Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Article History

Vol. 7 No. 1, July 2019, 48-55 Received 10 May, 2019


E-ISSN: 2548-9836 Accepted 22 July, 2019

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN,


DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP
KINERJA KARYAWAN
PT. ASURANSI TAKAFUL BATAM
Noviyanti Rianti Putri* and Sri Langgeng Ratnasari2*
 Riau Kepulauan University, Economics Faculty
Jl. Batu Aji Baru No. 55, Batu Aji, Batam 29432, Indonesia
E-mail: noviyantirianti@gmail.com
E-mail:sarisucahyo@yahoo.com

Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap kinerja karyawan, pengaruh
mengenai pelatihan terhadap kinerja karyawan, pengaruh mengenai pengembangan karir terhadap kinerja
karyawan, dan pengaruh mengenai tingkat pendidikan, pelatihan, pengembangan karir terhadap kinerja karyawan
PT. Asuransi Takaful Batam. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data
menggunakan kuesioner. Populasi penelitian ini 50 orang dengan sampel 50 orang karyawan, yang dipilih secara
keseluruhan sehingga memakai sampling jenuh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tidak
berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Variabel pelatihan menunjukkan bahwa pelatihan tidak berpengaruh
terhadap kinerja karyawan. Variabel pengembangan karir menunjukkan bahwa pengembangan karir tidak
berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Sedangkan hasil uji F secara simultan menunjukkan bahwa tingkat
pendidikan, pelatihan, pengembangan karir tidak berpengaruh terhadap variabel kinerja karyawan.
Kata kunci: Tingkat Pendidikan, Pelatihan, Pengembangan Karir, Kinerja Karyawan

Abstract
The purpose of this study was to determine the effect of the level of education on employee performance, the effect
of training on employee performance, the influence of career development on employee performance, and the
influence on the level of education, training, career development on the performance of employees of PT. Takaful
Insurance Batam. This type of research is quantitative descriptive research. The technique of collecting data
using a questionnaire. The study population was 50 people with a sample of 50 employees, who were chosen as a
whole so that they used saturated sampling. The results of this study indicate that the level of education shows that
the level of education does not affect employee performance. Training variable shows that training does not affect
employee performance. Career development variable shows that career development has no effect on employee
performance. Meanwhile F test results simultaneously shows that education, training, career development has no
effect towards employee performance variables.
Keywords; Level of Education, Training, Career Development, Performance

48 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis|Vol. 7 No.1, July 2019, 48-55|E-ISSN: 2548-9836
1. Pendahuluan 3. Apakah Pengembangan Karir berpengaruh
Sumber daya manusia mempunyai peranan terhadap Kinerja karyawan PT. Asuransi Takaful
penting dalam aktivitas perusahaan, karena Batam?
bagaimanapun juga kemajuan dan keberhasilan suatu 4. Apakah Tingkat Pendidikan, Pelatihan, dan
perusahaan tidak lepas dari peran dan kemampuan Pengembangan Karir berpengaruh terhadap
sumber daya manusia yang berkualitas. Karyawan Kinerja karyawan PT. Asuransi Takaful Batam?
adalah orang-orang yang bekerja pada suatu Hipotesis Penelitian
perusahaan atau pada instansi pemerintahan atau Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
badan usaha dan memperoleh upah atas jasanya H1 : Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap
tersebut. Dalam suatu sistem operasional perusahaan, kinerja karyawan PT. Asuransi Takaful Batam.
potensi sumber daya manusia pada hakekatnya H2 : Pelatihan berpengaruh terhadap kinerja
merupakan salah satu modal dan memegang suatu karyawan PT. Asuransi Takaful Batam.
peran yang penting dalam mencapai tujuan H3 : Pengembangan karir berpengaruh terhadap
perusahaan, Oleh karena itu perusahaan perlu kinerja karyawan PT. Asuransi Takaful Batam.
mengelolah sumber daya manusia dengan sebaik H4 : Tingkat pendidikan, Pelatihan, dan
mungkin, salah satunya adalah dengan Pengembangan karir berpengaruh terhadap
pengembangan karir. Pengembangan karir adalah kinerja karyawan PT. Asuransi Takaful Batam.
pengembangan sumber daya manusia untuk memikul
2. Kerangka Teori dan Pengembangan
tanggung jawab dan mengembangkan karirnya, Hipotesis
Ratnasari (2017)
2.1. Tingkat Pendidikan
PT. Asuransi Takaful Batam, merupakan
perusahaan yang bergerak pada bidang Asuransi, dan Faktor pendidikan berpengaruh pada perilaku
Asuransi Takaful Batam ini merupakan pelopor seseorang dalam menerima dan menolak suatu
perusahaan asuransi murni syariah, yang berdiri sejak perubahan yang dirasakan baru. Karyawan yang
tahun 1994. Perusahaan Asuransi ini bisa mengatasi berpendidikan ada kecenderungan lebih mudah
permasalahan antara pekerjaan dan perusahaan, tetapi menerima inovasi jika ditinjau dari segi kemudahan
PT. Asuransi Takaful Batam ini mempunyai pesaing (eccessibility) atau dalam mendapatkan informasi
dan kompetitor, oleh karena itu PT. Asuransi Takaful yang mempengaruhi sikapnya. Pendidikan
Batam ini juga harus mempertahankan dan merupakan unsur paling penting di dalam pekerjaan,
meningkatkan kinerja karyawan agar tujuan tingkat pendidikan seseorang akan menentukan di
perusahaan yang telah ditetapkan dapat tercapai. dalam pelaksanaan tugas bagi seorang karyawan.
Kinerja karyawan dapat bertahan dan meningkat Seperti yang dinyatakan oleh Usman (2011) bahwa
tergantung perusahaan dalam pengelolaan rencana semakin tinggi tingkat pendidikan dan pengalaman
karir karyawan agar terciptanya kinerja yang baik. kerja karyawan maka akan semakin tinggi kinerja
Kinerja adalah hasil kerja karyawan berupa kuantitatif yang ditampilkan. Lestari (2011) menyatakan bahwa
maupun kualitatif, Ratnasari (2013). tingkat pendidikan merupakan suatu kegiatan
Perumusan Masalah seseorang dalam mengembangkan kemampuan, sikap,
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dan bentuk tingkah lakunya, baik untuk kehidupan
dirumuskan masalah sebagai berikut: masa yang akan datang dimana melalui organisasi
1. Apakah Tingkat Pendidikan berpengaruh tertentu ataupun tidak terorganisir. Sedangkan
terhadap Kinerja karyawan PT. Asuransi Takaful menurut pusat bahasa departemen pendidikan
Batam? nasional, pendidikan adalah proses mengubah sikap
2. Apakah Pelatihan berpengaruh terhadap Kinerja dan tata cara seseorang atau kelompok orang dalam
karyawan PT. Asuransi Takaful Batam? usaha mendewasakan manusia melalui upaya

49 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis|Vol. 7 No.1, July 2019, 48-55|E-ISSN: 2548-9836
pengajaran dan pelatihan, Harsono (2011). kemampuan individu karyawan untuk mencapai karir
yang diinginkan.
2.2. Pelatihan
Menurut Wibowo (2013) pada dasarnya, 2.4. Kinerja Karyawan
pelatihan diperlukan karena adanya kesenjangan Bangun (2012) menjelaskan bahwa peningkatan
antara keterampilan pekerja sekarang dengan kinerja merupakan hal yang diinginkan baik dari
keterampilan yang dibutuhkan untuk menepati posisi pihak pemberi kerja maupun para pekerja. Pemberi
baru. Pelatihan adalah proses pembelajaran kerja menginginkan kinerja karyawannya baik untuk
keterampilan dasar yang dibutuhkan oleh karyawan kepentingan peningkatan hasil kerja dan keuntungan
baru untuk melaksanakan pekerjaan, Dessler (2010). perusahaan. Disisi lain, para pekerja berkepentingan
Menurut Fajar (2013) pelatihan adalah proses untuk pengembangan diri dan promosi pekerjaan.
pembelajaran yang ditujukan kepada karyawan agar Secara umum, dapat dikatakan bahwa kinerja
pelaksanaan pekerjaan memuaskan. Menurut Mondy karyawan yang baik bertujuan untuk meningkatkan
(2008), pelatihan dan pengembangan (training and produktivitas. Oleh karena itu, perbaikan sistem kerja
development) adalah jantung dari upaya berkelanjutan dilakukan oleh setiap komponen yang ada dalam
untuk meningkatkan kompetensi karyawan dan perusahaan. Untuk tujuan tersebut akan dibutuhkan
kinerja organisasi. sistem manajemen kinerja yang baik. Bangun (2012)
Berdasarkan definisi-definisi di atas maka dapat mendefinisikan “Kinerja (performance) adalah hasil
disimpulkan definisi pelatihan adalah proses pekerjaan yang dicapai seseorang berdasarkan
pembelajaran karyawan untuk memulai pekerjaannya, persyaratan-persyaratan pekerjaan (job requirement).
pelatihan bisa saja diberikan pada saat awal masuk Suatu pekerjaan mempunyai persyaratan tertentu
pekerjaan ataupun saat ingin menempati posisi baru untuk dapat dilakukan dalam mencapai tujuan yang
pada perusahaan. Pelatihan bertujuan untuk disebut juga sebagai standar pekerjaan (job
memberikan keterampilan pada karyawan dan standard)”. Menurut Sinambela (2011) bahwa
memperbaiki kekurangan karyawan dalam kinerja. “kinerja karyawan didefinisikan kemampuan
2.3. Pengembangan Karir karyawan dalam melakukan suatu keahlian tertentu”.
Pengembangan karir adalah proses peningkatan Wibowo (2011) menyatakan “kinerja berasal dari
kemampuan kerja individu yang dicapai dalam rangka pengertian performance, ada pula yang memberikan
mencapai karir yang diinginkan, Sudiro (2011). pengertian performance sebagai hasil kerja atau
Menurut Handoko (2008) pengembangan karir adalah prestasi kerja, tetapi termasuk bagaimana proses
peningkatan-peningkatan pribadi yang dilakukan pekerjaan berlangsung”. Sutrisno (2010)
seseorang untuk mencapai suatu rencana karir. menyimpulkan “kinerja karyawan adalah hasil kerja
Pengembangan karir adalah peningkatan-peningkatan karyawan dilihat pada aspek kualitas, kuantitas,
pribadi yang dilakukan seseorang untuk mencapai waktu kerja dan kerja sama untuk mencapai tujuan
suatu rencana karir, Yani (2012). Pengembangan karir yang sudah ditetapkan organisasi”.
mempengaruhi kinerja karyawan, dimana Berdasarkan definisi-definisi diatas maka dapat
pengembangan karir merupakan suatu langkah disimpulkan definisi kinerja karyawan adalah
pendekatan formal yang dilakukan organisasi untuk kemampuan karyawan dalam melakukan pekerjaan
menjamin bahwa pegawai dengan kualifikasi tepat untuk mencapai hasil pekerjaan yang baik sesuai
dan berpengalaman tersedia pada saat dibutuhkan, dengan tujuan organisasi.
Romkye (2016).
Berdasarkan definisi-definisi di atas maka dapat
disimpulkan definisi pengembangan karir adalah

50 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis|Vol. 7 No.1, July 2019, 48-55|E-ISSN: 2548-9836
3. Metode Penelitian sebaliknya semakin besar variabel X maka
3.1. Objek Penelitian semakin kecil variabel Y.
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah 3. Jika nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama
karyawan PT. Asuransi Takaful Batam. sekali antara variabel X dengan variabel Y.Jika
3.2. Subjek Penelitian nilai r = 1 atau =-1, telah terjadi hubungan linier
Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan PT. sempurna, yaitu berupa garis lurus, sedangkan
Asuransi Takaful Batam yang berjumlah 50 orang. bagi r yang mengarah kearah angka 0 maka garis
3.3. Populasi semakin tidak lurus.
Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas 3.7. Koefisien Determinasi (R2)
objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan Koefisien determinasi ini berfungsi untuk
karakteristik tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari mengetahui persentase besarnya pengaruh variabel
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam independen dan variabel dependen. Dalam
penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Asuransi penggunaannya, koefisien determinasi ini dinyatakan
Takaful Batam, yang berjumlah 50 karyawan. dalam persentase (%) dengan rumus sebagai berikut:
3.4. Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik Non probability yaitu sampel Keterangan :
jenuh atau sering disebut total sampling. Menurut Kd = Koefisien determinasi
Sugiyono (2013) sampel jenuh yaitu teknik penentuan r = Koefisien korelasi yang dikuadratkan
sampel dengan cara mengambil seluruh anggota 3.8. Pengujian Hipotesis
populasi sebagai responden atau sampel, sehingga 3.8.1. Uji Validitas dan Reliabilitas
sampel dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan TABEL 1

PT. Asuransi Takaful Batam yang berjumlah 50 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

karyawan.
3.5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini
menggunakan regresi linear berganda dengan
program SPSS.
3.6. Koefisien Korelasi (R)
Analisis koefisien korelasi (R) ini digunakan
untuk mengukur keeratan hubungan antara variabel Sumber: Hasil Olahan Data, 2018
bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), dalam hal ini Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai
mengukur kuat lemahnya hubungan Tingkat signifikan untuk setiap pernyataan adalah < alpha
Pendidikan (X1), Pelatihan (X2), dan Pengembangan yaitu 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa setiap
Karir (X3) dengan Kinerja Pegawai (Y). Nilai pernyataan dikatakan valid. Nilai alpha cronbach
koefesien korelasi menurut Sugiyono (2012) berkisar untuk setiap pernyataan > 0,6 maka dapat
antara -1 sampai +1 yang kriteria pemanfaatnya di disimpulkan bahwa setiap pernyataan dikatakan
jelaskan sebagai berikut: reliabel.
1. Jika nilai r> 0, artinya telah tejadi hubungan
yang linier positif, yaitu makin besar variabel X
maka semakin besar variabel Y.
2. Jika nilai r< 0, artinya telah terjadi hubungan
yang linier negatif, yaitu semakin kecil nilai
variabel X maka semakin besar variabel Y atau

51 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis|Vol. 7 No.1, July 2019, 48-55|E-ISSN: 2548-9836
3.8.2. Hasil Penelitian 3.8.2.2. Uji Heteroskedastisitas

Gambar 2 Uji Heteroskedastisitas


Gambar 1 Hasil Uji Grafik Normal P-P plot Sumber: Hasil pengolahan data, 2018

Berdasarkan Gambar 1 di atas memperhatikan Berdasarkan Gambar 2 di atas dapat dilihat


ketentuan bahwa titik-titik data menyebar di sekitar persebaran titik-titik yang acak di atas maupun di
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal bawah angka 0 dari sumbu Y. Dapat disimpulkan dari
maka dapat dikatakan data memenuhi asumsi gambar tersebut bahwa dalam model regresi tidak
normalitas. terjadi heteroskedastisitas.
3.8.2.1. Uji Multikolinearitas 3.7.3. Pengujian Hipotesis
TABEL 2 3.7.4. Analisis Regresi Linear Berganda
HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda,
Coefficents a dapat diperoleh persamaan sebagai berikut: Y =
Model Collinearity Statistics 14,327 + -0,107X1 + 0,221X2 + 0,448X3 + e
Tolerance VIF
penjelasan dari persamaan tersebut adalah:
1(constant)
Tingkat Pendidikan 0,928 1,078 1. Konstanta memiliki nilai sebesar 14,327 ini
menunjukan jika Tingkat Pendidikan (X1),
Pelatihan 0,995 1,005
Pengembangan Karir 0,925 1,081 Pelatihan (X2), Pengembangan Karir (X3) nilai
adalah nol, maka Kinerja Karyawan memiliki
a.Dependent Variabel : Kinerja Karyawan 14,327.
Sumber: Hasil pengolahan data, 2018 2. Variabel Tingkat Pendidikan (X1) memiliki nilai
koefisien regresi sebesar -0,107 ini berarti jika
Berdasarkan Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa variabel independen lain nilainya tetap atau
nilai VIF untuk variabel tingkat pendidikan, pelatihan, tidak berubah, maka setiap kenaikan 1 poin atau
dan pengembangan karir masing-masing sebesar 1% variabel Tingkat Pendidikan akan meningkat
1,078; 1,005; 1,081 sehingga dapat disimpulkan nilai Kinerja Karyawan sebesar -0,107.
bahwa dalam model regresi tidak terdapat gejala Koefisien variabel bernilai negatif artinya
multikolinearitas antar variabel bebas karena nilai terdapat hubungan negatif antara Tingkat
VIF nya lebih kecil dari 10 yang berarti bahwa semua Pendidikan (X1) dengan Kinerja Karyawan (Y).
variabel tersebut dapat digunakan sebagai variabel 3. Variabel Pelatihan (X2) memiliki nilai koefisien
yang saling independen. regresi sebesar 0,221, ini berarti jika variabel
independen lain nilainya tetap atau tidak
berubah, maka setiap kenaikan 1 poin atau 1%
variabel Kompensasi akan meningkatkan nilai
Kinerja Karyawan sebesar 0,221. Koefisien

52 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis|Vol. 7 No.1, July 2019, 48-55|E-ISSN: 2548-9836
b.Predictors: (Constant), PENGEMBANGAN
variabel bernilai positif artinya terdapat
KARIR, PELATIHAN, TINGKAT
hubungan positif antara Pelatihan (X2) dengan PENDIDIKAN

Kinerja Karyawan (Y), artinya semakin


Sumber: Hasil pengolahan data SPSS Ver.20
meningkat nilai Pelatihan (X2) maka akan
Hasil uji F memperlihatkan nilai F sebesar 1,828
meningkatkan Kinerja Karyawan (Y).
(Fhitung) < 2,81 (F tabel) dan nilai probabilitas
4. Variabel Pengembangan Karir (X3) memiliki
signifikansi sebesar 0,155 > 0,05 sehingga keputusan
nilai koefisien regresi sebesar 0,448, ini berarti
yang diambil adalah Ho diterima dan Ha ditolak,
jika variabel independen lain nilainya tetap atau
artinya variabel tingkat pendidikan, pelatihan,
tidak berubah, maka setiap kenaikan 1 poin atau
pengembangan karir tidak berpengaruh secara
1% variabel Kompensasi akan meningkatkan
bersama sama terhadap variabel kinerja karyawan.
nilai Kinerja Karyawan sebesar 0,448. Koefisien
3.7.7. Uji Koefisien Determinasi (R2)
variabel bernilai positif artinya terdapat TABEL 4
hubungan positif antara Pengembangan Karir UJI KOEFISIEN DETERMINASI
(X3) dengan Kinerja Karyawan (Y), artinya Model R R Square Adjusted R Square
semakin meningkat nilai Pengembangan Karir
(X3) maka akan meningkatkan Kinerja
1 ,326a ,107 ,048
Karyawan (Y).
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS Ver.20

3.7.5. Analisis Uji t (Parsial)


Berdasarkan Tabel 4 di atas memperlihatkan
Hasil dari uji t menunjukkan bahwa variabel
nilai R sebesar 0,326 dan dalam Tabel 4 menunjukkan
tingkat pendidikan (X1) nilai t hitung -0,462 < t tabel
bahwa kontribusi nilai variasi nilai X1,X2, dan X3
1,678 dan nilai signifikan 0,646 > 0,05, yang berarti
dalam mempengaruhi variasi nilai Y adalah sebesar
Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tingkat
4,8% sisanya yaitu 95,2% merupakan kontribusi
pendidikan tidak berpengaruh terhadap variabel
variabel lain yang tidak diikutsertakan di model
kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa
penelitian ini.
variabel pelatihan (X2) nilai t hitung 0,775 < t tabel
1,678 dan nilai signifikan 0,443 > 0,05, yang berarti
Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tingkat
4. Hasil Dan Pembahasan
4.1. Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap
pendidikan tidak berpengaruh terhadap variabel
Kinerja Karyawan
kinerja karyawan.
TABEL 5
Hal ini menunjukkan bahwa variabel pengembangan
UJI T
karir (X3) nilai t hitung 1,921 > 1,678 dan nilai
signifikan 0,061 > 0,05, yang berarti Ho ditolak dan
Ha diterima, artinya pengembangan karir tidak
berpengaruh terhadap variabel kinerja karyawan.
3.7.6. Analisis Uji F (Simultan)
TABEL 3 UJI F
ANOVA
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Regression 32,195 3 10,732 1,828 ,155b
Berdasarkan analisis data dan pengujian
1 Residual 269,985 46 5,869 hipotesis diperoleh nilai t hitung -0,462 dengan
Total 302,180 49
a.Dependent Variable: KINERJA tingkat signifikan sebesar 0,646. Jadi diperoleh nilai t
KARYAWAN hitung -0,462 < 1,678 t tabel dengan signifikansi
sebesar 0,646 > 0,05 hal ini berarti Ha ditolak dan Ho
diterima. Berdasarkan kriteria di atas variabel tingkat

53 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis|Vol. 7 No.1, July 2019, 48-55|E-ISSN: 2548-9836
pendidikan tidak berpengaruh terhadap kinerja 2. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel
karyawan PT. Asurasi Takaful Batam. Hasil penelitian pelatihan (X2) nilai t hitung 0,775 < t tabel 1,678
ini mendukung hasil penelitian Onibala (2017). dan nilai signifikan 0,443 > 0,05, yang berarti Ha
4.2. Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja ditolak dan Ho diterima, artinya tingkat
Karyawan pendidikan tidak berpengaruh terhadap variabel
Berdasarkan analisis data dan pengujian kinerja karyawan PT. Asuransi Takaful Batam.
hipotesis diperoleh nilai t hitung 0,775 dengan tingkat 3. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel
signifikan sebesar 0,443. Jadi diperoleh nilai t hitung pengembangan karir (X3) nilai t hitung 1,921 >
0,775 < 1,678 t tabel dengan signifikansi sebesar 1,678 dan nilai signifikan 0,061 > 0,05, yang
0,443 > 0,05 yang berarti Ha ditolak dan Ho diterima. berarti Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
Berdasarkan kriteria di atas variabel pelatihan tidak pengembangan karir tidak berpengaruh terhadap
berpengaruh terhadap kinerja karyawan di PT. variabel kinerja karyawan PT. Asuransi Takaful
Asurasi Takaful Batam. Hasil penelitian ini tidak Batam.
sejalan dengan hasil penelitian Ratnasari (2013), 4. Hasil uji F memperlihatkan nilai F sebesar 1,828
Ratnasari (2014) (Fhitung) < 2,81 (F tabel) dan nilai probabilitas
4.3. Pengaruh Pengembangan Karir terhadap signifikansi sebesar 0,155 > 0,05 sehingga
Kinerja Karyawan keputusan yang diambil adalah Ha ditolak dan Ho
Berdasarkan analisis data dan pengujian diterima, artinya variabel tingkat pendidikan,
hipotesis diperoleh nilai t hitung 1,921 dengan tingkat pelatihan, pengembangan karir tidak berpengaruh
signifikan sebesar 0,061. Jadi diperoleh nilai t hitung terhadap variabel kinerja karyawan PT. Asuransi
1,921 < 1,678 t tabel dengan signifikansi sebesar Takaful Batam.
0,061 > 0,05, yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak.
Berdasarkan kriteria di atas variabel pengembangan Daftar Pustaka
karir tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan di [1] Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber
PT. Asurasi Takaful Batam. Hasil penelitian ini Daya Manusia. Jakarta: Erlangga.
mendukung hasil penelitian Onibala (2017). [2] Dessler, Gary. 2010. Manajemen Sumber Daya
4.4. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pelatihan, Manusia. Edisi Kesepuluh. Jakarta Barat. PT
dan Pengembangan Karir terhadap Kinerja Indeks.
Karyawan [3] Fajar, Siti, dan Heru. 2013. Manajemen Sumber
Hasil uji F menunjukkan nilai f hitung 1,828 < Daya Manusia. Edisi Kedua. Yogyakarta. UPP
2,81 f tabel yang berarti Ha ditolak dan Ho diterima. STIM YKPN.
Hal ini berarti bahwa secara bersama-sama variabel [4] Feidy, Adolfina dan Walagikan. 2016. Tingkat
tingkat pendidikan, pelatihan, dan pengembangan Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan karir
karir tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. pengaruhnya terhadap Kinerja pegawai. Jurnal
Asuransi Takaful Batam. berkala efisiensi, Volume 16, Nomor 4.
[5] Handoko, Hani T. 2008. Manajemen Personalia
5. Kesimpulan dan Sumber Daya Manusia. BPFE: Yogyakarta.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat [6] Harsono. 2011. Sistem Administrasi
disimpulkan sebagai berikut:
Kepegawaian. Bandung: Fokus Media.
1. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel
[7] Kumara, I Wayan Sutya Edy. 2016. Pelatihan
tingkat pendidikan (X1) nilai t hitung -0,462 < t
terhadap Kinerja karyawan dengan Mediasi
tabel 1,678 dan nilai signifikan 0,646 > 0,05, yang
Kepemimpinan pada Hotel Satriya Cottages
berarti Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tingkat
Kuta-Bali. Jurnal Manajemen Unud, Volume 5,
pendidikan tidak berpengaruh terhadap variabel
Nomor 3 (hlm 1399-1428).
kinerja karyawan PT. Asuransi Takaful Batam.

54 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis|Vol. 7 No.1, July 2019, 48-55|E-ISSN: 2548-9836
[8] Kusuma, Yordy Wisnu. 2016. Pengaruh Pelayanan Publik. Jakarta: Bumi Aksara.
Motivasi kinerja dan Intensif terhadap [19] Sudiro, Ahmad. 2011. Perencanaan Sumber
Semangat kerja karyawan CU. F.A. Daya Manusia. Malang: UB Press.
Management. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, [20] Sutrisno, Edy. 2010. Manajemen Sumber Daya
Volume 15, Nomor 2. Manusia. Jakarta: Kencana.
[9] Lestari, Anis Indah Puji. 2011. Pengaruh Latar
Belakang Pendidikan, Pelatihan, dan [21] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif.
Pengalaman Kerja. Skripsi. Yogyakarta: UIN Bandung: Alfabeta.
Yogyakarta. [22] Wibowo. 2013. Manajemen Kinerja. Jakarta:
[10] Mondy, R Wayne. 2008. Human Resource Rajawali Pers.
Management. Dialih bahasa oleh Bayu [23] Usman, Husaimi. 2011. Manajemen, Teori,
Airlangga. Edisi Kesepuluh. PT. Gelora Aksara Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi
Pratama. Aksara.
[11] Onibala, Natia R., dkk. 2017. Pengaruh [24] Yani, M. 2012. Manajemen Sumber Daya
Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Karir Manusia. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang
Manado. Jurnal EMBA. Vol. 5. No. 2.
September 2017. Hal. 2790-2798.
[12] Pani, Erman. 2012. Analisis Pengaruh
Pendidikan dan Pelatihan terhadap Kinerja
karyawan Credit Union Keling Kunang tempat
Pelayanan Sekadau.
[13] Ratnasari, Sri Langgeng. 2013. Manajemen
Kinerja. Surabaya: Semesta Anugrah.
[14] Ratnasari, Sri Langgeng. 2013. Pengaruh
Faktor-Faktor Pelatihan Terhadap Prestasi
Kerja Karyawan Departemen Produksi PT. X
Batam. Jurnal Buletin Studi Ekonomi. Vol.18,
No.1, Februari 2013.
[15] Ratnasari, Sri Langgeng. 2014. Pelatihan Dan
Motivasi Sebagai Prediktor Kinerja Karyawan
Departemen Produksi PT. Y Batam. Jurnal
MIX. Vol.IV, No.3, Okt 2014.
[16] Ratnasari, Sri Langgeng. 2017. Perencanaan
Sumber Daya Manusia. Surabaya: Unggul
Pangestu Nirmana.
[17] Romkye, Jantjel dan Deddy. 2016. Pengaruh
Disiplin kerja dan Pengembangan karir
terhadap Kinerja karyawan pada Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UNSRAT di Manado.
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, Volume 16,
Nomor 1.
[18] Sinambela, Lijan Poltak. 2011. Reformasi

55 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis|Vol. 7 No.1, July 2019, 48-55|E-ISSN: 2548-9836

Anda mungkin juga menyukai