METODOLOGI RISET KUANTITATIF

PROF. A. HADI ARIFIN

 DAFTAR KEPUSTAKAAN
Bahan Bacaan Utama:

• Cooper, Donald R., and Pamela S. Schindler. 2006. Business

Research Methods. McGraw-Hill International Edition .
• Trochim, William M.K. 2006. Research Methods Knowledge
Base. Cornell University. (on-line
http://www.socialresearchmethods.net/kb/).
• Zikmund, William G. 2000. Business Research Methods.
Sixth Ed. The Dryden Press. Harcourt College Publishers.
• Dan lain-lain
 ANATOMI ILMU

FENOMENA

TEORI KONSEP/VARIABEL

FAKTA PROPOSISI
 METODE ILMIAH
MENETAPKAN,
MERUMUSKAN, MELAKUKAN MENARIK
MENGIDENTIFIKASI PEMBAHASAN KESIMPULAN
MASALAH

MENYUSUN
PENDEKATAN MENGUJI HIPOTESIS
MASALAH

MENYUSUN MERUMUSKAN
KERANGKA PIKIRAN HIPOTESIS
 TIPE MASALAH
1. BELUM MENEMUKAN UNSUR-
UNSUR, CIRI-CIRI FENOMENA

2. BELUM MENGETAHUI KEADAAN

BEBERAPA UNSUR , CIRI DAN SIFAT
FENOMENA DALAM SITUASI/KONDISI
TERTENTU SECARA GENERAL

3. BELUM MENEMUKAN KEJELASAN

MENGAPA FENOMENA ITU TERJADI

4. BELUM MENEMUKAN SUATU

METODE (CARA) MENCAPAI TUJUAN

5. MENGUKUR KEAMPUHAN SUATU

TEORI YANG SUDAH BERLAKU
 PROSES RISET
TIPE MASALAH : TEKNIK ANALYSIS :
1. BELUM MENEMUKAN UNSUR- SYSTEMATICANALYSIS
UNSUR,CIRI-CIRI DARI FENOMENA. COMPARATIVE ALAT ANALYSIS :
2. BELUM MENGETAHUI KEADAAN COMPARATIVE STUDY : DESKRIPTIVE STATISTIC
BEBERAPA UNSUR, CIRI, DAN SIFAT DARI LONGITUDINAL/TIME SERIES,
FENOMENA DALAM SITUASI TTT SCARA CROSS SECTIONAL
GENERAL.

PEKERJAAN PENELITIAN : METODE PENELITIAN :

TAXONOMICAL : MENGGOLONG- STUDI SEJARAH GAYA BAHASA :
GOLONGKAN/KATEGORI, KLASIFIKASI, STUDI KASUS EXPOSISI DESKRIPSI
DESKRIPSI (DIAGNOSIS). SURVEY DESKRIPTIF

TIPE MASALAH 1 : EXPLORATIF

RESEARCH CARA BERFIKIR :
TIPE MASALAH 2 : INDUKTIF
DEVELOPMENT RESEARCH.
 PROSES RESEARCH
TIPE MASALAH :
1. BELUM MENEMUKAN KEJELASAN
MENGAPA FENOMENA ITU TERJADI TEKNIK ANALYSIS : ALAT ANALYSIS :
2. BELUM MENEMUKAN SUATU INFERENCIAL NONPARAMETRIK.
METODE (CARA) MENCAPAI SUATU
CORRELATIONAL ANALYSIS AND
TUJUAN. COMPARATIVE INFERENCIAL PARAMETRIK
3. MENGUKUR KEAMPUHAN SUATU
TEORI.

PEKERJAAN PENELITIAN : METODE PENELITIAN :

THEORITICAL PROPOSISI: GAYA BAHASA :
SURVEY EXPLANATORI.
DESKRIPSI DAN ARGUMENTASI
FAKTOR TEORI EXPLANASI EKSPERIMEN

TINGKAT PENELITIAN :
CARA BERFIKIR :
VERIFICATIVE RESEARCH DEDUKTIIVE, DIUJI INDUKTIF
(EMPIRIK)
 ANATOMI RISET
FENOMENA
MASALAH
VARIABEL/KONSEP
PENDEKATAN MASALAH PROPOSISI KERANGKA PIKIRAN
DEFINISI

DESKRIPSI TAKSONOMI
HIPOTESIS

DIAGNOSIS

FAKTA MENGUJI HIPOTESIS

MENGGOLONGKAN/
KATEGORI, MENYUSUN MEMBAHAS
KLASIFIKASI-KLASIFIKASI
DESKRIPSI TAKSONOMI
MODEL ANALISIS
KESIMPULAN
TEORI
 TINJAUAN FILSAFATI DAN METODOLOGIS
• UNTUK MENGUASAI PELAKSANAAN PENELITIAN PERLU DIKETAHUI DASARNYA,
SECARA LEBIH MENDASAR, YAITU SECARA FILSAFATI DAN METODOLOGIS;

• SECARA FILSAFATI BERKENAAN DGN FILSAFAT ILMU, SECARA METODOLOGIS

BERKENAAN DGN METODE DAN TEKNIK PENELITIAN;

• DI DLM FILSAFAT ILMU DPT DIKETAHUI TENTANG KEDUDUKAN ILMU DI

DALAM PENGETAHUAN, SIFAT2 DAN ASUMSI DASAR DARI ILMU, KOMPONEN-
KOMPONEN ILMU DAN UPAYA MEMBANGUN ILMU YG BELUM DIKETAHUI,
SERTA MEMPERBAIKI ILMU YG DIRAGUKAN KEBENARANNYA;

• UPAYA MEMBANGUN DAN MEMPERBAIKI KEBENARAN ILMU ITU TDKLAH

DILAKUKAN DGN SEMENA-MENA, MELAINKAN DI LAKUKAN DGN PROSEDUR
TERTENTU MENURUT METODE ILMIAH BERUPA LANGKAH2 SISTEMATIS;

• METODE ILMIAH BERUPA LANGKAH2 SISTEMATIS ITU TDK LAIN ADLH

METODOLOGI PENELITIAN
 ILMU DAN PENGETAHUAN
ILMU ADALAH PENGETAHUAN TETAPI TIDAK SEMUA PENGETAHUAN
ADALAH ILMU

MENGAPA DEMIKIAN?

PENGETAHUAN:
PEMBENTUKAN PEMIKIRAN ASOSIASI
YANG MENGHUBUNGKAN ATAU
MENJALIN SEBUAH PIKIRAN DGN
KENYATAAN ATAU DENGAN PIKIRAN
LAIN BERDASARKAN PENGALAMAN YG
BERULANG2 TANPA PEMAHAMAN
MENGENAI KAUSALITAS (SEBAB-AKIBAT
YANG HAKIKI DAN UNIVERSAL)
ILMU:
AKUMULASI PENGETAHUAN YANG
MENJELASKAN KAUSALITAS
(HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT) DARI
SUATU OBJEK MENURUT METODE
TERTENTU YANG MERUPAKAN
SUATU KESATUAN SISTEMATIS
 HAKEKAT ILMU

Suatu alat untuk menjelaskan,

mengendalikan atau meramalkan
suatu FENOMENA

Proses Berpikir Suatu Refleksi yang

teratur dan hati-hati

Lahir karena manusia mempunyai rasa sangsi (ingin tahu)

akan sesuatu yang timbul menjadi masalah khusus
DARI PENGERTIAN TADI JELAS BAHWA PENGETAHUAN
BUKAN HANYA ILMU KARENA:
• PENGETAHUAN BAHAN UTAMA DARI ILMU
• PENGETAHUAN BARU DAPAT MENJAWAB PERTANYAAN
TENTANG “APA” SEDANGKAN ILMU DPT MENJWB TTG
“MENGAPA” DARI KENYATAAN ATAU KEJADIAN
• ILMU BERUSAHA MEMAHAMI ALAM SEBAGAIMANA
ADANYA; HASIL2 KEGIATAN KEILMUAN MERUPAKAN
ALAT UTK MEMPREDIKSI DAN MENGENDALIKAN
GEJALA2 ALAM
PERBEDAAN ILMU DAN PENGETAHUAN LAINNYA SEPERTI SENI DAN AGAMA
YAITU:
 GEJALA YG TERDPT DI ALAM SEMESTA DITANGKAP OLEH MANUSIA
MELALUI PANCA INDERANYA ATAU INDERA KEENAM SEPERTI INTUISI
SEGALA YG DITANGKAP OLEH INDERANYA DIMASUKKAN KE DLM PIKIRAN
DAN PERASAAN MANUSIA; DGN SEGALA KEYAKINAN DAN KEPERCAYAAN
DITARIKLAH SUATU KESIMPULAN YG BENAR. KESIMPULAN YANG BENAR
INI MERUPAKAN PENGETAHUAN (ILMU, SENI DAN AGAMA)

 DALAM UPAYA MENDPTKAN PENGETAHUAN ITU DAPAT DIBEDAKAN

SECARA AKTIF DAN PASIF
SECARA AKTIF MELALUI PENALARAN PIKIRAN DAN PERASAAN
SECARA PASIF MELALUI KEYAKINAN ATAU KEPERCAYAAN TERHADAP
KEBENARAN SUATU YG DITAWARKAN (MISALNYA WAHYU TUHAN
MELALUI NABI ATAUPUN YANG LAINNYA)
BAIK AKTIF MAUPUN PASIF KEYAKINAN ATAU KEPERCAYAAN ITU
MEMEGANG PERANAN PENTING UTK MENYATAKAN DAN MENERIMA
KEBENARAN ITU:

BEDANYA:

UPAYA AKTIF YAKIN ATAU PERCAYA

UPAYA PASIF TDK PERLU YAKIN ATAU PERCAYA TERLEBIH
DAHULU

KESIMPULAN YG BENAR:

 DIPEROLEH MELALUI ALUR KERANGKA PEMIKIRAN YG LOGIS,

(PENALARAN) ADALAH BERSIFAT LOGIS DAN ANALITIS
 SEDANGKAN YANG DIPEROLEH MELALUI PERASAAN DAN HANYA
MELALUI KEYAKINAN ATAU KEPERCAYAAN ADALAH BERSIFAT TIDAK LOGIS
DAN TIDAK ANALITIS
• HASIL PENALARAN YANG LOGIS DAN
ANALITIS DI PEROLEH MELALUI
PENGETAHUAN YANG DISEBUT DENGAN
ILMU

• HASIL DARI PERASAAN DAN KEYAKINAN

ATAU KEPERCAYAAN DISEBUT
PENGETAHUAN SENI DAN AGAMA
 SIFAT- SIFAT ILMU

1. ILMU MENJELAJAHI DUNIA EMPIRIK TANPA

BATAS SEJAUH DAPAT DITANGKAP OLEH
PANCA INDERA DAN INDERA YANG LAIN
2. BAHWA TINGKAT KEBENARAN YANG
DICAPAINYA PUN RELATIF ATAU TDK SAMPAI
PADA KEBENARAN MUTLAK
3. ILMU MENEMUKAN PROPOSISI (HUB
SEBAB-AKIBAT) YANG TERUJI SCR EMPIRIK
 ASUMSI-ASUMSI DASAR ILMU
1. DUNIA INI ADA
2. FENOMENA2 YANG DITANGKAP OLEH INDERA MANUSIA ADALAH
BERHUBUNGAN SATU SAMA LAIN
3. PERCAYA AKAN KEMAMPUAN INDERA2 YANG MENANGKAP
FENOMENA ITU
ILMU DIKATAKAN “BELIEF SYSTEM” ARTINYA ILMU ITU KEBENARANNYA
DIDASARKAN PADA KEYAKINAN ATAU KEPERCAYAAN MESKIPUN
KEBENARANNYA BERSIFAT RELATIF
4. ILMU ADALAH PENGETAHUAN SISTEMATIS ATAU MERUPAKAN SUATU
SISTEM YANG MEMILIKI ELEMEN2 SISTEMATIS YG BERUPA TINDAKAN
FUNGSIONAL YAITU MERUMUSKAN MASALAH, MENGAMATI DAN
MENDESKRIPSIKAN, MENJELASKAN, MERAMALKAN DAN
MENGONTROL GEJALA YANG ADA DI DALAM ALAM SEMESTA INI.
 KOMPONEN PEMBANGUNAN ILMU

SEBENARNYA KOMPONEN ILMU YANG HAKIKI

ADALAH :
FAKTA DAN TEORI
TETAPI TERDAPAT PULA KOMPONEN LAIN YANG
DISEBUT:
FENOMENA DAN KONSEP
 FENOMENA DAN KONSEP
FENOMENA (GEJALA ATAU KEJADIAN) YANG DITANGKAP OLEH INDERA
MANUSIA (KARENA DIJADIKAN MASALAH YANG INGIN DIKETAHUI)
DIABSTRAKSIKAN DENGAN KONSEP-KONSEP

KONSEP ADALAH ISTILAH ATAU SIMBOL2 YANG MENGANDUNG PENGERTIAN

SINGKAT DARI FENOMENA

DENGAN KATA LAIN:

KONSEP PENYEDERHANAAN FENOMENA

KONSEP YG SEMAKN MENDASAR AKAN SAMPAI KEPADA VARIABEL-VARIABEL

VARIABEL ADALAH SUATU SIFAT ATAU JUMLAH YANG MEMPUNYAI NILAI

“KATAGORIAL” BAIK KUALITATIF MAUPUN KUANTITATIF
 TEORI DAN FAKTA
MELALUI PENELAAHAN YANG TERUS MENERUS ILMU
ITU AKAN SAMPAI KEPADA HUB2 (RELATIONSHIP)
YANG MERUPAKAN HASIL AKHIR DARI ILMU ITU

HUBUNGAN2 YANG TELAH DITEMUKAN DAN

DITUNJANG OLEH DATA EMPIRIK DISEBUT FAKTA

ILMU MENUNJUKKAN FAKTA2 SEDANGKAN JALINAN

FAKTA2 KESELURUHANNYA DISEBUT DGN TEORI
JELASNYA TEORI ADALAH JALINAN FAKTA2 MENURUT
“MEANING FULL CONSTRUCT”

YANG BERARTI TEORI ADALAH SEPERANGKAT KONSEP,

DEFINISI DAN PROPOSISI2 YANG MENGHUBUNGKAN
SATU SAMA LAIN YANG MENUNJUKKAN FENOMENA
SECARA SISTEMATIS DAN BERTUJUAN UNTUK
MENJELASKAN DAN MERAMALKAN FENOMENA ITU

DGN DEMIKIAN TEORI ITU BUKAN SPEKULASI

MELAINKAN SUATU KONTRUKSI YANG JELAS YANG DI
BANGUN ATAS JALINAN FAKTA2.
FAKTA MEMPUNYAI PERANAN DLM PIJAKAN, FORMULASI DAN
PENJELASAN TEORI, KARENA:
1. FAKTA MEMULAI TEORI
TEORI BERPIJAK DARI SATU DUA FAKTA HASIL PENEMUAN
(DISCOVERY); YG KADANG2 DARI FAKTA HASIL PENEMUAN YANG
TDK DISENGAJA.
PENEMUAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI MERUPAKAN SUATU
PERTUMBUHAN ERA KOMUNIKASI GLOBAL.
PENEMUAN TERSEBUT DAPAT MENGEMBANGKAN TEORI/ILMU
2. FAKTA MENOLAK DAN MEREFORMULASIKAN TEORI YANG
TELAH ADA
3. FAKTA DAPAT MENDEFINISIKAN KEMBALI ATAU MEMPERJELAS
DEFINISI YANG ADA DLM TEORI
 TEORI MEMPUNYAI PERANAN DALAM PENGEMBANGAN ILMU
1. TEORI SEBAGAI ORIENTASI:
- MEMPERSEMPIT CAKUPAN YANG DITELAAH
- MENENTUKAN FAKTA2 MANA YG DIPERLUKAN
2. TEORI SBG KONSEPTUAL DAN KLASIFIKASI
- KEJELASAN HUBUNGAN DIANTARA KONSEP2 FENOMENA ATAS DASAR KLASIFIKASI
TERTENTU
3. TEORI SBG GENERALISASI
- MEMBERIKAN RANGKUMAN TERHADAP GENERALISASI EMPIRIK DAN ANTAR HUB DARI
BERBGAI PROPOSISI (TEOREMA: KESIMPULAN UMUM YG DIDASARKAN PD ASUMSI
TERTENTU, BAIK YG DIUJI MAUPUN YG AKAN DITERIMA)
4. TEORI SBG PERAMAL FAKTA
- BERPIKIR DEDUKTIF DGN KONSEKWEN LOGIS (MENURUT WAKTU DAN TEMPAT)
- PREDIKSI TTG FAKTA
5. TEORI MENUNJUKKAN ADANYA JENJANG2 DLM PENGETAHUAN KITA
- SEPANDAI2NYA AHLI TEORI TENTU TDK DPT SCR LENGKAP MENUSUN TEORI YG TELAH
MENJADI PENGETAHUAN ITU
- DGN DEMIKIAN MEMBERI KESEMPATAN KEPADA KITA UTK MENUTUP KESENJANGAN TD
DGN MELENGKAPI, MENJELASKAN DAN MEMPERTAJAMNYA.
 PROPOSISI SEBAGAI BANGUN TEORI
HUB SEBAB-AKIBAT (KAUSALITAS) YANG BERLAKU UMUM DISEBUT PROPOSISI

PROPOSISI YG DI DLM WUJUDNYA BERUPA UNGKAPAN/KALIMAT YG TERDIRI DARI DUA

VARIABEL ATAU LEBIH MERUPAKAN BANGUN DARI TEORI

PERBEDAAN PROPOSISI DAN DEFINISI

DEFINISI MENJWB PERTANYAAN APA MAKA PROPOSISI MENJWB PERTANYAAN MENGAPA

DI DLM DEFINISI DAN PROPOSISI TERDPT LBH DR SATU VARIABEL, BEDANYA DI DLM
PROPOSISI HUB ANTARA VARIABEL TSB BERSIFAT TEGAS, BAIK MENURUT NORMA (BERSIFAT
NORMATIF) MAUPUN TDK MENURUT NORMA (BERSIFAT MONOLOGIS)
BERSIFAT NORMATIF ARTINYA HUB2 ITU HARUS MERUPAKAN PERNYATAN YG LAYAK-TDK
LAYAK, BAIK-BURUK, SESUAI DGN NORMA YG BERLAKU
HUB YG LAYAK DAN BAIK MENURUT NORMA ITULAH YG MENJADI PERHATIANNYA (NORMA
ETIS)
SECARA FILSAFATI SEBENARNYA TDK BOLEH BERBEDA ANTARA NORMATIF DAN MONOLOGI
NAMUN MASY MEMBEDAKANNYA; JIKA TDK MENURUT NORMA AKAN DIANGGAP
IRRASIONAL
 DESKRIPSI PROPOSISI
1. MENENTUKAN “DETERMINANT DAN RESULT” KAUSALITAS VARIABEL (DARI FAKTA)
2. MEMPERHATIKAN KEERATAN HUB (LINKAGE) DIANTARA DETERMINANT DAN RESULT
3. MENELAAH NILAI INFORMATIF DARI VARIABEL2 ITU

MENENTUKAN ‘DETERMINANT’ DAN “RESULT”

DETERMINANT DISEBUT JUGA INDEPENDENT VARIABLES, SEDANGKAN RESULT DISEBUT
JUGA DEPENDENT VARIABLES.
MENENTUKAN FAKTA2 MANA YG TERGOLONG SBG PENENTU (DETERMINANT) DAN
MANA YG TERGOLONG DITENTUKAN (RESULT)

MEMPERHATIKAN “LINGKAGE”
MEMPERHATIKAN BERBAGAI RAGAM KEMUNGKINAN KEERATAN HUB ANTARA
VARIABEL2 YG MEMBANGUN PROPOSISI
RUMUS UMUM:
“JIKA X MAKA Y” (X = DETERMINANT)
(Y = RESULT)
 HUBUNGAN VARIABLES
• HUBUNGAN SEDERHANA (HUB DUA VARIABEL)
. JIKA X  Y.
• HUBUNGAN KOMPLEKS, YAITU HUBUNGAN
TIGA VARIABEL ATAU LEBIH . JIKA X  I  Y. I
DISEBUT VARIABEL ANTARA
(INTERVENING.VARIABLES)
• CONTOH : D=f (P)
D=f (P,Y,S,Po)
 BERBAGAI KEERATAN HUBUNGAN (LINKAGE)
1. KEERATAN BOLAK-BALIK (REVERSIBLE LINKAGE):
Y= X ; X=Y
KEERATAN TDK BOLAK-BALIK (IRREVERSIBLE LINKAGE);
Y = X

2. DETERMINISTIC LINKAGE (HUBUNGAN SDH PASTI)

JIKA Y SUDAH PASTI/SELALU/SUDAH BARANG TENTU DISEBABKAN OLEH X
STOCHASTIC LINKAGE (HUBUNGAN TDK PASTI/TDK SELALU, MELAINKAN BERSIFAT
KEMUNGKINAN
KEMUNGKINAN (JIKA X MUNGKIN Y)

3. COEXTENSIVE LINGKAGE
BERSAMAAN DGN X MAKA Y TERJADI
SEQUENTIAL LINGKAGE
JIKA TERJADINYA Y ITU PD SUATU WAKTU TERTENTU (NANTINYA/KELAK)
TERJADI X
 BERBAGAI KEERATAN HUBUNGAN (LINKAGE)
4 . CONTIGENCY LINGAGE
MUNGKIN Y TERJD KRN X (DGN SUATU SYARAT TERTENTU)
SUFFICIENT LINKAGE
MUNGKIN Y TERJADI TANPA SYARAT KARENA X

5. NECESSARY LINKAGE:
JIKA X SEHARUSNYA Y
SUBSTITUTABLE LINGKAGE
MUNGKIN JIKA X MAKA Y, JUGA JIKA Z MAKA Y DENGAN DEMIKIAN Z
DAPT MENGGANTIKAN X
 MENELAAH NILAI NORMATIF PROPOSISI
PROPOSISI MENGANDUNG VARIASI NILAI INFORMASI DARI RENDAH (LOW INFORMATIVE
VALUE) SAMPAI KPD YG TERTINGGI (HIGH INFORMATIVE VALUE)
YANG DISEBABKAN OLEH MAKIN TINGGI KEMAMPUAN BERPIKIR MAKN TINGGI
PULA NILAI NORMATIF YG DICAPAI

PROPOSISI YG MENCAPAI NILAI INFORMATIF YG TINGGI DISEBUT HUKUM DAN/ATAU

DALIL;

PROPOSISINYA DISEBUT “THEORITICAL PROPOSITION”

PROPOSISI YG DERAJAT KEBERLAKUAANNYA TERGANTUNG PD WAKTU ATAU TEMPAT

(DAN ATAU KONDISI TERTENTU) PADA UMUMNYA MERUPAKAN
“LAW INFORMATIF PROPOSITION”

CONTOH:
JIKA STATUS POSISI ORG DLM MASYARAKAT TINGGI MAKA AKAN TAAT PD
NORMA. DR PROPOSISI TSB MEMBERIKAN INFORMASI KPD KITA UNTUK
MEMBUAT TINDAKAN; SUPAYA ORG TAAT PD NORMA MAKA STATUS POSISI
ORG TSB DLM MASYARAKAT HARUS DIPERTINGGI (?)
 BAGAIMANA PARA ILMUWAN DAPAT MENINGKATKAN NILAI
INFORMASI PROPOSISINYA?
ADALAH DGN CARA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR BAIK:
- DEDUKTIF
- INDUKTIF

BERFIKIR SCR INDUKTIF:

DI DLM OBSERVASI FAKTA2 DARI FENOMENA DIKUMPULKAN, DIAMATI,
DIKLASIFIKASI, DISUSUN SCR TERATUR (SISTEMATIS) KMDN DITARIK
GENERALISASI2 SBG KESIMPULANNYA MAKA TERWUJUDLAH HUKUM2, DALIL2
ATAU TEORI DARI SUATU ILMU.
DPTLAH DIKATAKAN BHW PEKERJAAN INDUKTIF DIMULAI DR HAL2 YG KHUSUS
YG TERPIKIRKAN SBG KELAS DR SUATU FENOMENA MENUJU KPD GENERALISASI2.
PRINSIP INDUKTIF YAITU “JIKA SEJUMLAH BESAR A (FAKTA2 DR SUATU
FENOMENA) DIAMATI PD VARIASI KONDISI YG LUAS DAN TERNYATA SEMUA A YG
DIAMATI ITU MENUNJUKKAN ADANYA SIFAT B MAKA SEMUA A (TERMASUK YG
TDK DIAMATI) AKAN MEMILIKI SIFAT B PULA. SECARA GENERAL DIKATAKAN:
“SEMUA A MEMILIKI SIFAT B”
BERFIKIR DEDUKTIF

KEBALIKAN DARI INDUKTIF YAITU BERFIKIR DEDUKTIF.

PEKERJAANNYA BERANGKAT DARI HAL YG UMUM (DARI INDUKSI/TEORI/DALIL/HUKUM KPD HAL2 YG

KHUSUS)
PRINSIP DASARNYA IALAH SEGALA YG DIPANDANG BENAR PD SMUA PERISTIWA DLM SATU
KELAS/JENIS, BERLAKU PULA SBG HAL YG BENAR PD SEMUA PERISTIWA YG TERJADI PD HAL YG
KHUSUS, ASAL HAL YG KHUSUS INI BENAR2 MERUPAKAN BAGIAN/UNSUR DARI HAL YG UMUM ITU.

PENALARAN DEDUKTIF BIASANYA MEMPERGUNAKAN SILOGISME DLM MENARIK KESIMPULAN

SILOGISME ADALAH SUATU ARGUMENTASI YG TERDIRI DR TIGA BUAH PROPOSISI
PROPOSISI PERTAMA DISEBUT PREMIS MAJOR (PMJ)
ADALAH PROPOSISI BERSIFAT UMUM (GENERAL) BERUPA TEORI, HUKUM ATAUPUN DALIL DARI
SUATU ILMU
PROPOSISI KEDUA DISEBUT PREMIS MINOR (PMm)
ADALAH PROPOSISI YG DISUSUN DR FENOMENA KHUSUS YG DITANGKAP INDERA YAITU YANG
INGIN DIKETAHUI
PROPOSISI KETIGA DISEBUT KONGKLUSI/KONSEKUEN/KESIMPULAN ADALAH JAWABAN LOGIS
DARI PREMIS MINOR ITU.
CONTOH:
PROPOSISI 1 (PMj) : SEMUA LOGAM JIKA DIPANASKAN MEMUAI
PROPOSISI2 (PMm) : BESI ADALAH LOGAM
PROPOSISI3 (K) : JIKA BESI DIPANASKAN MAKA AKAN MEMUAI
ITULAH SEBABNYA PARA ILMUWAN MUTAKHIR DEWASA INI SERING TERDENGAR
PERKATAAN BAHWA : ILMUWAN PROGRESIF DALAM PENALARANNYA SELALU
MONDAR-MANDIR DARI KUTUB DEDUKTIF KE KUTUB INDUKTIF. CONTOH GAMBAR
SBB :

TEORI(HUKUM /DALIL)

PENALARAN DEDUKTIF
PENALARAN INDUKTIF
(GENERALISASI EMPIRIK) (PENJELASAN DAN
PENALARAN)

OBSERVASI FAKTA HIPOTESIS

PENGUJIAN HIPOTESIS
 METODE ILMIAH
METODE ILMIAH MERUPAKAN PROSEDUR ATAU LANGKAH2 SISTEMATIK DLM
MENDPTKAN PENGETAHUAN ILMIAH ATAU ILMU

GARIS BESAR LANGKAH2 KEILMUAN ADALAH SBB:

1. MENCARI, MERUMUSKAN DAN MENGIDENTIFIKASI MASALAH
2. MENYUSUN KERANGKA PIKIRAN (LOGICAL CONSTRUCT)
3. MERUMUSKAN HIPOTESIS (JAWABAN RASIONAL THD MASALAH)
4. MENGUJI HIPOTESIS SCR EMPIRIK
5. MELAKUKAN PEMBAHASAN
6. MENARIK KESIMPULAN

TIGA LANGKAH PERTAMA METODE PENELITIAN

LANGKAH SELANJUTNYA TEKNIS PENELITIAN

JIKA DEMIKIAN PELAKSANAAN PENELITIAN MENYANGKUT DUA HAL:

- METODE PENELITIAN
- TEKNIS PENELITIAN
NAMUN SECARA IMPLISIT METODE DAN TEKNIS MELARUT DIDALAMNYA.
 HIPOTESIS
HIPOTESIS ADALAH KESIMPULAN YG DIPEROLEH DARI PENYUSUNAN KERANGKA PIKIRAN, BERUPA
PROPOSISI DEDUKSI

DALAM HIPOTESIS KALIMAT ITU MENGANDUNG TIGA KOMPONEN

ANTISEDEN KONSEKUEN
IF…………………….. X ……………………………………………………………. THEN……………Y……………..
JIKA/ANDAIKATA/JIKA TDK.......... MAKA/JADI……………..
SECARA FORMAL HRS BNR; AGR KONSEKUEN BNR
TDK HNYA MATERIAL/KENYATAAN MAKA:
SAJA YG BNR TETAPI JUGA # TDK BLH MEMBUAT RUMUSAN
MENURUT PIKIRAN KESIMPULAN YG TDK RELEVAN DGN
ANTISEDEN
# TDK BLH MENARIK KESMPLN
BERDSRKN KESMPLN LAIN YG MSH PERLU DI UJI
KEBENARANNYA

DEPENDENSI
MENGANDUNG ARTI BHW HUB ANTRA ANTISEDEN DGN KONSEKUEN MRPKN HUB SEBAB AKIBAT YG BNR.
KONSEKUEN TERGANTUNG KPD KEBENARAN ANTISEDEN. ANTISEDEN YG TDK BNR
MENYEBABKAN KONSEKUEN YG TDK BNR (TDK DEPENDEN)
BEBERAPA SYARAT LOGIKA YANG TERKANDUNG DALAM HIPOTESIS:
1. DAPAT MENJELASKAN KENYATAAN YANG MENJADI MASALAH DAN
DASAR HIPOTESIS
2. MENGANDUNG SUATU YG MUNGKIN
3. DAPAT MENCARI HUBUNGAN KAUSAL DGN ARGUMENTASI YG TEPAT
4. DAPAT DI UJI BAIK KEBENARANNYA MAUPUN KESALAHANNYA.

MACAM2 HIPOTESIS:
5. HIPOTESIS DESKRIPTIF YAITU HIPOTESIS “LUKISAN” DUGAAN
SEMENTARA TTG BGM (HOW) BENDA2, PERISTIWA ITU TERJADI
6. HIPOTESIS ARGUMENTASI YAITU HIPOTESIS “PENJELASAN” MENGAPA
(WHY) PERISTIWA ITU TERJADI
7. HIPOTESIS KERJA YAITU MERAMALKAN ATAU MENJELASKAN
8. HIPOTESIS NOL ADALAH HIPOTESIS STATISTIK MEMERIKSA
KETDKBRNAN DALIL/TEORI
 DEFINISI PENELITIAN
• SUATU PROSES SISTEMATIS DAN OBJEKTIF YANG
MELIPUTI PENGUMPULAN DATA, PENCATATAN,
DAN ANALISIS DATA UNTUK PENGAMBILAN
KEPUTUSAN;
• PENELITIAN ADALAH PROSES, SEDANGKAN ILMU
PENGETAHUAN ADALAH HASIL PENELITIAN;
• BANGUNAN DASAR SUATU ILMU PENGETAHUAN
MELIPUTI OBSERVASI, FAKTA, KONSEP,DEFINISI,
VARIABEL, MASALAH, HIPOTESIS, HUKUM, TEORI,
DAN MODEL
 TINGKATAN PENELITIAN:
1. PENELITIAN EKSPLORATIF
2. PENELITIAN PENGEMBANGAN
3. PENELITIAN VERIFIKATIF

 BENTUK PENELITIAN:
1. PENELITIAN KASUS
2. PENELITIAN DESKRIPTIF
3. PENELITIAN KORELASIONAL
4. PENELITIAN KAUSALITAS
5. PENELITIAN SEJARAH
6. PENELITIAN TINDAKAN
 TEKNIK PENELITIAN
TEKNIK PENELITIAN MENYANGKUT:
BAGAIMANA CARANYA DAN ALAT2 PENELITIAN APA YG DIPERLUKAN UTK
MEMBANGUN ILMU MELALUI PENELITIAN ITU.
SBG PEGANGAN DLM TEKNIK PENELITIAN ADALAH BGM AGAR KEGIATAN
ITU”VALID DAN RELIABLE” SHG ILMU SBG HASIL PENELITIAN MENCAPAI
TINGKAT KEBENARAN YG TINGGI ATAU SBG ILMU YG TERANDALKAN (SAH
DAN TEPAT)

SCR UMUM ADA 4 HAL/SUMBER YG DPT MENIMBULKAN KELEMAHAN/

KESESATAN DLM MENCAPAI VALIDITAS:
1. SUBJEK (PENELITI)
2. OBJEK (YG DITELITI)
3. ALAT YG DIPERGUNAKAN
4. SITUASI

KEEMPAT SUMBER ITU SALING BERINTERAKSI:

KEEMPAT SUMBER SALING BERINTERAKSI

ALAT

OBJEK SUBJEK

SITUASI
 SIKAP ILMIAH
SIKAP ILMIAH MENCARI DAN MENPERTINGGI KEBENARAN ILMU
SECARA POKOK ADA 5 HAL SIKAP ILMIAH
1. SIKAP INGIN TAHU
2. SKEPTIK --- RAGU2
3. KRITIK --- MAMPU MEMPERBANDINGKAN
4. OBJEKTIF --- OBJEKTIVITAS MUTLAK
5. FREE FROM ETIQUE?
MEMANG BNR BHW ILMU ITU MONOLIGIS YG ARTINYA MEMPUNYAI TUGAS
MENILAI APA YG BNR DAN APA YG SALAH; NAMUN APAKAH TDK SEBAIKNYA
MEMPERHATIKAN ETIKA? ARTINYA MEMPERHATIKAN PULA APA YG BAIK DAN
APA YG BURUK BAGI KEMANUSIAAN (KEHIDUPAN).
“SCIENCE IS NOT ONLY FOR SCIENCE BUT ALSO FOR PEOPLE”
PANDANGAN ENSTEIN THD ILMU YG HARUS NORMATIF:
“SCIENCE WITHOUT RELIGION IS BLIND, RELIGION WITHOUT SCIENCE IS LAME”.
PANCA SIKAP ILMIAH POKOK DLM RANGKA MENCARI ILMU POSITIF YG DISEBUTKAN
DI ATAS TD, PARA ILMUWAN MENAMBAH LGI SEPERANGKAT BUDI PEKERTI YG DPT
MELENGKAPI SIKAP ILMIAH:

TABAH HATI : SABAR DAN TAWAKAL DLM SEGALA KESUKARAN

RENDAH HATI : SEPERTI PADI KIAN MERUNDUK KIAN BERISI
KERAS HARI : BERHASRAT
 JUJUR : TDK MELAKUKAN APA YG SALAH/BURUK TETAPI
MENGAMALKAN APA YG BENAR/BAIK
 TOLERAN : MENGHARGAI PENDAPAT/PANDANGAN/PIKIRAN ORG LAIN
MESKI BERTENTANGAN DGN PENDIRIANNYA KEMUDIAN BERUPAYA
UTK MENCAPAI MUFAKAT/KESAMAAN PANDANG

MUNGKIN PERLU DITAMBAH DENGAN:

 RAJIN DAN TEKUN
 RIANG GEMBIRA
 SUCI DLM PIKIRAN, PERKKATAAN DAN PERBUATAN
 SEHAT ROHANI DAN JASMANI

“YANG BIASANYA MUDAH DIUCAPKAN TAPI KURANG DIRASAKAN DAN SULIT

DILAKSANAKAN”