Anda di halaman 1dari 114

SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN SKILL APARATUR KELURAHAN


BALANG DALAM PELAKSANAAN TUGAS ADMINISTRASI
PEMERINTAHAN DI KABUPATEN JENEPONTO

Oleh:

IMAM MULYADIL
Nomor Induk Mahasiswa : 10561 1117 717

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022

i
ii

SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN SKILL APARATUR KELURAHAN


BALANG DALAM PELAKSANAAN TUGAS ADMINISTRASI
PEMERINTAHAN DI KABUPATEN JENEPONTO

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh

Gelar Sarjana Administrasi Publik (S.AP)

Disusun dan Diajukan Oleh:

IMAM MULYADIL
Nomor Induk Mahasiswa : 10561 1117 717

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022
iii
iv
v
vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahi rabbil


alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat,
hidayahnya, yang mana dalam penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan
kesehatan dan kekuatan, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Kemudian sholawat dan salam semoga tetap telimpah kepada junjungan Nabi
besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya kejalan yang benar dan
dapat dirasakan manifestasinya dalam wujud Imam, Islam dan amal nyata yang
shalih likulli zaman wa makan.Skripsi ini diberi judul “Upaya Meningkatkan Skill
Aparatur Kelurahan Balang Dalam Pelaksanaan Tugas Administrasi Pemerintahan
di Kabupaten Jeneponto”, merupakan suatu kajian terhadap strategi pemerintah
kelurahan dalam meningkatkan skill dan pelayanan administrasi. Berkat adanya
bantuan dari berbagai pihak, terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh
dosen pembimbing, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata terima kasih kepada semua pihak
yang turut membantu penyelesaian skripsi ini, terutama sekali kepada yang
terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. H Ambo Asse, M. Ag selaku Rektor Universitas


Muhammadiyah Makassar.
2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M,Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Wakil Dekan I, Andi Luhur Priyanto M.Si, Wakil Dekan II Nasrul haq
S.Sos, M.PA, Wakil Dekan III Dr. Syamsir Rahim, S.Sos, M.Si, dan Wakil
Dekan IV Muh. Amin Umar M.PdI Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Nasrul haq S.Sos, M.PA selaku Ketua Prodi dan Ibu Nurbiah Tahir,
M.AP selaku Sekretaris Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial
Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
vii

5. Bapak Dr. Muhammad Tahir, M.Si selaku Pembimbing I, Bapak Dr. Samsir
Rahim, S.Sos., M.si selaku Pembimbing II saya yang senantiasa mendampingi
dan membimbing saya sampai selesai.
6. Kedua Orang tua saya Bapak Jufri S.E dan Ibunda Dahlia Lahaya Mahadi
S.Ag., M.PdI yang sudah melahirkan, membesarkan, mendampingi dan
membimbing saya sampai saat ini dan pun segenap keluarga yang senantiasa
memberikan semangat dan bantuan, baik moril maupun materil, Gelar ini
nantinya ku persembanhkan untuk kedua Orang Tua saya.
7. Perempuan Hebat yang telah mendampingi saya sampai selesai Jumriani S.Ag.
8. Semua Sahabat, Teman, dan Letting saya AND angkatan 17 terkhusus kelas
ADN-E, Pengurus HUMANIERA 2018-2020, pengurus KPA SAMPAH,
pengurus-pengurus PIKOM IMM FISIP 2017-2020 yang telah membantu
memberikan motivasi selama penyelesaian studi terutama Muh. Rijal S.AP dan
Andi Jusdiana Ahmad, S.AP di Fakultas SOSPOL angkatan 2017.
9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung.

Di samping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat
memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT
kita mohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon kemaafannya.
Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah SWT.

Makassar, 06 Oktober 2021

Penulis,

Imam Mulyadil
viii

ABSTRAK

Imam Mulyadil, Muhammad Tahir dan Samsir Rahim. Upaya Meningkatkan


Skill Aparatur Kelurahan Balang Dalam Pelaksanaan Tugas Administrasi
Pemerintahan di Kabupaten Jeneponto.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis upaya meningkatkan skill
aparatur Kelurahan Balang dalam pelaksanaan tugas administrasi pemerintahan di
Kabupaten Jeneponto. Jenis penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik
pengumpulan data yang digunakan yakni observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi. Adapun jumlah informan yang digunakan dalam penelitoian ini
sebanyak 7 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat upaya dalam
meningkatkan skill aparatur Kelurahan Balang dalam pelaksanaan tugas
administrasi pemerintahan di Kabupaten Jeneponto. Hal ini berdasarkan
wawancara dan studi dokumentasi dari indikator pendidikan dan pelatihan yang
menemukan bahwa pendidikan dan pelatihan seringkali dilakukan oleh provinsi
maupun daerah dan biasanya diwakili oleh kepala Kelurahan Balang. Pengalaman
kerja yang dimiliki para aparatur pemerintah Kelurahan Balang yang terbilang
cukup lama dapat sedikit menambah skill dalam melaksanakan tugasnya dengan
baik. Selain itu terdapat motivasi yang diberikan berupa intensif penghargaan
ataupun masukan dan saran yang dapat membangun para pegawai agar dapat
meningkatkan skill dalam bekerja di kantor Kelurahan Balang.

Kata kunci: Peningkatan skill, Pendidikan dan Pelatihan, Pengalaman Kerja,


Motivasi, Intensif.
ix

DAFTAR ISI
SAMPUL…………………………………………………………………………….ii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI .............................................................. Error!
Bookmark not defined.
HALAMAN PENERIMAAN TIM………………………………………………...iv
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... v
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….vi
ABSTRAK…………………………………………………………………………...viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 12
A. Latar Belakang ............................................................................................ 12
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 18
C. Tujuan Penelitian......................................................................................... 19
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 21
A. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 21
B. Teori Dan Konsep ....................................................................................... 26
C. Kerangka Pikir ............................................................................................ 35
D. Fokus Penelitian .......................................................................................... 36
E. Deskripsi Fokus Penelitian........................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 42
A. Waktu dan Lokasi ........................................................................................ 42
B. Jenis dan Tipe Penelitian ............................................................................. 43
C. Informan ..................................................................................................... 44
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 44
E. Teknis Analisis Data .................................................................................... 46
F. Teknik Pengabsahan Data ............................................................................ 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 49
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................................. 49
B. Hasil Penelitian ........................................................................................... 56
C. Pembahasan Penelitian ................................................................................ 76
BAB V PENUTUP ................................................................................................. 83
A. Kesimpulan ................................................................................................. 83
B. Saran ........................................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 86
x

LAMPIRAN .......................................................................................................... 89
DAFTAR TABEL

Table 1.1 Daftar Nama mengikuti Diklat……………………………………………..14

Tabel 3.1, Informan Penelitian…………………………………………….......40

Tabel 4.1, Jumlah Pegawai Kantor Kelurahan Balang………………….......47

Tabel 4.2, Jumlah Penduduk Kelurahan Balang…………………….............50

Tabel 4.3, tingkat Kesejahteraan Kelurahan Balang………………………..51

Tabel 4.4, Mata Pencaharian………………………………………………….51


xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1, Bagan Kerangka Pikir Penelitian………………………………32

Gambar 4.1 Kelurahan Balang Kecamatan Binamu……………………......45

Gambar 4.2 Bagan Struktural Kantor Kelurahan Balang…………............48


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak perumusan kebijakan otonomi daerah, sistem dan struktur

pemerintahan daerah mengalami perubahan yang mendasar, hal ini telah diatur

dalam undang-undang “Pokok Pemerintahan Daerah” sebelumnya yang telah

diperbarui dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 melibatkan tentang

pemerintah daerah, oleh karena itu dukungan pengelolaan pemerintah daerah

(khususnya di tingkat pemerintah kelurahan) berdampak sangat luas terhadap

penyelenggaraan pemerintahan, perencanaan pembangunan, pengelolaan

keuangan dan sistem penganggaran. Guna mendukung keberhasilan pelaksanaan

pengembangan rencana tersebut, maka harus didukung oleh pejabat eksekutif

yang dapat menjalin hubungan yang harmonis antara pemerintah pusat dan

pemerintah daerah.

Peningkatan kesejahteraan masyarakat, kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi, pelaksanaan otonomi daerah, dan perkembangan globalisasi, semua

mendorong masyarakat untuk menuntut peningkatan tingkat pelayanan.

Permintaan publik yang dinamis perlu diatasi dengan peralatan yang merespon

permintaan akan layanan publik yang meningkat pesat.

Pasal 33 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang kini telah diganti

dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

menyebutkan bahwa tentang kewenangan daerah dalam Pengembangan sumber

12
13

daya pegawai negeri sipil dilakukan melalui pengembangan karir dengan

mempertimbangkan integritas, moralitas, pendidikan dan pelatihan, pangkat, dan

kompetensi. Dalam mengembangkan kompetensi tersebut tentunya berpedoman

pada norma standar dan prosedur pembinaan dan pengawasan pegawai negeri sipil

yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Sebagai Diamanatkan

dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Ketenagakerjaan bahwa

sesuai dengan tuntutan nasional dan tantangan global untuk mewujudkan

pemerintahan yang baik, diperlukan sumber daya aparatur yang memiliki

kompetensi kerja. Dengan memiliki kompetensi jabatan tersebut, maka proses

penyelenggaraan pemerintahan di daerah menjadi lancar karena adanya pegawai

negeri sipil yang sudah mengetahui tugas dan fungsi masing-masing secara

profesional.

Sehubungan dengan penyelenggaraan pengelolaan kelurahan yang efektif,

pemerintah kecamatan perlu memberikan fasilitas, pembinaan dan pengawasan

kepada aparatur kelurahan di bidang pemerintahan. Dalam Peraturan Menteri

Dalam Negeri Bab 3 Pasal 6 No. 34 tahun 2007, mengacu pada “Pedoman

Administrasi Kelurahan”, yang menjelaskan berbagai jenis pembinaan dan

pengawasan. Pedoman administrasi kelurahan dapat digunakan sebagai data dan

informasi untuk semua kegiatan pembangunan pemerintah pusat. Dalam rangka

perbaikan penyelenggaraan pemerintahan kelurahan perlu dilakukan penataan

administrasi agar lebih efektif dan efisien, Penataan administrasi adalah

pencatatan data dan informasi untuk menunjang penyelenggaraan pemerintah


14

kelurahan maka manajemen sumber daya manusianya harus ditingkatkan. Oleh

karena itu, pemerintah Kecamatan sangat dituntut berperan aktif dalam pembinaan

administrasi dan pengawasan kelembagaan kelurahan, guna mewujudkan tertib

administrasi dan mendorong penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kelurahan.

Adapun Penelitian terdahulu yang pernah di lakukan oleh Sadat (2019),

Menunjukkan hasil analisis kinerja aparatur pemerintah kecamatan dalam

penyelenggaraan pelayanan publik yang diperoleh di kantor wilayah Medan Denai

dengan beberapa indikator yaitu tangible (berwujud), reliabel (kehandalan),

responsif (ketanggapan), assurance (jaminan), dan empati yang dapat dikatakan

sangat memuaskan. Sedangkan penelitian yang di lakukan oleh Ngatina (2017),

mengenai upaya peningkatan kinerja pegawai di Kecamatan Semin yaitu dalam

peningkatan kinerjanya sudah berjalan namun dalam pelaksanaan strategi

peningkatan kinerja tersebut masih belum tepat yang dilihat melalui beberapa

indikatornya yaitu kualitas pekerjaan, kuantitas pekerjaan, penggunaan waktu

dalam bekerja, dan bekerja sama dengan orang lain. Searah dengan hal tersebut

juga pernah dilakukan oleh Irmayanti, dkk (2019), Menunjukkan hasil penelitian

mengenai pemberdayaan aparatur pemerintah dalam upaya peningkatan kinerja

pegawai pada bappeda Kabupaten Pangandaran, yaitu untuk mengatasi hambatan

pemberdayaan aparatur pemerintah dalam rangka upaya peningkatan kinerja

pegawai dilakukan peningkatan kualitas kerja dengan cara meningkatkan

pengetahuan mengenai visi dan misi, pengetahuan tentang hak dan kewajiban,

pengetahuan tentang tugas dan tanggung jawab, pengetahuan mengenai peran

dalam instansi, serta pengetahuan mengenai manajemen pelayanan. Sedangkan


15

penelitian yang dilakukan oleh Missa (2015), mengenai Kemampuan Aparat

Kelurahan Dalam Pelaksanaan Tugas Administrasi Pemerintahan Di Kelurahan

Maya Sopa Kecamatan Singkawang Timur Kota Singkawang yaitu dalam

kemampuan aparatur kelurahan dalam pelaksanaan tugas adminbsitarsi di

kelurahan masih jauh dari kata maksimal di karenakan masih ada factor masih ada

faktoir yang menghambat dalam proses administrasi tersebut, adapun indicator

yang di pakai dalam poenelitian tersebut ialah : (a.) Keterampilan Teknis, (b.)

Keterampilan Manusia, (c.) Keterampilan Konseptual, (d.) Keterampilan

Manejemen. Searah dengan penelitian yang dilakukan oleh Alquroba (2020)

menunjukan hasil penelitian tentang Strategi Pemerintah Desa Dalam

Meningkatkan Pelayanan Administrasi (Studi Di Desa Muara Kuis Kecamatan

Ulu Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara, Provinsi Sumatra Selatan), yaitu untuk

mengetahui strategi pemerintah dalam meningkatkan skill aparatur desa dalam

meningkatkan kinerjanya dalam hal adminsitrasi itu sangat bagus tinggal

implementasinya saja yang perlu di lakukan nantinya, Adapun beberapa indicator

yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu : (a) Sumber Daya Manusia, (b)

Fasilitas Desa, (c) Disiplin Kerja.

Adapun Indikator yang saya gunakan untuk mengukur peningkatan

Keterampilan/Kemampuan kerja aparatur pemerintahan menurut Wibowo (2017)

dalam Lestari (2019), yakni; (1) Pendidikan dan pelatihan, merupakan suatu

proses yang akan mengarah pada perubahan perilaku tujuan pendidikan dan

pelatihan pegawai. Secara spesifik, penataran perilaku bertujuan untuk

meningkatkan kemauan dan kemampuan yang meliputi keterampilan kognitif,


16

efektif, dan psikomotorik. (2) Pengalaman Kerja, merupakan Sesuatu yang

membantu karyawan untuk melaksanakan tugasnya, karena pengalaman akan

memberikan keterampilan dan keterampilan, sehingga akan memberikan nilai

tambah bagi karyawan. Pengalaman kerja adalah akumulasi dari banyak jenis

pekerjaan atau posisi yang telah ditempati oleh seseorang dan lamanya waktu

seseorang dalam menempati posisi masing-masing pekerja atau kantor.

(3) Motivasi, adalah keadaan pikiran yang mendorong tindakan dan memberikan

ketekunan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, motivasi kerja menghasilkan

dorongan atau semangat kerja. (4) Insentif, Tindakan insentif adalah kompensasi

khusus yang diberikan oleh pemerintah kepada pegawai di luar gaji pokoknya

untuk membantu memotivasi atau mendorong pegawai tersebut untuk bekerja

lebih aktif dan berupaya untuk terus meningkatkan prestasi kerja instansi. Selain

besaran upah yang harus diperhatikan (misalnya hak pegawai) untuk

meningkatkan kinerja pegawai, sistem insentif juga dapat digunakan. Melalui

sistem ini, penghasilan tambahan dapat diberikan kepada karyawan yang dapat

memberikan prestasi berdasarkan prestasi yang telah ditentukan. Hal ini bertujuan

Untuk meningkatkan semangat kerja karyawan sehingga mempercepat

keberhasilan pencapaiannya.

Berdasarkan dari data data sekunder yang di temukan peneliti selama di

lapangan menemukan bahwa terdapat upaya dalam meningkatkan skill aparatur

kelurahan balang dengan melakukan pelatihan pelatihan yang di keluarkan oleh

surat keputusan dari Badan Kepegawaian Dan Pemberdayaan SDM pada tanggal

25 mei 2021. (Lampiran I Gambar 1-2)


17

Adapun aparatur kelurahan balang yang pernah mengikuti pelatihan pada

tabel di bawah ini :

NO. NAMA JABATAN

1 Abd. Rahman, S.H Kepala Kelurahan

2 Musdarianto, S.E Sekretaris Kelurahan

3 Nur Hichmah, S.Sos Kasi Pemerintahan

4 Imran Rasul M, S.E Administrasi Umum

Table 1.1 Daftar Nama mengikuti Diklat

Kantor Kelurahan Balang Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto

merupakan lembaga pemerintahan yang menjadi pusat pelayanan terhadap

masyarakat atau merupakan pelaksana tugas administrasi pemerintahan yang ada

di Kelurahan. Dengan demikian aparatur pemerintah Kelurahan Balang

diharuskan memiliki skill yang memumpuni dalam melakukan pelayanan kepada

masyarakat dan juga terhadap pengembangan capaian kinerja Kantor Kelurahan

itu sendiri. Akan tetapi berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti pada

Kantor Kelurahan Balang dan data yang di peroleh dari masyarakat sekitar,

peneliti melihat dikantor teresebut pelayanannya dapat dikatakan masih kurang

maksimal dikarenakan banyak pegawai yang tidak memiliki skill memadai

sehingga masih banyaknya pekerjaan dalam hal pelaksanaan administrasi

pemerintahan yang ada di kantor tersebut menjadi terbengkalai. Hal tersebut

juga dapat dilihat dari tingkat pendidikan dan pengalaman kerja pada beberapa

staff pegawai yang masih rendah sehingga kinerja yang dihasilkan kurang baik,
18

terlebih lagi pada pegawai yang telah berumur dan tidak mempunyai skill

ataupun pengalaman yang baik dalam urusan tugas administarsi pemerintahan.

Selain itu, peneliti juga melihat dalam prosedur pelayanan pada saat pengaduan

oleh masyarakat masih dikatakan ribet dan terlalu lama di prosesnya, terdapat

juga beberapa pegawai di kantor kelurahan balang kurang disiplin mengenai

jam kerja, yang dimana jam kerja pegawai yang ditetapkan di kantor tersebut

yakni 07:30- 16:00, akan tetapi dapat dikatakan hampir semua pegawai yang ada

keseringan datang kesiangan di Kantor Kelurahan Balang. Berdasarkan hal

tesebut dengan melihat kondisi yang ada di kantor kelurahan Balang Kecamatan

Binamu Kabupaten Jeneponto maka penulis terdorong untuk melakukan

penelitian dengan mengangakat judul “Upaya Meningkatkan Skill Aparatur

Kelurahan Balang Dalam Pelaksanaan Tugas Administrasi Pemerintahan di

Kabupaten Jeneponto”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini, adalah:

1. Bagaimana upaya pendidikan dan pelatihan yang dilakukan dalam

peningkatan Skill aparatur pemerintah Kelurahan Balang, Kecamatan

Binamu, Kabupaten Jeneponto?


19

2. Bagaimana pengalaman kerja yang dilakukan dalam upaya peningkatan Skill

aparatur pemerintah Kelurahan Balang, Kecamatan Binamu, Kabupaten

Jeneponto?

3. Bagaimana motivasi yang dilakukan dalam upaya peningkatan Skill aparatur

pemerintah Kelurahan Balang, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto?

4. Bagaimana upaya Insentif yang dilakukan dalam peningkatan Skill aparatur

pemerintah Kelurahan Balang, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka tujuan

penelitian ini, adalah:

1. Untuk mengetahui upaya pendidikan dan pelatihan yang dilakukan dalam

peningkatan Skill aparatur pemerintah Kelurahan Balang, Kecamatan

Binamu, Kabupaten Jeneponto.

2. Untuk mengetahui pengalaman kerja yang dilakukan dalam upaya

peningkatan Skill aparatur pemerintah Kelurahan Balang, Kecamatan

Binamu, Kabupaten Jeneponto.

3. Untuk mengetahui motivasi yang dilakukan dalam upaya peningkatan Skill

aparatur pemerintah Kelurahan Balang, Kecamatan Binamu, Kabupaten

Jeneponto.

4. Untuk mengetahui upaya Insentif yang dilakukan dalam peningkatan Skill

aparatur pemerintah Kelurahan Balang, Kecamatan Binamu, Kabupaten

Jeneponto.
20

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini, adalah:

1. Manfaat teoritis

Sebagai referensi ilmiah dalam kajian Ilmu Administrasi Negara.

2. Manfaat praktis

a. Sebagai persyaratan wajib dalam penyelesaian studi starata 1 pada Ilmu

Administrasi Negara Universitas Muhammadiyah Makassar

b. Sebagai sumber data, informasi, dan dasar pertimbangan bagi pihak

pimpinan dalam Kantor Kelurahan Balang, Kecamatan Binamu,

Kabupaten Jeneponto menentukan kebijakan yang terkait dengan

peningkatan kedisiplinan pegawai.

c. Sebagai salah satu sumber data, informasi, dan referensi ilmiah bagi para

mahasiswa dan peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian serupa.


21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dalam mendukung

penelitian ini, diantaranya:

1. Sadat (2019), yang melakukan penelitian mengenai kinerja aparatur

pemerintah kecamatan dalam memberikan pelayanan publik di Kantor Kecamatan

Medan Denai, menunjukkan hasil berdasarkan indikator kinerja yang ditetapkan

dalam bentuk prosentase dari jawaban yang diberikan, maka; (a). Wujud

(tangibel) dari pelayanan yang diselenggarakan sesuai dengan hasil analisis

dikategorikan sangat baik/sangat positif menduduki besaran presentase yang ke 3

(tiga) dari urutan indikator penelitian dari lima indikator penelitian. Hal tersebut

dapat dilihat dari personality yang berpenampilan sopan dan bersahaja, disiplin,

kenyamanan tempat, kemudahan dalam akses dan proses pelayanan, serta

tersedianya alat bantu yang handal dalam pelayanan. Presentase wujud (tangibel)

tertinggi menunjukkan rata-rata 83,68 % katagori sangat memuaskan, (b).

Kehandalan (reliability) yaitu kemampuan unit pelayanan dalam menciptakan

pelaya-nan berdasarkan standar pelayanan, kecer-matan, kemampuan dan keahlian

dalam menggunakan alat bantu pelayanan berupa komputer dan perangkat digital.

Presentase Reliability menunjukkan presentase ter-tinggi dengan rata-rata 88,57 %

kategori sangat memuaskan, (c). Ketanggapan (responsiviness), bahwa kemauan

pegawai/aparatur kecamatan untuk membantu konsumen/pelanggan dengan


22

respon yang baik, cepat, tepat dan cermat dalam pelayanan. Presentase

responciviness tertinggi menunjukkan rata-rata 86,50 % kategori sangat

memuaskan, dengan skor rata-rata 4,28 dan masuk ke dalam kategori

memuaskan/positif/baik. (d). Jaminan (assurance), adanya standar operasional

prosedur yang menjadi jaminan dalam pelayanan terkait dengan biaya, waktu dan

legalitas pelayanan. Presentase assurance tertinggi menunjuk-kan rata-rata

80,35 % dengan kategori sangat memuaskan, dan skor rata-rata mencapai 4,77

dalam kategori memuaskan/ positif/baik. (e). Empati (empathy), bersikap adil dan

bertanggung jawab dengan mewujudkan pelayanan yang mendahulukan pemohon,

melayani dengan sikap ramah, sopan dan santun tidak diskriminatif dan

menghargai pemohon/pelanggan. Presentase empathy tertinggi menunjukkan rata-

rata 70,24 % kategori memuaskan, dengan skor rata-rata 4,55 kategori

memuaskan/positif/baik.

Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan di lakukan

yaitu terletak pada focus penelitiannya. Sedangkan, perbedaan pada penelitian ini

dengan penelitiaan yang akan di lakukan yaitu terletak pada lokus penelitian,

metode penelitiaan, dan indicator yang di gunakan pada penelitiaan tersebut.

2. Ngatina (2017), yang melakukan penelitian mengenai Upaya Peningkatan

Kinerja Pegawai di Kecamatan Semin Kabupaten Gunungkidul menunjukkan

hasil analisis data dalam rangka meningkatkan kinerja Pegawai dibutuhkan

komunikasi yang baik antara pimpinan dan bawahan, pengarahan dan pemberian

bimbingan kepada pegawai, situasi kerja yang telah dibentuk pemimpin,

pemberian pengawasan dan hukuman terhadap pegawai, pemberian penghargaan


23

/reward kepada pegawai, pelatihan dan pengembangan, penilaian prestasi kerja,

kepuasan kinerja pegawai. Selain itu, dalam penilaian kinerja pegawai di

kecamatan Semin yang baik dapat dinilai melalui 4 aspek yaitu kualitas pekerjaan,

kuantitas pekerjaan, penggunaan waktu dalam bekerja dan bekerja sama dengan

orang lain. Kualitas kinerja pegawai kecamatan semin tergolong dalam katagori

baik sebanyak 53.8 %, sangat baik sebanyak 3,8 %. Cukup sebanyak 30.8 % dan

kurang sebanyak 7.7 %. Kuantitas kerja pegawai kecamatan semin tergolong baik

sebanyak 17 orang atau 65.4 %. Tergolong sangat baik sebanyak 3 anak atau

11.5 % dan cukup sebanyak 6 orang atau 23.1%. efektifitas penggunaan waktu

tergolong sangat baik sebanyak 3 orang atau 11. 5%. Tergolong baik sebanyak 16

orang atau 61.5 %. Termasuk dalam katagori cukup sebanyak 7 orang atau

26.9 %. Kerjasama pegawai di kecamatan semin tergolong sangat baik sebanyak 4

orang atau 15, 4%. Tergolong baik sebanyak 14 orang atau 53,8 %. Cukup baik

sebanyak 7 orang atau 26,9 % dan kurang sebanyak 1 orang atau 3.8 %.

Adapun Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan

terletak pada fokus penelitian dan metode penelitiaanya. Sedangkan, perbedaan

pada penelitian ini dengan penelitiaan yang akan di lakukan yaitu terletak pada

lokus penelitian dan indicator yang di gunakan pada penelitiaan tersebut.

3. Irmayanti, dkk (2019), yang melakukan penelitian mengenai Pemberdayaan

Aparatur Pemerintah dalam Upaya Peningkatan Kinerja Pegawai pada Bappeda

Kabupaten Pangandaran, maka kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil


24

wawancara dan observasi bahwa kinerja pegawai masih belum optimal baik dari

segi kualitas maupun dari segi kuantitas pelayanan. Hal ini dapat terlihat dengan

masih adanya pegawai yang memiliki kualitas kerjanya masih rendah, masih

adanya pegawai yang kurang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya

dengan baik dan tepat waktu, masih rendahnya keterampilan dan keahlian yang

dimiliki pegawai. Hambatan dalam pemberdayaan aparatur pemerintah dalam

upaya peningkatan kinerja pegawai yaitu rendahnya kualitas kerja pegawai yang

disebabkan oleh masih rendahnya kompetensi dan keterampilan pegawai, masih

belum memadainya sarana dan prasarana serta fasilitas penunjang dan belum

optimalnya pimpinan dalam melakukan pendelegasian wewenang pada

bawahannya. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan pemberdayaan

aparatur pemerintah dalam upaya peningkatan kinerja pegawai ada beberapa

indicator yaitu dengan meningkatkan pengetahuan mengenai visi dan misi,

pengetahuan tentang hak dan kewajiban, pengetahuan tentang tugas dan tanggung

jawab, pengetahuan mengenai peran dalam instansi, serta pengetahuan mengenai

manajemen pelayanan.

Adapun perbedaan pada penelitian ini dengan penelitiaan yang akan di

lakukan yaitu terletak pada lokus penelitian dan indicator yang di gunakan pada

penelitiaan tersebut. Sedangkan, Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang

akan dilakukan terletak pada fokus penelitian dan metode penelitiaanya.

4. Missa (2015), yang melakukan penelitian tentang kemampuan perangkat

desa dalam melaksanakan tugas pemerintahan di Desa Maya Sopa Kecamatan


25

Singkawang Timur Kota Singkawang, adapun faktor yang menghambat

kemampuan perangkat desa dalam melaksanakan tugas pemerintahan yaitu : 1)

Keterampilan aparatur, keterampilan masing-masing aparatur dalam bidang tugas

dan tanggung jawabnya. Tanggung jawabnya merupakan salah satu faktor penentu

efektifitas pelaksanaan tugas yang dibebankan kepadanya. 2) Disiplin aparatur,

kedisiplinan dilihat dari aspek ketepatan dan kepatuhan masing-masing aparatur

terhadap waktu yang ditentukan pada setiap hari kerja. 3) Dukungan pemerintah,

dukungan dari pemerintah untuk memberikan bantuan kepada setiap perangkat

kelurahan khususnya perangkat kelurahan dan kepala lingkungan berupa

bimbingan teknis administrasi, keterampilan, pengawasan dan pengendalian. 4)

Kondisi kerja, suasana kerja yang dapat mendorong seorang pegawai/ aparatur

untuk mengaktualisasikan potensinya dan melaksanakan pekerjaannya dengan

baik. 5) Upaya peningkatan kapasitas aparatur Desa Maya Sopa.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada

lokus penelitian dan indikator yang digunakan dalam penelitian. Sedangkan

persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada

fokus penelitian dan metode penelitian.

5. Alquroba (2020), yang melakukan penelitian tentang Strategi Pemerintah

Desa Dalam Meningkatkan Pelayanan Administratif (Studi di Desa Muara Kuis

Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan)

yang hasilnya dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Dalam Penyelenggaraan

Pelayanan Administrasi di Kabupaten Muara Desa Kuis Kecamatan Ulu Rawas

Kabupaten Musi Raawas Utara menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
26

47 Tahun 2016 tentang penyelenggaraan pemerintahan desa masih belum tertata

dengan baik oleh aparatur pemerintah desa. Hal ini disebabkan karena

keterbatasan pengetahuan aparat desa tentang pemerintahan desa, sehingga

perencanaan, pemantauan, dan evaluasi untuk mencapai tujuan yang akan

dilaksanakan menjadi terhambat. 2) Kurangnya sumber daya manusia dari

aparatur pemerintah desa Muara Kuis, hal ini dibuktikan dengan ketidakmampuan

aparatur pemerintah desa dalam menertibkan penyelenggaraan pemerintahan desa

Muara Kuis. 3) a. Meningkatkan sumber daya manusia b. Meningkatkan fasilitas

Desa c. Meningkatkan disiplin kerja perangkat desa.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan terletak

pada lokus penelitian dan indikator yang digunakan dalam penelitian. Sedangkan

persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada

fokus penelitian dan metode penelitian.

B. Teori Dan Konsep

1. Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu bidang dari

manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, dan pengendalian. Karena sumber daya manusia dianggap penting

peranannya dalam pencapaian tujuan, maka berbagai pengalaman dan hasil

penelitian dalam bidang sumber daya manusia (SDM) dikumpulkan secara

sistematis dalam apa yang disebut dengan manajemen sumber daya manusia.

Istilah “manajemen“ mempunyai arti sebagai kumpulan pengetahuan tentang


27

bagaimana harusnya memanage (mengelola) sumber daya manusia (Veithzal

Rival, 2005: 1) dalam Almasri (2016).

Pengertian manajemen sumber daya manusia menurut beberapa ahli, di

antaranya;

1) Schuler, Dowling, Smart dan Huber (1992: 16) Dalam Buku Priyono (2016)

mendefinisikan manajemen sumber daya manusia dengan rumus sebagai berikut:

Human Resource Management (HRM) is the recognition of the importance

of an organization’s workforce as vital human resources contributing to the

goals of the organization, and the utilisation of several functions and

activities to ensure that they are used effectively and fairly for the benefit of

the individual, the organization, and society’.


Pernyataan ini dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut:

Manajemen Sumber Daya Manusia / HRM menyadari bahwa tenaga kerja

organisasi sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi.Ini adalah

sumber daya manusia yang sangat penting dan menggunakan berbagai

fungsi dan aktivitas untuk memastikan penggunaan SDM yang efektif dan

adil untuk kepentingan individu, organisasi dan publik.


28

Fokus pengelolaan sumber daya manusia adalah mengelola sumber daya

manusia internal Seringkali terdapat dinamika interaksi antara organisasi dan

pekerja dengan kepentingan yang berbeda.

2) Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2017:10) Dalam Priastuti (2017) Manajemen

Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni yang mengatur hubungan dan

peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan

perusahaan, karyawan, dan masyarakat.

3) Menurut Marlina (2015) Manajemen sumber daya manusia bisa didefinisikan

sebagai proses serta upaya untuk mengembangkan, memotivasi, serta

mengevaluasi keseluruhan sumber daya manusia yang diperlukan perusahaan

dalam pencapaian tujuannya. Pengertian ini mencakup dari mulai memilih

siapa saja yang memiliki kualifikasi dan pantas untuk menempati posisi dalam

suatu organisasi (the right man on the right place) seperti yang disyaratkan

pada suatu lembaga atau organisasi hingga bagaimana agar kualifikasi ini dapat

dipertahankan bahkan di tingkatkan serta dikembangkan dari waktu ke

waktu.Oleh karena manajemen sumber daya manusia ini merupakan proses

yang berkelanjutan, sejalan dengan proses pendidikan itu, maka perhatian

terhadap sumber daya manusia ini dapat memiliki tempat yang khusus dalam

organisasi pendidikan.

4) Menurut Mutiara S. Panggabean Dalam Siregar (2017) MSDM adalah kegiatan

di bidang sumber daya manusia dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu dari

sisi pekerjaan dan dari sisi pekerja. Dari sisi pekerjaan terdiri dari analisis dan

evaluasi pekerjaan. Sedangkan dari sisi pekerja meliputi kegiatan-kegiatan


29

pengadaan tenaga kerja, penilaian prestasi kerja, pelatihan dan pengembangan,

promosi, kompensasi dan pemutusan hubungan kerja.

5) Menurut Sofyandi (2009), dalam yusuf (2020) Manajemen sumber daya

manusia menurut Sofyandi adalah semua strategi yang dilakukan terkait

dengan fungsi-fungsi utama dari manajemen seperti contohnya fungsi

perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan serta pengaturan dalam hal tenaga

kerja.

Dengan definisi di atas yang dikemukakan oleh para ahli

tersebut menunjukan demikian pentingnya manajemen sumber daya manusia

di dalam mencapai tujuan pemerintah, Pegawai dan masyarakat.

Jadi Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan perencanaan,

pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap

pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan,

dan pemisahan tenagakerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Dalam usaha pencapaian tujuan perusahan permasalahan yang dihadapi

manajemen bukan hanya terdqapat pada bahan mentar, alat-alat kerja,mesin-

mesin produksi, uang dan lingkungan kerja saja, namun juga menyakup

karyawan (SDM) yang mengelola faktor-faktor produksi lainnya tersebut.

Namun, perlu diingat bahwa sumber daya manusia sendiri sebagai faktor

produksi, seperti halnya faktor produksi lainnya, merupakan masukan (input)

yang diolah oleh perusahaan dan mengasilkan keluaran (output)


30

2. Konsep Skill (Keterampilan/Kemampuan)

Menurut Robert R.Katz dalam Arif dkk (2020), mengemukakan bahwa ada

tiga jenis kemampuan dasar yang harus dimiliki untuk mendukung seseorang

dalam melaksanakan pekerjaan atau tugas, sehingga tercapai hasil yang maksimal

yaitu: Technical Skill (Kemampuan Teknis) Adalah pengetahuan dan penguasaan

kegiatan yang bersangkutan dengan cara proses dan prosedur yang menyangkut

pekerjaan dan alat-alat kerja, Human Skill (Kemampuan bersifat manusiawi)

Adalah kemampuan untuk bekerja dalam kelompok suasana di mana organisasi

merasa aman dan dan bebas untuk menyampaikan masalah, Conceptual Skill

(Kemampuan Konseptual) Adalah kemampuan untuk melihat gambar kasar untuk

mengenali adanya unsur penting dalam situasi memahami di antara unsur-unsur

tersebut.

Menurut Hasan & Rudiyansyah (2017), menyampaikan bahwa

keterampilan atau pengetahuan yang didapatkan dari bakat terkadang muncul

dalam diri setiap individu. Pembelajaran Keterampilan dirancang sebagai proses

komunikasi untuk mengubah perilaku menjadi cakap, cepat dan tepat melalui

pembelajaran terampil dalam segala bentuk tugas yang diberikan, dalam hal ini

bagaimana pegawai membaca situasi dan kondisi pada saat menemukan beberapa

permasalahan, perilaku terampil ini dibutuhkan dalam kehidupan seharihari dalam

pekerjaan yang menjadi kebiasaan.

Istilah "kemampuan/keterampilan" mempunyai banyak makna, Jhonson

dalam (Sholeh, 2015) berpendapat bahwa kemampuan adalah perilaku yang

rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai kondisi yang


31

diharapkan . Sementara itu, menurut Kartono dalam (Sholeh, 2015) bahwa

keterampilan adalah segala daya, kesanggupan, kekuatan dan keterampilan teknik

maupun sosial yang dianggap melebihi dari anggota biasa.

Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam

tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan dapat berupa bakat dan minat yang

dimiliki oleh pegawai, dengan kemampuan yang dimilikinya para karyawan dapat

menjalankan dan menyelesaikan tugas secara baik dengan hasil yang maksimal.

Kemampuan karyawan juga dapat berupa skill (keahlian) yang perlu terus

ditingkatkan, karena skill adalah kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu

yang sifatnya spesifik, fokus namun dinamis yang membutuhkan waktu tertentu

untuk mempelajarinya dan dapat dibuktikan dengan kemampuan tinggi akan

meningkatkan prestasi kerja, menurut Horas dalam Arif dkk (2020).

3. Konsep Administrasi

Secara etimologis atau asal kata, administrasi berasal Iranian Malay

Inggris “administration”, dengan bentuk infinitifnya to administer rule diartikan

sebagai to manage (mengelola). Administrai juga dapat berasal Iranian Malay

Belanda “administratie”, rule memiliki pengertian mencakup tata usaha,

manajemen Iranian kegiatan organisasi, manajemen sumber daya.

Adapun pendapat beberapa para ahli tentang definisi administrasi sebagai

berikut :

1) Menurut Silalahi (2013:5) Dalam Lina Marliani (2019) Administrasi memiliki

pengertian yang sempit dan luas. Dalam pengertian sempit, administrasi

biasanya diartikan sebagai kegiatan Ketatausahaan. Tata usaha pada dasarnya


32

adalah pekerjaan pengendalian informasi. Tata usaha juga biasanya diartikan

sebagai kegiatan yang berhubungan dengan menulis / mencatat, menyalin,

menyimpan atau biasa disebut dengan paperwork. Sedangkan Menurut Silalahi

(2010) Dalam Lina Marliani (2019) Manajemen dalam arti luas diartikan

sebagai kerjasama. Istilah administrasi mengacu pada kegiatan koperasi yang

dilakukan oleh manusia atau sekelompok orang guna mencapai tujuan yang

diinginkan. Kerja sama adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

sekelompok orang secara teratur dan berpedoman pada tugas-tugas yang

disepakati bersama.

2) Menurut Bachtiar (2019) Administrasi mengacu pada proses pelaksanaan

kegiatan yang bertujuan untuk mewujudkan perencanaan / pengambilan

keputusan agar menjadikan pekerjaan tersebut nyata dan membimbing orang-

orang yang melakukannya.

3) Menurut Sondang P. Siagian Dalam I Ketut Suardita (2016) Dikatakan bahwa

Administrasi adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih,

dan didasarkan pada rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan.

4) Menurut The Liang Gie (1980) Dalam (Nasution, 2016) Administrasi adalah

sekumpulan kegiatan terstruktur dari serangkaian tugas yang dilakukan oleh

sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.

5) Menurut Ulbert Dalam Kurniawan (2021) Administrasi dalam arti yang sempit

didefinisikan sebagai persiapan sistematis dan pencatatan data dan informasi

baik secara internal maupun eksternal untuk tujuan memberikan informasi dan
33

memfasilitasi pemulihan sebagian atau sepenuhnya. Pemahaman yang sempit

tentang administrasi lebih dikenal sebagai administrasi.

6) Menurut George Terry Dalam Anggraini (2021) Administrasi adalah untuk

merencanakan, mengendalikan, dan mengatur pekerjaan kantor, dan

memobilisasi mereka yang menerapkannya untuk mencapai tujuan yang

ditetapkan.

Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan di atas dapat ditarik

kesimpulan bahwa Administrasi dapat diartikan sebagai (kerja sama, kegiatan

administrasi sebagai proses, fungsi dan administrasi sebagai lembaga pemerintah).

Administrasi dipandang sebagai seni, di mana menggunakannya perlu ada Bakat

dan kemampuan disertai dengan pengalaman kerja sehingga hasil yang dimaksud

telah dicapai secara efektif dan efisien. Administrasi sebagai sains membutuhkan

metode ilmiah, yang dilakukan secara sistematis, terukur dan logis.

4. Konsep Pelayanan Publik

Secara konseptual, Pelayanan memiliki arti memberikan bantuan kepada orang

lain untuk apa yang dibutuhkan melalui kegiatan penyajian atau melayani. Karena

manusia pada dasrnya sangat bergantung pada orang lain, sehingga mereka

membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Adapun dibawah beberapa pengertian menurut para ahli, yaitu :

1. Khozin dkk (2020) Pelayanan public adalah Kegiatan yang dilakukan oleh

entitas pemerintah terhadap manusia dan kegiatan-kegiatan ini bermanfaat

dalam kelompok dan kepuasan yang menjanjikan, meskipun hasilnya tidak

harus dibentuk oleh suatu produk.


34

2. Menurut Rasyid (1997) Dalam Dr. Drs. Ismail Nurdin, (2019) Dalam hal

pemerintah, pelayanan publik adalah proses kepatuhan dengan kebutuhan

kebutuhan masyarakat dengan hak dan hak-hak dasar administrasi, yang

Wujud dapat berupa layanan dan jasa. Untuk pemerintah, layanan semakin

menarik untuk dibahas karena melibatkan salah satu dari tiga fungsi penting

pemerintah, serta fungsi pemberdayaan dan konstruksi (pembangunan).

3. Menurut Purwanto dkk (2017) pelayanan publik merupan pelayanan atau

melayani keperluan orang atau penduduk dan organisasi lain yang

mempunyai keperluan pada organisasi itu, sesuai dengan ketentuan pokok

dan tata cara yang ditentukan dan ditujukan untuk memberi tambahan

kepuasan kepada penerima pelayanan.

4. Menurut KEPMENPAN No.63/2003 Dalam Sari (2020) Pelayanan Publik

merupakan Semua bentuk layanan dilakukan oleh lembaga pemerintah di

pusat, wilayah dan lingkungan BUMN atau BUMD dalam bentuk barang dan

jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan masyarakat dan untuk

mengimplementasikan ketentuan undang-undang.

Sedangkan definisi yang saat ini merupakan referensi utama dalam

Penyelenggaraan pelayanan public sebagai mana yang termuat dalam Undang

Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan public, di jelaskan bahwa

kegiatan public merupakan Kegiatan atau serangkaian kegiatan untuk memenuhi

kebutuhan layanan sesuai dengan undang-undang untuk setiap warg a negara dan

penduduk atas barang, jasa, atau layanan administrasi yang disediakan oleh

layanan publik penyelenggara.


35

C. Kerangka Pikir

Penelitian yang di lakukan di kantor Kelurahan Balang, Kecamatan Binamu,

Kabupaten Jeneponto dengan tujuan untuk mengetahui upaya dalam

meningkatkan skill aparatur kelurahan dalam pelaksanaan tugas administrasi

pemerintahan. Variabel untuk mengetahui upaya dalam meningkatkan skill

aparatur dalam penelitian ini akan diuji dengan menggunakan indicator dari

Wibowo (2017) yaitu : (1) pendidikan dan pelatihan, (2) pengalaman kerja, (3)

motivasi, (4) insentif.

Untuk mempermudah memahami alur berpikir, peneliti menggambarkan

kerangka berpikir sebagai berikut:

Upaya Meningkatkan Skill Aparatur Kelurahan


Balang Dalam Pelaksanaan Tugas Administrasi
Pemerintahan di Kabupaten Jeneponto.

1. Pendidikan 2. Pengalaman 3. Motivasi 4. Insentif


dan Pelatihan Kerja

Meningkatknya Skill Aparatur Kelurahan


Balang Dalam Pelaksanaan Tugas Administrasi
Pemerintahan di Kabupaten Jeneponto

Gambar 2.1, Bagan Kerangka Pikir Penelitian


36

D. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian kerangka pikir di atas, maka focus dalam penelitian ini

adalah untuk mengetahui bagaimana upaya meningkatkan skill aparatur kelurahan

dalam pelaksanaan tugas administrasi pemerintahan di kelurahan balang,

kecamatan binamu, kabupaten jeneponto tersebut dengan empat indicator yaitu :

(a) Pendidikan dan Pelatihan (b) Pengalaman Kerja (c) Motivasi (d) Insenstif

E. Deskripsi Fokus Penelitian

Penelitian ini berfokus pada peningkatan skill aparatur kelurahan dalam

pelaksanaan tugas administrasi pemerintahan dimana peneliti berfokus pada

indicator strategi peningkatan skill aparatur menurut wibowo. Adapun indikator

yang dimaksud adalah :

1. Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan pelatihan maksudnya adalah suatu proses yang akan

menghasilkan suatu perubahan perilaku pada pegawai di kantor kelurahan balang

yang biasa di lakukan dengan cara melakukan diklat ataupun bimtek, Secara

kongkrit penataran perilaku tersebut bertujuan meningkatkan kemauan dan

kemampuan yang mencakup kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotorik.

Dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan Handoko (2008)

Menyatakan ada tujuan yang ingin di capai dengan dilaksanakannya pendidikan

dan pelatihan tersebut. Maka dapatdi rincikan sebagai berikut:

a. Pengikut diklat dapat melakukan pekerjaan dengan lebih efisien

b. Pengawasan yang dilakukan lebih sedikit karena karyawan mendapatkan

pelatihan khusus dalammelaksanakan tugasnya, maka lebih sedikit


37

kesalahan yang dilakukannya.

c. Peserta diklat dapat lebih berkembang karena sulitbagi seseorang untuk

mengembangkan dirinyatanpa ada suatu diklat yang khusus.

d. Menstabilisasi pegawai atau untuk mengurangi labour turn over karena

para karyawan yang mendapatkan diklatu umumnya cenderung lebih lama

bekerja dalam perusahaan yang memberikan kesempatan diklat.

e. Diklat bertujuan untuk mengurangi kerusakan barang,produksi, dan mesin-

mesin karena karyawan semakin ahli dan terampil dalam melaksanakan

pekerjaannya serta mengurangi tingkat kecelakaan aparatur sehingga jumlah

biaya pengobatan yang dikeluarkan instansi berkurang.

Tujuan diatas dilakukan untuk menutupi jarak antara kecakapan atau

kemampuan karyawan dengan permintaan jalanan. Selainitu programdiklat

tersebut diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja karyawan

dalam mencapai sasaran kerja yang telah ditetapkan.maka dapat dikatakan

bahwadiklat bertujuan meningkatkan kemampuan kerja karyawan.

2. Pengalaman Kerja

Pengalaman Kerja Maksudnya adalah sebagai tolak ukur penilaian untuk

pegawai di kantor kelurahan balang, seperti Berapa lama masa kerjanya, dapat

menyelesaikan tugas dengan baik, keberhasilan dalam melaksanakan tugas yang

di berikan, dan jenis kegiatan pelatihan dan pembangan yang pernah di ikuti.

Mengingat pentingnya pengalaman bekerja dalam suatu prushaan atau

instansi maka dipikirkan juga tentang faktor factor penglaman kerja. Faktor faktor

yang mempengaruhi pengalaman kerja seseorang adalah: (a)Waktu (b) Frekuensi


38

(c) jenis tugas, (d) penerapan, (e) hasil

Ada beberapa hal juga untuk menentukan berpenglaman tidaknya

seseorang karyawan atau aparatur yang sekaligus sebgai indikator pengalaman

kerja yaitu lama waktu atau masa kerja, tingkat pengetahuan dan keterampilan

yang di miliki frekuensi kesalahan Sondang P. Siagian (2007:52). Proses

penempatan yang tepat tidak cukup menunjang skill karyawan , melaiankan

membutuhkan pengalaman untuk menunjang pekerjaan tersebut. Banyaknya

pengalaman yag di miliki memunkinkan untuk menunjukkan kinerja dan skill

yang baik dan sebaliknya bila tidak cukup berpengalaman dalam melaksanakan

tugasnya seseorang akan besar kemungkinan mengalami kegagalan

3. Motivasi

Maksud dari motivasi itu sendiri adalah adanya keinginan untuk berprestasi dalam

mencapai keberhasilan pekerjaaan dengan standar tertentu dan selalu berusaha

untuk meningkatkan kemampuannya dalam mewujudkan keinginannya.

Wibowo (2014:124) mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor yang

mempengaruhi kompetensi sebagai berikut:

a. Energize, adalah yang dilakukan pemimpin ketika mereka menetapkan

contoh yang benar, mengkomunikasikan yang jelas dan menantang dengan

cara yang tepat. Hal tersebut dilakukan dengan exemplify,communicate, dan

challenge.

b. Encaurange, adalah apa yang dilakukan pemimpin untuk pendukung proses

motivasi melalui pemberdayaan, coaching dan penghargaan. Encaurange

dilakukan dengan cara empower, coach,dan recognize.


39

1) Empower, merupkan proses dimana orang menerima tanggung jawab dan di

beri kewenangan untuk melakukan pekerjaannya.

2) Coach, merupkan kesempatan bagi pemimpin untuk menegnal bawahnya

secara pribadi dan menunjukkan bagaimana dapat membantu pekerja

dalam mencapai tujuan pribadi dan organisasi.

3) Recognize, alasan tunggal yang paling kuat mengapa orang bekerja, di

samping keperluan penghasilan.

c. Exhorting, adalah bagaimana pemimpin menciptakan pengalaman

berdasarkan pengorbanan dan inspirasiyang menyiapkan landasan dimana

motivasi berkembang. Exhorting dilakukan melalui sacrifice dan inspire.

1) Sacrifice, suatu ukuran pelayanan yang paling benar dengan menempatkan

kebutuhan orang lain di atas kebutuhan kita sendiri.

2) Inspire, merupakan turunan motivasi, apabila motivasi datang dari dalam

maka bentuknya adalah self-inspiration.

Dalam motivasi kerja ada beberapa indicator yang dikemukakan oleh

Hamzah B. Uno (2012:72) yaitu:

a. Tanggung jawab dalam melakukan pekerjaan

Tanggung jawab merupakan suatu sikap yang timbul untuk siap dan

menerima suatu kebijakan atau tugas yang diberikan.

b. Prestasi yang di capai

Pencapaian prestasi yaitu kemampuan untuk mencapai hasil yang

baik secara kualitas maupun kuantitas yang di hasilkan oleh suatu aparatur

tersebut.
40

c. Pengambangan diri

Pengembangan merupakan suatu proses atau cara untuk

mengembangkan sesuatu yang sudah ada dalam rangka meningkatkan

kualitas agar lebih maju.

d. Kemendirian dalam bertindak

Perilaku yang muncul didalam diri untuk bertindak tanpa

menyusahkan orang lain.

4. Insentif

Insentif maksudnya adalah Selain besarnya gaji yang perlu diperhatikan,

yang memang menjadi hak pegawai , maka untuk meningkatkan kinerja pegawai

dapat pula diterapkan sistem insentif. Dengan sistem tersebut, penghasilan

tambahan akan diberikan kepada pegawai yang dapat memberikan prestasi-

prestasi sesuai dengan yang telah ditetapkan. Hal ini dimaksudkan untuk

meningkatkan semangat kerja pegawai di kantor Kelurahan Balang sehingga bisa

mempercepat keberhasilan pencapaian tujuan instansi.

Adapun tujuan utama dari insentif menurut Rivai (2009:767) yaitu: untuk

memberikan tanggung jawab dan dorongan kepada pegawai dalam rangka

meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil kerjanya. Sedangkan bagi instansi,

insentif merupakan strategi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi

perusahaan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, dimana

produktivitas menjadi satu hal yang sangat penting.


41

Menurut Hasibuan (2010:184) diamembedakan insentif menjadi tiga,

yaitu:

a. Non material Insentif, yaitu adanya perangsang yang di berikan kepada

pegawai yang berbentuk penghargaan berdasarkan prestasi kerjanya, seperti

piagam, piala, medali, dan sebagainya.

b. Material Insentif, yaitu daya perangsang yang di berikan kepada pegawai

berdsarkan prestasi kerjanya, berbentuk uang atau barang.

c. Sosial Insentif, yaitu pemberian daya perangsang kepada pegawai

berdasarkan prestasi kerjanya berupa fasilitas dan kesempatan untuk

mengembangkan kemampuannya, seperti promosi, mengikuti pendidikan,

naik haji, dan sebagainya.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi

Waktu penelitian yang di butuhkan pada penelitian ini kurang lebih selama

2 (dua) bulan. Lokasi penelitian ini berada di kantor Kelurahan Balang,

Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto. Karena peneliti melihat, Dengan

meningkatnya kesejahteraan masyarakat, kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi, pelaksanaan otonomi daerah, dan perkembangan globalisasi, semua

mendorong masyarakat untuk menuntut peningkatan tingkat pelayanan.

Permintaan publik yang dinamis perlu diatasi dengan peralatan yang merespon

permintaan akan layanan publik yang meningkat pesat. Dengan demikian

aparatur pemerintah Kelurahan Balang diharuskan memiliki skill yang

memumpuni dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat dan juga terhadap

pengembangan capaian kinerja Kantor Kelurahan itu sendiri. Akan tetapi

berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti pada Kantor Kelurahan

Balang dan data yang di peroleh dari masyarakat sekitar, peneliti melihat

dikantor teresebut pelayanannya dapat dikatakan masih kurang maksimal

dikarenakan banyak pegawai yang tidak memiliki skill memadai sehingga masih

banyaknya pekerjaan dalam hal pelaksanaan administrasi pemerintahan yang ada

di kantor tersebut menjadi terbengkalai. Hal tersebut juga dapat dilihat dari

tingkat pendidikan dan pengalaman kerja pada beberapa staff pegawai yang

masih rendah sehingga kinerja yang dihasilkan kurang baik, terlebih lagi pada
42
43

pegawai yang telah berumur dan tidak mempunyai skill ataupun pengalaman

yang baik dalam urusan tugas administarsi pemerintahan. Selain itu, peneliti

juga melihat dalam prosedur pelayanan pada saat pengaduan oleh masyarakat

masih dikatakan ribet dan terlalu lama di prosesnya, terdapat juga beberapa

pegawai di kantor kelurahan balang kurang disiplin mengenai jam kerja, yang

dimana jam kerja pegawai yang ditetapkan di kantor tersebut yakni 07:30-

16:00, akan tetapi dapat dikatakan hampir semua pegawai yang ada keseringan

datang kesiangan di Kantor Kelurahan Balang. Oleh karena itu, penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui upaya upaya yang meningkatkan skill aparatur

kelurahan dalam pelaksanaan tugas administrasi di kantor Kelurahan Balang

karena peneliti melihat sangat kurang kemampuan dan keterampilan aparatur

kelurahan dalam melaksanakan tugas administrasi di kantor tersebut.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan alasan

penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan

pemahaman yang mendalam mengenai masalah-masalah manusia dan sosial.

Dengan itu, dalam memahami atau mengurai interaksi sosial yang kompleks

diperlukan menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu dengan ikut serta

dalam wawancara yang mendalam mengenai interaksi sosial yang terkait.

Adapun tipe dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan

pendekatan kualitatif. Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian ini karena

deskriptif (menggambarkan) penelitian ini mampu menjawab sebuah


44

permasalahan secara mendalam sesuai dengan kondisi objektif yang terjadi

dilapangan.

C. Informan

Informan merupakan orang-orang yang dapat memberikan informasi tentang

penelitian yang dilakukan. Informan yang dipilih adalah orang yang dianggap

mampu memberikan atau melengkapi informasi mengenai bagaimana upaya

dalam meningkatkan skill aparatur kelurahan dalam pelaksanaan tugas

administrasi di Kelurahan Balang, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto.

Adapun informan dalam penelitian ini yaitu tertera pada tabel 3.1, sebagai

berikut:

No. Informan Nama Inisial


1. Kepala Kecamatan M. Emil Ilyas Mattewakkang, S.Sos EIM
2. Sekretaris Kecamatan Flamegiyanti Tayeb, S.S, M.M FT
3. Kepala Kelurahan Abd. Rahman, S.H AR
4. Sekretaris Kelurahan Musdarianto, S.E MD
5. Kasi Pembangunan Takdir, S.E TD
6. Kasi Pemerintahan Nur Hichmah, S.Sos NH
7. Administrasi Umum Imran Rasul M, S.E IR

Tabel 3.1, Informan Penelitian

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif adalah perilaku yang

nyata berupa penglihatan, pendengaran, pengajuan pertanyaan, dan pengumpulan

benda benda. Dengan demikian, peneliti merupakan instrumen kunci yang

langsung berhadapan atau bertatap muka dengan orang-orang yang terkait dalam
45

penelitiannya. Untuk memperoleh data dan informasi yang sesuai dan dibutuhkan

dalam penelitian ini untuk memperkuat hasil penelitian, maka teknik yang

digunakan yaitu:

1. Observasi

Observasi merupakan tekhnik pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan langsung di lokasi penelitian secara berkala terhadap suatu objek

pengamatan pada tempat yang sama ataupun berbeda. Observasi difokuskan pada

pengamatan langsung terhadap peningkatan skill aparatur kelurahan dalam

pelaksanaan administrasi di Kelurahan Balang Kecamatan Binamu Kabupaten

Jeneponto. Dengan melakukan obervasi peneliti akan lebih mampu memahami

konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, dengan demikian peneliti dapat

memperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh.

2. Wawancara

Wawancara disebut sebagai proses interaksi dua orang untuk bertukar

informasi atau ide melalui proses tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan

makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan

untuk memperoleh data primer mengenai upaya peningkatan Skill Aparatur

kelurahan dalam pelaksanaan administrasi di Kelurahan Balang, Kecamatan

Binamu, Kabupaten Jeneponto.

3. Studi dokumentasi

Pengumpulan dokumen dilakukan untuk mengecek kebenaran atau ketepatan

informasi yang diperoleh saat melakukan wawancara mendalam. Studi


46

dokumentasi dilakukan guna mendapatkan data sekunder dengan cara melakukan

kajian data-data dokumen pribadi dan dokumen resmi, baik visual maupun berupa

tulisan yang berkaitan dengan masalah penelitian.

E. Teknis Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data

interaktif dari Miles dan Huberman (1984), yaitu sebagai berikut:

1) Reduksi data (data reduction)

Reduksi data dilakukan dengan merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan mencari tema dan pola dari data.

2) Penyajian data (data display)

Penyajian data biasa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan

antar kategori, dan sebagainya.

3) Penarikan kesimpulan (conclusions)

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang berupa

deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih samar- samar atau

gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Dengan demikian, penarikan

kesimpulan dilakukan dengan mendeskripsikan atau memverifikasi data yang

akan diinterpretasi kedalam narasi kualitatif sehingga dapat menarik kesimpulan

terhadap makna-makna yang muncul dari data yang ada .

F. Teknik Pengabsahan Data

Teknik pengabsahan data dalam penelitian ini memuat teknik untuk

pengabsahan data penelitian kualitatif dengan menggunakan triangulasi menurut


47

Sugiyono, yaitu:

a. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber dilakukan dengan mengecek data yang diperoleh melalui

beberapa sumber. Dalam hal ini, peneliti melakukan pengumpulan dan pengujian

data yang telah diperoleh melalui hasil pengamatan, wawancara, serta dokumen-

dokumen yang ada. Setelah itu, peneliti membandingkan hasil pengamatan dengan

wawancara sekaligus membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang

ada.

b. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik dilakukan dengan mengecek data kepada sumber yang

sama tetapi dengan teknik yang berbeda. Dalam hal ini, data-data yang diperoleh

melalui wawancara, kemudian dipantau kembali dengan observasi dan dokumen.

Apabila ketiga teknik tersebut menghasilkan data yang berbeda, maka peniliti

melakukan diskusi lanjutan kepada narasumber yang bersangkutan ataupun

narasumber yang lain, untuk menentukan data mana yang dianggap benar atau

mungkin semuanya benar dari sudut pandang yang berbeda.

c. Triangulasi Waktu

Waktu juga seringkali mempengaruhi kredibilitas data. Data yang

dikumpulkan melalui wawancara dipagi hari saat narasumber masih segar, akan

memberikan data yang lebih valid. Oleh karena itu, pengujian kredibilitas data

dapat dilakukan dengan melakukan verifikasi dengan wawancara, observasi


48

ataupun teknik lain pada waktu dan situasi yang berbeda. Bila hasil uji

menghasilkan data yang berbeda dengan data yang diperoleh sebelumnya, maka

dilakukan pengecekan kembali secara berulang sampai ditemukan kepastian

datanya.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pada sub bab ini akan memaparkan hasil penelitian yang dilakukan di

Kabupaten Jeneponto terkait upaya dalam meningkatkan skill aparatur . Pada

hasil penelitian ini juga menjelaskan tentang profil Kelurahan Balang,

Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto.

1. Gambaran Geografis dan Administrasi Kelurahan Balang, Kecamatan

Binamu, Kabupaten Jeneponto

Gambar 4.1
Kelurahan Balang Kecamatan Binamu

Sumber: Jenepontokab.go.id

49
50

Kelurahan Balang berada pada wilayah kecamatan Binamu.

Binamu adalah salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten

Jeneponto, Sulawesi Selatan, Indonesia. Binamu salah satu kecamatan di

Jeneponto yang memiliki sejarah yang panjang dari awalnya yang

berbentuk kerajaan dan sekarang menjadi salah satu kecamatan di bumi

turatea Jeneponto. kecamatan Binamu memiiki 12 kelurahan dan 1 desa

dalam wilayahnya yaitu Kelurahan Empoang, Kelurahan Empoang Utara,

Kelurahan Empoang Selatan, Kelurahan Sidenre, Kelurahan Balang,

Kelurahan Balang Toa, Kelurahan Balang Beru, Kelurahan Panaikang,

Kelurahan Monro-Monro, Kelurahan Pabiringa, Kelurahan Biringkassi,

Kelurahan Bontoa, dan Desa Sapanang.

2. Legenda dan Sejarah Pembangunan Kelurahan Balang

Kelurahan Balang merupakan salah satu kelurahan dari 13

Desa/Kelurahan yang ada di Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto.

Kelurahan Balang terdiri dari 5 lingkungan yaitu:

1. Lingkungan Lembangloe

2. Lingkungan Lembangloe Barat

3. Lingkungan Paceko

4. Lingkungan BTN. Romanga

5. Lingkungan Bontoloe
51

Balang adalah salah satu kelurahan yang ada di Kecamtan Binamu

Kabupaten Jeneponto. Kantor kelurahan Balang terletak di Lembangloe,

salah satu lingkungan dari kelurahan Balang. Di lingkungan ini pernah

berdiam seorang Anrong Guru (Guru Besar Tradisional) bernama Guru

Kanjara, dikenal sebagai orang pertama yang membawa ajaran Islam ke

LembangloE, melalui sungai Jeneponto dan mendarat di sebuah kampung

yaitu Salekoa. Guru Kanjara dikenal dengan nama asli Sjech Muhammad

Abdullah Ashari, berasal dari Irak. Guru besar ini menurunkan belasan

guru, termasuk Anrong Guru Malluru,yang telah menurunkan puluhan

Imam dan guru tradisional di Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto.

Putra bungsu dari Anrong Guru Malluru bernama Guru Djoha, yang

merupakan turunan ke XIV dari Anrong Guru Kanjara.

3. Aparatur pemerintah Kelurahan Balang

1) Jumlah pegawai kantor Kelurahan Balang

Adapun aparat pemerintah Kelurahan Balang yakni Kepala

Kelurahan beserta para perangkatnya dengan keseluruhan sebanyak 14

orang. Berikut perbandingan jumlah pegawai laki-laki dan perempuan

di kantor Kelurahan Tanuntung.

Tabel 4.1, Jumlah Pegawai Kantor Kelurahan Balang

Laki-laki Perempuan Total


5 orang 4 orang 9 orang
Sumber: Profil Kelurahan Balang Tahun 2021
52

2) Struktural kantor Kelurahan Balang

LURAH
ABD. RAHMAN, SH
NIP. 198107052011011010

IMAM KELURAHAN SEKRETARIS LURAH


RABASENG, S.Pdi MUSDARIANTO, SE
NIP. 198301102010011001

ADMINISTRASI UMUM
IMRAN RASUL MILHANA M
NIP. 198601162010011017

KASI PEMERINTAHAN KASI PEMBANGUNAN KASI KESEJAHTERAAN SOSIAL


NUR HICHMAH, S.SOS TAKDIR, SE
NIP. 198511032008012005 NIP. 1196312142014121001

STAFF STAFF STAFF


1. HAMRI MAKKASAU
NIP. 196502022014121002 PERAWATI MURNIATI
2. RISNAWATI

LINGK. LINGK. LINGK. LINGK. LINGK.


LEMBANGLOE LEMBANGLOE BARAT PACEKO BTN. ROMANGA BONTOLOE
MUH. YUSUF SORE SYAMSUDDIN GS ZADIK ASIKIN AGUS

Gambar 4.2 Bagan Struktural


Kantor Kelurahan Balang
53

Kepala Kelurahan Balang mempunyai tugas merencanakan,

melaksanakan, mengarahkan, mengawasi, mengendalikan, menyelenggarakan

pemerintahan Kelurahan sesuai dengan tugas, fungsi dan tata kerja Kelurahan .

dalam rangka pelaksanaan tugas. Lurah dalam menjalankan tugasnya dan

bertanggungjawab kepada camat. Kepala kelurahan kemudian dibantu oleh

sekretaris kelurahan yang memiliki tugas membantu Lurah dalam

mengoordinasikan pelaksanaan pembinaan administrasi yang meliputi

ketatausahaan, ketatalaksanaan, kerumahtanggaan, hubungan masyarakat,

perlengkapan, kepegawaian, pengumpulan data, pelaporan, bahan perumusan

rencana program.

Dalam urusan pemerintahan Kelurahan Balang terdapat beberapa seksi

yang ada di kantor Kelurahan Balang yakni Seksi Pemerintahan, Seksi

Pembangunan, dan Seksi Kesejateraan. Untuk sementara Seksi Pemerintahan

belum memilki Kasi karena diadakan mutasi jabatan.

4. Kondisi Kelurahan Balang

a. Keadaan geografis wilayah

1) Batas wilayah:

a) Sebelah Timur : Kelurahan Balang Toa

b) Sebelah Utara : Desa Sapanang

c) Sebelah Barat : Kelurahan Balang Beru

d) Sebelah Selatan : Kelurahan Panaikang


54

2) Luas wilayah

Luas Kelurahan Balang sekitar 3,80 km2 dan keliling 10,00 km.

3) Keadaan topografi

Secara umum keadaan topografi Kelurahan Balang adalah daerah

dataran rendah dan daerah perbukitan. Wilayah Lingkungan

Lembangloe Barat dan Bontoloe berada pada daerah perbukitan.

Lingkungan Lembangloe, Lingkungan Paceko, dan Lingkungan

BTN. Romanga berada pada wilayah dataran rendah.

4) Iklim

Iklim Kelurahan Balang sebagaimana Desa atau Kelurahan lain yang

berada di wilayah indonesia yakni beriklim tropis dengan dua musim

yaitu kemarau dan hujan.

b. Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk

1) Jumlah penduduk

Penduduk kelurahan Balang terdiri atas 1.167 KK dengan total

jumlah jiwa 3.830 orang. Berikut perbandingan jumlah penduduk

perempuan dan laki-laki.

Tabel 4.2, Jumlah Penduduk Kelurahan Balang

Laki-laki Perempuan Total


1.714 Jiwa 2.116 Jiwa 3.830 Jiwa

Sumber: Profil Kelurahan Balang Tahun 2021


55

2) Tingkat kesejahteraan

Berikut jumlah KK sejatera dan pra-sejatera di Kelurahan Tanuntung.

Tabel 4.3, tingkat Kesejahteraan Kelurahan Balang

Pra Sejahtera Sejahtera Total


600 KK 567 KK 1.167 KK

Sumber: Profil Kelurahan Balang Tahun 2021

3) Mata pencaharian

Kelurahan Tanuntung juga merupakan kota jasa dan perdagangan

sehingga sektor ini juga menjadi tumpuan hidup sebagian besar

penduduknya.

Berikut perbandingan presentase jenis mata pencaharian penduduk:

Tabel 4.4, Mata Pencaharian

Mata Pencaharian Persentase


Petani 25%
Peternak 5%
Wiraswasta 20%
PNS 25%
Karyawan 16%
Pengrajin 9%
Sumber: Profil Kelurahan Balang Tahun 2020
56

B. Hasil Penelitian

Gambaran upaya dalam meningkatkan skill aparatur pemerintah kelurahan

Balang diolah dari hasil temuan penelitian yang ada di lapangan dan menganalisis

secara mendalam agar diperoleh gambaran secara utuh dan komprehensif. Upaya

dalam meningkatkan skill merupakan langkah yang dilakukan untuk

mengembangkan kemampuan atau skill pegawai dalam melakukan beragam

tugas dalam suatu pekerjaan. Skill dapat berupa bakat dan minat yang dimiliki

oleh pegawai, dengan Skill yang dimilikinya para pegawai dapat menjalankan dan

menyelesaikan tugas secara baik dengan hasil yang maksimal. Upaya dalam

meningkatkan skill tentunya tidak terlepas dari manajemen sumber daya manusia

yang meliputi segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan

pengendalian. Istilah “manajemen“ mempunyai arti sebagai kumpulan

pengetahuan tentang bagaimana harusnya memanage (mengelola) sumber daya

manusia.

Dalam mengukur peningkatan Skill (Keterampilan/Kemampuan) kerja

aparatur pemerintah di kelurahan Balang menggunakan indikator dari Wibowo

(2017) yaitu pendidikan dan pelatihan, pengalaman Kerja, motivasi, serta

insentif. Dengan hal tersebut sehingga peneliti menemukan data sebagai berikut:

1. Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan pelatihan merupakan suatu proses yang akan mengarah pada

perubahan perilaku yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan

keterampilan aparatur pemerintahan yang ada di Kelurahan Balang. Untuk


57

mengetahui lebih lanjut mengenai indikator pendidikan dan pelatihan yang ada di

Kelurahan Balang, peneliti melakukan wawancara kepada kepala kecamatan

Binamu yang mengatakan bahwa:

“...Jika mengenai pelatihan yang menyangkut skill aparatur di kelurahan,


kami di kecamatan selalu mengikutkan para kepala Lurah dan kepala Desa
beserta seksi-seksi nya untuk melakukan bimtek (bimbingan teknis) yang
diselenggarakan oleh provinsi ataupun daerah dan biasanya bertempat di
kota Makasar....” (hasil wawancara dengan EIM tanggal 18 November
2021).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas dapat disimpulkan

bahwa pihak dari kecamatan sering mengikut sertakan para kepala Lurah dan

Kepala Desa beserta seksi-seksinya jika terdapat kegiatan pelatihan aparat

pemerintahan yang diadakan oleh provinsi maupun daerah .

Selanjutnya wawancara yang dilakukan kepada sekretaris Kecamatan yang

mengatakan bahwa :

“...Berbicara mengenai pelatihan aparatur terkhusus untuk ASN pihak BKD


selalu mengadakan pelatihan kepemimpinan yang di peruntukkan bagi yang
memiliki jabatan akan tetapi hanya untuk 1 sampai 2 orang, salah satunya
pada eselon IV yaitu Lurah, kebanyakan Lurah yang ada di kecamatan telah
mengikuti pendidikan dan pelatihan yang diadakan oleh BKD...” (hasil
wawancara dengan FT tanggal 18 November 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas dapat disimpulkan

bahwa Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jeneponto sering mengadakan

pendidikan dan pelatihan kepemimpinan bagi para aparatur pemerintahan yang

memiliki jabatan eselon IV seperti halnya pada para Kepala Kelurahan dan para

Kepala seksi di Kecamatan.


58

Kemudian diperkuat dengan wawancara yang dilakukan kepada Kepala

Kelurahan Balang yang mengatakan bahwa:

“...Pendidikan dan pelatihan untuk para aparatur pemerintah kelurahan


biasanya dilakukan di luar daerah seperti misalnya di kota Makassar,
menurut saya hal ini sangat efektif karena didalamnya terdapat pelatihan
mengenai pelayanan prima, akan tetapi pendidikan dan pelatihan biasanya
hanya di wakili oleh kepala kelurahan saja untuk kemudian nantinya di
implementasikan di kelurahan masing-masing…” (hasil wawancara dengan
AR tanggal 18 November 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas dapat disimpulkan

bahwa dalam upaya peningkatan skill aparatur dinilai efektif dengan melakukan

pendidikan dan pelatihan, akan tetapi pendidikan dan pelatihan tersebut biasanya

hanya di wakili oleh kepala kelurahan saja untuk kemudian nantinya di

implementasikan di kelurahan masing-masing.

Selanjutnya wawancara juga dilakukan kepada sekretaris Kelurahan Balang

yang mengatakan bahwa:

“...Berbicara mengenai pendidikan dan pelatihan bagi aparatur kelurahan


Balang yang dilakukan oleh provinsi maupun daerah biasanya hanya
diwakili oleh kepala Kelurahan saja, kalau untuk keseluruhan perangkat
pegawai yang ada di kantor Kelurahan Balang itu belum pernah
dilakukan...” (hasil wawancara dengan MD tanggal 18 November 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas dapat disimpulkan

bahwa pendidikan dan pelatihan yang pernah dilakukan oleh provinsi maupun

daerah hanya diwakili oleh kepala Kelurahan tanpa melibatkan keseluruhan

pegawai yang ada di kantor Kelurahan tersebut.


59

Kemudian wawancara selanjutnya dilakukan kepada salah satu kepala seksi

yang ada di Kelurahan Balang yakni Kasi Pembangunan yang mengatakan bahwa:

“...Pendidikan dan pelatihan dalam rangka untuk meningkatkan skill para


aparatur pemerintahan yang ada di kantor ini belum pernah dilakukan, kalau
pelatihannya mungkin sering dilakukan oleh pihak provinsi ataupun daerah
karena ada surat undangannya, tapi untuk hal tersebut biasanya tidak
diperuntukkan kepada semua pegawai akan tetapi hanya diwakili oleh
Kepala Kelurahan saja...”( hasil wawancara dengan TD tanggal 18
November 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas peneliti dapat

menyimpulkan bahwa pendidikan dan pelatihan dalam rangka untuk

meningkatkan skill para aparatur pemerintahan di kantor Kelurahan Balang belum

pernah dilakukan. Pelatihan yang sering dilakukan oleh pihak provinsi ataupun

daerah tidak diperuntukkan untuk semua pegawai akan tetapi diwakili oleh Kepala

Kelurahan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan wawancara dari

beberapa informan di atas dapat disimpulkan bahwa Badan Kepegawaian Daerah

(BKD) Jeneponto sering mengadakan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan

bagi para aparatur pemerintahan yang memiliki jabatan eselon IV seperti halnya

pada para Kepala Kelurahan dan para Kepala seksi di Kecamatan. Kecamatan

sering mengikut sertakan para kepala Lurah dan Kepala Desa beserta seksi-

seksinya jika terdapat kegiatan pelatihan aparat pemerintahan yang diadakan oleh

provinsi maupun daerah. Kepala Kelurahan Balang mengungkapkan bahwa dalam

upaya peningkatan skill aparatur dinilai efektif dengan melakukan pendidikan dan

pelatihan karena didalamya terdapat pelatihan pelayanan prima yng dapat di

implementasikan di Kelurahan. Akan tetapi, pendidikan dan pelatihan yang


60

pernah dilakukan oleh provinsi maupun daerah hanya diwakili oleh kepala

Kelurahan tanpa melibatkan keseluruhan pegawai yang ada di kantor Kelurahan

tersebut. Pendidikan dan pelatihan dalam rangka untuk meningkatkan skill bagi

keseluruhan aparat pemerintah di kantor Kelurahan Balang belum pernah

dilakukan. Pelatihan yang sering dilakukan oleh pihak provinsi ataupun daerah

tidak diperuntukkan untuk semua pegawai akan tetapi hanya diwakili oleh Kepala

Kelurahan Ataupun yang mempunyai jabatan.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama di lapangan

dengan melakukan pengamatan langsung kepada para aparatur pemerintah

Kelurahan Balang saat melakukan pelayanan administrasi menunjukkan hasil

yang tidak memuaskan. Peneliti melihat pelayanan yang dilakukan oleh pegawai

kelurahan tidak begitu maksimal dikarenakan ada beberapa pegawai yang tidak

mampu mengaplikasikan perangkat komputer dengan baik sebagai penunjang

dalam membantu proses pelayanan administrasi berjalan dengan efektif dan

efesien. Hal tersebut dikarenakan kurangnya proses pembinaan aparatur dalam hal

pelatihan pelayanan administrasi dengan memanfaatkan teknologi yang baik dan

benar. Pendidikan dan pelatihan yang ada biasanya hanya di ikuti oleh beberapa

orang saja setiap instansi sehingga masih terdapat beberapa pegawai yang tidak

dapat bekerja secara maksimal karena kurangnya skill yang dimiliki. Selain itu

juga terdapat data-data sekunder yang menunjukan bahwa pendidikan dan

pelatihan pernah dilakukan oleh Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM

Kabupaten Jeneponto pada tanggal 09 Juni s/d 17 September 2021 yang


61

dilaksanakan di kota Makassar dan dihadiri oleh perwakilan setiap instansi.

(Lampiran I gambar 1-2)

Badan kepegawaian daerah kabupaten Jeneponto berupaya dalam

meningkatkan skill para aparatur pemerintahan yang ada di kabupaten Jeneponto

dengan melakukan pendidikan dan pelatihan. Upaya dalam peningkatan skill

aparatur dengan pelatihan tersebut juga dirasakan oleh para aparat kelurahan

Balang dengan ikut serta dalam kegiatan tersebut. Pendidikan dan pelatihan

biasanya di ikuti oleh perwakilan setiap instansi yang memiliki jabatan

didalamnya. Dalam upaya peningkatan skill aparatur pemerintah, pendidikan dan

pelatihan dianggap sebagai hal yang sangat penting karena dengan adanya proses

diklat dapat mengembangkan skill dan potensi para pegawai dalam melaksanakan

tugas dan taggung jawabnya sebagai aparat pemerintah. Hal tersebut menunjukan

keselarasan dengan apa yang disampaikan oleh Handoko (2008) dengan

dilaksanakannya pendidikan dan pelatihan dapat membuat pegawai melakukan

pekerjaan dengan lebih efisien, peserta diklat dapat lebih berkembang karena sulit

bagi seseorang untuk mengembangkan dirinya tanpa ada suatu diklat yang khusus,

pengawasan yang dilakukan juga lebih sedikit karena pegawai mendapatkan

pelatihan khusus dalam melaksanakan tugasnya.

2. Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja merupakan sesuatu yang membantu pegawai dalam

melaksanakan tugasnya, pengalaman akan memberikan keterampilan sehingga

dapat memberikan nilai tambah bagi para aparat pemerintahan Kelurahan Balang.

Pengalaman kerja juga merupkan akumulasi dari banyak jenis pekerjaan atau
62

posisi yang telah ditempati oleh pegawai dan lamanya waktu dalam menempati

posisi tersebut. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai indikator pengalaman

kerja aparatur pemerintahan yang ada di Kelurahan Balang, peneliti melakukan

wawancara kepada Kepala Kelurahan Balang yang mengatakan bahwa:

“...Sebagai Lurah, disini saya melihat bahwa skill yang dimiliki para
aparatur pemerintah atau pegawai yang ada di kantor Kelurahan Balang
dalam melakukan pekerjaannya sehingga bisa terlaksana dengan baik salah
satunya juga disebabkan dari dukungan pengalaman-pengalaman yang
dimliki....” (hasil wawancara dengan AR tanggal 18 November 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas dapat disimpulkan

bahwa aparatur pemerintah Kelurahan Balang dapat melaksanakan pekerjaanya

dengan baik juga disebabkan dari dukungan pengalaman kerja yang mereka miliki

Selanjutnya wawancara yang dilakukan kepada sekretaris Kelurahan Balang

yang mengatakan bahwa :

“...Jika berbicara mengenai pengalaman kerja bisa dilihat bahwa di kantor


ini ada beberapa pegawai yang sudah lama menjadi aparatur pemerintahan
dan tentunya tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki juga
berasal dari pengalaman - pengalaman kerja para pegawai tersebut...” (hasil
wawancara dengan MD tanggal 18 November 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas dapat disimpulkan

bahwa terdapat beberapa pegawai yang sudah lama menjadi aparatur

pemerintahan sehingga tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki juga

berasal dari pengalaman - pengalaman kerja para pegawai yang ada di kantor

kelurahan Balang.

Kemudian dengan wawancara yang dilakukan kepada Kasi Pembangunan

Kelurahan Balang yang mengatakan bahwa:


63

“...Pengalaman kerja juga menunjang keterampilan atau skill aparatur


dalam melaksanakan pekerjaannya dengan sebaik mungkin, semakin banyak
pengalaman-pengalaman kerja yang dilalui maka hal itu akan membuat
pekerjaan yang dilakukan menjadi efektif serta efisien…” (hasil wawancara
dengan TD tanggal 18 November 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas dapat disimpulkan

bahwa semakin banyak pengalaman kerja yang dimiliki para aparatur pemerintah

kleurahan Balang akan membuat pekerjaan yang dilakukan menjadi efektif dan

efisien. Hal tersebut dikarenakan pengalaman kerja mampu menunjang skill

pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya dengan sebaik mungkin.

Selanjutnya wawancara dilakukan kepada Kasi Pemerintahan Kelurahan

Balang yang mengatakan bahwa:

“...Banyaknya pengalaman yang dimiliki oleh setiap pegawai tentunya akan


menambah skill kerja yang baik, pengalaman-pengalaman yang dimiliki
mampu mendorong keterampilan dalam bekerja. Begitupun sebaliknya
tanpa pengalaman dan pengetahuan maka dapat memicu kegagalan dalam
setiap pekerjaan...” (hasil wawancara dengan NH tanggal 18 November
2021).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas dapat disimpulkan

bahwa banyaknya pengalaman yang dimiliki oleh setiap aparatur pemerintah yang

ada di kelurahan Balang akan menambah skill kerja yang baik. Pengalaman-

pengalaman yang dimiliki mampu mendorong keterampilan dalam bekerja, tanpa

pengalaman dan pengetahuan dapat memicu kegagalan dalam pekerjaan yang

dilakukan.

Kemudian selanjutnya diperkuat dengan wawancara yang dilakukan kepada

Pengadministrasi Umum Kantor Kelurahan Balang yang mengatakan bahwa:

“...Jika berbicara persoalan skill pelayanan administrasi di Kantor Kelurahan


dapat dilihat dan diasah dari pengalaman - pengalaman kerja yang pernah
64

dilalui oleh para aparat pemerintah, semakin banyak pengalaman maka


semakin banyak pula pegetahuan yang akan di dapatkan sehingga hal
tersebut dapat memicu peningkatan skill pegawai dalam bekerja...”( hasil
wawancara dengan IR tanggal 18 November 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas peneliti dapat

menyimpulkan bahwa mengenai skill pelayanan administrasi di kantor Kelurahan

dapat dilihat dari pengalaman - pengalaman kerja yang pernah dilalui oleh para

aparat pemerintah. Semakin banyak pengalaman yang dimiliki maka semakin

banyak pula pegetahuan yang akan di dapatkan sehingga dapat memicu

peningkatan skill para aparatur dalam bekerja.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan wawancara dari

beberapa informan di atas dapat disimpulkan bahwa dari dukungan pengalaman

kerja yang dimiliki aparatur pemerintah Kelurahan Balang sehingga dapat

melaksanakan pekerjaanya dengan baik. Hal tersebut juga dilihat dari adanya

beberapa pegawai yang telah lama menjadi aparatur pemerintahan sehingga

tingkat pengetahuan dan skill yang dimiliki berasal dari pengalaman - pengalaman

kerja yang pernah dilakukan. Semakin banyak pengalaman kerja yang dimiliki

para aparatur pemerintah kelurahan Balang akan membuat pekerjaan yang

dilakukan menjadi efektif dan efisien. Hal tersebut dikarenakan pengalaman kerja

mampu menunjang skill pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya dengan

sebaik mungkin. Pengalaman - pengalaman yang dimiliki mampu menambah dan

mendorong keterampilan dalam bekerja aparatur Kelurahan Balang, sebaliknya

tanpa pengalaman dan pengetahuan dapat memicu kegagalan dalam bekerja.


65

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama di lapangan

dengan melakukan pengamatan langsung kepada para aparatur pemerintah

Kelurahan Balang saat berada di kantor Kelurahan, peneliti menemukan dengan

pengalaman kerja yang dimiliki para pegawai dapat sedikit menambah skill dalam

melaksanakan tugasnya dengan baik tanpa adanya pendidikan dan pelatihan

khusus seperti yang telah dibahasakan pada indikator sebelumnya. Peneliti

melihat dalam proses administrasi yang ada kantor di Kelurahan Balang seperti

perencanaan dalam mengatur pekerjaan instansi dapat berjalan dengan baik karena

terdapat beberapa pegawai yang telah lama menjadi aparat pemerintah yang

tentunya juga memiliki banyak pengalaman. Selain itu juga terdapat data - data

sekunder yang menunjukan bahwa para aparatur pemerintah yang ada di kantor

Kelurahan Balang rata - rata memiliki jenjang pendidikan dan pengalaman kerja

yang baik dilihat dari daftar kepangkatan dan masa kerja pegawai yang ada di

kantor tersebut pada tahun 2021. (Lampiran I gambar 3)

Dalam upaya meningkatkan skill para aparatur pemerintahan yang ada di

kelurahan Balang, kecamatan Binamu, kabupaten Jeneponto dengan melihat

pengalaman kerja yang dimiliki para aparatur pemerintah tersebut dianggap sangat

berpeluang. Disini dapat diihat bahwa ada beberapa hal yang dapat ditemukan

dalam pengalaman kerja yang dimiliki oleh setiap pegawai yakni dengan adanya

tingkat pengetahuan yang didapatkan karna masa kerja dikantor tersebut sudah

terbilang lama sehingga dapat menambah skill aparatur dalam bekerja secara

efektif dan efesien. Pengalaman kerja yang ada pada setiap aparatur pemerintah

kelurahan Balang dipengaruhi oleh masa jabatan atau masa kerjanya masing –
66

masing. Keseluruhan pegawai yang ada di kantor tersebut memiliki pengalaman

kerja yang berbeda - beda tergantung dari apa dan jabatan apa yang pernah

mereka lalui sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan skill dalam dirinya

sebagai aparat pemerintah. Hal tersebut menunjukan keselarasan dengan apa yang

disampaikan oleh Sondang P. Siagian (2007) yang mengatakan bahwa ada

beberapa hal yang menentukan berpenglaman tidaknya seseorang pegawai atau

aparatur yaitu lama waktu atau masa kerja, tingkat pengetahuan, dan keterampilan

yang di miliki. proses penempatan yang tepat tidak cukup untuk menunjang skill

karyawan, melainkan membutuhkan pengalaman untuk menunjang pekerjaan

tersebut. Banyaknya pengalaman yang dimiliki memunkinkan untuk menunjukkan

kinerja dan skill yang baik dan sebaliknya bila tidak cukup berpengalaman dalam

melaksanakan tugasnya seseorang akan besar kemungkinan mengalami

kegagalan.

3. Motivasi

Motivasi merupakan keadaan pikiran para aparatur pemerintah kelurahan

Balang yang dapat mendorong tindakan sehingga memberikan ketekunan dalam

mencapai tujuan. Motivasi biasanya dilihat dari pencapaian prestasi dan

pengembangan diri pegawai dengan kemampuan untuk mencapai hasil yang baik

secara kualitas maupun kuantitas serta dapat mengembangkan sesuatu yang sudah

ada untuk meningkatkan kualitas lebih maju. Untuk mengetahui lebih lanjut

mengenai indikator pengalaman kerja aparatur pemerintahan yang ada di

Kelurahan Balang, peneliti melakukan wawancara kepada Kepala Kelurahan

Balang yang mengatakan bahwa:


67

“...Berbicara persoalan motivasi yang ada di kantor Kelurahan Balang untuk


para aparatur pemeritahnya hampir setiap hari kami memberikan motivasi
yang dapat membangun karena hal ini juga merupakan arahan langsung dari
Bupati, kemudian bupati ke Kecamatan dan kecamatan ke Kelurahan....”
(hasil wawancara dengan AR tanggal 18 November 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas dapat disimpulkan

bahwa hampir setiap hari kepala kelurahan memberikan motivasi yang dapat

membangun kepada para aparaturnya yang ada di kantor Kelurahan Balang karena

hal tersebut juga merupakan arahan langsung dari Bupati.

Selanjutnya wawancara yang dilakukan kepada sekretaris Kelurahan Balang

yang mengatakan bahwa :

“...Untuk dapat menjalankan tanggung jawab dengan baik tentunya


dibutuhkan skill dalam bekerja, dalam membangun skill tersebut kami
sebagai aparatur peerintah di kantor Kelurahan Balang juga dibekali
motivasi – motivasi yang dapat membangun seperti halnya motivasi yang
diberikan pimpinan berupa peghargaan ataupun motivasi yang muncu dari
dalam diri sendiri sebagai pelayan masyarakat....” (hasil wawancara dengan
MD tanggal 18 November 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas dapat disimpulkan

bahwa dalam menjalankan tanggung jawab dengan baik sebagai aparat pemerintah

di kantor Kelurahan Balang tentunya membutuhkan skill dalam bekerja. Skill

tersebut juga dapat dibangun dari diri sendiri sebagai pelayan masyarakat ataupun

motivasi yang diberikan pimpinan berupa peghargaan atas kinerja yang baik.

Kemudian dengan wawancara yang dilakukan kepada Kasi Pembangunan

Kelurahan Balang yang mengatakan bahwa:

“...Kalau berbicara mengenai motivasi yang dilakukan sehingga dapat


membuat pegawai bersemangat dalam meningkatakan skill dalam bekerja
itu hampir setiap saat kepala Kelurahan berikan, motivasi dari kepala
kelurahan itu sendiri berupa penghargaan yang diberikan ataupun saran
68

yang dapat membangun agar kami para pegawai mampu meningkatkan skill
dalam menyelesaikan pekerjaan…” (hasil wawancara dengan TD tanggal
18 November 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas dapat disimpulkan

bahwa motivasi dalam upaya meningkatkan skill kerja aparat pemerintah dalam

hal ini para pegawai di kantor Kelurahan Balang setiap saat diberikan oleh pak

Lurah baik berupa penghargaan ataupun saran dan masukan yang dapat

membangun setiap pegawai sehingga mampu meningkatkan skill yang dimiliki

dalam meyelesaikan pekerjaan .

Selanjutnya wawancara dilakukan kepada Kasi Pemerintahan Kelurahan

Balang yang mengatakan bahwa:

“...Sebagai aparatur pemerintah di kelurahan tentunya menjadi hal yang


sangat penting agar kami mampu melayani masyarakat dengan baik, hal
tersebut yang menjadi motivasi dalam diri kami para pegawai di kantor ini
agar dapat terus meningkatkan skill pelayanan kepada masyarakat untuk
memberikan kinerja yang maksimal kepada masyarakat...” (hasil
wawancara dengan NH tanggal 18 November 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas dapat disimpulkan

bahwa sebagai aparatur pemerintah di Kelurahan Balang pegawai menganggap

sangat penting agar mereka mampu melayani masyarakat dengan baik, hal

tersebut yang menjadi motivasi dalam diri para pegawai di Kantor Kelurahan

Balang untuk terus berusaha meningkatkan skill pelayanan kepada masyarakat

agar dapat memberikan kinerja yang maksimal kepada masyarakat.

Kemudian selanjutnya diperkuat dengan wawancara yang dilakukan kepada

Pengadministrasi Umum Kantor Kelurahan Balang yang mengatakan bahwa:

“...Hal yang memotivasi kami para pegawai di kantor Kelurahan Balang


karena ini merupakan pekerjaan dengan tanggung jawab yang besar sebagai
69

pelayan masyarakat, untuk itu sudah seharusnya untuk kami agar dapat
memberikan hasil kerja yang maksimal untuk seluruh masyarakat Keluraha
Balang...”( hasil wawancara dengan IR tanggal 18 November 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas peneliti dapat

menyimpulkan bahwa hal yang juga dapat memotivasi para aparatur pemerintah

di kantor Kelurahan Balang karena para pegawai menganggap hal tersebut

merupakan pekerjaan dengan tanggung jawab mereka yang besar sebagai pelayan

masyarakat. Dengan hal tersebut para pegawai beranggapan sudah seharusnya

mereka dapat memberikan hasil kerja yang maksimal untuk seluruh masyarakat

Kelurahan Balang.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan wawancara dari

beberapa informan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat instruksi dari Bupati

agar para pimpinan di setiap instansi dapat memberikan motivasi bagi para

pegawainya dalam meningkatkan skill kerja sehingga mampu menjalankan

tanggung jawab dengan baik sebagai aparat pemerintah. Untuk itu Kepala

Kelurahan Balang setiap saat memberikan motivasi yang dapat membangun para

pegawainya sehingga mampu menjalankan pemerintahan dengan baik di Kantor

Kelurahan Balang. Motivasi tersebut dapat berupa penghargaan yang diberikan

ataupun masukan dan saran yang dapat membangun para pegawai agar dapat

meningkatkan skill dalam bekerja. Para aparatur pemerintah Kelurahan Balang

menganggap motivasi dalam meningkatakn skill juga berasal dari rasa tanggung

jawab atas pekerjaan yang dimiliki setiap pegawai. Para pegawai menganggap

untuk dapat memberikan hasil yang maksimal dalam pekerjaan yang dilakukan

maka membutuhkan skill didalamnya, hal tersebut yang memotivasi pegawai agar
70

dapat meningkatkan keterampilan dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya sebagai aparatur pemerintah di Kelurahan Balang.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama di lapangan

dengan melakukan pengamatan langsung kepada para aparatur pemerintah

Kelurahan Balang saat berada di kantor Kelurahan, peneliti menemukan bahwa

dalam upaya meningkatkan skill para pegawai dikantor tersebut pimpinan dalam

hal ini kepala lurah selalu meberikan masukan dan saran yang dapat membangun

minat para kepala seksi dan staff kelurahan untuk meningkatkan keterampilan dan

kemampuannya dalam bekerja. Hal tersebut dapat dilihat dari hubungan para

pegawai yang baik untuk saling memberikan motivasi - motivasi baik berupa

pengahargaan ataupun masukan dan saran yang baik.

Dalam upaya meningkatkan skill para aparatur pemerintahan yang ada di

kelurahan Balang, kecamatan Binamu, kabupaten Jeneponto dengan indikator

motivasi maka dapat dikatakan hal tersebut mampu menjadi salah satu faktor

dalam meningkatkan skill. Disini dapat diihat bahwa motivasi yang dapat

diberikan Kepala Kelurahan dalam meningkatakan skill para pegawai dapat

berupa penghargaan dan juga saran yang membangun. Para pegawai juga mampu

termotivasi dengan menyadari adanya tangung jawab yang besar terhadap

pekerjaanya sebagai pelayan dan pengabdi dimasyarakat sehingga harus mampu

memberikan hasil kerja yang maksimal. Hal tersebut menunjukan keselarasan

dengan apa yang disampaikan oleh Wibowo (2014) yang mengatakan bahwa

dalam mempengaruhi kompetensi maka pemimpin melakukan dukungan motivasi

melalui pemberdayaan, coaching dan penghargaan. Sedangkan menurut Hamzah


71

B. Uno (2012) dalam motivasi kerja ada beberapa tolak ukur yang dapat dilihat

dari para aparatur yakni adanya rasa tanggung jawab dalam melakukan pekerjaan,

prestasi yang di capai, serta pengembangan diri yakni proses atau cara untuk

mengembangkan sesuatu yang sudah ada dalam rangka meningkatkan kualitas

agar lebih maju.

4. Insentif

Intensif merupakan kompensasi khusus yang diberikan oleh pemerintah

kepada pegawai di luar gaji pokoknya untuk membantu memotivasi atau

mendorong pegawai tersebut untuk bekerja lebih aktif dan berupaya untuk terus

meningkatkan prestasi kerja di instansi Kelurahan Balang. Insentif terdiri dari tiga

bagian yaitu; 1) Non Material Insentif, berupa perangsang yang di berikan kepada

pegawai berbentuk penghargaan berdasarkan prestasi kerjanya, seperti piagam

atau piala ; 2) Material Insentif, yaitu daya perangsang yang di berikan kepada

pegawai berdasarkan prestasi kerjanya berbentuk uang atau barang; 3) Sosial

Insentif, yaitu pemberian daya perangsang kepada pegawai berdasarkan prestasi

kerjanya berupa fasilitas dan kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya,

seperti promosi, mengikuti pendidikan, naik haji, dan sebagainyat.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai indikator Insentif yang ada di

Kelurahan Balang, peneliti melakukan wawancara kepada kepala kecamatan

Binamu yang mengatakan bahwa:

“...Sebenarnya jika berbicara mengenai insentif dalam membantu motivasi


para aparatur itu sudah dari dulu ada dari pemerintah pusat yang berupa
tunjangan kinerja. Kalau dari kita sendiri dari pemerintah daerah terutama
72

kabupaten Jeneponto ada yang namanya TPP yakni tunjangan pengahasilan


pendapatan yang biasanya di terima setiap bulan, insentif seperti inilah yang
biasanya memotivasi para pegawai untuk dapat meningkatkan kinerjanya
dengan baik....” (hasil wawancara dengan EIM tanggal 18 November 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas dapat disimpulkan

bahwa pemenuhan insentif dalam upaya peningkatan kinerja ada yang namanya

tunjangan kinerja dari pemerintah pusat. insentif dari daerah berupa tunjang

penghasilan pedapatan yang biasa disebut TPP yang diterima setiap bulan oleh

pegawai. Hal tersebut dianggap dapat memotivasi para aparatur pemerintah

kelurahan Balang sehingga dapat lebih giat untuk meningkatkan skill dalam

bekerja.

Selanjutnya wawancara yang dilakukan kepada sekretaris Kecamatan yang

mengatakan bahwa :

“..Jika kita berbicara mengenai pemberian insentif itu dapat membangun


semangat pegawai dalam bekerja maka saya secara pribadi sepakat dengan
hal tersebut, kita bisa lihat bahwa para pegawai akan semakin bersemangat
dan memiliki prestasi dalam bekerja jika ada insentif yang diberikan berupa
reward dan punishmen. Misalnya jika ada kelebihan anggaran dalam suatu
kegiatan - kegiatan dan anggaran itu dipakai untuk diberikan kepada pegawai
yang kinerjanya dianggap baik maka hal tersebut akan menjadi pendorong
motivasi bagi pegawai yang lain untuk dapat bekerja lebih maksimal...” (hasil
wawancara dengan FT tanggal 18 November 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas dapat disimpulkan

bahwa dalam upaya meningkatakan skill aparatur pemerintah dalam bekerja

memang sudah seharusnya diberikan insentif berupa reward dan punishmen bagi

pegawai yang kinerjanya baik. Dengan adanya insentif dengan penhargaan yang

diberikan maka hal itu dapat mendorong dan memotivasi pegawai yang lain untuk

meningkatkan skill agar dapat bekerja dengan maksimal.


73

Kemudian diperkuat dengan wawancara yang dilakukan kepada Kepala

Kelurahan Balang yang mengatakan bahwa:

“...Beribicara mengenai insentif pastinya ada tapi bukan dari kami para
pimpinan Kelurahan yang memberikannya kepada pegawai tapi lansung dari
pemerintah daerah, insentif yang dimaksud yakni TPP atau biasa disebut
tunjangan penghasilan pegawai yang dimana juga dilihat dari hasil kinerja
pegawai tersebut dengan penilian kinerja. Kami rasa pemberian TPP sangat
efektif dalam membangun sangat dan motivasi para pegawai untuk
meningkatkan skill kerjanya…” (hasil wawancara dengan AR tanggal 18
November 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas dapat disimpulkan

bahwa insentif yang diberikan berupa tunjangan penghasilan pegawai atau yang

biasa disebut TPP bukan diberikan oleh pimpinan kelurahan tapi lansung dari

pemerintah daerah. Kepala Kelurahan menganggap dengan adanya pemberian

intensif seperti TPP kepada pegawai Kelurahan sangat efektif dalam membangun

semangat dan motivasi para pegawai untuk meningkatkan skill kerjanya.

Selanjutnya wawancara juga dilakukan kepada sekretaris Kelurahan Balang

yang mengatakan bahwa:

“...Sejauh ini belum pernah ada insentif berupa piagam atau medali yang
diberikan kepada para pegawai yang kinerjanya baik, akan tetapi insentif
yang diberikan itu dapat berupa barang atau uang, ada tunjangan yang
namanya TPP dan itu sangat efektif dalam upaya meningkatkan hasil kerja
pegawai untuk lebih maksimal lagi karena TPP tersebut diberikan dengan
melihat kinerja pegawai dengan melakukan penilaian kinerja...” (hasil
wawancara dengan MD tanggal 18 November 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas dapat disimpulkan

bahwa belum pernah ada insentif berupa piagam atau medali yang diberikan

kepada para pegawai di kantor Kelurhan Balang, akan tetapi insentif yang

diberikan itu dapat berupa barang atau uang. Tunjangan penghasilan pegawai
74

dianggap sangat efektif dalam upaya meningkatkan hasil kerja pegawai untuk

lebih maksimal lagi karena TPP tersebut diberikan dengan melihat kinerja

pegawai dengan melakukan penilaian kinerja.

Kemudian wawancara selanjutnya dilakukan kepada salah satu kepala seksi

yang ada di Kelurahan Balang yakni Kasi Pembangunan yang mengatakan bahwa:

“...Belum pernah ada insentif yang diberikan berupa piala, piagam ataupun
medali, insentif yangi diberikan itu biasnya berupa tunjangan penghasilan
pegawai yang langsung dari pemerintah pusat atau daerah bagi para pegawai
yang kinerjanya terbilang baik, hal itulah yang dapat memotivasi pegawai lain
untuk dapat meningkatkan kemampuannya dalam bekerja sehingga dapat
memberikan hasil yang maksimal...”( hasil wawancara dengan TD tanggal
18 November 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas peneliti dapat

menyimpulkan bahwa sejauh ini belum pernah dilakukan pemberian insentif

berupa piagam dan medali kepada para aparatur pemerintah Kelurahan Balang,

insentif yang diberikan biasanya berupa tunjangan penghasilan pegawai bagi yang

memilki kinerja yang baik. Pemberian insentif berupa tunjangan seperti TPP

dianggap dapat mebangun semangat dan motivasi pegawai untuk meningkatkan

keterampilannya dalam bekerja.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan wawancara dari beberapa

informan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam memotivasi pegawai untuk

dapat meningkatkan skill kerja dibutuhkan suatu intensif baik berupa barang, uang

dan sebagainya. Pemberian insentif bagi aparatur Kelurahan Balang berupa uang

yang diberikan oleh pemerintah pusat yang biasa disebut sebagai tunjangan

penghasilan pegawai (TPP). Di kantor Kelurahan Balang hampir seluruh pegawai

diberi tunjangan berupa TPP. Dalam upaya peningkatan skill kerja pegawai
75

dengan adanya suatu tunjangan pendapatan dari pemerintah dapat membantu

dalam memberikan semangat para aparatur untuk bekerja lebih maksimal

dikarenakan tunjangan tersebut diberikan dengan melakukan penilian kinerja bagi

pegawai. Dengan adanya insentif yang diberikan kepada pegawai yang memiliki

kinerja yang baik maka hal itu dapat mendorong dan memotivasi pegawai yang

lain untuk meningkatkan kinerjanya dengan maksimal. Sejauh ini belum pernah

dilakukan pemberian insentif berupa piagam dan medali kepada para aparatur

pemerintah Kelurahan Balang, insentif yang diberikan biasanya hanya berupa

tunjangan penghasilan pegawai bagi yang memilki kinerja yang baik. Pemberian

insentif berupa tunjangan seperti TPP dianggap dapat membangun semangat dan

motivasi pegawai untuk meningkatkan keterampilannya dalam bekerja.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama di lapangan

dengan melakukan pengamatan langsung kepada para aparatur pemerintah

Kelurahan Balang saat dikantor kelurahan menunjukkan bahwa para paratur

Kelurahan Balang hampir semuanya memiliki tunjangan berupa TPP dari

pemerintah dalam hal pemberian insentif karena kinerja yang baik. Peneliti

melihat dengan adanya tunjangan seperti TPP mampu memberikan semangat bagi

pegawai yang lain untuk bekerja dengan maksimal sehingga hal tersebut memicu

upaya pegawai dalam meingkatkan skill kerjanya. Selain tunjangan berupa uang

dari pemerintah, peneliti juga menemukan bahwa dalam lingkup internal kantor

Kelurahan Balang itu sendiri pegawai yang memiliki kinerja yang baik diberikan

insentif berupa barang atau fasilitas yang dapat digunakan sebagai penunjang

dalam bekerja.
76

Dalam upaya peningkatan skill aparatur pemerintah kelurahan balang dengan

pemberian insentif dapat meberikan pengaruh yang besar. Hal tersebut dilihat dari

bagaimana pegawai memiliki motivasi yang lebih jika mendapatkan suatu

tunjangan penghasilan yang diberikan pemerintah pusat maupun daerah. Dengan

adanya tunjangan yang diberikan sehingga dapat memicu semangat bagi para

pegawai untuk dapat lebih bekerja dengan optimal. Hal tersebut menunjukan

keselarasan dengan apa yang disampaikan oleh Rivai (2009) yang mengatakan

bahwa insentif dilakukan untuk memberikan tanggung jawab dan dorongan

kepada pegawai dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil kerjanya.

Selain itu juga dikatakan oleh Hasibuan (2010) pemberian material insentif

diperlukan sebagai daya perangsang kepada pegawai yang berbentuk penghargaan

berdasarkan prestasi kerjanya.

C. Pembahasan Penelitian

Pembahasan dari upaya dalam meningkatkan skill aparatur pemerintah

kelurahan Balang dari hasil penelitian yang ada di lapangan dan menganalisis

secara mendalam agar diperoleh gambaran yang utuh dan komprehensif. Upaya

dalam meningkatkan skill merupakan langkah yang dilakukan untuk

mengembangkan kemampuan pegawai dalam melakukan beragam tugas dalam

suatu pekerjaan. Skill dapat berupa bakat dan minat yang dimiliki oleh pegawai,

dengan kemampuan yang dimilikinya para pegawai dapat menjalankan dan

menyelesaikan tugas secara baik dengan hasil yang maksimal. Dalam


77

peningkatan skill kerja aparatur pemerintah di kelurahan Balang menggunakan

indikator dari Wibowo (2017) sebagai berikut:

1. Pelatihan dan Pendidikan

Temuan dari hasil penelitian di kantor Kelurahan Balang, Kecamatan

Binamu, Kabupaten Jeneponto dapat disimpulkan bahwa dalam upaya

meningkatkan skill para aparatur kelurahan Balang dengan indikator

pendidikan dan pelatihan maka hal tersebut dapat berjalan dengan baik.

Dalam upaya peningkatan skill pegawai Badan Kepegawaian Daerah (BKD)

Jeneponto rutin mengadakan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan bagi

para aparatur pemerintahan yang memiliki jabatan eselon IV seperti halnya

pada para Kepala Kelurahan. Upaya dalam peningkatan skill aparatur dengan

pelatihan tersebut juga dirasakan oleh para aparat Kelurahan Balang dengan

ikut serta dalam kegiatan tersebut. Dalam upaya peningkatan skill aparatur

dinilai efektif dengan melakukan pendidikan dan pelatihan karena didalamya

terdapat pelatihan pelayanan prima yang dapat di implementasikan di

Kelurahan. Pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh provinsi maupun

daerah biasanya diwakili oleh kepala Kelurahan tanpa melibatkan

keseluruhan pegawai yang ada di kantor Kelurahan tersebut. Pendidikan dan

pelatihan yang didapatkan Kepala Kelurahan Balang dalam kegiatan yang

diadakan provinsi maupun daerah kemudian disalurkan dan di

implementaskan pada kantor Kelurahan yang kemudian hal tersebut

diharapkan dapat meningkatkan skill pegawai yang lain dalam bekerja


78

Upaya dalam peningkatan skill aparatur dengan pendidikan dan pelatihan

dianggap sebagai hal yang sangat penting karena dengan adanya proses diklat

tersebut dapat mengembangkan skill dan potensi para aparat pemerintah

Keluruhan Balang dalam melaksanakan tugas dan taggung jawabnya sebagai

pelayan masyrakat. Hal tersebut menunjukan keselarasan dengan teori yang

disampaikan oleh Handoko (2008) yang mengatkan bahwa dengan

dilaksanakannya pendidikan dan pelatihan dapat membantu pegawai

melakukan pekerjaan lebih efisien, peserta dalam kegiatan pendidikan dan

pelatihan dapat lebih berkembang karena sulit bagi seseorang untuk

mengembangkan dirinya tanpa ada suatu diklat yang khusus, pengawasan

yang dilakukan juga lebih sedikit karena pegawai mendapatkan pelatihan

khusus dalam melaksanakan tugasnya.

2. Pengalaman kerja

Temuan dari hasil penelitian di kantor Kelurahan Balang, Kecamatan

Binamu, Kabupaten Jeneponto dapat disimpulkan bahwa dalam upaya

meningkatkan skill para aparatur kelurahan Balang dengan indikator

pengalaman kerja maka hal tersebut dapat berjalan dengan baik. Mengapa

demikian, karena hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan dukungan

pengalaman kerja yang dimiliki para aparatur pemerintah Kelurahan Balang

sehingga dapat melaksanakan pekerjaanya dengan baik. Hal tersebut dilihat

dari adanya beberapa pegawai yang telah lama menjadi aparatur

pemerintahan sehingga tingkat pengetahuan dan skill yang dimiliki berasal

dari pengalaman - pengalaman kerja yang pernah dilakukan. Semakin banyak


79

pengalaman kerja yang dimiliki para aparatur pemerintah kelurahan Balang

akan membuat pekerjaan yang dilakukan menjadi lebih efektif dan efisien.

Dengan pengalaman kerja yang dimiliki para aparatur pemerintah Kelurahan

Balang yang rata-rata telah bekerja sebagai aparat pemerintah dengan waktu

yang terbilang cukup lama sehingga dapat sedikit menambah skill dalam

melaksanakan tugasnya dengan baik.

Upaya dalam peningkatan skill aparatur dengan melihat pengalaman

kerja yang dimiliki para aparatur pemerintah dianggap sangat berpeluang.

Dari hasil penelitian ditemukan pengalaman kerja yang dimiliki oleh setiap

pegawai yang masa kerjanya terbilang cukup lama dapat menambah skill

aparatur dalam bekerja secara efektif dan efesien. Pengalaman kerja yang ada

pada aparatur pemerintah kelurahan Balang dapat dipengaruhi dari masa

jabatan atau masa kerjanya setiap pegawai. Hal tersebut menunjukan

kesesuaian dengan teori Sondang P. Siagian (2007) yang mengatakan bahwa

hal yang menentukan berpenglaman tidaknya seseorang pegawai atau

aparatur yaitu lama waktu atau masa kerja, tingkat pengetahuan, dan

keterampilan yang di miliki. Banyaknya pengalaman yang dimiliki

memunkinkan untuk menunjukkan kinerja dan skill yang baik dan sebaliknya

bila tidak cukup berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya seseorang

akan besar kemungkinan mengalami kegagalan.

3. Motivasi

Temuan dari hasil penelitian di kantor Kelurahan Balang, Kecamatan

Binamu, Kabupaten Jeneponto dapat disimpulkan bahwa dalam upaya


80

meningkatkan skill para aparatur kelurahan Balang dengan indikator

motivasi maka hal tersebut dapat berjalan dengan baik. Mengapa demikian,

karena hasil penelitian menunjukkan bahwa dala upaya meningkatkan skill

para aparatur pemerintah terdapat instruksi dari Bupati kepada setiap

pimpinan instansi agar dapat memberikan motivasi bagi para pegawainya

dalam meningkatkan skill kerja. Motivasi yang diberikan dapat berupa

penghargaan ataupun masukan dan saran yang dapat membangun para

pegawai agar dapat meningkatkan skill dalam bekerja. Dengan demikian

Kepala Kelurahan Balang hampir setiap saat memberikan motivasi yang

dapat membangun semnagat para pegawainya dalam meningkatkan

keterampilannya dalam bekerja sehingga mampu menjalankan pemerintahan

dengan baik di Kantor Kelurahan Balang. Dalam upaya meningkatkan

kemampuan kerja pegawai kelurahan motivasi yang dberikan dapat berupa

dorongan rasa tanggung jawab yang besar atas pekerjaan yang dimiliki

setiap pegawai sehingga akan meciptakan semangat dalam upaya

meningkatkan skill kinerja. Dengan adanya motivasi para aparatur

pemerintahan dapat berusaha memberikan hasil yang maksimal dalam

pekerjaan yang dilakukan, hal tersebut yang dapat membuat pegawai

meningkatkan keterampilannya dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawab sebagai aparatur pemerintah di Kelurahan Balang.

Dalam upaya meningkatkan skill para aparatur pemerintahan dengan

memberikan motivasi kepada para pegawai dilakukan oleh Kepala

Kelurahan berupa penghargaan dan juga saran yang dapat membangun.


81

Dengan adanya motivasi sehingga para pegawai mampu menyadari adanya

tangung jawab yang besar terhadap pekerjaanya sebagai pelayan dan

pengabdi. Hal itu menunjukan adanya kesesuaian denga teori Wibowo

(2014) yang menyatakan bahwa dalam mempengaruhi kompetensi pegawai

maka pemimpin melakukan dukungan motivasi melalui pemberdayaan,

coaching dan penghargaan. Demikian hal tersebut dijelaskan kembali oleh

Hamzah B. Uno (2012) yang mengatakan dalam motivasi kerja ada

beberapa tolak ukur yang dapat dilihat dari para aparatur yakni adanya rasa

tanggung jawab dalam melakukan pekerjaan, prestasi yang di capai, serta

pengembangan diri yakni proses atau cara untuk mengembangkan sesuatu

yang sudah ada dalam rangka meningkatkan kualitas agar lebih maju.

4. Insentif

Temuan dari hasil penelitian di kantor Kelurahan Balang, Kecamatan

Binamu, Kabupaten Jeneponto dapat disimpulkan bahwa dalam upaya

meningkatkan skill para aparatur kelurahan Balang dengan indikator insentif

maka hal tersebut sangat berpengaruh. Mengapa demikian, karena hasil

penelitian menunjukkan bahwa dalam memotivasi pegawai untuk dapat

meningkatkan skill kerja dibutuhkan suatu insentif baik berupa barang

ataupun uang. Di kantor Kelurahan Balang hampir seluruh pegawai diberi

tunjangan berupa TPP (Tunjangan Penghasilan Pegawai) oleh pemerintah

daerah dalam upaya peningkatan skill kerjanya sehingga dapat memberikan

semangat bagi para aparatur untuk dapat bekerja lebih maksimal. Dengan

adanya insentif yang diberikan kepada pegawai yang memiliki kinerja yang
82

baik maka hal itu dapat mendorong dan memotivasi pegawai yang lain

untuk meningkatkan kinerjanya agar lebig efektif dan efisien. Selain

tunjangan berupa uang dari pemerintah pusat mapun daerah intensif juga

dapat diberikan oleh para pimpinan instansi terhadap pegawai yang hasil

kerjnya dianggap maksimal, hal tersebut yang dapat memicu pegawai

meningkatkan kemampuannya alam bekerja. Pemberian insentif seperti ini

terjadi di Kelurahan Balang yang diman pegawai yang memiliki kinerja

yang baik diberikan insentif berupa barang atau fasilitas yang dapat

digunakan sebagai penunjang dalam bekerja oeh Kepala Lurah.

Dalam upaya peningkatan skill aparatur pemerintah Kelurahan Balang

dengan pemberian insentif memberikan pengaruh yang besar. Pegawai akan

memiliki motivasi yang lebih jika mendapatkan suatu tunjangan penghasilan

yang diberikan oleh pemerintah pusat, daerah, ataupun dari pimpinan

instansi. Dengan adanya tunjangan yang diberikan dapat membangun

semangat bagi para pegawai untuk dapat lebih bekerja dengan optimal.

Dengan adanya insentif maka Pegawai akan memiliki rasa tanggung jawab

yang besar pada pekerjaannya. Hal tersebut menemukan kesesuaian dengan

teori Rivai (2009) yang mengatakan bahwa insentif dilakukan untuk

memberikan tanggung jawab dan dorongan kepada pegawai dalam rangka

meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil kerjanya. Kemudian hal itu

dikuatkan oleh teori Hasibuan (2010) yang mengatakan bahwa pemberian

material insentif diperlukan sebagai daya perangsang kepada pegawai yang

berbentuk penghargaan berdasarkan prestasi kerjanya.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai upaya meningkatkan skill

aparatur Kelurahan Balang dalam pelaksanaan tugas administrasi pemerintahan

di Kabupaten Jeneponto , maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Dalam upaya peningkatan skill aparatur pemerintah Kelurahan Balang,

Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto dengan pendidikan dan pelatihan

sering dilakukan oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jeneponto bagi

para aparatur pemerintahan. Dalam upaya peningkatan skill aparatur dinilai

efektif dengan melakukan pendidikan dan pelatihan karena didalamya

terdapat pelatihan pelayanan prima yang dapat di implementasikan di

Kelurahan. Pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh provinsi maupun

daerah biasanya diwakili oleh kepala Kelurahan Balang.

2. Terdapat upaya peningkatan skill aparatur pemerintah Kelurahan Balang,

Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto dengan indikator pengalaman

kerja yang dimiliki para aparatur pemerintah Kelurahan Balang. Dengan

pengalaman kerja yang dimiliki para aparatur pemerintah Kelurahan Balang

yang rata-rata telah bekerja sebagai aparat pemerintah dengan waktu yang

terbilang cukup lama sehingga dapat sedikit menambah skill dalam

melaksanakan tugasnya dengan baik.

3. Motivasi yang dilakukan dalam upaya peningkatan skill aparatur pemerintah

Kelurahan Balang, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto di instruksikan


83
84

langsung dari Bupati kepada setiap pimpinan instansi. Motivasi yang

diberikan dapat berupa penghargaan ataupun masukan dan saran yang dapat

membangun para pegawai agar dapat meningkatkan skill dalam bekerja.

Kepala Kelurahan Balang hampir setiap saat memberikan motivasi yang

dapat membangun semangat para pegawainya agar dapat meningkatkan

keterampilannya dalam bekerja sehingga mampu menjalankan pemerintahan

dengan baik di Kantor Kelurahan Balang.

4. Dalam upaya peningkatan skill aparatur pemerintah Kelurahan Balang,

Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto dilakukan dengan pemberian

insentif berupa tunjangan dari pemerintah daerah. Di kantor Kelurahan

Balang hampir seluruh pegawai diberi tunjangan berupa TPP (Tunjangan

Penghasilan Pegawai) oleh pemerintah daerah dalam upaya peningkatan skill

kerjanya agar dapat memberikan semangat bagi para aparatur untuk dapat

bekerja lebih maksimal secara efektif dan efisien. Pemberian intensif berupa

tunjangan oleh pemerintah memberikan pengaruh yang besardalam

membangun semangat pegawai agar dapat lebih bekerja dengan optimal.

Dengan adanya insentif maka Pegawai akan memiliki rasa tanggung jawab

yang besar pada pekerjaannya


85

B. Saran

Berdasarkan dari kesimpulan diatas ada beberapa saran dari peneliti yakni

dalam upaya peningkatan skill pegawai dengan pendidikan dan pelatihan yang

dilakukan oleh provinsi maupun daerah perlu lebih dimaksimalkan lagi untuk

selurh perangkat pemerintah di Kelurahan yang ada di kabupaten Jeneponto

terutama pada Kelurahan Balang itu sendiri. Seperti pada kegiatan pelatihan yang

di adakan oleh Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jeneponto bahwa masih

adanya pembatasan peserta dalam pelatihan yang dilakukan karena biasanya

dikhususkan bagi aparatur yang memiliki jabatan saja dan terkhusus untuk

wilayah kelurahan yang peneliti telusuri itu biasanya hanya diwakili oleh kepala

kelurahnnya saja. Peneliti menyarankan adanya suatu upaya pemberdayaan

sumber daya manusia dalam hal ini para aparat pemerintah kelurahan untuk

kemudian dilakukan suatu pendidikan dan pelatihan tanpa adanya persyaratan

batasan jumlah peserta, pelatihan dan pendidikan yang dimaksud disarankan

dapat direalisasikan pemerintah Kecamatan.


DAFTAR PUSTAKA

Almasri, M. N. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia: Imlementasi Dalam


Pendidikan Islam. Kutubkhanah: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan,
19, 133–151. https://doi.org/10.1002/eji.201370106
Anggraini, V.(2021,April).Administrasi,jenis,unsur, dan
fungsi.Dosenpintar.Co.Id. https://dosenpintar.com/pengertian-
administrasi/

Arif, M., Maulana, T., & Lesmana, M. T. (2020). Pengaruh Disiplin Kerja dan
Kemampuan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan. Jurnal
Humaniora, 4(1), 106–119.

Bachtiar, B. (2019). Upaya Peningkatan Kemampuan Aparat Desa dalam


Pelaksanaan Tugas Administrasi Pemerintah di Desa. Jurnal
Pemerintahan Dan Politik, 04(3), 95–102.

Dr. Drs. Ismail Nurdin, M. S. (2019). Kualitas Pelayanan Publik (S. H. Lutfiah
(ed.)). MEDIA SAHABAT CENDEKIA.
Hamzah B. Uno. (2012). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang
Pendidikan. Bumi Aksara.
Handoko, T. H. (2008). Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia
(Edisi Kedu). BPFE Yogyakarta.
Hasan, I. A., & Rudiyansyah. (2017). Strategi Peningkatan Kinerja Pegawai
(Studi Kasus Di Kantor Radio Republik Indonesia Cabang Biak
Numfor). Gema Kampus IISIP YAPIS Biak, 12(2), 66–73.
https://doi.org/10.52049/gemakampus.v12i2.45

Hasibuan. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara.


I Ketut Suardita, S. M. (2016). Diktat Ilmu Administrasi Negara [UNIVERSITAS
UDAYANA]. In Indonesia Election Portal.
https://rumahpemilu.org/parpol- dan-sistem-pemilu-oleh-ramlan-
surbakti/

Irmayanti, E., Enas, & Soedarmo, U. R. (2019). Analisis Pemberdayaan Aparatur


Pemerintah Daerah dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Pegawai di
BAPPEDA Kabupaten Pangandaran. Journal of Management Review,
3(3), 357–368. http://jurnal.unigal.ac.id/index.php/managementreview

86
87

Khozin, M., Mahendra, G. K., & Nugraha, A. F. (2020). Evaluasi Standar


Pelayanan Publik (Studi Kasus Pada Badan Pendidikan Dan Pelatihan
Daerah Istimewah Yogyakarta). 08(2), 239–256.
Kurniawan, A. (2021, April). Administrasi Pemerintahan. Gurupendidikan.Co.Id.
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-administrasi/
Lestari, Y. (2019). Strategi Peningkatan Kinerja Pemerintah Kecamatan Di
Kabupaten Kuantan Singingi (Studi Di Kecamatan Cerenti). JOM FISIP,
6(9), 1–14.

Lina Marliani, M. S. (2019). Definisi Administrasi Dalam Berbagai Sudut


Pandang. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 17–21.
Marlina, L. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia (Sdm) Dalam Pendidikan.
Istinbath, 15(1), 123–139.
Nasution, F. H. (2016). Peran Administrasi Perkantoran Dalam Dunia Bisnis.
Jurnal WartaDharmawangsa,
1829–7463.
http://jurnal.dharmawangsa.ac.id/index.php/juwarta/article/view/159/154

Ngatina. (2017). Upaya Peningkatan Kinerja Pegawai Kecamatan Semin


Kabupaten Gunung Kidul. STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA.
Priastuti, I. D. (2017). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Direktif, Suportif, Dan
Partisipatif Terhadap Kinerja Karyawan Pada Cv. Aneka Mitra Jaya,
Tangerang Selatan. Angewandte Chemie International Edition.

Priyono. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. In \Penerbit Zifatama


Publisher (Vol. 53, Issue 9).
Purwanto, D. E. A., Dra. Damayani Tyastianti, M. Q. ., Dr. Andi Taufiq, M. S., &
Widhi Novianto, S. S. M. S. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
(Pelayanan Publik). LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
REPUBLIK INDONESIA.
Rivai. (2009). Manajemen Sumberdaya Manusia untuk Perusahaan. PT
Ragrafindo Persada.
Sadat, A. (2019). Analisis Kinerja Aparatur Pemerintah Kecamatan Dalam
Memberikan Pelayanan Publik Di Kantor Camat Medan Denai. Jurnal
Taushiah FAI-UISU, 9(2), 14–19.

Sari, R. (2020). Kualitas Pelayanan PT Pos Indonesia Cabang Barito Selatan.


Jurnal Administrasi Publik (JAP), 6(1), 16–28.
Sholeh, M. (2015). Upaya Peningkatan Kemampuan Aparatur Desa Dalam
Pelaksanaan Tugas Administrasi Di Desa Morowudi Kecamatan Cerme
Kabupaten Gresik (Vol. 151). UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA.
88

Siregar, B. (2017). Memahami Manajemen Sumber Daya Manusia. Jurnal Ilmiah


Simantek, 1(2),
31–39.
http://sciencemakarioz.org/jurnal/index.php/SIMANTEK/article/view/85
Sondang P. Siagian. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara.

Wibowo. (2014). ManajemenKinerja. PT.RajagrafindoPersada.

yusuf. (2020, September). Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut


Para Ahli. JurnalManajemen.Com.
https://jurnalmanajemen.com/pengertian- manajemen-sumber-daya-
manusia/
89

N
90

LAMPIRAN I

Sumber Data Sekunder

(Studi Dokumentasi : Gambar 1)


91

(Studi Dokumentasi : Gambar 2)


92

(Studi Dokumentasi : Gambar 3)


93

(Studi Dokumentasi : Gambar 4)


94

(Studi Dokumentasi : Gambar 5)


95

(Studi Dokumentasi : Gambar 6)


96

(Studi Dokumentasi : Gambar 7)


97

(Studi Dokumentasi : Gambar 8)


98

LAMPIRAN II

Dokumentasi Wawancara

(Proses Wawancara Dengan Kepala Kecamatan Binamu)

(Proses Wawancara Dengan Sekretaris Kecamatan Binamu)


99

(Proses Wawancara Dengan Kepala Kelurahan Balang)

(Proses Wawancara Dengan Sekretaris Kelurahan Balang)


100

(Proses Wawancara Dengan Kasi Pembangunan Kelurahan Balang)

(Proses Wawancara Dengan Kasi Pemerintahan Kelurahan Balang)


101

(Proses Wawancara Dengan Pegadministrasi Umum Kelurahan Balang)


102

(Surat Keterangan Bebas Plagiat)


103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114

RIWAYAT HIDUP

Imam Mulyadil, lahir di Ujung Pandang pada tanggal 06

October 1999 dari pasangan suami istri Bapak Jufri S.E dan Ibu

Dahlia Lahaya Mahadi S.Ag., M.PdI. Peneliti merupakan anak

pertama dari tiga bersaudara. Peneliti sekarang bertempat tinggal

di Kelurahan Balang, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Provinsi

Sulawesi Selatan. Pendidikan yang ditempuh oleh peneliti yaitu SDN 83 Lembang

Loe Kecamatan Binamu lulus pada tahun 2011, SMPN 7 Jeneponto lulus tahun

2014, SMAN 1 Jeneponto lulus tahun 2017, dan sejak tahun 2017 mengikuti

Program S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu

Administrasi Negara Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar dengan

nomor stambuk 105611117717. Dalam organisasi intra kampus, peneliti pernah

menjadi Ketua bidang Pengembangan Minat Dan Bakat Badan Eksekutif

Mahasiswa Tahun 2020-2021 dan Sekretaris Bidang Seni Budaya Dan Olahraga

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah pada Tahun 2019-2020. Pada tahun 2022

penulis berhasil mempertanggung jawabkan hasil karya ilmiah dengan judul

“Upaya Meningkatkan Skill Aparatur Kelurahan Balang Dalam Pelaksanaan

Tugas Administrasi Pemerintahan Di Kabupaten Jeneponto” dan mendapatkan

gelar Sarjana Administrasi Publik (S.AP).

Anda mungkin juga menyukai