Anda di halaman 1dari 8

36

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Temuan penelitian terdahulu penting untuk mengetahui dan sekaligus

menguji obyektivitas ilmu yang menjadi masalah dalam suatu penelitian. Menurut

Sugiyono (2012) suatu penelitian perlu dikemukakan kerangka berpikirnya

apabila dalam suatu penelitian tersebut bekenaan dua variabel atau lebih. Maka

langkah selanjutnya adalah membaca buku teks, hasil penelitian peneliti lain,

jurnal ilmiah, tesis, dan disertasi yang memiliki kaitan dengan masalah yang akan

diteliti dalam penelitian ini, dan digunakan oleh penulis sebagai rujukan untuk

lebih memahami antar variabel dalam penelitian. Menurut Saifuddin (2012)

bahwa menggali beberapa hasil penelitian yang lalu atau temuan penelitian yang

sudah ada diperlukan untuk memperluas dan memperdalam pengetahuan peneliti

selanjutnya dalam mengungkapkan masalah penelitian yang akan dilakukan.

Adapun penelitian terdahulu sebagai rujukan dalam penelitian ini, antara lain

sebagai berikut:

Penelitian yang dilakukan oleh Acmad Sudiro dan Nona F.A Sumanang

(2005) tentang Komunikasi efektif dalam organisasi terhadap kepuasan kerja

menunjukkan komunikasi yang efektif berpengaruh terhadap kepuasan kerja

karyawan.

Dalam penelitian Jaya Bahwi yanti (2012) menunjukkan ada pengaruh

antara gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan Artinya, semakin

baik kepemimpinan maka akan semakin meningkatkan kepuasan kerja karyawan.

36
Program Pascasarjana Ilmu Manajemen
37

Untuk itu ia harus mampu melihat, mengamati, dan memahami keadaan atau

situasi tempat kerjanya dalam artian bagaimana para bawahannya, bagaimana

keadaan organisasinya, bagaimana situasi penugasannya, dan juga tentang

kemampuan dirinya sendiri sehingga pimpinan mampu menerapkan gaya

kepemimpinan yang tepat.

Hasil penelitian Sukidi (2016), secara simultan dinyatakan bahwa

motivasi, berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. Ogunnaike (2014)

dalam penelitiannya menunjukkan motivasi kerja, baik itu motivasi intrinsik atau

motivasi ekstrinsik merupakan hal yang penting dalam meningkatkan kepuasan

kerja

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dikemukakan di atas, maka

kerangka konseptual yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah pengaruh

Komunikasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap Motivasi dan kepuasan kerja

pegawai bakti Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Kota Lhokseumawe dapat

digambarkan sebagai berikut:

KOMUNIKASI
H6

H3
H1
H5
MOTIVASI KEPUASAN
KERJA
H2
H4

GAYA H7
KEPEMIMPINAN

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

Program Pascasarjana Ilmu Manajemen


38

3.2 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2012), hipotesis adalah jawaban sementara terhadap

rumusan masalah yang diteliti, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan

kerangka berpikir. Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan,

mamfaat dan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis pada penelitian ini

adalah sebagai berikut:

3.2.1 Pengaruh Komunikasi Terhadap Motivasi Pegawai.

Komunikasi merupakan salah satu cara dalam mempengaruhi motivasi

pegawai untuk bekerjasama dan berdaya upaya dengan penuh semangat dalam

mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam penelitian Tarunajaya Utama Putra

(2013) menyimpulkan pengaruh antara komunikasi pimpinan terhadap motivasi

kerja dikategorikan positif dan signifikan, berarti semakin baik komunikasi yang

dilakukan oleh pimpinan maka tingkat motivasi kerja yang dimiliki pegawai akan

menjadi lebih baik. Sebaliknya, pimpinan yang kurang memiliki kemampuan

dalam berkomunikasi di dalam kantor maka tingkat motivasi pegawainya juga

akan rendah. Hasil penelitian Mami Suparyatmi Sudarwati (2014), menyimpulkan

bahwa komunikasi dapat membuat perubahan terhadap motivasi kerja dimana

dijelaskan oleh variasi kerja secara simultan yang mempunyai pengaruh signifikan

terhadap motivasi kerja. Dengan kata lain semakin baik komunikasi dan

lingkungan kerja, maka semakin baik pula motivasi kerja karyawan. Hasil

penelitian Arif Sehfudin (2011) menyimpulkan Komunikasi Organisasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi karyawan.

H1 : Komunikasi berpengaruh positif terhadap Motivasi pegawai Bakti pada


Sekretariat DPRK Lhokseumawe.

Program Pascasarjana Ilmu Manajemen


39

3.2.2 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Pegawai.

Menurut Thoha (1995), “hubungan gaya kepemimpinan dengan motivasi

kerja sangat erat, dimana gaya kepemimpinan mempengaruhi motivasi kerja”.

Gaya kepemimpinan seorang pemimpin dapat mempengaruhi motivasi kerja

bawahannya, oleh karena itu maka gaya kepemimpinan sangat diperlukan dalam

suatu organisasi. Sedangkan menurut Hasibuan (2002), menyebutkan bahwa

“gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang pemimpin atau seorang

manajer dalam suatu organisasi dapat menciptakan integritas yang serasi dan

mendorong gairah kerja karyawan untuk mencapai sasaran yang maksimal”.Hasil

penelitian Elzi Syaiyid,dkk (2013), menyimpulkan bahwa Gaya Kepemimpinan

Direktif, Gaya Kepemimpinan Suportif dan Gaya Kepemimpinan Partisipatif

bersama-sama mumpunyai pengaruh secara signifikan terhadap Motivasi Kerja

Karyawan. Hasil penelitian Yayuk Indah Wahyuning Tyas, Ngatimun

H2 : Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif terhadap Motivasi Pegawai Bakti


pada Sekretariat DPRK Lhokseumawe.

3.2.3 Pengaruh Komunikasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai

Pemberdayaan sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran harus

bermuara pada terwujudnya manusia yang mampu mengaktualisasikan dirinya.

Hasil penelitian I Gede Diatmika Paripurna (2012) menyimpulkan Komunikasi

secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kepuasan

kerja karyawan Kondisi tersebut disebabkan karena dimensi Komunikasi dapat

mempengaruhi peningkatan kepuasan kerja kearah yang lebih tinggi. Yang artinya

jika, hubungan komunikasi yang terjadi pada saat jam kerja maupun di luar jam

kerja dapat terjalin dengan baik maka kepuasan kerja karyawan akan meningkat.

Program Pascasarjana Ilmu Manajemen


40

Hasil penelitian Dimas Okta Ardiansyah (2016) menyimpulkan Terdapat

pengaruh signifikan komunikasi terhadap kepuasan kerja karyawan disebabkan

Komunikasi dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan dan hubungan baik

antara atasan dengan bawahan, Bila komunikasi efektif dapat terwujud maka

produktifitas karyawan akan semakin tinggi. Dengan komunikasi yang efektif

karyawan tidak akan mengalami kebingungan dalam melaksanakan SOP yang

dibuat oleh perusahaan sehingga kinerja yang dihasilkan semakin baik. Pada

penelitian yang dilakukan oleh Ali dan Haider (2012) dikemukakan bahwa ada

dampak signifikan dari tiga dimensi komunikasi pada kepuasan kerja Novita et al.

(2002) juga mengemukakan komunikasi efektif antara atasan dan bawahan sangat

berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai. Selanjutnya terdapat pengaruh

langsung dari karakteristik individu, komunikasi yang efektif dan kepuasan kerja

terhadap kinerja pegawai. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Sudiro dan

Sumanang (2005) menyebutkan bahwa komunikasi efektif berpengaruh terhadap

kepuasan kerja karyawan. Berdasarkan temuan dari penelitian-penelitian tersebut

dapat dikemukakan bahwa komunikasi berkolerasi erat dengan kepuasan kerja.

H3 : Komunikasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja pegawai Bakti


pada Sekretariat DPRK Lhokseumawe.

3.2.4 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai

Faktor gaya kepemimpinan memberikan kontribusi yang relatif besar dan

sangat signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai pada organisasi tersebut.

Sehingga dalam program pengembangan organisasi pengembangan gaya

kepemimpinan (kepemimpinan) organisasi sangat dibutuhkan. Dengan begitu

maka akan timbul kepuasan kerja yang tinggi dirasakan setiap karyawan.

Program Pascasarjana Ilmu Manajemen


41

Durrotun Nafisah (2005), menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa lima faktor

kepemimpinan yaitu gaya partisipatif, gaya orientasi prestasi, gaya direktif, gaya

suportif dan gaya pengasuh berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan

kerja, komitmen organisasi dan kinerja karyawan. Implikasi dari hasil penelitian

ini menganjurkan agar manajemen mempertimbangkan kelima variabel tersebut

sebagai tolok ukur dalam mengembangkan kebijakan yang tepat demi

meningkatkan kepuasan kerja, komitmen organisasi dan kinerja karyawan

H4 : Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif terhadap Kepuasan Kerja Pegawai


Bakti pada Sekretariat DPRK Lhokseumawe.

3.2.5 Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai.

Kepuasan kerja pegawai merupakan salah satu elemen yang cukup penting

dalam organisasi. Menurut Badeni (2017), hal ini disebabkan kepuasan kerja

pegawai dapat mempengaruhi perilaku kerja, seperti malas, rajin, produktif, dan

lain-lain yang berhubungan dengan beberapa jenis perilaku yang sangat penting

dalam organisasi. Kemudian Morse dalam Panggabean (2004) mengemukakan

bahwa pada dasarnya, kepuasan kerja tergantung kepada apa yang diinginkan

seseorang dari pekerjaannya dan apa yang mereka peroleh. Orang yang paling

tidak merasa puas adalah mereka yang mempunyai keinginan paling banyak,

tetapi mendapat yang paling sedikit. Sedangkan yang paling merasa puas adalah

orang yang menginginkan banyak dan mendapatkannya.

H5 : Motivasi berpengaruh positif terhadap Kepuasan Kerja pegawai Bakti pada


Sekretariat DPRK Lhokseumawe.

3.2.6 Motivasi Pemediasi Komunikasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai.

Program Pascasarjana Ilmu Manajemen


42

Motivasi dan kepuasan kerja merupakan aspek penting bagi lingkungan

kerja yang sehat. Bekerja dalam kondisi yang baik bagi pegawai dalam

lingkungan kerja merupakan hal yang penting dan perlu diperhatikan oleh pihak

organisasi. Untuk itu hal yang berkaitan dengan kepuasan kerja yang dirasakan

pegawai harus sesuai dengan kondisi selama bekerja, (Ayuningtyas,2017).

Hasil penelitian Dimas Okta Ardiansyah (2016) menunjukkan bahwa

variable Komunikasi dan Kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap motivasi serta variabel motivasi memediasi variabel eksogen dengan

variabel endogen secara parsial mediasi. Penelitian ini didukung penelitian yang

sudah dilakukan bahwa adanya hubungan peran motivasi memediasi komunikasi

dan kepuasan kerja pegawai. Pada penelitian Carriere dan Bourque (2009)

menunjukan bahwa dalam komunikasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja

pegawai yang dimediasi oleh motivasi. Sedangkan Gray dan Laidlaw (2002)

mengemukakan bahwa umpan balik personal, komunikasi pengawas, komunikasi

horizontal dan iklim komunikasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

karyawan dan kinerja karyawan.

H6 : Motivasi memediasi Pengaruh Komunikasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai


Bakti pada Sekretariat DPRK Lhokseumawe.

3.2.7 Motivasi Pemediasi Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap

Kepuasan Kerja

Lok dan Crawford (2004) meneliti tentang hubungan gaya kepemimpinan

dengan kepuasan kerja dan komitmen organisasi, dan ditemukan adanya

hubungan yang signifikan antara gaya inovatif dan gaya supportif dengan

Program Pascasarjana Ilmu Manajemen


43

kepuasan kerja dan komitmen organisasi. Sedangkan gaya birokrasi tidak ada

hubungan yang signifikan.

Quey-jen Yeh (1996), penelitiannya menganalisis hubungan antara gaya

kepemimpinan dengan karakteristik pekerjaan. Gaya supportif dan gaya direktif

mempunyai hubungan signifikan dengan karakteristik pekerjaan seperti variasi

ketrampilan, identitas tugas, arti tugas, otonomi, umpan balik dari pekerjaan dan

dari agen, dan memotivasi potensi mencetak (prestasi). Holdnack, et al (1993),

meneliti gaya kepemimpinan pada rumah sakit dan shift kerja. Penelitian

menggunakan sampel 256 perawat, analisis data yaitu analisis of variance

(ANOVA) dengan perbandingan tiga rumah sakit. Hasil penelitian adanya

hubungan signifikan antara gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja yaitu

kepuasan gaji, supervisi, promosi, dan rekan kerja.

Hasil penelitian Mardita Ravelra Putri (2017) berkesimpulan bahwa

variabel gaya kepemimpinan transformasional mempunyai pengaruh signifikan

terhadap motivasi kerja dan menunjukkan bahwa motivasi mampu dan bisa

menjadi variabel yang memediasi antara gaya kepemimpinan transformasional

terhadap kepuasan kerja pegawai, Sehingga jika pimpinan mampu mendorong

motivasi pegawai maka kepuasan kerja pegawai akan lebih meningkat lagi dan

banyaknya beban kerja yang didistribusikan akan mempengaruhi motivasi

pegawai terhadap penyelesaian tugasnya.

H7 : Motivasi memediasi Pengaruh Gaya Kepememimpinan terhadap Kepuasan


Kerja Pegawai Bakti pada Sekretariat DPRK Lhokseumawe.

Program Pascasarjana Ilmu Manajemen

Anda mungkin juga menyukai