Anda di halaman 1dari 6

Pengaruh Soft Skill Dalam Pengambilan Keputusan Pegawai

Pada FKIP Universitas HKBP Nommensen

Antonius Gultom1, Herlina H. Sianipar2, Rosmauli Hutahaean3.

Dosen Tetap Program Studi Pendidikan Ekonomi


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen
Jl. Sutomo No. 4A Medan, Telp. (061) 4522922, 4565635 Fax. (061) 4571426
website : http://www.uhn.ac.id, E-mail : uhn@uhn.ac.id , https://hkbp.or.id
Email : antoniusgultom99@gmail.com

Dosen Tetap Sekolah Tinggi Diakones HKBP Balige (https://hkbp.or.id)

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) bagaimana soft skill pegawai pada FKIP
Universitas HKBP Nommensen, (2) proses pengambilan keputusan pegawai pada FKIP Universitas
HKBP Nommensen, (3) pengaruh soft skill dalam pengambilan keputusan pegawai. Jenis penelitian
yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu
melalui penyebaran kuisioner yang diedarkan dan kemudian diisi oleh 32 responden (pegawai) yang
menjadi sampel. Sampel ditentukan berdasarkan sampel jenuh, dimana semua anggota populasi
dijadikan sampel. Teknik analisis data menggunakan: uji korelasi, uji koefesien determinasi, uji
regresi, dan uji t. Skala penilaian jawaban kuesioner menggunakan skala likert. Secara keseluruhan
variabel soft skill memiliki kualitas tergolong “tinggi”. Hal itu diketahui dari rata-rata perolehan
kuesioner yang berada di antara nilai 113-139. Salah satu pertanyaan tentang kreativitas memiliki nilai
sangat tinggi. Proses pengambilan keputusan pegawai melibatkan beberapa proses, di antaranya adalah
didukung oleh faktor kerjasama, faktor hubungan interpersonal, faktor kreativitas, dan faktor tim kerja.
Dari perhitungan tabulasi deskriptif, perhitungan korelasi, uji koefesien determinasi, uji regresi, dan
uji t diperoleh kesimpulan bahwa Soft Skill memiliki hubungan dan pengaruh yang searah dan
signifikan dalam Pengambilan Keputusan pegawai. Pola pengaruhnya dapat dilihat dari formulasi nilai
regresi Y = -2.438 + 1.000 X. Didukung oleh nilai uji t yang mendapat kesimpulan ditolaknya H0.

Kata Kunci : Soft Skill dan Pengambilan Keputusan

Pendahuluan yang diinginkan. Hal ini berdampak pada


Dunia kerja percaya bahwa sumber daya pemikiran dan kebutuhan para pegawai terutama
manusia yang unggul adalah mereka yang tidak dalam mengelola perguruan tinggi dalam
hanya memiliki kemahiran hard skill saja tetapi peningkatkan kinerja untuk mencapai tujuan.
juga piawai dalam aspek soft skillnya. Adalah Kompleksnya persyaratan untuk menjadi
suatu realita bahwa pengelolaan pendidikan juga seorang pegawai di setiap instansi mengharuskan
lebih memberikan porsi yang lebih besar untuk memiliki suatu keahlian yang dibutuhkan.
muatan hard skill, bahkan bisa dikatakan lebih Keahlian tersebut ada pada setiap manusia yaitu,
berorientasi pada pembelajaran hard skill saja, hard skill dan soft skill. Hard skill dalam hal ini
padahal sebenarnya penentu kesuksesan seseorang merupakan komponen luar dan soft skill adalah
itu nantinya dalam bekerja lebih ditentukan oleh komponen dalam. Dua keahlian yang sangat
unsur soft skillnya. dibutuhkan oleh setiap organisasi. Pegawai tidak
Jika berkaca pada realita sebenarnya saat ini, hanya dipakai untuk melaksanakan ide atau
kepemilikan soft skill tentu menjadi kebutuhan perintah dari pimpinan, tetapi juga dituntut untuk
urgen dalam dunia kerja. Namun untuk mengubah dapat berinisiatif, inovatif, aktif dalam bekerja dan
hal tersebut bukanlah sesuatu yang mudah. aktif dalam berinteraksi dengan yang lain dalam
Kemampuan intelektual dan keahlian merupakan meningkatkan loyalitas dan kinerja individu.
syarat utama seseorang dalam mendapat pekerjaan Di era teknologi “Industri 4.0” kemajuan yang
yang diinginkan. Pesatnya perkembangan paling terasa adalah internet. Semua komputer
teknologi dan informasi berpengaruh tajam tersambung ke sebuah jaringan bersama. Komputer
terhadap perubahan setiap bidang. Hal tersebut juga semakin kecil sehingga bisa menjadi sebesar
juga berpengaruh terhadap pengambilan kepalan tangan kita, makanya kita jadi punya
keputusan institusi/instansi terhadap operasional smartphone. Bukan cuma kita tersambung ke
dan kelangsungan organisasi saat ini dan di masa jaringan raksasa, kita jadinya selalu tersambung ke
depan di samping memenuhi kebutuhan tenaga jaringan raksasa tersebut. Inilah bagian dari
kerja yang berdedikasi tinggi guna mencapai hasil revolusi industri keempat: “Internet of Things” saat

1
komputer-komputer yang ada tersambung ke Hasil amatan sementara penulis yang
internet, saat setiap masalah yang ada di lini merupakan fenomena yang mendasar mengenai
pekerjaan bisa langsung diketahui saat itu juga, di soft skill Pegawai di FKIP Universitas HKBP
manapun kita berada. Nommensen adalah :
Seseorang dengan intelektual tinggi tidak 1) Belum maksimalnya kemampuan komunikasi
menjamin orang tersebut akan mencapai puncak sesama pegawai.
tertinggi dalam pekerjaannya dan bisa berinteraksi 2) Belum maksimalnya nilai-nilai interpersonal,
dengan orang lain baik atasan maupun bawahan. dan kreativitas pegawai dalam melakukan
Dalam interaksi dengan pegawai akan lebih mudah pekerjaan.
dalam penyampaian ide dan merekatkan hubungan 3) Belum maksimalnya kerja sama sesama
sosial sesama pegawai yang tanpa membedakan pegawai.
senioritas dan pengalaman. Kualitas seseorang Demikian halnya dengan pengambilan
dilihat bagaimana dia menggunakan kecerdasan keputusan :
tidak hanya untuk diri sendiri tapi juga bersama 1) Belum maksimalnya nilai-nilai konsultatif
dengan orang lain. pegawai.
Pegawai merupakan aset yang hidup. 2) Belum maksimalnya fakta (dalam
Keunikan aset ini mensyaratkan pengelolaan yang menyelesaikan masalah), realisai (dalam
berbeda dengan aset lain, sebab memiliki pikiran, memfokuskan target), kebijaksanaan dalam
perasaan dan perilaku, sehingga jika dikelola pengambilan keputusan dan persepsi pegawai.
dengan baik mampu memberi sumbangan bagi Dengan permasalahan tersebut, pegawai di
kemajuan secara aktif. Perbedaan mengelola FKIP Universitas HKBP Nommensen harusnya
pegawai dapat mengukur tingkah laku, emosi dan kompeten dalam bidangnya. Tanggung jawab
hubungan interaksi terhadap rekan lain. Perbedaan pegawai bukan hanya mengurusi kepentingan
tersebut juga berpengaruh dalam hasil akhir mahasiswa saja, tetapi bagaimana pegawai mampu
pengambilan keputusan. Setiap keputusan mengakomodir segala keluhan, memberikan
memiliki bermacam-macam karakter. Untuk itu pelayanan bagi mahasiswa yang membutuhkan
diperlukan keahlian yang mendukung untuk selama mereka mengikuti perkuliahan di kampus.
tercapainya pengambilan keputusan yang
signifikan dan menguntungkan bagi semua pihak. Masalah
Sumber Daya Manusia sangat berperan penting Bagaimana Pengaruh Soft Skill Dalam
dalam pengambilan keputusan untuk menetapkan Pengambilan Keputusan Pegawai Pada FKIP
setiap calon pegawai yang ditempatkan sesuai Universitas HKBP Nommensen?
dengan keahlian yang dimilikinya. Tidak hanya
intelektual tinggi dan pengalaman yang banyak, Teori
tetapi keahlian soft skill yang dibutuhkan. Elfindri dkk (2011:67), soft skills merupakan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan keterampilan dan kecakapan hidup, baik untuk
(FKIP) Universitas HKBP Nommensen merupakan sendiri, berkelompok, atau bermasyarakat, serta
Perguruan Tinggi Kristen yang ada di Kota Madya dengan Sang Pencipta. Dengan mempunyai soft
Pematangsiantar yang meluluskan mahasiswa yang skills membuat keberadaan seseorang akan
begitu banyak jumlahnya setiap tahunnya. Hal ini semakin terasa di tengah masyarakat. Keterampilan
merupakan tanggungjawab bersama, Nommensen akan berkomunikasi, keterampilan emosional,
tidak cukup hanya memberikan kemampuan hard keterampilan berbahasa, keterampilan
skill saja, tetapi harus diimbangi dengan berkelompok, memiliki etika dan moral, santun
kemampuan soft skill dalam menghadapi berbagai dan keterampilan spiritual.
tantangan saat melakukan pekerjaan nantinya. Lebih lanjut lagi Basir (2011:175), semua
Pencapaian tersebut akan dapat terealisasi apabila sifat yang menyebabkan berfungsinya hard skills
pegawai di FKIP Universitas HKBP Nommensen yang dimiliki. Soft skills dapat menentukan arah
memiliki soft skill yang baik. pemanfaatan hard skills. Jika seseorang
Secara umum soft skills merupakan sebuah memilikinya dengan baik, maka ilmu dan
istilah yang biasa digunakan oleh para pekerja keterampilan yang dikuasainya dapat
untuk mendeskripsikan kemampuan non-teknikal. mendatangkan kesejahteraan dan kenyamanan bagi
Kemampuan ini tidak kasat mata dan hanya dapat pemiliknya dan lingkungannya. Sebaliknya, jika
diketahui melalui komunikasi langsung atau seseorang tidak memiliki soft skills yang baik,
melalui sebuah tes kepribadian. maka hard skills dapat membahayakan diri sendiri
dan orang lain.

2
Sedangkan menurut Moqowim (2012:99), mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh
menyatakan “soft skills merupakan komplemen responden, menyajikan tiap data tiap variabel yang
dari hard skills. Jenis keterampilan ini merupakan diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab
bagian dari kecerdasan intelektual seseorang, dan rumusan masalah, dan melakukan perhitungan
sering dijadikan syarat untuk memperoleh jabatan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
atau pekerjaan tertentu”. Untuk melihat tanggapan terhadap responden
Kata “keputusan” berarti menentukan, terhadap soft skill dalam pengambilan keputusan
mengakhiri, menyelesaikan, mengatasi. Sedangkan dilakukan uji koefisien korelasi dengan rumus:
kata ”pengambilan keputusan” berarti suatu n.( XY ) − ( X )( Y )
r=
tindakan yang dilakukan untuk menyelesaikan n.( X ) − ( X ) n.( Y ) − ( Y ) 
2 2 2 2

sesuatu (Azhar, 2015). Selain itu, penulis juga menggunakan metode


Mengambil keputusan berbicara tentang persamaan regresi linear sederhana. Dengan rumus
tindakan yang akan dilakukan dalam menghadapi : Y = a + bx. Selanjutnya penulis mencari besaran
suatu permasalahan yang seringkali dihadapkan koefisien determinasi (d) yang digunakan untuk
pada dua pilihan atau bahkan lebih. Sebuah mengetahui seberapa jauh variabel X dapat
keputusan adalah tindakan untuk mengatasi menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel Y.
kekacauan, mampu melihat setiap aspek secara Persamaan koefisien determinasi adalah :
objektif, dan dengan demikian dapat membuat
keputusan yang efektif (Adair, 2007). R = (r)2
Menurut Salusu (2006), pengambilan Tahap selanjutnya adalah dengan melakukan
keputusan adalah suatu proses memilih alternatif uji signifikasi koefisien korelasi (uji – t), uji ini
cara bertindak dengan metode yang sesuai dengan dilakukan untuk menguji apakah hipotesis penulis
situasi. Sedangkan Kelly, (2009) menyebutkan diterima atau ditolak, atau untuk mengetahui
bahwa pengambilan keputusan merupakan secara pasti apakah pengaruh antara variabel X
pemecahan masalah dan terhindar dari faktor (variabel independen) dan variabel Y (variabel
situasional. dependen) nyata atau tidak yaitu dengan cara
membandingkan thitung dengan ttabel.
Metode Penelitian Kemudian dilakukan uji signifikasi koefisien
Jenis penelitian yang digunakan untuh korelasi (uji – t) dengan 5 tahap, yaitu : (a)
mengolah dan menganalisis data yang adalah merumuskan hipotesis, (b) menentukan taraf nyata
melalui penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dan derajat bebas (df) = n – k, (c) menentukan uji
mengambil sampel dari populasi dengan statistik, (d) menentukan daerah keputusan, dan (e)
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul menentukan keputusan.
data utama. Model penelitian yang digunakan Hipotesis yang diuji adalah koefisien korelasi
adalah penelitian deskriptif. sama dengan nol. Korelasi dalam populasi
Metode pengolahan data digunakan untuk dilambangkan dengan α, sedangkan pada sampel r.
mengukur variabel yang diteliti. Oleh karena itu, Kemudian menentukan taraf nyata dan derajat
variabel yang akan diukur adalah skala interval dan bebas (df) = n – k.
penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan soft Taraf nyata adalah nilai kritis yang digunakan
skill dalam pengambilan keputusan pegawai, maka sebagai dasar untuk menerima atau menolak
teknik pengukuran yang digunakan dalam hipotesis nol. Taraf nyata dilambangkan dengan α,
penelitian ini menggunakan skala likert. dimana taraf nyatanya adalah sebesar 5% (α =
Teknik pengumpulan data yang digunakan 0,05), karena dalam penelitian ini digunakan uji
dengn penelitian kepustakaan (library research), satu arah. Menentukan nilai uji thitung, Daerah
kuesioner (angket), interview (wawancara) dan keputusan dapat ditentukan dengan menggunakan
dokumentasi. tabel distribusi t (ttabel). Dalam menggunakan ttable
Setelah terkumpulnya data dari penelitian harus diketahui lebih dulu besarnya nilai taraf
maka data tersebut akan masuk dalam proses nyata (α) dan besarnya derajat bebas (df). Nilai
pengolahan data. Pengolahan data dilakukan taraf nyata diperoleh dengan membagi dua
dengan menggunakan komputerisasi dalam besarnya taraf nyata (α/2) karena dalam penelitian
program SPSS, termasuk pengujian validitas dan ini digunakan uji dua arah. Sedangkan derajat
reliabilitas. bebas (df) diperoleh dengan mengurangi
Kegiatan dalam anlisis data mengggunakan banyaknya data pengamatan dengan jumlah
pertanyaan-pertanyaan dengan mengelompokkan variabel yang terdapat dalam penelitian ini (df = n
data berdasarkan variabel dan jenis responden,

3
– 2). ttabel; (α/2) ; df, dimana df = n – 2 Dengan hubungan antara X dengan Y adalah sebesar 78%,
tingkat derajat bebas 5% (α = 0.05). sedangkan sisanya adalah dari faktor lain, antara
Untuk membuat suatu keputusan kita dapat lain kepuasan kerja, kepemimpinan, dan faktor-
membandingkan besarnya nilai thitung dengan ttabel. faktor lain.
Apabila thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha Setelah dilakukan perhitungan korelasi,
diterima dan Apabila thitung < ttabel, maka H0 selanjutnya di bawah ini akan ditampilkan hasil
diterima dan Ha ditolak. perhitungan regresi dari seluruh variabel yang
diteliti. Uji regresi digunakan untuk mengetahui
Pembahasan pengaruh antara variabel bebas (X) terhadap
Uji korelasi digunakan untuk mengetahui variabel terikat (Y).
hubungan antara variabel bebas dengan variabel Regression
terikat. Digunakan sebagai persyaratan dalam b
Variables Entered/Removed
menguji hipotesis (uji t). Variables Variables
Hasil perhitungan uji korelasi akan Model Entered Removed Method
1 Soft Skilla . Enter
dibandingkan ke Tabel Interpretasi Koefesien a. All requested variables entered.
Korelasi untuk melihat sifat hubungan yang ada, b. Dependent Variable: Pengambilan Keputusan
apakah kuat atau tidak. Atau dalam SPSS, untuk
melihat hubungan yang ada signifikan atau tidak Pada awal perhitungan regresi, ouput SPSS
dapat melihat nilai Sig. (probabilitas) yang yang pertama tampil adalah sebuah tabel
diperoleh. Jika nilai Sig. > 0.05 maka hubungan "Variables Entered/Removed". Tabel ini berfungsi
tidak signifikan, sedangkan jika nilai Sig. < 0.05 untuk menjelaskan variabel mana saja yang layak
maka hubungan yang ada adalah signifikan masuk untuk dimasukkan ke dalam perhitungan
(Ghozali, 2001:46). regresi dengan mengacu kepada hasil dari
Di bawah ini adalah output perhitungan perhitungan korelasi. Dari hasil di atas, ternyata
korelasi menggunakan SPSS dari hasil jawaban semua variabel layak masuk.
Coefficientsa
kuesioner.
Unstandardized Standardized
Correlations Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
Pengambilan 1 (Constant) -2.438 5.943 -.410 .685
Soft Skill Keputusan Soft Skill 1.000 .097 .883 10.317 .000
Soft Skill Pearson Correlation 1 .883** a. Dependent Variable: Pengambilan Keputusan
Sig. (2-tailed) .000
N 32 32 Menggambarkan persamaan regresi. Pada
Pengambilan Keputusan Pearson Correlation .883** 1
Sig. (2-tailed) .000 kolom Unstandardized Coeffecient didapat
N 32 32 persamaan regresi:
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Y = a + bX
Dari hasil korelasi di atas, interpretasinya Y = -2.438 + 1.000 X
adalah sebagai berikut: Besar hubungan antar Di mana:
variabel X (soft skill) dengan Y (pengambilan Y = Pengambilan Keputusan
keputusan) adalah 0.883 dengan nilai signifikansi X = Soft Skill
sebesar 0.000. Ternyata variabel X dengan Y Konstanta (a) sebesar -2.438 menyatakan
memiliki nilai signifikansi di bawah 0.05. Hal ini bahwa jika faktor soft skill diabaikan atau
menunjukkan korelasi (hubungan) yang kuat mengalami penurunan, maka akan mengurangi
antara soft skill dengan pengambilan keputusan. variabel pengambilan keputusan sebesar -2.438
Digunakan untuk mengetahui persentase (dua kali lipat atau 244%).
hubungan antara variabel X dan Y. Di bawah ini Koefesien regresi X sebesar 1.000,
adalah hasil uji koefesien determinasi. menyatakan bahwa jika terdapat kenaikan sebesar
Model Summary 1 pada variabel soft skill maka akan diikuti dengan
Adjusted Std. Error of
kenaikan pada variabel pengambilan keputusan
Model R R Square R Square the Estimate sebesar 1.000 (atau 100%). Artinya, variabel
1 .883a .780 .773 3.38563
pengambilan keputusan sangat dipengaruhi oleh
a. Predictors: (Constant), Soft Skill
soft skill dari pegawai.
Pada kolom ’R Square’ adalah untuk Uji t digunakan untuk menguji apakah
mengetahui nilai Koefesien Determinasi (KD), terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
yaitu besarnya persentase hubungan antara bebas terhadap variabel terikat.
variabel X dengan Y. Diperoleh nilai R Square
(KD) sebesar 0.780. Hal itu berarti persentase

4
Coefficientsa determinasi, uji regresi, dan uji t diperoleh
Unstandardized Standardized kesimpulan bahwa Soft Skill memiliki
Coefficients Coefficients
hubungan dan pengaruh yang searah dan
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -2.438 5.943 -.410 .685 signifikan dalam Pengambilan Keputusan
Soft Skill 1.000 .097 .883 10.317 .000
Pegawai. Pola pengaruhnya dapat dilihat dari
a. Dependent Variable: Pengambilan Keputusan
formulasi nilai regresi Y = -2.438 + 1.000 X.
Dari perhitungan uji t di diketahui: t hitung = Didukung oleh nilai uji t yang mendapat
10.317. Nilai Sig. = 0.000. Ternyata hasil uji t di kesimpulan ditolaknya Ho.
atas memiliki nilai Sig (probabilitas) di bawah
0.05. Maka, Ho ditolak. Menunjukkan terdapat Daftar Pustaka
pengaruh yang positif antara variabel Soft Skill
terhadap Pengambilan Keputusan pegawai. Adair, John. 2007. Cara Menumbuhkan Pemimpin 7
Dari perhitungan tabulasi deskriptif, Prinsip Kunci. Pengembangan
perhitungan korelasi, uji koefesien determinasi, uji Kepemimpinan Yang Efektif. Jakarta: PT.
regresi, dan uji t diperoleh hasil bahwa variabel Gramedia.
bebas yaitu Soft Skill memiliki hubungan dan Ahmad S., Harris T., Limb E., Kerry S., Victor C.,
pengaruh yang searah dan signifikan terhadap Ekelund U., Iliffe S., Whincup P., Beighton
C., Ussher M.,Cook D. 2015. Evaluation
Pengambilan Keputusan pegawai.
of reliability and validity of the General
Pengaruh yang searah (positif) artinya, jika
PracticePhysical Activity Questionnaire
variabel X ditingkatkan maka variabel Y pun akan (GPPAQ) in 60–74 year old primary care
mengalami peningkatan. Begitu juga sebaliknya, patients. BMC Family Practice: London.
jika variabel bebas tersebut mengalami Alhadi, Esya. 2012. Pentingnya Peningkatan Soft
penurunan, maka akan diikuti dengan penurunan Skill Dalam Lingkungan Kerja. Bandung :
pada variabel terikat. Pustaka Setia.
Dengan demikian, hal itu memberikan Anggoro, W. J dan Widhiarso, W. 2010. Konstruksi
implikasi, jika instansi FKIP Universitas HKBP dan Identifikasi Properti Psikometris
Nommensen bermaksud meningkatkan Instrumen Pengukuran Kebahagiaan
pengambilan keputusan pegawai, maka harus Berbasis Pendekatan Indigenous
memperhatikan faktor soft skill sebagai faktor Psychology: Studi Multitrait-Multimethod.
dominan yang mempengaruhinya. Jurnal Psikologi.
Arikunto, Suharjono, dan Supardi. 2010.
Kesimpulan Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Bumi
1. Soft skill atau ketrampilan inti pegawai pada Aksara.
FKIP Universitas HKBP Nommensen. Secara Azwar. 2015. Pengertian Motivasi Menurut Para
Ahli. Diambil dari edu. Dzihni. com, pada
keseluruhan variabel soft skill memiliki tanggal 16 November 2018.
kualitas tergolong “tinggi”. Hal itu diketahui Basir. 2011. Soft Skill vs Hard skill. Yogyakarta:
dari rata-rata perolehan kuesioner yang berada Pustaha Book Publisher.
di antara nilai 113-139. Salah satu pertanyaan De Janasz,. Dowd, S. 2012. Interpersonal Skills in
Organization. New York: Mc Graw-Hill
tentang kreativitas memiliki nilai sangat
Publishing Company Ltd.
tinggi. Effendy, Onong Uchjana. 2013. Ilmu Komunikasi
2. Proses pengambilan keputusan pegawai pada Teori dan Praktek Soft Skill. Bandung : PT
FKIP Universitas HKBP Nommensen. Proses Remaja Rosdakarya.
pengambilan keputusan pegawai melibatkan Elfindri. 2011. Soft Skills Untuk Pendidik. Jakarta :
Baduose Media.
beberapa proses, di antaranya adalah
Goleman, Daniel. 2012. Working With Emotional
didukung oleh faktor kerjasama, faktor Intelligence (terjemahan). Jakarta : PT.
hubungan interpersonal, faktor kreativitas, dan Gramedia Pustaka Utama.
faktor tim kerja. Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis
3. Pengaruh soft skill dalam pengambilan Multivariete Dengan Program IBM SPSS
23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang :
keputusan pegawai pada FKIP Universitas
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
HKBP Nommensen. Dari perhitungan tabulasi Hardiyansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik
deskriptif, perhitungan korelasi, uji koefesien (Konsep, Dimensi, Indikator dan

5
Implementasinya). Yogyakarta : Gava Utomo, Hardi. 2010. Kontribusi Soft Skill Dalam
Media. Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan. Jurnal.
Hasan, M. Iqbal. 2014. Pokok-pokok Materi Siteama.ac.id
Pengambilan Keputusan. Bogor : Ghalia
Indonesia.
Hasibuan, Malayu SP. 2014. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Husein Umar. 2014. Metode Penelitian Untuk
Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi-2. Cetakan
ke-13. Jakarta : Rajawali Pers.
I Nyoman Sucipta. 2009. Holistik Soft Skills.
Denpasar: Udayana University Press.
Ismail, H. 2011. Bamboo Fibre Filled Natural
Rubber Composite: The Effects Of Filler
Loading and Bonding Agent. University
Sains Malaysia. Malaysia. Polymer Testing
21.
Kasim, Azhar. 2015. Teori Pembuatan Keputusan.
Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI.
Kelly, P. K. 2009. Teknik Pembuatan Keputusan
dalam TIM. Jakarta : PT Pustaka Binaman
Pressindo dan Lembaga Manajemen PPM.
Marchand, S. 2008. The physiology of pain
mechanisms: from the periphery to the brain.
Rheumatol Dis Clin North Am.
Maryati, & Suryawati. 2006. Pengetahuan kerja.
Jakarta : Erlangga.
Moqowim. 2012. Pengembangan Soft Skills
Pegawai. Yogyakarta : Pedagogia.
Ranyard, R., Crozier, W.R., Svenson, O. 2007.
Decision Making CognitiveModels and
Explanations. New York: Routledge. This
edition published in the Taylor & Francis e-
Library.
Russell-Jones, N. 2010. The Decision-Making
Pocketbook. Alresford: Management
Pocketbooks Ltd.
Salusu. 2006. Pengambilan Keputusan Strategik
Untuk Organisasi Publik dan. Organisasi
Non Profit. Jakarta : Grasindo.
Santoso, Singgih. 2014. Statistik Multivariat,
Edisi Revisi, Konsep dan Aplikasi dengan
SPSS. Jakarta : Penerbit PT. Elex Media
Komputindo.
Schulz. 2008. The Importance of Soft Skills :
Education beyond academic knowledge.
Journal of Language and Communication,
18 (24), 146-154.
Sharma. Chopra. 2009. Case report: Soft Skill.
Indian Journal of Dental Research, 20 (3):
377-379.
Suharyadi dan Purwanto. 2009. Statistika Untuk
Ekonomi Dan Keuangan Modern Edisi 2
Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D). Bandung : Penerbit CV. Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai