Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH PELATIHAN, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA

KARYAWAN PT ETIKA SEJAHTERA SIDOARJO

Oleh:
Mukhamad Arif Dwi Prasetyo
NIM : 16210406
Email : arifdwiprase@gmail.com

Program Studi Manajemen


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika Surabaya

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the effect of training, motivation and the environment on
the performance of employees at PT Etika Sejahtera Sidoarjo, both simultaneously and partially. This
type of research is a quantitative paradigm, because it supports the testing of theory-research through
testing research variables with numbers and analyzing data with statistical procedures. The
population in this study is the company PT Etika Sejahtera Sidoarjo by selecting samples using
saturated samples with the number of samples used in this study amounted to 40 people. The data
analysis technique used in the study is multiple linear regression. Based on the results of the analysis
and hypothesis testing it can be concluded as follows: (1) Simultaneous hypothesis testing obtained a

environment are proven significant on employee performance; (2) Partial hypothesis testing, the
significance value of the training variable is 0,000, the significance value of the motivational variable is
0,000, and the significance value of the work environment variable
training, motivation and work environment variables have a significant effect on employee
performance ; (3) Among the training, motivation and work environment, the dominant motivation
towards employee performance because it has the highest t-count value among the other variables is
0.450.

Keywords: training, motivation, work environment, performance

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan, motivasi dan lingkungan
kerja terhadap kinerja karyawan pada PT Etika Sejahtera Sidoarjo baik secara simultan maupun
parsial. Jenis penelitian yang digunakan adalah quantitative paradigma, karena menekankan pada
pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan
analisis data dengan prosedur statistik. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT Etika
Sejahtera Sidoarjo dengan pemilihan sampel menggunakan sampel jenuh dengan jumlah sampel
yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 40 orang. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian adalah regresi linier berganda. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis dapat
disimpulkan sebagai berikut: (1) Pengujian hipotesis secara simultan diperoleh nilai signifikansi F
sebesar 0,000 <  0,05, sehingga pelatihan, motivasi dan lingkungan kerja secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan; (2) Pengujian hipotesis secara parsial nilai
signifikansi variabel pelatihan sebesar 0,000 , nilai signifikansi variabel motivasi sebesar 0,000 dan
nilai signifikansi variabel lingkungan kerja 0,000 < () 0,05, sehingga variabel pelatihan, motivasi dan
lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan; (3) Diantara pelatihan, motivasi
dan lingkungan kerja, motivasi yang berpengaruh dominan terhadap kinerja karyawan karena
memiliki nilai t hitung yang paling tinggi di antara variabel yang lain yaitu 0,450.

Kata kunci: pelatihan, motivasi, lingkungan kerja, kinerja


PENDAHULUAN kemampuan kerja karyawan dan selanjutnya
produktivitas organisasi. Seiring persaingan
Latar Belakang dan perubahan yang terjadi dalam
perusahaan, pelatihan menjadi lebih penting
Perusahaan adalah sebuah lembaga
daripada sebelumnya.
yang diorganisasi dan dijalankan untuk
Kinerja karyawan sangat penting untuk
menyediakan barang dan jasa agar dapat
menunjang tercapainya tujuan, salah satu
melayani permintaan konsumen akan
upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan
kebutuhan mereka. Untuk menjalankan
selain pemberian pelatihan adalah dengan
proses produksinya, suatu perusahaan
memberikan rasa aman bagi karyawan serta
membutuhkan faktor-faktor produksi yang
meningkatkan motivasi karyawan. Dengan
dapat menunjang tercapainya tujuan
adanya motivasi kerja yang tinggi dalam diri
perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain
setiap karyawan, diharapkan mereka dapat
: modal, bahan baku, dan sumber daya
lebih mencintai pekerjaannya, bisa bekerja
manusia. Diantara 3 hal tersebut sumber daya
dengan lebih baik dan memiliki loyalitas yang
manusia memegang peranan yang sangat
tinggi. Adanya suatu pemenuhan kebutuhan
penting.
yang timbul dari seorang karyawan dalam
Sumber daya manusia memegang
bekerja, dimana digunakan sebagai kekuatan
peranan yang sangat penting dalam suatu
atau tenaga yang menghasilkan dorongan
perusahaan baik perusahaan kecil maupun
bagi karyawan untuk melakukan kegiatan,
perusahaan besar. Sumber daya manusia
agar memenuhi atau memuaskan kebutuhan
merupakan penggerak utama kemajuan suatu
tersebut.
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan
Faktor terakhir yang diidentifikasikan
dituntut untuk mengelola sumber daya
berpengaruh terhadap kinerja karyawan
manusia yang ada secara efektif dan efesien
adalah lingkungan kerja, karena sangat
agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
berkaitan erat dengan tinggi rendahnya
Karyawan adalah makhluk sosial yang
kepuasan karyawan, apabila lingkungan kerja
menjadi kekayaan utama bagi setiap
baik maka hal tersebut dapat memberikan
perusahaan. Mereka menjadi perencana,
pengaruh yang positif terhadap kinerja
pelaksana, dan pengendali yang selalu
karyawan, begitu pula sebaliknya.
berperan aktif dalam mewujudkan tujuan
Lingkungan kerja dalam suatu perusahan
perusahaan. Karyawan menjadi pelaku yang
sangat penting untuk diperhatikan manjemen,
menunjang tercapainya tujuan perusahaan,
walaupun lingkungan kerja tidak
mempunyai perasaan, pikiran serta keinginan
melaksanakan proses produksi secara
yang dapat mempengaruhi sikap-sikapnya
langsung, namun lingkungan kerja
terhadap pekerjaannya. Sikap ini akan
mempunyai pengaruh langsung terhadap
menentukan prestasi kerja, dedikasi, dan
para karyawan dalam menjalankan proses
kecintaan terhadap pekerjaan yang
produksi tersebut. Lingkungan kerja yang
dibebankan kepadanya. Sikap-sikap positif
memuaskan bagi karyawan pastinya akan
harus dibina, sedangkan sikap-sikap negatif
meningkatkan kinerja karyawan tersebut.
hendaknya dihindarkan sedini mungkin untuk
Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak
mencapai kinerja karyawan yang maksimal.
memuaskan dapat menurunkan kinerja serta
Salah satu upaya dalam menunjang
motivasi kerja karyawan tersebut.
peningkatan kualitas karyawan adalah
Terkait dengan uraian di atas PT Etika
melalui pelatihan. Pelatihan merupakan
Sejahtera Sidoarjo yang bergerak dibidang
upaya meningkatkan kualitas kemampuan
lift/elevator, harus terus menerus dan
yang menyangkut kemampuan kerja, berpikir
berkesinambungan dalam pemberian
dan keterampilan dan pendidikan dan
pelatihan, memperhatikan lingkungan kerja,
pelatihan bagi karyawan merupakan unsur
serta memberikan motivasi kepada karyawan
yang terpenting dengan pengembangan
agar keterampilan kecakapan, dan
sumber daya manusia, guna meningkatkan
ketenangan karyawan dalam melakukan
pekerjaannya meningkat sehingga setiap teori dan aplikasi dalam bidang Manajemen
pekerjaan akan lebih mudah diselesaikan Sumber Daya Manusia sehingga ilmu
tepat waktu dan tepat sasaran yang pada pengetahuan di bidang Manajemen Sumber
akhirnya akan meningkatkan kinerja dan Daya Manusia dapat lebih berkembang dari
profitabilitas perusahaan. sebelumnya.

Rumusan Masalah 2. Kontribusi Terhadap Peneliti Selanjutnya


Dalam penelitian kali ini penulis bisa
Perumusan masalah yang lebih menambah wawasan dalam bidang
dikemukakan adalah sebagai berikut : Manjemen Sumber Daya Manusia sekaligus
1. Apakah pelatihan, motivasi dan memahami ilmu tentang manajemen kinerja
lingkungan kerja secara parsial selama mengikuti perkuliahan dan selanjutnya
berpengaruh terhadap kinerja dapat diteruskan sebagai tambahan
karyawan PT Etika Sejahtera pengalaman kerja dan dapat memberikan
Sidoarjo? pengetahuan mengenai pelatihan, motivasi
2. Apakah pelatihan, motivasi dan serta lingkungan kerja sehingga dapat
lingkungan kerja secara simultan berguna dimasa depan.
berpengaruh terhadap kinerja
karyawan PT Etika Sejahtera
Sidoarjo? Manfaat Penelitian Secara Empiris
3. Diantara pelatihan, motivasi dan
lingkungan kerja, manakah yang 1.Kontribusi Terhadap Perusahaan
berpengaruh dominan terhadap Sebagai bahan pertimbangan dalam
membuat kebijakan dengan tetap
kinerja karyawan PT Etika
menegakkan komitmen organisasi dan
Sejahtera Sidoarjo?
menggunakan pola kepemimpinan yang dapat
memberikan motivasi karyawan dengan
harapan menumbuhkan kepuasan kerja yang
Tujuan Penelitian
secara langsung dapat meningkatkan kinerja
karyawan. Selain itu, hasil penelitian ini dapat
Tujuan penelitian ini adalah untuk : memberikan informasi yang bermanfaat bagi
1. Menguji pengaruh pelatihan, motivasi dan perusahaan dalam pengelolaan Sumber Daya
lingkungan kerja secara parsial terhadap Manusia beserta segala kebijakan yang terkait
kinerja karyawan PT Etika Sejahtera langsung dengan aspek-aspek Sumber Daya
Sidoarjo. Manusia secara lebih baik. Penulis juga
2. Menguji pengaruh pelatihan, motivasi dan berharap supaya hasil penelitian dapat
lingkungan kerja secara simultan terhadap dijadikan referensi oleh pihak manajemen PT
kinerja karyawan PT Etika Sejahtera Etika Sejahtera Sidoarjo agar dapat dijadikan
Sidoarjo. suatu acuan dalam mengambil keputusan
3. Mengetahui manakah diantara pelatihan, dibidang Manajemen Sumber Daya Manusia
motivasi dan lingkungan kerja yang dan Manajemen Kinerja.
berpengaruh dominan terhadap kinerja
karyawan PT Etika Sejahtera Sidoarjo. 2. Kontribusi Terhadap Perusahaan Lain
Hasil dari penelitian ini diharapkan
dapat memberikan gambaran serta dapat
menjadi perbandingan terhadap penerapan
Manfaat Penelitian pelatihan, pemberian motivasi serta
penyediaan lingkungan kerja yang baik bagi
Manfaat Penelitian Secara Akademis perusahaan lain.
1.Kontribusi Terhadap Ilmu Pengetahuan
Dari hasil penelitian ini diharapkan
dapat dijadikan sarana studi banding antara
LANDASAN TEORI 7. Disertai dengan desain penelitian mengenai
sejauh mana sasaran program yang ingin
Pelatihan dicapai demi prestasi dan produktivitas dari
Pelatihan adalah upaya meningkatkan suatu organisasi.
kualitas kemampuan yang menyangkut Menurut Marwansyah (2010:156)
kemampuan kerja, berpikir, keterampilan dan tujuan pelatihan adalah agar karyawan atau
pendidikan. Pelatihan bagi karyawan individu dapat memperoleh kemampuan untuk
merupakan unsur yang terpenting dengan mengerjakan pekerjaan atau tugas-tugas
pengembangan sumber daya manusia, guna tertentu secara memuaskan. Pelatihan
meningkatkan kemampuan kerja karyawan sebenarnya tidak terlepas dari konsep
dan produktivitas organisasi. pengembangan sumber daya manusia sebab
Pelatihan merupakan serangkaian pendidikan dan pelatihan tersebut merupakan
aktivitas individu dalam meningkatkan salah satu bagian dari pengembangan sumber
keahlian dan pengetahuan secara sistematis daya manusia. Jadi unsur-unsur yang
sehingga mampu memiliki kinerja yang terkandung di dalam pengembangan sumber
profesional di bidangnya. Pelatihan adalah daya manusia tersebut menekankan pada
proses pembelajaran yang memungkinkan kualitasnya.
pegawai melaksanakan pekerjaan yang Oleh karena itu Mangkunegara,
sekarang sesuai dengan standar (Widodo (2011:52), mengungkapkan tujuan pelatihan
2015:82). pada dasarnya yaitu:
Pelatihan adalah suatu proses a.Meningkatkan penghayatan jiwa dan
memperbaiki keterampilan kerja karyawan ideologi b.Meningkatkan produktivitas kerja
untuk membantu tercapainya tujuan c.Meningkatkan kualitas kerja
perusahaan adalah pengertian pelatihan d.Meningkatkan sikap moral dan semangat
menurut Bangun (2012:202). kerja
Handoko (Nugroho: 2014) menyatakan e.Meningkatkan rangsangan agar karyawan
bahwa kegiatan pelatihan terdapat dua mampu berprestasi secara maksimal.
metode yaitu: On the job training dan off the Adapun indikator-indikator pelatihan
job training. menurut Basoeki (2010) sebagai berikut:
a. Metode On the job training adalah metode a.Karyawan peserta pelatihan (jumlah,
pelatihan yang paling banyak digunakan, kompetensi, dan pengetahuan)
dalam hal ini peserta dilatih tentang pekerjaan b.Bentuk pelatihan (isi dan mutu)
baru dengan supervisi langsung oleh seorang c.Pelatih/Instruktur (mentorring)
instruktur. Dalam metode ini yang biasa d.Fasilitas lain (Unsur pendukung)
digunakan dalam praktek yaitu:
1. Penugasan sementara
2. Magang
3. Rotasi Jabatan Motivasi
4. Coaching Motivasi pada dasarnya merupakan
