Anda di halaman 1dari 15

UJIAN AKHIR SEMESTER

PENGANTAR MANAJEMEN

Oleh :

Nama : Ezra Renta

Nim : 2020041024034

Kelas: A SMT- II

Universitas Cendrawasih

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Program Studi Ilmu Ekonomi

Tahun Ajaran 2020/2021


A. Mahasiswa Belajar Secara Mandiri Topik Motivasi dan Kepemimpinan yang
Mencakup dan Menjawab Kasus 1.

Soal Kasus 1.
1. Menurut anda motivasi individu atau kelompok yang mempunyai pengaruh besar
terhadap kemajuan sebuah organisasi, Berikan alasannya !
2. Bagaimana peranan motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik terhadap perilaku
individu ?
3. Dari dua pertanyaan di atas anda diminta me’review tiga jurnal yang berkaitan
dengan motivasi intrinsik dan ekstrinsik, kemudian berikan critical review pada
masing-masing jurnal dengan dasar referensi yang falid !

Format penulisan : Topik jurnal, nama peneliti dan tahun penelitian, latar belakang
masalah, critical review dari mahasiswa, dasar referensi, dan kesimpulan.

Jawaban kasus 1 :

1. Motivasi individu menurut saya mempunyai pengaruh besar terhadap kemajuan


sebuah organisasi, karena motivasi adalah hal yang paling mendasar dalam
sebuah organisasi untuk mencapai sebuah tujuan yang ingin dicapai. Motivasi
juga merupakan dorongan yang dimiliki seorang individu yang dapat melakukan
tidakan-tindakan atau sesuatu yang menjadi dasar seseorang untuk berprilaku atau
melakukan sesuatu.
2. Peranan motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik terhadap perilaku individu,
Motivasi intrinsik merupakan pendorong utama dalam belajar setiap seseorang
untuk bisa mencapai tujuannya, contohnya kita terus belaja;r agar bisa mencapai
cita-cita kita. sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan pendorong pelengkap dari
luar diri seseorang dalam belajar. Misalkan orang berbuat sesuatu karena
dorongan dari luar seperti adanya hadiah dan menghindari hukuman.
3. Tiga jurnal yang berkaitan dengan motivasi intrinsik dan ekstrinsik, yaitu:

Topik jurnal :PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK, MOTIVASI EKSTRINSIK


DAN KOMITMEN ORGANSASI TERHADAP KINERJA
KARYAWAN PADA BANK BTN KANTOR CABANG MALANG.

Nama peneliti: Fakhrian Harza Maulana Djamhur Hamid Yuniadi Mayoan

Tahun : 2015

Latar belakang masalah :

Kinerja pegawai erat kaitannya dengan penilaian kinerja, untuk itu penilaian kinerja
pegawai perlu dilakukan oleh suatu organisasi atau pegawai. Keberhasilan seorang
pemimpin dalam menerapkan kepemimpinannya yang optimal serta motivasi kerja yang
tinggiakan menghasilkan kinerja untuk mencapai tujuan perusahaan. Kinerja adalah
sebuah aksi, bukan kejadian. Aksi kinerja itu sendiri terdiri dari banyak komponen dan
bukan merupakan hasil yang dapat dilihat pada saat itu juga. Pada dasarnya kinerja
merupakan sesuatu hal yang bersifat individual, karena setiap karyawan memiliki tingkat
kemampuan yang berbeda dalam mengerjakan tugasnya. Kinerja tergantung pada
kombinasi antara kemampuan, usaha, dan kesempatan yang diperoleh akan dilakukan dan
tidak dilakukan dengan karakteristik kinerja individu. PT. Bank Tabungan Negara (Bank
BTN) Kantor Cabang Malang salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang jasa
perbankan, sudah seharusnya memiliki karyawan yang penuh semangat dan bermotivasi
tinggi dalam bekerja yang pada akhirnya dapat mewujudkan misi dan tujuan perusahaan.
Salah satu indikator tinggi rendahnya motivasi kerja dapat dilihat dari tingkat absensi
karyawan.

Critical review : Pimpinan Bank BTN Kantor Cabang Malang sebaiknya terus berusaha
melakukan aktivitas yang berorientasi pada peningkatan motivasi intrinsik, salah satu
faktor pendukung motivasi intrinsik adalah memberikan pengembangan dan kemajuan
diri, karena menurut data yang didapatkan pengembangan dan kemajuan diri menjadi
skor tertinggi dari motivasi intrinsik. Lalu motivasi ekstrinsik, salah satu indikator
motivasi ekstrinsik salah satunya adalah dengan memberikan fasilitas kerja yang baik,
karena menurut data yang didapat, fasilitas kerja yang baik mendapatkan skor tertinggi
dari indicator lainnya, sehingga untuk memaksimalkan kinerja karyawan harus
memberikan fasilitas kerja yang lebih baik. Dan komitmen organisasi, salah satu
indikator yang mendapat skor tertinggi adalah hasrta yang kuat untuk bekerja, oleh
karena itu perusahaan disarankan untuk terus memertahankan komitmen organisasi
kepada karyawan. Semua hal tersebut sebaiknya dilakukan karena ketiga variabel
tersebut berpenggaruh pada peningkatan kinerja karyawan.

Dasar referensi : Dessler, Gary, 2005,Manajemen Sumber Daya Manusia, Alih bahasa:
Eli Tanya, Penyunting Bahasa: Budi Supriyanto,Indeks: Jakarta. Hadari, Nawawi, dan
Mimi Martini, 2001, Penelitian Terapan, Gajah Mada University Press: Yogyakarta.
Handoko, H., 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia dan Personalia, BPFE UGM:
Yogyakarta. Hasibuan, Malayu S.P, 2007, Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan
Produktifitas, Bumi Aksara: Jakarta. Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. 2006. Evaluasi
Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta: Refika Aditama Mangkunegara, A.P, 2009,
Manajemen Sumbe r Daya Manusia Perusahaan, Remaja Rosdakarya: Bandung.
Manullang, M. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi Offset.

Kesimpulannya yaitu:

1. Motivasi intrinsik memberikan pengaruh terhadap kinerja Karyawan pada Bank BTN
Kantor Cabang Malang. Semakin tinggi Motivasi intrinsik, maka kinerja Karyawan pada
Bank BTN Kantor Cabang Malang semakin baik.

2. Motivasi ekstrinsik memberikan pengaruh terhadap kinerja Karyawan pada Bank BTN
Kantor Cabang Malang. Semakin tinggi Motivasi ekstrinsik, maka kinerja Karyawanpada
Bank BTN Kantor Cabang Malang semakin baik.

3. Komitmen organisasi memberikan pengaruh terhadap kinerja Karyawan pada Bank


BTN Kantor Cabang Malang. Semakin tinggi Komitmen organisasi, maka kinerja
Karyawanpada Bank BTN Kantor Cabang Malang semakin baik

4. Motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik dan komitmen organisasi secara bersama sama
memberikan pengaruh terhadap kinerja karyawan Bank BTN Kantor Cabang Malang.
Topik jurnal : PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN MOTIVASI EKSTRINSIK
TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI BISNIS KELAS X
PESERTA DIDIK KELAS X DI SMKN 4 MAKASSAR

Nama peneliti: AYU LESTARI AZIS

Tahun : 2017

Latar belakang masalah:

SMKN 4 Makassar sebagai sekolah menengah kejuruan dituntut untuk menghasilkan


lulusan yang berkualitas agar menghasilkan sumber daya manuasia (SDM) yang
berkualitas, oleh sebab itu untuk meningkatkan prestasi peserta didik SMKN 4 Makassar
harus dapat menggali segala macam potensi baik yang ada dalam diri peserta didik
maupun dari luar diri peserta didik yang dapat berpengaruh positif terhadap prestasinya,
serta mencari hal-hal yang menghambat pencapaian prestasinya. Menurut pengamatan di
lapangan dan informasi dari guru kelas X SMKN 4 Makassar semester ganjil 2016/2017,
masih banyak peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, terlihat dari adanya peserta
didik yang enggan belajar dan tidak bersemangat dalam menerima pelajaran dikelas,
peserta didik pun belum aktif dalam mengerjakan soal latihan yang diberikan, sehingga
hasil belajarnya menjadi kurang memuaskan. Peserta didik memiliki nilai yang bervariasi
padahal sudah ada fasilitas-fasilitas sekolah yang diberikan untuk mendukung sarana
prasarana demi 5 kelancaran dalam proses pembelajaran. Hal itulah yang menjadi
permasalahan dalam jurnal ini dimana peneliti ingin mengetahui lebih jauh tentang”
Pengaruh Motivasi Instrinsik dan Motivasi Ekstrinsik terhadap Prestasi Belajar Ekonomi
Bisnis Peserta Didik Kelas X SMKN 4 Makassar.

Critical review : Bentuk motivasi yang mempengaruhi prestasi belajar ekonomi peserta
didik kelas X di SMKN 4 Makassar perlu ditingkatkan yakni: Peserta didik lebih dapat
mengembangkan motivasi dalam dirinya sehingga dapat tercipta rasa kecintaan dan
kesukaan terhadap pelajaran untuk meningkatkan mutu belajar dalam mencapai prestasi
belajar. Dengan cara peserta didik harus memikirkan tujuan peserta didik yang ingin
dicapai, menciptakan minat serta gairah dalam belajar, dan memandang pelajaran sebagai
tantangan, bukan sebagai rintangan yang ditinggalkan kemudian Memanfaatkan subjek
atau lingkungan sekitarnya yang ada pada peserta didik seperti guru dan teman-teman
kelas yang menjadi pendorong agar dapat berkembang serta mendukung dalam
pencapaian prestasi belajar. Dengan cara memberikan perhatian kepada peserta didik
dengan mengingat namanya masing, memberikan apresiasi terhadap keingin tahuan dan
prestasi belajar 84 peserta didik mengingatkan jadwal ujian, menciptakan suasana
persaingan yang kompetitif positif serta menyenangkan, serta pemberian hasil nilai yang
objektif dari kehadiran, setiap tugas, UTS, UAS, bentuk-bentuk penilaian lainnya.

Dasar referensi : Baharuddin & Wahyuni, Esa Nur. (2009). Teori Belajar dan
Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Kesimpulannya yaitu: Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai Pengaruh


Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Peserta
Didik Kelas X SMKN 4 Makassar, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi intrinsik terhadap prestasi belajar
ekonomi peserta didik kelas X di SMK Negeri 4 Makassar yakni pengaruhnya rendah.

2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi ekstrinsik terhadap prestasi belajar
ekonomi peserta didik kelas X di SMK Negeri 4 Makassar yakni pengaruhnya rendah.

3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik
terhadap prestasi belajar ekonomi peserta didik kelas X di SMK Negeri 4 Makassar yakni
pengaruhnya sedang.

Topik jurnal: PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK


TERHADAP KINERJA PEGAWAI YANG DI MEDIASI OLEH
KOMITMEN ORGANISASI (Studi Pada Pegawai Kantor
Pertanahan Kota Semarang)

Nama peneliti: Rakhmat Triadi, Siti Hidayah, & Fasochah

Tahun : 2019

Latar belakang masalah :


Sebuah organisasi baik yang baru maupun yang lama perlu ditata agar dapat berjalan baik
sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Organisasi yang siap berkompetisi harus
memiliki manajemen yang efektif. Untuk meningkatkan kinerja pegawai dalam
manajemen yang efektif memerlukan dukungan pegawai yang cakap dan kompeten di
bidangnya. Disisi lain pembinaan pegawai termasuk hal yang harus diutamakan sebagai
aset utama organisasi (Hasibuan, 2008). Dalam organisasi pemerintah, kualitas aparatur
negara dituntut kinerjanya agar lebih baik dengan memiliki sikap dan perilaku yang
beridentikan pengabdian, kejujuran, tanggung jawab, disiplin, keadilan dan berwibawa
sehingga dapat memberikan pelayanan dan pengayoman kepada masyarakat sesuai
dengan tuntunan hati nurani rakyat (Thoha, 2012). Permasalahan yang berkaitan dengan
kinerja dihadapi banyak organisasi, tak terkecuali pada Kantor Pertanahan Kota
Semarang. Kinerja pegawai pada instansi tersebut masih belum optimal, hal ini dapat
dilihat dari Laporan Kinerja Kantor Pertanahan Kota Semarang Tahun 2018. Berdasarkan
data tersebut, menunjukkan bahwa kinerja pegawai pada Kantor Pertanahan Kota
Semarang belum optimal. Untuk mencapai kinerja pegawai yang optimal dan sesuai
dengan tujuan organisasi diperlukan motivasi dengan berpegang pada komitmen
organisasi. Adanya kondisi tersebut maka penelitian ini akan mengkaji fakor-faktor yang
berkaitan dengan kinerja yaitu komitmen organisasi, motivasi intrinsik dan motivasi
eksntrinsik dengan obyek penelitian pegawai pada Kantor Pertanahan Kota Semarang.
Sehingga judul penelitian yang dipilih adalah: “Pengaruh Motivasi Intrinsik Dan
Ekstrinsik Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel
Mediasi (Studi Pada Pegawai Kantor Pertanahan Kota Semarang)”.

Critical review: motivasi intrinsik berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi


dan selanjutnya akan dapat meningkatkan kinerja pegawai dimana Pimpinan perlu
memfasilitasi pegawai yang mempunyai keinginan untuk meningkatkan kemampuan
kerja sehingga dapat meningkatkan prestasi kerja. Pimpinan perlu mendorng pegawai
yang bekerja dengan sungguh-sungguh sehingga mereka dapat memperoleh pengalaman
dan ketrampilan kerja.

Motivasi ekstrinsik berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi dan selanjutnya


akan dapat meningkatkan kinerja pegawai dimana Pimpinan perlu melakukan
pengawasan atau supervisi yang bersifat pembinaan terhadap pegawai agar mereka
merasa nyaman dalam bekerja. Pimpinan perlu mendorong pegawai untuk meningkatkan
hubungan dan kerjasama yang lebih baik diantara mereka dalam menyelesaikan tugas dan
pekerjaan.

Dasar referensi : Abdullah dan Arisanti, Herlin. 2010 .Pengaruh Budaya Organisasi,
Komitmen Organisasi Dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja (Pada Kantor Wilayah
Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Bengkulu). Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol.
9 No. 2 Edisi Agustus. 118-134 Akbar, F. N. 2012. Pengaruh Motivasi Intrinsik dan
Motivasi Ekstrinsik Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Perkebunan Nusantara XII
Surabaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 1(2). Ahmad, A. B. (2013). Pengaruh
Komitmen Organisasional, Motivasi Intrinsik, Dan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Kinerja
Dokter (Studi Pada Dokter Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin). Jurnal
Wawasan Manajemen, 1(3), 299-321. Dirianzani, L., Sugiono, S., & Hardiningtyas, D.
(2014). Analisis Pengaruh Motivasi Intrinsik Dan Ekstrinsik Terhadap Kinerja Karyawan
Borongan Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Mediasi (Studi Kasus: Perusahaan
Rokok Adi Bungsu Malang). Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem Industri, 2(5),
p1124-1135.

Kesimpulannya yaitu : motivasi intrinsik berpengaruh positif dan signifikan terhadap


komitmen organisasi (H1) terbukti, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa semakin
tinggi motivasi intrinsik maka semakin tinggi pula komitmen organisasi. Motivasi
ekstrinsik berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi (H2),
sehingga dapat diinterpretasikan bahwa semakin tinggi motivasi ekstrinsik maka semakin
tinggi pula komitmen organisasi. Komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja pegawai (H3), sehingga dapat diinterpretasikan bahwa semakin tinggi
komitmen organisasi maka semakin tinggi pula kinerja pegawai. 4. Motivasi intrinsik
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai (H4) terbukti, sehingga
dapat diinterpretasikan bahwa semakin tinggi motivasi intrinsik maka semakin tinggi pula
kinerja pegawai.
Pertayaan kasus 2

1. Menurut Anda kepemimpinan bagaimana yang tepat untuk memimpin sebuah


perusahaan! dan berikan alasannya mengapa anda memilih model kepemimpinan
tersebut.

2. Anda tentu memiliki sosok-sosok tipe pemimpin yang mampu menginspirasi anda.
Pada kenyataannya ada sosok pemimpin di negara lain seperti Presiden Korea Utara
berbeda dengan Presiden di USA, Indonesia, Arab Saudi, Inggris dll. Berdasarkan hal
tersebut anda diminta:

a) Berikan tanggapan saudara terhadap pemimpin-pemimpin negara tersebut !

b) Jelaskan apa kelebihan dan kekurangan dari model-model kepemimpinan tersebut dan
berikan referensi yang valid !

Jawaban Kasus 2 :

1. Kepemimpinan yang tepat untuk memimpin sebuah perusahaan adalah


kepemimpinan demokratis karena gaya kepemimpinan ini memberikan
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain atau tim kerja agar bersedia bekerja
sama untuk mencapai tujuan yang di tetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang
akan dilakukan ditentukan bersama-sama antara pimpinan dan bawahan.
kepemimpinan demokratis, seorang pemimpin selalu mendorong semua anggota
tim untuk lebih kreatif dan selalu diberi kesempatan untuk menyampaikan
pendapat, saran maupun gagasan mereka. Pengambilan keputusan berdasarkan
kesepakatan dari anggota tim dengan pemimpinya.
2. Tanggapan terhadap pemimpin-pemimpin di Negara lain seperti Presiden korea
Utara berbeda dengan Presiden di USA, Indonesia, Arab Saudi, dll.
a) Gaya kepemimpinan Presiden Korea Utara ( Kim Jong-un)

Memiliki gaya kepemimpinan yang Authoritarian, selalu mengontrol dan


mengawasi setiap tindakan yang dilakukan oleh bawahannya.Kim Jong-un adalah
pemimpin yang otoriter yang seringkali menghukum bawahannya dengan tembak
mati ketika pekerjaan yang dilakukan tidak becus. Dalam pengambilan keputusan
Kim jong un tidak melibatkan bawahannya melainkan hanya memfokuskan
bawahan dalam menyelesaikan tugasnya.

Gaya kepemimpinan Presiden Arab Saudi ( Muhammad bin Salman )


Sistem Pemerintahan yang bersifat monarki mempengaruhi kehidupan social
masyarakat Arab Saudi dan menjadi tantangan dalam mengatasi isu social,
ekonomi, budaya dan politik .Walaupun Saudi memiliki pemerintah yang
monarki, tidak berarti kebijakan-kebijakan di Arab Saudi seratus persen di
pengaruhi dengan besar dan di tentukan oleh seorang raja.

Gaya kepemimpinan Presiden Indonesia (Joko Widodo)


Gaya kepemimpinan seorang Joko Widodo memang tergolongunik, sebab Jokowi,
orang-orang menyebutkan memiliki sebuah gaya kepemimpinan yang lain dari
pada yang lain dimana semua keputusan keputusan yang diambilnya cenderung
nyeleneh namun mengandung sebuah hal yang penting dalam masyarakat.Jokowi
hadir begitu cepat, sosok yang begitu dinanti nanti pada jaman seperti sekarang
ini, dimana banyak masyarakat yang sudah bosan dengan kondisi kepemimpinan
sekarang ini. Banyak masyarakat yang menginginkan sebuah perubahan dalam hal
kepemimpinan bangsa ini, dan Jokowi pun hadir ditengah tengahkita dengan citra
sebuah pemimpin yang sangat peduli dengan kaum kaum kelas bawah dan sangat
peduli dengan srakyat kecil, banyak masyarakat Indonesia menggantungkan
perubahan bangsa ini pada sosok Joko Widodo. Konsep kepemimpinan Jokowi
adalah servant, dimana dalam konsep kepemimpinan ini pemimpin adalah
menjadi seorang pelayan, dimana yang dimaksud adalah Joko Widodo secara
langsung terjun kedalam kehidupan masyarakat dan mengetahui bagaimananasib
dan keluhan ynag mereka alami saat ini. 

Gaya kepemimpinan Presiden USA (Barack Hussein Obama )

Kepemimpinan transformasional atau transformational leadership adalah sebuah


gaya kepemimpinan yang digunakan oleh presiden Barack Obama dimana semasa
pemerintahannya mengidentifikasi perubahan yang diperlukan, menyusun visi
yang akan membuka jalan bagi perubahan yang dibuat dan melaksanakan rencana
yang diperlukan agar perubahan tersebut terjadi.

Kelebihan dari model kepemimpinan Joko Widodo, adalah pemimpin yang sangat
tegas, berani, dan bertanggung jawab, memiliki karakter yang jujur dan tegas, dia
juga merakyat untuk kepentingan Negaranya.

Kelebihan dari model kepemimpinan Kim Jong Un yaitu Kim Jong Un bisa
mengambil  Keputusan yang cepat memungkinkan tim dapat segera bekerja. Gaya
kepemimpinan seperti ini berguna, terutama  ketika ada situasi darurat yang sedang
dihadapi.Dari Hasil kinerja dapat  Menghasilkan hasil yang konsisten. Pimpinan
menetapkan peraturan dan instruksi khusus yang harus dipatuhi oleh tim. Mereka juga
menetapkan tugas-tugas yang harus diselesaikan secara konsisten dan sesuai spesifikasi

Kelebihan dari model kepemimpinan Muhammad bin Salman mempunyai


kekuasaan yang tidak bisa diganggu gugat dan dipengaruhi oleh pihak lain. Jarang
terjadinya penyelewengan di dalam pemerintahan karena hanya dipimpin oleh
satu pihak.

Kelebihan dari model kepemimpinan Joko Widodo yaitu Meningkatkan empati


Pengambilan keputusan kolaboratif Meningkatkan kepuasan anggota tim,
meningkatkan semangat kerja.
Kelebihan dari model kepemimpinan Barack Obama yaitu memiliki suatu inisiatif
yang memaksa suatu perubahan untuk dilakukan, pemimpin bisa membuat
perubahan tersebut menjadi suatu proses yang mendorong pengikutnya untuk
melakukan perubahan juga. Jika implementasi yang dilakukan sudah benar,
pemimpin dan pengikutnya bisa mencapai potensi besar mereka.

b) Kekurangan dari setiap kepemimpinan dalam gaya memimpin Jokowi yaitu


kurangnya srategi yang matang dalam pelaksanaan visi.Pada masa kepemimpinan
Joko Widodo belum bisa memberikan dampak signifikan terhadap masalah
kesenjangan.
Kekurangan dari gaya kepemimpinan Kim jong-un yaitu bertindak yang
seenaknya,misalnya segala bentuk hukuman, larangan, peraturan dapat dengan
mudah diubah secara sepihak.menilai kesuksesan kepemimpinannya dari rasa
takut dan kepatuhan bawahan yang bersifat kaku.
Kekurangan dari gaya kepemimpinan Muhammad bin Salman
a.Pemerintahannya terpusat pada satu pihak.
b.Pemerintahan hanya dipegang oleh keturunan penguasa.
c.Munculnya ketidakadilan karena perbedaan kasta.
Kekurangan dari gaya kepemimpinan Barack Obama yaitu Gaya kepemimpinan
ini hanya bisa berhasil jika pemimpin terus menjalin komunikasi dengan tim atau
bawahannya. Pemimpin harus bisa mengomunikasikan visi dan nilai-nilai tugas
yang diberikan pemimpin ke pengikutnya. Jika komunikasi tidak terjalin secara
intensif, tim akan merasa tidak tertarik dengan instruksi-instruksi yang diberikan.
gaya kepemimpinan transformasi harus selalu menjaga antusiasme timnya dalam
meraih tujuan bersama. Pemimpin bisa melakukannya dengan meminta umpan
balik (feedback) kepada pengikutnya secara konsisten. Ia juga harus bisa
mendekatkan diri kepada pengikutnya berdasarkan kepribadian yang berbeda
pada tiap individu. JIka seorang pemimpin memiliki kemampuan yang kurang
dalam hal tersebut, besar kemungkinan komitmen tim anda terhadap pekerjaannya
akan berkurang seiring dengan berjalannya waktu.

2. Mahasiswa belajar secara mandiri Topik perilaku organisasi dan Budaya


Organisasi yang mencangkup

Pertanyaan :
1. Apakah perilaku individu dapat mempengaruhi kinerja atau organisasi ? berikan
alasannya dengan menggunakan referensi 3 jurnal ilmiah tahun 2013-2019.
2. Berikan tiga contoh pengaruh budaya terhadap perkembangan sebuah organisasi
dengan referensi jurnal ilmiah atau sumber valid lainnya tahun 2013-2019.

Jawaban :

1. Ya, perilaku individu sangat mempengaruhi kinerja maupun organisasi karena


setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga setiap tindakan
yang dilakukan oleh seseorang akan selalu memberi dampak pada lingkungan
sekitarnya baik itu sesame rekan kerja, pimpin dan organisasi. Perilaku individu
dapat bersifat positif(membangun) dan sebaliknya juga dapat bersifat negative
(merugikan) oleh sebab itu pentingnya memahami perbedaan setiap individu
sehingga setiap individu memiliki keingingan melakukan sesuatu dan menentukan
kemampuan bertindak untuk mencapai tujuan bersama dalam suatu organisasi.

2. Contoh Pengaruh Budaya terhadap perkembangan sebuah organiasi :

Contoh 1

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN , MOTIVASI KERJA DAN BUDAYA


ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BANK MUAMALAT
INDONESIA CABANG SURAKARTA

Agus marimin

Institute agama islam dalam negeri (IAIN) Surakarta

Gaya kepemimpinan merupakan pola-pola perilaku konsisten yang diterapkan pemimpin


dengan melalui orang lain pada saat mempengaruhi orang lain. Gaya kepemimpinan
bukan merupakan pendapat pemimpin tentang perilaku mereka, tetapi bagaimana
persepsi orang lain terutama bawahannya tentang perilaku kepemimpinannya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ohio State University akhir tahun 1940, terdapat
dua dimensi gaya kepemimpinan yaitu struktur inisiatif (initiating structure) dan pertim-
bangan (consideration). Gaya kepemimpinan struktur inisiatif cenderung berorientasi
pada tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada bawahan. Sedangkan gaya
kepemimpinan pertimbangan cenderung fleksibel,yang melibatkan bawahan dalam
pengambilan keputusan. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang
digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku
orang lain seperti yang ia inginkan. Dalam budaya organisasi, suatu gaya kepemimpinan
sangat diperlukan untuk mengembangkan lingkungan kerja yang kondusif dan
meningkatkan kinerja bagi karyawan sehingga diharapkan akan menghasilkan
produktivitas yang tinggi. Kinerja itu sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan
karyawan dalam melaksanakan keseluruhan tugas-tugas yang menjadi tanggung-
jawabnya.

Jurnal kedua

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI


(Studi Kasus Karyawan PT. Suka Fajar Cab. Pekanbaru)

Jurnal Fisip, Program studi administrasi bisnis 2017

Porter dan Smith (dalam Temaluru, 2001) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai
sifat hubungan antara pekerja dan organisasi yang dapat dilihat dari keinginan kuat untuk
tetap menjadi anggota organisasi tersebut, kesediaan untuk menjadi sebaik mungkin demi
kepentingan organisasi tersebut dan kepercayaan dan penerimaan yang kuat terhadap
nilai ± nilai dan tujuan organisasi. Nilai ± nilai organisasi berfungsi sebagai landasan
untuk berperilaku dan menjadi tuntutan dari organisasi agar dilakukan oleh karyawan,
untuk itu diperlukan adanya acuan baku yang diberlakukan oleh suatu perusahaan. Acuan
baku tersebut adalah budaya organisasi yang secara sistematis menuntun karyawan untuk
meningkatkan komitmen bagi perusahaan (Moeljono, 2005). Selain itu, penelitian yang
dilakukan Maulana Bima, Muhammad Irfan (2015) menunjukkan bahwa budaya
organisasi terbukti memiliki pengaruh positif terhadap komitmen organisasional pada
Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar.

Jurnal ketiga
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA
PT. ARYO BIMO PONTIANAK

Jurnal ekonomi dan bisnis 2016

Manajemen sumber daya manusia merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas


manusia, dengan memperbaiki sumber daya manusia, meningkatkan pula kinerja dan
daya hasil organisasi, sehingga dapat mewujudkan pegawai yang memiliki disiplin dan
kinerja yang tinggi sehingga diperlukan pula peran yang besar dari pimpinan organisasi.
Dalam meningkatkan kinerja pegawai diperlukan analisis terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhinya dengan memperhatikan kebutuhan dari para pegawai, diantaranya
adalah terbentuknya budaya organisasi yang baik dan terkoordinasi.

Setiap individu selalu mempunyai sifat yang berbeda satu dengan yang lainnya. Sifat
tersebut dapat menjadi ciri khas bagi seseorang, sehingga kita dapat mengetahui
bagaimana sifatnya. Sama halnya dengan manusia, organisasi juga mempunyai sifat-sifat
tertentu. Melalui sifat-sifat tersebut kita juga dapat mengetahui bagaimana karakter dari
organisasi tersebut. Sifat tersebut kita kenal dengan budaya organisasi atau organization
culture. Budaya-budaya yang Dimiliki oleh setiap suku bangsa memiliki sistem nilai dan
norma dalam mengatur masing-masing anggotanya dari suku bangsa tersebut maupun
orang yang berasal dari suku lain, dengan demikian dapat dikatakan bahwa suatu
organisasi juga memiliki budaya yang mengatur bagaimana anggota-anggotanya untuk
bertindak.

Anda mungkin juga menyukai