PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
Nabilah Nayli
NIM D41222298
B. Teori Motivasi
Teori motivasi dikelompokkan dalam dua aspek, yaitu teori kepuasan dan motivasi proses.
1.Teori Kepuasan
Teori berdasarkan pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu yang
menyebabkannnya bertidak dan berperilaku dengan cara tertentu. Teori ini memusatkan perhatian
paa faktor-faktor dalam diri orang yang menguatkan,mengarahkan, mendukung, dan menghentikan
perilakunya.
Gambar 2.1 Model Motivasi dari Content Theory
Jika kebutuhan dan kepuasannya semakin terpenuhi, semangat bekerjanya pun akan semakin
baik pula. Jadi pada dasamya teori ini mengemukakan bahwa seseorang akan bertindak untuk
memenuhi kebutuhan dan kepuasannya. Semakin tinggi standar keinginan dan kebutuhannya maka
orang itu akan semakin giat dalam bekerja.
C. Faktor-Faktor Motivasi
Motivasi seorang karyawan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor,baik yang bersifat internal
maupun eksternal (Siagian,2013). Berikut adalah faktor-faktor internal yaitu:
1.Persepsi seseorang mengenai diri sendiri
2.Harga diri
3.Harapan pribadi
4.Kebutuhan
5.Keinginan
6.Kepuasan kerja
7. Prestasi kerja yang dihasilkan
Sedangkan faktor-faktor eksternal yang turut mempengaruhi motivasi seseorang antara lain
ialah:
1. Jenis dan sifat pekerjaan
2. Kelompok kerja di mana seseorang bergabung
3. Organisasi tempat bekerja
4. Situasi lingkungan pada umumnya
5.Sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya
D. Indikator Motivasi
Menurut Sutrisno (2015:116) menyatakan bahwa indikator untuk motivasi kerja karyawan yaitu:
a. Keinginan untuk dapat hidup
Merupakan kebutuhan setiap manusia yang hidup dimuka bumi ini.Untuk mempertahankan
hidup ini orang mau mengerjakan apa saja, apakah pekerjaan itu baik atau jelek, apakah halal atau
haram, dan sebagainya. Misalnya untuk mempertahankan untuk hidup manusia perlu makan dan
untuk memperoleh makan, manusia mau mengerjakan apa saja asal hasilnya dapat memenuhi
kebutuhan untuk makan.
b. Keinginan untuk dapat memiliki.
Keinginan untuk dapat memiliki benda dapat mendorong seseorang untuk mau melakukan
pekerjaan. Hal ini banyak kita alami dalam kehidupan kita sehari-hari, bahwa keinginan yang keras
untuk dapat memiliki itu dapat mendorong orang untuk mau bekerja.
c. Keinginan untuk memperoleh penghargaan.
Seseorang mau bekerja disebabkan adanya keinginan untuk diakui, dihormati oleh orang lain.
Untuk memperoleh status sosial yang lebih tinggi, orang mau mengeluarkan uangnya, untuk
memperoleh uang itu pun ia harus bekerja keras. Jadi, harga diri, nama baik,kehormatan yang ingin
dimiliki itu harus diperankan sendiri, mungkin dengan bekerja keras memperbaiki nasib dan mencari
rezeki.
d. Keinginan untuk memperoleh pengakuan.
Adanya penghargaan terhadap prestasi, adanya hubungan kerja yang harmonis dan kompak,
pimpinan yang adil dan bijaksana, serta perusahaan tempat bekerja dihargai oleh masyarakat.
e.Keinginan untuk berkuasa.
Mendorong seseorang untuk bekerja, kadang-kadang keinginan untuk berkuasa berkuasa ini
dipenuhi dengan cara-cara tidak terpuji, namun cra-cara yang dilakukannya itu masih termasuk
bekerja juga. Apalagi keinginan untuk berkuasa atau menjadi pimpinan itu dalam arti positif.
2.2.3 Kepemimpinan
A. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk memengaruhi orang lain, dalam hal ini
para bawahannya sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pimpinan
meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak disenanginya (Siagian, 2002 dalam Sutrisno, 2015).
Menurut Sutrisno (2015:213) kepemimpinan adalah suatu proses kegiatan seseorang untuk
menggerakkan orang lain dengan memimpin, membimbing, memengaruhi orang lain, untuk
melakukan sesuatu agar dicapai hasil yang diharapkan. Menurut Sedarmayanti (2009:309)
menyatakan bahwa kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk
memeengaruhi perilaku orang atau orang-orang agar dengan penuh pengertian, kesadaran, dan
sepenuh hati bersedia mengikuti kehendak pemimpin.
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah proses seseorang untuk
mempengengaruhi orang lain agar mau mengikuti perintah dan kehendaknya untuk mencapai suatu
tujuan bersama.
B. Pendekatan Teori Kepemimpinan
1. Pendekatan teori sifat
Teori sifat (trait theory), bahwa seseorang yang dilahirkan sebagai pemimpin karena memiliki
sifat-sifat sebagai pemimpin. Namun pandangan teori ini juga tidak memungkiri bahwa sifat-sifat
kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan, tetapi dapat juga dicapai melalui pendidikann dan
pengalaman.Beberapa sifat yang dimiliki oleh seseorang pemimpin yang suksen antara lain:
takwa,sehat, cakap,jujur,tegas,setia,cerdik,berani, disiplin, manusiawi,berkemauan keras,berinovasi,
berwawasan luas, komunikatif, daya nalar tajam, daya tanggap peka, kreatif, tanggung jawab, dan
sifat positif lainnya.
2. Pendekatan teori perilaku
Teori perilaku ini dilandasi pemikiran, bahwa kepemimpinan merupakan interaksi antara
pemimpin dengan pengikut, dan dalam interaksi tersebut pengikutlah yang menganalisis dan
memersepsikan apakah menerima atau menolak kepemimpinannya. Pendekatan perilaku
menghasilkan dua orientasi,
yaitu kepemimpinan demokrasi dan autokratis.
a.Gaya kepemimpinan deokrasi mendorong anggota untuk menentukan antara lain:
1) Kebijakan mereka sendiri
2)Memberi pandangan tentang langkah dan hasil yang diperoleh.
3) Memberi kebebasan untuk memulai tugas.
4) Mengembangkan inisiatif.
5) Memelihara komunikasi dan interaksi yang luas.
6) Menerapkan hubungan yang sportif.
b. Gaya kepemimpinan autokratis mempunyai ciri antara lain:
1) Menentukan kebijakan untuk anggtanya.
2) Memberi tugas secara instruktif.
3) Menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan anggotanya.
4) Mengendalikan secara ketat pelaksanaan tugas.
5) Interaksi dengan anggota terbatas.
6) Tidak mengembangkan inisiatif anggota.
C. Indikator Kepemimpinan
Millet dalam Sedarmayanti (2009) menyatakan bahwa indikator kepemimpinan adalah sebagi
berikut:
1. Kesehatan yang baik, kekuatan priadi dan ketahanan fisik.
2. Memahami tugas pokok (mission), komitmen pribadi terhadap kegiatan atau tujuan bersama,
enthusiasm, kepercayaan diri.
3. Memiliki perhatian kepada orang lain, ramah-tamah, memperhatikan masalah orang lain.
4. Intelejens (tidak harus memiliki pengetahuan yang rinci atau ahli, tetapi “commonense” yang
baik), kemampuan yang siap dan cepat untuk memahami unsur-unsur yang esensiil dari informasi
yang perlu, dan kapasitas untuk menggunakan pengetahuan.
5.Integritas, memahami kewajiban moral dan kejujuran, kemauan untuk menjadikan pencapaian
sesuatu sebagai hasil bersama, kemampuan untuk menetapkan standar tingkah laku pribadi dan resmi
yang akan menghasilkan sikap hormat dari orang lian.
6. Sikap persuasif, kemampuan mempengaruhi orang lain untuk menerima keputusan-keputusannya.
7. Kritis, kemampuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan orang yang bekerja dengannya dan
bagaimana memperoleh kemanfaatannya secara maksimal bagi organisasi.
8. Kesetian, perhatian penuh kepada kegiatan bersama dan juga kepada orang-orang yang bekerja
denganya, semangat mempertahankan kelompoknya terhadap serangan dari luar.
2. Wawancara.
Menurut Sugiyono (2014), yang mengatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, sering
menggabungkan teknik observasi dengan wawancara mendalam. Penelitian ini menggunakan
wawancara secara mendalam yang dilakukan untuk mendapatkan berbagai informasi yang
berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Melalui wawancara, mandor dan pekerja diberi
kesempatan untuk menjelaskan pendapatnya, serta menceritakan pengalaman dan pengamatan
mereka sendiri.
3. Dokumentasi
Menurut Djaelani (2013), dokumen diartikan sebagai suatu catatan tertulis atau gambar
yang tersimpan tentang sesuatu yang sudah terjadi. Dokumen merupakan fakta dan data
tersimpan dalam berbagai bahan yang berbentuk dokumentasi. Dokumen yang didapatkan
peneliti berupa data profil perusahaan PT. Tempu Rejo, struktur jabatan yang berhubungan
dengan pengupahan beserta deskripsi tugasnya, dan foto riil pekerja saat sedang bekerja.
Dokumen pada penelitian ini merupakan fakta dan data tersimpan dalam berbagai bahan yang
berbentuk dokumentasi. Dokumen pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui hal-hal
yang pernah terjadi untuk penguat data observasi dan wawancara dalam memeriksa keabsahan
data, membuat interprestasi dan penarikan kesimpulan.
3.2 Populasi Dan Sampel
Populasi buruh yang ada pada saat penelitian sebesar 200 orang, sehingga peneliti
menentukan 30 pekerja sebagai sampel. Pemilihan sampel dilakukan secara acak oleh mandor.
Observasi dilakukan secara langsung melalui wawancara maupun tidak langsung dengan
menggunakan kuesioner yang bersifat umum dan berupa pertanyaan tertutup. Setiap kuisioner
tersebut diberikan kepada mandor, masing-masing proses penelitian ini menggunakan teknik
snowball sampling. Teknik snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data
yang pada awalnya jumlahnya sedikit tersebut belum mampu memberikan data yang lengkap,
maka harus mencari orang lain yang dapat digunakan sebagai sumber data (Sugiyono, 2014)
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan kegiatan mencari data yang dilakukan peneliti kepada
pekerja PTPN XII kebun Kendenglembu yang akan digunakan untuk menjawab permasalahan
penelitian terkait kinerja karyawan berdasarkan tingkat pendidikn, usia dan masa kerja.
Peneliti untuk mendapatkan sejumlah data yang diperlukan, maka peneliti melakukan
pengumpulan data sesuai dengan pedoman yang telah disiapkan berdasarkan dari topik
penelitian peneliti melakukan pengumpulan data yaitu dengan wawancara, observasi, dan studi
dokumen.
2. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data awal yang muncul dari catatan-catatan
tertulis di lapangan. Analisis data kemudian direduksi dengan memilih hal-hal pokok dengan
memfokuskan pada hal-hal yang penting yang berhubungan dengan kinerja karyawan
berdasarkan tingkat pendidikn, usia dan masa kerja. Data yang direduksi adalah seluruh data
yang berkaitan dengan penelitian.
3. Penyajian Data
Penyajian data Miles dan Huberman membatasi suatu penyajian sebagai sekumpulan
informasi tersusun yang memberikan kemungkinan mengenai adanya penarikan kesimpulan
dan pengambil tindakan. Penyajian data dimaksudkan agar memudahkan bagi peneliti untuk
melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari penelitian. Pada
penelitian ini data yang telah teroganisir disajikan dalam bentuk deskripsi informasi yang
sitematis dalam bentuk narasi dan tabel.
Terdapat beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam menganalisis data yaitu
mengenai persepsi pekerja tembakau terhadap pengupahan berbasis transfer di PT. Tempu
Rejo dan alokasi pendapatan buruh pasca pemberian upah berbasis transfer. Analisis data yang
dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis data Miles dan Huberman. Miles
and Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
Metode analisis data kualitatif memuat 4 komponen pokok kegiatan atau proses yang harus
dipahami dan dilakukan oleh peneliti yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data
kemudian kesimpulan (Miles dan Huberman dalam Arikunto, 2014).
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerapkan variasi variabel dependen(Kuncoro, 2013).Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati
satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Apabila dalam penelitian hanya terdapat satu atau dua variabel independen maka R2
yang digunakan, namun jika dalam sebuah penelitian terdapat lebih dari dua variabel
independen maka adjusted R square.
3.7.3 Uji F
1. Apabila nilai sig. < 0.05 (5%) maka menerima hipotesisyang menyatakan variabel
independen secara serempak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.
2. Apabila nilai sig.> 0.05 (5%) maka hipotesis ditolak yang menyatakan variabel
independen secara serempak tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Asnawi, Nur, dan Masyhuri. 2009. Metode Riset Manajemen Pemasaran (Dilengkapi dengan
Contoh Hasil Penelitian). Malang UIN-Malang Press (Anggota IKAPI).
Gustisyah, Raika. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Penyuluh
Perindustrian pada Kantor Dinas Perindustriann dan Perdagangan Kota Medan. Tesis.
Universitas Sumatera Utara.
Kuncoro, Mudjarad. 2013. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi 4.Penerbit
Erlangga
Munawarah, Fitria. 2016. Pengaruh Kompensasi dan Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja
Karyawan Karita Muslim Square Surabaya Skripsi. Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Purwanggono, B., Ruminta, R., dan Irawati S. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Motivasi Karyawan dalam Menerapkan Budaya Kerja 58 (Studi
Kasus pada Karyawan PT PLN (PERSERO) P3JB APP Semarang) Prosiding
SNATIF Ke-1.
Santoso, S. 2014. Statistik Parametik Konsep dan Aplikasi Dengan Spss. Jakarta: PT Elex
Meia Komputindo.
Sarinadi, N.N. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan
Pada UD Surya Logam Desa Temukus Tahun 2014. Jurnal. Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha. Volume
Sedarmayanti. 2011. Tata Kerja dan Produktivitas Kerja Bandung. CV. Mandar Maju
2009. Dasar-Dasar Pengetahuan tentang Manajemen Perkantoran suatu Pengantar. Bandung:
CV. Mandar Maju
Siagian, S.P. 2013. Manajemen Sumber Daya Mamisia, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sudana, I. W. dan Supartha, W. G. 2015. Pengaruh Kompensasi dan Lingkungan Kerja Fisik
Terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja Karyawan di Grand Puncak Sari Restaurant
Kintamani. Jurnal Manajemen Unud. Volume 4No.7.