TESIS
Oleh
K O L A
E
H
S
PA
A
N
C
ASARJA
S
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Ronald Rezeki Tarigan : Kajian Aspek Ekonomi Pada Pengelolaan Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen di Kota Medan, 2008
USU Repository © 2008
KAJIAN ASPEK EKONOMI PADA PENGELOLAAN TANAH PEMAKAMAN
TESIS
Oleh
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Judul Tesis : KAJIAN ASPEK EKONOMI PADA
PENGELOLAAN TANAH PEMAKAMAN
UMUM (TPU) KRISTEN DI KOTA MEDAN
Nama Mahasiswa : Ronald Rezeki Tarigan
Nomor Pokok : 067020008
Program Studi : Teknik Arsitektur
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
(Prof. Julaihi Wahid, Dipl.Arch, B.Arch, M.Arch, PhD) (Salmina W. Ginting, ST, MT)
Ketua Anggota
(Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa, B. M.Sc)
Perkembangan fisik Kota Medan secara umum bergerak sangat cepat, ini
diakibatkan oleh tuntutan dan kebutuhan masyarakat Kota Medan yang sangat tinggi.
Masyarakat merupakan bagian dari sebuah kota harus menyadari bahwa mereka harus
mati atau meninggal dan sedini mungkin perlu direncanakan tempat pemakaman yang
layak, tertata dan terkelola dengan baik guna menghindarkan kesembrautan tata letaknya.
Setelah manusia mengalami kematian, pada masyarakat tertentu terdapat suatu
penilaian terhadap orang yang meninggal yaitu dengan memberikan ruang khusus
tersendiri. Salah satu bentuk apresiasi manusia kepada orang yang sudah meninggal yaitu
menyediakan lahan dalam bentuk ruang yang disebut makam. Sebagai contoh kasus
dipilih mengenai aspek ekonomi pada manajemen pengelolaan Tanah Pemakaman
Umum (TPU) Kristen di Kota Medan yang merupakan salah satu cara guna menghindari
tekanan-tekanan yang ditimbulkan oleh perkembangan Kota Medan.
Tujuan penelitian Kajian Aspek Ekonomi Pada Pengelolaan Tanah Pemakaman
Umum (TPU) Kristen di Kota Medan dari sudut pandang aglomerasi dapat mendorong
munculnya kegiatan-kgiatan lain yang sangat potensial secara ekonomi dan membuktikan
bahwa peranan Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen sangat potensial dalam
meningkatkan Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Lokasi penelitian direncanakan
Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen Simalingkar B yang dikelola oleh pemerintah
Kota Medan.
Adapun hasil yang dapat diambil dalam kajian ini adalah untuk menemukan
konsep manajemen pemakaman yang baik, khususnya untuk Tanah Pemakaman Umum
(TPU) Simalingkar B yang berpotensi secara ekonomi sehingga menjadi contoh proyek
dalam menciptakan pemakaman baru baik secara fisik maupun manajemen
pengelolaannya kedepan di Kota Medan.
Ronald Rezeki Tarigan : Kajian Aspek Ekonomi Pada Pengelolaan Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen di Kota Medan, 2008
USU Repository © 2008
ABSTRACT
Ronald Rezeki Tarigan : Kajian Aspek Ekonomi Pada Pengelolaan Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen di Kota Medan, 2008
USU Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan dan memanjatkan doa puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya yang tak berkesudahan,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan tesis ini tepat pada waktunya.
Pemakaman Umum (TPU) Kristen Di Kota Medan”. Ini disusun sebagai persyaratan
untuk memperoleh Gelar Magister Teknik dalam Program Studi Teknik Arsitektur pada
Dengan segala hormat dan kerendahan hati, pada kesempatan yang baik ini
1. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa.B, M.Sc selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
2. Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc selaku Ketua Program Studi Magister Teknik Arsitektur
3. Prof. Julaihi Wahid, Dipl.Arch, B.Arch, M.Arch, PhD selaku Ketua Komisi
Pembimbing I dan Ibu Salmina W. Ginting, ST, MT, selaku Pembimbing II yang
banyak memberikan masukan, arahan serta ikut membantu dalam penyelesaian tesis
4. Ir. Dwira N Aulia, M.Sc selaku Sekretaris Program Studi Magister Teknik Arsitektur
5. Bapak dan Ibu Dosen Magister Teknik Arsitektur Sekolah Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara (USU) yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengajarannya
Universitas Sumatera Utara Angkatan ”06 yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu ;
8. Orang tua saya yang terkasih, Bapak Kabar Tua Tarigan dan Ibu Duma Elly Anne
Br. Ujung serta abang saya Roy Tarigan, adik-adik yang saya sayangi (Denny
9. Orang tua saya yang terkasih, Bapak Sihar Cibro dan Ibu Yetty Br. Ujung, SH atas
10. Salam terima-kasih yang sebesar-besarnya, terkhusus buat adik saya Renhard
Tarigan dan Brenlit Ginting yang telah berjibaku membantu saya, baik waktu,
11. Semua pihak yang telah membantu, baik moril maupun materiil dalam penyelesaian
tesis ini.
Dan penulis menyadari sepenuhnya bahwa yang disajikan dalam tesis ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan. Akhirnya penulis berharap dan berdoa semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi
Penulis,
RIWAYAT HIDUP
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan :
2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) RK. ST. Paulus, Sidikalang Tamat (1995)
4. Sarjana Teknik Arsitektur Institut Teknologi Medan (ITM), Medan Tamat (2003)
5. Magister Teknik Arsitektur Universitas Sumatera Utara (USU), Medan Tamat (2008)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................................ i
ABSTRACT ..............................................................................................................ii
2.6.2. Target dan Hasil Pendapatan Asli Daerah (PAD) Medan ...... 39
2.2. Daftar Tanah Wakaf / Yayasan Dalam Daerah Kota Medan ........................25
4.2. Jumlah Pemakaman Baru (dewasa) di Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan
Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan Periode
Tahun 2000 s/d 2005 .....................................................................................62
4.7. Peta udara dan Kondisi Site Plan Lokasi Tanah Pemakaman Umum
(TPU) Kristen Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan
Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan .............................................. 56
PENDAHULUAN
1,0% lebih rendah dari tingkat pertumbuhan penduduk Sumatera Utara yaitu sebesar
1,2%. Tingkat pertumbuhan penduduk kota Medan tersebut juga lebih rendah dari
Kabupaten Deli Serdang (2,10%) dan Kota Binjai (1,68%). Angka pertumbuhan tersebut
menunjukkan bahwa kota-kota sekitar kota Medan dibandingkan kota inti/kota Medan
Perubahan tingkat pertumbuhan kota Medan tersebut selama kurun waktu tahun
1970-2004 mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal ini tentunya mempunyai
implikasi pada perubahan guna lahan pertanian menjadi guna lahan pemukiman,
perkantoran, dan perdagangan, jasa dan industri dan fasilitas sosial lainnya.
perkotaan sebagai bagian dari pertumbuhan dan perkembangan kota juga merupakan
merupakan penyebab terus meningkatnya nilai tanah perkotaan. Dari sisi penyediaan
infrastruktur perkotaan yang mempergunakan tanah sebagai basis kegiatan, maka terus
pengadaannya sekarang ini, sedangkan pada sisi lain peningkatan pelayanan merupakan
tangung jawab pemerintah daerah yang harus dipenuhi. Ironisnya masalah penting yang
Dengan gambaran seperti di atas, hal ini juga dialami oleh pemerintah kota
Terbatasnya tanah dan anggaran pemerintah kota serta meningkatnya kebutuhan akan
pemakaman di perkotaan.
prasarana perkotaan yang handal guna mendukung stabilisasi nilai kehidupan diperkotaan
baik langsung maupun tidak langsung. Kota Medan saat ini dalam perkembangan menuju
perekonomian di kawasan Sumatera-Utara, dan dari acuan tersebut diatas wajar melihat
Perkembangan fisik kota Medan secara umum bergerak sangat cepat, ini
diakibatkan oleh tuntutan dan kebutuhan masyarakat kota Medan yang sangat tinggi.
Dengan demikian masyarakat yang merupakan bagian dari sebuah kota harus menyadari
bahwa mereka harus mati atau meninggal. Dengan mengalami kematian dalam hidup ini
berarti kita harus mengetahui suatu paham yakni paham kematian akhir dari sebuah
kehidupan. Perlu dipertimbangkan apabila pertumbuhan penduduk ada, berarti tingkat
kematian juga kurang lebih pasti seimbang, jadi harus dipikirkan kemana nantinya
Setiap peristiwa pasti memiliki awal dan akhir. Sama halnya dengan kehidupan di
dunia, di awali dengan kelahiran dan diakhiri dengan kematian. Kelahiran disambut
kematian identik dengan kesedihan dan rasa kehilangan yang mendalam. Sebagai
dengan agama dan adat yang berlaku. Kemudian, jenazah dimakamkan di area
pemakaman di tata dan dikelola sedemikian rupa sebagai wujud rasa sayang dari orang
yang ditinggalkan.
antara ruang yang mati dan ruang yang hidup. Salah satu bentuk apresiasi manusia
terhadap yang sudah meninggal disediakan lahan dalam bentuk ruang yang disebut
makam.
menggambarkan salah satu defenisi yang dapat mencerminkan ciri dari sebuah kota.
Makam adalah simbol dari kehadiran yang mati sekaligus analogi peralihan dua dunia
letaknya.
Fisik pemakaman dapat kita kaitkan dengan dunia arsitektur yang disebut juga
seni (art). Dalam perkembangan selanjutnya, bahwa kehadiran bentuk simbolis ini dapat
dihadirkan dengan satu pandangan yang mempunyai tujuan tertentu dan berkembang
menjadi sebuah kajian yang didalamnya berisikan hal-hal yang mempengaruhi wujud
arsitektur pemakaman itu sendiri. Maka dengan sendirinya analisis ini dimaksudkan
untuk mengajak cara pandang masyarakat luas terhadap kematian yang bisa
harus didasari jiwa yang religius. Sehingga paham kematian dalam masyarakat yang
pemakaman serta akan lebih memperkaya arsitektur pemakaman itu sendiri dan akan
menciptakan suatu manajemen yang baik bagi mereka yang mengalami kematian dan
kehidupan. Ini didasari oleh nilai-nilai sejarah dan potensi dari kawasan yang akan dapat
memberikan nilai ganda bagi perkembangan suatu wilayah secara ekonomi sehingga
dalam upaya meningkatkan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Medan. Kajian
ini nantinya akan memberikan suatu rekomendasi dalam bentuk solusi yang baik dalam
mengatasi segala masalah dengan aristektur pemakaman agar tertata fisik dan manajemen
pemakaman yang tidak keseluruhannya dikelola oleh Pemerintah Kota Medan adalah
salah satu masalah yang belum terkoordinir, pemakaman yang multi fungsi, disamping
terbenturnya anggaran dan sempitnya lahan juga kultur kebiasaan penduduk yang
Untuk penambahan lahan terlebih dahulu harus diadakan penelitian tentang lokasi
yang strategis baik tempat, kondisi dan luas areal, sedangkan teknis pelaksanaannya
harus matang dan disesuaikan dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) serta
profesionalisme petugas pengelola yang kesemuanya ini membutuhkan dana yang tidak
sedikit.
Dengan keterbatasan sumber tadi, Pemerintah Kota Medan dalam hal ini Dinas
seperti pemakaman di kota Medan, disamping bersumber dari APBD propinsi Sumatera
Berdasarkan uraian dan analisa diatas maka rencana judul penelitian ini adalah
Yang menjadi studi kasus umum dalam tesis ini dipilih berdasarkan data dari
Pemerintah Kota Medan melalui Dinas Pertamanan Kota Medan, adapun Tanah
Pemakaman Umum (TPU) Kristen yang dikelola oleh Pemerintah Kota Medan terdiri
dari:
Medan Amplas;
5. Pemakaman Kristen Padang Bulan Jalan Letjen Jamin Ginting Kecamatan Medan
Baru;
6. Pemakaman Kristen Gajah Mada Ujung Jalan Gajah Mada Perempatan Jalan Sei
7. Pemakaman Kristen Gajah Mada Lama Jl. Gajah Mada Perempatan Jalan Iskandar
Tetapi dalam pembahasan kajian ini hanya ditentukan 1 (satu) lokasi saja yaitu
Kota Medan, maka disimpulkan akan muncul berbagai masalah penting diantarannya
adalah :
1. Dari tujuh lokasi Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen di Kota Medan enam
diantaranya tidak berfungsi lagi, hanya satu lokasi saja yang dapat diberdayakan
secara ekonomi;
4. Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen kota Medan secara ekonomi tidak memberi
5. Tidak terkoordinasi dengan baik, karena tidak adanya investor swasta yang ingin
1. Untuk mengkaji aspek ekonomi Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen di Kota
Medan dari sudut pandang Aglomerasi yaitu bahwa kegiatan utama pemakaman di
Medan khususnya dalam manajemen penataan pemakaman yang ada di kota Medan
antara lain :
2. Sebagai bahan masukan kepada pemerintah Kota Medan di dalam setiap pengambilan
manfaat penelitian ini nantinya akan tercipta suatu solusi yang tepat sebagai panduan
LATAR BELAKANG
GAGASAN IDE
Memberdayakan Kawasan Pemakaman Agar Berfungsi Secara Ekonomi
MASALAH
a. Dari tujuh lokasi TPU Kristen di kota Medan enam diantaranya tidak berfungsi lagi, hanya satu lokasi
saja yang dapat diberdayakan secara ekonomi tetapi belum maksimal.
b. Manajemen Pemakaman dari seluruh TPU di kota Medan belum dikelola dengan baik.
c. Masyarakat belum disadarkan bahwa Tanah Pemakaman Umum sebenarnya potensial secara ekonomi
d. TPU Kristen kota Medan secara ekonomi tidak memberi sumbangan besar bagi PAD
TUJUAN
a. Untuk mengkaji aspek ekonomi Tanah Pemakaman Umum (TPU)
Kristen di Medan dari sudut pandang Aglomerasi yaitu bahwa
kegiatan utama pemakaman di Tanah Pemakaman Umum (TPU)
Kristen dapat mendorong munculnya kegiatan – kegiatan
lain yang sangat potensial secara ekonomi.
b. Menelusuri potensi ekonomi tersebut dalam upaya meningkatkan
sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota Medan.
PENGUMPULAN DATA
ANALISA
- Lokasi (Karakter)
- Kegiatan Pemakaman
- Dampak lain akibat
kegiatan pemakaman
KESIMPULAN/SARAN
TINJAUAN PUSTAKA
diasosasiakan dengan kluster spasial dari perusahaan, para pekerja, dan konsumen”
(Montgomery, 1988). Ini senada dengan Markusen (1996) yang menyatakan bahwa
aglomerasi merupakan suatu lokasi yang “tidak mudah berubah” akibat adanya
penghematan eksternal yang terbuka bagi semua perusahaan yang letaknya berdekatan
dengan perusahaan lain dan penyedia jasa dan bukan akibat kalkulasi perusahaan atau
Sementara itu, para ahli ekonomi perkotaan mendefinisikan kota sebagai hasil
dari produksi aglomerasi secara spasial. Ini pada gilirannya mendorong tumbuhnya
teori Klasik mengenai aglomerasi. Pada konteks ini, tiga jalur pemikiran dapat
transaksi.
sebagai hasil dari proses produksi aglomerasi secara spasial. Dalam khasanah studi
perkotaan yang secara intensif dilakukan oleh para ekonom agaknya dapat diidentifikasi
memformalkan model yang mencoba menjelaskan daya tarik lokasi kawasan perkotaan.
Maskell, 2001). Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Montgomery dalam
Kuncoro (2002) bahwa aglomerasi adalah konsentrasi spasial dari aktivitas ekonomi di
proximity) yang diasosiasikan dengan kluster spasial dari perusahaan, para pekerja dan
(Mills dan Hamilton, 1989). Pengertian ekonomi aglomerasi juga berkaitan dengan
aglomerasi merupakan suatu bentuk dari eksternalitas positif dalam produksi yang
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya pertumbuhan kota. (Bradley
and Gans, 1996). Ekonomi aglomerasi diartikan sebagai penurunan biaya produksi karena
kegiatan-kegiatan ekonomi berlokasi pada tempat yang sama. Gagasan ini merupakan
sebagai pengganti dari istilah ekonomi aglomerasi. Ahli ekonomi Hoover juga membuat
klasifikasi ekonomi aglomerasi menjadi 3 jenis (Isard, 1979) yaitu large scale economies
merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan karena membesarnya skala produksi
yang diperoleh bagi semua perusahaan dalam industri yang sama dalam suatu lokasi dan
urbanization economies merupakan keuntungan bagi semua industri pada suatu lokasi
output atau kemakmuran) dari lokasi tersebut. Berbeda dengan pendapat para ahli
ekonomi yang lain, O’Sullivan (1996) membagi ekonomi aglomerasi menjadi dua jenis
yaitu ekonomi lokalisasi dan ekonomi urbanisasi. Dalam hal ini yang dimaksud dengan
ekonomi aglomerasi adalah eksternalitas positif dalam produksi yaitu menurunnya biaya
lain meningkat.
aglomerasi dengan argumentasi bahwa aglomerasi muncul dari prilaku para pelaku
ekonomi dalam mencari keuntungan aglomerasi berupa ekonomi lokalisasi dan ekonomi
urbanisasi. (Kuncoro, 2002). Asumsi yang digunakan oleh teori neo-klasik adalah
constant return to scale dan persaingan sempurna. Alfred Weber dikenal sebagai pendiri
teori lokasi modern yang berkenaan dengan tempat, lokasi dan geografi dari kegiatan
berbeda dari perusahaan dan industri menentukan lokasi optimal bagi suatu perusahaan.
berkembangnya teori perdagangan regional baru. Dalam sistem perkotaan teori neo
sentripetal muncul dari kebutuhan untuk pulang-pergi (commute) ke pusat bisnis utama
dalam masing-masing kota yang menyebabkan suatu gradien sewa tanah dalam masing-
masing kota. Menurut Krugman (1998), keterbatasan teori neo klasik diantaranya adalah
melihat bahwa ekonomi eksternal yang mendorong adanya aglomerasi masih dianggap
sebagi misteri (blackbox). Disamping itu sistem perkotaan neo klasik adalah non spasial
yang hanya menggambarkan jumlah dan tipe kota tetapi tidak menunjukkan lokasinya.
memudahkan transmisi ide, maka transfer teknologi merupakan hal penting bagi kota
(Glaeser, et.al. 1992). Teori eksternalitas dinamis didasarkan pada teori yang
mencoba menjelaskan secara simultan bagaimana membentuk kota dan mengapa kota
dalam suatu industri. Menurut MAR monopoli lokal merupakan hal yang lebih baik
dibandingkan dengan kompetisi lokal sebab lokal monopoli menghambat aliran ide dari
industri lain dan eksternalitas diinternalisasi oleh inovator. Seperti halnya MAR, Porter
Tidak seperti MAR dan Porter, Jacob percaya bahwa transfer pengetahuan paling penting
adalah berasal datang dari industri-industri inti. Variasi dan keberagaman industri yang
dari interaksi antara besarnya pasar, biaya transportasi dan increasing return dari
perusahaan. Dalam hal ini ekonomi aglomerasi tidak di asumsikan tetapi diturunkan dari
interaksi ekonomi skala pada tingkat perusahaan, biaya transportasi dan mobilitas faktor
produksi. Teori ekonomi geografi baru menekankan pada adanya mekanisme kausalitas
sirkular untuk menjelaskan konsentrasi spasial dari kegiatan ekonomi (Krugman dan
Venables dalam Martin & Ottavianno, 2001). Dalam model tersebut kekuatan sentripetal
berasal dari adanya variasi konsumsi atau beragamnya intermediate good pada sisi
produksi. Kekuatan sentrifugal berasal dari tekanan yang dimiliki oleh konsentrasi
geografis dari pasar input lokal yang menawarkan harga lebih tinggi dan menyebarnya
permintaan. Jika biaya transportasi cukup rendah maka akan terjadi aglomerasi. Dalam
insentif bagi aglomerasi kegiatan ekonomi. Informasi diperlakukan sebagai barang publik
dengan kata lain tidak ada persaingan dalam memperolehnya. Difusi informasi ini
jarak. Hal ini memberikan insentif bagi pengusaha untuk berlokasi dekat dengan
sebagai hasil dari proses produksi aglomerasi secara spasial. Dalam khasanah studi
perkotaan yang secara intensif dilakukan oleh para ekonom agaknya dapat diidentifikasi
empat periode evolusi pemikiran (Quigley, 1998: 127-9). Pada perode pertama, yaitu
beberapa dasawarsa setelah Perang Dunia I, fokus analisis adalah pada faktor-faktor yang
mempengaruhi lokasi perusahaan dan rumah tangga dalam suatu kota. Pada periode
memformalkan model yang mencoba menjelaskan daya tarik lokasi kawasan perkotaan.
Periode ketiga muncul dari analisis yang intensif mengenai kota-kota utama di AS
(misalnya, New York) dan memperkenalkan konsep eksternalitas, yang muncul akibat
skala ekonomis. Saat ini, kita berada dalam pertengahan periode keempat dalam mencoba
memahami perekonomian kota. Pada periode ini, kota digunakan untuk menganalisis
implisit mengasumsikan bahwa formasi dan perkembangan kota dapat dipahami bila
sekitar 3,1 juta jiwa pada tahun 2000 dan memiliki angka pertumbuhan penduduk 0,72%,
yang paling rendah di Indonesia. Dengan sekitar 60% penduduk tinggal di daerah
perkotaan, DIY merupakan provinsi dengan penduduk paling padat kedua di Indonesia,
setelah DKI Jakarta. Rata-rata tingkat kepadatan penduduk DIY pada tahun 2000 sebesar
Sleman. Dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,51% per tahun selama 1990-2000,
Istimewa Yogyakarta, diikuti Bantul dan Gunungkidul, sedang Kodya Yogya dan
Kulonprogo.
Secara demografis hal ini menunjukkan bahwa di Sleman terdapat aktivitas yang
angka kelahiran, dan banyaknya pasangan usia subur. Pada gilirannya, ini menunjukkan
adanya fenomena perkotaan, terutama Extended Yogyakarta urban region, yaitu kota
Dari uraian di atas, dengan melihat komposisi penduduk Sleman, maka dapat
Gamping, Melati, Ngaglik dan Depok ditambah lagi dengan Kecamatan Godean dan
Sleman memang merupakan basis pertumbuhan perkotaan yang membentuk satu
aglomerasi dengan Kota Yogyakarta. Kecamatan Godean, Sleman dan Ngaglik, kendati
terletak agak jauh dari Kota Yogyakarta, telah berkembang menjadi arah kegiatan
yang cukup tinggi yang mencerminkan tingginya aktivitas kependudukan sebagai salah
kedua daerah ini nampaknya tumbuh pesat, sebagaimana tercermin dari tingginya
pertumbuhan ekonomi yang melebihi rata-rata DIY. Menjamurnya rumah makan, rumah
kos, berbagai aktivitas perdagangan dan jasa, berjalan seiring dengan dibangunnya
Identifikasi wilayah perkotaan juga bisa dilakukan dengan melihat konsentrasi spasial per
kecamatan dari Industri Besar dan Menengah (IBM) yang ada di Kabupaten Sleman.
literatur Industri terakhir (Kuncoro, 2002), adanya akses jalan, khususnya ring road dan
jalan raya yang menghubungkan Kota Yogyakarta dan Magelang, ikut berperanan dalam
keberhasilan industrialisasi yang tidak terlepas dari berbagai kebijakan dan strategi yang
promosi ekspor. Namun demikian, ternyata keberhasilan ini tidak diiringi dengan
penyebaran aktifitas industri yang merata secara spasial. Aktifitas industri Indonesia
konsentrasi yang membentuk pola dua kutub (bipolar pattern). Pola konsentrasi yang
ditemukan oleh Kuncoro memperkuat penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hill,
yaitu di ujung barat pulau Jawa yang meliputi Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang,
Bekasi) dan Bandung. Sedangkan di ujung timur pulau Jawa berpusat di kawasan
industri di kutub barat pulau Jawa yang meliputi Greater Jakarta dan Bandung, maka
akan terlihat beberapa fenomena yang cukup menarik untuk diamati lebih lanjut.
di kota-kota inti (core region) dalam hal ini Metropolitan Jakarta dan Bandung terlihat
menurun. Sementara itu di kota-kota pinggiran (fringe region) seperti Bogor, Tangerang,
dan Bekasi (Botabek) aktifitas industri manufaktur justru semakin meningkat. Fakta ini
dapat dilihat dari sudut pangsa tenaga kerja, nilai tambah maupun jumlah perusahaan
yang beroperasi di wilayah ini selama dua dekade terakhir. Kedua, terdapat fenomena
(gambar 4). Secara fenomenal dapat dibuktikan dengan meningkatnya jumlah desa urban
Jabotabek dan Metropolitan Bandung hampir menyatu atau membentuk suatu jaringan
kota (network cities) (Laquian, 1998: 1; Kuncoro, 2000: 185). Mengacu pada beberapa
fenomena yang telah dipaparkan di atas, penelitian ini berusaha mengidentifikasi dan
meneliti di daerah mana saja aglomerasi industri berlokasi dalam lingkup kedua Greater
(Jakarta dan Bandung), bagaimana pola dan dinamikanya selama periode 1980-2000.
2.5. Pemakaman
Life (Kehidupan), menurut webster Dictionary adalah The state of animal or plant
in which its organs are capable of performing their function (New Websters Dictinary for
english Languange,1997) Sedangkan death (kematian) The act or fact of dying; The total
and permanent cessation of all the vital function of an animal or plant, The state of being
dead; Loss or absent of spiritual life; Lost or deprivation of civil life (New Websters
kehidupan dan dapat didefenisikan dari tanda tanda nyata, antara lain adanya nafas,
kesadaran, fungsi akal, dan pergerakan fisik, (Mircia Eliade. The enclopedia of religion)
dalam Charles dkk,2003. Sedangkan kematian adalah keberadaan yang berada secara
esensial dari kehidupan di dunia, kehidupan antara yang lahir dan yang mati. Kematian
umumnya diyakini sebagai nasib alami manusia yang ditetapkan oleh Tuhan atau dewa.
dapat ditandai dengan hilangnya atau lepasnya jiwa yang mengisi manusia, yaitu suatu
kekuatan yang menyebabkan gerak dan dapat hidup langsung begitu lepas dari tubuh
52). Jiwa dianggap tidak pembusukan (dekomposisi) atau bersifat kekal. (Loise Leahy.SJ.
Misteri Kematian, suatu pendekatan filsafat. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Umum 1998
: 48). Anggapan ini menghadirkan pemikiran bahwa jiwa akan mengalami hal yang sama
seperti saat jasmani masih hidup. Adanya kepercayaan akan kekekalan jiwa dan
keterikatan yang hidup dengan yang mati mendorong masyarakat tertentu untuk
penghargaan manusia tehadap orang yang meninggal. Caranya adalah dengan selalu
berusaha untuk mempersembahkan atau memberikan suatu kepada orang yang telah
satu unsur universal kebudayaan yaitu sistim religi yang berkembang di masyarakat.
Dengan unsur ini manusia akan membayangkan wujud dunia gaib, dewa dan makhluk
halus yang mendiaminya, sifat Tuhan serta hakekat hidup dan mati dan mengalami
khusus dalam menjalankan setiap tahap kehidupannya. Pelakuan khusus ini penting
karena adanya gagasan bahwa setiap perubahan yang terjadi dalam hidup manusia
melibatkan aksi dan reaksi antara sesuatu yang suci dan duniawi.
Pada masyarakat tertentu, terdapat suatu bentuk perlakuan khusus terhadap orang
meninggal yaitu dengan memberikan ruang khusus. Hal ini terdorong oleh proses
kematian yang sering melambangkan proses pemisahan antara orang yang hidup dengan
yang mati. Setelah kematian, manusia akan mengalami proses transisi kematian, dan
akhir dari proses itu adalah pengiriman orang yang mati ke dunia kematian (the world of
death). Pernyataan yang serupa dikemukakan oleh Waterrson (1990) bahwa orang-orang
percaya yang mati akan menempati ”The land of the dead”, yang diidentikkan dengan
kehidupan di dunia.
”Ruang” untuk yang mati dengan ”Ruang” yang hidup. Anggapan tersebut kemudian
berkembang sehingga bentuk perlakuan khusus terhadap kematian ada yang berhubungan
Berdasarkan Sumber Data dari Dinas Pertamanan Koa Medan Tahun 2004 Tanah
Pemakaman Umum di kota Medan terdapat sebanyak 115 kawasan dengan luas areal
1.084.565,80 m2 (108,46 Ha) yang menyebar di seluruh kecamatan di Kota Medan. Areal
dilakukan oleh pemerintah Kota Medan sebanyak 8 unit dengan luas keseluruhan
sebanyak 45,5 Ha diantaranya adalah TPU Sei Batu Gingging, Jl. Gajah Mada, Jl.
2. Pemakaman bukan umum adalah areal pemakaman yang disediakan untuk anggota
golongan berdasarkan etnis dan agama, yang dikelola oleh badan sosial, yayasan dan
kelompok lainnya. Jumlah pemakaman bukan umum ini sebanyak 107 unit dengan
luas 629.565 m2 (62,96 Ha) diantaranya adalah TPU Jl. SM. Raja. Jl. Sei Deli dan
TPU Islam Guru Patimpus. (Dinas Pertamanan Koa Medan Tahun, 2004).
Secara umum, dalam peraturan daerah Kota Medan No. 9 Tahun 1987 tentag ”
Izin Pengunaan Tanah Tempat Pemakaman” yang kemudian berubah menjadi Perda No.
2 Tahun 2002 tentang ” Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat ” hanya
pemindahan kerangka jenazah serta penggunaan mobil jenazah, dimana kegiatan tersebut
harus mendapat persetujuan dari Pemerintah Kota Medan atau pejabat yang dihunjuk
1. Lokasi Pemakaman yang dikelola oleh Pemerintah Kota Medan (Dinas Pertamanan
a. Taman Pemakaman umum Kristen Gajah Mada Ujung, jalan Gajah Mada Perempatan
b. Taman Pemakaman Umum Kristen Gajah mada Lama, jalan Gajah Mada Perempatan
c. Lokasi Pemakaman Islam Sei Batu Gingging (Jalan Sei Batu Gingging Medan).
2. Lokasi Pemakaman yang dikelola oleh Badan Sosial, yayasan atau badan keagamaan
adalah :
Tabel. 2.1. Daftar Tanah Pemakaman Umum (TPU) Yang Dikelola Oleh Pemko Medan
LUAS STATUS
NO NAMA TANAH WAKAF AREAL TANAH KETERANGAN
(M2) WAKAF
1 Perkuburan Kayu Besar
Jl Thamrin Kel. P. Pasar 30000 Islam
Kec. M. Kota
2 Pekuburan
5590 Islam
Jl. Kemiri
3 Pekuburan
4960 Islam
Jl. S.M. Raja/ Mesjid Raya
4 Pekuburan
Jl. Purwosari P. Brayan 20000 Islam
Bengkel
5 Pekuburan
Jl. Glugur Darat II Kec.M.
Timur
6 Pekuburan
Jl. Krakatau P. Brayan Darat
1577 Bersertifikat Islam
II
Kec. Timur
7 Pekuburan
Kel. P. Brayan Darat I 5988 Islam
Kec. M. Timur
8 Pekuburan
Jl. Mabar Kel Sidodadi 2379 Bersertifikat Islam
Kec. M. Perjuangan
9 Pekuburan
Jl. Santosa Baru Islam
Kec. M. Perjuangan
10 Pekuburan
Islam
Jl. Sei Kera
11 Pekuburan
Jl. Krakatau P. Brayan Darat Bersertifikat Islam
II
12 Bersertifikat
Jl. Tuasan /Psr III Islam
Kec. M. Perjuangan
13 Perkuburan
Jl. Tuasan/Psr III Kristen
Kec. M. Perjuangan
14 Bersertifikat
Jl. Sei Deli Kel. Silalas 4030 Islam
Kec. M. Barat
15 Bersertifikat
Jl. G. Patimpus Kel. Silalas 6815 Islam
Kec. M. Barat
16 Bersertifikat
1800 Islam
Jl. Semangka Kel. Silalas
Lanjutan Tabel. 2.2
17 Bersertifikat
Jl. Karya Gg. Wakaf Kel.
18739 Islam
Sei Agul
Kec M. Barat
Bersertifikat
18 Jl. Ling II P. Brayan Kota 2236 Bersertifikat Islam
Kec. M. Barat
Perkuburan
19 Jl. Lingk. IV P. Brayan 1600 Bersertifikat Islam
Kec. M. Barat
Perkuburan
Jl. K.L. Yos Sudarsono
20 Belawan 4888 Islam
Kota
Kec. M. barat
Perkuburan
21 Islam
Jl. Pembangunan
Perkuburan
22 Jl. Letjend. J. Ginting Kec. 7267 Islam
M Baru
Perkuburan Al-Hasanah
Jl. Sei Tuntungan Kel.
23 Babura 3613 Islam
Kec. M. Baru
Perkuburan
Jl. Kapt. Pattimura Kel.
24 6678 Islam
Darat
Kec. M. Baru
Perkuburan
Pasar VI Lingk. VIII Kel.
25 14437 Islam
Besar
Kec.M. Labuhan
Pekuburan
26 Islam/Hindu
Jl. Sutomo Ujung
Perkuburan
27 Lingk. IX Kel. Bear 1206 Islam
Kec. M. Labuhan
Perkuburan
28 Lingkungan XII Kel. Besar 8416 Bersetifikat Islam
Kec. M. Labuhan
Perkuburan
29 Lingk. XIII Kel. Besar 6782 Islam
Kec. M. Labuhan
30 Perkuburan
Lingk. VIII Kel. Pekan
5684 Islam
Labuhan
Kec. M. Labuhan
Lanjutan Tabel. 2.2
31 Perkuburan
Lingk. V Kel Sei Mati 1295 Islam
Kec M. Labuhan
Perkuburan
32 Lingk. VI Kel. Sei Mati 4416 Islam
Kec. M. Labuhan
Perkuburan Kamp. Bahari
33 Kel. Sei Mati Kec. M. 2034 Islam
Labuhan
Perkuburan
Lingk. XI Kel. Pekan
34 1080 Islam
Labuhan
Kec. M. Labuhan
Perkuburan
35 Lingk. II Martubung 2250 Islam
Kec. M. Labuhan
Perkuburan Islam
Lingk. VI Kel. Kota Bangun
36 9980
Kec. M. Deli
Perkuburan
37 Lingk. VI Kel. Kota Bangun 196 Islam
Kec. M. Deli
Perkuburan
38 Lingk. III Kel. Mabar 1350 Islam
Kec. M. Deli
Perkuburan
39 Lingk. III Km. 6,5 Tj. Mulia 9000 Islam
Kec. M. Deli
Perkuburan
40 Lingk. Kel. Tj. Mulia 6785 Islam
Kec. M. Deli
Perkuburan
41 Jl. Yos Sudarso Km 7 6928 Islam
Kec. M. Deli
Perkuburan
Gg. Surya Lingk. VII Tj.
42 224 Islam
Mulia
Kec. M. Deli
Perkuburan
Jl. Aluminium III Lingk.
43 31752 Islam
XIII
Tj. Mulia Kec. M. deli
Perkuburan
44 Lingk. I Kel. Titi Papan 316 Islam
Tj. Mulia Kec. M. Deli
45 Perkuburan
1000 Islam
Lingk. XII Kel. Titi Papan
Lanjutan Tabel. 2.2
Perkuburan
Jl. Kuba IV 4235
53
Kec. M. Denai
Perkuburan
54 Jl. Panglima Denai Islam
Kec. M Amplas
Perkuburan
55 Jl. Pertahanan Kec. M. Kristen
Amplas
Perkuburan
56 Sp. Apros /Polonia Kec. M. Islam
Denai
Perkuburan
57 Jl. Sempurna Ujung Kristen
Kec. M. Kota
Perkuburan
58 Gg. Lia Lingk. I Menteng 1484 Sertifikat Islam
Kec. M. Denai
Perkuburan
59 Jl. Menteng VII Kel. Binjai 1167 Islam
Kec. M. Denai
Perkuburan
60 Jl. Menteng VII Kel. Binjai 1500 Sertifikat Islam
Kec. M. Denai
Lanjutan Tabel. 2.2
Johor
Kec. M. Johor
Perkuburan
75 Islam
Kuala Bekala Kec. M. Johor
Perkuburan
Jl. Sari Lingk. I Kedai
76 3000 Islam
Durian
Kec. M. Johor
Perkuburan
77 Kel. Indra Kasih Kec. M. 4570 Sertifikat Islam
Tembung
Perkuburan HS I/II
Jl. SM Raja/Bajak Kel.
78 6905 Sertifikat Islam
Harjosari II
Kec. M. Amplas
Perkuburan
79 Jl. Panglima Denai Kec. M 7562 Islam
Amplas
Perkuburan
Jl. Menteng VII Gg. Seroja
80
Kec. M. Amplas 577 Islam
Perkuburan
81 Jl. Menteng VII Gg. Wakaf 12000 Islam
Kec. M. Amplas
Perkuburan
82 Timbang Deli Kec. M. 6000 Islam
Amplas
Perkuburan
83 Gg. Ujung Link. V. Tj Gusta 8741 Sertifikat Islam
Kec. M. Helvetia
Perkuburan
84 Kelo Helvetia Kec. M. 10729 Sertifikat Islam
Helvetia
Perkuburan
Jl. Buntu No. 53 Cinta
85 4216 Islam
Damai
Kec. M. Helvetia
Perkuburan
Jl. Gatot Subroto sei
86 18000 Islam
Kambing
Kec. M. Petisah
Perkuburan
87 Jl. Kel sari Rejo Kec. M. 2502 Islam
Polonia
Perkuburan
88 Jl B. Katamso Kamp. Baru 6574 Sertifikat Islam
Kec. M. Maimun
Lanjutan Tabel. 2.2
Perkuburan
97 Jl. B. Katamso Sei Mati 5760 Islam
Kec. M. Maimun
Perkuburan
98 Jl. B. Katamso Kamp. Baru 6814 Sertifikat Islam
Kec. M. baru
Perkuburan
99 Jl. Saudara Beringin 3658 Sertifikat Islam
Kec. M. Selayang
Perkuburan
100 P. B. Selayang II 7816 Sertifikat Islam
Kec. M. Selayang
Perkuburan
101 7667 Sertifikat Islam
Tj. Sari Kec. M. Selayang
Perkuburan
102 Asam Kumbang 4376 Sertifikat Islam
Kec. M. Selayang
Perkuburan Mesjid Juang
Jl. H.M. Yamin Sei Kera
103 6057 Islam
Hilir I
Kec. M. Perjuangan
104 Perkuburan
Jl. Ibrahim Umar Sei Kera 4600 Islam
Kec. M. Perjuangan
Lanjutan Tabel. 2.2
105 Perkuburan
Jl. Setia Jadi Tegal Rejo 1000 Sertifikat Islam
Kec. M. Perjuangan
Perkuburan
106 Sei Kera Hulu Kec. M. 3680 Islam
Perjuangan
Perkuburan
107 Lingk.39 Rengas Pulau 195 Islam
Kec. M. Marelan
Perkuburan
108 Lingk. 14 Rengas Pulau 600 Islam
Kec. M. Marelan
Perkuburan
109 Lingk. 33 Rengas Pulau 1327 Islam
Kec. M. Marelan
Perkuburan
110 Lingk 38. Rengas Pulau 1500 Islam
Kec. M. Marelan
Perkuburan
111 Lingk 17 Rengas Pulau 2120 Islam
Kec. M. Marelan
Perkuburan
112 Lingk. IX Terjun Kec. M. 1994 Islam
Marelan
Perkuburan
113 Lingk. 32 Rengas Pulau 412 Islam
Kec. M. Marelan
Perkuburan
114 Lingk. 14 Rengas Pulau 945 Islam
Kec. M. Marelan
Perkuburan
115 Lingk. X Labuhan Deli 1400 Islam
Kec. M. Marelan
Perkuburan
116 40000 Islam
Jl. Halat Kec. M. Area
Perkuburan
117 8376 Islam
Jl. IsmailiayahKec. M. Area
Keterangan :
Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen yang dikelola oleh Pemerintah Kota
10. Pemakaman Kristen Patumbak Jalan Turi Ujung Kelurahan Timbang Deli Kecamatan
Medan Amplas;
11. Pemakaman Kristen Abdullah Lubis Jalan Abdullah Lubis Kelurahan Babura
12. Pemakaman Kristen Padang Bulan Jalan Letjen Jamin Ginting Kecamatan Medan
Baru;
13. Pemakaman Kristen Gajah Mada Ujung Jalan Gajah Mada Perempatan Jalan Sei
ditetapkan;
3. Untuk penambahan lahan ataupun pembenahan lokasi, terlebih dahulu harus membuat
pengurus/anggota;
2. Anggaran biaya yang dikeluarkan berdasarkan dana yang tersedia pada kas yayasan
dan atas pembenahan lokasi pemakaman berdasarkan atas musyawarah para pengurus
/anggota;
musyawarah para pengurus/anggota dan disesuaikan dengan dana yang tersedia pada
kas.
Pemerintah kota Medan adalah salah satu masalah yang belum terkoordinir, pemakaman
yang multi fungsi, disamping terbenturnya anggaran dan sempitnya lahan juga kultur
kebiasaan penduduk yang heterogen, saling memiliki budaya kebiasaan dan tata cara
penguburan yang berbeda. Untuk penambahan lahan terlebih dahulu harus diadakan
penelitian tentang lokasi yang strategis baik tempat, kondisi dan luas areal, sedangkan
teknis pelaksanaannya harus matang dan disesuaikan dengan Rencana Umum Ruang
membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dengan keterbatasan sumber tadi, Pemerintah
Kota Medan dalam hal ini Dinas Pertamanan Kota Medan secara bertahap menata
pemakaman di kota Medan, disamping bersumber dari APBD Propinsi Sumatera Utara
pula sumber-sumber pendapatan lainnya , yaitu penerimaan lain-lain yang sah, menurut
mencakup penerimaan kecil-kecil, seperti hasil penjualan alat berat dan bahan jasa.
Penerimaan dari swasta, bunga simpan giro dan bank serta penerimaan denda kontraktor.
Namun walaupun demikian sumber penerimaan daerah sangat bergantung pada potensi
yang memerlukan pertapakan tanah untuk tempat pemakaman jenazah dalam hal ini
harus menempuh prosedur yang berlaku sesuai dengan perda No. 9 Tahun 1987 berbunyi
“ Izin Penggunaan Tanah Tempat Pemakaman” berubah menjadi perda No. 32 Tahun
2002 berbunyi “ Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat”. Seksi
pemakaman dalam melaksanakan kegiatannya setiap tahun dibebani dengan target oleh
pemerintah kota Medan dan persetujuan dari DPRD Kota Medan. Masyarakat yang
c. Surat keterangan dari Sekretaris Daerah (Sekda) bagi jenazah yang akan dibawa ke
luar kota;
permohonan izin yang telah disediakan. Adapun bidang pekerjaan yang terdapat pada
A. Bidang Administrasi
3. Menerbitkan surat izin penguburan kembali kerangka jenazah yang telah dibongkar;
4. Menerbitkan surat izin pemakaian mobil jenazah;
5. Mengeluarkan surat perintah jalan (SPJ) kepada supir mobil jenazah yang akan keluar
kota;
Adapun Tanah Pemakaman Umum (TPU) yang dikelola oleh Pemerintah Kota
Medan ada 9 (Sembilan) lokasi yang mempunyai luas areal sekitar 453.000 m2 atau 45,3
Ha dan dikerjakan 38 orang tenaga kerja dengan tenaga pengawas sebanyak 8 orang
B. Bidang Lapangan
3. Melayani masyarakat yang datang berziarah ke tempat pemakaman kepada ahli waris
No. 9 tahun 1987 berbunyi “ Izin Penggunaan Tanah Tempat Pemakaman” kemudian
berubah menjadi Perda No. 32 tahun 2002 berbunyi “ Retribusi Pelayanan Pemakaman
dan Pengabuan Mayat” dengan perincian dan masa berlaku sebagai berikut :
anak-anak
7. Pengabuan Mayat :
8. Wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar,
2. Pemakaian ke luar kota adalah panjang jalan yang dilalui x Rp. 800,- + pemakaian
Pemakaian mobil jenazah diatur pada Perda No. 6 Tahun 1999 berbunyi
setiap pemohon dikenakan pungutan sebesar Rp. 15.000 sampai dengan Rp.
30.000/jenazah sesuai dengan lokasi tanah makam yang ditetapkan dengan keputusan
Kepala Daerah. Pengutipan dilakukan oleh pengelola pemakaman bukan umum dengan
ketentuan 25 % dari pungutan tersebut disetor ke kas Pemerintah Daerah sebagai sumber
Pendapatan Asli Daerah (PAD), berdasarkan hal tersebut diatas maka hasil-hasil yang
telah dicapai dari tahun 1996 s/d 2002 adalah sebagai berikut :
Dari uraian tersebut diatas dapat dilihat bahwa target yang dibebankan khususnya
dari sektor pemakaman belumlah memenuhi apa yang diharapkan karena masih banyak
target yang dibebankan tidak tercapai, hal ini disebkan masa berlaku izin 4 tahun
sementara yang dibebankan berlaku 1 tahun sekali, sehingga izin retribusi yang telah
dibayar oleh ahli waris untuk yang akan datang tidak dapat ditagih akan tetapi menunggu
3.000.000
2.900.000
2.800.000
2.700.000
2.600.000 Target
Realisasi
2.500.000
2.400.000
2.300.000
2000 2001 2000
Tahun Anggaran
DINAS KESEHATAN
Surat Keterangan
AHLI WARIS/
PENGURUS STM
DINAS PERTAMANAN
IZIN PEMAKAMAN
LOKASI/TEMPAT
PEMAKAMAN
LURAH
Surat Pengantar ( Dari Domisili
Ahli Waris )
DINAS KESEHATAN
Surat Keterangan
AHLI WARIS/
PENGURUS STM
SEKETARIS DAERAH
KOTA MEDAN
Surat Keterangan
DINAS PERTAMANAN
- Izin Pemindahan Kerangka
Jenazah/Tulang Belulang
- Lokasi Pemakaman /Tempat
Pemakaman
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan pada kasus ini adalah Model Deskriptif yang
dapat diartikan suatu cara dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu
set kondisi, suatu set pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara
Menurut Nazir (1985) dengan metode deskriptif ini juga diselidiki kedudukan
fenomena dan faktor yang akan melihat hubungan antara suatu faktor dengan faktor
lainnya. Oleh karena itu, penelitian deskriptif ini juga dinamakan studi kasus. Jadi pada
penelitian ini yang diarahkan pada metode deskriptif dimana kasusnya berjudul “Kajian
Kota Medan”.
Cakupan yang digunakan sebagai bentuk Metode Analisa Data dalam melakukan
Kajian dan Aspek Ekonomi Pada Pengelolaan Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen
di Kota Medan” adalah menggunakan metode Kualitatif yang diartikan akan dapat
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah Data Primer yang akan
menjelaskan hasil dari pengumpulan data penelitian yang juga berupa informasi
mengenai persepsi tentang permasalahan yang akan diangkat sesuai dengan judul
44:
“Kajian Aspek Ekonomi Pada Pengelolaan Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen di
Kota Medan”.
a. Data Lokasi;
Rencana lokasi penelitian direncanakan pada daerah yang ada lokasi Tanah
Pemakaman Umum (TPU) Kristen yang berada di kota Medan secara keseluruhan, tetapi
sebelumnya untuk dikaji yaitu Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen Simalingkar B,
1. Persiapan Survei;
2. Survei dan Kompilasi Data;
3. Analisa Data;
Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kajian Aspek Ekonomi Pada Pengelolaan Tanah
Pemakaman Umum ( TPU ) Kristen di Kota Medan
JADWAL PEKERJAAN
N TAHAPAN Bulan – 1 Bulan - 2 Bulan - 3 Bulan - 4 Bulan – 5
o PENELITIAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
Survei
2 Survei dan
Kompilasi Data
3 Analisis Data
4 Olah hasil data
penelitian
5 Pembahasan
hasil penelitian
6 Kesimpulan dan
saran
( rekomendasi )
a. Persiapan Survei
pada kegiatan studi literatur dan kegiatan persiapan survei, dengan perincian;
b. Survei
c. Kompilasi Data
Kompilasi data dilakukan dengan proses seleksi, pengelompokan data secara siste-
matis sesuai dengan apa yang dibutuhkan dalam analisis dan penulisan tesis
penelitian.
d. Analisis Data
Kegiatan pokok analisis adalah menelaah, mengolah serta menilai data yang telah
tersusun sehingga dihasilkan interpretasi data sesuai dengan tujuan penelitian tesis.
Setelah draft olah hasil data penelitian dirampungkan dan dengan persetujuan
Bagian ini merupakan hasil rekapitulasi akhir dari setiap kegiatan, dan setiap hasil
kegiatan ini baik itu dari awal sampai dengan tahap rekomendasi merupakan wujud
4.1. Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen Simalingkar B Jl. Bunga Rampe
4.1.1. Lokasi
Kristen yang dikelola oleh pemerintah kota Medan dan berada di kota Medan secara
keseluruhan, tetapi dalam pembahasannya ditentukan 1 (satu) dari 7 (tujuh) lokasi studi
yaitu Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen Simalingkar B, Jalan Bunga Rampe Kel.
Berdasarkan uraian dan analisa diatas maka judul penelitian ini adalah “Kajian
Aspek Ekonomi Pada Pengelolaan Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen di Kota
Medan”
Bentuk dari fisik makam yang ada pada saat ini umumnya sudah bagus dan tertata
Kristen Simalingkar B dengan melihat keseragaman bentuk dan simbol salib yang
ada. Pola Pedestrian sudah tertata rapi dan beraturan tetapi masih kurang maksimal
untuk membuat para pengunjung merasa lebih aman dan nyaman. Vegetasi yang
2. Faktor Administrasi
Manajemen pengelolaan Tanah Pemakaman Umum (TPU) Simalingkar B sudah ada
secara administrasi tetapi belum maksimal dalam hal pelayanan jasa pemakaman
3. Faktor Sosial
sosial yang baik pada masyarakat sekitar seperti penyediaan lapangan kerja yang
Berikut ini disajikan peta sebaran pengguna areal pemakaman Simalingkar B seperti
UTARA
JALAN BUNGA RA MPE
BARAT TIMUR
SELATAN
n
JALAN SETAPAK
a
Lokasi Tanah Pemakaman Umum (TPU) Simalingkar B, pada saat ini yang
keadaannya yang tidak teratur dan kurang tertata dengan rapi, Pemakaman di Tanah
direncanakan sebuah pemakaman yang terpadu, yang lokasinya tidak menyebar agar
tidak kelihatan semraut dan keadaannya dapat tertata dengan baik dan terawat.
b. Vegetasi
Simalingkar B saat ini menciptakan kesan yang seram dan angker bagi masyarakat yang
Simalingkar B ditanam pohon-pohon besar yang jauh dari kesan seram dan angker.
Seperti penanaman pohon palem, cemara, perdu,dan perumputan pada areal pemakaman.
Selain itu penanaman pohon-pohon besar yang memiliki akar yang menyebar dapat
pohon-pohon besar harus dihindari dan penempatan penanaman vegetasi pada kawasan
membuat pola tanaman yang teratur pada kawasan pemakaman sehingga kelihatan rapi
dan teratur
c. Pedestrian
Simalingkar B tidak memiliki lebar jalan yang mencukupi untuk lintasan para
Simalingkar B sangat tidak beraturan atau memakai pola sirkulasi yang tidak menentu
tersebut sebaiknya dibuat pola sirkulasi yang tidak menyulitkan para pengunjung. Tidak
kawasan pemakaman tersebut, sehingga para pengunjung dapat merasa lebih aman dan
nyaman.
d. Pembatas
antara jalan dan pemakaman dan pembatas Tanah Pemakaman Umum (TPU) Simalingkar
B yang kurang maksimal sehingga peranannya sebagai penutup efektif kurang berfungsi.
Maka sebaiknya diberi pembatas yang sehingga kawasan pemakaman itu memiliki kesan
e. Penerangan
Tidak adanya penerangan yang tidak teratur dan cukup di kawasan pemakaman
seram dan angker pada kawasan pemakaman sehingga sistem penerangan di kawasan
tersebut perlu penataan dan perencanaan dengan mengatur pola letak lampu-lampu
penerangan diareal kawasan pemakaman sehingga kelihatan tertata rapi dan teratur.
f. Pengelola/Manajemen
Tidak terkelola dengan baik areal atau kawasan pemakaman Tanah Pemakaman
pemakaman agar terciptanya suatu kawasan dengan penataan yang baik dan teratur.
Sebaiknya di rencanakan suatu kawasan yang bersih dan tertata rapi, sehingga kawasan
pemakaman menjadi tempat yang nyaman bagi mereka yang berkunjung untuk
melaksanakan ziarah. Dan masih ditemukan suatu aktifitas yang kurang baik karena
pengamanan yang ketat seperti penempatan pos security (keamanan) sehingga kawasan
g. Arsitektur Kuburan/Makam/Fisik
Bentuk dari nisan masing-masing pada saat ini umumnya sudah bagus sehingga
tercipta keserasian pada kawasan tersebut. Sebaiknya dibuat keseragaman antara nisan
pengoperasian tahun 1997. Tanah Pemakaman Umum (TPU) ini memiliki luas areal
Kondisi Umum
karakteristik yang seragam yaitu didominasi dengan bangunan beton dan penggunaan
bahan keramik. Selain itu pola letak makam juga sudah teratur dimana petak makamnya
sejajar dengan satu yang lainnya. Dari segi pemeliharaan, petak makam tampak bersih
dan terawat dengan baik. Hanya saja, hampir seluruh bangunan petak makam dibuat
dengan beton dan jarak antara makam sangat rapat. Hal ini membuat daerah resapan air
menjadi sedikit dan air hujan yang turun langsung mengalir kesaluran drainase yang ada.
pertahun untuk orang dewasa adalah 463 dan 80 orang untuk anak-anak. Jumlah ini bila
dirata-ratakan perbulan maka tiap bulan dibutuhkan minimal 39 tanah makam dewasa
(tabel 4.2) dan tanah makam anak-anak (tabel 4.3) bagi warga kecamatan Medan
Tabel. 4.2. Jumlah Pemakaman Baru (dewasa) di Simalingkar B Jl. Bunga Rampe
Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan Periode
Tahun 2000 s/d 2005
Tahun Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Total
2000 50 45 40 35 20 40 25 20 35 15 15 15 355
2001 30 45 15 20 40 23 27 35 36 40 35 42 388
2002 45 50 25 20 50 40 35 50 55 40 45 50 05
2003 40 35 20 25 45 40 45 35 30 45 40 30 430
2004 65 50 45 35 55 60 35 50 52 46 30 55 578
2005 19 35 49 48 58 42 73 34 76 35 4 48 521
Rata-rata 42 43 32 31 45 41 40 37 47 37 28 40 463
2000 5 10 15 6 8 2 2 2 50
2001 10 15 25 14 12 15 20 24 5 8 148
2002 5 4 2 3 5 1 6 8 4 10 3 3 54
2003 5 6 4 2 3 1 5 5 10 2 1 44
2004 6 5 4 6 4 7 5 4 4 5 3 3 56
2005 6 3 3 4 5 7 6 19 14 1 6 74
Rata-rata 6 8 6 8 6 5 4 8 9 13 3 4 80
(economies of proximity) yang diasosiasikan dengan kluster spasial dari perusahaan, para
pekerja, dan konsumen” dimana arti kata ”perusahaan” adalah merupakan Tanah
”para pekerja” sebagai (predikat), dan ”konsumen” sebagai (objek). Dalam pembahasan
ini analogi kata ”Perusahaan” dapat diartikan sebagai ”Tanah Pemakaman Umum”
Tuntungan yang dalam pembahasannya diaplikasikan sebagai titik (pusat) kegiatan atau
sumber utama segala kegiatan. analogi kata ”Para Pekerja” dapat diartikan sebagai
”orang-orang yang terlibat langsung di sekitar wilayah Simalingkar B Jl. Bunga Rampe
sedangkan dalam pembahasan ini analogi kata ”konsumen” dapat diartikan sebagai
diaplikasikan sebagai orang-orang yang menggunakan subjek sebagai hasil akhir kegiatan
atau sumber utama segala kegiatan dan tidak terlepas dari penggerak kegiatan, dimana
dapat disimpulkan antara ketiga faktor diatas akan punya keterkaitan dan saling
TUKANG KONSTRUKSI
TUKANG BUNGA + POT MAKAM DEWASA
BUNGA +ANAK-ANAK
TUKANG PETI
JENAZAH TANAH
DEWASA+ANAK-ANAK PARKIR KENDARAAN
PEMAKAMAN RODA 2+RODA 4
UMUM KRISTEN
(TPU)
SIMALINGKAR B
KANTIN
TOILET KECIL+BESAR TUKANG AIR BERSIH
pengangguran yang sangat tinggi. Pemerintah kota Medan dapat juga berkontribusi
dalam penciptaan lapangan kerja secara langsung dengan mengalokasikan lebih banyak
pengeluaran pada pembangunan infrastruktur yang telah rusak. Kebijakan ini sekaligus
meningkatkan iklim investasi dengan sendirinya, yang akan mendorong investor swasta
bidang industri pemakaman. Ini mememerlukan upaya dari pemerintah kota Medan untuk
investasi namun meminimalisir resiko terhadap anggaran yang dibutuhkan. Hal serupa
juga dapat ditempuh oleh pemerintah kota Medan dengan meningkatkan skala dari
sejumlah program yang memiliki efek besar terhadap penyediaan lapangan pekerjaan
khususnya di daerah sekitar pemakaman seperti dapat dijabarkan dibawah ini berikut
Tukang nisan merupakan usaha kecil yang tidak pernah lepas dari kebutuhan
pemakaman. Pada masyarakat Kristen nisan merupakan sebuah gambaran atau symbol
tradisi pahat dan ukir Pengulangan simbol dan doa-doa, sejak lama dianggap bagian dari
pencapaian kerohanian tertentu dalam berbagai ritual keagamaan. Itu sebabnya "repetisi"
(pengulangan) simbol dalam wujud nisan merupakan bagian dari niat manusia mencapai
tataran tertentu dalam konteks relasi mereka dengan leluhur dan alam kehidupan. Dan
bagi tukang batu nisan ini menyatakan bahwa usaha kerajinan batu-batuan ini cukup
untuk menghidupi kebutuhan keluarga. Batu yang digunakan tukang nisan ini semula
berasal dari batuan-tuan local daerah Sumatera dan sekitarnya. Ketika persediaan habis,
Usaha penjualan bunga juga merupakan sebuah usaha kecil yang tidak pernah
lepas dari kebutuhan pemakaman. Bunga umumnya pada masyarakat Kristen merupakan
sebuah gambaran atau simbol rasa kasih persaudaraan kita terhadap keluarga maupun
kepada leluhur kita yang sudah meninggal. Dan bagi pengusaha bunga menyatakan
bahwa usaha kerajinan menjual bunga untuk kebutuhan ziarah cukup untuk menghidupi
melonjak pada hari-hari tertentu disaat hari paskah, natal maupun tahun baru tiba, dari
Menurut seorang kepala mandor, uang begitu mudah didapatkan di areal Tanah
Pemakaman Umum (TPU) Simalingkar B. Yang penting seorang dengan status kepala
tukang saja, jika rajin dan setidaknya para tukang masih bisa mengantongi Rp 100 ribu
hingga Rp 150 ribu sehari, Tukang dapat memperoleh Rp 65 ribu s/d Rp 100 ribu perhari,
sedangkan pekerja akan memperoleh penghasilan sebesar 35 ribu s/d 50 ribu perharinya.
Bahkan, terkadang seorang kepala tukang mendapat borongan membangun makam yang
secara tiba-tiba dapat order, dengan membuat bangunan standar makam saja dibutuhkan
dana sebesar minimal Rp 5 juta rupiah untuk pemakaman orang dewasa sedangkan
bangunan standard makam untuk anak-anak dibutuhkan dana sebesar 3 juta rupiah.
Dengan perincian buat bahan dan upah tukang+pekerja Rp 4 juta, 1 juta buat kepala
tukang. Memang terkadang seorang kepala tukang hanya mendapatkan hasil borongan
Rp 1 juta.
jangankan membangun rumah, membuat peti mati saja masyarakat yang dalam hal ini
tukang peti jenazah kesulitan untuk mendapatkan bahan utama papan. Sulitnya
mendapatkan kayu untuk saat ini juga dikeluhkan masyarakat umum khususnya para
pembuat peti jenazah. Akibat dari kesulitan itu, membuat harga peti jenazah relatif mahal
seperti perincian selanjutnya pada halaman lampiran. Para tukang peti jenazah sekarang
ini diseluruh kota Medan lebih banyak mensuplai kebutuhan pemakaman untuk wilayah
Tanah Pemakaman Umum (TPU) Simalingkar B. Dari sisi ekonomi, tukang peti jenajah
sangat potensial secara ekonomi, hal ini dapat dilihat tingkat penghasilan yang didapat
Rp. 800.000,- s/d 1.200.000,- setiap minggunya. Dan dari perincian angka tersebut sesuai
dengan lampiran, para pengusaha peti jenazah bisa mendapatkan keuntungan sampai
dengan 40%. Tetapi untuk jaman sekarang besaran itu sangat sulit untuk didapat akibat
cukup luas untuk menampung kendaraan baik itu kendaraan staf kantor pengelola
maupaun pengunjung makam. Lapangan parkir tersebut belum di aspal hanya dilapisi
oleh batu yang dikeraskan sehingga pada musim hujan akan menjadi tanah berlumpur.
Kapasitas parkir biasanya terisi penuh setiap tiga hari menjelang paskah dan 1 hari
menjelang natal, merupakan hari yang sakral. Biasanya pada kesempatan ini para
bahkan ribuan penziarah berjubel memadati areal pekuburan yang luasnya mungkin
hanya sekitar 16 hektar didatangi untuk berziarah dan mendoakan sanak saudara mereka
yang sudah terkubur disana. Rutinitas berziarah ke kuburan sudah dilakukan sejak sejak
Dari analisa diatas membuat rutinitas ini juga membawa berkah bagi orang lain.
Sepanjang areal parkir yang tersedia baik itu lahan yang masih kosong dipekuburan yang
letaknya didalam makam dengan sendirinya mendadak menjadi area parkir. Puluhan
pemuda setempat yang dikoordinir kepala juru parkir memanfaatkan areal parkir yang
tersedia sebagai area parkir, dan berubahlah mereka menjadi tukang parkir dadakan bagi
ratusan bahkan ribuan pengunjung yang berkendaraan. Menurut salah seorang pemuda
yang kita wawancarai dilokasi parkir tanah Pemakaman Umum (TPU) Simalingkar B,
penghasilan yang diperoleh selama masa ziarah yang dimulai di hari paskah itu lumayan
banyak. Dalam sehari bisa memperoleh seratusan ribu. Puncaknya adalah sehari
didalamnya. Juga tidak terlepas untuk sarana toilet yang menurut fungsinya sangat
berperan untuk menghasilkan kualitas tersebut. Untuk sarana dalam bentuk Tanah
higinies, saluran, air, dan ukuran standarisasi arsitekturnya yang dibutuhkan sama sekali
belum di perhatikan.
Kantin untuk penjualan makanan dan minuman serta kios yang ditemukan
mempunyai letak yang strategis yaitu di areal parkir dekat bangunan pengelola, namun
perlu dilakukan perbaikan dan penataan kembali bangunan kios-kios tersebut agar
seragam, tidak terlihat kumuh dan tidak mengambil lahan kosong dibelakangnya.
Air bersih sangat mutlak diperlukan untuk daerah pemakaman. Dimanapun dan
kapanpun air tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Kebutuhan akan air khususnya
untuk pemakaman sudah menjadi sebuah keharusan, alasannya setiap orang kristen
setelah selesai melakukan ziarah wajib membasuh wajah diatas pemakaman keluarga atau
leluhur yang disayangi, hal ini membuktikan tingkat atau nilai kekeluargaan itu sangat
melekat pada jati diri orang kristen. Juga setelah selesai melakukan ziarah dan membasuh
wajah, peziarah wajib membasuh kaki dipintu keluar tanah pemakaman umum.
air sama sekali belum memadai, hal ini dapat dilihat dari tingkat kebersihan dan
kesehatan air yang belum terjamin seperti air bewarna kekuning-kuningan yang diambil
langsung dari sumur sementara letak toilet tidak kurang dari 5 (lima) meter dari posisi
septictank toilet.
9. Penjaga Kuburan
Kuburan atau kawasan makam selama ini identik dengan tempat yang
makam adalah tempat yang harus dihindari manusia, karena kuburan merupakan tempat
berkumpulnya roh-roh orang mati. Bahkan secara berlebihan, ada yang menganggap
badan akan sial jika tak segera mandi jika baru habis mengunjungi kuburan atau makam.
Tetapi kenyataan ini tidak berlaku untuk para penjaga kuburan. Seperti di beberapa
tempat Tanah Pemakaman Umum (TPU) kristen di kota Medan, khususnya Tanah
yang sangat menguntungkan menurut para penjaga kuburan yang berhasil diwawancarai.
Mereka mengatakan hasil yang didapat lumayan untuk dapat memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Apalagi menjelang hari suci umat kristiani seperti paskah, natal, dan suasana
tahun baru. Pada hari suci ini para penjaga makam kadang-kadang mendapatkan
Kegiatan perluasan tanah pemakaman umum dari tanah penduduk terjadi disekitar
areal Tanah Pemakaman Umum (TPU) Simalingkar B Medan, hal ini dikarenakan adanya
keinginan masyarakat tertentu untuk membuat fisik makam keluarganya tidak sama
dengan membedakan ukuran, bentuk dan suasana. Tetapi untuk perawatan makam
perorangan yang akses pencapaian ke lokasi areal tersebut tidak begitu jauh. Sehingga
masyarakat sangat terbantu dan kegiatan ini berpotensi secara ekonomi untuk menghidupi
Mengenai nilai tanahnya (harga permeter2) pada saat awal ditentukan lokasinya,
nilai jual tanah hanya berkisar sekitar Rp. 50.000,- permeter2, tentu hal ini sangat
merugikan masyarakat yang tanahnya berada di sekitar lokasi tanah pemakaman umum
(TPU) Simalingkar B. Tetapi tanpa mereka sadari ternyata sekarang ini nilai tanah
mereka yang berada di sekitar lokasi tanah pemakaman umum (TPU) Simalingkar B,
khususnya di sepanjang pintu masuk ke lokasi yang dimaksud. Menurut survei lapangan
harga tanah permeter2nya sekarang ini bisa mencapai 1,5 juta – 2 juta. Tetapi masyarakat
hanya menjual dalam bentuk persil ukuran 5 meter x 10 meter. Adapun contoh gambar
Masyarakat
Simalingkar B
Tanah
Tanah Kavlingan Tanah Kavlingan
KESIMPULAN
dalam suatu kawasan menuntut tercukupinya kebutuhan dasar semua orang dan
tersedianya peluang yang sama dan keadilan dalam memenuhi kebutuhan sarana sosial
yang lebih baik. Pada akhirnya, harus disadari bahwa Manajemen pengelolaan tanah
keselarasan yang tetap (statis), akan tetapi lebih merupakan suatu proses dinamis tentang
serta perubahan visi kelembagaan yang lebih konsisten terhadap kebutuhan hari depan, di
5.1.1. Kesimpulan
2. Tukang Bunga;
5. Parkir Kendaraan;
6. Toilet;
9. Penjaga Kuburan.
adalah:
d. Indikator keberhasilan aglomerasi yang dicapai dapat dilihat dalam halaman lampiran
”item” Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan sumber lapangan kerja di sekitar
areal pemakaman.
e. Tanah disekitar pintu masuk pemakaman berguna sebagai investasi barang tak
Di samping hal tersebut di atas, tanah/barang tak bergerak relatif tetap dan
mempunyai keuntungan dalam jangka panjang. Untuk masa sekarang dan yang akan
datang, tanah tetap mempunyai nilai yang tinggi. Nilai ekonomi tanah disekitar areal
pemakaman akan tetap bertambah akibat perluasan Tanah Pemakaman Umum (TPU) dari
Tanah Penduduk
5.1.2. Saran
Perlu dipertahankan dan dikelola konsep manajemen baru khususnya untuk Tanah
menjadi ”pilot project” untuk menciptakan pemakaman baru baik secara fisik dan
Dalam manajemen pengelolaan tanah pemakaman umum (TPU) baik itu dalam
perencanaan ekonomi dan fisik pemakaman kedepan nanti, lokasi yang diteliti diberikan
untuk kepentingan proses pemakaman, adapun usulan yang di ajukan adalah sebagai
berikut:
2. Gedung Gereja;
3. Toko Souvenir;
4. Wisma/Jambur;
5. Toko Bangunan.
tetap menghasilkan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Berdasarkan penelitian serta
analisa yang telah dilakukan, maka penulis ingin mengemukakan upaya pembenahan apa
sajakah yang perlu dilakukan dalam proses pengembangan manajemen makam menjadi
andalan dalam memperoleh penghasilan dan masukan ke sektor Pendapatan Asli Daerah
TANAH
PEMAKAMAN
UMUM KRISTEN
(TPU)
SIMALINGKAR B
Badan Pusat Statistik Kota Medan, (2001) ”Medan Dalam Angka”, Medan;
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, (2006) ”Master Plan Kota Medan 2016.
(Penyusunan RTRW Kota Medan)”;
Dinas Pertamanan Kota Medan, 2003 ”Profil Pertamanan Kota Medan 2002”
Harian Umum Batak Pos, Hari Jumat 8 Desember 2006 hal 15 kolom 1, 2006
”Pengembang Diminta Sediakan Lahan Pemakaman”, Medan;
Jean Marie Hartman, Nan Shao, John Hasse, David Tulloch, Jennifer Miedowicz,
2003 Jurnal: “The Value of Green in the City: Nilai dari Sebuah Kota
Hijau”;
Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 136, (2001)
”Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Pemakaman”
Propinsi Menurut Nazir (1985) dengan metode deskriptif ini juga diselidiki
kedudukan fenomena atau faktor yang akan melihat hubungan antara suatu
faktor dengan faktor lainnya. Oleh karena itu, penelitian deskriptif ini juga
dinamakan studi kasus ;
Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 2, (1992) ”Tentang Pemakaman Umum
Dalam Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta”, Jakarta;
Tarigan Randiman MAP Drs. H, Kepala Dinas Pertamanan Kota Medan, 2007 Jurnal
: “Ruang Terbuka Hijau (RTH) Wilayah Perkotaan”, Medan;
Wardhana Iwan Henry, 2005, Staff Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA) Propinsi
DKI Jakarta, Jurnal : “Mengelola Aset Kota Jakarta”, Jakarta;
Maka ditaksir/diperkirakan jumlah orang dimakamkan di lokasi Tanah Pemakaman Umum(TPU) Kristen
Tanjung Selamat Jalan Flamboyan Kelurahan Tanjung Selamat Kecamatan Medan Selayang adalah :
= 10.000 m2 : 3,75 m2
= 2.667 orang
Dengan asumsi perbandingan /persentase meninggal sebagai dasar penelitian antara yang meninggal dewasa
dan anak-anak adalah:
- Dewasa = 90 %
- Anak = 10 %
Total = 100 %
Sehingga perincian uang yang dapat ditarik /diperoleh untuk sumber pendapatan asli daerah(PAD) kota
Medan adalah sebagai berikut:
b Tukang bunga
Berdasarkan survey data harga rata-rata 1 (satu) ikat bunga adalah=
Rp. 45.000,- dan 1(satu) unit pot bunga adalah = Rp. 10.000,-
e Parkir kendaraan :
Berdasarkan survey data kelapangan harga rata-rata parkir kendaraan untuk 1 (satu) unit kendaraan yang
terdiri dari:
f Toilet
Berdasarkan survey data kelapangan, harga rata-rata untuk buang air kecil + buang air besar di lokasi
pemakaman adalah :
- Buang air kecil = Rp. 1.000,-
- Buang air besar = Rp. 2.000,-
Jika setiap 1 orang/hari meninggal, maka dapat diperkirakan orang akan ke toilet ;
- Untuk buang air kecil sebanyak = 20 orang
- Untuk buang air besar sebanyak = 5 orang
Maka dapat dihitung uang yang didapat dengan perincian sebagai berikut ;
Catatan : per 2 (dua) tahun
- Buag air kecil
= 20 orang x Rp. 1.000,- x 30 hari x 12 bulan x 2 tahun
= Rp. 14.400.000,-
- Buang air besar
= 5 orang x Rp. 2.000,- x 30 hari x 12 bulan x 2 tahun
= Rp.7.200.000,-
g Kantin pengelola
Berdasarkan survey data kelapangan, harga rata-rata untuk 1 (satu) gelas minuman yang terdiri dari:
- Teh manis panas adalah = Rp. 1.500,-
- Teh manis dingin adalah = Rp. 2.000,-
Jika setiap 1 orang/hari meninggal, maka dapat diperkirakan dengan rata-rata pengunjung ke kantin
untuk istirahat minum teh manis panas sebanyak 50 orang /hari dan 50 orang /hari untuk istirahat
minum teh manis dingin. sehingga dapat dihitung besaran nilai rupiah dengan perincian sebagai berikut:
Catatan : Per 2 (dua) tahun
- Teh manis panas
= 50 orang x Rp. 1.500,- x 30 hari x 12 bulan x 2 tahun
= Rp. 54.000.000,-
- Teh manis dingin
= 50 orang x Rp. 2.000,- x 30 hari x 12 bulan x 2 tahun
= Rp. 72.000.000,-
i Penjaga kuburan/makam
Berdasar survey data kelapangan, untuk 1 (satu) bulan penuh, seorang penjaga kuburan /makam dibayar
oleh ahli waris makam sebesar = Rp. 10.000,-/bulan dan pembersih kuburan dibayar oleh ahli waris
sebesar = Rp. 15.000,-/bulan.
Maka didapat perhitungan uang yang diterima penjaga kuburan/makam dan pembersih kuburan adalah
sebagai berikut:
- Penjaga kuburan/makam
= 2.667 orang x Rp. 10.000,- x 12 bulan x 2 tahun
= Rp. 640.080.000,-
- Pembersih kuburan/makam
= 2.667 orang x Rp. 15.000,- x 12 bulan x 2 tahun
= Rp. 960.120.000,-
j Pedagang buah-buahan
Berdasarkan survey data kelapangan, jenis buah-buahan yang biasanya dipasarkan di lokasi studi
terdiri dari:
- Jambu kelutuk /bangkok
- Duku manis
- Pisang barangan
Untuk 1 (satu) kg buah jambu kelutuk dijual seharga = Rp. 2.500,-/kg
1 (satu) kg buah duku manis dijual seharga = Rp. 10.000,-/kg
1 (satu) sisir pisang barangan dijual seharga = Rp. 5.000,-/sisir
Jika dalam 1 hari seorang pedagang mampu menjual 10 kg untuk jambu kelutuk, 10 kg buah duku manis
dan 10 sisir pisang barangan, maka dapat dihitung uang yang dihasilkan dengan perincian sebagai
berikut:
Catatan : Per 2 (dua) tahun
- Luas 10.000 M2
Maka ditaksir/diperkirakan jumlah orang dimakamkan di lokasi Tanah Pemakaman Umum(TPU) Kristen
Simalingkar B Jalan Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan adalah :
= 65.000 m2 : 3,75 m2
= 17.334 orang
Dengan asumsi perbandingan /persentase meninggal sebagai dasar penelitian antara yang meninggal dewasa
dan anak-anak adalah:
- Dewasa = 90 %
- Anak = 10 %
Total = 100 %
Sehingga perincian uang yang dapat ditarik /diperoleh untuk sumber pendapatan asli daerah(PAD) kota
Medan adalah sebagai berikut:
b. Tukang bunga
Berdasarkan survey data harga rata-rata 1 (satu) ikat bunga adalah=
Rp. 45.000,- dan 1(satu) unit pot bunga adalah = Rp. 10.000,-
Jika diperhitungkan dalam setiap 1 (satu) orang/hari meninggal, maka biasanya jumlah rata-rata
pengiring kendaraan roda 2(dua) sebanyak 75 unit kendaraan dan roda 4(empat) sebanyak 25 unit
kendaraan, maka dapat dihitung dengan perincian sebagai berikut :
f. Toilet
Berdasarkan survey data kelapangan, harga rata-rata untuk buang air kecil + buang air besar di lokasi
pemakaman adalah :
- Buang air kecil = Rp. 1.000,-
- Buang air besar = Rp. 2.000,-
Jika setiap 1 orang/hari meninggal, maka dapat diperkirakan orang akan ke toilet ;
- Untuk buang air kecil sebanyak = 40 orang
- Untuk buang air besar sebanyak = 15 orang
Maka dapat dihitung uang yang didapat dengan perincian sebagai berikut ;
Catatan : per 2 (dua) tahun
- Buag air kecil
= 40 orang x Rp. 1.000,- x 30 hari x 12 bulan x 2 tahun
= Rp. 28.800.000,-
- Buang air besar
= 15 orang x Rp. 2.000,- x 30 hari x 12 bulan x 2 tahun
= Rp. 21.600.000,-
g. Kantin pengelola
Berdasarkan survey data kelapangan, harga rata-rata untuk 1 (satu) gelas minuman yang terdiri dari:
i. Penjaga kuburan/makam
Berdasar survey data kelapangan, untuk 1 (satu) bulan penuh, seorang penjaga kuburan /makam dibayar
oleh ahli waris makam sebesar = Rp. 10.000,-/bulan dan pembersih kuburan dibayar oleh ahli waris
sebesar = Rp. 15.000,-/bulan.
Maka didapat perhitungan uang yang diterima penjaga kuburan/makam dan pembersih kuburan adalah
sebagai berikut:
- Penjaga kuburan/makam
= 17.334 orang x Rp. 10.000,- x 12 bulan x 2 tahun
= Rp. 4.160.160.000,-
- Pembersih kuburan/makam
= 1.733 orang x Rp. 15.000,- x 12 bulan x 2 tahun
= Rp. 623.880.000,-
j. Pedagang buah-buahan
Berdasarkan survey data kelapangan, jenis buah-buahan yang biasanya dipasarkan di lokasi studi
terdiri dari:
a. Jambu kelutuk /bangkok
b. Duku manis
c. Pisang barangan
Untuk 1 (satu) kg buah jambu kelutuk dijual seharga = Rp. 2.500,-/kg
1 (satu) kg buah duku manis dijual seharga = Rp. 10.000,-/kg
1 (satu) sisir pisang barangan dijual seharga = Rp. 5.000,-/sisir
Jika dalam 1 hari seorang pedagang mampu menjual 30 kg untuk jambu kelutuk, 20 kg buah duku manis
dan 30 sisir pisang barangan, maka dapat dihitung uang yang dihasilkan dengan perincian sebagai
berikut:
Catatan : Per 2 (dua) tahun
- Luas 65.000 M2
SUB TOTAL
NO. URAIAN NILAI RINCIAN RINCIAN
RINCIAN UANG ( Rp. ) ( Rp. )
A SUMBER PENDAPATAN ASLI DAEARAH (PAD)
1 Izin Penguburan Untuk Dewasa 1,014,000,000.00
2 Izin penguburan Untuk Anak – anak 95,315,000.00
3 Izin Perpanjangan Makam Dewasa 554,688,000.00
4 Izin Perpanjangan Makam anak-anak 47,657,500.00
SUB TOTAL A 1,711,660,500.00
B LAPANGAN PEKERJAAN
1 Tukang Nisan/Nama
- Nisan 2,600,100,000.00
- ”Kata Mutiara” 4,333,500,000.00
SUB TOTAL B1 6,933,600,000.00
2 Tukang Bunga
- Bunga 780,030,000.00
- Pot Bunga 173,340,000.00
SUB TOTAL B2 953,370,000.00
3 Tukang Konstruksi makam
- Membuat Makam Dewasa 124,800,000,000.00
- Membuat Makam Anak-anak 8,665,000,000.00
SUB TOTAL B3 133,465,000,000.00
4 Tukang Peti Jenazah
- Peti Jenazah Dewasa 12,480,000,000.00
- Peti Jenazah Anak-anak 693,200,000.00
SUB TOTAL B4 13,173,200,000.00
5 Parkir Kendaraan
- Parkir Kendaraan 2 54,000,000.00
- Parkir Kendaraan Roda 4 36,000,000.00
SUB TOTAL B5 90,000,000.00
6 Kamar Mandi
- Buag air kecil 28,800,000.00
- Buang air besar 21,600,000.00
SUB TOTAL B6 50,400,000.00
7 Kantin
- Teh manis panas 81,000,000.00
- Teh manis dingin 72,000,000.00
SUB TOTAL B7 153,000,000.00
8 Tukang air bersih
- Penguburan 2,520,000.00
- Ziarah keluarga 7,560,000.00
SUB TOTAL B8 10,080,000.00
9 Penjaga Kuburan/makam
- Penjaga kuburan/makam 4,160,160,000.00
- Pembersih kuburan/makam 623,880,000.00
SUB TOTAL B9 4,784,040,000.00
10 Pedagang Buah-buahan
- Jambu kelutuk 54,000,000.00
- Buah duku manis 144,000,000.00
- Pisang barangan 108,000,000.00
SUB TOTAL B10 306,000,000.00
Maka ditaksir/diperkirakan jumlah orang dimakamkan di lokasi Tanah Pemakaman Umum(TPU) Kristen
Tanjung Selamat Jalan Flamboyan Kelurahan Tanjung Selamat Kecamatan Medan Selayang adalah :
= 40.000 m2 : 3,75 m2
= 10.667 orang
Dengan asumsi perbandingan /persentase meninggal sebagai dasar penelitian antara yang meninggal dewasa
dan anak-anak adalah:
- Dewasa = 90 %
- Anak = 10 %
Total = 100 %
Sehingga perincian uang yang dapat ditarik /diperoleh untuk sumber pendapatan asli daerah(PAD) kota
Medan adalah sebagai berikut:
e. Parkir kendaraan
Berdasarkan survey data kelapangan harga rata-rata parkir kendaraan untuk 1 (satu) unit kendaraan yang
terdiri dari:
Jika diperhitungkan dalam setiap 1 (satu) orang/hari meninggal, maka biasanya jumlah rata-rata
pengiring kendaraan roda 2(dua) sebanyak 25 unit kendaraan dan roda 4(empat) sebanyak 10 unit
kendaraan, maka dapat dihitung dengan perincian sebagai berikut :
f. Toilet
Berdasarkan survey data kelapangan, harga rata-rata untuk buang air kecil + buang air besar di lokasi
pemakaman adalah :
- Buang air kecil = Rp. 1.000,-
- Buang air besar = Rp. 2.000,-
Jika setiap 1 orang/hari meninggal, maka dapat diperkirakan orang akan ke toilet ;
- Untuk buang air kecil sebanyak = 20 orang
- Untuk buang air besar sebanyak = 5 orang
Maka dapat dihitung uang yang didapat dengan perincian sebagai berikut ;
Catatan : per 2 (dua) tahun
- Buag air kecil
= 20 orang x Rp. 1.000,- x 30 hari x 12 bulan x 2 tahun
= Rp. 14.400.000,-
- Buang air besar
= 5 orang x Rp. 2.000,- x 30 hari x 12 bulan x 2 tahun
= Rp.7.200.000,-
g. Kantin pengelola
Berdasarkan survey data kelapangan, harga rata-rata untuk 1 (satu) gelas minuman yang terdiri dari:
i. Penjaga kuburan/makam
Berdasar survey data kelapangan, untuk 1 (satu) bulan penuh, seorang penjaga kuburan /makam dibayar
oleh ahli waris makam sebesar = Rp. 10.000,-/bulan dan pembersih kuburan dibayar oleh ahli waris
sebesar = Rp. 15.000,-/bulan.
Maka didapat perhitungan uang yang diterima penjaga kuburan/makam dan pembersih kuburan adalah
sebagai berikut:
- Penjaga kuburan/makam
= 10.667 orang x Rp. 10.000,- x 12 bulan x 2 tahun
= Rp. 2.560.080.000,-
- Pembersih kuburan/makam
= 10.667 orang x Rp. 15.000,- x 12 bulan x 2 tahun
= Rp. 3.840.120.000,-
j. Pedagang buah-buahan
Berdasarkan survey data kelapangan, jenis buah-buahan yang biasanya dipasarkan di lokasi studi
terdiri dari:
1. Jambu kelutuk /bangkok
2. Duku manis
3. Pisang barangan
Untuk 1 (satu) kg buah jambu kelutuk dijual seharga = Rp. 2.500,-/kg
1 (satu) kg buah duku manis dijual seharga = Rp. 10.000,-/kg
1 (satu) sisir pisang barangan dijual seharga = Rp. 5.000,-/sisir
Jika dalam 1 hari seorang pedagang mampu menjual 20 kg untuk jambu kelutuk, 20 kg buah duku manis
dan 10 sisir pisang barangan, maka dapat dihitung uang yang dihasilkan dengan perincian sebagai
berikut:
Catatan : Per 2 (dua) tahun
- Luas 40.000 M2
URAIAN NILAI RINCIAN SUB TOTAL RINCIAN
NO. RINCIAN UANG ( Rp. ) ( Rp. )
SUMBER PENDAPATAN ASLI DAEARAH
A (PAD)
1 Izin Penguburan Untuk Dewasa 624,000,000.00
2 Izin penguburan Untuk Anak – anak 58,685,000.00
3 Izin Perpanjangan Makam Dewasa 307,200,000.00
4 Izin Perpanjangan Makam anak-anak 29,342,500.00
SUB TOTAL A 1,019,227,500.00
B LAPANGAN PEKERJAAN
1 Tukang Nisan/Nama
- Nisan 1,600,050,000.00
- ”Kata Mutiara” 2,666,750,000.00
SUB TOTAL B1 4,266,800,000.00
2 Tukang Bunga
- Bunga 480,015,000.00
- Pot Bunga 106,670,000.00
SUB TOTAL B2 586,685,000.00
3 Tukang Konstruksi makam
- Membuat Makam Dewasa 85,536,000,000.00
- Membuat Makam Anak-anak 5,335,000,000.00
SUB TOTAL B3 90,871,000,000.00
4 Tukang Peti Jenazah
- Peti Jenazah Dewasa 8,533,600,000.00
- Peti Jenazah Anak-anak 426,800,000.00
SUB TOTAL B4 8,960,400,000.00
5 Parkir Kendaraan
- Parkir Kendaraan 2 18,000,000.00
- Parkir Kendaraan Roda 4 14,400,000.00
SUB TOTAL B5 32,400,000.00
6 Kamar Mandi
- Buag air kecil 14,400,000.00
- Buang air besar 7,200,000.00
SUB TOTAL B6 21,600,000.00
7 Kantin
- Teh manis panas 54,000,000.00
- Teh manis dingin 72,000,000.00
SUB TOTAL B7 126,000,000.00
8 Tukang air bersih
- Penguburan 2,520,000.00
- Ziarah keluarga 5,040,000.00
SUB TOTAL B8 7,560,000.00
9 Penjaga Kuburan/makam
- Penjaga kuburan/makam 2,560,080,000.00
- Pembersih kuburan/makam 3,840,120,000.00
SUB TOTAL B9 6,400,200,000.00
10 Pedagang Buah-buahan
- Jambu kelutuk 36,000,000.00
- Buah duku manis 144,000,000.00
- Pisang barangan 36,000,000.00
SUB TOTAL B10 216,000,000.00
Maka ditaksir/diperkirakan jumlah orang dimakamkan di lokasi Tanah Pemakaman Umum(TPU) Kristen
Abdullah Lubis Jalan abdullah Lubis Kelurahan Babura Kecamatan Medan Baru adalah :
= 15.000 m2 : 3,75 m2
= 4.000 orang
Dengan asumsi perbandingan /persentase meninggal sebagai dasar penelitian antara yang meninggal dewasa
dan anak-anak adalah:
- Dewasa = 90 %
- Anak = 10 %
Total = 100 %
Sehingga perincian uang yang dapat ditarik /diperoleh untuk sumber pendapatan asli daerah(PAD) kota
Medan adalah sebagai berikut:
b. Tukang bunga
Berdasarkan survey data harga rata-rata 1 (satu) ikat bunga adalah = Rp. 45.000,- dan 1(satu) unit pot
bunga adalah = Rp. 10.000,-
e. Parkir kendaraan
Berdasarkan survey data kelapangan harga rata-rata parkir kendaraan untuk 1 (satu) unit kendaraan yang
terdiri dari:
Jika diperhitungkan dalam setiap 1 (satu) orang/hari meninggal, maka biasanya jumlah rata-rata
pengiring kendaraan roda 2(dua) sebanyak 25 unit kendaraan dan roda 4(empat) sebanyak 10 unit
kendaraan, maka dapat dihitung dengan perincian sebagai berikut :
- Parkir kendaraan roda 2(dua) adalah :
= 25 unit x Rp 1.000,- x 30 hari x 12 bulan x 2 tahun
= Rp. 18.000.000,-
- Parkir kendaraa roda 4(empat) adalah :
= 10 unit x Rp.2.000,- x 30 hari x 12 bulan x 2 tahun
= Rp. 14.400.000,-
f. Toilet
Berdasarkan survey data kelapangan, harga rata-rata untuk buang air kecil + buang air besar di lokasi
pemakaman adalah :
- Buang air kecil = Rp. 1.000,-
- Buang air besar = Rp. 2.000,-
Jika setiap 1 orang/hari meninggal, maka dapat diperkirakan orang akan ke toilet ;
- Untuk buang air kecil sebanyak = 20 orang
- Untuk buang air besar sebanyak = 5 orang
Maka dapat dihitung uang yang didapat dengan perincian sebagai berikut ;
Catatan : per 2 (dua) tahun
- Buag air kecil
= 20 orang x Rp. 1.000,- x 30 hari x 12 bulan x 2 tahun
= Rp. 14.400.000,-
- Buang air besar
= 5 orang x Rp. 2.000,- x 30 hari x 12 bulan x 2 tahun
= Rp.7.200.000,-
g. Kantin pengelola
Berdasarkan survey data kelapangan, harga rata-rata untuk 1 (satu) gelas minuman yang terdiri dari:
- Teh manis panas adalah = Rp. 1.500,-
- Teh manis dingin adalah = Rp. 2.000,-
Jika setiap 1 orang/hari meninggal, maka dapat diperkirakan dengan rata-rata pengunjung ke kantin
untuk istirahat minum teh manis panas sebanyak 50 orang /hari dan 50 orang /hari untuk istirahat
minum teh manis dingin. sehingga dapat dihitung besaran nilai rupiah dengan perincian sebagai berikut:
Catatan : Per 2 (dua) tahun
- Teh manis panas
= 50 orang x Rp. 1.500,- x 30 hari x 12 bulan x 2 tahun
= Rp. 54.000.000,-
- Teh manis dingin
= 50 orang x Rp. 2.000,- x 30 hari x 12 bulan x 2 tahun
= Rp. 72.000.000,-
h. Tukang air bersih
Berdasarkan survey data kelapangan, harga rata-rata untuk 1 (satu) galon air bersih adalah Rp. 3.500,-
untuk keperluan penguburan dan ziarah keluarga. Jika setiap hari diperkirakan 1(satu) orang
dikuburkan memerlukan 1 galon air bersih dan setiap hari 2(dua) keluarga berziarah membutuhkan 1
galon air, maka dapat dihitung dengan perincian sebagai berikut ;
- Penguburan
= 1 orang x Rp. 3.500,- x 30 hari x 12 bulan x 2 tahun
= Rp. 2.520.000,-
- Ziarah keluarga
= 2 keluarga x Rp. 3.500,- x 30 hari x 12 bulan x 2 tahun
= Rp. 5.040.000,-
i. Penjaga kuburan/makam
Berdasar survey data kelapangan, untuk 1 (satu) bulan penuh, seorang penjaga kuburan /makam dibayar
oleh ahli waris makam sebesar = Rp. 10.000,-/bulan dan pembersih kuburan dibayar oleh ahli waris
sebesar = Rp. 15.000,-/bulan.
Maka didapat perhitungan uang yang diterima penjaga kuburan/makam dan pembersih kuburan adalah
sebagai berikut:
- Penjaga kuburan/makam
= 4.000 orang x Rp. 10.000,- x 12 bulan x 2 tahun
= Rp. 960.000.000,-
- Pembersih kuburan/makam
= 4.000 orang x Rp. 15.000,- x 12 bulan x 2 tahun
= Rp. 1.440.000.000,-
j. Pedagang buah-buahan
Berdasarkan survey data kelapangan, jenis buah-buahan yang biasanya dipasarkan di lokasi studi
terdiri dari:
6. Jambu kelutuk /bangkok
7. Duku manis
8. Pisang barangan
Untuk 1 (satu) kg buah jambu kelutuk dijual seharga = Rp. 2.500,-/kg
1 (satu) kg buah duku manis dijual seharga = Rp. 10.000,-/kg
1 (satu) sisir pisang barangan dijual seharga = Rp. 5.000,-/sisir
Jika dalam 1 hari seorang pedagang mampu menjual 20 kg untuk jambu kelutuk, 20 kg buah duku manis
dan 10 sisir pisang barangan, maka dapat dihitung uang yang dihasilkan dengan perincian sebagai
berikut:
Catatan : Per 2 (dua) tahun
Maka ditaksir/diperkirakan jumlah orang dimakamkan di lokasi Tanah Pemakaman Umum(TPU) Kristen
Abdullah Lubis Jalan abdullah Lubis Kelurahan Babura Kecamatan Medan Baru adalah :
= 20.000 m2 : 3,75 m2
= 5.333 orang
Dengan asumsi perbandingan /persentase meninggal sebagai dasar penelitian antara yang meninggal dewasa
dan anak-anak adalah:
- Dewasa = 90 %
- Anak = 10 %
Total = 100 %
Sehingga perincian uang yang dapat ditarik /diperoleh untuk sumber pendapatan asli daerah(PAD) kota
Medan adalah sebagai berikut:
b. Tukang bunga
Berdasarkan survey data harga rata-rata 1 (satu) ikat bunga adalah = Rp. 45.000,- dan 1(satu) unit pot
bunga adalah = Rp. 10.000,-
Sehingga dapat dihitung jumlah uang yang didapat adalah:
e. Parkir kendaraan
Berdasarkan survey data kelapangan harga rata-rata parkir kendaraan untuk 1 (satu) unit kendaraan yang
terdiri dari:
Jika diperhitungkan dalam setiap 1 (satu) orang/hari meninggal, maka biasanya jumlah rata-rata
pengiring kendaraan roda 2(dua) sebanyak 25 unit kendaraan dan roda 4(empat) sebanyak 10 unit
kendaraan, maka dapat dihitung dengan perincian sebagai berikut :
- Parkir kendaraan roda 2(dua) adalah :
= 25 unit x Rp 1.000,- x 30 hari x 12 bulan x 2 tahun
= Rp. 18.000.000,-
- Parkir kendaraa roda 4(empat) adalah :
= 10 unit x Rp.2.000,- x 30 hari x 12 bulan x 2 tahun
= Rp. 14.400.000,-
f. Toilet
Berdasarkan survey data kelapangan, harga rata-rata untuk buang air kecil + buang air besar di lokasi
pemakaman adalah :
- Buang air kecil = Rp. 1.000,-
- Buang air besar = Rp. 2.000,-
Jika setiap 1 orang/hari meninggal, maka dapat diperkirakan orang akan ke toilet ;
- Untuk buang air kecil sebanyak = 20 orang
- Untuk buang air besar sebanyak = 5 orang
Maka dapat dihitung uang yang didapat dengan perincian sebagai berikut ;
Catatan : per 2 (dua) tahun
- Buag air kecil
= 20 orang x Rp. 1.000,- x 30 hari x 12 bulan x 2 tahun
= Rp. 14.400.000,-
- Buang air besar
= 5 orang x Rp. 2.000,- x 30 hari x 12 bulan x 2 tahun
= Rp.7.200.000,-
g. Kantin pengelola
Berdasarkan survey data kelapangan, harga rata-rata untuk 1 (satu) gelas minuman yang terdiri dari:
i. Penjaga kuburan/makam
Berdasar survey data kelapangan, untuk 1 (satu) bulan penuh, seorang penjaga kuburan /makam dibayar
oleh ahli waris makam sebesar = Rp. 10.000,-/bulan dan pembersih kuburan dibayar oleh ahli waris
sebesar = Rp. 15.000,-/bulan.
Maka didapat perhitungan uang yang diterima penjaga kuburan/makam dan pembersih kuburan adalah
sebagai berikut:
- Penjaga kuburan/makam
= 5.333 orang x Rp. 10.000,- x 12 bulan x 2 tahun
= Rp. 1.279.920.000,-
- Pembersih kuburan/makam
= 5.333 orang x Rp. 15.000,- x 12 bulan x 2 tahun
= Rp. 1.919.880.000,-
j. Pedagang buah-buahan
Berdasarkan survey data kelapangan, jenis buah-buahan yang biasanya dipasarkan di lokasi studi
terdiri dari:
- Jambu kelutuk /bangkok
- Duku manis
- Pisang barangan
Untuk 1 (satu) kg buah jambu kelutuk dijual seharga = Rp. 2.500,-/kg
1 (satu) kg buah duku manis dijual seharga = Rp. 10.000,-/kg
1 (satu) sisir pisang barangan dijual seharga = Rp. 5.000,-/sisir
Jika dalam 1 hari seorang pedagang mampu menjual 20 kg untuk jambu kelutuk, 20 kg buah duku manis
dan 10 sisir pisang barangan, maka dapat dihitung uang yang dihasilkan dengan perincian sebagai
berikut:
Catatan : Per 2 (dua) tahun
Maka ditaksir/diperkirakan jumlah orang dimakamkan di lokasi Tanah Pemakaman Umum(TPU) Kristen
Gajah Mada Ujung Jalan Gajah Mada Perempatan Jalan Sei Wampu Kecamatan Medan Baru adalah :
= 19.000 m2 : 3,75 m2
= 5.067 orang
Dengan asumsi perbandingan /persentase meninggal sebagai dasar penelitian antara yang meninggal dewasa
dan anak-anak adalah:
- Dewasa = 90 %
- Anak = 10 %
Total = 100 %
Sehingga perincian uang yang dapat ditarik /diperoleh untuk sumber pendapatan asli daerah(PAD) kota
Medan adalah sebagai berikut:
b. Tukang bunga
Berdasarkan survey data harga rata-rata 1 (satu) ikat bunga adalah = Rp. 45.000,- dan 1(satu) unit pot
bunga adalah = Rp. 10.000,-
Sehingga dapat dihitung jumlah uang yang didapat adalah:
e. Parkir kendaraan
Berdasarkan survey data kelapangan harga rata-rata parkir kendaraan untuk 1 (satu) unit kendaraan yang
terdiri dari:
Jika diperhitungkan dalam setiap 1 (satu) orang/hari meninggal, maka biasanya jumlah rata-rata
pengiring kendaraan roda 2(dua) sebanyak 25 unit kendaraan dan roda 4(empat) sebanyak 10 unit
kendaraan, maka dapat dihitung dengan perincian sebagai berikut :
f. Toilet
Berdasarkan survey data kelapangan, harga rata-rata untuk buang air kecil + buang air besar di lokasi
pemakaman adalah :
- Buang air kecil = Rp. 1.000,-
- Buang air besar = Rp. 2.000,-
Jika setiap 1 orang/hari meninggal, maka dapat diperkirakan orang akan ke toilet ;
- Untuk buang air kecil sebanyak = 20 orang
- Untuk buang air besar sebanyak = 5 orang
Maka dapat dihitung uang yang didapat dengan perincian sebagai berikut ;
Catatan : per 2 (dua) tahun
- Buag air kecil
= 20 orang x Rp. 1.000,- x 30 hari x 12 bulan x 2 tahun
= Rp. 14.400.000,-
- Buang air besar
= 5 orang x Rp. 2.000,- x 30 hari x 12 bulan x 2 tahun
= Rp.7.200.000,-
g. Kantin pengelola
Berdasarkan survey data kelapangan, harga rata-rata untuk 1 (satu) gelas minuman yang terdiri dari:
i. Penjaga kuburan/makam
Berdasar survey data kelapangan, untuk 1 (satu) bulan penuh, seorang penjaga kuburan /makam dibayar
oleh ahli waris makam sebesar = Rp. 10.000,-/bulan dan pembersih kuburan dibayar oleh ahli waris
sebesar = Rp. 15.000,-/bulan.
Maka didapat perhitungan uang yang diterima penjaga kuburan/makam dan pembersih kuburan adalah
sebagai berikut:
- Penjaga kuburan/makam
= 5.067 orang x Rp. 10.000,- x 12 bulan x 2 tahun
= Rp. 1.216.080.000,-
- Pembersih kuburan/makam
= 5.067 orang x Rp. 15.000,- x 12 bulan x 2 tahun
= Rp. 1.824.120.000,-
j. Pedagang buah-buahan
Berdasarkan survey data kelapangan, jenis buah-buahan yang biasanya dipasarkan di lokasi studi
−
terdiri dari:
−
Jambu kelutuk /bangkok
−
Duku manis
Pisang barangan
Untuk 1 (satu) kg buah jambu kelutuk dijual seharga = Rp. 2.500,-/kg
1 (satu) kg buah duku manis dijual seharga = Rp. 10.000,-/kg
1 (satu) sisir pisang barangan dijual seharga = Rp. 5.000,-/sisir
Jika dalam 1 hari seorang pedagang mampu menjual 20 kg untuk jambu kelutuk, 20 kg buah duku manis
dan 10 sisir pisang barangan, maka dapat dihitung uang yang dihasilkan dengan perincian sebagai
berikut:
Catatan : Per 2 (dua) tahun
7. Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen Gajah Mada Lama Jalan Gajah Mada Perempatan Jalan
Iskandar Muda Kecamatan Medan Petisah.
Luas = 19.000 m2
= 1,90 Ha
Jika diperkirakan untuk 1 (satu) orang untuk dimakamkan membutuhkan tanah seluas = 1,5 m’ x 2,5 m’
= 3,75 m2 /orang
Maka ditaksir/diperkirakan jumlah orang dimakamkan di lokasi Tanah Pemakaman Umum(TPU) Kristen
Gajah Mada Lama Jalan Gajah Mada Perempatan Jalan Iskandar Muda Kecamatan Medan Petisah adalah :
= 19.000 m2 : 3,75 m2
= 5.067 orang
Dengan asumsi perbandingan /persentase meninggal sebagai dasar penelitian antara yang meninggal dewasa
dan anak-anak adalah:
- Dewasa = 90 %
- Anak = 10 %
Total = 100 %
Sehingga perincian uang yang dapat ditarik /diperoleh untuk sumber pendapatan asli daerah(PAD) kota
Medan adalah sebagai berikut:
l Tukang bunga
Berdasarkan survey data harga rata-rata 1 (satu) ikat bunga adalah = Rp. 45.000,- dan 1(satu) unit pot
bunga adalah = Rp. 10.000,-
Sehingga dapat dihitung jumlah uang yang didapat adalah:
Jika diperhitungkan dalam setiap 1 (satu) orang/hari meninggal, maka biasanya jumlah rata-rata
pengiring kendaraan roda 2(dua) sebanyak 25 unit kendaraan dan roda 4(empat) sebanyak 10 unit
kendaraan, maka dapat dihitung dengan perincian sebagai berikut :
p Toilet
Berdasarkan survey data kelapangan, harga rata-rata untuk buang air kecil + buang air besar di lokasi
pemakaman adalah :
- Buang air kecil = Rp. 1.000,-
- Buang air besar = Rp. 2.000,-
Jika setiap 1 orang/hari meninggal, maka dapat diperkirakan orang akan ke toilet ;
- Untuk buang air kecil sebanyak = 20 orang
- Untuk buang air besar sebanyak = 5 orang
Maka dapat dihitung uang yang didapat dengan perincian sebagai berikut ;
Catatan : per 2 (dua) tahun
- Buag air kecil
= 20 orang x Rp. 1.000,- x 30 hari x 12 bulan x 2 tahun
= Rp. 14.400.000,-
- Buang air besar
= 5 orang x Rp. 2.000,- x 30 hari x 12 bulan x 2 tahun
= Rp.7.200.000,-
q Kantin pengelola
Berdasarkan survey data kelapangan, harga rata-rata untuk 1 (satu) gelas minuman yang terdiri dari:
Jika setiap 1 orang/hari meninggal, maka dapat diperkirakan dengan rata-rata pengunjung ke kantin
untuk istirahat minum teh manis panas sebanyak 50 orang /hari dan 50 orang /hari untuk istirahat
minum teh manis dingin. sehingga dapat dihitung besaran nilai rupiah dengan perincian sebagai berikut:
Catatan : Per 2 (dua) tahun
- Teh manis panas
= 50 orang x Rp. 1.500,- x 30 hari x 12 bulan x 2 tahun
= Rp. 54.000.000,-
- Teh manis dingin
= 50 orang x Rp. 2.000,- x 30 hari x 12 bulan x 2 tahun
= Rp. 72.000.000,-
r Tukang air bersih
Berdasarkan survey data kelapangan, harga rata-rata untuk 1 (satu) galon air bersih adalah Rp. 3.500,-
untuk keperluan penguburan dan ziarah keluarga. Jika setiap hari diperkirakan 1(satu) orang
dikuburkan memerlukan 1 galon air bersih dan setiap hari 2(dua) keluarga berziarah membutuhkan 1
galon air, maka dapat dihitung dengan perincian sebagai berikut ;
- Penguburan
= 1 orang x Rp. 3.500,- x 30 hari x 12 bulan x 2 tahun
= Rp. 2.520.000,-
- Ziarah keluarga
= 2 keluarga x Rp. 3.500,- x 30 hari x 12 bulan x 2 tahun
= Rp. 5.040.000,-
s Penjaga kuburan/makam
Berdasar survey data kelapangan, untuk 1 (satu) bulan penuh, seorang penjaga kuburan /makam dibayar
oleh ahli waris makam sebesar = Rp. 10.000,-/bulan dan pembersih kuburan dibayar oleh ahli waris
sebesar = Rp. 15.000,-/bulan.
Maka didapat perhitungan uang yang diterima penjaga kuburan/makam dan pembersih kuburan adalah
sebagai berikut:
- Penjaga kuburan/makam
= 5.067 orang x Rp. 10.000,- x 12 bulan x 2 tahun
= Rp. 1.216.080.000,-
- Pembersih kuburan/makam
= 5.067 orang x Rp. 15.000,- x 12 bulan x 2 tahun
= Rp. 1.824.120.000,-
t Pedagang buah-buahan
Berdasarkan survey data kelapangan, jenis buah-buahan yang biasanya dipasarkan di lokasi studi
terdiri dari:
- Jambu kelutuk /bangkok
- Duku manis
- Pisang barangan
Untuk 1 (satu) kg buah jambu kelutuk dijual seharga = Rp. 2.500,-/kg
1 (satu) kg buah duku manis dijual seharga = Rp. 10.000,-/kg
1 (satu) sisir pisang barangan dijual seharga = Rp. 5.000,-/sisir
Jika dalam 1 hari seorang pedagang mampu menjual 20 kg untuk jambu kelutuk, 20 kg buah duku manis
dan 10 sisir pisang barangan, maka dapat dihitung uang yang dihasilkan dengan perincian sebagai
berikut:
Catatan : Per 2 (dua) tahun