2017
Simangunsong, Suwandi
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/1201
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
IDEOLOGI KADER HMI
DALAM PEMBANGUNAN KEPEMIMPINAN
KEPEMUDAAN DI KOTA MEDAN
TESIS
OLEH :
SUWANDI SIMANGUNSONG
147003048/PWD
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam
Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan pada Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
OLEH :
SUWANDI SIMANGUNSONG
147003048/PWD
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Prof. Dr. lic. rer. reg. Sirojuzilam, SE Prof. Dr. Robert Sibarani, MS
Judul Tesis
Dengan ini penulis menyatakan bahwa Tesis ini disusun sebagai syarat
dari hasil karya orang lain dalam penulisan Tesis ini telah penulis cantumkan
sumbernya secara jelas sesuai norma, kaidah dan etika penulisan karya ilmiah.
ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat pada bagian-bagian
berlaku.
Penulis,
Suwandi Simangunsong
ABSTRAK
ii
Tiada kata terindah yang penulis dapat ucapkan, selain rasa syukur atas
segala limpahan Rahmat yang telah diberikan Allah SWT sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan tesis ini. hanya kepadanyalah penulis berserah diri dan
SAW yang mana syafaat beliau sangat kita harapkan di dunia dan akhirat kelak.
Banyak pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tesis ini,
untuk itu dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan ini. Ucapan
2. Bapak Prof. Dr. Robert Sibarani, MS., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
3. Bapak Prof. Dr. lic. rer. reg. Sirojuzilam, SE., selaku Ketua Program Studi
4. Bapak Dr. Ridwan Hanafiah, SH, MA Selaku pembimbing I dan Bapak Dr.
iii
SE, SU dan Bapak Dr. Irsyad Lubis, M.sos.Sc selaku komisi pembanding
6. Bapak Prof. Dr. Syafaruddin, M.Pd, Bapak Amiruddin Siahaan, M.Pd (UIN
SU Medan), Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar M.Si, Bapak Prof. Dr. Khairil
akademis. Dan Sahabat saya, Mirza Zamzami (Ketua Umum HMI Cabang
organisatoris.
Syawaliyah yang saya cintai dan sayangi dunia akhirat, Terima kasih atas doa
Amd. Kom dan adik saya Jefri Simangunsong. yang telah mendampingi
bukan hanya dalam penyelesaian tesis ini namun dalam mencapai cita-cita
iv
Sumatera Utara yang telah memberikan ilmunya kepada penulis dari awal
11. Seluruh rekan – rekan mahasiswa PWD Kelas Kemenpora Angkatan II atas
12. Seluruh keluarga besar yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini dan selalu
13. Seluruh kader HMI Cabang Medan yang menjadi responden, dalam penelitian
Penulis menyadari benar tesis ini masih memiliki kekurangan dan tidak
harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat kepada seluruh pembaca. Semoga
kehidupan kita ini atas kebaikan dan kemurahan hati bapak/ibu, saudara/I
sekalian. Amin.
Suwandi Simangunsong
1991, dari pasangan suami istri Muslim, Ayah Usman Simangunsong dengan Ibu
anak ke tiga) Hersan Simangunsong (abang ketiga anak ke empat) dan Jefri
Penulis mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 1996
mengikuti dan menyelesaikan pedidikan pada tahun 2005 sampai 2008 di MAS
mengikuti dan menyelesaikan pendidikan tinggi pada tahun 2008 sampai 2013 di
Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara (IAIN SU Medan). Untuk gelar
pada tahun 2014 sampai 2017 di Universitas Sumatera Utara Medan (USU) kelas
vi
ABSTRAK ................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ................................................................. iii
RIWAYAT HIDUP ..................................................................... vi
DAFTAR ISI................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ....................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................... xiv
vii
viii
ix
xi
xii
xiii
xiv
PENDAHULUAN
semata sebagai faktor produksi bukan sebagai makhluk kultural. Karena manusia
dilihat sebagai faktor produksi, maka wacana tentang sumber daya manusia jadi
berbeda dari faktor kultural dalam pembangunan. Disini orang berbicara tentang
produktivitas, tentang daya kerja manusia. Tujuan dari kajian sumber daya
berkualitas tinggi adalah manusia yang sehat badannya dan memperoleh cukup
Pemuda & Olahraga Republik Indonesia Tahun 2009-2014; Rencana Kerja dan
RI Tiap Tahun; Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 0059 Tahun
Di Indonesia pada tahun 2025 yang akan datang disebut sebagai tahun
emasnya, dengan ditandai jumlah penduduk pemudanya tinggi. Dari data BPS
yang ada saat ini dapat diprediksi tahun 2025 jumlah penduduk usia muda dalam
masa produktif akan mencapai jumlah tertinggi. Saat itu seharusnya Indonesia
bisa menjadi bangsa yang lebih produktif sehingga Indonesia Emas bukan
aset tidak begitu saja muncul dengan sendirinya. Diperlukan usaha untuk
mengubah potensi pemuda menjadi aset tentu merupakan tugas bersama semua
Salah mengelola potensi anak-anak muda ini akan menjadi hal yang negatif.
Kesalahan dalam pengelolaan potensi pemuda akan menjadi sebuah beban dan
adalah mereka yang selalu mengerjakan hal-hal positif dalam kehidupan mereka.
(Irawanto, 2006). Pemuda merupakan dua sisi mata uang dalam konteks
pemuda masih terus berulang dari zaman ke zaman. Pada Tahun 2007,
daerah.
dan HIV/AIDS.
yang berbunyi Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode
pemuda yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
tercipta pemuda kota Medan yang berkualitas, sehingga pemuda tersebut akan
menjadi aset besar bagi kota Medan dalam pembangunan daerah yang
berkelanjutan.
HMI adalah suatu organisasi mahasiswa yang berdiri pada masa pemerintahan
oleh seorang mahasiswa tingkat I, Sekolah Tinggi Islam (STI) yang diperakarsai
Lafran Pane. Pada awalnya ide untuk mendirikan organisasi ini adalah karena
melihat kondisi pemerintahan yang tidak stabil pada masa 1947, yang sedang
bergejolak akibat terjadinya Agresi Militer yang dilakukan oleh Belanda untuk
menjadi suatu negara merdeka. Hal inilah yang mengantarkan para penduduk
Belanda. Lahirnya HMI tidak terlepas dari hukum proses masyarakat, yaitu
masa-masa agresi. Seiring dengan tujuan HMI yang digariskan sejak awal
membantu pemerintah, baik langsung memegang senjata api dan bambu runcing,
Pikiran dan ide pokok dari Lafran Pane kemudian menjadi gagasan unuk
kehidupan yang dinafasi suasana ke- Islaman. Buku MOP HMI Cabang Medan
beberapa mahasiswa dari fakultas kedokteran USU, dan mahasiswa UISU yaitu,
OK. Rachmat Bakri, Deliar Noer, Ahmad Soepomo dan Amir Husein, bersepakat
mendirikan HMI di Medan. Setelah beberapa orang sepakat maka berdirilah HMI
Medan yang kemudiannya juga berdiri untuk bertujuan turut berperan serta
pada saat itu baru berdiri mulai mensosialisasikan diri ketengah-tengah kancah
mahasiswa yang ada di universitas di Medan. Dan hasil ini mendapat hasil yang
menjadi anggota HMI Cabang Medan, yang kemudian disusul dengan Fakultas
Kedokteran USU, Fakultas Hukum USU, dan Universitas HKBP Nomensen. Dari
diri menjadi organisasi mahasiswa di Medan (Buku MOP HMI Cabang medan).
yang berstatus mahasiswa untuk berproses dalam menempah kualitas diri dalam
mengikuti kaderisasi yang dilakukan HMI, Itu terlihat jelas sebaran komisariat-
FK USU, HMI Komisariat FKM USU, HMI Komisariat FKG USU, HMI
HMI Komisariat FT USU, HMI Komisariat FMIPA USU, HMI Komisariat PAAP
USU, HMI Komisariat FIB USU. UNIMED terdiri 7 komisariat diantaranya, HMI
UNIMED, HMI Komisariat FIK UNIMED, HMI Komisariat FIS UNIMED, HMI
komisariat persiapan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN SU. Kampus swasta
UMSU) dan HMI Komisariat Institut Teknologi Medan (HMI Komisariat ITM).
HMI Cabang Medan tetaplah ada seperti HMI Komisariat HKBP Nomensen yang
tidak lagi ada dan pindahnya HMI Komisariat FIK dan FIS UNIMED dibawah
naungan HMI Cabang Medan terdiri dari 28 komisariat penuh dan satu komisariat
persiapan total 29 komisariat (Sumber Ketua Umum HMI Cabang Medan Periode
2014-2015). .
segala aktivitas ummat dan terus beregenerasi maka HMI juga mengadakan
masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT. Terbentuknya HMI
Medan merupakan bentuk kesadaran serta tanggung jawab dari tokoh-tokoh Islam
dan pimpinan pengurus untuk bersatu dan bahu membahu dalam membina
Allah SWT melalui organisasi mahasiswa. HMI juga berusaha mewujudkan cita-
dan makmur, yang diridhoi Allah SWT dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 khususnya di Kota Medan.
Medan sebagai kota yang berkembang dan terdiri dari masyarakat yang
berbeda pula, HMI telah lama hadir di Kota Medan memberikan kontribusi bagi
tokoh-tokoh Pemuda Kota Medan yang lahir dari rahim HMI, dari politsi,
birokrat, peneliti, dosen, guru besar, tokoh agama Merupakan wujud nyata peran
berhak untuk bisa membaca dan menulis, untuk hidup sehat, untuk bisa
mendapatkan penghasilan yang layak, untuk mendapat rumah yang memadai, dan
untuk hidup sebagai satu bangsa dengan damai dan aman. Diharapkan dengan
desentralisasi atau yang lebih populer disebut otonomi daerah dapat memotivasi
pembangunan di semua masyarakat paling tidak memiliki tiga tujuan inti yaitu
dalam suatu wilayah merupakan potret bahwa pembangunan itu secara umum
Medan tidak hanya tertuju pada pembangunan ekonomi saja tetapi pembangunan
titik pusat dan sekaligus modal dasar kekuatan, menjadi faktor yang dominan dan
menjadi sasaran utama bagi pembangunan itu sendiri. Pemerintah kota Medan
Pada tahun 1996, untuk pertama kalinya Badan Pusat Statistik (BPS) dan
melalui indeks komposit yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu kesehatan,
IPM menjadi suatu perbincangan yang hangat sebagai alat ukur tunggal dan
sederhana. IPM sangat cocok sebagai alat ukur kinerja pembangunan khususnya
pembangunan manusia yang dilakukan di suatu wilayah pada waktu tertentu atau
secara spesifik IPM merupakan alat ukur kinerja dari pemerintahan suatu wilayah.
Untuk itu, tentu dibutuhkan pemahaman yang lebih baik tentang kondisi setempat
Indonesia.
maupun aspek non fisik dalam hal ini agama dan budaya. Dan aspek ekonomi
pengeluaran kesehatan sedangkan aspek sosial dapat dilihat dari hal-hal seperti
fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, kesehatan ibu dan balita dan lain-
masyarakat akan tinggi atau tidak menjamin tingkat kemiskinan masyarakat akan
rendah.
jawab terhadap masyarakat dan bangsa sebagai wujud Tri Darma Perguruan
Tinggi. Pemuda yang identik dengan kecerdasan cara berfikir dan ilmu
pengetahuan yang luas tentunya harus memiliki peran aktif di masyarakat. HMI
adalah upaya nyata menciptakan pemimpin pemimpin ummat dan bangsa yang
baik, aktif di masyarakat dan berkarakter menjaga nilai nilai yang islami
berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist. Ini melekat pada diri kader HMI sebagai
wujud implementasi dari Nilai Dasar Perjuangan HMI (NDP HMI) sebagai
perkaderan dan training yang terstruktur rapi dan berjenjang seperti Basic
Training (LK I), Intermedite Training (LK II), Advance Training (LK III) juga
Senior Course (SC), Training Of Trainer (TOT) dan lainya yang bersifat Formal,
Medan?
Medan?
Medan.
a. Manfaat Teroritis
b. Manfaat Praktis
pengetahuan penulis.
yang lebih baik lagi, maka kader kader Himpunan Mahsiswa Islam Islam
(HMI) ditempah dengan membentuk pemuda yang tangguh baik dari segi
fisik dan non fisik. Melalui kualifikasi kemampuan yang dimiliki seperti 5
kualitas insan cita HMI yakni insan akademis, insan pencipta, insan
pengabdi, insan bernafas Islam dan insan yang bertanggung jawab atas
Tahun 2009 tentang Kepemudaan Pasal 3) Hal ini dapat dilihat dari
PERAN
KADER HMI PERAN
PEMERINTAH
LK I LK II LK III
(Basic Training) (Intermedite (Advan
Penyadaran Pemberdayaan Pengembangan
Training) Training)
PEMBANGUNAN KEPEMIMPINAN
KEPEMUDAAN DI KOTA MEDAN
Sejak tahun 1970, HMI telah dijadikan sebagai obyek studi oleh para
mahasiswa. Dari penelitian yang diadakan, diakhri dengan menyusun karya ilmiah
dalam bentuk skripi atau tesis, dibawa ke forum ujian, sehingga memperoleh
di kalangan intern HMI sendiri maupun di luar HMI. Jika hendak memahami dan
tidak boleh tidak melihat kepada ide dasar yang telah diletakkan oleh pemrakarsa
pendiri HMI Lafran Pane tahun 1947. Ide dasar pembaharuan yang dirintis dan
diperjuangkan HMI sejak berdiri hingga sekarang meliputi lima aspek. Pertama
aspek ke-agamaan, kedua aspek kebudayaan, ketiga aspek politik, keempat aspek
Agama Islam, malu mengaku secara terus terang bahwa ia beragama Islam.
Dianggapnya Agama Islam itu lebih rendah. Sebaliknya orang Barat serta Agama
Kristen jauh lebih tinggi derajatnya. Hal ini terjadi menurut Lafran Pane karena
Agama Islam itu belum dipelajari secara mendalam. Padahal menurut Al-qur’an
dan penyelidikan, bukan Agama Islam itu yang kolot, tetapi penganutnyalah yang
kolot. Hakekat Agama Islam itu tidak dapat diterapkannya dalam kehidupan
18
semua waktu dan tempat, artinya mampu menyelaraskan diri dengan keadaan dan
Melihat kondisi umat Islam yang demikian, menurut pemuda Lafran Pane,
aspek kehidupan, agar umat Islam terbebas dari situasi dan keadaan serta iklim
memerlukan alat perjuangan berupa organisasi. Dari latar belakang ini, timbullah
ide untuk mendirikan suatu organisasi sebagai alat perjuangan, guna mewujudkan
cita-cita luhur. Atas prakarsa Lafran Pane, di Yogyakarta pada tanggal 5 Februari
kalinya tujuan HMI dirumuskan, yang terdiri dari dua tujuan, yaitu: Pertama,
pembaharuan yang meliputi aspek politik, ekonomi dan pendidikan. Tujuan kedua
mengandung dua aspek pembaharuan, terdiri dari aspek agama dan kebudayaan.
Inilah ide dasar yang telah diletakkan oleh Lafran Pane, sebagai pemrakarsa
belakang berdirinya HMI yang pokok ialah karena waktu sebelum HMI berdiri
anggota-anggota HMI dalam tiga hal. Pertama, watak dan kepribadiannya, Kedua,
Bertitik tolak dari tujuan HMI, maka masa menjadi anggota HMI pada
sosial berada dalam pase pembentukan. Dengan arah untuk mencapai tujuannya,
4 Anggaran Dasar HMI menyebutkan, dasar organisasi ini adalah Islam. Lebih
Sejarah HMI, Dasar dan Tujuan HMI, Kedudukan HMI Dalam Situasi Sekarang
dan Peranan HMI di Masa Mendatang. Syarat kedua, tujuan organisasi. Syarat
dilaksanakan di luar program kerja. Syarat ketujuh, respon berupa jawaban yang
diberikan langsung oleh HMI dalam menggapai beberapa masalah yang timbul
dalam negeri. Syarat kedelapan, massa media atau publikasi yang dipergunakan
masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT” memiliki tugas untuk
menciptakan kader-kader calon penerus bangsa yang memiliki kualitas insan cita.
HMI yang sepanjang jaman sejak berdirinya hingga saat ini telah terbukti dan
mampu melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas, hari ini dihadapkan
zaman, yang salah satu tantangan saat ini adalah tentu saja berperan aktif pada
Zaman terus berkembang dan manusia terus dituntut untuk selalu bergerak
kemerdekaan hingga saat ini telah mengalami berbagai macam transformasi dan
macam benturan kebudayaan dan ideologi yang tak ayal menimbulkan berbagai
indicator kemajuan bangsa di masa depan pun cukup terombang ambing dengan
Karena mahasiswa memiliki kekuatan yang luar biasa dalam tatanan kehidupan
bangsa dan negara, maka seluruh gerak perubahan yang terjadi di bangsa ini
Begitu juga dengan menghadapi persoalan saat ini. Kader HMI disatu sisi
kualitas insan cita menuju masyarakat cita, Ini telah diatur dalam konstisusi HMI
yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil
dan makmur yang diridhai Allah SWT. Dari tujuan inilah dapat dirumuskan
kualitas insan cita dan masyarakat cita. Himpunan Mahasiswa Islam sebenarnya
tidak begitu bertanggung jawab apalagi meberikan garansi bahwa orang yang
masuk HMI akan memiliki kualifikasi insan cita. Untuk itulah mengapa dalam
secara pribadi. Setiap orang menurut HMI dituntut untuk mampu memberikan
pengorbanan untuk mencapai tujuan yang lebih besar dengan syarat agar
kepentingan yang lebih besar itu tidak merenggut milik yang berharga bagi
alternatif- alternatif yang sesuai tidak cukup dihadirkan dalam citra melainkan
taat azaz aturan dan berbagai ketentuan yang ada sperti NDP dalam
ketentuan lainnya
memperjuangan kebenaran.
manusia yang benar. Jadi hal yang ditekankan pada seorang kader adalah
ciri, integritas, kepribadian, iman, ilmu dan amal yang mencitrakan HMI
masyarakat. Hal itu tidak saja menyangkut aspirasi dan kemampuan adaptasi
berdadasarkan tingkat kekuatan yang dimiliki akan tetapi terlih pada filsafat
hidupnya yang justru menjadi sumber sistem dan tata nilai moral untuk
Adapun kualitas masyarakat cita HMI sebagai ultimate goal dari misi
HMI diataranya :
kritis
penuh kesadaran.
teoritis maupun teknis dan sanggup bekerja secara ilmiah, yaitu secara
baik.
a. Islam telah menjiwai dan memberi pedoman pola pikir dan pola
c. Rasa tanggung jawab dan rasa taqwa kepada Allah SWT, yang
Allah SWT.
menjadi komitmen Idiologi dan harga mati bagi organisasi yang lahir pada 5
perjuangan organisasi ini yang ikut berperan aktif dalam pembangunan manusia
HMI dipertegas dengan tujuan HMI dalam pasal 5 Anggaran Dasar HMI. Tujuan
ini telah memberi tuntutan perkaderan HMI harus terarahkan pada pembentukan
lima kualitas Insan Cita yaitu, insan akademis, pencipta, pengabdi, yang
yang adil dan sejahtera. Manusia yang di cita-citakan HMI tentunya bukan hanya
wacana yang ada dalam konstitusi dan pedoman perkaderan semata, namun
bahkan dapat dikatakan bahwa bahwa masa depan ditentukan oleh keberhasilan
tahunyang lalu, HMI telah menetukan pilihan yang berfunsi sebagai organisasi
kader, ini merupakan peran HMI dalam meningkatkan kualitas SDM. Agussalim
Sitompul, (2008) Sumber daya manusia telah dibentuk HMI lewat perkaderan –
1. Kader HMI merupakan hamba Allah yang zuhud dan tawaduk, taat
3. Sebagai warga masyarakat, kader HMI adalh sesorang warga negara yang
bangsa.
7. Anggota HMI adalh moral force atau kekuatan moral yang mempunyai
moral.
8. Anggota HMI adalah affan garde atau kader pelopor yang dapat
agama dan ilmu umum bagi sarjana umum dan sebaliknya memiliki
pengetahuan yang seimbang antra ilmu umum dan agama bagi sarjana
agama.
Pada konsep pelatihan kader Basic Training (Latihan Kader I), Intermedite
Training (Latihan Kader II) dan Advance Training (Latihan Kader III), pelatihan
didesain sedemikian rupa upaya memenuhi kebutuhan dasar zaman akan tetapi
yang dihasilkannya bukan pribadi yang cacat mental dan cacat jiwa. Yang pada
akhirnya terwujud dalam profil kader ideal, yaitu Muslim Intelektual dan
profesional. atas dasar komitmen itulah yang sehingga HMI masih konsisten
dalam pembentukan Suber Daya Manusia (SDM) Indonesia kearah yang lebih
baik.
Peran pemuda bukan hanya dijumpai pada saat sekarang ini saja, akan
tetapi sudah berlangsusng sepanjang kehidupan manuasia. Dalam hal ini kita
Kenyataan dalam sejrah bahwa dari kalangan pemudalah mulainya langkah awala
meskipun para pemuda mendapat tekanan yang keras namun gerakan pemuda
tidak pernah padam. Begitu pula halnya dengan bangsa Indonesia di dalam
orde lama. SEMA (Senat Mahasiswa) menjadi saksi bahwa pemuda merupakan
zamannya.
gambaran bahwa keinginan untuk membentuk wadah bagi para pemuda telah
tumbuh semenjak lama. Wadah kaderisasi generasi muda agar bersatu dan lebih
tempat berkumpul dan bersatunya peran mahasiswa. Wadah tersebut juga sebagai
wataka satu sama lain. Perlu diingat bahwa setiap organisasi memiliki
Mahasiswa Islam (HMI) yang lahir di yogyakarta pada tanggal 5 Februari 1947.
STI “(Sekolah Tinggi Islam) adalah untuk menampung aspirasi Mahasiswa Islam
yang ada pada saat itu. Di Sumatera Utara HMI baru lahir pada tanggal 10
November 1952 yang diprakarsai oleh O.K Rachmad Bakrie, Amir Husein, dan
keleompok mahasiswa Islam berupaya secara tegas dan nyata untuk menegakan
ajaran Islam di kalangan sendiri dan seterusnaya menjadi bagian dan semangat
dan meledak dan menjadi kenyataan sebagai suatu pilihan cderdas untuk
segala bidang yang dilandasi nuansa keislaman dan semangat itupun tidak
Pendidikan hanya untuk kalangan tertentu dan ajaran Islam hanya dilihat,
pada umumnya. Pikiran di ataslah yang mempertemukan tiga orang ketika itu
Rachmad Bakrie yang ketika itu berada di Jakarta untuk menghubungi teman-
temannya yang sudah bergabung dalam wadah HMI dengan Deliar Noer yang
ketika itu merupakan aktifis HMI. Akhirnya O.K Rachmad Barie menulis pada
mereka yaitu HMI. Sekembalinya O.K Rachmad Bakrie dari jakarta, pada
pertengahan Mei 1952 di rumah orang tunya di Padang Bulan, O.K Rachmad
manatan walikota Binjai dan Amir Husein Nasution (Mahasiswa Tingkat Pertama
1952 pukul 09.00 WIB di Aula PTII (UISU) Jl. Sisingamangaraja No. 2 Medan,
dengan cara mendiskusiakan dan dengan semanagat yang telah bulat maka
mahasiswa UISU dan beberapa mahasiswa dari kursus B-1 Karenanya pulalah
dengan anggota dibawah 25 orang baru dapat dibentuk HMI Komisariat UISU
Medan atau Sumatera Utara. Ini merupakan Cabang HMI Pertama diluar pulau
Medan Sumatera Utara mengajukan diri untuk dinyatakan sebagai Cabang HMI
kepengurusan yang nantinya akan bersinergi dengan Pengurus Besar HMI yang
berada di pusat sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
di Medan diketua oleh O.K Rachmad Bakrie dengan masa Periodesasi pengurusan
1952-1957. Pada periode ini pemilihan ketua umum masih dipilih berdasarkan
organisasi sesuai dengan yang dicitacitakan selama ini yaitu membina insan
Penasehat – penasehat
Pengurus Harian
Ketua II : T. Hamid
Seksi-Seksi
berbagai pihak seperti perguruan tinggi seperti Bachrum Jamil (mantan Ketua
saat itu adalah mengadakan komunikasi dan kerja sama dengan mahasiswa Islam
semakin lama mendapat sambutan dari kalangan mahasiswa, pemuda dan cerdik
Cendikiawan karena relevan dengan perkembangan ilmu dan Islam serta mampu
menjawab gejala dikalangan masyarakat dan pendidikan. Hal ini membuat HMI
merupakan bagian yang tak terpisahkan andil dan perannya dalam meningkatkan
No Nama
2 H. ahmad Soepomo SH
3 Tengku Hamid
7 Arsyad R. Saudin
9 H. Mawardi Noor, SH
11 Yusra Adlan
14 Cut Hamied
Kota medan telah dua kali menjadi tuan rumah kongres HMI, pertama
pada tanggal 24 – 31 Desember 1957 yang diketuai oleh OK. Rachmat Bakrie dan
yang kedua pada tanggal 21-29 Mei yang diketuai oleh Ludhi Awaluddin mantan
ketua umum HMI cabang Medan 1957-1980. Figure-figure ketua umum Badan
Sejak berdirinya HMI cabang Medan pada tahun 1952 sampai sekarang
melalui musyawarah anggota dari 1952 sampai tahun 1960 sebanyak 8 kali
NO Nama Periodesasi
perkembangan HMI Cabang medan kedalam beberpa fase. Dimana dalam setiap
fase akan coba dijelaskan langkah-langkah para kader HMI yang telah dilakukan
Fase ini merupakan fase dimana pengurus HMI Cabang Medan mulai dari
1996-1957, Prof. Dr. H.M. Yusuf Hanafiah tahun 1957-1958, M. Yuzar Siregar
Sebagai suatu organisasi yang baru saja berdiri tentu saja yang lazim
dilakukan ialah melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang dalam hal ini
diwakilkan oleh mahasiswa karena pada dasarnya HMI ini merupakan organisasi
dilakukan oleh kepengurusan yang dipimpin O.K Rachmad Bakrie tersebut yaitu
Universitas Islam Sumatera Utara. Karena sebagian besar deklator dari HMI di
Medan ini berasal dari Universitas tersebut. Usaha-usaha yang dilakukan untuk
Sebagai suatu organisasi yang baru saja terbentuk, tentu saja sanagatlah
berat beban yang dipikul oleh kepengurusan yang dipimpin oleh O.K Rachmad
Mhasiswa Islam terutama yang ada di UISU untuk masuk da bergabung menjadi
anggota HMI. Oleh sebab itu, beliau menyusun strategi agar para mahasiswa
tersebut mau datang dan kemudian tertarik untuk bergabung dengan HMI.
oleh para pendiri HMI dipusat, pendekatan melalui oarang-orang yang dekat
samping itu, kepengurusan periode I ini juga terus melakukan koordinasi dengan
HMI maupun kebjakan-kebijakan yang telah dibuat oleh PB HMI, yang nantinya
tersebut terlambat samapai kepada HMI Cabang Medan. Hal ini tentu saja
berimplikasi secara tiadak langusng kepada gerak dan langkah HMI Cabang
Sebagai suatu organisasi yang masih baru, maka pengurus HMI Cabang Medan
yang ada dikota Medan maupun dengan pemerintah kota Medan. Hal ini
dilakukan disamping untuk memperkenalakan diri juga sebagai salah satu cara
kerja yang telah dibuat oleh pengurus HMI Cabang Medan untuk
dimulai dari UISU, maka untuk lebih mengembangkan HMI tidak hanya di UISU
Utara (USU), Universitas Nomensen dan lain sebagainya. Adapun Maksud dari
terbentuk HMI sebagai suatu organisasi mahasiswa Islam. Usaha ini akhirnya
Islam yang ada di kota Medan telah mengenal HMI maka langkah selanjutnya
ini dilakukan dengan tidak lupa berkoordinasi denga PB HMI karena sebagai
oraganisasi yang memiliki jenjang terstrutural tentu saja HMI Cabang Medan
tambah lagi dengan kondisi negara Indonesia yang baru selesai perang
Beberapa peristiwa yang disikapi oleh HMI pada masa itu antara lain
beberapa kebijakan PB HMI yang secara otomatis juga harus dilakukan atau
didukung oleh setiap kader HMI yang ada didaerah khususnya di HMI Cabang
anggota HMI supaya memilih salah satu partai Islam menyatakan komunisme
Independensi HMI
kemudian disosialisasikan kepada seluruh kader HMI yang ada dikota Medan
agar dilakuakan tindak lanjut. Tindak lanjut yang dilakukan HMI Cabang Medan
negara yang beragama. Hal ini dilakukan setelah Partai Komunisme Indonesia
menjadi salah satu Partai yang memperoleh suara terbanyak pada Pemilihan
Indonesia. Pada fase ini HMI secara nasional mendapat tekanan yang sangat kuat
untuk dibubarkan yang berasal dari Partai Komunis Indonesia (PKI). Dalam hal
ini Partai Komunis Indonesia melakukan fitnah terhadap organisasi HMI karena
disejajarkan dengan Masyumi, PSI, GPII yang telah berhasil mereka bubarkan
pada tahun 1960 dan 1963 mealui fitnah dikarenakan HMI memiliki jumlah
anggota yang banyak sebagai calon Sarjana dan Pemimpin. Ditambah lagi HMI
Pemberontakan PKI Madiun pada tahun 1948. Oleh sebab itulah mengapa PKI
Ada beberapa tuduhan yang dibuat oleh PKI sebagai dalih untuk
2. HMI antim Bung Karno, dan tidak setia kepada Pimpinan Besar Revolusi
kepribadian Indonesia.
8. HMI antek nekolim dan imperialisme, kompador Amerika dan agen CIA.
12. HMI adalah setan kota (pernyataan yang dikeluarkan bebrapa harian yang
tidak jelas atau tanpa fakta, hanya isapan jempol belaka. Dari fitnah yang
dituduhkan oleh PKI kepada HMI ini merupakan salah satu cara PKI untuk
1948. Tuduhan itu semua adalah tuduhan sepihak yang dilontarkan PKI yang
tersebut kepada HMI. Sebagai akibat dari fitnah yang dilakukan PKI terhadap
Tinggi dengan perkiraan HMI semakin lama akan semakin kecil dan pada
Islam dan IAIN, anggota HMI dikeluarkan dari DEMA dan SEMA, Panitia Masa
Perkenalan, serta kegitan lain yang menyangkut posisi kecuali kepanitiaan PHBI
Memfitnah HMI lewat pamplet gelap. Hal ini terjadi pada tanggal 21 dan
pamplet gelap yang tersebar di seluruh pelososk kota, yang bernada memusuhi
HMI, karena isinya jelas memfitnah HMI, seperti, Buabarka HMI, HMI kontra
Revolusi HMI pro Malaysia, HMI kaki tangan Masyumi, DI,TII. HMI anti Bung
Anggota dan Alumni HMI disingkirkan, Prof. Drs. Lafran Pane sebagai
tokoh pendidri HMI dan IKIP Yogyakarta adalah orang yang harus disingkirkan
dari IKIP Yogyakarta, karena jelas Lafran Pane adalah HMI, sebagaimana
terdapat catatan harian Nurdin AS, yang berhasil digeledah di stasiun Tugu
September 1965 sebagai hasil diskusi CGMI tanggal 25 Maret 1965 mengenai
IKIP Yogyakarta. Walaupun demikian banyak gerakan yang dilakukan oleh PKI
untuk membubarkan HMI akan tetapi HMI tetap mendapat dukungan dari
telah merestui usaha Latihan Kader Dakwah yang diselenggarakan oleh Lembaga
kapada HMI “Go Ahead HMI” (HMI jalan terus) H. Anwar Cokroaminoto, Ketua
Dewan Parta PSII 6 Juli 1964 mengatakan “Menurut sepengetahuan saya, HMI
menyeleweng dari ketentuan, karena itu saya sendiri iri tidak melihat adanya
alasan membubarkan HMI. Saya anjurkan supaya HMI bekerja terus dengan
tenang.
kepada HMI untuk menghadapi fitnah yang dilancarkan oleh PKI untuk
membubarkan HMI. Di HMI Canbang Medan sebagai salah satu Cabang HMI di
luar Pulau Jawa juga mengalami dampak atas fitnah yang dilakukan PKI secara
Nasioanal kepada organisasi HMI. Kepengurusan HMI Cabang Medan yang pada
saat itu dipimpin oleh Drs. M. Thalib Tahir-Ir Sri Resna mengalami berbagai
macam gangguan yang dilakuan oleh antek-antek PKI. Akan tetapi para kader
HMI di Kota Medan Telah menyadari konsekwensi yang harus mereka hadapi
ketika HMI menyatakan perang terhadap ajaran komunis yang disebarkan oleh
PKI di Indonesia. Salah satu bentuk dari tekanan yang dilakukan oleh antek-antek
PKI di kota Medan untuk menghempang jalan roda organisasi HMI yaitu
dikeluarkan HMI dari DEMA dan SEMA di Universitas Sumatera Utara melalui
Sumatera Utara Ulung Sitepu, yang oleh Mahmilub Medan telah divonis mati
karena tersangkut Gestapu PKI. Disamping itu, intimidasi yang dilakuan oleh para
keberadaan PKI di kota Medan sangat terasa sekali. Bentuk intimidasi tersebutn
seperti menyebarkan fitnah keji terhadap keberadaan para pengurus HMI, dengan
pernyataan yang menyatakan bahwa pengurus HMI Cabang Medan dan kader
HMI Cabang Medann tidak Pancasilais, kontra revolusi, anti Soekarno dan
menentang UUD 1945. Atau intimidasi melalui teror secara fisik kepada para
Medan dan berlangusung secara Nasional juga memberi hikmah yang dalam bagi
para kader HMI. Hikmah yang dapat diambil ialah: HMI tetap survive, HMI
tambah matang berpikir, berbuat dan bertindak dalam perjuangan, HMI tambah
pengalaman dan yakin akan kekuatan diri sendiri, HMI semakin terkenaldi dalam
dan diluar negeri, Terjadi kristalisasi dalam tubuh HMI yiitu minggirnya mereka
2.2.5 Fase Kebangkitan HMI sebagai Pelopor Orde Baru dan Angkatan 66
(1966-1968)
Fase ini adalah fase kemenangan HMI atas PKI dan berakhirnya tantangan
intimidasi. Kalau pada fase tantangan HMI yang dituntut PKI dan antek-anteknya
untuk dibubarkan, tetapi tidak berhasil. Tetapi dengan pemberontakan PKI yang
gagal, yang kemudian melahirkan Orde Baru, HMI berbalik menuntut agar PKI
Pada fase ini PB HMI di pimpin oleh Nurcholish Madjid dan HMI Cabang Medan
bukanlah golongan Islam seperti fitnah yang telah mereka buat kepada golonga-
Pada fase ini HMI bersama-sama kekuatan mahasiswa yang anti PKI
tampil mempelopori kebangkitan Angkatan 66. Wakil Ketua PB HMI pada waktu
Indonesia (KAMI) tanggal 25 Oktober 1965. Dalam KAMI ini HMI menunjukkan
dikarekan sebagian besar menteri yang ada pada waktu itu disinyalir masih
merupakan anggota PKI atupun antek-antek PKI. Oleh sebab itu, perjuangan
KAMI lakukan sampai mengambil korban yaitu tewasnya Arief Rahma Hakim
dengan keluarnya Surat Perintah Sebelas Maret 1966. Disusul dengan Kepres
Nomor 1/3/1966 tanggal 12 Maret 1966, Partai Komunis Indonesia besrta seluruh
kekuasaan RI. Pada HMI Cabang Medan, gerakan untuk menuntut pembubaran
PKI sejalan dengan yang dilakukan oleh PB HMI, Terlebih lagi sejak gugurnya
menuntut pembubaran PKI khususnya di kota Medan yang dikoordinir oleh HMI
semakain jelas dilakukan oleh HMI Cabang Medan dalam hal ini sebagai
Hal ini diakukan agar tidak terjadi suatu gerakan yang bertentangan
dengan maksud dantujuan yang telah digariskan dalam tuntutan KAMI yang lebih
dikenal dengan TRITURA. Disamping itu juga agar gerakan yang dilakukan dapat
memberikan tekanan yang sangat besar terhadap pemerintah Indonesia yang saat
itu masih dipimpin oleh Presiden Soekarno. Setelah kejatuahan Orde Lama
HMI dan elemen mahasiswa yang tergabung KAMI masih terus dirasakan. Hal ini
Indonesia dari sisa-sisa orde lama dan PKI yang masih ada.
Termasuk yang dialami oleh HMI Cabang Medan. Akan tetapi dengan keteguhan
hati dari pegurus HMI Cabang Medan pada masa itu, segala intimidasi baik yang
berbentuk fisik maupun psikologis dapat dihadapi oleh kader-kader HMI di kota
Medan dengan tabah. Intimidasi ini terus terjadi seiring dengan perjuangan para
orde lama yang masih bercokol di Indonesia hingga pada akhirnya mencpai
pada Sidang UmumV MPRS pada tanggal 21 sampai dengan 30 Mare 1968.
Fase ini merupakan fase setelah runtuhnya pemerintahan Orde Lama yang
pada fase peran HMI tidak lagi dikonsentrasikan pada urusan politik dalam negeri
yang cukup lama porak poranda sebagai akibat permasalahan politik dalam
negeri. Ditambah lagi sebagai akibat dari peran serta HMI yang berhasil
Kalau pada awal berdirinya HMI, HMI lah yang mencari mahasiswa untuk
mau masuk menjadi anggota HMI, sekarang mahasiswalah yang mencari HMI.
Gejala itu sudah nampak sewaktu HMI diganyang PKI, tetapi mencapai puncak di
masa Orde Baru. Hal ini memberikan penyadaran bagi segenap kader dan
diikuti dengan peningkatan kualitas. Oleh sebab itu , pasca runtuhnya Orde Lama
yang digantikan oleh pemerintah Orde Baru, HMI harus membenahi internal
organisasinya.
program kerja HMI yang di sesuaikan dengan kondisi Negara yang ada di HMI
baik dari tingkat Komisariat, Cabang, Badko, hingga PB, Mekanisme yang
Pengurus HMI Cabang, Badko HMI se-Indonesia serta PB HMI ini yang
dilakukan ialah:
4. Memperluas jaringan kerja sama dengan organisasi luar HMI tidak hanya
dengan organisasi yang ada didalam negeri tetapi juga dengan organisasi
maupun ke luar negeri di mana banyak mahasiswa Islam yang kuliah dan
belajar di sana.
Akan tetapi pembenahan internal ini tidak juga melupan peran HMI
HMI mempunyai peranan di dalam meanikkan Soeharto dan Orde Baru sebagai
penguasa di Republik Indonesia, Akan tetapi HMI tidak mau terlena dengan
kondidi tersebut. HMI tidak mau dijadikan anak eamas oleh Pemerintah
Tidak jarang HMI pada fase pembangunan nasional ini mendapat tekanan
dari pemerintah di bahwah pimpinan Soeharto, Salah satu bentuk tekanan tersebut
harus berazazkan kepad Pancasila dan UUD 1945. Hal ini banyak terjadi
pemberlakuann azas ini maupun yang menolak azaz ini. Wacana akan
tahun 1986, HMI menerima aza Pancasila disahkan Pada Kongres ke-15 di
Medan, pro dan kontra atas diberlakukannya azaz tunggal ini nampak terasa.
Hal ini diawali oleh pernyataan salah seoarang alumni HMI yang menjabat
Mentri pada pemerintahan Soeharto pada waktu itu yaitu Abdul Gafur untuk
Dikarenakan tidak ada kata sepakat dari para peserta Kongres di dalam menyikapi
persoalan azaz tunggal ini, akhirnya Kongres di Medan ini hanya melahirkan
rekomendasi bagi Pengurus Besar Himpunan Mahasisw Islam (PB HMI) terpilih
merubah azaznya dari Islam menjadi Pancasila. Pada saat itu kebijakan azaz
tunggal mulai menguat tahun 1982, HMI tetap bertegu mempertahankan Islam
sebagai Azaz organisasi. Hal ini terlihat kemudian saat HMI menggelar kongres
ke-15 di Medan dan menegaskan bahwa dasar HMI tetap Islam. Pada perjalannan
HMI selanjutnya, amanah dari Kongres Meda untuk mempertahankan Azaz Islam
tidak saja memperoleh penafsiran yang berbeda melaikan juga melahirkan sikap
dan kebijakan yang berbeda antara Pengurs Besar dengan Cabng-cabang utama
HMI.
Hal ini terlihat ketika PB HMI yang ketuanya dijabat Harry Azar Aziz
HMI MPO berdasarkan Surat Keputusan Bersama Cabang –cabang utama yang
menghadiri forum bersama secara nasional pada Milad HMI XXXVII tanggal 14
kemudia dikenal dengan sebuta HMI MPO. Majelis ini dibentuk berdasarkan
reaksi keras dari kader-kader HMI menjadi azaz Pancasila. Penolkan yang
Penguduran diri sebagai kader HMI terjadi hampir seluruh HMI Cabang
yang di daerah-daerah. Di HMI Cabang Medan sendiri, beberapa kader HMI yang
menolak HMI memilih azaz Pancasila mengundurkan diri sabagai anggotan HMI,
antara lain, Zahrin Pilian, Usman Pelly. Bagia HMI, banyaknya anggota yang
kebebasan berpikir yang tidak bisa dihalang-halangi. Dan tidak ada sanksi yang
diberikan atas sikapa yang diambil oleh sebahagian kader HMI tersebut. Dan itu
HMI tersebut, Karen ada kekhawatiran dari presiden saat itu yakni Soeharto akan
kepemimpinannya.
1. Menerima tanpa banyak persoalan. Sikap yang demikian ini antara lain
pemerintah atau partai partai pemerintah pada saat itu, dengan alasan
dianut pemerintah, dan kebanyak ormas Islam sikap kedua ini, termasuk
Muhammadiyah.
keem[at ini ditujukan oleh Pelajar Islam Indonesia (PII), dan gerakan
Ideologi berasal dari kata Yunani Idein, yang berarti melihat, atau Idea
yang berarti rawut muka, perawakan, gagasan, buah pikiran, dan logia yang
berarti ajaran. Dengan demikian Ideologi ajaran atau ilmu tentang gagasan dan
revolusi Prancis. Konsep ini diciptakan pada tahun 1797 oleh Antoine destut de
Tracy, salah seorang anggota kelompok filosof yang diberi tanggung jawab oleh
konvensi revolusi menjalankan Institut de France yang baru berdiri, khusus untuk
ditulis antara tahun 1801 dan 1815, de Traci mengusulkan sebuah ilmu
pengetahuan baru tentang pikiran, yaitu idea-logy yang akan menjadi dasar bagi
kehidupanya, baik yang individual maupun yang sosial. Penerapan Ideologi dalam
kehidupan kenegaraan disebut “Politik”. Karena itu sering terjadi bahwa ideologi
diwujudkan dengan mendirikan negara. Dalam hal ini sering disebut juga
negara.
ideologi sebagai suatu kesatuan yang bulat dan utuh dari ide-ide dasar. Pakar
hukum tata negara ini ideologi merupakan suatu kelanjutan atau konsekuensi dari
pada pandangan hidup bangsa, falsafah hidup bangsa, dan akan berupa
atau pemikiran yang berorientasi pada tindakan yang diorganisir suatu sistem
yang teratur. Dalam hubungan inifungsi penting ideologi antara lain adalah untuk
Maka dari itu ideologi juga berfungsi untuk mengatasi berbagai konflik atau
kesatuan” dan pada kasus tertentu ideologi juga dapat menciptakan tata nilai lebih
tinggi.
semboyan tersebut telah menjadi salah satu ekspresi jiwa bangsa Indonesia yang
yang secara keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang atau masyarakat untuk
memahami jagatraya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk
mengolahnya.
Dari perspektif yang berbeda Franz Magnis Suseno dalam Subandi (2012)
mengartikan ideologi dalam arti luas dan dalam arti sempit. Dalam arti luas, dan
kurang tepat istilah ideologi dipergunakan untuk segala kelompok cita-cita, nilai
normatif. Dalam arti ini keyakinan bahwa Negara dan kesetiakawanan akan
tidak tepat, bahkan menyesatkan. Apalagi pada banyak orang kata ideologi
disebut ideologi. Tetapi karena dalam bahasa Indonesia, dengan mengikuti cara
Magnis Suseno menggunakan kata ideologi sebagai sesuatau yang positif, yaitu
sebagai nilai-nilai dan cita-cita yang luhur, yaitu dalam arti sebagai “ideologi
terbuka”. Karena pada dasarnya ideologi terbagi atas dua berdasarkan sistem
dijadikan sebagai landasan organisasi. Dalam hal ini HMI tidak mendasarkan diri
tertampung dalam sebuah buku pedoman yang diberi nama Nilai Dasar
sumber nilai moral yang mengiringi ilmu pengetahuan untuk diabdikan bagi
kemanusiaan. Dengan demikian nilai-nilai NDP bisa menjadi identitas yang khas
Rumusan NDP seperti yang kita lihat sekarang bukanlah hasil yang sekali
sejarah perjuangan HMI secara keseluruhan. Bahkan kalau kita hitung jarak antara
ideologi besar yag ada pada saat itu. Nasionalisme Bung Karno, Komunisme PKI,
dan Sosialisme PSI adalah ideologi-ideologi yang secara umum berebut pengaruh.
menurutnya yang banyak memberikan terhadap sikap dan gagasannya bukan itu,
Syiria, Irak, Kuwait, Saudi, Sudan dan Mesir) selama empat bulan setelah
lawatannya ke Amerika.
terhadap anak-anak muda komunis yang oleh partainya disediakan buku pedoman
kecil yang ditulis oleh Willy Eihleir, Fundamental Values and Basic Demand of
Democratic Socialis. Tulisan ini merupakan upaya reformasi ideologis bagi partai
Madjid ingin menempatkan NDP sebagai idelogi bagi HMI, yang diharapkan
Secara garis besar, ada tujuh persoalan yang dibahas dalam NDP, yaitu:
1. Dasar-dasar Kepercayaan
manusia. Hidup yang benar dimulai dengan iman yang benar. Iman yang benar
adalah percaya kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa, disertai takwa, yaitu
Tuhan dalam bentuk penghambaan atau penyerahan diri (islam), berupa ibadah
Tuhan dan berpegang teguh pada kebenaran sebagaimana dikehendaki oleh hati
mata. Inilah yang disebut tauhid. Lawannya adalah syirik, yaitu memperhambakan
diri kepada sesuatu selain Tuhan. Syirik merupakan kejahatan terbesar bagi
Yang selain Tuhan (baca: manusia) adalah relatif. Namun sudah merupakan tugas
sejarah bagi yang relatif ini untuk terus-menerus berupaya mencapai Yang
Kebenaran yang sifatnya mutlak tidak mungkin dicapai oleh manusia. Manusia
memerlukan ilmu, yang merupakan alat manusia untuk mencari dan menemukan
tonggak sejarah yang mesti dilalui manusia dalam perjalanan menuju Kebenaran
Mutlak.
Ilmu adalah pengertian yang dipunyai oleh manusia secara benar tentang
alam dan dirinya sendiri. Hubungan manusia dengan alam bersifat penguasaan
maksimal.
manusia lain dalam hubungan tertentu. Oleh karena itu manusia tidak mungkin
Iman dan ilmu saja tidaklah berarti apa-apa jika tidak diterapkan dalam bentuk
kerja nyata bagi kemanusiaan. Inilah yang disebut amal. Kerja kemanusiaan atau
amal saleh mengambil bentuknya yang utama dalam usaha yang sungguh-
harga diri dan martabat sebagai manusia. Usaha ini disebut amar ma’ruf.
Lawannya disebut nahi munkar, yaitu mencegah segala bentuk kejahatan dan
kemerosotan nilai-nilai kemanusiaan. Dalam bentuk yang lebih konkrit, usaha ini
diwujudkan misalnya melalui pembelaan terhadap kaum lemah dan tertindas, serta
usaha ke arah peningkatan nasib dan taraf hidup mereka yang wajar dan layak
sebagai manusia.
Dengan integrasi iman, ilmu, dan amal itulah manusia akan mampu
memenuhi kodratnya, yaitu sebagai hamba di hadapan Tuhan dan sebagai khalifah
di hadapan alam. Cita-cita ideal HMI kiranya tertuang dalam NDP tersebut.
menjadi manusia kreatif yang mampu berinovasi dalam kerja-kerja nyata demi
mempertinggi harkat kemanusiaan (amal saleh); disertai ilmu sebagai alat untuk
melakukan itu; dan tentu saja dilandasi oleh iman yang benar.
2.3.3 Kaderisasi
Dictionary dikatakan bahwa “Cadre is small group of people who are specially
Sekelompok orang yang terorganisir secara terus menerus dan akan menjadi
tulang punggung bagi kelompok yang lebih besar”. Hal ini dapat
dengan selera pribadi. Bagi HMI aturan-aturan itu sendiri dari segi nilai adalah
(Leberation Force) dan memiliki keberpihakan yang jelas terhadap kaum tertindas
kebenaran. Ketiga, seorang kader memiliki bobot dan kualitas sebagai tulang
kualitas. Keempat, seorang keder memiliki visi dan perhatian yang serius dalam
engineering”.
organisasi untuk waktu sekarang dan masa yang akan datang. Tujuan kaderisasi
sehingga jika terjadi pergantian pemimpin dapat berjalan mulus karena sudah
waktu cukup lama, tidak bersifat ad-hoc dalam mengemban visi dan
diterjemahkan secara bebas berarti tidak ada di dunia ini atau organisasi apapun
yang tidak tergantikan. Pada saatnya seorang pemimpin secara alamiah atau sebab
lain pasti akan turun dan digantikan oleh yang lain. Apalagi bagi pemimpin
tumbuh dan berkembang karena melalui proses pembinaan dan dimatangkan oleh
dari besar kecilnya organisasi, lingkup atau bidang kegiatan yang menjadi misi
pokok, sistem nilai yang dianut, serta eksistensi organisasi, apakah sementara atau
jangka panjang.
Nanang Fattah, (2000) Kader pada mulanya adalah suatu istilah militer
atau perjuangan yang berasal dari kata carde yang definisinya adalah pembinaan
kamus ilmiah populer adalah orang yang dididik untuk menjadi pelanjut
tongkat estapet suatu partai atau organisasi tunas muda dan dalam kamus
Induk Istilah Imiah Seri Intelektual. M. Dahlan Al-Barry, L. Lya sofyan yacub
(2003) di sebut bahwa kader adalah generasi penerus atau pewaris dimasa
baik secara wajar maupun tidak wajar. ; Proses alamiah, menjadi tua dan
waktu yang cukup lama. Seluruh kehidupan seseorang sejak masa kanak-kanak
dan masa remaja merupakan masa kaderisasi untuk menjadi pemimpin dalam
termasuk proses belajar disekolah, peluang yang diberikan orang tua (pendidikan
sejak dini dan seumur hidup. Dari proses tersebut seseorang dapat
disekolah terfokus pada kurikulum, waktu belajar dan pengajar terbatas, dan
pasrah kepada tuhan yang maha esa sebagai penentu yang mutlak.
calon kader dilakukan secara berencana, teratur dan tertib, sistematis, terarah,
sehingga semakin jelas sifat formalnya. Untuk itu proses kaderisasi mengikuti
suatu kurikulum yang harus dilaksanakan selama jangka waktu tertentu dan
daya dorong bagi peningkatan prestasi melalui kompetisi atau persaingan sehat
tidak mungkin diwujudkan lagi. Usaha kaderisasi internal yang bersifat formal,
jenis dan jenjang tertentu, untuk diangkat memimpin satu unit yang sesuai atau
generasi muda lulusan lembaga pendidikan jenis dan jenjang tertentu, kemudian
ditugaskan belajar pada lembaga pendidikan yang lebih tinggi, di dalam atau
formal dengan program khusus atau spesialisasi, sesuai dengan bidang yang
yatim piatu atau yang orang tuanya tidak mampu, sebagai mahasiswa yang
dan terpenting. Manusia ibarat urat nadi kehidupan dari sebuah organisasi
kulitas menyangkut mutu dari sumber daya manusia yang berkaitan dengan
lainnya.
HMI memberikan keterangan yang jelas dan tegas terkait sistem perkaderan pada
pedoman perkaderannya.
harus memperhatikan kualitas para anggotanya. Sifat kader HMI dipertegas dalam
tujuan pasal 4 anggaran dasar HMI dan usaha-usaha pada pasal 5 AD HMI.
Tujuan ini mengarahkan kemana perkaderan itu dibawa dan output dan inputnya
Kader HMI haruslah berkualitas dan mempunyai nilai lebih dari mahasiswa
lainnya. Kader HMI merupakan Human Material yang di hadapi HMI untuk
Negara Indonesia. Sebagai pejuang mereka ikhlas, bersedia berbuat dan berkorban
guna mencapai cita-cita umat Islam dalam menopang peradaban dan kemajuan
bangsa Indonesia kini dan mendatang. Inilah yang menjadi landasan kaderisasi
kader dengan wawasan keilmuan dan wawasan kepemimpinan sesuai fungsi dan
perannya.
yang menjelma menjadi individu yang beriman, berakhlak luhur, memiliki watak
HMI dituntut sebagai intelektual yang paripurna yang tidak hanya pakar pada
Allah yang mempunyai tanggung jawab sosial. (C) Keterampilannya. Pandai dan
cerdas menerjemahkan ide juga pikiran dalam praktik. Dengan terbinanya tiga
sasaran tersebut maka terbinalah lima insan cita HMI yang beriman berilmu dan
beramal.
cita HMI yang ber-Iman, ber-Ilmu dan ber-Amal. Tujuan HMI telah memberikan
kondusif dalam semua aspek kehidupan bangsa. HMI harus bekerjasama dengan
Islam (yang komperhensif, dinamis, progresif dan adil) yang memihak kepada
kepentingan rakyat menyerukan dan amal ma’ruf nahi munkar. HMI juga harus
dimensi lainnya untuk mencapai amanat pancasila dan UUD 45, yakni masyarakat
Maka dari itu semua jelaslah HMI mempunyai peran serta dalam
pemimpin yang dibutuhkan oleh umat yaitu dengan menjadi negarawan yang
kehidupan yang sejahtera adil dan makmur serta kebahagiaan, agar terwujudnya
Besar Bahasa Indonesia (1984) muda yaitu belum sampai setengah umur. Dalam
kosakata bahasa Indonesia, pemuda juga dikenal dengan sebutan generasi muda
dan kaum muda. Seringkali terminologi pemuda, generasi muda, atau kaum muda
memiliki definisi beragam. Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik
pembangunan baik saat ini maupun masa datang. Sebagai calon generasi penerus
menyebut sebagai young people dengan batas usia 10 - 24 tahun, sedangkan usia
10-19 tahun disebut adolescenea atau remaja. International Youth Year yang
disebutkan Jika dilihat dari segi biologis, terdapat istilah-istilah bayi, anak,
remaja, pemuda dan dewasa. Bayi 0-1 tahun, anak 1-12 tahun, remaj, 12-15
tahun, pemuda 15-30 tahun, dewasa, 30 tahun keatas. Jika dilihat dari segi budaya
atau fungsional maka dikenal istilah-istilah anak, remaja, dan dewasa. Anak 0-12
Untuk tugas-tugas negara 18 tahun sering diambil sebagai batas dewasa, Tetapi
menurut hak seperti hak pilih, ada yang mengambil 18 tahun, ada yang
mengambil 21 tahun sebagai permulaan dewasa. Dilihat dari segi psikologis dan
budaya, maka pematangan pribadi ditentukan pada usia 21 tahun. Jika dilihat dari
angkatan kerja ditemukan istilah tenaga muda. Tenaga muda adalah calon-calon
yang dapat diterima sebagai tenaga kerja yang diambil antara 18-22 tahun. Dilihat
dan segi idioiogis, politis, maka generasi muda adalah calon pengganti generasi
terdahulu dalam hal ini berumur antara 18-30 tahun, dan kadang-kadang sampai
umur 40 tahun. Pengertian pemuda berdasarkan umur dan lembaga serta ruang
lingkup tempat pemuda berada yaitu Siswa, usia 6-18 tahun, masih ada di bangku
sekolah, mahasiswa Universitas atau perguruan tinggi, usia antara 18-25, pemuda
berbunyi Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting
puluh) tahun. menurut Sarwono (1978) adalah setiap orang yang secara resmi
terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar
juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan
adalah anggota masyarakat yang berada pada tataran elit karena kelebihan yang
jawab.
kategori usia sedangkan definisi lainnya lebih fleksibel. Dimana pemuda, generasi
muda, kaum muda baik yang berstatus mahasiswa maupun tidak. adalah mereka
yang memiliki semangat pembaharu dan progresif. Pemuda dan mahasiswa adalah
individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun
menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural. Menilik dari sisi usia maka
masyarakat secara umum. Dalam makna yang positif aspirasi yang berbeda ini
dengan potensi, tanggung jawab, hak, karakter, kapasitas, aktualisasi segala hal
mahasiwa adalah sekalian orang yang mempunyai usia muda belum setengah
umur dan mempunyai kesamaan dalam masa, hidupnya, akibat pengalaman yang
HMI dipertegas dengan tujuan HMI dalam pasal 5 Anggaran Dasar HMI. Tujuan
ini telah memberi tuntutan perkaderan HMI harus terarahkan pada pembentukan
lima kualitas Insan Cita yaitu, insan akademis, pencipta, pengabdi, yang
yang adil dan sejahtera. Manusia yang di cita-citakan HMI tentunya bukan hanya
wacana yang ada dalam konstitusi dan pedoman perkaderan semata, namun
menyerukan dan amal ma’ruf nahi munkar. HMI juga harus berpartisifasi aktif
mencapai amanat pancasila dan UUD 45, yakni masyarakat adil dan makmur.
Maka dari itu semua jelaslah HMI mempunyai peran serta dalam
pemimpin yang dibutuhkan oleh umat yaitu dengan menjadi negarawan yang
kehidupan yang sejahtera adil dan makmur serta kebahagiaan, agar terwujudnya
ralitas, tumbuh dan berkembang dalam seluruh lapisan masyarakat. Hal itu tidak
kekuatan yang dimiliki akan tetapi terlih pada filsafat hidupnya yang justru
menjadi sumber sistem dan tata nilai moral untuk mendukung kelangsungan hidup
budayanya.
Seorang Kader HMI bekali oleh daya nalar baik secara rasio maupun
kalbu memungkin kita memilki penilain terhadap kondisi bangsa sekarang ini.
ke arah yang benar. Sehingga, optimalisasi otonomi daerah bisa memenuhi terget
prinsip otonomi dan azas desentralisasi yang melahirkan local government atau
pembangunan, dan pelayanan publik ini harus berdasar atas good governance atau
pemerintahan yang baik. Posisi HMI sebagai agen of control dan duduk dalam
HMI.
juga memiliki tangung jawab untuk terus mencari kader-kader baru, mendidiknya
mengambangkan potensi kader yang kesemuanya itu diatur dalam sebuah sistem
yang diciptakan oleh organisasi pengkaderan itu sendiri. Visi merupakan suatu
masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT” Pembahasan akan tujuan HMI
tersebut kemudian termaktub dalam hasil kongres dalam tafsir tujuan dan
baik secara teoritis maupun tekhnis dan sanggup bekerja secara ilmiah
prinsip-prinsip perkembangan.
status akademisi kita dan lebih memilih untuk menjadi pelacur intelektual.
merugikan bangsanya.
baru yang lebih baik dan bersikap dengan bertolak dari apa yang ada (yaitu
Ajaran islam yang telah menjiwai dan memberi pedoman pola fikir
dan pola lakunya tanpa memakai merk Islam. Islam akan menajdi
dirinya. Nafas Islam telah membentuk pribadinya yang utuh tercegah dari
split personality tidak pernah ada dilema pada dirinya sebagai warga
dalam pembangunan sumber daya pemuda kader HMI dituntut untuk tetap
masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT. Korektif terhadap
yang adil dan makmur. Percaya pada diri sendiri dan sadar akan
tugas kemanusiaan.
pelopor yaitu insan yang berfikiran luas dan berpandangan jauh, bersikap
terbuka, terampil atau ahli dalam bidangnya, dia sadar apa yang menjadi
kooferatif bekerja sesuai dengan yang dicita-citakan. Ideal type dari hasil
insan yang berkeperibadian imbang dan padu, kritis, dinamis, adil dan
jujur tidak takabur dan bertaqwa kepada Allah Allah SWT. Dengan
bangsanya Indonesia
Lima Kualitas Insan Cita haruslah menjadi pegangan yang teguh bagi
kader HMI untuk ikut berperan aktif dalam upaya mewujudkan masyarakat adil
makmur. Peran aktif dalam pengawalan kebijakan pemerintah dan peran aktif
diemban dengan penuh rasa tanggung jawab dengan tetap berpegang pada visi
intelektual HMI. Mengadakan kajian interen, guna pembahasan akan isu lokal
daerah merupakan salah satu bentuk upaya untuk ikut serta dalam mengawal
Hasil dari perkaderan HMI yang memiliki visi intelektual yang dijabarkan
dalam Lima kualitas insan cita diharapakan menjadikan kader HMI sebagai man
of inovator di daerahnya masing-masing. Salah satu peran kader HMI dari sekian
banyak cara untuk dapat ikut dalam upaya menciptakan tata pemerintahan yang
baik. Ketika muncul suatu permasalahan, masalah tersebut kita ibaratkan adalah
sebuah air. Masalah harus diatasi atau ditanggulangi. Masalah dipecahkan dengan
lebih tinggi ketimbang permukaan air yang ada dibendungan agar airnya tidak
meluap. Ini artinya, ketika muncul suatu permasalahan yang kompleks didalam
masyarakat, kader HMI haruslah tanggap dan mampu bertindak untuk bisa sedikit
jalur khusus, yaitu secara tanggap akan masalah yang muncul, lalu memberikan
yang muncul, agar tidak meluap seperti air bendungan yang berlebihan. Seperti
Teori Broken Window yaitu “apabila ada suatu permasalahan yang didiamkan,
maka akan muncul persoalan-persoalan yang lain”. Sama halnya seperti analogi
bendungan. Ketika air meluap dan tanggul tidak ditinggikan, maka akan muncul
masalah baru yaitu jebolnya tanggul dan menyebabkan banjir. Sangatlah perlu
dipahami dengan baik mengenai visi intelektual HMI yang tertuang dalam pasal 4
AD HMI. Karena kader HMI sebagai kader bangsa, sebagai insan akademis, dan
bagi penduduk. Jika mengacu pada pengertian tersebut, maka penduduk menjadi
sarana (principal means) untuk tujuan tersebut. Definisi ini lebih luas dari definisi
dipahami dari sisi manusianya, bukan hanya dari sisi pertumbuhan ekonomi.
yang luas dan dibutuhkan dukungan dari pemerintah guna memberikan sarana
pilihan yang lebih luas bagi masyarakat seperti kebebasan politik, ekonomi dan
sosial serta kesempatan untuk menjadi lebih kreatif dan produktif sesuai dengan
proses yang akan menentukan bentuk arah kehidupan mereka, serta untuk
tiap-tiap anggota masyarakat sehingga pembanguan manusia dalam hal ini juga
mencakup berbagai aspek lainnya yaitu selain aspek ekonomi terdapat pula aspek
sosial, politik, budaya serta aspek lainnya untuk menjadikan manusia lebih
mencakup dua sisi yaitu berupa informasi kapabilitas manusia seperti perbaikan
UNDP, (1995) Aspek pembangunan manusia ini dapat dilihat dari Indeks
Domestic Bruto. Nilai IPM suatu negara atau wilayah menunjukkan seberapa jauh
negara atau wilayah itu telah mencapai sasaran yang ditentukan yaitu angka
harapan hidup, pendidikan dasar bagi semua lapisan masyarakat dan tingkat
pengeluaran dan konsumsi yang telah mencapai standar hidup yang layak.
dominan yang perlu mendapat prioritas utama dalam peningkatan kualitas sumber
daya manusia. Dengan tingkat pendidikan dan kesehatan penduduk yang tinggi
penduduk itu sendiri yang semuanya bermuara pada aktivitas perekonomian yang
maju.
pengukuran perbandingan dari angka harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan
standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. HDI digunakan untuk
atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan
Indeks ini dikembangkan oleh pemenang nobel India Amartya Sen dan
Mahbub ul Haq (1990) seorang ekonom pakistan dibantu oleh Gustav Ranis dari
Yale University dan Lord Meghnad Desai dari London School of Economics.
Sejak itu dipakai oleh program pembangunan PBB pada laporan HDI tahunannya.
Indeks ini lebih fokus pada hal-hal yang lebih sensitif dan berguna daripada hanya
sekedar pendapatan perkapita yangs elama ini digunakan dan indeks ini juga
berguna sebagai jembatan bagi peneliti yang serius untuk mengetahui hal-hal yang
untuk mengukur pencapaian rata-rata suatu negara dalam tiga hal mendasar
pembangunan manusia, yaitu: lama hidup, yang diukur dengan angaka harapan
hidup ketika lahir dan angka kematian bayi (infant mortality rate); pendidikan
yang diukur berdasarkan rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf penduduk
usia 15 tahun ke atas; dan standar hidup yang diukur dengan pengeluaran per
kapita yang telah disesuaikan menjadi paritas daya beli. Nilai indeks ini berkisar
anatara 0-100.
yang meninggal pada kurun waktu tertentu, maka untuk menghitung angka
harapan hidup digunakan metode tidak langsung (metode Brass, varian Trussel).
Data dasar yang dibutuhkan dalam metode ini adalah rata-rata anak lahir hidup
dan rata-rata anak masih hidup dari wanita pernah kawin. Secara singkat, proses
penghitungan angka harapan hidup ini disediakan oleh program Mortpak. Untuk
melek huruf (Lit) dan rata-rata lama sekolah (MYS). Populasi yang digunakan
usia tersebut sudah ada yang berhenti sekolah. Batasan ini diperlukan agar
berusia kurang dari 15 tahun masih dalam proses sekolah atau akan sekolah
yang memiliki kemampuan baca tulis dalam suatu kelompok penduduk secara
mengunakan indikator yang dikenal dengan real per kapita GDP adjusted. Untuk
PDRB per kapita karena PDRB per kapita hanya mengukur produksi suatu
wilayah dan tidak mencerminkan daya beli riil masyarakat yang merupakan
concern IPM. Untuk mengukur daya beli penduduk antar provinsi di Indonesia,
BPS menggunakan data rata-rata konsumsi 27 komoditi terpilih dari Survei Sosial
masyarakat Indonesia dan telah distandarkan agar bisa dibandingkan antar daerah
dan antar waktu yang disesuaikan dengan indeks PPP (Purchasing Power Parity).
3. Demokratis; (Karakter)
4. Bertanggungjawab; (Karakter)
PELAYANAN PELAYANAN
N
depan bangsa;
bangsa.
penduduk Indonesia.
puncak kesehatan dan kebugaran, yang tentu dapat menjadi modal untuk
10. Aspek sosiologis: pemuda memiliki interaksi sosial yang luas dalam
11. Aspek politis: pemuda relatif bisa diterima oleh semua pihak, karena
desa;
kalangan pemuda;
8. Adanya kecenderungan sikap acuh tak acuh terhadap masalah moral dan
pemuda;
mencapai 62,6 juta orang. Itu artinya, rata-rata jumlah pemuda 25 persen
penduduk Indonesia.
sekitarnya (8,13 persen), Pulau Kalimantan (5,78 persen), Pulau Bali dan
Tabel 2.6
PROFIL TINGKAT PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN INDONESIA
PERIODE TAHUN 2009 - 2013
r 2009-
No. INDIKATOR 2009 2010 2011 2012 2013 Status r Keterangan
2013
1 Proporsi pemuda (%) 25.04 26.23 25.69 25.50 24.79
2 Jumlah pemuda (juta jiwa) 57.81 62.34 61.95 62.53 61.75
PENDIDIKAN
3 Angka Partisipasi Sekolah 17.07 17.10 17.48 17.80 21.16 1.49 Lambat
4 Rata-rata lama sekolah 9.41 9.56 9.47 9.67 9.84 1.04 Sangat lambat
5 Angka melek huruf (%) 99.10 98.32 98.56 98.90 99.08 -1.17 Sangat lambat
6 Proporsi pendidikan SMA (%) 30.93 33.99 31.33 33.10 35.33 1.59 Menengah
7 Proporsi pendidikan tinggi (%) 6.18 6.20 6.46 6.86 6.89 0.93 Sangat lambat
KETENAGAKERJAAN
8 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 62.69 64.40 63.44 62.90 61.16 -1.42 Sangat lambat
9 Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 10.07 19.59 8.37 8.32 14.69 0.00
10 Proporsi yang bekerja (%) 52.61 51.78 55.07 54.50 52.18 -0.98 Sangat lambat
11 Tingkat Wirausaha Pemuda 26.44 26.44 22.78 19.30 18.30 -1.82 Sangat lambat
KESEHATAN
12 Tingkat Kesehatan 87.30 88.84 90.48 89.70 91.70 2.51 Cepat
dengan angka partisipasi sekolah usia 16-18 tahun (61,06 persen), usia 19-24
tahun (15,84 persen), dan tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan sebagian
besar lulusan SMP (32,03 persen) dan SMA (39,96 persen) (BPS, 2012).;
Pemuda Kemepora
3. Sosialisasi memiliki arti penting dalam pembentukan karakter dan jati diri
sepermainan)
Kemepora
aktif pemuda
kemandirian pemuda.
Kemepora
Pemuda Kemepora
Pengembangan Kegiatan
Kepemimpinan mengembangkan
potensi
keteladanan,
keberpengaruhan,
serta
penggerakan
pemuda
berbagai masalah.
Pemuda Kemepora
bersama
Perdagangan (22,32%).
mana modal awal sudah terkuras untuk persiapan membuka usaha, belanja
masih rendah.
industrialisasi.
a. Intervensi kegiatan menumpuk pada Tahap Pre Start-Up dan The Start-
b. Perlu ada sinergi antara K/L agar tidak terjadi tumpang tindih
pemuda.
pemuda
dominan dominan
d. Individualitas d. Individualitas
rendah tinggi
e. Ketergantungan e. Ketergantungan
rendah tinggi
pedesaan perkotaan
Kartasasmita, 1997).
M.Eng, 2009)
Sumber daya manusia merupakan daya yang bersumber dari manusia. Daya yang
bersumber dari manusia dapat juga disebut tenaga atau kekuatan (energi atau
power). Sesuatu yang harus utuh dan berkualitas, dapat dilihat dari aspek yang
bahwa Kualitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh telah
(2001) dalam buku Sumber Daya manusia dan produktivitas Kerja bahwa sumber
Daya Manusia adalah tenaga kerja atau pegawai di dalam suatu organisasi yang
berikut, Sumber daya manusia adalah manusia yang bekerja di suatu organisasi
sebagai berikut, Kualitas Sumber Daya Manusia adalah nilai dari perilaku
sumber daya manusia adalah menyangkut dua aspek yaitu aspek fisik (kualitas
fisik) dan aspek non fisik (kualitas non fasik) yang menyangkaut kemampuan
sumber daya manusia, yaitu: Sumber Daya Manusia yang berkualitas adalah
sumber daya manusia yang mampu menciptakan bukan saja nilai komparatif,
menggunakan energi kasar seperti bahan mentah, lahan, air, energi otot, dan
sebagainya.
Kualitas Sumber Daya manusia adalah sumber daya manusia yang bukan hanya
Daya Manusia adalah sumber daya yang memenuhi kriteria kualitas fisik dan
mengandung dua pengertian. Pertama, adalah usaha kerja atau jasa yang dapat
diberikan dalam proses produksi. Dalam hal lain SDM mencerminkan kualitas
usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan
barang dan jasa. Pengertian kedua, SDM menyangkut manusia yang mampu
bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Mampu bekerja berarti
kegiatan tersebut menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan atau
masyarakat.
Mary Parker Follett Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu seni
untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlukan, atau dengan kata lain
Definisi ini, yang dikemukakan oleh Mary Parker Follett, mengandung arti
Manajemen memang dapat mempunyai pengertian lebih luas dari pada itu,
tetapi definisi di atas memberikan kepada kita kenyataan bahwa kita terutama
mengelola sumber daya manusia bukan material atau finansial. Di lain pihak
faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor yang lain
seperti modal. Oleh karena itu SDM harus dikelola dengan baik untuk
memastikan penggunaan bakat manusia secara efektif dan efisien guna mencapai
tujuan organisasi.
manusia untuk kinerja usaha yang optimal termasuk kebijakan pengembangan dan
terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Pelaku dan sifatnya
SDM terdiri dari daya fikir dan daya fisik setiap manusia. Tegasnya
kemampuan setiap manusia ditentukan oleh daya fikir dan daya fisiknya. SDM
atau manusia menjadi unsur utama dalam setiap aktivitas yang dilakukan.
Peralatan yang handal atau canggih tanpa peran aktif SDM, tidak berarti apa-apa.
Daya pikir adalah kecerdasan yang dibawa sejak lahir (modal dasar) sedangkan
kecakapan diperoleh dari usaha (belajar dan pelatihan). Kecerdasan tolok ukurnya
makro adalah suatu proses peningkatan kualitas atau kemampuan manusia dalam
Bila bicara secara mikro maka sumber daya manusia yang dimaksud adalah
mencapai hasil yang optimal yang dapat berupa jasa maupun benda atau
para pegawai. Kesempatan yang demikian tidak terbatas pada upaya perbaikan
organisasi yang demikian setiap individu akan memiliki informasi dengan mudah.
ketimbang urutan posisi jabatan bagaikan urutan tangga-tangga ke arah yang lebih
dan pelatihan untuk memenuhi segera tenaga ahli tehnik, kepemimpinan, tenaga
terampil. Wexley dan Yukl (1976) mengemukakan : training and development are
positif baik bagi individu maupun organisasi. Smith (1997) menguraikan profil
penghasilan yang diterima individu akan meningkat. Pada akhirnya hasil pelatihan
aman untuk bebas dari segala bentuk ancaman baik secara fisik maupun
manusia sebagai makhluk social. Untuk itu seseorang tidak hanya menjadi
anggota satu kelompok saja tetapi oleh beberapa organisasi atau kelompok
social.
dasarnya ingin dihargai dan memperoleh pengakuan dari orang lain atau
kehidupan organisasi yang dapat dikendalikan baik oleh pimpinan maupun oleh
SDM.
3. Sifat dan jenis kegiatan. Pelaksanaan kegiatan yang dibuat oleh organisasi
hal ini sesuai dengan Perda Kepri No. 5 Tahun 2007 tentang
peran Dinas Pemuda dan Olah Raga Provinsi Kepulauan Riau dapat
pemuda, aspek-aspek apa saja yang menjadi perhatian dan prioritas dalam
penyebabnya adalah faktor internal diri pemuda. Selain itu, penelitian ini
jenjang, strutur dan tingkatan yang bersifat formal, informal dan non
formal. dalam training dan pelatihan seperti Basic Training (LK I),
Intermedite Training (LK II) dan Advance Training (LK III). Sedangkan
sebagainya.
x Variabe y
Pembangunan
Ideologi Kader Ideologi Kader Himpunan
Kepemimpinan Kepemudaan
HMI Mahasiswa Islam (HMI) Di Kota Medan
hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk pernyataan dan sikron dengan perumusan
BAB III
METODE PENELITIAN
perkembangan perguruan tinggi begitu pesat sebagai objek dan subjek HMI dalam
Cabang penuh dan 1 Cabang Persiapan, diataranya HMI Cabang Medan, HMI
Cabang Binjai, HMI Cabang Langkat, HMI Cabang Asahan, HMI Cabang
Labuhan Batu Raya, HMI Cabang Siantar, HMI Cabang Sidempoan, HMI Cabang
sebagai berikut:
dan besar di Kota Medan dan di Kota – Kota Besar dan kecil di penjuru
116
Mahasiswa yang terdapat diperguruan negeri dan swasta, Baik yang masih
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan bulan
Agustus 2016 setelah dinyatakan lulus pada seminar proposal tesis yang
teori-teori yang telah ada dan menggunakan teknik analisi data yang sesuai
dengan variabel dalam penelitian. Variabel dalam penelitian ini yaitu Ideologi
kuesioner sabagai alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah dan dianalisis. Langkah dari
metode survei terdiri dari pengumpulan data, pengklasifikasian data, dan analisa
data kemudian membuat kesimpulan dan terkhir menyusun hasil penelitian yang
Medan.
3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi dari suatu objek atau subjek yang
Populasi dalam penelitian ini meliputi anggota biasa HMI Cabang Medan
sebanyak 4200 ini diambil melalui manupulasi data dengan metode yang
diterapkan oleh konstitusi HMI dalam peranikan jumlah utusan dalam Konferensi
Sn = a.px-1
di mana :
p = Pembanding = 3 (tiga)
x = Jumlah Utusan
Biasa.
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah bagian dari populasi yang akan diteliti,
sampel merupakan bagian penting untuk diteliti. Dalam penelitian ini sampel
𝑁
n=
1 + N𝑒 2
Keterangan : n = Sampel
N = Populasi
4200
n=
1 + 4200 (0.1)2
4200
n=
43
n = 97, 67 98 Responden
Dari perhitungan di atas maka sampel yang diambil dalam penelitian ini
3.4.1 Kuesioner
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis instrumen angket untuk mengukur
kota Medan dengan menggunakan skla likert yaitu Kuesioner skla pengukuran
digunakan untuk mengukur fenomena atau gejala sosial, dimana pihak responden
nilai (rate) terhadap preferensi tersebut. Skla Likert mempunyai gradasi dari
sangat positif sampai sangat negatif (Sugiyono, 2007), lihat tabel berikut:
Bobot 1 2 3 4 5
3.4.2 Wawancara
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik
ilmiah untuk mendukung pemecahan topik masalah yang diangkat oleh peneliti.
dicetak mereka dapat berupa catatan anekdot, surat, buku harian, dan dokumen-
Data yang dikumpulkan bersifat primer dan skunder. Data primer adalah
data yang sangat penting diambil langsung dari responden yaitu anggota biasa
kuesioner yang secara lansung baik oleh responden tanpa perantara dan
yang duigunakan untuk mendukung hasil penelitian yang lebih kongkrit, ini
item. Kisi-kisi ini berfungsi untuk acuan pengumpulan data berupa angket dan
pedoman wawancara.
petunjuk pengisian.
beragama,
bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara
2. Kader HMI Memiliki Likert
Pengetahuan Yang
Luas
3. Kader HMI berpikir Likert
rasional
4. Kader HMI berpikir Likert
obyektif dan kritis
5. Kader HMI memiliki Likert
kemampuan teoritis
6. Kader HMI mampu Likert
memformulasikan apa
yang diketahui dan
dirahasiakan
7. Kader HMI Likert
menghadapi suasan
sekelilingnya dengan
kesadaran
8. Kader HMI sanggup Likert
berdiri sendiri dengan
ilmu pilihannya, baik
secara teoritis maupun
tekhnis
penelitian Tesis ini diterima untuk diteliti pada kolokium SPS USU atau setelah
kuesioner kepada responden yaitu anggota biasa HMI Cabang Medan sebanyak 56
orang dengan cara bertemu lansung dan sistem online seperti via facebook dan
konsep diperlukan defenisi variabel yang tegas dan termasuk ukuran variabelnya.
Adapun defenisi variable dan ukuran variabel dalam penelitian ini dapat
Keindonesian. Fungsi dan peran nya sebagai pemuda dan mahasiswa maka
HMI memilik tiga peran yaitu sebagai agen perubahan, kontrol sosial,
kekuatan moral.
i. Kader adalah Cita-cita HMI masa kini dan yang akan datang dan
seorang kader.
sebagainya.
iii. Kader HMI adalah anggota HMI yang telah menjalani proses
melalui:
pemuda.
masalah.
4. Pembangunan
saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan orang lain, daerah yang satu
dengan daerah lainnya, Negara satu dengan Negara lain. Namun secara
arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana
Adalah menyangkut dua aspek yaitu aspek fisik (kualitas fisik) dan
digunakan untuk mengumpulkan data tidak valid dan reliabel. Maka dari itu perlu
Validitas adalah suatu ukuran yang membuktikan bahwa apa yang diamati
peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya terjadi didalam dunia kenyataan,
dan apakah penjelasan yang diberikan memang sesuai dengan yang sebenarnya
terjadi. Pengukuran ini juga bertujuan untuk mengetahui kebenaran data yang
kuesioner. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
software SPSS 17.0 (Statistic Package for The Social Science 17.0) for windows
perekaman data (pengukuran) kalau instrumen itu digunakan orang atau kelompok
orang yang sama dalam waktu berlainan atau digunakan oleh kelompok orang
yang berbeda dalam waktu yang sama atau berlainan. Pengujian reliabilitas
instrumen dan hasil pengujian tersebut merupakan ukuran yang benar dari sesuatu
Cronbach dengan menggunakan program SPSS 17.0. Nilai alpha yang diperoleh
akan dibandingkan dengan rtabel. Apabila nilai alpha lebih besar daripada rtabel,
𝑀 𝑉𝑋 𝑀 𝑉𝑥
rtt = (𝑉𝑦 − ) = (1 − )
𝑀−1 𝑉𝑦 𝑀−1 𝑉𝑦
Vx = Variasi butir-butir
Vy = Variasi total
taraf kepercayaan 95% dengan kriteria rhitung < rtabel adalah sebagai berikut :
Rumus Uji 2
baris x k kolom
r,k
(oij eij ) 2
2
i,j 1 eij
r : banyak baris
k : banyak kolom
mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dan untuk mengetahui arah
hubungan yang terjadi antara dua variabel. Nilai korelasi (r) berkisar antara 1
sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara dua variabel
semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel
semakin lemah. Nilai positif menunjukkan hubungan searah (X naik maka Y naik)
hasil uji t hitungdengan hasil t tabel, dengan criteria pengujian sebagai berikut:
Kesimpulan
Ho : Diterima jika nilai t hitung < nilai t tabel, dan nilai signifikansi > 0,05.
Ho : Ditolak jika nilai t hitung > nilai t tabel, dan nilai signifikansi < 0,05.
Ada beberapa permasalahan yang bisa terjadi dalam model regresi linier,
yang secara statistik permasalahan tersebut dapat mengganggu model yang telah
yang terbentuk. Untuk itu perlu dilakukan uji penyimpangan asumsi klasik yang
terdiri dari:
Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data.
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ini perlu karena untuk
normal. Jika asumsi ini dilanggar atau tidak dipenuhi maka uji statistik menjadi
1. Data dikatakan terdistribusi normal, jika data atau titik menyebar disekitar
2. Sebaliknya data dikatakan tidak terdistribusi normal, jika data atau titik
antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dalam model regresi.
kesalahan standar yang besar sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dengan
multikolinearitas adalah dengan melihat nilai inflation factor (VIF) pada model
regresi.
1. Jika nilai VIF lebih kecil dari 10,00, maka tidak terjadi multikolinearitas
2. Jika nilai VIF lebih besar dari 10,00, maka terjadi multikolinearitas pada
data tersebut.
variabel gangguan sehingga penaksir tidak lagi efisien baik dalam model
sampel kecil maupun dalam sampel besar. Salah satu cara untuk menguji
yang lain. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melakukan uji
heteroskedastisitas, yaitu uji grafik plot, uji park, uji glejser, dan uji white.
Pengujian pada penelitian ini menggunakan Grafik Plot antara nilai prediksi
heteroskedastisitas apabila tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di
4.1.1 Keanggotaan
LK I 70 71
LK II 26 27
LKIII 2 2
Jumlah 98 100
Sumber: data diolah
yaitu sebanyak 71 orang atau 71%, anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
orang atau 2% adalah anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dengan tingkat
keanggotaan LK III.
145
Keanggotaan
LK I LKII LKIII
2%
27%
71%
Laki-laki 70 71
Perempuan 28 29
Jumlah 98 100
Sumber: data diolah
berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 70 orang atau 71% dan sisanya 28 orang
atau 29% adalah berjenis kelamin perempuan. Hal ini disebabkan karena Kader
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) lebih banyak laki-laki dari pada perempuan.
Jenis Kelamin
29%
Laki-laki
Perempuan
71%
sebagai berikut:
S1 72 73
S2 25 26
S3 1 1
Jumlah 98 100
Sumber: data diolah
Magister (S2) sebanyak 25 orang dan jenjang Doktor (S3) hanya 1 orang.
72
25
S1 S2 S3
banyak adalah responden yang berpendidikan terakhir Sarjana (S1) dan Magister
(S2). Hal ini dikarenakan mayoritas kader HMI berasal dari latar belakang
pendidikan Sarjana (S1) merupakan mereka yang telah bekerja dan masih aktif di
HMI.
4.1.4 Pekerjaan
berikut:
Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa kelompok Mahasiswa yang menjadi
responden sebanyak 72 orang (74%), kelompok Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
Pekerjaan
Frekuensi
72
8 8 10
responden daalam penelitian ini adalah kader HMI yang masih aktif.
Validitas adalah suatu ukuran yang membuktikan bahwa apa yang diamati
peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya terjadi didalam dunia kenyataan,
dan apakah penjelasan yang diberikan memang sesuai dengan yang sebenarnya
terjadi. Pengukuran ini juga bertujuan untuk mengetahui kebenaran data yang
kuesioner. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
software SPSS 17.0 (Statistic Package for The Social Science 17.0) for windows
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Kolom Corrected Item Total Correlation (rhitung ) pada tabel 4.9 di atas
merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item yang akan digunakan
untuk menguji validitas instrumen. Dalam hal ini rtabel ditetapkan sebesar 0,1966
dan diperoleh dari setiap pertanyaan bahwa rhitung bernilai positif dan rhitung >
perekaman data (pengukuran) kalau instrumen itu digunakan orang atau kelompok
orang yang sama dalam waktu berlainan atau digunakan oleh kelompok orang
yang berbeda dalam waktu yang sama atau berlainan. Pengujian reliabilitas
instrumen dan hasil pengujian tersebut merupakan ukuran yang benar dari sesuatu
Cronbach dengan menggunakan program SPSS 17.0. Nilai alpha yang diperoleh
akan dibandingkan dengan rtabel. Apabila nilai alpha lebih besar daripada rtabel,
yang dibuat oleh J.P. Gurlford dengan taraf kepercayaan 95% dengan kriteria
Cronbach's
Alpha N of Items
.905 35
memiliki tingkat reabilitas sangat tinggi), dengan demikian data reliebel dan
Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data.
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ini perlu karena untuk
normal. Jika asumsi ini dilanggar atau tidak dipenuhi maka uji statistik menjadi
N 98
a,,b
Normal Parameters Mean .0000000
Positive .036
Negative -.049
Kolmogorov-Smirnov Z .484
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,973 lebih besar
data dapat dideteksi dengan melihat persebaran data atau titik pada sumbu
1. Data dikatakan terdistribusi normal, jika data atau titik menyebar disekitar
2. Sebaliknya data dikatakan tidak terdistribusi normal, jika data atau titik
karena data atau titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal.
antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dalam model regresi. Jika
standar yang besar sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan yang
tinggi. Salah satu cara mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas adalah dengan
1. Jika nilai VIF lebih kecil dari 10,00, maka tidak terjadi multikolinearitas
2. Jika nilai VIF lebih besar dari 10,00, maka terjadi multikolinearitas pada
data tersebut.
a
Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
a. Dependent Variable: Y
Dari tabel di atas nilai VIF lebih kecil dari 10,00, dengan kata lain bahwa
variabel gangguan sehingga penaksir tidak lagi efisien baik dalam model
sampel kecil maupun dalam sampel besar. Salah satu cara untuk menguji
b
Model Summary
Change Statistics
Std. Error
R Adjusted of the R Square F Sig. F Durbin-
Model R Square R Square Estimate Change Change df1 df2 Change Watson
a
1 .662 .439 .421 1.803 .439 24.474 3 94 .000 1.916
b. Dependent Variable: Y
Dari tabel di atas nilai Durbin-Watson adalah sebesar 1,916, dan nilai du
sebesar 1,734. Dengan ketentuan du < d < 4-du, maka dapat kita lihat 1,734 <
1,916 < 2,265. Artinya bahwa data tersebut tidak terjadi autokorelasi.
yang lain. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melakukan uji
heteroskedastisitas, yaitu uji grafik plot, uji park, uji glejser, dan uji white.
Pengujian pada penelitian ini menggunakan Grafik Plot antara nilai prediksi
heteroskedastisitas apabila tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. (Imam Ghozali, 2011: 139-143).
pada data tersebut karena tidak ada pola yang jelas pada gambar tersebut, serta
(variabel) yang disusun dalam tabel baris kali kolom atau menguji keselarasan
apakah data sebuah sampel yang diambil menunjang hipotesis yang menyatakan
bahwa populasi asal sampel tersebut mengikuti suatu distribusi yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu, uji ini dapat juga disebut uji keselarasan (goodness of
fit test), karena untuk menguji apakah sebuah sampel selaras dengan salah satu
distribusi teoritis (seperti distribusi normal, uniform, binomial dan lainnya). Uji
4.4.1.1 Uji Chi Kuadrat Kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dalam
Tabel 4.11 Uji Chi Kuadrat Kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
terhadap Pembangunan Kepemudaan di Kota Medan
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 98
a. 132 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .01.
Selain dengan nilai signifikansi, ada tidaknya hubungan antara Kader Himpunan
dapat dilihat dari perbandingan nilai Chi-Square hitung dengan Chi-Square tabel.
Dimana diperoleh nilai Chi-Square hitung sebesar 169,551 dan lebih besar dari
4.4.1.2 Uji Chi Kuadrat Ideologi Kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
Tabel 4.12 Uji Chi Kuadrat Ideologi Kader Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI) terhadap Pembangunan Kepemimpinan
Kepemudaan di Kota Medan
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 98
a. 168 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .01.
Medan. Selain dengan nilai signifikansi, ada tidaknya hubungan antara Ideologi
di Kota Medan dapat dilihat dari perbandingan nilai Chi-Square hitung dengan
Chi-Square tabel. Dimana diperoleh nilai Chi-Square hitung sebesar 277,113 dan
tabel berikut:
Tabel 4.13 Uji Chi Kuadrat Penerapan Ideologi HMI Terhadap Kader
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dalam Mengatasi
Masalah Pembangunan Kepemimpinan Kepemudaan
di Kota Medan
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 98
a. 168 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .01.
nilai Chi-Square hitung sebesar 229,936 dan lebih besar dari nilai Chi-Square
mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dan untuk mengetahui arah
hubungan yang terjadi antara dua variabel. Nilai korelasi (r) berkisar antara 1
sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara dua variabel
semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel
semakin lemah. Nilai positif menunjukkan hubungan searah (X naik maka Y naik)
X1 Y
**
X1 Pearson Correlation 1 .536
N 98 98
N 98 98
lebih besar dibandingkan dengan r tabel sebesar 0,1986. Ini menunukkan bahwa
tetapi positif. Artinya, jika nilai variabel Kader Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI) naik maka nilai variabel terikat Kepemimpinan Kepemudaan juga akan
mengalami kenaikan.
Kepemudaan, jika nilai t hitung < nilai t tabel dan nilai signifikansi >
0,05.
nilai t hitung > nilai t tabel dan nilai signifikansi < 0,05.
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
a. Dependent Variable: Y
Hasil analisis statistik menunjukkan nilai t hitung sebesar 6,214. Jika
dibandingkan dengan t tabel sebesar 1,66, maka nilai t hitung > nilai t tabel
(6,214 > 1,66) serta nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Artinya, Tedapat hubungan
X2 Y
**
X2 Pearson Correlation 1 .540
Sig. (2-tailed) .000
N 98 98
**
Y Pearson Correlation .540 1
Sig. (2-tailed) .000
N 98 98
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil ini lebih besar dibandingkan dengan r tabel sebesar 0,1986. Ini
nilai koefisien korelasi sedang tetapi positif. Artinya, jika nilai variabel Ideologi
Kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) naik maka nilai variabel terikat
Kepemudaan, jika nilai t hitung < nilai t tabel dan nilai signifikansi >
0,05.
Kepemudaan, jika nilai t hitung > nilai t tabel dan nilai signifikansi <
0,05.
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
a. Dependent Variable: Y
Dari Hasil analisis statistik di atas dapat dilihat bahwa nilai t hitung
sebesar 6,291. Jika dibandingkan dengan t tabel sebesar 1,66, maka nilai t hitung
> nilai t tabel (6,291 > 1,66) serta nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Artinya,
tabel berikut:
X3 Y
**
X3 Pearson Correlation 1 .609
N 98 98
**
Y Pearson Correlation .609 1
N 98 98
Kepemimpinan Kepemudaan (Y) adalah sebesar 0,609. Hasil ini lebih besar
Kepemimpinan Kepemudaan (Y) dengan nilai koefisien korelasi yang kuat dan
positif Artinya jika nila variabel Penerapan Ideologi HMI Terhadap Kader
unan naik maka nilai variabel Kepemimpinan Kepemudaan juga akan mengalami
kenaikan.
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
a. Dependent Variable: Y
Dari Hasil analisis statistik di atas dapat dilihat bahwa nilai t hitung
sebesar 7,533. Jika dibandingkan dengan t tabel sebesar 1,66, maka nilai t hitung
> nilai t tabel (7,533 > 1,66) serta nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Artinya,
4.5 Pembahasan
variabel menunjukkan hubungan yang positif dan searah serta signifikan terhadap
Kepemimpinan Kepemudaan di Kota Medan. Hal ini dapat dilihat dari nilai
korelasi yang bernilai positif dan nilai signifikan yang dibawah 0,05.
dituntut untuk bisa memiliki kualitas insan cita, sesuai apa yang tertera di dalam
tujuan HMI. Manusia yang di cita-citakan HMI tentunya bukan hanya wacana
yang ada dalam konstitusi dan pedoman perkaderan semata, namun terwujud
sebagai pemimpin yang dibutuhkan oleh umat yang mampu mengatasi masalah-
masalah yang dialami umat. Seiring berjalannya waktu, HMI banyak melahirkan
25) Irgan Chairul Mahfidz (Anggota DPR RI Periode 2009-2014 dan Tahun 2014-
Prof. Dr. Hj. Djanius Djamin, SH., MS (Mantan Rektor UNIMED dan juga
anggota DPRD Medan Tahun 1968 Selama Dua Periode), Almarhum Prof. Dr.
bertranformasi menjadi UIN SU Medan) Prof. Dr. Usman Pelly (Ketua Yayasan
UISU). Dan masih banyak lagi alumni-alumni HMI yang berkarir bidang
kualitas insan cita dalam pembangunan daerah. Tidak hanya di Pemerintah Pusat
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
dilihat dari nilai t hitung = 6,214 > t tabel = 1,66, serta nilai signifikansi
0,000 < 0,05. Dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Yang
Kepemimpinan Kepemudaan.
Kepemudaan di Kota Medan. Hal ini dilihat dari nilai t hitung = 6,291 > t
tabel = 1,66, serta nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Dapat disimpulkan
ini dilihat dari nilai t hitung = 7,533 > t tabel = 1,66, serta nilai signifikansi
172
Universitas Sumatera Utara
173
0,000 < 0,05. Dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Yang
5.2 Saran
sebagainya.
berkesinambungan.
Barry, M.D. Al dan Lya, S.Y. 2003. Kamus Induk Istilah lmiah ; Seri
Intelektual, Surabaya, Target Press, h. 33, 349.
Esposito, J.L. 1994. terj. Alwiyah Abdurrahman dan Missi, Ancaman Islam
Mitos Atau Realitas?, Bandung: Mizan.
Gibson, I. and Donnelly. 1995. Oragnizations, 8 Ed. Alih bahasa oleh: Nunur
Ardiani, 1996, Organisasi, Edisi 8 Jilid I. Jakarta: Binarupa Aksara.
174
HMI Cabang Medan. Periode 2014-2015. Buku Panduan MOP, Medan: tanpa
penerbit.
Karim, M.R. 1995. Dinamika Islam di Indonesia: Suatu tinjauan Sosial dan
Politik, Yogyakarta: Hanindita.
Korver, A.P.E. 1985. Sarekat Islam Gerakan ratu Adil? Jakarta: Grafiti Press.
Matindas, R. 1997. Manajemen SDM Lewat Konsep Aku. Jakarta : PT. Pustaka
Utama Grafiti.
Pandapotan, S. 2006. Proses Adaptasi Etnis Jawa Asal Solo di Kota Medan,
Medan: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.
Prasetyo B, Dan Lina M.J. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan
Aplikasi. Jakarta: Penerbit PT.Raja Grafindo Persada.
Rais, Amien, M. 1994. Cakrawala Islam, Antara Cita dan Fakat, Bandung:
Mizan.
Sembiring, K.P. 1997, Corak dan Pola Hubungan Sosial Antara Golongan dan
Kelompok Etnik di Daerah Perkotaan, Jakarta: Depaetemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Tarigan, Azhari Akmal. 2007. Islam mazhab HMI : tafsir tema besar nilai dasar
perjuangan (NDP). Cipayung, Ciputat: Kultura.
Udaya, J. 1994. Teori Organisasi: Struktur, Desain & Aplikasi, Jakarta: Arcan.
Wexley dan Yukl. 1976. Menadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya
KUESIONER
IDEOLOGI KADER HMI DALAM PEMBANGUNAN KEPEMIMPINAN
KEPEMUDAAN DI KOTA MEDAN
No Urut Respoden :
Bagian I
Kepada responden mohon untuk meluangkan waktunya. Pernyataan pada
bagian I merupakan pernyataan yang berhubungan dengan identitas lokasi dan
karakteristik responden.
A. Identitas Keanggotaan
Anggota Biasa l : LK I Tahun ........../ LK II Tahun .............../
LK III Tahun……….(Coret Yang Tidak
Perlu)
Asal Komisariat : ......................................................................
Organisasi Selain HMI : .................................Jabatan…...…………..
B. Karakteristik Responden
Nama : .................................................................
Alamat : .................................................................
Usia saat ini : .......... tahun
Jenis kelamin:
a. Laki-laki
b. Perempuan
Status tingkat pendidikan
a. S 1
b. S 2
c. S 3
Pekerjaan
a. Mahasiswa
b. Wiraswasta
c. PNS
d. Lainnya.........................(tulis)
181
Universitas Sumatera Utara
182
Bagian II
Hormat Peneliti,
Medan, 14 Juni 2016
Suwandi Simangunsong
NIM: 147003048
P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P
Respo P P P P P P P P P
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3
nden 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4
2 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4
5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5
6 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
7 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
8 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 3 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5
9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5
10 5 5 5 5 3 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4
11 5 5 5 5 3 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4
12 4 4 5 5 3 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5
13 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
14 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5
15 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4
16 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5
17 5 4 4 5 3 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4
18 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5
19 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5
20 4 5 4 4 3 3 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4
185
Universitas Sumatera Utara
186
P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P
Respo P P P P P P P P P
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3
nden 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5
21 5 5 4 5 5 3 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5
22 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5
23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5
24 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
25 5 5 5 5 4 3 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5
26 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5
27 5 4 5 5 4 3 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 4 4 5 4 4
28 5 5 4 4 4 3 3 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 3 5 5 5 4 4 5 4 5
29 4 5 5 5 5 3 3 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 5 5 4 4 5 4 4
30 3 4 5 4 5 4 3 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5
31 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
32 5 5 5 5 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4
33 5 4 5 5 3 4 5 4 4 5 4 3 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4
34 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 3 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4
35 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
36 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
37 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
38 4 4 5 4 3 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4
39 5 4 4 5 5 5 3 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5
40 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5
41 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5
42 4 5 5 5 3 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4
P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P
Respo P P P P P P P P P
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3
nden 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5
43 5 4 5 5 3 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 3 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4
44 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 3 5 4 5 5 4 4 5 4
45 5 4 5 5 4 4 3 4 3 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5
46 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5
47 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 3 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4
48 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4
49 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5
50 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5
51 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5
52 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4
53 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 3 3 5 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4
54 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 5 4 4
55 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 3 5 5 4 4 4 4 3 5 4 5 4 3 3 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5
56 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 3 4 4 5 4 4 4 5 3 5 4 3 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5
57 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5
58 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 5 4 4 5 5 4
59 4 4 4 4 4 3 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4
60 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4
61 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4
62 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 5 4 3 4 3 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4
63 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4
64 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5
P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P
Respo P P P P P P P P P
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3
nden 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5
65 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
66 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4
67 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5
68 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
69 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
70 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
71 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4
72 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4
73 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
74 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5
75 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
76 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
77 5 5 5 4 4 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5
78 5 4 4 4 5 5 3 4 3 4 3 3 3 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 3 4 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4
79 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5
80 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5
81 4 5 5 4 4 3 5 5 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 5 4 4 4 4 4 5
82 3 3 4 5 3 5 5 4 5 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 5 5 5 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4
83 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 5 5
84 4 5 4 4 4 5 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3
85 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5
86 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5
P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P
Respo P P P P P P P P P
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3
nden 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5
87 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5
88 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4
89 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 3 3 3 5 4 4 5 4 4 3 4 3 3 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4
90 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4
91 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5
92 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5
93 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4
94 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4
95 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5
96 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5
97 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
98 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
190
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Reliability Statistics
.905 35
N 98
a,,b
Normal Parameters Mean .0000000
Positive .036
Negative -.049
Kolmogorov-Smirnov Z .484
a
Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
a. Dependent Variable: Y
b
Model Summary
b. Dependent Variable: Y
5.1 Uji Chi Kuadrat Kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) terhadap
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 98
a. 132 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .01.
5.2 Uji Chi Kuadrat Ideologi Kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 98
a. 168 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .01.
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 98
a. 168 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .01.
Correlations
X1 Y
**
X1 Pearson Correlation 1 .536
N 98 98
**
Y Pearson Correlation .536 1
N 98 98
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
a. Dependent Variable: Y
Correlations
X2 Y
**
X2 Pearson Correlation 1 .540
N 98 98
**
Y Pearson Correlation .540 1
N 98 98
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
a. Dependent Variable: Y
Correlations
X3 Y
**
X3 Pearson Correlation 1 .609
N 98 98
**
Y Pearson Correlation .609 1
N 98 98
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
a. Dependent Variable: Y