)
DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN SUMATERA UTARA
SKRIPSI
OLEH :
SKRIPSI
OLEH :
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana
di Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan
1997 dari ayahanda Reinhard H. Silitonga dan ibunda Dame Simbolon. Penulis
Medan lulus pada tahun 2009, SMP Negeri 9 Medan lulus pada tahun 2012, SMA
Swasta Sultan Iskandar Muda lulus pada tahun 2015 dan pada tahun yang sama lulus
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Penulis juga aktif menjadi asisten
2019.
Kecamatan Nainggolan Desa Sirumahombar dari Juli sampai Agustus 2017 dan
melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di PTPN IV. Unit Usaha Kebun
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari Skripsi ini adalah “Identifikasi dan Karakterisasi Jenis-
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat melaksanakan penelitian di
Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang
tua, Papa Reinhard H Silitonga dan Mama Dame br Simbolon S.ST yang selalu
memberikan semangat, doa dan dukungan baik secara jasmani maupun finansial.
Bapak Dr. Ir. Emmy Harso Kardhinata, M.Sc selaku anggota komisi pembimbing
yang telah memberikan bimbingan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Silitonga, teman seperjuangan Ester Panjaitan, Napit Suhendra, Feber Zebua, Guy
atas bantuan dan partisipasinya selama penelitian, partner Swandy J.B Aritonang
yang telah memberikan support dan dukungan, Kak Anggria yang sudah
pemuliaan Tanaman dan kepada seluruh staf pengajar, pegawai serta kerabat di
Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
Penulis
ABSTRACT ........................................................................................................ ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ...................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
Kegunaan Penulisan ............................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman ..................................................................................... 5
Syarat Tumbuh ....................................................................................... 8
Iklim ................................................................................................ 8
Tanah ............................................................................................. 10
Penyebaran Kopi di Indonesia .............................................................. 11
Jenis-jenis Kopi..................................................................................... 12
PELAKSANAAN PENELITIAN
Penentuan Lokasi Penelitian ................................................................. 18
Metode Pengambilan Sampel ................................................................ 18
Wawancara Langsung ........................................................................... 19
Pengamatan Parameter .......................................................................... 19
Morfologi Batang ........................................................................... 19
Penampilan Menyeluruh ............................................... 19
Tinggi Tanaman (cm) .................................................... 19
Perwatakan Tanaman .................................................... 19
Perkembangan Vegetatif ............................................... 20
Bentuk Stipule ............................................................... 20
Morfologi Daun ............................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA
ekonomi yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan
penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai
perkebunan rakyat (PR) dengan porsi 96% dari total area di Indonesia, 2%
abad ke-19. Kebutuhan kopi di dunia setiap tahunnya terus meningkat. Data
pertumbuhan konsumsi kopi dunia periode tahun 2008 – 2012 sebesar 6,9%,
Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) tahun 2014, konsumsi kopi di
Indonesia pun mengalami pertumbuhan, tercatat dalam periode tahun 2008 – 2012
Robusta, seluas 1.153,959 ribu hektar (92%). Areal kopi Robusta tersebar di
sekitar 777,037 ribu hektar (67%), Jawa (12%), Nusa Tenggara dan Bali (8%).
Selama ini data statistik kopi Liberika dimasukkan ke dalam kopi Robusta, total
luas areal kopi Arabika di Indonesia mencapai 101,313 ha (8%). Areal kopi
Arabika terbesar yaitu di Sumatera (Aceh dan Sumatera Utara), dengan tingkat
luas areal pada tahun 2011 seluas 11221,30 ha, tahun 2012 seluas 11248,30 ha,
tahun 2013 seluas 11283,30 ha, tahun 2014 seluas 11316,80 ha, tahun 2015 seluas
11353,85 ha.
(Danarti, 1999). Sejak tahun 1900 kopi robusta telah tersebar luas ke seluruh
daerah tropis. Kopi robusta dapat tumbuh lebih baik di daerah dengan ketinggian
0-1000 mdpl, dimana tempat tersebut tidak cocok untuk kopi arabika yang
memerlukan ketinggian lebih dari 1000 mdpl untuk menghindari serangan hama
produksinya yaitu Robusta, Arabika, dan Liberika. Kopi Robusta banyak ditanam
pada tanah mineral dengan ketinggian tempat antara 300 – 900 m d.p.l., kopi
Arabika banyak ditanam pada tanah mineral dengan ketinggian tempat lebih dari
pasang surut dan tanah mineral dekat permukaan laut. Selama ini Indonesia
dikenal sebagai negara produsen kopi Robusta dengan pangsa sebesar 20% dari
Arabika dan kopi Robusta yang tergolong mempunyai kualitas yang baik sehingga
Keunggulan dari suatu jenis kopi dapat dilihat dari tingginya produksi, cita
rasa dan aroma kopi yang dihasilkan. Faktor yang mempengaruhi keunggulan
kualitas dan kuantitas dari tanaman kopi tergantung ketinggian tempat tumbuh,
iklim, jenis kopi yang ditanam, teknik budidaya yang dilakukan, pengolahan hasil,
dan pasca panen. kopi jenis Arabika cocok untuk ditanam di daerah dataran tinggi,
(Aulia, 2017).
dengan individu yang lainnya. Secara umum identifikasi pada tanaman kopi
meliputi tiga bagian penting, yaitu daun, cabang, dan buah. Pada penelitian ini
identifikasi terhadap buah dan biji. Morfologi buah yang diamati pada penelitian
ini meliputi bentuk buah, warna buah, panjang buah, lebar buah, ketebalan kulit
panjang biji, lebar biji, ketebalan biji, dan bobot 100 biji.
yang telah ditetapkan. Deskriptor morfologi khusus tanaman kopi telah diterbitkan
oleh Internasional Plant Genetic Resources (IPGRI, 1996). Deskriptor list ini
Hasundutan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian ini untuk mengetahui jenis kopi,
perbedaan morfologi dan produksi pada tanaman kopi baik dari segi kualitas
maupun kuantitas.
Tujuan Penelitian
kopi (Coffea spp) secara morfologis dan hubungan kekerabatan beberapa genotipe
Kegunaan Penulisan
Rubiaceae dan terdiri dari banyak jenis antara lain Coffea arabica, Coffea robusta,
dan Coffea liberica. Kopi banyak diyakini berasal dari sebuah kerajaan kuno di
Ethiopia bernama Abessinia dan disana tanaman kopi tumbuh di dataran tinggi.
(dikotil), sehingga memiliki perakaran tunggang. Perakaran ini hanya dimiliki jika
tanaman kopi berasal dari bibit semai atau bibit sambung (okulasi) yang batang
bawahnya berasal dari bibit semai. Sebaliknya, tanaman kopi yang berasal dari
bibit setek, cangkok atau okulasi yang batang bawahnya berasal dari bibit setek
tidak memiliki akar tunggang, sehingga relatif mudah rebah. Tanaman kopi
memiliki lima jenis cabang yaitu cabang primer, sekunder, reproduktif, cabang
biasanya tumbuhnya terus ke samping. Pada ketiak daun batang terdapat dua
macam kuncup tunas yaitu : (1) Kuncup tunas primer yaitu hanya satu dibagian
paling atas dan dapat tumbuh menjadi cabang primer (cabang buah) kecuali 2 – 5
pasang daun yang paling bawah, (2) Kuncup tunas reproduksi yaitu berjumlah 4 –
5 buah, terletak di bawah kuncup – kuncup primer dan dapat tumbuh menjadi
tumbuh dan tersusun secara berdampingan di ketiak batang, cabang dan ranting.
Sepasang daun terletak dibidang yang sama di cabang dan ranting yang tumbuh
mendatar. Kopi Arabika memiliki daun yang lebih kecil dan tipis apabila
dibandingkan dengan spesies kopi Robusta yang memiliki daun lebih lebar dan
tebal. Warna daun kopi Arabika hijau gelap, sedangkan kopi Robusta hijau terang
(Panggabean 2011).
tahun. Tanaman kopi berbunga majemuk yang muncul dari ketiak daun pada
cabang plagiotrop. Setiap bunga tersusun atas 3-5 kuntum bunga yang bertangkai
pendek. Setiap buku dapat menghasilkan lebih dari 30 kuntum bunga. Bunga kopi
akan mekar pada permulaan musim kemarau, berwarna putih dan harum dengan
panjang tabung dapat mencapai 1,8 cm. Petala berjumlah 5-7 dengan ukurn
panjang mencapai 1,3 cm dan lebar mencapai 0,4 cm. Benang sari tertancap pada
tabung mahkota berjumlah lima sampai tujuh tangkai yang berukuran pendek.
masing-masing ketiak bisa menghasilkan 4-5 tandan yang terdiri dari masing-
jenisnya, kopi liberika berbunga lebih sedikit dari robusta, robusta lebih sedikit
dari arabika. Pada kondisi optimal jumlah bunga bisa mencapai 6000 hingga 8000
per pohon. Mahkota bunga berwarna putih dengan jumlah mahkota bunga berbeda
untuk masing-masing jenis kopi, arabika 5 dan mahkota bunga, robusta 3-8 dan
mahkota bunga, liberika 6-8 dan mahkota bunga. Demikian pula panjang tangkai
putik dan benang sari berbeda. Arabika bertangkai putik lebih pendek
putik lebih panjang dari dibandingkan dengan benang sarinya. Sehingga kopi
mempunyai bidang datar (perut biji) dan bidang cembung (punggung biji). Pada
kemungkinan yang kedua biji kopi berbentuk bulat panjang (kopi jantan).
Komposisi kimia biji kopi berbeda-beda, tergantung tipe kopi. Sedangkan buah
kopi dibagi atas tiga bagian, yaitu: (1) Lapisan kulit luar (excocarp), (2) Lapisan
dibandingkan kopi arabika. Selain itu, karakteristik yang menonjol yaitu bijinya
yang agak bulat, lengkungan bijinya yang lebih tebal dibandingan kopi arabika,
dan garis tengah dari atas ke bawah hampir rata (Panggabean, 2011).
Syarat Tumbuh
Iklim
naungan dan tidak menghendaki suhu tinggi. Suhu di atas 35oC dan suhu dingin
dapat merusak panen dan mematikan tumbuhan kopi. Tanaman kopi dapat tumbuh
dengan baik pada suhu yang berkisar 15-30oC dan pada tanah subur dengan sifat
tanah antara berpasir dengan cukup humus dan dalam dengan drainase yang cukup
baik. Kawasan dengan tanah lempung dan tanah padas kurang cocok karena tana-
man memerlukan tersedianya air tanah yang cukup, tetapi tidak menghendaki
adanya genangan air. Kopi Arabika dapat tumbuh pada ketinggian 700-1.400 m di
atas permukaan laut dengan suhu berkisar 15-24oC dan pH tanah 5,3-6,0 dan
curah hujan rata-rata 2000-4000 mm/ th dan jumlah bulan kering 1-3 bulan/ th.
Kopi Robusta dapat tumbuh pada ketinggian 300-600 m di atas permukaan laut
dengan curah hujan 1.500-3000 mm/ th dengan suhu 24-30oC dan pH tanah 5,5-
6,0. Oleh karena itu budidaya kopi cocok dilakukan di kawasan antara 20o Lintang
Utara dan 20o Lintang Selatan. Indonesia masuk dalam kawasan ini dan
lainnya, yaitu masing-masing 21–24ºC, 15–25ºC, dan 21–30ºC. Curah hujan yang
mm/tahun, sedangkan untuk kopi Liberika nilainya lebih tinggi, yaitu 1.250–3.500
mm/tahun. Bulan kering (curah hujan kurang dari 60 mm/bulan) yang dibutuhkan
untuk kopi Robusta dan Liberika sama, yaitu sekitar 3 bulan/tahun, sedangkan
terhadap proses pembentukan bunga dan buah. Kopi golongan robusta dan arabika
sangat peka terhadap pengaruh ini. Kopi umumnya tumbuh optimum di daerah
yang curah hujannya 2.000-3.000 mm/tahun. Namun kopi masih tumbuh baik
hujan 1.000-1.300 mm/tahun pun kopi mampu tumbuh baik, asalkan ada usaha
untuk mengatasi kekeringan, misalnya dengan memberinya mulsa dan irigasi yang
Perkebunan kopi yang mengalami gunting angin besar dan adveksi, hasil
luas daun dan panjang ruas cabang orthotropik dan plagiotropic. Di samping itu
daun dan tunas yang rusak akibat angin terlalu kencang memperburuk
perkembangan bunga dan buah (Supriadi et al., 2017). Angin kencang dapat
Secara umum, tanaman kopi menghendaki tanah yang gembur, subur, dan
kaya bahan organik. Untuk itu, tanah disekitar tanaman harus sering ditambah
dengan pupuk organic agar system perakarannya tetap tumbuh baik dan dapat
mengambil unsur hara sebagai mana mestinya. Selain itu, kopi juga menghendaki
tanah yang agak masam, yaitu antara pH 4,5-6,5 untuk kopi robusta dan pH 5-6,5
untuk kopi arabika. Kurang dari angka tersebut kopi juga masih bisa tumbuh,
tetapi kurang bisa menyerap beberapa unsur hara sehingga kadang-kadang perlu
diberi kapur. Sebaliknya, tanaman kopi tidak menghendaki tanah yang agak basah
(pH lebih dari 6,5) sehingga pemberian kapur tidak boleh berlebihan
Sifat fisik tanah yang baik bagi kopi adalah tanah dengan tekstur clay-
loam, struktur remah – derajat struktur kuat, porositas dan permeabilitas baik dan
tidak berbatu, sedangkan sifat kimia tanah yang baik bagi kopi adalah tanah
dengan kadar nitrogen total > 0.20 %, fosfor tersedia > 30 ppm, kalsium tertukar >
0.10 me%, bahan organik > 3.5 % (C-organik > 2 %), pH antara 5.5–6.5
mempunyai solum tanah yang cukup dalam (±1,5 m). Jenis tanah yang sesuai
baik, mengandung bahan organik paling sedikit 3%, memiliki tata udara dan tata
air yang baik. Tanah tipe peralihan antara pasir dan liat juga mampu menyediakan
udara untuk respirasi akar tanaman kopi dalam jumlah yang cukup. Tanah
berpasir, kurang sesuai untuk pertanaman kopi, karena tidak mampu menahan air
pertanaman kopi, karena meskipun tanah tipe liat memiliki kemampuan yang
tinggi untuk menyimpan air dan unsure hara, tetapi karena terlalu kuatnya ikatan
yang terjadi antara partikel tanah dengan air atau unsur hara, akar tanaman kopi
Sekitar satu abad kopi arabika telah berkembang sebagai tanaman rakyat.
Perkebunan kopi pertama diusahakan di Jawa Tengah (Semarang dan Kedu) pada
awal abad ke-19, sedang perkebunan kopi di Jawa Timur (Kediri dan Malang)
baru dibuka pada abad ke-19, dan di Besuki bahkan baru pada akhir tahun 1900an.
Hampir dua abad kopi arabika menjadi satu-satunya jenis kopi komersial yang
tahun 1876. Kopi arabika hanya bisa bertahan di daerah-daerah tinggi (1000 m ke
atas), di mana serangan penyakit ini tidak begitu hebat (Prastowo et al., 2010).
dan Sukabumi di Jawa Barat di abad ke-17 dan abad ke-18. Indonesia terbukti
memiliki iklim yang hampir ideal untuk produksi kopi dan karenanya perkebunan-
1900 (Gandul, 2010). Kopi ini ternyata tahan penyakit karat daun, dan
jauh lebih tinggi. Oleh karena itu kopi ini cepat berkembang, dan mendesak kopi-
kopi lainnya. Saat ini lebih dari 90% dari areal pertanaman kopi Indonesia terdiri
Kopi liberica adalah jenis kopi yang berasal dari negara Liberia di Afrika
bagian barat. Kopi ini dapat tumbuh sampai tingginya 9 meter. Abad ke 19 jenis
kopi ini di datangkan ke negara Indonesia untuk menggantikan kopi arabica yang
mudah terserang oleh hama penyakit. Kopi jenis liberica termasuk tanaman hutan
kalimantan. Terakhir adalah jenis kopi excelsa, kopi excelsa ditemukan pada
tahun 1904. Dikembangkan karena lebih tahan penyakit yang umum menyerang
tanaman kopi. Kopi liberica dibudidayakan di dataran rendah dan kering, yaitu
daerah yang tidak sesuai untuk jenis kopi lain seperti arabica dan robusta
(Rachmawati, 2015).
Jenis-jenis kopi
terdapat berbagai jenis kopi yang ditanam di Indonesia diantaranya yaitu kopi
Arabika, kopi Robusta, dan kopi Liberika. Dari berbagai jenis kopi tersebut, kopi
Liberika mempunyai keunggulan yaitu dari segi citarasa, hasil analisis kafein
ternyata kopi Liberika memiliki kadar kafein relatif rendah berkisar antara 1,1-
1,3% hampir sebanding dengan kadar kafein kopi Arabika berkisar antara 0,9-
serupa dengan kopi Arabika yang relatif aman bagi konsumen yang sensitif
Robusta yang ditanam pada ketinggian tempat sama (10 m dpl.) dengan nilai
Diantarapenciri khas citarasa kopi Liberika adalah dried fruit, sebagian panelis
menyebutnya aroma jack fruit (buah nangka) sehingga kopi Liberika seringkali
kopi Liberika akan memiliki daya saing yang lebih baik dibandingkan kopi
produk kopi Liberika saat ini mulai dikenal dan banyak diminati oleh konsumen
kopi Liberika memiliki keunggulan dapat tumbuh baik pada lahan-lahan marjinal,
khususnya pada lahan gambut, dan juga memiliki kriteria toleran atau tahan
terhadap penyakit karat daun dan terhadap serangan penggerek buah kopi
Karakter morfologi yang khas pada kopi robusta adalah tajuk yang lebar,
perwatakan besar, ukuran daun yang lebih besar dibandingkan daun kopi arabika,
dan memiliki bentuk pangkal tumpul. Selain itu, daunnya tumbuh berhadapan
dengan batang, cabang, dan ranting-rantingnya. Biji kopi robusta juga memiliki
karakteristik yang membedakan dengan biji kopi lainnya. Secara umum, biji kopi
robusta memiliki rendemen yang lebih tinggi dibandingkan kopi arabika. Selain
itu, karakteristik yang menonjol yaitu bijinya yang agak bulat, lengkungan bijinya
yang lebih tebal dibandingan kopi arabika, dan garis tengah dari atas ke bawah
awalnya tanaman ini digolongkan kedalam spesies yang sama dengan kopi
Robusta dengan nama ilmiah Coffea canephora var. liberica. Namun pada
Coffea liberica. Karena secara morfologi dan sifat-sifat lainnya berbeda dengan
robusta. Selain kopi Liberika, terdapat varietas lain dalam spesies Coffea liberica
yakni kopi excelsa dengan nama ilmiah Coffea liberica var. Dewevrei.
antara kopi Liberika dengan kopi Ekselsa yaitu terletak pada ketebalan daging
buah dan warna pupus daun (flush). Kopi Liberika daging buahnya tebal dan
pupus daunnya berwarna hijau atau hijau sedikit kecokelatan, sedangkan kopi
Ekselsa daging buahnya tipis mirip kopi Arabika dan pupus daun bagian
Suatu jenis kopi dapat dibedakan dengan melihat bentuk bijinya. Kopi
tidak terlalu tinggi, lebih bercahaya dari jenis lainnya, dan celah tengah (center
cut) di bagian datar tidak lurus memanjang ke bawah, tetapi berlekuk. Kopi
Robusta memiliki karakteritik biji bentuknya agak bulat, lengkungan biji lebih
tebal dibandingkan jenis Arabika, dan garis tengah (parit) dari atas ke bawah
Lintang Utara, 98º10’-98º58’ Bujur Timur dan terdapat pada ketinggian 330 –
1.494,91 Ha Luas Danau, yang terdiri dari 10 Kecamatan dan 153 Desa dan 1
Tapanuli Tengah, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pakpak Barat, dan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah genotipe kopi milik
Ganjang
buku dan alat tulis untuk mencatat data yang diperoleh serta alat pendukung
lainnya.
Metode Penelitian
diperoleh secara langsung melalui responden observasi dan hasil kuisioner. Selain
itu, diperlukan juga data sekunder berupa uraian, data angka, atau peta mengenai
keadaan wilayah penelitian untuk mendukung data primer yang diperoleh dari
sampling) atau secara sengaja sesuai dengan data sekunder yang diperoleh melalui
dipilih 3 desa secara acak di setiap kecamatan yang telah dilakukan, dimana pada
setiap desa akan diambil 3 sampel tanaman kopi secara acak (accidental
sampling).
secara kualitatif dan kuantitatif berdasarkan buku panduan deskriptor kopi IPGRI
𝑝
di,j�∑𝑘=1(𝑥𝑖𝑘− 𝑥𝑗𝑘 )²
dimana:
(Mongi, 2015).
gambaran lokasi yang akan disurvei dan informasi dari masyarakat setempat, yaitu
Ganjang.
sampling atau teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu tanaman yang
beberapa desa, dimana pada setiap kecamatan akan diwakilkan oleh 3 desa
sebagai titik lokasi sampel. Daerah pengambilan sampel digambarkan pada bagan
berikut ini:
Wawancara Langsung
kepada petani untuk mengetahui luas lahan masing-masing kebun petani, berapa
jumlah populasi tanaman, asal tanaman, cara perbanyakan serta jumlah produksi.
Pengamatan Parameter
tanaman kopi:
A. Morfologi Batang
1. Penampilan Menyeluruh
Tinggi pohon diukur pada batang tertinggi, dari tanah sampai atas, spesifik
3. Perwatakan Tanaman
telah ditentukan.
5. Bentuk Stipule
ditentukan.
B. Morfologi Daun
1. Bentuk Daun
ditentukan.
telah ditentukan.
Dipilih dari lima daun yang tua (>3 buku dari tunas terminal), diukur dari
ratakan.
Dipilih dari lima daun yang tua (>3 buku dari tunas terminal), diukur dari
Diukur dan rata-rata lima daun yang telah berumur satu tahun, diukur dari
telah ditentukan.
telah ditentukan.
telah ditentukan.
ditentukan.
C. Morfologi Bunga
1. Posisi Pembungaan
telah ditentukan.
D. Morfologi Buah
1. Warna Buah
ditentukan.
2. Bentuk Buah
ditentukan.
3. Ribs Buah
4. Keteguhan Calyx
ditentukan.
5. Tekstur Endocarp
Panjang buah diukur dan dirata-ratakan dari lima buah hijau yang matang,
Lebar buah diukur dan di rata-ratakan dari lima buah hijau dewasa yang
Ketebalan buah diukur dan di rata-ratakan dari lima buah hijau dewasa
ditentukan.
E. Morfologi Biji
Panjang biji diukur dari panjang maksimum rata-rata dari lima biji HS
Lebar biji diukur dan di rata-ratakan dari lima biji HS dewasa yang
Ketebalan biji diukur dan di rata-ratakan dari lima biji HS normal, diukur
4. Warna Biji
ditentukan.
ditentukan.
Lokasi Penelitian
Kecamatan Onan Ganjang yang masing-masing kecamatan diambil tiga desa dan
tiap desa diambil 3 petani. Setiap petani diambil tiga sampel tanaman kopi yang
akan diidentifikasi sehingga diperoleh 27 genotipe kopi yang terdapat di tiga desa.
beberapa petani yang memiliki lahan dan tanaman kopi sendiri (Tabel 1).
1cm 1cm
1cm 1cm
Gambar 1. Karakter morfologi tanaman kopi arabika genotipe C1: (a) pohon
kopi, (b) bunga, (c) daun, (d) daun pucuk, (e) buah matang, (f) buah dewasa, (g)
biji basah, (h) biji kering
1cm 1cm
1cm 1cm
Gambar 2. Karakter morfologi tanaman kopi arabika genotipe C2: (a) pohon
kopi, (b) bunga, (c) daun, (d) daun pucuk, (e) buah matang, (f) buah dewasa, (g)
biji basah, (h) biji kering
1cm 1cm
1cm 1cm
Gambar 3. Karakter morfologi tanaman kopi arabika genotipe C3: (a) pohon
kopi, (b) bunga, (c) daun, (d) daun pucuk, (e) buah matang, (f) buah dewasa, (g)
biji basah, (h) biji kering
1cm
1cm
1cm 1cm
Gambar 4. Karakter morfologi tanaman kopi arabika genotipe C4: (a) pohon
kopi, (b) bunga, (c) daun, (d) daun pucuk, (e) buah matang, (f) buah dewasa, (g)
biji basah, (h) biji kering
1cm
1cm
1cm 1cm
Gambar 5. Karakter morfologi tanaman kopi arabika genotipe C5: (a) pohon
kopi, (b) bunga, (c) daun, (d) daun pucuk, (e) buah matang, (f) buah dewasa, (g)
biji basah, (h) biji kering
1cm 1cm
1cm 1cm
Gambar 6. Karakter morfologi tanaman kopi arabika genotipe C6: (a) pohon
kopi, (b) bunga, (c) daun, (d) daun pucuk, (e) buah matang, (f) buah dewasa, (g)
biji basah, (h) biji kering
1cm 1cm
1cm 1cm
Gambar 7. Karakter morfologi tanaman kopi arabika genotipe C7: (a) pohon
kopi, (b) bunga, (c) daun, (d) daun pucuk, (e) buah matang, (f) buah dewasa, (g)
biji basah, (h) biji kering
1cm 1cm
1cm 1cm
Gambar 8. Karakter morfologi tanaman kopi arabika genotipe C8: (a) pohon
kopi, (b) bunga, (c) daun, (d) daun pucuk, (e) buah matang, (f) buah dewasa, (g)
biji basah, (h) biji kering
1cm 1cm
1cm 1cm
Gambar 9. Karakter morfologi tanaman kopi arabika genotipe C9: (a) pohon
kopi, (b) bunga, (c) daun, (d) daun pucuk, (e) buah matang, (f) buah dewasa, (g)
biji basah, (h) biji kering
1cm
1cm
1cm 1cm
Gambar 10. Karakter morfologi tanaman kopi arabika genotipe C10: (a) pohon
kopi, (b) bunga, (c) daun, (d) daun pucuk, (e) buah matang, (f) buah dewasa, (g)
biji basah, (h) biji kering
1cm
1cm
1cm 1cm
Gambar 11. Karakter morfologi tanaman kopi arabika genotipe C11: (a) pohon
kopi, (b) bunga, (c) daun, (d) daun pucuk, (e) buah matang, (f) buah dewasa, (g)
biji basah, (h) biji kering
1cm 1cm
1cm 1cm
Gambar 12. Karakter morfologi tanaman kopi arabika genotipe C12: (a) pohon
kopi, (b) bunga, (c) daun, (d) daun pucuk, (e) buah matang, (f) buah dewasa, (g)
biji basah, (h) biji kering
1cm 1cm
1cm 1cm
Gambar 13. Karakter morfologi tanaman kopi arabika genotipe C13: (a) pohon
kopi, (b) bunga, (c) daun, (d) daun pucuk, (e) buah matang, (f) buah dewasa, (g)
biji basah, (h) biji kering
1cm 1cm
1cm 1cm
Gambar 14. Karakter morfologi tanaman kopi arabika genotipe C14: (a) pohon
kopi, (b) bunga, (c) daun, (d) daun pucuk, (e) buah matang, (f) buah dewasa, (g)
biji basah, (h) biji kering
1cm 1cm
1cm 1cm
Gambar 15. Karakter morfologi tanaman kopi arabika genotipe C15: (a) pohon
kopi, (b) bunga, (c) daun, (d) daun pucuk, (e) buah matang, (f) buah dewasa, (g)
biji basah, (h) biji kering
1cm 1cm
1cm 1cm
Gambar 16. Karakter morfologi tanaman kopi arabika genotipe C16: (a) pohon
kopi, (b) bunga, (c) daun, (d) daun pucuk, (e) buah matang, (f) buah dewasa, (g)
biji basah, (h) biji kering
1cm 1cm
1cm 1cm
Gambar 18. Karakter morfologi tanaman kopi arabika genotipe C18: (a) pohon
kopi, (b) bunga, (c) daun, (d) daun pucuk, (e) buah matang, (f) buah dewasa, (g)
biji basah, (h) biji kering
1cm 1cm
1cm 1cm
Gambar 18. Karakter morfologi tanaman kopi arabika genotipe C18: (a) pohon
kopi, (b) bunga, (c) daun, (d) daun pucuk, (e) buah matang, (f) buah dewasa, (g)
biji basah, (h) biji kering
1cm 1cm
1cm 1cm
Gambar 19. Karakter morfologi tanaman kopi arabika genotipe C19: (a) pohon
kopi, (b) bunga, (c) daun, (d) daun pucuk, (e) buah matang, (f) buah dewasa, (g)
biji basah, (h) biji kering
1cm 1cm
1cm 1cm
Gambar 20. Karakter morfologi tanaman kopi arabika genotipe C20: (a) pohon
kopi, (b) bunga, (c) daun, (d) daun pucuk, (e) buah matang, (f) buah dewasa, (g)
biji basah, (h) biji kering
1cm 1cm
1cm 1cm
Gambar 21. Karakter morfologi tanaman kopi arabika genotipe C21: (a) pohon
kopi, (b) bunga, (c) daun, (d) daun pucuk, (e) buah matang, (f) buah dewasa, (g)
biji basah, (h) biji kering
1cm
1cm
1cm 1cm
Gambar 22. Karakter morfologi tanaman kopi arabika genotipe C22: (a) pohon
kopi, (b) bunga, (c) daun, (d) daun pucuk, (e) buah matang, (f) buah dewasa, (g)
biji basah, (h) biji kering
1cm 1cm
1cm 1cm
Gambar 23. Karakter morfologi tanaman kopi arabika genotipe C23: (a) pohon
kopi, (b) bunga, (c) daun, (d) daun pucuk, (e) buah matang, (f) buah dewasa, (g)
biji basah, (h) biji kering
1cm 1cm
1cm 1cm
Gambar 24. Karakter morfologi tanaman kopi arabika genotipe C24: (a) pohon
kopi, (b) bunga, (c) daun, (d) daun pucuk, (e) buah matang, (f) buah dewasa, (g)
biji basah, (h) biji kering
1cm 1cm
1cm 1cm
Gambar 25. Karakter morfologi tanaman kopi robusta genotipe C25: (a) pohon
kopi, (b) bunga, (c) daun, (d) daun pucuk, (e) buah matang, (f) buah dewasa, (g)
biji basah, (h) biji kering
1cm
1cm
1cm 1cm
Gambar 26. Karakter morfologi tanaman kopi robusta genotipe C26: (a) pohon
kopi, (b) bunga, (c) daun, (d) daun pucuk, (e) buah matang, (f) buah dewasa, (g)
biji basah, (h) biji kering
1cm 1cm
1cm 1cm
Gambar 27. Karakter morfologi tanaman kopi arabika genotipe C27: (a) pohon
kopi, (b) bunga, (c) daun, (d) daun pucuk, (e) buah matang, (f) buah dewasa, (g)
biji basah, (h) biji kering
semakin kecil nilai koefisien antar variabel satu dengan variabel yang lain, maka
hubungan kekerabatan antar dua variabel semakin dekat atau semakin besar
kemiripannya, sebaliknya jika semakin besar nilai koefisien antar variabel maka
hubungan kekerabatan antar dua variabel semakin jauh atau berbeda. Sehingga
terdekat terdapat pada C20 dan C6 yaitu sebesar 5,374, sedangkan kemiripan
terendah atau hubungan kekerabatan terjauh terdapat pada C20 dan C4 yaitu
sebesar 54,861.
Pembahasan
penampilan menyeluruh berbentuk bushy yang terdapat pada C4, C10, C12, C16
dan C17, penampilan menyeluruh berbentuk krucut terdapat pada C2, C3, C9,
C1, C5, C6, C7, C8, C11, C13, C14, C15, C18, C20, C22, C23, C25, C26 dan
C27. Pada parameter tertinggi tanaman diketahui bahwa tinggi tanaman yang
terdapat pada C5 yaitu 112 cm. Pada parameter perwatakan tanaman terdapat 3
variasi yaitu berbentuk semak yang dapat dilihat dari tinggi tanaman yaitu
terdapat pada C4, C5, C7, C8, C9, C10, C11, C13, C14, C15, C17, C18, C23, dan
C24, perwatakan tanaman berbentuk pohon pendek yaitu terdapat pada C1, C2,
C3, C6, C12, C16, C19, C20, C21, C22 dan C27, perwatakan tanaman berbentuk
pohon yaitu terdapat pada C25 dan C26. Pada parameter perkembangan vegetatif
C1, C2, C3, C4, C5, C7, C8, C9, C10, C11, C12, C13, C14, C15, C16, C17, C18,
C19, C21, C22, C23, C24, C25, C26 dan C27 dan perkembangan vegetatif
sympodial yaitu terdapat pada C6 dan C20. Pada parameter bentuk stipule
memiliki hanya terdapat 3 variasi yaitu berbentuk ovul yang terdapat pada C2, C4,
C5, C7, C13, C19, C21, C22, dan C27 dan bentuk stipule segitiga yaitu terdapat
pada C1, C6, C11, C14, C20, C24 dan C25 dan bentuk stipule segitiga sama sisi
terdapat pada C3, C8, C9, C10, C12, C15, C16, C17, C18, C23 dan C26.
bentuk ujung daun, warna daun muda, warna petiol daun, warna daun pucuk
muda, warna daun dewasa, pola venation dan ukuran daun (panjang, lebar dan
petiol daun). Pada parameter bentuk daun terdapat 3 variasi yaitu berbentuk agak
bulat terdapat pada C4, C8, dan C13, bentuk daun ovul hanya terdapat pada C5
dan C18, berbentuk daun elips terdapat pada C1, C2, C3, C6, C7, C9, C10, C11,
Pada parameter bentuk ujung daun hanya terdapat 1 variasi yaitu apiculate yang
terdapat pada 27 genotipe kopi yang diidentifikasi. Pada parameter warna daun
muda terdapat 1 variasi yaitu hijau yang terdapat pada 27 genotipe kopi yang
diidentifikasi. Pada parameter warna petiol daun terdapat 1 variasi yaitu berwarna
hijau yang terdapat pada 27 genotipe kopi yang diidentifikasi. Pada parameter
warna daun pucuk muda terdapat 2 variasi yaitu bewarna hijau yang terdapat pada
C1, C5, C7, C8, C9, C10, C12, C13, C14, C15, C16, C17, C18, C19, C23, C24,
C25, C26 dan C27 dan daun pucuk muda berwarna coklat kehitaman yang
terdapat pada C2, C3, C4, C6, C11, C20, C21 dan C22. Pada parameter warna
daun dewasa hanya terdapat 1 variasi yaitu hijau tua yang terdapat pada 27 genotipe
kopi yang diidentifikasi. Pada parameter pola venation pada daun hanya terdapat 1
variasi yaitu menyirip yang terdapat pada 27 genotipe kopi yang diidentifikasi. Pada
parameter ukuran daun meliputi panjang daun, lebar daun dan panjang petiol daun,
panjang daun yang terpanjang terdapat pada C25 yaitu sebesar 221 mm sedangkan
panjang daun yang terpendek terdapat pada C5 yaitu sebesar 136,8 mm, lebar daun
yang tertinggi yang terdapat pada C25 yaitu sebesar 97,8 mm sedangkan lebar daun
yang terendah yang terdapat pada C27 yaitu sebesar 51,6 mm dan panjang petiol
daun yang terpanjang terdapat pada C26 yaitu sebesar 18 mm sedangkan panjang
petiol daun yang terpendek terdapat pada C5 yaitu sebesar 07,4 mm.
pembungaan batang tua, jumlah bunga Axil-1, jumlah bunga Fascicle-1. Pada
parameter posisi pembungaan hanya terdapat 1 variasi yaitu aksilar yang terdapat
pada 27 genotipe kopi yang diidentifikasi. Pada parameter pembungaan batang tua
yaitu menunjukkan bahwa tidak adanya pembungaan batang tua yang terdapat pada
tertinggi terdapat pada C25 yaitu sebesar 73 Axil-1 sedangkan yang terendah
terdapat pada C24 yaitu sebesar 31 Axil-1. Pada parameter jumlah bunga Fascicle-
1
yaitu menunjukkan bahwa tidak adanya jumlah bunga Fascicle-1yang terdapat pada
buah, ribs buah, keteguhan calyx, tekstur endocarp, panjang buah, lebar buah,
ketebalan buah, dan ketebalan pulp. Pada parameter warna buah terdapat 3 variasi
yaitu berwarna orange-merah terdapat pada C7, C8, C21 dan C27, buah berwarna
merah terdapat pada C2, C3, C9, C10, C11, C14, C15, C16, C19, C22, C23, C24, dan
C25, buah berwarna merah ungguterdapat pada C1, C4, C5, C6, C12, C13, C17, C18,
C20, dan C26. Pada parameter bentuk buah terdapat 3 variasi yaitu berbentuk bundar
terdapat pada C1, C2, C4, C5, C7, C8, C9, C10, C12, C13, C14, C16, C17, C18, C20,
C21, C22, C23, C25, C26 dan C27, berbentuk agak bulat terdapat pada C6 dan C19,
berbentuk elips terdapat pada C3, C11, C15, dan C24. Pada parameter ribs buah
terdapat adanya ribs buah pada C1, C2, C3, C5, C12, C16, C17, C18, C24, C25 dan
C26 dan tidak adanya ribs buah terdapat pada C4, C6, C7, C8, C9, C10, C11, C13,
C14, C15, C19, C20, C21, C22, C23 dan C27. Pada parameter keteguhan calyx
terdapat 2 variasi yaitu keteguhan calyx utuh yang terdapat pada C2, C4, C6, C7, C8,
C10, C11, C12, C13, C16, C17, C18, C23, C25 dan C26 sedangkan keteguhan calyx
tidak utuh terdapat pada C1, C3, C5, C9, C14, C15, C19, C20, C21, C22, C24 dan
C27. Pada parameter tekstur endocarp terdapat 2 variasi yaitu coriaceous yang
terdapat pada C4, C5, C7, C12, C13, C14, C16, C19, C21, C22, C23, C24, C25, C26
dan C27 dan subcoriaceous terdapat pada C1, C2, C3, C6, C8, C9, C10, C11, C15,
C17, C18, dan C20. Pada parameter panjang buah terdapat pajang buah yang
terpendek terdapat pada C25 yaitu sebesar 14 mm. Pada parameter lebar buah
terdapat lebar buah yang tertinggi yaitu terdapat pada C4 sebesar 14,9 mm sedangkan
lebar buah terendah terdapat pada C21 sebesar 10,4 mm. Pada parameter ketebalan
buah terdapat ketebalan buah yang tertinggi yaitu pada C4 sebesar 13,6 mm
sedangkan ketebalan buah yang terendah terdapat pada C26 sebesar 9,8 mm. Pada
parameter ketebalan pulp terdapat 1 variasi yaitu ketebalan pulp tipis yang terdapat
Pengamatan terhadap karaker morfologi biji meliputi panjang biji, lebar biji,
ketebalan biji, warna biji, bentuk biji, dan berat biji kering. Pada parameter panjang
biji terpanjang yaitu terdapat pada C20 dan C27 sebesar 14,5 mm sedangkan panjang
biji terpendek terdapat pada C25 sebesar 11,5 mm. Pada parameter lebar biji tertinggi
terdapat pada C18 sebesar 10,7 mm sedangkan lebar biji terendah terdapat pada C8
sebesar 8,8 mm. Pada parameter ketebalan biji tertinggi terdapat pada C15 sebesar 70
mm sedangkan ketebalan biji terendah terdapat pada C4 dan C26 yaitu 6,5 mm. Pada
parameter warna biji terdapat 2 variasi yaitu warna biji kuning yang terdapat pada C1,
C2, C4, C7, C10, C11, C12, C14, C15, C18, C19, C21, C22, C23, C25, dan C27 dan
warna biji coklat-unggu terdapat pada C3, C5, C6, C8, C9, C13, C16, C17, C20, C24
dan C26. Pada parameter bentuk biji terdapat 4 variasi yaitu bentuk biji bundar
terdapat pada C4, C25 dan C26, bentuk biji agak bulat terdapat pada C8, C10,
C12, C13, C14, C18, C19 dan C21, bentuk biji elips terdapat pada C1, C2, C3,
C5, C6, C7, C9, C15, C16, C17, C22, C23, C24 dan C27, bentuk biji oblong
terdapat pada C11 dan C20. Pada parameter berat biji kering tertingi terdapat pada
C9 sebesar 1,33 gr sedangkan berat biji kering terendah terdapat C5 sebesar 0,65
gr.
tanaman kopi mengatakan bahwa banyaknya hama dan penyakit yang menyerang
pada buah dan batang tanaman kopi sehingga terjadi penurunan hasil yang tidak
rakyat, yaitu rendahnya produktivitas dan mutu yang kurang memenuhi standar
penggerek buah kopi, penggerek batang merah, penggerek cabang dan ranting,
kutu hijau, dan Sanurus indecora. Penyakit tanaman kopi dibagi atas penyakit
yang disebabkan oleh jamur, yaitu karat daun, bercak daun, jamur upas, jamur
akar, kanker belah, penyakit rebah batang, dan penyakit yang disebabkan oleh
nematoda.
Sebagian besar petani atau masyarakat pemilik tanaman kopi lebih dominan
menanam tanaman kopi jenis ateng dibandingkan dengan jenis kopi lainnya seperti
kopi jember, kopi arabika dan kopi onan ganjang. Dikarenakan kopi ateng memiliki
sifat pertumbuhan yang cepat sehingga menghasilkan produksi yang tinggi dan nilai
maka diperlukan ukuran untuk mengukur seberapa mirip atau berbeda masing-
masing obyek tersebut. Ukuran tersebut dinyatakan dalam jarak obyek satu ke
jarak obyek lainnya yang akan digunakan dalam membentuk kelompok dari
cluster yang terbagi dalam dua macam, yaitu metode hierarki dan non hierarki
pengamatan 19 karakter kualitatif dari 27 genotipe kopi yang diteliti dan terdapat
scale) 17, 19, dan 25. Analisis hubungan kekerabatan berdasarkan karakter
kualitatif dan kuantitatif pada skala 25 terbentuk menjadi dua kelompok. Dimana
kelompok pertama (I) hanya terdapat 2 genotipe kopi yaitu C6 dan C20.
yang sympodial. Kelompok kedua (II) terdiri atas25 genotipe kopi yaitu C1, C2,
C3, C4, C5, C7, C8, C9, C10, C11, C12, C13, C14, C15, C16, C17, C18, C19,
C20, C21, C22, C23, C24, C25, C26, C27. Kelompok kedua disatukan karakter
(I) terdiri dari 4 genotipe kopi yaitu C4, C5, C8 dan C13. Kelompok pertama
disatukan oleh karakter khusus yaitu perwatakan tanaman yang semak. Kelompok
kedua (II) terdiri dari 21 genotipe kopi yaitu C1, C2, C3, C7, C9, C10, C11, C12,
C14, C15, C16, C17, C18, C19, C21, C22, C23, C24, C25, C26, C27. Kelompok
pertama (III) hanya terdapat 2 genotipe kopi yaitu C6 dan C20. Kelompok ketiga
Kelompok pertama (I) hanya terdiri dari 1 genotipe kopi yaitu C8, dimana
genotipe tersebut memiliki karakter yang tidak dimiliki pada kelompok dua (II)
C4, C5 dan C13. Kelompok ketiga (III) terdiri atas 17 genotipe kopi yaitu C1, C2,
C7, C9, C10, C12, C14, C16, C17, C18, C19, C21, C22, C23, C25, C26 dan C27.
Kelompok keempat (IV) terdiri atas 4 genotipe yaitu C3, C11, C15 dan C24.
Kelompok empat disatukan oleh karakter khusus yaitu bentuk buah yang elips.
rentang nilai koefisien ketidakmiripan berkisar 5,374 dan 54,861. Nilai persentase
ketidaksamaan terendah atau nilai kekerabatan terdekat diperoleh pada C20 dan C6
yaitu sebesar 5,374 dengan 3 perbedaan karakter dari 19 karakter yang diamati yaitu
diperoleh pada C20 yang berasal Kecamatan Onan Ganjang dan C4 yang berasal dari
Kecamatan Lintong Nihuta yaitu sebesar 54,861% dengan 9 perbedaan karakter dari
endocarp, warna biji dan bentuk biji. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kemiripan
antar genotipe kopi yang diidentifikasi relatif dekat. Hal ini sesuai dengan pendapat
apabila kurang dari 0,6 atau 60% sehingga pengelompokan terhadap 27 genotipe kopi
Kesimpulan
arabika sebanyak 25 genotipe yaitu pada C1, C2, C3, C4, C5, C6, C7, C8,
C9, C10, C11, C12, C13, C14, C15, C16, C17, C18, C19, C20, C21, C22,
C23, C24, C27 dan kopi robusta hanya 2 genotipe yaitu pada C25 dan
C26.
kerucut, piramida), bentuk daun (agak bulat, ovul, elips), bentuk buah
(bundar, agak bulat, elips), bentuk biji (bundar, agak bulat, elips, oblong).
bentuk biji.
dua (II) yaitu C4, C5 dan C13, hal ini dikarenakan terdapat karakter
khusus yang dimiliki yaitu bentuk stipulenya adalah acuminate dan warna
Saran
Danarti. 1999. Palawija Budidaya dan Analisa Usaha Tani. Jakarta. Agromedia
Pustaka.
Ferry, Y., Supriadi, H dan Meynarti, S.D.I. 2015. Teknologi Budi Daya Tanaman
Kopi Aplikasi pada Perkebunan Rakyat. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. ISBN 978-602-344-129-7
Harni, R., Samsudin, Amaria, W., Gusti, I., Funny, S., Khaerati., Efi,T., Abdul,
M.H., dan Arlia, D.H. 2015. Teknologi Pengendalian Hama dan Penyakit
Tanaman Kopi. IAARD Press. Jakarta
Kahpi, A. 2017. Budidaya dan Produksi Kopi di Sulawesi Bagian Selatan Pada
Abad ke-19. Lensa Budaya: Journal of Cultural Sciences, 12(1)
Panggabean, E. 2011. Buku Pintar Kopi. Jakarta Selatan: PT. Agro Media Pustaka
hlm 124-132.
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2014. Warta Pusat Penelitian Kopi
dan Kakao Indonesia. Jawa Timur.
Soetriono., Hidayat, A., Marta, F dan Dwi, R. 2017. Daya Saing Agribisnis Kopi
Robusta. Intimedia. Malang ISBN: 978-602-1507-50-6
Sunarso, Y.EA. 2008. Analisis Cluster dan Aplikasinya. Skripsi. Fakultas Sains
dan Teknologi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta
A. Morfologi Batang
1. Perwatakan tanaman:
1) Semak(<5 m, tanpa perbedaan batang)
2) Pohon pendek (<5 m, terdapat satu atau lebih batang)
3) Pohon (> 5 m, terdapat batang utama).
4. Perkembangan Vegetatif:
1) Monopodial
2) Sympodial
5. Perwatakan batang:
1) Terdapat sedikit cabang
2) Banyak cabang (utama) dengan beberapa cabang sekunder
3) Banyak cabang (utama) dengan banyak cabang sekunder
4) banyak cabang primer, sekunder, dan tersier
7. Bentuk Stipule:
1) bulat
2) ovul
3) segitiga
4) segetiga sama sisi
5. trapesiun
6. lainnya
B. Morfologi Daun
2. Bentuk daun:
1) Agak bulat
2) Ovul
3) Elips
4) Lanset
5. Lebar Daun (mm) : rata-rata dari lima daun yang tua (>3 buku
dari tunas terminal), diukur dari bagian terlebar.
6. Panjang petiol daun : rata-rata lima daun yang telah berumur satu
tahun, diukur dari dasar sampai penyisipan dengan daun.
2. Posisi pembungaan:
1) aksilar
2) terminal
4. Jumlah bunga axil-1 : rata-rata dari 10 axil, pemilahan secara acak dari
buku yang berbeda
D. Morfologi Buah
2. Warna buah:
1) Kuning
2) Kuning-orange
3. Bentuk buah:
1) bundar
2) agak bulat
3) oval
4) elips
5) oblong
6) lainnya
5. Tekstur endocarp:
1) coriaceous
2) subcoriaceous
3) lainnya
7. Keteguhan calyx:
1) ada
0) tidak ada
8. Panjang buah (mm) : rata-rata dari lima buah hijau yang matang,
diukur dari bagian terbesar.
10. Ketebalan buah (mm) : rata-rata dari lima buah hijau dewasa yang
normal, diukur dari bagian paling tebal.
E. Morfologi Biji
2. Lebar biji HS(mm) : rata-rata dari lima biji HSdewasa yang normal,
diukur dari bagian terlebar.
3. Ketebalan biji HS(mm) : rata-rata dari lima biji HSnormal, diukur dari
bagian paling tebal
Ket :
X = Lokasi pengambilan sampel (Kecamatan Lintong Nihuta, Dolok Sanggul dan
Onan Ganjang)
Nama Alamat Umur Luas Jarak Produksi Umur Jenis Asal Tanaman Pemangkasan Jenis pupuk Hama/ Cara panen Kode
Pemilik (tahun) Lahan Tanam (sekali Tanaman Kopi Penyakit genetik
(m2) (m) panen)/kg (tahun)
Mangelek Desa Sigompul, 63 1200 2,5 x 100 10 Ateng Bibit Lokal Ya Organik Ulat Buah Dipetik C1
Sihombing Kec. Lintong Nihuta 2,5 Peranginan
Maresa Desa Sigompul, 51 1600 3x3 10 2 Ateng, Bibit Tidak Phonska, Ulat Buah, Dipetik C2, C3
Sianturi Kec. Lintong Nihuta Jember Sendiri ZA HV
Lenta Desa Tapian Nauli, 60 20000 3 x 3,5 100 4 Jember, Bibit Ya Tidak ada Ulat Buah Dipetik C4
Manalu Kec. Lintong Nihuta Onan Pemerintah
Ganjang
Poltak Desa Tapian Nauli, 52 1400 3,5 x 40 3 Aceh Bibit Beli Ya Phonska Ulat Buah Dipetik C5
Sianturi Kec. Lintong Nihuta 2,5
Damba Desa Tapian Nauli, 49 800 2,5 x 30 3,5 Jember Bibit Beli Ya Phonska Fraboka, Dipetik C6
Sihombing Kec. Lintong Nihuta 2,5 Ulat Buah
Tiaman Desa Dolok Margu, 69 400 2,5 x 13 5 Ateng Bibit Lokal Ya SS Ulat Buah Dipetik C7
Purba Kec. Lintong Nihuta 2,5 Lintong
Nehemia Desa Dolok Margu, 62 800 2,5 x 20 5 Ateng Bibit Tidak Urea, SS Ulat Buah Dipetik C8
Silaban Kec. Lintong Nihuta 2,5 Sendiri
M. Sihite Desa Dolok Margu, 57 1200 3x3 40 10 Onan Bibit Tidak SS, Phonska Ulat Buah Dipetik C9
Kec. Lintong Nihuta Ganjang, Sendiri
Ateng
Mega Desa Purba Dolok, 49 800 1x1 40 5 Ateng Bibit Lokal Tidak SS Ulat Buah Dipetik C10
Kec. Dolok Sanggul
Ondihon Desa Purba Dolok, 80 400 2x2 10 10 Ateng Bibit Lokal Ya SS Ulat Buah Dipetik C11
Purba Kec. Dolok Sanggul
Riston Desa Purba Dolok, 30 1200 3x2 30 10 Aceh, Bibit Lokal Tidak NPK Rontok Dipetik C12
Simatupang Kec. Dolok Sanggul Onan Daun,
Ganjang Jamur
Jasmen Desa Aek Lung, 52 2400 3x3 40 5 Onan Bibit Lokal Tidak Phonska, Pucuk Dipetik C13
Situmorang Kec. Dolok Sanggul Ganjang, SS, Kompos Mtati
Agak bulat
Ovul Elips
Bunga Kopi
C1 C2 C3
C4 C5 C6
C7 C8 C9
C1 C2 C3 C4
C5 C6 C7 C8
1cm 1cm
1cm
C1 C2 C3
C4 C5 C6
C7 C8 C9
1cm
1cm 1cm
1cm
1cm
1cm
1cm 1cm
1cm
1cm
1cm 1cm
C1 C2 C3
1cm 1cm
1cm
C4 C5 C6
C7 C8 C9
1cm 1cm
1cm
C1 C2 C3
C4 C5 C6
1cm 1cm
1cm
C7 C8 C9
1cm 1cm
1cm
C1 C2 C3
C4 C5 C6
C7 C8 C9
C23 C24
C22
1cm 1cm
1cm
C1 C2 C3
C4 C5 C6
C7 C8 C9
C23 C24
C22
1cm 1cm
1cm
1:C1 2:C2 3:C3 4:C4 5:C5 6:C6 7:C7 8:C8 9:C9 10:C10 11:C11 12:C12 13:C13 14:C14 15:C15 16:C16 17:C17 18:C18 19:C19 20:C20 21:C21 22:C22 23:C23 24:C24 25:C25 26:C26 27:C27
1:C1 0.000 13.455 21.15 41.044 13.872 31.381 23.746 35.289 15.351 22.496 25.237 17.917 30.979 14.890 17.401 21.447 17.932 12.394 16.182 27.264 26.113 15.869 17.588 21.565 17.941 21.187 17.409
5
2:C2 13.455 0.000 20.73 28.547 24.707 27.799 18.571 35.353 24.172 20.369 17.550 19.895 34.014 24.240 29.369 19.320 19.910 20.669 19.764 31.482 16.353 13.363 21.757 27.766 19.491 29.461 20.034
9
3:C3 21.155 20.739 0.000 49.286 29.669 30.248 39.311 37.638 18.657 30.631 17.826 30.157 46.776 31.941 16.607 21.604 22.195 30.931 27.629 31.205 29.292 26.302 32.019 12.266 34.991 31.746 32.973
4:C4 41.044 28.547 49.28 0.000 30.678 47.411 33.719 32.880 39.866 25.380 40.160 25.854 15.531 27.747 48.212 36.918 36.328 26.905 24.999 54.861 25.693 29.280 32.800 43.638 36.958 42.823 40.056
6
5:C5 13.872 24.707 29.66 30.678 0.000 37.276 22.323 29.985 18.990 34.112 34.234 26.608 12.636 16.087 29.016 22.161 21.570 19.539 19.634 33.158 29.565 19.321 21.404 14.784 28.888 26.776 20.861
9
6:C6 31.381 27.799 30.24 47.411 37.276 0.000 39.351 42.916 30.778 38.100 26.530 41.499 38.606 38.295 35.730 37.051 33.536 35.976 37.895 5.374 40.280 30.037 33.193 39.894 41.523 36.791 40.813
8
7:C7 23.746 18.571 39.31 33.719 22.323 39.351 0.000 24.582 20.654 19.999 20.121 28.683 23.653 9.774 22.703 24.002 31.623 26.085 13.322 43.033 15.042 13.009 7.291 24.426 22.752 36.828 6.338
1
8:C8 35.289 35.353 37.63 32.880 29.985 42.916 24.582 0.000 18.981 21.280 34.175 37.764 17.349 24.094 29.008 30.129 29.949 18.423 32.880 49.110 34.600 37.590 21.396 35.791 34.560 35.420 30.919
8
9:C9 15.351 24.172 18.65 39.866 18.990 30.778 20.654 18.981 0.000 11.974 23.631 24.353 28.120 13.284 13.175 15.800 11.515 20.251 18.922 26.660 24.748 21.757 13.363 16.810 34.062 30.816 19.192
7
10:C10 22.496 20.369 30.63 25.380 34.112 38.100 19.999 21.280 11.974 0.000 25.487 12.379 30.419 15.406 20.320 16.826 12.542 14.573 17.896 44.294 23.721 28.902 12.708 28.785 25.872 30.604 26.337
1
11:C11 25.237 17.550 17.82 40.160 34.234 26.530 20.121 34.175 23.631 25.487 0.000 37.866 38.075 25.682 10.456 34.779 30.494 27.468 26.774 34.031 28.437 19.787 18.068 22.598 39.916 47.267 26.458
6
12:C12 17.917 19.895 30.15 25.854 26.608 41.499 28.683 37.764 24.353 12.379 37.866 0.000 30.892 19.984 32.698 8.553 12.838 14.869 17.600 47.693 27.530 28.606 17.286 25.386 12.724 13.350 30.146
7
13:C13 30.979 34.014 46.77 15.531 12.636 38.606 23.653 17.349 28.120 30.419 38.075 30.892 0.000 20.194 38.146 31.468 30.878 19.352 23.741 44.799 33.672 28.451 22.734 31.891 30.660 28.548 29.991
6
14:C14 14.890 24.240 31.94 27.747 16.087 38.295 9.774 24.094 13.284 15.406 25.682 19.984 20.194 0.000 15.333 24.432 27.947 17.387 6.167 36.688 11.992 10.877 7.721 19.675 18.267 25.618 8.311
1
15:C15 17.401 29.369 16.60 48.212 29.016 35.730 22.703 29.008 13.175 20.320 10.456 32.698 38.146 15.333 0.000 32.123 27.838 22.301 19.045 36.687 29.945 23.807 15.412 14.761 36.112 40.843 21.241
7
16:C16 21.447 19.320 21.60 36.918 22.161 37.051 24.002 30.129 15.800 16.826 34.779 8.553 31.468 24.432 32.123 0.000 8.390 23.422 22.047 40.733 27.873 28.030 16.711 16.833 19.683 16.437 25.465
4
17:C17 17.932 19.910 22.19 36.328 21.570 33.536 31.623 29.949 11.515 12.542 30.494 12.838 30.878 27.947 27.838 8.390 0.000 15.032 30.438 37.218 40.368 36.421 20.226 20.348 32.948 25.597 37.960
5
18:C18 12.394 20.669 30.93 26.905 19.539 35.976 26.085 18.423 20.251 14.573 27.468 14.869 19.352 17.387 22.301 23.422 15.032 0.000 26.173 42.170 36.104 30.883 14.689 29.084 19.876 20.502 32.423
1
19:C19 16.182 19.764 27.62 24.999 19.634 37.895 13.322 32.880 18.922 17.896 26.774 17.600 23.741 6.167 19.045 22.047 30.438 26.173 0.000 37.980 7.517 9.550 16.508 17.619 14.684 24.654 6.984
9
20:C20 27.264 31.482 31.20 54.861 33.158 5.374 43.033 49.110 26.660 44.294 34.031 47.693 44.799 36.688 36.687 40.733 37.218 42.170 37.980 0.000 38.674 25.919 36.875 40.851 48.972 44.241 36.695
5
21:C21 26.113 16.353 29.29 25.693 29.565 40.280 15.042 34.600 24.748 23.721 28.437 27.530 33.672 11.992 29.945 27.873 40.368 36.104 7.517 38.674 0.000 6.138 22.333 28.519 20.509 34.584 8.704
2
22:C22 15.869 13.363 26.30 29.280 19.321 30.037 13.009 37.590 21.757 28.902 19.787 28.606 28.451 10.877 23.807 28.030 36.421 30.883 9.550 25.919 6.138 0.000 16.195 25.529 21.905 31.876 6.671
2
23:C23 17.588 21.757 32.01 32.800 21.404 33.193 7.291 21.396 13.363 12.708 18.068 17.286 22.734 7.721 15.412 16.711 20.226 14.689 16.508 36.875 22.333 16.195 0.000 22.373 20.700 25.431 13.629
9
24:C24 21.565 27.766 12.26 43.638 14.784 39.894 24.426 35.791 16.810 28.785 22.598 25.386 31.891 19.675 14.761 16.833 20.348 29.084 17.619 40.851 28.519 25.529 22.373 0.000 32.476 31.850 22.963
6
Agglomeration Schedule
Stage Cluster Combined Coefficients Stage Cluster First Next
Appears Stage
Cluster 1 Cluster 2 Cluster 1 Cluster 2
1 6 20 5.374 0 0 26
2 21 22 6.138 0 0 8
3 14 19 6.167 0 0 7
4 7 27 6.338 0 0 7
5 25 26 7.351 0 0 22
6 16 17 8.390 0 0 10
7 7 14 9.598 4 3 8
8 7 21 10.420 7 2 20
9 11 15 10.456 0 0 18
10 12 16 10.695 0 6 16
11 9 10 11.974 0 0 15
12 3 24 12.266 0 0 18
13 1 18 12.394 0 0 17
14 5 13 12.636 0 0 21
15 9 23 13.035 11 0 16
16 9 12 16.404 15 10 19
17 1 2 17.062 13 0 19
18 3 11 17.948 12 9 23
19 1 9 18.944 17 16 20
20 1 7 22.949 19 8 22
21 4 5 23.105 0 14 24
22 1 25 24.037 20 5 23
23 1 3 26.308 22 18 25
24 4 8 26.738 21 0 25
25 1 4 29.795 23 24 26
26 1 6 37.684 25 1 0
Cluster Membership
Case 3 Clusters
1:C1 1
2:C2 1
3:C3 1
4:C4 2
5:C5 2
6:C6 3
7:C7 1
8:C8 2
9:C9 1
10:C10 1
11:C11 1
12:C12 1
13:C13 2
14:C14 1
15:C15 1
16:C16 1
17:C17 1
18:C18 1
19:C19 1
20:C20 3
21:C21 1
22:C22 1
23:C23 1
24:C24 1
25:C25 1
26:C26 1
27:C27 1