Anda di halaman 1dari 111

PERAN PERGURUAN SENI BELA DIRI PENCAK SILAT TAPAK SUCI

DALAM PEMBINAAN PEMUDA DI KOTA MEDAN

TESIS

REDHA AZMI KAMAL

177003034/PWD

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2021

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK

Redha Azmi Kamal, Peran Perguruan Seni Bela Diri Pencak Silat Tapak
Suci Dalam Pembinaan Pemuda Di Kota Medan dengan komisi pembimbing
Prof. Dr. Robert Sibarani, MS (Ketua Pembimbing) dan Dr. Agus Purwoko,
S.Hut, M.Si (Anggota).
Organisasi perguruan seni beladiri pencak silat merupakan organisasi
kemasyarakatan, yang mengajarkan ilmu beladiri juga mengajarkan cara untuk
melakukan pembinaan terhadap anggotanya.
Pemberian bimbingan oleh organisasi perguruan seni beladiri pencak silat
Tapak Suci diberikan kepada anggotanya dimaksud bertujuan dalam rangka
pembentukan budi pekerti yang luhur
Perumusan masalahnya bagaimana peranan organisasi perguruan seni
beladiri pencak silat dalam ikut melakukan pembinaan pemuda, peran dan
strateginya.
Metode penelitian yang dipakai menggunakan yuridis normatif melalui
pendekatan kualitatif, dengan bertumpu pada data primer dan sekunder, lokasi
penelitian di organisasi perguruan seni beladiri pencak silat yang berada di Kota
Medan dari hasil penelitian dianalisis dan disusun secara sistematis.
Kata kunci : Bela diri, tapak suci, pembinaan pemuda

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

Redha Azmi Kamal, The Role of Pencak Silat Tapak Suci Martial Arts
College in Youth Development in Medan City with a supervisory commission
Prof. Dr. Robert Sibarani, MS (Chief Advisor) and Dr. Agus Purwoko, S.Hut,
M.Si (Member).
Pencak Silat Martial Arts College Organization is a social organization,
which teaches martial arts also teaches how to conduct coaching of its members.
The provision of guidance by the Tapak Suci martial arts organization
pencak silat is given to its intended members in the context of establishing noble
character.
The formulation of the problem is how the role of pencak silat martial
arts organizations in participating in developing youth, its role and strategy.
The research method used uses normative juridical through a qualitative
approach, relying on primary and secondary data, the location of research in the
martial arts martial arts organization located in the city of Medan from the
research results were analyzed and arranged systematically.
Keywords: Self-defense, sacred sites, youth coaching

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan

Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

tesis ini. Tesis ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Magister Sains pada Sekolah Pascasarjana Program Studi

Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan (PWD) pada

Universitas Sumatera Utara (USU) Medan. Tesis ini berjudul “Peran

Perguruan Bela Diri Pencak Silat Tapak Suci dalam Pembinaan

Pemuda di Kota Medan”.

Pada penyelesaian tesis ini, penulis menyadari bahwa banyak

melibatkan bantuan dan bimbingan dari semua pihak, untuk itu

penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Robert Sibarani, MS dan Dr. Agus

Purwoko, S.Hut, M.Si selaku dosen Pembimbing yang dengan

ketulusan, kearifan dan kesabaran telah meluangkan waktu,

tenaga dan pikiran dalam membimbing penyusunan tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. lic.rer.reg. Sirojuzilam, S.E, Bapak Prof.

Dr. H. B. Tarmizi, S.E, S.U, Bapak Dr Rujiman, M.A, Selaku

dosen pembanding yang telah memberikan banyak masukan dan

saran demi kesempurnaan tesis ini.

3. Bapak Prof. Dr. lic.rer.reg. Sirojuzilam, SE, selaku Ketua

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Pedesaan Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara


4. Ibu Prof. Ir. T. Sabrina, M. Agr, Sc, PhD, Selaku Direktur

Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Perencanaan

Wilayah dan Pedesaan Universitas Sumatera Utara.

6. Menteri Pemuda dan Olahraga yang telah memberikan

dukungan pembiayaan melalui Program Beasiswa Tahun

Anggaran 2017 sampai dengan 2019.

7. Hj. Dahliana Kaurni Khan, S.H, M.Si selaku Ketua

Pengprov IPSI Sumut dan Sekjen Dispora Sumut.

8. Ayahanda Abdul Hamid dan Ibunda Almh. Mariatul

Kiftiyah tercinta atas dukungan kasih sayang dan doa yang tak

hentinya diberikan kepada penulis.

9. Istri tercinta Yenni Rizki Pratama, S.E, Sy, dan anak

tersayang Aiyra Asheeqa Kamal yang terus memberikan

dorongan dan motivasi kepada saya. Terimakasih telah bersedia

mendampingi hingga kini dan nanti.

10. Adik tersayang Reysha Fadhillah, S.H.

11. Ustadz Bambang Widowasono, M.A selaku bidang

Pembinaan Prestasi IPSI Sumut.

12. Keluarga besar Penerima Beasiswa S2 Kemenpora angkatan

V.

13. Ibunda Prof. Dr. Ir. Rosmayati, M.S, selaku Wakil Rektor I

Universitas Sumatera Utara.

14. Bapak Paiman Sumardi, S.Pd selaku Pendekar Kepala

Universitas Sumatera Utara


Tapak Suci Sumatera Utara.

15. Abangda Fauzan selaku Ketua Pimpinan Wilayah Tapak

Suci Sumut.

16. Abangda Andi Syahputra, S.STP, M.Ap, selaku Ketua

Pimda Kota Medan.

Penulis menyadari dalam penulisan Tesis ini masih terdapat

ketidak sempurnaan, saya mohon maklum adanya dan menjadi

perhatian untuk penelitian selanjutnya. Penulis berharap semoga tesis

ini menjadi bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Akhirul kalam saya ucapkan terimakasih.

Medan, Agustus 2021

REDHA AZMI KAMAL

Universitas Sumatera Utara


RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Gunung Para (Kabupaten Serdang

Bedagai) pada tanggal 09 Juli 1990 dari pasangan Ayahanda alm

Abdul Hamid dan Ibunda Almh. Mariatul Kiftiyah. Penulis

merupakan anak pertama dari dua bersaudara.

Penulis mengikuti pendidikan Dasar di SD Negeri No. 105453

dan selesai pada Tahun 2002, setelah itu melanjutkan ke Sekolah

Menengah Pertama (SMP) Pesantren Modern Al-Mukhlisin Tanjung

Morawa Km 12,5 dan selesai pada tahun 2005. Kemudian

melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Pesantren Modern

Al-Mukhlisin Tanjung Morawa Km 12,5 dan selesai pada Tahun

2008.

Jenjang pendidikan tinggi diperoleh pada LP3i Medan, dari

Tahun 2008-2009. Setelah itu menempuh pendidikan Sarjana Strata-1

di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Tahun 2009-

2014. Setelah itu pada bulan September 2017 penulis melanjutkan

pendidikan di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Program studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan

(PWD) melalui program Beasiswa Kemenpora.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

BAB I ............................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 8

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 9

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 9

BAB II ............................................................................................................ 10

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 10

2.1 Peran......................................................................................................... 10

2.1.1 Definisi Peran .............................................................................. 10

2.1.2 Aspek-Aspek Peran ...................................................................... 11

2.2 Pencak Silat .............................................................................................. 21

2.3 Perkembangan Sejarah Tapak Suci ........................................................... 25

2.4 Pembinaan Pemuda ................................................................................... 29

2.4.1 Pengertian Strategi ....................................................................... 29

2.4.2 Pengertian Pembinaan .................................................................. 30

2.4.3 Pengertian Pemuda....................................................................... 32

2.4.4 Strategi Pembinaan Pemuda ......................................................... 34

2.4.5 Peran Pemuda .............................................................................. 35

2.5 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 42

BAB III .......................................................................................................... 43

METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................... 43

Universitas Sumatera Utara


3.1 Pendekatan................................................................................................ 43

3.2 Spasifikasi Penelitian ................................................................................ 43

3.3 Lokasi Penelitian....................................................................................... 44

3.4 Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 44

3.5 Analisa Data ............................................................................................. 45

3.6 Tahapan Analisis Data .............................................................................. 49

3.7 Unit Analisis ............................................................................................ 51

3.7.1 Strategi Analisis Penn Pemuda ...................................................... 51

3.7.2 Analisis SWOT Strategi Pembinaan Seni Bela Diri Pencak Silat ... 53

3.8 Informan .................................................................................................. 55

BAB IV .......................................................................................................... 57

HASIL PENELITIAN .................................................................................... 57

4.1 Gambaran Umum Wilayah ........................................................................ 57

4.2 Struktur Dasar Organisasi ......................................................................... 53

4.3 Peran Perguruan Seni Bela Diri Pencak Silat Tapak Suci dalam

Pembinaan Pemuda di Kota Medan ........................................................ 60

4.3.1 Hubungan Perguruan Seni Bela Diri Pencak Silat Tapak Suci

dengan Pembinaan Pemuda ........................................................... 60

4.3.2 Peran Perguruan Seni Bela Diri Pencak Silat Tapak Suci dan

Pembinaan Pemuda di Kota Medan ............................................... 67

4.4 Strategi Pembinaan Seni Bela Diri Pencak Silat Tapak Suci dalam

Pembinaan Pemuda di Kota Medan ........................................................ 78

BAB V ........................................................................................................... 91

KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 91

Universitas Sumatera Utara


5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 91

5.2 Saran......................................................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 93

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................ 42

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

3.1 Peran Perguruan Seni Bela diri Pencak Silat Tapak Suci

dalam Pembinaan Pemuda di Kota Medan ........................................... 53

3.2 Analisis SWOT Strategi Pembinaan Seni Bela Diri ............................. 56

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemerdekaan warga Negara Republik Indonesia untuk berserikat dan

berorganisasi dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945, sebagaimana bunyi

Pasal 28 E Undang-Undang Dasar 1945 ayat (3) sebagai berikut “Setiap orang

berhak atas kebebasan berserikat berkumpul, dan mengeluarkan pendapat”. Hal

ini berarti bangsa Indonesia diperbolehkan untuk mengeluarkan ide-idenya baik

tertulis maupun lisan, juga dalam hal berorganisasi sebagai sarana untuk

menampung segala pendapat dan pikiran anggota masyarakat warga Negara

Republik Indonesia, dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa demi

keberhasilan pembangunan Nasional. Hal ini sehubungan dengan agar

tercapainya tujuan pembangunan Nasional seperti yang tercantum dalam

pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu melindungi segenap bangsa

Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan

ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan

sosial.

Pembangunan Nasional menuntut keikutsertaan secara aktif seluruh

lapisan masyarakat warga Negara Republik Indonesia, Pembangunan Nasional

merupakan pengamalan Pancasila maka keberhasilannya akan sangat

dipengaruhi oleh sikap dan kesetiaan bangsa Indonesia terhadap Pancasila.

Dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985 tentang Organisasi

Kemasyarakatan mcnyebutkan sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


“Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud organisasi kemasyarakatan
dalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat warga Negara
Republik Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi,
fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Malta Esa, untuk
berperan serta dalam pembangunan nasional dan dalam wadah negara
kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila”.

Organisasi perguruan seni beladiri pencak silat adalah merupakan salah

satu dari organisasi kemasyarakatan yang dibentuk berdasarkan atas kesamaan

kegiatan yaitu seni beladiri dan pencak silat, bahkan profesi bagi yang

menekuninya. Pencak mengandung arti permainan (keahlian) untuk

mempertahankan diri dengan kepandaian menangkis, mengelak, dan sebagainya.

Sedangkan yang dimaksud silat mengandung arti kepandaian berkelahi, seni

beladiri khas Indonesia dengan ketangkasan membela diri dan menyerang untuk

pertandingan atau perkelahian (KBBI, 2001: 848).

Masalah beladiri perlu mendapat perhatian setiap manusia yang cerdas.

Secara disadari ataupun tidak setiap waktu kita memerlukan beladiri. Pengaruh

emosional, pergolakan politik, faktor ekonomi yang tidak menentu, serangan

iklan dan lain-lain memerlukan sekali adanya beladiri untuk menjaga kestabilan

antara raga dan batin. Dalam hal ini yang diperlukan adanya beladiri dengan

kekuatan dalam atau beladiri spriritual.

Beladiri dengan kekuatan dalam penting untuk kesejahteraan fisik,

emosi, bahkan mental dan spiritual, karena setiap orang. adalah bentuk majemuk

dari tingkat fisik, emosi, mental, dan spiritual yang berinteraksi tents menerus

satu dengan yang lainnya.

Penciptaan jenis olahraga yang merupakan tranformasi dari keterampilan

beladiri adalah pars pendekar dengan tujuan untuk menjamin kesehatan dan

ketangkasan jasmani, agar orang mempunyai kemampuan lebih tinggi dan lebih

Universitas Sumatera Utara


tahan lama dalam melakukan usaha-usaha kesejahteraannya. Dalam Pasal 4

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2005 tentang sistem

Keolahragaan Nasional menyebutkan bahwa:

“Keolahragaan nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan

kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menambah nilai moral dan

akhlak mulia, sportifitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan

kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, serta mengangkat harkat,

martabat, dan kehormatan bangsa”.

Tujuan lainnya adalah untuk mengajarkan bagian-bagian tertentu dari

keterampilan beladiri secara terbuka yakni bagian-bagian yang tidak bersifat

rahasia. Dengan demikian para pendekar itu dapat memasyarakatkan bagian-

bagian yang merupakan basis dari keterampilan beladiri, sehingga pada saat

seseorang terpilih atau dipandang layak untuk mempelajari keterampilan beladiri

atau rahasia, orang itu telah memahami dasar-dasarnya.

Keterampilan bela diri, seni dan olahraga yang berlandaskan kaidah

kerohanian ini kemudian dikenal dengan sebutan pencak silat. Pencak silat

sebagai olahraga dan seni bela diri yang telah membudaya sejak nenek moyang

kita perlu dibina, dikembangkan, serta diwariskan kepada generasi muda melalui

pendidikan sekolah maupun di luar sekolah, sejak SD sampai dengan perguruan

tinggi.

Pencak silat memiliki peranan cukup penting dalam meningkatkan sikap

mental dan kualitas diri generasi muda yang berkesinambungan, sehingga

pencak silat menjadi suatu peluang bagi lembaga-lembaga pendidikan untuk ikut

membantu meningkatkan kualitas peserta didik melalui pelatihan sikap mental

Universitas Sumatera Utara


dan kedisiplinan sehingga akan mencetak generasi muda yang berjiwa kesatria.

Dalam hal ini, fakta tersebut menyatakan bahwa pencak silat di

Indonesia memiliki beberapa nilai positif yaitu, meningkatkan kesehatan dan

kebugaran, meningkatkan rasa percaya diri, melatih ketahanan mental,

mengembangkan ketahanan mental, mengembangkan kewaspadaan diri yang

tinggi, membina sportivitas dan jiwa ksatria, disiplin dan keuletan yang lebih

tinggi.

Pada perkembangan selanjutnya, latihan beladiri dapat juga merupakan

sarana pendidikan yang dimanfaatkan untuk membina pribadi-pribadi ke anti

sifat yang positif. Tujuan latihan beladiri tidak hanya menempa kekuatan fisik

dan keterampilan teknis semata, namun yang lebih panting yaitu pembinaan

watak dan pembentukan pribadi yang tegar, para pendekar dan guru pencak silat

dengan tekun memberi ajaran keagamaan, etika moral kepada anak didiknya

agar menjadi manusia yang ideal yang memiliki sifat takwa, tanggap dan

tangguh, yang mampu mengendalikan diri dan berusaha mewujudkan sebuah

masyarakat yang damai dan sejahtera amar makruf nahi mungkar dan beriman

kepada Tuhan.

Selain hal tersebut di atas pencak silat juga mencetak insan yang

berprikemanusiaan, jujur, berbudi pekerti luhur, tidak takabur dan peka terhadap

penderitaan orang lain. Nilai-nilai inilah yang hams dimiliki seorang pendekar.

Pada dasarnya di kehidupan ini manusia dituntut menjalankan akhlak vertikal

dengan baik, sekaligus tidak mengabaikan akhlak horisontalnya. Apakah itu

menyangkut pergaulannya dengan sesama manusia, atau etika terhadap

lingkungan. Hal yang buruk berupa bencana akan menimpa kehidupan ini

Universitas Sumatera Utara


manakala manusia meninggalkan akhlak kepada Tuhan, akhlak kepada sesama

dan akhlak kepada lingkungan Organisasi perguruan seni beladiri pencak silat di

Kota Medan sebagian besar telah terdatlar dalam organisasi Induk seni beladiri

pencak silat yaitu Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), Provinsi Sumatera Utara.

Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) cabang Kota Medan, provinsi Sumatera

Utara sebagai wadah organicasi seni beladiri pencak silat dan sebagai bentuk

campur tangan pemerintah yakni dalam hal pembinaan terhadap organisasi

perguruan seni beladiri yang ada, mempunyai hak dan kewajiban sebagaimana

bunyi pasal 11 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2005

tentang sistem keolahragaan nasional sebagai berikut:

(1) Pemerintah dan pemerintah daerah mempunyai hak dan

mengarahkan, membimbing, membantu, dan mengawasi

penyelenggaraan keolahragaan sesuai dengan peraturan perundangan.

(2) Pemerintah dan pemerintah daerah berkewajiban memberikan

pelayanan dan kemudahan serta menjamin terselenggaranya kegiatan

keolahragaan bagi setiap warga Negara tanpa diskriminasi.

Namun dari pada itu ada pula organisasi perguruan seni beladiri pencak

silat yang belum terdaftar di Ikatan Pencak Silat Indonesi (IPSI) cabang Kota

Medan, yang dengan demikian keberadaannya perlu sekali mendapat perhatian

dari pemerintah daerah setempat, agar para pengikut aliran pencak silat yang

tidak menjadi anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) cabang Kota Medan

juga bisa mendapatkan pembinaan.

Organisasi perguruan seni beladiri pencak silat merupakan sarana dan

materi pendidikan untuk membentuk manusia-manusia yang mampu

Universitas Sumatera Utara


melaksanakan perbuatan dan tindakan yang bermanfaat dalam rangka menjamin

keamanan dan kesejahteraan bersama. Karena silat mengandung 4 aspek, yakni:

mental, spiritual, beladiri, olahraga dan seni, dalam rangka membangun manusia

yang berbudipekerti baik, cerdas intelegensinya, tangkas jasmaninya dan berbudi

pakerti luhur, dalam rangka ikut mensukseskan tujuan pembangunan nasional.

Seperti tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu

Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bengsa, dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi dan keadilan sosial.

Dengan demikian organisasi perguruan seni beladiri pencak silat dilihat

dari sisi upaya non-penal berarti, perlu digali, dikembangkan dan dimanfaatkan

seluruh potensi dukungan dan partisipasi masyarakat khususnya pembinaan

pemuda dalam upaya untuk mengefektilkan dan mengembangkannya. Demikian

pula dengan organisasi-organisasi perguruan seni beladiri pencak silat yang

berada di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.

Masalah pemuda yang terbentang di hadapan kita sekarang sangatlah

kompleks, mulai dari masalah pengangguran, krisis eksistensi, krisis mental

hingga masalah dekadensi moral. Budaya permisif dan pragmatisme yang kian

merebak membuat sebagian dari mereka terjebak dalam kehidupan serba instant,

hedonis, dan terlepas dari idealisme sehingga cenderung menjadi manusia yang

anti sosial menjadikan kepribadian mereka semakin amoral.

