Anda di halaman 1dari 89

PERAN BAGIAN ORGANISASI DAN TATA LAKSANA

SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MAMASA DALAM


MENINGKATKAN BUDAYA KERJA DI SEKRETARIAT
DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAMASA

Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Program


Sarjana Ilmu Pemerintahan Di Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan
Universitas AL’ Asyahriah Mandar

OLEH :

LANGI ENTANG
20180307123

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU-ILMU SOSIAL DAN ILMU PEMERINTAHAN
UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR
2022

i
PERAN BAGIAN ORGANISASI DAN TATA LAKSANA
SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MAMASA DALAM
MENINGKATKAN BUDAYA KERJA DI SEKRETARIAT
DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAMASA

SKRIPSI

Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Program


Sarjana Ilmu Pemerintahan Di Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan
Universitas AL’ Asyahriah Mandar

OLEH :
LANGI ENTANG
20180307123

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU-ILMU SOSIAL DAN ILMU PEMERINTAHAN
UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR
2022

i
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul : Peran Bagian Organisasi Dan Tata Laksana Sekretariat


Daerah Kabupaten Mamasa Dalam Meningkatkan
Budaya Kerja Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten
Mamasa
Nama : Langi’ Entang
Nomor Pokok : 20180307123
Program Studi : Ilmu Pemerintahan
Fakultas : Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan
Telah dipertahankan depan Tim Penguji Skripsi pada tanggal 15 Juli 2022

Polewali Mandar, April 2022

Disetujui Oleh

Pembimbing I Pembimbing II

Ahmad Saleh, S. IP., M. AP Munawi Gay, SS., M.I.Kom


NIDN : 09 0106 7701 NIDN : 09 0612 7601

Diketahui Oleh

Dekan Ketua Program Studi


Ilmu Pemerintahan

Muhammad. Massyat, S.Sos., M.I.KOM Nur Fitrah, SH., MH


NIDN : 09 2912 7701 NIDN : 09 1105 9104

ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Ilmu-Ilmu
Sosial Dan Ilmu Pemerintahan Universitas AlAsyariah Mandar pada tanggal 15
Juli 2022 Oleh:

Nama : LANGI’ ENTANG


NPM : 20180307123
Program Studi : Ilmu Pemerintahan
Judul : Peran Bagian Organisasi Dan Tatalaksana Sekretariat
Daerah Kabupaten Mamasa Dalam Meningkatkam
Budaya Kerja Di Sekretariat Daerah Kabupaten Mamasa.

Disahkan olehTim Penguji


Ketua : Drs. H. Muklis Hannan,MM : ................................

Sekertaris : Nur Fitrah,S.H.,M.H : .................................

Anggota : Muhammad Masyat,S.Sos,M.I.Kom : .................................

: Muhammad Syaeba,SS.,MM : .................................

: Ahmad Saleh,S.IP.,M.AP : ..................................

: Munawi Gay, SS., M.I.Kom : ..............................

Mengetahui,
Polewali, 15 Juli 2022
Dekan, Ketua Program Studi,

Muhammad Massyat, S. Sos, M. I. Kom Nur Fitrah, S.H., M.H


NIDN:09 2912 7701 NIDN:09 1105 9104

iii
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

yang telah memberikan rahmat-Nya serta hidayah kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan Skripsi penelitian tentang “Peran Bagian

Organisasi Dan Tatalaksana Sekretariat Daerah Kabupaten Mamasa Dalam

Meningkatkan Budaya Kerja di Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten

Mamasa” ini dengan baik.

Skripsi penelitian ini disusun guna memenuhi persyaratan dan kewajiban

pengambilan mata kuliah sebagai salah satu syarat yang harus ditempuh dalam

kelulusan mahasiswa tingkat strata satu (S1).

Selama penulis menyusun Skripsi ini penulis banyak sekali mendapat

bantuan, dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing, orang tua,teman-

teman, terlebih khusus kepada suami tercinta, dan anak-anakku serta keluarga

besarku yang yang selalu mendoakan dan mendukung selama proses perkuliahan

serta selalu memberi semangat dalam penyelesaian skripsi ini . Ucapan terima

kasih juga penulis haturkan kepada:

1. KH. Muh. Syibli Sahabuddin, Selaku Ketua Yayasan Universitas Al

Asyariah Mandar

2. Dr. Hj.Chuduriah Sahabuddin, M.Si selaku Rektor Universitas Al

Asyariah Mandar.

3. Muh. Massyat, S.Sos., M.I.Kom, selaku Dekan FISIP Universitas Al

Asyariah Mandar

iv
4. Drs. H. Mukhlis Hannan, MM, Selaku Wakil Dekan FISIP Universitas Al

Asyariah Mandar

5. Nur Fitrah, SH., MH, Selaku Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan

Universitas Al Asyariah Mandar.

6. Muh. Syaeba SS., MM, Selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

Universitas Al Asyariah Mandar

7. Bapak Ahmad Saleh, S.IP M.AP Selaku pembimbing 1 yang telah

membimbing saya sehingga dapat menyusun Skripsi ini dengan baik

8. Bapak Munawai Gay, SS., M.I.Kom Selaku pembimbing 2 yang telah

membimbing saya sehingga dapat menyusun Skripsi ini

9. Bapak dan Ibu Dosen beserta staf di Universitas Al Asyariah Mandar

10. Seluruh mahasiswa jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Al Asyariah

Mandar beserta seluruh pihak yang telah membantu penulis hingga selesainya

Skripsi penelitian ini.

Penulis berharap semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi para

pembacanya dalam menambah perbendaharaan kata dan perluasan pandangan

serta pengetahuan untuk meningkatkan prespektif baru.

Atas kritik dan sarannya penulis ucapkan terima kasih.

Polewali, April 2022

Penulis

v
ABSTRAK

Langi Entang. Peran Bagian Organisasi Dan Tata Laksana Sekretariat Daerah
Kabupaten Mamasa Dalam Meningkatkan Budaya Kerja Di Sekretariat Daerah
Pemerintah Kabupaten Mamasa (Di bimbing oleh Bapak Ahmad Saleh dan Bapak
Munawi Gay)
Penelitian ini di laksanakan Di Bagian Organisasi da Tatalaksana Sekretariat
Daerah Kabupaten Mamasa .Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
peran bagian organisasi dan tatalaksana Sekretariat Daerah Kabupaten Mamasa
dalam hal meningkatkan budaya kerja di Sekretariat Daerah Kabupaten Mamasa.
Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif bertujuan untuk menggambarkan dan mendiskripsikan peristiwa
maupun fenomena yang terjadi di lapangan dan menyajikan data secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta atau fenomena yang terjadi di lapangan.
Pengumpulan data di lakukan dengan teknik Observasi, Wawancara, dan
Dokumentasi. Penelitian menggunakan trialisasi sumber untuk mengecek
keabsahan penelitian. Analisis ini menggunakan tiga komponen yang terdiri data
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peran Bagian Organisasi dan
Tatalaksana Sekretariat Daerah Kabupaten Mamasa Dalam Meningkatkan
Budaya Kerja Di Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Mamasa Berdasarkan
indikator-indikator baik dari disiplin kerja, profesional, inovatif, pelayanan, dan
sinergitas masih perlu ditingkatkan khususnya dalam menyelenggarakan
pembinaan teknis yang harus di dorong oleh pimpinan untuk tetap menjaga
kekompakan kerjasama, karna pada dasarnya yang dibutuhkan bukanlah keahlian
kerja, tetapi tidak terlepas dari tugas dan fungsi masing-masing dalam pelayanan
kerja sehingga dapat meningkatkan budaya kerja pada bagian organisasi dan
tatalaksana di sekretariat darah kab. Mamasa.

Kata Kunci : Peran, Organisasi, Budaya Kerja

vi
ABSTRACT

Langi Entang. The Role of the Organization and Administration Section of


the Mamasa Regency Regional Secretariat in Improving Work Culture at the
Regional Secretariat of the Mamasa Regency Government (Supervised by Mr.
Ahmad Saleh and Mr. Munawi Gay)
This research was carried out in the Organizational and Management
Section of the Mamasa Regency Regional Secretariat. This study aims to
determine the role of the organization and management of the Mamasa Regency
Regional Secretariat in improving the work culture in the Mamasa Regency
Regional Secretariat.
This research method is a descriptive study with a qualitative approach
aimed at describing and describing events and phenomena that occur in the field
and presenting data in a systematic, factual and accurate manner regarding facts or
phenomena that occur in the field. Data collection is done by using the techniques
of Observation, Interview, and Documentation. The study used source trial to
check the validity of the research. This analysis uses three components consisting
of data reduction, data presentation, and drawing conclusions.
The results showed that the Role of the Organization and Management of
the Regional Secretariat of Mamasa Regency in Improving Work Culture at the
Regional Secretariat of the Mamasa Regency Government. encouraged by the
leadership to maintain cohesiveness of cooperation, because basically what is
needed is not work skills, but cannot be separated from their respective duties and
functions in work services so that they can improve work culture in the
organization and management at the district blood secretariat. Mamasa.

Keywords: Role, Organization, Work Culture

vii
DAFTAR ISI

Halaman
JUDUL SAMPUL ...............................................................................................i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................iii
ABSTRAK ..........................................................................................................iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1
A. Latar Belakang .................................................................................1
B. Rumusan Masalah .............................................................................5
C. Tujuan Penelitian...............................................................................5
D. Manfaat Penelitian.............................................................................6
E. Sistematika Penulisan .......................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................8


A. Kerangka Teori..................................................................................8
1. Peran ...........................................................................................8
2. Upaya Secara Kelembagaan Dalam Suatu Organisasi ................9
B. Budaya Organisasi.............................................................................9
C. Tata Laksana .....................................................................................15
D. Budaya Kerja .....................................................................................17
E. Budaya Kerja Organisasi ...................................................................19
F. Budaya Kerja Di Sekretariat Daerah Kabupaten Mamasa ................19
G. Indikator Pengembangan Budaya......................................................20
H. Kerangka Pikir...................................................................................23
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................24
A. Jenis Penelitian ..................................................................................24`
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian .............................................................25
C. Informan Penelitian ............................................................................25
D. Instrumen Penelitian ...........................................................................26

viii
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................26
F. Teknik Analisis Data ..........................................................................28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................29
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian .................................................29
B. Hasil Penelitian ...................................................................................44
C. Pembahasan ........................................................................................58
BAB V PENUTUP .............................................................................................66
A. Kesimpulan .........................................................................................66
B. Saran ...................................................................................................66
DAFTAR PUSTAKA .. ......................................................................................68
LAMPIRAN .. .....................................................................................................69

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.Kerangka Pikir................................................................................... 23

x
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .

Pemerintah Daerah berupaya meningkatkan kualitasnya dalam pelayanan

publik terhadap pegawai terus dilakukan oleh Pemerintah Daerah. Adanya Undang-

undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan ditunjang oleh

Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja

Instansi Pemerintah, menyataka bahwa dalam pelaporan keuangan perlu disertakan

informasi tentang kinerja instansi tersebut, prestasi yang dicapai oleh pengguna

anggaran sehubungan dengan anggaran yang telah digunakan pemerintah daerah

juga harus melaksanakan standar pelayanan minimum, oleh itu 2 pelayanan terhadap

pegawai yang harus dilakukan secara optimal dan diperlukan kesinambungan antara

pemerintah daerah, legislatif, pegawai serta pihak-pihak yang terkait lainnya.

Penilaian kinerja pada organisasi publik sangatlah penting untuk dilakukan,

agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik. Penilaian kinerja tersebut

digunakan untuk menilai keberhasilan kinerja sebuah organisasi publik dalam

memberikan pelayanan bagi pegawai, karena pada dasarnya orientasi organisasi

publik bukan untuk mencari laba (profit oriented), tetapi lebih mengutamakan

pelayanan publik (service public oriented). Selain itu penilaian kinerja pada

organisasi publik digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja pada periode

1
2

yang lalu, untuk digunakan sebagai dasar penyusunan strategi perlaksanaan

selanjutnya (Srimindarti, 2004:17).

Berhasilnya penyelenggaraan pemerintah dalam terlaksananya pembangunan

adalah peran pegawai negeri sipil sebagai aparatur pemerintah. dengan faktor yang

dimiliki sumber daya manusia masih sangat diperlukan, dalam hal ini adalah

aparatur pemerintah meskipun perkembangan teknologi informasi yang semakin

pesat di zaman sekarang, dikarenakan secanggih apapun teknologinya tidak akan

bisa berguna jika tidak diikuti dengan kemampuan sumber daya manusia yang

benar-benar memadai. Aparatur pemerintah merupakan faktor penting terciptanya

pemerintahan yang sesuai dengan peraturan dan sebagai otak pelaksana

pembangunan nasional yang berkaitan langsung dengan tujuan dan cita-cita

nasional. Dalam mencapai hal-hal tersebut diperlukan kesetiaan dan ketaatan

aparatur pemerintah yang menjadi abdi pegawai terhadap Pancasila, UUD 1945,

Pegawai serta bertanggungjawab serta ikhlas terhadap tugasnya.

Agar kegiatan setiap orang dapat bekerja sama dengan optimal, pada tiap-tiap

organisasi baik yang berbentuk swasta ataupun organisasi resmi pemerintah. Dalam

tujuannya mencapai tujuan yang berhasil dan berdayaguna, memerlukan adanya

pembagian tugas, pelimpahan wewenang, rincian tugas akhir individu yang ada

dalam organisasi. Oleh karena itu diperlukan elit-elit atau pimpinan yang bisa

mengakomodir dan mengarahkan kelompok-kelompok orang yang tergabung di

organisasi tersebut.
3

Undang-undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dalam

penjelasan umum menyatakan bahwa aparatur sipil negara diserahi tugas untuk

melaksanakan tugas pelayanan publik, tugas pemerintahan, dan tugas pembangunan

tertentu. Publik atau pegawai menjadi prioritas utama bagi aparatur pemerintah

dengan memberikan pelayanan atas administrasi, barang dan jasa serta bentuk

pelayanan lainnya. Fungsi lain dari aparatur pemerintah adalah tentu saja

menjalankan roda pemerintahan agar tetap berjalan baik secara eksternal maupun di

internal aparatur pemerintah seperti pendayagunaan kelembagaan, kepegawaian, dan

ketatalaksanaan. Selain itu juga perlu menjadi ujung tombak dalam pembangunan

sosial dan ekonomi yang ditujukan demi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Sekretariat Daerah adalah organisasi pemerintahan yang perannya cukup vital

dalam penyelenggaraan pemerintaan tingkat daerah. Undang-undang Nomor 23

tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menjelaskan bahwa pemerintah daerah

adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang

memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah

otonom. Kepala daerah dibantu oleh perangkat daerah yang terdiri dari unsur staf,

unsur pelaksana, dan unsur penunjang. Sekretariat Daerah sebagai salah satu unsur

staf memiliki kedudukan yang strategis karena bertugas membantu bupati dalam

penyusunan kebijakan dan pengoordinasian administratif terhadap pelaksanaan tugas

perangkat daerahserta pelayanan administrative Oleh karena itu dalam upaya

pencapaian keberhasilan pelaksanaan tugas, Sekretariat Daerah perlu didukung

dengan perencanaan yang baik sesuai dengan visi dan misi daerah yang dijabarkan
4

dalam kerangka tugas dan fungsi perangkat daerah. Penjabaran tersebut tercermin

dalam rumusan tujuan dan sasaran Renstra Sekretariat Daerah (Renstra) beserta

indikator kinerja sasarannya yang dituangkan dalam perencanaan jangka menengah

perangkat yang merupakan puncak acara, monitoring dan evaluasi pelaksanaan

budaya kerja seluruh Organisasi Perangkat Daerah Selain akan memamerkan budaya

kerja di lingkungan pemerintah Kabupaten Mamasa, juga akan menampilkan hasil

budaya benda dan non benda yang ada di Kabupaten Mamasa, Stan Usaha Mikro

Kecil Menengah serta pesona wisata alam tondok bakaru, budaya dan religi yang

terkenal di Kabupaten Mamasa.

Budaya kerja merupakan suatu sikap mental yang selalu mencari perbaikan

atau penyempurnaan berdasarkan apa yang telah dicapai ditunjang dengan cara-cara

yang baru serta dengan keyakinan akan memperoleh kemajuan dalam pekerjaannya.

Sekretariat Daerah Kabupaten Mamasa adalah salah satu organisasi pemerintah

daerah yang cukup konsisten dalam penguatan nilai-nilai budaya kerja yang

dikordinasikan oleh bagian oraganisasi yang merupakan salah satu bagian di

Sekretariat Daerah Kabupaten Mamasa dibawahi asisten pemerintahan dengan 3

sub bagian yakni sub pelayanan pablik dan tata laksana, sub reformasi birokrasi dan

kinerja, sub kelembagaan dan analisis jabatan maka penulis menyimpulkan bahwa

budaya kerja merupakan nilai-nilai positif yang tercipta dan sudah menjadi

kebiasaan-kebiasaan yang di jalani dalam bekerja dan beroganisasi. (Zubaedi. 2013

:123)
5

Bagian organisasi dan Tatalaksana Sekretariat Daerah Kabupaten Mamasa

menjadi ujung tombak dalam peningkatan nilai budaya kerja pegawai pemerintah

Kabupaten Mamasa karena memang mempunyai sub bagian birokrasi dan kinerja

aparatur, oleh karena itu, nilai-nilai budaya kerja yang sudah ada akan terus

dikuatkan oleh Sekretariat Daerah Kabupaten Mamasa melalui bagian organisasi

dan tatalaksana terkhusus sub bagian kepegawaian dan kinerja aparatur. Namun

yang menjadi masalah atau kendala yang ada di bagian Organisasi dan Tatalaksana

Sekretariat Daerah Kabupaten Mamasa adalah peran pegawai yang kurang

memahami tentang budaya kerja sehingga mengakibatkan kinerja secara

keseluruhan serta keterbukaan pegawai dalam menjalankan tugas pokok dan

fungsinya yang kurang baik.

Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “Peran Bagian Organisasi dan Tatalaksana Sekretariat Daerah

Kabupaten MamasaDalam Meningkatkan Budaya Kerja di Sekretariat Daerah

Pemerintah Kabupaten Mamasa)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumuskan masalah dalam penelitian

ini adalah Bagaimana peran bagian organisasi dan Tata Laksana Sekretariat Daerah

Kabupaten Mamasa dalam meningkatkan budaya kerja pegawai di Sekretariat

Daerah Kabupaten Mamasa ?


6

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana peran bagian organisasi dan Tata Laksana

Sekretariat Daerah Kabupaten Mamasa dalam meningkatkan budaya kerja

di Sekretariat Daerah Kabupaten Mamasa.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia dan ikut membantu

memperkaya wawasan keilmuan dalam bidang organisasi dan birokrasi

khusunya dalam peningkatan nilai-nilai budaya kerja aparatur pemerintah

2. Secara Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasih dan pengetahuan bagaimana penerrapan budaya kerja di

pemerintah Daerah Kabupaten Mamasa.

E. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Berisi tentang Latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelian, manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Menguraikan tentang peran dan upaya secara kelembagaan dalam suatu

organisasi dan Kerangka pikir.


7

Bab III Metode Penelitian

Menguraikan tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian,definisi

operasional, infroman penelitian, instrumen penelitian, sumber data, teknik

pengumpulan data dan analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada Bab ini Menguraikan tentang gambaran umum lokasi penelitian,hasil

penelitian dan pembahasan.

Bab V Penutup

Bab ini Menguraikan tentang kesimpulan dan saran


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Peran

Teori peran merupakan sebuah teori yang digunakan dalam dunia

sosiologi, antropologi dan psikologi yang merupakan perpaduan dari berbagai

disiplin ilmu, teori dan orientasi. Teori peran menjelaskan tentang istilah

“peran” yang biasa dipakai dalam kesenian teater atau drama, dimana seorang

tokoh dalam drama atau teater tersebut bermain dalam posisinya sebagai tokoh

yang telah ditentukan sebelumnya. (Antu, Ningsi. 2013 : 11)

Dalam perannya, ia diharapkan untuk memainkan perannya sesuai

naskah dengan ditambah sedikit improvisasi. Posisi seorang aktor dalam teater

bisa dianalogikan dengan posisi seseorang dalam pegawai atau di sebuah

organisasi. Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa teori peran

merupakan sebuah teori yang menjelaskan tentang posisi dan perilaku

seseorang yang diharapkan dapat bebaur dan tidak berdiri sendiri, serta selalu

bisa berkaitan dengan orang-orang lain di sekitarnya atau di dalam

organisasinya. Pelaku peran menjadi sadar akan struktur sosial dimana ia

berada, oleh karena itu sang aktor yang berperan tersebut berlaksana untuk

selalu dapat diandalkan dan diberi harapan oleh aktor-aktor lain supaya untuk

8
tidak melenceng dari skenario atau tujuan dalam organsasi dalam gal ini

organisasi kelembagaan.

2. Upaya Secara Kelembagaan Dalam Suatu Organisasi

kelembagaan merupakan dua hal yang sangat berkaitan erat demi

kelancaran penyelenggaran pemerintahan di lembaga tertentu. Dalam

pelaksanaannya, organisasi kelembagaan harus memahami perannya serta

posisinya dalam pemerintahan sehingga tidak mengganggu posisi dan peran

lembaga lain ataupun tidak menyebabkan tersendatnya lembaga pemerintahan.

Dalam menempatkan peran dan posisinya di dalam pemerintahan, organisasi

kelembagaan harus memiliki upaya yang keras saat menjalankan perannya.

Upaya organisasi kelembagaan merupakan kebijakan-kebijakan yang disusun

dan diterapkan untuk memastikan tujuan organisasi kelembagaan tersebut tetap

pada arahnya dan tentu saja seuai dengan porsi atau peran organisasi

kelembagaan tersebut .

B. Budaya Organisasi

Intensitas kajian terhadap budaya organisasi mempunyai perbedaan dari

satu ahli dengan ahli yang lain. Hal tersebut terjadi karena terpengaruh oleh

sudut pandang atau aliran-aliran dalam teori organisasi.

Budaya organisasi menurut perspektif Hatch (dalam Umam, 2012:95)

membahas sudut pandang symbolic interpretative, sedangkan menurut Shafritz

dan Ott, budaya organisasi secara khusus membahas perspektif organizational

culture and sense making dan perspektif organizational culture reform


movements. Mereka memiliki kesamaan pada penamaan perspektif awal

sebagai perspektif klasik dan pada perspektif akhir, yaitu postmoder. (Hamid,

Edy Suandi dan Sri Susilo, Y. 2011) Brown (dalam Umam, 2012:95-96)

mengajukan empat aliran teori organisasi dan pengaruh tiap-tiap aliran ini

terhadap perkembangan budaya organisasi, yakni aliran human relation,

modern structural theory, system theory, dan power and politics. (Foord, J.

2014.) Aliran human relation dipelopori Chris Asg rgyris dan Warren Bennis

pada 1950-an dan 1960-an. Aliran ini menekankan bahwa organisasi eksis

untuk melayani kebutuhan manusia. Sumbangan aliran ini kepada teori

organisasi, khususnya terhadap budaya organisasi adalah tentang pengkajian

konsep belief, values dan attitude yang turut mempertajam perspektif budaya

Aliran system theory diperkuat oleh Katz dan Khan pada tahun 1996 megatakan

bahwa cara terbaik mempelajari organisasi adalah dengan sistem

interdependensi yang mengaitkan input, output dan feedback

Aliran Power politics dimulaipada tahun 1970-an oleh Pfeffer, bahwa

organisasi adalah kompleksitas individu dan koalisi yang berbeda dan saling

berseteru dalam nilai, kepentingan dan lain-lain. Memiliki perspektif budaya

bahwa adakalanya bertindak irasional dan bahwa tujuan timbul melalui negosiasi

dan pengaruh terhadap organisasi

Sedangkan menurut Peter dan Waterman (dalam Umam, 2012:97)

mengatakan, bahwa dalam pengertian organisasi, budaya atau shared values adalah

cerita-cerita, mitos, legenda yang muncul dan menjadi sangat penting dalam
kehidupan suatu organisasi. Tanpa pengecualian, dominasi dan koherensi budaya

telah membuktikan sebagai kualitas pokok tersendiri. Semakin kuat suatu budaya

organisasi, dan semakin diarahkan ke tempat pemasaran, semakin kurang

kebutuhan kebijakan, bagan organisasi, dan aturan serta prosedur yang terperinci.

Budaya organisasi (organization culture) meruapakan kegiatan yang

berkaitan dengan membagikan nilai-nilai dan kepercayaan yang mendasari

identitas suatu perlaksanaan. Budaya organisasi adalah seperangkat keyakinan

yang dibagikan dan diterima secara personal serta dijadikan pegangan oleh suatu

kelompok agar dapat menyesuaikan dengan lingkungan yang beragam. Pengertian

ini berkaitan dengan karakteristik budaya organisasi yaitu: budaya organisasi

diberikan kepada pegawai baru melalui proses sosialisasi, budaya organisasi dapat

mempengaruhi perilaku, dan budaya organisasi bekerja pada level yang berbeda

(Kretner dan Kinichi, 2014):

Setelah memahami perspektif budaya organisasi sebagaimana kajian dari

berbagai ahli, untuk lebih memahami budaya organisasi, 16 Andreas Lako dalam

(Umam, 2012:99) menghimpun beberapa pengertian budaya organisasi dari

berbagai ahli, sebagai berikut:

1. Luthans (dalam Umam, 2012:9) mengemukakan, “Budaya organisasi

merupakan norma dan nilai-nilai yang mengarahkan seseorang pada

perilaku anggota organisasi. Setiap anggota akan berperilaku sesuai

dengan budaya agar diterima oleh lingkungannya.


2. Sarplin (dalam Umam, 2012:10) mengatakan, “Budaya organisasi

merupakan suatu sistem nilai, kepercayaan, dan kebiasaan dalam suatu

organisasi yang saling berinteraksi dengan struktur sistem formalnya

untuk menghasilkan norma-norma perilaku organisasi”.

3. Robbins (dalam Umam, 2012:10) mengatakan, “Budaya organisasi

sebagai filosofi dasar yang memberikan arahan bagi kebijakan organisasi

dalam pengelolaan. Kemudian sebagai sistem makna bersama dibentuk

oleh para warganya yang sekaligus menjadi pembeda dengan organisasi

lain. Sistem pemaknaan bersama adalah seperangkat karakter kunci dari

nilai-nilai organisasi.” Robbins memberikan enam karakteristik budaya

organisasi, yakni: Inovasi dan keberanian mengambil risiko; 2) Perhatian

terhadap detail; 3) erorientasi kepada hasil; 4) Berorientasi kepada

manusia; 5) Berorientasi kepada tim; 6) Agresivitas;

Berdasarkan pengertian-pengertian dari beberapa ahli diatas, secara

umum, budaya organisasi mempunyai dua sifat, yakni budaya organisasi yang

bersifat kasat mata, jelas terlihat, yang berupalogo, seragam dan sebagainya dan

budaya organisasi yang tidak terlihat berupa prinsip, nilai, norma, aturan,

perilaku yang ditaati dan dipahami oleh anggota organisasi. Dua sifat tersebut

sebagai identitas dari organisasi sehingga orang yang tidak ada di dalam

organisasi akan mudah mengenali organisasi tersebut karena terdapat ciri-ciri

yang relatif berbeda dari satu organisasi dengan organisasi lainnya.


Dapat disimpulkan dari definisi-definisi diatas jika budaya organisasi

adalah salah satu aset atau sumber daya yang membuat organisasi tidak statis

dan memiliki karakteristik dan keunikan baik yang terlihat/kasat mata maupun

tidak terlihat seperti, prinsip, nilai, norma, dan komitmen yang bisa menambah

efisiensi dan efektivitas dalam organisasi ataupun anggotanya.

Ulasan dan kajian terhadap pengertian organisasi juga menguatkan peran

dari budaya organisasi sebagai acuan untuk menentukan akan dibawa kemana

arah dari organisasi, mengatur seperi apa tindakan yang boleh atau tidak boleh

dilakukan, merancang dan mengalokasikan sumber daya baik sumber daya

manusia, teknologi ataupun uang dan sebagai alat untuk menghadapi

permasalahan dan peluang yang akan datang dari lingkungan organisasi

terutama yang bersumber dari nilai-nilai dasar organisasi. Kajian budaya

organisasi dapat disimpulkan terdapat unsur atau elemen budaya seperti yang

dirangkum oleh Umam (2012:103), sebagai beriku:

1) Lingkungan organisasi, meliputi lingkungan internal dan eksternal.