5. Latihan Instruksi Kerja suatu proses untuk mencoba mempengaruhi
b. Metode off the job training adalah upaya seseorang agar melakukan sesuatu yang kita
untuk mengajarkan berbagai sikap, konsep inginkan. Dengan kata lain motivasi adalah
atau ketrampilan kepada para peserta dorongan dari luar terhadap seseorang agar
pelatihan. Dalam hal ini metode yang banyak mau melaksanakan sesuatu. Motivasi
dipakai yaitu: menguraikan tentang cara mendorong
1. Kuliah semangat kerja karyawan, agar karyawan
2. Metode konferensi mau bekerja dengan maksimal serta
3. Presentasi video memberikan seluruh kemampuan dan
4. Programmed instruction keterampilannya agar tujuan perusahaan
5. Menggunakan metode yang tepat. dapat tercapai.
6. Meningkatkan keterlibatan aktif para Motivasi berasal dari kata motif
peserta (motive), yang berarti dorongan, dengan kata
lain motivasi adalah suatu kondisi yang
menjadi sebab atau mendorong seseorang seimbang dan tepat agar dapat meningkatkan
untuk melakukan suatu perbuatan yang semangat kerja dan kinerja karyawan.
berlangsung secara sadar (Bangun, Hasibuan (2012:146), mengatakan
2012:312). bahwa metode-metode motivasi dibagi
(Menurut Usman, 2013 : 276) Motivasi menjadi dua (2) hal, yaitu : (1) Motivasi
ialah dorongan yang dimiliki seseorang untuk langsung (direct motivation) adalah motivasi
berbuat sesuatu, sedangkan motif adalah (materiil dan non materiil) yang diberikan
kebutuhan (need), keinginan (wish), dorongan secara langsung kepada setiap individu
(desire) atau impuls. Motivasi merupakan karyawan untuk memenuhi kebutuhan dan
dorongan yang dimiliki seseorang yang dapat kepuasannya. Jadi sifatnya khusus seperti
merangsang dirinya untuk melakukan sesuatu memberikan penghargaan, pujian, bonus, dan
atau tindakan yang mendasari atau menjadi lain sebagainya. (2) Motivasi tidak langsung
alasan seseorang untuk melakukan sesuatu. (indirect motivation) adalah motivasi yang
Motivasi kerja dapat definisikan sebagai diberikan kepada karyawan atau individu yang
dorongan yang terdapat dalam diri seseorang hanya berupa fasilitas untuk menunjang atau
yang mendorongnya untuk melakukan suatu mendukung gairah kerja atau kelancaran
tindakan atau kegiatan yang terkaitan dengan kerja, sehingga karyawan lebih bersemangat
suatu pekerjaan. Motivasi seseorang dapat dalam melakukan pekerjaannya. Misalnya :
diperoleh dari kebutuhannya. penempatan karyawan yang tepat, alat
Berdasarkan pengertian diatas maka produksi yang baik, ruangan kerja terang dan
motivasi dapat didefisinisikan sebagai suatu nyaman, kursi yang nyaman, suasana dan
tindakan untuk mempengaruhi orang lain agar lingkungan pekerjaan yang baik dan lain-
berperilaku secara teratur. Adalah tugas lainnya.
manajer untuk mempengaruhi karyawan Berdasarkan uraian diatas dapat
dalam suatu perusahaan. Oleh karena, disimpulkan bahwa metode motivasi ada dua
apabila tidak ada kepuasan dan kebutuhan (2) yaitu metode langsung (direct motivation)
serta ketidakseimbangan maka tidak akan ada adalah suatu cara perusahaan untuk
motivasi. Rangsangan-rangsangan terhadap memberikan sesuatu kepada karyawan
hal semacam itulah yang akan menumbuhkan secara langsung atas hasil yang telah dicapai
motivasi dan menjadikan motor dan dorongan karyawan tersebut, sedangkan metode tidak
untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan langsung (indirect motivation) adalah suatu
atau pencapaian keseimbangan. cara yang dilakukan perusahaan dengan
Hasibuan (2012:150), menjelaskan memberikan fasilitas-fasilitas yang senyaman
bahwa terdapat dua jenis motivasi yaitu: (1) mungkin agar dapat meningkatkan semangat
Motivasi positif (insentif positif), yaitu kerja karyawannya.
memberikan motivasi kepada karyawan Maslow (dalam Hasibuan, 2012:153-
dengan cara memberikan hadiah kepada 156), mengemukakan teori motivasi yang
karyawan yang berprestasi. Dengan dinamakan Maslow’s Need Hierarchy Theory/
pemberian motivasi yang positif diharapkan A Theory of Human Motivation atau Teori
semangat dan gairah kerja karyawan akan Hierarki Kebutuhan dari Maslow. Inti dari Teori
meningkat, dan (2) Motivasi negatif (insentif Maslow adalah bahwa kebutuhan manusia
negatif), yaitu pemberian motivasi kepada tersusun dalam suatu hierarki. Hierarki
karyawan dengan cara memberi hukuman kebutuhan mengikuti teori jamak yakni
atau sanksi kepada karyawan yang kurang seseorang berperilaku atau bekerja, karena
baik pekerjaannya. Motivasi negatif ini akan adanya dorongan untuk memenuhi
meningkatkan semangat kerja karyawan bermacam-macam kebutuhan. Menurut
dalam jangka waktu pendek namun bisa Maslow, ada tingkatan dalam kebutuhan yang
berakibat kurang baik dalam jangka waktu diinginkan seseorang. Artinya, apabila
panjang. kebutuhan tingkat pertama telah terpenuhi
Kedua jenis motivasi tersebut sering maka kebutuhan tingkat kedua akan naik
digunakan oleh manajer dalam suatu menjadi yang utama. Selanjutnya apabila
perusahaan. Penggunaan keduanya harus kebutuhan tingkat kedua telah terpenuhi maka
kebutuhan tingkat ketiga akan naik dan begitu f.Keamanan lingkungan tempat kerja
seterusnya.

Kinerja Karyawan
Lingkungan Kerja Menurut Marwansyah (2010: 228) kinerja
Untuk melakukan pekerjaan yang baik adalah pencapaian/ prestasi seseorang
di perlukan rasa senang terhadap berkenaan dengan tugas-tugas yang
pekerjaannya, ketenangan dan rasa aman. dibebankan kepadanya. Kinerja juga dapat
Kondisi lingkungan kerja kurang layak maka diartikan sebagai gabungan dari hasil kerja
mempengaruhi aktivitas kerja karyawan (apa yang harus dicapai oleh seseorang) dan
kompetensi (bagaimana seseorang
karena karyawan akan merasa terganggu mencapainya).
dalam bekerja sehingga produktivitas Sinambela (2012: 5) kinerja adalah
karyawan menjadi kurang. Oleh karena itu pelaksanaan suatu pekerjaan dan
lingkungan kerja harus diperhatikan oleh penyempurnaan pekerjaan tersebut sesuai
perusahaan. Hal tersebut dapat berupa dengan tanggung jawabnya sehingga dapat
perbaikan atau peningkatan terhadap salah mencapai hasil sesuai dengan yang
diharapkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
satu elemen lingkungan kerja yang dinilai
kinerja lebih ditekankan pada proses. Selama
masih kurang. Dengan kondisi lingkungan pelaksanaan pekerjaan tersebut dilakukan
kerja yang baik karyawan akan dapat perbaikan-perbaikan sehingga pencapaian
melakukan pekerjaan dengan baik. hasil pekerjaan atau kinerja dapat
Lingkungan kerja adalah segala dioptimalkan. Kinerja yang baik akan
sesuatu yang ada disekitar karyawan dan dipengaruhi oleh dua hal yaitu tingkat
yang dapat mempengaruhi dirinya dalam kemampuan dan motivasi kerja yang baik
Mitchell (dalam Sinambela, 2012: 9).
menjalankan tugas-tugas yang dibebankan
Kompetensi seseorang akan dipengaruhi
kepadanya (Nitisemito 2002:186). oleh pemahamannya terhadap jenis pekerjaan
Sebagaimana kita ketahui bahwa dan keterampilan melakukannya, oleh
kinerja karyawan di pengaruhi banyak faktor karenanya seseorang harus dapat
lingkungan kerja pada umumnya mempunyai meningkakan keterampilan dan
peranan yang cukup penting bagi para kemampuannya. Selain itu kontribusi motivasi
karyawan, terutama dalam menciptakan kerja terhadap kinerja tidaklah dapat
diabaikan. Meskipun kompetensi karyawan
kondisi kerja yang baik. Menurut (Nitisemito sangat baik namun apabila motivasi kerjanya
dalam Nuraini 2013:97) lingkungan kerja rendah, dapat dipastikan kinerjanya juga akan
adalah segala sesuatu yang ada di sekitar rendah. Maka Mitchell (dalam Sinambela,
karyawan dan dapat mempengaruhi karyawan 2012: 9) memformulasikan bahwa kinerja
tersebut dalam menjalankan tugas yang adalah fungsi dari kemampuan dikali motivasi.
dibebankan kepadanya, misalnya dengan Secara matematik merumuskan sebagai
berikut:
adanya penerangan yang cukup, suasana
Kinerja = Kemampuan x Motivasi
yang tenang, adanya air conditioner (AC) dan Formulasi tersebut menunjukkan bahwa
lain-lain. kinerja seorang karyawan sama dengan
Menurut Nitisemito (2002:187) beberapa kemampuan karyawan tersebut untuk
faktor lingkungan kerja antara lain: melakukan tugas-tugas yang diberikan
a.Komunikasi vertikal (atasan–bawahan). kepadanya dikalikan dengan motivasi yang
b.Komunikasi horizontal (rekan kerja). dimiliki untuk melakukan tugas-tugas tersebut.
Dalam hal ini bekerja tanpa motivasi,seorang
c.Pewarnaan dinding.
karyawan belum tentu dapat menyelesaikan
d.Kebersihan lingkungan. tugas dengan baik, demikian juga sebaliknya
e.Penerangan ruangan. motivasi tinggi yang dimiliki pegawai tanpa
pengetahuan yang memadai tidaklah mungkin penilaian kinerja berguna meningkatkan
mencapai kinerja yang baik (Sinambela, 2012: kinerja seorang karyawan di masa yang akan
9). datang (Darodjat, 2015: 120).
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat Penilai menilai pelaksanaan uraian
diuraikan bahwa kinerja (performance) adalah pekerjaan itu apakah baik atau buruk, apakah
suatu hasil atau apa yang keluar (out comes) selesai atau tidak dan apakah dikerjakan
dari sebuah pekerjaan serta kontribusi secara efektif atau tidak. Tolak ukur yang
seorang karyawan kepada perusahaan yang akan dipergunakan untuk mengukur prestasi
telah dikerjakan untuk mencapai tujuan kerja karyawan adalah standar. Dalam
perusahaan yang dilaksanakan secara legal, melakukan penilaian kinerja yang efektif,
tidak melanggar hukum serta sesuai dengan maka harus diperhatikan beberapa kriteria
tanggung jawab dan moral yang dibebankan dasar penilaian. Riani (2011:99)
kepada karyawan tersebut. mengemukakan ukuran-ukuran atau indikator-
Kinerja dalam suatu organisasi dilakukan indikator dari kinerja sebagai berikut:
oleh seluruh sumber daya manusia baik a.Quantity of Work, yaitu jumlah kerja yang
pimpinan maupun karyawan. Banyak sekali dilakukan dalam suatu periode waktu yang
faktor yang dapat mempengaruhi sumber ditentukan.
daya manusia dalam menjalankan kinerjanya. b.Quality of work, yaitu kualitas kerja yang
Faktor yang mempengaruhi pencapaian dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian
kinerja adalah faktor motivasi (motivation) dan dan kesiapannya.
faktor kemampuan (ability). c.Job Knowledge, yaitu luasnya
Mangkunegara (2013: 67) menyatakan pengetahuan mengenai pekerjaan dan
bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja keterampilannya.
karyawan adalah sebagai berikut: d.Creativeness, yaitu keaslian gagasan-
1. Faktor Kemampuan gagasan yang dimunculkan dan tindakan-
Secara psikologis, kemampuan (ability) tindakan untuk menyelesaikan persoalan-
karyawan terdiri dari kemampuan potensi (IQ) persoalan yang timbul.
dan kemampuan reality (knowledge + skill). e.Corporation, yaitu kesediaan untuk
2. Faktor Motivasi bekerjasama dengan orang lain (sesama
Motivasi merupakan kondisi yang anggota perusahaan).
menggerakkan diri karyawan yang terarah
untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan
kerja). Kerangka Konseptual
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat Model terdiri dari tiga variabel
disimpulkan bahwa terdapat 2 faktor penting independen yaitu pelatihan, motivasi,
yang mempengaruhi kinerja seorang lingkungan kerja, serta satu variabel
karyawan yaitu faktor kemampuan dan faktor dependen yaitu kinerja karyawan.
motivasi. Faktor kemampuan terdiri dari dari
kemampuan potensi (IQ) individu dan
kemampuan reality (knowledge + skill).
Sedangkan faktor motivasi adalah kondisi
yang menggerakan diri karyawan yang terarah
untuk mencapai tujuan organisasi.
Penilaian kinerja pada dasarnya memiliki
dua tujuan yaitu tujuan evaluasi dan tujuan
pengembangan. Untuk tujuan evaluasi,
manajer memberi penilaian atas kinerja Keterangan Gambar :
karyawan dengan menggunakan rating X1 : Pelatihan
deskriptif. Tujuan penilaian tersebut X2 : Motivasi
diantaranya untuk pengambilan keputusan- X3 : Lingkungan Kerja
keputusan promosi, demosi, terminasi dan Y : Kinerja
kompensasi. Untuk tujuan pengembangan,
teknik pengumpulan data dimana peneliti
Hipotesis memberikan pertanyaan kepada karyawan
PT Etika Sejahtera Sidoarjo. Daftar
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
pertanyaan kuesioner yang berkaitan
diuraikan hipotesis sebagai berikut :
dengan pelatihan, motivasi dan lingkungan
1. Pelatihan, motivasi dan lingkungan kerja kerja terhadap kinerja karyawan di PT Etika
secara parsial berpengaruh signifikan Sejahtera Sidoarjo.
terhadap kinerja karyawan PT Etika
Sejahtera Sidoarjo. Metode Penentuan Sampel
2. Pelatihan, motivasi dan lingkungan kerja Populasi adalah wilayah generalisasi
secara simultan berpengaruh signifikan yang terdiri atas: obyek atau subjek yang
terhadap kinerja karyawan PT Etika mempunyai kualitas dan karakteristik
Sejahtera Sidoarjo. tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
3. Diantara pelatihan, motivasi dan dipelajari dan kemudian ditarik
lingkungan kerja, motivasi yang kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 119).
berpengaruh dominan terhadap kinerja Populasi dalam penelitian ini adalah
karyawan PT Etika Sejahtera Sidoarjo. karyawan divisi service PT Etika Sejahtera
Sidoarjo berjumlah 40 orang.

METODOLOGI PENELITIAN Definisi Operasional Variabel Penelitian


1. Pelatihan (variabel X1) adalah sebuah
Jenis dan Sumber Data proses mengajarkan keahlian dan
Jenis data yang digunakan dalam pengetahuan tertentu kepada karyawan
penelitian ini adalah data primer, yaitu data agar semakin terampil dan mampu
yang dikumpulkan langsung dari subyek melaksanakan tanggung jawabnya
penelitian. Sumber data primer dalam dengan baik, sesuai dengan standar kerja
penelitian adalah kuesioner. Kuesioner yang ditentukan. Pelatihan ditujukan
adalah teknik pengumpulan data yang untuk struktur total dari program di dalam
dilakukan dengan cara memberi beberapa dan di luar pekerjaan karyawan yang
pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada dimanfaatkan perusahaan dalam upaya
responden untuk dijawab. mengembangkan keterampilan dan
pengetahuan, utamanya untuk kinerja
Metode Pengumpulan Data dan promosi karier.
1. Dokumentasi 2. Motivasi (variabel X2) adalah keadaan
Dokumentasi adalah teknik dalam pribadi seseorang yang
pengumpulan data yang tidak langsung mendorongnya untuk melakukan
ditujukan pada subyek peneliti, namun kegiatan-kegiatan tertentu guna
melalui dokumen yang ada pada PT Etika mencapai suatu tujuan.
Sejahtera Sidoarjo, sedangkan dokumen 3. Lingkungan Kerja (variabel X3) adalah
yang dimaksud adalah dokumen-dokumen segala sesuatu yang berada disekitar
tertulis yang berupa: profil PT Etika karyawan dan dapat mempengaruhi
Sejahtera Sidoarjo, struktur organisasi PT dirinya dalam menjalankan tugas yang
Etika Sejahtera Sidoarjo, daftar karyawan , dibebankan kepadanya.
dll. 4. Kinerja (Variabel Y) merupakan hasil
kerja yang dicapai baik seorang karyawan
baik secara kuantitas maupun kualitas.
2. Kuesioner
Menurut Sugiyono (2012: 192)
merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Kuisioner yang dimaksud disini adalah
Metode Analisis Tabel 1.2
Dalam penelitian ini digunakan alat Frekuensi Status
analisis sebagai berikut : Status Frekuens Prosentase
1. Uji Validitas dan Reliabilitas i
2. Uji Asumsi Klasik Belum Menikah 12 30%
3. Regresi Linier Berganda Menikah 28 70%
4. Koefisien Korelasi (R) Dan Jumlah 40 100%
Koefisien Determinasi (R2) Sumber: Data Primer diolah 2019
5. Pengujian Hipotesis
a. Uji F
b. Uji T Dari Tabel 1.2 terlihat bahwa responden
penelitian berdasarkan status yang
HASIL PENELITIAN DAN terbanyak adalah sudah menikah sebanyak
PEMBAHASAN 28 orang atau 70%, dan belum menikah
sebanyak 12 orang atau 30%.
Hasil Penelitian
Deskripsi Responden Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Berdasarkan data yang telah terkumpul dari Semua butir pernyataan pada setiap
responden,keseluruhan responden berjenis variabel nilai signifikan < 0,05 dengan
kelamin laki-laki dan frekuensi jumlah demikian dinyatakan bahwa semua butir
responden berdasarkan umur dari 40 orang pernyataan pada kuesioner dinyatakan valid,
responden yang menjadi sampel penelitian sehingga dapat digunakan dalam penelitian.
dapat direkapitulasi seperti dalam Tabel 1.1 Nilai Signifikansi variable X1, Variabel X2,
berikut ini: Variabel X3, dan Y berada di bawah 0,05
yang berarti sangat reliabel. Dengan
Tabel 1.1 demikian data dapat digunakan untuk
Identifikasi Umur penelitian.
Umur Frekwensi Persen
20-30 10 25 Uji Asumsi Klasik
30-40 25 62,5 Pengujian asumsi klasik bertujuan
40-55 5 12,5 untuk melihat apakah asumsi-asumsi dalam
Total 40 100,0 model regresi telah terpenuhi atau tidak.
Sumber: Data Primer, diolah 2019 Jika terpenuhi maka model regresi yang
diperoleh dapat digunakan untuk sarana
estimasi (hipotesis). Dimana asumsi yang
diuji :
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat diketahui
bahwa jumlah responden terbanyak bekerja 1) Uji normalitas
di PT Etika Sejahtera Sidoarjo adalah umur Dari Gambar yang diperoleh dapat diketahui
30-40 tahun dengan jumlah responden 25 bahwa data menyebar di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
orang dengan persentase 62,5% responden
maka dapat dikatakan bahwa model regresi
berumur 20-30 tahun sebanyak 10 orang
memenuhi syarat asumsi normalitas.
dengan persentase sebesar 25% dan
2) Uji multikolinearitas
responden berumur 40-55 sebanyak 5 orang
Nilai VIF berada di antara (+1) – (+10) yang
dengan persentase 12,5
berarti model terbebas dari gejala
Berdasarkan data yang telah terkumpul dari
multikolinearitas. Tingkat toleransi yang
responden, maka frekuensi jumlah
dihasilkan juga tidak terlalu rendah karena
berdasarkan status dari 40 orang responden
nilai VIF masih jauh dari +10, nilai VIF masih
yang menjadi sampel penelitian dapat menyebar di sekitar +1 sehingga tolerance
direkapitulasi seperti dalam Tabel 1.2 berikut yang diciptakan masih tinggi.
ini: 3) Uji heterokedastisitas
Grafik Scatter Plot tidak membentuk atau
menggambarkan pola tertentu, berarti dapat
dikatakan model regresi terbebas dari Nilai koefisien regresi variabel
heteroskedastisitas. lingkungan kerja (X3) sebesar 0,395
menunjukkan arah hubungan positif
(searah) antara variabel lingkungan kerja
Analisis Regresi Berganda dengan kinerja karyawan, hal ini berarti
jika variabel lingkungan kerja naik
Rekapitulasi Hasil Uji Regresi Linier sebesar 1 satuan maka kinerja karyawan
Berganda juga akan meningkat sebesar 0,395
Variabel Koefisie thitung Probabili Hipotesis satuan dengan asumsi variabel pelatihan
bebas n tas (Sig) dan motivasi konstan.
Regresi 2. Pengujian hipotesis dengan
Konstanta 0,509 menggunakan uji t didapatkan bahwa
Pelatihan 0,272 4,461 0,000 H0 ditolak semua variabel memiliki nilai thitung yang
lebih kecil dari nilai α = 0,05.
Motivasi 0,450 14,21 0,000 H0 ditolak 3. Pengujian hipotesis dengan
8 menggunakan uji F didapatkan nilai Fhitung
Lingkungan 0,395 5,222 0,000 H0 ditolak yaitu 97.899 dengan tingkat signifikan
Kerja lebih kecil dari nilai α = 0,05.
4. Berdasarkan tabel di atas, dapat
R =F hitung = 97.899 diketahui nilai koefisien determinasi (R2)
0,944 Sig Fhitung= 0,000 sebesar 0,891 menunjukkan bahwa dari
R square =Alpha (α) = 0,05 total variasi dependen dapat dijelaskan
0,891 oleh model yang disajikan. Variabel
Adjusted R square bebas: pelatihan, motivasi dan lingkungan
= 0,882 kerja mampu menjelaskan variabel terikat
N = kinerja karyawan sebesar 89,1%
40 sedangkan sisanya 10,9% dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak termasuk di dalam
1. Persamaan regresi berganda Y = 0,509 + model penelitian. Hal ini menunjukkan
0,272 X1 + 0,450 X2 + 0,395 X3 yang bahwa masih ada variabel lain di luar
dapat diartikan Konstanta (a) sebesar variabel pelatihan, motivasi dan
0,509 menunjukkan bahwa jika sebelum lingkungan kerja yang berpengaruh
ada pengaruh dari variabel pelatihan, terhadap kinerja karyawan.
variabel motivasi, dan variabel lingkungan
kerja = 0, maka kinerja karyawan akan
sebesar 0,509 satuan. Pembahasan
Nilai koefisien regresi variabel pelatihan
(X1) sebesar 0,272 menunjukkan arah Pelatihan
hubungan positif (searah) antara variabel Hasil pengujian hipotesis (H1) telah
pelatihan dengan kinerja karyawan, hal ini membuktikan terdapat pengaruh antara
berarti jika variabel pelatihan naik
pelatihan terhadap kinerja karyawan. Melalui
sebesar 1 satuan maka kinerja karyawan
hasil perhitungan yang telah dilakukan
juga akan meningkat sebesar 0,272
diperoleh nilai t hitung sebesar 4,461
satuan dengan asumsi variabel motivasi
dengan taraf signifikansi hasil sebesar 0,000
dan lingkungan kerja konstan.
tersebut lebih kecil dari 0,05, yang berarti
Nilai koefisien regresi variabel motivasi
bahwa hipotesis dalam penelitian ini
(X2) sebesar 0,450 menunjukkan arah
hubungan positif (searah) antara variabel menerima Ha dan menolak Ho. Pengujian ini
motivasi dengan kinerja karyawan, hal ini secara statistik membuktikan bahwa
berarti jika variabel motivasi naik sebesar pelatihan berpengaruh positif terhadap
1 satuan maka kinerja karyawan juga kinerja karyawan. Artinya bahwa ada
akan meningkat sebesar 0,450 satuan pengaruh antara variabel pelatihan terhadap
dengan asumsi variabel pelatihan dan kinerja karyawan di PT Etika Sejahtera
lingkungan kerja konstan. Sidoarjo.
Berpengaruhnya pelatihan terhadap kinerja harian, para leader juga memberikan
karyawan pada PT Etika Sejahtera Sidoarjo motivasi-motivasi untuk membangun
karena pelatihan dapat membantu karyawan semangat karyawan. Selain itu juga dibahas
mempelajari pengetahuan, keterampilan dan berbagai macam kendala yang ditemui di
kemampuan yang terkait dengan suatu hari sebelumnya sehingga bisa dicari
pekerjaan sehingga prestasi kerja karyawan solusinya bersama-sama. Selain hal
meningkat. Di PT Etika Sejahtera Sidoarjo, tersebut, juga terdapat program best
pelatihan dilakukan secara berkala setiap employee of the month, dimana karyawan
enam bulan sekali dan setiap karyawan yang terpilih menjadi karyawan terbaik di
mendapatkan jadwal pelatihan secara bulan tersebut mendapatkan tambahan
bergiliran menyesuaikan dengan tingkat bonus pada gaji yang diterimanya di bulan
beban pekerjaan di perusahaan saat itu. berikutnya. Selain motivasi juga masih ada
Pelatihan dibuat beberapa batch, lagi faktor yang mampu menjadi penggerak
menyesuaikan kategori keahlian masing- kinerja seorang karyawan, faktor tersebut
masing karyawan dan di akhir sesi pelatihan bisa berupa faktor eksternal seperti
dilakukan evaluasi dan post test untuk lingkungan kerja, gaya kepemimpinan
maupun sarana dan prasarana dalam
mengetahui tingkat penyerapan materi dari
bekerja. Namun demikian, dengan adanya
tiap-tiap karyawan yang mengikuti pelatihan.
motivasi internal dari dalam diri sendiri dan
Dengan adanya pelatihan yang terjadwal
ditunjang oleh berbagai faktor eksternal
dan terkoordinasi dengan baik tersebut,
yang lain dapat diharapkan guna terjadinya
diharapkan bisa tercipta tenaga kerja yang peningkatan kinerja karyawan.
memiliki pengetahuan, keterampilan yang
baik, kemampuan dan sikap yang baik
dengan produktivitas yang tinggi, yang Lingkungan Kerja
mampu menghasilkan hasil kerja yang baik
sesuai standart yang diinginkan perusahaan. Hasil pengujian hipotesis (H3) telah
membuktikan terdapat pengaruh antara
Motivasi lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan.
Hasil pengujian hipotesis (H2) telah Melalui hasil perhitungan yang telah
membuktikan terdapat pengaruh antara dilakukan diperoleh nilai t hitung sebesar
motivasi terhadap kinerja karyawan. Melalui 5,222 dengan taraf signifikansi hasil sebesar
hasil perhitungan yang telah dilakukan 0,000 tersebut lebih kecil dari 0,05, yang
diperoleh nilai t hitung sebesar 14,218 berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini
dengan taraf signifikansi hasil sebesar 0,000 menerima Ha dan menolak Ho. Pengujian ini
tersebut lebih kecil dari 0,05, dengan secara statistik membuktikan bahwa
demikian Ha diterima dan Ho ditolak. lingkungan kerja berpengaruh positif
Pengujian ini secara statistik membuktikan terhadap kinerja karyawan. Artinya bahwa
bahwa motivasi berpengaruh positif ada pengaruh antara variabel lingkungan
terhadap kinerja karyawan. Artinya bahwa kerja terhadap kinerja karyawan di PT Etika
ada pengaruh antara variabel motivasi Sejahtera Sidoarjo.
terhadap kinerja karyawan di PT Etika Lingkungan kerja memang
Sejahtera Sidoarjo. berpengaruh signifikan terhadap kinerja
Motivasi berpengaruh signifikan karyawan pada PT Etika Sejahtera Sidoarjo
terhadap kinerja karyawan pada PT Etika karena untuk melakukan pekerjaan yang
Sejahtera Sidoarjo, ini menunjukkan bahwa baik di butuhkan rasa senang terhadap
motivasi adalah salah satu kunci dalam pekerjaannya, ketenangan dan rasa aman.
meningkatkan kinerja seorang karyawan. Di Manjemen PT Etika Sejahtera Sidoarjo
PT Etika Sejahtera Sidoarjo, setiap pagi menyiapakan tempat istirahat khusus
selalu diadakan briefing dan morning talk berupa gazebo kecil yang dilengkapi dengan
sebelum karyawan beraktifitas. Dalam smooking area dan tempat kopi dan teh
briefing tersebut selain membahas plan job dimana tiap karyawan bisa membuat kopi
atau teh sendiri saat mereka sedang menyediakan lingkungan kerja yang
beristirahat. Fasilitas musholla juga dibuat nyaman dan kondusif baik itu merupakan
senyaman mungkin sehingga kebutuhan lingkungan kerja yang sifatnya internal
karyawan akan kebutuhan ibadah juga maupun lingkungan kerja yang sifatnya
terpenuhi. Jika kondisi lingkungan kerja tidak eksternal. Dengan terpenuhinya
baik maka mempengaruhi aktivitas kerja lingkungan kerja yang nyaman dan
mereka, karena karyawan merasa kondusif tersebut maka tentunya kinerja
terganggu pekerjaanya sehingga karyawan juga akan meningkat.
mengakibatkan Produktivitas karyawan 5. Pelatihan, motivasi dan lingkungan kerja
menjadi rendah. Di Kawasan workshop secara simultan berpengaruh signifikan
maupun back office juga dilengkapi dengan terhadap kinerja karyawan bagian servis
APAR maupun perlengkapakan safety PT Etika Sejahtera Sidoarjo.
lengkap beserta peta dan jalur evakuasi 6. Diantara pelatihan, motivasi dan
yang memberikan perasaan aman kepada lingkungan kerja, motivasi yang
setiap karyawan dalam beraktifitas. Dengan berpengaruh dominan terhadap kinerja
kondisi lingkungan kerja yang baik karyawan karyawan PT Etika Sejahtera Sidoarjo.
akan dapat melakukan pekerjaan dengan
baik sehingga produktifitas pun diharapkan Saran
bisa meningkat serta tujuan perusahaan
juga bisa lebih mudah tercapai. Berdasarkan uraian kesimpulan di atas,
maka dapat diambil saran-saran yang
dapat diajukan adalah sebagai berikut:
PENUTUP 1. Pelatihan hendaknya tetap terus diberikan
dan berkesinambungan kepada setiap
Kesimpulan karyawan, bahkan sejak awal penempatan
karyawan agar dalam menghadapi cara
Hasil penelitian dan analisis, dapat
kerja yang berlaku karyawan tidak kaget
disimpulkan:
dan mudah menyesuaikan diri, selain itu
pelatihan yang diberikan juga harus tetap
1. Pelatihan, motivasi dan lingkungan kerja
disesuaikan dengan tuntutan pekerjaan
secara parsial berpengaruh signifikan
yang akan diemban oleh seorang
terhadap kinerja karyawan bagian servis
karyawan. Bagi karyawan lama, pelatihan
PT Etika Sejahtera Sidoarjo.
juga tetap harus diberikan untuk lebih
2. Pelatihan berpengaruh positif terhadap
mencegah menurunnya produktivitas.
kinerja karyawan pada PT Etika Sejahtera
2. Pelaksanaan motivasi oleh pimpinan yang
Sidoarjo. Hal ini menunjukan bahwa
selama ini diberikan harus ditingkatkan,
perusahaan memberikan pelatihan yang
selain itu pimpinan juga tetap menaruh
sesuai dengan kebutuhan karyawan
pengetahuan dan perhatian yang serius
sehingga pengetahuan dan skill karyawan
pada perilaku karyawan pada semua
akan meningkat. Dengan meningkatnya
permasalahan kebutuhan baik dengan
pengetahuan dan skill karyawan tentunya
memberikan bantuan fasilitas kepada
dapat meningkatkan kinerja karyawan.
organisasi dan individu karyawan yang
3. Motivasi berpengaruh positif terhadap
akan mendukung kelancaran pelaksanaan
kinerja karyawan pada PT Etika Sejahtera
pekerjaan.
Sidoarjo. Hal ini menunjukkan bahwa
3. Lingkungan kerja yang sehat dan nyaman
karyawan telah memiliki motivasi kerja
serta keselamatan kerja merupakan hal
yang cukup tinggi, dan dengan motivasi
yang mutlak didapatkan setiap karyawan,
kerja yang tinggi inilah maka kinerja
maka hendaknya berbagai sarana dan
karyawan tentunya juga akan meningkat.
prasarana yang memunjang terciptanya
4. Lingkungan kerja berpengaruh positif
lingkungan kerja yang lebih baik harus
terhadap kinerja karyawan pada PT Etika
penuhi.
Sejahtera Sidoarjo. Hal ini menunjukkan
bahwa perusahaan telah berhasil
Kaswan. 2012. Manajemen Sumber
Daya Manusia untuk
DAFTAR PUSTAKA
Keunggulan Bersaing
Achmadi, Abu & Narbuko, Cholid. Organisasi, Edisi Pertama,
2012. Metodologi Penelitian, Cetakan Pertama, Graha Ilmu,
Bumi Aksara, Jakarta. Yogyakarta.

Alex S, Nitisemito. 2002. Manajemen Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu.


Personalia, Cetakan ke 9, 2012. Manajemen Sumber
Edisi ke 4, Ghalia Indonesia, Daya Manusia Perusahaan,
Jakarta. PT.Remaja Rosda Karya,
Bandung.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik, Marwansyah. 2010. Manajemen
Rineka Cipta, Jakarta. Sumber Daya Manusia, Edisi
Kedua, Alfabeta, Bandung.
Bangun, W. 2012. Manajemen
Sumber Daya Manusia, Nugroho, F. A. 2014. Pengaruh
Erlangga, Jakarta. Pelatihan dan Insentif
Terhadap Kinerja Karyawan
Basuki, Sulistyo. 2010. Metode PT. Bank Danamon Madiun.
Penelitian, Penaku, Jakarta. Vol 14. No. 1.

Darodjat Achmad Tubagus. 2015. Nuraini, T. 2013. Manajemen Sumber


Pentingnya Budaya Kerja Daya Manusia, Yayasan Aini
Tinggi dan Kuat Absolute, PT Syam. Pekanbaru.
Refika Aditama, Bandung.
Riani, A.L. 2011. Budaya Organisasi,
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Edisi Pertama. Cetakan
Multivariate Dengan Program Pertama, Graha Ilmu,
SPSS, Cetakan Kelima, Badan Yogyakarta.
Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang. Santoso, Singgih dan Fandy Tjiptono.
2002. Riset Pemasaran:
________ 2012. Aplikasi Analisis Konsep dan Aplikasi dengan
Multivariate dengan Program SPSS, PT. Elex Media
IBM SPSS, Universitas Komputindo, Jakarta
Diponegoro, Yogyakarta.
Sedarmayanti. 2010. Manajemen
________ 2013. Aplikasi Analisis Sumber Daya Manusia, PT
Multivariate dengan Program Refika Aditama, Bandung.
SPSS, Edisi Ketujuh, Badan
Penerbit Universitas ____________ 2011 Manajemen
Diponegoro, Semarang. Sumber Daya Manusia,
Reformasi Birokrasi dan
Hasibuan, Malayu. 2012. Manajemen Manajemen Pegawai Negeri
Sumber Daya Manusia, PT Sipil, Cetakan kelima, PT
Bumi Aksara, Jakarta. Refika Aditama, Bandung.
____________ 2012. Manajemen
Sumber Daya Manusia, Refika
Aditama Eresco, Jakarta.

Sinambela, L.P. 2012. Kinerja


Pegawai; Teori Pengukuran
dan Implikasi, Edisi Pertama,
Graha Ilmu, Yogyakarta.

Sugiarti, Tuti Hartati, dan Hafniza


Amir. 2016. Pengaruh
Pelatihan Kerja terhadap
Kinerja Karyawan pada PT
Padma Radya Aktuaria,
Jakarta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian


Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
Alfabeta, Bandung.

________ 2014. Metode Penelitian


Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
Alfabeta, Bandung.

________ 2015. Metode Penelitian


Kombinasi (Mix Methods),
Alfabeta, Bandung.

Suparno, Eko Widodo. 2015.


Manajemen Pengembangan
Sumber Daya Manusia,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Usman Husaini. 2013. Manajemen


Teori,Praktik, Dan Riset
Pendidikan, PT Bumi Aksara,
Jakarta.

Wibowo. 2014. Manajemen Kinerja,


Edisi Keempat, Rajawali Pers,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai