Anda di halaman 1dari 47

1

JENIS - JENIS LUMUT HATI SUKU PLAGIOCHILACEAE


DI HUTAN AEK NAULI PARAPAT KABUPATEN
SIMALUNGUN SUMATERA UTARA

SKRIPSI

ERFINA RAHMADANI
130805013

PROGRAM STUDI BIOLOGI S-1


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


i

JENIS - JENIS LUMUT HATI SUKU PLAGIOCHILACEAE


DI HUTAN AEK NAULI PARAPAT KABUPATEN
SIMALUNGUN SUMATERA UTARA

SKRIPSI

DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS DAN MEMENUHI SYARAT


MENCAPAI GELARSARJANA SAINS

ERFINA RAHMADANI
130805013

PROGRAM STUDI BIOLOGI S-1


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ii

PERNYATAAN ORISINALITAS

JENIS - JENIS LUMUT HATI SUKUPLAGIOCHILACEAE


DI HUTANAEK NAULIPARAPAT KABUPATENSIMALUNGUN
SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Sayamenyatakanbahwaskripsiiniadalahhasilkaryasendiri,
kecualibeberapakutipandanringkasan yang masing-masingdisebutkansumbernya.

Medan, Juli 2018

ERFINA RAHMADANI
130805013

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENGESAHAN SKRIPSI

Judul : Jenis - JenisLumutHatiSukuPlagiochilaceaeDi


HutanAekNauliParapatKabupatenSimalungun
Sumatera Utara
Kategori : Skripsi
Nama : Erfina Rahmadani
Nomor Induk Mahasiswa : 130805013
Program Studi : Sarjana Biologi
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Disetujui di
Medan, Juli 2018

Pembimbing II Pembimbing I

Dr. Nursahara Pasaribu, M.Sc. Dr. Etti Sartina Siregar, M.Si.


NIP. 196301231990032001 NIP. 197211211998022001

i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
JENIS - JENIS LUMUT HATI SUKUPLAGIOCHILACEAE
DI HUTANAEK NAULIPARAPAT KABUPATENSIMALUNGUN
SUMATERA UTARA

ABSTRAK

Informasi mengenai keanekaragaman Plagiochilaceae di Sumatera khususnya


Sumatera Utara masih sedikit dilaporkan. Hutan Aek Nauli Parapat memiliki kondisi
yang baik dan sesuai sebagai habitat lumut hati. Penelitian ini bertujuan untuk
menginventarisasi dan merangkum atau mendeskripsi karakter morfologi yang belum
pernah dilaporkansebelumnya dari lumut hati SukuPlagiochilaceae di
hutanAekNauliParapatKabupatenSimalungunSumatera Utara. Penelitian
dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Juli 2017. Pengkoleksian sampel dilakukan
dengan menggunakan metode survei eksploratif yaitu penjelajahan di sepanjang jalur
di lokasi penelitian. Ditemukan 13 jenis Plagiochilaceae yang termasuk ke dalam 2
marga yaitu Plagiochilion(1 jenis) danPlagiochila(12 jenis), dua jenis diantaranya
merupakan rekaman baru untuk Sumatera (P.denticulata dan P. multipinnula).
Sampel yang paling banyak ditemukan di lokasi penelitian yaitu P. salacensis,
sedangkan sampel yang paling sedikit ditemukan yaitu P. multipinnula, P.
propinqua, dan P. sciophila.

Kata Kunci: Hutan Aek Nauli, Lumut hati, Plagiochilaceae, Sumatera Utara

ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
SPECIES OF LIVERWORTS PLAGIOCHILACEAE FAMILY
IN AEK NAULI PARAPAT FOREST REGENCY OF SIMALUNGUN
SUMATERA UTARA

ABSTRACT

The information on diversity of Plagiochilaceae especially North Sumatrais


limited. Aek Nauli Parapat forest has good condition and it is favorable as liveworts
habitat. The aim of this study was to invent and describe the morphological
characters or a new recordSumatran liverworts of Plagiochilaceae in Aek Nauli,
Parapat Forests, regency of Simalungun, North Sumatra. The study was conducted
fromOctober 2016 to July 2017.Samples were collected using explorative survey
method along the hiking trails within research location. There was found 13
speciesof Plagiochilaceae of 2 genera: one species of Plagiochilion and twelve
species ofPlagiochila. Two species include new record of Sumatran Plagiochilaceae
(Plagiochila denticulata and Plagiochila multipinnula). The most species found in
the study was P. salacensis mean while the least found species were P. multipinnula,
P. propinqua, and P. sciophila.

Keywords: Aek Nauli Parapat Forest, Liverworts, Plagiochilaceae, North Sumatra

iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGHARGAAN

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadiratAllah SWT atas berkat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Jenis
-Jenis Lumut Hati Suku Plagiochilaceae di Hutan Aek Nauli Parapat Kabupaten
Simalungun Sumatera Utara”. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orangtua tercinta Ayahanda Erwin
Damanik dan Ibunda Nuraini serta adinda tersayang Mutiara Damanik atas segala
doa, dukungan, serta kasih sayang yang telah diberikan. Terimakasih juga penulis
ucapkan kepada semua keluarga yang telah memberikan motivasi dan semangat bagi
penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada Ibu Dr. Etti Sartina Siregar, M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan
Ibu Dr. Nursahara Pasaribu, M.Sc selaku dosen pembimbing II, yang telah banyak
memberikan dorongan, bimbingan, arahan, waktu serta perhatian terutama saat
Penulis memulai penulisan hingga skripsi selesai. Terimakasih juga penulis
sampaikan kepada Bapak Dr. T. Alief Aththorick, M.Si selaku dosen penguji I dan
Bapak Drs. Arlen H. J., M.Si selaku dosen penguji II yang telah banyak memberikan
masukan kepada penulis.
Terimakasih kepada Ibu Dr. Saleha Hannum, M.Si selaku Ketua Program
Studi Biologi FMIPA USU dan Bapak Riyanto Sinaga, S.Si., M.Si selaku Sekretaris
Program Studi Biologi FMIPA USU dan Dosen Penasehat Akademik Prof. Dr
Syafruddin Ilyas M.Biomed. Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada seluruh
dosen yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis. Kepada seluruh staf
pegawai atas segala bantuan yang diberikan. Ucapan terimakasih juga disampaikan
kepada seluruh staf Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Aek Nauli
Parapat dan tim penelitian Aek Nauli yang telah membantu penulis untuk survey dan
koleksi data di lokasi penelitian.
Ucapan terimakasih kepada teman bidang Ekologi dan Taksonomi Tumbuhan
Biologi USU, Kak Zia dan Kak Mesra, teman Liverworts (Ivana, Tia, Khairani, Fitri,
Maya), adik Bo’ole (Bagus, Muha, Rince, Aisyah, dan adik asuh (Yuli dan Fuji).

iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Terimakasih kepada Sahabatku (Kartini, Putri, Kiki, Mita dan Indri) seluruh teman-
teman stambuk 2013 (13iosfer), adik-adik 2014, adek asuh 2015 dan 2016 yang ada
dalam suka dan duka penulis selama masa perkuliahan. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa dalam pembuatan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.

Medan, Juli 2018

Erfina Rahmadani

v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI

Halaman
PENGESAHAN SKRIPSI i
ABSTRAK ii
ABSTRACT iii
PENGHARGAAN iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN viii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang 1
1.2. Permasalahan 2
1.3. TujuanPenelitian 2
1.4. ManfaatPenelitian 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1. MorfologiPlagiochila 3
2.2. SiklusHidupLumut 4
2.3. Habitat Dan DistribusiPlagiochilaceae 5
2.4. ManfaatLumut 6

BAB 3 BAHAN DAN METODE


3.1. WaktudanTempatPenelitian 7
3.2. Deskripsi Area 7
3.3. MetodePenelitian 8
3.4. PelaksanaanPenelitian 9
3.4.1. Di lapangan 9
3.4.2. Di laboratorium 9
a. PembuatanSpesimen Herbarium 9
b. PengamatanMorfologi 9
c. Analisa Data 10

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Jenis-jenis Lumut Hati Suku Plagiochilaceae 11
4.2. Kunci identifikasi Lumut Hati Suku Plagiochilaceae 13
4.3. Deskripsi jenis Lumut Hati Suku Plagiochilaceae 14

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan 28
5.2. Saran 28

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


Gambar
1. Plagiochilionoppositum 15
2. Plagiochilabantamensis 16
3. Plagiochiladenticulata 17
4. Plagiochilagracilis 18
5. Plagiochilainfirma 19
6. Plagiochilajunghuhniana 20
7. Plagiochilamultipinnula 21
8. Plagiochilapropinqua 22
9. Plagiochilasalacensis 23
10. Plagiochilasciophila 24
11. Plagiochilasingularis 25
12. Plagiochilasumatrana 26
13. Plagiochilaungarangana 27

viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman


Lampiran
1 Peta Lokasi Penelitian 32
2 Foto Penelitian 33
3 Hasil Identifikasi Spesimen 34
4 Daftar Istilah 35
5 Data Faktor Fisik 36

i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tumbuhan Lumut merupakan komponen penting dalam kawasan hutan di
pegunungan tropis. Lumut berperan signifikan dalam keseimbangan air dan siklus
hara hutan serta substratdan tempat bersarang bagi organisme hutan lainnya. Lumut
dapat tumbuh padaberbagai jenis substrat seperti di atas tanah-tanah gundul yang
periodik mengalami masa kekeringan, di atas pasir, bebatuan, pada batang atau
cabang pohon, daun, dan kayu lapuk (Holscher et al., 2004).
Tumbuhan lumut dilaporkan merupakan kelompok terbesar kedua setelah
tumbuhan berbunga (Glime, 2006). Jumlah lumut kurang lebih 18.000 jenis yang
tersebar di seluruh dunia. Kelompok lumut terbagi atas tiga divisi yaitu
Marchantiophyta (Lumut hati), Bryophyta (Lumut sejati) dan Anthocerotophyta
(Lumut tanduk) (Gradstein et al. 2001). Lumut hati terdiri dari 2 tipe yaitu lumut hati
bertalus dan lumut hati berdaun.Lumut hati berdaun merupakan kelompok lumut hati
yang memiliki keanekaragaman tertinggi. Salah satu kelompok yang termasuk lumut
hati berdaun adalah Plagiochilaceae. Plagiochilaceae memiliki ciri khusus berupa
tepi daun bergerigi, pangkal daun deccurent dan susunan daun succubous.
Penelitian keanekaragaman lumut hati di beberapa daerah di Indonesia telah
dilakukan, antara lain diJawa oleh Iskandar (2008),Söderström (2010), Gradsteinand
culmsee(2010), Gradstein (2011),Haerida (2009), Haeridaet al. (2010),
HaeridaandGradstein (2011; 2012), Sulistyowatiet al. (2014). Di Sumatera,
penelitian tentang lumut hati masih sedikit. Publikasi pertama pada lumut hati dari
Sumatera ditulis oleh Sande-Lacoste (1884), dilaporkan sebanyak 72 spesies lumut
hati yang dikoleksi dari Padang, Sumatera Barat (Herzog, 1943); laporan terbaru
pada lumut hati dari Sumatera Utara dipublikasikan oleh Schafer-Verwimp (2006)
berdasarkan pada spesimen yang dikumpulkan dari Gunung Sinabung.Publikasi
selanjutnya yaitu di Gunung Sibayak oleh Siregar et al. (2013; 2014; 2017; 2018),Sir
egar (2015), Pasaribu et al. (2013; 2017; 2018). Keanekaragaman jenis lumut hati
kemungkinan akan bertambah lagi jika masih intensif dilakukan pengkoleksian,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2

khususnya di beberapa daerah yang belumpernah dieksplorasi. Di Hutan Aek Nauli


Parapat, sejauh ini belum pernah dilaporkan informasi mengenai jenis-jenis lumut
hati dari sukuPlagiochilaceae.
Hutan AekNauli Kabupaten Simalungun merupakan salah satu kawasan hutan
yang potensial untuk habitat dari tumbuhan lumut. Hutan tersebut
memilikiketinggian 1.100-1.750 mdpl,dengan kisaran suhu antara23°C - 24°C, serta
kelembaban yang tinggi ± 95%. Kondisi ini sangat baik untuk pertumbuhan
lumuthati termasuk suku Plagiochilaceae(Balai Konservasi Sumber Daya Alam 1
Sumatera Utara, 2003).

1.2 Permasalahan
Tumbuhan lumuthati suku Plagiochilaceae memiliki manfaat secara ekologis
maupun ekonomis, namun masih sangat sedikit data mengenai jenis-jenisnya di
Sumatera Utara, salah satunya di Hutan Aek Nauli Parapat Kabupaten Simalungun,
Sumatera Utara.

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi jenis-jenis lumut hati suku
Plagiochilaceae yang terdapat di Hutan Aek Nauli Parapat Kabupaten Simalungun,
Sumatera Utara dan merangkum atau mendeskripsi karakter morfologi yang belum
pernah dilaporkan sebelumnya.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi berupa data tentang
jenis-jenis lumut hati sukuPlagiochilaceae yang terdapat di Hutan Aek Nauli Parapat
Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, serta masukan bagi peneliti selanjutnya
yang ingin melakukan penelitian tentang tumbuhan lumut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Morfologi Plagiochilaceae


Bentuk daun dari jenis Plagiochilaceae bervariasi, seperti lonjong-bulat telur,
lonjong, bulat telur terbalik, bundar, bentuk ginjal, spatula dan kuadrat. Tepi daun
juga memiliki beberapa bentuk seperti bergerigi ganda, cembung (Gambar 1.a),
bergigi tunggal (Gambar 1.b), bergigi kecil dan pendek (Gambar 1.c), bergigi kasar
(Gambar 1.d), bergigi pendek dan rapat (Gambar 1.e), bergigi 2 kasar (Gambar 1.f)
(Inoue, 1984).
Beberapa jenis memiliki 2-3 baris daun yang melekat pada batang, terbagi atas
dua baris daun dorsal (lobe), satu baris daun ventral (under leaf) yang biasanya
memiliki ukuran lebih kecil daripada daun dorsal (So, 2001). Sel daun pada
Plagiochila memiliki ukuran yang bervariasi contohnya pada P.semidecurrensis
memiliki ukuran dengan panjang 15-19 μm dan lebar 14-16 μm, pada P.perseratta
memiliki panjang 30-45 μm dan lebar 20-30 μm. Sel daun memiliki trigon yang
bervariasi bentuk dan ukurannya. Biasanya ukuran trigon lebih kecil pada kondisi
lembab dan semakin besar pada lingkungan kering (So, 2004).
Semua anggota dari jenis Plagiochila termasuk diocieous. Biasanya
androecium berukuran lebih kecil dibandingkan gynoecium. Androecium terletak
pada bagian ujung pucuk (terminal); raktea jantanbiasanya berukuran panjang 4 μm
dan lebar 12 μm, tepi lembaran braktea bergigi. Gynoecium terletak pada bagian
aksilar; braktea betinabiasanya berjumlah 3 sampai 4 pasang dan memiliki bentuk
oblong dan bergigi. Suku ini memiliki perhiasan (perianth) dengan bentuk yang
bervariasi seperti silindris, lonjong, lonceng ataupun bulat telur (So, 2001).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

Lekungan lebih lebar


dan bergigi besar
Bergigi kecil tapi
Lekungan lebar dan banyak
bergigi besar

Pangkal daun
decurent Pangkal daun
Pangkal daun Sedikit decurent
tidak decurent

a. b. c.

Bergigi pendek, Memiliki beberapa


dan jarak antar daun tambahan
Daun menyempit dan
gigi lebih rapat
meiliki 2 gigi besar

Pangkal daun Hanya memiliki 2


Sangat decurent Pangkal daun gigi besar
Sedikit decurent

d. e. f.

Gambar 1. Mofologi Susunan Daun Plagiochilaceae a. P.Spinulosa, b. P.Puncata,


c. P.heterophylla, d. P.kilariensis, e. P.britannica, f. P.exigoa

2.2. Siklus Hidup Lumut Hati


Siklus hidup lumut hati ditandai dengan pergantian dua generasi yaitu generasi
gametofit (generasi yang menghasilkan gamet untuk reproduksi seksual) dan
sporofit (generasi yang menghasilkan spora) yang secara morfologi berbeda.
Generasi yang dominan adalah gametofit, sementara sporofitnya secara permanen
melekat dan tergantung pada gametofit. Pada siklus hidup tumbuhan lumut, sporofit
menghasilkan spora yang akan berkecambah menjadi protonema. Selanjutnya dari
protonema akan muncul gametofit.Generasi gametofit mempunyai satu set
kromosom (haploid) dan menghasilkan organ sex (gametangium) yang
disebutarchegonium (betina) yang menghasilkan sel telur dan antheredium (jantan
) yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

menghasilkan sperma berflagella (antherezoid dan spermatozoid) (Mishler, et al.


2003).
Seperti lumut lainnya, gametofit dari lumut hati hidup bebas sedangkan
sporofit seperti parasit yang berasal dari nutrisi untuk pertumbuhan dari gametofit
yang menempel secara permanen. lumut hati memiliki thalloid lebih kurang
menyerupai pita hijau, yang tidak dibagi menjadi batang dan daun. talus biasanya
dicotom atau bercabang dua, ada juga yang menyirip (Gradstein, 2001).

2.3. Habitat dan Distribusi Plagiochilaceae


Habitat dan distribusi Plagiochila hampir kosmopolitan, beberapa jenis di
antaranya terdapat di daerah yang suhunya hangat, subtropis dan tropis. Plagiochila
dapat tumbuh pada berbagai substrat yang berbeda seperti di tanah, batu, kayu lapuk,
dan di batang pohon. Tumbuhan lumut tersebut biasanya lebih suka hidup pada
habitat lembab. Pada habitat hutan hujan dan lembab seperti di pegunungan hutan
hujan tropis, mereka dapat menghasilkan biomassa yang cukup besar. Lapisan tebal
lumut hati di pohon dan tanah dapat menyerap air dalam jumlah besar dan berperan
penting dalam keseimbangan air serta siklus hara hutan. Hingga 20-40% dari curah
hujan ditangkap oleh lumut hati.
Plagiochila dapat ditemukan di berbagai kondisi hutan, seperti hutan cemara,
hutan yang memiliki jenis tumbuhan berdaun lebar, hutan tropis dan hutan subalpine
(So, 2001). Plagiochila merupakan genus terbesar dari Plagiochilaceae, lebih dari
400 jenis yang telah dideskripsi, dan tersebar di seluruh dunia (Inoue, 1989). Suku
Plagiochilaceae ini memiliki 8 genera yaitu: Acrochila, Pedinophyllum,
Plagiochilion, Plagiochila, Xenochila, Plagiochilidium, Steereochila dan
Szweykowskia. Genus Plagiochila dibagi menjadi empat subgenus, yaitu subg.
Paraplagiochila, subg. Metaplagiochila, subg. Chiastocaulon, subg. Plagiochila (So,
2001). Menurut Sahut et al. (2003), Plagiochilaceae terdistribusi secara luas seperti
Plagiochila bantamensis (Reinw. et al) Dumort di Pulau Solomon, Indonesia,
Malaysia, Singapura, Pilipina, Jepang, Kamboja, dan Sri Lanka, tetapi ada beberapa
jenis Plagiochila dikategorikan bersifat endemik seperti Plagiochila (sect. Arrectae)
puncata (taylor) di Atlantik dan Eropa (Heinrichs, 2005).
Biasanya menempel pada batang pohon, daun, cabang pohon dan di bebatuan(Piippo,
2002).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

Plagiochilakurzii Steph. merupakan jenis kedua terbanyak selain Plagiochila


bantamensis. Persebarannya terdapat di India, Borneo, Sumatera, dan Singapura
(Inoue, 1984). Plagiochila ini biasanya hidup didaerah dengan curah hujan yang
cukup tinggi, hutan di dataran rendah, di daerah puncak tropis dan subtropis.

2.4. Manfaat Lumut Hati


Suatu penelitian yang menyangkut kegunaan lumut hatidi seluruh dunia telah
dilakukan. Lumut memiliki manfaat secara ekologis maupun secara ekonomi.
Berdasarkan data yang ada, lumut merupakan komponen penting bagi
keanekaragaman vegetasi di hutan di seluruh wilayah dunia. Tumbuhan lumut
berfungsi penting sebagai tumbuhan pioner di ekosistem hutan serta dapat menyerap
karbon di wilayah kutub utara dan wilayah beriklim tropis maupun subtropis. Lumut
juga berfungsi sebagai pendegradasi logam berat yang banyak terkandung dalam
tanah(Hallingback & Hodgetts, 2000).Lumut dapat digunakan sebagai bahan untuk
hiasan rumah tangga, obat-obatan, bahan untuk ilmu pengetahuan (Glime & Saxena,
1991 dalam Tan, 2003).
Apabila dilihat dari potensi kandungannya, ekstrak lumut dapat digunakan
sebagai anti kanker, anti bakteri, anti fungi, mengobati darah tinggi, epilepsi, sebagai
antiseptik, penyakit kulit, mengobati luka bakar, luka sayatan, mengobati penyakit
jantung (Damayanti, 2006).Beberapa jenis lumut hati sudah diteliti kandungan
senyawanya Seperti halnya Lophozia bicrenata yang memiliki aromakhas aromatik
seperti wortel. JenisGeocalyx graviolens dan Conocephalum conicum yang memiliki
zat terpenoid dan bau seperti jamur.Data hasil penelitian melaporkan bahwa ada
beberapa jenis dari suku Plagiochilaceaeyang sudah di teliti kandungan senyawanya
diantaranyaPlagiochila rutilans memiliki zat monoterpenoid mentana dan
menyebabkan aroma seperti pippermint. Senyawa ini berfungsi sebagai antibiotik
dan menghambat pertumbuhan bakteri negatif (Heinrichs et al. 2001).Plagiochila
ovalifolia yang mengandung senyawa Plaghiochiline A-13decanoate yang
menunjukan aktivitas sitotoksik terhadap penyakit melanoma (Toyota & Asakawa,
1993).Plagiochila fruticosa mengandung senyawa Plagiochilal B dan Plagiochilide
yang bermanfaat untuk peningkatan aktivitas sel saraf tikus yang masih janin
(Asakawa, 1995).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini telahdilaksanakan pada bulan Oktober 2016 dan dilanjutkan pada
bulan Juli 2017 di Kawasan Hutan Aek Nauli Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan
Bolon, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara. Tahapan selanjutnya yaitu
identifikasi pada bulan Juli sampai November 2017di Laboratorium Sistematika
Tumbuhan, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Sumatra Utara, Medan.

3.2 Deskripsi Area


3.2.1 Letak dan Luas
Secara geografis Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Aek Nauli
terletak diantara 2˚ 41’–2˚ 44’ LU dan 98˚ 57’–98˚ 58’ BT dan secara administratif
termasuk pada Desa Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipanganbolon dan Desa
Dolok Parmonangan Kecamatan Dolok Pangaribuan, Kabupaten Simalungun dengan
luas area 1.900 Ha.Hutan Aek Nauli Parapat diapit oleh 2 (dua) kota, yaitu kota
Parapat dan kota Pematang Siantar. Jarak Hutan Aek Nauli Parapat ke kota Medan
sekitar 163,5 km yang memerlukan waktu sekitar 4 jam perjalanan. Hutan Aek Nauli
memiliki banyak sungai yang deras dan memiliki air terjun. Secara administratif
Hutan Aek Nauli Parapat terletak pada:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Danau Toba Parapat.
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Lumban Julu.
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Danau Toba Parapat.
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Dolok Parmonagan (Lampiran 1).

3.2.2 Iklim
3.2.2.1 Curah Hujan
Curah hujan rata–rata tahunan adalah 2199,4–2452 mm, hujan tertinggi
biasanya pada bulan Desember dan terendah pada bulan Mei,sedangkan musim

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8

kemarau terjadi pada bulan Juni sampai September. Suhu maksimum 23–24ºC
dengan kelembaban udara rata–rata harian berkisar 84 mmHg.

3.2.2.2 Tipe Iklim


Berdasarkan klasifikasi iklim menurut Smith dan Ferguson, Kawasan Aek
Nauli termasuk ke dalam iklim tipe A.

3.2.2.3 Topografi
Kawasan ini merupakan daerah pegunungan pada ketinggian sekitar 1.100 –
1.750 meter dari permukaan laut dengan kemiringan antara 3 – 65 %.

3.2.2.4 Vegetasi
Keragaman tumbuhannya sangat tinggi, dari tumbuhan tingkat rendah hingga
beberapa jenis pohon endemik ditemukan di lokasi ini antara lain : Quercus sp, Pinus
merkusii, Litsea sp., Podocarpus imbricatus, Dacrydium junghunii, Lithocarpus
spicatus, Stryrax benzoin, Schima walicii, Macadamia sp, Pinusoocarpa. Pada
kawasan ini juga terdapat jenis tanaman hias seperti kantung semar dan berbagai
jenis anggrek. Ditemukan juga tumbuhan obatseperti Pasak bumi dan antarasa/lemo;
tumbuhan bawah seperti berbagai jenis herba, paku–pakuan, rotan, liana dan
sebagainya(Balai Konservasi Sumber Daya Alam 1 Sumatera Utara, 2003).

3.3 Metode Penelitian


Dalam penelitian ini digunakan metode eksplorasi dengan cara jelajah yaitu
dengan melakukan penjelajahan di sepanjang jalur penelitian serta di sepanjang jalur
yang memungkinkan untuk dilakukan penjelajahan. Pengamatan yang meliputi
topografi rata, bukit dan lembah serta jalur yang berbeda dari sebelumnya. Ada 4
jalur yang dilalui yaitu menuju air terjun, puncak, jalan utama dan pinggir sungai.

3.4 Pelaksanaan penelitian


3.4.1 Di Lapangan
Semua jenis Plagiochilaceaeyang ditemukan, dicatat karakter penting meliputi
substrat atau tempat tumbuh, serta warna. Semua spesimen yang diperoleh difoto,
kemudian dikoleksidengan menggunakan pisau atau alat pencongkel, dicatat
tanggal serta nama kolektor. Sampel dikoleksi dari berbagai substrat yaitu bebatuan,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

kayu lapuk, batang pohon. Pada batang pohon sampel dikoleksi dari ketinggian 0-2
m. Pengambilan spesimen lumut diusahakan selengkap mungkin meliputi organ
vegetatif dan generatif. Semua spesimen yang diperoleh dimasukkan ke dalam
amplop spesimen secara terpisah. Setiap amplop diberi nomor koleksi. Dilakukan
pengukuran faktor fisik, meliputi pengukuran titik koordinat dengan menggunakan
GPS (Global Positioning System), untuk ketinggian tempat denganaltimeter, suhu
udara dengan termometer, kelembaban udara dengan higrometer dan intensitas
cahaya dengan luxmeter.

3.4.2. Di Laboratorium
a. Pembuatan Spesimen Herbarium
Spesimen lumut yang diperoleh diganti kertas amplopnya, diawetkan dengan
cara dikering-anginkan supaya tidak rusak (lembab dan berjamur). Spesimen yang
sudah kering disimpan di Herbarium Medanense, Departemen Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara, Medan.

b. Pengamatan Morfologi dan Identifikasi Tumbuhan


Dilakukan pengamatan morfologi dengan cara mengambil potongan spesimen
lumut secukupnya. Selanjutnya potongan tersebut direndam dalam air, pada bagian
pangkalnya dijepit dengan pinset runcing, lalu diambil satu helai daunnya. Daun
diletakkan di atas gelas preparat, ditutup dengan gelas penutup, dan diamati dibawah
mikroskop. Karakteristik penting yang diamati antara lain: tinggi perawakan, lebar
perawakan, lobus (bentuk, tepi, ujung, pangkal, sel (trigone\), lobulus (bentuk,
ujung, tepi), daun ventral (susunan, bentuk, ujung, tepi) dan perhiasan (perianth)
(Gambar 2).
Spesimen diamati di bawah mikroskop di Laboratorium Sistematika
Tumbuhan, Departemen Biologi, Universitas Sumatera Utara (USU) Medan,
selanjutnya diidentifikasi dengan menggunakan buku Acuan sebagai berikut:
1) The Genus Plagiochila (Dum.) Dum. In Southeast Asia. (Inoue, 1984).
2) Systematic Botany Monographs Volume 60 Plagiochila (Hepaticeae,
Plagiochila) In China (So, 2001).
3) Mengenal Bryophyta (Lumut) Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Volume 1 (Hasan & Ariyanti, 2004).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10

4) Plagiochila sect. Plagiochila (Hepaticae) in SE Asia and Melanesia, with


descriptions of two new species (So, 2010)
5) Guide to The Liverworts and Hornworts of java. Bogor: Seameo Bitrop.
(Gradstein, 2011).

a. b. c.

d. e.

Gambar 2. Morfologi Plagiochila(sect. Rutilantes) pectinataa. Sisi ventral, b.


Sisi dorsal, c. Bentuk pangkal dan ujung daun, d-e. Oil body dan sel

c. Analisis Data
Data jenis-jenisPlagiochilaceaedisajikan dalam bentuk kunci identifikasi dan
deskripsi morfologi jenis yang dilengkapi dengan foto masing-masing jenis.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Jenis-jenis Lumut Hati SukuPlagiochilaceae


Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh sebanyak 13 jenis lumut hati
suku Plagiochilaceaeyang termasuk ke dalam 2 genera yaituPlagiochilion (1 jenis)
dan Plagiochila (12 jenis). Dua jenis diantaranya yaitu P. denticulata dan P.
multipinnula merupakan rekaman baru untuk Sumatera dan 11 jenis lainnya telah
dilaporkan sebelumnya. Hasil yang diperoleh lebih sedikit dibandingkan dengan
Siregar (2015)yang melaporkan sebanyak 21 jenis lumut hati yang termasuk ke
dalam 3 genera yaituPedinophyllum (1 jenis), Plagiochilion (1 jenis)dan Plagiochila
(18 jenis). Dua jenis diantaranya yaitu P. gracilisdan P. laxissima merupakan
rekaman baru untuk Sumatera dan 18 jenis lainnya telah dilaporkan sebelumnya
(Tabel 1).

Tabel 1. Jenis-jenis Lumut Hati suku Plagiochilaceaedi Hutan Aek Nauli Parapat,
dibandingkan dengan Gunung Sibayak
No Genera Aek Nauli Gunung Sibayak
(Erfina, 2018) (Siregar, 2015)
1 Pedinophyllum - P.autoicum
2 Plagiochilion P.oppositum P.oppositum
3 Plagiochila - P. abietina
- P. arbuscula
P. bantamensis P. bantamensis
P.denticulata* -
- P. blepharophora
- P. clavato-saccata
- P. dendroides
P. gracilis P. gracilis*
P. infirma -
- P. javanica
P. junghuhniana P. junghuhniana
P. multipinnula* -
P. propinqua -
- P. korthalsiana
- P. laxissima*
- P. obtusa
P. salacensis P. salacensis
- P. sandei

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

P. sciophila P. sciophila
P. singularis P. singularis
P. sumatrana P. sumatrana
P. ungarangana -
- P. teysmannii
Keterangan: * = Jenis rekaman baru untuk Sumatera

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa genus Plagiochilamerupakan


genusdari sukuPlagiochilaceae yang palingbanyakditemukan.Menurut Inoue (1984)
Plagiochila merupakan genusterbesar dalam lumut hati suku
Plaghiochilaceaesehingga umum ditemukan. Beberapa jenis yang ditemukan di Aek
Nauli juga ditemukan di Sibayak, akan tetapi ada beberapa jenis yang di Sibayak
tidak ditemukan di Aek Nauli. Hal ini disebabkan kemungkinan kondisi lingkungan
di lokasi ini relatif kering, dengan suhu udara berkisar 21,6-26,6 ºC, kelembaban
udara berkisar 58-83%,intensitas cahaya cukup tinggi dan vegetasi yang kurang rapat
mengakibatkan rendahnya kekayaan jenis lumut di kawasan tersebut (Lampiran 5).
Ketinggian dari Gunung Sibayak juga mempengaruhi jenis dari lumut hati suku
Plagiochilaceae.
Menurut Uno et al.(2001) bahwa pada suhu rata-rata 10–30 °C terdapat banyak
jenis lumut yang tumbuh. Faktor kelembaban juga mendukung pertumbuhan lumut,
pada umumnya lumut memerlukan kelembaban yang relatif tinggi untuk mendukung
pertumbuhannya.Menurut penelitian Mujiono (2002), lumut dapat hidup pada
kisaran kelembaban antara 70-98% dan intensitas cahaya 3-44 lux yang cukup
mendukung lumut. Menurut Damayanti (2006), intensitas cahayaberpengaruh
terhadap suhu dan kelembaban, yaitusemakin rendah intensitas cahaya yang sampai
kepermukaan bumi, maka suhu akan semakin rendahdan kelembaban semakin
tinggi.Pasaribu (2013) juga menyatakan bahwa lumut banyak tumbuh di bawah
tutupan kanopi yang rapat dengan kelembaban tinggi. Menurut Gradstein et al.
(2003) perbedaan hasil yang diperoleh kemungkinan disebabkan jenis-jenis yang
tidak terkoleksi, lamanya waktu pengkoleksian, luas daerah penjelajahan, serta
jumlah ahli yang terlibat.
Pertumbuhan lumut juga didukung oleh substrat tempat tumbuhnya. Jenis-jenis
Plagiochilaceae yang ada di Hutan Alam Aek Nauli Parapat ditemukan hidup di
substrat akar, batang pohon, kayu lapuk, kayu mati, dan tanah dengan pohon sebagai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

substrat utamanya. Substrat batang pohon dan kayu lapuk adalah substrat yang paling
banyak ditumbuhi lumut dari jenis Plagiochilaceae. Hal ini sesuai dengan Inoue
(1984) yang menyatakan bahwa Plagiochila umumnya tumbuh efipit pada substrat
pohon (akar dan batang). Selanjutnya Culmsee dan Gradstein (2010) menyatakan
bahwa basal pohon merupakan substrat yang cocok untuk lumut karena memiliki
kondisi kelembaban tinggi dan merupakan zona transisi antara lantai hutan dan
batang pohon.
Hutan Alam Aek Nauli Parapat memiliki kisaran ketinggian 1100-1750 mdpl
yang tergolong hutan pegunungan bawah (Whitten et al., 2000). Peningkatan elevasi
berpengaruh terhadappeningkatan kekayaan jenis lumut. Hal ini sesuai dengan Inoue
(1989) yang mengatakan bahwa beberapa jenisPlagiochilaceae terdapat di daerah
yang suhunya hangat, subtropis dan tropis serta mempunyai wilayah distribusi
geografi yang luas, ditemukan mulai dari hutan temperate, hutan tropis dan hutan
subtropis. Selanjutnya Gradstein (2010) juga menambahkan bahwa suku
Plagiochilaceae banyak ditemukan di hutan pegunungan bawah dan sangat jarang
ditemukan di hutan pegunungan atas.

4.2. Kunci identifikasi Lumut Hati Suku Plagiochilaceae

1. a. Susunan daun berhadapan, posisi daun terhadap 1Plagiochilion oppositum


batang membentuk sudut 90°................................
b. Susunan daun berseling, posisi daun terhadap 2
batang membentuk sudut <90°..............................
2. a. Susunan daun jarang ............................................ 8Plagiochila propinqua
b. Susunan daun rapat .............................................. 3
3. a. Pangkal daun bagian ventral melebar ................... 4
b. Pangkal daun bagian ventral menyempit ............. 7
4. a. Tepi bagian ventral bergigi halus dan pendek ...... 7Plagiochila multipinnula
b. Tepi bagian ventral bergigi kasar dan panjang ..... 5
5. a. Tepi daun dorsal melekuk ke dalam ..................... 12Plagiochila sumatrana
b. Tepi daun dorsal datar .......................................... 6
6. a. Tepi ujung daun bergerigi tajam dan panjang ...... 9Plagiochila salacensis
b. Tepi ujung daun bergerigi tumpul dan pendek...... 13 Plagiochila ungarangana

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

7. a. Pangkal daun lateral memiliki kantung air........... 2Plagiochilabantamensis


b. Pangkal daun lateral tidak memiliki kantung air... 8
8. a. Ujung daun tumpul .............................................. 3Plagiochiladenticulata
b. Ujung daun membulat .......................................... 9
9. a. Ujung daun membentuk sinus dengan 2 gigi yang 4 Plagiochila gracilis
selalu menonjol dan dengan angulusnya yang
tajam ....................................................................
b. Ujung daun membentuk sinus dengan 2 gigi yang 10
selalu menonjol dan dengan angulusnya yang
tumpul .................................................................
10. a. Permukaan sel kasar ............................................. 11Plagiochila singularis
b. Permukaan sel halus ............................................. 11
11. a. Jumlah sel pada gerigi berkisar 5-10 .................... 10Plagiochila sciophila
b. Jumlah sel pada gerigi berkisar 2-4 ...................... 12
12. a. Terdapat sinus diantara 2 gigi yang dominan pada 6 Plagiochila junghuhniana
ujung daun ...................................................
b. Tidak terdapat sinus diantara 2 gigi yang 5 Plagiochila infirma
dominanpada ujung daun.....................................

4.3. Deskripsi jenis Lumut Hati Suku Plagiochilaceae


1) Plagiochilion oppositum (Reinw., Blume & Nees) S.Hatt.
Tumbuhan hijau muda sampai hijau tua pada spesimen, percabangan
sederhana, lebar perawakan 1.5-2 mm. Daun lateral berhadapan, posisi daun terhadap
batang membentuk sudut 90°, tersusun jarang, bentuk membulat, panjang 3.5 mm
dan lebar 1.8-2.2 mm, perlekatan melengkung, pangkal bagian dorsal dan bagian
ventral melebar, tepi dorsal dan ventral rata, tepi daun bagian ujung bergigi tajam
dan panjang, panjang gerigi 2-5 sel, ujung membulat; bentuk sel persegi, dinding sel
tipis, permukaan sel halus, trigon berukuran besar berbentuk segitiga. Tidak memiliki
daun ventral. Organ generatif tidak ditemukan.

Spesimen yang diperiksa : Erfina 062,159, 162,170, 174, 178, 183, 337, 350
Distribusi : Indonesia,Australia, Fiji,Papua Nugini, Filipina,Taiwan,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

Jepang, Cina, India, Sri Lanka,Myanmar, Thailand,


Vietnam, Malaysia.
Habitat dan Ekologi : Epifit di batang pohon, titik koordinat 02o42’47”N-
02o43’59”E,ketinggian 1.100-1.221 mdpl, kelembaban
58%-81% dan suhu 21,6- 26,6ºC.

Gambar 1. Plagiochilion oppositum a. Tumbuh di alam, b. Habit (dilihat dari bagian


ventral), c. Daun lateral, d. Sel daun lateral

2) Plagiochila bantamensis(Reinw., Blume and Nees)Mont.


Tumbuhan hijau muda sampai hijau tua pada spesimen, percabangan
sederhana, lebar perawakan 4-6 mm. Daun lateral berseling, posisi daun terhadap
batang membentuk sudut <90°, tersusun rapat, bentuk oblong, panjang 2.0-3.0 mm
dan lebar 1.5-1.8 mm, perlekatan rata; pangkal bagian ventral melebar, pangkal
bagian ventral memiliki kantung, bentuk kantung bulat telur, terdapat gigi
dikeseluruhan tepi, lebar 0.4-0.6 mm, pangkal rata dan bagian dorsal dan ventral
sama besar, tepi bagian dorsal dan ventral memiliki silia yang panjang, ujung
runcing, tepi dorsal rata, tepi ventral bergigi panjang seperti silia dan rapat pada
keseluruhan daun, panjang gerigi 3-10 sel, ujung membulat dan bergigi pendek.
Bentuk sel bulat telur, dinding sel tipis, permukaan sel halus, trigon berukuran besar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

berbentuk segitiga. Memiliki daun ventral, lebar 0.6-0.7 mm, dengan bentuk bulat
telur, pangkal rata, pangkal dorsal dan ventral sama besar, ujung membulat. Organ
generatif tidak ditemukan.

Spesimen yang diperiksa : Erfina 090, 279, 280


Distribusi : Indonesia(Sumatera,Jambi, Jawa, Sulawesi
Kalimantan),Filipina, Taiwan, Jepang, Cina, India,
Pulau Nikobar, Thailand, Kamboja, Malaya.
Habitat dan Ekologi : Epifit di batang pohon, titik koordinat 2°42’29”N-
98°56’1”E,ketinggian 1300-1400 mdpl, kelembapan 58-
76 % dan suhu 22,8- 25,6ºC.

Gambar 2. Plagiochila bantamensis a. Tumbuh di alam, b. Habit (dilihat dari bagian


ventral), c. Daun lateral, d. Sakus, e.Daun ventral, f. Sel daun lateral

3) Plagiochila denticulataMitten, J. Proc. Linn. Bot.,


Tumbuhan hijau muda sampai kekuningan pada spesimen, percabangan
sederhana, lebar perawakan 3.0-3.2 mm. Daun lateral berseling, posisi daun terhadap
batang membentuk sudut <90°, tersusun rapat, bentuk oblong hingga bulat telur,
panjang 1.3-1.6 mm dan lebar 0.5-1.0 mm, perlekatan melengkung, pangkal bagian
ventral dan dorsal sama besar, tepi bagian dorsal dan bagian ventral bergigi panjang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

seperti silia, bergigi halus dan panjang dari pangkal sampai ujung daun, panjang
gerigi 8-15 sel, ujung tumpul. Bentuk sel bulat telur, dinding sel tebal, permukaan
halus, trigon berukuran kecil hingga sedang, trigon menggembung berbentuk
segitiga. Daun ventral mereduksi. Organ generatif tidak ditemukan.

Spesimen yang diperiksa : Erfina 041, 042, 045, 295


Distribusi : Indonesia (Sumatera: rekaman baru), Cina, Nepal,
India, Thailand.
Habitat dan Ekologi : Epifit di batang pohon, titik koordinat 2°42’29” N-98°
56’ 1” E, ketinggian 1.205-1.209 mdpl kelembapan 71-
72 % dan suhu 22,8-26ºC.

Gambar 3. Plagiochila denticulata a. Tumbuh di alam, b. Habit (dilihat dari bagian


ventral), c. Daun lateral, d. Sel daun lateral

4) Plagiochila gracilis Lindenbg. et Gott.


Tumbuhan hijau muda sampai kekuningan pada spesimen, percabangan
sederhana, lebar perawakan 2.5-3.5 mm. Daun lateral berseling, posisi daun terhadap
batang membentuk sudut <90°, tersusun rapat, bentuk bulat telur-sungsang, panjang
1.2-1.6 mm dan lebar 0.8-1.0 mm,perlekatan rata, pangkal bagian ventral dan bagian
dorsal sama besar, panjang gerigi 11-30 sel, ujung membulat dan bergigi tajam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

dengan 2-4 gigi, dua gigi yang selalu menonjol dan membentuk sinus. Bentuk sel
bulat telur, dinding sel tipis, permukaan sel halus, trigon berukuran sedang berbentuk
segitiga. Daun ventral mereduksi. Organ generatif tidak ditemukan.

Spesimen yang diperiksa : Erfina 021


Distribusi : Indonesia (Sumatera, Jawa), Filipina, Taiwan, Jepang,
Cina, Butan, Nepal, Sri Lanka, Thailand.
Habitat dan Ekologi : Epifit di batang pohon, titik koordinat 02o42’47”N-
02o43’59”E, ketinggian 1.200 mdpl, kelembapan 71 %
dan suhu 23,6ºC.

Gambar 4. Plagiochila gracilis a. Tumbuh di alam, b. Habit (dilihat dari bagian


ventral), c. Daun lateral, d. Sel daun lateral

5) Plagiochila infirma S. Lac.


Tumbuhan hijau muda sampai kuning kecoklatan pada spesimen, percabangan
dikotom, lebar perawakan 3.5-4.2 mm.Daun lateral berseling, posisi daun terhadap
batang membentuk sudut <90°, tersusun rapat, bentuk oblong, panjang 1.8-2.2 mm
dan lebar 1.6-1.9 mm, perlekatan melengkung, pangkal bagian ventral dan bagian
dorsal sama besar. jumlah gigi berkisar 4-7, panjang gerigi 3-6 sel, ujung membulat.
Bentuk sel bulat telur, dinding sel tipis, permukaan sel halus, trigon berukuran kecil,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

trigon menggembung berbentuk segitiga. Daun ventral mereduksi. Organ generatif


tidak ditemukan.

Spesimen yang diperiksa : Erfina 019,106, 210, 281, 282, 307, 308, 310, 313
Distribusi : Indonesia (Sumatera, Jawa), Filipina.
Habitat dan Ekologi : Epifit di batang pohon, titik koordinat 2°42’28” N-98°
56’ 8” E,ketinggian 1.100-1.209 mdpl, kelembapan 71-
77% dan suhu 21,8-23,6ºC..

Gambar 5. Plagiochila infirma a. Tumbuh di alam, b. Habit (dilihat dari bagian


ventral), c. Daun lateral, d. Sel daun lateral

6) Plagiochila junghuhniana S. Lac.


Tumbuhan hijau kekuningan pada spesimen, percabangan menyirip, lebar
perawakan 2.5-3.0 mm. Daun lateral berseling, posisi daun terhadap batang
membentuk sudut <90°, tersusun rapat, bentuk oblong, panjang 1.4-1.7 mm dan lebar
0.7-1.0 mm, perlekatan rata, pangkal bagian ventral dan bagian dorsal sama besar,
bergigi pendek pada ujung daun, ujung membulat bergigi 2 dan membentuk sinus.
Bentuk sel bulat telur, dinding sel tipis, permukaan sel halus, trigon berukuran kecil
hingga sedang berbentuk segitiga. Daun ventral mereduksi. Organ generatif tidak
ditemukan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

Spesimen yang diperiksa : Erfina 032, 033, 069, 070, 072, 074, 079, 101, 298,
306, 127,275
Distribusi : Indonesia (Sumatera, Jawa), Papua Nugini, Filipina,
Myanmar, Thailand, Malaysia.
Habitat dan Ekologi : Epifit di batang pohon, titik koordinat 2°42’59,22”N-
98°56’15”E,ketinggian 1.200-1.244 mdpl, kelembapan
58-76% dan suhu 22,8-25,6ºC.

Gambar 6. Plagiochila junghuhniana a. Tumbuh di alam, b. Habit (dilihat dari


bagian ventral,) c. Daun lateral, d. Sel daun lateral

7) Plagiochila multipinnula Herzog & S. Hattori


Tumbuhan hijau muda sampai hijau tua pada spesimen, percabangan dikotom,
lebar perawakan 3.0-5.2 mm. Daun lateral berseling, posisi daun terhadap batang
membentuk sudut <90°, tersusun sangat rapat, bentuk bulat telur hingga sungsang,
panjang 2.3-2.6 mm dan lebar 2.5-3.1 mm, perlekatan melengkung, pangkal bagian
ventral melebar, tepi bagian dorsal dan ventral rata, tetapi bergerigi halus dan pendek
pada ujung daun, panjang gerigi 2-3 sel, tepi dorsal pada ½ bagian pangkal melekuk
kedalam, ujung membulat. Bentuk sel bulat telur, dinding sel tipis, permukaan sel

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

halus, trigon berukuran sedang hingga besar, menggembung berbentuk segitiga.


Daun ventral mereduksi. Organ generatif tidak ditemukan.
Spesimen yang diperiksa : Erfina 197
Distribusi : Indonesia (Sumatera: rekaman baru) Taiwan dan China.
Habitat dan Ekologi : Epifit di batang pohon, titik koordinat 2°42’32” N-98°
56’ 8” E, ketinggian 1293 mdpl, kelembaban 72% dan
suhu 22ºC.

Gambar 7. Plagiochila multipinnula a. Tumbuh di alam, b. Habit (dilihat dari bagian


ventral), c. Daun lateral, d. Sel daun lateral

8) Plagiochila propinqua S. Lac.


Tumbuhan hijau muda sampai kekuningan pada spesimen, percabangan
menyirip, lebar perawakan 3.5-4.0 mm. Daun lateral berseling, posisi daun terhadap
batang membentuk sudut <90°, tersusun jarang, bentuk oblong, panjang 1.2-1.4 mm,
dan lebar 1 mm, perlekatan rata, pangkal bagian ventral dan bagian dorsal sama
besar, tepi dorsal rata, tepi ventral bergerigi kasar, panjang gerigi 2-5 sel, ujung
tumpul. Bentuk sel bulat telur, dinding sel tipis, permukaan sel halus, trigon
berukuran sedang berbentuk segitiga. Tidak memiliki daun ventral. Organ generatif
tidak ditemukan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

Spesimen yang diperiksa : Erfina 049


Distribusi : Indonesia (Sumatera, Padang, Jawa, Bali, Kalimantan),
Filipina.
Habitat dan Ekologi : Epifit di batang pohon, titik koordinat 02o42’47”-
02o43’59” ketinggian 1205 m dpl, kelembapan 72 %
dan suhu 26ºC.

Gambar 8. Plagiochila propinqua a. Tumbuh di alam, b. Habit (dilihat dari


bagian ventral), c. Daun lateral, d. Sel daun lateral

9) Plagiochila salacensis Gottsche.


Tumbuhan hijau tua sampai kekuningan pada spesimen, percabangan
sederhana, lebar perawakan 2.5-3.0 mm. Daun lateral berseling, posisi daun terhadap
batang membentuk sudut <90°, tersusun agak rapat, bentuk bulat telur, panjang 1.2-
1.6 mm dan lebar 0.8-1.0 mm, perlekatan melengkung, pangkal bagian ventral
melebar, tepi bagian dorsal rata, tepi bagian ventral bergigi tajam dari pangkal
sampai keujung, dengan 2 gigi yang selalu dominan dan membentuk sinus, panjang
gerigi 4-24 sel, ujung membulat. Bentuk sel bulat memanjang, dinding sel tipis,
permukaan sel halus, trigon berukuran sedang berbentuk segitiga. Daun ventral
mereduksi. Organ generatif tidak ditemukan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

Spesimen yang diperiksa : Erfina 013, 107, 134, 143, 145, 195,212, 217, 218, 223,
240, 243, 246, 250, 251, 253, 254, 255,258, 260, 266,
290, 305, 316,319, 322, 323, 341, 343, 344, 345, 346,
349, 357, 363, 371.
Distribusi : Indonesia (Sumatera,Jawa, Bali, Sulawesi),
Filipina,Cina, India.
Habitat dan Ekologi : Epifit di batang, titik koordinat 2 °42’58, 88”N-
98°56’6,56”E, ketinggian 1.100- 1.209 mdpl, 68%-
71% dan suhu 21,6-26,6ºC.

Gambar 9. Plagiochila salacensisa. Tumbuh di alam, b. Habit (dilihat dari bagian


ventral), c. Daun lateral, d. Sel daun lateral

10) Plagiochila sciophilaNess.


Tumbuhan hijau muda sampai hijau tua pada spesimen, percabangan
sederhana, lebar perawakan 2.7-3.2 mm. Daun lateral berseling, posisi daun terhadap
batang membentuk sudut <90°, tersusun rapat, bentuk bulat telur hingga oblong,
panjang 1.5-2.0 mm dan lebar 0.6-0.8 mm,perlekatan melengkung,pangkal bagian
ventral dan bagian dorsal sama besar, tepi bagian dorsal dan ventral rata, tetapi
bergerigi tajam dan panjang dengan 2 gigi tajam pada ujung daun, panjang gerigi 4-

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

10 sel, ujung membulat.Bentuk sel bulat telur,dinding sel tipis, permukaan halus,
trigon berukuran kecil berbentuk segitiga. Daun ventral mereduksi. Organ generatif
tidak ditemukan.

Spesimen yang diperiksa : Efina 365


Distribusi : Indonesia (Sumatra, Jawa, Bali, Sulawesi,
Kalimantan), Papua Nugini, Filipina, Jepang, Korea,
Cina, Butan, Nepal, India, Thailand, Vietnam.
Habitat dan Ekologi : Epifit di batang pohon dan kayu lapuk, titik koordinat
2°42’57,19”N-98°55’49,33”E, ketinggian 1.293 mdpl,
kelembaban 72% dan suhu 22,9 ºC

Gambar 10. Plagiochila sciophila a. Tumbuh di alam, b. Habit (dilihat dari bagian
ventral), c. Daun lateral, d. Sel daun lateral

11) Plagiochila singularisSchiffn.


Tumbuhan hijau tua sampai coklat gelap pada spesimen, percabangan
menyirip, lebar perawakan 2.5-3.2 mm. Daun lateral berseling, posisi daun terhadap
batang membentuk sudut <90°, tersusun rapat, bentuk oblong, panjang 1.5-2.0 mm
dan lebar 0.8-1.0 mm, perlekatan rata, pangkal bagian ventral dan bagian dorsal sama
besar, tepi bagian dorsal dan ventral rata, bergigi tajam dan pendek pada bagian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

ujung, berjumlah 2-4 (2 gigi dominan), Panjang gerigi 2-9 sel, ujung membulat,
bentuk sel bulat telur, dinding sel tipis, permukaan sel kasar, trigon berukuran kecil,
trigon menggembung berbentuk segitiga. Daun ventral mereduksi. Organ generatif
tidak ditemukan.

Spesimen yang diperiksa : Erfina 031, 038, 039, 258, 265, 277, 302, 325
Distribusi : Indonesia (Sumatera dan Jawa), Thailand, Malaysia.
Habitat dan Ekologi : Epifit di batang pohon, titik kordinat 2 °42’58, 88”N-
98°56’6,56”Eketinggian 1.200-1.260 mdpl, kelembapan
71-79% dan suhu 22,3-25,6ºC.

Gambar 11. Plagiochila singularis a. Tumbuh di alam, b. Habit (dilihat dari bagian
ventral), c. Daun lateral, d. Sel daun lateral

12) Plagiochila sumatrana Schiffn.


Tumbuhan hijau muda sampai hijau terang pada spesimen, percabangan
dikotom, lebar perawakan 4.5-5.5 mm. Daun lateral berseling, posisi daun terhadap
batang membentuk sudut <90°, tersusun rapat, bentuk oblong, panjang 1.8-2.2 mm
dan lebar 1.5-1.8 mm, perlekatan rata, pangkal bagian ventral melebar, tepi bagian
dorsal rata, tepi bagian ventral bergerigi kasar dan rapat dari pangkal sampai ujung
daun, panjang gerigi 1-3 sel, tepi bagian dorsal pada 1/3 bagian pangkal melekuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

kedalam, ujung membulat. Bentuk sel bulat telur, dinding sel tipis, permukaan sel
halus, trigon berukuran besar menggembung berbentuk segitiga. Tidak memiliki
daun ventral. Organ generatif tidak ditemukan.

Spesimen yang diperiksa : Erfina 055, 292, 293


Distribusi : Indonesia (Sumatera, Jawa, Kalimantan), Papua Nugini,
Filipina.
Habitat dan Ekologi : Epifit pada perdu, titik koordinat 2°42’59,15”N-
98°56’10,66”E, ketinggian 1.205-1.209 mdpl,
kelembapan 58-71 % dan suhu 22,8-25,6ºC.

Gambar 12. Plagiochila sumatrana a. Tumbuh di alam, b. Habit (dilihat dari bagian
ventral), c. Daun lateral, d. Sel daun lateral

13) Plagiochila ungarangana S.Lac.


Tumbuhan hijau tua sampai hijau muda pada spesimen, percabangan menyirip,
lebar perawakan 2.6-3.2 mm. Daun lateral berseling, posisi daun terhadap batang
membentuk sudut <90°, tersusun rapat, bentuk oblong, panjang 0.9-1.4 mm dan lebar
0.6-0.9 mm, perlekatan melngkung, pangkal bagian ventral melebar, tepi bagian
dorsal dan ventral rata, tetapi bergigi tajam dan pendek berjumlah 2-4 pada ujung
daun, panjang gerigi 2-5 sel, ujung membulat. bentuk sel bulat telur, dinding sel

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

tebal, permukaan sel halus, trigon berukuran kecil berbentuk segitiga. Daun ventral
mereduksi. Organ generatif tidak ditemukan.

Spesimen yang diperiksa : Erfina 036


Distribusi : Indonesia (Sumatera, padang, Jawa,) dan Malaya.
Habitat dan Ekologi : Epifit pada batang pohon,titik kordinat 02o42’47”N-
02o43’59”E,ketinggian 1.205 mdpl, kelembapan 72 %
dan suhu 26ºC.

Gambar 10. Plagiochila ungarangana a. Tumbuh di alam, b. Habit (dilihat dari


bagian ventral), c. Daun lateral, d. Sel daun lateral

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukandi Hutan Aek Nauli Parapat,
Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara
ditemukan sebanyak 13 jenis lumut hati suku Plagiochilaceae yang termasuk ke
dalam 2 genera yaitu: Plagiochilion (1 jenis)dan Plagiochila (12 jenis), 2 jenis
diantaranya merupakan rekaman baru untuk Sumatera yaitu P. denticulata dan P.
multipinnula.

5.2. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai jenis-jenis lumut hati suku
Plaghiocilaceae dilokasi yang berbeda.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29

DAFTAR PUSTAKA

Alam A, 2012. Liverworts flora of Parson’s valley, Nilgiri hills (Western Ghats),
South India. Arch Bryol. 119: 1–19.
Ariyanti NS, Gradstein SR. 2007. Wallace’s line and the distribution of the
liverworts of Sulawesi. Cryp Bryol. 28(1):3-14.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam I SUMUT, 2003. Informasi Kawasan
Konservasi di SUMUT. BKSDA I SUMUT. Medan.
Culmsee H, SR Gradstein, (2010). Bryophyta diversity on tree trunks in montane
forest of Central Sulawesi, Indonesia. Tropical Bryology. 31: 95-105.
Damayanti L, 2006. Koleksi Bryophyta Taman Lumut Kebun Raya Cibodas.Jawa
(ID) Kebu Raya Cibodas. 81 p.
Dixon H, 1932. Contributions to Brophyte flora of Sumatera. Ann. Bryol. 5, 1750.
Enroth J, 1990. Altitudinal Zonation of Bryophytes on the Huon Peninsula, Papua
New Guinea. A Floristic Approach. Tropical Bryology. 2: 61-90.
Glime J.M, 2006. Bryophyte EcologyVolume I Physiological Ecology. Ebooks.
http//www.bryocol mtv.edu/.
Gradstein SR, ChurchillSP, Salazar-Allen N, 2001. Guide to the Bryophytes of
Tropical America. New York (US): The New York Botanical Garden Press.
Gradstein SR, Nadkarni NM, Kromer T, Holz I, Noske N, 2003. A protocol and
representative sampling of vascular and non-vascular epiphyte diversity of
tropical rain forests. Selbyana 24(1):105-111.
Gradstein SR, Tan BC, King, Zhu RL, Drubert C, Pitopang R, 2005. A catalogue of
the Bryophytes of Sulawesi, Indonesia. J Hatt Bot Lab. 98: 213-257.
Gradstein R, Culmsee H, 2010. Bryophyte Diversity on Tree Trunks in Montane
Forests of Central Sulawesi, Indonesia. Tropical Bryology.31: 95-105.
Gradstein R, 2011. Guide to The Liverworts and Hornworts of Java. Bogor (IDI):
SEAMEO-BIOTROP. 146. pp.
Haerida I, 2009. Keanekaragaman Suku Lejeuneaceae(Hepaticae, Lumut Hati) Di
Daerah Sekitar Ppkab (Pusat Pendidikan dan Konsrvasi Alam Bodogol)
Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango, Jawa Barat, Berita Biologi
9(4):683-691.
Haerida I, Gradstein SR, Tjitrosoedirdjo SS, 2010. Lejeuneaceae Subfamily
Ptychanthoideae (Hepaticae) in West Java. Gard Bull Sing. 62(1);126-162.
Haerida I, GradsteinSR, 2011. Liverworts and Hornworts of Mt. Slamet, Central Java
(Indonesia). Hikobia 16: 61-66.
Haerida I, GradsteinSR, 2012. Liverworts (Marchantiophyta) of Mt. Halimun Salak
National Park, West Java (Indonesia) and the rediscovery of Treubia in
Java. Hikobia 16: 203-209.
HasanM,Ariyanti NS, 2004. Mengenal Bryophyta (Lumut) Di TamanNasional
Gunung Gede PangrangoVolume 1. Cetakan pertama. Taman Nasional
Gunung Gede Pangrango.
HeinrichsJ, 2002. A Taxonomic Revision of Plagiochila sect. Hylacoetes, sect.
Adiantoideae and sect. Fuscoluteae in the Neotropics with a Preliminary

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

Subdivision of Neotropical Plagiochilaceae into nine lineages.


Bryophytorum bibliotheca 58: 1-184, App. 1-5.
Heinrichs J,2005. Origin and subdivision of Plagiochila (Jungermanniidae:
Plagiochilaceae) in Tropical Africa Based on Evidence from Nuclear and
Chloroplast DNA Sequences And Morphology. Taxon. 54 (2): 317-333.
Heinrichs J, Lindner MH, Groth C, Renker, 2005. Distribution and Synonymy of
Plagiochila puncata (Taylor) Taylor, with Hypotheses on The Evolutionary
History of plagiochila sect. Arrectae (Plagiochilaceae, Hepaticae). Plants
Systematics and Evolution. 250: 105-117.
Holscher, Norris DH, Kohler AI, Van Dijk LA, 2004. The Importance of Ephyphytes
to Total Rainfall Intercaption by a Tropical Mountain Rainforest in
CostaRica. Journal of Hydrology. 308-322.
Holz I,Gradstein SR, 2005. Cryptogamic epiphytes in primary and recovering upper
montane oak forests of Costa Rica–species richness, community
composition and ecology. Plant Ecology.178:(2005), pp. 89–109.
InoueH, 1984. The Genus Plagiochila (Dum.) Dum. In southeast Asia. Acad Sci.
Tokyo.
Iskandar EAP, 2008. The liverworts of Mt. Tangkuban Perahu. Jakarta (ID): LIPI Pr.
76 p.
Lai MJ, Zhu RL, Chantanaorrapint S, 2008. Liverworts and hornworts of Thailand:
an updated checklist and bryofloristic accounts. Ann Bot Fenn. 45:321-341.
Mujiono, 2002. Http; /19. Wikipedia. Org/wiki. Pengaruh Kelembaban terhadap
Pertumbuhan Lumut.
Mulyani E, 2015. Lumut Daun Efifit di Zona Hutan Tropik Kawasan Gunung
Ungaran Jawa Tengah. Bioma. Semarang. (2) (16). Hal 76-82.
Piippo S, 1989. Bryophyte flora of the Huon Peninsula, Papua New Guinea. XXX.
Plagiochilaceae (Hepaticae). Ann Bot Fennici 26:183-236.
Piipo S, He XL, Juslen A, Tan BC, Murphy DH, PocsT, 2002. Hepatic and hornwort
flora of Singapore. Ann. Bot. Fennici 39: 101-127.
Siregar ES, Ariyanti NS, Tjitrosoedirdjo SS, 2013. The liverworts genus Marchantia
(Marchantiaceae) of Mount Sibayak North Sumatra, Indonesia. Biotropia
20(2):73-80. DOI: 10.11598/btb.2013.20.2.3.
Siregar ES, Ariyanti NS, Tjitrosoedirdjo SS, 2014. Lejeuneaceae anak suku
Ptychanthoideae di Hutan Sibayak Sumatra Utara. Floribunda.4(8): 218-
225.
SiregarES, 2015. The Liverworts (Marchantiophyta) of Mount Sibayak North
Sumatera. Bogor: IPB.
Siregar ES, Hannum S, Pasaribu N, 2017. Lejeuneaceae (Marchantiophyta) of
Sicike-cike Natural Park, North Sumatra Indonesia. Taiwania. 62(4): 356-
362. DOI: 10.6165/tai.2017.62.356.
Siregar ES, Ariyanti NS, Tjitrosoedirdjo SS, 2018.Plagiochila (Marchantiophyta) of
Mount Sibayak North Sumatra. IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci. 130
012017. DOI:10.1088/1755-1315/130/1/012017.
Srivastava SC, Verma PK, Alam A, 2006. Plagiochila gracilis Lindenb. & Gott. and
P. subtropica St. in Western Ghats (Nilgiri Hills). Phytotaxonomy 6: 78–83.
Soderstrom L,Gradstein SR, HagborgA, 2010. Checklist of The Hornworts And
Liverworts of Java. Phytokeys. 59: 1-828.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

So ML, 2000. Plagiochila sect. Plagiochila (Hepaticae) in SE Asia and Melanesia,


with descriptions of two new species. New Zealand J Bot. 38(3): 425–432.
DOI: 10.1080/0028825X.2000.9512694
So ML, GroilerR, 2001. On Plagiochilla Subgenus Plagiochilla Abiatinae
(Hepaticae). Syet. Bot. 26: 459-469.
Sulistyowati DA, Perwati LK, Wiryani E, 2014. Keanekaragaman Marchantyophyta
Efifit Zona Montana Di kawasan Gunung Ungaran Jawa Tengah. Bioma.
Semarang. (1) (16). Hal 26-32.
Tan BC, Ho BC, Linis V, IskandarEAP, Nurhasanah I, Damayanti L, MulyatiS,
HaeridaI, 2006. Mosses of Gunung Halimun National Park, West Java,
Indonesia. Reinwardtia. (12) 3: 205-214.
Toyota M, Asakawa Y, Frahm JP, 1990. Entsesquiterpenoids and cyclic bis
(bibenzls) from the german liverwort Marchantia polymorpha.
Phytochemisty, 29: 1577.
Toyota M, Asakawa Y, 1993. Sesqui and Triterpenoids of The liverwort
Conocephalum japonicum. Phytochemisty, 32: 1235- 1237.
Uno GE, Storey R,Moore R, 2001. Principles of Botany. Mc.Graw Hill. NewYork.
Pasaribu N, 2013. Studi Pendahuluan Lumut di Lau Kawar Kabupaten Karo. FMIPA
USU. Medan.
Pasaribu N, Siregar ES, Rahmi W, 2018. Species of leafy liverworts in Protected
Forest of Simancik 1, Regency of Deli Serdang, North Sumatera. IOP Conf.
Ser.: Earth Environ. Sci. 130012051. DOI :10.1088/1755-
1315/130/1/012051.
WindadriFI, 2010. Keanekaragaman Lumut di Kawasan Cagar Alam Dungus Iwul,
Jasinga, Jawa Barat. Biota. (15) 3: 400-406.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

Lampiran 1. Peta Lokasi

PETA KAWASAN HUTAN AEK NAULI PARAPAT

1
5

2
5

4 6

Ket: 1. Pintu masuk 2. Jalur menuju air terjun 3. Menuju Puncak 4. Menuju jalan utama 5. Pintu Keluar 6. Pinggir sungai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

Lampiran 2. Foto Penelitian

Lokasi puncak Panorama Balai Penelitian Aek Nauli

Mencatat nomor koleksi Pengukuran faktor fisik

Proses Pengamatan karakter dan identifikasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34

Lampiran 3. Hasil Identifikasi Spesimen

HERBARIUM MEDANENSE
(MEDA)
UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA
JL. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan – 20155
Telp. 061 – 8223564 Fax. 061 – 8214290 E-mail.
nursaharapasaribu@yahoo.com

Medan, 08 Februari 2018

No. Nomor Koleksi Jenis


1. Erfina 062, 159, 162, 170,174,178, 183, 337, Plagiochilion oppositum
350
2. Erfina090, 279, 280 Plagiochila bantamensis
3. Erfina041, 042, 045, 295 Plagiochila denticulata
4. Erfina021 Plagiochila gracilis
5. Erfina019, 106, 210, 281, 282,307, 308, 310, Plagiochila infirma
313
6. Erfina032, 033, 069, 070, 072,074, ER079, Plagiochila junghuhniana
101, 298, 306, 127, 275
7. Erfina197 Plagiochila multipinnula
8. Erfina049 Plagiochila propinqua
9. Erfina013, 107, 134, 143, 145, 195, 212, 217, Plagiochila salacensis
218, 223, 240, 243, 246, 250, 251, 253, 254,
255, 258, 260, 266, 290, 305, 316, 319, 322,
323, 341, 343, 344, 345, 346, 349, 357, 363,
371
10. Erfina365 Plagiochila sciophila
11. Erfina031, 038, 039, 258, 265,277, 302 Plagiochila singularis
12. Erfina055, 292, 293 Plagiochila sumatrana
13. Erfina036 Plagiochila ungarangana

Kepala Herbarium Medanense.

Dr. Nursahara Pasaribu, M.Sc


NIP. 1963 01 23 1990 032001

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

Lampiran 4. Daftar Istilah

Androecium Organ kelamin jantan


Gynoecium Organ kelamin betina yang menghasilkan sel telur
Braktea Daun khusus yang melindungi organ reproduksi
Corticolous Substrat lumut pada permukaan batang pohon
Dorsal Bagian atas daun yang jauh dari substrat
Deccurent Tepi daun dorsal melengkung ke bawah
Gametofit Bagian dari siklus generasi tumbuhan yang menghasilkan
gamet (sel telur dan sperma)
Gerigi Tepi daun yang memiliki sinus dan angulus yang sama-sama
runcing
Gigi Tepi daun yang memiliki sinus tumpul, sedangkan angulusnya
tajam
Hexagonal Bentuk sel yang mempunyai enam sisi
Isodiametrik Bentuk teratur dengan diameter yang sama
Lobulus Modifikasi daun, biasanya terletak pada bagian ventral,
bentuknya bermacam-macam, dan berfungsi untuk
menampung air
Lobus Daun yang terdapat pada bagian bawah daun lateral,
bentuknya seperti cuping
Oil body Organel/ badan minyak yang berikatan dengan membran pada
lumut hati yang mengandung terpenoid
Pinnate Bentuk percabangan/ letak daun yang menyirip, berseling
berhadapan
Ramicolous Substrat lumut pada permukaan ranting batang pohon
Rectangular Sel berbentuk persegi panjang
Rizoid Struktur seperti akar yang berfungsi untuk melekat pada
substrat
Sakus Kantung air
Trigon Penebalan pada ujung dinding sel pada daun lumut hati
Underleaf Daun ventral, bagian bawah yang menyentuh media tumbuh

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

Lampiran 5. Data Faktor Fisik Kimia

Faktor Fisik dan Kimia


Ketinggian Kelembaban Suhu Intensitas Titik Koordinat
(m dpl) (%) Udara Cahaya
(oC) (Lux)
1100-1400 58-84 22-27 3-44 02o42’47” - 02o43’59” LU/
098o56’6” - 098o56’14” BT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai