Anda di halaman 1dari 11

No. 44 / Th.

XXV / April 2018 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi

ANALISIS PENGARUH INSENTIF, KEBIJAKAN PERUSAHAAN DAN


LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. PRIMA
DATA SEMESTA SEMARANG.

Riki Rifangga* & Haryani**


STIE Dharmaputra Semarang

ABSTRACT
The purpose of this study is to determine the effect of incentives, corporate policies and work
environment on employee performance. This study examines the population amounted to 56
respondents taken from employees of PT. Prima Data Semesta Semarang. The samples taken by all
members of the population using a saturated sampling technique. Data analysis tool of this research
use doubled linear regression. The results of the analysis indicate that there is a positive and
significant influence between incentives on employee performance. This is indicated by t arithmetic
bigger than t table that is 6,505> 1,676, with value of sig. = 0,000 < 0.05 (significant). The magnitude
of β1 0.714 (marked positive) means the higher the incentive, the higher the employee's performance.
There is a positive and significant influence between company policy on employee performance. It is
shown t count bigger than t table that is 1,746> 1,676, with value of sig. As big as 0.047 <0.05
(significant). The magnitude of β2 0.234 (marked positive) means the better the company policy, the
higher the employee's performance. The work environment has no effect on employee performance. It
is shown by t count smaller than t table that is 0,261 < 1,679, with value of sig. 0.795 > 0.05 (not
significant).

Keywords: Incentives, company policies, work environment, and employee performance

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh insentif, kebijakan perusahaan dan
lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan.Penelitian ini meneliti populasi berjumlah 56 responden
yang diambil dari karyawan PT. Prima Data Semesta Semarang. Adapun sampel yang diambil seluruh
anggota populasi dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Alat analisis data penelitian ini
menggunakan regresi linier berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara insentif terhadap kinerja karyawan. Hal ini ditunjukan dengan t hitung lebih besar
dari t tabel yaitu 6,505 > 1,676, dengan nilai sig. = 0,000 < 0,05 (signifikan). Besarnya β1 0,714
(bertanda positif) artinya semakin tinggi insentif , maka akan semakin tinggi kinerja
karyawan.Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kebijakan perusahaan terhadap kinerja
karyawan. Hal ini ditunjukan t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 1,746 > 1,676, dengan nilai sig.
Sebesar 0,047 < 0,05 (signifikan). Besarnya β2 0,234 (bertanda positif) artinya semakin baik kebijakan
perusahaan, maka akan semakin tinggi kinerja karyawan. Lingkungan kerja tidak berpengaruh
terhadap kinerja karyawan. Hal ini ditunjukan dengan t hitung lebih kecil dari t tabel yaitu 0,261
<1,679, dengan nilai sig. 0,795 > 0,05 (tidak signifikan).

Kata kunci: Insentif, kebijakan perusahaan, lingkungan kerja, dan kinerja karyawan

Latar Belakang Masalah sesungguhnya dalam suatu organisasi


Keberhasilan suatu perusahaan karena jika tidak ada kinerja maka tujuan
dalam menjalankan visi misinya organisasi tidak dapat tercapai. Kinerja
merupakan impian setiap pelaku usaha. perlu dijadikan sebagai bahan evaluasi
Guna mencapai itu semua, perusahaan bagi pemimpin untuk mengetahui tinggi
haruslah menyiapkan sumber daya rendahnya kinerja yang ada pada
manusia yang handal dan kompeten organisasi.
sehingga kinerja suatu perusahaan optimal. Kinerja karyawan adalah
Kinerja menjadi landasan yang pemanfaatan sumber daya manusia yang di
* Mahasiswa STIE Dharmaputra Semarang ** Dosen STIE Dharmaputra Semarang
115
No. 44 / Th. XXV / April 2018 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi

dukung oleh sarana dan prasarana dalam yang berlaku bagi karyawan. (Sondang P,
jumlah tertentu yang secara sadar 2008).
ditetapkan sebelumnya untuk Selain insentif yang mempengaruhi
menghasilkan tujuan organisasi yang kinerja karyawan, kebijakan oleh
optimal. Kinerja menunjukkan perusahaan sangat menentukan kinerja
keberhasilan dari segi tercapai tidaknya karyawan tersebut.Untuk mencapai kinerja
sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil karyawan yang tinggi, maka perlu
kegiatan semakin mendekati sasaran, kebijakan yang strategis. Carl J Federick
berarti makin tinggi kinerjanya. Untuk sebagaimana dikutip Leo Agustino (2008)
mencapai tujuan organisasi tentunya mendefinisikan kebijakan sebagai
dituntut kinerja seluruh karyawan yang serangkaian tindakan/kegiatan yang
baik (Siagian (2008). diusulkan seseorang, kelompok dalam
Kinerja karyawan menurut suatu lingkungan tertentu dimana terdapat
Mangkunegara (2009) merupakan hasil hambatan-hambatan (kesulitan-kesulitan)
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dan kesempatan-kesempatan terhadap
dicapai oleh seorang karyawan dalam pelaksanaan usulan kebijaksanaan tersebut
melaksanakan tugasnya sesuai dengan dalam rangka mencapai tujuan tertentu
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. seperti kinerja, produktivitas suatu
Tinggi atau rendahnya kinerja karyawan kelompok, organisasi, perusahaan ataupun
dipengaruhi oleh tingkat penghasilan, negara. Menurut Edi Suharto (2008).
dimana insentif merupakan salah satu Kebijakan perusahaan merupakan sarana
penghasilan karyawan.Untuk dapat untuk meningkatkan kinerja karyawan..
tercapainya tujuan suatu perusahaan, maka Kebijakan merupakan pedoman yang
perlu adanya dorongan dari perusahaan menjabarkan hukum-hukum, peraturan-
agar karyawan mampu bekerja dengan peraturan, sasaran-sasaran, dan bisa
baik, dan salah satu dorongan itu adalah dipergunakan oleh pihak manajer untuk
dengan memenuhi keinginan-keinginan pengambilan keputusan. Kebijakan
karyawan salah satunya dengan perusahaan harus fleksibel dan gampang
mengupayakan insentif yang besarannya diinterpretasikan dan dimengerti oleh
proposional dan juga bersifat progresif semua karyawan. Dengan kebijakan yang
yang artinya sesuai dengan jenjang karir, tepat,maka kinerja yang diharapkan akan
karena insentif sangat diperlukan untuk terwujud.
memacu produktivitas para karyawan agar Faktor berikutnya yang
selalu berada pada tingkat tertinggi mempengaruhi kinerja karyawan adalah
(optimal) sesuai kemampuan masing- faktor lingkungan kerja. Menurut
masing. Fungsi utama dari insentif adalah Mangunegara (2011) lingkungan kerja
untuk memberikan tanggung jawab dan mempengaruhi kinerja seseorang seperti
dorongan kepada karyawan. Insentif perilaku, sikap, dan tindakan-tindakan
menjamin bahwa karyawan akan rekan kerja, bawahan atau pimpinan,
mengarahkan usahanya untuk mencapai fasilitas kerja dan iklim organisasi. Render
tujuan organisasi. Guna mendorong & Heizer (2001), lingkungan kerja
produktivitas kerja yang lebih tinggi, merupakan lingkungan fisik tempat
banyak organisasi yang menganut sistem pegawai bekerja yang mempengaruhi
insentif sebagai bagian dari sistem imbalan kinerja, keamanan dan mutu kehidupan

116
No. 44 / Th. XXV / April 2018 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi

kerja mereka. Lingkungan kerja yang signifikan terhadap kinerja karyawan.


kondusif memberikan rasa aman dan Selanjutnya pengaruh lingkungan kerja
memungkinkan para karyawan untuk dapat terhadap kinerja karyawan dibuktikan
bekerja optimal. Lingkungan kerja dapat dalam penelitian Edasa dan Putra (2015)
mempengaruhi emosi karyawan, jika yang menunjukkan bahwa terdapat
karyawan menyenangi lingkungan kerja pengaruh positif dan signifikan antara
dimana ia bekerja, maka karyawan tersebut variable lingkungan kerja terhadap kinerja
akan betah di tempat bekerjanya untuk karyawan.
melakukan aktivitas sehingga waktu kerja Salah satu perusahaan yang
dipergunakan secara efektif dan optimal memperhatikan tingkat insentif, kebijakan
prestasi kerja karyawan juga tinggi. dan lingkungan kerja dalam meningkatkan
Lingkungan kerja tersebut mencakup kinerja karyawannya adalah PT. Prima
hubungan kerja yang terbentuk antara Data Semesta.
sesama karyawan dan hubungan kerja PT. Prima Data Semesta merupakan
antar bawahan dan atasan serta lingkungan perusahaan yang bergerak dibidang
fisik tempat pegawai bekerja. pengadaan material service perangkat
Penelitian terdahulu yang membahas electronik PLN dan jaringan. Dalam
tentang pengaruh insentif terhadap kinerja memotivasi karyawannya agar mampu
karyawan telah dibuktikan dalam menghasilkan kerja yang maksimal,
penelitian yang dilakukan Diviani (2015) perusahaan ini memberikan tingkat insentif
yang menunjukkan bahwa insentif yang proposional, kebijakan perusahaan
berpengaruh positif dan signifikan yang mampu mendorong kelancaran
terhadap kinerja karyawan. Kemudian pekerjaan dan menciptakan kondisi
pengaruh kebijakan terhadap kinerja lingkungan yang kondusif. Untuk
karyawan telah dibuktikan dalam mengetahui kinerja karyawan, berikut ini
penelitian yang dilakukan oleh Sumaryati disajikan data kinerja karyawan PT. Prima
(2007), yang menunjukkan bahwa Data Semesta dalam kurun lima tahun
kebijakan berpengaruh positif dan terakhir.
Tabel 1.1
Kinerja Karyawan PT. Prima Data Semesta
Periode 2012- 2016
Jumlah Pekerjaan Pelaksanaan Pengadaan
Material service perangkat Persentase
Th Pengadaan Material
Tepat Terlambat Keterlambatan
service Perangkat
waktu
2012 398 395 3 0,75%
2013 231 229 2 0,86%
2014 156 150 6 3,84%
2015 254 249 5 1,96%
2016 158 149 9 5,69%
Sumber: Laporan Tahunan PT. Prima Data Semesta Semarang

Berdasarkan tabel diatas mengalami fluktuatif. Keterlambatan


menunjukkan kinerja karyawan PT. Prima pengadaan material service perangkat
Data Semesta periode 2012–2016 tertinggi ditunjukkan pada tahun 2016

117
No. 44 / Th. XXV / April 2018 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi

yaitu sebanyak 9 keterlambatan atau Mondy (2008) Manajemen Sumber Daya


5,69%. Sedangkan jumlah keterlambatan manusia (MSDM) adalah pemanfaatan
terendah terjadi pada tahun 2013 dengan 2 sejumlah individu untuk mencapai tujuan-
keterlambatan atau 0,86%. tujuan organisasi. Konsekuensinya, para
Permasalahan yang terjadi di PT. manajer di setiap tingkat harus melibatkan
Prima Data Semesta tersebut perlu diri mereka dengan Manajemen Sumber
dianalisis lebih lanjut. Faktor-faktor apa Daya Manusia. Manajemen sumber daya
saja yang menjadi penyebab keterlambatan manusia juga menyangkut desain dan
tersebut. Untuk itu penelitian yang implementasi sistem perencanaan,
diajukan berjudul: Analisis Pengaruh penyusunan karyawan, pengembangan
Insentif, Kebijakan Perusahaan dan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi
Lingkungan Kerja terhadap Kinerja kinerja, kompensasi karyawan dan
Karyawan pada PT. Prima Data Semesta hubungan ketenagakerjaan yang baik.
Semarang. Manajemen sumber daya manusia
melibatkan semua keputusan dan praktek
Perumusan Masalah manajemen yang mempengaruhi secara
1. Apakah insentif berpengaruh terhadap langsung sumber daya manusianya.
kinerja karyawan? Untuk mengelola sumber daya
2. Apakah kebijakan perusahaan manusia yang baik dalam meningkatkan
berpengaruh terhadap kinerja kinerja karyawan perlu diperhatikan
karyawan? beberapa faktor seperti insentif karyawan,
3. Apakah lingkungan kerja berpengaruh kebijakan perusahaan, maupun lingkungan
terhadap kinerja karyawan? kerja yang ada di perusahaan.

Tujuan Penelitian Insentif


1. Untuk mengetahui pengaruh insentif Menurut Sarwoto (2010) insentif
terhadap kinerja karyawan? merupakan suatu sarana motivasi dapat
2. Untuk mengetahui pengaruh kebijakan diberi sarana perangsang atau pendorong
perusahaan terhadap kinerja yang diberikan sengaja kepada para
karyawan? pekerja agar dalam diri mereka timbul
3. Untuk mengetahui pengaruh semangat yang lebih besar untuk
lingkungan kerja terhadap kinerja berprestasi bagi organisasi. Wirawan
karyawan? (2008), insentif adalah perangsang yang
ditawarkan kepada para karyawan untuk
Manajemen Sumber Daya Manusia melaksanakan kerja sesuai atau lebih tinggi
Manajemen sumber daya manusia, dari standar-standar yang telah ditetapkan.
disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau Gary Dessler (2006), insentif adalah
cara bagaimana mengatur hubungan dan ganjaran finansial yang diberikan kepada
peranan sumber daya (tenaga kerja) yang karyawan yang tingkat produksinya
dimiliki oleh individu secara efisien dan melampaui standar yang telah ditetapkan
efektif serta dapat digunakan secara sebelumnya. Moekijat (2010), insentif
maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) yang bentuknya sederhana adalah standar
bersama perusahaan, karyawan dan potongan yang menghubungkan
masyarakat menjadi maksimal. Menurut pendapatan dengan produktifitas dan dapat

118
No. 44 / Th. XXV / April 2018 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi

menggunakan premi, bonus atau sumber daya manusia. Lingkungan kerja


bermacam-macam standar untuk yang nyaman dapat meningkatkan kinerja
memberikan imbalan jasa kepada karyawan, tetapi jika lingkungan kerja
pelaksanaan pekerjaan yag lebih baik. tidak nyaman dapat mempengaruhi
Mangkunegara (2011), mengemukakan turunnya kinerja karyawan. Lewa dan
bahwa insentif adalah tambahan balas jasa Subowo (2005), lingkungan kerja
yang diberikan karyawan tertentu yang didesain sedemikian rupa agar dapat
prestasinya diatas prestasi standar. Insentif tercipta hubungan kerja yang mengikat
ini merupakan alat yang dipergunakan pekerja dengan lingkungannya.
pendukung prinsip adil dalam pemberian Lingkungan kerja yang baik yaitu apabila
kompensasi. karyawan dapat melaksanakan kegiatan
secara optimal, sehat, aman dan nyaman.
Kebijakan Perusahaan Lingkungan kerja yang kurang baik dapat
Kebijakan perusahaan adalah menuntut tenaga kerja serta waktu yang
pedoman yang menjabarkan hukum- lebih banyak dan tidak mendukung
hukum, peraturan-peraturan, sasaran- diperolehnya rencangan sistem kerja yang
sasaran, dan bisa dipergunakan oleh pihak efisien. Nitisemito (2008) mendefinisikan
manajer untuk pengambilan keputusan. lingkungan kerja sebagai segala sesuatu
Kebijakan perusahaan harus fleksibel dan yang ada disekitar para pekerja yang dapat
gampang diinterpretasikan dan dimengerti mempengaruhi dirinya dalam menjalankan
oleh semua karyawan. (Edi Suharto 2008). tugas-tugas yang diembankan.
Lanjut Edi Suharto (2010) menyatakan Menurut Sedarmayati (2009) definisi
bahwa kebijakan adalah suatu ketetapan lingkungan kerja adalah sebagai berikut:
yang memuat prinsip-prinsip untuk lingkungan kerja adalah keseluruhan alat
mengarahkan cara bertindak yang dibuat perkakas dan bahan yang dihadapi,
secara terencana dan konsisten dalam lingkungan sekitarnya di mana seseorang
mencapai tujuan tertentu. bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan
Carl J Federick sebagaimana dikutip kerjanya baik sebagai perseorangan
Leo Agustino (2008) mendefinisikan maupun sebagai kelompok. Menurut
kebijakan sebagai serangkaian Schultz (2007) lingkungan kerja diartikan
tindakan/kegiatan yang diusulkan sebagai suatu kondisi yang berkaitan
seseorang, kelompok atau pemerintah dengan ciri-ciri tempat bekerja terhadap
dalam suatu lingkungan tertentu dimana perilaku dan sikap pegawai dimana hal
terdapat hambatan-hambatan (kesulitan- tersebut berhubungan dengan terjadinya
kesulitan) dan kesempatan-kesempatan perubahan-perubahan psikologis karena
terhadap pelaksanaan usulan kebijaksanaan hal-hal yang dialami dalam pekerjaannya
tersebut dalam rangka mencapai tujuan atau dalam keadaan tertentu yang harus
tertentu seperti kinerja, produktivitas suatu terus diperhatikan oleh organisasi yang
kelompok, organisasi, perusahaan ataupun mencakup kebosanan kerja, pekerjaan
negara. yang monoton dan kelelahan.

Lingkungan Kerja Kinerja Karyawan


Lingkungan Kerja adalah salah satu Rivai dan Basri (2009) kinerja adalah
hal yang penting dalam manajemen hasil atau tingkat keberhasilan seseorang

119
No. 44 / Th. XXV / April 2018 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi

secara keseluruhan selama periode tertentu oleh seseorang pegawai dalam


dalam melaksanakan tugas dibandingkan melaksanakan tugasnya sesuai dengan
dengan berbagai kemungkinan, seperti tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
standar hasil kerja, target atau sasaran atau Menurut Wibowo (2010) Mengemukakan
kriteria yang telah. Berdasarkan paparan bahwa kinerja karyawan adalah tentang
diatas kinerja adalah suatu hasil yang melakukan pekerjaan dan hasil yang
dicapai seseorang dalam melaksanakan dicapai dari pekerjaan tersebut.
tugas-tugas yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman dan kesungguhan Kerangka Pikir
serta waktu menurut standar dan kriteria Kerangka pikir adalah penjelasan
yang telah ditetapkan sebelumnya. sementara terhadap suatu gejala yang
Mathis dan Jackson (2006) menjadi objek permasalahan kita. (Usman
menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya dan Purnomo, 2008) Kerangka pikir dalam
adalah apa yang dilakukan atau tidak penulisan penelitian ini dapat digunakan
dilakukan pegawai. Manajemen kinerja sebagai acuan dalam menganalisis hasil
adalah keseluruhan kegiatan yang penelitian. Variabel yang dibahas dalam
dilakukan untuk meningkatkan kinerja pemulisan penelitian ini adalah variabel
perusahaan atau organisasi, termasuk bebas meliputi insentif (X1), kebijakan
kinerja masing-masing individu dan perusahaan (X2) dan lingkungan kerja (X3),
kelompok kerja di perusahaan tersebut. sedangkan variabel terikat yaitu kinerja
Anwar Prabu Mangkunegara (2011), karyawan (Y). Adapun kerangka pikir dari
kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja permasalahan tersebut dapat penulis
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai gambarkan sebagai berikut :

Kerangka pikir

Insentif (X1)
H1

X1
Kebijakan Perusahaan (X2) Kinerja Karyawan (Y1)
H2
Y

Lingkungan Kerja (X3) H3

Sumber: Dikembangkan untuk penelitian

Hipotesis H3: Lingkungan kerja berpengaruh positif


H1: Insentif berpengaruh positif terhadap terhadap kinerja karyawan pada PT.
kinerja karyawan pada PT. Prima Data Prima Data Semesta Semarang.
Semesta Semarang.
H2: Kebijakan perusahaan berpengaruh
positif terhadap kinerja karyawan pada
PT. Prima Data Semesta Semarang.

120
No. 44 / Th. XXV / April 2018 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi

METODE PENELITIAN sebagian dari jumlah dan karakteristik


Jenis dan sumber data yang dimiliki oleh populasi tersebut
Berdasarkan skala, jenis data yang (Sugiyono, 2008). Penelitian ini populasi
digunakan untuk mengukur variabel- yang digunakan adalah karyawan PT.
variabel yang diuji adalah data berskala Prima Data Semesta Semarang sebanyak
ordinal. Berdasarkan sumber 56 karyawan.
perolehannya, data dapat dibedakan
menjadi data primer dan sekunder. Data Sampel
primer yaitu data yang dikumpulkan jumlah sampel pada penelitian ini
sendiri oleh peneliti, sedangkan data adalah sebanyak 56 karyawan dan teknik
sekunder yaitu data yang tidak samplingnya adalah teknik sampling jenuh.
dikumpulkan sendiri oleh peneliti misalnya
data dari Biro Pusat Statistik, majalah, Variabel Penelitian
keterangan-keterangan atau publikasi 1. Variabel independen (bebas) dalam
lainnya. penelitian ini adalah insentif (X1),
kebijakan perusahaan (X2) dan
Populasi dan Sampel lingkungan kerja (X3).
Populasi 2. Variabel dependen (terikat) dalam
Populasi adalah wilayah generalisasi penelitian ini adalah kinerja karyawan
yang terdiri dari atas obyek atau subyek (Y1)
yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah

Hasil Dan Pembahasan


Uji Validitas
Tabel 2
Hasil Uji Validitas
Variabel, indikator r hitung r tabel Keterangan
Insentif (X1)
X1.1 0,742 0,226 Valid
X1.2 0,757 0,226 Valid
X1.3 0,682 0,226 Valid
X1.4 0,751 0,226 Valid
Kebijakan Perusahaan (X2)
X2.1 0,344 0,226 Valid
X2.2 0,280 0,226 Valid
X2.3 0,743 0,226 Valid
X2.4 0,779 0,226 Valid
X2.5 0,728 0,226 Valid
Lingkungan kerja (X3)
X3.1 0,660 0,226 Valid
X3.2 0,674 0,226 Valid
X3.3 0,486 0,226 Valid
X3.4 0,497 0,226 Valid
Kinerja Karyawan (Y1)
Y1.1 0,580 0,226 Valid
Y1.2 0,649 0,226 Valid
Y1.3 0,764 0,226 Valid
Y1.4 0,548 0,226 Valid
Sumber : data primer diolah 2018

121
No. 44 / Th. XXV / April 2018 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi

Hasil uji validitas menunjukkan Dengan hasil ini maka kuesioner yang
bahwa dari korelasi jawaban responden di digunakan variabel insentif, kebijakan
setiap item pertanyaan dengan nilai total perusahaan, lingkungan kerja dan kinerja
jawaban responden menghasilkan nilai karyawan dinyatakan valid sebagai alat
yang signifikan yaitu r hitung > r tabel. ukur variabel.

Uji Reliabilitas
Tabel 3
Uji Reabilitas
Variabel Cronbach,salpha R standart Keterangan
Insentif 0,875 0,70 Reliabel
Kebijakan perusahaan 0,782 0,70 Reliabel
Lingkungan kerja 0,769 0,70 Reliabel
Kinerja Karyawan 0,812 0,70 Reliabel
Sumber: Data primer diolah 2018

Berdasarkan hasil uji reliabilitas ini dapat dilihat oleh cronback alpha > 0,7.
menunjukkan bahwa jawaban dari Dengan hasil ini maka, jawaban
responden menunjukkan konsistensi, hal dinyatakan reliabel.

Uji kelayakan Model


Koefisien Determinasi (adjusted R2)

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


1 .960a .922 .918 .51672
Sumber: data primer diolah 2018

Hasil pengujian menunjukkan nilai sedangkan sisanya sebesar 8,2% dijelaskan


Adjusted R square sebesar 0,918 hal ini oleh variabel lain diluar variabel
berarti bahwa perubahan variabel kinerja independent tersebut seperti sarana
karyawan sebesar 91,8 % dapat dijelaskan prasarana, beban kerja, komunikasi dan
oleh ketiga variabel independent (isentif, lain-lain.
kebijakan perusahaan dan disiplin kerja)

Uji F

Model Sum of Df Mean F Sig.


Squares square
1. Regression 164.955 3 54.985 205.935 .000b
Residual 13.884 52 .267
Total 178.839 55
Sumber: data primer diolah 2018

Berdasarkan data Anova 205,935 > 2,76 (n-k-1 = 56-3-1 = 52), a =


menunjukkan nilai F hitung sebesar 0,05) dengan angka signifikan 0,000 <

122
No. 44 / Th. XXV / April 2018 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi

0,05 (signifikan), dengan demikian model layak untuk dianalisis lebih lanjut.

Uji Hipotesis (Uji t)

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 Constant) .805 .578 1.393 .169
x1 .682 .105 .714 6.505 .000
x2 .234 .134 .234 1.746 .047
x3 .022 .084 .026 .261 .795
Sumber;: data primer diolah 2018

Berdasarkan tabel diatas, dapat terhadap kinerja karyawan. Lingkungan


disimpulkan: kerja dalam perusahaan yang panas dan
1. Pengujian hipotesis 1 (H1): pengaruh kering sehingga tidak mempengaruhi
insentif terhadap kinerja karyawan. kinerja karyawan.
Berdasarkan tabel diatas, nilai t hitung
lebih besar dari t table yaitu 6,505 > Analisis Regresi Berganda
1,676 (df = n-k-1 = 56-3-1 = 52), Y = 0,714X1 + 0,234X2 + 0,026X3 + e
dengan nilai sig. Sebesar 0,000 < 0,05 1. Besarnya β1 = 0, 714 (bertanda positif)
(signifikan). Dengan demikian maka dengan signifikansi 0,000 artinya
hipotesis 1 (H1) bahwa insentif semakin tinggi insentif, maka akan
berpengaruh positif terhadap kinerja semakin tinggi kinerja karyawan.
karyawan terbukti. 2. Besarnya β2 = 0,234 (bertanda positif)
2. Pengujian hipotesis 2 (H2): Pengaruh dengan signifikansi 0,047 artinya
kebijakan perusahaan terhadap kinerja semakin tepat kebijakan perusahaan,
karyawan. Berdasarkan tabel diatas, maka akan semakin tinggi kinerja
nilai t hitung sebesar 1,746 > t tabel karyawan.
yaitu yaitu 1,676 (df = n-k-1 = 56-3-1 = 3. Besarnya β3 = 0,026 (bertanda positif)
52), dengan nilai sig. Sebesar 0,047 < dengan signifikansi 0,795.
0,05 (signifikan). Dengan demikian
maka hipotesis 2 (H2) bahwa kebijakan Simpulan
perusahaan berpengaruh positif 1. Hipotesis yang menyatakan bahwa
terhadap kinerja karyawan terbukti. insentif berpengaruh positif dan
3. Pengujian hipotesis 3 (H3): Pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan
lingkungan kerja terhadap kinerja pada PT. Prima Data Semesta
karyawan. Berdasarkan tabel diatas, Semarang terbukti karena t hitung
nilai t hitung sebesar 0,261 < t tabel lebih besar dari t tabel. Berdasarkan
yaitu 1,676 (df = n-k-1 = 56-3-1 = 52), hasil uji regresi berganda, besarnya β1
dengan nilai sig. Sebesar 0,795 > 0,05 bertanda positif, artinya artinya
(tidak signifikan). Dengan demikian semakin tinggi insentif, maka akan
maka hipotesis 3 (H3) bahwa semakin tinggi kinerja karyawan.
lingkungan kerja tidak berpengaruh

123
No. 44 / Th. XXV / April 2018 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi

2. Hipotesis yang menyatakan bahwa DAFTAR PUSTAKA


kebijakan perusahaan berpengaruh Agustino, Leo. 2008. Dasar-dasar
positif dan signifikan terhadap kinerja Kebijakan Publik. Bandung:
Alfabeta
karyawan pada PT. Prima Data
Semesta Semarang terbukti karena t Dessler, Garry. 2006. Manajemen Sumber
hitung lebih besar dari t tabel. Daya Manusia Jilid 2, Edisi ke-7.
Berdasarkan hasil uji regresi berganda, Alih bahasa: Benyamin Mollan.
besarnya β2 bertanda positif, artinya Jakarta:Prehalindo
semakin baik kebijakan perusahaan,
maka akan semakin tinggi kinerja Diviani, Gracetiara Mera. 2015. Analisis
Pengaruh Insentif terhadap Kinerja
karyawan.
Karyawan dengan Kepuasan Kerja
3. Lingkungan kerja tidak berpengaruh sebagai Variabel Mediasi (Studi
terhadap kinerja karyawan pada PT. pada karyawan Perusahaan Air
Prima Data Semesta Semarang. Hal ini Minum Kabupaten Jepara.
ditunjukkan dengan t hitung lebih Universitas Diponegoro
kecil dari t tabel. Hasil hipotesis ini
sesuai dengan kondisi yang ada. Edasa, Putra dkk. 2015. Pengaruh Gaya
Kepemimpinan, Lingkungan Kerja
Karyawan PT. Prima Data Semesta
dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja
Semarang mayoritas bekerja di Pegawai LPP-RRI Bukittinggi.
lapangan yang mana lingkungan yang
dihadapi adalah lingkungan terbuka Edi Suharto, Ph.D. 2010. Analisa
yang bercuaca panas dan beresiko Kebijakan Publik panduan praktis
tinggi. Karyawan sudah terbiasa mengkaji masalah dan kebijakan
public, Bandung:Alfabeta.
dengan kondisi ini, jadi kondisi ini
tidak berpengaruh terhadap kinerja Lewa, Eka I dkk. 2005. Pengaruh
karyawan. Kepemimpinan, Lingkungan Kerja
Fisik dan Kompensasi terhadap
Saran Kinerja Karyawan di PT. Pertamina
1. Mempertahankan jumlah insentif yang (Persero) Daerah Operasi Hulu
diberikan kepada karyawan, karena Bagian Barat. Cirebon. Jurnakl
Kajian Bisnis dan Manajemen
dari hasil penelitian ini pengaruh
insentif terhadap kinerja karyawan Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009.
tergolong tinggi. Manajemen Sumber daya manusia.
2. Memberikan kebijakan perusahaan Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.
yang lebih tepat, yaitu memberikan
kebijakan yang dapat mengayomi Mathis, R. L. 2006. Human Resource
seluruh karyawan. Mnagement : Manajemen Sumber
Daya Manusia. Terjemahan Dian
3. Kenyamanan lingkungan kerja perlu Angelia. Jakarta : Salemba Empat
ditingkatkan dengan cara fasilitas
kerja yang lebih lengkap. Moekijat. 2010. Manajemen Sumber daya
manusia. Bandung : CV. Mandar
Maju

124
No. 44 / Th. XXV / April 2018 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi

Mondy, R. Wayne. 2008. Manajemen


Sumber Daya Manusia. Terjemahan
Edisi Kesepuluh jilid 1. Jakarta :
Erlangga

Nitisemito, Alex S. 2008. Manajemen


Personalia (Manajemen Sumber
Daya Manusia, Edisi kelima,
Cetakan Keempat Belas. Jakarta :
Ghalia Indonesia

Render, Barry. 2001. Prinsip-prinsip


Manajemen Operasi. Jakarta: PT.
Salemba Empat

Sarwoto. 2010. Manajemen Sumber Daya


Manusia.Bandung : Pustaka.

Schultz, Duane. 2007. Working Condition


and Work Today. Sixth Edition,
Willey and Sons, Inc

Sedarmayanti. 2009. Manajemen Sumber


Daya Manusia: dasar kunci
keberhasilan.Jakarta: Haji Masagung

Siagian, sondang P. 2008.Manajemen


Sumber Daya Manusia. Jakarta:CV.
Alfabeta

Sulistiyani, Ambar Teguh. Manajemen


Sumber Daya Manusia. Yogyakarta :
Graha Ilmu,.

Sumaryati, Kadek. 2007. Analisis


Pengaruh Kebijakan Manajemen
terhadap Kepuasan dan Kinerja
Karyawan RS Perkebunan (Jember
Klinik) PT. Perkebunan Nusantara X
(Persero) – Jember. Universitas
Jember

Wibowo.2010. Manajemen Sumber Daya


Manusia. Jakarta :PT. Elex Media
Komputindo

Wirawan. 2008. Budaya dan Iklim


Organisasi. Jakarta. Salemba

125

Anda mungkin juga menyukai