Anda di halaman 1dari 94

PEMBUATAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT

“AYO SEKOLAH” TERHADAP KESADARAN ORANG TUA


AKAN PENTINGNYA PENDIDIKAN

LAPORAN Skripsi:
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan
Program Strata Satu

Oleh :

HANA CAROLINE PARENGKUAN

414095

PROGRAM STRATA SATU


PROGRAM STUDI MULTIMEDIA BROADCASTING
SEKOLAH TINGGI TEKNIK MALANG
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul :

Pembuatan Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Sekolah” Terhadap Kesadaran


Orang Tua Akan Pentingnya Pendidikan

Disusun Oleh :

Nama : Hana Caroline Parengkuan

NIM : 414095

Program Studi : Teknik Elektro

Disetujui untuk diajukan Pada tanggal 04 Juli 2018

Pembimbing Akademik Dosen Pembimbing

Teknik Elektro

Sapto Pratolo S.Sos, M.Si Sapto Pratolo S.Sos, M.Si


NIP. 19670115.201207.7.028 NIP. 19670115.201207.7.028
Mengetahui,

Wakil Ketua Bidang Akademik

Wincoko, ST, MM, M.Kom, CCNA


NIP: 19760401.201003.7.002
BERITA ACARA UJIAN

Skripsi dengan judul :

Pembuatan Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Sekolah” Terhadap Kesadaran


Orang Tua Akan Pentingnya Pendidikan

Disusun Oleh :

Nama : Hana Caroline Parengkuan

NIM : 414095

Program Studi : Teknik Elektro

Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji pada tanggal 04 Juli 2018 dan
dinyatakan :

LULUS / TIDAK LULUS

Dengan Nilai:

A / B+ / B / C+ / C / D dengan REVISI / TIDAK REVISI

1. Sapto Pratolo, S.Sos, M.Si


NIP. 19670115.201207.7.028
(Dosen Penguji I) …………………………………………………

2. Hedin Hendratarto, ST, MT


NIP. 19720917.201407.1.002
(Dosen Penguji II) …………………………………………………

Ketua Program Studi


Teknik Elektro

Sapto Pratolo S.Sos, M.Si


NIDN. 9907147684
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti
untuk Tuhan dan bukan untuk Manusia”
[Lakukan segala hal dengan sepenuh hati dan lakukan itu untuk Tuhan-mu,
apapun pekerjaan dan tugas yang kamu dapat. Usaha tidak pernah
mengkhianati hasil]
*Ayat Alkitab (Kolose 3 : 23)

Dengan mengucap syukur atas kasih karunia-Mu


Karya kecil ini kupersembahkan untuk :

1. Tuhan Yesus Kristus, yang senantiasa memberikan saya kesempatan


untuk belajar bahwa segala sesuatu di raih dengan pengorbanan dan
usah yang keras, dan memberi saya kekuatan dan kesabaran dalam
menyelesaikan skripsi ini.
2. Papa Mama dan Kakak Jefta tercinta, yang selalu memberi dukungan
secara jasmani maupun rohani kepada saya. Mendidik saya hingga saat
ini, selalu mendengarkan keluh kesah saya, dan selalu mendoakan untuk
kesuksesan dan kebahagiaan saya.
3. Dosen Pembimbing, Sapto Pratolo, S.Sos, M.Si, yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikirannya dengan sabar, ikhlas dan tulus
membimbing dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Keluarga besar dan teman-teman Broadcast 1 yang juga senantiasa
memberikan dukungan, doa dan semangat selama pengerjaan skripsi ini.
5. Buat Meida Intan Primasari, Titin Nur Afifah, Lisa Kumala, Ranti Indah
Permatasari, PMKK Kairos, dan semua teman-teman saya yang tercinta
yang sudah membantu saya melalui dukungan fisik maupun mental,
finansial maupun non-finansial. Terimakasih Banyak. Jasa-jasa kalian
akan kuingat seumur hidup. Tuhan Memberkati.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas


segala kasih dan karunia yang dilimpahkan-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Skripsi dengan judul “Pembuatan Iklan Layanan Masyarakat
“Ayo Sekolah” Terhadap Kesadaran Masyarakat Akan Pentingnya
Pendidikan”. Penyusunan laporan ini diwujudkan untuk memenuhi satu syarat
kelulusan Sarjana di Sekolah Tinggi Teknik Malang.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
banyak memberikan bimbingan. Karena itu penulis mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Anas Firman Adi, SE, S.Kom, M.Kpd, selaku Ketua Sekolah Tinggi Teknik
Malang.
2. Ir. Wincoko, S.T, M.M, M.Kom, IPP, selaku Wakil Ketua Bidang Akademik
Sekolah Tinggi Teknik Malang.
3. Sapto Pratolo, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro
Sekolah Tinggi Teknik Malang sekaligus pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga penyusunan skripsi ini
dapat berjalan dengan lancar.
4. Hedin Hendratarto, ST, MT, Selaku dosen penguji.
5. Bapak dan Ibu dosen STT Malang yang sudah mengajar dan membimbing
penyusun hingga saat penyusunan laporan skripsi ini.
6. Teristimewa kedua orang tua saya, Papa dan Mama yang selalu mendukung
saya dalam banyak hal.
7. Terkasih, Anggota dan Pengurus PMKK Kairos dan teman-teman BC 1 yang
senantiasa membantu dengan sepenuh hati dan ikhlas.
Akhir kata, penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan skripsi ini sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun
penyusun terima dengan senang hati sebagai acuan perbaikan dimasa
mendatang. Semoga Allah Bapa memberikan kasih karunia-Nya kepada semua
pihak atas jasa yang telah diberikan dalam penulisan skripsi ini.

Malang, 04 Juli 2018

Hana Caroline Parengkuan


ABSTRAK

Hana Caroline Parengkuan. 2018. Pembimbing : Sapto Pratolo, S.sos, M.Si.


Pembuatan Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Sekolah” Terhadap
Kesadaran Orang Tua Akan Pentingnya Pendidikan. Jurusan : Teknik
Elektro. Konsentrasi : Multimedia Broadcasting. Sekolah Tinggi Teknik
Malang.

Kata Kunci : Pembuatan, iklan, kesadaran orang tua

Judul dari penelitian ini adalah “Pembuatan Iklan Layanan Masyarakat


Ayo Sekolah Terhadap Kesadaran Orang Tua Akan Pentingnya Pendidikan”.
Permasalahan dari penelitian ini adalah bagaimana menyadarkan kepada orang
tua bahwa pendidikan sangat penting bagi anak-anak generasi penerus bangsa.
Penelitian ini bertujuan untuk menyadarkan orang tua di RT 03 / RW 04 Dusun
Banjartengah, Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, bahwa
pendidikan formal sangat penting bagi anak usia sekolah. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini menggunakan kuesioner pada 30 responden yaitu warga di RT 03 /
RW 04 Dusun Banjartengah. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa orang tua di RT 03 / RW 04 Dusun Banjartengah sangat setuju dengan
iklan layanan masyarakat “Ayo Sekolah”, dan sadar bahwa pendidikan formal
adalah hal yang sangat penting bagi anak-anak mereka. Hal ini ditunjukan
dengan hasil dari jawaban kuesioner dengan nilai Sangat Setuju : 50, Setuju : 80.
Dengan uji keabsahan data menggunakan skala likert, hasil keseluruhan yaitu
86% berada dalam kategori Sangat Setuju.
ABSTRACT

Hana Caroline Parengkuan. 2018. Advisor : Sapto Pratolo, S.Sos, M.Si. Making
Public Service Ads “Ayo Sekolah” on Awareness of Parents Will
Importance of Education. Major : Electrical Engineering. Consetration :
Multimedia Broadcasting. Sekolah Tinggi Teknik Malang.

Keywords : making, advertising, parents awareness

The title of this research is "Making Public Service Ads Let School on Awareness
of Parents Will Importance of Education". The problem of this research is how to
make the parents aware that education is very important for the children of the
next generation. This study aims to awaken parents in RT 03 / RW 04 Dusun
Banjartengah, Sumbersekar Village, Dau District, Malang Regency, that formal
education is very important for school-aged children. This research uses
descriptive qualitative research type. Data collection techniques in this study
used a questionnaire on 30 respondents ie residents in RT 03 / RW 04
Banjartengah Hamlet. Based on the results of the study it can be concluded that
parents in RT 03 / RW 04 Dusun Banjartengah strongly agree with the public
service advertisement "Ayo Sekolah", and realize that formal education is very
important for their children. This is indicated by the results of the questionnaire
answers with the value Strongly Agree: 50, Agree: 80. With the validity of data
test using Likert scale, the overall result is 86% are in the category Strongly
Agree.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………............... i

LEMBAR PENGESAHAN…………………….…………………………...… ii

BERITA ACARA UJIAN…..……………………………………………….... iii

KATA PENGANTAR …………………………………...…………………..... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………… ........... v

ABSTRAK…………………..………………………………………………..... vi

ABSTRACT………………….……..…….………………………………….... vii

DAFTAR ISI………………………..…….…………………………………..... viii

DAFTAR GAMBAR………………..…….…………………………………... xii

DAFTAR TABEL…………………..…….…………………………………… xiii

DAFTAR BAGAN........................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ……………..…….……………………………………. xv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………….………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah……..…………………………….…………… 6
1.3 Batasan Masalah…….……………………………………………. 6
1.4 Tujuan Penelitian…………………………………….……………. 7
1.5 Manfaat Penelitian……………..……………….……………….... 7
1.5.1 Manfaat Teoritis….……..……..……..……….……………. 7
1.5.2 Manfaat Praktis….……..……………..…………………... 7
1.5.2.1 Bagi Peneliti….…………...……….……...………. 7
1.5.2.2 Bagi Mahasiswa dan Masyarakat….……………. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu………….……………..……………………. 9
2.2 Tinjauan Pustaka……..……………………..…………………….. 12
2.2.1 Definisi Iklan..........................……..….………..…………... 12
2.2.1.1 Sejarah Iklan....................................................... 15
2.2.1.2 Tujuan Iklan........................................................ 17
2.2.1.3 Sifat Iklan............................................................ 20
2.2.1.4 Fungsi iklan......................................................... 22
2.2.1.5 Jenis Iklan.......................................................... 23
2.2.1.6 Media Iklan......................................................... 24
2.2.1.7 Komunikasi Periklanan....................................... 27
2.2.1.8 Pengaruh Iklan.................................................... 28
2.2.1.9 Cara Menytusun Penyampaian Periklanan....... 29
2.2.2 Definisi Iklan Layanan Masyarakat………………………. 33
2.2.2.1 Kriteria Iklan Layanan Masyarakat……......……….. 38
2.2.3 Kesadaran Masyarakat Tentang Pendidikan….......…….. 40

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN


3.1 Kerangka Konseptual………….……..……………………..…….. 43
3.1.1 Iklan............................................................................. 44
3.1.2 Iklan Layanan Masyarakat.......................................... 44
3.1.3 Pra Produksi................................................................ 45
3.1.4 Produksi....................................................................... 45
3.1.5 Pasca Produksi............................................................ 46
3.1.6 Distribusi...................................................................... 46
3.1.7 Iklan Layanan Masyarakat Ayo Sekolah .................... 47
3.2 Kerangka Pemikiran……..…………..…………………….………. 47

BAB IV METODE PENELITIAN


4.1 Jenis Penelitian………….………...……..……………………..…..48
4.2 Jenis Data..........................……..……………..…………………. 49
4.3 Sumber Data…........……..……….…………………………….... 49
4.3.1 Data Primer......................….…………………………..….. 49
4.3.2 Data Sekunder .................................................................. 49
4.4 Teknik Pengumpulan Data......................................................... 50
4.4.1 Observasi..........................................................................50
4.4.2 Wawancara....................................................................... 51
4.4.3 Studi Pustaka....................................................................51
4.5 Sampel....................................................................................... 52
4.6 Populasi...................................................................................... 52
4.7 Alat Analisis............……..………………..……….………...…….. 53
4.7.1 Kuesioner......................................................................... 53
4.8 Uji Keabsahan Data................................................................... 53

BAB V PENYAJIAN DATA


5.1 Lokasi Penelitian......………….…………..…..…………………... 55
5.2 Waktu Penelitian……..…………………...………………...…….. 55
5.3 Gambaran Penelitian……..……....……………….………..……. 55

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN


6.1 Sasaran dan Tujuan………......….…………......……………….... 57
6.2 Analisis Data............................................................................... 57
6.3 Hasil Data................................................................................... 58
6.3.1 Hasil Data Penelitian................................................... 58
6.4 Konsep Pembuatan.................................................................... 60
6.5 Teknik Pembuatan...................................................................... 60
6.5.1 Pra Produksi ............................................................... 60
6.5.1.1 Ide dan Tema............................................... 61
6.5.1.2 Sinopsis........................................................ 61
6.5.1.3 Tokoh Pemeran............................................ 61
6.5.1.4 Treatment......................................................62
6.5.1.5 Storyboard.................................................... 63
6.5.1.6 Peralatan dan Properti.................................. 66
6.6 Produksi......................................................................................67
6.6.1 Jadwal Produksi...........................................................67
6.6.2 Shooting.......................................................................68
6.7 Pasca Produksi...........................................................................69
6.7.1 Langkah Awal.................................................. 70
6.7.2 Import Files...................................................... 70
6.7.3 Letter Box........................................................ 72
6.7.4 Speed Duration............................................... 73
6.7.5 Rendering........................................................ 74

BAB VII PENUTUP


7.1 Kesimpulan………….…………..…………………………….. 77
7.2 Saran…………….……..………………………………………. 77

DAFTAR PUSTAKA…………….……..……………………………………… 78
KEASLIAN PENULISAN............................................................................. 79
LAMPIRAN…………….……..………………………………………..……….. 80
DAFTAR GAMBAR

Gambar 6.1 Lokasi jalan Panglima Sudirman…………...………………….. 70

Gambar 6.2 Lokasi Depan Rumah........................……..…………….…….. 71

Gambar 6.3 Tampilan Awal Adobe Premier CS 6……………...………….. 71

Gambar 6.4 New Project........................…………….…………..………….. 72

Gambar 6.5 New Sequence dan Preset……………….….......…………….. 72

Gambar 6.6 Import Files....………………………..………………………….. 73

Gambar 6.7 Open Folder……………………….............……..……….…….. 73

Gambar 6.8 Penataan Gambar Sesuai Storyboard…….....…........……….. 74

Gambar 6.9 Buat Title…………………….……………........................…….. 74

Gambar 6.10 Letter Box...........……………..…………….………………….. 75

Gambar 6.11 Speed Duratiion ……....….............…….…….……………….. 76

Gambar 6.12 Slow Motion Menjadi 70%………………....………………….. 76

Gambar 6.13 Export Media....................………………....………………….. 77

Gambar 6.14 Export Setting...................………………....………………….. 77

Gambar 6.15 Rendering.........................………………....………………….. 78


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu……………..……………………………...….. 11

Tabel 2.2 Daftar Jenis-jenis Media……………..…………..……………...….. 26

Tabel 4.1 Bobot Penilaian Skala Likert……………..……………………….. 54

Tabel 6.1 Hasil Data Penelitian…………..……...………………………..….. 58

Tabel 6.2 Tabel Storyboard.....…………..……...………………………..….. 64


DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Kerangka Konseptual................................................................. 43

Bagan 3.2 Kerangka Pemikiran................................................................... 47


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Naskah...................................................................................... 80

Lampiran 2 Storyboard...............................……………...…………………... 83

Lampiran 3 Kuesioner……….….....………………........................................ 88

Lampiran 4 Hasil Uji Plagiasi Laporan…….……………..…………………... 93

Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup………….……………..………………….... 94


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan potensi anak sangat dipengaruhi oleh pembinaan

dan pendidikan dari orang tua, masyarakat, dan lembaga pendidikan.

