2018
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/4826
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
MAKNA TONGGO-TONGGO DI DALAM RITUAL UMAT PARMALIM
SKRIPSI
Oleh :
Widya Sandharo Bakkara
120905032
PENYATAAN ORIGINALITAS
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
Apabila dikemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya
nyatakan di sini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap meninggalkan
Penulis,
ii
Terima kasih penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
Tonggo Di dalam Ritual Umat Parmalim”.Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk
meraih gelar Sarjana Sosial di bidang Antropologi Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan
kedua orangtua penulis atas kasih sayang, dukungan, motivasi, pengorbanan serta
perjuangan yang telah dilakukan sampai akhir studi penulis. Selanjutnya, penulis
mengucapkan terima kasih kepada saudara penulis yang sangat penulis sayangi
yaitu Binsar Bakkara, Ardewifna Bakkara, Rivay Nicholson Bakkara, Dhev Fretes
Bakkara, Topan Bakkara, dan Arjuna Bakkara yang juga turut mendukung
MSP, sebagai dosen pembimbing yang telah membimbing penulis hingga proses
penulisan skrispsi ini selesai. Terima kasih kepada Ibu Dra.Tjut Syahriani sebagai
dosen penguji, Bapak Dr. Fikarwin Zuska selaku Ketua Departemen Antropologi
yang memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis. Terima kasih kepada
Ginting, Febriana Nainggolan, Lestari panjaitan, serta kerabat yang tidak dapat
iii
kepada penulis. Pada akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan kepada penulis yang tidak dapat penulis
iv
Sumatera Utara melalui ujian tertulis Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (SNMPTN).
kepanitiaan, yakni :
5. Melakukan penelitian Antropologi Visual dengan judul “Sampah dan Pemulung di TPS
7. Mengikuti penelitian Antropologi Visual di Desa Sei Nagalawan pada tahun 2014.
JKAI) 2015 dengan tema “Lingkungan Hidup dan Adat Sumatera Utara” sebagai sie
dokumentasi.
10. Mengikuti penelitian dan Praktik Kerja Lapangan I di Desa Lumban Suhi-suhi, Samosir
11. Mengikuti Magang/Praktik Kerja Lapangan II pada sebuah LSM yaitu Aliansi Sumut
Untuk menambah pengalaman, selama masa kuliah penulis juga pernah berpartisipasi
pada riset/survey di luar akademik, dengan mengikuti Survey Politik di Kota Medan oleh
IRC tahun 2013, survey Permasalahan Publik oleh MRC, Aceh Singkil 2016,Survey
vi
Korps Mahasiswa Pencinta Alam dan Studi Lingkungan Hidup Universitas Sumatera Utara
(KOMPAS-USU), penulis pernah menjabat sebagai sekretaris umum periode 2013, Sekretaris
Badan Pendidikan KOMPAS-USU periode 2014 serta Ketua Badan Pendidikan KOMPAS-
USU periode 2015. Selama menjadi anggota KOMPAS-USU, penulis juga aktif mengikuti
kegiatan-kegiatan, yaitu:
10. Kejuaraan Arung Jeram Tingkat Nasional, Sei Binge, Langkat 2015
11. Eksebisi Pekan Olahraga Nasional Arung Jeram, Sukabumi, Jawa Barat 2016
vii
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan
Parmalim”.Penulisan skripsi ini dilakukan guna memenuhi salah satu syarat untuk
Dalam penulisan skripsi ini juga ada beberapa tantangan yang harus dihadapi seperti
terbatasnya waktu yang dimiliki informan dengan berbagai faktor kesibukan serta dalam
proses penelitian memposisikan diri sebagai peneliti serta sebagai bagian yang diteliti.
Namun kendala tersebut tidaklah menjadi sebuah hambatan yang besar karena selama proses
pennelitian hingga tahap penulisan skripsi ini penulis dibantu oleh banyak pihak.
Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini,
baik tata cara penulisan maupun cara penyampaian informasi kepada para pembaca. Dengan
segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca.Semoga skripsi ini berguna bagi seluruh pembaca serta dapat memperkaya wawasan
Medan, Oktober2017
Penulis,
viii
ix
Medan
xi
xii
siklus hidupnya
Dakdanak : Anak-anak
Parmalim
ritual
Pangurason : persembahan yang terdiri dari jeruk purut, dan air yang suci
yang
sudah ditentukan
xiii
Tohonan : Jabatan
Tonggotonggo : doa-doa
xiv
PENDAHULUAN
Indonesia adalah sebuah negara yang terdiri dari beragam suku yang
tersebar dari Sabang sampai Merauke. Semua itu tercermin di dalam kehidupan
upacara adat, rumah adat, baju adat, alat musik, dan lain-lain. Suku yang ada
diantaranya adalah suku Batak, Gayo, Jawa, Dayak, Bajo, Asmat, Madura, Banjar,
dan lain-lain. Menurut teori nusantara, bahwa Suku yang ada di Indonesia tidak
berasal dari luar. Teori ini banyak didukung oleh para ahli seperti J.Crawfurd,
K.Himly, Sutan Takdir Alisjahbana, dan Gorys keraf. Menurut mereka, suku
Melayu sudah memiliki peradaban yang tinggi pada abad ke 19 SM. Taraf ini
hanya dapat dicapai setelah perkembangan budaya yang lama. Hal inilah yang
menunjukkan penduduk Indonesia tidak berasal dari luar Indonesia, tetapi berasal
dan berkembang di nusantara. Diperkirakan ada 300 sampai 500 suku bangsa
yang ada di Indonesia. Perbedaan jumlah ini dikarenakan adanya perbedaan para
ahli dalam mengelompokkan suku tersebut. Keberagaman suku bangsa ini juga
tradisional yang telah ada sebelum masuknya agama Islam, Kristen, Katolik,
Hindu dan Buddha masuk ke Indonesia. Sebagian besar masyarakat tidak lagi
1
Materiku86.blogspot.co.id/2016/07/asal-usul-nenek-moyang-bangsa-indonesia.html?m=1
satunya ialah karena jumlah penganut yang cukup sedikit. Beberapa agama asli
pemujaan terhadap kekuatan alam dan arwah leluhur yang dianut oleh masyarakat
tradisional Sunda, penganut ajaran ini dapat ditemukan di Provinsi Banten dan
Jawa Barat, Agama Djawa Sunda adalah kepercayaan sejumlah masyarakat yang
tersebar di Jawa Barat yang dikenal sebagai tradisi nenek moyang, Buhun dari
Jawa Barat, Kejawen sebagai sebuah kepercayaan atau mungkin boleh dikatakan
agama yang terutama dianut di pulau jawa oleh suku jawa dan suku bangsa
Kalimantan secara turun temurun, Tonaas Walian adalah kepercayaan dari daerah
Minahasa, Sulawesi Utara, Tolottang daari Sulawesi Selatan, Wetu Telu dari
Lombok, Naurus dari Maluku, Marapu dari daerah Sumba dan mungkin masih
Menurut Mitologi Batak, asal mula suku Batak bahkan awal manusia
pertama di bumi ini adalah berasal dari tanah Bataktepatnya dari Pusuk Buhit,
legenda yang diyakini sebagian masyarakat Batak, bahwa suku Batak berasal dari
Pusuk Buhit daerah Sianjur Mula Mula sebelah barat Pangururan di pinggiran
Danau Toba. Dari tempat inilah keturunannya menyebar, pada awalnya ke daerah
sekitarnya dan lambat laun ke seluruh penjuru tanah Batak. Beberapa penulis baik
2
https://pendidikanagamahindu.wordpress.com/agama-agama-asli-nusantara/
yang timbul ini mungkin disebabkan oleh belum adanya peninggalan sejarah yang
dapat dijadikan bukti untuk memastikan dari mana asal-usul suku Batak. Selain
itu, ada juga sebagian orang batak yang meyakini mitologi yang menceritakan
tentang asal-usul suku Batak. Suku Batak merupakan salah satu suku bangsa yang
termasuk dalam rumpun Melayu tua. Suku Batak terbagi kepada enam subsuku
yaitu Batak Toba, Angkola, Mandailing, Simalungun, Pakpak, dan Karo. Keenam
subsuku ini mengakui bahwa mereka adalah keturunan Si Raja Batak atau nenek
yaitu Parbaringin, Parmalim, Ugamo Bangso Batak, Golongan Siraja Batak yang
terdapat di Sumatera Utara dan hingga saat ini masih dapat ditemui di daerah
Toba Samosir serta berbagai kota hampir di seluruh Indonesia termasuk di kota
Medan. Parmalim juga sebagai salah satu agama asli nusantara yang mendapat
ajaran dan pesan dari para leluhur orang Batak. 4. Penulis memiliki rasa ingin tahu
yang cukup besar untuk meneliti tentang sejarah lahirnya Parmalim di nusantara
Medan yang disampaikan sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta.
berpusat di Huta Tinggi yang kini dipimpin oleh seorang ihutan Parmalim
3
Ibrahim Gultom,Agama Malim Di Tanah Batak (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm.31-37.
4
http://hariansib.co/view/Medan-Sekitarnya/88572/Hak-Konstitusi-Penganut-Agama-Leluhur-
Termasuk-Parmalim-Belum-Terpenuhi.html
Ide penelitian ini muncul karena adanya suatu kesadaran bahwa secara
hanya diakui 6 (enam) agama di tanah air, ada enam, yaitu Islam, Kristen, Hindu,
Buddha, Katolik, dan Konghucu. Adanya rasa ingin tahu mengapa kepercayaan
lokal seperti Parmalim masih mampu bertahan seperti agama besar lainnya.
Kesakralan suasana ritual yang ada pada Parmalim yang tetap melaksanakan ritual
Selain itu, penulis juga berpikir bahwa ini adalah sebuah bentuk
di kota Medan. Perjuangan tidak hanya dilakukan oleh para penganut Parmalim
tetapi juga oleh pihak-pihak di luar Parmalim seperti para peneliti, akademisi, dan
upaya lainnnya. Adanya kesadaran penulis bahwa tradisi budaya yang diwariskan
sebagai salah satu cara agar Parmalim tidak sekedar ada namun juga dikenal oleh
makna bagi para penganutnya, bukan sekedar untaian kata-kata yang dirangkai
salah satu aliran kepercayaan yang ada di Indonesia, khususnya Sumatera Utara,
Nabolon. Belum diakui sebagai agama, bagi umat Parmalim tidaklah mengurangi
manusia. Singkatnya, budaya itu ada dalam pikiran manusia dan bentuknya adalah
atas segala sesuatu yang harus diketahui atau dipercayai seseorang agar dapat
berperilaku sesuai dengan cara yang diterima oleh masyarakat. Budaya bukan
suatu fenomena material, tidak terdiri atas benda, manusia, perilaku, atau emosi.
Dia adalah pengorganisasian dari hal tersebut, atau bentuk hal-ihwal yang
dipunyai manusia dalam pikiran (mind), model yang mereka punya untuk
hidup dan teknologi, sistem ekonomi dan mata pencaharian hidup, sistem religi,
serta kesenian.Salah satu unsur dari tujuh unsur kebudayaan universal (cultural
dunia ini agama dapat dipastikan menjadi bagian dari kebudayaannya. Tidak
satupun kelompok komunitas manusia yang tidak memiliki agama sebagai salah
mengenai apa yang sekelompok manusia pahami, hayati, dan yakini baik secara
tersurat maupun tersirat sebagai suatu kenyataan yang paling benar beserta
benar itu tidak dapat dibuktikan secara empiris. Ia merupakan hasil pemikiran
perbuatan yang terikat pada aturan tertentu menurut adat atau agama (2001:1250).
Sementara upacara yang tidak dipahami alasan konkritnya dalam bahasa Inggris
disebut rites, yang berarti tindakan atau upacara keagamaan, seperti upacara
Ibadat (ritus) dan upacara religius adalah bagian dari tingkah laku religius
yang aktif dan dapat diamati, termasuk mantra, ucapan-ucapan formal tertentu,
tidak tergantung pada ciri hakiki dan tingkah laku dari benda-benda material itu
tetapi kepada suasana mental dan sikap emosional kelompok masyarakat penganut
kepercayaan itu. Terutama dalam konteks sosio kultural pada tempat dimana
dilaksanakannya ritus itu. Oleh karena itu, dari segi pendekatan sosio-
budaya dari kepercayaan itu adalah penting untuk langsung mengamati ritus atau
diharapkan seseorang akan mendapatkan tidak hanya data informasi yang lebih
(dalam Gultom 2010: viii), menjelaskan bahwa wujud budaya spiritual yang
sebagai berikut:
Esa
dengan alam
keyakinan dan dilaksanakan pada proses pemujaan atau pelaksanaan ritual. Disini
akan tampak bahwa umat Parmalim tidak selalu mengenai hubungan antara
Ada lima komponen yang biasanya menjadi satu kesatuan yang tidak dapat
alam gaib
Gultom: 2010).
malaikat, dan alam gaib seperti surga dan neraka. Tetapi yang lebih penting dari
semua itu adalah hubungan makhluk dan alam gaib itu dengan dunia kehidupan
mendatangkan celaka, dan sebagainya atau bisa juga diartikan dengan susunan
kata berunsur puisi (seperti rima, irama) yang dianggap mengandung kekuatan
gaib, biasanya diucapkan oleh dukun atau pawang untuk menandingi kekuatan
bukan buatan sendiri, tetapi adalah hasil dari wahyu yang diterima oleh manusia,
sebagai alat komunikasi khusus dengan Tuhan atau dewa-dewa yang merupakan
pernah mewinten (disucikan secara ritual). Selain itu, tidak boleh pula
lahir di tanah batak dan sampai saat ini masih bertahan yang dijelaskan Pedersen
dan Sidjabat (dalam Gultom, 2010: 3). Parmalim adalah komunitas religius
5
Inputbali.com
pencipta alam semesta yang disebut juga Tuhan Yang Maha Esa. Sebutan kepada
Dalam Bahasa Batak disebut Parugamo Malim. Jadi sebutan parmalim kepada
Kajian mengenai Parmalim ini juga sudah dilakukan oleh beberapa pihak,
baik para mahasiswa maupun dosen.Berikut ini adalah beberapa tulisan mengenai
Ritual Parmalim Sipaha Sada batak Toba. (Torang Naiborhu). The Parmalim
Hasapi Batak Toba, Kajian Fungsi Sosial Dalam Ritual Parmalim Sipaha Sada di
Huta Tinggi, Laguboti, (Junike Lumbantoruan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik,2016)
6
www.permalim.com
10
tongggo sebagai doa yang diucapkan dalam rutinitas ritual yang dilaksanakan
ialah :
1. Apa sajakah jenis tonggo-tonggo yang terdapat dalam ritual umat parmalim ?
Parmalim ?
yang ada di dalamnya di dalam bidang antropologi religi agar makna yang
dirasakan oleh para penganut Parmalim dapat diungkapkan oleh penulis melalui
penelitian ini. Selain itu manfaat yang dapat diperoleh ialah semakin tumbuhnya
rasa kepercayaan diri para penganut Parmalim serta agar masyarakat mengenal
yang muncul dan diberikan oleh sebagian masyarakat terhadap Parmalim akan
yang damai. Selain itu, tulisan ini juga nantinya diharapkan mencuri perhatian
pemerintah agar hak-hak para penganut kepercayaan lokal lebih diperhatikan lagi.
Hal ini juga akan membuat para penganut kepercayaan terhindar dari suatu
masyarakat.
11
adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data penelitiannya.
(Herdiansyah, 2010: 9). Metode penelitian kulitatif adalah metode penelitian yang
pengumpulan data dan teknik analisis data adalah metode wawancara mendalam,
metode bahan visual dan metode penelusuran bahan internet. Bungin (2007: 107).
12
yang telah belajar, melihat, mendengar, berbicara, berpikir, dan bertindak dengan
dapat dengan mudah memahami isi dari penelitiannya. Untuk memperoleh data di
diperoleh oleh penulis berupa data primer dan data sekunder yang diperoleh
1.5.1.Observasi
Observasi yang penulis lakukan adalah observasi partisipasi yang bertujuan agar
partisipasi ini, penulis melihat suasana yang ada di lokasi penelitian, mengikuti
mendokumentasikan apa yang penulis lihat, dengar, dan amati di lapangan baik
dalam bentuk foto, audio, maupun audio-visual yang akan membantu penulis
13
baik. Pendekatan pertama yang penulis lakukan ialah dengan cara berbincang-
bincang dengan para generasi muda (naposo) Parmalim yang berada di lokasi
penelitian lalu menyampaikan maksud dan tujuan yaitu untuk meneliti makna
topik penelitian yang terkait tonggo-tonggo akan lebih baik lagi jika ditanyakan
kepada orangtua karena sudah memiliki pengetahuan yang lebih dari yang mereka
miliki serta pengalaman yang lebih banyak dalam proses pelaksanaan ritual yang
ada. Pada tahap ini, penulis juga sudah menyusun daftar pertanyaan dan hal-hal
informan yang terdiri dari ulu punguan sebagai pemimpin punguan Medan, lalu
beberapa pengurus yang turut membantu ulu punguan dalam proses ritual yang
merupakan jemaat biasa yang tidak terlibat di dalam kepengurusan, informan yang
terakhir merupakan salah seorang kaum muda yang menjabat sebagai ketua Tunas
yang dilakukan oleh penulis melalui beberapa cara sederhana agar informan tidak
menceritakan pengalamannya.
14
mengenai hal yang ditanyakan penulis, maka penulis akan mencoba semaksimal
yang lebih dalam sesuai dengan topik penelitian yang akan dibahas. Penulis juga
keluarga si informan agar penelitian tidak hanya bermanfaat bagi penulis, namun
jika memungkinkan agar terciptanya kondisi dan hubungan yang baik antara
tonggo di dalam ritual umat Parmalim ini akan dituangkan ke dalam beberapa
bab. Pada Bab I akan menjelaskan apa yang menjadi latar belakang penulis
melakukan penelitian mengenai Parmalim ini, serta apa manfaat dan tujuan
dilakukannya penelitian ini. Pada bab ini juga akan dijelaskan teori apa yang
15
yang ada di dalam Parmalim serta apa dasar hukum, tujuan, serta aturan yang ada
di dalam setiap ritual, dan tonggo-tonggo yang ada dalam ritual Parmalim serta
bagaimana makna tonggo-tonggo itu bagi para penganutnya di dalam setiap ritual
dalam kehidupan para penganutnya, sebuah ulasan mengenai informan, dan yang
juga menjadi hal yang penting adalah bagaimana analisis penulis terhadap hasil
penelitian yang telah dilakukan. Pada bab akhir akan dituliskan kesimpulan yang
diperoleh serta saran yang diberikan oleh penulis setelah selesai melakukan
penelitian.
di sebuah komplek Parmalim yang terletak di jalan Air Bersih, Medan. Bagi
penulis, ini adalah sebuah pengalaman yang sangat berharga. Hal ini terlihat dari
tidak terlalu formal. Penulis turut serta dalam mempersiapkan kegiatan baik di
bidang keagamaan maupun tidak. Pada minggu pertama penelitian, penulis tidak
terlalu banyak berinteraksi mengenai topik penelitian kepada para generasi muda
atau naposo Parmalim, melainkan ikut berbaur dengan mereka seperti ngopi
pembahasan mengenai skripsi yang penulis teliti. Tahap selanjutnya yang penulis
16
terkandung di dalam sebuah ritual, apa tujuan dan mengapa umat Parmalim harus
penulis mengeksplor lebih dalam semua yang penulis lihat, dengar, bahkan alami
pengalaman penelitian karena bagi penulis, itu merupakan hal yang tidak biasa.
Pada saat ritual, ulu punguan merupakan pimpinan ritual yang penulis segani,
bahkan untuk berbicara kepada beliau sangatlah jarang. Melalui penelitian ini,
Sesekali beliau melirik penulis untuk memastikan bahwa penulis paham dengan
apa yang telah dijelaskannya. Sambil mengayuh mesin jahitnya, penulis bertanya
panjang dan lebar, tak hanya mengenai topik penelitian. Bagi penulis, beliau
berbicara dengan kaum muda. Gaya bicaranya santaidan tidak monoton. Selain
itu, penulis juga mendapat banyak pengetahuan dalam hal berbicara dengan
menggunakan bahasa batak dengan benar dan sopan. Pengalaman penelitian yang
17
yang ada di Kota Medan. Sebelum masuk ke dalam sejarah parmalim di Kota
karena beliau juga adalah Malim dan memunculkan namanya sebagai Raja
meneruskan dan mengajarkan ajaran hamalimon yang pada saat ini dikenal
Sisingamangaraja yang setia dalam perjuangan masa itu yang telah diberi jabatan
18
Bakkara telah dibumihanguskan oleh Belanda dan semua harta pusaka diambil
(disita). Kemudian Raja Mulia kembali memohon bahwa, “hamba adalah orang
miskin,saya tidak mungkin mampu membangun Bale pasogit mu”, “kelak akan
amanah ini, ujar beliau. Melihat sikap pemerintah Belanda dengan Zending
mendarah daging dalam Bangsa Batak, mereka selalu mengganggu kegiatan adat
Demikianlah pula acara Ugamo Malim pada waktu itu sering mendapat
gangguan dari Zending yang dibantu oleh Serdadu atau Opas Belanda. Raja Mulia
Malim ini, kemudian Belanda mengizinkan Raja Mulia mendirikan Bale Pasogit
di Hutatinggi melalui surat Controleur Van Toba nomor 1494/13 tanggal 25 Juni
1921.Bermula dari tahun inilah Ugamo Malim secara terbuka melaksanakan ritual
agama ini hingga sekarang dan terpusat di Hutatinggi di bawah pimpinan Raja
Ihutan Bolon Parmalim. Beliau adalah seorang Parbaringin dengan tingkat Raja
19
sebagai imam Batak bernama Raja Nasiakbagi. Karena beliau (Raja Nasiakbagi)
mengembangkan agama ini dalam kehidupan yang gentir yaitu dalam peperangan,
itu. Maka beliau menamakan dirinya Nasiakbagi (Nasiakbagi artinya hidup dalam
penderitaan).
ternyata masih hidup. Dia selalu bepergian bersama Raja Mulia. Walaupun oleh
Dairi Sidikalang pada tanggal 17 Juni 1907, namun masih terpancing atas berita
20
Jepang dalam kondisi yang uzur pun masih dipenjarakan di Balige yang dijemput
pada malam hari, atas tuduhan mengajarkan ajaran sesat. Hal itu terjadi karena
adanya upaya bagaimana supaya ajaran Ugamo Malim ini dihapus dari Bumi
Tanah Batak agar nama Raja Sisingamangaraja terhapus dari ingatan bangsa
empat orang putri. Putranya bernama Raja Ungkap Naipospos. Beliau mengikuti
Singapura, namun tidak diizinkan oleh ayahandanya mengingat bahwa dia adalah
diberi nama Parmalim School pada tahun 1939yang bertempat di lokasi Bale
aksara Batak dan budaya Batak. Sekolah ini mendapat dukungan penuh dari Raja
tahun 1949, kemudian sekolah ini ditutup karena anak-anak Parmalim telah bisa
21
Raja Mulia setelah dewasa menikah dengan putra warga Parmalim. Putri pertama
kawin dengan marga Butarbutar dari Toba Holbung, putra kedua kawin dengan
marga Manurung dari Pangaloan, putri ketiga kawin dengan marga Manurung dari
Silosung dan putri keempat (bungsu) kawin dengan marga Sirait dari daerah
Sihorbo. Raja Ungkap Naipospos kemudian menikah dengan boru Panjaitan dari
Sada tahun 1956 beliau wafat. Tepatnya pada hari senin, 16 April 1956, seluruh
Oleh Putra raja Sisingamangaraja yaitu Raja H.B Sinambela serta keluarga besar
Sisingamangaraja.
tersimpan dengan rapi.Beliau wafat pada tahun 1981 tepatnya pada hari senin,16
keimanan bagi Parmalim dengan memberi petunjuk (poda) secara tertulis dan
Hamalimon. Raja Ungkap dan istrinya boru Panjaitan memperoleh tiga orang
putra dan empat orang putri. Putra pertama bernama Raja Marnangkok Naipospos,
22
Monang Naipospos.
lima orang putra dan dua orang putri. Raja Timbang Naipospos beristri marga
Sinaga dan memperoleh dua orang putri. Raja Monang Naipospos beristri marga
Manurung dan memperoleh tiga orang putra dan dua orang putri. Putri Raja
Ungkap yang pertama kawin dengan marga butarbutar dari Toba Holbung, yang
kedua kawin dengan marga Siregar dari Siregar, yang ketiga kawin dengan marga
Sirait dari Saitnihuta, yang keempat kawin dengan marga Butarbutar dari Sigaol
Porsea.Raja Ungkap Naipospos wafat pada hari Senin tanggal 16 Februari 1981,
semua warga Parmalim sepakat memohon agar anak sulungnya Raja Marnangkok
Beliau lahir pada tanggal 18 Juni 1939. Raja Marnangkok Naipospos selaku
Ihutan Parmalim membukukan himpunan tulisan Raja Ungkap dan diberi Judul
“Pustaha Poda Hangoluan Dan Buku Pustaha Parguruan Ugamo Malim” dalam
yang dinamakan Bale Pangaminan berlantai tiga dengan swadaya Parmalim untuk
Malim, yang disebut Ihutan. Secara harafiah berarti yang diikuti atau yang
menjadi ikutan. Ihutan berkedudukan di Hutatinggi, Laguboti dan wilayah ini juga
23
napaet Sipaha Sada dan Sipaha Limakarena disinilah yang menjadi pusat
Ihutan
Ulu Punguan
Parhobas
(Suhi Ni Ampang Na Opat)
pemimpin ritual Parmalim. Ihutan adalah orang yang menjadi sumber utama
informasi segala hal terkait kepercayaan Ugamo Malim yang meliputi ajaran dan
konsep-konsep tentang Tuhan dan pandangan Malim tentang alam semesta dan
pusat juga merupakan menjadi sumber penggerak bagi seluruh umat dan menjaga
punguan memiliki satu orang ulu Punguan yang memiliki fungsi untuk memimpin
24
punguan ada kalanya juga menjadi pengganti tugas yang tidak bisa dilakukan
Parmalim maka akan digantikan oleh seorang ulu punguan, misalnya pada saat
ihutan sedang dalam keadaan sakit serta tidak memungkinkan untuk memimpin
jalannya ritual. Adapun proses pemilihan ulu Punguan dilakukan secara lisan dan
misalnya pada ritual Sipaha lima. Masa jabatan sebagai ulu punguan tidak
langsung ditentukan dengan sistem periode. Di samping itu, ada juga pengurus
atau suhi ni ampang na opat pada tingkat punguanmerupakan tim yang akan
Penjelasan lebih lanjut mengenai suhi ni ampang na opat akan lebih dijelaskan
Ulu Punguan:R.Simanjuntak
25
dan melaporkannya kepada pimpinan pusat. Ulu punguan tidak hanya diharapkan
Suhi ni ampang na opat merupakan satu tim yang menjadi pengatur atau
penguru sugasan torop. Tim initerdiri dari empat orang dengan posisi masing-
masing serta memiliki tugas masing-masing, antara lain pargonggom yaitu ketua
Parmalim yang dinilai menyimpang dari ajaraan Ugamo Malim serta partahi
cabang yang disebut punguan. Parmalim telah sampai ke Medan sejak tahun 1963
Sebelum berdirinya parsantian yang ada di jalan Air Bersih sekarang, para
26
Naipospos) yang telah wafat pada bulan September tahun 2016 lalu.
adanya niat hati seorang Natuatua yaitu Op.Patiar Sirait yang tergerak hatinya
oleh Ihutan Parmalim R.M Naipospos untuk dibangun menjadi tempat beribadah
para ruas Parmalim yang tinggal di Medan. Menurut pemaparan dari salah satu
pengurus Parmalim di kota Medan, pada tahun 1995 bahan-bahan bangunan untuk
mengalami kendala yang datang dari luar, yakni masyarakat yang belum bisa
menerima keberadaan rumah ibadah yang akan dibangun di daerah mereka. Pada
tahun 2005 dilaksanakanlah peletakan batu pertama namun hal yang sama masih
kembali.
Pada tahap ini sudah mulai ada perubahan namun belum sepenuhnya diterima oleh
pendekatan kepada masyarakat agar proses pembangunan rumah ibadah ini tidak
sudah sejak lama menantikan berdirinya bale parsantian. Mengapa tidak, selama
lima tahun terbengkalainya bangunan fisik yang juga terkendala karena adanya
penolakan dari warga sekitar. Namun kegigihan dan usaha yang dilakukan
27
Jalan Air Bersih Ujung, Lingkungan IV, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan
yang disajikan di bale parsantian kemudian dilanjutkan dengan doa dalam ritual
Bolon. Seluruh ruas Parmalim yang hadir manortor somba somba berharap agar
seluruh ruas yang ada di punguan Medan mendapat berkah yang luar biasa. A.
Sahat Sirait dan Ulu Punguan Medan menerima Boras sipirni tondi 7dari
parsantian Setelah ihutan menutup acara ritual dengan doa, acara umum
7
Sipirni tondi adalah ungkapan untuk memberikan berkat agar menguatkan jiwa seseorang
28
dan tokoh masyarakat dan LSM. Mereka juga turut memberikan kata sambutan
dan manortor bersama ruas Parmalim serta membaur dengan warga sekitar.
Lokasi penelitian ini memiliki jarak sekitar 15 km dari pusat kota Medan.
Akses menuju tempat ini tidaklah begitu sulit walaupun tidak dilalui oleh
angkutan kota, bisa memanfaatkan sarana angkutan umum lainnya seperti go-jek
dan Blue Bird. Untuk mencapai lokasi dengan melalui persimpangan antara jalan
Bahagia dan jalan Air Bersih Ujung, terdapat sebuah gereja yang kelihatannya
sudah cukup tua. Mulailah tampak jalan yang tidak beraspal hanya disemen dan
dua lapo tuak yang berjarak hanya sekitar 100 meter dari lokasi. Di sisi kiri jalan
terdapat aliran sungai Deli yang memisahkan antara jalan Air Bersih dengan
PARMALIM, tidak jauh dari gerbang ada juga sebuah plakat yang berisikan
begitu para umat Parmalim menyebutnya. Sebuah lokasi yang berada di jalan Air
Bersih ujung, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan. Istilah
ketenangan dan rasa damai ketika berada disana dan bagaimanapun keadaannya
haruslah dirawat dan dijaga.Tempat ini dibangun untuk tempat beribadah dan
dari luar kota. Di lokasi ini terdapat sebuah bale parsantian, sopo, bale
29
biksu, LSM, penghayat kepercayaan dari luar daerah, serta orang-orang yang
ingin mengetahui secara umum maupun ingin mengetahui lebih dalam tentang
Biasanya orang yang datang ke tempat ini diterima dengan sangat baik dan
akan diberitahu agar berpakaian sopan serta bertutur kata yang santun. Jika
pendatang akan diarahkan kepada orang yang dianggap pantas untuk memberikan
informasi dan dianggap memiliki suatu pengetahuan yang lebih misalnya kepada
Ketua Umum Tunas Naimbaru, Ulu Punguan maupun orang-orang tua yang
sudah banyak makan asam garam. Hal ini dilakukan untuk mencegah
mulut.
Bale Parsantian
pengunaan kaca untuk bagian pintu dan jendelanya, lantainya diberi porselin.
partonggoan. Pada bagian luar berbentuk rumah batak dengan gorga dan
beberapa singasinga. Bangunan ini dilapisi warna cat yang tidak terlalu mencolok
dengan cat warna putih,abu-abu dan krem tua pada bagian luar dsedangkan di
30
bangunan fisik tetapi juga sebagai sebuah tempat yang mampu membawa
kesejukan hati para umat, sebagai tempat berinteraksi terhadap roh-roh suci dalam
Bale Parhobasan
Bale parhobasan merupakan sebuah tempat yang terdiri dari beberapa ruangan
peralatan dapur yang disusun rapi. Tepat di sampingnya terdapat sebuah ruangan
tanpa pintu yang cukup luas, biasanya para Ama bersiap-siap disini sebelum
Sopo
Sopo ini juga merupakan tempat yang digunakan oleh para umat Parmalim
baik anak-anak, kawula muda maupun orang tua. Dua buah rumah yang ditinggali
oleh dua rumah tangga juga berada di dalam lokasi istana Parmalim berupa
bangunan permanen pula. Pohon mangga yang ditanam di depan rumah mereka
Selain itu, ada juga sebuah Aula bertingkat satu. Lantai bawah terdiri dari
beberapa kamar yang ditinggali oleh beberapa kaum muda yang sedang menuntut
ilmu di Medan, ada juga yang ditinggali oleh sebuah rumah tangga. Setiap orang
yang tinggal disini dipercaya untuk menjaga dan merawat tempat ini. Di lantai
atas sebuah ruangan yang juga cukup luas selain digunakan untuk tempat singgah
31
tertentu ruangan itu juga dipakai untuk melaksanakan sebuah kegiatan misalnya
ulang tahun Tunas Naimbaru. Pekarangan yang berada di sekitar bale parsantian
begitu rimbun ditanam di dekat bale parhobasan dengan tembok semen serta
kerimbunan bagi siapa saja yang berlindung di bawahnya. Daun pohon beringin
Di wilayah Medan dan sekitarnya, ada juga punguan lain yaitu punguan
Sei Semayang yang terletak di daerah Binjai, Punguan Wonosari, Lubuk Pakam.
Meskipun telah ada bale parsantian yang didirikan di wilayah tertentu, para
Ruas merupakan anggota ataupun penganut Parmalim, baik itu yang masih
anak-anak, remaja, orang dewasa, orangtua ataupun lansia. Pada tahun 2016,
jumlah kepala keluarga yang tercatat di punguan Medan berjumlah kurang lebih
100 kepala keluarga. yang tersebar di seputaran Kecamatan Medan Denai, Medan
dipengaruhi oleh perkawinan. Misalnya para penganut yang menikah dan memilih
32
Ada yang bekerja sebagai tenaga pengajar, pegawai bank, petani, pedagang,
wartawan, polisi, serta profesi lainnya. Ruas Parmalim ini terdiri dari mayoritas
Suku batak Toba, namun ada juga yang berasal dari Suku Batak Simalungun
maupun Suku Jawa. Hal ini terjadi karena adanya proses perkawinan campuran
antar etnik. Ruas Parmalim yang tercatat di punguan Medan ini pun ada yang
berasal dari agama di luar Parmalim, dengan proses perkawinan maka mereka
menikah dengan ketentuan dan aturan yang sudah ditetapkan di dalam ugamo
malim. Selain para ruas Parmalim yang terdaftar di punguan Medan, jumlah para
mahasiswa dan yang sudah bekerja juga turut menambah ramainya istana
33
Mulajadi Nabolon yang diyakini oleh para penganutnya sebagai sumber segala
yang ada. Menurut kepercayaan Parmalim, bahwa semua orang yang ada di
muka bumi ini yakin akan keberadaan debata dan para umat parmalim
akal dan pikiran manusia. Jika manusia memperhatikan segala sesuatu yang
diciptakan-Nya, tampaklah bahwa ada kuasa yang sangat besar yang telah
antara lain:
Tonggotonggo berasal dari bahasa Batak yang berarti doa-doa. Bagi umat
34
Parmalim yang pertama yaitu Raja Mulia Naipospos, tonggotonggo ini sudah
diajarkan di sekolah yang didirikan oleh beliau sendiri yaitu di Parmalim School
yang didirikan pada tahun 1938. Saat itu tonggotonggo disampaikan kepada 14
antara lain :Ompung Debata Mulajadi Nabolon, Tuhan Batara Guru, Tuhan
bumi beserta segala isinya. Tonggotonggo juga diucapkan kepada para utusan-
hasuhutan yaitu martutuaek, pasahat tondi, dan mardebata. Adapun ritual yang
35
sang pencipta dan nabi-nabinya. Pelean yang disampaikan dalam setiap ritual
disesuaikan dengan tujuan ritual tersebut. Namun ada pelean yang wajib di dalam
setiap ritual yaitu timpul ni daupa dan pangurason. Menurut pustaha parguruan,
dengan yang ada di banua ginjang. Parmalim meyakini bahwa melalui asap yang
berasal dari timpul ni daupa ini mampu membawa dan menghantarkan doa-doa
dan permintaan kepada sang pencipta dan pangurason yang dipercikkan oleh
ritual Parmalim. Tonggotonggo yang terdiri dari kata-kata suci ini disampaikan
kepada Debata Mulajadi Nabolon beserta seluruh nabi (sahala marsangap sahala
Nabolon dan para utusan-Nya yang diyakini sakral bagi Umat Parmalim ini
memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh “hangoluon ni tondi” atau
36
apa yang telah diperintahkan oleh Debata Mulajadi Nabolon kepada mereka.
dahulu. Hal ini dilakukan untuk meminta kekuatan dan kesanggupan memimpin
ritual serta agar mampu melakukan ajar hamalimon. Pada saat melakukan ritual
mararisabtu dan mangan napaet, pemimpin ritual akan meminta agar seluruh umat
diijinkan untuk mengikuti dan melaksaakan pesan dan ajaran Raja Nasiakbagi
Berikut ini makna dan fungsi tonggotonggo di dalam kehidupan umat Parmalim
bagi sang pencipta serta awal dari semua yang ada di muka bumi. Segala sesuatu
berasal dari Debata Mulajadi Nabolon dan tidak ada manusia yang mampu
menjelaskan dan memaparkan asal mula Debata. Debata Mulajadi Nabolon telah
menciptakan langit, bumi berserta segala isinya. Debata Mulajadi Nabolon juga
menciptakan manusia. Segala sesuatu akan terjadi atas rahasia dan kehendak-Nya
baik itu kehidupan bahkan kematian. Itulah sebabnya manusia diwajibkan untuk
memuji Debata, seperti yang tertulis di patik yang berbunyi “pujion Ompunta
Debata sian nasa roha” yang berarti bahwa manusia haruslah memuji dan
memuliakan sang pencipta dengan segenap hati dan jiwa. Seperti yang tertulis di
dalam patik ni Ugamo MalimDalam memuji pun haruslah selaras dengan hati,
37
maha segalanya.
Setelah Debata menciptakan langit dan segala isinya yaitu matahari, bulan,
dan bintang, lalu Ia menciptakan para pengisi banua ginjang yaitu sahala Ama di
sebelah kanan-Nya dan sahala Ina di sebelah kiri-Nya. Setelah semakin banyak,
Amadan sahala Inatadi, yang memiliki martabat dan bertugas untuk mendirikan
Harajaon Malim di banua ginjang. Adapun yang menjadi penjaga banua ginjang
tersebut yaitu
doa yang dipanjatkan oleh umat Parmalim yang maha segalanya. Kepadanya lah
manusia bersyukur atas rezeki yang telah diperoleh dari pekerjaan mereka,
meminta kesehatan serta keselamatan serta agar dijauhkan dari segala macam
perbuatan yang mengacu kepada tujuan Ugamo malim yaitu untuk mengakui dosa
dan menyesali segala perbuatan dosa, meminta berkat dan rahmat dari Debata
38
inilah salah satu sumber untuk mengimani Debata dan para nabi. Dalam menjalani
dalam lingkungan sosial yang lebih luas. Mereka meyakini bahwa sekecil apa pun
perbuatan dan langkah yang mereka lakukan tidak akan pernah luput dari Debata.
Hal inilah yang mengharuskan umat Parmalim berjalan pada poros kehidupan
Nabolon di banua ginjang yang bernama Harajaon Malim. Debata Natolu terdiri
tugas yang berbeda sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh Debata kepada
mereka.
ini di banua tonga dilihat pada raja huta, raja bius, maupun raja adat di dalam
kehidupan orang Batak. Sahala harajaon yang diterima ini haruslah dilaksanakan
39
diyakini oleh umat Parmalim. Dewa tersebut diyakini tinggal di luar angkasa dan
bahwa haporseoan ini terdiri dari kepercayaan terhadap diri sendiri, terhadap apa
yang dilihatnya, serta terhadap apa yang tidak dilihatnya. Haporseaon di dalam
Ugamo malim ini disebut dengan hamalimon yang berarti suci. Para penganut
Ugamo Malim juga berpegang pada sebuah aturan yang menjadi acuan dalam
ampang na opat)
40
berbicara dengan orang yang lebih tua, bahkan dengan orang yang lebih muda pun
haruslah denikagan sopan. Cara kita duduk pun sangat diperhatikan, misalnya di
dalam sebuah pertemuan keluarga, ketika tiba waktu makan, semua harus duduk
dengan tertib dan saling menghargai. Tidak hanya itu duduk yang dimaksud bisa
sebuah pekerjaan tetapi dengan merebut pekerjaan orang lain, sehingga orang lain
kebutuhan sehari-hari, manusia diharuskan untuk bekerja secara halal. Dalam hal
ini para penganut ugamo malimharus bekerja dengan jujur. Mereka tidak
Mulajadi Nabolon telah memberikan poda, tona, patik, dan uhum.Debata juga
penganut Ugamo Malim meyakini bahwa apa yang diperbuat oleh manusia akan
mendapat balasan sesuai dengan apa yang diperbuatnya, seperti yang tertulis di
dalam patik ni Ugamo Malim “ganup jolma manjalo upana do sogot hombar tu
na niulana”.
41
Ketiga dewa ini bekerja di dalaam sebuah sistem. Artinya, mereka tidak akan
bekerja sendiri melainkan bekerja sama di dalam sebuah tim. Di dalam kehidupan
yaitu memainkan alat musik tradisional batak. Alat musik ini selain digunakan
pada ritual tertentu, juga dipakai pada pertunjukan seni tertentu baik oleh umat
selanjutnya ialah manggorga yaitu seni ukir Batak. Seni ukir batak ini juga
mereka yaitu kesucian jiwa, raga, dan keimanan mereka. Maka, pada
menyebabkan mereka jauh dari kesucian tersebut termasuk yang najis maupun
haram. Jika tanpa sengaja mereka melanggar hal tersebut, maka akan dilakukanlah
dari Sorisohaliapan. Pengetahuan spiritual dan ilmu pengobatan yang berasal dari
3.4. Siborudeakparujar
lah yang mensucikan ruh Patuan Raja Malim melalui kata-kataNya yang suci, ruh
42
menjadi kemurnian dan sangat suci, dan kemurnian tersebut menjadi hamalimon.
Itulah sebabnya, pada saat hendak mandi dan meminta pangurason, kepada
mengobati penyakit, yang melindungi umat manusia serta yang menaungi saat
mara bahaya datang mengancam keberadaan umat manusia seperti bencana alam.
Raja Ihat manisia dan Siboru Ihat manisia, yang kemudian menjadi asal mula
3.5. Nagapadohaniaji
memiliki kekuasaan khusus seperti yang dimiliki oleh utusan Debata yang lainnya
terima dari Debata Mulajadi Nabolon yaitu poda, tona patik dan uhum dari
menggali tanah, proses ritual pada orang yang meninggal, menebang kayu,
43
nami di gota ni hau na angur dan seterusnya”. Hal ini mejelaskan bahwa setiap
pardaupaan, jeruk purut untuk dicampur dengan air pangurason. Bentuk rasa
terjaga. Hal ini dilaksanakan di dalam sistem pertanian. Pembukaan lahan akan
dimulai dengan meminta izin kepada Nagapadohaniaji, lalu ketika akan menebang
hewaan yang disembelih pada saat memotong ternak. Darah tersebut tidak
Junjunganhu
Debata Mulajadi nabolon, serta sampailah darah hewan ini sebagai jatah
44
lain-lain. Umat Parmalim meyakini bahwa hal tersebut ialah pertanda kemurkaan
muka bumi. Maka,umat Parmalim harus berdoa dan meminta izin atas setiap
aktivitas yang dilakukan di atas tanah, misalnya para petani yang akan menanam
atas air, baik itu sungai, laut, muara, maupun samudera. Umat Parmalim
dipanjatkan agar umat manusia maupun makhluk hidup yang ada di air tetap
mampu bertahan hidup. Permintaan dengan tulus dari dalam hati dilakukan pada
saat mengambil air pangurason, melewati sumber mata air agar air tersebut bisa
pemandian, dan masih banyak contoh yang dilakukan di dalam kehidupan sehari-
hari. Itulah mengapa Umat Parmalim harus menjaga kebersihan air serta menjaga
raja yang memiliki kesaktian yang diperolehnya dari Debata Mulajadi Nabolon.
45
lah yang menerima kuda persembahan. Kepadanyalah diminta agar hasil panen
yang diperoleh oleh umat Parmalim semakin meningkat, serta agar semua usaha
Nabolon. Umat Parmalim senaniasa berdoa agar hasil panen nya memuaskan serta
sebagiaan dari hasilnya tersebut akan dipersembahkan pada saat ritual tertentu.
yang baru. Iajuga membawa keyakinan kepada umat manusia, serta ialah yang
memberikan jalan kebebasaan bagi umat manusia melalui perjalanan pahit yang
dilaluinya. Kehidupan yang baru akan dimulai setelah melewati jalan penderitaan.
Simarimbulubosi.
Debata Mulajadi Nabolon. Raja-raja ini adalah raja yang mendiami delapan
46
parmalim meyakini, walaupun mereka tidak tinggal di daerah tanah Batak, bahkan
tersebar hingga ke luar daerah, provinsi, maupun benua. Mereka akan senantiasa
istiadat, patik dan uhum yang bersumber dari Debata Mulajadi Nabolon. Raja
hamalimon kepada Raja Mulia Naipospos. Umat Parmalim percaya kepada raja
mereka yang menjadi intinya adalah bukan hanya dari siapa dan kepada siapa
ajaran itu disampaikan. Namun, apa dan bagaimana ajara itu disamppakan kepada
dapat dilihat adanya suhi ni ampang na opat yang mengatur kehidupan umat
Parmalim. Suhi ni ampang na opat ini terdiri dari Raja Pargomgom, Pangumei,
manusia.
47
Raja Nasiakbagi memiliki nama yaitu Raja Tubu, Raja Sitautau, Patuan
Raja Malim, Raja tumurut uhum, Raja tumurut adat, Raja Sinta Mardongan, Raja
pandiori, Raja panjalahi, Raja pangoloi, Raja Sioloan, Raja panghongkop, Raja
Nasiakbagi. Raja Nasiakbagi ialah yang menjadikan poda, tona, patik, dan uhum
bersyukur atas apa yang telah mereka peroleh melalui Raja Nasiakbagi di dalam
kehidupan.
anugerah serta berkah dari Tuhan Yang maha kuasa.Di dalam ritual martutuaek:
Sebagai bentuk rasa syukur dan ucapan terima kasih atas rahmat yang telah
diberikan-Nya, serta memohon agar anak yang baru lahir tersebut tumbuh dengan
baik hingga tua, mengemban nama yang telah diberikan kepadanya, tetap
berpegang teguh pada patik dan hukum-hukum, memohon agar si Ibu dan si anak
untuk mensyukuri anugerah dan berkah yang telah diterima oleh pihak keluarga
atau yang melaksanakan ritual, menyesali segala kesalahan yang telah dilakukan
serta telah mengingkari patik, dan telah membuat patik yang tidak sesuai dengan
persembahan pensucian, agar kembali suci. Semoga yang pahit akan segera
berlalu dan akan berganti dengan yang manis. Pasahat tondi Agar dosa orang
48
pernah ia lalui semasa hidupnya, serta agar disucikan. Agar rohnya diantarkan
pahit serta kepedihan hidup untuk menebus dosa para umat manusia sehingga
Sipaha lima dilakukan untuk mengucap syukur atas hasil panen yang telah
49
tujuhaturan atau ritual Parmalim. Tonggotonggo yang terdiri dari kata-kata suci
ini disampaikan kepada Debata Mulajadi Nabolon beserta seluruh nabi (sahala
media penghantar doa kepada sang pencipta, yaitu berupa gondang sabangunan
50
Nabolon dan para utusan-Nya merupakan hal yang sangat diyakini dan sebagai
hal yang sakral bagi Umat Parmalim. Hal ini mereka lakukan untuk mencapai
tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh hangoluon ni tondi atau keteguhan
iman. Debata Mulajadi Nabolon dan para utusan-Nya memiliki peran dan fungsi
masing-masing sesuai dengan apa yang telah diperintahkan oleh Debata Mulajadi
dahulu. Hal ini dilakukan untuk meminta kekuatan dan kesanggupan memimpin
ritual serta agar mampu melakukan ajar hamalimon. Pada saat marsahadat
ulu punguan akan meminta agar seluruh umat diberkati untuk mengikuti dan
melaksanakan pesan dan ajaran Raja Nasiakbagi. Begitu pula pada saat ritual
yang disampaikan akan tampak tohonan yang dimiliki oleh Debata Mulajadi
4.1. Mararisabtu
Mararisabtu merupakan salah satu aturan atau ritual yang dilakukan oleh
umat Parmalim.Ritual ini dilakukan satu kali dalam seminggu, tepatnya pada hari
Sabtu. Penetapan hari Sabtu sebagai hari untuk beribadah ini berdasarkan sejarah
bahwa hari sabtu merupakan hari yang digunakan oleh Siboru Deak Parujar
51
yakni Raja Ihat manisia dan Siboru ihat manisia. Hal ini dilanjutkan oleh Raja
saat ini. Mararisabtu ini dilakukan oleh umat Parmalim berlandaskan aturan-
Artinya: Setiap hari sabtu, seluruh umat Parmalim wajib berkumpul untuk
beribadat di suatu (rumah ibadah) yang telah ditentukan di tiap-tiap wilayah atau
punguan masing-masing.
rumah masing-masing, karena sesuai dengan patik bahwa segala aturan wajib
Artinya: Ibadah mararisabtu ini harus dilakukan dengan disertai pelean dan
pengampunan dosa.
52
ditebus dengan ibadat atau aturan yang ada dalam agama Malim yang harus
5. “Ingkon hibul, polin, gomos, jala tulus do roha marningot laos manopoti dosa,
naung niulahon di ari naung salpu i: laho masuk tu dalan pardomuan i pe, ingkon
Artinya: Jiwa harus bulat, konsentrasi, tegar dan ikhlas untuk mengingat Tuhan
dengan tujuan menyesali dosa yang telah diperbuat di masa yang lalu untuk
di bale parsantian setiap wilayah atau punguan yang telah ditentukan di wilayah
Jumat sore. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan diri untuk keesokan harinya.
Malam itu juga digunakan untuk merenungkan segala perbuatan yang telah
dilakukan selama satu minggu. Sabtu pagi, ketika hari sudah mulai terang, anak-
yang belum baligh pergi mengambil air ke mata air. Pengambilan air dilakukan
lebih awal dengan harapan kebersihannya masih terjaga dan belum digunakan
untuk keperluan-keperluan lain seperti mencuci, mandi, dan lain-lain. Air yang
putih. Selanjutnya, anggir akan diperas dengan menggunakan kain putih yang
bersih sebagai alasnya dan hasil perasannya akan dimasukkan ke dalam mangkuk
53
disimpan di tempat yang layak dan bersih. Selain air pangurason yang ada di
mangkuk putih, disediakan pula air pangurason yang dimasukkan ke dalam ceret
untuk diminum para umat setelah proses mararisabtu selesai. Bale Parsantian dan
lokasi peribadatan terlebih dahulu dibersihkan oleh para pengurus bidang ritual
Sekitar pukul 09.00 wib naposo akan membentangkan tikar untuk alas
duduk para umat dan lage tiar tolu lampis yang diletakkan di atas langgatan, di
sebelah kiri dan kanan pemimpin ritual. Selain pangurason, dipersiapkan pula
arang untuk pardaupaan. Arang untuk pardaupaan ini dibakar terlebih dahulu
sebelah kiri. Ihutan Parmalim ataupun ulu punguan memasuki bale parsantian
kanan pangurason. Para umat yang telah berbaris di luar bale parsantian, barisan
terpisah antara laki-laki dan perempuan. Ketika sampai di depan pintu bale
parsantian, para umat akan berdoa dan marsahadat. Kaum Bapak dan naposo
baoa, dan anak laki-laki duduk bersila di sebelah kiri sementara kaum ibu, naposo
boru, dan anak perempuan duduk di sebelah kanan, dengan jarak kira-kira 1 meter
antara laki-laki dan perempuan. Namun, sering juga ditemui anak laki-laki yang
masih balita duduk bersama ibunya, hal ini terjadi agar para Ibu lebih mudah
menghadap langgatan dengan santun dan tertib. Setelah suasana tertib dan hening
54
be raja nami”.
dengan tujuan untuk mensucikan pelean yang ada di atas langgatan serta agar
peserta yang mengikuti ritual diberkati. Tonggotonggo dipimpin oleh ulu punguan
Nasiak Bagi. Setelah selesai berdoa, berdirilah seorang Ama atau naposo baoa
godang di hamuna ama nami, ina nami, songoni dongan naposo suang songoni
nang di amanta ulu punguan nami. Sai tontong do tutu hata mauliate dohot
dohot holong ni rohana n ala sai tontong manuruhon sahala tondi habonoran Na
i, mangiringiring hita umbahen boi hita hipashipas ro di sadari on. Jala boi hita
rap udur mangulahon aturan Na ima mararisabtu. Jadi udut tu si, patik naung
Artinya: Salam sejahtera bagi kita semua, baik kaum Ayah, Ibu, para generasi
muda, anak-anak kami dan ulu punguan kami. Sudah selayaknya kita
55
melindung kita sehingga kita dapat berkumpul di dalam rumah ibadah yang suci
1. Pujion Ompunta Debata sian nasa roha (memuji Tuhan dengan segenap hati
dan jiwa.)
3. Padot iba mangula di hasiangan on, asa adong pargogo ni badan mamuji
untuk memuji dan mematuhi segala perinta Tuhan di muka bumi ini)
7. Uhum na jongnong ndang jadi tabaon, uhum na tingkos ndang jadi pailingon
(hokum dan aturan yang benar dan telah berdiri tegak tidak boleh dilanggar)
8. Ndang jadi lea roh dinatuatua, nang so maranak, nang so marboru (Tidak
56
10. Ndang jadi liluhonton namapitung sian bagasan dalan (Tdak boleh
11. Ndang jadi pis mata, mida namarniang (tidak boleh memandang sebelah mata
12. Ndang jadi lea roha dinapogos (Tidak merendahkan orang miskin)
13. Ndang jadi pauruuruon parsiantabolon ( Tidak boleh mencerca orang yang
pakaiannya compang-camping)
naso tuk balanjo (mendirikan badan harta milik bersama yang akan digunkakan
16.Eme naso jadi ganda dibagasan sopo, dibalian najadi gabe pasupasuon ni
Ompunta Debata ( padi tidak akan berlipat ganda di dalam lumbung, hanya akan
Ia ujung ni patik I ( ringgit tidak boleh berlipat ganda dengan cara riba, kecuali
dihaleaon pujion Tuhanta i(Memuji Tuhan tidak hanya saat dalam keadaan yang
57
memuji Tuhan)
19. Ndang holan di hamoraon pujion Tuhanta i, igkon dohot dihapogoson pujion
Tuhanta i( Memuji Tuhan tidak hanya saat memiliki kekayaan, tetapi juga pada
saat miskin)
21. Ndang holan dihoras ni daging mamuji Ompunta Debata, ingkon dohot
diparsahitan nang dihamatean pujion Tuhanta i(memuji Tuhan tidak hanya dalam
Debata Mulajadi Nabolon, yang menjadikan langit, bumi dan segala sesuatu yang
V. Pujipujian
23. Asa mauliate ma hudok hita tu Ompunta Debata, rodi saleleng ni lelengna. Et
diktakan marpoda. Setelah itu digantikan oleh seseorang yang juga kan
58
marpoda, namun juga sebuah kesempatan bagi mereka yang ingin memberikan
dan berbicara, namun pada umumnya yang berbicara adalah kaum Bapak. Ulu
pertama sekali beliau memandang sekeliling nya untuk melihat ruas yang datang
mararisabtu, pada kesempatan ini beliau akan menyampaikan rasa syukur atas
berkah yang diberikan oleh Debata Mulajadi Nabolon sehingga para ruas masih
tentang turpuk, merangkum hal-hal yang sudah disampaikan oleh ruas yang
memercikkan air pangurason dengan daun banebane, para ruas masih tetap duduk
naposo ke seluruh ruas yang hadir, lalu diminum seraya marsahadat. Jumlah air
pangurason yang akan dibagikan tidaklah disesuaikan dengan jumlah orang yang
hadir. Walaupun begitu, setiap orang akan minum secukupnya agar yang lain juga
mendapat bagian. Sebelum keluar dari bale parsantian, semua berdiri dan
59
pangurason tidak dibagikan di dalam bale parsantian, setiap orang yang ingin
manjadihon tano on, manjadihon saluhut nasa na adong di liat portibi on.
jolma parsala jala pardosa on, alai godang situtu do asi ni roham. Dibangkit Ho
denggan i.
Nasiakbagi, Raja Tubu, Raja Sitautau, Patuan Raja Malim. parajar sioloan
parmeme sibonduton i.
mauliate hami di goar Mu na badia i ala asiniroham dohot denggan basam naso
60
manang ise namanopoti salana sian nasa rohana ido nasaean sala, namanggarar
Ho ale Ompung Debata, mangelekelek ma hami tu Ho, sesama saluhut nasa dosa
partondion nami. Sahat Pasupasu ma hami tongtong Ojak di patik Mu, ojak ma
asa lam marroha manuturi hami asa lam marbisuk. Anggiat ma boi jumpang
panghirimon asi niroha hami sian Ho, Ima parolopolopan ni partondion nami.
tambani parhorason, angkup ni hatoropon, bisuk, nang dohot gogo. Jala tongtong
tu adopan Mu ale Ompung Debata, marhite somba nami timpul ni daupa dohot
pangurason on.
Terjemahan:
Nabolon melalui persembahan kami yaitu timpul ni daupa dan pangurason. Telah
yang berazaskan Suhi ni ampang naopat di dunia ini. Kerajaan itulah itulah yang
dipegang oleh Raja kami Sisingamangaraja yang tak tertandingi dan yang
61
kerajaan agar ada yang menjaga keselamatan makhluk yang ada di bawah langit
Ajaran-Nya lah yang kami laksanakan pada hari yang penuh berkah ini.
kasih atas berkah dan rahmat yang tak terhingga yang telah kami terima dan
rasakan hingga saaat ini. Kami mematuhi pesan yang disampaikan melalui ajaran
raja Nasiakbagi. Air adalah obat bagi orang yang dahaga, penyesalan adalah obat
kesalahan. Kami yakin bahwa siapa saja yang meminta pengampunan dosa dari
Debata Mulajadi Nabolon, kami meminta Kehadirat Mu, agar kiranya dosa yang
kami perbuat dihapuskan agar tidak menjadi penghalang dalam amal dan ibadah
yang kami lakukan, berkatilah kami agar tetap berjalan sesuai dengan ajaran Mu.
Roh su, yang selaluci Mu lah yang selalu berkuasa atas kami, mengajari kami agar
bernurani serta memberikan pengajaran agar kami lebih bijaksana. Kiranya kami
orang yang sedang sakit, pencerahan bagi orang yang sedang gundah, serta
62
segala mara bahaya yang membahayakan jasmani dan rohani kami. Terima kasih
Batara Guru, Tuhan Harajaon Sori, Tuhan Bala Bulan. Marsomba mardaulat
daupa dohot pangurason on. Ala Hamu do Tuhan, sitiop timbangan harajaon
ari martua on ima nahuoloi hami. Saluhut hami Tuhan ginonggom ni tondi ni
Mangoloi ma hami di poda ni Ama nami Raja Nasiakbagi ale Tuhan. Aek do
daun ni ngenge topottopot daung ni sala, manang ise namanopoti salana sian
nasa rohana ido nasaean sala, namanggarar utang dosana sian nasa rohana ido
nasaean dosa.
63
parngoluon nami lumobi nang dohot tu partondion nami. Sesama i sian bagas
mian di pangisi ni badan nami jala partungkoti ma hami ale Ompung Debata
jonjong di tongatonga nami mangajari hami asa lam marroha, manuturi hami asa
lam marbisuk.
tu adopan Mu ale Ompung Debata Natolu, marhite somba nami timpul ni daupa
Terjemahan;
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Debata Natolu melalui
persembahan kami yaitu timpul ni Daupa dan Pangurason, karena Engkau lah
64
Hukum yang ditegakkan Raja Nasiakbagi pada hari yang suci ini, hukum
itulah yang kami patuhi. Kami seluruh pengikut-Nya yang berada di bawah
syukur atas segala kebaikan yang telah Engkau berikan ke dalam kehidupan kami.
Ajaran Raja Nasiakbagi lah yang kami patuhi. Air adalah obat dahaga, penyesalan
adalah obat dari kesalahan. Kami yakin bahwa siapa saja yang meminta
pengampunan dosa dari lubuk hatinya dengan tulus maka dia akan mendapat
pengampunan.
semua dosa yang telah kami perbuat ke dalam kehidupan kami, terlebih ke dalam
kehidupan roh kami. Hapuskanlah itu semua dari segenap hati Mu, serta lupakan
lah dari dalam ingatan Mu. Berikanlah selalu pengetahuan dan turunkanlah
malaika Mu ke dalam hidup kami ya Tuhan Berkatilah hati kami yang bersih serta
roh suci yang melekat di dalam badan kami, bantulah kami ya Ompung Debata
Mulajadi Nabolon, agar kami senantiasa memiliki pengetahuan yang kuat, kuat di
dalam kehidupan serta di dalam keimanan kami agar mampu mengerjakan ajaran
kesucian yang didirikan oleh Raja Nasiakbagi, dan juga sertakanlah selalu roh Mu
65
gundah, tambahkanlah anugerah serta berikanlah kehidupan yang lebih baik bagi
maupun rohani kami. Terima kasih kami panjatkan kepada Ompung Debata
Mu Inang nasangap nabadia marhite timpul ni daupa dohot pangurason on. Ala
Hamu do na mangurasi tondi ni Ama nami Raja Nasiak Bagi, marhite tondi
ari martua on ima na hu oloi hami. Saluhut hami ginonggom ni tondi ni ama nami
hami mandok mauliate di goar nai ala denggan ni basa na dohot asiasina na
Mangoloi ma hami ni poda ni ama nami Raja Nasiak Bagi. Aek na daung
ni ngenge topottopot daung ni sala, manang ise namanopoti salana sian nasa
rohana i do nasaean sala, namanggarar utang dosana sian nasa rohana ido na
somba pujipujian nami. Unangma dijojor angka dosa nami tu parngoluon nami
66
dindingi sian lambung, jala saongi sian ginjang, diharoro ni na masa dipartuat ni
Terjemahan:
Terima kasih kami panjatkan kepada roh, kodrat, cahaya Ama dan roh Ibu
kami, Sahala Ina Siborudeak Parujar melalui persembahan timpul ni daupa dan
membersihkan roh Patuan Raja Malim melalui malaikat. Ajaran yang didirikan
Bapa kami pada hari yang penuh berkah dan suci inilah yang kami patuhi. Kami
Mulajadi Nabolon yang telah menjadikan apa yang ada serta mengucapkan terima
kasih ke hadapan Mu atas berkah, rahmat, dan belas kasih Mu yang tiada
kami berkeyakinan bahwa siapa saja yang meminta pengampunan dosa dari lubuk
hatinya dengan tulus maka dia akan mendapat pengampunan. Bermurah hatilah
kami. Janganlah balaskan segala dosa kami kehidupan terlebih ke dalam roh, jiwa
kami. Kami meminta kehadapan Mu ya Inang yang maha Mulia dan Suci. Ya
67
pangkuan Mu yang suci itu. Lapisilah kami dari bawah, berikanlah pembatas di
sekeliling kami serta payungi kami dari atas, lindungilah kami di dalam naungan
Mu saat mara bahaya dan kemurkaan itu datang. Terima kasih kami ucapkan ke
pangurason ini.
68
lam marroha manuturi hami asa lam marbisuk mangulahon uhum hamalimon
hudok hami tu sangap Mu raja nami marhite somba nami timpul ni daupa dohot
Terjemahan:
menjunjung bumi ini, bumi yang berlapis-lapis dan sangat luas yang Engkau
duduki ini, yang menjadi tempat berpijak semua makhluk yag ada di bumi ini. Ya
Nagapadohaniaji, Raja Nasiakbagi lah yang mengambil getah kayu yang wangi
dari tanah yang Engkau junjung untuk kami jadikan sebagai persembahan kami
69
mulia dan suci dan juga kepada semua roh-roh suci (malaikat), menyampaikan
Natolu, yang memangku dan menghangatkan kami, serta seluruh leluhur kami
Ajaran hamalimon yang didirikan oleh Raja Nasiakbagi lah yang kami
patuhi di hari yang penuh berkah ini, kami seluruh pengikut-Nya memanjatkan
menyesali segala kesalahan dan dosa kami yang telah kami lakukan sehari-hari
dosa kami, janganlah balaskan segala kesalahan kami di dalam kehidupan kami
terlebih lagi di dalam roh keimanan kami agar tidak menjadi penghalang dalam
amal ibadah kami. Berkatilah kami agar tetap berjalan di dalam ajaran Mu dan roh
Mu yang suci yang selalu berkuasa atas kami. Memberikan pengajaran agar kami
oleh Raja Nasiakbagi. Janganlah kami terkejut akan mara bahaya dan kemurkaan
Ompung Debata di masa yang akan datang. Tetaplah kami berjalan sesuai dengan
ajaran Mu. Terima kasih kami Panjatkan kehadirat Mu Raja kami melalui
70
humonghop hami. Uhum tinindanghon ni ama nami Raja Nasiak bagi di ari
hami siganup ari di ari naung salpu i, ala aek daung ni ngenge topottopot daung
Mangajari hami asa lam marroha manuturi hami asa lam marbisuk
pangurason on gabe ubat gabe tawar gabe pitonggam gabe sabungan songon
Terjemahan:
jernih dan dicampur disatukan dengan jeruk purut serta sanggul banebane agar
71
memperjungkan kami. Hukum yang didirikan oleh Raja Nasiakbagi di hari yang
suci inilah yang kami patuhi. Kami seluruh pengikut Nya menyampaikan
menjadikan semua yang ada. Ampunilah kami Ya namboru atas segala dosa yang
telah kami perbuat setiap hari, dan dosa-dosa kami di masa yang lalu. Kami
berkeyakinan bahwa siapa saja yang meminta pengampunan dosa dari lubuk
hatinya dengan tulus maka dia akan mendapat pengampuan. Kami juga memohon
dalam ajaran dan aturan Mu, memberikan pengajaran agar kami lebih bijaksana.
agar pangurason ini diberkahi menjadi obat menjadi penawar racun, gabe
dan mensucikan roh keimanan. Terima kasih kami ucapkan kepada Mu Namboru,
namartua, Patuan Raja Uti. Uti nasora mate uti nasora matua, sijalo hoda somba
Hodo raja nami na jumolo tubu, mungka ni harajaon, naguminjang sian hau
natumbul sian dolok, paruhum na sintong naso jadi juaon. Uhum tinindanghon ni
72
on.
jolona nunnga dipartuahon hami denggan basa dohot asi ni rohani ni Debata na
sumarihon parngoluon nami. Mangoloi ma hami Raja nami, di poda ni Ama nami
Raja Nasiakbagi, aek na daung ni ngenge topottopot daung ni sala, manang ise
namanopoti salana sian nasa rohana ido nasaean sala, namanggarar utang
tongatonga nami, mangajari hami asa lam marroha, manuturi hami asa lam
marbisuk. Angkup ni Raja nami apuli ma dongan nami na tangis, hehei ma naung
ni roha di angka namarsak roha. Ditambai ma di hami raja nami ima denggan ni
tondi. Mauliate ma husombahon hami Raja nami, marhite somba nami timpul ni
Terjemahan:
73
terhormat Patuan Raja Uti, yang tidak pernah mati dan tidak akan menua, yang
meminta kuda persembahan dan rezeki yang melimpah, tempat kami meminta
keturunan (putra-putri ) yang terhormat. Engkaulah Raja kami yang pertama kali
ada, permulaan kerajaan yang melebihi tingginya pepohonan, gunung, dan yang
empunya hukum kebenaran yang tidak bisa ditolak. Hukum yang didirikan Raja
Nasiakbagi lah yang kami patuhi pada hari yang suci dan penuh berkah ini.
yang ada serta yang telah memberikan berkah dan rahmat yang tak terhingga yang
kami terima hingga saat ini. Kami mematuhi pesan atas ajaran raja Nasiak bagi,
siapa saja yang meminta pengampunan dosa dari lubuk hatinya dengan tulus,
Debata Mulajadi Nabolon, kami meminta Kehadirat Mu, agar kiranya Engkau
hapuskan segala dosa yang telah kami perbuat agar tidak menjadi penghalanga
kami dari ingatan MU dan hapuskanlah dari dalam hati Mu. Berkatilah kami agar
tetap berjalan sesuai dengan ajaran Mu, biarkanlah Roh mu yang suci selalu
berkuasa atas kami, memberikan pengajaran agar kami lebih bijaksana. Semoga
kami mendapat berkat di tempat yang telah Engkau sediakan di akhirat nanti.
74
Jauhkanlah kami dari mara bahaya yang membahayakan jasmani dan rohani kami.
daupa dohot pangurason on. Ala Hamu do Tuhan pargogo na sohatudosan, hamu
do parbisuk naso boi sumanon, napaimbarimbar rupa, paubauba tompa, naso olo
marroha, jala silehon uhum bura tu angka pardosa. Parasiroha nasumurung jala
Ama nami Raja nasiakbagi di ari marsangap di ari martua on, saluhut do hami
namanjadihon saluhut nasa naadong jala martua on. Mandok mauliate tu goarna
Mangoloi ma hami di tona di poda ni ama nami Raja Nasiakbagi, aek na daung ni
ngenge topottopot daung ni sala, manang ise namanopoti salana sian nasa
rohana ido nasaean sala, namanggarar utang dosana sia nasa rohana ido
75
nasa dosa nami. Unangma baloshon i tu parngoluon nami lumobi nang dohot tu
partondion nami. Lupahon mai Tuhan sian parningotanMu soadahon mai sian
nami Raja Nasiakbagi, mangajari hami asa lam marroha manuturi hami asa lam
Terjemahan:
empunya kekuatan yang tiada duanya, yang empunya kebijaksanaan yang tidak
bisa ditiru, yang meniru-nirukan rupa (wajah), merubah-rubah wujud, yang tidak
menua dan selalu awet muda. Engkaulah Tuhan yang memberi berkat kepada
yang teguh imannya, dan juga yang memberikan hukuman kepada yang berdosa.
Engkaulah yag maha mengasihani dan yang maha murah hati ya Tuhan.
76
pada hari yang suci dan penuh berkah ini. Kami seluruh pengikut Raja
Mulajadi Nabolon serta mengucapkan terima kasih atas berkah dan rahmat yang
tak terhingga yang telah kami terima hingga saaat ini. Kami mematuhi pesan atas
berkeyakinan bahwa siapa saja yang meminta pengampunan dosa dari lubuk
hatinya dengan tulus, maka dia akan mendapat pengampunan. Kasihanilah kami
Ompung Debata Mulajadi Nabolon, janganlah balaskan semua dosa yang kami
segala dosa kami. Lupakanlah segala kesalahan yang telah kami perbuat dari
ingatan Mu, tiadakanlah dari dalam hati Mu. Kuatkanlah kami selalu, supaya
orang yang sedang sakit, pencerahan bagi orang yang sedang gundah, berikanlah
senantiasa malaikatmu untuk melindungi kami. Jauhkanlah kami dari mara bahaya
yang membahayakan jasmani dan rohani kami. Terima kasih kami ucapkan ke
pangurason on.
77
dohot pangurason on, ala Hamu do Raja nami sirungrungi na dapot bubu,
marsiakbagi hamu Raja nami sian dosamarhite pangophop ni Ama nami Raja
dohot patikna ma nahuoloi hami di ari marsangap di ari martua on. Saluhut do
hami raja nami ginonggom ni tondi ni ama nami Raja Nasiakbagi, ginonggom ni
nami, dina lao mangatopothon ma hami di angka dosa naung huulahon hami
siganup ari di ari naung salpu. Unang ma jojori Raja nami tu parngoluon nami,
lupahon mai sian bagas roham soadahon mai sian parningotan Mu.
mangajari hami asa lam marroha manuturi hami asa alam marbisuk, asa ojak
hatoropon bbisuk nang dohot gogo. Raja nami, tongtong suruhon ma habonoron
tondi ni ama nami Raja Nasiakbagi. Dipadao ma sian hami parmaraan ni badan
78
Terjemahan:
menguasai delapan arah mata angin. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Mu
melalui persembahan timpul ni daupa dan pangurason ini, karena Engkaulah Raja
yang membebaskan manusia dari jeratan dosa, yang mengembalikan roh ke jalan
yang benar. Engkau telah menderita dan melewatinya melalui perlindungan Raja
dan aturanNya lah yang kami patuhi di hari yang suci dan penuh berkah ini. Kami
Debata Mulajadi Nabolon yang telah menjadikan semua yang ada. Ampunilah
kami Ya Tuhan atas segala dosa yang telah kami perbuat setiap hari di masa yang
lalu. Kami berkeyakinan bahwa siapa saja yang meminta pengampunan dosa dari
lubuk hatinya dengan tulus maka dia akan mendapat pengampuan. Kami juga
memohon pengharapan belas kasih dari Ompung Debata supaya kami diberikan
pembaharuan. Bermurah hatilah engkau, tetaplah kami hidup di dalam ajaran dan
aturan Mu, Memberikan pengajaran agar kami lebih bijaksana. Supaya kami tetap
orang yang sakit, pencerahan bagi orang yang sedang gundah, berikanlah kepada
kami kehidupan yang baik serta keselamatan, kebijaksanaan, serta kekuatan, dan
79
mara bahaya yang membahayakan jasmani dan rohani kami. Terima kasih kami
dan pangurasonini.
badiam Raja nami marhite timpul ni daupa dohot pangurason on. Hamu do raja
Bale, Jual sionom solup, parmasam sisampulu dua. Ampang siduapuluh opat.
Hatian sisada ihot, na tu ginjang sora mungkit tu toru sora teleng. Ima patik ni
ama nami Raja Nasiakbagi, Patuan Raja Malim, Parajar Sioloan Parmeme
Sibonduton i.
80
ginjang dohot di Banua Tonga on. Mangoloi podami do hami Raja nami. Aek na
daung ni ngenge topttopot daung ni sala, manang ise na manopoti salana sian
nasa rohana ido nasaean sala namanggarar utang dosana sian nasa rohana ido
dohot topottopot nami tu ompunta Debata Mulajadi Nabolon. Anggiat boi hami
bagasan roham.
naung huulahon hami, marsiulak ma roham, sesama saluhut angka dosa nami.
Unangma baloshon itu parngoluon nami lumobi nang dohot tu partondion nami.
saluhut asa lam marroha manuturi hami asa lam marbisuk mangulahon
Raja Nasiakbagi.
dohot hatiuron ni roha diangka namarsak roha. Angkup ni Raja nami anggiat
saluhut angka na mangoloi patik dohot uhum, asa dao sian hami parmaraan ni
81
on.
Terjemahan:
singa yang menandingi dan yang tak tertandingi, puji syukur kami panjatkan
daupa dan pangurason ini. Engkaulah yang Mulia Raja yang menyebarkan
Bakkara bagian atas dan Bakkara bagian bawah, yang berdindingkan bukit dan
beratapkan embun pemilik bale pandak, bale pasogit, bale paradatan, bale
sionom solup, parmasam sisampulu dua. Ampang siduapuluh opat. Hatian sisada
ihot, yang ke atas tidak goyang dan ke bawahpun sangat kokoh. Itulah ajaran
kerajaan yang Engkau terima dari Ompung Debata yang engkau haturkan kepada
Sisingamangaraja dan keagamaan yag dipegang oleh Raja Nasiakbagi Patuan Raja
Malim Parajar Sioloan Parmeme Sibonduton i. AjaranMu lah yang kami patuhi
pada hari yang suci dan penuh berkah ini. Kami seluruh pengikut Nya
telah menjadikan segala yang ada serta kepada malaikat yang suci, kerajaan yang
82
atas berkah dan rahmat yang tak terhingga yang telah kami terima hingga saaat
ini. Kami mematuhi pesan atas ajaran raja Nasiakbagi.Aek na daung ni ngenge
topottopot daung ni sala. Kami berkeyakinan bahwa siapa saja yang meminta
pengampunan dosa dari lubuk hatinya dengan tulus, maka dia akan mendapat
kesembuhan bagi orang yang sakit, berikanlah pencerahan bagi orang yang
gundah serta tambahkanlah anugerah di dalam kehidupan kami agar lebih baik.
Selalulah berkati kami semua, jauhkan kami dari mara bahaya atas jasmani dan
rohani kami. Terima kasih kami ucapkan ke hadapan Mu, melalui persembahan
Raja tubu, Among Raja sitautau, Among Patuan Raja Malim. Marhite somba
83
parngoluon nami.
topottopot daung sala manang ise namanopoti salana sian nasa rohana saean
sala namanggarar utang dosana siaan nasa rohana saean dosa. Asi ma roham
ale Among Raja Nasiakbagi lupahon ma saluhut angka hasalahan nami nang
Nabolon. Mangido pasupasu ma hami ale Ompung asa dipasupasu hami tongtong
togatonga nami mangajari hami asa lam marroha manuturi hami asa lam
marbisuk.
lumobi nang dohot parmaraan ni tondi. Gohi ma Among saluhut hata pangidoan
Sai di ampu ma hami jala sahat ma hami diulosi. Sahadathon mai Ale
Among Raja Nasiak bagi tu Ompunta Debata Natolu jala papita ma i Among
84
Debata Hu
Nabonar Junjunganhu
Terjemahan:
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Raja Nasiakbagi, raja Tubu Raja
parmeme sibonduton yang mendirikan aturan yag benar dan hukum yang tegak.
Kami seluruh pengikutNya pada hari yang suci dan penuh berkah ini
mengucapkan terima kasih atas berkah dan rahmat yang telah Engkau limpahkann
Kami mematuhi ajaran dan pesan Mu yang suci, kami juga berkeyakinan
bahwa siapa saja yang meminta pengampunan dosa dari lubuk hatinya dengan
tulus, maka dia akan mendapat pengampunan. Kasihanilah kami Ompung Debata
Mulajadi Nabolon, janganlah balaskan semua dosa yang kami perbuat di dalam
kehidupan terlebih di dalamm roh keimanan kami , ampunilah segala dosa kami.
Lupakanlah dari ingatan Mu, tiadakanlah dari dalam hati Mu. Kuatkanlah kami
orang yang sakit, pencerahan bagi orang yang sedang gundah, berikanlah
85
Tuan Segala permintaan kami, seiya sekatalah seluruh leluhur kami. Hendaklah
kepada Raja Nasiakbagi kepada Ompung Debata Mulajadi Nabolon yang duduk
4.3. Martutuaek
ada sejak zaman Siraja Batak hingga pada zaman Sisingamangaraja. Orang Batak
biasanya mengundang dan memberi makan keluarga dan tamu saat dianugerahi
Martutuaek ini adalah aturan ataupun ritual yang wajib dilakukan oleh para
tondi. Para penganut Ugamo Malim percaya bahwa segala sesuatu berasal dari-
Suhut akan berundingan terlebih dahulu dengan ulu punguan untuk menentukan
mararisabtu Ayah si anak yang lahir akan berdiri di bale parsantian dan
untuk menghadiri ritual martutuaek yang akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal
86
sebagai berikut:
“dung pe gok umur ni posoposo i sabulan, di ari naung tiniti disi ma dipungka
manang disahaphon goar ni posoposo i” yang artinya bayi yang telah lahir dan
berumur genap satu bulan barulah ditabalkan namanya di dalam suatu upacara
yang artinya ibadah ini dilaksanakan dengan persembahan daupa dan pangurason
yang berisikan dua buah jeruk purut dan parbuesanti yang di dalamnya ada uang
satu rupiah, lima hasta kain putih. Kain putih inilah yang diserahkan kepada
Artinya: bayi yang baru lahir tidak boleh dibawa ke mata air sebelum
aek”
Artinya: Jika dalam keadaan terpaksa anak yang baru lahir tersebut dibawa
bepergian dan melewati mata air, maka pada saat ritual martutuaek sia anak tidak
87
Artinya: Kemiskinan bukanlah suatu alasan untuk tidak menaati aturan agama
“saluhut aturan siulahonon, asing di punguan ari sabtu, ingkon ihutan ni Ugamo
Artinya: semua ritual yang dilakukan dalam ugama malim harus dipimpin oleh
diletakkan di atas tikar berlapis tiga. Para kaum Ibu maupun naposo boru yang
hadir akan memakai dan sanggul yang digunakan adalah baringin dan banebane.
Semua peserta ritual dan para undangan duduk dengan tertib kemudian pemimpin
ritual mengambil tempat duduk menghadap ke peralatan upacara. Jika yang lahir
yang lahir adalah perempuan maka akan digendong oleh namborunya yang
untuk si anak tersebut. Sebelum martonggo, ulu punguan dan suhut melakukan
88
bertanya jawab.
Setelah itu dilanjutkan dengan rangkaian acara lalu si anak akan dibawa ke
sumber mata air untuk dimandikan, lalu si anak dibawa pulang kembali.
Sementara itu di rumah hasuhutan telah dipersiapkan makanan dan upaupa anak
ditabalkan tadi, supaya si nak memiliki iman yang kuat. Kemudian ihutan atau
wakilnya memercikkan air pangurason kepada anak tersebut dan berkata “sai
tersebut), diberkati Tuhan Debata natolu, inanta nai pangampu nai pangulosi,
memimpin doa dan menyuguhka makanan kepada anak terebut barulah para
keluarga dan tamu boleh memakan makanan yang disuguhkan. Acara ini
dilanjutkan dengan pemberin bantuan ataupun kado dari para keluarga dan tamu
Tonggotonggo Martutuaek
89
Ulu punguan menyebutkan jenis kelamin anak yang lahir apakah laki-laki atau
Dison lapit ni tangan nami marhite parbuesanti, napuran martomu uruk, pinang
(keterangan: Ulu punguan kembali menyebutan nama anak yang lahir tersebut).
ginonggom na. Sahat hu pasaut hami tona ni ama nami Raja Nasiakbagi. Sahat
90
i. Pasupasu ma hami ojak di patik dohot di uhummu, asa gabe jolma namarguna
bisuk dohot gogo. Ojak ma tondimi di tongatonga nami, mangajari hami asa lam
marroha manuturi hami asa lam marbisuk, marmeme tondinami asa lam
margogo, asa lam marbinoto hami mamelehon ngolu nami, mamelehon roha nami
adopanmu Nabadia i.
Angkup ni i ale Ompung Debata, apuli ma hami di natangis, hehei ma hami sian
91
on.(Keterangan: Ulu punguan menyebutkan jenis kelamin ank yang lahir apakah
Dison lapit ni tangan nami marhite parbuesanti, napuran martomu uruk, pinang
(keterangan: Ulu punguan kembali menyebutan nama anak yang lahir tersebut).
boru namartua, tumonggo panamotan, siganjang umur, sideak pangisi, gabe jola
ginonggom na. Sahat hu pasaut hami tona ni ama nami Raja Nasiakbagi. Sahat
92
Maulite ma hudok hami tu sahala Ama sahala Ina, tu Sahala ni Ina nami
Nabadia marhite timpul ni daupa dohot Pangurason on. Ala hamu do Inang
.(Keterangan: Ulu punguan menyebutkan jenis kelamin ank yang lahir apakah
Dison lapit ni tangan nami marhite parbuesanti, napuran martomu uruk, pinang
lapitni tangan nami mangido tu adopan mu ale inang nasangap nabadia. Pasu-
boru namartua, tumonggo panamotan, siganjang umur, sideak pangisi, gabe jola
Ale inang nasangap nabadia, horasi ma parambit songoni nang niambit na.
ama nami Raja Nasiakbagi. Sahat ma hami gabe sahat horas tu joloan ni ari on.
93
tongtong ampuma hami jala ulosi marhite ulosmu nabadia i, lapihima hami sian
toru, dingdingima hami sian lambung jala saongima hami sian ginjang, diharoro
4. Tonggotonggokepada Nagapadohaniaji
Nabadia i dohot tu saluhut Sahala Marsangap Sahala martua naung marsiak bagi
humonghop hami.
on.(Keterangan: Ulu punguan menyebutkan jenis kelamin ank yang lahir apakah
Dison lapit ni tangan nami marhite parbuesanti, napuran martomu uruk, pinang
94
(keterangan: Ulu punguan kembali menyebutan nama anak yang lahir tersebut).
boru namartua, tumonggo panamotan, siganjang umur, sideak pangisi, gabe jola
ginonggom na. Sahat hu pasaut hami tona ni ama nami Raja Nasiakbagi. Sahat
lahir apakah laki-laki atau perempuan). Haroanan tondi ro, goar-goaran jolma
95
Dison lapit ni tangan nami marhite parbuesanti, napuran martomu uruk, pinang
lapitni tangan nami mangido tu adopan mu ale Ompung Debata Natolu. Pasu-
boru namartua, tumonggo panamotan, siganjang umur, sideak pangisi, gabe jola
ginonggom na. Sahat hu pasaut hami tona ni ama nami Raja Nasiakbagi. Sahat
dipasupasuhon pangurason on di hami jadi ubat jadi taoar, jadi pitonggam jadi
partondian p aiashon parbadanon nami asa dao roha na ramun dohot na hodar
Patuan Raja Uti, Uti na so ra mate, Uti na so ra matua, sijalo hoda somba
96
ale raja nami.(Keterangan: Ulu punguan menyebutkan jenis kelamin ank yang
lahir apakah laki-laki atau perempuan). Haroanan tondi ro, goar-goaran jolma
Dison lapit ni tangan nami marhite parbuesanti, napuran martomu uruk, pinang
(keterangan: Ulu punguan kembali menyebutan nama anak yang lahir tersebut).
boru namartua, tumonggo panamotan, siganjang umur, sideak pangisi, gabe jola
ginonggom na. Sahat hu pasaut hami tona ni ama nami Raja Nasiakbagi. Sahat
97
hami asa lam marbisuk asa lam diboto hami pabadiahon tonami, mangoloi patik
Angkup ni ale Rajanami, apuli ma dongan nami na tangis, hehei angka na sorat,
ale Tuhan.(Keterangan: Ulu punguan menyebutkan jenis kelamin ank yang lahir
apakah laki-laki atau perempuan). Haroanan tondi ro, goar-goaran jolma tubu.
Dison lapit ni tangan nami marhite parbuesanti, napuran martomu uruk, pinang
98
(keterangan: Ulu punguan kembali menyebutan nama anak yang lahir tersebut).
boru namartua, tumonggo panamotan, siganjang umur, sideak pangisi, gabe jola
ginonggom na. Sahat hu pasaut hami tona ni ama nami Raja Nasiakbagi. Sahat
hami asa lam marbisuk, asa lam diboto hami mamelehon ngolu nami, mamelehon
Angkup ni ale Tuhan, apuli ma dongan nami na tangis, hehei angka na sorat,
Mauliate ma hudok hami tu hasangaponmi ale Tuhan, marhite somba nami timpul
99
sibonduton i.
(Keterangan: Ulu punguan menyebutkan jenis kelamin ank yang lahir apakah
Dison lapit ni tangan nami marhite parbuesanti, napuran martomu uruk, pinang
(keterangan: Ulu punguan kembali menyebutan nama anak yang lahir tersebut).
boru namartua, tumonggo panamotan, siganjang umur, sideak pangisi, gabe jola
ginonggom na. Sahat hu pasaut hami tona ni ama nami Raja Nasiakbagi. Sahat
Angkup ni i ale Rajanami, apuli ma dongan nami na tangis, hehei angka na sorat,
100
mungkit tu toru sora teleng. Ima Patik ni Harajaon na jinalom sian Ompunta
marpusoranhon onan.
on.(Keterangan: Ulu punguan menyebutkan jenis kelamin anak yang lahir apakah
laki-laki atau perempuan). Haroanan tondi ro, goar-goaran jolma tubu. Raja
tersebut) Dison lapit ni tangan nami marhite parbuesanti, napuran martomu uruk,
101
i. (keterangan: Ulu punguan kembali menyebutan nama anak yang lahir tersebut).
boru namartua, tumonggo panamotan, siganjang umur, sideak pangisi, gabe jola
ginonggom na. Sahat hu pasaut hami tona ni ama nami Raja Nasiakbagi. Sahat
Among Raja Sitautau, Among Patuan Raja Malim marhite somba nami Timpul ni
sintong i.
102
Ulu punguan menyebutkan jenis kelamin anak yang lahir apakah laki-laki atau
Dison lapit ni tangan nami marhite parbuesanti, napuran martomu uruk, pinang
(keterangan: Ulu punguan kembali menyebutan nama anak yang lahir tersebut).
boru namartua, tumonggo panamotan, siganjang umur, sideak pangisi, gabe jola
ginonggom na. Sahat hu pasaut hami tona ni ama nami Raja Nasiakbagi. Sahat
manuturi hami asa lam marbisuk, hot ma hami di Patik dohot Uhum mi.
103
melalui persembahan kami timpul ni daupa dan pangurason ini. Kami mengucap
langit, bumi, serta menciptakan segala sesuatu yang ada di muka bumi ini,
menciptakan manusia, menjadikan kerajaan, agar ada yang merangkul yang ada di
atas muka bumi dan yang ada di bawah langit.Engkau jadikan manusia menjalani
kehidupan di dunia ini, begitu besarnya kasih sayang Mu, Engkau bangkitkan ruh
mampu dilampaui oleh manusia dan yang dijadikan agama oleh raja
NasiakbagiRaja Tubu, Raja Sitautau, Patuan Raja Malim, yang mempunyai ajaran
yang harus ditaati serta aturan yang harus diimani. Ajaran Nya lah yang kami
menyebutkan jenis kelamin anak yang lahir apakah laki-laki atau perempuan) di
dalam keluarga ini.Ruh yang lahir kami sambut, serta diberi nama. Saat ini kami
tersebut). Disini kami juga membawa persembahan kami seperti daun sirih yang
uratnya saling bertemu, pinang yang dibelah dua, ikan batak yang dibelah dua lalu
dikeringkan serta memakai sanggulyang terbuat dari daun banebane yang akan
anak (keterangan: Ulu punguan kembali menyebutkan nama anak yang lahir
tersebut).
104
hadapaan Mu yang mulia, agar kami senantiasa hidup di dalam ajaran Mu dan
menjadi orang yang berguna dihadapan Mu yang Mulia itu untuk menjadi
bagaimana cara berpasrah diri ke hadapan Musebagai cara kami mengucap syukur
kehadirat Mu ya Tuhan.
ni i ale Ompung Debata, sembuhkanlah orang yang sakit dari segala penyakit
yang dideritanya, pencerahan terhadap orang yang mengeluh. Semoga kami selalu
dilindungi dan dijauhkan dari badan, hidup, serta ruh yang celaka. Terima kasih
berasal dari kata pasahat yang berarti menyampaikan dan tondi berarti ruh. Ritual
ini dilakukan untuk menyampaikan atau menyerahkan ruh seorang manusia yang
telah meninggal dunia kepada Ompung Debata Mulajadi Nabolon dan meminta
agar yang sudah meninggal tersebut diampuni segala dosa nya. Ritual ini
105
(haporseaon)”.
Tidak boleh menangisi ataupun meratapi orang yang sudah sekarat atau bahkan
yang telah meninggal karena bila hal tersebut terjadi dapat menyebabkan
Selama jenazah belum dikebumikan dan masih berada di rumah dan belum
Tanah kuburan harus disucikan terlebih dahulu dan meminta ijin kepada naga
Ingkon di didi do bangke i i as, dohot abit nabontar panguasana. Dung ias,
putih. Apabila sudah bersih, jenazah itu dibalut dengan kain berwarna putih dan
Apabila sudah didoakan dan dimohonkan kepada Debata agar segala dosanya
dimpuni, jenazah disucikan kembali kemudian peti jenazah ditutup lalu dibawa ke
kuburan.
“Pitu ari pitu borngin, ingkon manguras do di jabu tininggalhon ni bangke i”.
106
disucikan.
“Pasahaton Tondi lao” begitulah ajaran yang disampaikan oleh Raja Nasiakbagi
bahwa setelah satu bulan seseorang meninggal, maka ditentukanlah waktu untuk
meminta pengampunan dosa dan meminta agar tondi orang yang telah meninggal
itu diterima oleh Debata. Proses pelaksanaan pasahat tondi ini ada beberapa cara
antara lain pasahat tondi maralaman, maralaman mangkuling ogung, dan pasahat
menjadi sebuah alasan jika ekonomi kurang mampu untuk tidak melaksanakan
ritual ini. Pada intinya tujuan dilakukannya pasahat tondi adalah sama, yang
Sebelum tiba waktu pelaksanaannya, pihak tuan rumah harus sudah harus
mempersiapkan beberapa hal yang diperlukan dalam ritual. Sehari sebelum ritual,
dibuatlah sebuah langgatan yang terbuat dari bulu suraton dan sangkak ni
pohul, gaburgabur dua hundulan, pohulpohul pitu, sitompion dua hundulan dan
dua denngke sialumniate. Jika maralamanmaka harus ada kambing putih, ayam
putih, ayam mirapolin, ayam jarumbosi, tak lupa pula disiapkan maremare dan
107
Satu persatu sesaji yang ada di dalam pinggan diangkat secara bersamaan
oleh beberapa orang. Lalu seluruh peserta upacara duduk menghadap langgatan,
ritual pun memimpin doa dan dilanjutkan oleh para peserta ritual yang ingin
Bantuan ini bersifat sukarela dan sesuai dengan kemampuan kerabat yang
ritual. Pemimpin ritual merangkum apa yang telah disampaikan oleh para kerabat
lalu mengambil sesaji yang masih berada di dalam langgatan lalu dititang kembali
oleh beberapa orang hingga ke dalam rumah. langgatan tersebut langsung dibuka
dan dibawa ke kuburan orang yang meninggal tersebut dan diberdirikan persis
seperti ketika ritual pasahat tondi dilakukan. Salah seorang pengantar langgatan
yaitu menyerahkan ruh mu melalui ritual pasahat tondi, semoga Ompung Debata
langgatan pun pulang ke rumah duka dan bergabung dengan kerabat yang lai
untuk makann bersama. Saat inilah sesaji yang sudah dipersembahkan boleh
dimakan oleh para peserta. Dengan berakhirnya acara makan bersama maka
1. Mulajadi Nabolon
108
on. Ala nungnga jumpag tingkina, marujung ngoluna sian hasiangan on,
mangoloi ma hami di tona ni ama nami Raja Nasiakbagi, pasahaton tondi lao.
Ulu punguan menyebutkan nama orang yang meninggal dunia tersebut). Mangido
dipatupa hasuhuton dison marhite pelean pangelehan nasa natupa di lage tiar on
109
Pasupasu ma hami ojak di patik dohot di uhummu, asa gabe jolma namarguna
bisuk dohot gogo. Ojak ma tondimi di tongatonga nami, mangajari hami asa lam
marroha manuturi hami asa lam marbisuk, marmeme tondinami asa lam
margogo, asa lam marbinoto hami mamelehon ngolu nami, mamelehon roha nami
adopanmu Nabadia i.
Angkup ni i ale Ompung Debata, apuli ma hami di natangis, hehei ma hami sian
2. Debata Natolu
110
on. Ala nungnga jumpag tingkina, marujung ngoluna sian hasiangan on,
mangoloi ma hami di tona ni ama nami Raja Nasiakbagi, pasahaton tondi lao.
Ulu punguan menyebutkan nama orang yang meninggal dunia tersebut). Mangido
dipatupa hasuhuton dison marhite pelean pangelehan nasa natupa di lage tiar on
111
3. Siborudeakparujar
Maulite ma hudok hami tu sahala Ama sahala Ina, tu Sahala ni Ina nami
Nabadia marhite timpul ni daupa dohot Pangurason on. Ala hamu do Inang
on. Ala nungnga jumpag tingkina, marujung ngoluna sian hasiangan on,
mangoloi ma hami di tona ni ama nami Raja Nasiakbagi, pasahaton tondi lao.
Ulu punguan menyebutkan nama orang yang meninggal dunia tersebut). Mangido
dipatupa hasuhuton dison marhite pelean pangelehan nasa natupa di lage tiar on
112
tongtong ampuma hami jala ulosi marhite ulosmu nabadia i, lapihima hami sian
toru, dingdingima hami sian lambung jala saongima hami sian ginjang, diharoro
4. Nagapadohaniaji
on. Ala nungnga jumpag tingkina, marujung ngoluna sian hasiangan on,
mangoloi ma hami di tona ni ama nami Raja Nasiakbagi, pasahaton tondi lao.
Ulu punguan menyebutkan nama orang yang meninggal dunia tersebut). Mangido
113
dipatupa hasuhuton dison marhite pelean pangelehan nasa natupa di lage tiar on
5. Boru Saniangnaga
on. Ala nungnga jumpag tingkina, marujung ngoluna sian hasiangan on,
mangoloi ma hami di tona ni ama nami Raja Nasiakbagi, pasahaton tondi lao.
114
Ulu punguan menyebutkan nama orang yang meninggal dunia tersebut). Mangido
dipatupa hasuhuton dison marhite pelean pangelehan nasa natupa di lage tiar on
dipasupasuhon pangurason on di hami jadi ubat jadi taoar, jadi pitonggam jadi
partondian paiashon parbadanon nami asa dao roha na ramun dohot na hodar i
Patuan Raja Uti, Uti na so ra mate, Uti na so ra matua, sijalo hoda somba
115
on. Ala nungnga jumpag tingkina, marujung ngoluna sian hasiangan on,
mangoloi ma hami di tona ni ama nami Raja Nasiakbagi, pasahaton tondi lao.
Ulu punguan menyebutkan nama orang yang meninggal dunia tersebut). Mangido
dipatupa hasuhuton dison marhite pelean pangelehan nasa natupa di lage tiar on
hami asa lam marbisuk asa lam diboto hami pabadiahon tonami, mangoloi patik
116
Angkup ni ale Rajanami, apuli ma dongan nami na tangis, hehei angka na sorat,
7. Tuhan Simarbulubosi
hami asa lam marbisuk, asa lam diboto hami mamelehon ngolu nami, mamelehon
Angkup ni ale Tuhan, apuli ma dongan nami na tangis, hehei angka na sorat,
117
Mauliate ma hudok hami tu hasangaponmi ale Tuhan, marhite somba nami timpul
8. Raja Naopatpuluopat
sibonduton i.
Angkup ni i ale Rajanami, apuli ma dongan nami na tangis, hehei angka na sorat,
9. Raja Sisingamangaraja
118
mungkit tu toru sora teleng. Ima Patik ni Harajaon na jinalom sian Ompunta
marpusoranhon onan.
on. Ala nungnga jumpag tingkina, marujung ngoluna sian hasiangan on,
mangoloi ma hami di tona ni ama nami Raja Nasiakbagi, pasahaton tondi lao.
Ulu punguan menyebutkan nama orang yang meninggal dunia tersebut). Mangido
dipatupa hasuhuton dison marhite pelean pangelehan nasa natupa di lage tiar on
119
Among Raja Sitautau, Among Patuan Raja Malim marhite somba nami Timpul ni
sintong i.
on. Ala nungnga jumpag tingkina, marujung ngoluna sian hasiangan on,
mangoloi ma hami di tona ni ama nami Raja Nasiakbagi, pasahaton tondi lao.
Ulu punguan menyebutkan nama orang yang meninggal dunia tersebut). Mangido
120
dipatupa hasuhuton dison marhite pelean pangelehan nasa natupa di lage tiar on
manuturi hami asa lam marbisuk, hot ma hami di Patik dohot Uhum mi.
persembahan kami timpul ni daupa dan pangurason ini. Kami mengucap syukur
atas berkat dan kemuliuaan Mu.Karena Engkau lah yang menciptakan langit,
bumi, serta menciptakan segala sesuatu yang ada di muka bumi ini, menciptakan
manusia, menjadikan kerajaan, agar ada yang merangkul yang ada di atas muka
bumi dan yang ada di bawah langit.Engkau jadikan manusia menjalani kehidupan
di dunia ini, begitu besarnya kasih sayang Mu, Engkau bangkitkan ruh Mu
121
Tubu, Raja Sitautau, Patuan Raja Malim, yang mempunyai ajaran yang harus
ditaati serta aturan yang harus diimani. Ajaran Nya lah yang kami amalkan di hari
Hukum yang diajarkan Raja Nasiakbagi bahwa ruh yang telah pergi harus
dalam kehidupan ini. Telah tiba waktunya, ia meninggalka dunia ini, maka kami
ampunilah segala dosa yang telah dilakukannya semasa hidupnya, begitu juga
meminta ke hadapan Mu yang mulia, agar kami senantiasa hidup di dalam ajaran
Mu dan menjadi orang yang berguna dihadapan Mu yang Mulia itu untuk menjadi
bagaimana cara berpasrah diri ke hadapan Musebagai cara kami mengucap syukur
kehadirat Mu ya Tuhan.
sembuhkanlah orang yang sakit dari segala penyakit yang dideritanya, pencerahan
terhadap orang yang mengeluh. Semoga kami selalu dilindungi dan dijauhkan dari
122
persembahan kami.
4.5. Mardebata
(ogung) ataupun parhinaloan (hasapi), dan melekat pada Ugamo Malim. Hukum
yang muncul dari seseorang Parmalim.itual ini dianggap wajib jika saat
danhukum yang berat. Ada beberapa hal yang melatarbelakangi orang melakukan
mengakui bahwa ia telah mendapatkan anugerah dan rahmat yang tiada terhingga
dari Debata
bagi orang yang telah mengenal kekurangann dan dosanya terhadap apa yang
Bagi siapa saja yang telah mengingkari patik yang telah disampaikan oleh patuan
Raja Malim
123
balasannya.
Apabila seseorang lupa tentang patik yang telah diajarkan Patuan Raja
pipot, surisuri pandapotan, parbuesanti, daung maligas, ayam jantan dan betina,
kambing putih dan lembu sitiotio. Ritual ini sebagi ungkapan rasa syukur atas
berkat yang telah diterima dari Debata Mulajadi Nabolon. Misalnya, seseorang
yang sudah tua namun telah banyak mengalami cobaan dan godaan yang cukup
besar dan mampu ia lewati dengan baik. Ritual mardebata ini dilakukan utuk
mensyukuri apa yang telah diperoleh seseorang dalam hidupnya. Ada juga ritual
yang dilakukan karena pesan dari orangtua dan dapat dilakukan karena adanya
dibandingkan dengan yang lain oleh karena dilaksanakan di halaman dan di dalam
rumah. Pada proses ritual ini sesaji yang dipersembahkan yaitu seekor kambing
berwarna putih sebagai lambing kesucian di dalam Ugamo Malim, jika yang
disembelih adalah lembu ataupun seekor kerbauyang seluruh bagian nya kecuali
ekor dan kepalanya. Dikibarkanlah hembang si tolu rupa yaitu pada tiang dengan
kain berwarna hitam sebagai simbol untuk Tuhan Batara Guru yang memegang
124
yang terakhir dengan kain berwarna merah sebagai simbol untuk Tuhan Balabulan
Bahan sesaji maupun dari segi pelaksaannya cukup sederhana. Sesaji yang ada di
dalam rumah, sementara sesaji yang lainnya ditaruh di atas pinggan dan cukup
diletakkan di atas tikar tiga lapis. Jika mardebata di halaman dilaksanakan pada
tengah hari hingga malam hari akan dipimpin langsung oleh ihutan, sedangkan
pada upacara mardebata jenis ini dilaksanakan di malam hari dan dipimpin oleh
ulu punguan.
maupun susunan acaranya. Perbedaan yang paling tampak adalah pada proses ini
perhinaloan. Ritual ini dipimpin oleh Ihutan ataupun ulu punguan. Gondang
hasapi inilah yang mengiringi jalannya ritual. Peserta yang hadir ialah para
125
1. Mulajadi Nabolon
mauliate ma hami di saluhut pasu-pasu mi. Unang alang asini roham da Ompung
nang tu joloan ni ari on. Lam tambai ma pasu-pasu mi di hami. Asa marolopolop
gondang sabangunan, dalan nami mangido tu Ho. Asima roham ale ompung,
Debata.
126
Ale Ompung Debata, ala ima poda ni ama nami Raja Nasiakbagi, aek inna daung
ni ngenge topottopot daung ni sala, manang ise namanopoti salana sian nasa
rohana ido na saean sala, namanggarar utang dosana sian nasa rohana ima na
saean dosa. Ala nungnga manompas Patik si Anu on, alai nungnga ditanda
gondang sabangunan jala nungnga tupa pelean di atas ni lage tiar on. On ma
mulak tu songkirna, horbo manurun mulak ma tu bara na. Nungnga lao imana
mi.janghon ma ibana, di parrohai jala dituturi ma imana tu joloan ni ari on. Asa
unang be olo imana mangalangkai sabor, unang be olo imana manuruk sabor.
Dison husombahon hami pelean gondang puji-pujian. Sahat ma hami gabe. Sahat
Parsahiton
parngoluon nami, diajarhon ama nami raja nasiakbagi do hami,, dang holan di
127
pangisi ni banua ginjang dohot banua tonga, sahat ro di pangisi ni banua toru.
di atas ni lage tiar on, namangido tu adopan mu nabadia i. Asi ma roham Ale
tung ala ni hasalaan do gabe adong di nasida parsahiton, hehei ma nasida sian a
sorat.
Pasupasu ma hami ojak di patik dohot di uhummu, asa gabe jolma namarguna
bisuk dohot gogo. Ojak ma tondimi di tongatonga nami, mangajari hami asa lam
marroha manuturi hami asa lam marbisuk, marmeme tondinami asa lam
margogo, asa lam marbinoto hami mamelehon ngolu nami, mamelehon roha nami
adopanmu Nabadia i.
128
2. Debata Natolu
hami di saluhut pasu-pasu mi. Unang alang asini roham da Ompung nang tu
joloan ni ari on. Lam tambai ma pasu-pasu mi di hami. Asa marolopolop hami di
sabangunan, dalan nami mangido tu Ho. Asima roham ale ompung, nang saluhut
129
Mauliate ma hudok hami tu hasangaponmi ale Tuhan, marhite somba nami timpul
3. Siborudeakparujar
Maulite ma hudok hami tu sahala Ama sahala Ina, tu Sahala ni Ina nami
Nabadia marhite timpul ni daupa dohot Pangurason on. Ala hamu do Inang
hami di saluhut pasu-pasu mi. Unang alang asini roham da inang nasangap
nabadia nang tu joloan ni ari on. Lam tambai ma pasu-pasu mi di hami. Asa
130
tongtong ampuma hami jala ulosi marhite ulosmu nabadia i, lapihima hami sian
toru, dingdingima hami sian lambung jala saongima hami sian ginjang, diharoro
4. Nagapadohaniaji
saluhut pasu-pasu mi. Unang alang asini roham da Ompung nang tu joloan ni ari
131
dalan nami mangido tu Ho. Asima roham ale ompung, nang saluhut pangidoan
nami ditolopi ma i.
5. Boru Saniangnaga
saluhut pasu-pasu mi. Unang alang asini roham da namboru nang tu joloan ni ari
132
nami ditolopi ma i.
dipasupasuhon pangurason on di hami jadi ubat jadi taoar, jadi pitonggam jadi
partondian paiashon parbadanon nami asa dao roha na ramun dohot na hodar i
Patuan Raja Uti, Uti na so ra mate, Uti na so ra matua, sijalo hoda somba
saluhut pasu-pasu mi. Unang alang asini roham da raja nami nang tu joloan ni
133
hami asa lam marbisuk asa lam diboto hami pabadiahon tonami, mangoloi patik
Angkup ni ale Rajanami, apuli ma dongan nami na tangis, hehei angka na sorat,
7. Tuhan Simarbulubosi
134
saluhut pasu-pasu mi. Unang alang asini roham ale Tuhan nang tu joloan ni ari
dalan nami mangido tu Ho. Asima roham ale ompung, nang saluhut pangidoan
nami ditolopi ma i.
hami asa lam marbisuk, asa lam diboto hami mamelehon ngolu nami, mamelehon
Angkup ni ale Tuhan, apuli ma dongan nami na tangis, hehei angka na sorat,
Mauliate ma hudok hami tu hasangaponmi ale Tuhan, marhite somba nami timpul
8. Raja Naopatpuluopat
135
sibonduton i
saluhut pasu-pasu mi. Unang alang asini roham da raja nami nang tu joloan ni
sabangunan, dalan nami mangido tu Ho. Asima roham ale ompung, nang saluhut
Angkup ni i ale Rajanami, apuli ma dongan nami na tangis, hehei angka na sorat,
9. Raja Sisingamangaraja
136
mungkit tu toru sora teleng. Ima Patik ni Harajaon na jinalom sian Ompunta
marpusoranhon onan.
saluhut pasu-pasu mi. Unang alang asini roham da raja nami nang tu joloan ni
sabangunan, dalan nami mangido tu Ho. Asima roham ale ompung, nang saluhut
137
Among Raja Sitautau, Among Patuan Raja Malim marhite somba nami Timpul ni
sintong i.
hami di saluhut pasu-pasu mi. Unang alang asini roham da Ompung nang tu
joloan ni ari on. Lam tambai ma pasu-pasu mi di hami. Asa marolopolop hami di
sabangunan, dalan nami mangido tu Ho. Asima roham ale ompung, nang saluhut
138
manuturi hami asa lam marbisuk, hot ma hami di Patik dohot Uhum mi.
persembahan kami timpul ni daupa dan pangurason ini. Kami mengucap syukur
atas berkat dan kemuliuaan Mu.Karena Engkau lah yang menciptakan langit,
bumi, serta menciptakan segala sesuatu yang ada di muka bumi ini, menciptakan
manusia, menjadikan kerajaan, agar ada yang merangkul yang ada di atas muka
bumi dan yang ada di bawah langit.Engkau jadikan manusia menjalani kehidupan
di dunia ini, begitu besarnya kasih sayang Mu, Engkau bangkitkan ruh Mu
na opat, itulah yang dipegang oleh Raja Sisingamangaraja yang tidak mampu
dilampaui oleh manusia dan yang dijadikan agama oleh raja Nasiakbagi Raja
Tubu, Raja Sitautau, Patuan Raja Malim, yang mempunyai ajaran yang harus
ditaati serta aturan yang harus diimani. Ajaran Nya lah yang kami amalkan di hari
Tampak jelas kami lihat dan rasakan betapa besarnya perhatiaN Mu di dalam
139
baik, semua itu karena berkat Mu Ya Tuhan. Dengan ini, kami sampaikan
persembahan kehadapan Mu yang mulia sebagai bentuk rasa syukur kami atas apa
yang telah kami peroleh di dalam kehidupan kami. Semoga tidak terhambat kasih
karunia yang akan Engkau berikan kepada kami ya Tuhan di masa yang akan
kebahagiaan di dunia ini, serta kebahagiaan menjalankan perintah Mu. Kami telah
menyediakan alat musik tetabuhan yang agung sebagai wadah kami meminta
kepada Mu, serta mengucap syukur. Kabulkanlah permohonan hati kami Tuhan.
Ompung Debata, siapa saja yang menyesali perbuatannya atau kesalahannya dari
segenap hati dan jiwanya dialah yang akan diampuni dosanya. Karena si A telah
melakukan kesalahan yang menyalahi aturan Mu, tetapi ia juga sudah mengakui
dan menyadari bahwa ia bersalah, ia pun mematuhi perintah Raja Nasiak bagi.
itu dari dalam hati Mu.Janganlah balaskan ke dalam kehidupan maupun ke dalam
ruh kami. Inilah jalan yang kami tempuh untuk meminta pengampunan di hadapan
Selama ini ia telah pergi menjajaki kesalahan, dan telah kembali kepada
hamalimon yang Engkau ajarkan. Terimalah dia, agar diberikan pemikiran dan
pengarahan di masa yang akan datang.Agar ia tidak lagi mlakukan keslahan yang
sama. Disini kami persembahkan musik tetabuhan. Lindungilah kami hari ini, dan
140
kasih kepada Mu Debata, karna kami telah diajarkan oleh Raja Nasiak bagi untuk
senantiasa mengucap syukur, tidak hanya atas kekayaan, tidak hanya atas
kematian pun haruslah kami mengucap syukur kepada Mu. Dalam keadaan ini,
pihak keluarga sdang dalam keadaan sakit. Karena Engkaulah Debata yang kami
yakini yang menjadikan segala sesuatu yang ada di muka bumi ini. Engkaulah
yang berkuasa atas Langit, bumi dan segala isinya baik itu bumi atas, bumi
Kami telah berkumpul disini untuk membantu pihak keluarga dan meminta ke
apa yang mampu kami berikan di atas tikar yang telah dibentangkan. Kasihanilah
kekuatan. Lindungilah dia agar mendapat kesembuhan di masa yang akan datang,
di dalam kehidupan ini. Jikapun karena kesalhan yang ia lakukan ia menjadi sakit,
bangkitkanlah ia dari keputus asaan. Kami meminta kepada Mu, berkatilah kami
agar tetap mengikut dan mematuhi ajaran Raja Nasiak bagi dan memuji nama Mu
yang Maha suci. Terima kasih kami panjatkan ke hadirat Mu, melalui
persembahan kami.
Mangan napaet merupakan salah satu ritual yang dilaksanakan oleh umat
Parmalim. Ritual ini bila diartikan ke bahasa Indonesia artinya ialah “memakan
yang pahit”. Mangan napaet ini dilaksanakan pada akhir tahun menurut
141
yang telah diperbuat selama satu tahun. Pada proses ini para umat parmalim akan
memakan yang pahit, menahan lapar, haus, nafsu serta menahan diri dari segala
sesuatu yang dapat menimbulkan dosa. Puasa dilaksanakan selama 24 jam. Selain
untuk mengakui dan meminta ampun atas segala dosa yang telah diperbuat baik
sengaja maupun tidak, puasa ini juga sebagai wadah untuk berjanji kepada Tuhan
Yang Maha Kuasa dengan ikhlas dan sepenuh hati. Dengan melalui proses
pelaksanaan mangan napaet ini, umat Parmalim percaya bahwa segala dosa telah
dihapuskan, dan manusia telah kembali suci dan siap untuk masuk ke tahun yang
Makanan pahit yang dimakan melambangkan kepahitan yang telah ditempuh oleh
malim ni debata.
sudah tiba akhir tahun tepatnya pada tanggal 29 dan bulan 12 menurut parhalaan,
dinamakan mangan napaet yang bertujuan untuk menebus dosa. Dalam hal ini
Umat parmalim memiliki keyakinan dalam diri. Suatu keyakinan bahwa adanya
suatu kepahitan dan rasa sakit yang luar biasa yang dirasakan oleh manusia oleh
karena telah berbuat dosa dari awal sampai akhir tahun. Kepahitan ini akan
menunjukkan bahwa setelah manusia melakukan dosa maka akan datanglah hal-
hal buruk kepada mereka. Dengan demikian, para umat Parmalim wajib
melaksanakan ritual mangan napaet. Adanya aturan bahwa tidak boleh memakan
makanan apapun yang mengenyangkan perut pada saat tiba waktuya mangan
142
kendali dari diri sendiri, misalnya hasrat seksual. Orang yang telah menebus dosa
meskipun tidak disaksikan oleh orang lain, artinya dia juga telah menegakkan
amal di dalam kesucian Tuhan, maka ia harus yakin bahwa pada hari esok ia akan
mendapatkan hangoluon ni tondi dan tidak akan takut akan cobaan apapun yang
datang.
yang pahit yang akan dibagikan setelah selesai berdoa di dalam bale parsantian.
Inggir-inggir, bulung ni botik, jengga-jengga, jeruk besar, cabai dan garam akan
makanan yang pahit itu akan disimpan dan diletakkan di tempat yang bersih dan
tidak boleh ada yang memegangnya sebelum waktu ritual tiba yaitu sekitar tegah
hari. Hal ini dilakukan agar makanan tersebut tetap bersih dan layak untuk
dimakan para peserta ritual. Hari kedua ritual ini biasa disebut dengan mangan
yaitu sekitar pukul 09.00 pagi. Setelah pelafalan doa-doa, ada juga memberikan
nasihat-nasihat serta renungan atas kesalahan dan dosa-dosa yang telah diperbuat
oleh umat. Pada kesempatan ini, para umat juga diajak untuk menyadari bahwa
puasa yang dilakukan oleh para peserta ritual selama 24 jam itu tidaklah
sebanding dengan apa yang telah dikorbankan oleh sahala marsangap sahala
martua yang telah m demi marsiakbagi demi manusia. Ketika ritual sudah selesai,
maka berbaris para natua-tua baik kaum ayah maupun kaum Ibu memanjang
sampai ke halaman bale parsantian, lalu para naposo dan anak-anak akan
143
ni tano on.
na huoloi hami di ari marsangap di ari martua on, mangan napaet di ari hurung
di bulan hurung di ujung ni taon. Nungnga hujahai hami angka ngolu nami,
panggarar utang i dosa nami.Nungnga hupatupa hami dison sian suan suanan na
naung huulahon hami sian bona taon sahat ro di ujung ni taon. Ompung Debata
144
jojori tu parngoluon nami lumobi nang dohot tu partondion nami. Nungnga huula
hami dosa na patar, dosa na buni,nungnga pola gok di jualna , gok di ampangna,
habangkean.
tanda panolsolion nami ma i ale Ompung Debata di adopan Mu. Asi ma roham
di tonga-tonga nami mangajari jala manuturi hami asa lam marbisuk hami
bisuk nang dohot gogo. Jumpangma na hulului hami saut ma nang angka sangkap
ni roha nami, asa sahat marlas ni roha hami di banua tonga on. Mauliate ma
pangurason on.
145
ada di bawah langit dan di atas muka bumi ini.Engkau jadikan manusia menjalani
kehidupan di muka bumi ini, begitu besarnya kasih sayang Mu, Engkau
Sisingamangaraja yang tak tertandingi, serta yang dijadikan agama oleh Raja
Nasiakbagi, Raja Tubu, Raja Sitautau, Patuan Raja Malim, yang ajaran nya harus
dipatuhi dan aturan nya harus diimani, Ajaran nya lah yang kami ikuti di hari yang
sangat berbahagia ini pada saat ritual memakan yang pahit ini, pada hari terakhir
bulan terakhir pada penghujung tahun ini.Telah kami sadari segala sesuatu yang
terjadi di dalam kehidupan kami, serta kami telah mengakui segala kesalahan
kami yang menyebabkan dosadi dalam kehidupan kami, kami telah menyesalinya
kepada Mu atas segala kesalahan yang telah kami lakukan dari awal tahun sampai
pada penghujung tahun ini.Janganlah balaskan segala dosa yang telah kami
dosa dengan cara terlihat maupun tersembunyi. Kami telah memakan makanan
146
haus. Kasihanilah kami,semoga kami tetap berada di jalan yang Engkau ajarkan.
Berikanlah kesehatan bagi yang sedang dalam keadaan sakit, penghiburan kepada
orang yang berduka, bangkitkanlah orang yang putus asa, serta pencerahan
terhadap orang yang sedang susah hatinya. Berikanlah kami keselamatan, hidup
yang baik, kesatuan serta kekuatan. Semogakami temukan apa yang kami cari
bumi ini. Terima kasih kami ucapkan kehadirat Mu Tuhan melalui prsembahan
kami.
pada ari suma dan anggara pada bulan Sipaha sada. Tuhan Simarimbulubosi
diyakini oleh umat Parmalim lahir pada bulan satu yang disebut dengan sipaha
sada. Upacara ini dilakukan berdasarkan patik yang ada di dalam Ugamo
Simarimbulubosi pada ari suma dan anggara untuk menerima persembahan dari
manuk jarumbosi akan dipersiapkan dalam ritual ini. Pada hari itulah seluruh umat
Proses pelaksanaan ritual Sipaha sada ini berlangsung selama dua hari.
147
untuk mempersiapkan makanan untuk para peserta ritual. Mereka bekerja sesuai
makanan, ada pula yang mempersiapkan pelean. Dalam hal persiapan pelean tidak
menanganinya. Ada juga yang sudah terbiasa dalam hal tersebut, sehingga para
pengajaran dan mereka harus pula mampu mengingat apa-apa saja yang akan
persiapan telah dilakukan dan pelean tersebut diletakkan di dalam bale pasogit
partonggoan.
bale pasogit partonggoan dan diikuti oleh para ulu punguan dan beberapa
mulai dibunyikan oleh pargonsi sampai pelean tersebut selesai disusun. Ihutan
memercikkan air pangurason sebanyak tiga kali ke sebelah kiri dan kanan pelean.
Pelean tersebut akan disusun di panggalagan di lantai dua dengan dibantu oleh
ulu punguan. Para umat akan mulai massuk ke dalam bale pasogit partonggoan
setelah semua disiapkan. Para umat akan masuk dengan tertib dan akan duduk
bersila layaknya saat mengikuti ritual seperti biasanya. Seorang ulu punguan
menyerukan bahwa semua sudah siap dan umat sudah siap untuk berdoa. Ihutan
148
Setelah itu pargonsi membunyikan gondang sesuai dengan instruksi dari ihutan.
Begitu seterusnya doa disampaikan dan gondang dibunyikan sampai pada doa
tonggotonggo.
Dalam ritual ini ada 12 gondang yang wajib dibunyikan. Adapun nama gondang
yang dibunykan pada saat ritual sipaha sada adalah gondang inanta natumubuhon
parolopolopon, dan gondang hasahatan. Pada hari kedua, Para umat masuk ke
dalam bale pasogit partonggoan dan martonggo dipimpin oleh ihutan dan ditutup
dengan tortor oleh ihutan dan seluruh peserta ritual tersebut. Setelah selesai maka
para umat diperbolehkan untuk membersihkan dan merapikan fasilitass yang telah
digunakan. Pada umumnya hal ini dikerjakan oleh naposo dan dibatu oleh para
natuatua. Seluruh umat berharap agar dapat pulang ke kediaman mereka masing-
149
Nabolon marhite somba nami timpul ni daupa dohot pangurason on. Ala Ho do
di bulan na denggan on. Ima di suma ni Anggara di bulan sipaha sada di ari
i, dohot parningotan nami di ari hatutubu i saluhut angka sioppungon nami dohot
Asi ma roham ale Ompung Debata, janghon ma somba puji-pujian nami. Mandok
saluhut.
150
marroha, manuturi hami asa lam marbisuk. Jala diramothon tondi habonoron Mi
hatoropon, bisuk nang dohot gogo. Pasu-pasu ma hami ojak di patik dohot uhum
manombahon roha nami, ngolu nami, dohot tondi nami gabe somba puji-pujian tu
Sipaha lima merupakan salah satu ritual yang wajib dilaksanakan oleh
umat Parmalim setiap tahun. Pada zaman Sisingamangaraja ritual ini dikenal
151
dengan mempersembahkan sesaji pada bulan sipaha lima. Asean taon ini
limpahan nikmat dan rezeki yang diberikan Oleh Debata kepada umat manusia.
Istilah sipaha lima mulai dikenal sejak Parmalim dipimpinoleh Raja Mulia
persembahan dan ucapan teria kasih. Pada bulan itu pulalah patuan raja Malim
Ritual sipaha lima berlangsung selama tiga hari,, yang berlangsung dari
pagi hingga sore hari. Hari Pertama (parsahadatan) merupakan hari pembukaan
ritual. Pada hari ini, para umat menyerahkan diri sepenuhnya kepada Debata
mengikuti ritual dengan baik sampai ritual selesai. Pada pagi hari sudah terlihat
para parhobas seperti ulu punguan, beberapa pengurus dan naposo baoa
Ritual ini dilaksanakan di depan bale pasogit partonggoan. Semua peserta duduk
pargonsi sampai para peserta ritual siap, dan akan berhenti ketika ihutan tiba dan
tidak lagi meminta pargonsi untuk membunyikan gondang. Pada kesempatan ini,
ihutan manortor dan dilanjutkan dengan kolompok keluarga besar, tiap punguan
152
Ihutan berdiri menghadap ke langgataan diikuti oleh para ama yang membawa
pelean dan diletakkan oleh ihutan di atas langgatan. Pada pameleon ini
dipersembahkanlah seekor kerbau yang diikat terlebih dahulu sampai pada saatnya
diikat ke tiang borotan oleh beberapa orang. Setelah selesai berdoa dan beberapa
sesi tortor barulah kerbau tersebut akan ditarik kembali selanjutnya dipotong.
Pada hari ketiga dikenal dengan sebutan Panantion. Pada hari terakhir ini,
ihutan akan memberikan sipaingot terhadap para umat, pembagian jambar eapan
kepada setiap ulu punguan yang selanjutnya akan dibagikan kepada para ruas
masing-masing. Setelah itu, seluruh umat akan berdoa dipimpin oleh ihutan.
Ritual ini ditutup dengan tortor dan ucapan horas sebanyak tiga kali pada gondang
yg terakhir. Para peserta ritual sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah dan
153
bagi, raja tubu, Raja Sitautau, Patuan Raja Malim, parajar sioloan, Parmeme
di ari marsang, map di ari martua on. Umbahen ro hami saluhut ginonggom ni
tondi ni ama nami, sian holangholang ni desa naualu. Marruhut tu bae pasogit
banebane. Ala bane do tongtong roham di hami ale Ompung Debata. Songoni pe
hapadoton nami.
maarroha, manuturi hami asa lam marbisuk. Nang habonoron mi pe ale Ompung
hami, nang dohot siulaon nami siganupari. Dipadao ma sian hami parmaraan ni
154
Natolu. Marhite timpul ni daupa doohot pangurason on. Di ari marsangap di ari
martua di ari nabadia on. Ima tinonahon ni ama nami Raja Nasiak bagi, ima
marruhut tu pangantaran ni bale pasogit dohot bale parpitaanna on. Nang dohot
dongan nami na tinggal di huta naso tarbaen marnatampak dohot hami. Sisada
haroroan do hami na lao manghobasi tona ni ama nami Raja Nasiak bagi.
pujipujian nami ima indahan na las, dengke nelaian, pira ni ambalungan, mauik
on, alani dosa nami. Mangelekelek ma hami tu ho ale Ompung Debata. Dipasiat
tondi ni ama nami Raja Nasiak Bagi do hami manghobasi tona na di ari
Unang ma jojori angka dosa nami tu perngoluon nami lumobi nang dohot
155
dosa nami tu parngoluon nami lumobi nang dohot tu ppartondion nami. Ojak ma
tontong tondi nabadia i jonjong di togatonga nami, mangajari hami asa lam
marroha, manuturi hami asa lam marbisuk. Nang tu habonaran Mi pe ale Tuhan,
Nasiak Bagi, saht husombahon hami pelean pujipujian tu adopan Mu ale Ompung
Mauliate ma hu dok hami tu sahala ama sahala Ina tu sahala ni Ina nami
hamalimon. Namanuksihon tondi ni ama nami Patuan Raja Malim. Marhite tondi
jala nahuparbagai hami diari marsangap di ari martua on. Umbahen ro hami
marruhut tu bale pasogit pangantaran dohot bale parpitaan on. Nang dongan
nami natinggal di huta, naso marnatampak rot u bale pasogit on. Sisada
156
dibagasan tondi ni ama nami Raja Nasiak Bagi, tona ni ama nami ma na huoloi
hami di ari marsangap di ari martua on di buhul ni taon di bulan sipaha lima on.
Janghon ma somba pujipujian nami ale inang, marsiulak ma roham tontong hopol
Ulosi ma hami tonntong, lapihima hami sian toru, dindingi sina lambung, saongi
pasauthon tona ni ama nami raja Nasiak Bagi. Sahat husombahon hami pelean
4. Tonggotonggokepada Nagapadohaniaji
157
angur sian tano najinujungmon, asa adong parsombaan nami tu Ompunta Debata
Raja Nasiak bagi ma nahuoloi hami raja nami di ari marsangap di ari martua on
Mulajadi Nabolon. Nunnga sahat nangkin natau bagianmu raja nami mudarni
hambing puti. Pasahaton nami dope bagian Mu raja nami, mudar ni pelean na
hupatupa hami ima horbo sitingko tanduk. Hotma hami tontong di bona ni patik
adopan Mu ale Ompung Debata Mulajadi Nabolon. Sahat ma hami gabe. Sahat
ma hami horas.
Mauliate ma hu dok hami sahala ni namboru nami, boru Saniang naga nai
pinggan matio naiboru hasahatan. Ale namboru, uhum tnindanghon ni ama nami
Raja Nasiak Bagi ma nahuoloi hami jala huparbagai hami di ari marsangap di
ari martua on. Umbahen ro hami saluhut ginoggom ni tondi ni ama nami
158
159
Malim, sesuai dengan waktu dan tujuan dilakukannya ritual. Dalam proses
berbeda-beda, baik dilihat dari mimik wajah maupun perasaan dan ungkapan hati
Ihutan (Pimpinan Utama) dan Ulu Punguan sebagai pimpinan ritual di wilayah
para ruas akan menghayati tonggo-tonggo yang diucapkan oleh Ulu Punguan.
yang hadir diampuni oleh Debata Mulajadi Nabolon. Segala sesuatu yang menjadi
Pada saat martonggo, Ulu Punguan sangat berharap agar para jemaat mengikuti
suasana martonggo, serta berdoa dengan tulus dan ikhlas agar tonggo-tonggo yang
keyakinan yang sangat luar biasa. Karena pada saat martonggolah ia merasakan ia
tonggo-tonggo.
160
dirasakan oleh pemimpin ritual tersebut. Baginya tidak mengikuti ritual berarti
tidak ikut martonggo, sehingga ada yang tidak tersampaikan melalui doa-doa yang
biasanya ia sampaikan. Berdoa (Martonggo) adalah suatu hal yang memiliki arti
bagi umat parmalim, berdoa sebagai suatu sarana menyampaikan harapan, doa,
Bagi seseorang yang memiliki spiritualitas yang baik dan rutin melakukan
tersebut aka nada yang terasa tidak pas, kurang, risau ataupun mengganjal dalam
proses tersebut ada hal-hal yang mereka perhatikan, dari mulai persiapan fisik
merasa lebih percaya diri dibandingkan yang tidak, misalnya pada ritual
kebutuhan rohani, ada pula hal-hal yang membuat umat merasa ada yang kurang
Para orangtua akan sangat bersyukur jika ia dapat mengikuti ritual setiap
sabtunya, kepercaya dirian itu akan bertambah saat ia dan keluarganya bisa
persiapan dilakukan. Umat akan memakai baju mana yang menurutnya paling
161
penilaian khusus yang diberikan sesama umat ataupun oleh ulu punguan. Akan
tetapi, untuk menimbulkan rasa percaya diri hal tersebut dilakukan oleh para
umat. Pada saat mengikuti ritual, dan saat ulu punguan menyampaikan tonggo-
tonggo umat dengan khusuk mengikuti proses penyampaian doa-doa tersebut. Ada
Saat pemimpin ritual martonggo, tak jarang ada yang terlihat meneteskan
air mata, ada yang menghela nafas panjang dan dalam, ada pula yang
menunjukkan raut wajah menahan tangis, sesekali bibirnya bergetar tak beraturan.
Di saat yang bersamaan ada pula yang tidak menunjukkan ekspresi yang
mencolok, namun ekspresi tersebut bukanlah sebagai tolk ukur untuk melihat
seseorang mengikuti dengan khusuk atau tidak jalannya ritual. Luapan isi hati tak
hanya terlihat pada saat martonggo, tetapi juga saat tiba waktunya untuk
menyeka air mata, apalagi nasihat-nasihat yang diberikan sering kali tentang
sebuah kenyataan yang terjadi pada generasi muda Parmalim. Para orangtua akan
generasi muda tersenyum tipis begitupun dengan orang tua, saat ulu punguan
yang dipimpin oleh ulu punguan sangat mempengaruhi kondisi para umat, begitu
juga topik yang dibawakan pada saat penyampaian poda. Kondisi perasaan umat
162
dalam diri seseorang. Begitupun ketika ritual sudah selesai, wajah para umat
tampak berbinar seperti sebuah isyarat adanya ketenangan hati dan jiwa yang
dirasakan setelah berdoa. Sebaliknya, akan ada sebuah tekanan besar yang
dirasakan oleh seorang umat jika ia tidak mengikuti ritual, selain sudah
akan malu banyak berbicara, ada perasaan tidak nyaman yang ia alami saat
melihat sesama umat, padahal belum tentu orang lain menanyakan hal tersebut.
163
KESIMPULAN
Sumatera Utara yang juga bisa ditemui di Kota Medan. Parmalim ini erat
kaitannya dengan Batak, pengunaan bahasa pada hakikatnya ialah bahasa Batak.
pangurason serta pelean khusus lainnya sesuai dengan ritual yang dilaksanakan
dan harus dilakukan dalam keadaan yang suci, serta orang yang menyampaikan
atas apa yang telah diterima manusia khususnya umat Parmalim di dalam
kehidupan yang kekal, serta memohon ampun atas segala dosa dan perbuatan
yang diterapkan melalui perilaku yang berfungsi sebagai kontrol sosial, sebagai
dasar untuk mempercayai seluruh utusan Debata, serta sebagai sarana untuk
164
165
Gultom, Ibrahim
Koentjaraningrat
Koentjaraningrat
Rineka Cipta
Nainggolan, Togar
2012 Batak Toba : Sejarah dan Transformasi Religi. Medan : BIna Media
Perintis.
Rudyansyah, Tony
Sidjabat, W. Bonaru
Situmorang, Sitor
166
: Komunitas Bambu.
Spradley, James.P
Vergouwen, JC
2004 Masyarakat dan Hukum Adat Batak Toba. Yogyakarta : PT. LKiS
167