Anda di halaman 1dari 16

UPAYA PEMERINTAH KABUPATEN BENGKALIS DALAM

PENANGGULANGAN ABRASI
(Studi Pada Pesisir Pantai Kabupaten Bengkalis Tahun 2010-2012)

Rahmad Hidayat
Dosen Pembimbing: Dra. Hj. Wan Asrida, M.Si
E-mail: dyat_care@yahoo.co.id / 085272898452
Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau

Kampus Bina Widya Jl.HR.Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru 28293
Telp/Fax: 0761-63277

Abstract
Bengkalis government has the responsibility and authority to abrasion reduction, which is one
form of environmental control that isi part of the area under law No. 32 on 2004 regional
government. With the reduction of abrasion expected Bengkalis coastal areas of abraded to
reduce the impact arising from abrasion. But what happens at the moment still found the coastal
areas are the still so widely abraded abrasion that is growing every year 7-8 meters/years. This
is cause of negative impact to survival of society and undermine existing infrastructures. For the
government forest rehabilitation and contruction of retaining waves. Also, the government
should focus on the preventation of abrasion by allocating sufficient budgeting and more on
improving relationship and good coordination wint the community and coordination among
government agencies that have the same mission in tackling abrasion. However, efforts have
been good , but not maximized.

Keysword: Combating abrasion, coastal, rehabilitation and contruction.

1. PENDAHULUAN kepentingan, nilai serta pemahaman pola


1.1 Latar Belakang penanganannya. Untuk itu diperlukan
Kondisi kawasan pantai diberbagai kerjasama seluruh pemangku kepentingan
lokasi di Indonesia sangat mengkhawatirkan dengan melibatkan pertimbangan biaya,
yang diakibatkan oleh adanya kejadian operasional dan pemeliharaan
abrasi. Sekitar 100 lokasi di 17 Provinsi Selain kerjasama, pembagian
dengan panjang pantai kurang lebih 400 Km kewenangan penanganan abrasi dan
telah mengalami erosi pantai yang gelombang ekstrim di daerah pantai juga
mengkhawatirkan. (Disposaptono, 2011). harus jelas. Hal ini bertujuan agar tidak
Jumlah catatan kejadian bencana abrasi di terjadi tumpang tindih pada masing-masing
Indonesia mulai dari 1815 sampai dengan satuan kerja dalam pelaksanaan kegiataan
2013 adalah sebanyak 192 kali. yang berkenaan dengan pengendalian abrasi.
Pengembangan sumberdaya laut dan
Dalam pelaksanaannya, penanganan pesisir Kabupaten Bengkalis saat ini telah
masalah abrasi pantai dan gelombang menyebabkan terjadinya penurunan kualitas
ekstrim dapat melibatkan berbagai lingkungan yang cukup memprihatinkan.

Jom FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 1


Dari tahun ke tahun wilayah pesisir sebagian masyarakat pesisir melakukan
Kabupaten Bengkalis mengalami kerusakan intervensi terhadap ekosistem hutan
yang cukup parah, terutama yang berhadapan mangrove. Hal ini dapat dilihat dari
langsung dengan selat Melaka yang memiliki adanya alih fungsi lahan (mangrove)
karakteristik gelombang laut yang cukup menjadi tambak, pemukiman nelayan,
kuat. industri, dan sebagainya maupun
Berdasarkan Pusat Penelitian dan penebangan oleh masyarakat untuk
Analisis Abrasi Pantai Badan Penelitian dan berbagai keperluan terutama bahan
Pengembangan Provinsi Riau (2010), industri panglung kayu arang, serta
Kerusakan pantai akibat abrasi dapat dicegah penggunaannya sebagai kayu cerocok
dengan 3 cara: (1) secara alami, melalui bangunan.
penanaman bakau atau tanaman jenis lain; Menurut Robert J Kodoatie dan
(2) bangunan penahan gelombang atau turap; Roestam Sjarief (2010:236), Adapun dampak
dan (3) merubah prilaku kehidupan negatif yang diakibatkan oleh abrasi antara
masyarakat sekitar pantai. lain:
Kegiatan - kegiatan tersebut 1) Penyusutan lebar pantai sehingga
dilaksanakan oleh masing-masing satuan menyempitnya lahan bagi penduduk yang
kerja daerah di lingkungan Kabupaten tinggal di pinggir pantai.
Bengkalis. Dalam hal ini ada beberapa 2) Kerusakan hutan bakau di sepanjang
satuan kerja daerah Kabupaten Bengkalis pantai, karena terpaan ombak yang
yang memiliki kewenangan yang sama didorong angin kencang begitu besar.
dalam penanggulangan kerusakan abrasi 3) Kehilangan tempat berkumpulnya ikan
pantai baik bersifat pembinaan maupun perairan pantai karena terkikisnya hutan
teknis, yaitu: (1) Badan Lingkungan Hidup bakau.
(2) Dinas Kelautan dan Perikanan (3) Dinas 4) Lama kelamaan jika dibiarkan dapat
Perkebunan dan Kehutanan. (4) Dinas merusak berbagai infastruktur seperti
Pekerjaan Umum. jalan, jembatan serta bangunan yang ada
Kabupaten Bengkalis yang memiliki disekitar garis pantai yang terjadi abrasi.
hutan mangrove seluas 47.600,02 Ha (Dinas Bahkan kritisnya dapat menggelamkan
Kehutanan dan Perkebunan Kab.Bengkalis, sebuah pulau.
2012) yang tersebar ditiap-tiap pulau. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004
Kerusakan hutan magrove di Kabupaten tentang Pemerintahan Daerah
Bengkalis akhir-akhir ini semakin parah. Hal mengamanatkan setiap Pemerintah Daerah
ini dikarenakan: dituntut untuk siap menerima delegasi
1) Rendahnya kesadaran masyarakat wewenang dari pemerintah pusat atau
khususnya yang tinggal didaerah pesisir pemerintah diatasnya tidak hanya dalam hal
dan juga disebabkan tingginya eksploitasi penyelenggaraan pemerintahannya, tetapi
hutan mangrove secara berlebihan yang juga dalam hal pemecahan masalah dan
tidak memperhatikan dampak keadaan pendanaan kegiatan pembangunan. Pada
lingkungan. pasal 14 di peraturan perundang undangan
2) Keadaan sosial ekonomi masyarakat tersebut mengatakan bahwa pengendalian
Kabupaten Bengkalis yang tersebar lingkungan hidup merupakan urusan wajib
dipesisir pantai mengandalkan sumber yang menjadi kewenangan pemerintahan
daya alam kelautan dan pesisir sebagai daerah untuk Kabupaten/Kota. Hal ini
mata pencaharian kehidupan masyarakat. ditegaskan bahwa penanggulangan abrasi
Dalam memenuhi keperluan hidupnya,

Jom FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 2


pantai merupakan tugas dan tanggungjawab Untuk masing-masing lembaga
Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkalis. pemerintah yang memiliki wewenang dalam
Berikut ini adalah pengeluaran penanggulangan abrasi tersebut belum
anggaran Kabupaten Bengkalis dalam menjalin koordinasi dan komunikasi dalam
pembangunan penahan gelombang pantai upaya penanggulangan abrasi, sehingga
Kabupaten Bengkalis: ditakutkan terjadi over lap pelaksana
kegiatan rehabilitasi.

Berdasarkan data tabel pembangunan Mengingat penting menjaga kelestarian


penahan gelombang atau turap dan pemecah ekosistem dan keanekaragaman hayati
gelomabang sejak tahun 2010-2012 sudah pesisir pantai dipandang perlu adanya aspek
memakan biaya lebih dari Rp.90 Miliar. pengelolaan pantai dalam pengendalian
Namun abrasi tetap terus terjadi dibagian kerusakan daerah pantai akibat abrasi.
utara dan timur pulau Bengkalis seperti Desa Sehingga sesuai dengan masterplan
Meskom, Bantai Air, Teluk Pambang, dan penanggulangan abrasi sudah tercapai atau
Selat Baru. Selain itu juga didaerah pesisir yang belum tercapai.
timur Kecamatan Bukit Batu seperti Desa
Sepahat dan Tenggayun. Kebijakan
Kebijakan (policy) adalah suatu
Selain upaya teknis seperti
kumpulan keputusan yang diambil oleh
pembangunan penahan gelombang, upaya
seorang pelaku atau kelompok politik, dalam
fisik seperti kegiatan rehabilitasi ekosistem
usaha memilih tujuan dan cara untuk
hutan mangrove juga dilakukan. Namun
mencapai tujuan itu. Pada prinsipnya, pihak
yang sering terjadi permasalahannya adalah
yang membuat kebijakan-kebijakan itu
metode penanam bibit mangrove. Hal ini
mempunyai kekuasaan untuk
terjadi karena bibit mangrove yang ditanam
melaksanakannya (Miriam Budiardjo,
hilang diterpa gelombang pasang laut.
2009:20).

Jom FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 3


Menurut Dewey, kebijakan publik program didukung oleh sumber daya yang
menitikberatkan pada apa yang dikatakan memadai.
sebagai “publik dan problem-problemnya”. Sedangkan variabel lingkungan
Kebijakan politik membahas soal bagaimana kebijakan mencakup hal-hal sebagai berikut,
isu-isu dan persoalan-persoalan tersebut yaitu: (1) Seberapa besar kekuasaan,
disusun dan didefinisikan, dan bagaimana kepentingan, dan strategi yang dimiliki oleh
kesemuanya itu diletakkan dalam agenda para aktor terlibat dalam implementasi
kebijakan dan agenda politik. kebijakan; (2) karakter institusi dan rezim
Kebijakan pemerintah dapat yang sedang berkuasa; (3) tingkat kepatuhan
didefinisikan sebagai pilihan terbaik usaha dan responsivitas kelompok sasaran.
untuk memproses nilai-nilai pemerintahan Sedangkan menurut Edward III
yang bersumber pada kearifan pemerintah dalam Dwiyanto Indiahono (2009:31)
dan mengikat secara formal, etik dan moral, menunjukkan empat variabel yang berperan
diarahkan guna menepati pertanggung penting dalam pencapaian keberhasila
jawaban aktor pemerintahan dalam implementasi, yakni diantaranya (1)
lingkungan pemerintahan (Taliziduhu Komunikasi, (2) Sumber Daya, (3) Disposisi
Ndraha, 2003:498). dan (4) Struktur Birokrasi.
Pengertian kebijakan secara sederhana Menurut Sunggono (1994:32)
segala sesuatu yang dikerjakan dan tidak mengatakan bahwa beberapa faktor yang
dikerjakan pemerintah. Sesuatu yang dapat menghambat Implementasi Kebijakan,
berkenaan dengan aturan main yang terdapat yaitu (1) Isi Kebijakan dan (2) Sosialisasi.
dalam kehidupan bersama, baik dalam
hubungan antar warga masyarakat maupun Teori Manajemen Pemerintahan
hubungan antara masyarakat dan pemerintah Manajemen memiliki peran penting
untuk menyelesaikan suatu masalah yang dalam menggerakkan segala sumber daya
terjadi dalam masyarakat. organisasi dalam mencapai tujuan secara
efektif dan efisien. Sebagai alat pencapaian
Implementasi Kebijakan tujuan, organisasi itu tidak boleh tinggal
Keberhasilan implementasi menurut diam atau statis, melainkan harus bergerak
Merilee S. Grindle dalam namawi melalui beberapa proses yang dinamakan
(2009:141) dipengaruhi oleh dua variable manajemen, dengan kata lain bahwa
besar, yakni isi kebijakan (content of policy) manajemen itu merupakan penggerak tubuh
dan lingkungan implementasi (context of organisasi untuk mencapai tujuan yang
implementation), variable isi kebijakan yang ditentukan terebih dahulu.
diungkapkan oleh Merilee S.Grindle ini Manajemen pemerintahan adalah
mencakup hal sebagai berikut, (1) sejauh proses kegiatan dalam rangka melaksanakan
mana kepentingan kelompok sasaran atau tatakelola atau pengelolaan pemerintahan
target group termuat dalam isi kebijakan yang dilakukan oleh penguasa untuk
publik, (2) jenis manfaat yang diterima oleh mencapai tujuan yang telah ditentukan
target group, (3) sejauh mana perubahan sebelumnya.
yang diinginkan oleh kebijakan, (4) apakah Fungsi manajemen pemerintahan
letak sebuah program sudah tepat, (5) apakah menurut Budi Supriyanto (2009:41), dapat
sebuah kebijakan telah menyebutkan dijelaskan sebagai berikut:
implementornya dengan rinci, dan (6) 1. Manajemen pemerintahan berarti
sumber daya yang disebutkan apakah sebuah membuat keputusan-keputusan, mulai dari

Jom FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 4


perencanaan, pelaksanaan sampai penelitian ini adalah pihak-pihak yang
monitoring atau evaluasi. mengetahui atau memberikan informasi
2. Menajemen pemerintahan berarti mengenai objek penelitian.
menetapkan kebijakan-kebijakan Menurut Bagong Suyanto (2010:166)
kerjasaman antara pemerintah dan jenis penelitian kualitatif dapat diartikan
masyarakat. sebagai penelitian yang menghasilkan data
3. Manajemen pemerintahan berarti deskriptif yang dapat diartikan sebagai
melaksanakan program dan kegiatan prosedur pemecahan masalah dengan
tahunan yang ditugaskan. menggambarkan atau melukiskan keadaan
4. Manajemen pemerintahan berarti atau suatu objek penelitian (perorangan,
penetapan pedoman perencanaan, lembaga, masayarakat dan lain-lain) dan
pengembangan, pengawasan dan sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
pengendalian bidang tatakelola tampak dilapangan.
pemerintahan.
Sederhananya manajemen 3. HASIL PENELITIAN DAN
pemerintahan merupakan suatu kegiatan PEMBAHASAN
tatakelola pemerintahan yang dilakukan oleh Abrasi merupakan salah satu masalah
aparatur pemerintah. yang mengancam kondisi pesisir yang dapat
juga mengancam garis pantai sehingga
1.2 Rumusan Masalah mundur kebelakang, merusakan tambak
Sesuai dengan penjelasan tersebut, maupun lokasi persawahan yang berada di
maka perumusan masalah dalam penelitian pinggir pantai dan juga bangunan-bangunan
ini adalah “Bagaimana Upaya Pemerintah yang mengancam yang berbatasan langsung
Kabupaten Bengkalis dalam Melakukan dengan air laut, baik bangunan yang
Penanggulangan Abrasi?” difungsikan sebagai penunjang wisata
maupun rumah penduduk. Beberapa upaya
1.3 Tujuan Penelitian pengendalian abrasi pesisir pantai
Penelitian ini bertujuan untuk merupakan tantangan terbesar yang harus
mendeskripsikan upaya-upaya yang segera dilakukan oleh pemerintah, untuk
dilakukan Pemerintah Kabupaten Bengkalis membuat kebijakan dan program-program
dalam Pengendalian Abrasi di Pesisir Pantai kerja pelaksanaan untuk penanggulangan
Kabupaten Bengkalis. masalah abrasi di pesisir pantai Kabupaten
Bengkalis.
2. METODE PENELITIAN Visi dalam melakukan penanggulangan
Penelitian ini menggunakan abrasi di Kabupeten Bengkalis adalah:
pendekatan kualitatif dengan metode “Terwujudnya upaya mengatasi
deskriptif. Peneliti akan mengungkapkan pantai abrasi di Kabupaten Bengkalis
upaya apa saja yang dilakukan oleh melalui upaya Struktural dan Non-
pemerintah Kabupaten Bengkalis dalam Struktural”
penanggulangan abrasi. Teknik Dalam menjawab visi tersebut, maka
pengumpulan data menggunakan dapat dijabarkan misi penanggulangan abrasi
wawancara, observasi dan dokumentasi. pantai di Kabupaten Bengkalis. Misi
Pembahasan diarahkan bagaimana upaya merupakan upaya-upaya yang harus
pemerintah Kabupaten Bengkalis dalam dilakukan dalam rangka mencapai visi yang
melakukan penanggulangan abrasi pada telah ditetapkan. Berikut adalah upaya yang
rentang tahun 2010-2012. Informan dalam

Jom FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 5


dilakukan Pemerintah Kabupaten Bengkalis pesisir Pulau Bengkalis, Bukit Batu, Pulau
dalam Penanggulangan Abrasi. Rupat hingga di kawasan pesisir Merbau,
Tebing Tinggi, Rangsang (Sekarang
3.1 Melakukan Upaya Rehabilitasi Kabupaten Kepulauan Meranti) sejak tahun
Mangrove dan Peningkatan 2002 hingga 2009.
Infastruktur Penahan Gelombang Untuk rentang waktu tahun 2010
Fenomena masalah abrasi hingga 2012, Dinas Perkebunan dan
menyebabkan terjadinya fenomena sosial Kehutanan Kabupaten Bengkalis belum bisa
dan permasalahan dalam masyarakat seperti melaksanakan upaya rehabilitasi dan
hilangnya lahan pertanian masyarakat, reboisasi. Hal tersebut dikarenakan
rusaknya infastruktur bangunan yang ada berbenturan dengan Peraturan Menteri
digaris pantai bahkan kritisnya bisa Kehutanan Nomor P.70/Menhut/2008
menggelamkan sebuah pulau. tentang Pedoman Teknis Rehabilitas Hutan
Melihat kondisi yang terjadi demikian, dan Lahan karena didalam isi peraturan
maka pemerintah melakukan upaya tersebut mengamanatkan harus diawali
rehabilitasi kawasan mangrove dan dengan perencanaan.
peningkatan infastruktur penahan Isi dari Peraturan Menteri Kehutanan
gelombang. Nomor P.70/Menhut/2008 disebutkan bahwa
sebelum melaksanakan kegiatan rehabilitasi
3.1.1 Secara Fisik atau Alami harus mempunyai sistem perencanaan
Upaya yang dilakukan secara alami Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL). Sistem
yaitu dengan melakukan penanaman perencanaan tersebut mempunyai struktur
ekosistem mangrove dikawasan yang terkena berjenjang yang terdiri dari Rencana Teknik
abrasi. Hal ini bertujuan untuk menjaga Rehabilitasi Hutan dan Lahan DAS
kelestarian tanaman mangrove sebagai salah (RTkRHL-DAS), Rencana Pengelolaan
satu tanaman penaham gelombang yang Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RPRHL),
alami. Kejelasan secara rinci lembaga Rencana Tahunan Rehabilitasi Hutan dan
pelaksana program harus benar-benar Lahan (RTnRHL) dan Rancangan Kegiatan
mengacu pada tugas pokok dan fungsi suatu RHL (RKRHL).
lembaga tersebut agar pelakasanaan sesuai Tujuan dari pelaksanaan pedoman
dengan yang diharapkan. tersebut agar menemukan metode baru dalam
Dalam melakukan upaya secara alami, melakukan penanaman tanaman mangrove
ada beberapa lembaga yang memiliki peran dalam penanggulagan abrsai. Hal ini karena
dalam melakukan kegiatan rehabilitasi dan upaya rehabilitasi kawasan dengan cara
reboisasi. Pertama, Dinas Perkebunan dan menanam mangrove dikawasan pantai yang
Kehutanan; Kedua, Badan Lingkungan terkena abrasi belum dikatakan efektif,
Hidup; dan Ketiga, Dinas Kelautan dan karena bibit mangrove banyak yang hanyut
Perikanan Kabupaten Bengkalis. akibat besarnya gelombang dan arus laut.
Pemerintah Kabupaten Bengkalis Selanjutnya melalui Badan
melalui Dinas Perkebunan dan Kehutanan Lingkungan Hidup Kabupaten Bengkalis
Kabupaten Bengkalis memiliki peran penting melakukan upaya penanggulangan abrasi
dalam hal rehabilitasi dan reboisasi hutan sesuai Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
mangrove kawasan pesisir Kabupaten dari yaitu bersifat melakukan pembinaan
Bengkalis. terhadap masyarakat, pembinaan tersebut
Lembaga ini lebih dahulu melakukan mulai dari proses pembibitan, proses
upaya rehabilitasi dan reboisasi dikawasan penanaman, hingga proses pemeliharaan.

Jom FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 6


Adapun pelaksanaan kegiatan mangrove yang dilakukan oleh Dinas
pembinaan dan penanaman yang dilakukan Kelautan dan Perikanan Kabupaten
oleh Badan Lingkungan Hidup adalah: Bengkalis dalam rangka kegiatan degradasi
lingkungan pesisir, yakni:
Salah satu fungsi dari manajemen
pemeritahan adalah melaksanakan program
dan kegiatan tahunan yang ditugaskan dan
berdasarkan rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya. Program yang dilakukan oleh
Dinas Kelautan dan Perikanan terjadi
kevacuman pada tahun 2010, hal tersebut
dikarenakan terjadi pemekaran Kabupaten
Kepulauan Meranti yang sebelumnya
merupakan kawasan wilayah dari Kabupaten
Bengkalis. Sehingga proses pelaksanaannya
harus ditunda.
Terkait dengan kegiatan penanaman
mangrove yang dilakukan oleh Badan
3.1.2 Secara Buatan
Lingkungan Hidup Kabupaten Bengkalis,
Upaya yang dilakukan secara buatan
pelaksanaan penanaman mangrove dilakukan
yaitu dengan melakukan pembangunan
pada tahun 2012. Sedangkan pada tahun
penahan gelombang atau turap dan pemecah
2010-2011 terjadi kevacuman sehingga
gelombang. Pemerintah Kabupaten
kegiatan tersebut belum bisa dilakukan.
Bengkalis melalui Dinas Pekerjaan Umum
Pembagian wewenang terkait
yang merupakan lembaga yang
kerjasama yang dilakukan dalam
bertanggungjawab sesuai tugas dan fungsi
penanggulangan abrasi juga diperjelas, hal
membangun infastruktur pendukung
tersebut juga menjadi tugas dan
penanggulangan abrasi.
tanggungjawab Dinas Kelautan dan
Adapun program pelaksanaan
Perikanan. Karena hutan tanaman mangrove
pembangunan penahan gelombang atau turap
merupakan tempat biota hewan laut hidup
dan pemecah gelombang Dinas Pekerjaan
dan berkembang.
Umum bisa dilihat dan disajikan dalam tabel
Adapun kegiatan penanaman
dibawah ini:

Jom FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 7


Selama ini pemerintah Kabupaten
Cara penanggulangan secara buatan Bengkalis mengalami keterbatasan anggaran
merupakan cara yang efektif dalam setiap tahunnya untuk membangun penahan
melakukan penanggulangan abrasi gelombang atau turap dan pemecah
dikawasan pesisir yang cukup parah atau gelombang.
tingkat abrasi yang tinggi.

Jom FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 8


Karena panjang pantai yang terkena Pemerintah harus serius dalam
abrasi lebih besar volumenya dibandingkan menangani masalah abrasi tersebut karena
dengan jumlah pembangunan penahan biaya yang dikeluarkan oleh APBD cukup
gelombang tersebut disebaran pantai yang besar, sehingga program pengerjaan
terabrasi. pembangunan penahan gelombang atau turap
tidak terkesan
setengah-
setengah.

Menurut Budi Supriyanto (2009:41) Fenomena aneh yang terjadi pada


Fungsi dari manajemen pemerintahan kegiatan penanggulangan abrasi tersebut.
melaksanakan program dan kegiatan tahunan Pembangunan penahan gelombang atau turap
yang ditugaskan sesuai dengan perencanaan mengubah arah arus sehingga berpotensi
sebelumnya. Program peningkatan daerah sekitar yang dilakukan
infastruktur penanggulangan abrasi menjadi penanggulangan ikut tergerus akibat
prioritas utama program tahunan pemerintah perubahan arus gelombang.
Kabupaten Bengkalis tetap pada komitmen Kajian yang telah dilaksanakan oleh
politik. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data Lembaga Swadaya Masyarakat bahwa
diatas menjelaskan program proyek multi pembangunan penahan gelombang atau turap
years pembangunan penahan abrasi dipantai untuk menanggulangi abrasi bukan
dilanjutkan pada tahun selanjutnya. solusi yang efektif, karena harus
memperhatikan dampak lain yang akan

Jom FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 9


timbul seperti permasalahan kelestarian Pemerintah Kabupaten Bengkalis
ekosistem mangrove. Segala bentuk melalui Badan Lingkungan Hidup memiliki
keputusan yang dibuat harus dengan kajian tugas dan fungsi dalam hal sosialisasi dan
yang matang, jika tidak maka persoalan- pembinaan memberikan pemahaman kepada
persoalan lingkungan bisa muncul akibat masyarakat dalam hal menanggulangi abrasi.
pembangunan pantai tersebut. Dalam melakukan pembinaan dan
sosialisasi kepada masyarakat, Badan
3.2 Meningkatkan Pemahaman dan Lingkungan Hidup terlebih dahulu pendataan
Peran Serta Masyarakat terhadap kelompok masyarakat yang peduli
Tentu saja dalam menanggulangi lingkungan pesisir. Sehingga sasaran dan
masalah abrasi, masyarakat ikut serta dan tujuan pembinaan tersebut lebih tepat dan
mengambil andil tersendiri dalam berjalan denga baik.
menanggulangi abrasi. Pemerintah yang Adapun kelompok-kelompok yang
dalam hal ini merupakan fasilitator yang dibawah binaan Badan Lingkungan Hidup
akan merangkul dan memonitoring hasil adalah:
kegiatan masyarakat. Menurut Merilee
S.Grindle dalam namawi
(2009:141) menjelaskan bahwa
dalam implementasi kebijakan
harus didukung sumberdaya-
sumberdaya yang digunakan
agar pelaksanaan program bisa
berjalan lancar dan baik.
Dalam menanggulangi
masalah abrasi, ada beberapa
upaya yang dilakukan oleh
pemerintah Kabupaten
Bengkalis dalam meningkatkan
pemahaman dan peran serta
masyarakat mengenai
penanggulangan abrasi.

3.2.1 Sosialisasi Peningkatan Peran


Serta Masyarakat Kelompok pengelola mangrove diatas
Dalam Sunggono (1994:32) diberikan bekal pembinaan dalam hal
mengatakan salah satu faktor yang dapat persemaian, pembibitan, hingga proses
menghambat Implementasi Kebijakan atau penanaman bibit mangrove dilokasi pesisir
program adalah sosialisasi. Tujuan sosialisasi baik di garis pantai maupun sempadan
ini adalah agar pelaksana program dan pantai. Bantuan alat-alat kelengkapan juga
masyarakat memahami betapa pentingnya diberikan dalam menunjang motivasi kerja
dalam menanggulangi abrasi, sehingga masyarakat peningkatan kepedulian terhadap
program penanggulangan abrasi melalui ketersedian dan kelestarian Sumber Daya
sosialisasi dan pembinaan masyarakat dapat Alam (SDA) lingkungan pesisir.
berjalan optimal.

Jom FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 10


Adapun kegiatan Badan Lingkungan Bahtera Melayu sebagai rekan kerja yang
Hidup Kabupaten Bengkalis yang ikutserta dalam kegiatan ini.
melibatkan masyarakat dijelaskan dalam Untuk materi sosialisasi, Badan
tabel dibawah ini: Lingkungan Hidup memilih topik mengenai

tidak adanya program dan pelaksanaan pengelolaan hutan mangrove sebagai topik
kegiatan sosialisasi dan pembinaan utama dalam melakukan penanggulangan
masyarakat pada tahun 2010-2011. Hal ini abrasi.
dikarenakan adanya proses pemekaran Sosialisasi secara intensif kepada
Kabupaten Kepulauan Meranti yang masyarakat tentang peran mereka dalam
sebelumnya merupakan wilayah kawasan kegiatan melindungi ekosistem mangrove
dari Kabupaten Bengkalis. Sehingga sangat penting dilakukan oleh pemerintah
membuat proses pelaksanaan kegiatan yang dan pemerintah daerah. Diharapkan dengan
berkaitan dengan sosialisasi dan pembinaan upaya ini, masyarakat akan berpartisipasi
masyarakat harus ditunda. dalam program penanggulangan abrasi
Kegiatan Sosialisasi dan pembinaan terkait pengendalian lingkungan pesisir baik
diadakan pada tanggal 05-06 Juni 2012 dan secara perorangan/keluarga maupun secara
diikuti sebanyak 50 orang peserta yang kelompok yang lebih terorganisir.
terdiri dari Perwakilan Kecamatan Bantan, Evaluasi terus dilakukan baik dari
Staf Desa Bantan Air dan Pambang, 20 pihak kelompok sendiri maupun dari
orang setiap kelompok yang ikut serta dalam Lembaga yang memberikan pembinaan agar
sosialisasi tersebut. hasil kerja dan kendala yang dilaksanakan
Panitia pelaksana kegiatan sosialisasi dalam jangka waktu kedepan bisa
ini dipimpin oleh Bapak Nurman Noer dimonitoring agar kendala yang sama bisa
sebagai Kepala Bidang Pelestarian dan cepat diatasi.
Pengembangan Lingkungan Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Bengkalis. 3.2.2 Menggali Kearifan Lokal
Petugas yang memberikan sosialisasi Keikutsertaan masyarakat pesisir
tersebut berasal dari staf Pelestarian dan dalam mengelola dan menjaga kawasan
Pengembangann Lingkungan BLH pesisir memang dikatakan perlu
Kabupaten Bengkalis dan melibatkan ditingkatkan. Sebagian besar masyarakat
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pesisir yang berprofesi sebagai nelayan

Jom FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 11


mengambil kekayaan hasil laut seharusnya datang baik dari internal maupun eksternal
seimbang melakukan kegiatan perawatan dan kelompok.
pemeliharaan hutan mangrove agar habitat Begitu banyaknya permasalahan yang
yang hidup dipesisir hutan mangrove terjaga timbul kelompok masyarakat beserta tenaga
kelestarian. pendamping yang ditugaskan dari Dinas
Pemerintah Kabupaten Bengkalis Kelautan dan Perikanan Kabupaten
melalui Dinas Perikanan dan Kelautan yang Bengkalis melakukan musyawarah untuk
bertanggungjawab terhadap kelestarian mencari solusi dalam menyelesaikan
sumber daya laut yang berada dipesisir permasalahan yang timbul. Berdasarkan
menggunakan tugas dan fungsinya terhadap laporan kelompok Rahabilitasi dan
permasalahan degradasi lingkungan yang Konservasi lingkungan pesisir Kecamatan
berujung pada terjadinya abrasi. Rupat Utara Kabupaten Bengkalis, solusi
Kegiatan-kegiatan rehabilitasi dan yang diberikan adalah:
konservasi dilakukan dengan 1. Melakukan penyulaman untuk
mengikutsertakan kelompok-kelompok memperbaiki bibit yang telah mati.
nelayan yang ada ditiap-tiap desa di 2. Meningkatkan pengawasan terhadap bibit
Kabupaten Bengkalis yang terdiri 76 desa yang telah ditanam, kemudian melakukan
pesisir. Namun baru beberapa desa saja yang sosialisasi kepada nelayan yang ingin
baru terealisasi kegiatannya. Adapun upaya melakukan penangkapan udang agar tidak
yang dilakukan Dinas Kelautan dan mengoperasikan alat tangkap di wilayah
Perikanan disajikan dalam tabel berikut ini: konservasi.
3. Penanaman ulang sesuai dengan pola
tanam yang telah ditetapkan, adapun
penanaman dilakukan menunggu kondisi
angin mulai teduh.

Dalam pelaksanaan yang dilakukan 4. Setiap anggota kelompok wajib mengikuti


oleh setiap kelompok masyarakat yang kegiatan konservasi dan melakukan
terlibat dalam kegiatan upaya penanganan koordinasi dengan ketua dan tenaga
degradasi lingkungan pesisir, setiap pendamping setiap permasalahan atau
kelompok mengalami berbagai kendala dan kendala yang timbul nantinya.
hambatan. Kendala dan hambatan tersebut Upaya pemerintah Kabupaten
Bengkalis dalam meningkatkan pemahaman

Jom FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 12


dan peran serta masyarakat melalui Tim Sekretariat KKMN tahun 2010-2012
sosialisasi dan pembinaan kurang maksimal. adalah:
Dikarenakan terjadi kevacuman dan Ketua : Kasubdit Rehabilitasi dan
kekosongan program kegiatan pada tahun Reklamasi, Direktorat Pesisir
2010 dan 2011. Melalui upaya menggali dan Lautan Kementrian
kearifan masyarakat lokal juga mengalami Kelautan dan Perikanan.
beberapa kendala, selain terjadi kevacuman Anggota : 1. Kasubdit Rehabilitasi dan
kegiatan pada tahun 2010. Hutan Mangrove, Hutan
Pantai, Rawa Gambut
3.3 Meningkatkan Koordinasi Antar Direktorat Jenderal Bina
Sektor Pengelolaan DAS dan
Permasalahan dalam mencegah dan Perhutanan Sosial,
menanggulangi abrasi pantai bukan hanya Kementrian Kehutanan.
terletak pada pelaksanaa program pada 2. Kepala Bidang Pencegahan
masing-masing instansi yang terkait. Namun Kementrian Lingkungan
juga terletak pada jaringan koordinasi antar Hidup.
sesama pelaksana program yang memiliki 3. Kepala Bidang Pemetaan dan
misi yang sama, baik antara pemerintah Integrasi Tematik Laut, Badan
dengan masyarakat maupun antar lembaga Infromasi Geospasial.
pemerintah. 4. Kabubdit Konservasi dan
Melihat keadaan kondisi ekstrim abrasi Rehabilitasi, Ditjen Bangda,
yang ada di seluruh Indonesia dan kondisi Kementrian Dalam Negeri.
mangrove sebagai ekosistem yang hidup 5. Yus Rusila Noor, Wetlands
dipesisir pantai sudah mulai Internasional Indonesia
memprihatinkan. Sehingga pada tahun 2006 Program.
pemerintah bekerjasama dan membentuk 6. Kepala Divisi Penelitian dan
Kelompok Kerja Mangrove Nasional Pengembangan Mangrove,
(KKMN) Sebagai salah satu bentuk LPP Mangrove.
kepedulian terhadap semakin meningkatnya Adapun salah satu tugas dari
kerusakan ekosistem mangrove. Serta Kelompok Kerja Mangrove Nasional
menyadari bahwa pengelolaan ekosistem (KKMN) adalah mendorong dan
mangrove harus ditangani secara terpadu memfasilitasi Pemerintah Daerah
yang melibatkan empat instansi utama membentuk Kelompok Kerja Mangrove
pengelolaan ekosistem mangrove, yaitu Daerah (KKMD). Pada tahun 2011
Kementrian Kehutanan, Kementrian Kelompok Kerja Mangrove Nasional
Kelautan dan Perikanan, Kementrian Dalam (KKMN) mengadakan kegiatan
Negeri dan Kementrian Lingkungan Hidup. pembentukan Kelompok Kerja Mangrove
Hal ini merupakan upaya penguatan Daerah (KKMD) Propinsi Riau dan
koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan melakukan pembentukan KKMD di
sinergi lintas sektor/lembaga dalam Kabupaten/Kota. Namun upaya koordinasi
pengelolaan ekosistem mangrove. khususnya di Kabupaten Bengkalis belum
Pada tahun 2010-2012, Kelompok berjalan dengan lancar seperti yang
Kerja Mangrove Nasional di ketuai dan diharapkan.
kesekretariatan di lembaga Kementrian Hal tersebut dikarenakan komunikasi
Kelautan dan Perikanan. Adapun susunan antar lembaga tersebut tidak terjalin dengan
baik. Dari Dinas Kelautan dan Perikanan

Jom FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 13


sudah menginisiasi untuk melakukan Daerah Nomor 09 tahun 2011 tentang
pembentukan di daerah, hal tersebut juga Rencana Pembangunan Jangka Menengah
dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah (RPJMD) Kabupaten Bengkalis
Kabupaten Bengkalis. Namun usaha untuk tahun 2010-2015. Tetapi tidak memiliki
menjalin komunikasi tersebut tidak fokus yang jelas. Karena di RPJMD tidak
mendapat respon dari instansi lain. Sehingga hanya pada permasalahan abrasi saja, namun
jalan koordinasi yang ingin dibentuk tidak permasalahan lain yang lebih urgent juga
tercapai. dibahas seperti kesehatan, pendidikan, sosial
Lemahnya koordinasi antar lembaga ekonomi masyarakat, dan pemerintahan.
pemerintah di Kabupaten Bengkalis dalam Peraturan Daerah Nomor 09 tahun
melakukan pengelolaan ekosistem mangrove 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka
yang terpadu membuat upaya meningkatkan Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
koordinasi melalui Kelompok Kerja Bengkalis tahun 2010-2015 merupakan
Mangrove Daerah (KKMD) Kabupaten komitmen politik dari Pimpinan daerah yang
Bengkalis tidak berjalan dengan lancar dan dalam hal ini Bupati Bengkalis berusaha
hingga akhir instansi dan Satuan Kerja melakukan apa yang menjadi janji politiknya
Perangkat Daerah (SKPD) melakukan pada saat kampanyenya. Namun untuk
kegiatan berdasarkan tugas pokok dan fungsi penanggulangan abrasi yang dilakukan
masing-masing. dinilai tidak serius dan fokus dalam
pelakanaannya.
3.3 Menyusun Perangkat Hukum yang
Efektif
4. PENUTUP
Salah satu langkah kongkrit yang harus
4.1 Kesimpulan
dilakukan dalam penanggulangan abrasi
Berdasarkan hasil penelitian dan
yakni menyusun perangkat hukun yang
pembahasan, maka upaya pemerintah
efektif dalam mewujudkan upaya
Kabupaten Bengkalis dalam penanggulangan
penanggulangan abrasi di Kabupaten
abrasi di pesisir pantai Kabupaten Bengkalis
Bengkalis. Perangkat hukum tersebut
tahun 2010-2012 dapat diambil kesimpulan
bertujuan mengatur mekanisme pelaksanaan
bahwa:
program yang harus dilakukan oleh
1. Upaya yang berhasil dilakukan oleh
pemerintah hingga keterlibatan kelompok
Pemerintah Kabupaten Bengkalis adalah
kepentingan yang lain.
melakukan kegiatan pembangunan
upaya yang dilakukan oleh Pemerintah
penahan atau turap dan pemecah
Kabupaten Bengkalis melalui menyusun
gelombang di beberapa titik yang terlalu
perangkat hukum yang efektif dalam
parah terkena abrasi seperti di Kecamatan
mewujudkan upaya penanggulangan abrasi
Bengkalis, Bantan, Bukit Batu, Rupat dan
sama sekali belum ada. Upaya yang
Rupat Utara yang memiliki kawasan
dilakukan hanya berdasarkan tugas pokok
pesisir. Selain itu upaya rehabilitasi secara
dan fungsi pada masing-masing Satuan Kerja
alami juga berhasil dilakukan dengan
Perangkat Daerah saja.
meningkatkan pemahaman dan peran
Meskipun tidak memiliki perangkat
serta masyarakat peduli lingkungan
hukum yang efektif dalam mewujudkan
pesisir untuk ikut serta melakukan
upaya penanggulangan abrasi di Kabupaten
kegiatan mulai dari persemaian,
Bengkalis, namun penanggulangan abrasi
pembibitan, dan penanaman di beberapa
merupakan salah satu dari beberapa isu
titik lokasi rehabilitasi kawasan
dan/atau yang termuat dalam Peraturan
mangrove.

Jom FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 14


2. Lemahnya koordinasi pada lembaga atau 3. Dari upaya yang sudah berhasil dilakukan
instansi pemerintah yang memiliki peran agar lebih ditingkatkan lagi seperti
penting dalam kegiatan rehabilitasi penyebarluasan pelaksanaan kegiatan di
kawasan pesisir membuat pembentukan kawasan lain agar manfaat program
Kelompok Kerjan Mangove Daerah penanggulagan abrasi oleh pemerintah
(KKMD) Kabupaten Bengkalis tidak Kabupaten Bengkalis bisa dirasakan oleh
berjalan dengan lancar, hingga sampai seluruh masyarakat
saat ini pun upaya meningkatkan
koordinasi antar sektor juga belum bisa
5. DAFTAR PUSTAKA
dicapai. Selain itu juga belum ada bentuk
kongkrit dari pemerintah untuk membuat 5.1 Buku
Perangkat Hukum seperti Peraturan Abdul Wahab, Solochin. 2012. Analisis
Daerah yang mengatur upaya Kebijakan Publik (Dari Formulasi ke
penanggulangan abrasi di pesisir pantai
Penyusunan Model-model
Kabuapaten Bengkalis.
Implementasi Kebijakan Publik).
4.2 Saran Jakarta: Bumi Aksara.
Untuk lebih meningkatkan upaya Namawi, Ismali. 2009. Public Policy:
Pemerintah Kabupaten Bengkalis dalam Analisis, Strategi, Advokasi Teori dan
penanggulangan abrasi dipesisir pantai Praktek. Surabaya: PMN.
Kabupaten Bengkalis, ada beberapa saran Nugroho, Riant. 2003. Kebijakan Publik:
yang menjadi rekomendasi penulis yaitu:
Formulasi, Implementasi, dan
1. Agar Pemerintah Kabupaten Bengkalis Evaluasi. Jakarta: PT. Elex Media
lebih menguatkan koordinasi antar Komputindo.
sektor/lembaga/instansi yang memiliki Sjofyan Arif, Mirrian, dkk. 2010.
peran yang sama dalam melakukan Manajemen Pemerintahan. Jakarta:
kegiatan penanggulangan abrasi baik
Penerbit Universitas Terbuka.
secara alami atau rehabilitasi maupun
secara buatan seperti Badan Lingkungan Supriyanto, Budi. 2009. Manajemen
Hidup, Dinas Kelautan dan Perikanan, Pemerintah: Plus Dua Belas Langkah
Dinas Perkebunan dan Kehutanan dan Strategis. Jakarta: CV. Media Brilian.
Dinas Pekerjaan Umum. Hal ini bertujuan Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2010. Metode
agar terciptanya pelaksanaan program Penelitian Sosial, Berbagai
yang terpadu sehingga tidak terjadi Pendekatan Alternatif. Jakarta:
tumpang tindih program pelaksanaan
kegiatan. Kencana.
2. Pemerintah Kabupaten Bengkalis harus Winarno, Budi. 2005. Proses dan Teori
memiliki Peraturan Daerah yang Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media
mengatur upaya penanggulangan abrasi di Pressindo.
pesisir pantai. Hal ini agar lembaga terkait
seperti Badan Lingkungan Hidup, Dinas 5.2 Jurnal dan Sumber Lainnya
Kelautan dan Perikanan, Dinas
Badan Nasional Penanggulan Bencana.
Perkebunan dan Kehutanan dan Dinas
Pekerjaan Umum memiliki pedoman dan 2012. Jurnal Penanggulan Bencana.
atura jelas yang jelas dan lebih fokus. ISSN2087636X. Volume 2. Jakarta.

Jom FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 15


Badan Perencanaan Pembangungan Daerah
Kabupaten Bengkalis. 2007.
Masterplan Penanggulangan abrasi
Pantai Kabupaten Bengkalis tahun
2007. Bengkalis.
Makalah. A Hakam, B Istijino, FA Ismail,
Zaidir, Fauzan, Dalrino, dan Revalin.
2013. Penanganan Abrasi Pantai di
Indonesia. Padang: Pusat Studi
Bencana Universitas Andalas.

5.3 Peraturan Perundang-undangan


Undang Undang Nomor 07 tahun 2004
tentang Sumber Daya Air.
Undang Undang Nomor 32 tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah.
Peraturan Daerah Nomor 09 tahun 2011
tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Bengkalis Tahun 2010-
2015.

Jom FISIP Volume 1 No. 2 – Oktober 2014 16

Anda mungkin juga menyukai