2) Karakteristik organisasi yang nampak (kasat mata) atau yang tidak

nampak;

3) Jaringan kultural, jaringan komunikasi dalam organisasi sebagai alat

untuk menyebarkan nilai-nilai organisasi.

4) Kepahlawanan, untuk mengajak anggota mengikuti budaya-budaya

organisasi yang dicontohkan atau dilakukan seorang tokoh.

5) Upacara/tata cara, mensosialisasikan nilai-nilai karakteristik organisasi.


Unsur-unsur budaya organisasi, yakni

6) Pewarisan;

7) Acuan perilaku;

8) Citra dan brand yang khas;

9) Adaptasi.

Pada prinsipnya budaya organisasi adalah suatu nilai, asumsi, sikap,

norrna perilaku yang diyakini dan kemudian digunakan sebagai pedoman dalam

bertindak pada sebuah organisasi, sehaingga hal tersebut dijadikan sebagai

identitas dari sebuah organisasi. Budaya organisasi terbentuk dari dua faktor

yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dapat dibangun dari

masing-masing individu yang ada didalamnya, kemudian faktor eksternal yang

turut menentukan karakteristik budaya organisasi adalah kondisi ekonomi,

teknologi sosial politik, hukum, dan agama (Philip, Prof, Dr. Jochen Ropke.

2015) Berdasarkan pernyataan-pernyataan oleh beberapa ahli diatas, perilaku

organisasi merupakan sebuah konsep dasar dalam ilmu organisasi itu sendiri,

yang berhubungan dengan tingkah laku dari anggota organisasi yang

menjalankan fungsinya masing-masing dengan tujuan organisasi secara umum.

Perilaku organisasi juga ada keterkaitannya dengan definisi, konsep dan kontrol

terhadap tingkah laku anggota organisasi. Rangkain dasar dari ilmu ini dibentuk

setidaknya oleh dua aspek yaitu individu individu yang mempunyai perilaku

dan juga organisasi sebagai tempat dari tingkah laku individu tersebut.
Keterlibatan manusia dalam suatu organisasi atau kelompok tertentu yang

menandakan bahwa individu atau manusia tersebut tetep berada sebagai

makhluk sosial yang berpegawai, dan hal tersebut adalah sebagai ciri-ciri

peradaban maju manusia sebagaimana mestinya yang semakin berkembang.

C. Tata Laksana

Secara etimologis, tatalaksana adalah kegiatan memberi bantuan dalam

mengelola informasi, manusia, harta kearah satu tujuan yang terhimpun dalam

organisasi. Tata laksana terdiri dari dua kata yaitu “tata” dan “laksana” yang

masing-masing memiliki pengertian sebagai berikut: tata adalah suatu

peraturan yang harus ditaati, dan laksana ialah suatu laksana yang

mengerahkan tenaga, pikiran untuk mencapai suatu maksud. Jadi menurut arti

kata, tata laksana adalah suatu aturan atau peraturan yang terdapat dalam suatu

proses penyelenggaraan kerja.

Dalam kamus bahasa indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan

istilah tatalaksana ialah penyelenggaraan tulis menulis (keuangan dan

sebagainya) diperlaksanaan atau di lembaga pendidikan. Sedangkan penata

laksana ialah orang-orang yang menyelenggarakan tata laksana. Tatalaksana

atau tata laksana merupakan bagian keseluruhan dari proses administrasi. Tata

laksana juga diartikan sebagai kegiatan melakukan pantauan segala seusuatu

yang terdiri pada suatu organisasi, dapat digunakan dalam keterangan, segenap

kegiatan 19 mulai dari pembuatan,pengolahan, penataan sampai menyimpan


semua data yang diperlukan nantinya. Tata laksana merupakan kalimat yang

terdiri dari dua suku kata yaitu tata dan laksana. Tata berarti suatu aturan atau

peraturan yang harus ditaati. Sedangkan laksana ialah suatu kegiatan dengan

mengarahkan tenaga, pikiran atau badan untuk mencapai suatu maksud.

(Purwodarmminto, 2017)

Dapat disimpulan bahwa tata laksana atau tata laksana merupakan

bagaian adminstrasi dari sekolah yang akan mendukung kegiatan belajara

mengajar agar berjalan dengan sesuai. Tenaga tata laksana atau tenaga

administrasi sekolah adalah tenaga kependidikan yang bertugas memberikan

dukungan guna terselenggaranya proses pendidikan disekolah. Mereka adalah

non teaching staf yang bertugas disekolah dan sering disebut sebagai tata

laksana (TU).

Bila kinerja tatalaksana berjalan dengan baik maka kegiatan yang

menyangkut pembelajaran dan tujuan pembelajaran dapat berjalan degan baik

pula. Untuk itu diperlukan staf tata laksana yang profesional dan kompeten

dibidangnya. (Putri Asyifa & Hade Afraianysah, 2020)

Dalam ruang lingkup tata laksana memiliki ciri-ciri dalam aktivitasnya:

a. Bersifat pelayanan yaiu, tata laksana melayani pelaksanaan pekerjaan-

pekerjaan operatif untuk mencapai tujuan dari suatu organisasi.

b. Bersifat merembas ke segenap bagian dalam setiap organisasi, yaitu

bahwa tata laksana diperlukan dimana-mana dan dilaksanakan dalam

kantor dari pucuk pimpinan sampai ruang kerja satuan.


c. Dilaksanakan oleh semua pihak dalam organisasi, yaitu tata laksana

dapat mencapai segala tempat dan tidak hanya terbatas dalam lingkungan

bangunan, gedung, atau suatu kantor,

D. Budaya Kerja

Budaya Kerja adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan hidup

sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang

dibudayakan dalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi

perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai

kerjaatau bekerja. ( Supriyadi dan Triguno,2011: 7).

Budaya kerja adalah cara pandang seseorang dalam memberi makna

terhadap kerja. Dengan demikian, budaya kerja merupakan cara pandang

seseorang terhadap bidang yang ditekuninya dan prinsip-prinsip moral yang

dimiliki, yang menumbuhkan keyakinan yang kuat atas dasar nilai-nilai yang

diyakini, memiliki semangat yang tinggi dan bersungguh-sungguh untuk

mewujudkan prestasi terbaik. Budaya kerja berbeda antara organisasi satu

dengan yang lainnya, hal itu dikarenakan landasan dan sikap perilaku yang

dicerminkan oleh setiap orang dalam organisasi berbeda. Budaya kerja yang

terbentuk secara positif akan bermanfaat karena setiap anggota dalam suatu

organisasi membutuhkan sumbang sarang, pendapat bahkan kritik yang bersifat

membangun dari ruang lingkup pekerjaannya demi kemajuan sebuah

organisasi, namun budaya kerja akan berakibat buruk jika pegawai dalam suatu

organisasi mengeluarkan pendapat yang berbeda, hal ini dikarenakan adanya


perbedaan setiap individu dalam mengeluarkan pendapat, tenaga dan

pikirannya, karena setiap individu mempunyai kemampuan dan keahlian sesuai

dengan bidangnya masing –masing. (Sukino. 2010.)

Pemberdayaan merupakan konsep kehidupan proses alamiah, kehidupan

itu perlu dan harus di manajemeni. Konsep manajemen berbeda dengan

rekayasa karena manajemen lebih fokus pada peningkatan niai tambah suatu

aset. Jadi pemberdayaan bukanlah semata mata konsep politik melainkan pada

konsep suatu manajemen dan pada akhirnya pemberdayaan akan mempunyai

indikator akan keberhasilan. (Bryson, M. Jhon. 2013).

Community dalam bahasa yunani adalah ‘’persahabatan’’. Sebagai

refleksi dari kata tersebut, aristotes mengungkapkan bahwa manusia yang hidup

bersama dalam pegawai karena mereka menikmati ikatan yang saling bekerja

sama untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup mereka dan untuk menentukan

makna kehidupan. Pegawai dalam konteks pemberdayaan adalah pegawai yang

tinggal dalam suatu daerah tertentu yang memiliki kebudayaan dann sejarah

yang sama. Pegawai adalah pelaku utama pembangunan dan pemerintah

berkewajiban untuk mengarahkan, membimbing, serta menciptakan suasana

yang menunjang. Sehingga tercipta kerjasama antar pegawai dan pemerintah

untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. (Widayanti 2014)


E. Budaya Kerja Organisasi

Dampak positif dari adanya budaya di dalam organisasi adalah adanya

pengaruh sikap kerja, perilaku kerja dan hasil kerja dari anggota organisasi.

Sikap kerja yang dimaksudkan adalah meningkatnya pola piker, emosional, dan

pendirian yang mendasari suatu tindakan dalam mengawali dan mengakhiri

suatu tugas atau pekerjaan. Terkait perilaku kerja merupakan perbuatan,

tindakan atau kebiasaan dan keterampilan kerja yang diterapkan dalam

keseharian kerja. Sedangkan hasil kerja atau prestasi kerja merupakan fakta

berdasarkan kualitas maupun kuantitas yang dicapai yang dihitung sejak

diawali hingga diakhirinya suatu pekerjaan. (Fathul Aminudin. 2012).

Budaya di organisasi mimiliki pengaruh akumulatif pada karyawan yang

membentuk suatu budaya kerja dalam organisasi. Dalam konsep manajemen,

beorientasi pada sumber daya manusia dengan prinsip kelompok, dan tiap

kelompok mempunyai saling ketergantungan baik secara horizontal maupun

secara vertikal.

F. Budaya Kerja di Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten

Mamasa

Sekretariat Daerah adalah unsur staf pemerintah daerah yang berada yang

dipimpin oleh seorang sekretaris daerah yang dibantu oleh beberapa asisten dan

juga masing-masing kepala bagian yang bertanggungjawab langsung kepada

kepala daerah.
Tugas umum dari Sekretariat Daerah adalah melaksanakan dan

menyelenggarakan pemerintahan, administrasi, ketatalaksanaan, organisasai,

kepegawaian serta pelayanan administratif kepada seluruh perangkat daerah di

kabupaten/kota. Sujamto (dalam Mantang, 2015:20) mengatakan bahwa

Sekretariat Daerah merupakan pusat kegiatan administrasi dari pada roda

pemerintahan di daerah. Pengangkatan sekretaris daerah dititikberatkan pada

pendidikan, pengalaman dan kecakapan kerja. Maka dari itu jabatan sekretaris

daerah bisa disebut dengan jabatan karier.

Budaya kerja merupakan concern utama yang terus digodog oleh bagian

organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Mamasa. Sub bagian kepegawaian

dan kinerja aparatur merupakan pemeran utama dalam pengaturan budaya kerja

di lingkungan sekretariat daerah. Perumusan budaya kerja oleh bagian

organisasi tentunya disesuaikan dengan kebiasaan-kebiasan serta budaya yang

dicerminkan oleh khususnya pegawai Sekretariat Daerah dan pegawai

Kabupaten Mamasapada umumnya. Budaya kerja bertujuan pada keteraturan

kerja, terciptanya kondisi lingkungan kerja yang kondusif dan tentunya untuk

mencapai tujuan organisasi yang diperuntukkan demi kebaikan pegawai.

F. Pengembangan Budaya Kerja menurut Kementrian DalamNegeri

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor

78 Tahun 2018 tentang Pengembangan Budaya Kerja di Lingkungan Kementrian

Dalam Negeri. Tolak ukur pengembangan budaya kerja sebagai berikut:


1. Profesional

a. Melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan standar kompetensi

jabatan;

b. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan target kinerja;

c. Menjunjung tinggi kode etik;

d. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan bidangtugas.

Perilaku yang diharapkan adalah setiap aparatur sipil negara sadar untuk

selalu meningkatkan pengembangan diri serta menambah pengetahuan,

keahlian dan keterampilan.

2. Disiplin

a. Mematuhi Peraturan Perundang-undangan setiap pelaksanaan program

dankegiatan;

b. Konsisten terhadap sistem dan prosedur;

c. Pemakaian pakaian dinas dan atribut sesuai dengan ketentuan;

d. Menggunakan fasilitas kantor secara efisien;

e. Mentaati ketentuan jam kerja. Perilaku yang diharapkan:

f. Setiap pegawai sadar untuk selalu meningkatkan perilaku tepat waktu

dantanggung jawab terhadap pekerjaan.

3. Inovatif

a. Melakukan perbaikan berkelanjutan dalam melaksanakan tugas dan

fungsiorganisasi;
b. Bersikap terbuka dan menerima ide-ide baru yang konstruktif;

c. Berani mengambil terobosan dalam memecahkan masalah pelaksanaan

tugas dan fungsi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

d. Memanfaatkan teknologi informasi. Perilaku yang diharapkan Agar selalu

melakukan pembaharuan yang positif kearah kemajuan dan memberi

manfaat bagi unit kerja dan organisasi.

4. Pelayanan

a. Bersikap proaktif dan cepat dalam pemberian pelayanan;

b. Melayani dengan sikap senyum, salam, sapa, sopan santun dan

profesional;

c. Bertanggung jawab atas pelayanan yang diberikan. Perilaku yang

diharapkan:

d. Perubahan sikap dan perilaku ASN dalam memberikan pelayanan, untuk

memenuhi kepuasan pelayanan kepada pegawai pemangku kepentingan

dengan sepenuh hati, transparan, kepastian waktu dan aman;

e. Tidak meninggalkan tugas tanpa alasan jelas sehingga mengganggu

pemberian pelayanan kepada pegawai.

5. Sinergitas

a. Membangun kerjasama yang produktif;

b. Menghindari ego sektoral;

c. Menemukan solusi permasalahan terbaik;


d. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait.

Perilaku yang diharapkan:

e. Memiliki komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan

kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis.

G. Kerangka Pikir

Gambar 2.1

Bagan kerangka pikir

BAGIAN ORGANISASI DAN TATA LAKSANA


SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MAMASA

PERAN BAGIAN ORGANISASI


DAN TATA LAKSANA DALAM BUDAYA KERJA
MENINGKATAN BUDAYA KERJA 1. DISIPLIN
1. Menyelenggarakan Pembinaan 2. PROFESIONAL
Teknis 3. INOVATIF
2. Merumuskan Kebijakan 4. PELAYANAN
3. Mengoordinasikan Pelaksanaan 5. SINERGITAS
Tugas dan Fungsi
4. Melakukan Pemantauan dan
Evaluasi Program Kagiatan Gering, Supriyadi danTriguno,2011: 7
Antu, Ningsi. 2013 : 11

MENINGKATKAN BUDAYA
KERJA DI SEKRETARIAT
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian ke lapangan (Field Researt) secara

langsung dari pegawai melalui wawancara, dokumentsi dan alat lainya dan

merupakan data primer. Data primer diperoleh sendiri secara mentah-mentah dari

pegawai dan masih memerlukan analisa lebih lanjut lagi. Adapun sifat peneliti yang

dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Mengacu pada

pendapat Moleong (2014) Pengertian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang

berlaksanan untuk menuturkan suatu pemecahan masalah yang ada sekarang

berdasarkan data data, menyajikan data, menganalisis dan menginterpretensi.

Adapun penelitian kualitatif adalah pengumpulan data yang dilakukan pada

kondisi yang alamiyah, sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih

banyak pada observasi dan wawancara yang mendalam serta dokumentasi. (Prastowo,

2012). Penelitian yang bersifat kualitatif yaitu untuk membuat pecandraan secara

sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau

daerah tertentu. Mengingat adanya COVID 19 maka dalam penelitian ini saya

menggunakan perlengkapan APBD demi menjaga penularan COVID.

Penelitian ini dilakukan peneliti untuk menjelaskan kejadian sesungguhnya

dilapangan yang berhubungan tentang “Peran Bagian Organisasi di Sekretariat

24
25

Daerah Kabupaten MamasaDalam Meningkatkan Budaya Kerja di Sekretariat

Daerah Kabupaten Mamasa”

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan di bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten

Mamasa, Adapun waktu penelitian ini dilakukan selama 2 bulan terhitung mulai dari

bulan Pebruari dan Maret 2022.

C. Informan Penelitian

Informan penelitian adalah narasumber yang memberikan keterangan melalui

wawancara mendalam (Maellong, 2014:132), yang terdiri dari:

NO NAMA JABATAN

Kepala Bagian
1 Baso Parjuni Amri, S.STp., M.Si Organisasi dan Tatalaksana Sekretariat
Daerah
2 Kepala Sub Bagian
Limbong Mentodo, S,Sos
Pelayanan Publik dan Tata Laksana
3 Kepala Sub Bagian
Nuriati Ma’du, S.AP
Repormasi Birokrasi dan Kinerja
4 Kepala Sub Bagian
Adriantho, S.STp
Kelembagaan dan analisis jabatan
5 Staf
Herman
pengelolah data kelembagaan
6 Staf
Habriani Bandolan
pengelolah data organisasi dan tata laksana
7 Staf
Sambokaraeng
pengelolah formasi dan pengadaan
8 Staf
Stefanus
pengelolah organisasi dan kinerja
9 Staf
Herlina Herawati
pelayanan publik dan tata laksana
10 Staf
Demmanapa
Honorer
26

11 Staf
Adolvina
Honorer
12 Staf
Markus
Honorer

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat atau fasilitas yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

panduan wawancara. Panduan wawancara disusun berdasarkan pertanyaan-

pertanyaan yang dianggap paling penting untuk dikonfirmasi atau digali dari

narasumber utama berdasarkan pemilihan informan yang dilakukan secara kombinasi

menggunakan metode purposive sampling dan Snowball.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini peneliti

menggunakan metode sebagai berikut: (Moelong, 2014:132).

1. Wawancara (Interview)

Menurut Esterberg dalam sugiono (2015) mendefinisikan bahwa wawancara

adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi atau ide melalui Tanya

jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.wawancara

adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden atau

narasumber. Komunikasi yang terjadi diantaranya berupa Tanya jawab.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin

melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,


27

dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih

mendalam. Wawancara dalap dilakukan dengan 2 cara:

a. Wawancara terstruktur, yaitu sebagai teknik pengumpulan data dimana

peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang

informasi apa yang akan diperoleh. Dalam wawancara terstruktur ini

setiap responden diberi pertanyaan dan peneliti mencatatnya.

b. Wawancara tidak terstruktur, yaitu wawancara yang bebas dimana

peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun

secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman

yang dipergunakan hanya berupa garis besar permasalahan yang

ditanyakan.

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara

tidak terstruktur karena wawancara yang bebas dimana peliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun untuk melakukan

wawancara dibagian organisasi sekretariat daerah kabupaten Mamasa.

2. Dokumentasi

Moleong, (2012:45) menyatakan bahwa teknik dokumentasi telah lama

dipergunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal

dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk mengkaji, menafsirkan bahkan

untuk meramalkan.Data yang diperoleh berupa catatan tertulis, foto kegiatan,

pristiwa maupun wujud karya kegiatan.


28

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data berupa data data

tertulis yang mengandung keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang

fenomena yang masih actual dan sesuai dengan masalah penelitian. Teknik

dokumentasi berproses dan berawal dari menghimpun dokumen, memilih milih

dokumen sesuai dengan tujuan penelitian, mencatatdan menengrangkan,

menafsirkan dan menghubung hubungkan dengan fenomena lain

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang dipakai oleh peneliti adalah metode analisis kualitatif

lapangan, karena yang diperoleh dengan wawancara Pegawai secara langsung

tentang Peran bagian organisasi dalam menetapkan budaya kerja di sekretariat

daerah. Dalam penelitian kualitatif peneliti sangat dituntut untuk menjelajah dan

melacak sememadai mungkin realitas fenomena yang telah adaAnalisis data

kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang

diperoleh, selanjutknya dikembangkan menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang

dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara

berulang sampai disimpulkanya data tersebut.

Metode berfikir yang peneliti gunakan dalam merumuskan kesimpulan akhir

adalah cara berfikir induktif yaitu suatu cara berfikir yang berangkat dari fakta-fakta

yang khusus dan kongkrit, kemudian dari fakta atau peristiwa yang khusus dan

kongkrit tersebut ditarik secara generalisasi yang mempunyai sifat umum


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Kabupaten Mamasa adalah daerah hasil pemekaran dari Kabupaten Mamasa

Polewali Mamasa yang terbentuk berdasarkan UUN o 11 Tahun 2002 tanggal 10

April 2002 merupakan 1 dari 5 kabupaten yang terdapat di Sulawasi Barat yang

beribukota Mamuju. secata geografis berada pada koordinat 2*39’216’’LSdan

3*19’288’’LS serta 119*0’216’’TB dan 199*38’144’BT. Secara umum Wilayah

Kabupaten Mamasa tergolong iklim tropis basah dan suhu udara minimum23*C

dan suhu maksimum rata rata berkisar 30*C. Kecepatan angina rata- rata setiap

tahunnya 77-85 km/jam.kondisi iklim wilayah Kabupaten Mamasa berfariasi

sesuai dengan geografisnya.

Secara administrative Kabupaten Mamasa berbatasan dengan beberapa

daerah lain,yaitu.

1. Sebelah Utara berbatasan langsung dengan Kabupaten Mamuju;

2. Sebelah timur berbatasan langsung dengan Kabupaten Tana Toraja;

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Polewali Mandar;

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Mamuju dan Kabupaten

Majene.

Wilayah Kabupaten Mamasa berada pada kisaran ketinggian 100 sampai

3.000 meter dari permukaan laut. Bagian-bagian wilayah dengan

29
30

ketinggian lebih rendah dari 200 meter di atas permukaan laut terdapat di

Kecamatan Mambi dan Kecamatan Tabulahan. Bagian wilayah dengan ketinggian

lebih dari 2.000 m di atas permukaan laut dapat ditemukan di hampir semua wilayah

kabupaten, kecuali Kecamatan Messawa, Balla, Mambi dan Rantebulahan Timur.

Luas wilayah Kabupaten Mamasa adalah 3005,88 Km² yang terdiri atas 17

Kecamatan, Kecamatan Tabulahan dan Kecamatan Aralle merupakan Kecamatan

terluas adalah 534,16 km² (17,77 persen) sementara luas wilayah yang terkecil adalah

kecamatan Balla dengan luas 31,87 km² (1,06 persen). Kecamatan yang letaknya

terjauh dari ibukota Kabupaten Mamasa adalah Kecamatan Pana yaitu sejauh 95 km

sementara kecamatan yang terdekat dari Kota Kabupaten adalah kecamatan Tawalian

yang berjarak 3 Km.

Berdasarkan Peraturan Bupati Mamasa Nomor 6 Tahun 2013 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Mamasa ditetapkan

perangkat Sekretariat Daerah terdiri dari 1 (satu) orang Sekretaris Daerah, 3 (tiga)

orang Asisten Sekretaris Daerah dan 10 (sepuluh) Bagian serta 30 (tiga puluh) Sub

Bagian. Salah satu diantara Bagian di Sekretariat Daerah Kabupaten Mamasa adalah

Bagian Organisasi dan Tatalaksana yang terdiri dari Sub Bagian Sub kelembagaan

dan Analisis Jabatan,Sub Bagian Pelayanan Publik dan Tatalaksana, Sub Bagian

Reformasi Birokrasi Kinerja dan Sub Bagian Kelembagaan dan Analisis Jabatan.
31

2. Profil Singkat Sekretariat Daerah Kabupaten Mamasa

Sekretariat Daerah merupakan unsur staf pemerintah kabupaten yang di pimpin

oleh seorang sekertaris Daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

kepala daerah. Sekertaris Daerah Kabupaten Mamasa terbentuk setelah

dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 11 tahun 2002 Tentang Pembentukan

Kabupaten Mamasa.

Berdasarkan Peratauran Bupati Mamasa Nomor 6 Tahun 2013 tentang

susunan Organisasi dan tata kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Mamsa di tetapkan

perangkat Sekretariat Daerah terdiri dari 1 ( satu) orang Sekertasis Daerah,3 (tiga)

orang Asisten Sekretaris Daerah dan 10 (sepuluh) bagian dan 30 (tiga puluh) Sub

Bagian Salah satu diantara Bagian di Sekretariat Daerah Kabupaten Mamasa adalah

Bagian Organisasi dan Tatalaksana yang terdiri dari Sub Bagian kelembagaan dan

Analisis Jabatan,Sub Bagian Pelayanan Publik dan Tatalaksana, Sub Bagian

Reformasi Birokrasi dan Kinerja .

3. Visi dan Misi Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Mamasa

a. Pernyataan Visi

Visi Kabupaten Mamasa adalah : MEWUJUDKAN KABUPATEN MAMASA

YANG MAJU, AMAN, DAN SEJAHTRA DALAM KEHIDUPAN YANG

HARMONIS SERTA BERLANDASKAN NILAI-NILAI AGAMA DAN

ADAT ISTIADAT.
32

b. Pernyataan Misi

Guna mendukung misi kapupaten Mamasa maka di tetapkan misi sebagai

berikut :

1. Meningkatakan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan,litrik,

telekomunikasi serta air bersih yang mendukung pengembangan ekonomi

Daerah dan aktifitas sosial masyarakat.

2. Meningkatakan kemampuan dan daya tahan ekonomi masyarakat melalui

penguatan sektor unggulan yang memperluas lapangan kerja.

3. Peningkatan layanan kesehatan dan pendidikan yang terjangkau,merata

dan berkualitas

4. Meningkatkan kualitas manajemen pemerintahan dan citra pelayanan

terbaik yang berbasis E-government dan inovasi pada semua bidang

layanan pemerintah

5. Mewujudkan stabilitas social dan publikyang sangat kondusip dalam

bingkai kearifan lokal.

4. Bagian Organisasi dan Tatalaksana Sekretariat Daerah Kabupaten

Mamasa

Berdasarkan Peraturan Bupati Mamasa Nomor 36 Tahun 2019 tentang

Perubahan atas Peraturan Bupati Nomor 30 Tahun 2016 tentang Tugas Pokok dan

Fungsi Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD dan Staf Ahli Kabupaten Mamasa,

maka Susunan Organisasi Bagian Organisasi Sekretariat Daera terdiri dari :


33

a. Kabag Organisasi dan Tatalaksana

b. Perencana

c. Analisis Kinerja Aparatur

d. Pengelolah Data Organisasi dan Tata Laksana

e. Pengelolah Formasih dan Pengadaan Pegawai

f. Pengelolah Data Kelembagaan

g. Pengelolah Data Laporan Kinerja

(1) Bagian Organisasi dan Tatalaksana dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Asisten Bidang Administrasi

Umum;

(2) Kepala Bagian Organisasi dan Tatalaksana mempunyai tugas pokok membantu

Asisten Bidang Administrasi Umum dalam melaksanakan dan

mengkoordinasikan penyiapan kebijakan penataan Kelembagaan, penyusunan

pedoman dan petunjuk teknis pembinaan Kelembagaan, Ketatalaksanaan,

Pembinaan Pendayagunaan Aparatur Negara, serta Analisis dan Formasi

Jabatan;

(3) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

Kepala Bagian Organisasi dan Tatalaksana mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan pembinaan dan petunjuk teknis Penataan Kelembagaan.

b. Penyiapan bahan pembinaan dan petunjuk teknis pembakuan tata kerja dan

prosedur kerja.

c. Penyiapan bahan pembinaan Analisis Jabatan dan Formasi Jabatan.


34

d. Penyiapan Bahan penilaian Kinerja.

e. Penyiapan bahan Roformasi Birokrasi

(4) Rincian tugas Kepala Bagian Organisasi dan Tatalaksana sebagai berikut :

a. Menyusun rencana kegiatan Bagian Organisasi dan Tatalaksana;

b. Menyelenggarakan penataan kelembagaan perangkat daerah;

c. Melaksanakan monitoring dan evaluasi efektivitas kelembagaan perangkat

daerah dan ketatalaksanaan;

d. Melaksanakan analisis jabatan;

e. Melaksanakan penyusunan sistem akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah;

f. Melaksanakan penyusunan laporan akuntabilitas kinerja pemerintah

daerah;

g. Melaksanakan pembinaan pencapaian kinerja satuan kerja;

h. Melaksanakan penyusunan petunjuk teknis ketatalaksanaan;

i. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kualitas pelayanan publik;

j. Melaksanakan Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi Pemerintah

Kabupaten Mamasa.

k. Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Bagian

Organisasi;

l. penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah di bidang kelembagaan dan

analisis jabatan, pelayanan publik dan tata laksana serta kinerja dan

reformasi birokrasi;
35

m. penyiapan bahan pengoordinasian perumusan kebijakan daerah di bidang

kelembagaan dan analisis jabatan, pelayanan publik dan tatalaksana serta

kinerja dan reformasi birokrasi;

n. penyiapan bahan pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah di

bidang Kelembagaan dan Analisis Jabatan, Pelayanan Publik dan Tata

Laksana serta Kinerja dan Reformasi Birokrasi;

o. penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah di

bidang kelembagaan dan analisis jabatan, pelayanan publik dan tata laksana

serta kinerja dan reformasi birokrasi; dan

p. pelaksaaan fungsi lain yang diberikan oleh Asisten Administrasi Umum

yang berkaitan dengantugasnya.

(5) Bagian Organisasi dan Tatalaksana meliputi :

a. Sub Bagian Kelembagaan dan Analisi Jabatan;

b. Sub Bagian Pelayanan Publik dan Tatalaksana;

c. Sub Bagian Reformasi Birokrasi dan Kinerja


36

KEPALA BAGIAN ORGANISASI DAN


TATALAKSANA
BASO PARJUNI AMRI, S. STP., M.SI
Pangkat : Pembina Tk. I/IV.b
NIP: 198109302000031001

KASUBAG PERENCANA KASUBAG PERENCANA


KASUBAG PERENCANA
NURIATI MAKDU, S.AP ADRIANTHO, S.STP. M.TR.A.P
Pangkat : Penata Tk. I/III.d LIMBONG MENTODO, S.SOS
Pangkat : Penata Tk. I/III.b Pangkat : Penata Mudah TK.1 /III.b
Nip : 197901232005022005 Nip: 199211112015071002 Nip : 19840529200812003

ANALISIS KINERJA APARATUR PENGELOLAH DATA PENGELOLAH DATA


KELEMBAGAAN ORGANISASI DAN
HERLIN HERAWATY, S.SOS TATALAKSANA
Pangkat : Pengatur Mudah Tk.1 /III.b HERMAN
Nip : 198402012010012028 Pangkat : Pengatur Mudah TK I/IIb HABRIANI BANDOLAN
Nip : 198004232014061003 Pangkat : Pengatur / II.c
PENGELOLAH DATA DAN Nip : 1980100052010012027
LAPORAN KINERJA PENGELOLAH FORMASIH
DAN PENGADAAN
STEFANUS
Pangkat : Pengatur Mudah Tk.I /II.b SAMBO KARAENG
Nip: 198602222014061002 Pangkat: Pengatur / II.c
Nip : 198203182010011026
37

Sub Bagian Kelembagaan dan Analisis Jabatan:

(1) Sub Bagian Kelembagaan dan Analisis Jabatan dipimpin oleh seorang Kasubag

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian

Organisasi dan Tatalaksana;

(2) Kasubag Kelembagaan dan Analisis Jabatan mempunyai tugas pokok

membantu Kepala Bagian Organisasi dan Tatalaksana dalam penyusunan

bahan perumusan kebijakan Kelembagaan dan Analisis jabatan Perangkat

Daerah;

(3) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

Kasubag Kelembagaan dan Analisis Jabatan mempunyai fungsi :

a. menyiapkan bahan penyusunan Struktur Organisasi dan Tata Kerja

(SOTK);

b. menyusun bahan koordinasi perumusan tugas dan fungsi jabatan organisasi

Perangkat Daerah;

c. menyusun bahan evaluasi kelembagaan Perangkat Daerah dan unit

pelaksana teknis daerah;

d. menyusun Standar Kompetensi Jabatan (SKJ);

e. menyusun analisis jabatan, analisis beban kerja, dan evaluasi jabatan;

f. menyusun kajian akademik terhadap usulan penataan organisasi Perangkat

Daerah; dan

g. menyusun profil kelembagaan Perangkat Daerah.


38

h. Penyiapan bahan perumusan penataan kelembagaan Perangkat Daerah;

i. Pendistribusian tugas dan pemberian petunjuk pelaksanaan kegiatan kepada

bawahan serta mengevaluasi hasil kerjanya.

(4) Rincian tugas Kasubag Kelembagaan dan Analisis Jabatan sebagai berikut :

a. Mengumpulkan data, bahan Pedoman dan Petunjuk teknis Pembinaan dan

Penataan Organisasi Satuan Kerja dalam lingkungan Pemerintah Daerah

b. Meneliti bahan penyusunan pedoman penataan, pemantapan dan

penyempurnaan Kelembagaan dan Organisasi Perangkat Daerah;

c. Melaksanakan kerjasama dengan tim evaluasi dan monitoring

Kelembagaan dalam penyusunan konsep kegiatan penataan, pemantapan

dan penyempurnaan Kelembagaan Organisasi Perangkat Daerah, sesuai

dengan prosedur dan perundang – undangan yang berlaku;

d. Melaksanakan evaluasi tugas pokok dan fungsi Organisasi Perangkat

Daerah hasil monitoring Kelembagaan sebagai bahan untuk

penyempurnaan penataan Organisasi Perangkat Daerah;

e. Mempersiapkan Rancangan Peraturan Daerah, Peraturan Bupati,

Keputusan Bupati, Keputusan tentang pembentukan,

perubahan/penyempurnaan, pengembangan dan penghapusan satuan

organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah.

f. Mengumpulkan dan mensistemasikan data dan informasi serta

permasalahan tentang kelembagaan di Lingkungan Pemerintah Daerah


39

g. Melaksanakan pengkajian, perumusan dan penyusunan perencanaan

Kepegawaian yang meliputi analisa Jabatan, Analisis Beban Kerja dan

Evaluasi Jabatan serta penyusunan pola jenjang karier;

h. Melaksanakan penyusunan dan pengolahan data analisa formasi jabatan

Perangkat Daerah;

i. Melaksanakan penyusunan Standar Kompetensi Jabatan.

j. Melakukan kerja sama dan koordinasi dengan satuan Organisasi di

lingkungan Pemerintahan Daerah

k. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Sub Bagian Pelayanan Publik dan Tatalaksana:

(1) Sub Bagian Pelayanan Publik dan Tatalaksana dipimpin oleh seorang

Kasubagyang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian

Organisasi dan Tatalaksana;

(2) Kasubag Pelayanan Publik dan Tatalaksana mempunyai tugas pokok membantu

Kepala Bagian Organisasi dan Tatalaksana dalam mengumpulkan bahan

penyusunan pedoman serta petunjuk pembinaan dan penataan sistem, metode

dan prosedur kerja;

(3) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

Kasubag Pelayanan Publik dan Tatalaksana mempunyai fungsi :

a. menyusun pedoman tata naskah dinas, pakaian dinas, jam kerja, metode

kerja, prosedur kerja, dan pola hubungan kerja;


40

b. menyiapkan bahan pembinaan serta bimbingan teknis di bidang

ketatalaksanaan dan pelayanan publik bagi unit kerja/organisasi Perangkat

Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah;

c. melaksanakan sosialisasi dan fasilitasi penyusunan Standar Pelayanan Publik

d. menghimpun dan memfasilitasi Standar Operasional Prosedur (SOP) yang

disusun oleh masing-masing Perangkat Daerah;

e. menyiapkan bahan monitoring dan evaluasi pelayanan publik; dan

f. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi inovasi pelayanan publik.

g. Pendistribusian tugas dan pemberian petunjuk pelaksanaan kegiatan kepada

bawahan serta mengevaluasi hasil kerjanya.

(4) Rincian tugas Kasubag Tatalaksana sebagai berikut :

a. Menyusun rencana kegiatan sub bagian tatalaksana;

b. Menghimpun, mempelajari Peraturan Perundang – Undangan Petunjuk

teknis Pedoman Kerja, Prosedur Kerja, Sistem Kerja dan Metode Kerja;

c. Melaksanakan fasilitasi hubungan kerja antar Dinas Daerah, Lembaga

Teknis Daerah dengan Kecamatan/Kelurahan dalam rangka pelaksanaan

pelayanan publik;

d. Menyusun rumusan kebijakan penetapan perencanaan, penganggaran dan

penerapan Standar Operasional Prosedur Pemerintah Daerah;

e. Menyediakan bahan monitoring dan evaluasi pelayanan publik;

f. Mengklasifikasikan, mensistimasikan dan menganalisa data, informasi,

sistem dan metode kerja serta permasalahan yang ada pada prosedur kerja
41

dilingkungan Pemerintah Daerah untuk meningkatkan efisiensi dan

efektifitas kerja;

g. Melaksanakan penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi

Pemerintah Daerah;

h. Menyiapkan petunjuk atau pedoman kerja dan pelaksanaan pembinaan tata

naskah dinas bagi satuan organisasi dilingkungan pemerintah daerah;

i. Menyiapkan petunjuk atau pedoman dan pembinaan tentang pakaian dinas

dilingkungan pemerintah daerah

j. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan.

Sub Bagian Reformasi Birokrasi dan Kinerja:

(1) Sub Bagian Reformasi Birokrasi dan Kinerja dipimpin oleh seorang Kasubag

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian

Organisasi dan Tatalaksana;

(2) Kasubag Reformasi Birokrasi dan Kinerja mempunyai tugas pokok membantu

Kepala Bagian Organisasi dan Tatalaksana dalam merencanakan, melaksanakan

dan mengkoordinasikan teknis operasional penyiapan bahan penyusunan

kebijakan dan pengkoordinasian Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah di

bidang penyusunan Reformasi Birokrasi dan Sistim Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah;

(3) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

Kasubag Kepegawaian dan Analisis Jabatan mempunyai fungsi :


42

a. menyusun bahan kebijakan teknis Peningkatan Kinerja dan Reformasi

Birokrasi;

b. menyusun bahan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten;

c. menyusun road map reformasi birokrasi;

d. melakukan fasilitasi pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (SAKIP); dan

e. melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Peningkatan

Kinerja dan Reformasi Birokrasi.

f. Pendistribusian tugas dan pemberian petunjuk pelaksanaan kegiatan kepada

bawahan serta mengevaluasi hasil kerjanya.

(4) Rincian tugas Sub Bagian Kepegawaian dan Analisis Jabatan sebagai berikut :

a. Penyiapan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis kebijakan

reformasi birokrasi di lingkungan pemerintahan daerah;

b. Penyiapan bahan pembinaan umum dan fasilitasi pelaksanaan serta

pengembangan program reformasi birokrasi di lingkungan pemerintahan

daerah;

c. Penyiapan bahan pelaksanaan monitoring dan evaluasi reformasi birokrasi

di lingkungan pemerintahan daerah; dan

d. Fasilitasi pelaksanaan penilaian mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi di

lingkungan pemerintah serta menyusun rencana kerja Subbagian Reformasi

Birokrasi dan Kinerja berdasarkan rencana kerja Bagian Organisasi;

e. memberi petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada bawahan;


43

f. mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan,

petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan Bagian

Organisasi sesuai dengan bidang tugas;

g. melakukan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU) tingkat kabupaten;

h. melakukan penyusunan dokumen Penetapan Kinerja (PK) Bupati;

i. melakukan penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan laporan Kinerja

Instansi Pemerintah (LKjIP) pemerintah Kabupaten;

j. melakukan fasilitasi, pembinaan dan evaluasi pelaporan akuntabilitas kinerja

pemerintah kota;

k. melakukan fasilitasi penerapan budaya kerja perangkat daerah;

l. melakukan monitoring dn evaluasi implementasi penerapan reformasi

birokrasi;

m. menyiapkan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah

di bidang peningkatan reformasi birokrasi dan kinerja.

n. melakukan penyiapan bahan penyusunan indikator dan penyusunan kinerja

di bidang peningkatan kinerja dan reformasi birokrasi;

o. melakukan sosialisasi di bidang peningkatan kinerja dan reformasi

birokrasi;

p. memerikasa dan menilai hasil kerja bawahan secra periodik;

q. memberikan usul dan saran kepada atasan dalam rangka kelancaran

pelaksanaan tugas;
44

r. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai

pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; dan

s. melaksanakan tugas tambahan terkait yang diberikan oleh atasan.

a. program dan kegiatan bidang umum

b. Mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada

bawahan

c. Menilai prestasi kerja bawahan dalam rangka pembinaan dan

pengembangan karier.

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas pokok

dan fungsinya.
45

B. Hasil Penelitian

1. Peran Bagian Organisasi dan Tatalaksana Sekretariat Daerah

Kabupaten Mamasa Dalam Meningkatkan Budaya Kerja di

Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Mamasa

Bagian Organisasi dan tatalaksana merupakan salah satu bagian yang

terdapat di Sekretariat daerah kabupaten mamasa dibawahi Asisten

Pemerintahan, dengan tiga sub bagian yakni sub kelembagaan dan analisis

jabatan, sub pelayanan publikdan tatalaksana, sub reformasi birokrasi dan

kinerja .

Budaya kerja merupakan nilai-nilai positif yang tercipta dan sudah

menjadi kebiasaan-kebiasaan, oleh karna itu para ASN di lingkungan

pemerintah kabupaten mamasa dalam menjalani nilai-nilai tersebut dengan

tanpa paksaan karna sudah menjadi kebiasaan yang dibentuk oleh proses dan

waktu.

Komitmen dalam bekerja juga merupakan salah satu implementasi dari

nilai budaya kerja, komitmen yang tinggi pasti dapat mempengaruhi kinerja,

yang berpengaru kepada hasil atau tujuan pekerjaan. komitmen dalam bekerja

merupakan hal yang terus didorong oleh pimpinan selalu menjaga kekompakan,

karna yang dibutuhkan bukan keahlian kerja tetapi tidak terlepas dari tugas dan

fungsi.jika kita bisa saling menjaga komitmen dalam bekerja secara kerjasama

maka akan lebih mudah menghadapi pekerjaan yang terasa sulit. Disini peran

pimpinan cukup berpengaruh dalam peningkatan budaya kerja yakni:


46

a. Menyelenggarakan Pembinaan Teknis

Secara umum pembinaan Teknis disebut sebagai sebuah perbaikan

terhadap pola kehidupan yang direncanakan. Setiap manusia memiliki tujuan

hidup tertentu dan ia memiliki keinginan untuk mewujudkan tujuan tersebut.

Apabila tujuan hidup tersebut tidak tercapai maka manusia akan berusaha untuk

menata ulang pola kehidupannya. Pengertian Pembinaan Teknis Menurut

Psikologi Pembinaan dapat diartikan sebagai upaya memelihara dan membawa

suatu keadaan yang seharusnya terjadi atau menjaga keadaan sebagaimana

seharusnya. Dalam manajemen pendidikan luar sekolah, pembinaan dilakukan

dengan maksud agar kegiatan atau program yang sedang dilaksanakan selalu

sesuai dengan rencana atau tidak menyimpang dari hal yang telah direncanakan.

Peran Bagian Organisasi dalam meningkatkan budaya kerja di sekretariat

daerah Kabupaten Mamasa memang sangat di perlukan yang namanya

pembinaan teknis yang di mana dalam meningkatkan budaya kerja di tempat ini

sangat di perlukan tujuan dari pelayanan di tempat ini sehingga budaya

organisasi yang telah di sepakati sebagai pondasi dari organisasi tersebut dalam

mencapai tujuanya.

Dari pernyataan di atas di lihat dengan hasil wawancara yang di lakukan

bersama dengan Bapak Kepala bagian Baso Parjuni Ambri S,Stp. M.Si dalam

wawancara yang di lakukan beliau mengatakan bahwa:


47

“Dalam meningkatkan budaya kerja di bagian ortala tidak terlepas


dengan yang namanya Menyelenggarakan Pembinaan Teknis Budaya
pelayanan dalam suatu organisasi yang telah di sepakati sebagai salah
satu pondasi dalam meningkatkan budaya kerja yang ada di bagian
organisasi sekretariat daerah Kabupaten Mamasa untuk mencapai tujuan.
Kami dalam hal ini merupakan sebuah organisasi pemerintah yang
menganggap budaya kerja sebagai unsur yang sangat penting dan tidak
bisa di lepaskan. hal tersebut sangat penting terhadap organisasi
pemerintah seperti kami yang melakukan pelayanan terhadap masyarakat
dan sebagai insfraktruktur rodah dalam pemerintahan” (wawancara 07
maret 2022)

Pernyataan di atas, disampaikan oleh bapak Parjuni Amri S.Stp sebagai

kabag pada bagian ortala dapat di simpulkan bahwa terwujudnya peningkatan

budaya kerja yang ada di bagian organisasi dan tatalaksana sekretariat daerah

Kabupaten Mamasa karna tidak terlepas dari pembinaan teknis. Hal ini juga

yang di ungkapkan oleh Bapak Kepala sub bagian Andrianto, S,Stp. Dalam

wawancara beliau juga mengatakan bahwa:

“memang budaya kerja yang kami lakukan berawal dari kondisi yang ada
dan kebiasaan yang tercipta dari kondisi kerja dan berorganisasi dan
menyelenggarakan pembinaan teknis. dan devinisinya merupakan nilai-
nilai yang baik dan dapat terwujud dalam berorganisasi dan dapat
berbudaya dan dapat menjadi kebiasaan-kebiasaan seiring dengan
perkembangan yang ada saat ini” (wawancara 16 Pebruari 2022)
Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka dapat di katakan bahwa

pembinaan teknis dalam bekerja sangat penting yang juga merupakan salah satu

implementasi dalam melakukan suatu pekerjaan, dan dapat juga berpengaruh

terhadap efisiensi dan hasil atau tujuan dari suatu pekerjaan yang di lakukan.
48

b. Merumuskan Kebijakan

Merumuskan kebijakan, merupakan solusi yang muncul dari seorang

tokoh atau pengembangan kebijakan-kebijakan yang efektip dan dapat diterima

untuk mengatasi masalah apa saja yang telah di tempatkan dalam pelaksanaan

kebijakan organisasi dengan maksud penyelesaian masalah-masalah yang

dihadapi oleh organisasi secara rutin. Individu/tokoh yang berpengaruh dalam

organisasi tersebut sebagai pemberi solusi pertama yang akan digunakan untuk

pemecahan masalah, isu-isu penting organisasi, serta tugas-tugas organisasi.

Mereka akan memberikan solusi berdasarkan kebutuhan yang diperlukan oleh

organisasi dan akan mengevaluasinya setelah keputusan dijalankan.

Seperti yang di kemukakan oleh Kepala sub Bagian Perencana Ibu

Limbong Mentodo, S.Sos dalam wawanara beliau juga mengatakan bahwa:

“merumuskan kebijakan dan Komitmen dalam bekerja adalah hal yang


sangat penting dalam melakukan suatu pekerjaan dan di dorong oleh
pimpinan, seperti yang sering di lakukan oleh Pemerintah Kabupaten
Mamasa bahwa kita tetap menjaga kekompakan karena yang di butuhkan
bukan hanya keahlian dalam melakukan suatu pekerjaan tetapi melainkan
secara berkelompok maka akan lebih mudah dalam menghadapi
pekerjaan dan setiap bulannya akan mengalami peningkatan yang lebih
baik” (wawancara 16 Pebruari 2022)

Berdasarkan hasil observasi dilokasi penelitian penulis melihat hasil

kerja pegawai yang ada di bagian ortala yang masih kurang memahami

budaya kerja hal ini di benarkan oleh bapak Baso Parjuni Amri S,Stp

selaku kepala bagian ortala mengatakan bahwa:


49

Memang pegawai yang ada di sini belum memahami yang namanya


budaya kerja dimana mereka masi manunda – nunda pekerjaan dan
melimpahkan pekerjaan kepada pegawai lain sehingga hasilnya tidak
sesuai dengan yang diharapkan ( Wawancara 16 Pebruari 2022 )

Berdasarkan hasil wawancara yang di lakukan bersama dengan informan

di atas, maka dapat di katakan bahwa Peran dalam meningkatkan budaya kerja

di bagian organisasi dan Tatalaksana Sekretariat Daerah Kabupaten Mamasa

harus memiliki komitmen dalam melakukan suatu pekerjaan dan harus tetap

menjaga kekompakan sehingga dalam meningkatkan budaya kerja yang ada di

bagian organisasi dan tatalaksana dapat sesuai dengan apa yang di harapkan

dan peningkatan juga akan lebih mudah dilakukan.

c. Mengoordinasikan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi

Mengoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi sedemikian rupa dapat

dilaksanakan dengan melakukan kerja sama dan tidak saling bertentangan

dalam pencapaian sasaran dan tujuan yang hendak di capai dalam sebuah

organisasi. Maka mengoordinasikan tugas dan fungsi sangat di perlukan di

bagian sekretariat Daerah dan tata laksana di kabupaten Mamasa utamnya

dalam memenuhi pencapaian budaya kerja yang ada maka peningkatan budaya

kerja semakin baik dan akan sesuai dengan apa yang di harapkan.

Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Bapak Kepala bagian Baso Parjuni

Ambri S,Stp. M.Si dalam wawancara yang di lakukan beliau mengatakan

bahwa:
50

“Dalam meningkatkan budaya kerja di tempat ini tidak terlepas dengan


yang namanya koordinasi tugas dan fungsi Budaya pelayanan dalam
suatu organisasi sehingga terwujudnya peningkatakan budaya kerja yang
ada di sekretariat daerah kabupaten mamasa dapat tercapai dengan baik”
(wawancara 07 maret 2022)

Pernyataan di atas, dapat di simpulkan bahwa terwujudnya peningkatan

budaya kerja yang ada di bagian organisasi sekretariat daerah Kabupaten

Mamasa dalam mencapai tujuanya terlebih dahulu meningkatkan budaya

khususnya di pengoordinasian dan pelaksanaan tugas yang hendak di

perhatikan sehingga dalam peningkatan budaya kerja di sekretariat daerah

kabupaten mamasa dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan apa yang di

harapkan. Hal yang sama juga di ungkapkan oleh Bapak Kepala sub bagian

Andrianto, S,Stp. Dalam wawancara beliau juga mengatakan bahwa:

“memang budaya kerja yang kami lakukan berawal dari kondisi yang ada
dan kebiasaan yang tercipta dari kondisi kerja dan berorganisasi dan tetap
melakukan koordinasi bersama dengan parah pegawai yang ada. dan
devinisinya merupakan nilai-nilai yang baik dan dapat terwujud dalam
berorganisasi dan dapat berbudaya dan dapat menjadi kebiasaan-
kebiasaan seiring dengan perkembangan yang ada saat ini” (wawancara
16 Pebruari 2022)
Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka dapat di katakan bahwa

pengoordinasian dalam bekerja sangat penting yang juga merupakan salah satu

implementasi dalam melakukan suatu pekerjaan, dan dapat juga berpengaruh

terhadap efisiensi dan hasil atau tujuan dari suatu pekerjaan yang di lakukan.
51

d. Pemantauan dan Evaluasi Program Kagiatan

Bagian utama dari budaya organisasi yang menjadi jaminan (taken for

granted) bahwa seseorang menemukan variasi kecil dalam unit budaya.

Terdapat arahan-arahan yang harus dipatuhi oleh anggota organisasi

menyangkut perilaku nyata. Begitu juga hubungan dengan lingkungan, hakikat

mengenai kenyataan, waktu dan ruang, sifat manusia dan aktifitasnya, dan

hakikat hubungan manusia dan mampu dalam melakukan pemantauan dan

evaluasi program kerja dengan baik.

Sebagai mana yang di ungkapkan oleh Kepala bagian Bapak Baso

Parjuni Ambri S,Stp. M.Si dalam wawancara yang di lakukan beliau

mengatakan bahwa:

“iya memang kata pemantauan dan evaluasi sangat di perlukan dalam


peningkatan Budaya kerja suatu organisasi yang telah di sepakati sebagai
sebagai salah satu pondasi dalam meningkatkan budaya kerja yang ada di
bagian organisasi dan tata laksana sekretariat daerah Kabupaten Mamasa
untuk mencapai tujuan.” (wawancara 07 maret 2022)

Pernyataan di atas, dapat di simpulkan bahwa terwujudnya peningkatan

budaya kerja yang ada di bagian organisasi sekretariat daerah Kabupaten

Mamasa dalam mencapai tujuanya terlebih dahulu melakukan pemantauan

kerja dan evaluasi kegiatan sehingga dalam meningkatkan budaya kerja dapat

terlaksana dengan baik.


52

Hal yang kurang lebih sama juga yang di ungkapkan oleh Bapak Kepala

sub bagian Andrianto, S,Stp. Dalam wawancara beliau juga mengatakan

bahwa:

“memang budaya kerja yang kami lakukan berawal dari kondisi yang ada
dan kebiasaan yang tercipta dari kondisi kerja dan berorganisasi dan
menyelenggarakan evaluasi program kerja. dan devinisinya merupakan
nilai-nilai yang baik dan dapat terwujud dalam berorganisasi dan dapat
berbudaya dan dapat menjadi kebiasaan-kebiasaan seiring dengan
perkembangan yang ada saat ini” (wawancara 16 Pebruari 2022)

Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka dapat di katakan bahwa dalam

meningkatkan budaya kerja pegawai yang ada di bagian organisasi dan tata

laksana sekretariat tidak terlepas dari yang namanya pemantauan dan evaluasi

program kerja sehingga dalam meningkatkan budaya kerja yang ada di bagian

organisasi dan tata laksana kabupaten mamasa dapat terlaksana dengan baik.

2. Budaya Kerja

a. Disiplin

Disiplin dalam lingkungan pekerjaan merupakan bagian yang tak

terpisahkan,karna pekerjaan yang tidak dilaksanakan dengan disiplin

menghasilkan pekerjaan yang tidak maksimal,efektif dan efesien.Indikator ini

sangat penting dalam meningkatkan budaya kerja di bagian Organisasi dan

Tatalajsana Sekretariat Daerah Kabupaten Mamasa. di mana Disiplin yang

merupakan peraturan perundang-undangan setiap pelaksana program dan


53

kegitan maupun konsisten terhadap sistem dan prosedur dengan menggunakan

fasilitas-fasilitas kantor secara efisien, mentaati ketentuan jam kerja, perilaku

yang di harapkan, dan setiap pegawai akan sadar untuk selalu meningkatkan

perilaku tepat waktu dan tanggung jawab terhadap pekerjaan yang di tangani.

Pada Sekeretariat Daerah bagian organisasi dan tatalaksana ,aparat masuk

kantor pada pukul 8:00 WIB apel pagi dan berakhir pada pukul 16:00 WIB

sedangkan untuk jam istrahan jam 12:00-13:00 WIB dan kusus untuk hari

jumat istrahat jam 11:30 – 14:00 WIB.

Pernyataan di atas nampak di lihat dengan hasil wawancara yang di

lakukan bersama dengan Bapak Adrianthos, Stp selaku Kepala Sub Bagian

organisasi di sekretariat Daerah Kabupaten Mamasa, dalam wawancara yang

dilakukan bersama beliau iya mengatakan bahwa:

“Dalam meningkatkan budaya kerja di tempat ini kalau menurut saya


aparat atau pegawai di tempat ini banyak yang belum disiplin, kadang
ada yang terlambat datang dan tidak mengikuti apel pagi juga masi ada
yang keluar saat jam kerja,utamanya dalam melakukan pelayanan bahkan
pulang sebelum waktunya. (wawancara 16 Pebruari 2022)

Selain itu hasil wawancara dengan Bapak Sambo Karaeng selaku

masyarakat umum beliau mengatakan bahwa:

“iya kalau menurut saya peran para pegawai yang ada di bagian
organisasi dan tatalaksana untuk meningkatkan budaya kerja belum
maksimal dan belum disiplin karna kalau kita datang untuk mengurus
berkala terkadang kita temui ruangan ini kosong karna pegawainya
datang terlambat dan pulang lebih cepat pada hal itu menyalahi aturan.”
(wawancara 17 Pebruari 2022 )
54

Berdasarkan hasil wawancara yang di lakukan bersama dengan Bapak di

atas, maka dapat di katakan bahwa dalam melakukan peningkatan di sekretariat

Daerah Kabupaten Mamasa tidak terlepas dengan adanya kedisiplinan yang di

miliki oleh setiap pegawai sehingga dalam proses peningkatan budaya kerja

dapat berjalan sesuai dengan apa yang di harapkan.

b. Profesional

Merupakan peran yang sangat penting dalam meningkatkan budaya kerja

di bagian organisasi sekretariat daerah Kabupaten Mamasa, utamanya dalam

Melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan standar kompetensi jabatan

dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan target kinerja dengan menjunjung

tinggi kode etik dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai

dengan bidang tugas dan perilaku yang di harapkan adalah setiap aparatur sipil

negara sadar untuk selalu meningkatkan pengembangan diri serta menambah

pengetahuan, keahlian dan keterampilan dalam melakukan pekerjaan di bagian

organisasi sekretariat daerah Kabupaten Mamasa.

Dari pernyataan di atas dapat di lihat dari hasil wawancara bersama

dengan Bapak Demma Napa selaku Honorer dalam Organisasi Sekertariat

Daerah Kabupaten Mamasa,dalam wawancara tersebut beliau mengatakan

bahwa :

“kalau berbicara tentang profesional dalam meningkatkan budaya kerja


di bagian Organisasi dan tatalaksana Sekertariat Daerah Kabupaten
Mamasa,masih kurang efektif dimana para pegawai masih ada yang
menunda-nunda pekerjaan mereka dan kadang saling melempar tanggung
55

jawab tehadap suatu kegiatan dan masih lebih mengutamakan pekerjaan


tau urusan mereka yang ada diluar kantor.”. (wawancara 09 Maret 2022)

Selain wawancara di atas di perjelas pula oleh Ibu Adolvina bahwa:

“dalam mengembangkan budaya kerja di bagian Organisasi Sekertariat


Daerah Kabupaten Mamasa, pegawai di tempat ini dalam melaksanakan
pekerjaan mereka sangat profesional dengan menjunjung tinggi kode etik
dalam meningkatkan kinerja serta mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan” (Wawancara 09 Maret 2022 )

Berdasarkan hasil wawancara yang di lakukan bersam dengan bapak di

atas, maka dapat di katakan bahwa dalam meningkatkan budaya kerja yang ada

di Sekretariat Daerah Kabupaten Mamasa tidak terlepas dari adanya

keterampilan pegawai yang profesional dalam melakukan pekerjaan dengan

menjunjung tinggi kode etika dan sangat sopan dalam melakukan pelyanan

kepada pegawai lain.

c. Inovatif

Inovatif merupakan peran yang sangat penting dalam peningkatak

budaya kerja di bagian organisasi sekretariat daerah Kabupaten Mamasa, yang

di mana indikator ini mampu dalam melakukan perbaikan yang berkelanjutan

dalam melaksanakan tugas dan fungsi dari organisasi tersebut, yang bersifat

terbuka dan mampu dalam menerima ide-ide baru yang konstruktif, serta

berani mengambil terobosan dalam memecahkan masalah pelaksanaan tugas

dan fungsi sesuai dengan ketentuan peraturan-peraturan perundang-undangan

serta dapat memanfaatkan teknologi informasih.


56

Dari pernyataan diatas dapat dilihat dengan hasil wawancara yang

dilakukan bersama dengan bapak Baso Parjuni Amri, S, Stp., M.Si selaku

Kepala Bagian Organisasi sekertariat Daerah Kabupaten Mamasa dalam

wawancara yang dilakukan bersama beliau mengatakan bahwa:

“Inofatif memiliki peran penting dalam peningkatan budaya kerja di


bagian organisasi sekertariat daerah Kabupaten Mamasa. Indikator ini
mampu dalam melakukan perbaikan berkelanjuta dalam melaksanakan
tugas dan fungsi organisasi tersebut” (wawancara 17 Pebruari 2022)
Dari hasil wawancara di atas juga dapat dilihat dari hasil wawancara

yang dilakukan oleh bapak Adriantho, S. Stp, M. Tr. selaku Kepala Sub Bagian

pelayanan publik mengatakan bahwa Organisasi sekertariat Daerah Kabupaten

Mamasa dalam wawancara yang dilakukan dengan beliau mengatan bahwa:

“inofatif sangat penting untuk peningkatan budaya kerja di organisasi


sekertariat Daerah Kabupaten Mamasa. Indikatot ini sagat mampu
melakukan perbaikan berkelanjutan untuk melaksanakan tugas dan fungsi
organisasi tersebut”. (wawancara 17 Pebruari 2022)
Dari hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa inofatif

sagat penting bagi peningkatan organisasi sekertariat Daerah Kabupaten

Mamasa dalam melakukan perbaikan yang berkelanjutan untuk melakukan

tugas dan fungsi organisasi.

d. Pelayanan

Pelayanan yang merupakan hal penting terhadap keberhasilan dalam

meningkatkan budaya bagian organisasi di suatu tempat khusunya di bagian

organisasi sekretariat daerah Kabupaten Mamasa, yang di mana pelayanan

tersebut bersikap proaktif dan cepat dalam pemberian pelayanan dan mampu
57

dalam memberikan sikap pelayanan yang sopan, dan pfofesional. Indikator ini

juga mampu bertanggung jawab atas pelayanan yang di berikan dengan

perilaku yang di berikan dapat sesuai dengan apa yang di harapkan.

Selain itu, perubahan sikap dan perilaku Aparatur Sipil Negara dalam

memberikan pelayanan, untuk memenuhi kepuasan pelayanan kepada pegawai

pemamngku kepentingan dengan sepenuh hati, transparan, dengan memiliki

kepastian waktu yang tepat dan tidak meninggalkan tugas tanpa alasan yang

jelas sehingga tidak mengganggu pemberian pelayanan kepada pegawai.

Pernyataan ini nampak jelas dengan hasil wawancara yang di lakukan bersama

dengan Bapak Andriantho, S.STP,M. Tr.A.P selaku Kepala Sub Bagian

Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Mamasa, dalam wawancara beliau

mengatakan bahwa:

“Budaya pelayanan dalam sebuah organisasi yang telah di sepakati


sebagai pondasi sebagai organisasi tersebut dalam menjalani tugasnya
untuk mencapai tujuanya. kami dalam hal ini merupakan organisasi
pemerintah yang menganggap budaya kerja sebagai ungsur penting yang
tidak bisa di lepaskan. Hal ini menjadi sangat penting bagi orhanisasi
pemerintahan seperti kami yang melakukan pelayanan terhadap
masyarakat dan sebagai infrastruktur roda pemerintahan, yang mana di
karenakan budaya kerja sebagai nilai yang harus di taati dan dapat di
harpkan untuk menjadi sebuah kebiasaan dan tanpa adanya paksaan
dalam memberikan pelayanan (wawancara 07 maret 2022)
Pernyataan di atas di ungkapkan juga oleh Bapak Habriani Bandolan

dalam wawancara beliau mengatakan bahwa:

“Budaya kerja dari kami berawal dari kondisi Aparatur Sipil Negara yang
ada dan kebiasaan yang tercipta dengan adanya kondisi bekerja dan
berorganisasi devenisinya yang merupakan nilai-nilai yang sangat baik
yang tercipta dalam berorganisasi dan bisa membudaya dan akan menjadi
kebiasaan kebiasaan yang seiring berjalanya waktu yang bisa
58

meningkatkan kinerja parah Aparatur Sipil Negara di bagian Organisasi


Sekretariat Daerah Kabupaten Mamasa (wawancara 07 maret 2022)
Seperti yang di kemukakan dari kedua pernyataan yang di sampaikan

oleh kedua narasumber. Penulis menyimpulkan bahwa budaya kerja

merupakan nilai-nilai budaya kerja yang dibutuhkan proses dan waktu yang

tidak sebentar untuk menjadi sebuah kebiasaan dari kebiasaan tersebut. Oleh

karena itu, Parah ASN di bagian organisasi sekretariat daerah Kabupaten

Mamasa menjalani nilai-nilai tersebut dengan tanpa paksaan karena sudah

menjadi kebiasaan yang di bentuk proses dan waktu.

e. Sinergitas

Sinergitas yang di maksud adalah mampu dalam membangun kerja sama

yang produktif, menghindari ego sektoral, dan dapat dalam menentukan solusi

terhadap permasalahan dan dapat melakukan koordinasi dengan pihak terkait

dengan memiliki perilaku yang dapat di harapkan serta memiliki komitmen dan

memastikan hubungan kerja sama internal yang produktif serta kemitraan yang

sangat harmonis. Pernyataan ini dapat di lihat dengan hasil wawancara yang di

lakukan bersama dengan Bapak Baso Parjuni Amri, S.Stp, M.Si selaku Kepala

Bagian Organisasi Di Sekretariat Daerah Kabupaten Mamasa. Dalam

wawancara yang di lakukan bersama beliau iya mengatakan bahwa:

“peran bagian organisasi dalam meningkatkan budaya kerja di sekretariat


daerah Kabupaten Mamasa kami selalu melakukan kerja sama bersama
dengan bagian kepegawaian dalam meningkatkan budaya kerja pegawai
yang ada di dinas ini, sehingga dalam menjalankan tugas dapat terlaksana
dengan baik dan akan selalu meningkat” (wawancara wawancara 17
Pebruari 2022)
59

Lanjut dengan hasil wawancara yang di lakukan bersama dengan Ibu

Habriani Bandolan selaku Staf pelayanan publik dan tatalaksana, dalam

wawancara yang di lakukan bersama dengan beliau iya juga mengatakan

bahwa:

“iya memang terlihat sangat jelas bahwa peran bagian organisasi


utamanya dalam meningkatkan budaya kerja di sekretariat daerah
Kabupaten Mamasa tidak terlepas dengan yang namanya kerja sama
antar parah pegawai sehingga dalam peningkatan budaya kerja dapat
terarah sesuai dengan apa yang di harapkan” (wawancara 17 Pebruari
2022)

Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka dapat di katakan bahwa peran

bagian organisasi utamnya dalam meningkatkan budaya kerja di bagian

organisasi sekretariat Daerah Kabupaten Mamasatidak terlepas dari yang

namanya kerja sama antara pegawai sehingga peningkatan semakin

berkembang dan dapat berjalan dengan baik.


60

C. Pembahasan

1. Peran Bagian Organisasi dan Tata Laksana Sekretariat Daerah

Kabupaten Mamasa Dalam Meningkatkan Budaya Kerja di

Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Mamasa

Bagian Organisasi dan tatalaksana merupakan salah satu bagian yang

terdapat di Sekretariat daerah kabupaten mamasa dibawahi Asisten

Pemerintahan, dengan tiga sub bagian yakni sub kelembagaan dan analisis

jabatan, sub pelayanan publikdan tatalaksana, sub reformasi birokrasi dan

kinerja .

Budaya kerja merupakan nilai-nilai positif yang tercipta dan sudah

menjadi kebiasaan-kebiasaan, oleh karna itu para ASN di lingkungan

pemerintah kabupaten mamasa menjalani nilai-nilai tersebut dengan tampa

paksaan karna sudah menjadi kebiasaan yang dibentuk oleh proses dan waktu.

Komitmen dalam bekerja juga merupakan salah satu implementasi dari

nilai budaya kerja, komitmen yang tinggi pasti dapat mempengaruhi kinerja,

yang berpengaru kepada hasil atau tujuan pekerjaan. komitmen dalam bekerja

merupakan hal yang terus didorong oleh pimpinan selalu menjaga kekompakan,

karna yang dibutuhkan bukan keahlian kerja tetapi tidak terlepas dari tugas dan

fungsi.jika kita bisa saling menjaga komitmen dalam bekerja secara kerjasama

maka akan lebih muda menghadapi pekerjaan yang terasa sulit.disini peran

pimpinan cukup berpengaru dalam peningkatan budaya kerja yakni:


61

a. Menyelenggarakan Pembinaan Teknis

Secara umum pembinaan Teknis disebut sebagai sebuah perbaikan

terhadap pola kehidupan yang direncanakan. Setiap manusia memiliki tujuan

hidup tertentu dan ia memiliki keinginan untuk mewujudkan tujuan tersebut.

Apabila tujuan hidup tersebut tidak tercapai maka manusia akan berusaha untuk

menata ulang pola kehidupannya. Pengertian Pembinaan Teknis Menurut

Psikologi Pembinaan dapat diartikan sebagai upaya memelihara dan membawa

suatu keadaan yang seharusnya terjadi atau menjaga keadaan sebagaimana

seharusnya. Dalam manajemen pendidikan luar sekolah, pembinaan dilakukan

dengan maksud agar kegiatan atau program yang sedang dilaksanakan selalu

sesuai dengan rencana atau tidak menyimpang dari hal yang telah direncanakan.

Peran Bagian Organisasi dalam meningkatkan budaya kerja di sekretariat

daerah Kabupaten Mamasa memang sangat di perlukan yang namanya

pembinaan teknis yang di mana dalam meningkatkan budaya kerja di tempat

ini sangat di perlukan tujuan dari pelayanan di tempat ini sehingga budaya

organisasi yang telah di sepakati sebagai pondasi dari organisasi tersebut dalam

mencapai tujuanya.

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa dalam meningkatkan

budaya kerja di bagian organisasi dan tatalaksana tidak terlepas dengan

yang namanya menyelenggarakan membinaan teknis dalam suatu organisasi

yang telah di sepakati sebagai salah satu pondasi dalam meningkatkan budaya

kerja yang ada di bagian ortala sekretariat daerah Kabupaten Mamasa untuk
62

mencapai tujuan. Kami dalam hal ini merupakan sebuah organisasi pemerintah

yang menganggap budaya kerja sebagai unsur yang sangat penting dan tidak

bisa di lepaskan. hal tersebut sangat penting terhadap organisasi pemerintah

seperti kami yang melakukan pelayanan terhadap masyarakat dan sebagai

insfraktruktur rodah dalam pemerintahan.

b. Merumuskan Kebijakan

Merumuskan kebijakan, merupakan solusi yang muncul dari seorang tokoh

atau pengembangan kebijakan-kebijakan yang efektip dan dapat diterima untuk

mengatasi masalah apa saja yang telah di tempatkan dalam pelaksanaan

kebijakan organisasi dengan maksud penyelesaian masalah-masalah yang

dihadapi oleh organisasi secara rutin. Individu/tokoh yang berpengaruh dalam

organisasi tersebut sebagai pemberi solusi pertama yang akan digunakan untuk

pemecahan masalah, isu-isu penting organisasi, serta tugas-tugas organisasi.

Mereka akan memberikan solusi berdasarkan kebutuhan yang diperlukan oleh

organisasi dan akan mengevaluasinya setelah keputusan dijalankan.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dalam merumuskan kebijakan

dan Komitmen dalam bekerja adalah hal yang sangat penting dalam melakukan

suatu pekerjaan dan di dorong oleh pimpinan, seperti yang sering di lakukan

oleh pemerintah Kabupaten Mamasa bahwa kita tetap menjaga kekompakan

karena yang di butuhkan bukan hanya keahlian dalam melakukan suatu

pekerjaan tetapi melainkan secara berkelompok maka akan lebih mudah dalam

menghadapi pekerjaan-pekerjaan”
63

c. Mengoordinasikan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi

Mengoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi sedemikian rupa dapat

dilaksanakan dengan melakukan kerja sama dan tidak saling

bertentangan dalam pencapaian sasaran dan tujuan yang hendak di capai

dalam sebuah organisasi. Maka mengoordinasikan tugas dan fungsi

sangat di perlukan di bagian sekretariat Daerah dan tata laksana di

kabupaten Mamasa utamnya dalam memenuhi pencapaian budaya kerja

yang ada maka peningkatan budaya kerja semakin baik dan akan sesuai

dengan apa yang di harapkan.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dalam meningkatkan budaya

kerja di bagian organisasi dan tatalaksana tidak terlepas dengan yang

namanya koordinasi tugas dan fungsi Budaya pelayanan dalam suatu

organisasi sehingga terwujudnya peningkatakan budaya kerja yang ada di

sekretariat daerah kabupaten mamasa dapat tercapai dengan baik”

d. Pemantauan dan Evaluasi Program Kagiatan

Bagian utama dari budaya organisasi yang menjadi jaminan (taken for

granted) bahwa seseorang menemukan variasi kecil dalam unit budaya.

Terdapat arahan-arahan yang harus dipatuhi oleh anggota organisasi

menyangkut perilaku nyata. Begitu juga hubungan dengan lingkungan, hakikat

mengenai kenyataan, waktu dan ruang, sifat manusia dan aktifitasnya, dan

hakikat hubungan manusia.


64

Dari hasil penelitian dapat diketahui bakwa pemantauan dan evaluasi

program kerja memang sangat penting untuk di milki seorang pegawai sebagai

peran dalam meningkatkan budaya organisasi yang ada di bagian organisasi dan

tatalaksana Sekretariat Daerah Kabupaten Mamasa.

2. Budaya Kerja

Budaya Kerja adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan hidup

sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang

dibudayakan dalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi perilaku,

cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai kerja.

Dengan demikian, budaya kerja merupakan cara pandang seseorang

terhadap bidang yang ditekuninya dan prinsip-prinsip moral yang dimiliki, yang

menumbuhkan keyakinan yang kuat atas dasar nilai-nilai yang diyakini,

memiliki semangat yang tinggi dan bersungguh-sungguh untuk mewujudkan

prestasi terbaik. Budaya kerja berbeda antara organisasi satu dengan yang

lainnya, hal itu dikarenakan landasan dan sikap perilaku yang dicerminkan oleh

setiap orang dalam organisasi berbeda. Budaya kerja yang terbentuk secara

positif akan bermanfaat karena setiap anggota dalam suatu organisasi

membutuhkan sumbang sarang, pendapat bahkan kritik yang bersifat

membangun dari ruang lingkup pekerjaannya demi kemajuan sebuah

organisasi, namun budaya kerja akan berakibat buruk jika pegawai dalam suatu

organisasi mengeluarkan pendapat yang berbeda, hal ini dikarenakan adanya

perbedaan setiap individu dalam mengeluarkan pendapat, tenaga dan


65

pikirannya, karena setiap individu mempunyai kemampuan dan keahlian sesuai

dengan bidangnya masing –masing.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa Budaya pelayanan dalam

suatu organisasi yang telah di sepakati sebagai salah satu pondasi dalam

meningkatkan budaya kerja yang ada di bagian organisasi sekretariat daerah

Kabupaten Mamasa untuk mencapai tujuan. Kami dalam hal ini merupakan

sebuah organisasi pemerintah yang menganggap budaya kerja sebagai unsur

yang sangat penting dan tidak bisa di lepaskan. hal tersebut sangat penting

terhadap organisasi pemerintah seperti kami yang melakukan pelayanan

terhadap masyarakat dan sebagai insfraktruktur rodah dalam pemerintahan.

a. Disiplin

Disiplin yang merupakan peraturan perundang-undangan setiap pelaksana

program dan kegitan maupun konsisten terhadap sistem dan prosedur dengan

menggunakan fasilitas-fasilitas kantor secara efisien, mentaati ketentuan jam

kerja, perilaku yang di harapkan, dan setiap pegawai akan sadar untuk selalu

meningkatkan perilaku tepat waktu dan tanggung jawab terhasdap pekerjaan

yang di tangani. Maka dapat di katakan bahwa dalam melakukan peningkatan

di sekretariat Daerah Kabupaten Mamasa tidak terlepas dengan adanya

kedisiplinan yang di miliki oleh setiap pegawai sehingga dalam proses

peningkatan budaya kerja dapat berjalan sesuai dengan apa yang di harapkan.

Pada Sekeretariat Daerah bagian organisasi dan tatalaksana ,aparat masuk

kantor pada pukul 8:00 WIB apel pagi dan berakhir pada pukul 16:00 WIB
66

sedangkan untuk jam istrahan jam 12:00-13:00 WIB dan kusus untuk hari

jumat istrahat jam 11:30 – 14:00 WIB.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa “Dalam meningkatkan

budaya kerja di tempat ini kalau menurut saya aparat atau pegawai di

tempat ini banyak yang belum disiplin, kadang ada yang terlambat datang

dan tidak mengikuti apel pagi juga masi ada yang keluar saat jam

kerja,utamanya dalam melakukan pelayanan bahkan pulang sebelum

waktunya.

b. Profeional

Merupakan peran yang sangat penting dalam meningkatkan budaya kerja

di bagian organisasi sekretariat daerah Kabupaten Mamasa, utamanya

dalam Melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan standar

kompetensi jabatan dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan target

kinerja dengan menjunjung tinggi kode etik dalam meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan bidang tugas dan perilaku

yang di harapkan adalah setiap aparatur sipil negara sadar untuk selalu

meningkatkan pengembangan diri serta menambah pengetahuan,

keahlian dan keterampilan dalam melakukan pekerjaan di bagian

organisasi sekretariat daerah Kabupaten Mamasa.

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa Dalam

meningkatkan budaya kerja di bagian Organisasi dan tatalaksana

Sekertariat Daerah Kabupaten Mamasa, masih kurang efektif dimana


67

para pegawai masih ada yang menunda-nunda pekerjaan mereka dan

kadang saling melempar tanggung jawab tehadap suatu kegiatan dan

masih lebih mengutamakan pekerjaan tau urusan mereka yang ada diluar

kantor.

c. Inovatif

Inovatif merupakan peran yang sangat penting dalam peningkatan

budaya kerja di bagian organisasi sekretariat daerah Kabupaten Mamasa, yang

di mana indikator ini mampu dalam melakukan perbaikan yang berkelanjutan

dalam melaksanakan tugas dan fungsi dari organisasi tersebut, yang bersifat

terbuka dan mampu dalam menerima ide-ide baru yang konstruktif, serta

berani mengambil terobosan dalam memecahkan masalah pelaksanaan tugas

dan fungsi sesuai dengan ketentuan peraturan-peraturan perundang-undangan

serta dapat memanfaatkan teknologi informasih.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa Inofatif memiliki peran

penting dalam peningkatan budaya kerja di bagian organisasi sekertariat daerah

Kabupaten Mamasa. Indikator ini mampu dalam melakukan perbaikan

berkelanjutan dalam melaksanakan tugas dan fungsi organisasi tersebut”

d. Pelayanan

Pelayanan yang merupakan hal penting terhadap keberhasilan dalam

meningkatkan budaya bagian organisasi di suatu tempat khusunya di bagian

organisasi sekretariat daerah Kabupaten Mamasa, yang di mana pelayanan

tersebut bersikap proaktif dan cepat dalam pemberian pelayanan dan mampu
68

dalam memberikan sikap pelayanan yang sopan, dan pfofesional. Indikator ini

juga mampu bertanggung jawab atas pelayanan yang di berikan dengan

perilaku yang di berikan dapat sesuai dengan apa yang di harapkan. Selain itu,

perubahan sikap dan perilaku ASN dalam memberikan pelayanan, untuk

memenuhi kepuasan pelayanan kepada pegawai pemamngku kepentingan

dengan sepenuh hati, transparan, dengan memiliki kepastian waktu yang tepat

dan tidak meninggalkan tugas tanpa alasan yang jelas sehingga tidak

mengganggu pemberian pelayanan kepada pegawai.

Dari hasil penenelitian dapat diketahui bahwa Budaya pelayanan dalam

sebuah organisasi yang telah di sepakati sebagai pondasi sebagai organisasi

tersebut dalam menjalani tugasnya untuk mencapai tujuanya. kami dalam hal

ini merupakan organisasi pemerintah yang menganggap budaya kerja sebagai

ungsur penting yang tidak bisa di lepaskan. Hal ini menjadi sangat penting bagi

orhanisasi pemerintahan seperti kami yang melakukan pelayanan terhadap

masyarakat dan sebagai infrastruktur roda pemerintahan, yang mana di

karenakan budaya kerja sebagai nilai yang harus di taati dan dapat di harpkan

untuk menjadi sebuah kebiasaan dan tanpa adanya paksaan dalam memberikan

pelayanan

e. Sinergitas

Sinergitas yang di maksud adalah mampu dalam membangun kerja sama

yang produktif, menghindari ego sektoral, dan dapat dalam menentukan solusi

terhadap permasalahan dan dapat melakukan koordinasi dengan pihak terkait


69

dengan memiliki perilaku yang dapat di harapkan serta memiliki komitmen dan

memastikan hubungan kerja sama internal yang produktif serta kemitraan yang

sangat harmonis.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa Peran bagian organisasi

dalam meningkatkan budaya kerja di bagian oerganisasi dan tatalaksana

Sekretariat Daerah Kabupaten Mamasa senantiasa melakukan kerja sama

bersama dengan bagian kepegawaian dalam meningkatkan budaya kerja

pegawai yang ada di dinas ini, sehingga dalam menjalankan tugas dapat

terlaksana dengan baik dan akan selalu meningkat


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian baik dari disiplin kerja,

profesional, inovatif, pelayanan, dan sinergitas masih perlu ditingkatkan khususnya

dalam menyelenggarakan pembinaan teknis yang harus di dorong oleh pimpinan

untuk tetap menjaga kekompakan kerjasama, karna pada dasarnya yang dibutuhkan

bukanlah keahlian kerja, tetapi tidak terlepas dari tugas dan fungsi masing-masing

dalam pelayanan kerja sehingga dapat meningkatkan budaya kerja pada bagian

organisasi dan tatalaksana di sekretariat darah kab. Mamasa.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil wawancara yang telah di bahas di atas, maka

dapat di berikan saran sebagai berikut.

1. Sekretariat daerah Kabupaten Mamasa dalam hal ini yakni bagian organisasi

perlu untuk menguatkan implementasi nilai-nilai budaya kerja dengan

Propesionalisme, akuntabel, semangat, tidak diskriminatif dan integritas. dalam

mempertahankan nilai-nilai tinggi dalam peningkatan budaya kerja di bagian

organisasi sekretariat daerah kabupaten Mamasa.

2. Bagian organisasi sebagai panitia utama dalam melakukan gelar budaya kerja

perluh dalam menambah inovasi kegiatan kedepanya agar semakin menarik dan

kembali mendapatkan perhatian serta dapat membentuk tim yang lebih

66
bersinergitas dalam penilaian terhadap tiap-tiap OPD yang ikut serta dalam

kegiatan gelar budaya kerja Tahun depan.


DAFTAR PUSTAKA

Buku

Antu, Ningsi. 2013. tentang peran bagian organisasi Jakarta: pustaka pelajar

Alim Sumarno 2012 perbedaan penelitian dan pengembangan. Yokyakarta

Altman. 2014. Penelitian Terdahulu. Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi


Kebangkrutan Perlaksanaan.

Anwar, Oos M. 2013. Pemberdayaan Pegawai Di Era Global. Bandung: Alfabeta

Bryson, M. Jhon. 2013. Partisipasi Pegawai Organisasi Sosial, Terj. Miftahudin.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

chafid fadeli, 2016. Strategi Pengembangan Obyek Wisata Air Terjun Bissapu di
Kabupaten Bantaeng. Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddin

Cooper, 2013. Tentang pengertian landasan teori. Yokyakarta PT. Bumi Aksara.

Daud Gunawan, Muhammad. 2014. Pengembangan Berdimensi Keumatan.


Bandung: ALFABETA.

Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, 2013. Manajemen strategi:


yokyakarta.

Faisal, 2013. Pemberdayaan Pegawai dan Desa. Penjelasan Petunjuk Teknis


Operasional Program Nasional Pemberdayaan (PNPM) Mandiri Perdesaan ;
Jakarta

Fathul, Aminudin. 2012. Laksana wisata. Cilacap: Pustaka El-Bayan.

Firdausy, CM. 2015. Pengembangan Potensi Ekonomi Dari Pemberdayaan Ekonomi


Rakyat di Biak. Analisis CSIS ; Jakarta

Gunn, 2016. Pandangan landasan teori pustaka Remaja Bandung.

Harmet, Hari. 2014:43). Strategi Pemberdayaan Pegawai Humaniora Utama Pers;


Bandung
Koesoemah, 2014: 1388. Tentang strategi pengembangan laksana
DOKUMENTASI BERSAMA DENGAN KEPALA BAGIAN DAN TATA LAKSANA

DOKUMENTASI BERSAMA DENGAN KEPALA SUB BAGIAN KELEMBAGAAN


DOKUMENTASI BERSAMA DENGAN KEPALA SUB BAGIAN PELAYANAN PUBLIK DAN
TATALAKSANA

DOKUMENTASI BERSAMA DENGAN KEPALA SUB BAGIAN REPORMASI BIROKRASI DAN


TATALAKSANA
DOKUMENTASI BERSAMA DENGAN STAF BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH
KABUPATEN MAMASA

DOKUMENTASI BERSAMA DENGAN STAF BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH


KABUPATEN MAMASA
DOKUMENTASI BERSAMA DENGAN STAF BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH
KABUPATEN MAMASA

DOKUMENTASI BERSAMA DENGAN STAF BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH


KABUPATEN MAMASA
DOKUMENTASI BERSAMA DENGAN STAF BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH
KABUPATEN MAMASA

Anda mungkin juga menyukai