PENDAHULUAN
1
karyawan, dalam berinteraksi dengan lingkungan kerjanya sehingga tanggung
jawab yang diberikan oleh perusahaan dapat dilaksanakan dengan baik sesuai
dengan tujuan perusahaan. Kepuasan kerja dianggap penting dalam lingkup
organisasi karena memiliki pengaruh yang besar terhadap produktivitas organisasi
baik secara langsung maupun tidak langsung. Martoyo (2007) kepuasan kerja (job
satification) adalah keadaan emosional karyawan yang terjadi maupun tidak
terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja karyawan dan perusahaan atau
organisasi dengan tingkat nilai balas yang memang diinginkan oleh karyawan
yang bersangkutan (Novieka dan Prasetya, 2018).
Martoyo (2005) menjelaskan bahwa kepuasan kerja merupakan salah satu
elemen yang cukup penting dalam organisasi. Hal ini disebabkan kepuasan kerja
dapat mempengaruhi perilaku kerja karyawan seperti malas, rajin, produktif dan
lainnya atau memiliki hubungan dengan beberapa jenis perilaku yang sangat
penting dalam organisasi (Manalu, 2015).
Mustika (2013) faktor yang diduga mampu mempengaruhi tinggi
rendahnya kepuasan kerja dalam organisasi adalah komunikasi. Hargie et al.
(2002) komunikasi sangat penting untuk keberhasilan keseluruhan dari sebuah
bisnis atau organisasi harus memiliki peran yang mendasar dalam proses
perencanaan strategis untuk semua organisasi. Johan (2005) menunjukan
komunikasi akan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, karena jika terjalin
komunikasi yang baik antara karyawan dan atasan maka karyawan akan menjadi
lebih puas.
Para peneliti sepakat bahwa kepuasan kerja terhadap komunikasi memiliki
pengaruh positif. Ali dan Haider (2012) mengatakan komunikasi organisasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Carriere
dan Bourque (2009) mengatakan komunikasi organisasi berpengaruh positif pada
kepuasan kerja. Bakanauskienė et al. (2010) juga mengatakan komunikasi
organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Tuzun
(2013) mengatakan karyawan akan lebih puas dengan komunikasi di tingkat level
mereka bekerja daripada organisasi secara keseluruhan. Hasil penelitian
sebelumnya ini menyiratkan bahwa komunikasi organisasi mampu membantu
2
organisasi untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan (Cahyanto dan Utama,
2016).
Kepuasan terhadap komunikasi organisasi merupakan faktor penting yang
harus diperhatikan oleh setiap organisasi atau instansi. Karena, setiap pegawai
yang menjalankan aktivitas-aktivitas di dalam sebuah organisasi merupakan
seorang individu yang memiliki kebutuhan bermacam-macam, serta selalu
berusaha untuk memuaskan kebutuhannya tersebut. Masmuh (2008) menjelaskan
kepuasan komunikasi adalah satu fungsi dari apa yang seorang dapatkan dengan
apa yang dia harapkan. Kepuasan terhadap kebutuhan akan membantu para
pegawai dalam menjalankan setiap aktivitasnya dengan baik (Riyantini dan
Triyono, 2016).
Down dan Hazen (1977) mengidentifikasi ada delapan dimensi kepuasan
komunikasi di organisasi yaitu communication climate, supervisory
communications, organizational integration, media quality, horizontal informal
communication, general organizational perspective, superior-subordinate
communication, dan feedback (Yantara, 2015).
Dari 8 dimensi yang di identifikasi Down dan Hazen (1977) yang menjadi
daya tarik peneliti yaitu communication climate. Hal ini untuk mengukur seberapa
pengaruhnya terhadap kepuasan kerja di PT. Telkom Akses. Down dan Hazen
(1977) menjelaskan communication climate mengacu pada komunikasi pribadi
dan juga komunikasi organisasi. Termasuk sejauh mana stimulasi komunikasi dan
memotivasi karyawan untuk memenuhi tujuan organisasi dan sejauh mana itu
membuat mereka mengidentifikasi diri dengan organisasi. Di sisi lain, ini
termasuk perkiraan sikap terhadap komunikasi yang sehat dalam organisasi
(Yantara, 2015). Sanusi (2012) mendefinisikan communication climate sebagai
kualitas pengalaman subyektif yang muncul dari persepsi karyawan tentang
karakteristik dalam organisasi (Meitisari, Hanafi, dan Wahab, 2018).
Dalam penelitian Navarro (2014) mengungkapkan bahwa kepuasan kerja
dan communication climate tidak independen. ini berarti bahwa communication
climate terkait dengan kepuasan kerja, karyawan dengan kepuasan positif pada
iklim komunikasi puas dengan pekerjaan mereka. Oleh karena itu, membangun
3
dan memelihara communication climate yang sehat dan positif sangat penting
dalam menciptakan dan mempertahankan kepuasan kerja (Navarro, 2014).
Terdapat hasil yang berbeda dalam penelitian Wahyunie, Kanto dan
Kriyantono (2015) bahwa communication climate dipersepsikan oleh pegawai
Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Gunung Mas
Kalimantan Tengah memiliki pengaruh yang positif dan signifikan dengan
kepuasan kerja. Pengaruh yang signifikan tersebut mempunyai makna semakin
baik iklim komunikasi organisasi maka akan semakin baik pula kepuasan kerja
pegawainya, sebaliknya semakin rendah iklim komunikasi organisasi maka
semakin rendah kepuasan kerja pegawai (Wahyunie, Kanto, dan Kriyantono,
2015).
4
variabel terikat adalah kepuasan kerja . Peneliti mengharapkan adanya pengaruh
positif antara communication climate terhadap kepuasan kerja.
(+)
Communication Climate Kepuasan Kerja
Hipotesis
Berdasarkan penelitian sebelumnya, dan model analisis dapat ditarik
hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. H1 : communication climate memiliki pengaruh positif terhadap
kepuasan kerja.
Hipotesis ini juga sangat bergantung pada kondisi dilapangan, sehingga sangat
mungkin terjadi perubahan jumlah hipotesis.
5
References
Meitisari, N., Hanafi, A., & Wahab, Z. (2018). Analysis on the Effects of
Organizational Communication Climate and Career Development toward
Employee Performance with Job Satisfaction. International Journal of
Scientific and Research Publications.
6
Wahyunie, S., Kanto, S., & Kriyantono, R. (2015). Pengaruh Iklim Komunikasi
Organisasi Terhadap Efektivitas Komunikasi Interpersonal Dan Kepuasan
Kerja.