Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, USIA DAN MASA KERJA

TERHADAP KINERJA BURUH WANITA PADA GUDANG


TEMBAKAU DI PT. TEMPUREJO

SKRIPSI

Oleh :
Silvia Safitri
NIM D41222279

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGROINDUSTRI


JURUSAN MANAJEMEN AGRIBISNIS
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2022
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tembakau (Nicotiana tobacum L.) adalah tanaman yang tergolong komoditi
perkebunan semusim. Secara garis besar tanaman tembakau diproduksi di Indonesia ada 2
di anataranya, tembakau Voor-Oogst, yaitu bahan untuk membuat rokok putih maupun
rokok kretek dan tembakau Na-Oogst, yaitu jenis tembakau yang di pakai untuk bahan
dasar membuat cerutu besar cigarillo. Tanaman tembakau merupakan sumber penghasilan
bagi masyarakat Jember dimana penyerapan tenaga kerja paling banyak sejak proses
penanaman hingga proses pengolahan dan pemasaran. Di samping itu, di sektor pertanian
tanaman tembakau ini bagi pemerintah daerah Jember merupakan produk unggulan yang
memiliki daya saing tersendiri di banding daerah lain yang juga ikut menyumbang devisa
Negara dan dapat meningkatkan sumber pendapatan Negara.
Proses pengolahan tembakau umumnya harus dilakukan dalam upaya untuk
memenuhi beberapa persyaratan kualitas agar produk diterima buyers. Di daerah
Kabupaten Jember, pengolahan tembakau dapat dilakukan oleh rumah tangga maupun oleh
beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang pertanian/perkebunan. Salah satu
perusahaan yang mengolah komoditi tembakau adalah PT. Tempu Rejo dimana PT. Tempu
Rejo merupakan salah satu perusahaan di Jember yang bergerak di bidang pengolahan
daun tembakau yang selanjutnya akan diekspor. PT. Tempu Rejo memiliki beberapa
gudang pengolah tembakau di Kabupaten Jember salah satunya berada di Desa
Glagahwero Kecamatan Kalisat dimana setiap gudang pengolah dapat mencapai sekitar
2000 pekerja dengan proses pengolahan tembakau di gudang sebagian besar umumnya
dikerjakan oleh para tenaga kerja wanita, karena pekerjaan tersebut membutuhkan
karakteristik tertentu, seperti ketekunan, ketelitian, kecermatan, ketrampilan tertentu dan
kesabaran yang mayoritas karakteristik tersebut umumnya dimiliki oleh para tenaga kerja
wanita.
Kinerja secara umum merupakan suatu hasil kerja yang di hasilkan oleh seorang
pegawai diartikan untuk mencapai tujuan yang di harapkan. Kinerja adalah hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang di capai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang di berikan kepadanya (Mangkunegara,
2009:69). Dimana setiap perusahaan menginginkan karyawannya mempunyai kinerja yang
baik untuk perusahaan. Oleh karena itu untuk memperoleh sumber daya manusia yang
berkualitas maka dibutuhkan pendidikan, karena pendidikan dianggap mampu
menghasilkan tenaga kerja yang bermutu tinggi, mempunyai pola pikir dan cara bertindak
yang modern. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi juga
tingkat produktivitasnya atau kinerja tenaga kerja tersebut. Menurut Andrew E. Sikula
dalam Hardjanto (2012 : 69) disebutkan bahwa pendidikan adalah berhubungan dengan
peningkatan umum dan pemahaman terhadap lingkungan kehidupan manusia secara
menyeluruh dan proses pengembangan, kecakapan/keterampilan, pikiran, watak, karakter
dan sebagainya.
Selanjutnya yang juga diperkirakan mempengaruhi produktivitas yaitu usia. Usia
tenaga kerjapun cukup menentukan keberhasilan dalam melakukan suatu pekerjaan, baik
sifatnya fisik maupun non fisik. Pekerjaan yang mengandalkan fisik umumnya
menggunakan tenaga kerjanya umur muda, tetapi ada juga tidak dan sangat tergantung dari
jenis pekerjaan tersebut. Namun ada batasan umur tertentu seseorang dapat bekerja. Ada
pula yang semakin tua semakin tidak bekerja karena memasuki pangsa pensiun.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah masa kerja (length of service). Masa kerja
di artikan sebagai lamanya seorang pada suatu perusahaan apapun, jadi masa kerja di
tentukan oleh rentang waktu. Masa kerja di tentukan oleh waktu dimana mereka mulai
bekerja sampai sekarang. Semakin lama pegawai bekerja, maka dapat disimpulkan bahwa
pegawai memiliki pengalaman kerja yang tinggi. Beberapa bukti terbaru menunjukkan
adanya hubungan positif antara masa kerja dan kinerja (Robbins 2007:65). Masa kerja
yang semakin lama akan mempengaruhi kualitas kerja yang berujung pada perbaikan
kinerja seorang pegawai. Menurut Sondang (dalam Sumbawa dan Budiarta, 2007)
menyatakan bahwa masa kerja merupakan keseluruhan pelajaran yang dipetik oleh
seseorang dari peristiwa-peristiwa yang dilalui dalam perjalanan hidupnya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Apakah pendidikan berpengruh terhadap kinerja buruh wanita di gudang tembakau
PT. Tempu Rejo
2. Apakah usia berpengaruh terhadap kinerja buruh wanita di gudang tembakau PT.
Tempu Rejo
3. Apakah masa kerja berpengaruh terhadap kinerja buruh wanita di gudang tembakau
PT. Tempu Rejo
4. Apakah pendidikan, usia dan masa kerja berpengaruh terhadap kinerja buruh wanita
di gudang tembakau PT. Tempu Rejo

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah
ingin mengetahui dan menganalisis, bagaimana :
1. Menganalisis dan menguji adanya tingkat pendidikan berpengaruh terhadap
kinerja karyawan buruh wanita di gudang tembakau PT. Tempu Rejo
2. Menganalisis dan menguji adanya usia berpengaruh terhadap kinerja
karyawan buruh wanita di gudang tembakau PT. Tempu Rejo
3. Menganalisis dan menguji adanya masa kerja berpengaruh terhadap kinerja
karyawan buruh wanita di gudang tembakau PT. Tempu Rejo
4. Menganalisis dan menguji adanya tingkat pendidikan, usia dan masa kerja
berpengaruh terhadap kinerja karyawan buruh wanita di gudang tembakau PT.
Tempu Rejo

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian diharapkan dapat memberikan informasi mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan buruh wanita di gudang tembakau PT.
Tempu Rejo :
1. Bagi perusahaan, dapat memberikan informasi mengenai pandangan pekerja
terhadap regulasi yang ditetapkan oleh perusahaan
2. Bagi pekerja, dapat memberikan informasi mengenai sistem pengupahan dengan
metode transfer
3. Bagi mahasiswa, dapat digunakan sebagai referensi dan bahan penelitian untuk
penelitihan selanjutnya yang berkaitan dengan persepsi pekerja dan perubahan
alokasi pendapatan pekerja.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peneliti Terdahulu


Menurut Dina (2017), dengan penelitiannya yang berjudul Persepsi Pekerja
Perempuan Terhadap Pemenuhan Hak Kesejahteraan Tenaga Kerja Melalui Program
Kesejahteraan Oleh PT. Djarum dengan tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana
persepsi pekerja perempuan terhadap pemenuhan hak kesejahteraan tenaga kerja melalui
program kesejahteraan tenaga kerja melalui program kesejahteraan yang dilakukan oleh
PT. Djarum. Penelitian ini menyimpulkan kondisi yang terjadi di PT. Djarum adalah
kesejahteraan buruh secara umum sudah mencukupi karena apa yang mereka dapatkan
telah sesuai dengan yang diharapkan tentang upah tenaga kerja diposisikan sesuai dengan
yang diharapkan, upah sudah sesuai dengan kebutuhan mereka tentang cuti hamil,
melahirkan, dan haid, menunjukkan bahwa cuti yang telah diberikan perusahaan dinilai
sudah sesuai dengan yang diharapkan. Persepsi buruh dibangun berdasarkan dua faktor.
Faktor internal dalam mempengaruhi persepsi buruh itu sendiri disebabkan oleh adanya
orientasi nilai dalam diri manusia, harapan, pengalaman/pengetahuan, motivasi, kebutuhan,
dan emosi. Faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi buruh disebabkan oleh unsur
yang ada di luar diri buruh, yaitu lingkungan kerja, upah yang diterima, fasilitas yang
diberikan, jaminan kesehatan, dan keselamatan kerja.
Menurut Henik,. Dkk (2010), dengan penelitiannya yang berjudul Pengaruh
Motivasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Buruh Wanita di Gudang Tembakau
Tempu Rejo Kecamatan Pakusari Kabupaten Jember dengan tujuan penelitian untuk
mengetahui pengaruh motivasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja buruh wanita di
gudang tembakau Tempu Rejo dengan tujuan untuk mengetahui tingkat motivasi kerja
buruh wanita di Gudang tembakau Tempurejo, tingkat kepuasan kerja buruh wanita di
Gudang tembakau Tempurejo dan pengaruh motivasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja
buruh wanita di gudang tembakau Tempurejo.
Menurut Ginting (2020), dengan penelitiannya yang berjudul Persepsi
Pekerja Tembakau Dan Perubahan Alokasi Pendapatan Pada Pengupahan Dengan Metode
Transfer di Pt. Tempu Rejo Kabupaten Jember dengan tujuan untuk mengetahui persepsi
pekerja di PT. Tempu Rejo tentang pemberian upah dengan metode transfer dan untuk
mengetahui alokasi pendapatan pekerja pasca pemberian upah dengan metode transfer di
PT. Tempu Rejo. Metode penelitian dengan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan
studi kasus. Metode penentuan informan menggunakan teknik snowball sampling dengan
kriteria informan yaitu merupakan mandor per bagian kerja di Gudang Guna Graha,
merupakan pekerja yang pernah menerima upah dengan metode tunai maupun metode
transfer, dan merupakan pekerja yang sudah berumah tangga. Pekerja menilai pengupahan
metode transfer membuat pekerja lebih aman, terdapat keluhan dari pekerja mengenai
penyaluran upah ke rekening pekerja yang terlambat tidak sesuai dengan yang dijanjikan.
Menurut Sumatri, dkk. (2013) dengan penelitiannya yang berjudul Faktor-Faktor
yang Berpengaruh terhadap Kinerja Usaha Wirausaha Wanita Suatu Studi pada Industri
Pangan Rumahan di Bogor. Salah satu industri yang banyak digeluti oleh wirausaha wanita
di Indonesia adalah industri rumahan. Mayoritas kategori usaha yang dijalankan oleh
wirausaha wanita di Bogor adalah usaha yang berkaitan dengan pangan. Banyak faktor
yang mempengaruhi mengapa kinerja usaha yang dijalankan oleh wirausaha wanita tidak
mengalami kemajuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan karakteristik
personal wirausaha wanita dengan kinerja usaha pada industri pangan rumahan dan
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja usaha wirausaha wanita pada
industri pangan rumahan. Ukuran sampel yang diambil adalah 100 wirausaha wanita. Data
kualitatif diolah secara deskriptif, sedangkan data kuantitatif diolah dengan menggunakan
Rank Spearman dan SEM (Structural Equation Modelling) analisis. Penelitian ini
menemukan bahwa pendidikan, pelatihan, usia, asal etnis, dan latar belakang keluarga
berhubungan dengan pendapatan; sedangkan pengalaman bisnis berhubungan dengan
volume penjualan; dan pendidikan, pelatihan, usia, dan pengalaman bisnis berhubungan
dengan perluasan wilayah pemasaran. Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa kinerja
usaha dipengaruhi oleh karakteristik personal, kewirausahaan, lingkungan internal, dan
lingkungan eksternal, di mana karakteristik personal wirausaha wanita pada industri
pangan rumahan di Bogor adalah variabel yang paling penting yang mempengaruhi kinerja
usaha wirausaha wanita.
Menurut Nurhardjo (2012), dengan penelitiannya yang berjudul Karakteristik dan
Kinerja Buruh Wanita Pada Gudang Tembakau GMIT di Kecamatan Panti Kabupaten
Jember dengan tujuan penelitian mengetahui karakteristik, kinerja, serta ada tidaknya
hubungan karakteristik dan kinerja buruh wanita. Hasil penelitan menunjukkan bahwa
karakteristik buruh wanita di gudang tembakau GMIT panti adalah 52,8% berumur 16-18
tahun dan 47,2% berumur 19-55 tahun; 70% tidak lulus SD; 82,5% mempunyai tujuan
kerja untuk mencari nafkah tambahan; 80,02% sudah berkeluarga dan dituntut untuk
mencari nafkah tambahan; 86,68% mempunyai suami yang bekerja sebagai buruh kasar;
73,36% mempunyai persepsi bahwa pekerjaan sebagai buruh lebih bergengsi dibanding
buruh tani; 50% merasa puas dan 50% merasakan kepuasan yang sedang terhadap upah
rutin; namun terhadap upah lembuh 59,94% merasa tidak puas dan hanya 40,06% yang
merasakan kepuasan sedang; 86,68% buruh merasakan kepuasan sedang terhadap kondisi
umum tempat kerja. Kinerja buruh wanita adalah 50% dalam kategori sangat tinggi dan
50% dalam kategori tinggi. Hanya karakteristik umur yang mempunyai korelasi positif
terhadap kinerja buruh, meskipun lemah namun signifikan.

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkansuasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Sedangkan tingkat pendidikan adalah suatu proses jangka panjang yang menggunakan
prosedur sistematis dan terorganisir, yang mana tenaga keja manajerial mempelajari
pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan-tujuan umum

2.2.2 Usia
Usia adalah batasan atau tingkat ukuran hidup yang mempengaruhi kondisi fisik
seseorang. Biasanya individu yang berada di usia produktif (>30 tahun) memiliki literasi
keuangan yang lebih tinggi dibanding dibawah ataupun di atas usia produktif. Ini
disebabkan karena pengetahuan yang dimiliki dan kemampuan berpikir secara logis. Usia
berperan penting dalam mengambil keputusan salah satuny keputusan dalam menentukan
produk dan jasa keuangan secara tepat. Semakin matang usia seseorang maka perilaku
dalam mengambil keputusan akan semakin bijak dikarenakan bahwa masa tua lebih
berhatihati dan tidak menginginkan untuk pengeluaran berlebih karena akan menjadikan
beban bagi mereka. Usia berpengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya,
sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Semakin bertambah usia
semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang
dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya.

2.2.3 Masa Kerja


Masa kerja adalah lamanya seorang karyawan menyumbangkan tenaganya pada
perusahaan tertentu. Sejauh mana tenaga kerja dapat mencapai hasil yang memuaskan
dalam bekerja tergantung dari kemampuan, kecakapan dan keterampilan tertentu agar
dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Masa kerja adalah lamanya seorang
karyawan menyumbangkan tenaganya pada perusahaan tertentu dan menghasilkan
penyerapan dari berbagai aktivitas manusia. Semakin berpengalaman seorang karyawan
maka akan semakin membantu perusahaan untuk menghasilkan kinerja atau output yang
lebih banyak

2.2.4 Kinerja
Kinerja atau performance merupakan gambaraan mengenai tinngkat pencapaian
pelaksanaan suatu program kegiatan atau suatu kebijkan dalam mewujudkan tujuan,
sasaran, visi dan juga misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan yang strategis
suatu organisasi. Kinerja dapat diketahui dan diukur jika individu atau sekelompok
karyawan telah mempunyai kriteria atau stndar keberhasilan tolok ukur yang telah
ditetapkan oleh suatu oganisasi. Oleh karena itu, jika tanpa tujuan dan target yang
ditetapkan dalam pengukuran, maka kinerja pada seseoang atau kinerja organisasi tidak
mungkin dapat diketahui bila tidak ada tolok ukur keberhasilannya. kinerja pegawai adalah
hasil kerja baik dari kualitas maupun kuantitas yang dicapai pegawai per satuan periode
waktu pada pelaksanaan tugas kerjanya seseorang sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.

2.3 Kerangka Pemikiran

peneliti terdahulu:

Landasan Teori :  kinerja karyawan

Dina (2017),

Sumatri (2013),

Nurhardjo (2012),
2.4 Kerangka Konseptuaal

H1
X1

X2 H2 Y
H3
X3

H4

2.5 Hipotesis
Berdasarkan kerangka konseptual di dapatkan hipotesis sebagai berikut :
H1: X1 Berpengaruh signifikan terhadap Y
H2 : X2 Berpengaruh signifikan terhadap Y
H3 : X3 Berpengaruh signifikan terhadap Y
H4 : X1,X2,X3 Berpengaruh signifikan terhadap Y
BAB 3. METODOLOGI

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dan metode survey sebagai
berikut :
1. Observasi
Menurut Sugiyono (2014), Observasi atau pengamatan adalah alat pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala
yang diselidiki. Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
observasi non partisipan dan teknik observasi terbuka. Menurut Arikunto (2014), yang
dimaksud dengan teknik observasi non partisipan, yakni pengamat hanya melakukan satu
fungsi, yaitu mengadakan pengamatan. Teknik observasi non-partisipan digunakan karena
peneliti tidak ikut serta dalam kegiatan, akan tetapi hanya berperan mengamati kegiatan
sesuai kebutuhan peneliti untuk memperoleh data yang benar-benar valid. Menurut
Moleong (2016), pada teknik observasi terbuka, kehadiran pengamat secara terbuka
diketahui oleh subjek yang secara sukarela memberikan kesempatan kepada pengamat
untuk mengamati peristiwa yang terjadi, dan mereka menyadari ada orang yang mengamati
hal yang dilakukan oleh mereka. Metode ini sebagai pelengkap wawancara yang dilakukan
langsung dengan informan.
Bentuk observasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu peneliti mengamati
pekerjaan pekerja ketika jam kerja berlangsung, peneliti juga mengamati pekerja yang
mengambil upahnya di mesin atm pada waktu tanggal upah diberikan.

2. Wawancara.
Menurut Sugiyono (2014), yang mengatakan bahwa dalam penelitian kualitatif,
sering menggabungkan teknik observasi dengan wawancara mendalam. Penelitian ini
menggunakan wawancara secara mendalam yang dilakukan untuk mendapatkan berbagai
informasi yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Melalui wawancara, mandor
dan pekerja diberi kesempatan untuk menjelaskan pendapatnya, serta menceritakan
pengalaman dan pengamatan mereka sendiri.

3. Dokumentasi
Menurut Djaelani (2013), dokumen diartikan sebagai suatu catatan tertulis atau
gambar yang tersimpan tentang sesuatu yang sudah terjadi. Dokumen merupakan fakta dan
data tersimpan dalam berbagai bahan yang berbentuk dokumentasi. Dokumen yang
didapatkan peneliti berupa data profil perusahaan PT. Tempu Rejo, struktur jabatan yang
berhubungan dengan pengupahan beserta deskripsi tugasnya, dan foto riil pekerja saat
sedang bekerja. Dokumen pada penelitian ini merupakan fakta dan data tersimpan dalam
berbagai bahan yang berbentuk dokumentasi. Dokumen pada penelitian ini digunakan
untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi untuk penguat data observasi dan wawancara
dalam memeriksa keabsahan data, membuat interprestasi dan penarikan kesimpulan.

3.2 Populasi Dan Sampel


Populasi buruh wanita yang ada pada saat penelitian sebesar 200 orang,sehingga
peneliti menentukan 30 pekerja sebagai sampel. Pemilihan sampel dilakukan secara acak
oleh produksi. Observasi dilakukan secara langsung melalui wawancara maupun tidak
langsung dengan menggunakan kuesioner yang bersifat umum dan berupa pertanyaan
tertutup.
pengawas masing-masing proses Penelitian ini menggunakan teknik snowball
sampling. Teknik snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data yang
pada awalnya jumlahnya sedikit tersebut belum mampu memberikan data yang lengkap,
maka harus mencari orang lain yang dapat digunakan sebagai sumber data (Sugiyono,
2014)

3.3 Variabel Penelitian


Variabel dalam penelitian ini meliputi: tingkat pendidikan, usia dan masa kerja.
Untuk keperluan dalam analisis korelasi maka dilakukan metode skor terhadap masing-
masing indikator variabel karakteristik idividu maupun kinerja buruh wanita di gudang
tembakau PT. Tempu Rejo kecamatan kalisat kabupaten Jember.
Untuk masing-masing indikator karakteristik individu mempunyai skor antara 1 – 5,
dimana skor= 1 menunjukkan karakteristik yang diduga mempunyai korelasi sangat rendah
dengan kinerja, sebaliknya skor = 5 menunjukkan karakteristik yang diduga mempunyai
korelasi sangat tinggi dengan kinerja.
Variabel Kinerja buruh wanita di gudang Tembakau PT. Tempu Rejo kecamatan
kalisat kabupaten Jember juga diukur dengan metode skor dan dinilai berdasarkan pada
penjumlahan tiga indikator kinerja yaitu:
waktu penyelesaian, kualitas dan kuantitas kerja. Setiap indikator variabel kinerja
mempunyai
skor antara 1 – 5, dengan kriteria kinerja sebagai berikut :
Jika jumlah skor > 13,5 : kinerja dinilai sangat tinggi.
Jika jumlah skor 10,5 – 13,5 : kinerja dinilai tinggi.
Jika jumlah skor 7,5 – 10,4 : kinerja dinilai sedang
Jika jumlah skor 4,5 – 7,4 : kinerja dinilai rendah.
Jika jumlah skor < 4,5 : kinerja dinilai sangat rendah
Kemudian untuk mengetahui hubungan antara karakteristik buruh wanita dengan
kinerja buruh wanita di gudang tembakau GMIT Jember digunakan dengan pendekatan
analisis korelasi Spearman

3.4 Instrumen Penelitian


Menurut Wijaya (2018), keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah
penelitian dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji
data yang diperoleh. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan
credibility, transferability, dependability, dan confirmability. Uji keabsahan data pada
penelitian ini menggunakan uji credibility dengan menggunakan teknik triangulasi.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang
lain, diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan baik sehingga diperoleh kebenaran jika
didekati dari berbagai sudut pandang.

3.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di PT. Tempu Rejo dan dipusatkan di Gudang Kalisat
Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara
sengaja (Purposive method). Menurut Sugiyono (2014), purposive method adalah suatu
teknik penentuan lokasi penelitian secara sengaja berdasarkan atas pertimbangan –
pertimbangan tertentu.
Beberapa pertimbangan yang digunakan dalam penentuan daerah penelitian di PT.
Tempu Rejo ialah :
1. PT. Tempu Rejo merupakan perusahaan ekspor tembakau swasta di Kabupaten
Jember yang mengalami perkembangan baik dari segi produksi dan operasional serta
mempekerjakan banyak buruh wanita baik di lahan maupun di gudang
2. Pertimbangan memilih di gudang Kalisat dikarenakan gudang tersebut memiliki
kapasitas yang lebih besar dari gudang lainnya, baik untuk produksi dan jumlah pekerja.

3.6 Prosedur pengumpulan data


Metode pengumpulan data merupakan salah satu aspek yang berperan dalam
kelancaran dan keberhasilan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini metode
pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
Metode analisis data menurut Miles dan Huberman terdiri dari empat komponen yang
meliputi:

1. Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan kegiatan mencari data yang dilakukan peneliti
kepada pekerja PT. Tempu Rejo yang akan digunakan untuk menjawab permasalahan
penelitian terkait kinerja karyawan berdasarkan tingkat pendidikn, usia dan masa kerja.
Peneliti untuk mendapatkan sejumlah data yang diperlukan, maka peneliti melakukan
pengumpulan data sesuai dengan pedoman yang telah disiapkan berdasarkan dari topik
penelitian peneliti melakukan pengumpulan data yaitu dengan wawancara, observasi, dan
studi dokumen.

2. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data awal yang muncul dari catatan-
catatan tertulis di lapangan. Analisis data kemudian direduksi dengan memilih hal-hal
pokok dengan memfokuskan pada hal-hal yang penting yang berhubungan dengan kinerja
karyawan berdasarkan tingkat pendidikn, usia dan masa kerja. Data yang direduksi adalah
seluruh data yang berkaitan dengan penelitian.

3. Penyajian Data
Penyajian data Miles dan Huberman membatasi suatu penyajian sebagai
sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan mengenai adanya
penarikan kesimpulan dan pengambil tindakan. Penyajian data dimaksudkan agar
memudahkan bagi peneliti untuk melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian
tertentu dari penelitian. Pada penelitian ini data yang telah teroganisir disajikan dalam
bentuk deskripsi informasi yang sitematis dalam bentuk narasi dan tabel.

4. Penarikan dan pengujian kesimpulan


Aktifitas ini merupakan lanjutan dari tahap reduksi dan penyajian data sebelumnya.
Permulaan pengumpulan data, seorang peneliti mulai mencari arti dari benda-benda,
mencatat keteraturan, penjelasan dan alur sebab-akibat. Peneliti sudah menyediakan
kesimpulan mulai dari awal melakukan penelitian, namun tidak menutup kemungkinan
untuk tetap terbuka sesuai dengan kondisi lapang di lokasi penelitian.

3.7 Teknik Analisis


Terdapat beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam menganalisis data yaitu
mengenai persepsi pekerja tembakau terhadap pengupahan berbasis transfer di PT. Tempu
Rejo dan alokasi pendapatan buruh pasca pemberian upah berbasis transfer. Analisis data
yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis data Miles dan
Huberman. Miles and Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,
sehingga datanya sudah jenuh. Metode analisis data kualitatif memuat 4 komponen pokok
kegiatan atau proses yang harus dipahami dan dilakukan oleh peneliti yaitu pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data kemudian kesimpulan (Miles dan Huberman dalam
Arikunto, 2014).
3.7.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Sugiyono (2012:275), mengemukakan bahwa analisis regresi linier
berganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud untuk meramalkan bagaimana
keadaan (naik turunnya) variabel dependen atau terikat,bila dua variabel atau lebih variabel
independen atau bebas sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya).
Jadi analisis regresi linier berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya
minimal terdapat 2 variabel.
3.7.2 Analisis Koefisien Determinasi(Adjusted R Square)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerapkan variasi variabel dependen(Kuncoro, 2013).Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai
yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Apabila dalam penelitian hanya terdapat satu atau dua variabel independen maka R2
yang digunakan, namun jika dalam sebuah penelitian terdapat lebih dari dua variabel
independen maka adjusted R square.
3.7.3 Uji F
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabe1 bebas secara bersama-sama
terhadap variabel terikat. Menurut Sugiyono (2012:235) mengatakan bahwa pengujian
signifikan terhadap koefisien korelasi ganda dapat menggunakan rumus uji F.
Kriteria pengujian hipotesis:
1. Apabila nilai sig. < 0.05 (5%) maka menerima hipotesisyang menyatakan variabel
independen secara serempak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.
2. Apabila nilai sig.> 0.05 (5%) maka hipotesis ditolak yang menyatakan variabel
independen secara serempak tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.
DAFTAR PUSTAKA

Moleong, Lexy. 2016. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset

Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.2011. Metode Penelitian


Kuantitatif. Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Raitun, D., E. 2012. Perjanjian Bagi Hasil Tanah Pertanian (Studi Kasus Di Desa Kalisoro,
Kecamtan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar). Skripsi. Surakarta: Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Robbins, Stephen. P. 1996. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Jakarta:


Prenhallindo

Robbins, Stephen. P. 2002. Prinsip-Prinsip Perilaku Orgamsasi Edisi Kelima. Jakarta:


Erlangga

Rosaline, G A. 2014. Alokasi Pendapatan dan Literasi Keuangan (Studi Empiris Pada Ibu
Rumah Tangga di Kelurahan Panggung Lor, Kecamatan Semarang Utara, Kota
Malang) [Skripsi]. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana

Sayuti, M. Jamil. 1989. Pengantar Ekonomi Makro 2 Jakarta.

Simanjuntak, P. 1998. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, Jakarta: LPFE


Universitas Indonesia

Sutrisno, E. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana


Prenadamediagroup.

Anda mungkin juga menyukai