TESIS
Oleh
RATRI UTAMI
087003057/PWD
K O L A
E
H
S
PA
A
N
C
ASARJA
S
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains
dalam Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
RATRI UTAMI
087003057/PWD
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. lic.rer.reg. Sirojuzilam, SE) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)
Ratri Utami, Prof. Bachtiar Hassan Miraza, Prof. Drs. Robinson Tarigan, MRP
dan Ir. Jeluddin Daud, M.Eng
ABSTRAK
Kata Kunci : Kebutuhan TPU, Ruang Terbuka Hijau dan Kota Medan.
Ratri Utami, Prof. Bachtiar Hassan Miraza, Prof. Drs. Robinson Tarigan, MRP
and Ir. Jeluddin Daud, M.Eng
ABSTRACT
Cemetery Area is viewed as public facility with multiple function namely for
social facility (for burial) and public facility (Greenly Open Area). It is recognized
the existence is very minim. The public cemetery (TPU) as provided by Local
Administration that has been not fully filled namely cemetery of TPU Kristen at
Simalingkar B area Kec. Medan Tuntungan. Whereas TPU for Moslem mostly has
been fulled filled and apply it with re-use and it should be never added within last 20
years. This paper deals with analyzing the existences of TPU cemetery and what
number is required with the width particularly for leading 20 years in Medan City
and in what percentage it could support to the local government program in Open
Area in Greenly for this city.
The Analysis for requirement of TPU as supporting to Greenly Program in
this case adopted as 3 analysis methods, firstly by using a governmental programs
available, and the second method by considering in Crude Death Ratio, and other
method is considering a Hopefully Living rate. Then, it was taken each width, and
also to find there is any weakness and advantages for each method and at last to find
the most appropriate method in determining the width of Public Cemetery as the
guidance for Local Administration.
The result of this study showed that providing TPU as public cemetery by
local government is urged to do. Total width to generate is seemly significantly
different based on the three methods. It is precisely the method as recommended to
know the requirement for Public Cemetery width Crude Death Ratoi, since it has
been the most representative for the mortality rate to exist.
KATA PENGANTAR
Tesis ini tidak selesai begitu saja tetapi atas bantuan banyak pihak. Oleh
karenanya dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih dan
penghormatan yang sangat besar kepada:
5. Bapak Kasyful Mahalli, SE, M.Si, selaku salah satu Dosen Pembanding
sekaligus penguji tesis yang telah memberikan masukan-masukan demi
kesempurnaan tesis ini.
6. Bapak Agus Suriadi, S.Sos, M.Si, selaku salah satu Dosen Pembanding sekaligus
penguji tesis yang telah memberikan masukan-masukan demi kesempurnaan tesis
ini.
7. Suami dan Anak-anak tercinta yang telah mendukung dan ikhlas sebagian waktu
penulis tersita untuk penyelesaian tesis dan kegiatan rutin di kantor. Semoga
semua ini tidak sia-sia dan dapat menjadikan keluarga kita keluarga yang kuat,
sukses dan bahagia dunia dan akhirat.
8. Almarhumah Ibunda tercinta, penulis yakin dalam rindu-Mu di alam sana
Engkau terus mendoakan kebahagiaan anak-anakmu di dunia......semoga kelak
kita dapat berkumpul kembali dan menghilangkan seluruh rindu ini......dengan
bahagia.
9. Bapak, terimakasih atas semua dukungan semoga Allah memberikan kesehatan
serta keimanan yang terus bertambah menuju kebahagiaan yang hakiki dunia dan
akhirat. Saudara-saudaraku tercinta Kak Wiwik, Suri, Ari, Arif dan Indah
semoga kesuksesan demi kesuksesan terus mengalir dengan Ridho Alloh SWT.
10. Pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian kuliah,
penyelesaian tesis dan pekerjaan kantor sehingga satu demi satu penulis dapat
menyelesaikan tanggung jawab dengan tepat waktu.
Akhirnya semoga tesis ini dapat bermanfaat tidak saja bagi pengembangan
ilmu tetapi bagi Pemerintah Daerah khusunya Kota Medan agar serius dalam
pengadaan Taman Pemakaman Umum bagi warganya, Wassalam...
Ratri Utami
RIWAYAT HIDUP
Ratri Utami lahir di Medan pada tanggal 6 Januari 1975, anak ke-2 dari 6
bersaudara dari Bapak H. Haditomo, BBA dan Alm. Hj. Suwarti.
Pendidikan penulis dimulai dari SDN 101786 Helvetia lulus tahun 1987,
SMPN 1 Labuhan Deli Helvetia lulus tahun 1990 dan SMUN 3 Medan lulus tahun
1993 serta kuliah di Institut Teknologi Nasional Malang jurusan Planologi Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan lulus tahun 1998.
Penulis bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu Kota Medan Jl. Jend. AH. Nasution No 32 lt 2-3 sisi Timur Medan
sebagai Kepala Sub Bagian Penyusunan Program.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................................ i
ABSTRACT ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. v
DAFTAR ISI......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Perumusan masalah...................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian . ....................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 7
2.1 Konsep Kematian ......................................................................... 7
2.1.2 Pengertian ......................................................................... 7
2.1.2 Ukuran Kematian .............................................................. 8
2.2 Model Demografi Proyeksi Penduduk Terpilih .......................... 9
2.3 Ruang Terbuka Hijau .................................................................. 10
2.3.1 Pola Pengembangan RTH di Beberapa Kota Besar ......... 12
. 2.3.2 Pendekatan Kebutuhan RTH berdasarkan Fungsinya ...... 15
2.4 Konsep Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan ........................ 21
2.4.1 Penyediaan RTH Berdasarkan Luas Wilayah .................. 21
2.4.2 Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk ............ 23
2.4.3 Penyediaan RTH Berdasarkan Fungsi Tertentu ............... 23
2.5 Arahan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau ................................. 25
4.3.3 Analisis Luasan Taman Pemakaman Umum menurut
Angka diluar Angka Harapan Hidup ............................................. 102
4.3.4 Perbandingan Kebutuhan Berdasarkan 3 Metode
yang digunakan ............................................................................ 105
4.3.5 Kontribusi/Persentase Luasan terhadap RTH yang
Diwajibkan.................................................................................... 111
4.5.3 Analisis Kebutuhan Luasan Pembebasan Lahan
Untuk Kawasan Medan Utara ...................................................... 125
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Ratri Utami, Prof. Bachtiar Hassan Miraza, Prof. Drs. Robinson Tarigan, MRP
dan Ir. Jeluddin Daud, M.Eng
ABSTRAK
Kata Kunci : Kebutuhan TPU, Ruang Terbuka Hijau dan Kota Medan.
Ratri Utami, Prof. Bachtiar Hassan Miraza, Prof. Drs. Robinson Tarigan, MRP
and Ir. Jeluddin Daud, M.Eng
ABSTRACT
Cemetery Area is viewed as public facility with multiple function namely for
social facility (for burial) and public facility (Greenly Open Area). It is recognized
the existence is very minim. The public cemetery (TPU) as provided by Local
Administration that has been not fully filled namely cemetery of TPU Kristen at
Simalingkar B area Kec. Medan Tuntungan. Whereas TPU for Moslem mostly has
been fulled filled and apply it with re-use and it should be never added within last 20
years. This paper deals with analyzing the existences of TPU cemetery and what
number is required with the width particularly for leading 20 years in Medan City
and in what percentage it could support to the local government program in Open
Area in Greenly for this city.
The Analysis for requirement of TPU as supporting to Greenly Program in
this case adopted as 3 analysis methods, firstly by using a governmental programs
available, and the second method by considering in Crude Death Ratio, and other
method is considering a Hopefully Living rate. Then, it was taken each width, and
also to find there is any weakness and advantages for each method and at last to find
the most appropriate method in determining the width of Public Cemetery as the
guidance for Local Administration.
The result of this study showed that providing TPU as public cemetery by
local government is urged to do. Total width to generate is seemly significantly
different based on the three methods. It is precisely the method as recommended to
know the requirement for Public Cemetery width Crude Death Ratoi, since it has
been the most representative for the mortality rate to exist.
BAB I
PENDAHULUAN
(2002) telah disepakati luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota yang sehat, minimal
30% dari total luas kota secara keseluruhan. Hal ini telah diadopsi dalam Undang-
Undang Nomor 26 Tahun 2007 Pasal 29 ayat 1 – 3 tentang Penataan Ruang dimana
ditetapkan bahwa luas RTH perkotaan minimal sebesar 30% dari luas kota
2011). Besaran 30% tersebut terdiri dari 20% untuk RTH Publik dan 10% untuk RTH
Privat. Pembagiannya terdiri dari jalur hijau jalan 6%, RTH Taman 12,5% dan RTH
fungsi tertentu 1,5%. Taman Pemakaman Umum adalah bagian dari RTH tertentu.
Kondisi yang ada RTH Publik yang dimiliki sebagai asset Pemerintah Kota
Medan misalnya saja untuk RTH Taman adala 0,08% (Dinas Pertamanan Kota
Medan, tahun 2010). Hal ini jauh dari luasan yang ditetapkan. Taman Pemakaman
Umum sebagai salah satu unsur Ruang Terbuka Hijau sama kedudukannya seperti
fasilitas umum dan sosial lainnya seperti fasilitas kesehatan dan pendidikan yang
dll), dimana swasta atau masyarakat boleh ikut berperan dalam penyediaan tetapi
1
Universitas Sumatera Utara
18
selain memiliki fungsi sosial (fasilitas sosial) yaitu tempat memakamkan jenazah
yang kedua juga berfungsi sebagai Ruang Terbuka Hijau (fasilitas umum) untuk
peresapan air, mengurangi polusi udara, suara, penyerap panas dan penyerap
penduduk 2.121.053 jiwa pada akhir tahun 2009 (BPS Kota Medan, 2010)
berbanding lurus dengan angka kematian. Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat
tersebut telah diikuti dengan pertambahan fasilitas perumahan tetapi tidak diikuti
Pada tahun 2010 tercatat Kota Medan memiliki 9 (sembilan) lokasi Taman
Pemakaman Umum yang dikelola oleh Pemerintah Kota Medan dimana 8 (delapan)
Simalingkar B yang masih memiliki sisa lahan kosong. Disamping TPU terdapat 117
(seratus tujuh belas) lokasi Taman Pemakaman Bukan Umum (TPBU) yang dikelola
oleh badan/yayasan (Data Musrenbang Dinas Pertamanan Kota Medan, tahun 2010).
Perlu ditegaskan disini antara TPU dan TPBU dimana TPU adalah pemakaman yang
dikelola oleh pemerintah dan TPBU adalah pemakaman yang dikelola oleh
masyarakat atau yayasan (Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 tahun 1989
TPBU khususnya TPBU Muslim umumnya adalah hasil tanah wakaf yang
sudah puluhan tahun dan banyak yang sudah penuh. Pada makam hasil tanah wakaf
tersebut banyak ditemukan satu makam ditempati oleh lebih dari 1 jenazah yang
biasanya adalah makam kerabatnya terdahulu yang sudah berumur lebih dari 15
tahun (sistem tumpang). Satu kavling dengan kavling berikutnya tidak memiliki
jarak, tidak tertata dan pengunjung sangat sulit untuk berjiarah karena tidak adanya
lokasi bahwa karena adanya keterbatasan lahan dan mahalnya harga tanah masyarakat
secara swadaya membeli tanah untuk pemakaman di luar wilayah administrasi Kota
Medan. Kondisi ini sangat bertentangan dengan adanya kewajiban pemerintah untuk
penduduknya.
Atas dasar latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis mencoba
Perumusan masalah disusun atas dasar latar belakang yang ada. Adapun
1. Berapa luas TPU yang dibutuhkan saat ini maupun 20 tahun mendatang (tahun
4. Bagaimana contoh perhitungan luas TPU yang perlu ditambah sampai tahun
1. Menganalisis berapa luas TPU yang dibutuhkan saat ini maupun 20 tahun
TPU.
sampai tahun 2031 apabila luasan pemakaman TPBU yang tersisa masih
diperhitungkan?
1. Menemukan metode yang tepat secara alamiah dalam menentukan standard dan
Indonesia;
tempat pemakaman tetapi juga sebagai fungsi RTH yang sangat dibutuhkan bagi
daerah selain memenuhi kebutuhan yang berfungsi sosial bagi masyarakat juga
telah berupaya memenuhi RTH perkotaan yang ditetapkan minimal sebesar 30%
Medan dalam penelitian selanjutnya terutama dalam hal penentuan lokasi dengan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
bersifat mutually exclusive, artinya keadaan yang satu tidak mungkin terjadi
bersamaan dengan salah satu keadaan lainnya. Tiga keadaan vital tersebut (Utomo,
1997) ialah:
Lahir hidup yaitu, peristiwa keluarnya hasil konsepsi dari rahim seorang ibu
lainnya, seperti denyut jantung, denyut tali pusat, atau gerakan-gerakan otot,
2. Mati (death)
Mati adalah hilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa
3. Lahir Mati
Ukuran kematian yang dipakai dalam tesis ini adalah : Crude Death Rate
kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk (Data
Statistik Indonesia – Kematian Umum, Senin 29 November 2010). Angka ini disebut
resiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang masih muda.
memperhitungkan pengaruh umur penduduk. Akan tetapi kalau tidak ada indikatkor
kematian yang lain ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai keadaan
dari Angka Kelahiran Kasar akan menjuadi dasar perhitungan pertumbuhan penduduk
alamiah.
Defenisi:
per 1000 penduduk pada pertengahan tahun tertentu (Data Statistik Indonesia-Angka
D
Rumus: CDR = x K
P
Dimana:
CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar)
Umumnya data tersedia adalah ”jumlah penduduk pada satu tahun tertentu”
maka jumlah dapat sebagai pembagi. Kalau ada jumlah penduduk dari 2 data dengan
tahun berurutan, maka rata-rata kedua data tersebut dapat dianggap sebagai penduduk
tengah tahun.
Contoh:
Sehingga Angka kematian yang terhitung adalah sebesar 3,58. Artinya, pada tahun
perhitungan jumlah penduduk 20 tahun kedepan dengan data jumlah penduduk 4-5
setiap tahunnya tidak konstan, terdapat faktor-faktor yang dapat mempercepat tingkat
Pn = Po ( 1+ r)n
Dimana:
Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke n
Po = Jumlah penduduk para tahun awal
r = tingkat pertumbuhan penduduk (%)
n = Periode waktu (tahun ke- n)
Secara defenitif Ruang Terbuka Hijau atau biasa disingkat RTH adalah area
tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan). RTH terdiri dari RTH
RTH Lindung adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk
terbuka/umum, didominasi oleh tanaman yang tumbuh secara alamiah atau tanaman
budidaya. Kawasan hijau lindung terdiri dari cagar alam di daratan dan kepulauan,
RTH Binaan adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk
sebagian kecil tanaman. RTH Binaan terdiri dari RTH Binaan Publik dan RTH
Binaan Privat.
aktivitas kota, pemenuhannya menjadi pilihan terakhir untuk ditangani. Hal ini karena
ruang ini dianggap tidak memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi sebuah kota.
Taman dianggap sebagai sekumpulan pohon tidak berguna, hanya karena pohon-
pohon tersebut banyak yang lebih berat unsur estetisnya. Tidak menghasilkan buah-
buahan ataupun kayu yang langsung dapat dimanfaatkan (Fireza, 2001). Oleh karena
itu penggunaan ruang yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi, maka
pemanfaatannya akan selalu berada pada posisi yang paling optimal, artinya
dinomorduakan.
Menurut Sihite dan Ismaun (1996) disebutkan bahwa RTH dalam tata ruang
kota termasuk dalam kategori pelengkap, sehingga fungsi RTH dianggap kurang
penting. Dampak negatif dari penanganan RTH yang tidak serius berakibat
berkurangnya luasan RTH, jumlah luasan tidak memenuhi persyaratan jumlah dan
maju telah berlangsung dalam hitungan abad. Pada jaman Mesir Kuno, RTH ditata
dalam bentuk taman-taman atau kebun yang tertutup oleh dinding-dinding dan lahan-
lahan pertanian seperti lembah sungai Efrat dan Tigris dan taman tergantung
Babylonia yang sangat mengagumkan, The Temple of Aman Karnak dan taman-
Moseleum dan berbagai ruang kota untuk memberi kesenangan bagi masyarakatnya
dan sekaligus lambang kebesaran dari pemimpin yang sedang berkuasa pada saat itu.
yang glamour dengan plazza, piazza dan square yang luas dan hiasan deteil serta
menarik. Seni berkembang secara optimal saat ini, sehingga implementasi keindahan
dan kesempurnaan rancangan seperti Versailles dan Kota Paris menjadi panutan
dunia.
Gerakan baru yang lebih sadar akan arti lingkungan melahirkan taman kota
skala besar dan dapat disebut sebagai pemikiran awal tentang sistem RTH kota.
Central Park New York oleh Frederick Law Olmested dan Calvert Voux melahirkan
Konsep tersebut dua kali diuji coba dengan hasil yang memuaskan di Letchworth
(1908) dan Wellwyn (1924). Keberhasilan ini memotivasi orang untuk melakukan hal
senada di beberapa bagian Eropa. Di Indonesia sendiri konsep ini dibawa para
sehingga perencanaan kota dengan limpahan RTH menjadi wacana yang menarik dan
suatu kota sudah tidak dapat dihindari lagi, walaupun dari hari ke hari RTH kota
menjadi semakin terdesak. Beberapa pakar mengatakan bahwa RTH tidak boleh
kurang dari 30%, (Shirvani, 1985), atau 1200 m² tajuk tanaman diperlukan untuk satu
Singapore, dengan luas 625 km² dan penduduk 3,6 juta pada tahun 2000 dan
dari luas kota secara keseluruhan. Dalam rencana digariskan 24% atau 177 km²
sebagai ruang terbuka, sehingga standar ruang terbukanya mencapai 0,9 ha per 1000
orang.
Tokyo melakukan perbaikan RTH pada jalur hijau jalan, kawasan industri,
hotel dan penutupan beberapa jalur jalan. Walaupun luas kota Tokyo sangat terbatas,
India, dapat pula dijadikan masukan awal untuk dapat memahami Hirarki RTH di
4. Daerah ruang terbuka utama yang digunakan untuk kegiatan bersama seluruh
warga masyarakat.
RTH dapat tercapai. Hal ini karena padatnya tingkat permukiman sehingga ruang
terbuka berfungsi menjadi daerah interaksi antar individu yang sangat penting bahkan
dibutuhkan.
oleh RTH terhadap perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan atau dalam upaya
a. Pencegahan Banjir
Banjir terjadi antara lain disebabkan terlalu banyaknya volume air yang
mengalir dipermukaan bumi sehingga tidak terserap oleh saluran-saluran (baik alami
maupun buatan) yang ada. Tidak heran fenomena banjir banyak menimpa daerah
urban perkotaan. Daerah urban memiliki karakteristik yang khas, dimana lebih dari
jembatan, perkerasan dan lainnya). RTH sedikit banyak dapat mengatasi masalah
limpasan air hujan. Hal ini disebabkan tanah yang tertutup tanaman memiliki rongga-
rongga tanah atau jalur-jalur yang lebar sehingga air mudah masuk (Thohir, 1991).
Seiring dengan hujan deras terjadi, saluran drainase dan kemudian sungai
yaitu intensitas hujan, keadaan permukaan tanah, dan luas daerah pengaliran:
Q=C.I.A
Dimana:
Q = Debit Puncak
C = Koefisien Pengaliran
I = Intensitas Hujan
diantaranya dengan penyediaan RTH. Air hujan dapat dibantu untuk menyerap ke
bersifat menurunkan kesehatan manusia (dan makhluk hidup lainnya). Terutama yang
berbahaya sekali dari golongan NOx, CO, SO2. Diharapkan RTH mampu
menjadi sasaran kerusakan oleh gas tersebut. Oleh karena itu pendekatan yang
Penelitian yang telah dilakukan di Indonesia (Dr. Nizar Nasrullah) telah menunjukkan
tersebut. Perkiraan kebutuhan akan jenis vegetasi sesuai dengan maksud ini
tergantung pada jenis dan jumlah kendaraan, serta susunan jenis dan jumlahnya.
menyerap gas CO2, lalu membentuk gas oksigen. CO2 adalah jenis gas buangan
kendaraan bermotor yang berbahaya lainnya, sedangkan gas oksigen adalah gas yang
diperlukan bagi kegiatan pernafasan manusia. Dengan demikian RTH selain mampu
dilakukannya untuk mengatasi gas karbon dioksida ini ditentukan berdasarkan target
minimal yang dapat dilakukannya untuk mengatasi gas karbondioksida dari sejumlah
2000).
Disisi lain RTH juga dapat menurunkan kadar kandungan debu diudara.
Berdasarkan studi intensif yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa RTH seluas
10 Ha dapat menurunkan kadar kandungan debu diudara dari 7000 partikel/l menjadi
ketersediaan tanah, maka secara tidak langsung dapat mencegah terjadinya intrusi air
laut ke dalam sistem hidrologis yang ada. Intrusi dapat menyebabkan kerugian berupa
vegetasi dalam RTH dapat menurunkan tingkat suhu udara perkotaan. Dalam skala
permasalahan ‘heat island’ atau ‘pulau panas’ yaitu gejala meningkatnya suhu udara
Menurut pakar tata lingkungan Prof. Eko Budiharjo (1997) keberadaan RTH
sebesar 2,5ºC. Sementara itu Heinz Frick (2002) bahkan mengemukakan lahan
4ºC.
berkisar 10 ºC-27 ºC dengan kelembaban 40%-75% (Laurie, 1994). Untuk suhu kerja
lebih terbatas lagi yaitu 18 ºC-25 ºC. Dengan dampak adanya pemanasan global
model untuk perhitungan kebutuhan RTH. Kondisi Thermoscape ini tergantung pada
panas rendah dan tinggi tersebut akan menentukan kualitas kenyamanan yang yang
dirasakan oleh manusia. Guna mencapai keadaan yang diinginkan oleh manusia maka
struktur panas komponen dalam suatu keadaan thermoscape ini dapat diukur dengan
rumput bisa mencapai 5ºC lebih rendah dibandingkan suhu udara yang
mengandung air yang menghambat sulutan api dari sekitarnya. Perlindungan dari
keadaan darurat berupa gempa bumi, RTH merupakan tempat yang aman dari bahaya
runtuhan oleh struktur bangunan. Dengan demikian RTH perlu diadakan dan
Tabel 2.2. Pemanfaatan Pohon dan RTH pada Perbaikan Kualitas Lingkungan
ekstrinsik seperti fungsi pengembangan sosial budaya dimana RTH dapat berfungsi
sebagai tempat bersosialisasi, berkumpul diluar rumah untuk bermain atau berolah
raga, fungsi relaksasi sekaligus dapat berfungsi rekreasi. Kemudian RTH Fungsi
Arsitektural yaitu menambah keindahan kota dan lingkungan. Sedangkan fungsi yang
tak kalah penting adalah RTH budidaya dimana secara ekonomi dapat menghasilkan
2. Proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar minimal 30% yang terdiri
dari 20% RTH Publik dan 10% terdiri dari RTH privat;
3. Apabiila luas RTH baik publik maupun privat di kota yang bersangkutan telah
memiliki total luas lebih besar dari peraturan atau perundangan yang berlaku,
sistem hidrologi dan keseimbangan mikroklimat, maupun sistim ekologis lain yang
sekaligus dapat meningkatkan nilai estetika kota. Target luas sebesar 30% dari luas
wilayah kota dapat dicapai secara bertahap melalui pengalokasian lahan perkotaan
secara tipikal.
dengan mengalikan antara jumlah penduduk yang dilayani dengan standar luas RTH
Fungsi RTH pada kategori ini adalah untuk perlindungan atau pengamanan,
sarana dan prasarana misalnya melindungi kelestarian sumber daya alam, pengaman
pejalan kaki atau membatasi perkembangan penggunaan lahan agar fungsi utamanya
tidak terganggu.
RTH kategori ini meliputi: jalur hijau sempadan rel kereta api, jalur hijau
jaringan listrik tegangan tinggi, RTH kawasan perlindungan setempat berupa RTH
sempadan sungai, RTH sempadan pantai, dan RTH pengamanan sumber air
baku/mata air.
dan tempat usaha, RTH dalam bentuk tanaman atau bangunan (roof garden).
A. RTH Pekarangan
berikut:
1) Kategori yang termasuk rumah besar adalah rumah dengan luas lahan di atas 500
m2;
2) Ruang terbuka hijau minumum yang diharuskan adalah luas lahan (m2) dikurangi
3) Jumlah pohon pelindung yang harus disediakan minimal 3(tiga) pohon pelindung
ditambah dengan perdu dan semak serta penutup tanah dan atau rumput.
berikut:
1) Kategori yang termasuk rumah sedang adalah rumah dengan luas lahan antara 200
2) Ruang Terbuka Hijau minimum yang diharuskan adalah luas lahan (m2) dikurangi
3) Jumlah pohon pelindung yang harus disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung
ditambah dengan tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau
rumput.
berikut:
1) Kategori yang termasuk rumah kecil adalah rumah dengan luas lahan dibawah
200 m2;
2) RTH minimum yang diharuskan adalah luas lahan (m2) dikurangi luas dasar
pelindung ditambah dengan tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan
atau rumput.
jalur trotoar dan area parkir terbuka. Penyediaan RTH pada kawasan ini adalah
sebagai berikut:
2) Perkantoran, pertokoan dan tempat usaha dengan KDB di atas 70%, memiliki
minimal 2 (dua) pohon kecil atau sedang yang ditanam pada lahan atau pada pot
dengan KDB dibawah 70%, berlaku seperti pada persyaratan pada RTH
pekarangan rumah, dan ditanam pada area di luar KDB yang telah ditentukan.
Pada kondisi luas lahan terbuka terbatas, maka RTH dapat memanfaatkan
ruang terbuka non hijau, seperti atap gedung, teras rumah, teras–teras bangunan
Lahan dengan KDB di atas 90% seperti pada kawasan pertokoan di pusat
kota, atau pada kawasan–kawasan dengan kepadatan tinggi dengan lahan yang sangat
terbatas, RTH dapat disediakan pada atap bangunan. Untuk itu bangunan harus
memiliki struktur atap yang secara teknis memungkinkan. Aspek yang harus
1) Struktur Bangunan;
4) Media tanaman;
5) Pemilihan material;
7) Aspek pemeliharaan
Tanaman untuk RTH dalam bentuk taman atap bangunan adalah tanaman
yang tidak terlalu besar, dengan perakaran yang mampu tumbuh dengan baik pada
media tanam yang terbatas, tahan terhadap hembusan angin serta relatif tidak
2.5.2. Lingkungan/Pemukiman
Taman Rukun Tetangga (RT) adalah taman yang ditujukan untuk melayani
penduduk dalam lingkup 1 (satu) RT, khususnya untuk melayani kegiatan sosial
dengan luas minimal 250 m2. Lokasi tanaman berada pada radius kurang dari 300 m
Luas area yang ditanami tanaman (ruang hijau) minimal seluas 70% - 80%
dari luas tanaman. Pada taman ini selain ditanami dengan berbagai tanaman, juga
terdapat minimal 3 (tiga) pohon pelindung dari jenis pohon kecil atau sedang.
RTH taman rukun warga (RW) dapat disediakan dalam bentuk tanaman yang
ditujukan untuk melayani penduduk satu RW, khususnya kegiatan remaja, kegiatan
Luas tanaman ini minimal 0,5 m2 per penduduk RW, dengan luas minimal 1250 m2.
Lokasi tanaman berada pada radius kurang dari 1000 m dari rumah–rumah penduduk
yang dilayaninya.
Luas area yang ditanami tanaman (ruang hijau) minimal seluas 79% - 80%
dari luas taman, sisanya dapat berupa pelataran yang diperkeras sebagai tempat
melakukan berbagai aktifitas. Pada taman ini selain ditanami dengan berbagai
tanaman sesuai keperluan, juga terdapat minimal 10 (sepuluh) pohon pelindung dari
C. RTH Kelurahan
RTH kelurahan dapat disediakan dalam bentuk taman yang ditujukan untuk
melayani penduduk satu kelurahan. Luas taman ini minimal 0,30 m2 per penduduk
kelurahan, dengan luas minimal taman 9000 m². Lokasi taman berada pada wilayah
Luas area yang ditanami tanaman (ruang hijau) minimal seluas 80% - 90%
dari luas taman, sisanya dapat berupa pelataran yang diperkeras sebagai tempat
melakukan berbagai aktifitas. Pada taman ini selain ditanami dengan berbagai
tanaman sesuai keperluan, juga terdapat minimal 25 (dua puluh lima) pohon
pelindung dari jenis pohon kecil atau sedang untuk jenis taman pasif.
D. RTH Kecamatan
RTH kecamatan dapat disediakan dalam bentuk taman yang ditujukan untuk
melayani penduduk satu kecamatan. Luas taman ini minimal 0,2 m2 per penduduk
kecamatan, dengan luas taman minimal 24.000 m2. Lokasi taman berada pada
Luas area yang ditanamai tanaman (ruang hijau) minimal seluas 80% - 90%
dari luas taman, sisanya dapat berupa pelataran yang diperkeras sebagai tempat
melakukan berbagai aktivitas. Pada taman ini selain ditanami dengan berbagai
tanaman sesuai keperluan, juga terdapat minimal 50 (lima puluh) pohon pelindung
dari jenis pohon kecil atau sedang untuk taman aktif dan minimal 100 (seratus) pohon
tahunan dari jenis pohon kecil atau sedang untuk jenis taman pasif.
2.5.3. Kota/Perkotaan
A. Taman Kota
RTH taman kota adalah taman yang ditujukan untuk melayani penduduk satu
kota atau bagian wilayah kota. Taman ini melayani minimal 480.000 penduduk
dengan standar minimal 0,3 m². Taman ini dapat berbentuk sebagi RTH (lapangan
hijau), yang dilengkapi dengan fasilitas rekreasi dan olah raga, dan kompleks olah
raga dengan minimal RTH 80%-90% semua fasilitas tersebut terbuka untuk umum.
Jenis vegetasi yang dipilih berupa pohon tahunan, perdu, dan semak ditanam
secara berkelompok atau menyebar berfungsi sebagai pohon pencipta iklim mikro
B. Hutan Kota
b. Meresapkan air;
terkonsentrasi pada suatu areal, dengan jumlah vegetasi minimal 100 pohon
b. Menyebar: hutan kota yang tidak mempunyai pola berbentuk tertentu, dengan
c. Luas area yang ditanami tanaman (ruang hijau) seluas 90%-100% dari luas hutan
kota;
d. Berbentuk jalur: hutan kota pada lahan-lahan berbentuk jalur mengikuti bentukan
sungai, jalan, pantai, saluran dan lain sebagainya. Lebar minimal hutan kota
terdiri dari pepohonan dan rumput, juga terdapat semak dan penutup tanah
Luas ruang hijau yang diisi dengan berbagai jenis vegetasi tahunan minimal
Dalam kaitan kebutuhan air penduduk kota maka luas hutan kota sebagai
Perkotaan: 15):
La = Pø.k ( 1 + R – C ) t – PAM - Pa
z
Dengan:
Hutan kota dalam bagian sebagai produsen oksigen dapat dihitung dengan
metode Gerakis (1974), yang dimodifikasi dalam Wisesa (1988), sebagai berikut :
Pt + Kt + Tt
Lt = ———————m²
(54)(0,9375)(2)
Dengan:
Lt : adalalah luas Hutan Kota pada tahun ke t (m²)
Pt : adalalah jumlah kebutuhan oksigen bagi penduduk tahun ke t
Kt : adalalah jumlah kebutuhan oksigen bagi kenderaan bermotor pada
tahun ke
Tt : adalalah jumlah kebutuhan oksigen bagi ternak pada tahun ke t
54 : adalalah tetapan yang menunjukkan bahwa 1 m² luas lahan
menghasilkan 54 gram berat kering tanaman per hari.
0,9375 : adalah tetapan yang menunjukkan bahwa 1 gram berat kering
tanaman adalah setara dengan produksi oksigen 0,9375 gram
2 : adalah jumlah musim di Indonesia
C. Sabuk Hijau
Sabuk hijau merupakan RTH yang berfungsi sebagai daerah penyangga dan
kawasan, dan lain-lain) atau membatasi aktivitas satu dengan aktivitas yang lainnya
agar tidak saling menggangu, serta pengamanan dari faktor lingkungan sekitarnya.
2. Hutan kota;
1. Peredam kebisingan
4. Mengatasi penggenangan; daerah rendah dengan drainase yang kurang baik sering
tergenang air hujan yang dapat mengganggu aktivitas kota serta menjadi sarang
nyamuk.
5. Penahanan angin; untuk membangun sabuk hijau yang berfungsi penahanan angin
perlu diperhitungkan beberapa faktor yang meliputi panjang jalur, lebar jalur.
6. Mengatasi intrusi air laut; RTH hijau di dalam kota akan meningkatkan resapan
air, sehingga akan meningkatkan jumlah air tanah yang akan menahan
9. Mengatasi penggurunan.
Untuk jalur hijau jalan, RTH dapat disediakan dengan penempatan tanaman
antara 20-30% dan ruang milik jalan (rumija) sesuai dengan klas jalan. Untuk
menentukan pemilihan jenis tanaman, perlu memperhatikan 2 (dua) hal, yaitu fungsi
Taman pulau jalan adalah RTH yang terbentuk oleh geometris jalan seperti
pada persimpangan tiga atau bundaran jalan. Sedangkan median berupa jalur pemisah
yang membagi jalan menjadi dua jalur atau lebih. Median atau pulau jalan dapat
berupa tanaman atau non tanaman. Dalam pedoman ini dibahas pulau jalan dan
a. Peneduh
c. Peredam kebisingan
d. Pemecah Angin
e. Pembatas pandangan
pandangan pada pemakaian jalan. Untuk daerah bebas pandang ini ada ketentuan
bentuk persimpangannya.
Catatan: 1. Tanaman rendah, berbentuk tanaman perdu dengan ketinggian < 0,8 m
2. Tanaman tinggi, berbentuk pohon dengan percabangan di atas 2 m.
itu atau lokasi setempat. Penempatan dan pemilihan tanaman dan ornamen hiasan
b) bila pada persimpangan terdapat pulau lalu lintas atau kanal yang dimungkinkan
pengarah, misalnya:
Ruang pejalan kaki adalah ruang yang disediakan bagi pejalan kaki pada kiri-
kanan jalan atau di dalam taman. Ruang pejalan kaki yang dilengkapi dengan RTH
sistem pedestrian yaitu: Orientasi, berupa tanda visual (landmark, marka jalan)
pada lansekap untuk membantu dalam menemukan jalan pada lingkungan yang
lebih besar;
2. Kemudahan berpindah dari satu arah ke arah lainnya yang dipengaruhi oleh
kondisi iklim. Jalur perjalanan kaki harus aksesibel untuk semua orang termasuk
penyandang cacat.
kebiasaan dan budaya. Pada umumnya orang tidak mau berjalan lebih
dari 400 m.
2) Pedoman teknis lebih rinci untuk jalur pejalan kaki dapat mengacu pada
Penyediaan RTH di bawah jalan layang dalam rangka area resapan air supaya:
waktu dan relatif tahan kekurangan air, serta berukuran tidak terlalu besar,
RTH fungsi tertentu adalah jalur hijau antara lain RTH sempadan rel kereta
api, RTH jaringan listrik tegangan tinggi, RTH sempadan sungai, RTH sempadan
pantai, RTH danau, RTH pengamanan sumber air baku/mata air dan RTH
pemakaman.
Penyediaan RTH pada garis sempadan jalan rel kereta api merupakan RTH
yang memiliki fungsi utama untuk membatasi interaksi antara kegiatan masyarakat
dengan jalan rel kereta api. Berkaitan dengan hal tersebut perlu dengan tegas
Kriteria garis sempadan jalan kereta api yang dapat digunakan untuk RTH
a) Garis sempadan jalan rel kereta api adalah ditetapkan dari as jalan rel terdekat
b) Garis sempadan jalan rel kereta api yang terletak di tanah timbunan diukur dari
kaki tanggul;
c) Garis sempadan jalan rel kereta api yang terletak di dalam galian diukur dari atas
d) Garis sempadan jalan rel kereta api yang terletak pada tanah datar diukur dari as
e) Garis sempadan jalan rel kereta api pada belokan adalah lebih dari 23 m diukur
dari lengkungan dalam sampai as jalan. Dalam peralihan jalan lurus ke jalan
lengkung diluar as jalan lurus ada jalur tanah yang bebas, yang secara berangsur-
f) Garis sempadan jalan rel kereta api sebagaimana dimaksud pada butir 1) tidak
berlaku apabila jalan rel kereta api terletak di tanah galian yang dalamnya 3,5 m;
g) Garis sempadan jalan perlintasan sebidang antara jalan rel kereta api dengan
jalan raya adalah 30 m dari as rel kereta api pada titik perpotangan as jalan rel
kereta api dengan as jalan raya dan secara berangsur-angsur menuju pada jarak
lebih dari 11 m dari as jalan rel kereta api pada titik 600 m dari titik perpotongan
a) Garis sempadan jaringan tenaga listrik adalah 64 m yang ditetapkan dari titik
Keterangan:
SUTR = Saluran Udara Tegangan Rendah
SUTM = Saluran Udara Tegangan Menengah
SUTT = Saluran Udara Tegangan Tinggi
SUTET = Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi
SKTR = Saluran Kabel Tegangan Rendah
SKTM = Saluran Kabel Tegangan Menengah
RTH sempadan sungai adalah jalur hijau yang terletak di bagian kiri dan
kanan sungai yang memiliki fungsi utama untuk melindungi sungai tersebut dari
Sesuai peraturan yang ada, sungai di perkotaan terdiri dari bertanggul dan
a) Sungai bertanggul:
Sempadan Sungai;
4) . Kecuali lahan yang berstatus tanah negara, maka lahan yang diperlukan
kurangnya 100 m;
3) Garis sempadan sebagaimana dimaksud pada butir 1) dan 2) diukur ruas per
adalah tepi bahu jalan yang bersangkutan, dengan ketentuan kostruksi dan
bangunan sungai;
maka segala perbaikan atas kerusakan yang timbul pada sungai dan
permukiman atau aktivitas lainnya agar tidak mengganggu kelestarian pantai. RTH
sempadan pantai merupakan area pengaman pantai dari kerusakan atau bencana yang
ditimbulkan oleh gelombang laut seperti intrusi air laut, erosi, abrasi, tiupan angin
kencang dan gelombang tsunami. Lebar RTH sempadan pantai minimal 100 m dari
batas air pasang tertinggi ke arah darat. Luas area yang ditanami tanaman (ruang
berikut:
Kawasan Lindung;
angin kencang;
Formasi hutan mangrove sangat baik sebagai peredam ombak dan dapat atau
mangrove antara lain: Avicenia spp, Sonneratia spp, Rhizophora spp, Bruguiera spp,
Khusus untuk RTH sempadan pantai yang telah mengalami intrusi air laut
atau merupakan daerah payau dan asin, pemilihan vegetasi diutamakan dari daerah
setempat yang telah mengalami penyesuaian dengan kondisi tersebut. Asam landi
(Pichelebium dulce) dan Mahoni (Switenia mahogoni) relatif lebih tahan jika
RTH sumber air meliputi sungai, danau/waduk, dan mata air. Untuk danau
dan waduk, RTH terletak pada garis sempadan yang ditetapkan sekurang-kurangnya
Untuk mata air, RTH terletak pada garis sempadan yang ditetapkan sekurang-
fungsi utama sebagai tempat penguburan jenazah juga memiliki fungsi ekologis yaitu
sebagai daerah resapan air, tempat pertumbuhan berbagai jenis vegetasi, pencipta
iklim mikro serta tempat hidup burung serta fungsi sosial masyarakat disekitar seperti
a) Ukuran makam 1 m x 2 m;
d) Pemakaman dibagi dalam beberapa blok, luas dan jumlah masing-masing blok
e) Batas akar blok pemakaman berupa pedestrian lebar 150-200 cm dengan deretan
f) Batas terluar pemakaman berupa pagar tanaman atau kombinasi antara pagar
dari total area pemakaman dengan tingkat liputan vegetasi 80% dari luas ruang
hijaunya.
karakteristik dan potensi pengembangan lahan serta rencana struktur tata ruang kota.
perencanaan dengan kondisi topografi dan ketinggian lahan yang sejenis dimana
kontur hanya bervariasi dari 0-3 meter dengan kemiringan lahan sampai 3 %
membutuhkan arahan atau kriteria sebagai pedoman pemanfaatan ruang dan kriteria
yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.9 Tahun 1987
tentang penyediaan dan penggunaan tanah untuk keperluan tempat pemakaman yaitu:
perlindungan dibawahnya.
kawasan subur dan produktif merupakan kawasan yang lebih berpotensi bagi
ekonomis/produktif.
terbangun disekitarnya.
yang baik yaitu yang didukung oleh jaringan sistem transportasi yang memadai
karena pemakaman merupakan fasilitas yang harus dapat dicapai penduduk dari
tahun, mulai dari 1988-2007. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah
tenaga kesehatan (X1) dan PDRB perkapita (X2), sedangkan variabel terikatnya
Metode penelitian yang digunakan dalam analisis ini adalah Ordinary Least
Squared (OLS), dengan menggunakan alat analisis untuk mengolah data yaitu
di Kota Medan dan keduanya signifikant secara statistik pada 5% dan 1%.
selain itu mortalitas juga dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan
luas lahan yang ada semakin kritis akibat pertumbuhan kota dan penduduk yang
kualitatif dan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah para ahli waris
Ranggon dan Penggilingan. Sedangkan sampelnya adalah 100 ahli waris yang
dipilih secara purposive sampling. Teknik yang dipergunakan dalam penelitian ini
Dari hasil analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pertama tingkat
dan data pola pemakaman sistem tumpang belum optimal dilaksanakan di wilayah
Jakarta Timur.
tumpang hanya dapat dihasilkan untuk jangka waktu tertentu, sehingga dengan
aturan/prosedur dan tata cara pelaksanaan yang ada saat ini maka akan terdapat
batas waktu dimana pola tersebut tidak efisien dan efektif lagi.
Atas dasar kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang disampaikan yaitu
ditingkatkan sehingga masyarakat lebih tahu dan mengerti yang pada akhirnya
tumpang akan lebih meningkat. Selanjutnya yang ketiga adalah perlu dipikirkan
Pemakaman Umum) Kristen di Kota Medan, oleh Ronald Rezeki Tarigan (2008).
Tujuan penelitian tersebut adalah kajian ekonomi dari sudut pandang aglomerasi
Adapun hasil yang diambil adalah konsep manajemen pemakaman yang baik
Perkembangan Kota
Kebutuhan Akan
Lahan Pemakaman
Tinjauan :
- Peraturan
- Standar Analisis Kebutuhan TPU
- Literatur
- Pedoman
Analisis Kelayakan
Lahan
Perencanaan
Pembebasan Lahan
Pembangunan Fisik
METODE PENELITIAN
skunder. Data primer di dapat dari survey lapangan dan data sekunder didapat dari
A. Sumber Data:
Perolehan data pada analisis ini adalah gabungan antara Survey Primer dan
setempat dan masyarakat. Hasil dari survey primer dituangkan dalam bentuk
2. Data Skunder
Yaitu hasil dari survey instansi yang umumnya berupa data pemakaman yang ada
baik yang dikelola oleh masyarakat maupun yang dikelola oleh instansi terkait,
1. Mengamati dan mencari data baik langsung (survey) maupun data instansional ke
Dinas Pertamanan dan Bappeda Kota Medan tentang kondisi Taman Pemakaman
54
yang ada di Kota Medan dan Kawasan Medan Utara khususnya, meliputi jumlah,
nama, alamat dan jenis pemakaman, luasan dan kondisi kepadatan. Kondisi
sarana dan prasarana pemakaman meliputi fasilitas yang ada di pemakaman dan
meliputi jumlah, nama, alamat dan jenis pemakaman, luasan dan kondisi
kepadatan.
I. Identifikasi RTH yang ada di Kota Medan dimana didalamnya terdapat Taman
Pemakaman Umum yang dikelola Pemko Medan serta rencana RTH Kota Medan
1. kondisi fisik,
2. kondisi sosial
penduduk berdasarkan agama dikaji karena sistem penyediaan pemakaman yang ada
menggunakan rumus:
lima tahun ke belakang dihitung pertahun selama lima tahun dan untuk menghitung
rinciannya adalah:
70% dari total area pemakaman dengan tingkat liputan vegetasi 80% dari
pendukung
= 4 meter²
Angka kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian per
D
Rumus: CDR = x K
P
Dimana:
data pada seluruh kecamatan di Kota Medan) kemudian dirata-ratakan. (Data Statistik
kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang masih muda.
luas TPU yang dibuthkan maka angka tersebut dikali jumlah penduduk tahun
pencapaian, jarak, waktu dan kondisi transportasi yang ada di Kota Medan.
Umum (TPBU) yang dimiliki masyarakat, tanah wakap atau yayasan. Dimana
Taman Pemakaman Bukan Umum yang masih kosong. Hasil luasan Taman
lahannya dalam hal ini dipilih Kawasan Medan Utara dengan alasan wilayah
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan 2o 47’ Lintang Utara dan 98o 35’ sampai dengan 98o 44’ Bujur Timur. Secara
dengan daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah Barat, Timur dan Selatan.
Sepanjang wilayah utara berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yang merupakan
salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia. Adapun mengenai batas-batas wilayah
Sebelah Selatan : Kecamatan Deli Tua dan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang
Luas wilayah administrasi Kota Medan adalah seluas 26.510 Ha yang terdiri
dari 21 (dua puluh satu) kecamatan dengan 151 kelurahan yang terbagi dalam 2000
lingkungan. Kecamatan Medan Labuhan memiliki luas wilayah terbesar yaitu 3.667
Ha (14% dari total wilayah Kota Medan). Kecamatan Medan Belawan merupakan
daerah yang memiliki luas terbesar kedua yaitu sekitar 2.625 Ha. Sedangkan
60
Kecamatan Medan Sunggal memiliki luas wilayah terkecil yaitu 298 Ha (1% dari
Persentase
No. Kecamatan Luas (Ha)
(%)
1 Medan Tuntungan 2.068 7,80
2 Medan Johor 1.458 5,50
3 Medan Amplas 1.119 4,22
4 Medan Denai 905 3,41
5 Medan Area 552 2,08
6 Medan Kota 527 1,99
7 Medan Maimun 298 1,12
8 Medan Polonia 901 3,40
9 Medan Baru 584 2,20
10 Medan Selayang 1.281 4,83
11 Medan Sunggal 1.544 5,82
12 Medan Helvetia 1.316 4,96
13 Medan Petisah 682 2,57
14 Medan Barat 533 2,01
15 Medan Timur 776 2,93
16 Medan Perjuangan 409 1,54
17 Medan Tembung 799 3,01
18 Medan Deli 2.084 7,86
19 Medan Labuhan 3.667 13,83
20 Medan Marelan 2.382 8,99
21 Medan Belawan 2.625 9,90
Jumlah 26.510 100,00
perdagangan dan jasa, perkantoran dan fasilitas umum lainnya hampir tersebar di
Peta guna lahan Kota Medan memperlihatkan bahwa guna lahan Kota Medan
terdiri dari 10 (sepuluh) jenis, yaitu perumahan dan kegiatan terkait, lahan industri,
lahan jasa, lahan perusahaan, sawah, kebun campuran, hutan rawa, rawa, tegalan, dan
Kota Medan yang berupa hutan bakau, sempadan sungai (Sungai Deli, Sungai
Babura, dan Sungai Belawan), Kawasan Bandara Polonia, Kebun Binatang, Kampus
USU Padang Bulan dan Kuala Bekala, Kawasan Medan Tuntungan dan Kawasan
Medan Johor. Areal ruang terbuka hijau tersebut harus tetap dipertahankan
keberadaannya.
beberapa bagian kota memiliki daya tarik tersendiri. Koridor Jalan Sisingamangaraja,
adanya mall, restoran, kafe, hiburan malam, di beberapa ruas-ruas jalan di sepanjang
koridor tersebut menimbulkan daya tarik baru untuk kegiatan rekreasi dan wisata.
No. Nama Taman Luas (m2) No. Nama Taman Luas (m2)
No. Nama Taman Luas (m2) No. Nama Taman Luas (m2)
31 Segitiga Cik Ditiro 900 76 Air Mancur Teladan 11.350
32 Jl. Sei Wampu Depan BRIMOB 172 77 Depan Stadion Teladan 1.950
33 Segitiga Simpang Kampus USU 267 78 Simpang Limun 54
34 Depan Wisma Kodam I/BB 5.400 79 Planting Box Jl. S.M. Raja 1.458
35 Segitiga S. Parman 33 80 Pintu Tol Amplas 124
36 Jl. Juanda Simpang Mongonsidi 350 81 Batas Kota Tanjung Morowa 1.164
37 Kantor Dharma Wanita 1.500 82 Simpang Jl. Tritura 490
38 Sei Tuntung 1.133 83 Simpang Marendal 35
39 Sei Serapu 900 84 Jl. M. Nawi Harahap 618
40 Segitiga Jl. Badur 100 85 Jl. Pinang Baris 105
41 Segitiga Jl. H.M. Yamin SH 126 86 Perkantoran Pinang Baris 100
42 Pulau Jl. Irian Barat 72 87 Jl. Kuswari 1.430
43 Boulevard Jl. H.M. Yamin SH 2.000 88 Batas Kota di Tuntungan 243
44 danau Singkarak 250 89 Taman Jl. Mongonsidi simp. Jl. Cipto 380
45 Air Mancur Petisah 362 90 Taman Sei Perak 110
Sub Total 57.858 Sub Total 123.119
No. Nama Taman Luas (m2) No. Nama Taman Luas (m2)
91 Jl. Gunung Sinabung 143 119 Taman Jl. Sriwijaya 270
92 Simpang Hanifah 2.281 120 Segitiga Al Azhar 62
93 Simpang Jl. Sumatera 145 121 Tugu Perintis Kemerdekaan 2.000
94 Simpang Gudang Arang 504 122 Bundaran Tugu Medan Area 400
95 Simpang Tol Dermawan 230 123 Jl. Sabarudin simp. Jl. Emas 100
96 Jl. Pelabuhan I 1.018 124 Simpang Kapten Muslim 230
97 Jl. Pelabuhan II 2.197 125 Jl. Letda Sujono 1.100
98 Pompa Bensin Simpang Pos 109 126 Bundaran Sukaramai 314
99 Simpang Pos 458 127 Simpang Seruwai 720
100 Simpang Selayang 230 128 Kampung Nelayan Indah 490
101 Batas Kota Kampung Lalang 1.328 129 Taman Beringin 12.219
102 Planting Box Jl. Merak Jingga 25 130 Taman Pramuka Jl. K. Maulana Lubis 1.978
103 Taman Kantor Kota Lama 2.100 131 Marendal Jl. SM. Raja 35
104 Planting Box Dpn Deli Plaza 36 132 Taman Depan Ramayana 200
Taman Kantor Dinsa
105 650 133 Taman Depan Pajak Simpang Limun 152
Pertamanan
Taman Depan TK Pertiwi Jl.
106 70 134 Planting Box Jl. Aksara 370
Bilal
107 Taman Sena 60 135 Taman Depan Mesjid Al Jihad 480
108 Taman Jl. Sumatera Belawan 1.100 136 Taman Depan Mesjid Jl. Jamin Ginting 270
109 Jl. Juanda simp. Jl. Katamso 149 137 Taman Depan Puskesmas Pdg. Bulan 120
Taman Depan Waspada Jl.
110 228 138 Jl. Sei Wampu/Jl. Iskandar Muda 120
Suprapto
No. Nama Taman Luas (m2) No. Nama Taman Luas (m2)
111 Taman Segitiga Jl. Serdang 126 139 Taman Sudut Jl. Mangkubumi 228
112 Taman Segitiga Brayan 205 140 Taman Segitiga Depan Kantor Lonsum 300
113 Menteng Jl. Seksama ujung 618 141 Jl. Sunggal/TB. Simatupang 105
Jl. Jamin Ginting simp. Jl. Sei
114 115 142 Jl. SM. Raja simp. Jl. AH. Nasution 490
Wampu
115 Taman Tugu Apollo Jl. Sutomo 600 143 Taman Tugu Juang 45 2.000
116 Taman Tugu Jl. P. Kemerdekaan 126 144 Taman Jl. Sei Nunang 50
117 Taman Simpang Kantor 56 145 Taman Jl. Gatot Subroto simp. Jl. Kaki Lima 18
Taman simp. Jl. TB.
118 10 146 Taman Jl. Gatot Subroto simp. Jl. Sekip 280
Simatupang
Sub Total 14.917 Sub Total 25.101
Kota Medan juga memiliki Kebun Binatang dan areal kampus USU Kuala
Bekala yang terletak di Selatan kota yang dapat dijadikan sebagai hutan kota untuk
rekreasi dan olahraga. Stadion Teladan yang dibangun pada tahun 1952 untuk PON,
Gelora Bung Karno. Selain itu, Kota Medan memiliki beberapa lokasi yang potensial
untuk menjadi objek tujuan wisata kota yang masih belum dimanfaatkan secara
optimal seperti Sungai Deli-Sungai Babura yang membelah Kota Medan serta Sungai
Belawan yang berpotensi dikembangkan menjadi kawasan wisata air dan river front,
hutan bakau di Kecamatan Medan Belawan yang ditetapkan sebagai hutan kota
indah, bersih dan aman agar dapat menciptakan rasa tenteram seakan berada di
taman. Untuk itu, Pemerintah Kota Medan dalam hal ini Dinas Pertamanan Kota
Medan menata tanah/lahan pemakaman menjadi suatu tempat yang indah, bersih dan
dengan multi fungsi, baik sebagai kawasan konservasi air, ruang terbuka hijau kota
di dalam wilayah Kota Medan dapat digolongkan menjadi 2 (dua) katagori, meliputi:
oleh Pemerintah Kota Medan untuk keperluan tempat pemakaman jenasah bagi
setiap orang tanpa membedakan suku, agama dan golongan. yang dikelola oleh
Pemerintah Kota Medan ada sebanyak 10 (sepuluh), di mana salah satu lokasinya
berada di luar wilayah Kota Medan yaitu wilayah Kabupaten Deli Serdang lihat
Tabel 4.3.
yang disediakan oleh Badan Sosial, yayasan atau Badan Keagamaan untuk
Umum yang terdapat di dalam wilayah Kota Medan pada tahun 2002 adalah
berjumlah 117 lokasi dan umumnya sudah penuh tetapi masih dimanfaatkan
dengan luas 18,50 Ha, yang belum bersertifikat sebanyak 71 lokasi dengan luas
antara lain:
pengurus/anggota.
2. Anggaran biaya yang dikeluarkan berdasarkan dana yang tersedia pada kas dan
musyawarah para pengurus/anggota dan disesuaikan dengan dana yang tersedia pada
kas.
4.1.4. Rencana Pola Ruang dalam RTRW Kota Medan Tahun 2010-2030
dalam wilayah kota guna mengatur pemanfaatan ruang kota yang menggambarkan
ukuran, fungsi serta karakter kegiatan manusia dan/atau kegiatan alam yang
Gambar 4.3. Peta Rencana Pola Ruang Kota Medan Tahun 2010-2030
Pola ruang kawasan lindung di wilayah Kota Medan secara umum bertujuan
Jenis pemanfaatan ruang kawasan lindung yang terdapat di Kota Medan terdiri dari:
B. Kawasan Budidaya
3. Kawasan perkantoran;
4. Kawasan industri;
5. Kawasan pariwisata;
a. Perkembangan sosial-kependudukan
Dari RTRW Kota Medan 2010-2030 direncanakan RTH Kota Medan untuk
(41,66%) sudah lebih dari penyediaan RTH yang ditetapkan undang-undang tetapi
220.995 m² = 22,0995 ha (0,083%). Untuk lebih jelasn lihat Tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.4. Rencana Luas dan Sebaran Penggunaan Lahan Kota Medan Tahun
2030
4.1.5 Rencana Ruang Terbuka Hijau Kota Medan dalam RTRW Tahun 2010-
2030
2. Kebutuhan luas Ruang Terbuka Hijau sesuai standar UU Nomor 26 Tahun 2007
adalah 30% dari 26.510 Ha, sekitar 7.953 Ha, yang terdiri dari 5.302 Ha RTH
b. Taman Kota eksisting seluas 220.995 meter² yaitu sekitar 0,08 % sedangkan
c. RTH Pemakaman yang menjadi aset Pemko hanya 20,3 Ha atau sekitar
0,076% selebihnya masih berupa tanah pribadi, wakaf dan yayasan sebesar
43,15 Ha. RTH fungsi tertentu di Kota Medan dalam RTRW Kota Medan
seperti Sempadan Sungai, Pantai, Jalur Kereta api, Saluran Umum Tegangan
kereta api, SUTET masih penuh dengan bangunan dan rumah penduduk yang
Untuk memenuhi kebutuhan RTH Kota sebesar 7.953 Ha (30%) maka arahan
lokasi RTH yang akan dikembangkan diluar kawasan lindung (hutan manggrove dan
1. Kawasan Wisata
adalah kawasan wisata di Utara Medan (Kecamatan Medan Marelan), yang meliputi:
Theme Park, Natural Park dan Danau Siombak. Kawasan Wisata di Selatan meliputi
Kebun Binatang, Hairos, dan Taman Mora Indah. Luas RTH tersebut diperkirakan
Kawasan yang dapat dikembangkan sebagai RTH Hutan Kota di Kota Medan
antara lain adalah Taman Beringin di Kecamatan Medan Baru, Bumi Perkemahan
Pramuka Cadika di Medan Johor, hutan kota CBD Polonia dan Kebun Binatang di
fungsinya:
Kawasan Tempat Pemakaman Umum yang saat ini sudah di kelola oleh
lebih kurang 6,5 ha. Tidak jauh dari kawasan Taman Pemakaman Umum kristen,
juga akan direncanakan untuk Taman Pemakaman Umum Muslim dengan luas
lebih kurang 12 Ha dan Taman Pemakaman Umum yang berdiri di atas tanah
Berdasarkan RTRW Kota Medan 2010-2030 kebutuhan fasilitas kota saat ini
yang ada atau metode perhitungan ilmiah tetapi berdasarkan ketersediaan lahan.
Untuk rencana RTH dari jenis taman pada tahun 2031 Pemko Medan
Untuk jalur hijau jalan, RTH dapat disediakan dengan penempatan tanaman
antara 20–30% dari ruang milik jalan (rumija) sesuai dengan kelas jalan. Untuk
tanaman khas daerah setempat, yang disukai oleh burung-burung, serta tingkat
evapotranspirasi rendah.
penghasil oksigen atau pohon buah-buahan dalam pot atau hamparan rumput.
Tabel 4.5. Proyeksi Kebutuhan RTH Publik di Kotan Medan Tahun 2030
Medan dapat dilihat dari jumlah dan laju pertumbuhan penduduknya dalam kurun
Jumlah penduduk Kota Medan pada tahun 2009 adalah sebesar 2.121.053
jiwa. Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbesar adalah Kecamatan Medan
Deli dan Kecamatan Medan Helvetia yaitu masing-masing sebesar 150.076 jiwa dan
145.376 jiwa. Wilayah yang memiliki jumlah penduduk terkecil adalah Kecamatan
Kota Medan yang merupakan Ibukota Propinsi Sumatera Utara dan sekaligus
sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia, tentunya memiliki keberagaman suku, etnis
dan agama. Struktur penduduk menurut agama yang dianut di Kota Medan sampai
akhir tahun 2009 mayoritas adalah penduduk beragama Islam yaitu sebesar 1.403.699
jiwa. Penduduk beragama Kristen Protestan berada di urutan kedua terbanyak yaitu
dengan jumlah penduduk sebanyak 18.293 jiwa. Untuk lebih jelasnya mengenai
Tabel 4.6. Luas dan Kepadatan Penduduk Kota Medan Menurut Kecamatan
Tahun 2009
Luas Area
No. Kecamatan (Ha) Penduduk Kepadatan
1. Medan Tuntungan 2.07 70,073 34
2. Medan Johor 1.46 116,220 80
3. Medan Amplas 1.12 115,156 103
4. Medan Denai 0.91 139,939 154
5. Medan Area 0.55 109,253 199
6. Medan Kota 0.53 84,292 159
7. Medan Maimun 0.30 57,859 193
8. Medan Polonia 0.90 53,427 59
9. Medan Baru 0.58 44,216 76
10. Medan Selayang 1.28 85,678 67
11. Medan Sunggal 1.54 110,667 72
12. Medan Helvetia 1.32 145,376 110
13. Medan Petisah 0.68 68,120 100
14. Medan Barat 0.53 79,098 149
15. Medan Timur 0.78 113,874 146
16. Medan Perjuangan 0.41 105,702 258
17. Medan Tembung 0.80 141,786 177
18. Medan Deli 2.08 150,076 72
19. Medan Labuhan 3.67 106,922 29
20 Medan Marelan 2.38 126,619 53
21. Medan Belawan 2.63 96,700 37
Jumlah 26.510 2,121,053
Sumber: Medan Dalam Angka 2010
Angka Harapan Hidup (AHH) adalah perkiraan banyak tahun yang dapat
ditempuh oleh seseorang selama hidup (secara rata-rata). Indikator ini sering
kematian bayi (AKB) di Kota Medan sangat berpengaruh pada kenaikan angka
harapan hidup waktu lahir. Indikator angka kematian bayi ini sangat peka terhadap
perbaikan derajat kesehatan tercermin pada penurunan AKB dan kenaikkan angka
Tabel 4.7. Struktur Penduduk Menurut Agama per Kecamatan di Kota Medan Tahun
2009
Gambar 4.4. Angka Harapan Hidup Kota Medan Tahun 2006 – 2009
Angka harapan hidup di Kota Medan meningkat dari 70,70 tahun pada tahun 2006
menjadi 71,50 tahun pada tahun 2009. Seiring teori yang ada, angka harapan hidup
berbanding terbalik dengan angka kematian (bayi lahir mati, kematian bayi dibawah 1
tahun, kematian anak dibawah lima tahun dan kematian ibu). Semakin tinggi kualitas
harapan hidup secara tidak langsung juga memberikan gambaran tentang adanya
peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat serta turut berpengaruh
Dilihat dari derajat kesehatan masyarakat Kota Medan yang relatif semakin
membaik, tentunya tidak terlepas dari upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan
yang dijalankan. Dalam kaitan tersebut, Pemerintah Kota Medan dalam beberapa
dibentuk.
2009 juga diarahkan kepada peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan
dasar serta rujukan yang diberikan. Pelayanan dasar kesehatan ini diberikan oleh
Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta serta Praktek Dokter. Jangkauan
meningkat seiring dengan adanya pelayanan kesehatan dasar tanpa bayar di tingkat
Puskesmas yang ada di Kota Medan, di samping penambahan ruang rawat inap untuk
tahun adalah usia 72 tahun dikurang 22 tahun (tahun 2031-2009) sehingga didapat
D. Adat Istiadat/Budaya
sejak awal Kota Medan telah memiliki keragaman suku (etnis) dan agama. Oleh
karenanya, budaya masyarakat yang ada juga sangat pluralis yang berdampak
dan sangat diyakini pula hidup dan berkembangnya nilai-nilai budaya yang heterogen
dapat menjadi potensi besar dalam mencapai kemajuan. Keragaman suku, tarian
daerah, alat musik, nyanyian, makanan, bangunan fisik dan sebagainya, justru
Medan.
4.1.7 Sistem Pusat Pelayanan dalam RTRW Kota Medan Tahun 2010-2030
Sistem pusat pelayanan Kota Medan direncanakan terdiri atas 2 (dua) Pusat
pelayanan kota, yaitu satu Pusat pelayanan kota di Utara dan 1 (satu) Pusat pelayanan
kota di Pusat Kota dan didukung oleh 8 (delapan) Subpusat pelayanan kota. Adanya
dua pusat ini dimaksudkan untuk lebih mendorong perkembangan kota ke arah utara
agar perkembangan kota antara bagian selatan dan utara dapat lebih merata.
Tabel 4.8. Penduduk di Atas Usia 51 Tahun diluar Angka Harapan Hidup
Pusat Pelayanan Kota dan meratakan pelayanan pada skala subpusat pelayanan kota.
Subpusat Pelayanan Kota Medan dapat diarahkan seperti dijelaskan pada Tabel 4.8.
Salah satu analisis terpenting dalam Kajian ini adalah analisis kependudukan.
tahun yaitu sampai tahun 2031. Analisis kependudukan Kota Medan ini terdiri dari
Estimasi Angka Harapan Hidup, dan Analisis Angka Kematian (Mortality Rate).
bagian dari faktor sosial yang selalu berubah. Salah satu aspek penting yang harus
Pn = Po ( 1+ r)n
Dimana:
Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke n
Po = Jumlah penduduk pada tahun awal
r = tingkat pertumbuhan penduduk (%)
Tabel 4.10. Jumlah Penduduk 5 Tahun Terakhir Kota Medan Tahun 2005-2009
terakhir (time series), dimana terlebih dahulu dicari pertumbuhan setiap tahun
Pn - Po
r = x100%
Po
tahun 2006:
68.983 - 68.738
r = x100% = 0,36%
68.738
yang meningkat. Dari data statistik selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir
yaitu pada periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2009. Laju pertumbuhan
pertumbuhan penduduk tertinggi terjadi pada tahun 2005 yaitu 2.036.185 jiwa ke
tahun 2006 menjadi 2.067.288 jiwa yaitu sebesar 1,5% Untuk lebih jelasnya
dilihat pada Tabel 4.10 dan 4.11 serta penduduk Kota Medan sampai dengan akhir
tahun analisis (2031) diproyeksikan berjumlah 2.394.838 jiwa. Lihat Tabel 4.12.
mengetahui angka kematian penduduk Kota Medan. Angka Kematian Kasar adalah
angka yang menunjukkan banyaknya kematian per 1000 penduduk pada pertengahan
D
Rumus: CDR = x K
P
Dimana:
2009 Pertumbuhan 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
1. Medan Tuntungan 70,073 0.483 70,752 71,094 71,437 71,782 72,129 72,478 72,828 73,180 73,533 73,889
2. Medan Johor 116,220 1.077 118,736 120,014 121,306 122,612 123,932 125,266 126,615 127,978 129,356 130,749
3. Medan Amplas 115,156 1.658 119,007 120,981 122,987 125,026 127,100 129,207 131,350 133,528 135,743 137,994
4. Medan Denai 139,939 0.806 142,204 143,351 144,506 145,671 146,845 148,029 149,222 150,425 151,638 152,860
5. Medan Area 109,253 0.211 109,715 109,947 110,180 110,413 110,646 110,880 111,115 111,349 111,585 111,821
6. Medan Kota 84,292 0.406 84,978 85,324 85,670 86,019 86,368 86,719 87,072 87,425 87,781 88,137
7. Medan Maimun 57,859 5.517 64,419 67,973 71,723 75,680 79,855 84,261 88,909 93,814 98,990 104,451
8. Medan Polonia 53,427 1.461 54,999 55,802 56,617 57,444 58,283 59,135 59,998 60,875 61,764 62,666
9. Medan Baru 44,216 0.826 44,949 45,321 45,695 46,072 46,453 46,837 47,223 47,613 48,007 48,403
10. Medan Selayang 85,678 0.920 87,261 88,063 88,873 89,690 90,515 91,348 92,188 93,035 93,891 94,754
11. Medan Sunggal 110,667 0.624 112,053 112,752 113,456 114,164 114,876 115,593 116,314 117,040 117,771 118,506
12. Medan Helvetia 145,376 1.260 149,062 150,941 152,842 154,768 156,718 158,693 160,692 162,717 164,767 166,843
13. Medan Petisah 68,120 0.444 68,727 69,032 69,339 69,647 69,956 70,267 70,579 70,893 71,208 71,524
14. Medan Barat 79,098 0.419 79,762 80,096 80,431 80,768 81,106 81,446 81,787 82,129 82,473 82,818
15. Medan Timur 113,874 0.578 115,195 115,861 116,532 117,206 117,884 118,565 119,251 119,941 120,635 121,333
16. Medan Perjuangan 105,702 0.974 107,770 108,819 109,879 110,948 112,028 113,119 114,220 115,332 116,455 117,589
17. Medan Tembung 141,786 0.836 144,167 145,373 146,589 147,815 149,051 150,297 151,554 152,822 154,100 155,389
18. Medan Deli 150,076 1.055 153,259 154,876 156,510 158,161 159,830 161,516 163,220 164,942 166,682 168,441
19. Medan Labuhan 106,922 1.025 109,126 110,245 111,376 112,518 113,672 114,838 116,015 117,205 118,407 119,621
20. Medan Marelan 126,619 2.066 131,905 134,631 137,412 140,251 143,149 146,107 149,126 152,207 155,352 158,562
21. Medan Belawan 96,700 0.658 97,978 98,623 99,272 99,926 100,583 101,246 101,912 102,583 103,259 103,939
Jumlah 2,121,053 1.110 2,168,392 2,192,456 2,216,788 2,241,389 2,266,263 2,291,414 2,316,843 2,342,555 2,368,552 2,394,838
Angka Kematian Kasar (Mortality Rate) Kota Medan rata-rata tahun 2009
adalah 2,86 ini artinya setiap 1000 penduduk setiap tahun terdapat 2,86 kematian.
157
AKK = x 1000
68.983
= 2,28
perkapita adalah 1.2 meter. Pada tahun 2031 tidak semua kecamatan memiliki
dibutuhkan dengan menggunakan metode ini untuk tahun 2031 adalah lihat Tabel
4.13.
Tabel 4.13. Angka Kematian Kasar Rata-Rata Kota Medan Tahun 2009
Angka
Angka Angka Angka Angka Kematian
Penduduk Angka Kematian Penduduk Angka Kematian Penduduk Angka Kematian Penduduk Angka Kematian Kasar
No. Kecamatan 2006 Kematian Kasar 2007 Kematian Kasar 2008 Kematian Kasar Tahun 2009 Kematian Kasar Rata-Rata
1. Medan Tuntungan 68,983 157 2.28 68,817 114 1.66 69,447 87 1.25 70,073 94 1.34 1.63
2. Medan Johor 113,593 300 2.64 114,143 314 2.75 115,182 318 2.76 116,220 70 0.60 2.19
3. Medan Amplas 111,771 217 1.94 113,099 440 3.89 114,127 460 4.03 115,156 391 3.40 3.31
4. Medan Denai 137,690 330 2.40 137,443 252 1.83 138,689 343 2.47 139,939 241 1.72 2.11
5. Medan Area 107,558 475 0.60 107,300 416 0.60 108,277 108 0.60 109,253 66 0.60 0.60
6. Medan Kota 82,982 224 2.70 82,783 334 4.03 83,539 406 4.86 84,292 310 3.68 3.82
7. Medan Maimun 48,412 146 3.02 56,821 101 1.78 57,342 67 1.17 57,859 85 1.47 1.86
8. Medan Polonia 52,034 133 2.56 52,472 160 3.05 52,950 87 1.64 53,427 162 3.03 2.57
9. Medan Baru 43,524 120 2.76 43,419 132 3.04 43,822 145 3.31 44,216 157 3.55 3.16
10. Medan Selayang 83,208 169 2.03 84,148 228 2.71 84,913 209 2.46 85,678 209 2.44 2.41
11. Medan Sunggal 108,496 345 3.18 108,688 414 3.81 109,679 306 2.79 110,667 402 3.63 3.35
12. Medan Helvetia 142,187 224 1.58 142,777 224 1.57 144,077 234 1.62 145,376 218 1.50 1.57
13. Medan Petisah 67,057 828 12.35 66,896 802 11.99 67,512 811 12.01 68,120 820 12.04 12.10
14. Medan Barat 77,867 138 1.77 77,680 103 1.33 78,392 85 1.08 79,098 77 0.97 1.29
15. Medan Timur 112,108 281 2.51 111,839 350 3.13 112,857 274 2.43 113,874 235 2.06 2.53
16. Medan Perjuangan 103,759 132 1.27 103,809 318 3.06 104,758 312 2.98 105,702 390 3.69 2.75
17. Medan Tembung 139,065 597 4.29 139,256 623 4.47 140,519 668 4.75 141,786 783 5.52 4.76
18. Medan Deli 145,714 258 1.77 147,403 274 1.86 148,735 311 2.09 150,076 315 2.10 1.95
19. Medan Labuhan 104,829 270 2.58 105,015 277 2.64 105,966 227 2.14 106,922 275 2.57 2.48
20. Medan Marelan 121,716 32 0.26 124,369 32 0.26 125,487 31 0.25 126,619 39 0.31 0.27
21. Medan Belawan 94,735 319 3.37 94,979 329 3.46 95,835 334 3.49 96,700 272 2.81 3.28
Jumlah 2,067,288 5,695 2.75 2,083,156 6,237 3.00 2,102,105 5,823 2.87 2,121,053 5,610 2.81 2.86
Dari tabel dapat dilihat pada tahun 2011 Kota Medan membutuhkan 5 lokasi
TPU yaitu Kecamatan Medan Denai, Medan Helvetia, Medan Tembung, Medan Deli
dan Medan Marelan. Tahun 2031 sesuai pertambahan penduduk Kota Medan maka
TPU bertambah 7 lokasi sehingga total menjadi 16 lokasi yaitu pada Kecamatan
Medan Johor, Medan Amplas, Medan Maimun, Medan Sunggal, Medan Timur,
Medan Perjuangan, dan Medan Labuhan. Kecamatan yang tidak memiliki jumlah
1. Ukuran makam 1 m x 2 m.
4. Pemakaman dibagi dalam beberapa blok, luas dan jumlah masing-masing blok
5. Batas antar blok pemakaman berupa pedestrian lebar 150-200 cm dengan deretan
6. Batas terluar pemakaman berupa pagar tanaman atau kombinasi antara pagar
dari total area pemakaman dengan tingkat liputan vegetasi 80% dari luas ruang
hijaunya.
adalah luasan yang dicari berdasarkan real jumlah kematian penduduk yang ada tiap
tahun dimana 1 unit pemakaman adalah 4 meter² sudah termasuk jaringan jalan dan
a. Jaringan jalan
Jalan yang dimaksudkan adalah jaringan jalan dalam areal pemakaman yang
b. Kantor Pemakaman
pemakaian makam oleh penduduk dalam jangkauan layanan. Selain itu kantor
pemakaman ini juga dapat difungsikan sebagai rumah tinggal pihak penjaga
c. Toilet Umum
Kebutuhan toilet ini sangat penting, mengingat toilet kebutuhan mendesak setiap
umat manusia yang tidak biasa untuk ditangguhkan. Kebutuhan toilet ini
makam berupa toilet dengan standar pada umumnya, namun diperlukan adanya
toilet berupa tempat pemandian mayat dengan luasan lebih besar dari ukuran
toilet biasa pada umumnya. Untuk memenuhi kebutuhan sesuai ajaran agama
Islam.
d. Kios Bunga
Kios bunga ini diperuntukkan sebagai tempat berdagang bunga yang lazim
diperlukan saat melakukan ritual pejiarah maupun pemakaman. Selain itu juga
untuk tempat menjual kebutuhan lain selain bunga bagi pengunjung makam. Kios
bunga ini biasanya terletak di sekitar pelataran parkir agar mudah dijangkau dan
e. Musholla
musholla ini berfungsi untuk tempat menyolatkan mayat yang akan dimakamkan.
Selain itu juga memenuhi kebutuhan pengunjung maka yang ingin melaksanakan
ibadah sholat.
a. Saluran Drainase
yang menyebabkan makam menjadi becek dan kotor, selain itu juga berfungsi
sebagai pengendali banjir pada lokasi pemakaman. Maka perlunya dibuat drainase
yang berupa sirkulasi air permukaan sehingga makam dapat terpelihara dengan
baik.
b. Tempat Parkir
Tempat parkir ini dapat menampung kendaraan roda empat dan roda dua. Tempat
parkir ini disediakan agar kendaraan para pejiarah atau kendaraan yang
parkir ini menggunakan paving block atau rumput agar tidak menghalangi proses
c. Penerangan
Berfungsi untuk menerangi areal pemakaman pada malam hari, agar kesan seram
d. Monumen Peringatan
Fungsi dari monumen ini adalah tempat catatan nama-nama jenazah yang telah
atau telah habis masa berlakunya dan yang telah ditimpa dengan jenazah lainnya.
e. Gerbang Utama
Merupakan pintu masuk utama pada lokasi pemakaman, yang harus dilalui oleh
f. Tempat Sampah
Penyediaan tempat sampah ini sangat penting untuk menjaga kebersihan lokasi
pemakaman tetap terjaga ketika para pengunjung makam berada dalam lokasi
pemakaman. Peletakan tempat sampah ini diupayakan pada lokasi yang strategis
agar mudah terlihat dan mudah dijangkau. Selain itu juga perlu disediakan tempat
Kebutuhan air bersih ini untuk mendukung kegiatan pada lokasi pemakaman,
Kematian Kasar Rata-Rata diketahui tahun 2031 Kota Medan membutuhkan 53,9328
Ha.
Contoh perhitungan luas kebutuhan TPU tahun 2011 untuk Kecamatan Medan
Tuntungan:
(1,63 x 70.752 )
Luas Kebutuhan TPU 2011 AKK = x 0,0004 ha
1000
= 0,0462 ha
(luas 1 kavling 4 meter² = 0,0004 ha). Lihat Tabel 4.15.
Angka Harapan Hidup Kota Medan dari data Badan Pusat Statistik Kota
meningkat dari 70,70 tahun pada tahun 2006 menjadi 71,50 tahun pada tahun 2009.
Analisis untuk 20 tahun ke depan atau untuk tahun 2031 adalah kelompok usia 72
tahun pada tahun 2031 dikurang 20 tahun tetapi karena tahun dasar perhitungan
penduduk adalah tahun 2009 maka dimulai dari penduduki yang berusia ≥ 51 tahun
pada tahun 2009. Jadi penduduk ≥ 51 tahun adalah usia diluar Angka Harapan Hidup
untuk tahun 2031. Berdasarkan analisis penduduk di luar AHH pada tahun 2031
sejumlah 307.353 jiwa. Penduduk tersebut dikali 4 meter² per penduduk didapat luas
TPU yang dibutuhkan berdasakan AHH yaitu 122,9413 Ha. Lihat Tabel 4.16.
Tabel 4.15. Luasan TPU Berdasarkan Angka Kematian Kasar Rata-rata (Mortality Rate) Kota Medan Tahun 2031
No. Kecamatan AKK Luas Taman Pemakaman Umum Berdasarkan Jumlah Kematian
Rata-
Rata 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
1. Medan Tuntungan 1.63 0.0462 0.0464 0.0466 0.0469 0.0471 0.0473 0.0475 0.0478 0.0480 0.0482
2. Medan Johor 2.19 0.1039 0.1050 0.1062 0.1073 0.1085 0.1096 0.1108 0.1120 0.1132 0.1144
3. Medan Amplas 3.31 0.1578 0.1604 0.1631 0.1658 0.1685 0.1713 0.1741 0.1770 0.1800 0.1830
4. Medan Denai 2.11 0.1198 0.1208 0.1218 0.1227 0.1237 0.1247 0.1257 0.1267 0.1278 0.1288
5. Medan Area 0.60 0.0263 0.0264 0.0264 0.0265 0.0266 0.0266 0.0267 0.0267 0.0268 0.0268
6. Medan Kota 3.82 0.1298 0.1303 0.1308 0.1314 0.1319 0.1324 0.1330 0.1335 0.1341 0.1346
7. Medan Maimun 1.86 0.0479 0.0505 0.0533 0.0562 0.0593 0.0626 0.0661 0.0697 0.0736 0.0776
8. Medan Polonia 2.57 0.0565 0.0574 0.0582 0.0591 0.0599 0.0608 0.0617 0.0626 0.0635 0.0644
9. Medan Baru 3.16 0.0569 0.0574 0.0578 0.0583 0.0588 0.0593 0.0598 0.0603 0.0608 0.0613
10. Medan Selayang 2.41 0.0841 0.0849 0.0857 0.0865 0.0873 0.0881 0.0889 0.0897 0.0905 0.0914
11. Medan Sunggal 3.35 0.1503 0.1512 0.1522 0.1531 0.1541 0.1550 0.1560 0.1570 0.1579 0.1589
12. Medan Helvetia 1.57 0.0934 0.0946 0.0958 0.0970 0.0982 0.0995 0.1007 0.1020 0.1033 0.1046
13. Medan Petisah 12.10 0.3325 0.3340 0.3355 0.3370 0.3385 0.3400 0.3415 0.3430 0.3446 0.3461
14. Medan Barat 1.29 0.0411 0.0413 0.0415 0.0416 0.0418 0.0420 0.0422 0.0423 0.0425 0.0427
15. Medan Timur 2.53 0.1167 0.1173 0.1180 0.1187 0.1194 0.1201 0.1208 0.1215 0.1222 0.1229
16. Medan Perjuangan 2.75 0.1186 0.1197 0.1209 0.1221 0.1233 0.1245 0.1257 0.1269 0.1281 0.1294
17. Medan Tembung 4.76 0.2745 0.2768 0.2791 0.2815 0.2838 0.2862 0.2886 0.2910 0.2935 0.2959
18. Medan Deli 1.95 0.1198 0.1211 0.1224 0.1237 0.1250 0.1263 0.1276 0.1290 0.1303 0.1317
19. Medan Labuhan 2.48 0.1083 0.1094 0.1106 0.1117 0.1128 0.1140 0.1152 0.1164 0.1175 0.1188
20. Medan Marelan 0.27 0.0142 0.0145 0.0148 0.0151 0.0154 0.0157 0.0160 0.0164 0.0167 0.0170
21. Medan Belawan 3.28 0.1286 0.1295 0.1303 0.1312 0.1321 0.1329 0.1338 0.1347 0.1356 0.1365
Jumlah 2.3274 2.3490 2.3710 2.3933 2.4159 2.4390 2.4624 2.4861 2.5103 2.5349
No. Kecamatan Luas Taman Pemakaman Umum Berdasarkan Jumlah Kematian Total
2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 Luas TPU
1. Medan Tuntungan 0.0485 0.0487 0.0489 0.0492 0.0494 0.0496 0.0499 0.0501 0.0504 0.0506 0.0509 1.0180
2. Medan Johor 0.1157 0.1169 0.1182 0.1194 0.1207 0.1220 0.1233 0.1247 0.1260 0.1274 0.1287 2.4343
3. Medan Amplas 0.1860 0.1891 0.1922 0.1954 0.1986 0.2019 0.2053 0.2087 0.2121 0.2157 0.2192 3.9251
4. Medan Denai 0.1299 0.1309 0.1319 0.1330 0.1341 0.1351 0.1362 0.1373 0.1384 0.1396 0.1407 2.7297
5. Medan Area 0.0269 0.0270 0.0270 0.0271 0.0271 0.0272 0.0272 0.0273 0.0274 0.0274 0.0275 0.5648
6. Medan Kota 0.1352 0.1357 0.1362 0.1368 0.1374 0.1379 0.1385 0.1390 0.1396 0.1402 0.1407 2.8390
7. Medan Maimun 0.0819 0.0864 0.0912 0.0962 0.1015 0.1071 0.1130 0.1193 0.1258 0.1328 0.1401 1.8123
8. Medan Polonia 0.0654 0.0663 0.0673 0.0683 0.0693 0.0703 0.0713 0.0723 0.0734 0.0745 0.0756 1.3780
9. Medan Baru 0.0618 0.0623 0.0628 0.0633 0.0638 0.0644 0.0649 0.0654 0.0660 0.0665 0.0671 1.2988
10. Medan Selayang 0.0922 0.0930 0.0939 0.0948 0.0956 0.0965 0.0974 0.0983 0.0992 0.1001 0.1010 1.9391
11. Medan Sunggal 0.1598 0.1609 0.1619 0.1629 0.1640 0.1650 0.1660 0.1670 0.1681 0.1691 0.1702 3.3607
12. Medan Helvetia 0.1059 0.1072 0.1086 0.1099 0.1113 0.1127 0.1142 0.1156 0.1171 0.1185 0.1200 2.2302
13. Medan Petisah 0.3474 0.3492 0.3507 0.3523 0.3538 0.3554 0.3570 0.3586 0.3602 0.3618 0.3634 7.3024
14. Medan Barat 0.0429 0.0431 0.0432 0.0434 0.0436 0.0438 0.0440 0.0442 0.0443 0.0445 0.0447 0.9008
15. Medan Timur 0.1236 0.1243 0.1250 0.1257 0.1265 0.1272 0.1279 0.1287 0.1294 0.1302 0.1309 2.5970
16. Medan Perjuangan 0.1306 0.1319 0.1332 0.1345 0.1358 0.1371 0.1385 0.1398 0.1412 0.1426 0.1439 2.7483
17. Medan Tembung 0.2985 0.3009 0.3034 0.3059 0.3085 0.3111 0.3137 0.3163 0.3189 0.3216 0.3243 6.2741
18. Medan Deli 0.1332 0.1345 0.1359 0.1374 0.1388 0.1403 0.1417 0.1432 0.1448 0.1463 0.1478 2.8008
19. Medan Labuhan 0.1200 0.1212 0.1224 0.1237 0.1250 0.1263 0.1275 0.1289 0.1302 0.1315 0.1329 2.5243
20. Medan Marelan 0.0174 0.0178 0.0181 0.0185 0.0189 0.0193 0.0197 0.0201 0.0205 0.0209 0.0214 0.3683
21. Medan Belawan 0.1374 0.1383 0.1392 0.1401 0.1410 0.1419 0.1429 0.1438 0.1448 0.1457 0.1467 2.8869
Jumlah 2.5603 2.5855 2.6114 2.6378 2.6647 2.6922 2.7201 2.7486 2.7777 2.8074 2.8377 53.9328
Sumber: Hasil Perhitungan, 2010
Tabel 4.16. Luasan TPU Berdasarkan Angka Diluar Angka Harapan Hidup Kota
Medan Tahun 2031
sejumlah 12 lokasi yang harus dibangun Pemko Medan. Metode berdasar Angka
dengan memakai metode Angka Harapan Hidup luas Taman Pemakaman Umum
sebesar 122,9413 Ha. Metode dengan menggunakan Angka Kematian Kasar dan
Angka Harapan Hidup terdapat hasil luasan yang sangat jauh berbeda. Bila data
tersebut tidak terlalu berbeda secara signifikan. Kondisi di lapangan, banyak dari
penduduk yang sangat jarang melaporkan kematiannya pada pihak kelurahan. Hasil
2) Banyak juga penduduk yang berasal dari etnis Tapanuli yang apabila sudah lanjut
terutama dari kalangan menengah atas dan sering tidak melaporkan ke pihak
3) Dengan alasan ketenangan banyak para pensiunan yang berasal dari kota besar
menghabiskan usia tuanya ke daerah asal, ke daerah yang lebih sejuk dan tenang
dibanding dari desa ke kota besar hal ini juga yang menyebabkan Angka diluar
Angka Harapan Hidup lebih tinggi dibanding Angka Kematian Kasar rata-rata.
tahun ke depan. AHH hidup yang dicari adalah Angka Harapan Hidup tahun
5) Hal ini juga diperparah dengan ketidakvalidan data yaitu banyak data yang ada
pada tahun eksisting bukan data yang sebenarnya tetapi hasil dari proyeksi
penduduk sebelumnya, hal tersebut perlu menjadi masalah nasional terutama pada
database yang lengkap dan baik agar perencanaan di Indonesia dapat tepat guna
dan berhasil guna karena bagaimanapun data dari instansi/lembaga seperi Badan
Pusat Statistik adalah data yang resmi dan menjadi acuan dasar perencanaan di
Indonesia.
direncanakan.
Kawasan Selatan hal ini sangat memberatkan terutama dari segi aksesibilitas
misalnya untuk penduduk kawasan Medan Utara baik dari segi jarak, transportasi
maupun waktu.
Tabel 4.17. Perbandingan Taman Pemakaman Umum Berdasarkan Perbandingan 3 Metode Analisis
Kelebihan:
2. Telah terdapat pada Rencana Tata Ruang sehingga dapat dilakukan proses
1. Metode ini terlalu global, standard luasan kebutuhan Taman Pemakaman Umum
tidak ada tetapi diserahkan pada kearifan lokal masing-masing daerah sehingga di
dalam perencanaan tata ruang kebutuhan akan tempat pemakaman sering tidak
dimasukkan atau dihitung, dan kalaupun ada tanpa ada kajian ilmiah terutama
Kelebihan:
resmi anggota keluarga yang meninggal dunia ke kantor kelurahan sehingga data
sebenarnya.
lahan dan pembangunan fisik. Atau alternative lain sebelum direncanakan Taman
Kelebihan:
1. Bila tingkat pendataan baik metode ini adalah metode yang paling sesuai untuk
mengetahui angka kematian penduduk saat ini dan akan datang apalagi bila
2. Angka ini adalah angka paling real untuk jumlah pemakaman yang dikuburkan
1. Angka Harapan Hidup juga merupakan salah satu alternative untuk menentukan
dipertimbangkan dengan kata lain AHH yang dihitung adalah AHH eksisting.
Padahal berdasarkan trend yang ada AHH setiap tahun semakin bertambah
yang paling luas di antara Luas Taman Pemakaman Umum dengan kajian luasan
2. Untuk kawasan kota besar Angka Harapan Hidup biasanya lebih tinggi dari angka
kota ke desa atau dari kota ke daerah asal, dari kota yang padat dan ramai ke
daerah yang lebih sejuk dan tenang lebih besar dibandingkan penduduk dari desa
ke kota.
Kelebihan:
1. Dapat dijadikan salah satu alternative bila data penduduk berdasarkan angka
2. Tidak ada salahnya menggunakan sistem ini karena diakhir tahun perencanaan
minimal pas ataupun berlebih, kelebihan luasan dapat sebagai cadangan sebelum
dengan RTH lain yaitu RTH sempadan rel kereta api, RTH jaringan listrik tegangan
tinggi, RTH sempadan sungai, RTH sempadan pantai, RTH danau, RTH pengamanan
Persentase RTH Fungsi tertentu (bersama 6 item lainnya) sendiri sebesar 1,5 %
i. Kebutuhan luas Ruang Terbuka Hijau sesuai standar UU No. 26 Tahun 2007
adalah 30% dari 26.510 Ha, sekitar 7.953 Ha, yang terdiri dari 5.302 Ha RTH
Kenyataannya dari sisi RTH Pemakaman dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa apabila memakai metode berdasarkan Angka Kematian Kasar rata-rata maka
122.9413 Ha atau sekitar 0,46% kedua metode ini dapat memenuhi target RTH
tertentu dari RTH Publik yang di arahkan dan 1,5% penyumbang RTH publik yang
diwajibkan.
waktu tempuh dan tingkat kemacetan maka sama halnya pembagian sistem pusat
pelayanan pada rencana kota yang bertujuan tidak hanya sebagai pemerataan ekonomi
tetapi juga sebagai kemudahan akses terhadap wilayah pelayanan maka analisis
pembagian Taman Pemakaman Umum pada tesis ini dibagi atas 4 wilayah dimana
adalah:
melalui Angka Kematian Kasar (AKK) seluas 8,5802 ha dan metode perhitungan
Medan Timur, Medan Tembung, Medan Perjuangan, Medan Area, Medan Denai
dan Medan Kota. Luas Taman Pemakaman Umum yang dibutuhkan dengan
metode perhitungan melalui Angka Kematian Kasar (AKK) seluas 17.7529 ha dan
metode perhitungan melalui Angka Harapan Hidup (AHH) seluas 37.0662 ha.
3. Kawasan Medan Barat meliputi 7 kecamatan yaitu : Medan Helvetia, Medan Barat,
Medan Petisah, Medan Sunggal, Medan Baru, Medan Polonia dan Medan Maimun.
melalui Angka Kematian Kasar (AKK) seluas 18.2831 ha dan metode perhitungan
Tuntungan, Medan Johor dan Medan Amplas. Luas Taman Pemakaman Umum
(AKK) seluas sebesar 9.3165 ha dan metode perhitungan melalui Angka Harapan
Kasar (AKK) dan Angka Harapan Hidup (AHH) dituangkan kedalam peta dan dalam
bentuk lingkaran dengan skala 1 : 20000 (luas TPU diwujudkan ke dalam lingkaran)
di atas gambar peta Kota Medan tanpa skala. Lihat Gambar 4.2 dan 4.3.
Pada akhirnya luasan Taman Pemakaman Umum dari berbagai metode dibagi
umum adalah penduduk yang berasal dari ekonomi kalangan atas, penganut adat yang
ikatan yang kuat dengan asal daerah sehingga ingin dimakamkan di asal daerah, ingin
hindu) dan ingin dimakamkan di pemakaman yang lebih mewah dan prestisius
(swasta).
khusus untuk agama kristen biasanya yang berasal dari kalangan atas diperkirakan
tentang Perumahan). Dimana 10% untuk penduduk kalangan atas, 30% penduduk
menengah dan 60% penduduk kelas bawah. Adapun luas kavling berdasar penganut
Pemakaman Umum Muslim 35,2625 Ha, Taman Pemakaman Umum Kristen 11,6183
Ha, Taman Pemakaman Umum Budha 6,176 Ha dan Taman Pemakaman Umum
Hindu 0,465 Ha. Sedangkan luas kavling berdasar penganut agama dan diluar Angka
Harapan Hidup untuk Taman Pemakaman Umum Muslim 84,0688 Ha, Taman
Pemakaman Umum Kristen 24,5095 Ha, Taman Pemakaman Umum Budha 14,078
Ha dan Taman Pemakaman Umum Hindu 0,1060 Ha. Lihat Tabel 25 dan 26.
Ini adalah hasil analisis Luasan dari berbagai metode yang dibutuhkan
Pemerintah Kota Medan 20 tahun ke depan dan ini adalah fasilitas umum dan sosial
yang dibutuhkan masyarakat Kota Medan yang wajib disediakan Pemerintah Kota
Medan. Pihak swasta dapat juga berbisnis dalam hal pemakaman umum seperti halnya
elite yang ada di Tanjung Morawa atau Pemakaman elite di Jakarta yaitu Pemakaman
San Diego yang sekaligus dijadikan tempat rekreasi dan wisata, Pertemuan dan
Entertainment lainnya.
dan Sosial lainnya seperti sekolah, puskesmas dll. Swasta dapat juga mendirikan
sekolah swasta atau klinik-klinik tetapi Pemerintah tetap wajib menyedian sekolah
berupa sekolah negeri dan puskesmas sesuai dengan jumlah penduduk pendukung hal
pemakaman yang bukan umum miliki masyarakat, tanah wakap atau yayasan.
Taman Pemakaman Bukan Umum yang masih kosong. Hasil luasan Taman
Pemakaman Umum yang harus dibangun oleh pemerintah berdasarkan sisa lahan
Luas TPU dari hasil analisis - Luas pemakaman yang ada = Luasan yang harus
Adapun kawasan yang dipilih adalah Kawasan Utara dengan dasar Kawasan
ini sangat jauh dari Kecamatan Medan Tuntungan dimana Kota Medan merencanakan
Tabel 4.18. Luas Taman Pemakaman Umum Berdasarkan Jenis AKK Rata-rata, Agama dan Perwilayahan Tahun
2031
Tabel 4.19. Luas Taman Pemakaman Umum Berdasarkan Usia Diluar Angka Harapan Hidup, Agama dan Perwilayahan
Tahun 2031
1. Medan Tuntungan 0.46 3.7430 1.72 0.54 3.7430 2.00 0.003 3.7430 0.011 0.003 3.7430 0.010
2. Medan Johor 0.67 8.7783 5.92 0.24 8.7783 2.10 0.083 8.7783 0.729 0.004 8.7783 0.032
3. Medan Amplas 0.76 6.1512 4.66 0.24 6.1512 1.46 0.004 6.1512 0.026 0.001 6.1512 0.007
4. Medan Selayang 0.61 4.5779 2.77 0.37 4.5779 1.70 0.010 4.5779 0.047 0.013 4.5779 0.059
Jumlah 0.66 122.9413 84.0688 0.22 122.9413 24.5095 0.115 122.9413 14.078 0.009 122.9413 1.060
Sumber: Hasil Perhitungan dan Analisis
III
II
IV
IV
II
TPU Medan Timur luas 17,7529 Ha TPU Medan Utara luas 9,3165 Ha
Luas Lingkaran skala 1 : 50.000, peta non skala.
Gambar 4.5. Peta Pembagian Kota Medan atas 4 Wilayah serta Luas TPU
berdasarkan AKK
II
III
IV
IV
II TPU Medan Timur luas 37,0662 Ha TPU Medan Utara luas 23.2504 Ha
Luas Lingkaran dalam peta skala 1 : 50.000, peta non skala.
Gambar 4.6. Peta Pembagian Kota Medan atas 4 Wilayah serta Luas TPU
berdasarkan AHH
sebelah Utara kota Medan, antara lain; Kecamatan Medan Deli, Kecamatan Medan
administratif keempat kecamatan ini berbatasan dengan beberapa daerah, antara lain :
Penggunaan Lahan
Kelurahan Tangkahan dan Nelayan Indah. Selain itu juga penggunaan lahan di
keempat kecamatan yang merupakan wilayah perencanaan tersebut juga dipakai untuk
lahan pertanian, peternakan, fasilitas olah raga dan hiburan, perkantoran, termasuk
gardu induk PLN (Perusahaan Listrik Negara), dan industry (pabrik ataupun gudang).
Tabel 4.20. Luas Per Kecamatan di Kawasan Medan Utara Tahun 2009
Luas Area
No. Kecamatan Jumlah Kelurahan (Ha) Penduduk Kepadatan
6 : Tanjung Mulia,
Tanjung Mulia Hilir,
Mabar, Kota Bangun, Titi
1. Medan Deli Papan dan Mabar Hilir. 2.084 150,076 72.01
6 : Besar, Tangkahan,
Martubung, Sei Mati,
Pekan Labuhan dan
2. Medan Labuhan Nelayan Indah 3.667 106,922 29.16
5 : Labuhan Deli,
Rengas Pulau, Terjun,
Tanah Enam Ratus dan
3. Medan Marelan Paya Pasir. 2.382 126,619 53.16
6 : Belawan I, Bealawan
II, Belawan Bahari,
Bealawan Bahagia,
Bealawan Sicanang dan
4. Medan Belawan Bagan Deli 2.625 96,700 36.84
Jumlah 23 10.758 480,317 44.65
Sumber : Kota Medan Dalam Angka Tahun 2010
Kecamatan Dalam Angka Tahun 2010
guna lahan terdiri dari 10 (sepuluh) jenis, yaitu perumahan dan kegiatan terkait, lahan
industri, lahan jasa, lahan perusahaan, sawah, kebun campuran, hutan rawa, danau,
dijelaskan berdasarkan kondisi sebaran pemakaman, fasilitas dan utilitas yang tersedia
manajemen pemakaman.
masih belum terpola dengan baik. Hanya beberapa pemakaman saja yang sudah
terawat dengan baik, sebahagian lagi kondisinya tidak terawat dengan baik. Rata-rata
penggunaan lahan makam masih tersedia lahan kosong yang belum terpakai. Selain itu
akses pencapaian lokasi pemakaman sudah terlayani oleh angkutan umum. Kondisi
fasilitas dan utilitas yang tersedia di lokasi Pemakaman yang tersebar di wilayah
perencanaan ini sangatlah minim, hanya beberapa lokasi pemakaman yang memiliki
drainase dan yang tesedia aliran listrik. Kemudian konstruksi jalan yang tersedia
berupa jalan tanah. Untuk lebih jelas mengenai kondisi pemakaman yang ada dapat
Pemakaman Kawasan sebahagian masih ada yang belum terisi karena lokasi.
Namun karena keterbatasan lahan terkadang ada juga makam yang pakai berulang
(system timpa). Namun hal itu dapat dilakukan apabila makam tersebut telah lebih
dari 10 s/d 15 tahun berisi. Pengguna ulang makam tersebut juga adalah keluarga yang
Tabel 4.21. Kondisi Pemakaman Umum dan Sisa Lahan Pemakaman di Kawasan Medan Utara Kota Medan
Sisa
Luas Lahan
No. Jenis Perkuburan Alamat Kondisi Aksesibilitas (M²) Terpakai Sisa (Meter)
1. Pekuburan Islam Jln. Jermal Raya kel.Sei Mati Kec. Medan Labuhan Baik Becak 14437 90% 10% 1443.7
2. Pekuburan Islam Jln. Cingwan kel.Martubung Kec. Medan Labuhan Baik Becak 1206 75% 25% 301.5
3. Pekuburan Islam Jln. KL.Yos Sudarso Gg. Tukang Ayam Kec. Medan Labuhan Baik Angkot/Becak 8416 75% 25% 2104
4. Pekuburan Islam Jln. KL.Yos Sudarso Km. 15,5 Kec. Medan Labuhan Baik Angkot/Becak 6782 85% 15% 1017.3
5. Pekuburan Islam Jln. KL. Yos Sudarso Km 15 Kec. Medan Labuhan Baik Angkot/Becak 2000 65% 35% 700
6. Pekuburan Islam Jln. Pancing I kel. Besar Kec. Medan Labuhan Baik Angkot/Becak 5684 100% 0% 0
7. Pekuburan Islam Jln. Pancing I Gg. Rambutan kel. Besar Kec. Medan Labuhan Baik Angkot/Becak 1295 65% 35% 453.25
8. Pekuburan Islam Lingkungan V kel. Besar Kec. Labuhan Baik Becak 4416 95% 5% 220.8
9. Pekuburan Islam Jln. KL. Yos Sudarso lingkungan 22 kel Pekan Labuhan Baik Angkot/Becak 2034 95% 15% 305.1
Jumlah 47350 6546
10. Pekuburan Budha Jln. Cingwan kel. Martubung Kec. Medan Labuhan Baik Becak 1080 95% 5% 54
Jumlah 1080 54
11 Pekuburan Islam Lingk. VI Kel. Kota Bangun Kec. Medan Deli Baik Becak 9980 100% 0% 0
12 Pekuburan Islam Lingk. VI Kel. Kota Bangun Kec. Medan Deli Baik Becak 196 95% 5% 9.8
13 Pekuburan Islam Lingk. III Kel. Mabar Kec. Medan Deli Baik Becak 1350 100% 0% 0
14 Pekuburan Islam Lingk. III Km. 6,5 Tj. Mulia Kec. Medan Deli Baik Angkot/Becak 9000 100% 0% 0
15 Pekuburan Islam Lingk. V kel.Tj Mulia Kec. Medan Deli Baik Becak 6785 100% 0% 0
16 Pekuburan Islam Jl. Yos Sudarso Km 7 Kec. Medan Deli Baik Angkot/Becak 6928 100% 0% 0
17 Pekuburan Islam Gg. Surya Lingk. VII Tj. Mulia Kec. Medan Deli Kurang Baik Becak 224 90% 0% 0
18 Pekuburan Islam Jl. Alumunium III Lingk. Tj. Mulia Kec. Medan Deli Baik Angkot/Becak 31752 80% 5% 1587.6
19 Pekuburan Islam Lingk. I Kel. Titi Papan Tj. Mulia Kec. Medan Deli Baik Becak 316 85% 5% 15.8
20 Pekuburan Islam Lingk. XII Kel. Titi Papan Tj. Mulia Kec. Medan Deli Baik Becak 1000 85% 0% 0
Jumlah 67531 1613
21. Pekuburan Islam Lingk. 39 Rengas Pulau Kec. Medan Marelan Baik Angkot/Becak 195 80% 5% 9.75
22. Pekuburan Islam Lingk. 14 Rengas Pulau Kec. Medan Marelan Kurang Baik Becak 600 85% 5% 30
23. Pekuburan Islam Lingk. 33 Renngas Pulau Kec. Medan Marelan Kurang Baik Becak 1327 70% 21% 278.67
24. Pekuburan Islam Lingk. 38 Rengas Pulau Kec. Medan Marelan Baik Angkot/Becak 1500 80% 5% 75
25. Pekuburan Islam Lingk. 17 Rengas Pulau Kec. Medan Marelan Kurang Baik Becak 2120 85% 0% 0
26. Pekuburan Islam Lingk. IX Terjun kec. Medan Marelan Baik Angkot/Becak 199 70% 0% 0
27. Pekuburan Islam Lingkungan 32 Rengas Pulau Kec. Medan Marelan Baik Becak 412 70% 5% 20.6
28. Pekuburan Islam Lingk. 14 Rengas Pulau Kec. Medan Marelan Baik Becak 945 75% 5% 47.25
29. Pekuburan Islam Lingkungan X Labuhan Deli Kec. Medan Marelan Baik Angkot/Becak 1400 85% 10% 140
Jumlah 8698 2214
31. Pekuburan Islam Jl. Taman Makam Pahlawan Kel. Belawan 1 Tergenang air Becak 300 70% 25% 75
32. Pekuburan Islam Jl. Proyek/Lorong Mesjid Kel. Bagan Deli Tergenang air Becak 290 90% 5% 14.5
33. Pekuburan Islam Jl. Hiu Kel. Belawan Bahagia Tergenang air Becak 220 40% 55% 121
34. Pekuburan Islam Jl. Pulau Andalas/KL. Yos Sudarso Kel. Belawan Bahari Tergenang air Becak 70 95% 0% 0
35. Pekuburan Islam Jl. Pulau Krakatau Tergenang air Becak 1700 65% 30% 510
36. Pekuburan Islam Jl. Pulau Sicanang Kel. Belawan Sicanang Tergenang air Angkot 80 / Becak 1890 55% 45% 850.5
Penimbunan
37 Pekuburan Kristen Kel. Sicanang (baik) Angkot 80 / Becak 3600 80% 20% 720
Jumlah 8070 2291
Jumlah Total 128049 9,8% 12664
Sumber: Dinas Pertamanan Kota Medan dan Hasil Analisis, 2010
ataupun oleh Pihak Pengelola Mesjid. Hal ini dikarenakan penyediaan makam ini
dikelola Kepala Lingkungan atau pun Pihak Kelurahan memiliki penjaga makam.
dibayar bulanan. Nilai nominal iuran tersebut beragam, mulai Rp. 2000,- sampai
Dari total luas Taman Pemakaman Bukan Umum (TPBU) yang ada di
Kawasan Medan Utara yaitu sekitar 12,8049 Ha memiliki sisa lahan yang masih
kosong yaitu 1,2664 Ha yaitu sekitar 9,8%. Kecamatan yang memiliki sisa lahan
Pemakaman yang terluas adalah Kecamatan Medan Labuhan yaitu 6600 meter².
Sisa lahan yang harus dibebaskan dihitung tiap kecamatan untuk kemudian
dijumlahkan sehingga didapat luas TPU Kawasan Medan Utara yang harus
dibebaskan berdasarkan Angka Kematian Kasar rata-rata untuk Islam adalah 5,6254
Ha, untuk Kristen adalah 1,1793 Ha, untuk agama Budha seluas 0,4823 Ha dan untuk
agama Hindu 0,0160 Ha. Berdasarkan Angka Diluar Angka Harapan Hidup untuk
Islam adalah 20,7424 Ha, untuk Kristen adalah 3,2235 Ha, untuk agama Budha seluas
1,2548 Ha dan untuk agama Hindu 0,0515 Ha. Lihat Tabel 4.22 dan 4.23.
Tabel 4.22. Luas yang Dibebaskan menurut AKK Rata-rata dan Jenis Agama di Kecamatan Medan Utara Tahun
2030
Sisa Kebutuh- Luas yang Sisa Kebutuh- Luas yang Sisa Kebutuhan Luas yang Sisa Kebutuhan Luas yang
Lahan an Tahun Dibebas- Lahan an Tahun Dibebaskan Lahan Tahun Dibebaskan Lahan Tahun Dibebaskan
Eksisting 2031 kan (Ha) Eksisting 2031 (Ha) Eksisting 2031 (Ha) Eksisting 2031 (Ha)
Kawasan
Medan Utara 1.1998 6.8253 5.6254 0,072 1.2513 1.1793 0,0054 0.4877 0.4823 0.0160 0.0160
1. Medan Deli 0.16132 2.3514 2.19 0 0.2943 0.29 0 0.150 0.150 0 0.005 0.005
2. Medan Labuhan 0.65997 1.9281 1.27 0 0.3475 0.35 0.0054 0.245 0.2400 0 0.003 0.003
3. Medan Marelan 0.22145 0.3386 0.12 0 0.0238 0.02 0 0.005 0.005 0 0.001 0.001
4. Medan Belawan 0.1571 2.2072 2.05 0.072 0.5858 0.51 0 0.087 0.087 0 0.007 0.007
Sumber: Hasil Analisis, 2010
Tabel 4.23. Luas yang di Bebaskan menurut Angka Diluar Angka Harapan Hidup Tahun 2030
Sisa Kebutuh- Luas yang Sisa Kebutuh- Luas yang Sisa Kebutuhan Luas yang Sisa Kebutuhan Luas yang
Lahan an Tahun Dibebas- Lahan an Tahun Dibebaskan Lahan Tahun Dibebaskan Lahan Tahun Dibebaskan
Eksisting 2031 kan (Ha) Eksisting 2031 (Ha) Eksisting 2031 (Ha) Eksisting 2031 (Ha)
Kawasan
Medan Utara 1.1998 21.9422 20.7424 0,072 3.2955 3.2235 0,0054 1.2602 1.2548 0.0515 0.0515
1. Medan Deli 0.16132 6.7169 6.56 0 0.8407 0.84 0 0.429 0.429 0 0.015 0.015
2. Medan Labuhan 0.65997 4.3619 3.70 0 0.7862 0.79 0.0054 0.555 0.5497 0 0.008 0.008
3. Medan Marelan 0.22145 6.2200 6.00 0 0.4363 0.44 0 0.093 0.093 0 0.015 0.015
4. Medan Belawan 0.1571 4.6434 4.49 0.072 1.2323 1.16 0 0.183 0.183 0 0.014 0.014
Sumber: Hasil Analisis, 2010
makam, vegetasi/taman, dan ukuran makam yang digunakan, sehingga lebih tertata.
Untuk Pakaman dicari lokasi penduduk yang tidak tingkat kepadatannya rendah.
sebagai lahan pertanian. Karena lahan subur merupakan lahan produktif yang
Kalau dilihat dari wilayah analisis keempat kecamatan tersebut tanah yang tidak
subur berada di lokasi Kecamatan Belawan tetapi sering terjadinya pasang surut
air laut, Kecamatan Medan Deli, dan Kecamatan Medan Labuhan. Sedangkan
lahan konservasi. Selain itu juga terdapat kawasan lindung Danau Siombak yang
Sedangkan Kecamatan Medan Deli dan Kecamatan Labuhan tidak terdapat zona
kawasan lindung.
kalau dibangun pada penggunaan tanah yang berlebihan otomatis lahan pemakaman
1. Terjadinya pasang surut air laut yang mengalir dari paluh-paluh yang berada
Labuhan (Kelurahan Nelayan Indah dan Pekan Labuhan), dan kecamatan Medan
2. Kecamatan Medan Belawan jenis tanah tidak padat dan banyak rawa-rawa.
kawasan lindung setempat berupa hutan mangrove disepanjang pantai dan danau
pertanian terbanyak dan digunakan sebagai lahan produktif dan ekonomis bagi
masyarakat sekitarnya.
Labuhan.
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa wilayah analisis didukung oleh
pemakaman karena kemiringan lerengnya yang datar dan masih banyaknya lahan
kosong yang tersedia. Dari aspek fisik lahan untuk pengembangan pemakaman dapat
dilakukan dikarenakan jenis tanahnya relatif baik, tetapi ada satu kecamatan yaitu
Kecamatan Medan Belawan yang memiliki fisik lahan (rawa) dan jenis tanah yang
lembek sehingga tidak bisa diperuntukan sebagai lahan pemakaman. Dengan kondisi
kesesuaian lahan yang demikian, maka wilayah analisis memiliki kesesuaian lahan
yang relatif cukup baik dan mempunyai potensi yang sesuai untuk dikembangkan
untuk pemakaman selain Kecamatan Medan Belawan. Perlu kajian lanjutan untuk
BAB V
5.1 Kesimpulan
(0,46%).
Berdasarkan kelemahan dan kelebihan tersebut dipilih metode yang paling sesuai
secara ilmiah yaitu metode dengan analisis Angka Kematian Kasar (AKK).
Kota Medan, tingkat aksesibilitas penduduk termasuk jarak, waktu tempuh dan
135
Universitas Sumatera Utara
153
Umum yang masih kosong. seperti yang dianalisis pada Kawasan Medan
Utara.
Luas untuk TPU berdasarkan AKK hanya 0,2% dari luas Kota Medan sedangkan
berdasarkan AHH 0,46%. Hal ini relative kecil jika dibandingkan kewajiban
5.2 Saran
Rencana Tata Ruang yang disusun karena TPU merupakan fasilitas sosial
merealisasikan Rencana Tata Ruang tersebut dan siap menyediakan dana dalam
Ruang tersebut dari mulai pembebasan lahan dan pembangunan fisik serta
dijabarkan kedalam Rencana Strategis Kota (5 tahun) dan dan Rencana Kerja
4. Agar Pemerintah Daerah juga menyiapkan dana untuk memelihara dan merawat
Taman Pemakaman Umum yang telah ada sehingga benar-benar layak menjadi
sebuah taman.
5. Pada kawasan-kawasan yang sangat padat seperti Kawasan Medan Timur, tidak
wilayah yang berbatasan dalam hal ini Kabupaten Deli Serdang dalam hal
Deli Serdang atau pada areal tanah eks HGU PTP yang telah habis masa
berlakunya (tetapi cara ini tentu saja tidak mendukung pemenuhan RTH 30%
yang diwajibkan Pemerintah). Apabila cara ini dipilih maka perlu mengadakan
PTP. Tanah eks HGU PTP pada umumnya saat ini dijadikan tanah garapan yang
kumuh dan tidak ada perencanaan dan ada yang dibeli oleh pengembang untuk
dijadikan perumahan.
6. Agar Pemerintah Daerah membuat Perda yang mengatur penyediaan Fasos dan
Fasum yang harus disediakan para Pengembang termasuk TPU atau membayar
retribusi khusus untuk pengganti kewajiban menyediakan TPU dengan harga yang
disesuikan dengan harga tanah TPU yang ditetapkan terutama untuk perumahan
skala kecil. Atau Pengembang membeli tanah di salah satu kawasan di ke-4 lokasi
7. Agar bentuk dan kavlingan Pemakaman seragam dan tidak ditembok sehingga
8. Agar pada TPU nantinya disediakan fasilitas pemandian dan penguburan jenazah
DAFTAR PUSTAKA
Bappeda dan Badan Pusat Statistik, 2006-2009, Kota Medan Dalam Angka 2006-
2009, Kota Medan
Chapin, F. Steward, dan Kaiser, Edward J, 1979. “Urban Land Use Planning”,
University of Illnois Press, Chicago.
Fireza, D, 2001. Kajian Pola Ruang Terbuka di Kota Bandung: sebuah produk budaya
akibat perkembangan jaman, Majalah Ilmiah Unikom I, 2, 110-117.
Frick, H & Setiawan, P.L, 2002. Ilmu Konstruksi Perlengkapan dan Utilitas
Bangunan, Yogyakarta
Hakim, Rustam, 2000. Tesis Analisis Kebijakan Pengelolaan RTH Kota DKI Jakarta,
Institut Teknologi Bandung,
Hernowo, J.B & L.B Prasetyo, 1989. Konsepsi RTH di Kota sebagai Pendukung
Pelestarian Burung, Media Konservasi, II, 4 : 61 – 71.
Kecamatan Medan Belawan Dalam Angka, 2009. Bappeda dan Badan Pusat Statistik,
Kota Medan
Kecamatan Medan Labuhan Dalam Angka, 2009. Bappeda dan Badan Pusat Statistik,
Kota Medan
Kecamatan Medan Marelan Dalam Angka, 2009. Bappeda dan Badan Pusat Statistik,
Kota Medan
Lidya, Yesi, 2010. Tesis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kematian Bayi
di Kota Medan – USU.
139
Lutfi Arifin, 2005. Tesis S2 – UI: Analisis Efisiensi dan Efektivitas terhadap
Penerapan Pola Pemakaman Sistem Tumpang pada di Wilayah Jakarta
Timur.
Martana, S.P, 2003, Bandung Kota Kembang dan Konsep ”Garden City”, Majalah
Ilmiah Unicom, 3,1, 78-82.
Oppenheim, Norbert, 1980. Applied Models in Urban and Regional Analysis, New
York.
Republik Indonesia, Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 1989 tentang
Pedoman Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1987 tentang
Penyediaan dan Penggunaan Tanah untuk Keperluan Tempat
Pemakaman.
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1987 tentang
penyerahan prasarana lingkungan, utilitas umum dan fasilitas sosial
perumahan sebesar 40 % dari luas area yang akan dibangun kepada
Pemerintah Daerah.
Tarigan, Ronald Rezeki, 2008. Kajian Aspek Ekonomi pada Pengelolaan Tanah
Pemakaman Umum (Taman Pemakaman Umum) Kristen di Kota Medan.
Utomo, Budi, 2007. Mortalitas: Pengertian dan Contoh Kasus di Indonesia. Proyek
penelitian Morbiditas dan Mortalitas Universitas Indonesia 1985, Jakarta.
Wolfe Mr dan Shinn Rd, 1970. ”Urban Design Within The Comprehensive, Planning
Process”, Departmen of Housing and Urban Development, University of
Washington, Seatle Washington.
Kecamatan Labuhan
No. Nama/Alamat TPU Foto Status Jenis Fasilitas
Pemaka & Utilitas
man
1. Jln.Jermal Raya Kel.Sei Mati Kec. Tanah Wakaf Perkubur -
Medan labuhan an Islam
142
3. Lingk. III Kel. Mabar Kec. Tanah Wakaf Perkuburan Listrik dan
Medan Deli Islam Drainase
4. Lingk. III Km. 6,5 Tj. Mulia Tanah Wakaf Perkuburan Listrik dan
Kec. Medan Deli Islam Drainase
10. Lingk. XII Kel. Titi Papan Tanah Wakaf Perkuburan Listrik dan
Tj. Mulia Kec. Medan Deli Islam Drainase