DISUSUN OLEH :
41183402160082
FAKULTAS EKONOMI
MANAJEMEN
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2010-2018 tingkat
turnover di dunia mengalami peningkatan yang cukup signifikan setiap tahunnya.
Pekerja di seluruh dunia mulai mencari peluang pekerjaan baru seiring kembalinya
pertumbuhan dan pasar tenaga kerja yang mulai meningkat. Tingkat turnover
karyawan secara global yang paling tajam terjadi pada tahun 2014, dengan
pertumbuhan terbesar terjadi pada tahun tersebut. Selain itu, rata-rata rasio turnover
dalam waktu lima tahun ke depan akan meningkat menjadi 23,4% dan turnover
akan meningkat lebih cepat di negara berkembang daripada di negara maju
(Laporan Hasil Survei Hay Group, 2014).
Di Indonesia, hampir tiga perempat (72%) responden dari Laporan Michael
Page Indonesia (2015) menyatakan bahwa mreka mungkin akan mengubah pekerjaan
mereka dalam 12 bulan kedepan.
Beban kerja yang tinggi akan berdampak pada keinginan berpindah yang ada
di perusahaan. Tulus Winarsunu, (2008: 84) mengatakan “kategori beban kerja adalah
kombinasi dari beban kerja kuantitatif dan kualitatif. Beban kerja secara kuantitatif
yaitu karena tugas-tugas terlalu banyak. Sedangkan beban kerja secara kualitatif, jika
pekerja merasa tidak mampu melaksanakan tugas atau tugas tidak menggunakan
keterampilan atau potensi dari pekerja”. Penelitian yang mengkaji tentang tentang
pengaruh beban kerja terhadap turnover intention pernah dilakukan sebelumnya.
Beberapa penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh, Ma, Chang,
dan Shieh (2015), didapatkan beban kerja memiliki pengaruh dengan turnover
intention. Pada tahun 2000, 34% pekerja di Kanada melaporkan bahwa sumber utama
stress di tempat kerja karena kelebihan beban kerja, sebagian besar disebabkan oleh
tuntutan pekerjaan yang berlebihan dan jumlah jam kerja (Statistics Canada,2001,
dalam Lianasari,2009). Xiaoming et.al., (2014) melakukan penelitian hubungan antara
beban kerja terhadap turnover intention menunjukan bahwa tingginya beban kerja
berpengaruh pada tingginya tingkat turnover karyawan. Terjadinya penurunan dan
kenaikan jumlah dikarnakan adanya asumsi bahwa beban kerja yang ada diperusahaan
tersebut cukup berat dimana karyawan dituntut untuk menghasilkan produk yang
berkualitas sehingga menimbulkan tekanan kerja yang tinggi agar target produk yang
di inginkan dapat terpenuhi.
c. Bagi Investor, penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan dan acuan
dalam menilai tingkat turnover intention.
1. Permasalahan penelitian yang dibahas dibatasi pada pengaruh kepuasan kerja dan
beban kerja terhadap turnover intention karyawan pada PT. Somic Indonesia.
2. Pembahasan difokuskan pada kebijakan kepuasan kerja dan beban kerja terhadap
pengaruh turnover intention karyawan pada PT. Somic Indonesia pada karyawan
tetap.
BAB II
Tinjauan Pustaka
1.2 Kepuasan kerja
1.2.1 Pengertian Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan para karyawan dalam memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja
didefinisikan sebagai perasaan senang atau emosi positif yang didapat seseorang dari
pengalaman kerja yang berkenaan dengan individu, bukan kelompok (Andini, 2006
dalam Dwihana & Ardhana, 2017). Kepuasan kerja dapat ditunjukkan melalui
kenyamanan lingkungan kerja, dukungan rekan kerja, system kompensasi yang adil
berdasarkan kesesuaian beban kerja, kualitas supervise dan kesempatan promosi.
Kepuasan kerja yang tinggi mengimplikasikan bahwa karyawan senang dan nyaman
kepada lingkungan organisasi serta jerih payah yang sesuai dari hasil kerjanya (Aziri,
2011).
3.) Pradana dan Salehudin (2013) melakukan penelitian pada auditor kantor
Akuntan Public di Jakarta dengan judul “Analisis Pengaruh Beban Kerja terhadap
Turnover Intention pada Akuntan Publik yang dimediasi oleh Kepuasan Kerja dan
Stes Kerja”. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kenaikan tingkat beban
kerja akan menurunkan tingkat kepuasan kerja yang selanjutnya akan menaikan
turnover intention pada akuntan publik.
2.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian
Diagram 2.1
Kerangka Pemikiran Penelitian
2. Keinginan untuk
Beban Kerja (X2) meninggalkan (intention to
quit)
Indikator (Putra : 2012) : B2
3. Keinginan untuk mencari
1. Target yang harus dicapai
pekerjaan lain (intention to
2. Kondisi pekerjaan search)
B2: Koefisien regresi untuk variabel Beban Kerja (X2) terhadap Turnover
Intention (Y)
B1B2: Koefisien regresi untuk variabel Kepuasan Kerja (X1) dan Beban Kerja
(X2) terhadap Turnover Intention (Y)
Hipotesis 1
Hipotesis 2
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian disimpulkan (Sugiyono 2012 : 58). Dalam penelitian ini ada dua
jenis variabel yaitu variabel independen dan dependen sebagai berikut :
Variabel bebas atau independent variable adalah variabel yang menjadi sebab
perubahan atau berubahnya variabel terikat/dependent (Sugoyono 2012 : 59).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah :
X1 : Kepuasan Kerja
X2 : Beban Kerja
Variabel terikat atau dependent variable adalah variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independent) (Sugiyono,
2012 : 59). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah :
Y : Turnover Intention
2. Kondisi pekerjaan
4. Standar pekerjaan
3.2.3 Turnover Intention
a) Definisi Konseptual
Menurut Ronald dan Meliana (2014 : 1-9), “Turnover dalah kecenderungan atau
intensitas individu untuk meninggalkan organisasi dengan berbagai alasan dan di
antaranya keinginan untuk menfapatkan pekerjaan yang lebih baik”.
b) Definisi Operasional
Turnover intention pada dasaranya adalah keinginan berpindah karyawan dari satu
tempat kerja ke tempat lainnya.
c) Indikator
1. Pikiran-pikiran untuk berhenti (thingking of quitting)
Analisis Kuantitatif
Sugiyono menyatakan bahwa metode kuantitatif merupakan metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara
random, pengambilan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Dalam penelitian kuantitatif, masalah yang dibawa oleh peneliti harus jelas,
setiap penelitian akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah, walaupun diakui
bahwa memilih masalah penelitian merupakan hal yang paling sulit dalam proses
penelitian (Sugiyono 2011 : 417).
Langkah ke-1
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan
jawabannya melalui pengumpulan data. Pertanyaan ini akan dapat memandu peneliti
untuk kegiatan penelitian selanjutnya.
Langkah ke-2
Landasan teori ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang
kokoh dan bukan sekedar perbuatan coba-coba. Adanya landasan teori merupakan ciri
bahwa penelitian itu ilmiah untuk mendapatkan data. Teori yang digunakan berfungsi
untuk memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis
dan sebagai referensi untuk menyusun instrumen penelitian.
Langkah ke-3
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru berlandaskan
pada teori yang relevan, belum berlandaskan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh
melalui pengumpulan data. Bila dilihat dari eksplanasinya, bentuk hipotesis penelitian
yaitu hipotesis deskripsi (variabel mandiri), komparatif (perbandingan), dan asosiatif
(hubungan). Hipotesis deskripsi adalah jawaban sementara terhadap masalah
deskriptif yang berkenaan dengan variabel mandiri, hopotesis komparatif adalah
jawaban sementara terhadap masalah komparatif (variabelnya sama, tetapi populasi
atau sampelnya berbeda atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda). Hiporesis
asosiatif adalah jawaban sementara terhadap masalah asosiatif (yang menanyakan
hubungan antara dua variabel atau lebih).
Langkah ke-4
Hipotesis yang masih merupakan jawaban sementara, selanjutnya harus
dibuktikan kebenarannya dengan pengumpulan data. Pengumpulan data dapat
dilakukan melalui kuesioner (teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya), dan observasi (digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku
manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak
terlalu besar).
Untuk mempermudah dalam menganalisis data, penulis menggunakan program SPSS
statistic v20 for windows.
Dalam uji reabilitas ini,metode yang digunakan untuk melihat data sudah
reliabel dengan metode koefisien Alpha Cronbach (a). Secara statistik, jika koefisien
reliabilitas Alpha Cronbach (r hitung) lebih besar dari angka korelasi kritis (r tabel),
maka instrumen tersebut reliabel atau mampu memberikan nilai ukur yang terpercaya.
Metode pengambilan keputusan pada uji reliabilitas ini menggunakan batasan 0,666
(Kurniawan, 2011:51). Reliabilitas Alpha Cronbach >0,666 artinya instrumen pada
variabel tersebut reliabel, maka dapat diterima. Jika hasil uji reliabilitas <0,666
artinya instrumen pada variabel tersebut tidak reliabel maka tidak dapat diterima atau
kurang baik.
3.4.3 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini ada 4 yaitu : Uji
Multikonelieritas, Uji Heteroskedastisitas, Uji Autokorelasi, Uji Normalitas.
1. Uji Multikonelieritas
Uji multikonelieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independent). Model regresi yang
baik sebaiknya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2013:
103). Salah satu alat untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikonelieritas di dalam
model regresi adalah dengan melihat nilai tolerance dan lawannya serta nilai variance
inflation factor (VIF). Tolerance mengukur varibilitas variabel independen yang
terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel dependen lainnya. Nilai cutoff yang umum
dipakai untuk menunjukan adanya multikonelieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau
sama dengan nilai VIF > 10
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah uji yang menilai apakah ada ketidaksamaan
varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi linier. Uji ini
merupakan salah satu dari uji asumsi klasik yang harus dilakukan pada regresi linier.
Apabila asumsi heteroskedatisitas tidak terpenuhi, maka model regresi dinyatakan
tidak valid sebagai alat peramalan.
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedatisitas adalah
dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu
ZPRED dengan residualnya SRESID. Pada grafik scatterplot sumbu Y adalah Y yang
telah diprediksi, dan sumbu X adalah residualnya. Dasar analisisnya adalah :
1. Jika titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedatisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedatisitas.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan penggangu
pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka ada masalah autokorelasi
(Ghozali, 2013 :160). Adanya autokorelasi dalam regresi dapat diketahui dengan
menggunakan beberapa cara salah satunya dengan uji Durbin-Watson, nilai DW
hitung dibandingkan dengan DW tabel. Menurut Hasan (2010 : 290) dengan melihat
tabel berikut.
Tabel 3.2
Durbin-Watson
Nilai d Keterangan
<1,10 Ada autokorelasi
1,11-1,54 Tidak ada kesimpulan
1,55-2,46 Tidak ada autokorelasi
2,47-2,90 Tidak ada kesimpulan
>2,91 Ada autokorelasi
Sumber : Hasan (2010 : 290)
4. Uji Normalitas
Uji normalitas bertuuan untuk menguji apakah data yang akan digunakan
dalam model regresi berdistribusi normal atau tidak yang dapat diketahui dengan
menggunakan grafik normal plot (Ghozali, 2013 : 160)
Pada grafik normal plot, dengan asumsi :
a. Apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas
b. Apabila data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola distribusi normal, maka
model regresi tidak memenuhi uji asumsi normalitas.
Dimana :
n : Jumlah sampel
Di mana :
Fh = nilai F hasil observasi
R = koefisien korelasi ganda
k = jumlah variabel independen
n = jumlah anggota sampel
Kriteria hipotesis yang akan digunakan dalam pengujian ini adalah :
Ho : bi < 0, variabel-variabel bebas (kepuasan kerja dan beban kerja) mempunyai
pengaruh terhadap variabel terikat (turnover intention)
Ha : bi > 0, variabel-variabel bebas (kepuasan kerja dan beban kerja) tidak
mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (turnover intention).
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Zahrifa. A. (2013). Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Turnover Intention Karyawan
Non Manajerial PT Multigroup Logistic Jakarta. Depok: Universitas Indonesia.
Anis K, Indah, M., Noor Ardiansah., dan Sutapa. 2003. Pengaruh KepuasanKerja dan
Komitmen Organisasional Terhadap Keinginan Berpindah KerjaAuditor (Studi Kasus
pada KAP di Jawa Tengah), Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 4(2):141-152.
Anshari, Hasbi., dan Engkos Achmad Kuncoro. 2013. Analisis Pengaruh Organizational
Justice dan WorkkEnvironment Terhadap TurnoverrIntention Pada Divisi
HRD PT. Indosat, TBK. Thesis Universitas Bina Nusantara, Jakarta
Abdullah R B., Musa M., Zahari H., Rahman R., Khalid. (2012), “The Effects of Teamwork
towards Jobs satisfaction in Hotel Industry in Klang Valley, Malaysia”, International
Journal of Bussines and Behavioral Sciences, II (3), 8-19.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Arika. (2011). Jurnal artikel Analisis Beban Kerja Ditinjau Dari Faktor Usia Dengan
Pendekatan Recommended Weight Limit.
Andini., Rita. (2006), “Analisis Pengaruh Kepuasan Gaji, Kepuasan Kerja, Komitmen
Organisasional Terhadap Turnover Intention”, Tesis Universitas Diponegoro.
Aziri B. (2011), “Job Satisfaction: a literature review., “Management Research and Practice,
III (4), 706-710.
Dhania, Dhini Rama. Pengaruh Stres Kerja, Beban Kerja Terhadap Kepuasan Karyawan.
Dwihana IB, PY., Ardana I Kmg. (2017), “Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Stres Kerja
Terhadap Turnover Intention Pada Karyawan Hotel Holiday Inn Express”,
Jurnal Manajemen Unud, VI (10), 5319-5.
Dess, Gregory G, dan Alex Miller. 2003. Strategy Management. Mc Graw Hill Book Co.
347.
Firda W., Dheasey A., Amanda M R., Moh. Mukeri W. (2017), “Pengaruh Beban Kerja, Stres
Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Turnover Intention Karyawan PT Geogiven
Visi Mandiri Semarang”, Journal of Management. ISSN, III (3), 25027689.
Garboua, Louis Levy., and Claude Montmarquette. 2004. Reported Job Satisfaction: What
Does it Mean. Journal of Socio-Economics, 33 (2):135151.
Ghozali, I. (2013). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS (7th ed). Semarang,
Indonesia: Universitas Diponegoro
Khan, Muhammad A. S., and Jianguo Du. 2014. An Empirical Study of Turnover intentions
in Call Centre Industry of Pakistan. Journal of Human Resource and Sustainability
Studies, 1(2): 206-214
Luthans, Fred. (2006). Perilaku Organisasi (Alih Bahasa V.A Yuwono, dkk) (Bahasa
Indonesia ed.). Yogyakarta: ANDI.
Lianasari, Dwi. (2009). Sumber stres karyawan lini depan perbankan: studi kasus PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Jakarta-Pasar Minggu dan Depok. Skripsi
Sarjana Ekonomi Fakulta Ekonomi, Universitas Indonesia.
Michael Page (2015). Employee Intention report (9 April).
https://michaelpage.co.id/sites/michaelpage.co.id/files/2015_IDMP_EMPLOYEE_IN
TENTIONS_FINAL.pdf
Mobley, W., et al. 1978. An Evaluation of Precursors of Hospital Employee Turnover. Journal
of Applied Psychology, 63(4), 408-414.
Putra, Achmad Syukriansyah. 2012. "Analisis Pengaruh Beban Kerja terhadap Kinerja
Karyawan Divisi Marketing dan Kredit PT. WOM Finance Cabang Depok”.
Pradana A., Salehudin I. (2015), “Work Overload and Turnover Intention of Junior Auditor in
Greater Jakarta, Indonesia”, The South East Asian Journal of Management, IX (2),
108- 124.
Qureshi M I., Iftikhar M., Abbas S G. (2013), “Relationship Between Job Stress, Workload,
Environment and Employess Turnover Intention”, What We Know, What Should We
Know, XXIII (6), 764-770.
Salleh, R., Nair, M. S., & Harun, H. (2012). Job satisfaction, organizational commitment, and
turnover intention: a case study on employees of a retail company in Malaysia.
International Journal of Economics and Management Engineering, 6(12), 3429-3436.
Schultz D., & Schultz S. E. (2006), "Psychology work today", 9thed, New Jersey: Pearson
Education, Inc.
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D Bandung CV. Alfabeta.
Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D Bandung CV. Alfabeta.
Solemen, Aminah. 2011. Analisis Beban Kerja Ditinjau Dari Faktor Usisa Dengan
Pendekatan Recommended Weiht Limit. Jurnal Arika, Vol.05 No.02 ISSN :
19781105
Scott Snell, George Bohlander. (2007). Human Resource Management, Thomson Learning
Academic. Mason USA.
Tnay, E., Othman, A. E. A., Heng, C. S., & Lim, S. L. O. (2013). The influences of job
satisfaction and organizational commitment on turnover intention. Social and
Behavioral Sciences, 97, 201-208.
Wefald, A J., Smith M R., Savastano T C., Downey R G. (2008), “A Structural Model of
Workload, Job Attitudes, Stress, And Turnover Intentions”.
Witasari, L. (2009). Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasional
terhadap Turnover Intentions (Studi Empiris pada Novotel Semarang). Tesis.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Xiaoming Y., Ma B., Chang C., Shieh C. (2014), “Effects of Workload on Burnout and
Turnover Intention of Medical Staff a Study”, VIII (3), 229-237.
Yulianti, Febri. (2012). Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Komitmen Keorganisasian Terhadap
Intensi Keluar Marketing Agency PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Di
Jakarta. Depok: Universitas Indonesia.
Zeffane, Rachid. 1994. Understanding Employee Turnover : The Need for Contingency
Approach. International Journal of Manpower, Vol. 15, No. 9.
Kepuasan kerja ditentukan hasil yang dicapai memenuhi atau melampaui harapan.
No. STS TS N S SS
Pernyataan
No. STS TS N S SS
Pernyataan
1 Saya merasa puas dan sangat bangga
dengan pekerjaan yang saya lakukan saat
ini.
2 Gaji pokok yang saya terima mencukupi
kebutuhan saya sehari-hari.
3 Kesempatan promosi yang besar yang
diberikan oleh perusahaan kepada
karyawan.
4 Karyawan nyaman bekerja dengan
supervisor.
5 Kemampuan rekan kerja untuk saling
bekerja sama dalam bekerja mencapai
target.
Kondisi pekerjaan
No. STS TS N S SS
Pernyataan
1 Saya sering mengatasi kejadian tak
terduga pada pekerjaan saya seperti
melakukan pekerjaan ekstra diluar waktu
yang telah ditentukan.
2 Beberapa proses dari pekerjaan saya
membuat saya cemas untuk dapat
menyelesaikannya dengan baik.
3 Saya harus mengambil keputusan yang
cepat dan tepat pada saat pengerjaan
barang.
Standart pekerjaan
No. Pernyataan STS TS N S SS
1 Saya mengerjakan banyak pekerjaan
setiap harinya yang harus segera
diselesaikan.
2 Saya merasa dapat menghadapi masalah
yang timbul pada pekerjaan saya dengan
tenang.
3 Karena beban kerja yang saya terima
seringkali saya menjadi lebih emosional
saat bekerja.