PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
Wafiek Racha Al Ansori
NIM 090810201120
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2013
1
non fisik dalam suatu organisasi. Faktor fisik ini mencakup peralatan kerja, suhu
tempat kerja, kesesakan dan kepadatan, kebisingan, luas ruang kerja sedangkan non
fisik mencakup hubungan kerja yang terbentuk di instansi antara atasan dan bawahan
serta antara sesama karyawan.
Menurut Woolcoff (dalam lilliwei, 1990:1) Komunikasi pada dasarnya
menyangkut pengertian yaitu suatu cara seseorang meneruskan pesan, perintah,
informasi, pertanyaan maupun ide kepada pihak lain . Pesan ini harus diterima dan
disampaikan sebagai mana adanya,jika menginginkan komunikasi berhasil, tidak
dikacaukan atau disalah artikan. Dapat dikatakan bahwa komunikasi merupakan hal
yang sangat penting dalam suatu organisasi terutama dalam dunia bisnis. Dalam
prosesnya komunikasi tampak sederhana tapi dalam praktek sangatlah sulit. Kesulitan
dalam melakukan komunikasi ini memungkinkan terciptanya ketidak efektifan kerja
pegawai. Arus komunikasi pimpinan pada bawahan dapat berjalan dengan efektif dan
dapat menunjang kelancaran perumusan kebijaksanaan apabila pengarahan, instruksi,
perintah dari garis komando yang ditentukan oleh pimpinan itu dapat dimengerti oleh
bawahan.
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh kinerja karyawan. Apabila kinerja
karyawan baik maka kinerja karyawan juga akan meningkat. Gaya kepemimpinan
berperan penting dalam mempengaruhi kinerja karyawan. Gaya kepemimpinan yang
baik dan luwes membuat karyawan merasa nyaman sehingga secara optimal dimana
hasil kerja yang optimal tersebut dapat meningkat kualitas kinerja karyawan.
Disamping itu lingkungan kerja adalah tempat dimana karyawan bekerja, jika
lingkungan kerjanya kondusif akan membuat karryawan merasa senang. Rasa senang
yang ada pada diri karyawan dapat meningkat kinerja. Begitu pula dengan
komunikasi kerja dalam sebuah perusahan juga berpengaruh apabila terjadi
komunikasi yang baik antara karyawan dan bahwan,serta antara sesama bawahan
maka juga akan meningkatkan kinerja setiap karyawan.
3
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Apakah gaya kepemimpinam transformasional, lingkungan kerja dan komunikasi
kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT.
Indonesia Dwi Sembilan (IDS) cabang Lumajang Kabupaten Lumajang.
2. Apakah gaya kepemimpinan transformasional secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap kenerja karyawan PT. Indonesia Dwi Sembilan (IDS) cabang
Lumajang Kabupaten Lumajang.
4
4. Tujuan
Berdasarkan pada rumusan masalah yang akan diteliti, maka tujuan penelitian
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan
transformasional, lingkungan kerja dan komunikasi kerja secara simultan
terhadap kinerja karyawan pada PT. Indonesia Dwi Sembilan (IDS) cabang
Lumajang Kabupaten Lumajang.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan
transformasional secara parsial terhadap kinerja karawan PT. Indonesia Dwi
Sembilan (IDS) cabang Lumajang Kabupaten Lumajang.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh lingkungan kerja secara parsial
terhadap kinerja karyawan PT. Indonesia Dwi Sembilan (IDS) cabang Lumajang
Kabupaten Lumajang.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komunikasi kerja secara parsial
terhadap kinerja karyawan PT. Indonesia Dwi Sembilan (IDS) cabang Lumajang
Kabupaten Lumajang.
5
5. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, yaitu
bagi peneliti, akademisi, dan perusahaan.
1. Bagi Peneliti
Data digunakan sebagai tambahan wawasan dan juga pengetahuan mengenai
berbagai macam permasalahan manajemen sumber daya manusia yang terjadi di
dunia kerja yang nyata.
2. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat membantu pengembangan ilmu pengetahuan dan
juga dapat menjadi sumber informasi bagi pembaca dan peneliti selanjtnya.
3. Bagi Perusahaan
Diharapkan dapat memberikan masukan dan pertimbangan kepada pihak
manajemen perusahaan dalam menetapkan kebijakan. Khususnya dalam program
simulasi kinerja dibidang sumber daya manusia.
6. Tinjauan Pustaka
6.1. Landasan Teori
6.1.1. Kepemimpinan
Kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dalam manajemen
organisasi. Kepemimpinan dibutuhkan manusia karena adanya keterbatasan tertentu
yang ada pada diri manusia. Dari sini timbulah kebutuhan untuk memimpin dan
dipimpin. Kepemimpinan didefinisikan kedalam ciri-ciri invidual, kebiasaan, cara
mempengaruhi orang lain, interaksi, kedudukan dalam organisasi dan
persepsimengenai pengaruh yang sah. Menurut Stogdill (dalam Diana,2011:1)
kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan kelompok, maksud untuk
mencapai tujuan dan prestasi kerja. Sedangkan menurut Yuki (2005:3) kepemimpinan
berkaitan dengan proses yang disengaja dari seseorang untuk menekan pengaruhnya
yang kuat terhadpat orang lain untuk membimbing, membuat struktur, memfasilitasi
aktivitas, dan hubungan didalam kelompok organisasi.
6
1. Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan trasformasional adalah sebuah gaya kepemimpinan yang
berorientasi pada perubahan tataran nilai. Kepemimpinan transformasional
merupakan modifikasi dari kepemimpinan kharismatik. Dengan kata lain semua
pemimpin trasformasional adalah pemimpin kharismatik, namun tidak semua
pemimpin kharismati adalah transformasional. Seorang pemimpin transformasional
adalah seorang pemimpin yang mempunyai karakter kharismatik yang kuat dan
mampu untuk membangun ikatan emosional yang kuat dengan publik untuk
mencapai tujuan organisasi.
Konsep awal dari kepemimpinan transformasional ini telah diformulasikan
oleh Burns (dalam Diana 2011:36) dari penelitian deskriptif mengenai pemimpin-
pemimpin politik. Burns menjelaskan kepemimpinan trasformasional sebagai proses
yang apa adanya para pemimpin dan pengikut saling menaikan diri ketingkat
moralitas dan motifasi yang lebih tinggi. Seorang pemimpin didalam perusahaan
diharapkan mengadopsi gaya kepemimpinan tranformasional. Karena pemimpin
7
adanya hal ini maka bawahan akan menjadi orang yang kreatif dalam berkerja dan
sehingga menemukan cara-cara kerja baru dalam menyelesaikan pekerjaannya.
e. Invidualized consideration
Pemimpin memberikan perhatian pribadi kepada bawahannya. Seperti
memperlakukan mereka secara utuh dan menghargai setiap sikap peduli terhadap
organisasi.
Dengan adanya kelima perilaku tersebut diharapkan mampu berinteraksi
dalam mengubah perilaku bawahan untuk mengoptimalkan kinerja dari bawahan.
udara ditempat kerja, luas ruangan, kebisingan, kepadatan, dan kesesakan. Faktor-
faktor fisik ini sangat mempengaruhi tingkah laku manusia.
Selanjutnya menurut Sarwono (2005) Peningkatan suhu dapat menghasilkan
kenaikan kinerja dan dapat pula menurunkan kinerja. kenaikan suhu pada batas
tertentu menimbulkan semangat yang merangsang kinerja karyawan tetapi setelah
melewati ambang batas tertentu kenaikan suhu ini sudah mulai mengganggu suhu
tubuh yang mengakibatkan terganggunya pula kinerja karyawan. Menurut Robbins
(2002) lingkungan kerja fisik merupakan faktor penyebab stress kerja pegawai yang
berpengaruh pada kinerja. faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja fisik adalah:
a) suhu, b) kebisingan, c)penerangan, d)mutu udara.
Faktor lain yang mempengaruhi lingkungan kerja fisik adalah rancangan
ruang kerja. Rancangan ruang kerja yang baik dapat menumbulkan kenyamanan bagi
pegawai ditempat kerjanya . faktor dari rancangan kerja tersebut menurut robbins
(2002) terdiri atas : a) ukuran runag kerja, b) pengaturan ruang kerja, c) privasi.
a) Ukuran ruang kerja
Ruang kerja sangat mempengaruhi kinerja karyawan. Ruang kerja yang sempit
dan membuat pegawai sulit bergerak akan menghasilkan kinerja yang lebih
rendah jika dibandingkan dengan karyawan yang memiliki ruang kerja yang luas.
b) Pengaturan ruang kerja
Jika ruang kerja meruju pada besarnya ruangan per pegawai, pegaturan merujuk
pada jarak antara orang dan fasilitas. Pengaturan ruang kerja itu penting karena
sangat dipengaruhi interaksi sosial. Orang lebih mungkin berinteraksi dengan
individu-individu yang dekat secara fisik. Oleh larena itu lokasi kerja karawan
mempengaruhi informasi yang ingin dipengaruhi.
c) Privasi
Privasi dipengaruhi oleh dinding, partisi, dan sekatan-sekatan fisik lainnya.
Kebanyakan pegawai menginginkan tingkat privasi yang besar dalam pekerjaan
mereka (khusunya dalam posisi manajerial, dimana privasi diasosasikan dalam
status). Namun kebanyakan para pegawai juga menginginkan peluang untuk
10
2) Kondisi kerja
Kondisi kerja merupakan kondisi dalam perusahaan dimana para tenaga
kerja yang dapat dipersiapakan oleh manajemen perusahaan. kondisi kerja yang
memadai akan menimbulkan penurunan produktivitas. Beberapa kondisi kerja
yang dapat dipersiapkan oleh manajemen perusahaan antara lain :
a) Penerangan
b) Temperatur udara atau suhu udara
c) Kebersihan
d) Ruang gerak
e) Kebisingan
f) Keamanan kerja
tidak terlalu terang tetapi juga tidak gelap, dengan sistem penerangan yang baik
diharapkan karyawan akan menjalan tugasnya dengan lebih teliti, sehingga
kesalahan karyawan dalam bekerja dapat diperkecil.
2) Suhu udara
Temperatur udara atau suhu udara terlalu panas bagi karyawan akan dapat
menjadi penyebab penurunan kinerja para karyawan sehingga akan menimbulkan
kesalahan-kesalahan pelaksanaan proses produksi.
3) Suara bising
Karyawan memerlukan suasana yang dapat mendukung konsentrasi dalam
bekerja. Suasana bising yang bersumber dari mesin – mesin pabrik maupun dari
kendaraan umum akan mengganggu konsentrasi karyawan dalam bekerja.
4) Ruang gerak
Manajemen perusahaan perlu untuk memperhatikan ruang gerak dan yang
memadai dalam perusahaan, agar karyawan dapat leluasa bergerak dengan baik,
terlalu sempitnya ruang gerak yang tersedia akan mengakibatkan karyawan tidak
dapat bekerja dengan baik. Oleh karena itu manajemen perusahaan tentunya harus
dapat menyusun perencanaan yang tepat untuk ruang gerak yang dari masing-
masing karyawan.
5) Keamanan kerja
Keamanan kerja merupakan faktor yang sangat penting diperhatikan oleh
perusahaan. kondisi kerja yang aman akan membuat karyawan tenang dalam bekerja
sehingga meningkatkan produktivitas karyawan
3) Drainase dan ventilasi yang baik sehingga tercipta suhu dan kelembapan
ruangan.
4) Pengaturan ruang yang memungkinkan penciptaan ruangan yang tenang dari
suara bising.
6.1.3 Komunikasi
Pengertian komunikasi istilah komunikasi berasal dari kata latin communicare
atau communis yang berarti sama atau milik bersama. Menurut Daniel Et al. (dalam
domi,1992:77). Komunikasi adalah salah satu proses dari sekresi yang terluas
didalam grup, organisasi atau masyarakat. Pendapat lain tentang komunikasi adalah
proses memberikan keterangan dan pengertian dari seseorang kepada orang lain. Dari
teori-teori yang telah disampaikan tersebut maka komunikasi dapat disimpulkan
sebagai pengiriman pesan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan selanjutnya
terjadi sebuah umpan balik. Umpan balik tersebut juga dipengaruhi oleh sebuah
gangguan atau noise. Jika gangguan dalam sebuah komunikasi tersebut tinggi
makadapat dipastikan terjadi miss comunmunication. Komunikasi dipandang sebagai
hal yang paling penting dalam sebuah kehidupan karena manusia adalah makhluk
sosial yang akan selalu berkomunikasi dengan sesama manusia, maka komunikasi ini
selalu dipakai setiap saat oleh manusia baik itu didalam masyarakat maupun didalam
sebuah organisasi.
Didalam sebuah organisasi juga sangat penting dengan adanya komunikasi
ini, mulai dari sebuah komunikasi antara atasan kepada bawahan, antara sesama
pegawai hingga atasan dengan atasan.
a. Proses komunikasi
Menurut Harold (dalam domi, 1992:79), proses komunikasi akan berhasil
apabila komunikasi mengikuti unsur seperti, sumber, pesan, saluran, penerima dan
respon atau tanggapan. Kelima unsur tersebut melibatkan dua pelaksana dalam
komunikasi yaitu komunikator (sumber informasi) dan komunikan (penerima
informasi). Bila pesan yang disampaikan oleh komunkator sama atau hampir
14
Message
Sender Encoding Decoding Receiver
Media
Noise
Feedback Response
b. Komponen komunikasi
15
berbicara) psikoligis (pemikiran yang sudah dikepala kita), atau semantik (salah
mengartikan makna).
c. Komunikasi internal
Komunikasi internal adalah komunikasi yang terjadi diantara personel
didalam perusahaan, komunikasi ini dilakukan oleh direktur selaku pimpinan
perusahaan dan karyawan sebagai orang yang dipimpin. Komunikasi internal banyak
menimbulkan manfaat yang dapat meningkatkan kinerja dari sebuah organisasi atau
perusahaan seperti pertukaran gagasan atau ide.
pegawainya. Tiap komunikasi yang mengalir dari pimpinan puncak hingga kebawah
adalah mengikuti hierarki adalah komunikasi kebawah Muhammad ( dalam Muhsin,
2008:127). Tipe – tipe komunkasi kebawah adalah sebagai berikut :
a) Instruksi tegas
Instruksi tegas ini dimana saat pimpinan memberikan tugas, wewenang, dan
arahan yang bersifat secara langsung kepada bawahannya.
b) Rasional
Pesan rasional ini adalah kaitan antara pekerjaan satu akan mengakibatkan hal
lain berubah. Contoh yang nyata ketika seorang pimpinan memotivasi karyawan
untuk lebih giat dalam bekeja dan apabila hal itu bisa dilakukan oleh para
karyawan. Maka kinerja karyawan akan smakin membaik.
c) Ideologi
Pesan ideologi adalah perluasan dari pesan rasional, jika pesan rasional adalah
hubungan antara tugas yang diberikan oleh pimpinan akan mengakibatkan
berkembangnya organisasi perusahaan. maka dalam pesan ideologi ini lebih luas
karena mencoba mendapatkan sokongan dari orang lain untuk memperkuat
loyalitasnya.
d) Informasi
Pesan informasi adalah sebuah perusahaan yang dilakukan oleh pimpinan dalam
kepemimpinannya disebuah organisasi perusahaan kepada perusahaan yang
berisikan peraturan-peraturan.
e) Balikan
Pesan balikan adalah sebuah pesan yang dilakukan oleh seorang pimpinan
perusahaan kepada karyawan yang berkaitan dengan tugas. Sebuah contoh
sederhana adalah apabila pimpinan tidak mengkritik pekerjaannya berarti
pekerjaan tersebut memuaskan. Muhamad (dalam Muhsin, 2008:128).
19
yang sama. Ini akan membawa dampak positif antara lain saling memiliki dan
tanggung jawab sehingga dapat menumbuhkan partisipasi dan lain sebagainya.
Akibatnya karyawan menjadi betah dan akan menjadi lebih produktif (Limanoula,
1990:16). Tujuan komunikasi horizontal :
a) Komunikasi ini membuat kekeluargaan antara sesama karyawan menjadi tinggi
karena adanya akrab antara karyawan akan menyebabkan meningkatnya kinerja
karyawan.
b) Memudahkan adanya penyelesaian konflik yaitu dengan duduk bersama dengan
orang-orang terkait konflik dan membicarakan semua yang terkait dengan hal
ini akan menyelesaikan secara baik-baik.
c) Saling berbagi informasi yang baru jika ada salah satu pihak mempunyai
informasi yang baru dan penting dan membagikan kepada guru-guru yang lain.
6.1.4 Kinerja
Menurut Walker (1992: 260), kinerja didefinisikan sebagai pencapaian tugas
atau tujuan. Kinerja merupakan fungsi dari dua usaha dan kecakapan. Menurut
Gomes (2000:142) mengemukakan beberapa kriteria karyawan sebagai berikut :
a. Quatity of work, yaitu jumlah hasil kerja yang didapat dalam satu periode waktu
yang ditentukan.
b. Quality of work, kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat dan
kesesuainnya.
penilaian kinerja suatu sistem yang digunakan untuk menilai atau mengetahui apakah
karyawan telah melaksanakan pekerjaan masing-masing secara keseluruhan. Sistem
penilaian kerja harus mempunyai standar pelaksanaan untuk memberikan hasil yang
maksimal.
b. Penilaian kerja
Menurut Mangkuprawira (2003:223) penilaian pekerjaan merupakan proses
yang dilakukan dalam mengevaluasi pekerjaan seseorang. Sedangkan menurut
Mangkunegara (2005:10) penilaian prestasi kerja (performance appraisal) dalah
suatau proses yang digunakan pimpinan untuk menentukan apakah seorang karyawan
melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Penilaian kerja
perlu dilakukan secara subjektif karena akan memotivasi karyawan dalam melakukan
kegiatannya. Disamping itu pula penilaian kinerja dapat memberikan informasi untuk
kepentingan pemberi gaji,promosi dan melihat perilaku karyawan. Apabila hal
tersebut telah dilakukan dengan benar, maka para karyawan, penyedia, departemen
sumber daya manusia dan juga perusahaan akan memperoleh hasil yang
menguntungkan sesuai dengan tujuan organisasi.
6.1.6 Pengaruh antara lingkungan kerja secara parsial terhadap kinerja karyawan
Lingkungan Kerja adalah lingkungan dimana pegawai melakukan pekerjaan
sehari-hari. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan
memungkinkan para pegawai untuk dapat bekerja optimal. Lingkungan kerja dapat
mempengaruhi emosi pegawai. Jika pegawai menyenangi lingkungan kerja dimana
dia bekerja, maka pegawai tersebut akan betah ditempat kerjanya untuk melakukan
aktivitas sehingga waktu kerja dipergunakan secara efektif dan kinerja pegawai yang
tinggi.
6.1.7 Pengaruh antara komunikasi kerja secara parsial terhadap kinerja karyawan
Komunikasi merupakan proses dinamik yang berfungsi sebagai alat utama
bagi kesuksesan dalam perusahaan dalam hubungan tugas. Kemampuan untuk
berkomunikasi secara efektif dapat menambah peningkatan kinerja, baik individu
maupun organisasi. Itu dapat mengantisipasi masalah, membuat keputusan,
mengkordinasi alur kerja, mengembangkan hubungan, serta mempromosikan produk
dan jasa. Penelitian dari pace dan faules (2005:64) dan untari (2007) mengungkapkan
bahwa komunikasi berpengaruh terhadap kinerja. hal ini berarti pegawai yang
memiliki informasi yang lebih baik akan menjadi pegawai yang baik pula, artinya
karyawan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
Gaya Kepemimpinan
Transformasional (X1)
Komunikasi Kerja
(X3)
Secara simultan
6.4 Hipotesis
Dari landasan teori dan penelitian terdahulu yang telah diuraikan, maka
dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:
a. Gaya kepemimpinan transformasional, lingkungan kerja dan komunikasi kerja
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT.
Indonesia Dwi Sembilan cabang Lumajang kabupaten Lumajang
28
7. Metodologi Penelitian
7.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian merupakan suatu rencana kegiatan yang dibuat oleh
peneliti untuk memecahkan masalah, sehingga akan diperoleh data yang sesuai
dengan tujuan penelitian. Arikunto (2006:12) berpendapat bahwa rancangan
penelitian adalah suatu usulan untuk memecahkan masalah dan merupakan rencana
kegiatan yang dibuat oleh peneliti untuk memecahkan masalah, sehingga akan
diperoleh data yang valid sesuai tujuan penelitian.
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang ada,
karakteristik masalah yang diteliti dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai
eksplanatory research dan confirmatory research, yaitu penelitian yang menjelaskan
hubungan kausal dan menguji keterkaitan antara beberapa variabel melalui pengujian
hipotesis atau penelitian penjelasan (Singarimbun dan Efendi, 2004:256).
Penelitian ini dilakukan pada karyawan PT. Indonesia Dwi Sembilan Cabang
Lumajang Kabupaten Lumajang. Penelitian ini juga akan menyajikan pengaruh antara
variabel independen yaitu gaya kepemimpinan transformasional, lingkungan kerja,
dan komunikasi kerja terhadap variabel dependen yaitu kinerja karyawansecara
parsial maupun simultan.
29
7.2.2 Sampel
Sampel menurut Arikunto (2006:131) adalah sebagian atau wakil dari
populasi yang akan diteliti. Apabila populasi kurang dari 100 maka lebih baik diambil
semua sedangkan jika populasi lebih dari 100 maka dapat diambil 10% sampai 15%
atau 20% sampai 25% dari populasi. Karena jumlah populasi kurang dari 100 maka
semua diambil sebagai responden penelitian. Jadi penelitian ini disebut penelitian
populasi atau penelitian sensus.
r = Koefisien Korelasi
n = Jumlah sampel
Y = Skor Total
5) Mengambil keputusan
Keputusan menolak Ho atau menolak Ho menerima Ha.
Nilai F tabel yang diperoleh dibanding dengan nilai F hitung apabila F hitung
lebih besar dari F tabel, maka ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Dimana:
R2 = Koefisien determinan berganda
b1, b2 = Koefisien regresi
X1, X2 = Variabel bebas
Y = Variabel terikat
c. Uji t
Untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat dengan digunakan hipotesis ( uji t ). Sedangkan rumus t hitung adalah sebagai
berikut (Algifari, 1997 : 124) :
39
Dimana :
t : hasil t hitung
b : koefisen regresi variabel bebas
sb : standart error variabel bebas
Langkah pengujian hipotesis :
1) Apabila t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini berarti variabel
bebas (X1 : gaya kepemimpinan transformasional, X2 : lingkungan kerja, X3 :
komunikasi kerja,) berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y : kinerja
karyawan).
2) Apabila t hitung ≤ t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti
variabel bebas (X1 : gaya kepemimpinan transformasional, X2 : lingkungan kerja,
X3 : komunikasi kerja) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y :
kinerja karyawan).
Tahapan uji signifikansi sebagai berikut :
1) Merumuskan hipotesis :
Ho : β1,β2 = 0, berarti tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat.
Ha : β1,β2 ≠0, berarti ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
2) Menetukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi yang ditolerir 5 % ( α=5 % )
3) Membandingkan nilai signifikansi α=5 %
Untuk menentukan apakah hipotesis nol diterima atau ditolak dibuat ketentuan
seperti :
1) Apabila signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak yang artinya bahwa variabel bebas
memiliki pengaruh terhadap variabel terikat.
2) Apabila signifikansi > 0,05 maka Ho diterima yang artinya bahwa variabel
bebas tidak memiliki pengaruh terhadap variabel terikat.
40
Start
Pengumpulan Data
Uji Hipotesis
Pembahasan
Kesimpulan
Stop
DAFTAR PUSTAKA
Algifari. 1997. Analisis Regresi : Teori, Kasus, dan Solusi. Yogyakarta : BPFE.
Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian. 2005. Metode Penelitian Survey. Edisi
Revisi Pustaka. Jakarta : LP3ES.
Siagian, Sondang, P, 2002, Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja, Jakarta, Rineka
Cipta.
Tobing, Diana Sulianti K.2011. Kepemimpinan. Diktat. Jember: Universitas Jember.
Timpe, A Dale, 2000, Kinerja Seri Sumber Daya Manusia, Jakarta, Gramedia
Pustaka Tama.
Santoso, Singgih. 2004. Buku Latian SPSS Statistik Parametrik. Jakarta : Elex Media
Komputindo.
Widayat. 2004. Metode Penelitian Pemasaran : Aplikasi Software SPSS. Edisi
Pertama. Malang : Universitas Muhammadiyah.
Yulk, Gary.2005 Kepemimpinan Dalam Organisasi. PT Indeks. Jakarta.
44
Kuesioner Penelitian
Kepada :
Yth. Bapak/Ibu/Sdr
Karyawan PT. Indonesia Dwi Sembilan Cabang Lumajang
di Tempat
Dengan hormat
Dengan ini saya Wafiek Racha Al Ansori mahasiswa jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universita Jember yang sedang melakukan penelitian dalam
rangka penyusunan skripsi guna memenuhi syarat menyelesaikan program studi strata
1 (S1). Adapun judul skripsi yang saya ambil adalah :Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Transformasional, Lingkungan Kerja dan Komunikasi Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan PT. Indonesia Dwi Sembilan cabang Lumajang.
Dengan segenap kerendahan hati, peneliti mohon dengan hormat
Bapak/Ibu/Sdr dapat berpartisipasi dalam pengisian daftar pertanyaan-pertanyaan
berdasarkan keadaan yang sebenar-benarnya. Adapun jawaban yang diberikan,
peneliti tidak mempubikasikan serta menjamin kerahasiaan jawaban, karena data
tersebut peneliti gunakan hanya untuk menyelesaikan penelitian ini.
Demikian permohonan ini disampaikan, peneliti mengucapkan terimakasih
atas kesediaan dan kerjasama Bapak/Ibu/Sdr yang telah berkenan meluangkan waktu
untuk mengisi kuesioner ini
Hormat saya,
Daftar Kuesioner
1. Identitas Responden
a. Nomer Responden :
b. Nama :
c. Jenis Kelamin :
d. Umur :
e. Pendidikan Terakhir :
f. Lama Bekerja :
g. Status Perkawinan :
2. Petunjuk Pengisian
Pertanyaan – pertanyaan berikut ini mohon dijawab dengan jujur sesuai dengan
keadaan serta kemyataan yang ada. Kemudian isilah pertanyaan-pertanyaan dibawah
ini dengan memberikan tanda centang pada jawaban yang dianggap benar. Terdapat 4
(empat) pilihan jawaban, yaitu :
Sangat Setuju (SS) : skor 4
Setuju (S) : skor 3
Tidak Setuju (ST) : skor 2
Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 1
46
Kepemimpinan (X1)
Jawaban
No Pernyataan
SS S TS STS
Jawaban
No Pernyataan
SS S TS STS
Jawaban
No Pernyataan
SS S TS STS
5. Pimpinan mendengarkan
pendapat dari karyawan sebagai
sebuah saran demi kebaikan
bersama.
49
Kinerja (Y)
Jawaban
No Pernyataan
SS S TS STS