Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PERAN ORANG TUA SAAT PENDAMPINGAN


TERAPI ANAK DENGAN AUTIS
DI PUSAT LAYANAN AUTIS NAIMATA KUPANG

(USUL HIBAH INTERNAL PENGABDIAN MASYARAKAT)

PENGUSUL:
NAMA : Ns. MARYATI A. BARIMBING,
S.Kep.,M.Kep
NIDN : 0826089002

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS CITRA BANGSA
2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Penelitian : Peran Orang Tua Saat Pendampingan Terapi Anak Dengan
Autis Di Pusat Layanan Autis Naimata Kupang

Pengusul :
a. Nama Lengkap : Maryati Agustina Barimbing, S.Kep., Ns., M.Kep.
b. NIDN : 0826089002
c. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli/IIIb
d. Program Studi : Ners
e. Nomor HP : 085339276311
f. Alamat surel (email) : atibarimbing@gmail.com

Bersama ini, saya menyatakan bahwa usulan pengabdian masyarakat ini asli dan
layak untuk diajukan dan saya menjamin terlaksananya pengabdian masyarakat
ini.

Kupang, 22 Oktober 2021


Mengetahui,
Rektor Universitas Citra Bangsa Pengusul

(Prof. Dr. Frans Salesman,SE.,M.Kes) (Maryati A. Barimbing,


S.Kep.,Ns.,M.Kep)

Menyetujui
Ketua LP3M

(Vinsensius B. Lemaking, SKM., M.Kes)


IDENTITAS DAN URAIAN UMUM

1. Judul Pegabdian masyarakat : Peran Orang Tua Saat Pendampingan


Terapi Anak Dengan Autis Di Pusat Layanan Autis Naimata Kupang
2. Tim :
No Nama Jabatan Bidang Keahlian
1. Maryati A. Ketua Keperawatan Jiwa
Barimbing,
S.Kep.,Ns.,M.Kep

3. Objek Pengabdian masyarakat : orang tua yang anaknya mendapat


terapi di Pusat Layanan Autis Naimata Kota Kupang
4. Masa Pelaksanaan :
Mulai : November 2021
Berakhir : Desember 2021
5. Usulan biaya penelitian: Rp. 3.000.000
6. Lokasi Pengabdian masyarakat : Pusat Layanan Autis Naimata Kota
Kupang
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal pengabdian
masyarakat ini dengan judul “Peran Orang Tua Saat Pendampingan Terapi Anak
Dengan Autis Di Pusat Layanan Autis Naimata Kota Kupang”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
mendukung dalam penyusunan proposal ini. Bersama ini, perkenankanlah penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Frans Salesman, SE.,M.Kes selaku Rektor Universitas Citra Bangsa
Kupang yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk
mengikuti program hibah penelitian internal.
2. Ibu Balbina Antonelda Marlet Wawo, S.Kep, Ns., M.Kep., Sp.Kep.J selaku
Ketua Program studi Ners Universitas Citra Bangsa
3. Teman-teman Dosen Prodi Ners Universitas Citra Bangsa.
4. Kepala Pusat Layanan Autis Naimata Kota Kupang beserta seluruh staf yang
terkait didalamnya yang sudah membantu memperoleh data yang digunakan
dalam menyelesaikan proposal ini.
5. Orang tua dan keluarga.
Semoga Tuhan Yesus membalas budi baik semua pihak yang telah memberi
kesempatan dan dukungan bagi penulis dalam menyelesaikan proposal ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini masih jauh dari
sempurna dan banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan. Akhir kata penulis berharap semoga proposal
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya dalam keperawatan. Kiranya
Tuhan Yesus memberkati usaha dan karya kita sekalian.

Kupang, Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL DEPAN .............................................................................................. i
SAMPUL DALAM............................................................................................ ii
HALAMAN IDENTITAS DAN PENGESAHAN ........................................iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ..........................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... x
RINGKASAN ................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................... 5
1.3 Manfaat ........................................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 9
2.1 Pengertian Autisme ....................................................................................... 9
2.2 Gejala Autisme ............................................................................................ 11
2.3 Faktor Penyebab Autisme ........................................................................... 14
2.4 Komplikasi Autisme ................................................................................... 20
2.5 Terapi Autisme ............................................................................................ 21
2.5 Peran Orang Tua Saat Terapi ..................................................................... 21
BAB III METODE PENGABDIAN MASYARAKAT ................................ 23
3.1 Sasaran Kegiatan ......................................................................................... 23
3.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ................................................................. 24
3.3 Lnagkah-langkah kegiatan .......................................................................... 26
3.4 Kepanitiaan ................................................................................................. 27
BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN ......................................... 37
4.1 Anggaran Biaya ........................................................................................... 36
4.2 Jadwal Penelitian ......................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Tabel Halaman

4.1 Rencana Anggaran Biaya ................................................................................ 20


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Lampiran Halaman

Lampiran 1. Leaflet ............................................................................................ 21


RINGKASAN

Perawatan anak berkebutuhan khusus perlu mendapat perhatian lebih


seperti anak dengan autis. Istilah autis sampai sekarang masih banyak masyarakat
yang belum mengenal secara baik tentang autis sehingga permasalahan anak
dengan berkebutuhan khusus dengan autis masih dianggap suatu hal yang negatif.
Ada sebagian orang tua merasa terpukul dan stress ketika anaknya di diagnosis
autis. Di kalangan masyarkat juga masih ada pemahaman bahwa anak-anak autis
bisa menularkan penyakitnya yang membuat beberapa orang tua justru
menyembunyikan anaknya yang autis dari masyrakat sekitar. Padahal faktor yang
paling penting dalam keberhasilan penanganan autisme adalah keterlibatan dan
komunikasi orang tua. Oleh karena itu peran orang tua saat terapi anak autis
sangatlah penting. kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan agar orang tua
dapat memahami tentang autisme, tanda dan gejala, penyebab, komplikasi, serta
peran orang tua dalam pelaksanaan terapi pada anak autisme.
Kegiatan ini berupa pendidikan kesehatan pada orang tua yang memiliki
anak dengan autis yang menjalani terapi di Pusat Layanan Autis Naimata Kota
Kupang. Kegiatan akan dilaksanakan pada bulan November 2021. Media yang
digunakan adalah leaflet dan poster. Mahasiswa akan dilibatkan dalam kegiatan
pengabdian masyarakat ini. Target yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
tersedianya informasi bagi terapis dan orang tua bahwa perlunya pendampingan
orang tua saat terapi anak dengan autis.

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Anak dengan berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak yang dalam


proses pertumbuhan perkembangan mengalami kelainan atau
penyimpangan fisik, mental-intelektual, sosial atau emosional disbanding
dengan anak-anak lain seusianya, sehingga mereka memerlukan pelayanan
pendidikan khusus (Mulyadi,2011).

Autisme merupakan suatu gangguan perkembangan yang kompleks


menyangkut masalah komunikasi , interkasi sosial, dan aktivitas imajinasi.
Istilah autis sampai sekarang masih banyak masyarkat yang belum
mengenal secara baik tentang autis. Sehingga permasalahan anak dengan
berkebutuhan khusus dengan autis masih dianggaap suatu hal yang
negative. Autisme masih menjadi mimpi buruk bagi setiap orang tua. Ada
sebagian orang tua merasa trepukul dan stress ketika anaknya di diagnosis
autis. Di kalangan masyarkat juga masih ada pemahaman bahwa anak-anak
autis bisa menularkan penyakitnya.Maka beberapa orang tua justru
menyembunyikan anaknya yang autis dari masyrakat sekitar. Salah satu
factor yang palin penting dalam keberhasilan penanganan autisme adalah
keterlibatan dan komunikasi orang tua. Ketika mendapat diagnosa anak n
penyandang autisme maka orang tua perlu menerima dengan tulus , dan
yang paling penting adalah menyiapkan diri dengan empati, karena hal
tersebut sangat penting dalam merawat dan mengasuh anak penyandang
autisme. Penerimaan merupakan sikap seseorang yang menerima orang lain
apa adanya secara keseluruhan, tanpa disertai persyaratan atau penilaian.
Apabila dalam keluarga ada penerimaan yang baik terutama seorang ibu,
maka dapat membantu dalam proses pengasuhan dan perkembangan anak.
Namun tidak mudah bagi seorang ibu untuk menerima begitu saja kondisi
anaknya yang autis, butuh waktu yang panjang.
Faktor penyebab anak berkebutuhan khusus yang terjadi pra kelahiran
yaitu masa anak berada dalam kandungan telah diketahui kelainan.
Kelainan yang terjadi masa prenatal, berdasrkan periodisasinya dapat
terjadi pada embrio , periode janin muda, dan protein aktini ( sebuah protein
yang penting dalam mempertahankan bentuk sel dan bertindak bersama-
sama dengan mioin untuk menghasilkan gerakan sel) antara lain gangguan
genetic (kelainan kromosom,transformasi), infeksi kehamilan, keracunan
saat hamil, dan lahir premature.

Prevalensi anak yang mengalami autis sangat meningkat di beberapa


Negara selama 2 dekade terakhir. Menurut data UNESCO pada tahun 2011
adalah 6 diantara 1000 orang pengidap autisme. Sedangkan di Indonesia
pada tahun 2013 diperkirakan lebih 112.000 anak yang menderita auitisme
dalam usia 5-9 tahun. Dari data yang dilaporkan oleh Yayasan Autisme
Indonesia perkembangan auitis meningkat , bila merujuk pada prevalensi
dunia 15-20 kasus per 10.000 anak atau 0,5%-0,20%, artinya jika
kelahiran di Indonesia sebanyak 4,6 juta bayi pertahun maka jumlah
penyandang autis bertambah 0,15% atau 9200 dari mereka yang
menyandang autisme.

1.2 Tujuan
Setelah dilakukan penyuluhan orang tua dapat memahami tentang
autisme, tanda dan gejala, penyebab, komplikasi, serta peran orang tua
dalam pelaksanaan terapi pada anak autisme.

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Orang Tua
Orang tua dapat memahami pentingnya peran orang tua dalam
mendampingi terapi anak dengan autis dan dapat mengatasi stress
selama merawat anak dengan autis.
1.3.2 Bagi Pusat Layanan Autis
Sebagai masukan agar orang tua dilibatkan selama terapi pada anak
dengan autis.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Autisme
Autis adalah sindrom (kumpulan gejala) dimana terjadi penyimpangan
sosial, kemampuan berbahasa, dan kepedulian terhadap sekitar sehingga anak
autis seperti hidup dalam dunianya sendiri. Autis tidak termasuk dalam
golongan penyakit , tetapi suatu kumpulan gejala kelainan perilaku dan
kemajuan perkembangan.
Anak autis tidak mampu bersosialisasi , mengalami kesulitan berbahasa,
berprilaku berulang-ulang serta tidak biasa dengan rangsangan sekitarnya.
Dengan kata lain pada anak autis terjadi kelainan emosi, intelektual dan
kemauan (gangguan pervatif).
2. Gejala autisme
Gejala yang muncul adalah terkait dengan cara penderita berkomunikasi
dan berinteraksi. Sekitar 80-90% penderita, mulai menampakkan gejala pada
usia 2 tahun. Pada kasus yang jarang, gejala autisme Nampak pada usia
dibawah 1 tahun atau baru muncul setelah penderita beranjak dewasa.
Berikut adalah beberapa gejala yang muncul pada penderita autisme :
1. Terkait komunikasi dan interaksi sosial
Sekitar 25-30% anak dengan autisme kehilangan kemampuan bicara ,
meski mereka mampu berbicara saat kecil. Sedangkan 40% anak
penderita autisme tidak berbicara sama sekali. Gejala-gejala terkait
interkasi sosial dan komunikasi :
a. Tidak merespon saat namanya dipanggil, meskipun kemampuan
pendengarannya normal.
b. Tidak pernah mengungkapkan emosi dan tidak peka terhadap
perasaan orang lain.
c. Tidak bisa memulai dan meneruskan percakapan , bahkan hanya
untuk meminta sesuatu.
d. Sering mengulang kata (echolalia), tapi tidak memahami
penggunaannya secara tepat
e. Kontak mata kurang dan kurang menunjukkan ekpresi
f. Nada bicara yang tidak biasa, misalnya datar seperti robot
g. Lebih senang menyendiri dan asyik pada dunia sendiri
h. Cenderung tidak memahami pertanyaan atau petunjuk sederhana
i. Enggan berbicara, berbagi atau bermain dengan orang lain
j. Menghindari dan menolak kontak fisik dengan orang lain
2. Gejala pada pola perilaku
a. Sensitif terhadap cahaya , sentuhan, suara tetapi tidak merespon
terhadap rasa sakit
b. Rutin menjalani aktifitas tertentu dan marah jika ada perubahan
c. Memiliki kelainan pada sikap tubuh atau pola gerakan, misalnya
berjalan dengan berjinjit kaki
d. Melakukan gerakan repetitive, misalnya mengibaskan tangan atau
mengayunkan tubuh kedepan atau ke belakang.
3. Faktor penyebab Autis
Ada beberapa faktor penyebab utama anak mengalami autis adalah :
1. Masa kehamilan
Factor yang terjadi selama masa kehamilan adalah :
a. Selama masa kehamilan sering mengalami pendarahan. Hal ini
menjadi salah satu pemicu anak autis karena adanya gangguan
pada placental complications yang mengakibatkan gangguan
transportasi oksigen dan nutrisi ke bayi dan berpengaruh pada
otak janin.
b. Kelahiran bayi premature dan berat bayi lahir rendah
c. Factor ketidakseimbangan biokimia , genetic dan kekebalan
tubuh
d. Akibat imunisasi pada masa balita yang tidak tepat
e. Kurangnya gizi dan nutrisi pada masa kehamilan dan anak balita

2. Factor genetic
Lebih dari 20% kasus-kasus autis disebabkan oleh faktro genetic.
Penyakit genetic yang sering di hubungkan dengan autis adalah
tuberous sclerosis (17-58%) dan syndrome fragile X (20-30%).
Disebut fragile X karena secara sitogenik penyakit ini di tandai oleh
adanya kerapuhan (fragile) yang tampak seperti patahan di ujung
akhir lengan panjang kromosom X4. Syndrome fragile X merupakan
penyakit yang di wariskan secara X-linked (X terangkai) yaitu
melalui kromososm X. pola penurunannya tidak umum, yaitu tidak
seperti penyakit dengan pewarisan X-linked lainnya, karena tidak
bisa digolongkan sebagai dominan atau resesif, laki-laki dan
perempuan dapat menjadi penderita maupun pembawa sifat
(Carier).
3. Gangguan pada system syaraf
Banyak penelitian yang melaporkan bahwa anak autis memiliki
kelainan hampir pada seluruh struktur otak.Tetapi kelainan yang
sangat konsisten adalah pada otak kecil.hampir semua peneliti
melaporkan bahwa berkurangnya sel purkinye pada otak kecil
penderita autis diduga dapat merangsang pertumbuhan akson, glia,
dan myelin. Sehingga terjadi pertumbuhan otak yang abnormal atau
sebaliknya pertumbuhan akson yang abnormal dapat menimbulkan
purkinye mati.
Otak kecil berfungsi mengontrol fungsi luhur dan kegiatan
motorik, juga sebagai sirkuit yang mengatur penginderaan dan
perhatian. Jika sirkuit ini rusak atau terganggu maka akan
mengganggu fungsi lain dari system saraf pusat, misalnya system
limbic yang mengatur perilaku dan emosi. Kerja syaraf motorik dan
fungsi sel-sel pada otak yang terlalu lamban atau ketidakseimbangan
kerja dari sel otak kiri dan kanan. Hipotalamus adalah bagian otak
tengah yang mengatur tentang fisik mental dan emosi dan
didalamnya terdapat aliran signal yang menghubungkan
Hypotalamus dengan bagian-bagian otak yang lain. Thalamus
berfungsi sebagai pusat pengolahan penting dan stasiun relay, dan
banyak menyampaikan masukan-masukan syaraf dari luar korteks
cerebral.
4. Ketidakseimbangan kimiwi
Misalnya alergi terhadap makanan tertentu, seperti bahan yang
mengandung susu, daging, gandum, gula,dan lain-lain.
5. Kemungkinan lain
Infeksi yang terjadi sesudah dan sebelum kelahiran dapat merusak
otak , seperti virus rubella yang terjadi selama kehamilan dapat
menyebabkan kerusakan otak.

4. Komplikasi autisme
Penderita autisme mungkin mengalami masalah pada pencernaan, pola
makan dan pola tidur yang tidak biasa, perilaku agresif dan sejumlah
kompilkasi lain.
Komplikasi-komplikasi yang terjadi antara lain:
1. Gangguan mental, autisme dapat menyebabkan penderita mengalami
depresi, cemas, gangguan suasana hati, dan perilaku impulsive.
2. Gangguan sensorik, penderita autisme dapat merasa sensitive dan
marah pada lampu yang terang atau suara yang berisik. Pada
beberapa kasus penderita tidak merespon sensasi sensorik seperti
panas, dingin dan nyeri.
3. Kejang, kejang bisa terjadi pada penderita autisme, dan dapat muncul
pada usia kanak-kanak atau remaja.
4. Tuberous sclerosis, adalah penyakit langkah yang memicu
tumbuhnya tumor jinak di banyak organ tubuh.

5.Terapi/pengobatan autis

1. Terapi perilaku dan komunikasi


Terapi ini memberikan sejumlah pelajaran pada penderita, mencakup
kemampuan dasar sehari-hari baik verbal maupun non verbal, meliputi :
• Applied behavior analysis (ABA). Terapi analisis perilaku terapan
membantu berperilaku positif pada segala situasi. Terapi ini juga
membantu penderita mengembangkan kemampuannya dalam
berkomunikasi dan meninggalkan perilaku negative
• Developmental, individualdifferences, relationship-based approach
(DIR). Dir atau biasa disebut floortime, berfokus pada
pengembangan hubungan emosional antara anak autis dengan
keluarga.
• Occupational terapi. Terapi okupasi mendorong penderita untuk
hidup mandiri, dengan mengajarkan beberapa kemampuan dasar
seperti berpakaian, makan, minum, mandi,dan berinteraksi dengan
orang lain.
• Speech terapi, terapi wicara membantu penderita autis untuk belajar
mengembangkan kemampuan berkomunikasi.
• Treatment and education of autistic and related communication-
handicapped children, terapi ini menggunakan petunjuk visual
seperti TEACCH, namunPECS menggunakan symbol untuk
membantu penderita berkomunikasi dan belajar beraktifitas sehari-
hari, misalnya berganti pakaian.

1. Terapi keluarga
Terapi keluarga berfokus membantu orang tua dan keluarga penderita
autisme. Melalui terapi ini, keluarga akan belajar cara berinteraksi dengan
penderita berbicara dan berperilaku normal
2. Obat-obatan
Meskipun autisme tidak bisa disembuhkan, obat-aobatan dapat diberikan
untuk mengendalikan gejala. Misalnya obat anti psikotik untuk mengatasi
masalah perilaku, obat anti konvulsan untuk mengatasi kejang, antidepresan
mengatasi depresi dan melatonis untuk mengatasi gangguan tidur.

Partisipasi Orangtua Dalam Terapi Anak Autisme


Orangtua, sebagai orangyang palingbertanggung jawab
terhadapperkembangan anak, perlu mempersiapkan diri untuk
memberikanpelayananyang optimalkepada anaknya.Orangtuajuga harus
memperkaya pengetahuannya mengenai autisme, terutama pengetahuan
mengenai terapiyang tepat dan sesuai dengan anak. Hal ini sangat penting,
karena fasilitas terapi di Indonesia masih sangat terbatas dan ahlinyapun
masih langka.Selainitu, orangtua juga juga perlu menguasai terapi, karena
orangtua selalubersama anak, sedangkan pengajar atau terapis hanya
sesaat dan saling bergantian. Sebagai orangtua, seringkali terjadi berbagai
reaksi manakala menerima hasil diagnosis bahwa anaknya autisme.
Rentang penolakannya atas kondisi tersebut ada yang sangat panjang
dan ada pula yang yang cepat. Proses penerimaan tersebut akan
membantu orangtua dalam penanganan anak autisme berikutnya. Endang
Retno Wardhani (2003) menyatakan ada 5 rentang tahapan reaksi
orangtua, yaitu (1) shock/terkejut, (2) penolakan, (3) sedih dan marah, (4)
keseimbangan, dan (5) reorganisasi.
Berdasarkan pengalaman beberapa ahli Autis di Jakarta (Bonny
Danuatmojo, 2003) orangtua yang ikut melaksanakan terapi secara
intensif terhadap anaknya, akan memperoleh hasil yang memuaskan, anak
menunjukkan kemajuan sangat pesat. Sebelum terapi dimulai, perlu
dinformasikan bahwa orangtua juga terlibat dan tidak ada program terapi
yang dilakukan tanpa persetujuan orangtua. Minimal ada lima tahap dalam
penanganan terhadap anak autisma, yaitu:
a. Tahap diagnosis,
b. Tahap observasi,
c. Tahap penyusunan program,
d. Tahap pelaksanaan program, dan
e. Tahap evaluasi dan follow-up.
Dari masing – masing tahap tersebut, peran orangtua berbeda. Pada
tahap diagnosis, peran orang tua yang utama adalah memberikan informasi
yang paling akurat tentang perkembangan anak sejak konsepsi sampai anak
diduga menderita autisma. Informasi tersebut berkaitan dengan jalur
genogramnya, peristiwa-peristiwa yang terjadi selama proses
mengandung. Apakah selama janin berada di dalam kandung terjadi
benturan, ibu jatuh, keracunan, atau kemungkinan ibu mengkonsumsi obat
di luar pengawasan dokter, kondisi gizi dan nutrisi yang dikonsumsi ibu
waktu hamil, gerak janin selama dalam kandungan, dan sebagainya.
Informasi lain berkaitan dengan proses kelahiran serta peristiwa-perstiwa
lain berkait dengan masa pertumbuhan anak pada masa bayi sampai
munculnya diagnosis oleh ahli tersebut. Ketetapan informasi yang
diberikan oleh orang tua dalam proses diagnosis ini akan membantu dalam
menegakkan diagnosis yang dibuat oleh ahli terkait.

BAB 3

METODE PENGABDIAN MASYARAKAT


3.1 Sasaran kegiatan
Sasaran kegiatan penyuluhan adalah para orang tua yang menghantar
anak-anak mereka ke tempat pusat layanan autis.

3.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan kegiatan


Waktu dan pelaksanaan kegiatan penyuluhan jiwa di sesuaikan
dengan waktu para orang tua yaitu pada bulan November 2021 di pusat
layanan autis Naimata. Pelaksanaan penyuluhan dimulai pada pukul
09.00-selesai di aula pusat layanan autis.

3.3 Langkah-langkah kegiatan


1. Persiapan
a. Media
Poster dan leaflet
b. Metode
Ceramah dan diskusi
2. Proses pelaksanaan

Table 3.1 Proses Pelaksanaan

Tahap Kegiatan penyuluh Kegiatan Metode Media/ Estimasi


klien alat waktu
Pembukaa 1.perkenalan mendengar Ceramah Laptop 15 menit
n 2. penjelasan materi , LCD,
3. cakupan materi PPT
Penyajian Menjelaskan : mendengar Ceramah PPT, 25 menit
1. Pengertian autisme LCD,
2. Tanda dan gejala dan
3. Penyebab autisme laptop
4. Komplikasi
5. Pengobatan/terapi
6. Peran orang tua
dalam penganan
anak autisme

Penutup Memberikan kesempatan Umpan Diskusi Leaflet 30 menit


kepada peserta untuk balik
bertanya/ berbagi
pengalaman.

3. Setting tempat
Para peserta semua duduk di aula bersama anggota kelompok

3.4 Kepanitiaan
Pelindung : Rektor Universitas Citra Bangsa
Pengarah : Dekan Fakultas Kesehatan, Ucb
Penganggungjawab: Ketua Program Studi Ners
Pelaksana :
Ketua : Maryati A. Barimbing, S.Kep., Ns., M.Kep
Anggota :
1. Alfridus Ceunfin
2. Apriana Mone
3. Merlin Jehanu
4. Sri Hanna Wijiati
5. Roberto Fernando Klau

BAB 4
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1 Anggaran Biaya


Dana kegiatan bersumber dari internal institusi/ Universitas Citra Bangsa Kupang
dengan rancangan anggaran belanja sebagai berikut:

N Item Harga Satuan Volume Satuan Total (Rp)


o (Rp)
Belanja Bahan Habis Pakai & Peralatan
1. Kertas Hvs 70 gsm 60.000 2 Rim 120.000
Ukuran A4
2. Flashdisk 100.000 1 Buah 100.000
3. Map Batik 3.000 5 Buah 15.000
4. Amplop 20.000 1 Kotak 20.000
5. Materai 10000 10.000 2 Buah 20.000
6. Isi Ulang Tinta Printer 50.000 2 Botol 100.000
7. Fotocopy Dan Kwitansi 100.000 1 Paket 100.000
8. Spanduk 200.000 1 Paket 200.000
Total Biaya Bahan Habis Pakai & Peralatan 675.000

Belanja Biaya Perjalanan


1. Pengurusan Ijin 100.000 1 Paket 100.000
2. Kegiatan (ketua dan 300.000 1 Paket 300.000
anggota)
Total Biaya Perjalanan 400.000
Belanja Operasional Lainnya
1. Doorprize Untuk peserta 50.000 10 Parcel 500.000
Berupa Parcel Bingkisan
2. Snack peserta (orangtua 900.000 60 Kotak 900.000
dan anak)
3. Snack (petugas PLA) 225.000 15 Kotak 225.000
4. Fotocopy & Jilid Laporan 150.000 2 Eksempl 300.000
Akhir ar
Total Biaya Operasonal Lainnya 1.925.000
Total Biaya Keseluruhan 3.000.000

4.2 Jadwal kegiatan penelitian

Kegiatan Oktober November Desember Januari Februari Maret


2021 2021 2020 2021 2021 2021
Pengajuan proposal
Penilaian proposal
Penetapan proposal
yang didanai
Pengumuman usulan
dana yang didanai dan
kontrak
Pengurusan ijin
Kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan
Pelaporan hasil
Diseminasi hasil dan
penilaian luaran
Cara Yang Dapat Dilakukan

1. Penggunaan kata-kata yang

PENANGANAN ANAK sederhana


AUTIS 2. Selalu menyebut nama anak
AUTIS saat berkomunikasi
3. Penggunaan bahasa tubuh
Oleh: 1. Terapi Wicara
Maryati A. Barimbing untuk memperjelas ucapan
2. Terapi Okupasi 4. Berbicara secara perlahan
dan jelas
3. Terapi Perilaku
5. Memberi waktu pada anak
4. Terapi Pendidikan untuk memproses kata-kata
6. Menghindari beebicara
dilingkungan yang sedang
berisik

PRODI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS CITRA BANGSA
2021
PENANGAN STRES ORANGTUA DENGAN
ANAK AUTIS
1. Informasi. Lengkapi diri dengan
berbagai informasi dari ahli terapi,
guru atau tenaga kesehatan tentang
perawatan anak autis.
2. Sosial. Mencari dukungan dari orang-
orang yang punya pengalaman sama

DETEKSI DINI atau orangtua dengan anak autis.


Berkumpul bersama dapat
membantu mengurangi stres.
Untuk dapat mengetahui 3. Emosional. Mengasuh anak autis

gejala autisme sejak dini, Autisme


dapat membuat kondisi psikologis
kelelahan. Sesekali orangtua perlu
telah dikembangkan suatu
"mengisi ulang energi "dengan
checklist yang dinamakan M-
berlibur sendiri, rekreasi, istirahat
CHAT (Modified Checklist for
sejenak untuk meringankan beban.
Autisme in Toddlers) untuk
mendeteksi gejala autisme
saat anak berusia 18 bulan-
24 bulan.

Anda mungkin juga menyukai