id
ABSTRAK
PubBis : Jurnal Ilmu Administrasi Publik & Bisnis Vol. 3, No. 2, September 2019 196
Web : http://jurnal.stiatabalong.ac.id
terdapat pengaruh Pendidikan, Pengalaman kerja melalui Motivasi terhadap kinerja karyawan
rumah sakit Pertamina Tanjung Kabupaten Tabalong.
PubBis : Jurnal Ilmu Administrasi Publik & Bisnis Vol. 3, No. 2, September 2019 197
Web : http://jurnal.stiatabalong.ac.id
PubBis : Jurnal Ilmu Administrasi Publik & Bisnis Vol. 3, No. 2, September 2019 198
Web : http://jurnal.stiatabalong.ac.id
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, hasil kerja. Hal ini sejalan dengan teori
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, yang dinyatakan Hasibuan (2012) dan
masyarakat, bangsa dan negara. Rivai (2003); (Aristarini, Kirya, &
Pengalaman kerja adalah tingkat Yulianthini, 2014) bahwa kinerja karyawan
penguasaan, pengetahuan dan keterampilan mengacu pada hasil kerja dan sikap kerja
yang dimiliki karyawan dalam bekerja dalam menyelesaikan pekerjaan.
yang dapat diukur dari masa kerja dan jenis TINJAUAN PUSTAKA
pekerjaan yang pernah dikerjakan Pendidikan
karyawan selama periode tertentu. Hal ini (Sastrohadiwiryo, 2002); (Mufidah,
sejalan dengan teori yang dinyatakan Mandey, & Mananeke, 2014) menyatakan
(Robbins & Timothy, 2008); (Aristarini, pendidikan adalah jenjang yang diperoleh
Kirya, & Yulianthini, 2014) seseorang mulai dari bangku sekolah dasar
Motivasi memiliki hubungan yang sampai pada tingkat tinggi. Batas
erat dengan sikap dan perilaku yang Pendidikan seseorang didasarkan pada
dimiliki oleh seseorang. Sikap yang ada faktor-faktor seperti: kepandaian seseorang
pada setiap individu berinteraksi dengan keadaan perekonomian, jumlah anggota
nilai-nilai, emosi, peran, struktur, sosial keluarga, lingkungan tempat tinggal.
dan peristiwa-peristiwa baru, yang Pendidikan dengan berbagai programnya
bersama-sama emosi dapat dipengaruhi mempunyai peranan penting dalam proses
dan diubah oleh perilaku. Menurut As’ad memperoleh dan meningkatkan kualitas
(1987); (Pajar, 2008) motivasi adalah kemampuan professional individu.
keinginan seseorang yang mendorong Melalui pendidikan seseorang dipersiapkan
untuk beraktifitas karena berharap akan untuk memiliki bekal agar siap
membawa pada keadaan yang lebih mengetahui, mengenal dan
memuaskan daripada keadaan sekarang. mengembangkan metode berpikir secara
Kinerja merupakan tingkat sistematik agar dapat memecahkan
pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas masalah yang akan dihadapi dalam
tertentu. Kinerja juga dapat dipandang kehidupan.
sebagai proses tentang bagaimana Menurut (Hasbullah, 2009); (Vionita,
pekerjaan berlangsung untuk mencapai 2013) menyatakan bahwa “Pendidikan
PubBis : Jurnal Ilmu Administrasi Publik & Bisnis Vol. 3, No. 2, September 2019 199
Web : http://jurnal.stiatabalong.ac.id
sering diartikan sebagai usaha manusia tingkah laku yang terjadi pada siswa. Jadi,
untuk membina kepribadiannya sesuai berdasarkan teori behaviorisme pendidikan
nilai-nilai kebudayaan dan masyarakat.” dipengaruhi oleh lingkungan. Tokoh aliran
Lebih lanjut (Hasbullah, 2009) menyatakan behaviorisme antara lain: Pavlov, Watson,
bahwa “Pendidikan adalah usaha yang Skinner, Hull, Guthrie, dan Thorndike.
dijalankan oleh seseorang atau kelompok 2. Kognitivisme
orang lain agar menjadi dewasa atau Teori ini memiliki asumsi filosofis
mencapai tingkat hidup atau penghidupan yaitu the way in which we learn
yang lebih tinggi dalam arti mental.” Jadi (Pengetahuan seseorang diperoleh
dapat disimpulkan bahwa pendidikan berdasarkan pemikiran) inilah yang disebut
adalah usaha yang sengaja dilakukan baik dengan filosofis rationalisme. Menurut
langsung maupun tidak langsung yang aliran ini, kita belajar disebabkan oleh
dijalankan seseorang untuk mencapai kemampuan kita dalam menafsirkan
tingkat hidup yang lebih tinggi. peristiwa atau kejadian yang terjadi dalam
Berikut ini beberapa teori tentang lingkungan. Oleh karena itu dalam aliran
pendidikan yaitu: kognitivisme lebih mementingkan proses
1. Behaviorisme belajar daripada hasil belajar itu sendiri,
Asumsi filosofis dari behaviorisme karena menurut teori ini bahwa belajar
adalah nature of human being (manusia melibatkan proses berpikir yang kompleks.
tumbuh secara alami). Aliran behaviorisme Jadi, menurut teori kognitivisme
didasarkan pada perubahan tingkah laku pendidikan dihasilkan dari proses berpikir.
yang dapat diamati. Oleh karena itu aliran Tokoh aliran kognitivisme antara lain:
ini berusaha mencoba menerangkan dalam Piaget, Bruner, dan Ausebel.
pembelajaran bagaimana lingkungan 3. Konstruktivisme
berpengaruh terhadap perubahan tingah Menurut teori konstruktivisme yang
laku. Dalam aliran ini tingkah laku dalam menjadi dasar bahwa siswa memperoleh
belajar akan berubah kalau ada stimulus pengetahuan adalah karena keaktifan siswa
dan respon. Stimulus dapat berupah itu sendiri. Proses pembelajaran menurut
perilaku yang diberikan pada siswa, teori konstruktivisme adalah suatu proses
sedangkan respon berupa perubahan pembelajaran yang mengkondisikan siswa
PubBis : Jurnal Ilmu Administrasi Publik & Bisnis Vol. 3, No. 2, September 2019 200
Web : http://jurnal.stiatabalong.ac.id
untuk melakukan proses aktif membangun yang dinyatakan oleh Kaswan (2012);
konsep baru, dan pengetahuan baru. (Aristarini, Kirya, & Yulianthini, 2014)
Menurut teori ini juga perlu disadari bahwa bahwa pengalaman kerja sebagai indikator
siswa adalah subjek utama dalam kemampuan dan sikap kerja yang baik
penemuan pengetahuan. Hal terpenting untuk membangun hubungan kerja sama
dalam pembelajaran adalah siswa perlu dalam bekerja.
menguasai bagaimana caranya belajar. Motivasi
Tokoh aliran ini antara lain: Von Motivasi merupakan proses
Glasersfeld, dan Vico. psikologis yang membangkitkan dan
4. Humanistik mengarahkan perilaku pada pencapaian
Teori ini pada dasarnya memiliki tujuan atau goal-directed behavior
tujuan untuk memanusiakan manusia. (kreitner & Kinicki, 2001); (Margareth,
Oleh karena itu proses belajar dapat 2012) Sedangkan (Robbins S. P., 2003);
dianggap berhasil apabila si pembelajar (Margareth, 2012) menyatakan motivasi
telah memahami lingkungannya dan sebagai proses yang menyebabkan
dirinya sendiri. Menurut aliran humanistik Intensitas (intensity), arah (direction), dan
para pendidik sebaiknya melihat kebutuhan usaha terus-menerus (persistence) individu
yang lebih tinggi dan merencanakan menuju pencapaian tujuan.
pendidikan dan kurikulum untuk Teori (Maslow, 2010), membagi
memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini. kebutuhan manusia sebagai berikut:
Pengalaman Kerja 1. Kebutuhan Fisiologis
Pengalaman kerja adalah tingkat Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki
penguasaan pengetahuan dan keterampilan kebutuhan manusia yang paling dasar
yang dimiliki karyawan dalam bekerja yang merupakan kebutuhan untuk dapat
yang dapat diukur dari masa kerja dan jenis hidup seperti makan, minum,
pekerjaan yang pernah dikerjakan perumahan, oksigen, tidur dan
karyawan selama periode tertentu. sebagainnya.
Pengalaman kerja berpengaruh positif 2. Kebutuhan Rasa Aman
terhadap kompetensi sosial karyawan. Apabila kebutuhan fisiologis relatif
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori sudah terpuaskan, maka muncul
PubBis : Jurnal Ilmu Administrasi Publik & Bisnis Vol. 3, No. 2, September 2019 201
Web : http://jurnal.stiatabalong.ac.id
PubBis : Jurnal Ilmu Administrasi Publik & Bisnis Vol. 3, No. 2, September 2019 202
Web : http://jurnal.stiatabalong.ac.id
proposal.
H7 H1
KINERJA
2. Kuesioner atau Angket X2.1
(Y)
H4
Penulis mengajukan sejumlah
X2.2
PENGALAM Y.1 Y.3
pertanyaan yang digunakan untuk X2.3 AN KERJA
(X2) H5 Y.2
diketahui. X2.5
H6
PubBis : Jurnal Ilmu Administrasi Publik & Bisnis Vol. 3, No. 2, September 2019 203
Web : http://jurnal.stiatabalong.ac.id
Tabalong. -
0.
31
1. 0. 4
KINERJ
H3 Terdapat pengaruh Pengalaman kerja 71
1
14
3
Si
g 0.
A (Y)
Si Td 34
g k 2
terhadap Motivasi karyawan rumah Si
g
Si
g
PENGAL
PubBis : Jurnal Ilmu Administrasi Publik & Bisnis Vol. 3, No. 2, September 2019 204
Web : http://jurnal.stiatabalong.ac.id
PubBis : Jurnal Ilmu Administrasi Publik & Bisnis Vol. 3, No. 2, September 2019 205
Web : http://jurnal.stiatabalong.ac.id
PubBis : Jurnal Ilmu Administrasi Publik & Bisnis Vol. 3, No. 2, September 2019 206
Web : http://jurnal.stiatabalong.ac.id
PubBis : Jurnal Ilmu Administrasi Publik & Bisnis Vol. 3, No. 2, September 2019 207
Web : http://jurnal.stiatabalong.ac.id
PubBis : Jurnal Ilmu Administrasi Publik & Bisnis Vol. 3, No. 2, September 2019 208
Web : http://jurnal.stiatabalong.ac.id
PubBis : Jurnal Ilmu Administrasi Publik & Bisnis Vol. 3, No. 2, September 2019 209
Web : http://jurnal.stiatabalong.ac.id
PubBis : Jurnal Ilmu Administrasi Publik & Bisnis Vol. 3, No. 2, September 2019 210
Web : http://jurnal.stiatabalong.ac.id
PubBis : Jurnal Ilmu Administrasi Publik & Bisnis Vol. 3, No. 2, September 2019 211
Web : http://jurnal.stiatabalong.ac.id
Hwan, H., Montreal, z., & Takane, Y. Pajar. (2008). Analisis Faktor-Faktor yang
(2004). Generalized Structured Mempengaruhi Produktivitas Kerja
Component Analysis Karyawan Bagian Keperawatan
Psychometrika. e-Journal GesCa , Pada Rumah Sakit PKU
81-99. Muhammadiyah Surakarta. Jurnal
Ekonomi Manajemen Universitas
Kreitner, R., & Kinicki, A. (2001). Muhammadiyah Surakarta , 10-18.
Organizational Behavior Fifth
Edition. Boston: Irwin McGraw- Riduwan, & Kuncoro, E. A. (2007). Cara
Hill. Menggunakan dan Memakai
Analisis Jalur (Path Analysis).
Mangkunegara, A. P. (2005). Sumber Daya Bandung: CV Alfabeta.
Manusia Perusahaan. Bandung:
Remaja Rosdakarya. Robbins, P. S., & Timothy, A. (2008).
Perilaku Organisasi Edisi Ke-12.
Margareth, H. (2012). Pengaruh Motivasi Jakarta: Salemba Empat.
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
(Kasus Pada Divisi Network Robbins, S. P. (2003). Perilaku
Management PT Indosat, Tbk). Organisasi. Jakarta: Index.
Jurnal Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Bakrie Jakarta , 8-23. Sastrohadiwiryo, B. S. (2002). Manajemen
Tenaga Kerja Indonesia:
Maslow, A. H. (2010). Motivation and Pendekatan Administrasi dan
Personality. Jakarta: Rajawali. Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.
PubBis : Jurnal Ilmu Administrasi Publik & Bisnis Vol. 3, No. 2, September 2019 212