Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP

KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI PLN UNIT LAYANAN


PELANGGAN (ULP) TONDANO

Elsa Novianita Pardede


Email: elsapardede2000@gmail.com

Dr. Tellma Monna Tiwa


Email: tellmatiwa@unima.ac.id
Gloridei Lingkanbene Kapahang
Email: glorideikapahang@unima.ac.id
Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal terhadap
kepuasan kerja pada karyawan di PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Tondano. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan populasi dan sampel dalam penelitian ini yang
berjumlah 40 responden dengan menggunakan sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik
pemilihan sampel apabila semua anggota populasi dijadikan sampel. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah menggunakan kuesioner secara langsung. Teknik analisis data yang digunakan
dalam pengelolahan data yaitu regresi linear sederhana dengan menggunakan bantuan program
computer SPSS 26 (Statistical Package For Service Solution) for windows. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa Ha diterima. Nilai signifikansi yaitu 0,000 < 0,05 dan nilai korelasi ( R ) sebesar
0,643. Dari hasil tersebut dapat diperoleh ( R Square) sebesar 0,413 yang mengandung pengertian
bahwa pengaruh variabel bebas (Komunikasi Interpersonal) terhadap variabel terikat (Kepuasan
Kerja) sebesar 41,3% dan 58,7% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk dalam
penelitian ini serta belum diteliti.

Kata Kunci: Komunikasi Interpersonal, Kepuasan Kerja

Abstract - This study aims to determine the effect of interpersonal communication on job satisfaction
in employees at PLN Customer Service Unit (ULP) Tondano. This study used quantitative research
methods with the population and sample in this study amounting to 40 respondents using saturated
sampling. Saturated sampling is a sampling technique when all members of a population are sampled.
The data collection method used is to use questionnaires directly. The data analysis technique used in
data management is simple linear regression using the help of the computer program SPSS 26
(Statistical Package For Service Solution) for windows. The results of this study showed that Ha was
accepted. The significance value is 0.000 < 0.05 and the correlation value (R) is 0.643. From these
results can be obtained (R Square) of 0.413 which contains the understanding that the influence of the
independent variable (Interpersonal Communication) on the dependent variable (Job Satisfaction) is
41.3% and the remaining 58.7% is influenced by other variables that are not included in this study and
have not been studied.
Keywords: Interpersonal Communication, Job Satisfaction
I. PENDAHULUAN kerjanya menjadi tidak maksimal bahkan
A. Latar Belakang menurun dan hal ini dapat merugikan
Perkembangan organisasi saat ini perusahaan. Menurut Baliartati (2016)
semakin sulit, setiap perusahaan dituntut kepuasan kerja adalah cerminan dari
untuk mempunyai Sumber Daya Manusia perasaan atau sikap emosi positif yang
(SDM) yang berkualitas serta mampu berasal dari pengalaman kerja seseorang,
mengembangkan dan mempertahankan serta aspek- aspek yang ada di dalam
sumber daya manusia tersebut agar pekerjaanya.
memperoleh keberhasilan dalam mencapai Apabila melakukan kegagalan
tujuan perusahaan. Kunci keberhasilan dalam mengelola sumber daya manusia
perusahaan terletak pada sumber daya dapat menimbulkan gangguan dalam
manusianya, karena sumber daya manusia pencapaian tujuan perusahaan, baik dalam
menjadi faktor utama dan pengendali kinerja, profit dan kelangsungan hidup
dalam proses pengelolaan maupun perusahaan itu sendiri. Setiap individu
pencapaian tujuan organisasi. Menurut memiliki target kepuasan yang berbeda-
Dessler (2015) karyawan merupakan beda sesuai sistem nilai yang berlaku pada
makhluk sosial yang menjadi kekayaan dirinya, semakin banyak aspek-aspek
utama bagi setiap perusahaan. Mereka dalam pekerjaan, misalnya kebutuhan
menjadi perencana, pelaksana dan ekonomi, kebutuhan bersosialisasi,
pengendali yang selalu berperan aktif kebutuhan untuk berkarya, kebutuhan
dalam mewujudkan tujuan perusahaan. untuk dihargai, kebutuhan untuk status dan
Karyawan menjadi pelaku yang lain sebagainya yang sesuai dengan
menunjang tercapainya tujuan, mempunyai keinginan individu tersebut maka akan
pikiran, perasaan, dan keinginan yang semakin tinggi kepuasan kerja yang
dapat dipengaruhi sikap-sikapnya terhadap dirasakan. Sebaliknya bila karyawan
pekerjaannya. dalam suatu perusahaan tidak
Sikap itu akan menentukan prestasi mendapatkan kepuasan maka mereka akan
kerja, dedikasi, dan kecintaan terhadap cenderung mencari perusahaan lain yang
pekerjaan yang diberikan kepadanya. mampu memberikan kepuasan ataupun
Sikap yang ada pada karyawan dapat melakukan tindakan-tindakan untuk
berupa sikap positif dan sikap negatif. meminta perhatian pada perusahaan agar
Sikap negatif yang ada pada karyawan memikirkan kepuasan kerja bagi
harus dihilangkan dan sikap postif yang karyawan.
ada pada karyawan harus dipertahankan. Beberapa hasil penelitian terkait
Sikap postif yang ada pada karyawan komunikasi interpersonal dengan kepuasan
disebut juga dengan kepuasan kerja. kerja adalah peneltian yang dilakukan oleh
Spector (1997) mengungkapkan bahwa Ayuni (2018) pada karyawan PT. Djarum
kepuasan kerja adalah perasaan seseorang Kudus” dan penelitian Tobing (2022) pada
secara umum terhadap pekerjaanya karyawan PT. PLN (PERSERO) UP3
ataupun sebagai rangkaian yang saling PEMATANG SIANTAR. Penelitian ini,
berhubungan dari sikap-sikap seseorang mengungkapkan bahwa komunikasi
terhadap aspek-aspek pekerjaanya. interpersonal berhubungan dengan
Kepuasan kerja merupakan tingkat dimana kepuasan kerja. Dalam hal ini menurut
seseorang menyukai (merasa puas) atau Wood (2013) bahwa komunikasi
tidak menyukai (tidak puas) dengan interpersonal adalah komunikasi yang
pekerjaannya. Ketika karyawan menyukai dilakukan dua orang atau lebih dengan
jenis pekerjaan yang diberikan kepadanya interaksi secara tatap muka ataupun
maka hasil kerjanya akan meningkat. bermedia dan biasanya feedbacknya
Sebaliknya, apabila karyawan tidak langsung diketahui. Muhammad (2014)
menyukai pekerjaannya maka hasil mengungkapkan bahwa komunikasi
interpersonal membentuk hubungan pimpinan dengan karyawan maupun
dengan orang lain. Hal ini sejalan dengan karyawan dengan karyawan. Jika kondisi
pendapat dari Aw (2011) bahwa hubungan interpersonal baik akan
komunikasi interpersonal adalah proses menimbulkan respon-respon positif
penyampaian dan penerimaan informasi terhadap pimpinan, sikap tanggap atas
baik secara langsung maupun tidak kebutuhan-kebutuhan pribadi dan
langsung yang dilakukan oleh pengirim organisasi, kepekaan terhadap perasaan
pesan dengan penerima pesan. Komunikasi pegawai dan kesediaan untuk berbagi
langsung dilakukan tanpa melalui sebuah informasi. Hal-hal tersebut adalah
media, sedangkan komunikasi tidak prasyarat untuk komunikasi interpersonal
langsung dilakukan dengan adanya yang efektif, agar tercipta suasana kerja
perantara media tertentu. yang harmonis dan baik untuk
Hasil observasi awal yang meningkatkan semangat kerja yang akan
dilakukan oleh peneliti pada tanggal 12-13 mempengaruhi hasil pekerjaannya.
Juni 2023 di PLN ULP Tondano, diperoleh Berdasarkan uraian tersebut, maka
bahwa beberapa karyawan mengalami penelitian ini akan mengkaji lebih jauh
masalah kepuasan kerja seperti desakan mengenai komunikasi interpersonal
waktu, lokasi kerja dan medan kerja yang sebagai variabel bebas karena dari sekian
apabila cuaca buruk maka medannya pun banyak variabel bebas yang ada, variabel
berbahaya. Hal ini dapat menimbulkan komunikasi interpersonal adalah variabel
kecemasan yang kemudian mengakibatkan yang penting untuk diteliti dan didukung
kepuasan kerja yang rendah pada dengan hasil penelitian sebelumnya.
karyawan karena tuntutan pekerjaan yang Ketika karyawan memiliki komunikasi
dialami sehingga produktivitas karyawan interpersonal yang baik maka hal tersebut
juga akan menurun dan menjadi hambatan dapat meningkatkan kepuasan dalam
perusahaan untuk mencapai tujuan yang pekerjaanya. Sebaliknya ketika
telah ditetapkan. komunikasi interpersonal karyawan
PT. Perusahaan Listrik Negara dengan pimpinan atau karyawan dengan
(Persero) atau biasa disingkat menjadi karyawan tidak berjalan dengan baik,
PLN adalah sebuah badan usaha milik maka hal tersebut dapat menurunkan
negara yang menyediakan kebutuhan kepuasan dalam pekerjaanya. Hal tersebut
listrik bagi masyarakat Indonesia (PLN, yang memutuskan peneliti untuk meneliti
2020). Pertumbuhan di dunia ekonomi dan lebih lanjut mengenai “Pengaruh
industri serta perkembangan teknologi Komunikasi Interpersonal Terhadap
mendorong bertambahnya pengguna listrik Kepuasan Kerja Karyawan Di PLN
di Indonesia. Karena kebutuhan yang Unit Layanan Pelanggan (ULP)
banyak, PT. PLN penyedia kebutuhan Tondano”.
energi listrik membutuhkan karyawan
yang memiliki kinerja yang baik. B. Rumusan Masalah
Komunikasi yang lancar antar Berdasarkan latar belakang yang
karyawan dengan pihak manajemen telah diuraikan, maka masalah yang akan
merupakan alasan seseorang untuk diteliti adalah apakah ada pengaruh
menyukai jabatan maupun pekerjaannya. komunikasi interpersonal terhadap
Dalam hal ini adanya kesediaan pihak kepuasan kerja karyawan di PLN Unit
atasan untuk bersedia mendengar, Layanan Pelanggan (ULP) Tondano?
memahami dan mengakui pendapat
ataupun prestasi kerja karyawannya. Hal C. Tujuan Penelitian
ini sangat berperan dalam menimbulkan Berdasarkan rumusan masalah
rasa puas terhadap pekerjaan. Komunikasi yang telah diuraikan, maka tujuan
interpersonal merupakan jembatan antara penelitian yaitu, untuk mengetahui
pengaruh komunikasi interpersonal emosional yang menyenangkan dan
terhadap kepuasan kerja karyawan di PLN mencintai pekerjaanya.
Unit Layanan Pelanggan (ULP) Tondano. Mangkunegara (2004)
mengungkapkan bahwa kepuasan kerja
D. Manfaat Penelitian adalah perasaan yang berhubungan dengan
1) Manfaat Teoretis pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti
Bagi peneliti diharapkan dapat upah atau gaji yang diterima, kesempatan
memberikan pengembangan ilmu pada pengembangan karir, hubungan dengan
bidang psikologi industri dan organisasi pegawai lainnya, penempatan kerja,jenis
terkait dengan kualitas komunikasi pekerjaan, struktur organisasi perusahaan
interpersonal dan kepuasan kerja dan mutu pengawasan. Sedangkan
2) Manfaat Praktis perasaan yang berhubungan dengan
a. Bagi karyawan agar dapat dirinya antara lain umur, kondisi
meningkatkan hubungan kesehatan, kemampuan dan pendidikan.
komunikasi interpersonal yang Pendapat lain dikemukakan oleh
efektif sehingga mencapai tingkat Robins (2007) bahwa kepuasan kerja
kepuasan kerja yang baik. adalah sikap umum terhadap pekerjaan
b. Menjadi acuan bagi perusahaan seseorang, menunjukkan perbedaan antara
untuk meningkatkan kualitas jumlah penghargaan yang diterima pekerja
sumber daya manusia yang dimiliki dan jumlah yang mereka yakini seharusnya
c. Untuk peneliti selanjutnya, mereka terima. Kepuasan kerja adalah
penelitian ini dapat menjadi acuan sikap emosional yang menyenangkan dan
dan diharapkan dapat mencintai pekerjaanya. Sikap ini
memperdalam penelitian dicerminkan oleh moral kerja, kedisplinan
sebelumnya. dan prestasi kerja. Kepuasan kerja
dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan
dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat
II. KAJIAN PUSTAKA
disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah
A. Kepuasan Kerja
perasaan seseorang terhadap berbagai
1. Pengertian Kepuasan Kerja
aspek yang terkandung dalam pekerjaanya.
Kepuasan kerja mencerminkan
sikap seseorang terhadap pekerjaanya. Hal
2. Aspek-aspek Kepuasan Kerja
ini dapat dilihat dalam sikap positif
Menurut Spector (1997) terdapat
pegawai terhadap pekerjaan dan segala
sembilan aspek yang sangat berpengaruh
sesuatu yang dihadapi di lingkungan
terhadap kepuasan kerja seseorang.
kerjanya. Dengan demikian kepuasan kerja
Kesembilan aspek tersebut adalah:
merupakan aspek penting yang harus
a. Gaji (wages), yaitu kepuasan
dimiliki seorang oleh karyawan, mereka
terhadap gaji yang diberikan dan
dapat berinteraksi dengan lingkungan
kenaikan gaji yang diterima.
kerjanya sehingga pekerjaan dapat
b. Promosi (promotion), yaitu
dilaksanakan dengan baik dan sesuai
kepuasan untuk memperoleh
tujuan perusahaan.
kesempatan peningkatan karir atau
Menurut Spector (1997) kepuasan
promosi.
kerja dianggap sebagai suatu perasaan
c. Kepemimpinan (supervision), yaitu
seseorang secara umum terhadap
kepuasan terhadap perilaku
pekerjaanya ataupun sebagai rangkaian
pemimpin atau atasan.
yang saling berhubungan dari sikap-sikap
d. Tunjangan (fringe benefit), yaitu
seseorang terhadap aspek-aspek
kepuasan akan keuntungan atau
pekerjaanya. Kepuasan kerja adalah sikap
tunjangan yang didapatkan.
e. Penghargaan dari perusahaan 3. Faktor finansial, merupakan faktor
(contingen rewards), yaitu yang berhubungan dengan jaminan
kepuasan terhadap reward yang serta kesejahteraan pegawai yang
diberikan terhadap performa yang meliputi sistem penggajian,
baik. jaminan sosial, besarnya tunjangan,
f. Prosedur kerja (operating fasilitas yang diberikan, promosi
conditions), yaitu kepuasan dan lain-lain.
terhadap peraturan-peraturan dan 4. Faktor sosial, merupakan faktor
prosedur perusahaan. yang berhubungan dengan interaksi
g. Rekan kerja (coworkes), yaitu sosial baik antara sesama
kepuasan terhadap rekan kerja. karyawan, dengan atasanya
h. Sifat pekerjaan (Interest in work), maupun karyawan dengan
yaitu kepuasan terhadap kesesuaian karyawan yang berbeda jenis
akan jenis pekerjaan yang pekerjaanya.
dilakukan dan menimbulkan Pendapat lain dikemukakan oleh
komitmen dalam bekerja. Sutrisno (2011) bahwa ada empat faktor
i. Quality of relationship, yaitu yang menimbulkan kepuasan kerja yaitu :
kepuasan kerja terhadap hubungan 1. Kedudukan
karyawan di dalam organisasi baik Pada umumnya manusia
dengan rekan kerja,dengan atasan beranggapan bahwa seseorang
atau bawahan. yang bekerja pada pekerjaan yang
lebih tinggi akan merasa lebih puas
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi daripada mereka yang bekerja pada
Kepuasan Kerja pekerjaan yang lebih rendah. Pada
Keinginan dan motivasi seseorang beberapa penelitian menunjukkan
bersumber dari berbagai macam dorongan bahwa hal tersebut tidak selalu
baik dari dalam maupun dari luar. Agar benar, tetapi justru perubahan
lebih mengerti alasan seseorang bertindak dalam tingkat pekerjaanlah yang
dalam mencapai tujuannya terdapat banyak mempengaruhi kepuasan kerja.
faktor yang mempengaruhi perilakunya. 2. Pangkat
Semua faktor-faktor tersebut tidak Pada pekerjaan yang mendasarkan
seluruhnya mempengaruhi setiap individu perbedaan tingkat atau golongan
tetapi dapat pula hanya sebagian dan sehingga pekerjaan tersebut
intensitasnya dalam setiap individu juga memberikan kedudukan tertentu
berbda-beda. Menurut As’ad (1995), faktor pada orang yang melakukannya.
yang mempengaruhi kepuasan kerja antara Apabila ada kenaikan upah, maka
lain: sedikit banyaknya akan dianggap
1. Faktor psikologi, merupakan faktor sebagai kenaikan pangkat dan
yang berhubungan dengan kebanggaan terhadap kedudukan
kejiwaan pegawai yang meliputi yang baru itu akan mengubah
minat, ketentraman kerja, sikap perilaku dan perasaanya.
terhadap kerja dan perasaan kerja. 3. Jaminan finansial dan sosial
2. Faktor fisik, merupakan faktor Finansial dan jaminan sosial
yang berhubungan dengan fisik kebanyakan berpengaruh terhadap
lingkungan kerja dan kondisi fisik kepuasan kerja
pegawai ,meliputi jenis pekerjaan, 4. Mutu pengawasan
pengaturan waktu dan Hubungan antara karyawan dengan
perlengkapan kerja, sirkulasi udara pihak pimpinan sangat penting
dan kesehatan pegawai. artinya dalam menaikkan
produktivitas kerja. Kepuasan
dapat ditingkatkan melalui penyampaian pesan oleh satu orang serta
perhatian dan hubungan yang baik penerimaan pesan oleh orang lain atau
dari pimpinan kepada bawahaan sekelompok kecil orang, dengan berbagai
sehingga karyawan akan merasa dampaknya serta dengan peluang untuk
bahwa dirinya merupakan bagian memberikan umpan balik segera. Hal ini
yang penting dari organisasi kerja. sejalan dengan pendapat dari Wiryanto
Menurut Martoyo (2007), faktor- (2008) bahwa komunikasi interpersonal
faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah proses bertukar informasi antara
seseorang adalah : dua orang atau lebih dari suatu kelompok
1. Tingkat absensi karyawan manusia kecil dengan berbagai efek dan
2. Perputaran (turn over) tenaga kerja umpan balik.
3. Semangat keja Dari pernyataan tersebut, dapat
4. Keluhan-keluhan disimpulkan bahwa komunikasi
5. Masalah-masalah personalia interpersonal adalah proses penyampaian
lainnya dan penerimaan informasi yang
Dari pernyataan tersebut faktor- berlangsung antara dua orang atau lebih.
faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja adalah faktor 2. Tujuan Komunikasi Interpersonal
psikologis, faktor fisik, faktor Secara umum komunikasi
finansial dan faktor sosial. Menurut interpersonal bertujuan untuk
peneliti faktor-faktor tersebut menghubungkan orang-orang, memperkuat
sejalan dengan pendapat dari ikatan sosial, meningkatkan pemahaman,
Spector (1997). memecahkan masalah, memperbaiki
hubungan dan mencapai tujuan bersama.
B. Komunikasi Interpersonal Menurut Fajar (2009) tujuan komunikasi
1. Pengertian Komunikasi Interpersonal interpersonal adalah sebagai berikut:
Sebagai Langkah yang pertama a. Mengenali diri sendiri dan orang
untuk memahami karakterisktik unik dari lain
komunikasi interpersonal adalah dengan b. Mengetahui dunia luar
mengetahui makna dari interpersonal. Kata c. Menciptakan dan memelihara
ini merupakan turunan dari awalan inter hubungan menjadi bermakna
yang berarti “antara” dan kata person yang d. Mengubah sikap dan perilaku
berarti orang. Komunikasi interpersonal e. Bermain dan mencari hiburan
yang efektif dapat meningkatkan kualitas f. Membantu
hubungan yang membantu memecahkan Aw (2011) mengungkapkan bahwa
masalah yang muncul di dalamnya. tujuan komunikasi interpersonal itu
Komunikasi interpersonal pada umumnya bermacam-macam, beberapa diantaranya
merupakan proses pertukaran informasi, adalah sebagai berikut:
gagasan, perasaan dan pandangan antara a. Mengungkapkan perhatian kepada
dua orang atau lebih. orang lain
Pace (1979) mengungkapkan b. Menemukan diri sendiri
bahwa komunikasi interpersonal c. Menemukan dunia luar
merupakan proses komunikasi yang d. Membangun dan memelihara
berlangsung antara dua orang atau lebih hubungan yang harmonis
secara tatap muka dimana pengirim dapat e. Mempengaruhi sikap dan tingkah
menyampaikan pesan secara langsung dan laku
penerima pesan dapat menerima serta f. Mencari kesenangan atau sekedar
menanggapi secara langsung. menghabiskan waktu
Menurut DeVito (2007) g. Menghilangkan kerugian akibat
komunikasi interpersonal adalah salah komunikasi
h. Memberi bantuan (konseling) verbal maupun non verbal,
Dari tujuan komunikasi yang telah
diuraikan, dapat disimpulkan bahwa tujuan informasi dan bantuan nyata
komunikasi interpersonal adalah untuk
dapat mendekatkan diri dengan orang lain 4. Sikap positif (Positiveness)
yang nantinya akan mendapatkan lebih
banyak lagi informasi baru yang Sikap positif adalah sikap
diperlukan serta dapat membantu dalam
pemecahan suatu masalah. Selain itu seseorang ketika menghadapi suatu
dengan komunikasi interpersonal yang
lebih menekankan terhadap perasaan maka masalah tidak bersikap bertahan
akan meciptakan suatu hubungan yang
harmonis. namun bersedia untuk melakukan

3. Aspek-aspek Komunikasi dan menerima sesuatu untuk


Interpersonal
Menurut Devito (1997) efektivitas mengurangi masalah tersebut.
komunikasi antar pribadi dimulai dengan
lima kualitas umum yang dipertimbangkan 5. Kesetaraan (Equality)
yaitu:
1. Keterbukaan (Openness) Keseteraan adalah menganggap

Keterbukaan adalah sifat yang bahwa kedua komunikan sama-

dapat menerima masukan atau sama berharga dan saling

pendapat dari orang lain serta memerlukan.

berkenan menyampaian informasi 4.Faktor penghambat dan pendukung


komunikasi interpersonal
kepada orang lain. 1) Faktor penghambat komunikasi
interpersonal
2. Empati (Emphaty) Menurut Suranto (2011) faktor-
faktor yang menghambat
Empati adalah sikap seseorang efektivitas komunikasi
interpersonal yaitu:
yang dapat merasakan perasaan a. Kredibilitas komunikator rendah
b. Kurangnya memahami latar
orang lain dan mengenal lawan belakang sosial dan budaya
c. Kurang memahami karakteristik
bicara. komunikan
d. Prasangka buruk
3. Sikap mendukung e. Verbalitas
f. Komunikasi satu arah
(Supportiveness) g. Perbedaan Bahasa
h. Perbedaan persepsi
Sikap mendukung adalah perilaku Menurut Kristanto (2004) faktor
penghambat komunikasi dibedakan atas
sosial yang memberikan dukungan tujuh macam gangguan yaitu:
a. Gangguan teknis (sarana i. Komunikator harus bersikap ramah
komunikasi) dan tegas
b. Gangguan sematik (kesalahan 2. Faktor pendukung dilihat dari
bahasa yang digunkan) sudut pandang komunikan
c. Gangguan psikologis (keadaan a. Komunikan yang cakap akan
dalam diri komunikator maupun mudah menerima dan mencerna
komunikan) materi yang diberikan komunikator
d. Gangguan fisik (kondisi geografis b. Komunikan yang mempunyai
dan kondisi pelaku komunikasi) pengetahuan yang luas akan cepat
e. Gangguan status (perbedaan status menerima pesan informasi yang
antara komunikator dengan diberikan komunikator
komunikan) c. Komunikan harus bersikap ramah,
f. Gangguan kerangka berpikir supel dan pandai bergaul agar
(perbedaan tanggapan antara tercipta proses komunikasi yang
komunikator dengan komunikan) lancar
g. Gangguan budaya (perbedaan d. Komunikan harus memahami
norma, kebiasaan, adat istiadat dan dengan siapa berbicara
nilai-nilai yang diyakini) e. Komunikan bersikap bersahabat
Dari beberapa pendapat diatas, dengan komunikator
dapat disimpulkan bahwa faktor 3. Faktor pendukung dilihat dari
penghambat komunikasi interpersonal sudut pesan
tidak hanya terletak pada kurangnya a. Pesan dirancang dan disampaikan
kemampuan komunikator dalam sedemikian rupa sehingga
menyampaikan pesan atau keterbatasan menumbuhkan perhatian
komunikan dalam menerima serta komunikan
mengartikan pesan yang disampaikan oleh b. Lambang-lambang yang digunakan
komunikator. Akan tetapi masih banyak harus dipahami oleh kedua belah
hal yang dapat menghambat seperti pihak.
perbedaan bahasa, kurangnya pemahaman c. Pesan-pesan disampaikan secara
mengenai latar belakang sosial dan budaya jelas dan sesuai kondisi.
masing-masing pihak serta penggunaan d. Pesan tidak menimbulkan
sarana atau media komunikasi yang tidak penafsiran yang berlainan
sesuai juga dapat menghambat kelancaran e. Menyediakan informasi yang dapat
dalam komunikasi interpersonal. membantu komunikan.
2) Faktor pendukung komunikasi Faktor pendukung keberhasilan
interpersonal komunikasi interpersonal menurut
Menurut Aw (2011) faktor Hardjana (2003) yaitu:
pendukung komunikasi interpersonal 1) Kecakapan sosial
adalah dibedakan menjadi 3 yaitu: Kecakapan ini meliputi:
1. Faktor pendukung dilihat dari a. Empati (emphaty
sudut komunikator b. Perspketif sosial (social
a. Kredibilitas perspective.
b. Daya tarik c. Kepekaan (sensitivity
c. Kemampuan intelektual d. Pengetahuan akan situasi pada
d. Integritas waktu berkomunikasi
e. Keterpercayaan 2) Memonitor diri (self-monitoring),
f. Kepekaan Kecakapan behavioral
g. Kematangan tingkat emosional, Kecakapan behavioral adalah
h. Berorientasi pada kondisi kecakapan pada tingkat perilaku.
psikologis komunikan Kecakapan behavioral meliputi:
a. Keterlibatan interaktif (interactive Struktur Organisasi Perusahaan Listrik
involment) Negara adalah :
b. Manajemen interaksi (interaction a. Kantor Pusat PLN: Kantor Pusat
management adalah organisasi PLN tingkat
c. Keluwesan perilaku (behavioral pusat di mana merupakan pusat
flexibility dari penyelenggara bisnis PLN di
d. Mendengarkan (listening), seluruh Indonesia. Pada kantor
e. Kecemasan komunikasi pusat terdapat beberapa
(communication anxiety), departemen dan divisi-divisi yang
Dari beberapa pendapat tersebut, menunjang dalam proses bisnis
dapat disimpulkan bahwa keberhasilan PLN.
suatu komunikasi sangat terpengaruh dari b. Kantor Pusat PLN: Kantor Pusat
kemampuan seorang komunikator dalam adalah organisasi PLN tingkat
menyampaikan pesan serta kemampuan pusat di mana merupakan pusat
komunikator dalam melihat situasi serta dari penyelenggara bisnis PLN di
kondisi komunikan. seluruh Indonesia. Pada kantor
Komunikan juga harus mempunyai pusat terdapat beberapa
pengetahuan yang luas sehingga dapat departemen dan divisi-divisi yang
mengartikan pesan yang disampaikan oleh menunjang dalam proses bisnis
komunikator. Masing-masing pihak yang PLN
terlibat komunikasi juga harus mempunyai c. Unit Pelaksana: Unit Pelaksana
kecakapan sosial serta kecakapan adalah unit di bawah unit induk
behavioral. Dan yang tidak kalah penting atau pusat-pusat sebagai
adalah pesan yang disampaikan harus pembagian wilayah pelayanan PLN
jelas, mudah dimengerti dan tidak ke dalam ruang lingkup yang lebih
menimbulkan salah penafsiran. kecil agar pelayanan PLN bisa
lebih terfokus dan langsung
C. Perusahaan Listrik Negara menyentuh pada masyarakat,
1. Pengertian Perusahaan Listrik contohnya adalah Unit Pelaksana
Negara Pelayanan Pelanggan (UP3) yaitu
PT Perusahaan Listrik Negara unit pelaksana di bawah unit induk
(Persero) atau biasa disingkat menjadi distribusi, atau Unit Pelaksana
PLN, adalah sebuah badan usaha milik Transmisi (UPT) yaitu unit
negara Indonesia yang bergerak di bidang pelaksana di bawah unit induk
ketenagalistrikan. PLN merupakan salah transmisi, contoh lain adalah Unit
satu perusahaan penjual jasa listrik di Pelaksana Pendidikan dan Latihan
Indonesia. Dalam pelayanan (UPDL) yaitu unit pelaksana di
pendistribusian kelistrikan PLN membagi- bawah PLN PUSDIKLAT. Unit
bagi fungsi unit induknya ke dalam Pelaksana dipimpin oleh seorang
beberapa unit induk berdasarkan pada Manager Unit Pelaksana.
sistem tenaga listrik yaitu pembangkitan, d. Unit Layanan: Unit Layanan adalah
transmisi, dan distribusi. unit di bawah unit pelaksana
Selain itu ada juga unit induk atau dengan ruang lingkup pembagian
pusat-pusat lain sebagai penunjang dari wilayah unit pelaksana,
berlangsungnya perusahaan. Karena misalnya dalam satu unit pelaksana
luasnya cakupan wilayah kerja PLN, maka terdapat beberapa unit layanan.
PLN memiliki unit-unit di seluruh wilayah Tetapi tidak semua unit pelaksana
Indonesia yang mempunyai fungsi masing- di PLN mempunyai unit layanan,
masing sesuai dengan unit induknya. tergantung pada jumlah pelanggan
dan area pelayanan unit pelaksana
PLN, contoh unit layanan
pelanggan (ULP) adalah unit D. Penelitian Terdahulu
layanan di bawah UP3. 1. Hasil Penelitian dari Putri Ayuni
(2018)
2. Unit Layanan Pelanggan (ULP) Penelitian dari Putri Ayuni (2018)
Tondano yang berjudul “Komuikasi Interpersonal
Unit Layanan adalah unit di bawah Dan Kepuasan Kerja Pada Karyawan
unit pelaksana dengan ruang lingkup PT.Djarum Kudus”. Penelitian ini
pembagian dari wilayah unit pelaksana, bertujuan untuk mengetahui bagaimana
misalnya dalam satu unit pelaksana hubungan antara komunikasi interpersonal
terdapat beberapa unit layanan. Tetapi dan kepuasan kerja pada karyawan PT.
tidak semua unit pelaksana di PLN Djarum di Kudus. Penelitian ini
mempunyai unit layanan, tergantung pada menggunakan pendekatan kuantitatif
jumlah pelanggan dan area pelayanan unit dengan skala likert. Hipotesis yang
pelaksana PLN, contoh unit layanan diajukan dalam penelitian ini adalah ada
pelanggan (ULP) adalah unit layanan di korelasi positif antara komunikasi
bawah UP3. interpersonal dan kepuasan kerja pada
Di Sulawesi Utara terdapat karyawan public affairs PT. Djarum di
beberapa Unit Layanan salah satunya Kudus. Pengumpulan data penelitian
adalah Unit Layanan Pelanggan (ULP) dilakukan dengan menggunakan Skala
Tondano dibawah naungan UP3 Manado. Kepuasan Kerja yang mengacu pada
PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) aspek-aspek dari teori Spector (1997) dan
Tondano memiliki struktur jabatan yaitu Skala Komunikasi Interpersonal yang
dimulai dari manajer, supervisor teknik, dimodifikasi dari skala yang disusun oleh
supervisor pelayanan pelanggan dan Purnomo (2015) berdasarkan teori dari
administrasi, supervisor transaksi energi Devito (1995). Hasil penelitian
serta pejabat pelaksana K3L. Dan terdapat menunjukkan ada hubungan antara
juga petugas lapangan seperti, yantek, unit komunikasi interpersonal dan kepuasan
layanan cepat (ULC), pemeliharaan kerja pada karyawan PT. Djarum di Kudus
(HAR), rabas yang bertugas untuk (r = 0.294 , p = 0.030 , p < 0.05). Hal
pemangkasan pohon yang mengenai tersebut menunjukkan bahwa semakin
jaringan listrik, bilment yang bertugas tinggi komunikasi interpersonal karyawan,
untuk pencatatan meter dan penagihan maka semakin tinggi kepuasan kerjanya.
serta Walian Jaya Sejati (WJS) yang
bertugas untuk pemasangan meter baru 2. Hasil Penelitian Suci Sakinah
dan migrasi mulai dari pasca bayar – pra Lumban Tobing (2022)
bayar). Penelitian Suci Sakinah Lumban
Dan untuk pembagian waktu kerja Tobing (2022) yang berjudul “Hubungan
di PLN ULP Tondano meliputi dua bagian. Komunikasi Interpersonal Dengan
Untuk bagian operasi dilakukan dengan Kepuasan Kerja Karyawan PT.PLN
tiga shift dalam sehari, sedangkan untuk (PERSERO) UP3 PEMATANG
bagian administrasi dan pemeliharaan SIANTAR. Variabel terikat dalam
waktu kerjanya normal delapan jam sehari penelitian ini adalah Kepuasan Kerja dan
mulai jam 07.30 Wita sampai dengan jam variabel bebas adalah Komunikasi
16.00 Wita. Pembagian shif kerja untuk Interpersonal.Alat ukur yang digunakan
bagian operasi di PLN ULP Tondano adalah Skala Komunikasi Interpersonal
dibagi menjadi shift A dengan jam kerja dan skala Kepuasan Kerja dengan
dimulai dari jam 08.00 – 16.00 Wita, shift menggunakan Skala Likert .
B dari jam 16.00-24.00 Wita dan shift C Hasil penelitian ini menunjukkan
dimulai dari jam 24.00-08.00 Wita. adanya korelasi rxy = 0,448 dengan p =
0,000 (p<0,05) hal ini berarti ada korelasi alat uji penghitungan, berkaitan dengan
positif yang signifikan antara Komunikasi masalah yang diteliti untuk menghasilkan
Interpersonal dengan Kepuasan Kerja. Hal suatu kesimpulan.
ini berarti semakin baik komunikasi Penelitian ini menggunakan
interpersonal maka semakin inggi pendekatan kuantitatif dengan jenis
kepuasan kerja dan sebaliknya. penelitian asosiatif kausal dengan
menggunakan kuesioner dan survey.
E. Kerangka Berpikir Sugiyono (2016), mengungkapkan bahwa
Berikut adalah kerangka pemikiran asosiatif kausal adalah penelitian yang
dalam penelitian ini yang membahas dua bertujuan untuk menyatakan hubungan
variabel,yang terdiri dari variabel bebas antara dua variabel atau lebih.
Komunikasi Interpersonal (X) dan variabel Alasan dipilihnya jenis penelitian
terikat Kepuasan Kerja (Y). ini, karena peneliti ingin mengetahui
pengaruh antara komunikasi interpersonal
terhadap kepuasan kerja pada karyawan
PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP)
X Y Tondano. Penelitian ini terdiri dari dua
variable yaitu variabel bebas (X) yaitu
Gambar 2. komunikasi interpersonal dan variabel
1 Kerangka Berpikir terikat (Y) yaitu kepuasan kerja.
Keterangan
B. Tempat dan Waktu Penelitian
X : Komunikasi Interpersonal Tempat penelitian dilaksanakan di
PT. PLN ULP Tondano yang berada di
Y : Kepuasan Kerja Ranowangko, Kecamatan Tondano Timur,
Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.
F. Hipotesis Penelitian ini berlangsung setelah
Hipotesis merupakan jawaban melaksanakan ujian seminar proposal dan
sementara dari rumusan masalah peneliti setelah mendapat surat izin penelitian yaitu
(Notoatmodjo,2018). Berdasarkan bulan Maret 2023 sampai dengan Juni
pernyataan tersebut, berikut adalah 2023.
hipotesis dalam penelitian ini : C. Populasi dan Sampel
Ha : Ada pengaruh komunikasi 1. Populasi
interpersonal terhadap kepuasan kerja Morissan (2012) mengungkapkan
karyawan di PLN Unit Layanan Pelanggan bahwa populasi adalah kumpulan variabel,
(ULP) Tondano subjek, konsep, ataupun fenomena.
Ho : Tidak ada pengaruh komunikasi Peneliti bisa meneliti setiap anggota
interpersonal terhadap kepuasan kerja populasi demi mengetahui sifat populasi
karyawan Di PLN Unit Layanan yang bersangkutan. Adapun populasi pada
Pelanggan (ULP) Tondano penelitian ini berjumlah 40 orang
karyawan yang bekerja di PLN Unit
III. METODE PENELITIAN Layanan Pelanggan (ULP) Tondano
A.Jenis Penelitian berdasarkan data bagian SDM PLN ULP
Penelitian ini menggunakan Tondano pada Juni 2023.
pendekatan penelitian kuantitatif. Menurut 2. Sampel
Sugiyono (2018) data kuantitatif Teknik pengambilan sampel dalam
merupakan metode penelitian yang penelitian ini menggunakan teknik
berlandaskan positivistic (data konkrit), sampling jenuh, dimana semua populasi
data penelitian berupa angka-angka yang dalam penelitian ini dijadikan sampel.
akan diukur menggunakan statistik sebagai Menurut Sugiyono (2019) sampel jenuh
adalah teknik pemilihan sampel apabila Komunikasi interpersonal adalah
semua anggota populasi dijadikan sampel. proses penyampaian dan
Sampel dalam penelitian ini adalah penerimaan informasi yang
karyawan di PLN Unit Layanan Pelanggan berlangsung antara dua orang atau
(ULP) Tondano, Kecamatan Tondano lebih. Aspek-aspek komunikasi
Timur, Kabupaten Minahasa, Sulawesi interpersonal dikemukakan oleh
Utara yang berjumlah 40 orang. Dengan Devito (1997) yaitu:
sebaran data dapat dilihat pada tabel 3.1, 1. Keterbukaan (Openness)
tabel 3.2 dan tabel 3.3 2. Empati (Emphaty)
3. Sikap mendukung (Supportiveness)
4. Sikap positif (Positiveness)
5. Kesetaraan (Equality)

b. Defenisi Operasional Variabel Y


Kepuasan kerja adalah perasaan
seseorang terhadap berbagai aspek yang
terkandung dalam pekerjaanya. Terdapat
Tabel 3. 1 Jenis Kelamin Responden sembilan aspek yang sangat berpengaruh
Cumulative terhadap kepuasan kerja seseorang
Frequency Percent Valid Percent Percent menurut Spector (1997). Kesembilan
Valid LAKI-LAKI 33 71.7 82.5 82.5 aspek tersebut adalah :
PEREMPUAN 7 15.2 17.5 100.0 1. Gaji (wages)
Total 40 87.0 100.0
2. Promosi(promotion)
Missing System 6 13.0
3. Kepemimpinan (supervision)
Total 46 100.0
4. Tunjangan (fringe benefit)
Tabel 3. 2 Umur Responden 5. Penghargaan dari perusahaan
Cumulative (contingen rewards)
Frequency Percent Valid Percent Percent
6. Prosedur kerja (operating
Valid 15-20 6 13.0 15.0 15.0
21-25 13 28.3 32.5 47.5
conditions)
26-30 5 10.9 12.5 60.0 7. Rekan kerja (coworkes)
31-35 7 15.2 17.5 77.5
8. Sifat pekerjaan (Interest in work)
36-40 2 4.3 5.0 82.5
41-50 4 8.7 10.0 92.5
9. Quality of relationship
51-55 3 6.5 7.5 100.0
Total 40 87.0 100.0
E. Teknik Pengumpulan Data
Missing System 6 13.0
Total 46 100.0
Instrumen penelitian adalah berupa
tes yang bersifat mengukur, karena berisi
tentang pertanyaan dan pernyataan yang
Cumulative
alternatif jawabannya memiliki standard
Frequency Percent Valid Percent Percent jawaban tertentu benar salah maupun skala
Valid < 5 TAHUN 28 60.9 70.0 70.0 jawaban. Instrumen yang berisi jawaban
> 5 TAHUN 12 26.1 30.0 100.0
skala, berupa pertanyaan atau pernyataan
Total 40 87.0 100.0
Missing System 6 13.0
yang jawabannya berbentuk skala
Total 46 100.0 deskriptif ataupun skala garis
( Sukmadinata, 2010).
a. Skala Komunikasi Interpersonal
Tabel 3. 3 Masa Kerja Responden Alat pengukuran Komunikasi
Interpersonal ini menggunakan skala yang
terdiri dari favourable dan unfavourable.
D. Defenisi Operasional Penelitian
a. Defenisi Operasional Variabel X
Tabel 3. 4 Blue Print Skala Komunikasi Untuk mengukur persepsi responden
Interpersonal dalam penelitian ini digunakan skala
Likert. Menurut Sugiyono (2018) Skala
Likert yaitu skala yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial.

Tabel 3. 6 Kategori Jawaban

Kategori Favorable Unfavorable


Jawaban
Sangat Setuju 4 1
(SS)
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju 2 3
(TS)
Sangat Tidak 1 4
Setuju (STS)
F. Teknik Analisis Data
1.Validitas
Sugiyono (2018) menyatakan uji
validitas merupakan persamaan data yang
b. Skala Kepuasan Kerja dilaporkan oleh peneliti dengan data yang
Alat pengukuran Komunikasi diperoleh langsung yang terjadi pada
Interpersonal ini menggunakan subyek penelitian. Uji validitas digunakan
skala yang terdiri dari favourable untuk mengukur valid atau setidaknya
dan unfavourable. suatu kuesioner. Untuk menguji validitas
setiap item pernyataan dengan
Tabel 3. 5 Blue Print Skala Kepuasan mengkorelasikan skor item dengan skor
Kerja total dengan menggunakan teknik korelasi
product moment dengan bantuan program
komputer SPSS 26 (Statistical Package
For Service Solution).
Setiap item dianalisis dengan cara
membandingkan r hitung dengan r tabel
dengan metode Kolmogorov-Smirnov.
Dengan jumlah sampel 40 responden,
maka r tabel yang digunakan adalah . Jika
r hitung lebih besar dari r tabel maka
dinyatakan valid sedangkan jika r hitung
lebih kecil dari r tabel dinyatakan tidak
valid.
Tabel 3. 7 Hasil Uji Validitas No r Tabel r Hitung Keterangan
Item
Komunikasi Interpersonal
23 0,3120 0,479 VALID
No r Tabel r Hitung Keterangan
24 0,3120 0,582 VALID
Item
1 0,3120 0,474 VALID 25 0,3120 0,546 VALID
2 0,3120 0,483 VALID 26 0,3120 0,572 VALID
3 0,3120 0,536 VALID 27 0,3120 0,272 TIDAK
VALID
4 0,3120 0,504 VALID 28 0,3120 0,034 TIDAK
VALID
5 0,3120 0,533 VALID
29 0,3120 0,539 VALID
6 0,3120 0,356 VALID
30 0,3120 0,712 VALID
7 0,3120 0,332 VALID
31 0,3120 0,755 VALID
8 0,3120 0,446 VALID
32 0,3120 0,416 VALID
9 0,3120 0,247 TIDAK
33 0,3120 0,405 VALID
VALID
10 0,3120 0,543 VALID 34 0,3120 0,613 VALID
11 0,3120 0,686 VALID
Berdasarkan hasil uji validitas pada
tabel 3.7, variabel komunikasi
12 0,3120 0,423 VALID
interpersonal yang terdiri dari 34 item
terdapat 30 item yang memenuhi kriteria
13 0,3120 0,566 VALID
atau valid sedangkan untuk item yang
14 0,3120 0,673 VALID tidak valid ada 4 item pernyataan, yaitu
item 9, 22, 27 dan 28. Maka hanya ada 30
15 0,3120 0,693 VALID item pertanyaan yang dapat digunakan
dalam penelitian ini.
16 0,3120 0,636 VALID
Tabel 3. 8 Hasil Uji Validitas Kepuasan
17 0,3120 0,622 VALID Kerja
18 0,3120 0,592 VALID No r Tabel r Hitung Keterangan
Item
19 0,3120 0,630 VALID
1 0,3120 0,376 VALID
20 0,3120 0,403 VALID 2 0,3120 0,423 VALID
3 0,3120 0,580 VALID
21 0,3120 0,466 VALID 4 0,3120 0,516 VALID
5 0,3120 0,117 TIDAK
22 0,3120 0,283 TIDAK VALID
VALID 6 0,3120 0,505 VALID
7 0,3120 0,555 VALID
No r Tabel r Hitung Keterangan No r Tabel r Hitung Keterangan
Item Item
8 0,3120 0,579 VALID 48 0,3120 0,488 VALID
9 0,3120 0,501 VALID 49 0,3120 0,579 VALID
10 0,3120 0,611 VALID 50 0,3120 0,511 VALID
11 0,3120 0,604 VALID 51 0,3120 0,560 VALID
12 0,3120 0,433 VALID 52 0,3120 0,665 VALID
13 0,3120 0,358 VALID 53 0,3120 0,425 VALID
14 0,3120 0,623 VALID 54 0,3120 0,073 TIDAK
15 0,3120 0,493 VALID VALID
16 0,3120 0,535 VALID 55 0,3120 0,454 VALID
17 0,3120 0,455 VALID 56 0,3120 0,446 VALID
18 0,3120 0,495 VALID 57 0,3120 0,527 VALID
19 0,3120 0,602 VALID 58 0,3120 0,042 TIDAK
20 0,3120 0,653 VALID VALID
59 0,3120 0,621 VALID
21 0,3120 0,567 VALID
60 0,3120 0,517 VALID
22 0,3120 0,724 VALID
61 0,3120 0,544 VALID
23 0,3120 0,558 VALID
62 0,3120 0,560 VALID
24 0,3120 0,653 VALID
63 0,3120 0,513 VALID
25 0,3120 0,208 TIDAK
VALID 64 0,3120 0,523 VALID
26 0,3120 0,395 VALID 65 0,3120 0,595 VALID
27 0,3120 0,518 VALID 66 0,3120 0,585 VALID
28 0,3120 0,464 VALID 67 0,3120 0,483 VALID
29 0,3120 0,123 TIDAK 68 0,3120 0,395 VALID
VALID 69 0,3120 0,429 VALID
30 0,3120 0,587 VALID Berdasarkan hasil uji validitas pada
31 0,3120 0,396 VALID tabel diatas, variabel kepuasan kerja yang
32 0,3120 0,552 VALID terdiri dari 69 item terdapat 63 item yang
33 0,3120 0,373 VALID memenuhi kriteria atau valid sedangkan
untuk item yang tidak valid ada 6 item
34 0,3120 0,683 VALID pernyataan yaitu,item 5, 25, 29, 44, 54 dan
35 0,3120 0,315 VALID 58. Maka hanya ada 63 item pertanyaan
36 0,3120 0,491 VALID yang dapat digunakan dalam penelitian ini.
37 0,3120 0,643 VALID
38 0,3120 0,567 VALID 2. Uji Reliabilitas
39 0,3120 0,629 VALID Uji reliabilitas adalah sejauh mana
40 0,3120 0,746 VALID pengukuran dengan menggunakan objek
yang sama, akan menghasilkan data yang
41 0,3120 0,497 VALID
sama (Sugiyono,2017). Uji reliabilitas ini
42 0,3120 0,565 VALID dilakukan pada responden sebanyak 40
43 0,3120 0,631 VALID karyawan di PLN ULP Tondano.
44 0,3120 0,181 TIDAK Pengujian reliabilitas ini dibantu dengan
VALID menggunakan program computer SPSS 26
45 0,3120 0,443 VALID (Statistical Package For Service Solution)
46 0,3120 0,666 VALID dengan kriteria berikut:
47 0,3120 0,588 VALID
1. Jika r-alpha positif dan lebih besar Ada dua macam uji asumsi yang dilakukan
dari r-tabel maka pernyataan dalam penelitian ini, yaitu:
tersebut reliabel.
2. Jika r-alpha negatif dan lebih kecil a.Uji Normalitas
dari r-tabel maka pernyataan Uji normalitas bertujuan untuk
tersebut tidak reliabel. mengetahui apakah data berdistribusi
a. Jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,6 secara normal atau tidak. Uji normalitas
(60%) maka reliable dilakukan dengan menggunakan uji sampel
b. Jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,6 Kolmogorov -Smirnov. Apabila signifikan
(60%) maka tidak reliable (sig) lebih besar atau sama dengan 0,05
maka dinyatakan normal dan jika nilai
Tabel 3. 9 Hasil Uji Reliabilitas signifikan lebih kecil dari 0,05 maka
Komunikasi Interpersonal sebaran dikategorikan tidak normal.

Reliability Statistics b.Uji Linearitas


Cronbach's Uji linearitas bertujuan untuk
Alpha N of Items
.916 30 mengetahui apakah dua variabel atau lebih
yang diuji mempunyai hubungan yang
Berdasarkan tabel 3.9 diketahui linear atau tidak secara signifikan. Uji ini
bahwa hasil Cronbach’s Alpha biasanya digunakan sebagai persyarat
sebesar 0,916. Angka ini lebih dalam analisis kolerasi atau regresi linear.
besar dari nilai koefisien Alpha 0,6 Jika nilai probabilitas > 0,05 maka
sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variable (X) dengan (Y)
variabel komunikasi interpersonal adalah linear. Jika nilai probabilitas < 0,05
dalam penelitian ini adalah reliabel. maka hubungan antara variable (X) dengan
(Y) adalah tidak linear. Analisis regresi
Tabel 3. 10 Hasil Uji Reliabilitas pada penelitian ini menggunakan bantuan
Kepuasan Kerja program computer SPPS 26 (Statistical
Package For Service Solution).
Reliability Statistics 2.Analisis Data
Cronbach's Dalam penelitian ini, metode
Alpha N of Items analisis yang digunakan untuk mengetahui
.954 63
pengaruh komunikasi interpersonal
terhadap kepuasan kerja karyawan adalah
Berdasarkan tabel 3.10 diketahui dengan menggunakan analisis statistik.
bahwa hasil Cronbach’s Alpha sebesar Untuk mencari pengaruh antar variabel
0,954. Angka ini lebih besar dari nilai yang diteliti maka digunakan analisis
koefisien Alpha 0,6 sehingga dapat regresi sederhana. Untuk kepentingan
disimpulkan bahwa variabel kepuasan analisis statistik dalam penelitian ini
kerja dalam penelitian ini adalah reliabel. digunakan komputer SPSS 26 (Statistical
Package For Service Solution).
G. Metode Analisis Data
1.Uji Asumsi Klasik
Tahapan pertama pelaksanaan
IV. HASIL PENELITIAN DAN
analisis pada penelitian ini melalui uji PEMBAHASAN
asumsi klasik. Uji asumsi klasik ini A. Hasil Analisis Data
merupakan persyaratan yang dilakukan 1. Deskripsi Objek
sebelum melakukan analisis lebih lanjut Unit Layanan Pelanggan (ULP)
terhadap data yang telah dikumpulkan. Tondano dibawah naungan UP3 Manado.
PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP)
Tondano memiliki struktur jabatan yaitu
dimulai dari manajer, supervisor KOMUNIKAS 40 81 119 95.9 9.024
teknik ,supervisor pelayanan pelanggan
I 0
dan administrasi, supervisor transaksi
INTERPERS
energi serta pejabat pelaksana K3L. Dan
terdapat juga petugas lapangan seperti, ONAL
yantek, unit layanan cepat (ULC), KEPUASAN 40 180 250 200. 17.992
pemeliharaan (HAR), rabas yang bertugas KERJA 35
untuk pemangkasan pohon yang mengenai Valid N 40
jaringan listrik, bilment yang bertugas
(listwise)
untuk pencatatan meter dan penagihan
Berdasarkan tabel 4.1 dapat
serta Walian Jaya Sejati (WJS) yang
disimpulkan bahwa subjek penelitian ada
bertugas untuk pemasangan meter baru
40 orang karyawan PLN ULP Tondano.
dan migrasi mulai dari pasca bayar – pra
Untuk skor terendah komunikasi
bayar).
interpersonal adalah 81 dan skor tertinggi
adalah 119. Sedangkan untuk kepuasan
2. Deskripsi Subjek Penelitian
kerja untuk nilai terendah adalah 180 dan
Penelitian ini dilakukan pada
skor tertinggi adalah 250. Adapun mean
tanggal 09, 12 dan 13 Juni 2023 dengan
(rata-rata) untuk komunikasi interpersonal
menyebarkan kuesioner secara langsung
adalah 95,90 sedangkan untuk kepuasan
yang melibatkan 40 orang karyawan PLN
kerja adalah 200,35. Untuk Std Deviation
ULP Tondano.
komunikasi interpersonal adalah 9,024
sedangkan kepuasan kerja 17,992.
B. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan
suatu metode analisis statistik yang
bertujuan untuk memberikan deskripsi atau
gambaran mengenai subjek penelitian
berdasarkan data variabel yang diperoleh
dari kelompok subjek tertentu. Analisis
deskriptif dapat ditampilkan dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi, tabel histogram,
nilai mean, nilai standar deviasi dan lain.
C. Hasil Uji Asumsi Klasik
Manfaat yang diperoleh dari
1. Uji Normalitas
penggunaan analisis deskriptif adalah
mendapatkan gambaran lengkap dari data
Tabel 4. 2 Uji Normalitas Komunikasi
baik dalam bentuk verbal atau numerik
Interpersonal dan Kepuasan Kerja
yang berhubungan dengan data yang kita
teliti. Hasil statistik deskriptif variabel
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Komunikasi Interpersonal dan Kepuasan
Kerja adalah sebagai berikut: Unstandardize
d Residual
Tabel 4. 1 Hasil Uji Statistik Deskriptif N 40
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Descriptive Statistics Std. Deviation 13.77958839
Most Extreme Differences Absolute .124
Std.
Positive .124
Mini Maxi Mea Deviati Negative -.074
N mum mum n on Test Statistic .124
Asymp. Sig. (2-tailed) .125c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data. berpengaruh terhadap kepuasan kerja atau
c. Lilliefors Significance Correction. tidak.
Berdasarkan hasil uji normalitas
tersebut variabel komunikasi interpersonal Tabel 4. 3 Hasil Uji Determinasi
dan kepuasan kerja memiliki nilai
signifikansi 0,125 > 0,05 artinya data Model Summaryb
dalam penelitian ini berdistribusi normal. R Adjusted R Std. Error of
Model R Square Square the Estimate
2. Uji Linearitas
1 .643a .413 .398 13.960

Tabel 4.3 Hasil Uji Linearitas a. Predictors: (Constant), KOMUNIKASI


INTERPERSONAL
ANOVA Table b. Dependent Variable: KEPUASAN KERJA
Sum Mea
of n
Squ Squ Sig Dari tabel 4.4 dapat diketahui
ares df are F . besarnya nilai korelasi atau hubungan ( R )
KEPU Betw (Combin 1014 25 405. 2.2 .05
ASAN een ed) 7.43 897 94 4 yaitu sebesar 0,643. Dari output tersebut
KERJ Grou 3 dapat diperoleh ( R Square) sebesar 0,413
A* ps Linearity 5219 1 521 29. .00 yang mengandung pengertian bahwa
KOM .895 9.89 49 0
UNIK 5 5
pengaruh variabel bebas (Komunikasi
ASI Deviatio 4927 24 205. 1.1 .39 Interpersonal) berpengaruh terhadap
INTE n from .539 314 60 6 variabel terikat (Kepuasan Kerja) sebesar
RPER Linearity
SONA 41,3% dan 58,7% sisanya dipengaruhi oleh
Within Groups 2477 14 176.
L .667 976 variabel lain yang tidak masuk dalam
Total 1262 39 penelitian ini serta belum diteliti.
5.10
0

Berdasarkan tabel 4.3 dapat


diambil kesimpulan dalam uji linearitas
dapat dilihat dari nilai signifikansi. Dari
hasil tersebut, diperoleh nilai signifikansi Tabel 4. 4 Hasil Uji Regresi Sederhana
= 0,396 dimana nilai tersebut lebih >
0,005, maka dapat disimpulkan bahwa Coefficientsa
antara variabel komunikasi interpersonal Stand
dan kepuasan kerja terdapat hubungan ardize
yang linear. Dari hasil uji linearitas Unstandardiz d
ed Coeffi
tersebut dapat disimpulkan bahwa asumsi Coefficients cients
linearitas dalam penelitian ini telah Std.
memenuhi syarat untuk dinalisis lebih Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 77.39 23.85 3.24 .002
lanjut. 8 9 4
KOMUNIKA 1.282 .248 .643 5.17 .000
3. Pengujian Hipotesis SI 6
INTERPER
Pengujian yang dilakukan dalam SONAL
penelitian ini menggunakan teknik analisis a. Dependent Variable: KEPUASAN KERJA
regresi sederhana. Untuk kepentingan
analisis dalam penelitian ini digunakan
komputer SPSS 26 (Statistical Package Berdasarkan tabel 4.6 dapat
For Service Solution) untuk mengetahui diketahui nilai constant (a) sebesar 77,398
apakah komunikasi interpersonal sedangkan nilai trust (b/koefisien regresi)
sebesar 1,282 sehingga persamaan dan penelitian Tobing (2022) pada
regresinya dapat ditulis : karyawan PT. PLN (PERSERO) UP3
Y = a + Bx PEMATANG SIANTAR yang
Keterangan: mengungkapkan bahwa komunikasi
Y = Variabel dependen ( Kepuasan interpersonal berhubungan dengan
Kerja) kepuasan kerja. Dalam hal ini DeVito
a = Harga y bila X = 0 (constant) (2007) mengungkapkan bahwa komunikasi
b = Koefisien regresi yang interpersonal adalah penyampaian pesan
mengukur besarnya pengaruh X terhadap oleh satu orang serta penerimaan pesan
Y oleh orang lain atau sekelompok kecil
X = Variabel independen orang, dengan berbagai dampaknya serta
( Komunikasi Interpersonal) dengan peluang untuk memberikan umpan
Maka persamaan regresi balik segera. Komunikasi yang baik antar
linear sederhana pada penelitian ini dapat karyawan dengan pihak manajemen
dirumuskan sebagai berikut : merupakan alasan seseorang menyukai
(Y = 77,398 + 1,282X) pekerjaanya. Hal ini sangat berperan dalam
Persamaan tersebut dapat menimbulkan rasa puas terhadap
diartikan bahwa setiap penambahan satu pekerjaan. Setiap individu memiliki target
skor atau nilai komunikasi interpersonal kepuasan yang berbeda sesuai sistem nilai
maka skor akan meningkat sebesar 1,282. yang berlaku pada dirinya. Semakin
banyak aspek-aspek dalam pekerjaan
D. Pembahasan misalnya kebutuhan ekonomi, kebutuhan
Penelitian ini bertujuan untuk bersosialisasi, kebutuhan untuk berkarya,
mengetahui apakah ada pengaruh kebutuhan untuk dihargai, kebutuhan
komunikasi interpersonal terhadap untuk status dan lain sebagainya yang
kepuasan kerja pada karyawan di PLN sesuai dengan keinginan individu tersebut
Unit Layanan Pelanggan (ULP) Tondano. maka akan semakin tinggi kepuasan kerja
Setelah dilakukannya uji hipotesis regresi yang dirasakan. Spector (1997)
linear sederhana terdapat pengaruh postif mengungkapkan bahwa kepuasan kerja
dan signifikan antara variabel komunikasi adalah perasaan seseorang secara umum
interpersonal dengan kepuasan kerja. Hasil terhadap pekerjaanya ataupun sebagai
uji regresi menunjukkan Ha diterima yang rangkaian yang saling berhubungan dari
artinya, terdapat pengaruh kualitas sikap-sikap seseorang terhadap aspek-
komunikasi interpersonal terhadap aspek pekerjaanya. Kepuasan kerja
kepuasan kerja di PLN Unit Layanan merupakan tingkat dimana seseorang
Pelanggan (ULP) Tondano. Nilai menyukai (merasa puas) atau tidak
signifikansi yaitu 0,000 < 0,05 dan nilai menyukai (tidak puas) dengan
korelasi atau hubungan ( R ) yaitu sebesar pekerjaannya.
0,643. Dari output tersebut dapat diperoleh Selain komunikasi interpersonal
( R Square) sebesar 0,413 yang menjadi faktor yang mempengaruhi
mengandung pengertian bahwa pengaruh kepuasan kerja pada karyawan ada juga
variabel bebas (Komunikasi Interpersonal) faktor lain. Menurut As’ad (1995), faktor
berpengaruh terhadap variabel terikat yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah
(Kepuasan Kerja) sebesar 41,3% dan faktor psikologis, faktor fisik, faktor
58,7% sisanya dipengaruhi oleh variabel finansial dan faktor sosial. Menurut
lain yang tidak masuk dalam penelitian ini peneliti faktor-faktor tersebut sejalan
serta belum diteliti. dengan pendapat dari Spector (1997).
Hasil penelitian ini sejalan dengan Faktor psikologis, merupakan faktor yang
penelitian yang dilakukan oleh Ayuni berhubungan dengan kejiwaan pegawai
(2018) pada karyawan PT. Djarum Kudus” yang meliputi minat, ketentraman kerja,
sikap terhadap pekerjaan dan perasaan pencapaian kerja yang baik (contingent
kerja. Faktor fisik, merupakan faktor yang rewards) merupakan faktor yang
berhubungan dengan fisik lingkungan mendukung kepuasan kerja karyawan.
kerja dan kondisi fisik pegawai, meliputi Menurut peneliti work environment
jenis pekerjaan, perlengkapan kerja, masuk dalam faktor fisik. Work
sirkulasi udara, kesehatan pegawai dan environment berhubungan dengan
pengaturan waktu. Faktor finansial, prosedur dan peraturan yang ada di dalam
merupakan faktor yang berhubungan perusahaan. Memiliki lingkungan
dengan jaminan serta kesejahteraan perusahaan yang baik, prosedur
pegawai yang meliputi sistem penggajian, perusahaan yang terstruktur dan peraturan
jaminan sosial, besarnya tunjangan, perusahaan yang nyaman membuat
fasilitas yang diberikan, promosi dan lain- karyawan dapat beradaptasi. Petugas
lain. Faktor sosial yaitu faktor yang lapangan yang beroperasi di area
berhubungan dengan interaksi sosial baik penanganan listrik atau berada dekat
antara pemimpin dengan karyawan atau jaringan listrik tegangan tinggi yang
sesama karyawan. berisiko mengalami kecelakaan kerja
Berdasarkan observasi awal yang akibat paparan listrik yang berbahaya akan
dilakukan oleh peneliti dan aspek-aspek mempengaruhi tingkat kepuasan kerja
yang diteliti, peneliti mengelompokkan karyawan. Kondisi medan kerja yang aman
interest in work, promotion policy, fringe memberikan rasa perlindungan dan
benefit dan contingent rewards masuk keamanan kepada karyawan, yang
dalam faktor psikologis. Kepuasan kerja berkontribusi positif terhadap tingkat
karyawan berhubungan dengan kepuasan kerja mereka. Pengaturan waktu
ketertarikan akan jenis pekerjaan yang kerja yang baik harus mempertimbangkan
dilakukan, pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, hak-hak karyawan,
jenjang pendidikan yang menimbulkan keseimbangan kerja dan faktor
komitmen dalam bekerja, karyawan keselamatan. Pola pembagian waktu kerja
merasa tidak ada paksaan saat memulai yang tepat dapat membantu menjaga
untuk bekerja dan merasa bangga dengan produktivitas, kepuasan karyawan, dan
pekerjaanya (interest in work). Karyawan efisiensi dalam operasional perusahaan.
akan merasa puas ketika memperoleh Pendapat dari peneliti bahwa
kesempatan untuk memperoleh wages masuk dalam faktor finansial.
peningkatan karir dan keputusan karir Besarnya gaji yang diberikan perusahaan
secara adil seperti naik jabatan, untuk memenuhi kebutuhan hidup
dipromosikan secara adil, mengikuti karyawan dan dalam pemberian gaji
pelatihan sesuai bidang mereka dan kepada karyawan perusahaan
mendapatkan kesempatan untuk belajar mempertimbangkan prinsip keadilan
(promotion policy). Tunjangan kesehatan sesuai dengan pendidikan, pengalaman
dan tunjangan fasilitas (fringe benefit) bekerja, memperoleh kenaikan gaji karena
yang disediakan oleh perusahaan akan kinerja yang baik, jaminan sosial dan
membuat karyawan merasa dihargai dan besarnya tunjangan yang diberikan.
mendukung kesejahteraan mereka yang Peneliti mengkategorikan quality
berdampak positif pada tingkat kepuasan of relationship, quality of supervisor dan
kerja. Sejalan dengan itu rewards atau quality of co-workers masuk dalam faktor
bonus yang diberikan oleh perusahaan sosial. Quality of relationship
ketika karyawan memiliki performa yang berhubungan dengan kepuasan kerja
baik dan bentuknya tidak selalu berupa karyawan terhadap hubungan karyawan di
uang seperti pemberian sertifikat atas dalam perusahaan baik dengan rekan kerja
prestasi yang diraih, mendapatkan dengan atasan atau bawahan, Pemimpin
tambahan cuti dan perayaan atas juga perlu mendukung karyawan dalam
penyelesaian tugas, membantu karyawan (Komunikasi Interpersonal) terhadap
ketika mengalami kesulitan dan menerima variabel terikat (Kepuasan Kerja) sebesar
pujian dari pemimpin atas pekerjaan yang 41,3% dan 58,7% sisanya dipengaruhi oleh
telah diselesaikan dengan baik (quality of variabel lain yang tidak masuk dalam
supervisor). Kepuasan kerja sangat penelitian ini serta belum diteliti
dipengaruhi oleh adanya rekan kerja yang
baik memberikan dukungan, kerjasama, Berdasarkan hasil penelitian yang
dan saling menghargai dalam lingkungan dilakukan, dalam penelitian ini masih
kerja (quality of co-workers). banyak kekurangan yang perlu diperbaiki
Dalam penelitian ini, terdapat agar penelitian selanjutnya dapat lebih
beberapa kekurangan yang perlu baik lagi. Adapun beberapa saran untuk
diperhatikan yaitu, durasi penelitian dan pihak-pihak terkait dan peneliti selanjutnya
jumlah responden yang terbatas sehingga sebagai berikut :
tidak dapat memberikan gambaran yang 1. Karyawan dapat membangun
lebih lengkap dan akurat. Penelitian ini komunikasi yang positif dan
hanya melibatkan variabel X dan Y, tanpa memberikan umpan balik yang
menyertakan variabel-variabel lain yang membangun dalam tim kerja yang
mungkin memiliki pengaruh pada berdampak postif terhadap
hubungan yang diamati. Studi selanjutnya kepuasan kerja.
dapat mengolah variabel-variabel 2. Perlunya perusahaan untuk
tambahan untuk memperoleh pemahaman menjaga hubungan yang baik
yang lebih terperinci. antara pimpinan dengan karyawan
maupun karyawan dengan
V. KESIMPULAN karyawan karena hubungan yang
Penelitian ini bertujuan untuk positif dan efektif menciptakan
mengetahui pengaruh komunikasi suasana kerja yang harmonis dan
interpersonal terhadap kepuasan kerja pada baik untuk meningkatkan semangat
karyawan di PLN Unit Layanan Pelanggan kerja yang akan mempengaruhi
(ULP) Tondano. Penelitian ini hasil pekerjaannya.
menggunakan metode penelitian 3. Bagi peneliti selanjutnya
kuantitatif dengan populasi dan sampel diharapkan penelitian ini dapat
dalam penelitian ini yang berjumlah 40 dijadikan sebagai referensi dan
responden dengan menggunakan sampling diharapkan dapat mengembangkan
jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penelitian ini dengan pertimbangan
pemilihan sampel apabila semua anggota variabel lain yang dapat
populasi dijadikan sampel. Metode memberikan korelasi dan pengaruh
pengumpulan data yang digunakan adalah mengenai komunikasi interpersonal
menggunakan kuesioner secara langsung. terhadap kepuasan kerja.
Teknik analisis data yang digunakan dalam
pengelolahan data yaitu regresi linear VI. DAFTAR PUSTAKA
sederhana dengan menggunakan bantuan
program computer SPSS 26 (Statistical Ayuni, P. (2018). Komunikasi
Package For Service Solution) for Interpersonal dan kepuasan kerja
windows. Hasil dari penelitian ini pada karyawan PT Djarum Kudus.
menunjukkan bahwa Ha diterima. Nilai
signifikansi yaitu 0,000 < 0,05 dan nilai Caroline, C., & Renwarin, J. M. (2022).
korelasi ( R ) sebesar 0,643. Dari hasil Menciptakan Kepuasan Kerja
tersebut dapat diperoleh ( R Square) Melalui Lingkungan Kerja dan
sebesar 0,413 yang mengandung Komunikasi Interpersonal pada PT.
pengertian bahwa pengaruh variabel bebas Temas Tbk. KALBISIANA Jurnal
Sains, Bisnis dan Teknologi, 8(4), Komunikasi Interpersonal Dan
4208-4216. Kompensasi Terhadap Kepuasan
DeVito, J. A. (2018). The Interpersonal Kerja Pada Pt Perkebunan
Communication Book, Global Nusantara Iii (Persero) Kebun
Edition. Bangun. SULTANIST: Jurnal
Diasmoro, O. (2017). Interpersonal Manajemen Dan Keuangan, 7(2),
communication relationship with 11–20.
job satisfaction of early adult Perusahaan Listrik Negara. (2020).
employees in the production Company Profile Perusahaan
division of PT Gangstar Listrik Negara (PLN). PT PLN
Tulungagung. Jurnal Ilmiah Persero.
Psikologi Terapan, 05(01), 107– Sarinah, S., & Aziz, A. (2010). Hubungan
125. Komunikasi Interpersonal dan
Gustyawan, R., Putri, Y. R., & Ali, D. S. Komitmen terhadap Organisasi
F. (2015). Pengaruh Komunikasi dengan Kepuasan Kerja Karyawan
Interpersonal terhadap Kinerja PT. Perkebunan Nusantara III
Karyawan di Divisi Sekretaris (PERSERO). Analitika: Jurnal
Perusahaan PT. Dirgantara Magister Psikologi UMA, 2(2), 63-
Indonesia (Persero) The Influence 75.
of Interpersonal Communication to Suciyati, M., & Wijono, S. (2018).
Employee Performance in Division Hubungan Antara Komunikasi
of Corporate Secretary PT. Internasional Dengan Kepuasan
Dirgantara Indonesia. E- Kerja Karyawan Dihotel Tugu
Proceeding of Management, 2(2), Yogyakarta. Kesmas, 7(3).
2323–2327. Suranto, A. (2011). Komunikasi
Hatta, M., Musnadi, S., & Mahdani. interpersonal. 1(3), 174.
(2017). Pengaruh Gaya Wahyuni, S. (2023). Pengaruh Komunikasi
Kepemimpinan, Kerjasama Tim, Interpersonal , Kualitas Kehidupan
dan Kompensasi Terhadap Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap
Kepuasan Kerja Serta Dampaknya Kinerja Karyawan. 20(1), 16–27.
Pada Kinerja Karyawan PT. PLN
(Persero) Wilayah Aceh. Bisnis
Unsyiah, 1(1), 70–80.
Mauli, A., & Mukaram, M. (2016).
Pengaruh Kepuasan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal
Riset Bisnis Dan Investasi, 2(2),
15.
Ozpehlivan, M., & Acar, A. Z. (2016).
Development and validation of a
multidimensional job satisfaction
scale in different cultures. Cogent
Social Sciences, 2(1)
Pawesti, R., & Wikansari, R. (2017).
Pengaruh Kepuasan Kerja
Terhadap Intensi Turnover
Karyawan Di Indonesia. Jurnal
Ecopsy, 3(2).
Pertiwi, Y., Efendi, E., Wijaya, A., &
Simatupang, S. (2019). Pengaruh

Anda mungkin juga menyukai