Anda di halaman 1dari 73

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABE RAWIT

DI DESA KARELAYU KECAMATAN TAMALATEA


KABUPATEN JENEPONTO

NURJAFAR IRVAN
105960148713

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABE RAWIT DI
DESA KARELAYU KECAMATAN TAMALATEA
KABUPATEN JENEPONTO

NURJAFAR IRVAN
105960148713

Skripsi

Sebagai Salah Satu untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian


Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019

i
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Analisis Pendapatan Usahatani Cabe Rawit di Desa


Karelayu Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto

Nama : Nurjafar Irvan

Stambuk : 105960148713

Konsentrasi : Sosial Ekonomi Pertanian

Program Studi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Amruddin., S.Pt., M.Pd., M.Si Asriyanti Syarif., SP., M.Si


NIDN.0922076902 NIDN.0914047601

Diketahui

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Prodi Agribisnis

Dr. H. Burhanuddin., S.Pi., MP Dr. Sri Mardiyati., S.P., M.P


NIDN. 0912066901 NIDN.0921037003

ii
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Judul Skripsi : Analisis Pendapatan Usahatani Cabe Rawit di Desa


Karelayu Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto

Nama : Nurjafar Irvan

Stambuk : 105960148713

Konsentrasi : Sosial Ekonomi Pertanian

Program Studi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

SUSUNAN PENGUJI

Nama Tanda Tangan

1. Amruddin., S.Pt., M.Pd., M.Si (……………………………….)


Ketua Sidang

2. Asriyanti Syarif., SP., M.Si (………………………………..)


Sekretaris

3. Dr. Jumiati,, S.P., M.M (………………………………..)


Anggota

4. Firmansyah., S.P,. M.Si (...……………………………..)


Anggota

Tanggal Lulus : 07 November 2019

iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABE RAWIT DI DESA KARELAYU

KECAMATAN TAMALATEA KABUPATEN JENEPONTO

Adalah benar merupakan hasil karya yang belum di ajukan dalam bentuk apapun

kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal

atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis

lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir

skripsi ini.

Jeneponto, 16 Maret 2019

NURJAFAR IRVAN
105960148713

iv
ABSTRAK

NURJAFAR IRVAN. 105960148713. Analisis Pendapatan Usahatani Cabe Rawit di


Desa Karelayu Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto. Dibimbing oleh
AMRUDDIN dan ASRIYANTI SYARIF.
Penelitian ini bertujuan tujuan untuk mengetahui Pendapatan dan kelayakan
Usahatani Cabe Rawit di Desa Karelayu Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto.
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara simple random
sampling yang berjumlah 32 orang dari 6 dusun yang berada di Desa Karelayu
Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto. Data yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu data primer yang diperoleh melalui teknik wawancara langsung dengan
petani berdasarkan daftar pertanyaan sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi
terkait lainya seperti kantor Desa Karelayu. Analisis data di lakukan dengan
menghitung penerimaan, biaya, pendapatan dan kelayakan.
Berdasarkan dari hasil penelitian, maka diperoleh hasil bahwa penerimaan Rp
6.038.383,15/ha biaya Rp 1.899.340,665/ha sehingga diperoleh pendapatan sebesar Rp
4.139.042,485/ha di Desa Karelayu Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto
sedangkan R/C ratio diperoleh Rp 3,17 artinya usahatani cabe rawit layak diusahakan.

Kata kunci : Usahatani, pendapatan cabe rawit.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamban-Nya. Shalawat dan

salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga,

sahabat dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABE RAWIT DI DESA

KARELAYU KECAMATAN TAMALATEA KABUPATEN JENEPONTO”

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang di ajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar sarjana pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tampa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan

ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Ayahanda Amruddin., S.Pt., M.Pd., M.Si, selaku pembimbing I dan Ibunda

Asriyanti Syarif., SP., M.Si selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan

waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehinga skripsi dapat

diselesaikan.

2. Ayahanda H. Burhanuddin., S.Pi., MP selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibunda Dr. Sri Mardiyati., S.P., M.P selaku ketua Prodi Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

vi
4. Bapak dan Ibu Dosen serta staf Tata Usaha Fakultas Pertanian Unismuh

Makassar yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama penulis

mengikuti kuliah.

5. Kepada kedua orang tua yang tiada hentinya mendo’kan dalam penulisan skripsi

ini, tak lupa juga kepada teman-teman yang telah membantu saya dalam

menyelesaikan skripsi ini saya mengucapkan banyak terima kasih.

6. Kepada Pihak pemerintah Desa Karelayu Kecamatan Tamalatea Kabupaten

Jeneponto khususnya kepada Pak Desa Karelayu beserta jajarannya yang telah

mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di Daerah tersebut.

7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir

yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.

Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermamfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Semoga Kristal-

kristal Allah SWT senantiasa tercurah kepadanya. Amin.

Makassar, 20 Maret 2019

NURJAFAR IRVAN
105960148713

vii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI...................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... iv
ABSTRAK …………………………………………………………………….. v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. viii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………….. x
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………. ix
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………. xi
I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 3
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................. 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 5

2.1 Pengertian Usahatani .............................................................. 5


2.2 Komuditas Cabe Rawit ........................................................... 6
2.3 Produksi dan Jenis Biaya ........................................................ 8
2.4 Analisis Pendapatan ................................................................ 10
2.5 Kerangka Pikir ........................................................................ 12

III. METODE PENELITIAN ...................................................................... 13

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 13


3.2 Populasi dan Sampel ............................................................... 13
3.3 Jenis dan Suber Data................................................................ 13

viii
3.4 Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 14
3.5 Teknik Analisis Data ............................................................... 15
3.6 Definisi Operasional ............................................................... 17

IV. GAMBAR UMUM LOKASI PENELITIAN …………………………….18

4.1 Kondisi Geografis ……………………………………………....18


4.2 Kependudukan dan Sosial Budaya Masyarakat ………………...20

4.3 Keadaan Ekonomi ……………………………………………....25

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………………27

5.1 Identitas Responden.................................................................................27

5.1.1 Umur Petani Responden..................................................................27


5.1.2 Tingkat Pendidikan Responden.......................................................28
5.1.3 Jumlah Tanggungan Keluarga.........................................................30
5.1.4 Pengalaman Berusahatani................................................................31
5.1.5 Luas Lahan.......................................................................................32

5.1.6 Pendapatan Usahatani Cabe Rawit................................................33

VI. KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………………...35

6.1 Kesimpulan...............................................................................................35

6.2 Saran.........................................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................36

KUSIONER PENELETIAN..............................................................................38

PETA DESA KARELAYU................................................................................41

LAMPIRAN.........................................................................................................42

ix
DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

1. Jumlah Penduduk Sesuai Dengan Jenis Kelamin di Desa Karelayu


Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto...........................................................21

2. Mata pencarian masyarakat di Desa Karelayu Kecamatan Tamalatea


Kabupaten Jeneponto...............................................................................................22

3. Sarana Pemasaran di Desa Karelayu Kecamatan Tamalatea Kabupaten


Jeneponto..................................................................................................................25

4. Komposisi Umur Petani Responden di Desa Karelayu Kecamatan


Tamalatea Kabupaten Jeneponto..............................................................................27

5. Tingkat Pendidikan Petani Responden di Desa Karelayu Kecamatan


Tamalatea Kabupaten Jeneponto..............................................................................29

6. Jumlah Tanggungan keluarga Petani Cabe Rawit di Desa


Karelayu Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto...........................................30
7. Pengalaman Berusahatani Petani Cabe Rawit dalam Usahatani di
Desa Karelayu Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto...................................31
8. Luas Lahan Responden Petani Cabe Rawit di Desa Karelayu
Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto...........................................................32

7. Rata-rata Biaya Produksi dan Pendapatan Perhektar Petani Cabe


Rawit di Desa Karelayu Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto...................33

x
DAFTAR GAMBAR

NO Teks Halaman

1. Kerangka Pikir Analisis Pendapatan Usahatani Cabe Rawit di Desa Karelayu


Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto......................................................12
2. Proses Wawancara dengan Bapak Syamsuddin..................................................56

3. Cabe Rawit yang sudah berbuah.........................................................................56


4. Cabe Rawit telah dipanen...................................................................................57
5. Cabe Rawit yang telah dipanen...........................................................................57

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman


1. Kusioner Penelitian..............................................................................................38

2. Peta lokasi penelitian di Desa Karelayu Kecamatan Tamalatea


Kabupaten Jeneponto...........................................................................................41

3. Identitas responden petani Cabe Rawit di Desa Karelayu


Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto......................................................42

4. Biaya Variabel Usahatani Cabe Rawit di Desa Karelayu


Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto......................................................43

5. Biaya penyusutan alat-alat pertanian Untuk Usahatani CabeRawit


di Desa Karelayu Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto.........................44

6. Biaya variable tenaga kerja analisis Usahatani Cabe Rawit di Desa


7. Karelayu Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto......................................52

8. Penerimaan, Biaya Total, dan Pendapatan Usahatani Cabe Rawit


di Desa Karelayu Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto.........................54

9. Dokumentasi........................................................................................................56

10. Surat izin penelitian.............................................................................................58

xii
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan pertanian diartikan sebagai rangkaian berbagai upaya untuk

meningkatkan pendapatan petani, menciptakan lapangan kerja, menuntaskan

kemiskinan, menetapkan ketahanan pangan dan mendorong pertumbuhan

ekonomi wilayah. Pemerintah melakasanakan perannya sebagai stimulator dan

fasilitator yang mendorong tumbuhnya kegiatan ekonomi dan sosial para petani

agar memberikan manfaat bagi peningkatan pendapatan dan kesejahtraannya

(Mutiara,2014).

Memuliahkan pertanian di Indonesia perlu peningkatan perhatian terhadap

bidang pertanian yang di rumuskan dalam satu kebijakan pembangunan Negara

berbasis pertanian yang starategis dan berjangka panjang dalam rangka untuk

meningkatkan kesejahtraan rakyat Indonesia. Kebijakan pertanian adalah

serangkaian tindakan yang telah, sedang dan akan di laksanakan oleh pemerintah

untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun tujuan umum kebijakan pertanian kita

adalah memajukan pertanian, mengusahakan agar pertanian lebih produktif,

produksi dan efisiensi produksi naik dan tingkat penghidupan dan kesejahtraan

meningkat.Untuk mencapai tujuan-tujuan ini, pemerintah baik pusat maupun

daerah mengeluarkan peraturan-peraturan tertentu, ada yang berbentuk undang-

undang dan peraturan-peraturan pemerintah, kepsek, kepmen, keputusan gubernur

dan lain-lain (Mutiara, 2014).


Pembangunan pertanian mencakup pada pembudidayaan tanaman pangan,

holtikultura perkebunan, kehutanan, perikanan. Cabe rawit merupakan tanaman

holtikultura yang banyak di budidayakan oleh petani. Cabe rawit merupakan

komoditas sayuran yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi. Kebutuhan cabe

rawit terus meningkat jumlah penduduk dan perkembangan industri yang

membutuhkan bahan baku cabai merupakan tanaman terpadu dari family terong-

terongan berasal dari benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia

(Anonim, 2015).

Pembangunan pertanian tidak terlepas dari kegiatan usahatani, khususnya

pada usahatani cabe rawit. Kegiatan usahatani mencakaup penyediaan sarana

produksi, kegiatan usahatani (Penanaman, pemeliharaan, panen). Setelah panen

petani memasarkan hasil usahatani cabe rawit dan ada yang mengolah cabe rawit

menjadi produk yang menghasilkan nilai tambah.

Peningkatan produksi pertanian akan berpengaruh pada petani. Dalam

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, sering diharapkan pada

permasalahan pengetahuan petani yang masih relatif rendah, keterbatasan modal,

lahan garapan yang sempit, serta kurangnya keterampilan petani yang nantinya

berpengaruh pada penerimaan petani ( Antara et al, 1994).

Dalam suatu sistem pertanian yang subsisten, tiap anggota keluarga hanya

perlu untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Proses produksi ini tidak

menghitung berapa biaya yang di keluarkan untuk proses produksi, dengan hasil

yang akan didapat. Para petani tersebut hanya mengutakan hasil untuk di

2
komsumsi sendiri. Apabilah hasil yang di dapat itu melebih kebutuahan, maka

kelebihan itu akan dijual dan sisanya lagi akan di gunakan untuk proses produksi

akan datang. Kenyataannya hasil yang diperoleh digunakan untuk mengcukupi

kebutuahan sendiri, tampa ada kelebihan untuk dijual.

Ketidaktahuan petani terhadap analisis pendapatan usahatani cabe rawit

yang menyebabkan petani berada pada posisi lemah dalam sector pertanian, dan

menyebabkan masih banyak di jumpai tingkat kemiskinan di Indonesia.

Desa Karelayu adalah wilayah yang sebagian besar penduduknya

melakukan usahatani cabe rawit, mereka secara turun temurun melakukan

usahatani dan manfaatkan lahan pekarangan untuk membudidayakan cabe rawit.

Mereka seperti petani pada umumnya melakukan usahasatani cabe rawit tanpa

melakukan analisa pendapatan usaha seperti Cabe rawit. Hal ini yang menarik

minat peneliti untuk meneliti tentang “Analisis Pendapatan Usahatani Cabe

Rawit di Desa Karelayu Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka rumusan masalah dalam

penulisan ini yaitu :

1. Berapakah Pendapatan Usahatani Cabe Rawit di Desa Karelayu Kecamatan

Tamalatea Kabupaten Jeneponto ?

2. Berapakah Kelayakan dari Usahatani Cabe Rawit di Desa Karelayu

Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto ?

3
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasakan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan

yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Pendapatan Cabe Rawit di Desa Karelayu Kecamatan

Tamalatea Kabupaten Jeneponto.

2. Untuk mengetahui Kelayakan Usahatani Cabe Rawit di Desa Karelayu

Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto.

Adapun kegunaan penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan

manfaat atau tambahan pengetahuan antara lain:

1. Dapat memberikan manfaat bagi pemerintah Kabupaten Jeneponto dalam

menentukan kebutuhan ekonomi, terutama dalam pembangunan sektor

ekonomi pada umumnya.

2. Dapat digunakan sebagai masukan bagi pemerintah Kabupaten Jeneponto

dalam mengelolah usahatani Cabe Rawit.

3. Dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi penelitian pada bidang yang

sama.

4
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Usahatani

Ilmu usahatani biasanya di artikan sebagai ilmu yang mempelajari

bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan

efisiensi untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.

Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya

yang mereka miliki (yang disukai) sebaiknya-baiknya dan dikatakan efisien bila

pemamfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi

masukan (input). (Soekartawi, 2006).

Usahatani adalah kegiatan mengorganisasikan atau mengelola aset dan

cara dalam pertanian. Usahatani juga dapat di artikan sebagai suatu kegiatan yang

mengorganisasi sarana produksi pertanian dan teknologi dalam suatu usaha yang

menyangkut bidang pertanian (Moehar, 2001).

Usahatani adalah suatu organisasi produksi dimana petani sebagai

pelaksana mengorganisasi alam, tenaga kerja dan modal ditunjukkan pada

produksi di sektor pertanian, baik berdasarkan pada pencarian laba atau tidak.

Keadaan alam serta iklim juga mempunyai pengaruh pada proses produksi. Untuk

mencapai hasil produksi diperlukan pengaturan yang cukup intensif dalam

pengunaan biaya, modal dan faktor-faktor lain dalam usahatani (Hernanto, 2000).
2 .2 Komoditas Cabe Rawit

Tanaman cabai rawit merupakan tanaman perdu dari famili terong –

terongan yang memiliki nama ilmiah capsicum sp. Cabai rawit berasal dari benua

Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke Negara-negara Amerika, Eropa

dan Asia Termasuk Negara Indonesia. Tanaman cabai rawit banyak ragam tipe

pertumbuhan dan bentuk buahnya. Diperkirakan terdapat 20 spesies yang

sebagian besar hidup di Negara asalnya. Masyarakat pada umumnya hanya

mengenal beberapa jenis saja, yakni cabai besar, cabai keriting, cabai rawit dan

paprika. Secara umum cabai rawit memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin

(Harpenas, 2010).

Cabai rawit merupakan tanaman berkayu dengan panjang batang utama

berkisar antara 20-28 cm dan diameter batang antara 1.5-2.5 cm (Herdiawati,

2006). Percabangan batang berwarna hijau dengan panjang mencapai 5-7 cm

dengan diameter cabang dikotom sekitar 0.5-1 cm. Bentuk percabangan

menggarpu dengan posisi daun berselang-seling, daun berbentuk hati, lonjong

atau agak bulat telur (Dermawan, 2010).

Cabai rawit masuk dalam suku terong-terongan (Solanaceae) dan

merupakan tanaman yang mudah ditanam didataran rendah ataupun didataran

tinggi. Organ penting dalam tanaman cabai meliputi bagian cabai rawit

merupakan tanaman tahunan yang tumbuh tegak (Cahyono, 2003). Tanaman cabai

banyak mengandung vitamin A dan vitamin C serta mengandung atsiri kapsaisin,

6
yang menyebabkan rasa pedas dan memberikan kehangatan bila digunakan untuk

bumbu dapur (Dewanti dkk, 2010).

Buah muda berwarna hijau tua setelah masak menjadi merah cerah. Biji

yang masih muda berwarna kuning, setelah tua menjadi coklat, berbentuk pipih,

berdiameter sekitar 4 mm. Rasa buahnya yang pedas dapat mengeluarkan air mata

orang yang menciumnya. Cabai rawit dapat diperbanyak dengan biji (Dalimartha,

2003).

Kandungan Gizi Cabai Rawit Menurut Setiadi (2006), cabai rawit banyak

mengandung vitamin A dibandingkan cabai lainnya. Cabai rawit segar

mengandung 11.050 SI vitamin A, sedangkan cabai rawit kering mengandung

mengandung 1.000 SI. Sementara itu, cabai hijau segar hanya mengandung 260

vitamin A, cabai merah segar 470 dan cabai merah kering 576 SI. Kandungan

vitamin A pada cabai rawit bermanfaat untuk kesehatan mata dan untuk

menyembuhkan sakit tenggorokan.

Cabai mengandung kurang lebih 1,5% rasa pedas. Rasa pedas tersebut

disebabkan oleh senyawa kapsaisin dan dihidrokapsaisin. Kandungan kapsaisin

pada cabai bersifat sebagai pembangkit selera makan. Kapsaisin menstimulus

hormon ebdophrin yang memberi efek nikmat, sehingga ketika seseorang

menyantap makanan berbumbu cabai cenderung menambah porsi makannya

(Trubus, 2011).

7
2.3 Produksi dan Jenis Biaya

Produksi adalah perubahan dari dua atau lebih input (atau sumber daya)

menjadi satu atau lebih output. Menurut Joesron dan Fathorozi (2003) produksi

merupakan hasil akhir dari proses aktivitas ekonomi dengan memamfaatkan

berapa masukan atau input. Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan

produksi adalah mengkombinasi berbagai input atau masukan yang menghasilkan

output.

Menurut Sukirno (2000) menyatakan bahwa fungsi produksi adalah kaitan

diantaran factor-faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakan. Faktor-

faktor produksi dikenal juga dengan istilah input dan hasil produksi sering juga

dinamakan output.

Sugiart (2007) produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input

menjadi output. Kegiatan tersebut dalam ekonomi biasa dinyatakan dalam fungsi

produksi. Fungsi produksi menunjukkan jumlah maksimum output yang dapat

dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan menggunakan tekhnologi

tertentu.

Produksi adalah sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan baik

bentuk barang (goods) maupun jasa (service) dalam suatu periode waktu yang

selangjutnya dihitung sebagai nilai tambah bagi perusahaan (Fahmi, 2014).

Biaya merupakan pengorbanan atau pengeluaran yang dilakukan olehsuatu

perusahaan atau perorangan yang bertujuan untuk memperoleh manfaat lebih dari

8
aktivitas yang dilakukan tersebut (Raharjaputra, 2009). Dalam istilah biaya,

kadang kala cukup merepotkan dalam membedakan antara costs dan expenses.

Untuk membedakannya dijelaskan sebagai berikut.

Costs adalah biaya dalam arti pengorbanang/pengeluaran yang dilakukan

oleh suatu perusahaan atau individu yang berhubungan langsung dengan

output/produk yang dihasilkan oleh perusahaan/perorangan tersebut. Misalnya

bahan baku dan pembantu, biaya tenaga kerja langsungdan biaya umum pabrik

(mandor/supervisor pabrik, GM pabrik, BBM, suplai pabrik, listrik pabrik dan

lain-lain). Dalam struktur laporan Rugi/Laba perusahaan biasanya disebut Harga

Pokok Produksi.

Expenses adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan atau perorangan

yang bersifat sebagai aktivitas pendukung saja, misalnya: biaya umum dan

administrasi, dan biaya pemasaran/penjualan, seperti gaji karyawan kantor pusat,

biaya telepon/air/gas/AC kantor pusat, biaya penjualan dan pemasaran, dan lain-

lain.

Hansen dan Mowen (2006) menyatakan bahwa perilaku biaya adalah

istilah umum yang menggambarkan perubahan biaya ketika tingkat output

berubah. Biaya yang tidak berubah ketika output berubah adalah biaya tetap.

Biaya variabel di sisi lain adalah peningkatan biaya secara total ketika terjadi

peningkatan aktivitas output dan penurunan biaya secara total ketika terjadi

penurunan kegiatan output.

9
Berdasarkan tujuan pengambilan keputusan manajemen, biaya dapat

dikelompokkan ke dalam (Supriyono, 2011):

1. Biaya Variabel (variable cost)

Biaya Variabel (variable cost), biaya yang jumlah totalnya berubah secara

sebanding dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas, contoh biaya bahan

baku, biaya tenaga kerja langsung.

2. Biaya Tetap (fixed cost)

Biaya Tetap (fixed cost), biaya yang jumlahnya tetap konstan tidak

dipengaruhi perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai tingkat kegiatan

tertentu, contohnya gaji direktur produksi

2.4 Analisis Pendapatan

Menurut Hernanto (1996), analisis pendapatan terhadap usahatani penting

dalam kaitanya dengan tujuan yang hendak akan dicapai oleh setiap usahatani

dengan berbagai pertimbangan dan motivasinya. Analisis pendapatan pada

dasarnya memerlukan 2 (dua) keterangan pokok yaitu (a) keadaan penerimaan,

dan (b) keadaan pengeluaran (biaya produksi) selama jangka waktu tertentu.

Menurut Soekartawi (1995), penerimaan dalam usahatani merupakan

perkalian antara produksi fisik dengan harga jual atau harga produksi. Sedangkan

menurut Boediono (1995), penerimaan total (total revenue) adalah penerimaan

produsen dari hasil penjualan output-nya.

10
Pendapatan atau dapat juga disebut keuntungan, adalah merupakan selisih

antara penerimaan total dengan biaya total. Dimana biaya itu terdiri dari biaya

tetap dan biaya tidak tetap. Secara matematis analisis pendapatan dapat ditulis dan

digambarkan sebagai berikut (Soekartawi, 2002).

Pendapatan pertanian menjadi fokus dari setiap tujuan aktivitas usahatani

tinggi rendahnya modal usaha akan berpengaruh terhadap produksi yang akhirnya

kembali berdampak pada pendapatan petani. Menurut Tjakrawiralaksana (2000),

pendapatan usahatani adalah sisa beda dari pada penggunaan nilai penerimaan

usahatani dengan biaya-biaya yang dikeluarkan. Ada beberapa ukuran untuk

menghitung pendapatan usahatani yaitu :

1. Pendapatan usahatani diperoleh dengan menghitung semua penerimaan

dikurangi dengan semua pengeluaran.

2. Pendapatan keluarga tani diperoleh dari menambah pendapatan tenaga kerja

keluarga dengan bunga modal milik sendiri dan nilai sewa.

3. Pendapatan petani diperoleh dari menambah pendapatan tenaga kerja biaya

modal sendiri.

Suatu usaha dikatakan berhasil atau tidak jika pendapatan yang diperoleh

selama proses produksi berlangsung. Pendapatan atau keuntungan pengusaha akan

timbul bila dibandingkan antara jumlah penerimaan dan hasil produksi lebih besar

dibandingkan dengan jumlah pengeluaran atas produksi yang dihasilkan (Mosher,

1994).

11
2.5 Kerangka Pikir

Petani Cabe Rawit di Desa Karelayu Kecamatan Tamalatea Kabupaten

Jeneponto dalam mengelolah usahanya diduga tidak memperhatikan efisiensi

usahanya, hal ini dapat dilihat dari tingkat produksi per hektar yang rendah bila

dibandingkan dengan tingkat produksi idealnya. Tingkat produksi yang rendah

menunjukkan pengunaan factor-faktor produksi yang belum optimal dan

keuntungan belum maksimal.Oleh sebab itu petani harus memperhatikan

pengalokasian factor-faktor produksi yang digunakan dalam usahataninya agar

mencapai keuntungan yang maksimal.

Petani

Usahatani Cabe
Rawit

Penerimaan Produksi Total Biaya

Pendapatan

Gambar 1. Kerangka Pikir Analisis Pendapatan Usahatani Tanaman Cabe Rawit


di Desa Karelayu Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto.

12
III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Karelayu Kecamatan Tamalatea

Kabupaten Jeneponto. Waktu yang digunakan melakukan penelitian kurang lebih

dua bulan yaitu mulai bulan Maret sampai bulan Mei 2019.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani Cabe Rawit yang

bekerja di Desa Karelayu Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto yang

berjumlah 210 Orang dan ditarik sampel sebesar 15% maka jumlah sampel

sebanyak 32 orang petani Cabe Rawit dengan mengunakan sampel acak sederhana

(simple random sampling).

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan berdasarkan latar belakang dan

batasan masalah pada judul penulisan ini adalah :

1. Jenis data

Menurut Sugiyono, (2004) terdapat beberapa jenis penelitian antara lain:

a. Penelitian kuantitatif, adalah penelitian dengan memperoleh data yang

berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.

b. Penelitian kualitatif, data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, skema dan

gambar.
Berdasarkan teori tersebut diatas, maka penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif kuantitatif, data yang diperoleh dari sampel populasi

penelitian dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan kemudian

diinterprestasikan.

2. Sumber data

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari Desa Karelayu Kecamatan

Tamalatea Kabupaten Jeneponto melalui wawancara dan observasi langsung

dengan petani Cabe Rawit.

b. Data sekunder, yaitu data diperoleh berupa informasi tertulis serta dokumen-

dokumen, laporan dan catatan lain tentang organisasi tersebut yang erat

hubungannya dengan masalah yang dibahas dalam penulisan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013) teknik pengumpulan data merupakan langkah

yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data.

1. Teknik Observasi

Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2013) mengemukakan bahwa, observasi

merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari

berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua di antara yang terpenting

adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

14
2. Teknik Wawancara,

Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2013) wawancara merupakan pertemuan

dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

3. Teknik Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2013) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan

harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan,

kebijakan.Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup,

sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni,

yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Studi dokumen

merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara

dalam penelitian kualitatif.

3.5 Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam mengolah data hasil penelitian

yaitu model analisis pendapatan.

1. Analisis Pendapatan

Soekartawi (2006), menyatakan bahwa pendapatan usahatani adalah

penerimaan yang didapat oleh petani setelah dikurangi semua biaya, dimana

15
penerimaan usahati adalah perkalian antara produksi dan harga jual, sedangkan

biaya adalah jumlah pengeluaran yang digunakan dalam berusahatani.Model

analisis ini digunakan untuk menjawab masalah pertama yang diajukan dalam

penelitian ini. Adapun formulasinya adalah sebagai berikut:

𝐏𝐝 = 𝐓𝐑 − 𝐓𝐂

Di mana:

Pd = Pendapatan usahatani

TR = Total penerimaan

TC = Total biaya

Untuk menghitung Total biaya (TC) adalah sebagai berikut :

𝐓𝐂 = 𝐅𝐂 + 𝐕𝐂

Di mana :

FC = Fixed cost (biaya tetap) yang terdiri dari sewa lahan/pajak, penyusutan

VC = Variabel cost (biaya tidak tetap) yang terdiri dari benih, puput, obat-obatan

dan upah tenaga kerja

Untuk menghitung pendapatan kotor adalah :

𝐓𝐑 = 𝐏. 𝐐

Di mana :

16
P = Price (harga)

Q = Quantity (produksi)

2. Kelayakan

Kelayakan dihitung dengan menggunakan rumus :

𝐓𝐑
R/C = 𝐓𝐂

Kategori :

R/C = 1 Impas

R/C > 1 Layak

R/C < 1 Tidak layak

3.6 Definisi Operasional

Beberapa Definisi operasional berdasarkan pembahasan diatas yaitu :

3. Usahatani adalah usaha yang dilakukan petani dalam memperoleh pendapatan

dengan jalan memanfaatkan sumberdaya alam, tenaga kerja dan modal yang

mana sebagian dari pendapatan yang diterina digunakan untuk membiayai

pengeluaran yang berhubungan dengan usahatani.

4. Cabe Rawit atau Cabe Kathur, adalah buah dan tumbuhan anggota

GenusCapsicum. Selain di Indonesia, ia juga tumbuh dan populer sebagai

bumbu masakan di Negara-negara Asia Tenggara lainnya.

17
5. Produksi adalah suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna

komoditas usahatani cabe rawit.

6. Analisis Pendapatan adalah penerimaan dikurangi dengan semua biaya yang

dikeluarkan dalam produksi.

18
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambar umum Desa Karelayu adalah usaha menggambarkan secara utuh

tentang kondisi Desa. Data-data yang disusun diambil dari semua data yang

tersedia dan bisa didapatkan. Data yang dipakai untuk menggambarkan situasi

atau keadaan kependudukan misalkan, dalam gambaran umum memakai data hasil

sensus penduduk. Sementara hasil sekunder ini dilakukan pada Tahun 2016.

Sehingga penyusunan dokumen Desa Karelayu ini, memakai data yang aktual

yang didapat dari hasil pendapatan survey di lapangan.

4.1 Kondisi Geografis

Desa Karelayu berada disebelah Utara Ibukota Kecamatan Tamalatea

dengan jarak 5 km2 dari kota kecamatan dan dengan jarak 8 km dari ibukota

kabupaten yang merupakan salah satu desa yang terletak diwilayah Kecamatan

Tamalatea Kabupaten Jeneponto dengan luas wilayah 10,3 km2. Desa Karelayu

terdiri dari 6 dusun yaitu Dusun Layu, Bontomanai, Parangbembeng, Bontokura,

Daima dan Borongtala. Adapun batas-batas wilayah Desa Karelayu Kecamatan

Tamalatea adalah sebagai berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bangkala Loe

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Bonto Tangnga

 Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Jombe dan Desa Sapanang

 Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Balumbungan


Secara administrasi Desa Karelayu terdiri dari enam (6) Dusun yaitu Dusun

Layu, Bontomanai, Parangbembeng, Bontokura, Daima dan Borongtala. Letak

dusun masing-masing berdekatan dari dusun yang satu ke dusun yang lain dengan

masing-masing jarak tempuh ± 5 menit hingga 10 menit. Perjalanan dengan

mengendarai motor dan jalan kaki.

Seperti Desa lainnya, Desa Karelayu termasuk salah satu Desa yang berada

diwilayah dataran rendah yang memiliki lahan pertanian sangat luas dan kaya

akan potensi sumber daya alam lainya seperti adanya sumber air sungai yang

dapat mengairi lahan pertanian diwaktu musim kemarau tiba dengan

menggunakan mesin pompa air. Desa Karelayu mempunyai lahan pertanian

(persawahan) ± 350 ha dan perkebunan seluas ± 550 ha. Kondisi jalan menuju

Desa Karelayu sudah dibeton sehingga memudahkan mobil-mobil truk

pengangkut material yang lalu lalang.

Desa Karelayu memiliki iklim yang sama dengan desa-desa yang ada

disekitarnya yakni iklim tropis karena curah hujannya sangat rendah, memiliki

dua tipe musim yakni musim kemarau dan musim hujan. Umumnya musim hujan

terjadi pada bulan Nopember sampai April. Iklim Desa Karelayu adalah beriklim

panas karena berada pada dataran rendah dan dekat dengan laut. Curah hujan

tertinggi terjadi pada bulan Januari dan Februari sedangkan curah hujan yang

terendah bulan Juli, Agustus dan September. Pada musim hujan inilah digunakan

oleh warga untuk mengolah lahan.

20
4.2 Kependudukan dan Sosial Budaya Masyarakat

1. Kondisi Penduduk

Sementara itu kondisi Sosial Budaya Masyarakat Desa Karelayu

berdasarkan dengan data penduduk yang ada, penduduk Desa Karelayu 100 %

adalah pemeluk Agama Islam, serta 99 % Suku Makassar selebihnya adalah suku

Bugis hasil perkawinan antar Suku namun toleransi dan kerukunan tetap terjalin

yang menjunjung tinggi Budaya Makassar yaitu “Siri’ na Pacce, Sipakatau,

Sipakainga dan Sipakalabbiri

Perspektif budaya masyarakat di Desa Karelayu masih sangat kental dengan

budaya Makassar, walaupun budaya-budaya dari suku lain misalnya Bugis dan

budaya dari suku lainnya juga ada. Hal ini dapat dimengerti karena masyarakat di

Kabupaten Jeneponto mayoritas Suku Makassar.

Dari latar belakang budaya, kita dapat melihat aspek budaya dan social yang

berpengaruh dalam kehidupan masyarakat. Didalam hubungannya dengan agama

yang dianut misalnya, Islam sebagai agama mayoritas dianut masyarakat, dalam

mengjalankannya sangat kental tradisi budaya Makassar.

Tradisi budaya Makassar sendiri berkembang dan banyak yang dipengaruhi

ritual-ritual atau kepercayaan masyarakat sebelum agama Islam masuk. Hal ini

menjelaskan mengapa peringatan-peringatan keagamaan yang ada di masyarakat

terutama Islam, karena dipeluk mayoritas masyarakat, dalam menjalangkanya

muncul kesan nuansa tradisinya. Atau kegiatan-kegiatan budaya yang bercampur

dengan nuansa agama Islam. Contoh yang kita biasa lihat adalah peringatan

Maulid dan Isra’ Mi’raj, serta peringatan tahun baru Hijriah.

21
Tetapi yang perlu diwaspadai adalah muncul dan berkembangnya

pemahaman keyakinan terhadap agama ataupun kepercayaan tidak berakar dari

pemahaman terhadap tradisi dan budaya masyarakat yang sudah ada. Hal ini

mengakibatkan munculnya kerenggangan social di masyarakat dan gesekan antara

masyarakat.

2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamain

Jumlah penduduk Desa Karelayu pada tahun 2016 hanya mencapai 773

Kartu Keluarga dengan jumlah jiwa 2.624. Namun seiring dengan perkembangan

waktu jumlah penduduk bertambah namun tidak terlalu tinggi karena adanya

program KB. Hal ini dapat dilihat dari hasil pendataan yang dilakukan pada tahun

2016, tercatat jumlah penduduk Desa Karelayu sebanyak 773 Kartu Keluarga

dengan jumlah 2.624 jiwa dengan perbandingan laki-laki 1.211 jiwa dan

perempuan sebanyak 1.413

Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin.

Jumlah Jumlah Penduduk


No Dusun
KK
L P Jumlah
1 Daima 255 245 375 875
2 Bontokura 91 148 183 422
3 Parambemben 154 302 339 795
4 Bontomanai 131 254 245 630
5 Layu 74 149 147 370
6 Borongtala 68 113 124 305
Total 773 1.211 1.413 3.397
Sumber : Data Sensus Penduduk (SP) Tahun 2016

3. Tingkat Pendidikan Masyarakat

Kesadaran tentang pentingnya pendidikan terutama pendidikan 9 tahun baru

terjadi beberapa tahun ini sehingga jumlah lulusan SD dan SLTP mendominasi

22
peringkat pertama, yang antara lain ditunjang adanya Program Pendidikan Gratis

yang dijalangkan di Kabupaten Jeneponto sehingga masyarakat merasa enteng

dalam mendorong anak-anak usia didik untuk bersekolah dijenjang Sekolah Dasar

dan Langjutan.

Pendidikan juga merupakan salah satu hal penting dalam memajukan tingkat

kesejahteraan pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya.

Disamping itu dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak

tingkat kecakapan. Tingkat kecakapan juga akan mendorong tumbuhnya

keterampilan kewirausahaan dan pada gilirannya akan mendorong munculnya

lapangan pekerjaan baru. Dengan demikian akan membantu program pemerintah

untuk pembukaan lapangan kerja baru guna mengatasi pengangguran. Pendidikan

biasanya mempermudah menerima informasi yang lebih maju.

Tabel 2. Tingkat Pendidikan masyarakat Desa Karelayu yang sementara berstatus

pelajar hingga akhir 2016 :

Tingkat Pendidikan
No Dusun Jumlah
Belum
SD SMP SMA P.Tinggi
Sekolah
1 Bontokura 38 33 11 7 27 116
2 Bontomanai 57 51 25 6 37 177
3 Daima 75 43 30 15 34 199
4 Layu 31 29 5 10 26 101
5 Parangbenbeng 76 39 4 2 46 167
6 Borongtala 25 15 15 5 16 76
JUMLAH 302 210 90 45 186 836
Sumber : Data Sensus Penduduk (SP) Tahun 2016.

23
4. Sarana dan Prasarana Desa

1. Pemerintah

Sarana pemerintah adalah sarana yang ada di Desa sebagai tempat pelayanan

masyarakat, pertemuan masyarakat dengan lembaga pemerintah yang ada di Desa

dan tempat pengaduan masyarakat terhadap Pemerintah Desa, sarana tersebut

adalah Kantor Desa Karelayu.

2. Transportasi

Transportasi di Desa Karelayu seperti jalan baik itu jalan desa jalan dusun

merupakan satu Prasarana dalam menunjang sekaligus memperlancar

perekonomian masyarakat dan akan mempermudah lalu lintas barang. Adapun

jalan menurut jenisnya yang ada di Desa Karelayu adalah sebagai berikut :

 Jalan Desa ± 3,5 KM adalah jalan aspal

 Jembatan sebanyak 2 buah

 Plat Dekker 15 buah

3. Kesehatan dan Air Bersih

a. Prasarana Kesehatan

Sarana dan Prasarana Kesehatan yang terdapat di Desa Karelayu adalah

 PUSTU : 1 Buah

 Posyandu : 5 Buah

b. Air Bersih

Air bersih yang dipakai oleh masyarakat Desa Karelayu adalah sumber

air dari sumur bor yang di mamfaatkan oleh warga dengan cara menyambung

24
menggunakan pipa kerumah dengan memakai meteran yang kemudian dikelola

oleh sekelompok Pokmair (pemakai air).

4. Pendidikan

Prasarana Pendidikan :

 TK : 2 Buah

 Sekolah Dasar : 2 Buah

5. Sarana Umum

Sarana umum Desa Karelayu yang digunakan masyarakat untuk kegiatan

sehari-hari adalah :

 Poskamling

 Tempat Pemakaman Umum

6. Kondisi Perumahan dan Pemukiman Penduduk

Berdasarkan data yang diperoleh, letak pemukiman warga berada sepanjang

poros jalan desa dan jalan dusun meskipun ada yang terletak pada lorong menuju

kebun tetapi tidak seberapa. Jarak antara rumah warga saling berdekatan sehingga

sangat memudahkan warga untuk saling menyapa meskipun mereka berada diatas

rumah masing-masing. Pada malam hari pemukiman penduduk di Desa Karelayu

sangat ramai karena adanya listrik sebagai penerangan dan bahkan lampu jalan

sangat mendukung sehingga warga atau pemuda kadang-kadang ada begadang.

25
Tabel 3. Prasarana dan Sarana Desa

No Jenis Prasarana dan Sarana Desa Jumlah


1 Sarana Jalan :
Jalan Desa ± 3,5 Km
Jembatan 2
Plat Dekker 15
2 Sarana Pemerintah
Kantor Desa 1
Pustu 1
Posyandu 5
Poskamling 1
3 Sarana Pendidikan
Gedung TK 2
Gedung SD 2
4 Sarana Sosial
Masjid 8
Mushollah 2
Sumber : Data Sensus Penduduk (SP) Tahun 2016

4.3 Keadaan Ekonomi

Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Karelayu berdasarkan dengan

data yang telah diperoleh dari Sensus Penduduk Desa Karelayu menghasilkan

bahwa di Desa Karelayu masih sangat tinggi tingkat kemiskinan masyarakatnya.

1. Sektor Pertanian

Desa Karelayu sebagai Desa yang sebagian masyarakatnya bermata

pensarian sebagai petani dengan bercocok tanam seperti jagung kuning dan padi.

Namun adapula jenis tanaman lainnya yang terdiri dari jenis tanaman Hortikultura

sayuran dan palawija seperti sawi, bawang merah dan cabe rawit. Untuk tanaman

jangka panjang seperti sukun, nangka, mangga, pisang dan tanaman lainnya juga

banyak ditemui disepanjang jalan dan dikebun-kebun warga. Selain dipinggir

jalan tanaman jangka panjang juga banyak ditanam dikebun yang berada

26
dibelakang rumah warga. Untuk tahun ini rata-rata menanam jagung kuning,

bawang merah dan cabe rawit.

2. Sektor Peternakan

Masyarakat Desa Karelayu selain bertani juga memelihara ternak meskipun

dalam jumlah yang sangat minim dengan cara tradisional. Jenis ternak yang

dipelihara adalah sapi, kuda, kambing dan ayam. Namun masih banyak pula yang

memelihara sapi, kuda dan kambing dengan cara bagi hasil. Artinya jika hewan

peliharaannya melahirkan maka hasil jualannya kelak akan dibagi rata sipemilik

ternak. Pemiliharaan dilakukan dengan cara dikandangkan pada malam hari dan

siang hari dibawa ke kebun, setelah menjelang sore hari ketika petani pulang

kerumah hewan peliharaanyapun pulang bersama. Kegiatan ini dilakukan oleh

laki-laki dan sekali-kali dibantu oleh perempuan. Pada umumnya masyarakat

tidak memiliki kandang khusus sehingga mereka mengandangkan hewan

ternaknya dikolom rumah dan akibatnya kesehatan lingkungan terganggu dan

menimbulkan aroma yang tidak sedap karena malas membersihkan kotorannya.

3. Sektor Jasa

Masyarakat Desa Karelayu yang memiliki pekerjaan pada sector jasa ada

bermacam-macam seperti sebagai pengusaha, guru, pegawai, sopir dan tukang

batu/kayu. Ada yang mempunyai usaha jual beli umumnya hanya menjual

kebutuhan sehari-hari rumah tangga dan makanan kecil, sebagian sebagai penjual

dipasar secara berkeliling disetiap pasar dan ada juga yang menjual di lokasi

tempat tinggalnya.

27
V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Identitas Responden

5.1.1. Umur petani Responden

Umur dapat menentukan prestasi kerja atau kinerja seseorang. Potensi umur

petani menjadi tolak ukur kemampuan seseorang dalam melaksanakan suatu

aktivitas. Umur petani sangat mempengaruhi kemampuan bekerja dan cara

berfikir,sehingga secara langsung akan berpengaruh terhadap pengelolaan

usahataninya. Semakin berat pekerjaan secasra fisik dan semakin tua tenaga kerja

akan semakin turun pula prestasinya. Namun, dalam hal tanggung jawab semakin

tua umur tenaga kerja tidak akan berpengaruh karena justru semakin

berpengalaman.

Seorang petani memiliki empat kapasitas untuk pembangunan pertanian

yaitu bekerja, belajar, berfikir kreatif dan bercita-cita. Keempat kapasitas tersebut

akan mempengaruhi petani dalam mengelolah lahan usahanya, selain itu usia

petani, pendidikan petani serta susunan dan besarnya anggota keluarga petani.

Tabel 4. Klarifikasi petani Responden Berdasarkan Usia di Desa Karelayu

Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto, 2019

Jumlah Persentase
No. Umur Responden
(Orang) (%)
1 21 – 30 11 34
2 31 – 40 14 44
3 41 – 50 7 22
Total 32 100
Sumber : Data Primer setelah Diolah, 2019.
Tabel 4 dijelaskan bahwa jumlah responden yang terbanyak adalah

golongan usia 31-40 tahun yaitu sebanyak 14 orang ini berarti bahwa golongan

usia responden tergolong produktif dan yang paling sedikit adalah golongan usia

41-50 tahun sebanyak 7 0rang. Petani yang berumur produktif mempunyai

kemampuan fisik yang lebih baik dan lebih giat dalam mengadopsi tekhnologi dan

informasi dibandingkan dengan petani yang berumur lebih tua, namun petani yang

berumur lebih tua mempunyai pengalaman yang jauh lebih banyak dibanding

lebih mudah sehingga lebih matang dalam mengelolah usahataninya dan lebih

berhati-hati dalam menghadapi tekhnologi dan informasi. Kematangan umur akan

berpengaruh akan berpengaruh terhadap pola pikir dan perilaku baik formal dan

nonformal.

5.1.2. Tingkat Pendidikan Petani Responden

Tingkat pendidikan petani dapat mempengaruhi pola pikir petani. Petani

yang berpendidikan lebih cepat mengerti dan dapat memahami penggunaan

teknologi baru, sehingga para penyuluh lebih muda dalam menyampaikan konsep

yang dibawakanya. Tingkat pendidikan juga sangat berpengaruh dalam penentuan

dan pengambilan keputusan yang tepat untuk pengembangan usaha taninya.

Pengetahuan dan keterampilan ini dapat diperoleh dari dua sumber yaitu

pendidikan formal dan nonformal. Pendidikan merupakan proses timbal balik dari

setiap pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam, teman dan alam

semesta. Pendidikan dapat diperoleh melalui pendidikan formal maupun

nonformal. Tingkat pendidikan petani baik formal maupun nonformal akan

mempengaruhi cara berfikir yang diterapkan pada usahanya.

29
Tabel 5. Klasifikasi Petani Responden Berdasarkan Pendidikan di Desa Karelayu

Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto, 2019

Jumlah Persentase
No. Tingkat Pendidikan
(orang) (%)
1 SD 4 13
2 SMP 11 34
3 SMA 17 53
Jumlah 32 100
Sumber : Data Primer setelah Diolah, 2019

Tabel 5 menunjukkan bahwa pendidikan responden yang terbanyak adalah

tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 17 orang dan SMP sebanyak 11 orang.

Sedangkan yang tamat SD sebanyak 4 orang, Tingkat pendidikan di daerah

penelitian memberikan suatu perkembangan pendidikan yang maju untuk

masyarakat, oleh karena itu petani umumnya pernah mengikuti pendidikan formal.

Pendidikan berpangaruh terhadap cara berfikir petani, bila pendidikan relatif

tinggi dan umur muda menyebabkan petani lebih dinamis dalam mengembangkan

usahatani untuk memperoleh hasil yang optimal dan pendapatan yang lebih

menguntungkan. Sedangkan apabila petani sudah berumur tua dan tingkat

pendidikan rendah maka petani hanya bekerja seadanya.

5.1.3. Jumlah Tanggungan Keluarga

Tanggungan keluarga adalah semua orang yang tinggal dalam suatu rumah

dengan biaya dan kebutuhan hidup lainya ditanggung oleh kepala keluarga.

Kepala keluarga adalah orang yang bertanggung jawab atas segala kegiatan dan

kejadian dalam rumah tangga serta berusaha untuk selalu memenuhi kebutuhan

dari semua anggota keluarga yang menjadi tanggungannya. Makin besar

taggungan keluarga petani, maka petani akan lebih cenderung giat berusaha

30
mengembangkan usahataninya demi kebutuhan hidup keluarganya karena

kebutuhan keluarga selalu meningkat.

Jumlah tanggungan keluarga responden di daerah penelitian berkisar antara

1-4 orang. Untuk lebih jelasnya rata-rata jumlah tanggungan keluarga dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 6. Klasifikasi petani responden Berdasarkan jumlah tanggungan keluarga,

2019.

Tanggungan Keluarga Jumlah Persentase


No
(Orang) (Orang) (%)
1 0 1 3
2 1–2 22 69
3 3–4 9 28
Total 32 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019

Tabel 6 menunjukkan bahwa jumlah responden yang terbanyak adalah

jumlah tanggungan keluarga antara 1-2 sebanyak 22 orang ini berarti jumlah

tenaga kerja yang tersedia banyak namun dilain pihak merupakan beban keluarga.

Jumlah tanggungan keluarga 3-4 orang sebanyak 9 orang, dan 0 orang sebanyak 1

orang ini berarti jumlah tenaga kerja dalam keluarga kurang begitupun dengan

beban keluarga juga kurang.

5.1.4. Pengalaman Berusahatani

Selain faktor pendidikan, pengalaman berusahatani juga mempengaruhi

keberhasilan dalam pengelolaan berusahatani. Petani yang sudah lama

berusahatani tentu mempenyai pengalaman yang lebih banyak dibanding petani

yang belum lama berusahatani. Biasanya petani yang memiliki pengalaman

berusahatani lebih lama mempunyai kebiasaan dan keterampilan dalam

31
mengelolah usahataninya. Pengalaman berhubungan dengan tingkat pendidikan,

karena walaupun petani sudah berpengalaman dalam usahataninya tapi tidak

ditunjang dengan tingkat pendidikan yang memadai tetap akan mempengaruhi

kemajuan dan perkembangan usahataninya. Dimana pengalaman berusahataninya

yang dimaksud disini yaitu apabilah petani sudah lepas dari tanggungan keluarga

dan petani tersebut mulai melakukan kegiatan berusahatani sendiri. Pengalaman

berusahatani responden didaerah penelitian berkisar antara 1-30 tahun yang

nampak jelas pengalaman berusahatani responden dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Klasifikasi Petani Responden Berdasarkan Pengalaman berusahatani

2019.

Pengalaman Usahatani Jumlah Persentase


No.
(Tahun) (orang) (%)
1 1 – 10 18 56
2 11 – 20 13 41
3 21 – 30 1 3
Total 32 100
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2019.

Tabel 7 menunjukkan bahwa petani yang mempunyai pengalaman

berusahatani cabe rawit 1 - 10 tahun sebanyak 18 orang sedangkan petani dengan

pengalaman 11 – 20 tahun sebanyak 13 orang dan pengalaman 21 – 30 tahun

sebanyak 1 orang. Hal ini tentu berpengaruh dalam pengolahan usahatani masing-

masing responden khususnya dalam pencapaian hasil produksi yang lebih baik.

Dari data tersebut menunjukkan bahwa pengalaman merupakan suatu potensi

dalam pengembangan cabe rawit di Desa Karelayu dengan asumsi bahwa

pengalaman dapat menembah kemampuan dalam mempertimbangkan segala

resiko dalam berusahatani.

32
5.1.5. Luas Lahan

Luas lahan merupakan kepemilikan lahan oleh petani yang digunakan untuk

usahatani cabe rawit yang dinyatakan dalam hektar (Ha). Luas lahan juga

berpengaruh terhadap tingkat produksi yang dihasilkan. Petani yang memiliki

lahan usahatani yang luas akan menghasilkan yang besar dibandingkan petani

yang memeiliki lahan yang sempit. Luas lahan usahatani banyak mempengaruhi

kemampuan produktivitas seorang petani. Luasnya areal usahati akan membuka

kesempatan bagi seorang petani untuk berproduksi lebih banyak, karena tidak

menutup kemungkinan petani dapat menutup kegagalan usahatani lainya bila

terjadi sesuatu yang tidak di inginkan.

Untuk lebih jelasnya luas lahan yang dikelola petani responden dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 8. Klasifikasi Petani Responden Berdasarkan Luas Lahan 2019.

Luas Lahan Jumlah Persentase


No.
(Ha) (orang) (%)
1. 0,10 - 0,50 6 19
2. 0,60 – 1,00 25 78
3. 1,10 - 1,50 1 3
Total 32 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019

Tabel 8 dapat dijelaskan bahwa lahan yang terbanyak adalah luas lahan

0,60-1,00 (Ha) yaitu sebanyak 25 orang, dimana luas lahan terbanyak kedua

adalah luas lahan 0,10-0,50 (Ha) yaitu sebanyak 6 orang dan lahan yang tersedikit

adalah luas lahan 1,10-1,50 (Ha) dimana sebanyak 1 orang. Status kepemilikan

lahan petani yaitu rata-rata milik sendiri. Meskipun petani memiliki lahan yang

luas namun belum tentu akan mendapatkan hasil yang lebih besar karena luas

33
lahan tidak menjamin bahwa produksinya akan jauh lebih besar dibanding lahan

yang lebih sempit.

5.1.6. Pendapatan dan Kelayakan Usahatani Cabe Rawit

Pendapatan diartikan sebagai selisih antara besarnya penerimaan dan biaya

yang dikeluarkan selain itu pendapatan dapat digambarkan sebagai balas jasa dan

kerja sama faktro-faktor produksi yang disediakan oleh petani sebagai pengerak,

pengelolah, pekerja dan sebagai pemilik modal. Menurut Mubyarto (1991).

Pendapatan merupakan hasil pengurangan antara hasil penjualan dengan semua

biaya yang dikeluarkan mulai dari masa tanam sampai produk tersebut sampai di

tangan konsumen terakhir. Pendapatan merupakan hasil pengurangan antara hasil

penjualan dengan semua biaya yang dikeluarkan mulai dari masa tanam sampai

produk tersebut berada di tangan konsumen terakhir.

Tabel 9. Analisis Pendapatan Rata-rata Usahatani Cabe Rawit (Rp/ha) di Desa


Karelayu Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto, 2019.

No Uraian Satuan Nilai (Rp)


1. Produksi Kg 1.204,14
2. Penerimaan Rp 6.038.384,15
3. Biaya
a). Tetap
- Penyusutan Alat Rp 53.234,375
b). Biaya Variabel
- Tenaga Kerja HKO 521.399,45
- Bibit Kg 9.850,54
- Pupuk Kg 972.248,64
- Obat-obatan Ml 811.867,66
Total Biaya Rp 1.899.340,66
Pendapatan Rp 4.139.042,485
R/C 3,17
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2019.

34
Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa penerimaan dari jumlah produksi

1.204,14 Kg dengan harga jual sebesar Rp 5.000/Kg, total biaya sebesar Rp

899.340,665. Jadi jumlah total penerimaan dikurangi total biaya.

Pendapatan yaitu jumlah yang diterima dari selisih antara total penerimaan

dengan total biaya dimana total penerimaan dikurangi dengan total biaya sehingga

menghasilkan pendapatan. Sehingga dapat diketahui bahwa pendapatan

keseluruhan petani di Desa Karelayu Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto

untuk sekali produksi sebesar Rp 4.139.042,485 permusim.

Biaya variabel merupakan biaya yang tidak tetap yang meliputi bibit, pupuk,

tenaga kerja dan obat-obatan. Bibit cabe rawit diperoleh dai petani lain, jenis bibit

cakra biasa. Pupuk yang digunakan yaitu Urea, Za, Phonka dan Kcl. Jenis obat-

obat yang digunakan yaitu Supremo, Gramaxone, Caralis, Buom up dan

Basmilang. Tenaga keja meliputi penanaman cabe rawit dan panen cabe rawit dari

upah Rp 50.000/hari.

Biaya tetap yaitu biaya yang tidak tergantung pada besar kecilnya produksi

yang dihasilkan dimana biaya tetap meliputi biaya penyusutan alat, meliputi

cangkul, sabit, sprayer dari umur penggunaan rata-rata 1 - 5 tahun, sabit umur

penggunaan rata-rata 1 - 2 dan cangkul umur penggunaan rata-rata 1 - 6 tahun.

Adapun R/C ratio diperoleh Rp 3,17 artinya usahatani cabe rawit layak

diusahakan. R/C ratio menunjukkan bahwa pengeluaran sebesar Rp 1 maka akan

memberikan penerimaan sebesar Rp 3,17.

35
VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan bahwa :

1. Penerimaan Rp 6.038.383,15/Ha, total biaya Rp 1.899.340,665/Ha sehingga

diperoleh pendapatan sebesar Rp 4.139.042,485/Ha di Desa Karelayu

Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto.

2. Kelayakan dari hasil perhitungan R/C ratio diperoleh Rp 3,17 artinya

usahatani cabe rawit layak diusahakan.

6.2 Saran

Adapun saran Penulis berikan berdasarkan hasil penelitian di Desa Karelayu

Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto adalah s ebagai berikut :

1. Untuk lebih meningkatkan pendapatan petani cabe rawit di Desa Karelayu

Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto maka petani harus menyediakan

lahan yang lebih luas.

2. Petani cabe rawit di Desa Karelayu Kecamatan Tamalatea Kabupaten

Jeneponto diharapkan dapat menciptakan benih/bibit yang ungul sendiri

tampa harus di beli dari petani lain.


3. Petugas penyuluh pertanian perlu memberikan pelatihan cara membuat benih

unggul sendiri kepada petani cabe rawit di Desa Karelayu Kecamatan

Tamalatea Kabupaten Jeneponto agar biaya dapat dikendalikan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2015. Badan Penelitianndan Pengembangan Penelitian.


http://www.pustaka-deptan.go,id. Diakses Tanggal 22 Maret 2015

Antara et al, 1994. Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Bawah Berkhasiat Obat Di


Dataran Tinggi Dieng. Jurnal Penelitian Hutan dan Konserfasi

Cahyono, 2003. Cabe Rawit Teknik Budi Daya dan Analisis Usaha Tani.
Yogyakarta: Kanisius.

Dalimartha, 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 3, Puspa Swara, Jakarta

Dermawan dan Harpenas, 2010., Budidaya Cabe Unggul ( Cabe Besar, Cabe
Keriting, Cabe Rawit, dan Paprika) Penebar Swadaya, Jakarta., 108 hlm.

Dewanti dkk, 2010. Aneka Produk Olahan Tomat dan Cabe. Jurusan Teknologi
Hasil Penelitian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya
Malang.

Fahmi, 2014. Manajemen Produksi dan Operasi.Alfabeta: Bandung.

Hansen dan Mowen,2006. Akuntansi Manajemen, Jakarta, Penerbit Salamba

Empat.

Hernanto, 2000. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya: Jakarta.

Hernanto F. 1996. Ilmu Usaha Tani. Jakarta : Penerbit Swadaya

Joesron dan Fathorozi 2003. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Penerbit Salamba

Empat.

Moehar, 2001.Metode Penelitian Ekonomi. Jakarta: Bumi Aksara

37
Mutiara, 2014. Analisi Pertubuhan Ekonimi Pertanian. Yogyakarta: Fakultas
Teknilogi Pertanian Universitas Gajah Mada.

Raharjaputra, H.S,. 2009. Manajemen Keuangan Dan Akutansi. Jakarta. Salamba

Empat.

Setiadi 2006. Cabai Rawit, Jenis dan Budidaya. Jakarta: Penebar Swadaya.

Soekartawi, 2006. Analisis Pendapan dan Biaya Produksi Usaha Tani Padi.
Penerbit Swadaya Jakarta.

Sugiarto.,2007. Ekonomi Mikro. Gramedia Pustaka: Jakarta

Sugiyono.,2013. Metodelogi Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D.


Bandung:ALFABETA.

Sukirno,. 2000. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Supriyono, R. 2011. Akuntansi Biaya, Perencanaan dan Pengendalilan Biaya,


Serta Pengambilan Keputusan, Yogyakarta, BPFE

Trubus, 2011. Analisis Daya Saing Usaha Tani Cabe Rawit di Kabupaten
Lampung. Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung

38
KUISIONER PENELITIAN

I. Identitas Responden

1. Nama :
2. Tingkat Pendidikan :
3. Pengalaman Usahatani : (Tahun)
4. Luas Lahan : (Ha)
5. Jumlah Tanggungan : Orang
6. Umur : (Tahun)

II. Pertanyaan :

1. Jenis lahan

Kepemilikan Lahan
No Bentuk Lahan Jumlah
Milik Sewa (Ha)

1 Bedengan

Jumlah

2. Jenis alat yang digunakan

39
Nilai Nilai Lama
No Jenis alat Jumlah Lama Sekarang Pemakaian
(unit) (Rp) (Rp) (tahun)

1 Cangkul

2 Sabit

3 Sprayer

Jumlah

III. Pengunaan Sarana Produksi

1. Pengunaan Bibit

Bibit Harga Nilai


No Jenis tanaman tanaman tanaman (Rp)
(Kg) (Rp)

1 Cabe rawit

Jumlah

2. Pengunaan Obat-obatan

Obat-obatan Harga (Rp) / Nilai


No Jenis obat-obatan (botol) Botol (Rp)

Jumlah

40
3. Penggunaan Pupuk

Pupuk Harga Jumlah


No Jenis pupuk (kg) (Rp/kg) (Rp)

Jumlah

4. Tenagaa Kerja

Jumlah
No Jenis kegiatan Jumlah HKO Upah upah
(orang) kerja (Rp) (Rp)
/ hari

Jumlah

5. Penerimaan Usahatani

Produksi Harga/satua Nilai


No Jenis Tanaman Luas lahan (kg) n (Rp/kg) (Rp)

41
1 Cabe rawit

Jumlah

42
PETA DESA KARELAYU

42
Lampiran 1. Identitas Responden Pada Usahatani Tanaman Cabe Rawit di Desa Karelayu
Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto

Pengalaman Luas
Nama Umur Tanggungan
No Pendidikan Berusahatani Lahan
Responden (tahun) Keluarga
(Tahun) (Ha)
1 Kamiruddin 31 SMA 11 1 2
2 Sabar 34 SMP 13 1,5 3
3 Asri 30 SMA 5 1 2
4 Baso Sikki 50 SMP 20 0,5 1
5 Suking 40 SMA 15 1 3
6 Kamaruddin 22 SMA 2 0,5 1
7 Malik 32 SMA 10 1 3
8 Abdul Aziz 26 SMP 5 0,5 2
9 Rusli 45 SD 20 1 2
10 Talla’ 45 SD 20 1 2
11 Ancu 50 SD 30 1 1
12 Bakri 35 SMA 9 1 2
13 Mansur 33 SMA 13 1 3
14 Sair 27 SMP 7 1 2
15 Suardi 27 SMA 7 1 2
16 Yusuf 30 SMA 10 1 2
17 Bahrisal 40 SMA 15 1 3
18 Sirajuddin 30 SMA 10 1 2
19 Zulhijjah 23 SMA 3 0,5 -
20 Destaba 42 SMP 9 1 4
21 Genra 45 SD 20 1 2
22 Adi 31 SMA 5 1 2
23 Syamsuddin 40 SMP 10 1 3
24 Baharuddin 40 SMP 15 1 2
25 Kadir 35 SMP 15 1 2
26 Arifuddin 35 SMA 15 1 2
27 Asrun 35 SMP 10 0,5 2
28 Anci 32 SMA 10 1 2
29 Yusuf.M 30 SMA 5 1 2
30 Bohari 30 SMP 10 0,5 2
31 Rahman 42 SMA 15 1 3
32 Solo’ 28 SMP 8 1 3
Jumlah 29,5
Rata/Orang 0,92

43
Lampiran 2. Benih Cabe Rawit

Jumlah bibit Harga bibit Nilai bibit


No. Nama Responden
(Kg) (Rp/Kg) (Rp)
1 Kamiruddin 2 5.000 10.000
2 Sabar 3 5.000 15.000
3 Asri 2 5.000 10.000
4 Baso Sikki 1 5.000 5.000
5 Suking 1 5.000 5.000
6 Kamaruddin 2 5.000 10.000
7 Malik 1 5.000 5.000
8 Abdul Aziz 1 5.000 5.000
9 Rusli 2 5.000 10.000
10 Talla’ 2 5.000 10.000
11 Ancu 2 5.000 10.000
12 Bakri 1 5.000 5.000
13 Mansur 3 5.000 15.000
14 Syair 2 5.000 10.000
15 Suardi 2 5.000 10.000
16 Yusuf 2 5.000 10.000
17 Bahrisal 2 5.000 10.000
18 Sirajuddin 2 5.000 10.000
19 Zulhijjah 1 5.000 5.000
20 Destaba 2 5.000 10.000
21 Genra 2 5.000 10.000
22 Adi 2 5.000 10.000
23 Syamsuddin 2 5.000 10.000
24 Baharuddin 1 5.000 5.000
25 Kadir 2 5.000 10.000
26 Arifuddin 2 5.000 10.000
27 Asrun 1 5.000 5.000
28 Anci 2 5.000 10.000
29 Yusuf. M 2 5.000 10.000
30 Bohari 1 5.000 5.000
31 Rahman 2 5.000 10.000
32 Solo’ 3 5.000 15.000
Jumlah 58 160.000 290.000
Rata-rata 1,81 5.000 9.062,5
Perhektar 3,97 5.000 9.850,54

44
Lampiran 3. Penyusutan Alat Cangkul

Cangkul
Lama Nilai
Nama Harga Baru Harga Lama
No. Pemakaian Jumlah (Npa)(Rp)
Responden (Rp) (Rp)
(Tahun)
1 Kamiruddin 30.000 35.000 2 1 2.500
2 Sabar 30.000 35.000 2 2 5.000
3 Asri 30.000 35.000 1 2 10.000
4 Baso sikki 20.000 30.000 2 1 5.000
5 Suking 25.000 30.000 2 1 2.500
6 Kamaruddin 20.000 30.000 2 1 5.000
7 Malik 15.000 30.000 5 2 6.000
8 Abdul asis 30.000 40.000 2 1 5.000
9 Rusli 30.000 35.000 1 1 5.000
10 Talla’ 30.000 35.000 1 1 5.000
11 Ancu’ 30.000 35.000 1 1 5.000
12 Bakri 20.000 30.000 2 1 5.000
13 Mansyur 20.000 30.000 2 1 5.000
14 Syair 30.000 35.000 2 1 2.500
15 Suardi 25.000 30.000 2 1 2.500
16 Yusuf 50.000 70.000 2 1 10.000
17 Bahrisal 20.000 30.000 2 1 5.000
18 Sirajuddin 20.000 30.000 2 1 5.000
19 Sulhijjah 50.000 70.000 2 1 10.000
20 Destaba 25.000 30.000 1 1 5.000
21 Genra 30.000 40.000 2 1 5.000
22 Adi 50.000 60.000 1 1 10.000
23 Syamsuddin 20.000 30.000 2 2 10.000
24 Baharuddin 30.000 35.000 1 1 5.000
25 Kadiri 30.000 40.000 2 1 10.000
26 Arifudin 30.000 40.000 2 1 5.000
27 Asrun 20.000 30.000 4 1 2.500
28 Anci 30.000 35.000 1 1 5.000
29 Yusuf.M 30.000 35.000 1 1 5.000
30 Bohari 20.000 30.000 2 1 5.000
31 Rahman 20.000 50.000 6 1 5.000
32 Solo’ 20.000 30.000 2 1 5.000
Jumlah 880.000 1.180.000 65 36 178.500
Rata-rata 27.000 36.875 2,03 1,125 5.578,125

45
Lampiran 4. Penyusutan Alat Sabit

Sabit
Nama Lama
No. Harga Baru Harga Lama Nilai
Responden Pemakaian Jumlah
(Rp) (Rp) (Npa)(Rp)
(Tahun)
1 Kamiruddin 15.000 25.000 2 1 5.000
2 Sabar 15.000 20.000 2 2 5.000
3 Asri 20.000 25.000 1 2 10.000
4 Baso sikki 5.000 15.000 2 1 5.000
5 Suking 15.000 20.000 1 1 5.000
6 Kamaruddin 15.000 20.000 1 1 5.000
7 Malik 10.000 20.000 2 2 10.000
8 Abdul asis 15.000 20.000 1 1 5.000
9 Rusli 15.000 20.000 1 1 5.000
10 Talla’ 20.000 25.000 1 1 5.000
11 Ancu’ 20.000 25.000 1 1 5.000
12 Bakri 15.000 20.000 1 1 5.000
13 Mansyur 20.000 25.000 1 1 5.000
14 Syair 20.000 25.000 1 1 5.000
15 Suardi 15.000 25.000 2 1 5.000
16 Yusuf 20.000 30.000 2 1 5.000
17 Bahrisal 15.000 25.000 2 1 5.000
18 Sirajuddin 15.000 20.000 1 1 10.000
19 Sulhijjah 10.000 15.000 1 1 5.000
20 Destaba 10.000 15.000 1 1 5.000
21 Genra 15.000 20.000 2 1 2.500
22 Adi 10.000 30.000 2 1 5.000
23 Syamsuddin 15.000 20.000 2 1 2.500
24 Baharuddin 20.000 25.000 1 1 5.000
25 Kadiri 20.000 30.000 2 1 5.000
26 Arifuddin 15.000 20.000 1 1 5.000
27 Asrun 10.000 20.000 2 1 5.000
28 Anci 20.000 25.000 1 1 5.000
29 Yusuf.M 20.000 25.000 1 1 5.000
30 Bohari 10.000 20.000 2 1 5.000
31 Rahman 10.000 20.000 2 2 10.000
32 Solo’ 10.000 25.000 2 1 5.000
Jumlah 480.000 715.000 47 36 175.000
Rata-rata 15.000 22.343,75 1,468 1,720 5.468,75

46
Lampiran 5. Penyusutan Alat Sprayer

Sprayer
Nilai
Harga Harga Lama
No. Nama Responden Jumlah (Npa)(Rp)
Baru (Rp) Lama (Rp) Pemakaian
1 Kamiruddin 600.000 650.000 2 1 25.000
2 Sabar 600.000 650.000 2 1 25.000
3 Asri 600.000 650.0 00 2 1 25.000
4 Baso sikki 600.000 650.000 2 1 25.000
5 Suking 600.000 650.000 2 1 25.000
6 Kamaruddin 600.000 650.000 2 1 25.000
7 Malik 500.000 650.000 4 2 75.000
8 Abdul asis 600.000 650.000 2 1 25.000
9 Rusli 600.000 650.000 1 1 50.000
10 Talla’ 600.000 650.000 1 1 50.000
11 Ancu 600.000 650.000 1 1 50.000
12 Bakri 600.000 650.000 2 1 25.000
13 Mansyur 600.000 650.000 1 1 50.000
14 Syair 600.000 650.000 2 1 25.000
15 Suardi 600.000 650.000 2 1 25.000
16 Yusuf 600.000 650.000 1 1 50.000
17 Bahrisal 600.000 650.000 2 1 25.000
18 Sirajuddin 600.000 650.000 1 1 50.000
19 Sulhijjah 600.000 650.000 1 1 50.000
20 Destaba 1.000.000 1.500.000 5 1 100.000
21 Genra 600.000 650.0000 2 1 25.000
22 Adi 1.000.000 1.500.000 5 1 100.000
23 Syamsuddin 600.000 650.000 2 1 25.000
24 Baharuddin 600.000 650.000 2 1 25.000
25 Kadiri 600.000 650.000 1 1 50.000
26 Arifuddin 600.000 650.000 2 1 25.000
27 Asrun 1.000.000 1.500.000 5 1 100.000
28 Anci 600.000 650.000 1 1 50.000
29 Yusuf.M 600.000 650.000 2 1 25.000
30 Bohari 600.000 650.000 1 1 50.000
31 Rahman 600.000 650.000 1 1 50.000
32 Solo’ 600.000 650.000 2 1 25.000
Jumlah 20.300.000 23.350.000 54 33 1.350.000
Rata-rata 634.375 729.687,5 1,687 1,031 42.187,5

47
Lampiran 6. Jenis Obat-0batan yang digunakan

Nama Jumlah Harga


No Obat-obatan Nilai (Rp)
Responden (botol) (Rp/botol)
1 Kamiruddin Supremo 5 70.000 630.000
Gramaxone 4 70.000
2 Sabar Gramaxone 5 70.000 700.000
Supremo 5 70.000
3 Asri Gramaxone 1 70.000 340.000
Caralis 2 100.000
4 Baso Sikki Gramaxone 3 70.000 210.000
5 Suking Gramaxone 4 70.000 400.000
Basmilang 4 30.000
6 Kamaruddin Gramaxone 2 70.000 200.000
Basmilang 2 30.000
7 Malik Gramaxone 4 70.000 400.000
Basmilang 4 30.000
8 Abdul Asis Caralis 3 100.000 130.000
Basmilang 1 30.000
9 Rusli Gramaxone 2 70.000 200.000
Basmilang 2 30.000
10 Talla’ Caralis 1 150.000 360.000
Gramaxone 3 70.000
11 Ancu’ Buom Up 4 60.000 520.000
Gramaxone 4 70.000
12 Bakri Caralis 3 100.000 300.000
13 Mansyur Supremo 5 70.000 560.000
Gramaxone 3 70.000
14 Syair Supremo 5 70.000 650.000
Caralis 3 100.000
15 Suardi Supremo 5 70.000 500.000
Basmilang 5 30.000
16 Yusuf Rambo 2 75.000 570.000
Gramaxone 6 70.000
17 Bahrisal Buom Up 5 60.000 390.000
Basmilang 3 30.000
18 Sirajuddin Gramaxone 5 70.000 470.000
Basmilang 4 30.000
19 Sulhijjah Gramaxone 5 70.000 425.000
Rambo 1 75.000
20 Destaba Gramaxone 5 55.000 575.000
Buom Up 5 60.000
21 Genra Buom Up 5 55.000 575.000
Gramaxone 5 60.000
22 Adi Gramaxone 4 55.000 580.000
Buom Up 6 60.000
23 Syamsuddin Gramaxone 2 70.000 340.000
Caralis 2 100.000
24 Baharuddin Gramaxone 3 70.000 300.000

48
Basmilang 3 30.000
25 Kadiri Demma 5 70.000 700.000
Gramaxone 5 70.000
26 Arifuddin Basmilang 2 30.000 260.000
Caralis 2 100.000
27 Asrun Gramaxone 4 70.000 280.000
28 Anci Gramaxone 4 70.000 400.000
Basmilang 4 30.000
29 Yusuf. M Gramaxone 8 70.000 560.000
30 Bohari Buom Up 3 60.000 390.000
Gramaxone 3 70.000
31 Rahman Gramaxone 4 70.000 400.000
Basmilang 4 30.000
32 Solo’ Basmilang 5 30.000 500.000
Supremo 5 70.000
Jumlah 215 870.000 13.815.000
Rata-rata 6,718 27.187,5 746.918,25
Rata- rata / Hektar 7,30 27.185,5 811.867,66

49
Lampiran 7. Jenis Pupuk yang digunakan

Nama Jenis Pupuk Harga


No Nilai (Rp)
Responden Pupuk (Karung) (Rp)
1 Kamiruddin Za 2 90.000 905.000
Phoska 4 110.000
Urea 3 95.000
2 Sabar Phoska 5 110.000 1.110.000
Urea 4 95.000
Za 2 90.000
3 Asri Urea 4 100.000 810.000
Za 2 95.000
KCL 2 110.000
4 Baso Sikki Urea 4 95.000 540.000
Za 2 80.000
5 Suking Phoska 2 110.000 875.000
Urea 5 95.000
Za 2 90.000
6 Kamaruddin Urea 4 100.000 590.000
Za 2 95.0000
7 Malik Urea 8 100.000 1.180.000
Za 4 95.000
8 Abdul Azis Phonska 3 110.000 795.000
Za 2 90.000
Urea 3 95.000
9 Rusli Za 2 90.000 795.000
Urea 3 95.000
Phonska 3 110.000
10 Talla’ Za 2 90.000 995.000
Phonska 4 110.000
Urea 4 95.000
11 Ancu’ Phonska 3 40.000 885.000
Za 2 90.000
Urea 4 95.000
12 Bakri Urea 8 100.000 1.180.000
Za 4 95.000
13 Mansyur Urea 3 95.000 795.000
Phonska 3 110.000
Za 2 90.000
14 Syair Urea 4 95.000 1.000.000
Za 2 90.000
Phonska 4 110.000
15 Suardi Urea 3 95.000 795.000
Za 2 90.000
Phonska 3 110.000
16 Yusuf Urea 4 95.000 980.000
Za 2 80.000
Phonska 4 110.000

50
17 Bahrisal Phonska 3 110.000 983.000
Urea 5 95.000
Za 2 90.000
18 Sirajuddin Phonska 4 110.000 905.000
Urea 3 95.000
Za 2 90.000
19 Sulhijjah Phonska 2 115.000 500.000
Urea 2 95.000
Za 1 80.000
20 Destaba Urea 3 95.000 790.000
Phonska 3 115.000
Za 2 80.000
21 Genra Urea 3 95.000 790.000
Phonska 3 115.000
Za 2 80.000
22 Adi Phonska 3 115.000 790.000
Urea 3 95.000
Za 2 80.000
23 Syamsuddin Urea 8 100.000 1.180.000
Za 4 95.000
24 Baharuddin KCL 3 120.000 1.110.000
Urea 6 95.000
Za 2 90.000
25 Kadiri KCL 4 120.000 1.110.000
Phonska 4 110.000
Urea 2 95.000
26 Arifuddin KCL 2 120.000 1.150.000
Phonska 4 110.000
Urea 4 95.000
Za 1 90.000
27 Asrun KCL 1 120.000 640.000
Phonska 3 110.000
Urea 2 95.000
28 Anci Phonska 4 110.000 1.000.000
Urea 4 95.000
Za 2 90.000
29 Yusf. M KCL 2 120.000 965.000
Phonska 4 110.000
Urea 3 95.000
30 Bohari Urea 3 95.000 700.000
Phonska 3 110.000
Za 1 85.000
31 Rahman Phonska 3 110.000 985.000
Urea 5 95.000
Za 2 90.000
32 Solo’ Phonska 3 110.000 795.000
Urea 3 95.000
Za 2 90.000

51
Jumlah 286 9.045.000 28.623.000
Rata-rata 8,93 282.656,25 894.468,75
Rata-rata/Hektar 9,70 282.656,25 972.248,64

52
Lampiran 8. Tenga Kerja Penanaman

Hari Kerja
Jumlah Upah Nilai upah
No. Nama Responden Orang
0rang (Rp/hari) (Rp)
(HKO)
1 Kamiruddin 1 4 50.000 200.000
2 Sabar 1 5 50.000 250.000
3 Asri 1 6 50.000 500.000
4 Baso Sikki 1 3 50.000 150.000
5 Suking 2 3 50.000 300.000
6 Kamaruddin 1 3 50.000 150.000
7 Malik 1 6 50.000 300.000
8 Abdul Asis 1 3 50.000 150.000
9 Rusli 1 6 50.000 300.000
10 Talla’ 2 3 50.000 300.000
11 Ancu’ 2 3 50.000 300.000
12 Bakri 2 3 50.000 300.000
13 Mansyur 2 2 50.000 200.000
14 Syair 2 2 50.000 200.000
15 Suardi 2 3 50.000 300.000
16 Yusuf 2 3 50.000 300.000
17 Bahrisal 2 3 50.000 300.000
18 Sirajuddin 2 2 50.000 200.000
19 Sulhijja 1 3 50.000 150.000
20 Destaba 2 3 50.000 300.000
21 Gendra 1 6 50.000 300.000
22 Adi 2 3 50.000 300.000
23 Syamsuddin 2 3 50.000 300.000
24 Baharuddin 2 3 50.000 300.000
25 Kadiri’ 1 6 50.000 300.000
26 Arifuddin 1 6 50.000 300.000
27 Asrun 1 3 50.000 150.000
28 Anci 2 3 50.000 300.000
29 Yusuf M 2 3 50.000 300.000
30 Bohari 2 3 50.000 300.000
31 Rahman 2 3 50.000 300.000
32 Solo’ 1 4 50.000 200.000
Jumlah 50 115 1.600.000 8.500.000
Rata-rata 1,56 3,59 50.000 265.625
Perhektar 1,69 3,9 50.000 288.722,82

53
Lampiran 9. Tenaga Kerja Panen

Hari kerja
Jumlah Upah Nilai upah
No. Nama Responden orang
orang (Rp/hari) (Rp)
(HKO)
1 Kamiruddin 1 4 50.000 200.000
2 Sabar 1 4 50.000 200.000
3 Asri 2 3 50.000 300.000
4 Baso Sikki 1 3 50.000 150.000
5 Suking 1 6 50.000 300.000
6 Kamaruddin 1 3 50.000 150.000
7 Malik 1 6 50.000 300.000
8 Abdul Asis 1 3 50.000 150.000
9 Rusli 1 6 50.000 300.000
10 Talla’ 2 3 50.000 300.000
11 Ancu’ 1 6 50.000 300.000
12 Bakri 2 3 50.000 300.000
13 Mansyur 1 5 50.000 240.000
14 Syair 1 4 50.000 200.000
15 Suardi 1 5 50.000 250.000
16 Yusuf 1 6 50.000 300.000
17 Bahrisal 1 5 50.000 250.000
18 Sirajuddin 1 5 50.000 250.000
19 Sulhijjah 1 3 50.000 150.000
20 Destaba 2 3 50.000 300.000
21 Genra 2 3 50.000 300.000
22 Adi 1 6 50.000 300.000
23 Syamsuddin 2 3 50.000 300.000
24 Baharuddin 2 3 50.000 300.000
25 Kadiri 1 6 50.000 300.000
26 Arifuddin 1 6 50.000 300.000
27 Asrun 1 3 50.000 150.000
28 Anci 1 6 50.000 300.000
29 Yusuf M 1 6 50.000 300.000
30 Bohari 1 3 50.000 150.000
31 Rahman 1 6 50.000 300.000
32 Solo’ 1 5 50.000 250.000
Jumlah 39 142 1.600.000 6.850.000
Rata-rata 1,22 4,44 50.000 214.062,5
Perhektar 1,32 4,82 50.000 232.676,63

54
Lampiran 10. Biaya Penerimaan Produksi Permusim Petani Pada Usahatani Cabe Rawit di
Desa Karelayu Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto

Nama Jumlah Harga Nilai


No. Responden Produksi (Rp/Kg) (Rp)
(Kg)
1 Kamiruddin 1.400 5.000 7.000.000
2 Sabar 1.700 5.000 8.500.000
3 Asri 1.200 5.000 6.000.000
4 Baso Sikki 500 5.000 2.500.000
5 Suking 1.200 5.000 6.000.000
6 Kamaruddin 500 5.000 2.500.000
7 Malik 950 5.000 4.750.000
8 Abdul Asis 500 5.000 2.500.000
9 Rusli 1.000 5.000 5.000.000
10 Talla’ 1.100 5.000 5.500.000
11 Ancu’ 1.000 5.000 5.000.000
12 Bakri 1.000 5.000 5.000.000
13 Mansyur 1.300 5.000 6.500.000
14 Syair 1.350 5.000 6.750.000
15 Suardi 1.300 5.000 6.500.000
16 Yusuf 1.200 5.000 6.000.000
17 Bahrisal 1.300 5.000 6.500.000
18 Sirajuddin 1.250 5.000 6.250.000
19 Sulhijjah 550 5.000 2.750.000
20 Destaba 1.100 5.000 5.500.000
21 Genra 1.100 5.000 5.500.000
22 Adi 1.200 5.000 6.000.000
23 Syamsuddin 950 5.000 4.750.000
24 Baharuddin 1.300 5.000 6.500.000
25 Kadiri 1.500 5.000 7.500.000
26 Arifuddin 1.700 5.000 8.500.000
27 Asrun 700 5.000 3.500.000
28 Anci 1.300 5.000 6.500.000
29 Yusuf. M 1.300 5.000 6.500.000
30 Bohari 600 5.000 3.000.000
31 Rahman 1.250 5.000 6.250.000
32 Solo’ 1.250 5.000 6.250.000
Jumlah 35.450 160.000 177.250.000
Rata-rata 1.107,81 5.000 5.539.062,5
Perhektar 1.204,14 5.000 6.020.720,10

55
Lampiran 11. Biaya Pendapatan Tanaman Cabe Rawit di Desa Karelayu Kecamatan
Tamalatea Kabupaten Jeneponto

Penerimaan Biaya Total


No. Nama Responden Pendapatan
(Rp) (Rp)
1 Kamaruddin 7.000.000 1.945.000 5.055.000
2 Sabar 8.500.000 2.275.000 6.225.000
3 Asri 6.000.000 1.690.000 4.310.000
4 Baso Sikki 2.500.000 1.055.000 1.445.000
5 Suking 6.000.000 1.885.000 4.115.000
6 Kamaruddin 2.500.000 1.095.000 1.405.000
7 Malik 4.750.000 2.190.000 2.560.000
8 Abdul Asis 2.500.000 1.700.000 800.000
9 Rusli 5.000.000 1.605.000 3.395.000
10 Talla’ 5.500.000 1.965.000 3.535.000
11 Ancu’ 5.000.000 2.015.000 2.985.000
12 Bakri 5.000.000 2.085.000 2.915.000
13 Mansyur 6.500.000 1.820.000 4.680.000
14 Syair 6.750.000 2.060.000 4.690.000
15 Suardi 6.500.000 1.855.000 4.645.000
16 Yusuf 6.000.000 2.160.000 3.840.000
17 Bahrisal 6.500.000 1.935.000 4.565.000
18 Sirajuddin 6.250.000 1.835.000 4.415.000
19 Sulhijjah 2.750.000 1.230.000 1.520.000
20 Destaba 5.500.000 1.970.000 3.530.000
21 Genra 5.500.000 1.975.000 3.525.000
22 Adi 6.000.000 1.780.000 4.220.000
23 Syamsuddin 4.750.000 2.130.000 2.620.000
24 Baharuddin 6.500.000 2.015.000 4.485.000
25 Kadiri 7.500.000 2.420.000 5.080.000
26 Arifuddin 8.500.000 2.020.000 6.480.000
27 Asrun 3.500.000 1.225.000 2.275.000
28 Anci 6.500.000 2.010.000 4.490.000
29 Yusuf M 6.500.000 2.135.000 4.365.000
30 Bohari 3.000.000 1.565.000 4.935.000
31 Rahman 6.250.000 1.995.000 4.255.000
32 Solo’ 6.250.000 1.760.000 4.490.000
Jumlah 177.250.000 59.400.000 121.855.000
Rata-rata 5.539.062,5 1.856.250 3.807.968,75
Rata-rata/Hektar 6.038.383,15 2.017.663,04 4.139.096,46

56
Lampiran 12. Dokumentasi

Gambar 2. Proses wawancara dengan bapak Syamsuddin

Gambar 3. Cabe rawit yang sudah berbuah

57
Gambar 4. Cabe rawit telah dipanen

Gambar 5. Cabe rawit yang telah dipanen

58
RIWAYAT HIDUP

NURJAFAR IRFAN, 2019. Lahir di Pokobulo tanggal 29 April 1994

anak dari Bakri dan Hamrina. Penulis memulai jenjang

pendidikan formal dari SD Inpres 206 Bontokura Kabupaten

Jeneponto tahun 1999 dan tamat pada tahun 2005. Kemudian

penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Bontoramba pada

tahun 2005 dan tamat pada tahun 2008. Dan pada tahun yang sama penulis

melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Tamalatea dan tamat pada tahun 2011. Penulis

terdaftar sebagai mahasiswa jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar pada tahun 2013. Dan pada tahun 2019 penulis akan

berhasil meraih gelar Sarjana Pertanian (S1) di Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Selain itu penulis juga pernah aktif di himpunan mahasiswa jurusan agribisnis

(HMJ) 2014-2015. Tugas akhir dalam pendidikan tinggi di selesaikan dengan

menulis skripsi yang berjudul “Analisis Pendapatan Usahatani Cabe Rawit Di Desa

Karelayu Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto”.

Anda mungkin juga menyukai