SKRIPSI
Usaha yang kita tanam pada hari kemarin dan sekarang adalah buah yang
Sejumlah godaan akan datang kepada mereka yang tekun dan rajin, tapi
(Charles H Spurgeon)
PERSEMBAHAN SKRIPSI
Dengan mengucap puji syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa, skripsi ini
Kedua orang tua tercinta penulis, Bapak Joko Suranto dan Ibu Romyati
yang telah memberikan cinta dan dukungan berupa moril maupun materil,
Fajar Pamungkas dan Syfa Zahrotul Aulia yang selalu memberikan segala
Skripsi ini.
vi
KATA PENGANTAR
terimakasih kepada :
Semarang.
2. Dr. Rodiyah Tangwun, S.Pd., S.H., M.Si., sebagai Dekan Fakultas Hukum
memberikan bimbingan, motivasi, saran dan kritik yang dengan sabar dan
memberikan bimbingan, motivasi, saran dan kritik yang dengan sabar dan
6. Dr. Martitah, M.Hum sebagai dosen wali yang telah membimbing penulis
vii
7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang yang
8. Orang tua penulis Bapak Joko Suranto dan Ibu Romyati, adik penulis Fajar
Pamungkas dan Syifa zahrotul aulia yang tiada hentinya memotivasi dan
9. Ibu Hj. Ir Endang Respatiati, S.Pd guru SMA yang selalu memberikan
10. Bapak Joko Nugroho, A.Ptnh. Kepala Sub seksi Pengendalian dan
penelitian.
11. Bapak Djunaidi E.P., S.ST, MT. Kasi penyelengaraan pemakaman yang
12. Ibu Transiska luis marina, ST. MM selaku Ka. Seksi Pengendalian Tata
Ruang yang telah bersedia meluangka waktunya untuk berbagi ilmu dan
viii
14. Mas Egi, mas Rendi dan mas Soma terimakasih selalu mendukung penulis,
baik.
Rohmatun Risky, Uni Ratnasari, Widiyanti Sri Rahayu, Eka Purwati serta
2013.
17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
materiil.
Allah SWT. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan
Penulis
ix
Abstrak
x
DAFTAR ISI
Halaman
xi
1.7.1 Bagian Awal Skripsi .............................................................................. 10
xii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 46
4.1.4 Pembentukan Tim Panitia Permohonan Status Hak atas Tanah ............ 56
4.1.5 Alas Hak Bagi Orang Menempati Lahan Bekas Makam Tionghoa ...... 64
4.2.2 Alas Hak Bagi Orang Menempati Lahan Bekas Makam Khusus
Tiongoa ................................................................................................. 81
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 data jumlah penduduk di kota semarang .......................................................47
xiv
DAFTAR BAGAN
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
semarang
Semarang
Sendangguwo
xvii
Lampiran 20 Panitia Pengajuan Sertipikasi Tanah Kelurahan Tandang
Lampiran 21 Dokumentasi
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
dalam kehidupan manusia salah satunya untuk tempat tinggal. Tempat tinggal
undang dasar 1945. Demikian pentingnya tanah sehingga jean Jacques Rousseau
menempatkan aspek pemilikan tanah rakyat sebagai bagian dari teori kontrak
sosial ( sosial contract). Kepemilikan tanah merupakan sebuah hak asasi manusia
yang dilindungi oleh hukum internasional maupun hukum nasional. Dalam hukum
umum hak asasi manusia). Pada pasal 33 Ayat (3) Undang-undang dasar 1945
yang menegaskan: “Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
agraria, LNRI Tahun 1960 No. 104 TLNRI No. 2043 atau yang lebih dikenal
tanggal 24 september 1960 dan sejak sat itu berlakulah hukum tanah nasional.
1
2
tujuan UUPA ini sesuai dengan tujuan berbangsa dan bernegara, yaitu
1945, pasal 33 Ayat (3) tersebut dijelaskan “Bumi dan air dan kekayaan yang
rakyat”. ( Muchsin, 2011:5) Menurut pasal 28H ayat (1) menyatakan bahwa
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
Tentang hak asasi manusia pada pasal 40 dinyatakan bahwa setiap orang berhak
untuk bertempat tinggal serta berkehidupan yang layak. Selain itu menurut
rumah yang layak dan terjangkau di dalam lingkungan yang sehat, aman,
baik yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai
lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur serta menjamin kepastian
bermukim agar tercipta pemukiman yang layak. Dari pengertian diatas dapat
meningkat, yang mana diikuti dengan meningkatnya kebutuhan lahan. Lahan yang
susah.
pinggiran rel kereta api, bahkan sampai di lahan bekas pemakaman Tionghoa.
4
Tempat Pemakaman pasal 1 huruf a,b,c jenis pemakaman di bedakan menjadi tiga
yaitu :
a. Tempat Pemakaman Umum adalah areal tanah yang disediakan untuk keperluan
pemakaman jenazah bagi setiap orang tanpa membedakan agama dan golongan
Pemerintah Desa.
c. Tempat Pemakaman Bukan Umum adalah areal tanah yang disediakan untuk
dengan jumlah penduduk yang hampir mencapai 2 juta jiwa. Tingginya jumlah
penduduk di Kota Semarang dilatar belakangi oleh daya tarik Kota Semarang
sebagai salah satu kota industri, perdagangan, sejarah, jasa, pendidikan dan
kota wisata. Jumlah penduduk yang sangat tinggi dan cenderung meningkat
pemukiman salah satunya dapat berasal dari Lahan Bekas Makam Tionghoa di
Cina) yang saat ini telah banyak berubah fungsi untuk pemukiman warga (
sebagian besar sudah sertipikat massal oleh Tim ajudifikasi) namun sebagian
masih ada yang belum bersertipikat, menurut hasil wawancara bersama Bapak
Suwito beliau adalah lurah Tandang, daerah Tandang dulunya adalah pemakaman
khusus Tionghoa, fenomena sekarang ini adalah “ Bekas Makam” yang sekarang
yang menempati lahan tersebut adalah pendatang, mereka pada saat itu membeli
keterangan dari pemerintah kota sebagai penjaga makam selama 30 Tahun, pada
saat masa kontraknya habis oleh ahli waris, makam ada yang dipindahkan yaitu
penggarap secara turun temurun menguasai sebagian Blok / Petak lahan, keluarga
untuk tempat tinggal, dan dengan berkurangnya makam tersebut karena ada yang
dipindah dan dikremasi oleh ahli warisnya, penggarap menjual garapannya kepada
serta sudah terbangun fasilitas umum lengkap dan nampaknya tidak mungkin lagi
6
pemerintah tidak memindah semua makam tersebut, sebagian masih ada makam
Tionghoa karena ahli waris masih ada dan tidak menginginkan makam tersebut
untuk di pindah.
pemukiman, yaitu bahwa masyarakat pada saat itu sangat membutuhkan lahan
untuk tempat tinggal, dikarenakan kalau mereka mengontrak rumah tidak mampu,
maka dari itu masyarakat membangun rumah disekitar makam, pada saat itu
Tionghoa bisa beralih menjadi pemukiman dikarenakan dalam peta tata kota
umum adalah areal tanah yang digunakan untuk keperluan pemakaman jenazah
7
yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah daerah Sesuai RDTRK ( Rencana
Detail Tata Ruang Kota) lokasi tersebut memang untuk makam namun
rangka mencari tempat untuk bertahan hidup. Tanah juga merupakan sumber
alam yang sifatnya terbatas yang tidak pernah bertambah. Hal ini bertolak
bahkan disana terdapat pemukiman diatas lahan bekas makam, disekitar rumah
3. Pengaturan hak dan kewajiban antara pihak yaitu warga yang menempati
Semarang
3. Peran dan upaya pemerintah kota dalam penegakan hukum pemukiman bekas
permasalahan yang akan dikaji oleh penulis dalam skripsi ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
2. Apa yang menjadi alas hak bagi orang yang menempati lahan bekas
kecamatan Tembalang
diteliti.
10
dalam memahami skripsi yang ditulis dan menjadikan skripsi ini menjadi teratur
dan sistematis. Penulisan skripsi ini terbagi atas 3 (tiga) bagian, yaitu Bagian
Awal Skripsi, Bagian Pokok Skripsi, dan Bagian Akhir Skripsi, berikut ini
penjelasannya:
Bagian ini akan berisi halaman judul yang akan menunjukan topik maupun
peneliti dari skripsi tersebut, yang kemudian juga akan berisi halaman pengesahan
yang menyatakan bahwa skripsi telah benar disahkan berdasarkan keautentikan isi
skripsi tersebut, ringkasan isi skripsi juga akan dipaparkan dibagian awal skripsi
melalui abstrak. Selanjutnya terdapat didalamnya daftar isi serta daftar lampiran ,
BAB I : Pendahuluan
Pendahuluan sendiri terdiri dari beberapa substansi, dalam hal ini akan
substansi dari skripsi ini sendiri. Kemudian akan dilanjutkan dengan tujuan dan
manfaat dari penelitian skripsi ini, baik secara umum maupun secara khusus dan
sistematika penulisan.
Pada bab ini akan mengkaji teori yang dapat dijadikan acuan dalam
penelitian skripsi ini, landasan teori dalam skripsi ini berisikan tinjauan
ruang, dasar hukum tata ruang, pengertian Hak Atas Tanah, Bumi air dan
kekayaan alam.
rumusan masalah dalam Skripsi yaitu: Bagaimana status tanah lahan bekas
pemakaman khusus Tionghoa Apa yang menjadi alas hak bagi orang yang
BAB V : Penutup
Pada bab ini akan berisikan kesimpulan dari penelitian skripsi ini dan
Bagian akhir dari skripsi ini sudah berisi tentang daftar pustaka dan lampiran isi
TINJAUAN PUSTAKA
Perumahan merupakan salah satu bentuk sarana hunian yang memiiki kaitan yang
rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian
yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana. Perumahan dapat diartikan sebagai
suatu cerminan diri pribadi manusia, baik secara perorangan maupun dalam suatu
rumah adalah salah satu tolak ukur kesejahteraan rakyat bagi suatu bangsa, seperti
13
14
halnya Indonesia. Dari tiga kebutuhan pokok yakni sandang, pangan , dan papan
baru sandang yang terpenuhi dengan baik, tutur menteri pekerjaan umum dan
kabupaten papua barat, artinya kebutuhan akan hunian yang layak bagi rakyat,
baik yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai
prikehidupan dan penghidupan. Perumahan dan permukiman adalah dua hal yang
tidak dapat kita pisahkan dan berkaitan erat dengan aktifitas ekonomi,
segala isi dan kegiatan yang ada di dalamnya. Berarti permukiman memiliki arti
yang lebih luas daripada perumahan yang hanya merupakan wadah fisiknya saja,
dan jaringan) dan isinya (manusia yang hidup bermasyarakat dan berbudaya di
bahwa :
satu bertujuan untuk memenuhi hak warga Negara atas tempat tinggal yang
layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi dan teratur serta dan
Pasal 81
Kawasan Permukiman
dilakukan untuk :
1. Sarana perniagaan/perbelanjaan
3. Sarana pendidikan
4. Sarana kesehatan
16
5. Sarana peribadatan
7. Sarana pemakaman
9. Sarana parkerjaan
pemukiman.
permukiman di kota dipengaruhi oleh keberadaan ruang terbuka hijau dan tata
kelola kota. Pada tata kelola kota yang tidak baik, yang ditunjukkan dengan
kepadatan bangunan yang tinggi dan kondisi geometri bangunan yang kurang baik
berkelanjutan dalam artikel Maisona tahun 2016 lalu, ikatan ahli perencanaan
(IAP) indoneisa, 2014 merilis indeks layak huni sejumlah kota besar di Indonesia
atau Indonesia most liveable city index (MLCI) saat kongres dunia ke-24 eastern
agustus 2014 di hotel Borobudur Jakarta. Survey yang dilakukan IAP kali ini,
untuk mengukur kenyamanan kota, yang secara garis besar meliputi penataan
Dalam penentuan lokasi suatu permukiman, perlu adanya suatu kriteria atau
b. Bebas dari pencemaran air, pencemaran udara dan kebisingan, baik yang
berasal dari sumber daya buatan atau dari sumber daya alam (gas beracun,
sehingga dapat dibuat sistem saluran air hujan (drainase) yang baik serta
berlaku, yaitu :
Permukiman
dimaksud dalam Pasal 134, dipidana dengan pidana denda paling banyak
(2) Selain pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pelaku dapat dijatuhi
diperjanjikan.
rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia bagi peningkatan dan
memiliki rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan
teratur.
Dalam hal ini tidak menjelaskan secara rinci mengenai siapa yang
a. perencanaan perumahan;
b. pembangunan perumahan;
d. pengendalian perumahan.
20
prasarana, sarana, dan utilitas umum (Pasal 20 ayat (2) UU 1/2011). Hal ini juga
ditegaskan kembali dalam Pasal 32 ayat (1) UU 1/2011, yang mengatakan bahwa
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, yang merupakan kebutuhan
dasar manusia, dan yang mempunyai peran yang sangat strategis dalam
bertempat tinggal serta menghuni rumah yang layak dan terjangkau di dalam
fungsional dalam wujud tata ruang fisik, kehidupan ekonomi, dan sosial budaya
terjangkau.
permukiman yang layak dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman,
Kawasan Permukiman.
Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28C ayat (1), Pasal 28H ayat (1), ayat (2), dan ayat
(4), Pasal 33 ayat (3), serta Pasal 34 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) Undang-
perumahan dan permukiman yang layak, sehat, aman, serasi dan teratur
merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan faktor penting
rakyat dalam masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-
berkesinambungan.
satu kesatuan fungsional dalam wujud tata ruang fisik, kehidupan ekonomi, dan
diperuntukan bagi :
23
semarang: dan
apabila :
keamanan lingkungan.
tersebut.
(3) Apabila ahli waris/keluarga atau pihak yang bertanggung jawab atas
Pemerintah Daerah.
Penatagunaan tanah sama dengan pola pengelolaan tata guna tanah yang
masyarakat secara adil. Terdapat satu kata kunci bahwa tanah merupakan salah
satu unsur ruang yang strategis dan pemanfaatannya terkait atau berhubungan
Koswahyono:2008:138)
25
perlu mendapat akses dalam proses perencanaan penataan ruang. Konsep dasar
hukum penataan ruang terdapat dalam pembukaan Undang – Undang Dasar 1945
“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
rencana tata ruang wilayah kota semarang tahun 2011-2031 pasal 168
menjelaskan :
1. Setiap orang yang tidak mentaati rencana tata ruang yang telah
dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan denda paling
miliar rupiah).
Pasal 169
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak
dan denda paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta
rupiah).
penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak
Pasal 170
(tiga) tahun dan denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah)
Hak atas tanah merupakan hak penguasaan atas tanah yang berisikan
untuk berbuat sesuatu mengenai tanah yang dihaki. “Sesuatu” yang boleh, wajib
atau dilarang untuk diperbuat, yang merupakan isi hak penguasaan hak yang
menjadi kriterium atau tolak pembeda diantara hak-hak penguasaan atas tanah
“Atas dasar ketentuan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 dan hal-hal
sebagai yang dimaksud dalam Pasal 1, bumi, air dan ruang angkasa,
oleh dan atau diberikan kepada perseorangan dan badan hukum yang
dalam Pasal 4 ayat (1) UUPA, yang menyatakan bahwa: “atas dasar
disebut tanah, yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-
“Hak-hak atas tanah yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini
bersangkutan, demikian pula tubuh bumi dan air serta ruang yang
hak atas tanah sebagaimana diatur dalam Pasal 16 ayat (1) UUPA, yaitu:
1) Hak Milik;
4) Hak Sewa;
29
53.
Hak-hak atas tanah tersebut yang bersifat sementara diatur lebih lanjut
yang singkat”.
tersebut. Selain itu, UUPA juga menghendaki supaya hak atas tanah
atau dengan kata lain semua hak atas tanah tersebut harus mempunyai
Pihak yang dapat mempunyai hak atas tanah diatur dalam Pasal 9
maupun keluarganya”.
hak pakai atau hak sewa saja. Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal
semua hak atas tanah kecuali hak milik yang terbatas pada badan-badan
Pasal 30 ayat (1) huruf b dan Pasal 36 ayat (1) huruf b UUPA.
melaksanakan kegiatan tata guna tanah adalah negara, dalam hal ini
penggunan tanah secara mutlak karena negara adalah pemilik semua tanah
penggunaan tanah milik pribadi itu dari gangguan pihak lain tanpa
Namun, sekarang ini tidak dikenal lagi negara dengan konsepsi individual
berikut.
peraturan daerah.”
UUPA.
hidup, maka ketentuan ini berkaitan dengan rencana tata ruang wilayah
termasuk hajat orang yang telah meninggal atau dengan kata lain hajat
semua orang, dikatakan demikian karena orang yang meninggal pun masih
14)
35
Dasar Hukum:
Permasalahan
Metode penelitian
1. Status tanah lahan bekas pemakaman
1. Wawancara
Tionghoa?
Status sjj 2. Dokumentasi
2. Alas hak masyarakat menempati lahan 3. Studi kepustakaan
bekas pemakaman khusus Tionghoa?
Penjelasan
Penelitian ini pada dasar-dasar hukum yaitu: Pasal 33 ayat (3) Undang-
yaitu:
Tionghoa?
2. Apa yang menjadi alas hak orang yang menempati lahan bekas
Kerangka berfikir diatas merupakan sarana untuk mencapai hasil akhir dari
penelitian ini yaitu dapat dijadikan referensi bagi penelitian hukum selanjutnya
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
berikut :
1. Status hak atas tanah lahan bekas makam Tionghoa diwilayah kelurahan
yang telah disertifikasi berjumlah 103 bidang tanah atau sekitar 89,57
meter persegi. Namun masih terdapat banyak bidang tanah yang belum di
makam menjaul tanah garapan, kalau tanah yang dijual memang tanah
milik penjaga makam, boleh dan sah untuk dijual dan harus dibuktikan
baik membayar pajak dan tidak melanggar ketentuan, oleh karena itu
84
85
1.2 Saran
Buku-buku
Amiruddin, Zainal Asikin 2014. Metode Penelitan Hukum. Jakarta:
Rajawali Pers
Chomzah, Ali. 2002. Hukum Pertanahan. Jakarta: Prestasi Pustaka
Harsono, Budi. 2008. Hukum Agraria Indonesia. Jakarta: Djambatan
Hasni, 2008. Hukum Penataan Ruang Dan Penatagunaan Tanah.
Jakarta:Raja Wali Pers
Hasni, 2010. Hukum Penataan Ruang Dan Penatagunaan Tanah. Jakarta :
Raja wali pers
Hartanto, Andy. 2009. Problematika Hukum Jual beli Tanah belum
Bersertifikat, Yogyakart: laksbang Mediatama
Moleong, J. Lexy. 2005. Metodologi penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
2009. Metodelogi kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
86
87
Artikel /jurnal
Muchsin. (2011). Mengenang 51 Tahun Undang-undang Pokok Agraria;
Eksitensi, Regulasi, dan Konflik Agraria. Jurnal Varia Peradilan.
November 2011.
Hadimuljono, 2016 groundbreaking di berbagai pelosok negeri. Maisona
vol.01. Tahun 1 oktober 2016
Hadimuljono, Menteri Basuki. 2016 Menuju kota berkelanjutan. Maisona
Vol.02. Tahun 1-Desember 2016
Peraturan-peraturan:
Internet
(http://www.semarangkota.go.id/main/menu/11/profil-kota-semarang/profil-
kota#sthash.CKjpzPoD.dpuf
http://loketpeta.pu.go.id/peta-kota-semarang-50000