Anda di halaman 1dari 6

JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 4 No.

2
ISSN. 2655-4399 Juni 2019
ANALISIS KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA KARYAWAN DI SEKOLAH EN MANDARIN – MEDAN

1WONG PONG HAN, 2ERVIRIANI, 3ADE RAHMA AYU SIREGAR, 4IVONE, 5LISA
1,2,4,5AKADEMI SEKRETARI MANAJEMEN CENDANA
3SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN SUKMA

wongponghan.cendana@gmail.com

ABSTRACT
Employee satisfaction should be created as the most in order to improve the moral work, dedication, love, and discipline of
employees. The method used in this research is a qualitative method with the technique of collecting research data is with
interviews. The analysis of the data used is according to Miles and Huberman, namely by data reduction, data presentation,
and withdrawal of conclusions. The purpose of this research is to know the satisfaction of employee work at EN Mandarin
School. Based on the results of the research on employees ' work satisfaction at EN Mandarin School Medan, it can be
concluded that the interaction between employees in EN Mandarin goes well, the relationship between the leader and the
employee is well done, employees of EN Mandarin have their responsibility in the company, some employees are satisfied
with the work given by the company, in the event of compensation partly employees are satisfied with the salary.

Keyword : Employee Satisfaction

PENDAHULUAN
Kepuasan karyawan menggambarkan suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari
sebuah evaluasi karakteristiknya. Banyaknya industri yang berkembang di Indonesia saat ini harus didukung oleh
manajemen yang baik dan disiplin, agar mampu bertahan dalam persaingan dunia industri (Mayasari dan Supriyanto, 2016).
Setiap karyawan perusahaan dituntut agar dapat bekerja efektif, efisien, kualitas dan kuantitas pekerjaannya baik sehingga
daya saing perusahaan semakin besar (Weny dkk, 2019). Pekerjaan seseorang bukan hanya sekedar aktivitas mengatur
kertas, menulis kode program, menunggu pelanggan, atau mengendarai sebuah truk. Namun setiap pekerjaan menuntut
interaksi dengan rekan kerja maupun atasan, mengikuti peraturan dan kebijaksanaan - kebijaksanaan organisasional,
memenuhi standar-standar kinerja, menerima kondisi-kondisi kerja yang acap kali kurang ideal, dan lain-lain. Pada kondisi
ini berarti bahwa penilaian seorang karyawan tentang seberapa ia merasa puas atau tidak puas dengan pekerjaan
merupakan sesuatu yang kompleks dari sejumlah elemen selain pekerjaan. Sumber Daya Manusia merupakan aset
perusahaan yang sangat penting dalam suatu kegiatan organisasi atau perusahaan. Alasan yang fundamental dikatakan
demikian adalah baik untuk mengahadapi tuntutan tugas sekarang maupun untuk menjawab tantangan di masa depan
(Hutajulu dan Supriyanto, 2013). Sekolah EN Mandarin merupakan institusi pendidikan yang mengedepankan kepuasan
kerja karyawan, dengan menganggap bahwa keberadaan tenaga kerja yang berkualitas harus diimbangi dengan hal yang
menyangkut kesejahteraan bagi karyawannya. Apabila karyawan merasakan kepuasan kerja maka misi Sekolah EN
Mandarin yang mendidik murid agar dapat berbahasa mandarin secara lisan ataupun tulisan dapat direalisasikan.
Berdasarkan wawancara awal yang dilakukan di Sekolah EN Mandarin diperoleh gambaran dan informasi tentang
turnover karyawan di Sekolah EN Mandarin relatif tinggi terutama pada level karyawan termasuk guru.

TINJAUAN PUSTAKA
Kepuasaan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaanya. Sikap ini di cerminkan oleh
moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. kepuasaan ini dinikmati dalam pekerjaan , luar pekerjaan, dan kombinasi
antara keduanya (Hasibuan, 2011). Selanjutnya Handoko (2008) menyatakan bahwa kepuasan kerja (job satisfaction)
adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 4 No. 2
ISSN. 2655-4399 Juni 2019
pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.

Teori Kepuasan Kerja


Menurut Wibowo (2011), teori kepuasaan kerja mencoba mengungkapkan apa yang membuat sebagian orang lebih puas
terhadap pekerjaanya daripada beberapa lainya. Teori ini mencari landasan tentang proses perasaan orang terhadap
kepuasaan kerja. di antara teori kepuasaan kerja adalah Two-factor theory dan Value theory.

Two - Factor Theory


Teori dua faktor merupakan teori kepuasan kerja yang menganjurkan bahwa satisfaction (kepuasaan) dan dissatisfaction
(ketidakpuasaan) merupakan bagian dari kelompok variabel yang berbeda, yaitu motivators dan hygiene factors. Pada
umumnya orang yang mengharapkan bahwa faktor tertentu memberikan kepuasaan apabila tersedia dan menimbulkan
ketidakpuasaan apabila tidak ada. Pada teori ini, ketidakpuasaan dihubungkan dengan kondisi di sekitar pekerjaan (seperti
kondisi kerja, pengupahan, keamanan, kualitas, pengawasan, dan hubungan dengan orang lain), dan bukannya dengan
pekerjaan itu sendiri. Karena faktor ini mencegah reaksi negatif, dinamakan sebagai hygiene atau maintenance factors.
Sebaliknya, kepuasaan ditarik dari faktor yang terkait dengan pekerjaan itu sendiri atau hasil langsung dari padanya, seperti
sifat pekerjaan, prestasi dalam pekerjaan, peluang promosi dan kesempatan untuk pengembangan diri dan pengakuan.
Karena faktor ini berkaitan dengan tingkat kepuasaan kerja tinggi, dinamakan motivators.

Value Theory
Menurut konsep teori ini kepuasan kerja teori ini terjadi pada tingkatan di mana hasil pekerjaan diterima individu seperti
diharapkan. Semakin banyak orang menerima hasil, akan semakin puas. Value theory memfokus pada hasil dimana
manapun yang menilai orang tanpa memerhatikan siapa mereka. Kunci menuju kepuasaan dalam pendekatan ini adalah
perbedaan anatara aspek pekerjaan yang dimiliki dan diinginkan seseorang. Semakin besar perbedaan, semakin rendah
kepuasaan orang. Implikasi teori ini mengundang perhatian pada aspek pekerjaan yang perlu diubah untuk mendapatkan
kepuasaan kerja. secara khusus teori ini menganjurkan bahwa aspek tersebut tidak harus sama berlsku untuk semua
orang, tetapi mungkin aspek nilai dari pekerjaan tentang orang-orang yang merasakan adanya pertentangan serius. Dengan
menekan pada nilai-nilai, teori ini menganjurkan bahwa kepuasaan kerja dapat diperoleh dari banyak faktor. Oleh karena
itu, cara yang efektif untuk memuaskan pekerja adalah dengan menemukan apa yang mereka inginkan dan apabila
mungkin memberikanya.

Aspek Kepuasaan Kerja


Menurut Watanabe dan Judge (Sophiah, 2008) aspek-aspek yang berpengaruh terhadap puas atau tidaknya seseorang
adalah kesempatan untuk promosi, faktor instriksik, kondisi kerja, pendidikan, usaha pribadi, sistem gaji, jam kerja, hakikat
pekerjaan, kesempatan untuk maju atau berkembang. Sedangkan Sopiah (2008) aspek-aspek kerja yang berpengaruh
terhadap kepuasaan kerja adalah promosi, gaji, pekerjaan itu sendiri, supervisi, teman kerja, keamanan kerja, kondisi kerja,
administrasi/kebijakan perusahaan, komunikasi, tanggung jawab, pengakuan, prestasi kerja, dan kesempatan berkembang.

Faktor Kepuasaan Karyawan


Menurut Widodo (2015) faktor penentu kepuasaan kerja adalah sebagai berikut :
a. Pekerjaan itu sendiri (work it self), setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidangnya
masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahlianya dibutuhkan dalam
melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasaan.
b. Hubungan dengan atasan (supervision), kepemimpinan yang konsisten berkaitan dengan kepuasaan kerja adalah
tenggang rasa (consideration). Hubungan fungsional mencerminkan sejauh mana atasan membantu tenaga kerja
untuk memuaskan nilai-nilai pekerjaan yang penting bagi tenaga kerja. Hubungan keseluruhan didasarkan
ketertarikan antar pribadi yang mencermikan sikap dasar dan nilai, misalnya keduanya mempunyai pandangan hidup
yang sama. Tingkat kepuasaan kerja yang paling besar dengan atasan adalah jika kedua jenis hubungan adalah
positif. Atasan yang memiliki ciri pemimpin yang transformasional, maka tenaga kerja akan meningkatkan motivasinya
dan sekaligus dapat merasa puas dengan pekerjaanya.
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 4 No. 2
ISSN. 2655-4399 Juni 2019
c. Teman sekerja (work team), teman sekerja merupakan faktor hubungan antara pegawai dengan atasanyadan dengan
pegawai lain, baik yang sama maupun yzng berbeda jenis pekerjaannya.
d. Promosi (promotion), promosi merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk
memperoleh peningkatan karier selama bekerja.
e. Gaji atau upah (pay), merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak tidak.

METODE PENELITIAN
Menurut Sugiyono (2008), metode penelitian ini pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data degan
tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ilmiah ini terbagi dalam dalam dua pendekatan yaitu kualitatif dan kuantitatif.
Peneliti akan menggunakan pendekatan kualitatif untuk penelitian ilmiah. Penelitian dengan pendekatan kualitatif menekan
analisis proses dari proses berpikir secara induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan antarfenomena yang diamati,
dan senantiasa mengunakan logika ilmiah. Penelitian kualitatif bertujuan mengembangkan konsep sensitivitas pada
masalah yang dihadapi, menerangkan realitas yang berkaitan dengan penelusuran teori dari bawah (grounded theory) dan
mengembangkan pemahaman akan satu atau lebih dari fenomena yang dihadapi. Gunawan (2013) menyatakan bahwa
penelitian kualitatif merupakan sebuah metode penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan permasalahan dalam
kehidupan kerja organisasi pemerintah, swasta,kemasyarakatan, kepemudaan, perempuan, olahraga, seni dan budaya,
sehingga dapat dijadikan suatu kebajikan untuk dilaksanakan demi kesejahteraan bersama.
Menurut Sugiyono (2008) masalah penelitian kualitatif bersifat sementara, tentatif, dan berkembang atau berganti setelah
peneliti berada dilapangan. Dalam penelitian kualitatif akan terjadi 3 (tiga) kemungkinan terhadap masalah yang akan diteliti
oleh peneliti, yaitu :
1. Masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sejak awal sampai akhir penelitian sama, sehingga judul proposal dan judul
penelitian sama;
2. Masalah yang dibawa peneliti setelah memasuki penelitian berkembang, yaitu diperluas/diperdalam masalah yang
telah disiapkan dan tidak terlalu banyak perubahan sehingga judul penelitian cukup disempurnakan; dan
3. Masalah yang dibawa peneliti setelah memasuki lapangan berubah total sehingga harus mengganti masalah, sebab
judul promosi dengan judul penelitian tidak sama dan sehingga judulnya diganti.

Penelitian kualitatif yang mengubah masalah atau ganti judul penelitiannya setelah memasuki lapangan penelitian atau
setelah selesai merupakan penelitian kualitatif yang lebih baik karena dipandang mampu melepaskan apa yang dipikirkan
sebelumnya. Selanjutnya, mampu melihat fenomena secara lebih luas dan mendalam sesuai dengan apa yang terjadi dan
berkembang pada situasi sosial yang diteliti. Asumsi tentang gejala dalam penelitian kualitatif adalah gejala dari satu objek
itu sifatnya tunggal dan parsial. Berdasarkan gejala tersebut peneliti dapat menentukan fokus (variabel)yang akan diteliti.
Gejala itu bersifat holistik (menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan), yaitu situasi sosial yang meliputi :
a. Aspek tempat (place)
b. Aspek pelaku (actor)
c. Aspek aktivitas (activity)

Ketiga aspek tersebut berinteraksi secara sinergis. Maka dari itu penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian
kualitatif deskriptif.

Jenis Dan Sumber Data


Adapun jenisr data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer berupa wawancara
pada karyawan dan staf pengajar Sekolah EN Mandarin Medan, sedangkan data sekunder dalam penelitian ini adalah
sejumlah dokumen yang dimiliki oleh Sekolah EN Mandarin Medan dan buku- buku teoritis yang dipakai sebagai referensi
penelitian. Selanjutnya sumber data diperoleh baik internal maupun eksternal Sekolah EN Mandarin.

Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode wawancara terstruktur. Menurut
Iskandar (2013) wawancara terstruktur adalah seorang pewawancara atau peneliti telah menentukan format masalah yang
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 4 No. 2
ISSN. 2655-4399 Juni 2019
akan diwawancarai, berdasarkan masalah yang diteliti.

Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah pengujian sistematik dari sesuatu untuk menetapkan bagian-bagiannya, hubungan antarkajian,
dan hubungan terhadap keseluruhannya. Artinya, semua analisis data kualitatif akan mencakup penelusuran data, melalui
catatan-catatan (pengamatan lapangan) untuk menemukan pola-pola budaya yang dikaji oleh peneliti Mantja (2007).
Analisis data kualitatif adalah pengujian sistematik dari sesuatu untuk menetapkan bagian-bagiannya, hubungan antarkajian,
dan hubungan terhadap keseluruhannya. Artinya, semua analisis data kualitatif akan mencakup penelusuran data, melalui
catatan-catatan (pengamatan lapangan) untuk menemukan pola-pola budaya yang dikaji oleh peneliti Mantja (2007:56).
Sementara itu, Bodgan & Biklen (2007) menyatakan bahwa analisis data adalah proses pencaharian dan pengaturan secara
sistematik hasil wawancara,catatan-catatan, dan bahan-bahan yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman
terhadap semua hal yang dikumpulkan dan memungkinkan menyajikan apa yang ditemukan. Teknik pengumpulan data
dan analisis data pada praktiknya tidak secara mudah dipisahkan. Kedua kegiatan tersebut berjalan secara serempak.
Artinya, analisis data mencakup kegiatan dengan data, mengorganisasikannya, memilih, mengaturnya ke dalam unit-unit ,
mengsistensikanya, mencari pola-pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang
akan dipaparkan kepada orang lain(pembaca laporan penelitian).
Analisis data kualitatif dilakukan secara bersamaan dengan proses pengumpulan data berlangsung, artinya kegiatan-
kegiatan tersebut dilakukan selama dan sesudah pengumpulan data. Menurut Miles & Huberman dalam (Gunawan, 2014)
mengemukakan 3 (tiga) tahapan yang harus dikerjakan dalam menganalisis data penelitian kualitatif, yaitu
1. Reduksi data (data reduction)
2. Paparan data (data display)
3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/verifying)

HASIL DAN PEMBAHASAN


EN Mandarin School berdiri sejak Januari 1996, aktivitas yang dilakukan oleh EN Mandarin School adalah memberikan
pengajaran dan mencerdaskan anak-anak bangsa agar dapat berbahasa Mandarin secara aktif maupun pasif. Memiliki
instruktur lulusan Taiwan yang telah berpengalaman dan professional dalam mengajar seta melatih Bahasa Mandarin. EN
Mandarin School mengkhususkan diri dalam pengajaran Bahasa Mandarin dengan pengajar personal touch yang
menggunakan metode pembelajaran one by one dari staff pengajar/Guru ke siswa, agar anak didik lebih mengerti dan
mendalam pelajaran yang diberikan. EN Mandarin School akan memberikan sertifikat yang diakui oleh pemerintah Nomor :
506/1510/dstkm/2009 setelah anak didiknya menyelesaikan pendidikan mereka setiap tahap pembelajaran. Wawancara
secara terstruktur dengan memberikan 12 pertanyaan antara lain (1) Pertanyaan 1: jelaskan tanggung jawab pekerjaan
anda di perusahaan tersebut?, secara umum seluruh responden memberikan jawaban bahwa mereka memahami pekerjaan
mereka sehingga dapat memberikan jawaban yang relevan, karyawan EN Mandarin memiliki tanggung jawab mereka
masing-masing diperusahaan tersebut. (2) Pertanyaan 2 : Apakah anda merasa puas dengan pekerjaan yang diberikan
oleh perusahaan?, sebagian karyawan EN Mandarin puas dengan pekerjaannya, tetapi ada sebagian karyawan yang
menyatakan kurang puas karena menganggap pekerjaan yang diberikan terlalu banyak, (3) Pertanyaan 3 : Bagaimana
pendapat anda mengenai pekerjaan yang sedang anda jalani saat ini?, menurut karyawan EN Mandarin pekerjaan yang
mereka jalani sekarang ini sangat baik, tetapi ada salah satu karyawan menyatakan tidak adanya jenjang karir pada
pekerjaan yang di jalanin sekarang ini., (4) Pertanyaan 4 : Bagaimana pendapat anda mengenai sikap pemimpin anda yang
telah ia tunjukan selama ini?, pemimpin menjalin hubungan yang lumanyan baik terhadap karyawanya, tetapi kadang sering
memberikan tugas secara tiba-tiba dan harus diselesaikan secara cepat dalam waktu yang sudah ditentukan oleh
pemimpin, (5) Pertanyaan 5 : Bagaimana cara pemimpin anda memberikan arahan kepada bawahannya?, responden
menyatakan bahwa arahan yang diberikan pemimpin kepada setiap karyawan di Sekolah EN Mandarin cukup bisa
dimengerti dan butuh pengertian akan bawahannya, (6) Pertanyaan 6 : Bagaimana hubungan anda terhadap rekan / teman
kerja anda?, responden menyatakan bahwa setiap karyawan Sekolah EN Mandarin saling membantu dan sangat pandai
bergaul dengan sesama rekan kerja lainnya, (7) Pertanyaan 7: Apakah rekan kerja anda mudah diajak bekerja sama dalam
menyelesaikan pekerjaan?, responden menyatakan bahwa setiap karyawan kadang-kadang susah untuk diajak bekerja
sama dan harus melihat mood mereka masing-masing, dan kadang-kadang bisa marah tanpa sebab, (8) Pertanyaan 8 :
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 4 No. 2
ISSN. 2655-4399 Juni 2019
Dibidang apa saja anda berhubungan dengan rekan sekerja anda, responden menyatakan bahwa karyawan berhubungan
dengan rekan kerja lainya, jika ada yang kurang dimengerti dan ada kesulitan dalam mengajar, (9) Pertanyaan 9 : Apakah
menurut anda perusahaan telah menempatkan karyawan yang tepat sesuai dengan posisi dan keahlianya?, responden
menyatakan bahwa sebagian karyawan diperusahaaan tersebut sudah ditempatkan sesuai dengan posisi mereka, (10)
Pertanyaan 10 : Bagaimana perusahaanmempromosikan jabatan kepadakaryawannya?, responden menyatakan bahwa
perusahaan mempromosi jabatan karyawannya dengan memeprtimbangkan pengalaman dan lamanya karyawan bekerja di
perusahaan tersebut, (11) Pertanyaan 11 : Apakah anda puas dengan gaji anda sekarang?, responden menyatakan bahwa
karyawan Sekolah EN Mandarin puas dengan gaji yang diberikan perusahaan, (12) Pertanyaan 12 : apakah gaji . yang
diberikan sudah sesuai dengan pekerjaan anda?, responden menyatakan bahwa sebagian karyawan yang bekerja di
sekolah EN Mandarin menganggap gaji yang diberikan perusahaan sesuai dengan pekerjaan yang mereka kerjakan.
Daftar pertanyaan yang diberikan pada Karyawan Sekolah EN Mandiri telah sesuai dengan teori Widodo tentang faktor
penentu kepuasan kerja. Hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa Hubungan antar atasan terjalin lumayan baik,
tetapi menurut beberapa karyawan menganggap bahwa terdapat pimpinan kurang mendengarkan pendapat karyawannya.
Promosi yang diberikan pemimpin kepada karyawan bukan karena keahlian mereka, tetapi melainkan berdasarkan
pengalaman dan lamanya karyawan bekerja di perusahaan tersebut. Terhadap gaji yang diberikan, sebagian besar
karawan menyatakan sudah puas dan sesuai dengan beban kerja yang diberikan. Apabila dibandingkan antara hasil
wawancaraa dengan pendapat Para Ahli antara lain Wibowo tentang teori kepuasan kerja, Watanabe dan Judge serta
Sopiah tentang Aspek Kepuasan Kerja, Widodo tentang faktor penentu kepuasan kerja bahwa hasil penelitian di Sekolah
EN Mandarin sudah memenuhi unsur-unsur dan sesuai dengan pandapat para ahli tersebut. Meskipun ada beberapa
jawaban yang belum menggambarkan keadaan yang diharapkan oleh para ahli tetapi secara umum hasil penelitian dapat
dinyatakan bahwa kepuasan kerja karyawan Sekolah EN Mandarain sudah cukup baik.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa interaksi antar karyawan di EN Mandarin
berjalan baik, hubungan antara pemimpin dengan karyawan dan berjalan dengan baik, karyawan EN Mandarin memiliki
tanggung jawab mereka masing-masing diperusahaan tersebut,sebagian karyawan merasa puas dengan pekerjaan yang
diberikan perusahaan dan dalam hal pemberian kompensasi sebagian karyawan merasa puas dengan gaji yang diberikan
perusahaan, secara keseluruhan kepuasan kerja karyawan Sekolah EN Mandarain sudah cukup baik.

DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Imam. 2014. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hasibuan, Malayu SP., 2011. Manajeman Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hutajulu, S. M., & Supriyanto, S. (2013). Tinjauan Pelaksanaan Pelatihan Dan Pengembangan Karyawan Pada Pt. Inalum
Kabupaten Batubara. Jurnal Bis-A: Jurnal Bisnis Administrasi, 2(2), 30-39.

Iskandar. 2013. Metode Penelitiaqn Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada. Mangklunegara, Anwar Prabu. 2011. Manajemen
Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung; Remaja Rosdakarya.

Mayasari, D., & Supriyanto, S. (2016). Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Menggunakan Metode EOQ
(Economic Order Quantity) pada PT. Suryamas Lestari Prima. Jurnal Bis-A: Jurnal Bisnis Administrasi, 5(1), 26-32.

Sophia. 2008. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: CV. Andi Offset Stephen, P. Robbins, 2007. Manajemen. Jakarta ; PT.
INDEKS.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung : C.V Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Statiska Untuk Penelitian. Bandung : C.V Alfabeta.


JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 4 No. 2
ISSN. 2655-4399 Juni 2019
Weny, W., Nugroho, N., Anggraini, D., Sofian, S., & Erwin, E. (2019, February). Analisis Pelaksanaan Pelatihan Dan
Pendidikan Pada PT. Bimasakti Mahawira Medan. In Seminar Nasional Teknologi Komputer & Sains (SAINTEKS) (Vol. 1,
No. 1).

Wibowo. 2011. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Widodo, Suparno Eko. 2015. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai