Anda di halaman 1dari 40

PROPOSAL

PENELITIAN KINERJA ARATUR DESA DI KANTOR


KEPALA DESA MAHANG SUNGAI HANYAR KECAMATAN
PANDAWAN KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH

OLEH

M.FIKRIAN KHAIRREZA

NPM: 18.20.06449

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA)

AMUNTAI 2018

LOKAL 1 A NON REGULER

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan

limpahan rahmat dan karunia-Nya jualah, penulis dapat menyelesaikan

proposal penelitian dengan judul “PROPOSAL PENELITIAN

KINERJA APARATUR DESA DI KANTOR KEPALA DESA

MAHANG SUNGAI HANYAR KECAMATAN PANDAWAN

KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH”. Dengan segala kerendahan

hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dan mendukung dalam penulisan proposal ini, dan juga penulis

menyadari bahwa penulisan proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu kritik dan saran dan membangun dari semua pihak

penyempurnaan proposal ini, sangat penulis harapkan.

Penulis berharap semoga proposal ini memberi manfaat yang besar

bagi kita semua yang membutuhkannya dan semoga segala amal dan

kebaikan dari semua pihak yang telah membantu mendapat ganjaran

pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT dan semoga pula proposal

skripsi memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi siapa sja

yang memerlukannya.

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i

iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................1

B. Batasan Masalah......................................................................................3

C. Rumusan Masalah...................................................................................4

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian..........................................................4

BAB II KERANGKA TEORI...............................................................................6

A. Pengertian Administrasi.........................................................................6

B. Pengertian Aministrasi Negara..............................................................9

C. Kinerja......................................................................................................11

D. Indikator Kinerja....................................................................................15

E. Pengukuran Kinerja................................................................................18

F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja......................................22

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bersamaan bergulirnya era reformasi dan era globalisasi, tujuan

nasional sebagaimana di tegaskan dalam Pembukaan Undang-Undang

Dasar 1945 diwujudkan melalui pelaksanaan penyelenggaraan negara yang

berkedaulatan rakyat dan demokrasi dengan mengutamakan persatuan dan

kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,

bermental baik, berwibawa, berdayaguna, berkualitas tinggi dan sadar

akan tugas dan tanggung jawab sebagai unsur aparatur negara dan abdi

masyarakat, sehingga tercipta semua tugas dan dapat berjalan dengan baik.

Sebagai warga negara yang baik kita berkewajiban ikut serta dalam

mengisi kemerdekaan ini dengan melaksanakan pembangunan di segala

bidang. Pembangunan nasional dan pembangunan untuk rakyat yang

dilaksanakan di semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara yang

meliputi aspek politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan

yang merupakan perwujudan Wawasan Nusantara.

1
Pemerintah dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional

mengarahkan, membimbing dan menciptakan suasana yang menunjang

kegiatan masyarakat dalam pembangunan nasional. Kegiatan pemerintah

tersebut harus saling mengisi dan melengkapi dalam suatu kegiatan guna

menuju tercapainya tujuan pembangunan nasional. Keberhasilan

pembangunan akan selalu terkait dengan masalah-masalah yang mendasar.

Pada dasarnya pembangunan yang dilaksanakan oleh berbagai daerah

merupakan bagian yang cukup penting guna meningkatkan kesejahteraan

bangsa itu sendiri.

Membangun kinerja aparatur pemerintah di era reformasi ini sangat

menitik beratkan pada pelaksanaan fungsi dan peranan aparatur

pemerintah untuk lebih ditingkatkan. Dengan adanya hal ini diharapkan

aparatur pemerintah mampu dan efektif serta efesiensi dalam

penyelenggaraan-penyelenggaraan tugas pemerintah dan pembangunan.

Dalam penyelenggaraan tugas-tugas pemerintah dan pembangunan

yang dilakukan secara efektif apabila sasaran atau tujuan yang hendak

dicapai sesuai dengan kebijaksanaan, rencana dan program-program yang

ditetapkan. Dan secara efesien apabila sarana dan fasilitas kerja yang

diperlukan bagi proses pencapaian tujuan relatif lebih kecil dibandingkan

dengan besarnya sasaran.

2
Dalam usaha meningkatkan kelancaran penyelanggaran pemerintah

dan pelaksanaan pembangunan ditentukan oleh kualitas sumber daya

manusia yang dalam hali ini adalah para aparatur pemerintah sehingga

merupakan faktor yang sangat penting dalam melaksanakan suatu

organisasi pemerintahan. Di mana mereka merupakan sumber daya yang

potensial untuk dapat ditingkatkan kualitasnya agar mampu menjalankan

tugas yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

Kantor Desa Mahang Sungai Hanyar Kecamatan Pandawan

Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebagai lembaga pemerintah yang

langsung berhadapan dengan masyarakat. Namun dalam pelaksanaan

kinerja aparat masih belum optimal, baik dilihat dari kualitas maupun

kuantitas sesuai dengan keahlian, pengalaman, dan keterampilan.

Fenomena yang terjadi pada Kantor Kepala Desa Mahang Sungai Hanyar,

dimana masih adanya rasa kesadaran disiplin kerja yang masih rendah,

disiplin kehadiran yang masih kurang, kurangnya rasa tanggug jawab

terhadap tugas yang telah diberikan, kurangnya keahlian dan pengalaman

dibidang tugas yang bersifat administrasi dan teknis yang sesuai dengan

teknologi saat ini, untuk membuat aparatur pemerintah yang demikian itu

tidaklah mudah banyak sekali faktor yang mempengaruhinya.

Berdasarkan latar belakang maka peneliti tertarik untuk mengangkat

judul penelitian “KINERJA APARATUR DESA PADA KANTOR

3
KEPALA DESA MAHANG SUNGAI HANYAR KECAMATAN

PANDAWAN KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH”

B. Batasan Masalah

Dalam batasan masalah penelitian ini hanya memfokuskan bagaimana

Kinerja Aparatur Pemerintah Desa Mahang Sungai Hanyar Kecamatan

Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah dapat terlaksana sesuai dengan

kehendak masyarakat dalam pelayanan yang mudah, secara cepat dan

tepat.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalah diatas, maka dibuatlah rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana kinerja aparatur Desa Mahang Sungai Hanyar Kecamatan

Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah?

2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kinerja aparatur Desa Mahang

Sungai Hanyar Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai

Tengah?

3. Upaya-upaya apa yang dilakukan untuk menigkatkan kinerja aparatur

Desa Mahang Sungai Hanyar Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu

Sungai Tengah?

4
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui kinerja aparatur Desa Mahang Sungai Hanyar

Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

aparatur Desa Mahang Sungai Hanyar Kecamatan Pandawan

Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

c. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan untuk

meningkatkan kinerja aparatur Desa Mahang Sungai Hanyar

Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah:

a. Sebagai bahan masukan bagi aparatur pemerintah dengan harapan

dapat meningkatkan kinerja aparatur dan pe Desa Mahang Sungai

Hanyar Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah

mbinaan karir.

b. Sebagai pengembangan penerapan ilmu pengetahuan yang peneliti

dapat selama mengikuti pendidikan pada Sekolah Tinggi Ilmu

Administrasi (STIA) Amuntai.

5
c. Bagi peneliti merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan

pendidikan Program Sarjana (S1) pada Sekolah Tinggi Ilmu

Administrasi (STIA) Amuntai.

d. Sebagai bahan untuk kajian ulang bagi yang ingin meneliti lebih

lanjut dan bahan bacaan bagi mahasiswa khususnya mahasiswa

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Amuntai.

6
BAB II

KERANGKA TEORI

A. Pengertian Administrasi

Menurut Dimock dan Dimock (Pasolong, 2007:2), administrasi adalah

suatu proses pelayanan atau pengaturan.

Herbert A. Simon (Pasolong, 2007:2), administrasi adalah kegiatan-

kegiatan kelompok kerjasama untuk mencapai tujuan-tujuan bersama.

Leonard D. White (Pasolong, 2007:2), administrasi adalah suatu

proses yang umum ada pada usaha kelompok-kelompok, baik pemerintah

maupun swasta, baik sipil maupun militer, baik dalam ukuran besar

maupun kecil.

Dwight Waldo (Pasolong, 2007:3), administrasi adalah suatu daya

upaya yang kooperatif, yang mempunyai tingkat rasionalitas yang tinggi.

S. P. Siagian (Pasolong, 2007:3), administrasi adalah sebagai

keseluruhan proses kerja sama antara dua orang manusia atau lebih yang

7
didasarkan atas rasionalitas tertentu mencapai tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya.

The Liang Gie (Pasolong, 2007:3), administrasi adalah rangkaian

kegiatan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh sekelompok orang di

dalam kerjasama mencapai tujuan tertentu.

Administrasi itu ada sebab dibangkitkan oleh seorang

adminisitrator. Adminisitrator adalah setiap kepala organisasi yang harus

membuat organisasi yang hidup, tumbuh bergerak, administrator yang

memimpin suatu administrasi atau unit organisasi bertanggung jawab

kepada pemilik yang memebrikan tugas dan tanggung jawab kepada

majikan maka administrator (melayani atau mentaati) terhadap atasan dan

melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendak atau kebijakan dari

pada atasan tersebut sampai dia menjalankan administrasi

(menyelenggarakan tata usaha, register, inventarisasi, pembukuan,

dokumentasi korespodensi dan kearsipan) untuk mempertanggung

jawabkan segala sesuatunya yang telah dilakukan menurut prosedur-

prosedur dan fasilitas-fasilitas tertentu.

Administrasi dalam arti sempit menurut Munawir Reksohadiprawiro

adalah kegiatan tata usaha yang mencakup setiap pengaturan yang rapi dan

sistematis serta penentuan fakta-fakta secara tertulis dengan tujuan

memperoleh hubungan timbal balik antara satu fakta dengan fakta lainnya.

8
Tata usaha merupakan bagian dan sekaligus sebagai alat penyelenggaraan

administrasi. Fungsi dari tata usaha adalah melayani pekerjaan teknis

atauoperasional dengan menyediakan berbagai keterangan yang diperlukan

dalam setiap kegiatan bagi seorang pimpinan suatu organisasi.

Administrasi dalam arti luas menurut S.P Siagian adalah keseluruhan

proses kerjasama antara dua orang lebih yang didasarkan atas rasionalitas

tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Administrasi dalam arti luas dapat dilihat dari tiga sudut yaitu:

1. Administrasi Dalam Proses

Administrasi dalam proses adalah segenap keseluruhan kegiatan

penyelenggaraan yang berkesinambungan untuk mencapai tujuan

usaha kerjasama yang meliputi:

a. Proses-proses hubungan dengan pengambilan keputusan baik

keputusan pada tingkat top management maupun pada tingkat

operative management (keputusan-keputusan pelaksanaan).

b. Proses penentuan kebijakan (policy formulation) yang

merupakan strategi pencapaian tujuan usaha kerjasama dalam

pengambilan keputusan.

c. Proses-proses yang berhubungan dengan kepemimpinan,

penyelenggaraan atas proses ekskutif.

2. Administrasi Dalam Arti Fungsional

9
Administrasi dalam arti fungsional adalah keseluruhan orang-orang

baik secara perorangan maupun secara bersama-bersama yang

menjalankan kegiatan-kegiatan usaha untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan secara fungsional.

Dari sudut fungsional approach, proses administrasi meliputi

pengorganisasian, fungsi penggerak dan fungsi pengawasan serta

fungsi pemeriksaan dan penilaian terhadap hasil-hasil.

3. Administrasi Dalam Arti Institusi (pranata atau kelembagaan)

Administrasi dalam arti institusi adalah keseluruhan orang-orang

baik secara perorangan maupun secara bersama yang menjalankan

kegiatan-kegiatan usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Dari beberapa definisi para ahli tentang administrasi pada prinsipnya

mempunyai pengertian yang sama yaitu memandang administrasi sebagai

suatu jenis kegiatan atau aktivitas pekerjan atau tindakan ataupun usaha

tetapi kegiatan yang dilakukan tidak hanya terdiri dari satu macam

melainkan merupakan suatu rangkaian kegiatan-kegiatan itu dilaksanakan

10
dalam satu kerangka kerjasama, banyak orang dan untuk mencapai tujuan

bersama.

B. Pengertian Aministrasi Negara

Administrasi Negara adalah Istilah administrasi dalam pengertian

sebagai pemerintah atau administrasi negara. Administrasi negara harus

kita cerna sebagai salah satu bagian dari administrasi karena administrasi

itu memuaskan perhatiannya pada bidang yang bersifat publik.

Menurut Balai Pembinaan Administrasi Universitas Gajah Mada,

bahwa administrasi mempunyai unsur umum adalah:

1. Pengorganisasian adalah kegiatan berupa menyusun rangka yang

menjadi bagian segenap kegiatan kerja sama dengan jalan

mengelompokkan suatu pekerjaan yang harus dilakukan.

2. Manajemen adalah berupa menggerakkan orang-orang, pengarahan

fasilitas kerja agar tujuan kerja sama benar-benar tercapai.

3. Komunikasi adalah kegiatan yang menyampaikan warta dan suatu

pihak lain dalam kerja sama.

4. Kepegawaian adalah berupa rangkaian kegiatan yang mengatur dan

mengurus penggunaan tenaga-tenaga kerja yang diberikan dalam kerja

sama yang telah ditentukan.

11
5. Keuangan adalah rangkaian kegiatan mengelola segi-segi pembinaan

sampai dengan pertanggung jawaban keuangan dalam usaha kerja

sama yang bersangkutan.

6. Perbekalan adalah rangkaian kegiatan merencanakan, mengadakan,

mengatur pemakaian barang-barang usaha kerja yang bersangkutan.

7. Ketatausahaan adalah rangkaian himpunan, mencatat, mengelola,

menggandakan, mengirim dam menyimpan berbagai kegiatan yang

diperlukan dalam pencapai tujuan yang telah ditentukan.

8. Hubungan masyarakat adalah rangkaian pencapaian kegiatan mencapai

hubungan baik dan hubungan dari masyarakat sekeliling dalam

mencapai usaha kerja sama yang bersangkutan.

Dari beberapa pengertian unsur di atas tersebut bertaut satu sama lain,

sehingga merupakan suatu proses yang tak dapat dipisahkan, dan sangat

di tentukan oleh manajemen atau orang yang melaksanakan kegiatan

administrasi guna mencapai tujuan, sehingga merupakan suatu proses

yang tak dapat dipisahkan, dan sangat ditentukan oleh manajemen yang

melaksanakan kegiatan administrasi.

Administrasi Negara berarti mempelajari pengetahuan-pengetahuan

dan lembaga suatu organisasi sehingga lembaga-lembaga yang terbesar

disusun, digerakkan dan dikemukakan.

12
Administrasi negara adalah rentitan kegiatan yang diadakan atau

direncanakan untuk mencapai suatu tujuan bagaimana kita mendapatkan

suatu pelaksanaan pemerintah yang lancar, efektif dan efisien.

Diartikan sebagai kegiatan yang bisa memberikan hasil yang memuaskan,

dapat juga bahan efektivitas merupakan keterkaitan antara tujuan dan hasil

yang dinyatakan, dan menunjukkan derajat kesesuaian.

C. Kinerja

Konsep kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja

pegawai (perindividu) dan kinerja organisasi.

Kinerja pegawai adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu organisasi.

Sedangkan kinerja organisasi adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu

organisasi. Kinerja pegawai dan kinerja organisasi memiliki keterkaitan

yang sangat erat. Tercapainya tujuan organisasi yang digerakkan atau

dijalankan pegawai yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya

mencapai tujuan organisasi tersebut.

Kinerja adalah merupakan catatan out come yang dihasilkan dari fungsi

suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama satu periode waktu tertentu.

Kinerja senantiasa berkaitan erat dengan dua faktor utama yaitu:

13
1. Kesediaan atau usaha karyawan

2. Kemampuan karyawan untuk melaksanakan pekerjaan

Dengan demikian kinerja dapat diartikan sebagai hasil dari usaha

seseorang yang dicapai dengan adanya kemampuan dan pembuatan dalam

situasi tertentu. Kinerja merupakan fungsi atau hasil berkaitan antar usaha,

kemampuan dan persepsi tugas. Usaha merupakan hasil motivasi yang

menunjukkan jumlah energi fisik atau mental yang digunakan oleh

individu dan menjalankan suatu tugas. Persepsi tugas merupakan petunjuk

dimana individu percaya bahwa mereka dapat mewujudkan usaha-usaha

mereka dalam pekerjaan.

Ada berbagai pendapat tentang kinerja, yang dikemukakan oleh:

Rue dan Byars (Pasolong, 2007:175), mengatakan bahwa kinerja adalah

sebagai tingkat pencapaian hasil.

Inteplan (Pasolong, 2007:175), kinerja adalah berkaitan dengan operasi,

aktivitas, program, dan misi organisasi.

Murphy dan Cleveland (Pasalong, 2007:175), mengatakan bahwa

kinerja adalah kualitas prilaku yang berorientasi pada tugas atau pekerjaan.

14
Ndraha (Pasolong, 2007:175), mengatakan bahwa kinerja adalah

manifestasi dari hubungan kerakyatan antara masyarakat dengan

pemerintah.

Widodo (Pasolong, 2007:175), mengatakan bahwa kinerja adalah

melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakan sesuai dengan

tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan.

LAN-RI (Pasolong, 2007:175), merumuskan kinerja adalah gambaran

mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program,

kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi

organisasi.

Gibson (Pasolong, 2007:176), mengatakan bahwa kinerja seseorang

ditentukan oleh kemampuan dan motivasinya untuk melaksanakan

pekerjaan.

Keban (Pasolong, 2007:176), kinerja adalah merupakan tingkat

pencapaian tujuan.

Timpe (Pasolong, 2007:176), kinerja adalah prestasi kerja, yang

ditentukan oleh faktor lingkungan dan perilaku manajemen.

15
Mangkunegara (Pasolong, 2007:176), mengatakan bahwa kinerja adalah

merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seseorang dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggungjawab

yang diberikan kepadanya.

Prawirosentoso (Pasolong, 2007:176), mengatakan bahwa kinerja

adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok

pegawai dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan

tanggungjawab masing-masing, dalam upaya mencapai tujuan organisasi

bersangkutan secara legal, tidak melanggar hokum dan sesuai dengan

moral dan etika.

Sinambela dkk. (Pasolong, 2007:176), mendefinisikan kinerja pegawai

sebagai kemampuan pegawai dalam melakukan sesuatu dengan keahlian

tertentu.

Stephen Robbins (Pasalong, 2007:176), bahwa kinerja adalah hasil

evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai dibandingkan

kriteria yang ditetapkan sebelumnya.

Sedangkan kinerja organisasi yang dikemukakan oleh:

Wibawa (Pasolong, 2007:176), Atmosudirdjo (Pasolong, 2007:176),

mengemukakan bahwa kinerja organisasi adalah sebagai efektivitas

16
organisasi secara menyeluruh untuk kebutuhan yang ditetapkan dari setiap

kelompok yang berkenaan melalui usaha-usaha yang sistemik dan

meningkatkan kemampuan organisasi secara terus menerus untuk

mencapai kebutuhannya secara efektif.

Chaizi Nasucha (Pasolong, 2007:177), mengemukakan bahwa kinerja

organisasi adalah sebagai efektivitas organisasi secara menyeluruh untuk

memenuhi kebutuhan yang ditetapkan dari setiap kelompok yang

berkenaan melalui usaha-usaha yang sistemik dan meningkatkan

kemampuan organisasi secara terus menerus mencapai kebutuhannya

secara efektif.

Dari beberapa definisi, bahwa kinerja mempunyai beberapa elemen

yaitu:

1. Hasil kerja dicapai secara individual atau secara institusi, yang

berarti kinerja tersebut adalah hasil akhir yang diperoleh secara

sendiri-sendiri atau kelompok.

2. Dalam melaksanakan tugas, orang atau lembaga diberikan

wewenang dan tanggungjawab, yang berarti orang atau lembaga

diberikan hak dan kekuasaan untuk ditindaklanjuti, sehingga

pekerjannya dapat dilakukan dengan baik.

17
3. Pekerjaan haruslah dilakukan secara legal, yang berarti dalam

melaksanakan tugas individu atau lembaga tentu saja harus

mengikuti aturan yang telah ditetapkan.

4. Pekerjaan tidaklah bertentangan dengan moral atau etika, artinya

selain mengikuti aturan yang telah ditetapkan, tentu saja pekerjaan

tersebut haruslah sesuai moral dan etika yang berlaku umum.

D. Indikator Kinerja

Indikator Kinerja yang dimaksud oleh LAN-RI (Pasolong, 2007:177),

adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat

pencapaian suatau sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan dengan

mempertimbangkan indikator masukan (inputs), keluaran (outputs), hasil

(outcomes), manfaat (benefits) dan dampak (impacts).

LAN-RI mendefinisikan indikator masukan (inputs) adalah segala

sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk

menghasilkan keluaran. Indikator ini dapat berupa dana, sumber daya

manusia, informasi, kebijakan atau peraturan perundang-undangan, dan

sebagainya. Indiktor keluaran (outputs) adalah sesuatu yang dicapai dari

suatu kegiatan yang dapat berupa fisik atau non fisik. Indikator hasil

(outcomes) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya

keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung). Indikator

manfaat (benefits) adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari

pelaksanan kegiatan. Indikator dampak (impacts) adalah pengaruh yang

18
timbul baik positif maupun negatif pada setiap tingkatan indikator

berdasarkan asumsi yang ditetapkan.

Menurut LAN-RI Penetapan indikator kinerja yaitu merupakan proses

identifikasi dan klasifikasi indikator kinerja melalui sistem pengumpulan

dan pengolahan data atau informasi untuk menentukan kinerja kegiatan,

program, dan atau kebijakan. Penetapan indikator kinerja harus

didasarkan pada masukan (inputs), keluaran (outputs), hasil (outcomes),

manfaat (benefits) dan dampak (impacts). Dengan demikian indikator

kinerja dapat digunakan untuk mengevaluasi:

1. Tahapan perencanaan

2. Tahap pelaksanaan

3. Tahap setelah kegiatan selesai dan berfungsi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan indikator kinerja yaitu:

1. Spesifik dan jelas.

2. Dapat terukur secara objektif baik yang bersifat kualitatif maupun

kuntitatif.

19
3. Dapat menunjukkan pencapaian keluaran, hasil, manfaat dan dampak.

4. Harus cukup fleksibel dan sensitif, terhadap perubahan, dan

5. Efektif yaitu dapat dikumpulkan, diolah dan dianalisis datanya secara

efisien dan efektif.

Dwiyanto (Pasolong, 2007:178), menjelaskan beberapa indikator yang

digunakan untuk mengukur kinerja birokrasi publik, yaitu:

1. Produktivitas, yaitu tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga

mengukur efektivitas pelayanan.

2. Kualitas Layanan, yaitu cenderung menjadi penting dalam menjelaskan

kinerja organisasi pelayanan publik.

3. Responsivitas, yaitu kemampuan birokrasi untuk mengenali kebutuhan

masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, dan

mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan

kebutuhan masyarakat dan aspirasi masyarakat.

4. Resposibilitas, yaitu menjelaskan apakah pelaksananaan kegiatan

birokrasi publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip

administrasi yang benar dengan kebijakan birokrasi, baik yang ekspilisit

maupun impilisit.

5. Akuntabilitas, yaitu menunjuk pada seberapa besar kebijakan dan

kegiatan birokrasi public tunduk pada para pejabat politik yang dipilih

oleh rakyat. Asumsinya ialah bahwa para pejabat politik tersebut karena

dipilih oelh rakyat, dengan sendirinya akan selalu memprioritas

kepentingan publik.

20
E. Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja, merupakan alat yang penting untuk mengevaluasi

value for money di sektor publik. Value for money merupakan konsep

pengelolaan organisasi sektor publik yang didasarkan pada tiga elemen

utama, yaitu ekonomi, efisiensi dan efektivitas.

Pengukuran kinerja pada dasarnya digunakan untuk penilaian atas

keberhasilan atau kegagalan pelaksann kegiatan, program, dan atau

kebijakan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam

rangka mewujudkan misi dan visi instansi pemerintah. Pengukuran kinerja

mencakup penetapan indikator kinerja dan penetapan capaian indikator

kinerja.

Penilaian kinerja merupakan evaluasi keberhasilan atau kegagalan

seseorang dalam menjalankan tugasnya. Jika penilaian kinerja terhadap

birokrasi, berarti evaluasi keberhasilan atau kegagalan birokrasi dalam

menjalankan tugasnya sebagai pelayan masyarakat.

Gary Dessler (Pasolong, 2007:182), menyatakan bahwa penilaian

kinerja adalah merupakan upaya sistematis untuk membandingkan apa

yang dicapai seseorang dibandingkan dengan standar yang ada.

Tujuannya, untuk mendorong kinerja seseorang agar bisa berada di atas

rata-rata.

Schuler dkk dalam Keban (Pasolong, 2007:182), mengatakan bahwa

sistem penilaian kinerja diartikan sebagai suatu proses penilaian kerja.

Dalam pandangannya bahwa proses penilaian kinerja dapat digunakan:

21
1. Pendekatan komparatif.

2. Standar-standar absolut.

3. Pendekatan tujuan.

4. Indeks yang bersifat langsung atau objektif.

Dwiyanto (Pasolong, 2007:182), mengatakan bahwa penilaian kinerja

merupakan suatu kegiatan yang sangat penting sebagai ukuran

keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai misinya.

Donovan dan Jakson (Pasolong, 2007:182), mengatakan bahwa secara

teoritik penilaian kinerja sangat erat kaitanya dengan analisis pekerjaan.

Artinya, suatu penilaian tidak dapat dilakukan jika masih terdapat

ketidakjelasan tentang pekerjaan itu sendiri. Karena itu efektivitas

penilaian sangat tergantung pada penjelasan batasan atau definisi dari

suatu pekerjaan itu sendiri, yang merupakan sumber daya manusia,

sehingga dapat dikatakan bahwa efektivitas penilaian kinerja sangat

tergantung kepada baik buruknya manajemen sumber daya manusia yang

dimiliki.

Keban (Pasolong, 2007:184), mengatakan bahwa pengukuran kinerja

harus dilihat dari sebagai upaya yang sangat berharga bagi profesionalisasi

di instansi pelayanan publik. Dengan mengetahui kelemahan dan

22
kelebihan, hambatan dan dorongan atau berbagai faktor sukses bagi

kinerja pegawaai atau istitusi, maka terbukalah jalan menuju

profesionalisasi, yaitu memperbaiki kesalahan-keselahan yang dilakukan

selama ini.

Sedarmayanti (Pasolong, 2007:184), mengatakan bahwa pengukuran

kinerja yang dilakukan terus menerus dan berkesinambungan dapat

memberi umpan balik yang penting, artinya bagi upaya perbaikan guna

mencapai keberhasilan dimasa yang akan datang.

Locher dan Tell (Pasolong, 2007:185), mengatakan bahwa penilaian

kinerja bertujuan untuk menentukan kompetensi, perbaikan kinerja, umpan

balik, dokumentasi, promosi, pelatihan, mutasi, pemecatan,

pemberhentian, penelitian kepegawaian dan perencanaan tenaga kerja.

Nasucha (Pasolong, 2007:185), mengatakan bahwa hasil dari

pengukuran kinerja dapat digunakan untuk menetukan beberapa hal antara

lain:

1. Menentukan bahwa keuntungan dan pengaruh yang sedang berjalan

dapat dicapai.

2. Memperoleh jaminan bahwa tujuan dapat dan sedang dicapai.

3. Memonitor dan mengontrol perkembangan dari rencana yang

ditetapkan.

23
4. Memastikan penggunaan sumber-sumber daya

5. Menilai efektivitas dari sebuah aktivitas

6. Menyediakan sebuah dasar untuk menghitung penghargaan dan insentif

7. Menentukan bahwa value for money dapat diperoleh.

Mardiasmo (Pasolong, 2007:185), mengatakan bahwa pengukuran

kinerja merupakan alat yang penting untuk mengevaluasi value for money

di sektor publik.

Donovan dan Jakson (Pasolong, 2007:185), mengatakan bahwa

penilaian bertujuan untuk:

1. Management development, yaitu: memberikan suatu pengembangan

pegawai di masa mendatang.

2. Pengukuran kinerja, yaitu : memberikan informasi tentang nilai relatif

dari kontribusi individu terhadap organisasi.

3. Perbaikan kerja, yaitu mendorong individu bekerja lebih efektif dan

produktif.

4. Remunerasi dan benefit, yaitu membantu menemukan imbalan dan

benefit yang setimpal berdasarkan sistem merit atau hasil.

5. Identifikasi potensi, yaitu membantu promosi.

6. Feedback, yaitu menggambarkan apa yaang diharapkan dari individu.

7. Perencanaan sumber daya manusia, yaitu menilai kualitas sumber daya

manusia yang ada untuk perencanaan selanjutnya.

24
8. Komunikasi, yaitu memberikan suatu format dialog antara alasan dan

bawahan dan memeprbaiki pemahaman tentang tujuan dan masalah-

masalah yang dihadapi.

F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

1. Kemampuan

Menurut Robbins (Pasolong, 2007:186), kemampuan adalah suatu

kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu

pekerjaan.

Kemampuan tersebut dapat dilihat dari dua segi:

1. Kemampuan Intelektual

Yaitu kemampuan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan mental.

2. Kemampuan Fisik

Yaitu kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas yang

menuntut stamina, kecekatan, kekuatan dan keterampilan.

Kemampuan dalam suatu bidang hanya dapat memiliki oleh seorang

yang memiliki bakat dan intelegensi (kecerdasan) yang mencukupi.

Sedangkan bakat biasanya dikembangkan dengan pemberian kesempatan

pengembangan pengetahuan melalui tiga hal yaitu:

1. Pendidikan

25
2. Pelatihan

3. Pengalaman Kerja

2. Kemauan

Menurut Robbins (Pasolong, 2007:187), kemauan atau motivasi

adalah kesedian untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk

tujuan organisasi. Kemauan atau motivasikerja seseorang dipengaruhi

oleh beberapa faktor yaitu:

a. Pengaruh Lingkungan Fisik

Yaitu setiap pegawai menghendaki lingkungan fisik yang baik

untuk bekerja, lampu terang, ventilasi udara yang nyaman, sejuk,

bebas dari gangguan suara berisik dan sebaiknya ada musik.

b. Pengaruh Lingkungan Sosial

Yaitu sebagai makhluk social dalam melaksanakan pekerjaan tidak

semata-mata hanya mengejar penghasilan saja, tetapi juga

mengharapkan penghargaan oleh pegawai lain, pegawai lebih

berbahagia apabila dapat menerima dan membantu pegawai lain.

3. Energi

Menurut Jordan E. Ayan (Pasolong, 2007:187), Energi adalah

pemercik api yang menyalakan jiwa. Tanpa adanya energi psikis dan

fisik yang mencukupi, perbuatan kreatif pegawai terhambat.

26
Mihaly Csikszentmihalyi (Pasolong, 2007:187), telah melakukan

riset tentang pentignya energi sebagai unsur terpenting dalam

keberhasilan intelektual dan kreatif.

4. Teknologi

Menurut Gibson dkk (Pasolong, 2007:188), Teknologi adalah

tindakan fisik dan mental oleh seseorang untuk mengubah bentuk atau

isi dari objek atau ide. Jadi teknologi dapat dikatakan sebagai tindakan

yang dikerjakan oleh individu atau suatu objek dengan atau tanpa

bantuan alat atau alat mekanikal, untuk mambuat perubahan terhadap

objek tersebut.

Menurut Danise M. Rousseau (Pasolong, 2007:188), mengatakan

bahwa teknologi adalah penerapan pengatahuan untuk melakukan

pekerjaan.

Penerapan teknologi menurut Bill Creech (Pasolong, 2007:188),

adalah lebih cenderung positif dan proaktif pegawai dalam melakukan

27
pekerjaan, karena mereka memandang teknologi sebagai teman, bukan

sebagai musuh untuk meningkatkan kinerja.

5. Kompensasi

Kompensasi adalah sesuatu yang diterima oleh pegawai sebagai

balas jasa atas kinerja dan bermanfaat baginya. Jika pegawai mendapat

kompensasi yang setimpal dengan hasil kerjanya, maka pegawai dapat

bekerja dengan tenang dan tekun. Akan tetapi apabila pegawai merasa

kompensasi yang diterima jauh dari memadai, maka pegawai berpikir

mendua, yaitu berusaha mencari penghasilan tambahan di luar,

sehingga menyebabbkan pegawai sering mangkir.

6. Kejelasan Tujuan

Kejelasan tujuan merupakan salah satu faktor penentu dalam

pencapaian kinerja. Oleh karena pegawai yang tidak mengatahui

dengan jelas tujuan pekerjaan yang hendak dicapai, maka tujuan yang

tercapai tidak efisien dan atau kurang efektif.

28
Widodo (Pasolong, 2007:189), mengatakan bahwa seorang

pemimpin birokrasi harus menetukan apa yang menjadi tujuan dari

organisasi pemerintah dan menentukan pula kriteria kinerjanya.

7. Keamanan

George Strauss dan Leonard Sayles (Pasolong, 2007:189), adalah

sebuah kebutuhan manusia yang fundamental, karena pada umumnya

orang menyatakan lebih penting keamanan pekerjaan daripada gaji

atau kenaikan pangkat. Oleh sebab itu, tidak cukup bagi seseorang

dengan hanya terpenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik mereka dari hari

ke hari, tetapi mereka ingin memastikan bahwa kebutuhan mereka

akan terus terpenuhi dimasa yang akan datang. Seseorang yang merasa

aman dalam melakukan pekerjaan berpengaruh terhadap kinerjanya.

29
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Desa Mahang Sungai Hanyar

Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah

Pemerintahan Desa merupakan lembaga perpanjangan pemerintahan

pusat yang memilik peran yang strategis dalam pengaturan masyarakat dan

keberhasilan pembangunan nasional, untuk menyelenggarakan

pemerintahan, pembangunan, pembinaan masyarakat, ketenteraman,

ketertiban, perikonomian dan kesejahteraan sosial.

Alasan memilih lokasi tersebut didasarkan karena penulis menemukan

adanya masalah dengan kinerja aparatur Pemerintah Desa Mahang Sungai

Hanyar Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

B. Tipe Penelitian

30
Untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh sesuai dengan

tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penulis menggunakan tipe

penelitian metode deskriptif yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk

melukiskan secara sistematis dan cermat serta faktual terhadap

permasalahan aktual pada masa kini.

Winarno Surachmad (Yahya, 2003:26), menjelaskan bahwa penelitian

deskriptif ditujukan untuk:

a. Mengumpulkan informasi aktual secara terperinci untuk melukiskan

gejala yang ada.

b. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi serta praktek

yang berlaku sekarang ini untuk menggambrakannya secara gambling

dan sistematis.

c. Membuat perbandingan secara sistematis antara dua keadaan.

d. Menentukan apa yang dilakukan oleh orang atau lembaga menghadapi

suatu masalah dan kemudian merupakan keputusan untuk menghadapi

masalah yang sama ditempat lain.

C. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif, suatu

pendekatan yang dilakukan terhadap masalah penelitian dengan

menggunakan ukuran-ukuran atau dengan cara memberikan uraian atau

gambaran tentang fenomena yang ditemukan dilapangan sehubungan

31
dengan kinerja Aparatur Pemerintah Desa Mahang Sungai Hanyar

Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Instrumen Penelitian

Menurut Arikonto (2006 : 160) “ Instrumen adalah alat pada penelitian

menggunakan suatu metode”

Instrument penelitian untuk vareabel motivasi kepemimpinan meliputi:

dorongan, keterampilan, dan lingkungan. Sedangkan instrumen untuk

kinerja dan disiplin meliputi: loyalitas, sikap, motivasi, kedisiplinan untuk

lebih jelasnya tentang instrumen penelitian dapat dilihat pada tabel berikut

ini :

TABEL 1

VAREABEL INSTRUMEN DAN INDIKATOR PENELITIAN

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut sugiono (2009 : 80) pengertian Populasi adalah “ wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas

tertentu dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya”.

Popolasi adalah himpunan lengkap dari satuan-satuan atau individu-

indivudu yang karekteristiknya ingin kita ketahui.

adapun populasi yang menjadi dalam penelitian ini adalah Aparatur

Pemerintah Desa Halangan Kecamatan Pugaan Kabupaten Tabalong yang

32
berjumlah 17 orang. Informan dalam penelitian ini adalah seluruh Aparatur

Pemerintah Desa Mahang Sungai Hanyar Kecamatan Pandawan

Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

2. Sampel

Menurut sugiono (2009 : 81) yang dimakdud dengan sampel Sampel

adalah “sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki populasi

tersebut”. Yakni sampel dalam penelitian ini adalah seluruh Aparatur

Pemerintah Desa Mahang Sungai Hanyar Kecamatan Pandawan

Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Teknik yang digunakan dalam

menetapkan responden tempat penelitian adalah Purposive Sampling yaitu

teknik ini memberikan kebebasan kepada peneliti untuk melakukan unit-

unit yang diambilnya sebagai sampel, tetapi tetap berpegang kepada

asumsi tetentu mengenai karaktersistik unit sampel yang representatif

untuk menjawab kepentingan tujuan penelitian.

Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah :

1. Kepala Desa : 1 orang

2. Sekretaris Desa : 1 orang

3. Kasi Pemerintahan : 1 orang

4. Kasi Pembangunan : 1 orang

33
5. Kasi Kesra : 1 orang

6. Kaur Umum : 1 orang

7. Kaur Keuangan : 1 orang

8. BPD : 5 orang

9. Ketua Rukun Tangga : 5 orang

Jumlah : 17 orang

E. Data dan Teknik Pengumpulan Data

1. Data

Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian

dan kesatuan nyata. Kejadian adalah sesuatu yang terjadi pada saat

tertentu. Kesatuan nyata adalah berupa suatu objek nyata seperti

tempat, benda dan orang yang betul-betul ada dan terjadi.

Adapun data dalam penelitian ini:

a. Data Primer atau Data Pokok

Data primer atau data pokok adalah data yang didapat langsung dari

responden penelitian.

b. Data Sekunder atau Data Pelengkap

Data sekunder atau data pelengkap adalah data yang didapat dari

istansi terkait atau dianggap sebagai data pendukung dari data primer

agar data primer itu lebih jelas yang datanya diambil dari gambaran

atau dokumen umum lokasi penelitian.

34
2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu:

a. Observasi (Pengamatan)

Observasi adalah satu bentuk kegiatan pengumpulan data yang

mengandalkan kemampuan indera manusia. Yaitu peneliti dengan cara

pengumpulan data berdasarkan pengamatan secara langsung terhadap

objek yang diteliti atau permasalahannya.

b. Interview (Wawancara)

Yaitu mengadakan tanya jawab secara langsung kepada responden

sesuai sesuai sampel yang sudah ditetapkan yaitu Aparatur Pemerintah

Desa Mahang Sungai Hanyar Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu

Sungai Tengah dengan lisan antara dua orang atau lebih guna

memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini.

c. Studi Kepustakaan

Yang dilakukan dengan mencari data atau bahan yang dilakukan

dengan membaca, mempelajari buku-buku bacaan, majalah, dan lain-

lain, yang erat kaitanya dengan permaslahan yang akan diteliti.

F. Teknik Pengolahan Data

35
Pengolahan data merupakan tindak lanjut dari kegiatan pengumpulan

data termasuk didalamnya proses menganalisis data. Proses pengolahan

data dan analisi data ini dimaksudkan untuk menggambarkan

permasalahan sesuai dengan sasaran dan tujuan penelitian serta akan

diperoleh yang sejelas-jelasnya sebagai laporan penelitian sekaligus untuk

menentukan kesimpulan-kesimpulan yang relevan dengan masalah

penelitian.

Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis

data kualitatif yang bertujuan untuk memberikan gambaran atau

penjelasan selengkap-lengkapnya tentang fenomena maupun data yanag

diperoleh dilapangan, kemudian disusun dan diolah secara sistematis dan

dihubungkan dengan teori yang ada. Setelah seluruh data berhasil

terkumpul kemudian disajikan dalam bentuk kualitatif yang berpedoman

pada tipe penelitian deskriptif.

G. Teknik Penarikan Kesimpulan

Dari hasil data uraian-uraian yang telah dijelaskan diatas, maka

penarikan kesimpulan dilakukan secara induktif maksudnya mengambil

kesimpulan umum berdasarkan fakta-fakta khusus yang ditemukan

dilapangan.

Data yang telah dikumpulkan dan disajikan yang berupa uraian-uraian

yng memberikan gambaran pokok yang diteliti di lapangan,kemudian di

lanjutkan dengan analisis data dimana data yang disajikan diberi

penafsiran-penafsiran dan bahasa seperlunya, khususnya data-data yang

36
ditemukan dilapangan sehingga data yang sudah disajikan agar

memudahkan dalam penarikan kesimpulan umum berdasarkan fakta-fakta

khusus yang ditemukan di lapangan.

37

Anda mungkin juga menyukai