Disusun oleh
Manajemen
Universitas Trilogi
2020
• Judul jurnal
• Variabel jurnal
• Metode penelitian
• Hasil penelitian
c. Motivasi intrinsik berpengaruh positif pada kinerja. Hal ini mengindikasikan bahwa
semakin tinggi motivasi intrinsik pada karyawan maka kinerja akan semakin baik.
Generalisasi bersifat terbatas dalam penelitian ini sehingga disarankan bagi penelitian
selanjutnya untuk dapat memperluas cakupan objek penelitian pada perusahaan atau organisasi
yang lain. Selain itu, penelitian juga dapa dilakukan dengan tidak hanya meneliti karyawan
global, tetapi juga dapat meneliti karyawan di setiap divisi, sehingga dapat dilakukan
pembandingan hasil penelitian pada karyawan disetiap divisinya.
Berdasarkan jurnal penelitian diatas menunjukan umpan balik sangat berpengaruh positif bagi
karyawan , dan Umpan balik (feedback) yang efektif dan strategis adalah salah satu alat kinerja
paling kuat yang dimiliki oleh seorang manajer, namun banyak karyawan mengeluh mengenai
kurangnya umpan balik dan informasi yang mereka terima. Keluhan karyawan atas kurangnya
umpan balik kinerja kini telah menjadi salah satu masalah yang paling sering dihadapi oleh
organisasi dan manajer.
Lebih dari 75% karyawan percaya bahwa umpan balik itu penting. Pekerja ingin tahu seberapa
baik kinerjanya dan bagaimana mereka dapat melakukan pekerjaan mereka dengan lebih baik
lagi. Permasalahannya adalah karyawan tidak mendapatkan umpan balik yang mereka
inginkan. Studi menunjukkan bahwa 65% pekerja mengatakan bahwa mereka ingin menerima
lebih banyak umpan balik daripada yang saat ini telah mereka dapatkan. Banyak karyawan
milenial yang berharap mendapatkan umpan balik setiap bulan.
• Karyawan akan mendapatkan ilmu, pengalaman, dan skillset yang lebih sehingga performa
kerja mereka meningkat
• Klien atau pelanggan akan mendapatkan pelayanan atau/dan produk dengan kualitas yang
lebih bagus
• Instruksional
• Motivasional
Walaupun berpengaruh positif terhadap kinerja kerja , terdapat juga kesulitan kesulitan dalam
menerapkan system umpan balik
2. Merekan yang menerima umpan baik melihatnya sebagai tidak relevan dengan
pekerjaan mereka
3. Informasi umpan balik yang diberikan terlambat
4. Orang yang menerima umpan balik percaya bahwa itu berkaitan dengan hal hal diluar
kendali mereka
5. Karyawan mengeluh tentang membuang-buang waktu
6. Karyawan yang menerima umpan balik mengeluh tentang umpan balik yang sukar
untuk dimengerti
• Salah satu contoh dari umpan balik yang dapat diterapkan adalah
1. Umpan balik 360 derajat adalah Membiarkan individu membandingkan kinerja
mereka yang dirasakan dengan informasi kinerja spesifik perilaku (dan biasanya
anonim) dari manajer, bawahan, dan rekan mereka.
• Berikan umpan balik khusus yang terkait dengan tujuan pembelajaran dan sasaran hasil
kinerja.
• Berikan umpan balik untuk melatih perbaikan, bukan hanya untuk hasil akhir.
Fokus Manajerial 2016 – Vol. 14 No.1 Hal. 87-98
FOKUS MANAJERIAL
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan
UNIVERSITAS Jurnal online: http://fokusmanajerial.org
SEBELAS MARET
ab
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta
*E-mail korespondensi: rianis2004@yahoo.com
ABSTRACT
The aim of this study was to examine the relationship of developmental feedback with
intrinsic motivation, relationship developmental feedback with job performance, and the
role of intrinsic motivation as variables that mediate the relationship developmental
feedback with job performance. This study used survey method. The sampling technique
was used simple random sampling with amount of sample 110 employees. The
measurement of respondents to the questionnaire used a 7 point Likert-type scale. As for
testing the hypothesis using path analysis. Simple linear regression to determine the
relationship developmental feedback with intrinsic motivation and relationship
87
Muhammad Wahyu Eko Cahyono & Anastasia Riani Suprapti
developmental feedback with job performance. Multiple linear regression to determine the
intrinsic motivation as a mediating variable relationship developmental feedback with job
performance. Analysis of the data found that the developmental feedback positively related
to intrinsic motivation, and developmental feedback related to job performance. And
intrinsic motivation mediates the relationship between developmental feedbacks with job
performance. This study has limitation include the data collection method used is by using
questionnaire. The weakness is the existence of factor that influence the opinion of the
respondents in answering the questionnaire as the bustle of the respondents because of
time constraints and also the lack of respondents understanding to the questionnaire
proposed indicators.
88
Fokus Manajerial 2016 – Vol. 14 No.1 Hal. 87-98
Kinerja karyawan yang merupakan hasil menurunnya kinerja pegawai dan pada
olah pikir dan tenaga dari seorang akhirnya akan merugikan organisasi.
karyawan terhadap pekerjaan yang Luthans (2006) menyatakan ada lima faktor
dilakukannya, dapat berujud, dilihat, yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu:
dihitung jumlahnya, akan tetapi dalam penghasilan, rekan kerja, kesempatan
banyak hal hasil olah pikiran dan tenaga berkembang, pekerjaan itu sendiri, serta
tidak dapat dihitung dan dilihat, seperti ide- supervisor.
ide pemecahan suatu persoalan, inovasi Setiap kegiatan yang dilakukan oleh
baru suatu produk barang atau jasa, bisa seseorang didorong oleh suatu kekuasaan
juga merupakan penemuan atas prosedur dalam diri orang tersebut, kekuatan pendorong
kerja yang lebih efisien. inilah yang disebut motivasi. Motivasi kerja
Pembahasan tentang kepuasan kerja karyawan dalam suatu organisasi dapat
karyawan tidak bisa dilepaskan dari dianggap sederhana dan dapat pula menjadi
kenyataan bahwa kepuasan kerja karyawan masalah yang kompleks, karena pada dasarnya
dapat dicapai apabila semua harapannya manusia mudah untuk dimotivasi dengan
dapat dipenuhi dalam melaksanakan tugas memberikan apa yang menjadi keinginannya.
pekerjaannya. Menurut Nimalathasan Menurut Luthans (2006) motivasi adalah
(2009) kepuasan kerja karyawan proses sebagai langkah awal seseorang
berhubungan dengan harapan pegawai melakukan tindakan akibat kekurangan secara
terhadap atasan, rekan kerja, dan terhadap fisik dan psikis atau dengan kata lain adalah
pekerjaan itu sendiri. Bila dalam suatu dorongan yang ditunjukan untuk
lingkungan kerja, karyawan tidak memenuhi tujuan tertentu. Apabila kondisi ini
mendapatkan apa yang diharapkan seperti tidak terjadi, maka akan menurunkan motivasi
peluang promosi yang adil, pendapatan kerja karyawan dan akan berdampak pada
yang baik, rekan kerja, dan atasan yang kinerja karyawan yang menurun.
menyenangkan, serta kepuasan terhadap
pekerjaan itu sendiri, maka kinerja TELAAH PUSTAKA DAN
karyawan akan buruk. Ketidakpuasan dapat PENGEMBANGAN HIPOTESIS
memunculkan perilaku penarikan diri atau
perilaku agresif, kesalahan yang disengaja, Developmental Feedback
pemogokan dan sebagainya, kondisi Developmental feedback adalah seberapa
tersebut tentu saja dapat mempengaruhi jauh seorang atasan atau supervisor
89
Muhammad Wahyu Eko Cahyono & Anastasia Riani Suprapti
memberikan informasi sebuah informasi yang sekali dapat meningkatkan atau menurunkan
memungkinkan karyawan untuk belajar, respon serupa yang terjadi pada masa
mengembangkan, dan meningkatkan berikutnya. Maksudnya bahwa pemberian
kinerjanya (Zhou, dalam Guo et al., 2014). penghargaan dan hukuman akan dapat
Salah satu perimbangan dalam pengembangan memperkuat hasil kinerja karyawan atau juga
pekerjaan adalah adanya umpan balik. Hasil dapat menurunkan hasil kinerja karyawan
kerja dapat meningkat apabila secara berkala apabila pemberian penghargaan dan hukuman
kepada karyawan diinformasikan kemajuan itu tidak sesuai.
kinerjanya. Pengetahuan tentang hasil kerja Menurut Apruebo (2005), Umpan balik
akan memberikan sumbangan terhadap (Feedback) secara umum terbagi ke dalam dua
motivasi kerja yang berkelanjutan (Azhar jenis yaitu intrinsic feedback dan extrinsic
Arsyad, 2011). feedback. Intrinsic feedback yaitu umpan balik
Menurut Apruebo (2005) umpan balik juga yang berkaitan dengan penilaian terhadap
merupakan penguatan (reinforcement). Ia dirinya sendiri, tentang sikap, aktivitas dan
mengatakan bahwa “Reinforcement means any perilaku yang telah dilakukannya, serta
event that increase the probability that a tentang kemampuan yang telah
particular response will recur under similar ditunjukkannya. Misalnya dalam
consequences”. Reinforcement maksudnya melaksanakan pekerjaan, apakah aktivitas
adalah pemberian penguatan atas kejadian yang dilakukan sudah sesuai dengan yang
atau aktivitas yang telah dilaksanakan diintruksikan supervisor, apakah sudah
sehingga aktivitas tersebut tetap mampu mampu menyelesaikan keseluruhan
dipertahankan atau memberikan respon yang pekerjaan, apakah merasa nyaman dengan
serupa dan pada aktivitas berikutnya dapat peralatan yang digunakan. Extrinsic feedback
meningkat lagi. Dalam hal pemberian atau umpan balik yang berasal dari luar
reinforcement Weinberg dan Gould (1995) dirinya. Misalnya koreksi dari supervisor atas
mengemukakan pekerjaan yang sudah dilakukan, cemoohan
“Reinforcement is the use of reward and dari rekan kerja karena melakukan kesalahan.
punishment that increase or decrease the
likelihood of similar response occurring in the
future”. Bahwa reinforcement yang diberikan Motivasi Intrinsik
dapat menggunakan bentuk-bentuk Kata motivasi (motivation) berasal dari
penghargaan atau hukuman yang mungkin bahasa latin movere, kata dasarnya adalah
90
Fokus Manajerial 2016 – Vol. 14 No.1 Hal. 87-98
91
Muhammad Wahyu Eko Cahyono & Anastasia Riani Suprapti
usaha yang dicurahkan, dan (3) dukungan karyawan yang bersangkutan dalam
organisasi. Kinerja individual ditingkatkan menghormati perjanjian kerja dengan
sampai tingkat dimana ketiga komponen organisasi di mana dia bekerja. Keempat,
tersebut ada dalam diri karyawan. Akan inisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir
tetapi, kinerja berkurang apabila salah satu dan kreativitas dalam bentuk ide untuk
faktor ini dikurangi atau tidak ada. merencanakan sesuatu yang berkaitan
Faktor-faktor yang mempengaruhi dengan tujuan organisasi. Jadi, inisiatif
kinerja adalah: pertama, efektivitas dan adalah daya dorong kemajuan yang
efisiensi. Menurut Prawirosentono (dalam bertujuan untuk mempengaruhi kinerja
Listianto, 2007) bila suatu tujuan tertentu organisasi.
akhirnya bisa dicapai, kita boleh
mengatakan bahwa kegiatan tersebut Hubungan Developmental Feedback
efektif tetapi apabila akibat-akibat yang dengan Kinerja
tidak dicari kegiatan mempunyai nilai yang Fokus developmental feedback untuk
penting dari hasil yang dicapai sehingga mendapat sebuah perkembangan adalah
mengakibatkan ketidakpuasan walaupun kinerja, perbaikan kesalahan, dan
efektif dinamakan tidak efisien. Kedua, pengembangan karyawan yang dipandu akan
otoritas (wewenang). Arti otoritas menurut menghasilkan sebuah developmental feedback
Barnard (dalam Listianto, 2007) adalah yang baik dan berguna (misalnya: kualitas)
sifat dari suatu komunikasi atau perintah informasi yang tanpa tekanan untuk
dalam suatu organisasi formal yang mendapatkan sebuah hasil (Zhou, 2003).
dimiliki (diterima) oleh seorang anggota Sebuah informasi yang relevan oleh
organisasi kepada anggota yang lain untuk supervisor akan memungkinkan karyawan
melakukan suatu kegiatan kerja sesuai untuk lebih memahami peran kinerja mereka
dengan kontribusinya (sumbangan dan harapan dari pekerjaaan tersebut (Bauer &
tenaganya). Perintah tersebut menyatakan Green, 1998). Guo et al., (2014) Nilai dari
apa yang boleh dilakukan dan yang tidak developmental feedback bagi pembelajaran
boleh dilakukan dalam organisasi tersebut. karyawan dan pembangunan dimasa yang
Ketiga, disiplin. Menurut Prawirosentono akan datang memberikan keuntungan bagi
(dalam Listianto, 2007) disiplin adalah taat karyawan untuk menguasai job skill,
kepada hukum dan peraturan yang berlaku. pengembangan dari skill kerja karyawan
Jadi, disiplin karyawan adalah kegiatan diperlukan untuk meningkatkan level
92
Fokus Manajerial 2016 – Vol. 14 No.1 Hal. 87-98
kinerjanya, maka dari itu penulis mengajukan kebutuhan sebelumnya terpenuhi, ini terjadi
hipotesis sebagai berikut: secara berurutan (Munandar, 2001), yaitu:
a. Fisiologis: sandang, pangan, papan
H1: Developmental feedback berhubungan b. Rasa aman: keamanan,
positif dengan kinerja. merdeka, perlindungan
c. Sosial: cinta, afiliasi
Hubungan Developmental Feedback d. Harga diri: penghargaan, pengakuan
dengan Motivasi Intrinsik e. Aktualisasi diri
Motivasi intrinsik ditandai dengan Sansone (1986) menyatakan bahwa
kepentingan, rasa ingin tahu, terus belajar, dan developmental feedback digunakan untuk
semangat tantangan yang dialami oleh seorang membantu seseorang dalam menentukan
karyawan ketika dirangsang oleh pekerjaan solusi pekerjaan dimasa yang akan datang dan
sendiri daripada dari pihak luar, seperti memiliki pengaruh positif terhadap minat
imbalan atau insentif lainnya (Deci & Ryan, karyawan dalam pekerjaan mereka.
1985). Dan membantu perangkat tambahan Developmental feedback dari sebuah
kinerja karyawan di masa depan, yang perkembangan kinerja yang dapat berupa
bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan promosi jabatan dapat meningkatkan motivasi
perkembangan karyawan (Ryan & Deci, intrinsik karyawan dengan memberikan
2000). Motivasi intrinsik akan meningkat bila karyawan sebuah developmental feedback
tuntutan karyawan terpenuhi. Selain itu, yang dianggap penting dan dapat
informasi praktis yang diberikan kepada meningkatkan motivasi karyawan (Lam, Yik,
karyawan mengenai perilaku atau kinerja & Schaubroeck, 2002), dan membantu
mereka cenderung memfasilitasi motivasi peningkatan prestasi kerja karyawan di masa
intrinsik (Deci & Ryan, 1980, 1985; Zhou, depan, yang bermanfaat untuk memenuhi
2003). kebutuhan perkembangan karyawan, maka
Teori hirarki kebutuhan menurut Abraham dari itu penulis mengajukan hipotesis.
Maslow. Manusia memiliki 5 (lima)
kebutuhan yang tersusun dalam suatu hiraki H2: Developmental feedback berhubungan
dan berawal dari kebutuhan dasar, dimana positif dengan motivasi intrinsik.
seseorang akan selalu termotivasi untuk
mencakup kebutuhan selanjutnya setelah
93
Muhammad Wahyu Eko Cahyono & Anastasia Riani Suprapti
94
Fokus Manajerial 2016 – Vol. 14 No.1 Hal. 87-98
Kerangka Penelitian
Motivasi
Intrinsik
Development Kinerja
al Feedback
95
Muhammad Wahyu Eko Cahyono & Anastasia Riani Suprapti
96
Fokus Manajerial 2016 – Vol. 14 No.1 Hal. 87-98
usia < 20 tahun yaitu sebanyak 5 orang atau setuju, sangat setuju. Jawaban digolongkan
4%. Tingkat pendidikan formal didominasi ke dalam tujuh kategori jawaban, kemudian
pada tingkat SMA yaitu sebanyak 58 orang diberi nilai skor sebagai berikut:
atau 50%. Pegawai memiliki tingkat a. Jawaban sangat tidak setuju diberi nilai
pendidikan formal S1 sebanyak 30 orang atau skor 1 (satu)
26%, pegawai memilki tingkat pendidikan b. Jawaban tidak setuju diberi nilai skor 2
formal D3 sebanyak 26 orang atau 23%, (dua)
pegawai memiliki tingkat pendidikan formal c. Jawaban kurang tidak setuju diberi nilai
SMP sebanyak 1 orang atau 1%. Lama kerja skor 3 (tiga)
umumnya selama 2,1 - 5 tahun yaitu sebanyak d. Jawaban ragu-ragu diberi nilai skor 4
36 orang atau 31%, pegawai memiliki lama (empat)
kerja 1,1 - 2 tahun sebanyak 35 orang atau e. Jawaban kurang setuju diberi nilai skor
30%, pegawai memiliki lama kerja >5 tahun 5
sebanyak 26 orang atau 23%, pegawai (lima)
memiliki lama kerja 0 - 1 tahun sebanyak 18 f. Jawaban setuju diberi nilai skor 6
orang atau 16%. (enam)
g. Jawaban sangat setuju diberi nilai skor
Deskripsi Penilaian/Tanggapan Responden 7
Dalam analisis ini akan disajikan (tujuh)
informasi dalam bentuk tabel dan
keterangan mengenai kategori jawaban, Variabel Developmental Feedback
frekuensi, dan presentasenya.Kuesioner Deskripsi tanggapan responden
bersifat kualitatif sehingga perlu diberikan sebanyak 115 orang terhadap variabel
ciri kuantitas dengan membuat skala. developmental feedback berjumlah 3
Pengukuran hasil dilakukan dengan format indikator. Dari data kuesioner yang terdapat
jawaban tipe Likert yaitu menggunakan pada lampiran dapat dilihat deskripsi
skala jawaban tujuh tingkat terdiri dari tanggapan responden pada setiap indikator
sangat tidak setuju, tidak setuju, kurang pernyataan pada tabel 2.
tidak setuju, ragu-ragu, kurang setuju,
97
Muhammad Wahyu Eko Cahyono & Anastasia Riani Suprapti
Sumber: Data primer yang diolah (2015) meningkatkan kinerja. Hal ini berarti
bahwa karyawan cukup merasakan adanya
Berdasarkan tabel 2 item DF1 feedback dari supervisor. Item DF3
menunjukkan bahwa mayoritas responden menunjukkan bahwa mayoritas responden
sebanyak 63 orang atau 54,8% menjawab sebanyak 60 orang atau 52,2% menjawab
ragu-ragu atas item pernyataan supervisor raguragu atas item pernyataan supervisor
saya memberikan beberapa informasi yang saya juga sering memberikan saya umpan
berguna tentang bagaimana cara balik yang membangun. Hal ini berarti
98
Fokus Manajerial 2016 – Vol. 14 No.1 Hal. 87-98
99
Muhammad Wahyu Eko Cahyono & Anastasia Riani Suprapti
100
Fokus Manajerial 2016 – Vol. 14 No.1 Hal. 87-98
102
No Pertanyaan Alternatif Mean
Jawaban
Fokus Manajerial 2016 – Vol. 14 No.1 Hal. 87-98
STS TS KTS RR KS S SS
Sumber: Data Primer yang diolah (2015) dapat dilihat deskripsi tanggapan responden
pada setiap indikator pernyataan pada tabel
Berdasarkan tabel 3 item MI3 4.
menunjukkan bahwa mayoritas responden
sebanyak 32 orang atau 27,8% menjawab
ragu-ragu atas item pernyataan semakin sulit
permasalahan, saya lebih suka mencoba untuk
memecahkannya. Hal ini berarti bahwa
karyawan cukup merasakan motivasi ketika
menemukan masalah yang baru. Item MI9
menunjukkan bahwa mayoritas responden
sebanyak 58 orang atau 50,4% menjawab
raguragu atas item pernyataan saya lebih suka
pekerjaan yang lebih sulit, karena dapat
membuat kemampuan saya berkembang. Hal
ini berarti bahwa karyawan cukup merasakan
motivasi ketika mendapatkan pekerjaan yang
lebih sulit karena dapat meningkatkan
kemampuannya. Item MI15 menunjukkan
bahwa mayoritas responden sebanyak 59
orang atau 51,3% menjawab ragu-ragu atas
item pernyataan saya sangat termotivasi
dengan nilai atau uang yang bisa saya
dapatkan. Hal ini berarti bahwa karyawan
cukup merasakan termotivasi untuk
mendapatkan nilai atau uang.
Variabel Kinerja
Deskripsi tanggapan responden
sebanyak 115 orang terhadap variabel
Kinerja berjumlah 4 indikator. Dari data
kuesioner yang terdapat pada lampiran
104
Fokus Manajerial 2016 – Vol. 14 No.1 Hal. 87-98
Berdasarkan tabel 4 item K1 dari tim. Hal ini berarti bahwa karyawan
menunjukkan bahwa mayoritas responden merasakan sudah bekerja dengan baik
sebanyak 36 orang atau 31,3% menjawab ketika berada dalam tim.
ragu-ragu atas item pernyataan saya Uji Hipotesis
berkontribusi besar terhadap kinerja Untuk menguji hipotesis dalam penelitian
organisasi secara menyeluruh. Hal ini ini digunakan regresi berganda dengan
berarti bahwa karyawan merasakan sudah bantuan program SPSS 22 for Windows. Untuk
berkontribusi terhadap kinerja organisasi. menguji hasil hipotesis pertama dilakukan
Item K3 menunjukkan bahwa mayoritas regresi Developmental Feedback dengan
responden sebanyak 39 orang atau 33,9% Kinerja. Hipotesis kedua dilakukan regresi
menjawab ragu-ragu atas item pernyataan Developmental Feedback dengan Motivasi
saya bekerja sangat baik sebagai bagian Intrinsik.Sedangkan untuk hipotesis ketiga
105
Muhammad Wahyu Eko Cahyono & Anastasia Riani Suprapti
106
Fokus Manajerial 2016 – Vol. 14 No.1 Hal. 87-98
Data Tabel 7 diatas dapat dilihatY = 2,101 Intrinsik sebesar 7,5%. Sisanya sebesar 92,5%
+0,270X bahwa Motivasi Intrinsik dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
berpengaruh signifikan pada Kinerja (Sig. < diikutsertakan dalam penelitian ini. Hasil ini
0,05). Nilai Adjusted R Square sebesar 0,075, dapat dilihat pada tabel adjusted R square
berarti variasi perubahan variabel Kinerja dihalaman lampiran.
dapat dijelaskan oleh variabel Motivasi
107
Muhammad Wahyu Eko Cahyono & Anastasia Riani Suprapti
108
Fokus Manajerial 2016 – Vol. 14 No.1 Hal. 87-98
feedback dan kinerja. Hal ini Dessler, Gary, 2000, Human Resource
menunjukkan bahwa developmental Management 8th, New Jersey, Prentice Hall,
feedback menimbulkan motivasi Inc.
intrinsik yang akan meningkatkan Djamarah, 2002, Teori Motivasi, edisi 2,
kinerja karyawan. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Generalisasi bersifat terbatas dalam Nawawi, H. 2003, Manajemen Sumber Daya
penelitian ini sehingga disarankan bagi Manusia Untuk Bismis yang Kompetitif,
penelitian selanjutnya untuk dapat Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
memperluas cakupan objek penelitian pada Luthans. Fred, 2006, Perilaku Organisasi
perusahaan atau organisasi yang lain. 10th. Edisi Indonesia. Yogyakarta. Penerbit
Selain itu, penelitian juga dapa dilakukan ANDI. Martoyo, Susilo, 2007, Manajemen
dengan tidak hanya meneliti karyawan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Fakultas
global, tetapi juga dapat meneliti karyawan Ekonomi UGM.
di setiap divisi, sehingga dapat dilakukan Mathis, R.L dan Jackson J. H, 2009,
pembandingan hasil penelitian pada Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
karyawan disetiap divisinya. Salemba Empat.
Nimalathasan, Balasundaram, 2009,
Kepuasan kerja dan Kinerja Karyawan
DAFTAR PUSTAKA Kasus Bank Rakyat di Semenanjung Jaffna
Sri Lanka. Jurnal Ekonomi University of
Apruebo, R.A., 2005, Sports Psychology. Jaffna. Sri Lanka.
Manila: UST Publishing House. Tony Listianto dan Bambang Setiaji, 2007,
Arsyad Azhar, 2011, Media Pembelajaran. Pengaruh Motivasi, Kepuasan, Dan Disiplin
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi
Brahmasari, Ida Ayu & Agus Suprayetno, Kasus di Lingkungan Pegawai Kantor
2008, Pengaruh Motivasi Kerja, PDAM Kota Surakarta).
Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Weinberg dan Gould, 1995, Foundations of
Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan serta Sport and Exercise Psychology. Champaign,
Dampaknya pada Kinerja Perusahaan. Illinois: Human Kinetics.
Jurnal Manajemen dan Yun Guo, Jianqiao Liao, Shudi Liao, and
Kewirausahaan. Vol.10 No.2: 124-135. Yanhong Zhang, 2014, The Mediating Role
of Intrinsic Motivation on the Relationship
109
Muhammad Wahyu Eko Cahyono & Anastasia Riani Suprapti
110