Anda di halaman 1dari 124

1

IDENTIFIKASI TANAMAN ALPUKAT (Persea americana)


SEBAGAI TANAMAN MULTI PURPOSE TREE SPECIES
(MPTS) DI TIGA KABUPATEN DATARAN TINGGI
DI SUMATERA UTARA

SKRIPSI

MAULIDA SARI NASUTION


161201009

DEPARTEMEN BUDIDAYA HUTAN


FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

Universitas Sumatera Utara


2

IDENTIFIKASI TANAMAN ALPUKAT (Persea americana)


SEBAGAI TANAMAN MULTI PURPOSE TREE SPECIES
(MPTS) DI TIGA KABUPATEN DATARAN TINGGI
DI SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Oleh :
MAULIDA SARI NASUTION
161201009

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


gelar sarjana di Fakultas Kehutanan
Universitas Sumatera Utara

DEPARTEMEN BUDIDAYA HUTAN


FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

Universitas Sumatera Utara


i

Universitas Sumatera Utara


ii

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

MAULIDA SARI NASUTION: Identifikasi Tanaman Alpukat (Persea


americana) Sebagai Tanaman Multi Purpose Tree Species (MPTS) di Tiga
Kabupaten Dataran Tinggi di Sumatera Utara, dibimbing oleh Bapak
AFIFUDDIN DALIMUNTHE, S.P., M.P dan Bapak Dr. Ir. E. HARSO
KARDHINATA, M.Sc.

Indonesia merupakan negara tropis yang ditumbuhi berbagai jenis tanaman yang
dapat digunakan sebagai sumber pangan, diantaranya adalah tanaman buah-
buahan contohnya tanaman alpukat (Persea americana). Alpukat merupakan
jenis tanaman serbaguna (multi purpose tree species/MPTS) yang dapat
dimanfaatkan baik kayu maupun bukan kayunya (buah, daun, bunga, dan bijinya).
Perbedaan tempat tumbuh alpukat ini menyebabkan pertumbuhannya berbeda
baik secara morfologi, rasa, kandungan lemak, ketahanan terhadap penyakit dan
penyimpanannya, serta daya adaptasinya terhadap lingkungan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik morfologi pada tanaman alpukat
dataran tinggi di Kabupaten Samosir, Karo dan Simalungun. Teknik pengambilan
sampel menggunakan accidental sampling, purposive sampling dan snowball.
Hasil penelitian ini menunjukkan alpukat yang ditemukan dan diidentifikasi di
Kabupaten dataran tinggi di Sumatera Utara, yaitu Kabupaten Karo, Simalungun
dan Samosir berjumlah 30 aksesi alpukat dengan karakteristik morfologi yang
berbeda-beda. Teknik budidaya tanaman alpukat untuk mendapatkan hasil yang
maksimal perlu diperhatikan pola tanam, penggunaan varietas, waktu tanam,
kondisi lahan, pemeliharaan tanaman dan penanganan pasca panen. Alpukat
unggul dari tiga Kabupaten tersebut untuk dikonsumsi adalah alpukat Kabupaten
Samosir sedangkan alpukat untuk diolah menjadi produk salah satunya adalah
produk kosmetik yaitu alpukat Kabupaten Karo.

Kata kunci : alpukat, karakteristik, morfologi

iii

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

MAULIDA SARI NASUTION : Identification of Avocado (Persea americana)


Plants as Multi Purpose Tree Species (MPTS) in Three Highlands Districts in
North Sumatra, supervised by Mr AFIFUDDIN DALIMUNTHE, S.P., M.P and
Mr Dr. Ir. E. HARSO KARDHINATA, M.Sc.

Indonesia is a tropical country that is grown by various plantspecies that can be


used as food source, among them,there are fruit plants such as avocado plant
(Persea americana). Avocado is a multi purpose tree species (MPTS) that can be
utilized either the wood or non wood (fruit, leave, flower and seeds). The
difference between growing places of these avocado causes their growth diverse
either in morphology, taste, fat contents, resistance againts disease and its
keeping.Alsoits adaptation abilities againts environment. This research is
purposed to identify morphological characteristics on highland avocado plants in
Samosir, Karo and Simalungun regency. The sample collection technique is
accidental sampling, purposive sampling and snowball. The results of this study
indicate that the avocados found and identified in the highland districts in North
Sumatra, namely Karo, Simalungun and Samosir districts, total 30 accessions of avocado
with different morphological characteristics. Cultivation technique of avocado plant
for receiving maximum result needs to pay attention in planting patterns, varieties
usage, planting time, field condition, plants upkeep and post harvest handling.
The superior avocado from 3 mentioned regency for consumption is Samosir
regency's avocado whereas avocado for being processed into product, one of
them are cosmetics is Karo regency's avocado.

Keywords : avocado, characteristics, morphological

iv

Universitas Sumatera Utara


RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Tombang Bustak,


Kec. Kotanopan, Kab. Mandailing Natal pada tanggal 17 Juli
1998. Penulis merupakan anak ke tiga dari empat bersaudara
dari ayah Sahrun Ali dan ibu Sangkot Fatimah Rangkuti.
Penulis memulai pendidikan di SD Negeri 142650 Tombang
Bustak pada tahun 2004-2010, pendidikan tingkat Sekolah
Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Kotanopan pada tahun
2010-2013, pendidikan tingkat Sekolah Menengah Atas di
SMA Negeri 1 Kotanopan pada tahun 2013-2016. Pada tahun
2016, penulis diterima kuliah di Universitas Sumatera Utara, Fakultas Kehutanan,
Program Studi Kehutanan, melalui jalur SNMPTN. Penulis memilih minat
Budidaya Hutan.
Semasa kuliah penulis aktif dalam beberapa organisasi di kampus dan
diluar kampus. Organisasi yang diikuti penulis di dalam kampus adalah
organisasi Rimbapala Kehutanan USU dan BKM Baytul Asjar serta aktif
organisasi diluar kampus menjadi anggota Relawan Relindo Sumut. Di
perkuliahan penulis juga pernah menjadi Asisten Praktikum Inventarisasi Hutan
pada tahun 2018 dan 2020, serta Praktikum Teknologi Benih pada tahun 2020.
Selama pendidikan penulis telah mengikuti Praktik Pengenalan Ekosistem
Hutan (P2EH) di Mangrove Lubuk Kertang, Kec. Brandan Barat, Kab. Langkat
pada tanggal 10-19 Juli 2018. Pada tanggal 22 Juli-22 Agustus 2019 penulis juga
telah menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di KPH Yogyakarta. Pada
awal tahun 2020 penulis melaksanakan penelitian dengan judul “Identifikasi
Tanaman Alpukat (Persea americana) Sebagai Tanaman Multi Purpose Tree
Species (MPTS) di Tiga Kabupaten Dataran Tinggi di Sumatera Utara” di bawah
bimbingan Bapak Afifuddin Dalimunthe, S.P., M.P dan Bapak Dr. Ir. E. Harso
Kardhinata, M.Sc.

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Ridho-
Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun skripsi yang dibuat berjudul
“Identifikasi Tanaman Alpukat (Persea americana) Sebagai Tanaman Multi
Purpose Tree Species (MPTS) di Tiga Kabupaten Dataran Tinggi di Sumatera
Utara” yang dilaksanakan pada bulan Desember 2019 sampai Februari 2020 dan
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Kehutanan pada
Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka penulis
menyampaikan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu penulis
dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada :
1. Kedua orang tua, ayahanda Sahrun Ali dan ibunda Sangkot Fatimah Rangkuti
yang memberikan kasih sayang, dukungan moril dan materil serta doa yang
dipanjatkan kepada Allah SWT untuk penulis. Serta abang Ali Sahbana, kakak
Riski Seriguna dan adik Putri Khotimah yang telah memberikan dukungan dan
semangat dalam menyelesaikan skripsi.
2. Bapak Afifuddin Dalimunthe, S.P., M.P selaku ketua komisi pembimbing dan
Bapak Dr. Ir. E. Harso Kardhinata, M.Sc sebagai anggota pembimbing yang
telah membimbing dan memberikan arahan serta kesabaran kepada penulis
selama penyusunan skripsi dan solusi atas permasalahan dan kesulitan dalam
penulisan skripsi ini.
3. Ketua Departemen Budidaya Hutan Bapak Prof. Mohammad Basyuni, S.Hut,
M.Si., Ph.D serta seluruh staf pengajar dan pegawai di Fakultas Kehutanan
atas segala arahan, bantuan dan saran yang telah diberikan kepada penulis.
4. Jul Afriandi Lubis, yang sudah membantu penulis dilapangan dan memberikan
banyak hal kepada penulis.
5. Masyarakat Kabupaten Karo, Simalungun dan Samosir yang membantu dan
memberikan informasi kepada penulis dalam melaksanakan penelitian
dilapangan.
6. Sahabat dan rekan-rekan seperjuangan di Fakultas Kehutanan khususnya
Hut A 2016 dan Budidaya Hutan (BDH) 2018 untuk dukungan dan
kerjasamanya selama ini.
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan dengan
melimpah Rahmad serta Karunia-Nya kepada kita semua.
Dalam penyajian skripsi ini penulis menyadari masih belum mendekati
kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun sebagai bahan masukan yang bermanfaat demi perbaikan
dan peningkatan diri dalam bidang ilmu pengetahuan.
Medan, Juli 2020

Maulida Sari Nasution

vi

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................... i
PERNYATAAN ORIGINALITAS ............................................ ii
ABSTRAK .................................................................................... Iii
ABSTRACT.................................................................................. Iv
RIWAYAT HIDUP ..................................................................... V
KATAPENGANTAR ………………………………………….. Vi
DAFTAR GAMBAR …………………………………………... Viii
DAFTAR TABEL ……………………………………………… Xi
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………... xiii

PENDAHULUAN
Latar Belakang ………………………………………………….. 1
Tujuan Penelitian ...……………………………………………… 3
Kegunaan Penelitian …………………………………………….. 3

TINJAUAN PUSTAKA
Identifikasi Tanaman ..................................................................... 4
Multi Purpose Tree Species (MPTS) ............................................ 4
Alpukat (Persea americana) ......................................................... 5
Botani Tanaman Alpukat …………...……………………….. 5
Syarat Tumbuh …………………………………...............….. 7
Tanah ……………………………………………………….. 7
Iklim …………………………………….………………….. 7
Penyebaran Tanaman Alpukat ……...……………………….. 8
Manfaat Tanaman Alpukat …………………………………… 9

METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu ……………………………………………… 11
Bahan dan Alat …………………………………………….……. 11
Prosedur Penelitian ……………………………………………… 11
Parameter pengamatan …………………………….……….. 12

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil …………………………………………………………...... 17
Pembahasan……….…………………………………………….. 80

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan……………………………………………………… 84
Saran …………………………………………………………….. 84

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

vii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

No Halaman
1 Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Guru
Kinayan Kecamatan Payung Kabupaten Karo
(A1) …………………………………………...……...……. 20
2 Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa
Payung Kecamatan Payung Kabupaten Karo
(A2) ...………….…………………………………………... 22
3 Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa
Payung Kecamatan Payung Kabupaten Karo
(A3) ……………...……………………………….………... 24
4 Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Batu
Karang Kecamatan Payung Kabupaten Karo
(A4) ...…………………………………………….………... 26
5 Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Dokum
Siroga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo
(A5) ...………………………………………….…………... 28
6 Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Gajah
Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo
(A6) …......……………………………………………..…... 30
7 Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Bulan Baru
Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo
(A7) ...…………………………………………………….... 32
8 Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Cinta
Rakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo
(A8) ……………………………………….….……………. 34
9 Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa
Gongsol Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo
(A9) …...……………………………………….…………... 36
10 Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa
Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo
(A10) ….……………………...………………..…………... 38
11 Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Banjaran
Kecamatan Raya Kanayan Kabupaten Simalungun
(A11) …………………………………………………...….. 40
12 Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa
Amborokan Paneiraya Kecamatan Raya Kanayan
Kabupaten Simalungun (A12) ……….……………………. 42

viii

Universitas Sumatera Utara


13 Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Bangun
Raya Kecamatan Raya Kanayan Kabupaten Simalungun
(A13) ………………………………………………….…… 44
14 Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Karang Sari
Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun
(A14)……………………………………………………….. 46
15 Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Karang Rejo
Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun
(A15) ……...……………………………………………….. 48
16 Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Karang Rejo
Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun
(A16) ...……………….……………………………………. 50
17 Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Karang Rejo
Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun
(A17) ……...……………………………………………….. 52
18 Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Karang
Anyar Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun
(A18)……………………………………………………...... 54
19 Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Laras Dua
Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun (A19) ………... 56
20 Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Nagori
Sejahtra Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun
(A20) ………………………...…………………...………... 58
21 Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Dolok
Marlawan Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun
(A21) .……...………………………………………..…...… 60
22 Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa
Dosroha Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir
(A22) ……………………………………………….……… 62
23 Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Cinta Dame
Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir (A23) ……….. 64
24 Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Unjur
Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir (A24) ….…….. 66
25 Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Tanjung
Bunga Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir
(A25) ………...…………………………………...………... 68
26 Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Buhit
Parlondut Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir
(A26) …………………………...………………………..… 70
27 Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Pardomuan
Nauli Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir
(A27) ………...………………………………………...…... 72

ix

Universitas Sumatera Utara


28 Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Sigaol
Simbolon Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir
(A28) ………………...…………………………..………… 74
29 Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Pallombuan
Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir (A29) ……………... 76
30 Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Palipi
Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir (A30) …………...… 78

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

No Halaman
1 Lokasi penelitian identifikasi tanaman alpukat diKabupaten
Karo …………………...……………………………..….….. 17
2 Lokasi penelitian identifikasi tanaman alpukat di Kabupaten
Simalungun ………………………………..………………... 18
3 Lokasi penelitian identifikasi tanaman alpukat di Kabupaten
Samosir ….………..……………………….……………….. 19
4 Karakteristik morfologi tanaman alpukat di Desa Guru
Kinayan Kecamatan Payung Kabupaten Karo ………….….. 21
5 Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Payung
Kecamatan Payung Kabupaten Karo …..….………………... 23
6 Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di DesaPayung
Kecamatan Payung Kabupaten Karo …………..….………... 25
7 Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Batu
Karang Kecamatan Payung Kabupaten Karo .…….………... 27
8 Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Dokum
Siroga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo ….…... 29
9 Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Gajah
Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo ………...……. 31
10 Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Bulan
Baru Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo ………... 33
11 Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Cinta
Rakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo ….………….. 35
12 Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Gongsol
Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo ……………………... 37
13 Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Merdeka
Kecamatan MerdekaKabupaten Karo ………..……………. 39
14 Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di DesaBanjaran
Kecamatan Raya Kanayan Kabupaten Simalungun ………... 41
15 Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa
Amborokan Paneiraya Kecamatan Raya Kanayan
Kabupaten Simalungun ………………………………….…. 43
16 Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa
Bangun Raya Kecamatan Raya Kanayan Kabupaten
Simalungun …………………………………………………. 45
17 Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa
Karang Sari Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten
47
Simalungun ……………………………………………..…...

xi

Universitas Sumatera Utara


18 Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa
Karang Rejo Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten
Simalungun …………………………………………………. 49
19 Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa
Karang Rejo Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten
Simalungun ……………………………………………...….. 51
20 Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa
Karang Rejo Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten
Simalungun ……………………………………………….... 53
21 Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa
Karang Anyar Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten
Simalungun ………………………………………………..... 55
22 Karakterisasi morfologi tanaman Alpukat di Desa Laras Dua
Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun ……….……….. 57
23 Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Nagori
Sejahtra Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun …..…... 59
24 Karakterisasi morfologi tanaman Alpukat di Desa
Dolok Marlawan Kecamatan Siantar Kabupaten
Simalungun ……………………………………………….… 61
25 Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Dosroha
Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir ………...……… 63
26 Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Cinta
Dame Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir………..… 65
27 Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Unjur
Dame Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir ………..... 67
28 Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Tanjung
Bunga Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir …..……. 69
29 Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Buhit
Parlondut Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir ……. 71
30 Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa
Pardomuan Nauli Kecamatan Pangururan Kabupaten
Samosir……………………………………………….…....... 73
31 Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Sigaol
Simbolon Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir …………... 75
32 Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa
Pallombuan Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir …….….. 77
33 Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Palipi
Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir …….……………….. 79

xii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman
1 Panduan Identifikasi Karakter Tanaman ……………. 88
2 Rekapitulasi bentuk tajuk pohon alpukat di tiga
Kabupaten Sumatera Utara (Karo, Simalungun dan
Samosir) …………………………………………….. 97
3 Rekapitulasi permukaan batang alpukat di tiga
Kabupaten Sumatera Utara (Karo, Simalungun dan
Samosir) …………………………………………….. 99
4 Rekapitulasi bentuk daun alpukat di tiga Kabupaten
Sumatera Utara (Karo, Simalungun dan
Samosir) ………………………………………....….. 100
5 Rekapitulasi bentuk bunga alpukat di tiga Kabupaten
Sumatera Utara (Karo, Simalungun dan
Samosir) …………………………………………….. 103
6 Rekapitulasi bentuk buah alpukat di tiga Kabupaten
Sumatera Utara (Karo, Simalungun dan
Samosir) …………………………………………….. 104
7 Rekapitulasi daging buah alpukat di tiga Kabupaten
Sumatera Utara (Karo, Simalungun dan
Samosir) …………………………………………….. 106
8 Rekapitulasi bentuk biji alpukat di tiga Kabupaten
Sumatera Utara (Karo, Simalungun dan
Samosir) …………………………………………….. 108

xiii

Universitas Sumatera Utara


1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pengelolaan hutan harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat
memberikan manfaat bagi kemakmuran rakyat terutama manfaat ekologi, sosial
budaya dan ekonomi secara rasional untuk kebutuhan generasi masa kini dan akan
datang dengan memanfaatkan hasil dari keberadaan hutan. Pemanfaatan hasil
hutan dapat berupa kayu dan bukan kayu (getah, buah, daun, bunga, serat, pakan
ternak, dan sebagainya), salah satunya adalah jenis tanaman serbaguna
(multi purpose tree species/MPTS). Jenis-jenis tanaman serbaguna (MPTS) yang
paling umum ditanam oleh masyarakyat salah satunya adalah alpukat
(Persea americana) ( Havid, 2017 ).
Pengolahan hutan dan lahan dapat dilakukan melalui program rehabilitasi
melalui kegiatan sebagai berikut, yaitu : (1) Konservasi hutan, yang bertujuan
untuk mempertahankan, memulihkan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan
dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan supaya tetap
terjaga. Kegiatannya berupa pembuatan/pengembangan hutan rakyat dan
pemeliharaan hutan rakyat. (2) Penghijauan lingkungan, yang bertujuan untuk
menjaga kelestarian lingkungan dan merehabilitasi hutan, lahan serta untuk
mengurangi lahan kritis. Kegiatan ini dilaksanakan dengan pengadaan bibit
tanaman. Kedua kegiatan ini dapat dilakukan dengan penanaman bibit tanaman
kehutanan salah satunya berupa tanaman alpukat ( DISHUT, 2014 ).
Alpukat berasal dari Amerika Tengah, yaitu Mexico, Peru dan Venezuela,
dan saat ini telah menyebar luas ke berbagai Negara sampai ke Asia Tenggara,
termasuk Indonesia. Ada 3 kelompok besar spesies alpukat yaitu kelompok
Mexico, Indian Barat dan Guatemala. Perbedaan tempat tumbuh menyebabkan
pertumbuhan ketiganya berbeda baik secara morfologi, rasa, kandungan lemak,
ketahanan terhadap penyakit dan penyimpanannya, serta daya adaptasinya
terhadap lingkungan ( Sadwiyanti et al.,2009).
Alpukat termasuk buah yang mudah didapat dan paling sering dikonsumsi
oleh masyarakat dengan harga yang cukup terjangkau. Buah alpukat memiliki
tekstur daging yang lembut dan rasa yang gurih. Persebaran tanaman alpukat di

Universitas Sumatera Utara


2

Indonesia sudah hampir di seluruh provinsi. Buah alpukat merupakan salah satu
buah musiman yang tumbuh pada musim tertentu, sehingga membuat buah ini
mudah di dapat. Kebanyakan di Indonesia alpukat belum dibudidayakan dalam
skala usaha tani dan masih di jadikan masyarakat sebagai tanaman pekarangan
dan penaung ( Setiawan, 2013 ).
Indonesia merupakan negara tropis yang ditumbuhi berbagai jenis tanaman
yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan, diantaranya adalah tanaman
buah-buahan. Banyak buah tropis yang mempunyai nilai gizi yang tinggi dan
rasanya enak. Pada umumnya zat gizi yang terdapat pada buah-buahan adalah zat
gizi mikro yaitu vitamin dan mineral. Buah-buahan ada juga yang mempunyai
kandungan zat gizi makro seperti lemak, karbohidrat dan protein. Selain itu, ada
yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan non beras yaitu buah-buahan
tropika. Buah tropika yang kaya akan karbohidrat diantarnya adalah alpukat. Buah
alpukat ini bisa dikonsumsi sebagai pengganti beras ( Hendri et al., 2010 ).
Produksi alpukat cenderung meningkat dari tahun ke tahun, yaitu 224. 278
ton pada tahun 2010, 275. 953 ton pada tahun 2011, 290. 810 ton pada tahun
2012, 363,167 ton pada tahun 2017. Peningkatan produksi tidak diikuti oleh
peningkatan konsumsi, dimana konsumsi alpukat masih sangat rendah yaitu rata-
rata hanya sekitar 472 gram per kapita per tahun. Rendahnya konsumsi
disebabkan ketidaktahuan masyarakat mengenai manfaat dari tanaman alpukat,
dan masih menganggap bahwa alpukat tidak menguntungkan terutama dari aspek
kesehatan. Alpukat memiliki kandungan lemak yang tinggi sehingga dapat
meningkatkan kadar kolesterol darah, sehingga dapat membahayakan bagi
kesehatan ( Marsigit et al., 2016 ).
Informasi mengenai keragaman sangat diperlukan dalam program
pemuliaan tanaman dan teknik budidaya, karena semakin tersedianya informasi
tersebut semakin mudah dalam menentukan spesies tanaman, hal ini dapat
dilakukan melalui kegiatan identifikasi tanaman. Identifikasi tanaman merupakan
suatu proses pengenalan tanaman untuk mengetahui jenis tanaman secara detail
dan lengkap serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Salah satu kegiatan
identifikasi tanaman dalam penelitian ini adalah identifikasi tanaman alpukat di
dataran tinggi, yaitu: di Kabupaten Samosir, Kabupaten Karo, dan Kabupaten

Universitas Sumatera Utara


3

Simalungun. Identifikasi tanaman alpukat ini dapat dilakukan berdasarkan buah,


bunga, batang, rasa, maupun daun ( Agmalaro et al., 2013 ).

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik morfologi
tanaman alpukat dataran tinggi di Kabupaten Samosir, Karo dan Simalungun.

Kegunaan Penelitian
Sebagai bahan informasi karakteristik morfologi tanaman alpukat dataran
tinggi di Kabupaten Samosir, Karo dan Simalungun.

Universitas Sumatera Utara


4

TINJAUAN PUSTAKA

Identifikasi Tanaman
Indonesia merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman tanaman
buah tropika yang cukup tinggi. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki
tanaman buah tropika yang khas. Buah-buahan tropika yang tumbuh di Indonesia
memiliki kandungan vitamin, nilai gizi yang sangat tinggi, dan masih banyak
manfaat lainnya bagi kesehatan. Buah tropika lokal di Indonesia masih belum
dikembangkan dan termanfaatkan dengan baik dan maksimal, hal ini dapat kita
lihat nilai impor buah tropika lebih tinggi daripada nilai ekspornya. Sebagai
tanaman yang tumbuh di daerah tropis, tanaman buah tropika memiliki
keanekaragaman yang cukup besar. Dengan keanekaragaman tersebut, klasifikasi
tanaman buah tropika menjadi suatu tantangan untuk dilakukan. Cara yang paling
umum untuk mengenali antara tanaman satu dan lainnya adalah dengan
melakukan identifikasi pada tanaman ( Agmalaro et al., 2013 ).
Identifikasi merupakan salah satu cara yang digunakan unuk
mempermudah mengenali makhluk hidup. Sifat-sifat ataupun karakter yang
menjadi dasar klasifikasi berbeda- beda tergantung tujuan yang akan dicapai.
Salah satu karakter yang dapat digunakan adalah karakter morfologi
(Armanda, 2018). Identifikasi tanaman dapat dilakukan berdasarkan buah, bunga,
batang, rasa, maupun daun. Kegiatan identifikasi ini diharapkan dapat
mempermudah dalam mengetahui karakteristik morfologi tanaman buah tropika
salah satunya adalah buah alpukat.

Multi Purpose Tree Species (MPTS)


Multi Purpose Tree Species (MPTS) adalah jenis tanaman serbaguna yang
menghasilkan kayu dan bukan kayu kayu (getah, buah, daun, bunga, serat, pakan
ternak, dan sebagainya). Masyarakat di Kabupaten Karo, Simalungun dan Samosir
pada umumnya memiliki pekerjaan sebagai petani meskipun demikian tidak
sedikit masyarakat yang memiliki lahan yang ditanami tanaman serbaguna
(MPTS/Multy Purpose Tree Species). Menurut Marpaung (2015), jenis-jenis
tanaman MPTS di suatu daerah biasanya lebih unggul dalam beberapa hal

Universitas Sumatera Utara


5

dibanding jenis tanaman berkayu dengan manfaat tunggal baik jenis endemik
maupun eksotis. Keunggulan tersebut antara lain berasal dari habitat aslinya, telah
teruji dan mampu beradaptasi dengan lingkungannya, bernilai melestarikan
keanekaragaman hayati, dan secara finansial bernilai ekonomis yang tinggi serta
disukai oleh masyarakat. Jenis tanaman serbaguna yang paling umum ditanami di
Kabupaten Karo, Simalungun dan Samosir adalah alpukat.
Sebagai jenis tanaman serbaguna yang dapat dimanfaatkan baik kayu dan
bukan kayunya, tanaman alpukat ini cocok di jadikan sebagai tanaman
agroforestry. Agroforestry merupakan suatu system pengelolaan lahan yang
bertujuan untuk menjaga kelestarian lahan, meningkatkan hasil lahan, melalui
kombinasi produksi yang secara bersamaan pada unit lahan yang sama, dan
menerapkan cara-cara pengelolaan yang sesuai dengan budaya penduduk setempat
(Rauf, 2004). Adapun tujuan utama dari Agroforestry adalah untuk meningkatkan
produktivitas dan efisiensi pemanfaatan sumberdaya lahan dan hutan,
meningkatkan kualitas sumber daya alam terutama tanah dan air, dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan peran sertanya dalam melindungi
sumberdaya alam.
Jenis tanaman yang diusahakan dalam setiap bentuk agroforestry harus
memenuhi beberapa persyaratan: tanaman yang dipilih harus sesuai dengan
kondisi setempat dimana agroforestry dikembangkan. Tidak menimbulkan
persaingan dengan tanaman lainnya dalam bentuk persaingan akar maupun tajuk.
Dipilih jenis-jenis pohon bertajuk ringan dan berakar dalam. Cepat menghasilkan,
dapat dipilih jenis-jenis yang cepat tumbuh dengan riap yang tinggi. Hasilnya
bermanfaat ganda dan mudah dipasarkan ( Pujiwinarko, 2015 ).

Alpukat (Persea americana)


Botani Tanaman Alpukat
Menurut Nurrasid (1998), secara taksonomi klasifikasi lengkap tanaman
alpukat adalah sebagai berikut, Kingdom : Plantae ; Divisi : Spermatophyta ;
Subdivisi : Angiospermae ; Kelas : Dicotyledoneae ; Ordo: Ranales ; Famili:
Lauraceae ; Genus: Persea ; Spesies: Persea americana. Pohonnya kecil, tinggi
pohon pada tanaman alpukat ini pada umumnya 3 – 10 m. Batangnya berkayu

Universitas Sumatera Utara


6

bulat dan bercabang banyak. Pohon alpukat ini berwarna coklat kotor, berakar
tunggang dan berdaun rimbun ( Nuraini, 2011 ).
Alpukat memiliki daun tunggal yang tumbuh berdesakan di ujung ranting.
Bentuk daun jorong sampai bundar telur memanjang, bagian pangkal dan ujung
daun berbentuk runcing, bertulang menyirip dan bentuk tepi daun pada umumnya
rata dan sebagian ada yang bergelombang. Panjang daun sekitar 12-25 cm. Daun
muda alpukat berwarna kemerahan dan berambut rapat, daun tua berwarna hijau
dan gundul ( Hermanto et al., 2013 ).
Bunga alpukat pada umumnya berwarna kuning kehijauan bersifat
hermaprodit tetapi sifat pembungaannya dichogamy, yaitu bunga menutup dan
mekar dalam waktu yang berbeda. Pada proses pembungaan hari mekar pertama,
bunga betina yang berfungsi sedangkan bunga jantan berfungsi pada hari mekar
berikutnya, peristiwa ini dapat menyebabkan terjadinya persilangan terbuka.
Proses penyerbukan silang bunga dapat berasal dari bunga tanaman lain, hal ini
terjadi melalui putik bunga. Putik dan benang sari pada proses pembungaan
alpukat ini tidak masak secara bersamaan. Keragaman genetik yang besar akibat
persilangan dan beragamnya kondisi lingkungan di Indonesia dapat menghasilkan
berbagai kultivar alpukat yang masing-masing memiliki kelebihan dan
kekurangan tertentu ( Kuswandi et al., 2017 ).
Alpukat termasuk dalam kelas dicotyledoneae, karena memiliki biji yang
berkeping dua. Biji buah alpukat pada umumnya berbentuk bulat atau lonjong,
sedangkan keping biji berwarna putih kemerahan. Kepingan biji buah alpukat
mudah terlihat apabila kulit bijinya dikupas atau dikuliti. Pada saat buah masih
muda, kulit biji menempel pada daging buahnya, hal ini sesuai dengan pernyataan
Indriani dan Suminarsih (1997). Apabila buah telah tua, biji akan terlepas dengan
sendirinya. Umumnya sifat ini dapat dijadikan sebagai salah satu tanda
kematangan buah. Buah yang berbentuk panjang memiliki biji yang lebih panjang
dibanding biji yang terdapat di dalam buah yang berbentuk bulat. Walaupun
demikian, semua biji alpukat mempunyai kesamaan, yaitu bagian bawahnya rata,
membulat atau melonjong. Umumnya alpukat memiliki daging buah yang tebal
berwarna hijau kekuningan dengan biji di tengahnya berwarna
kecoklatan ( Marlinda et al., 2012 )

Universitas Sumatera Utara


7

Ada beberapa persyaratan bibit yang perlu diperhatikan dalam budidaya


tanaman alpukat untuk mendapatkan hasil yang memuaskan antara lain adalah
berasal dari buah yang sudah cukup tua, buahnya tidak jatuh hingga pecah, dan
pengadaan bibit lebih dari satu jenis. Bibit alpukat dapat diperoleh melalui dua
proses perbanyakan yaitu secara generatif (melalui biji) dan vegetatif
(penyambungan pucuk/enten dan penyambungan mata/okulasi) yang keduanya
memiliki kelebihan dan kekurangan. Bibit yang diperoleh dari biji kurang
menguntungkan karena buah yang dihasilkan kemungkinan beda dengan induknya
dan tanaman lama berbuah sekitar 6-8 tahun. Sedangkan bibit yang berasal dari
proses okulasi lebih cepat berbuah ± 4 tahun dan buah yang dihasilkan memiliki
sifat yang sama dengan induknya ( Rahmawati, 2010 ).

Syarat Tumbuh
Tanah
Tanaman alpukat akan tumbuh optimal di tanah lembung berpasir (sandy
loam), lempung liat (clay loam) dan lempung endapan (aluvial loam). Tidak
mudah tergenang air, (sistem drainase/pembuangan air yang baik), subur dan
banyak mengandung bahan organik. Keasaman tanah yang baik untuk alpukat
yaitu berkisar antara pH sedikit asam sampai netral (5,6 – 6,4). Bila pH di bawah
5,5 tanaman akan menderita keracunan karena unsur Al, Mg, dan Fe larut dalam
jumlah yang cukup banyak. Sebaliknya pada pH di atas 6,5 beberapa unsur
fungsional seperti Fe, Mg, dan Zn akan berkurang. Tumbuh pada tanah yang
topografi datar, kedalaman air tanah antara 50-150 cm ( Sadwiyanti, et al., 2009 ).
Iklim
Unsur iklim yang sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman alpukat
antara lain : curah hujan, intensitas matahari, temperatur dan kelembaban pada
siang dan malam hari. Pada umumnya tanaman alpukat dapat tumbuh didataran
rendah sampai dataran tinggi, yaitu 5-1500 m di atas permukaan laut. Tanaman ini
akan tumbuh subur dengan hasil yang memuaskan pada ketinggian 200-1000
mdpl. Tanaman alpukat ras Meksiko dan Guatemala lebih cocok ditanam di
daerah dengan ketinggian 1000-2000 mdpl, sedangkan ras Hindia Barat pada
ketinggian 5-1000 mdpl ( Nuraini, 2011 ).

Universitas Sumatera Utara


8

Suhu optimal untuk pertumbuhan alpukat berkisar antara 12,8-28,3°C.


Mengingat tanaman alpukat ini juga dapat tumbuh didataran rendah sampai
dataran tinggi, tanaman alpukat dapat juga mentolelir suhu udara antara 15-30°C.
Angin diperlukan oleh tanaman alpukat, terutama untuk proses penyerbukan.
Namun demikian angin dengan kecepatan 62,4-73,6 km/jam dapat dapat
mematahkan ranting dan percabangan tanaman alpukat yang tergolong lunak.
Curah hujan minimum untuk pertumbuhan alpukat adalah 750-1000 mm/tahun,
temperatur udara antara 18–32 °C, kebutuhan cahaya matahari untuk pertumbuhan
alpukat berkisar 40-80 % ( Sadwiyanti et al., 2009 ).

Penyebaran Tanaman Alpukat


Persea berasal dari bahasa Yunani, artinya suatu pohon yang manis
buahnya. Dalam perkembangan selanjutnya, nama alpukat sangat beragam di
berbagai negara atau daerah, antara lain advocaat (Belanda), avocad (Prancis),
ahuacate atau aguacate (Spanyol), dan avocado (Inggris) Rukmana (1997). Di
Indonesia nama alpukat mempunyai beberapa nama daerah, seperti alpoket atau
alpukat (Jawa Barat), alpokat (Jawa Tengah dan Jawa Timur) dan apokat atau
jambu wolanda (sebutan di lain-lain daerah).
Di Indonesia, tanaman alpukat belum dibudidayakan dalam skala usaha
tani dan masih merupakan tanaman pekarangan. Pengembangan alpukat di
Indonesia mulanya terkonsentrasi di pulau Jawa, namun sekarang telah menyebar
hampir di seluruh provinsi. Varietas-varietas alpukat di Indonesia dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu: (1) Varietas unggul; produksinya tinggi, toleran
terhadap hama dan penyakit, buah seragam berbentuk oval dan berukuran sedang,
daging buah berkualitas baik dan tidak berserat, berbiji kecil melekat pada rongga
biji, serta kulit buahnya licin. (2) Varietas lain; varietas alpukat kelompok ini
merupakan plasma nutfah Instalasi penelitian dan pengkajian
teknologi ( Prihatman, 2000 ).
Tanaman alpukat banyak tumbuh di Indonesia terutama di dataran tinggi
yang berhawa sejuk (curah hujannya tinggi).Wilayah Indonesia yang sesuai untuk
pengembangan tanaman alpukat yaitu: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Bali,

Universitas Sumatera Utara


9

Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan.


Daerah-daerah Sumatera Utara yang sesuai untuk pengembangan alpukat adalah
seluruh daerah, kecuali pantai sekitaran Medan, Tebing Tinggi, dan Tanjung
Balai, sekitar Danau Toba, dan Sibolga, sebelah barat Padang Sidempuan terus
keselatan sampai keperbatasan Sumatera Barat ( Sadwiyanti et al., 2009 ).

Manfaat Tanaman Alpukat


Tanaman alpukat bukan termasuk tanaman asli Indonesia, tetapi
keberadaannya tidak asing lagi bagi masyarakat. Alpukat banyak digemari selain
dagingnya yang enak, alpukat juga bermanfaat pada dunia pengobatan. Buah
alpukat kaya akan nutrisi dan juga zat antioksidan. Buah alpukat juga menjadi
satu-satunya buah yang mengandung lemak mono-unsaturated. Tanaman ini
dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk pengobatan seperti sariawan, kencing
batu, darah tinggi, kulit muka kering sakit gigi, bengkak karena perandangan dan
kecing manis Anggorowati et al. (2016). Karena multi fungsi, FAO (2004)
menyatakan buah alpukat sebagai salah satu functional fruit. Nilai ekonomis yang
tinggi dari buah alpukat menjadikannya komoditas perdagangan di pasar dalam
dan luar negeri ( Hayati et al., 2018 ).
Nuraini (2011) menyatakan bahwa kulit alpukat bisa dijadikan sebagai
pelembab, sekaligus bisa mempertahankan foundation dan bedak tetap awet di
wajah. Bagian dalam alpukat mengandung humektan, yaitu substansi yang mampu
menahan kelembapan kulit. Selain itu, kulit alpukat juga bisa dijadikan sebagai
penghalus kulit. Untuk kulit tertentu yang cenderung mudah kasar, misalnya di
bagian siku, lutut, maupun bagian lain di tangan dan kaki, di gosok bagian yang
kasar dengan irisan kulit alpukat. Minyak alpukat yang mengandung vitamin A,
D, dan E yang akan membantu melembabkan dan menghaluskan bagian kulit.
Daun alpukat digunakan untuk mengobati kencing batu, darah tinggi, sakit kepala,
nyeri saraf dan nyeri lambung.
Buah alpukat segar mempunyai nilai gizi yang tinggi. Kandungan gizi
buah alpukat setiap 100 g daging buah yaitu kalori sekitar 136-150, protein 0,9 g,
lemak 6,2 g, karbohidrat 10,5 g, kalsium 3,6-20,4 mg, fosfor 20,7-64,1 mg, serat
1,0-2, 1 g, besi 0,38-1,28 mg, abu 0,46-1,68 g, vitamin C 13 mg, vitamin B1 0,05

Universitas Sumatera Utara


10

mg, vitamin B2 0,06 mg, ascorbic acid 4,5-21,3 mg, Nitrogen 0,130-0,382 g,
kadar air 65,7-87,7 g, dan vitamin A 70 RE. Jumlah vitamin A tergantung pada
warna buahnya. Daging buah dengan warna kuning lebih banyak vitamin A nya
daripada daging buah yang berwarna pucat ( Sadwiyanti et al., 2009 ).
Biji buah alpukat yang biasanya menjadi limbah dapat dimanfaatkan
dalam bidang industri dan pengobatan. Pada bidang industri biji buah alpukat
digunakan dalam industri pakaian sedangkan untuk pengobatan biji alpukat dapat
mengobati sakit gigi, hipertensi dan diabetes mellitus. Biji buah alpukat
mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder, yaitu alkaloid, triterpenoid,
tanin, flavonoid, dan saponin ( Asdar, et al ). Bagian biji alpukat ini memiliki
karakteristik yang unik dan utuh, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai material
alternative untuk merancang aksesoris ruangan seperti lampu hias, rak koran dan
lain-lain ( Setiawan, 2013 ).
Tanaman alpukat 50% merupakan batang kayu dan ranting, yang
menghasilkan limbah kayu. Pemanfaatan kayu alpukat di Indonesia masih sangat
kurang padahal beberapa sifat fisik yang ada didalam kayu alpukat tersebut dapat
juga dimanfaatkan lebih lanjut untuk bahan bangunan. Keistimewaan secara
umum kayu alpukat ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan pembuatan
panel (papan semen) ( Aventi, 2008 ).

Universitas Sumatera Utara


11

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan di 3 Kabupaten, masing-masing Kabupaten terdiri
dari 3 Kecamatan dan masing-masing Kecamatan terdiri dari 3 Desa. Kabupaten
yang dipilih merupakan daerah penghasil alpukat yaitu Samosir, Karo, dan
Simalungun. Penelitian dilakukan mulai bulan Desember 2019 sampai Februari
2020.

Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah aksesi alpukat dari 27
Desa yang ada di 3 Kabupaten ( Samosir, Karo, dan Simalungun ).
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah kamera, kain putih, label
nama, kuisioner, haga hypsometer, meteran, penggaris, phiband, busur derajat,
jangka sorong, timbangan analitik, alat tulis dan Global Positioning System
(GPS).

Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan
mengidentifikasi karakteristik morfologi alpukat yang ada di Kabupaten dataran
tinggi Sumatera Utara. Pelaksanaan penelitian di mulai dari penentuan lokasi
penelitian berdasarkan informasi yang diperoleh dari masyarakat mengenai daerah
pertanaman alpukat. Berdasarkan informasi yang diperoleh dapat diketahui bahwa
daerah penghasil alpukat terdapat di Kabupaten Samosir, Karo, dan Simalungun.
Kemudian dilakukan pengambilan sampel di masing-masing Kabupaten yang
terdiri dari 3 Kecamatan dan masing-masing Kecamatan terdiri dari 3 Desa.
Pengambilan sampel dari suatu populasi dilakukan dengan menggunakan
kuesioner sebagai alat pengambilan data. Setelah data diperoleh kemudian
hasilnya akan dipaparkan pada akhir penelitian.

Universitas Sumatera Utara


12

Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling, purposive


sampling dan snowball. Menurut Febrianti (2017) accidental sampling merupakan
teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan. Tujuannya untuk memperoleh
sampel secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan dapat digunakan sebagai
sampel untuk memperoleh satuan sampling yang memiliki karakteristik yang
dikehendaki. Pengamatan dilakukan dengan mengunjungi beberapa desa
penghasil alpukat di tiga Kabupaten tersebut. Apabila ditemukan jenis tanaman
tersebut maka dilakukan identifikasi berdasarkan data pengamatan yang telah
ditentukan, kemudian dilakukan dokumentasi dengan menggunakan kamera.
Penelitian terus dilanjutkan apabila masih ditemukan jenis dari tanaman alpukat
yang berbeda.
Purposive sampling merupakan teknik dimana peneliti menetapkan ciri-
ciri khusus dalam pengambilan ataupun pemilihan sampel sesuai dengan tujuan
penelitian. Berdasarkan penelitian Nurdiani (2014) snowball merupakan suatu
teknik untuk mengidentifikasi, memilih dan mengambil sampel yang diperoleh
melalui proses bergulir dari satu responden ke responen yang lain. Metode ini
dilakukan dengan pengambilan sampel berdasarkan wawancara, dengan meminta
informasi dari sampel pertama untuk mendapatkan sampel berikutnya demikian
secara terus menerus. Proses sampling ini berhenti apabila sudah ditemukan
informasi yang cukup. Pengamatan tanaman alpukat dilakukan dengan
pengumpulan data karakteristik morfologi berdasarkan buku panduan Descriptor
Avocado IPGRI (International Plant Genetic Resources Institude) (Lampiran 1).

Pengamatan Parameter
Setelah ditentukan lokasi penelitian dilakukan wawancara kepada
masyarakat yang membudidayakan tanaman alpukat. Hal ini, dilakukan untuk
mengetahui berapa jumlah populasi tanaman, asal tanaman, cara perbanyakan dan
jumlah produksinya.
A. Morfologi Batang
1. Jenis Pohon
Jenis pohon alpukat dilihat dari proses atau cara perbanyakannya.

Universitas Sumatera Utara


13

2. Tinggi Pohon (m)


Tinggi pohon alpukat diukur dari permukaan tanah sampai ke tajuk dengan
menggunakan haga hypsometer.
3. Diameter Pohon (cm)
Diameter pohon alpukat diukur 1,3 m diatas permukaan tanah dengan
menggunakan phiband untuk mengetahui kualitas potensi tegakan.
4. Permukaan Batang
Permukaan batang diamati secara visual sesuai dengan karakteristik yang
telah ditentukan.
5. Bentuk Pohon
Bentuk pohon diamati secara visual sesuai dengan karakteristik yang telah
ditentukan.
6. Pola Percabangan
Pola percabangan diamati secara visual sesuai dengan karakteristik yang
telah ditentukan.
7. Distribusi Cabang
Distribusi cabang diamati secara visual sesuai dengan karakteristik yang
telah ditentukan.
8. Sudut Cabang Utama (derajat)
Sudut cabang utama diukur dengan menggunakan alat busur derajat.
9. Warna Ranting Muda
Warna ranting muda diamati secara visual sesuai dengan karakteristik
yang telah ditentukan.
10. Permukaan Ranting Muda
Permukaan ranting muda diamati secara visual sesuai dengan karakteristik
yang telah ditentukan.

B. Morfologi Daun
1. Bentuk Daun
Bentuk daun diamati secara visual sesuai dengan karakteristik yang telah
ditentukan.

Universitas Sumatera Utara


14

2. Bentuk Pangkal Daun


Bentuk pangkal daun diamati secara visual sesuai dengan karakteristik
yang telah ditentukan.
3. Warna Daun Tua
Warna daun tua diamati secara visual sesuai dengan karakteristik yang
telah ditentukan.
4. Tepi Daun
Tepi daun diamati secara visual sesuai dengan karakteristik yang telah
ditentukan.
5. Bentuk Ujung Daun
Bentuk ujung daun diamati secara visual sesuai dengan karakteristik yang
telah ditentukan.

C. Morfologi Bunga
1. Letak Pembungaan
Letak pembungaan diamati secara visual sesuai dengan karakteristik yang
telah ditentukan.
2. Warna Bunga
Warna bunga diamati secara visual sesuai dengan karakteristik yang telah
ditentukan.

D. Morfologi Buah
1. Bentuk Buah
Bentuk buah diamati secara visual sesuai dengan karakteristik yang telah
ditentukan.
2. Bentuk Tangkai Buah
Bentuk tangkai buah diamati secara visual sesuai dengan karakteristik
yang telah ditentukan.
3. Bentuk Bawah Buah
Bentuk bawah buah diamati secara visual sesuai dengan karakteristik yang
telah ditentukan.

Universitas Sumatera Utara


15

4. Posisi Bawah Buah


Posisi bawah buah diamati secara visual sesuai dengan karakteristik yang
telah ditentukan.
5. Posisi Tangkai Pada Buah
Posisi tangkai pada buah diamati secara visual sesuai dengan karakteristik
yang telah ditentukan.
6. Bentuk Gagang Buah
Bentuk gagang buah diamati secara visual sesuai dengan karakteristik
yang telah ditentukan.
7. Permukaan Kulit Buah
Permukaan kulit buah dilakukan dengan uji organoleptik.
8. Warna Kulit Buah
Warna kulit buah diamati secara visual sesuai dengan karakteristik yang
telah ditentukan.
9. Ketebalan Kulit Buah (mm)
Ketebalan kulit buah dilakukan dengan memotong buah baik secara
vertikal maupun horizontal kemudian diukur dengan menggunakan
penggaris.
10. Warna Daging Disebelah Kulit
Warna daging disebelah kulit diamati secara visual sesuai dengan
karakteristik yang telah ditentukan.
11. Warna Daging Disebelah Biji
Warna daging disebelah biji diamati secara visual sesuai dengan
karakteristik yang telah ditentukan.
12. Tekstur Daging Buah
Tekstur dagingbuah dilakukan dengan uji organileptik oleh 10 panelis.
13. Berat Buah (g)
Berat buah diamati dengan menimbang buah menggunakan timbangan
analitik.
14. Tebal Buah (cm)
Ketebalan buah dilakukan dengan memotong buah baik secara vertikal
maupun horizontal kemudian diukur dengan menggunakan penggaris.

Universitas Sumatera Utara


16

E. Morfologi Biji
1. Bentuk Biji
Bentuk biji diamati secara visual sesuai dengan karakteristik yang telah
ditentukan.
2. Berat Biji (g)
Berat biji diamati dengan menimbang biji menggunakan timbangan
analitik.
3. Diameter Biji (mm)
Diameter biji diukur dengan menggunakan caliper.

Universitas Sumatera Utara


17

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Lokasi Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan di tiga Kabupaten Sumatera Utara
(Samosir, Karo dan Simalungun), yang masing-masing Kabupaten terdiri dari 3
Kecamatan dan masing-masing Kecamatan terdiri dari 3 Desa. Berikut nama-
nama desa beserta aksesi alpukat yang ditemukan di daerah tersebut.

Tabel 1. Lokasi penelitian identifikasi tanaman alpukat di Kabupaten Karo


Kode Umur tanaman Asal Titik
Kecamatan Desa Aksesi (Tahun) Tanaman Koordinat
Payung Guru Kinayan A1 18 Biji N 03º07'14"
E 098º23'29''
Payung A2 10 Biji N 03º07'15"
E 098º23'13''
Payung A3 5 Biji N 03º07'14"
E 098º23'13''
Batu Karang A4 25 Biji N 03º06'56"
E 098º21'4''
Simpang
Empat Gajah A5 10 Biji N 03º08'41"
E 098º27'34"
Dokum Siroga A6 10 Stek N 03º09'43"
E 098º28'50"
Bulan Baru A7 10 Biji N 03º10'25"
E 098º29'31''
Merdeka Cinta Rakyat A8 15 Stek N 03º11'625"
E 098º29'274"
Gongsol A9 10 Biji N 03º11'862"
E 098º29'986"
Merdeka A10 6 Stek N 03º11'916"
E 098º29'757"

Kabupaten Karo merupakan Kabupaten yang berlokasi di dataran tinggi


Karo, Bukit Barisan Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Karo berada
diantara 2º50’-3º19’ Lintang Utara dan 97º55’-98º38’ Bujur Timur dengan luas
wilayah 2.127,25 km2. Wilayah Kabupaten Karo terletak dengan ketinggian 200-
1.500 M di atas permukaan laut, suhu udara berkisar antara 15,6ºC-23,0ºC dengan

Universitas Sumatera Utara


18

kelembaban udara rata-rata 89,12%. Kabupaten Karo terdiri dari 17 Kecamatan.


Pada penelitian ini, peneliti melakukan identifikasi tanaman alpukat pada
Kecamatan Payung, Simpang Empat dan Merdeka. Terdapat 10 aksesi alpukat
pada 3 Kecamatan tersebut.

Tabel 2. Lokasi penelitian identifikasi tanaman alpukat di Kabupaten Simalungun


Kode Umur tanaman Asal Titik
Kecamatan Desa Aksesi (Tahun) Tanaman Koordinat
Raya
Kanayan Banjaran A11 12 Biji N 03º06'692"
E 098º57’330"
Amborokan
Paneiraya A12 10 Biji N 03º08'455"
E 098º56'082"
Bangun Raya A13 8 Biji N 03º07'056"
E 098º56'341"
Gunung
Maligas Karang Sari A14 10 Biji N 02º59'826"
E 099º05'741"
Karang Rejo A15 8 Biji N 03º00'094"
E 099º07'014"
Karang Rejo A16 15 Biji N 03º00'093"
E 099º07'015"
Karang Rejo A17 8 Biji N 03º00'093"
E 099º07'018"
Karang Anyar A18 10 Biji N 03º00'126"
E 099º07'225"
Siantar Laras Dua A19 6 Biji N 02º59'568"
E 099º07'989"
Nagori Sejahtra A20 13 Biji N 02º57'856"
E 099º07'198"
Dolok
Marlawan A21 9 Biji N 02º58'073"
E 099º06'496"

Kabupaten Simalungun merupakan Kabupaten yang secara geografis


berada diantara 02º36’–03º18’ Lintang Utara dan 98º32’–99º35’ Bujur Timur
dengan luas wilayah 4.386,60 km2. Kabupaten Simalungun memiliki 32
Kecamatan. Pada penelitian ini, peneliti melakukan identifikasi tanaman alpukat
pada Kecamatan Raya Kanayan, Gunung Maligas dan Siantar. Terdapat 11 aksesi
alpukat pada 3 Kecamatan tersebut.

Universitas Sumatera Utara


19

Tabel 3. Lokasi penelitian identifikasi tanaman alpukat di Kabupaten Samosir


Kode Umur tanaman Asal Titik
Kecamatan Desa Aksesi (Tahun) Tanaman Koordinat
Simanindo Dosroha A22 6 Biji N 02º43'021"
E 098º41’593"
Cinta Dame A23 10 Biji N 02º44'844"
E 098º43'111"
Unjur A24 9 Biji N 02º41'302"
E 098º49'333"
Pangururan Tanjung Bunga A25 15 Biji N 02º35'782"
E 098º41'163"
Buhit Parlondut A26 12 Biji N 02º37'749"
E 098º41'619"
Pardomuan
Nauli A27 15 Biji N 02º29'254"
E 098º48'025"
Sigaol
Palipi Simbolon A28 2,5 Biji N 02º31'571"
E 098º44'170"
Pallombuan A29 9 Biji N 02º28'297"
E 098º49'273"
Palipi A30 6 Biji N 02º29'254"
E 098º48'025"

Kabupaten Samosir merupakan Kabupaten hasil pemekaran dari


Kabupaten Toba Samosir sesuai dengan UU RI Nomor 36 Tahun 2003 pada
tanggal 18 Desember 2003 tentang pembentukan Kabupaten Samosir dan
Kabupaten Serdang Berdagai. Secara geografis Kabupaten Samosir berada
diantara 2º24’–2º45’ Lintang Utara 98º21’–99º55’ Bujur Timur dengan luas
wilayah 1.419,5 km2. Kabupaten Samosir memiliki 9 Kecamatan. Pada penelitian
ini, peneliti melakukan identifikasi tanaman alpukat pada Kecamatan Simanindo,
Pangururan dan Palipi. Terdapat 9 aksesi alpukat pada 3 Kecamatan tersebut.

Universitas Sumatera Utara


20

1. Aksesi Alpukat yang di temukan di Kabupaten Karo

Tajuk Permukaan batang

Daun Bunga

Buah Daging buah Biji

Gambar 1. Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Guru Kinayan Kecamatan


Payung Kabupaten Karo (A1)

Universitas Sumatera Utara


21

Tabel 4. Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Guru Kinayan


Kecamatan Payung Kabupaten Karo

No Parameter Karakter
1 Tinggi pohon (m) 6,5
2 Diameter pohon (cm) 20,5
3 Permukaan batang Sangat kasar
4 Bentuk tajuk Bundar
5 Pola percabangan Intensif
6 Distribusi cabang Tidak teratur
7 Sudut cabang utama Runcing (900)
8 Warna ranting muda Hijau
9 Permukaan ranting muda Kasar
10 Panjang daun (cm) 15,7
11 Lebar daun (cm) 6,8
12 Bentuk daun Lanset
13 Bentuk pangkal daun Runcing
14 Bentuk ujung daun Menengah
15 Tepi daun Rata
16 Warna daun tua Hijau tua
17 Kedudukan bunga Ujung
18 Warna bunga Hijau
19 Bentuk buah Bulat telur sunsang
20 Bentuk tangkai buah Silinder
21 Bentuk bawah buah Rata
22 Posisi bawah buah Central
23 Posisi tangkai pada buah Dipusat
24 Permukaan kulit buah Halus
25 Warna kulit buah Hijau
26 Ketebalan kulit buah (mm) 2
27 Warna daging disebelah kulit Hijau
28 Warna daging disebelah biji Hijau muda
29 Tekstur daging buah Berair
30 Berat buah (gram) 226
31 Tebal buah ( cm ) 1,625
32 Bentuk biji Bulat telur melebar
33 Berat biji (gram) 41
34 Diameter biji (mm) 4,1

Universitas Sumatera Utara


22

Tajuk Permukaan batang

Daun Bunga

Buah Daging buah Biji

Gambar 2. Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Payung Kecamatan Payung


Kabupaten Karo (A2)

Universitas Sumatera Utara


23

Tabel 5. Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Payung Kecamatan


Payung Kabupaten Karo

No Parameter Karakter
1 Tinggi pohon (m) 6,5
2 Diameter pohon (cm) 21
3 Permukaan batang Kasar
4 Bentuk tajuk Bundar
5 Pola percabangan Intensif
6 Distribusi cabang Tidak teratur
7 Sudut cabang utama Runcing (900)
8 Warna ranting muda Merah
9 Permukaan ranting muda Kasar
10 Panjang daun (cm) 11
11 Lebar daun (cm) 10
12 Bentuk daun Lanset
13 Bentuk pangkal daun Runcing
14 Bentuk ujung daun Menengah
15 Tepi daun Rata
16 Warna daun tua Hijau tua
17 Kedudukan bunga Ujung
18 Warna bunga Hijau
19 Bentuk buah Clavate
20 Bentuk tangkai buah Kerucut
21 Bentuk bawah buah Runcing
22 Posisi bawah buah Simetris
23 Posis tangkai pada buah Dipusat
24 Permukaan kulit buah Kasar
25 Warna kulit buah Hijau
26 Ketebalan kulit buah (mm) 1
27 Warna daging disebelah kulit Hijau muda
28 Warna daging disebelah biji Kuning muda
29 Tekstur daging buah Berair
30 Berat buah (gram) 99,3
31 Tebal buah 1,075
32 Bentuk biji Bulat telur melebar
33 Berat biji (gram) 20,3
34 Diameter biji (mm) 3,4

Universitas Sumatera Utara


24

Tajuk Permukaan batang

Daun Bunga

Buah Daging buah Biji

Gambar 3. Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Payung Kecamatan Payung


Kabupaten Karo (A3)

Universitas Sumatera Utara


25

Tabel 6. Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Payung Kecamatan


Payung Kabupaten Karo
No Parameter Karakter
1 Tinggi pohon (m) 6
2 Diameter pohon (cm) 11,5
3 Permukaan batang Kasar
4 Bentuk tajuk Bulat telur
5 Pola percabangan Luas
6 Distribusi cabang Membentuk lingkaran
7 Sudut cabang utama Runcing (900)
8 Warna ranting muda Merah
9 Permukaan ranting muda Halus
10 Panjang daun (cm) 15,9
11 Lebar daun (cm) 6,7
12 Bentuk daun Lanset
13 Bentuk pangkal daun Runcing
14 Bentuk ujung daun Sangat runcing
15 Tepi daun Rata
16 Warna daun tua Hijau tua
17 Kedudukan bunga Ujung
18 Warna bunga Kuning
19 Bentuk buah Rhomboidal
20 Bentuk tangkai buah Kerucut
21 Bentuk bawah buah Sedikit tertekan
22 Posisi bawah buah Simetris
23 Posisi tangkai pada buah Dipusat
24 Permukaan kulit buah Menengah
25 Warna kulit buah Hijau
26 Ketebalan kulit buah (mm) 1 mm
27 Warna daging disebelah kulit Hijau tua
28 Warna daging disebelah biji Hijau muda
29 Tekstur daging buah Berair
30 Berat buah (gram) 173
31 Tebal buah ( cm ) 1
32 Bentuk biji Puncak kerucut
33 Berat biji (gram) 56
34 Diameter biji (mm) 4,1

Universitas Sumatera Utara


26

Tajuk Permukaan batang

Daun Buah

Daging buah Biji

Gambar 4. Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Batu Karang Kecamatan Payung
Kabupaten Karo (A4)

Universitas Sumatera Utara


27

Tabel 7. Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Batu Karang Kecamatan


Payung Kabupaten Karo
No Parameter Karakter
1 Tinggi pohon (m) 8
2 Diameter pohon (cm) 41
3 Permukaan batang Sangat kasar
4 Bentuk tajuk Semi elips
5 Pola percabangan Intensif
6 Distribusi cabang Ascendan
7 Sudut cabang utama Runcing (900)
8 Warna ranting muda Hijau
9 Permukaan ranting muda Kasar
10 Panjang daun (cm) 15,4
11 Lebar daun (cm) 6,4
12 Bentuk daun Lanset
13 Bentuk pangkal daun Runcing
14 Bentuk ujung daun Runcing
15 Tepi daun Rata, Bergelombang
16 Warna daun tua Hijau tua
17 Kedudukan bunga -
18 Warna bunga -
19 Bentuk buah Clavate
20 Bentuk tangkai buah Kerucut
21 Bentuk bawah buah Bulat
22 Posisi bawah buah Central
23 Posis tangkai pada buah Asimetris
24 Permukaan kulit buah Kasar
25 Warna kulit buah Hijau tua
26 Ketebalan kulit buah (mm) 1
27 Warna daging disebelah kulit Hijau
28 Warna daging disebelah biji Kuning
29 Tekstur daging buah Bermentega
30 Berat buah (gram) 410
31 Tebal buah ( cm ) 2,425
32 Bentuk biji Bulat telur melebar
33 Berat biji (gram) 41,5
34 Diameter biji (mm) 3,1

Universitas Sumatera Utara


28

Tajuk Permukaan batang

Daun Bunga

Buah Daging Buah Biji

Gambar 5. Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Dokum Siroga Kecamatan


Simpang Empat Kabupaten Karo (A5)

Universitas Sumatera Utara


29

Tabel 8. Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Dokum Siroga


Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo
No Parameter Karakter
1 Tinggi pohon (m) 6
2 Diameter pohon (cm) 25,8
3 Permukaan batang Sangat kasar
4 Bentuk tajuk Tidak teratur
5 Pola percabangan Intensif
6 Distribusi cabang Tidak teratur
7 Sudut cabang utama Runcing (900)
8 Warna ranting muda Hijau
9 Permukaan ranting muda Kasar
10 Panjang daun (cm) 14,1
11 Lebar daun (cm) 7,7
12 Bentuk daun Lonjong
13 Bentuk pangkal daun Runcing
14 Bentuk ujung daun Tumpul
15 Tepi daun Rata
16 Warna daun tua Hijau tua
17 Kedudukan bunga Ujung
18 Warna bunga Hijau
19 Bentuk buah Pyriform
20 Bentuk tangkai buah Bulat
21 Bentuk bawah buah Rata
22 Posisi bawah buah Central
23 Posisi tangkai pada buah Dipusat
24 Permukaan kulit buah Kasar
25 Warna kulit buah Hijau tua
26 Ketebalan kulit buah (mm) 1
27 Warna daging disebelah kulit Hijau tua
28 Warna daging disebelah biji Kuning muda
29 Tekstur daging buah Bermentega
30 Berat buah (gram) 264
31 Tebal buah (cm ) 2,25
32 Bentuk biji Bulat
33 Berat biji (gram) 38,6
34 Diameter biji (mm) 4,6

Universitas Sumatera Utara


30

Tajuk Permukaan batang

Daun Buah

Daging buah Biji

Gambar 6. Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Gajah Kecamatan Simpang


Empat Kabupaten Karo (A6)

Universitas Sumatera Utara


31

Tabel 9. Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Gajah Kecamatan


Simpang Empat Kabupaten Karo
No Parameter Karakter
1 Tinggi pohon (m) 6
2 Diameter pohon (cm) 25
3 Permukaan batang Sangat kasar
4 Bentuk tajuk Bundar
5 Pola percabangan Intensif
6 Distribusi cabang Ascendan
7 Sudut cabang utama Runcing (900)
8 Warna ranting muda Hijau
9 Permukaan ranting muda Halus
10 Panjang daun (cm) 14
11 Lebar daun (cm) 8,3
12 Bentuk daun Agak bundar
13 Bentuk pangkal daun Tumpul
14 Bentuk ujung daun Tumpul
15 Tepi daun Rata, Bergelombang
16 Warna daun tua Hijau tua
17 Kedudukan bunga -
18 Warna bunga -
19 Bentuk buah Pyriform
20 Bentuk tangkai buah Kerucut
21 Bentuk bawah buah Bulat
22 Posisi bawah buah Central
23 Posisi tangkai pada buah Sangat asimetris
24 Permukaan kulit buah Kasar
25 Warna kulit buah Berbintik-bintik
26 Ketebalan kulit buah (mm) 1
27 Warna daging disebelah kulit Hijau muda
28 Warna daging disebelah biji Kuning muda
29 Tekstur daging buah Berair
30 Berat buah (gram) 246
31 Tebal buah ( cm ) 1,575
32 Bentuk biji Bulat telur melebar
33 Berat biji (gram) 43
34 Diameter biji (mm) 4,1

Universitas Sumatera Utara


32

Tajuk Permukaan batang

Daun Bunga

Buah Daging buah Biji

Gambar 7. Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Bulan Baru Kecamatan Simpang
Empat Kabupaten Karo (A7)

Universitas Sumatera Utara


33

Tabel 10. Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Bulan Baru


Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo
No Parameter Karakter
1 Tinggi pohon (m) 8
2 Diameter pohon (cm) 29
3 Permukaan batang Kasar
4 Bentuk tajuk Piramida
5 Pola percabangan Intensif
6 Distribusi cabang Tidak teratur
7 Sudut cabang utama Runcing (900)
8 Warna ranting muda Hijau
9 Permukaan ranting muda Halus
10 Panjang daun (cm) 11,5
11 Lebar daun (cm) 5
12 Bentuk daun Lanset
13 Bentuk pangkal daun Runcing
14 Bentuk ujung daun Runcing
15 Tepi daun Rata
16 Warna daun tua Hijau
17 Kedudukan bunga -
18 Warna bunga -
19 Bentuk buah Ellipsoid
20 Bentuk tangkai buah Bulat
21 Bentuk bawah buah Rata
22 Posisi bawah buah Central
23 Posisi tangkai pada buah Dipusat
24 Permukaan kulit buah Sangat kasar
25 Warna kulit buah Berbitik-bintik
26 Ketebalan kulit buah (mm) 1
27 Warna daging disebelah kulit Hijau muda
28 Warna daging disebelah biji Kuning muda
29 Tekstur daging buah Berair
30 Berat buah (gram) 222
31 Tebal buah ( cm ) 1,5
32 Bentuk biji Datar
33 Berat biji (gram) 48
34 Diameter biji (mm) 4,6

Universitas Sumatera Utara


34

Tajuk Permukaan batang

Daun Bunga

Buah Daging buah Biji

Gambar 8. Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Cinta Rakyat Kecamatan


Merdeka Kabupaten Karo (A8)

Universitas Sumatera Utara


35

Tabel 11. Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Cinta Rakyat


Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo

No Parameter Karakter
1 Tinggi pohon (m) 14
2 Diameter pohon (cm) 30,1
3 Permukaan batang Sangat kasar
4 Bentuk tajuk Semi elips
5 Pola percabangan Intensif
6 Distribusi cabang Membentuk lingkaran
7 Sudut cabang utama Runcing (900)
8 Warna ranting muda Hijau
9 Permukaan ranting muda Kasar
10 Panjang daun (cm) 9,3
11 Lebar daun (cm) 5,6
12 Bentuk daun Lanset
13 Bentuk pangkal daun Tumpul
14 Bentuk ujung daun Tumpul
15 Tepi daun Bergelombang
16 Warna daun tua Hijau
17 Kedudukan bunga Ujung
18 Warna bunga Hijau
19 Bentuk buah Narrowly obovate
20 Bentuk tangkai buah Silinder
21 Bentuk bawah buah Bulat
22 Posisi bawah buah Central
23 Posisi tangkai pada buah Asimetris
24 Permukaan kulit buah Menengah
25 Warna kulit buah Hijau tua
26 Ketebalan kulit buah (mm) 1
27 Warna daging disebelah kulit Hijau
28 Warna daging disebelah biji Kuning muda
29 Tekstur daging buah Berair
30 Berat buah (gram) 167
31 Tebal buah ( cm ) 1,725
32 Bentuk biji Puncak membulat
33 Berat biji (gram) 38
34 Diameter biji (mm) 4,1

Universitas Sumatera Utara


36

Tajuk Permukaan batang

Daun Buah

Daging buah Biji

Gambar 9. Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Gongsol Kecamatan Merdeka


Kabupaten Karo (A9)

Universitas Sumatera Utara


37

Tabel 12. Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Gongsol Kecamatan


Merdeka Kabupaten Karo
No Parameter Karakter
1 Tinggi pohon (m) 7,5
2 Diameter pohon (cm) 23,5
3 Permukaan batang Sangat kasar
4 Bentuk tajuk Tidak teratur
5 Pola percabangan Intensif
6 Distribusi cabang Tidak teratur
7 Sudut cabang utama Runcing (900)
8 Warna ranting muda Hijau
9 Permukaan ranting muda Halus
10 Panjang daun (cm) 18,02
11 Lebar daun (cm) 4,3
12 Bentuk daun Lanset memanjang
13 Bentuk pangkal daun Runcing
14 Bentuk ujung daun Runcing
15 Tepi daun Bergelombang
16 Warna daun tua Hijau tua
17 Kedudukan bunga -
18 Warna bunga -
19 Bentuk buah High spheroid
20 Bentuk tangkai buah Bulat
21 Bentuk bawah buah Bulat
22 Posisi bawah buah Central
23 Posisi tangkai pada buah Dipusat
24 Permukaan kulit buah Menengah
25 Warna kulit buah Berbintik-bintik
26 Ketebalan kulit buah (mm) 1
27 Warna daging disebelah kulit Hijau muda
28 Warna daging disebelah biji Kuning pekat
29 Tekstur daging buah Bermentega
30 Berat buah (gram) 240
31 Tebal buah ( cm ) 1,375
32 Bentuk biji Bulat
33 Berat biji (gram) 59
34 Diameter biji (mm) 4,5

Universitas Sumatera Utara


38

Tajuk Permukaan batang

Daun Bunga

Buah Daging buah Biji

Gambar 10. Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Merdeka Kecamatan Merdeka
Kabupaten Karo (A10)

Universitas Sumatera Utara


39

Tabel 13. Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Merdeka Kecamatan


Merdeka Kabupaten Karo
No Parameter Karakter
1 Tinggi pohon (m) 14
2 Diameter pohon (cm) 4,1
3 Permukaan batang Kasar
4 Bentuk tajuk Kolom
5 Pola percabangan Luas
6 Distribusi cabang Ascendan
7 Sudut cabang utama Runcing (900)
8 Warna ranting muda Hijau
9 Permukaan ranting muda Kasar
10 Panjang daun (cm) 22,1
11 Lebar daun (cm) 4,1
12 Bentuk daun Lanset memanjang
13 Bentuk pangkal daun Runcing
14 Bentuk ujung daun Sangat runcing
15 Tepi daun Bergelombang
16 Warna daun tua Hijau muda
17 Kedudukan bunga Sub termal
18 Warna bunga Kuning
19 Bentuk buah Clavate
20 Bentuk tangkai buah Silinder
21 Bentuk bawah buah Bulat
22 Posisi bawah buah Central
23 Posisi tangkai pada buah Dipusat
24 Permukaan kulit buah Halus
25 Warna kulit buah Merah
26 Ketebalan kulit buah (mm) 1
27 Warna daging disebelah kulit Hijau
28 Warna daging disebelah biji Kuning
29 Tekstur daging buah Berair
30 Berat buah (gram) 160
31 Tebal buah ( cm ) 3,15
32 Bentuk biji Bulat telur melebar
33 Berat biji (gram) 3,2
34 Diameter biji (mm) 3

Universitas Sumatera Utara


40

2. Aksesi Alpukat yang di temukan di Kabupaten Simalungun

Tajuk Permukaan batang

Daun Bunga

Buah Daging buah Biji

Gambar 11. Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Banjaran Kecamatan Raya
Kanayan Kabupaten Simalungun (A11)

Universitas Sumatera Utara


41

Tabel 14. Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Banjaran Kecamatan


Raya Kanayan Kabupaten Simalungun

No Parameter Karakter
1 Tinggi pohon (m) 14
2 Diameter pohon (cm) 4,1
3 Permukaan batang Kasar
4 Bentuk tajuk Kolom
5 Pola percabangan Luas
6 Distribusi cabang Ascendan
7 Sudut cabang utama Runcing (900)
8 Warna ranting muda Hijau
9 Permukaan ranting muda Kasar
10 Panjang daun (cm) 22,1
11 Lebar daun (cm) 4,1
12 Bentuk daun Lanset memanjang
13 Bentuk pangkal daun Runcing
14 Bentuk ujung daun Sangat runcing
15 Tepi daun Bergelombang
16 Warna daun tua Hijau muda
17 Kedudukan bunga Sub termal
18 Warna bunga Kuning
19 Bentuk buah Rhomboidal
20 Bentuk tangkai buah Bulat
21 Bentuk bawah buah Bulat
22 Posisi bawah buah Simetris
23 Posisi tangkai pada buah Asimetris
24 Permukaan kulit buah Bulat
25 Warna kulit buah Hijau muda
26 Ketebalan kulit buah (mm) 1
27 Warna daging disebelah kulit Hijau muda
28 Warna daging disebelah biji Kuning pekat
29 Tekstur daging buah Bermentega
30 Berat buah (gram) 253
31 Tebal buah ( cm ) 1,55
32 Bentuk biji Bulat telur
33 Berat biji (gram) 3
34 Diameter biji (mm) 3,9

Universitas Sumatera Utara


42

Tajuk Permukaan batang

Daun Buah

Daging buah Biji

Gambar 12. Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Amborokan Paneiraya


Kecamatan Raya Kanayan Kabupaten Simalungun (A12)

Universitas Sumatera Utara


43

Tabel 15. Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Amborokan Paneiraya


Kecamatan Raya Kanayan Kabupaten Simalungun
No Parameter Karakter
1 Tinggi pohon (m) 12
2 Diameter pohon (cm) 3,1
3 Permukaan batang Kasar
4 Bentuk tajuk Semi elips
5 Pola percabangan Intensif
6 Distribusi cabang Membentuk lingkaran
7 Sudut cabang utama Runcing (900)
8 Warna ranting muda Hijau
9 Permukaan ranting muda Kasar
10 Panjang daun (cm) 10,06
11 Lebar daun (cm) 7,5
12 Bentuk daun Bulat telur sunsang memanjang
13 Bentuk pangkal daun Tumpul
14 Bentuk ujung daun Sangat tumpul
15 Tepi daun Rata
16 Warna daun tua Hijau muda
17 Kedudukan bunga -
18 Warna bunga -
19 Bentuk buah Narrowly obovate
20 Bentuk tangkai buah Bulat
21 Bentuk bawah buah Bulat
22 Posisi bawah buah Simetris
23 Posisi tangkai pada buah Asimetris
24 Permukaan kulit buah Menengah
25 Warna kulit buah Hijau
26 Ketebalan kulit buah (mm) 1
27 Warna daging disebelah kulit Hijau muda
28 Warna daging disebelah biji Kuning muda
29 Tekstur daging buah Berair
30 Berat buah (gram) 299
31 Tebal buah ( cm ) 2,5
32 Bentuk biji Bulat telur melebar
33 Berat biji (gram) 60
34 Diameter biji (mm) 4,7

Universitas Sumatera Utara


44

Tajuk Permukaan batang

Daun Bunga

Buah Daging buah Biji

Gambar 13. Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Bangun Raya Kecamatan Raya
Kanayan Kabupaten Simalungun (A13)

Universitas Sumatera Utara


45

Tabel 16. Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Bangun Raya


Kecamatan Raya Kanayan Kabupaten Simalungun
No Parameter Karakter
1 Tinggi pohon (m) 6,5
2 Diameter pohon (cm) 2
3 Permukaan batang Kasar
4 Bentuk tajuk Tidak teratur
5 Pola percabangan Intensif
6 Distribusi cabang Ascendan
7 Sudut cabang utama Runcing (900)
8 Warna ranting muda Hijau
9 Permukaan ranting muda Halus
10 Panjang daun (cm) 18
11 Lebar daun (cm) 6,8
12 Bentuk daun Lanset memanjang
13 Bentuk pangkal daun Runcing
14 Bentuk ujung daun Sangat runcing
15 Tepi daun Bergelombang
16 Warna daun tua Hijau tua
17 Kedudukan bunga Ketiak
18 Warna bunga Kuning
19 Bentuk buah Ellipsoid
20 Bentuk tangkai buah Bulat
21 Bentuk bawah buah Bulat
22 Posisi bawah buah Central
23 Posisi tangkai pada buah Dipusat
24 Permukaan kulit buah Halus
25 Warna kulit buah Hijau muda
26 Ketebalan kulit buah (mm) 1
27 Warna daging disebelah kulit Hijau tua
28 Warna daging disebelah biji Kuning pekat
29 Tekstur daging buah Bermentega
30 Berat buah (gram) 255
31 Tebal buah ( cm ) 1,625
32 Bentuk biji Puncak membulat
33 Berat biji (gram) 44
34 Diameter biji (mm) 3,6

Universitas Sumatera Utara


46

Tajuk Permukaan batang

Daun Buah

Daging buah Biji

Gambar 14. Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Karang Sari Kecamatan
Gunung Maligas Kabupaten Simalungun (A14)

Universitas Sumatera Utara


47

Tabel 17. Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Karang Sari


Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun
No Parameter Karakter
1 Tinggi pohon (m) 8,5
2 Diameter pohon (cm) 1,85
3 Permukaan batang Sangat kasar
4 Bentuk tajuk Tidak teratur
5 Pola percabangan Luas
6 Distribusi cabang Tidak teratur
7 Sudut cabang utama Runcing (900)
8 Warna ranting muda Coklat
9 Permukaan ranting muda Halus
10 Panjang daun (cm) 18
11 Lebar daun (cm) 5
12 Bentuk daun Lanset
13 Bentuk pangkal daun Runcing
14 Bentuk ujung daun Runcing
15 Tepi daun Rata
16 Warna daun tua Hijau muda
17 Kedudukan bunga -
18 Warna bunga -
19 Bentuk buah Narrowly obovate
20 Bentuk tangkai buah Silinder
21 Bentuk bawah buah Sedikit tertekan
22 Posisi bawah buah Simetris
23 Posisi tangkai pada buah Asimetris
24 Permukaan kulit buah Halus
25 Warna kulit buah Hijau tua
26 Ketebalan kulit buah (mm) 1
27 Warna daging disebelah kulit Hijau tua
28 Warna daging disebelah biji Kuning muda
29 Tekstur daging buah Bermentega
30 Berat buah (gram) 224
31 Tebal buah ( cm ) 1,8
32 Bentuk biji Bulat telur
33 Berat biji (gram) 43
34 Diameter biji (mm) 3,1

Universitas Sumatera Utara


48

Tajuk Permukaan batang

Daun Buah

Daging buah Biji

Gambar 15. Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Karang Rejo Kecamatan
Gunung Maligas Kabupaten Simalungun (A15)

Universitas Sumatera Utara


49

Tabel 18. Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Karang Rejo


Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun
No Parameter Karakter
1 Tinggi pohon (m) 11
2 Diameter pohon (cm) 2,3
3 Permukaan batang Kasar
4 Bentuk tajuk Tidak teratur
5 Pola percabangan Luas
6 Distribusi cabang Ascendan
7 Sudut cabang utama Runcing (900)
8 Warna ranting muda Hijau
9 Permukaan ranting muda Halus
10 Panjang daun (cm) 22,02
11 Lebar daun (cm) 5
12 Bentuk daun Lanset
13 Bentuk pangkal daun Runcing
14 Bentuk ujung daun Menengah
15 Tepi daun Rata
16 Warna daun tua Hijau tua
17 Kedudukan bunga -
18 Warna bunga -
19 Bentuk buah Rhomboidal
20 Bentuk tangkai buah Kerucut
21 Bentuk bawah buah Bulat
22 Posisi bawah buah Central
23 Posisi tangkai pada buah Asimetris
24 Permukaan kulit buah Menengah
25 Warna kulit buah Hijau tua
26 Ketebalan kulit buah (mm) 1
27 Warna daging disebelah kulit Hijau muda
28 Warna daging disebelah biji Kuning muda
29 Tekstur daging buah Berair
30 Berat buah (gram) 155
31 Tebal buah ( cm ) 1,2
32 Bentuk biji Bulat telur melebar
33 Berat biji (gram) 37
34 Diameter biji (mm) 3,7

Universitas Sumatera Utara


50

Tajuk Permukaan batang

Daun Bunga

Buah Daging buah Biji

Gambar 16. Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Karang Rejo Kecamatan
Gunung Maligas Kabupaten Simalungun (A16)

Universitas Sumatera Utara


51

Tabel 19. Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Karang Rejo


Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun

No Parameter Karakter
1 Tinggi pohon (m) 14
2 Diameter pohon (cm) 2,6
3 Permukaan batang Kasar
4 Bentuk tajuk Bulat telur
5 Pola percabangan Luas
6 Distribusi cabang Tidak teratur
7 Sudut cabang utama Runcing (900)
8 Warna ranting muda Hijau
9 Permukaan ranting muda Halus
10 Panjang daun (cm) 11,5
11 Lebar daun (cm) 5,6
12 Bentuk daun Lanset
13 Bentuk pangkal daun Runcing
14 Bentuk ujung daun Runcing
15 Tepi daun Bergelombang
16 Warna daun tua Hijau tua
17 Kedudukan bunga Ujung
18 Warna bunga Kuning
19 Bentuk buah Pyriform
20 Bentuk tangkai buah Kerucut
21 Bentuk bawah buah Bulat
22 Posisi bawah buah Central
23 Posisi tangkai pada buah Asimetris
24 Permukaan kulit buah Halus
25 Warna kulit buah Hijau tua
26 Ketebalan kulit buah (mm) 1
27 Warna daging disebelah kulit Hijau
28 Warna daging disebelah biji Hijau muda
29 Tekstur daging buah Berair
30 Berat buah (gram) 128
31 Tebal buah ( cm ) 1,375
32 Bentuk biji Bulat telur melebar
33 Berat biji (gram) 33
34 Diameter biji (mm) 4

Universitas Sumatera Utara


52

Tajuk Permukaan batang

Daun Buah

Daging buah Biji

Gambar 17. Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Karang Rejo Kecamatan
Gunung Maligas Kabupaten Simalungun (A17)

Universitas Sumatera Utara


53

Tabel 20. Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Karang Rejo


Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun
No Parameter Karakter
1 Tinggi pohon (m) 9,5
2 Diameter pohon (cm) 2
3 Permukaan batang Kasar
4 Bentuk tajuk Tidak teratur
5 Pola percabangan Luas
6 Distribusi cabang Membentuk lingkaran
7 Sudut cabang utama Runcing (900)
8 Warna ranting muda Hijau
9 Permukaan ranting muda Halus
10 Panjang daun (cm) 18,1
11 Lebar daun (cm) 8,7
12 Bentuk daun Bulat telur
13 Bentuk pangkal daun Tumpul
14 Bentuk ujung daun Sangat tumpul
15 Tepi daun Rata
16 Warna daun tua Hijau tua
17 Kedudukan bunga -
18 Warna bunga -
19 Bentuk buah Rhomboidal
20 Bentuk tangkai buah Kerucut
21 Bentuk bawah buah Runcing
22 Posisi bawah buah Simetris
23 Posisi tangkai pada buah Asimetris
24 Permukaan kulit buah Menengah
25 Warna kulit buah Hijau tua
26 Ketebalan kulit buah (mm) 1
27 Warna daging disebelah kulit Hijau tua
28 Warna daging disebelah biji Kuning pekat
29 Tekstur daging buah Bermentega
30 Berat buah (gram) 153
31 Tebal buah ( cm ) 1,2
32 Bentuk biji Bulat telur melebar
33 Berat biji (gram) 39
34 Diameter biji (mm) 2,2

Universitas Sumatera Utara


54

Tajuk Permukaan batang

Daun Bunga

Buah Daging buah Biji

Gambar 18. Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Karang Anyar Kecamatan
Gunung Maligas Kabupaten Simalungun (A18)

Universitas Sumatera Utara


55

Tabel 21. Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Karang Anyar


Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun
No Parameter Karakter
1 Tinggi pohon (m) 9
2 Diameter pohon (cm) 2,54
3 Permukaan batang Sangat kasar
4 Bentuk tajuk Tidak teratur
5 Pola percabangan Intensif
6 Distribusi cabang Tidak teratur
7 Sudut cabang utama Tumpul (>900)
8 Warna ranting muda Hijau
9 Permukaan ranting muda Halus
10 Panjang daun (cm) 13
11 Lebar daun (cm) 6,6
12 Bentuk daun Lanset memanjang
13 Bentuk pangkal daun Tumpul
14 Bentuk ujung daun Menengah
15 Tepi daun Bergelombang
16 Warna daun tua Hijau tua
17 Kedudukan bunga Ketiak
18 Warna bunga Hijau
19 Bentuk buah Rhomboidal
20 Bentuk tangkai buah Kerucut
21 Bentuk bawah buah Bulat
22 Posisi bawah buah Central
23 Posisi tangkai pada buah Dipusat
24 Permukaan kulit buah Menengah
25 Warna kulit buah Merah
26 Ketebalan kulit buah (mm) 1
27 Warna daging disebelah kulit Hijau muda
28 Warna daging disebelah biji Kuning muda
29 Tekstur daging buah Berair
30 Berat buah (gram) 172
31 Tebal buah ( cm ) 1,625
32 Bentuk biji Bulat
33 Berat biji (gram) 57
34 Diameter biji (mm) 3,9

Universitas Sumatera Utara


56

Tajuk Permukaan batang

Daun Bunga

Buah Daging buah Biji

Gambar 19. Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Laras Dua Kecamatan Siantar
Kabupaten Simalungun (A19)

Universitas Sumatera Utara


57

Tabel 22. Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Laras Dua Kecamatan
Siantar Kabupaten Simalungun
No Parameter Karakter
1 Tinggi pohon (m) 6
2 Diameter pohon (cm) 1,34
3 Permukaan batang Kasar
4 Bentuk tajuk Setengah lingkaran
5 Pola percabangan Intensif
6 Distribusi cabang Horizontal
7 Sudut cabang utama Tumpul (>900)
8 Warna ranting muda Merah
9 Permukaan ranting muda Kasar
10 Panjang daun (cm) 13,8
11 Lebar daun (cm) 6,2
12 Bentuk daun Lanset memanjang
13 Bentuk pangkal daun Runcing
14 Bentuk ujung daun Sangat runcing
15 Tepi daun Rata
16 Warna daun tua Hijau tua
17 Kedudukan bunga Ketiak
18 Warna bunga Kuning
19 Bentuk buah Ellipsoid
20 Bentuk tangkai buah Kerucut
21 Bentuk bawah buah Bulat
22 Posisi bawah buah Central
23 Posisi tangkai pada buah Dipusat
24 Permukaan kulit buah Menengah
25 Warna kulit buah Merah
26 Ketebalan kulit buah (mm) 1
27 Warna daging disebelah kulit Hijau
28 Warna daging disebelah biji Kuning
29 Tekstur daging buah Berair
30 Berat buah (gram) 135
31 Tebal buah ( cm ) 1,65
32 Bentuk biji Bulat telur melebar
33 Berat biji (gram) 30
34 Diameter biji (mm) 3,2

Universitas Sumatera Utara


58

Tajuk Permukaan batang

Daun Bunga

Buah Daging buah Biji

Gambar 20. Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Nagori Sejahtra Kecamatan
Siantar Kabupaten Simalungun (A20)

Universitas Sumatera Utara


59

Tabel 23. Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Nagori Sejahtra


Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun
No Parameter Karakter
1 Tinggi pohon (m) 9,5
2 Diameter pohon (cm) 3,7
3 Permukaan batang Sangat kasar
4 Bentuk tajuk Semi elips
5 Pola percabangan Intensif
6 Distribusi cabang Membentuk lingkaran
7 Sudut cabang utama Tumpul (>900)
8 Warna ranting muda Hijau
9 Permukaan ranting muda Halus
10 Panjang daun (cm) 10,03
11 Lebar daun (cm) 7,8
12 Bentuk daun Agak bundar
13 Bentuk pangkal daun Tumpul
14 Bentuk ujung daun Tumpul
15 Tepi daun Rata
16 Warna daun tua Hijau tua
17 Kedudukan bunga Ketiak
18 Warna bunga Kemerahan
19 Bentuk buah Rhombodial
20 Bentuk tangkai buah Bulat
21 Bentuk bawah buah Sedikit tertekan
22 Posisi bawah buah Simetris
23 Posisi tangkai pada buah Sangat asimetris
24 Permukaan kulit buah Halus
25 Warna kulit buah Hijau
26 Ketebalan kulit buah (mm) 1
27 Warna daging disebelah kulit Hijau muda
28 Warna daging disebelah biji Kuning
29 Tekstur daging buah Bermentega
30 Berat buah (gram) 212
31 Tebal buah ( cm ) 1,125
32 Bentuk biji Bulat telur
33 Berat biji (gram) 87
34 Diameter biji (mm) 3,8

Universitas Sumatera Utara


60

Tajuk Permukaan batang

Daun Buah

Daging buah Biji

Gambar 21. Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Dolok Marlawan Kecamatan
Siantar Kabupaten Simalungun (A21)

Universitas Sumatera Utara


61

Tabel 24. Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Dolok Marlawan


Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun
No Parameter Karakter
1 Tinggi pohon (m) 9
2 Diameter pohon (cm) 2,9
3 Permukaan batang Kasar
4 Bentuk tajuk Tidak teratur
5 Pola percabangan Intensif
6 Distribusi cabang Tidak teratur
7 Sudut cabang utama Runcing (900)
8 Warna ranting muda Hijau
9 Permukaan ranting muda Kasar
10 Panjang daun (cm) 13
11 Lebar daun (cm) 5,7
12 Bentuk daun Lanset
13 Bentuk pangkal daun Runcing
14 Bentuk ujung daun Sangat runcing
15 Tepi daun Rata
16 Warna daun tua Hijau tua
17 Kedudukan bunga -
18 Warna bunga -
19 Bentuk buah Narrowly obovate
20 Bentuk tangkai buah Bulat
21 Bentuk bawah buah Bulat
22 Posisi bawah buah Central
23 Posisi tangkai pada buah Asimetris
24 Permukaan kulit buah Halus
25 Warna kulit buah Merah
26 Ketebalan kulit buah (mm) 1
27 Warna daging disebelah kulit Hijau
28 Warna daging disebelah biji Kuning pekat
29 Tekstur daging buah Berair
30 Berat buah (gram) 118
31 Tebal buah ( cm ) 1,1
32 Bentuk biji Bulat telur melebar
33 Berat biji (gram) 33
34 Diameter biji (mm) 3,1

Universitas Sumatera Utara


62

3. Aksesi Alpukat yang di temukan di Kabupaten Samosir

Tajuk Permukaan batang

Daun Buah

Daging buah Biji

Gambar 22. Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Dosroha Kecamatan Simanindo
Kabupaten Samosir (A22)

Universitas Sumatera Utara


63

Tabel 25. Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Dosroha Kecamatan


Simanindo Kabupaten Samosir
No Parameter Karakter
1 Tinggi pohon (m) 2,5
2 Diameter pohon (cm) 6,75
3 Permukaan batang Kasar
4 Bentuk tajuk Tidak teratur
5 Pola percabangan Luas
6 Distribusi cabang Lingkaran
7 Sudut cabang utama Runcing (900)
8 Warna ranting muda Hijau
9 Permukaan ranting muda Halus
10 Panjang daun (cm) 18
11 Lebar daun (cm) 7,3
12 Bentuk daun Lanset memanjang
13 Bentuk pangkal daun Runcing
14 Bentuk ujung daun Sangat runcing
15 Tepi daun Rata
16 Warna daun tua Hijau tua
17 Kedudukan bunga -
18 Warna bunga -
19 Bentuk buah Bulat
20 Bentuk tangkai buah Silinder
21 Bentuk bawah buah Rata
22 Posisi bawah buah Central
23 Posisi tangkai pada buah Dipusat
24 Permukaan kulit buah Halus
25 Warna kulit buah Hijau
26 Ketebalan kulit buah (mm) 1
27 Warna daging disebelah kulit Hijau muda
28 Warna daging disebelah biji Kuning muda
29 Tekstur daging buah Bermentega
30 Berat buah (gram) 259
31 Tebal buah ( cm ) 1,4
32 Bentuk biji Bulat
33 Berat biji (gram) 78
34 Diameter biji (mm) 4,2

Universitas Sumatera Utara


64

Tajuk Permukaan batang

Daun Buah

Daging buah Biji

Gambar 23. Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Cinta Dame Kecamatan
Simanindo Kabupaten Samosir (A23)

Universitas Sumatera Utara


65

Tabel 26. Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Cinta Dame


Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir
No Parameter Karakter
1 Tinggi pohon (m) 7,5
2 Diameter pohon (cm) 10,25
3 Permukaan batang Sangat kasar
4 Bentuk tajuk Semi elips
5 Pola percabangan Intensif
6 Distribusi cabang Lingkaran
7 Sudut cabang utama Runcing (900)
8 Warna ranting muda Coklat
9 Permukaan ranting muda Kasar
10 Panjang daun (cm) 12,6
11 Lebar daun (cm) 7
12 Bentuk daun Lanset
13 Bentuk pangkal daun Tumpul
14 Bentuk ujung daun Runcing
15 Tepi daun Bergelombang
16 Warna daun tua Hijau muda
17 Kedudukan bunga -
18 Warna bunga -
19 Bentuk buah Narrowly obovate
20 Bentuk tangkai buah Silinder
21 Bentuk bawah buah Sedikit tertekan
22 Posisi bawah buah Simetris
23 Posisi tangkai pada buah Asimetris
24 Permukaan kulit buah Menengah
25 Warna kulit buah Hijau tua
26 Ketebalan kulit buah (mm) 1
27 Warna daging disebelah kulit Hijau
28 Warna daging disebelah biji Kuning
29 Tekstur daging buah Bermentega
30 Berat buah (gram) 206
31 Tebal buah ( cm ) 1,75
32 Bentuk biji Bulat telur
33 Berat biji (gram) 60
34 Diameter biji (mm) 3,3

Universitas Sumatera Utara


66

Tajuk Permukaan batang

Daun Buah

Daging buah Biji

Gambar 24. Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Unjur Kecamatan Simanindo
Kabupaten Samosir (A24)

Universitas Sumatera Utara


67

Tabel 27. Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Unjur Dame


Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir
No Parameter Karakter
1 Tinggi pohon (m) 9
2 Diameter pohon (cm) 10,05
3 Permukaan batang Sangat kasar
4 Bentuk tajuk Tidak teratur
5 Pola percabangan Intensif
6 Distribusi cabang Lingkaran
7 Sudut cabang utama Runcing (900)
8 Warna ranting muda Merah
9 Permukaan ranting muda Kasar
10 Panjang daun (cm) 12,9
11 Lebar daun (cm) 4,2
12 Bentuk daun Lanset memanjang
13 Bentuk pangkal daun Runcing
14 Bentuk ujung daun Sangat runcing
15 Tepi daun Rata
16 Warna daun tua Hijau
17 Kedudukan bunga -
18 Warna bunga -
19 Bentuk buah Pyriform
20 Bentuk tangkai buah Silinder
21 Bentuk bawah buah Bulat
22 Posisi bawah buah Central
23 Posisi tangkai pada buah Asimetris
24 Permukaan kulit buah Halus
25 Warna kulit buah Hijau muda
26 Ketebalan kulit buah (mm) 1
27 Warna daging disebelah kulit Hijau muda
28 Warna daging disebelah biji Hijau muda
29 Tekstur daging buah Berair
30 Berat buah (gram) 198
31 Tebal buah ( cm ) 1,75
32 Bentuk biji Bulat telur melebar
33 Berat biji (gram) 23
34 Diameter biji (mm) 3

Universitas Sumatera Utara


68

Tajuk Permukaan batang

Daun Buah

Daging buah Biji

Gambar 25. Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Tanjung Bunga Kecamatan
Pangururan Kabupaten Samosir (A25)

Universitas Sumatera Utara


69

Tabel 28. Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Tanjung Bunga


Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir
No Parameter Karakter
1 Tinggi pohon (m) 22
2 Diameter pohon (cm) 4,3
3 Permukaan batang Sangat kasar
4 Bentuk tajuk Semi elips
5 Pola percabangan Luas
6 Distribusi cabang Lingkaran
7 Sudut cabang utama Runcing (900)
8 Warna ranting muda Hijau
9 Permukaan ranting muda Halus
10 Panjang daun (cm) 18,2
11 Lebar daun (cm) 7,4
12 Bentuk daun Lanset memanjang
13 Bentuk pangkal daun Runcing
14 Bentuk ujung daun Sangat runcing
15 Tepi daun Rata
16 Warna daun tua Hijau
17 Kedudukan bunga -
18 Warna bunga -
19 Bentuk buah Rhomboidal
20 Bentuk tangkai buah Kerucut
21 Bentuk bawah buah Bulat
22 Posisi bawah buah Central
23 Posisi tangkai pada buah Dipusat
24 Permukaan kulit buah Halus
25 Warna kulit buah Berbintik-bintik
26 Ketebalan kulit buah (mm) 1
27 Warna daging disebelah kulit Hijau
28 Warna daging disebelah biji Kuning
29 Tekstur daging buah Berair
30 Berat buah (gram) 196
31 Tebal buah ( cm ) 1,68
32 Bentuk biji Bulat
33 Berat biji (gram) 55
34 Diameter biji (cm) 3,8

Universitas Sumatera Utara


70

Tajuk Permukaan batang

Daun Buah

Daging buah Biji

Gambar 26. Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Buhit Parlondut Kecamatan
Pangururan Kabupaten Samosir (A26)

Universitas Sumatera Utara


71

Tabel 29. Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Buhit Parlondut


Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir
No Parameter Karakter
1 Tinggi pohon (m) 9,5
2 Diameter pohon (cm) 4,3
3 Permukaan batang Kasar
4 Bentuk tajuk Tidak teratur
5 Pola percabangan Luas
6 Distribusi cabang Ascendan
7 Sudut cabang utama Runcing (900)
8 Warna ranting muda Merah
9 Permukaan ranting muda Kasar
10 Panjang daun (cm) 11,4
11 Lebar daun (cm) 7,1
12 Bentuk daun Agak bundar
13 Bentuk pangkal daun Tumpul
14 Bentuk ujung daun Menengah
15 Tepi daun Rata
16 Warna daun tua Hijau tua
17 Kedudukan bunga -
18 Warna bunga -
19 Bentuk buah Rhomboidal
20 Bentuk tangkai buah Silinder
21 Bentuk bawah buah Sangat tertekan
22 Posisi bawah buah Asimetris
23 Posisi tangkai pada buah Dipusat
24 Permukaan kulit buah Kasar
25 Warna kulit buah Hijau
26 Ketebalan kulit buah (mm) 1
27 Warna daging disebelah kulit Hijau muda
28 Warna daging disebelah biji Kuning pekat
29 Tekstur daging buah Bermentega
30 Berat buah (gram) 296
31 Tebal buah ( cm ) 1,6
32 Bentuk biji Puncak membulat
33 Berat biji (gram) 84
34 Diameter biji (cm) 3,8

Universitas Sumatera Utara


72

Tajuk Permukaan batang

Daun Buah

Daging buah Biji

Gambar 27. Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Pardomuan Nauli Kecamatan
Pangururan Kabupaten Samosir (A27)

Universitas Sumatera Utara


73

Tabel 30. Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Pardomuan Nauli


Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir
No Parameter Karakter
1 Tinggi pohon (m) 9,5
2 Diameter pohon (cm) 2,7
3 Permukaan batang Kasar
4 Bentuk tajuk Semi elips
5 Pola percabangan Luas
6 Distribusi cabang Ascendan
7 Sudut cabang utama Runcing (900)
8 Warna ranting muda Hijau
9 Permukaan ranting muda Halus
10 Panjang daun (cm) 5,6
11 Lebar daun (cm) 7,2
12 Bentuk daun Lanset memanjang
13 Bentuk pangkal daun Runcing
14 Bentuk ujung daun Runcing
15 Tepi daun Bergelombang
16 Warna daun tua Hijau muda
17 Kedudukan bunga -
18 Warna bunga -
19 Bentuk buah Bulat
20 Bentuk tangkai buah Kerucut
21 Bentuk bawah buah Sedikit tertekan
22 Posisi bawah buah Simetris
23 Posisi tangkai pada buah Dipusat
24 Permukaan kulit buah Menang
25 Warna kulit buah Hijau
26 Ketebalan kulit buah (mm) 1
27 Warna daging disebelah kulit Hijau
28 Warna daging disebelah biji Kuning
29 Tekstur daging buah Bermentega
30 Berat buah (gram) 266
31 Tebal buah ( cm ) 1,55
32 Bentuk biji Puncak membulat
33 Berat biji (gram) 82
34 Diameter biji (cm) 4,4

Universitas Sumatera Utara


74

Tajuk Permukaan batang

Daun Buah

Daging buah Biji

Gambar 28. Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Sigaol Simbolon Kecamatan
Palipi Kabupaten Samosir (A28)

Universitas Sumatera Utara


75

Tabel 31. Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Sigaol Simbolon


Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir
No Parameter Karakter
1 Tinggi pohon (m) 6,5
2 Diameter pohon (cm) 1,4
3 Permukaan batang Kasar
4 Bentuk tajuk Tidak teratur
5 Pola percabangan Luas
6 Distribusi cabang Ascendan
7 Sudut cabang utama Runcing (900)
8 Warna ranting muda Merah
9 Permukaan ranting muda Kasar
10 Panjang daun (cm) 11,8
11 Lebar daun (cm) 6
12 Bentuk daun Lanset
13 Bentuk pangkal daun Runcing
14 Bentuk ujung daun Menengah
15 Tepi daun Rata
16 Warna daun tua Hijau tua
17 Kedudukan bunga -
18 Warna bunga -
19 Bentuk buah High spheroid
20 Bentuk tangkai buah Kerucut
21 Bentuk bawah buah Sedikit tertekan
22 Posisi bawah buah Simetris
23 Posisi tangkai pada buah Dipusat
24 Permukaan kulit buah Menengah
25 Warna kulit buah Hijau muda
26 Ketebalan kulit buah (mm) 1
27 Warna daging disebelah kulit Hijau
28 Warna daging disebelah biji Kuning pekat
29 Tekstur daging buah Bermentega
30 Berat buah (gram) 302
31 Tebal buah ( cm ) 1,63
32 Bentuk biji Puncak membulat
33 Berat biji (gram) 97
34 Diameter biji (cm) 3,6

Universitas Sumatera Utara


76

Tajuk Permukaan batang

Daun Buah

Daging buah Biji

Gambar 29. Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Pallombuan Kecamatan Palipi
Kabupaten Samosir (A29)

Universitas Sumatera Utara


77

Tabel 32. Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Pallombuan


Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir
No Parameter Karakter
1 Tinggi pohon (m) 6,5
2 Diameter pohon (cm) 10,5
3 Permukaan batang Kasar
4 Bentuk tajuk Tidak teratur
5 Pola percabangan Luas
6 Distribusi cabang Ascendan
7 Sudut cabang utama Runcing (900)
8 Warna ranting muda Merah
9 Permukaan ranting muda Kasar
10 Panjang daun (cm) 10,6
11 Lebar daun (cm) 4,3
12 Bentuk daun Lanset
13 Bentuk pangkal daun Runcing
14 Bentuk ujung daun Menengah
15 Tepi daun Bergelombang
16 Warna daun tua Hijau
17 Kedudukan bunga -
18 Warna bunga -
19 Bentuk buah Pyriform
20 Bentuk tangkai buah Silinder
21 Bentuk bawah buah Bulat
22 Posisi bawah buah Central
23 Posisi tangkai pada buah Dipusat
24 Permukaan kulit buah Halus
25 Warna kulit buah Hijau muda
26 Ketebalan kulit buah (mm) 1
27 Warna daging disebelah kulit Hijau
28 Warna daging disebelah biji Kuning pekat
29 Tekstur daging buah Berair
30 Berat buah (gram) 82
31 Tebal buah ( cm ) 1,75
32 Bentuk biji Puncak kerucut
33 Berat biji (gram) 27
34 Diameter biji (cm) 2,5

Universitas Sumatera Utara


78

Tajuk Permukaan batang

Daun Buah

Daging buah Biji

Gambar 30. Karakter morfologi tanaman Alpukat di Desa Palipi Kecamatan Palipi
Kabupaten Samosir (A30)

Universitas Sumatera Utara


79

Tabel 33. Karakterisasi morfologi tanaman alpukat di Desa Palipi Kecamatan


Palipi Kabupaten Samosir
No Parameter Karakter
1 Tinggi pohon (m) 6,5
2 Diameter pohon (cm) 1,3
3 Permukaan batang Kasar
4 Bentuk tajuk Bulat telur
5 Pola percabangan Intensif
6 Distribusi cabang Tidak teratur
7 Sudut cabang utama Runcing (900)
8 Warna ranting muda Hijau
9 Permukaan ranting muda Halus
10 Panjang daun (cm) 9,7
11 Lebar daun (cm) 4,9
12 Bentuk daun Lonjong
13 Bentuk pangkal daun Runcing
14 Bentuk ujung daun Runcing
15 Tepi daun Bergelombang
16 Warna daun tua Hijau tua
17 Kedudukan bunga -
18 Warna bunga -
19 Bentuk buah Pyriform
20 Bentuk tangkai buah Bulat
21 Bentuk bawah buah Bulat
22 Posisi bawah buah Central
23 Posisi tangkai pada buah Dipusat
24 Permukaan kulit buah Menengah
25 Warna kulit buah Hijau
26 Ketebalan kulit buah (mm) 1
27 Warna daging disebelah kulit Hijau muda
28 Warna daging disebelah biji Kuning
29 Tekstur daging buah Bermentega
30 Berat buah (gram) 331
31 Tebal buah ( cm ) 1,92
32 Bentuk biji Bulat telur melebar
33 Berat biji (gram) 22
34 Diameter biji (cm) 3,1

Universitas Sumatera Utara


80

Pembahasan
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) (2017), Kabupaten Karo merupakan
daerah dataran tinggi yang distribusi terbesarnya pada sektor pertanian,
kehutanan, perkebunan dan perikanan yang menjadi andalan dibandingkan dengan
sektor lainnya. Pada sektor Kehutanan Kabupaten ini terkenal menghasilkan
berbagai jenis tanaman hasil kehutanan yang beranekaragam. Salah satunya
adalah jenis tanaman serbaguna (multi purpose tree species/MPTS). Komoditi
tanaman MPTS yang ada pada Kabupaten Karo adalah buah-buahan, termasuk
buah alpukat. Buah yang berasal dari Amerika Tengah ini dapat tumbuh subur di
Kabupaten tersebut.
Karakteristik morfologi tanaman alpukat di Kecamatan Payung (Desa
Guru Kinayan, Payung dan Batu Karang). Karakteristik morfologis tanaman
alpukat di Kecamatan Simpang Empat (Desa Gajah, Dokum Siroga dan Bulan
Baru). Alpukat di Kecamatan Merdeka (Desa Cinta Rakyat, Gongsol dan
Merdeka). Perbedaan yang paling mencolok antara 10 aksesi alpukat tersebut
dimulai dari bentuk tajuk, bentuk buah dan warna daging buah. Alpukat yang
paling mendominasi di Kabupaten Karo adalah A1 karena paling banyak ditanam
oleh masyarakat setempat. Tanaman alpukat di Kabupaten Karo belum
dibudidayakan dalam skala usaha tani, tanaman alpukat masih merupakan
tanaman pekarangan.
Daerah aksesi penghasil alpukat yang digunakan di Kabupaten
Simalungun yaitu Kecamatan Raya Kanayan (Desa Banjaran, Amborokan
Paneiraya dan Bangun Raya), Kecamatan Gunung Maligas (Desa Karang Sari,
Karang Rejo dan Karang Anyar) dan Kecamatan Siantar (Desa Laras Dua, Nagori
Sejahtra dan Dolok Marlawan). Berbagai aksesi alpukat yang ada pada tiga
Kecamatan tersebut, alpukat yang paling banyak ditemukan pada Kabupaten
Simalungun adalah A18 dan A20.
Tanaman alpukat di Kabupaten Simalungun merupakan hasil dari
perbanyakan generatif dapat dilihat pada Tabel 2. Hal ini dikarenakan
perbanyakan secara generatif melibatkan organ tanaman berupa biji, yang mudah
didapatkan oleh masyarakat. Biji disemaikan untuk dijadikan tanaman baru, ini
bisa dijadikan bibit nantinya Chaidir et al. (2015). Perbanyakan melalui biji

Universitas Sumatera Utara


81

memberikan beberapa keuntungan, diantaranya adalah lebih mudah diperbanyak,


memiliki keragaman genetik yang lebih tinggi dan masa produktifnya lebih lama.
Tanaman alpukat di Kabupaten Simalungun masih merupakan tanaman
pekarangan dan tanaman penaung di halaman rumah masyarakat.
Kabupaten Samosir merupakan daerah pertanian dan kehutanan yang
sebagian besar penduduknya hidup dan menggantungkan diri dengan pertanian
dan kehutanan. Tanaman kehutanan yang paling banyak di temukan pada
Kabupaten ini adalah tanaman MPTS yaitu: alpukat, mangga dan kemiri. Adapun
faktor eksternal yang menentukan keberhasilan panen penduduk salah satunya
adalah curah hujan. Menurut Sadwiyanti et al. (2009) curah hujan minimum untuk
pertumbuhan alpukat adalah 750-1000 mm/tahun. Pada umumnya tanaman
alpukat dapat tumbuh didataran rendah sampai dataran tinggi, yaitu 5-1500 m di
atas permukaan laut.
Pada Kabupaten Samosir daerah aksesi penghasil alpukat yang digunakan
adalah Kecamatan Simanindo (Desa Dosroha, Cinta Dame dan Unjur), Kecamatan
Pangururan (Desa Tanjung Bunga, Buhit Parlonduk dan Pardomuan Nauli) dan
Kecamatan Palipi (Desa Sigaol Simbolon, Pallombuan dan Palipi). Penanaman
alpukat di Kabupaten Samosir salah satunya bertujuan untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat. Pengembangan budidaya alpukat di Kabupaten tersebut
tanaman alpukat masih merupakan tanaman pekarangan, akan tetapi dalam satu
pohon dapat menghasilkan buah yang sangat banyak dengan keuntungan yang
besar. Buah alpukat Kabupaten Samosir sangat laku di pasaran, hal ini
dikarenakan buah yang berasal dari Kabupaten tersebut memiliki rasa yang sangat
enak dan banyak peminatnya. Menurut Bapak Ir. Hot Setiado, MS alpukat di
Kabupaten ini juga ditanami di daerah pinggiran Danau Toba, hal ini bertujuan
untuk menjaga kelestarian air Danau Toba program tersebut sudah dilakukan oleh
PT. Inalum yang bekerja sama dengan USU.
Karakter morfologi pohon yang diamati meliputi tinggi pohon, diameter
pohon, permukaan batang, bentuk tajuk, pola percabangan, distribusi cabang,
sudut cabang utama dan warna ranting muda. Secara umum, karakter morfologi
pohon dari 30 aksesi alpukat yang diamati menunjukkan persamaan morfologis
pohon satu sama lain. Tetapi terdapat beberapa alpukat yang memiliki penampilan

Universitas Sumatera Utara


82

karakter morfologi yang sangat berbeda dibanding alpukat yang lain yaitu alpukat
A27 yang memiliki tinggi pohon 9,5 meter dan alpukat A7 yang memiliki bentuk
tajuk piramida.
Terdapat 7 parameter yang diamati pada karakter morfologi daun yaitu
panjang daun, lebar daun, bentuk daun, bentuk pangkal daun, bentuk ujung daun,
tepi daun dan warna daun tua. Dari parameter tersebut terdapat beberapa aksesi
alpukat yang memiliki karakteristik yang paling berbeda dibanding alpukat yang
lain, yaitu alpukat A29 dengan bentuk daun lanset, bentuk pangkal dan ujung
daun runcing dan menengah, tepi daun bergelombang. Pada parameter bentuk
daun terdapat 1 alpukat yang berbeda dibanding alpukat yang lainnya yaitu
berbentuk bulat telur dengan bentuk ujung daun sangat tumpul.
Karakter morfologi bunga yang diamati meliputi warna bunga dan
kedudukan bunga (ujung, sub termal dan ketiak). Dari parameter warna bunga
alpukat yang paling dominan yaitu berwarna hijau dan kuning. Letak pembungaan
alpukat pada umumnya di ujung ranting. Karakter morfologi bunga alpukat tidak
terdapat perbedaan karakter yang signifikan untuk menunjukkan perbedaan antar
satu jenis alpukat.
Morfologi buah yang diamati adalah bentuk buah, bentuk tangkai buah,
bentuk bawah buah, posisi bawah buah, posisi tangkai pada buah, permukaan kulit
buah, warna kulit buah, ketebalan kulit buah, warna daging disebelah kulit, warna
daging disebelah biji, tekstur daging buah, berat buah dan tebal buah. Dari 13
parameter yang digunakan untuk mengamati karakter morfologi buah alpukat,
terdapat karakteristik dari beberapa jenis alpukat yang menunjukkan perbedaan
yang dominan dibanding jenis alpukat yang lain. Alpukat A27 berbentuk bulat,
tangkai buah kerucut, bentuk dan posisi bawah buah sedikit tertekan dan simetris.
Buah alpukat yang paling berat yaitu alpukat A4 410 gram dengan tebal buah
2,425 cm. Parameter biji buah alpukat yang diamati yaitu bentuk, berat dan
diameter biji. Pada umumnya biji buah alpukat berbentuk bulat. Berat dan
diameter biji yang paling kecil alpukat A11, berat 3 gram dan diameter 3,9 mm.
Alpukat merupakan salah satu tanaman MPTS unggulan nasional
Indonesia. Tanaman MPTS berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi
nasional. Alpukat di Indonesia sangat beragam karena terjadinya penyerbukan

Universitas Sumatera Utara


83

silang secara alami selama bertahun-tahun. Tingkat produktivitas dan kualitas


buah seperti warna, bentuk, ukuran, tebal dan rasa daging yang dihasilkan sangat
beragam. Menurut Jawal et al. (2015) keberagaman dari buah alpukat ini akan
mempersulitkan proses pemasaran karena pasar terutama pasar ekspor
menginginkan buah yang seragam. Akan tetapi, dengan tingginya keragaman
tanaman alpukat ini akan menjadi sumber plasma nutfah yang bermanfaat untuk
mendapatkan varietas-varietas unggul yang diinginkan pasar. Alpukat unggul dari
tiga Kabupaten tersebut untuk dikonsumsi adalah alpukat Kabupaten Samosir
sedangkan alpukat untuk diolah menjadi produk salah satunya adalah produk
kosmetik yaitu alpukat Kabupaten Karo.
Untuk memperoleh bibit alpukat yang berkualitas dapat dilakukan dengan
perbanyakan secara generatif yaitu dengan mengambil biji buah yang sudah tua,
buahnya tidak jatuh ataupun rusak. Dapat juga dilakukan dengan perbanyakan
secara vegetatif yaitu dengan penyambungan pucuk dan penyambungan mata
(okulasi). Menurut Sarwono (2003) teknik budidaya tanaman alpukat untuk
mendapatkan hasil yang maksimal perlu diperhatikan pola tanam, penggunaan
varietas, waktu tanam, kondisi lahan, pemeliharaan tanaman dan penanganan
pasca panen. Periode panen alpukat yaitu pada bulan Desember, Januari, dan
Februari. Pasca panen alpukat diperlukan waktu 7 hari setelah di petik yaitu mulai
dari pencucian, penortiran dan pemeraman.
Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat tanaman alpukat ini cocok di
jadikan sebagai tanaman agroforestry. Dengan menjadikan tanaman alpukat ini
sebagai tanaman agroforestryakan dapat meningkatkan kebutuhan masayarakat
dalam bidang sosial dan ekonomi yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
meningkatkan produktivitas dan efisiensi pemanfaatan lahan, serta meningkatkan
kualitas sumber daya alam terutama tanah dan air (Rauf, 2004). Jenis tanaman
alpukat yang cocok untuk di jadikan sebagai tanaman agroforestry adalah
tanaman alpukat yang tumbuh di Desa Sigaol Simbolon Kecamatan Palipi
Kabupaten Samosir (A28). Hal ini dikarenakan alpukat A28 memiliki tajuk yang
ringan (memanjang ke atas), memiliki buah yang besar, daging buah yang tebal
dan rasa yang sangat enak. Sehingga buah alpukat A28 memiliki nilai jual yang
sangat tinggi dan berpotensi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Universitas Sumatera Utara


84

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Alpukat yang ditemukan dan diidentifikasi di Kabupaten dataran tinggi di
Sumatera Utara, yaitu Kabupaten Karo, Simalungun dan Samosir berjumlah 30
aksesi alpukat dengan karakteristik morfologi yang berbeda-beda. Alpukat unggul
dari tiga Kabupaten tersebut untuk dikonsumsi adalah alpukat Kabupaten Samosir
sedangkan alpukat untuk diolah menjadi produk salah satunya adalah produk
kosmetik yaitu alpukat Kabupaten Karo.

Saran
Penelitian selanjutnya diharapkan fokus kepada analisis genetik, genom
dan sifat fisik buah alpukat.

Universitas Sumatera Utara


85

DAFTAR PUSTAKA

Agmalaro MA, Aziz K, Auriza RA. 2013. Identifikasi tanaman buah tropika
berdasarkan tekstur permukaan daun menggunakan jaringan syaraf tiruan.
Jurnal Ilmu Komputer Agri-informatika, 2 (2) : 73-82

Anggorowati DA, Gita P, Thufail. 2016. Potensi daun alpukat (Persea americana
Mill) sebagai minuman teh herbal yang kaya antioksidan. Industri Inovatif,
6 (1) : 1-7

Armanda F. 2018. Identifikasi tanaman obat di Kecamatan Talang Kelapa dan


pemanfaatan serta sumbangsihnya pada mata pelajaran biologi. Bioilmi, 4
(2)

Asdar N, Asriani I, Maswati B. Identifikasi metabolit sekunder dari ekstrak aseton


biji alpukat (Persea americana Mill) dan uji toksisitas terhadap Artemia
salina Leach. Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar

Aventi. 2008. Pemanfaatan kayu alpukat dalam pembuatan panel (papan semen),
10 (1)

Badan Pusat Statistika Kabupaten Karo. 2017. Kabupaten Karo dalam angka
2017. BPS Kabupaten Karo.Tanggal akses 30 Januari 2020.
https://karokab.bps.go.id/statictable/2017/07/04/51/pdrb-kabupaten-
karoatas-dasar-harga-berlaku-menurut-lapangan-usaha-tahun-2010-2016-
milyar-rupiah-html

Chaidir L, Epi, Ahmad T. 2015. Eksplorasi, identifikasi, dan perbanyakan


tanaman ciplukan (Physalis angulata L.) dengan menggunakan metode
generatif dan vegetatif. 9 (1)

Dinas Kehutanan dan Perkebunan. 2014. Kabupaten Wonosobo dan BPDAS SOP.
Yogyakarta

Febrianti W. 2017. Pendugaan keragaman karakter morfologi asam gelugur


(Garcinia atroviridis Griff. Ex T. Anders) di beberapa Kabupaten di
Sumatera Utara. Skripsi. Universitas Sumatera Utara

Havid MR. 2017. Analisis finansial usaha hutan rakyat di Desa Karyasari,
Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Skiripsi. Institut Pertanian
Bogor

Hayati D, Siska E, Retno I. 2018. Diseminasi teknologi sambung pucuk pada


alpukat giri maju di Kabupaten Pasama Barat. Jurnal Ilmiah Pengabdian
Kepada Masyarakat, 2 (2) : 25-31

Universitas Sumatera Utara


86

Hermanto E, Ni Luh PI, Sri H. 2013. Keragaman dan Kekayaan Buah Tropika
Nusantara. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementrian
Pertanian. 1-5

Hendri L, Marlina, Liferdi. 2010. Diversifikasi Pangan dan Gizi dengan Alpukat,
Pisang, Sukun. Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika. Sumatera Barat

IndrianiY, Suminarsih E. 1997. Alpukat. Jakarta: Penebar Swadaya.96 hal

Jawal MA, Mulyono J, Kiloes AM. 2015. Diseminasi dan adopsi varietas unggul
Avocado : Mega Merapi, Mega Paninggahan dan Mega Gagauan. Inovasi
Holtikultura Pengungkit Peningkatan Pendapatan Rakyat. IAARD
PRESS. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementrian
Pertanian. Jakarta

Kuswandi L, Octriana B, Kuswara, Nofiarli. 2017. Eksplorasi, karakterisasi dan


evaluasi idiotipe alpukat di Kabupaten Solok. J. Jagur, 1(1) : 36-30

Marlinda M, Meiske S, Audy DW. 2012. Analisi senyawa metabolit sekunder dan
uji toksisitas ekstrak etanol biji buah alpukat (Persea americana Mill).
Jurnal MIPA UNSTRAT Online, 1 (1) : 24-28

Marsigit W, Mary A, Sri A, Sri N. 2016. Kandungan gizi, rendemen tepung, dan
kadar fenol total alpukat (Persea americana Mill) varietas ijo panjang dan
ijo bundar. Agritech, 36 (1) : 48-55

Marpaung S, Afifuddin D, Budi U. 2015. Inventarisasi tanaman MPTS (Multi


Purpose Tree Species) di daerah tangkapan air Danau Toba Provinsi
Sumatera Utara

Nuraini DN. 2011. Aneka Manfaat Kulit Buah dan Sayur.CV ANDI OFFSET.
Yogyakarta

Nurdiani N. 2014. Teknik sampling snowball dalam penelitian lapangan. 5 (2) :


1110-1118

Nurrasid ES. 1998. Aktivitas anti diabetes ekstrak etanol biji alpukat, daun murbei
dan buah terong ungu pada tikus putih. Skripsi. Unpad Bandung

Prihatman, Kemal. 2000. Alpukat/Avokad (Persea americana Mill/Persea


gratissima Gaerth).Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di
Perdesaan, BAPPENAS. Jakarta.

Pujiwinarko A. 2015. Model agroforestri pengelolaan hutan bersama masyarakat


(PHBM) di hutan lindung dataran tinggi Dieng. Artikel Ilmiah. Universitas
Padjadjaran. Bandung

Universitas Sumatera Utara


87

Rahmawati R. 2010. Khasiat dan Cara Olah Alpukat. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta

Rauf, A. 2004. Agroforestri dan Mitigasi Perubahan Lingkungan. Maklah


Falsafah Sains Sekolah Pasca Sarjana IPB

Rukmana, H Rahmat. 1997. Seri Budi Daya Alpukat. Kepala Pusat Pembinaan
Pendidikan Pertanian

Sadwiyanti L, Djoko S, Tri B. 2009. Budidaya Alpukat. ISBN : 978-979-1465-21-


2. Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika. 1-11

Sarwono. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademik Pressindo, Jakarta

Setiawan H J K. 2013. Pemanfaatan biji alpukat sebagai aksesoris ruangan. Jurnal


Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2 (2) : 1-18

Universitas Sumatera Utara


88

Lampiran 1. Panduan Identifikasi Karakter Tanaman


Parameter deskripsi tanaman alpukat menurut IPGRI (International Plant
Genetic Resources Institude) adalah sebagai berikut :
Nama Pemilik :

Kabupaten :

Kecamatan :

Desa :

Kode Aksesi :

Titik koordinat :

A. Karakter Batang
1. Umur tanaman :

2. Cara perawatan :

3. Teknik silvikultur :

4. Jenis pohon
1) Bibit
2) Cangkok
3) Stek

5. Tinggi Pohon :

6. Diameter pohon :

7. Permukaan batang
3) Halus
7) Kasar
9) Sangat kasar

8. Bentuk pohon
1) Kolom
2) Piramida
3) Bulat telur
4) Persegi panjang

Universitas Sumatera Utara


89

5) Bundar
6) Setengah lingkaran
7) Semi elips
8) Tidak teratur

9. Pola Percabangan
1) Luas
2) Intensif

10. Distribusi cabang


1) Ascendan
2) Tidak teratur
3) Membentuk lingkaran

Universitas Sumatera Utara


90

4) Aksial
5) Horizontal

11. Sudut cabang utama


1) Runcing ( 90o )
2) Tumpul ( >900 )

12. Warna ranting muda


1) Kuning
2) Hijau
3) Merah
4) Dan lain-lain

13. Permukaan ranting muda


1) Kasar
2) Halus

B. Karakter Daun
1. Bentuk daun
1) Bulat telur
2) Bulat telur sunsang memanjang
3) Bulat telur sunsang

Universitas Sumatera Utara


91

4) Lonjong
5) Agak bundar
6) Berbentuk tali
7) Lanset
8) Memanjang
9) Lanset memanjang

2. Bentuk pangkal daun


1) Runcing
2) Tumpul
3) Terpotong

3. Warna daun tua


1) Hijau muda
2) Hujau
3) Hijau tua

4. Tepi daun
1) Rata
2) Bergelombang

Universitas Sumatera Utara


92

5. Bentuk ujung daun


1) Sangat runcing
3) Runcing
5) Menengah
7) Tumpul
9) Sangat tumpul

C. Karakter Bunga
1. Letak pembungaan
1) Ujung
2) Sub terminal
3) Ketiak

2. Warna bunga
1) Krim
2) Kuning
3) Hjiau
4) Coklat
5) Kemerahan
6) Dan lain-lain

D. Karakter Buah
1. Bentuk buah
1) Oblate
2) Bulat
3) High spheroid

Universitas Sumatera Utara


93

4)Ellipsoid
5)Narrowly obovate
6) Bulat telur sunsang
7) Pyriform
8)Clavate
9)Rhomboidal

2. Bentuk tangkai buah


1) Silinder
2) Kerucut
3) Bulat

3. Bentuk bawah buah


1) Sangat tertekan
2) sedikit tertekan
3) Rata
4) Bulat
5) Runcing

Universitas Sumatera Utara


94

4. Posisi bawah buah


1) Central
2) Simetris

5. Posisi tangkai pada buah


1) Dipusat
2) Asimetris
3) Sangat asimetris
4) Sangat asimetris sekali

6. Permukaan kulit buah


3) Halus
5) Menengah

Universitas Sumatera Utara


95

7) Kasar

7. Warna kulit buah


1) Hijau muda
2) Hijau
3) Hijau tua
4) Kuning
5) Merah
6) Ungu
7) Hitam
8) Berbintik-bintik

8. Ketebalan kulit buah


3) 1 mm
5) 2 mm
7) 3 mm

9. Warna daging disebelah kulit


1) Kuning muda
2) Kuning
3) Kuning pekat
4) Hijau muda
5) Hijau
6) Dan lain-lain

10. Warna daging disebelah biji


1) Kuning muda
2) Kuning
3) Kuning pekat
4) Hijau muda
5) Hijau
6) Dan lain-lain

11. Tekstur daging


1) Berair

Universitas Sumatera Utara


96

2) Bermentega
3) Berisis butir-butiran kecil

12. Berat buah (gram) :

13. Tebal buah (cm) :

E. Karakter Biji
1. Bentuk biji
1) Datar
2) Bulat
3) Bulat memanjang
4) Bulat telur
5) Bulat telur melebar
6) Cordiform
7) Puncak membulat
8) Pucak kerucut

2. Berat biji (gram) :

3. Diameter biji (cm) :

Universitas Sumatera Utara


97

Lampiran 1. Rekapitulasi bentuk tajuk pohon alpukat di tiga Kabupaten Sumatera Utara (Karo, Simalungun dan Samosir)

A1 A6 A8 A10 A2

A19 A3 A16 A27 A4

A12 A20 A23 A25 A30

Universitas Sumatera Utara


98

A5 A9 A13 A14 A15

A17 A18 A21 A22 A24

A26 A28 A29 A7 A11

Universitas Sumatera Utara


99

Lampiran 2. Rekapitulasi permukaan alpukat di tiga Kabupaten Sumatera Utara (Karo, Simalungun dan Samosir)

A1 A10 A22 A23 A24 A28 A29 A2 A5 A8

A9 A11 A12 A15 A16 A17 A25 A26 A30 A3

A4 A7 A6 A19 A20 A21 A13 A14 A18 A27

Universitas Sumatera Utara


100

Lampiran 3. Rekapitulasi bentuk daun alpukat di tiga Kabupaten Sumatera Utara (Karo, Simalungun dan Samosir)

A1 A2 A3 A4 A7

A8 A10 A14 A15 A16

Universitas Sumatera Utara


101

A21 A23 A28 A29 A30

A5 A20 A6 A26 A9

Universitas Sumatera Utara


102

A11 A13 A18 A19 A22

A24 A25 A27 A12 A17

Universitas Sumatera Utara


103

Lampiran 4. Rekapitulasi bentuk bunga alpukat di tiga Kabupaten Sumatera Utara (Karo, Simalungun dan Samosir)

A1 A2 A5 A7 A3

A8 A10 A18 A19 A11

A13 A20 A16

Universitas Sumatera Utara


104

Lampiran 5. Rekapitulasi bentuk buah alpukat di tiga Kabupaten Sumatera Utara (Karo, Simalungun dan Samosir)

A1 A2 A4 A10 A3

A11 A15 A17 A18 A20

A25 A26 A5 A6 A16

Universitas Sumatera Utara


105

A24 A29 A30 A7 A13

A19 A8 A12 A14 A21

A23 A9 A28 A22 A27

Universitas Sumatera Utara


106

Lampiran 6. Rekapitulasi daging buah alpukat di tiga Kabupaten Sumatera Utara (Karo, Simalungun dan Samosir)

A1 A2 A4 A10 A3

A11 A15 A17 A18 A20

A25 26 A5 A6 A16

Universitas Sumatera Utara


107

A24 A29 A30 A7 A13

A19 A8 A12 A14 A21

A23 A9 A28 A22 A27

Universitas Sumatera Utara


108

Lampiran 7. Rekapitulasi biji alpukat di tiga Kabupaten Sumatera Utara (Karo, Simalungun dan Samosir)

A1 A2 A6 A12 A15

A16 A17 A19 A21 A4

A24 A10 A30 A3 A29

Universitas Sumatera Utara


109

A23 A11 A14 A20 A5

A9 A18 A22 A25 A7

A8 A13 26 A27 A28

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai