TESIS
OLEH:
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
NALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA
PEMATANGSIANTAR DALAM PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN
TESIS
OLEH :
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
Judul : ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
PEMERINTAH KOTA PEMATANGSIANTAR
DALAM PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph.D, Ak., CA. Kasyful Mahalli, SE., M.Si.
Ketua Anggota
Prof. Dr. lic. rer. reg. Sirojuzilam, SE. Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc.
PERNYATAAN
Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat
untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Perencanaan
Pembangunan Wilayah dan Pedesaan pada Sekolah Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.
Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini
bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian – bagian
tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang
penulis sandang dan sanksi lainnya sesuai dengan perundang – undangan yang
berlaku.
ABSTRAK
ABSTRACT
Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan berkah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan tesis ini.
Selama melakukan penelitian penulisan tesis ini, penulis banyak
memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:
1. Bapak Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, selaku pemberi
beasiswa Magister Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Prof. Subhilhar, MA., Ph.D. sebagai Rektor Universitas Sumatera
Utara (USU) Medan.
3. Bapak Prof. Erman Munir, M. Sc., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Prof. Dr. lic. rer. reg. Sirojuzilam, SE., selaku Ketua Program Studi
Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Prof. Dr. Erlina, SE., M. Si, Ph.D, Ak, CA. selaku Pembimbing I dan
Bapak Kasyful Mahalli, SE., MSi. selaku pembimbing II yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan tesis ini.
6. Bapak Prof. Dr. lic. rer. reg. Sirojuzilam, SE., Prof. Dr. H.B. Tarmizi, SE,
SU., dan Dr. Rujiman, MA., selaku Komisi Pembanding atas saran kritik
yang diberikan.
7. Kepada Bapak/Ibu Pimpinan Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan
Pariwisata (Disporabudpar) Kota Pematangsiantar, Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) Kota Pematangsiantar, Badan Penelitian
Pengembangan dan Statistik Kota Pematangsiantar dan Komite Nasional
Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Pematangsiantar.
8. Bapak Drs. Binsar P. Sumbayak, selaku Kepala Bidang Pemuda dan
Olahraga Disporabudpar Kota Pematangsiantar yang telah bersedia menjadi
informan dan mendukung dalam penelitian ini.
9. Bapak Tongam Pangaribuan, SE., Anggota Komisi 1 DPRD Kota
Pematangsiantar yang telah bersedia menjadi informan dan mendukung
dalam penelitian ini.
10. Bapak Parlaungan Purba S.Pd. dan Bapak Zainul Arifin Siregar selaku
Ketua dan Sekretaris KNPI Kota Pematangsiantar yang telah bersedia
menjadi informan dan mendukung dalam penelitian ini.
11. Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) yang telah
memberikan dukungan dan rekomendasi kepada saya untuk mengikuti
program beasiswa ini.
12. Orangtua saya, Bapak Tonni Tampubolon dan Ibu Monawati Manik yang
telah memberikan bantuan doa, moril dan materil, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini.
13. Adik-adik saya yaitu Aprilianti, Juliana, Maringan dan Tini Tampubolon
yang telah memberikan dukungan dan doa buat kelancaran menyelesaikan
tesis ini.
14. “Hasian” Jesicha Rosiana Simanjuntak yang telah membantu memberikan
semangat dan doa buat kelancaran penyelesaian tesis ini dan juga, civitas
pergerakan GMKI Cabang Medan dan adik-adik di GMKI Komisariat FIS-
UNIMED, serta teman-teman kelas di PWD Kemenpora angkatan pertama
di USU Medan. Semoga berkat kasih karunia Tuhan kita, Yesus Kristus
menyertai setiap kebaikan kita semua.
15. Seluruh dosen dan staf administratif Program Studi Magister Perencanaan
Pembangunan Wilayah dan Pedesaan Sekolah Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara yang telah memberikan ilmunya dan bantuannya kepada
penulis dari awal hingga akhir perkuliahan.
Penulis menyadari tesis ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Namun harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat kepada seluruh
pembaca. Semoga kiranya Tuhan Yang Maha Esa memberikan berkat dan kasih-
Nya atas kebaikan dan kemurahan hati bapak/ibu, saudara/I sekalian. Amin.
Medan, Oktober 2015
Penulis,
Sumatera Utara pada tanggal 12 Maret 1988, anak pertama dari lima bersaudara
Pematangsiantar yang lulus pada tahun 2002, Sekolah Menengah Umum (SMU)
Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), tepatnya saat ini sebagai Sekretaris Fungsi
Halaman
ABSTRAK.............................................................................................. i
ABSTRACK ............................................................................................ ii
PENDAHULUAN
dapat merubah pandangan orang terhadap suatu bangsa dan menjadi tumpuan para
identik dengan kekerasan dan anarkisme tetapi daya pikir revolusionernya yang
menjadi kekuatan utama. Sebab, dalam mengubah tatanan lama budaya bangsa
2003 mengemukakan ada lima hal yang harus diperhatikan dalam pembangunan,
kekayaan dan pendidikan, peringkat Indonesia di tahun ini tidak berubah pada
posisi 108 dari 187 dari tahun sebelumnya. IPM Indonesia masih jauh lebih
sejak tahun 1908 dan berlangsung hingga sekarang. Periodisasinya dibagi menjadi
6 (enam) periode mulai dari periode Kebangkitan Nasional 1908, periode Sumpah
Pemuda 1928, periode Proklamasi 1945, periode Aksi Tritura 1966, periode Orde
dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun”.
Sementara dari sudut pandang sosial budaya, generasi muda dari sudut pandang
ini memiliki sifat majemuk dengan aneka ragam etnis, agama, ekonomi, domisili,
dan bahasa. Mereka memiliki ciri ekosistem kehidupan yang terbagi ke dalam
sebagainya.
dengan jumlah penduduk pada tahun 2010 sebesar 237.641.326 jiwa (BPS, 2010).
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bahkan memproyeksikan
bahwa jumlah penduduk pada tahun 2020 mendatang akan berjumlah 261 juta
jiwa dan tahun 2025 mencapai 273 juta jiwa yang menyebabkan Indonesia akan
penduduk berusia 15-64 tahun dengan angka harapan hidup Indonesia sebesar
70,07% pada tahun 2013, tidak menutup kemungkinan proporsi ini akan terus
meningkat hingga pada tahun 2020-2030. Proporsi penduduk usia produktif yang
seperti inilah yang dinamakan bonus demografi (BPS, 2013). Sementara, kita tahu
bahwa pemuda adalah penduduk yang memiliki kisaran usia 16-30 tahun. Ini
berarti secara langsung pemuda terlibat dalam fenomena bonus demografi ini.
melainkan juga kualitas yang dituntut untuk semakin tinggi. Semakin banyak
jumlah penduduk usia produktif yang ada berarti semakin ketat pula persaingan
yang akan dihadapi kaum muda dalam hal mencari lapangan kerja. Belum lagi
level internasional. Indonesia harus memiliki kualifikasi hard skill dan soft skill
terdahulu dari segi pergaulan atau sosialisasi, cara berpikir, dan cara
rasional dan jauh ke depan dan juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial.
Jenderal Soedirman, dr. Johanes Leimena dan lain-lain rela mengorbankan harta,
kemerdekaan Indonesia.
masa depan bangsa ini. Tidak heran Presiden Republik Indonesia Joko Widodo
penerus pembangunan.
persatuan NKRI, serta mengamalkan nilai-nilai yang ada di dalam Pancasila agar
bangsa.
disegani. Kesejajaran dengan bangsa lain terwujud jika didukung oleh pemuda-
pemuda yang tangguh dan memiliki visi jauh kedepan. Pemuda tangguh
lingkungan alam dan sosial agar mampu bersaing dan menjaga harmonisasi
tantangan global.
mengontrol sebuah kebijakan menjadi terbuka lebar. Kalau dahulu daerah tidak
dengan adanya aturan ini daerah diberi wewenang penuh untuk mengelola,
mengatur, membuat kebijakan dengan memberi ruang publik yang lebih luas
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berada dalam Provinsi Sumatera Utara
generation); (2) Rentannya para pemuda terhadap bahaya laten Komunis yang
dapat timbul setiap saat sehingga berakibat pada perpecahan (destruktif) yang
mengancam pada keutuhan NKRI; (3) Makin sempitnya ruang publik bagi
pengembangan bakat, minat dan kreativitas pemuda; (4) Pemuda mulai terjangkit
budaya “epigonestik” (membebek dan larut dalam gaya hidup metropolis serta
makin tidak acuh pada budaya bangsa dan nilai-nilai lokal; (5) Merosotnya rasa
kalangan pemuda untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar baik di dalam ataupun
di luar negeri.
Pematangsiantar yang disajikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara
yaitu berada pada indeks 78,62. Sementara IPM Sumatera Utara pada tahun yang
sama 2013, berada di bawah IPM Kota Pematangsiantar yaitu pada indeks 75,55
dan pada saat yang sama IPM Negara Indonesia berada pada indeks 73,81.
dalam sebuah wilayah. Baik itu aspek fisik pembangunan, maupun aspek non fisik
wilayah yang tidak bisa dilepaskan dari fungsi pemerintahan itu sendiri karena
prioritas pembangunan. Apalagi negara hari ini sedang diperhadapkan dengan dua
Indonesia dan isu globalisasi dalam agenda terdekat yaitu Masyarakat Ekonomi
kebijakan tersebut, banyak yang terlibat didalamnya, baik itu pemerintah, tokoh
adalah program turunan yang tidak langsung memosisikan generasi muda sebagai
permasalahan itu sendiri. Hal ini biasanya dilakukan dalam bentuk lintas
Tidak semua masalah publik bisa menjadi masalah kebijakan, dan tidak
(1984) memberi gambaran bahwa suatu masalah, baru akan menjadi masalah
kebijakan, bila masalah masalah tersebut dapat membangkitkan niat orang banyak
semakin besar.
pembangunan kepemudaan?
pembangunan kepemudaan?
pembangunan kepemudaan?
pembangunan kepemudaan.
pembangunan kepemudaan.
1. Manfaat Teoritis
pengetahuan.
2. Manfaat Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
AIDS, sikap tidak jujur, maraknya kenakalan dan kriminilitas remaja, sikap
pragmatis dan hedonis, hilangnya pedoman moral dan nilai agama, masalah
kesehatan, memudarnya rasa hormat pada guru, orangtua atau pemimpin serta
program pengembangan KUPP pada tahun 2009 sudah berjalan baik dalam
pengembangan KUPP pada 2010, dapat dikatakan sudah lebih baik dari masa
kepemimpinan yang kuat dan kontiniu, sistem kaderisasi yang berjalan lancar,
dan menjadi organisasi terbuka, mampu menjalin jejaring dan bermitra sejajar
tingkat sistem.
Penelitian Alam (2011) tentang “Analisis Kebijakan Publik:
sudut pandang pemuda. Dalam hal ini, program dapat membuat perbedaan
perubahan itu sendiri. Kedepan, perlu kerjasama dari satu sisi ke sisi yang lain
antara praktisi dan pemuda untuk memahami dunia mereka yang kompleks.
menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan,
pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran atau garis haluan.
asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu
pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Istilah ini dapat diterapkan
Kebijakan berbeda dengan peraturan dan hukum. Jika hukum dapat memaksakan
Bahwa kebijakan selalu mempunyai tujuan tertentu atau merupakan tindakan yang
berorientasi pada tujuan, (2) Bahwa kebijakan itu berisi tindakan-tindakan atau
apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah, (4) Bahwa kebijakan bisa
mengenai suatu masalah tertentu atau bersifat negatif dalam arti merupakan
bahwa kebijakan selalu terkait dengan apa yang dilakukan atau tidak dilakukan
oleh pemerintah.
atau tidak dilakukan oleh pemerintah. Kebijakan itu dapat berupa sasaran atau
tujuan dari program-program pemerintah. Penetapan kebijakan tersebut dapat
faktor, yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi pelaksana dan struktur birokrasi,
Eropa Barat”. Menurutnya, istilah kebijakan dapat juga digunakan untuk istilah
yang lebih spesifik dalam arti tidak hanya dilekatkan untuk penggunaan dalam
dalam kalimat “Kebijakan Kota Chicago dalam Polusi di Danau Michigan dari
Milwaukee, Wisconsin”.
masyarakat.
Kebijakan yang dikemukakan oleh Islamy ini mencakup tindakan-tindakan
yang ditetapkan pemerintah. Kebijakan ini tidak cukup hanya ditetapkan tetapi
tersebut juga harus dilandasi dengan maksud dan tujuan tertentu. Terakhir,
apa yang ingin dilaksanakan pemerintah dengan apa yang sebenarnya mereka
lakukan di lapangan. Hal ini menjadi penting karena kebijakan bukan hanya
tertentu, namun kebijakan harus dilihat sebagai sebuah proses. Untuk itulah
pengertian kebijakan sebagai suatu arah tindakan dapat dipahami secara lebih baik
bila konsep ini dirinci menjadi beberapa kategori. Kategori-kategori itu antara lain
outcomes).
dan praktis yang ditujukan untuk menciptakan, secara kritis menilai, dan
konsekuensi sekarang dan masa lalu dari diterapkannya alternatif kebijakan; dan
berjalan sebagai proses yang runtut dan sistematis dalam rangka mendukung
dalam administrasi publik. Di sini kita mempunyai dua hal yang menjadi acuan,
yaitu: (1) Isu yang dibahas adalah kebijakan publik; (2) Aktor terpenting dalam
kebijakan publik adalah pemerintah; (3) Namun pemerintah dalam hal ini identik
dalam suatu kegiatan tertentu yang dilakukan oleh instansi pemerintah dalam
aktivitas dalam proses kegiatan yang bersifat politis. Aktivitas politis tersebut
serangkaian tahap yang saling tergantung, yaitu (a) Penyusunan agenda, (b)
Formulasi kebijakan, (c) Adopsi kebijakan, (d) Implementasi kebijakan, dan (e)
Penilaian kebijakan.
cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya. Tidak lebih dan tidak
melalui formulasi kebijakan derivatif atau turunan dari kebijakan publik tersebut.
Proyek
Kegiatan
Pemanfaat
(Beneficiaries)
2.4. Pemuda
untuk memberi generalisasi golongan masyarakat yang berada pada usia paling
dinamis, yang membedakan dari kelompok umur anak-anak dan golongan tua.
demografis, akan tetapi juga sebuah gejala historis, ideologis, dan juga kultural.
menjelaskan bahwa secara statistik pemuda didefinisikan pada umur 15-24 tahun.
Pengertian pemuda dalam Kamus Bahasa Inggris Webster (1999), pemuda (youth)
between childhood and maturity). Sebagai perbandingan, di bawah ini dapat kita
saksikan tabel perbandingan rentang usia pemuda di berbagai negara dan forum di
PBB.
1. Australia 15 - 25
2. Bangladesh 15 – 30
3. Brunei Darussalam 15 – 25
4. China 14 – 28
5. India 13 – 35
6. Indonesia 16 - 30
7. Malaysia 15 – 40
8. Maldives 16 – 35
9. Mikronesia 16 – 35
11. Pakistan 15 – 29
13. Philipina 15 – 30
15. Samoa 15 – 35
16. Singapura 15 – 29
17. Srilangka 15 – 24
18. Thailand 12 – 25
19. Tonga 12 – 25
20. Vanuatu 15 – 24
21. Vietnam 15 – 35
diartikan sebagai orang muda laki-laki; remaja atau taruna. Sedangkan, pemudi
adalah orang muda perempuan; remaja putri atau gadis. Secara kualitatif,
independen (adulthood). Masa transisi ini melibatkan beberapa kondisi yang unik
seperti: (1) Bergerak dari kondisi sekolah menuju kondisi kerja dan independen
dalam penghasilan, (2) Pindah dari rumah orang tua ke lingkungan yang baru, (3)
mempunyai anak.
Menurut Ridwan (2008), dalam ilmu psikologi, juga dikenal istilah remaja
yaitu seseorang yang berumur antara 13-19 tahun. Remaja diartikan sebagai masa
anak-anak menuju dewasa ditandai dengan perubahan fisik dan secara mental
tidak mau diberlakukan seperti anak-anak lagi. Adapaun ciri-ciri remaja yang
1. Pertumbuhan Fisik;
pertumbuhan yang cepat itulah remaja membutuhkan tidur dan makan yang
lebih banyak. Dalam hal ini kadang-kadang orang tua atau pihak orang
2. Perkembangan Seksual;
Alat reproduksi seksual mulai berproduksi dan terjadi perubahanfisik
secara seksual, yang secara psikologis menjadi rentan untuk diejek oleh
tuanya. Dalam kondisi tertentu, tarikan kelompok ini menjurus pada hal-hal
yang negatif sehingga ditemukan banyak kasus misalnnya remaja terlibat
2.5. Pembangunan
merupakan suatu orientasi dan kegiatan usaha yang tanpa akhir. Proses
untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik dari satu generasi ke generasi
yang selanjutnya, baik itu dari segi material, pemikiran, psikologi, spiritual,
dan kualitas terhadap alam sekitar. Selain itu, pembangunan juga diartikan
melalui upaya yang dilakukan secara terencana. Disamping itu, Fakih (2002)
yang dicapai oleh sebuah masyarakat di bidang ekonomi. Bagi rakyat kecil,
lebih baik. Untuk mencapai kehidupan yang lebih baik semua masyarakat
minimal harus memiliki tiga tujuan inti sebagai berikut (Todaro, 2000):
nilai- nilai kultural dan kemanusiaan, yang kesemua itu tidak hanya
fisik atau sosial. Oleh karena itu, pembangunan hendaknya harus adanya
Sedangkan, yang menjadi bagian dari pembangunan non fisik atau sosial
sebagainya.
Perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial bagi setiap individu
atau negara, bangsa lain, namun juga terhadap setiap kekuatan yang
para ahli, baik itu ahli politik, sosial, budaya, atau ahli ekonomi namun secara
berkeadilan, berdasarkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
seperti proses, goal, framework dan juga sebuah pendekatan (approach). Secara
luas Youth Development didefinisikan oleh Roth & Brook-Gunn (2005) sebagai
sebuah proses yang dilakukan untuk memenuhi tantangan masa muda dan dewasa
dan semangat profesionalitas; dan kedua meningkatkan partisipasi dan peran aktif
dan dipelihara orang lain (orang tua) menuju kondisi dimana harus
yaitu:
perbedaan,
c. Proaktif,
d. Memobilisasi publik juga organisasi yang melayani pemuda dalam
sebuah komunitas,
terbesar,
tangguh adalah orang yang bekerja dengan baik, bermain baik, mencintai
child is one who works well, plays well, loves well, and expects well).
yang matang. “It assumes that there are certain growth-related tasks that
pemuda; peningkatan dan perluasan memperoleh peluang kerja sesuai potensi dan
keahlian yang dimiliki; dan pemberian kesempatan yang sama untuk berekspresi,
berikut:
Gambar 2.3. Arsitektur Pembangunan Jangka Panjang Kepemudaan
kepemudaan.
setelah Medan ini, memiliki letak yang strategis karena dilintasi oleh Jalan Raya
Lintas Sumatera. Kota ini memiliki luas wilayah 79,97 km2 dan berpenduduk
pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Namun, tidak bisa dipungkiri pemuda baik itu dalam aras nasional dan lokal,
pergaulan bebas, tawuran sampai aksi fenomena geng motor atau begal motor
yang dewasa ini menghiasi pemberitaan kriminalitas di media-media. Dimana,
2015.
yaitu Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata Kota Pematangsiantar. Hal
ini juga dikuatkan oleh amanah undang-undang No. 40 tahun 2009 tentang
Pematangsiantar.
pemuda maju yang akan menjadi harapan bangsa dan menjadi mitra kritis
Kondisi Kepemudaan
Kota Pematangsiantar
Rencana Program/Kegiatan
METODE PENELITIAN
Sumatera Utara. Dalam penelitian ini penulis akan mencoba meneliti dengan
seandainya satu komponen saja yang diteliti maka tidak akan maksimal hasilnya,
oleh karenanya peneliti mencoba untuk seluruh komponen terkait yaitu dari unsur
Waktu penelitian ini akan dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan terhitung mulai
dinamis, kompleks dan penuh makna. Penulis bermaksud memahami situasi sosial
yang ada pada masa sekarang atau masalah-masalah yang aktual, (2) Data yang
1980).
1. Penelitian Lapangan
penelitian pada lokasi atau objek yang telah ditentukan. Penelitian lapangan
media informasi lain yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.
3.4. Jenis dan Sumber Data
Jenis dari sumber data ini terdiri atas dua bagian yakni sumber data primer
1. Sumber data primer, yaitu data yang terdapat di tempat penelitian yang
pihak-pihak terkait.
2. Sumber data sekunder adalah data yang lain, yang terdapat dalam buku-buku
data yang dibutuhkan. Pemilihan Informan ini melalui pertimbangan bahwa orang
yang dipilih dapat memberikan informasi yang jelas sesuai dengan tujuan dan
permasalahan yang sedang diteliti. Dengan demikian yang menjadi informan dalam
kepemudaan);
sebagai berikut:
1. Kebijakan Pemerintah
2. Pembangunan Kepemudaan
Isi (content analysis) yaitu cara yang paling tepat untuk menyajikan pembahasan
mendalam terhadap isi suatu informasi yang tertulis yang biasanya digunakan
sebagai berikut: Data dan informasi berupa hasil observasi dan wawancara tentang
dianalisis, dengan prosedur yang baku. Lebih spesifiknya, penelitian ini akan
evaluabilitas suatu kebijakan atau program dari calon pengguna dan pelaku-pelaku
Untuk lebih jelasnya akan diuraikan metode analisis data sesuai dengan
dipaparkan tentang gambaran umum lokasi dan gambaran yang terkait dengan
lebih lanjut dalam pemahaman yang akan diungkapkan dalam penelitian ini.
dengan Kota Siantar, terletak pada garis 2° 53’ 20” - 3° 01’ 00” Lintang Utara dan
sebelah barat ke timur dan utara dengan kemiringan berkisar 0° - 25° yang dibagi
dalam dua wilayah yaitu: wilayah 1, daerah rata (0° - 8°) sekitar 75 % dan wilayah
Jumlah penduduk tahun 2014 sebanyak 323.528 jiwa, terdiri atas laki-
laki berjumlah 162.367 jiwa dan perempuan berjumlah 161.161 jiwa atau
meningkat sebesar 2,1% dari tahun sebelumnya. Jumlah penduduk tertinggi pada
tahun 2014 terletak di kecamatan Siantar Utara sebesar 64.268 jiwa dan jumlah
mengalami peningkatan setiap tahun. Pada tahun 2010 sebanyak 251.442 jiwa,
tahun 2011 sebanyak 286.303 jiwa, tahun 2012 sebanyak 299.694 jiwa, tahun
2013 sebanyak 316.864 jiwa dan pada tahun 2014 sebanyak 323.528 jiwa.
pada tahun 2010 sebesar 5,85%, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 sebesar
6,02%, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 sebesar 5,71% dan laju
kelompok rentan.
Tabel 4.2. Laju Inflasi Di Kota Pematangsiantar, Kota Medan dan Nasional
Tahun 2010-2013
No. Tahun Pematangsiantar Medan Nasional
pokok dan beberapa jenis bahan bangunan yang menjadi dasar perhitungan tingkat
inflasi.
beberapa sub kelompok komoditi barang dan jasa, antara lain: BBM, transport,
Tahun
No. Lapangan Usaha
2010 2011 2012 2013
melalui perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan PDRB per
diterima oleh setiap penduduk selama satu tahun di suatu wilayah. Indicator ini
suatu daerah. Namun salah satu kelemahan ukuran ini adalah besarnya PDRB
perkapita suatu daerah belum tentu dinikmati oleh masyarakat daerah tersebut
karena PDRB perkapita itu didapat dengan PDRB atas dasar harga berlaku dengan
terus bertambah pada tahun periode 2010-2013. Hal ini terus menggambarkan
nilai tambah yang tercipta dari seluruh kegiatan sektor-sektor ekonomi yang terus
bertambah.
setiap tahun mengalami peningkatan (dalam jutaan Rupiah). Pada tahun 2010
sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh Kota Pematangsiantar. Nilai PDRB
ADHB yang besar menunjukkan sumber daya ekonomi yang besar dan juga
Pematangsiantar adalah dari lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran yaitu
pada tahun 2010 sebesar Rp 1.416.248,26 atau 34,02% tahun 2011 sebesar Rp
1.584.964,03 atau 35,08% dan tahun 2012 sebesar Rp 1.758.944,16 atau 36,06%
dan tahun 2013 sebesar Rp 1.922.207,63 atau 36,40% dari total PDRB.
Tabel 4.3. Rekapitulasi PDRB ADHB/ADHK, PDRB Perkapita
ADHB/ADHK tahun 2010-2013 (PDRB ADHB dan PDRB ADHK (dalam
jutaan Rupiah)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa PDRB ADHB, PDRB ADHK,
PDRB perkapita atas dasar harga berlaku, dan PDRB perkapita atas dasar harga
sumber-sumber penerimaan bagi daerah yang dapat digali dan digunakan sendiri
pendapatan derah yang sah. Pada tahun anggaran 2014 pendapatan daerah
daerah untuk tahun anggaran 2014 yang telah diterima kas daerah terdiri dari:
Tabel 4.5. Anggaran dan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun Anggaran
2014 dan Realisasi Tahun Anggaran 2013
Realisasi 2014
Realisasi 2013 Anggaran 2014
No. Uraian
(Rp) (Rp) Rp %
Pendapatan 98,02
1 61.357.963.445,49 92.301.487.715,85 90.477.498.193,76
Asli Daerah
Dana 94,88
2 653.588.466.023,00 761.184.323.647,00 722.182.429.366,00
Transfer
Lain-lain
3 Pendapatan 16.094.690.000,00 33.172.712.753,73 19.105.943.650,00 57,60
yang sah
Jumlah 886.658.524.116,58 731.041.119.468,49 831.765.871.209,76 93,81
realisasi pendapatan daerah pada tahun anggaran 2013, maka realisasi pendapatan
13,78%.
Lain-lain Pendapata
Pendapata n Asli
n Daerah Daerah;
yang Sah; 10,88%
2,30%
Dana
Transfer/P
erimbanga
n; 86,82%
Pematangsiantar
pemuda dan olahraga yang merupakan factor potensial dalam usaha pembangunan
tahun 2009 tanggal 27 Januari 2009 tentang Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan
dikunjungi wisatawan” dan “Kita Pasti Bisa, kalau Kita Pikir Kita Bisa”.
tanggal 27 Januari 2009 tentang Tugas, Fungsi dan Struktur organisasi. Struktur
berikut:
• Kepala Dinas
• Sekretaris
Tugas pokok dan fungsi Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan
pariwisata;
pariwisata;
bernilai sejarah;
8. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan dalam rangka pelestarian
budaya daerah;
a. Golongan IV 7
b. Golongan III 16
c. Golongan II 12
d. Golongan I -
a. S-2, S-3 1
b. S-1 13
c. D-III 5
d. SMA 16
e. SMP -
f. SD -
b. Eselon III 5
c. Eselon IV 15
4 Jabatan Fungsional -
Jumlah (5+6) 51
Pembangunan Kepemudaan
dalam arti bahwa semua potensi daerah baik sumber daya alam maupun sumber
daya manusia dalam keadaan stabil sehingga mampu memberikan andil dalam
pembangunan daerah. Maju, dalam arti kinerja pembangunan daerah ditandai oleh
penguatan posisi daya saing ekonomi, sosial dan budaya masyarakat Kota
koperasi;
dan
pro rakyat.
terampil, mandiri, sehat, berprestasi dan berdaya saing yang dilandasi iman dan
taqwa”.
kemandirian;
berkelanjutan;
olahraga;
dan
negara. Arah strategi kebijakan Pemerintah Kota Pematangsiantar ini dinilai tidak
Apalagi kalau kita melihat daftar inventarisasi masalah yang dibuat oleh
inventarisasi masalah yang dibuat agar dapat menjawab permasalahan yang ada.
Hal ini tentunya berkaitan dengan pengejahwantaan program atau kegiatan yang
akan membuat program atau kegiatan yang tidak akan menjawab persoalan
Pembangunan Kepemudaan
pembangunan;
Kota Pematangsiantar;
keolahragaan;
Pematangsiantar;
Pematangsiantar;
Pematangsiantar;
11. Meningkatnya kiprah dan hasil nyata dari organisasi dan lembaga
sebagai berikut:
pembangunan;
berbagai pembangunan bangsa dan negara dari beberapa sasaran kebijakan yang
Pembangunan Kepemudaan
(RPJMD) Tahun 2010 – 2015 dan Renstra Dinas Pemuda dan Olahraga, Budaya
tahunnya.
ditetapkan oleh seorang actor atau sejumlah aktor dalam mengatasi suatu masalah
atau suatu perubahan. Pengertian ini jika diterapkan pada tujuan penelitian ini
kadang demikian rumit dan sulit, sehingga harus diantisipasi agar luwes dan saat
diimplementasikan.
tujuan itu harus dicapai. Untuk itu pada umumnya kebijakan berisi tentang tujuan
dan sarana tertentu yang dipilih, yang terdiri dari sumber-sumber daya yang
pelaksana dan proses interaksi antara actor yakni antara pemuda atau organisasi
sub bab ini akan disajikan hasil penelitian melalui wawancara langsung dengan
informan yang telah dipilih. Adapun hasil penelitian dapat diuraikan sebagai
berikut:
pembangunan kedepannya.
Walaupun dalam mencari kebenaran itu kadang ditemukan persepsi yang berbeda-
beda dari setiap pemangku kepentingan. Wawancara dengan salah satu aparat
bahwa dalam perjalanan setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selalu
kepada setiap warga Negara Indonesia yang berdomisili di daerah pemerintah itu
berjalan. Hal ini juga sesuai dengan yang termaktub dalam Pasal 11 Ayat 1,
khusus pada fungsi pelayanan kepada pemuda, disamping KNPI, Pramuka, juga
berikut:
“Kalau saya lihat, luar biasa. Potensi pemuda ini luar biasa. Pemuda di
Siantar ini orangnya dinamis, kreatif, solid. Persoalannya potensi ini
tidak dikembangkan oleh pemerintah, sehingga berkutat di sini saja dia.
Ya, akhirnya apa, anggaran yang ditampung KNPI hanya seratus, dua
ratus, ya berapalah itu untuk pembinaan pemuda. Jadi tak berkembang.
Ya tambah sporty (potensi pemuda di Pematangsiantar). Ya sampai
sekarang abang tidak pernah dengar Organisasi Kemasyakatan
Kepemudaan (OKP) itu ributkan? Ya, tapi kalau soal perdebatan bang,
keluar urat leher bang.”
Potensi pemuda yang luar biasa di Kota Pematangsiantar harus mendapat
tangan pemerintah yang di daerah tidak boleh mengabaikan potensi dan masalah
pemuda.
dikenal sebagai orang yang memiliki sifat dinamis, kreatif, solid dan sportif. Hal
ini terlihat dari pengakuan dari unsur pemuda yang mengatakan bahwa organisasi
kepemudaan tidak pernah sampai melakukan konflik yang keras, walaupun
perdebatan memanas.
sebagai berikut:
“Kami harapkan, ya pemuda kita yang di Kota Siantar ikut ambil bagian
salah satunya adalah KNPI. Supaya nanti pemuda juga terarah dan
punya motivasi, imajinasi, bagaimana pemuda ini supaya oke di Siantar.
Supaya juga inspirasi mereka bisa tersalur. Mungkin pemuda punya hobi
yang berbeda-beda. Tiap pemuda saya yakin itu. Ada yang suka Voli,
suka Badminton, ada yang suka… mungkin Futsal, ada Sepakbola.”
“Kalau saya lihat, cukup bagus karena kemarin juga dari beberapa
Pencak Silat juga cukup bagus. Ya, kemarin kalau ga salah 3 medali
emas dari Pencak Silat yang kita dapatkan. Ada saya lihat dari… dari
mana, dari Pencak Silat mengadakan pertandingan dan mereka dapat
juara. Ehm… saya lupa namanya… tapi itulah, ada kemarin. Kemudian,
mungkin juga saya yakin Renang sudah ada, sudah punya atlit. Dan saat
ini juga ah… saya belum tinjau langsung, tapi menurut informasi yang
saya dengar. Voli cukup bagus. Voli cukup bagus untuk ke depan di
Pematangsiantar. Artinya, sudah ada potensi kita. coba nanti ini kita
kembangkan. Untuk ke depan juga, program KNPI juga cukup bagus dan
saya akan dukung karena saya juga pengurus KNPI”.
Disamping berbicara mengenai potensi pemuda, masalah pemuda
merupakan sisi yang tidak terpisahkan dari potensi tersebut. Bagai dua sisi mata
uang logam, masalah pemuda merupakan sisi yang harus mendapat perhatian yang
“Kalau kita lihat masalah, tentu harus kita lihat dulu apa kejadian. Apa
kejadian yang menonjol di Siantar ini? Supaya itu kita buat masalah.
Kalau kita lihat untuk sepanjang ini, ga apalah ada pak. Ga ada apalah
yang menonjol. Yang menonjol umum sajanya Narkoba, pergaulan
bebas. Itu yang saya bilang, harus membantu semua ini. Sekolah berikan
pembinaan. Polisi juga buat anggaran untuk masyarakat. Maunya semua
lini/instansi yang saya sebut tadi memiliki masalah bersama. Tentang
Narkoba, HIV AIDS. Kalau masalahmu saja kau anggap itu. Aku buang
badan. Jadi kalau sudah memiliki masalah bersama, saya rasa anda pun
disogok pun tidak mau. Ini saya lihat kelemahan saya lihat. Kalau semua
memiliki masalah bersama. Tuntas ini.”
Praktis menurut pengakuan dari pemerintah yaitu Bapak Drs. Binsar P.
Hal ini tentunya berbeda dengan dokumen perencanaan pemerintah yang kita lihat
menyatakan:
Narkoba yang merupakan persoalan yang cukup sering dijadikan patronase dari
pemahaman yang harus terus ditanamkan oleh pemerintah dan masyarakat. Masa
depan suatu bangsa atau suatu daerah sangat ditentukan oleh kondisi pemudanya
hari ini. Untuk itu perlu kreativitas dan kesinambungan dalam memberdayakan
pemuda sebagai subjek dari pembangunan. Baik itu mendorong kebijakan secara
implementasi.
memiliki tugas yang meliputi: (a) perumusan dan penetapan kebijakan; (b)
daerahnya. Serta, pemerintah daerah memiliki tanggung jawab yang sama dengan
“Oh, kalau kita lihat. Kita buatlah program dulu kan disini
(Disporabudpar). Misalnya, kegiatan A, ya rencana, lalu kita buatlah
anggarannya berapa. Digabunglah masing-masing bidang. Setiap
bidang membuat begitu. Satukanlah semua. Dana itu sama program itu.
Katakanlah dulu ini menjadi B. setelah ini menjadi B, lalu semua, apa
kegiatan di kantor ini. Didalamlah semua. Inilah akan dibawakan
kepada dinas pendapatan maupun Bappeda (Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah). Lalu mereka merumuskan. Setelah fix semua,
masing-masing anggaran inilah diusulkan kepada dewan. Begitu,
terjadilah evaluasi masing-masing kegiatan yaitu eksekutif dan legislatif.
Setelah itu terjadi, mana yang dicoret, mana yang dipakai nampak di
situ. Diketoklah, iya laksanakan!”
Berikut pernyataannya:
kebijakan/program. Hal ini terungkap jelas dalam pernyataan Bapak Zainul Arifin
dalam hal KNPI sebagai wadah berhimpun OKP dalam penyusunan program di
Disporabudpar yaitu:
“Sampai sekarang, apalagi di periode kita ini (2014 – 2017) belum, baik
itu dalam penyusunan program. Apa sesungguhnya yang diinginkan
pemuda-pemuda ini? Nah, itu belum ada yang kita lihat. Eh, atau belum
diundang kita oleh Dispora untuk mendiskusikan tentang itu.
Maksudnya, diundang secara formal gitu ya. Namun, ada sudah
beberapa kali kegiatan Dispora, baik itu Dispora Prov dan Dispora
daerah yang memang melibatkan KNPI. Itu memang ada. Tapi dalam
merumuskan program, khususnya Dispora Siantar, belum dilibatkan,
khususnya untuk tahun 2015 ini.”
Realisasi implementasi kebijakan pembangunan kepemudaan di Kota
“Tiba kita pada Tupoksi yang kita kelola di kantor ini. Apa yang bapak
sebut, LAKIP dan sebagainya. DIPA itu bidang kepemudaan menangani
hanya untuk Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda ini setiap tahunnya
diperingati. Kitalah sebagai pengelola, hanya kerjasama dengan KNPI.
Kerjasama KNPI selaku petugas dalam upacara tersebut. Anggarannya
di Dispora ini. Ah, begitu.”
Ketika Bapak Zainul Arifin Siregar, Sekretaris KNPI Kota
“Seperti saya bilang tadi. Sampai sekarang kita ga tahu apa program
Dispora terhadap pemuda. Sampai sekarang kita ga tahu itu. Nah, kedua
apa yang mau kita bilang? Nah, kalau ditanya arahnya kita ga tahu. Jadi
kalau saya bilang hanya slogan seperti eh… Renstra-Renstra walikota,
menciptakan pemuda yang kreatif dan segala macam… itu hanya slogan.
Artinya, realitas di lapangan kita ga tahu. Bahkan kita lebih kreatif lagi
tidak tergantung kepada Dispora. Menciptakan sebuah program, berbuat
bagaimana bisa melakukan pembinaan-pembinaan terhadap pemuda itu.
Nah jadi, cunlah (baca: cocoklah) antara Dispora dengan program-
program KNPI.”
Senada dengan pemuda Bapak Zainul Arifin Siregar, Bapak Parlaungan
“Jadi kalau soal ini tergantung kepada pimpinannya gitu. SKPD yana
dulu pernah. Pernah bahkan kita diajak untuk membuat. Apanya… Apa
namanya… eh, menyusun program untuk Dispora itu. Eh mana yang
kira-kira gawean pemuda. Jadi kita buat sama-sama merancang gitu
untuk diajukan. Nah itu masa Nelson Siahaan (Mantan Kadispora
Pematangsiantar). Kalau untuk dilibatkan untuk mengikuti kegiatan, ya
iya. Tapi kalau untuk merumuskan program belum pernah. Hanya di
masa mendiang Pak Nelson (Sekitar tahun 2008-2009). Nah itu,
langsung dia lempar sama kita. Nah ini… Makanya beberapa kali kita
coba minta sama Kadispora saat itu. Artinya kita sampaikan di periode-
periode sebelumnya di bawah Pak Nelson, kita dilibatkan. Kenapa untuk
kedepan ini tidak lagi kan gitu… tergantung pimpinannya ini bang. Ya,
Pak Nelson transparan soal itukan. Jadi ketika DPRD pun setuju
anggaran di Dispora itu, dia juga memberitahu kepada kita. “Nah ini
program yang kita usulkan kemarin, ini… ini… disetujui… ini tidak
disetujui… jadi ada sekian…”. Nah ini transparan soal itu… nah itu
yang saya lihat dari Nelson.”
Bahkan dalam hal perencanaan yang luas terkait dalam Musyawarah
tidak dilibatkan dalam forum tersebut. Berikut pernyataan dari Bapak Zainul
“Nah, mereka klaim itu. Tahun 2015 ini kita ga dilibatkan. Bahkan, tidak
diundang dalam Musrenbang kota. Padahal tahun-tahun sebelumnya
kita dilibatkan dalam perencanaan-perencanaan anggaran sekaligus
program pemerintah itu. Hanya tahun ini yang tidak dilibatkan. Tahun-
tahun sebelumnya 2014, 2013 ada undangan. Tahun 2015 ini tidak.
Selanjutnya, ketika ditanya pihak pemuda ditanya bagaimana proses
berikut:
“Ya bagus. Artinya, (Komunikasi) kalau kita mau tahu, begini, ini Bulan
Juli, setidaknya kita sudah tahu kegiatan Agustus, September, Oktober…
Nah, itu yang di bilang ikut terlibat. Kita hanya sebatas mengikuti…
kalau komunikasi kita bagus dengan Kabid kepemudaannya. Bagus bisa
komunikasi dengan segala macam.”
hanya sebatas komunikasi personal atau pribadi, tidak terkait dengan komunikasi
dengan pihak pemuda. Hal ini dibuktikan tidak dilibatkannya pemuda dalam
menyangkut peran serta pemuda. Kenyataan pemuda sudah tidak dilibatkan lagi
pemuda menyimpulkan bahwa hal itu bisa terjadi akibat pengaruh kepemimpinan
Dari tabel di atas dalam tahun anggaran 2014 telah dialokasikan dan
pelaporan kinerja dan keuangan, walaupun alokasi dana ke semua program ini
sama yaitu sebesar jumlah dari alokasi belanja langsung dan tidak langsung yaitu
atau kebijakan bisa tidak berjalan secara maksimal. Maka untuk itu, aspek
peranan penting dalam tercapainya suatu tujuan dari kebijakan itu sendiri.
“Ya, jauh kalilah. Contoh: KNPI ada dibantu pemerintah, katakan 200
juta. Itu bukan untuk pemuda bang, tapi untuk KNPI karena masing-
masing OKP juga mengusulkan proposalnya ke pemerintah untuk
meminta bantuan. Nah, pernah kita beri solusi kepada pemerintah. Gini
aja pak, difokuskan aja anggaran pemuda itu di KNPI. Untuk
mempermudah semuanya. Termasuk juga mempermudah kerja
pemerintah dan juga soal penyalurannya lebih jelas. Kayak KONI, kan
anggaran Pengcab-Pengcab itu kan di KONI anggarannya. Itu juga
yang kita minta. Dan ini juga lebih gampang mengontrolnya. Misalnya,
ketika organisasi A tidak aktif, kita boleh bilang, tahun ini kalian tidak
bisa lagi dibantu, karena ga ada kegiatan kalian. Sehingga kita bisa
menegor OKP itu ketika dia ga aktif. Tapi, kalau kita ga pernah ngasih,
apa bisa kita tegor? Apa urusanmu, katanya. Kalau benar estafet
kepemimpinan di tangan pemuda, kenapa kita mesti hitung-hitungan?
Pemuda inilah yang harus dibesarkan.”
Selanjutnya peneliti mencoba menanyakan kepada pihak pengurus KNPI,
apa saja fasilitas yang diberikan Pemerintah Kota Pematangsiantar melalui Dinas
jawaban dari Bapak Zainul Arifin Siregar, Sekretaris KNPI Kota Pematangsiantar:
“Belum ada. Kalau gedung ini (kantor KNPI) memang sudah lama.
Kalau fasilitas lain yang diberikan di 2015 ini, total belum. Soal
anggaran, bukan dari Dispora, anggaran di Sekda (Sekretaris Daerah),
yang direkom oleh Kesbanglinmas (Kesatuan Pembangunan Lintas
Masyarakat). Tidak ada hubungannya dengan Dispora.”
Hal ini ditegaskan kembali, Bapak Parlaungan Purba S.Pd., Ketua KNPI Kota
pernyataannya:
halnya, apabila ada dana dari Pusat dan provinsi, Disporabudpar selalu dimintakan
Tahun 2009 tentang kepemudaan, yaitu yang dimaksud pemuda adalah manusia
Indonesia yang berada pada rentang umur 16-30 tahun. Oleh karena itu, OKP
yang berhak mendapat bantuan dana dari pemerintah harus memenuhi kriteria
kepengurusannya sudah lewat dari usia 16-30 tahun, tentunya tidak dapat lagi
yang berlaku. Seperti penjelasa tambahan dari pemerintah Bapak Drs. Binsar P.
Sumbayak, Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga Disporabudpar Kota
“Ah, begini. Kalau dari provinsi tadi kita sudah tegaskan tidak diberi.
Kan begitu. Seperti yang bapak maksudkan tadi karena ga melalui kita
pintu jendelanya, kurang tahu dengan hal itu. Atau, kalau mereka
membuat tembusannya kepada kita, baru kita tahu. Ini tidak ada.
Artinya, misalnya adapun dana diterima KNPI mereka
mempertanggungjawabkannya kepada siapa dana yang diterima.
Contoh: cairlah itu, mereka berurusan kepada yang mencairkan itu. Ga
ada sama kita. ga tau kita pelaksanaannya, Cuma sosialisasinya sudah
kita buat. Untunglah kamu datang, kita buat program kedepanlah. Coba
kita buat tugas kita bu, kita tambahi. Coba kita evaluasi dulu undang-
undang ini seperti yang dimaksudkan tadi. Apakah memang sudah
terlaksana. Untuk kedepanlah itu kita buat. Kita tambahi kerja kita
dengan kehadiran anda kemari bisa lebih jelas tugas kita ini.
Masukanlah itu sama kami.”
bidang yaitu pemuda, olahraga, budaya dan pariwisata. Setiap bidang memiliki
penelitian ini hanya mengfokuskan pada tema kepemudaan, maka menjadi penting
dalam SKPD Disporabudpar untuk melihat prioritas kebijakan oleh SKPD. Hal ini
dapat kita lihat dari wawancara dengan pemerintah Bapak Drs. Binsar P.
Pematangsiantar yaitu:
serta stakeholder yang memiliki fungsi dan tanggung jawab dalam membina
“Kami dari komisi 1, saya sendiri dari Fraksi Nasdem, ya kita akan coba
memperjuangkan. Tapi yang pertama, Kadispora punya program dan
misi yang jelas tentang kepemudaan. Oke, mungkin tahun ini kami
pengennya ide yang kita buat kecamatan begini… silahkan. Kami dari
komisi 1 akan mencoba membantu supaya bagaimana fungsi sebagai
pengawasan dan sebagai anggaran dan sebagai legislasi. Artinya, harus
dibuat dulu program betul-betul matang yang melibatkan nanti dengan
begini, sudah luas 8 kecamatan, 53 kelurahan. Coba dulu digalang
semua ini. Ya mungkin standar pertama program dari Kadispora hanya
sebatas kecamatan. Silahkan saja. Kita punya fasilitas. Kita punya GOR
(Gedung Olah Raga). Kenapa tidak pergunakan GOR? Untuk ajang
tempat kita ga masalah, saya yakin. Kita punya GOR, di GOR kita bisa
buat Badminton, kita bisa buat Voli. Ah, kita bisa buat Tenis Meja di
sana. Ada kita sarana. Tapi, saya bilang tadi coba Kadispora membuat
program bagaimana supaya pemuda di Siantar terlibat dalam
kepemudaan itu sendiri. Itu yang saya bilang untuk kepada Kadispora.”
“Kami dari komisi 1, terutama dari Fraksi Nasdem akan coba siap
membantu kepada pemerintah supaya nanti apapun program mereka,
khususnya dari komisi 1, akan coba mengajukan kepada pemerintah
supaya anggaran itu mohonlah ditambahi atau apapun program mereka
dari Kadispora coba diperjuangkan. Kita akan perjuangkan. Ah, itu
kalau dari saya komisi 1. Coba kita perjuangkan supaya mereka juga
kegiatan tersebut terlaksana.”
Persoalan anggaran merupakan persoalan yang cukup klasik dalam setiap
evaluasi program atau kegiatan. Minimnya belanja modal dalam setiap SKPD
setiap tahunnya. Program ini merupakan hal penting untuk setiap tahunnya
baik. Komunikasi dan kordinasi lintas sektor lembaga pemerintah tentunya hanya
berfungsi sebagai penunjang dan bukan hal yang utama. Maka untuk itu,
kepemudaan tidak hanya dijawab melalui program yang dilihat oleh pihak
ssasaran. Kebijakan yang telah diaturkan oleh pemerintah pusat dan daerah dalam
pengalokasian dana atau anggaran kepada OKP harus merujuk pada undang-
undang tentang kepemudaan. Artinya, OKP yang pengurusnya yang memiliki usia
lebih dari rentang umur yang diaturkan oleh undang-undang yaitu 16 sampai
fasilitas dari pemerintah. Kebijakan ini tentunya dalam rangka penyadaran dan
penegakan hukum agar sasaran dari pembangunan kepemudaan itu bisa tepat
sasaran.
Ketegasan dari pemerintah ini tentunya akan memaksa OKP agar
juga harus menjadi acuan bagi lembaga atau badan lain dari pemerintah yang
terhadap kinerja sebuah organisasi. Evaluasi yang baik akan menjadi modal
penting dalam menyusun sebuah perencanaan yang baik. Bagai siklus yang tidak
kinerja sasaran beserta target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam table
berikut:
kegiatan seperti Peringatan Hari Sumpah Pemuda (Hari Pemuda) Tingkat Kota
Pelajar serta masyarakat, PNS dan Non PNS Pemerintahan Kota Pematangsiantar
kepada pihak pemuda melalui Bapak Zainul Arifin Siregar, Sekretaris KNPI Kota
jawabannya:
“Belum. Tapi Dispora Prov sudah dua kali. Misalnya, ketika di Medan
dan turun ke Siantar ini. Cuma untuk olahraga ada. Tapi kan ke KONI
itu.
Ketika pemuda ditanya mengenai, apakah pemuda sudah merasa cukup
dengan kegiatan Peringatan Hari Sumpah Pemuda yang mereka anggap sebagai
mengatakan:
“Ya jelas kuranglah. Pemuda ini tidak hanya sebagai pengikut. Dia juga
harus jadi pencetus ide-ide. Dia juga harus jadi pelaksana. Dia juga
harus juga jadi controlling. Tapi melihat sistem pemerintah dijalankan
tahun ini hanya menciptakan sebatas pengikut. Ini kalian, ikut kalian…
jadi seperti itu. Dan itu tidak kita harapkan. Kenapa? Kan ga kita
pungkiri. Estafet kepemimpinan itu di tangan pemuda. Jadi, kalau
pemerintah hanya mau menciptakan pemuda sebagai pengikut. Kapan
lagi pembinaan? Teruskan… pembinaan pemuda ini tidak semata-mata
beban KNPI aja kan? Ada kesamaan visi antara pemerintah dan KNPI
sebagai induk organisasi pemuda. Bagaimana pemuda ini kedepan?
Nah, kalau kita lihat ga nyambung dia. Untuk di 2015 ini.”
Pemuda melalui proses wawancara dengan Bapak Zainul Arifin Siregar,
“Kalau menurut saya begini, pemimpin inikan tidak sendiri. Jadi kalau
kita membedahnya kesana, tergantung SKPD-nya. Nah, memang di
tahun-tahun sebelumnya sudah berjalan baik, di 2015 ini aja yang agak
kurang. Nah, apalagi di kepemimpinan Hulman (Walikota
Pematangsiantar) ini drastis, macam Tuahman (Mantan Kadispora)
memimpin, seolah terjadi pembiaran. Nah, seperti itu dia. Artinya,
SKPD-nya memang inilah. Tidak terlepas dari kesalahan pemimpin.
Kenapa dia tidak mengingatkan bawahannya, atau SKPD-nya dalam
menjalankan fungsinya. Nah, disini yang kita lihat kurang ketegasan
dari walikota untuk menegur, memberikan peringatan seperti yang kita
lihat ini.”
Pemuda Bapak Zainul Arifin Siregar, Sekretaris KNPI Kota
program belakangan ini. Sebagaimana perencanaan yang baik itu adalah yang
mereka. Pemerintah Bapak Drs. Binsar P. Sumbayak, Kepala Bidang Pemuda dan
“Memang pas itu pak. Dan itu maunya, tidak masalah baru itu. Di
tingkat atas pun pak. Contoh: mereka sudah lakukan itu untuk pemilihan
anggota Paskibra. Tidak boleh hanya Dispora, makanya mereka
melibatkan semua. Ah, kenapa? Supaya terselesaikan, sehingga kalau
ada masalah tidak satu orang yang salah. Kan begitu, dalam hal yang
begitu. Tapi dalam hal ini boleh juga sperti yang dikatakannya. Ikut
mereka duduk bersama kami untuk merumuskan itu. Tapi katakanlah
dulu itu belum terlaksana. Memang hal yang baik itu. Tetapi yang saya
bilang tadi dilakukan. Ini tak usah dibicarakanpun, bisa. Artinya, apa
yang perlu oleh pemuda di kota ini? Ayo kita programkan. Ayo kita
giring ke Pemko, supaya jangan dicoreti lagi program kita ini. Ayo kita
giring ke DPR. Alangkah baiknya begitu.”
Kenyataannya dalam program kepemudaan oleh SKPD Disporabudpar
28 Oktober. Hal ini diperjelas oleh pemerintah Bapak Drs. Binsar P. Sumbayak,
Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga Disporabudpar Kota Pematangsiantar
“Ada juga pak yang namanya pemuda, namun tidak masuk dalam
anggaran yang kegiatannya di provinsi yang tidak dapat kita ikuti.
Contoh: Pemuda Pelopor, kewirausahaan, pertukaran pemuda antar
provinsi, pertukaran pemuda antar Negara, jambore, ah itu. Itu tidak
ada kena sama kita karena tidak kita anggarkan. Tapi provinsi selalu
menyurati kabupaten/kota. Program yang hanya dibuat oleh Dispora
yaitu hanya ‘Sumpah Pemuda’. Selain itu, pengikut acara provinsi dan
nasional. Contoh: hari ini sampai hari Jumat, mulai semalam, ada itu di
tingkat provinsi pelatihan pemuda kewirausahaan, tanggal 7 sampai 10.
Itu dilakukan provinsi, diundanglah kabupaten/kota. Jadi kita jumpailah
pemuda kewirausahaan tadi. Dia punya usaha, sudah kita jumpai
beberapa, ya mereka tidak bisa menghadiri.”
Komisi 1 DPRD Kota Pematangsiantar melihat KNPI sebagai wadah yang positif
mendapat fasilitas dari pemerintah, utamanya adalah anggaran harus OKP yang
memiliki rentang usia pengurusnya sesuai dengan UU. Nomor 40/2009 tentang
kepemudaan yaitu berada pada usia 16 sampai 30 tahun. Namun, pada prakteknya,
minimnya pengawasan pada kebijakan ini juga menyisakan persoalan yang cukup.
dengan Bapak Drs. Binsar P. Sumbayak, Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga
batas umur pemuda terkait dengan pemberian fasilitas kepada OKP yaitu;
“Pernah dulu mereka (pemuda) akan membentuk suatu analisa, waktu
kami rapat di Medan. Tapi hasilnya belum nampak dari sekarang.
Artinya, mereka membikin bargaining umur tadi supaya dinaikkan,
karena itu berlaku di Jakarta aja kata mereka, waktu kami rapat. Mereka
akan membuat suatu wadah membahas ini.
menaikkan rentang umur pemuda dari maksimal 30 tahun agar menjadi lebih
tinggi lagi merupakan usulan yang belum bisa di uji dasar berpikirnya. Apalagi
kalau kita melihat pada Tabel 2.1. perbandingan rentang usia pemuda di berbagai
negara dan forum di PBB, tentunya kita bisa mendapat gambaran umur yang
dimaksud dengan pemuda. Di tambah lagi, secara historis bangsa ini dulu pernah
berhasil dipimpin oleh para pendahulu kita yang belum berusia 30 tahun.
kepemudaan dapat dilihat dari jawaban Bapak Drs. Binsar P. Sumbayak, Kepala
Pematangsiantar adalah,
“Ya, sudah lewatlah (umur) pak. Bahkan di OKP itupun ada yang lewat.
Mereka menjawab itu. Di AD/ART tidak diatur. Berarti tidak boleh
mengharapkan dana dari pemerintah karena sudah diaturkan di undang-
undang ini.”
Banyaknya OKP yang tidak mengindahkan mengenai batasan umur
tersebut. Berikut jawaban dari Bapak Drs. Binsar P. Sumbayak, Kepala Bidang
“Sudah kita kawal. Lebih dikawal. Sosialisasi pun sudah. Kita undang
dari Jakarta di Siantar Hotel. Bahkan, kalau ini sudah dikeluarkan 3
tahun sudah resmi. Paling tidak 5 tahun. Evaluasi 3 tahun. Oke 5 tahun.
Ya uda jalan.”
oleh Bapak Zainul Arifin Siregar, Sekretaris KNPI Kota Pematangsiantar, sebagai
berikut:
“Ya kalau kita berharap, pemuda ini dilibatkan. Baik itu dalam
penyusunan program, anggaran, dilibatkan pemuda ini. Katakan KNPI
sebagai duta atau perwakilan pemuda. Nah, dilibatkan dia dalam
penyusunan itu. Sehingga kita tahu program tahun ini apa yang di design
pemuda ini. Kemana arahnya?. Nah, kalau sekarang ini, kita tidak ini…
itu… Kedua, kan tidak hanya di Dispora, persoalan wawasan
kebangsaan ada di Kesbanglinmas. Maunya kita dilibatkan juga kita
disitu. Apa peran pemuda? Sosialisasi tentang undang-undang.
Disamping itu, dinas tenaga kerja, potensi itu harus ‘dicunkan’. Apa
yang ada di pemuda ini harus diberdayakan di tenaga kerja. Nah, ini
yang kita lihat ga ada. Intinya, dari semua komponen SKPD-SKPD
dibawah pemerintahan ini, harusnya ‘dicunkan’ dengan pemuda,
dilibatkanlah ini.
Selanjutnya, harapan Bapak Tongam Pangaribuan, SE.,Anggota Komisi
“Saya belum bisa melihat karena mungkin pemuda kita belum diajak
untuk kearah sana. Tapi mungkin, ada beberapa pemuda yang sudah
terlibat di OKP. Bisa jadi juga sudah terlibat di Ormas. Nah cuma
sejauh manakah peran mereka dalam pembangunan kota
Pematangsiantar? Ya, saat ini saya belum bisa mengatakan itu sudah
ada. Tapi mudah-mudahan ke depan. Tapi saat ini Ormas, kemudian
dengan KNPI. Itu sudah cukup bagus. Itu yang saya lihat dari
kepemudaan. Harapan saya, yang saya bilang tadi, mari para pemuda
Kota Siantar ikut ambil bagian di dalam suatu kegiatan ataupun Ormas
ataupun organisasi yang sudah dibentuk di Kota Siantar. Contohnya,
KNPI tadi, KONI tadi, kemudian ada Kosgoro lagi. Ya mereka mau,
silahkan bergabung supaya mereka bagaimana inspirasi mereka,
pemikiran mereka. Terus kemudian ada mungkin bakat yang tertunda
atau tergantung tidak kesampaian, silahkan bergabung.”
“Memang kalau saya ditanya, lebih baik pemuda ini dibina. Kemari
serius. Daripada kegiatan yang lain, kenapa? Karena kalau sudah kuat
pemuda ini, 15 tahun kedepan dia ada harapan lebih kuat lagi karena
fondasi sudah dibangun kuat. Lebih baik uang Negara ini habis di
pemuda ini. Daripada nanti? Karena watak pemuda inilah pemimpin kita
nanti 10 tahun kedepan nanti. Songon hamu 15 tahun nai, hamuma
sukkunon. Jadi molo ndang denggan mental muna saonari? [seperti
kalian (pemuda) 15 tahun lagi, kalianlah yang ditanya. Jadi, kalau tidak
bagus mental kalian sekarang?] Apa… Mau apa besok? Ancurlah… Ke
pemuda inilah. Benahilah ini. Makanya, di 16-30 itu digenjot. Kalau
sudah lewat itu. Sudah.”
Perhatian kepada pemuda merupakan sebuah keharusan, apabila sebuah
Negara atau daerah menyadari pemuda memiliki fungsi yang vital. Pemuda
dalam suatu wilayah memiliki kondisi yang buruk hari ini, tentu di masa depan
juga akan tergambar masa depan yang suram. Berlaku sebaliknya, apabila pemuda
dalam suatu wilayah memiliki kondisi yang baik, maka masa depan yang cerah
akan menanti.
Melainkan dia harus menjadi subjek dalam pembangunan itu sendiri. Pemuda
diperhatikan. Memberikan ruang gerak yang besar kepada pemuda, sama saja
memberi kesempatan belajar kepada para calon pemimpin masa depan. Pemuda
proses aktualisasi diri lebih luas lagi. Pemuda identic dengan kreativitas, kritis,
berani dan memiliki daya juang yang tinggi tentunya sangat dibutuhkan dalam
memiliki korelasi yang positif mendorong pelayanan public yang memadai dan
baik tentunya harus didasari oleh informasi yang memadai. Untuk itu, ketika
kebijakan pembangunan kepemudaan dirumuskan, penting untuk melibatkan
kepada tujuan dari pembangunan kepemudaan dari suatu wilayah yang ingin
dicapai.
secara bergiliran tentunya perlu diapresiasi. Inisiatif seperti yang diutarakan dari
kepada pemuda, dinas tenaga kerja yang juga terkait tentang penyediaan tenaga
kerja yang lebih banyak dikuasai oleh para pemuda. Maka untuk itu, perlu jajaran
wadah pembinaan pemuda, misalnya OKP harus tanggap dan sadar dalam
menjalankan aturan dan peraturan yang ada. Rentang umur pemuda yang sudah
baik. Aspirasi dan pengamatan akan kondisi pemuda baik di dalam dan di luar
negeri merupakan sebuah proses yang telah dijalani. Untuk itu, penting untuk
memelihara sikap yang positif untuk menjalankan aturan yang berlaku, tanpa
mengabaikan sikap kritis pemuda itu sendiri. Selama kita belum memiliki naskah
akademik untuk menolak sebuah aturan tertentu, sikap positif untuk menghormati
dan menjalankan aturan tersebut merupakan cerminan sikap warga Negara yang
baik.
Pemuda juga harus proaktif, senantiasa ikut ambil bagian dalam wadah-
wadah pembinaan pemuda. Misalnya, wadah minat bakat, wadah karir pekerjaan,
dalam hal-hal yang positif yang tentunya hal ini akan menghindarkan pemuda dari
Pemerintah juga harus mendukung bagaimana OKP bisa tetap tumbuh dan
visi strategis yang sama dengan harapan pemerintah dan masyakat pada
umumnya.
perencanaan dan ditambah lagi keterangan dari pemuda yang tidak mengetahui
Selanjutnya dari aspek sumber daya, anggaran merupakan persoalan yang cukup
aspek lainnya seperti, disposisi dan struktur birokrasi praktis tidak mengalami
kendala yang cukup berarti. Setidaknya hal ini dibuktikan dari pernyataan
kepemudaan. Begitu juga dari pihak pemuda maupun anggota legislative yang
5.1. Kesimpulan
bab sebelumnya, maka dari penulisan tesis ini ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Pematangsiantar.
5.2. Saran
tepat sasaran.
pembangunan kepemudaan.
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
George C. Edwards III dan Ira Sharkansky. 1978. The Policy Predicament:
Making and Implementing Public Policy. San Francisco: W.H. Freeman and
Company.
Hadari Nawawi. 1983. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press.
James E. Anderson. 1984. Public Policy Making, New York: Holt, Rinehart and
Winston Company.
Larson, R.W., Perry, S.C., Kang, H., and Walker, K.C. 2011. New Horizons:
Understanding the Processes and Practices of Youth Development. Journal
of Youth Development: 30-42.
Internet
National Youth Development (2004, Februari 26). What is Youth Development?
National Youth Development Information center:
http://www.nydic.org/nydic/programming/whatis/, diakses tanggal 20 maret 2015.
Youth Development Strategies Inc. 2002. YDSI: What is Youth Development.
http://www.ydsi.org/ydsi/what_is/history.html, diakses tanggal 21 Maret 2015,
United Nations. (n.d.). 2008. Youth Development Indicators,
http://www.un.org/esa/socdev/unyin/youthindicators1.htm, diakses tanggal 21
Maret 2015.
Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, www.bps.go.id , diakses pada 21 Maret
2015
Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara,
http://sumut.bps.go.id/frontend/linkTabelStatis/view/id/157, diakses pada 21
Maret 2015.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Pematangsiantar,
http://siantarkota.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=259, diakses pada 21 Maret
2015.
Wikipedia dengan kata kunci “Kebijakan”, http://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan,
diakses pada 24 Maret 2015.
Bappenas, http://www.bappenas.go.id/ , diakses pada 21 Maret 2015.
Lampiran 1
Pembangunan Kepemudaan”
menurut saudara?
kepemudaan?
kepemudaan?
kebijakan?
Pematangsiantar?
8. Apa yang merupakan hambatan untuk mencapai tujuan? Yang paling serius?
pembangunan kepemudaan?
Pematangsiantar?
Lampiran 2
Wawancara dengan Bapak Parlaungan Purba dan Bapak Zainul Siregar, Ketua dan
Sekretaris KNPI Kota Pematangsiantar didampingi Kepala Sekretariat
Berfoto di Kantor KNPI Kota Pematangsiantar bersama Ketua dan Sekretaris
KNPI Kota Pematangsiantar
Kota Pematangsiantar