1
2
untuk mencapai target yang telah ditentukan. Seorang karyawan dituntut untuk
mampu memproduksi rokok yang berkualitas sesuai dengan permintaan
konsumen. Telah diketahui bahwa jumlah karyawan yang bekerja pada perusahaan
rokok Gagak Hitam ini hampir mencapai ribuan, sehingga apabila karyawan yang
sangat padat tersebut tidak memiliki keterampilan, semangat kerja, dan motivasi
kerja, maka karyawan tersebut tidak bisa mencapai produktivitas yang tinggi.
Akibatnya bila produktivitas rendah akan berdampak pada penurunan upah dan
penurunan laba perusahaan.
Untuk menghindari hal – hal seperti itu, maka perusahaan perlu membina
karyawannya sebaik mungkin sehingga tujuan perusahaan dalam mensejahterakan
karyawan dan memperoleh laba yang maksimal akan tercapai. Salah satu
pembinaan para karyawan tersebut adalah dengan memaksimalkan tingkat
pendidikan karyawan sehingga karyawan itu bisa memperoleh keterampilan,
meningkatkan semangat kerjanya agar produktivitas meningkat, dan memotivasi
karyawannya. Dari uraian singkat diatas, maka penelitian ini mengangkat tema
pengaruh pendidikan, semangat kerja, dan motivasi kerja terhadap peningkatan
produktivitas kerja pada karyawan bagian produksi perusahaan rokok Gagak
Hitam Bondowoso.
3. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, maka dapat ditarik rumusan masalah
sebagai berikut:
a. Apakah variabel pendidikan berpengaruh secara parsial dan signifikan
terhadap produktivitas karyawan perusahaan rokok Gagak Hitam
Bondowoso?
b. Apakah variabel semangat kerja berpengaruh secara parsial dan signifikan
terhadap produktivitas karyawan perusahaan rokok Gagak Hitam
Bondowoso?
c. Apakah variabel motivasi berpengaruh secara parsial dan signifikan
terhadap produktivitas karyawan perusahaan rokok Gagak Hitam
Bondowoso?
4
4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
a. Untuk menganalisis pengaruh variabel pendidikan terhadap produktivitas
karyawan perusahaan rokok Gagak Hitam Bondowoso.
b. Untuk menganalisis pengaruh variabel semangat kerja terhadap
produktivitas karyawan perusahaan rokok Gagak Hitam Bondowoso.
c. Untuk menganalisis pengaruh variabel motivasi terhadap produktivitas
karyawan perusahaan rokok Gagak Hitam Bondowoso.
d. Untuk menganalisis pengaruh variabel pendidikan, semangat kerja, dan
motivasi secara simultan terhadap produktivitas karyawan perusahaan
rokok Gagak Hitam Bondowoso.
5. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini ditujukan pada tiga pihak yakni:
a. Bagi perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan input bagi pimpinan Perusahaan
Rokok Gagak Hitam dalam menetapkan kebijakan – kebijakan yang
menyangkut produktivitas, khususnya berkaitan dengan produktivitas
karyawan.
b. Bagi penelitian lebih lanjut
Penulis berharap penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi bagi
pihak – pihak yang berkeinginan melakukan penelitian lebih lanjut tentang
variabel – variabel yang mempengaruhi produktivitas.
c. Bagi peneliti
Penelitian ini kami harapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
yang berkaitan dengan variabel – variabel yang mempengaruhi
produktivitas.
5
6. Tinjauan Pustaka
6.1 Landasan Teori
6.1 .1 Pendidikan dan Pelatihan
Pada hakikatnya manusia mempunyai sifat selalu ingin tahu. Rasa ingin
tahunya tersebut ia salurkan dalam bentuk belajar dan bekerja (Tirtarahardja,
2005:303). Dengan demikian mereka selalu berupaya mengejar pengetahuan. Atas
dasar itulah manusia senantiasa terus belajar dan mencari tahu banyak hal.
Kehidupan pendidikan merupakan proses belajar yang dihayati sepanjang
hidupnya, baik di dalam jalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah, dalam hal
ini yakni tempat bekerja. Karena pendidikan bukan hanya diperoleh dari lembaga
formal seperti sekolah, manusia juga bisa mendapatkan pengetahuan dan
keterampilan di dalam dunia kerja untuk mengembangkan kehidupan kariernya.
Pengertian pendidikan bila dikaitkan dengan penyiapan tenaga kerja
menurut Umar Tirtaraharja dan La Sulo (1994:37) diartikan sebagai kegiatan
membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk bekerja.
Pembekalan dasar berupa pembekalan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kerja
pada calon pekerja. Hal ini menjadi misi penting pendidikan karena bekerja
menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia. Bekerja menjadi penopang
hidup seseorang dan keluarganya sehingga tidak bergantung dan mengganggu
orang lain. Melalui kegiatan bekerja, seseorang akan mendapat kepuasan. Bukan
hanya karena ia menerima gaji, tetapi ia bisa bergaul dan memberikan sesuatu
kepada orang lain. Dan yang terpenting dengan pendidikan yang dimiliki,
seseorang bisa menerapkan pengetahuan dan keterampilannya ketika ia bekerja.
Hal ini menjadi sangat jelas bahwa menganggur adalah hal yang membosankan.
Dari definisi tentang pendidikan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pendidikan adalah segala usaha yang dilakukan untuk menyiapkan peserta didik
agar mampu mengembangkan potensi yang dimiliki secara menyeluruh dalam
memasuki kehidupan di masa yang akan datang. Potensi dalam penelitian ini
adalah pengetahuan dan keterampilan yang memadai, sehingga bisa diterapkan
dalam kehidupan kerja seseorang.
Sedangkan pelatihan menurut Sherwood (dalam Moekijat, 1991: 4) adalah
proses membantu pegawai – pegawai untuk memperoleh efektivitas dalam
6
pekerjaan mereka yang sekarang atau yang akan datang melalui pengembangan
kebiasaan fikiran dan tindakan, kecakapan, pengetahuan dan sikap. Dalam banyak
istilah disebutkan bahwa pendidikan sama dengan pelatihan bagi karyawan.
Moekijat (1991:5) juga menambahkan bahwa pendidan dan pelatihan itu adalah
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Hanya saja yang membedakan adalah
pada sifatnya. Pendidikan lebih bersifat teoritis sedangkan pelatihan lebih bersifat
praktis.
Tirtaraharja (2005:304) mengemukakan tujuan pendidikan adalah untuk
membentuk sikap atau moral yang baik, mempunyai pengetahuan lebih dari
sebelum menjalani pendidikan, dan memperoleh keterampilan untuk bekal di
kemudian hari. Manullang (dalam Moekijat, 1991) juga menyatakan bahwa tujuan
pelatihan adalah tiga komponen dasar diatas. Jadi tujuan pendidikan dan pelatihan
pada dasarnya sama. Ketiga tujuan diatas mempunyai arti yang sangat penting,
baik bagi diri seseorang maupun orang lain. Jika dikaitkan dengan tujuan
pendidikan dalam menyiapkan tenaga kerja, ketiga hal tersebut sangat cocok
diterapkan dalam perusahaan. Artinya ketiga tujuan dasar itu bisa dijadikan
pedoman dalam menyiapkan tenaga kerja yang berkualitas.
Sikap adalah hal hal yang berkaitan dengan nilai – nilai. Aspek sikap
dibentuk berdasarkan kategori (Hamalik, 2005:51):
1. Penerimaan, adalah peka terhadap gejala dan rangsangan serta menerima
dan menyelesaikan gejala dan rangasngan tersebut.
2. Sambutan, adalah aktif mengikuti, menyadari, dan melaksanakan sendiri
suatu gejala tertentu.
3. penilaian, adalah perilaku yang ajeg dan menetap serta mengandung
kesungguhan kata hati dan kontrol aktif terhadap perilakunya.
4. Organisasi, adalah perilaku melembagakan, mengorganisasi, serta
menetapkan interaksi antara nilai – nilai dan menjadikannya sebagai suatu
pendirian.
5. karakter, adalah melembagakan suatu nilai ke dalam sistem dalam diri
perorangan dan berperilaku sesuai dengan sistem tersebut.
7
karyawan mencari pekerjaan lain yang dianggap lebih sesuai. Tingkat keluar
masuknya karyawan yang tinggi tersebut selain dapat menurunka produktivitas
juga dapat mengurangi kelangsungan jalannya perusahaan.
d. Tingkat Kerusakan Yang Tinggi
Bila tingkat kerusakan baik terhadap bahan baku, barang jadi, maupun
peralatan yang dipergunakan meningkat maka menyebabkan semangat kerja
turun. Naiknya tingkat kerusakan tersebut sebetulnya menunjukkan bahwa
perhatian terhadap pekerjaan berkurang dan terjadinya kecerobohan dalam
pekerjaan tersebut. Ini semua menunjukkan bahwa semangat kerja menurun.
e. Pemogokan
Tingkat indikasi yang paling kuat tentang turunnya semangat kerja adalah
bilamana terjadi pemogokan. Hal ini disebabkan karena wujud dari
ketidakpuasan, kegelisahan, dan lain – lain.
f. Tuntutan Yang Sering Terjadi
Tuntutan adalah bentuk ketidakpuasan. Pada tahap tertentu karyawan yang
merasa tidak nyaman dan tidak bersemangat dalam pekerjaannya dapat
menimbulkan keberanian untuk mengajukan tuntutan.
Sedangkan faktor – faktor untuk menigkatkan semangat kerja menurut
Nitisemito (1982: 9) adalah:
a. Kegairahan bekerja
b. Kualitas untuk bertahan
c. Mempunyai kekuatan untuk melawan frustasi
d. Mempuyai semangat berkelompok
6.1.2 Motivasi
Siagian (2001: 145) mendefinisikan motivasi sebagai daya dorong bagi
seseorang untuk memberikan kontribusi yang sebesar mungkin demi keberhasilan
organisasi dalam mencapai tujuannya. Salah satu model motivasi adalah hirarki
kebutuhan dari Abraham Maslow. Menurutnya kebutuhan manusia itu berjenjang
dari tingkat terendah ke tingkat yang paling tinggi. Karena semua kebutuhan tidak
dapat dipenuhi sekaligus, maka kebutuhan- kebutuhan tersebut cenderung
mempunyai prioritas dalam pemenuhannya. Akibatnya adalah bahwa orang –
10
orang mempunyai tingkat kebutuhan yang berlainan. Adapun hirarki itu adalah
sebagai berikut (Gibson: 2003) :
a. Kebutuhan fisik, yakni kebutuhan akan makan, minum, tempat tinggal, dan
bebas dari rasa sakit.
b. Kebutuhan terhadap keselamatan dan keamanan, yakni kebutuhan akan
kebebasab dari ancaman yakni aman dari ancaman kejadian atau lingkungan.
c. Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan akan teman, afiliasi, interaksi dan cinta.
d. Kebutuhan akan penghargaan dan status, yaitu kebutuhan pebghargaan dari
diri sendiri dan orang lain.
e. Aktualisasi diri, yakni kebutuhan untuk memenuhi sendiri dengan
memaksimumkan penggunaan, kemampuan, keahlian, dan potensi.
Secara sederhana motivasi dapat dibedakan menjadi dua bagian yakni
(Nawawi, 2001: 359) :
a. Motivasi Instrinsik
Motivasi instrinsik Adalah pendorong kerja yang bersumber dari dalam diri
pekerja sebagai individu berupa kesadaran mengenai pentingnya atau makna
pekerjaan yang dilaksanakan. Seperti keberhasilan mencapai sesuatu pekerjaan,
pengakuan yang diperoleh, sifat pekerjaan yang dilakukan, rasa tanggung
jawab, kemajuan termasuk disiplin kerja dan semangat kerja.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah pendorong kerja yang bersumber dari luar diri
pekerja sebagai individu, berupa suatu kondisi yang mengharuskannya
melaksanakan pekerjaan secara maksimal. Seperti kebijakan organisasi,
pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan supervise oleh manajer, dan
kondisi lingkungan kerja.
Teknik yang digunakan dalam motivasi karyawan menurut Hasibuan
(2007: 148) yakni:
a. Motivasi Langsung
Adalah motivasi yang diberikan secara langsung kepada setiap karyawan untuk
memenuhi kebutuhan dan kepuasannya. Motivasi ini dibagi menjadi dua yaitu:
1) Insentif Materiil
Dikatakan bahwa sampai dengan batas keterpuaskannya kebutuhan pokok,
11
6.1.3 Produktivitas
Kata “produktivitas” muncul untuk pertama kali di tahun 1766 dalam
12
makalah yang disusun oleh sarjana Perancis, Quesney, yang merupakan pendiri
aliran phisiokrat (Fadholi, 1994: 8). Tetapi menurut Walter Aigner, filosofi dan
spirit tentang produktivitas sudah ada sejak awal peradaban manusia, karena
makna produktivitas adalah keinginan (the will) dan usaha (the effort) manusia
untuk selalu meningkatkan kualitas kehidupan dan penghidupan di segala bidang.
Jadi produktivitas dalam pengertian filosofisnya adalah sikap (mental) manusia
untuk membuat hari esok labih baik dari sekarang dan membuat hari ini lebih baik
dari hari kemarin.
Produktvitas menurut Fadholi (1994: 9) adalah perbandingan antara hasil
yang dicapai (output) dan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input).
Dengan kata lain bahwa produktivitas memiliki dua dimensi. Dimensi pertama
adalah efektivitas yang mengarah kepada pencapaian unjuk kerja yang maksimal
yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas – kuantitas. Siagian (2003:
21) menguraiakn empat hal yang menjadi orientasi efektivitas yakni:
6. Jumlah output yang harus dihasilkan telah ditentukan.
7. Kualitas output telah ditentukan.
8. Batas waktu untuk menghasilkan output telah ditentukan.
9. Tata cara untuk menyelesaikan pekerjaan sudah dirumuskan sehingga dapat
mengurangi tingkat kesalahan.
Dan dimensi yang kedua yaitu efisiensi yang berkaitan dengan bagaimana
pekerjaan tersebut dilaksanakan. Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam
membandingkan input yang direncanakan dengan input yang sebenarnya. Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa efisiensi adalah pemanfaatan sumber daya, dana
atau modal, dan prasarana yang minimum untuk menghasilkan barang atau jasa
tertentu.
Berdasarkan penjelasan di atas produktivitas memiliki rumus sebagai
berikut (Umar, 2003: 11):
efektivitas menghasilkan output
Produktivitas=
Efisiensi mengunakan input
13
Produktivitas
orang. Astasagita menggunakan penelitian sensus karena populasi yang ada pada
perusahaan tersebut kurang dari 100 orang. Maka jumlah populasi yang ada yakni
30 orang sekaligus digunakan sebagai sampel. Dari penelitian itu diperoleh hasil
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi kerja dengan
produktivitas.
Untuk lebih jelasnya, telah disajikan data penelitian terdahulu dalam
bentuk tabel di bawah ini:
Tabel. 1 Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu
Maria Asti Julianto Astasagita Penelitian ini
Perusahaan PT Gudang Garam, Industri rumah Perusahaan
Obyek Handicraft Tbk tangga sandal dan rokok Gagak
penelitian Maharani sepatu merek Hitam
Bantul Bellia Mojokerto
Pendidikan Musik (X), Motivasi Pendidikan (X1),
formal, semangat kerja(Z), langsung(X1), semangat kerja
Variabel yang pendidikan dan produktivitas motivasi tak (X2), motivasi
diteliti informal, (Y). langsung(X2), kerja (X3),
produktivitas dan produktivitas produktivitas (Y)
kerja (Y).
Sensus Simple random Sensus Proportional
Metode sampling stratified
sampling random
sampling
gambar berikut
Pendidikan
(X1)
Motivasi
(X3)
6.4 Hipotesis
Dari pemaparan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
hipotesis yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
a. Diduga variabel pendidikan berpengaruh terhadap tingkat produktivitas pada
karyawan perusahaan rokok Gagak Hitam Bondowoso.
b. Diduga variabel semangat kerja berpengaruh terhadap tingkat produktivitas
pada karyawan perusahaan rokok Gagak Hitam Bondowoso.
c. Diduga variabel motivasi kerja berpengaruh terhadap tingkat produktivitas
pada karyawan perusahaan rokok Gagak Hitam Bondowoso.
d. Diduga variabel pendidikan, semangat kerja, dan motivasi berpengaruh secara
simultan terhadap produktivitas karyawan perusahaan rokok Gagak Hitam
Bondowoso
7. Metode Penelitian
7.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini didasari pada bidang manajemen sumber daya manusia
dengan lingkup bahasan ditekankan pada pengaruh pendidikan, semangat kerja
dan motivasi kerja terhadap produktivitas kerja pada karyawan perusahaan rokok
Gagak Hitam Bomdowoso. Penelitian ini termasuk penelitian explanatory
research, yakni penelitian untuk menguji hubungan antar variabel yang
dihipotesiskan (Faisal, 2003:21). Pada penelitian ini jelas ada hipotesis yang akan
diuji kebenarannya. Hipotesis itu sendiri menggambarkan hubungan antara dua
variabel atau lebih variabel. Untuk mengetahui apakah sesuatu variabel
19
berasosiasi ataukah tidak dengan variabel lainnya. Atau apakah sesuatu variabel
disebabkan atau dipengaruhi ataukah tidak oleh variabel lainnya.
7.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder.
a. Data primer
Adalah data yang diperoleh melalui penelitian pada obyek penelitian secara
langsung, yakni melalui penyebaran kuisioner dan wawancara.
b. Data sekunder
Adalah data yang pengumpulannya dilakukan oleh orang lain berupa data
olahan yang memperkuat data primer. Sumber data sekunder adalah berbagai
referensi seperti jurnal dan skripsi terdahulu.
2007: 32) :
Jumlah masing masing strata
Proporsi= ×100 %
Total Populasi
Sehingga diperoleh hasil seperti pada tabel berikut:
Tabel 3. Proporsi Perstrata
No Masa Kerja Jumlah
1 1 tahun 6
2 2 – 3 tahun 34
3 > 3 tahun 60
Jumlah Sampel 100
Sumber: data diolah dari tabel 2.
dimana:
n = jumlah data variabel
X = variabel bebas
Y = variabel terikat
r = koefisien korelasi
Dasar pengambilan keputusan dari uji validitas:
a. jika r hasil positif dan rhasil > rhitung maka variabel tersebut valid
b. jika r hasil positif dan rhasil < rhitung maka variabel tersebut tidak valid
25
X2 = Semangat kerja
X3 = Motivasi
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
e = Koefisien pengganggu
Skala yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk skala ordinal. Untuk
itu harus dirubah menjadi skala interval (Z) dengan rumus ( Harijono dalam
Julianto, 2006: 26):
X−μ
Z=
SD
26
Keterangan:
Z = Nilai Z score
X = Nilai skala ordinal.
µ = Rata – rata nilai skala ordinal.
SD = Standart deviasi
7.10.2 Heterokedastisitas
Uji heterokedsatisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual. Untuk megetahui hal itu maka
digunakan analisis residual yaitu dengan melihat scatter plot. Dasar pengambilan
keputusannya adalah (Winarni, 2005):
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk suatu pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka
terjadi heterokedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik – titiik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
7.10.3 Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linear
terdapat korelasi antara variabel pengganggu pada periode t dengan variabel
pengganggu pada periode sebelumnya (Nugroho, 2005 :59). Untuk mengetahui
27
7.11 Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh masing-masing
variabel independent secara parsial terhadap variabel dependent. Nilai t hitung
bisa dilihat pada hasil regresi (SPSS) dan bisa juga menghitung secara manual.
Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
1. Apabila t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi variabel
bebas berpengaruh terhadap variabel terikat secara parsial.
2. Apabila t hitung < dari t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya
semua variabel bebas secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap
variabel terikat.
Adapun tahap uji signifikansi adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis
Ho : variabel pendidikan, semangat kerja, dan motivasi kerja tidak memiliki
pengaruh secara parsial terhadap produktivitas karyawan.
Ha : variabel pendidikan, semangat kerja, dan motivasi kerja berpengaruh
secara parsial terhadap produktivitas karyawan.
2. Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi yang diharapkan adalah 95% dan toleransi kesalahan α=
5%.
3. Membandingakn nilai signifikansi dengan α = 5%
Untuk menguji apakah hipotesis nol diterima atau ditolak maka dibuat
ketentuan di bawah ini:
28
7.12 Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independent
bersama – sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent (Algifari,
1997: 163). Rumus yang digunakan dalam uji F adalah;
R 2 / ( k −1 )
F=
( 1−R2 ) / ( n−k )
Keterangan:
F = hasil F hitung
R2 = koefisien determinasi
k = jumlah Variabelbebas
n = jumlah data
Kriteria pengujian uji F adalah:
1) Apabila F hitung > F tabel maka Ho ditolak. Artinya variabel bebas
mempunyai pengaruh terhadap Variabelterikat.
2) Apabila F hitung < F tabel maka Ho diterima. Artinya semua varaibel
bebas tidak memiliki pengaruh terhadap produktivitas.
b1 ∑ X 1 Y +b 2 ∑ X 2 Y +b3 ∑ X 3 Y
R2 =
∑Y2
Keterangan:
X2 = Semangat kerja
X3 = Motivasi
3. Jika R2 mendekati 1, maka semakin tepat garis regresi untuk mewakili data
hasil observasi dan sebaliknya.
30
START
Pengumpulan Data
Variabel X Variabel Y
Uji validitas
Uji reliabilitas
Analisis regresi
Linear berganda
Uji asumsi
klasik
Uji F Uji t
Uji determinasi R2
Pembahasan
Kesimpulan
STOP
Keterangan:
1. Start merupakan berbagai persiapan materi untuk mencari data.
2. Pengumpulan data yaitu mengumpulkan data yang diperlukan dalam
penelitian melalui wawancara dan kuesioner.
3. Menghitung skor atas tanggapan responden mengenai variabel X.
4. Menghitung skor atas tanggapan responden mengenai variabel Y.
5. Melakukan uji validitas dan reliabilitas.
6. Menggunakan regresi linear berganda untuk melihat nyata tidaknya
pengaruh variabel bebas dan variabel terikat.
7. Menggunakan uji asumsi klasik dengan menggunakan multikolinearitas,
heterokedastisitas, dan autokorelasi.
8. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji F dan uji t.
9. Melakukan uji R2 untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat secara bersama – sama.
10. Pembahasan.
11. Stop, menunjukkan berakhirnya kegiatan penelitian.
32
DAFTAR PUSTAKA
Faisal, Sanapiah. 2003, Format – format Penelitian Sosial. Jakarta. Raja Grafindo
Persada.
Hadi, Sutrisno. 1991. Analisis Butir untuk Instrumen Angket, Tes dan Skala Nilai
dengan Basica. Yogyakarta: Andi Offset.
http://a=1zuarjuliandi.com/
index.phpoption=com_content&task=view&id=40&Ite id
http://teorionline.wordpress.com/2010/01/25/definisi-motivasi-kerja/
Kuncoro, Engkos Ahmad. 2007. Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur
(Path Analysis). Bandung: Alfabet.
Nugroho, Bhuono Agung. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian
dengan SPSS. Yogyakarta : Andi Offset
Puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/hot/article/.../16427/16419
Rochety, Ety, Ratih Trisnawati, Abdul Majid Latif. 2007. Metodologi Penelitian
Bisnis dengan Aplikasi SPSS. Jakarta: Mitra Wacana Media
Tim Universitas Jember. 2006. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Jember.
UPT Penerbitan UNEJ.
Winarni, Nunik Dyah. 2005. Pengaruh Umur, Masa Kerja, dan Upah Bonus
Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Bagian Cerutu Pada Koperasi
Karyawan Kartanegara PTPN X (Persero) Desa Candijati Kecamatan
Arjasa Kabupaten Jember. Skripsi. Universitas Jember. Tidak
dipublikasikan.
34