com
Hadi Suriono1
1Mahasiswa Program Doktor Manajemen Universitas Prima Indonesia.
hadi.suriono0468@mail.com
Syaifuddin2
2Dosen Program Doktor Manajemen Universitas Prima Indonesia.
Syaifuddin@unprimdn.ac.id
Sofiyan3
3Dosen Program Doktor Manajemen Universitas Prima Indonesia.
sofiyanmatondang@gmail.com
Abstrak.Penelitian ini ingin menjelaskan secara detail pengaruh motivasi, kompensasi dan pelayanan
terhadap produktivitas karyawan. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif. Pengolahan data menggunakan teknik purposive sampling. Adapun sampel penelitiannya yaitu
karyawan yang bekerja di PT Inalum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan memberikan motivasi
yang besar kepada karyawan maka kinerja karyawan dinilai akan lebih produktif. Kompensasi juga penting
dalam meningkatkan semangat kerja karyawan di PT Inalum. Dengan memberikan bayaran kepada
karyawan, maka karyawan akan lebih rajin menjalankan tugasnya masing-masing, begitu pula dengan
pelatihan yang sangat berperan penting dalam mengasah kemampuan setiap karyawan di PT Inalum.
Dapat disimpulkan bahwa motivasi, kompensasi dan pelatihan sangat berpengaruh terhadap
produktivitas kerja pegawai.
PERKENALAN
Salah satu usaha yang bergerak di bidang pertambangan adalah PT Inalum (Persero) yang produknya
adalah aluminium. Kabupaten Batubara Sumatera Utara adalah tempat bisnis ini berada. Tergabung
dalam Mind ID, perusahaan ini telah menjadi BUMN sejak tahun 2013 dan menjadi induk perusahaan
pertambangan Indonesia sejak tahun 2017. Wabah Covid-19 memberikan permasalahan bagi PT Inalum
sepanjang tahun 2021 sehingga menyebabkan berbagai program pembangunan yang telah direncanakan
harus diubah. PT Inalum kini memiliki 3501 karyawan, menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang
Faktor penting dalam menjamin kelangsungan bisnis di masa depan adalah produktivitas. Peningkatan
(Lestari, 2019). Menurut Komang dkk. (2012), Amin dkk. (2022), dan Siahaan dkk. (2022), bekerja
produktivitas adalah perbandingan hasil yang diperoleh dengan partisipasi tenaga kerja per satuan waktu
atau jumlah barang atau jasa yang dapat dihasilkan oleh seorang individu, sekelompok orang, atau
seorang pekerja dalam jangka waktu tertentu. Perusahaan harus mengetahui unsur-unsur yang
mempengaruhi produktivitas kerja karyawan untuk meningkatkan produktivitas staf (Wirawan et al.,
2018). Ada beberapa elemen, termasuk elemen internal dan eksternal, yang mempengaruhi produktivitas
kerja karyawan, menurut Douw et al. (2021). Menurut Marlapa dan Mulyana (2020), kompetensi, motivasi,
dan disiplin kerja semuanya berdampak pada seberapa produktif karyawan dalam bekerja. Sebaliknya
Yuliansyah dan Marzoeki (2018) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja
karyawan antara lain remunerasi dan motivasi kerja. Berbeda dengan apa yang ditemukan Haryati dan
Sibarani (2015), pelatihan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas karyawan dalam
bekerja.
Menurut Ishaya (2017), semakin tinggi motivasi karyawan maka semakin produktif pula mereka dalam
bekerja. Menurut Hasibuan (2016), motivasi adalah proses dimana orang menyalurkan kekuatan dan
potensinya untuk bekerja secara kolaboratif dan antusias menuju terwujudnya tujuan yang telah
ditentukan. Pada 84 pekerja Arab Saudi, penelitian Alanizan (2023) menunjukkan bahwa motivasi
berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Vanesa dkk. (2019) menemukan bahwa staf PT Jasa Marga
(Persero) Tbk dan Medan menjadi kurang produktif jika tidak termotivasi. Kompensasi merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan selain faktor motivasi. Setiap orang yang
melakukan pekerjaan tentu saja mengantisipasi umpan balik atas hasil pekerjaan yang telah dilakukan.
Penting untuk memberikan penghargaan atas prestasi kerja karyawan, termasuk kompensasi, untuk
menjaga kepercayaan dan loyalitas mereka terhadap organisasi. Salam dkk. (2022) percaya bahwa
kompensasi yang memadai juga dapat membantu pekerja merasa dihargai atas kontribusi mereka
terhadap bisnis.
Produktivitas kerja karyawan juga dipengaruhi oleh pelatihan. Olaniyan dan Ojo (2018) berpendapat bahwa
pelatihan sangat penting karena dapat meningkatkan output, kualitas kerja, keterampilan, pengetahuan,
kepuasan kerja, dan sikap karyawan. Menurut Simamora (2014), pelatihan adalah upaya sistematis perusahaan
untuk meningkatkan seluruh pengetahuan, kemampuan, dan sikap karyawannya melalui proses pembelajaran
sehingga mereka dapat menjalankan tanggung jawab dan fungsi jabatannya. Karyawan yang menerima
pelatihan praktis akan lebih terdorong untuk meningkatkan output mereka di tempat kerja. Karyawan akan lebih
produktif dalam bekerja jika mereka dapat mengikuti pelatihan secara efektif dan menerapkan keahlian,
keterampilan, dan pengetahuan yang dipelajari. Menurut penelitian Pawastri et al. (2018), pelatihan berpengaruh
Dunia usaha perlu memastikan stafnya bahagia dan meningkatkan produktivitas. Menurut Apriliyantini
dkk. (2016), jika karyawan menganggap kepuasan kerja mereka lebih tinggi karena hal tersebut
sejalan dengan harapan mereka, hal ini akan tercermin pada bagaimana mereka berperilaku di tempat
kerja. Menurut penelitian dari Pawastri dkk. (2018), produktivitas karyawan dipengaruhi oleh kebahagiaan
karyawan. Selain itu, penelitian Mohammad et al. (2019) menghasilkan temuan serupa yaitu produktivitas
pekerja dipengaruhi oleh kepuasan karyawan. Berdasarkan permasalahan tersebut maka dilakukan
penelitian pada PT Inalum (Persero) Kabupaten Batubara untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja
sebagai variabel intervening, motivasi, kompensasi, dan pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan.
TINJAUAN SASTRA
Administrasi Sumber Daya Manusia
Teori manajemen merupakan teori dasar atau grand theory yang digunakan dalam penelitian ini.
Menurut Robbins dan Coulter (2014), manajemen adalah proses pengorganisasian dan pengawasan
berbagai tugas kerja yang dilakukan oleh individu lain untuk menjamin efektivitas dan efisiensinya.
pengarahan, dan pengelolaan penggunaan sumber daya guna mencapai tujuan kinerja. Manajemen
sumber daya manusia adalah faktor paling krusial dalam memastikan kelanjutan komersial suatu
keseimbangan kualitas hidup serta untuk meningkatkan kinerja dan keunggulan kompetitif,
serangkaian kebijakan digunakan dalam manajemen sumber daya manusia, menurut Schermerhorn
(2013). Menurut Bateman dan Snell (2014), manajemen sumber daya manusia adalah sistem
sistematis untuk mengelola orang-orang di dalam suatu organisasi dengan sukses dan efisien.
Perilaku Organisasi
Perilaku organisasiadalah ilmu yang digunakan untuk mengidentifikasi dampak orang, kelompok,
atau struktur terhadap perilaku dalam organisasi untuk meningkatkan efektivitas perusahaan,
menurut Robbins & Judge (2013). Thoha (2014) mendefinisikanperilaku organisasisebagai studi
tentang unsur-unsur perilaku manusia dalam suatu organisasi atau kelompok tertentu. Oleh karena
itu, perilaku organisasi merupakan komponen inti dari ilmu perilaku, yang diciptakan untuk
mengelola perilaku karyawan dalam suatu organisasi dan bagaimana pengaruhnya terhadap upaya
mencapai tujuan organisasi juga sangat terkait dengan perilaku organisasi. Setidaknya ada dua
unsur yaitu manusia yang berperilaku dan organisasi formal sebagai ruang berperilaku tersebut,
Tohardi (2017) berpendapat bahwa produktivitas kerja adalah sikap mental. Suatu cara berpikir yang
terus-menerus berupaya memperbaiki apa yang ada saat ini. Keyakinan bahwa seseorang dapat
bekerja lebih baik hari ini dibandingkan kemarin dan besok dibandingkan hari ini. Sebaliknya
produktivitas menurut Hasibuan (2016) merupakan perbandingan antara keluaran (hasil) dan
masukan (input). Pertumbuhan produktivitas akan meningkatkan efisiensi (dalam hal waktu, bahan,
dan tenaga kerja), sistem kerja, metode produksi, dan kemampuan pekerja. Seperti dijelaskan oleh
Schermerhorn (2013), produktivitas adalah hasil evaluasi kinerja dengan tetap mempertimbangkan
sumber daya yang dikonsumsi, termasuk sumber daya manusia. Menurut Kussrianto (2017),
produktivitas adalah perbandingan hasil yang dicapai dengan partisipasi tenaga kerja per satuan
waktu. Keterlibatan tenaga kerja dalam situasi ini adalah penggunaan sumber daya secara efektif
dan efisien. Di samping itu,produktivitas kerjadidefinisikan oleh Salvatore (2011) sebagai sikap dan
perilaku tenaga kerja terhadap aturan dan standar yang ditetapkan perusahaan, yang diwujudkan
Motivasi
Mangkuprawira & Hubeis (2007) mendefinisikanmotivasisebagai dorongan yang mendorong pekerja untuk
bertindak sedemikian rupa sehingga mencapai tujuan tertentu. Sebaliknya, sebagaimana didefinisikan oleh
Robbins (2010), motivasi adalah proses di mana upaya seseorang diberi energi, terfokus, dan berkelanjutan
untuk mencapai suatu tujuan. Kreitner dan Kinicki (2003) menawarkan definisi motivasi yang berbeda,
menggambarkannya sebagai proses psikologis yang membangkitkan dan memandu perilaku menuju
pencapaian tujuan atau perilaku yang diarahkan pada tujuan. Sejalan dengan penegasan Robbins dan Judge
(2013),motivasidiartikan sebagai proses yang menjelaskan keuletan, fokus, dan ketekunan seseorang dalam
mengejar suatu tujuan. Menurut Duttweiler (2006), motivasi adalah komponen yang mendorong, membimbing,
Kompensasi
Pandari (2021) dalam pendapatnya menyatakan bahwa “Kompensasi adalah segala sesuatu yang
diterima pegawai sebagai imbalan atas pekerjaannya yang seimbang dengan harapan pegawai
untuk memenuhi kebutuhan kepuasan atas prestasi yang telah dicapai dan sejalan dengan strategi.
Tujuan bisnis perusahaan Menurut Dessler (2006), penjelasan Kompensasi mengacu pada setiap
tanda terima kasih yang diberikan pemberi kerja kepada karyawan sebagai imbalan atas kontribusi
“Kompensasi adalah seluruh pendapatan yang berupa uang, produk, langsung atau tidak langsung yang
diterima oleh karyawan sebagai Kompensasi atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Menurut Akbar dkk.
(2021), Kompensasi mencakup semua jenis imbalan dan tunjangan moneter yang diperoleh karyawan sebagai
hasil pekerjaan mereka.Sutrisno (2017) juga mencatat bahwa remunerasi merupakan tugas MSDM (manajemen
Pelatihan
pengembangan kompetensi, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan
keahlian sesuai dengan tingkat dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan dalam Pasal 1 Ayat (9) Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Menurut Mangkunegara
(2009), pelatihan adalah proses pendidikan singkat yang menggunakan teknik terstruktur dan terorganisir
untuk mengajarkan pengetahuan dan keterampilan teknis kepada staf nonmanajerial karena alasan
tertentu. Menurut Rachmawati (2008), pelatihan adalah tempat karyawan dapat mempelajari atau
Untuk mencapai tujuan organisasi, pelatihan melibatkan perubahan perilaku karyawan secara metodis,
menurut Rivai dan Sagala (2011). Keterampilan dan kemampuan karyawan untuk melakukan
pekerjaannya saat ini berkaitan dengan pelatihan. Perusahaan harus memberikan banyak pertimbangan
pada pelatihan karena sangat penting untuk meningkatkan kinerja karyawan. Pengetahuan, keterampilan,
dan bakat karyawan akan ditingkatkan melalui pelatihan sumber daya manusia untuk memenuhi harapan
Kepuasan kerja
Mengacu pada pengertian Hasibuan (2016) yang menyatakan bahwa sikap emosional yang positif
terhadap pekerjaan seseorang merupakan tanda kepuasan kerja. Semangat, ketertiban, dan produktivitas
di tempat kerja semuanya mencerminkan mentalitas ini. Menurut Sinambela (2012), kepuasan kerja juga
merupakan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya yang merupakan hasil usahanya (internal) dan
didukung oleh faktor-faktor di luar dirinya (eksternal), antara lain kondisi kerja, hasil kerja, dan hasil kerja.
diri. Faktor lainnya, menurut Robbins (2010), kepuasan kerja adalah suatu sikap umum terhadap
pekerjaan seseorang yang diukur dari kesenjangan antara imbalan aktual dan yang dirasakan yang
diterima karyawan. Sedangkan kepuasan kerja yang berpotensi mempengaruhi berbagai perilaku dalam
digambarkan oleh George dan Jones (2012) sebagai kumpulan perasaan dan keyakinan yang dimiliki orang mengenai
pekerjaan mereka atau sebagai salah satu sikap kerja yang paling penting.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan ilmu ekonomi yang menekankan pada manajemen sumber daya manusia
untuk mengetahui hubungan antara kebahagiaan kerja dan produktivitas kerja di PT Inalum (Persero).
Untuk menemukan dan membatasi penelitian agar aplikatif dan dapat diteliti, maka dalam penelitian ini
digunakan penelitian eksplanatori (Zikmund, 2000). Menurut Nazir (2017), penelitian ini bersifat verifying,
dan desain penelitian verifikatif merupakan metodologi penelitian yang bertujuan untuk menetapkan
hubungan sebab akibat antar variabel melalui pengujian hipotesis yang menggunakan perhitungan
statistik. Pada kesimpulannya akan terlihat hasilnya apakah hipotesis diterima atau ditolak.
Produktivitas kerja merupakan variabel terikat, sedangkan faktor bebasnya adalah motivasi, gaji, dan
pelatihan. Variabel interveningnya adalah kepuasan kerja. Dengan menggunakan software SmartPLS,
digunakan analisis model persamaan struktural dengan metode kuadrat terkecil parsial untuk mengolah
seluruh data dari variabel. Partisipan pekerja dalam penelitian ini berasal dari PT Inalum (Persero).
Kesimpulan tentang keseluruhan populasi dapat diambil dari pengambilan sampel dengan memilih
subset (Cooper et al., 2006; Ingtyas et al., 2021; Purba et al., 2019). Sampel, yaitu bagian dari ukuran dan
susunan populasi, dipilih untuk mencapai tujuan sasaran, yang berfungsi sebagai fokus atau tujuan
penelitian yang sebenarnya (Saunders et al., 2016). Berdasarkan aturan pertama, digunakan 95 responden
untuk menghitung jumlah sampel menggunakan pendekatan estimasi kemungkinan maksimum. Menurut
Malhotra (2010), ada dua teknik pengambilan sampel: probabilitas dan nonprobabilitas. Non-probability
sampling digunakan dalam penelitian ini, yang menunjukkan bahwa hanya sebagian anggota populasi
yang mempunyai peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel dari unit sampling (Malhotra, 2010;
Purba et al., 2019). Karyawan PT Inalum yang telah bekerja minimal satu tahun dijadikan sampel penelitian
ini. Para peneliti menggunakan purposive sampling karena responden yang diminta untuk penelitian ini
Karena motivasi kerja yang tinggi akan meningkatkan produktivitas, maka setiap organisasi selalu menuntut
pegawai dengan motivasi kerja yang tinggi. Pentingnya motivasi karena mempengaruhi, menyebarkan, dan
memajukan perilaku manusia dengan membuat orang berkeinginan untuk berusaha ekstra dan bekerja dengan
Menurut Hasibuan (2016), motivasi adalah memberikan suatu daya penggerak yang membuat pekerjaan
seseorang menjadi menarik, menimbulkan keinginan untuk berkolaborasi, bekerja secara efisien, dan
mengintegrasikan seluruh upayanya untuk mencapai kepuasan. Pekerja yang bermotivasi tinggi hanya
memerlukan sedikit pengawasan dan akan menyelesaikan tugasnya tepat waktu dan sesuai standar yang
berlaku. Mereka juga akan menciptakan lingkungan kerja yang produktif. Kepuasan kerja karyawan akan
meningkat secara langsung pada seberapa baik motivasi tenaga kerja tersebut. Penelitian tersebut
dilakukan oleh Tardie dan Umar (2022) terhadap 355 pegawai yang melakukan WFH pada masa pandemi
Covid-19. Berdasarkan temuan penelitian, kepuasan kerja pada karyawan dipengaruhi langsung oleh
motivasi karyawan. Sudiardhita dkk. (2018) juga menemukan korelasi langsung antara motivasi karyawan
Mengingat setiap karyawan menyelesaikan tugasnya dengan memperhatikan kompensasi yang akan
diberikan perusahaan, maka kompensasi memainkan peran penting dalam menunjukkan kepuasan kerja
karyawan (Satmoko, 2018). Dampaknya, karyawan akan merasa puas dengan pekerjaannya. Menurut
Satmoko (2018), dampak kompensasi terhadap seluruh aktivitas karyawan dalam suatu organisasi atau
perusahaan sangatlah penting karena tanpa kompensasi yang tepat, peningkatan kompensasi yang nyata
baik pada tingkat finansial maupun non finansial, maka karyawan tidak akan ragu untuk berhenti dari
pekerjaannya. . Tentu saja hal ini akan menyulitkan para pelaku bisnis untuk mencari atau menemukan
Salisu dkk. (2015) menyatakan bahwa remunerasi dapat mempengaruhi tingkat kepuasan kerja seorang
karyawan. Menurut Yassen (2013), faktor-faktor yang secara langsung mempengaruhi kepuasan kerja
meliputi gaji, pengakuan, peluang kemajuan, dan pekerjaan yang bermakna. Sopiah (2013) sampai pada
kesimpulan bahwa gaji mempengaruhi kebahagiaan kerja yang berdampak pada kinerja seorang
karyawan.
Pengaruh Motivasi, Kompensasi, dan Pelatihan Terhadap Produktivitas Karyawan
Kompetensi dan pengetahuan karyawan untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya di dalam
perusahaan harus ditingkatkan, oleh karena itu pelatihan sangat penting bagi dunia usaha. Di sisi
lain, pelatihan kerja diperlukan bagi karyawan yang memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan perusahaan. Hal ini juga penting bagi bisnis untuk kemajuan saat ini dan
masa depan. Jika pelatihan tersebut tepat dan meningkatkan kinerja karyawan, maka hal ini akan
berdampak pada kepuasan kerja karyawan. Perbedaan antara apa yang diterima karyawan dari
pekerjaannya dan apa yang diharapkan, diinginkan, dan dianggap pantas atau berhak mengarah
pada kondisi subjektif yang dikenal sebagai kepuasan kerja. Karyawan akan merasa lebih bahagia
dengan pekerjaannya dan perusahaan tempat ia bekerja, serta semakin baik pula pelatihan yang
diterimanya (Diliantari & Dewi, 2019). Menurut Raza dkk. (2017), pelatihan di perusahaan plastik di
kawasan industri Hayatabad di distrik Peshawar memiliki dampak yang baik dan signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan. Menurut Demiral (2017), salah satu tugas paling krusial dari divisi
manajemen sumber daya manusia suatu organisasi adalah meningkatkan kebahagiaan karyawan.
Govind & Inji (2015) menyelidiki pengaruh pelatihan terhadap kepuasan di bank swasta Erbil dan
menemukan bahwa pelatihan mempunyai dampak positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja
pekerja.
Menurut Marayasa dan Faradila (2019), motivasi adalah suatu keadaan atau keadaan yang memberikan inspirasi,
memberi semangat, atau menggerakkan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan guna mencapai tujuannya.
Manfaat utama motivasi adalah menanamkan kecintaan belajar sehingga meningkatkan produktivitas dalam
bekerja. Produktivitas kerja dan motivasi sangat erat hubungannya, karena semakin termotivasi seseorang,
maka semakin siap pula ia menyelesaikan tugas dengan cepat dan memenuhi standar yang tinggi. Menurut
Ishaya (2017), semakin tinggi motivasi karyawan maka semakin produktif pula mereka dalam bekerja. Menurut
Hasibuan (2016), motivasi adalah proses yang melaluinya orang-orang menyalurkan kekuatan dan potensi yang
dimilikinya agar bersedia berkolaborasi dengan sukses dan antusias untuk mewujudkan tujuan yang telah
ditetapkan. Pentingnya insentif yang diberikan kepada pegawai akan meningkatkan semangat mereka dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. Penelitian tersebut dilakukan oleh Tardie dan Umar (2022)
terhadap 355 pegawai yang melakukan WFH pada masa pandemi Covid-19. Menurut temuan penelitian, motivasi
karyawan berdampak langsung pada produktivitas pekerja. Marlapa dan Mulyana (2020) menemukan dalam
Setiap orang yang melakukan pekerjaan tentu saja mengantisipasi umpan balik atas hasil pekerjaan yang
telah dilakukan. Penting untuk memberikan penghargaan atas prestasi kerja karyawan, termasuk
kompensasi, untuk menjaga kepercayaan dan loyalitas mereka terhadap organisasi. Hasibuan (2016)
diperoleh karyawan sebagai pembayaran atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Pemberian
remunerasi ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas karyawan, semangat, rasa keadilan, dan
loyalitas terhadap bisnis. Salam dkk. (2022) percaya bahwa kompensasi yang memadai juga dapat
membantu pekerja merasa dihargai atas kontribusi mereka terhadap bisnis. Meskipun hal ini terjadi, gaji
Olaniyan dan Ojo (2018) berpendapat bahwa pelatihan sangat penting karena dapat meningkatkan output,
kualitas kerja, keterampilan, pengetahuan, kepuasan kerja, dan sikap karyawan. Menurut Simamora (2014),
pelatihan adalah upaya sistematis perusahaan untuk meningkatkan seluruh pengetahuan, kemampuan, dan
sikap karyawannya melalui proses pembelajaran sehingga mereka dapat menjalankan tanggung jawab dan
fungsi jabatannya. Karyawan yang menerima pelatihan praktis akan lebih terdorong untuk meningkatkan output
mereka di tempat kerja. Karyawan akan lebih produktif dalam bekerja jika mereka dapat mengikuti pelatihan
secara efektif dan menerapkan keahlian, keterampilan, dan pengetahuan yang dipelajari. Menurut penelitian
Pawastri et al. (2018), pelatihan berpengaruh terhadap produktivitas karyawan dalam bekerja. Diliantari dan
Dewi (2019) menemukan hasil berbeda dari pelatihan yang berdampak pada produktivitas pekerja.
Selain memastikan karyawan merasa nyaman saat bekerja, memastikan kebahagiaan karyawan juga
penting karena hal tersebut akan meningkatkan produktivitas. Menurut Apriliyantini dkk. (2016), jika
karyawan mempersepsikan kepuasan kerjanya lebih tinggi karena sesuai dengan harapannya, hal
ini akan tercermin pada bagaimana mereka berperilaku dalam bekerja. Tingkat kepuasan setiap
orang berbeda-beda tergantung sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Semakin besar tingkat
kebahagiaan, semakin banyak bagian pekerjaan yang sesuai dengan preferensi karyawan. Menurut
penelitian dari Pawastri dkk. (2018), produktivitas karyawan dipengaruhi oleh kebahagiaan
karyawan. Selain itu, penelitian Mohammad et al. (2019) menghasilkan temuan serupa yaitu
Pengaruh motivasi terhadap produktivitas kerja dimediasi oleh kepuasan kerja Karena motivasi kerja
yang tinggi akan meningkatkan produktivitas, maka setiap organisasi selalu menuntut pegawai
dengan motivasi kerja yang tinggi. Pentingnya inspirasi karena mempengaruhi, menyebarkan, dan
memajukan perilaku manusia dengan membuat orang ingin berusaha ekstra dan bekerja dengan
gembira untuk mencapai hasil terbaik (Hasibuan, 2016). Dengan pemahaman bahwa mencapai
tujuan organisasi juga berarti mencapai tujuan pribadi, Siagian (2002) menegaskan bahwa karyawan
yang termotivasi akan selalu berkontribusi terhadap keberhasilan perusahaannya (Fadillah et al.,
2013). Oleh karena itu, ketika karyawan termotivasi untuk lebih produktif dalam bekerja, hal ini tentu
saja berangkat dari pemenuhan kebutuhan pribadinya. Menurut Fadillah dkk. (2013), kepuasan kerja
mungkin menjadi penyangga antara motivasi karyawan dan hasil kerja. Penelitian serupa juga
dilakukan oleh Tardie dan Umar (2022) terhadap 355 pegawai yang melakukan WFH di masa
pandemi Covid-19. Berdasarkan temuan penelitian, kepuasan kerja dapat memoderasi dampak
Pengaruh kompensasi terhadap produktivitas kerja dimediasi oleh kepuasan kerja Menurut Satmoko
(2018), apabila kompensasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja melalui kepuasan kerja, maka
kepuasan kerja akan mempengaruhi keseimbangan. Jika pembayaran mempengaruhi kepuasan kerja
melalui penyelesaian, produktivitas kerja pasti akan meningkat. Penegasan tersebut didukung oleh
temuan penelitian Saharuddin dan Sulaiman (2016) yang menemukan bahwa variabel terkait promosi dan
kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja, semangat kerja, dan
produktivitas. Kepuasan kerja juga berpengaruh signifikan dan positif terhadap kepercayaan diri,
berdampak positif terhadap produktivitas. Namun, temuan lebih lanjut menunjukkan bahwa komponen
remunerasi tidak terlalu berdampak pada kepuasan kerja dibandingkan produktivitas di tempat kerja.
Karyawan yang menerima kompensasi secara langsung akan mengalami peningkatan produktivitas kerja,
hal ini disebabkan karena mereka merasa puas dalam bekerja, dimana uang insentif atau gajinya sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilakukannya. Calvin dan Dlamini (2017) menemukan hubungan yang
signifikan antara kompensasi dan kepuasan dengan peningkatan produktivitas kerja. Remunerasi
administratif yang memadai memiliki hubungan yang baik dengan kepuasan kerja dan produktivitas
Olaniyan dan Ojo (2018) berpendapat bahwa pelatihan sangat penting karena dapat meningkatkan output,
kualitas kerja, keterampilan, pengetahuan, kepuasan kerja, dan sikap karyawan. Simamora (2014)
mendefinisikan pelatihan sebagai upaya sistematis perusahaan untuk meningkatkan seluruh pengetahuan,
kemampuan, dan sikap kerja pekerjanya melalui proses pembelajaran agar dapat menjalankan tanggung jawab
dan fungsinya dengan sebaik-baiknya. Karyawan yang menerima pelatihan praktis akan lebih terdorong untuk
meningkatkan output mereka di tempat kerja. Karyawan akan lebih produktif dalam bekerja jika mereka dapat
mengikuti pelatihan secara efektif dan menerapkan keahlian, keterampilan, dan pengetahuan yang dipelajari.
Alawiyat (2010) menemukan bahwa kebahagiaan kerja dapat memoderasi dampak pelatihan dalam
meningkatkan kinerja dan produktivitas pekerja. Seperti Diliantari dan Dewi (2019) yang menemukan temuan
penelitian serupa, kebahagiaan kerja dapat memediasi antara pelatihan dan peningkatan kinerja karyawan.
KESIMPULAN
Penelitian ini menyimpulkan bahwa motivasi, kompensasi dan pelatihan meningkatkan pendapatan PT
Inalum secara signifikan. Kinerja pegawai dinilai lebih produktif dengan memberikan inspirasi yang besar
kepada pegawai. Selain itu juga ada kompensasi yang diharapkan dapat meningkatkan semangat kerja
karyawan di PT Inalum. Pegawai akan lebih rajin menjalankan tugasnya dengan memberikan pembayaran
kepada pegawai. Yang tak kalah penting adalah pelatihan. Pelatihan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam mengasah keterampilan setiap karyawan di PT Inalum. Dengan seringnya pelatihan,
REFERENSI
Akbar MF, Prasada D, Safiih AR, Nuryani Y, Sunarsi D, & Wijoyo H. 2021.Seminar
Manajemen Sumber Daya Manusia.Solok (ID): Insan Cendekia Mandiri.
Alanizan S. 2023. Bagaimana Kepuasan dan Motivasi Karyawan Mempengaruhi Produktivitas?.
Jurnal Internasional Bisnis dan Manajemen.18(2): 55-60.
Amin, Z., Burhanuddin, B., Shadiq, TF, & Purba, AS (2021). Bagaimana Pemilihan
Jurusan Akademik dan Prestasi Masa Depan Mahasiswa Sesuai Jalur Bakatnya.
Nazhruna: Jurnal Pendidikan Islam, 4(3), 672-684.
Alawiyat. 2010. Pelatihan Sebagai Alat Motivasi Karyawan.Jurnal Manajemen
Bisnis.3(2): 52-59.
Apriliyantini LPE, Bagia IW, & Suwendra IW. 2016. Pengaruh Pelatihan dan Kepuasan
Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi.Jurnal Manajemen
Indonesia.4(1).
Bateman, Thomas S. dan Scott A. Snell. 2014. Manajemen Kepemimpinan dan Kerja Sama
dalam Dunia Yang Kompetitif. Jakarta: Salemba Empat.
Pengaruh Motivasi, Kompensasi, dan Pelatihan Terhadap Produktivitas Karyawan
Calvin MM, & Dlamini BI. 2017. Dampak Kompensasi dan Tunjangan Terhadap Kepuasan Kerja.
Jurnal Penelitian Manajemen Bisnis.11(2):80–90.
Cooper, Donald R, dan Pamela SS. 2006.Metode Riset Bisnis.Jakarta (ID): Media Global
Edukasi.
Demiral Ö. (017. Pengaruh Pelatihan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan dan
Prestasi 'Train to Gain'evidence dari Bisnis Manufaktur di Turki.Studi Bisnis &
Manajemen: Jurnal Internasional.5(3): 765-785.
Dessler G.2006.Teori Organisasi, Mengintegrasikan Struktur dan Perilaku.Edisi Kedua,
Englewood Cliffs, New Jersey (AS): Prentice-Hall, Inc., 2006.
Diliantari KRD, & Dewi IGA. 2019. Pengaruh Pelatihan dan Kompensasi Terhadap Kinerja
Karyawan yang dimediasi oleh Kepuasan Kerja.Jurnal Penelitian Internasional Manajemen,
IT & Ilmu Sosial.6(6): 95-103.
Douw NI, Maarif MS, & Baga LM. 2021. Peningkatan Produktivitas Kerja Pengembangan
Karyawan di Tambang Bawah Tanah DMLZ (Deep Mill Level Zone) PT Freeport Indonesia.
Jurnal Aplikasi Manajemen dan Bisnis.7(2): 316-329.
Komputer Duttweiler. 2006. Keunggulan Pendidikan dan Motivasi Guru.Jurnal Eric The
Clearinghouse.
Fadillah B, Djoko H, & Budiatmo A. 2013. Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Kerja
terhadap Produktivitas Karyawan melalui Kepuasan Kerja Karyawan Produksi Bagian Jamu
Tradisional Unit Kaligawe PT Njonja Meneer Semarang.Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis.
2(2): 1-9.
George J, & Jones GR. 2012.Memahami dan Mengelola Perilaku Organisasi.New Jersey
(AS): Pearson Education, Inc.
Govand A, & Inji S. 2015. Dampak Pelatihan dan Pengembangan Terhadap Kepuasan
Kerja: Studi Kasus Bank Swasta di Erbil.InternasionalJurnal Ilmu Sosial & Studi Pendidikan.
2(1): 24-33.
Haryati E., & Sibarani JD. 2015. Pengaruh Pelatihan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada
PT PP. London Sumatera Indonesia, Tbk Medan.Jurnal Bisnis Administrasi.4(2): 32-58.
Hasibuan M. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit PT Bumi Aksara.
Ishaya SR. 2017. Pengaruh Motivasi terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT Arka
Mahesa Pratama di Jakarta Selatan.Jurnal Lentera Bisnis.6(2): 94-107.
Ingtyas, FT (2021). Pengembangan Pembelajaran “Desain Produk” Berbasis Kkni
melalui Mahasiswa Industri Kreatif.TINJAUAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
INTERNASIONAL, 11(3), 998-1007.
Kast FE, & Rosenzweig JE. 2005.Organisasi Dan Manajemen.Terjemahan Hasyim Ali. Jakarta
(ID): Bumi Aksara.
Kelechi, Nnorom. Goodluck., Dr.Akpa VO, Dr. Egwuonwu TK, Akintaro AA, Shonubi AO, &
Herbertson AE (2016). Pengaruh Administrasi Kompensasi Terhadap Produktivitas
Karyawan. Arabian Journal of Business and Management Review (Bab OMAN). Jilid 5, No 8.
Komang A, Mujiati NW, dan Utama IWM. 2012.Manajemen Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta (ID): Graha Ilmu.
Pawastri N., Istiatin, & Kustiah E. 2018. Pengaruh Pelatihan, Reward, dan Kepuasan Kerja
terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT Kusumahadi Santosa Karanganyar.Jurnal
Manajemen dan Keuangan.7(1): 73-81.
Rachmawati IK. 2008.Manajemen Sumber Daya Manusia.Yogyakarta (ID): ANDI.
Raza U, Kulkarni P, & Sooriyabandara M. (2017). Jaringan Area Luas Berdaya Rendah: Suatu
Tinjauan.Survei & Tutorial Komunikasi IEEE.19(2): 855-873.
Rivai V, & Sagala EJ. 2011.Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori
ke Praktik.Jakarta (ID): PT Raja Grafindo.
Robbins SP. 2010.Organisasi Perilaku.Molan B, Penerjemah. Klaten (ID): PT Intan Sejati.
Terjemahan dari:Aula Prenticeedisi ke-10.
Robbin PS, & Coulter M.2014.Pengelolaan.12thEdisi. Amerika Serikat: Pearson Education
Limited.
Pengaruh Motivasi, Kompensasi, dan Pelatihan Terhadap Produktivitas Karyawan
Robbins PE, dan Hakim TA. 2013.Organisasi Perilaku.Jakarta (ID): Salemba Empat.
Saharuddin., & Sulaiman. (2016). Pengaruh Promosi Dan Kompensasi Terhadap
Produktivitas Kerja Melalui Kepuasan Kerja Dan Motivasi Kerja Pada Pegawai
Dinas Sumber Daya Air Dan Mineral Energi Kabupaten Aceh Utara. Jurnal
Internasional Penemuan Bisnis dan Manajemen. Jilid 5 Edisi 10 PP—33-40.
Salisu, JB, Chinyio. E., & Suresh. S.(2015). Dampak Kompensasi terhadap Kepuasan
Kerja Pekerja Konstruksi Sektor Publik di Negara Bagian Jigawa, Nigeria. Tinjauan
Bisnis dan Manajemen. Jilid 6 Nomor 4, 282-296.
Salam MF., Lasise S., & Munizu M. 2022. Pengaruh Kompensasi dan Lingkungan Kerja
Terhadap Produktivitas Karyawan Melalui Kepuasan Kerja.Jurnal Hasanuddin Strategi
Bisnis.4(1): 14-24.
Salvatore D.2011.Manajerial Ekonomi.Jakarta (ID): Salemba Empat.
Satmoko RH. 2018. Pengaruh Kompensasi, Lingkungan Kerja dan Stres Kerja Terhadap
Produktivitas Kerja Melalui Variabel Intervening Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Pada PT Sendi
Pratama Pekalongan). [tesis]. Yogyakarta (ID): Universitas Islam Indonesia.
Saunders P, Lewis P, dan Thornhill A. 2016.Metode Penelitian untuk Mahasiswa Bisnis. Inggris:
Pearson Education Limited.
Schermerhorn, John R. (2013). Manajemen, edisi ke-12. New Jersey (AS): John Wiley & Sons, Inc.
Siagian SP. 2002.Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja, Cetakan Pertama.Jakarta (ID): PT.
Rineka Cipta.
Simamora H. 2014.Manajemen Sumber Daya Manusia.Yogyakarta (ID): Bagian Penerbitan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Siahaan, M., Anantadjaya, SP, Kurniawan, IMGA, & Purba, AS (2022). Potensi Finansial
Teknologi Syariah untuk Menjangkau Pembiayaan Non Bank.Webologi, 19(1). Sinambela
LP. 2012.Kinerja Pegawai.Yogyakarta (ID): Graha Ilmu.
Sopiah., (2013). Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Dan Prestasi Kerja
Pegawai Outsourcing Bank Syariah Di Malang Indonesia. Jurnal Pembelajaran &
Pengembangan Internasional. 3(2): 77-91.
Sudiardhita KIR, Mukhtar S, Hartono B, Herlitah, Sariwulan T, & Nikensari SI. 2018.
Pengaruh Kompensasi, Motivasi Karyawan Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan PT. Bank XYZ(Persero)Tbk.Jurnal Akademi Manajemen Strategis. 17(4):
1-14.
Tardie A, & Umar LA. 2022. Kepuasan Kerja dan Motivasi Karyawan Memediasi
Produktivitas Work From Home Akibat COVID-19.Jurnal Tinjauan Sejawat
Multidisiplin.8(4): 15-27.
Tohardi A. 2013.Pemahaman Praktis Kepemimpinan.Bandung (ID): CV Mandar Maju.
Vanesa, YY, Matondang, R., Sadalia, I., & Daulay, MT (2019). Pengaruh Budaya
Organisasi, Lingkungan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Disiplin Karyawan Pada PT
Jasa Marga (Persero) TBK Cabang Medan Sumatera Utara Indonesia.Jurnal Manajemen
Bisnis Internasional Amerika (AIJBM),37-45.
Wirawan P, Haris I, Suwena K. 2018. Pengaruh disiplin kerja karyawan bagian produksi pada PT
Tirta Mumbul Jaya Abadi Tahun 2016.Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha10(1):305-315.