SKRIPSI
Oleh:
MANTO MANURUNG
NIM: 877
SKRIPSI
Oleh:
MANTO MANURUNG
NIM: 877
NIM : 877
JURUSAN : PASTORAL
Menyetujui,
Dosen pembimbing
ii
PENGESAHAN
Skripsi ini telah diterima, diuji, dan dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Skripsi
Hari : Rabu
Dewan Penguji:
Mengetahui,
Pdt. Drs. Suwandoko Roslim, M.Th., Ph.D. Pdt. Antonius Mulyanto, M.A., M.Div.
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Tuhan Yesus Kristus atas berkat kasih, rahmat
dan bimbingan-Nya serta kekuatan yang diberikan kepada penulis, dan berkat
pertolongan dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Pdt. Antonius Mulyanto, M.A., M.Div. sebagai dosen pembimbing dalam
2. Bapak Pdt. Gordon Simare-mare, M.A. atas saran-saran yang diberikan untuk
3. Bapak Pdt. Edison Lesnussa, S.Kom., M.A. yang telah meluangkan waktu untuk
berbicara dengan penulis pada waktu penulis berada pada titik jenuh.
Ekklesia.
6. Bapak Pdt. Thomas Agung dan Ibu Ita Utomo, sebagai gembala sidang di Gereja
Sidang Jemaat Allah Rumah Doa Bekasi, yang telah memberikan dorongan moril
kepada penulis.
7. Ayahanda dan Ibunda tercinta. Atas segala pengorbanan dan bimbingan yang
telah diberikan kepada penulis sehingga penulis tidak takut dalam menghadapi
iv
8. Saudari Novrie Sihombing, yang telah bersedia untuk memberikan kritikan dan
sesuai dengan kemampuan yang ada. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan
skripsi ini terdapat ketidak sempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran-saran membangun dari para pembaca sekalian untuk digunakan dalam
Akhir kata, kiranya berkat dan rahmat Tuhan senantiasa menyertai kita semua,
dan harapan penulis adalah bahwa skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian,
lebih baik.
Penulis
(Manto Manurung)
v
DAFTAR ISI
Hal
PENGESAHAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL ix
BAB
I. PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
vi
Timbulnya Kelompok-kelompok Dalam Masyarakat ................................. 42
Kesulitan Untuk Membangun Kerja Sama .................................................. 44
Bahasa Komunikasi Sebagai Media Penginjilan Kepada Masyarakat ........ 45
Kesimpulan ................................................................................................... 79
Saran-saran .................................................................................................... 81
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
Tabel I. Perbandingan Sebelum dan sesudah manusia jatuh dalam dosa ................. 9
Tabel 5. Gereja Lokal Yang Menerapkan Penginjilan Dengan “Kelompok Sel.” ... 64
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Penginjilan merupakan salah satu tugas esensial gereja, karena tugas ini
sorga. Perintah itu disebut sebagai Amanat Agung, dan di dalamnya tertuang langkah-
langkah yang harus dilakukan gereja pada waktu melaksanakan tugas ini.
Penginjilan sebagai satu tugas, pada mulanya ditanggapi oleh gereja sesuai
dengan isi amanat yang diterimanya dari Tuhan Yesus. Alkitab memberikan catatan-
catatan penting tentang pergerakan gereja mula-mula dalam meresponi tugas ini.
Sebagai bagian dari tugas utamanya gereja masa kini pun masih mengakui penginjilan
tantangan yang harus dihadapi oleh gereja. Apakah gereja mampu menghadapi
pemikiran ini, penulis mencoba menggali kebenaran firman Allah dan meneliti buku-
buku hasil riset dari beberapa pakar yang membahas tentang gereja, penginjilan dan
dan Solusinya.”
1
Batasan Masalah
ditinjau dari segi letak geografis di mana masyarakat tersebut tinggal, maupun jenis
kemajemukan dalam masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, penulis membatasi
masalah pada penginjilan di tengah masyarakat majemuk dalam konteks kota Jakarta.
Metode Penelitian
di tengah masyarakat majemuk: tantangan dan solusinya. Dalam penulisan skripsi ini,
berhubungan dengan skripsi ini, dan eksplorasi data dari media elektronik khususnya
media internet.
1. Untuk pengembangan ilmu teologia sebagai satu literatur tambahan dan bahan
2. Untuk para gembala sidang dan hamba-hamba Tuhan, skripsi ini dapat dipakai
agar termotivasi untuk memikirkan strategi penginjilan yang lebih tepat guna.
3. Untuk semua orang percaya, skripsi ini memuat pesan-pesan Tuhan tentang
2
4. Untuk penulis, skripsi ini memberikan informasi praktis tentang penginjilan yang
Sistematika penulisan
Tengah Masyarakat Yang Majemuk: Tantangan dan Solusinya.” Dalam bab ini,
memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini, dan sistematika
penulisannya.
Dal bab ini penulis menjelaskan secara singkat defenisi penginjilan secara etimologis,
sekitar gereja.
kelompok masyarakat khususnya dalam konteks kota Jakarta dan bagaimana akibat-
Masyarakat Yang Majemuk.” Dalam bab ini diterangkan berbagai tantangan yang
3
dalam konteks kota Jakarta. Kemajemukan masyarakat seringkali menimbulkan
majemuk.
saran.
4
BAB II
PENGINJILAN,
SALAH SATU TUGAS ESENSIAL GEREJA
Istilah “penginjilan” sudah menjadi satu istilah yang umum, dan erat
kini, beberapa gereja lokal menanggapi penginjilan sebagai satu tugas yang dapat
lokal lainnya menanggapi penginjilan sebagai satu tugas dari anggota-anggota tertentu
saja, dan beberapa gereja lokal berpendapat bahwa penginjilan merupakan tugas dari
gereja lokal lainnya, sedangkan gereja lokal tersebut bertugas untuk mendewasakan
(- kewajiban), sesuatu yang wajib dikerjakan atau yang ditentukan untuk dilakukan;
“esensial” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia didefinisikan: perlu sekali; penting;
hakiki; harus ada.2 Dari pengertian kata “tugas” dan kata “esensial” tersebut, maka
penginjilan sebagai salah satu tugas esensial gereja adalah satu kewajiban, atau
sesuatu yang wajib dikerjakan, dan yang ditentukan untuk dilakukan oleh gereja.
Ditinjau dari definisi di atas, menurut hemat penulis tugas penginjilan sering
kali tidak dilakukan dengan semestinya. Oleh karena itu, perlu diadakan penyelidikan
wawasan berpikir tentang kepentingan dari tugas tersebut. Topik yang penulis
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1985), p. 1094.
2
Ibid, p. 236
5
maksudkan antara lain:
4. Bagaimana posisi dari tugas penginjilan di antara tugas gereja yang lainnya?
6. Siapa yang menjadi sasaran dari penginjilan ditinjau dari amanat yang diberikan
kepada gereja?
Harapan penulis dengan adanya pemahaman terhadap keenam topik tersebut di atas
Dalam Alkitab, baik dalam kitab-kitab Perjanjian Baru mau pun dalam kitab-
kitab Perjanjian Lama, kata “penginjilan” tidak ditemukan secara hurufiah. Pada
hakikatnya kata ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu “ύξω” dibaca
dan “memproklamasikan Injil atau menjadi pembawa kabar baik di dalam Yesus”4
dipakai dalam kemiliteran Yunani. Kata ini memiliki arti “upah yang diberikan
kepada pembawa berita kemenangan dari medan tempur, dan atau berita kemenangan
3
James Strong, Strong’s Exhaustive Concordance Of The Bible (Iowa: Riverside BOOK and
Bible House Iowa Falls), p. 33.
4
Horst Balz & Gerhard Schneider, Exegetical Dictionary Of The New Testament (Volume 2),
(Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company Grand Rapids, 1991; reprint ed. , 2000), p. 69
5
Yakub Tomatala, Penginjilan Masa Kini (jilid 1) (Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas,
1988), p. 24.
6
menjelaskan “berita” tentang pengorbanan dan atau karya Yesus Kristus.6
ini pada mulanya adalah satu istilah yang dipakai untuk seorang utusan resmi (utusan
itu disebut “Kerux”) yang menyampaikan pengumuman dari raja.7 Kata ini dalam
yaitu “qầrầ,”yang artinya “berseru.”9 Dalam kitab Septuaginta (LXX) kata “kerysso”
dipakai lebih dari 30 kali, baik dalam arti sekular tentang pengumuman resmi raja-
raja, maupun dalam arti agamawi tentang pengucapan kenabian (Yes 61:1; Yoel 1:14;
Zak 9:9).10 Sedangkan dalam kitab-kitab Perjanjian Baru kata “kerysso” dipakai
sebanyak 60 kali.11
dengan penginjilan seperti kata “διδαζσω” dibaca “didasko” artinya mengajar, atau
mengajarkan.12 Tuhan Yesus sering menggunakan penginjilan dengan cara ini, contoh
penggunaannya dicatat dalam Matius 10: 7-15; 4: 23; 7: 28; 9:35; Markus 1:21; 6:6;
Lukas 10: 4-12. Kata kedua yaitu: “μαπηςπεω” dibaca “martureo” artinya bersaksi,
6
Ibid.
7
Ensiklopedia AlkitabMasa Kini (Jilid 1), ed. S.v. “Berita, Pemberitaan.” By R.H. Mounce.
(Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1995; Reprint ed. 2000), p. 183
8
Yakub Tomatala, Penginjilan Masa Kini (Jilid 2) (Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas,
1998), p. 21.
9
Ensiklopedia Alkitab Masa Kini (Jilid 1), p. 183.
10
Ibid.
11
Ibid, p.182
12
Yakub Tomatala, p. 21.
13
Ibid, p. 22.
7
Setelah menyelidiki arti kata “penginjilan” secara etimologis, maka
“penginjilan” adalah:
1. Satu tugas untuk mengumumkan atau memberitakan kabar baik, dan atau kabar
2. Dilakukan dengan cara menyerukannya seperti seorang utusan raja yang sedang
mengumumkan satu dekrit, yaitu dengan suara yang keras dan tegas, dan dapat
juga dilakukan dengan mengajar seperti kepada seorang murid, dan dengan
3. Tugas penginjilan tidak dapat dibantah dan atau dilalaikan karena berita itu
menyangkut keselamatan jiwa banyak orang yang dikasihi oleh pemberi perintah.
Penginjilan sebagai salah satu tugas esensial gereja perlu dilihat dari sisi
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru mencatat bukti-bukti penting tentang inisiator
fakta berikut ini yang tertera pada tabel di bawah ini. Alkitab mencatat dengan sangat
jelas tentang sikap Allah terhadap manusia sebelum dan sesudah kejatuhannya ke
dalam dosa.
8
kepercayaan kepada manusia cenderung menyalahkan
untuk mengusahakan taman Eden sesamanya, dan benda-benda lain
(Kej. 2:15), di luar dirinya ( Kej. 3: 12),
- Allah memberikan perintah 3. Perempuan akan mengalami sakit
larangan kepada manusia dan pada bersalin (Kej. 3: 16),
menjelaskan akibat yang akan 4. Manusia harus bersusah payah
dialaminya apabila tidak untuk mencukupi kebutuhan
mematuhinya ( Kej. 2: 17), hidupnya selama di muka bumi ini
- Tuhan membuat manusia berbeda (Kej. 3: 17),
dengan mahluk ciptaan-Nya yang 5. Allah tetap campur tangan dalam
lainnya (Kej. 2: 9, 18-22). kehidupan manusia.
2. Manusia menerima sesamanya Bukti-buktinya :
dengan penuh penghargaan (Kej 2: - Allah membuat satu ketetapan
23-24) tentang akan adanya
3. Allah merupakan sumber kehidupan penyelamatan di masa depan (Kej
manusia. 3: 15),
Bukti-buktinya : - Tuhan menjelaskan akibat yang
- Tuhan Allah menyediakan segala harus dialami oleh manusia (Kej
kebutuhan jasmaniah manusia 3: 17-19),
(Kej 2: 8-9), - Tuhan Berinisiatif menutupi
- Tuhan Allah menyediakan ketelanjangan manusia (Kej 3:
kebutuhan jiwa manusia (Kej 2: 21).
18-22).
Pada tabel di atas, satu bukti menyatakan bahwa setelah jatuh ke dalam dosa,
“mereka takut bertemu dengan Allah” (Kejadian 3:8). Pada waktu Adam dan Hawa
mendengar langkah kaki Allah, Adam dan Hawa lebih memilih bersembunyi dari
Commentary memberikan pendapat tentang kata “takut” sebagai satu keadaan takut
disertai dengan perasaan terteror.14 Tomatala menegaskan, perasaan takut dan terteror
kebenaran (Kejadian 2: 17; 1 Petrus 2: 24) dan hidup untuk dosa sebagai akibat dari
ketidak-taatannya.15 Dalam keadaan itu, Allah tidak mendekati mereka dalam guntur
atau dengan panggilan yang kasar.16 Dalam kasus tersebut, posisi Adam secara
14
Charles F. Pfeiffer (ed), The Wycliffe Bible Commentary (Old Testament) (Chicago: Moody
Press, 1962), p. 7.
15
Yakub Tomatala, Penginjilan Masa Kini (jilid 1), p. 7.
16
Charles F. Pfeiffer, p. 7.
9
yuridis (kata “yuridis” artinya menurut hukum; secara hukum17) terbukti melanggar
perintah Allah.18 Pada waktu Adam mengetahui dirinya telah bersalah karena gagal
mentaati perintah Allah (Kejadian 2: 16,17), Adam beserta isterinya berusaha untuk
bersembunyi dari Allah. Dalam kasus tersebut, Allah-lah yang berinisiatif untuk
menemukan mereka.
berikut ini:
1. Tindakan Allah untuk menemukan mereka tidak berhenti pada batas mencari, dan
menemukan.
2. Alkitab tidak mencatat bukti yang menyatakan Allah meninggalkan mereka dalam
keadaan terteror.
3. Alkitab juga tidak mencatat bahwa Tuhan Allah membuat alternatif lain seperti
membinasakan mereka lalu menciptakan manusia yang baru dan yang taat secara
mutlak kepada-Nya.
4. Alkitab memberikan bukti yang bertolak belakang dengan pelanggaran Adam dan
Hawa.
Dalam kondisi demikian pun Allah memberikan janji penyelamatan kepada Hawa.
melihat pandangan Allah menurut Alkitab tentang keberadaan dosa dan manusia
berdosa. Setelah manusia berdosa, ia menjadi manusia yang bersifat daging (Ibrani
17
Kamus Besar Bahasa Indonesia, p. 1016.
18
Yakub Tomatala, p. 7.
19
Ibid..
10
lemah dan berdosa20 (Kejadian 6:3), dan keberadaannya itu memilukan hati Allah
(Kejadian 6:7). Pandangan Allah dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tentang
dosa dan manusia berdosa tidak berubah. Perhatikanlah tabel berikut ini:
mengambil sikap terhadap dosa dan manusia berdosa. Alkitab mencatat “Allah
upahnya. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “maut” didefinisikan dengan
kematian atau membawa kepada kematian.21 Definisi ini lebih mengarah kepada
kematian fisik. Morris menegaskan bahwa kata “maut” memiliki arti lebih dari
sekedar kematian fisik, tetapi kematian yang bersifat eskatologis (Yudas 12; Wahyu
membinasakan manusia beserta seluruh mahluk yang ada di muka bumi dan Tuhan
Allah melakukannya, tetapi di sisi lain Allah memberikan kasih karunia kepada Nuh
20
William Wilson, Wilson’s Old Testament Word Studies, (Massachusetts: Hendrickson
Publishers), p. 169.
21
Kamus Besar Bahasa Indonesia, p. 639.
22
Ensiklopedia Alkitab Masa Kini (Jilid 2), S.v. “Mati, Kematian, dan Maut,” by L. M.
Morris. (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1995; Reprint ed. 2000), p. 36
11
beserta keluarganya (Kejadian 6: 5-8), dan juga kepada semua bangsa. Puncak dari
perwujudan kasih itu dinyatakan di dalam diri Yesus Kristus. Berikut ini laporan dari
bagi Israel dan bangsa-bangsa lain juga (Yesaya 9:5; 45: 20-22), janji ini mengacu
pada Yesus.
2. Dalam kitab-kitab Injil Sinoptik dijelaskan: Yesus Kristus datang ke dunia ini
untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang (Matius 18:11; Lukas 19:10).
3. Injil Yohanes menyatakan: kehadiran Yesus di dunia ini merupakan bukti nyata
dari kasih Allah kepada manusia. Ia datang dengan misi kasih, tetapi Allah
menuntut satu syarat agar manusia dapat menerima keselamatan tersebut, yaitu
4. Kitab Kisah Para Rasul menekankan pemberitaan Petrus tentang Yesus yang telah
diutus oleh Allah Bapa. Yesus disebut sebagai satu-satunya jalan keselamatan,
dan tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya manusia
Menurut Walter, Allah dalam kasih yang kudus berprakarsa memikirkan dan
Menurut Abraham apapun penginjilan itu dimulai di dalam hidup, kematian, dan
kebangkitan Yesus dari Nazaret.25 Poros dari keselamatan itu adalah Salib Kristus
(Roma 1:16; 1 Korintus 1:18). Dalam hal ini para teolog Biblika sepakat bahwa dalam
23
Ibid. S.v. “Selamat, Keselamatan,” by G. Walters, p. 377.
24
Ibid. p. 375.
25
William J. Abraham, The Teologic of evangelism (Michigan: William B, Eerdmans
Publishing Company Grand Rapids, 1989), p. 17.
26
Ensiklopedia Alkitab Masa Kini (Jilid 2), S.v. “Selamat, Keselamatan,” p. 378.
12
Penginjilan Dan Korelasinya Dengan Amanat Agung
Penginjilan sebagai salah satu tugas esensial gereja pada hakikatnya tidak
dapat dipisahkan dari Amanat Agung, yaitu amanat yang diberikan oleh Tuhan Yesus
1. Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa
di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku
dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah
(Matius 28:18-20).
Injil kepada segala mahluk, siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan,
tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai
mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka
akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak
akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan
3. Kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan
bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya
segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini. Dan
aku akan mengirim kepada kamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu
harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan
13
dari tempat yang tinggi” (Lukas 24:46-49).
Menzies, Horton, Tomatala, serta Autrey berpendapat bahwa tugas inti dari
Amanat Agung adalah pergi kepada segala bangsa, kemudian menjadikan orang-
orang berdosa menjadi murid Kristus yang taat untuk melakukan segala sesuatu
Pada topik “Penginjilan, inisiatif dan bukti kasih Allah,” penulis mengutip
pernyataan Yesus tentang misi utama-Nya datang ke dunia ini. Menurut penulis jika
pernyataan misi ini dihubungkan dengan Amanat Agung, maka pernyataan tersebut
dapat disebut sebagai tujuannya, yaitu agar tidak seorang pun yang terhilang. Dalam
korelasinya dengan gereja sebagai penerima dan pelaksana amanat itu, maka
pernyataan misi tersebut hanya akan terwujud jika gereja melakukan tugas penginjilan
dengan taat sehingga orang-orang yang masih hidup dalam dosa memperoleh
ekklesianya Tuhan Yesus (kata “ekklesia” berasal dari bahasa Yunani, artinya “yang
dipanggil keluar dari dunia ini, untuk menjadi milik-Nya, dan berada sebagai sesuatu
Gereja dipanggil keluar dari dunia ini oleh Allah, dikuduskan-Nya, kemudian
mengutusnya kembali ke dalam dunia dengan satu amanat untuk memberitakan Injil
kepadanya. Berdasarkan arti dari kata “ekklesia,” maka gereja seharusnya dipahami
dengan dua arti yaitu sebagai gereja yang universal29 yang artinya kumpulan dari
semua orang yang percaya di seluruh dunia, dan gereja dalam arti kumpulan orang-
27
Buku-buku yang dipakai sebagai buku riset dalam penulisan skripsi ini adalah Basic
Evangelism oleh C. E. Autrey, Doktrin Alkitab oleh William W. Menzies & Stanley M. Horton,
Penginjilan Masa Kini oleh Yakob Tomatala.
28
John Stot, Satu Umat (Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1990; Reprint ed. 1997),
p. 10.
29
Henry C. Thiessen, Teologia Sitematika (Malang: Penerbit Gandum Mas. 1992), p. 476-
478.
14
orang yang percaya di satu lokasi tertentu atau disebut sebagai gereja lokal30 atau
kumpulan orang-orang percaya yang berkumpul di satu tempat atau lokasi tertentu,
kasih dan kerinduan Allah kepada umat manusia, yaitu agar tidak seorang pun yang
semua bangsa murid-Ku” (Matius 28: 19), dan “Pergilah ke seluruh dunia,
beritakanlah Injil kepada segala mahluk (Markus 16:16).” Dalam perintah tersebut,
Tuhan Yesus tidak membatasi wilayah kerja gereja hanya dalam satu wilayah tertentu,
atau hanya kepada suku tertentu, dan atau kepada orang-orang tertentu saja. Perintah
tersebut tersebut memiliki cakupan yang sangat luas, yaitu kepada semua mahluk
strategi yang telah ditetapkan oleh Tuhan Yesus, yaitu penginjilan dimulai dari daerah
yang lebih jauh lagi yaitu bangsa-bangsa lain yang belum pernah mendengarkan
berita Injil. Di sisi yang lain, Tuhan Yesus juga memerintahkan jikalau berita Injil
keselamatan itu ditolak di satu daerah, sebaiknya gereja meninggalkan mereka, dan
memberitakannya kepada orang lain yang belum pernah mendengarkan Injil itu
30
Ibid.
15
Yesus berkata “pergi” dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti berjalan atau
bergerak maju.31 Jadi gereja harus bergerak maju untuk memproklamasikan Injil
2. Gereja jangan berhenti pada satu suku tertentu, atau kepada satu kelompok
tertentu, tetapi gereja harus membuka mata melihat semua suku bangsa yang
belum terjangkau. Gereja harus melihat semua lapisan masyarakat dunia ini yang
4. Gereja harus memuridkan setiap orang yang telah percaya dan mendidik mereka
menjadi murid yang taat kepada segala perintah Tuhan Yesus (Matius 28:19,20).
5. Gereja jangan berhenti pada batas membuat orang menjadi percaya, tetapi juga
1. Gereja tidak bekerja sendiri. Yesus sebagai pemberi amanat tetap menyertai
2. Setelah gereja melakukan tugas penginjilan pasti ada yang menerima Injil, mereka
yang menerima (yang mempercayai berita Injil tersebut) dan dibaptis pasti
3. Tuhan Yesus akan mengirimkan Roh Kudus kepada gereja-Nya yang mengasihi-
Nya dan yang rindu untuk melakukan tugas penginjilan (Lukas 24:49).
31
Kamus Besar Bahasa Indonesia, p. 670.
16
4. Ada tanda-tanda yang akan menyertai gereja pada waktu melaksanakan
penginjilan. Gereja mempunyai kuasa untuk mengusir setan dalam nama Yesus,
gereja berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, gereja mempunyai
kuasa untuk memegang ular, dan sekali pun minum racun maut tidak akan
mendapat celaka, gereja meletakkan tangan atas orang sakit dan orang tersebut
Dalam menjalankan tugas penginjilan, gereja tidak dapat meniadakan Amanat Agung.
Menurut penulis, apabila Amanat ini tidak ditaati sepenuhnya, penginjilan hanyalah
merupakan program semata, dan gereja penuh dengan orang yang tidak memahami
Sejarah gereja memang mencatat bahwa gereja ada karena penginjilan. Ini
dapat dibuktikan dari catatan-catatan yang terdapat dalam kitab Perjanjian Baru
khususnya kitab Kisah Para Rasul. Berikut ini bukti-bukti penginjilan yang dicatat
1. Dalam dunia Perjanjian Baru, dicatat bahwa sejarah kelahiran gereja dimulai
setelah peristiwa pencurahan Roh Kudus yang terjadi pada hari Pentakosta.
dan memberi diri mereka dibaptiskan sesuai dengan perintah Tuhan Yesus. (Kisah
2. Petrus dan Yohanes berbicara kepada orang banyak, imam-imam dan kepala
pengawal bait Allah serta orang-orang Saduki. Dari antara mereka yang
17
kira-kira 5000 orang laki-laki, belum termasuk anak-anak dan wanita (Kis 4: 1-4).
3. Pada waktu yang lain Tuhan mengutus Petrus untuk penginjilan kepada orang
keluarga non Yahudi ini memenghasilkan orang percaya baru yaitu Kornelius dan
Yerusalem. Alkitab mencatat beberapa nama dari jemaat di luar Yerusalem hasil
penginjilan tersebut, antara lain: jemaat di Ikonium Listra (Kis 13: 43, 48); jemaat
masa. Khususnya di Indonesia, gereja Tuhan di negeri ini dapat berdiri karena
penginjilan yang dilakukan oleh para penginjil dari Eropa yang bernaung di
Kam.,32 di tanah Batak yaitu Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) pada tahun 1862
1. Penginjilan sebagai salah satu tugas esensial gereja mempunyai peranan penting
dalam kehidupan gereja. Gereja Tuhan di seluruh belahan bumi ini mulai dari
2. Banyak jiwa menjadi percaya kepada Yesus Kristus serta menerima-Nya sebagai
32
H. Berkhof & L. H. Enklaar, Sejarah Gereja, (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 1990),
p. 314.
33
Ibid, p. 316.
18
tugas penginjilan saja, dan tidak melaksanakan tugas-tugas esensialnya yang lain?
Selain penginjilan, apakah tugas-tugas esensial gereja yang lainnya? Menzies dan
orang kudus (orang-orang percaya yang berdedikasi), mengasuh mereka yang percaya
supaya mereka menjadi serupa dengan citra Kristus.36 Stott mengemukakan tugas
pokok gereja ada tiga, yaitu: melayani (διασονία) 37 (pelayanan sosial), kesaksian
Ketiga tugas rangkap gereja tersebut tercermin dalam kehidupan jemaat mula-
mula seperti yang dinyatakan oleh kitab Kisah Para Rasul. Secara kronologis kitab ini
1. Setelah peristiwa pencurahan Roh Kudus yaitu pada hari Pentakosta (Kis 2:1-4),
datang dari daerah perantauan mereka (dari Partia, Media, Elam, penduduk
Mesopotamia, Yudea, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Firigia, Mesir dan
daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, dan Roma) untuk merayakan
orang tersebut, lalu Petrus berdiri untuk menyerukan berita keselamatan di dalam
Yesus Kristus. Mendengar berita tersebut, bertobatlah kira-kira tiga ribu jiwa
34
William W. Menzies & Stanlesy M. Horton, Doktrin Alkitab, (Malang: Gandum Mas,
1998), p.165.
35
Ibid, p. 166.
36
Ibid, p. 171.
37
John Stot, Satu Umat, p. 23.
38
Ibid, p. 52.
39
Ibid, p. 86.
19
disampaikan oleh Petrus tersebut lalu memberi diri mereka dibaptis. Kemudian
para rasul (Kis 2: 42-47). Dalam kehidupan jemaat yang mula-mula ini suasana
koinonia dan diakonia di antara jemaat masih sangat baik. Lukas mencatat orang-
3. Dalam Kisah Para Rasul 6: 1 dicatat tugas koinonia dan diakonia dalam jemaat
satu tugas gereja pada waktu itu menyebabkan tugas-tugas yang lain juga menjadi
terganggu.
Contoh kasus yang dicatat oleh Lukas dalam kitab Kisah Para Rasul menjelaskan
keadaan gereja pada waktu itu, dan juga sering dialami oleh gereja masa kini.
Berdasarkan bukti tersebut, pada waktu ketiga tugasnya dijalankan dengan seimbang,
kehidupan gereja tetap harmonis. Keharmonisan itu memberi dua dampak, yaitu:
2. Banyak dari orang-orang yang belum percaya itu menjadi percaya dan mengikut
untuk waktu yang lama. Lukas mencatat bahwa pada waktu gereja mulai tidak
yang berbeda dengan keadaan sebelumnya (Luk 6: 1). Lukas mencatat, gereja kurang
Yahudi berbahasa Yunani dan jemaat Yahudi berbahasa Ibrani. Perhatikanlah gambar
di bawah ini!
20
Gambar 1.
Diagram Tiga Tugas Gereja
diakonia sebagai dinding pagar yang melindungi gereja lokal. Apabila salah satu
Dengan demikian, gereja mudah diserang oleh berbagai masalah, baik dari luar gereja,
dan juga tidak tertutup kemungkinan dari dalam gereja sendiri. Tanpa kesatuan dan
keseimbangan di antara ketiga sisi pagar tersebut, kehidupan gereja menjadi kurang
dunia ini.
gereja, marilah kita melihat tugas khusus kita yaitu penginjilan.”40 Kemudian Gerber
40
Michael Hamilton, God’s Plan for the Church Growth!. (Springfield: Radiant Books, 1981),
p. 51.
21
penginjilan yang tidak mempersekutukan petobat-petobat baru
kepada gereja setempat tidak dapat dikatakan mencapai tujuan.
Pada hari Pentakosta gereja pertama yang terdiri dari 120
anggota bertambah 3.000 orang dalam satu hari. Orang-orang yang
baru itu kemudian memasuki masyarakat kota di sekitar mereka dan
disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambahkan jumlah
mereka dengan orang-orang yang diselamatkan. Dalam proses
penyelamatan yang terus menerus ini, gereja menjadi sasaran dan
juga pelaksana dari penginjilan yang dinamis.
Dalam Perjanjian Baru keefektifan penginjilan adalah suatu
kualitas yang selalu diukur dengan kuantitas angka-angka yang tepat
mengenai jumlah orang yang mengaku percaya (kuantitas) dicatat.
Angka-angka ini didasarkan atas jumlah orang yang terus menjadi
pengikut Kristus, yang dibaptiskan dan yang bertekun dalam
pengajaran rasul-rasul, bersekutu serta berkumpul untuk memecah-
mecahkan roti dan berdoa (kualitas). Iman tanpa perbuatan adalah
iman yang mati. Oleh karena itu dalam Perjanjian Baru pertumbuhan
rohani sering dinyatakan secara kuantitas. Hal ini mungkin, karena
kualitas dan kuantitas merupakan dua aspek dari satu fakta yang
sama.41
pada batas menjadikan seseorang menjadi anggota gereja lokal saja, tetapi juga
bertanggung jawab untuk memuridkan orang tersebut sama seperti Yesus telah
setelah mereka menjalani proses pemuridan, mereka menjadi seorang anggota gereja
41
Vergil Gerber, Pedoman Pertumbuhan Gereja/Penginjilan. (Bandung: Penerbit Kalam
Hidup, 1982), p. 14-16.
22
Tuhan. Tuhan menghendaki supaya jangan ada orang yang binasa,
melainkan supaya semua orang bertobat (2 Petrus 3:9). Tanpa
penginjilan gereja akan berhenti untuk bertumbuh, bahkan mungkin
dengan segera mati.42
1. Alkitab mengatakan usia manusia di muka bumi ini hanya sekitar tujuh puluh
2. Belakangan ini para ahli memperkirakan bahwa usia manusia paling kuat 60
tahun. Kalau gereja tidak memanfaatkan waktu yang ada untuk memberitakan
injil, seiring dengan perjalanan waktu beberapa anggota gereja lokal ada yang
3. Lamanya seseorang dapat bertahan hidup tidak dapat dihitung secara pasti.
Dalam kehidupan manusia di muka bumi ini berlaku “hukum kesempatan dan
Hasil analisa di atas membuktikan bahwa jikalau gereja tidak melaksanakan tugas
pertumbuhan gereja.
kepada dunia ini akan keberadaan gereja-Nya sebagai gereja yang dinamis, dan
bukan statis (kata “dinamis” berasal dari bahasa Yunani yaitu “δύναμιρ” dibaca
“dinamis” artinya kuasa, kekuatan yang besar, dan tenaga pendorong yang besar).43
Tuhan Yesus menghendaki agar gereja-Nya menjadi dinamis (bnd. Kis 1: 8).
42
Menuju Tahun 2000: Tantangan Gereja Di Indonesia sebuah bunga rampai dalam rangka
peringatan 25 Tahun Kependetaan Caleb Tong, ed. S.v. Pertumbuhan Gereja Dan Strategi Penginjilan
oleh Purnawan Tanibemas, (Surabaya: YAKIN, 1990), p.175-176.
43
William F. Arndt & F. Wilbur Gingrich, Greek-English Lexicon Of The Testament and
Other Early Christian Literature (Chichago: The University of Chicago Press, 1971), p. 206.
23
Kedinamisan gereja dalam pertumbuhan sebagai hasil dari penginjilan dapat
efektif.45
dunia ini menjadi milik-Nya untuk hidup kudus karena Dia adalah Allah yang kudus,
dan hidup berpadanan dengan panggilannya.46 Panggilan itu tidak bertujuan agar
gereja menarik diri keluar dari dunia kepada kehidupan pietisme.47 Tuhan tidak
memanggil gereja, juga tidak memisahkan secara total dari masyarakat dunia ini.
Gereja dipanggil dari dunia, dan secara status disebut sebagai orang-orang
kudus, berbeda, terpisah; umat yang dikuduskan bagi Allah, tetapi Tuhan tidak
membuat gereja-Nya menjadi gereja yang eksklusif. Allah juga mengutus gereja ke
Robert dan Evelyn dalam buku dengan judul “Menyampaikan Kabar Baik”
44
C. E. Autrey, Basic Evangelism, (Grand Rapids: Zondervan Publishing House, 1981), p. 16.
45
Ibid, p.17.
46
John Stot, Satu Umat, p. 10.
47
Ibid, p. 11.
24
meningkat. Dalam tahun 1930 dunia kita berpenduduk 2 milyar
orang. Sekarang sudah lebih dari empat milyar. Itu berarti
tambahan 2 milyar orang dalam waktu 50 tahun. Akan tetapi, pada
tahun 2000 mungkin penduduk dunia akan mencapai 6 milyar
orang – tambahan dari 2 milyar dalam waktu 20 tahun saja.
Apa artinya ini bagi saudara sebagai orang yang percaya
kepada Kristus? Saudara akan segera menyadari bahwa
kebanyakan orang di sekeliling saudara belum diselamatkan.
Saudara juga akan menyadari bahwa ada lebih banyak orang yang
hidup, yang belum diselamatkan dewasa ini daripada generasi-
generasi sebelumnya. Ini berarti bahwa setiap orang percaya
diperlukan untuk memberitakan kepada orang lain tentang
Juruselamat.48
Kutipan di atas memberikan gambaran kepada gereja masa kini akan tugasnya yang
semakin bertambah setiap harinya. Banyak orang di sekitar gereja belum pernah
Adilkah jika seseorang telah dua kali mendengar Injil sedangkan orang lain belum
pernah sekali pun mendengarkannya? 49 (pertanyaan yang kedua penulis kutip dari
salah satu judul yang diberikan oleh Smith dalam dalam salah satu bab dalam
memberitakan kabar baik kepada orang-orang yang belum selamat. Gereja haruslah
menyikapi tugas tanggung jawabnya dalam satu tindakan yang dimulai dari
seluruh dunia, tetapi mulailah dari tempat di mana Anda (gereja) saat ini.50 Pendapat
ini mengingatkan gereja agar tidak berpikir jauh lebih tinggi dari yang dapat
diteguhkan oleh Alkitab yang mencatatkan bahwa di mana pun Yesus berada, Ia
selalu mencari orang-orang yang terhilang, dan Ia berbelas kasihan terhadap mereka.
48
Robert & Evelyn Bolton, Menyampaikan Kabar Baik. (Malang: Penerbit Gandum Mas,
1985), p.17.
49
Oswald Smith, Merindukan Jiwa Yang Tersesat, (Surabaya: Yakin), p. 29.
50
Michael Hamilton, God’s Plan For The Church Growth!, (Springfield: Gospel Publishing
House, 1981), p. 51.
25
Gereja sebagai penerima dan sekaligus pelaksana Amanat Agung ia tidak
Sebelum melaksanakan tugas ini di antara masyarakat yang adalah objeknya, perlu
difahami bahwa objek tersebut adalah pribadi yang mempunyai emosi, dapat berpikir
dan dapat berubah. Oleh karena itu, berdasarkan tujuan dari tugas yang diterimanya,
gereja jangan melihat objeknya secara subjektif, tetapi haruslah secara objektif.
Dengan cara memandang yang objektif, gereja dapat memahami objek tersebut secara
utuh, dan dapat menemukan bentuk penginjilan yang lebih tepat untuk masyarakat di
sekitarnya.
Alkitab menjelaskan tentang metode yang dipakai oleh Tuhan Yesus dalam
pemahaman Tuhan Yesus tentang apa dan siapa objek yang sedang dihadapi-Nya.
Keotentikan dari pemahaman Tuhan Yesus akan objek tersebut tersirat dari hal
kedatangan-Nya ke dunia ini. Pertama-tama Yesus datang ke dunia ini dalam rupa
sekitar-Nya.
oleh Yesus pada waktu penginjilan kepada masyarakat di sekitar-Nya. Model atau
pemahaman-Nya tentang siapa dan apa objek yang dihadapi-Nya. Dari model-model
penginjilan Yesus yang di sampaikan oleh Halim, gereja dalam menyikapi tugasnya:
51
Peter Wongso, Tugas Gereja Dan Misi Masa Kini, (Malang: Seminari Alkitab Asia
Tenggara, 1996), p.129.
26
pada waktu melakukan tugas penginjilan di antara masyarakat di sekitarnya.
beda kepada orang-orang berdosa yang hidup pada masa itu. Yesus memakai
tetapi gereja harus aktif untuk menemukan model penginjilan yang paling tepat
kepada mereka.
Injil.
mencatat bahwa Yesus, dalam masa-masa penginjilan selama tiga setengah tahun
Tuhan Yesus berkata kepada gereja-Nya: “Lihat Aku mengutus kamu seperti
domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan
tulus seperti merpati (Matius 10:16).” Pernyataan ini merupakan awasan bagi gereja
bersikap seperti mahluk buas ini, gereja harus “cerdik seperti ular” artinya (1) cepat
mengerti tentang situasi, dan pandai mencari pemecahan masalahnya, panjang akal,
52
Suhandi Susantio, Misiologi, Studi Misi Lintas Agama, Diktat Sekolah Tinggi Teologia
Ekklesia, April-Mei 2005), p. 59.
27
dan (2) banyak akal53 dalam menghadapinya, tetapi juga harus “tulus.” Kata “tulus”
artinya ikhlas, sungguh dan bersih hati (benar-benar terbit dari hati yang suci, jujur,
tidak pura-pura, dan tidak serong).54 Dalam menghadapi masyarakat di sekitar gereja,
Yesus menekankan agar gereja memberitakan Injil-Nya dengan cara-cara yang tepat,
Dalam nats yang lain, Tuhan Yesus mengatakan bahwa setiap orang percaya
(gereja-Nya) adalah “garam” dan “terang” bagi dunia (Matius 5: 14-16). Esmarch
dalam buku “The World Book Encyclopedia” mencatat bahwa ditinjau dari sisi
kedokteran, “Garam adalah penting untuk kesehatan. Sel badan harus mempunyai
garam untuk dapat hidup dan bekerja.”55 Dan dari sisi dunia Alkitab, Esmarch
mengemukakan:
Harrison juga berpendapat bahwa “garam” merupakan alat pengawet dan juga
Kata “terang” dalam bahasa Yunani adalah “kaio” artinya kindle, burn, dan
burn up.58 Menurut Balz dan Schneider kata “kaio” tersebut tidak hanya sekedar
menyinari, tetapi sinar itu harus membakar.59 Gereja sebagai pemberita Injil harus
simbol yang digunakan untuk dosa) yang menguasai hidup masyarakat di sekitarnya.
53
Kamus Besar Bahasa Indonesia, p. 164.
54
Ibid, p. 968.
55
The World Book Encyclopedia S-Sn (Volume 17). Ed. S.v. “Salt” by Esmarch S. Gilreath.
(Toronto: Field Enterprises Educational Corporation, 1974), p. 68.
56
Ibid, p. 71.
57
Ensiklopedia Alkitab Masa Kini (Jilid 1), ed. S.v. “Garam”, by. R.K. Harrison, p. 327.
58
Horst Balz &Gerhard Schneider, Exegetical Dictionary Of The New Testament (Volume 2),
(Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company Grand Rapids, 1991; reprint ed. , 2000), p. 236.
59
Ibid.
28
Berdasarkan kedua penjelasan dari kitab Matius 5: 14-16 di atas, gereja
sebagai garam dan terang dunia akan dapat menyatakan eksistensinya kepada
1. Gereja dapat menyadari akan keberbedaan dirinya dengan masyarakat dunia ini.
3. Gereja jangan hanya menjadi pembicara yang baik, tetapi juga hidup dalam kuasa
Alkitab mencatat bahwa Yesus tidak hanya berbicara, tetapi juga melakukan
Injil itu. Artinya bahwa Yesus dapat membuktikan diri-Nya sebagai terang dunia ini.
Contoh dan teladan kehidupan dari Yesus seharusnyalah diikuti oleh gereja.
Yesus mengatakan: “Apabila gereja mengasihi Dia, maka gereja akan menuruti
segala perintah-Nya” (Yoh 14: 15). Dan apabila gereja mau mempercayai Dia, maka
gereja akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada yang Dia
telah perbuat dan kerjakan (Yoh 14:12), termasuk mengalahkan penguasa kegelapan
yang selama ini menguasai serta membutakan hati nurani setiap orang dari kebenaran
kuasa Injil yang memerdekakan orang-orang dari kuasa dosa. Kesesuaian antara
29
BAB III
KEHIDUPAN MASYARAKAT YANG SEMAKIN PLURAL
perkotaan menunjukkan satu keadaan yang semakin plural, dalam aktivitas sehari-
hari, tingkat pendidikan, status sosial, suku, dan agama yang berkembang di tengah
masyarakat.
Perubahan yang terjadi dalam suatu masyarakat tidak terlepas dari pengaruh
manusia yang ada di dalamnya. Wongso (1996) menulis tentang manusia sebagai
berikut ini:
Manusia sebagai salah satu dari ciptaan Tuhan, dikenal sebagai mahluk yang sangat
berpikir merupakan suatu perbuatan operasional yang mendorong untuk aktif berbuat
Kalau kita mengamati lingkungan di sekeliling kita, kita akan menemukan beberapa
60
Peter Wongso, Tugas Gereja Dan Misi Masa Kini, p. 129.
61
Supartono Widyosiswoyo, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2001), p. 20.
30
fakta penting yang membuat manusia berbeda dengan mahluk hidup lainnya.
Perbedaan antara manusia dengan mahluk hidup lainnya didukung oleh bukti-
bukti yang dicatat dalam Alkitab yang menyatakan bagaimana manusia dengan segala
Apa yang diciptakan manusia pada suatu waktu merupakan rasa dan
karsa sebelumnya. Mungkin apa yang diciptakan waktu itu memuaskan
baginya. Bila tidak memuaskan untuk waktu itu, diperbaikinya agar
kepuasannya diperolehnya.62
1. Manusia tidak pernah puas dengan segala sesuatu yang telah didapatkannya.
2. Manusia tidak pernah puas dengan segala sesuatu yang sudah diketahuinya.
Semua jenis ketidak puasan di dalam kehidupan manusia menghasilkan satu sifat
dinamis, bukan mahluk yang statis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata
“dinamis” berarti bahwa manusia dapat melakukan dengan penuh semangat dan
62
Supartono Widyosiswoyo, Sejarah Kebudayaan Indonesia, (Jakarta: Penerbit Universitas
Trisakti, 2000), p. 23.
31
tenaga sehingga cepat bergerak dan mudah menyesuaikan dirinya dengan lingkungan
yang dinamis dengan segala komponen yang ada di dalam dirinya senantiasa
menyatakan: “interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial, oleh karena
tanpa interaksi sosial, tak mungkin ada kehidupan bersama.”64 Pada waktu manusia
mengadakan interaksi dengan sesamanya, dihasilkanlah apa yang disebut sebagai satu
perubahan. Perubahan tersebut dapat berupa “perubahan sistem dalam satu kelompok
tatanan kehidupan masyarakat di sekitarnya. Apa pun jenis kegiatan yang dilakukan di
pada fakta-fakta ini, maka manusia dapat disebut sebagai penyebab utama semakin
yang lebih baik. Manusia mengusahakan berbagai cara untuk dapat mewujudkan
kehidupannya.
63
Kamus Besar Bahasa Indonesia, p. 206.
64
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001),
p. 67.
65
Ibid, p. 66.
32
Sejarah mencatat bahwa usaha-usaha yang dilakukan oleh manusia untuk
abad ke XVII, di Eropa timbul satu gerakan yang disebut dengan gerakan pencerahan
atau yang lebih dikenal dengan zaman renaisance. Gerakan tersebut menitik beratkan
kebenaran pada ilmu pengetahuan dan intelektual, kebenaran berdasarkans fakta dan
hukum-hukum alam.66 Immanuel Kant memberikan tema untuk abad tersebut yaitu
“panggilan supaya memiliki keberanian untuk berpikir demi dirinya sendiri, untuk
menguji segala sesuatu dalam terang akal budi dan suara hati, bahkan berani untuk
telegram, telepon, mesin percetakan, generator listrik dan transformator, kapal uap,
yang luas ke seluruh dunia, termasuk ke daerah perkotaan di Indonesia, dan salah satu
66
Halim Makmur, Gereja Ditengah-tengah Perubahan Dunia. (Malang: Yayasan Penerbit
Gandum Mas, 2000), p.183.
67
Leslie Newbigin, Injil Dalam Masyarakat Majemuk, (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia,
1993), p. 56.
68
Ibid.
33
Masuknya ilmu pengetahuan dan teknologi modern ke Indonesia, khususnya yang
berpusat pada daerah perkotaan memberikan dampak yang cukup signifikan. Tabel di
yaitu timbulnya gerakan dalam masyarakat yang disebut dengan urbanisasi (akan
dibahas pada sub judul berikutnya), yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Hal ini menjadi sangat mungkin terjadi karena pertukaran informasi yang semakin
mudah. Pada zaman ini, ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan kontribusi baru
dalam dunia informasi. Alat-alat komunikasi telah tersedia dalam berbagai bentuk,
seperti: telepon, telegram, televisi dan radio, komputer, dan maupun media cetak.
memperoleh informasi menjadi satu daya dorong dalam diri manusia yang hidup di
daerah lain karena ditemukannya alat-alat transportasi darat, laut, dan udara.
Urbanisasi
anggota masyarakat yang tinggal di perkotaan maupun bagi anggota masyarakat yang
tinggal di pedesaan.
dalam zaman yang materialistis. Segala sesuatu diukur dengan kemampuan untuk
Masyarakat desa mulai melihat kota sebagai daerah yang memungkinkannya untuk
34
mewujudkan keinginan-keinginannya. Masyarakat di pedesaan juga terpengaruh
karena pada waktu terjadinya perpindahan penduduk dari desa ke kota, mereka juga
keahlian yang dimilikinya, kepercayaannya, dan status sosialnya. Menurut para ahli
akulturasi yang cepat.69 Penduduk yang datang dari desa membawa serta budaya
perkotaan penuh dengan persoalan. Di satu sisi, perkotaan menjadi tempat yang
menjanjikan untuk menikmati hidup yang berkelimpahan secara materi dan menjadi
tempat yang tepat untuk mewujudkan cita-citanya, tetapi bagi anggota masyarakat
69
Halim Makmur. Gereja Di Tengah-tengah Perubahan dunia, p. 220.
35
wajar. Sedangkan kemiskinan yang akan menjadi satu pemandangan
yang negatif bagi dunia luar dan meningkatkan potensi kriminalitas di
perkotaan karena tuntutan hidup.70
sekitarnya.
Dalam kehidupan masyarakat kota yang majemuk, sering kali timbul kesenjangan
dalam berbagai aspek. Kesenjangan tersebut terjadi karena berbagai perbedaan yang
tingkat perekonomian yang sangat mapan, dan di antaranya juga hidup orang-
70
Ibid, p. 223.
36
mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari pun menjadi satu masalah besar. Mereka
yang hidup dalam kemiskinan menjadi orang yang tersisihkan dari komunitas
dimana ia tinggal.
dikategorikan dalam tiga kelompok, yaitu sangat sibuk, sibuk, dan santai.
Widyosiswoyo mengemukakan:
Sifat kesukuan merupakan sifat dasar dari masyarakat Indonesia. Sifat ini
dapat dilihat dalam kehidupan masyarakat, sekalipun telah hidup di perkotaan ikatan
kesukuan masih kuat. Apabila ada anggota masyarakat dari satu suku diperlakukan
dengan tidak adil oleh suku lain, sering sekali membuat orang dari suku yang
seperti ini sering kali menyebabkan timbulnya permusuhan antar suku. Contohnya:
peperangan antara suku Batak dengan suku Ambon sering terjadi di daerah
Universitas Kristen Indonesia dan Cililitan. Makmur menyoroti masalah ini sebagai
71
Supartono Widyosiswoyo, Sejarah kebudayaan Indonesia, p. 22.
72
Halim Makmur, Gereja di Tengah-tengah Perubahan Dunia, p. 222.
37
Dalam kehidupan masyarakat kota yang semakin majemuk terdapat berbagai
aktivitas yang tidak dibatasi oleh waktu. Masyarakat cenderung menjadi budak
materi. Nilai hidup seseorang dipengaruhi oleh banyaknya uang yang dimilikinya.
mengemukakan:
“mereka sudah kehilangan perasaan santai, khawatir tidak menepati waktu atau janji,
pikiran mereka selalu tegang dan tidak dapat rileks.74 Bertambahnya jumlah penduduk
kota Jakarta menyebabkan kebutuhan akan sandang, pangan dan papan semakin
barang, maka semakin tinggilah nilai atau harga dari barang. Tanpa adanya usaha
yang keras untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar dari harga-harga
dengan cara-cara yang negatif. Kelompok masyarakat yang memilih jalur ini biasanya
yang diperlukan untuk masuk ke satu instansi tertentu, ada orang yang lebih memilih
73
Ibid, p. 23.
74
Peter Wongso, Tugas Gereja Dan Misi Masa Kini, p. 131.
38
dari mereka mulai melupakan nilai-nilai moral yang selama ini diagung-agungkan
oleh nenek moyang bangsa ini. Moralitas yang menjadi standar perilaku interaksi
antar manusia dijungkir balikkan oleh keinginan untuk menang dalam kompetisi.
staf Ahli Poros Tiga Institute Culture dalam satu artikel berjudul “Pornoisme dan
Menayang, ketua Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UI dan Sabaroeddin, dosen FISIP
UI, mengupas satu fenomena kehidupan orang-orang muda berduit di kota Jakarta.
wanita muda yang bekerja sebagai pemuas nafsu di kafe dan klub-klub yang tersebar
luas di kota Jakarta ini.”76 Kedua catatan ini membuktikan semakin kurangnya
masalah kejahatan bukanlah suatu hal yang asing. Di kota ini terdapat berbagai bentuk
75
http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=2782, Pornoisme dan Masyarakat Anastesi,
Makassar, 26 Maret 2005.
76
http://www.kompas .com/kesehatan/news/0408/04/05/061054.html, Berfantasi Seks Di
Gelapnya Jakarta, 26 Maret 2005.
39
kejahatan lainnya. Meningkatnya angka kejahatan tersebut menyebabkan lingkungan
saling mencurigai di antara anggota masyarakat itu sendiri. Apabila ada seseorang
yang kurang dikenal atau belum pernah dikenal sebelumnya, masyarakat lebih
memilih untuk menutup diri terhadap orang tersebut. Kurangnya rasa aman di kota
Jakarta sudah bukan satu rahasia lagi. Hal ini dapat dibuktikan dari maraknya
pemberitaan yang disampaikan melalui media elektronik dan maupun media cetak.
Sebagian besar berita yang disampaikan oleh media-media informasi tersebut berisi
cara, dan banyak lagi bentuk-bentuk yang membuat kehidupan di kota Jakarta
Di tengah kehidupan masyarakat kota Jakarta yang majemuk, kita juga akan
masyarakat di kota Jakarta merupakan orang yang individualis. Meningkatnya sifat ini
disebabkan antara lain beratnya tuntutan kehidupan sehingga setiap orang harus
berjuang demi kelangsungan hidupnya sendiri. Sifat ini juga karena faktor kurangnya
rasa aman.
mengikuti perubahan tersebut. Banyak orang yang datang dari pedesaan tidak dapat
mempertahankan pola pikirnya yang asli dan dengan terpaksa atau dengan suka rela
40
BAB IV
BERBAGAI TANTANGAN
PENGINJILAN DI TENGAH MASYARAKAT YANG MAJEMUK
untuk melakukannya, sekalipun ia berada di tempat yang penuh dengan tantangan dan
rintangan. Dalam melaksanakan tugas ini, gereja berada pada posisi yang sama seperti
seseorang yang telah sah menjadi seorang alat negara khususnya “tentara.” Apabila
seseorang telah diangkat dan disumpah menjadi seorang tentara, kemana pun ia
ditugaskan ia harus siap, dan ia tidak dapat berkata saya tidak dapat ke sana sebab
Gereja sebagai mandataris Allah mempunyai posisi lebih dari seorang tentara
mereka yang masih hidup dalam kegelapan dunia ini. Tuhan telah memberikan
tongkat kuasa kepada gereja untuk melanjutkannya. Dalam Yohanes 15:18-20, Tuhan
2. Agar gereja menyadari bahwa gereja dan berita yang disampaikannya kepada
Dalam nats yang lain Tuhan Yesus mengatakan bahwa Ia akan memberikan penolong
kepada gereja-Nya dalam melaksanakan tugas itu (Yoh 14:15-121), dan Dia akan
menolong gereja-Nya.
Yesus mengatakan : “Jikalau penghibur yang akan Ku-utus dari Bapa datang,
41
yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi
kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.”
(Yoh 15: 26). Tugas penginjilan merupakan satu tindakan untuk menyaksikan kabar
baik yang ada di dalam Yesus. Dalam nats ini Yesus menekankan dua kebenaran,
yaitu:
2. Berita yang akan disampaikan oleh gereja kepada dunia ini haruslah bersumber
dari hubungan yang intim dengan Tuhan Yesus, dan dari Roh Kudus-Nya.
karena penginjilan kepada dunia bukanlah satu pekerjaan yang mudah. Perkataan
Tuhan Yesus dalam nats kitab Yohanes 15:18-20 telah terbukti dan teruji di sepanjang
perjalanan sejarah gereja. Alkitab dan sejarah dunia membuktikan bahwa gereja
mengalami tantangan dan rintangan seperti yang telah dikatakan oleh Tuhan Yesus.
Tantangan itu dapat berupa penganiayaan fisik seperti yang dialami Stepanus (Kis 7:
54-60), juga berupa larangan dari penguasa setempat seperti yang terjadi di China.
Gereja masa kini khususnya yang hidup di tengah masyarakat yang majemuk
sehingga menyulitkan gereja dalam melaksanakan misi ini. Tantangan itu antara lain:
42
1. Kelompok masyarakat kaya.
Kelompok masyarakat yang kaya ini biasanya berkumpul dan tinggal di satu
baik, seperti fasilitas air bersih, telepon, listrik, pusat perbelanjaan, sarana olah
raga, dan pengamanan yang ketat. Dalam kelompok masyarakat seperti ini, pada
umumnya memiliki tingkat pendidikan yang memadai, dan atau berwawasan luas.
pengamatan yang penulis adakan pada waktu malam hari kira-kira pukul 22
malam di beberapa tempat seperti di sekitar Jl. Senen Raya, di Kali Malang
Bekasi (di daerah dekat Mall Metropolitan Bekasi dan Hero Plaza Bekasi),
penulis menemukan anggota masyarakat seperti ini ada yang tidur di gerobak-
43
1. Lingkungan tempat tinggal mereka dilengkapi dengan sistem pengamanan yang
lebih ketat.
2. Biasanya mereka adalah para pekerja, dan atau pemilik perusahaan, sehingga sulit
3. Mereka memiliki rasa curiga yang tinggi, terutama kepada orang yang belum
dikenal.
disepakati dengan pihak perusahaan. Akibat pemenuhan tuntutan itu, sulit untuk
bertemu dengan mereka kecuali pada hari-hari libur, atau pada jam istirahat kerja.
2. Mereka yang tidak bekerja, memang lebih banyak waktu luang sehingga lebih
mudah untuk menemui mereka, tetapi pada umumnya mereka kurang tertarik
dengan Injil seperti yang telah sering mereka dengarkan dari banyak orang.
bertahan hidup.
3. Masyarakat kota pada umumnya berfikir apakah kerja sama itu akan memberi
Kesulitan untuk bekerja sama dengan masyarakat kota dapat diatasi dengan cara:
44
2. Gereja perlu untuk membangun hubungan kerja sama yang memberikan dampak
3. Gereja jangan menjadi pribadi yang eksklusip, tetapi menjadi pribadi yang
Menjadi permasalahan apabila ditinjau dari perbedaan tingkat pendidikan, sosial, dan
ekonomi, maka pemilihan bahasa komunikasi yang paling efekti tidak dapat dianggap
remeh.
pertama. Dia bertindak untuk mengirimkan informasi kepada komunikan. Pada saat
kemungkinan. Pertama disebut sebagai komunikasi yang gagal dan kedua disebut
komunikasi yang efektif. Tubbs dan Moss mengatakan tindakan komunikasi menjadi
efektif apabila informasi yang diterima oleh komunikan sama dengan informasi yang
dikirimkan komunikator. Dalam hal ini hasilnya adalah 1,77 artinya informasi yang
77
Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss, Human Comunication: Prinsip-prinsip Dasar,
(Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, 2000), p. 22.
45
Untuk menghubungkan diri dengan manusia lain, perlu adanya jalinan
komunikasi. Agar manusia saling mengerti, saling menolong dan saling
melengkapi (take and give), perlu komunikasi. “Komunikasi”adalah sarana
vital untuk mengerti diri sendiri, untuk mengerti orang lain, untuk
memahami apa yang dibutuhkannya dan apa yang dibutuhkan orang lain,
apa pemahaman kita dan apa pemahaman sesama. Dengan berkomunikasi
dapat diterka sejauh mana kita berkehendak dan sejauh sesama kita dapat
menjawab. Sejauh mana kita dapat mengerti dan sejauh mana kita dapat
dimengerti orang lain.78
metode, pertama dengan bahasa verbal yaitu komunikasi yang diungkapkan dengan
kata-kata yang diucapkan langsung oleh komunikator, dan maupun dengan tulisan.
Kedua, komunikasi dengan bahasa non verbal, yaitu suatu komunikasi yang dilakukan
dengan tanpa kata. Komunikasi non verbal ini bisa berupa satu isyarat, atau gerakan
tubuh, mimik wajah, dan lain sebagainya yang memberikan satu informasi kepada
78
S. M. Siahaan, Komunikasi Pemahaman dan Penerapannya, (Jakarta: PT. BPK Gunung
Mulia, 1990), p. 1-2.
79
Warren H. Reed, Mendengarkan secara Positif, (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 1992),
p. 4.
80
Howard G. Hendricks, Beritakan Injil dengan Kasih, (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia,
1986), p. 66.
46
memberikan hasil yang terbaik. Kesibukan dengan pekerjaan sering kali membuat
masyarakat kota Jakarta menjadi kurang bersedia untuk mendengarkan informasi lain
beratnya tuntutan kehidupan. Dalam prakteknya, gereja pun sering kali kurang untuk
mendengarkan orang-orang di sekitarnya. Hal inilah yang membuat gereja tidak dapat
memberitakan Injil secara komunikatif. Bahasa komunikasi yang paling tepat untuk
47
BAB V
USULAN BERBAGAI SOLUSI
UNTUK MENINGKATKAN KEEFEKTIFAN PENGINJILAN
bekerja dengan lebih efektif. Penginjilan yang efektif adalah penginjilan yang
berhasil guna untuk menyebrangkan berita Injil. Penginjilan yang efektif akan terjadi
apabila ada solusi-slosi yang tepat untuk diterapkan di setiap tempat yang telah
Yesus. Keefektifan penginjilan membuat Injil itu menjadi sesuatu yang menarik,
mempercayainya, dan pada akhirnya dengan suka rela mengambil keputusan menjadi
murid Tuhan Yesus Kristus serta menjadi anggota gereja lokal yang bertanggung
jawab.
Pada masa kini, gereja lokal di Indonesia mengalami kemunduran dalam hal
mula-mula, keefektifan gereja masa kini dalam memberitakan Injil, khususnya di kota
Jakarta dan sekitarnya sangatlah bertolak belakang. Dalam kehidupan gereja mula-
mula, gereja sangat bergairah meresponi tugas ini. Bahkan Alkitab mencatat bahwa
mereka sangat disukai oleh semua orang (Kisah Para Rasul 2:47) dan jumlah mereka
bertambah-tambah.
Ditinjau dari sisi tantangan dan rintangan yang dihadapi oleh gereja mula-
48
mula dengan gereja pada masa kini, terdapat satu persamaan, yaitu gereja tidak pernah
bebas dari masalah. Gereja sering mengalami tekanan dari orang-orang yang antipati
terhadap Injil, dan gereja juga sering kali mengalami tekanan dari penguasa tertentu.
Alkitab mencatat bahwa dalam situasi yang sukar pun gereja mula-mula masih
bergairah (Kisah Para Rasul 5:41-42). Tidak mengherankan jika jumlah para murid di
Yerusalem semakin bertambah, bahkan sejumlah imam Yahudi pun turut menjadi
bangsa dan sampai ke ujung dunia. Tujuan akhir penginjilan sesuai dengan perintah
yang diterimanya itu tidak akan pernah tercapai apabila gereja tidak mengefektifkan
penginjilan itu sendiri. Jika masyarakat menolak Injil, gereja perlu mengoreksi diri
mengapa Injil menjadi tidak menarik perhatian orang-orang yang hidup di zaman ini.
Dan menurut penulis, gereja harus mencari solusi untuk mengefektifkan penginjilan,
karena tugas ini merupakan tugas dan tanggung jawabnya. Berikut ini penulis
memberikan beberapa usulan solusi agar gereja dapat menjalankan tugas ini dengan
lebih efektif.
Pasukan tentara yang baik adalah pasukan yang tidak hanya mendapatkan
pelatihan yang serius dan penuh disiplin. Pasukan tentara yang baik tidak hanya
memerlukan keyakinan yang teguh sebelum berperang. Pasukan tentara yang baik
adalah pasukan yang bisa mengenali medan tempat ia akan bertugas. Pengenalan yang
baik terhadap medan peperangan akan memudahkan satu pasukan untuk mengalahkan
lawannya.
melaksanakan penginjilan kepada dunia ini. Sama seperti pasukan tentara, gereja tidak
49
akan mampu menduduki wilayah musuh serta menaklukkannya apabila gereja tidak
Dalam kitab Bilangan 13, Tuhan Allah menyuruh Musa mengirimkan dua
1. Bangsa yang mendiami negeri itu kuat atau lemah, sedikit atau banyak,
3. Bagaimana situasi negeri itu punya potensi yang baik atau tidak.
3. Penduduk negeri itu terdiri dari orang Amalek, orang Het, orang Yebus, dan orang
4. Kota-kotanya berkubu,
menginginkan hasil yang baik dari firman yang kita tabur, hendaklah kita
sekunder dari pekerjaan kita.”81 Penulis sangat setuju dengan pendapat Wongso
Pada tahap pengenalan lapangan, gereja perlu mencari data-data antar lain:
2. Aktivitas sehari-hari,
81
Peter Wongso, Tugas Gereja Dan Misi Masa Kini, p. 78.
50
3. Latar belakang pendidikan,
penginjilan.
3. Menentukan metode pendekatan yang lebih tepat kepada target, artinya bahwa
metode yang tepat guna.”82 Artinya pada waktu gereja mengkomunikasikan Injil,
haruslah menggunakan metode pendekatan yang tepat guna. Dengan demikian berita
injil bisa diseberangkan dan dipahami pendengarnya. Yesus adalah seorang tokoh
penginjilan yang paling efektif dan kontekstual. Jadi Yesus layak untuk dijadikan
contoh dan teladan ketika gereja hendak melaksanakan penginjilan yang efektif.
menggunakan metode yang tepat guna. Ketepatan metode Yesus pada waktu
82
D.W. Ellis, Metode Penginjilan, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1989),
p. 6.
51
mengkomunikasikan Injil menjadi daya tarik tersendiri bagi para pendengarnya.
Contoh lain pada waktu Yesus penginjilan di Sumur Yakub kepada seorang
sebelumnya. Pada waktu penginjilan itu, Yesus mempergunakan metode lintas agama.
Yesus terlebih dahulu memulai dari hal pengetahuan tentang cara menyembah Allah
menurut pemahaman perempuan Samaria itu. Setelah itu barulah Yesus mengarahkan
bahwa Ia telah berbicara dengan Tuhan dan Juru selamatnya. Pertemuan dengan
Tuhan Yesus yang adalah Juru selamat pribadinya tidak berhenti pada titik itu saja.
Alkitab mencatat ia menjadi penginjil yang efektif bagi orang-orang banyak. Dicatat
bahwa ia membawa lebih banyak lagi jiwa kepada Tuhan dan mereka pun menjadi
1. Gereja haruslah memikirkan metode yang paling tepat ketika akan melaksanakan
52
tugasnya di antara masyarakat di sekitarnya. Gereja perlu menyadari bahwa
gunakan. Metode penginjilan yang efektif adalah metode yang tepat guna untuk
2. Gereja jangan menetapkan satu metode tertentu menjadi metode baku penginjilan,
3. Gereja haruslah memiliki hati yang mengasihi jiwa-jiwa sama seperti Yesus telah
cenderung bertindak sama seperti orang-orang Farisi dan para ahli Taurat.
4. Metode yang dipakai dalam penginjilan haruslah fleksibel, tetapi tidak berarti
bahwa gereja dapat memilih metode yang bersifat kompromi terhadap dosa.
kasus tertentu, ada saatnya penginjilan tidak dapat dilakukan tanpa terlebih dahulu
tertentu. Comiskey dalam buku Ledakan Kelompok Sel dengan panjang lebar
mencatat bahwa Yesus tidak selalu menyerukan pertobatan terlebih dahulu kepada
jawaban atas kebutuhan jasmaniah orang-orang itu sebelum Injil disampaikan dan
83
Joel Comiskey, Ledakan Kelompok Sel, (Jakarta: Metanoia, 1998), p. 111-115.
84
Christian A.Schwarz, Pertumbuhan Gereja Yang Alamiah, (Jakarta: Metanoia, 1998), p.35.
53
atau sesudahnya. Sebagai contoh, Yesus menyembuhkan Bartimeus yang buta
juga mencatat bahwa setelah Yesus memberitakan Injil kepada orang banyak,
Rahasia penginjilan yang efektif tidak hanya menyampaikan pesan Kristus, tetapi
kepada kerinduan gereja agar setiap objeknya menerima dan mengalami kuasa Inji.
Oleh karena itu gereja harus belajar peka untuk menemukan metode yang paling
efektif.
hidup di rumah ibadat atas perintah Allah (Kisah Para Rasul 5:21-25).
terdapat orang banyak seperti di bukit (Mat 5:1-12), di kota (Lukas 4:42-44),
Penginjilan dengan metode ini kalau diterapkan di dunia masa kini, dapat
85
Rick Warren, Pertumbuhan Gereja masa Kini, (Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas,
1999), p. 192.
54
sungguh, metode ini dapat menjadi sangat efektif, terlebih lagi kalau kuasa Allah
diijinkan berkarya. Metode ini tidak memerlukan pengenalan secara pribadi yang
populer dari dekade ke dekade, ditemukan hanya sedikit dari mereka yang
menyatakan “mereka yang tetap bertahan dari hasil penginjilan seperti ini hanya
sekitar 4%.”87 Biasanya setelah selesai acara penginjilan sejenis ini, mereka
kembali ke tempat asal mereka masing-masing. Pada waktu para peserta acara itu
2. Penginjilan Pribadi.
dengan daya nalar dari penerima injil itu. Dalam pelayanan Yesus, Ia pun sering
Samaria, Matius Lewi, dan Zakheus. Metode ini menjadi efektif apabila penginjil
dapat menjalin persahabatan dengan orang yang sedang akan diinjili. Penginjilan
dengan metode ini sebaiknya bekerja sama dengan gereja lokal sehingga orang-
86
Joel Comiskey, Ledakan Kelompok Sel, p. Vii.
87
Penulis sudah tidak menemukan buku yang pernah memuat pernyataan ini, tetapi ketika
penulis mengkonfirmasikan dengan Bapak Suhandy Susantio, Dosen Missiologi, beliu membenarkan
pernyataan itu pernah diucapkan oleh Billy Graham dalam satu artikel.
55
orang yang telah menerima Injil dapat diintegrasikan dengan gereja lokal.
kerohanian kepada sesama anggota lainnya. Sebagai contoh Yesus memilih dua
cara hidup yang sesuai dengan isi injil itu sendiri. Seorang penginjil tidak hanya
menginjili dengan kata-kata, tetapi juga dengan bukti nyata yang dapat dilihat
rumah-rumah, antara lain: ke rumah Maria dan Marta (Lukas 10:38-42) dan ke
Para Rasul 10), Paulus penginjilan di kota Filipi di rumah Lidiya (Kisah 16:15).
hamba-hamba Tuhan sepenuh waktu, atau mereka yang dipanggil Tuhan secara
khusus menjadi seorang penginjil. Pemahaman ini kurang tepat, karena kalau ditinjau
kembali kepada Amanat Agung, Yesus memerintahkan agar para rasul mengajar
setiap orang yang telah menerima Injil untuk melakukan segala yang telah Ia
56
Presbiter Coral Ridge Di Fort Lauderdale, Florida, mengembangkan metode
penginjilan dengan melibatkan orang-orang awam. Graham dalam prakata dari buku
Metode penginjilan ini dapat menjadi salah satu solusi untuk mengefektifkan
memberitakan Injil kepada orang yang dikenalnya, sehingga multiplikasi akan cepat
terjadi. Mengapa? Sebab setiap anggota tubuh Kristus dapat berfungsi dengan baik.
Gambar 2.
Diagram Penginjilan Orang Awam
B dan C. Karena kesadaran A akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang
mempercayai berita itu. Dalam proses kehidupan rohani B dan C sebagai orang
Kristen yang benar sesuai dengan yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus kepada setiap
orang percaya. Pada tahap berikutnya, setelah B dan C mengalami kuasa Injil itu
88
D. James Kennedy, Ledakan Penginjilan, (Jakarta: E.E. Internasional III IFTK Jaffray
Jakarta), p. 6.
57
dalam kehidupan mereka, kemudian mereka dimobilisasi untuk membagikan Injil
kepada orang lain yang belum mengalami kuasa Injil. Karena kuasa Injil itu benar-
benar mengubah hidup B dan C, mereka pun melakukan penginjilan kepada sahabat
dekatnya. “B” dapat membimbing “D dan E,” “C” memenangkan “F, G, dan H.”
orang awam melakukan penginjilan kepada teman-teman mereka yang belum selamat,
tidaklah sulit untuk memenangkan masyarakat di sekitar gereja bagi Kristus. Perlu
diingat bahwa prinsip yang perlu dikembangkan dalam menjalankan metode ini
prinsip persahabatan ini, menurut penulis merupakan satu seni yang hilang dari
kehidupan gereja. Prinsip persahabatan ini telah dicuri dan dimanfaatkan oleh
berbagai instansi yang bergerak di bidang Multi Level Marketing, antara lain : CNI,
Amway, DXN, Nuriskin, Oriflame, Sophie Martin. Dalam dunia Multi Level
prinsip persahabatan, para pelaku bisnis ini mampu menarik banyak orang masuk ke
Dalam menerapkan penginjilan dengan metode ini, ada satu kebenaran kekal
yang perlu diingat oleh setiap orang percaya, yaitu bahwa setiap orang haruslah
terlebih dahulu mengalami kuasa Injil itu. Kebenaran ini sangat terbukti dan telah
diadopsi oleh pelaku bisnis yang bergerak di bidang Multi Level Marketing. Para
menjadi down line-nya akan manfaat dari bisnis tersebut. Di sisi yang lain, pelaku
bisnis ini senantiasa membimbing setiap down line mereka sampai orang-orang yang
menjadi down line-nya itu menjadi dewasa dalam bisnis tersebut. Menurut penulis,
58
prinsip ini adalah satu seni yang hilang dari gereja Tuhan pada zaman ini. Oleh karena
itu, gereja seharusnya kembali menerapkan prinsip ini sehingga tugas penginjilan di
mereka. Dalam penginjilan dengan melibatkan kaum awam, gereja perlu menyadari
ini. Ada yang dapat membawa dua orang, tiga orang, lima orang, dan sebagainya.
Dalam hal ini, gereja jangan pernah menganggap seseorang telah gagal apabila tidak
berhasil mejangkau lebih dari satu jiwa. Sekali pun mereka hanya memenangkan satu
jiwa, gereja jangan menjadi pesimis. Karena apabila satu orang tersebut telah
dibimbing untuk melakukan segala sesuatu yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus,
kemudian ia bertumbuh dewasa menjadi seorang percaya dan tanggung jawab untuk
melanjutkan tongkat estafet penginjilan, orang yang baru tersebut pasti dapat
dan harus dikembangkan oleh gereja-gereja lokal, termasuk gereja lokal di daerah
beragam, penginjilan dengan metode ini dapat dipakai sebagai satu solusi. Dimana
pun jemaat berada, apa pun jenis aktivitasnya, mereka dapat menginjili sahabat-
sahabat mereka. Alkitab memberikan contoh kepada setiap orang percaya yang hidup
di zaman ini perihal kekuatan dari persahabatan dapat dipakai sebagai sarana untuk
memberitakan Injil. Contoh kasus Matius Lewi. Setelah Matius Lewi bertemu dengan
Tuhan Yesus, kemudian dia mengadakan perjamuan besar di rumahnya dan sebagian
besar pemungut cukai dan orang-orang lain juga turut makan bersama-sama dengan
59
Dia (Lukas 5:29). Dalam kasus ini Matius Lewi bekerja sebagai seorang pemungut
cukai. Lewi menjalin persahabatan dengan pemungut cukai lainnya. Setelah Lewi
itu untuk ikut berjumpa dengan Tuhan Yesus. Sarana persahabatan Lewi tersebut
Penginjilan dengan melibatkan orang awam dapat dipakai menjadi satu solusi
yang baik untuk mengefektifkan penginjilan di gereja lokal, khususnya di kota seperti
kota Jakarta karena adanya asumsi bahwa setiap orang pasti mempunyai sahabat.
menciptakan satu hubungan perkenalan yang baik dengan orang-orang yang telah
ditetapkan menjadi sasaran penginjilan. Seperti pernyataan yang dibuat oleh Hybels
dan Mittelberg di atas, khususnya dalam konteks perkotaan. Dibutuhkan satu media
yang dapat membuka mata hati setiap orang kota yaitu media persahabatan. Kennedy
juga sangat menekankan adanya satu persahabatan dengan orang yang dijadikan
89
Bill Hybells & Mark Mittelberg, Menjadi orang Kristen yang Menular, (Yogyakarta: Andi
Offset, 1994), p.175-176.
90
Christian A.Schwarz, Pertumbuhan Gereja yang Alamiah, p. 35.
60
Menurut Schwarz, berdasarkan hasil survei yang mereka lakukan terhadap
gereja-gereja, ternyata hubungan dengan orang yang belum percaya merupakan satu
jiwa. Dan mereka yang mempunyai hubungan perkenalan yang lebih banyak dengan
sangatlah mudah untuk menciptakan persahabatan dengan orang lain, tetapi untuk
beberapa orang lainnya menciptakan satu persahabatan yang kondusif itu sangat sulit.
orang lain” karya Carnegie. Dalam buku ini Dale memberikan prinsip-prinsip yang
baik untuk menciptakan satu hubungan persahabatan. Prinsip-prinsip itu antara lain:
yang tulus. Bangkitkan minat pada orang lain,”91 “Jadilah pendengar yang baik.
Dorong orang lain untuk berbicara tentang diri mereka.”92 Dan masih banyak prinsip-
prinsip lain lagi yang sangat menolong untuk menciptakan satu persahabatan dengan
orang lain.
prinsip yang telah diterapkan dalam metode penginjilan dengan melibatkan kaum
1. Pelaku penginjilan tidak dituntut harus memiliki gelar atau jabatan tertentu, tetapi
91
Dale Carnegie, Bagaimana mencari Kawan dan mempengaruhi orang lain, (Jakarta:
Binarupa Aksara, 1993), p. 48.
92
Ibid, p. 90.
61
kesadaran dari setiap orang percaya akan tugas dan tanggung jawabnya untuk
menggenapi visi dan misi yang terkandung dalam Amanat Agung Tuhan Yesus.
Sebelum membahas lebih jauh tentang kelompok sel sebagai satu solusi untuk
Pada masa kini, banyak hamba Tuhan yang takut untuk mendelegasikan tugas-tugas
gerejawi kepada orang-orang awam. Perasaan takut tersebut membuat mereka tidak
Alkitab mencatat satu pengalaman yang sama dengan Musa hamba Tuhan
yang besar itu. Sebagai seorang hamba Tuhan dan juga sebagai seorang pemimpin
orang-orang yang cakap dari bangsa itu. Ia menjadi seorang pemimpin yang bekerja
sendiri, dan keadaan itu berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Suatu hari Yitro
mertuanya melihat kesibukan Musa dalam memimpin bangsanya. Melihat itu, Yitro
memberikan nasihat agar Musa mengangkat para hakim yang akan membantunya
93
John W. Hurston & Karen L. Hurston, Terjaring!, (Malang: Penerbit Gandum Mas, 1978),
p. 9-10.
62
bekerja sendiri, dan segala tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan bangsa itu
dapat dicukupi.
kepada orang-orang yang sudah mampu untuk memimpin satu kelompok jemaat yang
lain dan sanggup untuk melakukan semua tugas-tugas gerejawi. Cho mengatakan
pemuridan, penginjilan dan doa penyembahan – dilakukan melalui sel.94 Sejak Paul
Yonggi Cho mengalami betapa melelahkannya melayani seorang diri, pada akhirnya
ia menemukan satu solusi yang sungguh luar biasa, yaitu dengan melibatkan
pemimpin kaum awam untuk ikut terlibat dalam pelayanan gerejawi yang
dipimpinnya. Solusi baru ini memberikan dampak yang luar biasa dalam perjalanan
Marry memberi satu catatan tentang perkembangan yang dicapai oleh Full
Tuhan dari berbagai belahan bumi ini datang untuk mempelajari sumber pertumbuhan
dari Full Gospel Centra Church tersebut. Hasil pembelajaran itu menunjuk kepada
94
Joel Comiskey, Ledakan Kelompok Sel, (Jakarta: Metanoia, 1998), p. 17.
95
Marry Go Setiawani, Dinamika Kelompok, (Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara,
1999), p. 19.
63
rumah. Perhatikanlah tabel berikut ini:
Jumlah Jumlah
Nama Gereja Lokasi Gembala Sel
Sel Jemaat
Bethany World Baker, LA Larry Stockstill 500+ 7.000
Prayer Center USA
The Christian Guayaquil Jerry Smith 2.000 7.000
Center Of Ekuador
Guayaquil
Elim Church San Salvador Jorge Galindo 5.500 35.000
El Salvador
Faith Community Singapura Lawrence 550 6.500
Baptist Church Khong
The International Bogota, Cesar 13.000 35.000+
Charismatic Kolombia Castelanos
Mission
Love Alive Church Tegucigalpa, Rene Penaiba 1.000 7.000
Honduras
Living Water Lima, Peru Juan Capuro 600 7.000
Church
Yoido Full Gospel Seoul, Korea David Cho 23.000 153.000
Church (Paul Yonggi
Cho)
Tabel tersebut di kutip dari buku “Ledakan Kelompok Sel” Karya Joel Comiskey, hal.
103. Kelompok sel menjadi satu solusi untuk mengefektifkan penginjilan karena
adanya satu kesamaan dalam masyarakat di seluruh dunia. Manusia sebagai mahluk
Dasar yang kedua adalah ditinjau dari segi ketahanannya menghadapi situasi-
situasi sulit yang tidak memungkinkan gereja untuk melakukan penginjilan. Marry
mengemukakan:
64
sebelum komunis menguasai daratan Tiongkok, orang Kristen hanya
satu juta orang. Tetapi setelah penganiayaan selama 40 tahun, saat ini
orang Kristen sudah mencapai 50 juta orang. Ini berarti bertumbuh
sebanyak 50 kali lipat. Faktor penyebabnya adalah kuasa Allah dan
pimpinan Roh Kudus, juga karena peranan “Dinamika kelompok.”96
Simson juga menekankan betapa luar biasanya pertumbuhan jemaat Tuhan di China.
Berikut ni satu kutipan dari bukunya yang berjudul “Gereja Rumah yang
mengubahkan Dunia.”
... ketika Mao Tze Tung mengusir semua misi Barat dari
China pada tahun 1949, gereja mulai dianiaya dan bertumbuh jauh
melebihi yang pernah terjadi sebelumnya. Menurut beberapa peneliti,
lebih dari 10 % penduduk China sekarang adalah orang Kristen Injili.
Blok Injili terbesar di dunia.97
Sekalipun dalam tekanan dan penindasan kaum komunis yang sangat kejam mereka
tetap efektif dan dapat bertahan menjalankan tugas penginjilan melalui gereja bawah
berpendapat:
Kelompok sel dapat dipakai menjadi solusi untuk mengefektifkan penginjilan karena
metode ini bersifat fleksibel. Kelompok sel fleksibel dalam waktu, tempat, dan tata
96
Ibid, p. 9.
97
Wolfgang Simpson, Gereja Rumah Yang Mengubah Dunia, (Jakarta:Metanoia, 2003),
p. 188.
98
Ibid, p. 199.
65
dapat dilakukan sesuai dengan kesepakatan anggotanya.
masyarakat yang beragam. Oleh karena itu, gereja harus berani untuk masuk dalam
satu situasi yang disebut dengan “pergeseran paradigma.”99 Kelompok sel tidak
hanya sebagai satu program, melainkan sebagai satu kelompok yang mengutamakan
Ditinjau dari segi hasil, jiwa-jiwa yang diperoleh melalui penginjilan dalam
kelompok sel lebih mudah untuk diintegrasikan ke dalam satu gereja lokal. Hal ini
1. Di dalam kelompok sel setiap orang dapat saling mengenal dengan baik.
selnya.
Penginjilan dalam kelompok sel memiliki keunikan tersendiri dan tidak akan
ditemukan dalam metode yang lainnya. Comiskey mengutip pendapat Richard Peace
yang berkata:
Kelompok sel ditinjau dari hakikatnya sebagai satu komunitas yang menerapkan
hukum kasih dan penerimaan dari setiap anggota sel memberikan daya tarik tersendiri
99
Larry Stockstill, Gereja Sel, (Jakarta : Metanoia, 1998), p. 19.
100
Joel Comiskey, Ledakan Kelompok Sel, p. 103.
66
Pada umumnya, manusia lebih cenderung untuk menyatakan apa yang dilihat
matanya dan apa yang didengar oleh telinganya sebagai satu kebenaran. Alkitab
keputusan seseorang. Berikut ini adalah beberapa fakta yang di catat oleh Alkitab.
1. Pada waktu Samuel akan mengurapi Daud, Samuel tertipu karena apa yang
melihat apa yang di depan mata, tetapi Allah melihat hati” (1 Samuel 16: 7).
Banyak orang terkesan dan takjub kepada Yesus karena mendengar dan melihat
3. Kehidupan jemaat yang mula-mula disukai oleh semua orang karena orang-orang
yang belum percaya melihat cara hidup jemaat yang mula-mula sangat berbeda
dengan mereka. Jemaat mula-mula hidup rukun dan damai serta saling membantu
Kebenaran tentang bagaimana manusia pada umumnya menilai menjadi satu tenaga
pendorong kepada setiap pemimpin kelompok sel untuk memotivasi dirinya dan
anggota selnya agar lebih bersungguh-sungguh untuk menerapkan berita Injil dalam
Penginjilan dengan kelompok sel telah teruji di berbagai belahan dunia ini.
Penginjilan dengan metode ini terbukti mampu untuk menjangkau setiap komponen
masyarakat seperti yang terdapat di Full Gospel Centra Church Korea. Di gereja ini
dapat di temukan mereka yang telah bertobat dari kalangan masyarakat kumuh sampai
101
Ibid, p. 101.
67
masyarakat yang tinggal di rumah-rumah mewah.102 Di tengah kelesuan yang
menggunakan metode kelompok sel menjadi satu bahan kajian bagi gereja-gereja lain
dari berbagai belahan dunia ini. Dari hasil penelitian penulis terhadap beberapa buku
lingkungan yang benar menolong gereja menemukan metode kelompok sel yang tepat
guna.
Full Gospel Centra Church Korea dapat bertumbuh dengan pesat dan
dengan metode kelompok sel. Di Full Gospel Centra Church, Kelompok sel
merupakan alat untuk menjangkau anggota masyarakat yang tidak terjangkau oleh
gereja. Kelompok sel menjadi perpanjangan tangan gereja lokal, karena itu sebaiknya
di atur per-wilayah. Setiap wilayah dipimpin oleh seorang pimpinan wilayah. Hal ini
yaitu mengasihi semua orang tanpa terkecuali. Mengapa? Sebab masyarakat dunia ini
telah kehilangan kasih dan mereka membutuhkan kasih dan penerimaan. Beberapa
penulis seperti Christian A. Schwarz, Joel Comiskey, dan Larry Stockstill, bahkan
Paul Yonggi Cho memberikan pendapat yang sama agar kelompok sel menerapkan
Pada suatu wawancara dengan Carl George tahun 1993 Cho menjelaskan
102
John W. Hurston & Karen L. Hurston, Terjaring!, p. 19.
68
praktis mereka terlebih dahulu,103 Cho menjelaskan:
Kami memiliki 50.000 kelompok sel dan setiap sel akan mengasihi
dua orang kepada Kristus pada tahun berikutnya. Mereka memilih
seorang yang bukan orang Kristen, yang dapat mereka doakan, kasihi,
dan layani. Mereka membawakan makanan, membantu menyapu toko
orang tersebut - apa saja yang perlu untuk menunjukkan bahwa mereka
sungguh-sungguh perduli kepada mereka.... Setelah tiga atau empat
bulan dari kasih yang seperti itu, hati yang paling keras sekali pun akan
hancur dan menyerah kepada Kristus.104
Dari pernyataan Cho di atas, terbukti bahwa tindakan kasih yang diaplikasikan dalam
satu bentuk tindakan yang nyata-nyata merupakan kekuatan untuk menjangkau setiap
yang tidak lagi merasakan kasih yang nyata dalam perbuatan. Karena pada dasarnya
manusia lebih menerima bukti nyata yang dapat dirasakan, dilihat, dan dialaminya.
Kelompok sel sebagai satu komunitas yang berdasarkan kepada hukum kasih sesuai
dengan pengajaran Kristus dapat menjangkau mereka. Suasana kolompok sel yang
penuh kasih merupakan salah kunci untuk menarik banyak orang kepada terang Injil.
mengatakan dalam kelompok sel sangat mungkin terjadi perjumpaan dengan Tuhan
yang terwujud dalam tiga bentuk, yaitu: truth encounter atau perjumpaan kebenaran
perjumpaan kuasa, dan love encounter atau perjumpaan kasih yang didapatkan
melalui kesaksian dan tindakan saling melayani di antara sesama anggota sel.106
103
Joel Comiskey, p. 112.
104
Ibid.
105
Eddy Leo, Mengalami Mistery Kristus, (Jakarta: Metanoia, 2002), p. IX.
106
Ibid, p. X.
69
kitab-kitab Perjanjian baru. Perhatikanlah tabel berikut ini:
70
Ia mau menderita
karena keyakinannya
akan kuasa Injil (Kis
16: 19-24; 2 Tim 4: 6).
Perjumpaan dengan Tuhan merupakan satu tujuan dari ibadah Kristen. Perjumpaan
dengan Tuhan, oleh karena kasih-Nya kepada setiap manusia melebihi segala sesuatu
yang ada di alam jagat raya ini, maka kasih-Nya itu akan menarik setiap orang ke
dalam kasih-Nya itu. Perjumpaan dengan Tuhan merupakan kebutuhan roh dari setiap
manusia. Di sisi lain perjumpaan dengan Tuhan menuntun setiap orang ke dalam satu
pengenalan yang benar akan Tuhan dan Juru selamat yaitu Yesus Kristus Tuhan.
Dan kamu akan menerima kuasa apabila Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu
akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem, dan di seluruh Yudea, dan Samaria, dan
sampai ke ujung dunia. (Kis 1:8).
akan menjadi saksi (yang efektif) di tiga kota penting yang ada pada masa itu, bahkan
sampai ke ujung dunia setelah Roh Kudus turun ke atas mereka. Pernyataan ini
menurut catatan Alkitab telah teruji dan terbukti. Perhatikanlah dengan baik
bukti-bukti yang dicatat oleh Lukas dalam kitab Kisah Para Rasul berikut ini :
II. Jumlah jiwa yang dapat dijangkau bertambah 2000 jiwa lagi (Kis. 4:4).
III. Di tengah ancaman yang dasyat dari orang banyak dan pemerintah yang
berkuasa pada masa gereja mula-mula, oleh kuasa Roh Kudus mereka
IV. Penginjilan disertai dengan tanda-tanda heran; orang yang sakit menahun
71
disembuhkan dan orang-orang memuliakan Allah (Kis 4: 1-22; 5: 12,14-15),
yang masih terikat dengan kehidupan lamanya dinyatakan oleh Roh Kudus
sehingga kehidupan gereja Tuhan tetap terjaga (Kis 5: 1-11), Tanda-tanda heran
yang dikerjakan oleh Roh Kudus membuat orang banyak dari kota-kota di
sekitar Yerusalem tertarik untuk datang serta mengalami kuasa itu secara
Kata “kuasa” dalam nats tersebut, dalam bahasa aslinya dinyatakan dengan kata
“δύναμιρ” atau dibaca “dunamis.” Kata ini secara literal berarti kekuatan atau kuasa,
secara spesifik dapat berarti kekuatan atau kuasa yang sifatnya ajaib.107
Dalam kitab versi New International Version, nats dalam kitab Kisah Para
Rasul 1: 8 tersebut diterjemahkan seperti berikut ini: “But you will receive the power
when the Holy Spirit comes on you; and you will be my witnesses in Jerusalem, and
in all Judea and Samaria, and to the ends of the earth” Nats ini merupakan
bahwa kuasa Roh Kudus tetap berlaku sampai pada masa kini dan berlangsung
Seperti zaman gereja mula-mula, gereja masa kini tanpa terkecuali baik di
yang sakit, keras kepala, terikat kuasa gelap, hidup berdasar pada penilaian tentang
hal logis dan tidak logis, lebih mengutamakan hal-hal yang lahiriah, dan telah
dibutakan oleh ilah zaman ini. Perhatikanlah bukti-bukti berikut ini yang menjelaskan
pengaruh kuasa Roh Kudus terhadap penginjilan dunia.108 Pada tahun 1906 di
107
E-Sword V6.50, “For the word of God is Living and Active, Sharper than any
double_edged Sword.”
72
kota Los Angles, penginjilan dengan kuasa kembali digalakkan. Di tengah
kelesuan rohani orang-orang Kristen pada masa itu, Allah menyatakan betapa
pentingnya kuasa Roh Kudus dalam kehidupan gereja Tuhan, khususnya dalam
menjalankan misi penginjilan dunia ini. Allah mengadakan pernyataan itu di Jalan
Azusa No. 312. Los Angles, dan ini dikenal sebagai hari lahirnya gerakan
Pentakosta. Sejak peristiwa itu, terjadilah kebangunan rohani yang melanda kota
Los Angles. Kebagunan rohani juga melanda ke berbagai penjuru dunia, termasuk
Indonesia.
Wagner mencatat bukti-bukti penginjilan dengan kuasa Roh Kudus dan tanpa Roh
Kudus di Amerika Latin.109 Penginjilan dengan kuasa Roh Kudus menolong para
penginjil dari aliran Pentakosta di Amerika Latin lebih efektiv untuk menjangkau
banyak jiwa-jiwa bagi Yesus dibandingkan dengan para penginjil yang non-
Pentakosta.110 Wagner juga mencatat bukti lain yang dialami oleh Miguel Garcia
dari Mexico. Ia adalah seorang penginjil yang penuh dengan kuasa Roh Kudus.111
Dengan kuasa Roh Kudus, Miguel dapat menaklukkan serta menutup mulut para
penantangnya.
Wagner juga mencatat pengalaman penginjil Morris Cerullo pada waktu akan
108
Ron Auch, Gerakan Pentakosta Mengalami Krisis, (Malang: Yayasan Penerbit Gandum
Mas, 1996), p.15.
109
C. Peter Wagner, Pertumbuhan Gereja & Peranan Roh Kudus, (Malang: Penerbit
Gandum Mas, 1989), p. 103-109.
110
Ibid, p. 106.
111
Ibid, p.105.
112
Peter Wagner, Berdoa dengan Kuasa (Jakarta: Naviri Gabriel, 1997), p. 65.
73
Cho, pendeta dan juga gembala sidang berkata: “Roh Kudus adalah adimitra
saya.” Roh Kudus menolongnya untuk menjangkau kota Seoul bagi Kristus.
Roh Kudus dan umat manusia-dengan Roh Kudus berperan sebagai adimitra.”113
Penulis kitab Yohanes menulis tentang Roh Kudus serta peran-Nya yaitu:
Gereja tidaklah maha tahu, tetapi Tuhan-lah yang maha tahu. Gereja mungkin
mempunyai banyak ahli pikir dalam berbagai bidang ilmu, tetapi gereja tetap tidak
ahli dalam segala hal, termasuk untuk menaklukkan roh-roh jahat yang menguasai
orang-orang di sekitar gereja. Tuhan telah berjanji akan memberikan Roh Kudus-Nya
sebagai adimitra gereja dalam menyukseskan penginjilan. Oleh karena itu, gereja
seharusnya berpegang kepada aturan dan peraturan yang telah Tuhan tetapkan, dan
Yesus kerjakan di kayu salib 2000 tahun yang lalu. Dalam proses tersebut, disadari
dengan satu pribadi yang berkuasa atas dunia kegelapan. Pribadi itu sanggup
mempengaruhi kehidupan di alam jagat raya ini. Pribadi itu adalah iblis dan roh-roh
jahat lainnya. Penginjilan menjadi kurang efektif karena gereja tidak mengalahkan
penguasa-penguasa itu.
113
Paul Yonggi Cho, Roh Kudus Adimitra Saya, (Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil
“Imanuel”), p. 23.
74
Yesus berkata: “Apabila seorang yang kuat dan lengkap bersenjata menjaga
rumahnya sendiri, maka amanlah segala miliknya. Tetapi jika seorang yang lebih kuat
musuh gereja bukanlah yang terdiri dari darah dan daging saja, tetapi pemerintah-
roh jahat di udara (Ef 5: 11). Berdasarkan kedua fakta Alkitab ini, jelaslah bahwa
musuh gereja yang sebenarnya bukan orang-orang berdosa, tetapi roh-roh yang tidak
kelihatan yang selama ini menghalangi setiap orang untuk mengalami kuasa Injil.
traktat penginjilan kepada orang-orang yang mereka temukan di jalan Red Square,
Moscow. Bobbye dan Marry Lance, teman satu tim Cindy melaporkan kepadanya
demikian: “Cindy, tidak ada seorang pun yang mau mengambil traktat-traktat
penduduk kota itu terhadap Injil, kemudian Cindy dan timnya segera berdoa dan
bersepakat meminta kepada Allah untuk membuka pintu untuk Injil-Nya, juga berdoa
dan memerintahkan kebutaan dari mata orang-orang yang akan diberikan traktat.116
Doa tersebut yang dinaikkan dengan penuh kepercayaan sanggup menerobos hati
114
Cindy Jacobs, Menduduki Kota-kota Musuh, (Jakarta: Harvest Publication House, 1994),
p. 228.
115
Ibid, p. 229.
116
Ibid, p. 229.
75
setiap orang di daerah itu, dan Cindy mengatakan bahwa traktat-traktat yang
sebelumnya tidak menarik bagi orang-orang habis dibagikan, dan malah kurang.117
penginjilan. Banyak kota menutup diri bagi Injil, sebagai contoh penulis mengutip
dua kota yang dicatat oleh Wagner dalam buku “Berdoa Dengan Penuh Kuasa” yaitu:
Kiambu satu kota kecil yang terletak tidak jauh dari ibukota Nairobi,118 kota
angka kecelakaan yang tinggi di jalan rayanya, terdapat berbagai jenis kejahatan dan
mengemukakan:
lawannya utamanya adalah roh-roh jahat yang menguasai daerah itu. Dalam
berpuasa serta menanyakan kepada Tuhan penyebab keadaan penduduk kota itu yang
tertekan secara politik, sosial, ekonomi, dan rohani.121 Hasilnya, Allah menaklukkan
Kota kedua yaitu Resistencia, terkenal dengan angka kematian tak wajar.
Kota ini dapat direbut bagi Kristus setelah orang-orang percaya di kota itu berdoa
dengan penuh kepercayaan. Mereka mengalahkan roh kematian yang menguasai kota
117
Ibid.
118
Peter Wagner, Berdoa dengan Kuasa, p. 20-35.
119
Ibid, p. 35-38.
120
Ibid, p. 23.
121
Ibid, p.23-24.
76
itu, ditandai dengan kematian imam salah satu aliran sesat di kota itu. Kemenangan
di alam roh sebagai hasil dari doa-doa yang dipanjatkan oleh orang-orang percaya di
kota itu menghasilkan dampak luar biasa. Banyak orang yang sebelumnya menolak
Injil menjadi percaya sehingga jumlah orang percaya di kota itu meningkat 102
Allah. Doa merupakan kata-kata yang penuh kuasa dan sanggup untuk mengalahkan
roh-roh jahat yang selama ini membelenggu banyak jiwa. Doa adalah kata-kata yang
penuh kuasa dan sanggup untuk memindahkan gunung (Matius 17: 20),
orang, tetapi tidak semua orang mampu menggunakannya dengan efektif. Kekuatan
doa dapat melebihi segala jenis alat perang yang pernah ada di muka bumi ini.
Kekuatannya tidak dapat diukur dengan alat pengukur mana pun yang ada di muka
bumi ini karena kekuatannya tak terbatas, sama seperti kuasa Allah yang tak terbatas.
adalah ibarat menembakkan peluru tanpa mesiu.” Seorang penginjil dari Kalimantan
Tengah juga mengemukakan: “Berdoa dengan penuh kuasa menjadikan gereja dapat
memberitakan Injil sesuai dengan kuasanya yang sanggup menuntun setiap orang
penginjilan di tengah masyarakat yang majemuk seperti di kota Jakarta ini. Menurut
122
Michael Hamilton, God’s Plan For the Church Growth!. p. 123.
77
penulis, keefektifan penginjilan sebagai salah satu tugas gereja lokal juga ditentukan
Alkitab mencatat beberapa bukti tentang uang yang dialokasikan oleh jemaat-jemaat
Perjanjian Baru untuk penginjilan, antara lain: Filipi 4:10-20 khususnya pada ayat 16
dicatat bahwa jemaat di Filipi mengirimkan bantuan kepada Paulus pada waktu ia
penginjilan di Tesalonika (tidak dijelaskan bentuk pemberian itu berupa uang atau
Paulus pada waktu penginjilan di Korintus. Alkitab juga mencatat betapa pentingnya
uang untuk kesinambungan hidup orang-orang yang telah percaya kepada Injil Kristus
Yesus (2 Kor 9: 1-5). Dari Fakta-fakta tersebut dapat dikatakan bahwa tanpa adanya
efektif.
78
BAB VI
PENUTUP
Kesimpulan
Dari bab II – bab V di atas dapat diambil beberapa kesimpulan yang berharga
sebagai berikut:
1. Penginjilan sebagai salah satu tugas esensial gereja adalah salah satu tugas yang
dalam Yesus Kristus kepada semua orang. Tugas ini dilakukan dengan cara
menyerukannya, baik dengan suara yang keras, mengajarkannya, dan atau pun
dengan menyaksikannya.
3. Penginjilan adalah satu inisiatif yang lahir dari hati Allah karena kasih-Nya
kepada manusia yang telah gagal menjalankan perintah dan larangan-Nya. Dosa
akan dapat melepaskan diri darinya. Karena itu Allah memberikan janji
4. Penginjilan kepada segala bangsa harus dilaksanakan agar tidak seorang pun
5. Gereja harus melaksanakan tugas penginjilan karena penghuni dunia ini sedang
berjalan menuju ke jurang maut, dan gereja diberikan tanggung jawab untuk
79
merebut mereka daripadanya.
6. Gereja janganlah menjadi gereja yang eksklusif, tetapi haruslah membuka diri
mendengarkan Injil sama seperti gereja juga telah diberikan kesempatan oleh
7. Penginjilan adalah salah satu sarana yang dipakai Allah untuk menambahkan
utuh, sehingga gereja tidak dapat meniadakan salah satu atau beberapa bagian
10. Selama penginjilan menjadi tugas gereja, gereja tidak mungkin dipisahkan dari
11. Gereja sebagai pemegang tanggung jawab penginjilan kepada dunia tidak dapat
12. Gereja harus mengenali masyarakat di sekitarnya secara objektif sehingga dapat
13. Gereja tidak dapat menggunakan satu metode sebagai metode yang baku.
15. Penginjilan pribadi dan penginjilan dengan kelompok sel dapat dipakai sebagai
80
16. Apapun jenis metode penginjilan yang dipakai, haruslah menuntun setiap orang
17. Penginjilan dengan kuasa bukanlah satu pilihan, melainkan satu keharusan dan
hanya gereja yang dipenuhi oleh Roh Kudus yang dapat melakukannya.
Saran-saran:
pihak:
tugas penginjilan. Gereja tidak mungkin bertumbuh dan cenderung menjadi gereja
yang kurang sehat bahkan mati apabila tidak menekankan betapa pentingnya tugas
ini bagi kehidupan gereja. Tugas penginjilan tidak dapat dilaksanakan dengan
bahwa itu hanyalah tugasnya. Untuk itu hamba-hamba Tuhan perlu melibatkan
jiwa-jiwa yang terhilang dan dengan segala usaha dan pengorbanan, bekerja sama
3. Kepada setiap orang yang bersedia untuk memberitakan Injil kepada jiwa-jiwa
yang terhilang harus memiliki satu pengharapan yang penuh kepada Allah bahwa
81
82
DAFTAR PUSTAKA
Balz, Horst & Schneider, Gerhard. Exegetical Dictionary Of The New Testament
(Volume 2). Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company Grand
Rapids, 1991; reprint ed. 2000.
Berkhof, H. & Enklaar, L. H. Sejarah Gereja, Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 1990.
Carnegie, Dale. Bagaimana mencari Kawan dan mempengaruhi orang lain, Jakarta:
Binarupa Aksara, 1993.
Cho, Paul Yonggi. Roh Kudus Adimitra Saya, Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil
“Imanuel.”
Ensiklopedia Alkitab Masa Kini (jilid I), Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih/OMF. 1993; Reprint ed. 2002.
Ensiklopedia Alkitab masa kini (Jilid 2), Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih/OMF, 1995; reprint ed. 2000.
83
The World Book Encyclopedia S-Sn (Volume 17). Ed. S.v. “Salt” by Esmarch S.
Gilreath. Toronto: Field Enterprises Educational Corporation, 1974.
Hamilton, Michael. God’s Plan For The Church Growth!, Springfield: Gospel
Publishing House, 1981.
Hendricks, Howard G. Beritakan Injil dengan Kasih, Jakarta: PT. BPK Gunung
Mulia, 1986.
Hybells, Bill & Mittelberg, Mark. Menjadi orang Kristen yang Menular, Yogyakarta:
Andi Offset, 1994.
Kennedy, D. James. Ledakan Penginjilan, Jakarta: E.E. Internasional III IFTK Jaffray
Jakarta.
Menuju Tahun 2000: Tantangan Gereja Di Indonesia sebuah bunga rampai dalam
rangka peringatan 25 Tahun Kependetaan Caleb Tong, ed. S.v. Pertumbuhan
Gereja Dan Strategi Penginjilan oleh Purnawan Tanibemas, Surabaya:
YAKIN, 1990.
84
Newbigin, Leslie. Injil Dalam Masyarakat Majemuk. Jakarta: PT. BPK Gunung
Mulia, 1993.
Pfeiffer, Charles F. (ed), The Wycliffe Bible Commentary (Old Testament). Chicago:
Moody Press, 1962.
Reed, Warren H. Mendengarkan secara Positif. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia,
1992.
Robert & Bolton, Evelyn. Menyampaikan Khabar Baik. Malang: Penerbit Gandum
Mas, 1985.
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2001.
Stot, John. Satu Umat. Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1990; Reprint ed.
1997.
Susantio, Suhandi. Misiologi, Studi Misi Lintas Agama. Diktat Sekolah Tinggi
Teologia Ekklesia, April-Mei 2005.
Tomatala,Yakub. Penginjilan Masa Kini (jilid 1). Malang: Penerbit Gandum Mas.
1988.
--------------- Penginjilan Masa Kini (jilid 2). Malang: Yayasan Penerbit Gandum
Mas, 1998.
85
----------------, Pertumbuhan Gereja & Peranan Roh Kudus, Malang: Penerbit
Gandum Mas, 1989.
Warren, Rick. Pertumbuhan Gereja masa Kini, Malang: Yayasan Penerbit Gandum
Mas, 1999.
Wongso, Peter. Tugas Gereja Dan Misi Masa Kini. Malang: Seminari Alkitab Asia
Tenggara, 1996.
86
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan
Pekerjaan
87
Pelayanan
Terpanggil pelayanan pada tahun 1994 setelah menyelesaikan studi dari STM
Negeri 1 Medan. Namun panggilan Tuhan itu tidak saya responi dengan satu tindakan
untuk memberi diri sepenuhnya melayani Dia, kecuali hanya mengucapkan janji
“Tuhan saya tidak mau menjadi pendeta, tetapi saya mau menjadi saksi-Mu kepada
Tuhan tidak pernah gagal dalam rencana dan panggilan-Nya atas saya, pada
tahun 1996 Tuhan menuntun saya ke Jakarta, dan kemudian Dia mengulangi
pelayanan pada tahun 1998 di gereja Bethel Indonesia Setia Mekar Bekasi, melayani
sebagai petugas untuk menyebrangkan anak-anak Sekolah Minggu dari jalan raya ke
halaman gereja. Ketertarikan kepada pelayanan ini lahir pada waktu seorang anak
sekolah minggu mengalami kecelakaan di depan gereja. Pelayanan ini berjalan hingga
penulis untuk melayani di Kabupaten Sanggau. Pelayanan ini terbagi atas dua tahap ,
tahap pertama, penulis melayani di daerah Kuala Buayan, Kecamatan Meliau yaitu di
pelayanan, antara lain: melayani sebagai Guru Sekolah Minggu di kelas BALITA,
sebagai Singer, dan merawat orang gila. Pelayanan ini berjalan sepuluh bulan. Pada
kesempatan yang sama, atas anugerah Tuhan, penulis diberi kesempatan untuk
dengan Kalimantan Tengah. Di daerah ini penulis melayani sebagai pembina jemaat.
88
Bentuk-bentuk pelayanan yang penulis kerjakan di daerah ini antara lain: mengajar
membaca dan menulis, mengajarkan cara memasak makanan dengan cara yang lebih
layak, dan memberitakan Injil Kristus. Pelayanan di daerah ini berlangsung selama
dua bulan, dan kemudian penulis meninggalkan pelayanan itu karena penulis merasa
belum siap secara mental, khususnya pada waktu seorang anak yang baru bertobat
jatuh sakit dan meninggal. Kemudian penulis memutuskan untuk kembali ke Bekasi
dan melayani di GBI Setia Mekar Bekasi sebagai Guru Sekolah Minggu di kelas
BATITA dari 2001-2003, bulan Agustus 2003 terjun ke pelayanan perintisan di desa
orang-orang dari suku Sunda. Kemudian atas permintaan DMD, penulis di tarik ke
Jakarta pada bulan Januari 2004 karena adanya rencana dari pihak DMD (Bapak
kenyataanya rencana itu tidak berjalan dengan baik, sehingga penulis berdiam diri
untuk sementara waktu. Pada bulan Juni 2004, saya diminta oleh Bapak Thomas
untuk membantu perintisan di daerah Setu Cibitung. Pelayanan di daerah ini berjalan
sampai pada bulan Desember 2004. Setelah menyelesaikan pelayanan di Setu, karena
adanya kebutuhan yang mendesak atas tenaga pelayan di daerah Telaga Mas,
89