Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH KOMUNIKASI, ETIKA KERJA DAN KEDISIPLINAN TERHADAP

PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI KANTOR


CAMAT KECAMATAN SIBOLGA KOTA

1
Ittoki Josua Pakpahan, 2Rudi Herwin, 3Imelda Susanti, 4Emmy Fauziah Marpaung, 5Novita Rizki Harahap
1,2,3,4,5
Universitas Islam Sumatera Utara
1
ittoki..josuahrp@gmail.com, 2rudi.herwin@gmail.com, 3imelda.susanti@gmail.com, 4emmy.fauziah@gmail.com,
5
novita.rizki@gmail.com

ABSTRACT

This research aims to determine and analyze : 1) the effect of communication on the productivity
employees of the Kantor Camat Sibolga Kota; 2) the effect of work ethics on the productivity
employees of the Kantor Camat Sibolga Kota employees; 3) the influence of discipline on the
productivity employee of the Kantor Camat Sibolga Kota; and 4) the effect of communication,
work ethics and discipline on the productivity employees of the Kantor Camat Sibolga Kota. This
type of research is associative research, with a sample of 56 people. The results showed : 1)
communication had a positive and significant effect on the productivity employee of the Kantor
Camat Sibolga Kota; 2) Work ethics have a positive and significant effect on the productivity
employees of the Kantor Camat Sibolga Kota employees; 3) Discipline has a positive and
significant effect on the productivity employees of the Kantor Camat Sibolga Kota employees; 4)
Simultaneous communication, work ethics and discipline have positive and significant effect on the
productivity employees of the Kantor Camat Sibolga Kota employees. Productivity employees can
be influenced by communication, work ethics and discipline by 61.8%. While the remaining 38.2%
is influenced by other variables not examined in this research.

Keywords : Communication, Work Ethics, Discipline, Productivity Employees.

ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis : 1) pengaruh


komunikasi terhadap produktivitas kerja pegawai Kantor Camat Kecamatan Sibolga Kota; 2)
pengaruh etika kerja terhadap produktivitas kerja pegawai Kantor Camat Kecamatan Sibolga
Kota; 3) pengaruh kedisiplinan terhadap produktivitas kerja pegawai Kantor Camat Kecamatan
Sibolga Kota; dan 4) pengaruh komunikasi, etika kerja dan kedisiplinan terhadap produktivitas
kerja pegawai Kantor Camat Kecamatan Sibolga Kota. Jenis penelitian ini adalah penelitian
asosiatif, dengan sampel berjumlah 56 orang. Hasil penelitian menunjukkan : 1) komunikasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai Kantor Camat
Kecamatan Sibolga Kota; 2) Etika kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas
kerja pegawai Kantor Camat Kecamatan Sibolga Kota; 3) Kedisiplinan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai Kantor Camat Kecamatan Sibolga Kota; 4)
Komunikasi, etika kerja dan kedisiplinan secara simultan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap produktivitas kerja pegawai Kantor Camat Kecamatan Sibolga Kota. Produktivitas kerja
pegawai mampu dipengaruhi oleh komunikasi, etika kerja dan kedisiplinan sebesar 61,8%.
Sedangkan sisanya sebesar 38,2% dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian
ini.

Kata kunci : Komunikasi, Etika kerja, Kedisiplinan, Produktivitas kerja.

1. Pendahuluan pegawai dalam menghasilkan suatu barang


Peningkatan kualitas sumber daya pegawai maupun jasa. Peningkatan produktifitas kerja
sangat diperlukan secara terencana, terarah dan pegawai merupakan suatu strategi yang dapat
Produktivitas kerja merupakan suatu hasil kerja diterapkan organisasi untuk mencapai tujuan.
dari seorang pegawai, hasil kerja pegawai Menurut Hasibuan (2010:157) bahwa
merupakan suatu proses bekerja dari seorang produktivitas adalah perbandingan antara output

Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma (JRAM) Volume 7, No 2, Desember 2020 1


(hasil) dengan input (masukan). Jika Hubungan komunikasi yang terjalin baik
produktivitas naik hanya dimungkinkan oleh antara pimpinan dan pegawai serta antara
adanya peningkatan efisiensi (waktu, bahan dan pegawai yang satu dengan pegawai yang lain,
tenaga) dan sistem kerja, teknik produksi, serta merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam
peningkatan keterampilan kerja pegawai dari mencapai tujuan organisasi yang telah
tenaga kerjanya. ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan suatu
Terkait dengan hal tersebut, maka organisasi tanpa adanya komunikasi yang baik
organisasi dituntut untuk dapat menciptakan dapat mengakibatkan tidak efektif dan
lingkungan kerja yang aktif yang sangat efisiennya kinerja dalam suatu organisasi dan
berperan dalam efektivitas dan efisiensi kerja akan berpengaruh langsung terhadap kegiatan-
organisasi, sehingga dapat menunjang kegiatan lainnya, sehingga proses keseluruhan
kelancaran individu untuk meningkatkan kegiatan didalam organisasi akan terhambat.
produktivitas kerja. Salah satu cara untuk Konflik bahkan sering terjadi dalam organisasi
meningkatkan produktivitas kerja adalah disebabkan oleh komunikasi yang kurang baik.
dengan memperbaiki komunikasi yang terjalin Kenyataannya sekarang, seluruh dunia
dalam suatu organisasi serta penguatan etika kerja yang akan kita masuki sedang berubah
kerja dan kedisiplinan pegawai. secara dramatis. Jenis pekerjaan yang kita
Komunikasi merupakan salah satu aspek lakukan, alat yang kita gunakan, bentuk
terpenting namun juga kompleks dalam manajemen, lingkungan kerja, orang-orang
kehidupan manusia. Manusia sangat dengan siapa kita berkomunikasi semuanya
dipengaruhi oleh komunikasi yang mengalami perubahan yang sangat besar.
dilakukannya dengan manusia lain, baik yang Banyak perubahan dalam dunia kerja yang
sudah dikenal maupun yang tidak dikenal sama dinamis ini berkisar seputar memproses dan
sekali. Komunikasi memiliki peran yang sangat mengkomunikasikan informasi. Itu sebabnya
vital bagi manusia, maka dari itu, setiap orang para pemain yang paling sukses dalam dunia
harus memberikan perhatian yang seksama kerja yang baru ini adalah mereka yang
terhadap komunikasi. mempunyai keterampilan komunikasi yang
Terwujudnya tujuan suatu organisasi tidak maju.
akan lepas dari komunikasi individu-organisasi Dalam membina dan meningkatkan
di dalam kelompok formal maupun informal produktivitas pegawai, tidak terlepas dari etika
dari suatu organisasi. Komunikasi dalam kerja yang di yakini oleh individu individu
organisasi memungkinkan setiap pegawai tersebut. Etika merupakan seperangkat nilai
organisasi melaksanakan pekerjaannya secara tentang baik, benar, buruk dan salah yang
lebih pasti. Informasi pada dasarnya dibutuhkan berdasarkan prinsip- prinsip moralitas,
oleh semua orang yang mempunyai perbedaan khususnya dalam perilaku dan tindakan. Etika
kedudukan dalam suatu organisasi. Komunikasi adalah acuan yang dipakai oleh suatu individu
juga dapat mengantisipasi dan mengatasi atau organisasi sebagai pedoman dalam
malasah atau konflik yang terjadi dalam melaksanakan aktivitas bisnisnya, agar kegiatan
organisasi. yang mereka lakukan tidak merugikan individu
Pada umumnya organisasi adalah atau lembaga yang lainnya. Etika kerja
sekelompok masyarakat yang saling bekerja merupakan sikap, pandangan, kebiasaan, ciri-
sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu dan ciri atau sifat mengenai cara bekerja yang
komunikasi adalah perekat yang dimiliki seseorang, suatu golongan atau suatu
memungkinkan kelompok masyarakat tersebut bangsa.
secara bersama-sama melakukan fungsinya Etika kerja dibutuhkan ketika manusia
dengan baik. Oleh sebab itu, Komunikasi mulai menyadari bahwa kemajuan zaman telah
merupakan kegiatan yang sangat penting dalam menyebabkan manusia semakin tersisih dari
berorganisasi. Hasil penelitian seorang pakar nilai-nilai kemanusiaannya (humanistik). Etika
komunikasi menyimpulkan bahwa sekitar 75% kerja yang tinggi tentunya rutinitas tidak akan
- 90% waktu kerja digunakan pimpinan atau membuat bosan, bahkan mampu meningkatkan
manajer untuk berkomunikasi. Jika dua orang produktivitas kerja. Hal yang mendasari etika
atau lebih bekerja sama maka perlu adanya kerja tinggi di antaranya keinginan untuk
komunikasi antarmereka. Makin baik menjunjung tinggi mutu pekerjaan, maka
komunikasi mereka maka akan baik pula individu yang mempunyai etos kerja tinggi akan
kerjasama mereka.

Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma (JRAM) Volume 7, No 2, Desember 2020 2


turut serta memberikan masukan-masukan ide dilaksanakan secara transparan, sesama
di tempat bekerja. pegawai terkadang terjadi kesalahapahaman
Mendisiplinkan pegawai dalam bekerja yang mengakibatkan pertengkaran, dan pegawai
merupakan hal penting yang dilakukan oleh sehari-hari lebih sering berkomunikasi dengan
suatu organisasi. Hal ini diperlukan untuk bahasa daerah.
meningkatkan produktivitas kerja pegawai serta Selain itu mengenai etika kerja adalah
tujuan organisasi dapat tercapai. Kedisiplinan masih kurang baik etika pimpinan dalam
diterapkan kepada pegawai agar tertib dalam bekerja dan membimbing bawahan untuk
bekerja dan patuh terhadap aturan yang ada melaksanakan tugas yang diberikan, serta antar
pada organisasi serta pegawai tidak bertindak pegawai dalam etika kerja untuk saling
sesuka hati terhadap aturan yang berlaku. bekerjasama atau berinteraksi menyelesaikan
Kedisiplinan yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab dari pekerjaan belum berjalan
tanggung jawab seseorang terhadap tugas yang dengan baik. Selain itu kedisiplinan pegawai
diberikan kepadanya. Hal ini dapat mendorong juga masih rendah, dimana pegawai masih
adanya gairan kerja, semangat kerja yang kurang disiplin terutama dalam mematuhi
berdampak pada tercapainya tujuan organisasi. peraturan organisasi, ada juga ditemukan
Sasaran dari disiplin kerja salah satunya adalah pegawai yang menitip absen kepada pegawai
untuk dapat menjadikan tenaga kerja lain, dan ada juga ditemukan pegawai yang
memperoleh tingkat produktivitas yang tinggi melawan atasan.
sesuai dengan harapan organisasi, dalam jangka
pendek maupun jangka panjang. Melalui 1.1. Batasan Masalah
disiplin akan mencerminkan kekuatan, karena Batasan masalah digunakan untuk
orang yang berhasil dalam karyanya biasanya menghindari kesimpangsiuran dalam membahas
mereka yang memiliki disiplin yang tinggi. dan menganalisis permasalahan dalam
Kedisiplinan merupakan kunci keberhasilan penelitian ini. Batasan masalah dalam penelitian
pada suatu organisasi. ini adalah membahas persoalan yang berkaitan
Kedisiplinan erat kaitannya dengan tingkat dengan komunikasi (X1), etika kerja (X2),
kehadiran pegawai dalam bekerja. Tingkat kedisiplinan (X3) dan produktivitas pegawai
absensi merupakan tingkat ketidakhadiran (Y).
pegawai yang berkenaan dengan tugas dan
kewajibannya. Pada umumnya perusahaan 1.2. Hioptesis
selalu memperhatikan pegawainya untuk datang Hipotesis merupakan jawaban sementara
dan pulang tepat waktu, sehingga pekerjaan yang diberikan peneliti yang diungkapkan
tidak tertunda. Ketidakhadiran seorang pegawai dalam pernyataan yang dapat diteliti, (Sugiyono
akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja, 2010:56). Berdasarkan perumusan masalah dan
sehingga perusahaan tidak bisa mencapai tujuan kerangka konseptual maka peneliti menetapkan
secara optimal. Tingkat absensi yang baik maka hipotesis di dalam penelitian ini yaitu :
dapat meningkatkan disiplin pegawai. 1) Komunikasi berpengaruh positif dan
Tingginya tingkat absensi akan mempengaruhi signifikan terhadap produktivitas pegawai
produktivitas pegawai dan ada kemungkinan Kantor Camat Kecamatan Sibolga Kota.
dapat menurunkan produktivitas kerja, sehingga 2) Etika kerja berpengaruh positif dan
target yang diharapkan perusahaan tidak signifikan terhadap produktivitas pegawai
terpenuhi. Sebaliknya dengan rendahnya tingkat Kantor Camat Kecamatan Sibolga Kota.
absensi akan mengakibatkan kinerja pegawai 3) Kedisiplinan berpengaruh positif dan
dapat meningkat dan target yang diharapkan signifikan terhadap produktivitas pegawai
bisa terpenuhi. Kantor Camat Kecamatan Sibolga Kota.
Permasalahan yang terjadi di Kantor 4) Komunikasi, Etika Kerja dan Kedisiplinan
Camat Sibolga Kota dalam hal komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
dantaranya pegawai jarang sekali produktivitas pegawai Kantor Camat
berkomunikasi atau bertemu dengan pimpinan Kecamatan Sibolga Kota.
Camat karena Camat tidak pernah lama berda di
kantor, pegawai kurang memahami aturan dan 1.3. Tujuan Penelitian
perintah dari pimpinan karena faktor tingkat Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
pendidikan yang rendah, proses sosialisasi ini adalah :
masih kurang baik, evaluasi pegawai tidak

Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma (JRAM) Volume 7, No 2, Desember 2020 3


1) Untuk mengetahui dan menganalisis maka diambil 10% - 15% atau 20% - 25%.
pengaruh komunikasi terhadap produktivitas Apabila objek kurang dari 100 orang lebih baik
kerja pegawai Kantor Camat Kecamatan diambil semua, sehingga penelitian merupakan
Sibolga Kota. penelitian populasi. Dengan demikian sampel
2) Untuk mengetahui dan menganalisis yang diambil adalah keseluruhan dari jumlah
pengaruh etika kerja terhadap produktivitas populasi yaitu 56 orang.
kerja pegawai Kantor Camat Kecamatan
Sibolga Kota. 2.3. Uji Normalitas
3) Untuk mengetahui dan menganalisis Tujuan uji normalitas adalah ingin menguji
pengaruh kedisiplinan terhadap model regresi distribusi sebuah data mengikuti
produktivitas kerja pegawai Kantor Camat atau mendekati distribusi normal, yakni
Kecamatan Sibolga Kota. distribusi data dengan bentuk lonceng. Kalau
4) Untuk mengetahui dan menganalisis asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi
pengaruh komunikasi, etika kerja dan tidak valid. Ada dua cara untuk mendeteksi
kedisiplinan terhadap produktivitas kerja apakah data berdistribusi normal atau tidak,
pegawai Kantor Camat Kecamatan Sibolga yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
Kota. Salah satu cara untuk melihat normalitas
adalah dengan melihat grafik normal plot yang
2. Metode Penelitian membandingkan antara data observasi dengan
2.1. Populasi distribusi yang mendekati distribusi normal.
Populasi adalah keseluruhan dari
sekumpulan elemen atau objek dan subjek yang
memiliki sejumlah karakteristik umum yang
diminati oleh peneliti untuk dipelajari, diteliti
dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam
penelitian ini yang menjadi populasi adalah
seluruh pegawai kantor Camat Sibolga Kota
yang berjumlah 56 orang.

2.2 Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah sampel jenuh (saturation Gambar 1 Grafik Normal P-P Plot
sampling) yaitu teknik pengambilan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai Pada grafik Normal P-P Plot terlihat titik
sampel, dengan syarat populasi tidak banyak. yang mengikuti data di sepanjang garis
Menurut Arikunto (2014:22) apabila subjek dari diagonal. Hal ini berarti data berdistribusi
suatu populasi yang akan diteliti kurang dari normal.
100, maka lebih baik diambil semua sehingga Untuk Uji Kolmogorov-Smirnov dilakukan
penelitiannya merupakan penelitian populasi, melalui Non Parametric Test, hasilnya seperti
selanjutnya apabila subjeknya lebih dari 100, pada Tabel berikut :
Tabel 1 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 56
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation 1.14776361
Most Extreme Absolute
Positive .081
Differences .081
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z -.065
Asymp. Sig. (2-tailed) .607
.855
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma (JRAM) Volume 7, No 2, Desember 2020 4


Pada Tabel 5.23 terlihat bahwa nilai terdapat pada Scatterplot yang dihasilkan
Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,855. Dengan program SPSS dengan dasar pengambilan
demikian nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,855 > keputusan yaitu jika ada pola tertentu, seperti
0,05 yang berarti variabel residual berdistribusi titik-titik yang ada membentuk suatu pola
normal. tertentu yang teratur (bergelombang, melebar,
kemudian menyempit) maka terjadi
2.4. Uji Multikolinearitas heteroskedastisitas, sedangkan jika tidak ada
Suatu variabel menunjukkan gejala pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas
multikolinieritas bisa dilihat dari nilai dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka
Tolerance dan nilai Variance Inflation Factor tidak terjadi heteroskedastisitas.
(VIF). Nilai Tolerance > 0,1 dan VIF < 10,
maka tidak terdapat multikolienaritas dalam
model regresi.
Tabel 2 Hasil Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
1 Komunikasi .904 1.107
Etika kerja .997 1.003
Kedisiplinan .906 1.104 Gambar 2 Grafik Scatterplot
Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa
Hasil pengujian yang ditampilakn pada titik-titik menyebar diatas dan dibawah 0 pada
Tabel 5.24 menunjukkan bahwa semua variabel sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan
yang digunakan sebagai prediktor model regresi bahwa tidak terjadi heteroskedostisitas dalam
menunjukkan nilai Tolerance > 0,1 dan nilai model regresi.
VIF < 10. Hal ini berarti bahwa variabel- Uji heteroskedastisitas dapat juga
variabel bebas yang digunakan dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan uji Glejser
tidak menunjukkan adanya gejala dengan cara meregresi nilai absolut residual
multikolinieritas dan dapat digunakan sebagai terhadap variabel independen. Jika nilai Sig <
variabel yang saling independen. 0,05 maka ada indikasi terjadi
heteroskedastisitas, akan tetapi jika nilai Sig >
2.5. Uji Heteroskedostisitas 0,05 maka tidak terjadi heteroskedostisitas.
Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan
menganalisis penyebaran titik-titik yang
Tabel 3. Hasil Uji Glejser
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 4.401 1.531 2.874 .006
Komunikasi -.084 .048 -.238 -1.734 .089
1
Etika kerja .003 .032 .011 .083 .935
Kedisiplinan -.150 .116 -.177 -1.293 .202
a. Dependent Variable: Absres

Berdasarkan Tabel 3 diatas diketahui bahwa kesimpulannya tidak terjadi heteroskedostisitas


untuk variabel komunikasi (X1) nilai signifikan dalam model regresi.
0,089, variabel etika kerja (X2) nilai signifikan
0,935, dan variabel kedisiplinan (X3) nilai 3. Pengujian Hipotesis
signifikan 0,202. Dengan demikian untuk ketiga 3.1. Analisis Regresi Linear Berganda
variabel independen tersebut nilai signifikan- Analisis regresi linear berganda ditujukan
nya lebih besar dari 0,05, sehingga untuk mengetahui pengaruh atau hubungan

Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma (JRAM) Volume 7, No 2, Desember 2020 5


komunikasi, etika kerja dan kedisiplinan serta naik sebesar satu satuan, maka produktivitas
produktivitas kerja pegawai, maka untuk kerja pegawai akan naik sebesar 0,586.
memperoleh hasil yang lebih akurat, peneliti Demikian pula sebaliknya.
menggunakan bantuan program software SPSS - Nilai koefisien X2 (b2) sebesar 0,297. Nilai
versi 20.0, maka dihasilkan output sebagai ini mempunyai arti bahwa jika etika kerja
berikut : naik sebesar satu satuan, maka produktivitas
Tabel 4 Hasil Regresi Linear Berganda kerja pegawai akan naik sebesar 0,297.
Model Unstandardized Dengan pula sebaliknya.
Coefficients - Nilai koefisien X3 (b3) sebesar 0,640. Nilai
B Std. Error ini mempunyai arti bahwa jika kedisiplinan
(Constant) -.441 2.942 naik sebesar satu satuan, maka produktivitas
1 Komunikasi .586 .093 kerja pegawai akan naik sebesar 0,640.
Etika kerja .297 .062 Dengan pula sebaliknya.
Kedisiplinan .640 .222 Dari ketiga variabel independen tersebut,
diketahui bahwa variabel kedisiplinan adalah
Berdasarkan Tabel 4 diatas, jika dilihat variabel yang paling dominan mempengaruhi
nilai B pada kolom Unstandardized produktivitas kerja pegawai kantor Camat
Coefficients, maka dapat dibentuk suatu model Kecamatan Sibolga Kota karena nilai koefisien
persamaan regresi sebagai berikut : regresi-nya lebih besar dari yang lain.
Y = -0,441 + 0,586X1 + 0,297X2 + 0,640X3 + e
Interpretasi persamaan tersebut sebagai berikut 3.2. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
: Uji parsial (uji t) digunakan untuk
- Nilai konstanta (a) sebesar -0,441. Nilai ini membuktikan pengaruh secara parsial
mempunyai arti bahwa jika komunikasi, komunikasi (X 1 ), etika kerja (X2 ) dan
etika kerja dan kedisiplinan tidak ada atau kedisiplinan (X 3 ) terhadap produktivitas kerja
bernilai nol, maka produktivitas pegawai (Y). Nilai thitung diperoleh dari hasil SPSS,
akan turun sebesar 0,441. sedangkan nilai ttabel yang digunakan adalah
- Nilai koefisien X1 (b1) sebesar 0,586. Nilai nilai t pada α = 0,05 dengan derajat kebebasan
ini mempunyai arti bahwa jika komunikasi (df = n – k = 56 – 4 = 52) yaitu 1,675.
Tabel 5 Hasil Uji Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -.441 2.942 -.150 .881
Komunikasi .586 .093 .553 6.311 .000
1
Etika kerja .297 .062 .400 4.800 .000
Kedisiplinan .640 .222 .252 2.879 .006
a. Dependent Variable: Produktivitas kerja

Berdasarkan Tabel 5, dapat dijelaskan Kota. Dengan demikian hipotesis pertama


sebagai berikut : dapat diterima.
- Uji hipotesis pertama yaitu pengaruh - Uji hipotesis kedua yaitu pengaruh etika
komunikasi (X1) terhadap produktivitas kerja (X2) terhadap produktivitas kerja
kerja pegawai (Y), diperoleh nilai thitung pegawai (Y), diperoleh nilai thitung variabel
variabel komunikasi yaitu 6,311 dengan etika kerja yaitu 4,800 dan taraf signifikansi
taraf signifikansi 0,000. Jika nilai tersebut 0,000. Jika nilai tersebut dibandingkan
dibandingkan dengan nilai ttabel, maka nilai dengan nilai ttabel, maka nilai thitung (4,800) >
thitung (6,311) > ttabel (1,675) dan taraf ttabel (1,675) dan taraf signifikansi 0,000 <
signifikasi 0,000 < 0,05. Hal ini berarti 0,05. Hal ini berarti bahwa etika kerja
bahwa komunikasi berpengaruh positif dan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
signifikan terhadap produktivitas kerja produktivitas kerja pegawai kantor Camat
pegawai kantor Camat Kecamatan Sibolga

Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma (JRAM) Volume 7, No 2, Desember 2020 6


Kecamatan Sibolga Kota. Dengan demikian
hipotesis kedua dapat diterima. 3.3. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
- Uji hipotesis ketiga yaitu pengaruh Uji signifikasi simultan (uji F) digunakan
kedisiplinan (X3) terhadap produktivitas untuk membuktikan pengaruh komunikasi (X1),
kerja pegawai (Y), diperoleh nilai thitung etika kerja (X2) dan kedisiplinan (X3) secara
variabel kedisiplinan yaitu 2,879 dan taraf simultan terhadap produktivitas kerja pegawai
signifikansi 0,006. Jika nilai tersebut kantor Camat Kecamatan Sibolga Kota.
dibandingkan dengan nilai ttabel, maka nilai Nilai Fhitung diperoleh dari hasil pengolahan
thitung (2,879) > ttabel (1,675) dan taraf SPSS sedangkan nilai Ftabel yang digunakan
signifikansi 0,006 < 0,05. Hal ini berarti adalah nilai distribusi F dengan derajat
bahwa kedisiplinan berpengaruh positif dan kebebasan :
signifikan terhadap produktivitas kerja df1 = k – 1 = 4 – 1 = 3
pegawai kantor Camat Kecamatan Sibolga df2 = n – k = 56 – 4 = 52
Kota. Dengan demikian hipotesis ketiga Maka Ftabel yang digunakan adalah F0,05(3;52)
dapat diterima. yaitu 2,783.
Tabel 6. Hasil Uji Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of df Mean Square F Sig.
Squares
Regression 128.402 3 42.801 30.718 .000b
1 Residual 72.455 52 1.393
Total 200.857 55
a. Dependent Variable: Produktivitas kerja
b. Predictors: (Constant), Kedisiplinan, Etika kerja, Komunikasi

Berdasarkan Tabel 6 diatas, diperoleh nilai


Fhitung sebesar 30,718 dengan nilai signifikansi 3.4. Uji Determinan (R2)
0,000. Selanjutnya nilai Fhitung dibandingkan Koefisien determinan mengukur seberapa
dengan nilai Ftabel , maka diperoleh Fhitung jauh kemampuan model dalam menerangkan
(30,718) > Ftabel (2,783) dan taraf signifikasi variasi variabel independen. Nilainya adalah 0 –
0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa 1. Semakin mendekati nol berarti model regresi
komunikasi, etika kerja dan kedisiplinan secara semakin tidak baik atau model dalam
simultan berpengaruh positif dan signifikan menjelaskan dengan sangat terbatas, dan
terhadap produktivitas kerja pegawai kantor sebaliknya semakin mendekati satu, maka
Camat Kecamatan Sibolga Kota. Dengan model semakin baik.
demikian hipotesis keempat dapat diterima.
Tabel 7 Hasil Uji Determinan
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of
Square the Estimate
1 .800a .639 .618 1.180
a. Predictors: (Constant), Kedisiplinan, Etika kerja, Komunikasi

Besarnya koefesien determinasi dapat (6,311) > ttabel (1,675) dan taraf signifikasi
dilihat pada kolom Adjusted R Square yaitu 0,000 < 0,05. Artinya bahwa komunikasi
sebesar 0,618. Nilai ini berarti bahwa berpengaruh positif dan signifikan terhadap
produktivitas pegawai mampu dipengaruhi oleh produktivitas kerja pegawai kantor Camat
komunikasi, etika kerja dan kedisiplinan Kecamatan Sibolga Kota. Selain itu, variabel
sebesar 61,8%. Sedangkan sisanya sebesar komunikasi memberikan kontribusi positif
38,2% dipengaruhi variabel lain yang tidak terhadap produktivitas kerja, sebagaimana hasil
diteliti dalam penelitian ini. analisis regresi linear berganda bahwa nilai 𝛽
variabel komunikasi adalah 0,586. Hal ini
4. Evaluasi menunjukkan bahwa pegawai Kantor Camat
Berdasarkan hasil uji hipotesis pertama Kecamatan Sibolga Kota dapat meningkatkan
diketahui bahwa variabel mempunyai nilai thitung produktivitas kerjanya melalui komunikasi.
Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma (JRAM) Volume 7, No 2, Desember 2020 7
Artinya semakin baik komunikasi dalam nilai atau norma-norma tertentu. Hal ini sesuai
organisasi, maka akan semakin meningkat dengan pendapat Supardan (2013:57) yang
produktivitas kerja pegawai. menyatakan bahwa etika kerja adalah suatu
Komunikasi merupakan proses semangat kerja yang dimiliki oleh masyarakat
pemindahan suatu informasi dari seseorang untuk mampu bekerja lebih baik guna
kepada orang lain yaitu pengirim (sender) memperoleh nilai hidup mereka. Etika kerja
kepada penerima (receiver) agar dapat tercipta menentukan penilaian manusia yang
suatu persepsi atau pemahaman dari kedua diwujudkan dalam suatu pekerjaan.
belah pihak. Seorang pimpinan perusahaan di Menurut Ernawan (2013:83) etika kerja
dalam melakukan kegiatan-kegiatan manajemen merupakan sikap, pandangan, kebiasaan, ciri-
memerlukan komunikasi dengan bawahannya ciri atau sifat mengenai cara bekerja yang
baik secara horizontal, maupun vertikal. dimiliki seseorang, suatu golongan atau suatu
Komunikasi tersebut dipergunakan di dalam bangsa. Etika kerja yang tinggi tentunya
penyampaian pesan yang disampaikan oleh rutinitas tidak akan membuat bosan, bahkan
manajemen tingkat atas dengan tujuan dapat mampu meningkatkan prestasi kerjanya atau
diterima baik oleh manajemen tingkat kinerja. Hal yang mendasari etika kerja tinggi di
menengah, maupun manajemen tingkat bawah. antaranya keinginan untuk menjunjung tinggi
Komunikasi merupakan dasar adanya kerja mutu pekerjaan, maka individu yang
sama, jika dilakukan dengan baik, akan mempunyai etos kerja tinggi akan turut serta
membantu perusahaan dalam mencapai tujuan. memberikan masukan-masukan ide di tempat
Untuk mencapai tujuan dari perusahaan tersebut bekerja. Hal ini menunjukkan produktivitas
perlu adanya komunikasi yang efektif sebagai yang tinggi. Hasil penelitian ini menguatkan
proses interaksi atau hubungan satu sama lain penelitian terdahulu oleh Fitriyan (2015) yang
yang dikehendaki agar diterima dan dimengerti menyatakan bahwa etika kerja berpengaruh
antara atasan dengan bawahan maupun dengan positif dan signifikan terhadap produktifitas
atasannya. Hasil penelitian ini sejalan dan kerja karyawan.
menguatkan penelitian terdahulu oleh Mandala Selanjutnya berdasarkan uji hipotesis
(2014) dan Aning Kesuma Putri, Siti Holia ketiga diketahui bahwa variabel kedisiplinan
(2015), dimana mereka menyimpulkan bahwa mempunyai nilai thitung (2,879) > ttabel (1,675)
komunikasi berpengaruh terhadap produktivitas dan taraf signifikansi 0,006 < 0,05. Artinya
karyawan. bahwa kedisiplinan berpengaruh positif dan
Selanjutnya berdasarkan uji hipotesis signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai
kedua diketahui bahwa variabel etika kerja kantor Camat Kecamatan Sibolga Kota. Selain
mempunyai nilai thitung (4,800) > ttabel (1,675) itu, variabel kedisiplinan memberikan
dan taraf signifikansi 0,000 < 0,05. Artinya kontribusi positif terhadap produktivitas kerja,
bahwa etika kerja berpengaruh positif dan sebagaimana hasil analisis regresi linear
signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai berganda bahwa nilai 𝛽 variabel kedisiplinan
kantor Camat Kecamatan Sibolga Kota. Selain adalah 0,640. Hal ini menunjukkan bahwa
itu, variabel etika kerja memberikan kontribusi pegawai Kantor Camat Kecamatan Sibolga
positif terhadap produktivitas kerja, Kota dapat meningkatkan produktivitas
sebagaimana hasil analisis regresi linear kerjanya melalui kedisiplinan. Dengan kata lain
berganda bahwa nilai 𝛽 variabel etika kerja semakin baik disiplin pegawai, maka akan
adalah 0,297. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik pula produktivitas kerjanya.
pegawai Kantor Camat Kecamatan Sibolga Hasibuan (2017:193-194) menjelaskan
Kota dapat meningkatkan produktivitas bahwa kedisiplinan merupakan kesadaran dan
kerjanya melalui etika kerja. Dengan kata lain kesediaan seseorang menaati semua peraturan
semakin baik etika kerja pegawai, maka akan perusahaan dan norma-norma sosial yang
semakin baik pula produktivitas kerjanya. berlaku. Sedangkan kesadaran adalah sikap
Etika kerja merupakan suatu hal yang seseorang yang secara sukarela menaati semua
sangat penting untuk digunakan oleh suatu peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung
individu atau perusahaan sebagai pedoman jawabnya. Kemudian kesediaan adalah suatu
dalam menjalankan aktivitas bisnisnya, guna sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang
aktivitas yang dilakukan tidak merugikan yang sesuai dengan peraturan perusahaan, baik
dirinya sendiri maupun orang lain. Etika kerja yang tertulis maupun tidak. Disiplin mengacu
sebagai semangat kerja yang didasari oleh nilai- pada pola tingkah laku pegawai, umumnya
Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma (JRAM) Volume 7, No 2, Desember 2020 8
disiplin kerja karyawan dapat diukur dari produksi dalam sebuah perusahaan atau
ketaatan terhadap aturan waktu, ketaatan organisasi. Serta sesuai juga dengan teori dari
terhadap peraturan organisasi, dan ketaatan Suparno yang menyebutkan bahwa bahwa
terhadap aturan perilaku dalam pekerjaan. faktor yang mempengaruhi produktivitas yaitu,
Asumsi penulis pada awal terbukti benar pertama, faktor pendorong dan jaminan masa
yang menganggap bawasannya saat depan karyawan yang meliputi motivasi,
kedisiplinan dan peraturan ditegakkan dan disiplin, ketrampilan, jenjang karier, gizi dan
dilaksanakan dengan baik maka karyawan akan kesehatan, gaji atau upah, kesejahteraan,
bekerja dengan baik sehingga berjalan optimal lingkungan kerja, dan jaminan sosial. Kedua,
dan memberikan hasil yang baik. Hasil faktor hubungan industrial yaitu hubungan
penelitian ini mendukung penelitian terdahulu antara perusahaan dengan karyawan, yang
yang dilakukan oleh Safitri Indriyani (2015) melibatkan serikat buruh, dan departemen
dan Miftahul Fauzi (2016) yang menyatakan tenaga kerja, dan instansi terikat lainnya.
bahwa kedisiplinan berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap produktivitas karyawan. 5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji hipotesis keempat Berdasarkan hasil analisis yang telah
diketahui bahwa komunikasi, etika kerja dan dilakukan, maka penulis dapat mengambil
kedisiplinan mempunyai nilai Fhitung (30,718) > beberapa kesimpulan sebagai berikut :
Ftabel (2,783) dan taraf signifikasi 0,000 < 0,05. 1) Komunikasi berpengaruh positif dan
Artinya bahwa komunikasi, etika kerja dan signifikan terhadap produktivitas kerja
kedisiplinan secara simultan berpengaruh pegawai Kantor Camat Kecamatan Sibolga
positif dan signifikan terhadap produktivitas Kota.
kerja pegawai kantor Camat Kecamatan Sibolga 2) Etika kerja berpengaruh positif dan
Kota. Dengan kata lain apabila komunikasi, signifikan terhadap produktivitas kerja
etika kerja dan kedisiplinan pegawai berjalan pegawai Kantor Camat Kecamatan Sibolga
dengan baik, maka produktivitas pegawai akan Kota.
meningkat. 3) Kedisiplinan berpengaruh positif dan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa signifikan terhadap produktivitas kerja
produktivitas kerja pegawai Kantor Camat pegawai Kantor Camat Kecamatan Sibolga
Kecamatan Sibolga Kota mampu dipengaruhi Kota.
oleh komunikasi, etika kerja dan kedisiplinan 4) Komunikasi, etika kerja dan kedisiplinan
sebesar 61,8%, sedangkan sisanya sebesar secara simultan berpengaruh positif dan
31,2% dipengaruhi variabel lain yang tidak signifikan terhadap produktivitas kerja
diteliti dalam penelitian ini. Dari ketiga variabel pegawai Kantor Camat Kecamatan Sibolga
yang mempengaruhi produktivitas kerja Kota.
tersebut diketahui bahwa variabel kedisiplinan
merupakan variabel yang paling dominan DAFTAR PUSTAKA
berpengaruh terhadap produktivitas kerja Agoes, Sukrisno dan I Cenik Ardana. (2014).
dimana nilai koefisien regresi-nya lebih besar Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta : Salemba
dibandingkan yang lain. Empat.
Produktivitas kerja sangatlah penting Ali, Abbas. (2011). “Scaling of IslamicRork
sebagai alat pengukur keberhasilan dalam Ethic”. Journal of Social Pshycolgy. (hlm
menjalankan aktivitas karena dapat memberikan 679-581).
pengaruh terhadap pencapaian tujuan. Oleh Arikunto, Suharsimi. (2014). Prosedur
sebab itu penting bagi perusahaan untuk Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta
meningkatkan dan memelihara produktivitas : Rineka Cipta.
kerja agar tujuan perusahaan dapat tercapai, Bertens, K. (2011). Etika. Jakarta : Gramedia
diantaranya melalui komunikasi yang efektif, Pustaka Utama.
etika kerja yang baik dan kedisiplinan. Hasil Ernawan, R Erni. (2013). Etika Bisnis. Cetakan
penelitian ini sesuai dengan teori yang kedua, Bandung : Alfabeta.
kemukakan Ravianto menyebutkan bahwa Febrianto, dkk. (2016). “Pengaruh Insentif,
faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas Komunikasi Dan Lingkungan Kerja
kerja yaitu pendidikan, ketrampilan, disiplin, Terhadap Kepuasan Kerja Dan Implikasinya
sikap dan etika kerja, motivasi, kesehatan, Terhadap Produktivitas Kerja Di CV. Duta
tingkat penghasilan, jaminan sosial, dan sarana Karya Semarang”. Journal Of Management.
Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma (JRAM) Volume 7, No 2, Desember 2020 9
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Bisnis.
Pandanaran Semarang. Bandung : CV. Alfabeta.
Fitriyan. (2015). “Pengaruh Etika Kerja Dan Suranto, AW. (2015). Komunikasi Sosial.
Motivasi Kerja Islam Terhadap Yogyakarta : Graha Ilmu.
Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Pada Sutrisno. Edi. (2016). Manajemen Sumber Daya
Karyawan Bank BNI Syari’ah Cabang Manusia. Jakarta : Kencana Prenada Media
Semarang)”. Skripsi. Fakultas Syari’ah Group.
Institut Agama Islam Negeri Walisongo Terry, George R. (2013). Dasar-Dasar
Semarang. Manajemen, (Terjemahan : G.A Ticoalu).
Hasibuan, Malayu SP. (2017). Manaemen Bandung : CV. Alfabeta.
Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Bumi Wibowo. (2017). Manajemen Kinerja. Edisi
Aksara. Kelima. Jakarta : Raja Grafindo.
Indriyani, Safitri. 2015. “Pengaruh Pelatihan Widodo, Untung. (2011). “Pengaruh
Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Komunikasi dan Disiplin Kerja Terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Kinerja Karyawan Pada SMK Pelita
Paradise Island Furniture”. JM-Vol 5 No. 1. Nusantara 1 - 2 Semarang”. Fokus Ekonomi
Mandala, Zulhafis. (2014). “Pengaruh Vol. 6 No. 2 Desember 2011 : 99 – 114.
Komunikasi dan Koordinasi Terhadap Wursanto. (2011). Dasar-DasarManajemen
Produktivitas Kerja Pegawai H. Abdul Personalia. Jakarta : Dian Pustaka.
Manan Simatupang Kisaran Kabupaten
Asahan”. Jurnal Ilmu Kedokteran dan
Kesehatan, Volume 1 Nomor 2, April 2014.
Mankunegara, Anwar Prabu. (2015).
Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Cetakan keduabelas. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Notoatmodjo, S. (2015). Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Aning Kesuma Putri, Siti Holia. (2015).
“Pengaruh Komunikasi dan Lingkungan
Kerja Terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan Pada PT. Perkebunan Hasil Musi
Lestari Jayaloka Kabupaten Musi Rawas”.
Jurnal Profit Volume 2, Nomor 2, November
2015.
Ravianto, J. Putra. 2014. Produktivitas dan
Pengukuran, Jakarta : Binaman Aksara.
Rudito, Bambang dan Melia Famiola. (2013).
Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial,
Perusahaan di Indonesia. Bandung :
Rekayasa Sains.
Siagian, Sondang P. (2014). Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi
Aksara.
Sinamo, Jansen. (2012). Ethos Kerja
Profesional. Jakarta : Institut Dharman
Mahardika.
Sinungan, Muchdarsyah. (2014). Produktivitas :
Apa dan Bagaimana. Cetakan ke-9. Jakarta :
Bumi Aksara.
Supardan Dadang. (2013). Pengantar Ilmu
Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural.
Cetakan Kedua. Jakarta : Bumi Aksara.
Sopiah. (2013). Perilaku Organisasi.
Yogyakarta : Andi.

Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma (JRAM) Volume 7, No 2, Desember 2020 10

Anda mungkin juga menyukai