PENDAHULUAN
sebuah perusahaan, karena peranan dari sumber daya manusia di dalam sebuah
eksistensinya di masa yang akan datang. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa
keberhasilan sebuah perusahaan dalam rangka mencapai tujuan tidak hanya dapat
dilihat dari hasil akhir yang dicapai oleh perusahaan tetapi seharusnya juga dapat
dilihat dari siapa yang berada di balik hasil akhir tersebut. Oleh karena itu,
sumber daya manusia yang handal dan berkualitas. Dengan mempunyai karyawan
atau sumber daya manusia yang berkualitas, perusahaan mempunyai aset sangat
mahal yang sulit dinilai dengan uang. Sumber daya manusia perlu dikelola secara
Betapapun baiknya sumber daya lain yang dimiliki oleh suatu perusahaan,
seperti: modal, bahan mentah, dan teknologi; tanpa didukung oleh manusia yang
dapat bekerja efisien dan efektif, maka tetap tidak dapat mencapai tujuan
itu, untuk mencapai hasil yang efektif, maka para karyawan tersebut haruslah
1
2
karyawan mengenai seberapa baik pekerjaannya, yang berarti bahwa apa yang
diperoleh dalam bekerja sudah memenuhi apa yang dianggap penting. Kepuasan
kerja adalah keadaan emosi yang senang atau emosi positif yang berasal dari
merasa puas terhadap pekerjaan yang diembanya. Rivai dan Sagala (dalam
mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan
individu.
diperlukan suatu budaya kerja yang terdapat di suatu organiasasi yang disebut
pada tingginya motivasi dan kepuasan kerja karyawan. Schein (dalam Yuswani,
belajar mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internalnya, yang telah
berjalan baik.
karena tingginya kualitas kompensasi baik finansial maupun non finansial akan
3
langsung maupun tidak langsung, finansial maupun non finansial, yang adil dan
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara
masyarakat, karena kereta api ini merupakan alat transportasi yang cukup aman,
bebas hambatan dan harganya yang terjangkau. PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) Daop VIII Surabaya merupakan salah satu daerah operasi perkeretaapian
pada jasa transportasi masal kereta api. Untuk mencapai hal itu salah satu upaya
Indonesia (Persero) Daop VIII Surabaya adalah sebagian masinis merasa belum
kompensasi dan model budaya kerja yang berlaku sehingga berakibat mereka
terhadap kepuasan kerja masinis pada PT. Kereta Api Indonesia Daop VIII
Surabaya?
kepuasan kerja masinis pada PT. Kereta Api Indonesia Daop VIII Surabaya?
kerja masinis pada PT. Kereta Api Indonesia Daop VIII Surabaya.
kerja masinis pada PT. Kereta Api Indonesia Daop VIII Surabaya.
kepuasan kerja melalui motivasi kerja masinis pada PT. Kereta Api Indonesia
kerja melalui motivasi kerja masinis pada PT. Kereta Api Indonesia Daop VIII
Surabaya.
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini, adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
2. Diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai dasar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
karena setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai
dengan nilai-nilai yang berlaku dalam diri setiap individu. Kepuasan kerja
merupakan suatu gambaran sikap seorang karyawan baik senang atau tidak senang
sebagai suatu keadaan emosi yang senang atau emosi positif yang berasal dari
Sutrisno (2016:87) yang merujuk pada sikap umum seorang individu terhadap
7
8
kerja, pengawasan, teman kerja, materi pekerjaan, jaminan kerja serta kesempatan
untuk maju.
seseorang atau pengalaman kerja dapat dikatakan juga kepuasan kerja dapat
mencerminkan bagaimana kita merasakan tentang pekerjaan kita dan apa yang
kita pikirkan tentang pekerjaan kita. Sedangkan McShane dan Von Glinow (dalam
penulis dapat menyimpulkan bahwa kepuasan kerja masinis adalah suatu sikap
seseorang masinis yang merasa senang atau tidak dengan cara memandang
pekerjaannya sendiri, sehingga masinis dapat bekerja dengan senang hati tanpa
merasa terbebani dengan pekerjaan tersebut dan memberikan hasil yang optimal
bagi perusahaan.
9
kepuasan kerja dan mencoba mengungkapkan apa yang membuat sebagian orang
lebih puas terhadap suatu pekerjaan daripada beberapa lainnya. Teori ini juga
mencari landasan tentang proses perasaan orang terhadap kepuasan kerja. Ada
bagian dari kelompok variabel yang berbeda yaitu motivators dan hygiene
dengan pekerjaan itu sendiri atau hasil langsung daripadanya seperti sifat
pengembangan diri dan pengakuan. Karena faktor ini berkaitan dengan tingkat
2. Value Theory
Menurut teori ini kepuasan kerja terjadi pada tingkatan dimana hasil
menerima hasil, akan semakin puas dan sebaliknya. Kunci menuju kepuasan
pada teori ini adalah perbedaan antara aspek pekerjaan yang dimiliki dengan
10
kepuasan orang.
pengharapan pegawai. Jika upah dilihat sebagai adil yang didasarkan pada
yang meningkat.
1. Faktor psikologis
2. Faktor fisik
Faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja serta kondisi
fisik karyawan, hal ini meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja,
3. Faktor financial
4. Faktor sosial
12
sesama karyawan, dengan atasannya, maupun dengan rekan kerja lain yang
yang harus dihadapi oleh seorang karyawan ketika menyelesaikan tugas dari
adalah kejelasan peran, ruang lingkup peran dan imbalan intrinsik. Kejelasan
dengan banyaknya variasi, otonomi, tanggung jawab dan umpan balik yang
diberikan oleh pekerjaan itu sendiri. Studi tentang pengaruh ruang lingkup
13
pekerjaan atas sikap karyawan secara umum ditemukan bahwa ruang lingkup
2. Penyelia (supervisor)
level tengah, yaitu di antara para atasan pembuat kebijakan dan di antara para
antara itu, maka tugas utama supervisor adalah melakukan supervisi terhadap
strategis atasannya kepada para bawahan untuk dikerjakan secara efektif dan
produktif.
efektif dan produktif. Oleh karena itu, seorang supervisor harus memiliki
relasi di antara atasan dan bawahan; keterampilan terhadap fungsi dan peran
3. Rekan Kerja
rekan kerja harus berjalan dengan baik agar tercipta hubungan kerjasama
yang baik pula. Saling menghormati dan menghargai sesama rekan kerja akan
umumnya, rekan kerja atau anggota tim yang kooperatif merupakan sumber
Kelompok kerja, terutama tim yang kuat bertindak sebagai sumber dukungan,
4. Promosi
mempunyai prestasi yang baik, dan juga ada beberapa pertimbangan lainnya
merupakan bukti pengakuan atas hasil atau prestasi kerja karyawan. Dalam
peningkatan dalam karirnya. Salah satu cara agar seorang karyawan dapat
kompensasi yang akan diterima secara otomatis juga akan meningkat, hal ini
akan dapat menimbulkan kepuasan kerja yang lebih dari yang sebelumnya.
pada kepuasan kerja. Hal ini dikarenakan promosi memiliki sejumlah bentuk
terbuka dan adil, maka mereka berpeluang meraih kepuasan dalam pekerjaan
mereka.
5. Gaji
akan termotivasi untuk bekerja lebih giat. Gaji dapat berperan dalam
kekurangan dan keterlibatan komitmen yang menjadi ciri angkatan kerja masa
kini.
Sejumlah uang yang diterima dan tingkat dimana hal ini bisa
dipandang sebagai hal yang dianggap pantas dibandingkan dengan orang lain
bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi merupakan sesuatu
mendefinisikan motivasi sebagai suatu proses yang berperan pada intensitas, arah,
perilaku guna mencapai tujuan kepuasan dirinya, orang mau bekerja untuk
orang mau bekerja untuk mendapatkan kebutuhan fisik dan mental. Rivai dan
17
sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang
melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan
Menurut Robins (2015:147) Ada dua jenis motivasi, yaitu motivasi positif
karyawan tersebut.
b. Informasi
secara tulus atau tidak, dan hendaknya seorang pimpinan harus berhati-
d. Persaingan
motivasi positif.
e. Partisipasi
f. Kebanggaan
rasa puas dan bangga, terlebih lagi jika pekerjaan yang dilakukan sudah
disepakati bersama.
kesalahan-kesalahan yang terjadi pada masa kerja. Selain itu, motivasi kerja
yang telah dibebankan. Bentuk motivasi kerja negatif dapat berupa sangsi,
beda, karena yang dipelajari adalah perilaku manusia yang komplek. Beberapa
teori motivasi yang dikenal dan dapat diterapkan dalam organisasi akan diuraikan
sebagai berikut :
1. Teori motivasi dua faktor atau teori iklim sehat oleh Herzberg.
tiba pada suatu keyakinan bahwa dua kelompok faktor yang mempengaruhi
perilaku adalah :
a. Hygiene Factor
Faktor ini berkaitan dengan konteks kerja dan arti kompensasi bagi
kualitas pengawasan.
b. Satisfier Factor
20
supervisi, kondisi pekerjaan, upah dan gaji, hubungan dengan rekan kerja
keamanan.
bergulat untuk sukses. Kebutuhan ini pada hirarki Maslow terletak antara
pemecahan masalah.
orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa
dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari
ini pada teori Maslow terletak antara kebutuhan akan penghargaan dan
posisi kepemimpinan.
sejumlah kebutuhan yang melekat pada diri setiap manusia yang cenderung
bersifat bawaan.
terdapat hierarki kebutuhan manusia, yang dapat dilihat pada Gambar 2.1:
22
Aktualisasi Diri
Penghargaan
Sosial
Keamanan
Fisiologis
dan sebagainya.
sendiri. Pada puncak hierarki, terdapat kebutuhan untuk realisasi diri, atau
kebutuhan individu unluk merealisasi potensi yang ada pada dirinya, untuk
berbeda mengenai manusia. Pada dasarnya yang satu negatif, yang ditandai
sebagai Teori X, dan yang lain positif, yang ditandai dengan Teori Y.
berikut:
lain yang terkait dengan kerja dan akan menunjukkan ambisi yang rendah.
5. Teori ERG
a. Existence (eksistensi)
b. Relatedness (keterhubungan)
Hasrat yang kita miliki untuk memelihara hubungan antar pribadi yang
orang-orang lain, dan hasrat ini sejalan dengan kebutuhan sosial Maslow
c. Growth (pertumbuhan)
6. Teori Pengharapan
Dewasa ini, salah satu dari penjelasan yang paling diterima secara luas
bergantung pada kekuatan pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh
output tertentu dan tergantung pada daya tarik output itu bagi individu
tersebut.
penghargaan yang diterimanya dan akibat dari yang akan dialaminya nanti.
tidak untuk para karyawan. Dalam hubungan dengan masalah tersebut Schein
(dalam Wirawan, 2015:45), budaya adalah suatu pola asumsi dasar yang
dan menguasai masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal, yang telah
bekerja dengan cukup baik untuk dipertimbangkan secara layak dan karena itu
diajarkan pada anggota baru sebagai cara yang dipersepsikan, berfikir dan
organisasi sebagai unit sosial yang sengaja didirikan untuk jangka waktu yang
relatif lama, beranggotakan dua orang atau lebih yang bekerja bersama-sama dan
terkoordinasi, mempunyai pola kerja tertentu yang terstruktur, dan didirikan untuk
mencapai tujuan bersama atau satu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
merupakan suatu kebiasaan yang terus berulang-ulang dan menjadi suatu nilai dan
gaya hidup oleh sekelompok individu dalam organisasi yang diikuti oleh individu
yang telah disepakati untuk menentukan perilaku individu dalam suatu organisasi.
sebagai pola asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan, atau dikembangkan oleh
kelompok tertentu dalam upaya belajar mengatasi masalah adaptasi eksternal dan
26
integrasi internalnya, yang telah berjalan baik. Oleh sebab itu diajarkan kepada
bahwa budaya organisasi menunjukkan suatu nilai, keyakinan, prinsip, tradisi dan
menurut Kreitner dan Kinicki (dalam Baraweri & Suharnomo, 2015:3), budaya
organisasi adalah perangkat asumsi yang dibagi dan diterima secara tertutup
bagitu saja serta dipegang oleh satu kelompok yang menentukan bagaimana hal
penting sebagai cara berfikir, menerima keadaan dan merasakan sesuatu dalam
dan artefak yang diterima oleh anggota organisasi sebagai iklim organisasi budaya
sistem organisasi.
diterima dengan baik maupun tidak untuk para karyawan. Dan proses akan
harapan, sikap dan norma-norma yang dimiliki secara bersama serta mengikat
dalam suatu organisasi tertentu yang akan mempengaruhi jalannya kerja bisnis
perusahaan.
budaya tertentu terbukti lebih superior dari pada budaya lainnya. Sebagian besar
Harrison dalam (Robbins, 2015:300) membagi empat tipe budaya organisasi yang
pemimpin yang tegas dan benar dalam menetapkan seluruh perintah dan
kebijakannya. Kerena hal ini menyangkut kepercayaan dan sikap mental tegas
tugasnya.
empat prinsip integratif mengenai hubungan timbal balik antara budaya organisasi
dan efektifitas kerja organisasi. Keempat prinsip ini diberi nama empat sifat utama
1. Keterlibatan (involvement)
a. Empowerment
b. Team Orientation
c. Capability Development
2. Konsistensi (concistency)
dan dianut bersama oleh para anggota organisasi serta pelaksanaan kegiatan-
b. Agreement
c. Core Values
3. Adaptabilitas (adaptibility)
a. Creating Change
b. Customer Focus
c. Organizational Learning
4. Misi (Mission)
organisasi yang menjadikan anggota organisasi teguh dan fokus terhadap apa
yang dianggap penting oleh organisasi. Indikator misi adalah sebagai berikut:
c. Vission
1. Inovasi
sehingga secara tidak langsung membuat rasa tanggung jawab bagi karyawan
Kerugian ini lebih pada waktu, dari rasa sensitifnya karyawan dapat
2. Orientasi Detail
secara detail terhadap semua permasalahan yang ada dalam pekerjaaan, maka
3. Orientasi Hasil
pada hasil ketimbang teknik atau proses yang digunakan untuk mencapai
anggotanya, dimana tujuan dan hasil yang hendak dicapai. Apabila persepsi
bawahan dapat dibentuk dan menjadi satu kesatuan didalam melakukan tugas
32
pencapaian tujuan/hasil.
4. Orientasi Orang
manajemen mempertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang yang ada
ditentukan ke kompakan tim kerja (team work), di mana kerjasama tim dapat
5. Orientasi Tim
dimaksud adalah setiap karyawan bekerjasama dalam persepsi dan sikap yang
6. Agresivitas
(ability and skill) yang dapat memenuhi persyaratan produktivitas serta harus
diikuti dengan disiplin dan kerajinan yang tinggi. Apabila kualifikasi ini telah
33
7. Stabilitas
karyawan harus didukung oleh kesehatan yang prima. Performa yang baik
tidak akan dapat tercipta secara kontinu apabila karyawan tidak dalam kondisi
kesehatan yang prima. Kesehatan yang prima akan membentuk stamina yang
prima, dengan stamina yang prima akan terbentuk ketahanan fisik yang akurat
(endurance) dan stabil, serta dengan endurance yang prima, maka karyawan
2.1.4. Kompensasi
kebutuhan hidupnya. Untuk itu setiap orang bekerja untuk mendapatkan timbal
balik sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. Sehingga karyawan bekerja dengan
giat dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya dengan baik agar
maupun non finansial, yang adil dan layak kepada karyawan, sebagai balasan atau
semakin meningkat.
dapat dinikmati karyawan, baik yang berupa uang maupun bukan. Lebih lanjut
mereka diantara para karyawan itu sendiri, keluarga dan masyarakat. Demikian
pemberian balas jasa langsung langsung (direct) dan tidak langsung (indirect),
uang dan barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada
perusahaan.
sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi.
pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran yang telah diberikan mereka kepada
sebagai imbalan berupa uang atau bukan uang kepada karyawan atas pekerjaan
(fisik atau pikiran) yang telah dilakukan untuk organisasi atau perusahaan.
balas jasa atas pekerjaan yang telah dilakukannya, baik dalam bentuk upah per
jam ataupun gaji secara periodik yang didesain dan dikelola oleh bagian
dikatakan bahwa kompensasi masinis adalah balas jasa yang diterima para masinis
atas hasil kerja yang mereka berikan kepada perusahaan, baik berupa kompensasi
pada karyawannya:
karyawan yang tinggi dan kasus pembajakan karyawan oleh perusahaan lain
3. Adanya keadilan
5. Efisiensi biaya
dan mempertahankan sumber daya manusia pada tingkat biaya yang layak.
6. Administrasi legalitas
37
merupakan kompensasi manajemen seperti upah dan gaji atau pay for
performance, seperti insentif dan gain sharing. Sementara itu, kompensasi tidak
(Wibowo, 2014:124)
upah/gaji, insentif/bonus.
perusahaan.”
dari pekerjaan itu sendiri atau dari psikologis atau lingkungan fisik dimana
Jika pencari kerja lebih banyak daripada lowongan pekerjaan yang tersedia
3. Serikat buruh
semakin besar.
semakin besar.
kompensasi.
6. Biaya hidup
Apabila biaya hidup di daerah itu tinggi maka tingkat kompensasi semakin
besar.
Karyawan yang menduduki jabatan lebih tinggi akan menerima gaji atau
kompensasi lebih besar. Hal ini wajar karena karyawan yang mendapat
kewenang dan tanggung jawab lebih besar harus mendapatkan gaji atau
Jika tingkat pendidikan karyawan tinggi dan pengalaman kerjanya lama maka
employment.
Kalau jenis dan sifat pekerjaan yang sulit dan mempunyai risiko yang besar
diantaranya:
Upah dan gaji biasanya berhubungan dengan tarif gaji per jam. Upah
2. Insentif
Insentif adalah tambahan kompensasi di atas atau di luar gaji atau upah yang
3. Tunjangan
41
pelatihan.
4. Fasilitas-Fasilitas lain
karyawan.
kepuasan kerja dan kinerja pegawai negeri sipil (PNS) Di Sekolah Tinggi
Pariwisata Nusa Dua Bali. Populasi penelitian ini adalah seluruh PNS di Sekolah
Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali dengan jumlah sampel sebanyak 74 responden
menggunakan analisis deskriptif dan Parsial Least Square (PLS). Hasil penelitian
pegawai. Implikasi dari penelitian ini bahwa dengan adanya penghargaan dan
pengakuan terhadap hasil kerja serta didukung dengan sistem pengawasan yang
42
adil akan mampu meningkatkan motivasi dan memacu semangat pegawai untuk
motivasi kerja dan kinerja karyawan (Studi pada Karyawan Auto 2000 Malang
Sutoyo). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan AUTO 2000
Malang Sutoyo, yang berjumlah 103 orang yang terbagi dalam 5 tingkat unit.
populasinya diketahui maka rumus yang digunakan adalah rumus Slovin, dengan
bantuan rumus Slovin diketahui ada 82 sampel dalam penelitian ini. Teknik
analisis jalur (path analysis). Berdasarkan hasil analisis jalur dapat disimpulkan
yang sangat kuat terhadap motivasi kerja karyawan sebesar 0,327. Kompensasi
non finansial memiliki pengaruh secara langsung atau hubungan yang sangat kuat
memiliki pengaruh secara langsung atau hubungan yang sangat kuat terhadap
secara langsung atau hubungan yang sangat kuat terhadap kinerja karyawan
sebesar 0,196. Motivasi kerja memiliki pengaruh secara langsung atau hubungan
terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan (studi pada karyawan PT PLN
43
(Persero) Distribusi Jawa Timur Area Malang). Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh karyawan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Malang
ini adalah teknik sampling jenuh atau sensus, yaitu penetapan jumlah sampel dari
telah dilakukan oleh peneliti jumlah karyawan yang berada di tempat pada saat
lain tidak berada di tempat dengan alasan kesibukan kerja, melakukan perjalanan
dinas, ada yang sedang cuti, dan sakit yang berkepanjangan. Analisis data
Palembang. Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah karyawan PT.
kepuasan kerja karyawan sebesar 0,507. Hal ini menunjukkan bahwa budaya
Motivasi Kerja Dan Kinerja Karyawan Klumpu Bali Resort Sanur. Penelitian ini
dilakukan di Klumpu Bali Resort Sanur dengan menggunakan sampel jenuh yaitu
baik budaya organisasi maka semakin tinggi tingkat motivasi kerja yang dimiliki
kerja juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, dimana
jika budaya organisasi semakin baikdan motivasi kerja semakin tinggi maka dapat
Budaya
H3
Organisasi
H1
Motivasi H5 Kepuasan
Kerja Kerja
H2
H4
Kompensasi
2.4. Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
menekankan pada pengujian hipotesis, data yang terukur dan menghasilkan bukti
kebenaran hipotesis, hal ini diharapkan akan menghasilkan suatu kesimpulan yang
kompensasi dan variabel terikat (dependent variable) yaitu kepuasan kerja, serta
penelitian yang berusaha untuk melihat apakah antara dua variabel atau lebih
memiliki hubungan atau tidak, dan seberapa besar hubungan itu serta bagaimana
Populasi dalam penelitian ini adalah masinis pada PT. Kereta Api Indonesia Daop
berjumlah 70 orang.
46
47
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah budaya organisasi (X1) dan
kompensasi (X2). Definisi operasional dari variabel bebas dalam penelitian ini
1. Budaya organisasi (X1), yaitu suatu sistem makna yang dianut oleh masinis
b. Orientasi detail
c. Orientasi hasil
d. Orientasi manusia
e. Orientasi tim
f. Agresivitas
g. Stabilitas
berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang dikeluarkan PT.
a. Gaji pokok
b. Fasilitas kerja
c. Tunjangan
d. Insentif
48
sebagai berikut:
1. Kebutuhan fisik
2. Kebutuhan keamanan
3. Kebutuhan social
5. Kebutuhan aktualisasi
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja (Z). Definisi
operasional dari variabel bahwa kepuasan kerja yaitu keadaan emosi yang senang
atau emosi positif yang berasal dari penilaian pekerjaan atau pengalaman kerja
masinis. Indikator pengukuran kepuasan kerja dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
2. Penyelia
3. Rekan kerja
4. Promosi
5. Gaji
49
Data primer dalam penelitian ini adalah data tentang profil sosial dan
responden dan keadaan sosial seperti: jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan
masa kerja dari seluruh PT. Kereta Api Indonesia Daop VIII Surabaya.
Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang
telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak
dipublikasikan. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi : data dari PT. Kereta
3.5.1. Kuesioner
atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2016 :177). Dalam penelitian ini peneliti
organisasi dan kompensasi masinis PT. Kereta Api Indonesia Daop VIII
Surabaya.
50
3.5.2. Dokumentasi
masinis PT. Kereta Api Indonesia Daop VIII Surabaya. Misalnya profil
perusahaan, jumlah karyawan, dan data-data yang lainnya yang mendukung dalam
penelitian ini.
dapat dikatakan valid jika lebih besar dari 0.30 (Sugiyono, 2017: 168)
n( ∑ xy )−( ∑ x )( ∑ y )
r=
√ [n (∑ x )−(∑ x ) ][n (∑ y )−(∑ y ) ]
2 2 2 2
Dimana :
r= koefesien korelasi
x = Skor item
y = Total skor
n = Jumlah responden
Alpha Cronbach, dimana suatu instrumen dapat dikatakan handal (reliabel) bila
memiliki koefisien keandalan atau alpha sebesar 0,6 atau lebih dengan rumus
dimana :
ri = reliabilitas instrumen
K= jumlah item dalam instrumen
Pi = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1
linier berganda adalah dengan melakukan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas,
1. Uji Normalitas
berdistribusi normal. Jika, (nilai < ∝=0,05), maka data tidak berdistribusi
normal.
2. Uji Heteroskedastisitas
Guna analisis ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke
dengan menggunakan uji rho spearman. Jika nilai rho < rho tabel maka variasi
3. Uji Multikolinieritas
a. Jika VIP (Variance Inflation Factor) kurang dari 10, maka menunjukkan
bebas.
b. Jika nilai koefisien korelasi antar variabel bebasnya tidak lebih besar dari
mengandung multikolinieritas.
4. Uji Autokorelasi
ketentuan yaitu:
variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen dengan tujuan
2015:108).
analisis jalur. Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi untuk
Z = ZX1 + ZX2 + e1
Dimana:
Y = Kepuasan kerja
Z = Motivasi kerja
X1 = Budaya organisasi
X2 = Kompensasi
r √n−2
t=
√ 1−r2
Dimana :
n = Jumlah responden
t = Uji hipotesis
diterima dan Ha ditolak. Selanjutnya nilai kritis atau nilai tingkat signifikansi 5%
variable penghubung atau mediasi. Efek mediasi diuji ketika diduga bahwa
dependen tidak secara lagnsung terjadi tetapi melalui suatu proses transformasi
yang diwakili oleh variable mediasi. Pengujian efek mediasi terdapat tahapan
yang harus dilakukan, yaitu: menguji efek utama (pengaruh independen terhadap
secara simultan pengaruh efek utama dan pengaruh mediasi terhadap variable
55
dependen yang hasilnya diharapkan efek utama menjadi terhadap dependen tidak
adalah signifikan. Jika kondisi tersebut tercapai maka pengujian efek mediasi
(z-value), yaitu:
ab
=
z √b S 2
a
2+ a
2
S 2+ S 2 S
b a b
2
Keterangan:
effect a dan b.
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
PROGRAM SARJANA
JURUSAN MANAJAMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MAHARDHIKA
SURABAYA
2020