Bab Iii
Bab Iii
BAB 3
menguji obyektivitas ilmu yang menjadi masalah dalam suatu penelitian. Menurut
apabila dalam suatu penelitian tersebut bekenaan dua variabel atau lebih. Maka
langkah selanjutnya adalah membaca buku teks, hasil penelitian peneliti lain,
jurnal ilmiah, tesis, dan disertasi yang memiliki kaitan dengan masalah yang akan
diteliti dalam penelitian ini, dan digunakan oleh penulis sebagai rujukan untuk
bahwa menggali beberapa hasil penelitian yang lalu atau temuan penelitian yang
Adapun penelitian terdahulu sebagai rujukan dalam penelitian ini, antara lain
sebagai berikut:
Penelitian yang dilakukan oleh Acmad Sudiro dan Nona F.A Sumanang
karyawan.
36
Program Pascasarjana Ilmu Manajemen
37
Untuk itu ia harus mampu melihat, mengamati, dan memahami keadaan atau
dalam penelitiannya menunjukkan motivasi kerja, baik itu motivasi intrinsik atau
kerja
kerangka konseptual yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah pengaruh
KOMUNIKASI
H6
H3
H1
H5
MOTIVASI KEPUASAN
KERJA
H2
H4
GAYA H7
KEPEMIMPINAN
3.2 Hipotesis
rumusan masalah yang diteliti, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan
mamfaat dan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis pada penelitian ini
pegawai untuk bekerjasama dan berdaya upaya dengan penuh semangat dalam
kerja dikategorikan positif dan signifikan, berarti semakin baik komunikasi yang
dilakukan oleh pimpinan maka tingkat motivasi kerja yang dimiliki pegawai akan
dijelaskan oleh variasi kerja secara simultan yang mempunyai pengaruh signifikan
terhadap motivasi kerja. Dengan kata lain semakin baik komunikasi dan
lingkungan kerja, maka semakin baik pula motivasi kerja karyawan. Hasil
bawahannya, oleh karena itu maka gaya kepemimpinan sangat diperlukan dalam
manajer dalam suatu organisasi dapat menciptakan integritas yang serasi dan
secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kepuasan
mempengaruhi peningkatan kepuasan kerja kearah yang lebih tinggi. Yang artinya
jika, hubungan komunikasi yang terjadi pada saat jam kerja maupun di luar jam
kerja dapat terjalin dengan baik maka kepuasan kerja karyawan akan meningkat.
antara atasan dengan bawahan, Bila komunikasi efektif dapat terwujud maka
dibuat oleh perusahaan sehingga kinerja yang dihasilkan semakin baik. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Ali dan Haider (2012) dikemukakan bahwa ada
dampak signifikan dari tiga dimensi komunikasi pada kepuasan kerja Novita et al.
(2002) juga mengemukakan komunikasi efektif antara atasan dan bawahan sangat
langsung dari karakteristik individu, komunikasi yang efektif dan kepuasan kerja
terhadap kinerja pegawai. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Sudiro dan
maka akan timbul kepuasan kerja yang tinggi dirasakan setiap karyawan.
kepemimpinan yaitu gaya partisipatif, gaya orientasi prestasi, gaya direktif, gaya
suportif dan gaya pengasuh berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
kerja, komitmen organisasi dan kinerja karyawan. Implikasi dari hasil penelitian
Kepuasan kerja pegawai merupakan salah satu elemen yang cukup penting
dalam organisasi. Menurut Badeni (2017), hal ini disebabkan kepuasan kerja
pegawai dapat mempengaruhi perilaku kerja, seperti malas, rajin, produktif, dan
lain-lain yang berhubungan dengan beberapa jenis perilaku yang sangat penting
bahwa pada dasarnya, kepuasan kerja tergantung kepada apa yang diinginkan
seseorang dari pekerjaannya dan apa yang mereka peroleh. Orang yang paling
tidak merasa puas adalah mereka yang mempunyai keinginan paling banyak,
tetapi mendapat yang paling sedikit. Sedangkan yang paling merasa puas adalah
kerja yang sehat. Bekerja dalam kondisi yang baik bagi pegawai dalam
lingkungan kerja merupakan hal yang penting dan perlu diperhatikan oleh pihak
organisasi. Untuk itu hal yang berkaitan dengan kepuasan kerja yang dirasakan
variabel endogen secara parsial mediasi. Penelitian ini didukung penelitian yang
dan kepuasan kerja pegawai. Pada penelitian Carriere dan Bourque (2009)
pegawai yang dimediasi oleh motivasi. Sedangkan Gray dan Laidlaw (2002)
Kepuasan Kerja
hubungan yang signifikan antara gaya inovatif dan gaya supportif dengan
kepuasan kerja dan komitmen organisasi. Sedangkan gaya birokrasi tidak ada
ketrampilan, identitas tugas, arti tugas, otonomi, umpan balik dari pekerjaan dan
meneliti gaya kepemimpinan pada rumah sakit dan shift kerja. Penelitian
terhadap motivasi kerja dan menunjukkan bahwa motivasi mampu dan bisa
motivasi pegawai maka kepuasan kerja pegawai akan lebih meningkat lagi dan