Adapun masalah lain yang turut menjadi pemicu terancamnya posisi

pemuda adalah lemahnya pengawasan orang tua, keluarga, serta orang terdekat

Universitas Sumatera Utara


termasuk pula lemahnya pemahaman mereka terhadap agama, melanggar tatanan

hukum yang berlaku, dan lain sebagainya mengakibatkan generasi muda banyak

terjerumus dalam pusaran pergaulan yang mengantarkan pada titik kehancuran.

Fakta yang ada sekarang menjadi bukti hal tersebut, misalnya dari beberapa basil

penelitian mengemukakan bahwa seks bebas, penyalahgunaan narkoba, justru

lebih banyak dilakukan oleh pemuda umuran sekolah. Hal ini menjadi tugas

bersama berbagai elemen guna menyelamatkan generasi muda, sekaligus

menyelamatkan bangsa dari krisis kepemudaan yang berprestasi.

Seperangkat aturan saja tidaklah cukup untuk melindungi dari berbagai

kemungkinan terburuk, tanpa didukung oleh peran pemerintah, masyarakat,

swasta, dan lain sebagainya dalam implementasi seperangkat regulasi. Untuk itu

hams dicari solusi agar proses pengembangan potensi pemuda bukan hanya

terbentuk dalam rencana semata, melainkan direalisai melalui mekanisme yang

sudah diatur sedemikian rupa. Salah satunya adalah organisai yang memang

merupakan salah satu wadah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki

pemuda, sebab organisasi merupakan sarana paling efektif untuk menginisiasi

dan melakukan perubahan tersebut.

Salah satu pembentukan kepribadian yang dianggap cukup efektif adalah

melalui kegiatan berorganisasi seperti perguruan pencak silat yang dimana di

dalamnya terdapat penggemblengan jasamani maupun rohani secara integral.

karena pendidikan jasmani adalah aktivitas fisik yang merupkan akar dan semua

proses psikologis, dan moralitas berakar pada aktivitas fisik diawal kehidupan

manusia.

Universitas Sumatera Utara


Secara Nasional IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) merupakan

organisasi atau wadah yang menaungi seluruh perguruan pencak silat se-

Indonesia yang dulunya masih berdiri sendiri-sendiri, karena beragam konflik

yang tezjadi antar perguruan silat maka para sesepuh perguruan silat seindonesia

berastu membentuk wadah yang menaungi seluruh perguruan silat.

Organisasi ini diharapkan bahwa pencak silat dapat digerakkan dan

disebarluaskan sampai ke berbagai pelosok di tanah air sebagai suatu ekspresi

kebudayaan nasional. Masyarakat juga mengharapkan bahwa pencak silat

distandarisasi agar dapat diajarkan sebagai pendidikan jasmani di sekolah-

sekolah dan dapat dipertandingkan dalam even-even olahraga nasional. Sesuai

dengan keinginan tersebut, langkah pertama yang diusahakan oleh IPSI adalah

terbentuknya suatu sistem pencak silat nasional yang dapat diterima oleh seluruh

perguruan pencak silat yang ada di tanah air.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana peranan perguruan seni beladiri pencak silat Tapak Suci

dalam pembinaan pemuda di Kota Medan.

2. Strategi pembinaan seperti apa yang dilakukan perguruan seni beladiri

pencak silat Tapak Suci dalam pembinaan pemuda di Kota Medan

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis peranan perguruan seni beladiri pencak silat Tapak

Suci dalam pembinaan pemuda di Kota Medan.

2. Untuk menganalisis strategi pembinaan seni beladiri pencak silat Tapak

Suci dalam pembinaan pemuda di Kota Medan.

Universitas Sumatera Utara


1.4 Manfaat Penelitian

1. Dapat memberikan sumbangan pemikiran yang konstruktif di kalangan

pengelola pendidikan dan masyarakat bagi kemajuan pembinaan pemud

2. Dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada ilmu pendidikan

3. Menunjukkan bahwa ilmu beladiri pencak silat tidak hanya untuk melatih

kekuatan fisik semata tetapi juga kekuatan mental spiritual sehingga

tercipta pribadi-pribadi yang tangguh.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peran

2.1.1 Definisi Peran

Teori peran adalah sebuah teori yang digunakan dalam dunia sosiologi,

psikologi dan antropologi yang merupakan perpaduan berbagai teori, orientasi

maupun disiplin ilmu. Teori pet -an berbicara tentang istilah "peran" yang biasa

digunakan dalam dunia teater, dimana seorang aktor dala teater harus bermain

sebagai tokoh tertentu dan dalam posisinya sebagai tokoh itu ia diharapkan

untuk berprilaku secara tertentu. Posisi seorang aktor dalam teater dinalogikan

dengan posisi seseorang dalam masyarakat, dan keduanya memiliki kesamaan

posisi. (Sarlito: 2015)

Menurut Edy (1994:3), peran diartikan pada karakterisasi yang

disandang untuk dibawakan oleh seorang aktor dalam sebuah pentas drama,

yang dalani konteks sosial peran diartikan sebagai suatu fungsi yang dibawakan

seseorang ketika menduduki suatu posisi dalam struktur sosial. Peran seorang

aktor adalah batasan yang dirancang oleh aktor lain, yang kebetulan sama- sama

berada dalam satu penampilan/ unjuk peran (role perfomance).

Dari paparan di atas tersebut dapat disimpulkan bahwa teori peran adalah

teori yang berbicara tentang posisi dan prilaku seseorang yang diharapkan dari

padanya tidak berdiri sendiri, melainkan selalu berada dalam kaitannya dengan

adanya orang- orang lain yang berhubungan dengan orang atau aktor tersebut.

Pelaku peran menjadi sadar akan struktur sosial yang didudukinya, oleh karena

itu seorang aktor berusaha untuk selalu nampak "mumpuni" dan dipersepsi oleh

Universitas Sumatera Utara


aktor lainnya sebagai “tak menyimpang” dari sistem harapan yang ada dalam

masyarakat.

2.1.2 Aspek-Aspek Peran

Biddle dan Thomas dalam Sarlito (2015:215) membagi peristilahan

dalam teori peran dalam empat golongan, yaitu:

 Orang- orang yang mengambil bagian dalam interaksi social

 Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut

 Kedudukan orang- orang dalam perilaku

Kaitan antara orang dan perilaku

a. Orang Yang Berperan

Berbagai istilah tentang orang- orang dalam teori peran. Orang-

orang yang mengambil bagian dalm interaksi sosial dapat dibagi dalam

dua golongan sebagai berikut :

1) Aktor atau pelaku, yaitu orang yang sedang berperilaku menuruti

sesuai peran tertentu.

2) Target (sasaran) atau orang lain, yaitu orang yang mempunyai

hubungan dengan aktor dan perilakunya.

Aktor maupun target bisa berupa individu ataupun kumpulan

individu (kelompok). Hubungan antara kelompok dengan kelompok

misalnya terjadi antara sebuah paduan suara (aktor) dan pendengar

(target): Biasanya istilah aktor diganti dengan person. ego, atau self.

Sedangkan target diganti dengan istilah alter-ego, ego, atau non-sell

Dengan demikian dapat dilihat bahwa sebenarnya teori peran digunakan

untuk menganalisis setiap hubungan atara dua orang atau banyak orang. Menurut

Universitas Sumatera Utara


Cooley dan Mead, hubungan antara aktor dan target adalah untuk membentuk

identitas aktor (person, ego, self) yang dalam hal ini dipengaruhi oleh penilaian

atau sikap orang- orang lain (target) yang telah digeneralisasikan oleh aktor.

Secord dan Backman berpendapat bahwa aktor menempati posisi pusat

tersebut (focal position), sedangkan target menempati posisi padanan dari posisi

pusat tersebut (counter position). Maka dapat dilihat bahwa, target dalam teori

peran berperan sebagai pasangan (partner) bagi aktor.

b. Perilaku Dalam Peran

Biddle dan Thomas membagi lima indikator tentang perilaku

dalam kaitannya dengan peran sebagai berikut :

1) Harapan tentang peran (expectation)

Harapan tentang peran adalah harapan-harapan orang lain tentang

perilaku yang pantas, yang seharusnya ditunjukkan oleh seseorang yang

mempunyai peran tertentu. Harapan tentang perilaku ini bisa berlaku

umum, bisa merupakan harapan dari segolongan orang saja, dan bisa juga

merupakan harapan dari sate orang tertentu.

2) Norma (norm)

Secord dan Backman berpendapat bahwa, norma hanya merupakan

salah satu bentuk harapan. Secord dan Backman membagi jenis- jenis

harapan sebagai berikut :

 Harapan yang bersifat meramalkan (anticipatory), yaitu harapan

tentang suatu perilaku yang akan terjadi.

Universitas Sumatera Utara


 Harapan normatif (role expectation), yaitu keharusan yang menyertai

suatu peran. Harapan normatif ini dibagi lagi ke dalam dua jenis:

- Harapan yang terselubung (convert), yaitu harapan itu tetap ada

walaupun tidak diucapkan.

- Harapan yang terbuka (overt), yaitu harapan yang diucapkan.

Harapan jenis ini dinamai tuntutan peran (role demand). Tuntutan

peran melalui proses intemalisasi dapat menjadi norms bagi peran

yang bersangkutan.

3) Wujud perilaku dalam peran (performance)

Peran diwujudkan dalam perilaku oleh aktor. Wujud perilaku

dalam peran ini nyata dan bervariasi, berbeda-beda dari satu aktor ke

aktor yang lain. Variasi tersebut dalam teori peran dipandang normal dan

tidak ada batasnya. Teed peran tidak cenderung mengklasifikasikan

istilah-istilahnya menurut perilaku khusus, melainkan berdasarkan

klasifikasinya pada sifat asal dari perilaku dan tujuannya (motivasinya).

Sehingga, wujud perilaku peran dapat digolongkan misalnya kedalam

jenis hash kerja, hash sekolah, hash olahraga, pendisiplinan anak, pencari

nafkah, pemeliharaaan ketertiban, dan lain sebagainya.

Peran dilihat wujudnya dari tujuan dasarnya atau hasil akhirnya,

terlepas dari cara mencapai tujuan atau hash tersebut. Naman tidak

menutup kemungkinan adanya cara-cara tertentu dalam suatu peran yang

mendapat sanksi dari masyarakat. Suatu cara menjadi penting dalam

perwujudan peran, ketika cara itu bertentangan dengan aspek lain dari

peran. Dengan demikian, seorang aktor bebas untuk menentukan cara-

Universitas Sumatera Utara


caranya sendiri selama tidak bertentangan dengan setiap aspek dari peran

yang diharapkan datinya.

Terkait perwujudan peran, ada 2 pendapat, yaitu:

a) Sarbin dalam Sarlito (2015:219) menyatakan bahwa perwujudan

peran dapat dibagi dalam tujuh golongan menurut intensitasnya

berdasarkan keterlibatan diri (self) aktor dalam peran yang

dibawakannya. Tingkat intensitas yang terendah adalah keadaan di

mana diri aktor sangat tidak terlibat. Perilaku peran dibawakan

secara otomatis dan mekanistis saja.

Sedangkat tingkat yang tertinggi akan terjadi jika aktor

melibatkan seluruh pribadinya dalam perilaku peran yang sedang

diketjakan.

b) Goffman meninjau perwujudan peran dari sudut yang lain.

Dia memperkenalkan istilah pennukaan (front), yaitu untuk

menunjukkan perilaku- perilaku tertentu yang diekspresikan secara

khusus agar orang lain mengetahui dengan jelas peran si pelaku

(aktor).

4) Penilaian (evaluation) dan sanksi (sanction)

Jika dikaitkan dengan peran, penilaian dan sanksi agak sulit

dipisahkan pengertiannya. Biddle dan Thomas mengatakan bahwa antara

penilaian dan sanksi didasarkan pada harapan masyarakat (orang lain)

tentang norma. Penilaian peran dalam teori peran adalah kesan positif

atau negatif yang diberikan oleh masyarakat berdasarkan norma yang

berlaku terhadap suatu perilaku yang dilakukan oleh aktor. Sedangkan

Universitas Sumatera Utara


sanksi yang dimaksud adalah usaha yang dilakukan seorang aktor dalam

mempertahankan suatu nilai positif atau agar perwujudan peran diubah

sedemikian rupa sehingga hal yang tadinya dinilai negatif berubah

menjadi positif.

Menurut Biddle dan Thomas, penilaian maupun sanksi dapat datang dari

orang lain (eksternal) dari dalam diri sendiri (internal). Jika penilaian dan sanksi

datang dari luar, berarti bahwa penilaian dan sanksi terhadap peran itu ditentukan

oleh perlaku orang lain. Jika penilaian dan sanksi datang dari dalam diri sendiri.

maka pelaku sendirilah yang memberi nilai dan sanksi berdasarakan

pengetahuannya tentang harapan- harapan dan norms- norma masyarakat.

Biasanya penilaian dan sanksi internal tetjadi pada peran-peran yang

dianggap penting oleh individu yang bersangkutan, sedangkan penilaian dan

sanksi eksternal lebih sering berlaku pada peran dan norma yang kurang penting

bagi individu tersebut.

Kemudian Biddle dan Thomas penilaian dan sanksi eksternal disebut

juga sebagai penilaian dan sanksi terbuka (overt), sedangkan yang internal

disebutnya tertutup (covert). Hal tersebut karena penilaian dan sanksi didasarkan

pada harapan tentang norma yang timbul dari orang lain yang dikomunikasikan

melalui perilaku yang terbuka (overt).

Tanpa adanya pemyataan melalui perilaku yang terbuka, seseorang tidak

dapat memperoleh penilaian dan sanksi atas perilakunya.

Menurut Merton dan Kitt mengemukakan bahwa, setiap orang

memerlukan kelompok rujukan (reference group) tertentu dalam memberikan

penilaian dan sanksi. Dan fungsi kelompok rujukan tersebut ada dua macam.

Universitas Sumatera Utara


yaitu:

a) Fungsi normatif, dalam fungsi ini kelompok mendesakkan suatu

standar tertentu bagi perilaku dan keyakinanikepercayaan

anggotanya. Terlepas dari benar- salahnya standar itu, kelompok

mempunyai cukup kekuatan atas individu-individu sehingga mau-

tidak-mau individu mengikuti standar tersebut. Jika norma-norma itu

diserap (diintemalisasikan) oleh individu, maka terbentuklah nilai

dalam diri individu itu, yang selanjutnya akan menjadi pedoman bagi

tingkah laku dan kepercayaan.

b) Fungsi komparatif (perbandingan), dalam fungsi ini kelompok hanya

dijadikan alat pembanding bagi individu, untuk mengetahui apakah

perilaku atau kepercayaannya sudah benar atau masih salah (untuk

mengecek kebenaran objektif). Perbandingan ini dapat dilakukan

dengan melibatkan diri dalam kelompok maupun tidak. Dalam hal

yang terakhir individu hanya memanfaatkan kelompok untuk tujuan

normatif.

5) Kedudukan dan Perilaku Orang Dalam Peran

Kedudukan adalah sekumpulan orang yang secara bersamasama

(kolektit) diakui perbedaannya dari kelompok- kelompok yang lain

berdasarkan sifat- sifat yang mereka miliki bersama, perilaku yang sama-

sama mereka perbuat, dan reaksi orangorang lain terhadap mereka

bersama. Ada tiga faktor yang mendasari penempatan seseorang dalam

posisi tertentu, yaitu:

a) Sifat-silat yang dimiliki bersama seperti jenis kelamin, suku

Universitas Sumatera Utara


bangsa, usia atau ketiga sifat itu sekaligus. Semakin banyak sifat

yang dijadikan dasar kategori kedudukan, semakin sedikit orang

yang dapat ditempatkan dalam kedudukan itu.

b) Perilaku yang sama seperti penjahat (karena perilaku jahat),

olahragawan, atau pemimpin. Perilaku ini dapat diperinci lagi

sehingga kita memperoleh kedudukan yang lebih terbatas. Selain

penggolongan kedudukan berdasarkan perilaku ini dapat

bersilang dengan penggolongan berdasarkan sifat, sehingga

membuat kedudukan setnakin eksklusif.

c) Reaksi orang terhadap mereka.

c. Kaitan Orang dan Perilaku

Biddle dan Thomas mengemukakan bahwa kaitan (hubungan) yang

dapat dibuktikan atau tidak adanya dan dapat diperkirakan kekuatannya

adalah kaitan antara orang dengan perilaku dan perilaku dengan perilaku.

Kaitan antara orang dengan orang dalam teori peran ini tidak banyak

dibicarakan. Kriteria untuk menetapkan kaitan-kaitan tersebut di atas

diantaranya yaitu:

1) Kriteria Kesamaan

a) Diferensiasi (differentiation), yaitu seperti norma untuk anggota

suatu kelompok sosial tertentu sangat berbeda dari norma- norma

untuk orang- orang yang bukan anggota kelompok itu. Hubungan

antara kedua jenis norma itu adalah di ferensiasi, yaitu ditandai

oleh adanya ketidaksamaan.

b) Konsensus (consensus), yaitu kaitan antara perilakuperilaku yang

Universitas Sumatera Utara


berupa kesepakatan mengenai suatu hal tertentu. Hal yang

disepakati bersama itu biasa berupa preskripsi, penilaian,

deskripsi, dan sanksi, sedangkan bentuk konsensus sendiri bias

overt atau knvert Jenis- jenis konsensus antara lain sebagai

berikut:

 konsensus tentang preskripsi yang overt, berupa konsensus

tentang norma,

 konsensus tentang preskripsi yang kovert, berupa harapan-

harapan tertentu,

 konsensus tentang penilaian yang overt berupa konsensus

tentang nilai,

Jika konsensus ditandai oleh kesamaan pandangan, maka ada pula

kaitan antara perilaku-perilaku yang ditandai oleh tidak adanya

persamaan pandangan. Keadaan ini disebut disensus (dissensus) ada dua

bentuk disensus menurut Biddle dan Thomas, yaitu:

 Disensus yang tidak terpolarisasi, yaitu ada beberapa pendapat

yang berbeda- beda.

 Disensus yang terpolarisasi, yaitu ada dua pendapat yang saling

bertentangan. Disensus yang terpolarisasi ini disebut jugs konflik.

c) Konflik peran, berdasarkan adanya disensus yang terpolarisasi yang

menyangkut peran, yaitu suatu hal yang sangat menarik perhatian

ahli- ahli psikologi sosial dan sosiologi. Ada dua macam konflik

pecan, yaitu konflik antarperan (inter-role conflict) yang

disebabkan oleh ketidak jelasan antara perilaku yang diharapkan

Universitas Sumatera Utara


dari satu posisi dengan posisi lainnya pada satu aktor, dan konflik

dalam pecan (intra-role conflict) yang disebabkan oleh tidak

jelasnya perilaku yang diharapkan dari suatu posisi tertentu.

2) Keseragaman, yaitu kaitan dua orang lebih memiliki pecan yang sama.

3) Spesialisasi, yaitu kaitan orang dan prilaku dalam satu kelompok

dibedakan menurut posisi dan pecan yang diharapkan dari mereka.

4) Konsistensi, yaitu kaitan antara perilaku dengan perilaku sebehunnya

yang saling menyambung. Sebagai lawan dan konsistensi adalah

inkonsistensi (inconsistency) yang memiliki dua jenis, yaitu:

a) Inkonsistensi logis, misalnya anjuran membunuh dalam

peperangan adalah inkonsistensi dengan firman tuhan dalam 10

perintah tuhan bahwa "kau tidak boleh membunuh"

b) Inkonsistensi kognitif, yaitu adanya dua atau lebih perilaku yang

inkonsistensi pada satu orang. Contoh, seseorang menjadi anggota

polisi, tetapi is jugs menjadi kepala perampok.

5) Derajat Saling Ketergantungan, pada kaitan ini suatu hubungan orang-

perilaku akan mempengaruhi, menyebabkan, atau menghambat

hubungan orang-perilaku yang lain.

a) Rangsangan dan hambatan (facilitation & bidrance), ada tiga

jenis saling ketergantungan yaitu pertama. tingkah laku A

merangsang atau menghambat tingkah laku B. Kedua. tingkah

laku A dan B sating merangsang atau menghambat. Ketiga,

tingkah laku A dan B tidak sal ing tergantung.

b) Ganjaran dan harga (reward & cost). Biddle dan Thomas

Universitas Sumatera Utara


mengemukakan tiga jenis ketergantungan yang menyangkut

ganjaran dan harga untuk perilakuperilaku yang saling berkaitan

yaitu pertama. tingkah laku A menetukan ganjaran yang diterima

atau harga yang harus dibayar oleh B. Kedua, tingkah laku A dan

B saling menentukan ganjaran atau harga masingmasing. Ketiga,

tingkah laku A dan B tidak saling menentukan ganjaran atau

harga masing-masing.

6) Gabungan antara Derajat Kesamaan dan Saling Ketergantungan :

a) Konformitas (conformity), yaitu kesamaan atau kesesuaian antara

perilaku seseorang dengan perilaku orang lain atau perilaku

seseorang dengan harapan orang lain tentang perilakunya.

Konsep ini sangat penting dalam teori peran.

b) Penyesuaian (adjustmen). yaitu perbedaan atau ketidaksesuaian

antara perilaku seseorang dengan perilaku orang lain atau

perilaku seseorang dengan harapan orang lain tentang

perilakunya.

c) Kecennatan (accuracy), yaitu ketepatan penggambaran

(deskripsi) suatu peran. Deskripsi peran yang cennat (accurate)

adalah deskripsi yang sesuai dengan harapanharapan tentang

peran itu dan sesuai dengan perilaku nyata yang ditunjukkan oleh

orang yang memegang peran itu.

Universitas Sumatera Utara


2.2 Pencak Silat

Pencak silat adalah salah satu olahraga beladiri yang berakar dari bangsa

Melayu. Dan segi linguistik kawasan orang Melayu adalah kawasan Laut Teduh

yang membentang dari Easter Island di sebelah timur ke pulau Madagaskar di

sebelah barat. Lebih terinci dengan etnis Melayu biasanya disebut penduduk yang

terdampar di kcpulauan yang meliputi Malaysia, Indonesia, Singapura, Brunei

Darusalam, Filipina dan beberapa pulau kecil yang berdekatan dengan negara-

negara tersebut. Walaupun sebetulnya penduduk Melayu adalah suatu etnis di

antara ratusan etnis yang mendiami kawasan itu (Oong Maryono, 2000: 3).

Silat adalah intisari pencak untuk secara fisik membela diri dan tidak dapat

digunakan untuk pertunjukan (Oong Maryono, 2000: 5). Silat adalah gerak bela-

serang yang erat hubungannya dengan rohani, sehingga menhidup-suburkan

naluri, menggerakkan hati nurani manusia dan berserah diri kepada Tuhan Yang

Maha Esa. Sama halnya diungkapkan oleh Suharso (2005: 368) mengatakan,

Pencak adalah permainan (keahlian) untuk mempertahankan diri dengan

kepandaian menangkis, mengelak dan sebagainya. Sedangkan Silat adalah

kepandaian berkelahi dengan ketangkasan menyerang dengan membela diri.

Menurut Notosoejitno (1997: 34) mengatakan, pencak silat adalah istilah

yang digunakan untuk menggambarkan ribuan pribumi melawan gaya yang ada di

seluruh Malay Archipelago, yang meliputi Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei

Darussalam, Thailand Selatan dan Filipina Selatan. Kamus resmi bahasa

Indonesia diterbitkan oleh Balai Pustaka (1989: 13), mendefinisikan pencak silat

sebagai kinerja (keterampilan) pertahanan din yang mempekerjakan kemampuan

untuk membela diri, menangkis serangan dan akhirnya menyerang musuh, dengan

Universitas Sumatera Utara


atau tanpa senjata. Maka menurut Henry Sismiarto (1997: 15), pencak silat dan

dewasa ini berlaku sebagai istilah nasional yang dibakukan pada saat dibentuknya

wadah persatuan perguruan pencak dan silat di Indonesia dalam suatu pertemuan

di Surakarta pada tahun 1948 yang melahirkan Ikatan Pencak Silat Indonesia

(IPSI). Terbentuknya Ikatan Pencak Silat Indonesia ini dipelopori oleh sepuluh

perguruan Pencak Silat Besar yaitu: (1) Persaudaraan Setia Hati, (2) Persaudaraan

Setia Hati Terate, (3) Perpi Harimurti, (4) Phasadja Mataram, (5) Persatuan

Pencak Silat Indonesia, (6) Perisai Diri. (7) Tapak Suci. (8) Perisai Putih, (9)

Keluarga Pencak Silat Nusantara dan ( I 0) Putra Betawi.

Pencak silat terdapat unsur seni yang cukup menonjol terutama jika dilihat

dari elemen kembangan atau bungs pencak silat dan unsur tarung pencak silat

telah menjadi olahraga prestasi yang di pertandingkan. Dengan diperkuat adanya

Munas IPSI XII bahwa pencak silat adalah olahraga prestasi yang terdiri dan

empat kategori yaitu kategori tanding. tunggal, ganda dan regu (Munas XII IPSI,

2007: ii). Seorang atlet yang bertanding dalam kategori tanding dibutuhkan

teknik, taktik, mental dan stamina yang baik.

Kategori landing adalah kategori pertandingan pencak silat yang

menampilkan 2 (dua) orang pesilat dari kubu yang berbeda. Keduanya saling

berhadapan menggunakan unsur pembelaan dan serangan yaitu

menangkis/mengelakimenyerang/menghindar pada sasaran dan menjatuhkan

lawan. Penggunaan taktik dan teknik bertanding, ketahanan stamina dan semangat

juang, menggunakan kaidah dan pola langkah yang memanfaatkan kekayaan

teknik jurus, mendapatkan nilai terbanyak (Munas XII IPSI, 2007:1).

Universitas Sumatera Utara


Notosoejitno (1997:59), mengatakan bahwa pencak silat dikategorikan

menjadi beberapa cabang yaitu: (a) Pencak Silat Seni adalah cabang pencak silat

yang keseluruhan teknik dan jurusnya merupakan modifikasi dari teknik dan jurus

pencak silat beladiri sesuai dengan kaidah-kaidah estetika dan penggunaannya

bertujuan untuk menampilkan keindahan pencak silat; (b) Pencak Silat Mental

Spiritual adalah cabang pencak silat yang keseluruhan teknik dan jurusnya

merupakan modifikasi dari teknik dan penggunaannya bertujuan untuk

menggambarkan dan sekaligus juga menanamkan ajaran falsafah pencak silat; (c)

Pencak Silat Olahraga adalah cabang pencak silat yang keseluruhannya teknik dan

jurusnya merupakan modifikasi dari teknik dan jurus pencak silat beladiri dan

penggunaanya bertujuan untuk menciptakan serta memelihara kebugaran dan

ketangkasan jasmani maupun prestasi olahraga; (d) Pencak Silat Beladiri adalah

cabang pencak silat yang tujuan penggunaan keseluruhan teknik dan jurusnya

adalah untuk mempertahankan atau membela diri.

Pencak silat kategori Landing merupakan pertandingan yang

menampilkan dua orang pesilat dari kubu yang berbeda. Keduanya saling

berhadapan menggunakln unsur pembelaan dan serangan yaitu

menangkis/mengelalc/menghindar/menyerang pada sasaran dan menjatuhkan

lawan dengan mengunakan taktik dan teknik bertanding, ketahanan stamina dan

semangat juang, menggunakan pola langkah yang memanfaatkan kekayaan

teknik jurus untuk mendapatkan nilai terbanyak (Munas IPSI, 2007: 1).

Kategori tunggal adalah kategori pertandingan pencak silat yang

menampilkan seorang pesilat memperagakan kemahirannya dalam jurus tunggal

baku secara benar, tepat dan mantap, penuh penjiwaan, dengan tangan kosong

Universitas Sumatera Utara


dan bersenjata serta tunduk kepada ketentuan dan peraturan yang berlaku untuk

kategori ini (Munas IPSI, 2007: 1).

Kategori ganda adalah kategori pertandingan pencak silat yang

menampilkan dua orang pesilat dari kubu yang sama, memperagakan kemahiran

dan kekayaan teknik jurus serang bela pencak silat yang dimiliki. Gerakan serang

bela ditampilkan secara terencana, efektif, estetis, mantap dan logis dalam

sejumlah rangkaian seri yang teratur, baik bertenaga dan cepat maupun dalam

gerakan lambat penuh penjiwaan dengan tangan kosong dan dilanjutkan dengan

bersenjata, serta tunduk kepada ketentuan dan peraturan yang berlaku untuk

kategori ini (Munas IPSI, 2007: I).

Kategori regu adalah kategori pertandingan pencak silat yang

menampilkan tiga orang pesilat dari kubu yang sama, memperagakan

kemahirannya dalam jurus regu baku secara benar, tepat, mantap, penuh

penjiwaan dan kompak dengan tangan kosong serta tunduk kepada ketentuan dan

peraturan yang berlaku untuk kategori ini (Munas IPSI, 2007: 2).

Pesatnya perkembangan pencak silat hingga keluar negeri, maka pada •

Hum 1980 dibentulclah International Pencak Silat Federation yang melibatkan

negara yaitu: Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam dengan

nama persekutuan pencak silat antar bangsa (Persilat), presiden persilat pertama

hingga kini adalah H. Eddy M. Nalapraya dan Indonesia (Agung Nugroho, 2004:

5).

Perkembangan pencak silat di Indonesia sekarang ini telah tersebar di

sekolah baik sekolah dasar, sekolah pertama, sekolah menengah, maupun

perguruan tinggi sebagai pelestarian budaya khas Indonesia.

Universitas Sumatera Utara


2.3 Perkembangan Sejarah Tapak Suci

Di Banjamegara, Jawa Tengah, Kiyai Haji (K.H.) Syuhada pada tahun

1872 memiliki seorang putera yang diberi nama Ibrahim. Sejak kecil ia

menerima ilmu pencak dari ayahnya. Ibrahim tumbuh menjadi Pendekar yang

menguasai pencak ragawi dan batin / inti tetapi sekaligus Ulama yang menguasai

banyak ilmu, kemudian berganti nama menjadi K.H. Busyro Syuhada.

Pada awalnya K.H.Busyro Syuhada mempunyai 3 murid, yaitu :

 Achyat ( adik misan ), yang kemudian dikenal dengan K.H. Burhan

 M.Yasin ( adik kandung ), yang dikenal dengan K.H. Abu Arnar

Syuhada

 Soedirman, yang dikemudian hari mencapai pangkat Jenderal dan

pendiri Tentara Nasional Indonesia, bahkan bergelar Panglima Besar

Soedirman.

Pada tahun 1921 di Yogyakarta. bertemulah K.H. Busyro Syuhada

dengan kakak-beradik Ahmad Dimyati dan Muhammad Wahib. Dalam

kesempatan itu mereka adu ilmu pencak antara M. Wahib dan M. Burhan.

Kemudian A. Dirnyati dan M. Wahib dengan pengakuan yang tutus mengangkat

K.H. Busyro Syuhada sebagai guru dan mewarisi ilmu pencak dan K.H. Busyro

Syuhada yang kemudian menetap di Kauman. Menelusuri jejak gurunya, Ahmad

Dimyati mengembara ke barat sedang M. Wahib mengembara ketimur sampai ke

Madura untuk menjalani adu kaweruh (uji ilmu). Pewaris ilmu banjaran,

mewarisi juga sifat-sifat gurunya M. Wahib sebagaimana K.H. Busyro Syuhada,

bersifat keras, tidak kenal kompromi, suka adu kaweruh. Untuk itu sangat

Universitas Sumatera Utara


menonjol nama M. Wahib dan pada A. Dimyati. Sedang A. Dimyati yang banyak

dikatakan ilmunya lebih tangguh dan pada adiknya M. Wahib tetapi karena

pendiam dan tertutup maka tidak banyak kejadian-kejadian yang dialami.

Sebagaimana M. Burhan yang mempunyai sifat dan pembawaan sarna dengan A.

Dimyati.

K. H. Busyro Syuhada pemah menjadi guru pencak untuk kalangan

bangsawan dan keluarga Kraton Yogyakarta. Salah satu diantara muridnya

adalah R.M. Harimuni, seorang pangeran kraton, yang dikemudian hari beberapa

muridnya mendirikan perguruan-perguruan pencak sifat yang beraliran

Harimurti.

Kauman, Seranoman dan Kasegu Pendekar Besar KH Busyro Syuhada

memberi wewenang kepada pendekar binaannya, A. Dimyati dan M. Wahib

untuk membuka perguruan dan menerima murid. Perguruan baru yang didirikan

pada tahun 1925 itu diberi nama Perguruan "Kauman", yang beraliran Banjaran.

Perguruan Kauman mempunyai peraturan bahwa murid yang telah selesai

menjalani pendidkan dan mampu mengembangkan ilmu pencak silat diberikan

kuasa untuk menerima murid.

M. Syamsuddin yang menjadi murid kepercayaan Pendekar Besar

M..Wahib diangkat sebagai pembantu utama; dan dizinkan menerima murid.

Kemudian mendirikan perguruan "Seranoman". Perguruan Kauman menetapkan

menerima siswa bare, setelah siswa tadi lulus menjadi murid di Seranoman.

Perguruan Seranoman melahirkan pendekar muda Moh. Zahid, yang juga lulus

menjalani pendidikan di perguruan Kauman. Moh. Zahid yang menjadi murid

Universitas Sumatera Utara


angkatan ketiga (3) bahkan berhasil pula mengembangkan pencak silat yang

berintikan kecepatan; kegesitan, dan ketajaman gerak. Tetapi murid ketiga ini

pada tahun 1948, wafat pada usia yang masih sangat muda. Tidak sempat

mendirikan perguruan barn tetapi berhasil melahirkan murid, Moh. Bane Irsjad.

Pendekar Besar KH Busyro Syuhada berpulang ke Rahmatullah pada

bulan Ramadhan 1942. Pendekar Besar ICH Busyro Syuhada bahkan tidak sempat

menyaksikan datangnya perwira Jepang, Makino, pada tahun 1943 yang mengadu

ilmu beladirinya dengan pencak silat andalannya. Makino mengakui

kekurangannya dan menyatakan menjadi murid Perguruan Kauman sekaligus

menyatakan masuk Islam kemudian berganti nama menjadi Omar Makino. Pada

tahun 1948 Pendekar Besar KH Burhan gugur bersama dengan 20 muridnya

dalam pertempuran dengan tentara Belanda di banal kota Yogyakarta. Kehilangan

besar pesilatnya menjadikan perguruan Kauman untuk beberapa saat berhenti

kcgiatannya dan tidak menampakkan akan muncul lagi Pendekar. Moh. Barie

Irsjad sebagai murid angkatan keenam (6) yang dinyatakan lulus dari tempaan

ujian Pendekar M. Zahid, M. Syamsuddin, M. Wahib dan A. Dimyati kemudian

dalam perkembangan berikutnya mendirikan perguruan "Kasegu"

Kalau perguruan-perguruan sebelumnya diberi nama sesuai dengan

tempatnya. Perguruan Kasegu diberikan nama sesuai dengan senjata yang

diciptakan oleh Pendekar Moh. Bare Irsjad.

Lahirnya Tapak Suci

Moh. Barie Irsjad akhirnya mengeluarkan gagasan agar semua aliran

Banjaran yang sudah berkembang dan terpecah-pecah dalam berbagai perguruan,

Universitas Sumatera Utara


disatukan kembali ke wadah tunggal.

Pendekar Besar M. Wahib merestui berdirinya satu Perguruan yang

menyatukan seluruh perguruan di Kauman. Restu diberikan dengan pengedian

Perguruan nanti adalah kelanjutan dari Perguruan Kauman yang didirikan pada

tahun 1925 yang berkedudulcan di Kauman.

Pendekar M. Wahib mengutus 3 orang muridnya. dan M. Syamsuddin

mengirim 2 orang muridnya untuk bergabung. Maka Pendekar M. Barie Irsjad

bersama sembilan anak murid menyiapkan segala sesuatunya untuk mendirikan

Perguruan.

Dasar-dasar perguruan Kauman yang dirancang oleh Moh. Barie Irsjad.

Moh. Rustam Djundab dan Moh. Djakfal Kusuma menentukan nama Tapak Suci.

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dikonsep oleh Moh Rustam

Djundab. Do'a dan Ikrar disusun oleh H. Djarnawi Hadikusuma. Lambang

Perguruan diciptakan oleh Moh. Fahmie Ishom, lambang Anggota diciptakan oleh

Suharto Suja', lambang Regu Inti "Kosegu" diciptakan Adjib Hamzah. Sedang

bentuk dan wama pakaian dibuat oleh Moh. Zundar Wiesman dan Anis Susanto.

Maka pada tanggal 31 Juli 1963 lahirlah Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak

Suci.

2.4 Pembinaan Pemuda

2.4.1 Pengertian Strategi

Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer dan

diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan

Universitas Sumatera Utara


suatu peperangan. Seorang yang berperang akan mengatur strategi untuk

memenangkan peperangan sebelum melakukan suatu tindakan, ia akan

menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat dari

kuantitas maupun kualitasnya. Setelah semuanya diketahui, baru kemudian ia

akan menyusun tindakan yang harus dilakukan, baik tentang siasat peperangan

yang harus dilakukan, taktik dan teknik peperangan, maupun waktu yang tepat

untuk melakukan suatu serangan. Dengan demikian dalam menyusun strategi

perlu memperhitungkan berbagai faktor, baik dari dalam maupun dari luar.

Istilah strategi sudah sering digunakan dalam hanyak konteks dengan

inakna yang tidak selalu sama. Secara etimologi istilah "strategi" berasal dari

bahasa Yunani, yakni "sirategia" (stratos = militer, dan ag = memimpin), yang

artinya seni atau ilmu menjadi jendral. Konsep ini relevan dengan situasi zaman

yang sering diwarnai perang, dimana jendral dibutuhkan untuk memimpin suatu

angkatan perang agar dapat selalu memenangkan perang.

Mengacu pada pengertian diata maka strategi dapat dimaknai sebagai

siasat mencapai, meraih atau memenangkan sesuatu tujuan yang telah ditentukan.

Stoner dan Gilbert dalam Tjiptono rnenjelaskan bahwa : (1) dari perspektif apa

yang suatu organisasi ingin lakukan (intends to do): (2) dari perspektif apa yang

organisasi akhimya ingin lakukan (eventually does).

Dari perspektif seperti yang telah dikemukakan di atas, dapat dipahami

bahwa pada perspektif yang pertama strategi dimaknai sebagai upaya organisasi

dalam merencanakan dan menetapkan program-program untuk dapat mencapai

tujuan organisasi dan mengimplementasikan misinya. Makna yang terkandung

Universitas Sumatera Utara


dalam strategi ini adalah bahwa para manajer atau pimpinan organisasi

memainkan peranan yang aktif, sadar dan rasional dalam merumuskan strategi

organisasi. Sedangkan pada perspektif yang kedua strategi didefinisikan sebagai

pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungan sepanjang waktu. Bila

dalam perspektif yang pertama strategi merupakan sesuatu yang telah

direncanakan, maka pada perspektif yang kedua strategi merupakan sebuah kilas

balik atas apa yang terjadi di lingkungan sekitar, pada perspektif ini strategi lebih

bersifat reaktif. Pada definisi ini, setiap organisasi pasti memiliki strategi,

meskipun strategi tersebut tidak pernah dirumuskan secara eksplisit. Pandangan

ini diterapkan bagi para manajer yang bersifat reaktif, yaitu hanya mcnanggapi

dan menyesuaikan did terhadap lingkungannya secara pasif manakala dibutuhkan.

2.4.2 Pengertian Pembinaan

Pembinaan berasal dari kata bina, yang mendapat imbuhan pe-an,

sehingga menjadi kata pembinaan. Pembinaan adalah usaha, tindakan, dan

kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh basil yang

lebih baik. Pembinaan merupakan proses, cara membina dan penyempurnaan atau

usaha tindakan dan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh hasil yang lebih

baik. Pembinaan pada dasamya merupakan aktivitas atau kegiatan yang dilakukan

secara sadar, berencana, terarah, dan teratur secara bertanggung jawab dalam

rangka penumbuhan, peningkatan dan mengembangkan kemampuan serta

sumber-sumber yang tersedia untuk mencapai tujuan.

Pembinaan adalah upaya pendidikan formal maupun non formal yang

dilakukan secara sadar, berencana, terarah, teratur, dan bertanggung jawab dalam

Universitas Sumatera Utara


rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, dan mengembangkan

suatu dasar-dasar kepribadiannya seimbang, utuh dan selaras, pengetahuan dan

keterampilan sesuai dengan bakat, kecenderungan/keinginan serta kemampuan-

kemampuannya sebagai bekal, untuk selanjutnya atas perkasa sendiri menambah.

meningkatkan dan mengembangkan dirinya, sesamanya maupun lingkungannya

ke arah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal dan

pribadi yang mandiri. (Simanjuntak: 1990)

Menurut Mangunhardjana untuk melakukan pembinaan ada beberapa

pendekatan yang hams diperhatikan oleh seorang pembina, antara lain:

a. Pendekatan informative (informative approach). yaitu cara

menjalankan program dengan menyampaikan informasi kepada

peserta didik. Pescrta didik dalam pendekatan ini dianggap belum

tahu dan tidak punya pengalaman.

b. Pendekatan partisipatif (participative approach), dimana dalam

pendekatan ini peserta didik dimanfaatkan sehingga lebih ke situasi

belajar bersama.

c. Pendekatan eksperiansial (experienciel approach), dalam pendekatan

ini mempatkan bahwa peserta didik langsung terlibat di dalam

pembinaan, ini disebut sebagai belajar yang sejati, karena

pengalaman pribadi dan langsung terlihat dalam situasi tersebut.

Selain pendekatan diatas, perlu dilakukan pendekatan secara sudut

pandang untuk meninjau seberapa efektif kegiatan proses pengembangan suatu

program dan tepat sasaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

pembinaan adalah suatu proses belajar dalam upaya mengembangkan dan

Universitas Sumatera Utara


meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang bertujuan untuk lebih

meningkatkan kemampuan seseorang atau kelompok.

Pembinaan tidak hanya dilakukan dalam keluarga dan dalam lingkungan

sekolah saja, tetapi diluar keduanya juga dapat dilakukan pembinaan. Pembinaan

dapat dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler maupun intrakurikuler yang ada

di sekolahan dan lingkungan sekitar.

2.4.3 Pengertian Pemuda

Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalarni

perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional.

sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat ini

maupun masa datang. Sebagai calon generasi penerus yang akan menggantikan

generasi sebelumnya. Secara intemasional, World Health Organization (WHO)

menyebut sebagai "young people" dengan batas usia 10-24 tahun, sedangkan usia

10-19 tahun disebut "adolescenea" atau remaja. (Teddy: 2012)

Definisi yang kedua, pemuda adalah individu dengan karakter yang

dinamis bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian

emosi yang stabil.

Ortegal Gesset, memandang pemuda sebagai masa central. la

memandang pemuda dari teori lingkungan hidup (life cycle theory). Ia membagi

generasi menajdi lima masa, yaitu: (1) anak-anak, (2) remaja, (3) pemuda, (4)

dewasa, dan (5) tua.

Pendapat Gesset tersebut, tampalcnya ada kemiripan dengan pembagian

periode menurut masyarakat Jawa. Di masyarakat Jawa, telah lama dikenal istilah

Universitas Sumatera Utara


windu dan tumbuk dalam membagi masa kehidupan manusia. lstilah windu

menunjukkan masa waktu delapan tahunan, dan tumbuk menunjuukan waktu 32

tahunan menurut tahun Jawa.

Berdasarkan pembagian periodesasi masyarakat Jawa tersebut, daur

kehidupan manusia dibagi menjadi lima pula. Periode pertama adalah windu

pertama (0,0-7 tahun 9 bulan) disebut masa anak-anak. Windu kedua (7 tahun) 10

bulan - 15 tahun 6 bulan) disebut masa remaja. Windu ketiga (15 tahun 7 bulan -

23 tahun 9 bulan) disebut masa remaja akhir atau pemuda awal. Windu keempat

(23 tahun 10 bulan - 31 tahun 5 bulan) disebut masa dewasa awal atau masa

transisi dari pemuda akhir ke dewasa (atau disebut pemuda matang. Windy

kelima (31 tahun 6 bulan - 62 tahun 2 bulan) sebut masa dewasa.

Sedangkan Pemuda menurut Undang-Undang No. 40 tahun 2009, yakni

Warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan

perkembangan yang berusia 16 (enam betas) sampai 30 (tiga puluh) tahun; dan

Kepemudaan adalah berbagai hal yang berkaitan dengan potensi, tanggung

jawab, hak, karakter, kapasitas, aktualisasi diri, dan cita-cita pemuda.

2.4.4 Strategi Pembinaan Pemuda

Pembinaan pemuda adalah proses, cara membina dan penyempurnaan

atau usaha tindakan dan kegiatan yang dilakukan steam radar. berencana,

terarah. dan teratur secara bertanggung jawab dalam rangka penumbuhan,

peningkatan dan mengembangkan kemampuan serta sumber-sumber yang

tersedia dari pemuda. Untuk saat ini, pembinaan pemuda untuk menggeluti tapak

suci secara sempurna terkendala oleh kurangnya minat pemuda. Hal ini

Universitas Sumatera Utara


berdampak pada berkurangnya potensi pengembangan tapak suci itu sendiri serta

hilangnya eksistensi tapak suci di masyarakat. Maka dari itu, untuk memecahkan

masalah ini dilakukan pemberian edukasi yang menarik melalui organisasi

masyarakat maupun edukasi di tingkat sekolah/universitas. Harapannya proses

edukasi ini dapat menumbuhkan rasa tertarik dan semakin mempermudah serta

memperluas proses pembinaan terhadap tapak suci dari lingkup masyarakat.

Organisasi perguruan seni beladiri pencak silat Tapak Suci adalah

organisasi kemasyarakatan sebagai suatu wadah bagi para anggotanya untuk

membimbing para anggotanya. Pemberian bimbingan oleh organisasi perguruan

seni beladiri pencak silat Tapak Suci diberikan kepada anggotanya dimaksud

bertujuan dalam rangka pembentukan budi pekerti yang luhur yaitu taqwa,

tanggap, tangguh, tanggon dan trengginas, seperti disebutkan oleh Notosoejitno

(1997).

Taqwa berarti beriman teguh kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

melaksanakan perintah-perintahNYa dan menjauhi larangan-laranganNYa. tentu

meningkatkan kualitas diri serta selalu menempatkan, memerankan dan

memfungsikan diri sebagai warga masyarakat yang baik, yakni warga masyarakat

yang patuh dan taat secara tulus, ikhlas, mandiri dan konsekuen kepada tatanan,

peraturan. tata-krama, tata-cara dan kesepakatan masyarakat yang absah dan

herlaku serta berpatisipasi aktif dalam upaya-upaya untuk memajukan dan

menyejahterakan masyarakat berdasarkan rasa kebersamaan, rasa

kesetiakawanan, rasa tanggungjawab sosial dan rasa tanggungjawab terhadap

Tuhan.

Universitas Sumatera Utara


Tanggap berarti peka, peduli. antisipatif. pro-aktif dan mempunyai

kesiapan diri terhadap setiap peruhahatt dan perkembangan yang terjadi berikut:

semua kecendenmgan, tuntutan dan tantangan yang menyertainya berdasarkan

sikap berani mawas diri dan terus meningkatkan kualitas diri.

Tangguh berarti keuletan dan kesanggupan mengembangkan kemampuan

di dalam menghadapi dan mejawab setiap tantangan serta mengawasi setiap

hambatan, gangguan dan ancaman maupun untuk mencapai sesuatu tujuan mulia

berdasarkan sikap pejuang sejati yang pantang menyerah.

Tanggon (bahasa jawa) berarti sanggup menegakkan keadilan, kejujuran

dan keberanian teguh, konsisten dan konsekuen memegang prinsip, mempunyai

rasa harga diri dan kepribadian tebal, penuh perhitungan dalam bertindak.

berdisiplin. selalu ingat dan waspada serta tahan uji terhadap segala godaan dan

cobaan berdasarkan sikap kesatria sejati yang mandiri dan percaya

Trengginas (bahasa jawa) berarti enerjik, aktif, eksploratif kreatif inovatil

berpikir kemasa depan (prospektif) dan mau bekerja keras untuk mengejar

kemajuan yang bermanfaat bagi diri dan masyarakat serta mampu mendahulu

tantangan (to be ahead to challenges) berdasarkan sikap kesediaan untuk

membangun diri sendiri dan sikap merasa bertanggungjawab alas pembangunan

masyarakatnya.

2.4.5 Peran Pemuda

Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan

diatur mengenai peran, tanggung jawab dan hak pemuda. Hal ini tercantum

dalam Pasal 16: Pemuda berperan aktif sebagai kekuatan moral. kontrol sosial.

Universitas Sumatera Utara


dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional.

Adapula dalam Pasal 19. menegaskan mengenai tanggung jawab pemuda

sebagai warga negara Indonesia adalah sebagai berikut:

1. menjaga Pancasila sebagai ideologi negara;

2. menjaga tetap tegak dan utuhnya Negara Kesatuan Republik

Indonesia;

3. memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa;

4. melaksanakan konstitusi, demokrasi, dan tegaknya hukum;

5. meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat;

6. meningkatkan ketahanan kebudayaan nasional; dan/atau

7. meningkatkan daya saing dan kemandirian ekonomi bangsa

Dalam dasar penyusunan Undang-Undang tentang Kepemudaan terdapat

lima aspek, yaitu:

a. Filosofis

1) Pemuda adalah inisiator dan pelaku perjuangan bangsa mencapai

kemerdekaan;

2) Pemuda adalah pewaris nilai luhur budaya dan penerus citancita

perjuangan bangsa;

3) Pemuda memiliki peran strategis dalam perubahan yang

fundamental dalam pembentukan karakter bangsa;

4) Negara wajib menjamin kelangsungan estafet kepemimpinan

bangsa dan negara;

5) Negara wajib melindungi, memberdayakan dan mengembangkan

Universitas Sumatera Utara


pemuda.

b. Yuridis

1) Pasal 28 C Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945: "Menjamin hak warga negara untuk mengembangkan

dan memajukan dirinya";

2) Rancangan Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2026

(Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007) Bagian IV.1.2.A Butir

6: "Pembangunan kepemudaan diarahkan pada peningkatan

kualitas sumber daya martusia, pembangunan karakter bangsa dan

partisipasi pemuda dalam pembangunan ekonomi, sosial, budaya,

ilmu pengetahuan dan teknologi, politik berwawasan kebangsaan

dan etika bangsa Indonesia" (sebelumnya diatur dalam Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 2000: PROPENAS 200002004);

3) Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2005, 2006 dan 2007 tentang

Penyusunan Rancangan Undang0Undang tentang Kepemudaan

serta Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2008 yang berbunyi:

"Ditetapkannya Rancangan Undang-Undang Kepemudaan

menjadi Undang-Undang.";

4) Undang-Undang yang mengatur tentang USIA antara lain Undang

Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak,

Undang Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak,

Undang Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang

Kewarganegaraan, dan Undang Undang Nomor 39 Tahun 2004

Universitas Sumatera Utara


tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di

Luar Negeri serta dokumen World Programme of Action for Youth

to the Year 2000 and Beyond

c. Sosiologis

1) Jumlah pemuda Indonesia yang besar (±80 juta jiwa), sebagian

besar hidup miskin dengan tingkat pendidikan dan keterampilan

yang rendah;

2) Pemuda berada dalam lingkaran penyakit sosial akibat kurangnya

pemberdayaan, pengembangan dan perlindungan;

3) Demoralisasi dan dampak negatif arus globalisasi di kalangan

pemuda;

4) Minim sarana dan prasarana dalam pemberdayaan dan

pengembangan pemuda.

5) Psiko Politik Masyarakat

6) Tingginya tuntutan masyarakat dan pemuda akan adanya Undang-

Undang yang khusus melindungi, memberdayakan dan

mengembangkan pemuda;

a) Masyarakat dan pemuda memandang bahwa Undang0Undang

Tentang Kepemudaan dapat dijadikan instrumen untuk

menanggulangi masalah kepemudaan;

b) Undang-Undang Tentang Kepemudaan memberikan jaminan

kepastian hukum bagi pemuda dalam mengembangkan dan

memajukan dirinya; adanya dukungan MPR (Sidang Tahunan

Universitas Sumatera Utara


Tahun 2003), DPR (Komisi X) dan DPD (PAH 111) terhadap

upaya pemerintah membentuk Undang-Undang Tentang

Kepemudaan.

d. Ekonomi

1) Pemuda berpotensi sebagai pelaku dan penggerak ekonomi

nasional;

2) Pembangunan ekonomi nasional memerlukan tumbuhnya jiwa

kewirausahaan pemuda;

3) Pembangunan sektor rill membutuhkan pengerahan potensi

pemuda sekaligus sebagai upaya penciptaart lapangan pekerjaan

bagi pemuda;

4) Era globalisasi menuntut pemuda Indonesia yang memiliki

kapasitas dan daya saing.

Dalam Bab V Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang

Kepemudaan terdapat enam buah pasal yang mengatur mengenai Peran,

Tanggtmg Jawab, dan Hak Pemuda. Pada halaman 8 skripsi ini, Penulis telah

memaparkan kedudukan dan peranan pemuda dalam segala aspek pembangunan

nasional yang tercantum dalam Pasal 16 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009:

Pcmuda berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen

perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional. Selanjutnya lebih

diperinci lagi menjadi enam poin mengenai pecan aktif pemuda sebagai kontrol

sosial dalam Pasal 17 ayat (2) :Peran aktif pemuda sebagai kontrol sosial

diwujudkan dengan:

Universitas Sumatera Utara


a. memperkuat wawasan kebangsaan;

b. membangkitkan kesadaran atas tanggung jawab, hak, dan kewajiban

sebagai warga negara;

c. membangkitkan sikap kritis terhadap lingkungan dan penegakan

hukum;

d. meningkatkan partisipasi dalam perumusan kebijakan publik;

e. menjarnin transparansi dan akuntabilitas publik; dan/atau

f. memberikan kemudahan akses informasi.

Juga penegasan mengenai tanggung jawab pemuda sebagai warga negara

Indonesia dalam Pasal 19 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 yang

berbunyi: Pemuda bertanggungjawab dalam pembangunan nasional untuk:

a. menjaga Pancasila sebagai ideologi negara;

b. menjaga tetap tegak dan utuhnya Negara Kesatuan Republik

Indonesia;

c. memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa;

d. melaksanakan konstitusi, demokrasi, dan tegaknya hukum;

e. meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat;

f. meningkatkan ketahanan budaya nasional; dan/atau

g. meningkatkan daya saing dan kemandirian ekonomi bangsa.

Sedangkan Bab VI tentang Penyadaran lebih menguatkan kedudukan dan

peranan pemuda dengan cara penyadaran kepemudaan melalui dua buah pasal

yang menjelaskannya sebagai bcrikut:

Pasal 22 (I) Penyadaran kepemudaan berupa gerakan pemuda dalam

Universitas Sumatera Utara


aspek ideologi, politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, dan

keamanan dalam memahami dan menyikapi perubahan lingkungan strategis, baik

domestik maupun global serta mencegah dan menangani risiko.

Penyadaran sebagaimana dimaksud pada ayat (I) difasilitasi oleh

Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, dan organisasi kepemudaan.

Pasal 23 Penyadaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 diwujudkan

rnelalui:

a. pendidikan agama dan akhlak mulia;

b. pendidikan wawasan kebangsaan:

c. penumbuhan kesadaran mengenai hak dan kewajiban dalam

bermasyarakat berbangsa dan bernegara;

d. penumbuhan semangat bela negara;

e. pemantapan kebudayaan nasional yang berbasis kebudayaan lokal;

f. pemahaman kemandirian ekonomi; dan/atau

g. penyiapan proses regenerasi di berbagai bidang:

Universitas Sumatera Utara


2.5 Kerangka Berfikir

Peran Perguruan Seni Bela Diri


Pencak Silat Tapak Suci

Taqwa Tanggap Tangguh Tanggon Trengginas

Pembinaan Pemuda

Kualitas SDM

Pengembangan Wilayah

Gambver 2.1 Kerangka Berfikir

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

yuridis normatif, yaitu pendekatan yang bertumpu pada data sekunder, dan

pendekatan yuridis empiris yang bertumpu pada data primer.

Dalam pendekatan yuridis normatif ditujukan untuk mengetahui

bagaimana pecan sena organisasi perguruan seni beladiri pencak silat tapak suci

dalam melakukan pembinaan terhadap pemuda. Di samping itu untuk

mengetahui seberapa jauh upaya-upaya yang dapat menunjang dari tujuan para

organisasi perguruan seni beladiri pencak silat dalam melakukan pembinaan

pemuda di Kota Medan termasuk mengetahui kendala-kendala yang ada dan

altematif pemecahan masalahnya.

3.2 Spesifikasi Penelitian

Spesifikasi penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif yakni analisis data tidak keluar dan sampel. Bersifat deduktif,

berdasarkan teori atau konsep yang bersifat umum diaplikasikan untuk

menjelaskan tentang seperangkat data, atau menunjukkan komparasi atau

hubungan seperangkat data dengan seperangkat data yang lain.

Universitas Sumatera Utara


3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian diadakan di perguruan seni beladiri pencak silat Tapak Suci

cabang Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara

kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai

upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara

ilmiah dan termasuk kebasahannya (Rosyd Ruslan, 2003)

Data yang muncul berwujud kata-kata bukan rangkaian angka. Data itu

mungkin telah dikumpulkan dalam aneka macam cara (Observasi, wawancara,

intisari dokumen, pita rekaman ), dan yang biasanya "diproses" kira-kira sebelum

siap digunakan (melalui pencatatan, pengetikan, penyuntingan atau alih tulis,

tetapi analisis kualitatif tetap menggunakan kata-kata yang biasanya disusun ke

dalam teks yang diperluas. Sumber:(Miles, 1992 :15)

Ada beberapa aneka macam can metode mengumpulkan data dalam

penelitian ini, dinataranya :

1. Observasi

Peneliti mendatangi lokasi, mengamati dan berpartisipasi langsung

dengan peran pemuda sebagai Kekuatan moral, kontrol sosial dan

agen perubahan

2. Wawancara

Adapun jenis wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawancara

langsung, dengan bentuk wawancara terstruktur yang akan

Universitas Sumatera Utara


ditanyangkan langsung kepada informan dalam penelitian.

3. Dokumentasi

Peneliti mengumpulkan data dengan cara mendokumentasikan segala

hal yang berhubungan dengan penelitian. Media yang digunakan

dalam studi dokumentasi yaitu:

a. Seperangkat alai tulis untuk mencatat hal-hal yang penting

mengenai penelitian ini.

b. Handphone media untuk merekam pada saat wawancara bersama

informan.

Kamera digital untuk mengambil gambar penting pada saat penelitian

berlangsung.

3.5 Analisa Data

Analisis data kualitatif menurut (Seiddel, 1998), proses perjalanan

sebagai berikut :

1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi

kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri,

2. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan,

mensintesiskan, membuat ikstisar, dan membuat indeksnya.

3. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai

makna, mencari dan menentukan pola dan hubungan-hubungan, dan

membuat temuan-temuan umum.

Universitas Sumatera Utara


Selajutnya menurut Janice Mcdrury (Collaborative Group Analysis Of

Data, 1999) tahapan analisis data kualitatif adalah sebagai berikut:

1) Membaca/mempelajari data, mcnandai kata-kata kunci dan gagasan

yang ada dalam data.

2) Mempelajari kata-kata kunci itu, bcrupaya menemukan tema-tema

yang berasal dari data.

3) Menuliskan 'model' yang ditemukan

4) Koding yang telah dilakukan

Penelitian kualitatif terdapat tiga pendekatan modus analisis data. Yaitu

hermeneutic, semiotik, naratif, dan inctafor.

1. Hermeneuli

Hermeneutic adalah landasan filosofi dan merupakan juga modus

analisi data. Maksud dari pemahan tersebut hahwa ketikan hermaneutik

dijadikan landasan filosofis, yakni pada scat pemahaman manusia untuk

interpretativisme. Sedangkan ketika dikatakan modus analisis yakni terkait

dengan pengertian data tekstual.

Hermaneutik terutama berkaitan dengan pemaknaan suatu analogi-

teks. Gagasan suatu lingkaran hermeneutic adalah dialektik antara

pemahaman teks secara menyeluruh dan interprestasi bagian-bagianya,

yang deskripsinya Jiharapkan membawa makna dengan bimbingan oleh

penjelasan yang di perkirakan.

2. Semiotik

Semiotik dapat diperlukan baik sebagai filosofis maupun selaku

modus analisi. Semiotik terutama berkaitan dengan makna dari tanda dan

Universitas Sumatera Utara


symbol dalam bahasa. Gagasan penting adalah kata-kata atau tanda dapat

di'tugas'kan terutama kepada kategori konseptual, dan kategori ini

merepresentasikan aspek-aspek penting dart suatu teori yang akan diuji.

Pentingnya ide itu adalah mengungkapkan frekuensi yang muncul dalam

teks. Adapun bentuk dart semiotic diantaranya :

a. Analisis Konten

Analisis konten adalah teknik penelitian yang digunakan untuk

referensi yang replikabel dan valid dart data pada konteksnya. Peneliti

mencari bentuk dan struktur serta pola yang berarturan dalam teks dan

membuat kesimpulan alas dasar keteraturan yang ditemukan itu.

b. Analisis Pembicaraan

Dalam analisis pcmbicaraan, makna diasumsikan bahwa makna

itu dipertajam dalam konteks dalam pertukaran. Peneliti itu sendiri

tenggelam dalam situasi untuk mengungkapkan latar belakang

penerapannya.

c. Analisis Wacana

Dibangun dari analisis konten dan analisis percakapan. Tetapi

fokusnya pada "permainan bahasa". Permainan bahasa adalah suatu

interaksi satuan-satuan yang terdefinisikan dengan baik terdiri alas urutan

gerak verbal yang berubah menjadi frasa-frasa, yaitu penggunaan metafor

dan alegori yang memainkan peranan penting.

Universitas Sumatera Utara


3. Narasi dan Metafor

Narasi didefinisikan sebagai dongeng, cerita, tayangan fakta, yang

diceriterakan pada orang pertama. Ada berbagai macam can narasi, ada

narasi lisan samapai pada narasi sejarah. Metafora adalah aplikasi nama

atau deskripsi frasa atau istilah pada sesuatu objek atau tidakan yang tidak

diaplikasikan secara sebenarnya.

Analisis data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah

model interaktif.

Pengumplan Penyajian
Data Data

Kesimpulan-
Reduksi Data kesimpulan:
Penarikan/Verifikasi

Dalam pengertian ini, analisis data kualitatif merupakan upaya yang

berlanjut, berulang dan terus-menerus. Masalah reduksi data penyajian

data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi menjadi gambaran keberhasilan

secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang sating susul

menyusul. Namun dua hal lainnya itu senantiasa merupakan bagian bagian

dari lapangan.

Proses seperti itu sesungguhnya tidak Lebih rumit, berbicara secara

konseptual, daripada jenis-jenis analisis yang digunakan oleh para peneliti

kualitatif. Mereka pun harus terpaku perhatiannya pada reduksi data

(menghitung mean, standar deviasi, indeks), penyajian data (tabel korelasi,

Universitas Sumatera Utara


cetakan angkaangka regresi), dan penarikan kesimpulan/verifikasi (derajat

signifikansi, perbedaan eksperimnenyal/kontrol). Soalnya ialah bahwa

kegiatan itu dilakukan melalui batasan-batasan yang jelas, metode yang

sudah dikenal, patokan-patokan yang memberi pedoman, dan kegiatannya

lebih berupaya peristiwa berturut-turut jika dibandingkan dengan kegiatan

yang berulang atau siklus. Di sisi lain, para peneliti kualitatif menempati

posisi yang lebih bersifat longgar, dan juga lebih bersifat perintis.

3.6 Tahapan Analisis Data

Pada tahapan analisis data penulis memfokuskan pada tiga pokok

persoalan. Ketiga pokok persoalan itu yaitu : konsep dasar, menemukan tema dan

merurnuskan hipotesis kerja, dan bekerja dengan hipotesis kerja.

Konsep dasar dalam analisis data sebuah penelitian kualitataif terdiri dari

beberapa yang harus di jadikan sebagai pondasi dalam penelitian. Dasar tersebut

diantaranya :

a. Proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori,

dan satuan uraian dasar.

b. Selajutnya data-data yang telah dikondisikan tersebut, peneliti dapat

menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhimya diangkat menjadi teori

substantive.

c. Setelah data terkumpul, peneliti melakukan uji data atau memverifikasi

teori yang sedan berlaku sehingga proses analisis data secepatnya

dilakukan.

d. Setelah proses tersebut dilaksanakan peneliti juga perlu mendalami

kepustakaan guna mengonfirmasikan teori atau untuk menjastifikasikan

adanya teori barn yang barangkali ditemukan.

Universitas Sumatera Utara


Setelah tema ditemukan, peneliti melakukan analisis secara lebih

intensif, tema, dan hipotesis kerja lebih diperkaya, diperdalam, dan lebih

ditelaah lagi dengan menggunakan data dan sumber-sumber lain. Bogdan dan

Taylor (1975:8285) menganjurkan beberapa petunjuk untuk diikuti seperti yang

dikemukan sebagai berikut :

a. Bacalah dengan teliti catatan lapangan anda

b. Berilah kode pada beberapa judul pembicaraan tertentu

c. Bacalah kepustakaan yang ada dengan masalah dan latar penelitian

Setelah langkah-langkah yang menurut Bogdan dan Taylor tersebut di

perhatikan dan direalisasikan. Sehingga pekerjaan peneliti lebih terfokus, efektif

dan efisien. Sejanjutnya di analisis berdasarkan hipotesia kerja.

Dengan hipotesis kerja, peneliti mengalihkan pekerjaan analisisnya

dengan mencari dan menemukan apakah hipotesis kerja itu didukung atau

ditunjang oleh data dan apakah hal itu benar. Dalam hal demikian peneliti

barangkali akan mengubah, menggabungkan, atau membuang beberapa hipotesis

kerja.

Apabila peneliti telah menemukan seperangkat hipotesis kerja dasar,

maka pekerjaan selanjutnya adalah menyususn kode tersendiri atas dasar

hipotesis kerja dasar tersebut. Data yang telah tersusun dikelompokkan

berdasarkan hipotesis kerja dasar tersebut. Beberapa jumlah data yang

menunjang suatu hipotesis kerja dasar bergantung pada kualitas dan kuantitas

data dan bergantung pula pada perhatian dan tujuan penelitian.

Universitas Sumatera Utara


3.7 Unit Analisis

3.7.1 Strategi Analisis Penn Pemuda

Hamidi dalam (lusi, 2005: 75-76) menyatakan bahwa unit analisis adalah

satuan yang diteliti yang bisa berupa individu, kelompok, benda atau suatu latar

peristiwa sosial seperti misalnya aktivitas individu atau kelompok sebagai

subjek penelitian. Dari cam mengungkap unit analisis data dengan menetapkan

kriteria responden tersebut, peneliti dengan sendirinya akan memperoleh siapa

dan apa yang menjadi subjek penelitiannya. Unit analisis dalam penelitian ini

adalah perguruan seni beta did pencak silat Tapak Suci dan pemuda di kota

Medan.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 3.1: Peran Perguruan Seni Bela diri Pencak Silat Tapak Suci dalam
Pembinaan Pemuda di Kota Medan
Peran Taqwa langgap Tangguh Tanggon Trengginas

Perguruan
Pembina- Beriman Peka, peduli, Keuletan Sanggup Enerjik.

an Pemuda kepada antisipatif mengem- menegakkan aktif,


Tuhan dan proaktif bangkan keadikan, eksploraI tif,

Yang terhadap kualitas din kejujuran dan kreatif,

Maha Esa perkemba- keberanian, inovatif,

ngan teguh, berpikir

konsisten dan ke masa

konsekuen depan

memegang dan mau

prinsip beketja

keras

Patuh dan Terus Pantang Mandiri dan Merasa

Taat meningkatka menyerah percaya diri bertang-

kepada n kualitas gung

tata diri jawab

krama atas pemba-

dan ngunan

peraturan masyarakat

masyara-

kat

Universitas Sumatera Utara


3.7.2 Analisis SWOT Strategi Pembinaan Seni Bela Diri Pencak Silat

Tapak Suci

Menurut Freddy Rangkuti, Analis SWOT adalah indifikasi berbagai

faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada

logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (sterngths) dan peluang

(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan

(weaknesses) dan ancaman (threats).

Analisis SWOT menurut Philip Kotler diartikan sebagai evaluasi

terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Analisis

SWOT merupakan salah satu instrumen analisis lingkungan internal dan

eksternal yang dikenal luas. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu

strategi yang efektif akan meminimalkan kelemahan dan ancaman. Bila

diterapkan secara akurat, asumsi sederhana ini mempunyai dampak yang besar

alas rancangan suatu strategi yang berhasil.

Menurut Ferrel dan Harline (2005), fungsi dari Analisis SWOT adalah

untuk mendapatkan informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam

pokok persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan

eksternal (peluang dan ancaman). Analisis SWOT tersebut akan menjelaskan

apakah informasi tersebut berindikasi sesuatu yang akan membantu perusahaan

mencapai tujuannya atau memberikan indikasi bahwa terdapat rintangan yang

hares dihadapi atau diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang diinginkan.

Universitas Sumatera Utara


Berbagai Peluang

3. Mendukung 1. Mendukung
Strategi Turn Strategi Agresif
Around
Kelemahan Internal Kekuatan Internal

4. Mendukung Strategi 2. Mendukung Strategi


devensif diversifikasi

Berbagai Ancaman

Kuadran 1 : ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Memiliki

peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Startegi

yang hams diterapka dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan

pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy)

Kuadran 2 : meskipun menghadapi berbai ancaman, ini masih memiliki

kekuatan dan segi internal. Strategi yang hams diterapkan adalah yang

mengunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara

strategi diversifikasi (produk/pasar).

Kuadran 3 : menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak is

menghadapi beberapa kendala/kelamahan internal. Pada kuadran 3 ini mirip

dengan Question mark pada BCG matrik. Focus strategi ini adalah

meminimalkan masalah-masalah internal sehingga dapat =rebut peluang yang

baik.

Kuadran 4 : ini merupakan situasi yang sangat tidak mengguntungkan,

menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 3.2 Analisis SWOT Strategi Pembinaan Seni Bela Diri

IEAS ETAS Strengths (S) Weaknesses (W)


Opportunities (O) STRATEGI SO STRATEGI WO
strategi yang strategi yang
menggunakan meinmnualkan
kelatatan kelemahan
untuk menianfaatkan tuatuk memanfaatkan
peluang peluang

Threats (r) STRATEGI ST STRATEGI WT


strategi yang srategi yang
mennunakan meminimalkan
kekuatan kelemahan
untuk mengatasi dan menghindari
ancaman ancaman

3.8 Informan

Subjek Penelitian menjadi Infonnan yang akan memberikan berbagai

informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Informan penelitian ini

meliputi tiga macam yaitu:

1. Informan Kunci (Key Informan)

Mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok

yang diperlukan dalam penelitian.

2. Informan Utama

Mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang

diteliti.

Universitas Sumatera Utara


3. Informan Tambahan

Mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung

terlibat dalam interaksi sosial yang sedang diteliti.

Dalam penelitian ini. peneliti menugunakan informan kunci,

informan mania dan informan tambahan yaitu sebagai berikut:

1. Informan Kunci. Pimpinan perguruan seni bela diri pencak silat

Tapak Suci di Kota Medan

2. Informan Utama, yaitu:


a. Pemuda yang tergabung dalam perguruan seni bela diri pencak

silat Tapak Suci di Kota Medan

b. Masyarakat Kota Medan

3. Informan Tambahan, yaitu :

a. Pemerintah Kota Medan

b. Kepala Dinas Pemberdayaan masyarakat Kota Medan

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Wilayah

Kota Medan terletak antara 3°.27' 3°.47' Lintang Utara dan 98°.35' -

98°.44- Bujur Timur dengan ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan

laut.

Batas Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang di

sebelah Utara, Selatan, Barat dan Timur.

Kota Medan merupakan salah satu dari 33 Daerah Tingkat II

diSumatera Utara dengan luas daerah sekitar 265,10 km2. Kota ini merupakan

pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara yang berbatasan langsung

dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah utara, selatan, barat dan timur.

Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang

merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu Sungai Babura dan

Sungai Deli.

Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut

Stasiun BBMKG Medan pada tahun 2017 yaitu 23,30C dan suhu maksimum

yaitu 34,30C serta menurut Stasiun Sampali suhu minitnumnya yaitu 23,10C

dan suhu maksimum yaitu 33,70C.

Kelembaban udara di wilayah Kota Medan rata-rata 78 - 85%, dan

kecepatan angin rata-rata sebesar 2,4 m/detik, sedangkan rata-rata total laju

penguapan tiap bulannya 108,2 mm. Hari hujan di Kota Medan pada tahun 2017

per bulan 14 hari dengan rata-rata curah hujan menurut Stasiun Sampali per

bulannya 179 mm.

Universitas Sumatera Utara


4.2 Struktur Dasar Organisasi

Susunan organisasi Tapak Suci dibuat secara Pimpinan Pusat, Pimpinan

Wilayah, Pimpinan Daerah, Pimpinan Pusat Tapak Suci adatah pimpinan terting

kepemimpinan dan bertanggung jawab keluar dan ke dal Tapak Suci

berkedudukan di ibu kota propinsi/daerah tinggal Pimpinan Wilayah sekaligus

Komisaris Pimpinan Pusat koordinasi administrasi dan operasional daerah.

Pimpinan berkedudukan di setiap kabupaten/kota administrasi administrasi dan

bertindak secara operasional. Untuk operasional, Pimpinan Daerah dapat

mendirikan cabang Tapak Pimpinan Pusat juga dapat membentuk Perwakilan

Wilayah di pelaksana administrasi dan bertindak secara operasional.

Keanggotaan Tapak Suci terdiri dari siswa, anggota. Yang dapat diterima

menjadi Siswa Tapak Suci adalah anak-anak remaja, dewasa putra-putri beragama

Islam yang menyetujui Anggaran Rumah Tangga Tapak Suci serta telah

memenuhi peraturan yang ditetapkan. Anggota Penuh Tapak Suci terdiri dari

Kader, Pendekar Tapak Suci yang telah memenuhi persyaratan keanggotaan yang

di Anggaran Rumah Tangga. Sedangkan anggota kehormatan Tapak orang yang

karena jabatannya, kedudukannya dan atau keahliannya to oleh Pimpinan Pusat

Tapak Suci dengan surat ketetapan.

Tapak Suci adalah organisasi otonom di lingkungan Mahatma' beraqidah

Islam, bersumber pada Al-Qur'an dan As-sunnah, berjiwa persaudaraan, dan

merupakan perkumputan dan perguruan seni bela diri. Maksud dan tujuan Tapak

Suci adalah sebagai berikut:

1. Mendidik serta membina ketangkasan dan ketrampilan pencak sitat sebagai

seni beladiri Indonesia.

Universitas Sumatera Utara


2. Memelihara kemumian pencak sitat sebagai seni beladiri Indonesia yang

sesuai dan tidak menyimpang dan ajaran Islam sebagai budaya bangsa yang

luhur dan bermoral.

3. Mendidik dan membina anggota.

4. Metalui seni beladiri menggembirakan dan mengamalkan dakwah amar

ma'ruf nahi munkar dalam usaha mempertinggi ketahanan Nasional.

Pencapaian maksud dan tujuan Tapak Suci tersebut dilakukan dengan

upaya-upaya berikut:

1. Memperteguh iman, menggembirakan dan memperkuat ibadah serta

mempertinggi akhlaq yang mulia sesuai dengan ajaran Islam.

2. Menyelenggarakan pembinaan dan pendidikan.

3. Menyelenggarakan pembinaan seni Beladiri Indonesia.

4. Mengadakan penggalian dan penelitian limu Seni Beladiri untuk

meningkatkan dan mengembangkan kemajuan Seni Beladiri Indonesia.

5. Aktif datam lebaga olahraga dan seni baik yang diadakan oleh Pemerintah

maupun swasta yang tidak menyimpang dari maksud dan tujuan Tapak Suci

6. Menggembirakan penyelenggaraan dakwah amar ma'ruf nahi mungkar

sesuai dengan proporsi seni beladiri.

7. Menyelenggarakan pertandingan dan tomba serta pertemuanuntuk

memperluas pengalaman dan persaudaraan.

8. Menyelenggarakan usaha lain yang dapat mewujudkan tercapainya meksud

dan tujuan.

Universitas Sumatera Utara


Terdapat tiga kategori tingkatan:

1. Siswa Dasar (Putih Polos)

2. Siswa Satu (Kuning)

3. Siswa Dua (Kuning melati cokelat satu)

4. Siswa Tiga (Kuning melati cokelat dua)

5. Siswa Empat (Kuning melati cokelat tiga)

6. Siswa Lima (Kuning melati cokelat empat)

7. Kader dasar (Biru Polos)

8. Kader Muda (Biru Melati Merah Sant)

9. Kader Madya (Biru Melati Merah Dua)

10. Kader Kepala (Biru Melati Merah Tiga)

11. Kader Utama (Biru Melati Merah Empat)

12. Pendekar Muda (Hitam Melati Merah Satu)

13. Pendekar Madya (Hitam Melati Merah Dua)

14. Pendekar Kepala (Hitam Melatih Merah Tiga)

15. Pendekar Utama (Hitam Melati Merah Empat)

Sementara itu, struktur organisasi untuk kepengurusan Tapak Suci

Pimpinan Daerah 018 Kota Medan Periode 2019-2024 sesuai SK Pimpinan Pusat

Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci Putera Muhamadiyah adalah

sebagai berikut.

1. Ketua Umum, M. Andi Syahputra S.STP, M.Ap (Pendekar Muda)

2. Ketua I, Rahman Jambak P.Mdy (Pendekar Kepala)

3. Ketua II, Hendri Gunawan (Pendekar Muda)

4. Ketua III, Heri Syahputra (Pendekar Muda)

Universitas Sumatera Utara


5. Sekretaris Umum, Eka Wahyudi, S.Pd, P.Ma (Pendekar Muda)

dengan anggota sekretaris-sekretaris lain Rasyid Rido Nasution,

Zulfahri Ahmadi, M. Agha Nofrian, dan Ridho Putra Saleh

6. Bendahara Umum, Hendromi, S.H dengan anggota bendahara-

bendahara lain M. Odi A. Batubara, Aditya Nur Yahya, M. Zain, dan

M. Agung Dirgantara.

Ketua I membawahi bidang-bidang berikut.

7. Bid. Pendidikan Anggota, Hendra Gunawan, S.E, P.Ma

8. Bid. Pembinaan Prestasi, Pedo Manta Keliat, M.Pd, K.Ua, Ade Arifin,

S.Pd, K.Mdt, Rahmad Hendri, S.Pd, K.Ka, dan Jaka Syahputra

9. Bid. Pembinaan Kepelatihan, M. Yadi, S.Pd, M. Irfan, dan Fandi

Ahmad Sinaga

10. Bid. Pembinaan Wasit Juri, Tomy Arisman Bate, S.Pd, Agus Salam,

K.Ua, Boy Mupstar, S.T, dan Sri Rahmadani, S.E

Ketua II membawahi bidang-bidang berikut.

11. Bid. Pembinaan Cabang, Tengku Panusunan Siregar, Al-Arasybie,

dan Fahri Rozi, S.Pd

12. Bid. Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, Maulana Malik Muttaqin,

M.A, Farhan Zahari, dan Azwir

13. Bid. Pustaka dan Komunikasi, Rudi Hardian Siregar, Arrahman Pane,

dan Rafid Febry

14. Bid. Pembinaan KOSEGU, Amsar, S.E, Putra Napolis, Khairul Fikri,

dan Rahmad Aldiansyah

Ketua III membawahi bidang-bidang berikut.

Universitas Sumatera Utara


15. Bid. Pendayagunaan Sumber Daya, Eddy Saputra Siregar, Chairil

Huda, dan Anggiah Putra Siregar

16. Bid. Pendayagunaan Usaha, M. Riduwan Aswadi, Nur Rahma, dan

Nur Annisah

17. Bid. Pendayagunaan Disiplin dan Hukum, Budi Lubis, Faisal

Harahap, dan Yoga Budi Pratama Irawan

18. Anggota Pleno, M. Yunus, Cherry Saputra, Desi Ghalizah, Ningtias

Harahap, Alexsander Sinulingga, Erwin Nasution, Husnul Fatoni

Sitorus, Hariadi, Supprapdono, dan Effendi Agus

4.3 Peran Perguruan Seni Bela Diri Pencak Silat Tapak Suci dalam

Perobinaan Pemuda di Kota Medan

4.3.1 Hubungan Perguruan Seni Bela Diri Pencak Silat Tapak Suci

dengan Pembinaan Pemuda

Pembangunan pemuda dan olahraga mempunyai peran strategis dalam

mendukung peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya

saing. Pemuda memiliki peran aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan

agen perubahan dalam segala aspek pembangunan. Sementara itu, olahraga

memiliki peran untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran

tubuh. menanamkan nilai moral, akhlak mulia, sportivitas, disiplin. mempererat

persatuan dan kesatuan.

Dalam hal ini penting pula dikemukakan pendapat dari Denning dan

Phillips (1989) mengenai pentingnya beladiri dengan kekuatan dalam

(supernatural) la mengemukakan : Beladiri dengan kekuatan dalam penting

Universitas Sumatera Utara


untuk kesejahteraan fisik, emosi, bahkan mental dan spirituai, karena setiap

orang adalah bentuk majemuk dari tingkat fisik, emosi, mental, dan spiritual

yang berinteraksi torus menerus sate dengan yang lainnya.

Di kalangan remaja dan masyarakat khususnya perilaku buruk itu dikenal

dengan wujud prilaku delinkuen.

"Tingkah laku delinkuen itu pada umumnya merupakan kegagalan sistem

kontrol diri terhadap impuls-impuls yang kuat dan dorongan instinktif. Impuls-

impuls kuat, dorongan primitif dan sentimen-sentimen hebat itu kemudian

disalurkan lewat perbuatan kejahatan, kekerasan, dan agresi keras, yang

dianggap mengandung nilai-nilai lebih."

Wujud Prilaku delinkuen ini menurut Kartini Kartono (2006) adalah:

1. Kebut-kebutan di jalanan yang mengganggu keamanan lalu lintas, dan

membahayakan jiwa sendiri dan orang lain.

2. Prilaku ugal-ugalan, brandalan, urakan yang mengacaukan

ketentraman mileu sekitar. Tingkah laku ini bersumber pada kelebihan

energi dan dorongan primitive yang tidak terkendali serta kesukaan

menteror lingkungan.

3. Perkelahian antar gang, antarkelompok, antarsekolah. antarsuku

(tawuran), sehingga kadang-kadang membawa korban jiwa.

4. Membolos sekolah lain bergelandangan sepanjang jalan. atau

bersembunyi di tempat-tempat terpencil sambil melakukan eksperimen

bermacam-macam kedurjanaan dan tindak a-susila.

5. Kriminalitas anak, remaja dan adolesens antara lain bentpa perbuatan

mengecam, intimidasi, memeras, maling, mencuri, mencopet,

Universitas Sumatera Utara


merampas, menjambret, menyerang, merompok, menggarong;

melakukan pembunuhan dengan jalan menyembelih korbannya;

mencekik, meract,n, tindak kekerasan, dan pclanggaran lainnya.

6. Berpesta-pora, sambil mabuk-mabukan, melakukan hubungan sex

bebas, atau orgi (mabuk-mabukan hemat dan menimbulkan keadaan

yang kacau balau) yang mengganggu lingkungan.

7. Perkosaan, agresivitas seksual dan pembunuhan dengan motif sexsual,

atau dorongan oleh reaksi-reaksi kompensatoris dari perasaan inferior.

menuntut pengakuan din, depresi hebat, rasa kesunyian, emosi balas

dendam, kekecewaan ditolak cintanya oleh seorang wanita dan

8. Kecanduan dan ketagihan bahan narkotika (obat bius; drugs) yang erat

bergan dengan dengan tindak kejahatan.

9. Tindak-tindak immoral seksual secara terang-terangan, tanpa tedeng

aling-aling, tanpa rasa malu dengan cara yang kasar. Ada seks dan

cinta bebas tanpa kendali (promiscuity) yang didorong oleh

hiperseksualitas. Geltungsrieb (dorongan menuntut hak) dan usaha-

usaha kompensasi lainnya yang kriminal sifatnya.

10. Homoseksualitas, erotisme anal dan oral. dan gangguan seksual

lainnya pada anak remaja disertai tindakan sadistis.

11. Perjudian dan bentuk-bentuk permainan lainnya dengan taruhan,

sehingga mengakibatkan ekses kriminalitas.

12. Komersialisasi seks, pengguguran janin oleh gadis-gadis delinkuen,

dan pembunuhan bayi oleh ibu-ibu yang tidak kawin.

13. Tindakan radikal dan ekstrim, dengan can kekerasan, penculikan dao

Universitas Sumatera Utara


pembunuhan yang dilakukan oleh anak-anak remaja.

14. Perbuatan a-sosial dan anti sosial lain disebabkan oleh gangguan

kejiwaan pada anak-anak dan remaja psikopatik, psikotik, neurotic dan

menderita gangguan-gangguan jiwa lainnya.

15. Tindak kejahatan disebabkan oleh penyakit tidur (encephalitis

lethargical), dan ledakan meningitis serta post- encephalitis

lethargical; juga luka dikepala dengan kekerasan pada otak adakalanya

membuahkan kerusakan mental, sehingga orang yang bersangkutan

tidak mampu melakukan kontrol-diri.

16. Penyimpangan tingkah laku disebabkan oleh kenisakan pada karakter

anak yang menuntut kompensasi, disebabkan adanya organ-organ yang

inferior.

Sejalan dengan itu Kartini Kartono juga menyebutkan dalam

penanggulangan secara preventif terhadap prilaku delinkuen yaitu

diantaranya:

1. Mendirikan tempat latihan untuk menyalurkan kreaktifitas para

remaja delinkuen dan non delinkuen.

2. Mendirikan klinik bimbingan psikologis dan edukatif untuk

memperbaiki tingkah- laku dan membantu memecahkan kesulitan

mereka.

Organisasi perguruan seni beladiri pencak silat merupakan organisasi

kemasyarakatan yang dibentuk secara suka rela berdasarkan kesamaan kegiatan,

profesi, serta fungsi. guna berperanserta dalam pembangunan dalam rangka

mencapai tujuan Nasional dalam wadah Negara kesatuan Republik Indonesia

Universitas Sumatera Utara


yang berdasarkan Pancasila.

Dalam perkembangannya organisasi perguruan seni beladiri pencak silat

dapat di jadikan sarana preventif terhadap prilaku delinkuen, dan kr/minal lainnya

yaitu sebagai organisasi kemasyarakatan yang mempunyai fungsi sesuai dengan

pasal 5 Undang Undang Nomor 8 tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan

yaitu antara lain:

1. Wadah penyalur kegiatan sesuai kepentingan anggotanya.

2. Wadah pembinaan dan pengembangan anggotanya dalam usaha

mewujudkan tujuan organisasi.

3. Wadah peranserta dalam usaha menyukseskan pembangunan Nasional.

4. Sarana penyalur aspirasi anggota, dan sebagai sarana komunikasi social

timbal balik antar anggota dan/atau antar organisasi, kemasyarakatan,

dengan organisasi kekuatan sosial politik Badan permusyawaratan/

perwakilan rakyat, dan pemerintah.

Sebagaimana diuraikan bahwa kemerdekaan warga Negara Republik

Indonesia untuk berserikat dan berorganisasi di jamin oleh Undang-Undang Dasar

1945, sebagaimana bunyi Pasal 28 E Undang-Undang Dasar 1945 ayat (3) sebagai

berikut "Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat berkumpul. dan

mengeluarkan pendapat". Hal ini berarti bangsa Indonesia diperbolehkan untuk

mengeluarkan ide-idenya baik tertulis maupun lisan, lagi pula dalam hal

berorganisasi sebagai sarana untuk menampung segala pendapat dan pikiran

anggota masyarakat warga negara Republik Indonesia dalam mewujudkan

persatuan dan kesatuan bangsa demi keberhasilan pembangunan Nasional. Hal ini

schubungan dengan agar tercapainya tujuan pembangunan nasional seperti yang

Universitas Sumatera Utara


tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu melindungi

segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi

dan keadilan sosial.

Pembangunan nasional menuntut keikutsertaan secara aktif seluruh lapisan

masyarakat warga negara Republik Indonesia, Pembangunan Nasional merupakan

pengamalan Pancasila maka keberhasilannya akan sangat dipengaruhi oleh sikap

dan kesetiaan bangsa Indonesia terhadap Pancasila.

Dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985 tentang organisasi

Kemasyarakatan menyebutkan sebagai berikut:

"Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud Organisasi kemasyarakatan


adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat warga negara
Republik Indonesaia secara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan,
profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
untuk berperan serta dalam pembangunan Nasional dan dalam wadah
Negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila".

Organisasi-organisasi perguruan seni beladiri pencak silat yang

ada di Kota Medan adalah merupakan salah satu dad organisasi

kemasyarakatan yang dibentuk berdasarkan alas kesamaan kegiatan yaitu

seni beladiri pencak silat bahkan profesi bagi yang menekuninya.

Dalam rangka mengarahkan, membimbing, membantu, dan

mengawasi penyelenggaraan keolahragaan bagi organisasi-organisasi

perguruan seni beladiri pencak silat, Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI),

mempunyai fungsi yang utama terhadap organisasi-organisasi perguruan

seni beladiri pencak silat yaitu:

a. Melestarikan, melindungi. membina. dan mengembangkan olahraga

Universitas Sumatera Utara


pencak silat.

b. Wadah peranserta organisasi perguruan seni beladiri pencak silat.

c. Sarana komunikasi timbal batik antar organisasi perguruan seni

beladiri pencak silat.

d. Sarana penyalur aspirasi dari organisasi perguruan seni beladiri

pencak silat dalam menentukan kebijakan umum keolahragaan.

Dan perguruan seni beladiri pencak silat Tapak Suci merupakan salah

satu upaya pendidikan non formal yang dilakukan secara sadar, berencana,

terarah, teratur. dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan,

menumbuhkan, membimbing, dan mengembangkan suatu dasar-dasar

kepribadiannya seimbang. utuh dan selaras, pengetahuan dan keterampilan.

Melalui pendekatan eksperiansial yang menempatkan bahwa pemuda

langsung terlibat di dalam pembinaan, ini disebut sebagai belajar yang sejati,

karena pengalaman pribadi dan langsung terlibat dalam situasi tersebut.

Pada organisasi perguruan seni beladiri pencak silat tapak suci di Kota

Medan mengajarkan amal ma'ruf dan bemahi mungkar yang berarti menegakan

kebenaran dan memberantas kejahatan. Semua bernilai positif bagi kehidupan

sosial, yang dengan demikian baik secara langsung maupun tidak organisasi

perguruan seni beladiri pencak silat bisa dikatakan membina pemuda, atau

setidaknya melakukan pembinaan terhadap para anggotanya, dan yang pada

akhimya dapat berdampalc luas terhadap masyarakat umum di sekitar para

penganut seni beladiri pencak silat itu.

Dalam perkembangannya organisasi perguruan seni beladiri pencak silat

dapat di jadikan sarana preventif terhadap penanggulangan prilaku delinkuen.

Universitas Sumatera Utara


Sedangkan Perguruan Beladiri Pencak Silat Tapak Suci Kota Medan adalah salah

satu wadah dan organisasi perguruan seni beladiri pencak silat tersebut.

4.3.2 Peran Perguruan Seni Bela Diri Pencak Silat Tapak Suci dan

Pembinaan Pcmuda di Kota Medan

Berdasarkan data angket yang dihasilkan melalui penelitian, diperoleh

gambaran adanya peran perguruan seni bela diri Pencak Silat di Kota Medan yang

meliputi tentang: menjadi agen perubahan, memfasilitasi kelompok, memberikan

pemaham peranserta, mengorganisir. membangkitkan kesadaran pemuda,

menyampaikan informasi, pelatihan, pembinaan agama, pembinaan kesejahteraan

sosial, pembinaan keterampilan dan pembinaan olahraga.

Pentingnya peranserta Perguruan Seni Bela Diri Pencak Silat Tapak Suci

merupakan salah sate kunci keberhasilan setiap upaya pembangunan, termasuk

pembangunan pemuda. Menurut Ketua Pecak Silat Tapak Suci Medan. peransena

perguruan Seni Bela Diri Pencak Silat Tapak Suci meliputi hal-hal berikut:

a. Menumbuhkan sikap bertanggungjawab. Keterlibatan perguruan akan

menumbuhkan cakrawala kepentingan umum dari kepentingan diri sendri.

b. Menumbuhkan proses belajar dengan peranserta akan menatnbah

wawasan dan kepercayaan diri

c. Mengeliminasi perasaan tensing. Dengan ini seseorang akan menjadi

bagian penting di tengah-tengah masyarakat.

d. Menumbuhkan dukungan terhadap rencana kegiatan

e. Menwnbuhkan kesadaran bersosialisasi

f. Terakomodasinya kepentingan dan aspirasi

Universitas Sumatera Utara


g. Menumbuhkan iklim demokrasi

Peran yang dilakukan oleh perguruan ini adalah:

a. Memperbanyak anggota bagi para orgaisasi perguruan seni beladiri

pencak silat yang ada

Pandangan masyarakat mengenai seni beladiri pencak silat yang hanya

untuk perkelahian semata harus perlu dibuang jauh-jauh Pada kenyataannya

orang yang menguasai seni beladiri pencak silat semakin dapat terkendali. Hal itu

semua di samping karena adanya bimbingan mental dan spriritual yang positif

dari para pelatih dan pendekar juga karena adanya aturan-aturan dari organisasi

perguruan seni beladiri pencak silat yang mengikat dan mempunyai sanksi

terhadap para anggota organisasi seni beladiri pencak silat itu. Aturan-aturan itu

sebagian besar adalah mengenai sikap dan prilaku sosial terhadap masyarakat dan

Negara yang herkaitan dengan ilmu seni beladiri pencak silat yang dimilikinya.

Aturan-aturan organisasi perguruan seni beladiri tertuang dalam Anggaran Dasar

dan Anggaran Rumah Tangga organisasi perguruan seni beladiri pencak kilat itu,

yang jelas aturan-aturan itu dibuat berdasarkan hukum yang berlaku di Negara

Republik Indonesia atau dengan kata lain tidak bertentangan dengan hukum yang

berlaku. Dengan semakin banyaknya anggota organisasi perguruan seni beladiri

pencak silat, itu maka hal ini akan sangat membantu dalam melakukan

pembinaan kepada pemuda. Karena organisasi perguruan seni beladiri pencak

silat di sini bisa berperan sebagai orang tua asuh terhadap murid anggota

organisasi perguruan seni beladiri pencak silatnya, sekaligus sebagai pendidikan

yang bijak dalam menerapkan sanksi terhadap anggotanya yang melanggar aturan

organisasi perguruan seni beladiri pencak silatnya. Hal ini jelas organisasi

Universitas Sumatera Utara


perguruan seni beladiri pencak silat itu merupakan sarana pembinaan pemuda.

b. Bersama-sama membentuk pemuda yang terbina berbudi luhur

Perguruan seni bela diri selain memiliki keahlian khusus juga memiliki ,

kedisiplinan yang tinggi. Namun tetap diperlukan dukungan dari berbagai

elemen untuk membina generasi muda.

Pencak silat mengajarkan bagaimana menusia hams memandang dirinya,

dunia dan hidupnya. Menurut falsafah pencak silat manusia dipandang sebagai

satu kesatuan. Sedangkan dunia ini dipandang sebagai ajang dari interaksi sosial

dan interaksi manusia dengan lingkungan alamnya yang penuh dengan tantangan

dan peluang. Dalam hal itu, akal, kehendak, dan rasa (cipta, karsa, rasa) manusia

hams diolah, dibina dan diarahkan untuk membangun dirinya sebagai manusia

utuh. Manusia yang utuh adalah manusia yang hidup dan hidupnya berada dalam

keselarasan, keserasian dan keseimbangan di dalam memenuhi berbagai

kepentingannya. Hidup dan kehidupan yang demikian hams didukung dengan

kemampuan mengendalikan din yang kuat dan mantap. Dengan daya

pengendalian diri yang demikian, manusia harus mampu menjawab tiap

tantangan dan memanfaatkan setiap peluang yang positif dalam rangka

memenuhi berbagai kepentingannya. Dengan demikian esensi pandangan hidup

pencak silat adalah pengendalian din ( self-control ). Pandangan hidup ini sexing

disebut sebagai ilmu padi. Untaian padi yang penult 'oerisi selalu merundukkan

batangnya. Hal ini melambangkan orang yang berilmu dan berketerampilan

tinggi tetapi selalu mengendalikan diri.

Falsafah pencak silat juga mengajarkan bagaimana manusia harus

berbuat untuk mencapai tujuan hidupnya. Pada dasarnya ada sejumlah perhuatan

Universitas Sumatera Utara


terpuji yang wajib di laksanakan dan ada sejumlan perbuatan tercela yang wajib

di jauhi. Perbuatan ini berkaitan erat dan selaras dengan perintah dan larangan

agama. Untuk memudahkan di ingat dan dihayati serta diamalkan cara hidup

mentkrut falsafah pencak silat itu dirumuskan dengan 5-T yakni : Takwa,

tanggap, tangguh, tanggon dan trengginas.

Kode etik adalah tatakrama bertingkah laku yang harus selalu di ingat

dengan segar. Karena itu, kode etik biasanya dirumuskan dengan singkat tapi

padat makna. Maksudnya agar mudah di ingat dan diresapi. Oleh Ikatan Pencak

Silat Indonesia (IPSI) kode etik itu disebut dengan Prasetya Pesilat Indonesia

yang isinya sebagai berikut :

1. Kami Pesilat Indonesia adalah Warga Negara yang membela dan

mengamalkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

2. Kami Pesilat Indonesia adalah pejuang yang cinta bangsa dan tanah air

Indonesia.

3. Kumi Pesilat Indonesia adalah pejuang yang menjunjung tinggi

persaudaraan dan persatuan bangsa.

4. Kami Pesilat Indonesia adalah pejuang yang senantiasa mengejar

kemajuan dan berkepribadian Indonesia.

5. Kami Pesilat Indonesia adalah Kesatria yang senantiasa mencgakkan

kebenaran, kejujuran dan keadilan.

6. Kami Pesilat Indonesia adalah Kesatria yang tahan uji dalam

menghadapi cobaan dan godaan.

Pada saat-saat tertentu yang berkaitan dengan peristiwa penting, kode etik

itu dibaca bersama-sama atau dibaca oleh seorang dan didengarkan bersama

Universitas Sumatera Utara


dengan hikmat, maksudnya adalah untuk menyegarkan kembali penghayatan dan

makna dan pesan-pesan yang terkandung dalam kode etik itu.

Kode etik pencak silat itu dinamakan prasetya pesilat. Prasetya berani

berjanji terhadap dirinya sendiri (self promise), sedangkan pesilat adalah orang-

orang yang menguasai ketrampilan pencak silat. Kode etik pencak silat terutama

sekali memang harus dihayati dan dilaksanakan secara konsekuen dan konsisten

oleh pesilat, karena keterampilan pencak silat yang dimiliki dan dikuasai oleh

pesilat betul-betul harus dipertanggungjawabkan penggunaannya. Ketrampilan

ini hanya boleh dipergunakan untuk kepentingan kebaikan dan menangkal

kejahatan.

Sebagai beladiri Islam Tapak Suci memiliki peran strategis dalam

pembentukan karakter generasi muda Islam. Terlebih perguruan silat ini tumbuh

dan berkembang banyak dilingkungan pendidikan, mulai sekolah, pondok

pcsantren hingga kampus-kampus. Baik melalui kegiatan ekstrakuriluler (diluar

jam pelajaran) maupun masuk dalam program muatan lokal (ekskul wajib dalam

jam pelajaran).

c. Program

1) Bidang Kependekaran dan Keilmuan

 Mengadakan Diktat Kepemimpinan Pendekar untuk meningkatkan

kulaitas. disiplin dan pemahaman nilai-nilai Tapak Suci sebagai

Organisasi yang sebenar-benarnya dibawah bimbingan Majelis

Pendidikan Kader.

 Membakukan dan membukukan Pendekar Tapak Suci.

 Menyusun materi pendidikan dan pelatihan Tapak Suci

Universitas Sumatera Utara


 Menyusun dan membakukan keilmuan Tapak Suci yang Islami

dibawah bimbingan Majetis Tarjih, untuk kurikulum pendidikan

kader yang terdiri dari:

 Pencak silat Olahraga Kesehatan;

 Pencak Silat Olahraga Prestasi

 Pencaksilat Seni Prestasi

 Pencak Silat Beladiri

 Menyusun materi dan pembakuan kurikulum pendidikan AIK.

 Mcmasyarakatkan peraturan untuk peraturan pertandingan Pencak

Silat Olah Raga dan Peraturan Perlombaan Pencak Silat Seni.

Selain itu, untuk kepengurusan Pimda 018 periode 2019-2024

pengurus mengusulkan wacana untuk membuat bank atlit dengan jadwal

latihan rutin untuk melahirkan bibit-bibit pendekar baru yang nantinya

akan diberi keuntungan tanggungan biaya sekolah. Program lain yang akan

dicanangkan adalah tali asih dan beasiswa bagi murid berprestasi. Namun

program ini belum dapat direalisasikan karena beberapa kendala yaitu

belum adanya data murid yang akan diajukan untuk menjalani latihan

rutin, kurangnya donatur dan pendanaan, peraturan yang fleksibel, serta

belum adanya sosialisasi secara menyeluruh terkait program ini.

2) Bidang Pembinaan Organisasi dan Kader

 Meningkatkan kualitas dan disiplin serta pemahaman dan

penghayatan anggota akan nilai-nilai Tapak Suci sebagai

Organisasi Kader Muhammadiyah dan meneliti dengan Iebih

selektif penerimaan anggota dengan memperhatikan itikat baik

Universitas Sumatera Utara


serta kemampuan memenuhi kewajiban terhadap organisasi

berupa amal nyata.

 Tertib administrasi keanggotaan Muhammadiyah dengan

mendaftar kepada PP Muhammadiyah untuk mendapatkan Kartu

Tanda Anggota Muhanunadiyah.

 Tertib administrasi keanggotaan Tapak Suci bagi siswa dengan

mendaftar kepada Pimpinan Daerah Tapak Suci untuk

mendapatkan kartu tanda siswa Tapak Suci d.Tertib administrasi

bagi Kader dan Pendekar dengan mendaftar kepada PP Tapak Suci

untuk mendapatkan Kartu Tanda Anggota Tapak Suci untuk

ketegasan identitas diwajibkan kepada anggta dan pimpinan

mencantumkan NBTS dan NBM dalam semua bentuk kegitan

administrasi.

 Mengintensifkan penyelenggaraan pembinaan, pengkajian dan

penataran kemuhammadiyahan, ketapaksucian datam usaha

membina anggota kemampuan sebagai pemikir dan pelaku

gerakan.

 Meningkatkan fungsi organisasi sebagai factor pengembangan,

dinarnika dan kaderisasi yang mendapat tempat pengembangan

yang terarah dan terencana oleh pimpinan persyarikatan.

 Meningkatkan hubungan antar organisai ortonotn, meningkatkan

hubungan dialogis dan demokratis antara ortom dengan pimpinan

persyarikatan.

 Menentukan dan melaksanakan tindakan admisistrasi terhadap

Universitas Sumatera Utara


anggota yang tidak memenuhi tanggungjawab dan kewajiban,

terutatna terhadap anggota yang merugikan nama baik serta

perjuangan Tapak Suci.

3) Bidang Pembinaan Prestasi

 Menerapkan hasil pembakuan dalam hal :

 Peraturan pedoman Pencak Silat Olahraga.

 Peraturan perlombaan Pencak Silat

 Melaksanakan kejuaraan-kejuaraan antar-Perguruan Tinggi

metalui:

 Kejuaraan Nasional Pencak Silat Olahraga dan seni Tingkat

Dewasa

 Kejuaraan Nasional Pencak Silat Olahraga dan Seni unuk

Tingkat Remaja

 Melaksanakan Kejuaraan-Kejuaraan antarperguruan Tinggi

metalui, kejuaraan PencakSilat Olahraga dan Seni Antar

Perguruan Tinggi

 Menjadikan even-even IPSI untuk mendata danmengukur Prestasi

Tapak Suci tingkat Cabang, Daerah, Nasional maupun

Intemasional.

4) Bidang Pengembangan Organisasi

 Menertibkan pendaftaran utang pimpinan Daerah dan Pimpinan

Wilayah Tapak Suci Putera Muhammadiyah dari seluruh

Indonesia,

 Menentukan dan melaksanakan tindakan admisistrasi terhadap

Universitas Sumatera Utara


anggota yang tidak memenuhi tanggungjawab dan kewajiban,

terutama terhadap anggota yang merugikan nama baik serta

perjuangan Tapak Suci.

5) Bidang Pembinaan Prestasi

 Menerapkan hasil pembakuan dalam hal :

 Peraturan pedoman Pencak Silat Olahraga.

 Peraturan oerlombaan Pencak Silat

 Melaksanakan kejuaraan-kejuaraan antar-Perguruan Tinggi

metalui:

 Kejuaraan Nasional Pencak Silat Olah-raga dan seni Tingkat

Dewasa

 Kejuaraan Nasional Pencak Silat Olah-raga dan Seni unuk

Tingkat Remaja

 Melaksanakan Kejuaraan-Kejuaraan antarperguruan Tinggi

metalui, kejuaraan PencakSilat Olahraga dan Seni Antar

Perguruan Tinggi

 Menjadikan even-even IPSI untuk mendata danmengukur Prestasi

Tapak Suci tingkat Cabang, Daerah, Nasional maupun

Intemasional.

6) Bidang Pengembangan Organisasi

 Menertibkan pendaftaran utang pimpinan Daerah dan Pimpinan

Wilayah Tapak Suci Putera Muhammadiyah dad seluruh

Indonesia, dengan ketentuan personit Pimpinan adalah Anggaran

Tapak Suci aktif dan Anggaran Muhammadiyah.

Universitas Sumatera Utara


 Memantapkan dan meningkatkan potensi cabang sebagai tempat

pembinaan anggota untuk membimbing kehidupan jama'ah dan

pelaksanaan dakwah jama'ah dalam lingkungan.

 Memantapkan dan meningkatkan potensi Daerah sebagai wadah

dan pendayagunaan organisasi dalam penyelenggaraan amal usaha

Tapak Suci serta meningkatkan ilmu pengetahuan dan

kemampuan anggota datam metaksanakan kewajuban terhadap

organisasi.

 Berpartisipasi aktif dan ikut mengembangkan altematif kegiatan

bagi mahasiswa di lingkungan kampus terutama dalam upaya

pengembangan kader intelektual muslim, mendudukan

keberadaan perguruan Tapak Suci di lingkungan perguruan Tinggi

dan Pondok Pesantren setingkat unit Perguruan Tapak Suci

dengan peraturan khusus. Mendudukkan perguruan Tapak Suci di

Perguruan Tinggi dan Pondok Pesantren Muhammadiyah sebagai

unit dan keberadaan di bawah kondisi Pimpinan Wilayah dan

operasionalnya di bawah koordinasi pimpinan Daerah.

 Untuk mengembangkan perguruan Tapak Suci Putera

Muhammadiyah ke luar negeri secara aktif dan terencana.

 Mempublikasikan secara luas keberadaan dan kegiatan Tapak

Suci.

 Menerbitkan kembali majalah FORUM dalam Kalender Tapak

Suci.

 Mendirikan Perpustakaan Tapak Suci untuk menyimpan benda-

Universitas Sumatera Utara


benda bersejarah, dll.

7) Bidang Pembinaan dan Pendidikan

 Pendidikan dan pelatihan Siswa Tapak Suci dengan mematuhi

peraturan pendidikan untuk setiap kali pendidikan dan latihan.

- 1 (satu) jam untuk pendidikan Al-Islam dan ke

Muhammadiyahan

- 2 (dua) jam untuk latihan Pencak Silat

- Mengoperasiolkan tuntutan Pembinaan dan Pendidikan

LKPTS.

- Mengoperasionalkan kurikulum Pendidikan Kader Tapak Suci

yang terdiri dari,

- Pencak Silat Olahraga Kesehatan Untuk Kader Muda.

- Pencak Silat Olahraga Prestasi untuk Kader Madya.

- Pencak Silat Seni untuk Kader Kepala

- Pencak Silat Beladiri untuk Kader Utama.

- Mengoperasionalkan Tuntutan Pembinaan khusus Al-Islam &

Kemuhammadiyahan untuk Siswa dan Kader.

 Mengintensifkan Pendidikan & Latihan Tapak Suci

- Sekolah-sekolah Muhammadiyah

- Perguruan Tinggi

- Pondok Pesantren

- Memberikan kescmpatan dan mencari kesempatan untuk

menjalin pendidikan dan latihan Tapak Suci untuk:

- Pimpinan Muhammadiyah semua tingkat pimpinan

Universitas Sumatera Utara


- Pimpinan tingkat ortom Muhammadiyah semua tingkat

Pimpinan

- Pimpinan amal usah Muhammadiyah

8) Bidang Penelitian dan Pengkajian

 Menggalakkan Penelitian dan Pengkajian terhadap kegiatan

Oganisasi

 Mengintensifkanpengkajian tentang

 perkembangan keilmuan pencak sitat Tapak Suci.

 Menyelenggarakan forum-forum ilmiah secara rutin dengan

mengundang para ahti, terutama dari keluarga Muhammadiyah.

 Menghimpun laporan dari semua tingkat Pimpinan Tapak Suci

Putera Muhammadiyah.

9) Bidang Pendayaan Sumberdaya

 Mengintensifkan pengumpulan dana dari,

- luran Siswa

- Infaq anggota

- Administrasi Ujian Siswa dan Anggota

- SWO dari semua tingkat pimpinan

- Dana pembinaan dari persyarikatan

 Menghimpun dana dad Umat yang berupa,

- Zakat, Infaq.

- Sumbangan yang tidak mengikat

 Berusaha untuk:

- Membentuk badan usaha yang menguntungkan.

Universitas Sumatera Utara


- Membentuk koperasi Anggota untuk semua tingkat pimpinan -

Menyediakan tempatdan mengelola tempat-tempat pembinaan -

Memupuk kerja sama dalam bidang pengembangan usaha di

semua tingkat.

 Mendayagunakan keberadaan Anggota Tapak Suci untuk

menunjang kegiatan organisasi.

 Mendayagunakan Pencak Silat sebagai sarana dakwah amar

ma'ruf nahi munkar.

4.4 Strategi Pembinaan Seni Bela Dili Pencak Silat Tapak Suci dalam

Pembinaan Pemuda di Kota Medan

Organisasi perguruan seni beladiri pencak silat Tapak Suci adalah

organisasi kemasyarakatan sebagai suatu wadah bagi pan anggotanya untuk

membimbing pan anggotanya. Pemberian bimbingan oleh organisasi

perguruan seni beladiri pencak silat Tapak Suci diberikan kepada anggotanya

dimaksud bertujuan dalam rangka pembentukan budi pekerti yang luhur yaitu

taqwa, tanggap, tangguh, tanggon dan trengginas.

Falsafah pencak silat disimbolkan dengan senjata Ikatan Pencak Silat

Indonesia (IPSI) berupa Trisula yang ujungnya tiga runcing. Filosofi Trisula

bahwa pencak silat memiliki unsur seni, beladiri' dan olahraga, dan

gagangnya mewakili unsur mental-spiritual. Unsur seni menampilkan

gerakan silat sarat dengan keindahan. Unsur beladiri berfungsi untuk

melindungi diri atau orang lain dari gangguan atau kejahatan dari pihak lain.

Unsur olahraga bahwa pencak silat bertujuan untuk kesehatan tubuh (badan).

Sementara unsur mental spiritual bahwa pencak silat mampu membentuk

Universitas Sumatera Utara


kepribadian manusia yang baik, berbudi pekerti, tidak sombong dan peduli

dengan orang lain.

a. Latihan Rutin

Pencak silat merupakan suatu seni bela diri yang mebutuhkan

banyak konsentrasi. Latihan ini setidaknya memiliki 5 aspek penting di

dalamnya:

1) Pengembangan Pendidikan Mental-Spiritual

Tujuan pertama pencak silat adalah pengembangan pendidikan

mental spiritual, termasuk untuk mewujudkan budi pekerti luhur pada

setiap anggotanya. Pencak silat mengajarkan mengenai pengenalan

terhadap diri sendiri sebagai seorang makhluk yang percaya terhadap

adanya Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu, pencak silat bukan hanya

suatu pembinaan yang bertujuan pada aspek seni, bela diri, maupun olah

raga raja, namun juga bertujuan untuk mengembanglcan watak luhur,

kepribadian, karakter, sikap ksatria, percaya diri, serta takwa terhadap

Tuhan yang Maha Esa. Tujuan pengembangan pendidikan mental

spiritual dapat disimpulkan bertujuan sebagai berikut:

a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,

hal ini berarti kesadaran dan kewajiban untuk:

1) Beriman teguh kepada Tuhan Yang Maha Esa dan melaksanakan

ajaran-ajaran-Nya secam konsisten dan konsekuen.

2) Menghormati sesama manusia, terutama orang tua sendiri, guru

dan orang yang lebih tua.

3) Berprilaku sopan santun dalam pergaulan sosial sesuai dengan tam

Universitas Sumatera Utara


susila yang berlaku.

b. Tenggang rasa, percaya diri dan berdisiplin. Hal ini berarti kewajiban

untuk:

1) Tidak bertindak sewenang-wenang terhadap sesama manusia.

2) Mencintai dan suka menolong sesama manusia.

3) Berani dan tabah menghadapi segala bentuk tantangan hidup.

4) Sanggup berusaha dengan tidak kenal menyerah di dalam

mencapai hal-hal positif yang menjadi idaman dan cita-cita.

5) Patuh dan taat pada kaidah-kaidah yang mengatur kehidupan

pribadi maupun sosial.

c. Cinta bangsa dan tanah air Indonesia. Hal ini berarti kewajiban untuk:

1) Memandang seluruh unsur bangsa dan wilayah tanah air Indonesia

dengan segala atribut dan kekayaannya, sebagai satu kesatuan.

2) Merasa bangga menjadi bangsa dan mempunyai tanah air

Indonesia.

3) Mencintai budaya dan karya bangsa sendiri serta berusaha untuk

mengembangkannya.

4) Menyelamatkan keutuhan, persatuan, kepribadian, kelangsungan

hidup dan pembangunan bangsa yang berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945.

d. Persaudaraan, pengendalian diri dan rasa tanggungjawab sosial. Hal

ini berarti kewajiban untuk:

1) Menjamin kerukunan, keselarasan, keseimbangan, dan keserasian

dalam hidup bermasyarakat.

Universitas Sumatera Utara


2) Mampu mengatasi setiap permasalah bersama yang timbul secara

musyawarah dengan semangat kekeluargaan.

3) Mengadakan kerja sama yang serasi dalam usaha memenuhi

kepentingan bersama.

4) Bergotong-royong dalam mewujudkan hal-hal yang merupakan

kepentingan bersama.

5) Menempatkan kepentingan masyarakatiumum di alas kepentingan

sendiri maupun golongan.

6) Mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan keadaan dan

suasana positif pada lingkungan masyarakat.

e. Solidaritas sosial, mengejar kemajuan serta membela kebenaran,

kejujuran dan keadilan. Hal ini berarti kewajiban untuk:

1) Memperhatikan dan menyesuaikan diri dengan keadaan kehidupan

sosial.

2) Setalu berusaha untuk meningkatkan kualitas diri sebagai sarana

untuk memperoleh kemajuan.

3) Berani mencegah dan memberantas kemunafikan, kepalsuan dan

keserakahan dengan can yang baik tetapi tegas.

4) Melaksanakan pengabdian sosial untuk meningkatkan kemajuan

dan kesejahteraan masyarakat.

Pola keseimbangan unsur pencak silat tersebut seiring dengan ajaran ilmu

beladiri Tapak Suci. Hal ini bisa dilihat dari tam can upacara tradisi Tapak Suci,

makna lambang, ikrar siswa hingga motto perguruan. Motto perguruan yang

berbunyi "Dengan Iman dan Akhlak saya menjadi kuat, Tanpa Iman dan Akhlak

Universitas Sumatera Utara


saya menjadi Lemah" menyimpan kekuatan supranatural (power of God) dalam

dirt pesilat Tapak Suci. Makna iman meliputi rukun iman sebanyak enam butir.

Sedangkan akhlak sama dengan budi pekerti, perangai, tingkah laku yang terpuji.

Ajaran Tapak Suci seperti ini membuat perguruan silat modem ini

mengembangkan nilai-nilai keislaman dalam dunia persilatan yang

memperhatikan aspek mental spiritual, namun tetap memperhatikan kekuatan

fisik, ketrampilan teknik dan taktik dalam bertarung. Pola ini yang ditekankan

dalam pembinaan dan melatih atlet, meliputi aspek fisik, teknik, taktik dan

mental.

2) Pengembangan Aspek Bela Diri

Pencak silat sebagai suatu bela diri maka juga bertujuan untuk

mengembangkan aspek bela diri dalam rnengembangkan keterampilan, sikap.

kepribadian, serta rasa kebangsaan. Dirnana hal-hal tersebut memang hams

dikuasai dalam ilmu bela diri pencak silat agar para pengikutnya dapat terbentuk

sebagai seorang manusia yang seutuhnya. artinya terbentuk secara jasmani dan

rohani. Tujuan pengembangan aspek bela diri dalam pencak silat dapat

disimpulkan bertujuan pula untuk:

 Meningkatkan efektifitas serta keterampilan dalam hal bela diri

untuk menjaga keselamatan serta harga diri baik bagi para

pengikutnya maupun bagi bangsa dan negara.

 Meningkatkan sikap tanggap, cermat, serta peka dalam menanggapi

maupun memahami segala permasalahan yang dihadapi.

 Meningkatkan ketangguhan atau keuletan dalam pengembangar.

kemampuan dasar dari dalam did masing-masing.

Universitas Sumatera Utara


 Berlatih dan melaksanakan pencak silat olahraga sebagai

bagian dari kehidupan sehari-hari.

 Selalu mcnyempumakan prestasi, jika latihan dan pelaksanaan

pencak silat tersebut berbentuk pertandingan.

 Menjunjung tinggi sportifitas.

3) Pengembangan Seni

Sebagai suatu seni bela diri, pencak silat juga bertujuan untuk

pengembangan seni atau kebudayaan daerah. Dimana pencak silat sendiri

harus mampu mengikuti ketentuan estetika seperti wiraga, wirama, dan

wirasa menjadi saw kesatuan yang utuh. Oleh sebab itu, pencak silat

bertujuan untuk mengembanglcan seni atau kebudayaan berarti juga

adanya tujuan pengembangan keterampilan dalam gerak yang serasi,

unik, serta menarik yang didasarkan pada kecintaan terhadap budaya

bangsa. Selain itu tujuan pengembangan seni juga bertujuan untuk:

 Menanggulangi serta mengurangi pengaruh budaya asing yang

bersifat negatif, serta mendorong adanya sikap untuk dapat

menyaring budaya asing yang positif dan berguna dalam

pembangunan budaya bangsa.

 Mengembangkan nilai-nilai pencak silat yang lebih diarahkan atau

disesuaikan dengan penerapan nilai-nilai kepribadian dalam

Pancasila.

 Pengembangan nilai-nilai budaya luhur demi memperkuat

kepribadian kebudayaan bangsa.

 Mengembangkan pencak silat sebagai budaya bangsa Indonesia

Universitas Sumatera Utara


yang bemilai luhur guna memperkuat kepribadian bangsa,

mempertebal rasa harga diri dan kebanggaan Nasional serta

memperkokoh jiwa kesatuan.

 Mengembangkan nilai pencak silat yang diarahkan pada nilai-nilai

kepribadian Pancasila.

 Mencegah penonjolan secara sempit nilai-nilai pencak silat yang

bersifat aliran dan kedaerahan.

 Menanggulangi pengaruh kebudayaan asing yang negatif.

 Mampu menyaring dan menyerap nilai-nilai budaya dari luar yang

positif dan yang memang diperlukan bagi pembaharuan dalam

proses pembangunan pencak silat pada khususnya dan

pembangunan nasional pada umumnya.

 Mampu membedakan yang baik dan yang buruk.

 Penuh daya kreasi dan inovasi.

 Gemar menyenangkan hati orang lain secara jujur dan tanpa pamrih.

 Penuh tenggangrasa terhadap kesulitan orang lain.

 Memiliki kepribadian yang kokoh.

4) Pengembangan Olahraga

Dalam beberapa hal pencak silat juga dimaksudkan dalam aspek

olahraga, sehingga tujuan pencak silat juga untuk pengembangan olahraga

dimana gerakangerakan efektif pencak silat bertujuan juga untuk

mengembangkan kesehatan jasmani maupun rohani. Kondisi tersebut

disebabkan pula karena pencak silat menggunakan otot-otot tubuh serta

keseimbangan dan kemampuan dalam mengambil keputusan dalam waktu

Universitas Sumatera Utara


singkat namun tepat. Pencak silat untuk pengembangan olahraga

bertujuan pula untuk:

 Mendorong sifat sportivitas bagi para pengikutnya.

 Meningkatkan prestasi melalui pertandingan-pertandingan

olahraga pencak silat.

 Meningkatkan kebiasaan hidup sehat melalui olahraga pencak silat.

5) Pengembangan Pendidikan

Pencak silat juga memiliki beberapa tujuan dalam tujuannya untuk

pengembangan pendidikan, diantaranya adalah:

 Meningkatkan pengetahuan yang lebih dalam.

 Pembentukan sikap yang lebih positif dan efektif yang bermanfaat

pula dalam upaya penyesuaian terhadap lingkungan sekitamya.

 Membantu pembentukan keterampilan, seperti dalam mengambil

keputusan serta memecahkan permasalahan yang dialami.

 Meningkatkan fungsi organ tubuh karena pencak silat merupakan

bagian dari olahraga yang menggunakan kemampuan otot serta

kekuatan tubuh dan keseimbangan, seperti halnya latihan

taekwondo sabuk putih yang juga bermanfaat bagi fungsi organ

tubuh.

Selain lima tujuan pencak silat yang didasarkan pada beberapa aspek

penting dalam kehidupan diatas, ada pula beberapa tujuan pencak silat secara

umum. Beberapa tujuan pencak silat diantaranya adalah:

 Sebagai suatu wadah untuk penyaluran hobi dan minta yang

berkaitan dengan bela

Universitas Sumatera Utara


 Membentuk masyarakat dengan jiwa yang sehat, pemikiran yang

cerdas. serta peningkatan prestasi masyarakat.

 Mendidik serta membentuk kepribadian yang ksatria, berani, adil,

disiplin, serta bertanggung jawab yang tinggi.

 Mendorong serta menggerakkan masyarakat agar lebih

menghargai seni serta kebudayaan bangsa sendiri.

 Mendorong adanya suatu pemahaman bahwa pencak silat

merupakan suatu kebutuhan hidup.

 Mendidik generasi muda agar dapat memanfaatkan waktu dengan

lebih baik dan tidak terjerumus pergaulan bebas maupun

terpengaruh budaya asing yang bersifat negatif.

b. Pembekalan Anggota

Pembekalan adalah proses, cara, maupun pertemuan yang

memberikan pendidikan dan pelatihan kepada peserta agar memiliki

wawasan yang lebih luas berkaitan dengan lingkup kepcemudaan.

Pembekalan diselenggarakan bersama setelah latihan oleh senior

sebagai pedoman guna mempersiapkan din dalam membina generasi

pemuda.

Kepribadian identik dengan karakter, watak, tabiat atau perilaku

yang dimiliki oleh seseorang. Kepribadian yang terpancar dari seorang

pesilat, khususnya Tapak Suci memiliki kekhasan tersendiri. Pesilat

Tapak Suci tidak botch sombong, tetapi harus percaya diri dan terbuka

(jujur), suka berteman tapi menjauhi permusuhan dan prasangka.

Memiliki motivasi berprestasi dan belajar, namun tidak emosional,

Universitas Sumatera Utara


stress, cemas, agresif dalam menghadapi situasi tertentu.

Tempaan dalam pendidikan pencak silat, khususnya mereka

yang terbiasa naik turun panggung pertandingan, akan membentuk

karakter yang kuat terhadap atlet tersebut. Mereka akan biasa hidup

rendah stress, cemas atau emosional dan motivasi rendah apalagi putus

asa Selama ini mereka terbiasa dalam latihan yang penuh "tekanan", baik

selama proses latihan maupun dalam menghadapi lawan tanding.

Kebiacaan ini akan membentuk kepribadian pesilat tersebut dalam

menjalani kehidupan diluar arena.

Terbentuknya kepribadian pesilat yang tangguh sehingga meraih

puncak prestasi tentu membutuhkan proses waktu dan poly pembinaan

yang terarah.

Problem yang paling sulit dihadapi atlet adalah ketika kecemasan

rnenderanya sebelum pertandingan dimulai. Kecemasan ini jika tidak

bisa diatasi maka akan menurunkan motivasi tetapi melahirkan

ketegangan psikis atlet. Disinilah perlunya rileksasi dan berfikir positif.

Karena puncak prestasi akan tercapai jika ada keseimbangan fisik dan

psikis.

c. Bimbingan dan Penyuluh Keagamaan

Pemberian bimbingan dan penyuluhan tentang keagamaan dan

budi pekerti oleh organisasi perguruan seni bela diri pencak silat tapak

suci kepada anggotanya dimaksud bertujuan dalam rangka pembinaan

yang luhur yaitu taqwa. tanggap, tangguh, tanggon dan trengginas.

Perguruan seni bela diri pencak silat tapak suci melaksanakan

Universitas Sumatera Utara


pengajian dan silaturahmi. Hal ini bertujuan untuk mempererat

silaturahmi dan sating mengingatkan kepada setiap peserta untuk

bertatiwa yaitu dengan memperbaiki diri sehingga sebagai umat beragama

bisa mulia di sisi Tuhan.

Pemberian bimbingan dan penyuluhan keagamaan oleh organisasi

perguruan seni beladiri pencak silat kepada anggotanya dimaksud

bertujuan dalam rangka pembentukan budi pakerti yang luhur yaitu

Taqwa, tanggap. tangguh, tanggon dan trengginas.

Taqwa berarti beriman teguh kepada Tuhan Yang Maha Esa

dengan melaksanakan perintah-perintahNYa dan menjauhi larangan-

laranganNYa, terus meningkatkan kualitas diri serta selalu menempatkan,

memerankan dan memfungsikan diri sebagai warga masyarakat yang

baik, yakni warga masyarakat yang patuh dan taat secara tutus, ikhlas,

mandiri dan konsekuen kepada tatanan, peraturan, tata-krama, tata-cara

dan kesepakatan masyarakat yang berlaku serta berpatisipasi aktif dalam

upaya-upaya untuk memajukan dan menyejahterakan masyarakat

berdasarkan rasa kebersamaan. rasa kesetiakawanan. rasa tanggungjawab

sosial dan rasa tanggung jawab terhadap Tuhan.

Tanggap berarti peka, peduli, antisipatif, pro-aktif dan

mempunyai kesiapan diri terhadap setiap perubahan dan perkembangan

yang terjadi berikut semua kecenderungan, tuntutan dan tantangan yang

menyenainya berdasarkan sikap berani mawas din dan tents

meningkatkan kualitas

Tangguh berarti keuletan dan kesanggupan mengembangkan

Universitas Sumatera Utara


kemampuan di dalam menghadapi dan mejawab setiap tantangan sena

mengawasi setiap hambatan. gangguan dan ancaman untuk mencapai

sesuatu tujuan mulia berdasarkan sikap pejuang sejati yang pantang

menyerah.

Tanggon (bahasa jawa) berarti sanggup menegaklcan keadilan,

kejujuran dan keberanian, teguh, konsisten dan konsekuen memegang

prinsip, tnempunyai rasa harga diri dan kepribadian tebal, penuh

perhitungan dalam bertindak, berdisiplin, selalu ingat dan waspada serta

tahan uji terhadap segala godaan dan cobaan berdasarkan sikap kesatria

sejati yang mandiri dan percaya diri.

Trengginas (bahasa jawa) berarti enerjik, aktif. eksploratif,

kreatif, inovatif, berpikir kemasa depan (prospektif) dan mau bekerja

keras untuk mengajar kemajuan yang bennanfaat bagi din dan masyarakat

serta mampu mendahului tantangan (to he ahead to challenges)

berdasarkan sikap kesediaan untuk membangun diri sendiri dan sikap

merasa bertanggungjawab atas pembangunan masyarakatnya.

Tapak Suci sebagai ilmu beladiri Indonesia berada di bawah

naungan Muhammadiyah memiliki dua kekuatan "jimat". Jimat tersebut

adalah kekuatan iman dan akhlak sebagai moto perguruan. Secara

lengkap tapak Suci menuliskan, "Dengan iman dan akhlah saya menjadi

kuat. Tanpa iman dan akhlak saya mcnjadi lemah."

Tapak Suci sebagai perguruan pencak silat berbasis Islam

memiliki peran penting dalam pembentukan karakter. Karakter mulia

yang mengakar kuat pada pada gilirannya nanti akan menjadi generasi

Universitas Sumatera Utara


tanggung umat Islam. Proses pembentukan karakter siswa Tapak Suci

tidak lepas dengan konsep, tradisi, materi dan keilmuan beladiri yang

dimiliki Tapak Suci. Implementasi tersebut dilakukan secara terus

menerus, sistemik dan masif kepada peserta didik Tapak Suci.

d. Ujian Kenaikan Tingkat

Kegiatan ini bertujuan untuk menguji dan mengevaluasi

kemampuan pars anggota untuk naik ke tingkat sabuk berikutnya. Pada

kegiatan UKT ini, yang diuji adalah pukulan, tangkisan, tendangan, dan

lain-lain, yang merupakan aspek tangguh, tanggon, dan trengginas

anggotanya. Hal ini tentu bisa mengaplikasikan hasil latihan yang didapat

pars anggota selama ini.

Kenaikan tingkat ini juga berguna untuk pare pelatih bisa

mengingkatkan kemampuan anak asuhnya secara maksimal dalam

petjalanan pelatihan.

Perguruan tapak suci bukanlah perguruan yang person-ceniris

(berpusat pada pengkultusan seseorang), maka setiap orang dengan

tingkat sabuk lebih tinggu tidak dapat merasa seolah-olah bahwa

perguruan adalah miliknya sendiri. Bahwa setiap orang di dalam

perguruan memiliki kewajiban yang sama dalam penegakan hukum dan

aturan organisasi. Sebagai gerakan, perguruan tapak suci memiliki jalur

dan tingkat pimpinan yang jelas yang masing-masing telah diatur

wewenang dan wilayah tugasnya. Hal ini menyiratkan bahwa seseorang

dengan tingkat sabuk yang lebih tinggi tetap taat pada aturan, karena

hukum dan aturan adalah kedaulatan tertinggi.

Universitas Sumatera Utara


Menurut data narasumber (Sekretaris Umum Pimda Tapak Suci

Medan), data-data siswa yang telah mengikuti kegiatan kenaikan tingkat

untuk regional Kota Medan periode 2019-2024 adalah sebagai berikut.

1. Tahun 2019, SMP Muhammadiyah 61 340 orang, Demak 560,

Tanjung Sari 510, Sunggal 85 orang, Belawan 40 orang, NII,

600 orang.

2. Tahun 2020, tidak diadakan UKT karena pandemi, akan tetapi

status siswa aktif dan rutin menjalani latihan

3. Tahun 2021, SMP Muhammadiyah 61 318 orang, Sunggal 71

orang, Belawan 32 orang, Medan Kota 874 orang

4. Tahun 2022-2024, akan dilaksanakan (on-going appointment)

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Peranan perguruan seni beladiri pencak silat Tapak Suci dalam pembinaan

pemuda di Kota Medan yaitu menumbuhkan sikap bertanggungjawab,

menumbuhkan proses belajar dengan peranserta akan menambah wawasan

dan kepercayaan diri, mengeliminasi perasaan terasing, menumbuhkan

dukungan terhadap rencana kegiatan, menumbuhkan kesadaran

bersosialisasi, terakomodasinya kepentingan dan aspirasi, dan

menumbuhkan iklim demokrasi.

2. Strategi pembinaan seni beladiri pencak silat Tapak Suci dalam

pembindan pemuda di Kota Medan yaitu melalui latihan rutin sebagai

pengembangan pendidikan mental-spriritual, pengembangan aspek bela

diri, pengembangan seni, pengembangan olahraga, pengembangan

pendidikan. Kemidian melalui pembekalan anggota, bimbingan dan

penyuuhan keagamaan, serta ujian kenaikan tingkat sehingga aspek taqwa,

tanggap, tangguh, tanggon dan trengginas terpenuhi.

5.2 Saran

1. Seni beladiri pencak silat yang merupakan warisan leluhur dan budaya

bangsa Indonesia perlu sekali dijaga kelestariannya dan dikembangkan

baik sebagai olahraga maupun sebagai budaya spiritual, agar organisasi

perguruan seni beladiri pencak silat tapak suci Kota Medan menjadi

pelopor pembinaan utama bagi masyarakat.

Universitas Sumatera Utara


2. Dengan adanya organisasi perguruan seni beladiri pencak silat tapak suci

yang rnelaksanakan kegiatan rutin diharapkan masyarakat dan seluruh

elemen terkait dapat membantu proses pembinaan pemuda di Kota Medan.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Buku Kenangan kejumas VII Tapak Suci 1986, Surabaya: Penerbit Panitia
Penyelenggara kejumas VII tapak Suci

Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Penjelasan Atas Undang-


Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan,
2010. Jakarta: Biro Humas dan Hukum Kementerian Pemuda dan Olahraga
Republik Indonesia

Notosoejitno, 1997. Khazanah Pencak Silat, Jakarta: Penerbit CV. Sagung Seto

Olahraga Pencak Silat, Jakarta: Penerbit Departemen Pendidikan dan kebudayaan

Kamus Besar Bahasa Indonesia, jakarta: Penerbit Balai Pustaka

Kartini Kartono, 2006. Pantologi Sosial 2 Kenakalan Remaja, Penerbit PT.


Raja Grifindo Persada : Jakarta

Kepres Nomor 72 tahun 2001 tentang Komite Olahraga Nasional Indonesia,


Jakarta: Penerbit Cemerlang

Kountur, Ronny, 2007, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis,
Jakarta: Penerbit PPM

Miles, Matthew B. A. Michael Huberman. Analisis Data Kualitatil Arizona State


University

Pedoman Pelaksanaan Tugas Wasit Jun Ikatan Pencak Silat Indonesia, Jakarta:
Penerbit Sekretariat PB. IPSI .11. Taman Mini I

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 tahun 1971 tentang Olahraga


Profesional, Jakarta: Penerbit Cemerlang

Peraturan Penyelenggaraan Pertandingan Pencak Silat Ikatan Pencak Silat


Indonesia, Jakarta: Penerbit Sekretariat PB. IPSI JI. Taman Mini 1

Sarwono, Sarlito Wirawan, 2015. Teori- Teori Psikologi Sosial, Jakarta:


Rajawali Pers

Siagian, Sondang P, 2000. Manajemen Strategik. Jakarta: Bumi Aksara

Simanjuntak, B., I. L Pasaribu, 1990. Membina dan Mengembangkan


GenerasiMuda, Bandung: Tarsito

Soemitro, Ronny Hanitijo, 1988, Metodologi Penelitian Hukum dun *ha i Metri,

Universitas Sumatera Utara


Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia

Suhardono, Edy, 1994. Teori Peran (Konsep, Derivasi dan Implikasinycy,


Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 yang Sudah Diamandemen


Serta Penjelasannya, Surabaya: Penerbit Cv. Pustaka Agung Harapan

Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan,


Jakarta: Penerbit Sinar Grafika

Undang-Undang tentang Kepemudaan, UU Nomor 40 Tahun 2009, LN RI


No.148, TLN RI No.5067

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai