Anda di halaman 1dari 183

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Departemen Antropologi Sosial Skripsi Sarjana

2018

Makna Tonggo-Tonggo di dalam Ritual


Umat Parmalim

Bakkara, Widya Sandharo


Universitas Sumatera Utara

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/4826
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
MAKNA TONGGO-TONGGO DI DALAM RITUAL UMAT PARMALIM
SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Dalam Bidang Antropologi

Oleh :
Widya Sandharo Bakkara
120905032

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI SOSIAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

Universitas Sumatera Utara


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PENYATAAN ORIGINALITAS

MAKNA TONGGO-TONGGO DI DALAM RITUAL UMAT PARMALIM

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya

nyatakan di sini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap meninggalkan

gelar kesarjanaan saya.

Medan, Oktober 2017

Penulis,

Widya Sandharo Bakkara

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Widya Sandharo Bakkara 120905032 (2017), Judul Skripsi: MAKNA


TONGGO-TONGGO DI DALAM RITUAL UMAT PARMALIM. Skripsi
Program Sarjana Departemen Antropologi Universitas Sumatera Utara.
Skripsi ini terdiri dari 5 bab, 167 halaman, 2 daftar bagan, 3 daftar
gambar.
Secara umum skripsi ini bertujuann untuk menjelaskan apa saja tonggo-
tonggo serta makna yang terkandung di dalam tonggo-tonggo yang ada di dalam
umat Parmalim. Tonggo-tonggo disampaikan melalui tujuh ritual yang dilakukan
di sepanjang siklus kehidupan umat Parmalim. Skripsi ini juga akan menjelaskan
bagaimana makna tonggo-tonggo tersebut diterapkan oleh umat Parmalim di
dalam kehidupan. Penelitian ini berlokasi jalan Air Bersih Ujung, kelurahan
Binjai, Kecamatan Medan Denai, sebagai salah satu kota tujuan para umat
Parmalim bermigrasi.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi partisipasi,
wawancara mendalam serta ditambah dengan studi pustaka. Observasi partisipasi
melibatkan peneliti di dalam ritual maupun kegiatan umat Parmalim serta
melakukan pengamatan baik padaa saat ritual maupun di luar ritual.Wawancara
mendalam yang dilakukan membuat peneliti berinteraksi langsung dengan para
informan untuk menggali lebih dalam informasi yang dibutuhkan. Peneliti juga
menggunakan pedoman wawancara (interview guide) yang sangat mendukung
berjalannya proses penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tonggo-tonggo yang ada di dalam
ritual umat selain disampaikan kepada sang pencipta juga disampaikan kepada
para nabi-Nya yang mencakup doa kepada penjaga air, tanah, dan yang mendiami
bagian-bagian yang ada di muka bumi. Tonggo-tonggo merupakan bagian penting
di dalam setiap ritual Parmalim yang telah melekat pada diri para umat serta
disampaikan melalui beberapa media maupun peralatan ritual.
Kesimpulan dari penelitian ini ialah sebagai doa yang dirangkai melalui
ucapan suci yang sangat sakral sebagai bentuk rasa syukur melalui berbagai
ekspresi. Tonggo-tonggo ini berbeda dengan doasehari-hari umat Parmalim,
Tonggo-tonggoini harus dipanjatkan dengan melalui persembahan. Tonggo-
tonggo ini yang mampu mempengaruhi aspek kehidupan Parmalim.Hal ini
diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis di
lapangan.Penelitian ini menujukkan bahwa tonggo-tonggo tidak hanya berfungsi
pada ritual, namun juga pada kehidupan yang dijalani oleh umat parmalim.

Kata-kata kunci : Parmalim, tonggo-tonggo

ii

Universitas Sumatera Utara


UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas

berkat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

lapangan dan menuliskannya ke dalam skripsi yang berjudul “Makna Tonggo-

Tonggo Di dalam Ritual Umat Parmalim”.Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk

meraih gelar Sarjana Sosial di bidang Antropologi Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak

medapatkan doa, bimbingan, dukungan, saran, serta kritik yang membangun.

Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan

ucapan terima kasih kepada banyak pihak.Pertama-tama terima kasih kepada

kedua orangtua penulis atas kasih sayang, dukungan, motivasi, pengorbanan serta

perjuangan yang telah dilakukan sampai akhir studi penulis. Selanjutnya, penulis

mengucapkan terima kasih kepada saudara penulis yang sangat penulis sayangi

yaitu Binsar Bakkara, Ardewifna Bakkara, Rivay Nicholson Bakkara, Dhev Fretes

Bakkara, Topan Bakkara, dan Arjuna Bakkara yang juga turut mendukung

penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.Agustrisno,

MSP, sebagai dosen pembimbing yang telah membimbing penulis hingga proses

penulisan skrispsi ini selesai. Terima kasih kepada Ibu Dra.Tjut Syahriani sebagai

dosen penguji, Bapak Dr. Fikarwin Zuska selaku Ketua Departemen Antropologi

yang memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis. Terima kasih kepada

kerabat Antropologi 2012, Erwin Simarmata, Mariance Yustiti Sari, Ruth O

Ginting, Febriana Nainggolan, Lestari panjaitan, serta kerabat yang tidak dapat

iii

Universitas Sumatera Utara


penulis sebutkan satu per satu. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada

Keluarga Besar KOMPAS-USU yang telah memberikan penulis banyak

pengalaman yang berharga. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada R.

Simanjuntak (Amanta Ulu Punguan Medan), D. Butar-butar (Suhi ni Ampang na

opat Punguan Medan), L.Manurung (Suhi ni ampang na opat Punguan Medan,

Wanry Lumbanrajaselaku iforman yang telah memberikan informasi serta

memberikan banyak pelajaran kepada penulis. Selanjutnya penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada naposo bulung Parmalim khususnya yag

berdomisili di Medan yang juga telah banyak memberikan pengalaman berharga

kepada penulis. Pada akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah memberikan dukungan kepada penulis yang tidak dapat penulis

sebutkan satu per satu.

Medan, Oktober 2017


Penulis,

Widya Sandharo Bakkara

iv

Universitas Sumatera Utara


RIWAYAT HIDUP

Widya Sandharo Bakkara, sehari-hari

biasa dipanggil Widya. Penulis lahir di

Pematangsiantar, pada tanggal 20 Oktober

1994. Penulis merupakan putri dari pasangan

T.G Bakkara dan T. Situmorang. Alamat e-

mail penulis yaitu widyakompas@gmail.com.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah

Dasar di SD Swasta HKBP Pematangsiantar

pada tahun 2006. Sekolah Menengah Pertama

di SMP Negeri 4 Pematangsiantar pada tahun 2009, dan menyelesaikan

pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Pematangsiantar pada

tahun 2012. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan Strata 1 di Universitas

Sumatera Utara melalui ujian tertulis Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi

Negeri (SNMPTN).

Universitas Sumatera Utara


Selama perkuliahan penulis aktif berpartisipasi dalam beberapa kegiatan akademik dan

kepanitiaan, yakni :

1. Peserta Penyambutan Mahasiswa Baru (PMB) FISIP USU 2012.

2. Peserta Inisiasi Antropologi Sosial 2012.

3. Panitia Inisiasi Antropologi Sosial 2013 sebagai anggota..

4. Mengikuti penelitian lapangan Metode Penelitian Antropologi di Kuil Shri Hanuman

pada tahun 2014.

5. Melakukan penelitian Antropologi Visual dengan judul “Sampah dan Pemulung di TPS

Teladan” tahun 2014.

6. Melakukan penelitian Antropologi Kesehatan dengan judul “Pengobatan dengan Metode

batu teraphy-Ginbers Teraphy tahun 2014.

7. Mengikuti penelitian Antropologi Visual di Desa Sei Nagalawan pada tahun 2014.

8. Mengikuti Training of Fasilitator (TOF) yang dilaksanakan oleh Departemen

Antropologi pada Januari 2015

9. Panitia Rapat Kerja Nasional Jaringan Kekerabatan Antropologi Indonesia (Rakernas

JKAI) 2015 dengan tema “Lingkungan Hidup dan Adat Sumatera Utara” sebagai sie

dokumentasi.

10. Mengikuti penelitian dan Praktik Kerja Lapangan I di Desa Lumban Suhi-suhi, Samosir

pada Mei 2015.

11. Mengikuti Magang/Praktik Kerja Lapangan II pada sebuah LSM yaitu Aliansi Sumut

Bersatu (ASB) September-November 2015.

Untuk menambah pengalaman, selama masa kuliah penulis juga pernah berpartisipasi

pada riset/survey di luar akademik, dengan mengikuti Survey Politik di Kota Medan oleh

IRC tahun 2013, survey Permasalahan Publik oleh MRC, Aceh Singkil 2016,Survey

Opini Publik tentang Korupsi oleh CSIS, Pematangsiantar 2016.

vi

Universitas Sumatera Utara


Selain itu penulis juga sampai kini aktif di sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa yaitu

Korps Mahasiswa Pencinta Alam dan Studi Lingkungan Hidup Universitas Sumatera Utara

(KOMPAS-USU), penulis pernah menjabat sebagai sekretaris umum periode 2013, Sekretaris

Badan Pendidikan KOMPAS-USU periode 2014 serta Ketua Badan Pendidikan KOMPAS-

USU periode 2015. Selama menjadi anggota KOMPAS-USU, penulis juga aktif mengikuti

kegiatan-kegiatan, yaitu:

1. Pendakian Mardinding-Sinabung 2013

2. Pengamatan Nephentes Gunung Sibuatan 2013

3. Pengamatan Burung di Pantai Muara Indah

4. Eksplorasi Lawe Alas 2014

5. Ekspedisi Pernantin-Sibuatan 2014

6. Tim evakuasi korban banjir di Padang Bulan 2015

7. Panitia Hari Lingkungan Hidup se-Dunia 2013

8. Panitia Hari Lingkungan Hidup Se-Dunia 2014

9. Kejuaraan Arung Jeram Tingkat Daerah, Sipispis 2015

10. Kejuaraan Arung Jeram Tingkat Nasional, Sei Binge, Langkat 2015

11. Eksebisi Pekan Olahraga Nasional Arung Jeram, Sukabumi, Jawa Barat 2016

vii

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan

anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian lapangan serta menyelesaikan

penulisan yang berjudul “Makna Tonggo-Tonggo Di Dalam Ritual Umat

Parmalim”.Penulisan skripsi ini dilakukan guna memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Sosial di bidang Antropologi Sosial.

Dalam penulisan skripsi ini juga ada beberapa tantangan yang harus dihadapi seperti

terbatasnya waktu yang dimiliki informan dengan berbagai faktor kesibukan serta dalam

proses penelitian memposisikan diri sebagai peneliti serta sebagai bagian yang diteliti.

Namun kendala tersebut tidaklah menjadi sebuah hambatan yang besar karena selama proses

pennelitian hingga tahap penulisan skripsi ini penulis dibantu oleh banyak pihak.

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini,

baik tata cara penulisan maupun cara penyampaian informasi kepada para pembaca. Dengan

segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari para

pembaca.Semoga skripsi ini berguna bagi seluruh pembaca serta dapat memperkaya wawasan

saya dan pembaca.Terima kasih.

Medan, Oktober2017

Penulis,

Widya Sandharo Bakkara

viii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................


HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................
PERNYATAAN ORIGINALITAS.................................................................. i
ABSTRAK ......................................................................................................... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xi
DAFTAR FOTO................................................................................................ xii
DAFTAR ISTILAH .......................................................................................... xiii

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................1


1.1.LatarBelakang .................................................................................1
1.2.Tinjauan Pustaka .............................................................................5
1.3.Rumusan Masalah ...........................................................................11
1.4.Tujuandan Manfaat .........................................................................12
1.5.Metode Penelitian ...........................................................................13
1.5.1 Observasi...............................................................................14
1.5.2. Wawancara............................................................................15
1.6. Sistematika Penelitian ....................................................................16
1.7. Pengalaman Penelitian ...................................................................18

BAB II. PARMALIM DI KOTA MEDAN ......................................................18


2.1.Sejarah Parmalim ............................................................................18
2.1.1 Sejarah Parmalim Di Huta Tinggi ......................................18
2.2.Struktur Organisasi Parmalim ........................................................23
2.3.Sejarah Parmalim Di Kota Medan ..................................................26
2.3.1. Sejarah Bale Parsantian di jalan Air Bersih .........................26
2.4. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..............................................29
2.4.1. Parmalim Di Jalan Air Bersih ...............................................29
2.4.2. Ruas/Jemaat Parmalim ..........................................................32

BAB III.SISTEM KEYAKINAN DI DALAM KEHIDUPAN


PARMALIM .....................................................................................34
3.1. Defenisi Tonggotonggo ..............................................................37
3.2. Debata Mulajadi Nabolon ..........................................................40
3.3. Debata Natolu .............................................................................42
3.4. Siborudeakparujar ......................................................................43
3.5. Nagapadohaniaji .........................................................................45
3.6. Patuan Raja Uti...........................................................................45
3.7. Tuhan Simarimbulubosi .............................................................46
3.8. Raja Naopatpuluopat ..................................................................46
3.9. Raja Sisingamangaraja ...............................................................48
3.10. Raja Nasiakbagi ..........................................................................48
3.11. Tonggo-tonggo Sebagai Harapan Bagi Umat Parmalim ............48

ix

Universitas Sumatera Utara


BAB IV. TONGGO-TONGGO DI DALAM ATURAN (RITUAL)
PARMALIM .......................................................................................................50
4.1.Mararisabtu ....................................................................................51
4.2. Martutuaek .....................................................................................86
4.3.Pasahat tondi. .................................................................................105
4.4.Mardebata .......................................................................................123
4.5.Mangan Napaet...............................................................................141
4.6.Sipaha Sada ....................................................................................147
4.7.Sipaha Lima ....................................................................................152

BAB.V. EMOSI KEAGAMAAN DI DALAM RITUAL


UMAT PARMALIM ............................................................................160

BAB VI. KESIMPULAN ...................................................................................164

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................166


LAMPIRAN........................................................................................................

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR BAGAN

Bagan 1 : Struktur Organisasi Parmalim di tingkat pusat

Bagan 2 : Struktur Organisasi Parmalim di tingkat Cabang, khususnya cabang

Medan

xi

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Bale Pasogit Partonggoan, Huta Tinggi, Laguboti

Gambar 2 : bale Parsantian, jalan Air Bersih Medan

Gambar 3 : Umat Parmalim sedang martonggo pada ritual sipaha lima

xii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISTILAH

Aturan : Ritual yang wajib dilakukan oleh umat Parmalim selama

siklus hidupnya

Bale Parsantian : Rumah ibadah

Bale pasogit : Pusat didirikannya lembaga Parmalim Huta tinggi laguboti

Borotan : Tempat diikatnya persembahan kerbau atau lembu pada saat

ritual sipaha lima

Dakdanak : Anak-anak

Daupa : Arang yang dibakar bersama kemenyan sebagai persembahan

Debata Mulajadi Nabolon : Tuhan yang Maha kuasa

Hamalimon : Pengetahuan tentang kesucian yang ada di ajaran Parmalim

Ihutan : Orang yang menjadi panutan, pimpinan tertinggi umat

Parmalim

Langgatan : Tempat diletakkannya persembahan pada saat berlangsungnya

ritual

Martonggo : Memanjatkan doa-doa

Naposo bulung : Generasi muda

Natua-tua : Orang tua, yang dituahkan

Pangurason : persembahan yang terdiri dari jeruk purut, dan air yang suci

Patik : Aturan yang ada di dalam Ugamo Malim

Pelean : persembahan yang terdiri dari beberapa jenis yang akan

disampaikan pada ritual-ritual Parmalim

Punguan : Perkumpulan yang mewakili cabang sesuai dengan tempat

yang

sudah ditentukan

xiii

Universitas Sumatera Utara


Ruas : pengikut, jemaat

Sipaha lima : Bulan kelima dalam penanggalan Batak

Sipaha sada : Bulan pertama dalam penanggalan batak

Suhi ni ampang na opat : Tim yang membantu kinerja ulu punguan

Tohonan : Jabatan

Tonggotonggo : doa-doa

Tunas Naimbaru : Organisasi Generasi Muda Parmalim

Ulu punguan : Pemimpin umat di tingkat Cabang

xiv

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Indonesia adalah sebuah negara yang terdiri dari beragam suku yang

tersebar dari Sabang sampai Merauke. Semua itu tercermin di dalam kehidupan

sehari-hari masyarakat Indonesia yang diaplikasikan melalui cara hidup seperti

upacara adat, rumah adat, baju adat, alat musik, dan lain-lain. Suku yang ada

diantaranya adalah suku Batak, Gayo, Jawa, Dayak, Bajo, Asmat, Madura, Banjar,

dan lain-lain. Menurut teori nusantara, bahwa Suku yang ada di Indonesia tidak

berasal dari luar. Teori ini banyak didukung oleh para ahli seperti J.Crawfurd,

K.Himly, Sutan Takdir Alisjahbana, dan Gorys keraf. Menurut mereka, suku

Melayu sudah memiliki peradaban yang tinggi pada abad ke 19 SM. Taraf ini

hanya dapat dicapai setelah perkembangan budaya yang lama. Hal inilah yang

menunjukkan penduduk Indonesia tidak berasal dari luar Indonesia, tetapi berasal

dan berkembang di nusantara. Diperkirakan ada 300 sampai 500 suku bangsa

yang ada di Indonesia. Perbedaan jumlah ini dikarenakan adanya perbedaan para

ahli dalam mengelompokkan suku tersebut. Keberagaman suku bangsa ini juga

disebabkan oleh perbedaan ras asal, perbedaan lingkungan geografis, perbedaan

latar belakang sejarah, dan lain-lain1.

Di Indonesia juga terdapat agama asli nusantara yang merupakan agama

tradisional yang telah ada sebelum masuknya agama Islam, Kristen, Katolik,

Hindu dan Buddha masuk ke Indonesia. Sebagian besar masyarakat tidak lagi

1
Materiku86.blogspot.co.id/2016/07/asal-usul-nenek-moyang-bangsa-indonesia.html?m=1

Universitas Sumatera Utara


mengenal apa-apa saja agama asli nusantara tersebut karena berbagai hal, salah

satunya ialah karena jumlah penganut yang cukup sedikit. Beberapa agama asli

yang terdapat di nusantara antara lain Sunda wiwitan, yaitu kepercayaan

pemujaan terhadap kekuatan alam dan arwah leluhur yang dianut oleh masyarakat

tradisional Sunda, penganut ajaran ini dapat ditemukan di Provinsi Banten dan

Jawa Barat, Agama Djawa Sunda adalah kepercayaan sejumlah masyarakat yang

tersebar di Jawa Barat yang dikenal sebagai tradisi nenek moyang, Buhun dari

Jawa Barat, Kejawen sebagai sebuah kepercayaan atau mungkin boleh dikatakan

agama yang terutama dianut di pulau jawa oleh suku jawa dan suku bangsa

lainnya yang menetap di Jawa dan dikenal sebagai kepercayaan sinkritisme.

Kaharingan adalah religi suku atau kepercayaan tradisional suku Dayak di

Kalimantan secara turun temurun, Tonaas Walian adalah kepercayaan dari daerah

Minahasa, Sulawesi Utara, Tolottang daari Sulawesi Selatan, Wetu Telu dari

Lombok, Naurus dari Maluku, Marapu dari daerah Sumba dan mungkin masih

banyak lagi yang belum dikenal oleh masyarakat. 2

Menurut Mitologi Batak, asal mula suku Batak bahkan awal manusia

pertama di bumi ini adalah berasal dari tanah Bataktepatnya dari Pusuk Buhit,

sebuah gunung yang terletak di pinggiran sebelah barat Pulau Samosir.Menurut

legenda yang diyakini sebagian masyarakat Batak, bahwa suku Batak berasal dari

Pusuk Buhit daerah Sianjur Mula Mula sebelah barat Pangururan di pinggiran

Danau Toba. Dari tempat inilah keturunannya menyebar, pada awalnya ke daerah

sekitarnya dan lambat laun ke seluruh penjuru tanah Batak. Beberapa penulis baik

para sejarawan maupun antropolog mengemukakan bahwa belum ada suatu

2
https://pendidikanagamahindu.wordpress.com/agama-agama-asli-nusantara/

Universitas Sumatera Utara


kepastian yang menjelaskan tentang asal-usul suku Batak hingga kini. Perbedaan

yang timbul ini mungkin disebabkan oleh belum adanya peninggalan sejarah yang

dapat dijadikan bukti untuk memastikan dari mana asal-usul suku Batak. Selain

itu, ada juga sebagian orang batak yang meyakini mitologi yang menceritakan

tentang asal-usul suku Batak. Suku Batak merupakan salah satu suku bangsa yang

termasuk dalam rumpun Melayu tua. Suku Batak terbagi kepada enam subsuku

yaitu Batak Toba, Angkola, Mandailing, Simalungun, Pakpak, dan Karo. Keenam

subsuku ini mengakui bahwa mereka adalah keturunan Si Raja Batak atau nenek

moyang orang Batak.3

Ada beberapa kepercayaan lokal yang terdapat di dalam masyarakat Batak

yaitu Parbaringin, Parmalim, Ugamo Bangso Batak, Golongan Siraja Batak yang

masih berdiri sampai sekarang. Parmalim adalah sebuah kepercayaan yang

terdapat di Sumatera Utara dan hingga saat ini masih dapat ditemui di daerah

Toba Samosir serta berbagai kota hampir di seluruh Indonesia termasuk di kota

Medan. Parmalim juga sebagai salah satu agama asli nusantara yang mendapat

ajaran dan pesan dari para leluhur orang Batak. 4. Penulis memiliki rasa ingin tahu

yang cukup besar untuk meneliti tentang sejarah lahirnya Parmalim di nusantara

khususnya mengenai makna “tonggo-tonggo” dalam ritual umat Parmalim di kota

Medan yang disampaikan sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta.

Penelitian ini merupakan sebuah kajian antropologi religi yang akan

membahas tentang makna “tonggo-tonggo” dalam ritual umat Parmalim di kota

Medan, Provinsi Sumatera Utara. Parmalim merupakan kepercayaan lokal yang

berpusat di Huta Tinggi yang kini dipimpin oleh seorang ihutan Parmalim
3
Ibrahim Gultom,Agama Malim Di Tanah Batak (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm.31-37.
4
http://hariansib.co/view/Medan-Sekitarnya/88572/Hak-Konstitusi-Penganut-Agama-Leluhur-
Termasuk-Parmalim-Belum-Terpenuhi.html

Universitas Sumatera Utara


bernama Raja Poltak Naipospos. Parmalim memiliki beberapa ritual seperti

mararisabtu, martutuaek, pasahat tondi, mardebata, mangan napaet, sipaha sada,

pameleon bolon sipaha lima. Proses pelaksanaan ritual-ritual tersebut dilakukan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Ide penelitian ini muncul karena adanya suatu kesadaran bahwa secara

hukum Parmalim belum diakui sebagai sebuah agama di Indonesia. Menurut

Undang-Undang administrasi kependudukan (Adminduk) yang merupakan revisi

terhadap Undang-undang Administrasi Kependudukan Nomor 23 Tahun 2006

hanya diakui 6 (enam) agama di tanah air, ada enam, yaitu Islam, Kristen, Hindu,

Buddha, Katolik, dan Konghucu. Adanya rasa ingin tahu mengapa kepercayaan

lokal seperti Parmalim masih mampu bertahan seperti agama besar lainnya.

Kesakralan suasana ritual yang ada pada Parmalim yang tetap melaksanakan ritual

sebagaimana mestinya meskipun sudah tinggal di kota Medan membuat penulis

ingin lebih mendalami bagaimana mereka menjalani kehidupan sebagai umat

Parmalim di tengah-tengah rutinitas di kota Medan yang kompleks.

Selain itu, penulis juga berpikir bahwa ini adalah sebuah bentuk

perjuangan yang bisa dilakukan yaitu untuk menyampaikan kepada masyarakat

umum tentang keberadaan Parmalim secara umum, dan khususnya keberadaannya

di kota Medan. Perjuangan tidak hanya dilakukan oleh para penganut Parmalim

tetapi juga oleh pihak-pihak di luar Parmalim seperti para peneliti, akademisi, dan

juga Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lokal melalui tulisan-tulisan maupun

upaya lainnnya. Adanya kesadaran penulis bahwa tradisi budaya yang diwariskan

oleh para leluhur termasuk tonggo-tonggo sebaiknya dijaga dan dilestarikan

sebagai salah satu cara agar Parmalim tidak sekedar ada namun juga dikenal oleh

Universitas Sumatera Utara


masyarakat umum. Tonggo-tonggo yang diucapkan dalam setiap ritual memiliki

makna bagi para penganutnya, bukan sekedar untaian kata-kata yang dirangkai

sedemikian rupa, itulah yang membuat penulis menelitinya. Parmalim, sebagai

salah satu aliran kepercayaan yang ada di Indonesia, khususnya Sumatera Utara,

meskipun belum diakui sebagai agama di Indonesia tetapi tetap menjalankan

kepercayaan dan menjalankan ajaran yang bersumber dari Debata Mulajadi

Nabolon. Belum diakui sebagai agama, bagi umat Parmalim tidaklah mengurangi

kesakralan maupun menyurutkan keimanan para penganut Parmalim.

1.2 Tinjauan Pustaka

Menurut Goodenough (1981), aliran antropologi kognitif bersasumsi

bahwa setiap masyarakat mempunyai satu sistem yang unik dalam

mempersepsikan dan mengorganisasikan fenomena material dalam pikiran (mind)

manusia. Singkatnya, budaya itu ada dalam pikiran manusia dan bentuknya adalah

organisasi pikiran tentang fenomena material. Budaya suatu masyarakat terdiri

atas segala sesuatu yang harus diketahui atau dipercayai seseorang agar dapat

berperilaku sesuai dengan cara yang diterima oleh masyarakat. Budaya bukan

suatu fenomena material, tidak terdiri atas benda, manusia, perilaku, atau emosi.

Dia adalah pengorganisasian dari hal tersebut, atau bentuk hal-ihwal yang

dipunyai manusia dalam pikiran (mind), model yang mereka punya untuk

menerima, menghubungkan, dan seterusnya.

Menurut Koentjaraningrat (1985a: 218), unsur-unsur kebudayaan ada

tujuh yaitubahasa, sistem pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem peralatan

hidup dan teknologi, sistem ekonomi dan mata pencaharian hidup, sistem religi,

serta kesenian.Salah satu unsur dari tujuh unsur kebudayaan universal (cultural

Universitas Sumatera Utara


universal) adalah religi atau agama. Di semua kebudayaan manusia yang ada di

dunia ini agama dapat dipastikan menjadi bagian dari kebudayaannya. Tidak

satupun kelompok komunitas manusia yang tidak memiliki agama sebagai salah

satu unsur kebudayaannya. Agama itu lahir karena memang manusia

memerlukannya sebagai alat untuk mengadakan hubungan terhadap si pemilik

kuasa alam yang sifatnya gaib atau supernatural.

Religi merupakan suatu fenomena budaya yang merupakan satu ekspresi

mengenai apa yang sekelompok manusia pahami, hayati, dan yakini baik secara

tersurat maupun tersirat sebagai suatu kenyataan yang paling benar beserta

berbagi perilaku berkenaan dengannya, meskipun hal-hal yang dianggap paling

benar itu tidak dapat dibuktikan secara empiris. Ia merupakan hasil pemikiran

manusia berkenaan dan semuanya dikondisikan oleh konteks budaya tertentu.

Dengan demikian, religi dapat dipahami sebagai proyeksi manusia yang

dilandaskan pada satu infrastruktur sejarah tertentu di dalam kehidupan sang

manusia.Tony Rudyansyah (2015: 5).

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia upacara berarti tindakan atau

perbuatan yang terikat pada aturan tertentu menurut adat atau agama (2001:1250).

Sementara upacara yang tidak dipahami alasan konkritnya dalam bahasa Inggris

disebut rites, yang berarti tindakan atau upacara keagamaan, seperti upacara

penguburan mayat, upacara pembabtisan, sakramen, dan jamuan-jamuan suci

yang lainnya, Agus (2006: 96).

Ibadat (ritus) dan upacara religius adalah bagian dari tingkah laku religius

yang aktif dan dapat diamati, termasuk mantra, ucapan-ucapan formal tertentu,

samadi, nyanyian, doa, pemujaan, puasa, tarian, mencuci, membaca, memakai

Universitas Sumatera Utara


pakaian khusus dan menyembelih atau melakukan kurban. Sifat sakral pada ritus

tidak tergantung pada ciri hakiki dan tingkah laku dari benda-benda material itu

tetapi kepada suasana mental dan sikap emosional kelompok masyarakat penganut

kepercayaan itu. Terutama dalam konteks sosio kultural pada tempat dimana

dilaksanakannya ritus itu. Oleh karena itu, dari segi pendekatan sosio-

antropologis, untuk memahami kepercayaan-kepercayaan religius dan wujud

budaya dari kepercayaan itu adalah penting untuk langsung mengamati ritus atau

upacara religius suatu masyarakat pemeluknya. Dengan pendekatan ini,

diharapkan seseorang akan mendapatkan tidak hanya data informasi yang lebih

akurat, tetapi juga persepsi yag mendalam mengenai objek pengamatannya.Pelly

(dalam Gultom 2010: viii), menjelaskan bahwa wujud budaya spiritual yang

penting dan terus berkembang dalam kehidupan manusia penghayat adalah

sebagai berikut:

1. Ajaran yang mengandung nilai religious seperti:

a. Ajaran tentang Ketuhanan yang Maha Esa

b. Ajaran tentang kewajiban manusia terhadap Tuhan yang Maha

Esa

2. Ajaran Budi luhur yang mengandung nilai moral seperti:

a. Nilai moral dalam hubungan antara manusia terhadap Tuhan

Yang Maha Esa

b. Nilai moral dalam hubungan antara manusia dengan sesamanya

c. Nilai moral yang terkandung dalam hubungan antara manusia

dengan alam

Universitas Sumatera Utara


Melihat teori di atas, umat Parmalim adalah orang-orang yang meyakini

adanya kekuatan-kekuatan di luar dirinya. Mereka meyakininya di dalam sebuah

keyakinan dan dilaksanakan pada proses pemujaan atau pelaksanaan ritual. Disini

akan tampak bahwa umat Parmalim tidak selalu mengenai hubungan antara

manusia dengan Tuhan, namun dapat diaplikasikan melalui perbuatan saat

berinteraksi dengan sesama manusia dan alam sekitar.

Ada lima komponen yang biasanya menjadi satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan dalam suatu agama. Kelima komponen itu ialah:

1. Emosi keagamaan, sebagai suatu substansi yang menyebabkan

manusia menjadi religius

2. Sistem kepercayaan yang mengandung keyakinan serta bayangan-

bayangan manusia tentang sifat-sifat Tuhan atau yang dianggap

sebagai Tuhan, serta tentang wujud dari alam gaib (supernatural)

3. Sistem upacara religius yang bertujuanmencari hubungan manusia

dengan Tuhan, dewa-dewa atau mahluk-mahluk halus yang mendiami

alam gaib

4. Kelompok-kelompok religius atau kesatuan-kesatuan sosial yang

menganut sistem kepercayaan tersebut

5. Peralatan ritual yang umumnya menjadi media dalam pelaksanaan

ritual ataupun upacara.Kelima hal tersebut di atas dapat kita lihat

pada saatproses pelaksanaan ritual yang dilakukan oleh umat

Parmalim. Kelima hal tersebut dapat kita lihatpada saat proses

pelaksanaan ritual yang dilakukan oleh umat Parmalim. Pelly(dalam

Gultom: 2010).

Universitas Sumatera Utara


Kepercayaan-kepercayaan religius tidak hanya melukiskan dan

menjelaskan makhluk-makhluk sakral seperti Tuhan, Dewa atau malaikat-

malaikat, dan alam gaib seperti surga dan neraka. Tetapi yang lebih penting dari

semua itu adalah hubungan makhluk dan alam gaib itu dengan dunia kehidupan

manusia. Nothingham (dalam Gultom:2010).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mantra adalah perkataan atau

ucapan yang memiliki kekuatan gaib misalnya dapat menyembuhkan,

mendatangkan celaka, dan sebagainya atau bisa juga diartikan dengan susunan

kata berunsur puisi (seperti rima, irama) yang dianggap mengandung kekuatan

gaib, biasanya diucapkan oleh dukun atau pawang untuk menandingi kekuatan

gaib yang lain.

Menurut ajaran agama Hindu, mantra adalah kata-kata yang diyakini

bukan buatan sendiri, tetapi adalah hasil dari wahyu yang diterima oleh manusia,

sebagai alat komunikasi khusus dengan Tuhan atau dewa-dewa yang merupakan

manifestasi dari kekuatan-Nya. Karena itu tidaklah mengherankan kalau mantra

begitu dikeramatkan, dan tidak boleh sembarang orang mengucapkannya sebelum

pernah mewinten (disucikan secara ritual). Selain itu, tidak boleh pula

dipergunakan disembarang tempat, dalam arti ditempat-tempat yang tidak pantas.5

Parmalim adalah sebutan bagi orang-orang menganut ajaran Malim, yang

lahir di tanah batak dan sampai saat ini masih bertahan yang dijelaskan Pedersen

dan Sidjabat (dalam Gultom, 2010: 3). Parmalim adalah komunitas religius

penganut kepercayaan tradisional Batak yang tidak menginduk kepada Islam,

5
Inputbali.com

Universitas Sumatera Utara


Kristen ataupun kepada empat agama besar lainnya diakui secara yang resmi oleh

Negara, Fauzan (Dalam sembiring, 2012: 19).

Ugamo Malim adalah kepercayaan, keyakinan terhadap Mulajadi Nabolon

pencipta alam semesta yang disebut juga Tuhan Yang Maha Esa. Sebutan kepada

Ugamo Malim adalah Parmalim. Jadi, keyakinan/kepercayaan itu adalah Ugamo

Malim. Parmalim adalah orang yang menghayati ajaran Hamalimon (Malim).

Dalam Bahasa Batak disebut Parugamo Malim. Jadi sebutan parmalim kepada

orangnya, bukan lembaganya,namun sebutan yang popular di masyarakat sampai

saaat ini adalah Parmalim.6

Kajian mengenai Parmalim ini juga sudah dilakukan oleh beberapa pihak,

baik para mahasiswa maupun dosen.Berikut ini adalah beberapa tulisan mengenai

Parmalim yaitu Studi Deskriptif dan Musikologis Gondang Sabangunan Dalam

Upacara Mardebata Pada Masyarakat Parmalim Hutatinggi Laguboti di Desa

Siregar, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir. (Restawati

Manurung, Fakultas Sastra,2007). Gondang Hasapi: Fungsinya pada Upacara

Ritual Parmalim Sipaha Sada batak Toba. (Torang Naiborhu). The Parmalim

Movement and its relation to Sisingamangaraja XII, A Reexamination of the

Development of religious movement in Colonial Indonesian. (Jurnal Antropologi

Budaya Etnovisi, vol 1, Desember 2005, Masashi Hirosue). Tradisi Gondang

Hasapi Batak Toba, Kajian Fungsi Sosial Dalam Ritual Parmalim Sipaha Sada di

Huta Tinggi, Laguboti, (Junike Lumbantoruan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik,2016)

6
www.permalim.com

10

Universitas Sumatera Utara


1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas bahwa tonggo-

tongggo sebagai doa yang diucapkan dalam rutinitas ritual yang dilaksanakan

serta dijelaskan maknanya. Adapun yang menjadi pertanyaan penelitian penulis

ialah :

1. Apa sajakah jenis tonggo-tonggo yang terdapat dalam ritual umat parmalim ?

2. Bagaimana makna tonggo-tonggo dalam ritual tersebut bagi para penganut

Parmalim ?

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tonggo-tonggo

yang terdapat di dalam ritual umat Parmalim serta mengungkapkan makna-makna

yang ada di dalamnya di dalam bidang antropologi religi agar makna yang

dirasakan oleh para penganut Parmalim dapat diungkapkan oleh penulis melalui

penelitian ini. Selain itu manfaat yang dapat diperoleh ialah semakin tumbuhnya

rasa kepercayaan diri para penganut Parmalim serta agar masyarakat mengenal

Parmalim lebih dekat. Sehingga pandangan-pandangan ataupun stigma negatif

yang muncul dan diberikan oleh sebagian masyarakat terhadap Parmalim akan

semakin berkurang, agar tercipta suatu kehidupan beragama dalam keberagaman

yang damai. Selain itu, tulisan ini juga nantinya diharapkan mencuri perhatian

pemerintah agar hak-hak para penganut kepercayaan lokal lebih diperhatikan lagi.

Hal ini juga akan membuat para penganut kepercayaan terhindar dari suatu

kesenjangan sosial yang dapat menyebabkan suatu disintegritas dalam kehidupan

masyarakat.

11

Universitas Sumatera Utara


1.5. Metode Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti akan mempersiapkan metode

yang akan digunakannya di lapangan. Arikunto (2002: 136) metode penelitian

adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data penelitiannya.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa metode penelitian adalah

cara yang dipergunakan untuk mengumpulkan data yang di perlukan dalam

penelitian.Metode penelitian itu dapat membantu peneliti dalam mencari data

serta merampungkan hasil penelitiannya.

Meleong, mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu

penelitian ilmiah, yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam

konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi

komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti

(Herdiansyah, 2010: 9). Metode penelitian kulitatif adalah metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi

obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah

sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara

purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan),

analisis data bersifat induktif/kualitaif, dan hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan makna dari pada generalisasi.Sugiyono (2011:15).Metode

pengumpulan data kualitatif yang paling independent terhadap semua metode

pengumpulan data dan teknik analisis data adalah metode wawancara mendalam,

observasi partisipasi, bahan dokumenter, serta metode-metode baru seperti

metode bahan visual dan metode penelusuran bahan internet. Bungin (2007: 107).

12

Universitas Sumatera Utara


Metode kualitatif yang digunakan oleh peneliti dalam lapangan bersifat

Etnografi. Penelitian etnografi melibatkan aktivitas belajar mengenai dunia orang

yang telah belajar, melihat, mendengar, berbicara, berpikir, dan bertindak dengan

cara yang berbeda. Dalam memaparkan hasil penelitiannya, peneliti akan

melakukannya dengan gaya etnografi yang diharapkan dapat membuat pembaca

dapat dengan mudah memahami isi dari penelitiannya. Untuk memperoleh data di

lapangan, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data berupa

observasi partisipasidan wawancara mendalam. Selanjutnya data yang akan

diperoleh oleh penulis berupa data primer dan data sekunder yang diperoleh

melalui observasi partisipasi, wawancara mendalam serta sumber lain seperti

buku maupun internet.

1.5.1.Observasi

Pada penelitian ini, penulis melakukan observasi terlebih dahulu.

Observasi yang penulis lakukan adalah observasi partisipasi yang bertujuan agar

peneliti dapat mengamati lokasi penelitian, melihat bagaimana fakta di lapangan

serta mengetahui bagaimana interaksi yang terjadi di lapangan. Pada observasi

partisipasi ini, penulis melihat suasana yang ada di lokasi penelitian, mengikuti

ritual dan mengamati bagaimana tonggo-tonggo itu dipanjatkan kepada sang

pencipta melalui ritual.Selama melakukan observasi juga penulis telah

mendokumentasikan apa yang penulis lihat, dengar, dan amati di lapangan baik

dalam bentuk foto, audio, maupun audio-visual yang akan membantu penulis

dalam proses pengolahan data setelah penelitian selesai.

13

Universitas Sumatera Utara


1.5.2.Wawancara

Sebelum melakukan wawancara penelitian, penulis terlebih dahulu

melakukan sebuah pendekatan demi mendapatkan sebuah hasil penelitian yang

baik. Pendekatan pertama yang penulis lakukan ialah dengan cara berbincang-

bincang dengan para generasi muda (naposo) Parmalim yang berada di lokasi

penelitian lalu menyampaikan maksud dan tujuan yaitu untuk meneliti makna

tonggo-tonggo yang ada di dalam ritual Parmalim. Mereka menyadari dengan

topik penelitian yang terkait tonggo-tonggo akan lebih baik lagi jika ditanyakan

kepada orangtua karena sudah memiliki pengetahuan yang lebih dari yang mereka

miliki serta pengalaman yang lebih banyak dalam proses pelaksanaan ritual yang

ada. Pada tahap ini, penulis juga sudah menyusun daftar pertanyaan dan hal-hal

penting yang berfungsi sebagai pedoman wawancara.

Pada tahap penentuan informan, penulis menentukan informan berdasarkan peran

dan fungsi masing-masing informan. Penulis menetapkan sebanyak enam orang

informan yang terdiri dari ulu punguan sebagai pemimpin punguan Medan, lalu

beberapa pengurus yang turut membantu ulu punguan dalam proses ritual yang

memiliki fungsi dan tugas masing-masing, kemudian seorang natua-tuayang

merupakan jemaat biasa yang tidak terlibat di dalam kepengurusan, informan yang

terakhir merupakan salah seorang kaum muda yang menjabat sebagai ketua Tunas

Naimbaru naposo Bulung Parmalim. Penulis berharap agar penentuan informan

tersebut menjadi jawaban dari setiap pertanyaan yang ada.Pembangunan rapport

yang dilakukan oleh penulis melalui beberapa cara sederhana agar informan tidak

merasa seperti dalam keadaan terpaksa dalam menyampaikan informasi dan

menceritakan pengalamannya.

14

Universitas Sumatera Utara


Penulis menggunakan bahasa-bahasa sederhana saat mengajukan

pertanyaan, jika memungkinkan untuk menciptakan sebuah suasana yang santai.

Saat informan berkata ia tidaklah mempunyai cukup banyak pengetahuan

mengenai hal yang ditanyakan penulis, maka penulis akan mencoba semaksimal

mungkin untuk meyakinkan bahwa pertanyaan yang diajukan bukanlah bertujuan

untuk menguji pengetahuan informan akan tetapi untuk mendapatkan informasi

yang lebih dalam sesuai dengan topik penelitian yang akan dibahas. Penulis juga

tidak selalu membahas tentang penelitian di setiap pertemuan. Pada beberapa

kesempatan penulis datang untuk berbincang-bincang dengan beberapa informan.

Pendekatan yang dilakukan pun tidak semata-mata kepada informan, namun

keluarga si informan agar penelitian tidak hanya bermanfaat bagi penulis, namun

jika memungkinkan agar terciptanya kondisi dan hubungan yang baik antara

penulis dan informan.

1.6. Sistematika Penelitian

Dalam penelitian yang dilakukan penulis dengan judul Makna Tonggo-

tonggo di dalam ritual umat Parmalim ini akan dituangkan ke dalam beberapa

bab. Pada Bab I akan menjelaskan apa yang menjadi latar belakang penulis

melakukan penelitian mengenai Parmalim ini, serta apa manfaat dan tujuan

dilakukannya penelitian ini. Pada bab ini juga akan dijelaskan teori apa yang

menggambarkan penelitian yang dilakukan. Pada Bab II akan dibahas mengenai

gambaran umum lokasi penelitian yang mencakup bagaimana Sejarah Parmalim

di Indonesia khususnya bagaimana sejarah Parmalim di kota Medan termasuk

struktur organisasi Parmalim itu sendiri, serta penjelasan tentang bagaimana

kehidupan sosial Parmalim di kota Medan baik hubungan internal maupun

15

Universitas Sumatera Utara


eksternal. Pada bab selanjutnya ialah pembahasan mengenai apa apa saja ritual

yang ada di dalam Parmalim serta apa dasar hukum, tujuan, serta aturan yang ada

di dalam setiap ritual, dan tonggo-tonggo yang ada dalam ritual Parmalim serta

terjemahan tonggo-tonggo tersebut. Pada Bab berikutnya akan dipaparkan

bagaimana makna tonggo-tonggo itu bagi para penganutnya di dalam setiap ritual

yang dilakukan oleh umat parmalim, bagaimana tonggo-tonggo itu berperan di

dalam kehidupan para penganutnya, sebuah ulasan mengenai informan, dan yang

juga menjadi hal yang penting adalah bagaimana analisis penulis terhadap hasil

penelitian yang telah dilakukan. Pada bab akhir akan dituliskan kesimpulan yang

diperoleh serta saran yang diberikan oleh penulis setelah selesai melakukan

penelitian.

1.7. Pengalaman Penelitian

Pengalaman penelitian penulis dimulai pada saat mengikuti sebuah ritual

di sebuah komplek Parmalim yang terletak di jalan Air Bersih, Medan. Bagi

penulis, ini adalah sebuah pengalaman yang sangat berharga. Hal ini terlihat dari

pengalaman berinteraksi dengan para pengurus Parmalim di Medan.Penulis

terlibat di dalam beberapa kegiatan baik formal maupun kegiatan-kegiatan yang

tidak terlalu formal. Penulis turut serta dalam mempersiapkan kegiatan baik di

bidang keagamaan maupun tidak. Pada minggu pertama penelitian, penulis tidak

terlalu banyak berinteraksi mengenai topik penelitian kepada para generasi muda

atau naposo Parmalim, melainkan ikut berbaur dengan mereka seperti ngopi

santai, bernyanyi bersama,dan lain-lain.Setelah itu penulis mulai mencoba

berdiskusi tentang keagamaan dan lama kelamaan masuk ke dalam topik

pembahasan mengenai skripsi yang penulis teliti. Tahap selanjutnya yang penulis

16

Universitas Sumatera Utara


lakukan ialah berkunjung ke beberapa rumah natua-tua untuk mengobrol

mengenai topik penelitian. Mereka cukup mengapresiasi ketertarikan dan

keingintahuan saya terhadap pembahasan mengenai Parmalim. Sebelum

melakukan penelitian, penulis sudah mengikuti ritual-ritual yang ada di Ugamo

Malim. Meskipun sudah mengikuti sebelumnya, namun makna-makna yang

terkandung di dalam sebuah ritual, apa tujuan dan mengapa umat Parmalim harus

melaksanakan ritual dan mengucapkan tonggotonggo. Ketika penelitian barulah

penulis mengeksplor lebih dalam semua yang penulis lihat, dengar, bahkan alami

di lapangan. Selama penelitian, penulis berkesempatan utuk berbincang-bincang

santai dengan Amanta Ulu punguan.Hal ini penulis ungkapkan di dalam

pengalaman penelitian karena bagi penulis, itu merupakan hal yang tidak biasa.

Pada saat ritual, ulu punguan merupakan pimpinan ritual yang penulis segani,

bahkan untuk berbicara kepada beliau sangatlah jarang. Melalui penelitian ini,

penulis bisa datang ke rumah beliau., bercerita tentang pengalaman kehidupan.

Sesekali beliau melirik penulis untuk memastikan bahwa penulis paham dengan

apa yang telah dijelaskannya. Sambil mengayuh mesin jahitnya, penulis bertanya

panjang dan lebar, tak hanya mengenai topik penelitian. Bagi penulis, beliau

merupakan sosok yang menginspirasi dan mampu menyesuaikan diri ketika

berbicara dengan kaum muda. Gaya bicaranya santaidan tidak monoton. Selain

itu, penulis juga mendapat banyak pengetahuan dalam hal berbicara dengan

menggunakan bahasa batak dengan benar dan sopan. Pengalaman penelitian yang

penulis peroleh ketika berada di lapangan merupakan sebuah pengalaman yang

sangat berharga sekaligus menjadi langkah awal yang baik.

17

Universitas Sumatera Utara


BAB II

PARMALIM DI KOTA MEDAN

Bab ini merupakan bab yang berisi penjelasan mengenai SejarahParmalim

yang ada di Kota Medan. Sebelum masuk ke dalam sejarah parmalim di Kota

Medan, akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai sejarah Parmalim di Indonesia,

yang berpusat di Huta Tinggi, Laguboti.

2.1. Sejarah Parmalim

2.1.1. Sejarah Parmalim di Huta Tinggi

Pada tahun 1883,Belanda membumihanguskan Bakkara. Hal ini diawali

dengan semakin sengitnya perang antara Raja Sisingamangaraja melawan serbuan

serdadu Belanda dengan bantuan Zending Kristen, sehingga beliau meninggalkan

kampung halaman tempat kelahiran dan singgasana yang berada di kerajaan

Bakkara ke hutan belantara Sidikalang.Raja Sisingamangaraja kemudian

memerintahkan kepada pengikutnya untuk mengembangkan Ugamo Malim,

karena beliau juga adalah Malim dan memunculkan namanya sebagai Raja

Nasiakbagi;Patuan Raja Malim.

Raja Mulia Naipospos merupakan Pendiri Ugamo Malim di Hutatinggi,

Lagubotiyang ditunjuk dan diberi amanah oleh Raja Sisingamangaraja untuk

meneruskan dan mengajarkan ajaran hamalimon yang pada saat ini dikenal

dengan Ugamo Malim. Raja Mulia juga merupakan pengikut Raja

Sisingamangaraja yang setia dalam perjuangan masa itu yang telah diberi jabatan

sebagai parbaringin dengan status Raja Maropat yang dapat berhubungan

langsung kepada beliau dalam kegiatan pemerintahan. Raja Sisingamangaraja

18

Universitas Sumatera Utara


menunjuk kampung halaman raja Mulia sebagai tempat dibangunnya pusat

Ugamo Malim.Raja Mulia sempat bertanya mengapa harus dibangun di kampung

beliau, mengapa tidak di bakkara saja. Namun, raja Sisingamangaraja hanya

menjawab “Kelak kamu akan mengetahuinya”. Kemudian tersiarlah berita, bahwa

Bakkara telah dibumihanguskan oleh Belanda dan semua harta pusaka diambil

(disita). Kemudian Raja Mulia kembali memohon bahwa, “hamba adalah orang

miskin,saya tidak mungkin mampu membangun Bale pasogit mu”, “kelak akan

kusuruh banyak pengikutmu untuk membantumu. Yakinlah engkau. Terimalah

amanah ini, ujar beliau. Melihat sikap pemerintah Belanda dengan Zending

pendukung kolonialisme Belanda untuk melenyapkan paham atau keyakinan yang

kokoh terhadap Raja Sisingamangaraja, adat serta budayanya yang telah

mendarah daging dalam Bangsa Batak, mereka selalu mengganggu kegiatan adat

leluhur untuk dirombak sesuai dengan ajaran mereka.

Demikianlah pula acara Ugamo Malim pada waktu itu sering mendapat

gangguan dari Zending yang dibantu oleh Serdadu atau Opas Belanda. Raja Mulia

sangat hati-hati dalam hidupnnya untuk mewujudkan amanah yang diterimanya.

Raja Mulia melapor ke kantor Demang di Balige dan menyampaikan maksudnya.

Setelah Belanda mengadakan penyelidikan akan kegiatan penyebaran agama

Malim ini, kemudian Belanda mengizinkan Raja Mulia mendirikan Bale Pasogit

di Hutatinggi melalui surat Controleur Van Toba nomor 1494/13 tanggal 25 Juni

1921.Bermula dari tahun inilah Ugamo Malim secara terbuka melaksanakan ritual

agama ini hingga sekarang dan terpusat di Hutatinggi di bawah pimpinan Raja

Mulia Naipospos. Raja Mulia Naiposposadalah pimpinan pusat yang disebut

Ihutan Bolon Parmalim. Beliau adalah seorang Parbaringin dengan tingkat Raja

19

Universitas Sumatera Utara


Maropat yang diangkat oleh Raja Sisingamangaraja. Beliau sebagai Induk Bolon

Parmalim yang ditunjuk langsung oleh Raja Nasiakbagi. Raja Sisingamangaraja

sebagai imam Batak bernama Raja Nasiakbagi. Karena beliau (Raja Nasiakbagi)

mengembangkan agama ini dalam kehidupan yang gentir yaitu dalam peperangan,

sehingga kelak para pengikutnya akan mengenang penderitaan yang dialaminya

itu. Maka beliau menamakan dirinya Nasiakbagi (Nasiakbagi artinya hidup dalam

penderitaan).

Raja Mulia sebagai pimpinan pusat Ugamo Malim sering mendapat

tuduhan dari para penghianat Batak yang menyatakan bahwa Sisingamangaraja

ternyata masih hidup. Dia selalu bepergian bersama Raja Mulia. Walaupun oleh

Belanda telah membuat pernyataan bahwa Sisingamangaraja telah gugur di hutan

Dairi Sidikalang pada tanggal 17 Juni 1907, namun masih terpancing atas berita

itu. Kemudian Raja Mulia ditangkap dan dipenjarakan di Balige.

Gambar 1: Bale Pasogit partonggoan Huta Tinggi, Laguboti, dokumentasi


pribadi

20

Universitas Sumatera Utara


Dalam mengembangkan ajaran Ugamo Malim ini, beliau pernah dikurung

di Pangururan selama enam bulan, dikurung Belanda sewaktu mengunjungi

keluarga Sisingamangaraja di rumah tahanan Pearaja Tarutung, dikurung di

Balige dalam Upaya Belanda menangkap Raja Nasiakbagi. Sewaktu penjajahan

Jepang dalam kondisi yang uzur pun masih dipenjarakan di Balige yang dijemput

pada malam hari, atas tuduhan mengajarkan ajaran sesat. Hal itu terjadi karena

adanya upaya bagaimana supaya ajaran Ugamo Malim ini dihapus dari Bumi

Tanah Batak agar nama Raja Sisingamangaraja terhapus dari ingatan bangsa

Batak.Beliau mempunyai istri boru Simanjuntak yang berasal dari Simanobak,

tepatnya di sebelah tenggara Hutatinggi. Beliau mempunyai seorang putra dan

empat orang putri. Putranya bernama Raja Ungkap Naipospos. Beliau mengikuti

pendidikan sejak HIS (Hollandsh Inlansche Shcool) zaman Belanda. Dilanjutkan

ke Pendidikan English Institut di Tambunan Balige. Setelah lulus dari pendidikan

ini beliau ditunjuk kepala sekolahnya untuk melanjutkan pendidikannya ke

Singapura, namun tidak diizinkan oleh ayahandanya mengingat bahwa dia adalah

putra satu-satunya sebagai pewaris tunggal.

Beliau mengikuti keputusan Raja Mulia. Kegiatan Raja Ungkap setelah

gagal melanjutkan pendidikannya adalah mendirikan sekolah bagi anak-anak

Parmalim agar tidak ketinggalan dari sekolah-sekolah Kristen. Sekolah tersebut

diberi nama Parmalim School pada tahun 1939yang bertempat di lokasi Bale

Pasogit. Disamping pendidikan umum, ditambah pengajaran Ugamo Malim,

aksara Batak dan budaya Batak. Sekolah ini mendapat dukungan penuh dari Raja

Mulia.Setelah Indonesia merdeka tahun 1945 sampai penyerahan kedaulatan

tahun 1949, kemudian sekolah ini ditutup karena anak-anak Parmalim telah bisa

21

Universitas Sumatera Utara


diterima di sekolah pemerintah di tempat tinggal masing-masing. Keempat putri

Raja Mulia setelah dewasa menikah dengan putra warga Parmalim. Putri pertama

kawin dengan marga Butarbutar dari Toba Holbung, putra kedua kawin dengan

marga Manurung dari Pangaloan, putri ketiga kawin dengan marga Manurung dari

Silosung dan putri keempat (bungsu) kawin dengan marga Sirait dari daerah

Sihorbo. Raja Ungkap Naipospos kemudian menikah dengan boru Panjaitan dari

Pintubatu Silaen. Kemudian Raja Mulia menabalkan Raja Ungkap menjadi

penerusnya untuk memimpin Parmalim di Bale Pasogit pada tahun 1956

dihadapan seluruh pengikutnya. Setelah beberapa bulan, sewaktu upacara Sipaha

Sada tahun 1956 beliau wafat. Tepatnya pada hari senin, 16 April 1956, seluruh

Parmalim menyaksikan kejadian tersebut. Pada acara pemakamannya dihadiri

Oleh Putra raja Sisingamangaraja yaitu Raja H.B Sinambela serta keluarga besar

Sisingamangaraja.

Raja Ungkap Naipospos merupakan ihutan Parmalim yang kedua. Sejak

tahun 1956, Raja Ungkap memimpin parmalim bergelar Ihutan. Selama

kepemimpinan beliau didasari dengan pendidikan yang diperolehnya.Beliau juga

mengadakan perubahan dalam mengajarkan Ugamo Malim. Beliau rajin menulis

ajaran-ajaran dan menyebarkan kepada seluruh Parmalim. Tulisan beliau

tersimpan dengan rapi.Beliau wafat pada tahun 1981 tepatnya pada hari senin,16

Februari 1981. Selama 25 tahun kepemimpinannya telah memberikan kecerahan

keimanan bagi Parmalim dengan memberi petunjuk (poda) secara tertulis dan

melakukan pembinaan kepada generasi muda sebagai pengurus ajaran

Hamalimon. Raja Ungkap dan istrinya boru Panjaitan memperoleh tiga orang

putra dan empat orang putri. Putra pertama bernama Raja Marnangkok Naipospos,

22

Universitas Sumatera Utara


putra kedua bernama Raja Timbang Naipospos dan putra ketiga bernama Raja

Monang Naipospos.

Raja Marnangkok Naipospos beristri marga Panjaitan dan memperoleh

lima orang putra dan dua orang putri. Raja Timbang Naipospos beristri marga

Sinaga dan memperoleh dua orang putri. Raja Monang Naipospos beristri marga

Manurung dan memperoleh tiga orang putra dan dua orang putri. Putri Raja

Ungkap yang pertama kawin dengan marga butarbutar dari Toba Holbung, yang

kedua kawin dengan marga Siregar dari Siregar, yang ketiga kawin dengan marga

Sirait dari Saitnihuta, yang keempat kawin dengan marga Butarbutar dari Sigaol

Porsea.Raja Ungkap Naipospos wafat pada hari Senin tanggal 16 Februari 1981,

semua warga Parmalim sepakat memohon agar anak sulungnya Raja Marnangkok

diminta memimpin mereka.

Raja Marnangkok Naipospos merupakan ihutan Parmalim yang ketiga.

Beliau lahir pada tanggal 18 Juni 1939. Raja Marnangkok Naipospos selaku

Ihutan Parmalim membukukan himpunan tulisan Raja Ungkap dan diberi Judul

“Pustaha Poda Hangoluan Dan Buku Pustaha Parguruan Ugamo Malim” dalam

bahasa Batak, merenovasi bangunan di lokasi Bale Pasogit, menambah bangunan

yang dinamakan Bale Pangaminan berlantai tiga dengan swadaya Parmalim untuk

penginapan warga sewaktu upacara ritual agung di Bale pasogit.

2.2.Struktur Organisasi Parmalim/Kepemimpinan di Ugamo Malim

Struktur Organisasi Parmalim dibagi menjadi pimpinan pusat dan

pimpinan cabang. Pimpinan pusat merupakan pimpinan tertinggi dalam Ugamo

Malim, yang disebut Ihutan. Secara harafiah berarti yang diikuti atau yang

menjadi ikutan. Ihutan berkedudukan di Hutatinggi, Laguboti dan wilayah ini juga

23

Universitas Sumatera Utara


yang menjadi pusat administrasi Parmalim di Indonesia.Di lokasi ini juga

dilakukan ritual-ritual Parmalim, khususnya yang sifatnya tahunan seperti mangan

napaet Sipaha Sada dan Sipaha Limakarena disinilah yang menjadi pusat

peribadatan Parmalim yang disebut dengan bale pasogit partonggoan.

Struktur Organisasi di pusat Parmalim digambarkan dalam bagan sebagai

berikut: Bagan 1: Struktur Organisasi di pusat Ugamo Malim (bale pasogit)

Ihutan

Ulu Punguan

Parhobas
(Suhi Ni Ampang Na Opat)

Ihutan merupakan pimpinan tertinggi di dalam Ugamo Malim yang

memiliki tanggung jawab untuk memimpin seluruh Parmalim dan menjadi

pemimpin ritual Parmalim. Ihutan adalah orang yang menjadi sumber utama

informasi segala hal terkait kepercayaan Ugamo Malim yang meliputi ajaran dan

konsep-konsep tentang Tuhan dan pandangan Malim tentang alam semesta dan

manusia. Pengetahuan itu umumnya dimiliki oleh penganut Parmalim. Pimpinan

pusat juga merupakan menjadi sumber penggerak bagi seluruh umat dan menjaga

keberadaan Ugamo Malim.

Ulu Punguan merupakan pimpinan cabang yang memimpin setiap

punguan (cabang). Ada sekitar 40 cabang yang tersebar di nusantara. Setiap

punguan memiliki satu orang ulu Punguan yang memiliki fungsi untuk memimpin

24

Universitas Sumatera Utara


ritual yang dilakukan pada masing-masing cabang serta sebagai tempat ruas

maupun pengurus bertanya seputar ritual maupun hal lainnya.Seorang ulu

punguan ada kalanya juga menjadi pengganti tugas yang tidak bisa dilakukan

seorang ihutan. Apabila ihutan berhalangan sebagai seorang pemimpin ritual

Parmalim maka akan digantikan oleh seorang ulu punguan, misalnya pada saat

ihutan sedang dalam keadaan sakit serta tidak memungkinkan untuk memimpin

jalannya ritual. Adapun proses pemilihan ulu Punguan dilakukan secara lisan dan

musyawarah oleh seluruh Parmalim dan biasanya dilakukan pada saat

diadakannya pelaksanaan ritual dimana sebagian besar anggota Parmalim hadir,

misalnya pada ritual Sipaha lima. Masa jabatan sebagai ulu punguan tidak

langsung ditentukan dengan sistem periode. Di samping itu, ada juga pengurus

atau suhi ni ampang na opat pada tingkat punguanmerupakan tim yang akan

membantu ihutan dalam mempersiapkan ritual maupun urusan administrasi.

Penjelasan lebih lanjut mengenai suhi ni ampang na opat akan lebih dijelaskan

pada tingkat cabang. Berikut ini merupakan bagan struktur Kepemimpinan di

Punguan/ Cabang Medan:

Bagan 2: Struktur Organisasi di Punguan Medan

Ulu Punguan:R.Simanjuntak

Parhobas(Suhi Ni Ampang Na Opat):


1. Pargonggom : R.Simanjuntak
2. Partahi : L.Manurung
3. Pangumei : A.Ontong Gultom
4. Raja namora : D.Butar-butar

25

Universitas Sumatera Utara


Seorang Ulu Punguan memiliki tugas utama untuk membina ruas

Parmalim. Ulu Punguan juga menjadi pemimpin ritualdi tingkat punguan

terutama ritual-ritual di bale parsantian, seperti mararisabtu, mangan napaet. Ulu

punguan juga bertanggungjawab dalam hal tertib administrasi di tingkat punguan

dan melaporkannya kepada pimpinan pusat. Ulu punguan tidak hanya diharapkan

menjadi panutan dalam ritual, tetapi juga di dalam kehidupan sehari-hari.

Suhi ni ampang na opat merupakan satu tim yang menjadi pengatur atau

penguru sugasan torop. Tim initerdiri dari empat orang dengan posisi masing-

masing serta memiliki tugas masing-masing, antara lain pargonggom yaitu ketua

suhi ni ampang na opat,Raja Namora yaitu bendahara yang mengurus segala

keuangan Parmalim, pangumei yaitu penasehat yang bertugas menasehati

Parmalim yang dinilai menyimpang dari ajaraan Ugamo Malim serta partahi

sebagai seorang perencana (sekretaris) yang menyusun segala perencanaan terkait

segala ritual dan kegiatan ugamo Malim.

2.3. Sejarah Parmalim Di Kota Medan

2.3.1 Sejarah Bale Parsantian di Air bersih

Parmalim yang berpusat di Hutatinggi, Laguboti memiliki beberapa

cabang yang disebut punguan. Parmalim telah sampai ke Medan sejak tahun 1963

dikarenakan Medan juga merupakan salah satu kota tujuan migrasi

Parmalim.Punguan Medan merupakan salah satu dari 40 punguan lainnya yang

tersebar hampir di seluruh indonesia. Keempatpuluh punguan tersebut berpusat di

Hutatinggi, Laguboti. Waktu berdirinya parsantian berbeda-beda di tiap punguan.

Sebelum berdirinya parsantian yang ada di jalan Air Bersih sekarang, para

ruasParmalim melakukan ritual mararisabtu di sebuah rumah yang berada di

26

Universitas Sumatera Utara


Jalan Jaya II, Medan Denai yaitu di rumah IhutanParmalim (Raja Marnangkok

Naipospos) yang telah wafat pada bulan September tahun 2016 lalu.

Sejarah pembangunan Bale Parsantian di Kota Medan ini berawal dari

adanya niat hati seorang Natuatua yaitu Op.Patiar Sirait yang tergerak hatinya

untuk menghibahkan sebuah pertapakan kepada Parmalim yang ditandatangani

oleh Ihutan Parmalim R.M Naipospos untuk dibangun menjadi tempat beribadah

para ruas Parmalim yang tinggal di Medan. Menurut pemaparan dari salah satu

pengurus Parmalim di kota Medan, pada tahun 1995 bahan-bahan bangunan untuk

pembangunan parsantian untuk dipersiapkan namun pada tahap ini masih

mengalami kendala yang datang dari luar, yakni masyarakat yang belum bisa

menerima keberadaan rumah ibadah yang akan dibangun di daerah mereka. Pada

tahun 2005 dilaksanakanlah peletakan batu pertama namun hal yang sama masih

terjadi, belum setujunya warga setempat atas pembangunan tersebut, proses

pembangunan pun diberhentikan untuk sementara, sampai tahun 2007 dilanjutkan

kembali.

Pada tahap ini sudah mulai ada perubahan namun belum sepenuhnya diterima oleh

masyarakat.Pada masa ini, pihak Parmalim melakukan berbagai upaya dan

pendekatan kepada masyarakat agar proses pembangunan rumah ibadah ini tidak

mengalami kendala lagi dalam proses pembangunannya.Penganut ugamo Malim

sudah sejak lama menantikan berdirinya bale parsantian. Mengapa tidak, selama

lima tahun terbengkalainya bangunan fisik yang juga terkendala karena adanya

penolakan dari warga sekitar. Namun kegigihan dan usaha yang dilakukan

akhirnya membuahkan hasil.

27

Universitas Sumatera Utara


Akhirnya bale parsantian pun diresmikan pada tanggal 23 Juni 2011 di

Jalan Air Bersih Ujung, Lingkungan IV, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan

Denai. Bale parsantiantersebut diresmikan oleh Ihutan Parmalim yaitu Raja

Marnangkok Naipospos. Selain dihadiri oleh umat Parmalim baik anak-

anak,remaja maupun orang tua, proses peresmian (pagomgomhon) bale

parsantian tersebut juga dihadiri warga setempat yang bukanParmalim.

Gambar 2: Bale Parsantian, Jalan Air Bersih, Kec. Medan Denai,


dokumentasi pribadi

Acara peresmian bale parsantian tersebut diawali dengan persiapan pelean

yang disajikan di bale parsantian kemudian dilanjutkan dengan doa dalam ritual

(tonggotonggo), kemudian dipanjatkanlah doa yang diiringi dengan Gondang

Bolon. Seluruh ruas Parmalim yang hadir manortor somba somba berharap agar

seluruh ruas yang ada di punguan Medan mendapat berkah yang luar biasa. A.

Sahat Sirait dan Ulu Punguan Medan menerima Boras sipirni tondi 7dari

ihutanParmalim. A. Sahat Sirait merupakan pelaksana penerus pembangunan bale

parsantian Setelah ihutan menutup acara ritual dengan doa, acara umum

7
Sipirni tondi adalah ungkapan untuk memberikan berkat agar menguatkan jiwa seseorang

28

Universitas Sumatera Utara


dilanjutkan di halaman bale parsantian yang turut dihadiri instansi pemerintah

dan tokoh masyarakat dan LSM. Mereka juga turut memberikan kata sambutan

dan manortor bersama ruas Parmalim serta membaur dengan warga sekitar.

2.4. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

2.4.1. Parmalim di Jalan Air Bersih

Lokasi penelitian ini memiliki jarak sekitar 15 km dari pusat kota Medan.

Akses menuju tempat ini tidaklah begitu sulit walaupun tidak dilalui oleh

angkutan kota, bisa memanfaatkan sarana angkutan umum lainnya seperti go-jek

dan Blue Bird. Untuk mencapai lokasi dengan melalui persimpangan antara jalan

Bahagia dan jalan Air Bersih Ujung, terdapat sebuah gereja yang kelihatannya

sudah cukup tua. Mulailah tampak jalan yang tidak beraspal hanya disemen dan

dua lapo tuak yang berjarak hanya sekitar 100 meter dari lokasi. Di sisi kiri jalan

terdapat aliran sungai Deli yang memisahkan antara jalan Air Bersih dengan

Menteng. Di pintu masuk tepatnya di atas gerbang gerbang tertulis ISTANA

PARMALIM, tidak jauh dari gerbang ada juga sebuah plakat yang berisikan

informasi mengenai alamat lengkap istana Parmalim tersebut. Istana Parmalim,

begitu para umat Parmalim menyebutnya. Sebuah lokasi yang berada di jalan Air

Bersih ujung, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan. Istilah

istana Parmalim menggambarkan sebuah lokasi yang memberikan sebuah

ketenangan dan rasa damai ketika berada disana dan bagaimanapun keadaannya

haruslah dirawat dan dijaga.Tempat ini dibangun untuk tempat beribadah dan

berkumpulnya umat Parmalim yang berdomisili di Medan maupun yang datang

dari luar kota. Di lokasi ini terdapat sebuah bale parsantian, sopo, bale

parhobasan, aula, rumah tinggal.

29

Universitas Sumatera Utara


Tempat ini juga dikunjungi oleh orang-orang dari luar Parmalim seperti, pendeta,

biksu, LSM, penghayat kepercayaan dari luar daerah, serta orang-orang yang

ingin mengetahui secara umum maupun ingin mengetahui lebih dalam tentang

Parmalim itu sendiri.

Biasanya orang yang datang ke tempat ini diterima dengan sangat baik dan

akan diberitahu agar berpakaian sopan serta bertutur kata yang santun. Jika

membutuhkan informasi berupa data ataupun ingin berbincang langsung,

pendatang akan diarahkan kepada orang yang dianggap pantas untuk memberikan

informasi dan dianggap memiliki suatu pengetahuan yang lebih misalnya kepada

Ketua Umum Tunas Naimbaru, Ulu Punguan maupun orang-orang tua yang

sudah banyak makan asam garam. Hal ini dilakukan untuk mencegah

simpangsiurnya iformasi yang diberikan apalagi bila informasi tersebut akan

menyebarluas di masyarakat melalui media online, cetak, maupun dari mulut ke

mulut.

 Bale Parsantian

Bale parsantian ini berhadapan dengan sopo. Di sebelah kanan bale

parsantian terdapat sebuah prasasti yang ditandatangai oleh A. Sahat Sirait

sebagai pelaksana dan Raja Marnangkok Naipospos sebagai ihutan Parmalim.

Bale parsantian ini dibangun dengan bentuk bangunan permanen, serta

pengunaan kaca untuk bagian pintu dan jendelanya, lantainya diberi porselin.

Tampak depan ada tulisan Bale Parsantian ginomgom ni Bale Pasogit

partonggoan. Pada bagian luar berbentuk rumah batak dengan gorga dan

beberapa singasinga. Bangunan ini dilapisi warna cat yang tidak terlalu mencolok

dengan cat warna putih,abu-abu dan krem tua pada bagian luar dsedangkan di

30

Universitas Sumatera Utara


dalam hanya berwarna putih. Bagi umat parmalim tempat ini bukan hanya

bangunan fisik tetapi juga sebagai sebuah tempat yang mampu membawa

kesejukan hati para umat, sebagai tempat berinteraksi terhadap roh-roh suci dalam

melaksanakan ritual mararisabtu, mangan napaet, dan pamasumasuon.

 Bale Parhobasan

Bale parhobasan merupakan sebuah tempat yang terdiri dari beberapa ruangan

berdasarkan fungsi masing-masing. Sebuah ruangan digunakan untuk tempat

mempersiapkan pardaupaan, maupun sebagai tempat mempersiapkan konsumsi

setelah ibadah selesai. Ruangan di sebelahnya sebagai tempat penyimpanan

peralatan dapur yang disusun rapi. Tepat di sampingnya terdapat sebuah ruangan

tanpa pintu yang cukup luas, biasanya para Ama bersiap-siap disini sebelum

memasuki bale parsantian.

 Sopo

Sopo ini juga merupakan tempat yang digunakan oleh para umat Parmalim

ketika ada sebuah pertemuan-pertemuan mingguan misalnya pada saat marguru

baik anak-anak, kawula muda maupun orang tua. Dua buah rumah yang ditinggali

oleh dua rumah tangga juga berada di dalam lokasi istana Parmalim berupa

bangunan permanen pula. Pohon mangga yang ditanam di depan rumah mereka

mengurangi panas saat cuaca begitu terik.

Selain itu, ada juga sebuah Aula bertingkat satu. Lantai bawah terdiri dari

beberapa kamar yang ditinggali oleh beberapa kaum muda yang sedang menuntut

ilmu di Medan, ada juga yang ditinggali oleh sebuah rumah tangga. Setiap orang

yang tinggal disini dipercaya untuk menjaga dan merawat tempat ini. Di lantai

atas sebuah ruangan yang juga cukup luas selain digunakan untuk tempat singgah

31

Universitas Sumatera Utara


dan beristirahat para umat Parmalim yang sedang berkunjung. Pada saat-saat

tertentu ruangan itu juga dipakai untuk melaksanakan sebuah kegiatan misalnya

ulang tahun Tunas Naimbaru. Pekarangan yang berada di sekitar bale parsantian

ditanami pohon jerukpurut, banebane, dan inggir-inggir. Pohon beringin yang

begitu rimbun ditanam di dekat bale parhobasan dengan tembok semen serta

tempat duduk berbentuk lingkaran menegelilinginya. Pohon beringin tersebut

merupakan jenis pohon yang dianggap mampu memberikan kesejukan serta

kerimbunan bagi siapa saja yang berlindung di bawahnya. Daun pohon beringin

ini digunakan oleh umat Parmalim dalam ritual tertentu.

Di wilayah Medan dan sekitarnya, ada juga punguan lain yaitu punguan

Sei Semayang yang terletak di daerah Binjai, Punguan Wonosari, Lubuk Pakam.

Meskipun telah ada bale parsantian yang didirikan di wilayah tertentu, para

penganut Parmalim juga bisa beribadah ke parsantian di wilayah lain sesuai

dengan kondisi tertentu. Misalnya ruas yang terdaftar di punguan medan

beribadah ke Wonosari ataupun Sei Semayang ataupun sebaliknya.

2.4.3. Ruas/Jemaat Parmalim

Ruas merupakan anggota ataupun penganut Parmalim, baik itu yang masih

anak-anak, remaja, orang dewasa, orangtua ataupun lansia. Pada tahun 2016,

jumlah kepala keluarga yang tercatat di punguan Medan berjumlah kurang lebih

100 kepala keluarga. yang tersebar di seputaran Kecamatan Medan Denai, Medan

Amplas, ada juga yang bertempattinggal di daerah Tanjung Morawa, dan

sekitarnya.Jumlah para penganut parmalim di kota Medan. Pada umumnya

dipengaruhi oleh perkawinan. Misalnya para penganut yang menikah dan memilih

untuk meninggalkan parmaalim, ataupun menikah dengan orang yang bukan

32

Universitas Sumatera Utara


penganut Parmalim. Sehari-hari mereka menekuni pekerjaannya masing-masing.

Ada yang bekerja sebagai tenaga pengajar, pegawai bank, petani, pedagang,

wartawan, polisi, serta profesi lainnya. Ruas Parmalim ini terdiri dari mayoritas

Suku batak Toba, namun ada juga yang berasal dari Suku Batak Simalungun

maupun Suku Jawa. Hal ini terjadi karena adanya proses perkawinan campuran

antar etnik. Ruas Parmalim yang tercatat di punguan Medan ini pun ada yang

berasal dari agama di luar Parmalim, dengan proses perkawinan maka mereka

menikah dengan ketentuan dan aturan yang sudah ditetapkan di dalam ugamo

malim. Selain para ruas Parmalim yang terdaftar di punguan Medan, jumlah para

mahasiswa dan yang sudah bekerja juga turut menambah ramainya istana

Parmalim kala ritual mararisabtu tiba.

33

Universitas Sumatera Utara


BAB III

SISTEM KEYAKINAN DI DALAM KEHIDUPAN PARMALIM

Parmalim, sebagai sebuah keyakinan yang bersumber dari Debata

Mulajadi Nabolon yang diyakini oleh para penganutnya sebagai sumber segala

yang ada. Menurut kepercayaan Parmalim, bahwa semua orang yang ada di

muka bumi ini yakin akan keberadaan debata dan para umat parmalim

mengakui bahwa debatamampu menciptakan apa yang tidak terjangkau oleh

akal dan pikiran manusia. Jika manusia memperhatikan segala sesuatu yang

diciptakan-Nya, tampaklah bahwa ada kuasa yang sangat besar yang telah

menjadikannya serta mengatur segala proses berjalannya Menurut Pustaha

parguruan Taringot Tu Ugamo Malim, Ada beberapa macam keyakinan,

antara lain:

1. Percaya hanya kepada dirinya sendiri

2. Percaya terhadap apa yang dilihat dan disaksikannya

3. Percaya terhadap sesuatu hal, namun harus melalui keterangan

yang cukup jelas dan sebaliknya.

4. Percaya terhadap sesuatu meskipun ia tidak melihatnya. Dalam

hal ini seseorang berpikir akan sebuah pros penciptaan yang

tidak dapat dijangkau akal dan pikiran manusia.

3.1. Defenisi Tonggotonggo

Tonggotonggo berasal dari bahasa Batak yang berarti doa-doa. Bagi umat

Parmalim, tonggotonggo merupakan ucapan-ucapan ataupun urutan doa-doa yang

disampaikan kepada Debata Mulajadi Nabolon serta kepada utusan-utusan-Nya

34

Universitas Sumatera Utara


yang marsahala dan pinaranak ni Debata. Pada masa kepemipinan ihutan

Parmalim yang pertama yaitu Raja Mulia Naipospos, tonggotonggo ini sudah

diajarkan di sekolah yang didirikan oleh beliau sendiri yaitu di Parmalim School

yang didirikan pada tahun 1938. Saat itu tonggotonggo disampaikan kepada 14

yaitu Ompung Debata Mulajadi Nabolon, Tuhan Batara Guru, Tuhan

Sorisohaliapan, Tuhan Bala Bulan, Siborudeakparujar, Naga Padohaniaji,

Saniangnaga, Patuan Raja Uti, Tuhan Simarimbulubosi, Raja Naopatpuluopat,

Raja Mangalambung, Palti Raja, Raja Sisingamangaraja, dan Raja Nasiakbagi.

Pada tahun 1956, tonggotonggo itupun kemudian dipapita menjadi 10

antara lain :Ompung Debata Mulajadi Nabolon, Tuhan Batara Guru, Tuhan

sorisohaliapan, Tuhan Bala Bulan, Siborudeakparujar, Naga Padohaniaji,

Saniangnaga, Patuan Raja Uti, Tuhan Simarimbulubosi, Raja Naopatpuluopat,

Raja Sisingamangaraja, dan Raja Nasiakbagi. Tonggotonggo yang disampaikan

berdasarkan tohonan masing-masing. Tonggo-tonggo di dalam ritual Parmalim

dipanjatkan kepada Ompung Debata Mulajadi Nabolon yang menciptakan langit,

bumi beserta segala isinya. Tonggotonggo juga diucapkan kepada para utusan-

Nya. Tonggotonggo ini diucapkan di dalam berbagai ritual yaitu mararisabtu,

martutuaek, pasahat tondi,mardebata, mangan napaet, sipaha sada, dan sipaha

lima. Beberapa ritual dilaksanakan di bale parsantianMedan seperti mararisabtu,

mangan napaet. Ritual yang umumnya dilaksanakan di rumah ruas ataupun

hasuhutan yaitu martutuaek, pasahat tondi, dan mardebata. Adapun ritual yang

dilakukan di bale pasogit adalah ritual pangharoanan hatutubu ni Tuhan

Simarimbulubosi (Sipaha sada) dan ritual pameleon bolon sipaha lima.

35

Universitas Sumatera Utara


Pada proses pelaksanaan ritual terdapat pelean yang disampaikan kepada

sang pencipta dan nabi-nabinya. Pelean yang disampaikan dalam setiap ritual

disesuaikan dengan tujuan ritual tersebut. Namun ada pelean yang wajib di dalam

setiap ritual yaitu timpul ni daupa dan pangurason. Menurut pustaha parguruan,

timpul ni daupa dan pangurason merupakan pelean yang diberikan sebagai

perantara untuk menghubungkan antara orang-orang yang ada di banua tonga

dengan yang ada di banua ginjang. Parmalim meyakini bahwa melalui asap yang

berasal dari timpul ni daupa ini mampu membawa dan menghantarkan doa-doa

dan permintaan kepada sang pencipta dan pangurason yang dipercikkan oleh

pemimpin ritual sebagai perantara yang memberikan berkah serta mensucikan

para umat Parmalim yang mengikuti ritual.

Tonggotonggo di dalam kehidupan Parmalim disampaikan melalui tujuh

ritual Parmalim. Tonggotonggo yang terdiri dari kata-kata suci ini disampaikan

kepada Debata Mulajadi Nabolon beserta seluruh nabi (sahala marsangap sahala

martua). Dalam proses penyampaian doa ini dipersembahkan persembahan

(pelean) sesuai dengan ritual yang dilaksanakan. Di dalam beberapa ritual,

tonggotonggo disampaikan dengan diiringi gondang sebagai media penghantar

doa kepada sang pencipta.

Bagi umat Parmalim, tonggotonggo memiliki berbagai peran di dalam

kehidupan sehari-hari yaitu sebagai pedoman untuk berperilaku serta sebagai

sebuah kontrol sosial. Tonggotonggo yang disampaikan kepada Debata Mulajadi

Nabolon dan para utusan-Nya yang diyakini sakral bagi Umat Parmalim ini

memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh “hangoluon ni tondi” atau

36

Universitas Sumatera Utara


keteguhan iman.Peran dan fungsi para utusan-Nya berbeda-beda sesuai dengan

apa yang telah diperintahkan oleh Debata Mulajadi Nabolon kepada mereka.

Sebelum martonggo, ihutanataupun ulu punguan akan marsahadat terlebih

dahulu. Hal ini dilakukan untuk meminta kekuatan dan kesanggupan memimpin

ritual serta agar mampu melakukan ajar hamalimon. Pada saat melakukan ritual

mararisabtu dan mangan napaet, pemimpin ritual akan meminta agar seluruh umat

diijinkan untuk mengikuti dan melaksaakan pesan dan ajaran Raja Nasiakbagi

melalui ritual yang dipimpin oleh ihutan. Di setiap tonggotonggo yang

disampaikan, pemimpin ritual akan menyebutkan apa saja pelean yang

dipersembahkan pada setiap ritual. Ihutan juga akan menyebutkan tugas-tugas

ataupun martabat dari setiap tonggotonggo yang disampaikan.

Berikut ini makna dan fungsi tonggotonggo di dalam kehidupan umat Parmalim

3.2. Debata Mulajadi Nabolon

Di dalam Ugamo Malim, Debata Mulajadi nabolon merupakan sebutan

bagi sang pencipta serta awal dari semua yang ada di muka bumi. Segala sesuatu

berasal dari Debata Mulajadi Nabolon dan tidak ada manusia yang mampu

menjelaskan dan memaparkan asal mula Debata. Debata Mulajadi Nabolon telah

menciptakan langit, bumi berserta segala isinya. Debata Mulajadi Nabolon juga

menciptakan manusia. Segala sesuatu akan terjadi atas rahasia dan kehendak-Nya

baik itu kehidupan bahkan kematian. Itulah sebabnya manusia diwajibkan untuk

memuji Debata, seperti yang tertulis di patik yang berbunyi “pujion Ompunta

Debata sian nasa roha” yang berarti bahwa manusia haruslah memuji dan

memuliakan sang pencipta dengan segenap hati dan jiwa. Seperti yang tertulis di

dalam patik ni Ugamo MalimDalam memuji pun haruslah selaras dengan hati,

37

Universitas Sumatera Utara


jiwa,nurani, diri. Ia adalah yang maha benar dan yang diagungkan. Ialah yang

maha segalanya.

Setelah Debata menciptakan langit dan segala isinya yaitu matahari, bulan,

dan bintang, lalu Ia menciptakan para pengisi banua ginjang yaitu sahala Ama di

sebelah kanan-Nya dan sahala Ina di sebelah kiri-Nya. Setelah semakin banyak,

lalu Debata Mulajadi Nabolon menurunkan berkat kepada keturunan sahala

Amadan sahala Inatadi, yang memiliki martabat dan bertugas untuk mendirikan

Harajaon Malim di banua ginjang. Adapun yang menjadi penjaga banua ginjang

tersebut yaitu

1. Bataraguru bersama si Raja Odap-odap

2. Sorisohaliapan bersama Tuandihurmajati

3. Balabulan bersama Nagapadohaniaji

Debata Mulajadi Nabolon, sebagai tahapan tertinggi dalam penyampaian

doa yang dipanjatkan oleh umat Parmalim yang maha segalanya. Kepadanya lah

manusia bersyukur atas rezeki yang telah diperoleh dari pekerjaan mereka,

meminta kesehatan serta keselamatan serta agar dijauhkan dari segala macam

jenis penyakit, serta agar diberi kebijaksanaan dalam menjalani

kehidupan.Tonggo-tonggo yang disampaikan kepada Debata Mulajadi Nabolon

mencakup segala aspek kehidupan manusia.

Umat Parmalim memaknai tonggotonggo dengan menerapkannya melalui

perbuatan yang mengacu kepada tujuan Ugamo malim yaitu untuk mengakui dosa

dan menyesali segala perbuatan dosa, meminta berkat dan rahmat dari Debata

Mulajadi Nabolon, serta untuk menemukan keteguhan iman.

”Molo hita namarugamo, ndang arta na niluluan, hangoluan


ni tondi do, dibahen i ingkon ta puji do Debata sian nasa

38

Universitas Sumatera Utara


rohanta, asa dijanghon hita mangolu di bagasan goar Na”
(Amanta Ulu punguan Medan, R.Simanjuntak)

“Dalam kehidupan beragama, bukanlah arta yang kita cari,


melainkan sebuah keteguhn iman. Maka dari itu, kita harus
memuji Tuhan Debata dengan segenap jiwa kita, supaya kita
bisa hidup di dalam nama-Nya. (R.Simanjuntak,Pemimpin
Punguan Cabang Medan)

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari informan bahwa tonggotonggo

inilah salah satu sumber untuk mengimani Debata dan para nabi. Dalam menjalani

kehiduan sehari-hari, umat Parmalim akan selalu mengingat patik dan

tonggotonggo termasuk di dalam lingkungan keluarga, pekerjaan, maupun di

dalam lingkungan sosial yang lebih luas. Mereka meyakini bahwa sekecil apa pun

perbuatan dan langkah yang mereka lakukan tidak akan pernah luput dari Debata.

Hal inilah yang mengharuskan umat Parmalim berjalan pada poros kehidupan

sesuai dengan ajaran-Nya.

3.3. Debata Natolu

Debata Mulajadi Nabolon juga dibantu oleh para pengikutnya. Debata

Natolu membantu menjalankan tugas yang diperintahkan oleh Debata Mulajadi

Nabolon di banua ginjang yang bernama Harajaon Malim. Debata Natolu terdiri

dari Bataraguru, Sorisohaliapan, dan Balabulan. Ketiganya memiliki fungsi dan

tugas yang berbeda sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh Debata kepada

mereka.

Bataraguru dan Si Raja Odapodap. Bataraguru bertugas untuk memegang

timbangan kerajaan yang disampaikan kepada Raja Sisingamangaraja.Timbangan

harajaon ini diturunkan kepada Sisingamangaraja. Penerapan timbangan harajaon

ini di banua tonga dilihat pada raja huta, raja bius, maupun raja adat di dalam

kehidupan orang Batak. Sahala harajaon yang diterima ini haruslah dilaksanakan

39

Universitas Sumatera Utara


sesuai dengan aturan yang berlaku. Si Raja Odapodap merupakan dewa yang

diyakini oleh umat Parmalim. Dewa tersebut diyakini tinggal di luar angkasa dan

bertugas untuk menjaganya.

Sorisohaliapan bertugas memegang timbangan hamalimon yang telah

disampaikan kepada Patuan Raja Malim. Timbangan hamalimon yang

disampaikan ini termasuk haporseaon. Seperti yang telah dijelaskan di atas,

bahwa haporseoan ini terdiri dari kepercayaan terhadap diri sendiri, terhadap apa

yang dilihatnya, serta terhadap apa yang tidak dilihatnya. Haporseaon di dalam

Ugamo malim ini disebut dengan hamalimon yang berarti suci. Para penganut

Ugamo Malim juga berpegang pada sebuah aturan yang menjadi acuan dalam

menjalankan kehidupan sehari-hari. Poda hamalimonyang terdiri dari lima yaitu

ingkon malim parhundulon, malim parmanganon, malim pamerengon, malim

panghataion, malim pardalanon. Hal ini diaplikasikan setiap melakukan sesuatu

agarselalu berada di jalan yang telah diajarkan oleh-Nya.

Molo tongtong ni ingot poda hamalimon i, ima ingkon malim

parhundulon, ingkon malim parmanganon, ingkon malim pamerengon, ingkon

malim panghataion, ingkon malim pardalanon jala niulahon, porsea ma hita

lehonon ni debata do di hita hangoluon ni tondi (A.Dikki Butar-Butar,suhi ni

ampang na opat)

Jika kita senantiasa mengingat dan melaksanakan sesuatu dengan

berlandaskan poda hamalimon yaitu suci (santun) ketika duduk, ketika

makan, melihat, berbicara, dan perjalanan, maka kita harus percaya

bahwa Debata akan memberikan keteguhan iman kepada kita.

(A.Dikki Butar-Butar, suhi ni ampang na opat)

40

Universitas Sumatera Utara


Semua telah diatur dan disampaikan agar manusia selalu berjalan pada

porosnya. Penerapan di dalam kehidupan sehari-hari ditunjukkan saat akan

berbicara haruslah dengan sopan santun. Berbicara dengan teman sebaya,

berbicara dengan orang yang lebih tua, bahkan dengan orang yang lebih muda pun

haruslah denikagan sopan. Cara kita duduk pun sangat diperhatikan, misalnya di

dalam sebuah pertemuan keluarga, ketika tiba waktu makan, semua harus duduk

dengan tertib dan saling menghargai. Tidak hanya itu duduk yang dimaksud bisa

juga tentang sebuah jabatan di dalam pekerjaan. Ketika seseorang menerima

sebuah pekerjaan tetapi dengan merebut pekerjaan orang lain, sehingga orang lain

tersebut kehilangan pekerjaan maka ia juga sudah menunjukkan perilaku yang

tidak menjalankan poda hamalimon. Contoh lainnya yaitu untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari, manusia diharuskan untuk bekerja secara halal. Dalam hal

ini para penganut ugamo malimharus bekerja dengan jujur. Mereka tidak

dibenarkan untuk korupsi, mencuri, dan lain-lain, apalagi untuk memuhi

kebutuhan hidup karena hal ini juga menyalahi poda hamalimon.

Balabulan bertugas untuk memegang kekuatan dan peramalan. Debata

Mulajadi Nabolon telah memberikan poda, tona, patik, dan uhum.Debata juga

memerintahkan balabulan untuk memberikan hukuman kepada manusia

melakukan suatu perbuatan yang menyalahi perintah dan larangan-Nya. Para

penganut Ugamo Malim meyakini bahwa apa yang diperbuat oleh manusia akan

mendapat balasan sesuai dengan apa yang diperbuatnya, seperti yang tertulis di

dalam patik ni Ugamo Malim “ganup jolma manjalo upana do sogot hombar tu

na niulana”.

41

Universitas Sumatera Utara


Debata Natolu melaksanakan tugas yang telah diperintahkan oleh Debata.

Ketiga dewa ini bekerja di dalaam sebuah sistem. Artinya, mereka tidak akan

bekerja sendiri melainkan bekerja sama di dalam sebuah tim. Di dalam kehidupan

Parmalim, Debata Natolu diyakini sebagai sumber segala pengetahuan.

Penerapannya dapat kita lihat pada pengetahuan habatahon seperti: margonsi,

yaitu memainkan alat musik tradisional batak. Alat musik ini selain digunakan

pada ritual tertentu, juga dipakai pada pertunjukan seni tertentu baik oleh umat

parmalim maupun di luar umat parmalim. Pengetahuan habatahon yang

selanjutnya ialah manggorga yaitu seni ukir Batak. Seni ukir batak ini juga

digunakan pada rumah-rumah adat batak yang memiliki makna tertentu.

Pengetahuan berikutnya ialah martonun yaitu kegiatan menenun benang yang

akan dijadikan ulos. Pengetahuan-pengetahuan tersebut diyakini oleh Umat

parmalim bersumber dari Bataraguru. Parmalim, harus menjagaa kesucian diri

mereka yaitu kesucian jiwa, raga, dan keimanan mereka. Maka, pada

penerapannya umat Parmalim akan menghindari benda-benda ataupun hal yang

menyebabkan mereka jauh dari kesucian tersebut termasuk yang najis maupun

haram. Jika tanpa sengaja mereka melanggar hal tersebut, maka akan dilakukanlah

proses pensucian diri yaitu dengan maranggir.Itulah pengetahuan yang bersumber

dari Sorisohaliapan. Pengetahuan spiritual dan ilmu pengobatan yang berasal dari

balabulan diterapkan oleh umat parmalim seperti dukun, tabib.

3.4. Siborudeakparujar

Di dalam Ugamo Malim, Siborudeakparujar ialah yang disebut dengan Ibu

yang menyelimuti dan mensucikan. Parmalim meyakini bahwa Siborudeakparujar

lah yang mensucikan ruh Patuan Raja Malim melalui kata-kataNya yang suci, ruh

42

Universitas Sumatera Utara


yang mulia, serta yangmemiliki kharisma sang guru. Siborudeakparujar juga

sebagaiawal dari pangurason yang kemudian menjadi pensucian, kebersihan yang

menjadi kemurnian dan sangat suci, dan kemurnian tersebut menjadi hamalimon.

Itulah sebabnya, pada saat hendak mandi dan meminta pangurason, kepada

siborudeakparujarlah doa tersebut disampaikan. Ia merupakan Ibu pertiwi bagi

para pengikut-Nya, yang memiliki keunggulan dan keistimewaan untuk

mengobati penyakit, yang melindungi umat manusia serta yang menaungi saat

mara bahaya datang mengancam keberadaan umat manusia seperti bencana alam.

Di dalam ajaran ugamo malim, Siborudeakparujar pulalah yang melahirkan Si

Raja Ihat manisia dan Siboru Ihat manisia, yang kemudian menjadi asal mula

manusia. Pada penerapannya maka umat Parmalim akan mandi dengan

menggunakan anggir agar mendapat perlindungan serta dengan harapan dijauhkan

dari mara bahaya terutama bencana alam.

3.5. Nagapadohaniaji

Nagaadohaniaji merupakan utusan Debata Mulajadi Nabolon yang

memiliki kekuasaan khusus seperti yang dimiliki oleh utusan Debata yang lainnya

Ketika menjalankan tugasnya yang berlandaskan suhi ni ampang naopat yang ia

terima dari Debata Mulajadi Nabolon yaitu poda, tona patik dan uhum dari

Debata. Nagapadohaniaji ditugaskan oleh Debata Mulajadi Nabolon untuk

menjaga keseimbangan dan memegang kekuasaan di bumi tepatnya tanah. Umat

Parmalim menyampaikan rasa syukur serta meminta perlindungan kepada Debata

Mulajadi Nabolon melalui Nagapadohaniaji.Hal ini dilakukan oleh ketika akan

menggali tanah, proses ritual pada orang yang meninggal, menebang kayu,

mendirikan kayu yang dipakai untuk borotan,tiang mombang di halaman rumah

43

Universitas Sumatera Utara


serta pada saat peletakan batu pertama sebuah rumah. Di dalam

tonggotonggokepada Nagappadohaniaji disebutkan bahwa “namambuat do Ama

nami di gota ni hau na angur dan seterusnya”. Hal ini mejelaskan bahwa setiap

melakukan ritual, umat Parmalim akan meggunakan kemenyan sebagai

pardaupaan, jeruk purut untuk dicampur dengan air pangurason. Bentuk rasa

syukur yang dilakukan Umat Parmalim ialah dengan menyampaikan tonggotoggo

kepada Nagapadohaniaji agar tanam-tanaman yang ditanam di tanah yang

dikuasai oleh Nagapadohaniaji bertumbuh subur khususnya tanaman yang

digunakan sebagai persembahan dalam proses ritual di Ugamo Malim. Umat

Parmalim juga diajarkan menjaga keseimbangan alam agar kelestariannya tetap

terjaga. Hal ini dilaksanakan di dalam sistem pertanian. Pembukaan lahan akan

dimulai dengan meminta izin kepada Nagapadohaniaji, lalu ketika akan menebang

pohon dianjurkan untuk menanam lagi utuk mengurangi dampak kemarahan

Nagapadohaniaji..Nagapadohaniaji juga mempunyai jambar khusus yaitu darah

hewaan yang disembelih pada saat memotong ternak. Darah tersebut tidak

dimasak maupun dimakan oleh umat parmalim, melainkan disampaikan kepada

Nagapadohaniaji dengan doa :

Mulak ma nasa hosa ni pinahan on tu Ho ale Ompung Debata, jala sahat

ma jambarMu mudar ni pinahan on tu Ho ale Nagapadohaniaji. Nabonar

Junjunganhu

Artinya: Kembali kepada-Mu lah nafas hewan ternak ini ya Ompung

Debata Mulajadi nabolon, serta sampailah darah hewan ini sebagai jatah

ataupun bagian yang engkau terima ya Nagapadohaniaji. Amin

44

Universitas Sumatera Utara


Ketika terjadi suatu bencana alam seperti tanah longsor, gempa bumi, dan

lain-lain. Umat Parmalim meyakini bahwa hal tersebut ialah pertanda kemurkaan

Nagapadohaniaji karena suatu kesalahan yang dilakukan oleh umat manusia di

muka bumi. Maka,umat Parmalim harus berdoa dan meminta izin atas setiap

aktivitas yang dilakukan di atas tanah, misalnya para petani yang akan menanam

padi, menebang pohon, meggali kuburan, dan lain-lain.

3.6. Boru Saniangnaga

Boru Saniangnaga ialah utusan Debata Mulajadi Nabolon yang berkuasa

atas air, baik itu sungai, laut, muara, maupun samudera. Umat Parmalim

meyampaikan rasa syukur serta meminta perlindungan Namboru Saniangnaga

melalui tongotonggo yang dipanjatkan di dalam setiap ritual Parmalim maupun

ketika di luar ritual.Tonggotonggo yang disampaikan kepada Boru Saniangnaga

dipanjatkan agar umat manusia maupun makhluk hidup yang ada di air tetap

mampu bertahan hidup. Permintaan dengan tulus dari dalam hati dilakukan pada

saat mengambil air pangurason, melewati sumber mata air agar air tersebut bisa

digunakan oleh orang lain yang membutuhkannya, mengunjungi sebuah tempat

pemandian, dan masih banyak contoh yang dilakukan di dalam kehidupan sehari-

hari. Itulah mengapa Umat Parmalim harus menjaga kebersihan air serta menjaga

keseimbangannya. Pada penerapannya, umat parmalim haruslah menggunakan

basahan ketika mandi untuk menghormati namboru Saniangnaga.

3.7. Patuan Raja Uti

Patuan Raja Uti adalahutusan Debata Mulajadi Nabolon dan merupakan

raja yang memiliki kesaktian yang diperolehnya dari Debata Mulajadi Nabolon.

Di dalam tonggotonggo, kepadanya lah diminta agar manusia berketurunan serta

45

Universitas Sumatera Utara


lahirlah anak maupun boru yang berbakti dan bermanfaat di dalam kehidupan. Ia

lah yang menerima kuda persembahan. Kepadanyalah diminta agar hasil panen

yang diperoleh oleh umat Parmalim semakin meningkat, serta agar semua usaha

dan pekerjaan yang dilakukan manusia berguna di hadapan Debata Mulajadi

Nabolon. Umat Parmalim senaniasa berdoa agar hasil panen nya memuaskan serta

sebagiaan dari hasilnya tersebut akan dipersembahkan pada saat ritual tertentu.

Pada penerapannya, disinilah manusia harus bekerja, mencari nafkah untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya misalnya dengan bertani, beternak, maupun

melakukan pekerjaan-pekerjaan lainnya agar Patuan Raja Uti menjadikan mata

pencaharian itu sebagai sumber rezeki bagi umat manusia

3.8. Tuhan Simarimbulubosi

Tuhan Simarimbulubosi ialah utusan yang dipercayakan oleh Debata

Mulajadi Nabolon yang dibangkitkannya dan memiliki martabat sebagai

Tuhan.Debata Mulajadi Nabolon mengutus Tuhan Simarimbulubosi untuk

menujukkan jalan kebenaran,membawa hati, jiwa, kehidupan, bahkan kehidupan

yang baru. Iajuga membawa keyakinan kepada umat manusia, serta ialah yang

memberikan jalan kebebasaan bagi umat manusia melalui perjalanan pahit yang

dilaluinya. Kehidupan yang baru akan dimulai setelah melewati jalan penderitaan.

Untuk memperingatinya, maka umat Parmalim melakukan ritual mangan

napaetuntuk mengingat kembali kepahitan yang telah dilalui oleh Tuhan

Simarimbulubosi.

3.9. Raja Naopatpuluopat

Raja Naopatpuluopat ialah raja-raja yangdiberikan kepercayaan oleh

Debata Mulajadi Nabolon. Raja-raja ini adalah raja yang mendiami delapan

46

Universitas Sumatera Utara


penjuru mata angin yang tersebar keseluruh dunia. Umat parmalim

menyampaikan tonggotonggo kepada raja Naopatpuluopat agar mereka senantiasa

hadir di dalam kehidupan manusia. Ucapan syukur dipanjatkan kepada mereka

telah memperatikan keberlangsungan hidup manusia di seluruh dunia. Umat

parmalim meyakini, walaupun mereka tidak tinggal di daerah tanah Batak, bahkan

tersebar hingga ke luar daerah, provinsi, maupun benua. Mereka akan senantiasa

dilindungi oleh Raja Naopatpuluopat.

3.10. Raja Sisingamangaraja

Raja Sisingamangarajaa merupakan raja yang memegang teguh adat

istiadat, patik dan uhum yang bersumber dari Debata Mulajadi Nabolon. Raja

Sisingamangaraja merupakan raja di tanah batak. Ugamo Malim meyakini bahwa

Raja Sisingamangaraja merupakan malim ni Debata yang menyampaikan

hamalimon kepada Raja Mulia Naipospos. Umat Parmalim percaya kepada raja

Sisingamangaraja tanpa membeda-bedakan antara Raja Sisingamangaraja yang

pertama, kedua, dan seterusnya, melainkan diyakini secara keseluruhan. Bagi

mereka yang menjadi intinya adalah bukan hanya dari siapa dan kepada siapa

ajaran itu disampaikan. Namun, apa dan bagaimana ajara itu disamppakan kepada

para penganut-Nya.Dalam pegaplikaasiannya di dalam kehidupan Parmalim, juga

dapat dilihat adanya suhi ni ampang na opat yang mengatur kehidupan umat

Parmalim. Suhi ni ampang na opat ini terdiri dari Raja Pargomgom, Pangumei,

Partahi, dan Raja Namora. Umat Parmalim percaya bahwa Raja

Sisingamangaraja juga sebagai sumber kebijaksanaan di dalam kehidupan umat

manusia.

47

Universitas Sumatera Utara


3.11. Raja Nasiakbagi

Raja Nasiakbagi memiliki nama yaitu Raja Tubu, Raja Sitautau, Patuan

Raja Malim, Raja tumurut uhum, Raja tumurut adat, Raja Sinta Mardongan, Raja

pandiori, Raja panjalahi, Raja pangoloi, Raja Sioloan, Raja panghongkop, Raja

Nasiakbagi. Raja Nasiakbagi ialah yang menjadikan poda, tona, patik, dan uhum

menjadi agama ataupun kepercayaan di tengah bangsa Batak. Umat Parmalim

bersyukur atas apa yang telah mereka peroleh melalui Raja Nasiakbagi di dalam

kehidupan.

3.12. Tonggo-tonggo Sebagai Harapan Umat Parmalim

Pada saat ritual mararisabtu, umat Parmalim meminta pengampunan dosa,

anugerah serta berkah dari Tuhan Yang maha kuasa.Di dalam ritual martutuaek:

Sebagai bentuk rasa syukur dan ucapan terima kasih atas rahmat yang telah

diberikan-Nya, serta memohon agar anak yang baru lahir tersebut tumbuh dengan

baik hingga tua, mengemban nama yang telah diberikan kepadanya, tetap

berpegang teguh pada patik dan hukum-hukum, memohon agar si Ibu dan si anak

disucikan, dan disampaikan kepada Raja Nasiak Bagi. Mardebata dilakukan

untuk mensyukuri anugerah dan berkah yang telah diterima oleh pihak keluarga

atau yang melaksanakan ritual, menyesali segala kesalahan yang telah dilakukan

serta telah mengingkari patik, dan telah membuat patik yang tidak sesuai dengan

apa yang telah diajarkan.

Mangan napaet meminta agar kita disucikan dari dosa melalui

persembahan pensucian, agar kembali suci. Semoga yang pahit akan segera

berlalu dan akan berganti dengan yang manis. Pasahat tondi Agar dosa orang

48

Universitas Sumatera Utara


yang meninggal tersebut diampuni oleh Debata, dijahkan dari keganjilan yag

pernah ia lalui semasa hidupnya, serta agar disucikan. Agar rohnya diantarkan

supaya ia mendapatkan kehidupan di balik kematian. Agar rohnya diterima untuk

selama-lamanya dan pada akhirnya keluarga yang ditinnggalkannya pun

dibangkitkan dari keterpurukan dan kesedihan.

Sipaha sada dilaksanakan oleh umat Parmalim untuk memperingati hari

kelahiran Tuhan Simarimbulubosi yang telah menjalani jalaan kehidupan yang

pahit serta kepedihan hidup untuk menebus dosa para umat manusia sehingga

diberikan kehidupan yang baru oleh Debata Mualajadi nabolon.

Sipaha lima dilakukan untuk mengucap syukur atas hasil panen yang telah

diperoleh manusia untuk disampaikan sebagai persembahan agar diberikan hasil

yang lebih melimpah di musim panen selanjutnya. Seluruh permohonan doa

(tonggotonggo) disampaikan di seluruh ritual dan selalu disampaikan kepada

Debata Mulajadi Nabolon dan para nabi utusan-Nya.

49

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

TONGGO-TONGGO DI DALAM TUJUH ATURAN (RITUAL)


PARMALIM

Tonggotonggo di dalam kehidupan Parmalim disampaikan melalui

tujuhaturan atau ritual Parmalim. Tonggotonggo yang terdiri dari kata-kata suci

ini disampaikan kepada Debata Mulajadi Nabolon beserta seluruh nabi (sahala

marsangap sahala martua).Di dalam proses penyampaian doa ini dipersembahkan

persembahan (pelean) sesuai dengan ritual yang akan dilaksanakan. Di dalam

beberapa ritual, tonggotonggo disampaikan dengan diiringi gondang sebagai

media penghantar doa kepada sang pencipta, yaitu berupa gondang sabangunan

maupun parhinaloan, sedangkan pada ritual lainnya tidak dibunyikan gondang.

Gambar 3: Umat Parmalim sedang martonggo pada ritual Sipaha Lima,


Huta Tinggi, laguboti,dokumentasi pribadi

Bagi umat Parmalim, tonggotonggo memiliki berbagai peran di dalam

kehidupan sehari-hari yaitu sebagai pedoman untuk berperilaku serta sebagai

50

Universitas Sumatera Utara


sebuah kontrol sosial. Tonggotonggo yang disampaikan kepada Debata Mulajadi

Nabolon dan para utusan-Nya merupakan hal yang sangat diyakini dan sebagai

hal yang sakral bagi Umat Parmalim. Hal ini mereka lakukan untuk mencapai

tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh hangoluon ni tondi atau keteguhan

iman. Debata Mulajadi Nabolon dan para utusan-Nya memiliki peran dan fungsi

masing-masing sesuai dengan apa yang telah diperintahkan oleh Debata Mulajadi

Nabolon kepada mereka.

Sebelum martonggo, ihutanatau ulu punguan akan marsahadat terlebih

dahulu. Hal ini dilakukan untuk meminta kekuatan dan kesanggupan memimpin

ritual serta agar mampu melakukan ajar hamalimon. Pada saat marsahadat

melakukan ritual mararisabtu, martutuaek, pasahat tondi, dan mangan napaet,

ulu punguan akan meminta agar seluruh umat diberkati untuk mengikuti dan

melaksanakan pesan dan ajaran Raja Nasiakbagi. Begitu pula pada saat ritual

mardebata, sipaha sada, dan sipaha lima.Ihutan akan marsahadat terlebih

dahulusebelum ritual dimulai.Pada saat martonggo pemimpin ritual akan

menyebutkan apa saja pelean yang dipersembahkan. Di dalam tonggo-tonggo

yang disampaikan akan tampak tohonan yang dimiliki oleh Debata Mulajadi

Nabolon dan para utusan-Nya. Berikut akan dijelaskan ritual-ritual yang

dilakukan umat Parmalim beserta tonggo-tonggo yang disampaikan

4.1. Mararisabtu

Mararisabtu merupakan salah satu aturan atau ritual yang dilakukan oleh

umat Parmalim.Ritual ini dilakukan satu kali dalam seminggu, tepatnya pada hari

Sabtu. Penetapan hari Sabtu sebagai hari untuk beribadah ini berdasarkan sejarah

bahwa hari sabtu merupakan hari yang digunakan oleh Siboru Deak Parujar

51

Universitas Sumatera Utara


untuk beristirahat (paradianan) dan itulah yang diamalkan oleh keturunannya

yakni Raja Ihat manisia dan Siboru ihat manisia. Hal ini dilanjutkan oleh Raja

Sisingamangaraja, dan kemudian dilaksanakan oleh umat parmalim sampai pada

saat ini. Mararisabtu ini dilakukan oleh umat Parmalim berlandaskan aturan-

aturan tentang mararisabtu, antara lain:

1. “Ganup jumpang ari Sabtu, ingkon marpungu do Parmalim tu punguan naung

tinontuhon di ingananna be”

Artinya: Setiap hari sabtu, seluruh umat Parmalim wajib berkumpul untuk

beribadat di suatu (rumah ibadah) yang telah ditentukan di tiap-tiap wilayah atau

punguan masing-masing.

2. “Ndang jadi ulahonon manang aha na marupahon ulaon siapari manang

ngongong sambing di jabuna na sadari i, alani patik mandok oloan aturan”

Artinya: Tidak boleh mengerjakan pekerjaan sehari-hari ataupun berdiam diri di

rumah masing-masing, karena sesuai dengan patik bahwa segala aturan wajib

yang telah ditetapkan wajib untuk dilaksanakan.

3. “Aturan on niulahon marhite daupa dohot pangurason, pinasahat marhite

tangiang manang tonggotonggo laho manopoti dosa. Arion tinontuhon ni Raja

Nasiak bagi, ari pamujian paradianan jadi gabe aturan”

Artinya: Ibadah mararisabtu ini harus dilakukan dengan disertai pelean dan

pangurason yang akan dipersembahkan melalui doa-doa untuk meminta

pengampunan dosa.

4. “Angka pangalaho, sangkap manang naung niulahon sian na pininsang ni

patik na gabe dosa; ingkon topoton ma i marhite aturan di bagasan Ugamo

Malim pinasahat marhite tangiang manang tonggotonggo”,

52

Universitas Sumatera Utara


Artinya: Segala perbuatan yang masih berbentuk niat maupun yang sudah

dilakukan yang bertentangan dengan patik sehingga menimbulkan dosa harus

ditebus dengan ibadat atau aturan yang ada dalam agama Malim yang harus

disampaikan melalui doa-doa.

5. “Ingkon hibul, polin, gomos, jala tulus do roha marningot laos manopoti dosa,

naung niulahon di ari naung salpu i: laho masuk tu dalan pardomuan i pe, ingkon

ias do jala malim”,

Artinya: Jiwa harus bulat, konsentrasi, tegar dan ikhlas untuk mengingat Tuhan

dengan tujuan menyesali dosa yang telah diperbuat di masa yang lalu untuk

menemukan jalan yang diberkati oleh Tuhan.

Mararisabtu ini dilakukan di bale pasogit partonggoan di Huta Tinggi dan

di bale parsantian setiap wilayah atau punguan yang telah ditentukan di wilayah

masing-masing. Sebagian wilayah ada juga yang ditetapkan sebagai

punguanparasian. Umat Parmalim sudah mulai meninggalkan kegiatannya sejak

Jumat sore. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan diri untuk keesokan harinya.

Malam itu juga digunakan untuk merenungkan segala perbuatan yang telah

dilakukan selama satu minggu. Sabtu pagi, ketika hari sudah mulai terang, anak-

yang belum baligh pergi mengambil air ke mata air. Pengambilan air dilakukan

lebih awal dengan harapan kebersihannya masih terjaga dan belum digunakan

untuk keperluan-keperluan lain seperti mencuci, mandi, dan lain-lain. Air yang

sudah diambil kemudian dimasukkan ke dalam sebuah mangkuk kaca berwarna

putih. Selanjutnya, anggir akan diperas dengan menggunakan kain putih yang

bersih sebagai alasnya dan hasil perasannya akan dimasukkan ke dalam mangkuk

putih, lalu dimasukkan banebane.Anggir, air, banebane yang telah dimasukkan ke

53

Universitas Sumatera Utara


dalam mangkuk itu dinamakan pangurason. Lalu air pangurason tersebut

disimpan di tempat yang layak dan bersih. Selain air pangurason yang ada di

mangkuk putih, disediakan pula air pangurason yang dimasukkan ke dalam ceret

untuk diminum para umat setelah proses mararisabtu selesai. Bale Parsantian dan

lokasi peribadatan terlebih dahulu dibersihkan oleh para pengurus bidang ritual

dan dibantu oleh para naposo.

Sekitar pukul 09.00 wib naposo akan membentangkan tikar untuk alas

duduk para umat dan lage tiar tolu lampis yang diletakkan di atas langgatan, di

sebelah kiri dan kanan pemimpin ritual. Selain pangurason, dipersiapkan pula

arang untuk pardaupaan. Arang untuk pardaupaan ini dibakar terlebih dahulu

sampai mengeluarkan asap lalu dimasukkan ke dalam sebuah wadah. Sebelum

para umat masuk, pangurason sudah diletakkan di atas langgatan tepatnya di

sebelah kiri. Ihutan Parmalim ataupun ulu punguan memasuki bale parsantian

diiringi oleh parhobas yang membawa pardaupaan, lalu diletakkan di sebelah

kanan pangurason. Para umat yang telah berbaris di luar bale parsantian, barisan

terpisah antara laki-laki dan perempuan. Ketika sampai di depan pintu bale

parsantian, para umat akan berdoa dan marsahadat. Kaum Bapak dan naposo

baoa, dan anak laki-laki duduk bersila di sebelah kiri sementara kaum ibu, naposo

boru, dan anak perempuan duduk di sebelah kanan, dengan jarak kira-kira 1 meter

antara laki-laki dan perempuan. Namun, sering juga ditemui anak laki-laki yang

masih balita duduk bersama ibunya, hal ini terjadi agar para Ibu lebih mudah

untuk mengontrol dan memperhatikan anak-anak mereka. Para umat duduk

menghadap langgatan dengan santun dan tertib. Setelah suasana tertib dan hening

54

Universitas Sumatera Utara


maka terdengarlah seorang yang mewakili seluruh ruas berkata “nungnga singkop

be raja nami”.

Ulu punguan berdiri menghadap langgatan dan mulai memimpin ritual

dengan memercikkan air pangurason sebanyak tiga kali di sekeliling langgatan

dengan tujuan untuk mensucikan pelean yang ada di atas langgatan serta agar

peserta yang mengikuti ritual diberkati. Tonggotonggo dipimpin oleh ulu punguan

sementara para umat mengikutinya dengan khusuk. Tonggotonggo itu

disampaikan kepada Ompung Debata Mulajadi Nabolon, Debata Natolu, Siboru

deak Parujar, Naga Padohaniaji, Saniang Naga,Patuan Raja Uti, Tuhan

Simarimbulubosi, Raja naopat Pulu Opat, Raja Sisingamangaraja, dan Raja

Nasiak Bagi. Setelah selesai berdoa, berdirilah seorang Ama atau naposo baoa

untuk memimpin dan mengucapkan patik secara bersama-sama. Ia akan tetap

berdiri sampai patik beserta artinya selesai diucapkan secara besama-sama.

“Santabi godang di loloan napinarsangapan, jala na taparbadia i, santabi

godang di hamuna ama nami, ina nami, songoni dongan naposo suang songoni

nang di amanta ulu punguan nami. Sai tontong do tutu hata mauliate dohot

pujipujian sombahononta tu Ompunta Debata Mulajadi Nabolon di siala asi

dohot holong ni rohana n ala sai tontong manuruhon sahala tondi habonoran Na

i, mangiringiring hita umbahen boi hita hipashipas ro di sadari on. Jala boi hita

rap udur mangulahon aturan Na ima mararisabtu. Jadi udut tu si, patik naung

tinonahon ni amanta Raja nasiakbagi rap manghatahon ma hita

Artinya: Salam sejahtera bagi kita semua, baik kaum Ayah, Ibu, para generasi

muda, anak-anak kami dan ulu punguan kami. Sudah selayaknya kita

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ompung Debata

55

Universitas Sumatera Utara


Mulajadi Nabolon karena atas rahmat dan kasih sayang-Nya yang selalu

melindung kita sehingga kita dapat berkumpul di dalam rumah ibadah yang suci

ini untuk melaksanakan ibadah mararisabtu. Selanjutnya, marilah kita sama-sama

mengucapkan aturan-aturan yang ada di Ugamo Malim.Berikut isi aturan (patik)

yang ada di dalam Ugamo Malim:

I. Marsuru (bagian perintah)

1. Pujion Ompunta Debata sian nasa roha (memuji Tuhan dengan segenap hati

dan jiwa.)

2. Pasangapon Raja, haholongan dongan jolma (menghormati Raja serta

menyayangi sesame manusia)

3. Padot iba mangula di hasiangan on, asa adong pargogo ni badan mamuji

ompunta Debata mangoloi aturan ni raja di banua tonga on (Senantiasa

bekerja dengan tekun di dalam kehidupan sehari-hari agar memiliki kekuatan

untuk memuji dan mematuhi segala perinta Tuhan di muka bumi ini)

II. Maminsang (bagian larangan)

4. Manangko nasojadi (tidak boleh mencuri)

5. Mangalangkup nasojadi (tidak boleh berjinah)

6. Mamunu jolma nasojadi (tidak boleh membunuh)

7. Uhum na jongnong ndang jadi tabaon, uhum na tingkos ndang jadi pailingon

(hokum dan aturan yang benar dan telah berdiri tegak tidak boleh dilanggar)

8. Ndang jadi lea roh dinatuatua, nang so maranak, nang so marboru (Tidak

merendahkan orang tua meskipun tidak berketurunan)

56

Universitas Sumatera Utara


9. ndang jadi lea roha dinamabalu, nang dinasopot somarama nang dinasopot

somarina(tidak merendahkan orang yang tidak mempunyai suami/istri lagi

maupun begitu juga anak-anak yatim/piatu)

10. Ndang jadi liluhonton namapitung sian bagasan dalan (Tdak boleh

menyesatkan orang ke jalan yang salah)

11. Ndang jadi pis mata, mida namarniang (tidak boleh memandang sebelah mata

terhadap orang yang tdak berdaya)

12. Ndang jadi lea roha dinapogos (Tidak merendahkan orang miskin)

13. Ndang jadi pauruuruon parsiantabolon ( Tidak boleh mencerca orang yang

pakaiannya compang-camping)

14. Ndang jadi paotootoon nahurangan roha (tidak boleh membodoh-bodohi

orang yang mengalami gangguan kejiwaan)

III. Paingothon (bagian mengingatkan)

15. Pajongjongon ugasan torop, hangoluan ni nabalga hangoluan ni nametmet di

naso tuk balanjo (mendirikan badan harta milik bersama yang akan digunkakan

untuk keperluan hidup pemimpin maupun orang yang miskin)

16.Eme naso jadi ganda dibagasan sopo, dibalian najadi gabe pasupasuon ni

Ompunta Debata ( padi tidak akan berlipat ganda di dalam lumbung, hanya akan

berlipat ganda ketika di sawah, jika dikehendaki oleh Debata)

17. Ringgit nasojadi marhua, mangomo do najadi bahenon ni partigatiga

Ia ujung ni patik I ( ringgit tidak boleh berlipat ganda dengan cara riba, kecuali

untuk modal dagang)

18. Ndang holan di hasangapon mamuji Ompunta Debata, ingkon dohot

dihaleaon pujion Tuhanta i(Memuji Tuhan tidak hanya saat dalam keadaan yang

57

Universitas Sumatera Utara


berkharisma, bahkan di dalam keadaan yang paling rendah sekalipun haruslah

memuji Tuhan)

19. Ndang holan di hamoraon pujion Tuhanta i, igkon dohot dihapogoson pujion

Tuhanta i( Memuji Tuhan tidak hanya saat memiliki kekayaan, tetapi juga pada

saat miskin)

20. Ndang holan dipangommoan mamuji Ompunta Debata, ingkon dohot

diharugian pujion Tuhantai I (Memuji Tuhan tidak hanya saat mendapatkan

keuntungan, tetapi juga saat mengalami kerugian)

21. Ndang holan dihoras ni daging mamuji Ompunta Debata, ingkon dohot

diparsahitan nang dihamatean pujion Tuhanta i(memuji Tuhan tidak hanya dalam

keadaan sehat, tetapi juga pada saat sakit)

IV.panandaoion ( Pengenalan diri )

22. Ima paboa Ompunta Debata, namanjadihon langit, namanjadihon tanoon,

namanjadihon saluhut nasa naadong di liat portibion (Itulah yang diberitakan

Debata Mulajadi Nabolon, yang menjadikan langit, bumi dan segala sesuatu yang

ada di permukaan bumi)

V. Pujipujian

23. Asa mauliate ma hudok hita tu Ompunta Debata, rodi saleleng ni lelengna. Et

nabonar et nabonar et nabonar ale junjunganhu (Marilah kiita senantiasa

mengucapsyukur kepada Tuhan selama-lamanya, yng maha benar, yang maha

benar, wahai junjunganku)

Setelah memimpin pengucapan patik, maka orang yang sama akan

mencoba memberikan pemahamannya mengenai turpuk, hal inilah yang juga

diktakan marpoda. Setelah itu digantikan oleh seseorang yang juga kan

58

Universitas Sumatera Utara


memberikan pemahaman tentang turpuk. Kesempatan ini tidak hanya diberikan

kepada orag yang ingin memberikan pemahaman mengenai turpuk ataupun

marpoda, namun juga sebuah kesempatan bagi mereka yang ingin memberikan

sebuah pengumuman ataupun mengundang agar datang ke acara pamasumasuon,

martutuaek, dan kegiatan-kegiatan lain. Naposo juga berkesempatan untuk berdiri

dan berbicara, namun pada umumnya yang berbicara adalah kaum Bapak. Ulu

punguan berdiri setelah para ruas selesai menyampaikan pemahaman nya,

pertama sekali beliau memandang sekeliling nya untuk melihat ruas yang datang

mararisabtu, pada kesempatan ini beliau akan menyampaikan rasa syukur atas

berkah yang diberikan oleh Debata Mulajadi Nabolon sehingga para ruas masih

diberikan kesempatan untuk menghadiri ritual, kemudian memberikan penjelasan

tentang turpuk, merangkum hal-hal yang sudah disampaikan oleh ruas yang

berdiri sebelumnya, lalu menyampaikan harapan-harapan agar para ruas tetap

berjalan di atas koridor sesuai dengan ajaran hamalimon.

Para ruas kembali merapikan posisi duduknya dan ulu punguan

memimpin tangiang hapitaondan berjalan ke bagian para Ibu (ina) dan

memercikkan air pangurason dengan daun banebane, para ruas masih tetap duduk

dan menempatkan tangan dalam posisi marsomba seraya berdoa dan

marsahadat,ulu punguan melanjutkan memercikkan ke bagian ama, lalu kembali

meletakkan air pangurason di atas langgatan. Air pangurason dibagikan oleh

naposo ke seluruh ruas yang hadir, lalu diminum seraya marsahadat. Jumlah air

pangurason yang akan dibagikan tidaklah disesuaikan dengan jumlah orang yang

hadir. Walaupun begitu, setiap orang akan minum secukupnya agar yang lain juga

mendapat bagian. Sebelum keluar dari bale parsantian, semua berdiri dan

59

Universitas Sumatera Utara


marsahadat. Jika telah usai, semua keluar dengan tertib dan sopan. Jika air

pangurason tidak dibagikan di dalam bale parsantian, setiap orang yang ingin

meminumnya dapat mengambilnya di bale parhobasan. Adapun tonggotonggo

yang dipanjatkan pada saat mararisabtu, sebagai berikut :

1. Tonggotonggo kepada DebataMulajadi Nabolon

Marsomba mardaulat sami tu Ho ale Ompung Debata Mulajadi Nabolon,

marhite timpul ni daupa dohot pangurason on. Ala Ho do na manjadihon langit,

manjadihon tano on, manjadihon saluhut nasa na adong di liat portibi on.

Manjadihon jolma umbahen na adong, manjadihon halak torop, manjadihon

halak gabe, manjadihon halak mamora, manjadihon harajaon, asa adong

margomgom na ditoru ni langit na di atas ni tano on. Dijadihon Ho do hami

jolma parsala jala pardosa on, alai godang situtu do asi ni roham. Dibangkit Ho

do Ama nami Patuan Raja Malim, tumindanghon patik na tingkos, uhum na

denggan i.

Nungnga dilehon Ho tondim ale Ompung Debata tinindanghon Harajaon

Mu na marsuhi ni ampang na opat i di banua tonga on, ima simingahon ni Raja

nami Sisingamangaraja naso halompoan i niugamohon ni Ama nami Raja

Nasiakbagi, Raja Tubu, Raja Sitautau, Patuan Raja Malim. parajar sioloan

parmeme sibonduton i.

Ajarna ma nahuoloi hami di ari marsangap di ari martua on. Saluhut

hami ginonggom ni tondi ni Ama nami, ginonggom ni Bale Pasogit Partonggoan

na i, manombahon pujipujian tu adopan Mu nabadia i Ompung Debata. Mandok

mauliate hami di goar Mu na badia i ala asiniroham dohot denggan basam naso

martudosan i nasumarihon parngoluan nami. Mangoloi ma hami di poda ni ama

60

Universitas Sumatera Utara


nami Raja Nasiakbagi. Aek ma inna daung ni ngenge topottopot daung ni sala

manang ise namanopoti salana sian nasa rohana ido nasaean sala, namanggarar

utang dosana sian nasa rohana ido na saean dosa.

Marhite timpul ni daupa dohot pangurason on, pelean partondion nami tu

Ho ale Ompung Debata, mangelekelek ma hami tu Ho, sesama saluhut nasa dosa

nami i. Unang ma baloshon i tu parngoluon nami lumobi nang dohot tu

partondion nami. Sahat Pasupasu ma hami tongtong Ojak di patik Mu, ojak ma

nang tondim nabadia i tongtong jongjong di tongatonga nami mangajari hami

asa lam marroha manuturi hami asa lam marbisuk. Anggiat ma boi jumpang

panghirimon asi niroha hami sian Ho, Ima parolopolopan ni partondion nami.

Angkup ni ale Ompung Debata, apuli ma dongan nami na tangis hehei ma

naung sorat, lehon ma hamalumon ni sahit di dongan nami na marsahit, dohot

hatiuron di angka namarsak roha, ditambai ma denggan ni parngoluon nami,

tambani parhorason, angkup ni hatoropon, bisuk, nang dohot gogo. Jala tongtong

suruhon habonoron Mi mangaramothon hami. Dipadao ma sian hami parmaraan

ni ngolu lumobi nang dohot parmaraan ni tondi. Mauliate ma husombahon hami

tu adopan Mu ale Ompung Debata, marhite somba nami timpul ni daupa dohot

pangurason on.

Terjemahan:

Terima kasih kami panjatkan kehadirat Mu Ompung Debata Mulajadi

Nabolon melalui persembahan kami yaitu timpul ni daupa dan pangurason. Telah

Engkau karuniakan roh Mu ya Tuhan Debata untuk mendirikan kerajaan Mu

yang berazaskan Suhi ni ampang naopat di dunia ini. Kerajaan itulah itulah yang

dipegang oleh Raja kami Sisingamangaraja yang tak tertandingi dan yang

61

Universitas Sumatera Utara


dijadikan agama oleh Raja Tubu Raja Sitau tau Patuan Raja Malim, parajar

sioloan parmeme sibonduton i. Karena Engkaulah yang menciptakan langit, bumi,

dan segala isinya. Menciptakan manusia menjadi ada, menjadikan manusia

mempunyai banyak keturunan, menjadikan manusia menjadi kaya, menjadikan

kerajaan agar ada yang menjaga keselamatan makhluk yang ada di bawah langit

dan diatas bumi ini.

Ajaran-Nya lah yang kami laksanakan pada hari yang penuh berkah ini.

Kami, seluruh pengikut Raja Nasiakbagi berdoa untuk memanjatkan ucapan

syukur ke hadapan Ompung Debata Mulajadi Nabolon, serta mengucapkan terima

kasih atas berkah dan rahmat yang tak terhingga yang telah kami terima dan

rasakan hingga saaat ini. Kami mematuhi pesan yang disampaikan melalui ajaran

raja Nasiakbagi. Air adalah obat bagi orang yang dahaga, penyesalan adalah obat

kesalahan. Kami yakin bahwa siapa saja yang meminta pengampunan dosa dari

lubuk hatinya dengan tulus, maka dia akan mendapat pengampunan.

Melalui persembahan timpul ni daupa dohot pangurason ini Ompung

Debata Mulajadi Nabolon, kami meminta Kehadirat Mu, agar kiranya dosa yang

kami perbuat dihapuskan agar tidak menjadi penghalang dalam amal dan ibadah

yang kami lakukan, berkatilah kami agar tetap berjalan sesuai dengan ajaran Mu.

Roh su, yang selaluci Mu lah yang selalu berkuasa atas kami, mengajari kami agar

bernurani serta memberikan pengajaran agar kami lebih bijaksana. Kiranya kami

mendapat berkat di tempat yang telah Engkau sediakan di akhirat nanti.

Begitu juga ya Tuhan, berikanlah ketegaran bagi orang yang sedang

menangis, tabahkanlah yang sedang berduka, berikanlah kesembuhan bagi orang-

orang yang sedang sakit, pencerahan bagi orang yang sedang gundah, serta

62

Universitas Sumatera Utara


berikanlah kehidupan yang baik, keselamatan, kebijaksanaan, serta kekuatan bagi

kami. Titipkanlah malaikat-Mu untuk selalu melindungi, menjauhkan kami dari

segala mara bahaya yang membahayakan jasmani dan rohani kami. Terima kasih

kami panjatkan kepada-Mu, Ompung Debata melalui persembahan yang kami

berikan yaitu timpul ni daupa dan pangurason.

2. Tonggotonggo kepada Debata Natolu

Mauliate ma hudok hami tu sahala ni Tuhan nami Debata Natolu, Tuhan

Batara Guru, Tuhan Harajaon Sori, Tuhan Bala Bulan. Marsomba mardaulat

hami tu sangap Mu tu badia Mu ale Ompung Debata Natolu marhite timpul ni

daupa dohot pangurason on. Ala Hamu do Tuhan, sitiop timbangan harajaon

pinasahat Mu tu Raja nami Sisingamangaraja. Hamu do sitiop timbangan

hamalimon pinasahat mu tu Patuan Raja Malim. Jala Hamu do Tuhan pargogo

naso hatudosan, namartuahon sahala marsangap sahala martua, na sampe di

abara na jujung di sambubu nami.

Uhum tinindanghon ni Ama nami Raja Nasiakbagi, di ari marsangap di

ari martua on ima nahuoloi hami. Saluhut hami Tuhan ginonggom ni tondi ni

Ama nami, ginonggom ni bale pasogit partonggoan Nai manombahon pujipujian

tu adopan Mu ale Ompung Debata Natolu. Mandok mauliate hami jala

martuahon saluhut denggan basa Mi na pinaojak Mu di parngoluon nami.

Mangoloi ma hami di poda ni Ama nami Raja Nasiakbagi ale Tuhan. Aek do

daun ni ngenge topottopot daung ni sala, manang ise namanopoti salana sian

nasa rohana ido nasaean sala, namanggarar utang dosana sian nasa rohana ido

nasaean dosa.

63

Universitas Sumatera Utara


Marsiulak ma roham ale Tuhan, unang ma jojor angka dosa nami tu

parngoluon nami lumobi nang dohot tu partondion nami. Sesama i sian bagas

roham, soadahon ma i sian parningotan Mu. Sai lehon ma parbonitoan dohot

hatigoran tu hami ale Tuhan. Pasupasuhon ma roha na ias, tondi hamalimon

mian di pangisi ni badan nami jala partungkoti ma hami ale Ompung Debata

Natolu, asa margogo hami di parbinotoan, margogo di parngoluon, margogo

nang dohot di partondion nami mangulahon hamalimon tinindanghon ni Ama

nami Raja Nasiakbagi. Angkup ni Ale Ompung, paojak ma tontong tondi Mi

jonjong di tongatonga nami mangajari hami asa lam marroha, manuturi hami asa

lam marbisuk.

Asima roham ale Ompung Debata Natolu. Apuli ma dongan nami na

tangis, hehei ma naung sorat, lehon ma hamalumon ni sahit di angka namarsahit,

hatiuron di angka namarsak roha, ditambai ma nang asiasi di hami, denggan ni

parngoluon, tambani parhorason, angkup ni hatoropon, bisuk nang dohot gogo.

Tongtong diramothon ma hami saluhut. Dipadao ma sian hami parmaraan ni

badan, lumobi nang dohot parmaraan ni tondi. Mauliate ma hu sombahon hami

tu adopan Mu ale Ompung Debata Natolu, marhite somba nami timpul ni daupa

dohot pangurason on.

Terjemahan;

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Debata Natolu melalui

persembahan kami yaitu timpul ni Daupa dan Pangurason, karena Engkau lah

yang memegang kebijakan kerajaan,yang Engkau percayakan kepada Raja kami

Sisingamangaraja. Engkau lah yang memegang kebijakan Keagamaan yang

Engkau percayakan kepada Patuan Raja Malim. Engkaulah Tuhan yang

64

Universitas Sumatera Utara


mempunyai kekuatan yang tiada banding dan tak tertandingi. Engkau turunkan

malaikat agar menjaga diri kami.

Hukum yang ditegakkan Raja Nasiakbagi pada hari yang suci ini, hukum

itulah yang kami patuhi. Kami seluruh pengikut-Nya yang berada di bawah

naungan bale pasogitpartonggoan Nya, mempersembahkan puji pujian kepada

Mu Ompung Debata Natolu. Kami mengucapkan terima kasih dan mengucap

syukur atas segala kebaikan yang telah Engkau berikan ke dalam kehidupan kami.

Ajaran Raja Nasiakbagi lah yang kami patuhi. Air adalah obat dahaga, penyesalan

adalah obat dari kesalahan. Kami yakin bahwa siapa saja yang meminta

pengampunan dosa dari lubuk hatinya dengan tulus maka dia akan mendapat

pengampunan.

Bermurah hatilah Engkau ya Tuhan, janganlah Engkau membalaskan

semua dosa yang telah kami perbuat ke dalam kehidupan kami, terlebih ke dalam

kehidupan roh kami. Hapuskanlah itu semua dari segenap hati Mu, serta lupakan

lah dari dalam ingatan Mu. Berikanlah selalu pengetahuan dan turunkanlah

malaika Mu ke dalam hidup kami ya Tuhan Berkatilah hati kami yang bersih serta

roh suci yang melekat di dalam badan kami, bantulah kami ya Ompung Debata

Mulajadi Nabolon, agar kami senantiasa memiliki pengetahuan yang kuat, kuat di

dalam kehidupan serta di dalam keimanan kami agar mampu mengerjakan ajaran

kesucian yang didirikan oleh Raja Nasiakbagi, dan juga sertakanlah selalu roh Mu

berdiri di tengah-tengah kami, mengajari kami agar bernurani serta memberikan

pengajaran agar kami lebih bijaksana.

Kasihanilah kami ya Ompung Debata Natolu, tabahkanlah kami yang

sedang menangis, tegarkanlah yang sedang terpuruk (berduka), berikanlah

65

Universitas Sumatera Utara


kesembuhan bagi orang yang sakit, berikanlah pencerahan bagi orang yang

gundah, tambahkanlah anugerah serta berikanlah kehidupan yang lebih baik bagi

kami. Berikan keselamatan, keturunan yang banyak, kebijakan dan juga

kekuatan.Berkatilah kami semua,jauhkan kami dari mara bahaya baik jasmani

maupun rohani kami. Terima kasih kami panjatkan kepada Ompung Debata

Natolu Mu melalui persembahan timpul ni daupa dan pangurason.

3. Tonggotonggo kepada Siboru Deak Parujar

Mauliate ma hudok hami tu sahala Ama tu sahala Ina, tu sahala ni Ina

nami Siboru Deak Parujar. Marsomba mardaulat hami tu sangap Mu tu badia

Mu Inang nasangap nabadia marhite timpul ni daupa dohot pangurason on. Ala

Hamu do na mangurasi tondi ni Ama nami Raja Nasiak Bagi, marhite tondi

parbadia sahala mangajari. Ajar tinindanghon ni Ama nami di ari marsangap di

ari martua on ima na hu oloi hami. Saluhut hami ginonggom ni tondi ni ama nami

ginonggom ni Bale Pasogit partonggoan nai manombahon pujipujian tu Ompung

Debata Mulajadi Nabolon na manjadihon saluhut nasa naadong, jala martuahon

hami mandok mauliate di goar nai ala denggan ni basa na dohot asiasina na

somartudosan ni na sumarihon parngoluon nami.

Mangoloi ma hami ni poda ni ama nami Raja Nasiak Bagi. Aek na daung

ni ngenge topottopot daung ni sala, manang ise namanopoti salana sian nasa

rohana i do nasaean sala, namanggarar utang dosana sian nasa rohana ido na

saean dosa. Marsiulak ma roham ale Ompung Mulajadi Nabolon, dijanghon ma

somba pujipujian nami. Unangma dijojor angka dosa nami tu parngoluon nami

lumobi nang dohot tu partondion nami. Mangelekelek ma hami tu adopan Mu.

66

Universitas Sumatera Utara


Inang nasangap nabadia, salithonma tangan Mu nabadia i. Urasi ma parbadanan

nami, urasi ma parngoluon nami, urasi ma nang dohot partondion nami.

Jala ampu ma hami diampuan Mu na badia i, lapihi ma hami sian toru,

dindingi sian lambung, jala saongi sian ginjang, diharoro ni na masa dipartuat ni

na musim, pangarimashon ni Mulajadi Nabolon tu Banua Tonga on. Mauliate ma

hu pasahat hami tu hasangapon Mi Inang na sangap na badia marhite somba

nami timpul ni daupa dohot pangurason on..

Terjemahan:

Terima kasih kami panjatkan kepada roh, kodrat, cahaya Ama dan roh Ibu

kami, Sahala Ina Siborudeak Parujar melalui persembahan timpul ni daupa dan

pangurason. Engkaulah Inang yang empunya keindahan yang abadi, menjadikan

pembersihan, awal mula pembersihan yang menjadikan kesucian, yang

membersihkan roh Patuan Raja Malim melalui malaikat. Ajaran yang didirikan

Bapa kami pada hari yang penuh berkah dan suci inilah yang kami patuhi. Kami

seluruh pengikut-Nya memanjatkan puji-pujian ke hadapan Ompung Debata

Mulajadi Nabolon yang telah menjadikan apa yang ada serta mengucapkan terima

kasih ke hadapan Mu atas berkah, rahmat, dan belas kasih Mu yang tiada

terhingga di dalam kehidupan kami sampai sat ini.

Kami mematuhi pesan-pesan yang disampaikan Raja Nasiakbagi, dan

kami berkeyakinan bahwa siapa saja yang meminta pengampunan dosa dari lubuk

hatinya dengan tulus maka dia akan mendapat pengampunan. Bermurah hatilah

Engkau Ompung Debata Mulajadi Nabolon, terimalah persembahan puji-pujian

kami. Janganlah balaskan segala dosa kami kehidupan terlebih ke dalam roh, jiwa

kami. Kami meminta kehadapan Mu ya Inang yang maha Mulia dan Suci. Ya

67

Universitas Sumatera Utara


Inang yang maha suci dan mulia, ulurkanlah tangan Mu yang suci itu,

Kuduskanlah tubuh, hidup, serta roh, keimanan kami, pangkulah kami di

pangkuan Mu yang suci itu. Lapisilah kami dari bawah, berikanlah pembatas di

sekeliling kami serta payungi kami dari atas, lindungilah kami di dalam naungan

Mu saat mara bahaya dan kemurkaan itu datang. Terima kasih kami ucapkan ke

hadapan Mu Ompung Debata melalui persembahan kami timpul ni daupa dan

pangurason ini.

4. Tonggotonggo kepada Nagapadohaniaji

Mauliate ma hudok hami tu sahala ni Raja nami Nagapadohaniaji na

jumujung tano on. Tano marlampislampis tano marlopilopi hinaojahan

hinaondolan on. Ojahan ni saluhut nasa na adong di liat portibion. Ale

Nagapadohaniaji namambuat do Ama nami Raja Nasiakbagi di gota ni hau na

angur sian tano najinujunngmon, asa adong parsombaan nami tu Ompunta

Debata Mulajadi Nabolon, tu Tuhanta Debata Natolu, tu Inanta nasangap

nabadia i dohot tu saluhut sahala marsangap sahala martua i, pasahat

parsombaon pujipujian tu adopan ni Ompunta Debata Mulajadi Nabolon, tu

Ompunta Debata Natolu napangampu napangulosi, dohot saluhut sahala ni

sioppungon nami naung marsiakbagi humonghop hami. Uhum hamalimon

tinindanghon ni ama nami Raja Nasiakbagi di ari marsangap di ari martua on

ima nahuoloi hami, saluhut do hami ginonggom ni tondi ni Ama nami,

ginonggom ni Bale pasogit partongggoan na i, manombahon puji-puijan tu

Ompunta Debata Mulajadi Nabolon dinamanopothon hami di saluhut angka

dosa naung diulahon hami siganup ari di ari naug salpu i.

68

Universitas Sumatera Utara


Asima roha ni Ompunta Debata, disesa ma saluhut nasa dosa nami i.

Unangma dijojor tu parngoluon nami lumobi nang dohot tu partondion nami,

dipaojak ma tontong tondi Mi jongjong di tongatonga nami, mangajari hami asa

lam marroha manuturi hami asa lam marbisuk mangulahon uhum hamalimon

tinindanghon ni Ama nami Raja Nasiakbagi. Unang ma hami sogot tarsonggot

Raja nami unang ma hami tarhuntal di haroro ni namasa dipartuat ni na musim

pangarimason ni ompunta Debata. Hot ma hami tontong di patikMi. Mauliate ma

hudok hami tu sangap Mu raja nami marhite somba nami timpul ni daupa dohot

pangurason on. Sai anggiat ma dipasupasuhon ma di hami haimbaruon.

Haimbaruon ni parbinotoan haimbaruon di parngoluon lumobi nang dohot

partondion nami, marhite patik, uhum nang dohot pangalaho hamalimon i.

mangulahon hamalimon tinindanghon ni Ama nami Raja Nasiakbagi,

manungsihon partondion paishon parbadanan nami.

Unang ma hami tarsongot, unang ma hami tarhuntal diharoro ni na masa

di partuat ni na musim pangarimason ni Ompunta Debata Mulajadi Nabolon tu

tano najinujungmon, hot ma hami tongtong di patik dohot uhumna i.

Mauliate ma hudok hami tu hasangaponmi Rajanami, marhite sombanami timpul

ni daupa dohot pangurason on.

Terjemahan:

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadapan Mu Nagapadohaniaji, yang

menjunjung bumi ini, bumi yang berlapis-lapis dan sangat luas yang Engkau

duduki ini, yang menjadi tempat berpijak semua makhluk yag ada di bumi ini. Ya

Nagapadohaniaji, Raja Nasiakbagi lah yang mengambil getah kayu yang wangi

dari tanah yang Engkau junjung untuk kami jadikan sebagai persembahan kami

69

Universitas Sumatera Utara


kepada Ompung Debata Mulajadi Nabolon, Debata Natolu, Inang yang Maha

mulia dan suci dan juga kepada semua roh-roh suci (malaikat), menyampaikan

persembahan puji-pujian ke hadapan Ompung Debata Mulajadi Nabolon, Debata

Natolu, yang memangku dan menghangatkan kami, serta seluruh leluhur kami

yang telah hidup dalam penderitaan demi memperjuangkan kami.

Ajaran hamalimon yang didirikan oleh Raja Nasiakbagi lah yang kami

patuhi di hari yang penuh berkah ini, kami seluruh pengikut-Nya memanjatkan

puji-pujian kepada Ompung Debata Mulajadi Nabolon untuk mengakui dan

menyesali segala kesalahan dan dosa kami yang telah kami lakukan sehari-hari

pada masa yang lalu.Kasihanilah kami ya Ompung Debata, ampunilah segenap

dosa kami, janganlah balaskan segala kesalahan kami di dalam kehidupan kami

terlebih lagi di dalam roh keimanan kami agar tidak menjadi penghalang dalam

amal ibadah kami. Berkatilah kami agar tetap berjalan di dalam ajaran Mu dan roh

Mu yang suci yang selalu berkuasa atas kami. Memberikan pengajaran agar kami

lebiih bijaksana keimanan kami mengerjakan hukum hamalimon yang didirikan

oleh Raja Nasiakbagi. Janganlah kami terkejut akan mara bahaya dan kemurkaan

Ompung Debata di masa yang akan datang. Tetaplah kami berjalan sesuai dengan

ajaran Mu. Terima kasih kami Panjatkan kehadirat Mu Raja kami melalui

persembahan timpul ni daupa dan pangurason ini.

5. Tonggotonggo kepada Saniangnaga

Mauliate ma hudok hami tu sahala ni Namboru nami Boru Saniangnaga,

Naipinggan matio Naiboru hasahatan, naumpegang mual sitiotio napinasampur

pinadomu dongan ni unte mungkur angkup ni Sanggul banebane, asa jadi

pangurason, jadi parsungsion parsombaan pujipujian paradopan nami tu

70

Universitas Sumatera Utara


Ompunta Debata Mulajadi Nabolon, tu Ompunta Debata Natolu, tu Omputa

napangampu napangulosi dohot tu saluhut Siompungon nami naung marsiakbagi

humonghop hami. Uhum tinindanghon ni ama nami Raja Nasiak bagi di ari

marsangap di ari martua on ima nahuoloi hami. Saluhut do hami namboru

ginonggom ni tondi ni ama nami ginonggom ni Bale Pasogit Partonggoan nai

manombahon pujipujian tu ompunta Debata Mulajadi Nabolon namanjadihon

saluhut nasa naadong.

Marpanganju ma hamu ale Namboru di saluhut angka dosa naung huulahon

hami siganup ari di ari naung salpu i, ala aek daung ni ngenge topottopot daung

ni sala, manghirim asini rohani Ompunta Debata di haimbaruon, marsiulak ma

rohana dipaojak ma hami tontong hot di patikna, dipaojak ma tontong di uhumna,

Mangajari hami asa lam marroha manuturi hami asa lam marbisuk

Namboru, Pangidohon ma tu Ompunta Mulajadi Nabolon asa dipasu pasu

pangurason on gabe ubat gabe tawar gabe pitonggam gabe sabungan songon

gompul songon babiat, tanduk sosuharon mataniari sodompahon, gabe

partahanan gabe parlapihan, paiashon parbadanon manungsihon partondion.

Mauliate ma hudok hami tu Ho Namboru, marhite somba nami timpul ni daupa

dohot pangurason on.

Terjemahan:

Terima kasih kami ucapkan kepada Sahala Namboru kami Namboru

Saniangnaga, Naipinggan matio Naiboru hasahatan, yang memegang air yang

jernih dan dicampur disatukan dengan jeruk purut serta sanggul banebane agar

jadi pangurason menjadi pembersihan sebagai persembahan puji-pujian yang

kami sampaikan kepada Ompung Debata Natolu, yang memangku dan

71

Universitas Sumatera Utara


menghangatkan kami serta kepada leluhur kami yang telah hidup menderita demi

memperjungkan kami. Hukum yang didirikan oleh Raja Nasiakbagi di hari yang

suci inilah yang kami patuhi. Kami seluruh pengikut Nya menyampaikan

persembahan puji-pujian kepada Ompung Debata Mulajadi Nabolon yang telah

menjadikan semua yang ada. Ampunilah kami Ya namboru atas segala dosa yang

telah kami perbuat setiap hari, dan dosa-dosa kami di masa yang lalu. Kami

berkeyakinan bahwa siapa saja yang meminta pengampunan dosa dari lubuk

hatinya dengan tulus maka dia akan mendapat pengampuan. Kami juga memohon

pengharapan belas kasih dari Ompung Debata supaya kami diberikan

pembaharuan. Bermurah hatilah Engkau ya Tuhan, biarkanlah kami tetap hidup di

dalam ajaran dan aturan Mu, memberikan pengajaran agar kami lebih bijaksana.

Namboru, sampaikanlah permintaan kami kepada Ompung Mulajadi Nabolon

agar pangurason ini diberkahi menjadi obat menjadi penawar racun, gabe

pitonggam gabe sabungan songon gompul songon babiat tanduk sosuharon

mataniari sodompahon gabe partahanan gabe parlapihan membersihkan badan

dan mensucikan roh keimanan. Terima kasih kami ucapkan kepada Mu Namboru,

melalui persembahan timpul ni daupa danpangurason ini.

6. Tonggotonggo kepada Patuan RajaUti

Mauliate ma hudok hami tu sahala ni Raja nami Raja na marsangap Raja

namartua, Patuan Raja Uti. Uti nasora mate uti nasora matua, sijalo hoda somba

sipangidohon gabe naniula, sipangidohon anak marsangap dohot boru namartua.

Hodo raja nami na jumolo tubu, mungka ni harajaon, naguminjang sian hau

natumbul sian dolok, paruhum na sintong naso jadi juaon. Uhum tinindanghon ni

72

Universitas Sumatera Utara


Ama nami Raja Nasiakbagi ima nahuoloi hami di ari marsangap di ari martua

on.

Saluhut do hami ginonggom ni tondi Ama nami ginonggom ni Bale

Pasogit Partonggoannai manombahon pujipujian tu Omputa Debata Mulajadi

Nabolon namanjadihon saluhut nasa naadong. Mandok mauliate do hami tu

jolona nunnga dipartuahon hami denggan basa dohot asi ni rohani ni Debata na

sumarihon parngoluon nami. Mangoloi ma hami Raja nami, di poda ni Ama nami

Raja Nasiakbagi, aek na daung ni ngenge topottopot daung ni sala, manang ise

namanopoti salana sian nasa rohana ido nasaean sala, namanggarar utang

dosana sian nasa rohana ido nasaean dosa.

Marhite timpul ni daupa dohot pangurason on, ihatopothon hami Raja

nami, marsiulak ma roham Raja nami, unang ma jojori tu parngoluon nami

lumobi nang dohot tu partondion nami. Lupahon ma i sian parningotan Mu,

soadahon ma i sian bagasan roham. Tondi mi ma na tongtong jongjong di

tongatonga nami, mangajari hami asa lam marroha, manuturi hami asa lam

marbisuk. Angkup ni Raja nami apuli ma dongan nami na tangis, hehei ma naung

sorat, lehon ma hamalumon ni sahit di dongan nami na marsahit, dohot hatiuron

ni roha di angka namarsak roha. Ditambai ma di hami raja nami ima denggan ni

parngoulon, tamba ni parhorasan angkup ni hatoropon, bisuk, nang dohot gogo.

Tongtong diramothon dohot diiringiring habonoron Mi ma hami saluhut.

Dipadao ma sian hami parmaraan ni badan tarlumobi nang dohot parmaraan ni

tondi. Mauliate ma husombahon hami Raja nami, marhite somba nami timpul ni

daupa dohot pangurason on.

Terjemahan:

73

Universitas Sumatera Utara


Terima kasih kami panjatkan kepada sahala Raja yang mulia dan

terhormat Patuan Raja Uti, yang tidak pernah mati dan tidak akan menua, yang

meminta kuda persembahan dan rezeki yang melimpah, tempat kami meminta

keturunan (putra-putri ) yang terhormat. Engkaulah Raja kami yang pertama kali

ada, permulaan kerajaan yang melebihi tingginya pepohonan, gunung, dan yang

empunya hukum kebenaran yang tidak bisa ditolak. Hukum yang didirikan Raja

Nasiakbagi lah yang kami patuhi pada hari yang suci dan penuh berkah ini.

Kami seluruh pengikut-Nya (Raja Nasiakbagi) berdoa memanjatkan puji-

pujian kepada Ompung Debata Mulajadi Nabolonyang telah menjadikan segala

yang ada serta yang telah memberikan berkah dan rahmat yang tak terhingga yang

kami terima hingga saat ini. Kami mematuhi pesan atas ajaran raja Nasiak bagi,

aek na daung ni ngenge topottopot daung ni sala. Kami berkeyakinan bahwa

siapa saja yang meminta pengampunan dosa dari lubuk hatinya dengan tulus,

maka dia akan mendapat pengampunan.

Melalui persembahan timpul ni daupa dohot pangurason ini ya Ompung

Debata Mulajadi Nabolon, kami meminta Kehadirat Mu, agar kiranya Engkau

hapuskan segala dosa yang telah kami perbuat agar tidak menjadi penghalanga

bagi kami untukmelaksanakan amal ibadah kami, lupakanlah segala kesalahan

kami dari ingatan MU dan hapuskanlah dari dalam hati Mu. Berkatilah kami agar

tetap berjalan sesuai dengan ajaran Mu, biarkanlah Roh mu yang suci selalu

berkuasa atas kami, memberikan pengajaran agar kami lebih bijaksana. Semoga

kami mendapat berkat di tempat yang telah Engkau sediakan di akhirat nanti.

Begitu juga ya Tuhan, berikanlah ketegaran bagi orang yang sedang

menangis, tabahkanlah yang sedang berduka, berikanlah kesembuhan bagi orang-

74

Universitas Sumatera Utara


orang yang sedang sakit, pencerahan bagi orang yang sedang gundah, serta

berikanlah kehidupan yang baik serta keselamatan, kebijaksanaan, serta kekuatan,

dan senantiasalah Engkau titipkan malaikatmu untuk melindungi kami.

Jauhkanlah kami dari mara bahaya yang membahayakan jasmani dan rohani kami.

Terima kasih kami ucapkan kepada Mu Ompung Debata melalui persembahan

kami timpul ni daupa dan pangurason ini.

7. Tonggotonggo kepada Tuhan Simarimbulubosi

Mauliate ma hudok hami tu sahala ni Ama nami Tuhan Simarimbulubosi,

marsomba mardaulat hami tu sangap Mu tu badiam ale Tuhan, marhite timpul ni

daupa dohot pangurason on. Ala Hamu do Tuhan pargogo na sohatudosan, hamu

do parbisuk naso boi sumanon, napaimbarimbar rupa, paubauba tompa, naso olo

matua natongtong dolidoli. Ho do Tuhan silehon pasupasu tu angka natigor

marroha, jala silehon uhum bura tu angka pardosa. Parasiroha nasumurung jala

parroha simulakulak do Ho ale Tuhan.

Pasupasu ma hami ojak di patik jala mangoloi uhum hamalimon tinindanghon ni

Ama nami Raja nasiakbagi di ari marsangap di ari martua on, saluhut do hami

ale Tuhan ginonggom ni tondi ni Ama nami, ginonggom ni Bale pasogit

Partonggoannai,manombahon pujipujian tu Ompunta Debata Mulajadi Nabolon

namanjadihon saluhut nasa naadong jala martua on. Mandok mauliate tu goarna

na Badia i, disaluhut denggan basa ni Debata nasumarihon parngoluon nami .

Mangoloi ma hami di tona di poda ni ama nami Raja Nasiakbagi, aek na daung ni

ngenge topottopot daung ni sala, manang ise namanopoti salana sian nasa

rohana ido nasaean sala, namanggarar utang dosana sia nasa rohana ido

nasaean dosa. Asi ma roham ale Ompung, unang ma mangarimashon di angka

75

Universitas Sumatera Utara


dosa naung huulahon hami, marsiulak ma roham ale Ompung sesama saluhut

nasa dosa nami. Unangma baloshon i tu parngoluon nami lumobi nang dohot tu

partondion nami. Lupahon mai Tuhan sian parningotanMu soadahon mai sian

bagasan roham, tongtong pargogoi ma hami.

Asa lam margogo hami di parbinotoan margogo di parngoluon, margogo

nang dohot dipartondion nami mangulahon hamalimon tinindanghon ni ama

nami Raja Nasiakbagi, mangajari hami asa lam marroha manuturi hami asa lam

marbisuk. Angkup ni ale Tuhan, lehon ma apulapul di angka dongan nami na

tangis, lehon pangheheion di angka naung sorang, hamalumon ni sahit di angka

na marsahit dohot hatiuron ni roha di angka namarsak roha. Ditambai ma di

hami denggan ni parngoluon tamba ni parhorasan angkup ni hatoropon bisuk

nang dohot gogo. Suruhon ma tongtong habonoron Mi mangaramothon hami

dipadao ma sian hami parmaraan ni ngolu lumobi nang dohot parmaraan ni

tondi. Mauliate ma husombahon hami tu adopanMu ale Tuhan marhite somba

nami timpul ni daupa dohot pangurason on.

Terjemahan:

Terima kasih kami panjatkan kepada kemuliaan Raja kami Tuhan

Simarimbulubosi, Kami mengucap syukur dari hati nurani kepada kemuliaan Mu

melalui timpul ni daupa dan pangurason ini.Karena Engkaulah ya Tuhan yang

empunya kekuatan yang tiada duanya, yang empunya kebijaksanaan yang tidak

bisa ditiru, yang meniru-nirukan rupa (wajah), merubah-rubah wujud, yang tidak

menua dan selalu awet muda. Engkaulah Tuhan yang memberi berkat kepada

yang teguh imannya, dan juga yang memberikan hukuman kepada yang berdosa.

Engkaulah yag maha mengasihani dan yang maha murah hati ya Tuhan.

76

Universitas Sumatera Utara


Kami mematuhi hukum hamalimon yang didirikan oleh Raja Nasiakbagi

pada hari yang suci dan penuh berkah ini. Kami seluruh pengikut Raja

Nasiakbagi berdoa memanjatkan puji-pujian ke hadapan Ompung Debata

Mulajadi Nabolon serta mengucapkan terima kasih atas berkah dan rahmat yang

tak terhingga yang telah kami terima hingga saaat ini. Kami mematuhi pesan atas

ajaran raja Nasiakbagi.Aek na daung ni ngenge topottopot daung ni sala. Kami

berkeyakinan bahwa siapa saja yang meminta pengampunan dosa dari lubuk

hatinya dengan tulus, maka dia akan mendapat pengampunan. Kasihanilah kami

Ompung Debata Mulajadi Nabolon, janganlah balaskan semua dosa yang kami

perbuat di dalam kehidupan terlebih di dalam roh keimanan kami, ampunilah

segala dosa kami. Lupakanlah segala kesalahan yang telah kami perbuat dari

ingatan Mu, tiadakanlah dari dalam hati Mu. Kuatkanlah kami selalu, supaya

berkekuatan di dalam kehidupan, dan berkekuatan di dalam roh keimanan untuk

melakukan perilaku hamalimon yang didirikan oleh Raja Nasiakbagi,

brikanlaherikan pengajaran agar kami lebih bijaksana.

Begitu juga ya Tuhan, berikanlah ketegaran bagi orang yang sedang

menangis, tabahkanlah yang sedang berduka, berikanlah kesembuhan bagi orang-

orang yang sedang sakit, pencerahan bagi orang yang sedang gundah, berikanlah

kehidupan yang baik,keselamatan, kebijaksanaan dan kekuatan. Tiitipkanlah

senantiasa malaikatmu untuk melindungi kami. Jauhkanlah kami dari mara bahaya

yang membahayakan jasmani dan rohani kami. Terima kasih kami ucapkan ke

hadapan Mu Ompung Debata melalui persembahan kami timpul ni daupa dan

pangurason on.

8. Tonggotonggo kepada Raja Naopatpuluopat

77

Universitas Sumatera Utara


Mauliate ma hudok hami tu sahala ni Raja nami Raja Naopatpuluopat,

panggomal ni portibi pangarahut ni hata, panghansing ni desa naualu on.

Marsomba mardaulat hami tu sangap Mu tu badiam marhite timpul ni daupa

dohot pangurason on, ala Hamu do Raja nami sirungrungi na dapot bubu,

siharhari na dapot sambil, sipaulak Tondi tu Ruma dalan hangoluan i. Nungnga

marsiakbagi hamu Raja nami sian dosamarhite pangophop ni Ama nami Raja

Nasiakbagi Patuan Raja Malim Parajar sioloan parmeme sibonduton i, ajarna

dohot patikna ma nahuoloi hami di ari marsangap di ari martua on. Saluhut do

hami raja nami ginonggom ni tondi ni ama nami Raja Nasiakbagi, ginonggom ni

Bale Pasogit Partonggoannai. Marsomba tu adopanMu mandok mauilate Raja

nami, dina lao mangatopothon ma hami di angka dosa naung huulahon hami

siganup ari di ari naung salpu. Unang ma jojori Raja nami tu parngoluon nami,

lupahon mai sian bagas roham soadahon mai sian parningotan Mu.

Sai tongtong tondim ma na tongtong jongjong di tongatonga nami,

mangajari hami asa lam marroha manuturi hami asa alam marbisuk, asa ojak

hami di patik di uhum hamalimon tinindanghon ni Ama nami Raja Nasiakbagi.

Angkup ni Raja nami lehon ma apulapul di angka dongan nami na tangis,

pangheheion di angka naung sorat hamalumon ni sahit di angka namarsahit,

dohot hatiuron ni roha di angka namarsak roha, ditambai ma denggan basa ni

Ompunta Debata, ima denggan ni parngoluon, tamba ni parhorason angkup ni

hatoropon bbisuk nang dohot gogo. Raja nami, tongtong suruhon ma habonoron

Mi mangaramothon hami di saluhut holangholang ni desa naualu ginoonggom ni

tondi ni ama nami Raja Nasiakbagi. Dipadao ma sian hami parmaraan ni badan

78

Universitas Sumatera Utara


lumobi nang dohot parmaraan. Maulite ma husombahon hami tu adopan Mu

marhite somba nami timpul ni daupa dohot pangurason on.

Terjemahan:

Terima kasih kami ucapkan kepada sahala RajaNaopatpuluopat, Pemimpin di

dunia, pengikat bahasa, pemersatu yang mempersatukan benua-benua, yang

menguasai delapan arah mata angin. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Mu

melalui persembahan timpul ni daupa dan pangurason ini, karena Engkaulah Raja

yang membebaskan manusia dari jeratan dosa, yang mengembalikan roh ke jalan

yang benar. Engkau telah menderita dan melewatinya melalui perlindungan Raja

Nasiakbagi,Patuan Raja MalimParajar sioloan parmeme sibonduton i, ajaran

dan aturanNya lah yang kami patuhi di hari yang suci dan penuh berkah ini. Kami

seluruh pengikut Nya menyampaikan persembahan puji-pujian kepada Ompung

Debata Mulajadi Nabolon yang telah menjadikan semua yang ada. Ampunilah

kami Ya Tuhan atas segala dosa yang telah kami perbuat setiap hari di masa yang

lalu. Kami berkeyakinan bahwa siapa saja yang meminta pengampunan dosa dari

lubuk hatinya dengan tulus maka dia akan mendapat pengampuan. Kami juga

memohon pengharapan belas kasih dari Ompung Debata supaya kami diberikan

pembaharuan. Bermurah hatilah engkau, tetaplah kami hidup di dalam ajaran dan

aturan Mu, Memberikan pengajaran agar kami lebih bijaksana. Supaya kami tetap

berjalan di dalam ajaran Raja Nasiakbagi

Begitu juga ya Tuhan, berikanlah ketegaran bagi orang yang sedang

menangis, tabahkanlah yang sedang berduka, berikanlah kesembuhan bagi orang-

orang yang sakit, pencerahan bagi orang yang sedang gundah, berikanlah kepada

kami kehidupan yang baik serta keselamatan, kebijaksanaan, serta kekuatan, dan

79

Universitas Sumatera Utara


titipkanlah senantiasa malaikatmu untuk melindungi kami. Jauhkanlah kami dari

mara bahaya yang membahayakan jasmani dan rohani kami. Terima kasih kami

ucapkan kepada Mu Ompung Debata melalui persembahan kami timpul ni daupa

dan pangurasonini.

9. Tonggotonggo kepada Raja Sisingamangaraja

Mauliate ma hudok hami tu sahala ni Raja nami Sisingamangaraja singa

mangalompoi singa nasohalompoan. Marsomba mardaulat hami tu sangapMu tu

badiam Raja nami marhite timpul ni daupa dohot pangurason on. Hamu do raja

nami n sumingahon uhum, na sumingahon patik, na sumingahon harajaon sian

tano Bakkara, Bakkara Julu Bakkara Jae. Na mardindinghon

dolok,marhorihorihon ombun parbale pandak, parbale pasogit,parbale

paradatan, bale paruhuman bale pamujian tu Ompunta Tuhan Debata Mulajadi

Nabolon, jala pangaturan ni gastak tarajual. Hatian pamonoran, Solup siopat

Bale, Jual sionom solup, parmasam sisampulu dua. Ampang siduapuluh opat.

Hatian sisada ihot, na tu ginjang sora mungkit tu toru sora teleng. Ima patik ni

Harajaon na jinalom sian Ompunta Debata. Naniaturhon Mu tu Raja

Parbaringin namarganuphon bius marpusoranhon onan. Harajaon Malim ni

Ompunta Debata Mulajadi Nabolon simingahonMi do Raja nami niugamohon ni

ama nami Raja Nasiakbagi, Patuan Raja Malim, Parajar Sioloan Parmeme

Sibonduton i.

Ajar mi ma nahuoloi hami di ari marsangap di ari martua on. Saluhut do

hami ginonggom ni tondi ni ama nami Raja Nasiakbagi ginonggom ni bale

pasogit partonggoan nai manombahon pujipujian tu Ompunta Debata Mulajadi

Nabolon namanjadihon saluhut nasa naadong tu saluhut sahala namarsangap

80

Universitas Sumatera Utara


namartua nabadia panindangni Harajaon Malim ni Ompunta Debata di Banua

ginjang dohot di Banua Tonga on. Mangoloi podami do hami Raja nami. Aek na

daung ni ngenge topttopot daung ni sala, manang ise na manopoti salana sian

nasa rohana ido nasaean sala namanggarar utang dosana sian nasa rohana ido

nasaean dosa. Marsiulak ma roham Raja nami,on ma na gabe panolsolion nami

dohot topottopot nami tu ompunta Debata Mulajadi Nabolon. Anggiat boi hami

manghirim jumpang ma asini roha parolopolopon ni partondion nami. Raja nami

raja namarsangap namartua, unangma jojor nang angka dosa nami tu

parngoluon nami. Lupahon mai sian parningotanMu soadahaon ami sian

bagasan roham.

Asi ma roham ale Ompung unang ma mangarimashon di angka dosa

naung huulahon hami, marsiulak ma roham, sesama saluhut angka dosa nami.

Unangma baloshon itu parngoluon nami lumobi nang dohot tu partondion nami.

Tondim na badia i ma natongtong jongjong ditongatonga nami mangajari hami

saluhut asa lam marroha manuturi hami asa lam marbisuk mangulahon

hamalimon ni Ompunta Debata Mulajadi Nabolon niugamohon ni Raja nami

Raja Nasiakbagi.

Angkup ni Raja nami lehonma apulapul di dongan nami na tangis,

pangheheion diangka nuang sorat, hamalumon ni sahit di angka anmarsahit,

dohot hatiuron ni roha diangka namarsak roha. Angkup ni Raja nami anggiat

ditambai ma denggan ni parngoluon angkup ni hatoropon bisuk nang dohot gogo.

Suruhon ma nang habonoronMi mangaramothon hami, diparmahan ma hami

saluhut angka na mangoloi patik dohot uhum, asa dao sian hami parmaraan ni

badan lumobi nang dohot parmaraan ni tondi. Mauliate ma hupasahat hami tu

81

Universitas Sumatera Utara


hasangapanMi raja nami marhite somba nami timpul ni daupa dohot pangurason

on.

Terjemahan:

Terima kasih kami ucapkan kepada yang mulia Raja Sisingamangaraja,

singa yang menandingi dan yang tak tertandingi, puji syukur kami panjatkan

kehadiratMu yang mulia dan maha terhormat Melalui persembahan timpul ni

daupa dan pangurason ini. Engkaulah yang Mulia Raja yang menyebarkan

hukum, menyebarkan aturan, yang menyebarkan kerajaan dari tanah Bakkara,

Bakkara bagian atas dan Bakkara bagian bawah, yang berdindingkan bukit dan

beratapkan embun pemilik bale pandak, bale pasogit, bale paradatan, bale

paruhuman, bale pamujian kepada Ompung Debata Mulajadi Nabolon, Jala

pangaturan ni gastak tarajual. Hatian pamonoran, Solup siopat Bale, Jual

sionom solup, parmasam sisampulu dua. Ampang siduapuluh opat. Hatian sisada

ihot, yang ke atas tidak goyang dan ke bawahpun sangat kokoh. Itulah ajaran

kerajaan yang Engkau terima dari Ompung Debata yang engkau haturkan kepada

Raja Parbaringin yang dipersatukan oleh bius dan berlandaskan onan.Kerajaan

Malim Ompung Debata Mulajadi Nabolon yang dipegang oleh Raja

Sisingamangaraja dan keagamaan yag dipegang oleh Raja Nasiakbagi Patuan Raja

Malim Parajar Sioloan Parmeme Sibonduton i. AjaranMu lah yang kami patuhi

pada hari yang suci dan penuh berkah ini. Kami seluruh pengikut Nya

mempersembahkan puji-pujian kepada Ompung Debata Mulajadi Nabolonyang

telah menjadikan segala yang ada serta kepada malaikat yang suci, kerajaan yang

didirikan di langit dan di bumi ini.

82

Universitas Sumatera Utara


Kami seluruh pengikut Raja Nasiakbagi berdoa memanjatkan puji-pujian

ke hadapan Ompung Debata Mulajadi Nabolon serta mengucapkan terima kasih

atas berkah dan rahmat yang tak terhingga yang telah kami terima hingga saaat

ini. Kami mematuhi pesan atas ajaran raja Nasiakbagi.Aek na daung ni ngenge

topottopot daung ni sala. Kami berkeyakinan bahwa siapa saja yang meminta

pengampunan dosa dari lubuk hatinya dengan tulus, maka dia akan mendapat

pengampunan. Kasihanilah kami ya Ompung Debata, tabahkanlah kami yang

sedang menangis, tegarkanlah yang sedang terpuruk (berduka), berikanlah

kesembuhan bagi orang yang sakit, berikanlah pencerahan bagi orang yang

gundah serta tambahkanlah anugerah di dalam kehidupan kami agar lebih baik.

Berikanlah keselamatan, keturunan yang banyak, kebijakan dan juga kekuatan.

Selalulah berkati kami semua, jauhkan kami dari mara bahaya atas jasmani dan

rohani kami. Terima kasih kami ucapkan ke hadapan Mu, melalui persembahan

timpul ni daupa dan pangurason ini.

10. Tonggotonggo kepada Raja Nasiakbagi

Marsomba mardaulat hami tu Ho ale Amang Raja Nasiakbagi, Among

Raja tubu, Among Raja sitautau, Among Patuan Raja Malim. Marhite somba

nami timpul ni daupa dohot pangurason on. Di bangkit debata do Ho Among

Raja Nasiakbagi parajar sioloan parmeme sibonduton i tumindanghon patik na

tingkos uhum na sintong i.

Saluhut do hami Among ginonggom ni tondim ginonggom ni bale pasogit

partonggoannai di ari marsangap di ari martua on mangihut di pudim mangoloi

patik pasahat pujipujian tu Ompunta Debata sian nasa roha. Pujipujian

husombahon hami marhite pelean timpul ni daupa dohot pangurason. Mandok

83

Universitas Sumatera Utara


mauliate hami nungnga dipartuahon hami saluhut denggan basa ni Ompunta di

parngoluon nami.

Mangoloi ma hami Ompung di podam na badia i, aek na daung ni ngenge

topottopot daung sala manang ise namanopoti salana sian nasa rohana saean

sala namanggarar utang dosana siaan nasa rohana saean dosa. Asi ma roham

ale Among Raja Nasiakbagi lupahon ma saluhut angka hasalahan nami nang

dohot dosa nami sian parningotanMu, soadahon ma sian bagasan roham.

Alualuhon ma hami saluhut ginonggom ni tondimon tu Ompunta Debata Mulajadi

Nabolon. Mangido pasupasu ma hami ale Ompung asa dipasupasu hami tongtong

ojak di patik naung tinindanghonMi. Dipaojak ma tondim tongtong jongjong di

togatonga nami mangajari hami asa lam marroha manuturi hami asa lam

marbisuk.

Angkup ni raja nami Lehon ma apulapul di dongan nami na tangis

pangheheion diangka naung sorat, hamalumon ni sahit di angka namarsahit

hatiuran ni roha di angka namarsak roha. Ditambai ma dihami saluhut denggan

ni parngoluon angkup ni hatoropon bisuk nang dohot gogo nami. Didongani

habonoronMi ma hami tongtong dipadao ma sin hami parmaraan ni badan

lumobi nang dohot parmaraan ni tondi. Gohi ma Among saluhut hata pangidoan

nami, sahata saoloan ma hamu saluhut siompungon nami pangapul hata.

Sai di ampu ma hami jala sahat ma hami diulosi. Sahadathon mai Ale

Among Raja Nasiak bagi tu Ompunta Debata Natolu jala papita ma i Among

sahalahon tu Ompunta Debata Mulajadi Nabolon nahundul di Habangsai

Partumpal hamonangan si parade tua i di na lao manjalo na tigor marroha i.

84

Universitas Sumatera Utara


Mauliate Tuhanku Debata Hu, Mauliate Tuhanhu Debata hu, Mauliate Tuhanhu

Debata Hu

Nabonar Junjunganhu

Terjemahan:

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Raja Nasiakbagi, raja Tubu Raja

Sitautau Patuan Raja Malim, melalui persembahan timpul ni daupa dan

pangurason ini. Telah Engkau percayakan Raja Nasiakbagi parajar sioloan

parmeme sibonduton yang mendirikan aturan yag benar dan hukum yang tegak.

Kami seluruh pengikutNya pada hari yang suci dan penuh berkah ini

menyampaikan persembahan melalui timpul ni daupa dan pangurason ini serta

mengucapkan terima kasih atas berkah dan rahmat yang telah Engkau limpahkann

kepada kami hingga saat ini.

Kami mematuhi ajaran dan pesan Mu yang suci, kami juga berkeyakinan

bahwa siapa saja yang meminta pengampunan dosa dari lubuk hatinya dengan

tulus, maka dia akan mendapat pengampunan. Kasihanilah kami Ompung Debata

Mulajadi Nabolon, janganlah balaskan semua dosa yang kami perbuat di dalam

kehidupan terlebih di dalamm roh keimanan kami , ampunilah segala dosa kami.

Lupakanlah dari ingatan Mu, tiadakanlah dari dalam hati Mu. Kuatkanlah kami

selalu, supaya berkekuatan di dalam kehidupan, dan berkekuatan di dalam roh

keimanan untuk melakukan perilaku hamalimon yang didirikan oleh Raja

Nasiakbagi memberikan pengajaran agar lebih bijaksana.

Begitu juga ya Tuhan, berikanlah ketegaran bagi orang yang sedang

menangis, tabahkanlah yang sedang berduka, berikanlah kesembuhan bagi orang-

orang yang sakit, pencerahan bagi orang yang sedang gundah, berikanlah

85

Universitas Sumatera Utara


kehidupan yang baik serta keselamatan, kebijaksanaan, serta kekuatan, dan selalu

Engkau titipkan malaikatmu melindungi kami. Dijauhkan lah kami dari

marabahaya yang membahayakan jasmani dan rohani kami. Sempurnakanlah

Tuan Segala permintaan kami, seiya sekatalah seluruh leluhur kami. Hendaklah

kami dipangku dan dihangatkan. Sampaikanlah ,sucikan, serta sempurnakanlah

kepada Raja Nasiakbagi kepada Ompung Debata Mulajadi Nabolon yang duduk

di singgasana-Nya, yang mempunyai kemenangan, pemberi berkat, yang akan

menerima orang-orang teguh imannya.Terima kasih Tuhan Debata, terima kasih

Tuhan Debata, terima kasih Tuhan Debata, Maha benar junjunganku.

4.3. Martutuaek

Martutuaek merupakan sebuah bagian dari masyarakat Batak yang telah

ada sejak zaman Siraja Batak hingga pada zaman Sisingamangaraja. Orang Batak

biasanya mengundang dan memberi makan keluarga dan tamu saat dianugerahi

seorang anak yang baru lahir, dulunya disebut dengan mangharoanan.

Martutuaek ini adalah aturan ataupun ritual yang wajib dilakukan oleh para

penganut Parmalim karena diyakini sebagai acara unntuk menyambut kehadiran

tondi. Para penganut Ugamo Malim percaya bahwa segala sesuatu berasal dari-

Nya dan akan kembali kepada-Nya. Sebelum melaksanakan ritual martutuaek,

Suhut akan berundingan terlebih dahulu dengan ulu punguan untuk menentukan

waktu yang tepat melaksanakannya. Setelah disepakati, maka pada saat

mararisabtu Ayah si anak yang lahir akan berdiri di bale parsantian dan

menyampaiakan maksud dan tujuannya yaitu untuk mengundang para kerabat

untuk menghadiri ritual martutuaek yang akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal

86

Universitas Sumatera Utara


yang telah disepakati. Ritual martutuaek dilaksanakan berdasarkan landasan

sebagai berikut:

“dung pe gok umur ni posoposo i sabulan, di ari naung tiniti disi ma dipungka

manang disahaphon goar ni posoposo i” yang artinya bayi yang telah lahir dan

berumur genap satu bulan barulah ditabalkan namanya di dalam suatu upacara

yang jadwalnya telah ditentukan.

“aturan on diulahon marhite daupa dohot pangurason. Angggir dua di bagasan

mangkuk puti. Parbuesanti si atasna sada rupiah, 5 asta abit nabontar

(paradatan). Paradatan on ma bagn ni guru (Ihutan)”,

yang artinya ibadah ini dilaksanakan dengan persembahan daupa dan pangurason

yang berisikan dua buah jeruk purut dan parbuesanti yang di dalamnya ada uang

satu rupiah, lima hasta kain putih. Kain putih inilah yang diserahkan kepada

Ihutan selaku pimpinan tertinggi di agama malim.

“Ndang boi boanon posoposo i, tu aek ianggo so di partutuaek dope.

Artinya: bayi yang baru lahir tidak boleh dibawa ke mata air sebelum

dilaksanakan ritual martutuaek

“Molo tung pinaksa ni tingki, gabe tarboan posoposo i taripar huta

manang aek, dinamamungka goarna ndang boanon be posoposo i tu

aek”

Artinya: Jika dalam keadaan terpaksa anak yang baru lahir tersebut dibawa

bepergian dan melewati mata air, maka pada saat ritual martutuaek sia anak tidak

perlu lagi dibawa ke mata air untuk memeandikannya.

87

Universitas Sumatera Utara


“Ndang adong sidalian marhatangkanghon ala ni hapogoson so mangoloi aturan

di Ugamo Malim. Ai tarsurat di pustaha habonoran “nipisna mantat

neangna, hapalna mantat sidokdokna”

Artinya: Kemiskinan bukanlah suatu alasan untuk tidak menaati aturan agama

Malim, yaitu martutuaek karena di dalam pustaha habonaron dikatakana bahwa

martutuaek dilaksanakan sesuai dengan kemampuan.

“saluhut aturan siulahonon, asing di punguan ari sabtu, ingkon ihutan ni Ugamo

Malim manang wakilna do pasahathonsa”.

Artinya: semua ritual yang dilakukan dalam ugama malim harus dipimpin oleh

pemimpin ritual ataupun wakilnya.

Setelah ihutan Parmalim ataupun ulu punguan menentukan waktu

pelaksanaan martutuaek, maka dilakukanlah persiapan-persiapan oleh suhut.

Peralatan yang disiapkan adalah pardaupaan, parbuesanti, dan pangurason dan

diletakkan di atas tikar berlapis tiga. Para kaum Ibu maupun naposo boru yang

hadir akan memakai dan sanggul yang digunakan adalah baringin dan banebane.

Semua peserta ritual dan para undangan duduk dengan tertib kemudian pemimpin

ritual mengambil tempat duduk menghadap ke peralatan upacara. Jika yang lahir

adalah laki-laki maka yang menggendongnya adalah nantulangnya, sementara jika

yang lahir adalah perempuan maka akan digendong oleh namborunya yang

disebut sebagai parambit. Lalu diperbincangkanlah nama yang telah direncanakan

untuk si anak tersebut. Sebelum martonggo, ulu punguan dan suhut melakukan

dialog Tanya jawab yang dikenal dengan sebutan marsintua gabe.

Ihutan/ wakilna : “Marsintua gabe ma hita suhut nami”

Ihutan : Marilah kita sejenak bertanya jawab

88

Universitas Sumatera Utara


Suhut : Mauliate ma raja nami, marsintua gabe ma tutu.

Suhut : Terima kasih banyak yang mulia, marilah kita saling

bertanya jawab.

Setelah marsintua gabe, ihutan/ulu punguan pun memimpin doa (tonggo).

Setelah itu dilanjutkan dengan rangkaian acara lalu si anak akan dibawa ke

sumber mata air untuk dimandikan, lalu si anak dibawa pulang kembali.

Sementara itu di rumah hasuhutan telah dipersiapkan makanan dan upaupa anak

tersebut. Sesampainya di rumah, ulu punguan memungut parbuesanti dan

meletakkannya di atas kepala si anak sembari mendoakan nama yang telah

ditabalkan tadi, supaya si nak memiliki iman yang kuat. Kemudian ihutan atau

wakilnya memercikkan air pangurason kepada anak tersebut dan berkata “sai

diurasi ompunta debata ma ho ale adu i (sambil mengucapkan nama anak

tersebut), diberkati Tuhan Debata natolu, inanta nai pangampu nai pangulosi,

semoga namamu diberkahi. Setelah makanan disajikan pemimpin ritual

memimpin doa dan menyuguhka makanan kepada anak terebut barulah para

keluarga dan tamu boleh memakan makanan yang disuguhkan. Acara ini

dilanjutkan dengan pemberin bantuan ataupun kado dari para keluarga dan tamu

yang hadir. Lalu ritual akan ditutup dengan doa.

Tonggotonggo Martutuaek

1. TonggotonggoKepada Mulajadi Nabolon

Mauliate ma hudok hami tu Ho ale Ompung Debata Mulajadi Nabolon,

Marsomba mardaulat ma hami tu sangapmu tu badiam ale Ompung Debata

Mulajadi Nabolon marhite timpul ni dapua dohot pangurason on. Ala Ho do na

manjadihon langit, manjadihon tanoon, manjadihon saluhut nasa na adong.

89

Universitas Sumatera Utara


Manjadihon jolma umbahen na adong, manjadihon Harajaon, asa adong

margomgom na ditoru ni langit di atas ni tano on.

Dijadihon Ho do jolma mardiri di hasiangan on, alai godang situtu do asi ni

roham; dibangkit Ho do tondim jumadi anakmu tumindanghon harajaonmu

namarsuhi niampang naopat i. Ima sininghon ni Rajanami Sisingamangaraja

nasohalompoan i, niugamohon ni Amanami Raja Nasiakbagi, Raja Tubu, Raja

Sitautau, Patuan Raja Malim, parajar sioloan parmeme sibonduton i. Ajarna i ma

na huoloi hami di ari marsangap di ari martua on.

Nungnga dibasahon Ompunta Debata sada dakdanak baoa/boru.(Keterangan:

Ulu punguan menyebutkan jenis kelamin anak yang lahir apakah laki-laki atau

perempuan)ihasuhuton on. Haroanan tondi ro, goar-goaran jolma tubu.

Namarharoan bolon ma hami laos manampehon goar panduaina. Si anu ma

goarna.(Keterangan: Ulu punguan menyebutkan nama anak yang lahir tersebut)

Dison lapit ni tangan nami marhite parbuesanti, napuran martomu uruk, pinang

mardomu ate, maranghuphon daung maligas, maranghuphon sanggul bane-bane

lapitni tangan nami mangido tu adopan mu. Pasu-pasuhon ma si Anu i.

(keterangan: Ulu punguan kembali menyebutan nama anak yang lahir tersebut).

Simbur magodang ma i penggeng laho matua, gabe boru namarsangap dohot

boru namartua, tumonggo panamotan, siganjang umur, sideak pangisi, gabe

jolma namarguna jala marparbue, hot di patik dohot uhum hamalimon i.

Horasi ma parambit songoni nang niambit na. Horasi ma pargonggom dohot na

ginonggom na. Sahat hu pasaut hami tona ni ama nami Raja Nasiakbagi. Sahat

ma hami gabe sahat horas tu joloan ni ari on.

90

Universitas Sumatera Utara


Mangelehelek ma hami tu sangapmu tu badiam dohot tu hasangaponmu Nabadia

i. Pasupasu ma hami ojak di patik dohot di uhummu, asa gabe jolma namarguna

hami diadopanmu nabadia i, mangihut di pudi ni Amanami Raja Nasiakbagi

umpuji goarmu nabadia i.

Tambai ma di hami asiasimi ima parhorasan, denggan ni parngoluon, hatoropon,

bisuk dohot gogo. Ojak ma tondimi di tongatonga nami, mangajari hami asa lam

marroha manuturi hami asa lam marbisuk, marmeme tondinami asa lam

margogo, asa lam marbinoto hami mamelehon ngolu nami, mamelehon roha nami

lumobi mamelehon partondion nami gabe pujipujian mandok mauliate tu

adopanmu Nabadia i.

Angkup ni i ale Ompung Debata, apuli ma hami di natangis, hehei ma hami sian

nasorat, lehon ma hamalumon ni sahit di na marsahit dohot hatiuran di angka na

marsak roha. Tontong didongani jala diramothon habonaranmi ma hami saluhut,

dipadao ma parmaraan ni badan lumobi parmaraan ni tondi sian hami.

Mauliate ma hudok hami tu hasangaponmi ale Ompung Debata, marhite somba

nami timpul ni daupa dohot pangurason on.

2. Tonggotonggokepada Debata Natolu

Mauliate ma hudok hami tu sahala ni Tuhan nami Debata Natolu; Tuhan

Bataraguru, Tuhan Sorisohaliapan, Tuhan Balabulan. Marsomba mardaulat ma

hami tu sangapmu tu badiam Ompung Debata Natolu, marhite timpul ni daupa

dohot pangurason on. Ala Hamu do Tuhan sitiop timbangan Harajaon

pinasahatmu tu Raja nami Raja Sisingamangaraja, Hamu do sitiop timbangan

Hamalimon, pinasahatmu tu Amanami Raja Nasiakbagi, Hamu do napatuathon

sahala pangajari – sahala panuturi nasampe di abara najujung di sambubu nami.

91

Universitas Sumatera Utara


Nungnga dibasahon Ompunta Debata sada dakdanak baoa/boru di hasuhuton

on.(Keterangan: Ulu punguan menyebutkan jenis kelamin ank yang lahir apakah

laki-laki atau perempuan). Haroanan tondi ro, goar-goaran jolma tubu.

Namarharoan bolon ma hami laos manampehon goar panduaina. Si anu ma

goarna.(Keterangan: Ulu punguan menyebutkan nama anak yang lahir tersebut)

Dison lapit ni tangan nami marhite parbuesanti, napuran martomu uruk, pinang

mardomu ate, maranghuphon daung maligas, maranghuphon sanggul bane-bane

lapitni tangan nami mangido tu adopan mu. Pasu-pasuhon ma si Anu i.

(keterangan: Ulu punguan kembali menyebutan nama anak yang lahir tersebut).

Simbur magodang ma i penggeng laho matua, gabe boru namarsangap dohot

boru namartua, tumonggo panamotan, siganjang umur, sideak pangisi, gabe jola

namarguna jala marparbue, hot di patik dohot uhum hamalimon i.

Horasi ma parambit songoni nang niambit na. Horasi ma pargonggom dohot na

ginonggom na. Sahat hu pasaut hami tona ni ama nami Raja Nasiakbagi. Sahat

ma hami gabe sahat horas tu joloan ni ari on.

Pasupasu ma hami ojak di patik dohot di uhum hamalimon tinindahon ni

Amanami Raja Nasiakbagi. Gabe jolma namarguna jala namarparbue ma hami

diadopan ni Ompung Mulajadi Nabolon.

Ojak ma tondimi di tongatonganami mangajari hami asa lam marroha manuturi

hami asa lam marroha manuturi hami asa lam marbisuk.

Tontong didongani habonaran mi ma hami saluhut, dipadao ma parmaraan n

badan dohot parmaraan ni tondi sian hami.

Mauliate ma hudok hami tu hasangaponmi ale Ompung Debata natolu, marhite

somba nami timpul ni daupa dohot pangurason on.

92

Universitas Sumatera Utara


3. Tonggotonggokepada Siborudeakparujar

Maulite ma hudok hami tu sahala Ama sahala Ina, tu Sahala ni Ina nami

Siborudeakparujar, marsomba mardaulat ma hami tu sangapmu Inang Nasangap

Nabadia marhite timpul ni daupa dohot Pangurason on. Ala hamu do Inang

namauli bulung mula ni pangurason na jumadihon parsolamon, parsolamon

jumadihon hamalimon. Hamu do na manungsihon tondi ni amanami Raja

Nasiakbagi, marhite tondi porbadia sahala pangajari.

Nungnga dibasahon Ompunta Debata sada dakdanak baoa/borudi hasuhuto on

.(Keterangan: Ulu punguan menyebutkan jenis kelamin ank yang lahir apakah

laki-laki atau perempuan). Haroanan tondi ro, goar-goaran jolma tubu.

Namarharoan bolon ma hami laos manampehon goar panduaina. Si anu ma

goarna.(Keterangan: Ulu punguan menyebutkan nama anak yang lahir tersebut)

Dison lapit ni tangan nami marhite parbuesanti, napuran martomu uruk, pinang

mardomu ate, maranghuphon daung maligas, maranghuphon sanggul bane-bane

lapitni tangan nami mangido tu adopan mu ale inang nasangap nabadia. Pasu-

pasuhon ma si Anu i. (keterangan: Ulu punguan kembali menyebutan nama anak

yang lahir tersebut).

Simbur magodang ma i penggeng laho matua, gabe boru namarsangap dohot

boru namartua, tumonggo panamotan, siganjang umur, sideak pangisi, gabe jola

namarguna jala marparbue, hot di patik dohot uhum hamalimon i.

Ale inang nasangap nabadia, horasi ma parambit songoni nang niambit na.

Horasi ma pargonggom dohot na ginonggom na. Sahat hu pasaut hami tona ni

ama nami Raja Nasiakbagi. Sahat ma hami gabe sahat horas tu joloan ni ari on.

93

Universitas Sumatera Utara


Asi ma roham Inong nasangap nabadia, salithon ma tanganmu nabadia i, urasi

ma parbadanonnami, urasima parngoluannami, lumobi partondionnami. Jala

tongtong ampuma hami jala ulosi marhite ulosmu nabadia i, lapihima hami sian

toru, dingdingima hami sian lambung jala saongima hami sian ginjang, diharoro

ni namasa di partuat ni namusim pangarimason ni Ompung Debata Mulajadi

Nabolon tu banua tonga on.

Mauliate ma hudok hami tu hasangaponmi Inong Nasangap Nabadia, marhite

sombanami timpul ni daupa dohot pangurason on.

4. Tonggotonggokepada Nagapadohaniaji

Mauliate ma hudok hami tu sahala ni rajanami Nagapadohaniaji,

najumunjung tanoon. Tano marlampislampis tano marlopilopi hinaojahan

hinaondolan on, ojahan ni saluhut nasa na adong di liat portibi on.

Ale Nagapadohaniaji, na mambuat do amanami Raja Nasiakbagi di gota ni hau na

angur sian tano najinujungmon, asa adong parsombaan pujipujian pardaulatan

nami tu Ompung Mulajadi Nabolon, tu Tuhan Debata Natolu, tu Inanta Nasangap

Nabadia i dohot tu saluhut Sahala Marsangap Sahala martua naung marsiak bagi

humonghop hami.

Nungnga dibasahon Ompunta Debata sada dakdanak baoa/boru di hasuhuton

on.(Keterangan: Ulu punguan menyebutkan jenis kelamin ank yang lahir apakah

laki-laki atau perempuan). Haroanan tondi ro, goar-goaran jolma tubu.

Namarharoan bolon ma hami laos manampehon goar panduaina. Si anu ma

goarna.(Keterangan: Ulu punguan menyebutkan nama anak yang lahir tersebut)

Dison lapit ni tangan nami marhite parbuesanti, napuran martomu uruk, pinang

mardomu ate, maranghuphon daung maligas, maranghuphon sanggul bane-bane

94

Universitas Sumatera Utara


lapitni tangan nami mangido tu adopan mu raja nami. Pasu-pasuhon ma si Anu i.

(keterangan: Ulu punguan kembali menyebutan nama anak yang lahir tersebut).

Simbur magodang ma i penggeng laho matua, gabe boru namarsangap dohot

boru namartua, tumonggo panamotan, siganjang umur, sideak pangisi, gabe jola

namarguna jala marparbue, hot di patik dohot uhum hamalimon i.

Horasi ma parambit songoni nang niambit na. Horasi ma pargonggom dohot na

ginonggom na. Sahat hu pasaut hami tona ni ama nami Raja Nasiakbagi. Sahat

ma hami gabe sahat horas tu joloan ni ari on.

Unang ma hami tarsongot, unang ma hami tarhuntal diharoro ni na masa di

partuat ni na musim pangarimason ni Ompunta Debata Mulajadi Nabolon tu

tano najinujungmon, hot ma hami tongtong di patik dohot uhumna i.

Mauliate ma hudok hami tu hasangaponmi Rajanami, marhite sombanami timpul

ni daupa dohot pangurason on.

5. Tonggotonggo kepada Boru Saniangnaga

Mauliate ma hudok hami tu sahala ni namborunami Boru Saniangnaga

Naipinggan Matio Naiboru Hasahatan, na umpegang mual sitiotio na pinasampur

pinadomu dongan ni unte mungkur marangkuphon sanggul banebane, asa jadi

pangurason, parsombaan pujipujian pardaulatannami tu Ompung Debata

Mulajadi Nabolon, tu Tuhan Debata Natolu, tu Inanta naipangampu nai

pangulosi i dohot tu saluhut sahala marsangap sahala martua naung marsiak

bagi hamonghp hami di banua tonga on.

Nungnga dibasahon Ompunta Debata sada dakdanak baoa/boru di hasuhuton on

ale namboru.(Keterangan: Ulu punguan menyebutkan jenis kelamin ank yang

lahir apakah laki-laki atau perempuan). Haroanan tondi ro, goar-goaran jolma

95

Universitas Sumatera Utara


tubu. Namarharoan bolon ma hami laos manampehon goar panduaina. Si anu ma

goarna.(Keterangan: Ulu punguan menyebutkan nama anak yang lahir tersebut).

Dison lapit ni tangan nami marhite parbuesanti, napuran martomu uruk, pinang

mardomu ate, maranghuphon daung maligas, maranghuphon sanggul bane-bane

lapitni tangan nami mangido tu adopan mu ale Ompung Debata Natolu. Pasu-

pasuhon ma si Anu i. (keterangan: Ulu punguan kembali menyebutan nama anak

yang lahir tersebut).

Simbur magodang ma i penggeng laho matua, gabe boru namarsangap dohot

boru namartua, tumonggo panamotan, siganjang umur, sideak pangisi, gabe jola

namarguna jala marparbue, hot di patik dohot uhum hamalimon i.

Horasi ma parambit songoni nang niambit na. Horasi ma pargonggom dohot na

ginonggom na. Sahat hu pasaut hami tona ni ama nami Raja Nasiakbagi. Sahat

ma hami gabe sahat horas tu joloan ni ari on.

Ale Namboru, pangidohon ma tu Ompung Debata Mulajadi Nabolon asa

dipasupasuhon pangurason on di hami jadi ubat jadi taoar, jadi pitonggam jadi

sabungan, songon gompul songon babiat, tanduk sosuharon mataniari

sodompahon. Jadi parsalisian jadi parlapihon jadi partahanon, manuksihon

partondian p aiashon parbadanon nami asa dao roha na ramun dohot na hodar

i sian bagasan roha nami.

Mauliate ma hudok hami tu hasangaponmi ale Namboru, marhite sombanami

timpul ni daupa dohot pangurason on.

6. Tonggotonggo kepada Patuan Raja Uti

Maulite ma hudok hami tu sahala ni rajanami raja namrsangap raja namartua

Patuan Raja Uti, Uti na so ra mate, Uti na so ra matua, sijalo hoda somba

96

Universitas Sumatera Utara


sipangidohon gabe naniula, sipangidohon anak marsangap dohot boru martua.

Marsomba mardaulat hami tu Ho rajanami pangurason on. Ho do Raja nami raja

na jumolo tubu, mungka ni Harajaon, naguminjang sian hau naumbuntul sian

dolok; paruhum na sintong naso jadi juaon.

Nungnga dibasahon Ompunta Debata sada dakdanak baoa/boru di hasuhuton on

ale raja nami.(Keterangan: Ulu punguan menyebutkan jenis kelamin ank yang

lahir apakah laki-laki atau perempuan). Haroanan tondi ro, goar-goaran jolma

tubu. Namarharoan bolon ma hami laos manampehon goar panduaina. Si anu ma

goarna.(Keterangan: Ulu punguan menyebutkan nama anak yang lahir tersebut)

Dison lapit ni tangan nami marhite parbuesanti, napuran martomu uruk, pinang

mardomu ate, maranghuphon daung maligas, maranghuphon sanggul bane-bane

lapitni tangan nami mangido tu adopan mu ale . Pasu-pasuhon ma si Anu i.

(keterangan: Ulu punguan kembali menyebutan nama anak yang lahir tersebut).

Simbur magodang ma i penggeng laho matua, gabe boru namarsangap dohot

boru namartua, tumonggo panamotan, siganjang umur, sideak pangisi, gabe jola

namarguna jala marparbue, hot di patik dohot uhum hamalimon i.

Horasi ma parambit songoni nang niambit na. Horasi ma pargonggom dohot na

ginonggom na. Sahat hu pasaut hami tona ni ama nami Raja Nasiakbagi. Sahat

ma hami gabe sahat horas tu joloan ni ari on.

Pasupasu ma hami ojak di patik dohot di uhum hamalimon tinindanghon ni

Amanami Raja Nasiakbagi. Gabe jolma namarguna jala namarparbue ma hami

diadopon ni Ompung Mulajadi Nabolon.

Pangidohon ma di hami denggan ni parngoluan, angkup ni parhorasan, tamba ni

hatoropon, bisuk dohot gogo.

97

Universitas Sumatera Utara


Ojak ma tondimi di tongatonganami, mangajari hami asa lam marroha manuturi

hami asa lam marbisuk asa lam diboto hami pabadiahon tonami, mangoloi patik

niajarhon ni amanami Raja Nasiakbagi, mamuji pabadiahon goar ni Ompung

Debata Mulajadi Nabolon.

Angkup ni ale Rajanami, apuli ma dongan nami na tangis, hehei angka na sorat,

lehon ma hamalumon ni sahit di na marsahit dohot hatiuron di angka na marsak

roha. Tontong didongani habonaranmi ma hami saluhut, dipadao ma parmaraan

ni badan dohot parmaraan ni tondi sian hami.

Mauliate ma hudokhami tu hasangaponmi Rajanami, marhite somba nama timpul

ni daupa dohot pangurason on.

7. Tonggotonggokepada Tuhan Simarbulubosi

Mauliate ma hudok hami tu Sahala ni Tuhannami Tuhan Simarbulubosi,

marsomba mardaulat ma hami tu sangapmu tu badiam ale Tuhan marhite timpul

ni daupa dohot pangurason on. Ho do Tuhan pargogo na so hatudosan, parbisuk

na so boi sumanon, na paimbarimbar rupa, paubauba tompa, na so olo matua

natongtong dolidoli. Ho do Tuhan sileon pasupasu tu angka na tigor marroha,

jala silehon uhum bura tu angka pardosa.

Nungnga dibasahon Ompunta Debata sada dakdanak baoa/boru di hasuhuton on

ale Tuhan.(Keterangan: Ulu punguan menyebutkan jenis kelamin ank yang lahir

apakah laki-laki atau perempuan). Haroanan tondi ro, goar-goaran jolma tubu.

Namarharoan bolon ma hami laos manampehon goar panduaina. Si anu ma

goarna.(Keterangan: Ulu punguan menyebutkan nama anak yang lahir tersebut)

Dison lapit ni tangan nami marhite parbuesanti, napuran martomu uruk, pinang

mardomu ate, maranghuphon daung maligas, maranghuphon sanggul bane-bane

98

Universitas Sumatera Utara


lapitni tangan nami mangido tu adopan mu. Pasu-pasuhon ma si Anu i.

(keterangan: Ulu punguan kembali menyebutan nama anak yang lahir tersebut).

Simbur magodang ma i penggeng laho matua, gabe boru namarsangap dohot

boru namartua, tumonggo panamotan, siganjang umur, sideak pangisi, gabe jola

namarguna jala marparbue, hot di patik dohot uhum hamalimon i.

Horasi ma parambit songoni nang niambit na. Horasi ma pargonggom dohot na

ginonggom na. Sahat hu pasaut hami tona ni ama nami Raja Nasiakbagi. Sahat

ma hami gabe sahat horas tu joloan ni ari on.

Pasupasu ma hami ojak di patik dohot di uhum hamalimon tinindanghon ni

Amanami Raja Nasiakbagi. Gabe jolma namarguna jala namarparbue ma hami

diadopan ni Ompung Mulajadi Nabolon.

Ojak ma tondimi di tongatonga nami, mangajari hami lam marroha manuturi

hami asa lam marbisuk, asa lam diboto hami mamelehon ngolu nami, mamelehon

roha nami lumobi mamelehon partondion nami gabe pujipujian tu hasangapon ni

Ompung Debata Mulajadi Nabolon.

Angkup ni ale Tuhan, apuli ma dongan nami na tangis, hehei angka na sorat,

lehon ma hamalumon ni sahit di na marsahit dohot hatiuton di angka na marsak

roha. Tontong didongani habonaranmi ma hami saluhut, dipadao ma parmaraan

ni badan dohot parmaraan ni tondi sian hami.

Mauliate ma hudok hami tu hasangaponmi ale Tuhan, marhite somba nami timpul

ni daupa dohot pangurason on.

8. Tonggotonggokepada Raja Naopatpuluopat

Mauliate ma hudok hami tu sahala ni rajanami Raja Naopatpuluopat, panggomai

ni portibi pangarahut ni hata, panghasing ni desa naualu on, marsomba

99

Universitas Sumatera Utara


mardaulat ma hami tu sangapmu tu badiamu rajanami marhite timpul ni daupa

dohot pangurason on. Hamu do rajanami, sirungrungi na dapot bubu, siharhari

na dapot sambil, sipaulak tondi tu ruma dalan hangoluan i manatanata hami tu

ruma hamalimon i, di ruma hamalimon on ma hami dapot asi ni roha marhite

panghonghopon ni amanami Patuan Raja Malim parajar sioloan parmeme

sibonduton i.

Nungnga dibasahon Ompunta Debata sada dakdanak baoa/boru di hasuhuton on.

(Keterangan: Ulu punguan menyebutkan jenis kelamin ank yang lahir apakah

laki-laki atau perempuan). Haroanan tondi ro, goar-goaran jolma tubu.

Namarharoan bolon ma hami laos manampehon goar panduaina. Si anu ma

goarna.(Keterangan: Ulu punguan menyebutkan nama anak yang lahir tersebut)

Dison lapit ni tangan nami marhite parbuesanti, napuran martomu uruk, pinang

mardomu ate, maranghuphon daung maligas, maranghuphon sanggul bane-bane

lapitni tangan nami mangido tu adopan mu. Pasu-pasuhon ma si Anu i.

(keterangan: Ulu punguan kembali menyebutan nama anak yang lahir tersebut).

Simbur magodang ma i penggeng laho matua, gabe boru namarsangap dohot

boru namartua, tumonggo panamotan, siganjang umur, sideak pangisi, gabe jola

namarguna jala marparbue, hot di patik dohot uhum hamalimon i.

Horasi ma parambit songoni nang niambit na. Horasi ma pargonggom dohot na

ginonggom na. Sahat hu pasaut hami tona ni ama nami Raja Nasiakbagi. Sahat

ma hami gabe sahat horas tu joloan ni ari on.

Angkup ni i ale Rajanami, apuli ma dongan nami na tangis, hehei angka na sorat,

lehon ma hamalumon ni sahit di na marsahit dohot hatiuron di angka na marsak

100

Universitas Sumatera Utara


roha. Tontong didongani habonaranmi ma hami saluhut, dipadao ma parmaraan

ni badan dohot parmaraan ni tondi sian hami.

Mauliate ma hudok hami tu hasangaponmi rajanami, marhite somba nami timpul

ni daupa dohot pangurason on.

9. Tonggotonggokepada Raja Sisingamangaraja

Mauliate ma hudok hami tu sahala ni rajanami Raja Sisingamangaraja, singa

mangalompoi singa na so halompoan, marsomba mardaulat ma hami tu

sangapmu tu badiam marhite timpul ni daupa dohot pangurason on. Hamu do

rajanami na sumingahon Uhum, na sumingahon Patik, na sumingahon Harajaon,

sian tano Bakkara, Bakkara julu, Bakkara Jae, na mardingdinghon dolok

mardindinghon ombun; parbale pandak parbale Pasogit, parbale Paradatan,

Bale Paruhumanm, Bale Pamujian tu Ompunta Tuhan Debata Mulajadi Nabolon.

Jala panagturan ni Gastang tarajual Hatian pamonoran; Solup Parmasan

Sisampuludan, Ampang Siduapuluh opat, Hatian Sisada Ihot na tu ginjang sora

mungkit tu toru sora teleng. Ima Patik ni Harajaon na jinalom sian Ompunta

Debata, naniaturhonmu tu Raja Parbaringin namarganuphon bius

marpusoranhon onan.

Nungnga dibasahon Ompunta Debata sada dakdanak baoa/boru di hasuhuton

on.(Keterangan: Ulu punguan menyebutkan jenis kelamin anak yang lahir apakah

laki-laki atau perempuan). Haroanan tondi ro, goar-goaran jolma tubu. Raja

nami, Namarharoan bolon ma hami laos manampehon goar panduaina. Si anu

ma goarna.(Keterangan: Ulu punguan menyebutkan nama anak yang lahir

tersebut) Dison lapit ni tangan nami marhite parbuesanti, napuran martomu uruk,

pinang mardomu ate, maranghuphon daung maligas, maranghuphon sanggul

101

Universitas Sumatera Utara


bane-bane lapitni tangan nami mangido tu adopan mu. Pasu-pasuhon ma si Anu

i. (keterangan: Ulu punguan kembali menyebutan nama anak yang lahir tersebut).

Simbur magodang ma i penggeng laho matua, gabe boru namarsangap dohot

boru namartua, tumonggo panamotan, siganjang umur, sideak pangisi, gabe jola

namarguna jala marparbue, hot di patik dohot uhum hamalimon i.

Horasi ma parambit songoni nang niambit na. Horasi ma pargonggom dohot na

ginonggom na. Sahat hu pasaut hami tona ni ama nami Raja Nasiakbagi. Sahat

ma hami gabe sahat horas tu joloan ni ari on.

Digomgom tondi dohot sahala Mi ma hami mangoloi lao pabadiahon tona ni

amanami Raja Nasiakbagi, Ojak ma tondi Mi di tongatonga nami, mangajari

hami lam marroha manuturi hami asa lam marbisuk.

Angkup ni i rajanami di angka parungkilon na binolus nami di hasiangan on,

apuli ma dongan nami na tangis, hehei angka na sorat, lehon ma hamalumon ni

sahit di na marsahit dohot hatiuron di angka na marsak roha. Tontong didongani

habonaranmi ma hami saluhut, dipadao ma parmaraan ni badan dohot

parmaraan ni tondi sian hami.Mauliate ma hudok hami tu hasangaponmi

rajanami, marhite somba nami timpul ni daupa dohot pangurason on.

10. Tonggotonggokepada Raja Nasiakbagi

Marsomba mardaulat hami tu Ho Among Raja Nasiakbagi, Among Raja Tubu,

Among Raja Sitautau, Among Patuan Raja Malim marhite somba nami Timpul ni

Daupa dohot Pangurason on. Di bangkit Debata do Ho Among Raja Nasiakbagi,

parajar sioloan parmeme sibonduton i; tumindanghon Patik na tingkos Uhum na

sintong i.

102

Universitas Sumatera Utara


Nungnga dibasahon Ompunta Debata sada dakdanak baoa/boru.(Keterangan:

Ulu punguan menyebutkan jenis kelamin anak yang lahir apakah laki-laki atau

perempuan)ihasuhuton on. Haroanan tondi ro, goar-goaran jolma tubu.

Namarharoan bolon ma hami laos manampehon goar panduaina. Si anu ma

goarna.(Keterangan: Ulu punguan menyebutkan nama anak yang lahir tersebut)

Dison lapit ni tangan nami marhite parbuesanti, napuran martomu uruk, pinang

mardomu ate, maranghuphon daung maligas, maranghuphon sanggul bane-bane

lapitni tangan nami mangido tu adopan mu. Pasu-pasuhon ma si Anu i.

(keterangan: Ulu punguan kembali menyebutan nama anak yang lahir tersebut).

Simbur magodang ma i penggeng laho matua, gabe boru namarsangap dohot

boru namartua, tumonggo panamotan, siganjang umur, sideak pangisi, gabe jola

namarguna jala marparbue, hot di patik dohot uhum hamalimon i.

Horasi ma parambit songoni nang niambit na. Horasi ma pargonggom dohot na

ginonggom na. Sahat hu pasaut hami tona ni ama nami Raja Nasiakbagi. Sahat

ma hami gabe sahat horas tu joloan ni ari on.

Digomgom asi ni roha dohot panghonghopon mi ma hami among Raja

Nasiakbagi, Ojak ma tondi Mi di tongatonga nami, mangajari hami lam marroha

manuturi hami asa lam marbisuk, hot ma hami di Patik dohot Uhum mi.

Angkup ni i raja nami di angka parungkilon na binolus nami di hasiangan on,

apuli ma dongan nami na tangis, hehei angka na sorat, lehon ma hamalumon ni

sabit di na marsahit dohot hatiuron di angka na marsak roha. Tontong didongani

habonaranmi ma hami saluhut, dipadao ma parmaraan ni badan dohot

parmaraan ni tondi sian hami.

103

Universitas Sumatera Utara


Artinya: Terima kasih kami panjatkan kehadirat Mu ya Debata Mulajadi Nabolon,

melalui persembahan kami timpul ni daupa dan pangurason ini. Kami mengucap

syukur atas berkat dan kemuliuaan Mu.KarenaEngkau lah yang menciptakan

langit, bumi, serta menciptakan segala sesuatu yang ada di muka bumi ini,

menciptakan manusia, menjadikan kerajaan, agar ada yang merangkul yang ada di

atas muka bumi dan yang ada di bawah langit.Engkau jadikan manusia menjalani

kehidupan di dunia ini, begitu besarnya kasih sayang Mu, Engkau bangkitkan ruh

Mu menjadi anakmu untuk mendirikan kerajaan Mu yang berazaskan suhi ni

ampang na opat, itulah yang dipegang oleh Raja Sisingamangarajayang tidak

mampu dilampaui oleh manusia dan yang dijadikan agama oleh raja

NasiakbagiRaja Tubu, Raja Sitautau, Patuan Raja Malim, yang mempunyai ajaran

yang harus ditaati serta aturan yang harus diimani. Ajaran Nya lah yang kami

amalkan di hari yang penuh berkah ini.Telah dikaruniakan Debata Mulajadi

Nabolon seorang anak laki-laki/ perempuan.(Keterangan: Ulu punguan

menyebutkan jenis kelamin anak yang lahir apakah laki-laki atau perempuan) di

dalam keluarga ini.Ruh yang lahir kami sambut, serta diberi nama. Saat ini kami

sedang menyambut kelahiran seorang anak srta akan manabalkan

mamanya.(Keterangan: Ulu punguan menyebutkan nama anak yang lahir

tersebut). Disini kami juga membawa persembahan kami seperti daun sirih yang

uratnya saling bertemu, pinang yang dibelah dua, ikan batak yang dibelah dua lalu

dikeringkan serta memakai sanggulyang terbuat dari daun banebane yang akan

kami sampaikan ke hadapan Mu. Berikanlah berkah yang berlimpah kepada si

anak (keterangan: Ulu punguan kembali menyebutkan nama anak yang lahir

tersebut).

104

Universitas Sumatera Utara


Semoga ia tumbuh menjadi dewasa hingga tua, menjadi anak yang berbakti,

mendapatkebaikan, panjang umurdan menaatiuhum hamalimon.

Lindungilah orang yang menggendong maupun yang digendongnya, yang

merawat dan yang dirawatnya. Kami telah melaksanakan perintah Raja

Nasiakbagi, semoga kami mendapat berkat di kemudian hari. Kami meminta ke

hadapaan Mu yang mulia, agar kami senantiasa hidup di dalam ajaran Mu dan

menjadi orang yang berguna dihadapan Mu yang Mulia itu untuk menjadi

pengikut Raja Nasiakbagi.Tambahkanlah di dalam kehidupan kami keselamatan,

kesatuan, serta kebijaksanaan dan kekuatan, agar kami semakin mengetahui

bagaimana cara berpasrah diri ke hadapan Musebagai cara kami mengucap syukur

kehadirat Mu ya Tuhan.

Begitu pula ya Tuhan, bangkitkanlah orang yang mengalami kesedihan, Angkup

ni i ale Ompung Debata, sembuhkanlah orang yang sakit dari segala penyakit

yang dideritanya, pencerahan terhadap orang yang mengeluh. Semoga kami selalu

dilindungi dan dijauhkan dari badan, hidup, serta ruh yang celaka. Terima kasih

kami ucapkan Tuhan melalui persembahan kami.

4.4. Pasahat Tondi

Pasahat tondi merupakan sebuah ritual di dalam Ugamo Malim yang

berasal dari kata pasahat yang berarti menyampaikan dan tondi berarti ruh. Ritual

ini dilakukan untuk menyampaikan atau menyerahkan ruh seorang manusia yang

telah meninggal dunia kepada Ompung Debata Mulajadi Nabolon dan meminta

agar yang sudah meninggal tersebut diampuni segala dosa nya. Ritual ini

dilaksanakan berdasarkan landasan sebagai berikut:

105

Universitas Sumatera Utara


“ndang jadi matetek ilu jala ndang jadi tangisan/andungan nanaeng marujung

ngolu rodi namate, sotung ramun jala tarambat tondina tu debata,

(haporseaon)”.

Tidak boleh menangisi ataupun meratapi orang yang sudah sekarat atau bahkan

yang telah meninggal karena bila hal tersebut terjadi dapat menyebabkan

terhambatnya ruh yang akan menghadap Debata.

“Ndang jadi mangan saleleng di huta dope bangke ondeng (haramunon)”

Selama jenazah belum dikebumikan dan masih berada di rumah dan belum

dikuburkan tidak diperkenan untuk makan

“Ingkon jolo diuras jala doboahon do tu nagapadohaniaji na jumujung tano on,

laho manghurak tano kuburan ni namate i”.

Tanah kuburan harus disucikan terlebih dahulu dan meminta ijin kepada naga

Padohaniaji sebelum tanahnya digali.

Ingkon di didi do bangke i i as, dohot abit nabontar panguasana. Dung ias,

diabiti dohot abit nabontar, pamasukkon tu batangna.

Jenazah harus dibersihkan sampai benar-benar bersih dengan beralaskan kain

putih. Apabila sudah bersih, jenazah itu dibalut dengan kain berwarna putih dan

dimasukkan ke dalam peti jenazah.

“Dung ditamianghon jala dipangidohon hasesaaan ni dosa namate i sian debata,

di uras do muse bangke i, ipe asa ditutup batangna mamboan tu udean”.

Apabila sudah didoakan dan dimohonkan kepada Debata agar segala dosanya

dimpuni, jenazah disucikan kembali kemudian peti jenazah ditutup lalu dibawa ke

kuburan.

“Pitu ari pitu borngin, ingkon manguras do di jabu tininggalhon ni bangke i”.

106

Universitas Sumatera Utara


Selama tujuh hari tujuh malam, rumah tepat persemayaman jenazah harus

disucikan.

“Pasahaton Tondi lao” begitulah ajaran yang disampaikan oleh Raja Nasiakbagi

bahwa setelah satu bulan seseorang meninggal, maka ditentukanlah waktu untuk

mendoakannya melalui pelean kepada Ompung Debata Mulajadi Nabolon untuk

meminta pengampunan dosa dan meminta agar tondi orang yang telah meninggal

itu diterima oleh Debata. Proses pelaksanaan pasahat tondi ini ada beberapa cara

antara lain pasahat tondi maralaman, maralaman mangkuling ogung, dan pasahat

tondi ulaon di jabu. Ketiganya dilakukan sesuai dengan ketentuan seperti

kemampuan ekonomi dan berbagai pertimbangan lainnya. Namun, tidaklah

menjadi sebuah alasan jika ekonomi kurang mampu untuk tidak melaksanakan

ritual ini. Pada intinya tujuan dilakukannya pasahat tondi adalah sama, yang

membedakannya adalah peleanyang dipersembahkan serta proses pelaksanaannya.

Berikut ini akan dijelaskan poses pelaksanaan pasahat tondi maralaman.

Sebelum tiba waktu pelaksanaannya, pihak tuan rumah harus sudah harus

mempersiapkan beberapa hal yang diperlukan dalam ritual. Sehari sebelum ritual,

dibuatlah sebuah langgatan yang terbuat dari bulu suraton dan sangkak ni

pardaupaan. Malam sebelum ritual dilaksanakan disiapkanlah itak gurgur pitu

pohul, gaburgabur dua hundulan, pohulpohul pitu, sitompion dua hundulan dan

rondangrondang. Keesokan harinya dibuat opengopeng, dua dengke nelaian, dan

dua denngke sialumniate. Jika maralamanmaka harus ada kambing putih, ayam

putih, ayam mirapolin, ayam jarumbosi, tak lupa pula disiapkan maremare dan

sanggul ni langgatan yaitu banebane,pilopilo, silinjuang, hatunggal, dan

107

Universitas Sumatera Utara


bungarondang. Semua bahan sesaji yang berbentuk makanan tidak boleh dimakan

sebelum upacara dilaksanakan.

Satu persatu sesaji yang ada di dalam pinggan diangkat secara bersamaan

oleh beberapa orang. Lalu seluruh peserta upacara duduk menghadap langgatan,

acara ini dilaksanakan di halaman rumah tanpa persembahan gondang. Pemimpin

ritual pun memimpin doa dan dilanjutkan oleh para peserta ritual yang ingin

menyampaikan ucapan belasungkawa dan pengiburan kepada keluarga yang

ditinggalkan, lalu dikumpulkanlah bantuan untuk keluarga yang ditiggalkan.

Bantuan ini bersifat sukarela dan sesuai dengan kemampuan kerabat yang

memberikannya dengan tujuan meringankan beban suhut dalam hal pelaksanaan

ritual. Pemimpin ritual merangkum apa yang telah disampaikan oleh para kerabat

lalu mengambil sesaji yang masih berada di dalam langgatan lalu dititang kembali

oleh beberapa orang hingga ke dalam rumah. langgatan tersebut langsung dibuka

dan dibawa ke kuburan orang yang meninggal tersebut dan diberdirikan persis

seperti ketika ritual pasahat tondi dilakukan. Salah seorang pengantar langgatan

menyiram air pensucian seraya berkata “wahai Anu (sambil menyebutkan

namanya), kami telah melaksanakan sebagaimana yang diajarkan Raja Nasiakbagi

yaitu menyerahkan ruh mu melalui ritual pasahat tondi, semoga Ompung Debata

Mulajadi Nabolon menerima mu di sisi-Nya. Setelah selesai, para pengantar

langgatan pun pulang ke rumah duka dan bergabung dengan kerabat yang lai

untuk makann bersama. Saat inilah sesaji yang sudah dipersembahkan boleh

dimakan oleh para peserta. Dengan berakhirnya acara makan bersama maka

berkahir pulalah keseluruhan rangkaian ritual pasahat tondi.

1. Mulajadi Nabolon

108

Universitas Sumatera Utara


Mauliate ma hudok hami tu Ho ale Ompung Debata Mulajadi Nabolon,

Marsomba mardaulat ma hami tu sangapmu tu badiam ale Ompung Debata

Mulajadi Nabolon marhite timpul ni dapua dohot pangurason on. Ala Ho do na

manjadihon langit, manjadihon tanoon, manjadihon saluhut nasa na adong.

Manjadihon jolma umbahen na adong, manjadihon Harajaon, asa adong

margomgom na ditoru ni langit di atas ni tano on.

Dijadihon Ho do jolma mardiri di hasiangan on, alai godang situtu do asi ni

roham; dibangkit Ho do tondim jumadi anakmu tumindanghon harajaonmu

namarsuhi niampang naopat i. Ima sininghon ni Rajanami Sisingamangaraja

nasohalompoan i, niugamohon ni Amanami Raja Nasiakbagi, Raja Tubu, Raja

Sitautau, Patuan Raja Malim, parajar sioloan parmeme sibonduton i. Ajarna i ma

na huoloi hami di ari marsangap di ari martua on

Uhum hamalimon tinindanghon niajarhon ni raja Nasiakbagi, pasahaton tondi

lao. Nungnga dipasu-pasu Ompung Debata ima si anu on mardiri di hasiangan

on. Ala nungnga jumpag tingkina, marujung ngoluna sian hasiangan on,

mangoloi ma hami di tona ni ama nami Raja Nasiakbagi, pasahaton tondi lao.

Marnatampak ma hami na maanghaholongi si Anu on di inganan on.(Keterangan:

Ulu punguan menyebutkan nama orang yang meninggal dunia tersebut). Mangido

tu adopan Mu. Asi ma roham, sesa ma saluhut angka dosana andorang di

ngoluna, nang dosani angka sisolhotna maradophon imana na so diingot

manghatopothon. Jangkon ma tondina di habangsa panjadian i, jala paojak ma

imana raphon dohot si oloi patik dohot uhum ni debata.

Apuli ma angka tinadinghonna sian na tangis, hehei ma sian na sorat. Nungnga

dipatupa hasuhuton dison marhite pelean pangelehan nasa natupa di lage tiar on

109

Universitas Sumatera Utara


tu adopan Mu.Nungnga saut huulahon hami ale Ompung Debata, marsomba tu

adopan Mu. Sahat gabe ma hami sahat horas.

Mangelehelek ma hami tu sangapmu tu badiam dohot tu hasangaponmu Nabadia

Pasupasu ma hami ojak di patik dohot di uhummu, asa gabe jolma namarguna

hami diadopanmu nabadia i, mangihut di pudi ni Amanami Raja Nasiakbagi

umpuji goarmu nabadia i.

Tambai ma di hami asiasimi ima parhorasan, denggan ni parngoluon, hatoropon,

bisuk dohot gogo. Ojak ma tondimi di tongatonga nami, mangajari hami asa lam

marroha manuturi hami asa lam marbisuk, marmeme tondinami asa lam

margogo, asa lam marbinoto hami mamelehon ngolu nami, mamelehon roha nami

lumobi mamelehon partondion nami gabe pujipujian mandok mauliate tu

adopanmu Nabadia i.

Angkup ni i ale Ompung Debata, apuli ma hami di natangis, hehei ma hami sian

nasorat, lehon ma hamalumon ni sahit di na marsahit dohot hatiuran di angka na

marsak roha. Tontong didongani jala diramothon habonaranmi ma hami saluhut,

dipadao ma parmaraan ni badan lumobi parmaraan ni tondi sian hami.

Mauliate ma hudok hami tu hasangaponmi ale Ompung Debata, marhite somba

nami timpul ni daupa dohot pangurason on.

2. Debata Natolu

Mauliate ma hudok hami tu sahala ni Tuhan nami Debata Natolu; Tuhan

Bataraguru, Tuhan Sorisohaliapan, Tuhan Balabulan. Marsomba mardaulat ma

hami tu sangapmu tu badiam Ompung Debata Natolu, marhite timpul ni daupa

dohot pangurason on. Ala Hamu do Tuhan sitiop timbangan Harajaon

110

Universitas Sumatera Utara


pinasahatmu tu Raja nami Raja Sisingamangaraja, Hamu do sitiop timbangan

Hamalimon, pinasahatmu tu Amanami Raja Nasiakbagi, Hamu do napatuathon

sahala pangajari – sahala panuturi nasampe di abara najujung di sambubu.

Uhum hamalimon tinindanghon niajarhon ni raja Nasiakbagi, pasahaton tondi

lao. Nungnga dipasu-pasu Ompung Debata ima si anu on mardiri di hasiangan

on. Ala nungnga jumpag tingkina, marujung ngoluna sian hasiangan on,

mangoloi ma hami di tona ni ama nami Raja Nasiakbagi, pasahaton tondi lao.

Marnatampak ma hami na maanghaholongi si Anu on di inganan on.(Keterangan:

Ulu punguan menyebutkan nama orang yang meninggal dunia tersebut). Mangido

tu adopan Mu. Asi ma roham, sesa ma saluhut angka dosana andorang di

ngoluna, nang dosani angka sisolhotna maradophon imana na so diingot

manghatopothon. Jangkon ma tondina di habangsa panjadian i, jala paojak ma

imana raphon dohot si oloi patik dohot uhum ni debata.

Apuli ma angka tinadinghonna sian na tangis, hehei ma sian na sorat. Nungnga

dipatupa hasuhuton dison marhite pelean pangelehan nasa natupa di lage tiar on

tu adopan Mu.Nungnga saut huulahon hami ale Ompung Debata, marsomba tu

adopan Mu. Sahat gabe ma hami sahat horas.

Pasupasu ma hami ojak di patik dohot di uhum hamalimon tinindahon ni

Amanami Raja Nasiakbagi. Gabe jolma namarguna jala namarparbue ma hami

diadopan ni Ompung Mulajadi Nabolon.

Ojak ma tondimi di tongatonganami mangajari hami asa lam marroha manuturi

hami asa lam marroha manuturi hami asa lam marbisuk.

Tontong didongani habonaran mi ma hami saluhut, dipadao ma parmaraan n

badan dohot parmaraan ni tondi sian hami.

111

Universitas Sumatera Utara


Mauliate ma hudok hami tu hasangaponmi ale Tuhan, marhite somba nami timpul

ni daupa dohot pangurason on.

3. Siborudeakparujar

Maulite ma hudok hami tu sahala Ama sahala Ina, tu Sahala ni Ina nami

Siborudeakparujar, marsomba mardaulat ma hami tu sangapmu Inang Nasangap

Nabadia marhite timpul ni daupa dohot Pangurason on. Ala hamu do Inang

namauli bulung mula ni pangurason na jumadihon parsolamon, parsolamon

jumadihon hamalimon. Hamu do na manungsihon tondi ni amanami Raja

Nasiakbagi, marhite tondi porbadia sahala pangajari.

Uhum hamalimon tinindanghon niajarhon ni raja Nasiakbagi, pasahaton tondi

lao. Nungnga dipasu-pasu Ompung Debata ima si anu on mardiri di hasiangan

on. Ala nungnga jumpag tingkina, marujung ngoluna sian hasiangan on,

mangoloi ma hami di tona ni ama nami Raja Nasiakbagi, pasahaton tondi lao.

Marnatampak ma hami na maanghaholongi si Anu on di inganan on.(Keterangan:

Ulu punguan menyebutkan nama orang yang meninggal dunia tersebut). Mangido

tu adopan Mu. Asi ma roham, sesa ma saluhut angka dosana andorang di

ngoluna, nang dosani angka sisolhotna maradophon imana na so diingot

manghatopothon. Jangkon ma tondina di habangsa panjadian i, jala paojak ma

imana raphon dohot si oloi patik dohot uhum ni debata.

Apuli ma angka tinadinghonna sian na tangis, hehei ma sian na sorat. Nungnga

dipatupa hasuhuton dison marhite pelean pangelehan nasa natupa di lage tiar on

tu adopan Mu.Nungnga saut huulahon hami ale Ompung Debata, marsomba tu

adopan Mu. Sahat gabe ma hami sahat horas.

112

Universitas Sumatera Utara


Asi ma roham Inong nasangap nabadia, salinhon ma tanganmu nabadia i, urasi

ma parbadanonnami, urasima parngoluannami, lumobi partondionnami. Jala

tongtong ampuma hami jala ulosi marhite ulosmu nabadia i, lapihima hami sian

toru, dingdingima hami sian lambung jala saongima hami sian ginjang, diharoro

ni namasa di partuat ni namusim pangarimason ni Ompung Debata Mulajadi

Nabolon tu banua tonga on.

Mauliate ma hudok hami tu hasangaponmi Inong Nasangap Nabadia, marhite

sombanami timpul ni daupa dohot pangurason on.

4. Nagapadohaniaji

Mauliate ma hudok hami tu sahala ni rajanami Nagapadohaniaji, najumunjung

tanoon. Tano marlampislampis tano marlopilopi hinaojahan hinaondolan on,

ojahan ni saluhut nasa na adong di liat portibi on.

Ale Nagapadohaniaji, na mambuat do amanami Raja Nasiakbagi di gota ni hau

na angur sian tano najinujungmon, asa adong parsombaan pujipujian

pardaulatan nami tu Ompung Mulajadi Nabolon, tu Tuhan Debata Natolu, tu

Inanta Nasangap Nabadia i dohot tu saluhut Sahala Marsangap Sahala martua

naung marsiak bagi humonghop hami.

Uhum hamalimon tinindanghon niajarhon ni raja Nasiakbagi, pasahaton tondi

lao. Nungnga dipasu-pasu Ompung Debata ima si anu on mardiri di hasiangan

on. Ala nungnga jumpag tingkina, marujung ngoluna sian hasiangan on,

mangoloi ma hami di tona ni ama nami Raja Nasiakbagi, pasahaton tondi lao.

Marnatampak ma hami na maanghaholongi si Anu on di inganan on.(Keterangan:

Ulu punguan menyebutkan nama orang yang meninggal dunia tersebut). Mangido

tu adopan Mu. Asi ma roham, sesa ma saluhut angka dosana andorang di

113

Universitas Sumatera Utara


ngoluna, nang dosani angka sisolhotna maradophon imana na so diingot

manghatopothon. Jangkon ma tondina di habangsa panjadian i, jala paojak ma

imana raphon dohot si oloi patik dohot uhum ni debata.

Apuli ma angka tinadinghonna sian na tangis, hehei ma sian na sorat. Nungnga

dipatupa hasuhuton dison marhite pelean pangelehan nasa natupa di lage tiar on

tu adopan Mu.Nungnga saut huulahon hami ale Ompung Debata, marsomba tu

adopan Mu. Sahat gabe ma hami sahat horas.

Unang ma hami tarsongot, unang ma hami tarhuntal diharoro ni na masa di

partuat ni na musim pangarimason ni Ompunta Debata Mulajadi Nabolon tu

tano najinujungmon, hot ma hami tongtong di patik dohot uhumna i.

Mauliate ma hudok hami tu hasangaponmi Rajanami, marhite sombanami timpul

ni daupa dohot pangurason on.

5. Boru Saniangnaga

Mauliate ma hudok hami tu sahala ni namborunami Boru Saniangnaga

Naipinggan Matio Naiboru Hasahatan, na umpegang mual sitiotio na pinasampur

pinadomu dongan ni unte mungkur marangkuphon sanggul banebane, asa jadi

pangurason, parsombaan pujipujian pardaulatannami tu Ompung Debata

Mulajadi Nabolon, tu Tuhan Debata Natolu, tu Inanta naipangampu nai

pangulosi i dohot tu saluhut sahala marsangap sahala martua naung marsiak

bagi hamonghp hami di banua tonga on.

Uhum hamalimon tinindanghon niajarhon ni raja Nasiakbagi, pasahaton tondi

lao. Nungnga dipasu-pasu Ompung Debata ima si anu on mardiri di hasiangan

on. Ala nungnga jumpag tingkina, marujung ngoluna sian hasiangan on,

mangoloi ma hami di tona ni ama nami Raja Nasiakbagi, pasahaton tondi lao.

114

Universitas Sumatera Utara


Marnatampak ma hami na maanghaholongi si Anu on di inganan on.(Keterangan:

Ulu punguan menyebutkan nama orang yang meninggal dunia tersebut). Mangido

tu adopan Mu. Asi ma roham, sesa ma saluhut angka dosana andorang di

ngoluna, nang dosani angka sisolhotna maradophon imana na so diingot

manghatopothon. Jangkon ma tondina di habangsa panjadian i, jala paojak ma

imana raphon dohot si oloi patik dohot uhum ni debata.

Apuli ma angka tinadinghonna sian na tangis, hehei ma sian na sorat. Nungnga

dipatupa hasuhuton dison marhite pelean pangelehan nasa natupa di lage tiar on

tu adopan Mu.Nungnga saut huulahon hami ale Ompung Debata, marsomba tu

adopan Mu. Sahat gabe ma hami sahat horas.

Ale Namboru, pangidohon ma tu Ompung Debata Mulajadi Nabolon asa

dipasupasuhon pangurason on di hami jadi ubat jadi taoar, jadi pitonggam jadi

sabungan, songon gompul songon babiat, tanduk sosuharon mataniari

sodompahon. Jadi parsalisian jadi parlapihon jadi partahanon, manuksihon

partondian paiashon parbadanon nami asa dao roha na ramun dohot na hodar i

sian bagasan roha nami.

Mauliate ma hudok hami tu hasangaponmi ale Namboru, marhite sombanami

timpul ni daupa dohot pangurason on.

6. Patuan Raja Uti

Maulite ma hudok hami tu sahala ni rajanami raja namrsangap raja namartua

Patuan Raja Uti, Uti na so ra mate, Uti na so ra matua, sijalo hoda somba

sipangidohon gabe naniula, sipangidohon anak marsangap dohot boru martua.

Marsomba mardaulat hami tu Ho rajanami pangurason on. Ho do Raja nami raja

115

Universitas Sumatera Utara


na jumolo tubu, mungka ni Harajaon, naguminjang sian hau naumbuntul sian

dolok; paruhum na sintong naso jadi juaon.

Uhum hamalimon tinindanghon niajarhon ni raja Nasiakbagi, pasahaton tondi

lao. Nungnga dipasu-pasu Ompung Debata ima si anu on mardiri di hasiangan

on. Ala nungnga jumpag tingkina, marujung ngoluna sian hasiangan on,

mangoloi ma hami di tona ni ama nami Raja Nasiakbagi, pasahaton tondi lao.

Marnatampak ma hami na maanghaholongi si Anu on di inganan on.(Keterangan:

Ulu punguan menyebutkan nama orang yang meninggal dunia tersebut). Mangido

tu adopan Mu. Asi ma roham, sesa ma saluhut angka dosana andorang di

ngoluna, nang dosani angka sisolhotna maradophon imana na so diingot

manghatopothon. Jangkon ma tondina di habangsa panjadian i, jala paojak ma

imana raphon dohot si oloi patik dohot uhum ni debata.

Apuli ma angka tinadinghonna sian na tangis, hehei ma sian na sorat. Nungnga

dipatupa hasuhuton dison marhite pelean pangelehan nasa natupa di lage tiar on

tu adopan Mu.Nungnga saut huulahon hami ale Ompung Debata, marsomba tu

adopan Mu. Sahat gabe ma hami sahat horas.

Pasupasu ma hami ojak di patik dohot di uhum hamalimon tinindanghon ni

Amanami Raja Nasiakbagi. Gabe jolma namarguna jala namarparbue ma hami

diadopon ni Ompung Mulajadi Nabolon.

Pangidohon ma di hami denggan ni parngoluan, angkup ni parhorasan, tamba ni

hatoropon, bisuk dohot gogo.

Ojak ma tondimi di tongatonganami, mangajari hami asa lam marroha manuturi

hami asa lam marbisuk asa lam diboto hami pabadiahon tonami, mangoloi patik

116

Universitas Sumatera Utara


niajarhon ni amanami Raja Nasiakbagi, mamuji pabadiahon goar ni Ompung

Debata Mulajadi Nabolon.

Angkup ni ale Rajanami, apuli ma dongan nami na tangis, hehei angka na sorat,

lehon ma hamalumon ni sahit di na marsahit dohot hatiuron di angka na marsak

roha. Tontong didongani habonaranmi ma hami saluhut, dipadao ma parmaraan

ni badan dohot parmaraan ni tondi sian hami.

Mauliate ma hudokhami tu hasangaponmi Rajanami, marhite somba nama timpul

ni daupa dohot pangurason on.

7. Tuhan Simarbulubosi

Mauliate ma hudok hami tu Sahala ni Tuhannami Tuhan Simarbulubosi,

marsomba mardaulat ma hami tu sangapmu tu badiam ale Tuhan marhite timpul

ni daupa dohot pangurason on. Ho do Tuhan pargogo na so hatudosan, parbisuk

na so boi sumanon, na paimbarimbar rupa, paubauba tompa, na so olo matua

natongtong dolidoli. Ho do Tuhan sileon pasupasu tu angka na tigor marroha,

jala silehon uhum bura tu angka pardosa.

Pasupasu ma hami ojak di patik dohot di uhum hamalimon tinindanghon ni

Amanami Raja Nasiakbagi. Gabe jolma namarguna jala namarparbue ma hami

diadopan ni Ompung Mulajadi Nabolon.

Ojak ma tondimi di tongatonga nami, mangajari hami lam marroha manuturi

hami asa lam marbisuk, asa lam diboto hami mamelehon ngolu nami, mamelehon

roha nami lumobi mamelehon partondion nami gabe pujipujian tu hasangapon ni

Ompung Debata Mulajadi Nabolon.

Angkup ni ale Tuhan, apuli ma dongan nami na tangis, hehei angka na sorat,

lehon ma hamalumon ni sahit di na marsahit dohot hatiuton di angka na marsak

117

Universitas Sumatera Utara


roha. Tontong didongani habonaranmi ma hami saluhut, dipadao ma parmaraan

ni badan dohot parmaraan ni tondi sian hami.

Mauliate ma hudok hami tu hasangaponmi ale Tuhan, marhite somba nami timpul

ni daupa dohot pangurason on.

8. Raja Naopatpuluopat

Mauliate ma hudok hami tu sahala ni rajanami Raja Naopatpuluopat, panggomai

ni portibi pangarahut ni hata, panghasing ni desa naualu on, marsomba

mardaulat ma hami tu sangapmu tu badiamu rajanami marhite timpul ni daupa

dohot pangurason on. Hamu do rajanami, sirungrungi na dapot bubu, siharhari

na dapot sambil, sipaulak tondi tu ruma dalan hangoluan i manatanata hami tu

ruma hamalimon i, di ruma hamalimon on ma hami dapot asi ni roha marhite

panghonghopon ni amanami Patuan Raja Malim parajar sioloan parmeme

sibonduton i.

Angkup ni i ale Rajanami, apuli ma dongan nami na tangis, hehei angka na sorat,

lehon ma hamalumon ni sahit di na marsahit dohot hatiuron di angka na marsak

roha. Tontong didongani habonaranmi ma hami saluhut, dipadao ma parmaraan

ni badan dohot parmaraan ni tondi sian hami.

Mauliate ma hudok hami tu hasangaponmi rajanami, marhite somba nami timpul

ni daupa dohot pangurason on.

9. Raja Sisingamangaraja

Mauliate ma hudok hami tu sahala ni rajanami Raja Sisingamangaraja, singa

mangalompoi singa na so halompoan, marsomba mardaulat ma hami tu

sangapmu tu badiam marhite timpul ni daupa dohot pangurason on. Hamu do

rajanami na sumingahon Uhum, na sumingahon Patik, na sumingahon Harajaon,

118

Universitas Sumatera Utara


sian tano Bakkara, Bakkara julu, Bakkara Jae, na mardingdinghon dolok

mardindinghon ombun; parbale pandak parbale Pasogit, parbale Paradatan,

Bale Paruhumanm, Bale Pamujian tu Ompunta Tuhan Debata Mulajadi Nabolon.

Jala panagturan ni Gastang tarajual Hatian pamonoran; Solup Parmasan

Sisampuludan, Ampang Siduapuluh opat, Hatian Sisada Ihot na tu ginjang sora

mungkit tu toru sora teleng. Ima Patik ni Harajaon na jinalom sian Ompunta

Debata, naniaturhonmu tu Raja Parbaringin namarganuphon bius

marpusoranhon onan.

Uhum hamalimon tinindanghon niajarhon ni raja Nasiakbagi, pasahaton tondi

lao. Nungnga dipasu-pasu Ompung Debata ima si anu on mardiri di hasiangan

on. Ala nungnga jumpag tingkina, marujung ngoluna sian hasiangan on,

mangoloi ma hami di tona ni ama nami Raja Nasiakbagi, pasahaton tondi lao.

Marnatampak ma hami na maanghaholongi si Anu on di inganan on.(Keterangan:

Ulu punguan menyebutkan nama orang yang meninggal dunia tersebut). Mangido

tu adopan Mu. Asi ma roham, sesa ma saluhut angka dosana andorang di

ngoluna, nang dosani angka sisolhotna maradophon imana na so diingot

manghatopothon. Jangkon ma tondina di habangsa panjadian i, jala paojak ma

imana raphon dohot si oloi patik dohot uhum ni debata.

Apuli ma angka tinadinghonna sian na tangis, hehei ma sian na sorat. Nungnga

dipatupa hasuhuton dison marhite pelean pangelehan nasa natupa di lage tiar on

tu adopan Mu.Nungnga saut huulahon hami ale Ompung Debata, marsomba tu

adopan Mu. Sahat gabe ma hami sahat horas.

119

Universitas Sumatera Utara


Digomgom tondi dohot sahala Mi ma hami mangoloi lao pabadiahon tona ni

amanami Raja Nasiakbagi, Ojak ma tondi Mi di tongatonga nami, mangajari

hami lam marroha manuturi hami asa lam marbisuk.

Angkup ni i rajanami di angka parungkilon na binolus nami di hasiangan on,

apuli ma dongan nami na tangis, hehei angka na sorat, lehon ma hamalumon ni

sahit di na marsahit dohot hatiuron di angka na marsak roha. Tontong didongani

habonaranmi ma hami saluhut, dipadao ma parmaraan ni badan dohot

parmaraan ni tondi sian hami.

Mauliate ma hudok hami tu hasangaponmi rajanami, marhite somba nami timpul

ni daupa dohot pangurason on.

10. Raja Nasiakbagi

Marsomba mardaulat hami tu Ho Among Raja Nasiakbagi, Among Raja Tubu,

Among Raja Sitautau, Among Patuan Raja Malim marhite somba nami Timpul ni

Daupa dohot Pangurason on. Di bangkit Debata do Ho Among Raja Nasiakbagi,

parajar sioloan parmeme sibonduton i; tumindanghon Patik na tingkos Uhum na

sintong i.

Uhum hamalimon tinindanghon niajarhon ni raja Nasiakbagi, pasahaton tondi

lao. Nungnga dipasu-pasu Ompung Debata ima si anu on mardiri di hasiangan

on. Ala nungnga jumpag tingkina, marujung ngoluna sian hasiangan on,

mangoloi ma hami di tona ni ama nami Raja Nasiakbagi, pasahaton tondi lao.

Marnatampak ma hami na maanghaholongi si Anu on di inganan on.(Keterangan:

Ulu punguan menyebutkan nama orang yang meninggal dunia tersebut). Mangido

tu adopan Mu. Asi ma roham, sesa ma saluhut angka dosana andorang di

ngoluna, nang dosani angka sisolhotna maradophon imana na so diingot

120

Universitas Sumatera Utara


manghatopothon. Jangkon ma tondina di habangsa panjadian i, jala paojak ma

imana raphon dohot si oloi patik dohot uhum ni debata.

Apuli ma angka tinadinghonna sian na tangis, hehei ma sian na sorat. Nungnga

dipatupa hasuhuton dison marhite pelean pangelehan nasa natupa di lage tiar on

tu adopan Mu.Nungnga saut huulahon hami ale Ompung Debata, marsomba tu

adopan Mu. Sahat gabe ma hami sahat horas.

Digomgom asi ni roha dohot panghonghopon mi ma hami among Raja

Nasiakbagi, Ojak ma tondi Mi di tongatonga nami, mangajari hami lam marroha

manuturi hami asa lam marbisuk, hot ma hami di Patik dohot Uhum mi.

Angkup ni i raja nami di angka parungkilon na binolus nami di hasiangan on,

apuli ma dongan nami na tangis, hehei angka na sorat, lehon ma hamalumon ni

sabit di na marsahit dohot hatiuron di angka na marsak roha. Tontong didongani

habonaranmi ma hami saluhut, dipadao ma parmaraan ni badan dohot

parmaraan ni tondi sian hami.

Terjemahan isi doa:

Terima kasih kami panjatkan kehadirat Mu ya Debata Mulajadi Nabolon, melalui

persembahan kami timpul ni daupa dan pangurason ini. Kami mengucap syukur

atas berkat dan kemuliuaan Mu.Karena Engkau lah yang menciptakan langit,

bumi, serta menciptakan segala sesuatu yang ada di muka bumi ini, menciptakan

manusia, menjadikan kerajaan, agar ada yang merangkul yang ada di atas muka

bumi dan yang ada di bawah langit.Engkau jadikan manusia menjalani kehidupan

di dunia ini, begitu besarnya kasih sayang Mu, Engkau bangkitkan ruh Mu

menjadi anakmu untuk mendirikan kerajaan Mu yang berazaskan suhi ni ampang

na opat, itulah yang dipegang oleh Raja Sisingamangarajayang tidak mampu

121

Universitas Sumatera Utara


dilampaui oleh manusia dan yang dijadikan agama oleh raja NasiakbagiRaja

Tubu, Raja Sitautau, Patuan Raja Malim, yang mempunyai ajaran yang harus

ditaati serta aturan yang harus diimani. Ajaran Nya lah yang kami amalkan di hari

yang penuh berkah ini.

Hukum yang diajarkan Raja Nasiakbagi bahwa ruh yang telah pergi harus

disampaikan melalui ritual.Debata Mulajadi Nabolon telah memberkati

(keterangan: Ulu punguan menyebutkan nama orang yang meninggal dunia) di

dalam kehidupan ini. Telah tiba waktunya, ia meninggalka dunia ini, maka kami

melaksanakan perintah Raja Nasiakbagiuntuk melakukan ritual menghantarkan

ruh. Disini di tempat ini kami berkumpul bersama orang-orang yang

menyanyanginya. (Keterangan: Ulu punguan menyebutkan nama orang yang

meninggal dunia tersebut), meminta ke hadapan Mu. Kasihanilah kami,

ampunilah segala dosa yang telah dilakukannya semasa hidupnya, begitu juga

dosa yang dilakukan orang-orang kepadanya. Terimalah ruhnya berada di sisi

Mu, tempatkanlah ia bersama orang-orang yang menaati segala aturan Mu.Kami

meminta ke hadapan Mu yang mulia, agar kami senantiasa hidup di dalam ajaran

Mu dan menjadi orang yang berguna dihadapan Mu yang Mulia itu untuk menjadi

pengikut Raja Nasiakbagi.Tambahkanlah di dalam kehidupan kami keselamatan,

kesatuan, serta kebijaksanaan dan kekuatan, agar kami semakin mengetahui

bagaimana cara berpasrah diri ke hadapan Musebagai cara kami mengucap syukur

kehadirat Mu ya Tuhan.

Begitu pula ya Tuhan, bangkitkanlah orang yang mengalami kesedihan,

sembuhkanlah orang yang sakit dari segala penyakit yang dideritanya, pencerahan

terhadap orang yang mengeluh. Semoga kami selalu dilindungi dan dijauhkan dari

122

Universitas Sumatera Utara


badan, hidup, serta ruh yang celaka. Terima kasih kami ucapkan Tuhan melalui

persembahan kami.

4.5. Mardebata

Mardebata berasal dari kata :”marsomba tu debata” yang berarti

menyembah Debata melalui persembahan yang suci dan gondang sabangunan

(ogung) ataupun parhinaloan (hasapi), dan melekat pada Ugamo Malim. Hukum

mardebata tidaklah wajib, melainkan sebagai tambahan ibadah berdasarkan niat

yang muncul dari seseorang Parmalim.itual ini dianggap wajib jika saat

seseorang telah melakukan suatu kesalahan yang dianggap melanggar patik

danhukum yang berat. Ada beberapa hal yang melatarbelakangi orang melakukan

ritual mardebata, antara lain:

1. Naung mananda dirina manang marhatutuhon dapotan pasupasu, basabasa,

asiasi dohot apulapul sian debata.

Bagi orang yang telah mengenal dirinya dengan sebenar-benarnya, serta ia

mengakui bahwa ia telah mendapatkan anugerah dan rahmat yang tiada terhingga

dari Debata

2. Naung mananda hahurangan dohot dosana maradophon pinaingothon ni patik

dohot uhum pinaboa nin patuan raja malim

bagi orang yang telah mengenal kekurangann dan dosanya terhadap apa yang

telah diingatkan oleh patik dan hukum yang telah disampaikan

3. manang ise na mipo sian patik pinaboa ni Patuan Raja malim

Bagi siapa saja yang telah mengingkari patik yang telah disampaikan oleh patuan

Raja Malim

4. manang ise partohap (partohonan) na pailinghon batuan najinalona

123

Universitas Sumatera Utara


Siapa saja yang memiliki tugas namun mengingkarinya maka akan mendapatkan

balasannya.

Apabila seseorang lupa tentang patik yang telah diajarkan Patuan Raja

Malim maka harus ditegakkan sebuah langgatan yang di dalamnya berisi

sitompion dan digelarlah gondang sabangunan serta disediakan ulos jugia na so

pipot, surisuri pandapotan, parbuesanti, daung maligas, ayam jantan dan betina,

kambing putih dan lembu sitiotio. Ritual ini sebagi ungkapan rasa syukur atas

berkat yang telah diterima dari Debata Mulajadi Nabolon. Misalnya, seseorang

yang sudah tua namun telah banyak mengalami cobaan dan godaan yang cukup

besar dan mampu ia lewati dengan baik. Ritual mardebata ini dilakukan utuk

mensyukuri apa yang telah diperoleh seseorang dalam hidupnya. Ada juga ritual

yang dilakukan karena pesan dari orangtua dan dapat dilakukan karena adanya

firasat ataupun sesorang bermimpi agar melakukan ritual mardebata tersebut.

Mardebata ada tiga jenis, yaitu marlanggatan di alaman marmombang di jabu,

marmombang di jabu jala manghuling gondang sabangunan, dan marmombang

dijabu jala manghuling parhinaloan/hasapi. Ketiganya dibedakan berdasarkan

kemampuan yang dimiliki oleh suhut.

a. Mardebata di alaman margondang merupakan yang paling besar bila

dibandingkan dengan yang lain oleh karena dilaksanakan di halaman dan di dalam

rumah. Pada proses ritual ini sesaji yang dipersembahkan yaitu seekor kambing

berwarna putih sebagai lambing kesucian di dalam Ugamo Malim, jika yang

disembelih adalah lembu ataupun seekor kerbauyang seluruh bagian nya kecuali

ekor dan kepalanya. Dikibarkanlah hembang si tolu rupa yaitu pada tiang dengan

kain berwarna hitam sebagai simbol untuk Tuhan Batara Guru yang memegang

124

Universitas Sumatera Utara


timbangan kerajaan, tiang yang lain dengan kain berwarna putih sebagai simbol

untuk Tuhan Sorisohaliapan yang memegang timbangan hamalimo, dan tiang

yang terakhir dengan kain berwarna merah sebagai simbol untuk Tuhan Balabulan

yang memegang timbangan hagogoan dan panurirangan.

b. Mardebata di jabu jala manghuling gondang sabangunan

Upacara ini hanya dilaksanakan di dalam rumah dan tanpa menggunakan

langgatan, cukup dengan mombang dan membunyikan gondang sabangunan.

Bahan sesaji maupun dari segi pelaksaannya cukup sederhana. Sesaji yang ada di

dalam mombang ini disebut dengan pelean mombang, biasanya digantungkan di

dalam rumah, sementara sesaji yang lainnya ditaruh di atas pinggan dan cukup

diletakkan di atas tikar tiga lapis. Jika mardebata di halaman dilaksanakan pada

tengah hari hingga malam hari akan dipimpin langsung oleh ihutan, sedangkan

pada upacara mardebata jenis ini dilaksanakan di malam hari dan dipimpin oleh

ulu punguan.

c. Mardebata marmombang di jabu jala manghuling parhinaloan

Proses pelaksanaan merdebata pada jenis tidak jauh berbeda dengan

pelaksanaan yang telah dijelaskan sebelumnya, baik dari segi persembahan

maupun susunan acaranya. Perbedaan yang paling tampak adalah pada proses ini

menggunakan adanya gondang hasapi atau biasa dikenal dengan sebutan

perhinaloan. Ritual ini dipimpin oleh Ihutan ataupun ulu punguan. Gondang

hasapi inilah yang mengiringi jalannya ritual. Peserta yang hadir ialah para

keluarga dan anggota dari punguan tersebut’

125

Universitas Sumatera Utara


Tonggo-tonggo di dalam ritual mardebata, sebagai berikut:

1. Mulajadi Nabolon

Mauliate ma hudok hami tu Ho ale Ompung Debata Mulajadi Nabolon,

Marsomba mardaulat ma hami tu sangapmu tu badiam ale Ompung Debata

Mulajadi Nabolon marhite timpul ni dapua dohot pangurason on. Ala Ho do na

manjadihon langit, manjadihon tanoon, manjadihon saluhut nasa na adong.

Manjadihon jolma umbahen na adong, manjadihon Harajaon, asa adong

margomgom na ditoru ni langit di atas ni tano on.

Dijadihon Ho do jolma mardiri di hasiangan on, alai godang situtu do asi ni

roham; dibangkit Ho do tondim jumadi anakmu tumindanghon harajaonmu

namarsuhi niampang naopat i. Ima sininghon ni Rajanami Sisingamangaraja

nasohalompoan i, niugamohon ni Amanami Raja Nasiakbagi, Raja Tubu, Raja

Sitautau, Patuan Raja Malim, parajar sioloan parmeme sibonduton i. Ajarna i ma

na huoloi hami di ari marsangap di ari martua on

Mauliate ma Ompung Debata Mulajadi Nabolon. Patar huida hami do godang ni

panarihon mi di parngoluon nami. Sahat ro di partingkian on, denggan do ngolu

nami dilehon ho do ale Ompung angka parngoluan na denggan di hami.

Hupasahat hami ma pelean puji-pujian on tu adopan Mu nabadia i. Mandok

mauliate ma hami di saluhut pasu-pasu mi. Unang alang asini roham da Ompung

nang tu joloan ni ari on. Lam tambai ma pasu-pasu mi di hami. Asa marolopolop

hami di hasiangan on,marolopolop di patik dohot uhum.Dison dipatupa hami

gondang sabangunan, dalan nami mangido tu Ho. Asima roham ale ompung,

nang saluhut pangidoan nami ditolopi ma i. bahen ma gondang tu Ompunta

Debata.

126

Universitas Sumatera Utara


Hasalaan, mipo di poda, patik dohot uhum.

Ale Ompung Debata, ala ima poda ni ama nami Raja Nasiakbagi, aek inna daung

ni ngenge topottopot daung ni sala, manang ise namanopoti salana sian nasa

rohana ido na saean sala, namanggarar utang dosana sian nasa rohana ima na

saean dosa. Ala nungnga manompas Patik si Anu on, alai nungnga ditanda

hahurangan nai, mangoloi ma imana di tona ni Raja Nasiakbagi. Lupahon ma i

hasalaan nai sian parningotanmu, soadahon ma i sian bagasan roham. Unang ma

jojori tu parngoluon nami lumobi nang dohot tu partondion nami. Dison ma

dalan na marsomba tu adopan Mu nabadia i, jala nungnga dipatupa dison

gondang sabangunan jala nungnga tupa pelean di atas ni lage tiar on. On ma

somba puji-pujian nami jala topottopot ni si anu on. Tangke marungrung ma

mulak tu songkirna, horbo manurun mulak ma tu bara na. Nungnga lao imana

saleleng on mandurui tu hasalaan, ba nungnga mulak ma imana tu hamalimon

mi.janghon ma ibana, di parrohai jala dituturi ma imana tu joloan ni ari on. Asa

unang be olo imana mangalangkai sabor, unang be olo imana manuruk sabor.

Dison husombahon hami pelean gondang puji-pujian. Sahat ma hami gabe. Sahat

ma hami horas tu joloan ni ari on.

Parsahiton

Mauliate ma Ompung Debata di saluhutna, tung sogon dia pe rumang ni

parngoluon nami, diajarhon ama nami raja nasiakbagi do hami,, dang holan di

hamoraon, dang holan di pangomoan, dang holan di hahipason, di hapogoson pe,

di harugion pe, di parsahiton nang ro di hamatean ingkon tongtong do

sombahonon nami tu ho puji-pujian tu Ho ale Ompung Debata. Di partingkian

on, tupa do di bagasan parsahiton hasuhuton bolon on. Ala Ho do da Ompung

127

Universitas Sumatera Utara


Debata diparhatutu roha nami namanjadihon saluhut nasa naadong. Huasom do

pangisi ni banua ginjang dohot banua tonga, sahat ro di pangisi ni banua toru.

Pe pitu pe gaja di lapa, so adong na mangido so adong na mala. Ba nungnga ro

hami nuaeng dison, dongan ni hasuhuton on mangurupi nasida mangido

tuadopan Mu, diparsahiton nai. Ba nungnga dison lapit ni tanganna na dipatupa

di atas ni lage tiar on, namangido tu adopan mu nabadia i. Asi ma roham Ale

Ompung, pasu-pasuhon ma hahipason di hasuhuton on. Lehon ma tiur ni roha.

Apuli ma nasida sian na tangis, hehei ma sian na sorat.Asi ma roham,

marhahipason ma tu joloan ni ari on pamatang na, marhahipason ma rohana,

marhahipason ma nang dohot parngoluon na. Dison dibahen do parhinaloan,

lapitni tanganna mangido tu Ho ale Ompung Debata. Marsiulak ma roham, molo

tung ala ni hasalaan do gabe adong di nasida parsahiton, hehei ma nasida sian a

sorat.

Mangelehelek ma hami tu sangapmu tu badiam dohot tu hasangaponmu Nabadia

Pasupasu ma hami ojak di patik dohot di uhummu, asa gabe jolma namarguna

hami diadopanmu nabadia i, mangihut di pudi ni Amanami Raja Nasiakbagi

umpuji goarmu nabadia i.

Tambai ma di hami asiasimi ima parhorasan, denggan ni parngoluon, hatoropon,

bisuk dohot gogo. Ojak ma tondimi di tongatonga nami, mangajari hami asa lam

marroha manuturi hami asa lam marbisuk, marmeme tondinami asa lam

margogo, asa lam marbinoto hami mamelehon ngolu nami, mamelehon roha nami

lumobi mamelehon partondion nami gabe pujipujian mandok mauliate tu

adopanmu Nabadia i.

128

Universitas Sumatera Utara


Angkup ni i ale Ompung Debata, apuli ma hami di natangis, hehei ma hami sian

nasorat, lehon ma hamalumon ni sahit di na marsahit dohot hatiuran di angka na

marsak roha. Tontong didongani jala diramothon habonaranmi ma hami saluhut,

dipadao ma parmaraan ni badan lumobi parmaraan ni tondi sian hami.

Mauliate ma hudok hami tu hasangaponmi ale Ompung Debata, marhite somba

nami timpul ni daupa dohot pangurason on.

2. Debata Natolu

Mauliate ma hudok hami tu sahala ni Tuhan nami Debata Natolu; Tuhan

Bataraguru, Tuhan Sorisohaliapan, Tuhan Balabulan. Marsomba mardaulat ma

hami tu sangapmu tu badiam Ompung Debata Natolu, marhite timpul ni daupa

dohot pangurason on. Ala Hamu do Tuhan sitiop timbangan Harajaon

pinasahatmu tu Raja nami Raja Sisingamangaraja, Hamu do sitiop timbangan

Hamalimon, pinasahatmu tu Amanami Raja Nasiakbagi, Hamu do napatuathon

sahala pangajari – sahala panuturi nasampe di abara najujung di sambubu.

Mauliate ma Ompung Debata Natolu. Patar huida hami do godang ni panarihon

mi di parngoluon nami. Sahat ro di partingkian on, denggan do ngolu nami

dilehon ho do ale Ompung angka parngoluan na denggan di hami. Hupasahat

hami ma pelean puji-pujian on tu adopan Mu nabadia i. Mandok mauliate ma

hami di saluhut pasu-pasu mi. Unang alang asini roham da Ompung nang tu

joloan ni ari on. Lam tambai ma pasu-pasu mi di hami. Asa marolopolop hami di

hasiangan on,marolopolop di patik dohot uhum.Dison dipatupa hami gondang

sabangunan, dalan nami mangido tu Ho. Asima roham ale ompung, nang saluhut

pangidoan nami ditolopi ma i.

129

Universitas Sumatera Utara


Pasupasu ma hami ojak di patik dohot di uhum hamalimon tinindanghon ni

Amanami Raja Nasiakbagi. Gabe jolma namarguna jala namarparbue ma hami

diadopan ni Ompung Mulajadi Nabolon.

Ojak ma tondimi di tongatonganami mangajari hami asa lam marroha manuturi

hami asa lam marroha manuturi hami asa lam marbisuk.

Tontong didongani habonaran mi ma hami saluhut, dipadao ma parmaraan n

badan dohot parmaraan ni tondi sian hami.

Mauliate ma hudok hami tu hasangaponmi ale Tuhan, marhite somba nami timpul

ni daupa dohot pangurason on.

3. Siborudeakparujar

Maulite ma hudok hami tu sahala Ama sahala Ina, tu Sahala ni Ina nami

Siborudeakparujar, marsomba mardaulat ma hami tu sangapmu Inang Nasangap

Nabadia marhite timpul ni daupa dohot Pangurason on. Ala hamu do Inang

namauli bulung mula ni pangurason na jumadihon parsolamon, parsolamon

jumadihon hamalimon. Hamu do na manungsihon tondi ni amanami Raja

Nasiakbagi, marhite tondi porbadia sahala pangajari.

Mauliate ma ale inang nasangap nabadia. Patar huida hami do godang ni

panarihon mi di parngoluon nami. Sahat ro di partingkian on, denggan do ngolu

nami dilehon ho do ale inang angka parngoluan na denggan di hami. Hupasahat

hami ma pelean puji-pujian on tu adopan Mu nabadia i. Mandok mauliate ma

hami di saluhut pasu-pasu mi. Unang alang asini roham da inang nasangap

nabadia nang tu joloan ni ari on. Lam tambai ma pasu-pasu mi di hami. Asa

marolopolop hami di hasiangan on,marolopolop di patik dohot uhum. Dison

130

Universitas Sumatera Utara


dipatupa hami gondang sabangunan, dalan nami mangido tu Ho. Asima roham,

nang saluhut pangidoan nami ditolopi ma i.

Asi ma roham Inong nasangap nabadia, salinhon ma tanganmu nabadia i, urasi

ma parbadanon nami, urasima parngoluannami, lumobi partondionnami. Jala

tongtong ampuma hami jala ulosi marhite ulosmu nabadia i, lapihima hami sian

toru, dingdingima hami sian lambung jala saongima hami sian ginjang, diharoro

ni namasa di partuat ni namusim pangarimason ni Ompung Debata Mulajadi

Nabolon tu banua tonga on.

Mauliate ma hudok hami tu hasangaponmi Inong Nasangap Nabadia, marhite

sombanami timpul ni daupa dohot pangurason on.

4. Nagapadohaniaji

Mauliate ma hudok hami tu sahala ni rajanami Nagapadohaniaji, najumunjung

tanoon. Tano marlampislampis tano marlopilopi hinaojahan hinaondolan on,

ojahan ni saluhut nasa na adong di liat portibi on.

Ale Nagapadohaniaji, na mambuat do amanami Raja Nasiakbagi di gota ni hau

na angur sian tano najinujungmon, asa adong parsombaan pujipujian

pardaulatan nami tu Ompung Mulajadi Nabolon, tu Tuhan Debata Natolu, tu

Inanta Nasangap Nabadia i dohot tu saluhut Sahala Marsangap Sahala martua

naung marsiak bagi humonghop hami.

Mauliate ma Raja nami. Patar huida hami do godang ni panarihon mi di

parngoluon nami. Sahat ro di partingkian on, denggan do ngolu nami dilehon ho

do ale raja nami angka parngoluan na denggan di hami. Hupasahat hami ma

pelean puji-pujian on tu adopan Mu nabadia i. Mandok mauliate ma hami di

saluhut pasu-pasu mi. Unang alang asini roham da Ompung nang tu joloan ni ari

131

Universitas Sumatera Utara


on. Lam tambai ma pasu-pasu mi di hami. Asa marolopolop hami di hasiangan

on,marolopolop di patik dohot uhum. Dison dipatupa hami gondang sabangunan,

dalan nami mangido tu Ho. Asima roham ale ompung, nang saluhut pangidoan

nami ditolopi ma i.

Unang ma hami tarsongot, unang ma hami tarhuntal diharoro ni na masa di

partuat ni na musim pangarimason ni Ompunta Debata Mulajadi Nabolon tu

tano najinujungmon, hot ma hami tongtong di patik dohot uhumna i.

Mauliate ma hudok hami tu hasangaponmi Rajanami, marhite sombanami timpul

ni daupa dohot pangurason on.

5. Boru Saniangnaga

Mauliate ma hudok hami tu sahala ni namborunami Boru Saniangnaga

Naipinggan Matio Naiboru Hasahatan, na umpegang mual sitiotio na pinasampur

pinadomu dongan ni unte mungkur marangkuphon sanggul banebane, asa jadi

pangurason, parsombaan pujipujian pardaulatannami tu Ompung Debata

Mulajadi Nabolon, tu Tuhan Debata Natolu, tu Inanta naipangampu nai

pangulosi i dohot tu saluhut sahala marsangap sahala martua naung marsiak

bagi hamonghp hami di banua tonga on.

Mauliate ma ale namboru, patar huida hami do godang ni panarihon mi di

parngoluon nami. Sahat ro di partingkian on, denggan do ngolu nami dilehon ho

do ale namboru angka parngoluan na denggan di hami. Hupasahat hami ma

pelean puji-pujian on tu adopan Mu nabadia i. Mandok mauliate ma hami di

saluhut pasu-pasu mi. Unang alang asini roham da namboru nang tu joloan ni ari

on. Lam tambai ma pasu-pasu mi di hami. Asa marolopolop hami di hasiangan

on,marolopolop di patik dohot uhum.Dison dipatupa hami gondang sabangunan,

132

Universitas Sumatera Utara


dalan nami mangido tu Ho. Asima roham ale namboru nang saluhut pangidoan

nami ditolopi ma i.

Ale Namboru, pangidohon ma tu Ompung Debata Mulajadi Nabolon asa

dipasupasuhon pangurason on di hami jadi ubat jadi taoar, jadi pitonggam jadi

sabungan, songon gompul songon babiat, tanduk sosuharon mataniari

sodompahon. Jadi parsalisian jadi parlapihon jadi partahanon, manuksihon

partondian paiashon parbadanon nami asa dao roha na ramun dohot na hodar i

sian bagasan roha nami.

Mauliate ma hudok hami tu hasangaponmi ale Namboru, marhite sombanami

timpul ni daupa dohot pangurason on.

6. Patuan Raja Uti

Maulite ma hudok hami tu sahala ni rajanami raja namrsangap raja namartua

Patuan Raja Uti, Uti na so ra mate, Uti na so ra matua, sijalo hoda somba

sipangidohon gabe naniula, sipangidohon anak marsangap dohot boru martua.

Marsomba mardaulat hami tu Ho rajanami pangurason on. Ho do Raja nami raja

na jumolo tubu, mungka ni Harajaon, naguminjang sian hau naumbuntul sian

dolok; paruhum na sintong naso jadi juaon.

Mauliate ma raja nami, Patar huida hami do godang ni panarihon mi di

parngoluon nami. Sahat ro di partingkian on, denggan do ngolu nami dilehon ho

do ale raja nami angka parngoluan na denggan di hami. Hupasahat hami ma

pelean puji-pujian on tu adopan Mu nabadia i. Mandok mauliate ma hami di

saluhut pasu-pasu mi. Unang alang asini roham da raja nami nang tu joloan ni

ari on. Lam tambai ma pasu-pasu mi di hami. Asa marolopolop hami di

hasiangan on, marolopolop di patik dohot uhum.Dison dipatupa hami gondang

133

Universitas Sumatera Utara


sabangunan, dalan nami mangido tu Ho. Asima roham ale raja nami, nang

saluhut pangidoan nami ditolopi ma i.

Pasupasu ma hami ojak di patik dohot di uhum hamalimon tinindanghon ni

Amanami Raja Nasiakbagi. Gabe jolma namarguna jala namarparbue ma hami

diadopon ni Ompung Mulajadi Nabolon.

Pangidohon ma di hami denggan ni parngoluan, angkup ni parhorasan, tamba ni

hatoropon, bisuk dohot gogo.

Ojak ma tondimi di tongatonganami, mangajari hami asa lam marroha manuturi

hami asa lam marbisuk asa lam diboto hami pabadiahon tonami, mangoloi patik

niajarhon ni amanami Raja Nasiakbagi, mamuji pabadiahon goar ni Ompung

Debata Mulajadi Nabolon.

Angkup ni ale Rajanami, apuli ma dongan nami na tangis, hehei angka na sorat,

lehon ma hamalumon ni sahit di na marsahit dohot hatiuron di angka na marsak

roha. Tontong didongani habonaranmi ma hami saluhut, dipadao ma parmaraan

ni badan dohot parmaraan ni tondi sian hami.

Mauliate ma hudokhami tu hasangaponmi Rajanami, marhite somba nama timpul

ni daupa dohot pangurason on.

7. Tuhan Simarbulubosi

Mauliate ma hudok hami tu Sahala ni Tuhannami Tuhan Simarbulubosi,

marsomba mardaulat ma hami tu sangapmu tu badiam ale Tuhan marhite timpul

ni daupa dohot pangurason on. Ho do Tuhan pargogo na so hatudosan, parbisuk

na so boi sumanon, na paimbarimbar rupa, paubauba tompa, na so olo matua

natongtong dolidoli. Ho do Tuhan sileon pasupasu tu angka na tigor marroha,

jala silehon uhum bura tu angka pardosa.

134

Universitas Sumatera Utara


Mauliate ma ale Tuhan. Patar huida hami do godang ni panarihon mi di

parngoluon nami. Sahat ro di partingkian on, denggan do ngolu nami dilehon ho

do ale Ompung angka parngoluan na denggan di hami. Hupasahat hami ma

pelean puji-pujian on tu adopan Mu nabadia i. Mandok mauliate ma hami di

saluhut pasu-pasu mi. Unang alang asini roham ale Tuhan nang tu joloan ni ari

on. Lam tambai ma pasu-pasu mi di hami. Asa marolopolop hami di hasiangan

on,marolopolop di patik dohot uhum.Dison dipatupa hami gondang sabangunan,

dalan nami mangido tu Ho. Asima roham ale ompung, nang saluhut pangidoan

nami ditolopi ma i.

Pasupasu ma hami ojak di patik dohot di uhum hamalimon tinindanghon ni

Amanami Raja Nasiakbagi. Gabe jolma namarguna jala namarparbue ma hami

diadopan ni Ompung Mulajadi Nabolon.

Ojak ma tondimi di tongatonga nami, mangajari hami lam marroha manuturi

hami asa lam marbisuk, asa lam diboto hami mamelehon ngolu nami, mamelehon

roha nami lumobi mamelehon partondion nami gabe pujipujian tu hasangapon ni

Ompung Debata Mulajadi Nabolon.

Angkup ni ale Tuhan, apuli ma dongan nami na tangis, hehei angka na sorat,

lehon ma hamalumon ni sahit di na marsahit dohot hatiuton di angka na marsak

roha. Tontong didongani habonaranmi ma hami saluhut, dipadao ma parmaraan

ni badan dohot parmaraan ni tondi sian hami.

Mauliate ma hudok hami tu hasangaponmi ale Tuhan, marhite somba nami timpul

ni daupa dohot pangurason on.

8. Raja Naopatpuluopat

135

Universitas Sumatera Utara


Mauliate ma hudok hami tu sahala ni rajanami Raja Naopatpuluopat, panggomai

ni portibi pangarahut ni hata, panghasing ni desa naualu on, marsomba

mardaulat ma hami tu sangapmu tu badiamu rajanami marhite timpul ni daupa

dohot pangurason on. Hamu do rajanami, sirungrungi na dapot bubu, siharhari

na dapot sambil, sipaulak tondi tu ruma dalan hangoluan i manatanata hami tu

ruma hamalimon i, di ruma hamalimon on ma hami dapot asi ni roha marhite

panghonghopon ni amanami Patuan Raja Malim parajar sioloan parmeme

sibonduton i

Mauliate ma raja nami. Patar huida hami do godang ni panarihon mi di

parngoluon nami. Sahat ro di partingkian on, denggan do ngolu nami dilehon ho

do ale raja nami angka parngoluan na denggan di hami. Hupasahat hami ma

pelean puji-pujian on tu adopan Mu nabadia i. Mandok mauliate ma hami di

saluhut pasu-pasu mi. Unang alang asini roham da raja nami nang tu joloan ni

ari on. Lam tambai ma pasu-pasu mi di hami. Asa marolopolop hami di

hasiangan on,marolopolop di patik dohot uhum.Dison dipatupa hami gondang

sabangunan, dalan nami mangido tu Ho. Asima roham ale ompung, nang saluhut

pangidoan nami ditolopi ma i.

Angkup ni i ale Rajanami, apuli ma dongan nami na tangis, hehei angka na sorat,

lehon ma hamalumon ni sahit di na marsahit dohot hatiuron di angka na marsak

roha. Tontong didongani habonaranmi ma hami saluhut, dipadao ma parmaraan

ni badan dohot parmaraan ni tondi sian hami.

Mauliate ma hudok hami tu hasangaponmi rajanami, marhite somba nami timpul

ni daupa dohot pangurason on.

9. Raja Sisingamangaraja

136

Universitas Sumatera Utara


Mauliate ma hudok hami tu sahala ni rajanami Raja Sisingamangaraja, singa

mangalompoi singa na so halompoan, marsomba mardaulat ma hami tu

sangapmu tu badiam marhite timpul ni daupa dohot pangurason on. Hamu do

rajanami na sumingahon Uhum, na sumingahon Patik, na sumingahon Harajaon,

sian tano Bakkara, Bakkara julu, Bakkara Jae, na mardingdinghon dolok

mardindinghon ombun; parbale pandak parbale Pasogit, parbale Paradatan,

Bale Paruhumanm, Bale Pamujian tu Ompunta Tuhan Debata Mulajadi Nabolon.

Jala panagturan ni Gastang tarajual Hatian pamonoran; Solup Parmasan

Sisampuludan, Ampang Siduapuluh opat, Hatian Sisada Ihot na tu ginjang sora

mungkit tu toru sora teleng. Ima Patik ni Harajaon na jinalom sian Ompunta

Debata, naniaturhonmu tu Raja Parbaringin namarganuphon bius

marpusoranhon onan.

Mauliate ma raja nami. Patar huida hami do godang ni panarihon mi di

parngoluon nami. Sahat ro di partingkian on, denggan do ngolu nami dilehon ho

do ale Ompung angka parngoluan na denggan di hami. Hupasahat hami ma

pelean puji-pujian on tu adopan Mu nabadia i. Mandok mauliate ma hami di

saluhut pasu-pasu mi. Unang alang asini roham da raja nami nang tu joloan ni

ari on. Lam tambai ma pasu-pasu mi di hami. Asa marolopolop hami di

hasiangan on,marolopolop di patik dohot uhum. Dison dipatupa hami gondang

sabangunan, dalan nami mangido tu Ho. Asima roham ale ompung, nang saluhut

pangidoan nami ditolopi ma i.

Digomgom tondi dohot sahala Mi ma hami mangoloi lao pabadiahon tona ni

amanami Raja Nasiakbagi, Ojak ma tondi Mi di tongatonga nami, mangajari

hami lam marroha manuturi hami asa lam marbisuk.

137

Universitas Sumatera Utara


Angkup ni i rajanami di angka parungkilon na binolus nami di hasiangan on,

apuli ma dongan nami na tangis, hehei angka na sorat, lehon ma hamalumon ni

sahit di na marsahit dohot hatiuron di angka na marsak roha. Tontong didongani

habonaranmi ma hami saluhut, dipadao ma parmaraan ni badan dohot

parmaraan ni tondi sian hami.

Mauliate ma hudok hami tu hasangaponmi rajanami, marhite somba nami timpul

ni daupa dohot pangurason on.

10. Raja Nasiakbagi

Marsomba mardaulat hami tu Ho Among Raja Nasiakbagi, Among Raja Tubu,

Among Raja Sitautau, Among Patuan Raja Malim marhite somba nami Timpul ni

Daupa dohot Pangurason on. Di bangkit Debata do Ho Among Raja Nasiakbagi,

parajar sioloan parmeme sibonduton i; tumindanghon Patik na tingkos Uhum na

sintong i.

Mauliate ma raja Nasiakbagi. Patar huida hami do godang ni panarihon mi di

parngoluon nami. Sahat ro di partingkian on, denggan do ngolu nami dilehon ho

do ale patuan Raja malim angka parngoluan na denggan di hami. Hupasahat

hami ma pelean puji-pujian on tu adopan Mu nabadia i. Mandok mauliate ma

hami di saluhut pasu-pasu mi. Unang alang asini roham da Ompung nang tu

joloan ni ari on. Lam tambai ma pasu-pasu mi di hami. Asa marolopolop hami di

hasiangan on,marolopolop di patik dohot uhum.Dison dipatupa hami gondang

sabangunan, dalan nami mangido tu Ho. Asima roham ale ompung, nang saluhut

pangidoan nami ditolopi ma i.

138

Universitas Sumatera Utara


Digomgom asi ni roha dohot panghonghopon mi ma hami among Raja

Nasiakbagi, Ojak ma tondi Mi di tongatonga nami, mangajari hami lam marroha

manuturi hami asa lam marbisuk, hot ma hami di Patik dohot Uhum mi.

Angkup ni i raja nami di angka parungkilon na binolus nami di hasiangan on,

apuli ma dongan nami na tangis, hehei angka na sorat, lehon ma hamalumon ni

sabit di na marsahit dohot hatiuron di angka na marsak roha. Tontong didongani

habonaranmi ma hami saluhut, dipadao ma parmaraan ni badan dohot

parmaraan ni tondi sian hami

Terjemahan isi doa:

Terima kasih kami panjatkan kehadirat Mu ya Debata Mulajadi Nabolon, melalui

persembahan kami timpul ni daupa dan pangurason ini. Kami mengucap syukur

atas berkat dan kemuliuaan Mu.Karena Engkau lah yang menciptakan langit,

bumi, serta menciptakan segala sesuatu yang ada di muka bumi ini, menciptakan

manusia, menjadikan kerajaan, agar ada yang merangkul yang ada di atas muka

bumi dan yang ada di bawah langit.Engkau jadikan manusia menjalani kehidupan

di dunia ini, begitu besarnya kasih sayang Mu, Engkau bangkitkan ruh Mu

menjadi anakmu untuk mendirikan kerajaan Mu yang berazaskan suhi ni ampang

na opat, itulah yang dipegang oleh Raja Sisingamangaraja yang tidak mampu

dilampaui oleh manusia dan yang dijadikan agama oleh raja Nasiakbagi Raja

Tubu, Raja Sitautau, Patuan Raja Malim, yang mempunyai ajaran yang harus

ditaati serta aturan yang harus diimani. Ajaran Nya lah yang kami amalkan di hari

yang penuh berkah ini.

Terima kasih kami panjatkan kpada Mu Ompung Dbata Mulajadi Nabolon,

Tampak jelas kami lihat dan rasakan betapa besarnya perhatiaN Mu di dalam

139

Universitas Sumatera Utara


kehidupan kami. Hingga sampai pada detik ini, kami telah merasakan hidup yang

baik, semua itu karena berkat Mu Ya Tuhan. Dengan ini, kami sampaikan

persembahan kehadapan Mu yang mulia sebagai bentuk rasa syukur kami atas apa

yang telah kami peroleh di dalam kehidupan kami. Semoga tidak terhambat kasih

karunia yang akan Engkau berikan kepada kami ya Tuhan di masa yang akan

datang Berkatilah kehidupan kami, agar kami dapat senantiasa merasakan

kebahagiaan di dunia ini, serta kebahagiaan menjalankan perintah Mu. Kami telah

menyediakan alat musik tetabuhan yang agung sebagai wadah kami meminta

kepada Mu, serta mengucap syukur. Kabulkanlah permohonan hati kami Tuhan.

Kesalahan, melakukan kesalahan yang menyimpang dari aturan

Ompung Debata, siapa saja yang menyesali perbuatannya atau kesalahannya dari

segenap hati dan jiwanya dialah yang akan diampuni dosanya. Karena si A telah

melakukan kesalahan yang menyalahi aturan Mu, tetapi ia juga sudah mengakui

dan menyadari bahwa ia bersalah, ia pun mematuhi perintah Raja Nasiak bagi.

Lupakanlah kesalahan yang telah dilakukannya dari ingatan Mu serta tiadakanlah

itu dari dalam hati Mu.Janganlah balaskan ke dalam kehidupan maupun ke dalam

ruh kami. Inilah jalan yang kami tempuh untuk meminta pengampunan di hadapan

Mu, melalui gondang sabangunanserta beberapa persembahan lain yang sudah

disediakan di atas tikar ini sebagai persembahan dan tanda penyesalan s A.

Selama ini ia telah pergi menjajaki kesalahan, dan telah kembali kepada

hamalimon yang Engkau ajarkan. Terimalah dia, agar diberikan pemikiran dan

pengarahan di masa yang akan datang.Agar ia tidak lagi mlakukan keslahan yang

sama. Disini kami persembahkan musik tetabuhan. Lindungilah kami hari ini, dan

sampai di masa yang akan datang

140

Universitas Sumatera Utara


Penyakit

Bagaimanapun yang terjadi di dalam kehidupan kami, kami panjatkan terima

kasih kepada Mu Debata, karna kami telah diajarkan oleh Raja Nasiak bagi untuk

senantiasa mengucap syukur, tidak hanya atas kekayaan, tidak hanya atas

keuntungan, tidak hanya atas kesehatan. Di dalam kerugian, kesakitan dan

kematian pun haruslah kami mengucap syukur kepada Mu. Dalam keadaan ini,

pihak keluarga sdang dalam keadaan sakit. Karena Engkaulah Debata yang kami

yakini yang menjadikan segala sesuatu yang ada di muka bumi ini. Engkaulah

yang berkuasa atas Langit, bumi dan segala isinya baik itu bumi atas, bumi

tengah, maupun bumi bawah.

Kami telah berkumpul disini untuk membantu pihak keluarga dan meminta ke

hadapan Mu demi kesembuhan penyakit yang dialaminya, kami persembahkan

apa yang mampu kami berikan di atas tikar yang telah dibentangkan. Kasihanilah

kami ya Tuhan, berikanlah keterangan hati, berikanlah penghiburan serta

kekuatan. Lindungilah dia agar mendapat kesembuhan di masa yang akan datang,

di dalam kehidupan ini. Jikapun karena kesalhan yang ia lakukan ia menjadi sakit,

bangkitkanlah ia dari keputus asaan. Kami meminta kepada Mu, berkatilah kami

agar tetap mengikut dan mematuhi ajaran Raja Nasiak bagi dan memuji nama Mu

yang Maha suci. Terima kasih kami panjatkan ke hadirat Mu, melalui

persembahan kami.

4.6. Mangan Napaet

Mangan napaet merupakan salah satu ritual yang dilaksanakan oleh umat

Parmalim. Ritual ini bila diartikan ke bahasa Indonesia artinya ialah “memakan

yang pahit”. Mangan napaet ini dilaksanakan pada akhir tahun menurut

141

Universitas Sumatera Utara


perhitungan Kalender Batak dan dilaksanakan sebagai bentuk pengakuan dosa

yang telah diperbuat selama satu tahun. Pada proses ini para umat parmalim akan

memakan yang pahit, menahan lapar, haus, nafsu serta menahan diri dari segala

sesuatu yang dapat menimbulkan dosa. Puasa dilaksanakan selama 24 jam. Selain

untuk mengakui dan meminta ampun atas segala dosa yang telah diperbuat baik

sengaja maupun tidak, puasa ini juga sebagai wadah untuk berjanji kepada Tuhan

Yang Maha Kuasa dengan ikhlas dan sepenuh hati. Dengan melalui proses

pelaksanaan mangan napaet ini, umat Parmalim percaya bahwa segala dosa telah

dihapuskan, dan manusia telah kembali suci dan siap untuk masuk ke tahun yang

baru serta menjalani kehidupan dengan penuh keyakinan dan pengharapan.

Makanan pahit yang dimakan melambangkan kepahitan yang telah ditempuh oleh

malim ni debata.

Mangan napaet dilaksanakan berdasarkan dasar hukum yaitu pada saat

sudah tiba akhir tahun tepatnya pada tanggal 29 dan bulan 12 menurut parhalaan,

umat Parmalim diwajibkan untuk berkumpul di Bale Pasogit atau di punguan

yang telah ditentukan di tiap-tiap wilayah serta melakukan ibadah yang

dinamakan mangan napaet yang bertujuan untuk menebus dosa. Dalam hal ini

Umat parmalim memiliki keyakinan dalam diri. Suatu keyakinan bahwa adanya

suatu kepahitan dan rasa sakit yang luar biasa yang dirasakan oleh manusia oleh

karena telah berbuat dosa dari awal sampai akhir tahun. Kepahitan ini akan

menunjukkan bahwa setelah manusia melakukan dosa maka akan datanglah hal-

hal buruk kepada mereka. Dengan demikian, para umat Parmalim wajib

melaksanakan ritual mangan napaet. Adanya aturan bahwa tidak boleh memakan

makanan apapun yang mengenyangkan perut pada saat tiba waktuya mangan

142

Universitas Sumatera Utara


napaet, serta tidak boleh melakukan keinginan diri yang mampu menghilangkan

kendali dari diri sendiri, misalnya hasrat seksual. Orang yang telah menebus dosa

meskipun tidak disaksikan oleh orang lain, artinya dia juga telah menegakkan

amal di dalam kesucian Tuhan, maka ia harus yakin bahwa pada hari esok ia akan

mendapatkan hangoluon ni tondi dan tidak akan takut akan cobaan apapun yang

datang.

Pada hari pertama, para parhobas telah mempersiapkan bahan makanan

yang pahit yang akan dibagikan setelah selesai berdoa di dalam bale parsantian.

Inggir-inggir, bulung ni botik, jengga-jengga, jeruk besar, cabai dan garam akan

dimasukkan ke dalam sebuah wadah dan akan dihaluskan. Setelah selesai,

makanan yang pahit itu akan disimpan dan diletakkan di tempat yang bersih dan

tidak boleh ada yang memegangnya sebelum waktu ritual tiba yaitu sekitar tegah

hari. Hal ini dilakukan agar makanan tersebut tetap bersih dan layak untuk

dimakan para peserta ritual. Hari kedua ritual ini biasa disebut dengan mangan

napaet paduahon. Ritual dilaksanakan lebih awal dibandingkan hari sebelumnya,

yaitu sekitar pukul 09.00 pagi. Setelah pelafalan doa-doa, ada juga memberikan

nasihat-nasihat serta renungan atas kesalahan dan dosa-dosa yang telah diperbuat

oleh umat. Pada kesempatan ini, para umat juga diajak untuk menyadari bahwa

puasa yang dilakukan oleh para peserta ritual selama 24 jam itu tidaklah

sebanding dengan apa yang telah dikorbankan oleh sahala marsangap sahala

martua yang telah m demi marsiakbagi demi manusia. Ketika ritual sudah selesai,

maka berbaris para natua-tua baik kaum ayah maupun kaum Ibu memanjang

sampai ke halaman bale parsantian, lalu para naposo dan anak-anak akan

beriringan untuk menyalami mereka, lallu dilanjutkan dengan mangan na tonggi.

143

Universitas Sumatera Utara


Tonggo-tonggo Mangan Napaet

1.Tonggotonggo kepada Mulajadi Nabolon

Terima kasih kami panjatkan kehadirat Mu Ompung Debata Mulajadi

Nabolon, kami menyembah Mu di dalam kemuliaan MuMauliate ma hudok hami

tu Ho ale Ompung Debata Mulajadi Nabolon, Marsomba mardaulat ma hami tu

sangapmu tu badiam ale Ompung Debata Mulajadi Nabolon marhite timpul ni

dapua dohot pangurason on. Ala Ho do na manjadihon langit, manjadihon

tanoon, manjadihon saluhut nasa na adong. Manjadihon jolma umbahen na

adong, manjadihon Harajaon, asa adong margomgom na ditoru ni langit di atas

ni tano on.

Dijadihon Ho do jolma mardiri di hasiangan on, alai godang situtu do asi ni

roham, dibangkit Ho do tondim jumadi anakmu tumindanghon harajaonmu

namarsuhi niampang naopat i. Ima simingahon ni Rajanami Sisingamangaraja

nasohalompoan i, niugamohon ni Amanami Raja Nasiakbagi, Raja Tubu, Raja

Sitautau, Patuan Raja Malim, parajar sioloan parmeme sibonduton i. Ajarna i ma

na huoloi hami di ari marsangap di ari martua on, mangan napaet di ari hurung

di bulan hurung di ujung ni taon. Nungnga hujahai hami angka ngolu nami,

nungnga hubukkai hami angka hasalaan namanghorhon dosa di parngoluon

nami, nungnga husolsoli hami be i ale Ompung Debata Mulajadi nabolon di

adopan ni angka sahala na marsangap namartua Mangan napaet na gabe

panggarar utang i dosa nami.Nungnga hupatupa hami dison sian suan suanan na

tudoshon gombaran na paet,nagabe pangelekelekon nami di angka hasalaan

naung huulahon hami sian bona taon sahat ro di ujung ni taon. Ompung Debata

Mulajadi Nabolon, panganan nami ma napaet on nagabe panggarar utang ni

144

Universitas Sumatera Utara


dosa nami, mangelekelek ma hami tu adopan mi, lupahon ma angka dosa nami

sian parningotan Mu, jala soadahon ma i sian bagasan roham. Ba unang ma

jojori tu parngoluon nami lumobi nang dohot tu partondion nami. Nungnga huula

hami dosa na patar, dosa na buni,nungnga pola gok di jualna , gok di ampangna,

gok di pamatang na,nungnga mardangka tu lambung jala marurat tu

toru.Nungnga tarpangan na tinangko, tarpangan na ramun, jala tarpangan na

habangkean.

Panganon nami ma napaet on, ba ima nahusombahon hami tu adopan Mu

nabadia i. Taonon nami ma rapar so mangan, taonon nami ma rapar so minum,

tanda panolsolion nami ma i ale Ompung Debata di adopan Mu. Asi ma roham

Ompung Debata manjanghon haroro nami, panganon nami ma hapaeton dohot

hasiahan ni pinaranak dohot pinarboru ni Ompung Debata. Asi ma roham ale

Ompung Debata, ojak ma hami tongtong di patik, tondim nabadia i ma tongtong

di tonga-tonga nami mangajari jala manuturi hami asa lam marbisuk hami

mangatur angka ngolu nami. Tongtong do hami maminta tu adopan Mu nabadia

i. Hami ma na gabe hasampean ni pasu-pasum naso hatudosan i, gabe jolma

namarparbue jala silas niroha ma hami di adopan Mu.

Ale Ompung Debata, hahipasan ma di angka na marsahit, pangapulion di angka

na tangis, pangheheion di angka na sorat, dohot hatiuron ni roha di angka

namarsak roha. Tambai ma parhorasan, denggan ni ngolu, angkup ni hatoropon

bisuk nang dohot gogo. Jumpangma na hulului hami saut ma nang angka sangkap

ni roha nami, asa sahat marlas ni roha hami di banua tonga on. Mauliate ma

husombahon hami tu adopan Mu marhite somba nami, ti,pul ni daupa dohot

pangurason on.

145

Universitas Sumatera Utara


Terjemahan isi doa:

Terima kasih kami panjatkan kehadirat Mu Ompung Debata Mulajadi Nabolon,

kami menyembah Mu di dalam kemuliaan Mu melalui prsembahan kami Karena

engkaulah yang menciptakan langit, menciptakan bumi, serta segala

isinya.Menciptakan manusia, menciptakan kerajaan, agar ada yang menjaga yang

ada di bawah langit dan di atas muka bumi ini.Engkau jadikan manusia menjalani

kehidupan di muka bumi ini, begitu besarnya kasih sayang Mu, Engkau

bangkitkan ruh Mu yang menjadi anak Mu untuk mendirikan kerajaan Mu yang

berazaskan suhi niampang naopat. Itulah yang diamanahkan kepada Raja

Sisingamangaraja yang tak tertandingi, serta yang dijadikan agama oleh Raja

Nasiakbagi, Raja Tubu, Raja Sitautau, Patuan Raja Malim, yang ajaran nya harus

dipatuhi dan aturan nya harus diimani, Ajaran nya lah yang kami ikuti di hari yang

sangat berbahagia ini pada saat ritual memakan yang pahit ini, pada hari terakhir

bulan terakhir pada penghujung tahun ini.Telah kami sadari segala sesuatu yang

terjadi di dalam kehidupan kami, serta kami telah mengakui segala kesalahan

kami yang menyebabkan dosadi dalam kehidupan kami, kami telah menyesalinya

Ompung Debata Mulajadi nabolon di hadapan para malaikat Mu.Memakan yang

pahit ini menjadi pembayar dosa kami.Kami telah menyiapkan tanaman-tanaman

yang menggambarkan kepahitan yang menjadi media kami meminta ampun

kepada Mu atas segala kesalahan yang telah kami lakukan dari awal tahun sampai

pada penghujung tahun ini.Janganlah balaskan segala dosa yang telah kami

perbuat di dalam kehidupanmaupun ke dalam ruh kami. Kami telah melakukan

dosa dengan cara terlihat maupun tersembunyi. Kami telah memakan makanan

yang bersumber dari ketidakbaikan.

146

Universitas Sumatera Utara


Maka kami akan memakan yang pahit ini, kami akan menahan lapar, menahan

haus. Kasihanilah kami,semoga kami tetap berada di jalan yang Engkau ajarkan.

Berikanlah kesehatan bagi yang sedang dalam keadaan sakit, penghiburan kepada

orang yang berduka, bangkitkanlah orang yang putus asa, serta pencerahan

terhadap orang yang sedang susah hatinya. Berikanlah kami keselamatan, hidup

yang baik, kesatuan serta kekuatan. Semogakami temukan apa yang kami cari

serta kabulkanlah permohonan kami agar hidup di dalam kebahagiaandi muka

bumi ini. Terima kasih kami ucapkan kehadirat Mu Tuhan melalui prsembahan

kami.

4.7. Sipaha Sada

Sipaha sada merupakan sebuah ritual di dalam Ugamo Malim yang

dilaksanakan untuk memperingati hari kelahiran Tuhan Simarimbulubosi yaitu

pada ari suma dan anggara pada bulan Sipaha sada. Tuhan Simarimbulubosi

diyakini oleh umat Parmalim lahir pada bulan satu yang disebut dengan sipaha

sada. Upacara ini dilakukan berdasarkan patik yang ada di dalam Ugamo

Malim.Berikut ini adalah aturan-aturan dan dasar dilaksanakannya upacara Sipaha

sada. Raja Nasiakbagi telah menetapkan peringatan kelahiran Tuhan

Simarimbulubosi pada ari suma dan anggara untuk menerima persembahan dari

orang-orang yang percaya kepada-Nya. Pangurason, pardaupaan, jugia nasopipot,

manuk jarumbosi akan dipersiapkan dalam ritual ini. Pada hari itulah seluruh umat

parmalim akan memperingati kelahiran seluruh sahala marsangap sahala martua

yang telah menderita utuk manusia.

Proses pelaksanaan ritual Sipaha sada ini berlangsung selama dua hari.

Sebelum memulai ritual para parhobas mempersiapkan segala perlengkapan

147

Universitas Sumatera Utara


upacara. Kaum Ibu, Ayah, naposo boru, dannaposo baoa akan bekerja sama

untuk mempersiapkan makanan untuk para peserta ritual. Mereka bekerja sesuai

dengan kemapuan mereka. Ada yang lebih memilih untuk mempersiapkan

makanan, ada pula yang mempersiapkan pelean. Dalam hal persiapan pelean tidak

semua mampu melakukannya. Sebagian akan merasa blum pantas untuk

menanganinya. Ada juga yang sudah terbiasa dalam hal tersebut, sehingga para

naposo yang baru pertama kali mempersiapkan pelean akan mendapatkan

pengajaran dan mereka harus pula mampu mengingat apa-apa saja yang akan

dipersiapkan, dan bagaimana cara mempersiapkannya dengan baik bahkan harus

pula paham apa tujuan disiapkannya pelean tersebut. Selain mempersiapkan

pelean dan makanan, peralatan gondang hasapi juga dipersiapkan. Segala

persiapan telah dilakukan dan pelean tersebut diletakkan di dalam bale pasogit

partonggoan.

Ihutan, pargonsi serta keluarga induk bolon terlebih dahulu memasuki

bale pasogit partonggoan dan diikuti oleh para ulu punguan dan beberapa

perangkat lainnya. Sesampainya di dalam para ulu punguan akan membantu

Ihutan untuk menyusun pelean di atas panggalangan. Gondang hasapi sudah

mulai dibunyikan oleh pargonsi sampai pelean tersebut selesai disusun. Ihutan

memercikkan air pangurason sebanyak tiga kali ke sebelah kiri dan kanan pelean.

Pelean tersebut akan disusun di panggalagan di lantai dua dengan dibantu oleh

ulu punguan. Para umat akan mulai massuk ke dalam bale pasogit partonggoan

setelah semua disiapkan. Para umat akan masuk dengan tertib dan akan duduk

bersila layaknya saat mengikuti ritual seperti biasanya. Seorang ulu punguan

menyerukan bahwa semua sudah siap dan umat sudah siap untuk berdoa. Ihutan

148

Universitas Sumatera Utara


berdiri dan memercikkan air pangurason ke seluruh peserta yang ada di bawah.

Gondang alualu kemudian dipanjatkan kepada Raja Nasiakbagi, Raja Na

opatpuluopat, dan kepada Debata Mulajadi Nabolon. Lalu ihutan memasukkan

daupa ke dalam pardaupaan lalu mulai mengucapkan tonggotonggo.

Tonggotonggo yag pertama kali disampaikan kepada Debata Mulajadi Nabolon.

Setelah itu pargonsi membunyikan gondang sesuai dengan instruksi dari ihutan.

Begitu seterusnya doa disampaikan dan gondang dibunyikan sampai pada doa

kepada Raja Nasiakbagi. Gondang tidak akan dibunyikan ketika ihutan

melafalkan tonggotonggo, tetapi setiap kali ihutan selesai melafalkan satu

tonggotonggo.

Dalam ritual ini ada 12 gondang yang wajib dibunyikan. Adapun nama gondang

yang dibunykan pada saat ritual sipaha sada adalah gondang inanta natumubuhon

Tuhan, gondang hatutubu ni Tuhan, Gondang pangharoanan ni Tuhan,

Gondangdidangdidang ni Tuhan, Gondang haposoon ni Tuhan, Gondang ulaon

ni Tuhan, Gondang habengeton ni Tuhan, Gondang Panghonghopan ni Tuhan,

gondang Hasiakbagion ni Tuhan, Gondang hamonangan ni Tuhan, gondang

parolopolopon, dan gondang hasahatan. Pada hari kedua, Para umat masuk ke

dalam bale pasogit partonggoan dan martonggo dipimpin oleh ihutan dan ditutup

dengan tortor oleh ihutan dan seluruh peserta ritual tersebut. Setelah selesai maka

para umat diperbolehkan untuk membersihkan dan merapikan fasilitass yang telah

digunakan. Pada umumnya hal ini dikerjakan oleh naposo dan dibatu oleh para

natuatua. Seluruh umat berharap agar dapat pulang ke kediaman mereka masing-

masing dengan lancar dan tetap berada di dalam lindungan-Nya.

Tonggotonggo Debata Mulajadi nabolon

149

Universitas Sumatera Utara


Marsomba mardaulat hami tu Ho ale OMPUNG Debata Mulajadi

Nabolon marhite somba nami timpul ni daupa dohot pangurason on. Ala Ho do

namanjadihon langit, Ho do namanjadihon tano on, Ho do namanjadihon saluhut

nasa naadong, manjadihon jolma umbahen na adong, manjadihon harajaon asa

adong manggomgom hami di toru ni langit di atas ni tano on. Dibangkit Ho do

tondim Jumadi anakMu tumindanghon harajaon namarsuhi niampang naopat di

banua tonga on. Ima siminngahon ni raja nami Raja Sisingamangaraja

nasohalopoan i, niugamohon ni ama nami Raja Nasiakbagi, raja Tubu, Raja

Sitautau, Patuan Raja Malim parajar sioloan parmeme sibonduton i.

Ajarna ma nahuoloi hami, tona na i ma nahupasaut hami, ima di ari nauli

di bulan na denggan on. Ima di suma ni Anggara di bulan sipaha sada di ari

parningotan ni hatutubu ni anak Mu Tuhan Simarimbulubosi, Tuhanta na sasada

i, dohot parningotan nami di ari hatutubu i saluhut angka sioppungon nami dohot

saluhut sahala marsangap sahala martua i naung marsiakbagi humonghop hami.

Sisada haroron ma hamu di adopan ni Debata manombahon puji-pujian tu

adopan Mu nabadia i, marhite indahan na las, dengke nelaian, pira ni

ambalungan, hambing puti, ima na hualu aluhon marhite gondang sabangunan.

Asi ma roham ale Ompung Debata, janghon ma somba puji-pujian nami. Mandok

mauliate ma hami tu adopan Mu nabadia i. Tongtong di dongani ma hami

saluhut.

Ale Ompung Debata saguru tu Ho do saluhut na masa i. Ale mangelek ma

hami tu sangap Mu nabadia i, di ari pangharoanan ni Tuhan nami Tuhan

Simarimbulubosi, Tuhan na sasada i, rap marsonang-sonang ma hami ginonggom

150

Universitas Sumatera Utara


ni ama nami umpuji jala pasangaphon goar Mu nabadia i. Hot ma hami di patik

dohot uhum hamalimon tinindanghon ni ama nami Raja Nasiakbagi.

Ale Ompung Debata Mulajadi Nabolon, mangelekelek do hami tu Ho, mian ma di

hami saluhut hadameon nang di tonga-tonga ni bangso nami. Paojak ma tongtong

tondi habonaran Mi jonjong di tonga-tonga nami, mangajari hami asa lam

marroha, manuturi hami asa lam marbisuk. Jala diramothon tondi habonoron Mi

ma hami tontong dihopol hami marsonang-sonang di bale pasogit on,sonang ma

hami sohariboriboan pasauthon tona ni ama nami Raja nasiakbagi.

Angkup ni ale Ompung Debata Mulajadi Nabolon lam ditambai ma di

hami asiasi Mi, tambani parhorason, denggan ni parngoluon, angkup ni

hatoropon, bisuk nang dohot gogo. Pasu-pasu ma hami ojak di patik dohot uhum

hamalimon tinindanghon ni ama nami Raja Nasiakbagi. Gabe jolma namarguna

ma hami jala marparbue di adopan Mu, margogo ma hami jala marbisuk

manombahon roha nami, ngolu nami, dohot tondi nami gabe somba puji-pujian tu

adopan Mu nabadia i. Apuli ma hami sian na tangis, hehei sian na sorat,

hamalumon nisahit di angka namarsahit jala hatiuron di angka namarsak roha.

Tongtongg didongani habonaran Mi ma hami saluhut, dipadao ma parmaraan ni

badan, parmaraan ni ngolu, lumobi nang dohot parmaraan ni tondi, sahat

hupasaut hami ma tona ni ama nami Raja Nasiakbagi di ari pangharoanan ni

hatutubi ni Tuhan nami. Sahat ma hami gabe, sahat ma hami horas.

4.8. Sipaha Lima

Sipaha lima merupakan salah satu ritual yang wajib dilaksanakan oleh

umat Parmalim setiap tahun. Pada zaman Sisingamangaraja ritual ini dikenal

151

Universitas Sumatera Utara


dengan sebutan asean taon. Asean taon ini merupakan ritual yang dilakukan

dengan mempersembahkan sesaji pada bulan sipaha lima. Asean taon ini

dilaksanakan setelah selesai panen bertujuan untuk mengucap syukur atas

limpahan nikmat dan rezeki yang diberikan Oleh Debata kepada umat manusia.

Istilah sipaha lima mulai dikenal sejak Parmalim dipimpinoleh Raja Mulia

Naipospos. Sipaha lima dilakukan oleh umat parmalim berdasarkan aturan-aturan

yang telah ditetapkan yaitu Pada hari boraspatinitangkup sampai pada

samisarapurasa umat Parmalim baik orang dewasa maupun anak-anak haruslah

berkumpul ke bale pasogit partonggoan Hutatinggi untuk menyampaikan

persembahan dan ucapan teria kasih. Pada bulan itu pulalah patuan raja Malim

menerima sesajai atau persembahan dari umat.

Ritual sipaha lima berlangsung selama tiga hari,, yang berlangsung dari

pagi hingga sore hari. Hari Pertama (parsahadatan) merupakan hari pembukaan

ritual. Pada hari ini, para umat menyerahkan diri sepenuhnya kepada Debata

Mulajadi nabolon serta meminta kekuatan agar diberikan kesangguppan

mengikuti ritual dengan baik sampai ritual selesai. Pada pagi hari sudah terlihat

para parhobas seperti ulu punguan, beberapa pengurus dan naposo baoa

mempersiapkan langgatan serta segala sesuatu yang dibutuhkan untuk ritual.

Ritual ini dilaksanakan di depan bale pasogit partonggoan. Semua peserta duduk

rapid an bersila untuk mengikuti jalannya ritual. Gondang dibunyikan oleh

pargonsi sampai para peserta ritual siap, dan akan berhenti ketika ihutan tiba dan

tidak lagi meminta pargonsi untuk membunyikan gondang. Pada kesempatan ini,

ihutan manortor dan dilanjutkan dengan kolompok keluarga besar, tiap punguan

152

Universitas Sumatera Utara


yang dipimpin oleh ulu punguan masing-masing. Parsahadatan ditutup dengan

gondang panggohi yang diminta oleh ihutan kepada pargonsi.

Hari kedua dikenal dengan pameleon bolon. Sebelum dimulai, persiapan

pelean, langgatan, mombang maupun peralatan gondang sudah dipersiapkan.

Ihutan berdiri menghadap ke langgataan diikuti oleh para ama yang membawa

pelean dan diletakkan oleh ihutan di atas langgatan. Pada pameleon ini

dipersembahkanlah seekor kerbau yang diikat terlebih dahulu sampai pada saatnya

diikat ke tiang borotan oleh beberapa orang. Setelah selesai berdoa dan beberapa

sesi tortor barulah kerbau tersebut akan ditarik kembali selanjutnya dipotong.

Pada hari ketiga dikenal dengan sebutan Panantion. Pada hari terakhir ini,

ihutan akan memberikan sipaingot terhadap para umat, pembagian jambar eapan

kepada setiap ulu punguan yang selanjutnya akan dibagikan kepada para ruas

masing-masing, yang terakhir adalah pembagian turpuk kepada ulu punguan

sebagai panduan untuk melakukan dan memberikan pemahaman di punguan

masing-masing. Setelah itu, seluruh umat akan berdoa dipimpin oleh ihutan.

Ritual ini ditutup dengan tortor dan ucapan horas sebanyak tiga kali pada gondang

yg terakhir. Para peserta ritual sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah dan

kampung mereka massing-masing.

Tonggo-tonggo dalam ritual Sipaha Lima

1. Tonggotonggokepada Debata Mulajadi Nabolon

Marsomba mardaulat hami ale Ompung jadi Debata Mulajadi Nabolon,

marhite somba nami timpul ni daupa dohot pangurason on. Ala ho do

namanjadihon tano on, namanjadihon saluhut nasa naadong. Nungnga dijadihon

ho tondimi tumindnghon harajaon Mu di banua tonga on. Ima simingahon ni raja

153

Universitas Sumatera Utara


nami Sisingamangaraja na sohalompoani, niugamohon ni raja nami Raja Nasiak

bagi, raja tubu, Raja Sitautau, Patuan Raja Malim, parajar sioloan, Parmeme

sibonduton i. Uhum hamalimon tinonahon tinindanghon na i ma na huoloi hami,

di ari marsang, map di ari martua on. Umbahen ro hami saluhut ginonggom ni

tondi ni ama nami, sian holangholang ni desa naualu. Marruhut tu bae pasogit

dohot bale parpitaan na on. Manombahon pujipujian tu ho ale Ompung debata

Mulajadi nabolon, mandok mauliate marhite indahan n alas, dengke nelayan,

pira ni ambalungan, manuk na……. hambing puti, sitompion nabolon,napuran

namartumuruk, mardomuate, angkup in daung maligas marangkuphon sanggul

banebane. Ala bane do tongtong roham di hami ale Ompung Debata. Songoni pe

dotdot ni angka hasalaan dohot dosa nami i, disarihon ho do tontong parbueni

hapadoton nami.

Mangoloi ma hami di tona ni ama nami Raja Nasiak bagi, manombahon

ma hami pelean pujipujian tu ho, dipatupama a hula hami, maarhite horbo

sitingko tanduk siopat pusoran husombahon hami tu ho marhitegondang

sabangunan. Janghon ma somba pujipujian nami. Mandok mauliate ma hami ale

Ompung Debata. Marsiulak ma roham, unang ma jojori angka dosa nami tu

parngoluan nami, lumobi nang dohot tu partondion nami. Paojak ma tontong

tondim nabadia i jonjong di tongatonga nami, mangajari hami asa lama

maarroha, manuturi hami asa lam marbisuk. Nang habonoron mi pe ale Ompung

Debata, nungnga hupatupa hami be nasida diatas ni mombang boru,

marsingathon bagian na ma nasida. Manghorasi jala mamasu masu ma nasida di

hami, nang dohot siulaon nami siganupari. Dipadao ma sian hami parmaraan ni

badan,lumobi nang dohot parmaraan ni tondi. Sahat husombahon hami ma

154

Universitas Sumatera Utara


pelean pujipujian tu hasangapan Mi ale Ompung Debata,mandok mauliate.

Baenma gondang somba pujipujian nami tu ompunta Mulajadi Nabolon.

2. Tonggotonggokepada Debata Natolu

Marsomba mardaulat hami tu sangap Mu tu badiam ale Ompung Debata

Natolu. Marhite timpul ni daupa doohot pangurason on. Di ari marsangap di ari

martua di ari nabadia on. Ima tinonahon ni ama nami Raja Nasiak bagi, ima

siparbadiaon nami, im di buhulni taon di bulan sipaha lima. Nungnga ro hami

saluhut ginonggom ni tondi ni ama nami sian holagholang ni desa naualu,

marruhut tu pangantaran ni bale pasogit dohot bale parpitaanna on. Nang dohot

dongan nami na tinggal di huta naso tarbaen marnatampak dohot hami. Sisada

haroroan do hami na lao manghobasi tona ni ama nami Raja Nasiak bagi.

Marsomba tu sangap Mu tu badiam ale Ompung Debata Natolu, marhite pelean

pujipujian nami ima indahan na las, dengke nelaian, pira ni ambalungan, mauik

na…i, hambing puti, sitompion nabolon, napuran martumuruk, ,,,domuate,

angkup ni daung maligas marangkuphon sanggul banebane. Bane ni roha Mi

dohot denggan ni basami do tongtong ale Tuhan, saleleng hami mangolu di

hasiangan on, tong do disarihon Ho angka naringkot di parngoluon nami. Ala

huparhatutu hami do Ompung Debata Mulajadi Natolu, angka pangalaho sian

dame. Mangulahon hamalimon ni diri dohot daging do hami jotjot di hasiangan

on, alani dosa nami. Mangelekelek ma hami tu ho ale Ompung Debata. Dipasiat

tondi ni ama nami Raja Nasiak Bagi do hami manghobasi tona na di ari

marsangap di ari martua on.

Unang ma jojori angka dosa nami tu perngoluon nami lumobi nang dohot

tu partondion nami. Manombahon ma hami tu adopan Mu ale Ompung Debata

155

Universitas Sumatera Utara


Natolu. Hupatupa hami do na hula hami marhite pelean horbo sitingko tanduk

siopat pusoran husombahon hami tu ho ale Ompung Debata Natolu, mardongan

gondang sabangunan. Uli ma roham ale Ompung, manjanghon pujipujian

parsombaan nami. Mandok mauliate tu hasangapan Mi, unang ma jojor angka

dosa nami tu parngoluon nami lumobi nang dohot tu ppartondion nami. Ojak ma

tontong tondi nabadia i jonjong di togatonga nami, mangajari hami asa lam

marroha, manuturi hami asa lam marbisuk. Nang tu habonaran Mi pe ale Tuhan,

nungnga hupatupa hami be nasida di atas ni mombang bolon. Ro ma nassida,

marsijalo turpukna ma nasida marsiingathon bagianna. Mangaramoti jala

manghorasi ma nasida di hami angka na umbolon dohot na ummetmet, sonang

sohariboriboan mangoloi uhum hamalimon tinindanghon ni ama nami raja

Nasiak Bagi, saht husombahon hami pelean pujipujian tu adopan Mu ale Ompung

Debata natolu. Sahat gabe ma hami, sahat horas..gondang

4. Tonggotonggo kepada Siboru Deak Parujar

Mauliate ma hu dok hami tu sahala ama sahala Ina tu sahala ni Ina nami

Siboru Deak Parujar marhite timpul ni daupa dohot pangurason on najumadihon

parsuksion, mula ni haiason jumadihon hamalimon. Ho do Inang namauli bulung,

mula ni pangurason najumadihon parsuksion , mula ni haiason jumadihon

hamalimon. Namanuksihon tondi ni ama nami Patuan Raja Malim. Marhite tondi

porbadia sahala pangajari. Ajar tinindanghon ni ama nami ma n ahuoloi hami

jala nahuparbagai hami diari marsangap di ari martua on. Umbahen ro hami

saluhut ginonggom ni tondi ni ama nami sian holangholang ni desa naualu,

marruhut tu bale pasogit pangantaran dohot bale parpitaan on. Nang dongan

nami natinggal di huta, naso marnatampak rot u bale pasogit on. Sisada

156

Universitas Sumatera Utara


haroroan do hami jala manghobasi do hami ale inong, di tona ni ama nami Raja

Nasiak Bagi. Mandok mauliate ma hami manombahon pujipujian marhite pelean

ima indahan na las, dengke nelaian, pira niambalungan, manuk panggangan,

hambing puti, sitompion nabolon, napuran martumuruk, ….piardomuate. angkup

ni daung maligass marangkuphon sanggul banebane. Bane do tontong roham di

hami ale inang nasangap nabadia. Tontong dipaloas ho do hami mangolu

dibagasan tondi ni ama nami Raja Nasiak Bagi, tona ni ama nami ma na huoloi

hami di ari marsangap di ari martua on di buhul ni taon di bulan sipaha lima on.

Manombahon ma hami, dipatupa hami ma na huula hami marhite horbo sitingko

tanduk siopat pusoran husombahon hami mardongan gondang sabangunan.

Janghon ma somba pujipujian nami ale inang, marsiulak ma roham tontong hopol

ma hami marhite ulosmu nabadia i asa marsonangsonang hami di banua tonga

hamali on mangulahon hamalimon tinindanghon ni ama nami Raja Nasiak bagi.

Ulosi ma hami tonntong, lapihima hami sian toru, dindingi sina lambung, saongi

ma sian ginjang di haroro ni namasa dipartuat ni namusim. Pangarimashon ni

Ompung Debata Mulajadi Nabolon, di banua tonga on.

Nng tu habonoran Mi pe nunnga hupasahat hami nasida di atas ni mombang

bolon. Marsijalo turpukna ma nasidamarsiingothon bagian na. Manghorasi ma

jala manaramothon ma nasida. Jala dihopol ma hami di ari on marsonangsonang

pasauthon tona ni ama nami raja Nasiak Bagi. Sahat husombahon hami pelean

pujipujian tu ho ale ompung. Sahat gabe ma hami ,saat horas

4. Tonggotonggokepada Nagapadohaniaji

Mauliate ma hu dok hami tu sahala ni raja nami, Naga padoha niaji,

najumujung tanon on, tano marlampislampis tano marlopilopi hinaojahan

157

Universitas Sumatera Utara


hinaondolan on. Ojahan ni saluhut nasa naadong di liat portibion. Ale

nagapadohaniaji, namambuat do ama nami Raja Nasiak bagi di gota ni hau na

angur sian tano najinujungmon, asa adong parsombaan nami tu Ompunta Debata

Mulajadi nabolon, tu Tuhanta Debata natolu, tu inanta nasangap nabadia it u

saluhut sahala marsangap sahala martua i. Uhum tinindanghon ni ama nami

Raja Nasiak bagi ma nahuoloi hami raja nami di ari marsangap di ari martua on

di buhul ni taon di bulan sipaha lima manombahon pujipujian tu Ompunta

Mulajadi Nabolon. Nunnga sahat nangkin natau bagianmu raja nami mudarni

manuk…, manuk jarumbosi, manuk mirapolin, manuk panggangan dohot mudarni

hambing puti. Pasahaton nami dope bagian Mu raja nami, mudar ni pelean na

hupatupa hami ima horbo sitingko tanduk. Hotma hami tontong di bona ni patik

dohot di ujung ni patik.

Gabe ma na huula hami sinur napinahan di tano na jinujungmon, pasupasu ni

Ompunta Debata Mulajadi Nabolon. Sahat husombahon hami pujipujian tu

adopan Mu ale Ompung Debata Mulajadi Nabolon. Sahat ma hami gabe. Sahat

ma hami horas.

5. Tonggotonggo kepada Boru Saniangnaga

Mauliate ma hu dok hami sahala ni namboru nami, boru Saniang naga nai

pinggan matio naiboru hasahatan. Ale namboru, uhum tnindanghon ni ama nami

Raja Nasiak Bagi ma nahuoloi hami jala huparbagai hami di ari marsangap di

ari martua on. Umbahen ro hami saluhut ginoggom ni tondi ni ama nami

ginonggom ni bale pasogit partonggoan na i, marruhut di pangantaran ni bale

pasogit dohot bale parpitaan. Manombahon pujipujian tu Ompunta Debata

Mulajadi nabolon, dohot tuhasangapan Mu namboru, marhite indahan na

158

Universitas Sumatera Utara


las,dengke nelayan, pira ni ambalungan, manuk jarum bosi, hambing puti,

hasahatan ni sitompion nabolon, napuran martumuruk, pinang na mardomu ate.

159

Universitas Sumatera Utara


BAB V

EMOSI KEAGAMAAN DALAM RITUAL UMAT PARMALIM

Para umat parmalim mengikuti ritual/aturan yang ada di dalam Ugamo

Malim, sesuai dengan waktu dan tujuan dilakukannya ritual. Dalam proses

pelaksanaannya ritual, setiap ruas/jemaat parmalim memiliki ekspresi yang

berbeda-beda, baik dilihat dari mimik wajah maupun perasaan dan ungkapan hati

tersendiri.Pemimpin ritual di dalam Ugamo Malim yang dikenal dengan istilah

Ihutan (Pimpinan Utama) dan Ulu Punguan sebagai pimpinan ritual di wilayah

yang telah ditentukan.Ulu Punguan memimpin tonggo-tonggo dengan

mengucapkan tonggo-tonggo yang didengar oleh para peserta ritual. Sementara

para ruas akan menghayati tonggo-tonggo yang diucapkan oleh Ulu Punguan.

Ketika martonggo,Ulu Punguan akan meminta agar dosa-dosa para jemaat

yang hadir diampuni oleh Debata Mulajadi Nabolon. Segala sesuatu yang menjadi

harapan jemaat akan disampaikan melalui tonggo-tonggo tersebut dengan khusuk.

Pada saat martonggo, Ulu Punguan sangat berharap agar para jemaat mengikuti

tonggo-tonggo yang diucapkannya. Yang dimaksud mengikuti ialah menghormati

suasana martonggo, serta berdoa dengan tulus dan ikhlas agar tonggo-tonggo yang

disampaikan dapat dikabulkan.Ulu Punguan sangat berharap dan berusaha agar

dia bisa menyampaikan tonggo-tonggo, pada saat ritual. Dengan memimpin

tonggo-tonggo, pemimpin ritual akan merasakan ketenangan ketenangan dan

keyakinan yang sangat luar biasa. Karena pada saat martonggolah ia merasakan ia

sedang berbicara kepada Debata Mulajadi Nabolon, yaitu berbicara melalui

tonggo-tonggo.

160

Universitas Sumatera Utara


Ketika tidak bisa mengikuti ritual, maka seperti ada hal yang kurang yang

dirasakan oleh pemimpin ritual tersebut. Baginya tidak mengikuti ritual berarti

tidak ikut martonggo, sehingga ada yang tidak tersampaikan melalui doa-doa yang

biasanya ia sampaikan. Berdoa (Martonggo) adalah suatu hal yang memiliki arti

bagi umat parmalim, berdoa sebagai suatu sarana menyampaikan harapan, doa,

maupun keinginan dalam bentuk kata-kata yang disampaikan secara khusyuk.

Martonggo memberikan satu pengharapan maupun pencerahan yang baru bagi

yang melaksanakannya adanya perasaan, senang, lega maupun semakin

bersemangat setelah martonggo.

Bagi seseorang yang memiliki spiritualitas yang baik dan rutin melakukan

ritual, martonggo merupakan suatu kebutuhan. Tanpa melakukan aktivitas

tersebut aka nada yang terasa tidak pas, kurang, risau ataupun mengganjal dalam

melakukan kegiatan sehari-hari. Baginya doa adalah seperti nafas. Sebelum

mengikuti ritual, tentunya umat parmalim mempersiapkan berbagai hal. Pada

proses tersebut ada hal-hal yang mereka perhatikan, dari mulai persiapan fisik

sampai ke persiapan keimanan. Umat Parmalim yang mengikuti ritual akan

merasa lebih percaya diri dibandingkan yang tidak, misalnya pada ritual

mararisabtu yang dilaksanakan setiap hari sabtu. Selain beribadah karena

kebutuhan rohani, ada pula hal-hal yang membuat umat merasa ada yang kurang

saat ia tidak mengikuti ritual.

Para orangtua akan sangat bersyukur jika ia dapat mengikuti ritual setiap

sabtunya, kepercaya dirian itu akan bertambah saat ia dan keluarganya bisa

mengikuti ritual secara bersama-sama jika keadaan memungkinkan. Berbagai

persiapan dilakukan. Umat akan memakai baju mana yang menurutnya paling

161

Universitas Sumatera Utara


layak untuk mengikuti ritual, mereka akan berpakaian serapi mungkin. Tidak ada

penilaian khusus yang diberikan sesama umat ataupun oleh ulu punguan. Akan

tetapi, untuk menimbulkan rasa percaya diri hal tersebut dilakukan oleh para

umat. Pada saat mengikuti ritual, dan saat ulu punguan menyampaikan tonggo-

tonggo umat dengan khusuk mengikuti proses penyampaian doa-doa tersebut. Ada

yang menutup mata, ada pula yang tidak.

Saat pemimpin ritual martonggo, tak jarang ada yang terlihat meneteskan

air mata, ada yang menghela nafas panjang dan dalam, ada pula yang

menunjukkan raut wajah menahan tangis, sesekali bibirnya bergetar tak beraturan.

Di saat yang bersamaan ada pula yang tidak menunjukkan ekspresi yang

mencolok, namun ekspresi tersebut bukanlah sebagai tolk ukur untuk melihat

seseorang mengikuti dengan khusuk atau tidak jalannya ritual. Luapan isi hati tak

hanya terlihat pada saat martonggo, tetapi juga saat tiba waktunya untuk

menyampaikan kata-kata penyemangat, atau menceritakan kesedihan yang

dialami oleh salah satu umat.

Generasi muda sering terlihat menunduk dan menunjukkan raut wajah

menyeka air mata, apalagi nasihat-nasihat yang diberikan sering kali tentang

sebuah kenyataan yang terjadi pada generasi muda Parmalim. Para orangtua akan

menunduk saatpembahasan rumah tangga yang dialami oleh umat. Situasi di

dalam bale parsantian tidaklah selalu menunjukkan kesedihan, ada saatnya

generasi muda tersenyum tipis begitupun dengan orang tua, saat ulu punguan

menceritakan dan memberi semangat kepada para umat. Lantunan tonggo-tonggo

yang dipimpin oleh ulu punguan sangat mempengaruhi kondisi para umat, begitu

juga topik yang dibawakan pada saat penyampaian poda. Kondisi perasaan umat

162

Universitas Sumatera Utara


bisa berubah saat sebelum masuk ke dalam bale parsantian dan pada saat tonggo-

tonggo mulai dipanjatkan kepada Debata Mulajadi Nabolon.

Tonggo-tonggo mampu memberikan semangat dan kekuatan yang baru di

dalam diri seseorang. Begitupun ketika ritual sudah selesai, wajah para umat

tampak berbinar seperti sebuah isyarat adanya ketenangan hati dan jiwa yang

dirasakan setelah berdoa. Sebaliknya, akan ada sebuah tekanan besar yang

dirasakan oleh seorang umat jika ia tidak mengikuti ritual, selain sudah

melakukan sebuah penyimpangan karena tidak mengikuti ritual, seseorang juga

akan malu banyak berbicara, ada perasaan tidak nyaman yang ia alami saat

melihat sesama umat, padahal belum tentu orang lain menanyakan hal tersebut.

Tonggo-tonggo mampu mengubah jiwa seseorang menjadi lebih tenang dan

damai. Meskipun demikian, umat Parmalim menyadari, bahwa prmohonan-

permohonan yang disampaikan kepada Debata haruslah dibarengi dengan

perbuatan yang mengacu kepada poda hamalimon.

163

Universitas Sumatera Utara


BAB VI

KESIMPULAN

Parmalim merupakan salah satu aliran kepercayaan yang masih bertahan di

Sumatera Utara yang juga bisa ditemui di Kota Medan. Parmalim ini erat

kaitannya dengan Batak, pengunaan bahasa pada hakikatnya ialah bahasa Batak.

Dalam menjalani kehidupan, Parmalim menyampaikan berbagai permohonan

melalui tonggo-tonggo. Tonggo-tonggo merupakan ungkapan kata-kata suci yang

diucapkan dan dipanjatkan kepada Debata Mulajadi Nabolon, Debata Natolu,

Siboru Deakparujar, Naga Padohaniaji, Boru Saniangnaga, Patuan Raja Uti,

Tuhan Simarimbulubosi, Raja Naopatpuluopat, Raja Sisingamangaraja, Raja

Nasiakbagi yang diwariskan secara turun temurun.

Tonggo-tonggo ini disampaikan melalui persembahan timpul ni daupa dan

pangurason serta pelean khusus lainnya sesuai dengan ritual yang dilaksanakan

dan harus dilakukan dalam keadaan yang suci, serta orang yang menyampaikan

tonggotonggo pun haruslah suci pula.Tonggotonggo sebagai bentuk rasa syukur

atas apa yang telah diterima manusia khususnya umat Parmalim di dalam

kehidupan nya, untuk meminta perlindungan dan keselamatan, memperoleh

kehidupan yang kekal, serta memohon ampun atas segala dosa dan perbuatan

yang menyalahi perintah dan larangan-Nya.

Tonggotonggo ini mempengaruhi kehidupan sehari-hari umat Parmalim

yang diterapkan melalui perilaku yang berfungsi sebagai kontrol sosial, sebagai

dasar untuk mempercayai seluruh utusan Debata, serta sebagai sarana untuk

mencapai tujuan bersama.Tonggo-tonggo bagi Parmalim juga sebagai pedoman

164

Universitas Sumatera Utara


untuk berkomunikasi terhadap diri sendiri, terhadap orang lain, terhadap alam

semesta, terhadap utusan Debata terutama di hadapan Debata Mulajadi Nabolon.

165

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA
Castles, Lance

2001 Kehidupan Politik Suatu Keresidinan di Sumatera :Tapanuli 1915-

1940. Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia.

Gultom, Ibrahim

2010 Agama Malim di Tanah Batak. Jakarta : Bumi Aksara.

Koentjaraningrat

1990Pengantar Ilmu Antropologi.Jakarta: Rineka Cipta.

Koentjaraningrat

2005 Pengantar Antropologi : Pokok-pokok Etnografi II. Jakarta : PT.

Rineka Cipta

Nainggolan, Togar

2012 Batak Toba : Sejarah dan Transformasi Religi. Medan : BIna Media

Perintis.

Rudyansyah, Tony

2015 Antropologi Agama : Wacana-Wacana Mutakhir Dalam Kajian

Religi dan Budaya. Jakarta : UI-Press.

Sembiring, Sri Alem dkk

2012 Tradisi Masyarakat parmalim di Toba Samosir. Banda Aceh: Balai

Pelestarian Nilai Budaya Banda Aceh.

Sidjabat, W. Bonaru

1982 Ahu Si Singamangaraja. Jakarta : Sinar Harapan

Situmorang, Sitor

166

Universitas Sumatera Utara


2009 Toba Na Sae : Sejarah Lembaga Sosial Politik abad XIII-XX. Jakarta

: Komunitas Bambu.

Spradley, James.P

2007 Metode Etnografi.Yogyakarta:PT.Tiara Wacana..

Vergouwen, JC

2004 Masyarakat dan Hukum Adat Batak Toba. Yogyakarta : PT. LKiS

Pelangi Aksara Batak.

167

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai