Anda di halaman 1dari 40

PEMODELAN CAUSAL LOOP DIAGRAM

KELAYAKAN EKOWISATA KABUPATEN


NIAS UTARA

TESIS

Oleh
LILY ADRIANI NAZARA
147021016/MT

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

Universitas Sumatera Utara


PEMODELAN CAUSAL LOOP DIAGRAM
KELAYAKAN EKOWISATA KABUPATEN
NIAS UTARA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam
Program Studi Magister Matematika pada
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara

Oleh
LILY ADRIANI NAZARA
147021016/MT

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

Universitas Sumatera Utara


Judul Tesis : PEMODELAN CAUSAL LOOP DIAGRAM
KELAYAKAN EKOWISATA KABUPATEN
NIAS UTARA
Nama Mahasiswa : Lily Adriani Nazara
Nomor Pokok : 147021016
Program Studi : Magister Matematika

Menyetujui,
Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Herman Mawengkang) (Dr. Syahri Efendi, M.IT)


Ketua Anggota

Dekan

(Dr. Kerista Sebayang, MS)

Tanggal lulus : 18 Mei 2016

Universitas Sumatera Utara


Telah diuji pada
Tanggal : 18 Mei 2016

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Herman Mawengkang

Anggota : 1. Dr. Syahril Efendi, M.IT


2. Prof. Dr. Tulus, M.Si
3. Dr. Esther Nababan, M.Sc

Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN

PEMODELAN CAUSAL LOOP DIAGRAM KELAYAKAN


EKOWISATA KABUPATEN NIAS UTARA

TESIS

Saya mengakui bahwa tesis ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing dituliskan sumbernya

Medan, 18 Mei 2016


Penulis,

Lily Adriani Nazara

i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK

Ekowisata merupakan pembatasan jumlah wisatawan sesuai daya dukung kawasan.


Dimana Kabupaten Nisa Utara memiliki potensi pengembangan yang besar kare-
na didukung oleh letak yang strategis dari aspek ekonomi, pertahanan dan kea-
manan serta adanya ekosistem yang khas tropis dengan produktivitas hayati ting-
gi. Pemodelan causual loop diagram digunakan sebagai dasar untuk membangun
sebuah model simulasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan dan menguji
kebijakan manajemen alternatif sehingga studi kelayakan ekowisata di Nias Utara
dapat dilihat dari berbagai aspek.

Kata kunci: :Causual loop diagram, Kabupaten Nias Utara, Ekowisata

ii
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT

Ecotourism is a restriction on the number of tourists appropriate carrying capacity


of the region. Where Nias Northern district has great development potensial be-
cause it is supported by the strategic location of the economic, defense and security
as well as the typical tropical ecosystem with high biological productivity. Modeling
casual loop digrams are used as a basis to develop and test alternative manage-
ment policies so that the feasibility study of ecotourism in northern homeland can
be seen from various aspects.

Keywords: Causual Loop Diagram, Nias Northern district, Ecotourism,

iii
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Setinggi puji dan sedalam syukur penulis serahkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Kuasa yang telah memberikan berkat dan rahmadNya sehingga penulis da-
pat menyelesaikan tesis yang berjudul PEMODELAN CAUSAL LOOP DI-
AGRAM KELAYAKAN EKOWISATA KABUPATEN NIAS UTARA.
Tesis inimerupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program
Studi Magister Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(FMIPA) Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :

Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum, selaku Pejabat Rektor Universitas
Sumatera Utara.

Dr. Kerista Sebayang, MS selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu


Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sumatera Utara

Prof. Dr. Herman Mawengkang selaku Ketua Program Studi Magister


Matematika FMIPA USU dan selaku Pembimbing I yang telah banyak mem-
berikan bantuan dalam penulisan tesis ini.

Prof. Dr. Saib Suwilo, M.Sc selaku Sekretaris Program Studi Magister
Matematika FMIPA USU.

Dr. Syahril Efendi, MIT selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan
bimbingan dan arahan serta motivasi kepada penulis dalam penulisan tesis ini.

Prof. Dr. Tulus, M.Sc selaku Penguji Pertama yang telah banyak memberikan
bimbingan dan arahan serta motivasi kepada penulis dalam penulisan tesis ini
sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.

Dr. Ester Nababan, M.Sc selaku Penguji Kedua yang telah banyak mem-
berikan bimbingan dan arahan serta motivasi kepada penulis dalam penulisan
tesis ini sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.

iv
Universitas Sumatera Utara
Kak Misiani, S.Si selaku Staf Administrasi Program Studi Magister Matematika
FMIPA USU yang telah banyak memberikan pelayanan yang baik kepada penulis
selama mengikuti perkuliahan.

Seluruh Staf Pengajar pada Program Studi Magister Matematika FMIPA USU
yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan selama masa perkuliahan.

Seluruh rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Magister Matematika FMIPA


USU tahun 2014 ganjil yang telah memberikan bantuan moril dan dorongan kepa-
da penulis dalam penulisan tesis ini.

Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya dan penghar-


gaan setinggi-tingginya kepada suami tercinta (Eliyusuf Zega, S.Pd) yang selalu
mencurahkan kasih sayang dan dukungan penuh kepada penulis, terlebih yang
dengan setia mendampingi dan membantu penulis selama mengikuti perkulia-
han hingga sampai penulisan tesis ini. Tak lupa pula kepada anakku tersayang
(Adriel Zega, Zen Elvina Zega dan Grabiella Calista Zega) yang telah memberikan
semangat selama penulisan tesis ini. Terima kasih kepada sahabat-sahabatku ser-
ta rekan-rekan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Semoga Tuhan
yang Maha Esa memberikan balasan atas jasa-jasa mereka yang telah diberikan
kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan kritik saran untuk penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis
ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak - pihak lain yang memerlukannya.
Terima kasih.

Medan, 18 Mei 2016


Penulis,

Lily Adriani Nazara

v
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP

Lily Adriani Nazara lahir di Damuli, pada tanggal 05 Maret 1984. Ayah
bernama Ls. Peltu Beji Sokhi Nazara dan Ibu bernama Rospita Marpaung, S.Pd.
Anak kedua dari tiga bersaudara. Pada tahun 1990 penulis masuk SEKOLAH
DASAR NEGERI 115528 Rantauprapat dan lulus dari Sekolah Dasar tahun 1996.
Kemudian tahun 1996 Penulis melanjutkan studi di SMP NEGERI 4 Rantaupra-
pat dan lulus pada tahun 1999. Kemudian pada tahun 1999 Penulis melanjutkan
studi di SMU NEGERI 2 Rantauprapat dan lulus pada tahun 2002. Kemudian
pada tahun 2002 Penulis melanjutkan studi di UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
(UNIMED) program Studi Pendidikan Matematika, jurusan Matematika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun
2011 Penulis diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil dengan jabatan sebagai Guru
di instansi SMA NEGERI 1 LOTU KABUPATEN NIAS UTARA dan pada tahun
2011 tepatnya tanggal 25 juni 2011 Penulis menikah dengan ELIYUSUF ZEGA
, S.Pd dan telah dikarunia anak yang bernama ADRIEL ZEGA, + ZEN ELVIA
ZEGA, GABRIELLA CALISTA ZEGA. Kemudian pada tahun 2014 Penulis di-
terima di program Studi pascasarjana jurusan Matematika Fakultas Matemati-
ka dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (USU).
Pada tanggal 18 mei 2016 penulis menyelesaikan studi dari Program Studi Pas-
casarjana jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (USU).

vi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN i

ABSTRAK ii

ABSTRACT iii

KATA PENGANTAR iv

RIWAYAT HIDUP vi

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah 5

1.3 Tujuan Penelitian 5

1.4 Manfaat Penelitian 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1 Pengertian Ekowisata 6

2.2 Teori Studi Kelayakan 9

2.2.1 Manfaat studi kelayakan 10

2.3 Causal Loop Diagram 12

BAB 3 PERSOALAN CAUSUAL LOOP DIAGRAM 15

3.1 Sistem Dinamis Model : Causal Loop Diagram 16

vii
Universitas Sumatera Utara
3.1.1 Notasi dari Casual Loop Diagram 17

BAB 4 PEMBAHASAN 20

4.1 Mengembangkan Model Causual Loop Diagram pada Ekowisata


di Kabupaten Nias Utara 20

4.1.1 Diagram ekonomi dan sumber daya alam 20

4.1.2 Diagram sosio-demografi dan sumber daya alam 21

4.1.3 Diagram sosial demografi dan ekonomi 21

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 23

5.1 Kesimpulan 23

5.2 Saran 23

DAFTAR PUSTAKA 24

viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

3.1 Link polaritas: definisi 18

ix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1.1 Peta Kabupaten Nias Utara 2

3.1 Notasi causal loop diagram 16

3.2 Contoh notasi causal loop diagram 16

3.3 Notasi causal loop diagram 17

3.4 Contoh a causal loop diagram 18

4.1 Hubungan antara ekonomi dan sumber daya alam 20

4.2 Hubugan anatar Sosio-demografi dan sumber daya alam 21

4.3 Hubugan anatar sosio-demografi dan dan ekonomi 22

x
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK

Ekowisata merupakan pembatasan jumlah wisatawan sesuai daya dukung kawasan.


Dimana Kabupaten Nisa Utara memiliki potensi pengembangan yang besar kare-
na didukung oleh letak yang strategis dari aspek ekonomi, pertahanan dan kea-
manan serta adanya ekosistem yang khas tropis dengan produktivitas hayati ting-
gi. Pemodelan causual loop diagram digunakan sebagai dasar untuk membangun
sebuah model simulasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan dan menguji
kebijakan manajemen alternatif sehingga studi kelayakan ekowisata di Nias Utara
dapat dilihat dari berbagai aspek.

Kata kunci: :Causual loop diagram, Kabupaten Nias Utara, Ekowisata

ii
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT

Ecotourism is a restriction on the number of tourists appropriate carrying capacity


of the region. Where Nias Northern district has great development potensial be-
cause it is supported by the strategic location of the economic, defense and security
as well as the typical tropical ecosystem with high biological productivity. Modeling
casual loop digrams are used as a basis to develop and test alternative manage-
ment policies so that the feasibility study of ecotourism in northern homeland can
be seen from various aspects.

Keywords: Causual Loop Diagram, Nias Northern district, Ecotourism,

iii
Universitas Sumatera Utara
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut The International Ecotourism Society (TIES) pada tahun 1990, Eko-
wisata berarti ”perjalanan bertanggung jawab ke daerah-daerah yang masih ala-
mi yang dapat mengkonservasi lingkungan dan memelihara kesejahteraan mas-
yarakat setempat”. Oleh karena itu, prinsip-prinsip ekowisata masuk ke dalam
prinsip-prinsip berkelanjutan. Ekowisata merupakan pembatasan jumlah wisa-
tawan sesuai dengan daya dukung kawasan. Daya dukung (carrying capacity)
adalah ukuran batas maksimal penggunaan suatu area berdasarkan kepekaan atau
toleransinya yang dipengaruhi oleh berbagai faktor alami seperti terhadap keterse-
diaan makanan, ruang untuk tempat hidup, tempat berlindung dan ketersediaan
air (Maldonado dan Montagnini, 2004).

Hal ini dilakukan karena dalam konsep ekowisata pengembangannya tidak


bersifat mass tourism (wisata masal), sehingga dengan demikian pengembangan
wisata bahari di wilayah pesisir perlu penentuan daya dukung agar aktivitas wisa-
ta bahari yang dilakukan dapat berlangsung secara berkelanjutan (sustainable)
dan kondisi sumber daya tetap lestari/tidak rusak (collaps). Menurut (Tisdell,
2003) dalam tulisannya prospek tinggi sebagai ekowisata adalah salah satu seg-
men yang paling cepat berkembang di industri pariwisata global.

Indonesia merupakan negara maritim dan juga kepulauan yang terdiri dari
17.508 pulau dengan panjang garis pantai 81.000 km, memiliki potensi sumber
daya pesisir dan lautan yang sangat besar (Bengen, 2001). Luas laut Indonesia
sekitar 5,8 juta km2 terdiri dari laut teritorial 0,3 juta km2 , laut nusantara sekitar
2,8 juta km2 dan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia sekitar 2,7 juta km2.

Kepulauan Nias Utara memiliki potensi pengembangan yang besar karena


didukung oleh letaknya yang strategis dari aspek ekonomi, pertahanan dan kea-
manan serta adanya ekosistem khas tropis dengan produktivitas hayati tinggi.
Dalam perkembangannya eksistensi pulau-pulau kecil di Indonesia belum menda-

1
Universitas Sumatera Utara
2

pat perhatian serius sehingga dalam pengelolaannya belum optimal. Oleh kare-
na itu, berawal dari terbitnya Peraturan Presiden No. 78 tahun 2005 tentang
Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar hingga lahirnya UU No. 27 tahun 2007
tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil menunjukan betapa
pentingnya wilayah pesisir dan keberadaan pulau-pulau kecil yang perlu dijaga ke-
lestariannya dan dimanfaatkan untuk kemakmuran seluruh masyarakat baik bagi
generasi sekarang maupun bagi generasi yang akan datang, sehingga dibutuhkan
aturan khusus dalam pengelolaannya.

Salah satu daerah yang memiliki potensi Wisata bahari yang dapat dikem-
bangkan adalah Kabupaten Nias Utara merupakan bagian dari Kepulauan Nias,
Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Nias Utara adalah hasil pemekaran dari
kabupaten Nias berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Republik Indonesia No. 45
Tahun 2008 tentang pembentuk daerah otonomi dan sejak tahun 2008 Kabupaten
Nias Utara menjadi satu Kabupaten Otonom, berpisah dari Kabupaten Nias dan
menjadi satu Kabupaten baru di Provinsi Sumatera Utara.

Gambar 1.1 Peta Kabupaten Nias Utara

Salah satu upaya pemanfaatan sumber daya lokal yang optimal adalah de-
ngan mengembangkan pariwisata dengan konsep pemodelan Ekowisata. Dalam
konteks ini wisata yang dilakukan memiliki bagian yang tidak terpisahkan dengan

Universitas Sumatera Utara


3

upaya-upaya konservasi, pemberdayaan ekonomi lokal dan mendorong respek yang


lebih tinggi terhadap perbedaan kultur atau budaya. Hal inilah yang mendasari
perbedaan antara konsep ekowisata dengan model wisata konvensional yang telah
ada sebelumnya.

Pergeseran konsep kepariwisataan dunia kemodel ekowisata, disebabkan kare-


na kejenuhan wisatawan untuk mengunjungi obyek wisata buatan. Oleh karena
itu peluang ini selayaknya dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk menarik
wisatawan asing mengunjungi objek berbasis alam dan budaya penduduk lokal.
Dalam perkembangan kepariwisataan secara umum, muncul pula istilah wisata
berkelanjutan (sustainable tourism). Wisata berkelanjutan dipandang sebagai
suatu langkah untuk mengelola semua sumber daya yang secara sosial dan ekono-
mi dapat dipenuhi dengan memelihara integritas budaya, proses-proses ekologi
yang mendasar, keragaman hayati, dan unsur-unsur pendukung kehidupan lain-
nya. Berdasarkan pemahaman diatas, maka pariwisata dipandang sebagai salah
satu alternatif untuk meningkatkan pendapatan daerah. Apalagi pengoptimalan
potensi ini di dasari bahwa pariwisata merupakan sektor yang lebih menekankan
pada penyediaan jasa dengan mengoptimalkan potensi kawasan wisata.

Pengembangan ekowista bahari yang hanya terfokus pada pengembangan


wilayah pantai dan lautan sudah mulai tergeser, karena banyak hal lain yang
bisa dikembangkan dari wisata bahari selain pantai dan laut. Salah satunya
adalah konsep ekowisata bahari yang berbasis pada pemadangan dan keunikan
alam, karakteristik ekosistem, kekhasan seni budaya dan karakteristik masyara-
kat sebagai kekuatan dasar yang dimiliki oleh masing-masing daerah. Selanjutnya
kegiatan ekowisata lain yang juga dapat dikembangkan, antara lain: berperahu,
berenang, snorkling, menyelam, memancing, kegiatan olahraga pantai dan piknik
menikmati atmosfer laut.

Orientasi pemanfaatan pesisir dan lautan serta berbagai elemen pendukung


lingkungannya merupakan suatu bentuk perencanaan dan pengelolaan kawasan
secara merupakan suatu kesatuan yang terintegrasi dan saling mendukung seba-
gai suatu kawasan wisata bahari. Suatu kawasan wisata yang baik dan berhasil
bila secara optimal didasarkan pada empat aspek yaitu: a) Mempertahankan ke-
lestarian lingkungannya; b) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan

Universitas Sumatera Utara


4

tersebut; c) Menjamin kepuasan pengunjung dan d) Meningkatkan keterpaduan


dan kesatuan pembangunan masyarakat di sekitar kawasan dan zona pengem-
bangannya.

Di Kabupaten Nias Utara secara keseluruhan memiliki obyek wisata yang


dapat dinikmati oleh para wisatawan, baik mancanegara maupun wisatawan lokal
antara lain sebagai mana telah ditetapkan oleh surat keputusan Bupati Nias Utara
Nomor 556/219/K/Tahun 2013 tanggal 13 September 2013 Tentang Penetapan
Lokasi Objek Wisata dan Rekreasi di Kabupaten Nias Utara antara lain: di Ke-
camatan Lahewa, pantai indah Tureloto Dea Balefadorotuho, pantai Lafau indah
desa siheneasi, dan lai lain. Di Kecamatan Lotu puncak gunung Hili Maziaya
desa Maziaya, Kecamatan Afulu pantai Pasir Putih Desa Lauru Fodoro, pantai
Selancar Turedawolo desa Afulu, pantai Laosilaosi desa Sidaoro Asi, Pasir Merah
desa Ombolata Afulu, dan lain lain.

Di Kecamatan Tuhemberua pantai Fofola Inda desa Banua Gea, pantai


Marisa desa Botolakha, pantai Botogawu desa Laaya, pantai Tanayao desa Banua
Gea, di Kecamatan Sawo pasir berbisik/Gawu Sifakiki desa Sifahando, Asi Walo
desa Teluk Bengkuang, Teluk Siabang, pantai Sinali desa Sisarahili, Kecamatan
Mamohalu Esiwa Togi Wiro desa Sisarahili, Kecamatan Sawo pantai Sawo, Keca-
matan Sitolu Ori air terjun Helewuti desa Umbu Balodano, pantai Simali indah
Sawu desa Hilimbosi, Kecamatan Alasa Talumuzoi air asin diatas gunung Ladu
desa Hilimbowo Kare, rumah adat Nias Utara Banua Sibohou Tolu, Kecamatan
Lahewa Timur pantai Turezouliho desa Muzoi, Kecamatan Tugala Oyo rumah
Adat dan Tari Perang desa Humene Sihene Asi.

Pemerintah daerah Kabupaten Nias Utara dihadapkan dengan beberapa


masalah sekaligus, yang pertama adalah kenyataan bahwa pembiayaan untuk
menjalankan pemerintahan agar dapat melaksanakan fungsi dengan baik, semen-
tara daerah membutuhkan dukungan promosi yang maksimal dari pemerintah
provinsi maupun pemerintah pusat guna pembangunan infrastruktur penunjang
untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara maupun lokal.

Universitas Sumatera Utara


5

1.2 Perumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan yaitu,
Bagaimana konsep pemodelan pengelolaan ekowisata dapat dikombinasikan untuk
pembangunan ekonomi dan pelestarian lokal dengan model Casual Loop Diagram.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini, diharpakan dapat: (a) Menganalisis ekowisata dengan model Ca-
sual Loop Diagram , (b) Memberikan rekomendasi bagi penyusunan strategi al-
ternatif yang dapat diimplementasikan oleh kabupaten Nias Utara dalam mening-
katkan kunjungan ekowisata.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk tahap pembangunan kedepan


di kabupaen Nias Utara tentang kelayakan ekowisata.

Universitas Sumatera Utara


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dibahas tinjauan pustaka yang akan digunakan untuk penelitian
ini yang selanjunya akan diperlukan pada bab 3. Tinjauan pustaka yang dibahas
adalah mengenai pemodelan kelayakan ekowisata di kabupaten Nias Utara.

2.1 Pengertian Ekowisata

Kata wisata (tourism) pertama kali muncul dalam Oxford English Dictionary
tahun 1811, yang mendeskripsikan atau menerangkan tentang perjalanan untuk
mengisi waktu luang, Namun, konsepnya mungkin dapat dilacak balik dari budaya
nenek moyang Yunani dan Romawi yang sering melakukan perjalanan menuju
negeri-negeri tertentu untuk mencari tempat-tempat di Eropa atau Mediterania
(Hakim, 2004)

Isilah ekowisata pertama kali muncul diakhir tahun 1970-an sebagai wisata
alam yang beroperasi secara berkelanjutan. Ekowisata adalah perjalanan wisata
menuju daerah alamiah yang relatif belum tergangu atau terkontaminasi. Tujuan
utamanya yakni mempelajari, mengagumi dan menikmati pemandangan alam
(lanskap) dan kekayaan hayati yang dikandungnya seperti hewan dan tumbuhan,
serta budaya lokal yang ada disekitar kawasan (Honey, 2003).

Menurut definisi yang disajikan oleh The International Ecotourism Socie-


ty (TIES) pada tahun 1990, ekowisata berarti ”perjalanan bertanggung jawab
ke daerah-daerah yang masih alami yang dapat mengkonservasi lingkungan dan
memelihara kesejahteraan masyarakat setempat”. Oleh karena itu, prinsip-prinsip
ekowisata masuk ke dalam prinsip-prinsip berkelanjutan. Ekowisata merupakan
pembatasan jumlah wisatawan sesuai dengan daya dukung kawasan. Daya dukung
(carrying capacity) adalah ukuran batas maksimal penggunaan suatu area berda-
sarkan kepekaan atau toleransinya yang dipengaruhi oleh berbagai faktor ala-
mi seperti terhadap ketersediaan makanan, ruang untuk tempat hidup, tempat
berlindung dan ketersediaan air (Maldonado dan Montagnini, 2004).

6
Universitas Sumatera Utara
7

Ekowisata secara luas diakui sebagai sarana untuk memperoleh manfaat


ekonomi dari sumber daya alam. Dari sudut pandang ekonomi, total nilai ekonomi
sumber daya alam dapat terdiri dari nilai-nilai langsung digunakan (baik ekstrak-
tif atau non ekstraktif), nilai penggunaan langsung (jasa ekosistem), nilai-nilai
pilihan (kesediaan membayar untuk konservasi) dan nilai-nilai non-penggunaan
(nilai keberadaan). Ekowisata berada di bawah kategori non-ekstraktif, langsung
nilai guna. Di antara berbagai jenis pariwisata, ekowisata sering dipandang seba-
gai bagian dari wisata alam.

Secara konseptual, ekowisata terdiri dari beberapa fitur kunci, yang mem-
buatnya berbeda dari bentuk-bentuk lain, yakni dari: (a) Meminimalkan dampak
pada alam dan budaya, (b) Membangun kesadaran dan rasa hormat lingkungan
dan budaya, (c) Memberikan pengalaman positif untuk kedua pengunjung dan
host, (d) Memberikan manfaat keuangan langsung untuk konservasi, (d) Mem-
berikan keuntungan finansial dan pemberdayaan bagi masyarakat lokal.

Ekowisata dikarakterisasikan dengan adanya beberapa hal berikut dalam


(Hakim, 2004) adalah (a) Adanya manajemen lokal dalam pengelolaan (b) Adanya
produk perjalanan dan wisata yang berkualitas (c) Adanya penghargaan terhadap
budaya (d) Pentingnya pelatihan-pelatihan (e) Bergantung dan berhubungan de-
ngan sumber daya alam dan budaya (f) Adanya integrasi pembangunan dan kon-
servasi

Dalam Honey (1999) memberikan kriteria-kriteria sebuah aktivitas ekono-


mi. Dalam aktivitasnya, ekowisata harus menjawab dan menunjukkan parameter
berikut: (1) Perjalanan ke kawasan alamiah; (2) Dampak yang ditimbulkan ter-
hadap lingkungan rendah; (3) Membangun kepudulian terhadap lingkungan; (4)
Memberikan dampak keuntungan ekonomi secara langsung bagi konservasi; (5)
Memberi dampak keuangan dan pemberdayaan masyarakat lokal; (6) Adanya
penghargaan terhadap budaya setempat; (7) Mendukung hak asasi manusia dan
gerakan demokrasi.

Tujuan Ekowisata Indonesia adalah untuk : (1) Mewujudkan penyeleng-


garaan wisata yang bertanggung jawab, yang mendukung upaya-upaya pelestarian
lingkungan alam, peninggalan sejarah dan budaya; (2) Meningkatkan partisipasi

Universitas Sumatera Utara


8

masyararakat dan memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat


dan (3) Menjadi model bagi pengembangan pariwisata lainnya, melalui penera-
pan kaidah-kaidah ekowisata.

Berdasarkan Peramdagri No. 33 tahun 2009, Prinsip pengembangan ekow-


isata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 meliputi:

1. Kesesuaian antara jenis dan karakteristik ekowisata;

2. Konservasi, yaitu melindungi, mengawetkan, dan memanfaatkan secara lestari


sumberdaya alam yang digunakan untuk ekowisata;

3. Ekonomis, yaitu memberikan manfaat untuk masyarakat setempat dan men-


jadi penggerak pembangunan ekonomi di wilayahnya serta memastikan usa-
ha ekowisata dapat berkelanjutan;

4. Edukasi, yaitu mengandung unsur pendidikan untuk mengubah persepsi


seseorang agar memiliki kepedulian, tanggung jawab, dan komitmen ter-
hadap pelestarian lingkungan dan budaya;

5. Memberikan kepuasan dan pengalaman kepada pengunjung;

6. Partisipasi masyarakat, yaitu peran serta masyarakat dalam kegiatan peren-


canaan, pemanfaatan, dan pengendalian ekowisata dengan menghormati
nilai-nilai sosial-budaya dan keagamaan masyarakat di sekitar kawasan; dan

7. Menampung kearifan lokal.

Menurut Satria (2009), Walaupun banyak nilai-nilai positif yang ditawarkan


dalam konsep ekowisata, namun model ini masih menyisakan kritik dan persoalan
terhadap pelaksanaanya. Beberapa kritikan terhadap konsep ekowisata antara
lain:

1. Dampak negatif dari pariwisata terhadap kerusakan lingkungan. Meski kon-


sep ecotourism mengedepankan isu konservasi didalamnya, namun tidak da-
pat dipungkiri bahwa pelanggaran terhadap hal tersebut masih saja dite-
mui di lapangan. Hal ini selain disebabkan karena rendahnya pengetahuan

Universitas Sumatera Utara


9

dan kesadaran masyarakat sekitar dan turis tentang konsep ekowisata, juga
disebabkan karena lemahnya manajemen dan peran pemerintah dalam men-
dorong upaya konservasi dan tindakan yang tegas dalam mengatur masalah
kerusakan lingkungan.

2. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam Ekowisata. Dalam pengembangan


wilayah Ekowisata seringkali melupakan partisipasi masyarakat sebagai stake-
holder penting dalam pengembangan wilayah atau kawasan wisata. Masya-
rakat sekitar seringkali hanya sebagai obyek atau penonton, tanpa mampu
terlibat secara aktif dalam setiap proses-proses ekonomi didalamnya.

3. Pengelolaan yang salah. Persepsi dan pengelolaan yang salah dari kon-
sep ekowisata seringkali terjadi dibeberapa wilayah di Indonesia. Hal ini
selain disebabkan karena pemahaman yang rendah dari konsep Ekowisata
juga disebabkan karena lemahnya peran dan pengawasan pemerintah untuk
mengembangkan wilayah wisata secara baik.

2.2 Teori Studi Kelayakan

Saat ini hampir setiap sektor usaha yang akan didirikan, dikembangkan dan diper-
luas ataupun dilikuidasi selalu didahuluhi dengan satu kegiatan yang disebut stu-
di kelayakan. Bahkan di beberapa departemen/instansi pemerintah, pengusulan
proyek harus disertai studi kelayakan. Apalagi di sektor industri dan perdagangan
yang lebih bersifat komersial dan padat modal. Kekeliruan dan kesalahan dalam
menilai investasi akan menyebabkan kerugian dan risiko yang besar. Penilaian
investasi termasuk dalam studi kelayakan yang bertujuan untuk menghidari ter-
jadinya ketelanjuran investasi yang tidak menguntungkan karena usaha yang tidak
layak/frasible.

Metode penyusunan studi kelayakan tidak ada yang baku, namum pada
umumnya terdiri atas beberapa aspek, yaitu:

1. Aspek pasar dan pemasaran

2. Aspek teknis produksi dan teknologis

Universitas Sumatera Utara


10

3. Aspek manajemen,

4. Aspek legal dan perizinan, dan

5. Aspek keuangan

Tingkat kerumitan, kedalaman, dan kompleksitas studi kelayakan bergantung pa-


da objek kajian studi itu sendiri.

Dalam pelaksanaanya, bentuk studi kelayakan disesuaikan dengan tujuan


dan kepentingan: untuk apa studi kelayakan ini dibuat. Dalam beberapa hal,
bentuk dan sistematika penyusunan studi kelayakan sudah ditentukan oleh pihak
yang membutuhkan dan berkepentingan dengan hasil studi kelayakan tersebut.

Studi kelayakan mempunyai arti penting bagi perkembangan dunia usaha.


beberapa proyek yang gagal di tengah jalan, bisnis yang berhenti beroperasi, dan
kredit yang macet didunia perbankan, serta kegagalan investasi lainnya meru-
pakan bagian dari tidak diterapkannya studi kelayakan secara konsisten. Se-
cara teoritis, jika tiap investasi didahului studi kelayakan benar, risiko kegagalan
dan kerugian dapat dikendalikan dan diminimalkan sekecil mungkin. Studi ke-
layakan yang dilakukan secara benar akan menghasilkan laporan yang komprehen-
sif tentang kelayakan proyek/bisnis yang akan didirikan/dikembangkan didanai
dan kemungkinan-kemungkinan risiko yang akan dihadapi terjadi.

Studi kelayakan didesain untuk menyediakan gambaran ringkas tentang per-


soalan pokok yang berhubungan dengan gagasan bisnis. Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi apakah suatu gagasan bisnis layak atau tidak masuk dalam mar-
ketplace. Dengan kata lain, studi kelayakan menentukan bagaimana menuangkan
gagasan bisnis ke dalam statement

2.2.1 Manfaat studi kelayakan

Manfaat studi kelayakan dapat dibedakan karena pihak yang berkepentingan atas
studi kelayakan itu sendiri, yaitu:

Universitas Sumatera Utara


11

Pihak pertama

1. Memberikan pengetahuan tentang cara berpikir yang sistematis dalam meng-


hadapi suatu masalah dan mencari solusi.

2. Menerapkan berbagai disiplin ilmu yang telah dipelajari sebelumnya dan


menjadikannya sebagai alat bantu dalam perhitungan/pengukuran, penilai-
an, dan pengambilan keputusan.

3. Mengerjakan studi kelayakan berati mempelajari suatu objek bisnis secara


komprehensif sehingga penyususunan akan mendapatkan pembelajaran dan
pengalaman yang sangat berharga.

Pihak Kedua

Hasil laporan studi kelayakan dibutuhkan oleh banyak pihak. Pihak-pihak


yang berkepentingan terhadap hasil studi kelayakan, antara lain:

1. Calon investor; pihak yang paling berkepentingan atas hasil studi ke-
layakan karena mereka mempertaruhkan modal dalam proyek yang menjadi
objek studi kelayakan. Studi kelayakan tidak dapat dikerjakan asal-asalan
atau menggunakan data fiktif karena akan menghasilkan penilaian yang bisa,
tidak objektif, dan tidak faktual.

2. Mitra penyerta modal; calon inverstor biasanya membutuhkan mitra


penyerta modal baik perseorangan maupun perusahan. Hasil studi ke-
layakan ini akan membantu calon investor dalam meyakinkan mitranya.

3. Perbankan; pada dasarnya perbankan selalu mencari proyek-proyek bisnis


yang menjanjikan dan prospektif. Untuk membiayai usaha/ bisnis ataupun
menyalurkan kreditnya, dokumen yang menjadi pegangan dan sumber infor-
masi bagi pihak perbankan adalah laporan studi kelayakan. Jika lapporan
hasil studi kelayakan merekomendasikan bahwa proyek yang akan dikerjakan
itu feasible, tentunya dalam proses persetujuan perkreditan rekomendasi itu
akan menjadi penilaian tersendiri bagi perbankan.

Universitas Sumatera Utara


12

4. Pemerintah; pihak ini yang paling bertanggung jawa atas proyek yang
dikerjakan di daerah yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Penilaian
pemerintah terhadap studi kelayakan biasanya terkonsentrasi pada aspek
legalitas dan perizinan. Pemerintah berkepentingan dalam memberikan izin
prinsip ataupun izin operasional proyek.

5. Manajemen perusahan; studi kelayakan yang dilakukan untuk mengem-


bangkan sebuah unit bisnis baru pada perusahan yang sudah berdiri akan
berhubungan dengan pihak manajemen perusahan, terutama kalangan di-
reksi.

6. Masyarakat; kondisi sosial kemasyarakat di Indonesia makin transparan


dan responsif terhadap setiap perubahan dan pembangun di daerahnya.
Mereka menuntut keterbukaan pemerintah dan swasta dalam pengelolaan
sumber daya alam dan bentuk investasi di daerahnya.

2.3 Causal Loop Diagram

Menurut Wikipedia, Causal Loop Diagram (CLD) adalah diagram sebab aki-
bat yang membantu dalam memvisualisasikan bagaimana variabel-variabel yang
berbeda dalam suatu sistem yang saling terkait. Diagram terdiri dari satu set node
dan tepi. Node mewakili variabel dan ujung-ujungnya link yang mewakili koneksi
atau hubungan antara dua variabel. Sebuah link bertanda positif menunjukkan
hubungan yang positif dan link ditandai negatif menunjukkan hubungan negatif.
Sebuah hubungan sebab akibat positif berarti dua node mengubah ke arah yang
sama, yaitu jika node di mana link dimulai menurun, node lainnya juga menurun.
Demikian pula, jika node di mana link dimulai meningkat, node meningkat lain
juga. Sebuah hubungan sebab akibat negatif berarti dua node berubah dalam
arah yang berlawanan, yaitu jika node di mana link dimulai meningkat, menurun
simpul lainnya dan sebaliknya.

Siklus tertutup dalam diagram adalah fitur yang sangat penting dari CLD.
Sebuah siklus tertutup baik didefinisikan sebagai loop memperkuat atau menye-
imbangkan. Sebuah loop memperkuat merupakan siklus di mana efek dari variasi
dalam variabel apapun menyebar melalui loop dan kembali ke variabel memperku-

Universitas Sumatera Utara


13

at deviasi awal yaitu jika kenaikan variabel dalam satu lingkaran memperkuat efek
melalui siklus akan kembali meningkat ke yang sama variabel dan sebaliknya. Se-
buah loop menyeimbangkan adalah siklus di mana efek dari variasi dalam variabel
apapun menyebar melalui loop dan kembali ke variabel berlawanan deviasi ke awal
satu yaitu jika kenaikan variabel dalam satu lingkaran balancing efek melalui sik-
lus akan kembali penurunan untuk variabel yang sama dan sebaliknya (Wikipedia
(2016).

Pendekatan memalui model CLD mempunyai beberapa keuntungan antara


lain:

1. Mendorong untuk dapat melihat permasalahan secara menyeluruh, baik dari


segi cakupan dan waktu sehingga dapat mencegah pemikiran yang sempit.

2. Gambaran rantai hubungan sebabakibat membuat lebih eksplisit dan dasar


pemikiran akan lebih baik;

3. Memungkinkan efektifitas komunikasi dapat berjalan dan perwujudan kerja


sama tim akan lebih baik;

4. Membantu mengeksplorasi alternatif kebijakan dan keputusan sehingga kon-


sekwensinya dapat diantisipasi lebih awal;

5. Memungkinkan keberadaan posisi yang baik untuk mengambil keputusan.

Dalam penyusunan CLD perlu diperhatikan beberapa faktor antara lain :

1. Mengetahui batasan masalah atau ruang lingkup;

2. Dimulai dari komponen yang menarik;

3. Mempertanyakan tentang pengaruh dari suatu komponen dan hal apa saja
yang mempengaruhinya;

4. Menentukan komponen yang terlibat;

5. Penggunaan kata benda terhadap komponen yang dibahas;

Universitas Sumatera Utara


14

6. Pembuatan diagram harus realistis, mudah dipahami agar perubahan dia-


gram jika diperlukan dapat dilakukan secara baik.

Universitas Sumatera Utara


BAB 3

PERSOALAN CAUSUAL LOOP DIAGRAM

Sistem Dinamis (System Dynamics) memiliki asal-usul dalam karya For-


rester (1961) dan, baru-baru ini, telah menikmati sesuatu dari kebangkitan se-
bagian besar karena Peter Senge (1990) ini sangat kerja berpengaruh pada or-
ganisasi pembelajaran (the learning organization), dan untuk pengembangan dan
pelepasan mudah digunakan, kuat, modeling software berbasis SD dan alat si-
mulasi seperti (i-Think, Vensim dan Powersim). SD sangat terkenal dibanyak
penelitian bidang-bidang seperti pariwisata, contoh terbaru dari mana SD telah
digunakan untuk efek yang baik di bidang pariwisata termasuk yang Pariwisata
Futures Simulator dari Walker (1999), rantai pemodelan nilai hotel karya Geor-
gantzas (2003), model pariwisata multiplier dari Loutif, dan arsitektur informasi
pemodelan karya McGrath.

Nijssens Information Analysis Methodology (NIAM) adalah skema konsep-


tual fakta berorientasi model. Konsep utama dalam NIAM termasuk entitas jenis,
jenis label (atau jenis nilai), jenis fakta dan referensi jenis (atau tipe jembatan).
Mirip dengan yang lain model data semantik, sebuah entitas dalam NIAM adalah
objek yang menarik perhatian. Entitas yang memiliki sifat yang sama jenis bentuk
badan. Namun, tidak ada konsep atribut. Sebaliknya, ada jenis label yang jenis
label atau nilai-nilai yang terkait dengan setiap entitas mengetik. Gambar 3.1
menunjukkan suatu entitas jenis SUPPLIER dan jenis label yang terkait SNUM-
BER dan SNAME. Perbedaan antara objek (entitas) dan nilai (label) sangat jelas
(Pronpol et al., 2010).

15
Universitas Sumatera Utara
16

Gambar 3.1 Notasi causal loop diagram

Gambar 3.2 Contoh notasi causal loop diagram

3.1 Sistem Dinamis Model : Causal Loop Diagram

Dinamika sistem dikembangkan selama pertengahan 1950 oleh Profesor Jay For-
rester dari MIT. Setelah bahwa, selama 1950-an dan awal 1960-an, Forrester dan
mahasiswa pascasarjana nya tim telah mengubah format dinamika sistem dari
tangan-simulasi untuk komputer-modeling. Versi pertama model sistem dinami-
ka dirilis oleh Richard Bennett yang disebut SIMPLE (Simulasi Masalah Manaje-
men Industri dengan Banyak Persamaan). Kemudian, Phyllis Fox dan Alexander
Pugh telah muncul versi asli DYNAMO (model dinamis) yang diperpanjang dari
SIMPLE. Kemudian, dinamika sistem mulai menjadi standar alat dalam industri.

Sistem dynamics adalah metodologi dan teknik pemodelan matematika un-


tuk konseptual pola masalah yang kompleks dan masalah. Saat ini, sistem dynam-
ics yang digunakan untuk analisis kebijakan dan desain diberbagai tempat. Sistem
dynamics adalah aspek atau metode teori sistem untuk menggambarkan peri-
laku dinamis dari sistem yang kompleks. Dasar metode sistem dynamics adalah
pengakuan yang struktur dari setiap sistem dengan banyak kalangan. Sebuah
lingkaran telah dibuat dengan banyak variabel memiliki hubungan, dan kadang-
kadang hubungan waktu-tertunda dapat ditemukan dalam sistem yang baik.

Simbol dinamika sistem meliputi umpan balik, akumulasi arus dan penun-
daan waktu. Representasi menginisiasi dari domain, masalah dalam metodologi
sistem dinamika diawali dengan menggambar causal loop diagram.

Universitas Sumatera Utara


17

3.1.1 Notasi dari Casual Loop Diagram

Gambar 3.3 Notasi causal loop diagram

Notasi diagram lingkaran kausal diperlihatkan gambar 3.3:

Variabel : variabel A adalah sebuah objek yang sistem adalah berminat.

Kausal Link : Sebuah hubungan sebab akibat adalah aliran yang merupakan
hubungan antara dua variabel. Untuk misalnya, dalam gambar 3.3, variabel
tourist memiliki kausal a link dengan variabel pengembangan destinasi.

Link Polaritas : Sebuah polaritas link adalah nilai dari hubungan sebab akibat
antara dua variabel.

Loop Jenis : Jenis loop diagram lingkaran kausal telah dua jenis yaitu mem-
perkuat lingkaran (positif loop) dan menyeimbangkan lingkaran (lingkaran
negatif).

1. Reinforcing Loop (R loop) atau lingkaran positif adalah lingkaran mewak-


ili semua nilai-nilai dari variabel polaritas di cara yang sama.

2. Balacing Loop (B loop) atau lingkaran negatif adalah lingkaran mewak-


ili semua nilai-nilai dari variabel polaritas di Sebaliknya cara.

Universitas Sumatera Utara


18

Tabel 3.1 Link polaritas: definisi


Link Polaritas Penjelasan Matematika
x y+ y Jika kenaikan X (penu-
runan), maka Y meningkat δY
>0
(mengurangi) demikian δX
dalam hal pengumpulan
Z t
Y = (X + . . . )ds + Yt0
t0

x y− y Jika X meningkat (menu-


run), maka Y menurun (me- δY
<0
ningkat) δX
dalam hal pengumpulan
Z t
Y = (−X + . . . )ds + Yt0
t0

Contoh memperkuat lingkaran dan menyeimbangkan loop ditunjukkan pada Gam-


bar 3.1.

Delay: delay atau waktu-tertunda seperti dicatat, itu adalah Kondisi yang
dapat terjadi dalam sistem dan dapat mempengaruhi variabel. Dua contoh delay
(B2 dan B3 loop) ditunjukkan pada tabel 3.1.

Gambar 3.4 Contoh a causal loop diagram

Universitas Sumatera Utara


19

Dari Gambar 3.4, terlihat:

Reinforcing Loop (R loop): Turis memiliki arah yang sama dengan tujuan
Pengembangan. Ini berarti bahwa jika nilai Turis meningkat atau menurun, maka
nilai yang sesuai pengembangan destinasi juga meningkatkan atau menurun.

Pengembangan tujuan memiliki arah yang sama sebagai wisatawan. Ini ber-
arti bahwa jika nilai Destination Meningkat pembangunan atau menurun, maka
nilai yang sesuai dari Wisatawan juga meningkatkan atau menurun. Dapat menga-
takan bahwa jika tujuan adalah Oleh karena itu dikembangkan jumlah wisatawan
meningkatkan. Di sisi lain, jika tujuan tidak dikembangkan, jumlah wisatawan
menurun juga.

Balancing Loop (B loop): Tourist memiliki arah melawan Baik Lingkungan


Hidup. Ini berarti bahwa jika jumlah wisatawan meningkatkan penurunan ling-
kungan begitu baik. Lingkungan yang baik juga mengikuti yang sama arah se-
bagai wisatawan. Ini berarti bahwa jika tujuan memiliki lingkungan yang baik
maka jumlah wisatawan meningkat. Jika lingkungan tujuan ini hancur maka jum-
lah wisatawan menurun.

Universitas Sumatera Utara


BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Mengembangkan Model Causual Loop Diagram pada Ekowisata


di Kabupaten Nias Utara

4.1.1 Diagram ekonomi dan sumber daya alam

Pertumbuhan jumlah wisatawan biasanya membutuhkan perluasan infrastruktur


(jalan, saluran air, listrik, air bersih, sekolah, rumah sakit, pengolahan limbah,
dan pembuangan limbah padat) serta pariwisata fasilitas (hotel, restoran, fasilitas
rekreasi, sistem transportasi), yang mengarah ke peningkatan transformasi tanah
untuk pembangunan, dan bersaing untuk Sumber Daya Alam, khususnya air dan
tanah. Ini juga tercermin dalam kabupaten Nias Utara di mana air dan tanah
sumber daya yang paling faktor pembatas. Gambar 4.1 menunjukkan bahwa kebu-
tuhan lahan mempengaruhi daerah dalam konservasi, dan kemudian berdampak
pada daya pikat untuk melalui sikap ramah-tamah daerah. Di sisi lain, pem-
bangunan infrastruktur dan fasilitas pariwisata membawa gambar impresive dari
wilayah yang menarik wisatawan. Air sumber utama pasokan untuk Kabupaten
Nias Utara, di mana kegiatan pariwisata sebagian besar adalah dari air di dalam
tanah, namun tingkat ketersediaannya tergantung pada jumlah wisatawan. Ini
interrelasi diilustrasikan pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Hubungan antara ekonomi dan sumber daya alam

20
Universitas Sumatera Utara
21

4.1.2 Diagram sosio-demografi dan sumber daya alam

Pengembangan ekowisata di Kabupaten Nias Utara menciptakan kesempatan ker-


ja melalui berbagai jasa pariwisata terkait seperti hotel, restoran, dan trans-
portasi, yang kemudian menarik turis datang. Akibatnya, populasi daerah me-
ningkat. Selama penduduk yang lain, memproduksi limbah dan polusi, sehingga
mempengaruhi pada air dalam tanah dan kesejahteraan daerah tersebut. Pe-
ningkatan permintaan makanan adalah faktor lain yang juga mempengaruhi ke-
sejahteraan daerah dikarena meningkatnya biaya hidup.

Gambar 4.2 Hubugan anatar Sosio-demografi dan sumber daya alam

Selain itu, kualitas pendidikan juga berpengaruh sementara siswa dalam


kaitan orang pendatang. Akibatnya, kesejahteraan penduduk di daerah tersebut
juga berpengaruh. Dapat di ilustrasikan antar-hubungan pada gambar 4.2.

4.1.3 Diagram sosial demografi dan ekonomi

Gambar 4.3 menyajikan bahwa peningkatan jumlah wisatawan akan menuntut


lebih lanjut tentang produk alami yang mendorong penduduk lokal untuk me-
manfaatkan hasil hutan secara ilegal, seperti berburu, perburuan. Selanjutnya,
daya tarik daerah ini terdegradasi. Di sisi lain, dapat juga menciptakan kesem-
patan kerja bagi penduduk local yang memiliki dampak positif pada kesejahter-
aan penduduk. Ini menarik pendatang. Keberadaan wisatawan dan pendatang

Universitas Sumatera Utara


22

mempengaruhi kejahatan sosial di daerah lokasi wisata, seperti obat-obatan dan


pelacur. Disisi negatif mempengaruhi kesejahteraan daerah tersebut. Dapat di-
ilustrasikan hubungan antara gambar 4.3.

Gambar 4.3 Hubugan anatar sosio-demografi dan dan ekonomi

Universitas Sumatera Utara


BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Studi ini telah ditangani pariwisata sebagai suatu sistem yang kompleks
dan dinamis. Sistem ini mencakup banyak komponen yang saling berinteraksi.
Pengembangan ekowisata secara berkelanjutan mengenai dan tunduk pada banyak
faktor yang berbeda. Hal ini terutama berlaku di kabupaten Nias Utara, kon-
teks dimana sistem mencakup tiga berinteraksi sub-sistem ekonomi, lingkungan
dan sosial-demografi, dan melibatkan berbagai stakeholders, yang masing-masing
memegang tujuan yang berbeda. Proses pengembangan model Causual Loop Dia-
gram atau modeling kualitatif akan membantu lembaga pemerintah, manajer dan
perencana untuk memahami hubungan yang kompleks. Model ini telah digunakan
untuk mengidentifikasi akar penyebab masalah yang kompleks dan daya pengaruh
kunci dari sistem pariwisata di kabupaten Nias Utara. Model ini digunakan seba-
gai dasar untuk membangun sebuah model simulasi yang dapat digunakan untuk
mengembangkan dan menguji kebijakan manajemen alternatif.

5.2 Saran

Peneliti mengharapkan tugas akhir ini dapat menjadi informasi dan referensi bagi
peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan bahasan model causual loop
diagram pada ekowisata. Kekurang dari penelitian ini hendakanya menjadi per-
timbangan dan bahan bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian yang sama
pada bidang pariwisata dan lainnya.

23
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA

Bengen, D,G. (2001). Sinopsis ekosistem dan sumber daya alam pesisir. Institut
Pertanian Bogor : Pusat kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan.
Boothroyd, P. (1991). Developing Commun.ty Planning Skills : Aplication of
Seven-Step Model. UBC Centre for Human Settlements. Vancouver
Fandeli, C. dan Mukhlison. (2000). Pengusahaan Ekowisata. UGM. Yogyakarta.
Forester. J.W. (1961). Industrial Dynamics. Cambridge, MA : MIT Press
Georgantzas, N.C.(2003). Tourism Dynamics : Cyprus’ Hotel Value Chain and
Profitability, System Dynamics Review, vol. 19, no. 3, pp. 175-212
Hakim, L.(2004). Ecotorism. Malang: Bayumedia
Honey, M (2003). Ecotourism and sustainable development: Who Owns Paradise?
(Second ed.). Washington, DC: Island Press. pp. 33.
Maldonado, E dan Montagnini, F. (2004). Carrying capacity of La Tigra National
Park, Honduras: can the park be self suistainable. Journal of Suistainable
Forestry, 19 (4):29-48.
Ramly, N. (2007). Pariwisata Berwawasan Lingkungan. Grafindo Khazanah Ilmu.
Jakarta.
Senge. P. M. (1990). The fifth discipline : the art and practice of the learning
organization. USA. Doubleday
Satria, D. (2009). Strategi Pengembangan Ekowisata Berbasis Ekonomi Lokal
Dalam Rangka Program Pengentasan Kemiskinan Di Wilayah Kabupaten
Malang. Journal of Indonesian Applied Economics Vol. 3 No. 1, 37-47
Suparjan dan Suyatno, H. (2003). Pengembangan Masyarakat. Aditya Me-
dia.Yogyakarta.
Tao, C., Eagles,P. F. J., dan Smith S. L. J. (2004). Implications of Alternative
Definitions of Ecotourists.Tourism Analysis, 9: 1-13.
Tisdell, C. (2003). Economic Aspects of Ecotourism: Wildlife-based Tourism and
Its Contribution to Nature. Sri Lankan Journal of Agricultural Economics,
5(1).
The International Ecotourism Society. (1991). Regional prepatory conference for
the world ecotourism summit. Belize.
Pornphol, P. dan Chittayasothorn. S. (2010). Applying Conceptual Schema to the
Design of Knowledge Management for Safety Activities in Computers and
Industrial Engineering (CIE), 40th Internastional Conference, Awaji City,
Japan
Walker. P. A., Greiner, R., McDonald, D., dan Lyne V. (1998). The Tourism
Futures Simulator: A Systems Thinking Approach, Environmental Modelling
and Software, vol. 14, pp. 59-67

24
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai