Anda di halaman 1dari 12

Volume 3, Issue 3, Januari 2022 E-ISSN 2686-4924 P-ISSN 2686-5246

DOI: https://doi.org/10.31933/jimt.v3i3
Received: 12 November 2021, Revised: 13 Desember 2021, Publish: 29 Januari 2022

ETIKA, KOMUNIKASI, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP


PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG MEMPENGARUHI KINERJA
KARYAWAN
Penulis1, Hapzi Ali2
1)
Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bhayangkara Jakarta
Raya, email: @gmail.com
2)
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, email:
hapzi@dsn.ubharajaya.ac.id

Korespondensi Penulis: Farhan Saputra1

Abstract: Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia kearah yang lebih baik di
Perusahaan, maka semua aktivitas di perusahaan ini tidak lepas dari tujuan- tujuan
organisasi. Namun keadaan perusahaan tidak selalu berjalan dengan lancar, seperti adanya
beberapa indikasi permasalahan yang menjadi kendala dan hambatan, dalam mencapai tujuan
dari perusahaan. Berbagai studi mengenai pengaruh komunikasi terhadap kinerja karyawan
didalam suatu organisasi tersebut memperkuat asumsi penulis, melakukan kajian terhadap
komunikasi pada suatu organisasi yang memungkinkan orang untuk mengkoordinir kegiatan
mereka untuk mencapai tujuan bersama, tetapi komunikasi itu tidak hanya menyampaikan
informasi atau mentransfer makna saja. Penelitian ini menggunakan studi literatur dengan
mendapatkan dan menghimpun data dari berbagai refrensi yang berkaitan dengan topik yang
dibahas terutama dari Google Scholar dan Portal Garuda. Efektivitas pengambilan keputusan
dalam manajemen diperlukan guna mengambil dan menentukan suatu tindakan sebagai cara
pemecahan masalah, efektivitas erat kaitannya dengan ketepatan waktu pengambilan
keputusan. Ketika mengambil keputusan, maka proses pemilihan alternative yang terbaik
dari beberapa alternatif merupakan suatu cara pemecahan masalah yang efektif. Kemajuan
suatu organisasi dipengaruhi oleh cara pemimpin dalam mengambil keputusan. Disini
menunjukan bahwa seorang pemimpin yang mampu mengambil keputusan yang tepat akan
meningkatkan kinerja karyawan. Dengan komunikasi yang efektif bisa didapatkan data dan
waktu yang tepat, sehingga komunikasi dapat meningkatkan kinerja karyawan, begitu juga
dengan meningkatkan kehandalan teknologi acceptance dan pengambilan keputusan yang
tepat akan berpengaruh pada peningkatan kinerja karyawan. Oleh karena itu, perlu ada
kerjasama antara atasan dan bawahan atau seluruh staf perusahaan untuk menerapkan etika,
komunikasi, dan gaya kepemimpinan yang baik terhadap pengambilan keputusan sehingga
hal ini dapat meningkatkan kinerja karyawan.

Keyword: etika, komunkasi, gaya kepemimpinan, pengambilan keputusan, kinerja karyawan

Available Online: https://dinastirev.org/JIMT Page 1


Volume 3, Issue 3, Januari 2022 E-ISSN 2686-4924 P-ISSN 2686-5246

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah.
Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia kearah yang lebih baik di
Perusahaan, maka semua aktivitas di perusahaan ini tidak lepas dari tujuan- tujuan
organisasi. Namun keadaan perusahaan tidak selalu berjalan dengan lancar, seperti adanya
beberapa indikasi permasalahan yang menjadi kendala dan hambatan, dalam mencapai tujuan
dari perusahaan. Berbagai studi mengenai pengaruh komunikasi terhadap kinerja karyawan
didalam suatu organisasi tersebut memperkuat asumsi penulis, melakukan kajian terhadap
komunikasi pada suatu organisasi yang memungkinkan orang untuk mengkoordinir kegiatan
mereka untuk mencapai tujuan bersama, tetapi komunikasi itu tidak hanya menyampaikan
informasi atau mentransfer makna saja.
Komunikasi itu merupakan suatu kekuatan yang luar biasa dalam kehidupan
berorganisasi. Bahkan, ketika pimpinan dan bawahan tidak ada komunikasi maka suatu
organisasi atau perusahaan akan menjadi statis tifdak ada aktifitas dan tidak ada kemajuan.
Komunikasi memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan kepada para karyawan,
tentang apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kinerja. Komunikasi sangat penting
untuk menjalin hubungan kerja sama antar manusia yang terlibat dalam organisasi dan
mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam proses pencapaian organisasi atau
perusahaan.
Ketrampilan berkomunikasi memiliki arti penting dalam kehidupan organisasi.
Pelaksanaan dan penerapan komunikasi yang effektif yang dapat meningkatkan semangat,
karena komunikasi yang baikmenentukan perkembangan suatu perusahaan. Komunikasi yang
baik adalah komunikasi yang kontruktif, maksudnya cara berkomunikasinya menonjolkan
sisi positif dari apa yang disampaikan antara sesame karyawan dan antara atasan dan
bawahan, jadi jika ada kesalahan dalam bekerja, mereka bias memberi arahan dan petunjuk
Teknologi dapat digambarkan sebagai semua pengetahuan, produk, proses, perkakas,
metode, dan sistem di dalam menciptakan barang-barang atau di dalam menyediakan jasa.
Teknologi menjadi implementasi pengetahuan yang praktis, dan praktis dalam membatu
pekerjaan seseorang. Technology Acceptance bertujuan untuk menerangkan dan
memprediksi penerimaan pengguna terhadap suatu sistem informasi. Technology Acceptance
menyediakan suatu basis teoritis untuk menganalisa diantara keyakinan dan perilaku, dari
penggunaan aktual dari pengguna suatu sistem informasi. Penggunaan technology acceptance
yang tepat akan meningkatkan kinerja penggunanya.
Efektivitas pengambilan keputusan dalam manajemen diperlukan guna mengambil dan
menentukan suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah, efektivitas erat kaitannya
dengan ketepatan waktu pengambilan keputusan. Ketika mengambil keputusan, maka proses
pemilihan alternative yang terbaik dari beberapa alternatif merupakan suatu cara pemecahan
masalah yang efektif. Kemajuan suatu organisasi dipengaruhi oleh cara pemimpin dalam
mengambil keputusan. Disini menunjukan bahwa seorang pemimpin yang mampu
mengambil keputusan yang tepat akan meningkatkan kinerja karyawan. Dengan komunikasi
yang efektif bisa didapatkan data dan waktu yang tepat, sehingga komunikasi dapat
meningkatkan kinerja karyawan, begitu juga dengan meningkatkan kehandalan teknologi
acceptance dan pengambilan keputusan yang tepat akan berpengaruh pada peningkatan
kinerja karyawan.

Available Online: https://dinastirev.org/JIMT Page 2


Volume 3, Issue 3, Januari 2022 E-ISSN 2686-4924 P-ISSN 2686-5246

Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang akan
dibahas pada jurnal artikel ini adalah:
1. Apakah etika memiliki hubungan dan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan yang
mempengaruhi kinerja karyawan
2. Apakah komunikasi memiliki hubungan dan berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan yang mempengaruhi kinerja karyawan
3. Apakah gaya kepemimpinan memiliki hubungan dan berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan yang mempengaruhi kinerja karyawan

KAJIAN PUSTAKA
Etika
Etika adalah pembelajaran mengenai masalah-masalah dan pilihan-pilihan moral. Etika
berasal dari bahasa Yunani (ethos) yang artinya adalah sikap, kepribadian, watak, karakter,
serta keyakinan atas sesuatu. Dengna defines tersebut maka dapat diartikan bahwa etika kerja
pada suatu perusahaan atau organisasi memiliki peran penting dalam menjalankan system
kerja untuk mencapai tujuan dari suatu perusahaan ataupun organisasi. Sehingga ketika suatu
perusahaan ataupun organisasi mampu menerapkan etika kerja yang baik, maka hal ini akan
berdampak pada system kinerja perusahaan dan pencapaian dari perusahaan atau organisasi
tersebut. akibat pandemi Covid-19. Keuntungan usaha di sektor perhotelan terlihat ada
penurunan sampai 40% sehingga berdampak terhadap kegiatan operasional hotel dan
mempengaruhi keberlangsungan bisnisnya. Turunnya pengunjung atau wisatawan asing juga
berdampak terhadap kegiatan usaha rumah makan atau restoran yang pelanggannya
mayoritas berasal dari luar negeri (Nurhasanah et al., 2022).
Etika kerja atau etos kerja adalah seperangkat perilaku kerja positif dan bermutu tinggi,
yang berakar pada tingkat kesadaran dan keyakinan yang kuat pada paradigm kerja yang
holistic. Etika adalah pembelajaran mengenai masalah-masalah dan pilihan-pilihan moral.
Etika berasal dari bahasa Yunani (ethos) yang artinya adalah sikap, kepribadian, watak,
karakter, serta keyakinan atas sesuatu (Kreitner, R., & Kinicki, 2014). Etika merupakan salah
satu cabang ilmu filsafat, tujuannya adalah mempelajari perilaku, baik moral maupun
immoral dengan tujuan membuat pertimbangan yang cukup beralasan dan akhirnya sampai
pada rekomendasi yang memadai tentunya dapat diterima oleh suatu golongan tertentu atau
individu. Dan lebih lanjut ia mengemukakan bahwa etika kerja merupakan sikap, pandangan,
kebiasaan, ciri-ciri seorang atau sifat mengenai cara bekerja yang dimiliki seorang, suatu
goloangan atau suatu bangsa (Ernawan, 2007). Menurut Asifudin yang dikutip (Jamil, 2007)
menyebutkan bahwa indicatorindicator etika kerja adalah sebagai berikut ini:
1) Bertanggung Jawab
Setiap pekerjaan membutuhkan tanggung jawab, perhatian dan kepedulian. Tanggung
jawab berarti memiliki semua kewajiban dan beban pekerjaan sesuai dengan batas-batas yang
ada didalam perusahaan.
2) Kerja yang Positif

Available Online: https://dinastirev.org/JIMT Page 3


Volume 3, Issue 3, Januari 2022 E-ISSN 2686-4924 P-ISSN 2686-5246

Lingkungan kerja yang positif akan membangun hubungan kerja yang kuat dengan
rekan kerja, bawahan, pimpinan serta dengan semua pemangku kepentingan yang lainnya
didalam organisasi tersebut. Setiap karyawan ditempat kerja harus mempersiapkan sebuah
kebiasaan kerja yang focus pada hal-hal penting untuk terciptanya etika dalam bekerja yang
positif.
3) Disiplin Kerja
Sikap disiplin sudah ditanamkan dalam diri kita semua bahkan semenjak kita lahir
didunia. Sikap yang disiplin dalam bekerja, selain akan membuat pekerjaan lebih terorganisir,
juga membawa nilai-nilai etika yang baik dilingkungan organisasi saat bekerja.
4) Tekun
Seseorang yang memilki etika kerja selalu berperilaku kerja yang penuh semangat,
totalitas, mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih kinerja yang optimal, serta memiliki
keyakinan yang kuat untuk melakukan pekerjaannya dengan ikhlas dan tulus. Ketika etika
kerja dijalankan dengan sepenuh hati, maka pelanggaran hukum ditempat kerja menjadi nol.
5) Pendidikan
Etika kerja tidak dapat dipisahkan dengan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan
sumber daya manusia akan membuat seseorang mempunyai etika kerja keras.
Komunikasi
Sebuah komunikasi yang efektif menjadi hal yang sangat penting bagi semua
organisasi. Untuk memahami komunikasi dengan mudah, perlu diketahui terlebih dahulu
mengenai konsep-konsep dasar komunikasi. Menurut Robbins, komunikasi adalah sebuah
pengiriman makna kepada orang lain berbentuk lambang, simbol, atau bahasa-bahasa tertentu
sehingga orang yang menerima informasi tersebut dapat memahami informasi yang
diterimanya. Menurut Louis Forsdale “communication is the process by which a system is
established, maintained, and altered by means of shared signals what operate according to
rules”. Komunikasi adalah suatu proses memberikan signal dengan aturan tertentu sehingga
dengan cara ini suatu sistem dapat didirikan, dipelihara, dan diubah. Pada definisi ini,
komunikasi juga dipandang sebagai suatu proses.
Yang dimaksud dengan kata signal disini adalah signal yang berupa verbal dan non
verbal yang mempunyai aturan tertentu. Dengan adanya aturan ini menjadikan orang yang
menerima signal yang telah mengetahui aturannya akan dapat memahami maksud dari signal
yang diterimanya. Misalnya setiap bahasa mempunyai aturan tertentu baik bahasa lisan,
bahasa tulisan maupun bahasa isyarat. Bila orang yang mengirim signal menggunakan bahasa
yang sama dengan orang yang menerima signal, maka si penerima akan dapat memahami
maksud dari signal tersebut, tetapi kalau tidak, mungkin dia tidak dapat memahami
maksudnya. Forsdale juga mengatakan bahwa pemberian signal dalam komunikasi dapat
dilakukan dengan maksud tertentu atau dengan disadari dan dapat juga terjadi tanpa disadari
(Oroh et al., 2018).
Menurut Brent D. Ruben komunikasi manusia adalah suatu proses dimana hubungan
seorang yang satu dan yang lainnya dalam suatu organisasi atau dalam masyarakat
menciptakan, mengirimkan serta menggunakan informasi untuk berkoordinasi dengan
lingkungan dan sekitarnya. Jika definisi ini dibandingkan dengan dua definisi sebelumnya
yang memakai istilah stimulus dan signal, definisi Ruben menggunakan istilah informasi yang

Available Online: https://dinastirev.org/JIMT Page 4


Volume 3, Issue 3, Januari 2022 E-ISSN 2686-4924 P-ISSN 2686-5246

diartikan sebagai kumpulan data, pesan (message), susunan isyarat dalam cara tertentu yang
mempunyai arti atau berguna bagi sistem tertentu. Istilah menciptakan informasi yang
dimaksudkan Ruben adalah tindakan menyandingkan pesan yang berarti kumpulan data atau
suatu set isyarat.
Sedangkan istilah mengirimkan informasi adalah proses dimana pesan dipindahkan dari
si pengirim kepada orang lain. Istilah pemakaian informasi menunjuk kepada peranan
informasi dalam mempengaruhi tingkah laku manusia baik secara individual, kelompok,
maupun masyarakat. Jadi jelas bahwa tujuan komunikasi menurut ruben adalah untuk
mempengaruhi tingkah laku orang lain. Berdasarkan prinsip umum dari definisi di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian sebuah pesan dalam bentuk
atau cara penyampaian yang bisa disesuaikan sehingga makna dari pesan tersebut dapat
diterima sehingga terjadi pertukaran pesan verbal maupun non verbal, dan hasil dari
komunikasi yang telah dilakukan memungkinkan untuk mengubah tingkah laku seseorang
(perubahan yang terjadi di dalam diri sesorang) (Wijaya et al., 2022).
Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan merupakan norma prilaku yang digunakan oleh seseorang pada
saat orang tersebut mencoba mempengaruhi prilaku orang lain atau bawahan. Seorang
pemimpin merupakan seorang yang memiliki satu program dan yang berprilaku secara
bersama-sama dengan anggota kelompok dengan menggunakan cara atau gaya tertentu.
Kepemimpinan mempunyai peran sebagai kekuatan dinamik yang mendorong, memotivasi
dan mengkoordinasikan perusahaan organisasi dalam mencapai suatu tujuan. Kepemimpinan
adalah suatu proses kegiatan seseorang untuk menggerakkan orang lain dengan memimpin,
membimbing, mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu agar dicapai hal yang
diinginkan (Siagian, Tomy Sun, Khair, 2018). Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa gaya kepemimpinan merupakan cara pemimpin mempengaruhi,
mengarahkan, memotivasi, dan mengendaliakn bawahan dengan cara tertentu, sehingga
bawahan dapat menyelesaikan tugas dengan efektif dan efisien.
Adapun macam-macam tipe-tipe kepemimpinan adalah:
1. Tipe Kepemimpinan Kharismatis
Tipe kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan
yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang
sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan
kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib (supernatural power) dan
kemampuankemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang Maha
Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan
teguh pada pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik memancarkan pengaruh
dan daya tarik yang amat besar.
2. Tipe Kepemimpinan Paternalistis/Maternalistik
Kepemimpinan paternalistik lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan
dengan sifat-sifat sebagai berikut: (1) mereka menganggap bawahannya sebagai manusia
yang tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan, (2) mereka bersikap
terlalu melindungi, (3) mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengambil keputusan sendiri, (4) mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan
kepada bawahan untuk berinisiatif, (5) mereka memberikan atau hampir tidak pernah
memberikan kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan
daya kreativitas mereka sendiri, (6) selalu bersikap maha tahu dan maha benar. Sedangkan
tipe kepemimpinan maternalistik tidak jauh beda dengan tipe kepemimpinan paternalistik,
yang membedakan adalah dalam kepemimpinan maternalistik terdapat sikap over-protective
atau terlalu melindungi yang sangat menonjol disertai kasih sayang yang berlebih lebihan.
Available Online: https://dinastirev.org/JIMT Page 5
Volume 3, Issue 3, Januari 2022 E-ISSN 2686-4924 P-ISSN 2686-5246

3. Tipe Kepemimpinan Militeristik


Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter.
Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah: (1) lebih banyak menggunakan
sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana, (2)
menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan, (3) sangat menyenangi formalitas, upacara-
upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan, (4) menuntut adanya disiplin yang
keras dan kaku dari bawahannya, (5) tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-
kritikan dari bawahannya, (6) komunikasi hanya berlangsung searah.
4. Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative, Dominator)
Kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri antara lain: (1) mendasarkan diri pada
kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi, (2) pemimpinnya selalu berperan sebagai
pemain tunggal, (3) berambisi untuk merajai situasi, (4) setiap perintah dan kebijakan selalu
ditetapkan sendiri, (5) bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana
dan tindakan yang akan dilakukan, (6) semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah
diberikan atas pertimbangan pribadi, (7) adanya sikap eksklusivisme, (8) selalu ingin
berkuasa secara absolut, (9) sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku,
(10) pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh.
5. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire
Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan
kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi
sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus
dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin hanya berfungsi sebagai simbol, tidak
memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah,
tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang
kooperatif. Kedudukan sebagai pemimpin biasanya diperoleh dengan cara penyogokan,
suapan atau karena sistem nepotisme. Oleh karena itu organisasi yang dipimpinnya biasanya
morat marit dan kacau balau.
6. Tipe Kepemimpinan Populistis
Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal,
tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis
ini mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.
7. Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan
tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokratteknokrat
dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan
pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan birokrasi yang efisien
dalam pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis
yaitu teknologi, indutri, manajemen modern dan perkembangan sosial ditengah masyarakat.
Pengambilan Keputusan
Secara umum tingkatan manajemen dalam organisasi itu ada 3, yaitu (Setiawan &
Pratama, 2019):
1. Manajer Puncak (top manager)
Adalah manajer yang bertanggungjawab atas seluruh manajemen dari organisasasi
mereka menetapkan kebijakan operasional dan pedoman interaksi organisasi dengan
lingkungannya.
2. Manajer Menengah (middle manager)
Adalah manajer yang berada ditengah-tengah dalam hirarkhi organisasi.
3. Manajer Rendah (lower manager)
Adalah manajer yang bertanggungjawab terhadap pekerjaan karyawan operasional saja
dan tidak membawahkan manajer lain. Untuk keputusan yang tidak terprogram, biasanya
lebih banyak diambil oleh manajer pada tingkat tinggi (top manager).
Available Online: https://dinastirev.org/JIMT Page 6
Volume 3, Issue 3, Januari 2022 E-ISSN 2686-4924 P-ISSN 2686-5246

Sebagai dalam proses pengambilan keputusan, model tersebut memuat tiga tahap
pokok, yaitu sebagai berikut:
1. Riset, yaitu mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan keputusan.
2. Perancangan, yaitu mendaftar, mengembangkan, dan menganalisis arah tindakan yang
mungkin.
3. Pemilihan, yaitu menetapkan arah tindakan tertentu dari totalitas yang ada.
Kinerja Karyawan
Kinerja karyawan merupakan suatu ukuran yang dapat digunakan untuk menetapkan
perbandingan hasil pelaksanaan tugas, tanggung jawab yang diberikan oleh organisasi pada
periode tertentu dan relatif dapat digunakan untuk mengukur prestasi kerja atau kinerja
organisasi. Kinerja atau prestasi kerja seorang karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja
seorang karyawan selama periode waktu tertentu dibandingkan dengan berbagai
kemungkinan, misalnya standar, target atau kriteria lain yang ditentukan terlebih dahulu dan
telah disepakati bersama. Kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya.
Berdasarkan dari beberapa definisi diatas, kinerja karyawan dapat disimpulkan sebagai
otuput atau hasil kerja karyawan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya untuk mencapai
tujuan organisasi (Trang, 2019). Mutu kerja karyawan secara langsung mempengaruhi kinerja
perusahaan. Guna mendapatkan kontribusi karyawan yang optimal, manajemen harus
memahami secara mendalam strategi untuk mengelola, mengukur dan meningkatkan kinerja,
yang dimulai terlebih dahulu dengan menentukan tolak ukur kinerja. Ada beberapa syarat
tolak ukur kinerja yang baik, yaitu:
1) Tolak ukur yang baik, haruslah mampu dikukur dengan cara yangdapat dipercaya.
2) Tolak ukur yang baik, harus mampu membedakan individu-individusesuai dengan kinerja
mereka.
3) Tolak ukur yang baik, harus sensitif terhadap masukan dan tindakan-tindakan dari
pemegang jabatan.
4) Tolak ukur yang baik, harus dapat diterima oleh individu yangmengetahui kinerjanya
sedang dinilai.
Dari tiga teori yang sudah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah
sebuah pencapaian yang didapatkan atau dihasilkan dari aktivitas karyawan itu sendiri”.

Tabel 1: Penelitian terdahulu


No Author (tahun) Hasil Riset Persamaan dengan artikel Perbedaan dengan artikel
ini ini
1 Agung Pengaruh Etika Kerja, Kesamaan nya yaitu Perbedaannya terletak
Budianto, Motivasi Kerja dan sama-sama membahas pada 2 variabel bebas
Yonathan Kompensasi Finansial bagaimana etika dapat yang lain yaitu
Pongtuluran, Terhadap Kinerja mempengaruhi kinerja motivasi kerja dan
Syarahuddin Karyawan karyawan kompensasi finansial
Y (2017)

2 Nurhasanah, Pengaruh Etika Kerja, Kesamaan nya yaitu Metode penelitian


Jufrizen, Zulaspan Budaya Organisasi Dan sama-sama membahas dilakukan dengan
Tupti (2022) Beban Kerja Terhadap bagaimana etika dapat kuantitatif dan
Kinerja Karyawan Dengan dilaksanakan pada OT
mempengaruhi kinerja
Kepuasan Kerja Sebagai Perkebunan Nusantara IV
Variabel Intervening karyawan (Persero)
Available Online: https://dinastirev.org/JIMT Page 7
Volume 3, Issue 3, Januari 2022 E-ISSN 2686-4924 P-ISSN 2686-5246

3 Jufrizen Efek Moderasi Etika Menjelaskan bahwa Penelitian ini lebih


(2017) Kerja Pada etika kerja memiliki menekankan pada
Pengaruh pengaruh terhadap bagaimanakah
Kepemimpinan kinerja karyawan pengaruh
Tranfosmasional kepemimpinan
dan Budaya transformasional dan
Organisasi Terhadap budaya organisasi
Kinerja Karyawan terhadap kinerja
karyawan pada PT.
Bank Mandiri
(Persero) Tbk Area
Medan Imam Bonjol
4 Abdi Setiawan Pengaruh Gaya Menjelaskan bahwa gaya Objek penelitian tidaklah
dan Siswa Kepemimpinan, komunikasi berpengaruh sama, varibel komunikasi
Pratama (2019) Komunikasi Efektif, dan terhadap kinerja karyawan yang diteliti oleh Abdi
Pengambilan Keputusan menggunakan komunikasi
Terhadap Kinerja efektif
Karyawan Pada CV.
Bintang Anugerah
Sejahtera
5 Ahmad Pengaruh Komunikasi, Menjelaskan bahwa Metode penelitian yang
Wahyuddin Kerjasama Tim, dan komunikasi dan digunakan adalah
Habibie, Musriha, Pengambilan Keputusan pengambilan keputusan penelitian deskriptif
Terhadap Kinerja berpengaruh terhadap kuantitatif. Populasi dalam
Bramastyo
Karyawan PT Geo Give kinerja karyawan penelitian ini adalah
Kusumo Negoro Sidoarjo karyawan PT Geo Given
(2017) sebesar 400 orang. Sampel
diambil sebesar 80 orang
sebagai responden.
6 Stenris Anthony Pengaruh Komunikasi, Menjelaskan askan bahwa Berfokus pada PT Krista
(2017) Motivasi, Kreativits, Gaya komunikasi dan Media Pratama Jakarta
Kepemipinan dan pengambilan keputusan
Pengambilan Keputusan berpengaruh terhadap
Terhadap Kinerja kinerja karyawan
Karyawan Pada PT Kriste
Media Pratama Jakarta
7 Nur Fadilah, Iklim Komunikasi Menjelaskan pengaruh Penelitian lebih
Adelin Organisasi Dalam komunikasi terhadap memfokuskan pada satu
Walandouw, dan Meningkatkan Kinerja kinerja karyawan tempat saja yaitu
Karyawan di Perusahaan Perusahaan Manado Post
Herry Moelyono
Manado Post
(2014)
8 Mohd. Kurniawan Pengaruh Gaya Menjelaskan pengaruh Metode penelitian
(2018) Kepemimpinan Terhadap gaya kepemimpinan dilakukan secara
Kinerja Karyawan terhadap kinerja karyawan kuantitatif
Percetakan Dimas Kota
Palembang
9 Rosiana Natalia Pengaruh Gaya Menjelaskan pengaruh Variabel bebas yang
Djunaedi dan Kepemipinan Demokratis gaya kepemimpinan digunakana adalah gaya
Lenny Gunawan Terhadap Kinerja terhadap kinerja karyawan kepemimpinan demokratis
Karyawan
(2018)
10 Siti Nur Aisyah Pengaruh Gaya Menjelaskan pengaruh Observasi ke tempat
(2020) Kepemimpinan Terhadap gaya kepemimpinan penelitian yaitu Bank
Kinerja Karyawan terhadap kinerja karyawan Perkreditan Rakyat Kawan
Malang

Available Online: https://dinastirev.org/JIMT Page 8


Volume 3, Issue 3, Januari 2022 E-ISSN 2686-4924 P-ISSN 2686-5246

METODE PUSTAKA
Penelitian ini menggunakan studi literatur dengan mendapatkan dan menghimpun data
dari berbagai refrensi yang berkaitan dengan topik yang dibahas terutama dari Google Scholar
dan Portal Garuda. Data-data tersebut peneliti ambil dari dokumentasi yang bentuk buku,
jurnal penelitian, dan artikel-artikel yang mendukung terutama tentang etika, komunikasi dan
gaya kepemimpinan terhadap pengambilan keputusan yang mempengaruhi kinerja karyawan.
Metode pembahasan menggunakan metode deskriptif-analisis, yaitu menjelaskan serta
mengelaborasi ide-ide utama yang berkenaan dengan topik yang dibahas. Kemudian
menyajikannya secara kritis melalui sumber-sumber pustaka primer maupun skunder yang
berkaitan dengan tema.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Etika memiliki hubungan dan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan yang
mempengaruhi kinerja karyawan
Berdasarkan penelitian Agung Budianto, Yonathan Pongtuluran, dan Syarahuddin
didapatkan hasil penelitian berupa Etika Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. Cabang Samarinda Square yang diukur
dengan empat indikator dan dibuktikan dengan nilai output dari thitung > ttabel (4,418 >
1,995) serta nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 5% atau 0,05 yang menunjukkan variabel
etika kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi dan baik etika kerja karyawan pada sebuah perusahaan
akan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan tersebut. Etika kerja berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. Cabang
Samarinda Square, yang artinya semakin baik etika kerja dalam perusahaan, maka akan
semakin baik pula kinerja karyawan yang akan dihasilkan (Budianto, 2022).
Dari hasil pengolahan data, diketahui bahwa pengaruh etika kerja terhadap kinerja
karyawan mempunyai koefisien jalur sebesar 0.184 (positif), maka peningkatan nilai variabel
budaya organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan mempunyai nilai P-Values (0.001) dari
<a,0.05), sehingga H0 ditolak dan Ha diterima, berarti pengaruh etika kerja terhadap kinerja
karyawan adalah signifikan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh .
yang menyimpulkan bahwa etika kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan atau dengan
kata lain etika kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.
Etika kerja didalam suatu perusahaan atau organisasi memiliki peran yang sangat
penting untuk diterapkan, hal ini dilakukan agar para karyawan memiliki etika yang sama
didalam ruang lingkup kerja, sehingga dengan memiliki etika yang selaras dan dapat
diterapkan oleh masing-masing karyawan maka hal tersebut akan mempengaruhi
pengambilan keputusan yang nantinya juga akan mempengaruhi kinerja karyawan. Etika
kerja yang baik, maka didalam suatu organisasi hal ini akan sangat membantu dalam
meningkatkan hasil kinerja karyawan, karena hal tersebut dapat terjadi karena gambaran etika
kerja yang baik maka akan menghasilkan sikaf saling menghargai terutama antar sesama
pekerja maupun orang-orang yang terlibat didalam suatu perusahaan atau organisasi tersebut
(Nurhasanah et al., 2022).
Komunikasi memiliki hubungan dan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
yang mempengaruhi kinerja karyawan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Abdi Setiawan dan Siswa Pratama yang
Available Online: https://dinastirev.org/JIMT Page 9
Volume 3, Issue 3, Januari 2022 E-ISSN 2686-4924 P-ISSN 2686-5246

telah melakukan penelitian pada CV. Bintang Anugerah Sejahtera. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Komunikasi efektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan pada CV Bintang Anugerah Sejahtera. Komunikasi yang berjalan dengan lancar
akan membuat proses atau kinerja karyawan akan semakin baik. Interaksi yang baik dengan
pimpinan akan membuat suasana menjadi menyenangkan dalam bekerja dan dapat menunjang
kinerja karyawan pada CV Bintang Anugerah Sejahtera (Setiawan & Pratama, 2019).
Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Wahyu Habibie dan kawan-
kawan, menunjukkan bahwa Hasil analisis uji f diperoleh nilai Fhitung sebesar 40.829 yang
lebih besar daripada Ftabel sebesar 2,72. Demikian juga dengan nilai signifikasi yang
dihasilkan sebesar 0,000 yang jauh lebih kecil dari nilai signifikasi yang digunakan yaitu
0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Artimya variabel bebas
yang terdiri Komunikasi, Kerjasama Tim dan Pengambilan Keputusan secara simultan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Karyawan di PT. Geo Given Sidoarjo
(Wahyuddin Habibie et al., 2017).
Iklim komunikasi organisasi harus dilihat dari berbagai sisi yaitu pertama komunikasi
antara atasan kepada bawahan, kedua antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lain.
Hubungan komunikasi antara atasan dan bawahan juga tidak bisa dilepaskan dari budaya
paternalistic yaitu atasan jarang sekali atau tidak pernah memberikan kepada bawahannya
untuk bertindak sendiri untuk mengambil inisiatif dan mengambil keputusan. Hal ini
disebabkan karena komunikasi yang dilakukan oleh atasan kepada bawahan bersifat formal
dimana adanya struktur organisasi yang jauh antara atasan dengan bawahan. Sehingga
konsekuensi dari perilaku ini bahwa para bawahannya tidak dimanfaatkan sebagai sumber
informasi, ide, dan saran (Nur Fadilah et al., 2014).
Gaya Kepemimpinan memiliki hubungan dan berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan yang mempengaruhi kinerja karyawan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Abdi Setiawan dan Siswa Pratama yang telah
melakukan penelitian pada CV. Bintang Anugerah Sejahtera. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
pada CV Bintang Anugerah Sejahtera. Hal ini berarti bahwa jika gaya kepemimpinan
menentukan baik atau tidaknya kinerja dari karyawan itu sendiri. Dari penelitian ini juga
disimpulkan bahwa karyawan mengharapkan pemimpin selalu berpartisipasi dalam
penyelesaian tugas dan harus memiliki pengendalian emosi yang baik sehingga kinerja
karyawan dapat berjalan dengan optimal (Setiawan & Pratama, 2019).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kurniawan, didapatkan hasil bahwa Variabel
Gaya kepemimpinan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja berdasarkan uji hipotesis
hasil pengujian gaya kepemimpian menunjukkan taraf signifikan 0,001. Taraf signifikan
tersebut lebih kecil dari 0,05, yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini menolak Ho
dan menerima Ha. Jika P value <a =0,05 maka Ha diterima dan dapat diartikan gaya
kepemimpinan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja. Nilai koefisien regresi
untuk indicator gaya kepemimpinan autokratis dengan nilai 0,413, demokrasi dengan nilai
0,422 dan laise faire dengan nilai 0,412 pada persamaan regresi menunjukkan nilai positif.
Dapat diartikan bahwa gaya kepemimpinan demokrasi memiliki pengaruh yang lebih besar
daripada indicator yang lain. Dan untuk indicator gaya kepemimpinan laise faire memiliki
pengaruh yang paling kecil dibandingkan indicator-indikator lainnya (Mohd.Kurniawan,
2018).
Available Online: https://dinastirev.org/JIMT Page 10
Volume 3, Issue 3, Januari 2022 E-ISSN 2686-4924 P-ISSN 2686-5246

Conceptual Framework
Berdasarkan rumusan masalah, penulisan artikel ini dan kajian studi literature baik
yang bersumber dari buku serta artikel yang relevan, maka di peroleh kerangka artikel seperti
di bawah ini.

Etika, Komunikasi, Gaya Kepemimpinan Terhadap Pengambilan Keputusan


yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan
(Literature Review Manajemen POAC)

Etika

Pengambilan Kinerja Karyawan


Komunikasi Keputusan

Gaya
Kepemimpinan

Figure 1 : Conceptual Framework

Berdasarkan Kajian Pustaka dan review hasil dari artikel yang relevan serta gambar
dari conceptual framework, maka: etika, komunikasi, gaya kepemimpinan terhadap
pengambilan keputusan yang mempengaruhi kinerja karyawan.

Selain dari variabel exogen ini yang mempengaruhi Pemulihan Ekonomi dan
Ketahanan Nasional, masih banyak variabel lain yang mempengaruhinya diantaranya adalah:
a) motivasi kerja
b) prestasi kerja
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Efektivitas pengambilan keputusan dalam manajemen diperlukan guna mengambil dan
menentukan suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah, efektivitas erat kaitannya
dengan ketepatan waktu pengambilan keputusan. Ketika mengambil keputusan, maka proses
pemilihan alternative yang terbaik dari beberapa alternatif merupakan suatu cara pemecahan
masalah yang efektif. Kemajuan suatu organisasi dipengaruhi oleh cara pemimpin dalam
mengambil keputusan. Disini menunjukan bahwa seorang pemimpin yang mampu
mengambil keputusan yang tepat akan meningkatkan kinerja karyawan. Dengan komunikasi
yang efektif bisa didapatkan data dan waktu yang tepat, sehingga komunikasi dapat
meningkatkan kinerja karyawan, begitu juga dengan meningkatkan kehandalan teknologi
acceptance dan pengambilan keputusan yang tepat akan berpengaruh pada peningkatan

Available Online: https://dinastirev.org/JIMT Page 11


Volume 3, Issue 3, Januari 2022 E-ISSN 2686-4924 P-ISSN 2686-5246

kinerja karyawan. Oleh karena itu, perlu ada kerjasama antara atasan dan bawahan atau
seluruh staf perusahaan untuk menerapkan etika, komunikasi, dan gaya kepemimpinan yang
baik terhadap pengambilan keputusan sehingga hal ini dapat meningkatkan kinerja karyawan.

Saran
Untuk mengembankan dan melengkapi penelitian ini lebih lanjut, maka saran yang
diberikan peneliti adalah melakukan observasi yang mendukung penelitian ini dan lebih
mengkaji lebih dalam mengenai isu yang ada dalam penelitian ini dan juga mencar
pandangan baru dari banyak sumber informasi yang ada karena keterbatasan sumber data
yang didaptkan oleh peneliti.

DAFTAR RUJUKAN
Budianto, E. W. H. (2022). Pemetaan Penelitian Seputar Akad Musyarakah pada Lembaga
Keuangan Syariah. Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia, XII(1), 25–36.
http://dx.doi.org/10.21927/jesi.2022.12
Ernawan, R. E. (2007). Business Ethics. Alfabeta.
Kreitner, R., & Kinicki, A. (2014). Perilaku Organisasi.
Mohd.Kurniawan. (2018). PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA
KARYAWAN PERCETAKAN DIMAS KOTA PALEMBANG Mohd.Kurniawan DP 1.
Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis Dan Terapan, 1, 33–48.
Nur Fadilah, Moelyono, H., & Walandouw, A. (2014). Iklim Komunikasi Organisasi Dalam
Meningkatkan Kinerja Karyawan Di Perusahaan Manado Post. Acta Diurna Komunikasi,
3(2), 1–9.
Nurhasanah, N., Jufrizen, J., & Tupti, Z. (2022). Pengaruh Etika Kerja, Budaya Organisasi Dan
Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel
Intervening. Jesya (Jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah), 5(1), 245–261.
https://doi.org/10.36778/jesya.v5i1.618
Oroh, P. M., Warouw, D. M. D., & Kalesaran, E. R. (2018). PERANAN KOMUNIKASI BISNIS
“RECI”(Dekorasi Dan Rias Pengantin) DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN PASAR
DI KECAMATAN MODOINDING. Jurna Komunikasi, 6, 1–17.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/actadiurnakomunikasi/article/view/19567
Setiawan, A., & Pratama, S. (2019). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Komunikasi Efektif dan
Pengambilan Keputusan Terhadap Kinerja Karyawan pada CV. Bintang Anugerah Sejahtera.
Jurnal Manajemen Tools, 11(1), 19–33.
Siagian, Tomy Sun, Khair, H. (2018). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening.
Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, 1(1), 59–70.
https://doi.org/10.30596/maneggio.v1i1.2241
Trang, D. S. (2019). Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi: Pengaruhnya Terhadap
Kinerja Karyawan. Jurnal EMBA, 1(2), 150–163. https://doi.org/10.53654/mv.v1i2.57
Wahyuddin Habibie, A., Kusumo Negoro Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, B., &
Bhayangkara Surabaya, U. (2017). Pengaruh Komunikasi, Kerjasama Tim Dan Pengambilan
Keputusan Terhadap Kinerja Karyawan Pt. Geo Given Sidoarjo. Jurnal Manajemen
Branchmark, 3(3), 39–50.
Wijaya, I. A., Shahirah, R. A., & Yuliana, M. E. (2022). Analisis Pengaruh Komunikasi Dan
Kerjasama Tim Terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan. Citizen : Jurnal Ilmiah
Multidisiplin Indonesia, 2(3), 393–402. https://doi.org/10.53866/jimi.v2i3.109

Available Online: https://dinastirev.org/JIMT Page 12

Anda mungkin juga menyukai