Anak merupakan masa depan bagi setiap orang tua. Potensi yang ada

pada anak dapat dibiarkan berkembang secara alamiah tanpa stimulus

yang diberikan oleh lingkungannya. Namun perkembangan potensi tidak

akan terjadi secara optimal, sebaliknya, potensi anak akan berkembang

dengan baik bila stimulus diberikan oleh lingkungannya. Dengan alasan

tersebut maka anak harus memperoleh pembinaan dan pendidikan yang

disesuaikan dengan potensinya sehingga dapat bertumbuh kembang

secara optimal.

Dalam rangka menggali potensi anak diperlukan peran aktif orang

tua. Orang tua berperan sebagai teladan yang memahami perkembangan

anak dan juga memberikan pengasuhan serta pendidikan. Sudah

seharusnya pendidikan sebagai sarana terpenting dan utama bagi anak

untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Orang tua harus

berusaha untuk dapat menyekolahkan anak sampai ke jenjang

pendidikan yang paling tinggi adalah salah satu cara agar anak mampu

mandiri secara finansial nantinya.

Proses pendidikan diartikan sebagai usaha yang dilakukan anak

ataupun lembaga untuk mengembangkan dan menfasilitasi berbagai

potensi manusia. Sementara, pengasuhan merupakan aktivitas yang

dilakukan orangtua, pendidik, dan lingkungan terdekat anak dalam


dimensi penerimaan dan kontrol terhadap anak tersebut. Dalam

keterkaitan dengan hubungan orangtua atau pendidik dan anak,

penerimaaan menggambarkan bagaimana orang tua dan pendidik

menghargai, menanggapi (responsif) dan menghukum bila anak

berperilaku salah, serta menunjukkan afek positif, sedangkan kontrol

merujuk pada gambaran bagaimana orang tua dan pendidik membatasi

perilaku, menuntut, membimbing, serta melindungi anak (Rubin &

Burgess, 2003).

Faktor utama yang menjadi penyebab masih tingginya angka anak

putus sekolah di Indonesia adalah kurangnya kesadaran masyarakat dan

anak-anak mengenai pentingnya pendidikan di bangku sekolah. Banyak

yang beranggapan bahwa tujuan dari sekolah hanya sekedar untuk

mendapatkan ijazah yang nantinya digunakan sebagai sarana

memperoleh pekerjaan, padahal nyatanya tidak. Masih banyak tujuan dan

manfaat lainnya yang dapat kita peroleh melalui sekolah. Seperti,

membentuk karakter dan kepribadian yang baik, mendidik anak bukan

hanya agar cerdas melainkan berbudi pekerti yang baik. Namun tidak

sedikit orang tua yang belum sadar akan pentingnya pendidikan bagi

anak-anaknya. Kurangnya pendidikan yang didapat oleh anak

menyebabkan permasalahan yang sangat sensitif bagi masa depan anak

seperti pengangguran, pernikahan dini, dan atau menjadi anak jalanan.

Data UNICEF tahun 2016 sebanyak 2,5 juta anak Indonesia tidak

dapat menikmati pendidikan lanjutan yakni sebanyak 600 ribu anak usia

sekolah dasar (SD) dan 1,9 juta anak usia Sekolah Menengah Pertama

(SMP). Begitupula data statistik yang dikeluarkan oleh Badan Pusat

Statistik (BPS), survey yang dilakukan tentang “Pengangguran Terbuka

Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan” per Agustus 2015,


sebanyak 55,554 belum pernah sekolah, 371.542 tidak tamat SD,

1.004.961 tamat SD, 1.373.919 tamat SMP, 2.280.029 tamat SMA,

1.569.690 tamat SMK, survey juga menemukan fakta bahwa di tingkat

provinsi dan kabupaten menunjukkan terdapat kelompok anak-anak

tertentu yang terkena dampak paling rentan yang sebagian besar berasal

dari keluarga miskin sehingga tidak mampu melanjutkan pendidikan ke

jenjang selanjutnya. Kasus anak putus sekolah atau tidak sekolah saling

mempengaruhi satu sama lain dengan persoalan kemiskinan. Putus

sekolah mengakibatkan bertambahnya jumlah pengangguran, bahkan

menambah kemungkinan kenakalan anak dan tindak kejahatan dalam

kehidupan sosial masyarakat. Begitu seterusnya karena tingkat

pendapatan yang rendah, akses ke pendidikan formal pun sulit dicapai.

Dari data pendidikan yang didapat tentang banyaknya anak yang

tidak diketahui melanjutkan sekolah atau tidak untuk seluruh Kabupaten

Malang, penelitian difokuskan hanya ke satu daerah agar data yang

didapat dari dinas pendidikan menjadi lebih jelas, daerah yang menjadi

fokus peneliti yaitu di RT 03 / RW 04 Dusun Banjartengah, Desa

Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

Keseriusan pemerintah untuk dapat meningkatkan kualitas

pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari berbagai kebijakan yang telah

dikeluarkan. Salah satu contoh untuk hal tersebut yaitu dengan

dikeluarkannya kebijakan program Wajib Belajar. Program Wajib Belajar 9

Tahun tercantum dalam peraturan pemerintah No.47 tahun 2008 tentang

Wajib Belajar yang merupakan pelaksanaan dari UU Sisdiknas (Sistem

Pendidikan Nasional) No.20 Tahun 2003. Kemudian sebagai

keberlanjutan dari program Wajib Belajar 9 Tahun, pada tahun 2012,


Pemerintah Pusat mencanangkan program Wajib Belajar 12 Tahun atau

yang lebih dikenal dengan nama Pendidikan Menengah Universal (PMU).

Adapun payung hukum untuk program PMU ini yaitu Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan No.80 Tahun 2013. Program ini

dimaksudkan untuk menjaga kesinambungan keberhasilan pelaksanaan

program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun sekaligus menyiapkan

generasi emas Indonesia 2045. Wajib belajar 12 tahun ditargetkan akan

tercapai di seluruh Indonesia pada tahun 2020 mendatang. Pada tahun

2020 diharapkan sudah tidak ada lagi siswa dengan usia sekolah lanjutan

atas (usia 16-18 tahun) yang tidak bersekolah.

Sementara itu dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

20 Bab IV Pasal 6 Tahun 2003, yang berisi setiap warga negara yang

berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan

dasar. Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun, merupakan program

Pemerintah untuk menjawab kebutuhan dan tantangan zaman.

Berdasarkan Undang-undang Pendidikan Nasional No. 20/2003.

Pemerintah berupaya meningkatkan taraf kehidupan rakyat dengan

mewajibkan semua warga negara Indonesia yang berusia 7-12 tahun dan

12-15 tahun untuk menamatkan pendidikan dasar dengan program 6

tahun di SD dan 3 tahun di SMP secara merata. Tidak relevan bila di

zaman modern ini masih ada anak-anak Indonesia yang tidak bersekolah

dan ada pula yang masih buta huruf. Oleh karena itu pemerintah

berusaha meningkatkan kualitas manusia melalui jenjang pendidikan

dasar, untuk merealisasikan tujuan tersebut memerlukan kerja sama yang

kooperatif antara pemerintah, masyarakat dan keluarga. Akan tetapi

kenyataannya penyelenggaraan pendidikan di masyarakat masih belum

merata sampai sekarang masih banyak dijumpai anak usia sekolah tetapi
tidak sekolah sama sekali ataupun tidak melanjutkan pendidikan ke

tingkat lebih lanjut.

Salah satu strategi pesan pemerintah untuk menarik perhatian

masyarakat adalah dengan memanfaatkan media audio visual yaitu iklan.

Iklan yang dikeluarkan pemerintah ini lebih dikenal dengan istilah iklan

layanan masyarakat (public service announcement), karena sifat iklan

yang tidak berusaha mengejar keuntungan material. Iklan layanan

masyarakat cenderung mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam

program-program yang dicanangkan pemerintah. Hal ini sesuai dengan

yang dikatakan Kasali (1995) tentang jenis iklan yang sengaja dibuat

untuk menggerakkan solidaritas masyarakat terhadap permasalahan yang

mereka hadapi, yakni kondisi yang mengancam keserasian dan

kehidupan umum.

Sifat iklan, bagaimanapun adalah, mengajak atau mempersuasi.

Harapan pemerintah, beriklan di media massa ataupun media nonmassa

adalah memperoleh perhatian masyarakat. Disisi lain, informasi yang

berkembang diruang publik masyarakat tidak semata-mata informasi

menonton. Pesan yang dibuat harus bersaing dengan informasi-informasi

lain yang tidak kalah menariknya. Sampai dititik ini, pesan yang dibuat

harus mempu menarik perhatian masyarakat yang menjadi sasaran

pesan tersebut.

Untuk menindak-lanjuti perintisan pemerintah dalam menyadarkan

masyarakat bahwa pendidikan sangat penting , dibuatlah suatu iklan

layanan masyarakat yang sesuai dan tepat, untuk menginformasikan

kepada masyarakat, terkhususkan pada orang tua agar menyadari bahwa

pendidikan sekolah dari SD, SMP, SMA/Kejuruan sangat penting untuk

generasi saat ini. Dengan dibuatnya iklan layanan masyarakat Ayo


Sekolah ini diharapkan mampu menyadarkan masyarakat akan

pentingnya pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang masalah diatas, penulis

mendapatkan rumusan masalah “Bagaimana proses pembuatan iklan

layanan masyarakat Ayo Sekolah agar dapat menyadarkan masyarakat

akan pentingnya pendidikan?”

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, muncul banyak

permasalahan yang harus diselesaikan. Agar penelitian ini lebih terfokus

dan mendalam kajiannya, perlu ada pembatasan masalah dalam

penelitian. Dengan demikian, masalah yang diteliti dalam penelitian ini

dibatasi pada :

1. Iklan Layanan Masyarakat Ayo Sekolah bertemakan pendidikan.

2. Proses pembuatan iklan layanan masyarakat Ayo Sekolah dari pra-

produksi, produksi sampai pasca produksi.

3. Penelitian dilakukan kepada orang tua RT 03 / RW 04 Dusun

Banjartengah, Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten

Malang.
1.4 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan penulisan laporan ini adalah, untuk mengetahui bagaimana

proses pembuatan iklan layanan masyrakat Ayo Sekolah

2. Menghasilkan iklan layanan masyarakat yang baik sehingga dapat

menyadarkan penonton bahwa pendidikan sangat penting.

3. Dapat menyampaikan pesan dari setiap adegan yang ditampilkan

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis pada

pembaca. Teori ataupun materi didalam penelitian ini dapat dijadikan

pedoman atau referensi bagi pembaca.

1.5.2 Manfaat Praktis

1.5.2.1 Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan

pengetahuan baru sesuai dengan bidang multimedia terutama

broadasting dengan membuat sebuah karya iklan layanan masyarakat

yang digunakan sebagai media komunikasi menggunakan alat yang

minimal untuk hasil yang maksimal. Penelitian ini juga diharapkan mampu

diaplikasikan dalam dunia kerja pada kese,patan mendatang.


1.5.2.2 Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi mahasiswa

yang akan mengerjakan tugas kuliah, tugas akhir ataupun skripsi dan

dapat diaplikasikan oleh mahasiswa, instansi pendidikan atau masyarakat

umum serta dapat menambah wawasan dan informasi bagi khalayak

umum.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Referensi penelitian pertama yang digunakan adalah dari Susetyo

(2013) salah satu mahasiswa Program Studi Sistem Informasi Sekolah

Tinggi Managemen Informatika dan Komputer atau disebut Amikom

Yogyakarta dengan judul “Perancangan Iklan Layanan Masyarakat

Gerekana Gemar Membaca Berbasih Animasi 2D”. Dalam skripsi tersebut

membahas tentang pembuatan iklan layanan masyarakat menggunakan

aplikasi Macromedia Flash 8 sebagai tahap menganimasikan gambar

sehingga waktunya tepat. Kemudian menggunakan aplikasi After Effect

berfungsi untuk menyatukan file PNG sequence, dan menggunakan

aplikasi Adobe Premiere CS3 sebagai aplikasi untuk menggabungkan file

video-video tersebut bisa menjadi satu video yang utuh.

Penelitian Selanjutnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Naima

Khoiru Nisa (2015) salah satu mahasiswa Program Studi Magister Ilmu

Komunikasi FISIP Universitas Diponergoro, mengambil judul “Strategi

Kreatif Iklan Layanan Masyarakat (ILM) dalam Pemasaran Sosial”.

Penelitian ini terdapat dua fokus utama dalam strategi pembentukan iklan

dipemasaran sosial. Pertama adalah strategi pembuatan pesan persuasif

dan yang kedua adalah strategi pemilihan jenis media periklanan yang

akan digunakan dalam menyampaikan pesan strategi kreatif yang dapat

digunakan dalam kedua fokus strategi ILM dalam pemasaran sosial.


Karakteristik pesan persuasif meliputi isi pesan, gaya bahasa,

kompleksitas pesan, penarikan kesimpulan dan berbagai jenis pesannya.

Penelitian terdahulu yang terakhir yaitu penelitian yang dilakukan

oleh Syaefudin (2015) jurusan Kependidikan Islam Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berjudul “Kesadaran Keluarga

Petani Terhadap Pentingnya Pendidikan Formal (Studi Kasus di Desa

Pogungrejo Bayang Purworejo Jawa Tengah)”. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui bagaimana kesadaran masyarakat dari keluarga petani

di Desa Pogungrejo terhadap pendidikan formal , serta untuk mengetahui

faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesadaran keluarga petani di

Desa Pogungrejo terhadap pentingnya pendidikan formal.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Metode pengumpulan data

dilakukan melalui metode observasi, wawancara mendalam (indepth

interview), serta dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan

deskriptif analitik, yakni data yang telah terkumpul kemudian

dideskripsikan dan dianalisis untuk penarikan kesimpulan.


Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian Peneliti Pembahasan Tahun Universitas

Perancangan Tahap pembuatan


Sekolah Tinggi
Iklan Layanan animasi
Management
Masyarakat menggunakan
Informatika dan
1. Gerakan Gemar Susetyo aplikasi Macromedia 2013
Komputer
Membaca Flash 8, After Effect,
Amikom
“Berbasis Animasi dan Adobe Premiere
Yogyakarta
2D” CS3
Strategi Kreatif
Iklan Layanan Strategi pembuatan
Naima FISIP
Masyarakat (ILM) pesan persuasif dan
2. Khoiru 2015 Universitas
Dalam strategi pemilihan
Nisa Diponegoro
Pemasaran jenis media
Sosial
bertujuan untuk
mengetahui
Kesadaran
bagaimana
Keluarga Petani Universitas
kesadaran
Terhadap Islam Negeri
3. Syaefudin masyarakat dari 2015
Pentingnya Sunan Kalijaga
keluarga petani di
Pendidikan Yogyakarta
Desa Pogungrejo
Formal
terhadap pendidikan
formal
Sumber : Dokumen Pribadi

Gambaran menyeluruh dari tiga penelitian diatas menunjukan

bahwa perancangan iklan layanan masyarakat sangatlah penting untuk

strategi penyebarannya baik dalam segi sosial maupun pemasarannya.

Sehingga iklan layanan masyarakat tidak hanya ditonton saja, namun

dapat memberi dampak yang besar bagi sasarannya. Baik perancangan,

startegi, maupun dampak iklan layanan masyarakat sangatlah penting

dalam hal ini.


2.2 Tinjauan Pustaka
2.2.1 Definisi Iklan
Junaedi (2013: 111) mengungkapkan bahwa “Iklan harus

menggunakan medium untuk mencapai khalayak. Medium iklan adalah

media yang dibayar oleh pemasang iklan untuk meletakan iklannya

sehingga mampu menjangkau khalayak luas, dari medium inilah dikenal

berbagai bentuk iklan yang digunakan, seperti iklan radio, televisi, koran,

iklan luar ruang dan sebagainya. Secara jelas, iklan merupakan suatu

pesan persuasif untuk komunikasi pemasaran atau komunikasi publik

tentang sesuatu produk (barang, jasa, atau ide) yang disampaikan melalui

media, dibiayai oleh pemrakarsa serta ditujukan kepada sebagian atau

seluruh masyarakat. Iklan juga sebagai betuk komunikasi massa, dimana

iklan terjadi bukan melalui proses tatap muka sebagaimana komunikasi

interpersonal. Iklan dilakukan melalui medium, sebagaimana yang

disebutkan di atas.

Otto Kleppner, seorang ahli periklanan terkenal merupakan orang

yang berjasa besar dalam merunut asal-muasal istilah advertising. Dalam

bukunya berjudul Advertsing Procedure, dituliskan bahwa istilah

advertising berasal dari bahasa latin yaitu ad-vere yang berarti

mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak lain. Jadi pengertian ini

sebenarnya tidak ada ubahnya dengan pengertian komunikasi sebagai

halnya dengan ilmu komunikasi. Istilah iklan juga dinamai dengan


sebutan yang berbeda-beda. Di Amerika sebagaimana halnya di Inggris,

disebut dengan advertising. Sementara di Perancis disebut dengan

reclamare yang kemudian sering kali dengan istilah reklame. Reklame

berasal dari bahasa Spanyol yaitu Re dan Clamos. Sementara dalam

bahasa Latin artinya Re dan Clame. Re artinya berulang-ulang

sedangkan Clame atau Clamos artinya berteriak, sehingga secara

bahasa reklame adalah suatu teriakan/seruan yang berulang-ulang, atau

meneriakkan sesuatu secara berulang-ulang. (Muhammad, 2014:1)

Sebenarnya di Indonesia sendiri istilah iklan sering disebut

dengan istilah lain yaitu advertensi dan reklame. Kedua istilah tersebut

diambil begitu saja dari bahasa aslinya yaitu bahasa Belanda dan

Prancis. Namun kini sebutan kata iklan lebih sering digunakan dibanding

dengan istilah advertensi atau reklame. Beberapa ahli memaknai iklan

dalam beberapa pengertian. Ada yang mengartikan dalam sudut pandang

komunikasi, murni periklanan, pemasaran, dan ada pula yang memaknai

dalam prespektif psikologi. Kesemua definisi tersebut membawa

konsekuensi arah yang berbeda-beda. Bila dalam prespektif komunikasi

cenderung menekankan sebagai proses penyampaian pesan dari

komunikator kepada komunikan. Dalam prespektif iklan cenderung

menekankan dalam aspek penyampaian pesan yang kreatif dan persuasif

yang disampaikan melalui media khusus. Prespektif pemasaran lebih

menekankan pemaknaan iklan sebagai alat pemasaran yaitu menjual

produk. Sementara dalam prespektif psikologi lebih menekankan aspek

persuasif pesan. Beberapa pandangan tentang pengertian iklan telah

dituliskan. Misal Dunn dan Barban menyebutkan bahwa iklan merupakan

bentuk kegiatan komunikasi non personal yang disampaikan lewat media

dengan membayar ruang yang dipakainya untuk menyampaikan pesan


yang bersifat membujuk (persuasif) kepada konsumen untuk perusahaan,

lembaga non komersial maupun pribadi yang berkepentingan.

(Muhammad, 2014:2)

Iklan merupakan salah satu bentuk khusus komunikasi yang

biasanya digunakan pengusaha untuk mengarahkan komunikasi persuasi

pada pembeli, sasaran dan masyarakat. Memilih media periklanan

ditentukan berdasarkan Frekuensi, jangkauan konsumen, dan dampak

yang ditimbulkan dari iklan tersebut terhadap konsumen. Setiap media

periklanan memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing dalam

mengiklankan sebuah produk. Sebagai seorang pemasar harus dapat

memilih media periklanan dengan tepat sehingga iklan dapat sampai

pada konsumen dengan efektif dan efisien. Televisi merupakan salah

satu media periklanan yang sering digunakan oleh pemasar dalam

mengiklankan produknya.

Iklan merupakan segala bentuk penyajian dan promosi secara

nonpribadi dari ide barang dan pelayanan yang dibayar oleh sponsor

tertentu. Dengan adanya iklan, penjual menyampaikan berita kepada

konsumen melalui media surat kabar, majalah atau melalui media lainnya.

Beberapa pengertian iklan yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya:

Pengertian iklan menurut Agung (2016:8), yang menjabarkan iklan

merupakan media untuk memberikan informasi atau menawarkan suatu

produk dan jasa yang ditunjukan kepada masyarakat, agar khalayak

ramai tertarik pada produk dan jasa yang ditawarkan.

Berdasarkan penjabaran diatas tentang pengertian iklan, dapat

disimpulkan bahwa iklan merupakan media informasi yang dibutuhkan

oleh masyarakat sebgai salah satu bentuk komunikasi yang bertujuan

untuk mempersuasi para khalayak untuk melakukakan suatu tindakan.


Iklan memberikan informasi nonpersonal tentang suatu produk, merk,

perusahaan, atau toko yang dijalankan dengan kompensasi biaya

tertentu. Suatu bentuk komunikasi massa melalui berbagai media massa

yang dibayar oleh perusahaan-perusahaan bisnis, organisasi non profit

dan individu-individu yang teridentifikasi dalam pesan periklanan dengan

maksud memberi informasi atau memperngaruhi audiens dan golongan

tertentu bentuknya dapat berupa tulisan, gambar, film, ataupun gabungan

dari keseluruhan unsur tersebut.

2.2.1.1 Sejarah Iklan


Iklan adalah fenomena kontemporer abad 20, namun cikal bakal

periklanan sesungguhnya sudah ada sejak berabad-abad lalu. Periklanan

dalam arti sederhana diawali ketika orang mulai hidup pada kelompok-

kelompok kecil dan mencoba mempengaruhi orang lain untuk membeli

barang komoditas sehari-hari. Selanjutnya periklanan semakin meluas

berkat pengembangan teknologi mesin cetak di Eropa pada tahun 1455

dan gelombang Revolusi Industri pada abad 18 yang mempercepat akses

bisnis dan memperluas pasar industri.

Dalam masyarakat modern, iklan diartikan sebagai salah satu

bentuk informasi terbaru kepada konsumen mengenai berbagai

komoditas dan dorongan-dorongan kebutuhan tertentu yang bertujuan

untuk menjaga tingkat produksi (Konig; dalam Schudson, 1986: 196).

William F Arens (1999: 7) mendefinisikan iklan sebagai struktur informasi

dan susunan komunikasi nonpersonal yang biasanya dibiayai dan bersifat

persuasif, tentang aneka produk (barang, jasa dan gagasan) oleh sponsor

yang teridentifikasi melalui berbagai macam media.


Dunia periklanan mengalami perkembangan pesat setelah

besinergi dengan teknologi Sepanjang abad 20, periklanan muncul pada

lima media utama yaitu; suratkabar, majalah, radio, televisi, dan media

outdoor (billboard, sebagian orang menyebutnya reklame). Meski kelima

media ini tetap bisa menjangkau jumlah besar orang, namun saat ini lebih

banyak pilihan tersedia. Pada tahun 1920-an, radio sebagai wahana iklan

semakin menguat dan memunculkan para pengiklan melalui siaran radio.

Puncak musim iklan di radio terjadi pada tahun 1926, ketika RCA

membeli jaringan radio seperti AT&T, termasuk WEAF di New Jersey dan

mendirikan Perusahaan Siaran Nasional. Munculnya radio jaringan

menciptakan iklan yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan di

seluruh negara bagian secara simultan.

Pada masa Perang Dunia II, televisi muncul sebagai wahana

untuk menyampaikan iklan, khususnya setelah pendirian jaringan televisi

nasional di Amerika pada tahun 1948. Televisi dengan cepat menjadi

media baru yang menyaingi media lain sebagai alat bagi pengiklan

dengan skala nasional. Kombinasi dari suara dan pandangan memberi

warna bagi para pengiklan untuk menarik minat jutaan penonton televisi

dengan cara yang dramatis.

Menurut Bondan Winarno (Rumah Iklan), sejarah periklanan di

Indonesia lahir seiring sejarah kelahiran suratkabar. Koran pertama milik

Belanda Bataviaasche Nouvelles, saat terbit sebagian besar isinya adalah

iklan tentang perdagangan, pelelangan, dan pengumuman resmi

pemerintah Hindia-Belanda. Iklan surat kabar waktu itu umumnya

menampilkan produk-produk yang dikonsumsi masyarakat kelas atas.

Sebuah toko P&D (provisien en drunken = kebutuhan makan dan minum)

misalnya, mengumumkan lewat suratkabar tentang kedatangan kapal dari


negeri Belanda yang membawa mentega dan keju stok baru. Cerutu dan

bir juga merupakan komoditas impor pada masa itu, dan sering diiklankan

di suratkabar (Winarno, 2008: 10).

Setelah merdeka, dasawarsa tahun 1970-an merupakan

kebangkitan periklanan modern Indonesia setelah sekian lama ditelan

oleh gejolak politik yang melumpuhkan berbagai sektor ekonomi. Pada

masa itu perusahaan-perusahaan multinasional masuk Indonesia

memanfaatkan kebijakan baru di bidang Penanaman Modal Asing.

Maraknya produk-produk yang diluncurkan ke pasar oleh industri

bermodal asing ini membuka peluang bagi dunia periklanan untuk

beroperasi. Demikian juga media-media untuk beriklan semakin marak.

2.2.2.2 Tujuan Iklan

Iklan dibuat dengan tujuan sebagai media untuk mendorong hard

sell yang bagus. Untuk mencapai hal ini, secara minimal iklan harus

mempunyai kekuatan untuk mendorong, mengarahkan, dan membujuk

khalayak untuk mengakui kebenaran pesan dari iklan, dan secara

maksimal dapat mempengaruhi kesadaran khalayak untuk

mengkonsumsi produk dan jasa yang diiklankan.

Menurut Junaedi (2013: 113) tujuan iklan yaitu:

a) Sebagai media informasi Iklan ditujukan untuk menginformasikan suatu

produk barang dan jasa kepada khalayak. Tidak hanya dalam produk

tetapi juga hal lainnya.

b) Untuk Mempengaruhi konsumen Iklan dapat mengarahkan konsumen

untuk mengkonsumsi produk barang atau jasa tertentu, atau mengubah

sikap agar sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pengiklan.


c) Untuk mengingatkan konsumen Iklan ditujukan agar konsumen selalu

mengingat produk tertentu sehingga tetap setia mengkonsumsinya.

Adapun tujuan periklanan menurut Terence A. Shimp dalam

Mahanani (2003:357) adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi (informing) Iklan berfungsi

menginformasikan mengenai ciri-ciri produk serta

kegunaannya.membuat konsumen menyadari adanya produk.

2. Membujuk dan mempengaruhi (persuading) Terkadang bujukan

tersebut mengambil bentuk dengan cara mempengaruhi

permintaan primer (Primary Demand), yaitu menciptakan

permintaan bagi seluruh kategori produk. Tetapi yang lebih sering,

iklan berusaha iklan berusaha untuk membangun permintaan

sekunder (Secondary Demand), yaitu permintaan terhadap merek

dari produk perusahaan harus dapat membujuk konsumen untuk

mencoba.

3. Mengingatkan (reminding) Iklan juga dapat menjaga agar merek

perusahaan tetap segar dalam ingatan konsumen.

4. Memberikan nilai tambah (adding value) Ada tiga cara utama

bagaimana perusaahaan dapat menambah nilai bagi produk

mereka, antara lain:

a. Melakukan inovasi meningkatkan kualitas dan menambah

nilai bagi produk dan merek tertentu dengan

mempengaruhi persepsi konsumen.

b. Iklan yang efektif menjadikan merek dipandang sebagai

sesuatu yang elegan.


c. Lebih bergaya bahkaan mungkin lebih unggul dari merek

lainnya yang ditawarkan dan pada umumnya

dipersepsikan memiliki kualitas yang lebih tinggi.

5. Mendampingi (assisting other company effort) Iklan hanyalah

salah satu anggota atau alat dari tim atau bauran komunikasi

pemasaran. Pada saat lainnya, peran utama periklanan adalah

sebagai pendamping yang memfasilitasi upaya-upaya lain dari

perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran.

Menurut Kasali (2007:45), tujuan iklan adalah :

1. Sebagai alat bagi komunikasi dan koordinasi

Tujuan memberikan dari pihak-pihak yang terlibat, yakni pengiklan

(klien), account executive dari pihak biro, dan tim kreatif untuk

saling berkomunikasi.

Tujuannya juga membantu koordinasi bagi setiap kelompok kerja,

seperti suatu tim yang berdiri dari copywirter, spesialis radio,

pembeli media, dan spesialis riset.

2. Memberikan kriteria dalam pengambilan keputusan

Jika ada dua alternatif dalam kampanye iklan, salah satunya harus

dipilih. Berbeda dengan keputusan yang dilakukan berdasarkan

selera eksekutif, mereka semua harus kembali pada tujuan dan

memutuskan mana yang lebih cocok.

3. Sebagai alat evaluasi

Tujuan juga digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap hasil

suatu kampanye periklanan. Oleh karena itu, timbul kebutuhan

untuk mengaitkan beberapa ukuranseperu pasar atau merek

dengan tujuan kampanye periklanan.


Tujuan dari periklanan sebagai pelaksaan yang beragam dari alat

komunikas yang penting bagi perusahaan bisnis dan organisasi lainnya.

Menururt Shimp (2002:61) adalah sebagai berikut : 1) informing yaitu

memberikan informasi, 2) persuading, merupakan iklan yang efektif akan

mampu membujuk konsumen untuk mencoba produk dan jasa yang

diiklankan, 3) remainding, merupakan iklan yang menjaga agar

perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen, 4) adding value,

merupakan iklan yang memberikan nilai tambah dengan cara

menyempurnakan kualitas dan inovasi pada merek dengan

mempengaruhi persepsi konsumen, 5) assisting, merupakan pendamping

yang memfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dalam proses

komunikasi pemasaran.

2.2.2.3 Sifat Iklan


Menurut Tjiptono (2005:226-227), iklan mempunyai sifat-sifa

sebagai berikut : 1) public presentation, yaitu iklan memungkinkan setiap

orang menerima pesan yang sama tentang produk yang diiklankan, 2)

persuasiveness, yaitu pesan iklan yang sama dapat diulang-ulang untuk

memantapkan penerimaan informasi, 3) amplified expresiveness, yaitu

iklan mampu mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui gambar

dan suara untuk mengunggah dan mempengaruhi perasaan khalayak,

4) impersonality, yaitu iklan tidak bersifat memaksa khalayak untuk

memperhatikan dan menanggapinya, karena komunikas yang monolog

(satu arah).

Menurut Keller dalam Benyamin Molan (2007:229), iklan

mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

1. Daya sebar
Iklan memungkinkan produsen mengulangi pesan berkali-kali.

Iklan juga memungkinkan para konsumen menerima dn

membandingkan pesan-pesan dari khalayak. Iklan berskala besar

menyatakan suatu yang positif tentang ukuran, kekuatan, dan

produsen tersebut.

2. Daya ekspetasi yang besar

Iklan memberikan peluang untuk mendramatisir perusahaan

tersebut dan produknya melalui cetakan, suara, dan warna yang

berseni.

3. Impersonalitas

Konsumen tidak merasa wajib memperhatikan atau menanggapi

iklan. Iklan merupakan suatu monolog dihadapan, dan bukan

dialog dengan konsumen.

Menurut Kotler (2003:643), menyatakan bahwa sifat-sifat dari iklan

adalah sebagai berikut :

1. Prestasi umum iklan merupakan cara komunikasi yang sangat

umum. Sifatnya yang umum itu memberi semacam keabsahan

produk dan penawaran yang terstandarisasi karena banyak orang

menerima pesan yang sama. Konsumen tahu bahwa motif untuk

membeli produk tersebut akan dimaklumi oleh khalayak.

2. Tersebar luas iklan merupakan medium berdaya sebar luas yang

memungkinkan produsen mengilang suatu pesan berkali-kali.

Iklan juga memungkinkan konsumen menerima dan

membandingkan pesan dari berbagai pesan.


3. Ekspresi yang lebih kuat iklan memberikan peluang untuk

mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui penggunaan

cetakan, suara dan warna yang penuh seni. Namun kemampuan

berekspresi yang terlalu berhasil dari iklan dapat memperlemah

pesan atau mengalihkan perhatian dari pesan.

4. Iklan tidak memiliki kemampuan memaksa seperti wiraniaga

perusahaan. Penonton tidak merasa wajib memperhatikan atau

menanggapi. Iklan hanya mampu melakukan monologi, bukan

dialog dengan penonton.

2.2.2.4 Fungsi Iklan

Menurut Rot Zoill melalui Rendra Widyatama (2007:147)

menjabarkan fungsi iklan dalam empat fungsi. Keempat fungsi tersebut

akan dijabarkan sebagai berikut:

a. Fungsi Precipitation Iklan berfungsi untuk mempercepat

berubahnya suatu kondisi dari keadaan yang semula tidak dapat

mengambil keputusan menjadi dapat mengambil keputusan.

Sebagai contoh adalah meningkatkan permintaan, menciptakan

kesadaran dan pengetahuan tentang sebuah produk.

b. Fungsi Persuasion Iklan berfungsi untuk membangkitkan khalayak

sesuai pesan yang diiklankan. Hal ini meliputi daya tarik emosi,

menyampaikan informasi tentang ciri suatu produk, dan membujuk

konsumen untuk membeli.

c. Fungsi Reinforcement (meneguhkan sikap) Iklan mampu

meneguhkan keputusan yang telah diambil oleh khalayak. d)


Fungsi Reminder Iklan mampu mengingatkan dan semakin

meneguhkan terhadap produk yang diiklankan.

Dendy (2010: 3) juga mengungkapkan ada lima fungsi periklanan

sebagai berikut: 1. Memberikan informasi atas produk 2. Membujuk atau

mempengaruhi konsume untuk mengkonsumsi produk. 3. Memuaskan

keinginan (orang ingin mengetahui kandungan gizi, vitamin atau suatu

produk) 4. Merupakan alat konsumsi 5. Menjaring khalayak.

2.2.2.5 Jenis Iklan

Secara garis besar, menurut Jefkins (1996: 39) iklan dapat di

golongkan menjadi 6 (enam) kategori yaitu:

1. Iklan Konsumen. Terdapat dua macam barang yang umum di beli

oleh konsumen yaitu barang konsumen (consumer goods) dan

barang tahan lama (durable goods) semua barang tersebut

diiklankan lewat media sesuai dengan lapisan sosial yang hendak

dibidik.

2. Iklan Bisnis Kebisnis atau Iklan antar Bisnis. Kegunaan iklan ini

adalah untuk mempromosikan barang dan jasa non konsumen,

artinya iklan sama-sama perusahaan.

3. Iklan Perdagangan. Iklan ini memberikan informsi pada kalangan

distributor, pedagang besar maupun pedagang kecil, agen dan

eksportir/importir tentang barang-barang yang tersedia untuk dijual

kembali. Iklan semacam ini menawarkan untuk memesan atau

menanyakan informasi lebih lanjut, serta membantu para

salesman lapangan untuk menghubungi pemilik stok barang.


4. Iklan Eceran. Iklan ini dibuat dan disebarluaskan oleh pihak

pemasok, perusahaan atau pabrik pembuat produk, dan iklan ini

biasanya ditempatkan disemua lokasi yang menjual produk

tersebut kepada konsumen.

5. Iklan Keuangan. Iklan keuangan meliputi iklan untuk bank, jasa

tabungan, asuransi dan investasi. Tujuan iklan keuangan adalah

untuk menghimpun dana pinjaman dan menawarkan modal, baik

dalam bentuk asuransi, penjualan saham, surat obligasi, surat

utang atau dana pensiun.

6. Iklan Rekruitmen. Iklan jenis ini bertujuan merekrut calon pegawai

dan bentuknya antara lain iklan kolom yang menjanjikan

kerahasiaan pelamar atau iklan selebaran biasa.

Danial (2009: 93) “Iklan Politik. Iklan ini bertujuan untuk

menekankan soal kontrol pesan politik kepada masyarakat dan partisipan

melalui media sebagai saluran pesan politik.”

2.2.2.6 Media Iklan


Dalam menggunakan media iklan melalui tahap-tahap tertentu

diantaranya adalah mengambil keputusan mengenai jangkauan, frekuensi

dan dampak yang diinginkan, memilih diantara berbagai jenis media

utama, memilih sarana media tertentu, memutuskan waktunya serta

memutuskan alokasi media secara geografis. Dalam media iklan menurut

Widyatama (2007:76) adapun pembagian iklan menurut media yang

digunakan, sebagai berikut:

1. Iklan lini atas (above the line) Iklan yang sifat medianya lebih

universal atau menyeluruh (massa), dimana lebih pada khalayak


banyak yang tidak sling mengenal satu sama lain dan menerima

terpaan pesan iklan yang serempak. Adapun media yang

termasuk kategori lini atas yaitu: televisi, radio, surat kabar,

majalah, tabloid, dan media interaktif internet.

2. Iklan lini bawah (below the line) Iklan dengan menggunakan media

yang lebih khusus sebagai bentuk penyokong (pelengkap) iklan

lini atas. Adapun kategori media yang termasuk iklan lini bawah

yaitu: poster, spanduk, leaflet, baliho, point of purchase, stiker,

folder, dan masih banyak lagi.

Menurut Sumartono (2002:134), aspek artistik materi iklan yang

disajikan sebaiknya, menterjemahkan secara optimal pesan atau

informasi yang ingin disampaikan oleh pihak produsen dan pengiklan

sehingga mampu membentuk kesan yang positif kepada khalayak

sasaran yang dituju.

Menurut Swastha dalam Kotler dan Keller (2007:244-245), sebuah

iklan dapat meningkatkan penjualan barang dan jasa atau ide sasaran

nyata dilakukan dengan mengkomunikasikan secara efektif dan sasaran-

sasaran dalam periklanan yaitu masyarakat atau pasar. Berikut

periklanan menurut sasarannya, yaitu : 1) iklan informatif, dimaksudkan

untuk menciptakan kesadaran dan pengetahuan tentang produk baru

atau ciri baru produk yang sudah ada, 2) iklan persuasif, dimaksudkan

untuk menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan dan pembelian suatu

produk dan jasa, 3) iklan pengingat, dimaksudkan untuk merangsang

pembelian produk dan jas kembali, 4) iklan penguatan, dimaksudkan

untuk meyakinkan konsumen melakukan pilihan yang tepat.

Dalam menetapkan media iklan, perusahaan dihadapkan pada

masalah pemilihan media yang akan dipakai. Pemilihan media iklan


sangat penting disebabkan banyaknya kegagalan iklan suatu produk

karena kurang tepatnya memilih media yang digunakan.

Menurut Jhon dan Lee (2007:225-230), perencanaan media

merupakan proses pengarahan pesan periklanan ke khalayak sasaran

pada waktu yang tepat serta menggunakan saluran yang tepat.

Perencanaan media harus mengetahui kemampuan jenis-jenis media

utama untuk menghasilkan jangkauan, frekuensi, dan dampak. Media

iklan utama bersama biaya, keunggulan dan keterbatasannya dapat

dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.2 Jenis-jenis Media

Media Keunggulan Keterbatasannya


Fleksibilitas, ketepatan
waktu, jangkauan pasar Usia penggunaan pendek,
Koran lokal yang baik, penerimaan mutu reproduksi jelek,
luas, tingkat kepercayaan konsumen sedikit
tinggi
Menggabungkan gambar,
suara dan gerakan, Biaya absolut tinggi,
Televisi merangsang indera, kekacauan tinggi, pemilihan
perhatian tinggi, jangkauan konsumen kurang
tinggi
Penggunaan massal, Hanya penyajian suara,
pemilihan geografis dan perhatian lebih rendah dari
Radio
demografis tinggi, biaya pada televisi, struktur harga
rendah tidak standar.
Pemilihan geografis dan
Perencanaan pembelian iklan
demografis tinggi,
Majalah panjang, tidak ada jaminan
reproduksi bermutu tinggi,
posisi
usia pengunaan panjang
Sumber : Kotler dan Keller dalam Benyamin Molan (2007:253)

Menurut Kotler dan Keller dalam Benyamin Molan (2003:753-760),

dalam menentukan penyampaian iklan perlu diperhatikan langkah-

langkah sebagai berikut :

1. Menentukan jangkauan, frekuensi dan pengaruh


Pada dasarnya pemilihan media merupakan mencari cara dengan

biaya yang paling efektif untuk menginformasikan yang dikehendaki

oleh konsumen. Pengaruh iklan terhadap kesadaran khalayak

sasaran tergantung pada jangkauan, frekuensi dan dampak iklan.

2. Memilih dari jenis-jenis media utama

Perencanaan media membuat pilihan antara jenis-jenis media dengan

mempertimbangkan beberapa variabel, yang paling penting

merupakan faktor kebiasaan konsumen, produk, pesan, biaya.

3. Memilih media tertentu

Perencanaan media mencari media yang paling efektif, perencana

media mengandalkan perkiraan ukuran konsumen dan biaya media

4. Memutuskan waktu media

Produsen harus emutuskan bagaimana menjadwalkan iklannya

sehubungan dengan kecenderungan musiman atau siklus bisnis

dengan melakukan penjualan makro dan mikro. Penjualan makro

merupakan cara untuk menyusun jadwal periklanan sepanjang tahun,

sesuai dengan musim dan perkembangan ekonomi. Penjualan mikro

merupakan periklanan selama periode jangka pendek untuk

mendapatkan dampak maksimum.

2.2.2.7 Komunikasi Periklanan

Periklanan merupakan sebuah proses komunikasi yang bertujuan

membujuk orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi

pihak pembuat iklan yang ditujukan untuk mempengaruhi perasaan,


pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap, pendapat, pemikiran dan citra

konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek, jadi iklan

harus dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik minat khalayak,

orisinal, serta memiliki karakteristik tertentu dan persuasi para konsumen

atau khalayak secara sukarela terdorong untuk melakukan sesuatu

tindakan sesuai dengan yang diinginkan pengiklan.

Berdasarkan paradigma Lasswell dalam Effendy (2000: 10)

komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan oleh komunikator

kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

Paradigma Lasswell menunjukan bahwa komunikasi meliputi 5 (lima)

yaitu:

1. Komunikator (Communicator, Source, Sender) adalahpengiklan

ataupun produsen yang ingin mengiklankan produk marketnya kepada

konsumen ataupun sasaran yang dituju.

2. Pesan (Message) adalah pesan yang ingin disampaikan kepada

komunikan yang dikemas dalam bentuk iklan dan dibuat sangat menarik

sehingga dapat menarik minat konsumen.

3. Media (Channel) adalah saluran komunikasi tempat berlalunya pesan

dari komunikator kepada komunikan, dalam hal ini bisa media cetak atau

media elektronik.

4. Komunikan (Receiver) adalah komunikan yang menerima pesan dari

konsumen. Dalam iklan mereka adalah konsumen yang dituju oleh para

produsen iklan.

5. Efek/Umpan Balik (Feedback) adalah seperangkat reaksi atau

tanggapan komunikan setelah menerima pesan dari komunikator.

2.2.2.8 Pengaruh Iklan


Widyatama (2007: 156) mengemukakan bahwa begitu banyak

terpaan iklan yang hadir dalam kehidupan kita sehari-hari, sehingga tidak

mustahil bahwa iklan sedikit banyak akan memberikan dampak kepada

khalayak. Efek yang didapat sangatlah beragam, mulai dari tingkat

individu, keluarga hingga masyarakat. Beberapa pengaruh tersebut

antara lain:

1. Pengaruh Ekonomi Salah satu dampak nyata dari iklan terlihat dalam

sektor ekonomi. Dalam aspek ini, iklan harus dilihat sebagai suatu

kegiatan ekonomi. Maksudnya, dalam melakukan iklan, terjadi transaksi

bisnis antara sponsor dan media iklan itu dipasang.

2. Pengaruh Psikologis Dampak psikologis yang ditimbulkan oleh iklan

sangatlah beragam dari aspek kognitif dan afektif, baik secara individu

maupun masal. Pengaruh psikologis yang terjadi dalam wilayah kognitif

sapat menumbuhkan perhatian khalayak terhadap sesuatu yang lebih

tinggi dibandingkan produk yang tidak melakukan iklan. Fenomena

tersebut menggambarkan bahwa perhatian dan persepsi konsumen

sedikit banyak dipengaruhi oleh iklan.

3. Pengaruh Sosial Budaya Pengaruh psikologis yang dihasilkan oleh

iklan lambat laun akan mengkristal dan secara kolektif akan menajdi

perilaku masyarakat secara umum. Perilaku masyarakat yang lebih umum

ini pada gilirannya membentuk sistem nilai, gaya hidup, maupun standard

budaya tertentu (termasuk mempengaruhi standard moral, etika dan

estetika).

2.2.2.9 Cara Menyusun Penyampaian Periklanan

Inti dari iklan adalah pesan yang disampaikan ke audiens,

tujuannya adalah untuk membuat konsumen memberikan tanggapan.


Penyampaian pesan harus mengacu pada kararteristik utama yang harus

ditonjolkan serta elemen-elemen atau atribut yang digunakan untuk

menyampaikan pesan tersebut. Pesan dalam sebuah iklan harus dapat

memberikan nilai tambah bagi produk tersebut. Pada umumnya jarang

sekali konsumen meyediakan waktu yang cukup lama untuk

memperhatikan sebuah iklan. Biasanya mereka melihat iklan, mendengar

iklan atau menyaksikan iklan secara sambil lalu saja. Komunikasi yang

efektif senantiasa ditentukan oleh perpaduan gambar dan kata-kata.

Kata-kata selalu dipilih agar terkesan unik dan memikat, sehingga dapat

memaksa untuk berhenti dan sejenak memahami maknanya. Pada

dasarnya keseluruhan strategi pemasaran haruslah menetukan apa

pesan yang harus disampaikan.

Kotler (2002: 63) mengatakan bahwa Pesan yang efektif idealnya

harus menarik perhatian (attention), mempertahankan ketertarikan

(interest), membangkitkan keinginan (desire) dan mengerakkan tindakan

(action). Dari dua pendapat di atas, maka dapat diuraikan bahwa dalam

memformulasikan pesan idealnya memerlukan pemecahan atas 4

(empat) masalah yaitu:

1. Apa yang Akan Dikatakan (Isi Pesan) Dalam menentukan isi pesan

yang terbaik, manajemen mencari daya tarik, tema, ide, atau usulan-

usulan penjualan yang unik. Menurut Kotler (2002: 633) ada tiga jenis

daya tarik:

a. Daya Tarik Rasional. Daya tarik rasional menunjukkan minat

seseorang, menunjukkan bahwa produk tersebut akan

menghasilkan manfaat seperti yang dikatakannya.

b. Daya Tarik Emosional. Daya tarik emosional mencoba

membangkitkan emosi positif atau negatif, yang akan memotivasi


pembelian. Komunikator telah menggunakan daya tarik negatif

seperti rasa takut, rasa bersalah, dan malu agar orang melakukan

hal-hal tertentu. Komunikator juga menggunakan daya tarik

emosional yang positif seperti humor, cinta, kebanggan, dan

kebahagiaan.

c. Daya Tarik Moral. Daya tarik moral diarahkan pada perasaan

audiens tentang apa yang benar dan tepat. Daya tarik moral

sering digunakan untuk mendorong orang mendukung masalah-

maslah sosial.

2. Bagaimana Mengatakan Secara Logis (Struktur Pesan) Efektivitas

suatu pesan tergantung pada struktur dan isi pesan. Penelitian Hovlan di

Universitas Yale menyoroti isi pesan dan hubugannya dengan penarikan

kesimpulan, argumen sepihak (one-sided argument) versus argument dua

pihak (two-sided arguments) serta urutan penyajian.

Kotler (2003: 635) mengatakan bahwa argumen sepihak

hanya menyajikan keunggulan-keunggulan produk dari sebuah

perusahaan atau dengan kata lain pengiklan membuat kesimpulan

bagi audiens, sedangkan argumen dua pihak menyajikan

keunggulan dan kekurangan dari sebuah produk perusahaan

sehingga mengaharuskan audiens membuat kesimpulan dan

keputusan sendiri. Dalam struktur pesan yang terpenting adalah

bagaimana mengatakan secara logis.

Menurut Mowen (2001: 425) struktur pesan mengacu pada

bagaimana isi pesan disusun, salah satu isu utama dalam bidang

ini adalah menempatkan informasi yang penting dan beberapa kali


bagian penting dari informasi yang harus diulang. Adapun

uraiannya sebagai berikut:

a. Pengaruh Utama dan Resensi. Aspek ini mengacu pada

dampak relatif dari informasi yang ditempatkan di awal atau akhir

pesan. Pengaruh utama terjadi apabila materi diawal pesan

sangat berpengaruh, sementara pengaruh resensi terjadi apabila

materi diakhir pesan sangat berpengaruh.

b. Pengaruh Repetisi. Terlalu banyak repetisi dapat meningkatkan

sikap negative konsumen terhadap pesan. Pengaruh ini dikenal

sebagai keusangan iklan. Tetapi teori dua faktor menyatakan

bahwa dua proses psikologis yang berbeda terjadi seperti orang

menerima pesan-pesan repetitive. Pada salah satu proses,

repetisi pesan dapat mengurangi ketidakpastian dan

meningkatkan proses pembelajaran tentang rangsangan yang

kemudian menghasilkan tanggapan positif. Dalam proses lainnya

rasa bosan akan meningkat setiap kali dilakukan repetisi dan hal

ini akan membuat penerima bereaksi secara negatif terhadap

iklan. Teori dua faktor menyatakan bahwa untuk menghindari

kebosanan konsumen, komunikator harus membuat sedikit variasi

iklan pada setiap repetisi.

3. Bagaimana Mengatakan Secara Simbolis (Format Pesan) Komunikator

harus megembangkan format pesan yang kuat. Dalam iklan tercetak,

komunikator harus memutuskan judul, kata-kata, ilustrasi dan warna.

Dalam iklan radio, maka komunikator harus dengan teliti memilih kata

serta mutu suara, dan vokalisasinya. Sedangkan dalam televisi atau

langsung secara pribadi maka semua unsur tadi serta bahasa tubuh
(isyarat non verbal) harus direncanakan terlebih dahulu. Jika disampaikan

melalui produk atau kemasannya, maka komunikator harus

memperhatikan warna, tekstur, aroma, ukuran, dan bentuk.

Kotler (2003: 635) Elemen-elemen seperti ukuran, warna, dan

ilustrasi iklan menghasilkan perbedaan terhadap dampak iklan maupun

biaya-biayanya. Sedikit penataan ulang atas elemenelemen mekanis

dalam iklan dapat meningkatkan kemampuan untuk menarik perhatian.

4. Siapa yang Seharusnya Mengatakan (Sumber Pesan) Sumber pesan

adalah individu atau karakter yang menyampaikan pesan. Pesan yang

disampaikan oleh sumber yang menarik atau terkenal akan lebih menarik

perhatian dan mudah diingat. Itulah sebabnya pengiklan sering

menggunakan orang-orang terkenal sebagai juru bicara. Jika seseorang

memiliki sikap yang positif terhadap sumber pesan, atau sikap negatif

terhadap sumber pesan, maka terjadilah keadaan kongruen (state of

kongruity) perubahan sikap akan terjadi searah dengan bertambahnya

jumlah kesesuaian.

Menurut Kotler (2003: 664) memilih tokoh yang tepat sangat

penting. Tokoh tersebut harus dikenal luas, mempunyai pegaruh yang

positif, yaitu (efek emosi yang sangat positif terhadap audiens sasaran),

dan sangat sesuai dengan produk tersebut.

2.2.3 Definisi Iklan Layanan Masyarakat


Menurut Kasali dalam Agung (2016:13), iklan layanan masyarakat

atau kampanye sosial merupakan sebuah himbauan, anjuran, larangan

atau ancaman yang ditujukan kepada masyarakat melalui media. Iklan

layanan masyarakat menyajikan pesan-pesan sosial yang dimaksudkan


untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap sejumlah

masalah yang harus dihadapi, yakni kondisi yang bisa mengancam

keserasian dan kehidupan umum.

Amerika Serikat menjadi negara pertama yang menyiarkan iklan

layanan masyarakat, ketika Perang Dunia ke II, sebagai sarana motivasi

kepada masyarakat untuk bisa memenangkan perang dunia. Selain itu

juga menghimbau kepada masyarakat Amerika untuk memberi Warbons

(surat berharga) untuk membiayai perang.

Iklan tersebut diprakarsai oleh suatu lembaga organisasi

periklanan yang ada di Amerika Serikat, biasa di kenal dengan nama Ad

Council Inc. atau Dewan Periklanan Amerika. Anggota dari organisasi ini

diantaranya Asosiasi Agen Periklanan Amerika, Asosiasi Penerbit

Majalah, Asosiasi Nasional Pemasangan Iklan, Asosiasi Iklan Luar

Ruang, dan Biro Periklanan Surat Kabar.

Dewan Periklanan Amerika atau Ad Council Inc, membuat

peraturan mengenai iklan yang masuk dalam layanan masyarakat yaitu

tidak bersifat keagamaan, non politis, non komersil, dapat diiklankan,

berwawasan nasional, diajukan dari sebuah organisasi yang diakui dan

diterima pemerintah dan mempunyai dampak besar dan memiliki

kepentingan yang tinggi sehingga wajib menerima dukungan dari media

nasional dan lokal.

Di Indonesia tidak dibentuk lembaga khusus yang menangani ILM

atau Iklan Layanan Masyarakat, biasanya di buat hanya melalui perjanjian

lembaga dengan pengiklan. Hal ini yang membuat kurangnya sinergi dan

komitmen dalam merumuskan biaya, iklan dan pesan yang disampaikan.

Jadi ILM tidak dilakukan secara rutin, selain itu ILM terkena pajak iklan,

meski ruang dan waktu disediakan oleh media.


Berikut beberapa ILM yang pernah ramai di Indonesia. Biro iklan

Intervesta menjadi organisasi pertama yang memelopori pengadaan ILM,

mengenai masalah pemasangan petasan yang sedang ramai kala itu di

tahun 1968. Selanjutnya Matari Ad mengangkat masalah tentang orang

tua dan anak di tahun 1974. Iklan ditampilkan berupa himbauan dalam

bentuk media cetak seperti di banner billboard, spanduk, poster dan

lainnya. Iklan dibuat dengan desain tampilan yang menarik, sehingga

pembaca langsung memahami maksud dan tujuan yang terkandung

dalam media cetak tersebut.

Selanjutnya muncul beragam ILM yang ada di Indonesia seperti

aku anak sekolah, kampanye keluarga berencana, dan pemilu visi anak

bangsa. Matari Ad membuat ILM di tahun 1970 yang masih di kenang

sampai sekarang dengan mengangkat puisi Khalil Gibran tentang

“Renungan Bagi Orang Tua”. Kemudian di tahun 2007 muncul iklan

layanan masyarakat yang disiarkan Laurier dimana bahaya seks bebas di

usia remaja. Dengan berbagai jenis iklan layanan masyarakat diharapkan

informasi yang terdapat di dalam iklan tersebut dapat dengan mudah

dipahami oleh masyarakat luas. Sekian penjelasan mengenai pengertian

dan fungsi iklan layanan masyarakat.

Iklan layanan masyarakat merupakan suatu pengumuman atau

pemberitahuan yang bersifat non komersil yang mempromosikan

program-program kegiatan, layanan pemerintah, layanan organisasi non

bisnis dan pemberitahuan-pemberitahuan lainnya tentang layanan

kebutuhan masyarakat. Menurut Madjadikara dalam Litradika (2015:18),

iklan layanan masyarakat merupakan bagian dari kampanye sosial

marketing yang bertujuan menjual gagasan atau ide untuk kepentingan

atau pelayanan masyarakat.


Iklan layanan masyarakat tidak terlalu terikat pada penataan yang

ketat, perencanaan pesan yang rumit, peilihan media yang sesuai,

sampai pada penentuan target penonton maupun pemilihan tempat dan

waktu yang benar-benar tepat (Lilweri, 1992:56). Menurut Kasali

(1992:10), iklan yang digunakan dalam menggerakkan solidaritas

masyarakat manakala menghadapi suatu masalah sosial untuk

membangkitkan kepedulian masyarakat terhadapa sejumlah masalah

yang harus dihadapi, yaitu kondisi yang bisa mengancam keserasian dan

kehidupan umum.

Iklan layanan masyarakat merupakan sebuah bentuk iklan yang

dilakukan oleh lembaga pemerintahan maupun non pemerintahan untuk

mempengaruhi secara persuasi khalayak umum melalui media cetak

ataupun elektronik yang tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan,

tetapi iklan juga merupakan media untuk mempromosikan atau

mengkampanyekan suatu kegiatan sebagai bentuk pemberian layanan

kepada masyarakat melalui upaya menggerakkan solidaritas dan

kepedulian masyarakat dalam menghadapi sejumlah masyarakat sosial

yang harus dihadapi (Agung, 2016:13).

Berdasarkan pendapat beberapa ahli tentang definisi iklan

layanan masyarakat, dapat disimpulkan suatu pengumuman atau

pemberitahuan yang bersifat non komersil yang mempromosikan

program-program kegiatan, layanan pemerintah, layanan organisasi non

bisnis dan pemberitahuan-pemberitahuan lainnya tentan layanan

kebutuhan masyarakat. Biasanya berupa ajakan atau himbauan kepada

masyarakat untuk melakukan suatu tindakan demi kepentingan umum

dan mengubah kebiasaan atau perilaku masyarakat.


Dalam UU No.32 tahun 2002 tentang penyiaran bab I pasal 1

(7) disebutkan bahwa ILM adalah siaran iklan nonkomersial yang

disiarkan melalui penyiaran radio atau televisi dengan tujuan

memperkenalkan, memasyarakatkan, dan/atau mempromosikan

gagasan, cita-cita, anjuran, dan/atau pesan-pesan lainnya kepada

masyarakat untuk mempengaruhi khalayak agar berbuat dan/atau

bertingkah laku sesuai dengan pesan iklan tersebut. Dwihantoro

(2010) menjabarkan ILM sebagai siaran iklan nonkomersial yang

disiarkan melalui media cetak ataupun elektronik dengan tujuan

memperkenalkan, memasyarakatkan, dan atau mempromosikan

gagasan, cita-cita, anjuran, dan atau pesan-pesan lainnya kepada

masyarakat untuk mempengaruhi khalayak agar berbuat dan atau

bertingkah laku sesuai dengan pesan iklan tersebut . Kasali (2007)

mendefinisikan ILM atau biasa disebut kampanye sosial adalah

sebuah himbauan, anjuran, larangan atau ancaman yang ditujukan

kepada masyarakat melalui media. Dalam ILM disajikan pesan-pesan

sosial yang dimaksudkan untuk membangkitkan kepedulian

masyarakat terhadap sejumlah masalah yang harus mereka hadapi,

yakni kondisi yang bisa mengancam keserasian dan kehidupan umum.

Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang menyajikan pesan-pesan

sosial yang bertujuan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat

terhadap sejumlah masalah yang harus mereka hadapi, yakni kondisi

yang bisa mengancam keselarasan dan kehidupan umum. Iklan

layanan masyarakat (ILM) dapat dikampanyekan oleh organisasi profit


atau non profit dengan tujuan sosial ekonomis yaitu meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa ILM adalah

sebuah bentuk iklan yang dilakukan oleh lembaga pemerintah maupun

non pemerintah untuk mempengaruhi secara persuasi khalayak umum

melalui media cetak ataupun elektronik yang tidak dimaksudkan untuk

mencari keuntungan, tetapi merupakan media untuk mempromosikan

atau mengkampanyekan suatu kegiatan sebagai bentuk pemberian

layanan kepada masyarakat melalui upaya menggerakan solidaritas

dan kepedulian masyarakat dalam menghadapi sejumlah masalah

sosial yang harus dihadapi.

2.2.3.1 Kriteria Iklan Layanan Masyarakat

Iklan layanan masyarakat memiliki kriteri tersendiri. Menurut

Dewan Periklanan (The Advertising Coucil) di Amerika Serikat,

meyatakan yang mensponsori iklan layanan masyarakat dalam Agung

(2016:13), ada beberapa kriteris yang digunakan untuk menentukan

sebuah iklan tertentu merupakan iklan layanan masyarakat atau bukan,

yaitu : 1) tidak komersil, 2) tidak bersifat keagamaan, 3) tidak bersifat

politis, 4) berwawasan nasional, 5) diperuntukan semua lapisan

masyarakat, 6) diajukan oleh organisasi yang telah diakui dan diterima, 7)

dapat diiklankan, 8) mempunyai dampak dan kepentingan tinggi sehingga

patut memperoleh dukungan media lokal maupun nasional.

Menurut Kotler (2005:568), iklan layanan masyarakat dapat

berpedoman pada unsur AIDCA untuk menghasilkan suatu tindakan yang


sesuai dengan tujuan pembuatan sebuah iklan layanan masyarakat.

Unsur-unsur AIDCA tersebut adalah :

1. Perhatian (attention)

Iklan harus menarik perhatian khalayak sasarannya baik

pembaca, pendengar atau pemirsa, untuk itu memerlukan

bantuan, antara lain berupa ukuran (size) untuk media cetak, atau

air time untuk media penyiaran, oenggunaan warna (spot atau full

color), tata letak (layout), jenis-jenis huruf (tipografi) yang

ditampilkan, serta berbagai suara khusus untuk iklan radio dan

televisi.

2. Ketertarikan (interest)

Ketertarikan seseorang terhadap suatu iklan dapat berlaku secara

selektif dan khalayak tertentu merasa tertarik terhadap iklan

tertentu pula. Oleh karena itu, khalayak sasaran harus dirangsang

agar mau membaca dan mengikuti pesan-pesan yang ingin

disampaikan. Rasa tertarik dapat dimunculkan pula melalui

pewarnaan, gambar, maupun kalimat dalam sebuah iklan.

3. Keinginan (desire)

Selain berhasil menarik perhatian dan menimbulkan keterarikan,

maka sebuah iklan harus dapat menimbulkan keinginan pada

khalayak untuk melakukan sesuatu tindakan yang menjadi tujuan

dari sebuah iklan.

4. Keyakinan (conviction)

Jika sebuah iklan telah berhasil menciptakan keinginan untuk

bertindak, maka perlu khalayak tersebut diyakinkan bahwa


dengan melakukan tindakan tersebut akan memberikan

keuntungan sebagaimana yang diinginkan.

5. Tindakan (action)

Jika sebuah iklan telah berhasil menciptakan keinginan untuk

bertindak dan berhasil meyakinkan khalayak, maka sampai pada

upaya terkahir untuk membujuk khalayak agar melakukan suatu

tindakan. Dalam hal ini yang diterapkan menjadi suatu tindakan

sebagaimana tujuan yang diharapakn demi kesejahteraan

masyarakat.

2.2.4 Kesadaran Masyarakat Tentang Pendidikan

Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu tujuan

negara sesuai amanat UUD 1945. Namun, hingga usia 73 tahun

kemerdekaan RI, segenap masyarakatnya masih belum mempunyai

akses mengenyam dunia pendidikan formal selayaknya.

Data UNICEF tahun 2016 sebanyak 2,5 juta anak Indonesia tidak dapat

menikmati pendidikan lanjutan yakni sebanyak 600 ribu anak usia sekolah

dasar (SD) dan 1,9 juta anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Begitupula data statistik yang dikeluarkan oleh BPS, bahwa di tingkat

provinsi dan kabupaten menunjukkan terdapat kelompok anak-anak

tertentu yang terkena dampak paling rentan yang sebagian besar berasal

dari keluarga miskin sehingga tidak mampu melanjutkan pendidikan ke

jenjang selanjutnya.

Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah

Mada, mengumumkan hasil penelitian Hasil Bantuan Siswa Miskin


Endline di Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara

Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan. Ada temuan

menarik.

Sebanyak 47,3 persen responden menjawab tidak bersekolah lagi

karena masalah biaya, kemudian 31 persen karena ingin membantu

orang tua dengan bekerja, serta 9,4 persen karena ingin melanjutkan

pendidikan nonformal seperti pesantren atau mengambil kursus

keterampilan lainnya.

Mereka yang tidak dapat melanjutkan sekolah ini sebagian besar

berijazah terakhir sekolah dasar (42,1 persen) maupun tidak memiliki

ijazah (30,7 persen). Meski demikian, rencana untuk menyekolahkan

anak ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi ternyata cukup besar, yakni

93,9 persen. Hanya 6,1 persen yan menyatakan tidak memiliki rencana

untuk itu.

Putus sekolah mengakibatkan bertambahnya jumlah

pengangguran, bahkan menambah kemungkinan kenakalan anak dan

tindak kejahatan dalam kehidupan sosial masyarakat. Begitu seterusnya

karena tingkat pendapatan yang rendah, akses ke pendidikan formal pun

sulit dicapai. Tidak bisa sekolah memaksa mereka untuk memakai

seragam, itu bukan dunia anak-anak jalanan. Jadi sekolah perlu sektor

non-formal, kemudian jemput anak-anak ke kolong jembatan, rel kereta

api, dan lingkungan lainnya. Dari beberapa kasus terungkap pula,

banyaknya anak sekarang ini enggan ke sekolah salah satunya karena

faktor pengajarnya. Inilah realitas yang sering terjadi di wilayah

perkotaan. Kualitas guru kini tentu menjadi salah satu hal yang perlu

diperhatikan pemerintah.
Penyebab terbesar anak putus sekolah memang karena faktor

ekonomi dan kemiskinan. Untuk itu pemerintah mesti fokus untuk

menyelesaikan problematika ini, melalui KIP misalnya.

Meskipun terkendala secara ekonomi, banyak hal yang tidak bisa

diselesaikan dengan KIP. Dikarenakan KIP harus menggunakan ATM

dalam penarikannya di beberapa daerah tertentu masih kesulitan dalam

mengaksesnya. Kemudian di luar faktor ekonomi, faktor budaya misalnya

membuat orang tidak berhasrat untuk pergi ke sekolah.

Karena kompleksnya persoalan, banyak masyarakat menilai

sekolah tidak lagi menarik. Sehingga sering terdengar keluhan untuk apa

sekolah. Oleh sebab itu, pemerintah harus fokus membenahinya dan

jangan seperti pemburu yang menembak secara memberondong

sembarangan di dalam hutan rimba.

Dengan bersekolah anak memiliki kemampuan dalam berpikir secara

optimal. Setidaknya denga memiliki bekal pendidikan, anak dapat

memecahkan masalah dalam kehidupannya sehari-sehari. Intinya anak-

anak akan memiliki pemikiran yang berkembang dan maju.

Peran Pemerintah dan Swasta Dalam Mensukseskan Pendidikan

Meskipun pendidikan dasar 9 tahun di Indonesia dinilai sukses, namun

jumlah anak usia wajib belajar yang hanya sampai SD cukup besar. Ini

menjadi pekerjaan semua pihak agar pendidikan semakin merata dan

menyejahterakan. Mulai dari pemerintah, kalangan swasta dan semua

lapisan masyarakat. Masa depan di luar pendidikan sekolah. Dan, tak

kalah pentingnya ke depan, pemerintah juga mesti meningkatkan

kapasitas dan kualitas guru agar peserta didik semakin nyaman dan

bersemangat untuk bersekolah. Orang bersekolah bertujuan agar mampu

berpikir, menalar secara rasional obyektif, dan bisa memecahkan


masalah-masalah kehidupan yang dihadapi sehari-hari. Untuk itu perlu

ditunjang dengan sarana dan prasarana yang mendukung dan ditopang

pengajar yang bersahabat. Dan, di sini negara melalui Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan bisa berperan optimal.


BAB III

KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Konseptual

Berdasarkan uraian dan penjelasan yang disampaikan pada bab

sebelumnya oleh beberapa pendapat ahli, dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

Iklan

Iklan Layanan Masyarakat

Pra Produksi Produksi Pasca Produksi


1. Konsep 1. Pengambilan 1. Pemilihan Gambar
2. Treatment Gambar 2. Editing Offline
3. Storyboard
3. Editing Online
4. Director Shot

Pembuatan Iklan Layanan Masyarakat “Ayo


Iklan Layanan Masyarakat
Sekolah” Terhadap Kesadaran Orang Tua
“Ayo Sekolah”
Akan Pentingnya Pendidikan

Distribusi

Diagram 3.1 Kerangka Konseptual


3.1.1 Iklan

Iklan adalah komunikasi persuasif yang dibiayai dengan

menggunakan media massa nonpersonal yang sama baiknya dengan

bentuk komunikasi interaktif lainnya untuk meraih pemirsa dalam jumlah

besar secara meluas yang digunakan sebagai penghubung antara pihak

sponsor yang membiayai dengan target khalayaknya.

3.1.2 Iklan Layanan Masyarakat

Iklan layanan masyarakat merupakan iklan yang menyajikan

pesan-pesan yang bertujuan untuk membangkitkan kepedulian

masyarakat terhadap sejumlah masalah yang harus dihadapi. Iklan

layanan masyarakat biasanya berdurasi 15 – 30 detik. Iklan layanan

masysarakat dapat dikampanyekan oleh organisasi profit atau non profit.

3.1.3 Pra Produksi

Tahap pra produksi adalah segala kegiatan yang berhubungan

dengan persiapan sebelum melakukan produksi ikla, diawali dengan

mencari ude dan tema yang akan dijadikan konsep kemudian

pematangan konsep. Setelah tahap awal selesai dilanjutkan dengan

mempersiapkan semua kebutuhan untuk produksi pengambilan gambar

seperti membuat naskah dan storyboard.

3.1.4 Produksi

Tahap produksi merupakan tahap implementasi pra produksi

dimana semua anggota tim pengembang media periklanan bekerja.

Tahap produksi berisi proses pengambilan gambar. Disini semua unsur

teknis dan kreatif bergabung dibawah pengawasan kreatif sang

sutradara. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tahap produksi


antara lain tata kamera agar pesan yang akan disampaikan dapat

diterima oleh penonton melalui visual yang mewakilinya, serta ukuran

gambar yang akan mempengaruhi kualitas gambar yang ditampilkan.

3.1.5 Pasca Produksi

Pasca Produksi merupakan salah satu tahap akhir dari proses

pembuatan iklan. Pasca produksi adalah penyelesaian akhir dari sebuah

produksi iklan. Pada tahap ini terdapat beberapa aktivitas seperti

pemilihan gambar yang akan dipakai guna memperkuat dan memperjelas

cerita yang diangkat. Langkah selanjutnya yaitu pengeditan film atau cut

to cut. Proses ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan mood

berdasarkan konsep yang telah dibuat, disini pengkoreksian warna

sangat berperan. Setelah semua tahap selesai, kemudian lakukan

rendering. Setelah semua dilakukan dengan benar hal selanjutnya yang

harus dilakukan adalah evaluasi oleh tim evaluasi, jika dianggap sudah

memenuhi kriteria maka iklan siap dipublikasikan, namun jika dianggap

kurang maka akan dikembalikan lagi ke proses editing hingga

menghasilkan iklan yang memenuhi kriteria.

3.1.6 Distribusi

Distribusi merupakan kegiatan pemasaran iklan yang sudah boleh

beredar dan layak di tonton oleh masyarakat. Lalu dilanjutkan kegiatan

pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah

penyampaian iklan dari produsen kepada konsumen, sehingga

penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan.


3.1.7 Iklan Layanan Masyarakat Ayo Sekolah

Iklan layanan masyarakat “Ayo Sekolah” merupakan hasil karya

yang bertujuan untuk menyadarkan masyarakat dan khalayak bahwa

pendidikan sangatlah penting bagi masa depan anak dan generasi

bangsa. Karena masa depan Bangsa Indonesia ada ditangan anak-anak

tersebut. Diharapkan setelah menonton iklan ini dapat mengubah sudut

pandang dan menyadarkan masyarakat agar lebih peduli terhadap

pendidikan.

3.2 Kerangka Pemikiran

Setelah melakukan pengkajian beberapa referensi, maka

diperoleh kerangka pemikiran yang merupakan langkah-langkah atau alur

dalam penelitian yang berjudul “Pembuatan Iklan Layanan Masyarakat

Ayo Sekolah Terhadap Kesadaran Orang Tua Akan Pentingnya

Pendidikan”, maka dibuat skema alur penelitian yang dimulai dengan

menggali permasalahan yang ada, perencanaa strategi yang akan

digunakan, penentuan target yang akan dihasilkan pada penelitian atau

tujuan penelitian, penyebaran hasil video iklan kepada sampel,

penyebaran kuisioner (angket) hingga penarikan kesimpulan agar mudah

dipahami oleh responden yang kemudian disusun menjadi sebuah karya

penelitian. Skema alur penelitian digambarkan dalah bagan dibawah ini :


Mulai

Permasalahan :

Masih banyak masyarakat yang belum menyadari bahwa pendidikan sangat


penting bagi masa depan.

Strategi :

Sosialisasi melalui Iklan Layanan Masyarakat

Pemecahan Masalah :

Pembuatan Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Sekolah”

Kajian Teori : Teknik Pembuatan : Teknik Pengumpulan


Data :
1. Iklan 1. Pra Produksi
2. Iklan Layanan 2. Produksi
Masyarakat
1. Observasi
3. Pasca Produksi 2. Wawancara
3. Iklan Layanan
Masyarakat Tema 3. Studi Pustaka
Pendidikan 4. Kuisioner
4. Kesadaran
Masyarakat

Hasil Iklan Layanan Masyarakat “Ayo Sekolah”

Penonton (Objek Penelitian) diberikan tayangan ILM “Ayo Sekolah”

Dilakukan Survey dengan wawancara untuk mengetahui kesadaran terhadap


pendidikan Setelah melihat tayangan ILM “Ayo Sekolah”

Didapatkan jawaban bagaimana respon penonton terhadap ILM

Penyusunan hasil penelitian

Kesimpulan

Selesai

Diagram 3.2 Kerangka Pemikiran


BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan

menggunakan pendekatan kualitatif. Metode penelitian deskriptif adalah

metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan menjelaskan

keadaan yang ada di objek penelitian berdasarkan faktor dan data yang

dikumpulkan kemudian disusun secara sistematis

(Sugiyono,2016:238).Sedangkan, Sukmadinata (2006) menyatakan

bahwa metode penelitian deskriptif adalah sebuah metode yang berusaha

mendeskripsikan, menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau

hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang

berlangsung, akibat atau efek yang terjadi atau tentang kecenderungan

yang sedang berlangsung. Penelitian menggunakan metode deskriptif

dilakukan untuk mengumpulkan suatu keadaaan yang ada atau yang

terjadi dilapangan agar dapat lebih dipahami, sehingga dapat diperoleh

data yang diperlukan sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian

deskriptif dimana memberi gambaran mengenai tanggapan orang tua di

RT 03 / RW 04 Dusun Banjartengah, Desa Sumbersekar, Kecamatan

Dau, Kabupaten Malang terhadap pembuatan iklan layanan masyarakat

“Ayo Sekolah”.
4.2 Jenis Data

Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif deskriptif.

Dimana data yang diambil pada penelitian ini mengacu pada teori dan

berbentuk kata-kata. Pada pengumpulan data ini akan dijelaskan

bagaimana proses pengumpulan data yang telah diperoleh.

4.3 Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah

subyek dari mana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini

menggunakan dua sumber data yaitu data primer dan data sekunder.

4.3.1 Data Primer

Menurut Sugiyono (2014:308) Sumber primer adalah sumber data

yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Didukung oleh

pendapat dari Kiryantono (2010:41), data primer adalah data yang

diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama dilapangan.

Peneliti menyimpulan data primer adalah data yang diperoleh

secara langsung terhadap objek. Penelitian ini akan mendapatkan data

yang benar-benar real dari data dilapangan. Jadi dilakukan pemutaran

iklan layanan masyarakat “Ayo Sekolah” kemudian dibagikan kuisioner

kepada penonton.

4.3.2 Data Sekunder

Selain data primer, didalam penelitian juga menggunakan data

sekunder sebagai pengumpulan data. Menurut Sugiyono (2014:137)

sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan


data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.

Data sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan

memahami melalui media lain yang bersumber pada literatur dan buku-

buku perpustakaan atau data-data yang diperoleh dari perusahaan yang

berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan data sekunder adalah

data yang sudah ada atau data yang telah dikumpulkan oleh para

lembaga, dan di publikasikan kepada masyarakat pengguna data seperti

studi pustaka, buku, dan jurnal dari internet.

4.4 Teknik Pengumpulan Data

4.4.1 Observasi

Menurut Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono 2014: 145) observasi

merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari

berbagai proses biologis dan psikologis. Sedangkan menurut Kartono

dalam Basuki (2006) observasi adalah studi yang disengaja dan

sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan

pengamatan dan pencatatan. Dari definisi diatas peneliti dapat

menyimpulkan observasi adalah teknik pengumpulan dengan mengamati

secara langsung pada objek penelitian untuk mengumpulkan data.

Penelitian pada pembuatan iklan layanan masyarakat “Ayo Sekolah”

dilakukan dengan cara mengamati langsung dan melakukan tahap proses

pembuatan iklan layanan masyarakat itu sendiri.


4.4.2 Wawancara

Menurut Sugiyono (2014: 137) Metode wawancara merupakan

teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi

pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan

juga mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit/kecil.

Menurut basuki (2008) ada dua cara membedakan tipe

wawancara yaitu : Wawancara terstruktur adalah apabila pertanyaan

yang diajukan pewawancara dilakukan secara ketat sesuai dengan daftar

pertanyaan yang telah disiapkan. Yang kedua adalah wawancara tidak

terstruktur adalah apabila pertanyaan yang diajukan bersifat fleksibel,

tetapi tidak menyimpang dari tujuan wawancara yang telah ditetapkan.

Peneliti menggunakan tipe wawancara tidak struktur.

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada penonton iklan layanan

masyarakat tentang bagaimana tanggapan orang tua di RT 03 / RW 04

Dusun Banjartengah, Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten

Malang terhadap pembuatan iklan layanan masyarakat “Ayo Sekolah”.

4.4.3 Studi Pustaka

Studi Pustaka adalah pengumpulan data yang diperoleh dari buku,

jurnal, dan web internet, yang bertujuan untuk memperkuat materi

penelitian dan untuk memecahkan masalah. Pada penelitian ini

pengumpulan data dari buku, jurnal, dan web internet.


4.5 Sampel

Pengertian sampel menurut Sugiyono (2015:62) adalah bagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel

merupakan bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu,

jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi. Untuk

membuktikan kebenaran jawaban yang masih sementara, perlu dilakukan

pengumpulan data pada objek tertentu karena objek dalam populasi

sangat luas, maka peneliti mengambil sampel dari populasi yang diteliti

dalam hal ini adalah kalangan orang tua menengah ke bawah di RT 03 /

RW 04 Dusun Banjartengah, Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau

sebanyak 30 orang tua.

4.6 Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2016:148) adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi merupakan objek atau

subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu

yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Maka yang menjadi

populasi adalah orang tua dengan penghasilan menengah kebawah di RT

03 / RW 04 Dusun Banjartengah, Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau,

Kabupaten Malang.
4.7 Alat Analisis

4.7.1 Kuesioner

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuisioner yang

merupakan deretan pertanyaan tentang kejadian yang akan diteliti. Dalam

kuisioner ini terdapat 20 pertanyaan acak yang diberikan kepada target

penelitian. Target penelitian difokuskan pada orang tua umum, yang

berumur 25 tahun – 55 tahun dengan jumlah responder sebanyak 30

orang.

4.8 Uji Keabsahan Data

Untuk mengetahui respon masyarakat terhadap pembuatan iklan

layanan masyarakat sebagai penyadaran masyarakat akan pentingnya

pendidikan, metode analisis yang digunakan adalah skala likert.

Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum

digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak

digunakan dalam riset berupa survei. Nama skala ini diambil dari nama

Rensis Likert, yang menerbitkan suatu laporan yang menjelaskan

penggunaannya. Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert,

responden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu

pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia.

Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti:

1. Sangat tidak setuju

2. Tidak setuju

3. Netral

4. Setuju

5. Sangat setuju
Penulis kuesioner harus memutuskan apakah memasukkan titik

tengah atau tidak sesuai dengan pernyataan yang diberikan kepada

responden. (Brace : 2004)

Meskipun penggunaan respon kategori tengah tidak mempengaruhi

reliabilitas dan validitas dalam penelitian ini, namun direkomendasikan

bahwa penilaian atau pengembang kuesioner untuk memasukkan

alternatif tengah (netral). (Kulas : 2008)

Menurut Sugiyono (2012 : 93) skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok

orang tentang fenomena sosial.

Dalam menjawab skala likert ini, responden hanya memberi tanda,

misalnya checklist atau tanda silang pada jawaban yang dipilih sesuai

pernyataan. Kuesioner yang telah diisi responden perlu dilakukan

penyekoran. Berikut ini bobot penilaian pada skala Likert.

Tabel 4.1 Bobot Penilaian

Pernyataan Skor Positif

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Ragu-ragu/Kadang-kadang/Biasa Saja 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Sumber : Sugiyono (2012 : 94)


BAB V

PENYAJIAN DATA

5.1 Lokasi Penelitian

Penentuan lokasi penelitian harus dipertimbangkan sehingga

dapat diperoleh data yang dibutuhkan dan tercapainya suatu tujuan

penelitian itu sendiri. Penelitian terkait dengan pembuatan iklan layanan

masyarakat ini mengambil lokasi di RT 03 / RW 04 Dusun Banjartengah,

Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang karena terdapat

beberapa warga dan anak yang putus sekolah.

5.2 Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data yang valid, lengkap dan memeuhi tujuan

dari penelitian, maka penelitian dilakukan dalam satu waktu. Peneliti

melakuka uji kelayakan dengan screening hasil video yang telah

diproduksi. Waktu penelitian dalam hal ini adalah saat pembagian angket

dan memperlihatkan iklan layanan masyarakat ayo sekolah kepada

responden.

5.3 Gambaran Penelitian

Penelitian dengan judul “Pembuatan Iklan Layanan Masyarakat

Ayo Sekolah Terhadap Kesadaran Orang Tua Akan Pentingnya

Pendidikan” berjenis penelitian survei, dengan teknik pengumpulan data

menggunakan kuisioner yang merupakan pertanyaan tentang kejadian

yang akan diteliti. Dalam kuisioner ini terdapat 20 pertanyaan acak yang

diberikan kepada target penelitian. Target penelitian difokuskan pada

orang tua yang mempunyai anak di usia sekolah, baik SD, SMP,
SMA/SMK, dengan segi penghasilan menengah ke bawah, berumur 25

tahun sampai 55 tahun dengan jumlah responder sebanyak 30 orang di

RT 03 / RW 04 Dusun Banjartengah, Desa Sumbersekar, Kecamatan

Dau, Kabupaten Malang. Dengan ini akan diketahui layak tidak-nya

pembuatan iklan layanan masyarakat Ayo Sekolah terhadap kesadaran

orang tua akan pentingnya pendidikan.


BAB VI

HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Sasaran dan Tujuan

Sasaran dari penelitian ini adalah orang tua di RT 03 / RW 04

Dusun Banjartengah, Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten

Malang, yang mempunyai anak di usia sekolah, baik SD, SMP,

SMA/SMK, dengan segi penghasilan menengah ke bawah dengan

sasaran usia 25 tahun – 55 tahun.

6.2 Analisis Data


Pembahasan analisis data ini sesuai dengan Batasan masalah

yaitu hanya berfokus pada pembuatan iklan layanan masyarakat ayo

sekolah terhadap kesadaran orang tua di RT 03 / RW 04 Dusun

Banjartengah, Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang,

yang akan kemudian dihubungkan dengan landasan teori yang telah

disusun pada bab dua. Data yang diperoleh akan dianalisis secara

kualitatif, dalam bentuk deskriptif..

Setelah data dikumpulkan, akan dilakukan analisis deskriptif

dengan tujuan mengetahui hasil dari jawaban-jawaban responden

terhadap kuesioner atau pertanyaan yang diberikan tentang pembuatan

iklan layanan masyarakat ayo sekolah terhadap kesadaran orang tua

akan pentingnya pendidikan.


6.3 Hasil Data

6.3.1 Hasil Data Penelitian

Dari hasil pengumpulan data yang telah dilakukan, diketahui

bahwa iklan layanan masyarakat berjudul ayo sekolah berhasil mengajak

dan menyadarkan para orang tua bahwa pendidikan sangat penting bagi

anak.

Hasil analisis data pada penilaian dan pertanyaan kuesioner yang

telah dibagikan kepada orang tua di RT 03 / RW 04 Dusun Banjartengah,

Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang dengan jumlah

30 responden, maka diperoleh jawaban responden yang akan dijelaskan

melalui tabel berikut.

Tabel 6.1 Hasil data penelitian

No Pernyataan Skor Jumlah

1. Sangat Setuju 5 10

2. Setuju 4 20

3. Netral 3 0

4. Tidak Setuju 2 0

5. Sangat Tidak Setuju 1 0

Dari tabel diatas dilakukan perhitungan sebagai berikut :

Rumus :T × Pn

T : Total jumlah responden yang memilih


Pn : Pilihan angka skor likert
SS = 10 × 5 = 50 TS =0×2=0
S = 20 × 4 = 80 STS =0×1=0
N =0×3=0
Jumlah = 130
Agar mendapatkan hasil interpretasi, terlebih dahulu diketahui

skor tertinggi (Y) dan skor terendah (X) umtuk item penilaian dengan

rumus sebagai berikut :

Menentukan Y dan X :

Keterangan : Y = 5 × 30 (jumlah responden)

X = 1 × 30 (jumlah responden)

Maka : Y = 150

X = 30

Sebelum menyelesaikannya, peneliti juga harius mengetahui


interval (rentang jarak) dan interpretasi dalam bentuk persen agar
mengetahui penilaian dengan metode mencari interval skoer persen (I).

Rumus Interval :

I = 100 / Jumlah Skor (Likert)

Maka = 100 / 5 = 20

Hasil (I) = 20

(Ini adalah intervalnya jarak dari terendah 0% higga tertinggi 100%)

Berikut kriteria interpretasi skornya berdasarkan interval :

Angka 0% - 19,99% = Sangat tidak setuju

Angka 20% - 39,99% = Tidak Setuju


Angka 40% - 59,99% = Netral

Angka 60% - 79,99% = Setuju

Angka 80% - 100% = Sangat Setuju

Penyelesaian Akhir

Total Skor
x 100
Y

130
x 100
150

= 86,66%, berada dalam kategori “Sangat Setuju”

6.4 Konsep Pembuatan

Konsep dibuat untuk membentuk tulang punggung cerita yang menyatu

dan terintegrasi. Jika secara bertahap cerita dikembangkan, penulis

mempunyai pegangan untuk mempertahankan keseimbangan dari

berbagai pengembangan tersebut. Konsep memuat semua data dan

informasi yang diperlukan oleh cerita tersebut. Dengan dibuatnya iklan

layanan masyarakat Ayo Sekolah ini diharapkan mampu menyadarkan

masyarakat akan pentingnya pendidikan.

6.5 Teknik Pembuatan

6.5.1 Pra Produksi

Pra produksi merupakan tahap awal pembuatan iklan layanan

masyarakat “Ayo Sekolah” . Menurut Minarti Ningtyas (2013), sebelum

melakukan proses produksi dibutuhkan beberapa tahap, yaitu : Pra

produksi, produksi, pasca produksi. Tahap awal adalah pra produksi,

didalam tahap ini berisi perencanaan pembuatan iklan. Proses

pembuatan iklan pada tahap ini meliputi pembuatan ide dan tema,

sinopsis, tokoh, setting, treatment, storyboard, director shot¸ peralatan.


6.5.1.1 Ide dan Tema

Seorang anak yang terpaksa putus sekolah karena berasal dari

keluarga miskin. Kemudian anak tersebut mempunyai keinginan kuat

untuk kembali bersekolah dijenjang SMP dengan berjualan koran. Tema

pada iklan layanan masyarakat ini adalah tema pendidikan.

6.5.1.2 Sinopsis

Suatu hari anak tersebut berada di dekat lingkungan sekolah.

Kemudian saat bel pulang sekolah anak tersebut kembali memingat

kenangan bahagia sekaligus pahitnya masa-masa sulit saat orang tuanya

tidak bisa menyekolahkannya karena tidak biaya dan pada akhirnya

orang tuanya menyuruh anak tersebut berjualan koran. Setelah

mengingat kembali masa itu, anak tersebut sadar bahwa si Anak tidak

bisa sekolah kembali karena kurangnya biaya orang tua.

6.5.1.3 Tokoh Pemeran

Tokoh pemeran adalah hal penting yang harus ada dalam pembuatan

iklan maupun jenis audio visual lainnya, tergantung program acara yang

digunakan. Dalam iklan layanan masyarakat ayo sekolah ini peneliti

memilih beberapa tokoh yang dianggap mampu memerankan peran yang

sesuai dengan karakter yang dibuat. Berikut daftar tokoh pemeran dalam

iklan layanan masyarakat ayo sekolah.

1. Anak Putus Sekolah (Pemeran Utama) : Samuel David

2. Ayah si Anak : Bapak Suprapto

3. Pejalan kaki 1 : Graceia Maureen


4. Pejalan Kaki 2 : Suster Elishabet dan Suster Maria

5. Pejalan Kaki 3 : Ibu Nuryati dan Ibu Yanti

6. Anak Sekolah : Anita

6.5.1.4 Treatment

Treatment adalah naskah dengan kalimat-kalimat deskriptif yang

memudahkan para pemeran mengimajinasikan apa yang harus dilakukan

dalam setiap adegan. Baik deskripsi tempat, apa yang harus dilakukan,

situasi, dan detail setiap adegan ada dalam treatment. Berikut adalah

treatment dari iklan layanan masyarakat “Ayo Sekolah”.

1. Ext. Pinggir jalan – siang

Estabilish

Terik sinar matahari

Seorang Anak (12) sedang memegang setumpuk koran untuk dijual pada

pengguna jalan maupun orang yang lewat.

Kemudian ia kembali beristirahat sejenak duduk dipinggir jalan dan

minum. Saat duduk dipinggir jalan ia mendengar bel pulang sekolah

berbunyi disebrang jalan, pandangannya pun mengarah ke gerbang

sekolah tersebut. Setelah gerbang sekolah dibuka, anak-anak

berseragam SMP pun keluar. Dan ia pun kembali teringat akan masa-

masa dimana si anak tidak bisa melanjutkan sekolah.

2. Int. Ruang tamu – siang

Flashback

Si anak tiba dirumah dan memberi raport kelulusan kepada Ayahnya.

Namun ayah menggelengkan kepala, sang ayah menyuruh si anak agar


tidak melanjutkan sekolah lagi karena tidak punya biaya. Dan sang ayah

memberi si Anak tumpukan koran baru untuk dijual.

3. Ext. Pinggir jalan – siang

Setelah mengingat masa itu, Si Anak langsung berdiri kemudian berjualan

koran kembali dengan harapan suatu saat bisa kembali bersekolah.

6.5.1.5 Storyboard

Storyboard secara harfiah berarti dasar cerita. Storyboard

merupakan konsep komunikasi dan ungkapan kreatif, teknik dan media

untuk menyampaikan pesan dan gagasan dalam bentuk gambar. Dan

tidak hanya dalam bentuk gambar, namun terdapat juga keterangan audio

dan angle kamera. Oleh sebab itu, storyboard sangat pentig dalam

proses pra produksi. Berikut adalah storyboard iklan layanan masyarakat

ayo sekolah.
Tabel 6.2 Format Storyboard

Angle
No Visual Scene Time Description
Camera

30
1. 1/1 LS Estabilish
detik

Seorang
anak sedang
30
2. 1/2 MCU memegang
detik
setumpuk
koran

Si Anak
sedang
30
3. 1/3 LS beristirahat
detik
dipinggir
jalan
Si Anak
memandang
gerbang
30 sekolah yang
4. 1/4 OSS
detik dibuka saat
anak-anak
pulang
sekolah

Anak-anak
30 berseragam
5. 1/5 OSS
detik SMP keluar
untuk pulang

Si Anak
tertunduk
30 dan
6. 1/6 MS
detik mengingat
sesuatu
dimasa lalu

Si anak
memberikan
raport
30
7. 2/1 MS kenaikan
detik
kelasnya
pada
ayahnya
sang ayah
tak mampu
30 menyekolahk
8. 2/2 FS
detik an anaknya
kejenjang
berikutnya

Sang ayah
memberikan
30 setumpuk
9. 2/3 CU
detik koran kepada
sang anak
untuk dijual

Si anak
langsung
berdiri
30
10. 3/1 MCU kemudian
detik
berjualan
koran
kembali

6.5.1.6 Peralatan dan Properti

Dalam tahap pra produksi, peralatan adalah Standart Oprasional

Prodsedur yang penting. Berikut adalah peralatan yang akan digunakan

dalam pembuatan iklan layanan masyarakat Ayo Sekolah.

Peralatan : Properti :

- Tas Ransel - Koran


- Kamera Sony Alfa 6000 - Raport SMP

- Kamera Canon 70D - Seragam SMP

- Tripod - Tas

- Kartu Memori Macro 16Gb - Topi

- Lensa Fix 50mm Canon

- Lensa Standart Sony Alfa 6000

6.6 Produksi

Setelah tahap pra produksi selesai, dilanjutkan pada tahap

produksi. Tahap produksi itu sendiri adalah tahap dimana segala sesuatu

yang telah dipersiapkan pada tahap pra produksi, dialksanakan pada

tahap produksi ini. Dari persiapan peralatan sampai pengambilan gambar.

6.6.1 Jadwal Produksi

Jadwal produksi adalah mengenai kapan memulai shooting,

dimana memulainya, dan bagaimana memulainya. Jadi jadwal produksi

adalah pedoman saat berjalannya proses produksi.

Tabel 6.3 Jadwal Shooting

DAY : 1 (Kamis, 31 Mei 2018)


LOCATION : Jalan Panglima Sudirman, Kota Batu
CAMERA ROLL : 10.00 WIB
ESTIMATE TIME : 14:00 WIB

NO E/I D/N DESCRIPTION TALENT PROPERTIE NOTE


1. E D Take Scene 1, si anak Si Anak, Koran
berjualan koran Pejalan
kaki 1, 2
dan 3
2. E D Take Scene 2, si anak Si Anak Koran
berjalan kembali
berjualan koran
3. E D Si anak duduk Ayah dan Koran,
didepan rumah Si Anak Raport,
bersama Ayah Seragam
SMP, Topi

6.6.2 Shooting

Pelaksanaan produksi pada intinya adalah proses pengambilan gambar

sesuai dengan jadwal produksi dan naskah yang sudah dibuat secara

matang di tahap pra produksi. Dalam proses pengambilan gambar ini

menggunakan alur yang telah terstruktur pada storyboard, sehingga pada

saat proses shooting dapat lebih efektif dan efisien. Maka dari itu proses

praproduksi sangat berpengaruh dalam proses produksi. Berikut

beberapa gambaran saat proses shooting :

Gambar 6.1 Lokasi Jalan Panglima Sudirman


Gambar 6.2 Lokasi Depan Rumah

6.7 Pasca Produksi

Pasca produksi merupakan tahapan akhir dalam pembuatan video

animasi, film, video klip, dan iklan. Pada tahap ini perlu dilakukan proses

editing sebelum iklan tersebut dapat disajikan dan dinikmati oleh

khalayak. Pada proses editing, software yang digunakan adalah Adobe

Premiere CS 6 seperti pada gambar berikut


Gambar 6.3 Tampilan awal Adobe Premiere CS 6

6.7.1 Langkah Awal

Langkah awal dalam editing setelah membuka adobe premiere cs

6 adalah klik new project, new sequence, kemudian pemilihan squence

preset.

Gambar 6.4 New project


Gambar 6.5 New Sequence dan pemilihan preset

6.7.2 Import Files

Import files yag dimaksud adalah setelah membuat sequence baru, maka

bahan-bahan mentah atau video-video yang sudah dipilih dimasukkan

kedalam premiere. Berikut langkah import files

Gambar 6.6 Import Files


Gambar 6.7 Open Folder

Setelah memasukkan semua bahan mentah video, yag harus dilakukan

adalah penataan gambar sesuai dengan storyboard.

Gambar 6.8 Penataan sesuai dengan storyboard

6.7.3 Letter Box

Setelah proses penataan gambar dan alur sesuai dengan storyboard, dan

telah dilakukan cut-to-cut, untuk membuat kesan film look, maka diberikan

letter box seperti berikut


Gambar 6.9 Buat title

Gambar 6.10 Letter box

Pada pembuatan letter box menggunakan tools rectangle dengan

membuat persegi panjang pada bagian atas gambar dan bawah.

6.7.4 Speed Duration

Speed duration yang dimaksud adalah untuk mengatur kecepatan

gambar yang dibuat menjadi lebih lambat atau lebih cepat. Dalam iklan

layanan masyarakat ini speed duration diperlambat dari 100% kecepatan


normal menjadi 70%. Berikut langkah membuat gambar menjadi slow

motion.

Gambar 6.11 Speed Duration

Gambar 6.12 Slow Motion menjadi 70%

6.7.5 Rendering

Rendering adalah langkah akhir dimana semua proses editing dipastikan

sudah selesai. Rendering disebut juga proses akhir mengubah file


mentah menjadi sebuah projek jadi yang siap di distribusikan kepada

khalayak. Berikut langkah rendering

Gambar 6.13 Export Media

Gambar 6.14 Export setting atau pemilihan kualitas gambar


Gambar 6.15 Rendering
BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan secara

bertahap, iklan layanan masyarakat “Ayo Sekolah” mendapat respon

“Sangat Setuju” dari para orang tua di RT 03 / RW 04 Dusun

Banjartengah, Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang

dan dapat menyadarkan masyarakat bahwa pendidikan itu sangat penting

bagi anak-anak karena anak adalah generasi penerus bangsa. Hal ini

dtunjukan pada pengujian random audiens, dan telah berhasil

memperoleh nilai presentase 86% (Sangat Setuju) dan dianggap mampu

menyajikan iklan yang baik dan mampu menggugah empati orang tua

bahwa anak-anak layak mendapatkan pendidikan formal.

7.2 Saran

Dalam pembuatan iklan layanan masyarakat ayo sekolah terhadap

kesadaran orang tua, bagi penyusun masih banyak kekurangan dalam

menyampaikan dan menyusun baik dalam tahap pra produksi, produksi,

hingga pasca produksi. Semoga laporan skripsi ini bisa menjadi acuan

untuk memperbaiki diri dimasa mendatang. Bagi pembaca yang tertarik

membuat iklan layanan masyarakat dengan tema pendidikan, sebaiknya

lebih dikembangkan lagi dalam konsep, pengambilan gambar, dan editing

sehingga dapat menghasilkan kualitas iklan yang baik, menarik, dan

bermanfaat bagi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai