Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Ekonomi Trend Vol. 07 No. 01 Januari - Juni 2019 E-ISSN.

2722-6565

PENGARUH HUBUNGAN INTERPERSONAL, LINGKUNGAN KERJA,


DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA PEGAWAI
PADA KANTOR KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH (KPUD)
KABUPATEN PARIGI MOUTONG
ABD RAHMAN1, MUHAMMAD REZAL1, KAMAL1,
ABDUL GAFAR MALLO2, SYARIF NADJEMUDIN2, LATHIFAH A LANONCI2
1
(Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat)
2
(Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Alkhairaat)
Hendra Siswanto
(Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat)

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh hubungan interpersonal,
lingkungan kerja dan kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai Kantor Komisi Pemilihan Umum
Daerah (KPUD) Kabupaten Parigi Moutong. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang
bekerja dilingkungan Kantor KPUD Kabupaten Parigi Moutong sebanyak 59 orang. Untuk mencapai tujuan
tersebut ditarik sampel sebanyak 38 orang responden dengan metode Proporsional Random Sampling, dan
alat analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ketiga variabel bebas yakni hubungan interpersonal, lingkungan
kerja dan kecerdasan emosional secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
pegawai Kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Parigi Moutong, serta berdasarkan
hasil analisis disimpulkan bahwa kedua variabel bebas yakni hubungan interpersonal dan lingkungan kerja
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah
(KPUD) Kabupaten Parigi Moutong. Sedangkan salah satu variabel bebas yakni variabel kecerdasan
emosional tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai Kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD)
Kabupaten Parigi Moutong.

Kata Kunci: Hubungan Interpersonal, Lingkungan Kerja, Kecerdasan Emosional, Kinerja

LATAR BELAKANG mencapai tujuan instansi pemerintahan maupun


tujuan individu pegawai itu sendiri, tidak
Derasnya arus globalisasi dan terkecuali bagi Komisi Pemilihan Umum Daerah
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi (KPUD) Kabupaten Parigi Moutong. Sebagai
yang semakin cepat telah membawa perubahan- lembaga pemerintah, KPUD Kabupaten Parigi
perubahan dan menciptakan paradigma baru di Moutong dituntut untuk memberikan kinerja yang
dalam organisasi. Organisasi tidak hanya semata- optimal dalam pelaksanaan pemilihan umum
mata mengejar pencapaian produktifitas yang karena tugas dan fungsi KPUD Kabupaten Parigi
tinggi saja, tetapi juga lebih memperhatikan Moutong menyelenggarakan dan bertanggung
kinerja dalam proses pencapaian. Dalam jawab atas pemilihan umum atau pemilihan kepala
organisasi pemerintah maupun swasta pencapaian daerah.
tujuan ditetapkan melalui sarana dalam bentuk Kinerja pegawai merupakan prestasi
organisasi yang digerakkan oleh sekelompok kerja atau hasil kerja, baik kualitas maupun
orang yang berperan aktif sebagai pelaku dalam kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai per-
mencapai tujuan organisasi, pencapaian itu hanya satuan periode waktu dalam melaksanakan tugas
dimungkinkan karena upaya para pegawai yang kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang
terdapat pada organisasi yang disebut sebagai diberikan kepadanya. Terdapat beberapa faktor
kinerja pegawai. yang mempengaruhi kinerja pegawai yaitu faktor
Kinerja pegawai merupakan salah satu pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan
faktor yang memegang peran penting dalam sangat diperlukan untuk mendukung suatu kinerja.

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 58


Jurnal Ekonomi Trend Vol. 07 No. 01 Januari - Juni 2019 E-ISSN. 2722-6565

Pengetahuan, keterampilan dan kemampuan Selanjutnya lingkungan kerja juga


merupakan kompetensi yang bersifat supervisial, merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
yaitu karakter mendasari seseorang untuk mampu peningkatan kinerja pegawai. Lingkungan kerja
menunjukkan kinerja yang efektif atau superior di merupakan segala sesuatu yang ada disekitar para
dalam pekerjaan dan tugasnya. pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam
Salah satu aspek pribadi yang merupakan mejalankan tugas-tugas yang dibebankan.
kompetensi adalah komunikasi antar pribadi, Lingkungan kerja fisik dalam suatu organisasi
dengan komunikasi antar pribadi yang baik merupakan suatu kondisi pekerjaan untuk
organisasi dapat memelihara motivasi pegawai memberikan suasana dan situasi kerja pegawai
dengan memberikan penjelasan kepada pegawai yang nyaman dalam pencapaian tujuan yang
tentang apa yang harus mereka kerjakan dan apa diinginkan oleh suatu organisasi. Kondisi kerja
yang dapat dilakukan pegawai untuk yang buruk berpotensi menjadi penyebab
meningkatkan kinerjanya. Komunikasi antar menurunnya produktivitas kerja. Jika ruangan
pribadi sering juga disebut dengan hubungan kerja tidak nyaman, panas, sirkulasi udara kurang
interpersonal. memadai, ruangan kerja terlalu padat, lingkungan
Hubungan interpersonal dapat diartikan kerja kurang bersih, berisik, tentu besar
sebagai hubungan antar pribadi dengan pribadi pengaruhnya pada kenyamanan kerja pegawai.
yang lain. Hal itu sejalan dengan fitrah manusia Dalam mencapai kenyamanan tempat kerja antara
selain sebagai makhluk individual juga sebagai lain dapat dilakukan dengan jalan memelihara
makhluk sosial sehingga hubungan interpersonal prasarana fisik seperti seperti kebersihan yang
pasti akan di alami oleh seluruh manusia yang selalu terjaga, penerangan cahaya yang cukup,
hidup secara normal. Komunikasi yang efektif ventilasi udara, suara musik dan tata ruang kantor
ditandai dengan hubungan interpersonal yang yang nyaman. Pihak manajemen organisasi juga
baik. Ketika pegawai berkomunikasi, pegawai hendaknya mampu mendorong inisiatif dan
bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi kreatifitas. Kondisi seperti inilah yang selanjutnya
pegawai juga menentukan kadar hubungan menciptakan antusiasme untuk bersatu dalam
interpersonalnya. Komunikasi yang baik dapat organisasi untuk mencapai tujuan organisasi
meningkatkan saling pengertian, kerjasama, dan dengan meningkatkan kinerja pegawai.
kepuasan kerja. Pegawai yang mempunyai Selain faktor hubungan interpersonal dan
kompetensi komunikasi yang baik akan mampu dukungan lingkungan kerja yang baik, faktor yang
memperoleh dan mengembangkan tugas yang mempengaruhi kinerja pegawai adalah faktor
diembannya, sehingga tingkat kinerja pegawai kecerdasan emosional pegawai itu sendiri. Konsep
menjadi semakin baik. Semakin baik hubungan kecerdasan emosional merupakan fenomena yang
interpersonal, makin terbuka orang untuk masih terbilang baru dalam dunia psikologi
mengungkapkan dirinya makin cermat industri dan organisasi, akan tetapi
persepsinya tentang orang lain dan persepsi penggunaannya dalam dunia kerja saat ini sangat
dirinya, sehingga makin efektif. Oleh sebab itu dibutuhkan. Kecerdasan emosional
komunikasi merupakan bagian yang penting memungkinkan seseorang untuk mengelola
dalam kehidupan kerja. Sebaliknya, komunikasi emosinya dengan baik, sehingga terekspresikan
yang tidak baik bisa mempunyai dampak yang secara tepat dan efektif, yang pada akhirnya akan
buruk terhadap kehidupan organisasi, misalkan membawa orang tersebut mampu bekerja sama
konflik antar pegawai. dengan lancar menuju sasaran dan tujuan
Menurut pengamatan penulis saat organisasi.
melakukan prasurvey dan pengamatan di kantor Kecerdasan emosional adalah
KPUD Kabupaten Parigi Moutong, terdapat kemampuan untuk mengenal perasaaan diri
adanya beberapa faksi atau pengelompokkan. sendiri dan orang lain untuk memotivasi diri
Pengelompokkan terjadi karena adanya perbedaan sendiri dan mengelola emosi dengan baik dalam
dari sisi status sosial, pendidikan dan penghasilan. diri kita dan hubungan kita. Kecerdasan emosional
Hal ini sangat berpotensi menganggu hubungan menuntut pemilik perasaan untuk belajar jujur,
interpersonal pegawai dan kenyamanan kerja dari menghargai perasaan pada diri sendiri dan orang
pegawai lain karena komunikasi individu yang lain, menanggapinya dengan tepat, serta
tidak berjalan lancar. menerapkan secara efektif energi emosi dalam
kehidupan sehari-hari.

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 59


Jurnal Ekonomi Trend Vol. 07 No. 01 Januari - Juni 2019 E-ISSN. 2722-6565

Kecerdasan emosional yang baik akan Interkomunikasi yang dilakukan oleh seseorang
membuat seseorang mampu membuat keputusan kepada orang lain dalam segala situasi dan di
yang tegas dan tepat walaupun dalam keadaan dalam semua bidang kehidupan, sehingga
tertekan. Kecerdasan emosional juga membuat menimbulkan rasa puas dan bahagia kepada kedua
seseorang dapat menunjukkan integritasnya. pihak. Pengertian hubungan antar manusia dalam
Pegawai dengan kecerdasan emosional yang baik arti sempit adalah Interkomunikasi yang dilakukan
mampu berfikir jernih walaupun dalam tekanan, oleh seseorang kepada orang lain secara langsung
bertindak sesuai etika, berpegang pada prinsip dan bertatap muka dalam suatu organisasi kerja (work
memiliki dorongan berprestasi. Kecerdasan organization) dan dalam berbagai situasi kerja
emosional berarti menggunakan emosi secara (work situation) dengan tujuan untuk menggugah
efektif untuk mencapai tujuan dengan tepat, kegairahan kerja dengan semangat kerjasama yang
membangun hubungan kerja yang produktif dan produktif serta dengan perasaan dan bahagia.
meraih keberhasilan di tempat kerja. Menurut Robbins (2002; 161) secara
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, umum manfaat yang paling mendasar dengan
penulis tertarik untuk mengadakan penelitian adanya hubungan antar manusia yang sehat dalam
dengan judul “Pengaruh Hubungan Interpersonal, suatu organisasi adalah meningkatkan
Lingkungan Kerja, dan Kecerdasan Emosional produktivitas kerja personil organisasi tersebut.
Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Komisi Selain itu tujuan hubungan antar manusia dalam
Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten organisasi sebenarnya dapat mencegah timbulnya
Parigi Moutong” konflik, terutama konflik interpersonal atau
Sebagaimana latar belakang yang telah konflik antar pribadi pada kantor yang biasanya
diuraikan sebelumnya, maka permasalahan dalam dapat merugikan terhadap kelangsungan aktivitas
penelitian ini adalah sebagai berikut: organisasi.
1. Apakah hubungan interpersonal, lingkungan Effendy (2008; 12) mengemukakan cara
kerja dan kecerdasan emosional secara mengembangkan hubungan interpersonal,
serempak berpengaruh terhadap kinerja meliputi:
pegawai Kantor Komisi Pemilihan Umum 1. Mengasah Kepekaan Empati dan Simpati
Daerah (KPUD) Kabupaten Parigi Moutong? Simpati adalah keikutsertaan merasakan
2. Apakah hubungan interpersonal berpengaruh perasaan orang lain dan menaruh belas
terhadap kinerja pegawai Kantor Komisi kasihan pada sesama. Empati adalah keadaan
Pemilihan Umum Daerah (KPUD) mental yang membuat seseorang merasa atau
Kabupaten Parigi Moutong? mengidentifikasi dirinya dalam keadaan
3. Apakah lingkungan kerja berpengaruh perasaan atau pikiran yang sama dengan
terhadap kinerja pegawai Kantor Komisi orang atau kelompok orang. Empati dan
Pemilihan Umum Daerah (KPUD) simpati perlu dirangsang sejak dini agar anak
Kabupaten Parigi Moutong? dapat belajar mengenai setiap perasaan,
4. Apakah kecerdasan emosional berpengaruh maksud dan motivasi orang lain, yang pada
terhadap kinerja pegawai Kantor Komisi akhirnya kelak ia dapat menangkap perasaan,
Pemilihan Umum Daerah (KPUD) maksud dan motivasi tersebut secara akurat.
Kabupaten Parigi Moutong? Hal ini membawa keakuratan bertindak atau
merespons karena anak memiliki informasi
KAJIAN PUSTAKA yang tepat tentang stimulusnya.
Hubungan Interpersonal 2. Bekerja Sama
Hubungan interpersonal adalah interaksi Bekerja sama diwujudkan dalam bentuk
antara seseorang dengan orang lain dalam situasi kegiatan yang dilakukan oleh dua orang
kerja dan dalam organisasi sebagai motivasi untuk karyawan/pegawai atau lebih. Kegiatan
bekerjasama secara produktif, sehingga dicapai tersebut mengacu pada aktivitas
kepuasan ekonomi, psikologis, dan sosial. menyelesaikan suatu pekerjaan secara
(Robbins, 2002; 156). bersama-sama, seperti: diskusi kelompok
Menurut Effendy (2008; 9) ada dua dan kerja kelompok.
pengertian hubungan antar manusia, yaitu 3. Berbagi Rasa
hubungan dalam arti luas dan arti sempit. Dalam Berbagi rasa merupakan salah satu indikator
arti luas hubungan antar manusia adalah kecerdasan interpersonal yang melibatkan

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 60


Jurnal Ekonomi Trend Vol. 07 No. 01 Januari - Juni 2019 E-ISSN. 2722-6565

kemampuan bersosialisasi dan berinteraksi melaksanakan tugasnya. Kehidupan manusia tidak


dengan orang lain. Berbagi rasa dapat terlepas dari berbagai keadaan lingkungan
dirangsang dengan kegiatan yang sekitarnya, antara manusia dan lingkungan
mengharuskan pegawai berinteraksi dengan terdapat hubungan yang sangat erat. Dalam hal
sesamanya. Hal ini dapat dilakukan dengan ini, manusia akan selalu berusaha untuk
tugas-tugas yang melibatkan kebersamaan beradaptasi dengan berbagai keadaan lingkungan
4. Menjalin Kontak sekitarnya. Demikian pula halnya ketika
Kemampuan menjalin kontak menunjukkan melakukan pekerjaan, karyawan sebagai manusia
kecerdasan interpersonal yang tinggi. tidak dapat dipisahkan dari berbagai keadaan
Pegawai perlu didorong untuk memiliki disekitar tempat mereka bekerja, yaitu lingkungan
keberanian, kemauan untuk menjalin kontak kerja. Selama melakukan pekerjaan, setiap
dan membina hubungan baik dengan orang- pegawai akan berinteraksi dengan berbagai
orang baru. kondisi yang terdapat dalam lingkungan kerja.
5. Mengorganisasi Teman Menurut Nitisemito (2000; 183)
Pegawai yang cerdas dalam interpersonal lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada
memiliki kemampuan mengorganisasi di lingkungan sekitar para pekerja dan yang dapat
teman-teman mereka dengan baik. Mereka mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-
mampu menempatkan teman-teman tugas yang dibebankan kepadanya, misalnya
sebayanya sesuai peran yang tepat. kebersihan, musik, dan lain-lain. Selanjutnya
6. Menebak Suasana Hati menurut Sedarmayati (2001; 11) lingkungan kerja
Seseorang yang cerdas dalam interpersonal merupakan keseluruhan alat perkakas dan bahan
memiliki kemampuan menangkap suasana yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana
hati orang lain. Melalui ciri-ciri yang sangat seseorang bekerja, metode kerjanya, serta
halus, mereka mampu menangkap apa yang pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan
sedang dirasakan orang lain. Pegawai perlu maupun sebagai kelompok.
distimulasi agar memiliki kemampuan ini. Menurut Sedarmayanti (2001; 21) faktor-
Stimulasi yang baik dan tepat akan faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya
menumbuhkan kemampuan menangkap suatu kondisi lingkungan kerja yang selanjutnya
suasana hati orang lain secara optimal. dijadikan indikator lingkungan kerja adalah
7. Memotivasi Orang Lain sebagai berikut:
Karyawan/pegawai dengan kecerdasan 1) Kondisi ruangan kerja
interpersonal yang kuat pandai memotivasi Ketika ruang kerja tertata dengan baik dan
orang lain, mereka dapat membaca suasana membuat nyaman, bekerja seharian penuh
hati dan kesulitan orang lain, lalu tidak akan menjadi membosankan. Sebab
memberikan tanggapan yang tepat berupa lingkungan sangat mendukung
kata-kata yang membangkitkan hati. keseimbangan kerja antara bekerja keras dan
Terhadap sesuatu kegiatan, mereka juga bersantai di sela-sela waktu kerja.
tampil sebagai pendorong semangat. 2) Dekorasi ruangan kerja (Lay Out)
Selanjutnya menurut Effendy (2008; 14), Dekorasi (lay out) ada hubungannya dengan
setelah mengemukakan cara mengembangkan tata warna yang baik, karena itu dekorasi
hubungan interpersonal di atas, maka yang dapat tidak hanya berkaitang dengan hasil ruang
dijadikan indikator hubungan interpersonal kerja saja, tetapi berkaitan juga dengan cara
sebagai berikut: mengatur tata letak, tata warna,
1) Harga menghargai perlengkapan, dan lainnya untuk bekerja.
2) Loyal dan toleran antara satu dengan yang 3) Fasilitas dan alat bantu pekerjaan
lainnya Segala sesuatu yang yang menyangkut
3) Sikap terbuka fasilitas dan faktor fisik yang menjadi
4) Adanya keakraban. menjadi kewajiban serta tanggung jawab
perusahaan meliputi fasilitas dan alat bantu
Lingkungan Kerja keamanan dalam bekerja.
Lingkungan kerja adalah kehidupan 4) Keadaan udara
sosial, psikologi, dan fisik dalam perusahaan yang Suhu udara dalam ruangan kerja merupakan
berpengaruh terhadap pekerja dalam salah satu faktor yang harus diperhatikan

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 61


Jurnal Ekonomi Trend Vol. 07 No. 01 Januari - Juni 2019 E-ISSN. 2722-6565

oleh manajemen perusahaan agar karyawan kehidupan terutama yang terkait dengan hubungan
dapat bekerja dengan menggunakan seluruh antar manusia.
kemampuan sehinggan menciptakan hasil Goleman dalam Setyawan (2005; 126)
yang optimal. menggambarkan kecerdasan emosi dalam 5 aspek
5) Ketenangan dalam ruang kerja. kemampuan utama, yaitu:
Untuk sebuah pekerjaan membutuhkan 1) Mengenali emosi diri
konsentrasi, maka suara bising hendaknya Mengenali emosi diri sendiri merupakan
dihindarkan dalam ruang kerja. suatu kemampuan untuk mengenali perasaan
sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini
Kecerdasan Emosional merupakan dasar dari kecerdasan emosional,
Istilah “kecerdasan emosional” pertama para ahli psikologi menyebutkan kesadaran
kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikolog diri sebagai metamood, yakni kesadaran
Peter Salovey dari Harvard University dan John seseorang akan emosinya sendiri. Menurut
Mayer dari University of New Hampshire untuk Goleman, kesadaran diri adalah waspada
menerangkan kualitas-kualitas emosional yang terhadap suasana hati maupun pikiran
tampaknya penting bagi keberhasilan. tentang suasana hati, bila kurang waspada
Menurut Cooper dalam Setyawan (2005; maka individu menjadi mudah larut dalam
117), kecerdasan emosi adalah kemampuan aliran emosi dan dikuasai oleh emosi.
merasakan, memahami dan secara efektif Kesadaran diri memang belum menjamin
menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai penguasaan emosi, namun merupakan salah
sumber energi, informasi, koreksi dan pengaruh satu prasyarat penting untuk mengendalikan
yang manusiawi. Kecerdasan emosi menuntut emosi sehingga individu mudah menguasai
penilikan perasaan untuk belajar mengakui, emosi.
menghargai perasaan pada diri dan orang lain 2) Mengelola emosi
serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan Mengelola emosi merupakan kemampuan
secara efektif energi emosi dalam kehidupan individu dalam menangani perasaan agar
sehari-hari. Dimana kecerdasan emosi juga dapat terungkap dengan tepat atau selaras,
merupakan kemampuan untuk menggunakan sehingga tercapai keseimbangan dalam diri
emosi secara efektif untuk mencapai tujuan untuk individu. Menjaga agar emosi yang
membangun produktif dan meraih keberhasilan. merisaukan tetap terkendali merupakan
Goleman dalam Setyawan (2005; 119) kunci menuju kesejahteraan emosi. Emosi
mendefinisikan bahwa kecerdasan emosi adalah berlebihan, yang meningkat dengan
suatu kemampuan seseorang yang didalamnya intensitas terlampau lama akan mengoyak
terdiri dari berbagai kemampuan untuk dapat kestabilan kita. Kemampuan ini mencakup
memotivasi diri sendiri, bertahan menghadapi kemampuan untuk menghibur diri sendiri,
frustasi, mengendalikan impulsive needs atau melepaskan kecemasan, kemurungan atau
dorongan hati, tidak melebih-lebihkan kesenangan ketersinggungan dan akibat-akibat yang
maupun kesusahan, mampu mengatur reactive ditimbulkannya serta kemampuan untuk
needs, menjaga agar bebas stress, tidak bangkit dari perasaan-perasaan yang
melumpuhkan kemampuan berfikir dan menekan.
kemampuan untuk berempati pada orang lain, 3) Memotivasi diri sendiri
serta adanya prinsip berusaha sambil berdoa. Prestasi harus dilalui dengan dimilikinya
Goleman juga menambahkan kecerdasan motivasi dalam diri individu, yang berarti
emosional merupakan sisi lain dari kecerdasan memiliki ketekunan untuk menahan diri
kognitif yang berperan dalam aktivitas manusia terhadap kepuasan dan mengendalikan
yang meliputi kesadaran diri dan kendali dorongan hati, serta mempunyai perasaan
dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi motivasi yang positif, yaitu antusianisme,
diri serta empati dan kecakapan sosial. gairah, optimis dan keyakinan diri.
Kecerdasan emosional lebih ditujukan kepada 4) Mengenali emosi orang lain
upaya mengenali, memahami dan mewujudkan Kemampuan untuk mengenali emosi orang
emosi dalam porsi yang tepat dan upaya untuk lain disebut juga empati. Menurut Goleman,
mengelola emosi agar terkendali dan dapat kemampuan seseorang untuk mengenali
memanfaatkan untuk memecahkan masalah orang lain atau peduli, menunjukkan

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 62


Jurnal Ekonomi Trend Vol. 07 No. 01 Januari - Juni 2019 E-ISSN. 2722-6565

kemampuan empati seseorang. Individu yang serta kesempurnaan tugas terhadap


memiliki kemampuan empati lebih mampu keterampilan dan kemampuan karyawan.
menangkap sinyal-sinyal sosial yang 2) Kuantitas
tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa Merupakan jumlah yang dihasilkan
yang dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit,
mampu menerima sudut pandang orang lain, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.
peka terhadap perasaan orang lain dan lebih 3) Ketepatan waktu
mampu untuk mendengarkan orang lain. Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan
5) Membina hubungan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat
Kemampuan dalam membina hubungan dari sudut koordinasi dengan hasil output
merupakan suatu keterampilan yang serta memaksimalkan waktu yang tersedia
menunjang popularitas, kepemimpinan dan untuk aktivitas lain.
keberhasilan antar pribadi. Keterampilan 4) Efektivitas
dalam berkomunikasi merupakan Merupakan tingkat penggunaan sumber daya
kemampuan dasar dalam keberhasilan organisasi (tenaga, uang, teknologi, bahan
membina hubungan. Individu sulit untuk baku) dimaksimalkan dengan maksud
mendapatkan apa yang diinginkannya dan menaikkan hasil dari setiap unit dalam
sulit juga memahami keinginan serta penggunaan sumber daya.
kemauan orang lain. Orang-orang yang hebat 5) Kemandirian
dalam keterampilan membina hubungan ini Merupakan tingkat seorang karyawan yang
akan sukses dalam bidang apapun. Orang nantinya akan dapat menjalankan fungsi
berhasil dalam pergaulan karena mampu kerjanya berdasarkan komitmen kerja.
berkomunikasi dengan lancar pada orang Merupakan suatu tingkat dimana karyawan
lain. Orang-orang ini populer dalam mempunyai komitmen kerja dengan instansi
lingkungannya dan menjadi teman yang dan tanggung jawab karyawan terhadap
menyenangkan karena kemampuannya kantor.
berkomunikasi.
Hubungan Antara Hubungan Interpesonal
Kinerja Dengan Kinerja
Kinerja berasal dari kata job performance Keterkaitan antara hubungan interpersonal
atau actual performance yang berarti prestasi dengan kinerja secara tidak langsung telah terlihat
kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai melalui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
oleh seseorang. Pengertian kinerja (prestasi kerja) individual yang telah dikemukakan oleh Mathis dan
Jackson (2006; 36) mereka menyebutkan bahwa salah
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas satu faktor yang mempengaruhi kinerja individu adalah
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam kemampuan individual dalam melakukan pekerjaan
melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung yang terdiri dari bakat, minat dan faktor kepribadian.
jawab yang diberikan kepadanya. Dalam hal ini hubungan interpersonal dalam bentuk
Kinerja adalah kesediaan seseorang atau komunikasi interpersonal dapat digolongkan sebagai
kelompok orang untuk melakukan sesuatu salah satu bentuk kemampuan yang dimiliki oleh
kegiatan dan menyempurnakan sesuai dengan individu.
tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang Supriyadi (2016), melakukan penelitian
diharapkan (Rivai, 2008; 15). Pendapat lainnya tentang Pengaruh Efikasi Diri dan Hubungan
menyebutkan bahwa kinerja diartikan sebagai Interpersonal Terhadap Kinerja Karyawan Garda
hasil dari usaha seseorang yang telah dicapainya Depan PT. Aseli Dagadu Djokdja. Dalam hasil
dengan kemampuan yang telah dimilikinya pada penelitiannya menemukan bahwa hubungan
kondisi tertentu (Mangkunegara, 2007; 65). interpersonal berpengaruh positif dan signifikan
Menurut Robbins (2006; 260) terdapat terhadap kinerja karyawan garda depan PT. Aseli
lima indikator untuk mengukur kinerja pegawai Dagadu Djokdja.
atau karyawan secara individu, yaitu:
1) Kualitas Hubungan Antara Lingkungan Kerja Dengan
Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan Kinerja
terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan Menurut Nitisemito (2000; 183),
lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada
disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 63


Jurnal Ekonomi Trend Vol. 07 No. 01 Januari - Juni 2019 E-ISSN. 2722-6565

dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
diembankan. Definisi mengenai lingkungan kerja dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk itu sampel
juga dikemukakan oleh Sedarmayanti (2001; 156) yang diambil dari populasi harus betul-betul
lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas representatif (mewakili). Dalam penelitian ini
dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya teknik pengambilan sampel menggunakan teknik
dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta random sampling dengan cara Proporsional
pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan Random Sampling yaitu cara pengambilan sampel
maupun sebagai kelompok dapat ditarik yang memperhatikan pertimbangan unsur-unsur
kesimpulannya bahwa kondisi lingkungan kerja atau kategori-kategori di dalam penelitian.
baik akan menunjang produktivitas karyawan Adapun metode penentuan jumlah sampel dengan
yang pada akhirnya berdampak pada kenaikan menggunakan formula Slovin. Dengan demikian,
tingkat kinerja karyawan. dari sebanyak 59 populasi, diambil sebanyak 38
orang pegawai sebagai responden dalam
Hubungan Antara Kecerdasan Emosional penelitian ini. Masing-masing sampel dilakukan
Dengan Kinerja penarikan berdasarkan jumlah populasi yang
Ginanjar Agustian (2009; 64) tersebar di beberapa unit kerja KPUD Kabupaten
Kecerdasan emosional seorang karyawan Parigi Moutong yaitu PNS sebanyak 14 orang dan
merupakan faktor penentu keberhasilan kinerja, Pegawai Honorer 24 orang.
karna dalam kecerdasan emosional seorang
karyawan mampu mengendalikan segala ego dan Defenisi Operasional Variabel
keinginannya serta mampu memahami orang lain Untuk memperjelas variabel–variabel yang
atau rekan kerjanya sehingga terciptanya suasana digunakan dalam penelitian ini, dikemukakan
kelompok kerja yang dinamis. Membangun dan batasan–batasan definisi operasional yang akan
menerapkan sistem manajemen SDM berbasis digunakan sebagai bahan acuan dan dijabarkan
kompetensi dalam kecerdasan emosional dalam bentuk kuesioner. Variabel–variabel
merupakan salah satu langkah penting untuk sebagai berikut:
mengembangkan keunggulan kompupetitif bisnis 1. Hubungan Interpersonal (X1)
dalam mencapai target atau tujuan perusahaan Hubungan interpersonal adalah keseluruhan
dalam upaya pemberdayaan manajemen sumber hubungan baik yang bersifat formal maupun
daya manusia dalam suatu perusahaan. Dengan nonformal yang dilakukan seseorang kepada
demikian konsep kecerdasan emosi berarti orang lain dalam berbagai situasi kerja
memilki kesadaran diri yang memungkinkan anda dengan tujuan untuk mengembangkan rasa
untuk mengenali perasaan-perasaan dan bahagia dan rasa puas, serta kegiatan untuk
mengelola emosi anda sendiri, dan itu melibatkan meningkatkan dan mengembangkan hasil
motivasi diri dan mampu untuk fokus pada sebuah yang lebih produktif dan memuaskan.
tujuan daripada menuntut pemenuhan segera. Adapun indikator hubungan interpersonal
Seorang pegawai dengan kecerdasan emosional menurut Effendy (2008; 12), adalah:
yang tinggi juga mampu untuk memahami a. Harga menghargai
perasaan orang lain dalam menangani hubungan b. Loyal dan toleran antara satu dengan
sehingga tercipta kinerja yang baik dalam sebuah yang lainnya
organisasi. c. Sikap terbuka, dan
d. Adanya keakraban
METODE PENELITIAN 2. Lingkungan Kerja (X2)
Populasi dan Sampel Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang
Populasi adalah kumpulan subjek yang ada di lingkungan sekitar para pekerja dan
berada dalam sebuah objek tertentu (Nasution, yang dapat mempengaruhi dirinya dalam
2001; 98). Dalam penelitian ini populasinya menjalankan tugas-tugas yang dibebankan
adalah jumlah seluruh pegawai Kantor Komisi kepadanya. Menurut Sedarmayanti (2001;
Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten 21) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
Parigi Moutong, yaitu sebanyak 59 orang yang terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja
terdiri dari Pegawai Negeri Sipil sebanyak 22 yang selanjutnya dijadikan indikator
orang serta pegawai honorer sebanyak 37 orang. lingkungan kerja adalah sebagai berikut::
Selanjutnya menurut Sugiyono (2006; a. Kondisi ruangan kerja
59) mengungkapkan bahwa sampel adalah

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 64


Jurnal Ekonomi Trend Vol. 07 No. 01 Januari - Juni 2019 E-ISSN. 2722-6565

b. Dekorasi ruangan kerja (Lay Out) dalam penelitian ini, karena nilai probabilitas atau
c. Fasilitas dan alat bantu pekerjaan Sig.2 tailed lebih kecil dari taraf signifikansi (α)
d. Keadaan udara, dan 0,05 dan semua item pernyataan kuesioner
e. Ketenangan dalam ruang kerja berstatus valid atau tepat dalam menjelaskan
3. Kecerdasan Emosional (X3) variabelnya.
Kecerdasan emosional adalah kemampuan
merasakan, memahami dan secara efektif Uji Reliabilitas
menerapkan daya dan kepekaan emosi Selain valid sebuah instrumen juga harus
sebagai sumber energi, informasi, koreksi reliabel (dapat dipercaya). Instrumen yang reliabel
dan pengaruh yang manusiawi. Goleman adalah instrumen yang bila digunakan beberapa
dalam Setyawan (2005; 126) kali untuk mengukur objek yang sama, akan
menggambarkan kecerdasan emosi dalam 5 menghasilkan data yang sama. Artinya, bahwa
aspek kemampuan utama, yaitu: instrumen selain harus sesuai dengan kenyataan
a. Mengenali emosi diri juga harus memiliki nilai ketepatan, dimana
b. Mengelola emosi apabila instrumen ini diberikan pada kelompok
c. Memotivasi diri sendiri yang sama dengan waktu yang berbeda akan sama
d. Mengenali emosi orang lain hasilnya. Pengujian reliabilitas dengan
e. Membina hubungan menggunakan metode Alfa Cronbach, dengan
4. Kinerja (Y) kriteria Alfa Cronbach dari masing-masing
Kinerja merupakan hasil upaya individu atau variabel > 0,60 maka alat ukur dalam penelitian
organisasi dalam melaksanakan kewajiban ini dapat dikatakan reliable (Sugiyono, 2007;
job description yang telah ditetapkan guna 137). Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa
tercapainya hasil dari tujuan yang diberikan sesungguhnya instrumen penelitian yang diajukan
organisasi kepada setiap angggota dalam bentuk kuesioner yang digunakan dalam
organisasinya. Menurut Robbins (2006; 260) penelitian ini reliabel atau andal. Hal ini
terdapat lima indikator untuk mengukur disebabkan karena besarnya nilai Alpha Cronbach
kinerja karyawan secara individu, yaitu: diatas 0.60 yang berarti memenuhi syarat minimal
a. Kualitas sebagaimana terlihat dalam tabel berikut:
b. Kuantitas.
c. Ketepatan waktu. Tabel 1. Hasil Uji Reliabilitas
d. Efektivitas. Alpha
Variabel Penelitian Keterangan
e. Kemandirian. Cronbach
Hubungan Interpersonal 0.716 Reliabel
Uji Validitas
Lingkungan Kerja 0.645 Reliabel
Menurut Santoso (2011; 268), menyatakan bahwa
validitas dalam penelitian diartikan sebagai suatu Kecerdasan Emosional 0.861 Reliabel
derajat ketepatan alat ukur peneliti tentang isi atau Kinerja 0.781 Reliabel
arti sebenarnya yang diukur. Valid tidaknya suatu
alat ukur tergantung pada kemampuan atau tidak Uji Asumsi Klasik
alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran Pengujian asumsi klasik atau di sebut
yang dikehendaki. Data dikatakan valid apabila asumsi regresi bertujuan mengetahui kelayakan
nilai probabilitas atau dalam output SPSS disebut model persamaan regresi yang dihasilkan. Jika
Sig.2 tailed lebih kecil dari 5% (level of model persamaan memenuhi asumsi tersebut
significance) atau 0,05 nilai alpha menunjukkan maka persamaan regresi terbebas dari penyakit
bahwa pernyataan-pernyataan tersebut sudah regresi. Beberapa asumsi klasik yaitu:
valid. Selanjutnya apabila nilai probabilitas (Sig.2 1) Uji Normalitas
tailed) lebih besar dari nilai alpha = 0,05 maka Normalitas data dapat dilakukan dengan
item pernyataan kuesioner tersebut berstatus tidak melihat probability plot (p-plot), dimana
valid atau tidak tepat dalam menjelaskan normalitas data dapat dideteksi dengan cara
variabelnya sehingga butir tersebut dinyatakan melihat peyebaran data (titik) pada sumbu
gugur sehingga tidak digunakan dalam penelitian diagonal dari grafik. Jika data menyebar di
selanjutnya. Hasil analisis uji validitas, dinyatakan sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
bahwa semua instrumen layak diikutsertakan garis diagonal, maka model regresi

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 65


Jurnal Ekonomi Trend Vol. 07 No. 01 Januari - Juni 2019 E-ISSN. 2722-6565

memenuhi asumsi normalitas dan sebaliknya Gambar 3.2


(Ghozali, 2005; 91). Berikut hasil uji Grafik Scatterplot
normalitas dengan melihat grafik p-plot.

Gambar 3.1
Grafik Normal Probability-Plot

Dari grafik Scatterplot diatas menunjukkan


bahwa nilai-nilai sebaran data penelitian
tersebar secara acak, tidak membentuk suatu
pola tertentu yang jelas, tersebar baik diatas
maupun dibawah angka nol pada sumbu Y.
Hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas
pada model regresi, sehingga model regresi
Dari Gambar 3.1 grafik Normal P-Plot di layak digunakan.
atas terlihat bahwa titik menyebar di sekitar
garis diagonal, serta penyebarannya 3) Uji Multikolinearitas
mengikuti garis diagonal maka dapat Multikolinearitas adalah keadaan dimana
disimpulkan bahwa model regresi dalam pada model regresi ditemukan adanya
penelitian ini memenuhi asumsi normalitas. korelasi yang sempurna atau mendekati
sempurna antar variabel independen
2) Uji Heterokedastisitas (Priyatno, 2012; 151). Uji Multikolinearitas
Uji asumsi heterokedastisitas dimaksudkan dapat dilakukan dengan melihat nilai
untuk mengetahui apakah dalam model Tolerance dan Variance Inflation Factor
regresi linear berganda terjadi ketidaksamaan (VIF). Jika nilai tolerance lebih besar dari
varians terhadap residual dari satu 0,1 atau nilai VIF lebih kecil dari 10, maka
pengamatan ke pengamatan yang lain model regresi dinyatakan tidak terdapat
(Santoso, 2011; 210). Dasar keputusan gejala multikolinear (Ghozali, 2005; 91).
menyangkut asumsi heterokedastisitas Berdasarkan hasil output SPSS, dapat dilihat
didasarkan pada grafik heterokedastisitas hasil uji multikolinearitas untuk masing-
dengan keputusan yaitu jika ada pola masing variabel independen pada tabel
tertentu, seperti titik-titik (poin-poin) yang dibawah berikut:
ada membentuk suatu pola tertentu yang
teratur (bergelombang, melebar kemudian Tabel 2. Hasil Uji Multikolinearitas
menyempit), maka telah terjadi Coefficientsa
heterokedastisitas. Namun jika tidak ada pola Collinearity Statistics
yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas Model
Tolerance VIF
dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka
(Constant)
tidak terjadi heterokedastisitas. Model
regresi yang baik menurut Santoso adalah Hubungan Interpersonal .741 1.350
bebas dari masalah heterokedastisitas. Hasil Lingkungan Kerja .717 1.395
analisis uji heteroskedastisitas ditunjukkan Kecerdasan Emosional .944 1.059
dalam grafik berikut:
Dari nilai pada tabel 3.4 diatas dapat dilihat
nilai Tolerance seluruh variabel independen
lebih besar dari 0,10, yang berarti tidak ada
korelasi antar variabel independen. Hasil
perhitungan nilai Variance Inflation Factor
(VIF) juga menunjukan hal yang sama,

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 66


Jurnal Ekonomi Trend Vol. 07 No. 01 Januari - Juni 2019 E-ISSN. 2722-6565

seluruh variabel independen memiliki nilai c) Koefisien regresi variabel Lingkungan Kerja
VIF di bawah dari angka 10, maka dapat (X2) sebesar 0,398, artinya jika Lingkungan
dikatakan bebas dari gejala multikolinearitas. Kerja mengalami kenaikan 1%, maka
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kinerja (Y) akan mengalami peningkatan
tidak ada multikolinearitas antar variabel sebesar 0,398.
independen dalam model regresi. d) Koefisien regresi variabel Kecerdasan
Emosional (X3) sebesar 0,094, artinya jika
HASIL DAN PEMBAHASAN Kecerdasan Emosional mengalami kenaikan
Hasil Uji Regresi 1%, maka Kinerja (Y) akan mengalami
Analisis regresi linier berganda peningkatan sebesar 0,094.
digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh faktor yang digunakan dalam model Hasil Uji Hipotesis Pertama
penelitian yaitu hubungan interpersonal, Hipotesis pertama dalam penelitian ini
lingkungan kerja dan kecerdasan emosional menyatakan bahwa hubungan interpersonal,
terhadap kinerja pegawai. Berdasarkan hasil olah lingkungan kerja dan kecerdasan emosional secara
data statistik yang telah dianalisis diperoleh hasil serempak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
sebagai berikut: pegawai KPUD Kabupaten Parigi Moutong.
Pengujian hipotesis pertama dianalisis dengan
Tabel 3. Hasil Uji Regresi Linear Berganda menggunakan analisis regresi linier berganda.
Uji kelayakan model akan dianalisa
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
dengan membandingkan nilai probabilitas pada
Coefficients Coefficients output Uji-F dengan level of significant 5%.
Model t Sig. Kriteria pengambilan keputusan adalah Jika nilai
Std.
B
Error
Beta signifikansi < nilai α = 0,05 maka variabel bebas
(Constant) .331 .635 .522 .604 berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
X1 .428 .099 .465 4.348 .000 Jika nilai signifikansi > nilai α = 0,05 maka
X2 .398 .102 .426 3.922 .000 variabel bebas tidak berpengaruh signifikan
X3 .094 .094 .094 .992 .326 terhadap variabel terikat. Output uji kelayakan
model (uji F) disajikan pada Tabel 4, sebagai
Dari nilai-nilai yang ditunjukkan pada berikut:
tabel di atas, diperoleh persamaan model regresi
sebagai berikut: Tabel 4. Hasil Uji Serempak (Uji-F)
Y = 0.331 + 0.428 X1 + 0.398 X2 + 0.094 X3 + e
ANOVAa
Persamaan regresi diatas memberikan
gambaran mengenai besarnya pengaruh variabel Sum of Mean
Model Df F Sig.
bebas terhadap variabel terikat. Dimana dari Squares Square
koefisien X1 (Hubungan Interpersonal), X2 Regression 3.799 3 1.266 17.255 .000b
(Lingkungan Kerja), dan X3 (Kecerdasan Residual 2.495 34 .073
Emosional) yang bertanda positif (+) Total 6.295 37
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif
yang searah antara variabel bebas (X1, X2 dan X3) Hasil perhitungan pada Tabel 4 diatas,
dengan variabel terikat (Y). Persamaan regresi menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar
diatas dapat pula dijelaskan sebagai berikut: 0,000 lebih kecil dari nilai  = 0,05. Ini berarti
a) Konstanta sebesar 0,331, artinya jika bahwa variabel hubungan interpersonal,
Hubungan Interpersonal (X1), Lingkungan lingkungan kerja dan kecerdasan emosional
Kerja (X2), dan Kecerdasan Emosional (X3) berpengaruh secara serempak terhadap kinerja
adalah 0, maka Kinerja (Y) nilainya adalah pegawai KPUD Kabupaten Parigi Moutong.
0,331. Dengan demikian hipotesis pertama yang diajukan
b) Koefisien regresi variabel Hubungan dalam penelitian ini dapat diterima dan terbukti
Interpersonal (X1) sebesar 0,428, artinya jika kebenarannya.
Hubungan Interpersonal mengalami
kenaikan 1%, maka Kinerja (Y) akan
mengalami peningkatan sebesar 0,428.

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 67


Jurnal Ekonomi Trend Vol. 07 No. 01 Januari - Juni 2019 E-ISSN. 2722-6565

Hasil Uji Hipotesis Kedua KPUD Kabupaten Parigi Moutong. Pengujian


Hipotesis kedua dalam penelitian ini hipotesis keempat ini dianalisis dengan
menyatakan bahwa hubungan interpersonal menggunakan analisis regresi linier berganda. Uji
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kelayakan model akan dianalisa dengan
kinerja pegawai KPUD Kabupaten Parigi membandingkan nilai probabilitas pada output
Moutong. Pengujian hipotesis kedua ini dianalisis Uji-t dengan level of significant 5%. Penerimaan
dengan menggunakan analisis regresi linier atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria
berganda. Uji kelayakan model akan dianalisa jika nilai signifikansi > nilai α = 0,05 maka
dengan membandingkan nilai probabilitas pada hipotesis ditolak. Jika nilai signifikansi < nilai α =
output Uji-t dengan level of significant 5%. 0,05 maka hipotesis diterima. Hasil pengujian
Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan regresi linear berganda sebagaimana Tabel.3
dengan kriteria jika nilai signifikansi > nilai α = diatas, menunjukkan bahwa nilai signifikansi
0,05 maka hipotesis ditolak. Jika nilai signifikansi variabel kecerdasan emosional sebesar 0,326 lebih
< nilai α = 0,05 maka hipotesis diterima. Hasil kecil dari nilai  = 0,05. Ini membuktikan bahwa
pengujian regresi linear berganda sebagaimana secara parsial variabel kecerdasan emosional tidak
Tabel.3 diatas, menunjukkan bahwa nilai berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai
signifikansi variabel hubungan interpersonal KPUD Kabupaten Parigi Moutong. Dengan
sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai  = 0,05. Ini demikian hipotesis keempat dalam penelitian ini
membuktikan bahwa secara parsial variabel ditolak dan tidak terbukti kebenarannya.
hubungan interpersonal berpengaruh signifikan
terhadap kinerja pegawai KPUD Kabupaten Parigi Pembahasan
Moutong. Dengan demikian hipotesis kedua Hipotesis dalam penelitian ini
dalam penelitian ini diterima dan terbukti menyatakan bahwa hubungan interpersonal,
kebenarannya. lingkungan kerja dan kecerdasan emosional secara
serempak berpengaruh positif dan signifikan
Hasil Uji Hipotesis Ketiga terhadap kinerja pegawai Kantor Komisi
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten
menyatakan bahwa lingkungan kerja berpengaruh Parigi Moutong. Berdasarkan hasil uji regresi
positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai linier berganda, hipotesis dalam penelitian ini
KPUD Kabupaten Parigi Moutong. Pengujian terbukti kebenarannya. Berdasarkan hasil uji
hipotesis ketiga ini dianalisis dengan parsial ditemukan bahwa kedua variabel bebas
menggunakan analisis regresi linier berganda. Uji yaitu hubungan interpersonal dan lingkungan
kelayakan model akan dianalisa dengan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja
membandingkan nilai probabilitas pada output pegawai Kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah
Uji-t dengan level of significant 5%. Penerimaan (KPUD) Kabupaten Parigi Moutong, sedangkan
atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria salah satu variabel bebas yaitu kecerdasan
jika nilai signifikansi > nilai α = 0,05 maka emosional tidak berpengaruh signifikan terhadap
hipotesis ditolak. Jika nilai signifikansi < nilai α = kinerja pegawai Kantor Komisi Pemilihan Umum
0,05 maka hipotesis diterima. Hasil pengujian Daerah (KPUD) Kabupaten Parigi Moutong.
regresi linear berganda sebagaimana Tabel.3 Hubungan Interpersonal adalah interaksi
diatas, menunjukkan bahwa nilai signifikansi antara seseorang dengan orang lain dalam situasi
variabel lingkungan kerja sebesar 0,000 lebih kerja dan dalam organisasi sebagai motivasi untuk
kecil dari nilai  = 0,05. Ini membuktikan bahwa bekerja sama secara produktif. Saat seseorang
secara parsial variabel lingkungan kerja tidak merasa senang dengan situasi kerjanya
berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai biasanya mereka mengatakan bahwa tidak puas
KPUD Kabupaten Parigi Moutong. Dengan dalam pekerjaannya. Ada dua hal yang mungkin
demikian hipotesis ketiga dalam penelitian ini menyebabkan hal itu, hal pertama apabila orang
diterima dan terbukti kebenarannya. tersebut tidak mendapatkan informasi yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaannya.
Hasil Uji Hipotesis Keempat Yang kedua, apabila hubungan sesama teman
Hipotesis keempat dalam penelitian ini kerja kurang baik dalam menjalin hubungan atau
menyatakan bahwa kecerdasan emosional pun menjalin komunikasi. Berdasarkan pengujian
berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai hipotesis yang dilakukan menunjukkan bahwa ada

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 68


Jurnal Ekonomi Trend Vol. 07 No. 01 Januari - Juni 2019 E-ISSN. 2722-6565

pengaruh positif dan signifikan antara hubungan penerangan, warna yang sesuai, kebersihan serta
interpersonal dan kinerja. Hal ini berarti hipotesis keamanan dapat meningkatkan kegairahan kerja
kedua diterima yang mengandung arti bahwa pada pegawai yang bermanfaat bagi institusi
semakin tinggi hubungan interpersonal semakin dalam menyelengarakan penyelesaian pekerjaan.
tinggi pula kinerja pegawai. Hubungan positif Keadaan lingkungan yang nyaman sesungguhnya
yang signifikan yang terjadi antara hubungan berpengaruh dalam mengurangi rasa cepat lelah
interpersonal dan kinerja dalam penelitian ini serta menghilangkan atau mengurangi rasa bosan
sesuai dengan penelitian Vemmylia (2009) dan sehingga semangat kerja meningkat, betah
Supriyadi (2016) yang diperoleh nilai signifikansi ditempat kerja dan bertanggung jawab dalam
variabel hubungan interpersonal adalah 0,000 melaksanakan tugasnya dan pada akhirnya
lebih kecil dari nilai alpha (α) = 0,05, yang berarti terpuaskan sehingga tercipta kinerja yang baik dan
dapat disimpulkan variabel hubungan maksimal. Semakin karyawan/pegawai dapat
interpersonal secara parsial berpengaruh positif secara langsung merasakan kenyamanan ditempat
dan signifikan terhadap variabel terikat kinerja. kerjanya maka hasil pekerjaan yang memuaskan
Hal ini berarti faktor hubungan interpersonal yang akan dapat pula dirasakan oleh instansi dimana
terdiri dari saling menghargai, loyal dan toleran mereka bekerja.
antara satu dengan yang lainnya, sikap terbuka, Dari hasil penelitian ini ditemukan
adanya keakraban yang ada dalam organisasi bahwa variabel kecerdasan emosional tidak
sudah cukup baik karena mampu meningkatkan berpengaruh signfikan terhadap kinerja pegawai.
kinerja pegawai sehingga dapat meningkatkan Hasil ini bertolak belakang dan tidak sesuai
hasil kerja pegawai. dengan penelitian yang dilakukan oleh Vemmylia
Lingkungan kerja adalah segala sesuatu (2009), yang dalam penelitiannya menyebutkan
yang ada disekitar para pekerja dan dapat terdapat pengaruh yang signifikan antara
mempengaruhi dalam menjalankan tugas-tugas kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai.
yang dibebankan. Pegawai selalu menuntut
adanya lingkungan tempat mereka bekerja lebih KESIMPULAN DAN SARAN
nyaman sehingga optimalisasi kerja pegawai dapat Kesimpulan
tercapai dengan baik. Pegawai tidak akan bekerja Berdasarkan hasil pembahasan
secara optimal apabila kondisi lingkungan tempat sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan
ia bekerja seperti penerangan tidak terpenuhi, sebagai berikut:
suara gaduh, suhu udara terlalu lembab dan panas. 1. Hubungan interpersonal, lingkungan kerja
Selain itu juga perlu diperhatikan tata ruang yaitu dan kecerdasan emosional secara serempak
penentuan mengenai kebutuhan-kebutuhan ruang, berpengaruh positif dan signifikan terhadap
tentang penggunaan secara terperinci dari ruang kinerja pegawai Kantor Komisi Pemilihan
ini untuk menyiapkan suara susunan yang praktis Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Parigi
dari faktor fisik yang dianggap perlu pelaksanaan Moutong.
kerja perkantoran yang layak. Berdasarkan hasil 2. Hubungan interpersonal berpengaruh
analisis dan uji hipotesis, hasil perhitungan signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor
terhadap koefisien menunjukkan ada pengaruh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD)
positif dan signifikan antara lingkungan kerja Kabupaten Parigi Moutong.
terhadap kinerja pegawai, artinya hipotesi yang 3. Lingkungan kerja berpengaruh terhadap
diajukan dalam penelitian ini diterima. Berarti kinerja pegawai Kantor Komisi Pemilihan
variabel lingkungan kerja berpengaruh dan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Parigi
signifikan terhadap kinerja pegawai. Hubungan Moutong.
positif dan signifikan antara lingkungan kerja 4. Kecerdasan emosional tidak berpengaruh
terhadap kinerja pada penelitian ini sesuai pula signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor
dengan penelitian Rumondang Sialagan (2015) Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD)
yang diperoleh nilai signifikansi variabel Kabupaten Parigi Moutong.
lingkungan kerja sebesar 0,000 lebih kecil dari
nilai alpha 0,05 yang berarti dapat disimpulkan Saran
bahwa variabel lingkungan kerja secara parsial Berdasarkan hasil pembahasan dalam
berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Hal ini penelitian ini, serta pengetahuan dan pengalaman
berarti lingkungan kerja yang terdiri dari

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 69


Jurnal Ekonomi Trend Vol. 07 No. 01 Januari - Juni 2019 E-ISSN. 2722-6565

yang peneliti dapatkan selama proses penelitian, Hasibuan, Malayu S.P. 2009. Manajemen: Dasar,
maka dikemukakan saran-saran sebagai berikut: Pengertian, dan Masalah. Edisi Revisi.
1. Penelitian selanjutnya hendaknya Jakarta: Bumi Aksara
memperluas sampel penelitian, tidak hanya Nasution. 2001. Teknik Penarikan Sampel dan
pada pegawai KPUD Kabupaten Parigi Penyusunan Skala. Bandung: Program
Moutong saja, tetapi dapat mengambil Pascasarjana Universitas Pajajaran
sampel dari perusahaan dagang/jasa atau Nitisemito. 2000. Manajemen Suatu Dasar dan
kantor dinas dan instansi pemerintah yang Pengantar. Jakarta: Ghalia Indonesia
lain. Serta dapat menambahkan atau Rakhmat, Jalaludin. 2005. Psikologi Komunikasi.
menggunakan variabel-variabel lain yang Bandung: PT. Raya Media
dapat mempengaruhi kinerja. Hal ini karena Riduwan. 2003. Dasar-Dasar Statistika, Cetakan
masih ada variabel lain yang belum diteliti Ketiga, Bandung: Alfabeta
oleh penulis terkait kinerja. Rivai, Veithzal. 2006. Manajemen Sumber Daya
2. KPUD Kabupaten Parigi Moutong kiranya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: Raja
dapat meningkatkan aspek-aspek yang Grafindo Persada
menunjang dalam lingkungan kerja serta Robbins, S.P. 2002. Perilaku Organisasi. Buku 2,
faktor lain diluar hubungan interpersonal, Jakarta: Salemba Empat
lingkungan kerja dan kecerdasan emosional Robbins, S.P. 2006. Perilaku Organisasi, Edisi
untuk meningkatkan kinerja pegawainya. kesepuluh. Jakarta: PT Indeks
3. Hasil uji statistik menunjukkan faktor Santoso, Singgih. 2011. Mengatasi Berbagai
kecerdasan emosional tidak berpengaruh Masalah Statistik dengan SPSS versi 11.5.
terhadap kinerja pegawai. Dengan dasar Jakarta: PT. Elex Komputindo
tersebut diharapkan pihak Manajemen SDM Saydam. 1996. Manajemen Sumber Daya
KPUD Kabupaten Parigi Moutong dapat Manusia. Jakarta: Djambatan
memberikan nilai tambah dalam bentuk Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan
pelatihan dan penguatan SDM terhadap Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar
pegawainya, agar tercipta kecerdasan Maju
emosional yang baik kepada pegawainya Setyawan, Jhony. 2005. Sistem Perencanaan dan
sehingga terwujud kinerja yang baik dan Pengendalian Manajemen, Sistem
maksimal. Pelipatganda, Kinerja Perusahaan. Jakarta:
Rineka Cipta
DAFTAR PUSTAKA Siagian, P. Sondang. 2000. Fungsi-fungsi
Manajerial. Jakarta: Bumi Aksara
Arifin, Johar. 2007. Seri Solusi Manajemen dan Sialagan, Rumondang. 2015. Pengaruh
Bisnis Berbasis TI. Jakarta: Elex Media Lingkungan Kerja dan Stres Kerja
Komputindo Terhadap Kinerja Karyawan pada PTPN
Davis, Keith dan Newstrom. J. W. 1996. Perilaku VII (PERSERO) Unit Usaha Pematang
dalam Organisasi Jilid 2 (Terjemahan) Siantar. Skripsi. Tidak Dipublikasikan
Jakarta: Erlangga. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2000.
Effendy. 2008. Psikologi Manajemen & Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES
Administrasi. Bandung: Mandar Maju Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif
Fathoni. 2006. Manajemen Sumber Daya Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Manusia. Bandung: Rineka Sunarto. 2004. Perilaku Organisasi. Yogyakarta:
George, Terry. 2003. Prinsip-prinsip AMUS
Management. Jakarta: PT. Bumi Aksara Supriyadi. 2016. Pengaruh Efikasi Diri dan
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Hubungan Interpersonal Terhadap Kinerja
Multivariate dengan program SPSS. Karyawan Garda Depan PT. Aseli Dagadu
Semarang: Badan Penerbit Universitas Djokdja. Skripsi. Tidak Dipublikasikan
Diponegoro Vemmylia. 2009. Pengaruh Hubungan
Handoko, T. Hani. 2002. Manajemen Sumber Interpersonal dan Lingkungan Kerja
Daya Manusia.Yogyakarta: BPFE Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.
Hasibuan, Malayu S.P. 2003. Manajemen Sumber PLN Cabang Binjai. Skripsi. Tidak
Daya Manusia, Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Dipublikasikan.
Aksara

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 70

Anda mungkin juga menyukai