SKRIPSI
OLEH :
AGUSTINA TA’DIAMPANG
0304 135 007
1
PENGARUH BIAYA MAKANAN TERHADAP PENDAPATAN
USAHA BETERNAK BABI DI KECAMATAN DUMOGA UTARA
KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW
SKRIPSI
OLEH :
AGUSTINA TA’DIAMPANG
0304 135 007
Oleh :
Agustina Ta’diampang
NIM : 0304 135 007
Menyetujui
Tim Pembimbing
Ir. J. M. M. Rembet, MS
Ketua
Mengesahkan
Dekan Fakultas Peternakan Pimpinan Jurusan
Universitas Sam Ratulangi Manado Sosial Ekonomi Peternakan
Usaha ternak babi di Dumoga Utara sebagian besar masih bersifat sambilan
dengan cara pemeliharaannya yang tradisional karena itu masih menggunakan tenaga
kerja keluarga. Pada saat musim panen ketersediaan makanan berlimpah sebaliknya di
musim kemarau atau di musim tanam ketersediaan bahan makanan berkurang sehingga
mendorong harga bahan makanan ternak babi meningkat. Rumusah masalah : Dalam
penelitian ini adalah bagaimana pengaruh biaya makanan terhadap pendapatan usaha
beternak babi di kecamatan Dumoga Utara. Tujuan penelitian ini adalah (1). untuk
mengetahui biaya makanan ternak babi (2). untuk mengetahui besarnya pendapatan
peternak babi dan (3). untuk mengetahui pengaruh biaya makanan terhadap pendapatan
beternak babi.
Penelitian ini telah dilaksanakan di kecamatan Dumoga Utara kabupaten
Bolaang Mongondow propinsi Sulawesi Utara sejak tanggal 20 Februari sampai
dengan tanggal 20 Maret 2009. Penelitian ini menggunakan metode purposive dengan
penentuan desa sampel responden dilakukan dengan cara “Random Sampling” dimana
dari tiga desa sampel yang ada, masing-masing diambil 10% dari jumlah petani
peternak babi. Jumlah keseluruhan sampel yang diambil sebanyak 32 responden.
Model analisis bentuk tabulasi yang dibantu dengan seperangkap analisis matematik.
Dari hasil penelitian bahwa rata-rata biaya makanan ternak babi selama 1 tahun
sebesar Rp. 113.814.000 atau sebesar 59,68 % biaya kandang sebesar Rp. 20.573.000,
biaya vitamin dan obat-obatan sebesar Rp. 1.197.000, biaya tenaga kerja sebesar Rp.
14.250.000 dan pembelian ternak sebesar Rp. 41.800.000. Berdasarkan hasil penelitian
besarnya pendapatan yang diperoleh petani peternak sebesar Rp. 203.931.000 atau rata-
rata sebesar Rp. 6.372.844 per tahun per responden.
Nilai koefisien arah (intercept) sebesar 3295406,573 artinya apabila tidak ada
biaya makanan (X = 0) maka pendapatan usaha peternak babi sebesar 3295406,573.
Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai korelasi (r) sebesar 0,408 artinya bahwa
keeratan hubungan antara biaya makanan dan pendapatan usaha beternak babi tidak
terlalu kuat. Nilai koefosien determinasi (R2) sebesar 0,166 artinya bahwa variasi naik
turunnya pendapatan beternak babi sangat dipengaruhi oleh biaya makanan (X) sebesar
16,6 % sedangkan sisanya ditentukan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam
model analisis. Nilai koefisien regresi (b1) sebesar 0,865. Hal ini menunjukkan jika
biaya makanan naik sebesar Rp. 1.000 maka pendapatan usaha beternak babi akan naik
sebesar Rp. 865.
Kesimpulan 1) Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan biaya
makanan per tahun rata-rata sebesar Rp. 3.556.688 atau 59,39 %, biaya obat-obatan per
tahun rata-rata sebesar Rp. 37.406 atau 0,62 %, biaya kandang per tahun rata-rata
sebesar Rp. 642.906 atau 10,73 % dan biaya tenaga kerja per tahun rata-rata sebesar
Rp. 445.313 atau 7,44 %. 2) Usaha ternak babi di Kecamatan Dumoga Utara
memberikan pendapatan per tahun rata-rata sebesar Rp. 6.372.844. 3) Hasil analisis
regresi menunjukkan bahwa biaya makanan berpengaruh terhadap pendapatan usaha
beternak babi di Kecamatan Dumoga Utara.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis persembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena
dan penulisan karya tulis skripsi dengan judul “Pengaruh Biaya Makanan
sejak rencana penelitian sampai tersusunnya skripsi ini, untuk itu dengan rasa
hormat dan penghargaan yang tak terhingga serta ucapan terima kasih untuk
Pembantu Dekan yang ada serta seluruh staf dosen Fakultas Peternakan
ii
4. Prof. DR. Ir. D. A. Kaligis, DEA selaku Dosen Wali yang telah banyak
Utara dan Desa Mopuya Utara dan kepada Responden serta semua pihak
7. Papa dan Mama, Kakak Lukas, Tina, Tappi, Lewi dan juga adik Anto dan
Sudin yang dengan penuh kasih sayang dan kesabaran bahkan dengan
Ical, Billy, Yoan dan teman-teman angkatan 2003 terima kasih untuk
persahabatan ini.
dan kekeliruan oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN
RINGKASAN................................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL............................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.5. Hipotesis................................................................................. 3
2.3. Harga....................................................................................... 10
2.4. Penerimaan............................................................................. 10
iv
3.3. Metode Penentuan Sampel..................................................... 1
6
4.4. Perkandangan.......................................................................... 2
7
4.7. Makanan................................................................................. 3
0
v
4.9. Hasil Analisis Regresi Pengaruh Biaya Makanan Terhadap
Pendapatan Usaha Ternak Babi.............................................. 3
3
5.1. Kesimpulan............................................................................. 35
5.2. Saran....................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 36
LAMPIRAN..................................................................................................... 38
RIWAYAT HIDUP.......................................................................................... 45
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
dilakukan oleh para petani disamping usaha lainnya. Ternak adalah hewan
peliharaan yang sebagian besar dari hidupnya di atur dan diawasi oleh manusia
untuk di konsumsi dalam negeri melalui jenis ternak yang mudah dipelihara dan
mempunyai arti ekonomi yang sangat penting sebagai ternak potong dan sudah
banyak dikenal oleh masyarakat Dumoga Utara. Usaha ternak babi di daerah ini
1
Pada saat musim penen ketersediaan bahan makanan melimpah sebaliknya
di musim kemarau atau di musim tanam ketersediaan bahan makanan ternak babi
di samping itu di daerah ini sudah tersedia konsentrat yang dapat dibeli
Usaha beternak babi mempunyai prospek yang baik didukung oleh faktor
agama dan adat istiadat sehingga usaha beternak babi masih berlanjut hingga kini.
Kegiatan ekonomi masyarakat yang bertitik berat pada usaha tani seperti
bercocok tanam padi, kelapa, jagung, dan lain-lain, ikut menyumbang terhadap
peluang usaha beternak babi dapat dikembangkan di daerah ini secara terpadu,
dengan usaha tani sebagai usaha utama. Berdasarkan hal tersebut perlu diadakan
Mongondow.
penting diperhatikan karena biaya makanan paling besar dalam proses produksi,
2
1.3. Tujuan Penelitian
beternak babi.
pendapatan petani.
1.5. Hipotesis
beternak babi.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
daging, susu, pupuk dan lain-lain. Sedangkan ternak ialah salah satu elemen dari
usaha tani yang bersifat komplementer dengan usaha tani tanaman karena ternak
laktasi yaitu 2 kg perhari dan ditambah 0,5 kg bagi setiap ekor anak. Selanjutnya
ada juga yang mengatakan pemberian makanan untuk induk babi laktasi yaitu 2,5
babi betina hanya sekitar 2–2,5 kg tiap hari, sampai saat induk dikawinkan,
(Blakely dan Bade, 1991). Selanjutnya pemberian makanan pada babi jantan yang
tidak sedang dikawinkan 1 kg tiap hari, tetapi pada musim kawin diberikan 2,5–3
kg tiap hari.
4
a. Peternakan rakyat dengan cara tradisional
jumlah yang terbatas. Makanan utamanya berasal dari sisa-sisa panen dan sisa-
sisa makanan manusia. Tujuan utamanya adalah selain untuk di jual dan juga
untuk di komsumsi.
dari yang pertama. Disini mereka sudah mulai menggunakan bibit unggul,
obat-obatan dan makanan penguat. Bahan makanan seperti hasil ikutan panen
berupa bekatul dan jagung di kumpulkan oleh tenaga kerja keluarga sendiri.
dalam segi modal, sarana produksi dan teknologi yang agak moderen. Semua
tenaga kerja di bayar dan makanan ternak sebagian besar di beli dari luar
jelaskannya juga bahwa dalam usaha beternak yang baik mencakup beberapa
5
a. Tanah. Tanah berfungsi sebagai tempat bangunan untuk pemeliharaan dan
pengendali, pelaksana, melimpah atau teratas dan mutu tenaga kerja yang
dinilai atau yang di ukur dari karya dan loyalitas sangat menentukan
keberhasilan usaha.
c. Modal. Modal dapat berbentuk barang atau uang, modal milik sendiri atau
seimbang.
ternak lain, sehingga arti ekonominya sebagai ternak potong sangat tinggi.
menjadi daging.
4. Daging babi mempunyai nilai energi yang tinggi yaitu 105 kalori.
5. Babi dapat merubah waste produk yang kurang baik bagi manusia.
6
6. Babi dapat beradaptasi pada sistem ” self feeding” sehingga sangat
Menurut Leftwich (1970), dan Salvator (1974) dalam Blakely dan Bade
(1991), ada beberapa sifat yang menguntungkan dari ternak babi yaitu:
yang membuat babi mudah untuk diusahakan karena pemeliharaan ternak babi
dengan cara sederhana dan untuk di konsumsi sendiri, tapi akhir-akhir ini
semua faktor-faktor produksi yang dibutuhkan dalam suatu kegiatan atau proses
produksi (Tohir,1991). Menurut Mubyarto (1986), dalam setiap usaha tani harus
7
memperhitungkan produksi dan biaya produksi, karena memperhitungkan besar
kecilnya pendapatan petani tidak terlepas dari perhitungan biaya produksi yang
dikorbankan.
Lebih lanjut dikatakan oleh Soekartawi (1993), biaya produksi usaha ini
dibagi menjadi dua yaitu biaya tetap (fixid cost) dan biaya tidak tetap (variabel
cost).
1. Biaya tetap. Didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya dan
dalam suatu proses produksi ada empat sumber daya yang merupakan faktor
produksi penting yaitu tanah (tanah milik, tanah sewa, dan lain-lain), (tenaga
lainnya.
besarnya skala usaha yang dilaksanakan para petani yang kecil-kecil yang
biasanya hanya membutuhkan tenaga keluarga dan jika usaha tani tersebut sudah
8
lebih besar maka akan membutuhkan tenaga kerja luar keluarga. Lebih lanjut
Faktor produksi lain setelah tenaga kerja adalah modal. Modal adalah
barang baru yaitu hasil pertanian. Dalam pertanian subsistem, tanah seringkali
dinyatakan sebagai modal pokok bagi petani disamping tenaga kerjanya oleh
karena itu modal cenderung diartikan sebagai alat atau barang dan dapat
berbentuk uang yang dapat dipakai lagi dalam proses produksi (Mubyarto, 1986).
Selanjutunya Adiwilaga (1982), bahwa modal itu tidak lain dari pada sebagian
menghasilkan sesuatu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu
a). Untuk menunjang pembentukan modal yang lebih lanjut: b). Untuk
(1993). Modal terbagi dalam dua macam yaitu: a). Barang-barang yang tidak
usaha tani dan bangunan b). barang-barang yang langsung habis dalam sekali
9
2.3. Harga
terjadi perubahan harga suatu barang maka konsumen akan merubah jumlah
semakin rendah harga suatu barang maka semakin banyak jumlah permintaan
akan barang tersebut, dengan catatan bahwa faktor lain yang mempengaruhi
2.4. Penerimaan
dihasilkan dari suatu usaha dan merupakan hasil dari penjualan outputnya. Besar
adalah total dari produksi jasa yang di jual di kali dengan harga. Selanjutnya
10
Winardi (1984), mengemukakan hasil penjualan produk merupakan hasil
sudah di kuasai Pendapatan utama dari peternak di peroleh dari hasil ternak, di
mana hasil tersebut di jumlahkan tiap satu periode produksi kemudian di kalikan
dengan harga jual, kemudian hasil ini di kurangi dengan biaya-biaya maka di
Mosher (1968), komponen penerimaan usaha beternak babi adalah seluruh ternak
yang terjual dikalikan dengan harga yang berlaku dalam periode pemeliharaan
Pendapatan kotor ialah nilai produk total usaha tani dalam jangka waktu
tertentu baik yang dijual maupun yang tidak dijual dan semua produk dikalikan
apakah kegiatan usaha pada saat itu berhasil atau tidak, komponen pendapatan
mana yang merupakan penentuh dan apakah masih dapat di tingkatkan. Satu
11
untuk menbayar semua sarana produksi termasuk biaya angkutan dan
administrasi, cukup untuk menbayar upah dan jasa-jasa lain yang terlibat atau di
dingin.
marking, serta alat lain untuk keperluan monitoring dan dokumentasi data
12
2.7. Makanan Untuk Ternak Babi
1. Tepung ikan. Ikan di buat dari sisa-sisa ikan atau yang terdiri dari
kepala, kerangka dan ekor. Kualitas tepung ikan yang paling baik adalah
yang berasal dari ikan putih, sebab kadar minyaknya tidak lebih dari 6%
2. Susu skim ialah air susu yang sudah di turunkan kadar lemaknya
menjadi ± 0,1 %. Susu skim ini merupakan salah satu bahan makanan
tanah yang kadar proteinnya 41%. Akan tetapi kedelai kaya akan lisin
atau merupakan sumber protein nabati yang sangat penting untuk babi.
5. Bungkil kacang tanah adalah hasil ikutan kacang tanah yang sudah
diperoleh atau terlampau mahal, bungkil kacang tanah ini, bisa dipakai
13
Bahan Makanan Sebagai Sumber Energi :
1. Jagung adalah bahan makanan babi yang sangat bagus, karena banyak
mengandung karbohidrat. Tetapi bahan ini harus digiling halus, sebab bila
tidak akan kurang manfaat baik jagung kuning maupun putih, keduanya bisa
jumlah brambut yang terdapat didalam katul itu sendiri. Katul yang
mengandung fat, sehingga pada musim panas atau lembab, katul mudah
tengik. Katul yang rusak atau tegik akan mengganggu alat pencernaan dan
3. Mellase. bisa diberikan pada babi dalam campuran makanan sebanyak 5%.
1. Hijauan segar. hijauan merupakan salah satu bahan makanan yang sangat
penting bagi pemeliharan babi-babi kecil dan babi-babi bibit. Tetapi yang
perlu di pikirkan ialah bahwa babi kecil tak manpu mencerna serat kasar,
makanan, terutama babi induk bibit dan anak-anak babi. Sebab bahan
tersebut kandungan mineral dan vitaminnya tinggi, akan tetapi karena bahan
ini mengandung toxin (racun Mymocin) maka jumlah yang bisa di berikan
14
Pemakaian yang berlebihan atau terlampau banyak berarti akan menambah
toxin yang lebih besar pula. Hal ini bisa berakibat bulunya rontok, dan bagi
- Air. Ternak mendapat air dari tiga sumber yakni air metabolik (hasil
pembakaran karbohidrat, lemak dan protein), air yang terikat pada pakan
atau ransum, dan air yang di minum. Air ini terlihat pada berbagai fungsi
atau ransum adalah dihitung dari total bahan ekstrak tanpa nitrogen.
untuk kebutuhan babi dan juga sumber nitrogen untuk membentuk asam
pokok satu spesies atau beberapa spesies ternak yang harus ada dalam
15
BAB III
METODE PENELITIAN
Data penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer
responden, jumlah ternak babi, induk betina dan jantan, jumlah ternak yang dijual
setahun yang lalu, pendapatan usaha beternak babi, harga ternak babi, bahan-
bahan makanan dan biaya lain yang dikeluarkan dalam satu tahun pemeliharaan.
Data sekunder diperoleh melalui instansi atau kantor yang erat kaitanya dengan
penelitian ini seperti yakni kantor kecamatan Dumoga Utara dan BPP (Balai
dengan kriteria yaitu desa-desa tersebut memiliki ternak babi yang terbanyak. Dari
12 desa yang ada di Kecamatan Dumoga Utara diambil 3 desa yakni desa
16
Mopugad Utara, desa Mopugad Selatan, dan desa Mopuya Utara. Penentuan
sampel responden dilakukan dengan cara “Random Sampling” dari tiga desa
sampel yang ada, masing-masing diambil 10% dari jumlah petani peternak babi.
Jumlah keseluruhan sampel yang diambil sebanyak 32 responden. Hal ini dapat
Tabel 1. Populasi Ternak Babi dan Peternak Babi di Kecamatan Dumoga Utara
Jumlah Jumlah
No Desa Jumlah Ternak
Peternak Responden
1. Mopugad Utara 900 100 10
2. Mopugad Selatan 1,917 130 13
3. Mopuya Utara 883 90 9
Total 3,700 320 32
Jumlah ternak adalah pemilikan ternak babi yang dipelihara oleh peternak
Penerimaan adalah sejumlah uang yang diterima dari penjualan ternak babi
dan sisa ternak yang ada di hitung dengan satuan rupiah per periode atau
satu tahun.
17
3.5. Model Analisis
Data yang diperoleh kemudian diolah lebih lanjut ke dalam suatu bentuk
tabulasi. Selanjutnya untuk mengetahui besarnya biaya makanan ternak babi akan
Σ C i X 1 x Pi ............................................................................ (1)
Dimana
Xi = Jumlah input
Pn = Tp – Tb.................................................................................. (2)
Dimana
Pn = Pendapatan
Y = f (X)
Dimana
Y = Pendapatan
X = Biaya makanan
18
Metode ini dapat diturunkan ke dalam persamaan regresi linear sederhana
sebagai berikut :
Y = b0 + b1 x + ei.......................................................................... (3)
b0 = Intercept
b1 = Koefisien parameter
ei = Indeks bias
maka akan diperoleh koefisien regresi dari variabel yang estimasi, untuk melihat
b1
t , hit =
sb 1
Bila nilai t hit >t tabel maka di terima H1 dan sebaliknya Bila nilai t hit <t tabel maka
19
BAB IV
Sulawesi Utara. Luas wilayah 41114,75 hektar. Letak Kecamatan sebelah utara
Barat. Topografi tanah yaitu dataran rendah dengan ketinggian dari permukaan
maksimum berkisar antara 27-29 oC dan minimum 20-22 oC, dimana daerah ini
5061 ha, Pekarangan 1621 ha, hutan Negara 24785 ha, kolam 15,75 ha,
20
Daerah persawahan terdiri dari sawah irigasi dan non irigasi. Tanah
pertanian di Wilayah ini berupa tanah sawah dan ladang yang luasnya 6358 ha.
Dari luas wilayah keseluruhan, tanaman yang diusahakan umumnya adalah padi,
yang sangat subur, hal ini memungkinkan pendayagunaan tanah untuk sektor
dibudidayakan di sini adalah jenis tanaman kwartal dan tahunan serta dapat
10.393 jiwa yang terdiri dari laki – laki 5.338 jiwa sedangkan Perempuan
berjumlah 5.555 jiwa tahun 2008. Rata – rata penduduk bermata pencaharian
21
petani. Penduduk yang ada di Kecamatan Dumoga Utara memeluk Agama Islam
5422 jiwa, Kristen Protestan 1147 jiwa, Kristen Katolik 106 jiwa, Hindu 3633
jiwa. Kerukunan hidup beragama sangat baik, suku yang ada di daerah ini cukup
beragam yaitu suku Mongondow, Minahasa, Gorontalo, Bali, Sangihe, Bugis dan
sebesar 56,2%, kemudian diikuti Pedagang 15,6%, Pegawai 12,5%, tukang 9,4%
dan Buruh 6,3%. Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa angka terbesar berada pada
pertanian di Kecamatan Dumoga Utara sangat penting bagi petani, karena semua
Kecamatan Dumoga Utara ada tiga pasar yaitu pasar Mopuya, pasar Mopugad,
dan pasar Dumara. Ketiga pasar ini merupakan pasar yang paling ramai
dikunjungi diantara pasar-pasar yang ada di Dumoga Utara karena pasar ini
22
merupakan sentral dari semua kecamatan Dumoga Utara, dalam seminggu
aktivitas pasar dilakukan di pasar Mopugad dua kali seminggu, dalam seminggu
aktivitas pasar dilakukan tiga kali seminggu di pasar Mopuya dan pasar Dumara
dilakukan aktivitas pasar dua kali seminggu. Hasil ternak dijual sebagian ke pasar
sekaligus di jalankannya yaitu sebagai manejer, juru tani, kepala keuangan serta
tentukan oleh faktor umur dan tingkat pendidikan. Tingkat umur mempunyai
kemampuan fisik petani, dimana semakin tinggi tingkat umur petani akan semakin
berkurang kemampuan kerjanya baik pekerjaan dalam bertani maupun luar tani.
Menurut Mubyarto (1994) umur yang tergolong produktif dalam arti mampu
umur responden berfariasi antara 20 tahun sampai dengan 52 tahun dapat dilihat
pada Tabel 5.
23
Dari Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa responden yang berumur 31 – 41
tahun merupakan bagian yang terbesar yaitu: 37,5% kemudian diikuti oleh
sebesar 18,75% dan umur lebih dari 52 tahun sebesar 9,7% keadaan ini
menunjukkan bahwa 32 responden tersebut berada pada usia produktif dalam arti
kondisi fisik dan kemampuan kerja baik dan memiliki kematangan dalam
baik sektor pertanian, sektor industri dan jasa. Pendidikan dari seseorang akan
peternak khususnya cara beternak Babi yang baik, dengan adanya pendidikan
masyarakat.
24
Tabel 6. Tingkat Pendidikan Responden
Tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berada pada
12,5% dan SPG 6,25%. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian
besar peternak masih berada pada taraf pendidikan yang masih rendah, tetapi
populasi ternak ayam paling banyak kemudian ternak babi. Namun demikian
usaha ternak babi bisa membantu keluarga petani peternak dalam meningkatkan
25
Tabel 7. Populasi Ternak di Kecamatan Dumoga Utara
Keterkaitan memelihara ternak babi tidak lepas dari keberadaan usaha ternak babi
yang sifatnya turun-temurun dari keluarga yang satu kepada keluarga yang
lainnya atau dari orang tua kepada anak-anaknya. Dampak dari hal tersebut
lingkungan usaha yang turun temurun (tradisional) dan sifatnya mewarisi tradisi /
(produksi) yang dihasilkan juga rendah. Kendala yang lain ialah petani peternak
babi merupakan bagian usaha dari usaha tani yang dapat memanfaatkan sisa
dan lama beternak > 31 tahun sebesar 6,25%. Pengalaman responden beternak
26
Tabel 8. Pengalaman Responden Beternak Babi di Desa Sampel
penelitian ini beternak babi dilakukan dengan sistim penggemukan dan ada
sebagian dipelihara khusus babi induk. Latar belakang pemeliharaan ternak babi
disamping usaha pokok. Tujuan lain adalah sebagai modal yang sewaktu-waktu
ikutan pertanian terutama dedak padi. Pemilikan ternak adalah milik sendiri dan
jenis ternak babi yang dipelihara responden adalah ternak babi ras dan lokal.
4.4. Perkandangan
bangunan kandang yang terdiri dari satu baris saja, dan kandang ganda yakni
kandang yang terdiri dari dua baris yang letaknya bisa saling berhadapan ataupun
kehidupan ternak babi secara menyeluruh dikendalikan oleh peternak, atau ternak
babi dikandangkan.
27
Kandang pada hakekatnya adalah tempat tinggal ternak babi agar
terlindung dari pengaruh iklim (hujan, terik matahari, angin dan melindungi
ternak babi pada malam hari). Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sistem
dan semi permanen. Dalam penelitian ini konstruksi kandang yang digunakan
sebagai manajer usaha ternak yang mengatur organisasi secara keseluruhan. Dari
tenaga kerja yang berasal dari dalam keluarga atau peternak itu sendiri yang
menjadi tenaga kerja. Menurut Aritonang (1997), tenaga kerja sangat menentukan
tenaga kerja dalam keluarga, dan jika usaha tersebut bertambah maka akan
1. Jumlah tenaga kerja yang benar-benar dipakai dalam proses produksi dan
kualitas kerja
28
Soekartawi (1996) Setiap usaha pertanian yang akan dilaksanakan pasti
besarnya skala usaha yang dilaksanakan para petani yang kecil-kecil biasanya
hanya membutuhkan tenaga keluarga dan jika usaha tani tersebut lebih besar maka
dalam keluarga, dalam usaha ternak babi total waktu yang digunakan / hari 185
menit. Jam kerja yang digunakan yaitu untuk memberi makan, mencampur
Tabel 9. Rata-rata Curahan Waktu Tenaga Kerja Untuk Usaha Ternak Babi /hari.
Penyakit yang sering menyerang ternak babi di daerah penelitian yaitu mencret
(scours) dan anemia, tindakan yang diambil yaitu dengan sanitasi dan memberikan
makanan yang baik serta memberikan obat-obatan yang rutin terhadap ternak babi
29
ternak tersebut. Jenis obat-obatan yang biasa diberikan pada ternak babi yaitu
Ferdex dan Tysinol, dari hasil penelitian yang dilakukan di lapangan menunjukan
4.7. Makanan
Makanan merupakan salah satu faktor penting dan mutlak dalam usaha
beternak sebab 60% dari seluruh biaya dihabiskan untuk keperluan makanan
menunjukan bahwa bahan makanan yang di berikan pada ternak babi yaitu
jagung, dedak halus, hijauan dan konsentrat. Khususnya untuk jagung, hijauan
dan dedak halus ini merupakan sebagian besar dari hasil pertanian yang dikelola
oleh petani itu sendiri sedangkan untuk konsentrat dibeli di pasar atau tempat
penjualan makanan ternak. Pemberian makanan untuk ternak babi sebanyak dua
perhitungan yang benar, sebab disamping ternak babi itu banyak makan dan
30
pertumbuhan ternak babi, hal ini diakibatkan karena semakin besar ternak maka
akan diikuti pula pengeluaran semakin banyak dan terus meningkat selama 1
tahun.
Tabel 10. Rata-rata Penggunaan Biaya Produksi oleh Petani peternak Babi di
Kecamatan Dumoga Utara Selama 1 Tahun.
selama satu tahun sebesar Rp 113.814.000 atau sebesar 59,39 % rata-rata biaya
kandang sebesar Rp. 20.573.000 per tahun atau sebesar 10,73 % dan biaya
vitamin dan obat-obatan Rp 1.197.000 per tahun atau sebesar 0,62 % dan biaya
tenaga kerja sebesar Rp. 14.250.000 per tahun atau sebesar 7,44 % dan pembelian
beternak babi adalah nilai ternak yang ada, terjual, terkonsumsi, selama periode
satu tahun yang dikalikan dengan harga yang berlaku pada periode penelitian yang
dikeluarkan dalam proses produksi meliputi biaya variabel (biaya makanan, biaya
31
Pada tabel 10 dapat dilihat bahwa biaya makanan merupakan biaya yang
terbesar dari total biaya produksi yaitu sebesar Rp. 113.814.000,- atau 59,39%.
Hal ini sependapat dengan Anonimous (2000) bahwa biaya makanan 60-80% dari
keseluruhan biaya, hal ini diakibatkan karena makanan merupakan hal yang
yang diterima peternak juga turut dipengaruhi oleh biaya yang dikeluarkan.
Pendapatan pada usaha pemeliharaan ternak babi yang dimaksud adalah hasil
penjualan ternak babi oleh peternak setiap satu tahun. Ternak babi merupakan
salah satu sumber protein hewani yang mempunyai nilai gizi yang baik sehingga
pendapatannya sangat terkait dengan skala luas dan pemilikan ternak. Dalam
penelitian ini ada sebagian petani peternak babi sebagai responden di desa sampel
peternak sebesar Rp. 203.931.000.- atau rata-rata Rp. 6.372.844,- per tahun per
responden yang diperoleh dari penjualan ternak babi yang dijual selang setahun
berjumlah 194 ekor dan ternak babi yang masih dimiliki berjumlah 330 ekor yang
dihitung dengan perkiraan harga jual yang berlaku saat penelitian (Lampiran 6).
32
Dalam menjual atau menghasilkan ternak umumnya perantara secara
langsung datang membeli hasil usaha ternak pada petani peternak hal ini karena
hampir setiap hari para pembeli datang ke Desa ditempat penelitian ini untuk
Y = 3295406,573 + 0,865 X
3295406,573. Hasil analisis menunjukkan nilai korelasi (r) sebesar 0,408 artinya
bahwa keeratan hubungan antara biaya makanan dan pendapatan usaha beternak
babi tidak terlalu kuat. Nilai koefisien determinasi (R 2) sebesar 0,166 artinya
bahwa variasi naik turunnya pendapatan ternak babi sangat dipengaruhi oleh biaya
makanan (X) sebesar 16,6 % sedangkan sisanya ditentukan oleh faktor lain yang
Nilai koefisien regresi b1 sebesar 0,865. Hal ini menunjukkan jika biaya
makanan naik sebesar Rp. 1.000 maka pendapatan usaha beternak babi akan naik
Dari hasil uji t (Lampiran 7) diperoleh thitung = 2,44 dan nilai t tabel (0,05) =
33
BAB V
5.1. Kesimpulan
tahun rata-rata sebesar Rp. 3.556.688 atau 59,39 %, biaya obat-obatan per
tahun rata-rata sebesar Rp. 37.406 atau 0,62 %, biaya kandang per tahun
rata-rata sebesar Rp. 642.906 atau 10,73 % dan biaya tenaga kerja per
5.2. Saran
pemberian pakan.
34
DAFTAR PUSTAKA
Anggrodi, R. 1996. Ilmu Makan Ternak Umum. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Blakely dan Bade. 1991. Ilmu peternakan Umum. Gadja Mada University Press.
Yogyakarta.
Sihombing, D. TH, 1998. Ilmu Ternak Babi. Gadjah Mada University Press
Yogyakarta.
35
Reksohadipradjo, 1985. Pengembangan Perternakan di Daerah Trasmigrasi.
Kanisius. Yogyakarta
Tohir. A.K. 1991. Seuntai Pengetahuan Usaha Tani Indonesia. Rineka Cipta.
Jakarta.
36
Lampiran 1. Populasi Ternak Babi di kecamatan Dumoga Utara
Ternak Babi
No Desa
Jantan (ekor) Betina (ekor) Jumlah
1. Tumokang Baru 41 276 317
2. Mopagud Utara 112 261 373
3. Mopagud Selatan 912 1317 2229
4. Mopuya Utara 261 322 583
5. Mopuya Selatan 147 216 363
6. Dondomon 17 204 221
Total 1490 2596 4086
Sumber : Kantor Kecamatan Dumoga Utara 2008
37
Lampiran 2. Jumlah Pemilikan Ternak Babi Petani Sampel
38
Lampiran 3. Biaya Makanan Ternak Babi Pada Peternak Sampel Selama 1 Tahun
No. Jagung Harga Total Harga Dedak Harga Total Harga Hijauan Harga Total Harga Konsentrat Harga Total Harga Total Biaya
Resp. (Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg) Halus(Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg) (Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg) (Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg) (Rp)
1 360 2500 900.000 1.080 600 648.000 720 300 216.000 180 4000 720.000 2.484.000
2 0 2500 0 1.440 600 864.000 1.620 300 486.000 180 4000 720.000 2.070.000
3 0 2500 0 1.080 600 648.000 1.800 300 540.000 0 4000 0 1.188.000
4 180 2500 450.000 720 600 432.000 1.440 300 432.000 180 4000 720.000 2.034.000
5 720 2500 1.800.000 1.440 600 864.000 1.800 300 540.000 360 4000 1.440.000 4.644.000
6 0 2500 0 720 600 432.000 2.160 300 648.000 180 4000 720.000 1.800.000
7 0 2500 0 1.440 600 864.000 1.440 300 432.000 180 4000 720.000 2.016.000
8 0 2500 0 1.800 600 1.080.000 1.080 300 324.000 180 4000 720.000 2.124.000
9 0 2500 0 1.260 600 756.000 1.440 300 432.000 525 4000 2.100.000 3.288.000
10 0 2500 0 1.440 600 864.000 1.080 300 324.000 180 4000 720.000 1.908.000
11 360 2500 900.000 1.080 600 648.000 1.440 300 432.000 360 4000 1.440.000 3.420.000
12 0 2500 0 900 600 540.000 1.800 300 540.000 360 4000 1.440.000 2.520.000
13 0 2500 0 1.800 600 1.080.000 1.440 300 432.000 360 4000 1.440.000 2.952.000
14 360 2500 900.000 2.160 600 1.296.000 1.080 300 324.000 360 4000 1.440.000 3.960.000
15 0 2500 0 1.440 600 864.000 1.800 300 540.000 360 4000 1.440.000 2.844.000
16 0 2500 0 1.080 600 648.000 1.800 300 540.000 180 4000 720.000 1.908.000
17 540 2500 1.350.000 900 600 540.000 1.080 300 324.000 525 4000 2.100.000 4.314.000
18 360 2500 900.000 3.240 600 1.944.000 2.520 300 756.000 720 4000 2.880.000 6.480.000
19 720 2500 1.800.000 1.440 600 864.000 2.160 300 648.000 525 4000 2.100.000 5.412.000
20 360 2500 900.000 2.160 600 1.296.000 2.520 300 756.000 360 4000 1.440.000 4.392.000
21 0 2500 0 720 600 432.000 1.440 300 432.000 180 4000 720.000 1.584.000
22 360 2500 900.000 2.520 600 1.512.000 1.440 300 432.000 720 4000 2.880.000 5.724.000
23 360 2500 900.000 2520 600 1.512.000 2.160 300 648.000 360 4000 1.440.000 4.500.000
24 0 2500 0 1.800 600 1.080.000 1.440 300 432.000 180 4000 720.000 2.232.000
25 720 2500 1.800.000 2.160 600 1.296.000 1.440 300 432.000 360 4000 1.440.000 4.968.000
26 0 2500 0 720 600 432.000 1.080 300 324.000 360 4000 1.440.000 2.196.000
27 720 2500 1.800.000 3.960 600 2.376.000 2.160 300 648.000 720 4000 2.880.000 7.704.000
28 720 2500 1.800.000 3.960 600 2.376.000 720 300 216.000 1.080 4000 4.320.000 8.712.000
29 360 2500 900.000 3.240 600 1.944.000 2.520 300 756.000 720 4000 2.880.000 6.480.000
30 360 2500 900000 1.080 600 648.000 1.800 300 540.000 360 4000 1.440.000 3.528.000
31 0 2500 0 1.620 600 972.000 2.160 300 648.000 180 4000 720.000 2.340.000
32 360 2500 900.000 1.260 600 756.000 1.440 300 432.000 0 4000 0 2.088.000
Σ 7.920 80.000 19.800.000 54.180 19.200 32.508.000 52.020 9.600 15.606.000 11.475 128.000 45.900.000 113.814.000
X 247,5 2.500 618.750 1.693,125 600 1.015.875 1.625,625 300 487.687,5 358,5938 4.000 1.434.375 3.556.688
39
Lampiran 4. Total Biaya Produksi Ternak Babi
40
Lampiran 5. Penerimaan Ternak Babi
Jumlah Jumlah
Total
No. Sisa Tenak
Harga Harga/ekor Penerimaan Penerimaan
Resp. Ternak Terjual
(Rp)
(Ekor) (Ekor)
1 7 3.700.000 3 950.000 2.850.000 6.550.000
2 9 5.550.000 4 800.000 3.200.000 8.750.000
3 8 4.450.000 3 750.000 2.250.000 7.700.000
4 7 5.500.000 4 700.000 2.800.000 8.300.000
5 11 7.575.000 8 975.000 7.800.000 15.375.000
6 7 4.800.000 5 800.000 4.000.000 8.800.000
7 8 6.100.000 6 800.000 4.800.000 10.900.000
8 5 3.350.000 5 950.000 4.750.000 8.100.000
9 6 4.325.000 5 825.000 4.125.000 8.450.000
10 10 6.300.000 6 700.000 4.200.000 10.500.000
11 7 5.300.000 6 800.000 4.800.000 10.100.000
12 6 4.250.000 5 900.000 4.500.000 8.750.000
13 9 5.700.000 6 800.000 4.800.000 10.500.000
14 10 8.800.000 8 800.000 6.400.000 15.200.000
15 7 6.750.000 5 750.000 3.750.000 10.500.000
16 5 2.900.000 5 800.000 4.000.000 6.900.000
17 10 8.250.000 6 950.000 5.700.000 13.950.000
18 5 1.900.000 12 850.000 10.200.000 12.100.000
19 24 15.900.000 9 900.000 8.100.000 24.000.000
20 15 8.550.000 4 800.000 3.200.000 11.750.000
21 8 6.225.000 7 950.000 6.650.000 12.875.000
22 21 14.950.000 8 1.000.000 8.000.000 22.950.000
23 14 9.750.000 4 900.000 3.600.000 13.350.000
24 9 6.800.000 6 700.000 4.200.000 11.000.000
25 10 6.500.000 4 950.000 3.800.000 10.300.000
26 9 6.250.000 11 950.000 10.450.000 16.700.000
27 18 12.150.000 10 950.000 9.500.000 21.650.000
28 22 18.750.000 8 900.000 7.200.000 25.950.000
29 18 12.800.000 6 900.000 5.400.000 18.200.000
30 9 3.600.000 6 875.000 5.250.000 8.850.000
31 8 4.120.000 4 830.000 3.320.000 7.440.000
32 8 6.375.000 5 755.000 3.750.000 10.125.000
Σ 330 228.220.000 194 27.260.000 167.345.000 396.565.000
X 10,313 7.131.875 6,065 851.875 5.229.531,25 12.389.531
41
Lampiran 6. Penerimaan Biaya dan Pendapatan
42
Lampiran 7. Analisis Regresi Sederhana
SUMMARY
OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R 0.408243561
R Square 0.166662805
Adjusted R
Square 0.138884898
Standard Error 3737041.589
Observations 32
ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 1 8.37905E+13 8.38E+13 5.9998332 0.020362986
Residual 30 4.18964E+14 1.4E+13
Total 31 5.02755E+14
Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0%
Intercept 3295406.573 1419472.343 2.321572 0.0272339 396457.315 6194355.831 396457.315 6194355.831
X Variable 1 0.865253744 0.353243273 2.449456 0.020363 0.14383474 1.586672749 0.14383474 1.586672749
43
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Pendidikan :
- Tahun 1997 Tamat Sekolah Dasar di SD Negeri 48 Tinimbo Kec. Sa’dan
Balusu
- Tahun 2000 Tamat Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 6 Sesean Kec.
Sa’dan Balusu
- Tahun 2003 Tamat Sekolah Menengah Umum di SMU Negeri 2 Rantepao.
- Tahun 2003 diterima di Fakultas Peternakan UNSRAT Manado melalui jalur
SPMB dengan nomor registrasi 0304135007
- Tahun 2007 melakukan Kuliah Kerja Nyata Terpadu (KKNT) angkatan 77 di
Kecamatan Malalayang Manado.
- Tanggal 20 Februari 2009 – 20 Maret 2009 melaksanakan penelitian di
Kecamatan Dumoga Utara Kabupaten Bolaang Mongondow.
44