Anda di halaman 1dari 17

Web : http://jurnal.stiatabalong.ac.

id

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA MELALUI


MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN
RUMAH SAKIT PERTAMINA TANJUNG KABUPATEN TABALONG

Shinta Avriyanti)*; Indriati Sumarni)*;Ma’rifatus Zuhro)*


shinta_avriyanti.stia_tabalong@yahoo.com
indria_ad@yahoo.co.id
mariafatuzzuhro@gmail.com

Departemen Administrasi Bisnis


Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Tabalong
Jl. Komplek Stadion Olah Raga Saraba Kawa Pembataan Tanjung-Tabalong
Kode Pos 70123 Telp./Fax (0526) 2022484

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis 1) pengaruh


pendidikan terhadap motivasi karyawan rumah sakit Pertamina Tanjung Kabupaten Tabalong;
2) Untuk mengetahui pengaruh pendidikan terhadap kinerja karyawan rumah sakit Pertamina
Tanjung Kabupaten Tabalong; 3) Untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja terhadap
motivasi karyawan rumah sakit Pertamina Tanjung Kabupaten Tabalong; 4) Untuk
mengetahui pengaruh pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan rumah sakit Pertamina
Tanjung Kabupaten Tabalong; 5) Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja
karyawan rumah sakit Pertamina Tanjung Kabupaten Tabalong; 6) Untuk mengetahui
pengaruh pendidikan, pengalaman kerja, motivasi terhadap kinerja karyawan rumah sakit
Pertamina Tanjung Kabupaten Tabalong; 7) Untuk mengetahui pengaruh pendidikan,
pengalaman kerja melalui motivasi terhadap kinerja karyawan rumah sakit Pertamina Tanjung
Kabupaten Tabalong.
Penelitian ini termasuk penelitian eksplanatory research. Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode pengambilan sampel dengan
metode probability sampling Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : 1) Studi
kepustakaan; dan 2) Kuesioner atau Angket. Kuesioner atau Angket merupakan instrument
utama dengan sampel 30 responden dari perawat yang bekerja di rumah sakit Pertamina
Tanjung Kabupaten Tabalong. Metode analisis data menggunakan Generalized Structured
Component Analysis (GSCA).
Hasil penelitian menunjukan bahwa : 1) Tidak terdapat pengaruh Pendidikan terhadap
Motivasi karyawan rumah sakit Pertamina Tanjung Kabupaten Tabalong; 2) Terdapat
pengaruh Pendidikan terhadap Kinerja karyawan rumah sakit Pertamina Tanjung Kabupaten
Tabalong; 3) Tidak terdapat pengaruh Pengalaman kerja terhadap motivasi karyawan rumah
sakit Pertamina Tanjung Kabupaten Tabalong; 4) Terdapat pengaruh Pengalaman kerja
terhadap kinerja karyawan rumah sakit Pertamina Tanjung Kabupaten Tabalong; 5) Tidak
terdapat pengaruh Motivasi terhadap kinerja karyawan rumah sakit Pertamina Tanjung
Kabupaten Tabalong; 6) Terdapat pengaruh Pendidikan, Pengalaman Kerja, Motivasi
terhadap kinerja karyawan rumah sakit Pertamina Tanjung Kabupaten Tabalong; 7) Tidak

PubBis : Jurnal Ilmu Administrasi Publik & Bisnis Vol. 3, No. 2, September 2019 196
Web : http://jurnal.stiatabalong.ac.id

terdapat pengaruh Pendidikan, Pengalaman kerja melalui Motivasi terhadap kinerja karyawan
rumah sakit Pertamina Tanjung Kabupaten Tabalong.

Kata Kunci: Pendidikan, Pengalaman Kerja, Motivasi, Kinerja


==================================================================

INFLUENCE OF THE EDUCATION AND WORK EXPERIENCE


THROUGH MOTIVATION ON PERFORMANCE OF EMPLOYEES
PERTAMINA HOSPITAL TANJUNG TABALONG REGENCY
ABSTRACT

Research is to find out and analyze 1) influence of education against Pertamina


Hospital employee motivation Tanjung Tabalong Regency; 2) Influence of education on
performance of employees of Pertamina Hospital Tanjung Tabalong Regency; 3) influence of
work experience against Pertamina Hospital employee motivation Tanjung Tabalong
Regency; 4) Influence of work experience on performance of employees of Pertamina
Hospital Tanjung Tabalong Regency; 5) Influence of motivation on performance of employees
of Pertamina Hospital Tanjung Tabalong Regency; 6) Influence of the education, work
experience, motivation on performance of employees of Pertamina Hospital Tanjung
Tabalong Regency; 7) to know the influence of the education, work experience through
motivation on performance of employees of Pertamina Hospital Tanjung Tabalong Regency.
This research is eksplanatory research. The approach used in this study was the
quantitative approach. Sampling method with the method of probability sampling techniques
in the collection of data in this study are: 1) the study of librarianship; and 2) Questionnaires
or question form. Questionnaires or question form is the main instrument with 30 sample
respondents from a nurse who works at the hospital of Pertamina Tanjung Tabalong Regency.
Methods of data analysis using Generalized Structured Component Analysis (GSCA).
The research results showed that: 1) there was no influence of Education against
Pertamina Hospital employee motivation Tanjung Tabalong Regency; 2) there is the
influence of Education on performance of employees of Pertamina Hospital Tanjung
Tabalong Regency; 3) there is no working experience influence employee motivation against
Pertamina Hospital Tanjung Tabalong Regency; 4) there is the influence of work experience
on performance of employees of Pertamina Hospital Tanjung Tabalong Regency; 5) there
was no influence of Motivation on performance of employees of Pertamina Hospital Tanjung
Tabalong Regency; 6) there is the influence of the Education, work experience, motivation on
performance of employees of Pertamina Hospital Tanjung Tabalong Regency; 7) there is no
influence on education, work experience through Motivation on performance of employees of
Pertamina Hospital Tanjung Tabalong Regency.

Keywords : Education; Work Experience; Motivation; Performance.

PubBis : Jurnal Ilmu Administrasi Publik & Bisnis Vol. 3, No. 2, September 2019 197
Web : http://jurnal.stiatabalong.ac.id

PENDAHULUAN Kemampuan karyawan dalam


Perkembangan dunia usaha yang melaksanakan pekerjaan sangat berkaitan
semakin meningkat selaras dengan erat dengan kemampuan profesionalitas
peningkatan kondisi perekonomian di karyawan yang bersangkutan yang
Indonesia juga berarti adanya persaingan tercermin pada kualitas karyawan dalam
yang semakin ketat. Sebagian besar, suatu menjalankan fungsi, peran dan tugasnya.
perusahaan memiliki tujuan yang sama Tingkat pendidikan, pengalaman kerja,
yakni berorientasi untuk mendapatkan motivasi merupakan sebagian faktor yang
sejumlah laba semaksimal mungkin mempengaruhi kinerja kerja dalam rangka
meskipun disamping misi-misi yang mengembangkan dan meningkatkan
lainnya. Demikian halnya dengan rumah profesionalitas karyawan dalam
sakit, rumah sakit merupakan suatu pekerjaannya dan menyesuaikan diri
perusahaan yang bergerak dibidang dengan perubahan dan pengembangan
pelayanan jasa terhadap masyarakat luas, yang berlangsung sekarang ini. Dengan
baik masyarakat dari golongan atas, demikian jelaslah, bahwa tingkat
menegah maupun tingkat bawah sekaligus. pendidikan, pengalaman kerja, motivasi
Disinilah peran rumah sakit dituntut untuk mempunyai peranan yang sangat penting
bisa mengoptimalkan pelayanannya tanpa bagi perusahaan atau rumah sakit karena
harus memandang tingkat golongan akan mempengaruhi tingkat kinerja kerja
ekonomi dari masyarakat itu sendiri. perusahaan atau rumah sakit.
Hal tersebut menjadikan topik yang Menurut Undang – Undang No. 20
berkenaan dengan sumber daya manusia Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
akan tetap aktual dibicarakan sepanjang Nasional dalam Pajar (2008:9)
tahun, terutama yang berkaitan dengan menjelaskan pengertian pendidikan adalah
kinerja kerja karyawan, yang merupakan usaha sadar dan terencana untuk
dasar dari pengembangan rumah sakit. mewujudkan suasana belajar dan proses
Dimana sejak dini harus dipersiapkan pembelajaran agar peserta didik secara
sumber daya manusia yang mampu untuk aktif mengembangkan potensi dirinya
menerima kemajuan teknologi dan untuk memiliki kekuatan spiritual
ketatnya persaingan dunia usaha. keagamaan, pengendalian diri,

PubBis : Jurnal Ilmu Administrasi Publik & Bisnis Vol. 3, No. 2, September 2019 198
Web : http://jurnal.stiatabalong.ac.id

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, hasil kerja. Hal ini sejalan dengan teori
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, yang dinyatakan Hasibuan (2012) dan
masyarakat, bangsa dan negara. Rivai (2003); (Aristarini, Kirya, &
Pengalaman kerja adalah tingkat Yulianthini, 2014) bahwa kinerja karyawan
penguasaan, pengetahuan dan keterampilan mengacu pada hasil kerja dan sikap kerja
yang dimiliki karyawan dalam bekerja dalam menyelesaikan pekerjaan.
yang dapat diukur dari masa kerja dan jenis TINJAUAN PUSTAKA
pekerjaan yang pernah dikerjakan Pendidikan
karyawan selama periode tertentu. Hal ini (Sastrohadiwiryo, 2002); (Mufidah,
sejalan dengan teori yang dinyatakan Mandey, & Mananeke, 2014) menyatakan
(Robbins & Timothy, 2008); (Aristarini, pendidikan adalah jenjang yang diperoleh
Kirya, & Yulianthini, 2014) seseorang mulai dari bangku sekolah dasar
Motivasi memiliki hubungan yang sampai pada tingkat tinggi. Batas
erat dengan sikap dan perilaku yang Pendidikan seseorang didasarkan pada
dimiliki oleh seseorang. Sikap yang ada faktor-faktor seperti: kepandaian seseorang
pada setiap individu berinteraksi dengan keadaan perekonomian, jumlah anggota
nilai-nilai, emosi, peran, struktur, sosial keluarga, lingkungan tempat tinggal.
dan peristiwa-peristiwa baru, yang Pendidikan dengan berbagai programnya
bersama-sama emosi dapat dipengaruhi mempunyai peranan penting dalam proses
dan diubah oleh perilaku. Menurut As’ad memperoleh dan meningkatkan kualitas
(1987); (Pajar, 2008) motivasi adalah kemampuan professional individu.
keinginan seseorang yang mendorong Melalui pendidikan seseorang dipersiapkan
untuk beraktifitas karena berharap akan untuk memiliki bekal agar siap
membawa pada keadaan yang lebih mengetahui, mengenal dan
memuaskan daripada keadaan sekarang. mengembangkan metode berpikir secara
Kinerja merupakan tingkat sistematik agar dapat memecahkan
pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas masalah yang akan dihadapi dalam
tertentu. Kinerja juga dapat dipandang kehidupan.
sebagai proses tentang bagaimana Menurut (Hasbullah, 2009); (Vionita,
pekerjaan berlangsung untuk mencapai 2013) menyatakan bahwa “Pendidikan

PubBis : Jurnal Ilmu Administrasi Publik & Bisnis Vol. 3, No. 2, September 2019 199
Web : http://jurnal.stiatabalong.ac.id

sering diartikan sebagai usaha manusia tingkah laku yang terjadi pada siswa. Jadi,
untuk membina kepribadiannya sesuai berdasarkan teori behaviorisme pendidikan
nilai-nilai kebudayaan dan masyarakat.” dipengaruhi oleh lingkungan. Tokoh aliran
Lebih lanjut (Hasbullah, 2009) menyatakan behaviorisme antara lain: Pavlov, Watson,
bahwa “Pendidikan adalah usaha yang Skinner, Hull, Guthrie, dan Thorndike.
dijalankan oleh seseorang atau kelompok 2. Kognitivisme
orang lain agar menjadi dewasa atau Teori ini memiliki asumsi filosofis
mencapai tingkat hidup atau penghidupan yaitu the way in which we learn
yang lebih tinggi dalam arti mental.” Jadi (Pengetahuan seseorang diperoleh
dapat disimpulkan bahwa pendidikan berdasarkan pemikiran) inilah yang disebut
adalah usaha yang sengaja dilakukan baik dengan filosofis rationalisme. Menurut
langsung maupun tidak langsung yang aliran ini, kita belajar disebabkan oleh
dijalankan seseorang untuk mencapai kemampuan kita dalam menafsirkan
tingkat hidup yang lebih tinggi. peristiwa atau kejadian yang terjadi dalam
Berikut ini beberapa teori tentang lingkungan. Oleh karena itu dalam aliran
pendidikan yaitu: kognitivisme lebih mementingkan proses
1. Behaviorisme belajar daripada hasil belajar itu sendiri,
Asumsi filosofis dari behaviorisme karena menurut teori ini bahwa belajar
adalah nature of human being (manusia melibatkan proses berpikir yang kompleks.
tumbuh secara alami). Aliran behaviorisme Jadi, menurut teori kognitivisme
didasarkan pada perubahan tingkah laku pendidikan dihasilkan dari proses berpikir.
yang dapat diamati. Oleh karena itu aliran Tokoh aliran kognitivisme antara lain:
ini berusaha mencoba menerangkan dalam Piaget, Bruner, dan Ausebel.
pembelajaran bagaimana lingkungan 3. Konstruktivisme
berpengaruh terhadap perubahan tingah Menurut teori konstruktivisme yang
laku. Dalam aliran ini tingkah laku dalam menjadi dasar bahwa siswa memperoleh
belajar akan berubah kalau ada stimulus pengetahuan adalah karena keaktifan siswa
dan respon. Stimulus dapat berupah itu sendiri. Proses pembelajaran menurut
perilaku yang diberikan pada siswa, teori konstruktivisme adalah suatu proses
sedangkan respon berupa perubahan pembelajaran yang mengkondisikan siswa

PubBis : Jurnal Ilmu Administrasi Publik & Bisnis Vol. 3, No. 2, September 2019 200
Web : http://jurnal.stiatabalong.ac.id

untuk melakukan proses aktif membangun yang dinyatakan oleh Kaswan (2012);
konsep baru, dan pengetahuan baru. (Aristarini, Kirya, & Yulianthini, 2014)
Menurut teori ini juga perlu disadari bahwa bahwa pengalaman kerja sebagai indikator
siswa adalah subjek utama dalam kemampuan dan sikap kerja yang baik
penemuan pengetahuan. Hal terpenting untuk membangun hubungan kerja sama
dalam pembelajaran adalah siswa perlu dalam bekerja.
menguasai bagaimana caranya belajar. Motivasi
Tokoh aliran ini antara lain: Von Motivasi merupakan proses
Glasersfeld, dan Vico. psikologis yang membangkitkan dan
4. Humanistik mengarahkan perilaku pada pencapaian
Teori ini pada dasarnya memiliki tujuan atau goal-directed behavior
tujuan untuk memanusiakan manusia. (kreitner & Kinicki, 2001); (Margareth,
Oleh karena itu proses belajar dapat 2012) Sedangkan (Robbins S. P., 2003);
dianggap berhasil apabila si pembelajar (Margareth, 2012) menyatakan motivasi
telah memahami lingkungannya dan sebagai proses yang menyebabkan
dirinya sendiri. Menurut aliran humanistik Intensitas (intensity), arah (direction), dan
para pendidik sebaiknya melihat kebutuhan usaha terus-menerus (persistence) individu
yang lebih tinggi dan merencanakan menuju pencapaian tujuan.
pendidikan dan kurikulum untuk Teori (Maslow, 2010), membagi
memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini. kebutuhan manusia sebagai berikut:
Pengalaman Kerja 1. Kebutuhan Fisiologis
Pengalaman kerja adalah tingkat Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki
penguasaan pengetahuan dan keterampilan kebutuhan manusia yang paling dasar
yang dimiliki karyawan dalam bekerja yang merupakan kebutuhan untuk dapat
yang dapat diukur dari masa kerja dan jenis hidup seperti makan, minum,
pekerjaan yang pernah dikerjakan perumahan, oksigen, tidur dan
karyawan selama periode tertentu. sebagainnya.
Pengalaman kerja berpengaruh positif 2. Kebutuhan Rasa Aman
terhadap kompetensi sosial karyawan. Apabila kebutuhan fisiologis relatif
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori sudah terpuaskan, maka muncul

PubBis : Jurnal Ilmu Administrasi Publik & Bisnis Vol. 3, No. 2, September 2019 201
Web : http://jurnal.stiatabalong.ac.id

kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan yang sesungguhnya dari seseorang.


akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa Kebutuhan untuk menunjukkan
aman ini meliputi keamanan akan kemampuan keahlian dan potensi yang
perlindungan dari bahaya kecelakaan dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan
kerja, jaminan akan kelangsungan akan aktualisasi diri ada kecenderungan
pekerjaannya dan jaminan akan hari potensinya yang meningkat karena
tuanya pada saat mereka tidak lagi orang mengaktualisasikan perilakunya.
bekerja. Seseorang yang didominasi oleh
3. Kebutuhan Sosial kebutuhan akan aktualisasi diri senang
Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman akan tugas-tugas yang menantang
telah terpuaskan secara minimal, maka kemampuan dan keahliannya
akan muncul kebutuhan sosial, yaitu Kinerja
kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi (Mangkunegara, 2005); (Nitasari,
dana interaksi yang lebih erat dengan 2012) mendefinisikan kinerja sebagai hasil
orang lain. Dalam organisasi akan kerja secara kualitas dan kuantitas yang
berkaitan dengan kebutuhan akan dapat dicapai oleh seseorang pegawai
adanya kelompok kerja yang kompak, dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
supervisi yang baik, rekreasi bersama tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
dan sebagainnya. Menurut (Nitasari, 2012) mengatakan
4. Kebutuhan Penghargaan bahwa kinerja merupakan hasil pekerjaan
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan seorang karyawan selama periode tertentu
keinginan untuk dihormati, dihargai atas dibandingkan dengan berbagai
prestasi seseorang, pengakuan atas kemungkinan, misalnya standard, target
kemampuan dan keahlian seseorang atau sasaran yang telah ditentukan terlebih
serta efektifitas kerja seseorang. dahulu dan telah disepakati bersama.
5. Kebutuhan Aktualisasi diri
Aktualisasi diri merupakan hirarki METODE PENELITIAN
kebutuhan dari Maslow yang paling Populasi dan Sampel
tinggi. Aktualisasi diri berkaitan Populasi dalam penelitian ini
dengan proses pengembangan potensi adalah seluruh perawat di rumah sakit

PubBis : Jurnal Ilmu Administrasi Publik & Bisnis Vol. 3, No. 2, September 2019 202
Web : http://jurnal.stiatabalong.ac.id

Pertamina Tanjung yang berjumlah 53 (Solimun, 2002). Tenehaus (2008);


orang. Untuk menentukan jumlah sampel (Solimun, 2002) mengatakan bahwa GSCA
maka digunakan rumus Yamane dalam adalah metode baru SEM berbasis
(Riduwan & Kuncoro, 2007) terdapat 30 komponen, sangat penting dan dapat
sampel dalam penelitian ini. digunakan untuk perhitungan skor (bukan
Teknik Pengumpulan Data skala) dan juga dapat diterapkan pada
Data penelitian ini diperoleh dengan sampel yang sangat kecil. Di samping itu,
cara: GSCA dapat digunakan pada model
1. Studi kepustakaan struktural yang melibatkan variabel dengan
Yang dilakukan untuk memperoleh data indikator refleksif dan atau formatif.
dari berbagai literatur seperti dari Kerangka Konseptual
berbagai sarana media yang dapat Gambar 1. Kerangka Konseptual
digunakan sebagai landasan teoritis
X1.1

serta referensi dalam penyusunan PENDIDIKA


N (X1)
H2
X1.2

proposal.
H7 H1
KINERJA
2. Kuesioner atau Angket X2.1
(Y)
H4
Penulis mengajukan sejumlah
X2.2
PENGALAM Y.1 Y.3
pertanyaan yang digunakan untuk X2.3 AN KERJA
(X2) H5 Y.2

memperoleh informasi hal-hal yang X2.4 H3

diketahui. X2.5
H6

Teknik Analisis Data MOTIVASI


(Z)

Metode analisis data yang digunakan untuk


Z.1
membuktikan hipotesis yang diajukan
Z.5
Z.2 Z.3 Z.4
dalam penelitian ini menggunakan
Generalized Structured Component Hipotesis
Analysis (GSCA). GSCA dikembangkan Berdasarkan pada kajian pustaka dan
oleh (Hwan, Montreal, & Takane, 2004). model konseptual pada gambar 2.1 di atas,
Tujuannya adalah menggantikan faktor dapat dirumuskan hipotesis penelitian
dalam kombinasi linier dari indikator sebagai berikut.
(variabel manifes) di dalam analisis SEM

PubBis : Jurnal Ilmu Administrasi Publik & Bisnis Vol. 3, No. 2, September 2019 203
Web : http://jurnal.stiatabalong.ac.id

H1 Terdapat Pengaruh Pendidikan HASIL DAN PEMBAHASAN


terhadap Motivasi karyawan rumah Hasil Penelitian
sakit Pertamina Tanjung Kabupaten Secara grafis, hasil pengujian
Tabalong. struktural model disajikan secara lengkap
H2 Terdapat pengaruh Pendidikan pada gambar 2.
terhadap Kinerja karyawan rumah Gambar 2. Hasil Pengujian Hipotesis
sakit Pertamina Tanjung Kabupaten PENDIDI
KAN (X1)

Tabalong. -
0.
31
1. 0. 4
KINERJ
H3 Terdapat pengaruh Pengalaman kerja 71
1
14
3
Si
g 0.
A (Y)
Si Td 34
g k 2
terhadap Motivasi karyawan rumah Si
g
Si
g
PENGAL

sakit Pertamina Tanjung Kabupaten AMAN


KERJA
23
.6
1.
05
(X2) 47 5
( 0. Td Td
Tabalong. 39
1
k
Si
k
Si
Td g g

H4 Terdapat pengaruh Pengalaman kerja k


Si
g MOTIVA
SI (Z)
terhadap Kinerja karyawan rumah
sakit Pertamina Tanjung Kabupaten Dari hasil pengujian di atas, maka
Tabalong. dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
H5 Terdapat pengaruh Motivasi terhadap berikut:
Kinerja karyawan rumah sakit 1. Pengujian pengaruh Pendidikan
Pertamina Tanjung Kabupaten terhadap Motivasi diperoleh nilai
Tabalong. estimate sebesar -0.143, dengan CR
H6 Terdapat pengaruh Pendidikan, sebesar 1.08. Hasil penelitian tidak
Pengalaman Kerja, Motivasi terhadap signifikan antara, karena CR < 1,96.
Kinerja karyawan rumah sakit Dengan koefisien bertanda negatif
Pertamina Tanjung Kabupaten mengindikasikan hubungan yang
Tabalong. negatif.
H7 Terdapat pengaruh Pendidikan, 2. Pengujian pengaruh Pendidikan
Pengalaman Kerja melalui Motivasi terhadap Kinerja diperoleh nilai
terhadap Kinerja karyawan rumah estimate sebesar 0.314, dengan CR
sakit Pertamina Tanjung Kabupaten sebesar 3.08. Hasil penelitian
Tabalong. signifikan, karena CR > 1,96. Dengan

PubBis : Jurnal Ilmu Administrasi Publik & Bisnis Vol. 3, No. 2, September 2019 204
Web : http://jurnal.stiatabalong.ac.id

koefisien bertanda positif penelitian signifikan antara variabel


mengindikasikan hubungan yang Pendidikan, Pengalaman Kerja,
positif. Motivasi terhadap Kinerja, karena CR >
3. Pengujian pengaruh Pengalaman Kerja 1,96. Dengan koefisien bertanda positif
terhadap Motivasi diperoleh nilai mengindikasikan hubungan yang
estimate sebesar 0.391, dengan CR positif.
sebesar 0.85. Hasil penelitian 7. Pengujian pengaruh Pendidikan,
signifikan, karena CR < 1,96. Dengan Pengalaman Kerja melalui Motivasi
koefisien bertanda positif terhadap Kinerja diperoleh nilai
mengindikasikan hubungan yang estimate sebesar 23.647, dengan CR
positif. sebesar 1.72. Hasil penelitian tidak
4. Pengujian pengaruh Pengalaman Kerja signifikan, karena CR < 1,96. Dengan
terhadap Kinerja diperoleh nilai koefisien bertanda positif
estimate sebesar 0.342, dengan CR mengindikasikan hubungan yang
sebesar 2.95. Hasil penelitian positif.
signifikan, karena CR > 1,96. Dengan Pembahasan
koefisien bertanda positif 1. Pengaruh Pendidikan terhadap
mengindikasikan hubungan yang Motivasi
positif. Pengujian hipotesis pertama
5. Pengujian pengaruh Motivasi terhadap yaitu pengaruh antara pendidikan
Kinerja diperoleh nilai estimate sebesar terhadap motivasi. Dari hasil analisis
1.055, dengan CR sebesar 0.98. Hasil terbukti bahwa terdapat pengaruh
penelitian tidak signifikan, karena CR < langsung yang tidak signifikan antara
1,96. Dengan koefisien bertanda positif pendidikan terhadap motivasi. Dengan
mengindikasikan hubungan yang koefisien bertanda negatif
positif. mengindikasikan hubungan yang
6. Pengujian pengaruh Pendidikan, negatif. Artinya, semakin rendah nilai
Pengalaman Kerja, Motivasi terhadap tingkat pendidikan, maka akan
Kinerja diperoleh nilai estimate sebesar mengakibatkan semakin rendah pula
1.711, dengan CR sebesar 7.01. Hasil motivasi. Temuan ini berbanding

PubBis : Jurnal Ilmu Administrasi Publik & Bisnis Vol. 3, No. 2, September 2019 205
Web : http://jurnal.stiatabalong.ac.id

terbalik dengan penelitian yang 2. Pengaruh Pendidikan terhadap


dilakukan oleh (Vionita, 2013) dimana Kinerja
pendidikan mempunyai pengaruh yang Pengujian hipotesis kedua yaitu
signifikan terhadap motivasi menjadi pengaruh antara pendidikan terhadap
salah satu hal penting yang harus kinerja. Dari hasil analisis terbukti
diperhatikan oleh pegawai karena bahwa terdapat pengaruh langsung yang
semakin tingginya pendidikan maka signifikan antara pendidikan terhadap
akan berpengaruh juga terhadap kinerja. Dengan koefisien bertanda
motivasi. positif mengindikasikan hubungan yang
Hal tersebut dikarenakan positif. Artinya, semakin tinggi tingkat
perbedaan dari fakta dilapangan, bahwa pendidikan, maka akan mengakibatkan
berdasarkan hasil kuesioner yang semakin tinggi pula kinerja. Temuan
dilakukan ditemukan identifikasi tingkat ini mendukung penelitian yang
pendidikan terhadap motivasi pada dilakukan oleh (Vionita, 2013), dimana
Rumah Sakit Pertamina Tanjung sangat tingkat pendidikan mempunyai
rendah. Yang menyebabkan rendahnya pengaruh signifikan terhadap kinerja
motivasi kerja perawat terlihat dari maka menjadi salah satu hal penting
kurangnya kerja sama antara pimpinan yang harus diperhatikan pegawai karena
dengan perawat baik berupa komunikasi semakin tinggi tingkat pendidikan
dengan pimpinan, fenomena lain juga seorang pegawai akan mempengaruhi
bisa dilihat dari kurangnya tanggung kemampuannya dalam mencapai kinerja
jawab dan ketekunan perawat dalam secara optimal.
melaksanakan pekerjaannya, seperti Berdasarkan hasil temuan diatas
banyak tugas-tugas yang terbengkalai dapat membuktikan bahwa semakin
dan tidak selesai dengan tepat waktu. tinggi tingkat pendidikan di Rumah
Cara mengatasi hal seperti ini, Sakit Pertamina Tanjung maka akan
yaitu dengan cara lebih meningkatkan semakin tinggi juga kinerja untuk
motivasi seperti memberikan pelatihan- melakukan suatu pekerjaan. Karena
pelatihan dan seminar yang diadakan di tingkat pendidikan mempunyai
luar Rumah Sakit Pertamina Tanjung. pengaruh positif yang signifikan

PubBis : Jurnal Ilmu Administrasi Publik & Bisnis Vol. 3, No. 2, September 2019 206
Web : http://jurnal.stiatabalong.ac.id

terhadap kinerja, maka tingkat maka semakin tinggi juga motivasi


pendidikan merupakan salah satu hal kerja, karena dengan adanya
penting yang perlu dipertimbangkan keterampilan dan penguasaan
karena dengan pendidikan yang pengetahuan itu karyawan bisa bekerja
memadai maka pengetahuan dan dengan giat.
keterampilan pegawai tersebut akan Berdasarkan fakta dari hasil
lebih baik dan mampu untuk kuesioner bahwa pengalaman kerja
menyelesaikan persoalan yang dihadapi terhadap motivasi berpengaruh secara
dan melaksanakan pekerjaan dengan langsung tetapi tidak signifikan hal
penuh tanggung jawab. tersebut dikarenakan kurangnya
3. Pengaruh Pengalaman Kerja pengalaman kerja seperti keterampilan
terhadap Motivasi dan penguasaan ilmu pengetahuan maka
Pengujian hipotesis ketiga yaitu motivasi dari dalam diri pegawai
pengaruh antara pengalaman kerja menjadi rendah.
terhadap motivasi. Dari hasil analisis Cara mengatasinya hal seperti
terbukti bahwa terdapat pengaruh ini, sebaiknya dengan meningkatkan
langsung yang tidak signifikan antara keterampilan yang dimiliki oleh seorang
pengalaman kerja terhadap motivasi. perawat dan juga memberikan
Dengan koefisien bertanda positif kemudahan dalam penguasaan peralatan
mengindikasikan hubungan yang kerja tersebut dan juga memberikan
positif. Artinya, semakin rendah kemudahan jenjang karir untuk menjadi
pengalaman kerja maka akan karyawan tetap.
mengakibatkan semakin rendah pula 4. Pengaruh Pengalaman Kerja
motivasi. Temuan ini berbanding terhadap Kinerja
terbalik dengan penelitian yang Pengujian hipotesis keempat
dilakukan oleh (Aristarini, Kirya, & yaitu pengaruh antara pengalaman kerja
Yulianthini, 2014), dimana pengalaman terhadap kinerja. Dari hasil analisis
kerja mempunyai pengaruh positif terbukti bahwa terdapat pengaruh
signifikan terhadap motivasi maka langsung yang signifikan antara
semakin banyaknya pengalaman kerja pengalaman kerja terhadap kinerja.

PubBis : Jurnal Ilmu Administrasi Publik & Bisnis Vol. 3, No. 2, September 2019 207
Web : http://jurnal.stiatabalong.ac.id

Dengan koefisien bertanda positif bahwa terdapat pengaruh langsung yang


mengindikasi hubungan yang positif. tidak signifikan antara motivasi
Artinya, semakin tinggi pengalaman terhadap kinerja. Dengan koefisien
kerja maka akan mengakibatkan bertanda positif mengindikasi hubungan
semakin tinggi pula kinerja. Temuan yang positif. Artinya, semakin rendah
ini mendukung penelitian yang motivasi maka akan mengakibatkan
dilakukan oleh (Aristarini, Kirya, & semakin rendah kinerja. Temuan ini
Yulianthini, 2014), dimana pengalaman berbanding terbalik dengan penelitian
kerja mempunyai hubungan yang sangat yang dilakukan oleh (Nitasari, 2012),
kuat dan berpengaruh signifikan dimana motivasi mempunyai pengaruh
terhadap kinerja. Maka hal tersebut yang signifikan terhadap kinerja
menjadi salah satu hal penting yang dikarenakan berawal dari kebutuhan dan
harus diperhatikan oleh pegawai. dorongan untuk bertindak demi
Berdasarkan hasil temuan hasil tercapainya tujuan. Dalam hal ini
temuan diatas dapat membuktikan semakin kuat dorongan motivasi akan
bahwa semakin tinggi pengalaman kerja semakin tinggi pula kinerja tersebut,
maka semakin tinggi juga kinerjanya, begitu pula dengan motivasi prestasi
karena mempunyai pengaruh positif yang tinggi cenderung mempunyai
yang signifikan terhadap kinerja. kinerja tinggi.
Pengalaman kerja merupakan salah satu Berdasarkan fakta dari hasil
hal penting yang perlu dipertimbangkan kuesioner bahwa motivasi memiliki
agar tingkat penguasaan dan pengaruh langsung terhadap kinerja
keterampilan seorang karyawan dalam tetapi tidak signifikan, hal tersebut
bekerja tampaknya menjadi sebuah dikarenakan kurangannya dorongan
dasar perkiraan yang baik atas kinerja kebutuhan dan motivasi prestasi yang
karyawan. sedikit maka menutup kemungkinan
5. Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja kinerja mereka menjadi rendah,
Pengujian hipotesis yang kelima sedangkan motivasi merupakan faktor
yaitu pengaruh antara motivasi terhadap utama dalam meningkatkan kinerja
kinerja. Dari hasil analisis terbukti pegawai. Sebaiknya, perusahaan atau

PubBis : Jurnal Ilmu Administrasi Publik & Bisnis Vol. 3, No. 2, September 2019 208
Web : http://jurnal.stiatabalong.ac.id

organisasi lebih memberikan motivasi positif dan signifikan terhadap kinerja.


dan lebih memperhatikan karyawan, Maka jika tingkat pendidikan,
dengan cara memberikan dorongan pengalaman kerja, motivasi meningkat
motivasi kerja seperti diberikannya maka kinerja tersebut juga akan
penghargaan, jaminan hari tua dan meningkat.
kesempatan pengembangan potensi diri Berdasarkan hasil temuan diatas
untuk lebih baik. dapat membuktikan bahwa semakin
6. Pengaruh Tingkat Pendidikan, tinggi tingkat pendidikan, pengalaman
Pengalaman Kerja, Motivasi kerja, motivasi maka semakin tinggi
terhadap Kinerja pula kinerjanya, karena mempunyai
Pengujian hipotesis yang pengaruh positif yang signifikan
keenam yaitu pengaruh tingkat terhadap kinerja. Maka tingkat
pendidikan, pengalaman kerja, motivasi pendidikan, pengalaman kerja, motivasi
terhadap kinerja. Dari hasil analisis menjadi salah satu hal penting yang
terbukti bahwa terdapat pengaruh harus dipertimbangkan supaya kinerja
langsung yang signifikan antara tingkat pegawai lebih meningkat.
pendidikan, pengalaman kerja, motivasi 7. Pengaruh Tingkat Pendidikan dan
terhadap kinerja. Dengan koefisien Pengalaman Kerja Melalui Motivasi
bertanda positif mengindikasi hubungan terhadap Kinerja
yang positif. Artinya, semakin tinggi Pengujian hipotesis yang ketujuh
tingkat pendidikan, pengalaman kerja, yaitu pengaruh tingkat pendidikan dan
motivasi maka akan mengakibatkan pengalaman kerja melalui motivasi
semakin tinggi kinerja. Temuan terhadap kinerja. Dari hasil analisis
mendukung hasil penelitian yang terbukti bahwa terdapat pengaruh secara
dilakukan oleh (Vionita, 2013), dimana langsung tidak signifikan antara tingkat
tingkat pendidikan dan motivasi secara pendidikan dan pengalaman kerja
bersama-sama berpengaruh signifikan melalui motivasi terhadap kinerja.
terhadap kinerja, serta hasil penelitian Dengan koefisien positif mengindikasi
(Aristarini, Kirya, & Yulianthini, 2014), hubungan yang positif. Artinya,
dimana pengalaman kerja berpengaruh semakin rendahnya tingkat pendidikan

PubBis : Jurnal Ilmu Administrasi Publik & Bisnis Vol. 3, No. 2, September 2019 209
Web : http://jurnal.stiatabalong.ac.id

dan pengalaman kerja melalui motivasi pengalaman kerja untuk mempengaruhi


maka akan mengakibatkan semakin kinerja sebab jika tingkat pendidikan
rendah kinerja. Temuan ini berbanding dan pengalaman kerja bila didampingi
terbalik dengan penelitian yang dengan adanya motivasi yang tinggi
dilakukan oleh (Vionita, 2013), dimana maka kinerja karyawan akan meningkat
tingkat pendidikan dan motivasi dan berdampak baik bagi instansi atau
terhadap kinerja berpengaruh secara perusahaan.
signifikan, serta hasil penelitian Untuk meningkatkan motivasi
(Aristarini, Kirya, & Yulianthini, 2014), pihak Rumah Sakit Pertamina Tanjung
dimana pengalaman kerja dan motivasi lebih memberikan dorongan motivasi
terhadap kinerja berpengaruh positif dan kerja bagi setiap pegawai. Sehingga
signifikan, dimana masing-masing para pegawai jadi lebih semangat untuk
variabel tersebut sangat penting meningkatkan kinerjanya.
terhadap kinerja karena suatu tingkat KESIMPULAN DAN SARAN
pendidikan dan pengalaman kerja tanpa Kesimpulan
melalui motivasi maka kinerja seorang Berdasarkan hasil pembahasan pada
pegawai akan menurun. bagian sebelumnya, dapat disimpulkan
Berdasarkan fakta dari hasil beberapa hal sebagai berikut:
kuesioner bahwa tingkat pendidikan dan 1. Tidak terdapat pengaruh Pendidikan
pengalaman kerja melalui motivasi terhadap motivasi karyawan rumah sakit
berpengaruh secara langsung tetapi Pertamina Tanjung Kabupaten
tidak signifikan, sebab bahwa tingkat Tabalong
pendidikan dan pengalaman kerja tanpa 2. Terdapat pengaruh Pendidikan terhadap
melalui motivasi maka kinerja tetap Kinerja karyawan rumah sakit
meningkat. Hal tersebut dikarenakan Pertamina Tanjung Kabupaten
kurangnya motivasi pada setiap Tabalong.
karyawan misal dorongan material 3. Tidak terdapat pengaruh Pengalaman
seperti jaminan hari tua, seharusnya kerja terhadap motiovasi karyawan
motivasi tersebut sangat penting rumah sakit Pertamina Tanjung
terhadap tingkat pendidikan dan Kabupaten Tabalong.

PubBis : Jurnal Ilmu Administrasi Publik & Bisnis Vol. 3, No. 2, September 2019 210
Web : http://jurnal.stiatabalong.ac.id

4. Terdapat pengaruh Pengalaman kerja meningkatkan motivasi pegawai dengan


terhadap kinerja karyawan rumah sakit memberikan dorongan motivasi agar
Pertamina Tanjung Kabupaten kinerja pegawai lebih meningingkat,
Tabalong. misalnya dengan memberikan
5. Tidak terdapat pengaruh motivasi penghargaan bagi pegawai yang
terhadap kinerja karyawan rumah sakit terampil, terpenuhinya kebutuhan hari
Pertamina Tanjung Kabupaten tua, serta memberikan kemudahan
Tabalong. jenjang karir untuk menjadi karyawan
6. Terdapat pengaruh Pendidikan, tetap.
pengalaman kerja, motivasi terhadap 2. Bagi pihak Instansi Rumah Sakit
kinerja karyawan rumah sakit Pertamina Pertamina Tanjung, hasil penelitian ini
Tanjung Kabupaten Tabalong. diharapkan untuk memberikan
7. Tidak terdapat pengaruh Pendidikan dan kesempatan pengembangan potensi diri
pengalaman kerja melalui motivasi untuk lebih baik di Rumah Sakit
terhadap kinerja karyawan rumah sakit Pertamina Tanjung dan memberikan
Pertamina Tanjung Kabupaten pelatihan-pelatihan dan seminar diluar
Tabalong. Rumah Sakit Pertamina Tanjung, agar
Saran kinerja lebih meningkat dan tercapai
Berdasarkan dengan hasil penelitian sesuai tujuan organisasi.
dan pembahasan di atas, maka penulis DAFTAR PUSTAKA
ingin memberikan saran kepada pihak Tip Aristarini, L., Kirya, I. K., & Yulianthini,
N. N. (2014). Pengaruh
Management dan SDM serta Instansi
Pengalaman Kerja, Kompetisi
rumah sakit Pertamina Tanjung Kabupaten Nasional dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Pada
Tabalong. Adapun saran penulis sebagai
Bagian Pemasaran PT Adira
berikut : Finance Singaraja. e-Journal Bisma
Universitas Pendidikan Ganesha ,
1. Bagi pihak Top Management dan SDM,
1-8.
hasil penelitian ini diharapkan dapat
Hasbullah. (2009). Dasar-Dasar Ilmu
menjadi bahan masukan untuk
Pendidikan. Jakarta: PT Raja
perkembangan Rumah Sakit Pertamina Grafindo Persada.
Tanjung untuk kedepannya lebih dapat

PubBis : Jurnal Ilmu Administrasi Publik & Bisnis Vol. 3, No. 2, September 2019 211
Web : http://jurnal.stiatabalong.ac.id

Hwan, H., Montreal, z., & Takane, Y. Pajar. (2008). Analisis Faktor-Faktor yang
(2004). Generalized Structured Mempengaruhi Produktivitas Kerja
Component Analysis Karyawan Bagian Keperawatan
Psychometrika. e-Journal GesCa , Pada Rumah Sakit PKU
81-99. Muhammadiyah Surakarta. Jurnal
Ekonomi Manajemen Universitas
Kreitner, R., & Kinicki, A. (2001). Muhammadiyah Surakarta , 10-18.
Organizational Behavior Fifth
Edition. Boston: Irwin McGraw- Riduwan, & Kuncoro, E. A. (2007). Cara
Hill. Menggunakan dan Memakai
Analisis Jalur (Path Analysis).
Mangkunegara, A. P. (2005). Sumber Daya Bandung: CV Alfabeta.
Manusia Perusahaan. Bandung:
Remaja Rosdakarya. Robbins, P. S., & Timothy, A. (2008).
Perilaku Organisasi Edisi Ke-12.
Margareth, H. (2012). Pengaruh Motivasi Jakarta: Salemba Empat.
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
(Kasus Pada Divisi Network Robbins, S. P. (2003). Perilaku
Management PT Indosat, Tbk). Organisasi. Jakarta: Index.
Jurnal Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Bakrie Jakarta , 8-23. Sastrohadiwiryo, B. S. (2002). Manajemen
Tenaga Kerja Indonesia:
Maslow, A. H. (2010). Motivation and Pendekatan Administrasi dan
Personality. Jakarta: Rajawali. Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Mufidah, Mandey, S. L., & Mananeke, L. ( Solimun. (2002). Multivariate Analysis:


2014). Analisis Tingkat Structural Equation Modeling
Pendidikan, Kompetensi dan (SEM) LISREL and AMOS. Jurnal
Kompensasi Terhadap Kinerja Statistika Fakultas MIPA
Karyawan Pada PT Asuransi Universitas Brawijaya , 49-77.
Jasaraharja Putera Manado. Jurnal
EMBA Vol.2 No.2 Juni 2014 Vionita, V. G. (2013). Pengaruh Tingkat
Universitas Sam Ratulangi Manado Pendidikan dan Motivasi Kerja
, 1339-1348. Terhadap Kinerja Pegawai Tata
Usaha SMK Negeri di Kota
Nitasari, R. A. (2012). Analisis Pengaruh Payakumbuh. Jurnal Ekonomi
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Universitas Negeri Padang , 121-
Karyawan Dengan Kepuasan Kerja 132.
Sebagai Variabel Interving Pada
PT. Bank Central Asia Tbk. Dokumen-dokumen :
Cabang Kudus. Jurnal Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro , Pemerintah RI. 2010. Undang – Undang
1111-1126. No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Fokusmedia.
Jakarta

PubBis : Jurnal Ilmu Administrasi Publik & Bisnis Vol. 3, No. 2, September 2019 212

Anda mungkin juga menyukai