Anda di halaman 1dari 26

PENETAPAN BAHAN ORGANIK TANAH

LAPORAN

Oleh :

M ARDIAN SYAHPUTRA
2204300117
AGRIBISNIS 3

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
PENETAPAN BAHAN ORGANIK TANAH

LAPORAN

Oleh :

M ARDIAN SYAHPUTRA
2204300117
AGRIBISNIS 3
Laporan Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Praktikum Pada
Mata Kuliah Praktikum Dasar Ilmu Tanah Di Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Dikoreksi Oleh :

Dinda Ashri Safira


Asisten

Diketahui Oleh :

Assoc. Prof. Ir. Asritanarni Munar, M.P


Dosen Penanggung Jawab

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
kesempatan dan kekuatannya bagi penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum
yang berjudul “Penetapan Bahan Organik Tanah”.
Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Assoc. Prof. Dr. Ir. Asritanarni Munar, M.P Selaku Dosen Penanggung
Jawab Praktikum Dasar Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.
2. Abang Fauzy Nur Azhari Pane, S.P Selaku Asisten Dosen Praktikum Dasar Ilmu
Tanah Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiya Sumatera Utara.
3. Abang Andri Abdi, S.P Selaku Asisten Dosen Praktikum Dasar Ilmu Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
4. Abang Dava Arindra Zahri Selaku Asisten Dosen Praktikum Dasar Ilmu Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
5. Kakak Dinda Ashri Safira Selaku Asisten Dosen Praktikum Dasar Ilmu Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
6. Kedua Orang Tua yang telah memberikan dukungan baik moral maupun
material.
7. Teman teman yang telah memberikan dukungan dan partisipasinya, baik dalam
pengejaan Laporan Praktikum dan Dokumentasi.
Penulis menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Medan, Desember 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................. iii
DAFTAR TABEL.................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... v
PENDAHULUAN.................................................................................. 1
Latar Belakang.......................................................................... 1
Tujuan Praktikum...................................................................... 3
Kegunaan Praktikum ................................................................ 3
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 4
BAHAN DAN METODE ..................................................................... 7
Tempat dan Waktu.................................................................... 7
Alat dan Bahan ......................................................................... 7
Prosedur Praktikum .................................................................. 7
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 8
Hasil.......................................................................................... 8
Pembahasan............................................................................... 8
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 10
Kesimpulan .............................................................................. 10
Saran ......................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 11
LAMPIRAN........................................................................................... 13

ii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Uji Menimbang Tanag Kering Udara................................................. 13


2. Uji Menambahkan 5 ml K2C207 1N guncang dengan tangan........... 13
3. Uji Tambahkan 10 ml H2SOs Pekat, Kemusian Guncang 3-4 Menit,
Lalu Diamkan Selama 30 Menit......................................................... 13
4. Uji Tambahkan 100 ml aquadest........................................................ 14
5. Uji Tambahkan 5 ml H3PO4 85%...................................................... 14
6. Uji Tambahkan NaF 4% sebanyak 2,5 ml.......................................... 14
7. Uji Guncang Sehingga Timbul Warna Biru Tua................................ 15
8. Uji Titrasi Fe(NH2(SO4)2 0,5 N Buret.............................................. 15
9. Uji Hingga Berubah Warna Menjadi Hijau........................................ 15
10. Uji Pada Saat Yang Sama Buat Juga Perlakuan Blanko Yaitu
Perlakuan Dengan Cara Yang Sama Tetapi Tanpa Tanah................. 15

iii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Halaman

1. Analisis kadar C-Organik Tanah...................................................... iv

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Dokumentasi....................................................................................... 13
2. Laporan Sementara ............................................................................ 15

v
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanah adalah kumpulan tumbuh alam yang menduduki Sebagian besar

planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman dan sebagai tempat makhluk

hidup lainnya dalam melangsungkan kehidupannya. Tanah mempunnyai sifat

yang mudah dipengaruhi oleh iklim, serta jasad hidup yang bertindak terhadap

bahan induk dalam jangka waktu tertentu. Istilah tubuh alam bebas adalah hasil

pelapukan batuan yang menduduki Sebagian basar daratan permukaan bumi,

memiliki kemampuan untuk menumbuhkan tanaman, dan menjadi tempat

makhluk hdiup lainnya dalam melangsungkan kehidupanny (Surendro, 2019).

Bahan organik adalah materi yang berasal dari organisme tanaman atau

hewan yang dikembalikan kedalam tanah dan kemudian mengalami proses

dekomposisi. Dekomposisi bahan organik dalam tanah pada akhirnya akan

meninggalkan materi yang tahan terhadap proses dekomposisi, materi ini disebut

humus. Humus terdiri dari asam humat , asam humin dan asam fulvat yang

ketiganya merupakan sumber muatan negatif dan tempat pengikatan unsur-unsur

hara. Bahan organik pada tanah berpengaruh terhadap sifat fisik , kimia dan

biologi tanah. Perbaikan sifat fisik tanah meliputi perbaikan struktur, porositas

tanah dan daya mengikat air, sedangkan perbaikan sifat biologi tanah melalui

proses dekomposisi bahan organik oleh mikrobia tanah (Saptiningsih dan

haryanti, 2019).

Bahan organik merupakan suatu sistemzat yang paling rumit dan

dinamik. Secara garis besar peranan dari bahan organik adalah (1) menjaga

kelembaban tanah, (2) menawarkan sifat racun dari Al dan Fe, (3) penyangga
2

hara tanaman, (4) membantu dalam meningkatkan penyediaan hara, (5)

menstabilkan temperature tanah, (6) memperbaiki aktivitas organismer, (7)

memperbaiki struktur tanah, (8) meningkatkanefisiensi pemupukan, dan

(9) mengurangi terjadinya erosi. Kandungan bahan organik tanah rendah

sehingga kapasitas penyangga tanah juga rendah, serta terjadi defisiensi

unsur hara makro yang terjadi dalam tanah (Tambunan dkk., 2019).

Bahan organik dapat berperan dalam perbaikan sifat fisik tanah.

Penambahan bahan organik pada tanah kasar (berpasir), akan meningkatkan pori

yang berukuran menengah dan menurunkan pori makro. Ruang pori dalam

tanah menentukan kandungan air dan udara dalam tanah serta menentukan

perbanding antata udara dan tata air yang baik. Dengan demikian akan

meningkatkan kemampuan menahan air. Namun jika terjadi penurunan bahan

organik tanah maka akan menyebabkan terjadinya peningkatan berat isi

tanah, penurunan porositas tanah, stabilitas agregat, dan kadar air kapasitas

lapang. pemanfaatanbahan organik blotong dan abu ketel mampumemperbaiki

sifat fisik tanah dalam jangkawaktu yang lama (Nita dkk., 2019).

Bahan organik tanah dapat dikelompokkan menjadi dua komponen, yaitu

komponen yang mati (dead organic matter) dan komponen yang hidup (living

organic matter). Komponen hidup bahan organik dapat terdiri dari akar tanaman,

binatang di dalam tanah (meso dan micro fauna) dan mikroorganisme biomassa

(microbial biomass), dan komponen mati terdiri dari residu organik yang

terdekomposisi secara biologi dan kimia. Komponen mati bahan organik juga

dapat dibedakan menjadi materi yang tidak berubah/ciri morfologi material


3

aslinya masih terlihat dan produk atau material yang sudah mengalami

transformasi (humus) yang mengalami perombakan (Akhmad, 2018).

Bahan organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian

baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan

meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Penggunaan bahan organik

dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat

mencegah degradasi lahan. Sumber dari bahan organik sangat beranekaragam

dengan karakteristik fisik dan kandungan kimia yang sangat beragam, sehingga

pengaruh dari penggunaan bahan organik terhadap lahan dan tanaman dapat

bervariasi. Selain itu, peranannya cukup besar terhadap perbaikan sifat fisika,

kimia, dan biologi tanah serta lingkungan (Firdaus dkk., 2019).

Pengelompokkan bahan organik tanah berdasarkan (segi) kimiawi tanah

dapat meliputi senyawa karbohidrat, protein, dan lignin, serta sejumlah kecil

senyawa lainnya seperti minyak, lilin, dan lain-lain. Senyawa karbohidrat meliputi

gula (dalam keadaan sederhana) dan zat tepung, akan tetapi yang lebih banyak

terdiri dari polisakarida yang tersusun atas gula heksosa, gula pentosa dan asam

uronik, yang kesemuanya itu dapat cepat dirombak oleh jasad renik tanah.

Polisakarida lainnya yang sering pula dijumpai adalah kitin. Secara kenyataan

bahan organik dalam tanah pada suatu tempat dan tempat lainnya adalah berlainan

atau cukup beragam (Sismiyanti dkk., 2018).

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum Dasar Ilmu Tanah ini yaitu untuk

menentukan jumlah bahan organik suatu tanah.


4

Kegunaan Praktikum

Adapun kegunaan praktikum dasar Ilmu Tanah adalah sebagai berikut :

1. Sebagai salah satu syarat masuk untuk mengikuti practical test Dasar Ilmu

Tanah Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

2. Sebagai salah satu syarat masuk untuk mengikuti Praktikum Dasar Ilmu Tanah

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

3. Sebagai bahan informasi bagi yang membutuhkan.


5

TINJAUAN PUSTAKA

Bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan

tanah, baik secara fisika, kimia maupun dari segi biologi tanah. Bahan organik

adalah bahan pemantap agregat tanah yang tiada taranya. Sekitar setengah dari

kapasitas tukar kation (KTK) berasal dari bahan organik. Ia merupakan sumber

hara tanaman. Disamping itu bahan organik adalah sumber energi dari sebagian

besar organisme tanah. Dalam memainkan peranan tersebut bahan organik

sangat ditentukan oleh sumber dan susunannya, oleh karena kelancaran

dekomposisinya, serta hasil dekomposisi itu sendiri. Berdasarkan kecepatan

reaksi dekomposisi, bahan organic dapat dikelompokan menjadi senyawa yang

cepat dan yang lambat sekali didekomposisikan (Hakim dkk., 1986).

Istilah bahan organik tanah digunakan untuk menyatakan materi organik

yang ada di dalam tanah, tetapi tidak termasuk jaringan tanaman dan binatang

yang tidak melapuk serta biomassa tanah yang hidup. Bahan organik dapat

didefinisikan sebagai semua bahan yang berasal dari jaringan tanaman dan

hewan baik yang masih hidup maupun yang telah mati. memberikan definisi

bahan organik tanah adalah bahan yang kompleks dan dinamis, berasal dari sisa

tanaman dan hewan di dalam tanah dan mengalami perombakan secara terus

menerus. Bahan organik tanah dapat dikelompokkan menjadi dua komponen,

yaitu komponen yang mati (dead organik matter) dan komponen yang hidup

(living organik matter). Komponen hidup bahan organik dapat terdiri dari akar

tanaman, binatang di dalam tanah (meso dan mikro fauna) dan mikroorganisme

biomassa (mikrobial biomass), dan komponen mati terdiri dari residu organik

yang terdekomposisi secara biologi dan kimia. Komponen mati bahan organik
6

juga dapat dibedakan menjadi materi yang tidak berubah atau ciri morfologi

material aslinya masih terlihat dan produk atau material yang sudah mengalami

transformasi (Saidy, 2018).

Bioaktivitas dalam tanah berkorelasi dengan kandungan bahan organik dan

kondisi lingkungan. Bahan organik yang bersifat dapat terurai atau biodegradable

akan memacu laju dekomposisi atas bantuan mikroorganisme walaupun tetap

tekait dengan kondisi lingkungan tanah dan tingkat deplesi oksigen di dalamnya.

Perbedaan kondisi anaerob dan aerob merupakan salah satu faktor yang

memegang peranan penting terhadap laju dekomposisi dan bioaktivitas dalam

tanah Penggunaan sampah sebagai pupuk organik mempunyai tingkat pengaruh

yang tinggi terhadap bioaktivitas, bergantung pada kematangan material, jenis

tanah, dan lamanya penggunaan pupuk organik (Chio, 2019).

Sejalan dengan perombakan batu-batuan dan mineral-mineral kulit bumi,

unsur-unsur mineral dimungkinkan tersedia bagi tanaman. Nitrogen tersebut

dalam kombinasi kimiawi yang mampu digunakan, dihasilkan dari simpanan

nitrogen dalam udara, tanaman-tanaman yang hidup atau mati, dan menopang

keberadaannya ditanah. Oleh karenanya bahan organik mulai diskumulasi. Sesuai

dengan meningkatnya unsur-unsur hara tanaman yang tersedia dalam tanah

akumulasi bahan organic ikut meningkat. Kondisi ini terus menerus terjadi sampai

suatu keseimbangan dicapai, pada saat laju akumulasi bahan organik sama dengan

laju perombakan. Bagian ini akan membicarakan faktor-faktor yang

mempengaruhi jumlah bahan organik dalam tanah, termasuk iklim, vegetasi,

kondisi drainase, budidaya tanaman dan tekstur tanah (Foth, 1995).

Bahan organik (BO) tanah merupakan salah satu faktor yang menentukan
7

tingkat kesuburan tanah. BO tanah diketahui mampu memperbaiki sifat fisik,

kimia, dan biologi tanah. Dalam memperbaiki sifat fisik tanah, BO tanah dapat

memperbaiki struktur tanah, meningkatkan daya simpan tanah dalam memegang

air (water holding capacity). Dalam memperbaiki sifat kimia tanah, BO tanah

dapat meningkatkan jumlah hara yang dilepas sebagai hasil dekomposisi,

meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah, sebagai buffer terhadap

perubahan pH tanah. Sedangkan terhadap sifat biologi tanah, BO berperan dalam

meningkatkan jumlah dan jenis mikroorganisme tanah, berperan dalam siklus

nitrogen dan siklus karbon. Namun di sisi lain, BO tanah dapat mengalami

perubahan baik terjadi penurunan jumlah BO di dalam tanah, meningkat, atau

bahkan konstan. Hal ini disebabkan karena keadaan iklim, seperti temperatur dan

curah hujan yang terus mengalami perubahan. selain itu keadaan BO tanah

dipengaruhi oleh vegetasi dan yang paling utama yaitu pengolah tanah oleh

petani. Keadaan BO tanah yang terus mengalami penurunan akan menyebabkan

lahan terdegradasi (Azmi dkk., 2022).

Kesuburan tanah menjadi kunci penting dalam proses budidaya tanaman,

yang mana kesuburan tanah dalam arti sempit adalah ketersediaan hara tanaman

pada waktu tersebut. Semakin tinggi ketersediaan hara, maka tanah tersebut makin

subur dan sebaliknya. Status hara dalam tanah selalu berubah-rubah tergantung

pada musim, pengelolaan tanah, dan jenis tanaman. Tanah yang selalu ditanami

suatu jenis tanaman secara terus menerus, maka penyerapan hara baik makro

maupun mikro untuk tanaman tersebut selalu serupa, sehingga akan terjadi

defisiensi hara tertentu (Nopsagiarti dkk., 2020).


8

Fraksi labil dari bahan organik (C dan N) mempunyai pengaruh yang nyata

terhadap cadangan bahan organik tanah. Perubahan kuantitas dari fraksi tersebut

merupakan indikator awal untuk menduga pengaruh penggunaan dan pengelolaan

tanah. Ketersediaan hara dalam tanah yang cukup dapat mendukung pertumbuhan

dan produksi tanaman yang tinggi. Serapan hara oleh tanaman tergantung pada

konsentrasi hara dalam tanah. Ketersediaan hara N dalam tanah dipengaruhi oleh

laju mineralisasi bahan organik, sehingga perlu dipelajari hubungan antara

parameter kinetika mineralisasi N dengan ketersediaan hara N dan serapan N oleh

tanaman (Wijanarko dkk., 2012).


9

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Praktikum Dasar Ilmu Tanah dilaksanakan di Laboraturium Tanah

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Praktikum Dasar Ilmu Tanah dilaksanakan pada hari hari Sabtu tanggal 16

Desember 2023 pukul 13:00 sampai dengan 14:30 WIB.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum Dasar Ilmu Tanah ialah Tanah

kering udara, Larutan K2Cr2O, Aquades, Indikator dipenilamine, Asam sulfat

pekat, Asam Phospate 85%, Larutan 4% NaF dan Larutan Fe(NH4)2(SO4)2 0, 5N

Alat-alat yang digunakan pada Praktikum Dasar Ilmu Tanah yaitu Alat

tulis, Buku kuis,Kalkulator,Pisau, Sarung tangan, Masker medis, Jas laboratorium,

Penggaris, Sendal swallow, Plastik Kresek, Kain Planel Orange, Gelas

Erlenmeyer 200 - 300 ml, Gelas ukur 100 ml, Pipet 25 ml, Buret titrasi dan

Timbangan Analitik

Pelaksanaan Praktikum

Adapun Pelaksaan praktikum dasar Ilmu Tanah adalah sebagai berikut :

Cara Kerja

1. Timbang 0, 1 g atau 0, 5 g tanah kering udara, kemudian masukkan ke gelas

erlenmeyer

2. Tambahkan 5 ml K2C207 1N dan guncang dengan tangan.


10

3. Tambahkan 10 ml H2SO5 pekat, kemudian guncang 3 – 4 menit, selanjutnya

diamkan selama 30 menit.

4. Tambahkan 100 ml aquades dan 5 ml H3PO4 85 %, lalu Naf4 % sebanyak 2, 5

ml.

5. Kemudian tambahkan 5 tetes indicator dipenilamine, guncang sehingga timbul

warna biru tua.

6. Titrasi dengan Fe (NH2(SO4)2 0, 5N dari buret hingga warna berubah menjadi

hijau.

7. Pada saat yang sama buat juga perlakuan blanko yaitu perlakuan dengan cara

yang sama tetapi tanpa tanah.

8. Perhitungan.
11

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tabel 1. Hasil Analisis Kadar C-Organik Tanah

Kandungan Hara Volt Titrasi (T) Gambar Dokumentasi

C-Organik Bahan Organik 11

Blanko (Tanpa Tanah) 7

Keterangan :

1. T = Vol. Fe(NH4)2(SO4)2 = 0,5 N tanah

2. S = Vol. Fe(NH4)2(SO4)2 = 0,5 N blanko

% Bahan Organik = 1,72 x % C

Perhitungan;

%C = 5 (1 – T x 0,78 (untuk tanah o,5 g)


S

= 5 (1- 6 x 0,78)
7
12

= 5 (1- 0,44)

= 5 (0,56)

= 2,8

% BO = 1,72 x 28%

= 4,8 %

Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum, didapatkan jumlah bahan organik pada tanah

sebesar 4,8% yang berarti tanah tersebut mengandung bahan organik yang rendah.

Apabila kandungan bahan organik pada tanah rendah maka pertumbuhan tanaman

akan terhambat karena kurangnya unsur. Faktor yang mempengaruhi kandungan

bahan organic tanah salah satunya adalah iklim. Hal ini sesuai dengan literatur

(Muna dkk., 2020) yang menyatakan bahwa faktor iklim yang mempengaruhi

besanya kandungan bahan organik adalah curah hujan dan temperatur. Suatu

wilayah yang memiliki curah hujan yang rendah maka memiliki temperatur suhu

yang hangat. Semakin hangat temperatur suatu tanah maka dekomposisi

mikroorganisme semakin cepat sehingga akumulasi bahan organik tanah akan

rendah. Begitu pula sebaliknya, semakin banyak jumlah organisme maka proses

penguraian akan berlangsung lebih cepat sehingga akumulasi bahan organik pada

tanah juga akan relatif lebih banyak.


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum Dasar Ilmu Tanah ini dapat

disimpulkan bahwa :

1. Bahan organik adalah materi yang berasal dari organisme tanaman atau hewan

yang dikembalikan kedalam tanah dan kemudian mengalami proses

dekomposisi.

2. Bahan organik yang diberikan dalam tanah akan mengalami proses pelapukan

dan perombakan yang selanjutnya akan menghasilkan humus.

3. Bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah,

baik secara fisik, kimia, maupun dari segi biologi tanah.

4. Bahan organik berupa jaringan tanaman sebagai sumber N yang diperlukan

mikroorganisme tanah menentukan kecepatan perombakan bahan organik.

5. kesuburan tanah dapat menjadi faktor utama yang mempengaruhi produktivitas

tanah, sehingga penambahan unsur hara dalam tanah melalui proses

pemupukan produksi pertanian yang menguntungkan.

Saran

Berdasarkan praktikum yang dilakukan, praktikan menyarankan untuk

melakukan uji lanjut untuk mendapatkan kualitas tanah dengan bahan organik

yang baik untuk tanaman serta agar dapat menentukan berapa jumlah bahan

organik yang dibutuhkan untuk tanaman.


14

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. 2019. Kajian Sifat Fisik Tanah dan Berbagai Penggunaan Lahan
dalam Hubungannya dengan Pendugaan Erosi Tanah. Jurnal Pertanian
MAPETA. Vol 12(2) : Hal 72-144.

Azmi, H., B. H. Kusuma dan Bustan. 2022. Keakuratan Teknologi Near Infrared
dalam Mengukur dan Memetakan Bahan Organik di Pulau Lombok.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agrokomplek. Vol 1(2) : Hal 85-93.

Cyio, B. M. 2019. Aplikasi Indeks Biokimia dalam Penentuan Karakteristik dan


Kesuburan Tanah yang diberi Bahan Organik Terindukubasi. Jurnal
Agroland. Vol 11(1) : Hal 65-72.

Foth, H. D. 1995. Dasar-Dasar IIlmu Tanah. Yogyakarta. Universitas Gadjah

Mada Hakim, N., M.Y. Nyakpa., A.M. Lubis., S.G. Nugroho., M.A. Diha.,

G.B. Hong
dan H.H. Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung

Jaya, S. A., Amiwarti dan R. K. Rustam. 2021. Pengaruh Penambahan Serbuk


Biji Karet terhadap Kuat Geser Tanah Merah. Jurnal Deformasi. Vol 6(1)
: Hal 5- 8 ISSN : 2477–4960.

Muna, N., Y. Prasetyo dan B. Sasmito. 2020. Analisis Perbandingan Metode dan
Indeks Mineral Lempung, untuk Pemodelan Sebaran Kandungan Bahan
Organik Tanah menggunakan Citra Satelit Landsat di Kabupaten Kendal.
Jurnal Geodesi Undip. Vol 9(1) : Hal 325-334. ISSN 2337-845.

Nangaro, A. R., Z. Tamod dan T. Titah. 2019. Analisis Kandungan Bahan


Organik Tanah di Kebun Tradisional Desa Sereh Kabupaten Kepulauan
Talaud. Jurnal Agrotek. Vol 2(1) : Hal 13-20.

Nopsarigiarti, T., D. Okalia dan G. Marlina. 2020. Analisis C-organik, Nitrogen


dan C/N Tanah pada Lahan Agrowisata Beken Jaya. Jurnal Agrosains dan
Teknologi. Vol 5(1) : Hal 1-10.

Raharjo, R. 2019. Penetapan Bahan Organik Tanah Tandus secara


Spektrofotometri dan Titrimetri. Jurnal Pengelolaan Laboratorium
Pendidikan. Vol 1(1) : Hal 33-36.

Sabaruddin., S. N. Fitri dan L. Lestari. 2019. Hubungan antara Kandungan


Bahan Organik Tanah dengan Periode Pasca Tebang Tanaman Hayti.
Jurnal Tanah Tropika. Vol 14(2) : Hal 105-110.
15

Subowo. 2019. Strategi Efisiensi Penggunaan Bahan Organik untuk Kesuburan


dan Produktivitas Tanah melalui Pemberdayaan Sumber Daya Hayati
Tanah. Jurnal Sumberdaya Lahan. Vol 4(1) : Hal 13-20.

Saidy, R. A. 2018. Bahan Organik Tanah. Banjarmasin. Lambung Mangkurat


University Press.

Tangketasik, A., M. Wikarniti., N. Soniari dan W. Narka. 2019. Kadar Bahan


Organik Tanah pada Tanah Sawah dan Tegalan di Bali serta Hubungannya
dengan Tekstur Tanah. Jurnal Agrostrop. Vol 2(2) : Hal 101-107.

Wijanarko, A., B. Heru., D. Shiddieq dan D. Indradewa. 2019. Pengaruh


kualitas bahan organik dan kesuburan tanah terhadap mineralisasi nitrogen
dan serapan N oleh tanaman ubi kayu di ultisol. Jurnal Perkebunan. Vol 2
(2) : Hal 1-10.
16

LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi

Gambar 1. Uji Menimbang Tanag Kering Udara

Gambar 2. Uji Menambahkan 5 ml K2C207 1N guncang dengan tangan.

Gambar 3. Uji Tambahkan 10 ml H2SOs Pekat, Kemusian Guncang 3-4 Menit,


Lalu Diamkan Selama 30 Menit.
17

Gambar 4. Uji Tambahkan 100 ml aquadest

Gambar 5. Uji Tambahkan 5 ml H3PO4 85%

Gambar 6. Uji Tambahkan NaF 4% sebanyak 2,5 ml


18

Gambar 7. Uji Guncang Sehingga Timbul Warna Biru Tua

Gambar 8. Uji Titrasi Fe(NH2(SO4)2 0,5 N Buret

Gambar 9. Uji Hingga Berubah Warna Menjadi Hijau


19

Gambar 10. Uji Pada Saat Yang Sama Buat Juga Perlakuan Blanko Yaitu
Perlakuan Dengan Cara Yang Sama Tetapi Tanpa Tanah

Anda mungkin juga menyukai