Anda di halaman 1dari 11

Machine Translated by Google

Jurnal Analisis Manajemen 8 (1) (2019)

Jurnal Analisis Manajemen


http://maj.unnes.ac.id

PENGARUH KUALITAS HIDUP KERJA DAN KECERDASAN EMOSIONAL


TENTANG KINERJA SEBAGAI VARIABEL KOMITMEN ORGANISASI
MELALUI MEDIASI

Wika Widayantiÿ, Palupiningdyah


Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Semarang, Indonesia

Artikel info Abstrak


Artikel Sejarah: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas kehidupan kerja dan
Diterima Februari 2019 kecerdasan emosional terhadap kinerja melalui komitmen organisasional sebagai
Disetujui Maret 2019
variabel mediasi. Populasi penelitian ini adalah perawat di Rumah Sakit Kristen Ngesti
Diterbitkan Maret 2019
Waluyo Temanggung sebanyak 189 orang. Metode pengumpulan data menggunakan
Kata kuesioner, wawancara, dan studi pustaka. Teknik pengambilan sampel menggunakan
Kunci: Kualitas Kehidupan teknik proporsional cluster sampling sebanyak 129 orang. Metode analisis data
Kerja; Kecerdasan menggunakan uji asumsi klasik, analisis regresi dan analisis jalur. Data dianalisis
emosional; Komitmen dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 21. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Organisasi; Pertunjukan. kualitas kehidupan kerja berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi.
Kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap komitmen organisasional.
Kualitas kehidupan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja. Kecerdasan emosional
berpengaruh positif terhadap kinerja. Komitmen organisasi berpengaruh positif
terhadap kinerja. Kualitas kehidupan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja melalui
komitmen organisasional. Kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap kinerja
melalui komitmen organisasi. Saran bagi instansi adalah melakukan pembekalan
sebelum bekerja serta melakukan supervisi dan kontrol terhadap tugas dan tanggung
jawab perawat, kemudian dievaluasi dan hasilnya dikomunikasikan kepada yang bersangkutan.

PENGANTAR oleh berbagai perilaku karyawan yang sulit dicegah


(Susanti & Palupiningdyah, 2016).
Sumber daya manusia pada hakekatnya Organisasi harus sadar dan lebih realistis
merupakan hal yang sangat penting dalam suatu untuk mendapatkan dan mampu menerapkan
organisasi, karena efektivitas dan keberhasilan sumber daya manusia secara efektif dan efisien.
organisasi tergantung pada kualitas dan kinerja Jika individu dalam perusahaan yaitu sumber
sumber daya manusia yang ada dalam organisasi daya manusia dapat berjalan dengan efektif, maka
tersebut (Susmiati & Sudarma, 2015). Realisasi perusahaan tetap berjalan efektif (Ghoniyah &
ini telah mendorong sumber daya manusia Masurip, 2011). Akibatnya, manajer memainkan
strategis sebagai bidang studi utama dalam peran penting untuk mengelola kinerja sumber
pengembangan pendekatan manajemen dan daya manusia dengan cara yang benar untuk
organisasi sumber daya manusia (Wright et al., mencapai tujuan perusahaan (Hamid et al., 2017).
2005), Fenomena yang sering terjadi adalah Organisasi yang akan menjadi pemenang di abad
bahwa kinerja lembaga yang telah sehingga baik ini hanyalah organisasi yang memiliki SDM
dapat rusak baik secara langsung maupun tidak langsung
berkinerja tinggi sehingga tanggap terhadap lingkungan (Widodo, 2010

© 2019 Universitas Negeri Semarang

ÿ
Alamat Korespondensi: ISSN 2252-6552
Gedung L2 Lantai 1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang Jalan Taman
Siswa, Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: wikawidayanti28@gmail.com
Machine Translated by Google

Wika Widayanti & Palupiningdyah/ Analisis Manajemen Jurnal 8 (1) (2019)

Berkenaan dengan kinerja tinggi, ada tiga perspektif di memberikan perasaan positif yang luas, dan pada
antara teori-teori yang ada. Perspektif salistik universal akhirnya akan berdampak pada peningkatan kinerja
yang berpendapat bahwa beberapa praktik sumber daya pegawai (Irawati, 2015).
manusia lebih baik daripada yang lain dan semua Walton (1974) menyatakan bahwa kualitas
organisasi harus menerapkan praktik tersebut. Perspektif kehidupan kerja adalah persepsi pekerja terhadap
kontingensi berpendapat bahwa kebijakan sumber daya suasana dan lingkungan di sekitar tempat kerja mereka.
manusia harus konsisten dengan aspek organisasi. Dalam perkembangan selanjutnya kualitas kehidupan
Perspektif terakhir adalah konfigurasi yang menekankan kerja merupakan salah satu bentuk filosofi yang
pentingnya pola praktik sumber daya manusia yang diterapkan manajemen dalam mengelola organisasi dan
mempengaruhi kinerja (Delery & Doty, 1996). sumber daya manusia pada khususnya (Nahdluddin &
Maf tukhah, 2015).
Jumlah karyawan yang melimpah menuntut Aspek kedua yang mempengaruhi kinerja adalah
organisasi untuk memikirkan bagaimana memanfaatkan kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional
dan mengoptimalkan kinerja karyawan. Hal ini didefinisikan sebagai seperangkat kemampuan yang
dikarenakan karyawan merupakan salah satu aset melibatkan persepsi dan penalaran secara abstrak
penting yang dibutuhkan oleh organisasi untuk dengan informasi yang muncul dari perasaan (Mandell &
menjalankan proses produksi. Permasalahan yang Pher wani, 2003). Kecerdasan emosional sebagai
muncul adalah bagaimana menghasilkan karyawan yang kapasitas emosi untuk meningkatkan berpikir. Hal ini
memiliki kinerja optimal. Kinerja karyawan yang optimal meliputi kemampuan merasakan emosi secara akurat
merupakan salah satu tujuan organisasi untuk mencapai untuk mengakses dan membangkitkan emosi sehingga
produktivitas kerja yang tinggi (Taurisa & Ratnawati, 2012). dapat membantu berpikir, memahami emosi, dan
Kinerja pegawai merupakan tingkat keberhasilan pengetahuan emosi, serta merefleksikan emosi secara
pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung emosional sehingga dapat mendorong pertumbuhan
jawabnya. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja emosi dan intelektual (Mayer et al., 2004). .
karyawan semuanya dapat diklasifikasikan menjadi dua Goleman (2000) menyatakan kecerdasan
kelompok. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari emosional adalah kemampuan mengenali perasaan diri
dalam diri karyawan dimana semua nilai yang dianut, sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi
persepsi, motivasi, dan tujuan yang ingin dicapai. diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan
Sedangkan faktor eksternal pegawai adalah faktor yang baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.
berasal dari luar pegawai (Ismail, 2006). Sedangkan menurut Khanifah dan Palupi ningdyah
(2015) kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk
Aspek pertama yang mempengaruhi kinerja memahami, mengenali, merasakan, mengelola dan
adalah kualitas kehidupan kerja. Kualitas kehidupan kerja memimpin perasaan diri sendiri dan orang lain serta
berarti sejauh mana anggota organisasi dapat memenuhi menerapkannya dalam kehidupan pribadi dan sosial
kebutuhan pribadi yang penting melalui pengalaman serta terkait dengan pencapaian tujuan yang diinginkan. dan atur.
mereka dalam organisasi. Selain kualitas kehidupan kerja dan kecerdasan
Kualitas kehidupan kerja telah menonjol dalam perilaku emosional yang menjadi fokus penelitian ini adalah
organisasi sebagai indikator keseluruhan pengalaman komitmen organisasi sebagai faktor yang mempengaruhi
karyawan di tempat kerja. Ini memainkan peran kunci kinerja. Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai
dalam organisasi mana pun dan memengaruhi orang, tujuannya dapat dilihat dari kinerja yang tinggi, dimana
pekerjaan, kinerja, dan pengembangan diri serta kinerja organisasi yang baik dapat ditunjukkan melalui
pengembangan organisasi. Pada dasarnya merujuk dan kontribusi aktif karyawan terhadap organisasi dengan
berfokus pada hubungan antara karyawan dengan komitmen organisasi (Aisyah & War tini, 2016). Komitmen
lingkungan dimana karyawan bekerja secara kooperatif organisasi didefinisikan dalam hal kekuatan identifikasi
dan mencapai hasil secara kolektif (Chib, 2012). individu dengan keterlibatan organisasi tertentu. Komitmen
umumnya dapat terjadi karena 3 faktor, yaitu keyakinan
Kualitas kehidupan kerja merupakan salah satu dan penerimaan yang kuat terhadap tujuan dan nilai-nilai
bentuk filosofi yang diterapkan oleh manajemen dalam organisasi, kemauan untuk bekerja keras atas nama
mengelola organisasi pada umumnya dan sumber daya organisasi, dan keinginan yang pasti untuk
manusia pada khususnya. Suasana kerja yang positif mempertahankan keanggotaan organisasi (Porter et al.,
akan menciptakan kualitas hidup yang kondusif bagi 1974).
tercapainya tujuan organisasi. Kondisi ini didasarkan
pada kualitas kehidupan kerja seseorang yang berkaitan
dengan perilaku manajemen perusahaan, baik di dalam Lebih lanjut menurut Fitriastuti (2013) komitmen
maupun di luar tempat kerja. Upaya untuk meningkatkan organisasi adalah keinginan anggota organisasi untuk
kualitas kehidupan kerja seorang karyawan dapat dilakukan mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi.

69
Machine Translated by Google

Wika Widayanti & Palupiningdyah/ Analisis Manajemen Jurnal 8 (1) (2019)

organisasi dan bersedia berusaha untuk meningkatkan bekerja dengan tuntutan organisasi yang ada. Organisasi
kinerjanya demi tercapainya tujuan organisasi. juga perlu memiliki tanggung jawab untuk menyediakan
lingkungan kerja yang menarik dan kondusif yang akan
Perkembangan manajemen rumah sakit baik dari memotivasi guru untuk meningkatkan komitmen
aspek manajemen maupun operasional sangat organisasi. Berdasarkan uraian perkembangan hipotesis
dipengaruhi oleh berbagai tuntutan lingkungan (Handayani, maka dapat disusun sebagai berikut: H2: Kecerdasan
2011). Penelitian sebelumnya berasal dari penelitian emosional berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Ramadhoan (2015) yang meneliti hubungan antara komitmen organisasi.
kualitas kehidupan kerja, kinerja pegawai, komitmen
organisasi, dan kepuasan kerja yang dilakukan pada 600
pegawai BRI di Malang Jawa Timur. Namun penelitian
dilakukan pada seorang perawat swasta di rumah sakit Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja terhadap Kinerja
di Kabupaten Temanggung. Permasalahan yang sering Kualitas kehidupan kerja merupakan upaya untuk
muncul terkait kinerja perawat adalah absennya perawat memperhatikan dan memperhatikan kebutuhan karyawan
dari jumlah 189 perawat yang terbagi menjadi 14 bagian. selain kebutuhan dasarnya. Iklim keseluruhan tempat
Ketidakhadiran dimaksud berdasarkan tidak adanya kerja disesuaikan sedemikian rupa untuk menghasilkan
pemberitahuan izin cuti terlebih dahulu kepada bidang pekerja yang lebih berpengalaman. Kualitas kehidupan
kepegawaian. Hasil studi pendahuluan mengkonfirmasi kerja dipandang sebagai payung dimana karyawan
bahwa masih banyak perawat yang kurang tertib dalam merasa puas dengan lingkungan kerja dan bekerja
hal absensi. Padahal presensi merupakan salah satu dengan sepenuh hati serta dukungan mereka terhadap
indikator kinerja. manajemen untuk meningkatkan produktivitas dan
lingkungan kehidupan kerja (Jain & Thomas, 2016).
Berdasarkan uraian pengembangan hipotesis maka dapat
disusun sebagai berikut: H3: Quality of Work Life
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja.
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja terhadap
Komitmen Organisasional Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja
Hasil penelitian Farid et al. (2015) menunjukkan mance
bahwa delapan tingkat dimensi kualitas kehidupan kerja Kecerdasan emosional dieksplorasi dalam bidang
adalah kompensasi yang adil dan layak, kondisi kerja, khusus untuk memahami berbagai emosi dan kemampuan
penggunaan dan peningkatan kapasitas, peluang yang dimiliki individu serta cara mengatasinya. Hal ini
pertumbuhan dan keamanan, integrasi sosial, juga didukung untuk mempelajari efek positif dan negatif
konstitusionalisme, pekerjaan dan ruang hidup total, dan dari emosi (Gondal & Husain, 2013). Penelitian yang
relevansi sosial berkorelasi positif dengan tiga dimensi dilakukan oleh Shih dan Susanto (2010) menunjukkan
komitmen organisasi, yaitu afektif, normatif, dan bahwa kecerdasan emosional baik secara langsung
berkelanjutan. Setiyadi dan Wartini (2016) menyatakan maupun tidak langsung berpengaruh terhadap pekerjaan.
bahwa kualitas kehidupan kerja yang baik dapat Hasil dari penelitian ini adalah karena sebagian besar
menumbuhkan keinginan karyawan untuk bertahan dan konflik tidak dapat dihindari dan terjadi pada seseorang
bertahan dalam organisasi. Berdasarkan uraian yang bekerja. Ketika konflik muncul, kecerdasan
pengembangan hipotesis maka dapat disusun sebagai emosional dapat memfasilitasi orang untuk memilih gaya
berikut: H1: Quality of Work Life berpengaruh positif dan manajemen konflik yang tepat dalam jangka waktu
signifikan terhadap Organizational Commitment. tertentu yang dapat meningkatkan kinerja. Berdasarkan
uraian perkembangan hipotesis maka dapat disusun
sebagai berikut: H4: Kecerdasan emosional berpengaruh
Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap positif dan signifikan terhadap kinerja.
Komitmen Organisasional
Hubungan antara kecerdasan emosional terhadap
komitmen organisasi yang diteliti oleh Anari (2012)
ditemukan berkorelasi positif dan signifikan. Implikasi dari Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap
temuan ini adalah untuk menjaga dan memperhatikan Kinerja Komitmen organisasi berpengaruh
pengetahuan guru. Organisasi perlu memilih guru yang terhadap besar kecilnya kinerja (Rani husna,
memiliki kecerdasan emosional yang tinggi karena 2010). Penelitian Tolentino (2013) menunjukkan bahwa
memiliki dampak positif yang dapat mempertahankan komitmen organisasi antara staf akademik dan tenaga
keanggotaannya dan dapat menyeimbangkan dalam administrasi adalah

70
Machine Translated by Google

Wika Widayanti & Palupiningdyah/ Analisis Manajemen Jurnal 8 (1) (2019)

berbeda secara signifikan terkait dengan kinerja. ce dari pekerjaan mereka. Dengan penelitian ini dapat
Staf akademik memiliki tingkat komitmen afektif dan normatif meningkatkan produktivitas pegawai, memaksimalkan tingkat
yang lebih tinggi, sedangkan komitmen berkelanjutan secara komitmen organisasi dan pada akhirnya dapat meningkatkan
signifikan lebih tinggi untuk staf administrasi. Untuk prestasi kerja serta masa retensi pegawai. Berdasarkan
meningkatkan kinerja, komitmen organisasi staf akademik uraian perkembangan hipotesis maka dapat disusun sebagai
dan staf administrasi harus diperkuat untuk merasakan berikut: H7: Komitmen Organisasi memediasi pengaruh
bahwa masalah organisasi juga menjadi masalah mereka. Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja

Sedangkan bagi pegawai di bank ditemukan bahwa


tiga dimensi komitmen organisasi merupakan faktor penting mance.
untuk meningkatkan kinerja pegawai perbankan. Dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa semua dimensi komitmen Berdasarkan lampiran variabel-variabel yang telah
organisasional memprediksi kinerja secara mandiri dan digariskan, maka model penelitian yang diajukan dalam
bersama-sama. Artinya karyawan bersedia menyelesaikan penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
tujuan kerja karena karyawan memiliki tujuan dan nilai yang
sama dengan organisasi (Hafiz, 2017). Berdasarkan uraian
pengembangan hipotesis maka dapat disusun sebagai
berikut: H5: Komitmen organisasional berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja.

Gambar 1. Kerangka Kerja


Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap Kinerja
Melalui Komitmen Organisasi Hasil analisis mediasi yang Populasi dalam penelitian ini adalah 189 perawat di
dilakukan oleh Nayak dan Sahoo (2015) menunjukkan Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo Temanggung. Teknik
bahwa komitmen organisasional atau secara parsial pengambilan sampel menggunakan Proportional Cluster
memediasi hubungan antara kualitas kehidupan kerja Sampling.
terhadap kinerja. Ini berarti meningkatkan kinerja karena Metode pengumpulan data menggunakan kuisioner
kualitas kehidupan kerja sebagian disebabkan oleh pengaruh res dengan menggunakan skala Likert 1-5, observasi dan
komitmen organisasi. Organisasi perawatan kesehatan harus wawancara dilakukan pada kepala staf keperawatan.
mempertimbangkan aspek atau komitmen organisasi untuk Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel
memaksimalkan pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap Kualitas Kehidupan Kerja sebagai variabel bebas yang diukur
kinerja. dengan menggunakan 16 item pernyataan. Kecerdasan
emosional sebagai variabel bebas diukur dengan
Berdasarkan uraian pengembangan hipotesis maka dapat menggunakan 10 item pernyataan. Komitmen organisasional
disusun sebagai berikut: H6: Komitmen Organisasi memediasi sebagai variabel mediasi diukur dengan menggunakan 6
pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja terhadap Kinerja. pernyataan. Kinerja sebagai variabel terikat diukur dengan
menggunakan 10 pernyataan.
Uji instrumen menggunakan uji validitas dan
Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja reliabilitas dengan menggunakan program IBM SPSS
melalui Komitmen Organisasi Statistics 21. Validitas suatu item pertanyaan indikator dapat
Tujuan utama penelitian Raza (2014) adalah untuk dilihat pada output hitung sig pada baris total konstruk. Jika
mengeksplorasi dampak kecerdasan emosional terhadap sig hitung < sig tabel maka butir soal dinyatakan valid.
kinerja melalui efek mediasi komitmen organisasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan Kualitas kehidupan kerja dari 16 item pernyataan
signifikan kecerdasan emosional terhadap komitmen dan diketahui bahwa semua item pernyataan memenuhi kriteria
kinerja organisasi. Studi ini menekankan pentingnya pekerja yaitu nilai r hitung > r tabel (0,361). Dengan demikian seluruh
yang memiliki kecerdasan emosional. Demikian tindakan- item pernyataan dapat digunakan untuk mengukur indikator
tindakan yang perlu diambil dalam bekerja dengan tetap pada variabel Kualitas Kehidupan Kerja.
memperhatikan pentingnya variabel-variabel tersebut untuk
meningkatkan produktivitas dan efisiensi pekerja. Kecerdasan Emosi dari 10 item pernyataan diketahui
semua item pernyataan memenuhi kriteria yaitu r hitung > r
tabel (0,361). Dengan demikian seluruh item pernyataan
Hal ini dapat membantu pengusaha mendapatkan dapat digunakan untuk mengukur indikator pada variabel
karyawan yang berkomitmen dan berkinerja maksimal Kecerdasan Emosi.

71
Machine Translated by Google

Wika Widayanti & Palupiningdyah/ Analisis Manajemen Jurnal 8 (1) (2019)

Komitmen Organisasi dari 6 item pernyataan Uji Asumsi Klasik Uji


sta temen diketahui semua item pernyataan memenuhi Normalitas Uji suatu data
kriteria yaitu r hitung > r tabel (0,361). berdistribusi normal atau tidak dengan uji
Dengan demikian seluruh item pernyataan dapat digunakan statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (KS).
untuk mengukur indikator pada variabel Organizational Jika tingkat probabilitas signifikan > 0,05, maka data
Commitment. penelitian berdistribusi normal.
Performansi dari 10 item pernyataan diketahui
bahwa semua item pernyataan memenuhi kriteria
yaitu r hitung > r tabel (0,361). Dengan demikian Tabel 6. Hasil Uji Normalitas
semua item pernyataan dapat digunakan untuk
mengukur indikator pada variabel Kinerja.
Uji Kolmogorov-Smirnov Satu Sampel
Sedangkan hasil uji reliabilitas, suatu kuesioner Tidak standar
dinyatakan reliabel jika jawaban seseorang atas Sisa
pertanyaan tersebut konsisten atau stabil dari waktu
N 129
ke waktu. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini
Normal Berarti .00000000
menggunakan program IBM SPSS Statistics 21.
Parametersa,b St. Deviasi 4.06419328
Reliabilitas suatu instrumen dikatakan baik jika
memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,70. Mutlak .056
Paling Ekstrim
Positif .056
Perbedaan
Tabel 5 Hasil Uji Reliabilitas Asymp -.046

Kolmogorov-Smirnov Z .641
No Variabel Cronbach's Informasi Kriteria. Negatif. Sig. (2-ekor) .806
Alfa sebuah. Distribusi uji normal.

1. Kualitas .872 .70 dapat diandalkan b. Dihitung dari data.

Kehidupan Kerja

2. Kecerdasan .732 .70 dapat diandalkan


Uji Multikolinieritas Uji
Emosi
multikolinearitas dapat dilakukan dengan
melihat pada nilai Tolerance dan Variance In Flation
3. Komitmen organisasi .848 .70 dapat diandalkan
Factor (VIF). Regresi dinyatakan bebas multikolinieritas
jika nilai Tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10.
4. Kinerja .901 .70 dapat diandalkan

Tabel 7. Hasil Uji Multikolinearitas

Koefisiensa
Koefisien yang Tidak Dibakukan Koefisien yang Dibakukan Statistik kolinearitas
Model t Sig.
B St. Kesalahan Beta Toleransi VIF
(Konstan) 24.148 QWL 2.763 8.739.000
.304 EI .060 .568 5.090 .000 .436 2.293
1
.137 .075 .163 1.839 .068 .689 1.451
OC -.319 .162 -.195 -1.969 .051 .554 1.804
sebuah. Variabel Dependen: JP

Tabel 8. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Koefisiensa
Koefisien tidak standar Koefisien Standar
Model t Sig.
B St. Kesalahan Beta

(Konstan) .450 1.673 .269 .789


QWL -.008 .036 -.029 -.217 .829
1
EI .030 .045 .070 .653 .515
OC .108 .098 .131 1.105 .271
sebuah. Variabel Dependen: RES2

72
Machine Translated by Google

Wika Widayanti & Palupiningdyah/ Analisis Manajemen Jurnal 8 (1) (2019)

Uji Heteroskedastisitas Tabel 10. Koefisien Determinasi Kualitas Kehidupan


Mendeteksi terjadinya heteroskedastisitas Kerja, Kecerdasan Emosional, dan Komitmen
dengan melakukan Uji Glejser yaitu jika nilai signifikan Organisasi terhadap Kinerja
lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan tidak
terjadi heteroskedastisitas. Ringkasan Modelb
Model RR Disesuaikan St.
HASIL DAN DISKUSI
Kotak R persegi
Kesalahan Perkiraan
Pengujian Hipotesis 1 .566a .321 .304 4.113
Koefisien Determinasi Parsial R2
sebuah. Predictors: (Constant), OC, EI,
Digunakan untuk mengetahui seberapa besar
QWL b. Variabel Dependen: JP
pengaruh variabel X (kualitas kehidupan kerja dan
kecerdasan emosional) terhadap Y (kinerja) dan X Besarnya kontribusi variabel kualitas
(kualitas kehidupan kerja dan kecerdasan emosional) kehidupan kerja, kecerdasan emosional, dan
terhadap variabel intervening (komitmen organisasi) komitmen organisasi terhadap kinerja diketahui dari
sebagian. Jika R2 mendekati 1 (satu), maka model nilai koefisien determinasi adjusted R2 sebesar 0,304
tersebut semakin kuat dalam menjelaskan variasi atau 30,4%. Artinya, 30,4% variabel kinerja dijelaskan
variabel bebas terhadap variabel terikat. oleh variabel kualitas kehidupan kerja, kecerdasan
Namun jika R2 mendekati 0 (nol), maka variasi emosional, dan komitmen organisasi, sedangkan
variabel independen akan semakin lemah dalam sisanya sebesar 69,6% dijelaskan oleh faktor lain di
menjelaskan variabel dependen. luar model.

Tabel 9 Koefisien Determinasi Kualitas Kehidupan


Kerja dan Kecerdasan Emosional Terhadap Komitmen Uji parsial
Organisasional Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan
seberapa jauh suatu variabel penjelas/independen
Ringkasan Modelb individu diukur dalam menjelaskan variasi variabel
dependen. Hipotesis ini diuji dengan menggunakan
St.
R Disesuaikan uji statistik dengan kriteria jika angka derajat
Model R
Kotak R persegi kebebasan (df) adalah 20 atau lebih dan jika t > 2
Kesalahan Perkiraan
(dalam nilai mutlak) dan derajat kepercayaan 5%,
1 .668a .446 .437 2.260 maka Ho ditolak dan Ha adalah diterima. Dengan
kata lain, variabel independen secara individual
sebuah. Prediktor: (Konstan), EI, QWL
mempengaruhi variabel dependen.
b. Variabel Dependen: OC Berdasarkan Tabel 11 variabel kualitas
kehidupan kerja (X1) memiliki nilai t sebesar 10,095
Besarnya kontribusi variabel kualitas kehidupan dengan tingkat signifikan 0,000 < 0,05. Sehingga
kerja dan kecerdasan emosional terhadap komitmen dapat disimpulkan bahwa H1 yang menyatakan
organisasi diketahui dari nilai adjusted R2 yaitu “kualitas kehidupan kerja berpengaruh positif dan
sebesar 0,437 atau 43,7%. Artinya, 43,7% variabel signifikan terhadap komitmen organisasi” diterima.
dijelaskan oleh variabel kualitas kehidupan kerja dan Perawat dengan kualitas kerja rendah adalah
kecerdasan emosional, sedangkan sisanya sebesar perawat yang kurang termotivasi untuk bekerja dan
56,3% dijelaskan oleh faktor lain di luar model. kurang komit terhadap instansi. Kualitas kehidupan
kerja bertujuan agar tidak menekan dan memaksa
karyawannya untuk terus bekerja seperti di Ngesti Waluyo

Tabel 11. Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja terhadap Komitmen Organisasi

Koefisiensa
Model Koefisien tidak standar Koefisien Standar t Sig.
B St. Kesalahan Beta

(Konstan) 8.947 1.100 8.134 .000


1
QWL .218 .022 .667 10.095.000
sebuah. Variabel Dependen: OC

73
Machine Translated by Google

Wika Widayanti & Palupiningdyah/ Analisis Manajemen Jurnal 8 (1) (2019)

Tabel 12. Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Komitmen Organisasi

Koefisiensa

Koefisien yang Tidak Dibakukan Koefisien yang Dibakukan


Model t Sig.
B St. Kesalahan Beta

(Konstan) 13.841 1.450 9.543 .000


1
EI .180 .043 .351 4.218 .000
sebuah. Variabel Dependen: OC

Tabel 13. Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja terhadap Kinerja

Koefisiensa
Model Koefisien yang Tidak Dibakukan Koefisien yang Dibakukan t Sig.
B St. Kesalahan Beta

(Konstan) 23.450 2.052 11.429.000


1
QWL .283 .040 .529 7.024.000
sebuah. Variabel Dependen: JP

Rumah Sakit Kristen. Salah satu upaya Rumah Sakit komitmen didukung oleh penelitian sebelumnya (Rat hi
Kristen Ngesti Waluyo dalam meningkatkan kualitas & Rastogi, 2009; Anari, 2012).
kehidupan kerja adalah dengan menyediakan ruang Berdasarkan Tabel 13 variabel kualitas kehidupan
hidup total dan pengaturan kerja yang fleksibel kepada kerja (X1) memiliki nilai t hitung sebesar 7,024 dengan
perawat. Ini berarti bahwa Rumah Sakit Kristen Ngesti tingkat signifikan 0,000 < 0,05. Sehingga dapat
Waluyo juga memungkinkan karyawan untuk menggunakan disimpulkan bahwa H3 yang menyatakan kualitas
waktu mereka lebih efisien dengan menjadwalkan kehidupan kerja berpengaruh positif dan signifikan
kegiatan dengan cara yang paling sesuai dengan situasi terhadap kinerja diterima.
mereka. Pengaturan kerja yang fleksibel dianggap Kualitas kehidupan kerja perlu diterapkan, yang
berkontribusi terhadap dedikasi kerja dan komitmen dapat mendukung kinerja perawat Rumah Sakit Kristen
perawat di Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo. Ngesti Waluyo. Salah satu faktor kualitas kehidupan kerja
Hasil penelitian adalah pengaruh kualitas yang dapat meningkatkan kinerja perawat Rumah Sakit
kehidupan kerja terhadap komitmen organisasi yang Kristen Ngesti Waluyo adalah lingkungan yang aman dan
didukung sebelumnya (Farid et al., 2015; Mohd. sehat.
Ahamar Khan, 2015). Sudah diterima secara luas bahwa perawat tidak boleh
Berdasarkan Tabel 12, variabel kecerdasan terpapar pada kondisi kerja yang dapat berdampak
emosional (X2) memiliki nilai t hitung sebesar 4,218 negatif terhadap kesehatan fisik dan mental mereka.
dengan tingkat signifikan 0,000 < 0,05. Sehingga dapat Keselamatan dan keselamatan kerja di Rumah Sakit
disimpulkan bahwa H2 yang menyatakan emotional in Kristen Ngesti Waluyo telah ditetapkan sesuai dengan
telligence berpengaruh positif dan signifikan terhadap prosedur yang benar. Sedangkan untuk lingkungan yang
komitmen organisasi diterima. sehat, Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo sangat
Perawat Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo memperhatikan tingkat kebisingan, pencahayaan, dan
untuk dapat menjaga tingkat komitmen terhadap agensi ruang kerja yang dapat mendukung peningkatan kinerja
secara konsisten perlu memiliki kecerdasan emosional perawat.
yang tinggi sehingga perawat harus mengelola dan Hasil penelitian tentang pengaruh
mengendalikan emosinya secara seimbang. Kecerdasan kualitas kehidupan kerja terhadap kinerja didukung oleh
emosional yang kuat membutuhkan rasa percaya diri penelitian sebelumnya (Aketch, et al, 2012; Rai & Tripathi,
yang tinggi agar dapat memotivasi perawat untuk bersikap 2015).
lebih positif terhadap emosinya sendiri maupun emosi Berdasarkan Tabel 14, variabel kecerdasan
orang lain. Perawat Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo emosional (X2) memiliki nilai t sebesar 5,084 dengan
yang memiliki kepercayaan diri tinggi akan menunjukkan tingkat signifikan 0,000 < 0,05. Sehingga dapat
komitmennya terhadap instansi. disimpulkan bahwa H4 yang menyatakan kecerdasan
Hasil penelitian tentang pengaruh kecerdasan emosional berpengaruh positif dan signifikan terhadap
emosional terhadap com organisasi kinerja diterima.

74
Machine Translated by Google

Wika Widayanti & Palupiningdyah/ Analisis Manajemen Jurnal 8 (1) (2019)

Tabel 14. Pengaruh Kecerdasan Emosi terhadap Kinerja

Koefisiensa

Koefisien tidak standar Koefisien standar


Model t Sig.
B St. Kesalahan Beta

(Konstan) 26 052 2.311 11.271 .000


1
EI .346 .068 .411 5.084 .000

sebuah. Variabel Dependen: JP

Tabel 15. Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kinerja

Koefisiensa

Koefisien tidak standar Koefisien standar


Model t Sig.
B St. Kesalahan Beta

(Konstan) 29 777 2.833 10.510 .000


1
OC .395 .141 .241 2.802 .006

sebuah. Variabel Dependen: JP

Kecerdasan emosional merupakan faktor yang komitmen nasional menunjukkan keyakinan, kemampuan,
sangat penting bagi perawat Rumah Sakit Kristen Ngesti dan keinginan yang kuat untuk melibatkan dan membela
Waluyo yang berhubungan langsung dengan pasien atau diri terhadap Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo,
keluarga pasien untuk meningkatkan kinerja baik kinerja sehingga akan menjadi komponen efektifitas dalam
individu maupun kinerja instansi. Kecerdasan emosional meningkatkan kinerja perawat dalam pelayanan kepada pasien.
yang dimiliki Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo Hasil kajian pengaruh komitmen organisasi
dipadukan dengan kombinasi keterampilan teknis dan terhadap kinerja didukung oleh penelitian sebelumnya (Al
analisis yang dapat menghasilkan kinerja yang optimal. Zefeiti & Mo hamad, 2017; Tolentino, 2013; Hafiz, 2017).
Dalam meningkatkan kinerja, perawat Rumah Sakit
Kristen Ngesti Waluyo dituntut untuk dapat
mengembangkan keterampilan pengendalian diri, hal ini Analisis Jalur Pengaruh Tidak
agar perawat dapat mengungkapkannya dengan cara Langsung Variabel intervening diuji dengan
yang lebih positif. menggunakan metode analisis jalur. Analisis jalur
Hasil penelitian pengaruh kecerdasan emosional merupakan perluasan dari analisis regresi linier berganda,
terhadap kinerja didukung oleh penelitian sebelumnya atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi
(Shih & Susanto, 2010; M. untuk memperkirakan hubungan antar variabel (model
Shahhosseini, AD Silong, IA Ismaill, JN kasual) yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan
Uli, 2012; Kim & Kang, 2013). teori (Ghozali, 2011). Analisis jalur tidak dapat menentukan
Berdasarkan Tabel 15 variabel Komitmen hubungan sebab akibat dan juga tidak dapat digunakan
Organisasi (Z) memiliki nilai sebesar 2,802 dengan tingkat sebagai pengganti peneliti untuk melihat hubungan antar
signifikan 0,006 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan variabel.
bahwa H5 yang menyatakan komitmen organisasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
diterima.
Tingkat komitmen, baik komitmen perawat
terhadap RS Kristen Ngesti Waluyo maupun RS Kristen
Ngesti Waluyo terhadap perawat sangat diperlukan
karena melalui komitmen tersebut akan tercipta kinerja
profesional. Komitmen organisasi yang diberikan kepada
perawat merupakan salah satu variabel yang sangat
mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja perawat.
Organisasi
Gambar 2. Analisis jalur

75
Machine Translated by Google

Wika Widayanti & Palupiningdyah/ Analisis Manajemen Jurnal 8 (1) (2019)

Tabel 16. Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, dan Total

Tidak. Variabel Pengaruh Komitmen Organisasi Kinerja Total


- .568 .568
1. Kualitas Secara langsung

Kehidupan Kerja Tidak langsung .684 .195 0,684 x 0,195 =


0,134

Efek Total .568+ .134 =


.702

2. Kecerdasan - .163 .163


Secara langsung

Emosi Tidak langsung .230 .195 0,230 x 0,195 =


0,045

Efek Total 0,163 + 0,045 =


0,208

3. Komitmen Organisasi Secara langsung - .195 .195

Berdasarkan perhitungan pada Tabel 16, terlihat nilai KESIMPULAN DAN SARAN
pengaruh langsung sebesar 0,568, pengaruh tidak langsung
sebesar 0,134, dan total pengaruh tidak langsung sebesar Kualitas kehidupan kerja berpengaruh positif dan
0,702, sehingga total nilai pengaruh tidak langsung > pengaruh signifikan terhadap komitmen organisasional di Rumah Sakit
langsung sebesar 0,702 > 0,568, artinya komitmen organisasi Kristen Ngesti Waluyo. Artinya semakin tinggi kualitas kehidupan
dalam penelitian ini memiliki pengaruh mediasi. Sehingga dapat kerja yang dimiliki oleh perawat dapat mendorong komitmen
disimpulkan bahwa H6 yang menyatakan “komitmen organisasi organisasi perawat di Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo.
memediasi pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap kinerja”
diterima.
Kecerdasan emosional berpengaruh positif dan
Peningkatan kinerja perawat yang dipengaruhi oleh signifikan terhadap komitmen organisasional di Rumah Sakit
kualitas kehidupan kerja sebagian disebabkan oleh pengaruh Kristen Ngesti Waluyo. Artinya semakin perawat dapat
komitmen organisasi. mengenali emosi dirinya dan emosi orang lain serta dapat
Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo harus mempertimbangkan memotivasi diri sendiri dan mampu mengelola emosinya maka
aspek komitmen organisasi untuk memaksimalkan pengaruh semakin tinggi keinginan perawat untuk tetap bertahan di
kualitas kehidupan kerja terhadap kinerja perawat. instansi tersebut.

Berdasarkan perhitungan pada Tabel 4.27 terlihat nilai Kualitas kehidupan kerja berpengaruh positif dan
pengaruh langsung sebesar 0,163, pengaruh tidak langsung signifikan terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Kristen Ngesti
sebesar 0,045, dan total pengaruh tidak langsung sebesar Waluyo. Hal ini berarti semakin tinggi kualitas kehidupan kerja
0,208, sehingga total nilai pengaruh tidak langsung > pengaruh yang dimiliki oleh perawat dapat meningkatkan kinerja perawat
langsung sebesar 0,208 > 0,163, artinya komitmen organisasi di Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo.
pada penelitian ini memiliki pengaruh mediasi. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa H7 yang menyatakan “komitmen organisasi Kecerdasan emosional berpengaruh positif dan
memediasi pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja” signifikan terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Kristen
diterima. Ngesti Waluyo. Artinya semakin perawat dapat mengenali
emosi dirinya dan emosi orang lain serta dapat memotivasi diri
Kecerdasan emosional berpengaruh terhadap kinerja dan mengelola emosinya maka semakin tinggi kinerja perawat.
perawat melalui komitmen organisasi karena perawat memiliki
kecerdasan emosional yang tinggi baik dalam menilai maupun
berekspresi sehingga perawat menjadi lebih percaya diri dan Komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan
memiliki kontrol yang sempurna terhadap tugas yang terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo.
dikerjakannya. Perawat yang memiliki kecerdasan emosional Artinya, semakin tinggi tingkat komitmen organisasi maka
dapat menjaga keterikatan dengan Rumah Sakit Kristen Ngesti semakin tinggi pula kinerja perawat dalam menjalankan
Waluyo sehingga kinerja perawat meningkat dalam memberikan tugasnya. Kualitas kehidupan kerja berpengaruh positif dan
pelayanan kesehatan kepada pasien. signifikan terhadap kinerja

76
Machine Translated by Google

Wika Widayanti & Palupiningdyah/ Analisis Manajemen Jurnal 8 (1) (2019)

pembentukan perawat melalui komitmen organisasi. rizing dalam Strategic Human Resource
Hasil tersebut membuktikan bahwa semakin tinggi kualitas Management: Tests of Universalistic, Contingency,
kerja perawat maka keinginan perawat untuk tetap tinggal and Configurational Performance Predictions.
di institusi akan mempengaruhi kinerja perawat di Rumah Jurnal Akademi Manajemen, 39(4), 802-835.
Sakit Ngesti Waluyo Christi an. Farid, H., Izadi, Z., Ismail, IA, & Alipour, F. (2015).
Hubungan Antara Kualitas Kehidupan Kerja dan
Komitmen Organisasi di Kalangan Dosen di
Kecerdasan emosional berpengaruh positif dan
Universitas Riset Publik Malaysia. Jurnal Ilmu
signifikan terhadap kinerja perawat melalui komitmen
Sosial, 52(1), 54-61.
organisasional. Hasil ini membuktikan bahwa perawat Fitriastuti, T. (2013). Pengaruh Kecerdasan Emosional,
yang dapat mengenali emosinya dan emosi orang lain Komitmen Organisasi dan Perilaku
serta dapat memotivasi dirinya sendiri, serta dapat Kewarganegaraan Organisasi terhadap Kinerja
mengelola emosinya dengan kecerdasan emosional yang Karyawan. Jurnal Dinamika Manajemen, 4(2),
tinggi, maka keinginan untuk tetap berada di institusi akan 103-114.
semakin tinggi, sehingga melalui komitmen organisasi Ghoniyah, N., & Masurip. (2011). Peningkatan Kin erja
akan mempengaruhi kinerja. perawat di Rumah Sakit Karyawan melalui Kepemimpinan, Ling kungan
Kristen Ngesti Waluyo. Kerja dan Komitmen. Jurnal Dinamika Manajemen,
2(2), 118-129.
Saran yang diberikan dalam upaya meningkatkan
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariat Dengan
kinerja perawat adalah Rumah Sakit Ngesti Waluyo Christi
Program IBM SPSS 17 5th ed. Semarang:
an memberikan dukungan dan semangat kepada perawat
Universitas Diponegoro.
dengan melakukan pembiasaan rutin sebelum melakukan Goleman, D. (2000). Kecerdasan emosional. Jakata: PT
pekerjaan baik di masing-masing kelompok maupun Gramedia Pustaka Utama.
secara keseluruhan perawat untuk mencapai identitas Gondal, UH, & Husain, T. (2013). Studi Perbandingan
pribadi, keterbukaan interpersonal antar perawat, dan Intelligence Quotient dan Emotional Intelligence:
bukan adanya stratifikasi dalam lembaga. Pengaruh Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal
Perawat harus lebih ramah, baik mudah tersenyum Manajemen Bisnis Asia, 5(1), 153-162.
dan menyapa atau memberi salam kepada pasien,
keluarga, perawat, dan atasan. Hafiz, AZ (2017). Hubungan antara Komitmen Organisasi
dan Bukti Kinerja Karyawan dari Sektor Perbankan
Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo melakukan
Lahore. Ulasan Jurnal Bisnis dan Manajemen
pengawasan dan pengendalian agar pekerjaan sesuai
Arab, 7(2), 1-7.
dengan tanggung jawab perawat, kemudian dilakukan
evaluasi dan hasilnya disampaikan kepada perawat yang Hamid, M., Maheen, S., Cheem, A., & Yaseen, R.
bersangkutan.
(2017). Dampak Manajemen Sumber Daya
Manusia terhadap Kinerja Organisasi. Jurnal
REFERENSI Akuntansi & Pemasaran, 6(1), 1-7.
Handayani, BD (2011). Pengukuran Kinerja Organisasi
Aisyah, LN, & Wartini, S. (2016). Pengaruh Kepe mimpinan dengan Pendekatan Balanced Scorecard Pada
Transformasional dan Kualitas Kehidupan Kerja RSUD Kabupaten Kebumen. Jurnal Din amika
pada Organizational Citi zenship Behavior melalui Manajemen, 2(1), 78-91.
Komitmen Organ isasional. Jurnal Analisis Irawati, SA (2015). Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja
Manajemen, 5(3), 229-243. terhadap Kinerja Pegawai Dinas Perin Pedagang
dan Perdagangan Kabupaten Sam pang. Jurnal
Al Zefeiti, SMB, & Mohamad, NA (2017). Pengaruh Berkala Ilmu Ekonomi, 9(2), 41-52.
Komitmen Organisasi Terhadap Prestasi Kerja Ismail, I. (2006). Pengaruh Budaya Organisasi terhadap
Pegawai Negeri Oman. Tinjauan Internasional Kepemimpinan dan Kinerja Karyawan Pemerintah
tentang Manajemen dan Pemasaran, 7(2), 151-160. Kabupaten-Kabupaten di Madura.
EKUITAS, 12(55), 18-36.
Anari, NN (2012). Guru: Kecerdasan Emosional, Kepuasan Jain, Y., & Thomas, R. (2016). Kajian Kualitas Kehidupan
Kerja, dan Komitmen Organisasi. Jurnal Kerja Karyawan Perusahaan Terbatas Farmasi
Pembelajaran Tempat Kerja, 24(4), 256-269. Terkemuka di Distrik Vado dara. IJAR, 2(5),
926-934.
Aketch, JR, Odera, O., Chepkuto, P., & Okaka, O. Khan, MA (2015). Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja
(2012). Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Pada Kalangan
terhadap Prestasi Kerja: Perspektif Teoritis dan Pegawai Kepegawaian. Jurnal Riset Asia
Kajian Sastra. Jurnal Penelitian Ilmu Sosial Saat Pasifik,1(25), 106-113.
Ini, 4(5), 383-388. Khanifah, S., & Palupiningdyah. (2015). Pengaruh
Chib, S. (2012). Kualitas Kehidupan Kerja dan Parameter Kecerdasan Emosional dan Kinerja Budaya
Kinerja Organisasi di Tempat Kerja. Organisasi dengan Komitmen Organisasi. Jurnal
Ulasan SEGi, 5(2), 36-47. Analisis Manajemen, 4(3), 200-211.
Delery, JE, & Doty, DH (1996). Mode Theo

77
Machine Translated by Google

Wika Widayanti & Palupiningdyah/ Analisis Manajemen Jurnal 8 (1) (2019)

Kim, DY, Lee, SK, & Kang, EG (2013). Kajian Hubungan al Komitmen: Studi Empiris Sektor Perbankan
antara Kecerdasan Emosional Konsultan dengan Pakistan. Manajemen Informasi dan Pengetahuan,
Kualitas Layanan Konsultan. Jurnal Konvergensi 4(10), 19-27.
Digital, 11(7), 41-50. Setiyadi, JW, & Wartini, S. (2016). Pengaruh Kuali tas
Kehidupan Kerja terhadap Kinerja Kary cloud
Mandell, B., & Pherwani, S. (2003). Hubungan antara dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel
Kecerdasan Emosional dan Gaya Kepemimpinan Intervening. Jurnal Analisis Manajemen, 5(4),
Transformasional: Perbandingan Gender. 315-324.
Jurnal Bisnis dan Psikologi, 17(3), 387-404. Shahhosseini, M., Silong, AD, Ismaill, IA, & Uli, J.
N. (2012). Peran Kecerdasan Emosional Terhadap
Mayer, JD, Salovey, P., & Caruso, DR (2004). Kecerdasan Prestasi Kerja. Jurnal Internasional Bisnis dan Ilmu
Emosional: Teori, Temuan, dan Implikasi. Sosial, 3(21), 241-246.
Penyelidikan psikologis, 15(3), 197-215. Shih, HA, & Susanto, E. (2010). Gaya Manajemen Konflik,
Nahdluddin, M., & Maftukhah, I. (2015). Pengaruh Motivasi Kecerdasan Emosional, dan Prestasi Kerja dalam
Kerja, Budaya Organisasi dan Kualitas Kehidupan Organisasi Publik. Jurnal Internasional Manajemen
Kerja terhadap Kinerja Karya awan. Jurnal Analisis Konflik, 21(2), 147-168.
Manajemen, 4(3), 219-228.
Susanti & Palupiningdyah. (2016). Pengaruh Kepua san
Nayak, T., & Sahoo, CK (2015). Kualitas Kehidupan Kerja Kerja dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja
dan Kinerja Organisasi: Peran Menilai Komitmen Karyawan dengan Turnover Intention sebagai
Karyawan. Jurnal Manajemen Kesehatan, 17(3), Variabel Intervening. Jurnal Analisi Manajemen,
263-273. 5(1), 77-86.
Porter, LW, Steers, RM, Mowday, RT, & Boulian, PV Susmiati & Sudarma, K. (2015). Pengaruh Budaya Or
(1974). Komitmen Organisasi, Kepuasan Kerja, Ganisasi dan Dukungan Organisasi Persepsian
dan Turnover di antara Teknisi Psikiatri. Jurnal Kinerja terhadap Karyawan dengan Komitmen
Psikologi Terapan, 59(5), 603-609. Organisasi sebagai Variabel Intervening. Jurnal
Analisis Manajemen, 4(1), 79-87.
Rai, R., & Tripathi, S. (2015). Studi tentang QWL dan Taurisa, CM, & Ratnawati, I. (2012). Analisis Pen garuh
pengaruhnya terhadap Prestasi Kerja. Jurnal Sains Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja terhadap
dan Teknologi Manajemen, 2(2), 33-42. Komitmen Organisasional dalam Meningkatkan
Ramadhan. (2015). Kualitas Kehidupan Kerja terha dap Kinerja Karyawan. Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Kinerja Karyawan melalui Komitmen Or ganisasi (JBE), 19(2), 170-187.
dan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Antara Tolentino, RC (2013). Komitmen Organisasi dan Prestasi
(Variabel Intervening). Jurnal Ekonomi Kerja Staf Akademik dan Administrasi. Jurnal
Pembangunan, 13(2), 198-217. Internasional Teknologi Informasi dan Manajemen
Ranihusna, D. (2010). Efek Rantai Motivasi pada Kin erja Bisnis, 15(1), 51-59.
Karyawan. Jurnal Dinamika Manajemen, 1(2),
90-103. Widodo. (2010). Efek Moderasi Kerja Cerdas pada
Rathi, N., & Rastogi, R. (2009). Menilai Hubungan antara Pengaruh Kompetensi, Penghargaan, Motivasi
Kecerdasan Emosional, Efikasi Diri Kerja dan terhadap Kinerja. Jurnal Dinamika Manajemen,
Komitmen Organisasi. Jurnal Akademi Psikologi 1(2), 125-136.
Terapan India, 35(1), 93-102. Wright, PM, Gardner, TM, Moynihan, LM, & Allen, MR
(2005). Hubungan antara Praktek SDM dan Kinerja
Raza, A. (2014). Investigasi Pengaruh Kecerdasan Perusahaan: Meneliti Urutan Penyebab. Psikologi
Emosional Terhadap Prestasi Kerja Melalui personalia, 58(2), 409-446.
Pengaruh Mediasi Organisasi

78

Anda mungkin juga menyukai