Anda di halaman 1dari 14

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Udinus Repo

PENGARUH INSENTIF, MOTIVASI KERJA , DISIPLIN KERJA DAN JAMINAN


SOSIAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA
PT. ARISAMANDIRI PRATAMA

JODI AFRIANTO
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro

ABSTRACT

Thist study aims to analyze the relation between the incentive, motivation, work discipline and social
security on employee performance. The respondent that are obtained consist of 95 employee of PT.
Arisamandiri Pratama. This research data obtained from the questionnaires result, analyze using
multiple linear regression analysis. Those equation model are processed using SPSS version 16
application for Windows. Based on the hypothesis result obtained that the incentive had a positive effect
and significant on employee performance, motivation had a positive effect and significance on employee
performance, work discipline had a positive effect and significance on employee performance, and the
social security had a positive effect and significance on employee performance. In this result, work
discipline is the variabel that give the biggest impact on employee performance. Therefore a high work
discipline will improve employee performance.

Keywords: incentive, motivation, work discipline, social security and employee performance

PENDAHULUAN memotivasi karyawan, disiplin kerja dan


pemberian jaminan sosial untuk karyawan.
Latar Belakang Masalah PT. Arisamandiri Pratama adalah
Kinerja seorang karyawan merupakan hal perusahaan yang bergerak dalam industri
yang bersifat individual, karena setiap karyawan pengolahan barang plastik menjadi barang
memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda setengah jadi maupun barang jadi. Produk yang
dalam mengerjakan tugasnya. Menurut Fauziah dihasilkan sbagian besar merupakan pesanan
(2012), kinerja (performance) merupakan konsumen. Selain konsumen dalam negeri, PT.
aktivitas seseorang dalam melaksanakan tugas Arisamandiri Pratama juga memproduksi untuk
pokok yang dibebankan kepadanya. Peningkatan konsumen luar negeri. Produk-produk yang
kinerja bagi karyawan memiliki arti yang sangat dihasilkan PT. Arisamandiri Pratama yaitu
penting terutama dalam upaya melakukan produk houseware seperti minum dan tempat
perbaikan untuk mencapai tujuan organisasi. makan; produk OEM (Original Equipment
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Manufacture) seperti kosmetik, Yamaha pianika,
kinerja karyawan seperti pemberian upah yang kompor listrik, dan battery; dan produk
layak, memberikan imbalan / insentif,
elektronik seperti televise, DVD, mesin cuci, Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka
dispenser, AC, LCD, dan lain-lain. penulis tertarik untuk melakukan penelitian
Untuk meningkatkan kinerja karyawan, PT. tengtang “Pengaruh Insentif, Motivasi Kerja,
Arisa mandiri Pratama telah memberikan Disiplin Kerja, dan Jaminan Sosial terhadap
fasilitas-fasilitas selain gaji pokok untuk Kinerja Karyawan PT. Arisamandiri
menunjang kesejahteraan karyawan. Fasilitas- Pratama.
fasilitas tersebut antara lain dengan memberikan
jamsostek, uang makan/makan didalam, Rumusan Masalah
tunjangan, transportasi antar jemput, koperasi Dari uraian yang dijabarkan pada latar
karyawan, poliklinik dan kegiatan olahraga. belakang, maka penulis merumuskan
Jumlah karyawan PT. Arisamandiri Pratama permasalahan sebagai berikut :
pertanggal 30 September 2014 berjumlah 1844
orang karyawan, yang termasuk di bagian 1) Bagaimana pengaruh insentif, motivasi kerja,
disiplin kerja dan jaminan sosial
produksi seperti PPIC, Engineering, QC,
berpengaruh terhadap kinerja karyawan
Mekanik, Maintenance, dan Mixing. pada PT. Arisamandiri Pratama.
Jumlah karyawan PT. Arisamandiri
Pratama dari tahun 2011 hingga 2013 mengalami 2) Variabel manakah yang berpengaruh
signifikan dan dominan terhadap kinerja
penurunan. Hal ini mengindikasikan banyak
karyawan pada PT. Arisamandiri Pratama.
jumlah karyawan yang keluar dari perusahaan.
Selain itu tingkat absensi tertinggi terjadi pada
tahun 2011 yaitu sebanyak 1.553 atau 3,77 %. LANDASAN TEORI
Tingginya tingkat absensi dan jumlah karyawan
yang keluar dapat menjadi indikasi bahwa Kinerja
karyawan merasa kurang termotivasi dan kurang Kinerja karyawan merupakan suatu hal
puas dengan pekerjaan yang dilakukan. yang sangat penting dalam suatu organisasi
Tingginya jumlah karyawan yang keluar dapat untuk mencapai tujuannya. Menurut Wasisto
juga disebabkan karena perusahaan ingin (2014), kinerja merupakan perilaku nyata yang
melakukan efisiensi biaya, yaitu dengan ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja
mengurangi jumlah karyawan. Karyawan yang yang dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan
kepuasan kerjanya rendah akan berakibat pada perannya dalam organisasi. Sedangkan menurut
penurunan kinerjanya, karena karyawan Fauziah (2012), kinerja (performance)
merupakan salah satu faktor penentu merupakan aktivitas seseorang dalam
keberhasilan dari perusahaan. melaksanakan tugas pokok yang dibebankan
Kinerja PT. Arisamandiri Pratama kepadanya.
menunjukkan target yang telah ditentukan, Terdapat enam kriteria yang digunakan
namun pada aspek peningkatan mutu masih ada untuk mengukur kinerja karyawan menurut
yang tidak sesuai dengan target, hal itu dapat Bernardin (dalam Wahab 2012), yaitu:
dilihat dari masih terdapat komplain yang tinggi. 1. Kualitas (Quality)
Selain itu pada aspek kedisiplinan karyawan juga Kualitas merupakan hasil kerja yang dicapai
tidak sesuai dengan target yang ditetapkan. karyawan sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan perusahaan. Apabila hasil yang antar rekan sekerja sehingga akan tercipta
dicapai karyawan tinggi, maka kinerja karyawan peningkatan kinerja.
tersebut dianggap baik oleh pihak perusahaan
atau sesuai dengan tujuannya. Insentif
2. Kuantitas (Quantity) Insentif adalah sistem pemberian balas jasa
Kuantitas merupakan jumlah yang yang dikaitkan dengan kinerja, baik bersifat
dihasilkan karyawan, dinyatakan dalam istilah materiil maupun bersifat non materiil yang dapat
sejumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang memberikan motivasi atau daya pendorong bagi
diselesaikan karyawan yang bisa mencapai skala karyawan untuk bekerja lebih baik dan
maksimal yang telah ditentukan oleh pihak bersemangat, sehingga kinerja karyawan atau
perusahaan. hasil kerja lebih meningkat yang pada akhirnya
3. Ketepatan Waktu (Timeliness) tujuan perusahaan dapat tercapai (Rochmat et al,
Karyawan dapat bekerja sesuai dengan 2013). Menurut Nafrizal et al, (2012) Insentif
standar waktu kerja yang telah ditetapkan oleh merupakan rangsangan yang diberikan kepada
perusahaan. Dengan timeliness yang karyawan dengan tujuan untuk mendorong
merupakan suatu tingkatan yang menunjukkan karyawan dalam bertindak dan berbuat sesuatu
bahwa suatu pekerjaan dapat terselesaikan lebih untuk tujuan perusahaan. Tujuan insentif adalah
cepat dari waktu yang telah ditentukan maka untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan
kinerja karyawan tersebut sudah baik. sehingga karyawan bergairah dalam bekerja
4. Keefektifan Biaya (Cost Effectiveness) dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan.
Tingkat penggunaan sumber daya secara Insentif juga bertujuan untuk meningkatkan
optimal dan efisien. Dengan penggunaan sumber produktivitas dalam melaksanakan tugasnya,
daya yang efisien dan efektif maka akan bisa karena itu pemberian insentif harus dilaksanakan
mempengaruhi keefektifan biaya yang tepat pada waktunya, agar dapat mendorong
dikeluarkan oleh pihak perusahaan dan setiap karyawan untuk bekerja secara lebih baik
menghasilkan keuntungan yang maksimum. dari sebelumnya (Nafrizal, et al, 2012).
5. Perlu Pengawasan (Need for Supervision)
Merupakan kemampuan karyawan dalam Motivasi
bekerja dengan baik, dengan atau tanpa ada Salah satu aspek memanfaatkan karyawan
pengawasan dari pihak perusahaan. Dengan atau atau sumber daya manusia ialah pemberian
tanpa ada pengawasan dari pihak perusahaan, motivasi (daya perangsang) kepada para
para karyawan dapat bekerja dengan baik karyawan agar para karyawan dapat bekerja
sehingga kinerja dari karyawan akan mengalami secara maksimal untuk memberikan manfaat
peningkatan. kepada perusahaan. Ini berarti setiap karyawan
6. Hubungan Rekan Kerja (Interpersonal yang akan memberikan kemungkinan yang
Impact) bermanfaat bagi perusahaan.
Dengan interpersonal impact yang Menurut Murty dan Hudiwinarsih (dalam
merupakan suatu tingkatan keadaan dari Damayanti et al, 2013), motivasi adalah
karyawan dapat menciptakan suasana nyaman pemberian dorongan-dorongan individu untuk
dalam bekerja, percaya diri, serta kerjasama bertindak yang menyebabkan orang tersebut
berprilaku dengan cara tertentu yang mengarah rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-
pada tujuan. Menurut Robbins (Nafrizal et al, tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini
2012) mengemukakan bahwa motivasi adalah mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan
keinginan untuk melakukan sebagai kesediaan terwujudnya tujuan organisasi, pegawai dan
untuk mengeluarkan tingkat uapaya yang tinggi masyarakat (Kusuma, 2013).
untuk tujuan-tujuan organisasi, yang
dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk Jaminan Sosial
memenuhi suatu kebutuhan individual. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Hasibuan (1996 : 97), menjelaskan beberapa 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial
tujuan pemberian motivasi antara lain Nasional ayat 1 menyatakan Jaminan Sosial
meningkatkan moral dan kepuasan kerja adalah satu bentuk perlindungan sosial untuk
karyawan, meningkatkan produktivitas kerja menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi
karyawan, mempertahankan loyalitas dan kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Menurut
kestabilan karyawan perusahaan, meningkatkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3
kedisiplinan karyawan, mengefektifkan Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga
pengadaan karyawan, menciptakan suasana dan Kerja, jaminan sosial tenaga kerja adalah suatu
hubungan kerja yang baik, meningkatkan perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk
loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan, santunan berupa uang sebagai pengganti
meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan, sebagian dari penghasilan yang hilang atau
mempertinggi rasa tanggungjawab karyawan berkurang dan pelayanan sebagai akibat
terhadap tugas-tugasnya, meningkatkan efisiensi peristiwa atau keadaan yang dialami tenaga kerja
penggunaan alat-alat dan bahan baku. berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil , bersalin,
hamil tua, dan meninggal dunia (Martcahyo,
Disiplin Kerja 2012).
Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan
seseorang mentaati semua peraturan perusahaan KERANGKA PEMIKIRAN
dan norma-norma sosial yang berlaku (Fathoni, Tinggi rendahnya kualitas dari seorang
2006 : 126). Disiplin kerja adalah menumbuhkan tenaga kerja akan mempengaruhi kinerja tenaga
kesadaran bagi para pekerjanya untuk melakukan kerja untuk meningkatkan hasil outputnya dalam
tugas yang telah dibebankan, di mana pekerjaan, yang akan mempengaruhi
pembentukannya tidak timbul dengan sendirinya, produktivitas tenaga kerja. Sejalan dengan teori
melainkan harus dibentuk melalui pendidikan yang ada dan penelitian yang telah dilakukan
formal maupun non formal, serta motivasi yang sebelumnya, maka dalam penelitian ini kinerja
ada pada setiap karyawan harus dikembangkan karyawan dipengaruhi oleh beberapa faktor
dengan baik (Harlie, 2011). diantaranya insentif, motivasi kerja, disiplin
Semakin tingginya disiplin kerja setiap kerja dan jaminan sosial. Untuk memperjelas
karyawan yang didukung oleh keahlian, upah, faktor-faktor yang dimaksud dapat dilihat pada
atau gaji yang layak, maka akan mempengaruhi Gambar 1 berikut ini :
aktivitas-aktivitas dari instansi itu sendiri.
Disiplin kerja yang baik mencerminkan besarnya
Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja
Insentif
Karyawan
(X1) Menurut Murty dan Hudiwinarsih (dalam
Damayanti et al, 2013), motivasi adalah
Motivasi kerja
pemberian dorongan-dorongan individu untuk
(X2) bertindak yang menyebabkan orang tersebut
Kinerja berprilaku dengan cara tertentu yang mengarah
Karyawan (Y)
Disiplin Kerja pada tujuan. Setiap peningkatan motivasi kerja
(X3)
pegawai akan memberikan peningkatan yang
Jaminan Sosial sangat berarti bagi peningkatan kinerja pegawai
(X4)
dalam melaksanakan pekerjaannya (Kusuma,
2013). Semakin karyawan termotivasi, maka
HIPOTESIS kinerja yang dihasilkan karyawan semakin
meningkat. Hal ini diperkuat dengan hasil
Pengaruh Insentif terhadap Kinerja penelitian dari Rahmatullah Burhanudin Wahab
Karyawan (2012) yang menyatakn bahwa motivasi kerja
Insentif adalah sistem pemberian balas jasa berpengaruh positif dan signifikan terhadap
yang dikaitkan dengan kinerja, baik bersifat kinerja karyawan. Berdasarkan uraian tersebut,
materiil maupun bersifat non materiil yang dapat maka dapat diajukan hipotesis kedua (H2)
memberikan motivasi atau daya pendorong bagi sebagai berikut:
karyawan untuk bekerja lebih baik dan H2 : Motivasi kerja berpengaruh positif dan
bersemangat, sehingga kinerja karyawan atau signifikan terhadap kinerja karyawan.
hasil kerja lebih meningkat yang pada akhirnya
tujuan perusahaan dapat tercapai (Rochmat et al, Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja
2013). Karyawan
Dengan adanya pemberian insentif dari Disiplin kerja adalah menumbuhkan
perusahaan, karyawan akan terdorong untuk kesadaran bagi para pekerjanya untuk melakukan
melaksanakan pekerjaannya dengan lebih tugas yang telah dibebankan, di mana
semangat sehingga akan meningkatkan pembentukannya tidak timbul dengan sendirinya,
kinerjanya. Semakin tinggi kinerja karyawan, melainkan harus dibentuk melalui pendidikan
maka semakin tinggi pula pekerjaan yang formal maupun non formal, serta motivasi yang
dihasilkan. Hal ini diperkuat dengan hasil ada pada setiap karyawan harus dikembangkan
penelitian dari Jessica Martha Kusuma (2013) dengan baik (Harlie, 2011). Kedisiplinan harus
yang menyatakan bahwa insentif berpengaruh ditegakkan dalam suatu organisasi perusahaan,
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. karena tanpa dukungan disiplin karyawan yang
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat baik, maka sulit perusahaan untuk mewujudkan
diajukan hipotesis pertama (H1) sebagai berikut : tujuannya (Fathoni, 2006 : 126-127).
H1: Insentif berpengaruh positif dan Disiplin kerja yang baik mencerminkan
signifikan terhadap kinerja karyawan. besarnya rasa tanggung jawab seseorang
terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja, yang yang termasuk di bagian produksi seperti
dan terwujudnya tujuan organisasi. Hasil PPIC, Engineering, QC, Mekanik, Maintenance,
penelitian dari Jessica Martha Kusuma (2013) dan Mixing.
menunjukkan bahwa disiplin kerja berpengaruh Dengan menggunakan rumus Slovin
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. sampel yang diambil dalam peneitian ini
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat berjumlah 95 orang karyawan yang yang
diajukan hipotesis ketiga (H3) sebagai berikut : termasuk di bagian produksi seperti PPIC,
H3 : Disiplin kerja berpengaruh positif dan Engineering, QC, Mekanik, Maintenance, dan
signifikan terhadap kinerja karyawan. Mixing.
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan
Pengaruh Jaminan Sosial terhadap Kinerja menggunakan metode probabilitas sampling
Karyawan atau secara acak sehingga setiap anggota
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor populasi mempunyai peluang yang sama untuk
40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial dipilih menjadi anggota sampel.
Nasional ayat 1 menyatakan Jaminan Sosial
adalah satu bentuk perlindungan sosial untuk Teknik Pengumpulan Data
menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi Teknik pengumpulan data dengan
kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Jaminan menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah
sosial yang baik, mampu memberikan rasa aman sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
dan nyaman kepada para karyawan dalam untuk memperoleh informasi dari responden
bekerja sehingga mampu memberikan kinerja dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-
yang baik bagi perusahaan. Hal ini diperkuat hal yang ia ketahui” (Arikunto, 2006: 151)
dengan hasil penelitian dari Vendy Aries
Martcahyo, Wahyu Hidayat, dan Sri Suryoko Definisi Penelitian, Operasional dan
(2012) yang menyatakan bahwa jaminan sosial Pengukuran Variabel
berpengaruh positif dan signifikan terhadap 1) Variabel Dependen (Variabel Y)
kinerja karyawan. Berdasarkan uraian tersebut, Variabel dependen yang digunakan dalam
dapat diajukan hipotesis keempat (H4) sebagai enelitian ini adalah kinerja karyawan pada PT.
berikut : Arisamandiri Pratama.
H4 : Jaminan sosial berpengaruh positif dan 2) Variabel Independen (Variabel X)
signifikan terhadap kinerja karyawan Variabel independen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah insentif, motivasi
kerja, disiplin kerja, dan jaminan sosial.
METODE PENELITIAN Secara garis besar definisi operasional
dari variabel-variabel yang digunakan dalam
Populasi dan Sampel penelitian ini dapat digambarkan dalam dapat
Populasi adalah keseluruhan objek yang dilihat pada Tabel 1 berikut ini :
ditelit. Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh karyawan pada PT. Arisamandiri
Pratama yang berjumlah 1844 orang karyawan
Definisi Operasional dapat memenuhi
kebutuhan dasar
hidupnya yang layak.
No Variabel Definisi Indikator
1 Kinerja Kinerja merupakan 1) Kualitas
Karyawan perilaku nyata yang 2) Kuantitas
(Y) ditampilkan setiap orang 3) Ketepatan Waktu Pengujian Instrumen Penelitian
sebagai prestasi kerja 4) Hubungan rekan
yang dihasilkan oleh kerja
a. Uji Validitas
pegawai sesuai dengan 5) Pengawasan Validitas instrumen dalam penelitian ini
perannya dalam Bernardin (dalam
organisasi (Wasisto, Wahab, 2012) diuji dengan analisis faktor. Kriteria pengujian
2014). Nilai Kaiser-Mayer-Olkin Odecuary (Kaiser’s
2 Insentif Insentif merupakan 1) Pemberian bonus
(X1) rangsangan yang 2) Piagam MSA) yang diisyaratkan diatas 0,50, dan
diberikan kepada penghargaan memilki faktor loading lebih dari 0,40 (Ghozali,
karyawan dengan tujuan Hasibuan (dalam
untuk mendorong Rochmat et al, 2006).
karyawan dalam 2013)
bertindak dan berbuat 3) Jabatan/keduduka
sesuatu untuk tujuan n b. Uji Reliabilitas
perusahaan (Nafrizal et 4) Prestasi kerja
al, 2012). Suwatno dan Doni Menurut Sugiyono (2009) reliabilitas
(dalam Sumbangsih adalah derajat konsistensi/keajegan data dalam
dan Malta, 2013)
3 Motivasi Menurut Murty dan 1) Pelatihan interval waktu tertentu. Hasil penelitian
Kerja Hudiwinarsih (dalam 2) Promosi jabatan
(X2) Damayanti et al, 2013), 3) Fasilitas kerja dikatakan reliabel jika terdapat kesamaan data
motivasi adalah 4) Kondisi kerja dalam jangka waktu yang berbeda. Instrumen
pemberian dorongan- 5) Situasi kerja
dorongan individu untuk (Wahab, 2012) yang reliabel adalah instrument yang apabila
bertindak yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek
menyebabkan orang
tersebut berprilaku yang sama.
dengan cara tertentu
yang mengarah pada Pengujian reliabilitas dapat menggunakan
tujuan. metode Cronbach Alfa, dengan kriteria
4 Disiplin Disiplin kerja adalah 1) Waskat
Kerja menumbuhkan 2) Ketegasan Cronbach Alfa dari masing-masing variabel
(X3) kesadaran bagi para 3) Sanksi hukuman lebih dari 0,6, maka alat ukur dalam penelitian
pekerjanya untuk 4) Teladan
melakukan tugas yang pimpinan ini dapat dikatakan reliable (Ghozali, 2011).
telah dibebankan, di (Fathoni, 2006)
mana pembentukannya
tidak timbul dengan Uji Asumsi Klasik
sendirinya, melainkan
harus dibentuk melalui Sebelum melakukan pengujian hipotesis,
pendidikan formal terlebih dahulu akan dilakukan pengujian
maupun non formal,
serta motivasi yang ada terjadinya penyimpangan terhadap asumsi klasik.
pada setiap karyawan
harus dikembangkan
Dalam asumsi klasik terdapat beberapa
dengan baik (Harlie, pengujian yang harus dilakukan, yakni Uji
2011).
5 Jaminan Undang-Undang 1) Jaminan Normalitas, Uji Multikolonieritas, dan Uji
Sosial Republik Indonesia kecelakaan kerja Heterosdastisitas.
(X4) Nomor 40 Tahun 2004 2) Kematian
Tentang Sistem Jaminan 3) Jaminan hari tua 1. Uji Normalitas
Sosial Nasional ayat 1 (pensiun)
menyatakan Jaminan 4) Jaminan
Uji normalitas bertujuan untuk menguji
Sosial adalah satu kesehatan pekerja apakah dalam model regresi, variabel terikat dan
bentuk perlindungan (Arifianto, 2006)
sosial untuk menjamin variabel bebas keduanya mempunyai distribusi
seluruh rakyat agar normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah memiliki distribusi data normal atau satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
mendekati normal (Ghozali, 2011). varians dari residual dari satu pengamatan ke
Untuk menguji normalitas data, penelitian ini pengamatan yang lain tetap, maka disebut
menggunakan analisis grafik. Pengujian homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda,
normalitas dapat dilakukan dengan uji statistika. disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang
Uji statistik sederhana yang sering digunakan baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas
untuk menguji asumsi normalitas adalah dengan (Gozali, 2011).
menggunakan uji normalitas dari Kolmogorov Salah satu cara untuk melihat salah satu cara
Smirnov. Metode pengujian normal tidaknya untuk melihat ada tidaknya heterokedastisitas
distribusi data dilakukan dengan melihat nilai adalah menggunakan uji Glejser. Uji ini
signifikansi variabel, jika signifikan lebih besar dilakukan dengan melakukan regresi variabel
dari alpha 5 persen maka menunjukkan distribusi bebas dengan nilai absolut dari residualnya. Jika
data normal. variabel bebas signifikan secara statistik
2. Uji Multikolinearitas mempengaruhi variabel dependen, maka ada
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji indikasi terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya,
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi jika variabel bebas tidak signifikan secara
antar variabel independen (Mahesa, 2010). statistik mempengaruhi variabel dipenden, maka
Mulkolinearitas adalah hubungan linear antar ada indikasi tidak terjadi heteroskedastisitas
variabel independen. Dalam asumsi regresi (Ghozali, 2011). Selain itu deteksi ada tidaknya
linear klasik, antar variabel independen tidak Heteroskedastisitas, dapat dilakukan dengan
diijinkan untuk saling kolerasi. Adanya melihat ada tidaknya heteroskedastisitas dengan
multikolinearitas akan menyebabkan besarnya melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
varian koefisien regresi yang berdampak pada Scatteerplot. Dasar analisis :
lebarnya interval kepercayaan terhadap variabel a) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik
bebas yang digunakan (Tambunan, 2012). yang ada membentuk pola-pola yang teratur
Salah satu metode untuk mendiagnosa adanya (bergelombang, melebar, kemudian
multicollinearity adalah dengan menganalisis menyempit), maka mengindikasikan telah
nilai tolerance dan lawannya variance inflation terjadi heteroskedastisitas.
factor (VIF). Tolerancemengukur variabilitas b) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-
variabel independen yang terpilih yang tidak titik melebar diatas dibawah dengan angka 0
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastik.
Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai
VIF tinggi, karena VIF = 1/ Tolerance. Model Uji Regresi Linear Berganda
regresi yang bebas multikolinearitas mempunyai Uji ini digunakan untuk menguji adanya
nilai VIF  10 dan mempunyai angka tolerance pengaruh kualitas layanan, kepercayaan dan
0,1 atau mendekati 1 (Ghozali, 2011). komitmen terhadap loyalitas pelanggan. Model
3. Uji Heteroskedastisitas penelitian dirumuskan sebagai berikut:
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk
menguji apakah dalam sebuah model regresi, Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4
terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari
Keterangan : bersama-sama (simultan) terhadap perubahan
Y = Kinerja Karyawan nilai variabel dependen, dilakukan melalui
 = Konstanta pengujian terhadap besarnya perubahan nilai
 = Koefisien regresi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh
X1 = Insentif perubahan nilai semua variabel independen,
X2 = Motivasi Kerja untuk itu perlu dilakukan uji F. Untuk menguji
X3 = Disiplin Kerja hipotesis ini, digunakan statistic F dengan
X4 = Jaminan Sosial membandingkan F hitung dengan F tabel dengan
kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
Uji Hipotesis a. Jika Fhitung > Ftabel, maka Ha diterima (α
1. Koefisien Determinasi ( R²) =5%)
Koefisien Determinasi (R²) pada intinya b. Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima (α
mengukur seberapa jauh kemampuan model =5%)
dalam menerangkan variasi variabel dependen. 3. Uji t
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan
satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan seberapa jauh pengaruh satu variable penjelas
variabel-variabel independen dalam menjelaskan secara individual dalam menerangkan variasi
variasi variabel dependen amat terbatas variabel terikat (Wahab, 2012). Pengujian ini
(Tambunan, 2012). Koefisien determinasi R2 dilakukan untuk mengetahui secara parsial
digunakan untuk mengetahui berapa persen variabel bebas berpengaruh secara signifikan
variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh atau tidak terhadap variabel terikat.
variasi variabel independen. Nilai R² ini terletak Uji ini dapat dilakukan dengan
antara 0 dan 1. Bila nilai R² mendekati 0, berati membandingkan t hitung dengan t table dengan
sedikit sekali variasi variable dependen yang ketentuan sebagai berikut:
diterangkan oleh variable independen. Jika nilai a) Jika t hitung > t tabel, maka Ha
R² bergerak mendekati 1 berati semakin besar diterima (α =5%). Artinya variabel bebas
variasi variable dependent yang dapat secara parsial memiliki pengaruh signifikan
diterangkan oleh variable Independen jika terhadap variabel terikat.
ternyata dalam perhitungan nilai R² sama dengan b) Jika t hitung < t tabel, maka Ha
0 maka ini menunjukan bahwa variable ditolak (α =5%). Artinya variabel bebas
dependen tidak bisa dijelaskan oleh variable secara parsial tidak memiliki pengaruh
independen (Wahab, 2012). signifikan terhadap variabel terikat.
2. Uji F
Uji F digunakan untuk menentukan apakah HASIL PENELITIAN
secara serentak variabel independen mampu
menjelaskan variabel dependen dengan baik atau Uji Validitas
Pada penelitian ini hasil uji validitas dapat
apakah variabel independen mempunyai
dilihat dani besarnya nilai KMO dan Faktor
pengaruh yang signifikan terhadap variabel Loading. Dari hasil analisis diketahui bahwa
dependen secara bersama-sama (Wahab, 2012). semua butir pertanyaan dari 4 (empat) variabel
Pengujian pengaruh variabel independen secara dinyatakan valid, karena nilai KMO untuk
kecukupan sampel lebih besar dari 0,5 dan faktor Hasil Pengujian Regresi Linear
loading lebih besar dari 0,4, sehingga semua Berdasarkan hasil analisis, maka
item variabel valid. persamaan regresi yang terbentuk adalah sebagai
Uji Reabilitas berikut :
Suatu contruct atau variabel dikatakan Y = 0,727 + 0,146 (X1) + 0,174 (X2) + 0,342
reliabel jika memberikan nilai Croanbach (X3)+ 0,192 (X4)
Alpha> 0,70. hasil pengujian diperoleh hasil
yang menunjukkan Cronbach Alpha > standar
(0,7) sehingga dapat disimpulkan bahwa Koefisien Determinasi
variabel – variabel yang dipakai dalam penelitian
ini adalah reliabel, sehingga dapat digunakan Nilai R square atau koefisien determinasi
untuk penelitian selanjutnya karena dapat adalah 0,536, namun untuk jumlah variabel
diandalkan. independen lebih dari dua, lebih baik
menggunakan Adjusted R square adalah 0,515.
Pengujian Asumsi Klasik
Hal ini berarti 51,5 persen variasi dari kinerja
1. Pengujian Normalitas
karyawan PT. Arisamandiri Pratama dapat
Pengujian normalitas dilakukan dengan
dijelaskan oleh variasi dari keempat variabel
Kolmogorov-Smirnov Test. Berdasarkan
independent (insenstif, motivasi kerja, disiplin
perhitungan diperoleh nilai signifikan sebesar
kerja dan jaminan sosial). Sedangkan sisanya
0,303 lebih dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan
48,5 persen dijelaskan oleh sebab-sebab yang
bahwa model regresi terdistribusi secara normal.
lain.

2. Multikolinearitas
Berdasarkan hasil uji multikolinieritas Uji F
diketahui bahwa nilai VIF seluruh variabel Uji F pada dasarnya mirip dengan koefisien
kurang dari 10 dan nilai tolerance seluruh determinasi yang juga di pakai untuk menilai
variabel lebih dari 0,1, sehingga disimpulkan kebaikan model. Hasil dari F hitung sebesar
bahwa seluruh variabel bebas tidak mempunyai 25,962 dengan tingkat signifikan 0,000 kurang
masalah dengan multikolinearitas. dari 0,05, maka model regresi layak
digunakan(Ghozali, 2011: 101).
3. Heteroskedastisitas
Untuk mengetahui ada tidaknya
heterokedastisitas dilakukan dengan ANALISIS DAN PEMBAHASAN
menggunakan uji Glejser. Berdasarkan tabel di Pengaruh insentif terhadap kinerja karyawan
atas diketahui bahwa sebaran variance semua Hasil pengujian diperoleh nilai t hitung
variabel bersifat homokedasitas yang dibuktikan untuk variabel insentif sebesar 2,641dengan nilai
dengan nilai signifikasi uji Glejser lebih besar signifikansi sebesar 0,010 kurang dari 0,05,
dari 0,05 dengan demikian model regresi sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini
dinyatakan bebas dari masalah heterokedastisitas berarti hipotesis yang menyatakan bahwa
insentif berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan dapat diterima atau terbukti
kebenarannya.
Insentif berpengaruh positif terhadap kinerja bagi peningkatan kinerja pegawai dalam
karyawan PT. Arisamandiri Pratama. Insentif melaksanakan pekerjaannya (Kusuma, 2013).
adalah sistem pemberian balas jasa yang Pada dasarnya motivasi kerja seseorang itu
dikaitkan dengan kinerja, baik bersifat materiil berbeda-beda. Ada motivasi kerjanya tinggi dan
maupun bersifat non materiil yang dapat adamotivasi kerjanya rendah, bila motivasi
memberikan motivasi atau daya pendorong bagi kerjanya tinggi maka akan berpengaruh pada
karyawan untuk bekerja lebih baik dan kinerja yang tinggi dan sebaliknya jika
bersemangat, sehingga kinerja karyawan atau motivasinya rendah maka akan menyebabkan
hasil kerja lebih meningkat yang pada akhirnya kinerja yang dimiliki seseorang tersebut rendah.
tujuan perusahaan dapat tercapai (Rochmat et al, Jika karyawan mempunyai motivasi kerja tinggi
2013). maka ia akan bekerja dengan keras, tekun,
Dengan adanya pemberian insentif dari senang hati dan dedikasi tinggi sehingga
perusahaan, karyawan akan terdorong untuk hasilnya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
melaksanakan pekerjaannya dengan lebih Penelitian ini sejalan dengan yang telah
semangat sehingga akan meningkatkan dilakukan oleh Rahmatullah Burhanudin Wahab
kinerjanya. Semakin tinggi kinerja karyawan, (2012) yang menyatakn bahwa motivasi kerja
maka semakin tinggi pula pekerjaan yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap
dihasilkan. Penelitian ini sejalan dengan yang kinerja karyawan
telah dilakukan oleh Jessica Martha Kusuma
(2013) yang menyatakan bahwa insentif Pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap karyawan
kinerja karyawan Hasil pengujian diperoleh nilai t hitung untuk
variabel lingkungan sebesar 4,491 dengan nilai
Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja signifikansi sebesar 0,000 kurang dari 0,05,
karyawan sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini
Hasil pengujian diperoleh nilai t hitung untuk berarti hipotesis ketiga diterima yaitu disiplin
variabel motivasi kerja sebesar 2,255 dengan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja
nilai signifikansi sebesar 0,027 kurang dari 0,05, karyawan PT. Arisamandiri Pratama. Disiplin
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini kerja adalah menumbuhkan kesadaran bagi para
berarti hipotesis kedua diterima yaitu motivasi pekerjanya untuk melakukan tugas yang telah
kerja berpengaruh positif terhadap kinerja dibebankan, di mana pembentukannya tidak
karyawan PT. Arisamandiri Pratama. Menurut timbul dengan sendirinya, melainkan harus
Murty dan Hudiwinarsih (dalam Damayanti et al, dibentuk melalui pendidikan formal maupun non
2013), motivasi adalah pemberian dorongan- formal, serta motivasi yang ada pada setiap
dorongan individu untuk bertindak yang karyawan harus dikembangkan dengan baik
menyebabkan orang tersebut berprilaku dengan (Harlie, 2011). Kedisiplinan harus ditegakkan
cara tertentu yang mengarah pada tujuan. Setiap dalam suatu organisasi perusahaan, karena tanpa
peningkatan motivasi kerja pegawai akan dukungan disiplin karyawan yang baik, maka
memberikan peningkatan yang sangat berarti sulit perusahaan untuk mewujudkan tujuannya
(Fathoni, 2006 : 126-127). Disiplin kerja yang
baik mencerminkan besarnya rasa tanggung berpengaruh positif dan signifikan terhadap
jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang kinerja karyawan pada PT. Arisamandiri
diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah Pratama.
kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan 2. Secara bersama-sama variabel insentif,
organisasi. Penelitian ini sejalan dengan yang motivasi kerja, disiplin kerja, dan jaminan
telah dilakukan oleh Jessica Martha Kusuma sosial berpengaruh positif dan signifikan
(2013) menunjukkan bahwa disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada PT.
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Arisamandiri Pratama.
kinerja karyawan 3. Nilai koefisisen regresi variabel insentif,
motivasi kerja, disiplin kerja, dan jaminan
Pengaruh jaminan sosial terhadap kinerja sosial bertanda positif (+) menandakan
karyawan hubungan yang searah, dengan kata lain
Hasil pengujian diperoleh nilai t hitung untuk insentif, motivasi kerja, disiplin kerja, dan
variabel lingkungan sebesar 2,557 dengan nilai jaminan sosial akan meningkatkan kinerja PT.
signifikansi sebesar 0,012 kurang dari 0,05, Arisamandiri Pratama.
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini 4. Dari keempat variabel independen, disiplin
berarti hipotesis keempat diterima yaitu jaminan kerja memiliki pengaruh yang lebih besar
sosialberpengaruh positif terhadap kinerja terhadap kinerja karyawan PT. Arisamandiri
karyawan PT. Arisamandiri Pratama. Undang- Pratama. Hal itu dilihat dari besarnya nilai
Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun koefisien dari variabel disiplin kerja lebih
2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional besar dari pada varibel inependen lainnya.
ayat 1 menyatakan Jaminan Sosial adalah satu Sedangkan variabel independen yang
bentuk perlindungan sosial untuk menjamin memiliki pengaruh terendah terhadap kinerja
seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan karyawan PT. Arisamandiri Pratama adalah
dasar hidupnya yang layak. Jaminan sosial yang insentif
baik, mampu memberikan rasa aman dan
nyaman kepada para karyawan dalam bekerja Saran
sehingga mampu memberikan kinerja yang baik Hasil penelitian menunjukkan bahwa
bagi perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan variabel insentif memiliki pengaruh lebih rendah
yang telah dilakukan oleh Vendy Aries daripada variabel independen lainnya. Sehingga
Martcahyo, Wahyu Hidayat, dan Sri Suryoko disarankan kepada perusahaan untuk lebih
(2012) yang menyatakan bahwa jaminan sosial memberikan insentif terhadap karyawan seperti
berpengaruh positif dan signifikan terhadap memberikan bonus kepada karyawan,
kinerja karyawan memberikn penghargaan dan memberikan
kesempatan yang lebih luas untuk promosi pada
PENUTUP karyawannya agar karyawan lebih meningkatkan
kinerjanya dan menguntungkan bagi perusahaan.
Kesimpulan
1. Secara parsial varibel insentif, motivasi kerja,
disiplin kerja, dan jaminan sosial
Keterbatasan Penelitian I Bandar Lampung”. Jurnal Organisasi dan
Penelitian ini masih mempunyai Manajemen. Volume 2, Nomor 1, Halaman
keterbatasan-keterbatasan. Adanya keterbatasan 54-66.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis
ini, diharapkan dapat dilakukan perbaikan untuk Multivariate Dengan Program SPSS. BP
penelitian yang akan datang. Berdasarkan hasil Universitas Diponegoro, Semarang.
menunjukkan bahwa kinerja karyawan PT. Harlie, M. 2011. “Pengaruh Disiplin Kerja,
Arisamandiri Pratama dipengaruhi empat Motivasi dan Pengembangan Karier
variabel independen (insentif, motivasi kerja, terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil pada
Pemerintah Kabupaten Tabalong di
disiplin kerja dan jaminan sosial) sebesar 51,5 Tanjung Kalimantan Selatan”. Jurnal
persen dan sisanya sebesar 48,5 persen Aplikasi Manajemen. Volume 10, Nomor 4,
dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Halaman 860-867.
Walaupun cukup tinggi yaitu lebih dari 50 Hasibuan, Melayu S.P. 1996. Organisasi dan
persen, tetapi masih perlu dilakukan penelitian Motivasi : Dasar Peningkatan Produktifitas.
PT. Bumi Aksara, Jakarta.
lebih dengan penambahan variabel baru, seperti Kusuma, Jessica Martha. 2013. “Pengaruh
kepuasan kerja. Untuk penelitian yang akan Insentif, Motivasi kerja dan Disiplin Kerja
datang sebaiknya penelitian dilakukan tidak terhadap Kinerja Karyawan PT.
hanya karyawan PT. Arisamandiri Pratama dan Sidomuncul Semarang”. Jurnal Dinamika
dapat menambahkan beberapa variabel diluar Manajemen. Volume 7, Nomor 6.
Mahesa, Deewar. 2010. Analisis Pengaruh
penelitian ini, seperti kepuasan kerja sehingga Motivasi dan Kepuasan Kerja terhadap
akan menghasilkan bukti empiris yang berbeda. Kinerja Karyawan dengan Lama Kerja
sebagai variabel Moderating Pada PT.
Coca Cola Amatil Indonesia. Skripsi
DAFTAR PUSTAKA Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro
Semarang.
Arifianto, Alex. 2004. “Reformasi Sistem Martcahyo, Vendy Aries, Wahyu Hidayat dan
Jaminan Sosial di Indonesia: Sebuah Sri Suryoko. 2012. “Pengaruh Pelatihan
Analisis Atas Rancangan Undang-Undang Kerja, Jaminan Sosial dan Insentif terhadap
Jaminan Sosial Nasional (RUU Kinerja Karyawan Bagian Produksi PT.
Jamsosnas)”. Lembaga Penelitian SMERU, Fumira Semarang”. Jurnal Ilmu
Jakarta. Administrasi Bisnis. Volume 8, Nomor 1.
Damayanti, Agiel Puj , Susilaningsih dan Sri Nafrizal, A. Rahman Lubis dan Sofyan Idris.
Sumaryati. 2013. “Pengaruh Kompensasi 2012. “Pengaruh Insentif, Motivasi Kerja,
dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan Gaya Kepemimpinan dan Budaya
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Organisasi terhadap Kepuasan Kerja serta
Surakarta”. JUPE UNS. Volume 2, Nomor Dampaknya pada Kinerja Personil POLRI
1, Halaman 155-168. pada Satuan Kerja Biro Operasi
Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Manajemen MAPOLDA Aceh”. Jurnal Manajemen
Sumber Daya Manusia. PT. Rineka Cipta, Pasca Sarjana Universitas Syiah Kuala.
Jakarta. Volume 2, Nomor 1, Halaman 52-67.
Fauziah, Hujaimatul. 2012. “Pengaruh Insentif Rochmat, Kurniya Budi, Djamhur Hamid dan
dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Mochammad Soe’oed Hakam.2013.
Pegawai pada Kantor Dinas Bina Marga “Pengaruh Pemberian Insentif terhadap
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III Kinerja Pustakawan di Perpustakaan
Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah Daerah Provinsi Jawa Tengah”. Jurnal
Program Studi Ilmu Perpustakaan,
Universitas Diponegoro Semarang. Volume
1, Nomor 1.
Simanjuntak, Payman J. 2011. Manajemen
Hubungan Industrial. Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
Jakarta.
Sumbangsih, Nining dan Malta Nelisa. 2013.
“Pengaruh pemberin Insentif terhadap
Motivasi Kerja Pustakawan di Perpustakaan
Universitas Bung Hatta Padang”. Jurnal
Ilmu Informasi Perpustakaan dan
Kearsipan. Volume 2, Nomor 1, Halaman
178-185.
Tambunan, Vellina. 2012. Analisis pengaruh
pendidikan, upah, insentif, jaminan sosial
dan pengalaman kerja terhadap
produktifitas tenaga kerja di Kota
Semarang. Skripsi Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas Diponegoro Semarang.
Wahab, Rahmatullah Burhanudin. 2012.
Pengaruh kepuasan kerja dan motivasi
kerja terhadap kinerja karyawan PT. Bank
Mandiri (Persero) Tbk Makassar. Skripsi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Hasanuddin Makassar.
Wasisto, Edhi. 2014. “Pengaruh Insentif
terhadap Motivasi Kerja dan Kinerja Pegawai
STIE Adi Unggul Bhirawa Surakarta”.
ADVANCE Edisi Pebruari 2014.

Anda mungkin juga menyukai