahasiswa. jasa perguruan tingi. Penilaian tentang kepuasan
Dari segala bentuk pelayanan yang secara menyeluruh tidak hanya terfokus pada
ditawarkan perguruan tinggi kepada mahasiswa, produk perguruan tingi namun juga pelayanan
titik vital yang menjadi closing point kepuasan yang diterima mahasiswa. Tidak mudah untuk
mahasiswa adalah ketika perguruan tinggi berhasil mewujudkan kepuasan secara menyeluruh. Namun
melebihi kebutuhan dan harapan mahasiswa. Tapi, tentu saja setiap perguruan tingi terkhusus program
kalau gagal, perguruan tinggi sudah menanamkan studi harus berusaha meminimalkan ketidakpuasan
kekecewaan di hati mahasiswa, yang ujungnya mahasiswa dengan memperbaiki kualitas
mahasiswa bisa keluar pindah ke kampus lain atau pelayanan.
bahkan mempromosikan kekecewaan mereka Menurut Kotler dan Keller (2008)
kepada dunia luar yang dapat menurunkan citra mengemukakan bahwa kepuasan (satisfaction)
universitas secara umum dan program studi secara adalah perasaan senang atau kecewa seseorang
khusus . yang timbul karena membandingkan kinerja yang

8
dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
ekspektasi mereka. Sedangkan Moven dan Minor dilakukan melalui wawancara, kuesioner, dan studi
(2001): menyatakan bahwa "Kepuasan pelanggan dokumentasi. Jenis data yang digunakan adalah
adalah keseluruhan sikap yang ditunjukan data primer dan data sekunder. Sebelum
konsumen atas barang dan jasa setelah mereka pengolahan data dilakukan terlebih dahulu
memperolehnya. dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.
Harapan mahasiswa melatar belakangi Model analisis data yang dipergunakan untuk
mengapa dua program studi pada jenis bisnis yang menjawab hipotesis adalah Analisis Regresi
sama dapat dinilai berbeda oleh mahasiswanya. Berganda, dengan rumus : Y = a + b1X1 + b2X2 +
Dalam konteks kepuasan mahasiswa, umumnya b3X3 + b4X4 + b5X5 + e, kemudian uji t, uji f.
harapan merupakan perkiraan atau keyakinan Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan
mahasiswa tentang apa yang akan diterimanya. menggunakan analisis regresi, maka diperlukan
Harapan mereka dibentuk oleh pengalaman pengujian asumsi klasik yang meliputi pengujian:
transaksi terdahulu, komentar teman dan (1) Normalitas, (2) Multikolinieritas, dan (3)
kenalannya serta janji dari perguruan tinggi Heteroskedastisitas.
tersebut. Harapan-harapan inilah yang akhirnya
berkembang seiring dengan semakin bertambahnya Pembahasan
pengalaman mahasiswa. Hasil penelitian berdasarkan jawaban
Menurut Umar (2003), ”faktor yang responden atas variabel bukti fisik. Analisis
mempengaruhi kepuasan konsumen (mahasiswa) diskriptif dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
adalah mutu produk dan pelayanannya, kegiatan sebagian responden menjawab sangat setuju
penjualan, pelayanan setelah penjualan dan nilai- dengan rata-rata 7,5 orang (12,3%), sebagian besar
nilai perusahaan”. menjawab setuju dengan rata-rata 40,7 orang
Menurut Lupiyoadi (2001), ada lima faktor (69,1%) dari 59 orang responden, hal ini
yang menentukan tingkat kepuasan, yaitu : menunjukkan bahwa program studi pendidikan
Kualitas produk, Kualitas pelayanan, Emosional, ekonomi telah memiliki bangunan yang baik dan
Harga, dan Biaya. peralatan yang lengkap serta penampilan dosen
Menurut Tjiptono (2006) Tidak ada satu pun yang rapi. Responden yang menjawab kurang
ukuran tunggal terbaik mengenai kepuasan setuju rata-rata 10 orang (16,9%), responden yang
pelanggan yang disepakati secara universal. menjawab tidak setuju dengan rata-rata 1 orang
Meskipun demikian, di tengah beragamnya cara (1,7%), hal ini menunjukkan bahwa program studi
mengukur kepuasan pelanggan, terdapat kesamaan pendidikan ekonomi terkadang kurang menjaga
paling tidak enam konsep inti mengenai objek kebersihan ruang kuliah.
pengukuran: Kepuasan Pelanggan Keseluruhan Hasil penelitian berdasarkan jawaban
(Overall Custumer Satisfaction), Konfirmasi responden atas variabel keandalan. Analisis
Harapan (Confirmation of Expectations), Minat diskriptif dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
Pembelian Ulang (Repurchase Intent), Kesediaan sebagian besar responden menjawab sangat setuju
untuk merekomendasi (Wlilingness to dengan rata-rata 5.7 orang (9.6%), responden yang
Recommend), Ketidakpuasan Pelanggan (Custumer menjawab setuju dengan rata-rata 43.7 orang
Dissatisfaction). (74%) dari 59 orang responden, hal ini
menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan
Metode Penelitian Program studi Pendidikan Ekonomi telah sesuai
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan yang dijanjikan. Responden yang
kuantitatif. Penelitian dilakukan di Universitas menjawab kurang setuju rata-rata 9,7 orang
HKBP Nomensen Pematangsiantar Jl. (16,4%), responden yang menjawab tidak setuju
Sangnawaluh No 4 Pematangsiantar. Penelitian dengan rata-rata 0 orang (0%). Hasil penelitian
dilaksanakan pada bulan April 2019 sampai berdasarkan jawaban responden atas variabel
dengan bulan Mei 2019. ketanggapan. Analisis diskriptif dalam penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden
mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi menjawab sangat setuju dengan rata-rata 17 orang
Stambuk 2018 yang telah kuliah 2 semester yang (28%), responden yang menjawab setuju dengan
berjumlah 145 orang. Penentuan besarnya sampel rata-rata 39 orang (67.2%) dari 59 orang
dengan menggunakan pendekatan Slovin (Umar, responden, hal ini menunjukkan bahwa Program
2008), maka jumlah sampel 59 responden. studi Pendidikan Ekonomi telah bersedia dalam
membantu mahasiswa dan tanggap dalam

9
menangani keluhan mahasiswa. Responden yang sebesar 11.9%. Hal ini menunjukkan bahwa situasi
menjawab kurang setuju rata-rata 2 orang (2,8%), yang dialami saat menerima pelayanan ideal dan
responden yang menjawab tidak setuju rata-rata 1 memuaskan menurut persepsi mahasiswa. Pada
orang (1,1%), hal ini menunjukkan bahwa tidak pernyataan ketiga sebagian besar responden
semua dosen Program studi Pendidikan Ekonomi menjawab setuju sebesar 67.8% dan sangat setuju
memberikan informasi yang jelas, tanggap dengan sebesar 13.6%. Hal ini menunjukkan bahwa
masalah mahasiswa serta tentang pelayanan manfaat yang diterima secara menyeluruh sangat
program studi yang akan diberikan kepada memuaskan.
mahasiswa. Sebelum melakukan pengujian hipotesis dari
Hasil penelitian berdasarkan jawaban penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan pengujian
responden atas variabel jaminan. Analisis diskriptif asumsi klasik untuk memastikan bahwa alat uji
dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian regresi berganda dapat digunakan atau tidak.
besar responden menjawab setuju dengan rata-rata Hasil uji normalitas menunjukkan penyebaran
45,8 orang (77,5%), responden yang menjawab data berada pada sekitar garis diagonal dan
sangat setuju dengan rata-rata 9.3 orang (15,7%), mengikuti garis arah diagonal, maka nilai residual
dari 59 orang responden, hal ini menunjukkan terstandarisasi. Dengan demikian maka model
bahwa dosen Program studi Pendidikan Ekonomi regresi hipotesis pertama tersebut memenuhi
telah memiliki pengetahuan dibidangnya, dan asumsi normalitas.
dapat dipercaya. responden yang menjawab kurang Hasil Uji Multikolinieritas nilai Variance
setuju dengan rata-rata 4 orang (6,8%), hal ini Inflation Factor (VIF) untuk setiap variabel bebas
menunjukkan bahwa tidak semua dosen (pegawai) lebih kecil dari 10 (VIF < 10). Dengan demikian
pada Program studi Pendidikan Ekonomi ramah persamaan regresi berganda terbebas dari asumsi
dalam melayani mahasiswa, mahasiswa merasa multikolinieritas.
kurang aman saat akan memasuki areal kampus Hasil Uji Heteroskedastisitas titik-titik
karena kepadatan kenderaan dan fasilitas menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
penyeberangan yang kurang, serta masi ada juga sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan
dosen yang dianggap kurang mampu membawakan bahwa persamaan regresi berganda terbebas dari
materi perkuliahan. asumsi heteroskedastisitas.
Hasil penelitian berdasarkan jawaban Persamaan regresi berganda dalam penelitian
responden atas variabel empati. Analisis diskriptif adalah: Ŷ = 4,906 + 0,048 X1 + 0,756 X2 - 0,384
dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian X3 + 0,265 X4 + 0,623 X5. Pada persamaan tersebut
besar responden menjawab setuju dengan rata-rata dapat dilihat bahwa bukti fisik, keandalan,
44 orang (74%), responden yang menjawab sangat ketanggapan, jaminan, dan empati memiliki
setuju dengan rata-rata 9 orang (14,7%) dari 59 kemampuan untuk mempengaruhi kepuasan
orang responden, hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi
dosen Program studi Pendidikan Ekonomi tetap Universitas HKBP Nomensen Pematangsiantar.
memberikan toleransi untuk memberikan Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan mahasiswa
pelayanan apabila masih ada mahasiswa yang Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas
bertanya tentang materi walau pun tidak apada HKBP Nomensen Pematangsiantar dapat
jadwalnya. Responden yang menjawab kurang dipengaruhi oleh bukti fisik, keandalan,
setuju rata-rata 6 orang (10,1%), hal ini ketanggapan, jaminan, dan empati.
menunjukkan bahwa tidak semua dosen Program Nilai koefisien determinasi sebesar 0,454. Hal
studi Pendidikan Ekonomi mampu mengingat ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel bukti
nama mahasiswa ketika memberi pengajaran. fisik, keandalan, ketanggapan, jaminan, dan empati
Hasil penelitian berdasarkan jawaban menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel
responden atas variabel kepuasan mahasiswa. kepuasan mahasiswa Program Studi Pendidikan
Sebagian besar responden menjawab setuju sebesar Ekonomi Universitas HKBP Nomensen
67.8%, sangat setuju sebesar 13.6%, kurang setuju Pematangsiantar adalah sebesar 45,4%.
sebesar 5.1%, tidak setuju sebesar 13.5%, . Hal ini Nilai Fhitung (8,809) lebih besar dibandingkan
menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan dengan nilai Ftabel (2,38), dan sig. α (0,000b) lebih
dosen Program studi Pendidikan Ekonomi sesuai kecil dari alpha 5% (0,05). Hal ini
dengan yang diharapkan meskipun ada beberapa mengindikasikan bahwa hasil penelitian menolak
kejadian kecil yang diluar harapan. Pada H0 dan menerima H1. Dengan demikian secara
pernyataan kedua sebagian besar responden serempak bukti fisik, keandalan, ketanggapan,
menjawab setuju sebesar 71.2% dan kurang setuju jaminan, dan empati berpengaruh sangat signifikan

10
terhadap kepuasan mahasiswa pendidikan ekonomi Earn it, How To Keep it, Lexington Books,
Universitas HKBP Nomensen Pematangsiantar. Avenue of Americas, New York.
Hasil pengujian hipotesis secara parsial. Nilai ____, 2003. Customer Loyalty. Jakarta: Erlangga.
thitung untuk variabel bukti fisik (0,310) lebih kecil Hadinoto, Soetanto. 2003. How To Develop
dibandingkan dengan nilai ttabel (2,004), atau nilai Successful Retail Banking, Edisi Pertama.
sig. t untuk variabel bukti fisik (0,758) lebih besar Jakarta: Penerbit PT. Elex Media
dari alpha (0,025). Nilai thitung untuk variabel Komputindo.
keandalan (2,941) lebih besar dibandingkan Hasan, Ali, 2009. Marketing. Jakarta: Media
dengan nilai ttabel (2,004), atau nilai sig. t untuk Pressindo.
variabel keandalan (0,238) lebih besar dari alpha Irawan, Handi, 2003. 10 Prinsip Kepuasan
(0,025). Nilai thitung untuk variabel ketanggapan (- Pelanggan. Jakarta. Elex Media Komputindo.
2,294) lebih kecil dibandingkan dengan nilai ttabel Kasmir. 2005. Etika Customer Service. Jakarta:
(2,004), atau nilai sig. t untuk variabel bukti RajaGrafindo Persada.
ketanggapan (0,026) lebih kecil dari alpha (0,025). Kotler, Philip, 2005. Manajemen Pemasaran, Jilid
Nilai thitung untuk variabel jaminan (1,404) lebih 2. Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia.
kecil dibandingkan dengan nilai ttabel (2,004), atau ____, 2008. Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi
nilai sig. t untuk variabel jaminan (0,166) lebih Ketigabelas, Jakarta: Erlangga.
besar dari alpha (0,025). Nilai thitung untuk variabel Lovelock, Christopher., Wirtz, Jochen., Keh, Hean
empati (2,852) lebih besar dibandingkan dengan Tat. (2002). Service Marketing in Asia:
nilai ttabel (2,004), atau nilai sig. t untuk variabel Managing People, Technology, and Strategy.
empati (0,006) lebih kecil dari alpha (0,025). Singapore: Prentice Hall.
Lupiyoadi, Rambat, 2001. Manajemen Pemasaran
Kesimpulan Jasa: Teori dan Praktek: Jakarta: Salemba
Kualitas pelayanan yang terdiri dari bukti Empat.
fisik, keandalan, ketanggapan, jaminan, dan ____, 2009. Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta:
empati secara serempak berpengaruh sangat Salemba Empat.
signifikan terhadap kepuasan mahasiswa Program Mardalis, Ahmad. 2005. Meraih Loyalitas
studi Pendidikana Ekonomi Universitas HKBP Pelanggan. Jurnal Manajemen dan Bisnis 9
Nomensen Pematangsiantar. Hal ini menunjukkan No.2: 111 – 119.
bahwa kepuasan mahasiswa Program studi Martin, William B. 2004. Quality Customer
Pendidikana Ekonomi Universitas HKBP Service: Cara Jitu Memikat Hati Pelanggan.
Nomensen Pematangsiantar dapat dipengaruhi Alih Bahasa Bonifacius Sindyarta. Jakarta:
oleh bukti fisik, keandalan, ketanggapan, jaminan, PPM.
dan empati. Secara parsial variabel kehandalan Maulana, Amalia E. 2005. “Membentuk Loyalitas
berpengaruh lebih dominan daripada variabel Konsumen.” Majalah Swa (2007).
bukti fisik, keandalan, jaminan, dan empati. Moven, JC dan M. Minor, 2001. Perilaku
Artinya, variabel kehandalan lebih berperan dalam Konsumen, Jilid I. Jakarta: Penerbit Erlangga.
menentukan kepuasan mahasiswa Program studi Payne, Adrian. 2000. The Essence Of Services
Pendidikana Ekonomi Universitas HKBP Marketing, Pemasaran Jasa, Edisi Pertama.
Nomensen Pematangsiantar dibandingkan dengan Yogyakarta: Penerbit Andi.
variabel bukti fisik, ketanggapan, jaminan, dan Sipahutar, Mangasa Agustinus, 2000, “Pengaruh
empati. Kualitas Jasa dan Features Taplus (Tabungan
Plus) Bank BNI Terhadap Kepuasan Nasabah
Daftar Pustaka Bank BNI Cabang Bandung”. Tesis, Program
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Magister Manajemen, Program Pasca Sarjana,
Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi. Universitas Padjadjaran Bandung (Tidak
Jakarta: PT. Rineka Cipta. dipublikasikan).
Gerson, Richard, F, 2002, Mengukur Kepuasan Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis.
Pelanggan, Penerjemah Hesti Widyaningrum, Bandung: Alfabeta.
Cetakan Kedua, Jakarta: Penerbit PPM. Tjiptono, Fandi, 2002, Prinsip-Prinsip Total
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Quality Service (TQS), Edisi Kedua,
Multivariate dengan Program SPSS. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Semarang: Badan Penerbit Universitas ____, 2005. Pemasaran Jasa, Edisi Pertama.
Diponegoro. Malang: Penerbit Bayu Media Publishing.
Griffin, Jill. 2002. Customer Loyalty: How To

11
____, dan Gregorius Chandra. 2005. Service,
Quality & Satisfaction, Yogyakarta: Penerbit
Andi.
____, dan A. Hamdani. 2009. Manajemen
Pemasaran Jasa, Jakarta: Salemba Empat.
Umar, Husein. 2003. Studi Kelayakan Dalam
Bidang Jasa. Cetakan Pertama. Jakarta: PT.
Gramedia.
____, 2008. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan
Tesis Bisnis. Edisi Kedua. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Zeithami, Valarei A., Mary Jo Bitner, 2004,
Service Marketing: Integrating Customer
Focus Across The fim, 3 rd Ed., Mc Graw Hill,
New York.

12
Hubungan Administrasi Keuangan Sekolah Dengan Motivasi Kerja Guru
SMK YP. HKBP Pematangsiantar

Binsar T. Gultom1, Antonius Gultom2, Anton Luvi Siahaan3

Dosen Tetap Program Studi Pendidikan Ekonomi


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar
Jl. Sangnawaluh No. 4 Pematangsiantar, Telp. (0622) 7550232 Fax. (0622) 7552017

Dosen Tetap Program Studi Pendidikan Ekonomi


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen
Jl. Sutomo No. 4A Medan, Telp. (061) 4522922, 4565635 Fax. (061) 4571426
website : http://www.uhn.ac.id, E-mail : uhn@uhn.ac.id , https://hkbp.or.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Administrasi Keuangan Sekolah Dengan
Motivasi Kerja Guru SMK YP. HKBP Pematangsiantar. Jenis penelitian yang digunakan penelitian
deskriptif. Metode yang digunakan adalah metode penyelidikan. Populasi berjumlah 62 orang. Sampel
pada penelitian ini sebanyak 20 guru SMK YP. HKBP Pematangsiantar. Teknik untuk pengambilan data:
Inteview (wawancara), Kuisioner (Angket), dan Dokumentasi. Analisa data dengan teknik corelasi
product moment. Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan administrasi keuangan di SMK YP. HKBP
Pematangsiantar cukup profesional. Faktor motivasi kerja guru dipengaruhi oleh hal yang bersifat materi
dan non materi, hasil rata-rata motivasi kerja guru sebesar 43,7 dan administrasi keuangan sebesar 35,2
artinya motivasi kerja guru dipengaruhi oleh hal yang bersifat materi seperti besarnya gaji, bonus
tahunan (THR), kelebihan jam mengajar, keikutsertaan pelatian profesi keguruan, dan juga dipengeruhi
juga oleh hal-hal yang bersifat non materi seperti penghargaan, pengakuan, prestasi. Ada hubungan yang
signifikan antara administrasi keuangan dengan motivasi kerja guru SMK YP. HKBP Pematangsiantar,
dengan hasil perhitungan dengan ro sebesar 0,644 yang terdapat diantara 0,40 – 0,70 dan juga terdapat
pada rt 5% = 0,444 dan pada1% = 0,561 yang artinya bahwa korelasi yang cukupan atau sedang antara
kedua variabel.

Kata Kunci : Administrasi Keuangan dan Motivasi Kerja Guru.

Pendahuluan adalah pejabat yang berwewenang melakukan


Administrasi keuangan merupakan kegiatan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas
yang meliputi “perencanaan dan penyusunan segala tindakan berdasarkan otorisasi yang telah
anggaran biaya, mencari dan mengusahakan ditentukan. Bendaharawan adalah pejabat yang
pemasukan, pengaturan penyimpanan, menentukan wewenang melakukan penerimaan, penyimpanan
dan mengatur penggunaannya, mengatur dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga
pencatatan pembukuan dan pelaporan serta lainnya, yang dapat dinilai dengan uang dan
pertanggung jawaban” (Suharsimi Arikunto, diwajibkan membut perhitungan dan
2003:132). pertanggungjawaban.
Masalah yang sering dihadapi oleh seorang Dengan demikian makin jelas bahwa uang
adminisrtator keuangan sangatlah komplek, bukan merupakan faktor penggerak atau sebagai alat atau
saja mengenai penggunaannya tapi juga mengenai sarana untuk mempermudah kerja dalam mencapai
upaya pengadaan sampai pada pertanggung tujuan. Oleh karena itu harus diupayakan agar
jawaban. Dengan demikian seorang adminisrtator tidak menjadi penyebab semakin menjauhnya
harus menguasai pengetahuan dan ketrampilannya organisasi dari tujuan. Kondisi seperti itu dapat
dalam menangani masalah-masalah yang sering terjadi karena faktor salah urus sehingga merusak
kali muncul dalam hal keuangan, ketelitian dan kerja sama personal yang semakin sulit pula
transparansi harus dilakukan agar tidak terjadi mengendalikannya.
kekeliruan atau kesalah fahaman yang akan Karena masalah keuangan merupakan
mengakibatkan kecurigaan dan mengganggu masalah yang peka, maka perlu adanya
terlaksananya proses kegiatan pendidikan. pengawasan langsung yang dilakukan oleh kepala
Dalam mengelola administrasi keuangan sekolah maupun badan lainnya yang ditentukan
terdapat azas pemisahan tugas dan fungsi antara peraturan perundang-undangan yang berlaku.
otorisator, ordonator dan bendaharawan. Otorisator Biaya oprasional sekolah dialokasikan untuk
adalah pejabat yang diberi wewenang untuk kegiatan belajar mengajar, gaji dan honorarium
mengambil tindakan yang mengakibatkan guru dan pegawai, peralatan, pemeliharaan dan
penerimaan atau pengeluaran anggaran. Ordonator rehabilitasi serta kegiatan sekolah lainnya.

13
“Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Masalah
Betz dan kawan-kawanya alokasi dana sekolah Bagaimana Hubungan Administrasi Keuangan
banyak diperuntukan bagi pengembangan personal, Sekolah Dengan Motivasi Kerja Guru SMK YP.
tetapi besarnya biaya yang dikeluarkan belum HKBP Pematangsiantar?
sebanding dengan hasilnya”. Hal ini dapat kita
lihat dari rendahnya mutu pendidikan sekarang. Teori
Mutu pendidikan dipengaruhi oleh beberapa Memahami kata administrasi keuangan
faktor yang salah satunya adalah motivasi kerja terlebih dahulu harus ditelaah arti administrasi
guru, hal ini akan berdampak pada kualitas belajar keuangan itu sendiri, istilah administrasi keuangan
mengajar. Rendahnya motivasi kerja guru itu tidak terdiri atas dua kata administrasi dan keuangan,
hanya terletak pada kecilnya gaji guru yang selama yang masing-masing kata memiliki arti tersendiri,
ini dipandang rendah. Namun ada faktor-faktor tetapi bila keduanya dirangkaikan akan
lain diluar gaji, seperti status atau pengakuan, membentuk arti baru. Oleh karena itu pemahaman
keadaan siswa, sumber-sumber yang tersedia, atas kata administrasi dan kata keuangan
kebebasan mengelola pengajaran, hubungan antar merupakan langkah pertama untuk memahami kata
personil di dalam lingkungan kerja. Dengan administrasi keuangan secara keseluruhan.
demikian gaji bukanlah yang utama dalam upaya Sondang P. Siagian mendefinisikan
peningkatan produktifitas kerja guru, akan tetapi “administrasi adalah keseluruhan proses kerja
bukan berarti itu tidak penting. sama antara dua orang manusia atau lebih yang
Penempatan gaji masih patut diperhitungkan didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk
karena gaji merupakan salah satu faktor yang mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya”
mendorong seseorang bekerja untuk menjadi (Sondang, 2005:128).
tenaga pengajar dan juga berpengaruh pada Pengertian administrasi di atas terdapat
kualitas belajar mengajar guru. Seseorang tidak beberapa unsur yang terkandung dalam definisi
dapat bekerja dengan baik manakala kebutuhan tersebut, yaitu: unsur kerja sama, unsur
hidupnya tidak dapat terpenuhi. Sebaliknya guru sekelompok orang, unsur tujuan yang hendak
akan bersedia bekerja dengan penuh semangat dicapai, unsur kegiatan yang harus dijalankan.
apabila ia merasa kebutuhannya telah terpenuhi. Sedangkan pengertian keuangan adalah segala
Sangat riskan bagi pembangunan bangsa, jika gaji bentuk kekayaan atau harta benda yang dapat
guru masih sangat rendah sehingga memaksa dinilai dengan uang.
mereka juga bekerja di instansi lain untuk mencari Dari dua pengertian kata administrasi dan
pendapatan tambahan sekedar untuk dapat keuangan dapat dipahami bahwa gabungan dua
bertahan hidup, tetapi kemudian muncul dilema, kata tersebut mempunyai pengertian bahwa
guru tidak biasa memusatkan perhatiannya pada administrasi keuangan atau pengelolaan keuangan
anak didik, karena sebagian waktunya telah habis adalah “pengelolaan anggaran pendapatan dan
untuk usaha sambilan. Ia tidak mempunyai waktu belanja, mulai dari proses penyusunan rancangan
lagi membaca buku untuk menambah anggaran, pengesahan anggaran, pelaksanaan
pengetahuan, diskusi teman sejawat tentang anggaran dan pengawasan anggaran” (Soewarno
pembelajaran, membuat rencana pengajaran Handaya Ningrat, 2001:173).
dengan sungguh-sungguh, hal ini akan Setiap organisasi membutuhkan dana untuk
mempengaruhi keprofesionalnya sebagai guru. Jika membiayai kegiatannya, dana yang terkumpul
saja guru tidak memiliki motivasi mengajar yang harus dimanfaatkan seefektif mungkin.
memadahi dalam melaksanakan tugas dan Administrasi keuangan memerlukan pemantapan
kewajibannya yang berat dampaknya dapat kita dalam pemanfaatan dan pendayagunaan, hingga
lihat dari rendahnya kompetensi guru. dana yang terbatas dapat digunakan seoptimal
Uang sering kali dilihat sebagai faktor utama mungkin.
yang memotivasi orang untuk bekerja, tentu saja Pengurusan keuangan ini meliputi dua hal
dalam banyak hal memang demikian. Uang bagi yaitu pengurusan ketata usahaan dan pengurusan
kebanyakan orang berarti sebagai suatu tujuan bendaharawan. Pengurusan ketatausahaan meliputi
untuk tetap survive dalam masyarakat. kewenangan menentukan kebijakan menerima atau
Masalah keuangan di SMK YP. HKBP mengeluarkan uang. Sedangkan pengurusan
Pematangsiantar juga merupakan masalah yang bendaharawan yaitu merupakan tindak lanjut dari
peka dan membingungkan, hal ini mencakup urusan ketatausahaan, meliputi kewajiban dan
banyak faktor-faktor emosional dari sudut pandang melaksanakan kebijakan menerima, menyimpan
para personal lembaga. dan mengeluarkan uang. Pengurusan ini tidak

14
menyangkut kewenangan menentukan tetapi hanya Motivasi kerja dikalangan guru-guru yang
melaksanakan. tidak menjalankan tugasnya dengan baik antara
Setiap transaksi keuangan yang berakibat lain ditandai dengan ketidak hadiran guru, guru
penerimaan maupun pengeluaran dicatat oleh yang bekerja atau mengajar semaunya, rasa
bendaharawan dalam buku yang sudah ditentukan. tanggungjawab guru-guru dan pegawai lainnya
Buku yang digunakan oleh bendaharawan dalam akan berkembang jika perbuatan mereka
mengelola keuangan adalah “Buku Kas Umum berpangkal dari motif yang memajukan sekolah,
(BKU), Buku Kas Pembantu (BKP), bukan didorong oleh kepentingan pribadi. Kalau
Register/Daftar Surat Perintah Membayar Utang hal ini sudah disadari dan dikembangkan oleh
(SPMU), cek register/daftar surat guru-guru niscaya kondisi-kondisi yang
Pertanggungjawaban (SPJ), UUDP, format menguntungkan bagi kelancaran proses belajar
rangkuman kegiatan sekolah (RKS), dan format mengajar akan tercapai.
laporan keuangan sekolah”. Maka secara jelas dapat dikatakan bahwa
Kepala sekolah sebagai pimpinan satuan unit motivasi guru mempunyai arti dan fungsi penting
kerja ikut bertanggungjawab terhadap semua bagi usaha peningkatan mutu pendidikan di
penerimaan dan pengeluaran keuangan yang sekolah untuk itu perlu diadakan pengawasan yang
dilakukan oleh bendaharawan. Agar dapat membantu setiap personil agar pelaksanakan
pertanggungjawaban dapat dilakukan dengan tertib kegiatan sesuai dengan tugas dan tanggungjawab
dan baik, maka bendaharawan harus mencatat masing-masing.
semua penerimaan dan pengeluaran dengan rapi
dan teratur. Metode Penelitian
Pencatatan keuangan pada buku kas umum Metode yang digunakan penulis dalam
dan buku kas pembantu dilakukan sepanjang penelitian ini adalah menggunkanan metode
waktu. Setiap ada transaksi penerimaan dan penyelidikan. Metode penyelidikan dimaksudkan
pengeluaran uang segera dibukukan dalam pada untuk menemukan data yang valid, akurat dan
buku kas umum setelah itu dibukukan pada buku signifikan dengan permasalahan sehingga dapat
kas pembantu. Buku kas umum dan buku kas digunakan untuk mengungkapkan masalah yang
pembantu ditutup pada tiap akhir bulan atau diteliti. Sutrisno Hadi, bahwa “suatu riset
sewaktu-waktu jika dianggap perlu misalnya ada khususnya dalam ilmu pengetahuan empirik pada
pemeriksaan oleh yang berwewenang. umumnya bertujuan untuk menemukan,
Setiap bendahara berkewajiban mengembangkan atau menguji kebenaran suatu
menyampaikan surat pertanggung jawaban pada pengalaman.
pihak-pihak yang telah memberikan dana pada Dalam penelitian ini penulis mencari
sekolah. Pertanggung jawaban keuangan dilakukan hubungan antara administrasi keuangan dengan
tiap bulan dan disampaikan bersamaan dengan motivasi kerja guru. Ini berarti ada variabel
waktu pengambilan gaji, jika sumber keuangan bebas/variabel yang mempengaruhi dan variabel
tersebut dari pemerintah, selambat-lambatnya tak bebas/variabel yang dipengaruhi. Administrasi
tanggal 10 bulan berikutnya. Keterlambatan keungan sebagai variabel bebas dan motivasi kerja
menyampaikan SPJ dapat berakibat pada guru sebagai variabel tak bebas.
perhitungan jumlah alokasi keuangan triwulan/ Administrasi keuangan adalah sebagai
tahun berikutnya. tindakan pengurusan keuangan yang dilakukan
Wahjosudmidjo (2005:177) dalam bukunya oleh kepala sekolah yang meliputi kegiatan
kepemimpinan dan motivasi mengatakan bahwa; perencanaan, pelaksanaan, dan
“dorongan kerja yang timbul pada diri seseorang pertanggungjawaban. Sedangkan motivasi kerja
untuk berperilaku dalam mencapai tujuan yang guru adalah tingkah laku yang ditampakkan dalam
telah ditentukan”. keadaan atau kondisi seseorang dalam
Hani Handoko (2007:252), motivasi adalah menyelesaikan suatu tugas pekerjaan, keadaan itu
“keadaan dalam pribadi seseorang yang dapat berbentuk disiplin, semangat kerja,
mendorong keinginan individu untuk melakukan tanggungjawab, kerja sama.
kegiatan tertentu guna mencapai tujuan” Populasi penelitian ini ialah guru SMK YP.
Sedangkan Ngalim Purwanto (2004:60), HKBP Pematangsiantar yang berjumlah 62 orang.
mendefinisikan motivasi adalah “segala sesuatu Adapun yang dijadikan sampel pada penelitian ini
yang mendorong seseorang untuk bertindak diambil dari populasi sebanyak 20 guru SMK YP.
melakukan sesuatu”. HKBP Pematangsiantar.

15
Adapun teknik yang dipergunakan untuk 5% maupun taraf signifikan 1% berarti
pengambilan data lapangan dengan: Inteview nonsignifikan, dengan terlebih bahulu mencari
(wawancara), Kuisioner (Angket), dan derajat bebas (db) atau degrees of freedomnya (df).
Dokumentasi. Diketahui r hitung (ro) yang diperoleh diatas
Setelah data terkumpul, dilakukan analisa adalah 0,64 sedangkan untuk menentukan r tabel
data. Teknik ini digunakan untuk mengukur sejauh (rt) terlebih dahulu dicari db/df = N – nr, yaitu 20 –
mana tingkat keeratan/korelasi antara administrasi 2 = 18. Dengan df 18 dikonsutasikan dengan tabel
keuangan sekolah dengan motivasi kerja guru. nilai r baik pada taraf signifikan 5% maupun taraf
Dengan cara skoring yang dibagi emnajdi 4 bagian, signifikan 1%.
yaitu : Untuk jawaban A diberi nilai 4; Untuk Dengan df sebesar 18 itu diperoleh r pada
jawaban B diberi nilai 3; Untuk jawaban C diberi tabel rt adalah taraf signifikan 5% r tabel = 0,444
nilai 2 dan Untuk jawaban D diberi nilai 1. dan pada taraf signifikan 1% r tabel = 0,561.
Analisa data dilakukan dengan teknik korelasi Ternyata rxy atau ro pada taraf signifikan 5% dan
yaitu untuk mencari hubungan dua variabel dengan pada taraf signifikasi 1% lebih besar dari rt (0,644
rumus corelasi product moment, yaitu: > 0,444 dan 0,561), maka pada taraf signifikan 5%
N  XY − ( X )( Y ) , dan 1% hipotesa nol ditolak, sedangkan hipotesa
rxy =
N  X 2 2

− ( X ) N  Y 2 − ( Y )
2
 alternatif diterima, ini berarti bahwa pada taraf
signifikasi 5% dan 1% itu memang terdapat
Interpretasi Terhadap r xy dengan Interpretasi
korelasi pasitif yang signifikan antara variabel X
sederhana dengan cara menyocokkan dengan hasil
dan variabel Y. Jadi administrasi keuangan sekolah
perhitungan dengan angka indek korelasi “r”
mempunyai hubungan terhadap motivasi kerja
pruduct moment dan Interpretasi terhadap tabel
guru, sekalipun korelasi tersebut hanya sedang atau
nilai “r” product moment dengan terlebih dahulu
cukupan.
mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of
Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar
freedom nya (df) dengan rumus : df = N - nr,
konsribusi (sumbangan) variabel X dalam
serta untuk mencari konstribusi variabel X dan
menunjang keberhasilan variabel Y, maka harus
variabel Y dengan rumus KD = r2 x 100%.
dihitung terlebih dahulu suatu koefisiensi yang
disebut coefisient of determination (koefesien
Pembahasan
penentuan) dengan rumus sebagai berikut: KD = r2
Dari pembahasan diperoleh nilai koefisiensi
x 100% maka = 0,6442 x 100% = 0,415 x 100% =
korelasi antara skor administrasi keuangan sekolah
41,5 %.
dengan motivasi kerja guru adalah 0,644. Dari
Dari hasil penelitian diatas yaitu dapat
angka tersebut dapat dikatakan bahwa nilai
diketahui bahwa administrasi keuangan sekolah
koefisiensi korelasi yang diperoleh dari penelitian
dalam mempengaruhi motivasi kerja guru sebesar
mengenai hubungan administrasi keuangan sekolah
41,5%, maka dapat dibulatkan menjadi 41%.
dengan motivasi kerja guru SMK YP. HKBP
Setelah itu akan dilakukan uji hipotesis,
Pematangsiantar adalah 0,644, angka tersebut
pengujian hipotesa koefisien korelasi dilakukan
terdapat di antara 0,40-0,70 yang menunjukkan
dengan cara mencari atau membandingkan nilai ttab
bahwa antara variabel X dan variabel Y terdapat
dan thit. Nilai ttab ditentukan berdasarkan tingkat
kolelasi yang sedang atau cukupan. Maka dapat
signifikan (α) yang digunakan dan derajat
dikatakan bahwa ada hubungan/korelasi yang
kebebasan (d.f = n-2) yang besarnya tergantung
positif sedang atau cukupan antara administrasi
sempel (n). Pengujian ini kemudian dilakukan
keuangan sekolah dengan motivasi kerja guru di
dengan menggunakan α = 0,05 dan n = 20, maka t
SMK YP. HKBP Pematangsiantar.
tab = t α : d.f = t0,05:18 = 2,101. Setelah ttab
Pernyataan tentang adanya hubungan antara
selanjutnya kita menghitung thit dengan
dua variabel yang diteliti tersebut perlu diadakan
menggunakan rumus :
pengujian lagi untuk membuktikan apakah
r. n − 2
hubungan antara kedua variabel itu merupakan t=
hubungan yang sebenarnya dan bukan hubungan 1− r 2
yang tejadi secara kebetulan saja. Pengujian ini 0,644. 20 − 2
t=
bisa dilakukan dengan melihat tabel minimun yang 1 − 0,6442
diperlukan bagi suatu koefisien korelasi pada taraf
2,732
siknifikan tertentu. Bila ro lebih besar dari rt t=
berarti hubungan tersebut signifikan, sebaliknya 0,765
bila ro lebih kecil dari rt baik pada taraf signifikan t = 3,571

16
Berdasarkan hasil pengujian diatas, maka thit > Furchon, Arief, Pengantar Penelitian Dalam
ttab (3,571 > 2,101) artinya Ho ditolak dan Ha Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1982
diterima, atau dapat dikatakan bahwa X
(administrasi keuangan sekolah) sangat Gibson, et all., Organisasi: Prilaku, Struktur,
berpengaruh terhadap Y (motivasi kerja guru) pada Proses, Jakarta: Erlanga, 1991, Cet. ke- 4,
SMK YP. HKBP Pematangsiantar. Jilid 1
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta:
Kesimpulan Andi Offset,1997, Jilid.1
1. Pelaksanaan administrasi keuangan di SMK Handoko, Hadi.T, Manajemen, Yogyakarta:
YP. HKBP Pematangsiantar cukup BPFE, 1997, Cet. ke-11
profesional hal ini dapat dilihat dari Hasibuan, Malayu S.P, Manajement Sumber Daya
pelaksanan pembukuannya dilakukan secara Manusia, Jakarta: Bumi Aksara, 2000, Cet.
komputerisasi, perencanaan pembuatan ke-2
anggaran belanja dilakukan secara kerja sama Koontz, Harold, et.all, Manajemen, Jakarta:
antara kepsek, guru, TU sekolah, Erlanga, 1993, Cet.ke-3, Jilid.1
pertanggung jawaban atau laporan Mamesah, Drs., Sistem Administrasi Keuangan
keuangannya dilakukan secara tranparansi. Daerah, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2. Faktor motivasi kerja guru dipengaruhi oleh 1995, Cet. ke-7.
hal yang bersifat materi dan non materi, hal Mangku, Prabuanwar, A.A., Drs., MSi., PSi.,
ini dapat diketahui dari hasil rata-rata Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung
motivasi kerja guru sebesar 43,7 dan : Rosda Karya, 2000, Cet. ke-2
administrasi keuangan sebesar 35,2 artinya Nawawi, Hadari, Prof. Dr. H dan Hadari, Martini.
bahwa motivasi kerja guru dipengaruhi oleh Dra, Ilmu Administrasi, Jakarta: Ghalia
hal yang bersifat materi seperti besarnya gaji, Indonesia,1994, Cet.ke-1
bonus tahunan (THR), kelebihan jam Ningrat, Handaya Soewarno. Drs, Administrasi
mengajar, keikutsertaan pelatian profesi Pemerintahan dalam Pembangunan Nasional,
keguruan, dan juga dipengeruhi juga oleh Jakarta : CV.Haji Masagung, 1991, cet.ke-7.
hal-hal yang bersifat non materi seperti Pidarta, Made, Dr., Perencanaan Pendidikan
penghargaan, pengakuan, prestasi. Partisipatoris dengan Pendekatan Sistem,
3. Ada hubungan yang signifikan antara Jakarta : Departemen P dan K, Direktorat
administrasi keuangan dengan motivasi kerja Jendral Pendidikan Tinggi, 1999
guru SMK YP. HKBP Pematangsiantar, hal Purwanto, Ngalim, Drs., M.MP., Psikologi
ini dapat dilihat dari hasil perhitungan dengan Pendidikan, Bandung: Rosda Karya, 1994,
ro sebesar 0,644 yang terdapat diantara 0,40 Cet ke-9
– 0,70 dan juga terdapat pada rt 5% = 0,444 –––––––, Administrasi Pendidikan, Jakarta : PT.
dan pada1% = 0,561 yang artinya bahwa Mutiara Sumber Offset, Cet. ke-15
korelasi yang cukupan atau sedang antara Siagian, Sondang.P, Filsafat Administrasi, Jakarta:
kedua variabel. Gunung Agung, 1985
Sihartian, Piet .A. Drs, Dimensi Administrasi
Daftar Pustaka Pendidikan, Surabaya : Usaha Nasional, 1994,
Cet ke-1
Ahmadi, Abu.Drs., Psikologi Sosial, Jakarta: Soetjipto, Prof. dan Kosasi, Raflis, Drs., M.S,
Rineka Cipta, 1999, Cet.ke-1 Profesi Keguruan, Jakarta : Rineka Cipta,
Arikunto, Suharsimi Dr., Organisasi dan 2000, Cet.ke-1
Administrasi: Pendidikan teknologi dan Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan,
Kejuruan,Jakarta : Grafindo Persada, 1993, Administrasi Pendidikan, Malang : IKIP
Cet. ke-2 Malang, 1989, Cet.ke-2,
–––––––, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1993, Jilid.1 Wahjosumidjo, Kepemimpinan dan Motivasi,
As’ad, Moh. Drs.S.U.Psi., Psikologi Industri, Jakarta: Ghalia Indonesia,1985, Cet.ke-1
Yogyakarta: Liberty, 2000, Cet. ke-5, Warkiti, H, Program Pokok Pengalaman
Depdagri, Depdikbud, Depkeu RI, Petunjuk Lapangan, Jakarta: Universitas Terbuka, 1999
Administrasi Keuangan, Jakarta: 1989, buku Warsunto, IG., Manajemen Keperibadian I,Jakarta
V. : Kanisius, 1989, Cet. ke-9

17
Pengaruh Kepemimpinan Guru Yang Demokratis Terhadap Minat Belajar Siswa Akuntansi
di Kelas X SMK YP. HKBP Pematangsiantar

Elisabeth Margareta1, Antonius Gultom2

Dosen Tetap Program Studi Pendidikan Ekonomi


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar
Jl. Sangnawaluh No. 4 Pematangsiantar, Telp. (0622) 7550232 Fax. (0622) 7552017

Dosen Tetap Program Studi Pendidikan Ekonomi


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen
Jl. Sutomo No. 4A Medan, Telp. (061) 4522922, 4565635 Fax. (061) 4571426
website : http://www.uhn.ac.id, E-mail : uhn@uhn.ac.id , https://hkbp.or.id

Abstrak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan kepemimpinan guru
yang demokratis terhadap minat belajar siswa Akuntansi di kelas X di SMK 1 YP HKBP Pematangsiantar
T.A. 2018/2019?. Penelitian dilakukan di SMK 1 YP HKBP Pematangsiantar, jalan Gereja-
Pematangsiantar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data didalam penelitian ini adalah angket dan tes. Sebelum instrumen pengumpulan data
disebarkan kepada responden, dilakukan uji valid dan reliable, kemudian dilakukan uji normalitas, dan
pengujian hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa thitung sebesar 8.91 sedangkan ttabel pada taraf
signifikan 0,01% dengan dk(40-2)= (2,70) dan 0,05% dengan dk (40-2) = (2,02). Hal ini menunjukkan
bahwa thitung> ttabel atau 8.91 >2,70 untuk taraf signifikan 0,01% dan 8,91 > 2,02 untuk taraf signifikan
0,05%. Berarti hipotesisnya menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan
guru yang demokratis terhadap minat belajar siswa dalam pelajaran Akuntansi siswa kelas X SMK 1
YP HKBP Pematangsiantar Tahun Ajaran 2018/2019, diterima.

Kata Kunci : Kepemimpinan Guru Yang Demokratis dan Minat Belajar Siswa

Pendahuluan Guru harus menjadi pemimpin yang demokratis


Sekolah mempunyai pengaruh terhadap yang baik bagi lingkungan sekolah.
keberhasilan siswa dalam belajar. Siswa Pemimpin adalah pribadi yang memiliki
mendapatkan prestasi yang baik apabila sekolah keterampilan teknis, khususnya dalam satu bidang,
tersebut merangsang, mendorong, mendidik, hinggah ia mempengaruhi orang lain untuk
membimbing aktivitas belajar siswa. Siswa yang bersama-sama melalui aktivitas. Kepemimpinan
mendapat bimbingan dari sekolah, dengan ialah penyatupaduan dari kemampuan, cita-cita,
sendirinya akan bersemangat menerima pelajaran dan semangat kebangsaan dalam mengatur,
yang disampaikan oleh guru tersebut. Pendidikan mengendalikan, dan mengelolah lingkungan
yang diterima siswa tidak terlepas dari pengawasan sekolah. Sedangkan dalam SK BAKN
Sekolah. No.27/KEP/1972, Kepemimpinan adalah kegiatan
Didalam sekolah, siswa belajar dan untuk menyakinkan orang lain sehingga dapat
menyatakan dirinya sebagai makhluk sosial. dikerahkan secara optimal.
Interaksi yang terjadi bersifat dekat dan intim, Kepemimpinan merupakan inti dari
segala sesuatu yang diperbuat sisiwa manajemen, karena kepemimpinan merupakan
mempengaruhi sekolah, dan sebaliknya apa yang motor penggerak dari semua sumber-sumber dan
didapati siswa dari sekolah akan mempengaruhi alat-alat yang tersedia bagi suatu organisasi. Tugas
perkembangan jiwa, tingkah laku, cara pandang dasar pemimpin adalah membentuk dan
dan emosinya. Dengan demikian pola asuh yang memelihara lingkungan dimana manusia bekerja
diterapkan seorang guru yang demokratis dalam sama dalam suatu kelompok yang terorganisir
sekolah memegang peranan penting bagi proses dengan baik, menyelesaikan tugas, mencapai
interaksi siswa dilingkungan masnyarakat kelak tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan
nanti. merupakan aktivitas manajerial yang penting
Setiap guru yang demokratis harus berusaha didalam setiap organisasi khususnya dalam
agar sekolah dapat dijadikan suatu tempat yang pengambilan kebijakan dan keputusan sebagai inti
aman untuk menjadi minat belajar siswa. Jika dari kepemimpinan.
dalam sekolah selalu dalam lingkungan yang tidak Didalam sekolah, banyak cara tujuannya agar
harmonis, maka dengan sendirinya akan siswa berhasil dalam pendidikannya. Sebaiknya
memberikan suasana yang tidak mengembirakan tujuan dan cara pendidikan hendaknya bersandar
siswa dalam minat belajar. Oleh sebab itu, seorang pada kesempatan guru dan siswa, yang manakah

18
yang harus diutamakan dan yang diinginkan oleh Belajar ialah suatu proses usaha yang
siswa. Guru adalah sebagai pemimpin didalam dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
sekolah. Kepemimpinan positif demi perubah tingkah laku yang baru secara
perkembangan murid yang lebih baik, khususnya keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
didalam minat belajar murid. dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar
Bimbingan guru sangat dibutuhkan untuk adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
membantu pencapaiaan prestasi dan minat belajar perubahan diri seseorang. Perubahan sebagai hasil
siswa secara maksimal. Hal ini dikarenakan guru dari proses belajar. Hasil belajar dapat ditunjukkan
yang mengetahui kebutuhan siswanya yang akan dalam berbagai bentuk, seperti berubah
memberikan pengawasan terhadap minat belajar pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,
siswa, fasilitas penunjang minat belajar siswa, keterampilan, kebiasaan serta perubahan aspek-
memberikan motivasi minat belajar siswa. Selain aspek lain yang ada pada individu yang belajar
itu guru harus juga berusaha menciptakan suasana (Thamrin Nasution, 1985: 34).
minat belajar siswa yang baik dilingkungan Ada tiga fase dalam proses belajar (Andrias
sekolah, sebab lingkungan sekolah sangat Harefa, 2004:56), yakni: a) Informasi; b)
berpengaruh besar terhadap semangat minat belajar Transformasi; dan c) Evaluasi.
siswa di sekolah. Dengan demikian, seorang guru Sejalan dengan itu, ada beberapa prinsip
diharapkan harus dapat lebih lagi melengkapi belajar menurut aliran ilmu jiwa Gestait (dalam
keterampilan kepemimpinan yang dimilikinya, Sam Silitonga, 2005:55), yakni: a) Manusia
untuk menjadi pemimpin yang demokratis dalam bereaksi dengan lingkungan secara keseluruhan,
perkembangan minat belajar siswa. tidak hanya secara intelektual, tetapi juga secara
fisik, emosional, sosial dan sebagainya; b) Belajar
Masalah adalah penyesuaian diri dengan lingkungan; c)
Bagaimana Pengaruh Kepemimpinan Guru Manusia berkembang sebagai keseluruhan sejak
Yang Demokratis Terhadap Minat Belajar Siswa dari kecil sampai dewasa, lengkap dengan segala
Akuntansi di Kelas X SMK YP. HKBP aspek-aspeknya; d) Belajar adalah perkembangan
Pematangsiantar? kearah diffrensiasi yang lebih luas; e) Belajar
hanya berhasil apabila tercapai kematangan untuk
Teori memperoleh insight (pengertian); dan f) Belajar
Kepemimpinan adalah keseluruhan dari akan lebih berhasil kalau ada tujuan.
keterampilan (skill) dan sikap (attide) yang Prinsip diatas mengandung pesan, bahwa agar
diperlukan oleh pemimpin. Kepemimpinan boleh terjadi perubahan harus ada usaha yang
dikatakan sebagai kombinasi dari serangkaian menciptakan lingkungan yang merangsang
perangai yang memungkinkan seseorang mampu perubahan tingkahlaku seseorang (individu) yang
mendorong orang lain untuk menjelaskan tugas- belajar. Tentu hal itu perlu strategi yang tepat yang
tugas tertentu. melibatkan peserta didik dalam proses belajar.
Sondang P Siagian (dalam Janwar Tambunan, Belajar merupakan misteri. Tak seorang pun dapat
2008:90) mengatakan ” kepemimpinan merupakan memahami dengan utuh bagaimana proses belajar
motor atau daya penggerak dari pada semua dapat bekerja secara aktual.
sumber-sumber, dan alat-alat yang tersedia bagi
suatu organisasi. Metode Penelitian
Guru adalah salah satu komponen manusiawi Penelitian dilakukan di SMK 1 YP HKBP
dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan Pematangsiantar, jalan Gereja-Pematangsiantar.
dalam usaha pembentukan sumberdaya manusia Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMK
yang potensial dibidang pembangunan. Oleh 1 YP HKBP Pematangsiantar yang terdiri dari dua
karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur kelas dengan jumlah 40 siswa, dimana jumlah laki-
dibidang kependidikan harus berperan serta secara laki sebanyak 9 orang dan perempuan sebanyak 31
aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai orang, sedangkan sampel yang digunakan adalah
tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan seluruh populasi. Maka sampel penelitian ini
masyarakat yang semakin berkembang. Guru tidak disebut sampling jenuh.
semata-mata sebagai ”pengajar” yang melakukan Metode penelitian yang akan digunakan
transfer of knowledge, tetapi juga “pendidik” yang adalah metode deskriptif. Adapun alasan dan
melakukan transfer of values dan sekaligus sebagai tujuan digunakan metode deskriptif adalah peneliti
“pembimbing” yang memberikan pengarahan dan ingin mengungkapkan apakah ada pengaruh
menuntun siswa dalam belajar. kepemimpinan guru yang demokratis terhapat

19
minat belajar siswa pada pelajaran Ekonomi. Alat antara skor kelompok tinggi dengan skor kelompok
yang digunakan untuk mengumpulkan data rendah, sehingga tes minat belajar siswa dalam
didalam penelitian ini adalah angket dan tes. pelajaran Akuntansi yang dipergunakan dalam
Sebelum instrumen pengumpulan data penelitian ini adalah valid.
disebarkan kepada responden, maka suatu hal yang Hasil perhitungan uji reliabilitas tes“Minat
perlu diperhatikan adalah memeriksa keaslian dan belajar siswa dalam pelajaran Akuntansi”
keterpercayaan instrumen yang digunakan, diperoleh koefisien korelasi hitung sebesar 1,73
instrument harus valid dan reliable. sedangkan koefisien dari tabel harga kritik produk
Sejalan dengan itu peneliti melakukan moment  = 5% dan n = 20 diperoleh rtabel =
pengujian terhadap data yang diperoleh yaitu uji 0,444,sedangkan koefisien r hitung lebih besar dari
normalitas data baik terhadap variabel X maupun koefisien korelasi r tabel(1,73 > 0,444), ini berarti
variabel Y dengan menggunakan kertas peluang tes minat belajar siswa dalam pelajaran akuntansi
normal dan uji Chi-Kuadrat (X2) dengan adalah reliabel.
membandingkan X2tabel dengan X2hitung. Data berdistribusi normal jika chi kuadrat
Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk hitung lebih kecil dari chi kuadrat tabel dengan
mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan a = 0,05. Pengujian hasil perhitungan diperoleh
(kesamaan) antara dua belah data. Salah satu  2 hitung = 5,22 sedangkan  2tabel = 7,81 dengan
teknik analisis statistik untuk menguji kesamaan
dua rata-rata ini ialah uji t (t test). a = 0,05. Dengan demikian maka  2 hitung <  2tabel
yakni 5,22< 7,81 sehingga distribusi frekuensi skor
Pembahasan data “Kepemimpinan Guru yang Demokratis” (
Hasil uji coba instrumen kepemimpinan guru X1 ) tersebut adalah normal.
yang demokratis untuk semua item dinyatakan
valid dan reliabel dengan kriteria pengujian adalah Terima H 0 jika - t1 - 1
2 a  t  t1 − 1 2 a
thitung> ttabel. Sedangkan minat belajar siswa dalam dimana t1 − 1 2 a didapat dari daftar distribusi
dengan dk = (n1 + n2 − 2) dan  = 0,05 untuk
pelajaran Akuntansi siswa kelas X untuk semua
item dinyatakan valid dan reliabel dengan kriteria
pengujian adalah thitung>ttabel . Berdasarkan hasil harga-harga t lainnya H 0 ditolak. Berdasarkan
perhitungan korelasi variabel X dan variabel Y, harga kritik distribusi t ternyata dk 38 ( 0,05 ) =
maka hasil uji reliabilitas angket kepemimpinan 2,02 dan dk 38 (0,01) = 2,70. Dari hasil
guru yang demokratis diperoleh rxy= 1,80 atau
perhitungan ternyata t hitung  t tabel pada taraf  =
dinyatakan reliabel, dimana rhitung= 1,80 >rtabel =
0,444. 0,05 yakni ( 8,91 > 2,02) dan (8,91 > 2,70) dengan
Nilai thitung = 11.89 sedangkan dari ttabel demikian H 0 diterima dan H 1 ditolak.
distribusi untuk  = 0,05 dan dk = 20 + 20 – 2 = 38 Dengan demikian terjawablah hipotesis
diperoleh t0,975: 38 =2.04 . Dengan demikian thit lebih penelitian ini "Ada pengaruh yang
besar dari ttabel (11.89 > 2,04), sehingga dapat signifikan antara kepemimpinan guru yang
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata demokratis terhadap minat belajar siswa
antara skor kelompok tinggi dengan skor kelompok dalam pelajaran Akuntansi di kelas X SMK 1
rendah, sehingga tes pengaruh kepemimpinan YP HKBP Pematangsiantar Tahun Ajaran
guru yang demokratis yang dipergunakan dalam 2018/2019" diterima. Pengaruhnya Sangat kuat
penelitian ini adalah valid. (8,91).
Uji reliabilitas tes “Kepemimpinan Guru yang Sesuai dengan perhitungan yang telah
Demokratis” diperoleh koefisien korelasi hitung dilakukan yaitu dengan menghitung korelasi X dan
sebesar 1,80 sedangkan koefisien dari tabel harga Y pada kepemimpinan guru yang demokratis dan
kritik produk moment  = 5% dan n = 20 diperoleh menghitung korelasi X dan Y diperoleh korelasi
rtabel = 0,444,sedangkan koefisien r hitung lebih sebesar 1,80 dan menghitung korelasi X dan Y
besar dari koefisien korelasi r tabel(1,80 > 0,444), pada minat belajar siswa dalam pelajaran
yang berarti tes kepemimpinan guru yang Akuntansi dengan menghitung korelasi X dan Y
demokratis adalah reliabel. diperoleh korelasi sebesar 1,73. Sehingga hal ini
Nilai thitung = 11.44 sedangkan dari ttabel menunjukka ada pengaruh yang kuat antara
distribusi untuk  = 0,05 dan dk = 20 + 20 – 2 = 38 kepemimpinan guru yang demokratis dengan minat
diperoleh t0,975: 38 =2.04 . Dengan demikian thit lebih belajar siswa dalam pelajaran akuntansi. Kemudian
besar dari ttabel (11.44 > 2,04), sehingga dapat setelah hasil kerelasi diuji, maka hipotesisnya diuji
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata

20
dengan menggunakan uji-t, dari hasil Arikunto, Suharmi. 2010.Prosedur Penelitian:
perhitungannya menunjukkan bahwa thitung sebesar Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
8.91 sedangkan ttabel pada taraf signifikan 0,01% Cipta.
dengan dk(40-2)= (2,70) dan 0,05% dengan dk Fattah, Nanang. 1981. Landasan Manajemen
(40-2) = (2,02). Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Hal ini menunjukkan bahwa thitung> ttabel atau Rosdakarya.
8.91 >2,70 untuk taraf signifikan 0,01% dan 8,91 > Furchan, Arief. 1982. Pengantar Penelitian dalam
2,02 untuk taraf signifikan 0,05%. Berarti Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
hipotesisnya menyatakan bahwa ada pengaruh Furchan, Arief. 2004. Pengantar Penelitian dalam
yang signifikan antara kepemimpinan guru yang Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
demokratis terhadap minat belajar siswa dalam Harefa, Andrias. 2004.Membangkitkan Etos
pelajaran Akuntansi siswa kelas X SMK 1 YP Profesionalisme. Jakarta: Gramedia Pustaka
HKBP Pematangsiantar Tahun Ajaran Utama
2018/2019, diterima. Nasution, Thamrin. 1985.Peranan Orang Tua
dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak.
Kesimpulan Jakarta: BPK Gunung Mulia dan Yayasan
1. Kepemimpinan guru yang demokratis sudah Kanisius.
digolongkan sangat baik. Hal ini dapat dilihat Siagian, P. 1994. Organisasi, Kepemimpinan,
dari hasil perhitungan korelasi X dan Y Perilaku Administrasi. Jakarta: CV. Haji Mas
sebesar 1,80. Agung.
2. Minat belajar siswa dalam pelajaran Sudjana, Nana. 1988. Dasar-Dasar Proses
Akuntansi sudah digolongkan sangat baik. Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar
Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan Baru Algensindo.
korelasi X dan Y sebasar 1,73. Sudjana. 1994. Pembinaan dan Pengembangan
3. Dari hasil perhitungan koefisien korelasi Kurikulum di Sekolah. Bandung: Sinar Baru
product moment diperoleh rhitung sebesar 1,80 Algensindo.
dengan rtabel = 0,444 maka dengan rhitung > Sudjana. 2002.Penilaian Hasil Proses Belajar
rtabel. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
kepemimpinan guru yang demokratis Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar
terhadap minat belajar siswa dalam pelajaran Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
akuntansi dikategorikan kuat, sesuai dengan Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif
tabel interpretasi nilai r. Kualitatifdan R&D. Bandung Alfabeta.
4. Dari hasil perhitungan uji-t, untuk Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif,
mengetahui kontribusi pengaruh Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.
kepemimpinan guru yang demokratis (X) dan Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan,
minat belajar siswa dalam pelajaran Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT.
Akuntansi (Y), berdasarkan harga kritik Bumi Aksara.
distribusi t ternyata dk 38 ( 0,05 ) = 2,02 dan Tanner & Tanner. 1987. Curriculum
dk 38 (0,01) = 2,70. Dari hasil perhitungan Development: Theory into Practice. New
ternyata t hitung  t tabel pada taraf  = 0,05 York: Macmillan Publishing Co.,Inc.
Rooijakkers. 1980. Mengajar dengan Sukses.
yakni ( 8,91 > 2,02) dan (8,91 > 2,70).
Jakarta: Gramedia.
Dengan demikian hal ini menunjukkan
Tambunan, Janwar. 2006. Belajar dan
bahwa hipotesis menyatakan ada pengaruh
Pembelajaran.Pematang Siantar: FKIP UHN.
kepemimpinan guru yang demokratis
Usman dan Purnomo. 2009. Metodologi
terhadap minat belajar siswa dalam pelajaran
Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.
Akuntansi di kelas X SMK 1 YP HKBP
Pematangsiantar, diterima.

Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 1983. Prosedur Penelitian.
Jakarta: Bina Aksara.
Arikunto, Suharmi. 2006.Prosedur Penelitian:
Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI.
Jakarta: PT Rineka Cipta.

21
Pengaruh Pelaksanaan Disiplin Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil
Di Kantor Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar

Lasma Siagian1, Antonius Gultom2

Dosen Tetap Program Studi Pendidikan Ekonomi


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar
Jl. Sangnawaluh No. 4 Pematangsiantar, Telp. (0622) 7550232 Fax. (0622) 7552017

Dosen Tetap Program Studi Pendidikan Ekonomi


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen
Jl. Sutomo No. 4A Medan, Telp. (061) 4522922, 4565635 Fax. (061) 4571426
website : http://www.uhn.ac.id, E-mail : uhn@uhn.ac.id , https://hkbp.or.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pelaksanaan Disiplin Terhadap Prestasi Kerja
Pegawai Negeri Sipil Di Kantor Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar. Jenis penelitian yang digunakan
adalah rancangan analitis. Metode analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisa
kuantitatif. Untuk memperoleh data yang diperlukan disebarkan daftar pertanyaan dengan menggunakan
skala likert, dimana jawaban yang ada pada daftar pertanyaan diberikan skor dengan skala : Sangat Tidak
Setuju (1) Tidak Setuju (2) Netral (3) Setuju (4) Sangat Setuju (5). Untuk mengetahui berapa besar
pengaruh disiplin kerja pegawai terhadap prestasi kerja pegawai digunakan formula statistik koefisien
korelasi dan determinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa t hitung = 3,85 >t tabel 0,95 sebesar 2,68 dan
pada taraf 0,99 sebesar 0,42 dengan dk = 42. oleh karena itu, maka hipotesa nol (Ho) ditolak berarti
dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja mempuny ai pengaruh terhadap prestasi kerja pegawai
negeri sipil.

Kata Kunci : Disiplin dan Prestasi Kerja

Pendahuluan 53 Tahun 2010 TentangDisiplin Pegawai Negeri


Jika kita membicarakan kinerja pegawai Sipil, Pasal 1 ayat 1), hal ini sesuai dengan
negeri sipil saat ini, kita langsung tertuju pada pendapat F.X. Oerip, S. Poerwopospito, T.A.
beberapa persoalan yang selalu kita jumpai setiap Tatang Utomo (2000:249) menyatakan bahwa,
saat. Unsur manusia merupakan sumber daya yang “Tidaklah mungkin bangsa Indonesia menjadi
paling berharga dan sangat menentukan dalam bangsa besar, kalau tingkat kedisiplinannya
sebuah organisasi (instansi). Hal ini disebabkan masih rendah”.
hanya manusia yang mempunyai kemampuan Untuk terlaksananya tugas-tugas
berpikir secara rasional dan dapat mewujudkan pemerintahan dan pembangunan secara
dirinya dalam bentuk bertambah atau berkurang. optimal, maka pegawai negeri sipil dituntut
Bagi aparatur pemerintah, masalah untuk mempunyai disiplin yang tinggi, baik
dispilin selain menjadi kewajiban moral dari terhadap dirinya sendiri maupun terhadap
keberadaannya selaku penyelenggara perkerjaannya.
pemerintahan dan pembangunan, juga Dengan adanya Peraturan Pemerintah
merupakan tantangan yang tumbuh seirama Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010
dengan tuntutan dan perkembangan kemajuan Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil tersebut,
pembangunan. maka jelaslah norma-norma disiplin harus
Disiplin pegawai negeri sangat perlu ditaati oleh pegawai negeri sipil dalam
dipupuk dan dipelihara dengan baik, karena pelaksanaan tugas sehari-hari dan sekaligus
apabila Pegawai Negeri Sipil tidak disiplin sebagai pedoman dalam melaksanakan
akan mengakibatkan selain melambatkan tindakan korektif terhadap pegawai negeri sipil
pelaksanaan tugas juga akan menimbulkan yang melakukan pelanggaran disiplin.
akibat-akibat yang buruk terhadap negara dan Dengan perkembangan serta tuntutan
masyarakat. Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kemajuan pembangunan dan pelaksanaan
kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati pemerintah saat ini, telah menjadi sesuatu
kewajiban dan menghindari larangan yang yang wajar apabila dinyatakan, bahwa disiplin
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan mutlak melekat pada diri segenap jajaran
dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak aparatur pemerintah. Oleh karena itu, yang
ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin menjadi penekanan di sini adalah bagaimana
(Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor disiplin itu dapat dilembagakan sebagai

22
pandangan hidup dalam aktivitas rutin sanksi hukum apabila larangan tersebut
aparatur, baik didalam pelaksanaan tugas dan dilanggar oleh pegawai negeri sipil.
pekerjaan maupun dalam rangka menciptakan Selanjutnya dalam peraturan tersebut
suasana kegiatan organisasi atau instansi di diatur pula tentang tata cara pemeriksaan, tata
mana aparatur bersangkutan ditugaskan. cara pengaturan dan penyampaian hukuman
Dengan kata lain, adalah bagaimana disiplin yang dijatuhkan kepadanya. Demikian
menegakkan dan penjabaran sikap disiplin pula diatur lebih lanjut tentang Badan
aparatur itu mampu diwujudkan didalam hidup Pertimbangan Kepegawaian yang harus
keseharian aparatur menjalankan roda mengambil keputusan mengenai keberatan
pemerintahan dan pembangunan. yang diajukan oleh pegawai negeri kepadanya.
Dengan demikian berarti, disiplin tidak Khusus untuk Badan Pertimbangan
dapat ditawar lagi oleh segenap jajaran Kepegawaian telah ditetapkan Keputusan
aparatur negara/pemerintahan untuk segera Presiden No. 67 Tahun 1980 tentang Badan
diwujudkan dalam sikap dan perilaku, mulai Pertimbangan Kepegawaian.
dari tingkat pusat sampai tingkat daerah, Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1980,
termasuk dalam lingkup pemerintahan wilayah merupakan peraturan pelaksanaan dari pasal 29
kecamatan, desa maupun lurah. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang
Pegawai negeri sipil sebagai unsur Undang-Undang pokok kepegawaian yang
aparatur negara, abdi negara dan abdi berbunyi: “Dengan tidak mengurangi
masyarakat, sudah barang tentu memikul tugas ketentuan dalam peraturan perundang-
dan tanggung jawab yang termasuk pada undangan pidana, maka untuk menjamin tata-
semua jajaran/unit organisasi pemerintahan, tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas,
termasuk pegawai negeri sipil yang bertugas di diadakan peraturan disiplin negeri sipil”.
lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kota Dalam peraturan pemerintah No. 30
Pematangsiantar. Tahun 1980 dengan jelas diatur 26 kewajiban
Masih rendahnya displin kerja di Dinas yang harus ditaati yaitu pasal 2, dan 18
Pendidikan Kota Pematangsiantar ini dapat larangan yang tidak boleh di langgar yaitu
kita lihat dari masih adanya pegawai yang pasal 3 yaitu serta pada pasal 6 mengenai
datang terlambat untuk masuk kantor, tentunya tingkat dan jenis hukum disiplin.
hal ini dapat menghambat prestasi kinerja Selanjutnya, mengenai larangan yang
pegawai yang akan di wujudkan. ditetapkan bagi pegawai negeri sipil, diatur
dalam pasal 3 peraturan pemerintah No.30
Masalah tahun 1980. Yang dimaksud dengan
Sesuai dengan masalah yang ada, maka pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan,
rumusan masalah dalam penelitian ini : tulisan atau perbuatan pegawai negeri sipil
1. Apakah terdapat pengaruh pelaksanaan yang melanggar sebagaimana dimaksud dalam
disiplin terhadap prestasi kerja pegawai pasal 2 dan 3.
negari sipil di Kantor Dinas Pendidikan Penjatuhan sanksi terhadap pelangaran
Kota Pematangsiantar? larangan, dimaksudkan untuk mendidik dan
2. Apakah pihak pimpinan Kantor Dinas membina, sehingga pegawai negeri sipil yang
Pendidikan Kota Pematangsiantar telah melakukan pelanggaran disiplin diharapkan
mampu menegakkan disiplin kerja menjadi sadar dan kemudian mentaati segala
pegawai? kewajiban dan larangan. Selain itu penjatuhan
sanksi menimbulkan dampak positif terhadap
Teori lingkungan kerja, karena selain menjadi
I.G.Wursanto (1988), menyatakan bahwa pelajaran dan peringatan bagi yang dijatuhi
peraturan disiplin pengawai negeri mengatur hukuman untuk tidak melakukan lagi, juga
kewajiban, larangan dan sanksi apabila sebagai contoh dalam peringatan bagi pegawai
pegawai negeri sipil tidak menjalankan lain untuk tidak melakukan pelanggaran. Hal
kewajiban atau melanggar peraturan”. ini tentu akan menimbulkan suasana tertib dan
Dengan adanya Peraturan Pemerintah No. teratur dalam lingkungan.
30 Tahun 1980 tersebut merupakan pedoman Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
bagi pegawai negeri sipil mengenai kewajiban- Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai
kewajiban yang harus ditaati dan larangan- Negeri Sipil. Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah
larangan yang tidak boleh dilanggar serta kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati

23
kewajiban dan menghindari larangan yang Artinya pegawai tersebut mempunyai ketaatan
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang tinggi dalam melaksanakan kewajiban
dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak dan menjauhi larangan yang telah ditetapkan.
ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Pelaksanaan Penjatuhan Hukuman
Hal ini dikuatkan lagi dengan Peraturan Wali Disiplin Terhadap Pegawai yang Melakukan
Kota Pematangsiantar Nomor 12 Tahun 2017 Pelanggaran Disiplin, terlihat bahwa terdapat
Tentang Pedoman pengukuran prestasi kerja dalam sebanyak 51 orang (40,47%) responden
pemberian Tambahan penghasilan bagi pegawai jawabannya termasuk sangat tinggi, sebanyak
negeri sipil di lingkungan Pemerintah Kota 68 orang (53,97%) responden jawabannya
Pematangsiantar. termasuk dalam kategori tinggi, 7 orang
(5,56%) kategori sedang. Sedangkan kategori
Metode Penelitian rendah dan sangat rendah tidak ada.
Dalam penelitian ini digunakan rancangan Dari hasil jawaban responden ini terlihat
analitis yaitu suatu penelitian yang dimulai bahwa pelaksanaan penjatuhan hukuman
dari teori dan berakhir pada fakta. Hal ini disiplin terhadap pegawai yang melakukan
bertujuan untuk membuat gambaran tentang pelanggaran disiplin mempunyai pengaruh
suatu fenomena sosial kemudian dicari yang relatif tinggi terhadap peningkatan
hubungannya. Sedangkan fungsi teori pada disiplin pegawai.
rancangan ini adalah sebagai masukan dan Analisa Variabel Terikat: Prestasi
sekaligus untuk menerangkan masalah yang Pegawai Negeri Sipil (Y) menunjukkan
ada dalam penelitian ini. Di sini dikemukakan kecenderungan jawaban responden atas
dua variabel, yaitu variabel bebas “disiplin pertanyaan dalam indikator kualitas dan
Pegawai Negeri Sipil” (X) dan variabel terikat kuantitas hasil pekerjaannya adalah sebanyak
“prestasi kerja pegawai” (Y). Metode analisa 51 orang (30,36% ) termasuk kategori sangat
data yang dipergunakan dalam penelitian ini tinggi. Dan untuk kategori tinggi sebanyak 76
adalah analisa kuantitatif. Untuk memperoleh orang (45,24%) untuk kategori sedang ada
data yang diperlukan disebarkan daftar sebanyak 37 orang (22,02%) dan rendah 4
pertanyaan dengan menggunakan skala Likert. orang (2,38%).
Untuk mengetahui berapa besar pengaruh Berdasarkan data tersebut, maka dapat
disiplin kerja pegawai terhadap prestasi kerja dikatakan bahwa kualitas dan kuantitas hasil
pegawai digunakan formula statistik Koefisien pekerjaan pegawai secara umum pada Kantor
Korelasi dan Determinasi. Untuk menghitung Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar
seberapa besar pengaruh disiplin kerja sebagai tergolong baik. Dengan perkataan lain, semua
variabel bebas (X) terhadap prestasi kerja hasil kegiatan pelaksanaan tugas pegawai pada
pegawai sebagai variabel terikat (Y), maka Kantor Dinas Pendidikan Kota
dipakai rumus atau formula korelasi sebagai Pematangsiantar cukup baik.
berikut : Ketepatan Waktu Penyelesaian Pekerjaan
n. XY − ( X )( . Y ) responden yang memberikan, jawaban dengan
r=
n.( X 2 ) − ( X 2 ).n.( Y 2 ) − ( Y )2  kategori sangat tinggi adalah sebanyak 68
orang (32,39% ) sedangkan yang termasuk
Pembahasan kategori tinggi adalah sebesar 114 orang
Hasil analisa kuantitatif variabel ketaatan (54,28%) dan yang memberikan jawaban
pegawai dalam melaksanakan kewajiban dan dengan kategori sedang hanya 28 orang
menjauhi larangan. Jawaban responden (13.33%) saja. Sedangkan untuk kataegori
termasuk kategori sangat tinggi sebanyak 120 rendah dan sangat rendah tidak ada.
orang (25,98%) yang termasuk kategori tinggi Dengan demikian berarti, dalam
sebanyak 227 orang (49.13%) dan kategori pelaksanaan tugas dan pekerjaan pegawai pada
sedang sebanyak 99 orang (21,41%) serta umumnya dapat diselesaikan secara tepat
kategori rendah sebanyak 16 orang (3,46 %). waktu, sesuai dengan jadwal atau ketentuan
Hasil tersebut sebagian besar responden tentang waktu penyelesaian pekerjaan yang
berada dalam kategori tinggi dan sangat tinggi ditetapkan walaupun ada kelambatan tetapi
(75,11%), maka dapat dinyatakan bahwa tidak mempengaruhi hasil pekerjaan secara
ketaatan dalam melaksanakan kewajiban dan keseluruhan. Kerja yang banyak ataupun
menjauhi larangan di lingkungan Kantor Dinas hambatan-hambatan yang demikian sudah
Pendidikan Kota Pemtangsiantar tinggi. tentu dapat dinilai sebagai wujud kemampuan

24
atau prestasi kerja yang dapat dicapai oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
pegawai di lingkungan Dinas Pendidikan Kota 2000. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta :
Pematangsiantar. Balai Pustaka.
Dari hasil pengujian statistik uji t untuk F.X. Oerip, S. Poerwapaspito, TA. Tatang
menentukan apakah hipotesis diterima atau Utomo. 2010. Mengatasi Krisis Manusia.
ditolak, maka hasilnya menunjukan bahwa t Jakarta : Garasido.
hitung = 3,85 adalah lebih besar dari t yang Husen Umar. 2010. Sumber Daya Manusia
terdapat dalam Tabel pada taraf signifikan 0,95 dalam Organisasi. Jakarta : Harvindo.
sebesar 2,68 dan pada taraf 0,99 sebesar 0,42 H. NainggolaN. 2003. Pembinaan Pegawai
dengan dk = 42. oleh karena itu, maka hipotesa Negeri Sipil. Jakarta : BAKN.
nol (Ho) ditolak berarti dapat disimpulkan I.G. Wursanto. 2008. Manajemen
bahwa disiplin kerja mempunyai pengaruh Kepegawaian. yogyakarta : Kanisius.
terhadap prestasi kerja pegawai negeri sipil. Johannes Supranto. 2011. Tehnik Pengambilan
Keputusan. Jakarta : Rineka Cipta.
Kesimpulan John H. Procton. William, William M.
Dengan disiplin yang baik mencerminkan Thorton. 2003. Latihan Kerja Buku
besarnya rasa tanggung jawab seorang pegawai Pegangan Bagi Para Managir. Jakarta :
terhadap tugas-tugas yang diberikan PT. Bina Aksara.
kepadanya hal ini akan mendorong gairah Musanef. 2005. Manajemen Kepegawaian di
kerja, semangat kerja dan akan mendukung ke Indonesia. Jilid I. Jakarta : Gunung
arah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Agung.
Berdasarkan analisis skor diketahui bahwa M. Daryanto. 2008. Administrasi Pendidikan,
kecendrungan prekuensi skor jawaban Jakarta : Rineka Cipta.
responden untuk variabel bebas disiplin M. Kusnadi. 2000. Business Research
pegawai negeri sipil (X) tarmasuk dalam Metodology. Jakarta : Rineka Cipta
kategori tinggi. Dalam hubungan ini maka Mar’at. 2009. Pemimpin dan Kepemimpinan.
dapat dinyatakan bahwa tanggapan responden Jakarta : Ghalia Indonesia.
terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam Pater M. Sergi. 2008. Disiplin Kelima, Seni
koesioner yang menyangkut variabel bebas (X) Praktek dari Organisasi Pembelajar.
tersebut relatif tinggi ini berarti ketaatan Jakarta : Bina Rupa Aksara.
pengawai negeri sipil dilingkungan kantor Prajudi Atmosudirdjo. 2002. Administrasi dan
Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar dalam Managemen Umum. Jakarta : Galie
melaksanakan kewajiban-kewajiban dan Indonesia.
menjauhi larangan-larangan adalah tinggi. Richard I. Levin. 2002. Pengambilan
Variabel bebas (disiplin pengawai negeri Keputusan Secara Kuantitatif. Jakarta :
sipil) berpengaruh terhadap variabel terikat Raja Grafindo.
(prestasi kerja pegawai), secara empirik S. Siagian. 2011. Manajemen Sumber Daya
pengaruh tersebut bersifat nyata dan positif. Manusia, Jakarta : Bumi Aksara
Soebagio Atmodiwirio, Manajemen
Daftar Pustaka Pendidikan Indonesia. Jakarta : Ardadizya
Jaya
A. Fikri Jahrie. Haryoto. 2004. Human Resourses Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala
Managemen. Jakarta: Grasindo. Sekolah. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Amin Widjaja Tunggal. 2008. Dasar-Dasar Persada
Customer Relationship Management. (CRM). Wahjosumidjo. 2004. Kepemimpinan dan
Jakarta : Harvindo. motivasi. Jakarta : Galia Indonesia.
Habibi Mohammad. 2007. Pegaruh Motivasi
Intrinsik dan Ekstrinsik Terhadap
Kepuasan Kerja dan Kinerja Dari
KaryawanTrainer KPI. Surabaya :
Konsursium Pendidikan Islam.
Bintoro Tjokroamidjoyo. 2001. Good
Governmance (Para dikma Baru
Manajemen Pembangunan. Jakarta :
Garasindo.

25
Pengaruh Pengawasan Pimpinan Dan Motivasi Terhadap Kinerja Guru
di SMA Negeri 2 Pematangsiantar TA. 2018/2019

Lasma Rohana Siregar1, Antonius Gultom2

Guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Pematangsiantar


Jl. Patuan Anggi No. 08 Pematangsiantar 21146 (www:sman2siantar.sch.id)

Dosen Tetap Program Studi Pendidikan Ekonomi


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen
Jl. Sutomo No. 4A Medan, Telp. (061) 4522922, 4565635 Fax. (061) 4571426
website : http://www.uhn.ac.id, E-mail : uhn@uhn.ac.id , https://hkbp.or.id

Abstrak
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui Pengaruh Pengawasan Pimpinan dan
Motivasi Terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri 2 Pematangsiantar TA. 2018 / 2019. Dengan sampel
62 responden. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Data yang dikumpulkan melalui
penyebaran kuisioner dan observasi, dengan uji validitas dan reliabilitas, uji analisis dengan uji
linieritas, Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas. Uji Hipotesis dengan Analisis Bivariat dan
Analisis Multivariat. Temuan dalam penelitan ini variabel pengawasan kepemimpinan menunjukkan
bahwa rhitung > rtabel, demikian juga variabel motivasi menunjukkan bahwa r hitung > rtabel. Hasil uji
reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai koefisien Alpha yang cukup
besar yaitu diatas 0,60 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel
dari kuesioner adalah reliabel. Koefisien korelasi (rx1y) menunjukkan hasil positif sebesar 0,675
yang berarti hubungan antara variabel Pengawasan Pimpinan dengan Kinerja Guru adalah positif.
Koefisien determinasi (r2x1y) sebesar 0,456 menunjukkan bahwa Pengawasan Pimpinan memiliki
kontribusi pengaruh terhadap Kinerja Guru sebesar 45,60 %. Hasil penelitian menunjukkan : (1)
pengawasan pimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Melalui analisis regresi
sederhana diperoleh rhitung 0,675 berupa nilai positif; (2) motivasi berpengaruh positif terhadap
kinerja guru. Melalui analisis regresi sederhana diperoleh rhitung 0,892 berupa nilai positif; (3)
melalui analisis regresi berganda diperoleh Ry (1,2) 0,938 berupa nilai positif. Selain itu diperoleh
harga Fhitung 216,172 dan Ftabel pada taraf signifikansi 5% adalah 3,15 sehingga dapat diketahui bahwa
Pengawasan Pimpinan dan Motivasi secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kinerja Guru dengan besarnya pengaruh yaitu sebesar 88,0% (R2 = 0,880).

Kata Kunci : Pengawasan Pimpinan, Motivasi Dan Kinerja Guru

Pendahuluan yang membuat anak kurang nyaman dalam


Indonesia semakin hari kualitasnya makin menuntut ilmu. Proses pendidikan yang baik
rendah. Berdasarkan Survey United Nations adalah dengan memberikan kesempatan pada anak
Educational, Scientific and Cultural Organization untuk kreatif. Itu harus dilakukan sebab pada
(UNESCO), terhadap kualitas pendidikan di dasarnya gaya berfikir anak tidak bisa diarahkan.
Negara-negara berkembang di Asia Pacific, Selain kurang kreatifnya para pimpinan
Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara. sebagai pengawas, motivasi untuk
Sedangkan untuk kualitas para guru, baik dari segi mengembangkan juga lemah, belum lagi
kepemimpinan, disiplin dan kinerjanya berada kurikulum yang sentralistik membuat potret
pada level 14 dari 14 negara berkembang. pendidikan semakin buram. Kurikulum hanya
Salah satu faktor rendahnya kualitas didasarkan pada pengetahuan pemerintah tanpa
pendidikan di Indonesia adalah karena lemahnya memperhatikan kebutuhan masyarakat. Lebih
pengawasan yang dilakukan pimpinan, terutama parah lagi, pendidikan tidak mampu menghasilkan
pimpinan yang tidak memiliki kompetensi lulusan yang kreatif. Ini salahnya, kurikulum
pendidik. Demikian halnya juga guru sebagai dibuat di Jakarta dan tidak memperhatikan kondisi
pendidik. Guru seringkali memaksakan di masyarakat bawah. Jadi, para lulusan hanya
kehendaknya tanpa pernah memperhatikan pintar cari kerja dan tidak pernah bisa menciptakan
kebutuhan, minat dan bakat yang dimiliki lapangan kerja sendiri, padahal lapangan pekerjaan
siswanya. Kelemahan para pendidik kita, mereka yang tersedia terbatas.
tidak pernah menggali masalah dan potensi para Dalam era desentralisasi seperti saat ini, di
siswa. mana sektor pendidikan juga dikelola secara
Pendidikan seharusnya memperhatikan otonom oleh pemerintah daerah, dan praksis
kebutuhan anak bukan malah memaksakan sesuatu pendidikan harus ditingkatkan ke arah yang lebih

26
baik dalam arti relevansinya bagi kepentingan Beberapa fenomena pendidikan persekolahan
daerah maupun kepentingan nasional. Manajemen sebagai hasil dari model pimpinan yang instruktif
sekolah saat ini memiliki kecenderungan ke arah dan top down dapat kita sebutkan antara lain:
school based management. Dalam konteks school sistem target pencapaian kurikulum, target jumlah
based management, sekolah harus meningkatkan kelulusan, formula kelulusan siswa, dan adanya
keikutsertaan masyarakat lokal dalam desain suatu proyek peningkatan kualitas sekolah
pengelolaannya untuk meningkatkan kualitas dan yang harus dikaitkan dengan peningkatan nilai UN
efisiensinya. Meskipun demikian otonomi secara instruktif. Keadaan ini berakibat pada
pendidikan dalam konteks school based terbelenggunya seorang pimpinan dengan juklak
management harus dilakukan dengan selalu dan juknis. Dampak negatifnya ialah tertutupnya
mengacu pada accountability (pertanggung sekolah pada proses pembaruan dan inovasi.
jawaban kualitas) terhadap masyarakat, orangtua, Keadaan ini pernah dialami ketika harus
siswa, maupun pemerintah pusat dan daerah. melakukan diseminasi classroom action research
Agar desentralisasi dan otonomi pendidikan di sekolah-sekolah. Pimpinan yang mengadopsi
berhasil dengan baik, pengawasan pimpinan perlu ilmu instruktif-otoritarian tidak selalu bisa
lebih diberdayakan. Pemberdayaan berarti memberi peluang kepada banyak orang untuk
peningkatan kemampuan secara fungsional mengajak para guru melakukan classroom action
sehingga pimpinan mampu berperan sesuai dengan research di kelasnya, dengan alasan kegiatan
tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya. Dengan penelitian kelas itu akan mengganggu pencapaian
proses dan program pemberdayaan, mereka target kurikulum yang telah dicanangkan oleh
akhirnya harus memiliki kinerja yang profesional pusat.
dan fungsional. Di sisi guru sebenarnya mereka sangat
Pimpinan harus bertindak sebagai pengawas mendambakan untuk selalu meningkatkan
dan pemimpin yang efektif. Sebagai pengawas profesionalisme secara berkelanjutan melalui
yang baik, pimpinan harus mampu mengatur agar classroom action research. Sebab mereka
semua potensi sekolah dapat berfungsi secara sebenarnya mengerti, dengan melakukan penelitian
optimal dalam mendukung tercapainya tujuan itu para guru akan mampu melakukan refleksi
sekolah. Hal ini dapat dilakukan jika pimpinan terhadap praktik pembelajaran yang selama ini
mampu melakukan fungsi-fungsi manajemen dilakukannya. Para guru telah dilatih, berhari-hari
dengan baik yang meliputi: (1) perencanaan; (2) mengenai cara-cara melakukan classroom action
pengorganisa-sian; (3) pengarahan; dan (4) research. Tetapi gara-gara ada pimpinan tidak
pengawasan. reseptif terhadap inovasi, akhirnya guru harus puas
Dari segi pengawasan pimpinan, guru juga dengan praktik yang bertahun-tahun dilakukan dan
dimungkinkan perlu mengadopsi gaya dianggap telah baik tanpa ada sistem feedback
kepemimpinan transformasional agar semua yang diperolehnya dari penelitian tindakan kelas.
potensi yang ada di sekolah dapat berfungsi secara Pengawasan pimpinan yang lemah akan
optimal. Pimpinan yang transformasional dapat berdampak terhadap kemajuan sekolah yang
didefinisikan sebagai pimpinan yang dipimpinnya, pimpinan harus menghargai ide-ide
mengutamakan pemberian kesempatan dan atau baru, cara baru, praktik-praktik baru dalam proses
mendorong semua unsur yang ada dalam sekolah belajar mengajar di sekolahnya, dan dengan
untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values demikian sangat senang jika guru melaksanakan
system) yang luhur sehingga semua unsur yang ada tugasnya dengan baik. Sebab dengan pengawasan
di sekolah (guru, siswa, pegawai, orangtua siswa, pimpinan dilakukan dengan cara bersahabat guru
masyarakat, dsb.) bersedia, tanpa paksaan, akan mampu menutup gap antara wacana
berpartisipasi secara optimal dalam mencapai konseptual dan realitas dunia praktik profesi-onal.
tujuan ideal sekolah. Akibat positifnya ialah dapat ditemukannya solusi
Dalam era desentralisasi, pimpinan sebagai bagi persoalan keseharian yang dihadapi guru
pengawas tidak layak lagi untuk takut mengambil dalam proses belajar mengajar di kelas. Jika hal ini
inisiatif dalam memimpin sekolahnya. Pengalaman terjadi, berarti guru akan mampu memecahkan
pimpinan yang bersifat top down seharusnya sendiri persoalan yang muncul dari praktik
segera ditinggalkan. Pengalaman pimpinana yang profesionalnya, dan oleh karena itu mereka dapat
bersifat instruktif dan top down memang telah selalu meningkatkan profesionalismenya secara
lama dipraktikkan di sebagaian besar sekolah kita berkelanjutan.
ketika era sentralistik masih berlangsung. Agar proses inovasi di sekolah dapat berjalan
dengan baik, pimpinan perlu dan harus bertindak

27
sebagai pemimpin (leader), dan bukannya Teori
bertindak sebagai boss. Makna kata “pimpinan” erat kaitannya dengan
Dengan memahami metapora tersebut, kata “memimpin”. Kata memimpin mengandung
seyogyanya pimpinan sebagai pengawas harus makna yaitu kemampuan untuk menggerakkan
menghindari terciptanya pola hubungan dengan segala sumber yang ada pada suatu organisasi
guru yang hanya mengandalkan kekuasaan, sehingga dapat didayagunakan secara maksimal
sebaliknya perlu mengedepankan kerja sama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, (Hartley,
fungsional; menghindarkan diri dari one man 2000).
show, sebaliknya harus menekankan pada Secara langsung pimpinan adalah pengawas,
kerjasama kesejawatan; menghindari terciptanya yang memberikan pengawasan terhadap proses
suasana kerja yang serba menakutkan, sebaliknya keberlangsungan kegiatan yang sedang
perlu menciptakan keadaan yang membuat semua dilaksanakan. Pimpinan tidak terlepas dari
guru percaya diri; menghindarkan diri dari wacana keberlangsungan program baiik yang sedang
retorika, sebaliknya perlu membuktikan memiliki berjalan maupun yang akan di laksanakan,
kemampuan unjuk kerja profesional; (Rosidah, 2009).
menghindarkan diri dari sifat dengki dan Wahjosumidjo (2002:349), mengemukakan
kebencian, sebaliknya harus menumbuh fungsi-fungsi Pimpinan yaitu : membangkitkan
kembangkan antusiasme kerja para guru; kepercayaan dan loyalitas bawahan,
menghindarkan diri dari suka menyalahkan guru, mengkomunikasikan gagasan kepada orang lain,
tetapi harus mampu membetulkan (mengoreksi) menciptakan kepada perubahan secara efektif di
kesalahan guru; dan menghindarkan diri agar tidak dalam penampilan kelompok, dan menggerakkan
menyebabkan pekerjaan guru menjadi orang lain, sehingga secara sadar orang lain
membosankan, tetapi sebaliknya justru harus tersebut mau melakukan apa yang dikehendakai.
mampu membuat suasana kerja yang membuat Sementara itu Sondang P. Siagian, (2002),
guru tertarik dan betah melakukan pekerjaannya. mengemukakan lima fungsi-fungsi kepemimpinan
Disamping dituntut untuk terus melakukan yaitu (1). Pimpinan selaku penentu arah yang akan
motivasi seorang pimpinan harus memperhatikan ditempuh dalam usaha pencapaian tujuan, (2)
hal-hal yang berkaitan dengan kinerja guru. Wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan
Keterkaitannya antara motivasi dan kinerja dengan pihak-pihak di luar organisasi, (3)
pegawai, sebagai berikut : Motivasi merupakan Pimpinan selaku komunikator yang efektif, (4)
kekuatan pendorong yang akan mewujudkan suatu Mediator yang handal. Khususnya dalam hubungan
perilaku guna mencapai tujuan peningkatan ke dalam, terutama menangani situasi konflik, (5)
prestasi kerja dirinya. Pimpinan selaku integrator efektif, resional,
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut objektif, dan netral.
diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa Di lihat dari segi efektif dan tidak efektif
keberhasilan pimpinan diperlukan pengetahuan dan kepala sekolah sebagai pimpinan menurut Drs. E.
kemampuan menciptakan situasi dan iklim kerja Mulyasa, dalam bukunya yang berjudul
yang kondusif, sehingga menimbulkan motivasi Manajemen Berbasis Sekolah, di kemukakan
pada guru. Selain memotivasi juga harus mampu bahwa kepala sekolah sebagai pimpinan memiliki
memberikan suri tauladan atau contoh yang baik beberapa gaya, diantaranya : 1) Gaya Efektif
kepada bawahan, guna menumbuh kembangkan (Executif, Developer, Benevolent Authocrat,
prestasi kerja bawahannya. Birokrat) dan 2) Gaya yang tidak efektif
Pengawasan pimpinan yang dilakukan di (Compromiser, Missionary, Autocrat, Deserter).
SMA Negeri 2 Pematangsiantar TA. 2018/2019, Motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai
masih banyak ditemukan hambatan yang yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal
menimbulkan masalah dengan berbagai yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Sikap
pengaruhnya dalam rangka menerapkan prinsip- dan nilai tersebut merupakan suatu yang invisible
prinsip motivasi, guna meningkatkan prestasi kerja yang memberikan kekuatan untuk mendorong
guru seperti disiplin pegawai, dedikasi, loyalitas, individu bertingkah laku dalam mencapai tujuan,
dan lain-lainnya. (Hadari, 2005).
Beberapa ahli mengemukakan teori motivasi
Masalah diantaranya : 1) Teori Kebutuhan dari Maslow
Apakah terdapat Pengaruh Pengawasan (Hierarchy of Need Theory); 2) Teori Motivasi
Pimpinan Dan Motivasi Terhadap Kinerja Guru di Dua Faktor dari Herzberg (the two Factors
SMA Negeri 2 Pematangsiantar TA. 2018/2019?. Theory); 3) Theory X and Theory Y” dari Douglas

28
Mc Gregor; 4) Teory ERG (Existence, Relatedness, aktualisasi kompetensi guru dalam merealisasikan
Growth) dari Aldefer; 5) Teori Insting; 6) Teori tugas profesinya.
Drive; dan 7) Teori Lapangan. Kemampuan (ability), keterampilan (skill),
Armstrong dan Baron dalam Wibowo dan motivasi (motivation) akan memberikan
(2007:2) menyampaikan bahwa : “Kinerja kontribusi positif terhadap kualitas kinerja personil
(performance) adalah tentang melakukan pekerjaan apabila disertai dengan upaya (effort) yang
dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. dilakukan untuk mewujudkannya. Upaya yang
Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang dilakukan suatu organisasi akan berdampak positif
mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis terhadap peningkatan kualitas kinerja organisasi
organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan sehingga mendukung pencapaian tujuan yang telah
kontribusi ekonomi”. ditetapkan, (Mulyasa, 2009).
Menurut Siswanto Bejo (2005:195) prestasi Menurut Sri Esti, (2006), bahwa tinggi
kerja adalah : Hasil kerja yang dicapai oleh rendahnya kinerja pada dasarnya dapat diukur
seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dengan menggunakan : Kualitas; Kemampuan;
dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Pada Inisiatif; Komunikasi dan Ketepatan waktu.
umumnya prestasi kerja seorang tenaga kerja Menurut Undang- Undang RI nomor 14 tahun
antara lain dipengaruhi oleh kecakapan, 2005 tentang Guru dan Dosen, pada bab 1 pasal 1
keterampilan, pengalaman, kesanggupan tenaga disebutkan bahwa : “Guru adalah pendidik
kerja yang bersangkutan. professional dengan tugas utama mendidik,
Sedangkan menurut Mangkunegara (2005 : mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
67), kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh pendidikan usia dini jalur pendidikan formal,
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan Berdasarkan hasil penelitian Mc. Clelland,
kepadanya. Edward Murray, Miller dan Gordon W. yang
Tabrani (2000), secara khusus mendefinisikan dikutif Mangkunegara (2005 : 104), menyimpulkan
kinerja guru sebagai seperangkat perilaku nyata ada hubungan yang positif antara motivasi
yang ditunjukkan guru pada waktu dia memberikan berprestasi dengan pencapaian kinerja/prestasi
pembelajaran kepada siswa. kerja. Artinya pimpinan, manajer, dan pegawai
Kinerja guru bila mengacu pada pengertian mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan
Mangkunegara bahwa tugas yang dihadapi oleh mencapai prestasi yang tinggi, dan sebaliknya
seorang guru meliputi : membuat program mereka yang kinerjanya rendah dikarenakan
pengajaran, memilih metode dan media yang motivasi kerjanya rendah.
sesuai untuk penyampaian, melakukan evaluasi,
dan melakukan tindak lanjut dengan pengayaan Metode Penelitian
dan remedial. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif
Menurut Undang- Undang RI nomor 14 tahun kuantitatif. Populasi sekaligus sampel dalam
2005 tentang Guru dan Dosen, pada bab 1 pasal 1 penelitian ini adalah seluruh guru SMA Ngeri 2
disebutkan bahwa :“Guru adalah pendidik Pematangsiantar TA. 2018/2019, yang berjumlah
professional dengan tugas utama mendidik, 62 (Enampuluh Dua) orang termasuk Kepala
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, Sekolah dan guru Honor, yang disebut dengan
menilai dan mengevaluasi peserta didik pada teknik sampling.
pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, Data yang diperoleh dikumpulkan melalui :
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.” Penyebaran Kuesioner dan Observasi. Uji
Selanjutnya pada Undang-Undang tersebut yangakan dilakukan sebelum mengolah data adalah
dijelaskan bahwa : Professional adalah pekerjaan uji Validitas dan uji Reliabilitas (keandalan). Uji
atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan linieritas digunakan untuk mengetahui apakah
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang variabel (X) dan variabel terikat (Y) mempunyai
memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta hubungan linier atau tidak. Uji multikolinearitas
memerlukan pendidikan profesi. merupakan uji asumsi klasik yang mengukur
Guru merupakan ujung tombak pelaksana tingkat asosiasi (keeratan) hubungan/pengaruh
pendidikan. Keberhasilan guru dalam antar variabel bebas. Variabel bebas mengalami
melaksanakan tugasnya merupakan cerminan dari multikolinearitas jika 𝛼 hitung < 𝛼 dan
kinerja guru, dan hal tersebut terlihat dari VIFhitung > VIF. Dalam persamaan regresi
berganda perlu juga diuji mengenai sama atau

29
tidak varians dari residual observasi yang satu berikut : Y = 24,643 + 0,731X1 Nilai koefisien
dengan yang lain dengan menggunkan uji asumsi variabel X1 sebesar 0,731 berarti apabila
heteroskedastisitas. Dan uji hipotesis dengan Pengawasan Pimpinan (X1) ditingkatkan satu
melakukan Analisis Bivariat dan Analisis satuan maka nilai Kinerja Guru (Y) akan
Multivariat. meningkat 0,731. Kesimpulannya adalah terdapat
pengaruh positif dan signifikan Pengawasan
Pembahasan Pimpinan terhadap Kinerja Guru SMA Negeri 2
Variabel pengawasan kepemimpinan Pematangsiantar.
menunjukkan hasil yang signifikan, dan Uji Hipotesis 2 menunjukkan Koefisien
menunjukkan bahwa r hitung > r tabel. Sehingga korelasi (rx2y) menunjukkan hasil positif
dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan sebesar 0,892 yang berarti hubungan antara
pengawasan kepemimpinan dinyatakan valid. variabel Motivasi dengan Kinerja Guru adalah
Variabel kinerja guru menunjukkan hasil yang positif. Koefisien determinasi (r2x2y) sebesar
signifikan, dan menunjukkan bahwa r hitung > r 0,795 menunjukkan bahwa Pengawasan
tabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua Pimpinan memiliki kontribusi pengaruh
item pertanyaan kinerja guru dinyatakan valid. terhadap Kinerja Guru sebesar 79,50 %.
Hasil uji reliabilitas tersebut menunjukkan Pengujian Signifikansi Regresi Sederhana dengan
bahwa semua variabel mempunyai koefisien Alpha uji t Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai
yang cukup besar yaitu diatas 0,60 sehingga dapat signifikansi t untuk variabel Motivasi thitung
dikatakan semua konsep pengukur masing- sebesar 15,268 lebih besar dari ttabel sebesar
masing variabel dari kuesioner adalah reliabel 1,671 yang berarti pengaruh Motivasi (X 2)
sehingga untuk selanjutnya item-item pada terhadap Kinerja Guru (Y) adalah signifikan.
masing-masing konsep variabel tersebut layak Persamaan Garis Regresi Linier Sederhana
digunakan sebagai alat ukur. Besarnya harga koefisien Pengawasan Pimpinan
Uji Prasyarat Analisis yang dilakukan melalui sebesar 1,491 dan bilangan konstanta sebesar
uji linieritas baik X1 ke Y maupun X2 ke Y 14,812, berdasarkan angka tersebut maka
menunjukkan hasil yang linier. Uji disusun persamaan satu prediktor sebagai berikut :
Multikolinearitas menunjukkan Nilai Y = 14,812 + 1,491X1 Nilai koefisien variabel X1
Tolerancehitung masing-masing variabel lebih besar sebesar 1,491 berarti apabila Motivasi (X2)
dari 0,10 dan nilai VIFhitung lebih kecil dari 10. ditingkatkan satu satuan maka nilai Kinerja Guru
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (Y) akan meningkat 1,491. Kesimpulannya adalah
tidak terjadi multikolinearitas antar variabel terdapat pengaruh positif dan signifikan Motivasi
bebas dalam pelitian. Uji Heteroskedastisitas terhadap Kinerja Guru SMK Negeri 1
menunjukkan titik-titik menyebar di atas dan Pematangsiantar.
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat Uji Hipotesis 3 menunjukkan koefisien
disimpulkan data penelitian ini tidak terjadi korelasi (Ry(1,2)) menunjukkan hasil positif
heteroskedastisitas. sebesar 0,938 yang berarti hubungan variabel
Uji hipotesis pertama ini menggunakan Pengawasan Pimpinan dan Motivasi secara
regresi sederhana menunjukkan Koefisien bersama-sama dengan variabel Kinerja Guru
korelasi (rx1y) menunjukkan hasil positif sebesar adalah positif. Koefisien determinasi menunjukkan
0,675 yang berarti hubungan antara variabel tingkat ketepatan garis regresi. Garis regresi
Pengawasan Pimpinan dengan Kinerja Guru digunakan untuk menjelaskan proporsi dari ragam
adalah positif. Koefisien determinasi (r2x1y) Kinerja Guru (Y) yang diterangkan oleh
sebesar 0,456 menunjukkan bahwa Pengawasan variabel independennya. Berdasarkan hasil
Pimpinan memiliki kontribusi pengaruh analisis data dengan menggunakan program
terhadap Kinerja Guru sebesar 45,60 %. SPSS versi 17.0 For Windows, menunjukkan
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai (R2y(1,2)) sebesar 0,880. Nilai tersebut berarti
signifikansi t untuk variabel Pengawasan 88,00% perubahan pada variabel Kinerja Guru
Pimpinan thitung sebesar 7,085 lebih besar dari ttabel (Y) dipengaruhi oleh Pengawasan Pimpinan (X1)
sebesar 1,671 yang berarti pengaruh Pengawasan dan Motivasi (X2), sedangkan 12,00%
Pimpinan (X1) terhadap Kinerja Guru (Y) adalah dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti
signifikan. Besarnya harga koefisien Pengawasan dalam penelitian ini. Pengujian signifikan regresi
Pimpinan sebesar 0,731 dan bilangan konstanta ganda dengan uji F Pengujian signifikansi
sebesar 24,643, berdasarkan angka tersebut bertujuan untuk mengetahui signifikansi
maka disusun persamaan satu prediktor sebagai pengaruh Pengawasan Pimpinan (X1) dan Motivasi

30
(X2) secara bersama-sama terhadap Kinerja Guru Motivasi maka Kinerja Guru akan
(Y). Berdasarkan hasil uji F diperoleh nilai Fhitung semakin baik pula.
sebesar 216,172. Jika dibandingkan dengan nilai 3. Pengawasan Pimpinan dan Motivasi secara
Ftabel sebesar 3,15 pada taraf signifikansi 5%, maka bersama-sama berpengaruh positif dan
nilai Fhitung > Ftabel sehingga terdapat pengaruh signifikan terhadap Kinerja Guru SMA
positif dan signifikan antara Pengawasan Pimpinan Negeri 2 Pematangsiantar TA. 2018 / 2019.
(X1) dan Motivasi (X2) secara bersama-sama Hal ini ditunjukkan dengan harga Rhitung
terhap Kinerja Guru (Y) SMA Negeri 2 0,938, Fhitung 216,172, dan R2 sebesar 0,880
Pematangsiantar Tahun Ajaran 2018/2019. yang berarti bahwa variasi naik atau
Persamaan garis regresi dua prediktor Besarnya turunnya nilai Kinerja Guru dipengaruhi oleh
harga koefisien Lingkungan Sekolah sebesar variabel Pengawasan Pimpinan dan Motivasi
0,433; Kebiasaan Belajar sebesar 0,265 dan sebesar 88,0% dan selebihnya sebesar 12,0%
bilangan konstanta sebesar 38,397, berdasarkan dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
angka tersebut maka disusun persamaan satu diteliti. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
prediktor sebagai berikut : Y = 4,283 + 0,815 X 1 + baik Pengawasan Pimpinan dan semakin
0,538 X2 Persamaan tersebut menunjukkan tinggi Motivasi maka Kinerja Guru akan
bahwa nilai koefisien X1 sebesar 0,815 yang semakin baik pula.
berarti apabila nilai Pengawasan Pimpinan (X1)
meningkat satu satuan maka nilai Kinerja Guru (Y) Daftar Pustaka
akan meningkat sebesar 0,815 satuan dengan Allison, M & Hartley, J, (2000), “The Role Of
asumsi X2 tetap. Koefisien X2 sebesar 0,538 yang Leadership of in the Moderenisasi and
berarti apabila nilai Motivasi (X2) meningkat Improfment of Public Service”, Public Money
satu satuan maka pertambahan nilai pada Kinerja And Management, April-June
Guru (Y) sebesar 0,538 satuan dengan asumsi X 1 Ambar Teguh Sulistiani Rosidah, (2009),
tetap. Kesimpulannya bahwa Pengawasan Manajemen Sumber Daya Manusia,
Pimpinan dan Motivasi secara bersama-sama Yogyakarta: Graha Ilmu.
berpengaruh positif dan signifikan terhadap A Tabrani R, (2000), Upaya Meningkatkan Budaya
Kinerja Guru SMA Negeri 2 Pematangsiantar. Kinerja Guru, Cianjur: CV Dinamika Karya.
Danim, Sudarwan, (2004), Motivasi
Kesimpulan Kepemimpinan & Efektivitas Kelompok,
1. Pengawasan Pimpinan berpengaruh positif Jakarta: Rineka Cipta.
dan signifikan terhadap Kinerja Guru SMA E. Mulyasa, (2009), Menjadi Kepala Sekolah
Negeri 2 Pematangsiantar TA. 2018 / 2019. Profesional, Bandung: PT Remaja
Hal ini ditunjukkan dengan harga rx1y Rosdakarya.
0,675 thitung 7,085, dan r2x1y sebesar 0,456 Fathoni Abdurrahmat, (2006), Organisasi dan
yang berarti bahwa variasi naik atau Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta :
turunnya nilai Kinerja Guru dipengaruhi PT Rineka Cipta.
oleh variabel Pengawasan Pimpinan sebesar Gunz, H.P & Gunz, S.P, (2004),
45,6% dan selebihnya sebesar 54,4% “Professional/Organizacional Commitment
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak and Job Satisfaction for Employed Lawyer”,
diteliti. Hal ini menunjukkan bahwa Human Relations, Vol. 47, p. 801-807
semakin baik Pengawasan Pimpinan maka Gomez Meija, D.B. Balkin dan R.L. Cardy, (2001)
Kinerja Guru akan semakin baik pula. Manajing Human Resources, USA: Prentice
2. Motivasi berpengaruh positif dan signifikan Hall.
terhadap Kinerja Guru SMA Negeri 2 Husen, Umar, (2004), Riset Sumber Daya
Pematangsiantar TA. 2018 / 2019. Hal ini Manusia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
ditunjukkan dengan harga rx2y 0,892 thitung Istijanto, (2005), Riset Sumber Daya Manusia,
15,268, dan r2x2y sebesar 0,795 yang berarti Yogyakarta : STIE YPKN
bahwa variasi naik atau turunnya nilai Jurkeiwicz, Massey, (2001), “Motivation in Public
Kinerja Guru dipengaruhi oleh variabel and Private Organization: A Comparative
Motivasi sebesar 79,5% dan selebihnya Study”, Public Productivity and Management
sebesar 20,5% dipengaruhi oleh variabel Review, Vol. 21, No. 3, March
lain yang tidak diteliti. Hal ini Kaspinor, (2004), Implikasi Penerapan Good
menunjukkan bahwa semakin tinggi Governance Dalam Pelayanan Administarsi
Publik , Bandung, PT Remaja Rosdakarya

31
Mangkunegara, Anwar Prabu, (2005), Manajemen
Sumber Daya Manusia, Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Miftah Toha, (2003), Kepemimpinan dalam
Manajemen, Jakarta: PT Raja Grapindo.
Mulyasa, E. 2007. Standar Kompetensi dan
Sertifikasi Guru, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Nawawi, Hadari, (2005), Manajemen Sumber
Daya Manusia, Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Peraturan Pemerintah RI, (2005), Standar
Nasional Pendidikan, Jakarta : CV Eko Jaya.
Rahman at all, (2006), Peran Strategis Kepala
Sekolah dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan, Jatinangor: Alqaprint.
Sedarmayanti, (2009), Sumber Daya Manusia dan
Produktivitas Kerja, Bandung: CV Mandar
Maju.
Siagian, Sondang P. (2002), Kiat Meningkatkan
Produktivitas Kerja, Jakarta: Rineka Jaya
Siswanto, Bedjo, (2005), Manajemen Tenaga
Kerja, Bandung: Sinar Baru.
Sujana, (2005), Metode Statistika, bandung : CV
Tarsito.
…..,(2004), Manajemen Program Pendidikan,
Bandung: Falah Production.
Sukardi, (2007), Metodologi Penelitian
Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Timple, Dale A, (2000), Seri Kepemimpinan
Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta:
PT Elex Media Komputindo.
Usman, Husaini, (2006), Manajemen Teori,
Praktek dan Riset Pendidikan, Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Wahjosumijo, (2002), Kepemimpinan Kepala
Sekolah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Winardi, J. (2001), Pemotivasian dalam
Manajemen, Jakarta: PT Raja Grapindo
Persada.
Wuryani Djiwandono, Sri Esti, 2006. Psikologi
Pendidikan, Jakarta: Grasindo, Wibowo,
(2007), Manajemen Kinerja, Jakarta: PT Raja
Grapindo Persada.
Yulk Garry, (2005), Kepemimpinan dalam
Organisasi, Jakarta: PT Yudeks.

32
Pengaruh Suasana Kerja Terhadap Prestasi Kerja Dosen Dan Pegawai
di Sekolah Tinggi Diakones HKBP Balige

Rosmauli Hutahaean1, Antonius Gultom2.

Dosen Tetap Sekolah Tinggi Diakones HKBP Balige (https://www.stdhkbp.ac.id)


Jl. Gereja No. 17 Kapernaum Balige-Tobasa 22314 Sumut Indonesia. Telp/Fax : 0632-322903
E-mail : pdhkbp@fastermail.com

Dosen Tetap Program Studi Pendidikan Ekonomi


Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen
Jl. Sutomo No. 4A Medan, Telp. (061) 4522922, 4565635 Fax. (061) 4571426
Email : antoniusgultom99@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Kualitas suasana kerja dosen dan pegawai di Sekolah
Tinggi Diakones HKBP Balige; (2) Kualitas prestasi kerja dosen dan pegawai di Sekolah Tinggi
Diakones HKBP Balige; (3) Pengaruh antara suasana kerja terhadap prestasi kerja dosen dan pegawai di
Sekolah Tinggi Diakones HKBP Balige. Disain penelitian dengan menggunakan metode analisis
kuantitatif. Peneliti menggunakan dua jenis variabel, yaitu: variabel bebas (variabel X = Suasana Kerja)
dan variabel terikat (variabel Y = Prestasi Kerja). Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan
penyebaran kuesioner dan observasi. Uji Validitas instrumen digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner dan untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan koefisien reliability Alpha
Cronbach.Teknik analisis atau pengolahan data menggunakan perhitungan: uji korelasi, uji regresi, uji
hipotesis (uji t). Hasil penelitian menunjukkan : (1) Besar hubungan antar variabel Suasana Kerja (X)
dengan Prestasi Kerja Dosen dan Pegawai (Y) adalah 0.797 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000.
Ternyata variabel X dengan Y memiliki nilai signifikansi di bawah 0.05. Hal ini menunjukkan korelasi
(hubungan) yang kuat antara Suasana Kerja dengan Prestasi Kerja Dosen dan Pegawai di Sekolah Tinggi
Diakones HKBP Balige. Nilai R Square (R Kuadrat/KP) sebesar 0.635. Hal itu berarti persentase
hubungan antara X sama dengan Y adalah sebesar 63.5%. Persamaan regresi menunjukkan Y = 10.088 +
0.789 X artinya H0 ditolak atau terdapat pengaruh yang positif antara variabel Suasana Kerja terhadap
Prestasi Kerja Dosen dan Pegawai di Sekolah Tinggi Diakones HKBP Balige.

Kata Kunci : Suasana Kerja dan Prestasi Kerja

Pendahuluan meminimalisirkan berbagai kekurangan yang


Sekolah Tinggi Diakones HKBP sebagai salah dimilikinya. Sehingga pada akhirnya manajemen
satu perguruan tinggi teologi di Indonesia SDM perguruan tinggi mampu menampilkan
berkomitmen untuk mewujudkan mutu pendidikan profil dosen profesional sesuai dengan amanah
tinggi Diakones HKBP diselenggarakan secara yang dipikulnya, mengemban Tri Dharma
terencana dan memiliki indikator mutu yang Perguruan tinggi. Dosen bukan saja sekedar
terukur dan akuntabel. pandai dalam menyampaikan materi perkuliahan,
Untuk mewujudkan hal tersebut sudah tentu namun mereka juga dituntut untuk profesional
membutuhkan sumber daya manusia (human melakukan penelitian-penelitian (research) ilmiah
resource) adalah the people who are ready dan cerdas dalam pengabdian kepada
willing, and able to contribute to masyarakat.
organizational goals. Sudah barang tentu, yang Bila salah satu instrumen tridharma perguruan
dimaksud dengan organizationl goals disini tinggi tersebut diabaikan dosen, misalnya dosen
bukan hanya untuk pengelolaan sumber daya dan perguruan tingginya semata-mata
manusia yang ada di dunia industri, politik, menyelenggarakan fungsi pendidikan dan
pemerintah, melainkan juga untuk perguruan pengajaran secara rutin dan mengabaikan fungsi
tinggi, baik secara scientific maupun cultural lainnya, maka dosen dan perguruan tingginya
yang dikenal dengan konsep manajemen SDM tidak akan memiliki gairah sebagai suatu
perguruan tinggi. lembaga penyelenggara pendidikan profesional
Eksistensi manajemen SDM perguruan dan pada gilirannya akan berdampak pada
tinggi menjadi challenge sekaligus kebutuhan budaya kerja dosen dan perguruan tinggi yang
perguruan tinggi dan stakeholdernya. Dimana rendah.
manajemen SDM perguruan tinggi tentu lebih Dengan bekerja, terjadi integrasi antara pelaku
menfokuskan pekerjaannya dalam hal mengurus dan kegiatannya sehingga dapat diharapkan
(memenej) segenap potensi dosen maupun terjadinya bekerja dengan hati di mana bekerja
33
tidak mengenal batasan waktu dan tempat. Mereka lembaga pendidikan dan lembaga riset adalah suatu
bekerja sepanjang waktu secara konsisten di keharusan.
bidangnya, karena untuk menemu-kenali suatu Sumber daya manusia merupakan salah satu
fenomena ilmiah memerlukan suatu kerja keras faktor yang sangat penting untuk mencapai tujuan
dalam waktu sangat lama. Demikian juga untuk tersebut. Seiring dengan perkembangan zaman dan
memperoleh suatu inovasi memerlukan upaya yang perputaran waktu, jumlah sumber daya manusia
sangat intensif dalam waktu yang panjang. yang berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan
Sebaliknya, apabila seseorang menggunakan pekerjaan semakin dibutuhkan. Oleh karena itu
metode instan dalam bekerja atau melakukan sumber daya manusia perlu dikembangkan.
pekerjaan, tidak akan ada hasilnya. Kalaupun ada, Pemberdayaan sumber daya manusia yang
tidaklah signifikan, atau bahkan justru dimiliki organisasi diarahkan untuk mencapai
menyuburkan plagiarisme, pencurian hak cipta, prestasi kerja yang tinggi. Untuk pencapaian
tindakan yang koruptif, dan tindakan negatif prestasi kerja dosen dan pegawai yang tinggi,
lainnya. Memang untuk bekerja secara instan kita seluruh faktor yang mendukung hal tersebut perlu
tidak perlu menggunakan hati, bahkan mendapat perhatian. Hal itu disebabkan kinerja
bertentangan dengan hati nurani. universitas secara keseluruhan terletak pada tinggi
Terbentuknya budaya kerja dengan hati dapat atau rendahnya prestasi kerja dari masing-masing
melalui pembentukan suasana lingkungan kerja individu dosen dan pegawai. Dengam demikian,
yang mendukung. Perguruan tinggi dan lembaga SDM merupakan kunci utama. Hal itu semakin
riset serta pusat teknologi merupakan tempat yang dirasakan penting jika universitas memiliki
tepat untuk melahirkan para ilmuwan terkemuka kegiatan dalam bidang tersebut, di mana kunci
dan inventor maupun inovator terkemuka. Tempat- utamanya adalah pelayanan. Pelayanan yang baik
tempat tersebut, jika dikelola secara tepat, mampu membutuhkan kesigapan dari SDM yang ada
memberikan suasana akademik, ilmiah, dana dalam lembaga tersebut.
inovatif yang kondusif bagi para individu maupun Salah satu faktor yang dapat meningkatkan
kelompok kerja yang ada di dalamnya. prestasi kerja adalah suasana kerja yang kondusif,
Keunggulan perguruan tinggi maupun lembaga khususnya hubungan kerja antara dosen dan
riset serta pusat teknologi tingkat dunia adalah pegawai yang satu dengan dosen dan pegawai yang
kemampuannya memberikan suasana akademik- lain dan hubungan dosen dan pegawai dengan
ilmiah-inovatif yang kondusif sehingga muncullah pimpinan, diarahkan agar terwujudnya kerjasama
berbagai inovasi dan temuan ilmiah yang dan prestasi kerja yang tinggi. Suasana kerja yang
mendunia. kondusif perlu dipelihara dengan baik, karena
Tata kelola dan otonomi salah satu prasyarat apabila suasana kerja tidak mendukung maka
untuk dapat menciptakan suasana yang kondusif dosen dan pegawai akan merasa tidak betah atau
tersebut adalah bahwa perguruan tinggi/lembaga merasa terhambat dalam bekerja yang akan
riset/pusat teknologi harus otonom dengan mengakibatkan selain melambatkan pelaksanaan
akuntabilitas kepada publik. Tanpa ada otonomi, tugas juga akan menimbulkan akibat-akibat yang
lembaga-lembaga tersebut akan mandul dan pasif, buruk terhadap universitas, yang dalam ruang
yang justru menghambat berkembangnya ilmu lingkup yang lebih besar akan menurunkan prestasi
pengetahuan dan teknologi serta inovasi baru. kerja dosen dan pegawai.
Lembaga tersebut akan menjadi satuan Suasana kerja juga ditunjukkan oleh adanya
administratif yang tidak mungkin mampu kerjasama di antara para dosen dan pegawai.
menumbuhkan suasana akademik-ilmiah-inovatif Kerjasama yang baik perlu dibina baik secara
yang kondusif. individu maupun dalam kelompok. Sebab tanpa
Indonesia yang sangat kaya akan sumber daya kerjasama yang baik di antara para pegawai maka
alam akan berdaya saing global yang tinggi prestasi kerja akan menurun. Selain itu, dalam
seandainya seluruh sumber daya manusianya pencapaian tujuan organisasi mutlak diperlukan
bekerja dengan hati dan mencintai pekerjaannya kerjasama di antara para pegawai dikarenakan
secara konsisten. Penyiapan sumber daya manusia setiap pekerjaan dibutuhkan lebih dari satu orang
tersebut seyogianya dilakukan oleh lembaga- dalam penyelesaiannya.
lembaga yang ditata kelola secara otonom dan Upaya untuk meningkatkan prestasi kerja
bertanggung jawab kepada publik. Perguruan dosen dan pegawai adalah dengan memelihara
tinggi termasuk dosen dan pegawai berperan suasana kerja yang kondusif sehingga dosen dan
sebagai fasilitator dan pemberdaya. Otonomi bagi pegawai dapat bekerjasama dalam dalam aktivitas
utamanya sesuai bidangnya masing-masing.

34
Kredibilitas dan keahlian pimpinan jika tidak sekaligus menekan sikap ego yang berlebihan
didukung dengan prestasi kerja masing-masing dengan melakukan pendekatan-pendekatan khusus
individu dosen dan pegawai dan kerjasama di bagi dosen dan pegawai bersangkutan.
antara para dosen dan pegawai, maka organisasi
akan lambat berkembang, begitu juga sebaliknya, Masalah
kepemimpinan yang baik jika didukung oleh Bagaimana pengaruh suasana kerja terhadap
prestasi kerja yang tinggi dari para dosen dan prestasi kerja dosen dan pegawai di Sekolah Tinggi
pegawai yang ditunjukkan oleh kerjasama yang Diakones HKBP Balige?
solid maka lembaga akan cepat berkembang,
karena seluruh target dan rencana universitas dapat Teori
tercapai secara optimal. Hasil penelitian Litwin dan stringer
Berdasarkan pengamatan penulis, ada (Donoghue, 2000:56-59) menyimpulkan suasana
beberapa fenomena yang menyebabkan prestasi kerja dalam lingkungan instansi yang otoriter,
kerja dosen dan pegawai Sekolah Tinggi Diakones dimana pengambilan keputusan dilakukan secara
HKBP Balige, khususnya pada suasana kerja yang terpusat (sentralisasi) dan perilaku pekerja diatur
kurang optimal baik secara individu maupun secara melalui prosedur yang baku, bukan hanya
kolektif. Misalnya, adanya kebiasaan-kebiasaan mengakibatkan rendahnya prestasi kerja dan
buruk seperti menunda-nunda pekerjaan meskipun kreatifitas maupun tidak tercapainya sikap positif
dosen dan pegawai yang bersangkutan memiliki terhadap kelompok kerja. Sedangkan di lingkungan
pengetahuan dan ketrampilan kerja yang baik, instansi yang terjadi kerjasama yang solid, dimana
cakap, berbakat dan berkompeten dalam bidang terdapat hubungan interpersonal yang baik diantara
pekerjaannya. Hal ini umumnya terjadi karena para pekerja, menghasilkan tingkat prestasi kerja
kurangnya pemahaman dosen dan pegawai tentang dan kepuasan kerja yang tinggi dan tumbuhnya
pentingnya suasana kerja, persepsi yang salah sikap positif terhadap kelompok kerja.
tentang pengukuran prestasi kerja individu dan Hasil penelitian Frederickson (dalam Siagian,
sikap ego yang berlebihan. Meskipun tidak semua 2006:98) memperlihatkan bahwa kerjasama
dosen dan pegawai memiliki kebiasaan buruk sebagai hasil dari suasana kerja yang kondusif
tersebut, namun efeknya sangat menghambat mampu menumbuhkan komunikasi terbuka, sikap
peningkatan prestasi kerja secara kolektif. Kondisi saling mendukung di antara pekerja, pengambilan
ini mengindikasikan pentingnya peningkatan keputusan yang tidak terpusat (desentralisasi), pada
kompetensi khususnya pengetahuan / pemahaman umumnya akan meningkatkan prestasi kerja dan
tentang pengaruh suasana kerja. produktivitas kerja, menurunkan biaya produksi,
Fenomena lainnya adalah kebiasaan buruk dan mempersingkat waktu pekerjaan.
yang sering dilakukan dosen dan pegawai seperti Suasana kerja dosen dan pegawai di
datang terlambat, jadwal makan siang yang relatif perguruan tinggi dipengaruhi berbagai hal dan
lama, tidak adanya kepastian apakah dosen dan sangat beragam, bekerja melayani mahasiswa
pegawai yang bersangkutan masih kembali atau dan stakeholders perguruan tinggi lainnya. Araro
tidak sebelum jam pulang resmi. Akibatnya, bisa (1987:21) merekomendasikan dosen dan pegawai
saja mahasiswa yang hadir merasa di kecewakan. bekerja mendahulukan kepentingan mahasiswanya.
Perilaku dosen dan pegawai tersebut pada Itikad dan tanggungjawab ini merupakan wawasan,
prinsipnya terjadi karena lemahnya kebijakan sikap dan nilai kepribadian yang disyaratkan bagi
universitas tentang larangan melakukan aktifitas seorang dosen dan pegawai yang professional.
lain saat jam kerja. Juga kurang jelasnya Hal ini dapat dilihat dari penampilan
pembagian tugas yang jelas jika dosen dan suasana kerjanya:
pegawai berhalangan atau tidak ada di tempat. 1. Berminat menjadi dosen dan pegawai
Menyadari hal tersebut di atas, Sekolah karena menghargai pekerjaan mendidik, dan
Tinggi Diakones HKBP Balige, khususnya pada mengajar.
dosen dan pegawai, terhitung mulai semester ganjil 2. Menjadi dosen dan pegawai atas kemauan
tahun ajaran 2018/2019 telah mengadakan sendiri.
berbagai upaya untuk meningkatkan prestasi kerja 3. Kepuasaan kerja menjadi dosen dan
dosen dan pegawai. Dalam bidang kompetensi pegawai bukan semata-mata karena
diantaranya yang dianggap paling urgen adalah financial, melainkan memperoleh hasil kerja
melakukan kursus dan pelatihan reguler untuk yang baik, pergaulan dengan mahasiswa
meningkatkan pemahaman dosen dan pegawai dan stakeholders perguruan tinggi lainnya
tentang pentingnya suasana kerja yang kondusif, berjalan dengan baik.

35
Penampilan perilaku suasana kerja dosen atau kegiatan baru, dan 4) rancang bangun institusi
dan pegawai di perguruan tinggi terhadap dan tugas pekerjaan.
pekerjaan sebagai pendidik dan pengajar akan Pendekatan Budaya Kerja Dosen Profesional
nampak dalam budaya kerja yang 1. Menjunjung tinggi nilai-nilai ilmiah, etika,
ditampilkannya saat bekerja. Misalnya dari estetika, prinsip kebenaran dan kejujuran
“belief” bahwa kerja adalah ibadah, lahir ilmiah, sehingga tidak terjadi illegal teaching;
penampilan perilaku suasana kerja plagiat intelektual.
“enthusiastic”, bersemangat terhadap pekerjaan 2. Menjaga standar professional dan standar
yang sedang dilaksanakannya. Dosen dan ilmiah yang tinggi secara berkelanjutan
pegawai bekerja antusias ditampilkan dengan setingkat dengan universitas kelas dunia.
bekerja penuh semangat, rajin dan 3. Tidak melakukan diskriminasi dalam
bertanggungjawab. pelaksanaan kegiatan akademik.
Nitisemito (2002:131) adalah: “Suasana kerja 4. Menciptakan lingkungan belajar mengajar
adalah suatu keadaaan yang terdapat dalam yang berkualitas dan bertaraf internasional.
struktur dan proses kegiatan instansi yang 5. Mengembangkan dan menerapkan iptek
mencerminkan rasa kepuasan pada para pelaksana yang bermanfaat bagi kesejahteraan bangsa
atau pegawai yang bersifat menunjang ke arah dan seluruh umat manusia.
pencapaian cita-cita yang diinginkan oleh instansi 6. Menghormati hukum dan hak azasi
secara keseluruhan maupun oleh pelaksana atau manusia maupun tidak merusak lingkungan
pegawai instansi.” hidup dengan sewenang-wenang.
Sarwoto (2001:144): “Suasana kerja yang 7. Mampu menciptakan inovasi yang
baik dihasilkan terutama dalam instansi yang bermanfaat bagi masyarakat dan bertaraf
tersusun baik. Instansi yang tidak tersusun secara internasional (Kusumatasto, 2008;1-3).
baik banyak menimbulkan suasana kerja yang Antonius (2016) dosen sebagai miniatur
kurang baik pula.” bentuk masyarakat new pluralism. Suatu resep
Ada tiga faktor yang berpengaruh terhadap yang mantap dan realistis untuk diterapkan
pembentukan suasana kerja, yaitu: karakteristik dalam pembentukan budaya kerja dalam kontek
kerja, karakteristik instansi secara keseluruhan, dan manajemen pendidikan tinggi adalah
karakteristik individu (Handoko, 2006:78). melaksanakan “trial and error” dan analisis
Masih menurut Handoko (2006:80) bahwa mendalam terhadap dosen yang dikelola.
ada 6 (enam) variabel/dimensi yang relevan Semuanya ditentukan oleh situasi total-objektif
dengan performance-related needs anggota yang terdiri dari unsur personal pimpinan
instansi yang dapat digunakan untuk mengukur puncak, dosen dan pegawai, dinamika kerja,
suasana kerja yang ada di instansi, yaitu: (a) kelompok kerja, teknologi yang dipergunakan,
persesuaian, (b) tanggung jawab, (c) standar, (d) daerah asal dosen dan pegawai, latar belakang
imbalan, (e) kejelasan instansi, dan (f) semangat pendidikan, jenis kelamin, bahasa, kehidupan
kerja sama tim”. sosial lainnya. Hal ini berarti bahwa tidak akan ada
Tantangan-tantangan dalam Manajemen SDM dua perguruan tinggi yang dapat dikelola menurut
Perguruan Tinggi, Siagian (2008:25-26) resep yang sama, hal mana disebabkan oleh
menyatakan bahwa salah satu tantangan yang situasi total-obyektif yang berbeda-beda yang
akan dihadapi oleh organisasi atau institusi merupakan resultante dari berbagai vector-
manusia beraktivitas di masa depan termasuk vektor/arah gaya pengaruh masing-masing dosen
diperguruan tinggi adalah untuk menciptakan dan pegawainya.
organisasi atau institusi yang semakin beragam, Mangkunegara (2000:97) mengatakan, bahwa
tetapi sekaligus menuntut manajemen yang istilah prestasi kerja dalam bahasa inggris adalah
semakin efisien, efektif dan produktif. “job performance” atau “actual performance”
Mengelaborasi berbagai tantangan internal yaitu unjuk kerja atau prestasi sesungguhnya yang
perguruan tinggi dalam aktivitas manajemen dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas
SDM perguruan tinggi tidaklah terlalu rumit. sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
Siagian (2008:55) Manajemen Sumber Daya kepadanya.
Manusia Perguruan Tinggi. Pendekatan Budaya Sedermayanti (2000:144) mengemukakan
Kerja Dosen Profesional menyatakan ada beberapa bahwa prestasi kerja individu itu adalah bagaimana
tantangan internal perguruan tinggi dalam seseorang melaksanakan pekerjaannya atau unjuk
manajemen SDM dosen, antara lain; 1) rencana kerja. Dari pengertian ini terlihat prestasi kerja
strategi, 2) anggaran, 3) estimasi lulusan, 4) usaha

36
merupakan perbuatan atau proses yang dapat ini menunjukkan korelasi (hubungan) yang
dinilai oleh orang lain. kuat antara Suasana Kerja dengan Prestasi
Kerja Dosen dan Pegawai.
Metode Penelitian 2. Nilai R Square (R Kuadrat/KP) sebesar 0.635.
Metode penelitian yang digunakan adalah Hal itu berarti persentase hubungan antara X
metode analisis kuantitatif. Metode analisis sama dengan Y adalah sebesar 63.5%.
kuantitatif dilaksanakan dengan menggunakan alat Persamaan regresi Unstandardized
statistik sesuai dengan data yang didapat dari Coeffecient : Y = 10.088 + 0.789 X. Konstanta (a)
responden berdasarkan daftar pertanyaan yang sebesar 10.088 menyatakan bahwa jika tidak ada
diajukan. variabel bebas (Suasana Kerja yang kondusif)
Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua maka Prestasi Kerja Dosen dan Pegawai akan tetap
jenis variabel, yaitu: variabel bebas (variabel X = (konstan) sebesar 10.088 (satuan prestasi kerja
Suasana Kerja) dan variabel terikat (variabel Y = dosen dan pegawai, bisa dalam bentuk pengajaran
Prestasi Kerja). dan bekerja). Koefesien regresi X sebesar 0.789,
Alat yang digunakan dalam penelitian ini menyatakan bahwa jika faktor Suasana Kerja
adalah daftar pertanyaan dan interview guide. diperhatikan maka akan memberikan pengaruh
Yang menjadi dasar dari metode ini adalah self pada Prestasi Kerja Dosen dan Pegawai sebesar
report dari subjeknya, dengan harapan dapat 78.9%.
mengenai sasaran, karena subjek dianggap paling Dari perhitungan uji t diketahui: thitung X =
tahu dirinya. Sedangkan interview guide 8.943. Nilai Sig. = 0.000. Ternyata variabel X
diharapkan sebagai pelengkap dalam analisis. memiliki nilai Sig (probabilitas) di bawah 0.05.
Pengumpulan data dilakukan dengan Maka, Ho ditolak. Hal ini menunjukkan terdapat
melakukan penyebaran kuesioner dan observasi. pengaruh yang positif antara variabel Suasana
Uji Validitas instrumen digunakan untuk Kerja terhadap Prestasi Kerja Dosen dan Pegawai
mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner di Sekolah Tinggi Diakones HKBP Balige.
dan untuk menguji reliabilitas instrumen
digunakan koefisien reliability Alpha Cronbach. Kesimpulan
Teknik analisis atau pengolahan data Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
menggunakan perhitungan: uji korelasi, uji regresi, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
uji hipotesis (uji t). 1. Variabel bebas (Suasana Kerja), memperoleh
nilai rata-rata yang menunjukkan Suasana
Pembahasan Kerja tergolong baik.
Dari uji validitas pertanyaan kuesioner untuk 2. Variabel terikat (Prestasi Kerja), memperoleh
variabel X (Suasana Kerja) di atas, terlihat bahwa nilai rata-rata yang menunjukkan kualitas
semua pertanyaan kuesioner adalah valid, karena Prestasi Kerja tergolong tinggi.
memiliki nilai Sig (probabilitas) di bawah angka 3. Perhitungan korelasi dan regresi terbukti
0.05. bahwa ada pengaruh yang positif dan
Dari uji validitas pertanyaan kuesioner untuk signifikan antara variabel Suasana Kerja
variabel Y (Prestasi Kerja) di atas, terlihat bahwa terhadap Prestasi Kerja Dosen dan Pegawai di
semua pertanyaan kuesioner menunjukkan hal Sekolah Tinggi Diakones HKBP Balige. Hal
yang sama yaitu semuanya valid, karena memiliki ini didukung dengan nilai hasil uji hipotesis
nilai Sig (probabilitas) di bawah angka 0.05. dengan menggunakan Uji t, H0 ditolak,
Dari perhitungan uji reliabilitas pertanyaan dengan demikian variabel bebas dan variabel
diperoleh nilai alpha sebesar 0.797. Dengan terikat benar-benar memiliki pengaruh yang
demikian 0.797 > 0.60. Maka, pertanyaan pada signifikan.
penelitian ini adalah reliabel (jawaban responden
adalah konsisten sehingga dapat dijadikan sebagai Daftar Pustaka
alat ukur dalam mengukur variabel penelitian).
Dari hasil korelasi diperoleh, interpretasinya Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian.
sebagai berikut. Bandung: Rineka Cipta.
1. Besar hubungan antar variabel Suasana Kerja Dessler, Gary. 2004. Manajemen Sumber Daya
(X) dengan Prestasi Kerja Dosen dan Pegawai Manusia, Jilid 1 dan 2. Jakarta: Indeks.
(Y) adalah 0.797 dengan nilai signifikansi Flippo, Edwin B. 2002. Manajemen Personalia.
sebesar 0.000. Ternyata variabel X dengan Y Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
memiliki nilai signifikansi di bawah 0.05. Hal

37
Gibson, James, L.John M, et.al. 2002. Organisasi:
Perilaku, Struktur, Proses, Jilid I,
Diterjemahkan oleh Nunuk Adiarni, Edisi
Kedelapan. Jakarta: Binarupa Aksara.
Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Personalia
dan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta:
BPFE.
Hasibuan, Malayu. S.P. 2003. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Koontz, Harold, O’Donnell, dan Wihrich Heinz.
2002. Manajemen. Edisi Kedelapan. Jakarta:
Erlangga.
Lawlor, Alan. 2003 Manual Peningkatan
Produktivitas. Jakarta: SIUP.
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. 2001.
Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Manullang, M. 2006. Dasar-Dasar Manajemen,
Ghalia Indonesia, Jakarta, 2006.
Nitisemito, Alex S. 2002. Manajemen Suatu Dasar
dan Pengantar. Jakarta: Arena Ilmu.
Notoatmojo, Soekidjo. 2003. Pengembangan
Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka Cipta
Siagian, Siondang P. 2007. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Simanjuntak, Payaman J. & Rivianto J. 2000.
Produktivitas dan Tenaga Kerja Indonesia.
Seri Produktivitas Kerja II, Jakarta: Grasindo.
Sugiyono. 2006. Statistika untuk Penelitian,
Bandung: Alfabeta.
Swastha, Basu. 2002. Pengantar Bisnis Modern.
Yogyakarta: Liberty
Wursanto, I.G. 2002. Manajemen Kepegawaian 2.
Jakarta: Kanisius.

38
Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru
di SMK Negeri 1 Kabanjahe Tahun Ajaran 2018/2019

Susy Alestriani Sibagariang1, Antonius Gultom2

Dosen Tetap Program Studi Pendidikan Ekonomi


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar
Jl. Sangnawaluh No. 4 Pematangsiantar, Telp. (0622) 7550232 Fax. (0622) 7552017

Dosen Tetap Program Studi Pendidikan Ekonomi


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen
Jl. Sutomo No. 4A Medan, Telp. (061) 4522922, 4565635 Fax. (061) 4571426
website : http://www.uhn.ac.id, E-mail : uhn@uhn.ac.id , https://hkbp.or.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja
guru di SMK Negeri 1 Kabanjahe Tahun Ajaran 2018/2019. Penelitian dilakukan dengan memberikan
kuesioner kepada 30 orang guru di SMK Negeri 1 Kabanjahe, yang mana terdapat 20 pertanyaan yang
masing-masing indikator 10 pertanyaan yang berhubungan dengan kepemimpinan dan kinerja. Indikator
yang digunakan dalam penelitian untuk mengukur kepemimpinan adalah konstruktif, kreatif, partisipasif,
kooperatif, delegatif, integratif, rasional dan objektif, pragmatis, keteladanan dan adaptable serta
fleksibel. Sedangkan indikator yang digunakan dalam penelitian untuk mengukur kinerja guru adalah
dorongan untuk bekerja, tanggung jawab terhadap tugas, minat terhadap tugas, penghargaan terhadap
tugas, peluang untuk berkembang, perhatian dari kepala sekolah, hubungan interpersonal dengan
sesama guru, MGMP dan KKG, kelompok diskusi terbimbing serta layanan perpustakaan. Untuk
menganalisa data digunakan metode kuantitatif yaitu dengan korelasi Rank Spearman. Hubungan antara
kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru SMK Negeri 1 Kabanjahe sudah sesuai dengan teori
yang digunakan dan hasil yang diperoleh dengan menggunakan korelasi Rank Spearman (rs) = 0,10, yang
berarti hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru adalah kuat dan positif.
Dalam uji hipotesis H0 ditolak karena rshitung > rstabel atau 8,772 > 1,734, yang berarti bahwa benar ada
hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru dengan tingkat keyakinan 5%. Dari
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah mampu meningkatkan kinerja
guru di SMK Negeri 1 Kabanjahe.

Kata Kunci : Kepemimpinan dan Kinerja.

Pendahuluan pembelajaran aktif, interaktif, kreatif, efektif, dan


Berbicara mengenai kepemimpinan kepala menyenangkan (PAIKEM); dan 3) peningkatan
sekolah, hampir semua kalangan tertarik untuk peran serta masyarakat dalam mendukung program
membahasnya, kenapa? karena kepemimpinan sekolah. Karena itu, kepala sekolah selayaknya
adalah sebuah kemampuan atau kekuatan dalam memiliki kemampuan manajerial yang memadai. Selain
diri seseorang untuk mempengaruhi orang lain sebagai pemimpin, kepala sekolah juga merupakan
dalam hal bekerja, dimana tujuannya adalah untuk manajer, yang dituntut memiliki kemampuan
mencapai target (goal) organisasi yang telah manajerial terkait dengan terwujudnya sekolah
ditentukan, sedangkan kepala sekolah adalah guru efektif. Karena itu, kedudukan kepala sekolah tidak
yang diberikan tugas tambahan untuk memimpin bisa dipegang oleh sembarang orang. Kepala
suatu sekolah yang diselenggarakan proses belajar- sekolah harus memenuhi kompetensi minimal
mengajar atau tempat terjadi interaksi antara guru seperti telah disebutkan sebelumnya.
yang memberi pelajaran dan murid yang menerima Nah, fenomena yang terjadi saat ini, kepala
pelajaran. sekolah tidak lagi demikian. Sesuai dengan
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017
13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah tentang Perubahan atas PP Nomor 74 Tahun 2008
telah ditetapkan bahwa ada 5 (lima) dimensi kompetensi tentang Guru yang menyebutkan ketentuan kepala
yaitu: kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sekolah tidak lagi wajib mengajar untuk
sosial. Kelima kompetensi tersebut harus melekat dalam pemenuhan syarat tunjangan profesi. Beban kerja
pribadi kepala sekolah, agar ia bisa menjadi pemimpin kepala sekolah bukan lagi guru yang mendapat
yang efektif. Dalam kerangka Manajemen Berbasis tugas tambahan. Kepala sekolah tidak lagi ada
Sekolah (MBS), kepala sekolah bertanggungjawab atas beban mengajar.
pelaksanaan: 1) manajemen sekolah; 2)

39
Dalam PP Nomor 19 Tahun 2017 itu memberikan sumbangan yang signifikan tanpa di
disebutkan, beban tugas kepala sekolah meliputi dukung oleh guru yang memiliki kinerja baik,
tugas manajerial, pengembangan kewirausahaan, profesional dan berkualitas. Guru benar-benar di
serta supervisi guru dan tenaga kependidikan. tuntut untuk memiliki kinerja yang tinggi. Dengan
Namun ada pengecualian kepala sekolah tetap bisa kinerja tinggi maka tingkat sumber daya manusia
mengajar apabila di sekolah tersebut memang di Indonesia akan mulai sedikit demi sedikit
kekurangan guru dan tenaga kependidikan. meningkatkan terutama para generasi muda
Sebagaimana tercantum dalam PP Nomor 19 Indonesia. Sehingga terciptalah bangsa yang cerdas
Tahun 2017 yang menjelaskan ketentuan bahwa dan mampu menghadapi tantangan-tantangan masa
guru tidak lagi harus memenuhi kewajiban 24 jam depan. Guru memikul tugas dan tanggung jawab
mengajar melainkan diubah menjadi 40 jam kerja yang tidak ringan.di samping itu dia harus
dalam seminggu yang terdiri dari beberapa tugas membuat pinter anak muridnya secara akal,
selain tatap muka dengan siswa. Ketentuan (mengasah kecerdesan IQ).
tersebut juga berlaku bagi kepala sekolah yang Keberhasilan pendidikan sebagaian besar di
harus memenuhi 40 jam kerja dalam seminggu. tentukan oleh kinerja guru. Baik kinerja guru
Pada kenyataanya, sesuai dengan hasil dalam perencanaan pembelajaran, kinerja guru
observasi yang dilakukan penulis langsung ke dalam pelaksanaan pembelajaran, kinerja guru
SMK Negeri 1 Kabanjahe, Kepala Sekolah dalam evaluasi pembelajaran, serta kinerja guru
sepertinya tidak lagi memiliki kepribadian yang dalam di siplin tugas.
kuat, sikap empati dan memberi contoh Di SMK Negeri 1 Kabanjahe masih banyak
keteladanan sudah berkurang, kurang memahami terlihat adanya masalah kinerja guru, seperti guru
kondisi guru, pegawai dan siswa, kurang masih ada yang belum membuat persiapan
menghargai guru, hampir tidak pernah lagi pembelajaran sebelum mengajar, guru yang belum
memberikan penghargaan bagi yang berprestasi dapat mengkondusifkan keadaan kelas menjadi
dan memberikan gagasan-gagasan baru dalam tenang ketika ada siswa yang melakukan keributan
pembelajaran,kurang memiliki visi dan dikelas, guru dalam pelaksanaan pembelajaran juga
memahami misi sekolah, tidak lagi belum menggunakan strategi pembelajaran yang
memberdayakan guru sebagai tim kerja dalam bervariasi sehingga yang terjadi pembelajaran
pelaksanaan program kegiatan, program supervisi terasa membosankan bagi siswa, belum lagi kasus
dan melaksanakan kepada guru yang mengajar di guru yang tertidur di kelas saat proses belajar
kelas dan memberikan penugasan kepada guru mengajar berlangsung.
untuk penyusunan rencana kerja, kurang memiliki Dengan fenomena-fenomena tersebut, apakah
kemampuan dalam mengambil keputusan, kurang kita sebagai akademisi membiarkan dan tidak
kemampuan dalam berkomunikasi dan masih memberi solusi atau masukan demi perbaikan ke
banyak lagi saat ini yang tidak lagi dimiliki oleh arah yang lebih baik.
kepala sekolah sebagai pemimpin.
Demikian juga dengan kinerja guru, saat ini Masalah
banyak kalangan mengakui bahwa persoalan Bagaimana hubungan kepemimpinan kepala
pendidikan merupakan persoalan yang pelik, sekolah dengan kinerja guru di SMK Negeri 1
namun semuanya merasakan bahwa pendidikan Kabanjahe Tahun Ajaran 2018/2019?.
merupakan tugas yang penting. Secara khusus
SMK Negeri 1 Kabanjahe, cara dan sistem Teori
pendidikan yang ada sering menjadi sasaran kritik Miftah Toha (2009:89) mengatakan bahwa
dan kecaman karena seluruh daya guna sistem Kepemimpinan (leadership) adalah merupakan
pendidikan tersebut diragukan. Namun tanpa hubungan antara seseorang dengan orang lain,
melalui pendidikan, tidak mungkin dapat mencapai pemimpin mampu mempengaruhi orang lain
tujuan-tujuan yang diinginkan, baik untuk agar bersedia bekerja bersama-sama dalam tugas
menumbuh kembangkan watak kepribadian yang berkaitan untuk mencapai tujuan yang
bangsa, memajukan kehidupan dan kesejahteraan diinginkan.
bangsa dalam berbagai kehidupan. Menurut Mulyasa (2010:17) mendefinisikan
Guru memang merupakan komponen yang kepemimpinan sebagai seni membujuk bawahan
paling berpengaruh terhadap terciptanya proses agar mau mengerjakan tugas-tugas dengan
dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena yakin dan semangat.
itu upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk Seorang kepala sekolah yang efektif
meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan berdasarkan penelitian Nasional Association of

40
Secondary School Principals merupakan paduan yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan
antara sifat-sifat pribadi dan gaya kepemimpinan, dengan kinerja guru, wujud perilaku yang
yaitu : (1) memberikan contoh: (2) berkepentingan dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses
dengan kualitas ; (3) bekerja dengan landasan pembelajaran. Berkenaan dengan standar kinerja
hubungan kemanusiaan; (4) memahami guru Supardi (2014:49) dalam buku kinerja guru
masyarakat sekitar; (5) memiliki sikap mental oleh pengawas menjelaskan bahwa:
yang baik dan stamina fisik yang prima; 6) Standar kinerja guru itu berhubungan
berkepentingan dengan staff dan sekolah; (7) dengan kualitas guru dalam menjalankan
melakukan kompromi untuk mencapai tugasnya seperti: (1) bekerja dengan siswa
kesepakatan; (8) mempertahankan stabilitas; (9) secara individual, (2) persiapan dan perencanaan
mampu mengatasi stress; (10) menciptakan pembelajaran, (3) pendayagunaan media
struktur agar sesuatu bisa terjadi; (11) pembelajaran, (4) melibatkan siswa dalam
mentoilelir adanya kesalahan; (12) tidak berbagai pengalaman belajar, dan (5)
menciptakan konflik pribadi; (13) memimpin kepemimpinan yang aktif dari guru.
melalui pendekatan yang positif; (14) tidak UU Republik Indonesia No. 20 Tahun
menjauhi atau mendahului orang-orang yang 2003 tentang Sisdiknas pasal 39 ayat (2),
dipimpinnya; (15) mudah dihubungi oleh orang; menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga
(16) memiliki keluarga yang serasi. Soebagyo profesional yang bertugas merencanakan dan
Atmodiwiro (2013:12). melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
Mulyasa (2010:21), aktivitas kepala sekolah pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
sebagai seorang manajer meliputi pengelolaan 3 pelatihan serta melakukan penelitian dan
M, yaitu pertama, manusia sebagai faktor pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi
penggerak utama aktivitas sekolah, kedua, pendidik pada perguruan tinggi.
money yaitu sebagi modal aktivitas, ketiga, Keterangan lain menjelaskan dalam UU No.
method sebagai alat untuk mengarahkan manusia 14 Tahun 2005 Bab IV Pasal 20 (a) tentang Guru
dan uang menjadi efektif dalam mencapai tujuan. dan Dosen menyatakan bahwa standar prestasi
Namun peranan kepala sekolah sebagai manajer kerja guru dalam melaksanakan tugas
tidaklah cukup. keprofesionalannya, guru berkewajiban
Kepemimpinan kepala sekolah pada merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses
hakikatnya adalah kepala sekolah yang memahami pembelajaran yang bermutu serta menilai dan
dan menguasai kemampuan manajerial dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Tugas pokok
kepemimpinan yang efektif. Kepala sekolah guru tersebut yang diwujudkan dalam kegiatan
merupakan leader yang memiliki kepribadian yang belajar mengajar merupakan bentuk kinerja guru.
kuat; memahami kondisi guru, pegawai dan Pendapat lain diutarakan Soedijarto (2008)
siswa; memiliki visi dan memahami misi menyatakan ada empat tugas gugusan
sekolah; memiliki kemampuan mengambil kemampuan yang harus dikuasai oleh seorang
keputusan dan kemampuan berkomunikasi. guru. Kemampuan yang harus dikuasai oleh
Soetjipto, Raflis Kosasi (2017:68), adapun seorang guru, yaitu: (1) merencanakan program
yang menjadi indikator kepemimpinan kepala belajar mengajar; (2) melaksanakan dan
sekolah, adalah : a) Memiliki kepribadian yang memimpin proses belajar mengajar; (3) menilai
kuat; b) Memahami kondisi guru, pegawai dan kemajuan proses belajar mengajar; (4) membina
siswa; c) Memiliki visi dan memahami misi hubungan dengan peserta didik. Sedangkan
sekolah; d) Memiliki kemampuan mengambil berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007
keputusan; dan e) Kemampuan berkomunikasi. tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan
Basri, Hasan (2014) sebagai pemimpin Menengah dijabarkan beban kerja guru mencakup
tentunya prinsip-prinsip kepemimpinannya harus kegiatan pokok: (1) merencanakan pembelajaran;
dipahami dalam rangka mengembangkan (2) melaksanakan pembelajaran; (3) menilai
sekolahnya. Prinsip-prinsip kepemimpinan secara hasil pembelajaran; (4) membimbing dan melatih
umum antara lain: a) Konstruktif; b) Kreatif; c) peserta didik; (5) melaksanakan tugas tambahan.
Partisipasif; d) Kooperatif; e) Delegatif; f) Sedangkan Mulyasa (2007:157)
Integratif; g) Rasional dan objektif; h) Pragmatis; menjelaskan tentang manfaat penilaian tenaga
i) Keteladanan; dan j) Adaptable dan Fleksibel. pendidikan:
Kinerja guru mempunyai spesifikasi tertentu. “Penilaian tenaga pendidikan biasanya
Kinerja guru dapat dilihat dan diukur difokuskan pada prestasi individu, dan peran
berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi sertanya dalam kegiatan sekolah. Penilaian ini

41
tidak hanya penting bagi sekolah, tetapi juga Teknik pengambilan sample yang
penting bagi tenaga kependidikan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan
bersangkutan. Bagi para tenaga kependidikan, pemilihan sample jenuh. Sampling Jenuh adalah
penilaian berguna sebagai umpan balik terhadap teknik penentuan sampel bila semua anggota
berbagai hal, kemampuan, ketelitian, populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
kekurangan dan potensi yang pada gilirannya dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang
bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, atau hanya dari 30 orang, atau penelitian yang
rencana, dan pengembangan karir. Bagi ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang
sekolah, hasil penilaian prestasi tenaga sangat kecil.
kependidikan sangat penting dalam mengambil Untuk mendapatkan data dalam menyusun
keputusan berbagai hal, seperti identifikasi penelitian ini, penulis menggunakan teknik
kebutuhan program sekolah, penerimaan, pengumpulan data menggunakan dua metode
pemilihan, pengenalan, penempatan, promosi, dalam pengumpulan data yaitu : Metode riset
sistem imbalan dan aspek lain dari keseluruhan kepustakaan (library research method) dan Metode
proses pengembangan sumber daya manusia riset lapangan (field research method) dengan cara
secara keseluruhan”. : Wawancara terstruktur (secara tertulis);
Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan Wawancara tidak terstruktur (secara lisan); dan
(2010:337) indikator penilaian terhadap kinerja Kuesioner. Sebelum data diolah, langkah-langkah
guru dilakukan terhadap tiga kegiatan yang perlu dilakukan adalah: Editing dan Tabulasi
pembelajaran dikelas sebagai berikut : data.
a. Perencanaan Guru dalam Program Kegiatan Untuk menganalisa data tentang hubungan
Pembejaran. kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru
b. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran. menggunakan analisa korelasi Rank Spearman, hal
c. Evaluasi/penilaian Pembelajaran. ini dikarenakan penulis menggunakan data skala
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan ordinal kemudian dilakukan uji hipotesis dengan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menggunakan uji t.
Nomor 16 Tahun 2009 menyebutkan penilaian
kinerja guru adalah penilaian dari tiap butir Pembahasan
kegiatan tugas utama guru dalam rangka Adapun yang menjadi tolak ukur indikator
pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatan. Aspek dalam menilai kepemimpinan sebagai berikut :
yang dinilai dalam menentukan kinerja seorang 1. Konstruktif ada 9 responden (30%)
guru yaitu harus memiliki kemampuan : (1) menyatakan sangat setuju, sebanyak 18
menyusun kurikulum, silabus dan rencana responden (60%) menyatakan setuju,
pelaksanaan pembelajaran pada satuan selebihnya sebanyak tiga responden (10%)
pendidikan; (2) menyusun alat ukur/soal sesuai menyatakan abstain
mata pelajaran; (3) menilai dan mengevaluasi 2. Kreatif ada sebanyak 13 responden (43%)
proses dan hasil belajar pada mata pelajaran menyatakan sangat setuju, sebanyak 12
yang diampunya; (4) menganalisis hasil responden (40%) menyatakan setuju,
penilaian pembelajaran; (5) melaksanakan selebihnya 5 responden (16%) menyatakan
pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan abstain.
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi; (6) 3. Partisipasif ada sebanyak 6 responden (20%)
menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap menyatakan sangat setuju, sisanya 24
proses dan hasil belajar tingkat sekolah dan responden (80%) menyatakan setuju.
nasional; (7) membimbing guru pemula dalam 4. Kooperatif ada sebanyak 16 responden (53%)
program induksi; (8) membimbing siswa dalam menyatakan sangat setuju, sebanyak 11
kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran; responden (36%) menyatakan setuju,
(9) melaksanakan pengembangan diri; (10) selebihnya tiga responden (10%) menyatakan
melaksanakan publikasi ilmiah, dan membuat abstain.
karya inovatif. 5. Delegatif ada sebanyak dua responden (6%)
menyatakan sangat setuju, sebanyak 13
Metode Penelitian responden (43%) menyatakan setuju,
Dalam penelitian ini, penulis memperoleh selebihnya 15 responden (50%) menyatakan
data langsung dari SMK Negeri 1 Kabanjahe yang abstain.
berlokasi di Jl. Kabanjahe No. 5. Jenis Data yang 6. Integratif ada sebanyak 6 responden (20%)
digunakan adalah data primer dan data sekunder. menyatakan sangat setuju, sebanyak 23

42
responden (76%) menyatakan setuju, menyatakan abstain, selebihnya satu
selebihnya satu responden (3%) menyatakan responden (3%) menyatakan tidak setuju.
tidak setuju. 7. Hubungan Interpersonal Dengan Sesama
7. Rasional dan Objektif ada sebanyak 7 Guru ada sebanyak 6 responden (20%)
responden (23%) menyatakan sangat setuju, menyatakan sangat setuju, sebanyak 23
selebihnya 23 responden (76%) menyatakan responden (76%) menyatakan setuju,
setuju. selebihnya satu responden (3%) menyatakan
8. Pragmatis ada sebanyak 15 responden (50%) tidak setuju.
menyatakan sangat setuju, selebihnya 15 8. MGMP dan KKG ada sebanyak 18
responden (50%) menyatakan setuju. responden (60%) menyatakan sangat setuju,
9. Keteladanan ada sebanyak 5 responden (16%) sebanyak 10 responden (33%) menyatakan
menyatakan sangat setuju dan 25 responden setuju, selebihnya dua responden (6%)
(83%) menyatakan setuju. menyatakan abstain.
10. Adaptable dan Fleksibel ada sebanyak tiga 9. Kelompok Diskusi Terbimbing ada sebanyak
responden (10%) menyatakan sangat setuju, 6 responden (20%) menyatakan sangat setuju,
sebanyak 25 responden (83 %) menyatakan sebanyak 23 responden (76%) menyatakan
setuju, selebihnya 2 responden (6%) setuju, selebihnya satu responden (3%)
menyatakan abstain. menyatakan abstain.
Dan adapun yang menjadi tolak ukur indikator 10.Layanan Perpustakaan ada sebanyak 2
dalam menilai kinerja guru sebagai berikut : responden (6%) menyatakan sangat setuju,
1. Dorongan Untuk Bekerja ada sebanyak 7 sebanyak 12 responden (40%) menyatakan
responden (23%) menyatakan sangat setuju, setuju, sebanyak 15 responden (50%)
sebanyak 22 responden (73%) menyatakan menyatakan abstain. Selebihnya satu
setuju, selebihnya satu responden (3%) responden (3%) menyatakan tidak setuju.
menyatakan abstain. Analisis hubungan kepemimpinan dengan
2. Tanggung Jawab Terhadap Tugas ada kinerja guru dengan analisa rank spearman.
sebanyak 10 responden (33%) menyatakan Analisa ini untuk menunjukan terdapatnya
sangat setuju, sebanyak 19 responden (63%) hubungan antara variabel kepemimpinan (variabel
menyatakan setuju, sebanyak satu responden X) dengan variabel kinerja (variabel Y).
(3 %) menyatakan abstain. a. Perhitungan jumlah nilai x = 2311,5
3. Minat Terhadap Tugas ada sebanyak 10 b. Perhitungan jumlah nilai y = 2177,5
responden (33%) menyatakan sangat setuju, c. Perhitungan koefisien korelasi Rank
sebanyak 19 responden (63%) menyatakan Spearman = 0,0136. Nilai koefisien
setuju, sebanyak satu responden (3%) korelasi Rank Spearman = 0,10. Dapat
menyatakan abstain. diketahui bahwa rs = 0,10, hal ini berarti
4. Penghargaan Terhadap Tugas ada sebanyak bahwa ada hubungan yang positif dan kuat
17 responden (56%) menyatakan sangat sekali antara kepemimpinan dengan
setuju, sebanyak 12 responden (40%) kinerja.
menyatakan setuju, selebihnya satu responden d. Uji hipotesis
(3%) menyatakan tidak setuju. Hal tersebut Taraf signifikan,  = 0,05. Tolak Ho, jika
juga menggambarkan bahwa penghargaan rshitung > rs 0,05 (30-2) atau rshitung > 1,734.
untuk tugas diberikan dengan baik. Statistik uji t
5. Peluang Untuk Berkembang ada sebanyak 7 0,10 30 − 2
t hitung =
responden (23%) menyatakan sangat setuju, 1 − (0,10)
2

sebanyak 10 responden (33%) menyatakan


0,10x5,29
setuju selebihnya 13 responden (43%) =
menyatakan abstain. Hal tersebut juga 0,994
menggambarkan bahwa peluang untuk 0,529
=
berkembang yang dilakukan sekolah kepada 0,994
guru berjalan dengan baik serta diharapkan = 0,532
meningkat. Karena nilai rshitung > 1,734, maka Ho ditolak
6. Perhatian Dari Kepala Sekolah ada sebanyak dan Hi diterima, yang artinya terdapat hubungan
8 responden (26%) menyatakan sangat setuju, yang kuat dan positif antara kepemimpinan dengan
sebanyak 20 responden (66%) menyatakan kinerja guru pada SMK Negeri 1 Kabanjahe, pada
setuju, sebanyak satu responden (3%) tingkat  = 5%.

43
Kesimpulan Soedijarto, 2008. Landasan dan Arah Pendidikan
Hubungan kepemimpinan kepala sekolah Nasional Kita. Jakarta : Kompas.
dengan kinerja guru pada SMK Negeri 1 Kaban Wahjosumidjo. 2005. Kepemimpinan Kepala
Jahe Tahun Ajaran 2018/2019, memiliki Sekolah Tinjauan Teoritik dan
hubungan yang positif dan kuat sekali, dengan Permasalahannya. Jakarta : PT Rajawali
nilai koefisien korelasi Rank Spearman = 0,10, Grafindo.
pada tingkat  = 5%. Soebagyo Atmodiwiro. 2013. Manajemen
Pendidikan Indonesia. Jakarta :
Daftar Pustaka Ardadizya Jaya.
Soetjipto, Raflis Kosasi. 2017. Profesi Keguruan.
Ali, Sambas. 2007. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jakarta : Rineka Cipta.
Lajur dalam Penelitian. Bandung: Pustaka
Setia.
Basri, Hasan. 2014. Kepemimpinan Kepala
Sekolah. Bandung: CV Pustika Setia.
Dajan, Anto. 2004. Pengantar Metode Statistik,
Cetakan 17. Jakarta : LP3ES
Danim, Sudarwan. 2009. Manajemen dan
Kepemimpinan Transformasional Kekepala
sekolahan. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Dharma, Surya. 2010. Manajemen Kinerja,
Falasafah Teori & Penerapannya.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Fattah, Nanang. 2004. Konsep Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan. Sekolah.
Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Gibson,R L; Mitchell, Marianne H. 2011.
Bimbingan dan Konseling (Edisi. Indonesia-
Edisi ke Tujuh). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Hani, T. Handoko. 2014. Manajemen Personalia
dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta.:
BPFE.
Mangkuprawira. 2014. Manajemen Sumber Daya
Manusia Strategik. Jakarta : Penerbit. Ghalia.
Indonesia,
Mathis, Robert & H. Jackson, John. 2011. Human
Resource Management (edisi. 10). Jakarta :
Salemba Empat.

Miftah Thoha. 2009. Kepemimpinan Dalam


Manajemen Suatu Pendekatan Prilaku.
Jakarta : PT. Grafindo Persada.
……, 2010. Kepemimpinan Dalam Manajemen.
Jakarta : Rajawali Pers.
Mulyasa E., 2010. Menjadi Kepala Sekolah
Profesional. Bandung : PT. Remaja.
Nazir, Moh., 2013. Metode Penelitian. Jakarta :
Ghalia Indonesia.
Robbins, P.Stephen dan Timothy A. Judge. 2012.
Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba
Empat.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif
dan Kualitatif. Bandung : Alfabeta
Supardi. 2014. Kinerja Guru. Jakarta: PT Raja
Grafindo.

44
Analisis Pengendalian Biaya Produksi
Pada Perkebunan PT SOCFINDO Bangun Bandar

Sotarduga Sihombing
Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar
Jl. Sangnawaluh No. 4 Pematangsiantar, Telp. (0622) 7550232 Fax. (0622) 7552017
sotarduga.sihombing@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Bagaimana pengendalian biaya bahan baku pada pada
Perkebunan PT SOCFINDO Bangun Bandar; (2) Bagaimana pengendalian biaya tenaga kerja pada
Perkebunan PT SOCFINDO Bangun Bandar; (3) Bagaimana pengendalian biaya overhead pabrik pada
Perkebunan PT SOCFINDO Bangun Bandar Tahun Anggaran 2013-2015. Metode analisis data dalam
penelitian ini adalah metode komparatif yaitu membandingkan antara selisih yang ditetapkan sebelumnya
dengan realisasi yang terjadi atas biaya produksi pada perusahaan. Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Jenis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data primer yaitu kata-kata yang diucapkan secara lisan dan data sekunder yaitu data yang
diperoleh dari dokumen tertulis. Hasil penelitian menunjukkan : (1) Biaya bahan baku pada Perkebunan
PT SOCFINDO Bangun Bandar tahun 2013-2015 sudah terkendali sebesar Rp 304.169.553.055.090
(41,57%); (2) Biaya tenaga kerja pada Perkebunan PT SOCFINDO Bangun Bandar tahun 2013-2015
sudah terkendali sebesar Rp 2.990.870.376.184.800(35,77%); (3) Biaya overhead pabrik pada
Perkebunan PT SOCFINDO Bangun Bandar tahun 2013-2015 sudah terkendali sebesar Rp
8.147.140.610.311.920 (24.48%).

Kata Kunci : Analisis,Pengendalian dan Biaya Produksi

Pendahuluan kenaikan biaya-biaya yang harus dikeluarkan


Tujuan utama perusahaan yang profit oriented perusahaan sebagai produsen.
adalah menghasilkan keuntungan yang maksimal. Biaya produksi merupakan biaya yang paling
Keuntungan tersebut diharapkan terus meningkat besar yang harus dikorbankan oleh perusahaan
untuk setiap periode, hal ini dimaksudkan untuk manufaktur. Oleh karena itu biaya produksi harus
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, direncanakan dan dikendalikan. Hal ini dilakukan
meningkatkan kesejahteraan karyawan maupun agar tidak terjadi pemborosan-pemborosan dan
untuk membayar kewajiban perusahaan dan biaya penyimpangan-penyimpangan yang dapat
yang dikeluarkan perusahaan. Fakta yang menjadi merugikan perusahaan. Untuk mengetahui apakah
masalah dalam perusahaan yaitu biaya produksi biaya produksi suatu perusahaan sudah terkendali
yang terdiri dari tiga unsur biaya yakni biaya bahan atau belum, perlu adanya analisis mengenai biaya
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya produksi yang dilakukan dengan membandingkan
overhead pabrik. Fakta yang berhubungan dengan antara biaya standar dengan biaya yang
biaya bahan baku yaitu keterlambatan bahan yang sesungguhnya terjadi. Hal ini dimaksudkan untuk
mengganggu proses produksi. Selain itu fakta yang mengendalikan biaya produksi pada perusahaan di
berhubungan dengan biaya tenaga kerja yaitu masa yang akan datang.
masih terdapat beberapa penyimpangan biaya Pengendalian biaya produksi harus
tenaga kerja akibat kesalahan (human error) diselaraskan terhadap tujuan yang ingin dicapai
sehingga terjadi selisih pada anggaran biaya oleh perusahaan, salah satu tujuan yang ingin
standar tenaga kerja dengan biaya sesungguhnya. dicapai oleh perusahaan adalah memperoleh laba
Sedangkan fakta yang berhubungan dengan biaya yang maksimal dengan mengeluarkan biaya yang
overhead pabrik yaituperencanaan biaya oleh paling rendah. Oleh karena itu, dengan
perusahaan tidak sesuai dengan apa yang terjadi mengendalikan biaya produksi perusahaan
sesungguhnya. berharap akan mendapatkan laba yang besar.
Kenaikan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Berdasarkan hasil pengamatan yang telah
perusahaan harus dikendalikan dengan teliti agar dilakukan penulis, pengendalian biaya produksi
tidak terjadi pemborosan, dan ini menjadi yang terjadi pada Perkebunan PT.SOCFINDO
keharusan bagi perusahaan manufaktur. Bangun Bandar belum maksimal. Hal ini sesuai
Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan dari pendapat bagian tata usaha (KTU) yang
yang tetap bisa bertahan dalam kondisi krisis. Hal menyatakan bahwa masih ditemukan biaya
ini karena kebutuhan akan barang senantiasa ada, produksi yang mengalami peningkatan dari tahun
walaupun harga barang tersebut naik akibat sebelumnya. Oleh karena itu perlu dianalisis

45
dengan menggunakan analisis selisih biaya memproduksi Tanda Buah Segar (TBS).
produksi dengan cara membandingkan antara biaya Seluruh Tandan Buah Segar (TBS) yang dari
standar dengan biaya yang sesungguhnya terjadi. masing-masing kebun diolah di pabrik kelapa
Analisis selisih biaya produksi terdiri dari analisis sawit PT SOCFINDO yang berjumlah 9
biaya bahan baku, analisis biaya tenaga kerja, dan (sembilan) pabrik dan menghasilkan CPO
analisis biaya overhead pabrik. dengan hasil per tahun sesuai kapasitas
Berdasarkan uraian di atas dan hasil produksi masing-masing pabrik.
pengamatan yang telah dilakukan , maka penulis 2. Analisis Data
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Untuk melakukan analisis , maka semua
Pengendalian Biaya Produksi Pada Perkebunan PT. data yang dibutuhkan dalam formula untuk
Socfindo Bangun Bandar Tahun Anggaran 2013- menghitung selisih –selisih biaya terdapat
2015”. tabel seperti di bawah ini.
Ket. Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
HS 9.444.208.544 11.975.249.065 12.055.390.404
Metode Penelitian KS 54.741 51.128 60.370
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif HSt 10.521.097.725 14.343.110.481 14.389.481.053
dengan pendekatan kuantitatif yang akan KSt 54.730 52.350 62.500
TS 9.453.369.911 13.158.059.296 14.198.230.497
memberikan gambaran mengenai selisih antara JS 518.400 581.400 518.400
biaya yang telah ditetapkan dengan biaya TSt 12.918.460.945 14.487.849.040 14.589.500.500
sesungguhnya atau realisasi biaya yang terjadi. JSt 525.600 525.600 525.600
Sumber data dalam penelitian ini adalah BOPS 7.916.570.637 12.634.839.359 15.695.408.657
BOPSt 10.456.387.723 12.725.193.709 15.940.271.437
primer berupa sejarah singkat Perkebunan PT AKSt 10.456.387.723 12.725.709 15.940.271.437
SOCFINDO Bangun Bandar, visi dan misi serta T 7.916.570.637 12.634.839.359 15.695.408.657
fungsi masing-masing bagian yang ada dalam
strutur organisasi. Sedangkan data sekunder yang a. Analisis Selisih Biaya Bahan Baku
di dapat dari PT SOCFINDO Bangun Bandar a) Analisis Biaya Bahan Baku (Material
adalah data yang sudah diolah dan disajikan dalam Price Variance)
bentuk laporan serta dokumen-dokumen yang Formula : SHB = (HS x KS) – (HSt x KS)
berhubungan dengan penelitian. Hasil perhitungan dari tahun 2013 – 2015
Teknik analisis data yang digunakan dalam sebagai berikut :
penelitian ini adalah analisis komparatif yaitu Selisih Harga Bahan %
Tahun Keterangan
Baku (SHB) selisih
membandingkan antara selisih biaya yang 2013 Rp 90.513.283.832.121 14.8 % Favorable
ditetapkan sebelumnya dengan realisasi yang 2014 Rp 121.064.018.477.248 16,5 % Favorable
terjadi atas biaya produksi pada perusahaan. 2015 Rp 140.909.052.480.130 16,2% Favorable

Sedangakan analisis varians (selisih) yang akan


digunakan adalah ;1) Biaya Bahan Baku; 2) Biaya b) Analisis Kuantitas Bahan Baku
Tenaga Kerja Langsung dan 3)Biaya Overhead (Material Quantity Variance)
Pabrik. Tujuannya untuk menggambarkan dan Formula : SKB = (KS – KSt) HSt
menjelaskan (to describe and to explain) hasil-hasil Hasil perhitungan dari tahun 2013 –
analisis kemudian menyimpulkannya. 2015 sebagai berikut :
Selisih Kuantitas Bahan % tase
Tahun Keterangan
Baku SHB) selisih
Hasil Penelitian 2013 Rp 115.732.074.975 0,19 % Unfavorable
1. Kegiatan Usaha PT SOCFINDO 2014 Rp 17.527.281.007.782 2,39 % Unfavorable
2015 RP 30.649.594.642.890 3,52 % Unfavorable
PT SOCFINDO bergerak di bidang
perkebunan kelapa sawit dan karet. Luas b. Analisis Selisih Biaya Tenaga Kerja
kebun kelapa sawit yang dimiliki PT a) Analisis Tarif Tenaga Kerja
SOCFINDO saat ini 38.349 Ha yang Formula : STU = (TS x JS) – (TSt x JS)
beralokasi di Sumatera Utara dan Aceh, dan Hasil perhitungan dari tahun 2013 –
kebun karet 9.422 Ha yang semuanya 2015 sebagai berikut :
berlokasi di Sumatera Utara. Perkebunan
Tahun Selisih Tarif Upah % Keterangan
kelapa sawit di Sumatera Utara terdiri dari 5 Langsung (STU) selisih
(lima) kebun yaitu Negeri Lama, Aek Loba, 2013 Rp 1.796.303.192.025.600 26,8% Favorable
Tanah Gambus, Bangun Bandar dan Matapao. 2014 Rp 689.363.003.289.600 9,17% Favorable
2015 Rp 202.834.345.708.800 2,7 % Favorable
Kebun kelapa sawit PT SOCFINDO yang
luasnya sekitar 38.349 Ha tersebut terdiri dari b) Analisis Efisiensi Tenaga Kerja (Labour
9 (sembilan) kebun dan masing-masing Efficiency Variance)

46
Formula : SEUL = (JS – JSt) TSt 2015 bersifat menguntungkan dan sudah
Hasil perhitungan dari tahun 2013 – terkendali sebesar Rp. 2.990.870.376.184.800
2015 sebagai berikut : (35,77%).
Selisih Efisiensi Upah % 3. Selisih biaya overhead pabrik perkebunan PT
Tahun Keterangan
Langsung (SEUL) selisih
2013 Rp 93.012.918.804.000 1,38 % Favorable SOCFINDO Bangun Bandar dari tahun 2013-
2014 Rp 104.312.513.088.000 0,14 % Unfavorable 2015 bersifat menguntungkan dan sudah
2015 Rp 105.044.403.268.800 1,38 % Favorable terkendali sebesar Rp. 8.147.140.610.311.920
(24.48%).
c. Analisis Biaya Overhead Pabrik
Selisih biaya overhead pabrik dengan
menggunakan metode analisa dua selisih
terdiri atas selisih terkendali dan selisih
volume akan diuraikan sebagai berikut : Daftar Pustaka
a) Selisih Terkendali
Formula : ST = BOPS – BOPSt Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penlitian.
Hasil perhitungan dari tahun 2013 – 2015 Jakarta : Rineka Cipta.
sebagai berikut : Bustami, Bastian. 2013. Akuntansi Biaya, Edisi 4.
% tase
Tahun Selisih Terkendali (ST)
selisih
Keterangan Jakarta : Mitra Wacana Media.
2013 Rp 2.539.817.086 24,2 % Favorable Carter, William. 2009. Akuntansi Biaya, Edisi 14.
2014 Rp 90.354.350 0,71 % Favorable Jakarta : Salemba Empat.
2015 Rp 244.862.816 1,53 % Favorable
Horngren, Dkk. 2004. Akuntansi Biaya. Jakarta :
b) Selisih Volume (Volume Variance)
PT Macana Jaya Cemerlang.
Formula : SV = AKSt – (JS x T)
Mulyadi. 2010. Akuntansi Biaya, Cetakan Sepuluh.
Hasil perhitungan dari tahun 2013 – 2015
Yogyakarta : STIM YKPN.
sebagai berikut :
% tase
Mulyadi. 2012. Akuntansi Biaya, Cetakan Sebelas.
Tahun Selisih Volume (SV) Keterangan Yogyakarta : STIM YKPN.
selisih
2013 Rp 4.103.939.761.833 0,93 % Favorable Riwayadi. 2014. Akuntansi Biaya. Jakarta :
2014 Rp 6.549.887.998.511 0,51 % Favorable
2015 Rp 0,52 % Favorable
Salemba Empat.
8.136.483.907.517.327 Saebani, Beni Ahmad. 2008. Metode Penelitian.
Bandung : Pustaka Setia.
Hasil perhitungan selisih biaya bahan baku, Siregar, Baldric dkk. 2014. Akuntansi Biaya, Edisi
selisih biaya tenaga kerja, dan selisih biaya 2. Jakarta : Salemba Empat.
overhead pabrik tersebut dapat diringkas secara Solihin, Ismail. 2010. Pengantar Manajemen.
lengkap pada tabel berikut ini : Jakarta : Erlangga.
Jenis Jumlah Selisih Total Selisih % Sifat
Selisih
Selisih
Selisih Sujarweni, Wiratna. 2015. Akuntansi Biaya Teori
harga bahan
baku 352.486.354.789.499 47,5 F
dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka
Selisih
kuantitas Baru Press.
bahan baku 48.292.607.725.647 6,1 UF
Selisih BBB Rp 304.193.747.063.852 41,1 F Usman, Husaini. 2012.Manajemen : Teori, Praktik,
Selisih tarif
tenaga kerja dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Selisih 2.688.500.541.024.000 38,67 F
efisiensi
tenaga kerja 302.369.835.160.800 2,9 F
Selisih BTK Rp 2.990.870.376.184.800 35,77 F
Selisih
Terkendali 2.875.034.252 26,44 F
Selisih
Volume 8.147.137.735.277.660 1,96 F
Selisih BOP Rp 8.147.140.610.311.920 24,48 F

Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil
analisis data, maka kesimpulan yang dapat dibuat
adalah sebagai berikut:
1. Selisih biaya bahan baku Perkebunan PT
SOCFINDO Bangun Bandar dari tahun
2013-2015 bersifat menguntungkan dan
sudah terkendali yaitu sebesar Rp.
304.169.553.055.090 (41,57%).
2. Selisih biaya tenaga kerja Perkebunan PT
SOCFINDO Bangun Bandar dari tahun 2013-

47
Pengaruh Pengembangan Pegawai Terhadap Prestasi Kerja Pegawai
Pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Pematangsiantar

Wesly Nababan1, Antonius Gultom2, Lasma Siregar3, Susy Alestriani Sibagariang4.

Dosen Tetap Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


Dosen Tetap Program Studi Pendidikan Ekonomi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen
Jl. Sutomo No. 4A Medan, Telp. (061) 4522922, 4565635 Fax. (061) 4571426
website : http://www.uhn.ac.id, E-mail : uhn@uhn.ac.id , https://hkbp.or.id

Guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Pematangsiantar (www:sman2siantar.sch.id)


Jl. Patuan Anggi No. 08 Pematangsiantar 21146

Dosen Tetap Program Studi Pendidikan Ekonomi


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar
Jl. Sangnawaluh No. 4 Pematangsiantar, Telp. (0622) 7550232 Fax. (0622) 7552017

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pengaruh pengembangan pegawai terhadap prestasi
kerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Pematangsiantar; 2) Untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh pengembangan pegawai terhadap prestasi kerja pegawai pada Badan Kepegawaian
Daerah Kota Pematangsiantar. Penelitian ini menggunakan metode gabungan antara pendekatan rasional
dan pendekatan empiris. Pengumpulan data yang digunakan adalah : metode angket (kuesioner) dan
metode dokumentasi. Sebelum pengolahan data terlebih dahulu dilakukan uji validitas instrumen dan uji
reliabilitas instrumen.Teknik pengolahan data menggunakan perhitungan komputasi program SPSS,
Metode analisis data dengan teknik analisis deskriptif persentase, Uji Prasyarat Analisis Regresi dan
Analisis Regresi Linier Sederhana. Hasil penelitian menunjukkan variabel pengembangan pegawai terdiri
dari pendidikan dan latihan, promosi, mutasi termasuk adalah kategori baik (75,27%) dan variabel
prestasi kerja terdiri dari kerjasama, kedisiplinan, kepemimpinan, tanggung jawab dan kualitas kerja
termasuk dalam kategori baik (74,40%). Terdapat pengaruh yang signifikan antara pengembangan
pegawai terhadap prestasi kerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Pematangsiantar
dibuktikan dengan Fhitung =39,913>F tabel=3,955. Dengan demikian hipotesis yang diajukan “Ada
Pengaruh antara Pengembangan Pegawai Terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada Badan Kepegawaian
Daerah Kota Pematangsiantar” Diterima. Besarnya sumbangan yang diberikan variabel pengembangan
pegawai terhadap prestasi kerja pegawai sebesar 32,2% karena prestasi kerja dipengaruhi oleh kecakapan,
keterampilan pegawai yang bersangkutan.

Kata Kunci : Pengembangan Pegawai dan Prestasi Kerja

Pendahuluan tersebut ditujukan untuk menyediakan keterangan


Jika kita membicarakan pengembangan atau informasi yang lengkap dan akurat,
pegawai kita langsung diperhadapkan pada suatu memberikan pelayanan kepada para pengguna
rangkaian atau tahapan kemajuan perjalanan informasi secara optimal. Semua kegiatan
pekerjaan atau jabatan dari yang terendah hingga bermuara untuk pencapaian tujuan yang tentunya
tertinggi yang dapat dicapai oleh seseorang tidak akan terlepas dari adanya dukungan personel
pegawai di dalam suatu organisasi. Organisasi kantor.
merupakan suatu organisme. Sebagai lembaga atau Personel kantor dalam hal ini adalah pegawai
organisasi, setiap organisasi harus terus menerus Badan Kepegawaian Daerah Kota
bertumbuh baik secara kuantitatif maupun Pematangsiantar, pegawai merupakan faktor
kualitatif. Kemampuan bertumbuh ini sentral yang menggerakkan dinamika organisasi.
memungkinkannya tangguh bukan saja dalam Sarana dan prasarana yang dimiliki organisasi akan
mempertahankan eksistensinya akan tetapi juga menjadi dinamis apabila dikelola secara baik oleh
dalam mengembangkan dirinya secara mantap pegawai yang memiliki kualitas kerja yang tinggi.
dalam rangka pencapaian tujuan. Salah satu bentuk Secara konkret individu pegawai yang berprestasi
organisasi formal yakni organisasi perkantoran. akan membawa keuntungan dan kemajuan
Kantor merupakan tempat diselenggarakannya organisasi, sedangkan pegawai yang tidak
kegiatan registrasi (pencatatan), komputasi berprestasi akan merugikan organisasi. Apabila
(pengolahan), komunikasi dan informasi. Kegiatan pegawai parasit sudah cukup dominan, kerugian

48
organisasi akan mendatangkan kehancuran. Oleh pelaksanaan manajemen pegawai negeri
karenanya setiap organisasi harus menyadari sipil/daerah Kota Pematangsiantar. Dalam rangka
eksistensinya dimasa depan tergantung pada pembinaan terhadap pegawai, Badan Kepegawaian
prestasi pegawai yang dimilikinya. Tanpa adanya Daerah Kota Pematangsiantar memberikan
dukungan pegawai yang kompetitif, sebuah keleluasaan pada pegawai untuk mengembangkan
organisasi akan mengalami kemunduran. Untuk potensi dirinya melalui program pengembangan
mencapai tujuan organisasi maka salah satu faktor pegawai untuk mencapai sasaran-sasaran program
yang sangat penting adalah prestasi kerja pegawai, ataupun tujuan organisasi.
sebab dapat menjaga kelangsungan hidup suatu Pengembangan pegawai yang dilakukan di
organisasi. Badan Kepegawaian Daerah Kota Pematangsiantar
Prestasi kerja pegawai berkaitan dengan yaitu dengan memberikan kesempatan pada
adanya akibat yang dikehendaki, hal ini pegawai untuk mengikuti pengembangan pegawai
mengandung maksud bahwa pekerjaan yang dengan cara mengirim ke instansi lain dan
dilakukan harus dapat menghasilkan sesuatu sesuai mendatangkan instruktur dari instansi lain.
dengan yang dikehendaki, yaitu hasil optimal yang Pengembangan pegawai mengakibatkan timbulnya
dapat dicapai. Adapun prestasi kerja pegawai itu perubahan dalam kebiasaan dan cara bekerja
sendiri dipengaruhi oleh faktor pengembangan pegawai, sikap, memperoleh pengetahuan dan
pegawai. Siswanto (1989:195) menyatakan bahwa keterampilan. Prestasi kerja yang meningkat itu
prestasi kerja pegawai adalah hasil kerja yang telah berarti bahwa kualitas kerja pegawai mengalami
dicapai seorang tenaga kerja atau pegawai dalam peningkatan dengan kemampuan pegawai yang
melaksanakan tugas dan pekerjaan yang meningkat diharapkan pegawai dapat
dibebankan kepadanya. Pegawai merupakan salah menyelesaikan masalah. Pada Badan Kepegawaian
satu faktor yang menentukan keberadaan Daerah Kota Pematangsiantar para pegawai belum
organisasi maka perhatian dan pembinaan terhadap sepenuhnya menyadari arti pentingnya peranan
pegawai sebagai pekerja atau manusia pribadi pengembangan pegawai, hal ini dapat dilihat dari
adalah penting, sebab kurangnya perhatian dan kemampuan yang terbatas, posisi atau jabatan yang
pembinaan akan menimbulkan akibat yang pada lebih tinggi meskipun ia telah bekerja selama
akhirnya dapat mematikan organisasi. bertahun-tahun dan masih kurangnya pengetahuan
Salah satu upaya yang diharapkan dapat dan keterampilan pegawai terhadap pekerjaannya
meningkatkan prestasi kerja pegawai adalah karena masih adanya pegawai yang meminta
melalui program pengembangan pegawai. pekerjaaannya diselesaikan pegawai lain yang
Pengembangan pegawai adalah suatu usaha untuk menjadi tanggung jawabnya serta adanya
meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, disorientasi dalam mengikuti program
konseptual, dan moral pegawai sesuai kebutuhan pengembangan pegawai yang diberikan oleh
pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan latihan, organisasi. Hal ini dapat didukung dengan
promosi dan pemindahan pegawai (Hasibuan menurunnya jumlah pegawai yang menerima
2000:69). penghargaan atas prestasinya dan program
Upaya ini pada dasarnya bertujuan untuk pengembangan pegawai yang dilakukan oleh
memperbaiki dan meningkatkan efektifitas pegawai.
pelaksanaan pekerjaan oleh pegawai sehingga Pengembangan pegawai merupakan suatu
mampu memberikan kontribusi terbaik dalam usaha yang penting dalam suatu organisasi sebab
mewujudkan tujuan organisasi. Tingkat efektifitas dengan pengembangan pegawai itulah organisasi
ini ditentukan oleh kemampuan pegawai yang dapat maju dan berkembang. Tujuan
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, pengembangan pegawai adalah memperbaiki
kerjasama dalam tim, kemampuan pemecahan prestasi kerja pegawai. Dengan pengembangan
masalah dan berbagai kemampuan manajerial pegawai diharapkan pegawai dapat memperbaiki
lainnya. Dari uraian di atas ditarik kesimpulan pengetahuan dan keterampilan pegawai serta
bahwa secara teori pengembangan pegawai akan memperbaiki sikap pegawai itu sendiri terhadap
berpengaruh positif terhadap peningkatan prestasi tugas-tugasnya. Apabila dilihat dari segi biaya,
kerja pegawai. pengembangan pegawai memang membutuhkan
Berdasarkan hasil pengamatan sementara biaya yang cukup besar, akan tetapi biaya ini
diperoleh informasi bahwa di Badan Kepegawaian merupakan investasi jangka panjang bagi
Daerah Kota Pematangsiantar yang merupakan organisasi dibidang personalia. Pengembangan
perangkat daerah mempunyai tugas membantu pegawai memberi tekanan pada peningkatan tugas-
pejabat pembina dalam rangka kelancaran tugasnya secara efektif dan efisien. Pegawai

49
merupakan makhluk dinamis yang memiliki kualitas yang dicapai oleh seseorang dalam
potensi untuk diberi kesempatan berkembang. melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya. (Mangkunegara,
Masalah 2000:67). Berdasarkan pengertian-pengertian di
1. Adakah pengaruh pengembangan pegawai atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi kerja
terhadap prestasi kerja pegawai pada Badan adalah merupakan hasil keseluruhan pekerjaan
Kepegawaian Daerah Kota Pematangsiantar? secara kualitas yang telah dilakukan seorang
2. Seberapa besar pengaruh pengembangan pegawai dalam mencapai apa yang menjadi tujuan
pegawai terhadap prestasi kerja pegawai pada suatu lembaga atau instansi karena untuk
Badan Kepegawaian Daerah Kota memperoleh data pada Badan Kepegawaian
Pematangsiantar? Daerah Kota Pematangsiantar tidak mungkin
dilakukan pendataan untuk data yang kuantitas.
Teori
Pengembangan Pegawai adalah suatu usaha Metode Penelitian
untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, Metode penelitian yang digunakan penulis
konseptual, dan moral pegawai sesuai dengan dalam hal ini adalah metode gabungan antara
kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan pendekatan rasional dan pendekatan empiris.
dan latihan (Hasibuan 2000:69). Pengembangan Pendekatan rasional memberikan kerangka berfikir
pegawai adalah setiap usaha untuk memperbaiki yang koheren dan logis. Pendekatan empiris
pelaksanaan pekerjaan yang sekarang maupun memberikan kerangka pengujian dalam
yang akan datang, dengan memberikan informasi, memastikan suatu kebenaran.
mempengaruhi sikap atau menambah kecakapan. Dalam penelitian ini metode pengumpulan
Dengan kata lain, pengembangan pegawai adalah data yang digunakan adalah : metode angket
setiap kegiatan yang dimaksudkan untuk (kuesioner) dan metode dokumentasi. Sebelum
mengubah perilaku orang terdiri dari pengetahuan, pengolahan data terlebih dahulu dilakukan uji
kecakapan dan sikap (Moekijat 1991:8). validitas instrumen dan uji reliabilitas instrumen.
Robert L. Manthis mendefinisikan Teknik pengolahan data menggunakan
pengembangan pegawai sebagai kegiatan yang perhitungan komputasi program SPSS (Statistical
berkaitan dengan peningkatan kecakapan pegawai Product and Service Solutations), yaitu suatu
guna pertumbuhan yang berkesinambungan di program komputer statistik yang mampu
dalam organisasi. Pengembangan pegawai adalah memproses data statistik secara cepat dan tepat,
suatu usaha yang ditujukan untuk memajukan menjadi berbagai output yang dikehendaki para
pegawai baik dari segi karir, pengetahuan maupun pengambil keputusan.
kemampuan (Moenir 1992:160). Pengembangan Adapun metode analisis data yang digunakan
pegawai adalah usaha untuk memperbaiki atau adalah : Teknik analisis deskriptif persentase, Uji
meningkatkan pengetahuan umum bagi pegawai Prasyarat Analisis Regresi dan Analisis Regresi
agar pelaksanaan tujuan lebih efektif dan efisien Linier Sederhana
(Heldjrachman, Suad Husnan 1991:74). Dari
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan Pembahasan
bahwa pengembangan pegawai adalah suatu usaha Gambaran dari masing-masing variabel dalam
yang ditujukan untuk memajukan pegawai penelitian ini yaitu Pengembangan Pegawai dan
sehingga dapat mengubah perilaku pegawai Prestasi Kerja Pegawai dapat dilakukan dengan
terhadap pekerjaannya, baik dari segi sikap, analisis deskriptif persentase berikut ini:
pengetahuan maupun kemampuan. Contohnya 1. Besarnya skor rata-rata pengembangan
adalah Badan Kepegawaian Daerah Kota pegawai mencapai 42,2, dengan persentase
Pematangsiantar mengadakan program 75,27% dan termasuk kategori baik. Hal ini
pengembangan pegawai bagi semua pegawai menunjukkan bahwa pengembangan pegawai
sesuai dengan bidangnya. sebagian besar pegawai yaitu 70 orang
Prestasi kerja adalah sesuatu yang dikerjakan (81,39%) termasuk kategori baik karena
atau dihasilkan atau diberikan oleh seseorang atau mereka beranggapan dengan program
sekelompok orang. (Darma, 1985:7). Prestasi kerja pengembangan pegawai kemampuan akan
adalah hasil kerja yang telah dicapai seorang meningkat sesuai dengan bidang pekerjaan
tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan yang ditekuni dan semakin terdororng untuk
pekerjaan yang dibebankan kepadanya. (Siswanto, bekerja lebih giat dengan pengetahuan
1989:195). Prestasi kerja adalah hasil kerja secara danpengalaman yang lebih mantap melalui

50
kegiatan pendidikan dan latihan yang telah (79,07%) termasuk kategori baik, sedangkan
diikuti dan adanya keinginan untuk dapat selebihnya yaitu 16,28% dalam kategori
dipromosikan pada posisi yang lebih baik, 3 sangat baik dan 4,65% dalam kategori kurang
orang (3,49%) dalam kategori kurang baik baik Secara lebih rinci gambaran tentang
karena pegawai tersebut kurang mengetahui prestasi kerja pegawai pada Badan
manfaat dari adanya pengembangan pegawai. Kepegawaian Daerah Kota Pematangsiantar
Gambaran tentang pengembangan pegawai ditinjau dari tiap-tiap indikator kerjasama,
pada Badan Kepegawaian Daerah Kota tanggung jawab, kedisiplinan, kepemimpinan
Pematangsiantar ditinjau dari tiap-tiap dan kualitas kerja.
indikator yaitu pendidikan dan latihan, a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-
promosi serta mutasi. rata skor disiplin kerja adalah 11,8 dengan
a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata- persentase 73,98% dan termasuk kategori
rata skor komunikasi ke bawah adalah 21,6 baik. Kerjasama sebagian besar pegawai
dengan persentase 77,20% dan termasuk (48,84%) termasuk kategori sangat baik,
kategori baik. Pendidikan dan latihan sedangkan selebihnya yaitu 32,56% dalam
sebagian besar pegawai yaitu 47 orang kategori baik dan 18,60% dalam kategori
(54,65%) termasuk kategori baik karena kurang baik.
dengan pendidikan dan latihan tersebut b. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-
para pegawai dapat memperbaiki dan rata skor tanggung jawab pegawai adalah
mengembangkan sikap, tingkah laku, 8,7 dengan persentase 72,58% dan
keterampilan dan pengetahuan pegawai termasuk kategori baik. Tanggung jawab
sesuai dengan keinginan dan 4 orang sebagian besar pegawai (46,51%) termasuk
(4,65%) dalam kategori kurang baik karena kategori sangat baik, sedangkan
harapan dari pegawai yang terlalu besar, selebihnya yaitu 32,56% dalam kategori
dan mereka beranggapan progam ini sangat baik, 19,77% dalam kategori kurang
mengakibatkan hilangnya sebagian waktu baik dan 1,16% dalam kategori tidak baik.
produktif. c. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-
b. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata- rata skor kedisiplinan adalah 15,7 dengan
rata skor promosi adalah 11,9 dengan persentase 78,43% dan termasuk kategori
persentase 74.13% dan termasuk kategori baik. Kedisiplinan sebagian besar pegawai
baik. Promosi sebagian besar pegawai (36,05%) termasuk kategori sangat baik
(51,16%) termasuk kategori baik karena 60,47% dalam kategori baik dan 3,49%
dengan promosi moral para pegawai dalam kategori kurang baik.
kecenderugan dapat lebih ditingkatkan dan d. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-
unsur subyektifitas dalam rata skor kepemimpinan adalah 8,6 dengan
seleksicenderung dapat lebih dieliminir, persentase 71,32% dan termasuk kategori
sedangkan selebihnya yaitu 34,88% dalam baik. Kepemimpinan sebagian besar
kategori sangat baik, 13,95 % dalam pegawai (30,23%) termasuk kategori
kategori kurang baik. sangat baik, 45,35% dalam kategori baik
c. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata- dan 24,42% dalam kategori kurang baik.
rata skor mutasi adalah 8,7 dengan e. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-
persentase 72,29% dan termasuk kategori rata skor kualitas kerja pegawai adalah 8,8
baik. Mutasi sebagian besar pegawai dengan persentase 73,16% dan termasuk
(61,63%) termasuk kategori baik, 20,93% kategori baik. Kualitas kerja sebagian
dalam kategori sangat baik dan 17,44% besar pegawai (23,26%) termasuk kategori
dalam kategori kurang baik. sangat baik, 60,47% dalam kategori baik
2. Gambaran tentang prestasi kerja pegawai pada dan 16,28% dalam kategori kurang baik.
Badan Kepegawaian Daerah Kota Hasil uji normalitas untuk variabel
Pematangsiantar berdasarkan jawaban angket pengembangan pegawai diperoleh harga
yang diberikan masing-masing responden kolmogorov-smirnov Z sebesar 0,640 dengan
diperoleh hasil. Besarnya skor rata-rata asymptod signifikansi 0,808 karena asymptod
prestasi kerja mencapai 53,6 dengan signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data
persentase 74,40% dan termasuk kategori dari variabel pengembangan pegawai tersebut
baik. Pada tabel 4.5 di atas, juga menunjukkan berdistribusi normal. Sedangkan untuk
bahwa semangat kerja sebagian besar pegawai variabel prestasi kerja diperoleh harga

51
kolmogorov-smirnov Z sebesar 0,739 dengan menunjukkan variabel pengembangan
asymptod signifikansi 0,645 karena asymptod pegawai (X) mempunyai koefisien sebesar
signifikansi lebih besar dari 0.05 maka data 0.568 dan korelasi determinasi sebesar 0,3221
dari variabel prestasi kerja tersebut terhadap prestasi kerja pegawai (Y).
berdistribusi normal.
Hasil uji linieritas regresi diperoleh Fhitung Kesimpulan
sebesar 1,025 dengan asymptod signifikansi Berdasarkan hasil penelitian dan
0,453 Karena signifikansinya lebih besar dari pembahasannya, maka dapat diambil suatu
0,05 maka data variabel pengembangan simpulan :
pegawai dengan data prestasi kerja memiliki 1. Berdasarkan hasil deskriptif persentase dapat
hubungan linier. diketahui variabel pengembangan pegawai
Berdasarkan hasil perhitungan analisis terdiri dari pendidikan dan latihan, promosi,
regresi linier antara komunikasi intern mutasi termasuk adalah kategori baik
terhadap semangat kerja diperoleh persamaan (75,27%) dan variabel prestasi kerja terdiri
regresi yaitu ŷ = 10,911 + 1,002X. Makna dari dari kerjasama, kedisiplinan, kepemimpinan,
persamaan diatas yaitu: tanggung jawab dan kualitas kerja termasuk
a. Konstanta sebesar 10,911 menyatakan dalam kategori baik (74,40%).
bahwa, jika tidak ada variabel 2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara
pengembangan pegawai, maka prestasi pengembangan pegawai terhadap prestasi
kerja sebesar 10,911. kerja pegawai pada Badan Kepegawaian
b. Koefisien regresi X sebesar 1,002 Daerah Kota Pematangsiantar dibuktikan
menyatakan bahwa setiap penambahan dengan Fhitung =39,913>F tabel=3,955.
satu poin pengembangan pegawai akan Dengan demikian hipotesis yang diajukan
meningkatkan prestasi kerja sebesar 1,002. “Ada Pengaruh antara Pengembangan
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan Pegawai Terhadap Prestasi Kerja Pegawai
keberartian persamaan regresi yang diperoleh pada Badan Kepegawaian Daerah Kota
dapat di uji dengan menggunakan analisis Pematangsiantar” Diterima.
varians untuk regresi berdasarkan perhitungan 3. Besarnya sumbangan yang diberikan variabel
pada lampiran, diperoleh Fhitung = 39,913 dan pengembangan pegawai terhadap prestasi
Ftabel = 3,955 pada taraf signifikansi 5% kerja pegawai sebesar 32,2% karena prestasi
dengan dk = 86 karena Fhitung > Ftabel, maka kerja dipengaruhi oleh kecakapan,
dapat disimpulkan hipotesis nihil (Ho) yang keterampilan pegawai yang bersangkutan.
berbunyi “Tidak ada pengaruh positif antara Maka pegawai perlu mendapat perhatian dan
pengembangan pegawai terhadap prestasi jaminan bahwa kegiatan yang
kerja pegawai pada Badan Kepegawaian diselenggarakan meliputi satu wilayah
Daerah Kota Pematangsiantar” ditolak, permasalahan yang penting seperti cara
sedangkan hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi penanggulangan krisis dan kejadian yang
“Ada pengaruh positif antara pengembangan tidak diperkirakan sebelumnya dan
pegawai terhadap prestasi kerja pegawai pada pengembangan pegawai untuk meningkatkan
Badan kepegawaian daerah Kota harga diri pegawai, sedangkan selebihnya
Pematangsiantar” Diterima. yaitu 67,8% dipengaruhi oleh faktor lain
Harga koefisien determinasi digunakan yang tidak diteliti dalam penelitian ini dan
untuk mengetahui besarnya pengaruh faktor tersebut antara lain pengalaman dan
pengembangan pegawai terhadap prestasi kesanggupan pegawai, motivasi, pembagian
kerja pegawai pada Badan Kepegawaian kerja, pemberian balas jasa (tunjangan dan
Daerah Kota Pematangsiantar, dimana pelayanan), fasilitas yang diberikan Badan
diketahui koefisien determinasi (r2) antara Kepegawaian Daerah Kota Pematangsiantar
pengembangan pegawai dengan prestasi kerja terhadap pegawai serta lingkungan fisik
sebesar 0,3221 (32,2%). Hal ini berarti bahwa tempat bekerja (kepuasan kerja). (Hasibuan
pengaruh komunikasi intern terhadap 2000:94)
semangat kerja 32,2%, sedangkan selebihnya
yaitu 67,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang Daftar Pustaka
tidak diteliti dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil analisis untuk koefisien Admosudidjo, S. Prajudi. 1989. Administrasi dan
korelasi dan untuk korelasi determinan Manajemen Umum. Jakarta: Ghalia Indonesia

52
Algifari. 1997. Analisis Regrasi Teori, Kasus dan
Solusi. Yogyakarta BPFE: Yogyakarta
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta
Darma, Agus. 1985. Manajemen Prestasi Kerja.
Jakarta: Rajawali
Hasibuan, Malayu. SP. 2000. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
Heldrachman, Suad Husnan. 1991. Manajemen
Personalia.Yogyakarta: BPFE
Mangkunegara, A. A. P. 2000. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya
Manulang, M. 1975. Pengembangan Pegawai.
Jakarta: Ghalia Indonesia
___________. 1983. Manajemen Personalia.
Jakarta: Ghalia Indonesia
Moekijat. 1991. Latihan dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia. Bandung: Mandar
Maju
Moenir, A. S. 1987. Pendekatan Manusiawi dan
Organisasi terhadap Pembinaan
Kepegawaian. Jakarta: Gunung Agung
Nitisemito, Alex, S. 1992. Manajemen Personalia
dan Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Ghalia Indonesia
Rao, TV. 1992. Penilaian Prestasi Kerja Teori dan
Praktek. Jakarta: PT. Ganudra Pustaka Utama
Saksono, Slamet. 1988. Administrasi
Kepegawaian. Yogyakarta: Kanisius
Siswanto, Bedjo. 1989. Manajemen Tenaga Kerja.
Bandung: Sinar Jaya
Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung:
Tarsito
Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Administrasi.
Bandung: CV Alfabeta
Suprihanto, John. 1988. Penelitian Pelaksanaan
Pekerjaan Dana Pengembangan Karyawan.
Yogyakarta: BPFE
Tim Penyusun Kamus P3B. 2001. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Edisi ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka
Tulus, M. Agus. 1995. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: PT. Ganudra Pustaka
Utama
Widjaja, A.W. 1986. Administrasi Kepegawaian
Suatu Pengembangan. Jakarta: Rajawali
Wursanto, I.G. 1989. Manajemen Kepegawaian.
Yogyakarta: Kanisius

53
Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Loyalitas Nasabah
Pada PT. Bank Sumut Kota Pematangsiantar

Debbi Petra M. Sitorus1, Antonius Gultom2

Dosen Tetap Program Studi Pendidikan Ekonomi


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar
Jl. Sangnawaluh No. 4 Pematangsiantar, Telp. (0622) 7550232 Fax. (0622) 7552017

Dosen Tetap Program Studi Pendidikan Ekonomi


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen
Jl. Sutomo No. 4A Medan, Telp. (061) 4522922, 4565635 Fax. (061) 4571426
website : http://www.uhn.ac.id, E-mail : uhn@uhn.ac.id , https://hkbp.or.id

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat sejauh mana pengaruh faktor-faktor (citra bank,
kepercayaan, dan pelayanan) memengaruhi kepuasan nasabah pada PT. Bank Sumut Kota
Pematangsiantar dan untuk melihat sejauh pengaruh faktor-faktor (citra bank, kepercayaan, dan
pelayanan) memengaruhi loyalitas nasabah pada PT. Bank Sumut Kota Pematangsiantar. Sedangkan
metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis descriptif, analisis regresi linear
berganda, uji validitas dan uji reliabilitas. Hasil pengujian hipotesis telah membuktikan terdapat pengaruh
yang signifikan antara citra bank, kepercayaan nasabah dan pelayanan terhadap kepuasan nasabah.
Pengujian membuktikan bahwa citra bank, kepercayaan nasabah dan pelayanan memiliki pengaruh positif
terhadap kepuasan nasabah. Sedangkan variabel yang paling dominan mempengaruhi kepuasan nasabah
pada PT. Bank Sumut Kota Pematangsiantar adalah pelayanan. Hasil pengujian hipotesis telah
membuktikan terdapat pengaruh yang signifikan antara citra bank, kepercayaan nasabah dan pelayanan
terhadap loyalitas nasabah.

Kata kunci: Citra Bank, Kepercayaan, Pelayanan Dan Loyalitas Nasabah

Pendahuluan sangat berpengaruh terhadap loyalitas nasabah


Dalam era globalisasi, persaingan bisnis antar pada perusahaan.
perusahaan sangat ketat baik perusahaan yang Untuk meningkatkan loyalitas nasabah pada
bergerak di bidang industri maupun jasa, PT. Bank Sumut Kota Pematangsiantar, maka
perusahaan yang ingin tetap unggul harus dapat perusahaan perlu memerhatikan faktor-faktor yang
memberikan produk atau jasa yang bekualitas memengaruhi loyalitas nasabah seperti : citra bank,
dengan harga yang lebih murah, penyerahan lebih kepercayaan nasabah, pelayanan, kepuasan
cepat dan pelayanan yang lebih baik, hal ini terhadap produk-produk perbankan yang
disebabkan karena adanya persaingan yang ditawarkan maupun jasa pelayanan (quality
semakin kompetitif dengan perusahaan pesaing service) yang diberikan oleh karyawan pada PT.
lainnya. Bank Sumut . Nasabah yang loyal atau setia akan
Salah satunya adalah usaha jasa perbankan, memberikan keuntungan yang besar kepada
perkembangan teknologi dan arus informasi perusahaan, selain itu nasabah yang loyal akan
membuat nasabah menuntut lebih atas sebuah selalu membela perusahaan bahkan berusaha pula
produk dan jasa. Berbagai strategi dipilih oleh untuk menarik dan memberi saran kepada nasabah
para marketer untuk bertahan di tengah badai lain untuk menjadi nasabah pada PT. Bank Sumut
persaingan global. Tujuan utama untuk mencapai Kota Pematangsiantar.
loyalitas nasabah dikarenakan hal ini sangat
menguntungkan bagi perusahaan. Masalah
Oleh karena itu kunci utama untuk Adapun yang menjadi rumusan masalah
mempertahankan nasabah adalah dengan dalam penelirian ini adalah :
terbentuknya loyalitas pelanggan (customer 1. Apakah citra bank, kepercayaan, dan
loyalty), yang merupakan kunci untuk pelayanan secara bersama-sama memengaruhi
mempertahankan hidup sebuah perusahaan dalam kepuasan nasabah pada PT Bank Sumut Kota
jangka panjang. Untuk mencapai tujuan tersebut, Pematangsiantar?.
maka perlu diukur dan diidentifikasi pengaruh dari 2. Apakah citra bank, kepercayaan, dan
citra perusahaan (corporate image), kepercayaan pelayanan secara bersama-sama memengaruhi
nasabah, kepuasan nasabah (customer satisfaction), loyalitas nasabah pada PT Bank Sumut Kota
dan pelayanan (service). Keempat variabel ini Pematangsiantar?.

54
Teori 2. Sebagai konsep perilaku, pembelian ulang
Pemasaran (Marketing) merupakan suatu kerap kali dihubungkan dengan loyalitas
rangkaian proses kegiatan yang tak hanya merek (brand loyalty). Perbedaannya, bila
mencakup penjualan terhadap barang atau jasa loyalitas merek mencerminkan komitmen
yang dihasilkan perusahaan jasa, dimana kegiatan psikologis terhadap merek tertentu, perilaku
tersebut hanya berorientasi pada masalah penjualan pembelian ulang menyangkut pembelian
akan tetapi jauh lebih mendalam dari itu kegiatan merek yang sama secara berulang.
pemasaran merupakan kegiatan yang dilakukan 3. Pembelian ulang merupakan hasil dominan
pada waktu sebelum maupun sesudah kegiatan perusahan (a) berhasil membuat produknya
penjualan barang atau jasa terjadi, dengan proses menjadi satu-satunya alternatif yang tersedia,
yang dilakukan sejak mulai direncanakannya (b) yang terus-menerus melakukan promosi
produk tersebut sampai dengan cara penyampaian untuk memikat dan membujuk nasabah
produk pada pelanggan. membeli kembali merek yang sama.
Menurut Lamb, Hair, McDaniel (2001:6) ada Nasabah setia dapat mengurangi biaya
lima kondisi yang harus dipenuhi supaya pemasaran. Beberapa penelitian menunjukkan
pertukaran bisa terjadi : bahwa biaya untuk mendapatkan nasabah baru
1. Harus paling tidak terdiri dari dua pihak. enam kali lebih besar dibandingkan dengan biaya
2. Tiap pihak harus memiliki sesuatu untuk untuk mempertahankan nasabah yang ada. Biaya
dihargai oleh pihak lainnya. iklan dan bentuk-bentuk promosi lain dikeluarkan
3. Tiap pihak harus mampu melakukan dalam jumlah besar, belum tentu dapat menarik
komunikasi dengan pihak lainnya dan nasabah baru, karena tidak gampang membentuk
mengirimkan barang atau jasa yang sikap positif terhadap merek.
dibutuhkan oleh pihak yang melakukan Bank sebagai lembaga keuangan yang
perdagangan tersebut. tugasnya memberikan jasa keuangan melalui
4. Tiap pihak harus bebas untuk menerima atau penitipan uang (simpanan), peminjaman uang
menolak penawaran dari pihak lain tersebut. (kredit) serta jasa-jasa keuangan lainnya. Untuk
5. Tiap pihak harus mau dan setuju melakukan itu, bank harus dapat menjaga kepercayaan yang
transaksi yang telah disepakati sebelumnya. diberikan oleh nasabahnya. Kepercayaan sangat
Loyalitas nasabah merupakan perilaku yang penting dan tinggi nilainya, karena tanpa
terkait dengan merek sebuah produk, termasuk kepercayaan masyarakat mustahil bank dapat
kemungkinkan memperbarui kontrak di masa yang hidup dan berkembang.
akan datang, berapa kemungkinan nasabah Kasmir (2008:230) mengemukakan bahwa
mengubah dukungannya terhadap merek, berapa nasabah adalah raja artinya seorang raja harus
kemungkinan keinginan nasabah untuk dipenuhi semua keinginan dan kebutuhannya.
meningkatkan citra positif suatu produk. Jika Pelayanan yang diberikan harus seperti melayani
produk tidak mampu memuaskan nasabah, nasabah seorang raja dalam arti masih dalam batas-batas
akan bereaksi dengan cara exit (nasabah etika dan moral dengan tidak merendahkan derajat
menyatakan berhenti membeli merek atau produk) bank atau derajat CS itu sendiri.
dan voice (nasabah menyatakan ketidakpuasan Menurut undang-undang No.10 tahun 1998
secara langsung pada perusahaan). pasal 1 ayat 16 (2009 : 69) nasabah adalah pihak
Menurut Subagyo (2010:13) berpendapat yang menggunakan jasa bank. Berdasarkan
bahwa : “Loyalitas nasabah merupakan pembelian pengertian tersebut, menurut UU No. 10 tahun
ulang sebuah merek secara konsisten oleh 1998 pasal 1 nasabah terdiri dari 2 (dua) jenis,
nasabah.” Istilah loyalitas sudah sering yaitu : Pasal 1 ayat 17 menyatakan bahwa nasabah
diperdengarkan oleh pakar marketing maupun penyimpang adalah nasabah yang menempatkan
praktisi bisnis, loyalitas merupakan konsep yang danaya di bank dalam bentuk simpanan
tampak mudah dibicarakan dalam konteks sehari- berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang
hari, tetapi menjadi lebih sulit ketika dianalisis bersangkutan.
maknanya. Menurut Hasan (2008:81) dalam Pasal 1 ayat 18 menyatakan bahwa nasabah
banyak literatur mengemukakan definisi loyalitas debitur adalah nasabah yang memperoleh fasilitas
sebagai berikut : kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip
1. Sebagai konsep generik, loyalitas merek Syahriah atau dipersamakan dengan itu
menunjukkan kecenderungan konsumen berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang
untuk membeli sebuah merek tertentu dengan bersangkutan.
tingkat konsistensi yang tinggi.

55
Untuk lebih jelasnya Kasmir (2005 : 221) hubungan variabel independen (citra bank,
menguraikan sifat-sifat nasabah yang harus kepercayaan dan pelayanan) terhadap variable
dikenal agar mampu memberikan pelayanan yang dependen yaitu loyalitas dan kepuasan nasabah.
baik, yaitu : Menurut Ferdinand (2006), penelitian ini
1. Nasabah mau dianggap sebagai raja. berarti penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang
Karyawan bank harus menganggap nasabah ingin mencari penjelasan dalam bentuk hubungan
adalah raja, artinya raja harus dipenuhi semua sebab akibat (cause-effect) antar beberapa konsep
keinginannya. Namun pelayanan yang atau beberapa variabel yang dikembangkan.
diberikan masih dalam batas-batas etika dan Penelitian kausalitas iarahkan untuk
moral dengan tidak merendahkan derajat bank menggambarkan adanya hubungan sebab akibat
atau derajat karyawan itu sendiri. antara beberapa situasi yang digambarkan dalam
2. Mau dipenuhi keinginan dan kebutuhannya. variabel dan atas dasar itulah kemudian akan
Kedatangan nasabah ke bank adalah ingin ditarik kesimpulan umum.
memenuhi hasrat atau keinginannya, baik Untuk memperoleh data yang diperlukan
berupa informasi, pengisian aplikasi atau dalam penelitian ini maka pelaksanaannya
keluhan-keluhan. dilakukan dengan cara:
3. Tidak mau didebat dan tidak mau disinggung. 1. Penelitian Kepustakaan Library Research).
Sudah merupakan hukum alam bahwa 2. Penelitian Lapangan (Field Research).
nasabah paling tidak suka dibantah atau Jenis data yang digunakan dalam penelitian
didebat. Usaha setiap pelayanan dilakukan ini adalah data kualitatif, yaitu data yang berupa
melalui diskusi yang santai dan rileks. Pandai- citra Bank, kepercayaan nasabah, pelayanan,
pandailah mengemukakan pendapat sehingga kepuasan terhadap loyalitas nasabah yang
nasabah tidak tersinggung. diperoleh melalui hasil kuesioner. Data kuantitatif,
4. Nasabah mau diperhatikan. Nasabah yang yaitu data yang berupa besarnya jumlah nasabah,
datang ke bank pada hakikatnya ingin serta data lainnya yang menunjang pokok
memperoleh perhartian. Jangan sekali-kali pembahasan ini.
menyepelekan atau membiarkan nasabah, Sumber data yang digunakan dalam penelitian
berikan perhatian secara penuh sehingga ini adalah : Data Primer dan Data Sekunder. Dalam
nasabah benar-benar diperhatikan. penelitian ini yang menjadi populasi adalah
5. Nasabah merupakan sumber pendapat bank. nasabah pada PT. Bank Sumut Kota
Pendapatan utama bank adalah dari transaksi Pematangsiantar yang berjumlah 2.594 orang.
yang dilakukan oleh nasabahnya. Oleh karena Teknik pengambilan sampel dalam penelitian
itu, jika membiarkan nasabah berarti ini dilakukan dengan cara purposive sampling
menghilangkan pendapatan. Nasabah adalah teknik penentuan sampel yang dipilih
merupakan sumber pendapatan yang harus dengan kriteria tertentu (Sugiyono, 2009:78).
dijaga. Kriteria sampel adalah nasabah yang merupakan
Penelitian yang dilakukan Gisha Navitasari nasabah PT. Bank Sumut Kota Pematangsiantar.
(2011) yang meneliti mengenai analisis faktor- Ukuran sampel ditentukan dengan menggunakan
faktor yang memengaruhi loyalitas nasabah studi rumus Slovin (Umar, 2003:96), dengan rumus :
kasus di Bank Jateng Cabang Koordinator n
Semarang. Hasil penelitian membuktikan bahwa N= , maka N sebanyak = 96,28 maka
1 + Ne 2
kualitas layanan berpengaruh positif terhadap
jumlah sampel dibulatkan menjadi 96 orang.
kepuasan nasabah, nilai nasabah berpengaruh
Untuk menjawab hipotesis yang telah diajukan,
positif terhadap kepuasan nasabah, kepuasan
maka penulis menggunakan analisa data yaitu
nasabah berpengaruh positif terhadap loyalitas
sebagai berikut :
nasabah, komitmen berpengaruh positif terhadap
1. Analisis descriptif yaitu suatu analisis yang
loyalitas nasabah, citra berpengaruh positif
menjelaskan mengenai faktor-faktor yang
terhadap komitmen, dan kepercayaan berpengaruh
memengaruhi loyalitas nasabah melalui hasil
positif terhadap komitmen.
kuesioner yang disebarkan kepada nasabah.
2. Analisis regresi linear berganda dengan
Metode Penelitian
analisis jalur yakni suatu model analisis jalur
Penelitian ini dimaksudkan untuk menjelaskan
untuk menguji pengaruh antara citra bank
kedudukan-kedudukan variabel yang akan diteliti
(X1), kepercayaan (X2), layanan (X3), terhadap
serta hubungan antar satu variabel dengan variabel
kepuasan nasabah (Y1) dan loyalitas nasabah
yang lain atau dengan kata lain untuk melihat

56
(Y2) dengan program SPSS versi 20. Y2 = 2,566 + 0,294
Persamaan regresi oleh Riduan dan Akdon Dari persamaan regresi tersebut di atas maka
(2007:142) yaitu : dapat dijelaskan atau diartiikan bahwa: nilai bo =
Y1 = b0 + PY1X1 + PY1X2 + PY1X3 + ei 2,566 merupakan nilai konstan yang berarti bahwa
Y2 = b0 + PY2X1 + PY2X2 + PY2X3 + ei dengan adanya kepuasan nasabah maka akan
3. Pengujian Hipotesis. Terima Ho tolak Ha, jika meningkatkan loyalitas nasabah, sedangkan nilai
nilai signifikasi t > 0,05. Tolak Ho terima Ha, b1 = 0,294 yang berarti bahwa apabila kepuasan
jika nilai signifikasi t < 0,05. nasabah meningkat maka akan memengaruhi
4. Uji kelayakan instrument penelitian. Uji loyalitas nasabah pada PT. Bank Sumut Kota
validitas dimaksudkan untuk mengukur sejauh Pematangsiantar.
mana variabel yang digunakan benar-benar Kemudian untuk melihat sejauh mana
mengukur apa yang seharusnya diukur. hubungan antara kepuasan nasabah terhadap
Instrumen yang baik adalah instrumen yang loyalitas nasabah maka diperoleh :
valid. 1. Nilai R = 0,326 atau sebesar 32,6% yang
menunjukkan bahwa hubungan antara
Pembahasan kepuasan nasabah mempunyai hubungan yang
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan cukup kuat dan positif terhadap loyalitas
persamaan regresi yang terbentuk adalah: nasabah pada PT. Bank Sumut Kota
Y1 = b0 + PY1X1 + PY1X2 + PY1X3 + ei Pematangsiantar.
Y1 = 1,260 + 0,273 X1 + 0,223 X2 + 0,297 X3 2. R2 = 0,106 yang menunjukkan bahwa
Dari persamaan regresi tersebut di atas maka persentase pengaruh kepuasan nasabah
dapat dijelaskan atau diartiikan bahwa: Variabel mampu menjelaskan sebesar 10,6% variasi
citra bank, kepercayaan nasabah, dan pelayanan dari loyalitas nasabah sedangkan sisanya
mempunyai arah koefisien yang bertanda positif sebesar 89,4% dipengaruhi oleh faktor lain
terhadap kepuasan nasabah pada PT. Bank Sumut yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Kota Pematangsiantar yakni sebesar 1,260%. Selanjutnya untuk menguji sejauh mana
Koefisien citra bank memberikan nilai sebesar pengaruh kepuasan nasabah terhadap loyalitas
0,273 yang berarti bahwa jika citra bank nasabah maka digunakan uji t. Pengujian dilakukan
semakin baik maka kepuasan nasabah akan dengan melihat taraf signifikansi (pvalue), dimana
mengalami peningkatan. Koefisien kepercayaan diperoleh nilai thitung 3,341 > ttabel 1,661, serta
nasabah memberikan nilai sebesar 0,223 yang memiliki nilai pvalue 0,001 < 0,05, karena thitung
berarti bahwa jika kepercayaan nasabah semakin lebih besar daripada ttabel serta memiliki
baik maka kepuasan nasabah akan mengalami nilai pvalue yang terkecil, hal ini berarti bahwa
peningkatan. Koefisien pelayanan nasabah kepuasan nasabah mempunyai pengaruh yang
memberikan nilai sebesar 0,297 yang berarti signifikan terhadap loyalitas nasabah pada PT.
bahwa jika pelayanan nasabah semakin baik maka Bank Sulsebar Cabang Makassar. Sedangkan untuk
kepuasan nasabah akan mengalami peningkatan. mengetahui secara serempak kepuasan nasabah
Berdasarkan hasil analisis korelasi, maka terhadap loyalitas nasabah, hasil perhitungan
dapat diinterprestasikan sebagai berikut : statistik menunjukkan bahwa nilai Fhitung (11,165) >
1. Nilai R = 0,601 yang menunjukkan bahwa Ftabel (3,093), dengan menggunakan batas
hubungan antara citra bank, kepercayaan signifikansi 0,05, maka diperoleh nilai signifikansi
nasabah dan pelayanan mempunyai hubungan tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa
yang kuat dan positif terhadap kepuasan kepuasan nasabah berpengaruh secara simultan
nasabah pada PT. Bank Sumut Kota terhadap kepuasan nasabah pada PT. Bank Sumut
Pematangsiantar karena nilai R mendekati 1. Kota Pematangsiantar.
2. R2 = 0,361 yang menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui
persentase pengaruh citra bank, kepercayaan persamaan regresi yang terbentuk adalah:
nasabah dan pelayanan mampu menjelaskan Y2 = b0 + PY1X1 + PY1X2 + PY1X3 + ei
sebesar 36,1% variasi dari kepuasan nasabah Y2 = 1,327 + 0,215 X1 + 0,242 X2 + 0,403 X3
sedangkan sisanya sebesar 63,9% dipengaruhi Dari persamaan regresi tersebut di atas maka
oleh faktor lain, seperti : tingkat suku bunga, dapat dijelaskan atau diartiikan bahwa:
promosi dan lain sebagainya. 1. Variabel citra bank, kepercayaan nasabah, dan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui pelayanan mempunyai arah koefisien yang
persamaan regresi yang terbentuk adalah: bertanda positif terhadap loyalitas nasabah
Y2 = b0 + Y1

57
pada PT. Bank Sumut Kota Pematangsiantar sebesar 2,333 > ttabel 1,662 dengan taraf signifikan
yakni sebesar 1,327%. 0,022, selanjutnya untuk variabel pelayanan
2. Koefisien citra bank memberikan nilai sebesar memiliki nilai thitung 3,114 > ttabel 1,662 dengan
0,215 yang berarti bahwa jika citra taraf signifikansi sebesar 002 lebih kecil dari 0,05.
bank semakin baik maka loyalitas nasabah Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa
akan mengalami peningkatan. citra bank, kepercayaan nasabah dan pelayanan
3. Koefisien kepercayaan nasabah memberikan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
nilai sebesar 0,242 yang berarti bahwa jika kepuasan nasabah pada PT. Bank Sumut Kota
kepercayaan nasabah semakin baik maka Pematangsiantar.
loyalitas nasabah akan mengalami Pengujian pengaruh variabel bebas secara
peningkatan. bersama-sama terhadap variabel terikatnya dengan
4. Koefisien pelayanan nasabah memberikan menggunakan uji F. Hasil perhitungan statistik
nilai sebesar 0,403 yang berarti bahwa jika menunjukkan nilai Fhitung = 24.253 > Ftabel = 2,704.
pelayanan nasabah semakin baik maka Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05,
loyalitas nasabah akan mengalami maka diperoleh nilai signifikansi tersebut lebih
peningkatan. kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa citra bank,
Berdasarkan hasil analisis korelasi, maka kepercayaan nasabah dan pelayanan secara
dapat diinterprestasikan sebagai berikut : serempak berpengaruh terhadap loyalitas nasabah
1. Nilai R = 0,665 yang menunjukkan bahwa pada PT. Bank Sumut Kota Pematangsiantar.
hubungan antara citra bank, kepercayaan Selanjutnya untuk mengetahui sejauh mana
nasabah dan pelayanan mempunyai hubungan pengaruh masing-masing variabel yakni citra bank,
yang kuat dan positif terhadap loyalitas kepercayaan nasabah dan pelayanan terhadap
nasabah pada PT. Bank Sumut Kota loyalitas nasabah maka digunakan uji t. Pengujian
Pematangsiantar karena nilai R mendekati 1. dilakukan dengan melihat taraf signifikansi
2. R2 = 0,442 yang menunjukkan bahwa (pvalue), jika taraf signifikansi yang dihasilkan
persentase pengaruh citra bank, kepercayaan dari perhitungan dibawah 0,05 maka hipotesis
nasabah dan pelayanan mampu menjelaskan diterima, sebaliknya jika taraf signifikansi hasil
sebesar 44,2% variasi dari loyalitas nasabah thitung lebih besar dari 0,05 maka hipotesis ditolak.
sedangkan sisanya sebesar 55,8% Hasil pengujian hipotesis citra bank,
dipengaruhi oleh faktor lain, seperti : tingkat kepercayaan nasabah dan pelayanan menunjukkan
suku bunga, promosi dan lain sebagainya. nilai thitung untuk citra bank sebesar 2,563 > ttabel
Pengujian pengaruh variabel bebas secara 1,662 dengan taraf signifikansi 0,012. Untuk
bersama-sama terhadap variabel terikatnya dengan variabel kepercayaan nasabah memiliki nilai thitung
menggunakan uji F. Hasil perhitungan statistik sebesar 2,709 > ttabel 1,662 dengan taraf signifikan
menunjukkan nilai Fhitung = 17.338 > Ftabel = 2,704. 0,008, selanjutnya untuk variabel pelayanan
Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, memiliki nilai thitung 4,521 > ttabel 1,662 dengan
maka diperoleh nilai signifikansi tersebut lebih taraf signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari
kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa citra bank, 0,05. Dengan demikian maka dapat dikatakan
kepercayaan nasabah dan pelayanan secara bahwa citra bank, kepercayaan nasabah dan
serempak berpengaruh terhadap kepuasan nasabah pelayanan mempunyai pengaruh yang signifikan
pada PT. Bank Sumut Kota Pematangsiantar. terhadap loyalitas nasabah pada PT. Bank Sumut
Selanjutnya untuk mengetahui sejauh mana Kota Pematangsiantar.
pengaruh masing-masing variabel yakni citra bank,
kepercayaan nasabah dan pelayanan terhadap Kesimpulan
kepuasan nasabah maka digunakan uji t. Pengujian Dari pembahasan yang telah diuraikan, maka
dilakukan dengan melihat taraf signifikansi dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
(pvalue), jika taraf signifikansi yang dihasilkan 1. Hasil pengujian hipotesis telah membuktikan
dari perhitungan dibawah 0,05 maka hipotesis terdapat pengaruh yang signifikan antara citra
diterima, sebaliknya jika taraf signifikansi hasil bank, kepercayaan nasabah dan pelayanan
thitung lebih besar dari 0,05 maka hipotesis ditolak. terhadap kepuasan nasabah. Pengujian
Hasil pengujian hipotesis citra bank, membuktikan bahwa citra bank, kepercayaan
kepercayaan nasabah dan pelayanan menunjukkan nasabah dan pelayanan memiliki pengaruh
nilai thitung untuk citra bank sebesar 3,051 > ttabel positif terhadap kepuasan nasabah. Dilihat
1,662 dengan taraf signifikansi 0,003. Untuk dari hasil perhitungan yang telah dilakukan
variabel kepercayaan nasabah memiliki nilai thitung diperoleh nilai koefisien untuk citra bank

58
sebesar 0,273, kemudian kepercayaan Hasan Ali. 2008. Marketing. Cetakan Pertama.
nasabah sebesar 0,223 dan untuk pelayanan Yogyakarta : Med Press.
memiliki koefisien regresi sebesar dan 0,297, Kasali, Rhenald. 2005. Membidik Pasar Indonesia
sedangkan variabel yang paling dominan (Segmentasi, Targeting, Positioning). Jakarta :
mempengaruhi kepuasan nasabah pada PT. Gramedia Pustaka Utama.
Bank Sumut Kota Pematangsiantar adalah Kasmir. 2005. Etika Custumer Service. edisi
pelayanan. pertama. cetakan pertama. Jakarta : Raja
2. Hasil pengujian hipotesis telah membuktikan Grafindo Persada.
terdapat pengaruh yang signifikan antara citra ------, 2008. Manajemen Perbankan, edisi revisi.
bank, kepercayaan nasabah dan pelayanan Jakarta: Raja Grafindo Persada.
terhadap loyalitas nasabah. Dilihat dari hasil Kotler, Philip. 2008. Manajemen Pemasaran. edisi
perhitungan yang telah dilakukan diperoleh ketigabelas. Jakarta : Indeks.
nilai koefisien regresi untuk citra bank sebesar Lopiyoadi Rambat. 2006. Manajemen Pemasaran
0,215, untuk variabel kepercayaan nasabah Jasa. edisi kedua. Jakarta : Salemba Empat.
memiliki koefisien regresi sebesar 0,242 dan Sumarwan, Ujang. 2003. Perilaku Konsumen Teori
untuk variabel pelayanan dengan nilai dan Penerapannya Dalam Pemasaran.
koefisien regresi sebesar 0,403 dengan taraf Jakarta : Ghalia Indonesia.
signifikansi hasil lebih kecil dari 0,05, Subagyo Ahmad. 2010. Marketing In Business,
sedangkan variabel yang paling dominan Studi Kasus UMK & LKM, edisi Pertama.
mempengaruhi loyalitas nasabah adalah Jakarta : Mitra Wacana Media.
pelayanan. Tjiptono Fandy. 2005. Pemasaran Jasa. edisi
pertama, cetakan pertama. Malang : Bayu
Daftar Pustaka Media.
Umar Husain. 2003. Riset Pemasaran dan Perilaku
Andi, Krismanto. 2009. Analisis Faktor-Faktor Konsumen. cetakan Ketiga. Jakarta: Gramedia
yang Memengaruhi Loyalitas Nasabah (Studi Pustaka Utama.
Kasus pada PT. Bank Rakyat Indonesia Undang-Undang Perbankan, 1998, cetakan kedua.
Cabang Semarang Pattimura). Tesis Jakarta : Sinar Grafika.
Universitas Diponegoro Semarang.
Aritonang, Lerbin R. 2005. Kepuasan Pelanggan,
Pengukuran dan Penganalisisan dengan
SPSS, edisi pertama. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Akdom dan Riduan. 2007. Rumus dan Data Dalam
Analisis Statistik, cetakan kedua. Bandung :
Alfabeta,
Barata, Atep Adya. 2006. Dasar-dasar Pelayanan
Prima, cetakan Ketiga. Jakarta : Elex Media
Komputindo.
Lamb, W. Charles, dan Joseph F. Hair, dan Carl
Mc Daniel. 2001. Pemasaran edisi Pertama.
Jakarta : Salemba Empat.
Ferdinand, Augusty. 2006. Structural Equation
Modelling Dalam Penelitian Manajemen.
Edisi Keempat. Semarang : Universitas
Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikai Analisis Multivarite
dengan SPSS, cetakan Keempat. Semarang :
Universitas Diponegoro,
Gisha, Navitasari. 2011. Analisis Faktor-Faktor
yang Memengaruhi Loyalitas Nasabah Studi
Kasus di Bank Jateng Cabang Koordinator.
Semarang : Tesis Universitas Diponegoro.
Hasibuan, Malayu. 2008. Dasar-Dasar Perbankan,
cetakan ketiga. Jakarta : Bumi Aksara.

59

Anda mungkin juga menyukai